051.kab. sawahlunto

70
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG TAHUN ANGGARAN 2004 DI MUARO SIJUNJUNG PERWAKILAN I BPK-RI DI MEDAN Nomor : /S/XIV.1/06/2005 Tanggal : Juni 2005

Upload: sianakpintar

Post on 30-Jun-2015

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 051.Kab. Sawahlunto

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

LAPORAN KEUANGAN

KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG

TAHUN ANGGARAN 2004

DI

MUARO SIJUNJUNG

PERWAKILAN I BPK-RI DI MEDAN

Nomor : /S/XIV.1/06/2005 Tanggal : Juni 2005

Page 2: 051.Kab. Sawahlunto

DAFTAR ISI Halaman

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN…………………………….……… 1 LAPORAN KEUANGAN AUDITED (Setelah Diperiksa)……………...… 4 BAB I GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN ……………………..…... 10

A. Dasar Hukum Pemeriksaan ……………………………………… 10 B. Tujuan Pemeriksaan……………………………………………… 10 C. Lingkup Pemeriksaan……………………………………………. 10 D. Cakupan Pemeriksaan……………………………………………. 11 E. Standar Pemeriksaan……... ………………………………….…. 11 F. Batasan dan Kendala Pemeriksaan………………………………. 12 G. Laporan Keuangan Unaudited (Sebelum Diperiksa) ……………. 12

BAB II HASIL PEMERIKSAAN ………………………………………… 18 A. Penelaahan Atas Sistem dan Pelaksanaan Pembukuan dan

Penyusunan Laporan Keuangan .................................................... 18 B. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan

Keuangan........................................................................................ 20 C. Catatan Pemeriksaan ……………………………………………. 32 1. Penyetoran Sisa UUDP Tahun Anggaran 2004 Tidak Sesuai

Ketentuan................................................................................... 32 2. Pajak Penerangan Jalan Tahun Anggaran 2004 Sebesar

Rp1.725.992.145,00 Terlambat Diterima…………………….. 34 3. Pemberian Biaya Perumahan Pimpinan dan Anggota DPRD

Sebesar Rp128.450.000,00 Tidak Sesuai Dengan Ketentuan… 35 4. Belanja Perjalanan Dinas oleh Pimpinan dan Anggota DPRD

Melebihi Dari Yang Ditetapkan Sebesar Rp36.000.000,00…... 38 5. Belanja Sekretariat Daerah Sebesar Rp127.860.000,00

Digunakan Untuk Pengadaan Barang Kebutuhan Unit Kerja Lain............................................................................................ 39

6. Penyertaan Modal Sebesar Rp4.625.946.422,00 Tidak Mendukung Keuangan Daerah……………………………...... 41

7. Penggunaan Belanja Bantuan Keuangan Sebesar Rp129.750.000,00 Tidak Sesuai Peruntukkannya……………. 43

8. Biaya Sewa Kendaraan Pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Tidak Didukung Bukti……………………...... 45

9. Penetapan Anggaran Bantuan Keuangan pada Dinas Sosial Tidak Sesuai Dengan Ketentuan……………………………… 47

10. Terdapat Pemborosan Pengadaan Pakaian Dinas Sebesar Rp57.344.000,00……………………………………………… 49

11. Penunjukan Langsung Pekerjaan Lanjutan Mess Pemda Tidak Sesuai Ketentuan........................................................................ 51

12. Terdapat Beberapa Kegiatan Tahun Anggaran 2004 Senilai Rp1.004.433.000,00 Tidak Terencana Dengan Cermat …….... 54

Page 3: 051.Kab. Sawahlunto

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Imam Bonjol No.22 Telp. (061) 4519039 Fax. (061) 4538140 Medan 20152

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

Tahun Anggaran 2004

Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1973, dan

Pasal 31 UU No. 17 tahun 2003, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-

RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun

Anggaran 2004 yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.

Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 berdasarkan Pemeriksaan BPK-RI.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan

berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI.

Page 4: 051.Kab. Sawahlunto

Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti yang

cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai

sebagai dasar untuk memberikan pendapat.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2004 bertujuan

untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 telah

disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam

Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun

Anggaran 2004 meliputi pengujian atas Laporan Perhitungan APBD Tahun Anggaran

2004, Neraca per tanggal 31 Desember 2004, Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004,

dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Masalah yang material sesuai dengan Laporan Perhitungan APBD adalah :

1. Pemberian Biaya Perumahan Pimpinan dan Anggota DPRD sebesar

Rp128.450.000,00 tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga pengeluaran keuangan

daerah tidak tepat sasaran dan menimbulkan pemborosan keuangan daerah.

2. Belanja Sekretariat Daerah sebesar Rp127.860.000,00 digunakan untuk pengadaan

barang kebutuhan unit kerja lain, sehingga realisasi belanja modal pengadaan barang

Pos Sekretariat Daerah tidak sesuai peruntukannya dan jumlah belanja modal

pengadaan barang pada Pos Sekretariat Daerah tidak memberikan informasi realisasi

pengeluaran yang sebenarnya.

3. Penggunaan Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp129.750.000,00 tidak sesuai

peruntukkannya, sehingga realisasi Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan yang

disajikan pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 tidak memberikan informasi

yang sebenarnya dan penggunaan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan tidak

sesuai peruntukannya.

4. Biaya Sewa Kendaraan pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi tidak

didukung bukti, sehingga penggunaan uang daerah sebesar……………..

Rp153.988.000,00 belum memenuhi syarat sahnya suatu pertanggungjawaban

keuangan dan berpotensi terjadi penyalahgunaan pemanfaatan anggaran.

Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004, BPK-RI berpendapat bahwa Laporan

Page 5: 051.Kab. Sawahlunto

Keuangan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004, kecuali atas

akibat paragraph atas hal-hal yang dimuat dalam paragraph sebelumnya telah

disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip

Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang

berlaku.

Di dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004, BPK-RI menyampaikan beberapa hal yang

perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai

salah satu bentuk pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Medan, 10 Mei 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PerwakilanI di Medan

Ketua Tim

Lazuardi Ansar, SE. Ak Akuntan REG-NEG D-12471

Page 6: 051.Kab. Sawahlunto
Page 7: 051.Kab. Sawahlunto
Page 8: 051.Kab. Sawahlunto
Page 9: 051.Kab. Sawahlunto
Page 10: 051.Kab. Sawahlunto
Page 11: 051.Kab. Sawahlunto
Page 12: 051.Kab. Sawahlunto
Page 13: 051.Kab. Sawahlunto
Page 14: 051.Kab. Sawahlunto
Page 15: 051.Kab. Sawahlunto
Page 16: 051.Kab. Sawahlunto
Page 17: 051.Kab. Sawahlunto
Page 18: 051.Kab. Sawahlunto
Page 19: 051.Kab. Sawahlunto
Page 20: 051.Kab. Sawahlunto

BAB I

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

A. Dasar Hukum Pemeriksaan

1. Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945, Tahun 2001;

2. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan;

3. Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

4. Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara;

5. Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

6. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

B. Tujuan Pemeriksaan

Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung sebagai laporan pertanggungjawaban atas realisasi APBD Tahun Anggaran 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah.

C. Lingkup Pemeriksaan

Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004, meliputi:

1. Neraca Per Tanggal 31 Desember Tahun 2004

2. Laporan Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004

3. Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004

4. Catatan atas Laporan Keuangan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun

Anggaran 2004

Page 21: 051.Kab. Sawahlunto

D. Cakupan Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004 meliputi pengujian substantif atas transaksi yang dibukukan dan disajikan dalam Laporan Perhitungan APBD, Neraca, dan Laporan Aliran Kas serta pengungkapan informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan Daerah tidak termasuk lampiran laporan keuangan daerah yang meliputi semua transaksi material dalam satu tahun anggaran yang diperiksa dan pengujian terinci atas saldo-saldo akun-akun yang material dalam laporan tersebut.

Cakupan pemeriksaan atau Audit Coverage Ratio (ACR) yang merupakan perbandingan antara jumlah realisasi anggaran/ saldo akun yang diaudit dan jumlah realisasi anggaran/ saldo akun (sebelum koreksi) Tahun Anggaran 2004 diuji 100% untuk kecermatan perhitungan yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel

Cakupan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

Tahun Anggaran 2004

No. Uraian Bagian/Pos

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp) %

Nilai yang Diaudit

(Rp)

ACR%

1. Pendapatan 223.539.459.934,00 224.254.193.812,18 100,32 224.254.193.812,18 100,002. Belanja 256.128.501.424,00 231.513.524.874,65 90,39 231.513.524.874,65 100,003. Pembiayaan - Penerimaan 49.181.987.899,00 89.226.971.746,88 180,72 89.226.971.746,88 100,00 - Pengeluaran 16.592.946.422,00 81.967.640.684,41 491,91 81.967.640.684,41 100,00

Jumlah 545.442.895.679,00 626.962.331.118,12 114,95 626.962.331.118,12 100,004. Aktiva - 570.563.673.054,81 - 570.563.673.054,81 100,00 5. Utang - 95.768.865,00 - 95.768.865,00 100,00 6. Modal - 570.467.904.189,81 - 570.467.904.189,81 100,00

Jumlah 0,00 1.141.127.346.109,62 1.141.127.346.109,62 100,00

E. Standar Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang diterbitkan oleh BPK-RI Tahun 1995, Panduan Manajemen Pemeriksaan, dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IAI.

F. Batasan Dan Kendala Pemeriksaan

Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK-RI tidak mengalami batasan pemeriksaan, tetapi masih menghadapi kendala bahwa Pemerintah daerah belum sepenuhnya menerapkan sistem pembukuan berganda (double entry) dan dasar

Page 22: 051.Kab. Sawahlunto

pencatatan akrual. Selain itu pada obyek yang diperiksa masih terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang Akuntansi, sehingga dalam pelaksanaan pencatatan dan pembukuan keuangan masih terdapat kelemahan.

G. Laporan Keuangan Unaudited (Sebelum Diperiksa)

Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004 sebelum diperiksa BPK-RI adalah sebagai berikut :

Page 23: 051.Kab. Sawahlunto
Page 24: 051.Kab. Sawahlunto
Page 25: 051.Kab. Sawahlunto
Page 26: 051.Kab. Sawahlunto
Page 27: 051.Kab. Sawahlunto
Page 28: 051.Kab. Sawahlunto
Page 29: 051.Kab. Sawahlunto
Page 30: 051.Kab. Sawahlunto
Page 31: 051.Kab. Sawahlunto
Page 32: 051.Kab. Sawahlunto

BAB II HASIL PEMERIKSAAN

A. Penelaahan Atas Sistem dan Pelaksanaan Pembukuan dan Penyusunan Laporan

Keuangan

Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004 dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis

(UPT) Akuntansi, Bidang Perencanaan dan Anggaran, Bidang Pendapatan dan

Bidang Perbendaharaan dan Verifikasi pada Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.

Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004 telah diselenggarakan dengan

menggunakan sistem pembukuan ganda (double entry) dengan dasar kas yang

dimodifikasi (cash modification) sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No.

105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengelolaan,

Pengurusan, dan Pertanggungjawaban Pengelolaan APBD. Pada Tahun Anggaran

2004 Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung telah menyusun Peraturan Daerah

Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung tentang Pokok-pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah tetapi belum menetapkan Keputusan Bupati tentang Sistem dan

prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai dasar pelaksanaan pengelolaan

keuangan daerah, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan organisasi untuk

mencatat, mengolah, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan data

keuangan secara konsisten.

Berdasarkan pasal 31 ayat (2) UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung berkewajiban menyusun Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aliran Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah.

Hasil penelaahan Tim BPK-RI atas sistem pembukuan dan penyusunan

Laporan Keuangan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-

Page 33: 051.Kab. Sawahlunto

ketentuan yang berlaku, sehingga masih terdapat kelemahan-kelemahan minimal

sebanyak tujuh kelemahan.

Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung telah menyusun Perda No. 26

Tahun 2002 tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah, tetapi materi

dalam perda tersebut belum dapat dijadikan pedoman pelaksanaan pengelolaan

keuangan daerah karena terdapat beberapa materi dalam perda tersebut yang tidak

cocok lagi dengan kondisi yang seharusnya.

2. Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung belum menyusun keputusan Bupati

yang mengatur tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah yaitu

sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas dan

sistem dan prosedur pengelolaan kas kecil pada satuan pemegang kas, sehingga

mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencatat, mengolah,

mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan secara

konsisten.

3. Keterlambatan penyampaian Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) dan penyetoran

sisa UUDP yang merupakan bahan pembukuan dan penyusunan Perhitungan

Anggaran Daerah dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Selain itu masih terdapat keterlambatan

penyetoran penerimaan daerah dari beberapa jenis pajak yang dapat membuka

peluang penyalahgunaan keuangan daerah.

4. Proses pembukuan belum sepenuhnya dilakukan dengan cermat karena masih

terdapat beberapa kesalahan pembebanan, kesalahan karena belum dicatat, dan

kesalahan pemindahbukuan.

5. Masih terdapat kesalahan penyusunan Daftar Penerimaan dan Pengeluaran

Pengisian Kas/Beban Tetap dan penutupan buku kas oleh beberapa Pemegang

Kas unit kerja, sehingga hal tersebut mempengaruhi keakuratan dalam penyajian

informasi sebagai suatu proses penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan Daerah.

Page 34: 051.Kab. Sawahlunto

6. Penilaian asset daerah untuk pertama kali telah dilakukan untuk menyusun neraca

awal oleh lembaga independen penilai asset yang bersertifikat dalam Tahun

Anggaran 2003, namun terdapat penambahan asset dalam Tahun Anggaran 2004

yang secara salah penilaiannya dikapitalisir sehingga mengurangi keakuratan

penyajian aktiva tetap dalam neraca daerah.

7. Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung belum menyusun keputusan Bupati

yang mengatur tentang pembentukan dana depresiasi untuk penggantian asset

pada akhir masa umur ekonomis sehingga akan mengalami kesulitan dalam

menetapkan nilai asset yang wajar dan penggantian asset.

Beberapa kondisi di atas, menurut pendapat kami, dapat mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.

Atas kelemahan Pengendalian Intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar Pemerintah

Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung melakukan review atas sistem pembukuan dan

penyusunan laporan keuangannya.

B. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan

Dari Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004

(sebelum disahkan oleh DPRD) yang telah disajikan oleh Pemerintah Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung, BPK-RI telah mengajukan 20 koreksi dengan nilai koreksi

saldo akun menurut objek sebesar Rp22.641.341.660,00 kepada Badan Pengelola

Keuangan Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Koreksi yang dilakukan BPK-

RI didasarkan atas kebenaran formal dari bukti akuntansi.

Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut:

I. Kesalahan karena belum dicatat Pada Tahun Anggaran 2004 terdapat pengurangan asset karena penghapusan melalui

pelelangan/penjualan asset sebesar Rp171.815.000,00. Tidak dibutuhkan jurnal

berpasangan untuk transaksi ini karena telah dilakukan pencatatan semestinya, tetapi

sampai dengan akhir tahun anggaran Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

tidak melakukan pencatatan di neracanya atas transaksi tersebut.

Page 35: 051.Kab. Sawahlunto

Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

Neraca: Ekuitas Dana Investasi Rp171.815.000,00

Alat-alat angkutan Rp171.815.000,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

II. Kesalahan pembebanan (pencatatan/klasifikasi)

1. Terdapat penerimaan lain-lain sebesar Rp 5.479.385,00 tapi salah dicatat sebagai

penerimaan hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, transaksi tersebut

dicatat sebagai berikut:

LRA/PA: Kas Rp5.479.385,00

Hasil penj. asset yg tidak

dipisahkan

Rp5.479.385,00

Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

LRA/PA: Kas Rp5.479.385,00

Penerimaan lain-lain Rp5.479.385,00

Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:

LRA/PA: Hasil Penj. Asset yg tidak dipisahkan Rp5.479.385,00

Penerimaan lain-lain Rp5.479.385,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

2. Terdapat biaya pembayaran pembelian lukisan dinding pada kantor DPRD sebesar

Rp300.000,00 dicatat dalam belanja penunjang operasional pimpinan

(2.01.04.1.01.01.10.1), seharusnya belanja tersebut dicatat dalam belanja

pemeliharaan alat rumah tangga (2.01.04.1.04.03.02.1), transaksi tersebut dicatat

sebagai berikut:

LRA/PA: Penunjang operasional pimpinan Rp300.000,00

Kas Rp300.000,00

Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

LRA/PA: Pemeliharaan alat rumah tangga Rp300.000,00

Kas Rp300.000,00

Page 36: 051.Kab. Sawahlunto

Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:

LRA/PA: Pemeliharaan alat rumah tangga Rp300.000,00

Penunjang operasional pimpinan Rp300.000,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

3. Terdapat biaya pembelian suku cadang kendaraan dan servis kendaraan operasional

truk sampah sebesar Rp2.762.000,00 dicatat dalam Biaya Pemeliharaan Taman dan

K3 lainnya ( 2 01 0103 1 04 01 04 1,) seharusnya biaya tersebut dicatat dalam Biaya

Pemeliharaan Alat Angkutan Darat Bermotor (2 01 0103 1 04 02 01 1), transaksi

tersebut dicatat sebagai berikut:

LRA/PA: Biaya Pemeliharaan Taman dan K3

lainnya

Rp2.762.000,00

Kas Rp2.762.000,00

Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

LRA/PA: Biaya Pemeliharaan Alat Angkutan

Darat Bermotor

Rp2.762.000,00

Kas Rp2.762.000,00

Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:

LRA/PA: Biaya Pemeliharaan Alat Angkutan

Darat Bermotor

Rp2.762.000,00

Biaya Pemeliharaan Taman dan

K3 lainnya

Rp2.762.000,00

(Koreksi tersebut di telah ditindaklanjuti)

4. Terdapat biaya pembelian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan operasional truk

sampah sebesar Rp4.552.000,00 dicatat dalam Biaya Pemeliharaan Taman dan K3

lainnya ( 2 01 0103 1 04 01 04 1), seharusnya biaya tersebut dicatat dalam Biaya

BBM (2 01 0103 1 02 02 09 1), transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

LRA/PA: Biaya Pemeliharaan Taman dan K3

lainnya

Rp4.552.000,00

Kas Rp4.552.000,00

Page 37: 051.Kab. Sawahlunto

Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

LRA/PA: Biaya BBM Rp4.552.000,00

Kas Rp4.552.000,00

Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:

LRA/PA: Biaya BBM Rp4.552.000,00

Biaya Pemeliharaan Taman dan

K3 lainnya

Rp4.552.000,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

5. Kas daerah berupa dana yang disita Kejaksaan Negeri Sawahlunto/Sijunjung sebesar

Rp345.500.000,00 salah diklasifikasikan sebagai aktiva lancar setara dengan kas,

seharusnya dana tersebut merupakan aktiva lainnya yang tidak merupakan aktiva

lancar, transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

Neraca: Kas - dalam sitaan Rp345.500.000,00

Ekuitas dana lancar Rp345.500.000,00

Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

Neraca: Aktiva lainnya Rp345.500.000,00

Ekuitas Dana Investasi Rp345.500.000,00

Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:

Neraca: Ekuitas Dana Lancar Rp345.500.000,00

Kas – dalam sitaan Rp345.500.000,00

Aktiva Lainnya Rp345.500.000,00

Ekuitas Dana Investasi Rp345.500.000,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

6. Terdapat sisa UUDP Tahun Anggaran 2004 yang belum disetor sebesar

Rp41.121.715,00 tidak diklasifikasikan sebagai bagian dari Sisa Lebih Perhitungan

Tahun Berjalan, transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

LP/LRA: Sisa UUDP yang belum disetor

SILPA tahun berjalan

Rp 41.121.715,00

Rp25.530.494.275,41

Pengeluaran Pembiayaan Rp25.571.615.990,41

Page 38: 051.Kab. Sawahlunto

Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

LP/LRA: SILPA tahun berjalan Rp25.571.615.990,41

Pengeluaran Pembiayaan Rp25.571.615.990,41

Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:

LP/LRA: Pengeluaran Pembiayaan Rp25.571.615.990,41

Sisa UUDP yang belum disetor

SILPA tahun berjalan

Rp 41.121.715,00

Rp25.530.494.275,41(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

III. Kesalahan Aritmatika

1. Pada Tahun Anggaran 2004, terjadi pengeluaran belanja modal bergerak (no.

rekening 2.07.07.01.3.02.00.00.0) pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

sebesar Rp12.750.000,00 tetapi dicatat sebesar Rp9.350.000,00 sehingga terdapat

selisih pencatatan sebesar Rp3.400.000,00. Tidak dibutuhkan jurnal berpasangan

untuk pencatatan kesalahan ini karena telah dilakukan pencatatan semestinya.

Penyesuaian yang diperlukan atas LRA/LP adalah sebagai berikut:

LRA/LP: Belanja modal bergerak Rp3.400.000,00

Kas Rp3.400.000,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

2. Terdapat 6 kali kesalahan penulisan defisit dan surplus pada rincian realisasi

anggaran, masing-masing pos Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pos Eks

Kantor Kesbang dan Linmas, pos Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, pos Dinas

Peternakan dan Perikanan, pos Dinas Pertambangan dan Energi, dan pos Dinas

Perhubungan. Tidak dibutuhkan jurnal berpasangan untuk pencatatan kesalahan ini

karena telah dilakukan pencatatan semestinya. Koreksi yang dilakukan adalah dengan

mengganti angka yang benar pada masing-masing akun.

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

Page 39: 051.Kab. Sawahlunto

IV. Kesalahan Pemindahbukuan (dicatat dengan benar dalam buku jurnal, tapi dimuat

dalam buku besar dan atau laporan yang salah)

1. Terdapat kegiatan Pemeliharaan Periodik pada 4 ruas jalan kabupaten selama Tahun

Anggaran 2004 sebesar Rp7.106.000.000,00 secara salah dianggap sebagai

penambahan asset pos Bangunan Jalan dan Jembatan yang dikapitalisir. Tidak

dibutuhkan jurnal berpasangan untuk pencatatan kesalahan ini karena telah dilakukan

pencatatan semestinya.

Penyesuaian yang diperlukan atas neraca adalah sebagai berikut:

Neraca: Ekuitas Dana Investasi Rp7.106.000.000,00

Bangunan Jalan dan Jembatan Rp7.106.000.000,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

2. Terdapat kegiatan Pemeliharaan Rutin pada 8 ruas jalan kabupaten selama Tahun

Anggaran 2004 sebesar Rp928.175.000,00 secara salah dianggap sebagai

penambahan asset Pos Jalan dan Jembatan yang dikapitalisir. Tidak dibutuhkan jurnal

berpasangan untuk pencatatan kesalahan ini karena telah dilakukan pencatatan

semestinya.

Penyesuaian yang diperlukan atas neraca adalah sebagai berikut:

Neraca: Ekuitas Dana Investasi Rp928.175.000,00

Bangunan Jalan dan Jembatan Rp928.175.000,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

3. Terdapat kegiatan Pemeliharaan Jaringan Daerah Irigasi selama Tahun Anggaran

2004 sebesar Rp2.381.563.730,00 secara salah dianggap sebagai penambahan asset

pos bangunan air (irigasi) yang dikapitalisir. Tidak dibutuhkan jurnal berpasangan

untuk pencatatan kesalahan ini karena telah dilakukan pencatatan semestinya.

Penyesuaian yang diperlukan atas neraca adalah sebagai berikut:

Neraca: Ekuitas Dana Investasi Rp2.381.563.730,00

Bangunan Jaringan Rp2.381.563.730,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

4. Terdapat kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada 18 Daerah Irigasi selama

Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp313.807.000,00 secara salah dianggap sebagai

penambahan asset Pos Bangunan Jaringan yang dikapitalisir. Tidak dibutuhkan jurnal

Page 40: 051.Kab. Sawahlunto

berpasangan untuk pencatatan kesalahan ini karena telah dilakukan pencatatan

semestinya.

Penyesuaian yang diperlukan atas neraca adalah sebagai berikut:

Neraca: Ekuitas Dana Investasi Rp313.807.000,00

Bangunan jaringan Rp313.807.000,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

5. Terdapat kegiatan pengadaan dan pemasangan pipa PVC dia 75 mm yang

dilaksanakan oleh Dinas PU Cipta Karya untuk program penyehatan PDAM Tirta

Sanjung Buana sebesar Rp67.895.000,00 secara salah dianggap sebagai penambahan

asset pos bangunan jaringan, semestinya pengadaan dan pemasangan pipa PVC

menjadi asset PDAM sebagai kekayaan daerah yang dipisahkan. Tidak dibutuhkan

jurnal berpasangan untuk pencatatan kesalahan ini karena telah dilakukan pencatatan

semestinya.

Penyesuaian yang diperlukan atas neraca adalah sebagai berikut:

Neraca: Ekuitas Dana Investasi Rp67.895.000,00

Bangunan Jaringan Rp67.895.000,00

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

7. Dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Tahun Anggaran 2004, pada pos

penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan terdapat pencantuman realisasi

UKP sebesar Rp10.674.578.272,00. Pencantuman UKP dalam LRA tidak diatur

dalam Kepmendagri No. 29 Tahun 2002, sebagai pengganti UKP diatur mengenai

Pos hutang/piutang perhitungan pihak ketiga, sehingga semestinya pencantuman

realisasi UKP dalam LRA tidak ditampilkan. Tidak dibutuhkan jurnal berpasangan

untuk pencatatan kesalahan ini karena telah dilakukan pencatatan semestinya.

(Koreksi tersebut di atas telah ditindaklanjuti)

Page 41: 051.Kab. Sawahlunto

Dengan koreksi-koreksi tersebut diatas, maka terjadi perubahan penyajian saldo pada:

A. Akun-akun dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Tahun Anggaran 2004,

yaitu:

1. Akun Pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah (1 1 1 04)

a. Hasil Penjualan Asset Daerah yang tidak dipisahkan (1 01 0105 1 04 01)

Saldo sebelum koreksi Rp 51.962.000,00

Koreksi tambah (kurang): Rp (5.479.385,00)

Saldo setelah koreksi Rp 46.482.615,00

b. Penerimaan lain-lain (1 01 0105 1 04 10)

Saldo sebelum koreksi Rp 1.579.656.067,00

Koreksi tambah (kurang): Rp 5.479.385,00

Saldo setelah koreksi Rp 1.585.135.452,00

2. Akun Belanja Sekretariat DPRD (2 01 0104)

a. Penunjang operasional pimpinan DPRD (2 01 0104 1 01 01 10 1)

Saldo sebelum koreksi Rp 215.970.000,00

Koreksi tambah (kurang) : Rp (300.000,00)

Saldo setelah koreksi Rp 215.670.000,00

b. Pemeliharaan alat rumah tangga (2 01 0104 1 04 03 02 1)

Saldo sebelum koreksi Rp 1.630.000,00

Koreksi tambah: Rp 300.000,00

Saldo setelah koreksi Rp 1.930.000,00

3. Akun Belanja Sekretariat Daerah (2 01 0103)

a. Biaya Pemeliharaan Taman dan K3 lainnya (2 01 0103 1 04 01 04 1)

Saldo sebelum koreksi Rp 318.260.340,00

Koreksi tambah (kurang) : Rp (7.314.000,00)

Saldo setelah koreksi Rp 310.946.340,00

Page 42: 051.Kab. Sawahlunto

b. Biaya Pemeliharaan Alat Angkutan Darat Bermotor (2 01 0103 1 04 02 01 1)

Saldo sebelum koreksi Rp 583.225.610,00

Koreksi tambah: Rp 2.762.000,00

Saldo setelah koreksi Rp 585.987.610,00

c. Biaya BBM (2 01 0103 1 02 02 09 1)

Saldo sebelum koreksi Rp 212.168.870,00

Koreksi tambah: Rp 4.552.000,00

Saldo setelah koreksi Rp 216.720.870,00

4. Akun Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2 07 0701)

Akun Belanja modal bergerak (2. 07 0701 3 02 00 00 1)

Saldo sebelum koreksi Rp 9.350.000,00

Koreksi tambah (kurang): Rp 3.400.000,00

Saldo setelah koreksi Rp 12.750.000,00

5. Akun SILPA tahun berjalan.

Saldo sebelum koreksi Rp 10.875.994.275,41

Koreksi tambah (kurang):

Rp 41.121.715,00

Rp (345.500.000,00)

Rp 15.000.000.000,00 Rp 14.695.621.715,00

Saldo setelah koreksi Rp 25.571.615.990,41

6. Akun SILPA tahun lalu.

Saldo sebelum koreksi Rp 10.454.987.899.88

Koreksi tambah (kurang):

Rp (345.500.000,00)

Rp 27.000.000.000,00 Rp 26.654.500.000,00

Saldo setelah koreksi Rp 37.109.487.899,88

Page 43: 051.Kab. Sawahlunto

7. Akun Sisa UUDP yang belum disetor.

Saldo sebelum koreksi Rp 41.121.715,00

Koreksi tambah (kurang): Rp (41.121.715,00)

Saldo setelah koreksi Rp 0,00

8. Akun Penerimaan UKP

Saldo sebelum koreksi Rp 10.674.578.272,00

Koreksi tambah (kurang): Rp (10.674.578.272,00)

Saldo setelah koreksi Rp 0,00

9. Akun Pengeluaran UKP

Saldo sebelum koreksi Rp 10.674.578.272,00

Koreksi tambah (kurang): Rp (10.674.578.272,00)

Saldo setelah koreksi Rp 0,00

B. Akun-akun dalam Neraca Daerah per 31 Desember 2004, yaitu:

1. Akun Kas.

Saldo sebelum koreksi Rp 10.917.115.990,41

Koreksi tambah (kurang): Rp (345.500.000,00)

Saldo setelah koreksi Rp 10.571.615.990,41

2. Akun bangunan jalan dan jembatan.

Saldo sebelum koreksi Rp 240.657.550.023,00

Koreksi tambah (kurang):

Rp

Rp

(7.106.000.000,00)

(928.175.000,00) Rp (8.034.175.000,00)

Saldo setelah koreksi Rp 232.623.375.023,00

Page 44: 051.Kab. Sawahlunto

3. Akun bangunan jaringan.

Saldo sebelum koreksi Rp 11.034.794.680,00

Koreksi tambah (kurang):

Rp

Rp

Rp

(2.381.563.730,00)

(313.807.000,00)

(67.895.000,00)

Rp (2.763.265.730,00)

Saldo setelah koreksi Rp 8.271.528.950,00

4. Akun Alat-alat angkutan.

Saldo sebelum koreksi Rp 18.928.984.000,00

Koreksi tambah (kurang): Rp (171.815.000,00)

Saldo setelah koreksi Rp 18.757.169.000,00

5. Akun aktiva lainnya.

Saldo sebelum koreksi Rp 0,00

Koreksi tambah (kurang): Rp 345.500.000,00

Saldo setelah koreksi Rp 345.500.000,00

6. Akun ekuitas dana lancar.

Saldo sebelum koreksi Rp 31.159.396.976,41

Koreksi tambah (kurang): Rp (345.500.000,00)

Saldo setelah koreksi Rp 30.813.896.976,41

7. Akun Ekuitas Dana Investasi.

Saldo sebelum koreksi Rp 537.060.912.788,40

Koreksi tambah (kurang):

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

345.500.000,00

(171.815.000,00)

(7.106.000.000,00)

(928.175.000,00)

(2.381.563.730,00)

(313.807.000,00)

(67.895.000,00) Rp (10.623.755.730,00)

Saldo setelah koreksi Rp 526.437.157.058,40

Page 45: 051.Kab. Sawahlunto

C. Catatan Pemeriksaan

Berdasarkan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2004

dapat dikemukakan hal-hal yang perlu mendapat perhatian karena tidak sesuai ketentuan

yang berlaku, yaitu sebagai berikut :

1. Penyetoran Sisa UUDP Tahun Anggaran 2004 Tidak Sesuai Ketentuan

Berdasarkan Daftar Penerimaan dan Pengeluaran Pengisian Kas/Beban

Tetap dan surat bukti setoran sisa Uang-uang Untuk Dipertanggungjawabkan

(UUDP) diketahui bahwa sisa UUDP Tahun Anggaran 2004 sebesar

Rp4.615.341.285,00. Dari jumlah tersebut terdapat sisa UUDP sebesar

Rp86.485.562,00 terlambat disetor, yaitu melewati tanggal 10 Januari 2005 dengan

rincian sebagai berikut :

No. Satuan Kerja Jumlah

(Rp) Tanggal Penyetoran

1. Sekretariat Daerah 2.086.410,00 19-1-2005 2. Dinas Pemberdayaan Masyarakat 1.000.000,00 26-1-2005 3. Kantor Polisi Pamon Praja 57.551.356,00 11-1-2005 4. Dinas Peternakan 270,00 25-1-2005 5. Dinas Perkebunan 653.526,00 24-1-2005 4. Dinas Kesehatan 10.459.450,00 10-3-2005 6. Dinas Pendidikan 3.457.500,00 11-1-2005 7. SMA Negeri 3 3.364.810,00 10-3-2005 8. SMP Negeri 5 1.298.440,00 12 s.d. 26-1-2005 9. Dinas Pekerjaan Umum 4.400.000,00 22-1-2005 10. Kantor Kecamatan Pulau Pujung 1.500.000,00 24-1-2005 11. KCD Kota Baru 1.712.800,00 24-1-2005 86.485.562,00

Pemeriksaan lebih lanjut atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran

2004 menunjukkan bahwa masih terdapat sisa UUDP sebesar Rp41.121.715,00 belum

disetorkan ke Kas Daerah, yang terdiri dari sisa UUDP RSUD Sungai Dareh sebesar

Rp40.121.715,00 dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BPDL) sebesar

Rp1.000.000,00. Menurut penjelasan Bagian Verifikasi pada Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) bahwa RSUD Sungai Dareh telah menjadi milik

Kabupaten Dharmasraya setelah terjadi pemekaran Kabupaten baru dan BPDL telah

dilikuidasi, namun demikian pihak Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

Page 46: 051.Kab. Sawahlunto

telah mengirim surat No.930/791/BPKD-2004 tanggal 20 Desember 2004 dan

No.930/807/BPKD-2004 tanggal 29 Desember 2004 perihal Setoran Sisa UUDP

RSUD Sungai Dareh kepada Atasan Langsung Pemegang Kas RSUD Sungai Dareh

Kabupaten Dharmasraya, agar menyetorkan sisa UUDP yang belum disetor ke Kas

Daerah, namun sampai saat pemeriksaan berakhir sisa UUDP tersebut belum

disetorkan ke Kas Daerah.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan

Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pasal 57 ayat (1) dan (2) yang menyatakan

bahwa :

a. Pengguna Anggaran Wajib mempertanggungjawabkan uang yang digunakan

dengan cara membuat SPJ yang dilampiri dengan bukti-bukti yang sah.

b. SPJ berikut lampirannya sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada

Kepala Daerah paling lambat tanggal sepuluh bulan berikutnya.

Kondisi tersebut mengakibatkan Pemerintah Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung tidak dapat segera memanfaatkan uang daerah sebesar

Rp127.607.277,00 (Rp86.485.562,00 + Rp41.121.715,00) dan membuka peluang

bagi pemegang kas untuk menyalahgunakan sisa UUDP tersebut.

Kondisi tersebut terjadi karena pemegang kas yang bersangkutan lalai dalam

melaksanakan tugas serta pengendalian dan pengawasan atasan langsung pemegang

kas lemah.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah menyatakan bahwa untuk masa mendatang akan meminta pemegang kas untuk melakukan penyetoran sisa UUDP sesuai dengan ketentuan.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara tertulis : a. Masing-masing pemegang kas Dinas/Satuan Kerja supaya menyetorkan sisa

UUDP-nya tepat waktu khususnya dari RSUD Sungai Dareh dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan untuk segera mengembalikan sisa UUDP yang belum disetor sebesar Rp41.121.715,00.

Page 47: 051.Kab. Sawahlunto

b. Masing-masing atasan langsung pemegang kas supaya meningkatkan

pengendalian dan pengawasan.

2. Pajak Penerangan Jalan Tahun Anggaran 2004 Sebesar Rp1.725.992.145,00

Terlambat Diterima

Pada Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

telah menganggarkan penerimaan dari Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sebesar

Rp1.117.500.000,00 dengan realisasi sebesar Rp1.808.909.866,00 atau 161,87%.

Penerimaan PPJ Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung bersumber dari

penerimaan PPJ PLN dan PPJ non PLN.

Pemungutan Pajak Penerangan Jalan PLN dilakukan berdasarkan perjanjian

kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung dengan PT PLN

Cabang Solok No. 181/04/Distamben/2002 dan No. 001.PJ/056/UPSTG/2002 tanggal

31 Juli 2002.

Dari hasil pemeriksaan atas bukti-bukti penerimaan PPJ PLN Tahun Anggaran 2004

diketahui terdapat penerimaan PPJ PLN sebesar Rp1.725.992.145,00 terlambat

diterima oleh Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung antara satu sampai

dengan 151 hari, dengan rincian sebagai berikut :

a. Penyetoran PPJ pada ranting Sijunjung sebesar Rp660.634.640,00, diantaranya

sebesar Rp660.634.640,00 mengalami keterlambatan antara lima sampai dengan

97 hari (lampiran 1).

b. Penyetoran PPJ pada ranting Sitiung sebesar Rp965.561.315,00, diantaranya

sebesar Rp940.114.760,00 mengalami keterlambatan antara 9 sampai dengan 119

hari (lampiran 1).

c. Penyetoran PPJ pada ranting Silungkang sebesar Rp125.242.745,00, diantaranya

sebesar Rp125.242.745,00 mengalami keterlambatan antara satu sampai dengan

151 hari (lampiran 1).

Hal tersebut tidak sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah

Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung dan PT PLN Cabang Solok No.

Page 48: 051.Kab. Sawahlunto

181/04/Distamben/2002 dan No. 001.PJ/056/UPSTG/2002 tanggal 31 Juli 2002

tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan pada pasal 4 ayat (2) yang menyatakan

bahwa PT PLN wajib menyetor hasil pemungutan PPJ kepada BPKD Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung sebesar 100% dari PPJ yang berhasil dipungut ke kas daerah

paling lambat penyetoran tanggal 1 setiap bulan.

Hal tersebut mengakibatkan Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

tidak dapat segera memanfaatkan uang daerah dari penerimaan Pajak Penerangan

Jalan sebesar Rp1.725.992.145,00 dan memberikan peluang oleh petugas pemungut

untuk menyalahgunakan uang Pajak Penerangan Jalan tersebut.

Hal tersebut terjadi karena Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah

Kabupaten Sawahlunto/ Sijunjung selaku pengelola penerimaan PPJ kurang aktif

dalam melakukan penagihan PPJ kepada pihak PT PLN Cabang Solok.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Kabupaten

Sawahlunto/ Sijunjung membenarkan terjadinya keterlambatan penerimaan PPJ, hal

tersebut disebabkan oleh lambatnya pemantauan kondisi LPJU di lapangan untuk

mencari keakuratan data tagihan.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis Kepala Dinas Pertambangan dan Energi selaku pengelola penerimaan Pajak

Penerangan Jalan supaya lebih aktif dalam melakukan penagihan Pajak Penerangan

Jalan kepada pihak PT PLN Cabang Solok.

3. Pemberian Biaya Perumahan Pimpinan dan Anggota DPRD Sebesar

Rp128.450.000,00 Tidak Sesuai Dengan Ketentuan

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2004

untuk Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung ditetapkan

pemberian tunjangan perumahan berupa biaya sewa rumah jabatan/rumah dinas

sebesar Rp 133.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 128.450.000,00 atau 96,58%

Berdasarkan pemeriksaan atas bukti-bukti pertanggungjawaban pengeluaran

biaya sewa rumah jabatan/rumah dinas Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten

Page 49: 051.Kab. Sawahlunto

Sawahlunto/ Sijunjung diketahui bahwa tunjangan perumahan yang diberikan kepada

Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Sawahlunto/ Sijunjung tidak disediakan

dalam bentuk natura berupa satu rumah dinas/rumah jabatan beserta

perlangkapannya, melainkan dibayarkan secara rutin setiap bulan sebesar

Rp350.000,00 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sawahlunto/Sijunjung Nomor

188.45/04/KPTS-BPT-2004 tanggal 4 Februari 2004 tentang Standar Harga Sewa

Rumah bagi Wakil-Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung tanpa didukung dengan perjanjian sewa rumah.

Bukti pertanggungjawaban uang sewa rumah Rumah Jabatan/Rumah Dinas

Pimpinan dan Anggota DPRD yang disampaikan ke Bagian Keuangan adalah

kwitansi dan daftar tanda terima uang sewa yang diterima oleh Pimpinan dan

Anggota DPRD dari pemegang kas Sekretariat DPRD atas persetujuan Sekretaris

DPRD setiap bulannya sebesar Rp350.000,00 setiap orang atau seluruhnya sebesar

Rp128.450.000,00 dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah Yang Dibayarkan (Rp) No. Bulan Ketua Wakil Ketua Anggota Total

1. Januari - 700.000,00 10.850.000,00 11.550.000,002. Februari - 700.000,00 10.850.000,00 11.550.000,003. Maret - 700.000,00 10.850.000,00 11.550.000,004. April - 700.000,00 10.850.000,00 11.550.000,005. Mei - 1.050.000,00 10.850.000,00 11.900.000,006. Juni - 1.050.000,00 10.850.000,00 11.900.000,007. Juli - 1.050.000,00 10.850.000,00 11.900.000,008. Agustus - 1.050.000,00 10.850.000,00 11.900.000,009. September 350.000,00 700.000,00 7.700.000,00 8.750.000,00

10. Oktober 350.000,00 700.000,00 7.700.000,00 8.750.000,0011. Nopember 350.000,00 700.000,00 7.700.000,00 8.750.000,0012. Desember - 700.000,00 7.700.000,00 8.750.000,00 1.050.000,00 9.800.000,00 117.600.000,00 128.450.000,00

Untuk bulan Januari sampai dengan Agustus adalah Susunan Keanggotaan 1999-

2004 terdiri dari 1 Ketua, 3 Wakil Ketua dan 31 Anggota. Untuk bulan September

sampai dengan Desember adalah Susunan Keanggotaan 2004-2009 terdiri dari 1

Ketua, 2 Wakil Ketua dan 22 Anggota.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2003

tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan

Page 50: 051.Kab. Sawahlunto

Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Aggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah pasal 49 ayat (5) yang menyatakan bahwa setiap

pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak

yang diperoleh pihak yang menagih.

b. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.161/3211/SJ tanggal 29 Desember 2003

bagian E. Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan yang menyatakan

bahwa Belanja Pakaian Dinas, Tunjangan Perumahan Pimpinan dan atau Anggota

DPRD, dianggarkan dalam Kelompok Belanja Administrasi Umum pada Jenis

Belanja Barang dan Jasa.

Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran keuangan daerah sebesar

Rp128.450.000,00 tidak tepat sasaran dan tidak berdasarkan atas hak yang sah.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Pemegang Kas Sekretariat DPRD Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung beserta

Atasan Langsung Pemegang Kas lalai dalam melaksanakan tugasnya.

b. Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Sawahlunto/ Sijunjung yang menerima

pembayaran uang sewa rumah kurang mentaati ketentuan yang berlaku.

Sekretaris DPRD Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung menyatakan bahwa

pemberian tunjangan perumahan berupa biaya sewa rumah jabatan/rumah dinas

pimpinan dan anggota DPRD setiap bulannya secara tunai sebesar Rp350.000,00

berdasarkan Keputusan Bupati No. 188.45/04/KPTS-BPT-2004 tanggal 4 Februari

2004.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis :

a. Sekretaris DPRD untuk lebih teliti dalam memberikan persetujuan pembayaran

dan mentaati ketentuan yang berlaku.

b. Pemegang Kas Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan

yang berlaku.

c. Sekretaris DPRD sebagai atasan langsung untuk lebih meningkatkan pengawasan

dan pengendalian.

Page 51: 051.Kab. Sawahlunto

4. Belanja Perjalanan Dinas oleh Pimpinan dan Anggota DPRD Melebihi Dari

Yang Ditetapkan Sebesar Rp36.000.000,00

Dalam APBD Tahun Anggaran 2004 telah dianggarkan Belanja Perjalanan

Dinas untuk Pimpinan dan Anggota DPRD (No. Rekening 2 01 0104 1 03 00 00 1)

sebesar Rp215.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp169.159.000,00 atau 78,68%

dari anggaran.

Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik atas Surat Pertanggungjawaban

Pemegang Kas Sekretariat DPRD Tahun Anggaran 2004 diketahui terdapat biaya

perjalanan dinas Pimpinan dan Anggota DPRD yang jumlahnya melebihi jumlah

biaya perjalanan dinas yang ditetapkan yaitu untuk kegiatan fraksi ke Padang yang

dilaksanakan antara dua sampai delapan hari. Setelah dilakukan perhitungan ulang

ternyata biaya perjalanan dinas yang seharusnya dibayarkan hanya sebesar

Rp12.000.000,00, sedangkan yang telah dibayarkan sebesar Rp48.000.000,00,

sehingga terjadi kelebihan pembayaran biaya perjalanan dinas sebesar

Rp36.000.000,00 (rincian perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2).

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :

a. Peraturan Pemerintah No 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuanagan Daerah, Pasal 4 yang menyatakan bahwa

pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan

perundang-undanagan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung

jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan.

b. Keputusan Bupati Kabupaten Sawahlunto/ Sijunjung No.188.45/88/KPTS-

BPT/2004 tanggal 21 Februari 2004 tentang Pemberian Uang Lembur, Uang

Paket Perjalanan Dinas, dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004 menetapkan

bahwa :

1) Besarnya biaya perjalanan dalam propinsi untuk golongan IV adalah sebesar

Rp120.000,00 setiap hari.

Page 52: 051.Kab. Sawahlunto

2) Uang paket perjalanan dinas dalam dan luar Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

bagi pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung disamakan dengan PNS golongan IV

pimpinan unit kerja.

Hal tersebut mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar…………

Rp36.000.000,00.

Hal tersebut terjadi karena :

a. Sekretariat DPRD sebagai Pengguna Anggaran tidak mematuhi ketentuan yang

berlaku.

b. Pemegang Kas dan Atasan Langsung Pemegang Kas Sekretariat DPRD dalam

menyetujui pembayaran tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku.

c. Panitia anggaran kurang cermat dalam mengalokasikan anggaran belanja

perjalanan dinas.

Sekretaris DPRD Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung menyatakan bahwa

pemberian bantuan perjalanan dinas telah disesuaikan dengan anggaran yang ada

dalam APBD Tahun Anggaran 2004.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis :

a. Sekretaris DPRD untuk lebih teliti dalam memberikan persetujuan pembayaran

dan mentaati ketentuan yang berlaku.

b. Pemegang Kas Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan

yang berlaku.

c. Panitia anggaran supaya lebih cermat memahami ketentuan yang berlaku dalam

mengalokasikan anggaran belanja perjalanan dinas.

Selain itu kepada Anggota DPRD yang bersangkutan disarankan agar mengembalikan

kelebihan Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp36.000.000,00.

Page 53: 051.Kab. Sawahlunto

5. Belanja Sekretariat Daerah Sebesar Rp127.860.000,00 Digunakan Untuk

Pengadaan Barang Kebutuhan Unit Kerja Lain

Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2004 untuk unit

kerja Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung ditetapkan

belanja modal sebesar Rp1.934.876.750,00 dengan realisasi sebesar

Rp1.915.028.650,00 atau 98,97%.

Dalam pengelolaan anggaran yang berbasis kinerja, tiap-tiap pimpinan unit

kerja/dinas sebagai Pengguna Anggaran diberikan tanggung jawab dalam pencapaian

pendapatan dan atau pengeluaran belanja sesuai dengan kegiatan unit yang

dipimpinnya sehingga dapat dibandingkan pencapaian output yang dihasilkan dengan

input yang diterima unit kerja tersebut.

Dari pemeriksaan atas dokumen hasil pengadaan barang pada Bagian Umum

Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung selama Tahun

Anggaran 2004, diketahui bahwa terdapat pengadaan barang untuk memenuhi

kebutuhan unit kerja lain senilai Rp127.860.000,00, dengan rincian sebagai berikut:

No Jenis barang Sumber Dana Anggaran

Unit Pengguna Barang

Jumlah (Rp)

1. Toyota Kijang LX 2.01.0103.3.02.02.01.1 Dinas Kesehatan 110.000.000,002. Komputer Pentium 4 2.01.0103.3.02.05.03.1 Kantor Capil dan

KB 9.135.000,00

3. AC Denso ND 2.01.0103.3.02.05.06.1 Dinas Kehutanan 7.000.000,004. Tape + Loudspeaker 2.01.0103.3.02.06.01.1 Dinas Kehutanan 1.725.000,00 Jumlah 127.860.000,00

Semua barang tersebut di atas telah diserahterimakan kepada unit kerja terkait.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pasal 31 ayat (3) yang menyatakan bahwa

Sekretaris Daerah, Sekretaris DPRD, dan kepala dinas/lembaga teknis adalah

pengguna dan pengelola bagi Sekretariat Daerah/lembaga teknis Daerah yang

dipimpinnya.

b. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman

Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan dan Belanja

Page 54: 051.Kab. Sawahlunto

Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah Pasal 64 ayat (1) point b. yang

menyatakan bahwa prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa dalam rangka

pelaksana Anggaran Belanja Daerah adalah terarah dan terkendali sesuai dengan

kebutuhan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Realisasi belanja modal pengadaan barang sebesar Rp127.860.000,00 membebani

Pos Sekretariat Daerah.

b. Belanja modal pengadaan barang pada Pos Sekretariat Daerah dalam Perhitungan

APBD Tahun Anggaran 2004 tidak memberikan informasi realisasi pengeluaran

yang sebenarnya.

Hal tersebut terjadi karena Panitia Anggaran dalam menyusun anggaran

tidak mempedomani ketentuan yang berlaku dalam mengalokasikan anggaran

pengadaan barang.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung membenarkan realisasi

pengadaan barang untuk kebutuhan unit kerja lain dibebankan pada pos Sekretariat

Daerah, hal tersebut terjadi karena Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

mengadakan perubahan Struktur Organisasi Perangkat Daerah yang berakibat

beberapa unit kerja membutuhkan barang dan jasa yang belum diketahui kebutuhan

definitif unit tersebut, sehingga diambil kebijakan oleh Panitia Anggaran untuk

kebutuhan-kebutuhan unit kerja tersebut dianggarkan pada Pos Sekretariat Daerah.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis Sekretaris Daerah sebagai pengguna anggaran Sekretariat Daerah dan Ketua

Panitia Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2004 supaya lebih cermat memahami

ketentuan yang berlaku dalam mengalokasikan anggaran pengadaan barang.

6. Penyertaan Modal Sebesar Rp4.625.946.422,00 Tidak Mendukung Keuangan

Daerah

Dari pemeriksaan atas dokumen Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pemegang

Kas pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Buku Kas Umum (B-IX)

diketahui bahwa terdapat realisasi penyertaan modal dalam Tahun Anggaran 2004

sebesar Rp4.625.946.422,00 dengan rincian sebagai berikut:

Page 55: 051.Kab. Sawahlunto

No. Nama Perusahaan/Lembaga Jumlah (Rp)

1. Bank Nagari Cab. Sijunjung 4.175.946.422,00

2. PDAM Kab Sawahlunto/Sjjg 300.000.000,00

3. BPR Kota VII 15.000.000,00

4. BPR Tarantang 15.000.000,00

5. BPR Sungai Rumbai 15.000.000,00

6. BPR Pulau Punjung 15.000.000,00

7. BPR Palangki 10.000.000,00

8. BPR Bukit Cati Sijunjung 7.500.000,00

9. BPR Koto Baru 15.000.000,00

10. BPR Kampung Dalam 7.500.000,00

11. Yayasan Sanjung Mandiri 50.000.000,00

Jumlah 4.625.946.422,00

Seluruh penyertaan modal tersebut telah ditata usahakan dengan baik dan

telah dilengkapi dengan bukti-bukti penyertaan modal. Dari tambahan penyertaan

modal tersebut, hanya PDAM Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung belum dapat

memberikan kontribusi dari laba dalam bentuk deviden kepada pemerintah daerah

karena terus mengalami kerugian.

Pemeriksaan atas Laporan Realisasi Anggaran diketahui bahwa dalam

Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung mengalami

defisit realisasi anggaran sebesar Rp7.259.331.062,47, yaitu jumlah realisasi

pendapatan sebesar Rp224.254.193.812,18 dikurangi dengan jumlah realisasi belanja

sebesar Rp231.513.524.874,65.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.

29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggung

jawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD pada

Pasal 9 yang menyatakan bahwa surplus anggaran dimanfaatkan antara lain untuk

penyertaan modal (investasi) dan defisit anggaran dibiayai antara lain dari Sisa

Anggaran Tahun Yang Lalu, Pinjaman Daerah, dan Penjualan Obligasi Daerah.

Page 56: 051.Kab. Sawahlunto

Hal tersebut mengakibatkan penyertaan modal sebesar Rp4.625.946.422,00

membebani APBD Tahun Anggaran 2004.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Panitia Anggaran dalam menyusun anggaran tidak mempedomani ketentuan yang

berlaku.

b. Kepala Daerah dalam memberi persetujuan penyertaan modal tidak

memperhatikan kemampuan keuangan daerah.

c. Kepala BPKD dalam menyetujui penyertaan modal kurang cermat dan tidak

memperhatikan kemampuan keuangan daerah.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah membenarkan bahwa penyertaan

modal yang dilakukan belum memenuhi asas kepatutan, namun menjelaskan bahwa

secara totalitas rencana aliran kas (Cash Flow) tidak mengalami defisit.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis Kepala BPKD sebagai pengelola penyertaan modal daerah dan Ketua Panitia

Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2004 supaya lebih cermat memahami ketentuan

yang berlaku dalam mengalokasikan anggaran penyertaan modal.

7. Penggunaan Belanja Bantuan Keuangan Sebesar Rp129.750.000,00 Tidak

Sesuai Peruntukkannya

Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2004 Pemerintah

Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung telah menganggarkan untuk Belanja Bagi Hasil dan

Bantuan Keuangan – Bantuan Organisasi Profesi (2.01.0103.4.02.03.00.2) sebesar

Rp1.432.250.450,00 dengan realisasi sebesar Rp1.010.923.519,00 atau 70,58%.

Dari pemeriksaan atas dokumen Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pemegang Kas

pada Sekretariat Daerah diketahui bahwa diantaranya sebesar Rp129.750.000,00

dipergunakan untuk bantuan rehabilitasi dan peningkatan kolam renang dalam rangka

persiapan Porda Sumatera Barat yang dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung sebesar Rp120.000.000,00 dan

pembelian Sound System serta lampu untuk kolam renang sebesar Rp9.750.000,00

(lihat Lampiran 3).

Page 57: 051.Kab. Sawahlunto

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29

Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban

dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD Pasal 8 yang

menyatakan bahwa Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan dianggarkan untuk

pengeluaran dengan kriteria sebagai berikut:

a. Tidak menerima secara langsung imbal barang dan jasa seperti lazimnya yang

terjadi dalam transaksi pembelian dan penjualan;

b. Tidak mengharapkan akan diterima kembali dimasa yang akan datang seperti

lazimnya suatu piutang;

c. Tidak mengharapkan adanya hasil seperti lazimnya suatu penyertaan modal atau

investasi.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Realisasi Belanja Hasil dan Bantuan Keuangan yang disajikan pada Perhitungan

APBD Tahun Anggaran 2004 tidak memberikan informasi yang sebenarnya.

b. Pengeluaran Belanja Modal untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas

Pekerjaan Umum sebesar Rp129.750.000,00 membebani Pos Sekretariat Daerah

dalam hal ini Pos Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan.

Hal tersebut terjadi karena Bupati dan Atasan Langsung Pemegang Kas

terkait dalam menyetujui pengeluaran Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan

belum sepenuhnya mempedomani ketentuan yang berlaku.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung membenarkan

penggunaan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan yang digunakan untuk

penunjang operasional kolam renang, hal tersebut diperlukan untuk membangun

beberapa fasilitas kolam renang yang belum tersedia dalam rangka persiapan Porda

Sumatera Barat tahun 2006.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis Kepala Tata Usaha pada Bagian Umum selaku atasan langsung pemegang kas

Sekretariat Daerah supaya dalam menyetujui pengeluaran Belanja Bagi Hasil dan

Bantuan Keuangan mempedomani ketentuan yang berlaku.

Page 58: 051.Kab. Sawahlunto

8. Biaya Sewa Kendaraan Pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi

Tidak Didukung Bukti

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2004

Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung telah menganggarkan Belanja Sewa

Kendaraan/Alat Angkut ( 2 07 0701 2 02 04 02 2) pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja,

dan Transmigrasi sebesar Rp156.358.000,00 dengan realisasi sebesar

Rp156.358.000,00 atau 100% dari anggaran.

Menurut penjelasan Pemegang Kas Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi

diketahui sebesar Rp153.988.000,00 atau 99% dari realisasi Belanja Sewa

Kendaraan/Alat Angkut tersebut digunakan untuk pendistribusian beras miskin di

delapan kecamatan selama 10 bulan dengan perhitungan Rp100,00 untuk setiap 1 kg

beras (rincian lihat lampiran 4).

Berdasarkan pemeriksaan atas surat pertanggungjawaban diketahui

pengeluaran biaya sewa kendaraan/alat angkut untuk pendistribusian ini tidak

didukung bukti yang lengkap dan sah untuk suatu pembayaran sewa kendaraan. Surat

Pertangungjawaban hanya berupa kuitansi tanda terima pembayaran uang dari

pemegang kas kepada pihak yang bertanggung jawab dalam pendistribusian beras

miskin.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29

Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Keuangan Daerah dan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yaitu:

a. Pasal 49 ayat (5) yang menyatakan bahwa setiap pengeluaran kas harus didukung

oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang

menagih.

b. Pasal 50 yang menyatakan bahwa setiap orang yang diberi kewenangan

menandatangani dan atau mengesahkan surat bukti yang menjadi dasar

pengeluaran kas bertanggungjawab atas kebenaran dan akibat dari penggunaan

bukti tersebut.

Page 59: 051.Kab. Sawahlunto

c. Pasal 57 yang menyatakan bahwa pengguna anggaran wajib

mempertanggungjawabkan uang yang digunakan dengan cara membuat SPJ yang

dilampiri dengan bukti-bukti yang sah.

Hal tersebut mengakibatkan penggunaan uang daerah sebesar

Rp153.988.000,00 belum memenuhi syarat sahnya suatu pertanggungjawaban

keuangan dan berpotensi terjadi penyalahgunaan pelaksanaan anggaran.

Hal tersebut terjadi karena :

a. Pemegang Kas Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi lalai dalam

melaksanakan tugasnya.

b. Atasan langsung pemegang kas yang menyetujui pengeluaran bekerja tidak

mempedomani ketentuan yang berlaku.

c. Kurangnya pengendalian dan atau pengawasan dari atasan langsung.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi membenarkan bahwa

Surat Pertangungjawaban Belanja Sewa kendaraan/alat angkut hanya berupa kuitansi

tanda terima pembayaran dari Pemegang Kas, dan menjelaskan bahwa

penangungjawab pendistribusian beras miskin (raskin) sampai ke nagari-nagari

adalah camat, oleh sebab itu kuitansi induk sewa kendaraan ditandatangani oleh

camat yang bersangkutan.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis :

a. Pemegang Kas pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi dan Kepala

Tata Usaha selaku atasan langsung pemegang kas, supaya dalam menyetujui

pengeluaran biaya sewa kendaraan mempedomani ketentuan yang berlaku.

b. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi selaku pengguna anggaran

supaya mempertanggungjawabkan pengeluaran Biaya sewa kendaraan dan

meningkatkan pengawasan dan pengendalian.

Page 60: 051.Kab. Sawahlunto

9. Penetapan Anggaran Bantuan Keuangan pada Dinas Sosial Tidak Sesuai

Dengan Ketentuan

Pada Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

telah menganggarkan di dalam APBD Belanja Bantuan Keuangan (2 07 0701 4 02 00

00 2) pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi sebesar Rp278.687.000,00

dengan realisasi sebesar Rp270.728.800,00 atau 97,14% dari anggaran.

Dari dokumen anggaran diketahui bahwa Belanja Bantuan Keuangan merupakan

dana pendamping bagi kegiatan upaya pengentasan kemiskinan melalui peningkatan

pemberdayaan ekonomi. Penetapan dana pendamping ini berdasarkan surat Kepala

Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat Nomor 460-BJS/08.A/BSFM/2004 tanggal 20

Februari 2004 perihal Rencana Lokasi Kegiatan Bagian Proyek Bantuan Sosial Fakir

Miskin (BSFM) tahun 2004.

Berdasarkan pemeriksaan dokumen anggaran dan surat pertanggungjawaban

diketahui terdapat pengeluaran sebesar Rp46.185.000,00 yang tidak sesuai dengan

ketentuan karena diberikan sebagai honor tim/panitia serta perjalanan dinas dengan

rincian sebagai berikut:

No. Uraian Jumlah (Rp)

1. Honor Tim Pelaksanaan 3.100.000,00

2. Honor Upah/Bulanan 5.000.000,00

3. Honor Panitia Evaluasi 13.875.000,00

4. Honor Panitia Pengadaan 825.000,00

5. Honor Peneliti Penerima Barang 825.000,00

6. Bimbingan Lanjut 12.575.000,00

7. Perjalanan Dinas Dalam Daerah 9.985.000,00

Jumlah 46.185.000,00

.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29

Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Keuangan Daerah dan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada:

Page 61: 051.Kab. Sawahlunto

a. Pasal 8 yang menyatakan bahwa Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan

dianggarkan untuk pengeluaran dengan kriteria sebagai berikut :

1) Tidak menerima secara langsung imbal barang dan jasa seperti lazimnya yang

terjadi dalam transaksi pembelian dan penjualan

2) Tidak mengharapkan akan diterima kembali dimasa yang akan datang seperti

lazimnya suatu piutang

3) Tidak mengharapkan adanya hasil seperti lazimnya suatu penyertaan modal

atau investasi.

b. Pasal 55 ayat (2) yang menyatakan bahwa Penggunaan Anggaran dilarang

melakukan pengeluaran-pengeluaran atas beban Belanja Daerah untuk tujuan lain

daripada yang ditetapkan.

Hal tersebut mengakibatkan pemborosan keuangan daerah untuk bantuan

keuangan sebesar Rp46.185.000,00.

Hal tersebut terjadi karena Panitia Anggaran Pemerintah Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung dan DPRD lalai dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun Anggaran 2004.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi membenarkan bahwa

belanja bantuan keuangan diberikan sebagai honor tim/panitia serta perjalanan dinas,

hal tersebut karena tidak tersedianya dana untuk biaya operasional pada Bagian

Proyek Bantuan Sosial Fakir Miskin (BSFM) Provinsi Sumatera Barat, maka

sebagian dana pendamping pada Belanja Bantuan Keuangan digunakan untuk biaya

operasional tim.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis :

a. Kepala Tata Usaha pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi selaku

atasan langsung pemegang kas supaya dalam menyetujui pengeluaran Belanja

Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan mempedomani ketentuan yang berlaku.

b. Panitia Anggaran Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung dan DPRD

supaya dalam menyusun anggaran berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

Page 62: 051.Kab. Sawahlunto

10. Terdapat Pemborosan Pengadaan Pakaian Dinas Sebesar Rp57.344.000,00

Untuk memenuhi kebutuhan pakaian dinas pegawai negeri sipil dan honor

daerah di jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada Tahun

Anggaran 2004 telah dianggarkan pengadaan bahan pakaian dinas pada Perubahan

APBD (kode rekening 2.01.08.1.02.06.01.1) Biaya Jasa Kantor sebesar

Rp1.020.500.000,00 dengan realisasi sebesar Rp1.013.100.000,00, unit kerja yang

bertanggungjawab terhadap kegiatan ini adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

Pengadaan bahan pakaian dinas merek Maxima asli sebanyak 7.850 stel beserta

atribut lengkap dilaksanakan oleh CV. Ardi melalui pemilihan langsung berdasarkan

Surat Perintah Kerja (SPK) No. 028/56/BKD-2004 tanggal 24 Nopember 2004

dengan harga per stel Rp112.000,00 atau sebesar Rp879.200.000,00 (7.850 stel x

Rp112.000,00) dan pengadaan atribut sebesar Rp133.900.000,00 seluruhnya

Rp1.013.100.000,00 (Rp879.200.000,00+ Rp133.900.000), waktu pelaksanaan 30

(tiga puluh) hari kalender tanggal 25 Nopember 2004 s.d 24 Desember 2004.

Pemilihan langsung tersebut didasarkan atas disposisi Bupati pada laporan staf dari

Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung No.

600/44/Adm-Pemb-2004 tanggal 6 Nopember 2004.

Pengadaan bahan pakaian dinas tersebut telah diterima dalam keadaan baik

dan lengkap sesuai dengan Berita Acara serah terima barang No. 028/56/BKD-2004

tanggal 24 Desember 2004 dan telah dibayar lunas sesuai dengan Berita Acara

pembayaran No. 028/70/BKD/XII-2004 tanggal 24 Desember 2004.

Dari pemeriksaan atas dokumen pertanggungjawaban dan pendistribusian pakaian

dinas diketahui bahwa dari 7.850 stel pangadaan bahan pakaian dinas tersebut,

ternyata hanya sebanyak 7.038 stel yang didistribusikan sehingga terdapat kelebihan

sebanyak 812 stel (7.850 stel – 7038 stel). Menurut informasi dari tim panitia

pengadaan bahan pakaian dinas sisanya sejumlah 812 stel masih berada dilemari, dan

direncanakan 300 stel akan didistribusikan pada PNS baru yang pengangkatannya

terhitung mulai tanggal 1 Januari 2005, sehingga masih terdapat kelebihan pengadaan

pakaian dinas sejumlah 512 stel (812 stel – 300 stel) atau sebesar Rp57.344.000,00

(512 stel x Rp112.000,00).

Page 63: 051.Kab. Sawahlunto

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Lampiran I Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/jasa pada huruf c angka (1) yang menyatakan

bahwa Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai

sampai dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1994 pasal 12 yang menyatakan

bahwa belanja daerah dilakukan berdasarkan prinsip hemat, tidak mewah, dan

sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.

Hal ini mengakibatkan:

a. Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung kehilangan kesempatan untuk

memperoleh harga yang paling menguntungkan.

b. Para rekanan lainnya kehilangan kesempatan sebagai pelaksanan dari pekerjaan

tersebut dan tidak tercipta iklim persaingan yang sehat diantara para rekanan.

c. Terjadi pemborosan sebesar Rp57.344.000,00 atas sisa pengadaan bahan pakaian.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Pemimpin kegiatan dan panitia pengadaan pakaian dinas tidak cermat

melaksanakan tugasnya dengan mempedomani Keppres No. 80 Tahun 2003.

b. Pengendalian dan pengawasan Kepala Badan Kepegawaian Daerah sebagai atasan

langsung lemah.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah membenarkan adanya kelebihan

pengadaan pakaian dinas sebanyak 512 stel karena kelebihan perencanaan pegawai

dan keputusan pelaksanaan pengadaan dengan pemilihan langsung disebabkan

mendesaknya waktu pelaksanaan, sehingga tidak dimungkinkan untuk diadakan

tender dalam pengadaan tersebut.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis :

a. Pemimpin Kegiatan dan Ketua Panitia Pengadaan Pakaian Dinas supaya lebih

cermat melaksanakan tugasnya dengan mempedomani Keppres No. 80 Tahun

2003.

Page 64: 051.Kab. Sawahlunto

b. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) supaya meningkatkan pengendalian

dan pengawasan.

11. Penunjukan Langsung Pekerjaan Lanjutan Mess Pemda Tidak Sesuai

Ketentuan

Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 pada Belanja Modal

Pos Bangunan Gedung (2.10.1001.3.01.06.00.2) telah direalisasikan sebesar

Rp5.961.997.600,00 atau 81,13 % dari anggaran sebesar Rp7.348.682.100,00.

Diantaranya terdapat Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Tinggal yang

digunakan untuk luncuran Pembangunan Mess Pemda di Bukit Gadang Kecamatan

Sijunjung Kenagarian Muaro dengan realisasi sebesar Rp3.582.489.100,00,00 atau

97,08 % dari anggaran sebesar Rp3.690.207.100,00. Dari pemeriksaan dokumen

secara uji petik atas pelaksanaan proyek tersebut diketahui bahwa Pembangunan

Mess Pemda Tahun Anggaran 2004 Tahap II merupakan proyek luncuran dari TA.

2003, dilaksanakan oleh PT Katama Suryabumi berdasarkan kontrak No. 25/APBD-

V/PU-2004 tanggal 5 Mei 2004 senilai Rp3.555.000.000,00. Jangka waktu

pelaksanaan selama 150 hari kalender, yaitu dari tanggal 8 Mei s.d. 3 Oktober 2004.

Jangka waktu pemeliharaan selama 180 hari kalender setelah serah terima pertama

dengan dua kali addendum, yaitu Addendum Pertama No.A.25/APBD-IX/PU-2004

tanggal 14 Agustus 2004 dengan pertambahan menjadi 165 hari dan adanya pekerjaan

tambah kurang diantaranya pekerjaan Lantai I pekerjaan Kanopy Blok B dan Kanopy

Blok D ditambahkan pada addendum pertama dan Addendum Kedua No.A.II

25/APBD-X/PU-2004 tanggal 7 Oktober 2004 dengan jangka waktu pekerjaan tetap

dan pekerjaan tambah kurang diantaranya dengan menambahkan pekerjaan tangga

beton, Kolom K6 dan Kanopy Blok D dan mengurangi pekerjaan yang ditambahkan

pada Addendum Pertama yaitu pada pekerjaan Kanopy Blok B dan D.

Pekerjaan dinyatakan selesai 100 % sesuai dengan Berita Acara Pekerjaan No.

01/PHO-CK/X-2004 tanggal 20 Oktober 2004. Selanjutnya pada tahun yang sama

Pembangunan Mess Pemda tahap III dilanjutkan kembali dengan cara penunjukan

langsung yang dilaksanakan oleh PT Katama Suryabumi berdasarkan kontrak No.

Page 65: 051.Kab. Sawahlunto

107/APBD-IX/PU-2004 tanggal 15 September 2004 senilai Rp1.993.340.000,00

jangka waktu pelaksanaan selama 100 hari, jangka waktu pemeliharaan selama 180

hari kalender setelah serah terima pertama dengan dua kali addendum, yaitu

Addendum Pertama No. 107A/APBD-XII/PU-2004 tanggal 20 Desember 2004

dengan pertambahan jangka waktu pekerjaan menjadi 160 hari (tanggal 15 September

s.d. 21 Februari 2005), Addendum Kedua No.107.B/APBD-X/PU-2005 tanggal 21

Februari 2004 dengan jangka waktu pekerjaan ditambah menjadi 190 hari atau

sampai tanggal 23 Maret 2005.

Selanjutnya dari hasil peninjauan di lapangan pada tanggal 27 April 2005 diketahui

untuk pembangunan Mess Pemda Tahap IV TA. 2005 telah dilakukan pekerjaaan

kembali oleh PT Katama Suryabumi meskipun belum ada surat perjanjian

pemborongannya.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Lampiran I Keputusan Republik Indonesia

Nomor 80 Tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab I Persiapan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah pada huruf C angka 4) yang menyatakan bahwa Penunjukan langsung

dapat dilaksanakan dalam hal memenuhi kriteria :

a. Keadaan tertentu, yaitu :

1) penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan

masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda, atau harus

dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam.

2) Pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut pertahanan dan

keamanan negara yang ditetapkan oleh Presiden.

3) Pekerjaan yang berskala kecil dengan nilai maksimum Rp50.000.000,00.

b. Pengadaan barang/jasa khusus yaitu:

1) pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah, atau

2) pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh satu penyedia

barang/jasa, pabrikan, pemegang hak paten;atau

3) merupakan hasil produksi usaha kecil atau koperasi kecil atau pengrajin

industri kecil yang telah mempunyai pasar dan harga yang relatif stabil; atau

Page 66: 051.Kab. Sawahlunto

4) pekerjaan yang komplek yang hanya dapat dilaksanakan dengan

menggunakan teknologi khusus dan atau hanya satu penyedia barang/jasa

yang mampu mengaplikasikannya.

Hal tersebut mengakibatkan nilai pekerjaan Pembangunan Mess Pemda

Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp1.993.340.000,00 belum merupakan harga yang

menguntungkan pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Usulan Kepala Dinas Pekerjaan Umum tentang persetujuan penunjukan langsung

dengan Surat No.800/150/TU-2004 tanggal 19 April 2004 disetujui oleh Bupati.

b. Pimpinan Kegiatan proyek dalam melaksanakan tugas tidak mentaati ketentuan

yang berlaku.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

menjelaskan bahwa pelaksaaan pekerjaan lanjutan Pembangunan Mess Pemda dengan

penunjukan langsung berdasarkan persetujuan Bupati dan dilakukan karena pekerjaan

lanjutan tersebut yang secara teknis merupakan kesatuan konstruksi yang sifat

penanganannya terhadap kegagalan bangunan tidak dapat dipecah-pecah dari

pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis :

a. Pemimpin Kegiatan supaya lebih cermat melaksanakan tugasnya dengan

mempedomani Keppres No. 80 Tahun 2003.

b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum supaya meningkatkan pengawasan dan

pengendalian.

12. Terdapat Beberapa Kegiatan Tahun Anggaran 2004 Senilai Rp1.004.433.000,00

Tidak Terencana Dengan Cermat

Hasil pemeriksaan atas Surat Pertanggungjawaban, laporan fisik dan

keuangan proyek serta Laporan Realisasi Anggaran pada Perhitungan APBD Tahun

Anggaran 2004 Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung diketahui terdapat beberapa

kegiatan dengan kondisi sebagai berikut :

Page 67: 051.Kab. Sawahlunto

a. Kegiatan Rehabilitasi gedung ex. STIH Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

berdasarkan kontrak No. 43/APBD-V/PU-2004 tanggal 26 Mei 2004,

dilaksanakan oleh CV Bina Sarana Konstruksi dengan nilai kontrak sebesar

Rp49.782.000,00, fisik pekerjaan baru selesai 36,30%. Kegiatan sampai dengan

tahun anggaran berakhir belum selesai dan diluncurkan ke Tahun Anggaran 2005.

Menurut keterangan lisan pemimpin kegiatan pada saat pelaksanaan pekerjaan

timbul masalah kepemilikan tanah dan bangunan gedung tersebut dengan kaum

kerabat (ninik mamak) yang mengklaim bahwa bangunan ex. STIH tersebut

adalah milik kaumnya, sehingga pekerjaan lapangan terpaksa dihentikan.

Berdasarkan Surat Pertanggungjawaban terakhir bulan Desember 2004 realisasi keuangan pekerjaan tersebut belum ada.

b. Kegiatan Rehabilitasi gedung ex. Cabdin pengairan Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung berdasarkan kontrak No. 38/APBD-V/PU-2004 tanggal 26

Mei 2004, dilaksanakan oleh CV Randhi Putra dengan nilai kontrak sebesar

Rp49.826.000,00. Pelaksanaan Kegiatan dilapangan sejak dikeluarkannya SPMK

tanggal 26 Mei 2004 belum terlaksana dan diluncurkan ke Tahun Anggaran 2005.

Menurut keterangan lisan pemimpin kegiatan juga timbul masalah kepemilikan

tanah dan bangunan gedung tersebut dengan kaum kerabat (ninik mamak) yang

mengklaim bahwa bangunan ex. Cabdin pengairan tersebut adalah milik

kaumnya, sehingga pekerjaan lapangan belum terlaksana.

Berdasarkan Surat Pertanggungjawaban terakhir bulan Desember 2004 realisasi

keuangan pekerjaan tersebut belum ada.

c. Kegiatan Peningkatan jalan Padang Lawas – Sisawah Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung berdasarkan kontrak No. 86/APBD-VII/PU-2004 tanggal

12 Juli 2004 dalam pelaksanaannya terjadi tiga kali perubahan kontrak terakhir

dengan addendum No. 86C/APBD-XI/PU-2004 tanggal 29 Nopember 2004,

dilaksanakan oleh CV Karya Bahari dengan nilai kontrak sebesar

Rp504.900.000,00, fisik pekerjaan telah selesai 92,06%. Kegiatan sampai dengan

tahun anggaran berakhir belum selesai disebabkan limit waktu yang tersedia tidak

mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan dan diluncurkan ke Tahun Anggaran

2005.

Page 68: 051.Kab. Sawahlunto

Berdasarkan Surat Pertanggungjawaban terakhir bulan Desember 2004 realisasi keuangan sebesar Rp441.553.349,00 atau 87,45%.

d. Kegiatan Peningkatan Jalan Adinegoro – Ranah Sigading Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung berdasarkan kontrak No. 50/APBD-VI/PU-2004 tanggal 7

Juni 2004 dalam pelaksanaannya terjadi dua kali perubahan kontrak terakhir

dengan addendum No. 50B/APBD-XII/PU-2004 tanggal 2 Desember 2004,

dilaksanakan oleh CV Defren Kencana dengan nilai kontrak sebesar

Rp399.925.000,00, fisik pekerjaan telah selesai 95,13%. Kegiatan sampai dengan

tahun anggaran berakhir belum selesai disebabkan limit waktu yang tersedia tidak

mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan dan diluncurkan ke Tahun Anggaran

2005.

Berdasarkan Surat Pertanggungjawaban terakhir bulan Desember 2004 realisasi

keuangan sebesar Rp361.428.292,00 atau 90,37%.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29

Tahun 2002 tanggal 10 Juli 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban

dan Pengawasan APBD pasal 64 yang menyatakan bahwa pelaksanaan anggaran

daerah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip efisien dan sesuai dengan kebutuhan

teknis yang disyaratkan/ditetapkan, terarah, terkendali sesuai dengan kebutuhan

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah.

Hal ini mengakibatkan :

a. Program yang telah direncanakan dalam Tahun Anggaran 2004 tidak tercapai dan

akan membebani APBD Tahun Anggaran 2005.

b. Hasil pekerjaan rehabilitasi gedung dan peningkatan jalan tersebut tidak dapat segera

dimanfaatkan.

Hal ini terjadi karena Instansi teknis dhi. Dinas Pekerjaan Umum dan

Bappeda Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung berkerja kurang cermat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

membenarkan terdapat beberapa kegiatan dengan kondisi tersebut di atas, dan

menjelaskan bahwa pada dasarnya perencanaan telah dilakukan dengan baik, namun

disadari dalam pelaksanaannya ditemui masalah dan kendala yang menyebabkan

pekerjaan tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya.

Page 69: 051.Kab. Sawahlunto

BPK-RI menyarankan agar Bupati Sawahlunto/Sijunjung menegur secara

tertulis Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Ketua Bappeda Kabupaten

Sawahlunto/Sijunjung untuk bekerja lebih cermat.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 70: 051.Kab. Sawahlunto