laporan emping jagung
DESCRIPTION
Laporan PraktikumTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KERJA INDUSTRI
PROSES PEMBUATAN EMPING JAGUNG
OLEH :
ESTEVAO MARIO FERNANDES
IMANUEL R. D. KANA
HENDERINA KORE
FLORENSIA LAKE
FATRI KERARI
FRIDA RAMBU REKI
EUGENIUS A. DAMSUT
ISMIYANTI NGADDA
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
2016
KATA PENGANTAR
Puji sukur penyusun haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penyusun. Sehingga penyusunan laporan
praktik kerja industri ini bisa selesai dengan lancer dan tiada halangan suatu apapun. Laporan
ini sebagai bukti bahwa penyusun telah melaksanakan praktik kerja industri di UKM SINAR
313. Laporan ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan daripihak pembimbing
materi maupun teknis, oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Wayan Nampa, SP, M.Agb
2. Sukiyat Jaelani Agung Gumelar
3. Suroto
4. Khafid Ramdhani
Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak manapun.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun
mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan laporanini.
Kupang, Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGB. PROFIL USAHAC. TUJUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN EMPING JAGUNGB. KAPURC. AIR
BAB III METODE PENELITIAN
A. WAKTU PELAKSANAB. TEMPAT PELAKSANA
BAB IV PEMBAHASAN
A. PROSEDUR PEMBUATAN DAN PROSES PASCA PRODUKSI EMPING JAGUNG
B. MANAJEMEN UKM SINAR 313
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULANB. SARAN – SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan jagung di Indonesia saat ini (2015) cukup besar, yaitu lebih dari 10
juta ton pipilan kering per tahun. Adapun konsumsi jagung terbesar adalah untuk pangan
dan industri pakan ternak. Hal ini dikarenakan sebanyak 51% bahan baku pakan ternak
adalah jagung. Dari sisi pasar, potensi pemasaran jagung terus mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada
akhirnya akan meningkatkan permintaan jagung sebagai campuran bahan ternak. Selain
bahan pakan ternak, saat ini juga berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk
tepung jagung, emping jagung dan sebagainya. Dikalangan masyarakat produk tersebut
banyak dijadikan bahan baku untuk pembuatan produk pangan. Dengan gambaran
potensi pasar jagung tersebut, tentu membuka peluang bagi petani untuk menanam
jagung atau meningkatkan produksi jagung (Peluang Investasi Agribisnis Jagung).
Secara garis besar, kegunaan jagung dapat dikelompokkan manjadi tiga, yaitu
bahan pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri.
1. Bahan Pangan
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, jagung sudah menjadi konsumsi
sehari‐hari. Biasanya jagung dibuat dalam bentuk makanan seperti bubur jagung,
jagungcampuran beras, dan banyak lagi makanan tradisional yang berasal dari
jagung (Peluang Investasi Agribisnis Jagung).
2. Bahan Pakan
Bagi sebagian besar peternak di Indonesia, jagung merupakan salah satu bahan
campuranpakan ternak. Bahkan di beberapa pedesaan jagung digunakan sebagai
bahan pakan utama.Biasanya jagung dicampur bersama bahan pakan lain seperti
dedak, shourghm, hijauan, dantepung ikan. Pakan berbahan jagung umumnya
diberikan pada ternak ayam, itik, dan puyuh (Peluang Investasi Agribisnis Jagung).
3. Bahan Baku Industri
Di pasaran, banyak beredar produk olahan jagung. Produk olahan jagung
tersebut umumnyaberasal dari industri skala rumah tangga hingga industri besar.
Secara garis besar, beberapaindustri yang mengolah jagung menjadi produk sebagai
berikut:
a. Industri giling kering, yaitu menghasilkan tepung jagung.
b. Industri giling basah, yaitu menghasilkan pati, sirup, gula jagung, minyak, dan
dextrin:Industri destilasi dan fermentasi, yaitu industri yang menghasilkan etil
alcohol, aseton,asam laktat, asam sitrat, gliserol, dan lain‐lain.(Peluang
Investasi Agribisnis Jagung)
Jagung (Zea Mays L)merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi
kebutuhan pokok dan merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi sebagai sumber karbohidrat(Sepriliyana, 2010).
Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.
Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin.
Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam
pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manisdiketahui mempunyai kandungan
amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa
(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopeida bebas).
B. Profil Perusahaan
UKM SINAR 313 merupakan salah satu perusahaan yang mengolah jagung
menjadi keripik jagung yang pertama di Kupang. Perusahaan ini berdiri pertama kali
pada tahun 1996. UKM Sinar 313 diresmikan pada tanggal 31, maret 1996 di Belo,
kecamatan Maulafa, Kota kupang. Nama UKM ini di ambil dari tanggal dan bulan
berdirinya UKM ini pada tanggal 31 maret sehingga disingkat menjadi UKM Sinar 313.
C. Tujuan
Tujuan Pelaksanaan Praktik di UKM Sinar 313:
1. Mengetahui proses pembuatan dan proses pasca produksiemping jagung.
2. Mengetahui proses manajemen di UKM SINAR 313
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Emping Jagung
Emping jagung adalah makanan yang terbuat dari biji jagung dan salah satu jenis
bahan berbentuk serealia. Emping jagung merupakan salah satu hasil olahan jagung yang
diolah dengan prinsip pemasakan, pemipihan dan pengeringan (pojong. 2013).
Karakteristik emping jagung :
1. Tekstur : Keras.
2. Rasa : Tawar.
3. Kenampakan : Warna seragam.
4. Aroma : Khas jagung.
5. Warna : Kuning oranye.
6. Bentuk : Pipih.
7. Kadar air : 7-8%.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual) satu siklus hidupnya diselesaikan
dalam 80 – 150 hari atau sekitar 4 bulan dari pertama kalimenanam sampai panen, paruh
pertama dari siklus merupakan tahap pertambahan vegatatif dan paruh kedua untuk
pertumbuhan generative (Sirait M. dan S.H Sutjahjo, 1997).
Macam-macam jagung menurut Miles C. L. Zens, dan G. Alleman yang bisa
digunakan dalam pembuatan emping jagung yaitu :
1. Jagung brondong ataupop corn.
2. Jagung keras atau flint corn.
3. Jagung lekuk atau dent corn.
4. Jagung manis atau sweet corn.
5. Jagung tepung atau soft corn.
B. Kapur
Kapur merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan emping
jagung yang fungsinya adalah mengupas cangkang pada biji jagung serta mempertegas
warna jagung.Selain itu juga bisa untuk mempermudah peroses perebusan(E-petani,
2013).
C. Air
Air merupakan unsur penting dalam pengolahan emping jagung, Air digunakan
untuk perebusan,pencucian, perendaman dan pengukusan. Fungsi air dalam proses
pembuatan emping jagung :
1. Sebagai bahan utama untuk merebus biji jagung pada proses perebusan.
2. Menghilangkan sisa kapur yang menempel pada biji jagung.
3. Menambah volume jagung pada proses perendaman.
4. Sebagai bahan utama untuk mengukus biji jagung pada proses pengukusan.
Macam - macamair:
1. Air danau.
2. Air sungai.
3. Air bendungan.
4. Air hujan.
5. Air sumur.
6. Air gunung.
Air baik adalah air yang tidak mengandung mikrobiologi penyebab penyakit, tanpa
rasa, tidak menimbulkan bau dan tidak berwarna(E-petani, 2013).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Pelaksanaan
Praktik kerja industri berlangsung selama 3 jam, dilakukan pada tanggal 05
Desember 2015.
B. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan
C. Metode Pengambilan Data
1. Praktik langsung
Pengambilan data yang paling utama penyusun dapat melalu praktik langsung,
karena dengan praktik langsung penyusun dapat mengetahui secara langsung
mengenai teori dan praktik yang diberikan oleh Dunia Usaha atau Dunia Industri
(DU/DI).
2. Wawancara
Penyusun melakukan wawancara langsung dengan pembimbing prakerin dan
dengan narasumber di lapangan untuk mengambil data serta menjelaskan materi-
materi yang didapat selama pengambilan data yang diperoleh.
3. Observasi
Dengan melakukan pendekatan langsung di lapangan, penyusun dapat
melakukan pengamatan (observasi). Dan dari pengamatan tersebut dapat diambil
data dan fakta ilmiah.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Prosedur Pembuatan dan Proses Pasca Produksi Emping Jagung
1. Bahan :
a. Jagung (sebagai bahan baku utama, satu kali produksi 70 – 80 kg).
b. Kapur (sebagai bahan baku bantu2,5% dari bahan).
c. Air (sebagai bahan baku bantu, dua kali lipat dari bahan).
2. Alat :
a. Plastik (sebagai bahan pengemas primer/ pengemas I ).
b. Kardus (sebagai bahan pengemas sekunder/ pengemas II).
c. Karung (sebagai bahan pengemas sekunder/ pengemas I/II).
d. Bak penampung (sebagai alat penampung jagung).
e. Extruder (sebagai alat pemipih dan alat utama).
f. Sealer (sebagai alat perekat bahan pengemas plastik).
g. Kompor/ tungku perapian (sebagai alat pemanas pada pemasakan).
h. Ayakan (sebagai alat sortasi emping jagung).
i. Washer (sebagai alat pencucian jagung yang sudah direbus).
j. Rigen (sebagai alat penjemuran).
k. Alas palastik (sebagai alat penampung emping jagung ketika akan di kemas).
B. Proses Pengolahan
1. Pemilihan Material
Jagung yang berkualitasakan menghasilakan emping jagung yang berkualitas juga.
Faktor yang mempengaruhi raw material, yaitu :
a. Kualitas jagung : Berwarna kuning, kandungan air 14-15 %.
b. Jenis jagung : Pionir 11 dan 21.
c. Bentuk ukuran : Mempunyai bentuk persegi 5.
2. Penimbangan
Penimbangan dilakukan guna menentukan berapa jumlah biji jagung yang akan
diproduksi menjadi emping jagung, penimbangan yang dilakukan di UKM SINAR
313 mengunakan timbangan CB (centimetil bascule) .
Faktor yang mempengaruhi penimbangan, yaitu :
a. Alat yang digunakan (centimetil basceule).
b. Jumlah biji jagung yang akan ditimbang (70 – 80 kg).
3. Perebusan DenganKapur
Dalam proses perebusan bahan yang digunakan bukan air saja melainkan ditambah
dengan campuran kapur, ini bertujuan untuk melunakkan jagung. Selain itu kapur
digunakan untuk menghilangkan bagian kulit ari jagung dan mempertegas warna
jagung, jika tidak ditambahkan kapur maka kulit ari sulit terlepas dan warna sedikit
pudar. Kapur yang dibutuhkan dalam proses perebusan yaitu 2,5 % dari bahan dan air
dua kali lipat bahan. Dalam perebusan api yang digunakan harus diperhatikan karena
apabila api terlalu besar maka akan terjadi over cook (bahan terlalu matang) akibatnya
akan terjadi kerusakan pada saat pengilingan biji jagung.
Faktor yang mempengaruhi perebusan, yaitu :
a. Takaran air 2 kali lipat dari bahan.
b. Takaran kapur 2,5 % dari bahan.
c. Lama perebusan ± 5 jam apabila pada bagian luar sudah matang tapi bagian dalam
masih mentah itu sudah dapat dikatakan sesuai dengan standar.
4. Pencucian I
Dalam proses pencucian I mempunyai tujuan untuk menghilangkan kapur yang
menempel pada jagung dan juga dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran
yang masih terdapat pada biji jagung. Dalam pencucian I air sangat berpengaruh
karena air adalah media untuk pembersih, perendaman dalam pencucian.Apabila
proses pencucian biji jagung kurang bersih, maka banyak kapur yang masih
menempel pada biji jagung. Lama waktu dalam proses pencucian biji jagung tidak
terlalu berpengaruh, karena apabila jagung sudah terlihat bersih dan dirasa tidak ada
sisa kapur yang menempel pada permukaan biji jagungmaka proses pencucian dapat
dihentikan.
Faktor yang mempengaruhi pencucian I, yaitu :
a. Kadar kotoran yang terdapat dalam jagung 2%.
b. Endapan kapur 2,5%.
5. Perendaman
Perendaman bertujuan untuk memperbesar volume dan melunakkan tekstur
jagung. Perendaman dilakukan minimal 12 jam agar hasilnya baik. Jika perendaman
lebih dari 24 jam air harus diganti setiap 12 jam agar jagung tidak terlalu asam.
Faktor yang mempengaruhi perendaman, diantaranya :
a. Lama perendaman minimal 12 jam.
b. Jumlah air dan jagung perbandingan 2 :1.
c. Pengantian air pada proses perendaman setiap 12 jam.
6. Pencucian II
Pada proses pencucican II bertujuan untuk menghilangkan lendir sisa proses
perendaman yang menempel pada jagung, jika dalam proses pencucian biji jagung
kurang bersih maka hasil akhir emping jagung akanberwarna coklat karena pengaruh
dari air kapur yang ditiriskan.Karenafaktor itu maka dilakukan proses pencucian
sebanyak dua kali.
Faktor yang mempengaruhi pencucian II, yaitu:
a. Kadar air (2 : 1).
b. Lama pencucian (5 menit).
c. Mesin yang digunakan (washer).
7. Pengukusan
Pada proses pengukusan air yang digunakan harus sesuai takaran yaitu 16-18 cm
dari dasar soblok (panci sarangan ukuran diameter ± 1 meter dan tinggi ± 2 m).
Jumlah air yang terlalu sedikit akan mengkibatkan kegosongan pada bagian paling
bawah jagung. Untuk mengukus jagung sampai setengah matang memerlukan waktu
±2 – 4 jam, dan diusahakan jagung jangan sampai pecah.
Faktor yang mempengaruhi proses pengukusan yaitu:
a. Banyak air sesuai takaran yaitu 16 – 18cm.
b. Suhu yang digunakan1000C/ suhu air mendidih.
c. Kapasitas bahan 70-80 kg.
d. Luas penampang soblok (diameter 1 m).
e. Waktu ±2–4jam.
8. Penggilingan
Penggilingan bertujuan untuk menambah luas permukaan bahan guna
mempercepat proses pengeringan emping jagung. Setelah dikukus jagung harus segera
digiling agar emping yang digiling lebar. Jika jagung tidak segera digiling maka akan
dingin dan jika sudah dingin maka jagung akan mengeras dan sulit digiling atau tidak
terbentuk emping karna tekstur keras dan kenyal.
Faktor yang mempengaruhi proses penggilingan, yaitu:
a. Alat yang digunakan mesin (extruder dan rigen).
b. Tingkat kematangan jagung (warna orange terang dan pulen).
c. Bentuk jagung dan ukuran (segi 5 ketebalan 5 mm)
9. Pengeringan
Pengeringan adalah proses yang sangat penting dalam pembuatan emping
jagung, karena dengan pengeringan jamur tidak akan tumbuh sehingga emping jagung
akan berkualitas baik dan juga tahan lama.
10. Sortasi (Pengayakan)
Pada proses sortasi (pengayakan) ini mempunyai tujuan untuk memisahkan
jagung dari limbahnya dan memisahkan kotoran dari emping jagung. Emping jagung
yang dibutuhkan untuk dikemas ini yaitu pipih berwarna kuning dan lebar. Sortasi
dapat dilakukan dengan bantuan alat manual.
Faktor yang mempengaruhi proses pengayakan yaitu:
a. Ukuran empingjagung(lebar ±1 cm dan tebal 1 mm).
b. Lama pengayakan (5 menit).
c. Lubang pengayakan (±0,5 cm).
11. Pengemasan Dan Pelabelan
a. Proses perekatan kemasan dengan sealer
Pada saat pengemasan emping jagung yang paling penting yaitu prose
pensealeran. Waktu yang dibutukan sekitar 4-5 detik dan penimbangan saat
mengemas harus tepat. Sedangkan tujuan dari proses pengemasan ini adalah
untuk mendapatkan hasil yang menarik minat konsumen. Bahan yang digunakan
sebagai pengemas yaitu plastik dengan ketebalan 0,4 mm dengan ukuran
disesuaikan dengan isi.
Faktor yang mempengaruhi proses pengemasan dan pelabelan, yaitu:
1. Lama pensealeran (4–5detik).
2. Kekuatan mesin sealer.
3. Jenis kemasan.
Ukuran dan ketebalan kemasan, yaitu :
a. Pengemasan plastik (350 g).
b. Label
Label adalah salah satu media atau tempat yang digunakan untuk memberikan
informasi dan identitas produk, label yang baik harus memenuhi persaratan
sebagai berikut.
1. Nama produk.
2. Nama perusahaan.
3. Alamat produksi.
4. Komposisi.
5. Nomer PIRT atau BPOM.
6. Label halal.
7. Logo perusahaan.
8. Tanggal kadaluarsa.
9. Netto.
Alur proses pembuatan emping jagungBahanPenimbangan PerebusanPencucian IPerendamanPencucian IIPengukusan PenggilinganPengeringanSortasi/PengayakanPengemasan dan Pelabelan
C. Manajemen UKM Sinar 313
Manajemen merupakan sarana yang tepat dari efisiensi dalam usaha pencapaian
tujuan sebuah organisasi atau perusahaan. Karena manajemen mampu mengoptimalkan
fungsi dan kinerja semua lini sesuai dengan tugas dan tangung jawab masing-masing
(Manajemen dalam organisasi dan perusahaan).
Di UKM SINAR 313 terdapat beberapa pembagian tugas dan tangung jawab. Terbagi
dalam beberapa bagian sesuai dengan kententuan perusahaan dan kesepakatan bersama
antara pendiri dan pemilik perusahaan. SINAR 313 juga mengembangkan usaha
kemitraan yaitu jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara perusahaan
kecil dan menengah/ besar disertai dengan pembinaan dan pengembangan pengusaha
besar sehinga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat (Sigit-rh.2011 ),
dalam proses produksi dan pemasaran hal ini ditujukan untuk mempermudah proses
tercapainya tujuan perusahaan dan sekaligus untuk memperkenalkan emping jagung
kepada masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses pembuatan emping jagung terdiri dari :pemilihan material, penimbangan,
perebusan dengan kapur, pencucian I, perendaman, pencucian II, pengukusan,
penggilingan, pengeringan, pengayakan/sortasi, pengemasan dan pelabelan.
2. Manajemen perusahaan di UKM SINAR 313 terdiri dari pimpinan yang membawai
bagian marketing dan produksi.
B. Saran-Saran
1. Keterlaksanaan ( Faktor Pendukung dan Penghambat )
Dalam suatu kegiatan baik yang diadakan didalam (intern) maupun yang di
luar (ekstern) maka tak akan lepas dari segala faktor baik penghambat ataupun
pendukungnya, karena bagaimanapun juga kedua hal tersebut akan selalu
ditemukan dan dihadapi.
Berikut ini faktor pendukung dalam pelaksanaan Praktik pada produksi
emping jagung.
a. Fasilitas peralatan cukup mendukung.
b. Pembimbingan kepada mahasiswa dari pihak kampus maupun dari pihak
industri sangat penuh perhatian.
c. Dari pihak industri memberikan kepercayaan penuh.
Faktor penghambat :
a. Tempat produksi kurang seteril.
b. Persainagan dengan pihak lain untuk mendapatkan bahan baku
c. Faktor cuaca.
2. Fasilitas mesin di UKM SINAR 313 hendaknya selalu manjaga kebersihanya
sebelum dan sesudah dipakai.
3. Fasilitas alat yang masih berfungsi hendaknya dijaga agar alat tersebut dapat
berfungsi dengan baik jika akan digunakan kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Sepriliyana, W.R.2010. Analisis Potensi Hasil dan Kualitas Hasil Beberapa Verietas
Jagung (Zea mays) sebagai Jagung Jemi (Beby Cron). Skirpsi,Departemen
Agronomi , Fakultas Pertanian,Insitut Pertanian Bogor.Bogor.
Miles C. L. Zens, dan G. Alleman. 1999. Baby corn. Jakarta: kanisus.
http://agsyt.wsu.edu/baby/corn/brock.pdf. [8 maret 2012]