laporan diagnostik i "tensimeter / sphygmomanometer"

15
PRAKTEK DIAGNOSTIK TENSIMETER Dosen Pembimbing : M. Ridha Ma’ruf, ST, MT Sumber, ST, MT Oleh : Pramitha Galuh A. P. (P27838113035) Hanif Zakki (P27838113031) 2C2

Upload: pramitha-galuh

Post on 27-Jul-2015

426 views

Category:

Engineering


51 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

PRAKTEK DIAGNOSTIK

TENSIMETER

Dosen Pembimbing :

M. Ridha Ma’ruf, ST, MT

Sumber, ST, MT

Oleh :

Pramitha Galuh A. P. (P27838113035)

Hanif Zakki (P27838113031)

2C2

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Jurusan Teknik Elektromedik

2015

Page 2: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

I. Teori Dasar

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring (Frandson, 1992). Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusunatas empat fase (Saladin, 2003).

1. Pengisian ventrikel (ventricular fillin )Adalah fase diastolik, saat ventrikel mengembang dan tekanannya

turundibandingkan dengan atrium. Pada fase ini, ventrikel terisi oleh darah dalam tigatahapan, yakni pengisian ventrikel secara cepat, diikuti dengan pengisian yanglebih lambat (diastasis), hingga kemudian proses diakhiri dengan sistole atrial.Hasil akhir diperoleh EDV ( End Diastolic Volume), yang merupakan volumedarah total yang mengisi tiap ventrikel, besarnya kurang lebih 130 mL

2. Kontraksi isovolumetrik (isovolumetric contraction)Mulai fase ini, atria repolarisasi, dan berada dalam kondisi diastole selamasisa

siklus.Sebaliknya, ventrikel mengalami depolarisasi dan mulai berkontraksi.Tekanan dalam ventrikel meningkat tajam, namun darah masih belum dapatkeluar dari jantung dikarenakan tekanan pada aorta (80 mmHg) dan  pulmonarytrunk (10 mmHg) masih lebih tinggi dibandingkan tekanan ventrikel, serta masihmenutupnya keempat katup jantung. Dalam fase ini, volume darah dalamventrikel adalah tetap, sehingga dinamakan isovolumetrik.

3. Pompa ventrikuler (ventricular ejection)Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan dalam ventrikel melampaui

tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka. Harga tekanan puncak adalah 120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada ventrikel kanan. Darah yang keluar jantung saat pompa ventrikuler dinamakan Stroke Volume (SV), yang besarnya sekitar 54% dari EDV. Sisa darah yang tertinggal disebut End Systolic Volume (ESV); dengan demikian SV = EDV – ESV.

4. Relaksasi isovolumetrik (isovolumetric relaxation)Awal dari diastole ventrikuler, yakni saat mulai terjadinya repolarisasi. Fase ini

juga disebut sebagai fase isovolumetrik, karena katup AV belum terbuka dan ventrikel belum menerima darah dari atria. Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yangterjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu

Page 3: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse pressure (Stegemann, 1981).Pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator penting dalam menilaifungsi kardiovaskuler. Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap (Siswanto,2005).

Menurut Darmawan (1987), tekanan darah timbul ketika bersirkulasi didalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat sebagai jalan lewatnya darah.Kekuatan tekanan darah disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

1. Secara Langsunga. Kekuatan pompa jantung, berkaitan dengan aktivitas jantung

b. Keadaan pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi maka tekanan darah akan menjadi turun

c. Volume dan kepekatan darah, semakin banyak volume dan kepekatannya maka tekanan darahnya semakin naik karena ada energi potensial yang tersimpan

2. Secara tidak Langsunga. Sistem saraf (simpatis dan parasimpatis) dapat terganggu karena

berbagaihal (stress, olahraga, bekerja, obat perangsang atau penenang).b. Makanan yang dikonsumsi.c. Umur dan jenis kelamind. Perubahan suhu, detak jantung akan meningkat setiap kenaikan suhu 10°C

(dikenal sebagai hokum Van’t Hoff).Tekanan darah dapat diukur secara langsung atau tidak langsung. Pada metode

langsung, kateter arteri dimasukkan langsung ke dalam arteri. Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan sphygmomanometer dan stetoskop. Sphygmomanometer atau tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Sejak itu, sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini (Guyton, 2006).Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa.Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan rongga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan dalam millimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis (Sugiarto, 2002).

Page 4: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagai berikut:

1. Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg).

2. Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2mmHg (ke 198 mmHg). Disini kita dapat melihat apakah ada bagian yang bocor.

3. Laju Penurunan kecepatan dari 200 mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik,dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa.

4. Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistol akan terlalu tinggi (tampilannya) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolik.

Berbagai faktor mempengaruhi tekanan darah, seperti halnya aktivitas hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin, umur, suhu tubuh, termasuk juga diantaranya posisi dan aktivitas fisik.

2. Prinsip Kerja Tensimeter

Tekanan darah merupakan parameter yang dapat menunjukkan beberapa kelainan yang terjadi pada tubuh manusia. Alat pengukur tekanan darah atau yang juga biasa disebut dengan tensimeter dan spigmomanometer biasa digunakan oleh para praktisi kesehatan untuk mengetahui kondisi tekanan darah pasiennya. Cara kerja alat pengukur tekanan darah ini sebenarnya cukup sederhana. Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi cairan yang disebut cairan manometrik untuk menentukan tekanan cairan lainnya yang akan diukur. Dan berikut penjelasan singkat bagaimana cara kerja alat pengukur tekanan darah

 U-Tube manometer dapat digunakan untuk mengukur tekanan dari cairan dan gas. Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang menyerupai huruf U seperti pada gambar di bawah ini. Tabung tersebut akan diisi dengan cairan yang disebut cairan manometrik. Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada alat pengukur tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena air raksa memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis darah. Berikut skema pengukuran tekanan menggunakan manometer.

Page 5: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

Tekanan dalam fluida statis adalah sama pada setiap tingkat horisontal (ketinggian) yang sama sehingga:

Untuk lengan tangan kiri manometer:

Untuk lengan tangan kanan manometer:

Karena disini kita mengukur tekanan tolok (gauge pressure), kita dapat menghilangkan PAtmosfer sehingga:

Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan pada A sama dengan tekanan cairan manometrik pada ketinggian h2 dikurangi tekanan cairan yang diukur pada ketinggian h1. Dalam kasus alat pengukur tekanan darah yang menggunakan air raksa, berarti tekanan darah dapat diukur dengan menghitung berat jenis air raksa dikali gravitasi dan ketinggian air raksa kemudian dikurangi berat jenis darah dikalikan gravitasi dan ketinggian darah.

Page 6: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

3. Bagian-bagian dan Fungsi Tensimeter

1. Menset, berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang pada penggunaannya dipasang pada lengan pasien.

2. Bulb atau pemompa, berfungsi untuk mempompa udara kedalam menset. Pada bulb terdapat :a. Valve Inlet atau klep masuk yang berfungsi untuk menghisap udara dari luar.b. Valve Output atau klep keluar yang berfungsi mengeluarkan udara dari dalam

bulb ( di dalamnya terdapatfilter ).c. Valve pembuangan yang berfungsi untuk ruang udara dari menset pada saat

pengukuran.3. Tabung kaca pengukur, berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompa oleh udara

di dalam menset. Diatas tabung kaca pengukur terdapat lubang pembuangan udara.  4. Valve on/off, berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa.5.  Tabung air raksa, berfungsi untuk menampung air raksa.

 

4. Perkembangan Tensimeter

Page 7: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

Sphygmomanometer, nama ini berasal dari kata yunani sphygmos (pulsa), dan kata manometer (pengukuran tekanan). Alat ukur ini pertama kali dibuat oleh Samuel Siegfried Karl Ritter von Basch pada tahun 1881, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Scipione Riva-Rocci (1896) dan Harvey Cushing (1901).

Pada tahun 1881, Samuel SiegfriedKarl Ritter von Bosch menemukan tensimeter atau alat pengukur tekanan darah.Sayangnya, temuannya itu masih belum dapat mengukur dengan akurat sehinggabanyak ilmuwan yang terus mengembangkannya. Kemudian pada tahun 1905, ahlibedah Rusia bernama Nikolai Korotkov berhasil membuat tensimeter yang moderndan akurat. Alat ini terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara, kantongkaret  dan pembaca tekanan berupa airraksa. Dalam perkembangannya air raksa dianggap berbahaya sehingga digantidengan alat mirip stopwatch,(tensi meter jarum), seperti yang kita kenal saat ini.

Asal usul   tensimeter  bermula dari seorang ahli bedah Rusia, dr Nikolai Korotkov. Dia adalah seorang dokter pada masa perang Manchuria 1904. dr Nikolai mendapat pelajaran berharga dalam ilmu pembedahan saat menangani korban peperangan. Setahun kemudian ia berhasil membuat tesis tentang teknik pengukuran darah yang dipresentasikan di Imperial Medis Militer Akademi, Rusia. Sejak saat itu dunia mulai mengenal alat ukur tekanan darah.

Nikolai Korotkov terus melakukan inovasi untuk mengembangkan penemuannya. Ketika itu ia mendapat gelar doktor saat menjabat sebagai dokter peneliti distrik pertambangan di Vitimsko, Siberia. Bersama teman-temannya sesama dokter, ia melakukan percobaan-percobaan untuk menyempurnakan cikal bakal tensimeter seperti yang kita lihat saat ini. Nikolai mempropagandakan penemuannya ini hingga akhirnya diakui dunia saat itu.

Tensimeter Raksa Ditinggalkan

Saat itu tensimeter masih menggunakan air raksa dengan standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Sphygmomanometer pada awalnya menggunakan air raksa sebagai pengisi alat ukurnya. Sementara air raksa merupakan logam berat yang berbahaya. Maka dari itu para ahli pada akhir tahun 90-an terus melakukan penelitian dan percobaan hingga akhirnya muncul tensimeter yang menggunakan sistem digital.

Page 8: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

UM-101A & Medical Mercury-Free Sphygmomanometer, salah satu tensimeter yang sedang populer di masa ini. Terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan yang mirip jarum stopwatch.

Keunggulan penemuan terbaru ini lebih akurat, konsisten dan bentuknya semakin modern. Praktis digunakan dengan desain cantik. Sedangkan tensimeter lama banyak ditentang masyarakat pecinta lingkungan sebab dampak mercury (air raksa) sangat membahayakan.

5. Standar Operasional Prosedur (SOP)

5.1. Tata Cara Pemakaian Alat

Cara mengukur tekanan darah adalahdengan memasangkan sebentuk sabuk yang dilingkarkan dengan alat perekat dilengan.Sabuk itu dihubungkan dengan pipa karet. Unit pengukur tensimeter menggunakanmillimeter raksa, jika pompa ditekan, maka air raksa di alat ukur akan naik.

1. Siapkan klien dalam posisisenyaman mungkin (posisi duduk atau berbaring) tangan dalam posisi rileks

2. Pasang manset pada lengan pasienPemasangan manset pada lengan karena di sinilah letak pembuluh darah yangbernama Arteri Brachialis. Fungsi manset adalah untuk menekan pembuluh darah arteri tersebut.

3. Pasang stetoskop pada telinga pemeriksa

Page 9: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

4. Cari arteri brakialis [arteri brakialis adalah pembuluh darah yangberasal langsung dari jantung. Letak pembuluh ini persis berada di bawah kulit di lipat siku (batas lengan bawah)

5. Tempelkan bagian yang pipih-bulat pada stetoskop di sebelah bawah lilitan manset pada lipatan siku tempat dimana Arteri Brachialis berada.

6. Tutup kantung tekanan dengan cara diputar searah jarum jam sampai kencang.7. Pompa manset sampai tekanan maksimal 140 mmHG8. Buka katup perlahan9. Perhatikan titik pada manometer saat bunyi pertama jelas terdengar yang

menandakan tekanan systole10. Lanjutkan sampai titik dimana bunyi menghilang yang menandakan tekanan diastole11. Kempiskan manset

5.2. Tata Cara Pemeliharaan Alat

Cara membersihkan dan memperbaiki tensimeter air raksa:Persiapan peralatannya :1. Tang buaya atau tang kombinasi2. Air raksa3. Kasa / kain polos dengan ukuran minimal 20x20 cm4. Kawat panjang 40cm dengan dia. 0.4 mm5. Kapas6. Wadah kecil / mankuk7. Syiringe / suntikan

Pelaksanaannya:1. Buka tensimeter, perhatikan apakan dalam keadaan terbuka atau tertutup

tensimeternya, jika terbuka tutuplah pengaman air raksanya agar tidak tercecer saatgelas kaca ukur dibuka.

2. Buka penutup atas dengan memutar berlawanan jarum jam3. Ambil secara perlahan gelas ukur dan bersihkan dengan kawat dan kapas, hingga

debu dan karat air raksa hilang4. Siapkan mankuk atau wadah untuk menampung air raksa yang akan dikeluarkan

darichambernya dengan membuka valve pengamannya

5. Kemudian taburkan letakan kain pada telapak lengan anda, dan letakkan air raksa diatasnyasetelah itu lakukan pemerasan hingga air raksa kembali bersih dari debu dan karat

6. Bersihkan chamber air raksa7. Setelah bersih posisikan kembali gelas ukur8. Isikan kembali air raksa yang telah bersih kedalam chamber dengan menggunakan

syiringe/suntikan, isikan air raksa hingga menyentuh garis nol pada gelas ukur, jika kurang lakukan penambahan dan tutup kembali bagian atasnya

Page 10: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

9. Lakukan pengetesan dengan Pressure meter atau dengan membandingkan dengantensimeter lainnya dengan menghubungkan secara langsung untuk melakukan pengaturan /adjustment

10.Jika telah sama maka proses pengaturan selesai11.Bersihkan pula Balon Pompa / Bulp tensi dengan membuka filter udara dan

membersihkannya dari debu12.Ganti Maset dan Balon tensi yang bocor dan lap kembali13.Proses pemeliharaan selesai

Gambar 1. Tensimeter Jarum Gambar 2. Tensimeter Air Raksa

Page 11: LAPORAN DIAGNOSTIK I "TENSIMETER / SPHYGMOMANOMETER"

6. Referensi1. http://rawatkom.blogspot.com/2008/10/pemeliharaan-tensimeter-air-raksa.html 2. http://tokoalkes.com/blog/cara-menggunakan-dan-merawat-tensimeter-

sphygmomanometer-digital-yang-benar3. http://girls.kidnesia.com/Girls/Cerdas/Berbagi-Pengetahuan/Asal-usul-Peralatan-

Kedokteran4. http://www.tensimeterdigital.net/blog/asal-mula-tensimeter 5. http://www.alatkesehatan.info/artikel/cara-menggunakan-tensimeter-air-raksa/