laporan cmc
TRANSCRIPT
1. Pendahuluan
Dalam industry kimia (proses) seringkali melibatkan reaksi kimia organic maupun
reaksi kimia anorganik. Untuk reaksi kimia yang melibatkan zat organic umumnya
berlangsung relative lebih lambat bila dibandingkan dengan reaksi anorganik. Banyak
jenis reaksi senyawa organic yang berlangsung melalui beberapa tahap dan melibatkan
penggunaan katalis.
1.1 Latar Belakang
Untuk meningkatkan pemahaman mata kuliah satuan proses terutama untuk modul
esterifikasi dalam hal mekanisme atau kecepatan reaksi dan kesetimbangan rekasi yang
dipengaruhi oleh jumlah reaktan, temperature, waktu reaksi dan penggunaan katalis,
maka perlu dilakukan peningkatan keterampilan melalui kegiatan praktek atau praktikum.
Selain itu, perlu peningkatan pemahaman dalam hal penggunaan bahan/material yang
digunakan untuk keberlangsungan reaksi kimia.
1.2 Tujuan
Setelah melakukan kegiatan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan proses pembentukan NaCMC melalui reaksi alkalisasi dan eseterifikasi
2. Menganalisa sifat fisika dan kimia hasil reaksi yang terjadi
3. Menghitung yield produk(NaCMC) yang terbentuk
2. Landasan Teori
Karboksimetil selulosa pertama kali dikembangkan di Jerman selama perang dunia
pertama sebagai pengganti gelatin. Selama tahun 1930, karboksimetil selulosa telah
digunakan untuk mengeliminasi redeposisi tanah pada kain selama pencucian dan
pembilasan. Ketertarikan terhadap produksi karboksimetil selulosa mulai muncul setelah
perang dunia. Kalle and Co. di Wiesbaden-Biebrich memproduksi karboksimetil selulosa
pada akhir 1930-an. Hercules mengembangkan proses komersil pada tahun 1943.
Karboksimetil selulosa merupakan merupakan eter polimer selulosa linear dan berupa
senyawa anion, yang bersifat biodegradable, tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun,
butiran atau bubuk yang larut dalam air namun tidak larut dalam larutan organik,
memiliki rentang pH sebesar 6.5 sampai 8.0, stabil pada rentang pH 2 – 10, bereaksi
dengan garam logam berat membentuk film yang tidak larut dalam air, transparan, serta
tidak bereaksi dengan senyawa organik. Karboksimetil selulosa memiliki beberapa nama
lain, yaitu crosscarmellose sodium; Ac-di-sol; Aquaplast; Carmethose; gum selulosa;
sodium karboksimetil selulosa; asam glikolik selulosa, Daice; Fine Gum HES; Lovosa;
NACM, dan garam selulosa.
Molekul karboksimetil selulosa umumnya agak pendek dibandingkan selulosa alami
dengan derivatisasi tidak rata yang mengakibatkan bidang-bidang substitusi tinggi dan
rendah. Substitusi ini antara lain ikatan 2-O- dan 6-O-, diikuti oleh ikatan-ikatan lain
secara berurutan 2,6-di-O- lalu 3-O-, 3,6-di-O-, 2,3-di-O- dan yang terakhir 2,3,6-tri-O-.
Molekul karboksimetil selulosa sebagian besar meluas atau memanjang pada konsentrasi
rendah tetapi pada konsentrasi yang lebih tinggi molekulnya bertindih dan menggulung
dan kemudian pada konsentrasi yang lebih tinggi lagi membentuk benang kusut menjadi
gel yang termoreversibel. Meningkatnya kekuatan ionik dan menurunnya pH dapat
menurunkan viskositas karboksimetil selulosa akibat polimernya yang bergulung.
Karboksimetil selulosa juga merupakan senyawa serbaguna yang memiliki sifat
penting seperti kelarutan, reologi, dan adsorpsi di permukaan. Selain sifat-sifat itu,
viskositas dan derajat substitusi merupakan dua faktor terpenting dari karboksimetil
selulosa. (Rosnah Mat Som dkk, 2004)Secara garis besar, proses pembuatan karboksi
metal selulosa melalui 2 tahap reaksi, yaitu pertama reaksi alkalisasi dan kedua reaksi
esterifikasi.
Pada reaksi tahap pertama, yaitu alkalisasi merupakan reaksi antara selulosa dengan
larutan soda (basa) menjadi alkali selulosa (selulosa bersifat larut dalam larutan soda)
Sedangkan tahap kedua, yaitu esterifikasi merupakan reaksi antara alkali selulosa
dengan senyawa natrium kloro asetat menjadi natrium karboksi metal selulosa (NaCMC)
yang membentuk larutan kental (viscous)
Reaksi berlangsung dalam temperature antara 60-80oC dan waktu operasi antara 2-3
jam dan dilakukan pengadukan (mixing)
Persamaan reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut :
OH H OH H
C C H C C H
HC H OH C O + nNaOH HC H OH C O + H2O
CH O CH O
CH2 OH n CH2 ONa n
(selulosa) (Soda) (Na-Selulosa)
Gambar 1. Tahap Alkalisasi
OH H OH H
C C H Cl O C C H
HC H OH C O + nCH2 C HC H OH C O +NaCl
CH O ONa CH O
CH2 ONa CH2 O CH2COONa n
Gambar 2. Tahap Eterifikasi
Reaksi kimia tahap pertama umumnya berlangsung pada temperature diatas 70oC dan
tekanan atmosfer. Sedangkan pada tahap kedua berlangsung pada temperature dibawah
atau kurang dari 70oC. Agar kedua reaksi berlangsung dengan baik/sempurna, maka
selama operasi berlangsung perlu dilakukan pengadukan (mixing).
Umumnya reaksi etererifikasi berlangsung pada orde dua, maka persamaan laju reaksi
ditulis sebagai berikut :
-(dCA/dt) = k . CA . CB (1)
Dengan t adalah waktu reaksi, CA dan CB masing-masing konsentrasi zat A dan B
pada saat t, dan k adalah konstanta kecepatan reaksi. Harga k hanya dapat ditentukan
secara grafis antara konsentrasi terhadap perubahan waktu
Korelasi antara k dan T dapat ditulis dengan menggunakan persamaan Arrhenius,
yaitu :
k = Ao . exp|-Ea/R . T| (2)
Dengan Ao faktor frekuensi, R tetapan gas dan Ea energy aktivasi. Harga Ea
ditentukan secara grafis antara lnk terhadap (1/T)
3. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Gelas kimia 250 ml/500 ml
Viscometer
Alat ukur berat jenis (density)
Thermometer
Botol semprot
Magnetic stirrer
Hot plate
Buchner dan water jet pump
3.1.2 Bahan
Larutan NaOH / NaOH flake
Monokloroasetat (Na-kloroasetat)
Etanol 95%
Selulosa (kapuk)
Aquades
3.2 Prosedur Kerja
3.3 Tabel Data
a. Proses Alkalisasi
Tekanan
Temperature
Waktu operasi
b. Proses Eterifikasi
Tekanan
Temperature
Waktu operasi
c. Data Pengamatan
Gambar Keterangan
Pembahasan
CMC atau carboxy methyl cellulose merupakan zat aditif yang digunakan dalam berbagai
industry terutama sebagai zat flokulan atau zat pengental karena kemampuannya yang mampu
meningkatkan viskositas. Pada prinsipnya proses pembuatan CMC melalui 2 tahap reaksi yaitu reaksi
alkalisasi dan esterifikasi.
Bahan baku dari pembuatan NaCMC adalah selulosa yang dapat diambil dari berbagai
tumbuhan karena komponen utama penyusun dinding sel adalah selulosa. Sumber selolusa yang
digunakan oleh praktikan berasal dari kapuk/kapas. Kapas digunakan karena kadar selulosa dalam
kapas cukup tinggi.
Pembuatan NaCMC diawali dengan tahap pembentukan Naselulosa dengan cara mereaksikan
kapas dengan NaOH dalam labu leher tiga. Kemudian campuran tersebut direaksikan dengan
monokloroasetat supaya terjadi reaksi esterifikasi sehingga akan membetuk NaCMC. Larutan yang
dihasilkan akan berupa larutan kental namun larutan ini masih mengandung air. Untuk mendriveout
air yang masih terkandung ditambahkan methanol kedalam larutan tersebut.
NaCMC yang kami buat tidak dapat terbentuk karena selulosa yang digunakan tidak cukup
murni. Seharusnya selulosa yang digunakan dalam pembuatan NaCMC ini haruslah bebas dari lignin
dan zat pengotor lain karena dengan adanya zat pengotor ini akan menghambat pembentukan NaCMC
yang diharapkan. Selain itu pereaksian antara