laporan biokim lipid
TRANSCRIPT
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA
I. NOMOR PERCOBAAN : V
II. JUDUL PERCOBAAN : LIPID
III. TUJUAN : 1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu 2.
Mempelajari terjadinya reaksi hidrolisis pada minyak oleh
basa (reaksi penyabunan) 3. Mengetahui kadar lemak dalam
susu
IV. LANDASAN TEORI :
Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau
manusia dan memegang peranan yang penting dalam struktur dan fungsi sel (Tim Dosen
Biokimia, 2011). Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab
senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat
kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia
bersepakat bahwa lemak dan senyawa organic yang kelompok yang disebut lipid (Poedjiadi dan
Supriyanti, 2009). Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah sekelompok besar senyawa alam
yang tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti n-heksan, kloroform,
dan dietil eter. Sifat inilah yang membedakan lipid dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan
kebanyakan molekul hayati lainnya (Tim Dosen Kimia UPT MKU, 2011).
Struktur molekul lipid sangat beragam, sehingga kita harus meninjau banyak gugus
fungsi yang telah kita pelajari sebelumnya. Senyawa yang termasuk kelompok lipid adalah
trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolipid, steroid, terpen, prostaglandin, dan lain-lain (Tim Dosen
Kimia UPT MKU, 2011). Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting
kelompok lipid, yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak
dan minyak penting bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial yang terkandung di
dalamnya. Fungsinya dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tubuh (Tim Dosen Biokimia, 2011).
Sudut pandang kesehatan menempatkan lemak sebagai zat tenaga, pelarut vitamin, dan
dalam komponen bahan makanan, lemak memberi rasa gurih. Karakter pemberi rasa gurih pada
lemak, menyebabkan makanan yang berlemak disukai banyak orang. Implikasi jangka
panjangnya adalah akan terjadi kelebihan cadangan lemak. Hal ini umumnya terjadi jika asupan
lebih tinggi daripada kebutuhan, atau rendahnya aktivitas fisik di saat asupan lemak dan zat gizi
makro lainnya tinggi (Rejeki, 2010).
Pada ibu hamil, lemak diperlukan sebagai energi cadangan yang banyak digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan energi ibu hamil yang meningkat seiring dengan tuntutan pertumbuhan
janin yang normal (Rejeki, 2010). Untuk lebih memahami lipid dengan segala sifat fisikokimia
dan reaksireaksi yang terjadi pada identifikasi sifatnya, maka dilakukan beberapa percobaan
terhadap lipid, termasuk percobaan pembentukan emulsi dan mengidentifikasi sterol (kolesterol)
pada suatu bahan secara kualitatif.
Klasifikasi
Menurut Bloor, lipid dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
1. Simple Lipid
Merupakan ester asam-asam lemak dengan bermacam-macam alkohol, yang termasuk simple
lipid yaitu:
a. Lemak netral dan minyak
Ialah ester asam-asam lemak dengan gliserol. Minyak ialah lemak yang berbentuk cair pada suhu
kamar.
Contoh: Tristerin, tripalmitin, dipalmitostearin, distearopalmitin.
b. Wax
Ialah ester asam-asam lemak dengan alkohol alifatik yang mempunyai rantai karbon panjang.
2. Compound Lipid
Compound lipid merupakan ester asam-asam lemak yang pada hidrolisa menghasilkan asam
lemak, alkohol, dan juga zat-zat lain.
a. Fosfolipid
Hidrolisa fosfolipid menghasilkan asam lemak, gliserol (atau alkohol lain yang bukan gliserol),
asam folat dan senyawa-senyawa lain. Contoh fosfolipid:
1. Asam fosfatidat (fosfatidil gliserol), hanya mengandung gliserol, asam lemak dan asam
fosfat. Difosfatidilgliserol dikenal dengan nama kardiolipin dan terdapat di dalam mitokondria.
2. Fosfatidilkolin (lesitin), mengandung asam fosfat dan kolin.
3. Fosfatidiletanolamin (sefalin), mengandung asam fosfatidat dan etanolamin.
4. Fosfatidil inositol (lipositil), mengandung asam fosfatidat dan inositol.
5. Fosfatidil serin, mengandung asam fosfatidat dan asam amino serin.
6. Plasmalogen, menyerupai lesitin dan sefalin, kecuali ikatan ester asam lemak pada posisi
pada karbon gliserol diganti oleh ikatan ester dengan suatu alkohol tak jenuh.
7. Sfingomielin, tidak mengandung gliserol. Pada hidrolisa akan dihasilkan asam lemak,
asam fosfat, kolin, dan suatu alkohol yang mengandung gugus amina yang disebut sfingosin.
b. Glikolipid (Serebrosida)
Glikolipid mengandung asam lemak, sfingofusin dan karbohidrat (galaktosa/glukosa). Sulfatida
ialah serebrosida yang mengandung sulfat. Gangliosida mengandung, disamping
glukosa/galaktosa, asam lemak dan sfingosin juga mengandung asam N-asetilneraminat dan
hexosamin.
8. Derivat Lipid
Derivat lipid ialah semua senyawa yang dihasilkan pada hidrolisa simple dan compound lipid
yang masih mempunyai sifat-sifat seperti lemak dimasukkan dalam golongan ini.
Asam-asam Lemak
1. Dengan rantai karbon jenuh.
Umumnya sam-asam lemak yang terdapat di alam mengandung jumlah atom C genap (asam
asetat, asam butirat, asam kaproat, asam laurat, asam sterat dan asam arachidat).
2. Dengan rantai karbon yang mengandung ikatan rangkap.
Contoh: asam oleat, asam linoleat dan asam arachidonat. Yang tiga terakhir digolongkan dalam
asam lemak essensial, karena diperlukan untuk pertumbuhan optimum dan tidak dibentuk
didalam tubuh dalam jumlah yang cukup untuk keprluan jaringan.
Umumnya asam lemak jenuh lebih banyak terdapat didalam lemak hewan, sedangkan
asam lemak tak jenuh lebih banyak didalam minyak tumbuh-tumbuhan
Dalam keadaan murni, pada umumnya lemak tidak mengandung rasa, tidak berwarna, dan tidak
berbau. Warna lemak atau minyak yang terdapat dialam disebabkan oleh bermacam-macam
pigmen.
Tipe lemak mempunyai titik lebur yang ditentukan oleh asam lemaknya. Sifat ini dapat
dipakai untuk memisah-misahkan campuran bermacam-macam lemak. Sebagai contoh: Titik
lebur tristearin 71°C dan trielin -5°C.
Asam-asam lemak tak jenuh yang terdapat dialam mudah mengalami oksidasi dan
membentuk bermacam-macam zat yang menyebabkan lemak berbau tengik. Zat-zat tersebut
tidak dapat dicernakan dan diantaranya ada yang bersifat racun. Untuk mencegah lemak menjadi
tengik, dapat ditambahkan antioksidan misalnya hidroquinon.
Asam-asam lemak tak jenuh dapat menghilangkan warna iodium. Hal ini disebabkan
karena adisi iodium pada ikatan rangkap. Berdasarkan sifat ini, iodium dapat dipakai untuk
menmentukan banyaknya ikatan rangkap di dalam sejumlah tertentu lemak (Angka Iodium=
jumlah gram yang dapat diadisi oleh 100 gram lemak).
V. ALAT DAN BAHAN
Alat:
-Tabung reaksi
- Beaker glass
- Batang penagduk
- Labu Erlenmeyer
- Pipet tetes
- Buret dan statif
- pipet volumetric 10,75 ml
- Gelas ukur
- Penangas air
- Tabung Butirometer Gerber
- Tabung sentrifugasi
Bahan:
- Margarin
- Aquadest
- minyak goreng
- Eter
- Alcohol 95 %
- Bensin
- HCL 1 N
- NaOH 01 N
- Asam Sulfat 90%
-Amil alcohol
-Susu
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
Pemeriksaan kelarutan lemak
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml minyak goreng, kemudian
dicampurkan dengan sebagai berikut:
- tabung I : ditambah 1 ml air
- tabuung II : ditambah 1 ml bensin
- tabung III : ditambah 1 ml alkohol 96%
- tabung IV : ditambah 1 ml NaOH
3. aduk-aduk sampai homogen. Diamkan beberapa menit dan amati serta catat
perubahan yang terjadi
4. ulangi percobaan di atas dengan memakai mentega sebagai sumber lipida
Reaksi Penyabunan dan Sifat-Sifat Asam Lemak
1. 5 gram minyak goreng dimsukkan ke dalam beaker gelas kemudian ditambahkan
NaOH 1 N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 70 oC sebanyak 5x 0,142 g =
1,71 g (yang terdapat dalam sekitar 42 ml 1 N NaOH). Pemanasan dilanjutkan sampai
bentuk sabun. Keadaan larutan sabun yang telah terbentuk ditambahkan HCl 1 N
kemudian amati apa yang terjadi.
2. Kedalam campuran yang telah ditambahkan HCl ditambahkan bensin atau alkohol 96
% dan amati apa yang terjadi.
Penentuan Kadar Lemak Susu
1. Masukkan 10 ml H2SO4 ke dalam tabung butirometer dengan tanpa membasahi leher
tabung.
2. Pipet 10,75 ml susu, masukkan ke dalam tabung butirometer dengan tanpa membasahi
leher tabung.
3. Tambahkan 1 ml amil alkohol. Tutup tabung dengan penutupnya, kocok merata,
sentrifuge selama 4 menit pada 1100 rpm.
4. Tempatkan tabungdalam penangas air 65 oC, selama 3 menit.
5. Baca presentase kadar lemak w/w, sesuai dengan panjang kolom tabung yang telah
dikalibrasi.
VII. HASIL PENGAMATAN
No. Uji Percobaan Hasil Pengamatan
1. Pemeriksaan Kelarutan Lemak
Minyak Goreng
Tabung 1 :
1 ml minyak goreng + 1 ml air
Tabung 2 :
1 ml minyak goreng + 1 ml bensin
Tabung 3 :
1 ml minyak goreng + 1 ml
alkohol 96 %
Tabung 4 :
1 ml minyak goreng + 1 ml NaOH
Mentega
Tabung 1 :
1 ml mentega + 1 ml air
Minyak goreng (kuning) + air (tidak
berwarna) → Larutan tidak bercampur
antara minyak dan air, minyak diatas
dan air dibawah
Minyak goreng (kuning) + bensin
(kuning) → Larutan bercampur
Minyak goreng (kuning) + alkohol 96 %
(tidak berwarna) → Larutan tidak
bercampur, alkohol diatas dan minyak
dibawah
Minyak goreng (kuning) + NaOH (tidak
berwarna) → Larutan tidak bercampur,
minyak diatas, NaOH dibawahnya
Mentega (kuning) + 1 ml air (tidak
berwarna) → Larutan tidak bercampur,
mentega tidak larut dalam air
Tabung 2 :
1 ml mentega + 1 ml bensin
Tabung 3 :
1 ml mentega + 1 ml alkohol 96
%
Tabung 4 :
1 ml mentega + 1 ml NaOH
Mentega (kuning) + bensin (kuning) →
Mentega larut dalam bensin
Mentega (kuning) + alkohol 96 % (tidak
berwarna) → Larutan tidak bercampur,
mentega diatas dan alkohol dibawah
Mentega (kuning) + NaOH (tidak
berwarna) → Larutan tidak bercampur,
mentega diatas dan NaOH dibawahnya
2. Reaksi Penyabunan dan Sifat-
sifat Asam Lemak
5 gram minyak goreng + 42 ml
NaOH 1 N tetes demi tetes,
panaskan selama 30 menit dalam
suhu 70oC + HCl, lalu amati
- Campuran ditambahkan
alkohol (etanol 96 %)
- Campuran ditambahkan
bensin
Minyak goreng (kuning) + NaOH (tidak
berwarna) Terbentuk 2 lapisan
larutan yang tidak bercampur, diatas
minyak dan dibawahnya NaOH, setelah
ditambahkan HCl batas kedua lapisan
tersebut makin jelas
Larutan bercampur (campuran larut
dalam alkohol)
Tidak larut (diatasnya bensin, dan
campuran dibawahnya)
3. Penentuan Kadar Lemak Susu
2,5 ml H2SO4 + 2,7 ml Susu + 5
tetes Amil Alkohol → Kocok
dalam sentrifuga
Susu (putih) + H2SO4 (tidak berwarna)
→ Larutan putih dan ada gumpalan
kecil + 5 tetes amil alkohol (tidak
berwarna) → Larutan putih, gumpalan
susu semakin banyak dari sebelumnya.
Kemudian dipusingkan selama 4 menit
alat pemutar sentrifuger, filtrat (tidak
berwarna) dan endapan menggumpal
diatasnya. Setelah dipanaskan pada suhu
65oC selama 3 menit, gumpalannya
menjadi semakin padat dan tidak mudah
pecah dibanding sebelumnya
VIII. PERSAMAAN REAKSI
2. Reaksi Penyabunan dan Sifat-sifat Asam Lemak
(C17H33COO)3C3H5 + 3NaOH → 3C17H33COONa + C3H8O3
Minyak goreng Sabun Gliserol
3. Penentuan Kadar Lemak Susu
IX.PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan uji lipid, pada percobaan ini
dilakukan berbagai macam uji yakni pemeriksaan kelarutan lemak , reaksi penyabunan dan
sifat-sifat asam lemak , dan penentuan kadar lemak susu.
Pada uji yang pertama yakni pemeriksaan kelarutan lemak kami menggunakan 2 buah
sampel yakni mentega dan minyak goreng , Kemudian ambil 1 ml dari kedua sampel
masukkan dalam 4 tabung yang berbeda yang masing-masing sampel ditambahkan 1 ml air,
1 ml NaOH 1 N, 1 ml bensin , 1 ml alkohol 96 % . Pada minyak pada saat ditambahkan
dengan air Larutan tidak bercampur antara minyak dan air, minyak diatas dan air dibawah.
Begitu juga dengan penambahan alcohol dan NaOH larutan juga tidak bercampur , berbeda
pada saat sampel minyak ditambahkan dengan bensin larutan menjadi bercampur . Sama
halnya dengan sampel yang kedua mentega tidak larut pada air , alcohol , dan NaOH ,
namun mentega larut pada bensin. Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut ditentukan oleh
banyak hal, antara lain adalah sifat kepolaran zat dan pelarutnya. Umumnya zat yang polar
dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak dapat larut dalam pelarut
nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya momen dipol pada zat atau
pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya. Sedangkan pada
pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan zat
yang polar, jadi tidak dapat larut. Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air,
tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter,
kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil apabila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah
menjadi dua lapisan.
Selanjutnya Pada uji kedua yakni reaksi penyabunan dan sifat-sifat asam lemak ,
sampel yang digunakan adalah minyak goreng , kemudian minyak goreng ditambahkan
dengan NaOH , larutan tidak bercampur terbagi menjadi dua lapisan minyak pada bagian
atas dan NaOH setelah ditambahkan HCl batas antara kedua lapisan tersebut makin terlihat
jelas.Kemudian ke dalam campuran tersebut ditambahkan alcohol 96 % Larutan bercampur
(campuran larut dalam alkohol).Namun pada saat larutan ditambahkan bensin tidak larut
(diatasnya bensin, dan campuran dibawahnya). Pada uji penyabunan, dilakukan dua jenis
percobaan, yakni hidrolisis minyak dan uji sifat-sifat sabun (saponifikasi). Pada percobaan
hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk menghidrolisis minyak kelapa dalam
pelarut alkohol. Alkohol di sini berfungsi untuk mempercepat reaksi hidrolisis. Reaksi
positif ditandai dengan munculnya busa dan lama kelamaan alkohol akan menguap. Untuk
menyempurnakan reaksi hidrolisis, maka dilakukan pemanasan + 15 menit sampai busa
(sabun) yang terbentuk larut semuanya. Baru setelah itu, dilakukan lagi uji sifat-sifat sabun
untuk menguji sifat kesadahannya.
Uji yang terakhir yakni penentuan kadar lemak susu , pada uji ini sampel yang
digunakan adalah susu bubuk , setah ditambahkan H2SO4 dan 5 tetes amil terdapat gumpalan
susu yang kemudian dipusingkan dengan alat pemutar sentrifuger filtrate tidak berwarna
dan terdapan endapan , kemudian dipanaskan selama 3 menit gumpalan menjadi lebuh padat
dan tidak mudah pecah .pada saat disentrifuge lemak susu terpisah dan menempati bagian
atas tabung . Lemak yang terpisah ini dapat ditentukan kadarnya dengan melihat panjang
kolom lemak yang terbentuk.
X. KESIMPULAN
1. zat yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak dapat larut
dalam pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya momen
dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan
sesamanya
2. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil apabila dibiarkan, maka
kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.
3. Hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk menghidrolisis minyak kelapa
dalam pelarut alcohol
4. Reaksi positif pad uji penyabunan dan sifat-sifat lemak ditandai dengan munculnya
busa dan lama kelamaan alkohol akan menguap
5. Lemak yang terpisah pada penentuan kadar lemak susu , dapat ditentukan kadarnya
dengan melihat panjang kolom lemak yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Girindra, A. 1986, Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
Lehninger. 1982. Dasar – Dasar Biokimia Jilid 1. Diterjemahkan oleh MaggyThenawijaya.
Erlangga : Jakarta.
Poedjiadi, A. (1994). Dasar-dasar Biokimia . Jakarta: UI
Sukaryawan,Made,M.Si. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
GAMBAR ALAT
Pipet tetes Beaker Gelas
Gelas Ukur Erlenmeyer
Pengaduk Pipet tetes
Tabung Reaksi Pipet volume