laporan biokim lipid

18
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I. NOMOR PERCOBAAN : V II. JUDUL PERCOBAAN : LIPID III. TUJUAN : 1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu 2. Mempelajari terjadinya reaksi hidrolisis pada minyak oleh basa (reaksi penyabunan) 3. Mengetahui kadar lemak dalam susu IV. LANDASAN TEORI : Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan memegang peranan yang penting dalam struktur dan fungsi sel (Tim Dosen Biokimia, 2011). Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organic yang kelompok yang disebut lipid (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009). Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah sekelompok besar senyawa alam yang tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti n-heksan, kloroform, dan dietil eter. Sifat inilah yang membedakan lipid dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya (Tim Dosen Kimia UPT MKU, 2011).

Upload: erica-alviyanti-bastiand

Post on 09-Feb-2016

92 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Biokim Lipid

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA

I. NOMOR PERCOBAAN : V

II. JUDUL PERCOBAAN : LIPID

III. TUJUAN : 1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu 2.

Mempelajari terjadinya reaksi hidrolisis pada minyak oleh

basa (reaksi penyabunan) 3. Mengetahui kadar lemak dalam

susu

IV. LANDASAN TEORI :

Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau

manusia dan memegang peranan yang penting dalam struktur dan fungsi sel (Tim Dosen

Biokimia, 2011). Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab

senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat

kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia

bersepakat bahwa lemak dan senyawa organic yang kelompok yang disebut lipid (Poedjiadi dan

Supriyanti, 2009). Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah sekelompok besar senyawa alam

yang tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti n-heksan, kloroform,

dan dietil eter. Sifat inilah yang membedakan lipid dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan

kebanyakan molekul hayati lainnya (Tim Dosen Kimia UPT MKU, 2011).

Struktur molekul lipid sangat beragam, sehingga kita harus meninjau banyak gugus

fungsi yang telah kita pelajari sebelumnya. Senyawa yang termasuk kelompok lipid adalah

trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolipid, steroid, terpen, prostaglandin, dan lain-lain (Tim Dosen

Kimia UPT MKU, 2011). Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting

kelompok lipid, yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak

dan minyak penting bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial yang terkandung di

dalamnya. Fungsinya dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan tubuh (Tim Dosen Biokimia, 2011).

Sudut pandang kesehatan menempatkan lemak sebagai zat tenaga, pelarut vitamin, dan

dalam komponen bahan makanan, lemak memberi rasa gurih. Karakter pemberi rasa gurih pada

lemak, menyebabkan makanan yang berlemak disukai banyak orang. Implikasi jangka

Page 2: Laporan Biokim Lipid

panjangnya adalah akan terjadi kelebihan cadangan lemak. Hal ini umumnya terjadi jika asupan

lebih tinggi daripada kebutuhan, atau rendahnya aktivitas fisik di saat asupan lemak dan zat gizi

makro lainnya tinggi (Rejeki, 2010).

Pada ibu hamil, lemak diperlukan sebagai energi cadangan yang banyak digunakan untuk

pemenuhan kebutuhan energi ibu hamil yang meningkat seiring dengan tuntutan pertumbuhan

janin yang normal (Rejeki, 2010). Untuk lebih memahami lipid dengan segala sifat fisikokimia

dan reaksireaksi yang terjadi pada identifikasi sifatnya, maka dilakukan beberapa percobaan

terhadap lipid, termasuk percobaan pembentukan emulsi dan mengidentifikasi sterol (kolesterol)

pada suatu bahan secara kualitatif.

Klasifikasi

Menurut Bloor, lipid dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:

1. Simple Lipid

Merupakan ester asam-asam lemak dengan bermacam-macam alkohol, yang termasuk simple

lipid yaitu:

a. Lemak netral dan minyak

Ialah ester asam-asam lemak dengan gliserol. Minyak ialah lemak yang berbentuk cair pada suhu

kamar.

Contoh: Tristerin, tripalmitin, dipalmitostearin, distearopalmitin.

b. Wax

Ialah ester asam-asam lemak dengan alkohol alifatik yang mempunyai rantai karbon panjang.

2. Compound Lipid

Compound lipid merupakan ester asam-asam lemak yang pada hidrolisa menghasilkan asam

lemak, alkohol, dan juga zat-zat lain.

a. Fosfolipid

Hidrolisa fosfolipid menghasilkan asam lemak, gliserol (atau alkohol lain yang bukan gliserol),

asam folat dan senyawa-senyawa lain. Contoh fosfolipid:

1. Asam fosfatidat (fosfatidil gliserol), hanya mengandung gliserol, asam lemak dan asam

fosfat. Difosfatidilgliserol dikenal dengan nama kardiolipin dan terdapat di dalam mitokondria.

2. Fosfatidilkolin (lesitin), mengandung asam fosfat dan kolin.

3. Fosfatidiletanolamin (sefalin), mengandung asam fosfatidat dan etanolamin.

4. Fosfatidil inositol (lipositil), mengandung asam fosfatidat dan inositol.

Page 3: Laporan Biokim Lipid

5. Fosfatidil serin, mengandung asam fosfatidat dan asam amino serin.

6. Plasmalogen, menyerupai lesitin dan sefalin, kecuali ikatan ester asam lemak pada posisi

pada karbon gliserol diganti oleh ikatan ester dengan suatu alkohol tak jenuh.

7. Sfingomielin, tidak mengandung gliserol. Pada hidrolisa akan dihasilkan asam lemak,

asam fosfat, kolin, dan suatu alkohol yang mengandung gugus amina yang disebut sfingosin.

b. Glikolipid (Serebrosida)

Glikolipid mengandung asam lemak, sfingofusin dan karbohidrat (galaktosa/glukosa). Sulfatida

ialah serebrosida yang mengandung sulfat. Gangliosida mengandung, disamping

glukosa/galaktosa, asam lemak dan sfingosin juga mengandung asam N-asetilneraminat dan

hexosamin.

8. Derivat Lipid

Derivat lipid ialah semua senyawa yang dihasilkan pada hidrolisa simple dan compound lipid

yang masih mempunyai sifat-sifat seperti lemak dimasukkan dalam golongan ini.

Asam-asam Lemak

1. Dengan rantai karbon jenuh.

Umumnya sam-asam lemak yang terdapat di alam mengandung jumlah atom C genap (asam

asetat, asam butirat, asam kaproat, asam laurat, asam sterat dan asam arachidat).

2. Dengan rantai karbon yang mengandung ikatan rangkap.

Contoh: asam oleat, asam linoleat dan asam arachidonat. Yang tiga terakhir digolongkan dalam

asam lemak essensial, karena diperlukan untuk pertumbuhan optimum dan tidak dibentuk

didalam tubuh dalam jumlah yang cukup untuk keprluan jaringan.

Umumnya asam lemak jenuh lebih banyak terdapat didalam lemak hewan, sedangkan

asam lemak tak jenuh lebih banyak didalam minyak tumbuh-tumbuhan

Dalam keadaan murni, pada umumnya lemak tidak mengandung rasa, tidak berwarna, dan tidak

berbau. Warna lemak atau minyak yang terdapat dialam disebabkan oleh bermacam-macam

pigmen.

Tipe lemak mempunyai titik lebur yang ditentukan oleh asam lemaknya. Sifat ini dapat

dipakai untuk memisah-misahkan campuran bermacam-macam lemak. Sebagai contoh: Titik

lebur tristearin 71°C dan trielin -5°C.

Page 4: Laporan Biokim Lipid

Asam-asam lemak tak jenuh yang terdapat dialam mudah mengalami oksidasi dan

membentuk bermacam-macam zat yang menyebabkan lemak berbau tengik. Zat-zat tersebut

tidak dapat dicernakan dan diantaranya ada yang bersifat racun. Untuk mencegah lemak menjadi

tengik, dapat ditambahkan antioksidan misalnya hidroquinon.

Asam-asam lemak tak jenuh dapat menghilangkan warna iodium. Hal ini disebabkan

karena adisi iodium pada ikatan rangkap. Berdasarkan sifat ini, iodium dapat dipakai untuk

menmentukan banyaknya ikatan rangkap di dalam sejumlah tertentu lemak (Angka Iodium=

jumlah gram yang dapat diadisi oleh 100 gram lemak).

V. ALAT DAN BAHAN

Alat:

-Tabung reaksi

- Beaker glass

- Batang penagduk

- Labu Erlenmeyer

- Pipet tetes

- Buret dan statif

- pipet volumetric 10,75 ml

- Gelas ukur

- Penangas air

- Tabung Butirometer Gerber

- Tabung sentrifugasi

Bahan:

- Margarin

- Aquadest

- minyak goreng

- Eter

- Alcohol 95 %

- Bensin

- HCL 1 N

- NaOH 01 N

- Asam Sulfat 90%

-Amil alcohol

-Susu

Page 5: Laporan Biokim Lipid

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

Pemeriksaan kelarutan lemak

1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering

2. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml minyak goreng, kemudian

dicampurkan dengan sebagai berikut:

- tabung I : ditambah 1 ml air

- tabuung II : ditambah 1 ml bensin

- tabung III : ditambah 1 ml alkohol 96%

- tabung IV : ditambah 1 ml NaOH

3. aduk-aduk sampai homogen. Diamkan beberapa menit dan amati serta catat

perubahan yang terjadi

4. ulangi percobaan di atas dengan memakai mentega sebagai sumber lipida

Reaksi Penyabunan dan Sifat-Sifat Asam Lemak

1. 5 gram minyak goreng dimsukkan ke dalam beaker gelas kemudian ditambahkan

NaOH 1 N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 70 oC sebanyak 5x 0,142 g =

1,71 g (yang terdapat dalam sekitar 42 ml 1 N NaOH). Pemanasan dilanjutkan sampai

bentuk sabun. Keadaan larutan sabun yang telah terbentuk ditambahkan HCl 1 N

kemudian amati apa yang terjadi.

2. Kedalam campuran yang telah ditambahkan HCl ditambahkan bensin atau alkohol 96

% dan amati apa yang terjadi.

Penentuan Kadar Lemak Susu

1. Masukkan 10 ml H2SO4 ke dalam tabung butirometer dengan tanpa membasahi leher

tabung.

2. Pipet 10,75 ml susu, masukkan ke dalam tabung butirometer dengan tanpa membasahi

leher tabung.

3. Tambahkan 1 ml amil alkohol. Tutup tabung dengan penutupnya, kocok merata,

sentrifuge selama 4 menit pada 1100 rpm.

4. Tempatkan tabungdalam penangas air 65 oC, selama 3 menit.

5. Baca presentase kadar lemak w/w, sesuai dengan panjang kolom tabung yang telah

dikalibrasi.

Page 6: Laporan Biokim Lipid

VII. HASIL PENGAMATAN

No. Uji Percobaan Hasil Pengamatan

1. Pemeriksaan Kelarutan Lemak

Minyak Goreng

Tabung 1 :

1 ml minyak goreng + 1 ml air

Tabung 2 :

1 ml minyak goreng + 1 ml bensin

Tabung 3 :

1 ml minyak goreng + 1 ml

alkohol 96 %

Tabung 4 :

1 ml minyak goreng + 1 ml NaOH

Mentega

Tabung 1 :

1 ml mentega + 1 ml air

Minyak goreng (kuning) + air (tidak

berwarna) → Larutan tidak bercampur

antara minyak dan air, minyak diatas

dan air dibawah

Minyak goreng (kuning) + bensin

(kuning) → Larutan bercampur

Minyak goreng (kuning) + alkohol 96 %

(tidak berwarna) → Larutan tidak

bercampur, alkohol diatas dan minyak

dibawah

Minyak goreng (kuning) + NaOH (tidak

berwarna) → Larutan tidak bercampur,

minyak diatas, NaOH dibawahnya

Mentega (kuning) + 1 ml air (tidak

berwarna) → Larutan tidak bercampur,

mentega tidak larut dalam air

Page 7: Laporan Biokim Lipid

Tabung 2 :

1 ml mentega + 1 ml bensin

Tabung 3 :

1 ml mentega + 1 ml alkohol 96

%

Tabung 4 :

1 ml mentega + 1 ml NaOH

Mentega (kuning) + bensin (kuning) →

Mentega larut dalam bensin

Mentega (kuning) + alkohol 96 % (tidak

berwarna) → Larutan tidak bercampur,

mentega diatas dan alkohol dibawah

Mentega (kuning) + NaOH (tidak

berwarna) → Larutan tidak bercampur,

mentega diatas dan NaOH dibawahnya

2. Reaksi Penyabunan dan Sifat-

sifat Asam Lemak

5 gram minyak goreng + 42 ml

NaOH 1 N tetes demi tetes,

panaskan selama 30 menit dalam

suhu 70oC + HCl, lalu amati

- Campuran ditambahkan

alkohol (etanol 96 %)

- Campuran ditambahkan

bensin

Minyak goreng (kuning) + NaOH (tidak

berwarna) Terbentuk 2 lapisan

larutan yang tidak bercampur, diatas

minyak dan dibawahnya NaOH, setelah

ditambahkan HCl batas kedua lapisan

tersebut makin jelas

Larutan bercampur (campuran larut

dalam alkohol)

Tidak larut (diatasnya bensin, dan

campuran dibawahnya)

3. Penentuan Kadar Lemak Susu

2,5 ml H2SO4 + 2,7 ml Susu + 5

tetes Amil Alkohol → Kocok

dalam sentrifuga

Susu (putih) + H2SO4 (tidak berwarna)

→ Larutan putih dan ada gumpalan

kecil + 5 tetes amil alkohol (tidak

berwarna) → Larutan putih, gumpalan

Page 8: Laporan Biokim Lipid

susu semakin banyak dari sebelumnya.

Kemudian dipusingkan selama 4 menit

alat pemutar sentrifuger, filtrat (tidak

berwarna) dan endapan menggumpal

diatasnya. Setelah dipanaskan pada suhu

65oC selama 3 menit, gumpalannya

menjadi semakin padat dan tidak mudah

pecah dibanding sebelumnya

VIII. PERSAMAAN REAKSI

2. Reaksi Penyabunan dan Sifat-sifat Asam Lemak

(C17H33COO)3C3H5 + 3NaOH → 3C17H33COONa + C3H8O3

Minyak goreng Sabun Gliserol

3. Penentuan Kadar Lemak Susu

Page 9: Laporan Biokim Lipid

IX.PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan uji lipid, pada percobaan ini

dilakukan berbagai macam uji yakni pemeriksaan kelarutan lemak , reaksi penyabunan dan

sifat-sifat asam lemak , dan penentuan kadar lemak susu.

Pada uji yang pertama yakni pemeriksaan kelarutan lemak kami menggunakan 2 buah

sampel yakni mentega dan minyak goreng , Kemudian ambil 1 ml dari kedua sampel

masukkan dalam 4 tabung yang berbeda yang masing-masing sampel ditambahkan 1 ml air,

1 ml NaOH 1 N, 1 ml bensin , 1 ml alkohol 96 % . Pada minyak pada saat ditambahkan

dengan air Larutan tidak bercampur antara minyak dan air, minyak diatas dan air dibawah.

Begitu juga dengan penambahan alcohol dan NaOH larutan juga tidak bercampur , berbeda

pada saat sampel minyak ditambahkan dengan bensin larutan menjadi bercampur . Sama

halnya dengan sampel yang kedua mentega tidak larut pada air , alcohol , dan NaOH ,

namun mentega larut pada bensin. Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut ditentukan oleh

banyak hal, antara lain adalah sifat kepolaran zat dan pelarutnya. Umumnya zat yang polar

dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak dapat larut dalam pelarut

nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya momen dipol pada zat atau

pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya. Sedangkan pada

pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan zat

yang polar, jadi tidak dapat larut. Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air,

tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter,

kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan

membentuk emulsi yang tidak stabil apabila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah

menjadi dua lapisan.

Selanjutnya Pada uji kedua yakni reaksi penyabunan dan sifat-sifat asam lemak ,

sampel yang digunakan adalah minyak goreng , kemudian minyak goreng ditambahkan

dengan NaOH , larutan tidak bercampur terbagi menjadi dua lapisan minyak pada bagian

atas dan NaOH setelah ditambahkan HCl batas antara kedua lapisan tersebut makin terlihat

jelas.Kemudian ke dalam campuran tersebut ditambahkan alcohol 96 % Larutan bercampur

(campuran larut dalam alkohol).Namun pada saat larutan ditambahkan bensin tidak larut

(diatasnya bensin, dan campuran dibawahnya). Pada uji penyabunan, dilakukan dua jenis

percobaan, yakni hidrolisis minyak dan uji sifat-sifat sabun (saponifikasi). Pada percobaan

hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk menghidrolisis minyak kelapa dalam

Page 10: Laporan Biokim Lipid

pelarut alkohol. Alkohol di sini berfungsi untuk mempercepat reaksi hidrolisis. Reaksi

positif ditandai dengan munculnya busa dan lama kelamaan alkohol akan menguap. Untuk

menyempurnakan reaksi hidrolisis, maka dilakukan pemanasan + 15 menit sampai busa

(sabun) yang terbentuk larut semuanya. Baru setelah itu, dilakukan lagi uji sifat-sifat sabun

untuk menguji sifat kesadahannya.

Uji yang terakhir yakni penentuan kadar lemak susu , pada uji ini sampel yang

digunakan adalah susu bubuk , setah ditambahkan H2SO4 dan 5 tetes amil terdapat gumpalan

susu yang kemudian dipusingkan dengan alat pemutar sentrifuger filtrate tidak berwarna

dan terdapan endapan , kemudian dipanaskan selama 3 menit gumpalan menjadi lebuh padat

dan tidak mudah pecah .pada saat disentrifuge lemak susu terpisah dan menempati bagian

atas tabung . Lemak yang terpisah ini dapat ditentukan kadarnya dengan melihat panjang

kolom lemak yang terbentuk.

X. KESIMPULAN

1. zat yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak dapat larut

dalam pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya momen

dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan

sesamanya

2. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil apabila dibiarkan, maka

kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.

3. Hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk menghidrolisis minyak kelapa

dalam pelarut alcohol

4. Reaksi positif pad uji penyabunan dan sifat-sifat lemak ditandai dengan munculnya

busa dan lama kelamaan alkohol akan menguap

5. Lemak yang terpisah pada penentuan kadar lemak susu , dapat ditentukan kadarnya

dengan melihat panjang kolom lemak yang terbentuk.

Page 11: Laporan Biokim Lipid

DAFTAR PUSTAKA

Girindra, A. 1986, Biokimia I. Gramedia, Jakarta.

Lehninger. 1982. Dasar – Dasar Biokimia Jilid 1. Diterjemahkan oleh MaggyThenawijaya.

Erlangga : Jakarta.

Poedjiadi, A. (1994). Dasar-dasar Biokimia . Jakarta: UI

Sukaryawan,Made,M.Si. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

Page 12: Laporan Biokim Lipid

GAMBAR ALAT

Pipet tetes Beaker Gelas

Gelas Ukur Erlenmeyer

Pengaduk Pipet tetes

Tabung Reaksi Pipet volume