laporan anion ratnasari 016

28
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS SENYAWA KIMIA PERCOBAAN V “ANALISIS ANION I” Disusun Oleh: Nama : Ratnasari NIM : 12312241016 Jurusan : Pendidikan IPA A 2012 Tanggal Praktikum : 25 November 2015 Kelompok : II B JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: ratnasari

Post on 17-Feb-2016

300 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Anion Ratnasari 016

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISIS SENYAWA KIMIA

PERCOBAAN V

“ANALISIS ANION I”

Disusun Oleh:

Nama : Ratnasari

NIM : 12312241016

Jurusan : Pendidikan IPA A 2012

Tanggal Praktikum : 25 November 2015

Kelompok : II B

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: Laporan Anion Ratnasari 016

ANALISIS ANION I

A. Tujuan

B. Mahasiswa dapat mengidentifikasi anion klorida (Cl-), bromida (Br-), iodida (I-),

sianida (CN-), tiosianat (CNS-), oksalat (C2O42-), dan karbonat (CO3

2-).

C. Kajian Pustaka

Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam

cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salah satu cara yang paling

efektif untuk mempelajari kimi dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam

metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi

spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion suatu larutan (Vogel,

A. I., 1957).

Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada

tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat-sifat yang sama.

Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion

tertentu.

Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti metode

untuk kation. Sampai kini, belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar

memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum kedalam glongan-

golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanda dapat diragu-ragukan lagi dari

masing-masing golongan menjadi anggota-anggota golongan tersebut yang berdiri

sendiri. Namun, harus kita sebutkan di sini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-

anion kedalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya,

garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya; Namun, ini hanya boleh dianggap

berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini, dan untuk

memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana

(Vogel, A. I., 1957).

Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek.

Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari

satu sub golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-

proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi

produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-

asam, dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.

Page 3: Laporan Anion Ratnasari 016

Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan asam

klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat

pekat. Kelas (B) dibagi kedalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan

reduksi dalam larutan (Vogel, A. I., 1957).

Kelas A, (i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer:

Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit,

sianida, dan sianat. (ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini

meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut: fluorida, heksafluorsilikat, klorida,

bromida, iodida, nitrat, klorat (Bahaya), perklorat, permanganat (Bahaya), bromat, borat,

heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan

sitrat (Vogel, A. I., 1957).

Kelas B, (i) Reaksi pengendapan: Sulfat, peroksodisulaft, fosfat, fosfit, hipofosfit,

arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan

suksinat. (ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat, permanganat, kromat, dan

dikromat (Vogel, A. I., 1957). Untuk memudahkan, reaksi dari asam-asam organik

tertentu, dikelompokan bersama-sama; ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat,

salisilat, benzoat, dan suksinat. Perlu ditunjukan disini, bahwa asetat, format, salisila,

benzoat dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi; semuanya

memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi(III) klorida

kepada suatu larutan yang praktis netral (Vogel, A. I., 1957).

Beberapa identifikasi anion. Seperti:

1. Klorida, Cl-. Kebanyakan klorida larut dalam air. Merkurium(I) klorida, Hg2Cl2,

perak klorida, AgCl, timbel klorida, PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam air

dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga(I) klorida, CuCl, bismut

oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium(II) oksiklorida,

Hg2OCl2, tak larut dalam air. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dipakai larutan

natrium klorida, NaCl, 0,1M (Vogel, A. I., 1957).

2. Bromida, Br-. Perak, merkurium(I), dan tembaga(I) tak larut dalam air. Timbel

bromida sangat sedikit larut dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih.

Semua bromida lainya larut. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dipakai larutan

kalium bromida, Kbr, 0,1M (Vogel, A. I., 1957).

3. Iodida, I-. Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak,

merkurium(I), merkurium(II), tembaga(I), dan timbel iodida adalah garam-garamnya

Page 4: Laporan Anion Ratnasari 016

yang paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium

iodida, KI, 0,1M. (Vogel, A. I., 1957).

D. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah:

1. Tabung reaksi

2. Penjepit tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Pembakar spiritus

Bahan-bahan yang digunakan adalah:

1

.

Larutan CaCl2 10. Larutan CuSO4

2

.

Larutan AgNO3 11. Larutan HgNO3

3

.

Larutan HNO3 12. Larutan KSCN

4

.

Larutan NH4OH 13. Larutan Na2C2O4

5

.

Larutan (CH3COO)2Pb 14. Larutan KMNO4

6

.

Larutan NaBr 15. Larutan H2SO4

7

.

Reagen Fluorecien 16. Larutan NH4CO3

8

.

Larutan KI 17. Larutan CaCl2

9

.

Larutan KCN 18. Larutan HCl

E. Langkah Kerja

1. Reaksi Identifikasi Anion Klorida (Cl-)

Page 5: Laporan Anion Ratnasari 016

2. Reaksi Identifikasi Anion Bromida (Br-)

3. Reaksi Identifikasi Anion Iodida (I-)

4. Reaksi Identifikasi Anion Sianida (CN-)

5. Reaksi Identifikasi Anion Tiosianat (CNS-)

Menuangkan 1 tetes larutan Pb-asetat ke dalam 1 tetes larutan garam klorida maka akan terbentuk endapan putih.

Menuangkan 1 tetes larutan AgNO3 ke dalam 1 tetes larutan garam klorida, maka akan terjadi endapan putih. Tes endapan ini dengan 1 tetes asam nitrat

encer dan 1 tetes amonia.

Menuangkan 1 tetes larutan Pb-asetat ke dalam 1 tetes larutan garam bromida maka akan terbentuk endapan putih, kemudian memanaskan

campuran tersebut dan mengamati perubahan yang terjadi.

Menuangkan 1 tetes larutan AgNO3 ke dalam 1 tetes larutan garam bromida, maka akan terjadi endapan kuning. Tes endapan ini dengan 1

tetes amonia.

Menuangkan 1 tetes larutan CuSO4 ke dalam 1 tetes larutan garam iodida, maka akan terjadi endapan berwarna coklat.

Menuangkan 1 tetes larutan Pb-asetat ke dalam 1 tetes larutan garam iodida maka akan terbentuk endapan putih. Memanaskan endapan ini

dan mengamati perubahan yang terjadi.

Menuangkan 1 tetes larutan AgNO3 ke dalam 1 tetes larutan garam iodida, maka akan terjadi endapan kuning. Tes endapan ini dengan 1

tetes amonia dan tes pula dengan 1 tetes KCN.

Menuangkan 1 tetes larutan CuSO4 ke dalam 1 tetes larutan garam iodida, maka akan terjadi endapan berwarna coklat.

Menuangkan 1 tetes larutan AgNO3 ke dalam 1 tetes larutan KCN, maka akan terjadi endapan putih. Tes endapan ini dengan larutan KCN

berlebih.

Page 6: Laporan Anion Ratnasari 016

6. Reaksi Identifikasi Anion Asam Oksalat (C2O4-)

7. Reaksi Identifikasi Anion Karbonat (CO3-)

F. Data Hasil Percobaan

No Perlakuan Reaksi yang Terjadi Hasil PengamatanReaksi Identifikasi Anion Klorida (Cl-)

1. a. CaCl2 (aq) + 2AgNO3(aq) 2AgCl(s) + Ca(NO3)2 Larutan berwarna putih

susu keruh, terdapat

endapan putih (+++)

AgCl(s) + HNO3(aq) HCl + AgNO3 Larutan tidak berwarna/

bening, terdapat endapan

putih (+++)

AgCl(s) + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl- Terdapat endapan putih

(++), larutan bening

b. CaCl2 + (CH3COO)2Pb PbCl2(s) + Larutan tidak berwarna/

Menuangkan 1 tetes larutan CuSO4 ke dalam 1 tetes larutan KSCN maka akan terjadi larutan berwarna hijau atau terbentuk endapan hitam.

Menuangkan 1 tetes larutan AgNO3 ke dalam 1 tetes larutan KSCN, maka akan terjadi endapan putih. Tes endapan ini dengan larutan KCN

berlebih dan lautan amonia.

Menuangkan 1 tetes larutan kalium permanganat dan 1 tetes larutan asam sulfat ke dalam 1 tetes larutan garam oksalat, maka akan terjadi

penghilangan warna.

Menuangkan 1 tetes larutan AgNO3 ke dalam 1 tetes larutan garam oksalat, maka akan terjadi endapan putih. Tes endapan ini dengan air.

Menuangkan 1 tetes larutan kalsium klorida ke dalam larutan garam karbonat, maka akan terbentuk endapan putih. Kemudian menyelisi

endapannya kembali dengan larutan HCl.

Menuangkan 1 tetes larutan AgNO3 ke dalam 1 tetes larutan garam karbonat, maka akan terjadi endapan putih. Tes endapan ini dengan

AgNO3 berlebih.

Page 7: Laporan Anion Ratnasari 016

No Perlakuan Reaksi yang Terjadi Hasil Pengamatan(CH3COO)2Ca bening, terdapat endapan

putih (+)

Reaksi Identifikasi Anion Bromida (Br-)

2. a. Br- + AgNO3 AgBr(s) + NO3- Larutan berwarna putih

keruh, terdapat endapan

putih berupa gumpalan

agak besar.

AgBr + NO3- + NH3 [Ag(NH3)2]+ + Br- Larutan semakin bening,

terdapat endapan

berwarna kuning

b. Br- + (CH3COO)2Pb PbBr2(s) + CH3COO- Sebelum dipanaskan:

larutan bewarna putih

keruh dan ada endapan

putih (++)

Setelah dipanaskan:

larutan bening dan

endapan putih berkurang

c. Br- + fluorecien Larutan bening menjadi

kuning bening

Reaksi Identifikasi Anion Iodida (I-)

3. a. KI + AgNO3 AgI(s) + KNO3 Larutan berwarna kuning

bening dan endapan

kuning

AgI(s) + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + I- Larutan berwarna putih

kekuningan (+), terdapat

endapan putih (++)

AgI(s) + 2CN- [Ag(CN)2]- + I- Larutan tidak berwarna/

bening, endapan putih

Page 8: Laporan Anion Ratnasari 016

No Perlakuan Reaksi yang Terjadi Hasil Pengamatan(+)

b. 2I- + Pb2+ PbI2(s) Sebelum dipanaskan:

larutan kuning pekat

bening, terdapan endapan

kuning

Setelah dipanaskan:

larutan bening, terdapat

endapan berupa butiran

kuning

c 4I- + 2Cu2+ 2CuI + I2 Larutan berwarna hijau

kekuningan dan terdapat

endapan putih coklat

Reaksi Identifikasi Anion Sianida (CN-)

4. a. KCN + AgNO3 AgCN(s) + KNO3 Larutan berwarna putih

susu, terdapat endapan

putih.

AgCN(s) + CN- [Ag(CN)2]- Larutan bening dan tidak

ada endapan.

b. Hg+ + 2CN- Hg + Hg(CN)2 Larutan bening, tidak ada

endapan

Reaksi Identifikasi Anion Tiosianat (CNS-)

5. a. KCNS + AgNO3 AgCNS (s) + KNO3 Larutan berwarna putih

keruh susu, terdapat

endapan putih (++)

AgCNS (s) + KCN AgCN + KCNS Larutan lebih bening dan

endapan putih semakin

banyak (+++)

AgCNS (s) + 2 NH3 [Ag(NH3)2]+ + SCN- Larutan berwarna putih

keruh susu, terdapat

Page 9: Laporan Anion Ratnasari 016

No Perlakuan Reaksi yang Terjadi Hasil Pengamatanendapan (++)

b. 2KCNS + CuSO4 Cu(CNS)2 + K2SO4 Larutan berwarna hijau

bening, tidak terbentuk

endapan

Reaksi Identifikasi Anion Asam Oksalat (C2O4-)

6. a. C2O42- + 2AgNO3 (COOAg)2 (s) + 2

NO3-

Sebelum ditambah H2O:

larutan berwarna putih

keruh, endapan banyak

Setelah ditambah H2O:

endapan putih berkurang

tetap ada endapan putih

akan tetapi endapan

mengapung.

b. C2O42- + 2 MnO4

- + 16

H+

10CO2 (g) + 2Mn+ +

8H2O

Larutan berwarna ungu,

tidak terbentuk endapan

Penambahan asam sulfat

berlebih: larutan menjadi

bening, tidak ada

endapan

Reaksi Identifikasi Anion Karbonat (CO3-)

7. a. AgNO3 + NH4CO3 Ag2CO3 +

NH4(NO3)2

Larutan berwarna putih

susu, terdapat endapan

berwarna putih

Setelah ditambahkan

AgNO3 berlebih: larutan

berwarna putih susu,

endapan berkurang

b. NH4CO3 + CaCl2 NH4Cl2 + CaCO3 Larutan berwarna putih

Page 10: Laporan Anion Ratnasari 016

No Perlakuan Reaksi yang Terjadi Hasil Pengamatankeruh, terdapat endapan

putih (+++)

HCl Larutan lebih bening,

tidak terdapat endapan.

G. Pembahasan

Praktikum ini berjudul “Analisis Anion I” bertujuan untuk dapat mengidentifikasi

anion klorida (Cl-), bromida (Br-), iodida (I-), sianida (CN-), tiosianat (CNS-), oksalat

(C2O42-), dan karbonat (CO3

2-). Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 25 November

2015 di Laboratorium Kimia Analisis, FMIPA, UNY. Pada percobaan ini, praktikan

melakukan analisis anion dilakukan secara kualitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk

mengenali komposisi atau struktur bahan kimia, sesuai dengan jenis bahan kimia yang

terdapat dalam sampel dengan pengamatan kualitatif, yaitu mengamati ada tidaknya

anion melalui gejala yang dapat teramati secara visual. Untuk melakukan percobaan ini,

diperlukan beberapa alat dan bahan yaitu tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, pipet

tetes, pembakar spiritus, larutan CaCl2, larutan AgNO3, larutan HNO3, larutan NH4OH,

larutan (CH3COO)2Pb, larutan NaBr, reagen fluorecien, larutan KI, larutan KCN, larutan

CuSO4, larutan HgNO3, larutan KSCN, larutan Na2C2O4, larutan KMNO4, larutan H2SO4,

larutan NH4CO3, larutan CaCl2, dan larutan HCl.

Pada praktikum ini, praktikan mengidentifikasi golongan I yang terdiri dari anion

klorida, anion bromida, anion iodida, anion sianida, anion tiosianat dan ion karbonat.

Berikut adalah penjelasannya:

1. Identifikasi Anion Klorida (Cl-)

Identifikasi anion klorida ini dilakukan dengan penambahan beberapa larutan.

Kebanyakan klorida larut dalam air. AgCl dan PbCl2 sangat sedikit larut dalam air

dingin, mudah larut dalam air mendidih. Pada identifikasi ion klorida ini, identifikasi

pertama dengan mereaksikan larutan garam klorida dengan menggunakan CaCl2

dengan larutan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan larutan berwarna putih susu dan

terdapat endapan berwarna putih. Endapan ini merupakan endapan perak klorida atau

AgCl. Reaksi yang terjadi saat pembentukan AgCl adalah

CaCl2 + AgNO3 → AgCl(s) + Ca(NO3)2

Page 11: Laporan Anion Ratnasari 016

Berdasarkan reaksi di atas, percobaan yang dilakukan praktikan sesuai dengan teori

bahwa reaksi antara garam klorida dengan perak nitrat menghasilkan endapan perak

klorida AgCl. Menurut Svehla (1985: 346), reaksi antara anion klorida dengan larutan

perak nitrat akan membentuk endapan perak klorida.

Selanjutnya adalah membagi hasil reaksi di atas menjadi 2 bagian, pertama

mereaksikan endapan AgCl dengan asam nitrat (HNO3) dengan menghasilkan

endapan putih namun larutan menjadi bening dan kedua merekasikannya dengan

amonium dengan menghasilkan endapan putih yang semakin sedikit dan larutan

menjadi bening. Berikut adalah persamaan reaksinya pada kedua perlakuan tersebut:

AgCl(s) + HNO3 → Cl- + H+ + AgNO3

AgCl(s) + NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl-

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dengan penambahan amonium,

endapan putih semakin berkurang. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa AgCl tak

larut dalam air dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer dan dalam

larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat. Hal ini terbukti dengan berkurangnya

endapan putih setelah penambahan amonia Svehla (1985: 346).

Identifikasi anion klorida kedua adalah dengan mereaksikan CaCl2 dengan

timbal asetat (CH3COO)2Pb. Reaksi ini menghasilkan larutan tidak berwarna/ bening

dan terdapat endapan putih. Endapan putih disini adalah timbal (II) klorida. Berikut

adalah reaksinya:

CaCl2 + (CH3COO)2Pb → PbCl2(s) + (CH3COO)2Ca

Berdasarkan reaksi di atas, terbentuk endapan PbCl2. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa anion klorida dengan penambahan larutan timbal asetat akan membentuk

endapan putih timbal klorida PbCl2 dari larutan yang pekat (Svehla, 1985: 346).

Dari analisis identifikasi ion klorida, untuk mengidentifikasi anion klorida dapat

dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat dan timbal (II) asetat yang ditandai

dengan terbentuknya endapan putih.

2. Identifikasi Ion Bromida (Br-)

Identifikasi anion bromida ini dilakukan dengan penambahan beberapa larutan.

Identifikasi ion bromida dilakukan dengan mereaksikan 1 tetes perak nitrat (AgNO3)

ke dalam 1 tetes garam bromida (NaBr). Reaksi kedua larutan tersebut menghasilkan

endapan putih berupa gumpalan agak besar dan larutan berwarna putih keruh. Hal ini

Page 12: Laporan Anion Ratnasari 016

kurang sesuai dengan literatur, bahwa dengan penambahan AgNO3, seharunya

endapan yang dihasilkan berwarna kuning. Adanya endapan kuning yang dihasilkan

membuktikan adanya endapan AgBr. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu:

NaBr + AgNO3 → AgBr(s) + NaNO3

Dari endapan yang dihasilkan diuji endapannya dengan ditambahkan 1 tetes

amonia. Setelah penambahan amonia, larutan berubah menjadi tidak berwarna/ bening

dan terbentuk endapan berwarna kuning. Endapan berwarna kuning ini, akibat dari

reaksi antara anion Br- dengan reagen perak nitrat. Berikut merupakan persamaan

reaksi ketika diuji menggunakan amonia

AgBr + NO3- + NH3 → 2[Ag(NH3)2]+ + Br-

Berdasarkan hasil praktikum, adanya penambahan amonia menunjukkan

bahwa AgBr sukar larut dalam larutan amonia. Hal ini sesuai dengan literatur,

disebutkan bahwa endapan perak bromida (AgBr) sangat sedikit larut dalam larutan

amonia encer, tetapi mudah larut dalam kalium sianida dan natrium tiosulfat, tetapi

tidak larut dalam asam nitrat encer (Svehla, 1985: 348).

Identifikasi anion bromida kedua adalah dengan mereaksikan 1 tetes timbal

asetat ((CH3COO)2Pb) ke dalam garam bromida (NaBr). Reaksi ini menghasilkan

larutan keruh dengan endapan putih yang lembut. Setelah itu memberikan perlakuan

dengan dipanaskan, yaitu menghasilkan larutan menjadi kuning bening dan tidak ada

endapan. Berikut merupakan persamaan reaksi yang terjadi.

NaBr + (CH3COO)2Pb → PbBr2(s) + NaCH3COO

Berdasarkan hasil praktikum, endapan yang terbentuk saat belum dipanaskan

merupakan endapan putih dari PbBr2. Oleh karena itu hasil tersebut sesuai dengan

literatur yaitu menurut Svehla (1985: 348), anion bromida dengan larutan timbal asetat

akan membentuk endapan kristalin putih timbal bromida. Setelah dipanaskan endapan

akan larut dalam air mendidih.

Identifikasi anion bromida ketiga adalah dengan merekasikan garam bromida

(NaBr) dengan reagen fluorecien dengan menghasilkan larutan bening menjadi kuning

bening.

3. Identifikasi Anion Iodida (I-)

Identifikasi anion iodida ini dilakukan dengan penambahan beberapa larutan.

Identifikasi pertama dengan mereaksikan antara 1 tetes perak nitrat (AgNO3) dan 1

Page 13: Laporan Anion Ratnasari 016

tetes garam iodida (KI). Reaksi ini menghasilkan larutan bewarna kuning keruh

dengan endapan berwarna kuning. Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan

bromida. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :

KI + AgNO3 → AgI(s) + KNO3

Berdasarkan hasil percobaan dan persamaan reaksi di atas, endapan yang

dihasilkan merupakan endapan dari AgI. Selanjutnya endapan tersebut direaksikan

dengan NH4OH dan KCN. Dengan penambahan NHOH, reaksi yang dihasilkan

adalah larutan berwarna putih kekuningan dan endapan yang dihasilkan berwarna

putih. Persamaan reaksinya sebagai berikut.

AgI(s) + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + I-

Endapan kedua adalah mereksikan dengan larutan KCN menghasilkam larutan bening

dan masih terdapat endapan yang lebih sedikit dari hasil reaksi endapan pertama.

Persamaan reaksinya sebagai berikut.

AgI(s) + 2CN- → [Ag(CN)2]- + I-

Berdasarkan hasil percobaan dan reaksi yang terjadi, endapan AgI yang

dihasilkan dtidak dapat larut dalam amonia terbukti dengan masih adanya endapan

setelah ditambah amonia dan AgI larut dalam KCN hal ini terbukti dengan adanya

endapan yang semakin sedikit setelah penambahan KCN. Hasil ini sesuai dengan

literatur, bahwa anion iodida dengan larutan perak nitrat akan membentuk endapan

berwarna kuning berupa perak iodida (AgI) yang mudah larut dalam larutan kalium

sianida (KCN) dan dalam larutan natrium tiosulfat serta sangat sedikit larut dalam

larutan amonia pekat dan larut dalam asam nitrat encer.

Reaksi yang kedua adalah mereaksikan 1 tetes timbal asetat ((CH3COO)2Pb)

dan 1 tetes larutan garam iodida (KI) dengan menghasilkan larutan bewarna kuning

pekat dan terdapat endapan kuning. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

2I- + Pb2+ → PbI2(s)

Berdasarkan data hasil percobaan dan reaksi di atas, endapan kuning yang

dihasilkan merupakan endapan timbal iodida (PbI). Selanjutnya dalah memberikan

perlakuan dengan memanaskan endapan ini lalu mengamati perubahan yang terjadi.

Hasil percobaan yang dihasilkan larutan menjadi berwarna kuning agak putih dengan

endapan berwarna kuning. Hasil yang praktikan peroleh kurang sesuai dengan literatur

yang menyebutkan bahwa dengan mereaksikan iodida dan timbal asetat akan terbentuk

Page 14: Laporan Anion Ratnasari 016

endapan kuning timbal iodide (PbI2), yang larut dalam air panas. Artinya endapan akan

larut. Namun, dalam percobaan endapan masih ada. Hal ini dapat disebabkan dengan

waktu pemanasan yang kurang lama/ suhu yang digunakan kurang tinggi.

Reaksi yang ketiga adalah mereaksikan antara 1 tetes larutan tembaga sulfat

(CuSO4) ke dalam 1 tetes garam iodida (KI) dengan menghasilkan larutan bewarna

hijau kekuningan dan terdapat endapan bewarna putih kecokelatan. Persamaan reaksi

yang terjadi yaitu:

4I- + 2Cu2+ → 2CuI + I2

Berdasarkan hasil percobaan dan reaksi di atas, terbentuknya endapan

berwarna cokelat merupakan endapan dari CuI. Hasil percobaan ini sudah sesuai

dengan literatur yaitu disebutkan bahwa akan membentukk endapan coklat yang terdiri

dari campuran tembaga(I) iodida (CuI) dan Iod dengan tembaga(II) sulfat. Iod ini bisa

dihilangkan dengan menambahkan larutan natrium tiosulfat atau asam sulfat dan

diperoleh endapan tembaga(I) iodida yang hampir putih (Svehla, 1985: 352).

Dari pembuktian ada tidaknya ion iodida di atas, identifikasi anion iodida dapat

dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat dan Pb-asetat yag ditandai dengan

terbentuknya endapan putih dan dengan penambahan larutan tembaha sulfat terbentuk

endapan coklat.

4. Identifikasi Anion Sianida (CN-)

Pada percobaan identifikasi anion sianida, praktikan melakukan 2 jenis reaksi.

Reaksi pertama yaitu mereaksikan 1 tetes larutan perak nitrat (AgNO3) dengan 1 tetes

larutan KCN. Reaksi ini menghasilkan larutan bewarna putih susu dan endapan putih.

Persamaan reaksi yang terjadi yaitu:

KCN + AgNO3 → AgCN(s) + KNO3

Hasil reaksi berupa endapan putih merupakan endapan AgCN. Selanjutnya dari

endapan AgCN tersebut diuji dengan KCN berlebih artinya ditambahkan KCN

kembali dengan hasil larutan berubah menjadi bening dan tidak ada endapan. Hasil

percobaan ini sudah sesuai dengan literatur bahwa anion sianida dengan penambahan

larutan perak nitrat akan membentuk endapan putih perak sianida (AgCN) yang

mudah larut dalam larutan sianida yang berlebihan dengan membentuk ion kompleks,

disianoargentat(I), [Ag(CN)2]- (Svehla, 1985: 333).

Page 15: Laporan Anion Ratnasari 016

Identifikasi anion sianida kedua adalah mereaksikan 1 tetes KCN dengan

merkuri nitrat (HgNO3). Reaksi ini menghasilkan larutan bening dan tidak ada

endapan. Beriku adalah persamaan reaksi dari perlakuan tersebut:

HgNO3 + KCN → KNO3 + HgCN

Berdasarkan hasil percobaan dan reaksi di atas, kurang sesuai dengan literatur.

Menurut Svehla (1985: 334), anion sianida dengan larutan merkurium(I) nitrat akan

membentuk endapan abu-abu merkurium logam. Terbentuknya endapan abu-abu ini

menunjukkan adanya anion sianida dalam suatu lautan. Namun, hasil percobaan

menunjukkan tidak adanya endapan. Hal ini bisa dikarenakan jumlah KCN yang

digunakan terlalu sedikit.

Dari percobaan yang dilakukan dan hasil kajian literatur, identifikasi anion

sianida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat yang ditandai dengan

terbentuknya endapan putih dan dengan penambahan larutan merkuri nitrat akan

membentuk endapan berwarna abu-abu

5. Identifikasi Anion Tiosianat (CNS-)

Pada percobaan ini, identifikasi anion tiosianat dengan menggunakan 2 reaksi.

Reaksi pertama adalah praktikan mereaksikan 1 tetes larutan perak nitrat (AgNO3)

dengn 1 tetes laruutan KCNS. Reaksi ini menghasilkan larutan putih susu keruh dan

terdapat endapan putih. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu:

2KSCN + AgNO3 → AgSCN (s) + KNO3

Berdasarkan data hasil percobaan dan reaksi di atas, endapan putih yang terbentuk

merupakan endapan AgSCN. Hasil tersebut sudah sesuai dengan literatur disebutkan

bahwa anion tiosianat dengan larutan perak nitrat akan membentuk endapan putih

perak tiosianat, AgSCN, yang putih dan seperti dadih susu (Svehla, 1985: 337).

Kemudian dari endapan endapan AgSCN dibagi menjadi 2 bagian, bagian

pertama diuji menggunakan larutan KCN, sedangkan bagian yang kedua diuji

menggunakan amonia. Terdapat perbedaan hasil di antara kedua perlakuan tersebut.

Untuk perlakuan pertama menghasilkan larutan bening dan endapan semakin banyak.

Perlakuan kedua adalah mereaksikan endapan yang terbentuk dengan amonia

menghasilkan larutan berwarna putih susu keruh dan endapan putih lebih sedikit dari

perlakuan pertama. Reaksinya yaitu:

AgSCN + KCN → AgCN + KSCN

Page 16: Laporan Anion Ratnasari 016

AgSCN (s) + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + SCN-

Berdasrkan hasil percobaan dan reaksi di atas, kurang sesuai dengan literatur

yaitu Svehla (1985: 337) menyebutkan bahwa anion tiosianat akan larut dalam larutan

amonia dan tidak larut dalam asam nitrat encer. Hal ini dikarenakan amonia yang

dihasilkan kurang.

Identifikasi kedua adalah dengan mereaksikan KSCN dan CuSO4 dengan

membentuk larutan yang bewarna hijau dan tidak terdapat endapan. Hal ini sesuai

dengan literatur, Svehla (1985: 338) menyatakan bahwa penambahan ion Cu2+ akan

memunculkan warna hijau yang kemudian akan membentuk endapan tembaga(II)

tiosianat. Reaksi yang terjadi adalah:

KCNS + CuSO4 → Cu(CNS)2(s) + K2SO4

Berdasarkan hasil percobaan terdapat ketidaksamaan dengan literatur bahwa anion

tiosianat dengan larutan tembaga sulfat, mula-mula akan nampak larutan dengan

pewarnaan hijau, kemudian terbentuk endapan hitam tembaga(II) tiosianat (Svehla,

1985: 338). Namun dalam praktikum ini tidak dihasilkan endapan, hai ini terjadi

karena waktu untuk mengendapkan kurang lama, sehingga endapan belum terbentuk

secara maksimal.

Dari kedua reaksi di atas, identifikasi anion tiosianat dapat dilakukan dengan

penambahan larutan perak nitrat yang akan membentuk endapan putih dan dengan

penambahan larutan tembaga(II) sulfat akan membentuk larutan berwarna hijau.

6. Identifikasi Ion Oksalat (C2O42-)

Dalam praktikum ini, identifikasi ion oksalat dilakukan melalui 2 reaksi.

Reaksi pertama yaitu reaksi antara 1 tetes larutan perak nitrat (AgNO3) ke dalam 1

tetes larutan garam oksalat (natrium oksalat). Reaksi ini menghasilkan endapan putih

dengan larutan putih keruh. Persamaan reaksi kimia yang terjadi yaitu:

C2O42- + 2AgNO3 → (COOAg)2 (s) + 2 NO3

-

Endapan putih yang terbentuk merupakan endapan (COOAg)2. endapan ini

kemudian diuji menggunakan air. Setelah diuji dengan air hasilnya masih sama, tidak

ada perubahan yang mencolok.

Selanjutnya untuk reaksi yang kedua yaitu reaksi antara 1 tetes larutan kalium

permanganat dan 1 tetes asam sulfat ke dalam 1 tetes larutan garam oksalat (natrium

oksalat). Setelah ditambah kalium permanganat menghasilkan larutan ungu bening

Page 17: Laporan Anion Ratnasari 016

dan tidak ada endapan. Kemudian setelah ditambah dengan asam sulfat hasilnya

larutan menjadi bening. Reaksi yang terjadi yaitu :

C2O42- + 2 MnO4

- + 16 H+ → 10CO2 (g) + 2Mn+ + 8H2O

Hasil ini sudah sesuai dengan literatur Svehla (1985: 395), yang menyebutkan

bahwa anion okalat dengan penambahan kalium permanganat, warnanya akan menjadi

hilang bila dipanaskan dalam larutan asam sampai 60o-70oC. Penghilangan warna

larutan permanganate juga dapat ditimbulkan oleh banyak senyawa lainnya, tetapi jika

seterusnya karbon dioksida yang dilepaskan itu diuji dengan reaksi air kapur. Dari

hasil praktikum, penghilangan warna permanganate dalam larutan terjadi karena

penambahan larutan asam sulfat yang berlebih.

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Identifikasi anion klorida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat

dan Pb-asetat yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih yang merupakan

anion klorida.

2. Identifikasi anion bromida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat

yang ditandai dengan terbentuknya endapan kuning dan dengan penambahan larutan

Pb-asetat akan terbentuk endapan putih.

3. Identifikasi anion iodida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat

dan Pb-asetat yag ditandai dengan terbentuknya endapan putih dan dengan

penambahan larutan tembaga sulfat terbentuk endapan coklat.

4. Identifikasi anion sianida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat

yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih dan dengan penambahan larutan

merkuri nitrat akan membentuk endapan abu-abu.

5. Identifikasi anion tiosianat dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat

yang akan membentuk endapan putih dan dengan penambahan larutan tembaga sulfat

akan membentuk larutan berwarna hijau.

6. Identifikasi anion oksalat dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat

yang akan membentuk endapan putih dan dengan penambahan larutan kalium

permanganat akan membentuk warna ungu dan setelah penambahan asam sulfat

berlebih yang terjadi warna menjadi mengilang/ menjadi bening.

Page 18: Laporan Anion Ratnasari 016

I. Daftar Pustaka

Maryati, dkk. (2015). Diktat Petunjuk Praktikum. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Marwati. (2015). Analisis Anion. Diakses dari

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Siti%20Marwati,%20M.Si.

Analisis%20Anion.pdf . Pada tanggal 31 Oktober, jam 13.30 WIB

Newton, D.A. (2001). Chemistry Problems. London: Walch Education.

Vogel, A.I. (1957). Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis.

5th Ed bagian I. Penerjemah: Ir. L.Setiono, Dr.A. Hadyana P. Jakarta: PT

Kalman Media Pusaka.

Vogel, A.I. 1959, A Textbook of Practical Organic Chemistry, 1st Ed bagian II.

Penerjemah: Ir. L.Setiono, Dr.A. Hadyana P. Jakarta: PT Kalman Media

Pusaka.

J. Jawaban Pertanyaan

1. Apakah yang terjadi bila larutan garam perak (Ag+) ditambahkan dalam larutan yang

masing-masing mengandung anion klorida, bromida, dan iodida?

Jawab:

Ion Ag+ akan berikatan dengan anion klorida, bromida dan iodide lalu membentuk

endapan berwarna putih yaitu endapan AgCl, membentuk endapan AgBr dan

endapan AgI yang berwarna kuning.

2. Ion karbonat dapat dideteksi dengan air barit. Jelaskan caranya dan rumus reaksi

yang tejadi!

Jawab:

Salah satu identifikasi anion karbonat adalah dengan penambahan larutan asam

klorida encer. Setelah penambahan asam klorida akan terjadi penguraian dengan

berbuih karena karbondioksida dilepaskan:

CO32- + 2H+ → CO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur atau air burit:

CO2 + Ca2+ + 2OH- → CaCO3(s) + H2O

CO2 + Ba2+ + 2OH- → BaCO3(s) + H2O

Page 19: Laporan Anion Ratnasari 016

Uji air barit dapat dilakukan dengan mengalirkan gas karbondioksida yang

dilepaskan ke dalam air kapur atau air barit, jika terjadi kekeruhan pada tabung uji

yang mengandung air kapur atau air barit berarti menunjukkan adanya karbonat.

3. Kation besi (II) dapat membentuk kompleks dengan anion sianida (CN-) dan tisoanat

(SCN-). Tuliskan reaksinya!

Jawab:

Fe2+ + 2CN- → Fe(CN)2

Fe2+ + 2SCN- → Fe(SCN)2