laporan analisis hasil cbhfa kabupaten kapuas - lampiran

151
1 Community Based Health and First Aid Project Kapuas District, Central Kalimantan 2012-2014 Report on the Baseline and End line Survey Annex 1-5 Bangun Indonesia Foundation www.watershedpress.com 28 April 2014

Upload: pmikapuas

Post on 15-Oct-2015

190 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisis ini dilakukan oleh Yayasan Bangun Indonesia terhadap program Community Based Health and First Aid (CBHFA) yang dilaksanakan oleh PMI Kabupaten Kapuas sejak tahun 2012-2013.

TRANSCRIPT

  • 1

    Community Based Health and First Aid

    Project Kapuas District,

    Central Kalimantan 2012-2014

    Report on

    the Baseline and End line Survey

    Annex 1-5

    Bangun Indonesia Foundation www.watershedpress.com

    28 April 2014

  • 2

    Daftar Isi

    Annex 1 Pedoman In-depth Interview 3-6

    Annex2 Pedoman FGD 7-9

    Annex3 Ringkasan Data Kuantitatif 10-20

    Annex4 Transkrip Indepth Interview 21-89

    Annex5 Transkrip Focus Group Discussion 90-151

  • 3

    Annex 1 Pedoman In-depth Interview 3-6

  • 4

    Yayasan Bangun Indonesia

    Proyek PMI bantuan SRC , Community Based Health First Aid

    di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah 2010-2013

    Pedoman FGD

    Nama Fasilitator (YBI): Nama Notulis (Relawan PMI) FGD tanggal:.. 1. Inform Consent

    Fasilitator menjelaskan informasi berikut sebelum mulai sehingga peserta memahami keikut sertaan

    mereka pada FGD.

    Terima kasih atas kesedian mengikuti diskusi pagi/siang ini.

    Kami ingin mendengar pendapat anda tentang bagaimana Proyek PMI-SCR , Communiy Based

    Health First Aid (CBHFA) di Kabupaten Kapuas, 4 desa:

    Tujuan diskusi ini untuk mendapatkan informasi tentang hasil proyek kerjasama PMI +SRC, CBHFA yang diselenggarakan di desa Terusan Raya, Pulau Kupang, dan Hadiwong,

    khususnya mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku penduduk terhadap beberapa penyakit

    penting sering terjadi termasuk diare, TB, ISPA, malaria, gizi buruk, hipertensi dan kejadian

    kecelakaan di perairan sungai, tempat kerja, dan jalanan. Informasi akan digunakan untuk

    memperbaiki dan meningkatkan program PMI di Kapuas di masa yang akan datang.

    Informasi yang anda sampaikan kami rahasiakan dan tidak pernah akan menyebut nama peserta.

    Kami minta perlu (ijin) merekam diskusi agar dapat menangkap pemikiran, pendapat, dan ide kelompok, dan rekaman akan dihapus setelah selesai dilaporkan.

    Peserta berhak menolak atau membatalkan informasi yang telah diberikan kepada kami setiap waktu.

    Kami mengharapkan agar setiap peserta saling menghargai pendapat masing-masing.

    Apabila masih ada pertanyaan sekarang atau sesudah menyelesaikan diskusi dapat menghubungi YBI, atau melalui PMI

    Apabila peserta setuju, FGD bisa dimulai. 2. Pendahuluan: 1. Selamat datang

    Fasilitator dan notulis (dari PMI relawan) mengenalkan diri

    Kami dari YBI dalam rangka membantu PMI ingin memperoleh informasi dari bapak/ibu

    mengenai CBHFA; Informasi untuk menjadi bahan masukan memperbaiki program yang akan

    datang; bapak /ibu menjadi peserta karena dianggap paling mengetahui informasi tsb.

    2. Prinsip FGD

    Fasilitator mempelajari pendapat peserta baik positif maupun negatif;

    Tidak untuk mencari konsensus;

    Tidak untuk mendapatkan informasi terlalu banyak, panjang dan lama, tetapi mencari prioritas

    Peserta 8-10 orang

    FGD berlangsung antara 1-1.5 jam

    Peserta bebas untuk memilih tempat duduk, dan berpindah tempat duduk, ke toilet, dll

    Sediakan minuman ringan

    Daftar absensi

    Tidak terjadi diskusi sendiri

    HP mati selama FGD

    Merekam diskusi menggunakan tape recorder

    Menggunakan Bahasa Indonesia

  • 5

    Gunakan probing, untuk menjamin bahwa semua isu yang akan dipelajari,

    3. Peralatan FGD 1. Daftar absensi 2. Form consent (persetujuan ikut FGD, masing-masing 1) 3. Lembar evaluasi 4. Name Tag 5. Pedoman untuk fasilitator 6. Tape recorder 7. Baterai 8. Ekstra tape 9. Marker untuk FGD: nama, fasilitas, dan tanggal 10. Note book

    5. Daftar Pertanyaan Pertanyaan pengetahuan, sikap, dan praktek penyakit:

    Pengetahuan: mulai dengan pernyataan menurut bapak/ibu atau menurut pendapat bapak/ibu

    Sikap: mulai dengan pernyataan Jika anggota keluarga bapak/ibu ada yang menderita sakit bagaimana atau apa yang akan dikerjakan bapak/ibu?

    Praktek: mulai dengan pernyataan Biasanya atau umumnya atau di desa ini 5.1 Pertanyaan Penyakit

    1. Diare 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit diare? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena diare? 5. Bagaimana jika salah satu anggota keluarga kena diare? 6. Apa mengetahui dehydrase? 7. Apa mengetahui larutan ORS (air, gula, garam) 8. Apa ibu tahu cara membuat ORS?

    2. TB 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar TB? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena TB? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena TB?

    3. ISPA 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit ISPA (ARI / Acute Respiratory Infection)? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena ISPA? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena ISPA?

    4. Malaria 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit malaria? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena malaria? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena malaria?

    5. Gizi Buruk 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit gizi buruk?

  • 6

    2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena Gizi Buruk? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena Gizi Buruk?

    6. Hipertensi 1. Apakah ibu/bapak pernah mendengar penyakit hipertensi? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Apa yang sudah bapak/ibu lakukan untuk mencegah terkena hipertensi? 5. Bagaimana kalau salah satu anggota keluarga kena hipertensi?

    7. Kecelakaan di Sungai 1. Apakah bapak/ibu pernah dengar kecelakaan di sungai? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Jika bapak /ibu terlibat / melihat kecelakaan ada di sungai? 5. Apakah pernah menggunakan jaket pelampung?

    8. Kecelakaan Kerja 1. Apakah bapak/ibu pernah dengar kecelakaan kerja (misal: kebun / sawah)? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Jika bapak /ibu terlibat / melihat kecelakaan ada di tempat kerja? 5. Apakah pernah menggunakan alat pelindung seperti sepatui boot?

    9. Kecelakaan Jalanan 1. Apakah bapak/ibu pernah dengar kecelakaan jalanan? 2. Apa sebabnya? 3. Bagaimana mencegah? 4. Jika bapak /ibu terlibat / melihat kecelakaan ada di jalanan? 5. Apakah pernah menggunakan helm?

    5.2 Sumber Air 1. Dari mana bapak/ibu memperoleh air untuk keperluan rumah tangga? 2. Kalau mau minum air menggunakan air apa? 3. Bagaimana dengan musim hujan/panas dari mana mendapatkan air?

    5.3 Sanitasi dasar 1. Bagaimana bapak/ibu dan keluarga BAB? 2. Bagaimana membuang sampah? 3. Bagaimana membuang air limbah?

    5.4 Pertanyaan mengenai KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi = Penyuluhan Kesehatan) 1. Dari mana bapak/ibu memperoleh informasi mengenai penyakit, penularan, dan pencegahan?

    (Probing: Petugas Kesehatan, Puskesmas, PMI, tokoh masyarakat, lainnya, yang paling banyak).

    2. Bagaimana frekuensi penyuluhan/pendidikan kesehatan (KIE)? (Probing: sering, kadang-kadang, tidak pernah).

    3. Apa saja isi yang paling banyak disampaikan KIE? (Probing: personal hygiene, kesehatan lingkungan: air, makanan, latrine/kakus, sampah, dll)

  • 7

    Annex2 Pedoman FGD 7-9

  • 8

    Yayasan Bangun Indonesia

    Proyek PMI bantuan SRC , Community Based Health First Aid

    di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah 2010-2013

    Pedoman In-depth Interview

    Nama Fasilitator (YBI): . Tanggal Interview:... Nama Respondent: . Jabatan: 3. Perkenalan

    Selamat pagi /siang bapak/ibu .

    Kami dari YBI sedang membantu PMI untuk mendapatkan informasi tentang masalah dan

    rekomendasi mengenai proyek kerjasama PMI+SRC, CBHFA yang diselenggarakan di desa Terusan

    Raya, Pulau Kupang, dan Handiwong, khususnya mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku

    pendudduk terhadap beberapa penyakit penting sering terjadi. Informasi akan digunakan untuk

    memperbaiki dan meningkatkan program PMI dan Dinas Kesehatan di Kapuas di masa yang akan

    datang. Apabila setuju kami akan melakukan wawancara dan mengambil rekaman.

    4. Dinas Kesehatan Kabupaten Penyakit

    a. Penyakit apa yang sering terjadi di daerah kabupaten ini dan menyebabkan kematian dan kesakitan penduduk terbanyak?

    b. Bagaimana program prioritas Dinas? c. Apa kendala dari program tersebut?

    Penyuluhan (KIE)

    d. Penyuluhan KIE apa yang menjadi prioritas? e. Apa kendala dari program tersebut? f. Bagaimana kerjasama program dengan PMI g. Apa peran Dinkes dalam progam CBHFA?

    Air dan Sanitasi Dasar

    h. Program air dan sanitasi apa yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten? i. Apa kendala program tersebut j. Apa rekomendasi program KIE untuk PMI

    5. Puskesmas Penyakit

    a. Penyakit apa yang sering terjadi di daerah kecamatan ini dan menyebabkan kematian dan kesakitan terbanyak?

    b. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang KAP penduduk tentang penyakit tersebut? c. Apa pernah terjadi KLB / epidemic penyakit? d. Apa yang dilakukan puskesmas terhadap KLB tersebut? e. Apakah bisa minta data sekunder pola penyakit 2010 -2013?

    Penyuluhan

    f. Kegiatan PHBS apa yang menjadi prioritas? g. (Isi, metode, pelaksana, M+E) dari PHBS h. Berapa frekuensi PHBS ke desa? i. Bagaimana kerjasama puskesmas dengan PMI Cabang?

    Air dan Sanitasi Dasar

    j. Program air dan sanitasi apa yang sudah dilakukan oleh Puskesmas? k. Apa kendala program tersebut l. Apa rekomendasi program untuk PMI?

    6. PMI Branch (divisi health)

  • 9

    a. Bagaimana program CBHFA di Kabupaten Kapuas? b. Apa kendalanya? c. Apa rekomendasi?

    7. Field Coordinator (Terusan Raya, Pulau Kupang, Handiwong) a. Bagaimana keterlibatan Anda dalam CBHFA? b. Bagaimana pendapat Anda mengenai penerimaan masyarakat dari program CBHFA? c. Apa kendalanya? d. Apa rekomendasinya?

    8. Village Committee (Kepala Desa / RT/RW / Toma) a. Bagaimana keterlibatan Anda dalam CBHFA? b. Bagaimana pendapat Anda mengenai penerimaan masyarakat dari program CBHFA? c. Apa kendalanya? d. Apa rekomendasinya?

  • 10

    Annex3 Ringkasan Data Kuantitatif 10-20

  • 11

    Table 1

    Number of respondents of the baseline and endline survey

    Table 2

    Number of participants of in-depth interview and FGDs

  • 12

    Table 3

    Respondent characteristics by village

    Observed and Expected data for

    Chi-Square Test

    Observed Expected

    32,9 37,5 70,4 35,2 35,2

    67,1 62,5 129,6 64,8 64,8

    100 100 200

    15,3 13 28,3 14,2 14,1

    23,6 15,9 39,5 19,8 19,7

    22,2 34,8 57 28,5 28,5

    38,9 36,2 75,1 37,6 37,5

    100 99,9 199,9

    9,7 14,3 24 12,0 12,0

    20,8 24,3 45,1 22,6 22,6

    50 38,6 88,6 44,3 44,3

    19,5 22,8 42,3 21,2 21,2

    100 100 200

    88,8 62,8 151,6 75,8 75,8

    2,8 17,1 19,9 10,0 10,0

    8,4 20,1 28,5 14,3 14,3

    100 100 200

  • 13

    Table 4

    Respondents knowledge, attitude, and practices on diseases

  • 14

    Table 5

    Respondent knowledge, attitude, and practices on accidents

    Observed and Expected data for

    Chi-Square Test

    Observed Expected

    20,6 26,7 47,3 23,7 23,7

    79,4 73,3 152,7 76,4 76,4

    100 100 200

    14,3 13,7 28 14,0 14,0

    34,3 36,3 70,6 35,3 35,3

    23,8 19,6 43,4 21,7 21,7

    27,6 30,5 58,1 29,0 29,1

    100 100,1 200,1

    7,2 7,8 15 7,6 7,4

    22,9 19,6 42,5 21,6 20,9

    42,3 40,2 82,5 42,0 40,5

    28,2 29,4 57,6 29,3 28,3

    100,6 97 197,6

    62,9 57,1 120 57,6 62,4

    12,4 28,5 40,9 19,6 21,3

    14,3 11,4 25,7 12,3 13,4

    89,6 97 186,6

  • 15

    Observed and Expected data for

    Chi-Square Test

    Observed Expected

    30,0 32,4 62,4 31,2 31,2

    70,0 67,6 137,6 68,8 68,8

    100 100 200,0

    16,1 11,6 27,7 13,8 13,8

    25,4 20,4 45,8 22,9 22,9

    28,1 30,0 58,1 29,1 29,0

    30,4 37,9 68,3 34,2 34,1

    100 99,9 199,9

    7,6 10,4 18,0 9,1 8,8

    26,0 29,0 55,0 28,0 27,0

    44,7 38,0 82,7 42,1 40,6

    21,5 18,9 40,4 20,6 19,8

    99,8 96,3 196,1

    75,7 66,3 142,0 71,0 71,0

    11,6 21,0 32,6 16,3 16,3

    12,7 12,7 25,4 12,7 12,7

    100,0 100,0 200,0

    Table 6

    Respondent characteristics by village

  • 16

    Table 7

    Respondent knowledge, attitude, and practices on diseases

    Table 8

    Respondent knowledge, attitude, and practices on accidents

  • 17

    Table 9

    Characteristics respondents in both surveys

  • 18

    Table 11.

    Responedents knowledge, attitude, and practices on accidents, both surveys

    Table 12

    Observation of ceramic filter distributed to village volunteer

    Village Ceramic Condition

    Outlet

    broken

    filter Good Broken Repaired Use

    T.Raya 11 7 (64) 4 (36) 2 (18) 9 (82)

    P.Kupang 10 6 (60) 4 (40) 3 (30) 9(90)

    Handiwong 10 4(40) 6(60) 5(50) 9(90)

    Total 31 17(55) 14(45) 10 (32) 27(87)

  • 19

    Tb 13

    Overall Respondents Characteristics T.Raya, Pulau Kupang, Handiwong, and Teluk Pelinget

  • 20

    Table 14

    Overaall Respondents knowledge, attitude, and practices on diseases in T.Raya, Pulau Kupang, Handiwong, and Teluk Pelinget

  • 21

    Annex4 Transkrip Indepth Interview 21-89

  • 22

    Desa Terusan Raya

    1 In-depth 1. Field Coordinator, Terusan Raya

    4. February 2014

    Interviewer: Saya ingin dapat informasi untuk membantu PMI ya mengembangkan program yang

    lebih baik, trus coba Lika tamat sekolah apa, coba ceritakan tentang posisi kamu sebagai

    field coordinator didesa terusan raya

    Respondent: S1 Spdi, kami sama pak saya, kak sugi, kak putra, kami posisi di cabang tapi ditugaskan

    sebagai field coordinator didesa

    Interviewer: Tolong diceritakan tugas sebagai pendamping di desa

    Respondent: Awalnya desa terusan raya bukan termasuk desa target karena sebelumnya hanya teluk

    palinget dan pulau kupang kemudian ketika hampir terakir Sergio datang kesini dia minta

    desa ada dukungan yang berhubungan dengan air kemudian dapatlah desa terusan raya

    juga kebetulan waktu itu sedang ada program pam stbm kalau gak salah jadi terusan raya

    dimasukkan kebetulan juga didesa itu yang pertama mengunjungi saya sama kak irma

    disitu kami tim pam stbm untuk lihat disana kemudian observasi tapi secara tidak

    langsung karena itu masih antara ya atau tidak gitu. Kemudian setelah beberapa bulan

    kemudian dinyatakan bahwa desa terusan raya itu jadi, terus pada saat itu sebelumnya

    bukan saya yang ditunjuk sebagai koordinator desa, yang ditunjuk namanya chandra

    hanya saja ketika kegiatan berlangsung dia berhalangan untuk mengikuti kegiatan

    tersebut. Kemudian karena kebetulan desa tersebut pada saat itu desa terusan raya adalah

    desa awal untuk mengawali kegiatan stbm, nah karena gak ada orangnya jadi saya

    kebetulan yang disuruh jadi relawan, setelah berjalan 2 bulan baru posisi itu dialih

    fungsikan saya yang sebelumnya menjadi wakil kemudian menjadi koordinator desa

    karena chandra mengundurkan diri tidak bisa. Sebagai koordinator desa disitu kami

    sebelumnya masih bingung apa yang seharusnya dilakukan bagaimana menjalankannya

    apalagi desa terusan raya yang pertama kali satu bulan lebih dulu dari desa sebelumnya.

    Disitu alhamdulillah temen-temen yang lain saling membantu khususnya untuk kak sugi

    dan kak putra apalagi di bulan januari itu semua staff gak ada yang ikutan dalam cbhfa,

    mereka pergi ke bandung untuk mengisi tentang perubahan perilaku nah disitu

    pengalaman kami sebagai koordinator, bagaimana kami menjalankan tanpa mereka

    sementara, memang agak runyam karena ada satu desa yang masih sama sekali belum

    dikunjungi yaitu desa handiwong dan itu kami harus terjun sendiri gitu.

    Kemudian tugas saya di terusan raya itu mendampingi relawan desa memberikan

    pelatihan bersama temen-temen lain kalaunya di terusan raya itu ditunjuk fasilitatornya

    saya sama kak putra, kalau misalnya kak putra berhalangan digantikan oleh kak sugi.

    Alhamdulillah semua kegiatan berjalan dengan baik dan ini misalnya kegiatan kunjungan

    rumah tangganya. Di desa terusan raya itu juga ada kegiatan aksi bisa cuma aksi bisa itu

    bersih dan aman saat ini hanya terfokus pada satu kegiatan saja yaitu gotong royong,

    bersih-bersihkan jalan tanggul, sebelumnya maksud dan tujuannya untuk menggugah

    minat masyarakat agar mau membangun desa mereka mulai dari relawan desa.

    Alhamdulillah masih jalan sampai sekarang terakir kami kerja sama desa terusan raya

    sama pulau kupang membuka jalan yang sudah 8 tahun tidak pernah dibersihkan tidak

    pernah dibuka, untuk menyambung desa tersebut karena desa terusan raya itu ada desa

    yang aksesnya hanya melalui air saja tidak bisa melalui darat,

  • 23

    Itu sih kami bikin laporan setiap kegiatan, sebelumnya dibulan desember sampai maret

    itu kami ada pelatihan modul 1 sampai 7 kemudian dibulan april maret sudah mulai kunjungan rumah tangga direlawan desa disitu kami melatih relawan desa bagaimana

    tehnik komunikasi yang baik selain tehnik komunikasi yang juga bagaimana

    menyampaikan pesan kesehatan yang sebelumnya mereka juga tabu dengan pesan itu

    menjadi terampilah sedikit gitu melalui lembar balik, jadi kami ada juga distribusikan

    lembar balik sama relawan desa itu adalah salah satu metode yang membantu mereka

    Interviewer: Lembar baliknya siapa yang bikin

    Respondent: Itu sudah ada kebetulan diadakan oleh pmi gitu, selain itu juga media kesehatan kami ada

    pak, kebetulan relawan desa khususnya terusan raya itu sudah berumur semua jadi perlu

    media selain hanya melihat mereka harus ada pegangan supaya ingat nah jadi ada

    phamlet disitu tentang rangkuman pesan kesehatan yang kami sampaikan kemudian kami

    juga

    Interviewer: Phamlet-phamlet itu siapa yang bikin

    Respondent: Kami, biasanya barengan misalnya dari kupang kak sugi sudah bikin jadi kami tinggal

    copy paste gitu

    Interviewer: Ngambil referensinya dari mana

    Respondent: Referensinya itu dari buku-buku seperti ini ada kemudian dari internet terus untuk

    tambahan dari warga sekitar atau data endline survey kemarin di kolaborasikan baru

    disamakan atau kadang-kadang minta data dari bidan desa dengan akses beginian minta

    misalnya berapa jumlah penderita malaria di bulan terakir ini dikaitkan sama materinya

    gitu kenapa ini penting untuk disampaikan kemudian selain itu kami juga meminta

    relawan desa kami misalnya membuat ketrampilan menyampaikan pesan kesehatan

    dengan lagu atau pantun karena disini senang berpantun gitu pak. Jadi dibuat misalnya

    tentang diare tentang malaria itu juga kami share di blog kami di pmi kapuas

    Interviewer: Bahan-bahan ada minta bahan tertulis

    Respondent: Ada pak, kalau tertulisnya sama relawan desanya pak

    Interviewer: Yang kamu buat itu ada, yang phamplet

    Respondent: Ada nanti di printkan, jadi itu ini salah satu media pesan kami di keramik filter juga kami

    tempelkan tentang penyakit diare salah satu komponennya ya berusaha dimana media

    bisa kami share untuk masyarakat dimana bisa dipakai dimana kami masuk, kemarin mau

    bikin papan informasi tapi kelihatannya didesa itu gak effektif sebelumnya ada papan

    informasi di balai desa tapi gak terpakai. Kalau di desa itu khususnya di terusan raya

    kalau informasi itu lebih di warung-warung aja contohnya kalau mereka mau pilkada jadi

    tempelnya masing-masing diwarung rt tidak ditempat khusus karena mereka tidak terlalu

    gencar untuk mencari informasi tidak aktiflah mencari informasi

    Interviewer: Pada umumnya mereka pendidikan apa sih masyarakatnya

    Respondent: Masyarakat di terusan raya itu SD semua kalau misalkan SMA ada S1 itu syukur

    alhamdulillah sekali

    Interviewer: Kalau di pulau kupang

    Respondent: Kalau pulau kupang tuh untuk generasi yang saat ini itu rata-rata S1,

    Interviewer: O iya memang ada itu fakultas.

    Respondent: Disini pak di kapuas, kan jaraknya cuma 30 menit, kemudiankan bisa dipilih mau yang

    sabtu-minggu kuliahnya atau yang senin sampai jumat gitu

    Interviewer: Ok. Pulau kupang, satu lagi handiwong

    Respondent: Handiwong, disana lumayan juga disana SMA, kuliah banyak, kalaunya di terusan raya

    memang agak kurang bahkan kemaren sempat berbagi juga sama relawan desa disana

    karena anak mereka persepsi mereka pendidikan itu tidak terlalu penting

    tidak..tidak..diutamakan jadi kalau sudah bisa baca tulis ya sudah, kalau disini kasarnya

    apa ya..bisa bertani itu menjadi bekal ketrampilan penting bagi hidup mereka. Itu aja sih

    kata mereka

  • 24

    Interviewer: Umumnya mereka pada apa

    Respondent: Petani kalau yang dipulau kupang petani, pulau kupang lebih banyak pak, petani, supir

    kelotok, kemudian pandai besi, pembuat kelotok, terus itu karyawan, pns tidak terlalu

    banyak, di pulau kupang swasta lebih banyak

    Interviewer: Kalau Handiwong

    Respondent: Handiwong disitu banyak petani juga pokoknya dipinggir-pinggir sungai,

    Interviewer: Petani atau pencari ikan

    Respondent: Petani, nelayan juga sambil tapi utamanya petani disini karena apa ya, kapuas ini bisa

    dibilang lumbung padinya kemaren aja nyumbang berapa persen untuk Indonesia, dan

    oleh-oleh kami disini juga beras biasanya selain ikan saluang

    Interviewer: Jadi yang namanya relawan coordinator seperti kamu ini tugas yang persisnya ngapain,

    ngajarin relawan desa,

    Respondent: Tugas persisnya mendampingi masyarakat

    Interviewer: Bukan mendampingi relawan desa bukan selain itu mendampingi masyarakat bisa juga,

    enggak dong ya

    Respondent: Mendampingi relawan desa bisa, enggak sih pak.

    Interviewer: Jadi yang mendampingi keluarga relawan desanya to, ada berapa relawan desa yang

    kamu koordinir, mengapa mereka tertarik dan mengapa mereka drop out gitu

    Respondent: Saat ini setelah seleksi alam tinggal 52, mereka tertarik awalnya sih tidak tertarik kata

    mereka ini siapa yang datang orangnya kok kecil gitu, gak meyakinkan tapi setelah

    mereka apa ya, kami datang karena sebelumnya kami dilatih bagaimana memfasilitasi

    masyarakat tidak dengan bahasa dan gaya yang asing jadi coba pendekatan itu khususnya

    terusan raya mau membuka diri itu karena ada aksi bisa itu pak gotong royong pertama

    kali kunjungan di bulan desember disitukan ulun setiap rt dilakukan gotong royong coba

    dikunjungi satu-satu, satu-satu terlambatpun tidak jadi masalah mereka tetap menunggu

    jadi coba bicara lebih dekat dan mereka mau menerima.

    Interviewer: Tertariknya karena mereka simpati dengan gotong royong gitu

    Respondent: Tertariknya dengan bahwa apa ya ini ni momen ini mengingatkan mereka kembali pak

    bahwa

    Interviewer: Ntar gini kan ada relawan kayak kamu sebagai field coordinator pertanyaan saya kenapa

    tertarik menjadi field coordinator, yang kedua relawan desa, kenapa dia tertarik menjadi

    relawan desa, dan pada umumnya kayak kamu banyak drop-out gak

    Respondent: Oh saya, jadi yang mana dulu pak dijawab. Tertarik menjadi koordinator desa jujur kalau

    dibasickan ulun menjadi guru, tapi ulun tidak senang kerja yang segi 4 ruangan yang itu

    saja yang dipandang. Jadi mencari yang bebas dan lingkungannya setidaknya 100 orang

    banyak anak-anak, senang lihat ruang kerjanya lebih luas gitu pak, tidak dengan meja

    tidak dengan buku dengan langit biru, pengalamannya pak ini pengalaman luar biasa

    dalam hidup saya, apalagi menurut ulun ini awal yang baik gitu, sebelum lulus kuliah

    sudah punya pengalaman kerja yang lumayanlah gitu. Jadi pengalaman itu luar biasa

    lebih dari berapalah gaji gitu

    Interviewer: Terus kemudian apa selamanya akan menjadi seperti ini

    Respondent: Keinginan sendiri ingin walaupun keluarga mengarahkan ini bukan sesuatu hal yang

    menjanjikan untuk hidup saya tapi kalau menurut ulun selama ulun bisa milih disini

    mengapa tidak

    Interviewer: Sekarang yang relawan desanya kayaknya mereka tertarik kenapa, mereka drop-outnya

    berapa persen

    Respondent: Mereka yang berhenti itu ada 52 itu 68 sebelumnya mereka keluar pada saat itu kami

    chemistrynya belum dapat gitu pak, pada awal-awal mereka masih ini..ini cocok gak ya

    untuk saya...ini menarik gak ya untuk diri saya trus ada mungkin sebagian yang

    beranggapan ooh disini ada lahan basah seperti itu ternyata tidak seperti itu, ternyata

    banyak capeknya daripada uangnya gitu banyak yang disuruh-suruh, mereka tertariknya

  • 25

    karena pertama tertarik dengan pesan kesehatan yang ingin kami sampaikan diare dsbnya

    gitu utamanya diare. Diare kok sampai menjadi fokus didesa kami kenapa difokuskan,

    jadi itu yang membuat mereka jadi penasaran terus..itu penting juga kata mereka untuk

    keluarganya biar tahu pertolongan pertamanya diare gimana sih, soalnya gimana awalnya

    gitu pak

    Interviewer: Terus akhirnya mereka join jadi relawan desa, mereka juga ngajarin orang-orang lain,

    terus kalau relawan desa itu tugasnya apa, kunjungan dari rumah kerumah

    Respondent: Jadi relawan desa tuh memang kami sedikit mewajibkan bahwa mereka harus punya

    rumah tangga binaannya sebenarnya ini hanya teknis saja sebelumnyakan dimasyarakat

    sudah melakukan silaturahmi dimasing-masing tetangga itukan tetangga terdekat

    merekalah pak hanya sajakan ini dihitung berapa sih yang dikunjungi setiap hari

    Interviewer: Setiap hari ya atau setiap bulan.

    Respondent: Setiap bulan tapi terserah mereka hari ini mereka mengunjungi sekian rumah

    Interviewer: Dan mereka laporkan ke kamu, mau mereka lapor

    Respondent: Ya lapor tertulis, mau pak walaupun awalnya bingung mau lapor karena relawan desanya

    tadi banyak yang sepuh jadi sudah 20 tahun tidak pernah menulis, kerepotannya disitu

    kemudian tulisannya kurang jelas

    Interviewer: Batas umurnya dari berapa sampai berapa

    Respondent: Kemarin kami salah satu persyaratan untuk jadi relawan desa itu dari 18 th sampai 50 th

    itu ada yang lebih dari 50 th dan saya sudah lebih nih gimana, tapi gak apa apa karena dia

    mau makanya dia mempertanyakan itu

    Interviewer: Tadi di bilang mengingatkan mereka akan sesuatu apa itu tadi

    Respondent: Gotong royongnya karena didesa mereka itu apa ya karena mungkin entah karena

    perkembangan jaman atau saling gengsi atau kenapa

    Interviewer: Individualismenya meningkat

    Respondent: Jarang sekali sih bersih-bersih utamanya itu kalau kita bilang jalan raya itu jalantanggul,

    ngapain sih bersih-bersih jalan tanggul digaji juga enggak kemudian ngenakin mereka

    sebelumnya seperti itu padahal saat ini itu penting sekali karena anak sekolah lewat sana

    kalau harus sekolah masa rumputnya lebih tinggi dari badan mereka gitu, itu yang

    menjadi perhatian setiap orang tua dari masyarakat

    Interviewer: Tapi didaerah itu tingkat individualismenya sudah lumayan, maksudnya kegiatan

    bersama-sama dalam satu desa

    Respondent: Tanpa mereka sadari sepertinya seperti itu walaupun ketika digugat lagi mereka sadar dan

    cepat kembali, seneng ya kata mereka kenapa kita harus masing-masing rt kemudian

    diganti lagi semua rt kumpul satu hari atau setengah hari apa namanya membersihkan

    jalan tanggul dari rt ini sampai rt ini dan mereka menjadi tertarik dengan itu karena itu

    bukti nyata yang ada didesa mereka

    Interviewer: Itu melakukan itu ketika ada orang pminya atau gak

    Respondent: Sejauh ini ulun sering mendampingi kesana tetapi pernah juga ditinggal waktu itu bulan

    puasa, apa namanya karena kupang sudah nunggu yang buat apa nyambung jalan itu

    nyambung jembatan bersih-bersih jalan ininya membuka jalan kembali waktu itu mereka

    sendiri

    Interviewer: Kalau kesana tuh nginep ya

    Respondent: Enggak pulang balik naik kelotok

    Interviewer: Pulang malem sering pulang malem

    Respondent: Saat ini paling 5 kali pernah pulang malem, selama kegiatan didesa

    Interviewer: Gak dimarahin mamanya, diajak aja mamanya

    Respondent: Gak pak ya coba ditenangin aja, jauh pak mama saya dikandangan dekat banjar

    Interviewer: Deket banjarmasin, kamu dirumah siapa disini, kos, yang bayarin kos siapa disini gak

    dapat duit trus siapa.. uang dari mana

  • 26

    Respondent: Saya kos pak, tapi ya bayar sendiri pak, ..apa ya rejeki itukan nggak usah dihitung-hitung

    diatas yang hitungnya berapa jumlah yang diperlukan

    Interviewer: Kos berapa, trus kalau kamu waktunya habis disini, disini gak dapat duit gimana kamu

    Respondent: Kosnya sekarang 250 ribu pak, disini sih daerah kalimantan tuh emang. Pernah sih pak

    sebulan dua bulan nganggur tunggakan kos sudah banyak tapi ada aja Interviewer: Kalau gitu ikut kita aja di jakarta ya, dia jadi fellow disini, bikin riset disini nanti

    Respondent: Ya dinikmati ajalah pak, disyukurin, pendidikan sarjana agama islam karena disini yang

    kampusnya yang terjangkau cuma itu

    Interviewer: Mendingan jadi ustad kamu, nanti seperti mamah dedek kan uangnya banyak, kamu suka

    uang gak, justru dengan kayakan bisa bantu banyak orang

    Respondent: Amin. Suka sih pak, iya boleh targetnya sih kaya pak

    Interviewer: Bagus, nanti jalankan ada aja, ngumpulin skill dulu

    Respondent: Yang hari ini juga nggak tahukan sebelumnya, belum pernah terpikir nanti bakalan ada

    aktivitas di pmi nanti ada kegiatan desa, paling tetangga ulun yang karena didaerah kos

    itu rata-rata semuanya keluarga pak cuma ulun bertiga temen itu aja yang kos gitu, jadi

    eratlah disana kalaunya makan gak usah dipikirin gitu

    Interviewer: Kalau harapannya kedepan untuk kegiatan pmi di kabupaten kapuas ini

    Respondent: Harapannya pmi bisa lebih baik kami bisa mandiri tanpa harus tergantung dengan yang

    seperti ini kalaupun harus belajar lebih banyak lagi terus harapannya kami bisa merekrut

    relawan dengan apa ya dengan baiklah karenakan selama ini rekruit relawan paling

    cuman berapa persen yang tertinggal yang bener-bener aktif

    Interviewer: Yang drop out berapa, ada 10% atau 20% yang artinya berhenti relawan desanya

    Respondent: Ya sekitar 22 orangan lah pak

    Interviewer: Yang masih, separonya dong ya

    Respondent: Sekarang 62 kemaren tuh 68 eh 78

    Interviewer: Sekarang tinggal 52, ya lumayan dong ya, itu bisa bertahan berapa lama relawan.

    Respondent: Yang mana pak yang sekarang kami punya planning kedepan bahwa dari Pak Jum

    sendiripun sudah apa ya sudah memandatkan nanti akan tetap dikunjungi kalau ulun

    bayangannya kedepan sebelum kami berakhir kalau kegiatan agak longgar kami rekrut

    relawan desa lagi, nanti pesen kesehatannya akan ditambah kalau ulun pengennya gitu,

    tanpa harus kami yang mengajari mungkin bisa bantuan dari puskesmas apa sih tren

    penyakitnya sekarang dan mereka yang ngajarin dengan

    Interviewer: Mendekati dinas kesehatan, karena mereka butuh tenaga sebenarnya, kalau kayak kamu

    bisa kreatif misalnya ya pokoknya

    Respondent: Kemaren sudah sih pak waktu bulan november itu dikumpulkan semua puskesmas,

    pihak-pihak terkaitlah untuk menindak lanjuti kegiatan ini

    Interviewer: Bisa kamu diminta dinkes jadi karyawan dinas kesehatan.

    Respondent: Tapi enggak pak yang disini ni apa ya minim perhatiannya untuk sdm-sdm itu, sistemnya

    itu apa ya sistem mungkin kekeluargaan itu pak , dikapuas maksudnya sistemnya

    kekeluargaan

    Interviewer: Masih kkn nan gitu, system seleksinya masih belum fair...belum professional gitu

    soalnya...temen-temen saya bilang susah sekali, tapi kalau saudara bisa masuk

    Respondent: Ya mereka tanya kamu keponakan siapa...ya kemungkinan gitu disini, ya masih gitulah

    atau kamu kenal dengan siapa gitu tidak bisa dipungkiri sih susah kalau misalnya

    merintis dari bawah itu

    Interviewer: Saya kenal pak Jumatil gitu iya gak pak Respondent: Pak Jum itu orangnya cerdas tapi di kampus juga sayangnya orang-orang tuh gak ngelihat

    gitu beliau tuh sudah berbuat apa sebanyak apa

    Interviewer: Tahu nggak orang Indonesia itu gak bisa ngelihat orang cerdas kaya milih presiden aja

    coba milih yang gagah bukan milih yang tegas, cerdas, akibatnya kan negara isinya

    koruptor, milih SBY kan orang gagah

  • 27

    Respondent: Ya gitulah Pak Jum menurut kami seorang panutan yang sangat luar biasa sayangnya

    pemerintah tidak memberdayakan itu

    Interviewer: Di cbhfa kan ini apa namanya ada target 6 penyakit di masyarakat, supaya paling tidak

    mencegah 3 penyakit trus gitu-gitu ya lha penyuluhan kamu, kamu melakukan

    pendampingan ke masyarakatkan kayaknya tidak terlalu sering ya. Apa mungkin

    masyarakat bisa ngerti gitu, bisa melakukan coba menurut pendapat kamu bagaimana

    wong dinas kesehatan aja ngajarin phbs nggak anu kok apalagi proyek kamu kok coba

    tolong ini jujur aja

    Respondent: Menurut ulun program yang sekarang ini sebaiknya bukan program berbasis masyarakat

    tetapi berbasis program karena dikejar dengan deadline waktu yang sudah sangat sempit

    gitu dan target pribadi ulun bukan kepada masyarakat sebenarnya tapi ada 52 relawan

    desa ulun, kalau masyarakat sudah mengerti itu adalah bonus yang penting relawan desa

    dulu ngerti gak pengen yang muluk-muluk. Jadi kalau misalnya ada masyarakat yang

    mengerti itu adalah bonus memang target ulun bukan di masyarakat tapi di relawan

    desanya nanti biar mereka sendiri yang dengan sendirinya menularkan itulah dengan

    perilakunya dengan kegiatannya gitu memberikan apa ya pandangan lah untuk

    masyarakat.

    Interviewer: Jadi kami sebagai relawan cabang diajarin oleh relawan propinsi gitu bertahap atau

    langsung dari pusat langsung

    Respondent: Langsung dari pusat karena propinsi di kalteng yang punya program kayak gini baru

    kami pak gitu, jadi kami ni percontohanlah ibaratnya walaupun dengan seadanya

    Interviewer: Terus yang ngasih pelatihan orang-orang dari pusat siapa saja

    Respondent: Mas Astrid, mbak Eka, bisa juga dari propinsi lain yang terkait misalnya mas budi dari

    bali, pak agus joko sungkono dari jatim

    Interviewer: Terus orang-orang Spanish itu ngapain dia disini

    Respondent: Mereka membantu kami secara teknis pak, mereka tidak diperkenankan turun langsung

    ke lapangan gitu, jadi markas lagi perlu apa, apalagi stafnya cuma 2 jadi mereka yang

    membantu memback-up gitu, dimana nih kelemahannya apalagi kaya mbak eka sekarang

    dalam kondisi hamil tidak bisa sering kesini jadi mereka membantu gitu

    Interviewer: Ok satu lagi jadi kira-kira tujuan dari yang cbhfa nya ini msyarakat 80% eeh berapa 75%

    masyarakat mengidentifikasi penyakit, ingin mencegah itu kecapai gak kira-kira

    Respondent: Belum pak seandainya punya 2 tahun lagi ulun yakin iya, tapi selama ini kami punya 1

    tahun banyak yang dikejar apanya banyak yang disuruh lari gitu pak ya gak bisa jalan

    lagi cepat kayaknya

    Interviewer: Yang suruh cepat apanya

    Respondent: Kegiatannya, secepatnya belum selesai ini..iniini, Interviewer: Dan itu gak relevan ke masyarakatnya

    Respondent: Masyarakatnya bingung huh...mengejutkan gitu pak tiba-tiba ada lagi

    Interviewer: Dan kegiatannya nggak langsung kesana ya, mestinya kan lebih banyak masyarakat di ..

    Respondent: Nggak harusnya masyarakatpun di kami banyak kegiatan..

    Interviewer: Kalau cuman nggantungnya kepada apa namanya relawan desa, relawan desanya sendiri

    belum...ok sekarang training-training ya kamu ditraining trus kamu mentrain relawan

    desa punya laporannya gak ... ada pre dan post test

    Respondent: Gak direlawan desa kami tidak seperti itu paling diawal itu kami apa ya

    Interviewer: Kalau kamu ngetrain ada 50 relawan desa terus kami melakukan pre atau post test

    nggak...

    Respondent: Nggak sih pak karena kita sudah tahu sendiri jawabannya bagaimana pengetahuan

    awalnya bagaimana pengetahuan akirnya khususnya di baseline itu karena dari mereka

    sudah ada yang dapat baseline kemarin

    Interviewer: Sudah tahu jawabannya bertambah ngerti atau nggak

    Respondent: Alhamdulillah kalau sekarang sudah bertambah ngerti

  • 28

    Interviewer: Training terus menerus ya, atau nggak. kalau gak salah cuma sekalisekalisekali. Respondent: Kalau trainingnya itu pak target kami kalau untuk modul 1 sampai 7 eh modul 1,2,3, 5, 6,

    7 1,2,3,5,6 lah itu dibulan maret sudah selesai, 4 baru ini Interviewer: Tapi kan cuma sekali to

    Respondent: Berulang pak setiap bulan, khususnya untuk penyakit kamikan harusnya di bulan Agustus

    itu selesai semua penyakit. Tinggal modul 4 pertolongan pertama tapi setiap bulan itupun

    nanti direfresh kembali apa yang menjadi kendala relawan desa menyampaikan, apa sih

    susahnya menyampaikan diare, dimana sih bagian yang sulit untuk disampaikan diulang

    lagi, malaria..

    Interviewer: Berapa kali...

    Respondent: Berkali-kali pak terakhir sampai bulan Oktober lalu,

    Interviewer: Itunya aja berkali-kali belum ke masyarakatnya ya mungkin terbatas ya ke

    masyarakatnya ya

    Respondent: Minggu pertama diawal bulan satu maksudnya minggu pertama baik itu refresh atau

    bagaimana untuk yang sekarang minggu terakhir di setiap akhir bulan itu pelaporan. Jadi

    diantara minggu kedua dan ketiga itu kunjungannya. Itu sih teknisnya untuk mensiasati

    Interviewer: Kunjungan ke relawan, o relawan ngunjungin di train jadi dalam 1 bulan, 3 minggu di

    train, minggu ke 2 nya

    Respondent: Kunjungan ke masyarakat, 1 minggu minggu pertama sama 1 x pertemuan ditraining

    kemudian mereka mengaplikasannya kepada masyarakat, minggu kedua dan ketiga,

    minggu keempat pelaporan

    Interviewer: Trus ulang lagi, sampai berapa kali 6 bulan,

    Respondent: Trus ulang lagi minggu awal gitu lagi, kami mulai dari maret itu maret, april, mei

    kemudian juli, agustus, september kemudian oktober ya sekitar 4 kali lah

    Interviewer: Per orang 4 x trainingnya gitu, jadi minggu pertama mereka dipanggil, di train, ini modul

    berapa 1,2,3 sampai 7

    Responden: Ini untuk penyakit, kalau modul 1,2 3 cuma untuk pengantarnya aja pak

    Interviewer: Jadi tadi kamu punya 52 relawan dipanggil minggu pertama kamu train mengenai

    penyakit habis itu kembali dia minggu kedua ketiga kelapangan, terus keempat dipanggil

    lagi diskusi, pelaporan

    Relawan: Ya relawan, 3 penyakit itu, heem lapor, ya diskusi laporan kemudian agenda bulan depan

    apa gitu.

    Interviewer: Ok terus minggu depan panggil lagi sampai berapa kali 4 bulan

    Respondent: 4 bulan segini pak, bulan maret itu kami sudah selesai modul, jadi maret itu topik diare,

    april itu malaria, mei itu hipertensi baru setelah itu baru ke 3 penyakit.

    Interviewer: Itukan ada 6 sama 3 ada 9 to

    Respondent: 3 aja paling fokus, jadi 3 itu awalnya setiap bulan hanya 1 penyakit tapi kemudian

    karena sudah selesai semuanya direfresh lagi menjadi 3 sekali 3, 4 bukan berturut-turut

    kalau gak salah

    Interviewer: Disitu kok di kuesionernya ada 6 penyakit

    Respondent: Itu adalah yang awalnya pak yang menjadi tren di masyarakat kemudian kami kan

    berdsarkan waktu yang ada itu tidak cukup waktunya jadi hanya difokuskan ke 3

    penyakit diare, malaria sama hipertensi

    Interviewer: Jadi dalam indikator itu yang disebut-sebut harus tahu ini, atau minimum tahu yang lain

    Respondent: Kalau yang lain itu tambahan karena kami membagikan lembar balik mereka juga bisa

    baca disitu dikelas juga biasanya sebelum pulang kalau dulu 30 menit terakir itu mereka

    harus mempraktekan bersama temannya jadi boleh dengan penyakit yang lain, atau kalau

    mereka mau bertanya dengan kami, kami akan menjawab setahunya kami

    Interviewer: Sudah berapa lama melakukan ini, pelatihan

    Respondent: Pelatihannya dari bulan desember sampai oktober, karena dulu semuanya harus

    dihabiskan jadi misalnya maret habis jadi setelah itu hanya kunjungan, kunjungan,

  • 29

    kunjungan tapi karena waktu yang terbatas jadi dicicil, nggak kayak gitu nggak

    dihabiskan semua dalam satu pelatihan setelah itu baru kunjungan ke rumah tangga, ya

    jadi yang ini learning by doing pak, sambil melakukan pelatihan aplikasikan, pelatihan,

    applikasikan.

    Interviewer: Kalau begitu ya proyek ini sebagian besar dana masuknya gak ke masyarakat tapi ya gak,

    masyarakatnya sedikit sekali, malah gak dapat dana ya

    Respondent: Tidak kami tidak menjanjikan dana terhadap masyarakat paling

    Interviewer: Untuk kunjungan-kunjungan itu nggak diberi difasilitasi, atau tadi ada konsumsi desa

    Respondent: Konsumsi itu untuk apa namanya kalau pelatihan mas habis kayak tadi ulun ada

    pertemuan dari jam 9-12 itu sekarang gak ada lagi konsumsi, dari desember suruh stop

    kalaupun mereka mau itu silahkan ambil dari uang kas mereka sendiri karena belajar

    mandiri gitu, awalnya sih ada masa iya tapi coba dikuatkanlah

    Interviewer: Jadi proyek ini.. tahu nggak berapa dana dari Spanish, coba yang masuk ke mayarakat

    gak ada artinya bukan masuk uangnya tapi masuk kegiatannya ya, paling itu yang sini

    Respondent: Kemarin sih buka di blog itu ada di pmi pusat katanya sih 10 milyar, paling itu nanti pak

    yang distribusi ini bentuknya begitu sama ini kami juga ada menyumbang mesin

    pemotong rumput karena

    Interviewer: Cuman gitu aja to, ya bagaimana masyarakatnya berubah gitu lho maksud saya

    Respondent: Ya cuma itu aja, ya bener

    Interviewer: Makanya tadi yang lewat peningkatan pengetahuan itu jadi apa sih produknya yang

    tangible ya knowledge gitu. Ya nggak nyampai ya

    Respondent: Iya tidak tersentuh

    Interviewer: Itu kegiatannya cuman muter-muter ada disini.. trus menurut kamu gimana itu

    Respondent: Kata atasan kami yang diatas katanya memang masyarakat tidak dijanjikan dana uang

    dan tidak dibiasakan biar mereka membangun sendiri tidak dengan media uang jadi

    Interviewer: Bener, tapi kalau mengharapkan dampaknya bukan dalam bentuk uang artinya kegiatan,

    katakan kan bisa kegiatan masyarakat itu ya gak tahu pokoknya ya mereka, ini

    intervensinya training segala...., training kan masyarakatnya lebih baik ditraining dilatih

    inikan bisa tidak harus dibayarin to ya seperti ini, inikan kongkrit di gratisin

    Respondent: Awalnya sih pak program ini tidak ada ini kami hanya di 3 penyakit itu aja terus

    harapannya perubahan perilaku

    Interviewer: Timbulnya pemikiran ada ini

    Respondent: Inikan ditengah-tengah, mungkin karena Spanyol itu kan ya apa ya rajanya watsanlah jadi

    harus ada icon-iconnya pak gitu

    Interviewer: A..satu lagi yang ini kamu yakin nggak ini akan dipakai oleh masyarakat

    Respondent: Yakin pak

    Interviewer : Yakinnya kenapa

    Respondent: Karena kemarin setelah kami survey masyarakat itu memilih minum air sungai yang

    ditandakkan tanpa dimasak karena mereka malas dengan prosesnya, proses misalnya

    harus merebus airnya, mencari kayu bakarnya, membeli minyak gasnya. Kalau inikan

    tinggal di mau disaring atau tidak taruh aja sini kalau disaring lebih baik, kalau tidak juga bisa yang penting bisa dibersihkan insya Alloh mau sih

    Interviewer: Airnya ngambil dikali juga dibawah situkan

    Respondent: Tapi inikan gak harus dimasak pak, dan ini sudah teruji secara laboratorium, kemarin ada

    5 yang ditawarkan dan ini yang paling perfectlah mungkin bakterinya gak ada

    masyarakat senang ya itulah

    Interviewer: Menarikkan bentuknya. Kenapa gak butuh sekalian yang gede, gede banget kalau inikan

    gak praktis kayaknya, kalau saya misalnya punya keluarga 10 orang, 1 orang minum 2 lt

    gak kebagian kan

  • 30

    Respondent: Kalau dimasyarakat kalau nanti ya pak lebih dari 6 orang itu kami kasih 2 jadi jatahnya

    ini untuk 6 orang karena ada 13 liter anggaplah 1 orang minum air putih seharinya 2 lt

    gitu, jadi sudah diperhitungkan

    Interviewer: Itu masih ngalir terus ya yang setinggi itu, masih ngalir kebawah terus

    Respondent: Asalkan ininya jangan tertutup kayak gini, bisa besok dibersihkan karena ini turun

    kebawah tertutup saringannya. Dan didalamnya ini bisa terkikis kalaunya karena sering

    dipakai jadi terkikis

    Interviewer: Pertama kali pendekatan ke masyarakat kapan

    Respondent: Datang ke masyarakat Juli

    Interviewer: Ini hasil pemeriksaannya ada, yang air dari sini

    Respondent: Pun..ada pak, ya di kalau dikapuas sini kemarin dilihat ecolinya ada 3,000 jadi sangat

    tidak sehat sekali, waktu dicoba ini alhamdulillah ecoliny tidak ada colifornya tidak ada

    jadi aman

    Interviewer: Mana hasilnya ada, jadi di keramik itu ecoli semua

    Respondent: Iya yang disini, disini sudah siap dengan catatan disini benar pemasangannya, karena

    kalau pemasangannya juga salah ni pak misalnya tidak sinkron atau tidak ini keluarnya

    nanti kotor kalaunya tidak benar

    Interviewer: Soalnnya apa, sudah berapa anu ya hasil air dari kali berapa yang sudah diperiksa

    Respondent: 3 desa pak baik itu kali besar maupun kali kecil, jadi 3 desa itu kami uji cobakan kami

    tawarkan 5 metode setelah 2 bulan kami ambil sampelnya masing-masing dari 5 metode

    itu dan ambil sampel air sungai yang tidak diolah sama sekali hanya mungkin

    ditandakkan oleh mereka dan kami coba bandingkan kemudian

    Interviewer: O itu yang ada di ini ya ada di bu eka ya

    Respondent: Setelah dibandingkan didiskusikan sama mereka nyaman dari 5 metode itu yang mana

    yang diinginkan, yang mendekati itu ini sama air rahmat

    Interviewer: Air rahmat lebih praktis

    Respondent: Pak air rahmat itu waktu kami periksa di laboratorium masih ada ecolinya belum layak

    untuk air minum gitu, entah karena pengolahannya salah atau bagaimana dan rasanya

    juga pak karena ada rasa kaporit

    Interviewer: Ini gak, jadi tadi kapan datang pertama kali ke masyarakat

    Respondent: ke desa terusan raya Juli pak bareng sama pam stbm 2012

    Interviewer: Nggak repot itu masyarakat kira-kira, kalau dia disini mausk air galon pilih air galon kali

    ya

    Respondent: Gak pak karena didesa gak ada yang jual air galon, 15 ribu harus dari kapuas susah

    ngangkatnya atau yang pakai dus, kalau selamatan juga hemat kan mereka lebih seneng

    air rahmat sih tinggal ditetesin, pernah tuh rekan ulun sosialisasi waktu hajatan dia

    bangga dan senang gitu

    Interviewer: Ini 13 lt ya kalau gitu sudah cukup ya, kalau bisa saya pinjam materi yang penyuluhan 3

    penyakit itu ya phampletnya aja nanti dikembalikanlah, saya pinjem ini saya bawalah,

    artinya hasil yang kalau dari eka saya rasa sudah punya ya, ini hasil dimana untuk 3 desa

    Respondent: Iya sama kayak mbak eka kemarin di share juga pak

    Interviewer: O ya sudah, nanti saya cek kalau gak ada nanti saya minjem, ini saya sudah punya ya lab

    Respondent: 5 metode kemarin, sodis itu yang dipanaskan diterik matahari selama 6 jam tanpa tapi

    gak boleh ada mendung, kalau ada sudah lima jam tinggal satu jam

    Interviewer: Kalau gak salah risetnya diberhentikan sama orang belanda

    Respondent: Kalau disini pak kemarin juga sodis itu di pulau kupang banyak yang tertarik ibu-ibunya

    karena tidak perlu biaya gitu mudah didapatkan tapi disini khusus untuk masyarakat di 3

    desa itu rata-rata banyak yang sampai jadi sodis itu masih makruh gitu pak karena

    dibawah sinar matahari tanpa kulah, karena dalam agama islam apa ya, air yang suci dan

    mensucikan buat wudhu segala macem itu minimal 1 kulah, buat wudhu aja sih bisa

  • 31

    kalau yang minum itu tidak mesti harus yang bersih dan mensucikan. Asal bersih jadi

    bisa kurang tepat

    Interviewer: Gimana air sodis itukan di botol plastik gak diterimanya gimana saya belum ngerti coba

    Responden: Jadi tidak diterimanya itu dijemur pengolahannya melalui sinar matahari kepercayaan

    muslim itu kalau untuk berwudhu itu tidak boleh airnya yang panas kena sinar matahari,

    jadi harus yang dingin gitu yang tidak terkena panas mataharilah nanti kata mereka

    khawatir ada panuan atau apa lah

    Kesimpulan

    Saya bertiga volunteer di Cabang, ditugaskan menjadi field coordinator desa. Semula T.Raya bukan menjadi desa intervensi, tetapi karena ada proyek pam STBM kemudian dijadikan desa

    intervensi. Pada tahap pertama saya mendapat latihan CBFA , perubahan perilaku, di Bandung.

    Kemudian saya bertugas mendampingi relawan desa dan memberikan pelatihan bersama teman-

    koordinator sugi dan putra. Kegiatan tahap pertama aksi bisa , gotong royong , bersih-bersih

    jalanan,tanggul untuk menggugah minat masyarakat mau bangun desa. Kami kerjasama desa

    membuka jalan yang sudah 8 tahun tidak pernah dibuka untuk menyambung desa melalui darat.

    Kami mendapat pelatihan modul 1-7 (des-maret, april melatih relawan desa bagaimana teknik

    komunikasi, menyampaikan pesan kesehatan, melalui lembar balik.

    Relawan desa dilatih dan diberi lembar balik buatan PMI dan media kesehatan berupa pamflet. Pamflet dibuat sendiri untuk kelengakapan. Bahan referensi buku, internet, dan konsultasi dokter.

    Media pesan penyakit diare, keramik filter, kemudian di pasang juga di warung-warung. Karena

    umumnya penduduk tamat SD, atau drop out.

    Di Handiwong banyak tamat SLTA, dan di Kupang banyak S1 Penduduk terusan raya hanya umumnya cukup menerima pendidikan SD tidak perlu tinggi , karena menjadi petani tidak perlu

    pendidikan, bisa baca tulis sudah cukup untuk kerja petani. Pulau Kupang petani lebih banyak,

    supir kelotok, pandai besi, pembuat kelotok, swasta. Handiwong petani dan pencari ikan. Banyak

    petani, kapuas sebagai lumbung padi Ind.

    Tugas relawan koordinator, field coordinator mendampingi masyarakat melalui relawan desa , dan mereka langsung mendampingi masyarakat. Sebagai koordinator tertarik karena tidak suka

    kerja sebagai guru, dalam ruangan, dan lebih banyak mendapat pengalaman sebelum kerja.

    Relawan desa 78, berhenti sisa 52 orang. Mereka tertarik menjadi relawan karena pesan

    kesehatan, dia menjadi ngerti, juga untuk kebaikan keluarga mampu mendapat pertolongan

    pertama dan mencegah penyakit. Batas umur relawan desa 18-50, dan ada keharusan melapor,

    tapi ada bayak sudah umur sulit melaporkan tertulis.

    CBHFA ada 6 target penyakit, paling tidak 3 penyakit penyuluhan dan pendampingan.

    Saya berpendapat program waktu sangat sempit, target saya bukan pada masyarakat, tapi 52 relawan desa sudah mengerti betul saja sudah bonus, tidak muluk-muluk masyarakat ngerti. Nanti

    biar relawan desa sendiri menularkan, perilaku mengadakan perubahan langsung.

    Program semacam ini baru kali ini. Kami mendapat latihan dari pusat, karena propinsi tidak memiliki program semacam ini, dengan bantuan teknis dari PMI Spanish. Kami yang

    melakasanakan program di masyarakat. Target kemampuan masyarakat mengidentifikasi

    penyakit 75%, dan tindakan 80% tidak tercapai, kalau diberi waktu 2 tahun lagi mungkin

    tercapai. Banyak kegaitan yang harus selesai cepat, masyarakat bingung karena kegiatan tidak

    langsung ke masyarakat. Relawan desa sendiri belum ok.

    Program semula memilih 6 penyakit, tetapi kesulitan waktu, sehingga memfokuskan 3 penyakit diare, malaria, dan hipertensi dan perubahan perilaku masyarakat. Kemudian mengingat latar

    belakang penduduk kesulitan air, maka menambah dengan kegiatan distribusi keramic filter

    sebagai alternatif dari 5 pilihan sistem: sodis, air rahmat, memasak, keramik filter, dan biofilter.

  • 32

    Selain itu ada pemikiran mengatasi masalah penyediaan air minum yang aman, karena sebagian besar penduduk selama ini minum air kali yang kualitas rendah. Diadakan assement 5 alternatif

    termasuk keramik filter, sodis, air rahmat, biofilter, dan masak air. Penduduk memilik keramik

    filter. Kemudian menjadi keputusan untuk memberikan keramik filter kepada penduduk sebelum

    proyek beakhir.

    2

    In-depth 2. Anggota Komite Desa,Terusan Raya

    5. February 2014

    Interviewer: Sebagai anggota komite relawana PMI, apa saja pekerjaan sampeyan?

    Respondent: Ya untuk sementara ini ya memberikan informasi kepada masyarakat apa kegiatan PMI

    ini. memberi penyuluhan, memberi arahan, memberi ilmu pengetahuan lah. Masalah

    penyakit. Diare. Segala macamnya lah. Juga masalah pengolahan air bersih. Menangani

    kecelakaan di air. Itu kebanyakan kemarin itu yang saya tahu. Kegiatan gotong royong.

    Itu aja yang kemarin itu.

    Interviewer: Cara memberi tahu masyarakatnya gimana? Apa setiap hari, apa gimana?

    Respondent: Ya kadang-kadang kita ngobrol di warung, tapi arah ngobrolnya ke situ. Tidak resmi

    gitu? Ya sebagian ada juga yang resmi. Kan kita relawan dari Komite Desa ada juga yang

    tujuan ke rumah-rumah. Yang menginformasikan kegiatan mereka di balai desa.

    Interviewer: Kalau pergi ke desa sampeyan dampingi? Ngontak sampeyan dulu apa ngga?

    Respondent: Ada juga yang ngontak dulu. Ada yang minta pendapat. Ada yang langsung.

    Interviewer: Sampeyan berapa lama.. setiap hari atau seminggu sekali.. atau?

    Respondent: Kalau 1 minggu itu 1 kali atau 2 kali. Ada lah.

    Peneliti: Sampeyan tinggal di sini?

    Narasumber: Iya di rate 3

    Peneliti: Pekerjaan sampeyan selain di komite desa, apa?

    Narasumber: Kalau untuk sementara aparat desa, Kor desa. Anggota Kepala desa.

    Peneliti: Itu digaji ngga?

    Narasumber: Kalau untuk di desa, ya digaji. Tapi kalau untuk komite desa ngga menerima apa-apa,

    Pak.

    Peneliti: Sejak mengurus malaria sampai sekarang sudah berapa lama melakukan penyuluhan-

    penyuluhan itu?

    Narasumber: Setahun, lah. Setiap Sabtu ada pertemuan di balai desa. Macam-macamlah yang dibahas,

    tentang penyakit, masalah air, masalah pertolongan pertama, macam-macam lah.

    Peneliti: Kalau diajarin itu banyak orangnya?

    Narasumber: Kalau dulu itu hampir 60 lebih. Tiap minggu rutin datang ke sini. Ya kadang-kadang

    turun.

    Peneliti: Terus sampeyan bicara.

    Narasumber: Alhamdulilllah lah, Pak. Kadang-kadang.

    Peneliti: Terus yang diajarkan kepada penduduk apa aja?

    Narasumber: Yang biasanya itu misalnya pertolongan pertama atau membuang air yang benar.

    Kebanyakan itu. Membikin air yang benar. Menawasi air terus mengolahnya nanti

    gimana. Kebanyakan di situ. Persoalan air.

    Peneliti: Yang penyakit-penyakit kaya diare Narasumber: Iya pada akhirnya nanti ke situ, Pak. Dari pengelolaan air yang kurang baik tadi.

    Peneliti: Terus respon masyarakat gimana diajarin kaya gitu itu?

    Narasumber: Respon masyarakat bagus ya, Pak, di sini ini. Semangatnya tinggi kalau orang luar

    ngasih masukan-masukan itu. Ya kalau pengalaman-pengalaman pengen maju lah. Pengen tahu kalau air yang bersih itu kaya apa, yang sehat itu kaya apa. Pertolongan

  • 33

    pertama kalau kena jari itu kaya apa. Itu kalau masyarakat di sini itu suka. Banyak ingin

    tahunya, makanya warga yang hadir itu hampir 60 lebih itu.

    Peneliti: Terus itu kan kalau lagi bicara-bicara itu bisa digabungkang dengan kampanye,

    kampanye partai, itu pernah juga ngga?

    Narasumber: Kalau kampanye ngga ada. Ngga pernah. Ngga ada. Kita khusus dari PMI.

    Peneliti: Jumlah penduduk sini berapa sih? Terusan Raya.

    Narasumber: Terusan Raya itu 1 Kepala Desa, ada 12 Rt. Kalau penduduknya Peneliti: 1 Rt berapa?

    Narasumber: Tergantung Pak, ada yang 24 ada yang 100 lebih. Cuma kalau jumlah KK-nya itu ada

    550 lebih lah. Kalau pemilihan kemarin itu yang bisa memilih itu ada 1000 lebih.

    Peneliti: Penghasilan penduduk sini itu dari apa sih?

    Narasumber: Rata-rata itu petani di sini. Petani padi.

    Peneliti: Terus itu ada sungai itu ngga jadi mata pencaharian penduduk? Jadi nelayan?

    Narasumber: Ngga ada. Petani di sini. Berkebun, nanam-nanam singkong. Ya ada itu yang punya

    kolam. Tapi untuk nelayan tidak ada di sini.

    Peneliti: Kalau di sungai itu tidak banyak ikan?

    Narasumber: Ya ada ikan, Pak, tapi bukan ikan laut. Ini bukan daerah laut jadi ngga ada ikan macam-

    macam, ikan bandeng ngga ada.

    Peneliti: Ngga ada yang cari-cari ikan?

    Narasumber: Ya ada yang mancing ikan-ikan sungai kaya udang. Tapi ini sungai bukan laut, ya. Pak.

    Peneliti: Banyak ngga hasilnya?

    Narasumber: Sedikit, Pak. Kan di sini itu ada musimnya. Kalau udang. Paling untuk konsumsi sehari-

    hari aja.

    Peneliti: Kalau penduduk di sini, minum airnya, sumbernya dari mana aja?

    Narasumber: Ya rata-rata dari sungai. Ada juga yang dari sumur bor, tapi keadaan airnya itu kurang

    nyaman lah.

    Peneliti: Bedanya apa?

    Narasumber: Ya rasanya kurang enak lah. Kalau dari sungai itu kan.. ya kalau sekarang diendapkan

    dulu, dikasih tawas, habis itu ya direbus lah, baru dikonsumsi.

    Peneliti: Banyak orang kena diare ngga?

    Narasumber: Kalau itu musimnya memang ada, Pak. Kalau musim pancaroba, perubahan air itu.

    Peneliti: Banyak orang kena diare?

    Narasumber: Kalau bulan-bulan ini ngga terdengar itu, Pak. Kalau pancaroba itu sudah kebiasaan, ada

    lah 1 atau 2 orang yang kena.

    Peneliti: Penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat di sini itu apa?

    Narasumber: Diare ada. Malaria ada juga.

    Peneliti: Yang paling banyak dikeluhkan?

    Narasumber: Malaria kebanyakan, Pak.

    Peneliti: Malaria apa itu?

    Narasumber: Ya, yang orang-orang kebanyakan mendulang itu. Malaria wisa kalau orang bilang. Kaya

    typus itu.

    Peneliti: Di sini kan ada dinas kesehatan ya, apa yang dilakukan dinas kesehatan? Kan ada

    Puskesmasnya itu? Ada buatkan air atau datang ke sini?

    Narasumber: Ngga ada. Itu dari PMI aja yang datang. Dari PMI aja yang untuk air bersih itu.

    Peneliti: Terus dari Puskesmas ada yang melakukan penyuluhan ke sini?

    Narasumber: Ada lah tapi ya sekali-sekali. Yang namanya sekali-sekali, pengarahannya itu kadang

    ngga akurat juga.

    Peneliti: Apa yang disampaikan Puskesmas itu?

    Narasumber: Paling-paling tentang penyakit itu. Kalau tentang air itu dari PMI.

    Peneliti: Nah kalau PMI yang disampaikan itu apa?

  • 34

    Narasumber: Tiap minggu ada penyuluhan itu. Melalui relawan. Jadi relawan yang 60 itu menyebar

    lagi ke masyarakat.

    Peneliti: Terus yang diajarkan, disuluh ke masyarakat apa?

    Narasumber: Ya selain masalah air itu ada juga masalah penyakit, dan kumpul untuk bikin gotong

    royong bersih-bersihkan lingkungan. Cara membuang sampah yang benar. Itu kan,

    kebanyakan di situ.

    Peneliti: Terus kan yang penting itu mengenai air, kan masyarakat sudah di suluh untuk pake

    keramik. Coba sampeyan ceritakan.

    Narasumber: Mungkin iya, Pak. Sebagian besar iya. Karena kan relawan yang 60 itu sudah

    mendapatkan itu. Nah jadi kan yang relawan itu memberi contoh ke tetangga-tetangga.

    Ini yang bagus. Memang bagus. Banyak yang tertarik. Memang banyak yang tidak

    tahulah, keramik itu apa.

    Peneliti: Kalau sampeyan pake?

    Narasumber: Kalau ulun belum.

    Peneliti: Kalau menurut sampeyan gimana, udah liat?

    Narasumber: Sudah. Ya bagus lah. Kalau masyarakat di sini ini kan perlu contoh. Kalau bagus ya

    diikuti. Untuk kesehatan. Ya kalau dari masyarakat, bisa mengembangkan lagi lah.

    Peneliti: Jadi penduduk itu ngga ada yang datang, lapor persoalan apa?

    Narasumber: Kalau untuk bulan ini, untuk tahun ini lah, ngga kedengeran, Pak.

    Peneliti: Biasanya kalau penduduk sakit itu dibawa ke mana?

    Narasumber: Ke Puskesmas lah kalau pertama kali.

    Peneliti: Ada Puskesmas di sini?

    Narasumber: Ada di belakang sini. Kalau sudah parah dibawa ke Kapuas.

    3 In-depth 3. Relawan Desa, Terusan Raya

    5. February 2014

    Peneliti: Jadi ibu sebagai relawan desa sudah berapa lama?

    Narasumber: Sudah setahun lebih

    Peneliti: Ibu dibayar ngga?

    Narasumber: Ngga

    Peneliti: Ko mau?

    Narasumber: Itu kemauan saya sendiri, Pak.

    Peneliti: Untung ruginya apa?

    Narasumber: Banyak untungnya, Pak.

    Peneliti: apa?

    Narasumber: Kesehatan di rumah. Supaya anak-anak itu mengerti apa itu arti sehat, apa itu arti minum

    air yang bersih, apa itu arti cuci tangan yang baik

    Peneliti: Kalau diare itu apa sih, Bu? Apa itu diare?

    Narasumber: Diare itu kena muntaber, muntah berak. Kena mencret.

    Peneliti: Kalau malaria?

    Narasumber: Malaria yang menggigil, badan lemah.

    Peneliti: Pernah kena malaria?

    Narasumber: Ngga, Pak. Ngga pernah.

    Peneliti: Ko ngajarin malaria?

    Narasumber: Kalau di sini banyak penduduk yang kena malaria.

    Peneliti: Terus gimana cara mencegah malaria, Bu?

  • 35

    Narasumber: Ya kalau di sini dibawa ke rumah sakit. Kalau mencegahnya, pakai baju lengan panjang,

    pakai kelambu.

    Peneliti: Panas dong kalau pake baju lengan panjang.

    Narasumber: Ya ngga apa-apa, Pak. Biar terhindar dari gigitan nyamuk.

    Peneliti: Ya tapi kan kalau lengan panjang di sininya masih bisa digigit nyamuk.

    Narasumber: Di sininya diolesin pake obat nyamuk oles.

    Peneliti: Apa namanya?

    Narasumber: Autan.

    Peneliti: Jadi tiap hari pake Autan?

    Narasumber: Ngga juga, Pak. Kalau banyak nyamuknya.

    Peneliti: Terus yang sering terjadi itu kecelakaan, kelekaan apa? Kecelakaan apa yang sering

    terjadi di sungai itu?

    Narasumber: Jarang juga, Pak. Yang sering itu kecelakaan di sawah.

    Peneliti: Apa itu biasanya kecelakaan di sawah?

    Narasumber: Luka.

    Peneliti: Luka kenapa?

    Narasumber: Kena pisau, kena cangkul, kena tajak.

    Peneliti: Tajak itu apa?

    Narasumber: Alat untuk memotong rumput.

    Peneliti: Kalau udah kena gitu di tengah sawah terus gimana?

    Narasumber: Dibalut dulu.

    Peneliti: Di sawah mana ada perban.

    Narasumber: Pake kain dulu, apa yang ada di baju.

    Peneliti: Terus habis itu?

    Narasumber: Dibawa ke rumah. Terus ke Kapuas.

    Peneliti: Keburu habis itu darahnya, Bu.

    Narasumber: Ngga, ada penawarnya dulu. Kaya anak ulun pernah kena peluru.

    Peneliti: Peluru apa?

    Narasumber: Peluru nyasar. Senapan angin.

    Peneliti: Terus waktu itu gimana?

    Narasumber: Ya waktu itu ada penahannya dulu. Baru di bawa ke Kapuas. Waktu dirontgen pelurunya

    masih di sini aja. Belum masuk ke dalam. Tapi dari situ ketauan ada satu lagi. Kanker.

    Harus diangkat. Waktu itu saya bilang ya sudah, apa yang terbaik. Harus dioperasi.

    Peneliti: Dioperasi bukan yang terbaik, Bu, harus bayar Narasumber: Ngga, Pak, gratis. Dapat Jamkes, Pak.

    Peneliti: Gratis semua?

    Narasumber: Tapi ada harus nebus juga, Pak, untuk obatnya.

    Peneliti: Berapa banyak?

    Narasumber: 300ribu.

    Peneliti: Mahal atau ngga?

    Narasumber: Cuma obat operasinya aja yang bayar. Ada yang gratis obat operasinya tapi alergi.

    Bengkak-bengkak. Jadi beli di luar.

    Peneliti: Setelah ibu datang ke sini itu masyarakat pada ngerti?

    Narasumber: Ya sebagian, Pak. Sebagian ngeti sebagian ngga.

    Peneliti: Kaya soal air minum itu, penduduk di sini pakenya apa?

    Narasumber: Ada yang sungai, ada air hujan.

    Peneliti: Airnya dikasih tawas dulu?

    Narasumber: Iya.

    Peneliti: Habis itu di masak.

    Narasumber: Ada yang dimasak ada yang ngga.

    Peneliti: Kenapa itu ngga dimasak dulu?

  • 36

    Narasumber: Katanya kalau dimasak itu ngga ada rasanya. Kalau ngga di masak itu ada lemak-

    lemaknya.

    Peneliti: Lemak-lemaknya enak gitu?

    Narasumber: Iya gitu katanya. Tapi sekarang ngga lagi.

    4 In-depth 4.Koordinator Pulau Kupang

    6 February 2014

    Interviewer: Sebagai kordinator tugasnya apa, apa saja yang dikerjakan, bebas aja sak mau kamu terus

    kaitannya dengan cbhfa

    Respondent: Jadi saya ditunjuk sebagai koordinator di pulau kupang pak mulainya desember 2012

    setelah pelatihan jadi disana kita sudah dibagi dari 15 orang yang bagian cbhfa ada

    pengkhususan tadi tapi pertama-tamanya saya pak wakil coordinator diteluk pelinget

    tapikan dari cerita itu teluk pelinget itu menolak nah makanya saya dipindahkan untuk

    pulau kupang nah sebagai coordinator ..sebenarnya ada pak coordinator pulau kupang itu

    namanya johansyah dia tidak bisa karena kesibukannya sebagai pekerja, maka saya

    ditunjuk untuk menggantikan itu nah sampai saat ini dari yang pertama itu tim saya ada

    sekitar 7 atau 8 yang bertahan yang pertama kali ya pak nah itu cuma kami ber 3 sebagai

    coordinator yang lain itu cuman bantu-bantu, nah sepanjang sejarah itu maka ada lagi

    pelatihan ksr yang ke 2 nah saya dibantu lagi oleh temen-temen yang lain jadi untuk saat

    ini dipulau kupang saya dibantu yang bisa bertahan cuman 1 aja pak, yang pertama

    kemarin itu dibantu oleh 5 orang yang 1 itu sudah bekerja di bank yang 1 berubah

    menjadi relawan keuangan, 1 nya sudah berhenti tidak tahu kemana jadi nggak bisa

    bantu, yang tinggal sekarang cuman 1 namanya ayuningsih.

    Jadi tugas coordinator itu pak sebagai memfasilitasi jadi yang mengkoordinir relawan

    desa disana ya yang berhubungan dengan kepala desanya berhubungan dengan tokoh

    masyarakatnya, dengan masyarakatnya itu. Jadi kalau ada data-data yang diminta saya

    yang kesana saya yang ngrekap saya yang ngumpulin. Nah kenapa itu juga saya pak dari

    32 rt itu saya kurang lebih apal pak letaknya dimana siapa rtnya karena ya bergelut

    dengan itulah makanya tiap coordinator ya paling tidak dia menguasai daerah

    koordinasinya itu

    Interviewer: Kamu tamat apa

    Responden: Tamat sekolah, saya sarjana pak, selain di pmi saya guru honor disekolah swasta pak di

    jadi setingkat smplah

    Interviewer: Jadi dengan pekerjaan kamu sebagai coordinator itu juga melakukan kegiatan-kegiatan

    itu nggak meninggalkan Responden: Kalau saya pak kerja sebagai guru honor itu seminggu cuman 2 x saya masuk jadi

    untungnya di pmi itu pak kita yang ngatur jadwal, bukan pmi yang ngatur jadwal untuk

    kita pak jadi kalau saya sibuk ya tidak usah dilakukan besoknya lagi, jadi biasa kalaunya

    untuk hari senin sama hari jumat saya ..

    Interviewer: Kamu membawahi berapa relawan desa

    Responden: Kalau relawan itu pak dari pertama itu karena masuknyakan berulang-ulang ada yang

    masuk ada yang keluar kalau dihitung jumlah keseluruhannya ada 99 pak didesa untuk

    pulau kupang aja, 99 semuanya kordinatornya cuma 1 dibantu dengan temen-temen yang

    lain. Jadi coordinator relawan desa juga ada 1 pak, coordinator relawan desa juga ada 1

    jadi kan saya interaksinya dengan koordinasinya relawan desa yang disana

    Interviewer: Berapa kordinator relawan desanya, 1 trus relawannya 99

  • 37

    Responden: Koordinatornya ada 1 relawannya ada 99 kalau dihitung semua tapi perjalanan dari

    desember sampai sekarang itu yang aktif cuma 62, sepanjang perjalanannya ada yang

    masuk ada yang keluar ada yang masuk ada yang keluar

    Interviewer: Trus kegiatan kamu apa, terhadap

    Responden: Kegiatan saya yang dilakukan disana atau ya, kegiatan bukan ngawasin pak, kita juga

    ditunjuk sebagai fasilitator yang memfasilitasi pemberian materi disana jadi semua yang

    kita pelajari dari pelatihan modul 1 sampai modul 7 itu setelah kita dapat kita juga harus

    mentransfer itu kemereka pak

    Interviewer: Kepada relawan, kamu ngetrain

    Responden: Kepada relawan desa yang 99 itu, jadi pelatihan modul itu kita dilakukan mulai desember

    sampai maret pak, nha habis itu masuk penyakit yang 3 tadi, hipertensi diare dan malaria

    itu. Jadi setelah itu semuanya kita lanjutkan dengan pertolongan pertama first aid nha

    yang terakir kemarin itu kita melakukan interaksinya.

    Interviewer: Ngetrain 99 relawan desa

    Responden: Ya cuman kotornya pak seperti itu kalau bersihnya cuma 62

    Interviewer: Kamu ngetrain iut berapa lama

    Responden: Kalau perjalanannya saya mulai ini pak desember 2012 sampai februari 2014 ini

    Interviewer: Udah selesai.

    Responden: Kalau selesai masih belum pak karena besok juga kita kesana ngurusin

    Interviewer: Besok ngetrain juga

    Responden: Kalau trainingnya sudah habis bulan November kemarin pak

    Interviewer: Kalau sesudah ditrain sudah dilatih ngapain aja relawan desanya

    Responden: Jadi mereka itu pak ada kunjungan rumah tangga, nah jadi sistem di pmi itu pak dari 15

    orang relawan cabang ya termasuk saya dibawahnya kita harus membawahi 15 lagi

    relawan desa itu yang idealnya pak, tapi kenyataannya yang kesana juga paling 5 kita

    membawahi 62 tadi, jadi gak masuk ideal lagi pak, ya jadi yang 62 tadi masing-masing

    harus punya lagi 15 kk dampingan masyarakat sekitar rumahnya

    Interviewer: Terus pekerjaan mendampingi kk itu apa yang dilakukan

    Responden: Pekerjaan yang mendampingi kk relawan desa apa yang kami sampaikan sama seperti

    apa yang kami dilatih ditraining oleh pusat kami sampaikan ke relawan desa. relawan

    desa juga harus menyampaikan ke masyarakat dampingan

    Interviewer: Contohnya melakukan apa

    Responden: Jadi kita memberikan materi pengetahuan tentang pertolongan pertama tentang diare,

    tentang malaria, tentang hipertensi, nha mereka juga mengujungi masyarakat mereka

    salurkan lagi informasi itu

    Interviewer: Terus diberi berapa kali perminggu relawan bisa mengunjungi dan menerangkan

    Responden: Sampai informasi itu berulang-ulang nih, berapa kali perminggu, jadi kalau kita berapa

    kali per minggu pak, mereka cuman nerangkan itu 1 x 1 bulan untuk 1 kk pak

    Interviewer: 1 kk 1 x perbulan, sampai proyek selesai

    Responden: Jadi ada yang 1 x ada yang sempet 2 pak masih bisa pak, minimal mereka melakukan itu

    sampai selesai proyek

    Interviewer: Sampai selesai proyek berapa kali yang diharuskan ditargetkan

    Responden: Kemaren itu proyeknya sampai ini cuman kita hitungnya setiap bulan sampai

    sekarangpun mereka masih melakukan itu, melakukan kunjungan rumah tangga tapi kami

    pak setelah ada proyek maupun tidak ada proyek mereka tetep melakukan itu, kami

    membiasakan mereka melakukan itu yah berkelanjutan kami inginnya pak.

    Interviewer: Sebulan 1 rumah tangga terus ganti-ganti

    Responden: Ya minimal pak, jadi setiap relawan desa itu dia punya hampir 20 sampai 30 kk

    dampingan itu yang setiap hari mereka kunjungi

    Interviewer: Itu aja muter-muter

  • 38

    Responden: Jadi misalnya kan 1 rt ada kalaunya hitungannya itu ada 45 pak kepala keluarga, idealnya

    harus ada 3 disana, jadi setiap orang ada 15 kk dampingan, misalkan cuman ada 1

    otomatis dia semuanya, 1 x kunjungan..

    Interviewer: Terus laporannya

    Responden: Laporannya dia buat sendiri pak, kita sudah ada form pelaporan relawan desa yang kita

    minta cuman kepercayaan mereka pak, mereka pak..bu..berapa kali kunjungan...saya dua

    puluh..cuman gitu pak

    Interviewer: O gak ditulis

    Responden: Mereka nulis tapi kebanyakan mereka itu tidak paham dengan form itu, padahal form itu

    sudah disederhanakan seminimal mungkin

    Interviewer: Ada contohnya, sama tolong lihat modulnya dong ada

    Responden: Contoh kalaunya pembagian yang pertama kali dari pmi

    Interviewer: O jadi sebulan sekali ya itu yang saya kepengen tahu, sebulan sekali satu keluarga jadi

    dia bisa 30 x 30 keluarga sehari 1

    Responden: Yang ditawarkan pmi yang pertama kali ini pak.

    Interviewer: Buku catatan untuk relawan desa

    Responden: Ya tapi itu katanya ..kata yang dari pusat itu, ini bisa dilakukan kalau relawan desa itu

    sudah 3 tahun, kami juga sangat kesulitan pak jadi untuk selanjutnya yang kami pakai

    cuman ini saja pak 1 lembar ini kami yang ngisinya

    Interviewer: Kalau ini sama aja ya

    Responden: Kita perbanyak aja pak jadi 1 lembar kan ada 2

    Interviewer: Terus materi yang diberikan kepada mereka apa, materinya dalam kunjungan itu apa

    yang dijelaskan

    Responden: Kalau yang pertama kan pak yang modul 1-7 itu, yang isinya cuma pengenalan desa

    tentang epidemic tentang pengetahuan umumlah pak sambil kita meningkatkan

    kepercayaan diri mereka itu untuk sebenarnya mereka bisa menyampaikan kerumah

    tangga masyarakat karena awal-awal mereka takut, gak berani, gak bisa katanya. Setelah

    sampai 3 bulan sampai bulan maret itu, maret keatas sekitar 3 bulan atau 4 bulan kita

    masuk ke materinya yaitu pada fgd yang pertama pak diperoleh itu dapat 3 penyakit yang

    rata-rata di masyarakat sini yang paling banyak diare, hipertensi dan malaria, nah maka

    kita kan fokus pada itu

    Interviewer: Jadi nanti relawan itu memberitahu bagaimana, apa yang diberitahukan kepada

    masyarakat mengenai 3 penyakit itu. Contohnya bagaimana, tertulis nggak

    Responden: Jadi kalau tentang diarekan kita ada pesan-pesan khusus, tertulis, dokumennya ada pak.

    Ini modul 4,5 6, 7, 1,2,3

    Interviewer: Mereka itu diberikan atau diperlihatkan aja, ini ada 4,5 6, 7 itu

    Responden: Kalau ini karena terbatas kita gak bagikan kesana, 1,2 3 nya pak.

    Interviewer: Jadi ini relawan pakai ini menjelaskannya

    Responden: Ya pak, sederhana lagi kalau ini cuman modal pendidikan aja pak, jadi pertama kali

    untuk itu tentang apa tentang apa sih pmi itu pengenalannya pertama tentang pergerakkan

    utamanya itu pak, nah yang topik khusus pak yang 3 penyakit itu kita buat sendiri pak,

    kaya phamplet semua ada ininya

    Interviewer: Ada contohnya phampletnya

    Responden: Kalau di flash disk saya masih ada filenya

    Interviewer: Ini ada flash disknya nanti kita copy, contohnya misalnya apa yang diberitahukan kepada

    mereka mengenai diare yang sederhana

    Responden: Yang pertama diare itu seperti apa, kebanyakan mereka salah persepsi pak, kalaunya

    bilangnya sini bererakan itu bahasa kami pak, diare itu mereka pikir yang sampai

    muntaber itu pak, nah padahal kenyataannya kalau sampai 3 x 5 x itu sudah masuk kategori itu, trus yang paling bahaya didiare itu apa, jadi kita yang paling bahaya kita

    sampaikan bahwa kekurangan cairan tubuh itu yang paling bahaya terus tanda-tandanya

  • 39

    seperti apa diare itu, nah penyebabnya apa nih untuk menjaganya dan pertolongan

    pertamanya seperti apa, semua sama pak, dari diare dan poin-poinnya cuman itu ya kita

    tinggal mencarikan dibuku mana referensi mana kita ambil, kita rubah kata-katanya

    dengan kata-kata yang sederhana

    Interviewer: Jadi dalam rangka proyek ini sampai berapa kira-kira kunjungan relawan desa ke kk

    dampingan , yang penting tiap bulan minimum 1 kk

    Responden: Kalau sampai sekarang sudah hampir berapa ya mereka sudah melakukan kunjungan

    banyak pak. Setiap laporan bulanan kita ada sekali pak, jadi kita ke desa dulu minta

    laporan bulanan kemudian kita rekapitulasi disini kita serahkan lagi ke staffnya

    Interviewer: Kalau menurut anda diare itu sebabnya apa penyebabnya apa yang dijelaskan kepada

    mereka dan menurut anda sendiri

    Responden: Khusus yang ada disini ya pak, kalau disini yang lebih banyak itu pak minum air yang

    tidak aman, karena kebiasaan masyarakat disini yah hampir semuanya lah pak kalaunya

    60 sampai 70% mereka tidak suka air yang dimasak, jadi air itu setelah ditawas,

    ditandakkan, disedementasi mereka langsung minum, pikiran mereka adalah kalau air itu

    sudah jernih putih berarti air itu aman untuk mereka, pengertiannya seperti itu

    masyarakat asalkan sudah jernih sudah tidak ada warna apa-apa itu sudah aman dan

    sempurna. Kita juga meneliti itu pak ya untungnya itulah kita juga diberikan itu kita teliti

    airnya disana sebenarnya tidak layak lagi pak. Dan mereka kenapa tidak suka dimasak

    alasannya cuma 1 pak rasanya berubah sudah

    Interviewer: Rasa airnya berubah, ok

    Responden: Nah maka dari itu kemarin kenapa watsan juga masuk ya mungkin kita ada metode yang

    diberikan ada 5 yang biosand, yang solardis trus itu yang pakai air rahmat disinfeksi trus

    yang dimasak juga kenapa alasan-alasannya yaitu yaitu yang paling memungkinkan yang

    mereka sukai adalah keramik filter karena tidak merubah rasa itu sendiri. Kalaunya yang

    biosand itukan pak tabungnya terlalu besar, sulit perawatannya mereka tidak suka itu

    terus pakai air rahmat disinfeksi itu rasa-rasanya itu ada bau nggak enak gitu airnya

    Interviewer: Sudah dicoba semua ya

    Responden: Sudah pak, jadi sudah ada pilot projectnya mereka menggunakan itu 1 sampai 2 bulan

    semuanya dari relawan desa pak . pilihannya mereka tertuju pada keramik filter,

    sepengetahuan saya disitu pak airnya yang tidak hygienis 3 wilayah itu

    Interviewer: Terus kalau nggak salah dari kesehatan kan melakukan intervensi air juga ya, terus

    menurut anda gimana itu ceritanya, bedanya apa

    Responden: Dinas kesehatan itu ceritanya cuma air bersih yang mereka lakukan di masyarakat jadi

    bukan air minum, ya saya juga baru tahu itu air bersih dengan air minum itu berbeda

    katanya. Jadi air minum ada layak standar yang harus dipenuhi, nha sedangkan yang

    dibuat oleh pemerintah selama ini cuma dibuat sumur bor pak tidak diapa-apai kami

    periksa dulu airnya ya masih tidak layak untuk diminum

    Interviewer: Memang menentukan penyakit selama inibanyak kejadian penyakit-penyakit didaerah kalian, apa saja

    Responden: Kalau untuk kabupaten kapuas pak 3 penyakit itu toptenlah pak, diare, hipertensi,

    malaria. Tapi malaria seperti kata pak jum tadi sebenarnya disini bukan daerah endemic

    pak, endeminya didaerah pedalaman kapuas itu kebanyakan juga pekerjaan anak muda

    disini pak yang belum menikah atau baru setelah menikah mereka itu mendulang emas,

    berangkat kesana tanpa persiapan apa-apa, disana mereka sakit minta pulang kesini,

    berobat selalu seperti itu pak jadi malaria itu juga masuk pak

    Interviewer: Menurut anda sebagai field coordinator masyarakat setelah diberi penyuluhan, pelatihan,

    pendidikan artinya menerima atau ada penolakan atau ada perubahan coba diceritain,

    versi masyarakat setelah diberi penyuluhan

    Responden: Jadi begini khusus untuk pulau kupang itu pak masyarakat disana sedikit sulit diatur pak

    untuk pulau kupang, jadi penerimaan pertamapun kita tidak disambut dengan baik pak,

  • 40

    jadi setelah kita coba jelaskan disana kita coba memberi pengertian ya akhirnya mereka

    menyambut dengan sangat baik, saat ini tidak ada penolakan, tapi untuk khusus untuk

    disana lebih kepada ini pak kalaunya disana korban politik pak, disana tuh korban politik,

    jadi diiming-imingi janji terus gak ada lagi, nah mereka berdasar dari itu setiap project

    yang masuk pasti ujung-ujungnya adalah uang pak, kasih duit, ada duitnya, banyak

    duitnya apalagi proyek inikan dibiayai dari luar nih. Nah yang paling sulit merubah

    pandangan masyarakat tentang itu pak, yang paling sulitnya disitu pak, kita mau masuk

    kesana susah tapi lambat laun sampai sekarang ini mereka tidak berpikir untuk itu lagi

    pak. Mereka sudah terbiasa yang awalnya kita datang kesana bawa makanan yang segini

    banyaknya ya..kita kurangi..kita kurangi..sampai saatnya kita tidak membawa

    makananpun mereka senang menerima.

    Interviewer: O tadinya kalau kesana mesti membawa makanan, terus siapa yang bayarin, bentuknya

    apa

    Responden: Makanan ada sesuatulah yang, nah kan dari project itu ada konsumsi masyarakat pak,

    nah kita ambil dari situ, bentuknya beli makanan ringan beli minum atau beli teh kotak

    atau beli kue untuk dibawa kesana karena disana tidak ada yang jual gitu-gitu pak, kita

    bawalah gitu

    Interviewer: Selalu kalau mau menyuluh begitu

    Responden: Dari pertama kita bawa pak cuma dicoba untuk dikurang-dikurang sampai sekarang kalau

    kita datang, tampak ada atau tidak adapun sekarang disambut baik. Insya Allah

    alhamdulillah pak kita sudah diterima dengan baik disana mungkin juga sudah dianggap

    keluarga disana bukan orang lain lagi. Kalau kita datang disana bukan kita yang

    memberikan makanan tapi mereka yang memberikan makanan. Jadi kita datang kesana

    kalau sampai siang suruh makan dulu atau mau nginap ditawarin nginap disana

    Interviewer: Kalau menurut kalian-kalian setelah melakukan penyuluhan kayak gitu ada perobahan

    misalnya kondisi mereka nggak tentang penyakit atau enggak

    Repsonden: Kalau yang relawan desa itu lebih berubah yang siapa yang masuk sebagai relawan desa

    dari yang 62 tadi mereka sudah melakukan cara hidup yang baik artinya mereka sudah

    cuci tangan, tidak lagi minum air yang tidak dimasak, tapi kalaunya untuk masyarakat

    pak, saya masih belum tahu nih

    Interviewer: Itu yang bisa dilihat, yang relawan desanya yang sudah terjadi perobahan dan

    pemahaman, masyarakatnya

    Responden: Masyarakatnya itu masih 50-50 pak, jadi ya seengaknya-enggaknya bukan 50 pak yang

    penting ada berubah dilingkungan mereka yang penting yang jelas adalah keluarga si

    relawan itu dia ....kalau relawannya 62 dia punya keluarga berapa itu yang dia ..

    Interviewer: Terus kan berarti masih ada hambatan ya, kalau menurut kamu caranya meningkatkan

    supaya mereka betul-betul mau hidup bersih, sehat, bagaimana caranya, apa cukup

    dengan intervensi seperti ini atau harus bagaimana

    Responden: Sulit ya pak cuman kita mau yang saya lakukan sampai saat ini pak apa yang bisa saya

    lakukan mereka mau berubah atau tidak ya silahkan yang penting saya melakukan, yang

    penting mereka tahu nih mau melakukan atau tidak terserah mereka

    Interviewer: Terus materi-materi yang tadi penyakit itu anda develop sendiri atau ada pedomannya

    atau ada umum semua sama, kaya materi diare ini sama semua

    Responden: Ya jadi kebanyakan kita ngambil dari internet pak, untuk 3 desa itu sudah ada sama

    Interviewer: Tapi ada bikin sendiri dari internet

    Responden: Jadikan sebelum kita masuk ke topik penyakit itu pak kita ada pelatihan lagi penyegaran

    kppbm, pelatihan satu kali nah disitu sebenarnya apa-apa sih yang perlu disampaikan ke

    masyarakat, jadi kata kuncinya penyakit diare itu sendiri penyebab, tanda dan gejala,

    Interviewer: Tapi nggak ada standarisasi yang harus diajarin oleh dokter enggak ya

    Responden: Lebih kepada kepala markas yang ngajarin kami pak, kepala markas kan dokter Pak, saya

    kan nanya gimana ini pak dijelasin secara medis beliau njelasin kepada kami, kami

  • 41

    menjelaskan ke masyarakat secara naluri dan akal yang bisa menerimanya pak, kami

    cuman merubah bahasa dari bahasa kedokteran kebahasa mereka pak cuman itu pak

    Interviewer: terima kasih ya informasinya

    Kesimpulan

    1. Dari 15 volunteer cabang yang mendapat pelatihan, 7-8 bertahan, dan 3 orang termasuk saya ditunjuk sebagai koordinator di T Pelinget, tetapi pindah menjadi P.Kupang karena penolakan di

    T.Pelinget. Saya dibantu 5 orang tapi, bertahan 1 orang saja.

    2. Tugas koordinator: koordinir relawan desa, fasilitatasi, berhubungan dengan kades, dan tokoh masyarakat. Saya koordinir 99 relawan, sekarang yang aktif 62 orang. Saya mendapat pelatihan

    modul 1-7, dan harus transfer kepada relawan , fasilitasi pemberian materi kepada penduduk,

    fokus pada 3 penyakit, diare, malaria, dan hipertensi. Training mereka mulai Desember 2013-

    Februari 2014. Sesudah training, relawan mengadakan kunjungan rumah tangga. Ideal 15 relawan

    cabang, membawahi 15 relawan desa. Kenyataan 5 relawan cabang, membawahi 62 relawan desa.

    Setiap relawan bertanggung jawab 15 KK, pendampingan. 1 RT 45 KK, 3 relawan, setiap orang

    15 dampingan. Mereka melaporkan ke koordinator. Namun kebanyakan relawan tidak paham

    walaupun sudah disederhanakan.

    3. Pendampingan termasuk kegiatan: memberi pengetahuan tentang pertolongan pertama diare, malaria, dan hiperrtensi; mereka juga menyampaikan ke masyarakat pada waktu

    kunjungan.Target 1x kunjungan, 1 kk, perbulan. Materi pertama tentang pengetahuan umum

    pergerakan PMI, berikut tentang penjelasan sederhana, penyaki prioritas diare, malaria,

    hipertesni (dibuat senderi materi).

    4. Masalah khusus disini, masyarakat hampir semua 60-70% minum air sunga tidak dimasak. Air sungai setelah ditawas, kemudian langsung diminum. Mereka berpendapat air sudah jernih aman

    dan sempurna. Air dimasak rasa berubah, menurut mereka.

    5. Kemudian ada pilot project 2 bulan untuk menentukan pilihan air yang paling disukai dari 5 alternatif air rahmat, sodis, keramik filter, biosand, dan masak air. Dinas keseshatan memberikan

    air bersih, bukan air minum.

    6. Masyaraka P.Kupang sulit menerima perubahan, mereka melihat proyek itu uang. Mereka harus dapat uang untuk masuk. Namun melalui pendekatan yang lama, akhirnya mereka menerima

    tanpa uang, atau makanan. Setiap menyuluh perlu ada makanan, tapi sekarang tidak lagi.

    7. Setelah melakukan penyuluhan relawan dan kunjungan rumah tangga, saya berpendapat relawan nampaknya sudah mengadakan perubahan. Nampaknya mereka sudah melakukan hidup sehat,

    misalnya sudah cuci tangan, tidak lagi minum air tidak dimasak. Tapi kalau untuk masyarakat

    saya belum tahu. Masyarakat masih 50-50, paling tidak keluarga relawan sudah berubah. Dari 62

    relawan berapa itu jumlah keluarga yang berubah.

    8. Kemauan merubah perilaku terserah masyarakat sendiri. Yang penitng kita sudah memperoleh pelatihan bagaimana cara menyampaikan kepada masyarakat merubah perilaku penyakit. Kami

    telah memproleh pelatihan dari ka markas, dan untuk melakukan. Perubahan ada pada masyarakat

    sendiri.

    5 In-depth 5. Anggota Komite Desa Pulau Kupang

    6 February 2014

    Peneliti: Bapak di sini ada berapa keluarga, KK, semuanya?

    Narasumber: Kalau sama yang di seberang kemungkinan ada 5000-an KK-nya.

    Peneliti: Kalau yang sering sampeyan lihat di sini, penyakit itu apa yang banyak?

  • 42

    Narasumber: Di sini itu kalau pertemuan tahun, pertemuan banyu itu banyak yang kena diare. Karena

    di sini ini minumnya ini masih di sungai, ya, Pak. Nah nanti mual-mual jadi mencret.

    Pertemuannya itu di bulan 2, Pak. Nanti di bulan 6 ada pertemuan lagi.