bps kabupaten kapuas

63
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014 2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRASI, DAN KONDISI FISIK Kabupaten Kapuas adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah dengan ibukota terletak di Kuala Kapuas. Secara Geografis terletak pada 0 0 8’ 48” - 3 0 27’ 00” LS dan 113 0 2’ 36” - 114 0 44’ 00’’ BT. Sungai yang melalui Kabupaten Kapuas terdiri dari Sungai Kapuas Murung dan Sungai Kapuas. Sungai Kapuas Murung memiliki panjang 66,375 km sedangkan Sungai Kapuas berada di wilayah Kabupaten Kapuas, membentang dari utara yaitu Kecamatan Kapuas Hulu sampai ke selatan di Kecamatan Kapuas Kuala. Sungai Kapuas melintasi 7 kecamatan yang berada langsung di Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu Kecamatan Kapuas Hulu, Kecamatan Kapuas Tengah, Kecamatan Timpah, Kecamatan Mantangai, Kecamatan Basarang, Kapuas Barat dan Kecamatan Kapuas Hilir. Panjang Sungai Kapuas di wilayah Kabupaten Kapuas ± 600 km dengan lebar ± 500 m dengan kedalaman rata-rata 6 meter sehingga dapat dilayari kapal berukuran besar. Untuk Daerah Pesisir/Pantai Laut Jawa yang menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Kapuas adalah sepanjang 189,487 km. Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 1 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KAPUAS

Upload: ichank-bramakumbara

Post on 28-Jan-2016

113 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

bps kab. kapuas tahun 2014

TRANSCRIPT

Page 1: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRASI, DAN KONDISI FISIK

Kabupaten Kapuas adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah dengan

ibukota terletak di Kuala Kapuas. Secara Geografis terletak pada 00 8’ 48” - 30 27’

00” LS dan 1130 2’ 36” - 1140 44’ 00’’ BT.

Sungai yang melalui Kabupaten Kapuas terdiri dari Sungai Kapuas Murung dan

Sungai Kapuas. Sungai Kapuas Murung memiliki panjang 66,375 km sedangkan

Sungai Kapuas berada di wilayah Kabupaten Kapuas, membentang dari utara yaitu

Kecamatan Kapuas Hulu sampai ke selatan di Kecamatan Kapuas Kuala.

Sungai Kapuas melintasi 7 kecamatan yang berada langsung di Daerah Aliran

Sungai (DAS) yaitu Kecamatan Kapuas Hulu, Kecamatan Kapuas Tengah,

Kecamatan Timpah, Kecamatan Mantangai, Kecamatan Basarang, Kapuas Barat

dan Kecamatan Kapuas Hilir. Panjang Sungai Kapuas di wilayah Kabupaten Kapuas

± 600 km dengan lebar ± 500 m dengan kedalaman rata-rata 6 meter sehingga

dapat dilayari kapal berukuran besar. Untuk Daerah Pesisir/Pantai Laut Jawa yang

menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Kapuas adalah sepanjang 189,487 km.

Sungai-sungai yang melintasi Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan

Peta Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Peta 2.1.

Selain sungai-sungai diatas, di Kabupaten Kapuas juga terdapat 4 (empat) buah

anjir/kanal yaitu :

Anjir Serapat sepanjang + 28 km yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju

Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 14 km dan wilayah

Kalimantan Selatan 14 km.

Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km yang menghubungkan Kota Mandomai

Kecamatan Kapuas Barat ke Pulang Pisau, wilayah Kabupaten Pulang Pisau

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 1

BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN KAPUAS

Page 2: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

mengarah ke Palangkaraya, wilayah Kapuas sepanjang 9 km dari wilayah

Pulang Pisau sepanjang 5,5 km.

Anjir Basarang sepanjang + 24 km yang menghubungkan Kuala Kapuas ke

wilayah Pulang Pisau, wilayah Kapuas sepanjang 17 km dan wilyah Pulang Pisau

sepanjang 7 km.

Anjir Tamban sepanjang + 24km yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju

Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 13 km dan wilayah

Kalimantan Selatan 12 km.

Tabel 2.1 : Nama Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Kapuas

No Nama Sungai Panjang (Km)

1. Sungai Kapuas Murung 66,38

2. Sungai Kapuas 600,00

3. Daerah Pantai/Pesisir Laut Jawa 189,49Sumber : Kapuas Dalam Angka 2013

Sumber air permukaan dipasok melalui beberapa titik mata air di Kawasan Hulu

yang mengalir melalui sungai Kapuas dan beberapa anak sungai. Pemanfaatan air

permukaan di Kabupaten Kapuas sebagian besar digunakan untuk keperluan air

bersih, irigasi, pertanian, perikanan darat dan peternakan. Pemanfaatan air

permukaan dilakukan melalui sistem perpipaan yang disedot melaui pompa yang

kemudian ditampung dalam kolam-kolam air untuk diendapkan dan difilterisasi

untuk selanjutnya dialirkan melalui jaringan pipa dan saluran irigasi sederhana.

Pemanfaatan air permukaan seperti sungai pada kurun waktu 5 tahun terakhir

mulai mengalami penurunan kualitas baik dari segi warna maupun rasa akibat

adanya pengaruh intrusi air laut dan pembukaan anjir dibeberapa kawasan

dibagian hulu. Kondisi tersebut menjadikan sebagian besar masyarakat lebih

banyak mengkonsumsi air bawah tanah. Pemanfaatan air permukaan secara

langsung akan menimbulkan permasalahan seperti keracunan limbah pestisida dari

kegiatan pertanian dan perkebunan seiring dengan terjadinya perubahan fungsi

kawasan hutan menjadi pertanian dan perkebunan di daerah hulu.

Penggunaan air tanah dangkal (sumur) umumnya dimanfaatkan hampir diseluruh

kecamatan karena kondisi dan kualitas air permukaan yang mengalami penurunan.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 2

User, 07/08/14,
Yg diminta luas DAS (Ha)
Page 3: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Pemanfaatan air tanah dangkal dilakukan secara terbatas untuk kegiatan

permukiman (rumah tangga) melalui sumur gali yang ada pada masing-masing

rumah. Air tanah dangkal memiliki kualitas yang relatif baik (tidak tercemar limbah

dan instrusi air laut) dan berada pada kedalaman tanah yang rendah (> 20 m).

Kabupaten Kapuas pada umumnya termasuk daerah beriklim tropis dan lembab

dengan temperatur berkisar antara 210 – 230 Celsius dan maksimal mencapai 360

Celsius. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang

cukup banyak sehingga menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan

awan aktif/tebal. Curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Desember, sedangkan

bulan kering/kemarau jatuh pada bulan Juni sampai dengan September.

Topografi seluruh bentangan wilayah Kabupaten Kapuas relatif datar (0%-8%),

dengan ketinggian antara 0-500 m diatas permukaan laut. Kerakteristik wilayahnya

terbagi menjadi 2 (dua) bagian dengan dua karakteristik yang berbeda, yaitu

bagian selatan merupakan dataran yang berawa- rawa, sedangkan bagian utara

berbukit-bukit. Bagian utara merupakan daerah perbukitan, dengan ketinggian

antara 100 – 500 meter dari permukaan air laut dan merupakan daerah

perbukitan/penggunungan dengan kemiringan + 15 – 25 derajat. Bagian selatan

terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan ketinggian antara 0 – 5 meter dari

permukaan air laut yang mempunyai elevasi 0% - 8% serta dipengaruhi oleh

pasang surut dan merupakan daerah yang mempunyai potensi banjir yang cukup

besar (air laut/pasang naik).

Kawasan pasang surut di bagian selatan merupakan daerah potensi pertanian

tanaman pangan dan hortikultura. Sedangkan kawasan non pasang surut

di bagian utara merupakan potensi lahan perkebunan dan pertambangan.

Dominasi morfologi di Kabupaten Kapuas memperlihatkan bentuk morfologi

daratan berelief rendah dengan ketinggian 1 – 4 meter diatas permukaan laut.

Kecamatan Mantangai berada pada wilayah dengan ketinggian 100-500 meter

diatas permukaan laut, sedangkan Kecamatan Kapuas Tengah dan Kapuas Hulu

merupakan wilayah kecamatan yang berada di kisaran lebih dari 500 meter diatas

permukaan laut.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 3

Page 4: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas secara administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Murung

Raya dan Kabupaten Barito Utara

Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan Kabupaten Barito Kuala

Provinsi Kalimantan Selatan

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan Provinsi

Kalimantan Tengah dan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.

Secara umum Luas Wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Kapuas yaitu

14.999 Km2 atau 9,77% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten

Kapuas yang meliputi 17 kecamatan, 17 kelurahan, 231 desa. Panjang Pantai

± 189,85 km yang melintasi 5 (lima) desa di Kecamatan Kapuas Kuala. Luas wilayah

per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada

Tabel 2.2 dan Peta Administrasi Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Peta 2.2.

Tabel 2.2 Nama,Luas wilayah dan Jumlah Kelurahan per-Kecamatan

No. KecamatanJumlah

Kelurahan/ Desa

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun

(Km2) (%) thd total (Km2) (%) thd total

1 . KAPUAS KUALA 13 348,08 2,32 5,56 3,692 . TAMBAN CATUR 10 78,92 0,53 6,24 4,143 . KAPUAS TIMUR 7 202 1,35 7,59 5,034 . SELAT 10 111,74 0,74 32,22 21,375 . BATAGUH 15 282,26 1,88 8,94 5,936 . BASARANG 14 206 1,37 11,16 7,407 . KAPUAS HILIR 8 91 0,61 6,33 4,208 . PULAU PETAK 12 135 0,9 7,56 5,019 . KAPUAS MURUNG 23 288,45 1,92 5,48 3,63

10 . DADAHUP 13 202,55 1,35 4,91 3,2511 . KAPUAS BARAT 12 480 3,20 6,49 4,3012 . MANTANGAI 38 6.128 40,86 34,37 22,7913 . TIMPAH 9 2.016 13,44 1,80 1,1914 . KAPUAS TENGAH 13 1.160 7,73 7,41 4,9115 . PASAK TALAWANG 10 673 4,49 2,17 1,4416 . KAPUAS HULU 14 1.274 8,49 0,86 0,5717 . MANDAU TALAWANG 10 1.322 8,81 1,76 1,17

Total 231 14.999 100 150,82 100 Sumber : Kapuas Dalam Angka 2013

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 4

User, 07/08/14,
Yg diminta satuan (Ha) bukan Km2
Page 5: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Peta 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Kapuas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 5

User, 07/08/14,
Judul peta di taruh diatas peta, pada kolom keterangan dibuat legenda DAS, peta ukuran A-3, skala minimal 1:25.000
Page 6: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Peta 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Kapuas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 6

User, 07/08/14,
Judul peta ditaruh diatas peta, peta ukuran A-3, skala mimimal 1:25.000
Page 7: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

2.2. DEMOGRAFI

Perkembangan penduduk suatu daerah sangat dipengaruhi oleh perkembangan

kelahiran, kematian dan migrasi (masuk dan keluar). Pertambahan jumlah

penduduk akan memberi tekanan terhadap lingkungan meski keberadaannya

sangat berperan penting dalam mendukung perkembangan wilayah. Konsentrasi

penduduk tinggi disuatu tempat mencerminkan adanya potensi kegiatan

ditempat tersebut. Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Kapuas pada tahun

2012 seluruhnya berjumlah 339.262 jiwa.

Berdasarkan data Kapuas dalam Angka Tahun 2013, pada tahun 2012 kecamatan

yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Selat sebesar

55,46 jiwa/km2 walaupun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 terjadi

penurunan pertumbuhan penduduknya sebesar 0,61%. Sedangkan yang paling

rendah kepadatan penduduknya ada di Kecamatan Mandau Talawang sebesar

4,16 jiwa/km2 dengan tingkat pertumbuhan penduduknya juga mengalami

penurunan dari tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar 0,33%. Untuk kecamatan

yang lain di Kabupaten Kapuas mengalami peningkatan dalam pertumbuhan

penduduknya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 seperti Kecamatan

Kapuas Kuala, Kecamatan Tamban Catur, Kecamatan Kapuas Timur, Kecamatan

Bataguh, Kecamatan Basarang, Kecamatan Kapuas Hilir, Kecamatan Pulau Petak,

Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Dadahup, Kecamatan Kapuas Barat, dan

Kecamatan Mantangai.

Angka kepadatan penduduk bervariasi disetiap kecamatan, menandakan adanya

perbedaan sebaran penduduk. Perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu

wilayah dengan wilayah lainnya merupakan salah satu faktor yang penyebaran

penduduk yang tidak merata. Daerah yang memiliki aktivitas perekonomian

tinggi, seperti halnya Kecamatan Selat mengidentifikasikan bahwa peningkatan

aktivitas perekonomian disuatu wilayah menyebabkan terjadinya pertumbuhan

penduduk karena mobilitas penduduk, selain pertumbuhan secara alami.

Kesempatan mendapatkan lapangan pekerjaan dan pembukaan usaha mandiri

seperti kesempatan berdagang merupakan daya tarik terjadinya mobilitas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 7

Page 8: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

penduduk dari wilayah lain ke wilayah yang merupakan daerah pengembangan

ekonomi. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah dan tingkat kepadatan penduduk

di Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat

kecamatan. Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun yaitu :

Pt = Po (1 + r )t

Keterangan:

Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017).

Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012)

r = angka pertumbuhan penduduk

t = waktu (5 tahun)

Dalam memproyeksi kondisi penduduk Kabupaten Kapuas 5 tahun kedepan,

menggunakan asumsi bahwa angka pertumbuhan penduduk sama setiap

tahunnya. Dalam perhitungan ini menggunakan asumsi angka pertumbuhan

perduduk dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Kapuas dari tahun 2010

sampai dengan tahun 2012. Perhitungan proyeksi penduduk Kabupaten Kapuas

dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 8

Page 9: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3-5 Tahun Terakhir

No. KecamatanJumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%)

Luas Kec. (Km2)

Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)

2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 - 2011 2011 -2012 2010 -2012 2010 2011 2012

1 . KAPUAS KUALA 18.763 18.864 19.303 4.944 4.970 5.080 0,54 2,33 1,43 348,08 53,90 54,19 55,46

2 . TAMBAN CATUR 14.592 14.691 15.013 3.882 3.910 3.991 0,68 2,19 1,43 78,92 184,90 186,15 190,23

3 . KAPUAS TIMUR 23.535 23.656 24.214 6.271 6.303 6.443 0,51 2,36 1,43 202,00 116,51 117,11 119,87

4 . SELAT 56.902 58.901 58.542 14.469 14.954 14.911 3,51 (0,61) 1,43 111,74 509,24 527,13 523,91

5 . BATAGUH 33.747 33.862 34.720 8.835 8.861 9.076 0,34 2,53 1,43 282,26 119,56 119,97 123,01

6 . BASARANG 18.073 18.482 18.594 4.404 4.504 4.532 2,26 0,61 1,43 206,00 87,73 89,72 90,26

7 . KAPUAS HILIR 13.036 13.113 13.411 3.615 3.627 3.702 0,59 2,27 1,43 91,00 143,25 144,10 147,37

8 . PULAU PETAK 18.873 18.948 19.417 4.972 4.991 5.108 0,40 2,48 1,43 135,00 139,80 140,36 143,83

9 . KAPUAS MURUNG 24.589 24.837 25.298 6.575 6.644 6.759 1,01 1,86 1,43 288,45 85,25 86,11 87,70

10 . DADAHUP 11.253 11.351 11.577 2.923 2.933 2.990 0,87 1,99 1,43 202,55 55,56 56,04 57,16

11 . KAPUAS BARAT 18.412 18.547 18.942 4.618 4.651 4.750 0,73 2,13 1,43 480,00 38,36 38,64 39,46

12 . MANTANGAI 35.500 35.840 36.523 9.070 9.162 9.333 0,96 1,91 1,43 6.128,00 5,79 5,85 5,96

13 . TIMPAH 9.548 9.941 9.823 2.309 2.430 2.401 4,12 (1,19) 1,43 2.016,00 4,74 4,93 4,87

14 . KAPUAS TENGAH 14.009 14.497 14.494 3.178 3.313 3.312 3,48 (0,02) 1,72 1.160,00 12,08 12,50 12,49

15 . PASAK TALAWANG 5.920 6.231 6.125 1.298 1.398 1.372 5,25 (1,70) 1,72 673,00 8,80 9,26 9,10

16 . KAPUAS HULU 7.546 7.887 7.764 1.791 1.891 1.860 4,52 (1,56) 1,43 1.274,00 5,92 6,19 6,09

17 . MANDAU TALAWANG 5.348 5.520 5.502 1.225 1.267 1.259 3,22 (0,33) 1,43 1.322,00 4,05 4,18 4,16

Jumlah 329.646 335.168 339.262 84.379 85.809 86.879 1,94 1,01 1,46 14.999,00

21,98 22,35 22,62

Sumber : Kapuas Dalam Angka 2011, 2012, 2013 Catatan : Untuk tahun 2008 dan 2009 Kabupaten Kapuas hanya berjumlah 12 Kecamatan.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 9

User, 07/08/14,
Lunjut ke jumlah penduduk 2013
Page 10: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Tabel 2.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun

No. Kecamatan

Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%)Luas Kec.

(Km2)

Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2012 2013 2014 2015 2016 20172012 -2013

2013 - 2014

2014 -2015

2015 -2016

2016 -2017 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 . KAPUAS KUALA 18.384 18.647 18.913 19.183 19.457 19.735 5.080 5.153 5.226 5.301 5.377 5.453 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 348,08 52,82 53,57 54,34 55,11 55,90 56,70

2 . TAMBAN CATUR 14.829 15.041 15.257 15.475 15.697 15.922 3.991 4.048 4.106 4.165 4.225 4.285 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 78,92 187,90 190,59 193,32 196,09 198,90 201,75

3 . KAPUAS TIMUR 23.399 23.734 24.074 24.419 24.769 25.123 6.443 6.535 6.629 6.724 6.820 6.918 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 202,00 115,84 117,50 119,18 120,89 122,62 124,37

4 . SELAT 53.498 54.263 55.040 55.827 56.626 57.436 14.911 15.124 15.341 15.560 15.783 16.009 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 111,74 478,77 485,62 492,57 499,62 506,77 514,02

5 . BATAGUH 37.158 37.690 38.229 38.777 39.332 39.895 9.076 9.206 9.338 9.471 9.607 9.744 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 282,26 131,64 133,53 135,44 137,38 139,35 141,34

6 . BASARANG 17.989 18.246 18.508 18.772 19.041 19.314 4.532 4.597 4.663 4.729 4.797 4.866 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 206,00 87,33 88,57 89,84 91,13 92,43 93,76

7 . KAPUAS HILIR 13.602 13.796 13.993 14.193 14.396 14.601 3.702 3.755 3.808 3.863 3.918 3.974 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 91,00 149,47 151,61 153,77 155,97 158,20 160,46

8 . PULAU PETAK 20.024 20.311 20.601 20.896 21.195 21.498 5.108 5.181 5.255 5.330 5.407 5.484 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 135,00 148,33 150,45 152,60 154,78 157,00 159,25

9 . KAPUAS MURUNG 28.563 28.972 29.387 29.807 30.234 30.667 6.759 6.856 6.954 7.053 7.154 7.257 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 288,45 99,02 100,44 101,88 103,34 104,82 106,32

10 . DADAHUP 14.620 14.829 15.041 15.256 15.474 15.695 2.990 3.033 3.076 3.120 3.165 3.210 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 202,55 72,18 73,21 74,26 75,32 76,40 77,49

11 . KAPUAS BARAT 19.195 19.469 19.748 20.030 20.316 20.606 4.750 4.818 4.887 4.957 5.027 5.099 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 480,00 39,99 40,56 41,14 41,73 42,32 42,93

12 . MANTANGAI 37.621 38.159 38.705 39.259 39.820 40.390 9.333 9.467 9.602 9.739 9.879 10.020 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 6.128,00 6,14 6,23 6,32 6,41 6,50 6,59

13 . TIMPAH 8.172 8.289 8.407 8.528 8.650 8.773 2.401 2.435 2.470 2.505 2.541 2.578 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 2.016,00 4,05 4,11 4,17 4,23 4,29 4,35

14 . KAPUAS TENGAH 13.697 13.932 14.171 14.414 14.662 14.913 3.312 3.369 3.427 3.485 3.545 3.606 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1.160,00 11,81 12,01 12,22 12,43 12,64 12,86

15 . PASAK TALAWANG 6.380 6.490 6.601 6.714 6.830 6.947 1.372 1.396 1.420 1.444 1.469 1.494 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 673,00 9,48 9,64 9,81 9,98 10,15 10,32

16 . KAPUAS HULU 7.573 7.682 7.792 7.904 8.017 8.132 1.860 1.887 1.914 1.941 1.969 1.997 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1.274,00 5,94 6,03 6,12 6,20 6,29 6,38

17 . MANDAU TALAWANG 5.161 5.235 5.310 5.386 5.463 5.541 1.259 1.277 1.295 1.314 1.333 1.352 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1.322,00 3,90 3,96 4,02 4,07 4,13 4,19

Jumlah 339.865344.78

5 349.776 354.840 359.977 365.189 86.879 88.135 89.41090.70

3 92.015 93.346 1,46 1,46 1,46 1,46 1,46 14.999,00 22,66 22,99 23,32 23,66 24,00 24,35

Sumber: Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas, 2014

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 10

User, 07/08/14,
Proyeksi penduduk
Page 11: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

Pendapatan Kabupaten Kapuas sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 25

Pendapatan Daerah dikelompokkan atas 3 (tiga) komponen yaitu:

a. Pendapatan Asli Daerah;

b. Dana Perimbangan; dan

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Gambaran tentang Pendapatan Daerah yang disajikan secara series

menginformasikan mengenai rata-rata pertumbuhan realisasi Pendapatan Daerah

Kabupaten Kapuas Tahun Anggaran 2008-2012 sebagaimana tertuang pada Tabel

2.5, diperoleh gambaran bahwa realisasi pendapatan daerah fluktuatif dari Rp.

642,956 Miliar (2008) hingga mencapai Rp.1.004,328 Miliar (2012) dengan rata- rata

tingkat pertumbuhan pendapatan 11,94%.

Secara persentase pertumbuhan masing-masing komponen pembentuk PAD

berbeda-beda. Rata-rata tingkat pertumbuhan tertinggi berasal dari lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah 38,11%,hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan 36,49%, hasil retribusi daerah 32,33% dan terendah dari pajak daerah

29,41%.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pendapatan daerah adalah belum

diketahui secara pasti besar potensi PAD sehingga target yang ditetapkan tidak

didasarkan atas asesmen potensi yang dimiliki. Setelah berlakunya close list system

dalam ketentuan jenis pajak dan retribusi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2009, perlu

dilakukan penyesuaian perangkat regulasi, kelembagaan pendapatan daerah serta

personil agar tidak berimplikasi pada penurunan pendapatan daerah. Adapun

penerimaan Dana Perimbangan relatif tanpa masalah berarti kecuali DAK yang

memerlukan dana pendamping daerah minimal 10% dari jumlah DAK sehingga

mengurangi porsi pemanfaatan DAU sesuai dengan kebutuhan daerah. Adapun lain-

lain pendapatan daerah yang sah tidak diketahui secara pasti potensi penerimaannya

karena bersifat penerimaan insidentil.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 11

Page 12: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Memperhatikan Tabel 2.5, diperoleh gambaran bahwa, realisasi Belanja Tidak

Langsung yang merupakan komponen terbesar dari belanja daerah, Rp.331,56 Miliar

(2010) hingga Rp.587,27 Miliar (2012), dengan rata-rata kenaikan realisasi Belanja

Tidak langsung mencapai 15,48%.

Dari delapan komponen Belanja Tidak langsung, Belanja hibah mengalami kenaikan

terbesar dengan rata-rata kenaikan mencapai 78,52%, diikuti dengan belanja

pegawai 13,99%.

Tingkat Realisasi Belanja Langsung juga mengalami kenaikan dari tahun ketahun

dengan rata-rata kenaikan 3,98% dengan kenaikan terbesar pada komponen Belanja

Barang Jasa yaitu Rp. 81,81 Miliar (2010) mencapai Rp. 126 Miliar (2012) atau

sebesar 12,03%.

Tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Kapuas Tahun Anggaran 2008-2012

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 12

Page 13: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Sumber : RPJMD Kabupaten Kapuas Tahun 2013-2018

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 13

2008 2009 2010 2011 2012

Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)1 PENDAPATAN 642.956.000.000 672.825.000.000 735.604.000.000 882.441.000.000 1.004.328.000.000 11,94

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 23.121.000.000 19.409.000.000 18.411.000.000 25.548.000.000 51.110.000.000 29,41

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 2.103.000.000 2.213.000.000 2.567.000.000 4.305.000.000 6.042.000.000 32,33

1.1.2 Has i l Retribus i Daerah 4.814.000.000 7.356.000.000 6.926.000.000 8.594.000.000 14.704.000.000 35,53

1.1.3 Has i l Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 909.000.000,00 1.857.000.000 1.564.000.000 2.202.000.000 2.568.000.000 36,49

1.1.4 Lain-la in Pendapatan As l i Daerah yang Sah 15.295.000.000 7.983.000.000 7.353.000.000 10.446.000.000 27.795.000.000 38,11

1.2 DANA PERIMBANGAN 600.363.000.000 610.627.000.000 625.385.000.000 722.951.000.000 852.539.000.000 9,41

1.2.1 Bagi Has i l Pa jak/Bagi Has i l Bukan Pajak 50.912.000.000 51.840.000.000 73.141.000.000 81.989.000.000 119.073.000.000 25,06

1.2.2 Dana Alokas i Umum 481.574.000.000 494.403.000.000 503.442.000.000 572.638.000.000 660.648.000.000 8,40

1.2.3 Dana Alokas i Khusus 67.877.000.000 64.383.000.000 48.803.000.000 68.324.000.000 72.818.000.000 4,31

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 19.472.000.000 42.790.000.000 91.808.000.000 133.943.000.000 100.679.000.000 63,84

1.3.1 Pendapatan Hibah 7.500.000.000 2.000.000.000 0 4.710.000.000 8.627.000.000 -

1.3.2 Dana Bagi Has i l Pa jak dari Provins i dan Pemerintah Daerah La innya

8.874.000.000 10.827.000.000 12.180.000.000 17.871.000.000 25.804.000.000 31,40

1.3.4 Dana Penyesuaian 2.465.000.000 10.695.000.000 79.628.000.000 111.362.000.000 64.233.000.000 243,98

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provins i atau Pemerintah Daerah La innya

633.000.000,00 250.000.000,00 0 0 2.015.000.000 -

1.3.6 Dana Penguatan Desentra l i sas i Fiska l dan Percepatan Pembangunan Daerah

0 19.017.000.000 0 0 0 -

2 BELANJA 652.175.000.000 685.837.000.000 727.525.000.000 826.456.000.000 958.520.000.000 10,20

2.1 Belanja Tidak Langsung 331.561.000.000 360.335.000.000 420.995.000.000 476.795.000.000 587.277.000.000 15,48

2.1.1 Belanja Pegawai 292.614.000.000 333.503.000.000 382.590.000.000 437.434.000.000 494.091.000.000 13,99

2.1.2 Belanja Bunga 0 0 0 0 1.268.000.000 0

2.1.3 Belanja Subs idi 0 0 0 106.000.000 178.000.000 0

2.1.4 Belanja Hibah 11.311.000.000 4.375.000.000 14.013.000.000 15.425.000.000 37.796.000.000 78,52

2.1.5 Belanja Bantuan Sos ia l 7.752.000.000 7.335.000.000 4.670.000.000 5.224.000.000 5.445.000.000 (6,41)

2.1.6 Belanja Bagi Has i l Kepada Provins i/Kabupaten Kota dan Pemerintahan Desa

750.000.000 521.000.000 633.000.000 533.000.000 592.000.000 (3,46)

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provins i/Kabupaten Kota dan Pemerintahan Desa

18.323.000.000 14.541.000.000 17.597.000.000 17.412.000.000 44.457.000.000 38,66

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 811.000.000 60.000.000 1.492.000.000 660.000.000 3.450.000.000 665,13

2.2 Belanja Langsung 320.614.000.000 325.502.000.000 306.531.000.000 349.661.000.000 371.243.000.000 3,98

2.2.1 Belanja Pegawai 28.166.000.000 27.631.000.000 20.202.000.000 26.609.000.000 24.266.000.000 (1,47)

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 81.814.000.000 93.148.000.000 88.866.000.000 111.318.000.000 126.462.000.000 12,03

2.2.3 Belanja Modal 210.634.000.000 204.723.000.000 197.462.000.000 211.734.000.000 220.514.000.000 1,26

3 PEMBIAYAAN DAERAH 119.885.000.000 95.883.000.000 78.523.000.000 85.836.000.000 163.131.000.000 15,31

3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 109.660.000.000 89.716.000.000 70.537.000.000 72.450.000.000 134.938.000.000 12,35

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya

109.660.000.000 89.716.000.000 70.537.000.000 70.629.000.000 115.050.000.000 5,86

3.1.2 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 1.821.000.000 15.417.000.000 0

3.1.5 Penerimaan Kembal i Pemberian Pinjaman 0 0 0 0 4.472.000.000 0

3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 10.225.000.000 6.167.000.000 7.986.000.000 13.386.000.000 28.193.000.000 42,01

3.2.2 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 11.251.000.000 0 0

3.2.3 Penyertaan Modal (Investas i ) Pemerintah Daerah 10.225.000.000 4.900.000.000 7.597.000.000 217.000.000,00 8.305.000.000 907,90

3.2.4 Penyesuaian atas Pengeluaran Pembiayaan ke PDAM 0 0 0 0 15.417.000.000 0

3.2.5 Pembayaran Pokok Utang 0 1.267.000.000 390.000.000,00 1.917.000.000 0 0

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0 4.472.000.000 0

99.435.000.000 83.549.000.000 62.551.000.000 59.064.000.000 106.745.000.000 8,51

90.216.000.000 70.537.000.000 70.629.000.000 115.050.000.000 152.553.000.000 18,45Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

Kode UraianRata-rata

Pertumbuhan (%)

PEMBIAYAAN NETTO

Page 14: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Untuk mendapatkan gambaran pendanaan sanitasi di Kabupaten Kapuas yaitu dengan

melakukan pengamatan terhadap besaran pendanaan SKPD untuk pembangunan

sanitasi (air limbah, persampahan, drainase, serta promosi higiene dan sanitasi) yang

dikelola.

Pendanaan sanitasi Kabupaten Kapuas sampai saat ini lebih banyak pendanaan

investasinya ke Dinas Pekerjaan Umum karena arah kegiatannya lebih banyak ke

infrastruktur. Untuk Dinas Kesehatan investasinya berupa kegiatan kampanye,

pendataan, pemeriksaan, dan sosialisasi. Karena di Dinas Kesehatan, pembangunan

yang berbentuk sarana dan prasarana lebih banyak bersumber dari Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN). Badan Lingkungan Hidup (BLH) investasinya

berupa penyediaan sarana dan prasarana persampahan dan pengendalian

pencemaran lingkungan. Dan sebagian besar pendanaan kegiatannya bersumber dari

Dana Alokasi Khusus (DAK). Untuk Dinas Pendidikan investasinya lebih ke perbaikan

sarana unit kesehatan sekolah (UKS). Sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (BAPPEDA) baru tahun 2014 ada kegiatan yang terkait dengan sanitasi.

Prasarana air limbah, persampahan, air bersih, drainase belum secara khusus untuk

pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD. Data tersebut disajikan pada

Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012

Sumber : Realisasi APBD tahun 2009-2013, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten KapuasKeterangan : investasi termasuk didalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 14

2008 2009 2010 2011 20121 Dinas Pekerjaan Umum - - 7.132.896.250 7.682.898.000 5.281.565.000 (11,77) 1.a Investasi - - 7.132.896.250 7.682.898.000 5.281.565.000 (11,77) 1.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - - 2 Dinas Kesehatan - - 15.900.000 15.900.000 51.749.000 112,732.a Investasi - - 15.900.000 15.900.000 51.749.000 112,732.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - 3 BLH 200.000.000 848.000.000 409.000.000 459.379.950 1.114.000.000 106,763.a Investasi 200.000.000 848.000.000 409.000.000 459.379.950 1.114.000.000 106,763.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - 4 Dinas Pendidikan - - 30.000.000 25.000.000 30.000.000 1,674.a Investasi - - 30.000.000 25.000.000 30.000.000 1,674.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - 5 BAPPEDA - - - - - - 5.a Investasi - - - - - - 5.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - - 6 Belanja sanitasi (1 + 2 + 3 + … n) 200.000.000 848.000.000 7.587.796.250 8.183.177.950 6.477.314.000 276,457 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+..na) 200.000.000 848.000.000 7.587.796.250 8.183.177.950 6.477.314.000 276,458 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) - - - - - - 9 Belanja Langsung 320.614.000.000 325.502.000.000 306.531.000.000 349.661.000.000 371.243.000.000 3,9810 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (6/9) 0,00 0,00 0,02 0,02 0,02 284,2211 Proporsi Investasi Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (7/6) 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,0012 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (8/6) - - - - - -

No SKPDTahun Rata-rata

Pertumbuhan

Page 15: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Pendanaan sanitasi di Kabupaten Kapuas berasal dari dana APBD dan DAK. Dari dana

APBD digunakan untuk belanja air limbah domestik, air bersih, sampah rumah tangga,

drainase lingkungan, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dana belanja APBD

murni untuk sanitasi mengalami penurunan setiap tahunnya, jika dilihat dari rata-rata

penurunannya sebesar 336 % . Data Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten

Kapuas Tahun 2008 - 2012 disajikan secara lengkap pada Tabel 2.7, sedangkan

Belanja Sanitasi per Kapita Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012

Sumber : APBD Kabupaten Kapuas tahun 2008-2012, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas

Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012

Sumber : APBD Kabupaten Kapuas, Kapuas dalam angka 2009-2013, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas

Realisasi retribusi sanitasi per komponen hanya berasal dari retribusi sampah saja.

Sedangkan dari retribusi air limbah dan retribusi drainase belum ada kegiatan, karena

belum tersedianya perda restribusi yang mengatur untuk retribusi air limbah dan

drainase. Pertumbuhan total realisasi retribusi sanitasi mengalami kenaikan setiap

tahunnya sebesar 42,62%. Data realisasi dan potensi retribusi sanitasi per kapita

disajikan pada Tabel 2.9.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 15

2008 2009 2010 2011 20121 Belanja Sanitasi (1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4) 200.000.000 50.000.000 6.247.796.250 3.218.552.950 2.136.544.000 3.059,62 1.1 Air Limbah Domestik - - 571.300.000 51.668.000 37.480.000 (59,21) 1.2 Air Bersih / Air Minum - - 287.100.000 357.680.000 122.440.000 (20,59) 1.3 Sampah rumah tangga 200.000.000 50.000.000 3.698.841.250 2.638.949.950 1.214.000.000 1.785,01 1.4 Drainase perkotaan - - 1.690.555.000 140.255.000 685.875.000 148,66 1.5 PHBS - - - 30.000.000 76.749.000 155,83 2 Dana Alokasi khusus (2.1 + 2.2 + 2.3) - 798.000.000 1.310.000.000 4.969.625.000 4.335.770.000 110,26 2.1 DAK Sanitasi - 798.000.000 1.310.000.000 4.969.625.000 4.335.770.000 110,26 2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - - - - 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - - - 3 Pinjaman/Hibah untuk sanitasi - - - - - - 4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi - - - - - -

200.000.000 (748.000.000) 4.937.796.250 (1.751.072.050) (2.199.226.000) (336,00) 320.614.000.000 325.502.000.000 306.531.000.000 349.661.000.000 371.243.000.000 3,98

0,06 (0,23) 1,61 (0,50) (0,59) (345,54) % APBD murni terhadap Belanja Langsung

No Uraian Tahun Rata-rata Pertumbuhan

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3-4)Total Belanja Langsung

2008 2009 2010 2011 20121 Total Belanja Sanitasi Kabupaten Kapuas (Rp) 200.000.000,00 50.000.000,00 6.247.796.250,00 3.218.552.950,00 2.136.544.000,00 3.059,62 2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 332.485,00 331.040,00 329.646,00 335.168,00 339.262,00 0,51

601,53 151,04 18.953,05 9.602,81 6.297,62 3.072,45 Belanja Sanitasi Perkapita (1/2) (Rp)

No Deskripsi Tahun Rata-rata

Page 16: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kapuas

Perkembangan perekonomian Kabupaten Kapuas yang diikuti dengan pertambahan

jumlah penduduk akan berdampak pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

perkapita. Tingkat kesejahteraan suatu daerah salah satunya dapat tercermin dari

besarnya PDRB perkapita, meskipun angka tersebut tidak menggambarkan

pendapatan penduduk secara nyata, karena angka ini hanya merupakan rata-rata.

PDRB perkapita penduduk Kabupaten Kapuas berdasarkan harga konstan tahun 2000

mengalami peningkatan terus menerus sejak tahun 2008 hingga tahun 2012. Pada

tahun 2008 PDRB perkapita Kabupaten Kapuas hanya sebesar Rp 5,894 Juta

meningkat menjadi Rp 7,177 Juta pada tahun 2012. Peta Perekonomian Kabupaten

Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.10 dibawah ini.

Tabel 2.10 Peta Perekonomian Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kapuas 2012, Kapuas Dalam Angka 2013

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 16

2008 2009 2010 2011 20121 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp) 1.959.630.550.000 2.058.980.330.000 2.166.964.690.000 2.290.962.600.000 2.435.041.220.000 2 Pendapatan Per-Kapita Kabupaten Kapuas (Rp) 5.893.892 6.219.733 6.573.611 6.835.266 7.177.465 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,17 5,07 5,24 5,72 6,29

No Deskripsi Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Retribusi Air Limbah - - - - - -

1.a Realisasi retribusi - - - - - -

1.b Potensi retribusi - - - - - -

2 Retribusi Sampah - - 94.148.600 107.286.100 183.771.250 42,62

2.a Realisasi retribusi - - 94.148.600 107.286.100 183.771.250 42,62

2.b Potensi retribusi - - - - - -

3 Retribusi Drainase

3.a Realisasi retribusi - - - - - -

3.b Potensi retribusi - - - - - -

4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) - - 94.148.600 107.286.100 183.771.250 42,62

5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) - - - - - -

6 Proporsi Total Realisasi - Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) - - - - - -

No SKPDPertumbuhan

(%)Tahun

Page 17: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

2.4. TATA RUANG DAN WILAYAH

Memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber daya wilayah,

kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi untuk Kabupaten Kapuas, maka

rumusan kebijakan penataan ruang adalah sebagai berikut :

a. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten.

b. Peningkatan fungsi Kota Kuala Kapuas sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

kabupaten melalui peningkatan fasilitas, aksesibilitas serta infrastruktur kota.

c. Pengembangan wilayah atau pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah untuk

mendukung pengembangan sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata.

d. Pengembangan kawasan industri dan pembangunan industri pengolahan hasil

pertanian

e. Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan sebagai hutan lindung, kawasan

rawan bencana, cagar alam dan cagar budaya.

Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan wilayah Kabupaten Kapuas mengatur

susunan pusat-pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

ekonomi masyarkat yang hierarkis memiliki hubungan fungsional (lihat Gambar 2.3)

1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) merupakan pusat kegitan permukiman perkotaan

dengan hirarki pelayanan skala regional/kebupaten (hirarki I), terletak di Kota

Kuala Kapuas yang merupakan Ibukota Kabupaten Kapuas dengan arahan

pengembangan kegitan utama yaitu sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan

publik, perekonomian dan regional, pusat distribusi dan koleksi barang dan jasa,

pusat jasa pendukung kegiatan perekonomian (pengolahan dan pemasaran).

Sedangkan untuk kegiatan penunjang utama yaitu sebagai pusat kegiatan

pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, dan permukiman.

2. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)

Pusat Kegiatan Lokalpromosi (PKLp) merupakan pusat permukiman perkotaan

dengan skala pelayanan kecamatan (hirarki II) dengan orientasi kegiatan berupa

pemerintahan, perdagangan dan jasa, pelayanan masyarakat dan lain-lain. Pusat

Kegiatan Lokal promosi (PKLp) ini terletak di Pujon ibukota Kecamatan Kapuas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 17

Page 18: Bps Kabupaten Kapuas

Tengah kawasan ini diharapkan menjadi kawasan perkotaan dengan fungsi

sebagai pusat produksi pertanian dan perkebunan (agropolitan area) dengan

skala pelayanan beberapa kecamatan serta menunjangPusat pelayanan

pemerintahan kecamatan;

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan pusat permukiman/kegiatan

dengan skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan (hirarki III) dengan

arahan pengembangan dan pelayanan sesuai dengan fungsi dan potensi yang

dimilikinya. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Sei Pinang (Kecamatan

Mandau Talawang), Sei Hanyo (Kecamatan Kapuas Hulu), Jangkang (Kecamatan

Pasak Talawang), Timpah (Kecamatan Timpah), Mentangai (Kecamatan

Mentangai), Dadahup (Kecamatan Dadahup), Mandomai (Kecamatan Kapuas

Barat), Palingkau (Kecamatan Kapuas Murung), Sei Tatas (Kecamatan Pulau

Petak), Basarang (Kecamatan Basarang), Barimba (Kecamatan Kapuas Hilir),

Anjir Serapat (Kecamatan Kapuas Timur), Bataguh (Kecamatan Bataguh),

Tamban Catur (Kecamatan Tamban Catur), Lupak Dalam (Kecamatan Kapuas

Kuala) kawasan ini diharapkan menjadi kawasan perkotaan dengan fungsi

sebagai pusat produksi pertanian dan perkebunan (agropolitan area) dengan

skala pelayanan beberapa kecamatan serta menunjang kota dengan Pusat

Kegiatan Lokal (PKL) dan mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana

pengembangan wilayah lebih rendah dari Pusat Kegiatan Lokal.

4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman/kegaitan

dengan skala desa/kelurahan atau beberapa kampung (hirarki IV) dengan

arahan pengembangan sekala pelayanan sesuai dengan fungsi dan potensi yang

dimilikinya. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi Mandomai, Manusup,

Sungai Teras dan Tanjung Kelanis.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 18

Page 19: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

5. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan

Untuk kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan dibagi berdasarkan sistem

perkotaan antara lain sebagai berikut :

a. Untuk PKW kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan :

1) Pengembangan jalan arteri primer

2) Pengembangan prasarana lingkungan

3) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa

4) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan

5) Pengembangan kawasan pariwisata

b. Untuk PKLp kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan :

1) Pengembangan jalan arteri sekunder

2) Pengembangan dan perbaikan jalan akses ke PPK

3) Pengembangan fasilitas lingkungan

4) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa

5) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan

6) Pengembangan industri

7) Pengembangan fasilitas agropolitan area

c. Untuk PPK kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan :

1) Pengembangan fasilitas lingkungan

2) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa

3) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan

4) Pengembangan fasilitas agropolitan area

d. Untuk PPL kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan :

1) Pengembangan fasilitas lingkungan

2) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan

3) Pengembangan fasilitas agropolitan area

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 19

Page 20: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana utama di Kabupaten Kapuas

meliputi:

a. Sistem jaringan transportasi darat

Jaringan jalan

Rencana pengembangan terminal

Rencana pengembangan jaringan sungai dan penyeberangan

b. Sistem transportasi perkeretaapian

c. Sistem jaringan transportasi laut

Pengembangan Pelabuhan Nasional Batanjung Kecamatan Kapuas Kuala

Pemeliharaan alur perairan dari hulu dan menuju pelabuhan

Sistem jaringan prasarana lainnya wilayah kabupaten Kapuas meliputi :

a. Sistem jaringan energi/kelistrikan

b. Sistem jaringan telekomunikasi

c. Sistem jaringan sumberdaya air

d. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan

Rencana pengelolaan sampah

Pengembangan sistem Drainase dan Pematusan

Pengembangan sistem jaringan Air Minum

Jaringan Air Limbah

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 20

Page 21: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kapuas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 21

Page 22: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Kebijakan nasional yang berlaku di Kabupaten Kapuas yang terkait dengan

status hutan, yaitu :

1. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.

529/Menhut-II/2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian

Nomor 759/KPTS/UM/10/1982 Tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah

Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Seluas ± 15.300.000 HA (Lima Belas

Juta Tiga Ratus Ribu Hektar) Sebagai Kawasan Hutan.

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Rencana

Tata Ruang Pulau Kalimantan.

Untuk Kabupaten Kapuas kawasan hutan lindung terdapat di Kecamatan Kapuas

Hulu , Kapuas Tengah dan Kecamatan Mantangai seluas 238.858,88 Ha.

Kebijakan Pola Ruang Provinsi untuk Kabupaten Kapuas, yaitu :

1. Kawasan Lindung :

a. Kawasan gambut terdapat di Kecamatan Timpah dan Mantangai seluas

73.200 Ha.

b. Kawasan pelestarian alam , terdapat di Kecamatan Mantangai dan Timpah

seluas 128.296 Ha

2. Kawasan Budidaya :

a. Pertanian, yang tersebar di seluruh kabupaten

b. Perikanan tangkap dan budidaya

c. Perkebunan besar, tersebar di seluruh kabupaten

d. Kawasan pertambangan yang dikembangkan di Kapuas Hulu, Kapuas Tengah,

Timpah dan Basarang.

e. Kawasan Pariwisata;

Wisata Alam : pesisir pantai Teluk Gabang,

Wisata alam Pulau Telo

f. Permukiman, kawasan dengan permukiman kepadatan sedang.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 22

Page 23: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Rencana Pola Ruang Kabupaten Kapuas meliputi :

A. Rencana Pola Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,

sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan

pembangunan berkelanjutan. Mengacu pada Permen PU No 16 Tahun 2009

tentang pedoman penyusunan RTRW Kabupaten, maka yang termasuk dalam

kawasan lindung di Kabupaten Kapuas, berupa :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya.

a. Kawasan Bergambut, definisi kawasan yang unsur pembentuk tanahnya

sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam

waktu yang lama. Tujuan perlindungannya adalah untuk melindungi

ekosistem yang khas dari wilayah bergambut dan untuk keperluan

cadangan air tanah. Kriteria kawasan bergambut adalah tanah gambut

dengan ketebalan 3 meter yang terdapat di bagian hulu sungai atau

rawa. Kawasan Bergambut terletak di Timpah dan Mantangai dengan

luasan kurang lebih 73.200 Ha.

b. Kawasan Resapan Air, definisi kawasan yang memiliki kemampuan tinggi

untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air

bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air terdapat di Kecamatan

Mantangai. Tujuan perlindungan memberikan ruang yang cukup bagi

peresapan air hujan pada daerah resapan air tanah untuk keperluan

penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik pada

kawasan yang bersangkutan maupun kawasan bawahannya. Kriteria

Kawasan Resapan Air adalah curah hujan tinggi, struktur tanah mudah

meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air

hujan secara besar-besaran.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 23

Page 24: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

2. Kawasan perlindungan setempat, yang termasuk dalam kriteria ini

di Kabupaten Kapuas adalah :

a. Sempadan pantai, definisi Sempadan pantai adalah kawasan tertentu

sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mem-

pertahankan kelestarian fungsi pantai. Adapun criteria nya adalah

daratan sepanjang tepi pantai yang memiliki lebar proporsional dengan

bentuk dan kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya berjarak 100 meter

diukur dari garis pasang tertinggi kearah darat, dengan perkecualian

daerah pantai yang digunakan untuk pertahanan keamanan,

kepentingan umum dan permukiman yang sudah ada. Kabupaten

Kapuas yang mempunyai kawasan sempadan pantai hanya Kecamatan

Kapuas Kualadan Kapuas Hilir mempunyai bentangan garis pantai

sepanjang kurang lebih 75 Km. Secara proporsional sempadan pantai ini

diterapkan sepanjang pantai pada semua kecamatan.

b. Sempadan Sungai , definisi sempadan sungai adalah kawasan sepanjang

kanan kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer,

yang mempunyai manfaat mempertahankan kelestarian fungsi sungai,

mengacu pada ketetapan sempadan yang sudah ditetapkan melalui

Permen PU Nomor 63 Tahun 1993 pasal 7, bahwa lebar sempadan

adalah sebagai berikut :

(1) Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan

perkotaan didasarkan pada kriteria:

a. Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerahpengaliran

sungai seluas 500 Km2 atau lebih.

b. Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran

sungai seluas kurang dari 500 Km2.

(2) Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan

perkotaan pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan

mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai padaruas yang

bersangkutan.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 24

Page 25: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

(3) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasanperkotaan

pada sungai besar ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter,

sedangkan pada sungai kecil sekurang kurangnya 50 meter dihitung

dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Berdasarkan hal tersebut maka ditetapkan bahwa sempadan sungai

di Kabupaten Kapuas mempunyai sempadan sungai 50 meter seperti Sungai

Kapuas Murung dan Sungai Kapuas dengan luasan kurang lebih 104 Km2.

3. Kawasan hutan suaka alam

Pengelolaan kawasan suaka marga satwa yang berfungsi sebagai kawasan

konservasi dilakukan guna mendukung terciptanya perlindungan Kawasan

Hutan Suaka Marga Satwa merupakan kawasan hutan yang sifatnya khas

diperuntukkan bagi perlindungan hewani dan atau manfaat lain. Kawasan

Hutan Suaka Margasatwa di Kabupaten Kapuas sekaligus merupakan

kawasan dengan fungsi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kawasan

pelestarian alam jenis Hutan Suaka Margasatwa terdapat di Kabupaten

Kapuas yaitu di Timpah dan Mantangai.

4. Kawasan Rawan Bencana

Tujuan pemantapan kawasan rawan bencana adalah melindungi manusia

dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara

tidak langsung oleh perbuatan manusia, kawasan rawan bencana

di Kabupaten Kapuas terdiri dari :

a. Kawasan Rawan Bencana Gelombang Pasang dan abrasi adalah kawasan

sepanjang pantai di Kecamatan Kapuas Tengah merupakan kawasan

rawan gelombang pasang. Untuk ini diperlukan penanganan teknis dan

peningkatan perluasan kawasan lindung untuk menghindari/mengurangi

resiko kemungkinan terjadinya gelombang pasang.

b. Kawasan rawan bencana banjir di Kabupaten Kapuas meliputi beberapa

bagian dari wilayah kecamatan. Kawasan yang rawan terjadi bencana

banjir antara lain kawasan Kapuas Tengah, Timpah dan Mantangai.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 25

Page 26: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

c. Kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten

Kapuas meliputi hampir seluruh wilayah Kabupaten Kapuas yang

wilayahnya terdapat hutan. Beberapa wilayah tersebut diantaranya

adalah hutan di kawasan kecamatan Mantangai, Kapuas Murung dan

Timpah.

5. Kawasan Lindung Lainnya

a. Kawasan perlindungan plasma nuftah, yang terletak di Kecamatan

Mantangai dan Kecamatan Timpah.

b. Kawasan ekosistem air hitam, yang terdapat di Kecamatan Mantangai

dan Timpah.

c. Hutan Kota, yang terdapat di Kuala Kapuas dan Basarang seluas

34.899Ha.

B. Rencana Pola Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang dibudidayakan atas dasar kondisi dan

potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

Kawasan budidaya di Kabupaten Kapuas terdiri atas :

1. Kawasan hutan produksi

a. Kawasan hutan produksi tetap.

Pemanfaatan kawasan hutan produksi tetap dikenal dengan prinsip

softlanding yaitu mengatur jumlah tebangan pada tiap periode untuk

memberikan kesempatan kepada untuk memperbaiki alm sehingga

tercapai keberlanjutan dan kelestarian pengelolaan hutan. Kawasan

Hutan produksi tetap terletak di Kecamatan Kapuas Barat, Kecamatan

Kapuas Tengah dan Kecamatan Mantangai seluas 497.274,90 Ha.

b. Kawasan hutan produksi terbatas.

Pemanfaatan dilakukan secara terbatas serta mempertimbangkan

keberadaan kawasan permukiman transmigrasi yang ada disekitar

kawasan hutan. Kawasan hutan produksi terbatas terletak

di Kecamatan Kapuas Hulu, seluas 179.742,18 Ha

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 26

Page 27: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

c. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi.

Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi dilakukan untuk

pengembangan kegiatan pertanian dan perkebunan terdapat

di Kecamatan Kapuas Hulu, Kecamatan Kapuas tengah, Kecamatan

Timpah dan Kecamatan Mantangai seluas 132.311,14 Ha

2. Kawasan hutan rakyat

Kawasan hutan rakyat terletak diseluruh kecamatan di Kabupaten Kapuas

dengan total luas 3.528,84 Ha.

3. Kawasan Pertanian.

Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas :

a. Kawasan pertanian tanaman pangan

Kawasan pertanian pangan seluas 166.724 hektar meliputi Kecamatan

Selat, Kecamatan Kapuas Hilir, Kecamatan Basarang, Kecamatan Pulau

Petak, Kecamatan Kapuas Timur, Kecamatan Kapuas Barat, Kecamatan

Kapuas Kuala, Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Mantangai,

Kecamatan Kapuas Tengah, Kecamatan Basarang, Kecamatan Kapuas

Barat, Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Mantangai, Kecamatan

Timpah, Kecamatan Kapuas Tengah dan Kecamatan Kapuas Hulu. Dan

untuk kawasan peruntukan pertanian pangan berkelanjutan (PLBB)

sawah di wilayah kabupaten seluas 139.933 hektar meliputi Kecamatan

Selat, Kecamatan Kapuas Hilir, Kecamatan Basarang, Kecamatan Pulau

Petak, Kecamatan Kapuas Timur, Kecamatan Kapuas Barat, Kecamatan

Kapuas Kuala, Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Mantangai,

Kecamatan Kapuas Tengah.

b. Kawasan pertanian hortikultura

Kawasan pertanian hortikultura tersebar di 6 kecamatan yaitu

di Kecamatan Selat, Kecamatan Kuala Kapuas, Kecamatan Timpah,

Kecamatan Mantangai, Kecamatan Dadahup, Kecamatan Kapuas

Murung;

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 27

Page 28: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

c. Kawasan perkebunan

Kawasan perkebunan seluas 52.134,32 hektar terdiri dari perkebunan

besar (swasta) kelapa sawit dan karet di Kecamatan Kapuas Hulu,

Kapuas Tengah, Mantangai, Kapuas Barat, Selat, Basarang, Pulau Petak,

Kapuas Murung, Timpa, Mantangai dan Kapuas Kuala.

d. Kawasan pengembangan peternakan

Kawasan pengembangan peternakan berupa pengembangan kawasan

peternakan ruminansia (sapi potong dan kambing) di Kecamatan Selat

dan Kapuas Murung dan non ruminansia (ayam potong dan itik) di

Kecamatan Mantangai, Selat, Kapuas Kuala dan Kapuas Timur.

4. Kawasan Perikanan

Pengembangan kegiatan perikanan dilakukan dengan tetap menjaga fungsi

utamanya sebagai daerah perlindungan resapan air dan sumber air bersih.

Kawasan peruntukan perikanan, meliputi:

a. Kawasan perikanan budidaya, meliputi perikanan budidaya air payau,

perikanan budidaya air tawar, dan perikanan budidaya laut yang terletak

di seluruh kecamatan baik pada kawasan lindung maupun kawasan

budidaya lainnya.

b. Kawasan penangkapan ikan laut, terletak di daerah pesisir Kecamatan

Kapuas Kuala dan Kapuas Hilir.

c. Kawasan pengelolaan perikanan danau, terletak di Kecamatan

Mantangai, Pujon, dan Timpah.

d. Kawasan keramba ikan/jaring apung, terletak di seluruh kecamatan.

5. Kawasan Pertambangan

Kawasan pertambangan hanya dapat dikembangkan secara terbatas. Pelaku

kegiatan pertambangan diwajibkan untuk membangun fasilitas keamanan

dan pengamanan serta barier hijau (non permanen) serta akses khusus.

Kawasan pertambangan meliputi :

a. Kawasan peruntukan pertambangan besar

Batu bara terletak di Kecamatan Kapuas hulu, Kecamatan Kapuas

Tengah, Kecamatan Timpah, dan Kecamatan Mantangai;

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 28

Page 29: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Emas terletak di Kecamatan Kapuas Hulu dan Kecamatan Kapuas

Tengah;

Batu gamping terletak di Kecamatan Kapuas Tengah;

Pasir kuarsa terletak di Kecamatan Kapuas Tengah dan Kecamatan

Timpah;

Pasir zicron terletak di Kecamatan Kapuas Tengah, Kecamatan

Timpah dan Kecamatan Mantangai;

Kaolin terletak di Kecamatan Timpah dan Kecamatan Mantangai;

Pasir sungai terletak di Kecamatan Mantangai; dan

Tanah liat terletak di Kecamatan Basarang.

b. Wilayah pertambangan rakyat terletak di seluruh kecamatan

6. Kawasan Industri

Kawasan peruntukan industri terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan industri/industrial estate, yaitu :

industri besar dan menengah berada di Batanjung

industri kecil tersebar diseluruh daerah di Kabupaten Kapuas

b. Kawasan peruntukan industri diluar kawasan industri, yaitu :

industri pengolahan kayu merupakan industri besar di Bataguh;

industri pengolahan karet di Kuala Kapuas.

c. Industri mikro, kecil dan menengah tidak wajib berlokasi dalam kawasan

industri.

7. Kawasan Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi:

a. Kawasan peruntukan pariwisata budaya :

Pariwisata minat khusus miniature gereja di Kecamatan Mantangai;

Pariwisata minat khusus sentra agropolitan Basarang; dan

Pariwisata kota terpadu mandiri lamunti.

b. Kawasan peruntukan pariwisata alam :

Pariwisata pesisir pantai teluk gabang di Kecamatan Kuala Kapuas;

Pariwisata alam pulau telo di Kecamatan Kuala Kapuas.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 29

Page 30: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

8. Kawasan Permukiman

Pengembangan kawasan permukiman dilakukan dengan

mempertimbangkan karaktristik kawasan (perkotaan dan perdesaan).

Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas :

a. Kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan tersebar diseluruh

kecamatan seluas 12.548,31 Ha

b. Kawasan transmigrasi terletak di Kecamatan Kapuas Kuala dan Kapuas

Hilir seluas 30.521,35 Ha

9. Kawasan Peruntukan lainnya.

Kawasan peruntukan lainnya terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa yaitu pengembangan

kawasan komersial dengan kegiatan perdagangan skala besar, sedang

dan rumah tangga tersebar di seluruh ibu kota Kecamatan;

b. Kawasan peruntukan fasilitas umum meliputi kawasan perkantoran,

pendidikan, pelayanan kesehatan, peribadatan, ruang olah raga tersebar

di seluruh Kecamatan.

c. Kawasan peruntukan lainnya untuk pertahanan dan keamanan :

Komando distrik militer (KODIM)- Kuala Kapuas di Kecamatan Selat

Komando rayon militer (KORAMIL) yang terdapat di Kecamatan-

Kecamatan di wilayah Kabupaten Kapuas.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 30

Page 31: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kapuas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 31

Page 32: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

2.5 SOSIAL DAN BUDAYA

Bila ditinjau menurut pendidikan, Kabupaten Kapuas paling banyak mempunyai

sekolah SD dibandingkan sekolah lanjutan lainnya seperti SLTP, SMA, SMK. Terlihat

bahwa semua kecamatan di Kabupaten Kapuas sudah memiliki sarana pendidikan

tersebut. Dan jika dilihat semakin sedikitnya sekolah pada jenjang yang lebih tinggi

berarti banyak anak yang putus sekolah atau melanjutkan sekolah di lain kota.

Kondisi ini memberi gambaran kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Kapuas

yang masih perlu ditingkatkan, sehingga dapat memiliki daya saing dan dapat

memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan lapangan kerja. Total lembaga pendidikan di

Kabupaten Kapuas mencapai 374 buah dengan jumlah siswa dan guru sebesar

63.554 jiwa atau sekitar 26% jumlah penduduk. (Lihat Tabel 2.11)

Tabel 2.11 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kapuas Tahun 2012

No. Kecamatan

Jumlah Sarana PendidikanNegeri Swasta

SD SLTP SMA SMK SD SLTP SMA

SMK

1 . KAPUAS KUALA 12 - 1 - - - - -2 . TAMBAN CATUR 17 - - 1 - - - -3 . KAPUAS TIMUR 21 - 1 - - - - -4 . SELAT 29 8 3 4 8 5 2 15 . BATAGUH 42 - - - - - - -6 . BASARANG 27 - 1 - - - - -7 . KAPUAS HILIR 18 1 1 - 1 1 - -8 . PULAU PETAK 18 - 1 - - - - -9 . KAPUAS MURUNG 32 - 2 2 - 1 - -

10 . DADAHUP 16 1 - - 1 - - -11 . KAPUAS BARAT 25 1 1 - 1 - - 112 . MANTANGAI 46 2 1 1 2 1 1 113 . TIMPAH 14 2 1 - 2 - - -14 . KAPUAS TENGAH 22 2 1 - 2 1 - -15 . PASAK TALAWANG 9 2 - - 2 - - 116 . KAPUAS HULU 14 - 1 - - 1 - -17 . MANDAU TALAWANG 12 - - - - - - -

Jumlah 374 19 15 8 19 10 3 4 Sumber : Kapuas Dalam Angka 2013

Kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang memiliki batas beragam,

belum ada satu batasan tunggal dalam menjelaskan fenomena kemiskinan secara

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 32

Page 33: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

jelas. Dalam pendataan masyarakat kurang mampu di Kabupaten Kapuas

menggunakan 14 kriteria yaitu :

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal yang dikuasai kurang dari 8 m2 per orang

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal yang dikuasai terbuat dari

tanah/bambu/kayu murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal yang dikuasai terbuat dari

bambu/rumbia/kajang/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar, atau memiliki tapi bersama-sama

dengan rumah tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. Atau

menggunakan listrik tapi tidak bayar (gratis)

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air

hujan.

7. Bahan bakar utama untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar.

8. Hanya membeli daging sapi, ayam maksimal satu kali dalam seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun per orang

10. Hanya makan sebanyak dua kali dalam sehari dengan porsi standar

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik jika tanpa

fasilitas jamkesmas/jamkesda.

12. Rata-rata sumber pendapatan/penghasilan per anggota rumah tangga kurang

dari Rp. 217.000 per bulan

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya

SD.

14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000

Jika rumah tangga minimal memenuhi 8 (delapan) kriteria miskin, nama Kepala

Rumah Tangga (KRT) akan direkap di Rukun Tetangga (RT). Untuk melihat jumlah

Penduduk Miskin di Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin per kecamatan

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 33

Page 34: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

No. KecamatanJumlah Kepala Rumah Tangga

(KRT)

Jumlah Anggota Rumah Tangga

(ART)

Rata-rata jumlah ART per Rumah Tangga

1 . KAPUAS TIMUR 1.421 5.427 42 . BASARANG 1.364 5.116 43 . KAPUAS HILIR 2.716 9.259 34 . PULAU PETAK 1.318 4.410 35 . DADAHUP 2.143 9.259 46 . KAPUAS BARAT 2.387 8.204 3

Sumber : Hasil Tabulasi Pendataan Rumah Tangga Kurang Mampu 2013 Kabupaten Kapuas Catatan : 11 Kecamatan yang lain di Kabupaten Kapuas belum dilakukan pendataan.

Jumlah rumah di Kabupaten Kapuas yang terbanyak terdapat di Kecamatan Selat yaitu

25.620 rumah dan terendah ada di Kecamatan Mandau Telawang. Dianggap jumlah

rumah di Kecamatan Mandau Telawang terendah di karenakan Kecamatan Mandau

Telawang merupakan Kecamatan baru pemekaran dari Kecamatan Kapuas Hulu dan

letaknya berada jauh dipusat kota. Data jumlah rumah di Kabupaten Kapuas disajikan

pada Tabel 2.13, dan disajikan hanya 12 Kecamatan karena waktu dilakukan

pendataan, Kabupaten Kapuas mempunyai 12 Kecamatan. Setelah adanya pemekaran

baru, Kecamatan di Kabupaten Kapuas berjumlah 17 Kecamatan. 5 Kecamatan baru

hasil pemekaran itu diantaranya Kecamatan Tamban Catur yang merupakan pecahan

dari Kecamatan Kapuas Kuala, Kecamatan Bataguh dari Kecamatan Selat, Kecamatan

Dadahup dari Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Pasak Telawang dari

Kecamatan Kapuas Tengah dan Kecamatan Mandau Talawang dari Kecamatan Kapuas

Hulu.

Tabel 2.13 Jumlah Rumah per kecamatan

No. Kecamatan Jumlah Rumah

1 . KAPUAS KUALA 5.6862 . TAMBAN CATUR *3 . KAPUAS TIMUR 6.8454 . SELAT 25.6205 . BATAGUH *6 . BASARANG 4.806

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 34

Page 35: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

7 . KAPUAS HILIR 3.0698 . PULAU PETAK 3.8559 . KAPUAS MURUNG 9.533

10 . DADAHUP *11 . KAPUAS BARAT 2.64312 . MANTANGAI 9.51113 . TIMPAH 3.03914 . KAPUAS TENGAH 1.91915 . PASAK TALAWANG *16 . KAPUAS HULU 3.946

17 . MANDAU TALAWANG *Sumber : Pendataan Dinas Kesehatan Kabupaten KapuasKeterangan : (*) Jumlah rumah masih belum terdata (wilayah kecamatan pemekaran baru)

2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas terdiri dari Bupati beserta

Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Kapuas. Dinas Daerah Kabupaten Kapuas berdasarkan Peraturan Daerah

Nomor 4 Tahun 2008; Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kapuas berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008; Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kabupaten Kapuas berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 (Perubahan

atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008), Badan Pelanggulangan Bencana

Kabupaten Kapuas berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012; Kecamatan

dan Kelurahan Kabupaten Kapuas berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun

2008 dan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012. Adapun Struktur Organisasi

Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas disajikan pada Gambar 2.1 di bawah ini.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 35

Page 36: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 36

Page 37: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Sistem kelembagaan yang terkait dengan Pengelolaan Sektor Pengembangan

Penyehatan Lingkungan dan Permukiman, Infrastruktur, Pengembangan Bangunan

dan Lingkungan terdiri dari :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

2. Dinas Pekerjaan Umum

3. Badan Lingkungan Hidup (BLH)

4. Dinas Kesehatan

5. Dinas Pendidikan

Gambar 2.2. Diagram SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Kapuas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 37

Page 38: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

2.7 KOMUNIKASI DAN MEDIA

Sosialisasi kepada masyarakat kabupaten Kapuas tentang sanitasi dan

kesehatan lingkungan khususnya tentang persampahan dan Perilaku Hidup

Sehat (PHBS) telah sering dilakukan baik melalui himbauan, ajakan dan juga

jambore-jambore sanitasi ataupun melalui iklan layanan masyarakat serta

yang disampaikan oleh SKPD terkait terutama dalam hal menjaga kebersihan

seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan, dan upaya dari

Pemerintah kabupaten kapuas membuahkan hasil dengan berkurangnya

sampah-sampah di kabupaten Kapuas ±100 ton perbulan , dimana melalui

SKPD terkait serta bank sampah dan kerjasama dengan pengepul-pengepul

telah berhasil menjual rata-rata ± 100 ton perbulan atau ± 1.200 ton pertahun

sampah daur ulang keluar daerah kabupaten Kapuas yaitu ke pulau jawa.

Melalui kegiatan tersebut Secara tidak langsung masyarakat sudah ikut perduli

terhadap kebersihan lingkungan dan dalam pengelolaan sampah-sampah

lingkungan.

Media komunikasi di Kabupaten Kapuas berupa media elektronik, yaitu

stasiun radio lokal yakni Radio Talawang secara kontinu mengadakan talkshow

dan menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan

lingkungan khususnya pengelolaan persampahan dengan isu yang dibahas

adalah tentang larangan membuang sampah sembarangan, larangan

membakar sampah atau isu lain yang terkait dengan persampahan. Sedangkan

melalui media cetak yaitu Kalteng Post diberitakan juga kegiatan yang

dilakukan elemen masyarakat dan instansi Pemerintah Kabupaten Kapuas

dalam menjaga kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah.

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 38

Page 39: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 39

No Kegiatan TahunDinas

PelaksanaPesan Kunci Pembelajaran

1. Sosialisasi Melalui media massa

2011 Dinas PU Dengan membuang sampah pada tempatnya berarti lingkungan menjadi bersih dan hidup lebih sehat

- Mengajak masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya

- Dengan mendukung sampah pada tempatnya, lingkungan akan lebih bersih dan sehat- Sosialisasi Perda No 5

/thn 2011 tentang kebersihan dan pertamanan- Lomba Kebersihan Lingkungan

- Lomba daur ulang sampah

Meningkatkan pengetahuan dan mengubah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat tentang : Buang Air Besar Sembarangan, Buang Sampah Sembarangan, Pembiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun

2. Ikalan layanan Radio Talawang

2013 Dinas PU Dengan membuang sampah pada tempatnya berarti lingkungan menjadi bersih dan hidup lebih sehat.

Kerjasama yang baik dengan media massa lokal selama ini meski dengan biaya terbatas penyiaran ILM menjadi lebih menjangkau masyarakat.

Dengan pemilahan daur ulang sampah maka produksi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat direduksi sekarang umur TPA menjadi lebih panjang dan pencemaran menjadi berkurang.

Jumlah media terbatas

4. 2011 s/d

2014

Dinas PU Tercapainya pemehaman tentang Sanitasi kepada Siswa SMP/sederajat

Dampak dari kegiatan ini ternyata dapat meningkatkan pemahaman tenatang sanitasi serta meningkatkan pemahaman kebersihan lingkungansekolah dan sekitarnya.

Duta Sanitasi Lomba poster,pemilahan sampah,Sosialisasi Bank Sampah,Edukasi HIV/AIDS

3. Jambore Sanitasi 2013

5. Pemicuan Pilar STBM

2013 Dinas Kesehatan

Buang Air Besar Sembarangan, Buang Sampah Sembarangan, Cuci Tangan yang tidak benar, akan berakibat turunnya derajat kesehatan sehingga perlu diubah dengan pemicuan

Anak-anak sebagai agen perubahan dan diharapkan memilki pola piker yang benar tentang sampah dan kegiatan PLP Lainya.

Dinas PU

Meningkatkan pengetahuan dan mengubah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat tentang : Buang Air Besar Sembarangan, Buang Sampah Sembarangan, Pembiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun

7. Penyebarluasan informasi tentang sanitasi lewat poster dan leaflet serta buku.

2013 Dinas Kesehatan

Terbentur dengan aktivitas masyarakat sehingga promosi pemicuan yang dilaksanakan kurang optimal, budaya masyarakat yang membangun rumah dibantaran sungai, serta tenaga sanitarian dengan tugas ganda.

6. Pemicuan Pilar STBM

2014 Dinas Kesehatan

Buang Air Besar Sembarangan, Buang Sampah Sembarangan, Cuci Tangan yang tidak benar, akan berakibat turunnya derajat kesehatan sehingga perlu diubah dengan pemicuan.

8. Penyebarluasan informasi tentang sanitasi lewat poster dan leaflet serta buku.

2013 Dinas Kesehatan

Penggunaan sanitasi dasar adalah faktor penting untuk peningkatan derajat kesehatan keluarga.

Jumlah media terbatas

Meningkatkan pengetahuan tentang sanitasi dasar

Tujuan Kegiatan

Kerjasama yang baik dengan media massa lokal selama ini meski dengan biaya terbatas penyiaran ILM menjadi lebih menjangkau masyarakat.

Meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing secara aktif

Dengan membuang sampah ditempat yang telah disediakan berarti mengurangi jumlah korban banjir.

Meningkatkan pemahaman kepedulian dan peran aktif masyarakat (terutama anak-anak) dalam bidang PLP

Anak didik SLTP/SMP sederajat

Penggunaan sanitasi dasar adalah faktor penting untuk peningkatan derajat kesehatan keluarga.

Jumlah media terbatas

Terbentur dengan aktivitas masyarakat sehingga promosi pemicuan yang dilaksanakan kurang optimal, budaya masyarakat yang membangun rumah dibantaran sungai, serta tenaga sanitarian dengan tugas ganda.

Meningkatkan pengetahuan tentang sanitasi dasar

Masyarakat di wilayah puskesmas

Khalayak sasaran

-

Memberikan pemberitahuan Sanitasi kepada siswa SMP

Anak didik SLTP/SMP sederajat

Masyarakat di 13 desa dan Murid di 13 Sekolah Dasar

Masyarakat di 10 desa dan Murid di 10 Sekolah Dasar

Masyarakat di wilayah puskesmas

Page 40: Bps Kabupaten Kapuas

BUKU PUTIH SANITASI

KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014

Sumber data : Dinas Kesehatan dan PU Kabupaten Kapuas

Tabel 2.15. Media komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi

Sumber data : Dinas Kesehatan dan PU Kabupaten Kapuas

Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 40

No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang diangkat Pesan Kunci Efektivitas

1. Kalteng Pos Pemuatan Artikel dan penerbitan

Humas dan Dinas PU

Perlunya partisipasi semua pihak baik itu masyarakat, eksekutif, legislatif, pengusaha untuk memperbaki masalah sanitasi.

Bersama-sama mencegah banjir mengurangi resiko banjir

Dari hasil pengamatan bahwa masyarakat setelah mendengar informasi tentang pencegahan banjir dll

3. Kegiatan Jambore Sanitasi, poster, dll

Masyarakat Umum terutama para siswa SLTP sedrerajat

Humas dan Dinas PU

Untuk mempercepat perubahan perilaku hidup sehat melalui peran perhatian ketertarikan hingga aksi sanitasi melalui anak-anak

Anak-anak sebagai agen perubahan dan diharapkan memilki pola piker yang benar tentang sampah dan kegiatan PLP Lainya

Anak-anak akan mengembangkan pola pikir perilaku hidup sehat dan menyampaikan kepada masyarakat luas.

Kerjasama yang baik dengan media massa lokal selama ini meski dengan biaya terbatas penyiaran ILM menjadi lebih menjangkau masyarakat.

2. Layanan Radio Talawang

Masyarakat umum terutama daerah padat yang kumuh dikota dll

Humas dan Dinas PU

Keterlibatan masyarakat dalam meningkatkan kebersihan lingkungan sehingga menjadi bersih dan sehat

Dengan membuang sampah pada tempatnya berarti lingkungan menjadi bersih dan hidup lebih sehat.