bps kabupaten kapuas
DESCRIPTION
bps kab. kapuas tahun 2014TRANSCRIPT
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRASI, DAN KONDISI FISIK
Kabupaten Kapuas adalah salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah dengan
ibukota terletak di Kuala Kapuas. Secara Geografis terletak pada 00 8’ 48” - 30 27’
00” LS dan 1130 2’ 36” - 1140 44’ 00’’ BT.
Sungai yang melalui Kabupaten Kapuas terdiri dari Sungai Kapuas Murung dan
Sungai Kapuas. Sungai Kapuas Murung memiliki panjang 66,375 km sedangkan
Sungai Kapuas berada di wilayah Kabupaten Kapuas, membentang dari utara yaitu
Kecamatan Kapuas Hulu sampai ke selatan di Kecamatan Kapuas Kuala.
Sungai Kapuas melintasi 7 kecamatan yang berada langsung di Daerah Aliran
Sungai (DAS) yaitu Kecamatan Kapuas Hulu, Kecamatan Kapuas Tengah,
Kecamatan Timpah, Kecamatan Mantangai, Kecamatan Basarang, Kapuas Barat
dan Kecamatan Kapuas Hilir. Panjang Sungai Kapuas di wilayah Kabupaten Kapuas
± 600 km dengan lebar ± 500 m dengan kedalaman rata-rata 6 meter sehingga
dapat dilayari kapal berukuran besar. Untuk Daerah Pesisir/Pantai Laut Jawa yang
menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Kapuas adalah sepanjang 189,487 km.
Sungai-sungai yang melintasi Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan
Peta Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Peta 2.1.
Selain sungai-sungai diatas, di Kabupaten Kapuas juga terdapat 4 (empat) buah
anjir/kanal yaitu :
Anjir Serapat sepanjang + 28 km yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju
Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 14 km dan wilayah
Kalimantan Selatan 14 km.
Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km yang menghubungkan Kota Mandomai
Kecamatan Kapuas Barat ke Pulang Pisau, wilayah Kabupaten Pulang Pisau
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 1
BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN KAPUAS
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
mengarah ke Palangkaraya, wilayah Kapuas sepanjang 9 km dari wilayah
Pulang Pisau sepanjang 5,5 km.
Anjir Basarang sepanjang + 24 km yang menghubungkan Kuala Kapuas ke
wilayah Pulang Pisau, wilayah Kapuas sepanjang 17 km dan wilyah Pulang Pisau
sepanjang 7 km.
Anjir Tamban sepanjang + 24km yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju
Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 13 km dan wilayah
Kalimantan Selatan 12 km.
Tabel 2.1 : Nama Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Kapuas
No Nama Sungai Panjang (Km)
1. Sungai Kapuas Murung 66,38
2. Sungai Kapuas 600,00
3. Daerah Pantai/Pesisir Laut Jawa 189,49Sumber : Kapuas Dalam Angka 2013
Sumber air permukaan dipasok melalui beberapa titik mata air di Kawasan Hulu
yang mengalir melalui sungai Kapuas dan beberapa anak sungai. Pemanfaatan air
permukaan di Kabupaten Kapuas sebagian besar digunakan untuk keperluan air
bersih, irigasi, pertanian, perikanan darat dan peternakan. Pemanfaatan air
permukaan dilakukan melalui sistem perpipaan yang disedot melaui pompa yang
kemudian ditampung dalam kolam-kolam air untuk diendapkan dan difilterisasi
untuk selanjutnya dialirkan melalui jaringan pipa dan saluran irigasi sederhana.
Pemanfaatan air permukaan seperti sungai pada kurun waktu 5 tahun terakhir
mulai mengalami penurunan kualitas baik dari segi warna maupun rasa akibat
adanya pengaruh intrusi air laut dan pembukaan anjir dibeberapa kawasan
dibagian hulu. Kondisi tersebut menjadikan sebagian besar masyarakat lebih
banyak mengkonsumsi air bawah tanah. Pemanfaatan air permukaan secara
langsung akan menimbulkan permasalahan seperti keracunan limbah pestisida dari
kegiatan pertanian dan perkebunan seiring dengan terjadinya perubahan fungsi
kawasan hutan menjadi pertanian dan perkebunan di daerah hulu.
Penggunaan air tanah dangkal (sumur) umumnya dimanfaatkan hampir diseluruh
kecamatan karena kondisi dan kualitas air permukaan yang mengalami penurunan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 2
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Pemanfaatan air tanah dangkal dilakukan secara terbatas untuk kegiatan
permukiman (rumah tangga) melalui sumur gali yang ada pada masing-masing
rumah. Air tanah dangkal memiliki kualitas yang relatif baik (tidak tercemar limbah
dan instrusi air laut) dan berada pada kedalaman tanah yang rendah (> 20 m).
Kabupaten Kapuas pada umumnya termasuk daerah beriklim tropis dan lembab
dengan temperatur berkisar antara 210 – 230 Celsius dan maksimal mencapai 360
Celsius. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang
cukup banyak sehingga menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan
awan aktif/tebal. Curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Desember, sedangkan
bulan kering/kemarau jatuh pada bulan Juni sampai dengan September.
Topografi seluruh bentangan wilayah Kabupaten Kapuas relatif datar (0%-8%),
dengan ketinggian antara 0-500 m diatas permukaan laut. Kerakteristik wilayahnya
terbagi menjadi 2 (dua) bagian dengan dua karakteristik yang berbeda, yaitu
bagian selatan merupakan dataran yang berawa- rawa, sedangkan bagian utara
berbukit-bukit. Bagian utara merupakan daerah perbukitan, dengan ketinggian
antara 100 – 500 meter dari permukaan air laut dan merupakan daerah
perbukitan/penggunungan dengan kemiringan + 15 – 25 derajat. Bagian selatan
terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan ketinggian antara 0 – 5 meter dari
permukaan air laut yang mempunyai elevasi 0% - 8% serta dipengaruhi oleh
pasang surut dan merupakan daerah yang mempunyai potensi banjir yang cukup
besar (air laut/pasang naik).
Kawasan pasang surut di bagian selatan merupakan daerah potensi pertanian
tanaman pangan dan hortikultura. Sedangkan kawasan non pasang surut
di bagian utara merupakan potensi lahan perkebunan dan pertambangan.
Dominasi morfologi di Kabupaten Kapuas memperlihatkan bentuk morfologi
daratan berelief rendah dengan ketinggian 1 – 4 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan Mantangai berada pada wilayah dengan ketinggian 100-500 meter
diatas permukaan laut, sedangkan Kecamatan Kapuas Tengah dan Kapuas Hulu
merupakan wilayah kecamatan yang berada di kisaran lebih dari 500 meter diatas
permukaan laut.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 3
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas secara administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Murung
Raya dan Kabupaten Barito Utara
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan Kabupaten Barito Kuala
Provinsi Kalimantan Selatan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan Provinsi
Kalimantan Tengah dan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.
Secara umum Luas Wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Kapuas yaitu
14.999 Km2 atau 9,77% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten
Kapuas yang meliputi 17 kecamatan, 17 kelurahan, 231 desa. Panjang Pantai
± 189,85 km yang melintasi 5 (lima) desa di Kecamatan Kapuas Kuala. Luas wilayah
per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada
Tabel 2.2 dan Peta Administrasi Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Peta 2.2.
Tabel 2.2 Nama,Luas wilayah dan Jumlah Kelurahan per-Kecamatan
No. KecamatanJumlah
Kelurahan/ Desa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
(Km2) (%) thd total (Km2) (%) thd total
1 . KAPUAS KUALA 13 348,08 2,32 5,56 3,692 . TAMBAN CATUR 10 78,92 0,53 6,24 4,143 . KAPUAS TIMUR 7 202 1,35 7,59 5,034 . SELAT 10 111,74 0,74 32,22 21,375 . BATAGUH 15 282,26 1,88 8,94 5,936 . BASARANG 14 206 1,37 11,16 7,407 . KAPUAS HILIR 8 91 0,61 6,33 4,208 . PULAU PETAK 12 135 0,9 7,56 5,019 . KAPUAS MURUNG 23 288,45 1,92 5,48 3,63
10 . DADAHUP 13 202,55 1,35 4,91 3,2511 . KAPUAS BARAT 12 480 3,20 6,49 4,3012 . MANTANGAI 38 6.128 40,86 34,37 22,7913 . TIMPAH 9 2.016 13,44 1,80 1,1914 . KAPUAS TENGAH 13 1.160 7,73 7,41 4,9115 . PASAK TALAWANG 10 673 4,49 2,17 1,4416 . KAPUAS HULU 14 1.274 8,49 0,86 0,5717 . MANDAU TALAWANG 10 1.322 8,81 1,76 1,17
Total 231 14.999 100 150,82 100 Sumber : Kapuas Dalam Angka 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 4
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Peta 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Kapuas
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 5
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Peta 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Kapuas
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 6
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
2.2. DEMOGRAFI
Perkembangan penduduk suatu daerah sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kelahiran, kematian dan migrasi (masuk dan keluar). Pertambahan jumlah
penduduk akan memberi tekanan terhadap lingkungan meski keberadaannya
sangat berperan penting dalam mendukung perkembangan wilayah. Konsentrasi
penduduk tinggi disuatu tempat mencerminkan adanya potensi kegiatan
ditempat tersebut. Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Kapuas pada tahun
2012 seluruhnya berjumlah 339.262 jiwa.
Berdasarkan data Kapuas dalam Angka Tahun 2013, pada tahun 2012 kecamatan
yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Selat sebesar
55,46 jiwa/km2 walaupun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 terjadi
penurunan pertumbuhan penduduknya sebesar 0,61%. Sedangkan yang paling
rendah kepadatan penduduknya ada di Kecamatan Mandau Talawang sebesar
4,16 jiwa/km2 dengan tingkat pertumbuhan penduduknya juga mengalami
penurunan dari tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar 0,33%. Untuk kecamatan
yang lain di Kabupaten Kapuas mengalami peningkatan dalam pertumbuhan
penduduknya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 seperti Kecamatan
Kapuas Kuala, Kecamatan Tamban Catur, Kecamatan Kapuas Timur, Kecamatan
Bataguh, Kecamatan Basarang, Kecamatan Kapuas Hilir, Kecamatan Pulau Petak,
Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Dadahup, Kecamatan Kapuas Barat, dan
Kecamatan Mantangai.
Angka kepadatan penduduk bervariasi disetiap kecamatan, menandakan adanya
perbedaan sebaran penduduk. Perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu
wilayah dengan wilayah lainnya merupakan salah satu faktor yang penyebaran
penduduk yang tidak merata. Daerah yang memiliki aktivitas perekonomian
tinggi, seperti halnya Kecamatan Selat mengidentifikasikan bahwa peningkatan
aktivitas perekonomian disuatu wilayah menyebabkan terjadinya pertumbuhan
penduduk karena mobilitas penduduk, selain pertumbuhan secara alami.
Kesempatan mendapatkan lapangan pekerjaan dan pembukaan usaha mandiri
seperti kesempatan berdagang merupakan daya tarik terjadinya mobilitas
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 7
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
penduduk dari wilayah lain ke wilayah yang merupakan daerah pengembangan
ekonomi. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah dan tingkat kepadatan penduduk
di Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat
kecamatan. Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun yaitu :
Pt = Po (1 + r )t
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017).
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012)
r = angka pertumbuhan penduduk
t = waktu (5 tahun)
Dalam memproyeksi kondisi penduduk Kabupaten Kapuas 5 tahun kedepan,
menggunakan asumsi bahwa angka pertumbuhan penduduk sama setiap
tahunnya. Dalam perhitungan ini menggunakan asumsi angka pertumbuhan
perduduk dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Kapuas dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2012. Perhitungan proyeksi penduduk Kabupaten Kapuas
dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 8
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3-5 Tahun Terakhir
No. KecamatanJumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%)
Luas Kec. (Km2)
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)
2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 - 2011 2011 -2012 2010 -2012 2010 2011 2012
1 . KAPUAS KUALA 18.763 18.864 19.303 4.944 4.970 5.080 0,54 2,33 1,43 348,08 53,90 54,19 55,46
2 . TAMBAN CATUR 14.592 14.691 15.013 3.882 3.910 3.991 0,68 2,19 1,43 78,92 184,90 186,15 190,23
3 . KAPUAS TIMUR 23.535 23.656 24.214 6.271 6.303 6.443 0,51 2,36 1,43 202,00 116,51 117,11 119,87
4 . SELAT 56.902 58.901 58.542 14.469 14.954 14.911 3,51 (0,61) 1,43 111,74 509,24 527,13 523,91
5 . BATAGUH 33.747 33.862 34.720 8.835 8.861 9.076 0,34 2,53 1,43 282,26 119,56 119,97 123,01
6 . BASARANG 18.073 18.482 18.594 4.404 4.504 4.532 2,26 0,61 1,43 206,00 87,73 89,72 90,26
7 . KAPUAS HILIR 13.036 13.113 13.411 3.615 3.627 3.702 0,59 2,27 1,43 91,00 143,25 144,10 147,37
8 . PULAU PETAK 18.873 18.948 19.417 4.972 4.991 5.108 0,40 2,48 1,43 135,00 139,80 140,36 143,83
9 . KAPUAS MURUNG 24.589 24.837 25.298 6.575 6.644 6.759 1,01 1,86 1,43 288,45 85,25 86,11 87,70
10 . DADAHUP 11.253 11.351 11.577 2.923 2.933 2.990 0,87 1,99 1,43 202,55 55,56 56,04 57,16
11 . KAPUAS BARAT 18.412 18.547 18.942 4.618 4.651 4.750 0,73 2,13 1,43 480,00 38,36 38,64 39,46
12 . MANTANGAI 35.500 35.840 36.523 9.070 9.162 9.333 0,96 1,91 1,43 6.128,00 5,79 5,85 5,96
13 . TIMPAH 9.548 9.941 9.823 2.309 2.430 2.401 4,12 (1,19) 1,43 2.016,00 4,74 4,93 4,87
14 . KAPUAS TENGAH 14.009 14.497 14.494 3.178 3.313 3.312 3,48 (0,02) 1,72 1.160,00 12,08 12,50 12,49
15 . PASAK TALAWANG 5.920 6.231 6.125 1.298 1.398 1.372 5,25 (1,70) 1,72 673,00 8,80 9,26 9,10
16 . KAPUAS HULU 7.546 7.887 7.764 1.791 1.891 1.860 4,52 (1,56) 1,43 1.274,00 5,92 6,19 6,09
17 . MANDAU TALAWANG 5.348 5.520 5.502 1.225 1.267 1.259 3,22 (0,33) 1,43 1.322,00 4,05 4,18 4,16
Jumlah 329.646 335.168 339.262 84.379 85.809 86.879 1,94 1,01 1,46 14.999,00
21,98 22,35 22,62
Sumber : Kapuas Dalam Angka 2011, 2012, 2013 Catatan : Untuk tahun 2008 dan 2009 Kabupaten Kapuas hanya berjumlah 12 Kecamatan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 9
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Tabel 2.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
No. Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%)Luas Kec.
(Km2)
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2012 2013 2014 2015 2016 20172012 -2013
2013 - 2014
2014 -2015
2015 -2016
2016 -2017 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 . KAPUAS KUALA 18.384 18.647 18.913 19.183 19.457 19.735 5.080 5.153 5.226 5.301 5.377 5.453 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 348,08 52,82 53,57 54,34 55,11 55,90 56,70
2 . TAMBAN CATUR 14.829 15.041 15.257 15.475 15.697 15.922 3.991 4.048 4.106 4.165 4.225 4.285 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 78,92 187,90 190,59 193,32 196,09 198,90 201,75
3 . KAPUAS TIMUR 23.399 23.734 24.074 24.419 24.769 25.123 6.443 6.535 6.629 6.724 6.820 6.918 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 202,00 115,84 117,50 119,18 120,89 122,62 124,37
4 . SELAT 53.498 54.263 55.040 55.827 56.626 57.436 14.911 15.124 15.341 15.560 15.783 16.009 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 111,74 478,77 485,62 492,57 499,62 506,77 514,02
5 . BATAGUH 37.158 37.690 38.229 38.777 39.332 39.895 9.076 9.206 9.338 9.471 9.607 9.744 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 282,26 131,64 133,53 135,44 137,38 139,35 141,34
6 . BASARANG 17.989 18.246 18.508 18.772 19.041 19.314 4.532 4.597 4.663 4.729 4.797 4.866 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 206,00 87,33 88,57 89,84 91,13 92,43 93,76
7 . KAPUAS HILIR 13.602 13.796 13.993 14.193 14.396 14.601 3.702 3.755 3.808 3.863 3.918 3.974 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 91,00 149,47 151,61 153,77 155,97 158,20 160,46
8 . PULAU PETAK 20.024 20.311 20.601 20.896 21.195 21.498 5.108 5.181 5.255 5.330 5.407 5.484 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 135,00 148,33 150,45 152,60 154,78 157,00 159,25
9 . KAPUAS MURUNG 28.563 28.972 29.387 29.807 30.234 30.667 6.759 6.856 6.954 7.053 7.154 7.257 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 288,45 99,02 100,44 101,88 103,34 104,82 106,32
10 . DADAHUP 14.620 14.829 15.041 15.256 15.474 15.695 2.990 3.033 3.076 3.120 3.165 3.210 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 202,55 72,18 73,21 74,26 75,32 76,40 77,49
11 . KAPUAS BARAT 19.195 19.469 19.748 20.030 20.316 20.606 4.750 4.818 4.887 4.957 5.027 5.099 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 480,00 39,99 40,56 41,14 41,73 42,32 42,93
12 . MANTANGAI 37.621 38.159 38.705 39.259 39.820 40.390 9.333 9.467 9.602 9.739 9.879 10.020 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 6.128,00 6,14 6,23 6,32 6,41 6,50 6,59
13 . TIMPAH 8.172 8.289 8.407 8.528 8.650 8.773 2.401 2.435 2.470 2.505 2.541 2.578 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 2.016,00 4,05 4,11 4,17 4,23 4,29 4,35
14 . KAPUAS TENGAH 13.697 13.932 14.171 14.414 14.662 14.913 3.312 3.369 3.427 3.485 3.545 3.606 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1.160,00 11,81 12,01 12,22 12,43 12,64 12,86
15 . PASAK TALAWANG 6.380 6.490 6.601 6.714 6.830 6.947 1.372 1.396 1.420 1.444 1.469 1.494 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 673,00 9,48 9,64 9,81 9,98 10,15 10,32
16 . KAPUAS HULU 7.573 7.682 7.792 7.904 8.017 8.132 1.860 1.887 1.914 1.941 1.969 1.997 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1.274,00 5,94 6,03 6,12 6,20 6,29 6,38
17 . MANDAU TALAWANG 5.161 5.235 5.310 5.386 5.463 5.541 1.259 1.277 1.295 1.314 1.333 1.352 1,43 1,43 1,43 1,43 1,43 1.322,00 3,90 3,96 4,02 4,07 4,13 4,19
Jumlah 339.865344.78
5 349.776 354.840 359.977 365.189 86.879 88.135 89.41090.70
3 92.015 93.346 1,46 1,46 1,46 1,46 1,46 14.999,00 22,66 22,99 23,32 23,66 24,00 24,35
Sumber: Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas, 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 10
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
Pendapatan Kabupaten Kapuas sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 25
Pendapatan Daerah dikelompokkan atas 3 (tiga) komponen yaitu:
a. Pendapatan Asli Daerah;
b. Dana Perimbangan; dan
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Gambaran tentang Pendapatan Daerah yang disajikan secara series
menginformasikan mengenai rata-rata pertumbuhan realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Kapuas Tahun Anggaran 2008-2012 sebagaimana tertuang pada Tabel
2.5, diperoleh gambaran bahwa realisasi pendapatan daerah fluktuatif dari Rp.
642,956 Miliar (2008) hingga mencapai Rp.1.004,328 Miliar (2012) dengan rata- rata
tingkat pertumbuhan pendapatan 11,94%.
Secara persentase pertumbuhan masing-masing komponen pembentuk PAD
berbeda-beda. Rata-rata tingkat pertumbuhan tertinggi berasal dari lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah 38,11%,hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan 36,49%, hasil retribusi daerah 32,33% dan terendah dari pajak daerah
29,41%.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pendapatan daerah adalah belum
diketahui secara pasti besar potensi PAD sehingga target yang ditetapkan tidak
didasarkan atas asesmen potensi yang dimiliki. Setelah berlakunya close list system
dalam ketentuan jenis pajak dan retribusi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2009, perlu
dilakukan penyesuaian perangkat regulasi, kelembagaan pendapatan daerah serta
personil agar tidak berimplikasi pada penurunan pendapatan daerah. Adapun
penerimaan Dana Perimbangan relatif tanpa masalah berarti kecuali DAK yang
memerlukan dana pendamping daerah minimal 10% dari jumlah DAK sehingga
mengurangi porsi pemanfaatan DAU sesuai dengan kebutuhan daerah. Adapun lain-
lain pendapatan daerah yang sah tidak diketahui secara pasti potensi penerimaannya
karena bersifat penerimaan insidentil.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 11
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Memperhatikan Tabel 2.5, diperoleh gambaran bahwa, realisasi Belanja Tidak
Langsung yang merupakan komponen terbesar dari belanja daerah, Rp.331,56 Miliar
(2010) hingga Rp.587,27 Miliar (2012), dengan rata-rata kenaikan realisasi Belanja
Tidak langsung mencapai 15,48%.
Dari delapan komponen Belanja Tidak langsung, Belanja hibah mengalami kenaikan
terbesar dengan rata-rata kenaikan mencapai 78,52%, diikuti dengan belanja
pegawai 13,99%.
Tingkat Realisasi Belanja Langsung juga mengalami kenaikan dari tahun ketahun
dengan rata-rata kenaikan 3,98% dengan kenaikan terbesar pada komponen Belanja
Barang Jasa yaitu Rp. 81,81 Miliar (2010) mencapai Rp. 126 Miliar (2012) atau
sebesar 12,03%.
Tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Kapuas Tahun Anggaran 2008-2012
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 12
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Sumber : RPJMD Kabupaten Kapuas Tahun 2013-2018
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 13
2008 2009 2010 2011 2012
Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)1 PENDAPATAN 642.956.000.000 672.825.000.000 735.604.000.000 882.441.000.000 1.004.328.000.000 11,94
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 23.121.000.000 19.409.000.000 18.411.000.000 25.548.000.000 51.110.000.000 29,41
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 2.103.000.000 2.213.000.000 2.567.000.000 4.305.000.000 6.042.000.000 32,33
1.1.2 Has i l Retribus i Daerah 4.814.000.000 7.356.000.000 6.926.000.000 8.594.000.000 14.704.000.000 35,53
1.1.3 Has i l Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 909.000.000,00 1.857.000.000 1.564.000.000 2.202.000.000 2.568.000.000 36,49
1.1.4 Lain-la in Pendapatan As l i Daerah yang Sah 15.295.000.000 7.983.000.000 7.353.000.000 10.446.000.000 27.795.000.000 38,11
1.2 DANA PERIMBANGAN 600.363.000.000 610.627.000.000 625.385.000.000 722.951.000.000 852.539.000.000 9,41
1.2.1 Bagi Has i l Pa jak/Bagi Has i l Bukan Pajak 50.912.000.000 51.840.000.000 73.141.000.000 81.989.000.000 119.073.000.000 25,06
1.2.2 Dana Alokas i Umum 481.574.000.000 494.403.000.000 503.442.000.000 572.638.000.000 660.648.000.000 8,40
1.2.3 Dana Alokas i Khusus 67.877.000.000 64.383.000.000 48.803.000.000 68.324.000.000 72.818.000.000 4,31
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 19.472.000.000 42.790.000.000 91.808.000.000 133.943.000.000 100.679.000.000 63,84
1.3.1 Pendapatan Hibah 7.500.000.000 2.000.000.000 0 4.710.000.000 8.627.000.000 -
1.3.2 Dana Bagi Has i l Pa jak dari Provins i dan Pemerintah Daerah La innya
8.874.000.000 10.827.000.000 12.180.000.000 17.871.000.000 25.804.000.000 31,40
1.3.4 Dana Penyesuaian 2.465.000.000 10.695.000.000 79.628.000.000 111.362.000.000 64.233.000.000 243,98
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provins i atau Pemerintah Daerah La innya
633.000.000,00 250.000.000,00 0 0 2.015.000.000 -
1.3.6 Dana Penguatan Desentra l i sas i Fiska l dan Percepatan Pembangunan Daerah
0 19.017.000.000 0 0 0 -
2 BELANJA 652.175.000.000 685.837.000.000 727.525.000.000 826.456.000.000 958.520.000.000 10,20
2.1 Belanja Tidak Langsung 331.561.000.000 360.335.000.000 420.995.000.000 476.795.000.000 587.277.000.000 15,48
2.1.1 Belanja Pegawai 292.614.000.000 333.503.000.000 382.590.000.000 437.434.000.000 494.091.000.000 13,99
2.1.2 Belanja Bunga 0 0 0 0 1.268.000.000 0
2.1.3 Belanja Subs idi 0 0 0 106.000.000 178.000.000 0
2.1.4 Belanja Hibah 11.311.000.000 4.375.000.000 14.013.000.000 15.425.000.000 37.796.000.000 78,52
2.1.5 Belanja Bantuan Sos ia l 7.752.000.000 7.335.000.000 4.670.000.000 5.224.000.000 5.445.000.000 (6,41)
2.1.6 Belanja Bagi Has i l Kepada Provins i/Kabupaten Kota dan Pemerintahan Desa
750.000.000 521.000.000 633.000.000 533.000.000 592.000.000 (3,46)
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provins i/Kabupaten Kota dan Pemerintahan Desa
18.323.000.000 14.541.000.000 17.597.000.000 17.412.000.000 44.457.000.000 38,66
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 811.000.000 60.000.000 1.492.000.000 660.000.000 3.450.000.000 665,13
2.2 Belanja Langsung 320.614.000.000 325.502.000.000 306.531.000.000 349.661.000.000 371.243.000.000 3,98
2.2.1 Belanja Pegawai 28.166.000.000 27.631.000.000 20.202.000.000 26.609.000.000 24.266.000.000 (1,47)
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 81.814.000.000 93.148.000.000 88.866.000.000 111.318.000.000 126.462.000.000 12,03
2.2.3 Belanja Modal 210.634.000.000 204.723.000.000 197.462.000.000 211.734.000.000 220.514.000.000 1,26
3 PEMBIAYAAN DAERAH 119.885.000.000 95.883.000.000 78.523.000.000 85.836.000.000 163.131.000.000 15,31
3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 109.660.000.000 89.716.000.000 70.537.000.000 72.450.000.000 134.938.000.000 12,35
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya
109.660.000.000 89.716.000.000 70.537.000.000 70.629.000.000 115.050.000.000 5,86
3.1.2 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 1.821.000.000 15.417.000.000 0
3.1.5 Penerimaan Kembal i Pemberian Pinjaman 0 0 0 0 4.472.000.000 0
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 10.225.000.000 6.167.000.000 7.986.000.000 13.386.000.000 28.193.000.000 42,01
3.2.2 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 11.251.000.000 0 0
3.2.3 Penyertaan Modal (Investas i ) Pemerintah Daerah 10.225.000.000 4.900.000.000 7.597.000.000 217.000.000,00 8.305.000.000 907,90
3.2.4 Penyesuaian atas Pengeluaran Pembiayaan ke PDAM 0 0 0 0 15.417.000.000 0
3.2.5 Pembayaran Pokok Utang 0 1.267.000.000 390.000.000,00 1.917.000.000 0 0
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0 4.472.000.000 0
99.435.000.000 83.549.000.000 62.551.000.000 59.064.000.000 106.745.000.000 8,51
90.216.000.000 70.537.000.000 70.629.000.000 115.050.000.000 152.553.000.000 18,45Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Kode UraianRata-rata
Pertumbuhan (%)
PEMBIAYAAN NETTO
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Untuk mendapatkan gambaran pendanaan sanitasi di Kabupaten Kapuas yaitu dengan
melakukan pengamatan terhadap besaran pendanaan SKPD untuk pembangunan
sanitasi (air limbah, persampahan, drainase, serta promosi higiene dan sanitasi) yang
dikelola.
Pendanaan sanitasi Kabupaten Kapuas sampai saat ini lebih banyak pendanaan
investasinya ke Dinas Pekerjaan Umum karena arah kegiatannya lebih banyak ke
infrastruktur. Untuk Dinas Kesehatan investasinya berupa kegiatan kampanye,
pendataan, pemeriksaan, dan sosialisasi. Karena di Dinas Kesehatan, pembangunan
yang berbentuk sarana dan prasarana lebih banyak bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN). Badan Lingkungan Hidup (BLH) investasinya
berupa penyediaan sarana dan prasarana persampahan dan pengendalian
pencemaran lingkungan. Dan sebagian besar pendanaan kegiatannya bersumber dari
Dana Alokasi Khusus (DAK). Untuk Dinas Pendidikan investasinya lebih ke perbaikan
sarana unit kesehatan sekolah (UKS). Sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) baru tahun 2014 ada kegiatan yang terkait dengan sanitasi.
Prasarana air limbah, persampahan, air bersih, drainase belum secara khusus untuk
pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD. Data tersebut disajikan pada
Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012
Sumber : Realisasi APBD tahun 2009-2013, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten KapuasKeterangan : investasi termasuk didalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 14
2008 2009 2010 2011 20121 Dinas Pekerjaan Umum - - 7.132.896.250 7.682.898.000 5.281.565.000 (11,77) 1.a Investasi - - 7.132.896.250 7.682.898.000 5.281.565.000 (11,77) 1.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - - 2 Dinas Kesehatan - - 15.900.000 15.900.000 51.749.000 112,732.a Investasi - - 15.900.000 15.900.000 51.749.000 112,732.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - 3 BLH 200.000.000 848.000.000 409.000.000 459.379.950 1.114.000.000 106,763.a Investasi 200.000.000 848.000.000 409.000.000 459.379.950 1.114.000.000 106,763.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - 4 Dinas Pendidikan - - 30.000.000 25.000.000 30.000.000 1,674.a Investasi - - 30.000.000 25.000.000 30.000.000 1,674.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - 5 BAPPEDA - - - - - - 5.a Investasi - - - - - - 5.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - - 6 Belanja sanitasi (1 + 2 + 3 + … n) 200.000.000 848.000.000 7.587.796.250 8.183.177.950 6.477.314.000 276,457 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+..na) 200.000.000 848.000.000 7.587.796.250 8.183.177.950 6.477.314.000 276,458 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) - - - - - - 9 Belanja Langsung 320.614.000.000 325.502.000.000 306.531.000.000 349.661.000.000 371.243.000.000 3,9810 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (6/9) 0,00 0,00 0,02 0,02 0,02 284,2211 Proporsi Investasi Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (7/6) 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,0012 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi (8/6) - - - - - -
No SKPDTahun Rata-rata
Pertumbuhan
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Pendanaan sanitasi di Kabupaten Kapuas berasal dari dana APBD dan DAK. Dari dana
APBD digunakan untuk belanja air limbah domestik, air bersih, sampah rumah tangga,
drainase lingkungan, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dana belanja APBD
murni untuk sanitasi mengalami penurunan setiap tahunnya, jika dilihat dari rata-rata
penurunannya sebesar 336 % . Data Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten
Kapuas Tahun 2008 - 2012 disajikan secara lengkap pada Tabel 2.7, sedangkan
Belanja Sanitasi per Kapita Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012
Sumber : APBD Kabupaten Kapuas tahun 2008-2012, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas
Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012
Sumber : APBD Kabupaten Kapuas, Kapuas dalam angka 2009-2013, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas
Realisasi retribusi sanitasi per komponen hanya berasal dari retribusi sampah saja.
Sedangkan dari retribusi air limbah dan retribusi drainase belum ada kegiatan, karena
belum tersedianya perda restribusi yang mengatur untuk retribusi air limbah dan
drainase. Pertumbuhan total realisasi retribusi sanitasi mengalami kenaikan setiap
tahunnya sebesar 42,62%. Data realisasi dan potensi retribusi sanitasi per kapita
disajikan pada Tabel 2.9.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 15
2008 2009 2010 2011 20121 Belanja Sanitasi (1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4) 200.000.000 50.000.000 6.247.796.250 3.218.552.950 2.136.544.000 3.059,62 1.1 Air Limbah Domestik - - 571.300.000 51.668.000 37.480.000 (59,21) 1.2 Air Bersih / Air Minum - - 287.100.000 357.680.000 122.440.000 (20,59) 1.3 Sampah rumah tangga 200.000.000 50.000.000 3.698.841.250 2.638.949.950 1.214.000.000 1.785,01 1.4 Drainase perkotaan - - 1.690.555.000 140.255.000 685.875.000 148,66 1.5 PHBS - - - 30.000.000 76.749.000 155,83 2 Dana Alokasi khusus (2.1 + 2.2 + 2.3) - 798.000.000 1.310.000.000 4.969.625.000 4.335.770.000 110,26 2.1 DAK Sanitasi - 798.000.000 1.310.000.000 4.969.625.000 4.335.770.000 110,26 2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - - - - 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - - - 3 Pinjaman/Hibah untuk sanitasi - - - - - - 4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi - - - - - -
200.000.000 (748.000.000) 4.937.796.250 (1.751.072.050) (2.199.226.000) (336,00) 320.614.000.000 325.502.000.000 306.531.000.000 349.661.000.000 371.243.000.000 3,98
0,06 (0,23) 1,61 (0,50) (0,59) (345,54) % APBD murni terhadap Belanja Langsung
No Uraian Tahun Rata-rata Pertumbuhan
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3-4)Total Belanja Langsung
2008 2009 2010 2011 20121 Total Belanja Sanitasi Kabupaten Kapuas (Rp) 200.000.000,00 50.000.000,00 6.247.796.250,00 3.218.552.950,00 2.136.544.000,00 3.059,62 2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 332.485,00 331.040,00 329.646,00 335.168,00 339.262,00 0,51
601,53 151,04 18.953,05 9.602,81 6.297,62 3.072,45 Belanja Sanitasi Perkapita (1/2) (Rp)
No Deskripsi Tahun Rata-rata
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kapuas
Perkembangan perekonomian Kabupaten Kapuas yang diikuti dengan pertambahan
jumlah penduduk akan berdampak pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
perkapita. Tingkat kesejahteraan suatu daerah salah satunya dapat tercermin dari
besarnya PDRB perkapita, meskipun angka tersebut tidak menggambarkan
pendapatan penduduk secara nyata, karena angka ini hanya merupakan rata-rata.
PDRB perkapita penduduk Kabupaten Kapuas berdasarkan harga konstan tahun 2000
mengalami peningkatan terus menerus sejak tahun 2008 hingga tahun 2012. Pada
tahun 2008 PDRB perkapita Kabupaten Kapuas hanya sebesar Rp 5,894 Juta
meningkat menjadi Rp 7,177 Juta pada tahun 2012. Peta Perekonomian Kabupaten
Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.10 dibawah ini.
Tabel 2.10 Peta Perekonomian Kabupaten Kapuas Tahun 2008-2012
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kapuas 2012, Kapuas Dalam Angka 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 16
2008 2009 2010 2011 20121 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp) 1.959.630.550.000 2.058.980.330.000 2.166.964.690.000 2.290.962.600.000 2.435.041.220.000 2 Pendapatan Per-Kapita Kabupaten Kapuas (Rp) 5.893.892 6.219.733 6.573.611 6.835.266 7.177.465 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,17 5,07 5,24 5,72 6,29
No Deskripsi Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Retribusi Air Limbah - - - - - -
1.a Realisasi retribusi - - - - - -
1.b Potensi retribusi - - - - - -
2 Retribusi Sampah - - 94.148.600 107.286.100 183.771.250 42,62
2.a Realisasi retribusi - - 94.148.600 107.286.100 183.771.250 42,62
2.b Potensi retribusi - - - - - -
3 Retribusi Drainase
3.a Realisasi retribusi - - - - - -
3.b Potensi retribusi - - - - - -
4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) - - 94.148.600 107.286.100 183.771.250 42,62
5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) - - - - - -
6 Proporsi Total Realisasi - Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) - - - - - -
No SKPDPertumbuhan
(%)Tahun
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
2.4. TATA RUANG DAN WILAYAH
Memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber daya wilayah,
kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi untuk Kabupaten Kapuas, maka
rumusan kebijakan penataan ruang adalah sebagai berikut :
a. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten.
b. Peningkatan fungsi Kota Kuala Kapuas sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
kabupaten melalui peningkatan fasilitas, aksesibilitas serta infrastruktur kota.
c. Pengembangan wilayah atau pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah untuk
mendukung pengembangan sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata.
d. Pengembangan kawasan industri dan pembangunan industri pengolahan hasil
pertanian
e. Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan sebagai hutan lindung, kawasan
rawan bencana, cagar alam dan cagar budaya.
Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan wilayah Kabupaten Kapuas mengatur
susunan pusat-pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarkat yang hierarkis memiliki hubungan fungsional (lihat Gambar 2.3)
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) merupakan pusat kegitan permukiman perkotaan
dengan hirarki pelayanan skala regional/kebupaten (hirarki I), terletak di Kota
Kuala Kapuas yang merupakan Ibukota Kabupaten Kapuas dengan arahan
pengembangan kegitan utama yaitu sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan
publik, perekonomian dan regional, pusat distribusi dan koleksi barang dan jasa,
pusat jasa pendukung kegiatan perekonomian (pengolahan dan pemasaran).
Sedangkan untuk kegiatan penunjang utama yaitu sebagai pusat kegiatan
pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, dan permukiman.
2. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)
Pusat Kegiatan Lokalpromosi (PKLp) merupakan pusat permukiman perkotaan
dengan skala pelayanan kecamatan (hirarki II) dengan orientasi kegiatan berupa
pemerintahan, perdagangan dan jasa, pelayanan masyarakat dan lain-lain. Pusat
Kegiatan Lokal promosi (PKLp) ini terletak di Pujon ibukota Kecamatan Kapuas
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 17
Tengah kawasan ini diharapkan menjadi kawasan perkotaan dengan fungsi
sebagai pusat produksi pertanian dan perkebunan (agropolitan area) dengan
skala pelayanan beberapa kecamatan serta menunjangPusat pelayanan
pemerintahan kecamatan;
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan pusat permukiman/kegiatan
dengan skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan (hirarki III) dengan
arahan pengembangan dan pelayanan sesuai dengan fungsi dan potensi yang
dimilikinya. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Sei Pinang (Kecamatan
Mandau Talawang), Sei Hanyo (Kecamatan Kapuas Hulu), Jangkang (Kecamatan
Pasak Talawang), Timpah (Kecamatan Timpah), Mentangai (Kecamatan
Mentangai), Dadahup (Kecamatan Dadahup), Mandomai (Kecamatan Kapuas
Barat), Palingkau (Kecamatan Kapuas Murung), Sei Tatas (Kecamatan Pulau
Petak), Basarang (Kecamatan Basarang), Barimba (Kecamatan Kapuas Hilir),
Anjir Serapat (Kecamatan Kapuas Timur), Bataguh (Kecamatan Bataguh),
Tamban Catur (Kecamatan Tamban Catur), Lupak Dalam (Kecamatan Kapuas
Kuala) kawasan ini diharapkan menjadi kawasan perkotaan dengan fungsi
sebagai pusat produksi pertanian dan perkebunan (agropolitan area) dengan
skala pelayanan beberapa kecamatan serta menunjang kota dengan Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) dan mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana
pengembangan wilayah lebih rendah dari Pusat Kegiatan Lokal.
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman/kegaitan
dengan skala desa/kelurahan atau beberapa kampung (hirarki IV) dengan
arahan pengembangan sekala pelayanan sesuai dengan fungsi dan potensi yang
dimilikinya. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi Mandomai, Manusup,
Sungai Teras dan Tanjung Kelanis.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 18
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
5. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan
Untuk kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan dibagi berdasarkan sistem
perkotaan antara lain sebagai berikut :
a. Untuk PKW kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan :
1) Pengembangan jalan arteri primer
2) Pengembangan prasarana lingkungan
3) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa
4) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan
5) Pengembangan kawasan pariwisata
b. Untuk PKLp kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan :
1) Pengembangan jalan arteri sekunder
2) Pengembangan dan perbaikan jalan akses ke PPK
3) Pengembangan fasilitas lingkungan
4) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa
5) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan
6) Pengembangan industri
7) Pengembangan fasilitas agropolitan area
c. Untuk PPK kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan :
1) Pengembangan fasilitas lingkungan
2) Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa
3) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan
4) Pengembangan fasilitas agropolitan area
d. Untuk PPL kebutuhan pengembangan fasilitas perkotaan :
1) Pengembangan fasilitas lingkungan
2) Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan
3) Pengembangan fasilitas agropolitan area
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 19
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana utama di Kabupaten Kapuas
meliputi:
a. Sistem jaringan transportasi darat
Jaringan jalan
Rencana pengembangan terminal
Rencana pengembangan jaringan sungai dan penyeberangan
b. Sistem transportasi perkeretaapian
c. Sistem jaringan transportasi laut
Pengembangan Pelabuhan Nasional Batanjung Kecamatan Kapuas Kuala
Pemeliharaan alur perairan dari hulu dan menuju pelabuhan
Sistem jaringan prasarana lainnya wilayah kabupaten Kapuas meliputi :
a. Sistem jaringan energi/kelistrikan
b. Sistem jaringan telekomunikasi
c. Sistem jaringan sumberdaya air
d. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan
Rencana pengelolaan sampah
Pengembangan sistem Drainase dan Pematusan
Pengembangan sistem jaringan Air Minum
Jaringan Air Limbah
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 20
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kapuas
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 21
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Kebijakan nasional yang berlaku di Kabupaten Kapuas yang terkait dengan
status hutan, yaitu :
1. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.
529/Menhut-II/2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 759/KPTS/UM/10/1982 Tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah
Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Seluas ± 15.300.000 HA (Lima Belas
Juta Tiga Ratus Ribu Hektar) Sebagai Kawasan Hutan.
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Pulau Kalimantan.
Untuk Kabupaten Kapuas kawasan hutan lindung terdapat di Kecamatan Kapuas
Hulu , Kapuas Tengah dan Kecamatan Mantangai seluas 238.858,88 Ha.
Kebijakan Pola Ruang Provinsi untuk Kabupaten Kapuas, yaitu :
1. Kawasan Lindung :
a. Kawasan gambut terdapat di Kecamatan Timpah dan Mantangai seluas
73.200 Ha.
b. Kawasan pelestarian alam , terdapat di Kecamatan Mantangai dan Timpah
seluas 128.296 Ha
2. Kawasan Budidaya :
a. Pertanian, yang tersebar di seluruh kabupaten
b. Perikanan tangkap dan budidaya
c. Perkebunan besar, tersebar di seluruh kabupaten
d. Kawasan pertambangan yang dikembangkan di Kapuas Hulu, Kapuas Tengah,
Timpah dan Basarang.
e. Kawasan Pariwisata;
Wisata Alam : pesisir pantai Teluk Gabang,
Wisata alam Pulau Telo
f. Permukiman, kawasan dengan permukiman kepadatan sedang.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 22
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Rencana Pola Ruang Kabupaten Kapuas meliputi :
A. Rencana Pola Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
pembangunan berkelanjutan. Mengacu pada Permen PU No 16 Tahun 2009
tentang pedoman penyusunan RTRW Kabupaten, maka yang termasuk dalam
kawasan lindung di Kabupaten Kapuas, berupa :
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya.
a. Kawasan Bergambut, definisi kawasan yang unsur pembentuk tanahnya
sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam
waktu yang lama. Tujuan perlindungannya adalah untuk melindungi
ekosistem yang khas dari wilayah bergambut dan untuk keperluan
cadangan air tanah. Kriteria kawasan bergambut adalah tanah gambut
dengan ketebalan 3 meter yang terdapat di bagian hulu sungai atau
rawa. Kawasan Bergambut terletak di Timpah dan Mantangai dengan
luasan kurang lebih 73.200 Ha.
b. Kawasan Resapan Air, definisi kawasan yang memiliki kemampuan tinggi
untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air
bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air terdapat di Kecamatan
Mantangai. Tujuan perlindungan memberikan ruang yang cukup bagi
peresapan air hujan pada daerah resapan air tanah untuk keperluan
penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik pada
kawasan yang bersangkutan maupun kawasan bawahannya. Kriteria
Kawasan Resapan Air adalah curah hujan tinggi, struktur tanah mudah
meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air
hujan secara besar-besaran.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 23
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
2. Kawasan perlindungan setempat, yang termasuk dalam kriteria ini
di Kabupaten Kapuas adalah :
a. Sempadan pantai, definisi Sempadan pantai adalah kawasan tertentu
sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mem-
pertahankan kelestarian fungsi pantai. Adapun criteria nya adalah
daratan sepanjang tepi pantai yang memiliki lebar proporsional dengan
bentuk dan kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya berjarak 100 meter
diukur dari garis pasang tertinggi kearah darat, dengan perkecualian
daerah pantai yang digunakan untuk pertahanan keamanan,
kepentingan umum dan permukiman yang sudah ada. Kabupaten
Kapuas yang mempunyai kawasan sempadan pantai hanya Kecamatan
Kapuas Kualadan Kapuas Hilir mempunyai bentangan garis pantai
sepanjang kurang lebih 75 Km. Secara proporsional sempadan pantai ini
diterapkan sepanjang pantai pada semua kecamatan.
b. Sempadan Sungai , definisi sempadan sungai adalah kawasan sepanjang
kanan kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer,
yang mempunyai manfaat mempertahankan kelestarian fungsi sungai,
mengacu pada ketetapan sempadan yang sudah ditetapkan melalui
Permen PU Nomor 63 Tahun 1993 pasal 7, bahwa lebar sempadan
adalah sebagai berikut :
(1) Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan
perkotaan didasarkan pada kriteria:
a. Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerahpengaliran
sungai seluas 500 Km2 atau lebih.
b. Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran
sungai seluas kurang dari 500 Km2.
(2) Penetapan garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan pada sungai besar dilakukan ruas per ruas dengan
mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai padaruas yang
bersangkutan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 24
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
(3) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasanperkotaan
pada sungai besar ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter,
sedangkan pada sungai kecil sekurang kurangnya 50 meter dihitung
dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Berdasarkan hal tersebut maka ditetapkan bahwa sempadan sungai
di Kabupaten Kapuas mempunyai sempadan sungai 50 meter seperti Sungai
Kapuas Murung dan Sungai Kapuas dengan luasan kurang lebih 104 Km2.
3. Kawasan hutan suaka alam
Pengelolaan kawasan suaka marga satwa yang berfungsi sebagai kawasan
konservasi dilakukan guna mendukung terciptanya perlindungan Kawasan
Hutan Suaka Marga Satwa merupakan kawasan hutan yang sifatnya khas
diperuntukkan bagi perlindungan hewani dan atau manfaat lain. Kawasan
Hutan Suaka Margasatwa di Kabupaten Kapuas sekaligus merupakan
kawasan dengan fungsi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kawasan
pelestarian alam jenis Hutan Suaka Margasatwa terdapat di Kabupaten
Kapuas yaitu di Timpah dan Mantangai.
4. Kawasan Rawan Bencana
Tujuan pemantapan kawasan rawan bencana adalah melindungi manusia
dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara
tidak langsung oleh perbuatan manusia, kawasan rawan bencana
di Kabupaten Kapuas terdiri dari :
a. Kawasan Rawan Bencana Gelombang Pasang dan abrasi adalah kawasan
sepanjang pantai di Kecamatan Kapuas Tengah merupakan kawasan
rawan gelombang pasang. Untuk ini diperlukan penanganan teknis dan
peningkatan perluasan kawasan lindung untuk menghindari/mengurangi
resiko kemungkinan terjadinya gelombang pasang.
b. Kawasan rawan bencana banjir di Kabupaten Kapuas meliputi beberapa
bagian dari wilayah kecamatan. Kawasan yang rawan terjadi bencana
banjir antara lain kawasan Kapuas Tengah, Timpah dan Mantangai.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 25
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
c. Kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten
Kapuas meliputi hampir seluruh wilayah Kabupaten Kapuas yang
wilayahnya terdapat hutan. Beberapa wilayah tersebut diantaranya
adalah hutan di kawasan kecamatan Mantangai, Kapuas Murung dan
Timpah.
5. Kawasan Lindung Lainnya
a. Kawasan perlindungan plasma nuftah, yang terletak di Kecamatan
Mantangai dan Kecamatan Timpah.
b. Kawasan ekosistem air hitam, yang terdapat di Kecamatan Mantangai
dan Timpah.
c. Hutan Kota, yang terdapat di Kuala Kapuas dan Basarang seluas
34.899Ha.
B. Rencana Pola Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang dibudidayakan atas dasar kondisi dan
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
Kawasan budidaya di Kabupaten Kapuas terdiri atas :
1. Kawasan hutan produksi
a. Kawasan hutan produksi tetap.
Pemanfaatan kawasan hutan produksi tetap dikenal dengan prinsip
softlanding yaitu mengatur jumlah tebangan pada tiap periode untuk
memberikan kesempatan kepada untuk memperbaiki alm sehingga
tercapai keberlanjutan dan kelestarian pengelolaan hutan. Kawasan
Hutan produksi tetap terletak di Kecamatan Kapuas Barat, Kecamatan
Kapuas Tengah dan Kecamatan Mantangai seluas 497.274,90 Ha.
b. Kawasan hutan produksi terbatas.
Pemanfaatan dilakukan secara terbatas serta mempertimbangkan
keberadaan kawasan permukiman transmigrasi yang ada disekitar
kawasan hutan. Kawasan hutan produksi terbatas terletak
di Kecamatan Kapuas Hulu, seluas 179.742,18 Ha
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 26
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
c. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi.
Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi dilakukan untuk
pengembangan kegiatan pertanian dan perkebunan terdapat
di Kecamatan Kapuas Hulu, Kecamatan Kapuas tengah, Kecamatan
Timpah dan Kecamatan Mantangai seluas 132.311,14 Ha
2. Kawasan hutan rakyat
Kawasan hutan rakyat terletak diseluruh kecamatan di Kabupaten Kapuas
dengan total luas 3.528,84 Ha.
3. Kawasan Pertanian.
Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas :
a. Kawasan pertanian tanaman pangan
Kawasan pertanian pangan seluas 166.724 hektar meliputi Kecamatan
Selat, Kecamatan Kapuas Hilir, Kecamatan Basarang, Kecamatan Pulau
Petak, Kecamatan Kapuas Timur, Kecamatan Kapuas Barat, Kecamatan
Kapuas Kuala, Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Mantangai,
Kecamatan Kapuas Tengah, Kecamatan Basarang, Kecamatan Kapuas
Barat, Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Mantangai, Kecamatan
Timpah, Kecamatan Kapuas Tengah dan Kecamatan Kapuas Hulu. Dan
untuk kawasan peruntukan pertanian pangan berkelanjutan (PLBB)
sawah di wilayah kabupaten seluas 139.933 hektar meliputi Kecamatan
Selat, Kecamatan Kapuas Hilir, Kecamatan Basarang, Kecamatan Pulau
Petak, Kecamatan Kapuas Timur, Kecamatan Kapuas Barat, Kecamatan
Kapuas Kuala, Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Mantangai,
Kecamatan Kapuas Tengah.
b. Kawasan pertanian hortikultura
Kawasan pertanian hortikultura tersebar di 6 kecamatan yaitu
di Kecamatan Selat, Kecamatan Kuala Kapuas, Kecamatan Timpah,
Kecamatan Mantangai, Kecamatan Dadahup, Kecamatan Kapuas
Murung;
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 27
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
c. Kawasan perkebunan
Kawasan perkebunan seluas 52.134,32 hektar terdiri dari perkebunan
besar (swasta) kelapa sawit dan karet di Kecamatan Kapuas Hulu,
Kapuas Tengah, Mantangai, Kapuas Barat, Selat, Basarang, Pulau Petak,
Kapuas Murung, Timpa, Mantangai dan Kapuas Kuala.
d. Kawasan pengembangan peternakan
Kawasan pengembangan peternakan berupa pengembangan kawasan
peternakan ruminansia (sapi potong dan kambing) di Kecamatan Selat
dan Kapuas Murung dan non ruminansia (ayam potong dan itik) di
Kecamatan Mantangai, Selat, Kapuas Kuala dan Kapuas Timur.
4. Kawasan Perikanan
Pengembangan kegiatan perikanan dilakukan dengan tetap menjaga fungsi
utamanya sebagai daerah perlindungan resapan air dan sumber air bersih.
Kawasan peruntukan perikanan, meliputi:
a. Kawasan perikanan budidaya, meliputi perikanan budidaya air payau,
perikanan budidaya air tawar, dan perikanan budidaya laut yang terletak
di seluruh kecamatan baik pada kawasan lindung maupun kawasan
budidaya lainnya.
b. Kawasan penangkapan ikan laut, terletak di daerah pesisir Kecamatan
Kapuas Kuala dan Kapuas Hilir.
c. Kawasan pengelolaan perikanan danau, terletak di Kecamatan
Mantangai, Pujon, dan Timpah.
d. Kawasan keramba ikan/jaring apung, terletak di seluruh kecamatan.
5. Kawasan Pertambangan
Kawasan pertambangan hanya dapat dikembangkan secara terbatas. Pelaku
kegiatan pertambangan diwajibkan untuk membangun fasilitas keamanan
dan pengamanan serta barier hijau (non permanen) serta akses khusus.
Kawasan pertambangan meliputi :
a. Kawasan peruntukan pertambangan besar
Batu bara terletak di Kecamatan Kapuas hulu, Kecamatan Kapuas
Tengah, Kecamatan Timpah, dan Kecamatan Mantangai;
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 28
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Emas terletak di Kecamatan Kapuas Hulu dan Kecamatan Kapuas
Tengah;
Batu gamping terletak di Kecamatan Kapuas Tengah;
Pasir kuarsa terletak di Kecamatan Kapuas Tengah dan Kecamatan
Timpah;
Pasir zicron terletak di Kecamatan Kapuas Tengah, Kecamatan
Timpah dan Kecamatan Mantangai;
Kaolin terletak di Kecamatan Timpah dan Kecamatan Mantangai;
Pasir sungai terletak di Kecamatan Mantangai; dan
Tanah liat terletak di Kecamatan Basarang.
b. Wilayah pertambangan rakyat terletak di seluruh kecamatan
6. Kawasan Industri
Kawasan peruntukan industri terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan industri/industrial estate, yaitu :
industri besar dan menengah berada di Batanjung
industri kecil tersebar diseluruh daerah di Kabupaten Kapuas
b. Kawasan peruntukan industri diluar kawasan industri, yaitu :
industri pengolahan kayu merupakan industri besar di Bataguh;
industri pengolahan karet di Kuala Kapuas.
c. Industri mikro, kecil dan menengah tidak wajib berlokasi dalam kawasan
industri.
7. Kawasan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi:
a. Kawasan peruntukan pariwisata budaya :
Pariwisata minat khusus miniature gereja di Kecamatan Mantangai;
Pariwisata minat khusus sentra agropolitan Basarang; dan
Pariwisata kota terpadu mandiri lamunti.
b. Kawasan peruntukan pariwisata alam :
Pariwisata pesisir pantai teluk gabang di Kecamatan Kuala Kapuas;
Pariwisata alam pulau telo di Kecamatan Kuala Kapuas.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 29
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
8. Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan permukiman dilakukan dengan
mempertimbangkan karaktristik kawasan (perkotaan dan perdesaan).
Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas :
a. Kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan tersebar diseluruh
kecamatan seluas 12.548,31 Ha
b. Kawasan transmigrasi terletak di Kecamatan Kapuas Kuala dan Kapuas
Hilir seluas 30.521,35 Ha
9. Kawasan Peruntukan lainnya.
Kawasan peruntukan lainnya terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa yaitu pengembangan
kawasan komersial dengan kegiatan perdagangan skala besar, sedang
dan rumah tangga tersebar di seluruh ibu kota Kecamatan;
b. Kawasan peruntukan fasilitas umum meliputi kawasan perkantoran,
pendidikan, pelayanan kesehatan, peribadatan, ruang olah raga tersebar
di seluruh Kecamatan.
c. Kawasan peruntukan lainnya untuk pertahanan dan keamanan :
Komando distrik militer (KODIM)- Kuala Kapuas di Kecamatan Selat
Komando rayon militer (KORAMIL) yang terdapat di Kecamatan-
Kecamatan di wilayah Kabupaten Kapuas.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 30
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kapuas
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 31
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
2.5 SOSIAL DAN BUDAYA
Bila ditinjau menurut pendidikan, Kabupaten Kapuas paling banyak mempunyai
sekolah SD dibandingkan sekolah lanjutan lainnya seperti SLTP, SMA, SMK. Terlihat
bahwa semua kecamatan di Kabupaten Kapuas sudah memiliki sarana pendidikan
tersebut. Dan jika dilihat semakin sedikitnya sekolah pada jenjang yang lebih tinggi
berarti banyak anak yang putus sekolah atau melanjutkan sekolah di lain kota.
Kondisi ini memberi gambaran kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Kapuas
yang masih perlu ditingkatkan, sehingga dapat memiliki daya saing dan dapat
memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan lapangan kerja. Total lembaga pendidikan di
Kabupaten Kapuas mencapai 374 buah dengan jumlah siswa dan guru sebesar
63.554 jiwa atau sekitar 26% jumlah penduduk. (Lihat Tabel 2.11)
Tabel 2.11 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kapuas Tahun 2012
No. Kecamatan
Jumlah Sarana PendidikanNegeri Swasta
SD SLTP SMA SMK SD SLTP SMA
SMK
1 . KAPUAS KUALA 12 - 1 - - - - -2 . TAMBAN CATUR 17 - - 1 - - - -3 . KAPUAS TIMUR 21 - 1 - - - - -4 . SELAT 29 8 3 4 8 5 2 15 . BATAGUH 42 - - - - - - -6 . BASARANG 27 - 1 - - - - -7 . KAPUAS HILIR 18 1 1 - 1 1 - -8 . PULAU PETAK 18 - 1 - - - - -9 . KAPUAS MURUNG 32 - 2 2 - 1 - -
10 . DADAHUP 16 1 - - 1 - - -11 . KAPUAS BARAT 25 1 1 - 1 - - 112 . MANTANGAI 46 2 1 1 2 1 1 113 . TIMPAH 14 2 1 - 2 - - -14 . KAPUAS TENGAH 22 2 1 - 2 1 - -15 . PASAK TALAWANG 9 2 - - 2 - - 116 . KAPUAS HULU 14 - 1 - - 1 - -17 . MANDAU TALAWANG 12 - - - - - - -
Jumlah 374 19 15 8 19 10 3 4 Sumber : Kapuas Dalam Angka 2013
Kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang memiliki batas beragam,
belum ada satu batasan tunggal dalam menjelaskan fenomena kemiskinan secara
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 32
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
jelas. Dalam pendataan masyarakat kurang mampu di Kabupaten Kapuas
menggunakan 14 kriteria yaitu :
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal yang dikuasai kurang dari 8 m2 per orang
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal yang dikuasai terbuat dari
tanah/bambu/kayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal yang dikuasai terbuat dari
bambu/rumbia/kajang/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar, atau memiliki tapi bersama-sama
dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. Atau
menggunakan listrik tapi tidak bayar (gratis)
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air
hujan.
7. Bahan bakar utama untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar.
8. Hanya membeli daging sapi, ayam maksimal satu kali dalam seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun per orang
10. Hanya makan sebanyak dua kali dalam sehari dengan porsi standar
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik jika tanpa
fasilitas jamkesmas/jamkesda.
12. Rata-rata sumber pendapatan/penghasilan per anggota rumah tangga kurang
dari Rp. 217.000 per bulan
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya
SD.
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000
Jika rumah tangga minimal memenuhi 8 (delapan) kriteria miskin, nama Kepala
Rumah Tangga (KRT) akan direkap di Rukun Tetangga (RT). Untuk melihat jumlah
Penduduk Miskin di Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin per kecamatan
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 33
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
No. KecamatanJumlah Kepala Rumah Tangga
(KRT)
Jumlah Anggota Rumah Tangga
(ART)
Rata-rata jumlah ART per Rumah Tangga
1 . KAPUAS TIMUR 1.421 5.427 42 . BASARANG 1.364 5.116 43 . KAPUAS HILIR 2.716 9.259 34 . PULAU PETAK 1.318 4.410 35 . DADAHUP 2.143 9.259 46 . KAPUAS BARAT 2.387 8.204 3
Sumber : Hasil Tabulasi Pendataan Rumah Tangga Kurang Mampu 2013 Kabupaten Kapuas Catatan : 11 Kecamatan yang lain di Kabupaten Kapuas belum dilakukan pendataan.
Jumlah rumah di Kabupaten Kapuas yang terbanyak terdapat di Kecamatan Selat yaitu
25.620 rumah dan terendah ada di Kecamatan Mandau Telawang. Dianggap jumlah
rumah di Kecamatan Mandau Telawang terendah di karenakan Kecamatan Mandau
Telawang merupakan Kecamatan baru pemekaran dari Kecamatan Kapuas Hulu dan
letaknya berada jauh dipusat kota. Data jumlah rumah di Kabupaten Kapuas disajikan
pada Tabel 2.13, dan disajikan hanya 12 Kecamatan karena waktu dilakukan
pendataan, Kabupaten Kapuas mempunyai 12 Kecamatan. Setelah adanya pemekaran
baru, Kecamatan di Kabupaten Kapuas berjumlah 17 Kecamatan. 5 Kecamatan baru
hasil pemekaran itu diantaranya Kecamatan Tamban Catur yang merupakan pecahan
dari Kecamatan Kapuas Kuala, Kecamatan Bataguh dari Kecamatan Selat, Kecamatan
Dadahup dari Kecamatan Kapuas Murung, Kecamatan Pasak Telawang dari
Kecamatan Kapuas Tengah dan Kecamatan Mandau Talawang dari Kecamatan Kapuas
Hulu.
Tabel 2.13 Jumlah Rumah per kecamatan
No. Kecamatan Jumlah Rumah
1 . KAPUAS KUALA 5.6862 . TAMBAN CATUR *3 . KAPUAS TIMUR 6.8454 . SELAT 25.6205 . BATAGUH *6 . BASARANG 4.806
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 34
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
7 . KAPUAS HILIR 3.0698 . PULAU PETAK 3.8559 . KAPUAS MURUNG 9.533
10 . DADAHUP *11 . KAPUAS BARAT 2.64312 . MANTANGAI 9.51113 . TIMPAH 3.03914 . KAPUAS TENGAH 1.91915 . PASAK TALAWANG *16 . KAPUAS HULU 3.946
17 . MANDAU TALAWANG *Sumber : Pendataan Dinas Kesehatan Kabupaten KapuasKeterangan : (*) Jumlah rumah masih belum terdata (wilayah kecamatan pemekaran baru)
2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH
Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas terdiri dari Bupati beserta
Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Kapuas. Dinas Daerah Kabupaten Kapuas berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2008; Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kapuas berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008; Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Kapuas berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 (Perubahan
atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008), Badan Pelanggulangan Bencana
Kabupaten Kapuas berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012; Kecamatan
dan Kelurahan Kabupaten Kapuas berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
2008 dan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012. Adapun Struktur Organisasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas disajikan pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 35
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 36
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Sistem kelembagaan yang terkait dengan Pengelolaan Sektor Pengembangan
Penyehatan Lingkungan dan Permukiman, Infrastruktur, Pengembangan Bangunan
dan Lingkungan terdiri dari :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
2. Dinas Pekerjaan Umum
3. Badan Lingkungan Hidup (BLH)
4. Dinas Kesehatan
5. Dinas Pendidikan
Gambar 2.2. Diagram SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Kapuas
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 37
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
2.7 KOMUNIKASI DAN MEDIA
Sosialisasi kepada masyarakat kabupaten Kapuas tentang sanitasi dan
kesehatan lingkungan khususnya tentang persampahan dan Perilaku Hidup
Sehat (PHBS) telah sering dilakukan baik melalui himbauan, ajakan dan juga
jambore-jambore sanitasi ataupun melalui iklan layanan masyarakat serta
yang disampaikan oleh SKPD terkait terutama dalam hal menjaga kebersihan
seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan, dan upaya dari
Pemerintah kabupaten kapuas membuahkan hasil dengan berkurangnya
sampah-sampah di kabupaten Kapuas ±100 ton perbulan , dimana melalui
SKPD terkait serta bank sampah dan kerjasama dengan pengepul-pengepul
telah berhasil menjual rata-rata ± 100 ton perbulan atau ± 1.200 ton pertahun
sampah daur ulang keluar daerah kabupaten Kapuas yaitu ke pulau jawa.
Melalui kegiatan tersebut Secara tidak langsung masyarakat sudah ikut perduli
terhadap kebersihan lingkungan dan dalam pengelolaan sampah-sampah
lingkungan.
Media komunikasi di Kabupaten Kapuas berupa media elektronik, yaitu
stasiun radio lokal yakni Radio Talawang secara kontinu mengadakan talkshow
dan menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan
lingkungan khususnya pengelolaan persampahan dengan isu yang dibahas
adalah tentang larangan membuang sampah sembarangan, larangan
membakar sampah atau isu lain yang terkait dengan persampahan. Sedangkan
melalui media cetak yaitu Kalteng Post diberitakan juga kegiatan yang
dilakukan elemen masyarakat dan instansi Pemerintah Kabupaten Kapuas
dalam menjaga kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah.
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 38
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 39
No Kegiatan TahunDinas
PelaksanaPesan Kunci Pembelajaran
1. Sosialisasi Melalui media massa
2011 Dinas PU Dengan membuang sampah pada tempatnya berarti lingkungan menjadi bersih dan hidup lebih sehat
- Mengajak masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya
- Dengan mendukung sampah pada tempatnya, lingkungan akan lebih bersih dan sehat- Sosialisasi Perda No 5
/thn 2011 tentang kebersihan dan pertamanan- Lomba Kebersihan Lingkungan
- Lomba daur ulang sampah
Meningkatkan pengetahuan dan mengubah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat tentang : Buang Air Besar Sembarangan, Buang Sampah Sembarangan, Pembiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
2. Ikalan layanan Radio Talawang
2013 Dinas PU Dengan membuang sampah pada tempatnya berarti lingkungan menjadi bersih dan hidup lebih sehat.
Kerjasama yang baik dengan media massa lokal selama ini meski dengan biaya terbatas penyiaran ILM menjadi lebih menjangkau masyarakat.
Dengan pemilahan daur ulang sampah maka produksi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat direduksi sekarang umur TPA menjadi lebih panjang dan pencemaran menjadi berkurang.
Jumlah media terbatas
4. 2011 s/d
2014
Dinas PU Tercapainya pemehaman tentang Sanitasi kepada Siswa SMP/sederajat
Dampak dari kegiatan ini ternyata dapat meningkatkan pemahaman tenatang sanitasi serta meningkatkan pemahaman kebersihan lingkungansekolah dan sekitarnya.
Duta Sanitasi Lomba poster,pemilahan sampah,Sosialisasi Bank Sampah,Edukasi HIV/AIDS
3. Jambore Sanitasi 2013
5. Pemicuan Pilar STBM
2013 Dinas Kesehatan
Buang Air Besar Sembarangan, Buang Sampah Sembarangan, Cuci Tangan yang tidak benar, akan berakibat turunnya derajat kesehatan sehingga perlu diubah dengan pemicuan
Anak-anak sebagai agen perubahan dan diharapkan memilki pola piker yang benar tentang sampah dan kegiatan PLP Lainya.
Dinas PU
Meningkatkan pengetahuan dan mengubah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat tentang : Buang Air Besar Sembarangan, Buang Sampah Sembarangan, Pembiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
7. Penyebarluasan informasi tentang sanitasi lewat poster dan leaflet serta buku.
2013 Dinas Kesehatan
Terbentur dengan aktivitas masyarakat sehingga promosi pemicuan yang dilaksanakan kurang optimal, budaya masyarakat yang membangun rumah dibantaran sungai, serta tenaga sanitarian dengan tugas ganda.
6. Pemicuan Pilar STBM
2014 Dinas Kesehatan
Buang Air Besar Sembarangan, Buang Sampah Sembarangan, Cuci Tangan yang tidak benar, akan berakibat turunnya derajat kesehatan sehingga perlu diubah dengan pemicuan.
8. Penyebarluasan informasi tentang sanitasi lewat poster dan leaflet serta buku.
2013 Dinas Kesehatan
Penggunaan sanitasi dasar adalah faktor penting untuk peningkatan derajat kesehatan keluarga.
Jumlah media terbatas
Meningkatkan pengetahuan tentang sanitasi dasar
Tujuan Kegiatan
Kerjasama yang baik dengan media massa lokal selama ini meski dengan biaya terbatas penyiaran ILM menjadi lebih menjangkau masyarakat.
Meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing secara aktif
Dengan membuang sampah ditempat yang telah disediakan berarti mengurangi jumlah korban banjir.
Meningkatkan pemahaman kepedulian dan peran aktif masyarakat (terutama anak-anak) dalam bidang PLP
Anak didik SLTP/SMP sederajat
Penggunaan sanitasi dasar adalah faktor penting untuk peningkatan derajat kesehatan keluarga.
Jumlah media terbatas
Terbentur dengan aktivitas masyarakat sehingga promosi pemicuan yang dilaksanakan kurang optimal, budaya masyarakat yang membangun rumah dibantaran sungai, serta tenaga sanitarian dengan tugas ganda.
Meningkatkan pengetahuan tentang sanitasi dasar
Masyarakat di wilayah puskesmas
Khalayak sasaran
-
Memberikan pemberitahuan Sanitasi kepada siswa SMP
Anak didik SLTP/SMP sederajat
Masyarakat di 13 desa dan Murid di 13 Sekolah Dasar
Masyarakat di 10 desa dan Murid di 10 Sekolah Dasar
Masyarakat di wilayah puskesmas
BUKU PUTIH SANITASI
KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2014
Sumber data : Dinas Kesehatan dan PU Kabupaten Kapuas
Tabel 2.15. Media komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
Sumber data : Dinas Kesehatan dan PU Kabupaten Kapuas
Pokja Sanitasi Kabupaten Kapuas II - 40
No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang diangkat Pesan Kunci Efektivitas
1. Kalteng Pos Pemuatan Artikel dan penerbitan
Humas dan Dinas PU
Perlunya partisipasi semua pihak baik itu masyarakat, eksekutif, legislatif, pengusaha untuk memperbaki masalah sanitasi.
Bersama-sama mencegah banjir mengurangi resiko banjir
Dari hasil pengamatan bahwa masyarakat setelah mendengar informasi tentang pencegahan banjir dll
3. Kegiatan Jambore Sanitasi, poster, dll
Masyarakat Umum terutama para siswa SLTP sedrerajat
Humas dan Dinas PU
Untuk mempercepat perubahan perilaku hidup sehat melalui peran perhatian ketertarikan hingga aksi sanitasi melalui anak-anak
Anak-anak sebagai agen perubahan dan diharapkan memilki pola piker yang benar tentang sampah dan kegiatan PLP Lainya
Anak-anak akan mengembangkan pola pikir perilaku hidup sehat dan menyampaikan kepada masyarakat luas.
Kerjasama yang baik dengan media massa lokal selama ini meski dengan biaya terbatas penyiaran ILM menjadi lebih menjangkau masyarakat.
2. Layanan Radio Talawang
Masyarakat umum terutama daerah padat yang kumuh dikota dll
Humas dan Dinas PU
Keterlibatan masyarakat dalam meningkatkan kebersihan lingkungan sehingga menjadi bersih dan sehat
Dengan membuang sampah pada tempatnya berarti lingkungan menjadi bersih dan hidup lebih sehat.