laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah … · (03-dk)tahun 2019 bidang kesmas dinas...

100
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DANA DEKONSENTRASI (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DANA DEKONSENTRASI (03-DK)TAHUN 2019

BIDANG KESMAS

DINAS KESEHATAN

PROVINSI

BENGKULU

Page 2: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

II| LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

Bidang Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu unit eselon II di Dinas

Kesehatan Provinsi Bengkulu memiliki kewajiban untuk melaksanakan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Salah satu komponen SAKIP adalah

membuat Laporan Kinerja yang menggambarkan kinerja yang dicapai atas pelaksanaan

program dan kegiatan yang menggunakan APBN.

Penyusunan laporan kiner ja berpedoman pada Peraturan Menter i

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (Permenpan) Nomor 53 tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan informasi

kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya

dicapai. Dalam laporan kinerja ini juga menyertakan berbagai upaya perbaikan

berkesinambungan yang telah dilakukan dalam lingkup Bidang Kesehatan Masyarakat,

untuk meningkatkan kinerjanya pada masa mendatang.

Bidang Kesehatan Masyarakat, telah menyelesaikan Laporan Kinerja tahun 2019

sebagai bentuk akuntabilias perjanjian kinerja yang dibuat pada awal tahun 2019. Secara

garis besar laporan berisi informasi tentang tugas dan fungsi organisasi; rencana kinerja

dan capaian kinerja sesuai dengan Rencana Stategis (Renstra) Kementerian

Kesehatan tahun 2015-2019, disertai dengan faktor pendukung dan penghambat

capaian, serta upaya tindak lanjut yang dilakukan.

Peningkatan kualitas laporan kinerja ini menjadi perhatian kami, masukan dan

saran membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan

penyusunan laporan di tahun yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita

semua dan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan dan pengembangan program

di masa mendatang.

Bengkulu, Januari 2020

Page 3: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

III | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

IKHTISAR EKSEKUTIF

Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan

dalam Peraturan Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi dan

dalam PermenPAN Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka

Bidang Kesehatan Masyarakat menyusun laporan kinerja sebagai bentuk

pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2019.

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia

Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat

melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan

perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan program dan

kegiatan di lingkungan Bidang Kesehatan Masyarakat tahun 2019 mengacu pada

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang ditetapkan dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015. Untuk mencapai

tujuan tersebut, dilakukan berbagai kegiatan yang dilaksanakan masing-masing unit

Seksi di lingkup Bidang Kesehatan Masyarakat. Laporan kinerja disusun berdasarkan

capaian kinerja tahun 2019 sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam dokumen

penetapan kinerja yang terdiri dari Indikator Kerja Utama (IKU). Sumber data dalam

laporan ini diperoleh dari Seksi di lingkup Bidang Kesehatan Masyarakat tahun 2019.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2019 antara Direktur Jenderal Kesehatan

Masyarakat dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Bidang Kesehatan

Masyarakat memiliki 28 Indikator Kinerja dan Realisasi anggaran dilingkup Bidang

Kesehatan Masyarakat meliputi anggaran dekonsentrasi sebesar 99,59%. Keseluruhan

indikator kinerja utama program kesehatan masyarakat dilaksanakan di tingkat

Puskesmas. Oleh karena itu alokasi anggaran tersebut bertujuan untuk memastikan

indikator tersebut berjalan sebagaimana mestinya mulai dari level kebijakan, standar,

pedoman dan evaluasi.

Masalah dalam pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran di tahun 2019

dikarenakan adanya beberapa peserta tidak hadir dan sisa dari transport yang tidak

terserap.

Perbaikan ke depan perlu koordinasi lebih baik antar Seksi dalam

penyusunan rencana operasional kegiatan terutama dengan melibatkan seluruh program

dan Kabupaten/Kota sehingga rencana kegiatan yang dibuat dapat terlaksana dengan

baik. Proses pengadaan barang dan jasa perlu dipersiapkan lebih awal (tidak melewati

triwulan 2) agar tidak semua pengadaan menumpuk pada akhir tahun.

Page 4: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

iv | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................... v

BAB I .......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................ .............................. 1 B. Maksud dan Tujuan ..................................................................... 2

C. Visi, Misi dan Strategi Organisasi..................................................... 2

D. Tugas Pokok dan Fungsi .............................................................. 5

E. Potensi dan Permasalahan ........................................................... 5

F. Sistematika ............................................................................................ 7

BAB II .................................................................................................................................... 8

A. Perjanjian Kinerja ....................................................................... 8 B. Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat ..............................8

BAB III .................................................................................................................................12

A. Capaian Kinerja Organisasi .................................................... 12

1. Indikator Kinerja Program ............................................................... 12

B. Realisasi Anggaran .................................................................... 14

BAB IV ................................................................................................................. 15

Kesimpulan ................................................................................................... 15

Lampiran…………………………………………………………………………16

Page 5: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

v | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2019 ................... 9 Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2019.. 12

Tabel 3. Realisasi anggaran Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2019 .......... 14

Page 6: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019
Page 7: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

A. Latar Belakang

Bidang Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,

senantiasa membangun akuntabilitas yang dilakukan melalui pengembangan

dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur. Diharapkan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kesehatan dapat berlangsung

dengan bijaksana, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-

prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 28

Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme.

Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan

dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya

akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,

tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal

melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5)

terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan

responsivitas sistem kesehatan. Berakhirnya pelaksanaan tugas tahun 2016 yang

merupakan awal tahun implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor HK 02.02/ Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan, yang mempunyai visi “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan

Berkeadilan”. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program

Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi

masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang

didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar

paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam

pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)

penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses

pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan

kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis

risiko. Bidang Kesehatan Masyarakat merupakan unit yang sangat berperan dalam

mewujudkan pilar pertama dalam “Program Indonesia Sehat”.

Pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan dan kewenangan dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas

tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan laporan kinerja.

Laporan kinerja ini akan memberikan gambaran pencapaian kinerja Bidang

Kesehatan Masyarakat dalam satu tahun anggaran beserta dengan hasil capaian

indikator kinerja dari masing-masing unit satuan kerja yang ada di lingkungan Bidang

Kesehatan Masyarakat di tahun 2019.

Dengan perubahan Susunan Organisasi baru Permenkes Nomor 64 Tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan maka dilakukan perubahan

dalam penyusunan perjanjian kinerja. Perjanjian kinerja yang ditandatangani Direktur

Page 8: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

2 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

terdiri dari 6 sasaran dan 28 indikator kinerja.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan laporan kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat merupakan

bentuk pertanggungjawaban kinerja pada tahun 2019 dalam mencapai target dan

sasaran program seperti yang tertuang dalam rencana strategis, dan ditetapkan

dalam dokumen penetapan kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat oleh pejabat

yang bertanggungjawab.

C. Visi, Misi dan Strategi Organisasi

1. Visi

Visi Gubernur Bengkulu, yaitu “Mewujudkan Bengkulu Yang Maju,

Sejahtera, Bermartabat, Dan Berdaya Saing Tinggi”.

2. Misi

Misi Gubernur Bengkulu yaitu:

a. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui reformasi tata

kelola birokrasi.;

b. Mewujudkan sistem pengelolaan APBD yang akuntabel, transparan, dan

berorientasi pada pelayanan publik;

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan dasar;

d. Meningkatkan dan memantapkan kapasitas infrastruktur dasar ;

e. Meningkatkan daya saing dan iklim investasi daerah;

f. Mewujudkan aparatur yang bersih dan berwibawa;

g. Mewujudkan pola pengelolaan sumberdaya alam yang berkeadilan dan

berkelanjutan

h. Meningkatkan kapasitas infrastruktur strategis dan berdaya saing;

i. Mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang tangguh dan berdaya saing;

j. Mewujudkan pembangunan Kemaritiman yang integratif dan berdaya saing;

k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

l. Mewujudkan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan;

m. Meningkatkan daya saing Kepemudaan dan Keolahragaan;

n. Menanggulangi Kemiskinan dan Ketertinggalan;

o. Meningkatkan Peranan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK)

p. Meningkatkan infrastruktur dibidang Informasi dan Telematika Globalisasi

menuntut adanya kecukupan infrastruktur informasi dan telematika yang

memungkinkan Bengkulu menjadi bagian integral dari sistem informasi

global;

q. Meningkatkan kerukunan kehidupan umat beragama Bengkulu merupakan

miniatur Indonesia yang di dalamnya terdiri dari berbagai suku, agama, dan

golongan dengan beragam kepentingan.

Page 9: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

3 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

3. Tujuan

Terlaksananya pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur di

lingkungan Bidang Kesehatan Masyarakat dalam rangka terselenggaranya

pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna agar

meningkatnya status kesehatan masyarakat.

4. Nilai-nilai

Guna mewujudkan visi dan misi serta rencana strategis pembangunan

kesehatan, Bidang Kesehatan Masyarakat menganut dan menjunjung tinggi nilai-

nilai yang telah dirumuskan dalam Renstra Kementerian Kesehatan antara lain:

a. Pro Rakyat;

b. Inklusif;

c. Responsif ; d. Efektif;

e. Bersih.

5. Strategi Pembangunan Kesehatan Masyarakat

Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan upaya

kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas terutama melalui

peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan sistem kesehatan

dan peningkatan pembiayaan kesehatan.

Strategi pembangunan kesehatan masyarakat tahun 2015-2019 meliputi:

a. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.

b. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.

c. Meningkatkan Penyehatan Lingkungan.

d. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

6. Sasaran Bidang Kesehatan Masyarakat

Sasaran Bidang Kesehatan Masyarakat, adalah meningkatnya ketersediaan

dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh

masyarakat.

7. Indikator Kinerja

Indikator kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat yaitu:

a. Pembinaan Gizi Masyarakat

• Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat makanan tambahan;

• Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD);

• Persentase Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif;

• Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD);

• Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan;

• Persentase remaja putrid yang mendapatkan Tablet Tambah Darah.

b. Pembinaan Kesehatan Keluarga

• Persentase kunjungan neonatal pertama (KN 1);

• Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4);

Page 10: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

4 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

• Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1;

• Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 dan 10;

• Persentase Puskesmas yang meneyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja;

• Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil;

• Persentase Puskesmas yang melakukan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

c. Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

• Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar;

• Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI;

• Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar;

• Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya.

d. Penyehatan Lingkungan

• Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat);

• Persentase Sarana air minum yang dilakukan pengawasan;

• Persentase Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan;

• Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar;

• Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan;

• Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kaeasan sehat.

e. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

• Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS;

• Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM;

• Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan;

• Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan.

f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

• Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksana tugas teknis lainnya Program Kesehatan Maysrakat.

Page 11: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

5 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

D. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Permenkes Nomor 64 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kesehatan, tugas pokok Bidang Kesehatan Masyarakat

adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

kesehatan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Kesehatan masyarakat

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan di bidang peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan

lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. pembinaan gizi dan kesehatan ibu

dan anak;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan

lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. pembinaan gizi dan kesehatan ibu

dan anak;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan

kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi

masyarakat, serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. pembinaan

gizi dan kesehatan ibu dan anak;

4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan kesehatan

keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat,

serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan kesehatan keluarga,

kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta

promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

6. Pelaksanaan administrasi Bidang Kesehatan Masyarakat, dan 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Bengkulu.

Fungsi tersebut dilaksanakan oleh organisasi dengan susunan:

a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat;

b. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;

c. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

E. Potensi dan Permasalahan

Potensi dan permasalahan pembangunan kesehatan akan menjadi input dalam

menentukan arah kebijakan dan strategi Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

Saat ini akses ibu hamil, bersalin dan nifas terhadap pelayanan kesehatan sudah

cukup baik, akan tetapi Angka Kematian Ibu masih cukup tinggi. Kondisi ini

kemungkinan disebabkan antara lain karena kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil

dan bersalin yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor

determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan

dan perdarahan post partum, selain itu penyebab karena lain-lain juga semakin

meningkat. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care

dilaksanakan dengan baik, sehingga mampu menskrining kelainan pada ibu hamil

sedini mungkin.

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara

lain adalah, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, TB, HIV,

Hepatitis B dan empat terlalu (terlalu muda <20 tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu

dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3 tahun). Sebanyak 54,2 per

1000 perempuan dibawah usia 20 tahun telah melahirkan, sementara perempuan yang

Page 12: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

6 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

melahirkan usia di atas 40 tahun sebanyak 207 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini

diperkuat oleh data yang menunjukkan masih adanya umur perkawinan pertama pada

usia yang amat muda (<20 tahun) sebanyak 46,7% dari semua perempuan yang telah

kawin.

Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalah jumlah

tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan sudah relatif

tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, namun kompetensi masih belum memadai.

Demikian juga secara kuantitas, jumlah Puskesmas PONED dan RS PONEK

meningkat namun belum diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Peningkatan

kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada masa remaja, menjadi faktor penting

dalam penurunan AKI dan AKB.

Dalam 5 tahun terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN) tetap sama yakni

19/1000 kelahiran, sementara untuk Angka Kematian Pasca Neonatal (AKPN) terjadi

penurunan dari 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita

juga turun dari 44/1000 menjadi 40/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian pada

kelompok perinatal disebabkan oleh Intra Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 29,5%

dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%, ini berarti faktor kondisi ibu

sebelum dan selama kehamilan amat menentukan kondisi bayinya. Tantangan ke

depan adalah mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil dan

melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatan lingkungan yang mampu melindungi

bayi dari infeksi. Untuk usia di atas neonatal sampai satu tahun, penyebab utama

kematian adalah infeksi khususnya pnemonia dan diare. Ini berkaitan erat dengan

perilaku hidup sehat ibu dan juga kondisi lingkungan setempat.

Untuk status gizi remaja, hasil Riskesdas 2013, secara nasional prevalensi remaja

usia 13-15 tahun yang pendek dan amat pendek adalah 35,1% dan pada usia 16-18

tahun sebesar 31,4%. Sekitar separuh remaja mengalami defisit energi dan sepertiga

remaja mengalami defisit protein dan mikronutrien.

Pelaksanaan UKS harus diwajibkan di setiap sekolah dan madrasah mulai dari

TK/RA sampai SMA/ SMK/MA, mengingat UKS merupakan wadah untuk

mempromosikan masalah kesehatan. Wadah ini menjadi penting dan strategis, karena

pelaksanaan program melalui UKS jauh lebih efektif dan efisien serta berdaya ungkit

lebih besar. UKS harus menjadi upaya kesehatan wajib Puskesmas. Peningkatan

kuantitas dan kualitas Puskesmas melaksanakan Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja (PKPR) yang menjangkau remaja di sekolah dan di luar sekolah. Prioritas

program UKS adalah perbaikan gizi usia sekolah, kesehatan reproduksi dan deteksi

dini penyakit tidak menular.

Selain penyakit tidak menular yang mengancam pada usia kerja, penyakit akibat

kerja dan terjadinya kecelakaan kerja juga meningkat. Jumlah yang meninggal akibat

kecelakaan kerja semakin meningkat hampir 10% selama 5 tahun terakhir. Proporsi

kecelakaan kerja paling banyak terjadi pada umur 31-45 tahun. Oleh karena itu

program kesehatan usia kerja harus menjadi prioritas, agar sejak awal faktor risiko

sudah bisa dikendalikan. Prioritas untuk kesehatan usia kerja adalah mengembangkan

pelayanan kesehatan kerja primer dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di

tempat kerja, selain itu dikembangkan Pos Upaya Kesehatan Kerja sebagai salah satu

bentuk UKBM pada pekerja dan peningkatan kesehatan kelompok pekerja rentan

seperti Nelayan, TKI, dan pekerja perempuan.

Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, selain masih

menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan

yang harus kita tangani dengan serius. Selain itu kita dihadapi dengan masalah

stunting. Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh

kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak

Page 13: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

7 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak

dalam kemiskinan. Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis

yang menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak Indonesia menghadapi

gangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat dari 1000 hari,

dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk mengatasi stunting,

masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak

balita. Secara aktif turut serta dalam komitmen global (SUN-Scalling Up Nutrition)

dalam menurunkan stunting, maka Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama

kehidupan (terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun) dalam

menyelesaikan masalah stunting secara terintegrasi karena masalah gizi tidak hanya

dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh

sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif). Hal ini tertuang dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan

Gizi.

F. Sistematika

Sistematika penulisan laporan kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat adalah

sebagai berikut :

- Ringkasan Eksekutif

- Kata Pengantar - Daftar Isi

- BAB I

Penjelasan umum organisasi Bidang Kesehatan Masyarakat, penjelasan

aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang

sedang dihadapi organisasi.

- BAB II

Menjelaskan uraian ringkasan/ ikhtisar perjanjian kinerja Bidang Kesehatan

Masyarakat tahun 2019.

- BAB III

Penyajian capaian kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat untuk setiap pernyataan

kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi, dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Membandingkan

realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang

terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; Analisis penyebab

keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi

yang telah dilakukan; Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Analisis

program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian

pernyataan kinerja dan melakukan analisa realisasi anggaran.

- BAB IV

Penutup, Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi

serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

- LAMPIRAN

Formulir PK : Pengukuran Kinerja

Page 14: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

BAB II

8 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2017

A. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat telah ditetapkan dalam

dokumen penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

tertentu dengan didukung sumber daya yang tersedia.

Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan menjadi kesepakatan yang

mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sebagai upaya mewujudkan

pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat Indonesia. Perjanjian

penetapan kinerja tahun 2019 yang telah ditandatangani bersama oleh Direktur

Jenderal Kesehatan Masyarakat dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu berisi

Indikator, antara lain:

B. Indikator Kinerja Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Indikator kinerja program Kesehatan Masyarakat terdiri dari 28 indikator di 6

sasaran yang dianggap dapat merefleksikan kinerja program.

a. Pembinaan Gizi Masyarakat

• Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat makanan tambahan;

• Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD);

• Persentase Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif;

• Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD);

• Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan;

• Persentase remaja putrid yang mendapatkan Tablet Tambah Darah.

b. Pembinaan Kesehatan Keluarga

• Persentase kunjungan neonatal pertama (KN 1);

• Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4);

• Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1;

• Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 dan 10;

• Persentase Puskesmas yang meneyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja;

• Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil;

• Persentase Puskesmas yang melakukan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

c. Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

• Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar;

PERENCANAAN KINERJA

Page 15: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

9 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

• Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI;

• Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar;

• Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya.

d. Penyehatan Lingkungan

• Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat);

• Persentase Sarana air minum yang dilakukan pengawasan;

• Persentase Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan;

• Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar;

• Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan;

• Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kaeasan sehat.

e. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

• Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS;

• Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM;

• Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan;

• Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan.

f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

• Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksana tugas teknis lainnya Program Kesehatan Maysrakat.

Tabel 1. Indikator kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat

Tahun 2019

No Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

Target Provinsi

1 Pembinaan Gizi Masyarakat

a. Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat makanan tambahan

95% 95%

b. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

98% 98%

c. Persentase Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif

50% 50%

d. Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

50% 50%

Page 16: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

10 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

e. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan

90% 90%

f. Persentase remaja putrid yang mendapatkan Tablet Tambah Darah

30% 30%

2 Pembinaan Kesehatan Keluarga

a. Persentase kunjungan neonatal pertama (KN 1) 90% 90%

b. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)

80% 80%

c. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1

70% 70%

d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 dan 10

60% 60%

f. Persentase Puskesmas yang meneyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja

45% 45%

g. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil

90% 90%

h. Persentase Puskesmas yang melakukan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

100% 100%

3 Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar

80% 80%

b. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI 730 151

c. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar

100% -

d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya

60% 60%

4 Penyehatan Lingkungan a. Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

45,000 618

b. Persentase Sarana air minum yang dilakukan pengawasan

50% 50%

c. Persentase Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan

58% 58%

d. Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar

36% 36%

f. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

32% 32%

g. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kaeasan sehat

386 3

5 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

a. Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS

80% 80%

b. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM

50% 50%

Page 17: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

11 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

c. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan

20 20

d. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan

15 15

6

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

a. Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksana tugas teknis lainnya Program Kesehatan Maysrakat

94% 94%

Page 18: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

12 | LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2017

BAB III

A. Capaian Kinerja Organisasi

Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup hanya

memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan

instrumen baru, pemerintahan yang baik (good governance) untuk memastikan bahwa

manajemen berjalan dengan baik. Selain itu, budaya organisasi turut mempengaruhi

penerapan pemerintahan yang baik di Indonesia. Pengukuran kinerja dalam penyusunan

laporan akuntabilitas kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target kinerja

sebagaimana telah ditetapkan dalam penetapan kinerja pada awal tahun anggaran

dengan realisasi kinerja yang telah dicapai pada akhir tahun anggaran.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi

yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal

terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan

evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap

pengukuran kinerja

1. Indikator Kinerja Program

Program Kesehatan Masyarakat adalah salah satu program Kementerian Kesehatan dengan upaya prioritas untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan prevalensi gizi kurang. Sebagaimana telah termuat dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2019.

Capaian kinerja program dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2019

No Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

Target Provinsi

Capaian Target

1 Pembinaan Gizi Masyarakat

a. Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat makanan tambahan

95% 95% 104,8 %

b. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

98% 98% 86,2 %

c. Persentase Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif

50% 50% 144,2 %

d. Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

50% 50% 124,9 %

f. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan

90% 90% 110,7%

g. Persentase remaja putri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah

30% 30% 93%

2 Pembinaan Kesehatan Keluarga

a. Persentase kunjungan neonatal pertama (KN 1)

90% 90% 103,9 %

b. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)

80% 80% 109,4 %

c. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1

70% 70% 131,7%

AKUNTABILITAS KINERJA

Page 19: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

13 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 dan 10

60% 60% 149%

f. Persentase Puskesmas yang meneyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja

45% 45% 179%

g. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil

90% 90% 110,4 %

h.

Persentase Puskesmas yang melakukan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

100% 100% 98,89 %

3 Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar

80% 80% 100%

b. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI

730 151 246

c. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar

100% - -

d.

Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya

60% 60% 100%

4 Penyehatan Lingkungan

a. Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

45,000 618 1121

b. Persentase Sarana air minum yang dilakukan pengawasan

50% 50% 41%

c. Persentase Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan

58% 58% 78%

d. Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar

36% 36% 92%

f. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

32% 32% 64%

g. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat

386 3 3

5 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

a. Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS

80% 80% 100%

b. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM

50% 50% 90,69 %

c. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan

20 20 72

d. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan

15 15 39

Page 20: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

14 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

6

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

a.

Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksana tugas teknis lainnya Program Kesehatan Maysrakat

94% 94% 99, 77%

I. PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT

A. Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik yang mendapat makanan

tambahan

Capaian Indikator Ibu Hamil KEK yang mendapat makanan tambahan pada tahun

2019 secara nasional melebihi dari target yang ditetapkan dalam Renstra Kemenkes

RI 2015-2019, yaitu 99,5%, dimana target yang ditetapkan pada tahun 2019 sebesar

95%. Secara keseluruhan, indikator ibu hamil KEK yang mendapat makanan

tambahan (PMT) mencapai target yang ditetapkan,

GRAFIK A.1

Ibu Hamil KEK yang Mendapat PMT Tahun 2019

Sumber: Laporan Rutin Bulanan tahun 2019

98.5

98.6

99.3

99.4

99.5

99.6

99.8 100

100

100

100

RE

JA

NG

L

EB

ON

G

BE

NG

KU

LU

U

TA

RA

LE

BO

NG

KO

TA

B

EN

GK

UL

U

PR

OV

INS

I B

EN

GK

UL

U

MU

KO

-

MU

KO

BN

EG

KU

LU

T

EN

GA

H

BE

NG

KU

LU

S

EL

AT

AN

KA

UR

SE

LU

MA

KE

PA

HIA

NG

Target 2019 : 95 %

Page 21: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

15 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

GRAFIK A. 2

Pencapaian Indikator Ibu Hamil KEK

yang Mendapat PMT Tahun 2016-2019

Sumber : Laporan Tahunan 2016-2019

Sementara itu bila dilihat trend pencapaian antar tahun, terlihat pencapaian yang sama

pada tahun 2018 dan 2019.

1) Faktor pendukung:

a. Proses pengadaan PMT bumil KEK dilakukan oleh Direktorat Gizi Kemenkes RI di

Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu pada tahun 2019 mendapat alokasi

PMT bumil KEK sebanyak 31.500 Kg dengan rincian alokasi per Kabupaten/Kota

sebagai berikut :

Tabel A. 1

Daftar Alokasi PMT Bumil KEK Provinsi Bengkulu Tahun 2019

Sumber Direktorat Gizi Kemenkes RI

No Kabupaten/Kota Jumlah PMT (Kg)

1 Muko – Muko 1.512

2 Bengkulu Tengah 1.512

3 Bengkulu Selatan 756

4 Seluma 3.780

5 Rejang Lebong 2.646

6 Kepahiang 1.134

7 Lebong 756

8 Kota Bengkulu 3.024

Total 15.120

82

98.6 98.6 99.5

0

40

80

120

2016 2017 2018 2019

Page 22: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

16 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

b. Distribusi PMT dari Pusat ke Provinsi hingga Puskesmas dilakukan dengan cepat

dan jumlah yang cukup sesuai dengan jumlah sasaran bumil KEK. Dan mulai

didistribusi pada bulan November ke 179 puskesmas se Provinsi Bengkulu. Daftar

alokasi PMT bumil KEK per puskesmas terlampir

c. Kesadaran pengelola program gizi di kabupaten/kota dalam pencatatan dan

pelaporan sudah baik walaupun belum tepat waktu setiap tanggal 10 bulan

berikutnya.

d. Saat ini telah diterapkan system pencatatan dan pelaporan distribusi makanan

tambahan di puskesmas melalui aplikasi e-PPGBM yang langsung dapat diakses

oleh daerah maupun pusat.

e. Ketersediaan logistic buffer stok makanan tambahan bagi ibu hamil KEK yang

diadakan oleh APBD I sangat membantu mengurangi ketergantungan daerah

kepada logistik dari Pusat (Kemenkes). Pada tahun 2019 melalui dana DAK Non

Fisik provinsi mengadakan penyediaan PMT bumil KEK sebanyak KG, dengan

alokasi per Kabupaten/Kota sebagai berikut :

Tabel A. 2

Daftar Alokasi PMT Bumil

Sumber DAK non Fisik Provinsi Bengkulu

No Kabupaten/Kota Jumlah PMT (Kg)

1 Bengkulu Utara 7.045

2 Kaur 11.693

Total 18.738

f. Daya terima makanan tambahan pada ibu hamil KEK baik, sebagian ibu hamil

dapat menghabiskan makanan tambahan yang diterima dari puskesmas.

g. Petugas kesehatan selalu memberikan penjelasan kepada ibu hamil KEK sebagai

sasaran penerima PMT antara lain: bahaya kurang gizi pada masa kehamilan,

bagaimana cara mencegah kurang gizi, alasan ibu menerim PMT, mamfaat

setelah mengkonsumsi PMT dan mematuhi aturan mengosumsi PMT.

2) Hambatan dan kendala

a. Masih kurangnya sosialisasi pencatatan dan pelaporan bumil KEK mendapat PMT

melalui aplikasi e-PPGBM sehingga petugas kesehatan masih belum memahami

mekanisme pencatatan dan pelaporan dengan baik.

b. Integrasi tenaga gizi dan bidan dalam pemberian makanan tambahan ibu hamil,

sehingga makanan tambahan bumil KEK yang ada di puskesmas sudah

terdistribusi sesuai sasaran.

Page 23: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

17 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

c. Kurangnya buku pedoman dan sosialisasi pedoman penanggulangan Kurang

Energi Kronik pada ibu hamil oleh pusat.

d. Masalah gudang sebagai tempat penyimpanan, di puskesmas tidak tersedia

gudang khusus tempat penyimpanan PMT sehingga masih tergabung dengan

tempat penyimpanan obat dan alat kesehatan.

e. Masalah tingkat kepatuhan dari sasaran bumil KEK untuk dapat menghabiskan

biskuit yang diberikan petugas dengan alasan masih mual untuk banyak makan.

f. Masalah makanan pendamping dan keberlanjutan pangan di tingkat keluarga.

g. Alasan Ibu hamil KEK tidak menghabiskan PMT antara lain: dimakan oleh

anggota keluarga lain, rasa terlalu manis, tidak suka tekstur, ada efek samping

(diare, alergi, dll)

3). Alternatif pemecahan masalah

a. Melakukan konfirmasi data IMT (Indeks Massa Tubuh) ibu hamil KEK yang

mendapat makanan tambahan.

b. Melakukan konfirmasi ketersediaan makanan tambahan atau pembiayaan untuk

makanan tambahan bagi ibu hamil, misalnya melalui dana BOK berupa bahan

pangan lokal.

c. Melakukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas dalam

penanganan masalah ibu hamil KEK, serta peningkatan sistem pencatatan dan

pelaporan melalui aplikasi e PPGBM.

d. Monitoring dan evaluasi suplementasi gizi dilaksanakan pada akhir tahun 2019

dengan tujuan memantau distribusi PMT dan sosialisasi aplikasi pencacatan dan

pelaporan sasaran penerima PMT.

e. Memberikan edukasi pentingnya kepatuhan terhadap konsumsi PMT sehingga

memberi dampak untuk peningkatan status gizi.

B. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

Capaian indikator ibu hamil yang mendapat TTD 90 tablet selama kehamilan di

Provinsi Bengkulu sebesar 98,10%. Angka tersebut sudah sedikit melampaui angka

yang ditetapkan dalam Renstra Kemenkes untuk tahun 2019 yaitu sebesar 98%.Di

Provinsi Bengkulu seluruh kabupaten/kota belum mencapai target yang telah

ditetapkan. Angka terendah yaitu 91,5% (Bengkulu Tengah) dan tertinggi sebesar

100% (Kabupaten Seluma).

Page 24: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

18 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

GRAFIK B. 1

Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 Tablet selama kehamilan

GRAFIK B. 2

Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 90 Tablet selama kehamilan

Tahun 2016-2019

Sumber : Laporan Tahunan 2016-2019

1) Faktor pendukung:

a. Tersedianya alokasi anggaran untuk belanja obat program bersumber dari DAK

kabupaten/kota sehingga ketersediaan TTD di Provinsi Bengkulu lebih dari cukup

untuk memenuhi kebutuhan kabapaten/kota.

a. TTD sudah masuk dalam e-catalog, sehingga kabupaten/kota dapat untuk

memenuhi TTD bila mengadakan sendiri dari sumber dana lainnya (misalnya

91

.5 93

.8 96

.6

98

.4

98

.8

99

.1

99

.1

99

.4

99

.4

99

.6

10

0

Be

ngk

ulu

Ten

gah

Leb

on

g

Ko

ta B

en

gku

lu

Ke

pah

ian

g

Be

ngk

ulu

Sel

atan

Be

ngk

ulu

Uta

ra

Pro

vin

si B

en

gku

lu

Kau

r

Re

jan

g Le

bo

ng

Mu

ko -

mu

ko

Selu

ma

77.386.7 86.4

98.1

0

40

80

120

2016 2017 2018 2019

Target 2019 : 98%

Page 25: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

19 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

dana DAK non fisik)

b. Program pemberian TTD pada ibu hamil merupakan program yang sudah

berlangsung lama, sehingga dsitribusi dan pencatatannya sudah terbangun

dengan baik.

c. Bila ketersediaan TTD di puskesmas dan bidan desa tidak mencukupi Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota segera mengirim TTD ke puskesmas.

2) Hambatan dan kendala

a. Dropping pusat sudah memenuhi semua cakupan sasaran ibu hamil, ini

dibuktikan dengan cakupan pemberian TTD yang sudah 98,1%.

3) Alternatif pemecahan masalah

a. Menginformasikan kepada Penanggung jawab program kesga dan gizi

kabupaten/kota yang membutuhkan TTD agar segera menyurati ke Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi agar mengirimkan stock TTD yang ada di provinsi

sesuai kebutuhan daerah

b. Memastikan dan memantau proses distribusi TTD tahun mendatang yang

dilaksanakan oleh Dit. Farmalkes.

c. Bila TTD masih tersedia cukup banyak, maka puskesmas harus melakukan

peningkatan integrasi dengan program KIA khususnya kegiatan Ante Natal Care

(ANC)

d. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah.

C. Persentase Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif

Capaian indikator bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif di

Provinsi Bengkulu sebesar 72.05%. Angka ini melebihi target yang ditetapkan

dalam Renstra Kemenkes RI untuk tahun 2019 sebesar 50%. Secara keseluruhan,

indikator bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif mencapai

target yang ditetapkan, hanya ada satu kabupaten yang masih belum mencapai

target yaitu Kota Bengkulu (65.9%).

Page 26: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

20 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

TABEL C.1

Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan

yang Mendapat ASI Eksklusif Tahun 2019

GRAFIK. C.1

Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan

yang Mendapat ASI Eksklusif Tahun 2016-2019

Sumber : Laporan Tahunan 2016-2019

BIla dilihat dari trend pencapaian antar tahun, terlihat bahwa ada penurunan pencapaian

sebesar 2,8% indikator tersebut pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018.

1) Faktor pendukung :

a. Adanya kebijakan yang mendukung pemberian ASI Eksklusif, yaitu:

a) PP No 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

b) Permenkes No 15 tahun 2013 tentang Tatacara Penyediaan Fasilitas

Khusus Menyusui dan /atau Memerah Air Susu Ibu.

64.4

65.9

67.3

69.5

72.1

73.8

76.6

79.4

82.1

83.3

MU

KO

MU

KO

KO

TA

B

EN

GK

UL

U

RE

JA

NG

L

EB

ON

G

BE

NG

KU

LU

S

EL

AT

AN

PR

OV

INS

I B

EN

GK

UL

U

BE

NG

KU

LU

U

TA

RA

SE

LU

MA

KA

UR

LE

BO

NG

KE

PA

HIA

NG

BE

NG

KU

LU

T

EN

GA

H

73.565.7

74.9 72.1

0

40

80

120

2016 2017 2018 2019

Target 2019 : 50%

Page 27: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

21 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

c) Permenkes No 39 tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi

Lainnya

d) Permenkes no 15 Tahun 2014 tentang Tata cara Pengenaan sanksi

Administrasi bagi Tenaga Kesehatan, Penyelenggara Fasilitas Pelayanan

Kesehatan, Penyelenggara Satuan Pendidikan Kesehatan, Pengurus

Organisasi Profesi di Bidang Kesehatan, serta Produsen dan Distributor

Susu Formula Bayi dan/atau Produk Bayi lainnya.

e) Permenkes No 49 Tahun 2014 tentang Standar Mutu Gizi, Pelabelan dan

Periklanan Susu Formula Pertumbuhan dan Formula Pertumbuhan Anak

Usia 1-3 Tahun.

f) Perda Gizi No. 13 Tahun 2013 di Provinsi Bengkulu terdapat pasal tentang

ASI Esklusif yang turut menguatkan pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif

pada bayi usia kurang dari 6 bulan.

b. Pedoman tentang pemberian makanan bayi dan anak sudah diterbitkan sebagai

acuan bagi petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan dan konseling

kepada ibu menyusui.

c. Komitmen petugas pelayanan kesehatan dalam mendukung tercapainya ASI

Eksklusif semakin baik, terutama petugas kesehatan di RS Pemerintah maupun

Swasta dan di Puskesmas.

2) Hambatan dan kendala

a. Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yang

tidak ada masalah medis.

b. Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan kampanye

terkait pemberian ASI dan belum semua RS melaksanakan 10 langkah menuju

keberhasilan menyusui (LMKM).

c. Penerapan sanksi terkait PP no. 33 tahun 2012 belum terlaksana.

d. Ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI masih terbatas.

e. Sistem pencatatan dan pelaporan yang belum terbangun maksimal.

f. Masih banyak bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif karena tingkat pengetahuan

ibu yang kurang.

g. Ibu beranggapan bahwa bayi menangis berarti lapar, dan ibu merasa ASI tidak

cukup memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi membutuhkan makanan

tambahan (bubur, pisang, sagu, dll). Akibatnya bayi mendapat makanan

pendamping ASI secara dini (kurang dari enam bulan).

h. Pola asuh yang kurang tepat seperti : penanggung jawab masalah bayi adalah

sang nenek, yang menentukan cara (metode) terkait menyusui bayi (kapan,

seberapa sering dan lamanya menyusui).

Page 28: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

22 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

3) Alternatif Pemecahan Masalah

a. Terus menggerakkan dukungan pemberian ASI Eksklusif melalui Pekan ASI

Nasional.

b. Bekerjasama dengan lintas program dan sektor dalam mendukung pemberian

ASI Eksklusif di tempat kerja.

c. Membangun kembali sistem pencatatan dan pelaporan dengan lebih baik.

d. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan rumah sakit dalam

melakukan konseling ASI.

e. Membina puskesmas untuk memberdayakan konselor dan motivator ASI yang

telah dilatih.

f. Pendampingan ibu yang mempunyai bayi sehingga mampu menyusui hingga 6

bulan tercapai.

g. Peningkatan cakupan dan kualitas IMD melalui peningkatan pengetahuan

petugas kesehatan

D. Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Capaian indikator bayi baru lahir mendapat IMD di Provinsi Bengkulu sebesar 69.3 %

(IMD <1 jam). Bila dibandingkan dengan target nasional, sudah mencapai target yang

ditetapkan, yaitu 50 %. Jika dilihat pencapaian antar kabupaten/kota, terdapat 1

kabupaten dengan angka dibawah target nasional.Angka terendah sebesar 38.5%

(Kabupaten Lebong) dan tertinggi sebesar 88,9% (Kabupaten Muko - Muko).

GRAFIK D.1

Cakupan Bayi Baru Lahir mendapat IMD Tahun 2019

GRAFIK D.1

38.5

46.7

58.7

64.4

69.6

77.8

79.4

82.8

84.4

88.9

69.3

LE

BO

NG

RE

JA

NG

L

EB

ON

G

KO

TA

B

EN

GK

UL

U

BE

NG

KU

LU

T

EN

GA

H

SE

LU

MA

KA

UR

KE

PA

HIA

NG

BE

NG

KU

LU

S

EL

AT

AN

BE

NG

KU

LU

U

TA

RA

MU

KO

MU

KO

BE

NG

KU

LU

Target 2019 : 50 %

Page 29: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

23 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

GRAFIK D.2

Tren Capaian Bayi Baru Lahir mendapat IMD Tahun 2016-2019

Sumber : Laporan Tahunan 2016-2019

Bila dilihat pencapaian antar tahun, diketahui bahwa trend pencapaian indikator

bayi baru lahir mendapat IMD terlihat menurun dari 70,3% menjadi 69,3%.

1) Faktor pendukung

a. Adanya peraturan pemerintah No 33 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu

Eksklusif, dimana pada pasal 9 tercantum butir tentang praktek IMD yang harus

dilakukan pada bayi baru lahir.

b. Terbitnya PERDA GIZI No, 13 Tahun 2013 yang didalamnya tertuang pasal

tentang ASI Eksklusif yang turut menguatkan pelaksanaan IMD pada bayi baru

lahir.

c. Adanya buku petunjuk teknis “Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial” sebagai

Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, Kemenkes RI tahun

2018

d. Tersosialisasinya kegiatan IMD kepada petugas kesehatan khususnya Bidan

yang membantu persalinan untuk dapat meningkatkan cakupan dan kualitas IMD.

2) Hambatan dan Kendala

a. Indikator ini adalah indikator baru sehingga banyak daerah yang belum

membangun sistem pencatatan dan pelaporannya dari puskesmas ke kabupaten

selanjutnya ke provinsi, bahwa indikator IMD belum tercatat pada kohort bayi.

b. Sosialisasi mengenai indicator IMD yang berkualitas belum maksimal, sehingga

belum tercipta pemahaman yang sama terkait definisi operasional serta

pencatatan dan pelaporannya.

74 74.5 70.3 69.3

0

40

80

120

2016 2017 2018 2019

Page 30: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

24 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

3) Alternatif pemecahan masalah

a. Sosialisasi secara berkesinambungan mengenai indikator persentase bayi baru

lahir mendapat IMD beserta definisi operasionalnya agar mudah pelaksanaannya

di daerah.

b. Sosialisasi mengenai impelementasi 1000 HPK kepada petugas kesehatan dan

masyarakat.

c. Kerjasama lintas program dan lintas sektor dengan unit teknis penanggung

jawab pengelolaa persalinan RS, Puskesmas dalam upaya penataan dan

penempatan konselor ASI pada ruang persalinan.

d. Kampanye melawan Makanan Pendamping ASI dini seperti susu formula, madu,

pisang, dll sesuai budaya yang dianut masyarakat setempat.

e. Pendampingan kepada ibu yang mempunyai bayi

f. Edukasi tentang makanan kaya gizi dan stimulasi bayi

g. Pemberian makanan ibu selama menyusui

E. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan

Capaian indikator balita kurus yang mendapat makanan tambahan di Provinsi Bengkulu

sebesar 99.1%.Angka ini melebihi target yang ditetapkan dalam Renstra Kemenkes RI

untuk tahun 2019 sebesar 90%.Secara keseluruhan telah mencapai target yang

ditetapkan.

GRAFIK E.1

Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan Tahun 2019

98.5 99.0 99.7

100

100

100

100

100

100

100

100

BE

NG

KU

LU

T

EN

GA

H

KA

UR

PR

OV

INS

I B

EN

GK

UL

U

KO

TA

B

EN

GK

UL

U

SE

LU

MA

MU

KO

MU

KO

LE

BO

NG

KE

PA

HIA

NG

BE

NG

KU

LU

S

EL

AT

AN

RE

JA

NG

L

EB

ON

G

BE

NG

KU

LU

U

TA

RA

Target 2019 : 90%

Page 31: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

25 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

GRAFIK E.2

Balita Kurus yang Mendapat Makanan TambahanTahun 2016-2019

Sumber : Laporan Tahunan 2016-2018

1) Faktor yang mendukung

a. Penyediaan MP ASI pabrikan dari Pusat dan dukungan MP ASI lokal dari

daerah (melalui dana BOK). Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu pada tahun

2019 mendapat alokasi PMT bumil KEK sebanyak 25.196 Kg dengan rincian

alokasi per Kabupaten/Kota sebagai berikut :

Tabel E.1

Daftar Alokasi Pemberian Makanan Tambahan Balita Kurus

Provinsi Bengkulu Tahun 2019

Sumber Direktorat Gizi Kemenkes RI

No Kabupaten/Kota Jumlah PMT (Kg)

1 Bengkulu Utara 5.040

2 Muko – Muko 2.520

3 Bengkulu Tengah 1.512

4 Bengkulu Selatan 2.520

5 Seluma 2.520

6 Kaur 1.760

7 Rejang Lebong 3.024

8 Kepahiang 1.008

9 Lebong 1.260

10 Kota Bengkulu 4.032

Total 25.196

73.5

93.599.4 99.1

0

40

80

120

2016 2017 2018 2019

Page 32: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

26 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

b. Distribusi PMT balita kurus dari Pusat ke Provinsi hingga Puskesmas dilakukan

dengan cepat dan jumlah yang cukup sesuai dengan jumlah sasaran bumil

KEK. Dan mulai didistribusi pada bulan November ke 179 puskesmas se

Provinsi Bengkulu.

c. Kesadaran pengelola program gizi di daerah dalam pencatatan dan pelaporan

yang belum maksimal.

d. Saat ini telah diterapkan system pencatatan dan pelaporan distribusi makanan

tambahan di puskesmas melalui aplikasi e-PPGBM yang langsung dapat

diakses oleh daerah maupun pusat.

e. Daya terima makanan tambahan pada ibu hamil KEK baik, sebagian besar ibu

hamil dapat menghabiskan makanan tambahan yang diterima dari puskesmas.

2) Hambatan dan kendala

a. Diperlukan satu tahap konfirmasi untuk menentukan status balita kurus yang

menerima PMT.

b. Masalah gudang sebagai tempat penyimpanan, di puskesmas tidak tersedia

gudang khusus tempat penyimpanan PMT sehingga masih tergabung dengan

tempat penyimpanan obat dan alat kesehatan.

c. Pencatatan dan pelaporan yang ada belum maksimal dan tertata dengan baik,

seharusnya balita penerima PMT juga diiput dalam aplikasi e PPGBM.

d. Masalah makanan pendamping ASI dan keberlanjutan pangan PMT di keluarga

yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan ketersediaan bahan pangan

di rumah tangga.

e. Beberapan alasan balita tidak menghabiskan PMT adalah ; Ibu tidak sempat

memberikan PMT, aroma tidak enak, dimakan anggota rumah tanggal yang lain,

anak menolak (bosan), jenis kurang variasi, rasa tidak enak, ada efek samping

(diare, alergi, dll)

3) Alternatif Pemecahan Masalah

a. Melakukan konfirmasi data status gizi balita kurus sudah tepat oleh petugas gizi

puskesmas sehingga perlu mendapat makanan tambahan untuk proses

pemulihan.

b. Melakukan konfirmasi ketersediaan makanan tambahan atau pembiayaan untuk

makanan tambahan bagi balita kurus pada tingkat rumah tangga, misalnya

melalui dana BOK berupa bahan pangan lokal.

c. Melakukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas dalam

penanganan masalah balita kurus, serta peningkatan sistem pencatatan dan

pelaporan melalui aplikasi e PPGBM.

Page 33: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

27 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

d. Monitoring dan evaluasi suplementasi gizi dilaksanakan pada akhir tahun 2019

dengan tujuan memantau distribusi PMT dan sosialisasi aplikasi monev PMT.

e. Memberikan edukasi pentingnya kepatuhan terhadap konsumsi PMT sehingga

memberi dampak untuk peningkatan status gizi balita kurus

F. Persentase Remaja Puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

Capaian indikator remaja putri yang mendapat TTD sebesar 27.9%. Angka

tersebut telah dibawah target yang ditetapkan Renstra Kemenkes untuktahun 2019,

yaitu 30 %. Bila dilihat pencapaian antar kabupaten/kota, terdapat 2 kabupaten

dengan capaian di bawah target dan 8 kabupaten/kota yang sudah mencapai target.

Angka terendah sebesar 4.5% (Kabupaten Kaur) dan tertinggi sebesar 28,3%

(Kabupaten Rejang Lebong).

Gambar 3.6 Cakupan remaja putri yang mendapat TTD Tahun 2019

Gambar 3.2

Tren Capaian remaja putri yang mendapat TTD Tahun 2016-2019

4.6 7.4 18.4

21.6

25.8

28.1

28.5 41.7

42.0

49.6

27.9

KA

UR

LE

BO

NG

KE

PA

HIA

NG

BE

NG

KU

LU

U

TA

RA

KO

TA

B

EN

GK

UL

U

BE

NG

KU

LU

T

EN

GA

H

RE

JA

NG

L

EB

ON

G

SE

LU

MA

MU

KO

MU

KO

BE

NG

KU

LU

S

EL

AT

AN

PR

OV

INS

I B

EN

GK

UL

U

Target 2019 : 20 %

Page 34: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

28 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Sumber : Laporan Tahunan 2016-2018

1) Faktor yang mendukung

a. Adanya Stock tablet tambah darah di Dinkes Provinsi Bengkulu yang digunakan

untuk memberikan TTD bagi remaja putri.

b. Beberapa kabupaten sudah melaksanakan program pemberian TTD pada remaja

putri sebelum program ini dilaksanakan secara nasional dan mengadakan TTD

bagi remaja putri melalui dana APBD.

c. Berapa sekolah di kabupaten/kota telah melaksanakan program ini

menggunakan TTD mandiri sehingga tidak tergantung dari Dinkes Provinsi

Bengkulu.

2) Hambatan dan Kendala

a. Beberapa puskesmas hasil monev tim gizi provinsi tidak mempunyai stock TTD,

sehingga target tidak tercapai.

b. Belum semua sekolah SMP dan SMA di 10 kabupaten dan kota tersosialiasinya

pedoman TTD bagi remaja putri dengan baik.

c. Program Kesehatan Remaja di puskesmas belum optimal.

d. Cakupan pemberian dan tingkat kepatuhan minum TTD masih rendah.

e. Edukasi gizi (penganekaragaman pangan dan citra tubuh yang sehat) belum

kontinyu dilakukan.

f. Sistem pencatatan dan pelaporan pemberian TTD rematri yang menggunakan

kohort per minggu menyulitkan petugas UKS dan kader remaja sebaya untuk

melakukan pencatatan, sehingga pelaporan oleh petugas gizi puskesmas

diwilayah kerjanya semakin lambat.

3

44.4 47.1

27.9

0

40

80

120

2016 2017 2018 2019

Page 35: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

29 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

3) Alternatif pemecahan masalah

a. Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat akan terus berkoordinasi dengan seksi Farmasi

dalam melaksanakan distribusi TTD Rematri untuk 10 kabupaten/kota se Provinsi

Bengkulu.

b. Mensosialisasi pedoman TTD bagi remaja putri agar pelaksanaan, pencatatan

dan pelaporan pemberian TTD remaja putri dapat berjalan lancar.

c. Membangun sistem pencatatan dan pelaporan yang lebih baik dengan

berkoordinasi pihak sekolah (guru UKS dan kader sebaya) yang

menyelenggarakan pemberian TTD di sekolah SMP/SMA.

d. Meningkatkan cakupan dan tingkat kepatuhan pemberian TTD (sedian Fe yang

menarik dan tidak bau).

e. Penguatan program kesehatan remaja (pencegahan kehamilan diluar nikah,

perkawinan usia dini)

f. Untuk puskesmas yang cakupan rendah, agar dapat melakukan peningkatan

integrasi program UKS.

II. PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA

A. Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KNI)

Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau yang dikenal dengan sebutan

dengan KN1, merupakan indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang

dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6 - 48 jam

setelah lahir, dengan cara mendeteksi sedini mungkin permasalahan yang mungkin

dihadapi bayi baru lahir, sekaligus memastikan pelayanan yang seharusnya didapatkan

oleh bayi baru lahir yang diantaranya terdiri dari konseling perawatan bayi baru lahir,

ASI eksklusif, pemberian Vitamin K1 injeksi (bila belum diberikan) dan Hepatitis B 0

(nol) injeksi (bila belum dberikan). Kunjungan ini dilakukan dengan pendekatan MTBM

(Manajemen Terpadu Bayi Muda).

Perhitungan cakupan ini dilakukan dengan cara membandingkan bayi baru lahir

yang mendapatkan kunjungan neonatal pertama dengan jumlah seluruh bayi baru lahir

di wilyahnya yang kemudian dikonversi dalam bentuk persentase. Target Indikator KN 1

diawal Renstra 2015 -2019 adalah sebesar 75 % (2015),

penentuan target ini dibuat berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 dengan cakupan

KN 1 sebesar 73% dan besar peningkatan rata-rata KN 1 sebesar 2 poin sehingga

ditentukan target KN 1 sebesar 75%. Indikator KN1 pada Renstra 2014-2015 dengan

Renstra 2015-2019 adalah hal yang berbeda, yang semula berfokus pada akses

(Renstra 2014-2015) dan pada Renstra 2015-2019 difokuskan pada kualitas

pelaksanaan KN1. Dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan hal yang ingin dicapai

melalui kegiatan KN 1.

Page 36: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

30 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 29. Trend Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama

Provinsi Bengkulu Tahun 2015 sd Tahun 2019

Berdasarkan grafik di atas, Analisa Capaian Kinerja Sepanjang Renstra 2015 –

2019, untuk indikator KN 1 terlihat fluktuatif setiap tahunnya. Namun secara pencapaian

Provinsi selalu melebihi Target setiap Tahunnya. Terjadi peningkatan cakupan KN 1

dari Kondisi awal Tahun 2016 sebesar 92,40% menjadi 93,56% Pada Akhir RPJMN

2019. Artinya secara Nasional Provinsi sudah berhasil dalam meningkatkan

keterjangkauan Bayi Baru Lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Sebanyak 34.712 Bayi Baru Lahir mendapatkan pelayanan sesuai standar dari sasaran

lahir hidup 37.103 (Sumber BPS). Dengan cakupan tersebut capaian kinerja Seksi

Kesga dan Gizi Masyarakat adalah sebesar 103,9%.

Begitu juga Bila dilihat menurut kabupaten/Kota, untuk Indikator Kunjungan

Neonatal Pertama (KN 1) Provinsi Bengkulu sudah melebihi Target yaitu sebesar

93,56%, termasuk 6 Kabupaten/Kota lainnya melebihi Target Nasional 90%.

Sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 30. Persentase Kunjungan Neonatal 1 Menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2019

92.40

94.41

93.86 93.56

91.0091.5092.0092.5093.0093.5094.0094.5095.00

Renstra 2016 : 78%, 2017 : 81%, 2018 : 85%, 2019 : 90

83.45 86.98 87.77 87.93 90.20 90.7596.10 93.96101.96104.14 93.56

0.0020.0040.0060.0080.00100.00120.00

Page 37: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

31 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Pada akhir RPJMN 2019 ada 4 Kabupaten yang KN 1 nya belum mencapai

target yaitu Kabupaten Mukomuko dengan 83,45%, Kabupaten Bengkulu Tengah

dengan 86,98%, Kabupaten Lebong 87,77 % dan Kabupaten Seluma 87,93%. Dari

grafik di atas juga terlihat 2 kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Rejang Lebong dan Kota

Bengkulu memiliki pencapaian target melebihi 100%, yaitu Kabupaten Rejang Lebong

sebesar 104,14% dan Kota Bengkulu sebesar 101,96%, hal ini dikarenakan jumlah

Real bayi Baru lahir lebih tinggi dari sasaran Pusdatin/BPS yang diwajibkan oleh

kementerian Kesehatan sebagai pembanding dalam penghitungan persentase capaian

program. Walaupun Provinsi sudah berhasil dalam pencapaian Cakupan KN 1, namun

masih ada beberapa bayi baru lahir tidak mendapat pelayanan sesuai standar (tertuang

dalam PMK Nomor 25 Tahun 2014 tentang upaya kesehatan Anak). Baru 34.712 Bayi

Baru Lahir yang mendapatkan Pelayanan kesehatan sesuai standar pada usia 6 jam-48

Jam dari 37.103 bayi yang lahir Hidup Pada Tahun 2019 (Sasaran Bayi lahir Hidup

Pusdatin/BPS).

Analisa Keberhasilan Kunjungan neonatal pertama didaerah terutama dilakukan

oleh bidan. Kementerian Kesehatan RI (Pusat) di era desentralisasi membagi

wewenangnya dengan daerah. Kerjasama pusat dan daerah (kementrian Kesehatan

dan jaringannya serta adanya dukungan Jejaring terkait; Pemerintah Daerah,

Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi, Lintas Sektor/Lintas program, PKK, Perangkat

Desa dan masyarakat, Media elektronik,dll) memiliki peran yang sangat besar didalam

menjamin setiap bayi yang baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan pada Bayi

baru Lahir yang berkualitas (sesuai standar).

Faktor pendukung terlaksananya kegiatan yang menunjang capaian KN1 seperti

yang disampaikan di atas, diantaranya :

b. Adanya pedoman Neonatal Esensial yang menjadi dasar/ standar pelayanan

kesehatan bayi baru lahir yang didalamnya termasuk adalah kunjungan neonatal.

Indikator KN 1 saat ini menjadi target RPJMN dan RPJMD, oleh sebab itu maka

perencanaan dan anggaran untuk mendukung kegiatan ini menjadi lebih kuat

c. Diperolehnya dukungan dari organisasi profesi dan lintas program dalam

penggerakan anggotanya untuk melaksanakan KN 1. Dukungan ini dapat

diperoleh melalui advokasi dan sosialisasi yang dilakukan terhadap organisasi

profesi, dan pelibatan organisasi profesi terkait didalam kegiatan.

d. Terdapatnya pedoman di instansi pelayanan kesehatan. Di awal distribusi ini

dilakukan di pusat untuk kemudian diadvokasi ke daerah untuk

menyelenggarakan secara mandiri. Dengan telah semakin tersebar dan

terdistribusinya buku saku pelayanan neonatal esensial maka cakupan dapat

T: 90%

Page 38: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

32 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

tercapai. Buku ini menjadi pedoman sekaligus suatu bentuk perlindungan

terhadap nakes didalam melaksanakan Kunjungan Neonatal Pertama.

e. Upaya peningkatan kuantitas dan kualitas pelaksanaan KN 1 di integrasikan dan

menjadi satu kesatuan dengan kegiatan upaya mendorong persalinan di fasilitas

kesehatan. Melalui persalinan di fasilitas kesehatan maka diharapkan bayi yang

dilahirkan juga akan mendapatkan pelayanan sesuai standar.

f. Sosialisasi kepada masyarakat saat event nasional sebagai contoh adalah saat

Perayaan Hari Anak Nasional

g. Peningkatan kapasitas SDM kesehatan,

h. Penempatan bidan/perawat di Desa (termasuk desa yang aksesnya jauh dari

Fasyankes,

i. Pemenuhan sarana prasarana,

j. Dukungan anggaran,

k. Dukungan masyarakat dimana Animo masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan sudah cukup tinggi,

l. Pembinaan Program secara berkala sudah dilakukan (Superfisi fasilitatif, Monev,

Bimbingan teknis program secara terpadu)

m. Adanya Inovasi dari beberapa Kabupaten untuk Kesehatan Anak

B. Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan Pelayanan Antenatal Ke empat (K4)

Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang sesuai dengan standar, paling

sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada

trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara

lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang

menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil disuatu wilayah, disamping

menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA.

Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut lengkap

apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan

pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,

dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut :

• Minimal 1 kali pada triwulan pertama

• Minimal 1 kali pada triwulan kedua

• Minimal 2 kali pada triwulan ketiga

Indikator ini memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan

tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan

minimal 4 kali, sesuai dengan ketetapan waktu kunjungan. Disamping itu, indikator ini

Page 39: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

33 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, Melalui kegiatan ini

diharapkan ibu hamil dapat dideteksi secara dini adanya masalah atau gangguan atau

kelainan dalam kehamilannya dan dilakukan penanganan secara cepat dan tepat. Pada

saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan, tenaga kesehatan memberikan

pelayanan antenatal secara lengkap (10 T) yang terdiri dari: timbang badan dan ukur

tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur LiLA), ukur tinggi fundus uteri,

tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, skrining status imunisasi TT dan

bila perlu pemberian imunisasi Td, pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan),

test lab sederhana (Golongan Darah, Hb, Glukoprotein Urin) dan skrining terhadap

Hepatitis B, Sifilis, HIV, Malaria, TBC, tata laksana kasus, dan temu wicara/ konseling

termasuk P4K serta KB PP. Melalui konseling yang aktif dan efektif, diharapkan ibu

hamil dapat melakukan perencanaan kehamilan dan persalinannya dengan baik serta

memantapkan keputusan ibu hamil dan keluarganya untuk melahirkan ditolong tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan.

Bila dilihat dari grafik di bawah ini, Trend cakupan Indikator K4 bersifat

Fluktuatif, dari ditetapkannya Renstra Kemenkes 2015-2019 yang merubah target

layanan dari Kuantitas (Renstra 2010-2015) menjadi Berkualitas/sesuai Standar

dimana Tenaga kesehatan dituntut untuk melakukan pelayanan sesuai standar,

sementara banyak faktor yang belum mendukung, seperti Anggaran, SDM, Kompetensi

Nakes, dll. Ini dapat terlihat dari tahun 2015 terjadi penurunan Cakupan Indikator K4

dari kondisi awal tahun 2015 sebesar 89,45% menjadi 85,70% pada tahun 2016, dan

naik kembali pada tahun 2017 sebesar 87,3% dan turun menjadi 86,25 pada tahun

2018. Namun atas berbagai upaya penguatan program dan upaya Inovasi yang

dilakukan secara berjenjang di tiap level, Tahun 2019 Sesuai dengan harapan yang

dituangkan dalam Renstra Kemenkes 2019, Cakupan Indikator K4 naik dari Tahun

2018 dan mencapai target pada tahun 2019.

Grafik 16. Grafik Trend Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal (K4)

Provinsi Bengkulu Tahun 2015 sd Tahun 2019

RPJMD 2015 : 72%, 2016 : 74%, 2017 : 76%, 2018 : 78%, 2018 : 80%

RENSTRA 2019 80%

89.45

85.7087.3

86.25 87.49

8384858687888990

Page 40: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

34 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Keberhasilan pencapaian target untuk Indikator ini, dikarenakan beberapa hal, yaitu :

1) Provinsi sudah memiliki 1.395 Kelas Ibu

2) Pelaksanaan kelas Ibu sudah mengarah pada peningkatan kualitas, sehingga

setiap Ibu Hamil yang mengikuti kelas ibu semua diarahkan untuk mendapatkan

Pelayanan ANC sesuai standar

3) Adanya dukungan anggaran untuk pemenuhan sarana prasarana untuk pelayanan

ANC sesuai standar (10T)

4) Komitmen kuat SDMK untuk melaksanakan kelas Ibu sesuai Tupoksinya dan

melakukan pelayanan ANC sesuai standar.

5) Peran Promkes dalam memaksimalkan kesadaran dan keinginan masyarakat untuk

bisa mendapatkan pelayanan standar sesuai haknya sebagai masyarakat.

Walaupun secara pencapaian indikator sudah berhasil mencapai Target, Seksi

kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu terus berupaya meningkatkan

peran dan Fungsinya untuk mengurangi/meminimalisir permasalahan yang ada,

diantaranya :

- Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor

- Melakukan sosialisasi, koordinasi dean advokasi program kesehatan keluarga

- Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan

- Melakukan penguatan pelayanan kesehatan sesuai standar

- Melakukan penguatan kualitas pencatatan dan pelaporan

- Melakukan bimbingan teknis ke kab/kota

- Konsultasi Program Kesga ke Pusat

- Pemenuhan sarana prasarana

Bila dilihat dari cakupan menurut Kabupaten/Kota dimana semuanya sudah

mencapai target Nasional dan Provinsi, namun belum semua mencapai 100% sesuai

dengan harapan Standar pelayanan minimal untuk Kabupaten/ Kota.

Page 41: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

35 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 17. Grafik Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal (K4) Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2019

Ada beberapa Permasalahan yang menyebabkan Pencapaian belum 100%,

diantaranya :

• Persentase mengggunakan denominator sasaran Ibu Hamil brdasarkan data

BPS/Pusdatin

• Pemahaman SDMK tentang definisi Operasional pencatatan K4 termasuk

pencatatan untuk sasaran yang pindah wilayah Puskesmas

• Masih ada beberapa sasaran yang pindah wilayah setelah mendapatkan pelayanan

pertamanya (K1)

• Keterbatasan Buku KIA dan Stiker

• Kurangnya pengetahuan Ibu Hamil dan Keluarga tentang kesehatannya

• Masih banyak sasaran yang berada di Daerah Terpencil dan letak rumahnya

berjauhan sehingga memerlukan waktu khusus untuk melakukan ANC

C. Persentase Puskesmas yang melaksanakan Penjaringan Kesehatan untuk

Peserta Didik Kelas I

Penjaringan Kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1 (tingkat sekolah

dasar), kelas 7 (tingkat Sekolah Menengah Pertama) dan Kelas 10 (Sekolah Menengah

Umum) di seluruh sekolah-sekolah yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-

provinsi Bengkulu. Kegiatan penjaringan untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimun

(SPM) sebagaimana yang amanahkan dalam Permenkes RI Nomor : 4 Tahun 2019

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sebagaimana yang tertuang

dalam Pasal 2 ayat 2 poin e) Setiap anak Usia Pendidikan Dasar mendapatkan

Skrining Kesehatan sesuai Standar. Gambaran pelaksanaan Penjaringan Kesehatan se

Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

80.26

82.82

83.20

83.86

84.3485.69

86.6687.97

99.34

99.3987.49

020406080

100

Target 80

Page 42: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

36 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 36. Persentase Puskesmas Melaksanakan Penjaringan Kesehatan Kelas 1

2. Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Bila dilihat dari grafik di atas, secara Provinsi sudah berhasil dalam pencapaian

Indikator Ini, dengan pencapaian 131,74% . Cakupan provinsi sebesar 92,22% dari

target 70% yang telah ditentukan. Artinya ada 166 Puskesmas yang melaksanakan

Penjaringan Kesehatan di Kelas 1 dari 180 Puskesmas (sasaran Pusdatin).

Pencapaian ini ditunjang dengan pencapaian 8 Kabupaten Lainnya yang sudah

melebihi target. Namun Ada 2 Kabupaten dengan cakupan yang belum mencapai

target yaitu Kabupaten lebong sebanyak 64,29% dan Kabupten Kaur sebanyak

68,75%. Menurut Kabupaten, Puskesmas sudah pasti melakukan penjarkes di kelas 1,

namun tidak tercatat dan terlaporkan secara berjenjang.

D. Persentase Puskesmas yang melaksanakan Penjaringan Kesehatan untuk

Peserta Didik Kelas 7 dan 10

Untuk Indikator persentase Puskesmas melaksanakan Penjaringan Kesehatan

Kelas 7 dan 10 juga tertuang dalam Renstra Kemenkes 2016 sd 2019 dan pada akhir

2019 ini Provinsi Bengkulu dan seluruh Kabupaten/Kota sudah berhasil mencapai target

Indikator. Bila di lihat dari pencapaiannya masih ada puskesmas yang belum

melaksanakan Penjaringan Kesehatan di Kelas 7 dan 10. Masih ada 18 Puskesmas lagi

yang belum melaksanakan penjaringan kesehatan dikelas 7 dan dan 19 Puskesmas lagi

yang belum melaksanakan penjaringan kesehatan di kelas 10.

Permasalahannya Masih ada ketidakpatuhan Puskesmas/tenaga kesehatan untuk

melaksanakan penjaringan kesehatan di kelas 7 dan 10 sesuai standar, selain itu Formulir

pemeriksaan Penjaringan kesehatan untuk lanjutan, cukup banyak dan memerlukan

pendidikan kesehatan sebelum hari pelaksanaan skrining. Gambaran pelaksanaan

puskesmas melaksanakan penjaringan kesehatan di kelas 7 dan 10 serta pelaksanaan

Puskesmas melaksanakan penjaringan kesehatan di kelas 1,7 dan 10 Tahun 2019 dapat

dilihat pada grafik di bawah ini :

64.29 68.7585.71 95 100 100

100 100 100 10092.22

0.0020.0040.0060.0080.00

100.00120.00

70%

Page 43: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

37 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 37. Persentase Puskesmas Melaksanakan Penjaringan Kesehatan Kelas 7 dan 10

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

➢ Persentase Puskesmas melaksanakan Penjaringa Kelas 1,7 dan 10

Grafik 37. Persentase Puskesmas Melaksanakan Penjaringan Kesehatan Kelas 7 dan 10

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Selain pada masalah pencatatan dan pelaporan, masih ada beberapa

hambatan lain dalam upaya pencapaian ke tiga Indikator Penjarkes ini, diantaranya :

1. Dana

Berdasarkan hasil bintek dan monev ke Dinas Kesehatan Kab/kota dan

Puskesmas, petugas Puskesmas yang melakukan Penjaringan Kesehatan dan

Pelayanan kesehatan remaja kekurangan dana untuk melakukan kegiatan tersebut

untuk seluruh sekolah-sekolah diwilayah mereka, tapi hasil temuan ini belum

dilakukan singkornisasi dengan pengelola anggaran Puskesmas dan dinas

64.29 68.75 75 80.95

100 100100 100 100 100

92.22

0.0020.0040.0060.0080.00

100.00120.00

64.29 68.7575

80.9595 100

100 100 100 10088.89

0.0020.0040.0060.0080.00

100.00120.00

60%

Page 44: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

38 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

kesehatan kab/kota, selain itu tidak selarasnya penyerapan anggaran BOK

penjarkes dengan pencapaian Indikator. Sebagai contoh, anggaran terserap

seluruhnya tapi Penjarkes di kelas 1 saja belum semua sekolah dilakukan.

2. Tenaga

Kekurangan tenaga kesehatan di setiap puskesmas menjadi kendala yang

sangat besar dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pelayanan kesehatan

remaja.

3. Pengetahuan

Selain kekurangan tenaga kesehatan, pengetahuan petugas kesehatan pun

sangat terbatas atau kurang memadai dalam melakukan kegiatan penjaringan

kesehatan dan pelayanan kesehatan remaja, tenaga yang sudah dilatih sering kali

dipindah tugas ke program lain atau pun ke tempat lain sehingga keadaan ini

menambah besarnya masalah dalam pelaksanaan kegiatan, Belum maksimal

melakukan penjarkes dengan formulir pencatatan sesuai buku pedoman.

4. Tindak lanjut

Disebabkan oleh kekurangan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan

penjaringan kesehatan dan pelayanan kesehatan remaja serta di perparah dengan

kurangnya pengetahuan petugas dalam melaksankanan kegiatan mengakibatkan

hampir disetiap sekolah tidak ada tindaklanjut hasil pemeriksaan penjaringan

kesehatan dan pelayanan kesehatan remaja yang dilakukan.

Puskesmas tidak melakukan feedback hasil penjaringan kesehatan dan pelayanan

kesehatan remaja ke sekolah dan tidak ada tindak lanjut dari temuan atau haasil

pemeriksaan siswa/siswi yang dilakukan, seingga terkesen kegiatan yang

dilakukan hanya menyelesaikan SPJ kegaiatan tanpa manifestasi atau tindaklanjut

dari kegiatan tersebut.

5. Komitmen Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Kepala Puskesmas

Bimbingan, pengawasan dan evaluasi dari dinas kesehatan Kab/kota pada

pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pelayanan kesehatan remaja yang

dilakukan oleh Puskesmas di wilayah masing-masing sangatlah kurang bahkan

bisa dikatakan tidak ada, Dinas Kesehatan Kab/Kota hanya menerima laporan

pelaksanaan tanpa dilakukan evaluasi dari laporan tersebut. Begitu juga halnya

dengan Kepala Puskesmas, tidak melakukan evaluasi dari pelaksanaan

penjaringan kesehatan dan pelayanan kesehatan remaja.

Hasil temuan bintek, hampir seluruh kepala puskesmas tidak mengetahui

Page 45: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

39 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pelayanan kesehatan remaja, sehingga

puskesmas tidak melakukan fiedback ke sekolah dan tidak melakukan tidaklanjut

kegiatan di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan dan

pelayanan kesehatan remaja yang dilakukan oleh petugas puskesmas di sekolah-

sekolah dalam wilayah binaan puskesmas seringkali tidak dilaporkan secara riil

pelaksanaan dan ini tidak di evaluasi oleh kepala Puskesmas dan Dinas kesehatan

Kab/kota.

Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota tidak melakukan Monitoring dan

Evaluasi pada Pelaksanaan Penjaringan Kesehatan, pemeriksaan berkala dan

pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas-puskesmas diwilayah masing-masing

6. Komitmen Kepala sekolah dan guru UKS dan guru BP/BK Sekolah

Kepala sekolah dan guru UKS banyak yang belum memahami manfaat

pelaksanaan kegiatan pemeriksaan penjaringan kesehatan dan pelaksanaan

kesehatan remaja, sehingga antara sekolah dengan puskesmas tidak punya

komunikasi yang baik dalam pelaksanaan kegiatan Penjaringan Kesehatan dan

pelayanan kesehatan remaja, bahkan sekolah memberikan waktu yang singkat

untuk pelaksanaan kegiatan tersebut, seingga petugas puskesmas dalam

melakukan kegiatan tidak cukup waktu sehingga target pemeriksaan tidak tercapai

E. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kegiatan Kesehatan Remaja

Indikator Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja

mengukur upaya peningkatan akses pelayanan kesehatan untuk remaja. Ruang lingkup

pelayanan kesehatan remaja adalah usia 10-18 tahun UU kesehatan (dan 19 Tahun

batasan WHO). Setiap remaja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Sejauh ini Kementerian Kesehatan telah memberikan perhatian terhadap

permasalahan dan perkembangan remaja melalui pengembangan Pelayanan Kesehatan

Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas. Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong agar

Puskesmas mampu memberikan pelayanan Kesehatan yang berkualitas,mampu

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam mencegah masalah

kesehatan dan melibatkn remaja dalam pelayanan sejak dari perencanaan,pelaksanaan

sampai penilaian.Suatu Puskesmas dapat di katakan mampu laksana PKPR apabila

Puskesmas telah memenuhi kriteria minimal yang telah di tetapkan yaitu :

1. Memberikan Pelayanan konseling kepada semua remaja yang memerlukan

konseling.

2. Melakukan pembinaan minimal 1 (satu) sekolah dengan melakukan kegiatan KIE

Kesehatan Reproduksi minimal 2 (Dua) kali dalam setahun.

3. Melatih Kader Kesehatan Remaja/konselor sebaya di sekolah minimal 10% dari

Page 46: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

40 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

jumlah murid di sekolah binaan.

Cakupan Kabupaten/Kota minimal memiliki 4 (empat) Puskesmas mampu

laksana PKPR sudah terlaksana di Provinsi Bengkulu,tetapi belum sesuai dengan

Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), yang melihat kualitas

PKPR dari 5 aspek yaitu : Sumber Daya Masyarakat (SDM), Fasilitas Kesehatan,

Remaja, Jejaring dan Manejemen Kesehatan. Standar Nasional PKPR di harapkan

menjadi acuan bagi tenaga Kesehatan dalam memberikan layanan PKPR yang

berkualitas.Dalam hal ini pemegang dan pengelola program Kesehatan remaja di

Puskesmas,Kabupaten/Kota di harapkan memahami dan dapat menerapkan

Standar Nasional PKPR agar kualitas dari layanan PKPR dapat di tingkatkan.

Gambaran evaluasi pelaksanaan Puskesmas melaksanakan Pelayanan

Kesehatan Remaja dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 38. Persentase Puskesmas Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Remaja

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2019

Bila dilihat dari grafik di atas, Provinsi sudah berhasil dalam pencapaian

Indikator Ini. Dengan pencapaian cakupan 80,56% dari target 45% yang telah

ditentukan. 8 Kabupaten/Kota semua sudah mencapai target nasional, tapi bila di

breakdown di tingkat kabupaten/Kota, belum semua Puskesmas

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Remaja. Masih ada 34 Puskesmas

lagi yang belum menyelenggarakan pelayanan sesuai standar. Yang belum

mencapai target hanya Kabupaten seluma dengan 36,36% dan Kabupaten

Bengkulu Tengah dengan 40%. Belum mencapainya Target pada Indikator ini

dikarenakan beberapa hal diantaranya :

- Masih ada beberapa Pengelola data yag belum memahami Kriteria

T. 45%

36.36 40 64.29 87.50 90 100100 100 100 100 80.56

0.0020.0040.0060.0080.00100.00120.00

Page 47: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

41 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan remaja yaitu Memiliki tenaga

kesehatan terorientasi/terlatih pelayanan kesehatan peduli remaja, Memiliki

pedoman kesehatan remaja, Melakukan pelayanan konseling pada remaja

- Minimnya tenaga Kesehatan terlatih PKPR

- Minimnya sarana prasarana Pendukung seperti untuk pelaksanaan

Konseling, standarnya memerluakan ruangan khusus Puskesmas yang

tidak melalui Pintu Masuk Puskesmas, sehingga memerlukan pembiayaan

atau alternatif pemanfaatan gedung puskesmas yang tidak di pakai

sebagai ruang konseling.

Selain itu Puskesmas yang peduli remaja standarnya memiliki gedung yang

warnaya menarik remaja, artinya juga memerlukan biaya untuk pewarnaan, dll

- Masih ada beberapa pihak sekolah yang belum maksimal bekerjasama

dengan petugas Puskesmas.

- Minimnya anggaran pendukung

- Nakes terlatih dipindahtugaskan

- Kurangnya konselor sebaya sebagai perpanjang tangan Puskesmas

menjangkau remaja terakses dengan Fasyankes

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Remaja Dinas

Kesehatan Provinsi Bengkulu telah melakukan berbagai upaya diantaranya

mendorong Kabupaten/Kota melaksanakan Sekolah Sehat. Sebagai bentuk

kerjasama Dinas Kesehatan dengan 3 Kementerian lainnya yangkerjasamanya

tertuang dalam SKB 4 Menteri (Dinas Pendidikan, kementerian Agama dan Bidang

Kesra Pemda Provinsi). Tahun 2018 untuk kegiatan UKS/Sekolah Sehat di lakukan

Sosialisasi Sekolah/Madrasah Sehat di 5 Kabupaten yaitu Kaur, Seluma, Bengkulu

Tengah, Bengkulu Utara dan Lebong dengan mengundang ke 4 sektor yang

berhubungan erat dengan UKS sesuai denga Keputusan bersama 4 Kementerian

yaitu dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kesra dan Kantor Kementrian

Agama Kabupaten tersebut.

Tahun 2019 ini, kegiatan UKS/Sekolah Sehat di lakukan Sosialisasi

Sekolah/Madrasah Sehat di 10 Kabupaten / Kota dan Pembinaan UKS dan PKPR

dilakukan di 10 Kabupaten / Kota dan 10 sekolah sasaran. Pembinaan

Sekolah/Madrasah Sehat dan Posyandu Remaja di lakukan di Seluruh Kab/kota

dengan memberi ruang gerak yang luas kepada Kab/kota untuk melakukan

pembinaan sekolah/sehat dan posyandu remaja yang dilakukan pembinaan

langsung oleh Puskesmas diwilayah masing-masing. Pembinaan ini khusus

dilakukan di :

- Sekolah yang menjadi perwakilan Provinsi Bengkulu di LSS Tingkat Nasional.

Page 48: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

42 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

- Selain itu Pembinaan juga dilakukan khusus pada Sekolah, TP UKS Kecamatan

dan TP UKS Kab untuk menghadapi Penilaian Nominasi LSS pada Tingkat

Nasional dan tahun 2019 adalah SMA Negeri 2 Bengkulu Selatan

Tabel. 5 Daftar Sekolah Perwakilan Provinsi Bengkulu di LSS Tingkat Nasional

Tahun 2019

No Nama Sekolah Kabupaten/Kota

1.

2.

3.

SD Negeri 158 Rejang Lebong

MTs Negeri 1 Kota Bengkulu

SMA Negeri 2 Bengkulu Selatan

Rejang Lebong

Kota Bengkulu

Bengkulu Selatan

Dari 3 sekolah yang diikutkan pada Lomba Sekolah Sehat Tahun 2019, Hasil

yang diraih pada tahun 2019 yaitu Juara III Nasional kat2gori Best Achivesment

tingkat SMA/SMK/MA yang diperoleh oleh SMA Negeri 2 Bengkulu Selatan.

Secara keberhasilan, Provinsi Bengkulu sudah tiga tahun berturut-turut berhasil

membawa perwakilan sekolah ke tingkat nasional.

- Tahun 2017 Juara1 Tingkat Nasional , Lomba Sekolah Sehat Tk. Sd Kategori Best

Achievment Untuk Kabupaten Rejang Lebong

- Tahun 2018 Juara 2 Tingkat Nasional , Sekolah Sehat Tk. Sma Kategori Best Best

Permormance Untuk Kabupaten Rejang Lebong

Secara umum, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

pembinaan sekolah sehat di Provinsi Bengkulu. Beberapa diantaranya :

• Permasalahan di Tim Pembina UKS/M

1) Tim Pembina UKS Provinsi.

Tim Pembina UKS/M Tingkat Provinsi belum bekerja maksimal dan

beberapa OPD ataupun Pemengang Jabatan yang sudah di SK belum

mengetahui dan memahami Tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya

sesuai dengan aturan dan perundang-undang yang berlaku

Belum ada Sekretariat yang TP UKS/M yang permanen dan Tim Sekretariat

TP UKS belum terbentuk

Anggaran Pembinaan UKS/M baik di Biro Pembangunan dan Kesra, Dinas

Pendidikan dan Dinas Kebudaayaan, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

porsinya sangat kecil sehingga banya kegiatan UKS yang belum dapat di

laksanakan. Anggaran UKS di Kanwil Kementerian Agama sebagai

lembaga vertikal juga sangat kurang.

2) Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota,

Rata-rata Tim Pembina UKS/M Kab/Kota belum terbentuk dan baru hanya

membentuk SK dan Sekretariat UKS/M dalam menghadapi LSS bukan untuk

Page 49: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

43 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

pembinaan yang berkelanjutan

Belum mamhami tugas dan fungsi TP UKS/M

Anggaran UKS sangat kecil dan UKS belum menjadi Prioritas bagi

Pemerintahan Kab/Kota

Pemerintahan Kab. Bengkulu Utara merupakan satu-satunya Kabupten

yang telah mempunyai sekretariat dan Tim Sekretariat UKS/M dan telah

mepunyai payung hukum yang tetap yaitu Peraturan Bupati Bengkulu Utara

tentang Sekolah Sehat

3) Tim Pembina UKS Kecamatan dan

Tim Pembina UKS Kecamatn lebih parah lagi dan Camat sebagai pejabat di

Kecamatan belum mengetahui tentang peran, tugas dan fungsunya sebagai

leading sektor UKS di Kecamat.

4) Tim Pelaksana UKS/M

Tim Pelaksana UKS/M sama halnya dengan TP UKS/M, belum dibentuk

sesuai dengan aturan yang berlaku

• Permasalahan di OPD dan Satuan Kerja

1) Pada Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

- Kegiatan UKSM [ Sekolah Sehat ] belum menjadi prioritas dalam kegiatan-

kegiatan lintas program di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, sehingga

program-program kesehatan seperti Gizi, Kesling, Promkes, Kesjaor,

kesjiwa, Imunisasi dan lain-lain jalan sendiri tanpa melihat kepentingan

UKS/M dan tindak lanjut dari Pelaksanaan Program masing-masing

- Anggaran Pmembinaan UKS/M belum berpihak dan belum menjadi prioritas

sehingga pembinaan yang dilakukan banyak terkendala karena anggaran

tidak mendungkung.

- Kurangnya koordinasi antara penanggung jawab program/pejabat yang

terkait untuk melakukan pembinaan terpadu untuk UKS/M atau Sekolah

Sehat

2) Pada Dinas Kesehatan Kab/Kota

- Dinas Kesehtan Kabupaten/Kota belum berkomitmen dan belum

memprioritaskan Program UKS/M dan PKPR /sekolah Sehat

- Pengelola Program Kesehatan anak Usia Sekolah dan Remaja belum

konsen dalam melakuka program, belum ada inovasi dan terkesan hanya

melaksanakan program seadanya

- Pembinaan dan evaluasi program ke Puskesmas belum dilaksanakan

dengan baik.

Page 50: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

44 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

3) Pada Puskesmas

- Puskesmas belum melakukan Penjaringan kesehatan dan pelayanan

kesehatan remaja sesuai denga juknis yang telah ditentukan

- Tidak ada fiedback hasil pelaksanaan penjaringan kesehatan dan

pelayanan kesehatan remaja ke sekolah

- Belum ada tindaklanjut hasil penjaringan kesehatan dan pelayanan

kesehatan remaja di sekolah

4) Pada Sekolah

- Pihak sekolah banyak yang belum memahami pelaksanaan penjariangan

kesehatan dan pelayanan kesehatan renaja yang di adakan di sekolah dan

puskesmasa serta program-program pendukung lainnya, sekolah masih

berfikir bahwa pelaksanaan kegiatan teresebut merupakan kebutuhan

Puskesmas dan dinas kesehatan Kab/Kota sehingga pelaksanaan program

tidak menjadi perhatian dari pihak sekolah

- Sekolah tidak melakukan flashback pelaksanaan pemeriksaan penjaringan

kesehatan dan pelaksnaan pelayan kesehatan remaja ke orang tua /wali

siswa/i

Terkait permasalahan di atas, Seksi Kesga dan gizi Masyarakat sudah berupaya

menemukan alternatif solusi pemecahan masalah, diantaranya :

• Pengambil kebijakan baik ditingkat Provinsi maupun kab/kota lebih memprioritaskan

kegiatan penjaringan kesehatan dan pelayanan kesehatan remaja/sekolah sehat

dengan kebijakan yang jelas dan ditunjang dengah anggaran yang cukup

• Harus selalu dilakukan pembinaan dan bimbingan teknis pada petugas kesehatan

dalam melaksanakan kegiatan penjaringan kesehatan dan pelayanan kesehatan

remaja

F. Persentase Puskesmas yang melaksanakan Kelas Ibu Hamil

Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan

bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,

nifas, KB pasca persalinan, pencegahan komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan

aktivitas fisik/ senam ibu hamil. Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil

dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar

bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara

menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan

berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan

menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik),

Page 51: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

45 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, dan Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil.

Sehingga pelaksanaan kelas ibu yang berkualitas dapat mengungkit beberapa Indikator

Renstra Program Kesga seperti dengan adanya kelas Ibu diharapkan semua Ibu hamil

bersalin di Fasyankes, ANC berkualitas,Terlaksananya Orientasi P4K berkualitas, dan

lain-lain.

Berdasarkan data rutin Seksi kesga dan Gizi masyarakat Tahun 2019 Provinsi

Bengkulu sudah memiliki 179 Puskesmas yang menerapkan Kelas Ibu, dengan 1.395

Kelas Ibu yang terbentuk.

Pencapaian Indikator Puskesmas melaksanakan Kelas Ibu sebesar 100%. Sudah

melebihi target Renstra Kemenkes (90%) dengan pencapaian sebesar 111%. Bila

dilihat setiap Tahunnya dari Tahun 2016 sd Tahun 2019 terjadi Peningkatan Cakupan

Indikator yang sangat Significant dan selalu melebihi Target setiap tahunnya.

Terjadinya penurunan Cakupan indikator dari Tahun 2015 sd 2016 dikarenakan Pada

Tahun 2016 terjadi perubahan Definisi Operasional Kelas Ibu dari hanya Kuantitas

diarahkan ke Kualitas Pelayanan. Artinya Yang masuk dalam Pelaporan Seksi Kesga

dan Gizi adalah yang sesuai Standar. Trend Pencapaian Indikator Puskesmas

melaksanakan Kelas Ibu, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 18. Grafik Trend Persentase Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Provinsi

Bengkulu

Tahun 2016 sd Tahun 2019

Renstra 2016 : 81%, 2017 : 84%, 2018 : 87%, 2019 90%

Renstra 2019 90%

Secara cakupan Provinsi untuk Indikator Puskesmas melaksanakan kelas Ibu

sudah mencapai dan melebihi target Renstra Tahun 2019 sebesar 100% (Target 90%).

Dapat dikatakan Provinsi Bengkulu sudah berhasil dalam meningkatkan cakupan

Puskesmas melaksanakan kelas Ibu sesuai standar dengan pencapaian target sebesar

111%. Trend setiap tahun naik dari Kondisi awal tahun 2016 sebesar 92,30%, Tahun

2019 sudah dapat mencapai target Nasional dan Provinsi.

Analisa keberhasilan pencapaian Indikator Puskemas melaksanakan kelas Ibu,

92.30

97.77

98.33

100

85.00

90.00

95.00

100.00

105.00

Page 52: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

46 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

dikarenakan beberapa hal, yaitu :

1) Adanya target Indikator Puskesmas Melaksanakan kelas Ibu yang tertuang dalam

Rentra dalam upaya meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga (ibu dan

Reproduksi)

2) Adanya dasar hukum pemberian pelayanan kesehatan sesuai standar pada Ibu

hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas sesuai dengan PMK Nomor 97 Tahun 2014

3) Adanya peningkatan komitmen Bidan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan

Kelas Ibu

4) Dukungan Masyarakat untuk menggerakkan Sasaran Ibu Hamil mengikuti kelas

Ibu.

5) Dukungan perangkat desa untuk pemanfaatan dana desa mendukung pelaksanaan

kelas Ibu (Sarana, Tempat, dll), serta ikut menggaungkan dan mendorong Ibu

Hamil mengikuti kelas Ibu

6) Dukungan anggaran BOK Puskesmas

7) Memiliki SDMK /tenaga Kesehatan terlatih ; Kelas Ibu

8) Adanya penempatan bidan di Desa/daerah terpencil perbatasan kepulauan

sehingga kelas Ibu bisa terlaksana di desa terpencil

9) Beberapa Kabupaten/Kota memiliki Inovasi Program seperti Kelas Ibu Online yang

di bentuk di Kota Bengkulu karena kesulitan untuk menghadirkan Ibu ke kelas Ibu

karena kesibukan.

Namun walaupun sudah berhasil secara program, dalam pelaksanaannya, tetap

masih ditemukan kendala/hambatan, diantaranya :

- Memiliki sasaran berada di Daerah Terpencil dan letak rumahnya berjauhan

sehingga kesulitan akses untuk mengumpulkan sasaran ke kelas Ibu

- Tidak sesuainya jadwal kelas Ibu Puskesmas dengan jadwal kerja sasaran

(Sasaran banyak yang tinggal dikebun dan akan ke luar wilayah pada saat musim

panen saja).

- Minimnya kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pelayanan kesehatan Ibu

- Minimnya SDM Terlatih

- Koordinasi Lintas Sektor yang belum maksimal

- Masih minimnya pengetahuan Ibu hamil tentang kesehatannya

Dari permasalahan di atas, Provinsi Bengkulu memiliki beberapa peluang untuk

mengatasi permasalahan, diantaranya :

- Memiliki jejaring lintas sektor, lintas program terkait, Organisasi Profesi

- Adanya dukungan anggaran BOK untuk peningkatan kualitas kelas Ibu dan

Peningkatan kapasitas SDM

Page 53: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

47 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Pencapaian Puskesmas yang melaksanakan melaksanakan Kelas Ibu (Ibu

hamil dan Ibu Balita) se-Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 19. Persentase Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Hamil Menurut

Kabupaten/Kota

Tahun 2019

Grafik 20. Persentase Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Balita Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2019

Tahun 2016 terjadi peribahan Definisi Operasional terhadap Indikator Kelas Ibu.

Di mana sebelumnya Hanya Indikator Persentase Kelas Ibu Hamil menjadi Persentase

Puskesmas Melaksanakan Kelas Ibu Balita. Standarnya Satu Puskesmas harus

menerapkan Kelas Ibu Hamil dan Ibu Balita. Dengan tujuan agar Ibu hamil yang ikut

pada kelas Ibu, setelah melahirkan bisa merawat anaknya. Sasaran kelas ibu balita ini

adalah semua ibu yang memiliki balita. Namun karena keterbatasan jadwal Puskesmas,

Masih adanya daerah sasaran yang sulut dijangkau atau letaknya berjauhan antar Ibu

hamil sehingga pelaksanaan kelas Ibu balita masih ada kendala dibeberapa Kabupaten

. Dari grafik di ata Pencapaian terencah pada Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

020406080

100

T 90

14.29

43.75

100 100 100 100 100 100 100 10088.27

020406080

100

T 90

Page 54: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

48 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

14,29% (Hanya 2 Puskesmas yang menerapkan Kelas Ibu Balita, sementara Kelas Ibu

Hamilnya mencapai 100%), Kabupaten Kaur juga mendapatkan raport merah untuk

pencapaian kelas ibu balita yaitu sebesar 43,75% (Baru 7 dari 16 Puskesmas yang ada

melaksanakan Kelas Ibu Balita). Pencapaian kedua Kabupaten ini secara tidak

langsung mempengaruhi pencapaian target Indikator secara Provinsi. Belum bisa

mencapai target Nasional/Provinsi (Pencapaian 88,27% dari Target 90%)

G. Persentase Puskesmas yang melakukan Orientasi Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

Kematian Ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat

hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Sedangkan

penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

kekurangan oksigen (asfiksia).Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru

lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan

budaya.Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut

memperberat permasalahan ini.Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3

terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan

terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu

muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran),

Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu

dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang

perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga.

Salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan indikator proksi

(persalinan oleh tenaga kesehatan) dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka

Kematian Bayi adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K).Program dengan menggunakan stiker ini, dapat meningkatkan peran aktif suami

(suami Siaga), keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang

aman.Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat

kehamilan, termasuk perencanaan pemakaian alat/ obat kontrasepsi pasca persalinan.

Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan,

bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil

termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu

juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI

eksklusif selama 6 bulan

Orientasi P4K menitikberatkan pada kegiatan monitoring terhadap ibu hamil dan

bersalin. Pemantauan dan pengawasan yang menjadi salah satu upaya deteksi dini,

menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil dan bersalin yang dilakukan diseluruh

Indonesia dalam ruang lingkup kerja Puskesmas setempat serta menyediakan akses

Page 55: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

49 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

dan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang sekaligus merupakan

kegiatan yang membangun potensi masyarakat khususnya kepedulian masyarakat

untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. Dalam

pelaksanaan P4K, bidan diharapkan berperan sebagai fasilitator dan dapat

membangun komunikasi persuasif dan setara diwilayah kerjanya agar dapat terwujud

kerjasama dengan ibu, keluarga dan masyarakat sehingga pada akhirnya dapat

meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesehatan ibu dan

bayi baru lahir dengan menyadarkan masyarakat bahwa persalinan di fasilitas

pelayanan kesehatan akan menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir.

Evaluasi pencapaian indikator Persentase Puskesmas yang melakukan

Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dapat

dilihat dari grafik di bawah ini.

Grafik 25. Persentase Puskesmas Melaksanakan Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2019

Analisa Capaian Kinerja berdasarkan Trend realisasi Indikator Puskesmas

melaksanakan Orientasi P4K terlihat dari Tahun 2016 menuju akhir RPJMN 2019

terjadi peningkatan hingga mencapai 98,89% dari Target 100%. Dimana seharusnya

pencapaian sudah 99,44% (178 Puskesmas). Pencapaian 98,89% dikarenakan

denominator penghitungannya menggunakan sasaran Puskesmas dari Pusdatin

sejumlah 180 Puskesmas.

Namun walaupun sudah tercapai, tetap dalam pelaksanaannya menemukan

berbagai kendala :

- Belum semua pemahaman SDM tentang P4Kdan Stiker sesuai standar

- Peran serta masyarakat untuk mendukung P4K seperti ketersediaan kendaraan,

donor, dll masih belum optimal

- Kerjasama dengan LP,LS masih kurang (kader, Program PIS PK, dll)

- Masih banyak sasaran yang berada di Daerah Terpencil dan letak rumahnya

95.00

100

96.11

98.89

92.0093.0094.0095.0096.0097.0098.0099.00

100.00101.00

Renstra 2016 : 83%, 2017 : 88%, 2018 : 95%, 2019 : 100%

Page 56: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

50 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

berjauhan sehingga kesulitan akses Tenaga kesehatan menuju lokasi

- Pemahaman DO Pengelola Program masih kurang.

Pencapaian 100% pada tahun 2017 dikarenakan pada tahun tersebut adanya revisi

Definisi Operasional agar DO lebih dipertajam dengan melihat kemampuan

Puskesmas menerapkan Orientasi P4K dan Stiker, sehingga akhir tahun 2017

semua Puskesmas melaporkan sudah melaksanakan Orientasi P4K dan Stiker.

Namun dari hasil analisa dan konfirmasi data ke Kabupaten/Kota Belum semua

Puskesmas menerapkan P4K dan Stiker sesuai standar yang tertuang dalam PMK

Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa

Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan

Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Data yang terlaporkan beberapa

baru kuantitas belum kualitasnya

.

Grafik 26. Persentase Puskesmas Melaksanakan Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2019

Dari grafik di atas hanya Kabupaten Kaur yang belum mencapai semua

Puskesmas melaksanakan Orientasi P4K. Baru 15 Puskesmas melaksanakan

Orientasi P4K dari 16 Puskesmas yang ada. Hasil analisa Program baik di Tingkat

Provinsi maupun Kabupaten Kaur, permasalahannya masih ada beberapa

Pelaksanaan belum sesuai standar yang seharusnya semua syarat pada PMK 97

2014 harus diterapkan, Yaitu :

- Pendataan dan pemetaan sasaran ibu hamil;

- Penyiapan donor darah;

- Penyiapan tabungan ibu bersalin (tabulin) dan dana sosial ibu bersalin

(dasolin);

- Penyiapan ambulans (transportasi);

- Pengenalan tanda bahaya kehamilan dan Persalinan; d

- Penandatanganan amanat Persalinan

93.75

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 99.44

90.0092.0094.0096.0098.00

100.00102.00

T.100%

Page 57: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

51 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat sudah melakukan berbagai upaya untuk

meningkatkan capaian Indikator Program diantaranya :

- Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor

- Melakukan sosialisasi, koordinasi dan advokasi program kesehatan keluarga

- Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan

- Melakukan penguatan pelayanan kesehatan sesuai standar

- Melakukan penguatan kualitas pencatatan dan pelaporan

- Melakukan bimbingan teknis ke kab/kota

- Konsultasi Program Kesga ke Pusat

- Pemenuhan sarana prasarana

III. PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

A. Persentase Puskesmas yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

TABEL 4.14

JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKUKAN KESEHATAN KERJA DASAR

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Target Realisasi Persentase

(%)

1 Bengkulu Selatan 14 14 100

2 Rejang Lebong 21 20 100

3 Bengkulu Utara 22 22 100

4 Kaur 16 16 100

5 Seluma 22 22 100

6 Mukomuko 17 17 100

7 Lebong 13 13 100

8 Kepahiang 14 14 100

9 Bengkulu Tengah 20 20 100

10 Kota Bengkulu 20 20 100

PROVINSI 179 179 100

Dari table 4.14 diatas menunjukkan bahwa seluruh Puskesmas di Provinsi

Bengkulu sudah menyelenggarakan kesehatan kerja dasar, dengan hasil

100%.

Page 58: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

52 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 4.15

JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKUKAN KESEHATAN KERJA DASAR

PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

Grafik 4.16

PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKUKAN

KESEHATAN KERJA DASAR

PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

14

21 22

16

2217

13 14

20 20

14

20 22

16

2217

13 14

20 20

05

10152025

Target Capaian

0

20

40

60

80

100

Target Realisasi

100 100

Page 59: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

53 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

B. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI

TABEL 4.15

JUMLAH POS UKK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Target Realisasi Persentase

(%)

1 Bengkulu

Selatan

14 9

64

2 Rejang Lebong 21 24 120

3 Bengkulu Utara 22 24 109

4 Kaur 16 14 88

5 Seluma 22 15 107

6 Mukomuko 17 27 135

7 Lebong 13 18 138

8 Kepahiang 14 38 224

9 Bengkulu

Tengah

20 16

76

10 Kota Bengkulu 20 45 205

PROVINSI 179 230 128

Dari table 4.15 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah pos UKK yang terbentuk

di wilayah kerja puskesmas di Provinsi Bengkulu sudah melebihi dari target,

yang belum mencapai Bengkulu Utaratarget ada 3 Kabupaten yaitu

Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan da Bengkulu Tengah.

Grafik 4.17

PERSENTASE POS UKK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

224205

138 135120 109 107

88 76 64

0

50

100

150

200

250

Persentase

Persentase

Page 60: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

54 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 4.18

JUMLAH POS UKK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

TABEL 4.16

JUMLAH POS UKK DI WILAYAH TPI/PPI PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Target Realisasi Persentase

(%)

1 Bengkulu

Selatan

2 1

50

2 Rejang Lebong 2 2 100

3 Bengkulu Utara 6 6 100

4 Kaur 6 8 133

5 Seluma 0 0 0

6 Mukomuko 10 7 70

7 Lebong 0 0 0

8 Kepahiang 9 9 100

9 Bengkulu

Tengah

0 0

0

10 Kota Bengkulu 5 3 60

PROVINSI 40 36 90

Dari table 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah pos UKK yang terbentuk

0

50

100

150

200

250

Target Realisasi

179

230

Page 61: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

55 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

di wilayah kerja TPI/PPI di Provinsi Bengkulu belum mencapai target, yang

belum mencapai target ada 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Seluma, Lebong

dan Bengkulu Tengah

Grafik 4.19

PERSENTASEPOS UKK DI WILAYAH TPI/PPI

PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

Grafik 4.20

JUMLAH POS UKK DI WILAYAH TPI/PPI

PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

133

100 100 100

7060

50

0 0 00

20

40

60

80

100

120

140

Persentase

Persentase

34

35

36

37

38

39

40

Target Realisasi

40

36

Page 62: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

56 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

A. Analisa kegagalan

1. Dalam perencanaan penyusunan program belum adaya perencanaan

terintegrasi,perencanaan kegiatan masih berdasarkanusulan seksi masing-

masing. Setiap usulan perencanaan kegiatan yang disampaikandiakomodir

tetapi terkendala pada alokasi anggaran yang sudah ditetapkan.

2. Belum terbangunnya sistem pelaporan kesehatan kerja berbasis elektron,

kuantitas dan kualitas laporan yang masih kurang serta penyampaian laporan

yang tidak tepat waktu.

3. Pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja melibatkan sektor formal dan informal

sehingga perlu memperkuat jejaring kemitraan, dan kapasitas SDM

4. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan secara cepat,

cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama dan kecukupan

pendampingan petugas kepada masyarakat / pekerja untuk menerapkan

perilaku kerja yang lebih sehat dalam bekerja secara berkesinambungan

5. Masyarakat pekerja belum banyak memahami pentingnya kesehatan kerja bagi

pekerja

6. Penyelengaraan kesehatan kerja dasar sudah memenuhi target yang sudah

ditetapkan, hanya saja ada beberapa Puskesmas di Kabupaten/Kota yang

pemahaman tentang kesehatan kerja masih kurang bahkan masih ada yang

belum tahu sama sekali karena sering berganti petugas / pengelola program

kesehatan kerja

2. Masih perlunya pembinaan dan peningkatan kualitas pos UKK, baikdari

pelaksanaan kegiatan maupun keaktifan dari pos UKK yang sudah dibentuk

3. Masih kurangnya dukungan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan

pembinaan terkait pos UKK

4. Belum adanya pelaksanaan kegiatan yang terencana dan terprogram dalam

rangka mengimplementasikan Kegiatan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat

Produktif (GP2SP)di perusahaan/ tempat kerja, belum ada tim Pembina GP2SP

tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

- Alternatif Solusi

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan untuk peningkatan kegiatan

kesehatan kerja

1. Membangun sistem pelaporan kesehatan kerja dari Puskesmas,

DinasKesehatan Kabupaten dan Provinsi dengan menggunakan format dan

ketentuan yang sudah ada,selalu berkoordinasi dan membangun komunikasi

yang berkesinambungan dalam hal penyampaian laporan secara teratur dan

tepat waktu.

Page 63: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

57 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

2. Melakukan koordinasi secara terus menerus terkait program kesehatan kerja

dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kerja difasilitas-fasilitas

pelayanan kesehatan yang ada baik kepada petugas/pengelola, pejabat di

Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

3. Pembinaan/ orientasi terpadu terkait kesehatan kerja untuk mensosialisasikan

pedoman pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja dan meningkatkan kapasitas

petugas kesehatan kerja di Kabupaten/Kota dan Provinsi Bengkulu

4. Pembinaan dan pemberi dukungan sarana dan prasarana pada pos UKK

5. Bermitra dengan dunia usaha, swasta dan kelompok pekerja dalam

pelaksananan kesehatan kerja berbasis masyarakat pekerja

6. Pembentukan SK Tim Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP) di

Kabupaten/Kota dan Provinsi Bengkulu

7. Melakukan sosialisasi secara khusus tentang kesehatan kerja terhadap pekerja

perempuan di perusahan/ tempat kerja

8. Usulan pemberian dana dekon yag lebih untuk mendukung pelaksanaan

kegiatan kesehatan kerja.

5. Kerjasama lintas program terkait upaya pelaksanaan kesehatan kerja, misalnya

dengan program promosi kesehatan dan program Penyakit Tidak Menular

(PTM) untuk kegiatan pembinaan dan pemeriksaan kesehatan pekerja di pos

UKK.

6. Dukungan pusat terkait buku-buka Pedoman tentang kesehatan kerja sampai ke

Kabupaten/ Kota dalam rangka meningkatkan pengetahuan petugas/ pengelola

program kesehatan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

C. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan Kesehatan Olahraga pada

Kelompok Masyarakat di Wilayah Kerjanya

TABEL 4.17 PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KESEHATAN

OLAHRAGA PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Target Realisasi Persentase (%)

1 Bengkulu Selatan

13 13 100

2 Rejang Lebong 20 20 100

3 Bengkulu Utara 22 22 100

4 Kaur 16 16 100

5 Seluma 14 14 100

6 Mukomuko 20 20 100

7 Lebong 13 13 100

8 Kepahiang 17 17 100

Page 64: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

58 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

9 Bengkulu Tengah

21 21 100

10 Kota Bengkulu 22 22 100

PROVINSI 179 179 100

Dari table 4.17 di atas, dapat dilihat bahwa persentase puskesmas

yang melaksanakan kesehatan olahraga pada masyarakat di wilayah

kerjanya sudah 100 %.

Grafik 4.21

PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KESEHATAN OLAHRAGA PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 4.22

PERSENTASE PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KESEHATAN OLAHRAGA PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

- Analisa Kegagalan

Ada beberapa faktor yang menjadi hambatan keberhasilan program kesehatan

olahraga bagi anak Sekolah Dasar, yaitu;

1. Belum meratanya jumlah tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan/Kota, dimana

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

020406080

100120

Persentase

Persentase

0

50

100

150

200

Target Realisasi

179 179

Page 65: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

59 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

satu orang tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

memegang beberapa program sehingga tidak efektif dalam melaksanakan

atau mengerjakan laporan program

2. Masih kurangnya kerjasama lintas program di Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota terlihat dari data yang tidak sama

3. Tidak adanya dana pendukung program untuk melaksanakan kesehatan

olahraga di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

- Alternatif Solusi

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan untuk pencapaian kesehatan

olahraga bagi anak Sekolah Dasar;

1. Berkoordinasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terkait penambahan

tenaga kesehatan

2. Berkoordinasi dan memberi motivasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

supaya bekerjasama dalam hal pembuatan data dan laporan program terkait

kesehatan olahraga

3. Berkoordinasi dan memberi motivasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

supaya bekerjasama dengan lintas sektor dalam pelaksanaan program

kesehatan olahraga

IV. PENYEHATAN LINGKUNGAN

A. Jumlah Desa/ Kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat)

Desa yang melaksanakan STBM adalah desa/kelurahan yang sudah melakukan

pemicuan, mempunyai tim kerja masyarakat/natural leader, dan telah

mempunyai rencana kerja masyarakat.

Page 66: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

60 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

TABEL 4.1

DESA/KELURAHAN YANG MELAKSANAKAN STBM

PROVINSI BENGKULUTAHUN 2019

NO

KABUPATEN/

KOTA

JUMLAH

DESA/KELURAHAN

JUMLAH DESA YANG

MELAKSANAKAN

STBM

1 BENGKULU SELATAN 159 138

2 REJANG LEBONG 156 135

3 BENGKULU UTARA 229 223

4 KAUR 195 96

5 SELUMA 199 114

6 MUKOMUKO 152 142

7 KEPAHANG 104 98

8 LEBONG 117 88

9 BENGKULU TENGAH 143 79

10 KOTA BENGKULU 67 67

PROVINSI 1.521 1.180

Sumber data : stbm_indonesia.org,2019

Grafik 4.1

Target dan Realisasi

Indikator Jumlah Desa Yang Melaksanakan STBM Tahun 2019

159 156

229

195 199

152

104117

143

67

138 135

223

96114

142

98 88 7967

0

50

100

150

200

250

Jumlah Desa/Kel Jumlah Desa Melaksanakan STBM

Page 67: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

61 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 4.2

Persentase Desa/Kelurahan yang Melaksanakan STBM

Tahun 2019

Pada tahun 2019, target indikator Jumlah desa yang melaksanakan STBM

sebesar 1.521 desa/kelurahan. Realisasi indikator tersebut sebesar 1.180

desa/kelurahan. Capaian kinerja indikator sebesar 77,58 %.

TABEL 4.2

DESA/KELURAHAN OPEN DEFECATION FREE (ODF)

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

NO

KABUPATEN/

KOTA

JUMLAH

DESA/KELUR

AHAN

JUMLAH

DESA ODF

1 BENGKULU SELATAN 159 33

2 REJANG LEBONG 156 42

3 BENGKULU UTARA 229 33

4 KAUR 195 9

5 SELUMA 199 13

6 MUKOMUKO 152 32

7 KEPAHANG 104 6

8 LEBONG 117 30

9 BENGKULU TENGAH 143 12

100 97.38 94.24 93.4286.79 86.54

75.21

57.29 55.2449.23

0

20

40

60

80

100

120

KotaBengkulu

BengkuluUtara

Kepahiang Mukomuko BengkuluSelatan

RejangLebong

Lebong Seluma BengkuluTengah

Kaur

% Desa/Kel Melaksanakan STBM

Page 68: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

62 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

10 KOTA BENGKULU 67 29

PROVINSI 1.521 239

Sumber data: : stbm_indonesia.org,2019

Grafik 4.3

Realisasi Persentase Desa/Kelurahan Open Defecation Free (ODF)

- Analisa Kegagalan

1. Masih adanya pergantian fasilitator STBM Kabupaten pada pertengahan tahun.

2. Kurangnya pendampingan fasilitator kabupaten terhadap sanitarian dalam

implementasi STBM

3. Kurangnya dukungan/optimalnya penggunaan dana BOK puskesmas untuk

kegiatan STBM

4. Tidak meratanya kapasitas Faskab (SDM) dalam penerapan strategi STBM

5. Belum terbentuknya tim STBM Kabupaten/Provinsi

6. Lemahnya proses up date data oleh sanitarian

7. Sering bermasalahnya server induk di pusat

8. Belum bisanya instalasi web STBM smart untuk sanitarian baru

- Alternatif Solusi

1. Adanya peraturan, perjanjian kerja yang jelas terkait dengan fasilitator STBM

Kabupaten (Faskab)

2. Perlunya kerjasama antara faskab dan sanitarian dalam mengimplementsikan

STBM di desa sasaran

3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Seksi Kesling lebih aktif dalam

43.28

26.92 25.64

21.05 20.75

14.41

8.396.53 5.77 4.61

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Persentase Desa/Kelurahan ODF

Page 69: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

63 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

mengadvokasi Puskesmas terkait dana BOK

4. Meningkatkan pengetahuan fasilitator kabupaten melalui pertemuan yang

membahas capaian dan strategi yang digunakan dalam Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM)

5. Memberikan masukan ke Pusat terkait server induk dan instalasi STBM Smart

bagi petugas Puskesmas yang ganti nomor HP dan petugas yang baru

mendaftar STBM Smart

B. Persentase Sarana Air Minum yang dilakukan Pengawasan

Kualitas air minum adalah kualitas air minum yang memenuhi syarat secara

fisik/kimia/mikrobiologi sesuai dengan peraturan menteri kesehatan nomor

492/Menkes/per.iv/2010. Sedangkan tentang pengawasan kualitas air minum diatur

oleh peraturan menter kesehatan nomor 736/menkes/per/VI/2010 tentang tata laksana

dan pengaasan kualitas air inum, bahwa pengawasan internal dilakukan oleh

penyelenggara air minum komersial dan pengawasan eksternal oleh Dinas kesehatan

Kabupaten/Kota

Pengawasan kualitas air minum adalah penyelenggara air minum yang diawasi

kualitas hasil produksinya secara eksternal oleh Dinas kesehatan

Provinsi/Kabupaten/Kota dan KKP yang dibuktikan dengan jumlah sampel pengujian

kualitas air.

Penyelenggara air minum adalah :

1. PDM/BPAM/PT yang terdaftar di Persatuan Perusahaan air minum seluruh

indonesia (Perpamsi)

2. Sarana Air Minum perpipaan non PDAM

3. Sarana air minum bukan jaringan perpipaan komunal

Cara perhitungan indikator ini adalah jumlah sarana air minum yang diawasi dibagi

dengan jumlah sarana air minum yang ada.

TABEL. 4.3

PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM PADA E MONEV PKAM

TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Jumlah

Sarana

Jumlah

di IKL

Jumlah

R + S

Jumlah

Sampel

MS TMS

1 Bengkulu Selatan 114 114 92 0 0 0

2 Rejang Lebong 190 190 176 0 0 0

3 Bengkulu Utara 147 147 141 0 0 0

4 Kaur 0 0 0 0 0 0

5 Seluma 4 4 4 0 0 0

Page 70: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

64 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

6 Mukomuko 508 384 357 0 0 0

7 Lebong 2 0 0 0 0 0

8 Kepahiang 0 0 0 0 0 0

9 Bengkulu Tengah 2 2 2 0 0 0

10 Kota Bengkulu 173 173 167 0 0 0

Jumlah 1.140 1.014 939 0 0 0

Grafik 4.4

PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM TAHUN 2019

Grafik 4.5

PRESENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN INSPEKSI KESEHATAN

LINGKUNGAN (IKL) TAHUN 2019

114

190

147

0

4

508

2

0

2

173

114

190

147

0

4

384

0

0

2

173

92

176

141

0

4

357

0

0

2

167

0 100 200 300 400 500 600

Bengkulu Selatan

Rejang Lebong

Bengkulu Utara

Kaur

Seluma

Mukomuko

Lebong

Kepahiang

Bengkulu Tengah

Kota Bengkulu

Jumlah R + S Jumlah IKL Jumlah sarana

100 100 100 100 100 10075.6

0 0 00

20406080

100120

Persentase

Page 71: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

65 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Indikator persentase sarana air minum yang dlakukan pengawasan dari grafik di atas

sudah mencapai target yang ditetapkan sebesar 50 %, sedangkan capaiannya

sebesar 67,6%.

- Analisi Kegagalan

1. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas puskesmas melakukan inspeksi

kualitas lingkungan sarana air minum

2. Data sarana air minum berbasis elektronik belum optimal dimanfaatkan oleh

petugas kesling

3. Aplikasi e monev PKAM yang baru belum disosialisasikan Pusat ke Provinsi dan

Provinsi ke Kabupaten

4. Seringnya terjadi pergantian petugas, yang sudah dilatih dipindahkan ke

program lain, petugas baru kurang memahami program

5. Sering terjadi gangguan server e monev pkam, sehingga pelaporan belum

optimal

6. Laporan manual dari Kabupaten/Kota belum rutin dikirim ke Provinsi

7. Tahun 2019 tidak ada anggaran APBN dan APBD untuk program PKAM

- Alternatif Solusi

1. Peningkatan kapasitas SDM tenaga kesehatan lingkungan

2. Memberikan penguatan kepada petugas kesehatan lingungan Puskesmas

dalam pengisian laporan e monev

3. Mempelajari manual book terkait e monev PKAM

4. Memberiikan masukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk tidak

memindah tugaskan petugas yang baru menjadi pengelola program

5. Menegaskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengirimkan laporan

secara rutin dan tepat waktu ke Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

6. Mengusulkan perencanaan anggaran program pengawasan kualitas air minum

C. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Kesehatan

TABEL 4.5

Tempat-Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Kesehatan

Provinsi Bengkulu

Tahun 2019

NO

KABUPATEN/

KOTA

TARGET

REALISASI

%

1 BENGKULU SELATAN 237 195 82,28 2 REJANG LEBONG 337 256 75,96 3 BENGKULU UTARA 408 380 93,14

Page 72: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

66 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

4 KAUR 128 60 46,88 5 SELUMA 281 223 79,36 6 MUKOMUKO 289 251 86,85 7 KEPAHANG 174 69 39,66 8 LEBONG 189 107 56,61 9 BENGKULU TENGAH 186 140 75,27 10 KOTA BENGKULU 321 306 95,33

PROVINSI 2.550 1.987 77,92

Grafik 4. 11

Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan

Provinsi Bengkulu

Tahun 2019

Grafik 4.12

Tempat-Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Kesehatan

Provinsi Bengkulu Tahun 2019

Indikator persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat sudah

melebihi target, realisasi 77,92 % dari target 2019 sebesar 58 %.

95.33 93.1486.85

82.28 79.36 75.96 75.27

56.6146.88

39.66

77.92

0

20

40

60

80

100

120

Persentase

0

20

40

60

80

58

77.92

Target Indikator Realisasi Indikator

Page 73: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

67 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

- Analisa Kegagalan

1. Masih kurangnya koordinasi antar lintas program dan lintas sektor terkait dengan

standar kesehatan dalam pembangunan TTU

2. Masih banyak Kabupaten yang belum mengirimkan laporan secara rutin ke Dinas

Kesehatan Provinsi

3. Belum ada SDM yang telah mengikuti pelatihan TTU

4. Masih banyak sekolah yang belum mendapatkan sosialisasi tentang kesehatan

yang seharusnya diberikan oleh pihak puskesmas atau dinas kesehatan

5. UKS di sekolah belum terlalu diperhatikan karena guru atau tim UKS sekolah tidak

insentif. Kabupaten mengusulkan agar dinas kesehatan bisa memberikan insentif

kepada guru/tm UKS sekolah

6. Masih ada sekolah yang bangunan, kantin sekolah dan tatanan sekolah yang

belum sesuia standar SOP sekolah sehat

- Alternatif Solusi

1. Mengadakan pertemuan antar lintas program dan lintas sektor sehingga dalam

pertemuan dapat dijelaskan terkait program TFU sesuai dengan standar kesehatan

2. Lebih meningkatkan lagi komunikasi antar Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan

Dinas Kesehatan Provinsi

3. Mengirimkan Sumber Daya Manusia (SDM) pemegang program untuk mengikuti

pelatihan TFU

4. Menjalin kemitraan antara pihak sekolah, Puskesmas dan Dinas Kesehatan

sehinggal dapat penjadwalan dan informasi tentang kesehatan dari Dinas

Kesehatan dan Puskesmas bisa disampaikan ke sekolah, dalam hal ini harus

dibuat MoU antara Sekolah dan Puskesmas

5. Pihak Sekolah hendaknya membuat kebijakan dalam hal memberikan insentif untk

guru/tim UKS sekolah karena Dinas Kesehatan bukannya tidak mau memberikan

insentif tetapi Dinas Kesehatan belum mampu untuk memberikan dana untuk

pembiayaan insentif untuk guru/tim UKS sekolah.

6. Pembangunan sekolah yang dananya dari pembangunan sekolah setiap tahunnya

hendaknya langsung disesuaikan dengan SOP bangunan dan pengelolaan kantin

sehat yang mana makanan yang dijual yaitu makanan yang dibuat sendiri dan tidak

menjual minuman yang berwarna.

Page 74: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

68 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Tabel 4.6

PERSENTASE PASAR YANG DI IKL YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Pasar

IKL MS Persentase

Jumlah Jumlah %

1 Rejang Lebong 4 1 25

2 Bengkulu Tengah 4 1 25

3 Kaur 1 0 0

4 Mukomuko 4 1 25

5 Bengkulu Utara 2 0 0

6 Kepahiang 2 1 50

7 Lebong 1 0 0

8 Seluma 11 1 9,1

9 Bengkulu Selatan 12 0 0

10 Kota Bengkulu 10 1 10

Provinsi 51 6 11,76

Dari 51 pasar yang dilakuka Inspeksi kesehatan lingkungan, 11,76 % sudah

memenuhi syarat kesehatan.

Grafik 4.13

PERSENTASE PASAR YANG DI IKL YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

50

25 25 25

10 9.09

0 0 0 00

10

20

30

40

50

60

Persentase

Page 75: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

69 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

- Analisa kegagalan

1. Kurangnya pertemuan atau koordinasi lintas sektor

2. Kurangnya SDM yang terlatih

3. Kurangnya koordinasi dengan intas sektor terkait tentang kesehatan lingkungan

pasar sehat

4. Masih banyak pedagang yang belum mendapatkan informasi tentang kesehatan

lingkungan pasar/pasar sehat

5. Pembinaan berkaitan pasar sehat/kesehatan lingkungan pasar belum optimal

- Alternatif solusi

1. Adanya dukungan untuk pelaksanaan pertemuan atau rapat koordinasi antar

lintas sektor

2. Adanya dukungan untuk pelaksanaan pelathan SDM tentang pasar

3. Meningkatkan koordinasi atau rapat terhadap pedagang agar pedagang

mendapatkan informasi tentang kesehatan lingkungan pasar/pasar sehat

4. Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor terkait tentang pasar sehat

5. Mengoptimalkan pembinaan berkaitan pasar sehat/kesling pasar

D. Persentase RS yang melakukan Pengelolaan Limbah Medis sesuai Standar

Program pengawasan limbah dan radiasi bagian dari program di Seksi

Kesehatan Lingkungan dengan ruang lingkup kegiatan pengawasan, pemantauan,

evaluasi dan pelaporan bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan

kesehatan (fasyankes). Adapun fasilitas kesehatan tersebut terdiri dari Rumah Sakit,

Puskesmas dan Klinik Kesehatan. Pelaksanaan Program Pengawasan Limbah dan

Radiasi harus terlaksana secara berkesinambungan antara Pengawasan/Pembinaan

Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, Pemantauan dan Pelaporan. Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) diatur dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 60

setiap orang dilarang untuk melakukan pembuangan/dumping limbah dan/atau bahan

ke media lingkungan hidup tanpa izin. Oleh sebab itu, limbah yang dihasilkan wajib

diolah oleh penghasil limbah B3 dan dapat bekerjasama dengan pihak lain dalam

pengelolaan limbah medis (pasal 59), dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan No. P.56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan teknis

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Pengelolaan limbah B3 wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Hal itu diperlukan sebagai salah satu cara untuk melindungi lingkungan

hidup agar terus lestari dan dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya. Sehingga

tercipta keadilan untuk lingkungan dan generasi berikutnya.

Page 76: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

70 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Kegiatan program limbah dan radiasi seksi kesehatan lingkungan kesjaor

Dinas Kesehatan Provinsi Bnegkulu tahun 2019 adalah :

1. Pengawasan dan pembinaan Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit yang dilaksanakan pengawasan sebanyak 18 Rumah Sakit

dengan rincian pada tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7

RUMAH SAKIT YANG DILAKSANAKAN PENGAWASAN PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Jumlah

RS

RS

yang

diawasi

Persentase

1 Bengkulu Selatan 2 1 50,00 %

2 Rejang Lebong 2 1 50,00 %

3 Bengkulu Utara 4 1 25,00 %

4 Kaur 1 1 100,00 %

5 Seluma 1 1 100,00 %

6 Mukomuko 2 1 50,00 %

7 Lebong 1 1 100,00 %

8 Kepahiang 1 1 100,00 %

9 Bengkulu Tengah 1 1 100,00 %

10 Kota Bengkulu 9 9 100,00 %

PROVINSI 24 18 75,00 %

Dari tabel 4.7 Jumlah Rumah Sakit se Provinsi Bengkulu sebanyak 24 Rumah Sakit,

yang telah dilaksanakan Pengawasan sebanyak 18 Rumah Sakit (75,00 %) dan yang

belum dilaksanakan pengawasan sebanyak 6 RS (25,00 %) yaitu : RS.Asy Syifa

Bengkulu Selatan, Rumkitban Curup, RSIA Al-Barra Mukomuko, RS. Hana Caritas

Bengkulu Utara, RS. Lagita Bengkulu Utara, RS. Enggano Bengkulu Utara.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 07 Tahun 2019 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit bahwa pengawasan harus dilaksanakan minimal

1 kali dalam setahun setiap Rumah Sakit.

Grafik 4.14 RUMAH SAKIT YANG DILAKSANAKAN PENGAWASAN

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

0

5

10

15

20

25

Jumlah Rumah Sakit RS yang diawasi

24

18

Jumlah Rumah Sakit RS yang diawasi

Page 77: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

71 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

2. Fasyankes yang melaksanakan Pelaporan secara Elektronik Monitoring dan Evaluasi

(e-monev) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) berbasis online:

a. Rumah Sakit

1). Rumah Sakit yang sudah melaksanakan pelaporan secara elekronik (e-monev)

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah pada tabel 48 berikut:

Tabel 4.8

RUMAH SAKIT YANG SUDAH MELAKSANAKAN PELAPORAN SECARA E LEKTRONIK PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Jumlah

RS

RS e-

monev

Persentase

1 Bengkulu Selatan 2 2 100 %

2 Rejang Lebong 2 2 100 %

3 Bengkulu Utara 4 4 100 %

4 Kaur 1 1 100 %

5 Seluma 1 1 100 %

6 Mukomuko 2 2 100 %

7 Lebong 1 1 100 %

8 Kepahiang 1 1 100 %

9 Bengkulu Tengah 1 1 100 %

10 Kota Bengkulu 9 8 88,90 %

PROVINSI 24 23 95,83 % Dari Tabel 4.8 Rumah Sakit yang melaksanakan Pelaporan secara elekronik (e-

monev) sudah mencapai 95,83%, karena 1 RS di Kota Bengkulu baru beroperasional

pada bulan oktober 2019 (RS. Swasta Gading Medika) dan belum dapat

menyampaikan data limbahnya secara triwulan. Secara kuantitas sudah melaporkan

kegiatan pengelolaan limbah secara online, tetapi secara kaulitatif laporan masih di

temukan kesalahan perhitungan volume limbah per kg/hari dalam tiga bulan terakhir,

sehingga mempengaruhi data jumlah timbulan limbah medis yang ada di Provini

Bengkulu, baik limbah padat maupun limbah cair, serta pengisian data lainnya, seperti

jumlah tenaga sanitarian, perizinan, dan dokumen lingkungan yang dimiliki.

b. Puskesmas

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pelaporan secara online (e-monev) seperti

tabel 4.6 berikut :

Page 78: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

72 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Tabel 4.9 PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PELAPORAN SECARA ONLINE

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Jumlah PKM PKM e-

monev

Persentase (%)

1 Bengkulu Selatan 14 5 35,72

2 Rejang Lebong 21 18 85,71

3 Bengkulu Utara 22 22 100,00

4 Kaur 16 12 75,00

5 Seluma 22 2 9,09

6 Mukomuko 17 17 100,00

7 Lebong 13 7 53,85

8 Kepahiang 14 11 78,57

9 Bengkulu Tengah 20 20 100,00

10 Kota Bengkulu 20 20 100,00

PROVINSI 179 134 74,86 Dari Tabel 4.9 diatas, bahwa Puskesmas yang telah melaksanakan monitoring dan

evaluasi menggunakan elektronik (e-monev) limbah bahan berbahaya dan beracun

(LB3) secara online ke website limbah fasyankes Kementerian Kesehatan dari Januari

– Desember 2019 sebanyak 134 Puskesmas (74,86%) dari jumlah 179 Puskesmas,

Kabupaten terbaik yang telah 100 % adalah Kabupaten Mukomuko 17 PKM

(100,00%), Bengkulu Utara 22 PKM (100,00%), dan Kota sebanyak 20 PKM

(100,00%), Bengkulu Tengah 20 PKM (100,00%), Rejang Lebong 18 PKM

(76,85,71%), Kepahiang 11 PKM (78,57%), Kaur 12 PKM (75,00%), Lebong 7 PKM

(53,85%).Sedangkan Puskesmas e-monev terendah adalah Kabupaten Seluma 2

PKM (9,09 %) dari 22 PKM (90,91%) tidak melaksanakan e-monev dan Kabupaten

Bengkulu Selatan hanya 5 PKM (35,72 %), dan Total yang belum melaksanakan e-

monev Limbah B3 sebanyak 45 PKM (25,14%).

3. Fasyankes yang melaksanakan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

(LB3) sesuai standar

a. Rumah Sakit

TABEL 4.10

JUMLAH RUMAH SAKIT YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT SESUAI STANDAR PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Jumlah RS RS Melakukan

Pemilahan

Limbah Padat

sesuai standar

Persentase

(%)

1 Bengkulu Selatan 2 2 100,00

2 Rejang Lebong 2 1 50,00

3 Bengkulu Utara 4 3 75,00

Page 79: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

73 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

4 Kaur 1 1 100,00

5 Seluma 1 1 100,00

6 Mukomuko 2 2 100,00

7 Lebong 1 1 100,00

8 Kepahiang 1 1 100,00

9 Bengkulu Tengah 1 1 100,00

10 Kota Bengkulu 9 9 100,00 PROVINSI 24 22 91,67

Dari tabel 4.10 diatas, bahwa berdasarkan hasil laporan monitoring dan evaluasi (e-

monev) dari 24 RS se- Provinsi Bengkulu yang telah melaksanakan Pengolahan

Limbah Medis Padat sesuai standar adalah 22 RS (91,67 %), dan yang belum

melaksanakan pengelolaan limbah sesuai standar adalah Rumkitban Curup

Kabupaten Rejang Lebong dan RS Bergerak Enggano Kabupaten Bengkulu Utara

(8,33%).

TABEL 4.11

JUMLAH RUMAH SAKIT YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS CAIR SESUAI STANDAR PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Jumlah

RS

RS Melakukan

Pengolahan Limbah

Cair sesuai standar

Persentase

(%)

1 Bengkulu Selatan 2 2 100,00

2 Rejang Lebong 2 0 00,00

3 Bengkulu Utara 4 3 75,00

4 Kaur 1 1 100,00

5 Seluma 1 1 100,00

6 Mukomuko 2 1 50,00

7 Lebong 1 1 100,00

8 Kepahiang 1 1 100,00

9 Bengkulu Tengah 1 1 100,00

10 Kota Bengkulu 9 9 100,00

PROVINSI 24 20 87,50 Dari tabel 4.11 diatas, bahwa berdasarkan hasil laporan monitoring dan evaluasi (e-

monev) dari 24 RS se- Provinsi Bengkulu yang telah melaksanakan Pengolahan

Limbah Medis Cair sesuai standar adalah 20 RS (83,33%), dan yang belum

melaksanakan pengelolaan limbah sesuai standar sebanyak 4 Rumah Sakit (16,67%)

adalah RSUD Curup dan Rumkitban Curup di Kabupaten Rejang Lebong, RSIA Al-

Barra Kabupaten Mukomuko dan RS Bergerak Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.

Page 80: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

74 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

b. Puskesmas

TABEL 4.12 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT

SESUAI STANDAR PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Jumlah

Puskesmas

PKM Melakukan Pemilahan

Limbah Padat sesuai standar

Persentase

(%)

1 Bengkulu Selatan 14 0 -

2 Rejang Lebong 21 12 57,14

3 Bengkulu Utara 22 21 95,46

4 Kaur 16 0 -

5 Seluma 22 1 04,55

6 Mukomuko 17 5 29,41

7 Lebong 13 1 07,69

8 Kepahiang 14 0 -

9 Bengkulu Tengah 20 0 -

10 Kota Bengkulu 20 14 70,00

PROVINSI 179 54 30,17 Dari Tabel 4.12 diatas bahwa Jumlah Puskesmas yang melaksanakan Pengelolaan

Limbah Medis Padat sesuai standar (minimal Pemilahan) berdasarkan laporane-

monev LB3 secara online sebanyak 54 PKM (30,17%) dan Puskesmas yang tidak

mengelola limbah Padat sesuai standar sebanyak 125 PKM (69,83%)

TABEL 4.13

JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS CAIR SESUAI STANDAR PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

No Kabupaten/Kota Jumlah

Puskesmas

PKM Melakukan Pemilahan

Limbah Cair sesuai standar

Persentase

(%)

1 Bengkulu Selatan 14 0 -

2 Rejang Lebong 21 2 52,38

3 Bengkulu Utara 22 0 -

4 Kaur 16 4 25,00

5 Seluma 22 0 -

6 Mukomuko 17 1 29,41

7 Lebong 13 5 38,46

8 Kepahiang 14 7 64,29

9 Bengkulu Tengah 20 2 -

10 Kota Bengkulu 20 0 -

PROVINSI 179 21 11,73

Dari Tabel 4.13 diatas bahwa Jumlah Puskesmas yang melaksanakan Pengelolaan

Limbah Medis Cair sesuai standar (minimal mempunyai IPAL) berdasarkan laporane-

monev LB3 secara online sebanyak 21 PKM (11,73%) dan Puskesmas yang tidak

melaksanakan pengolahan limbah cair sebanyak 158 PKM (88,27%).

Page 81: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

75 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

- ANALISA KEGAGALAN

Dalam pelaksanaan program pengelolaan limbah dan radiasi menemui beberapa

penyebab kegagalan, yaitu:

1. Jumlah tenaga sanitarian Puskesmas di 9 Kabupaten dan 1 Kota belum merata,

termasuk tenaga sanitarian kesehatan lingkungan di Dinas Kesehatan Kabupaten

sebagian besar tugas dan fungsi kesehatan lingkungan masih dijabat oleh tenaga

kesehatan lainnya dengan tupoksi lain dan rangkap, sehinga kegiatan kesehatan

lingkungan di tingkat kecamatan kurang mendapat perhatian penuh bahkan belum

berjalan sesuai peraturan yang berlaku.

2. Kurangnya komitmen pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan tentang pentingnya

penanganan pengelolaan limbah medis di rumah sakit dan puskesmas, sehingga

program kesehatan lingkungan, khususnya pengelolaan limbah medis, baik padat

maupun limbah cair di fasyankes.

3. Masih rendahnya pengetahuan petugas sanitasi rumah sakit dan puskesmas di tingkat

Kabupaten dan Puskesmas/Kecamatan tentang tata cara dan Persyaratan teknis

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3), sehingga pelaksanaan

pengelolaan limbah medis dan/atau limbah B3 belum dilaksanakan sesuai standar

dan peraturan yang berlaku.

4. Belum pernah ada sosialisasi dari Dinas Lingkungan Hidup setempat tentang Tata

cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

(LB3) ke Fasyankes, dan baik ke Rumah Sakit dan Puskesmas , sektor kesehatan,

sehingga pihak-pihak manajemen fasyankes Kabupaten/Kota masih banyak yang

belum mengetahui kebijakan, kewajiban, tata cara dan sanksi jika tidak melaksanakan

pengelolaan limbah medis sesuai peraturan yang berlaku dan masih banyak yang

mengabaikan kewajiban untuk mengolah limbah yang dihasilkan.

5. Tingginya biaya pemusnahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) oleh

pihak transporter, dan kurang efisiensinya pengangkutan, serta kurangnya jumlah

transporter di wilayah Bengkulu membuat rumah sakit mengeluh, karena pembiayaan

yang dikeluarkan tidak seimbang dengan penghasilan rumah di Rumah Sakit dan

Puskesmas terutama di Kabupaten.

- ANALISA SOLUSINYA

Berdasarkan analisa kegagalan di atas, maka analisa cara solusinya adalah:

1. Seksi Kesling dan Kesjaor Kabupaten/Kota menyampaikan data kekurangan tenaga

sanitarian ke Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) dengan cara membuat analis

jabatan sanitarian berdasarkan data jumlah fasyankes dan ruang lingkup kesehatan

lingkungan melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

2. Adanya kebijakan pusat secara tertulis yang disampaikan kepada pimpinan rumah

Page 82: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

76 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

sakit dan pimpinan puskesmas, bahwa pengelolaan limbah medis yang dihasilkan

harus dibebankan kepada anggaran masing-masing RS/Puskesmas yang

bersangkutan berdasarkan perundang-undangan, dan diberi peringatan tertulis bagi

pimpinan fasyankes yang tdak bersedia melaksanakan pengelolaan limbah medisnya

sesuai standar

3. Peserta pertemuan koordinasi/orientasi pengelolaan limbah medis di

prioritaskan/diutamakan tenaga sanitarian yang bekerja di kesehatan lingkungan

rumah sakit dan puskesmas, karena terkait manajemen

E. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi Syarat

Kesehatan

Berdasarkan hasil data yang didapatkan dari 10 kabupaten/kota yang ada di

provinsi Bengkulu yang didapati dari aplikasi E-Monev HSP dimana data tersebut

setelah diolah terlihat seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Dari tabel data TPP diatas untuk kondisi Hasil yang didapatkan dari 10

kabupaten/kota. Data TPP yang memenuhi syarat berdasarkan data yang

diperoleh di tahun 2019 menunjukan sudah mencapai target yaitu 35,2 %

dimana target yang ditentukan pusat untuk tahun 2019 adalah 32 %. Sedangkan

dari data aplikasi E-Monev HSP sampai akhir Tahun 2019 yang tidak memenuhi

syarat pada data 10 kab/kota di provinsi Bengkulu adalah 64,8 %. Dari data di

atas dikarenakan belum optimal dan maksimal petugas puskesmas pemegang

program HSP maupun petugas yang ada di Dinas Kesehatan Kab/kota

JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANAN

SENTRA

MAKANAN

JAJANAN

KANTIN

SEKOLAH

KANTIN

INSTITUSITOTAL % JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANAN

SENTRA

MAKANAN

JAJANAN

KANTIN

SEKOLAH

KANTIN

INSTITUSITOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 BENGKULU SELATAN 152 0 3 15 33 0 0 0 51 34 2 39 17 38 4 1 0 101 66

2 REJANG LEBONG 320 0 4 2 2 0 0 1 9 3 4 95 38 134 2 2 36 311 97

3 BENGKULU UTARA 203 0 0 15 23 0 15 0 53 26 12 23 65 6 1 2 41 150 74

4 KAUR 76 0 1 6 3 0 0 1 11 14 4 22 16 5 1 0 17 65 86

5 SELUMA 63 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 35 8 0 0 2 63 100

6 MUKO-MUKO 541 2 58 92 135 1 12 34 334 62 13 28 6 41 1 9 109 207 38

7 LEBONG 100 0 0 1 3 0 0 0 4 4 4 29 33 15 1 2 12 96 96

8 KEPAHIANG 48 0 5 4 10 0 0 0 19 40 2 9 4 9 0 5 0 29 60

9 BENGKULU TENGAH 134 5 15 5 6 0 0 9 40 30 9 29 25 6 1 2 22 94 70

10 KOTA BENGKULU 522 3 34 147 55 0 0 0 239 46 12 54 161 47 1 5 3 283 54

JUMLAH (KAB/KOTA) 2159 10 120 287 270 1 27 760 35 62 346 400 309 12 28 1399 65

JUMLAH

TPM

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

LAPORAN PROFIL NOVEMBER

TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI

PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2019

NO Kabupaten/Kota

Page 83: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

77 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

mengupdet data dalam aplikasi dikarekan SDM nya memegang lebih dari satu

program atau merangkap memegang program lain. Penyebab lainnya SDM

kab/kota yang sudah dilatih di tingkat propinsi sering terjadi perpindahan tugas

(mutasi), dan bisa juga dikarenakan tidak tersedianya wifi yang memedai di

kab/kota untuk menunjang program HSP ini.

Data dalam bentuk grafik TPP MS Higiene Sanitasi dan TPP TMS Higiene

Sanitasi berdasarkan 10 kab/kota adalah:

Grafik 4.6

1. Biru tua jasa boga 5. Biru Laut Sentra makanan jajanan

2. Merah Hati R.M/Restoran 6. Orenge kantin sekolah

3. Hijau Depot Air Minum

(DAM)

7. Biru Langit kantin institusi

4. Ungu Makanan Jajanan

3

4

0

1

0

58

0

5

15

34

15

2

15

6

0

92

1

4

5

147

33

2

23

3

0

135

3

10

6

55

0 20 40 60 80 100 120 140 160

BENGKULU SELATAN

REJANG LEBONG

BENGKULU UTARA

KAUR

SELUMA

MUKO-MUKO

LEBONG

KEPAHIANG

BENGKULU TENGAH

KOTA BENGKULU

Page 84: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

78 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Dari grafik di atas bahwa Kabupaten Mukomuko capaian tertinggi urutan

pertama dari jumlah TPP sebanyak 541 yang MS adalah 334 dengan rincian

sebagaiberikut : jasa boga 2, RM/restoran 58, DAM 92, makanan jajanan 135,

sentra makanan jajanan 1, kantin sekolah 12 dan kantin institusi 34. Urutan

kedua adalah Kota Bengkulu dari jumlah TPP sebanyak 522 yang MS adalah

239 dengan rincian sebagai berikut : jasa boga 3, RM/restoran 34, DAM 147 dan

makanan jajanan 55.

Kabupaten yang terendah pertama adalah Rejang Lebong 320 dari jumlah TPP

sebanyak 9 yang MS adalah : Rm/restoran 4, DAM 2, makanan jajanan 2 dan

kantin institusi 1. urutan kedua adalah kabupaten Lebong jumlah TPP sebanyak

100 yang MS adalah 4 dengan rincian sebagai berikut DAM 1 dan makanan

jajanan 3.

Grafik 4.7

Dari grafik 4.7 TPP TMS higiene sanitasi diatas kabupaten yang tertinggi

pertama adalah Rejang Lebong 320 dari jumlah TPP sebanyak 311 yang TMS

dengan rincian sebagai berikut : jasa boga 4, RM/restoran 95, DAM 38,

makanan jajanan 134, sentra makanan jajanan 2, kantin sekolah 2 dan kantin

institusi 36. Urutan kedua terbanyak kota bengkulu 522 dari jumlah TPP

sebanyak 283 yang TMS dengan rincian sebagai berikut : jasa boga 12,

RM/restoran 54, DAM 161, makanan jajanan 47, sentra makanan jajanan 1,

kantin sekolah 5 dan kantin institusi 3

Kabupaten terendah pertama adalah Kepahiang 29 dari jumlah TPP sebanyak

48 yang TMS dengan rincian sebagai berikut : jasa boga 2, RM/restoran 9,

DAM 4, makanan jajanan 9 dan kantin sekolah 5 terendah ke dua adalah

Seluma 63 dari jumlah TPP sebanyak 63 yang TMS dengan rincian sebagai

berikut : RM/restoran 18, DAM 34, makanan jajanan 8 dan kantin institusi 2

020406080

100120140160180

TPP TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

Page 85: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

79 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik dari aplikasi E-Monev HSP se Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut:

Grafik 4.8

Dari data keseluruhan dari 34 provinsi yang ada di Indonesia berdasarkan hasil

rekapan pusat sampai akhir bulan ini maka Bengkulu berada pada urutan ke 22

di atas Propinsi Kalimantan Selatan dan di bawa Propinsi Sumatra Barat. Ini

dikarenakan selain sering ada gangguan aplikasi sinyal aplikasi E-Monev

dikarenakan tidak semua wilayah puskesmas bisa menangkap sinyal dengan

baik. Penyebab lain karena SDM di wilayah puskesmas terbatas disebabkan

mereka memegang lebih dari satu program sehingga perlu adanya penambahan

SDM. Kurangnya juga pengawasan dan pemantauan yang dilakukan oleh pihak

pemegang program HSP di Dinas Kesehatan 10 kab/kota.

Page 86: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

80 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 4.9

1. KLB (Kejadian Luar Biasa) Keracunan Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik

yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukan sebagaimakanan atau

minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan

baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan ,

pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.

Keracuanan pangan adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala dan

tanda keracunan yang disebabkan karena mengkonsumsi pangan yang diduga

mengandung cemaran biologi atau kimia

KLB keracunan pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau

lebih yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama setelah

mengkonsumsi pangan, dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan tersebut

terbukti sebagai sumber keracunan.

Page 87: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

81 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

LAPORAN KLB KERACUNAN PANGAN PROVINSI BENGKULU 2018

NO KABUP

ATEN

KECA

MATA

N

KELUR

AHAN

LOKUS KLB (v) KETERANGAN (JENIS KEGIATAN)

jasaboga

Masakan rumah

tangga

Pangan jajanan

Pangan jajanan Sekolah

Pangan kemasan

Dan lain-

lain

1 Kota Sunga

i

Serut

Ratu

Samb

an

Pasar

Beng

kulu

Penur

unan

- V - - - - KLB keracunan “Sambal Hijau”

resepsi tanggal 15 April 2018 di

kelurahan Belakang Pondok,

disebabkan kuman bakteri

Baccilus Cereus, Salmonella,

Staphylococus dan Vibrio

Parahaemolitycus. Adapun

gejalanya : mual, muntah, diare

dan pusing Jumlah penderita 239

orang Kasus kejadian jenis

kelamin perempuan 54 %, jenis

kelamin laki-laki 46 %. Diketahui

pengolahan makanan

menggunakan bahan makanan

diolah 2 hari sebelum acara (2x24

jam)

2 Beng

kulu

Utara

Tanju

ng

Agun

g

Palik

- - V - - - - Kejadian Luar Biasa (KLB)

keracunan pangan (cendol) di

desa Lubuk Gading Kecamatan

Tanjung Agung Palik tanggal 09

– 11 Oktober 2018 . dalam

rangka gotong royong menanam

padi di ladang didesa tgl 09 Okt

2018 berjumlah 131 (Laki2 : 49

orang dan Perempuan : 82 Org).

Kasus lebih banyak perempuan

(52,5%) dibanding laki-laki dan

banyak menyerang usian 31-40

Tahun . Attack Rate keracunan

makanan sebesar 97,03% engan

case fatality Rate 0% Dari gejala

massa inkubasi rata-rata serta

keluhan yang dirasakan penderita

keracunan makanan , penyebab

keracunan ini dicurigai adalah

Parahaemolitycus atau

Staphylococus Aureus

3 Rejan

g

Lebo

ng

Berm

ani

Ulu

Kamp

ung

Mela

yu

V Tanggal 24 Oktobr 2018 telah

Kejadian Luar Biasa keracuanan

pangan di Kelurahan Kampung

Melayu pada kegiatan sunatan

masal pukul 11.00, dari 50

orang siswa SD yang

mengkonsumsi minuman susu

dalam kemasan Gejala : pusing,

mual dan sakit perut dan dibawa

gurunya ke pusk.kampung

melayu keesokkan harinya tgl 25

Okt 2018 siswa sudah beraktifitas

lagi disekolohan

Untuk KLB keracunan pangan data di tahun 2019 tidak ada laporan tetapi di tahun 2018

ada 3 kab/kota yaitu kota bengkulu kejadiannya di Kecamatan sungai serut dan ratu

samban pada 15 April 2018 korban berasal dari masyarakat umum yang menghadiri acara

pernikahan disebabkan sambal hijau di kelurahan pasar bengkulu dan penurunan, Bengkulu

Utara di kecamatan tanjung agung palik pada 09 – 11 Oktober 2018...korban berasal dari

masyarakat umum yang bergotong royang dikarenakan memakan cendol dan Rejang

lebong kecamatan bermandi ulu di kelurahan kampung melayu 24 Oktobr 2018 dikarenakan

mengkonsumsi susu kemasan dan korbannya adalah anak sekolah dasar dalam kegiatan

Page 88: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

82 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

sunatan masal.

Ini dikarenakan masih banyak pengusaha-pengusaha atau pengelola makanan tidak

memahami apa arti pentinya keamanan dalam mengolah makanan agar tidak terjadi

keracunan. Masih banyaknya pengelola atau pengusaha makanan siap saji ataupun

kemasan belum mendapatkan palatihan terkait dengan keamanan penjamah makanan.

Selain itu dikarenakan kurangnya pengawasan dan sosialiosasi dari pihak – pihak terkait

akan pentingnya keamanan dalam penyajian maupun pengolahan makanan.

Grafik 4.10

Target dan Realisasi

Indikator Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang Memenuhi

Syarat Kesehatan

Tahun 2019

- Analisa penyebab kegagalan

Didalam kegiatan program HSP pendataan dilakukan melalui aplikasi e monev HSP dan

bila dilihat dari data yang ada memang sudah tercapai target yang diinginkan untuk tingkat

nasional 32 % sedangkan capaian provinsi Bengkulu 35 % tetapi belum semua

Kabupaten/Kota melaksanakan secara optimal dikarenakan adanya beberapa kendala

seperti:

1. SDM khususnya tenaga sanitarian yang tidak mencukupi karena satu orang

memegang beberapa program

2. SDM yang sudah dilatih dimutasi sehingga menghambat program yang sedang

berjalan

3. Dalam melakukan input data aplikasi e monev sering mengalami gangguan sinyal

internet

4. Kurangnya dalam melakukan kegiatan pengawasan dan pembinaan baik dari Dinas

Kesehatan Kab/Kota maupun dari penanggungjawab program Puskesmas di wilayah kerja

30

31

32

33

34

35

36

Target Indikator Realisasi Indikator

32

35.2

Page 89: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

83 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

masing-masing

- Alternatif solusi

5. Mengupayakan peningkatan /penambahan SDM terutama tenaga sanitarian ditingkat

Kab/Kota sampai tingkat Puskesmas

6. Diharapkan tenaga yang sudah dilatih untuk kurun waktu tertentu tidak dimutasi

sebelum ada penggantinya

7. Diharapkan adanya peningkatan pelatihan atau pertemuan bagi penjamah makanan

atau hygiene sanitasi makanan tingkat Kab/Kota dan Provinsi bagi pengusaha TPM

untuk mempunyai daya ungkit ketercapaian program

8. Adanya pengajuan dana atau pengalokasian dana untuk menunjang kegiatan TPM

dalam penunjangan kegiatan pengawasan dan pembinaan untuk kegiatan pertemuan

bagi penjamah makanan dan peningkatan jaringan wifi

F. JUMLAH KABUPATEN/ KOTA YANG MENYELENGGARAKAN TATANAN

KAWASAN SEHAT

Pelaksanaan Kabupaten/Kota Sehat, diwujudkan dengan menyelenggarakan

semua program yang menjadi permasalahan di daerah secara bertahap dimulai

kegiatan prioritas bagi masyarakat di sejumlah kecamatan pada sejumlah

desa/kelurahan atau bidang usaha yang bersifat sosial ekonomi dan budaya di

kawasan tertentu.

Pelaksanaan Kabupaten/Kota Sehat dilaksanakan dengan mendapatkan

masyarakat sebagai pelaku pembangunan, yaitu melalui pembentukan atau

pemanfaatan Forum Kota atau nama lainnya yang disepakati masyarakat, dengan

dukungan pemerintah daerah dan mendapatkan fasilitasi dari sektor terkait melalui

program yang telah direncanakan daerah. Setiap Kabupaten/Kota menetapkan

kawasan potensial, sebagai “ entry point ”, yang dimulai dengan kegiatan sederhana

yang disepakati masyarakat, kemudian berkembang dalam satu kawasan atau aspek

yang lebih luas.

Kesepakatan tentang pilihan tatanan Kabupaten/Kota sehat dengan kegiatan

yang menjadi pilihan, serta jenis dan besaran indikatornya ditetapkan oleh forum

Kabupaten/Kota Sehat bersama-sama dengan Pemerintah Daerah. Pemerintah

Daerah memfasilitasi kegiatan yang menjadi pilihan masyarakat termasuk penggalian

sumber daya masyarakat yang diperlukan. Program-program yang belum menjadi

pilihan masyarakat diselenggarakan secara rutin oleh masing-masing sektor yang

secara bertahap program-program tersebut disosialisasikan secara intensif kepada

masyarakat dari sektor terkait melalui pertemuan-pertemuan yang diseenggarakan

Page 90: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

84 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

oleh Forum Kabupaten/Kota.

TABEL 1.

KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MEMBENTUK TIM PEMBINA DAN FORUM KABUPATEN / KOTA SEHAT TAHUN 2019

NO NAMA

KABUPATEN/KOTA TIM PEMBINA

KKS FORUM KKS KETERANGAN

1 BENGKULU SELATAN ADA ADA Aktif

2 REJANG LEBONG ADA ADA Aktif

3 BENGKULU UTARA BELUM ADA BELUM ADA

4 KAUR BELUM ADA BELUM ADA

5 SELUMA BELUM ADA BELUM ADA

6 MUKO MUKO BELUM ADA BELUM ADA

7 LEBONG ADA ADA Tidakaktif

8 KEPAHIANG ADA ADA TidakAktif

9 BENGKULU TENGAH BELUM ADA BELUM ADA

10 KOTA BENGKULU ADA ADA

Di Provinsi Bengkulu, dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang telah terbentuk

dan telah menyelenggarakan kegiatan Forum Kabupaten/Kota Sehat ada 2 (dua)

Kabupaten dan 1 (satu) Kota yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu

Selatan dan Kota Bengkulu yang aktif. Sedangkan 2 (dua) Kabupaten yaitu :Kabupaten

Lebong dan Kabupaten Kepahiang yang tidak aktif. Dan sampai kegiatan ini

berlangsung belum juga terbentuk forum Kabupaten Sehat di Kabupaten Mukomuko,

Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur, dan Kabupaten

Bengkulu Tengah,.

JUMLAH KAB/KOTA YANG MENYELENGGARAKAN KABUPATEN/KOTA SEHAT

Kabupaten/kota yang melaksanakan Kota Sehat adalah Kabupaten/Kota yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan dikelompokakn berdasarkan kawasan dan

permasalahan khusus.

Page 91: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

85 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

TABEL 2 :

KAB/KOTA YANG MELAKSANAKAN KABUPATEN KOTA SEHAT

PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

No KABUPATEN/KOTA

JUMLAH

KABUPATEN/KOTA

JUMLAH

KABUPATEN/KOTA

YANG MELAKSANAKAN

KABUPATEN KOTA

SEHAT

1 BENGKULU SELATAN 1 1

2 REJANG LEBONG 1 1

3 BENGKULU UTARA 1 0

4 KAUR 1 0

5 SELUMA 1 0

6 MUKO MUKO 1 0

7 KEPAHIANG 1 0

8 LEBONG 1 0

9 BENGKULU TENGAH 1 0

10 KOTA BENGKULU 1 1

PROVINSI 10 3

PadaTahun 2019, Provinsi Bengkulu menargetkan jumlah Kab/Kota yang

menyelenggarakan Kabupaten Kota Sehat sebanyak 3 kab/kota. Realisasi indicator

adalah sebesar 3 kab/kota.Capaian kinerja indicator untuk Kabupaten/Kota Sehat

Provinsi Bengkulu sudah tercapai yaitu sebesar 100 %.

0

20

40

60

80

100

120

Bengkulu selatan Kota Bengkulu Rejang Lebong Provinsi Bengkulu

Grafik 1.Capaian Jumlah Kabupaten Kota yang Menyelenggarakan Kab/Kota Sehat

Realisasi

Page 92: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

86 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Grafik 2.

KAB/KOTA YANG MENERIMA PENGHARGAAN SWASTI SABA TAHUN 2007 SD 2019 DI PROVINSI

BENGKULU

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa kabupaten/Kota yang menerima

Penghargaan Swasti Saba dari tahun 2015 sampai denganTahun 2019 terjadi

peningkatan. Dan di tahun 2019 ada 3 (tiga) Kabupaten/Kota yang mengikuti verifikasi

penilaian Kabupaten/kota Sehat Tingkat nasional dan mendapatkan 3 (tiga)

Penghargaan Swasti Saba dengan kategori Pada pa untuk Kabupaten Bengkulu

Selatan, kategori Wiwerda untuk Kabupaten Rejang Lebong dan kategori Wistara

untuk Kota Bengkulu. Tahun 2021 di Provinsi Bengkulu menargetkan 6 (enam)

Kabupaten/Kota yang akan mengikuti Verifikasi Penghargaan Kabupaten/Kota Sehat

Tingkat Nasional.

.

- MASALAH/HAMBATAN

1. Masih belum tersosialisasinya Forum Kabupaten/Kota Sehat di Lintas Sektor

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada

di Provinsi Bengkulu hanya 4 (empat) Kabupaten yang telah membentuk Forum

Kabupaten/Kota Sehat yaitu: Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong,

Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lebong.

2. Masih adanya ego dari lintas sektor terkait bahwa Forum Kabupaten/Kota Sehat

hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan, sedangkan untuk mencapai

Kabupaten/Kota Sehat melibatkan banyak Lintas Sektor dan Pemangku

Keputusan dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota/Provinsi.

3. Tim Pembina Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat di Provinsi Bengkulu

belum melakukan pembinaan dan koordinasi terhadap Kabupaten/Kota yang

akan mengikuti seleksi/verifikasi dokumen Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat.

1

0 0

1

0 0

1

0

1 1 1

2

0

1

0 0 0 0 0

1 1

0

2

4

6

8

10

2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019

Padapa Wiwerda Wistara

2007 : 2009 : 2011 : 2013 : 2015 : 2017 : 2019

Kab. Rejang Kab. Rejang Kab. Rejang 1. Kab. Rejang 1. Kab. Rejang Kota Bengkulu 1.Bengkulu selatan

Lebong Lebong Lebong Lebong Lebong 2. Rejang Lebong

2. Kota Bengkulu 2. Kota Bengkulu 3. Kota Bengkulu

Page 93: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

87 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

4. Verifikasi tahun 2021 diharapkan akan dilakukan secara selektif pada

Kabupaten/Kota yang kemudian diusulkan oleh Provinsi dengan melampirkan

surat pengantar yang ditandatangani oleh Gubernur.

- CARA MENGATASINYA

1. Lintas sektor dapat melakukan Sosialisasi Forum Kabupaten/Kota Sehat

khususnya di Kabupaten :Seluma, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Mukomuko

dan Kaur.

2. Forum Kabupaten/Kota Sehat di dalam pelaksanaanya diharapkan menjadi team

kerja yang saling bersinergi dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah di

Kabupaten/Kota.

3. Tim Pembina Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat di Provinsi Bengkulu

diharapkan melakukan pembinaan dan koordinasi terhadap Kabupaten/Kota yang

akan mengikuti seleksi/verifikasi dokumen Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat sebelum Kabupaten/Kota

menyampaikan Dokumen Kabupaten/Kota Sehat.

4. Tahun 2021 Provinsi Bengkulu menargetkan 6 (enam) Kabupaten/Kota yang

dapat mengikuti Verifikasi Penghargaan Kabupaten/Kota Sehat Tingkat Nasional.

V. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Persentase Kabupaten Kota yang Memiliki Kebijakan PHBS

Kabupaten/kota yang memiliki kebijakan yang mendukung PHBS maksudnya

adalah adanya minimal 1 kebijakan baru tiap tahunnya. Kebijakan tersebut dapat

berupa peraturan daerah, peraturan bupati/walikota, instruksi bupati/walikota, surat

keputusan bupati/walikota, surat edaran/himbauan bupati/walikota pada tahun

tersebut yang isinya mendukung program PHBS.

Capaian indikator persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS

targetnya adalah 80% dan capaiannya 100%. Kabupaten Bengkulu Utara

mengeluarkan kebijakan publik berwawasan kesehatan terbanyak (8) kebijakan.

Kabupaten Rejang Lebong 4 kebijakan dan Kabupaten Kaur4 kebijakan. Kabupaten

yang tidak mengeluarkan kebijakan PHBS ditahun 2018 adalah Kabupaten Bengkulu

Tengah.

2. Persentase Desa yang memanfaatkan dana Desa untuk UKBM

Banyak desa yang difasilitasi oleh Puskesmas untuk memanfaatkan dana

desa untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Fasilitasi yang

dilakukan Puskesmas adalah advokasi kepada pengambil keputusan (Kepala Desa

Page 94: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

88 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

dan tokoh masyarakat); pendamping proses perencanaan; dan monitoring

pelaksanaan kegiatan untuk UKBM yang bersumber dari dana desa. Kegiatan

fasilitasi Puskesmas didanai melalui BOK/DAK Non Fisik maupun sumber lain yang

sah di Puskesmas.

Capaian indikator Persentase desa yang memanfaatkan dana desa untuk

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)Provinsi Bengkulu adalah

90,38% melebihi dari target yaitu 50% ditahun 2019. Dengan rincian dari 9

Kabupaten seluruhnya sudah melebihi target.

3. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan

Indikator ini berkaitan dengan jumlah dunia usaha yang memiliki MoU

dengan Kementerian Kesehatan/Pemerintah Daerah/Dinas Kesehatan yang

memanfaatkan CSR-nya untuk mendukung upaya promotif preventif bidang

kesehatan.

Target program ini sebesar 20% Dunia Usaha turut andil dalam kegiatan

promotif/preventif dan capaiannya ada 72% dunia usaha turut serta mensukseskan

program promotif dan preventif. Sebagaimana data yang kami peroleh Provinsi

Bengkulu mampu menggandeng 28 dunia usaha, Kabupaten Bengkulu Utara dapat

menggaet 7 dunia usaha, disusul Kabupaten Mukomuko 5 dan Bengkulu Tengah 4

dunia usaha.Masalahnya belum semu kabupaten/kota berhasil mengandeng dunia

usaha turut berpartisipasi. Ada 3kabupaten yang belum berhasil memenuhi target

indicator ini, yaitu: Kepahiang, Lebong dan Kaur.Solusi kedepannya perlu

peningkatan upaya bimtek program CSR dan lebih memfokuskan pada

kabupaten/kota yang belum berhasil.

4. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya

untuk mendukung kesehatan.

Indikator ini berkaitan dengan jumlah organisasi kemasyarakatan yang telah

memiliki MoU dengan Kementerian Kesehatan/Pemerintah Daerah/Dinas

Kesehatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung program

kesehatan.Sama halnya dengan capaian program CSR, indicator jumlah ormas

yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung program kesehatan juga

melebihi target. Ada 3 Capaian yang melebihi target yaitu Kabupaten Rejang

lebong, Seluma, Bengkulu Utara, dan Provinsi, sementara yang mencapai target

yaitu Kabupaten Kepahiang, Kaur, Benteng, Muko-Muko, dan Kota Bengkulu.

Permasalahannya ada 3 kabupatenyang berhasil menggandeng ormas mendukung

program kesehatan yaitu Lebong dan Bengkulu Utara. Hal ini terkait banyak

petugas promkes belum bisa masuk/bermitra dengan ormas karena kurang kejelian

Page 95: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

89 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

dan komunikasi dengan ormas yang ada di wilayahnya. Upaya yang dapat

ditempuh adalah meningkatkan pembinaan ke kabupaten/kota agar meningkatkan

kerjasama dengan ormas dan perlu pertemuan yang dapat memacu terjalinnya

kerjasama dengan ormas ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

- HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN INDIKATOR PROGRAM PROMKES

Capaian indikator program tingkat Provinsi Bengkulu semua tercapai melebihi

target, tetapi beberapa pencapaian indikator hanya didukung oleh beberapa

kabupaten/kota.

Capaian indikator program tingkat kabupaten/kota di beberapa kabupaten/kota

tidak tercapai, hal ini disebabkan :

1. Dukungan anggaran yang masih kurang

2. Adanya mutasi pimpinan

3. Jumlah, kemampuan dan motivasi SDM yang masih kurang dan terbatas

- SOLUSI DALAM PENCAPAIAN INDIKATOR PROGRAM PROMKES

1. Peningkatan pengetahuan dan kemamppuan masyarakat dalam mengenali

dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi;

2. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakkan masyarakat;

3. Penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan

4. Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga

kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan swasta

5. Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya baik dana, tenaga serta

sosial budaya

6. Pengintegrasian antar program dan/atau kegiatan dan/atau kelembagaan

Pemberdayaan Masyarakat yang sudah ada

B. Realisasi Anggaran

Sumber daya anggaran merupakan unsur utama selain SDM dalam menunjang

pencapaian indikator kinerja. Peranan pembiayaan sangat berpengaruh terhadap

penentuan arah kebijakan dan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan upaya

pembangunan Program Kesehatan Masyarakat. Dana Dekonsentrasi ini merupakan

sumber dana terbesar di Bidang Kesehatan Masyarakat sehingga kelancaran implementasi

program sangat bergantung pada dana Dekonsentrasi ini. Lebih terperinci alokasi dan

realisasi anggaran dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. Realisasi anggaran Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2019

Page 96: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

90 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

No Kegiatan Alokasi Realisasi SP2D % Realisasi

SP2D

1 Pembinaan Gizi Masyarakat

1.752.608.000 1.741.173.500 99,35

2

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

659.082.000 657.574.000 99,77

3

Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

736.071.000 734.591.000 99,80

4 Pembinaan Kesehatan Keluarga

1.183.500.000 1.179.108.000 99,63

5

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

3.205.718.000 3.196.153.350 99,70

6 Penyehatan Lingkungan

735.635.000 730.545.300 99,31

TOTAL 8.272.614.000 8.239.145.150 99,59 Sumber Data: Laporan Keuangan Bidang Kesehatan Masyarakat TA 2019

Kesimpulan 1. Indikator kinerja (IK) Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri atas 28 indikator di

6 sasaran dimana terdapat 2 indikator yang masih kuning yaitu Persentase

Sarana air minum yang dilakukan pengawasan dengan target 50 % tetapi di

Tahun 2019 baru tercapai 41 %, Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet

Tambah Darah (TTD) dengan target 98 % tetapi baru tercapai 86,2 % di Tahun

2019, 2 indikator sudah hijau, dan sisanya 24 indikator sudah biru atau melebihi

target.

2. Ke 28 indikator tersebut dilaksanakan di tingkat Puskesmas, di mana Dinkes

Provinsi Bengkulu berperan sebagai pembinaan untuk memastikan indikator

tersebut berjalan sebagaimana mestinya melalui dukungan dari tahap

perencanaan (Juknis, Juklak, Pedoman), pelaksanaan (sosialisasi,

orientasi, refreshing) dan monitoring evluasi sekaligus pembiayaan.

Page 97: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

91 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

3. Analisa keberhasilan indikator terutama adalah ketersediaan data, format

laporan rutin, kejelasan mekanisme pelaporan dan tidak adanya perubahan

indikator.

4. Untuk analisa penghambat, beberapa point yang perlu digaris bawahi adalah

belum adanya sistem pencatatan dan pelaporan terintegrasi satu pintu dan

masih berjalan berdasarkan program masing-masing, selain itu adanya

perubahan perangkat organisasi dan tata kelola berakibat pengelola program

perlu belajar memahami kembali tiap indikator tersebut.

5. Alternatif solusi yang dapat diberikan, antara lain memaksimalkan pembinaan

penyelenggaraan program dan terfokus pada daerah sasaran yang aktif

kepada seluruh pengelola kesehatan di daerah dalam percepatan pencapaian

target indikator program serta memaksimalkan komunikasi aktif baik melalui

media elektronik maupun surat menyurat kepada seluruh pimpinan daerah

dalam rangka implementasi serta monitoring evaluasi data dan pelaporan

tepat waktu.

Page 98: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

92 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

6.LAMPIRAN

Page 99: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

93 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

Page 100: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH … · (03-DK)TAHUN 2019 BIDANG KESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU . II|LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

94 | LAPORAN KINERJA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019