laporan akuntabilitas kinerja direktorat kesehatan kerja

88
DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2020

Page 2: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

2

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas merupakan kewajiban entitas Kementerian/Lembaga termasuk satuan

kerja untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Laporan

Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga disusun sesuai dengan

Peraturan Presiden No. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 54 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri

Kesehatan No 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja

dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan serta peraturan-peraturan

terkait lainnya.

Pelaksanaan upaya kesehatan kerja dan olahraga tahun 2020 menunjukan hasil yang

bervariasi baik dalam pencapaian indikator dan penyerapan anggaran, secara umum

implementasi kesehatan kerja dan olahraga dapat dilaksanakan dan dirasakan manfaatnya

serta dampaknya bagi kesehatan dan produktifitas masyarakat. Apalagi di masa pandemi

beberapa inovasi dan proses adaptasi terhadap pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja dan

olahraga di pusat dan daerah dilakukan untuk mencapai target indikator dan realisasi.

Pada laporan ini kami sampaikan pula pencapaian kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan

Olahraga tahun 2020. Ucapan terima kasih kami sampaikan pada semua pihak yang telah

mendukung seluruh kegiatan kesehatan kerja dan olahraga tahun 2020 ini.

Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dapat memberikan informasi, evaluasi dan

masukan bagi pengembangan program Kesehatan Kerja dan Olahraga dimasa yang akan

datang.

Jakarta, Januari 2021

Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga

dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes

NIP 196202161989031007

Page 3: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya melalui

berbagai kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga yang berkontribusi

terhadap capaian program kesehatan masyarakat dan program kesehatan lainnya. Hal ini

dapat dilihat dari pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, telah ditetapkan pada awal

RPJMN IV 2020 – 2024 yang tertuang dalam indikator Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan 2020 - 2024 sebanyak 2 indikator yaitu : 1) Jumlah kabupaten/kota yang

melaksanakan kesehatan kerja, 2) Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan

olahraga. Pada akhir tahun 2019 pembahasan dengan Bappenas, ditambahkan indikator

output/RKP yaitu 1) Pelaksanaan kesehatan kerja di tempat kerja, 2) Instansi pemerintah

yang melaksanakan pengukuran kebugaran jasmani 3) Jemaah haji yang diperiksa

kebugaran jasmani.

Pencapaian kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020 merupakan

1. Pencapaian Indikator Renstra.

Pada tahun 2020, dari 2 indikator Renstra Kemenkes yang ditetapkan indikator dapat

dicapai dengan baik, adalah jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan

kerja, sedangkan Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga,

hanya dilaporkan sebesar 62,7%.

2. Pencapaian Indikator RKP

Dari 3 indikator RKP yang ditetapkan terdapat 2 indikator yang tidak dapat mencapai

target, capaian pelaksanaan kesehatan kerja di tempat kerja hanya sebesar 23,5% dan

jemaah haji yang diperiksa kebugaran jasmani sebesar 51,35%. Indikator Instansi

pemerintah yang melaksanakan pengukuran kebugaran jasmani tercapai 770,8%, lebih

dari 100 % dari target. Berdasarkan analisa kami disebabkan pada penentuan indikator

ternyata kemampuan dinas kesehatan dalam melakukan kegiatan pembinaan kesehatan

olahraga lebih baik sedangkan untuk pelaporan kesehatan kerja masih perlu pembinaan.

Pembiayaan yang dialokasikan untuk program Kesehatan Kerja dan Olahraga pada awal

tahun 2020 sebesar Rp 27.537.877.000 M. Pada awal Maret terjadi pandemi COVID-19

dilakukan kegiatan refokusing menjadi Rp 18.616.414.000, kemudian mendapat tambahan

dana bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN) sebesar Rp 350.000.000

sehingga pembiayaan kesehatan kerja dan olahraga tahun 2020 sebesar Rp

18,966,414,000. Revisi penambahan penerimaan hibah langsung negeri (PHLN) sebesar

Rp. 166,560,000 sehingga anggaran menjadi Rp 19,132,974,000. Penyerapan kegiatan

Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2020 sebesar Rp 18.678.937.814 (97,6%).

Page 4: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

4

Hasil pemantauan tim evaluasi melihat penyerapan dana, pencapaian indikator kinerja serta

implementasi kegiatan di daerah, terdapat hal-hal yang mendukung implementasi program :

1. Kebijakan terkait struktur organisasi dinas kesehatan provinsi dan kabupaten, dimana

terdapat penanggung jawab program kesehatan kerja dan olahraga.

2. Upaya kapasitasi pengelola program kesehatan kerja dan olahraga melalui pelatihan

berjenjang dan orientasi.

3. Memfokuskan dana dekon untuk kegiatan tertentu yang akan mendukung capaian

kinerja program.

4. Membangun jejaring dengan pemangku kepentingan baik di pusat dan daerah.

5. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi melalui media komunikasi digital dengan

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan penanggungjawab Kesehatan Kerja dan

Olahraga di provinsi dan kabupaten.

6. Membuat kebijakan upaya percepatan yang menantang daerah, untuk mencapai target

khususnya kegiatan pengukuran kebugaran Jemaah Haji dan Pos UKK yang direspon

dengan baik oleh daerah.

Beberapa masalah yang menjadi tantangan dalam implementasi program kesehatan kerja

dan olahraga :

1. Disparitas luas wilayah, kondisi geografi, sosial budaya di 34 Provinsi, 514

Kabupaten/kota daerah.

2. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor/lintas program.

3. Masih banyak kebijakan yang menitik beratkan pada upaya kuratif dan rehabilitatif.

4. Perubahan gaya hidup dan pergeseran transisi epidemiologi pada masyarakat.

5. Tugas rangkap dari pengelola program di pusat dan daerah.

Pelajaran yang dapat diambil dari proses kerja tahun 2020 dapat menjadi masukan dalam

merencanakan, melaksanakan program Kesehatan Kerja dan Olahraga pada tahun 2021,

sehingga tercapai tujuan nasional yaitu : Masyarakat yang Sehat, Bugar dan Produktif untuk

mencapai Indonesia Maju.

Page 5: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

RINGKASAN EKSEKUTIF 3

DAFTAR ISI 5

BAB I PENDAHULUAN 6

A. Latar Belakang 6

B. Maksud dan Tujuan 8

C. Tugas Pokok Fungsi dan Struktur Organisasi 8

1. Tugas Pokok dan Fungsi

8

2. Struktur Organisasi

8

D. Sumber Daya Manusia (SDM) 9

E. Sistematika 11

BAB II RENCANA KERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 12

A. Perencanaan Kinerja 12

B. Perjanjian Kinerja 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 16

A. Capaian Kinerja 16

B. Cara Pengukuran Indikator 17

C. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja Renstra Kementerian Kesehatan 2020 -

2024 17

D. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja RKP 2020 dan Renja (Krisna) 21

g. Realisasi Anggaran 64

BAB IV PENUTUP 66

Page 6: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penduduk Indonesia berjumlah 265 juta dimana lebih dari 133 juta diantaranya

merupakan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang

berusia 15-64 tahun yang siap untuk bekerja (BPS, 2018). Komposisi penduduk

Indonesia saat ini, menuju pada komposisi bonus demografi. Puncak bonus demografi

di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada tahun 2035, dengan mayoritas penduduk

usia produktif, kualitas kelompok ini akan menentukan masa depan Indonesia. Oleh

karena itu, upaya kesehatan dengan sasaran usia kerja menjadi penting, untuk

menciptakan SDM yang berkualitas agar bonus demografi dapat menjadi optimal.

Pekerja merupakan penggerak perekonomian bangsa, disisi lain pekerja juga berada

pada usia produktif, merupakan pencetak generasi penerus bangsa. Posisi pekerja

juga sebagai tulang punggung keluarga, sehingga memiliki peran penting dalam

kesehatan keluarga. Pekerja akan menentukan pemenuhan gizi keluarga, health

literacy pada keluarga hingga pembiasaan pola hidup yang sehat pada keluarga. Disisi

lain pekerja juga berada pada masa reproduktif akan berkontribusi terhadap

pencapaian dan memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap penurunan angka kematian

ibu dan bayi, stunting, penyakit menular, penyakit tidak menular serta permasalahan

kesehatan masyarakat lainnya. Sehingga dapat dikatakan, pekerja yang sehat akan

berkontribusi mendukung tercapainya SDGs No.1, 2, 3, 5, 8 (Kemiskinan, kelaparan,

kesehatan dan pekerjaan yang layak).

Upaya kesehatan kerja dan olahraga mengutamakan pelayanan kesehatan yang

bersifat promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.

Penyelenggarakan upaya kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan secara

berjenjang oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah tingkat provinsi, kabupaten/kota,

kecamatan, sampai pada pelaksanan di tempat kerja, dengan melibatkan peran lintas

program, lintas sektor, swasta (dunia usaha), LSM dan peran aktif seluruh masyarakat.

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanahkan perlu

dilakukannya upaya kesehatan kerja dan kesehatan olahraga. Upaya kesehatan kerja

dan olahraga diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat,

dengan mengutamakan pendekatan preventif dan promotif tanpa mengabaikan

pendekatan kuratif dan rehabilitatif.

Penjelasan tujuan dan sasaran Kesehatan Kerja termaktub pada Bab XII Pasal 164 -

166 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja

agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang

diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja dimaksud meliputi pekerja di

sektor formal dan informal, berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di

lingkungan tempat kerja.

Page 7: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

7

Tujuan dan sasaran upaya kesehatan olahraga dijelaskan pada pada Bab VI bagian

sembilan pasal 80 dan 81 yang menyatakan bahwa upaya kesehatan olahraga

ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat.

Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat dilakukan melalui

melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga, sebagai upaya dasar untuk

meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja dan prestasi olahraga.

Sesuai amanah UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 164-166. Pemerintah

melalui rancangan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 88 tentang Kesehatan Kerja,

mengamanatkan Kementerian Kesehatan untuk menyusun standar kesehatan kerja

yang meliputi upaya pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, penanganan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Tujuan implementasi standar tersebut di berbagai

tatanan tempat kerja pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan

serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan akan memberikan daya ungkit

terhadap pencapaian SDM yang berkualitas dan mempunyai daya saing menuju

Indonesia Maju.

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olaraga juga ditugaskan mandat lainnya, melalui SK

Menteri Kesehatan RI nomor HK.01.07/Menkes/337/2019 tentang Komite Pelindungan

Kesehatan Pekerja Migran Indonesia dengan penugasan sebagai Koordinator dan

Sekretariat, dan SK No. HK.01.07/Menkes/95/2018 tentang Pokja Program Aksi

Keselamatan Jalan dengan penugasan sebagai Sekretaris I dan Sekretariat. Kedua

mandat tersebut cukup strategis mengingat Pekerja Migran Indonesia sebagai salah

satu jenis pekerja yang mempunyai kontribusi terhadap devisa negara dan jumlahnya

cukup besar yaitu 9 juta orang. Sedangkan Rencana Aksi Keselamatan Jalan

merupakan masalah yang krusial karena menjadi salah satu dari 10 penyebab

kematian utama di Indonesia.

Berdasarkan penjabaran tersebut, lingkup tugas Direktorat Kesehatan Kerja dan

Olahraga cukup strategis dan melibatkan berbagai stakeholder. Namun dalam periode

RPJMN 2015-2019, alokasi pendanaan yang ada tidak mencukupi untuk memberikan

dukungan memadai dalam pelaksanaan kegiatannya. Untuk itu upaya-upaya

mobilisasi dukungan pendanaan dari berbagai sumber baik yang mengikat maupun

telah dilakukan salah satunya melalui hibah dari WHO, dan sinergi dengan APBD di

daerah.

Menghadapi RPJMN, Renstra dan tantangan di tahun 2020-2024, Direktorat

Kesehatan Kerja dan Olahraga, berupaya melalui penyusunan Rencana Aksi

Kesehatan Kerja dan olahraga 2020-2025.

Page 8: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

8

B. Maksud dan Tujuan

Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga diharapkan

dapat menggambarkan dan menjelaskan berbagai upaya dan capaian kinerja

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga selama tahun 2020.

C. Tugas Pokok Fungsi dan Struktur Organisasi

1. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat

Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melaksanakan kegiatan tugas sehari-hari

bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat

Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria dan pemberian bimbingan teknis

dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan

kerja dan olahraga sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Direktorat Kesehatan

Kerja dan Olahraga mempunyai fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans,

kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan kesehatan okupasi dan surveilans,

kapasitas kerja, lingkungan kerja dan kesehatan olahraga;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan

kesehatan olahraga;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan

okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan

olahraga;

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang

kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan

kesehatan olahraga;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

2. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonsia Nomor 64 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans;

b. Subdirektorat Kapasitas Kerja;

c. Subdirektorat Lingkungan Kerja;

d. Subdirektorat Kesehatan Olahraga;

e. Subbagian Tata Usaha;

Page 9: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

9

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Januari –

Maret 2020

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

April – Desember 2020

D. Sumber Daya Manusia (SDM)

Jumlah pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2020 mengalami

perubahan karena adanya pegawai yang pindah tugas dan purna tugas. Sesuai

dengan diagram berikut ini :

Grafik 1.1. Jumlah ASN Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Berdasarkan

Kelompok Umur Tahun 2020

Page 10: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

10

Grafik 1.2 Jumlah Pramubakti Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Berdasarkan

Kelompok Umur Tahun 2020

Dari gambar 1.1 dan 1.2 dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai Direktorat

Kesehatan Kerja dan Olahraga berada pada rentang usia 30 tahun hingga 40 tahun,

sehingga dengan kepemimpinan dan peningkatan kapasitas yang baik dapat

menghasilkan ide kreatif dan kinerja organisasi yang optimal.

Grafik 1.3. Sebaran Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

berdasarkan Jabatan

Dari gambar diatas diketahui bahwa dari total pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan

olahraga, sebanyak 13 orang atau 23,0% merupakan pejabat struktural, sebanyak 35

orang atau 59,32 % pejabat fungsional tertentu dan pejabat fungsional umum

sedangkan sebanyak 11 orang (18,6%) merupakan non ASN.

Struktural 22%

JFT + JFU59%

Non ASN 19%

PROPORSI PEGAWAI DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

Page 11: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

11

Grafik 1.4. Sebaran Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

berdasarkan pendidikan

Dari Grafik diatas diketahui bahwa dari total pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan

olahraga, sebagian besar pegawai atau 56,86% telah menyelesaikan jenjang S2

(pasca sarjana), peningkatan kapasitas bagi pegawai melalui tugas belajar dan ijin

belajar dilakukan secara selektif dengan memperhatikan prestasi kerja dan kebutuhan

organisasi.

E. Sistematika

Sistematika penulisan LAKIP Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah

sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan, menjelaskan uraian singkat mengenai latar belakang,

maksud dan tujuan, penjelasan umum organisasi, dan tugas pokok dan fungsi

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga.

2. Bab II Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan mengenai

Rencana Strategis, perjanjian kinerja/penetapan Kinerja tahun 2020 dan

gambaran sasaran yang ingin dicapai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

tahun 2020.

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian sasaran kinerja dengan

menyajikan hasil-hasil yang telah dicapai, analisis tentang keberhasilan dan

kegagalan capaian sasaran kinerja, efisiensi yang telah dilakukan serta rencana

tindak lanjut sebagai rekomendasi dan solusi untuk masukan program

peningkatan kinerja pada tahun yang akan datang.

4. Bab IV Penutup, menyajikan kesimpulan mengenai pencapaian kinerja terhadap

rencana kerja tahun 2020.

5. Lampiran, menyajikan data dukung terkait perjanjian kinerja, target dan sasaran,

capaian program dan data dukung lainnya.

Page 12: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

12

BAB II

RENCANA KERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun 2020-2024

ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 21 Tahun

2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. Periode

tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sehingga merupakan periode pembangunan

jangka menengah yang sangat penting dan strategis.

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan salah satu unit kerja yang

berada di lingkup Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, memiliki tugas pokok

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan serta evaluasi dibidang kesehan kerja

dan olahraga. Perencanaan pencapaian target dan kinerja Direktorat dituangkan

dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) 2020-2025. Berdasarkan Renstra Kemenkes

2020-2024 dan target RKP yang ditetapkan Bappenas, maka target yang harus

dicapai adalah :

Tabel 2.1 Matriks Indikator Renstra Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Tahun 2020-2024

NO INDIKATOR RENSTRA TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

1 Persentase Persalinan di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan (PF) 87 89 91 93 95

2 Persentase Desa/Kelurahan dengan Stop

Buang Air Besar Sembarangan (SBS) 40 50 60 70 90

3 Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik

(KEK) 16 14.5 13 11.5 10

4 Persentase Kabupaten/Kota yang

menerapkan kebijakan Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat

30 35 40 45 50

Page 13: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

13

Tabel 2.2 Matriks Indikator Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam

Renstra Kemenkes dan RKP Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

Tahun 2020-2024

No INDIKATOR TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

Renstra

1 Jumlah Kabupaten/kota

melaksanakan Kesehatan Kerja 308 334 360 385 411

2

Jumlah Kabupaten/kota

melaksanakan Kesehatan

Olahraga

308 334 360 385 411

Renja

1 Pelaksanaan kesehatan kerja

di tempat kerja 75.000 125.000 150.000 175.000 200.000

2

Instansi pemerintah yang

melaksanakan pengukuran

kebugaran jasmani

2.200 3.600 4.400 5.100 5.800

3 Jemaah haji yang diperiksa

kebugaran jasmani (%) 70 75 80 80 80

Page 14: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

14

Dimana definisi operasional target indikator terkait upaya kesehatan kerja dan

olahraga dari Renstra dan Renja tersebut adalah :

Tabel 2.3. Matriks Definisi Operasional Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan

Olahraga

PROGRAM/

KEGIATAN

SASARAN

PROGRAM/

KEGIATAN

INDIKATOR DO/CARA PERHITUNGAN

Pembinaan

Upaya

Kesehatan

Kerja dan

Olahraga

Meningkatn

ya upaya

kesehatan

kerja dan

olahraga

Jumlah

Kabupaten/kota

melaksanakan

Kesehatan

Kerja

Jumlah kabupaten kota yang melaksanakan

kesehatan kerja apabila memenuhi kriteria

minimal 25% puskesmas di wilayah kerja

kabupaten/kota melaksanakan kesehatan

kerja.

Jumlah

Kabupaten/kota

melaksanakan

Kesehatan

Olahraga

jumlah kabupaten kota yang melaksanakan

kesehatan olahraga apabila memenuhi

kriteria minimal 10% puskesmas di wilayah

kerja kabupaten/kota melaksanakan

kesehatan olahraga.

Pelaksanaan

kesehatan kerja

di tempat kerja

Jumlah pelaksanaan kesehatan kerja di

tempat kerja dihitung dari jumlah tempat

kerja:

1) formal: jumlah GP2SP, jumlah

instansi pemerintah yang

melaksanakan kesehatan kerja,

jumlah klinik atau RS yang

melaksanakan kesehatan kerja.

2) informal: jumlah POS UKK.

Instansi

pemerintah

yang

melaksanakan

pengukuran

kebugaran

jasmani

Jumlah instansi pemerintah yang

melaksanakan pengukuran kebugaran

jasmani

Jemaah haji

yang diperiksa

kebugaran

jasmani

Jumlah jemaah haji yang diperiksa

kebugaran jasmani

Page 15: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

15

Indikator RKP pada tahun 2020 merupakan indikator tambahan sesuai kesepakatan

dengan Bappenas diakhir tahun 2019, sejalan dengan indikator Renstra yang telah

ditetapkan. Untuk mencapai indikator kinerja dan menjamin implementasi program

secara berkelanjutan, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga menyusun Rencana

Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 2020 – 2025.

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja antara Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan Direktur

Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2020, dilaksanakan pada bulan Desember 2019

dimana telah ditetapkan :

1. Dana kelolaaan sesuai dengan DIPA 2020 sebesar Rp 27.537.877.000.

2. Target Capaian Kegiatan

a. Jumlah kab/kota yang melaksanakan kesehatan kerja sebanyak 308

kabupaten/kota.

b. Jumlah kab/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga sebanyak 308

kabupaten/kota.

Perjanjian kinerja Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, diturunkan menjadi

perjanjian kinerja antara Direktur Kesehatan Kerja dengan 4 Kepala Sub Direktorat

dan Kasubbag Tata usaha pada tanggal 31 Desember 2019, situasi yang menjadi

bagian penilaian kinerja semua staf dimasing-masing bagian. (Data terlampir).

Berdasarkan perjanjian kinerja tersebut ada beberapa target indikator kinerja yang

belum dapat dipenuhi dengan baik. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dapat

memenuhi target realisasai DIPA 2020 sebesar 97,6%.

Page 16: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

16

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan bentuk

pertanggungjawaban kinerja yang memuat realisasi dan capaian kinerja yang telah

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga pada tahun

2020. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja

sasaran dengan realisasinya.

A. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai sejauh mana keberhasilan dari

pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Pengukuran capaian kinerja dilihat dari

sandingan target dengan capaian kinerja dan penyerapan anggaran, semakin tinggi

capaian kinerja dan realisasi anggaran maka semakin efektif dan efisien pelaksanaan

kegiatan yang dilaksanakan.

Tabel 3.1 Capaian Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

tahun 2020

NO INDIKATOR TARGET

2020 CAPAIAN

(SITKO cut off 5 Jan 2021)

RENSTRA

1 Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja

308 329 106,8%

2 Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga

308 193 62,7%

RENJA

1 Pelaksanaan kesehatan kerja di tempat kerja

60.347 14.200 23,53%

2 Instansi pemerintah yang melaksanakan pengukuran kebugaran jasmani

759 5.850 770,75%

3 Jemaah haji yang diperiksa kebugaran jasmani

186.613 95.820 51,35%

*Warna merah, target tidak tercapai

Target RKP dilakukan revisi karena menyesuaikan dengan kondisi pandemi dan

adanya efisiensi anggaran. Pengukuran kinerja kegiatan kesehatan kerja dan olahraga

Page 17: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

17

yang mengarah pada outcome atau dampak belum dilakukan harus melalui survei atau

penelitian.

B. Cara Pengukuran Indikator

Indikator kesehatan kerja dan olahraga dihitung dengan cara sebagaimana berikut ini :

1. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja

Indikator jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja dihitung

dengan cara apabila kabupaten/kota tersebut memenuhi kriteria sebanyak 25%

puskesmas melaksanakan kesehatan kerja. Laporan dilakukan secara berjenjang

mulai dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan

Provinsi sampai ke Pusat. Kementerian Kesehatan melakukan rekapitulasi seluruh

data yang ada melalui Sistem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga

(SITKO).

2. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga

Indikator jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga dihitung

dengan cara apabila kabupaten/kota tersebut memenuhi kriteria sebanyak 10%

puskesmas melaksanakan kesehatan olahraga. Laporan dilakukan secara

berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas

Kesehatan Provinsi sampai ke Pusat. Kementerian Kesehatan melakukan

rekapitulasi seluruh data yang ada melalui Sistem Informasi Terpadu Kesehatan

Kerja dan Olahraga (SITKO).

C. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja Renstra Kementerian Kesehatan 2020 -2024

Evaluasi dan analisa capaian kinerja indikator Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

2020 ditampilkan bersama capaian target Renstra Kemenkes 2020-2024, mengingat

tahun 2020 merupakan awal tahun dari tahapan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.

1. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja

Hasil evaluasi tahun 2020, capaian jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan

kesehatan kerja puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar

mencapai 329 kabupaten/kota (106,8%) dimana telah mencapai dari target yang

telah ditetap sebesar 308 kabupaten/kota.

Page 18: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

18

Grafik 3.1 Capaian jumlah kabupaten/kota melaksanakan kesehatan

Kesehatan Kerja Tahun 2020 per Provinsi.

.

Dari 34 provinsi, terdapat 7 provinsi dengan capaian puskesmas yang

melaksanakan kesehatan kerja dasar sebesar 100% yaitu Provinsi Bengkulu, DKI

Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah,

Gorontalo. Provinsi yang masih jauh dibawah target kurang dari 10% yaitu

Kalimantan Selatan dan Maluku. Untuk provinsi yang capaian masih 0% yaitu

Papua dan Papua Barat.

Tercapainya target 2020 merupakan kumulatif adanya dukungan faktor pengungkit

dan pendorong sejak tahun 2020:

a. Adanya penanggung jawab program Kesehatan Kerja dan Olahraga pada

Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten/kota dan rumah sakit serta

penambahan jumlah jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja baik di

provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas dan rumah sakit.

b. Penyesuaian situasi pandemi dengan melakukan perubahan metode

pembinaan Kesehatan Kerja baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota maupun

puskesmas serta rumah sakit yang berkesinambungan dan terstruktur,

melalui mekanisme daring.

c. Sosialisasi dan advokasi terkait kesehatan kerja dengan sasaran

Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian PAN RB, Kementerian UMKM,

Kementerian Pertanian, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak,

Kementerian Kominfo, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kehutanan

dan Lingkungan Hidup, Kementerian Luar Negeri, Kemenko PMK.

d. Menjalin kerjasama untuk evaluasi dan pengembangan kegiatan kesehatan

kerja bersama Perguruan Tinggi.

e. Terbangunnya jejaring dengan organisasi profesi kesehatan kerja yaitu

PAKKI, PERDOKI dan IDKI baik ditingkat pusat dan daerah.

f. Pembiayaan pembentukan Pos UKK dapat dilakukan melalui dana

dekonsentrasi, DAK non fisik dan APBD.

6

30

15

7101010

7 6 6 6

2726

5

31

72 4

17

611

1

95 3

1319

116 5

17

0 00

10

20

30

40

AC

EH

SUM

UT

SUM

BA

R

RIA

U

JAM

BI

SUM

SEL

BEN

GK

ULU

LAM

PU

NG

BA

BEL

KEP

RI

DK

I JA

KA

RTA

JAB

AR

JATE

NG

DIY

JATI

M

BA

NTE

N

BA

LI

NTB

NTT

KA

LBA

R

KA

LTEN

G

KA

LSEL

KA

LTIM

KA

LTA

RA

SULU

T

SULT

ENG

SULS

EL

SULT

RA

GO

RO

NTA

LO

SULB

AR

MA

LUK

U

MA

LUT

PA

PB

AR

PA

PU

A

Jumlah kabupaten kota yangmelaksanakan kesehatan kerja

Page 19: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

19

g. Pengadaan serta distribusi Pos UKK Kit bagi daerah yang baru membentuk

POS UKK.

h. Sistem laporan dari Puskesmas ke Kabupaten/Kota yang mulai diintegrasikan

dengan menggunakan Sistem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan

Olahraga (SITKO).

i. Tercapainya output jumlah instansi pemerintah yang melaksanakan

pengukuran kebugaran jasmani, sebagai salah satu implementasi Upaya

Kesehatan Kerja di Perkantoran.

Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat faktor penghambat pencapaian indikator

antara lain, yaitu:

a. Terjadinya pandemi COVID-19 di awal bulan Maret 2020 diikuti dengan

kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai dengan bulan

Mei 2020, mengakibatkan kegiatan harus mengalami beberapa perubahan.

Sehingga perlu waktu untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan.

b. Terjadinya refokusing anggaran untuk pandemi sehingga beberapa kegiatan

mengalami perubahan metode dan realokasi.

c. Kejadian pandemi yang mengakibatkan kesulitan pengelola program untuk

melakukan komunikasi teknis dengan target sasaran dan pengelola tingkat

provinsi dan kabupaten/kota sehingga dilakukan koordinasi dengan cara

daring.

d. Jumlah sasaran pekerja sektor informal yang besar sehingga perlu dilakukan

prioritas sektor informal yang akan disasar pada tahun-tahun berikutnya.

e. Pelatihan terhambat karena butuh waktu merubah kurikulum offline menjadi

kurikulum online yang terakreditasi PPSDM sehingga pada tahun 2020

kegiatan pelatihan dirubah menjadi orientasi dan workshop yang dilakukan

dengan mengajukan akreditasi dari organisasi profesi.

f. SITKO baru disosialisasikan awal tahun 2020 sehingga pengelola program

membutuhkan waktu untuk mensosialisasikan ke daerah sampai tingkat

puskesmas. Dalam mengatasi hal ini maka dilakukan melakukan perubahan

DO menyesuaikan dengan situasi pandemi dan melakukan bimbingan secara

individu per provinsi.

g. Tahun 2020 merupakan tahun pertama dalam melakukan perbaikan indikator,

dimana indikator kesehatan kerja berubah menjadi jumlah kabupaten/kota yang

sebelumnya hanya menyasar pada persentase puskesmas.

2. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga

Indikator kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga tahun 2020,

hanya mencapai 193 kabupaten/kota (63%) dimana target yang harus dicapai

sejumlah 308 kabupaten/kota.

Page 20: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

20

Grafik 3.2 Target dan Capaian Jumlah Kabupaten/kota Melaksanakan

Kesehatan Olahraga Tahun 2020 per Provinsi.

Dari 34 provinsi, terdapat 2 provinsi dengan capaian puskesmas yang

melaksanakan kesehatan olahraga sebesar 100% yaitu provinsi DI Yogyakarta dan

Gorontalo. Terdapat 7 provinsi yang capaian masih 0% yaitu Aceh, Riau, Bali,

Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Tercapainya capaian tersebut dikarenakan faktor pengungkit dan pendorong yaitu:

a. Adanya penanggung jawab kegiatan kesehatan olahraga pada Dinas Kesehatan

provinsi dan kabupaten/kota dan puskesmas.

b. Penyesuaian situasi pandemi dengan melakukan perubahan metode pembinaan

Kesehatan Kerja baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota maupun puskesmas yang

berkesinambungan dan terstruktur, melalui mekanisme daring.

c. Sosialisasi dan advokasi terkait kesehatan olahraga dengan sasaran Kementerian

Pemuda dan Olahraga dan Kementerian PAN RB.

d. Menjalin kerjasama untuk evaluasi dan pengembangan kegiatan kesehatan olahraga

bersama Perguruan Tinggi.

e. Terbangunnya jejaring dengan organisasi profesi kesehatan olahraga yaitu PDSKO,

KORMI (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) dan 6 induk Olahraga

rekreasi yaitu STI, YJI, YAI, ILDI, PORPI, dan ASKI baik ditingkat pusat dan daerah.

f. Pembiayaan pengukuran kebugaran jasmani dapat dilakukan melalui dana

dekonsentrasi, DAK non fisik dan APBD.

g. Pengadaan serta distribusi Kit kebugaran jasmani bagi daerah yang belum

mendapatkan distribusi KIT kebugran tetapi berpotensi untuk meningkatkan

kebugaran jasmani.

0

27

5

0

53

5 6 64 5

21 22

5

22

7

02

5

1

7

1 1

4

1

5

12

46

1 0 0 0 00

5

10

15

20

25

30

AC

EH

SUM

UT

SUM

BA

R

RIA

U

JAM

BI

SUM

SEL

BEN

GK

ULU

LAM

PU

NG

BA

BEL

KEP

RI

DK

I JA

KA

RTA

JAB

AR

JATE

NG

DIY

JATI

M

BA

NTE

N

BA

LI

NTB

NTT

KA

LBA

R

KA

LTEN

G

KA

LSEL

KA

LTIM

KA

LTA

RA

SULU

T

SULT

ENG

SULS

EL

SULT

RA

GO

RO

NTA

LO

SULB

AR

MA

LUK

U

MA

LUT

PA

PB

AR

PA

PU

A

Jumlah kabupaten kota melaksanakankesehatan olahraga

Page 21: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

21

h. Tercapainya output jumlah institusi pemerintah yang melakukan pengukuran

kebugaran jasmani.

i. Kegiatan pengukuran kebugaran jasmani jemaah haji dilakukan pada awal tahun

sebelum status pandemi ditetapkan.

j. Membuat Sistem Pengukuran Kebugaran Jasmani Mandiri (SIPGAR mandiri) agar

kelompok sasaran tetap bisa melakukan pengukuran kebugaran jasmani tanpa harus

berkumpul.

Faktor yang menjadi penghambat pencapaian indikator :

a. Terjadinya pandemi covid-19 di awal bulan Maret 2020 diikuti dengan kebijakan

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai dengan bulan Mei 2020,

mengakibatkan kegiatan harus mengalami beberapa perubahan.

b. Terjadinya refokusing anggaran untuk pandemi sehingga beberapa kegiatan

mengalami perubahan metode dan realokasi kegiatan kesehatan olahraga.

c. Kejadian pandemi yang mengakibatkan kesulitan pengelola program untuk

melakukan komunikasi teknis dengan target sasaran dan pengelola tingkat provinsi

dan kabupaten/kota sehingga dilakukan koordinasi dengan cara daring.

d. Pelatihan terhambat karena butuh waktu merubah kurikulum offline menjadi

kurikulum online yang terakreditasi PPSDM sehingga pada tahun 2020 kegiatan

pelatihan dirubah menjadi orientasi dan workshop yang dilakukan dengan

mengajukan akreditasi dari organisasi profesi.

e. SITKO baru disosialisasikan awal tahun 2020 sehingga pengelola program

membutuhkan waktu untuk mensosialisasikan ke daerah sampai tingkat puskesmas.

Dalam mengatasi hal ini maka dilakukan melakukan perubahan DO menyesuaikan

dengan situasi pandemi dan melakukan bimbingan secara individu per provinsi.

f. Tahun 2020 merupakan tahun pertama dalam melakukan perbaikan indikator,

dimana indikator kesehatan kerja berubah menjadi jumlah kabupaten/kota yang

sebelumnya hanya menyasar pada persentase puskesmas.

g. Kegiatan kesehatan olahraga biasanya dilakukan dengan mengumpulkan orang,

sedangkan dalam situasi pandemi dilarang menghimpun orang. Sosialisasi

pelaksanaan kesehatan olahraga menjadi bentuk virtual membutuhkan waktu.

h. Puskesmas mengalami kesulitan dalam melaporkan kegiatan kesehatan olahraga

melalui SITKO.

D. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja RKP 2020 dan Renja (Krisna)

1. Jumlah tempat kerja yang melaksanakan kesehatan kerja

Indikator Jumlah tempat kerja yang melaksanakan kesehatan kerja tahun 2020,

hanya mencapai 14.200 tempat kerja (23,53%) dimana target yang harus dicapai

sejumlah 60.347 tempat kerja.

Page 22: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

22

Grafik 3.3 Jumlah tempat kerja yang melaksanakan kesehatan kerja

Tempat kerja melaksanakan Kesehatan Kerja:

Jumlah dihitung dari: A + B + C + D + E

A = Jumlah POS UKK

B = Jumlah perusahaan melaksanakan kesehatan kerja termasuk GP2SP

C = Jumlah instansi pemerintah melaksanakan kesehatan kerja

D = Jumlah puskesmas melaksanakan kesehatan kerja

E = Jumlah RS melaksanakan kesehatan kerja

Tercapainya target tersebut dikarenakan faktor pengungkit dan pendorong,

diantaranya :

a. Adanya penanggung jawab kegiatan kesehatan kerja pada Dinas Kesehatan

provinsi dan kabupaten/kota dan puskesmas.

b. Telah dilaksanakan sosialisasi dan advokasi terkait kesehatan kerja kepada

stakeholder terkait seperti Kementerian PAN RB, Kementerian

Ketenagakerjaan, Kementerian Pertanian. Kemenkominfo, Kemeneg PP dan

PA.

c. Menjalin kerjasama untuk evaluasi dan pengembangan kegiatan kesehatan

kerja dengan Perguruan Tinggi.

d. Menjalin kerjasama untuk evaluasi dan pengembangan kegiatan kesehatan

kerja dengan Organisasi Profesi.

Faktor yang masih menjadi penghambat pencapaian indikator, antara lain :

26

23

1

10

4

65

15

6

72

15

1

17

8

65

13

2 1

19

85

5

54

9

10

6

67

6

17

3

19

17

6 3

04

58

10

7

25

96

42

11

15

7

44

9

14

5

36

61

6 23

12

1

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

AC

EH

SUM

UT

SUM

BA

R

RIA

U

JAM

BI

SUM

SEL

BEN

GK

ULU

LAM

PU

NG

BA

BEL

KEP

RI

DK

I JA

KA

RTA

JAB

AR

JATE

NG

DIY

JATI

M

BA

NTE

N

BA

LI

NTB

NTT

KA

LBA

R

KA

LTEN

G

KA

LSEL

KA

LTIM

KA

LTA

RA

SULU

T

SULT

ENG

SULS

EL

SULT

RA

GO

RO

NTA

LO

SULB

AR

MA

LUK

U

MA

LUT

PA

PB

AR

PA

PU

A

Pelaksanaan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja

Puskesmas Perusahaan POS UKK GP2SP

Page 23: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

23

a. Terjadinya pandemi covid-19 di awal bulan Maret 2020 diikuti dengan kebijakan

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai dengan bulan Mei 2020,

mengakibatkan kegiatan harus mengalami beberapa perubahan.

b. Terjadinya refokusing anggaran untuk pandemi sehingga beberapa kegiatan

mengalami perubahan metode dan realokasi kegiatan kesehatan kerja.

c. Kejadian pandemi yang mengakibatkan kesulitan pengelola program untuk

melakukan komunikasi teknis dengan target sasaran dan pengelola tingkat

provinsi dan kabupaten/kota sehingga dilakukan koordinasi dengan cara daring.

d. Pelatihan terhambat karena butuh waktu merubah kurikulum offline menjadi

kurikulum online yang terakreditasi PPSDM sehingga pada tahun 2020 kegiatan

pelatihan dirubah menjadi orientasi dan workshop yang dilakukan dengan

mengajukan akreditasi dari organisasi profesi.

2. Jumlah institusi pemerintah yang melakukan pengukuran kebugaran jasmani

Indikator jumlah institusi pemerintah yang melakukan pengukuran kebugaran

jasmani tahun 2020 mencapai 5.850 dari target 759 institusi.

Grafik 3.4 Jumlah institusi pemerintah yang melakukan pengukuran kebugaran

jasmani

Pembinaan Pengukuran kebugaran jasmani selain kepada individu, dilakukan juga

kepada institusi pemerintah di luar Kementerian Kesehatan. Cara melakukan

pengukuran kebugaran jasmani kepada institusi pemerintah adalah melakukan

fasilitasi dan pendampingan serta memberikan edukasi kepada institusi terkait.

Pemberian edukasi dengan melakukan transfer keilmuan melalui webinar.

Berikut beberapa Kementerian yang mengikuti webinar Workshop Pembinaan

Pengukuran Kebugaran Jasmani dan melakukan pengukuran kebugaran secara

mandiri pada tanggal 8-9 Oktober 2020 :

a. Kementerian Perhubungan

b. Kementerian Agama

28

59

3

45

2

5 15

3

88

9

2 2

37

1

13

1

20

1

55

1

.09

7

52

6

30

3

34

0

24

1

23

4

0

97

5

5

80

5

10

6

53

2

4

64

4

10

2

07

7

5

30

3

7

7

- 3

0

200

400

600

800

1000

1200

AC

EHSU

MU

TSU

MB

AR

RIA

UJA

MB

ISU

MSE

LB

ENG

KU

LULA

MP

UN

GB

AB

ELK

EPR

ID

KI J

AK

AR

TAJA

BA

RJA

TEN

GD

IYJA

TIM

BA

NTE

NB

ALI

NTB

NTT

KA

LBA

RK

ALT

ENG

KA

LSEL

KA

LTIM

KA

LTA

RA

SULU

TSU

LTEN

GSU

LSEL

SULT

RA

GO

RO

NTA

LOSU

LBA

RM

ALU

KU

MA

LUT

PA

PB

AR

PA

PU

A

Instansi Pemerintah yang melaksanakan Pengukuran Kebugaran Jasmani

Page 24: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

24

c. Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

d. Kementerian Ketenagakerjaan

e. Kementerian Kelautan dan Perikanan

f. Kementerian Dalam Negeri

g. Kementerian Komunikasi dan Informatika

h. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Selain itu, Direktorat juga melakukan upaya lain dalam dalam pembinaan

kebugaran jasmani kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Kab/kota dan Puskesmas

melalui kegiatan workshop Kebugaran Jasmani Mandiri dengan SIPGAR. Sebagai

tindak lanjut, beberapa instansi pemerintah akan dilakukan pendampingan pada

tahun 2021.

3. Jumlah jemaah haji yang melaksanakan pengukuran kebugaran jasmani

Indikator jumlah jemaah haji yang melaksanakan pengukuran kebugaran jasmani

tahun 2020 mencapai 95.820 dari target 186.613.

Grafik 3.5 Capaian Calon Jemaah Haji yang diperiksa kebugaran jasmani

tahun 2020

Dari 34 provinsi, Provinsi Jawa Barat dan Povinsi Jawa Timur adalah yang

telah melakukan pemeriksaan kebugaran jasmani bagi jemaah haji yang terbanyak,

sedangkan Provinsi Sulawesi Barat tidak melakukan pemeriksaan kebugaran

jasmani bagi jemaah haji.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 15 tahun 2016 tentang

Istithoah Kesehatan Jemaah Haji dijelaskan bahwa jemaah haji yang berangkat ke

tanah suci adalah jemaah yang isthitaah baik dari segi rohani, jasmani maupun

16

14 5

.17

0

53

2

1.5

59

1

.58

2

16

0

1.7

13

4

.28

9

52

5

81

6

7.6

59

2

4.9

12

1

4.1

72

1

.69

7

9.1

52

5

.37

2

11

8

68

0

20

3

11

2

98

3

89

1

1.1

07

6

31

-

2.0

34

2

.00

5

65

4

37

0

21

4

- 10

5

- 16

0

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

AC

EHSU

MU

TSU

MB

AR

RIA

UJA

MB

ISU

MSE

LB

ENG

KU

LULA

MP

UN

GB

AB

ELK

EPR

ID

KI J

AK

AR

TAJA

BA

RJA

TEN

GD

IYJA

TIM

BA

NTE

NB

ALI

NTB

NTT

KA

LBA

RK

ALT

ENG

KA

LSEL

KA

LTIM

KA

LTA

RA

SULU

TSU

LTEN

GSU

LSEL

SULT

RA

GO

RO

NTA

LOSU

LBA

RM

ALU

KU

MA

LUT

PA

PB

AR

PA

PU

A

Pembinaan Pemeriksaan Kebugaran Jasmanibagi Jemaah Haji

Page 25: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

25

ekonomi. Pembinaan kebugaran jasmani merupakan salah satu bagian dari sistem

pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas yang dilakukan kepada

perorangan atau kelompok calon jemaah haji secara paripurna untuk

mempersiapkan Jemaah Haji agar mampu secara fisik, sehat dan mandiri.

Faktor-faktor internal dan eksternal jemaah haji mempengaruhi angka

kesakitan dan angka kematian jemaah haji. Faktor internal antara lain tingkat

kebugaran jasmani yang masih kurang dan sudah menderita penyakit sejak dari

tanah air, sedangkan faktor eksternal antara lain perubahan cuaca, suhu dan faktor

lingkungan lain.

Minat masyarakat Indonesia untuk melaksanakan ibadah haji sangat tinggi

sehingga melampaui batas kuota yang ditetapkan yaitu sebesar 1 per 1.000 (1‰)

penduduk. Hal ini menimbulkan daftar tunggu rata-rata selama 12 tahun. Waktu

daftar tunggu yang panjang perlu dimanfaatkan agar Jemaah haji dapat

mempersiapkan diri baik fisik dan mental, sehingga memenuhi kriteria istithoah

menurut perspektif kesehatan. Salah satu kegiatan dalam rangka meningkatkan

kesehatan Jemaah haji sebelum berangkat adalah pengukuran kebugaran jasmani.

Sejak bulan Maret 2020, Indonesia menyatakan situasi darurat akibat wabah

pandemi COVID 19 yang mengeluarkan aturan untuk social distancing, tidak

berkerumun untuk mencegah penyebaran penularan penyakit COVID 19.

Pemerintah Arab Saudi sejak tanggal 27 Februari 2020 sampai dengan saat ini

masih memberlakukan penutupan kunjungan dari luar negeri baik untuk

peribadahan dan wisata.

Dari hasil pengukuran CJH tahun 2020 capaian hasil pengukuran sebesar 95.820

CJH (51,35%). Hal ini disebabkan karena adanya pandemi pada bulan Maret

sehingga daerah kesulitan dalam melakukan pengukuran kebugaran jasmani yang

kedua dan pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2020 tidak diadakan karena masih masa

pandemi. Terkait dengan hal tersebut dilakukan upaya dalam mengevaluasi capaian

target indikator tersebut sebagai berikut :

1) Melakukan workshop Pembinaan Kebugaran Jasmani mandiri kepada pemegang

program kesehatan olahraga agar dapat tetap membina CJH di daerahnya

masing-masing.

2) Membuat telaah Pengukuran Kebugaran Jasmani Jemaah Haji tahun

2020/1441H.

3) Membuat surat permohonan ke Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk

melaporkan data update pengukuran kebugaran jasmani jemaah haji 1441H.

4) Membuat surat kepada Biro Perencanaan dan Anggaran terkait dengan

kemungkinan indikator tahunan yang tidak dapat tercapai untuk pengukuran

kebugaran jasmani Jemaah haji akibat dari situasi masa pandemi ini.

5) Koordinasi dengan Pusat Kesehatan Haji rencana kegiatan tahun 2021.

Page 26: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

26

E. Kegiatan yang Mendukung Indikator Kinerja

Pada tahun 2020, pencapaian target indikator kinerja Kesehatan Kerja dan Olahraga di

atas dilaksanakan melalui:

1. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, Kriterian (NSPK) Kesehatan Kerja dan

Olahraga

a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.01.07/Menkes/327/2020 Penetapan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

Akibat Kerja Sebagai Penyakit Akibat Kerja Yang Spesifik Pada Pekerjaan

Tertentu.

b. Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/Menkes/328/2020 tentang

Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

di Tempat Kerja, Perkantoran dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan

Usaha Pada Situasi Pandemi.

c. Keputusan Menteri Kesehatan No HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol

Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka

Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.

d. SE No.614 Tahun 2020 Dukungan Bidang Kesehatan Pada Penyelenggaraan

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2020 Pada Masa Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (Covid 19).

e. SE No. HK.02.02/III/3739/2020 Tentang Pelaksanaan Upaya Kesehatan dan

Keselamatan Kerja serta Lingkungan (K3L) dalam Pencegahan dan

Pengendalian Covid-19 di Lingkungan Kemenkes.

f. Draft revisi PMK No 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Penyakit Akibat

Kerja.

g. Perubahan mekanisme orientasi dan pelatihan dari luring menjadi metode

daring.

h. Penyusunan Buku :

Tahun 2020 buku yang disusun antara lain:

- Juknis Panduan Workshop Penyelenggaraan Pos Upaya Kesehatan Kerja

Berbasis Online.

- Juklak Penyelenggaraan MBH yang merupakan acuan untuk

penanggungjawab di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

- Kesiapsiagaan Rumah Sakit dalam menghadapi keadaan darurat dan

bencana, sasarannya adalah Rumah Sakit, Dinas Kesehatan

Provinsi/Kab/Kota.

- Buku Saku Ergonomi Perkantoran sasarannya pengelola dan pekerja

perkantoran, Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota.

- Buku Saku Panduan Upaya Perlindungan Kesehatan Bagi Petugas

Penyelenggara Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah Untuk

Menurunkan angka kesakitan dan kematian petugas dalam

penyelenggaraan pemilu.

- Revisi Kurikulum Modul Pelatihan Penyakit Akibat Kerja dan TOT PAK agar

sesuai dengan Konsensus 2019 dan lebih aplikatif dalam pelaksanaannya.

Page 27: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

27

i. Draft pedoman standar kesehatan kerja :

- Identifikasi, penilaian dan pengendalian potensi bahaya kesehatan,

Perlindungan Kesehatan Reproduksi, Surveilans Kesehatan Kerja. (Hazard

Surveilans).

- Pemeriksaan kesehatan, Penilaian kelaikan bekerja, Surveilans Kesehatan

Kerja. (Surveilans Medik).

- Penerapan gizi kerja, Peningkatan kesehatan fisik dan mental.

- Pertolongan pertama pada cedera dan sakit yang terjadi di Tempat Kerja,

Penanganan kasus kegawatdaruratan medik dan/atau rujukan, Pemulihan

medis, Pemulihan kerja.

j. Rencana Aksi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 2020-2025

Penyusunan rencana aksi merupakan panduan dalam mencapai tujuan upaya

kesehatan kerja dan olahraga di tahun 2020-2025, didalam rencana aksi ini

terdapat kondisi upaya kesehatan kerja dan olahraga saat ini, tujuan yang ingin

dicapai, indikator sebagai check poin keberhasilan, dan kegiatan yang akan

dilaksanakan setiap tahunnya.

k. Melakukan MoU dengan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Induk dan

Perjanjian Kerjasama dengan 6 (enam) Induk Organisasi di bawah KORMI.

Penandatanganan dengan KORMI merupakan bentuk kerjasama dengan lintas

sektor dalam membudayakan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) di

masyarakat khususnya pembudayaan aktivitas fisik. Penandatanganan nota

kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerjasama yang telah dilakukan antara

Kemenkes dan KORMI pada 21 Januari 2020. Induk Organisasi yang

melakukan kerjasama yaitu Yayasan Jantung Indonesia (YJI), Yayasan Asma

Indonesia (YAI), Senam Tera Indonesia (STI), Asosiasi Senam Kebugaran

Indonesia (ASKI), Ikatan Langkah Dansa Indonesia (ILDI), dan Persatuan

Olahraga Pernapasan Indonesia (PORPI). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

antara lain :

1) Penandatanganan Nota kesepahaman

2) Penandatanganan Perjanjian Kerjasama

3) Sinkronisasi Program Kerja

4) Orientasi Agent Of Change

5) Penguatan Kelompok Olahraga Masyarakat

6) Monitoring dan Evaluasi

Selain itu juga dilakukan penguatan kepada kelompok-kelompok olahraga

masyarakat dengan cara memberikan edukasi melalui kegiatan webinar dan

melakukan pengukuran kebugaran jasmani bagi masyarakat yang tergabung

dalam induk organisasi.

Acara webinar Orientasi Agent Of Change pada tanggal 15 Juli 2020 : Diikuti 246

peserta secara virtual.

Page 28: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

28

Hasil Pengukuran Kebugaran Jasmani pada 6 (enam) Induk Organisasi sebagai

berikut :

Grafik 3.6 Hasil Pengukuran Kebugaran Jasmani

Page 29: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

29

Jumlah Kelompok Olahraga di Masyarakat per Provinsi :

Grafik 3.7 Jumlah Kelompok Olahraga di Masyarakat per Provinsi

2. Pengelolaan kepegawaian dengan melakukan:

a. Peningkatan kapasitas dalam bentuk training penggunaan google system

b. Assasement kepegawaian

13

12

68

91

12

11

0 60

92

8 45

52

08

51

02

31

45

41

96

58

49

2 96

65

10

40

68 8

49

69 87 11

81

31

60

37 4

29

19

57

14

18

93

39

99

72 11

00 2 0 0

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000A

ceh

Sum

bar

Jam

bi

Ben

gku

lu

Bab

el

DK

I Jak

arta

Jate

ng

Jati

m

Bal

i

NTT

Kal

ten

g

Kal

tim

Sulu

t

Suls

el

Go

ron

talo

Mal

uku

Pap

bar

Jumlah Kelompok Masyarakat yang Melaksanakan Aktivitas Fisik

Jumlah Kelompok Masyarakat yang Melaksanakan Aktivitas Fisik

Page 30: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

30

c. Training leadership

Merupakan kegiatan dua hari yang dirancang menggunakan

pendekatan 5 level Leadership dan Neuro Linguistic Programming. Kegiatan

ini melibatkan staf di Kesjaor untuk membangun cara pandang yang baru

terhadap pekerjaan, tugas dan tanggung jawab masing masing di Kesjaor

sehingga dapat bersama sama melangkah secara selaras untuk mewujudkan

Visi Kesjaor. Sesuai tujuan yang ingin dicapai, maka kegiatan ini dititik

beratkan untuk menanamkan cara pandang baru yang lebih produktif,

responsive terhadap perubahan dan selaras dengan target yang diberikan.

Dalam kegiatan ini peserta dipersiapkan untuk memulai perubahan dari

tingkat personal agar masing masing individu dapat menunjukkan kinerja

yang optimal. Selain itu dibekali dengan teknik untuk dapat mengajak sesama

rekan kerja untuk berubah kearah yang lebih baik.

Rekomendasi Training Leadership antara lain:

1) Perlunya peningkatan aspek Kerjasama dan kekompakan dalam

team, karena ini menjadi salah satu isu utama yang disampaikan

peserta. Perbaikan dalam sistem komunikasi serta aspek

kekeluargaan sebagai social engagement antar karyawan.

2) Perlunya lanjutan Penguatan kapasitas dalam kerangka:

a. Leadersip Communication Style.

b. Dasar Komunikasi publik (baik komunikasi verbal maupun

tulisan)

c. Presentation Skill (kemampuan menyampaikan data, fakta dan

program).

3) Penguatan Leadership skill dan Followerwhip skill yang terukur dan

berkesinambungan.

4) Penguatan assertiveness dan Kesehatan psikologis, dari hasil 2

assesment hal ini sangat urgent untuk di follow up .

5) Perlunya training softskill berkesinambungan untuk memelihara

motivasi pegawai.

d. Training teknik komunikasi

Kegiatan training teknik komunikasi merupakan tindaklanjut hasil

training leadership dimana training ini menekankan pada teknik komunikasi

asertif dan penggunaan 20 dasar kalimat untuk mendukung dalam

melaksanakan komunikasi publik.

3. Dukungan terhadap reformasi birokrasi /Penataan Keorganisasian

a. Pelaksanaan kegiatan WBK WBBM

Penguatan tim WBK WBBM dengan menerbitkan SK baru sesuai dengan

kebutuhan, dimana proses penilaian dan bimbingan berjalan selama 3 kali

yaitu 27 Juni, 17-18 Juli, dan 10-14 Agustus Kenaikan nilai proses WBK

WBBM yang semula 25,69 menjadi 73,80.

Page 31: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

31

Table 3.2 Proses Penilaian Satker Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Menuju WBK WBBM

POKJA

NILAI NILAI

MAKS

%

Capaian

Agustus

Juni Juli

Agustus

A. PENILAIAN PROSES 25,69 39,57 39,97 60 65,95%

Pokja 1 Manajemen

Perubahan

1 5,1 5,1 8 63,69%

Pokja 2 Penataan

Tatalaksana

2,59 3,61 3,61 7 51,62%

Pokja 3 Penataan Sistem

manajemen SDM

11,59 5,70 5,70 10 57,01%

Pokja 4 Penguatan

Akuntabilitas

4,27 9,79 9,97 10 97,94%

Pokja 5 Penguatan

Pengawasan

0,25 9,59 10 15 66,64%

Pokja 6 Peningkatan

Kualitas Pelayanan

Publik

0,99 5,77 5,77 10 57,73%

B. HASIL 0 33,83 33,83 40 84,58%

Pemerintahan yang

bersih dan bebas KKN

0 18,65 18,65 20 93,23%

Kualitas pelayanan publik 0 15,19 15,19 20 75,93%

TOTAL 25,69 73,40 73,80 100

b. Pelaksanaan ISO untuk 4 pelayanan publik yang dilakukan Direktorat

Kesehatan kerja dan Olahraga. Pelaksanaan sertifikasi ISO 9001: 2015 untuk

mutu pelayanan dengan 4 ruang lingkup pelayanan publik yang dilakukan

Direktorat Kesehatan kerja dan Olahraga. Proses untuk memperoleh

sertifikasi ISO 9001:2015 telah dimulai pada Bulan September 2020 dan

pada bulan Desember 2020 dilakukan audit internal dan dinyatakan bahwa

Sertifikasi ISO 9001:2015 diberikan pada 4 (empat) layanan yaitu:

- Pelayanan Pemeriksaan Kebugaran

- Pelayanan Pusat Kebugaran

Page 32: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

32

- Pelayanan Senam

- Pelayanan Ruang ASI

Standarisasi mutu pelayanan dengan sertifikasi ISO 9001:2015 diharapkan

dapat memotivasi ASN di lingkup Kementerian Kesehatan untuk beraktivitas

fisik menggunakan layanan Pusat Kebugaran, Senam dan Pemeriksaan

Kebugaran. Serta mendukung program ibu bekerja dengan ASI Eksklusif di

tempat kerja.

4. Penataan Sistem Informasi dan Pelaporan

a. Pembuatan Aplikasi SIPGAR mandiri

Aplikasi SIPGAR merupakan aplikasi yang dikembangkan sejak bulan Juli

2020 berbasis Android untuk melakukan pengukuran kebugaran jasmani

menggunakan metode Rockport yaitu berjalan/jalan cepat pada lintasan 1,6 km.

Aplikasi ini dilauching pada tanggal 30 September 2020 oleh Sekretaris Jenderal

Kemenkes RI di Kawasan Industri Jababeka. Sampai akhir tahun 2020, aplikasi

ini sudah diakses oleh 14 ribuan peserta dan digunakan oleh 2.738 orang yang

memberikan informasi data kebugaran baik pada ASN dan masyarakat umum.

Page 33: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

33

b. Penguatan orientasi Sistem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga

(SITKO)

SITKO adalah sistem informasi berbasis data terpadu kegiatan dan indikator

Kesehatan Kerja dan Olahraga. Data diperoleh dari tingkat Puskesmas,

Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat serta terintegrasi dengan data aplikasi

program maupun sektor lain terkait. Pengembangan dan implementasi SITKO

dilakukan sebagai upaya penguatan sistem pelaporan kegiatan dan indikator

kesehatan kerja olahraga di setiap tingkatan serta bentuk respon terhadap

perkembangan teknologi informasi.

Aplikasi SITKO merupakan pengelolaan data berbasis web/elektronik untuk

menggantikan sistem pencatatan pelaporan berbasis kertas yang selama ini

berjalan guna menyediakan data dan informasi indikator kesehatan kerja dan

olahraga secara lebih efektif dan efisien. Data dan informasi yang dihasilkan dari

aplikasi SITKO diharapkan bersifat tepat waktu (real time), akurat dan

komprehensif. Data dan informasi tersebut menjadi komponen utama

penyelenggaraan surveilans kesehatan kerja olahraga dan dapat menjadi dasar

penentuan prioritas masalah, perencanaan kegiatan, serta perbaikan atas

permasalahan kesehatan kerja dan olahraga berbasis data (evidence-based) di

lapangan.

Page 34: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

34

5. Pelatihan/Orientasi/Workshop Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. Workshop pengukuran kebugaran mandiri

Hingga tahun 2019, telah terdapat 166 orang pelatih pembinaan

kebugaran jasmani yang tersebar di 34 Provinsi. Adanya rotasi, mutasi dan

perkembangan keilmuan menyebabkan kegiatan yang bersifat peningkatan

kapasitas akan terus ada, salah satunya adalah ToT Pembinaan Kebugaran

Jasmani.

Pada tahun 2020, telah direncanakan untuk dilaksanakan ToT pada bulan

Maret lalu, namun karena adanya pandemic Covid-19, ToT tersebut tidak dapat

dilaksanakan. Namun dilakukan upaya untuk peningkatan kapasitas keilmuan

dengan cara melakukan workshop pembinaan kebugaran jasmani yang

merupakan salah satu upaya alternatif karena adanya pandemi covid-19, yang

memadatkan kegiatan ToT, Pelatihan dan Orientasi/Sosialisasi di tingkat pusat

hingga kabupaten/kota, kedalam satu kegiatan yang hanya mengakomodasi

materi utama agar langsung dapat dioperasionalkan di lapangan.

Pelaksanaaan workshop dilakukan selama 3 hari secara daring dengan

rincian 2 (dua) hari dilakukan seecara daring dan 1 (satu) hari dilakukan praktek

pengukuran kebugaran jasmani secara mandiri. Narasumber yang memberikan

materi dari pakar kesehatan olahraga. Workshop dilakukan 2 (dua) tahap.

Tahap 1 dilakukan 5 (lima) angkatan pada bulan Juli sd Agustus 2020 dengan

sasaran penanggun jawab Kesjaor Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas

dari daerah prioritas untuk meningkatkan capaian program Kesehatan olahraga

yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan,

Banten, DIY dan Bali.

Tahap 2 dilakukan dengan 6 (enam) angkatan pada bulan September sd

Oktober 2020 dengan rincian sebagai berikut :

Page 35: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

35

Table 3.3 Kegiatan Workshop Pengukuran Kebugaran Jasmani Tahap 1

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Sasaran/Kuota Peserta

Peserta Jumlah Total

1

Angkatan 1

29 – 30 September

2020

1. Manajemen dan Pekerja di

Kawasan Industri Jababeka 65 orang

80

orang 2. Pengelola Kesjaor di Kab/Kota

dan Puskesmas wilayah

Jababeka

15 orang

2 Angkatan 2

8-9 Oktober 2020

1. Kementerian/Lembaga 70 orang

185

orang 2. FORMI 35 orang

3. Kementerian Kesehatan 80 orang

3 Workshop 3

12-14 Oktober 2020

1. Sulbar

2. Sulut

3. Sultra

4. Gorontalo

5. Maluku

6. Maluku Utara

7. Papua Barat

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

6 orang

15 orang

17 orang

6 orang

11 orang

10 orang

6 orang

85

orang

4 Workshop 4

13-15 Oktober 2020

1. Sumbar

2. Riau

3. Babel

4. Jambi

5. Lampung

6. NTB

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

19 orang

12 orang

7 orang

11 orang

15 orang

10 orang

86

orang

4 Workshop 4

13-15 Oktober 2020

7. Sumbar

8. Riau

9. Babel

10. Jambi

11. Lampung

12. NTB

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

19 orang

12 orang

7 orang

11 orang

86

orang

Page 36: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

36

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Sasaran/Kuota Peserta

Peserta Jumlah Total

2 orang

2 orang

15 orang

10 orang

5 Workshop 5

19-21 Oktober 2020

1. Aceh

2. Sumut

3. Bengkulu

4. Kepri

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

23 orang

33 orang

10 orang

7 orang

81

orang

6 Workshop 6

20-22 Oktober 2020

1. Kalsel

2. Kaltim

3. Kalteng

4. Kalbar

5. NTT

6. Papua

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

2 orang

13 orang

10 orang

14 orang

14 orang

10 orang

13 orang

86

orang

Hasil Pelaksanaan Workshop Tahap 2 sebagai berikut :

Table 3.4 Kegiatan Workshop Pengukuran Kebugaran Jasmani Tahap 2

No Waktu

Pelaksanaan

Peserta

Undangan

Peserta

Hadir

Peserta

Menggunakan

SIPGAR

Nilai rata-

rata Pretes

Nilai rata-

rata Postes

1 Angkatan 1

29–30 Sept 2020 80 orang 278 orang 12 orang 6.20 7.70

2 Angkatan 2

8-9 Okt 2020 185 orang 113 orang 108 orang 6.22 7.74

3 Workshop 3

12-14 Okt 2020 85 orang 54 orang 44 orang 6.00 6.54

4 Workshop 4 86 orang 110 orang 118 orang 6.17 7.65

Page 37: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

37

No Waktu

Pelaksanaan

Peserta

Undangan

Peserta

Hadir

Peserta

Menggunakan

SIPGAR

Nilai rata-

rata Pretes

Nilai rata-

rata Postes

13-15 Okt 2020

5 Workshop 5

19-21 Okt 2020 81 orang 70 orang 61 orang 5.96 7.20

6 Workshop 6

20-22 Okt 2020 86 orang 137 orang 177 orang 6.36 8.30

TOTAL 689 orang 762 orang 538 orang 6.15 7.52

Dari tabel diatas terlihat, peserta workshop sangat antusias mengikuti pembelajaran meskipun secara daring namun untuk pelaksanaan praktek pengukuran kebugaran jasmani dengan menggunakan aplikasi SIPGAR belum semua peserta melakukannya, hal ini dikarenakan sinyal di daerah yang bermasalah. Hal ini menjadi masukan dalam pelaksanaan Pembinaan Pengukuran Kebugaran Jasmani kedepannya.

Grafik 3.8 Kategori Kebugaran Jasmani Peserta per Angkatan

Dari tabel diatas terlihat, tingkat kebugaran jasmani peserta terbanyak di

kategori cukup 187 orang (34.8%) diikuti dengan kategori kurang dan kurang

sekali sebanyak 164 orang (30.5%), kategori baik sekali dan baik 111 orang

(20.6%).

Angkatan 1 Angkatan 2 Angkatan 3 Angkatan 4 Angkatan 5 Angkatan 6 Total

Baik Sekali 0 7 1 3 6 16 33

Baik 0 23 8 19 6 22 78

Cukup 0 47 24 29 19 68 187

Kurang 0 30 8 28 20 66 152

Kurang Sekali 0 0 3 2 2 5 12

33

78

187

152

12

020406080

100120140160180200

Axi

s Ti

tle

Kategori Kebugaran Jasmani Peserta per Angkatan

Page 38: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

38

Masih tingginya kategori kebugaran jasmani kurang dan kurang sekali

perlu diwaspadai karena Hal ini bisa menandakan bahwa banyak peserta masih

belum menerapkan hidup aktif atau masih kurang dalam melakukan aktifitas fisik

sehingga memerlukan upaya dalam melakukan edukasi dan sosialisasi

penerapan perilaku hidup aktif dan sehat.

Grafik 3.9 Kategori IMT Peserta

Berdasarkan tabel diatas, terlihat kategori IMT peserta workshop

Pembinaan Kebugaran Jasmani Mandiri paling banyak di kategori cukup 269

orang (50%), diikuti oleh IMT dengan kategori Obese dan overweight 154 orang

(28.6%) dan kurus 13 orang (2.4%). Kategori IMT overweight dan obesitas

menunjukkan faktor risiko yang seseorang dapat terkena penyakit tidak menular

seperti jantung, stroke, diabetes mellitus dll. Hal ini perlu diwaspadai karena

merupakan penyakit yang menghabiskan biaya BPJS terbesar. Untuk itu

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga terus melakukan upaya menekan IMT

kategori overweight dan obesitas dengan pembudayaan aktivitas fisik karena

dengan olahraga seseorang dapat mencegah faktor risiko tersebut disamping

pola makan yang sehat dan bergizi.

b. Webinar Kesehatan Olahraga

Selama tahun 2020 telah dilakukan 6 (enam) kali webinar dengan sasaran

masyarakat umum dan dilakukan secara daring melalui webex, zoom meeting,

siaran langsung melalui youtube dan facebook. Webinar bertujuan untuk

memberikan pengetahuan kesehatan olahraga sesuai topik yang diangkat yaitu:

- Webinar “Peningkatan Imunitas Untuk Lawan COVID-19” pada tanggal 26

Maret 2020 bertujuan memberikan pengetahuan masyarakat untuk

meingkatkan imunitas melalui aktivitas fisik dan gizi seimbang.

- Webinar “Edukasi Latihan Fisik di Rumah” dalam rangka peringatan Hari

Aktivitas Fisik Sedunia dilaksanalam pada tanggal 7 April 2020. Webinar

Angkatan1

Angkatan2

Angkatan3

Angkatan4

Angkatan5

Angkatan6

Total

Kurus 0 3 0 3 1 6 13

Normal 0 62 29 48 29 101 269

overweight 0 15 4 8 10 23 60

Obese 0 22 8 18 12 34 94

13

269

6094

050

100150200250300

Axi

s Ti

tle

Kategori IMT Peserta

Page 39: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

39

ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang latihan fisik yang dapat

dilakukan secara mandiri di rumah.

- Webinar “Sehat Bugar Puasa” dilaksanakan pada tanggal 23 April 2020

bertujuan untuk memberikan pengetahuan olahraga yang dapat dilakukan

selama bulan puasa.

- Webinar “Keluarga Sehat Bugar Produktif” dalam rangka peringatan Hari

Keluarga Nasional pada tanggal 9 Juli 2020. Tujuan webinar ini adalah

untuk meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan olahraga yang dapat

dilakukan bersama keluarga di masa Pandemi Covid-19.

- Webinar Gowes Sehat di masa Pandemi dilaksanakan pada tanggal 11

September 2020 sebagai dukungan peringatan Hari Olahraga Nasional.

Sasaran webinar ini adalah masyarakat umum khususnya kelompok

olahraga sepeda dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan

pengetahuan pengendara sepeda melakukan olahraga bersepeda yang

BBTT di masa Pandemi. Kegiatan diikuti oleh 100 peserta di aplikasi

zoom, 69 peserta di live youtube KesjaOR dan dilihat oleh 2,7 orang

dalam live facebook @Kementerian Kesehatan.

- Webinat bugar dengan SIPGAR, dilaksanakan pada tanggal 7 November

2020 dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat untuk

memangaatkan aplikasi SIPGAR dalam upaya peningkatan kebugaran

dan imunitas.

c. Workshop K3 Perkantoran dan Fasyankes

Workshop K3 Perkantoran dan K3 Fasyankes bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan tentang protokol kesehatan,

penggunaan APD yang tepat dan benar. Dilaksanakan melalui zoom link pada

waktu 4-5 Juni 2020; 11 -12 Juni 2020; 23 – 24 Juni 2020; 30 Juni – 1 Juli

2020. Sasaran/peserta terdiri dari tenaga kesehatan pengelola Kesja di RS,

tenaga dokter, tenaga perawat, tenaga laboratorium. Output: Sosialisasi

penerapan K3 Perkantoran dan penerapan protokol kesehatan.

d. Workshop Penyelenggaraan Pos UKK

Workshop Penyelengggaraan Pos UKK diselenggarakan sebanyak 3

angkatan pada tanggal 2 - 4 September 2020, 15 – 17 September 2020, dan

30 September – 2 Oktober 2020. Workshop diselenggarakan secara online

dengan menggunakan aplikasi zoom meeting dan total diikuti oleh 365 orang.

Tujuan Workshop Penyelenggaraan Pos UKK adalah untuk meningkatkan

kapasitas SDM pengelola program kesjaor terhadap pembentukan dan

pembinaan Pos UKK. Sasarannya peserta adalah penanggungjawab program

Kesehatan Kerja di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Output: peserta dapat melakukan

pemberdayaan masyarakat dan kemitraan pada kelompok pekerja informal,

melakukan pendampingan pembentukan Pos UKK, melakukan pendampingan

penyelenggaraan kegiatan Pos UKK, termasuk dalam adaptasi kebiasaan baru,

Page 40: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

40

melakukan pencatatan dan pelaporan Pos UKK, melakukan monitoring dan

evaluasi Pos UKK.

e. Orientasi Pos UKK

Orientasi Pos UKK diselenggarakan sebanyak 3 kali pada tanggal 17 Juni

2020 untuk Regional Barat diikuti oleh 2196 peserta, 24 Juni 2020 untuk

Regional Tengah diikuti oleh 2150 peserta, dan 30 Juni 2020 untuk Regional

Timur diikuti oleh 1941 peserta . Orientasi diselenggarakan secara online

dengan menggunakan aplikasi zoom meeting dan Youtube. Tujuan Orientasi

Pos UKK adalah untuk meningkatkan pembentukan Pos UKK pada wilayah

yang belum memiliki Pos UKK. Sasarannya peserta adalah penanggungjawab

program Kesehatan Kerja dan penanggung jawab program promosi kesehatan

dan pemberdayaan masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dan Puskesmas agar dapat berkolaborasi dalam pembentukan

dan pembinaan Pos UKK sebagai salah satu UKBM. Output: peserta dapat

melakukan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan pada kelompok pekerja

informal, melakukan pendampingan pembentukan Pos UKK, melakukan

pendampingan penyelenggaraan kegiatan Pos UKK, termasuk dalam adaptasi

kebiasaan baru, melakukan pencatatan dan pelaporan Pos UKK, melakukan

monitoring dan evaluasi Pos UKK.

6. Koordinasi dan Advokasi Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. Koordinasi Bulan K3

Dilakukan melalui kegiatan Dukungan Peringatan Dalam Rangka Bulan K3

yang bertujuan untuk Sosialisasi pembudayaan K3 pada tempat kerja.

Dilaksanakan pada tanggal 12 Januari – 12 Februari 2020 dengan kegiatan

Workshop. Sasarannya adalah tempat kerja formal di wilayah DKI Jakarta baik

Pemerintah maupun swasta.

b. Uji Kompetensi Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja

Uji kompetensi Kenaikan Jenjang Jabfung pembimbing Kesehatan Kerja.

Untuk meningkatkan kompetensi dan pengembangan profesi pejabat fungsional

pembimbing kesehatan kerja, Kementerian Kesehatan menerbitkan Permenkes

Nomor 18 Tahun 2017 tentang Uji Kompetensi Jabatan fungsional Kesehatan.

Di dalam permenkes tersebut menyebutkan tugas dan fungsi unit pembina untuk

bertanggungjawab dalam penyelenggaraan uji kompetensi termasuk kenaikan

jenjang Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja. Pada tahun 2020, uji kompetensi

kenaikan jenjang Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja dilaksanakan 2 kali

dengan total peserta 8 orang, dengan hasil lulus 5 orang dan tidak lulus 3 orang.

c. Uji Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja

Untuk meningkatkan jumlah pejabat fungsional pembimbing kesehatan kerja

di seluruh Indonesia, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi mengeluarkan PERMENPAN RB Nomor 42 Tahun 2018

Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional melaui

Penyesuaian/Inpassing merupakan peraturan yang mendasari pelaksanaan

Page 41: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

41

pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Tertentu. Pada tahun 2020, Uji

kompetensi inpassing dilaksanakan sebanyak 4 kali dengan total peserta 105

orang, dengan hasil lulus 98 orang dan tidak lulus 7 orang.

d. Workshop kesehatan kerja

Workshop K3 Perkantoran dan K3 Fasyankes bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman tenaga kesehatan tentang protokol kesehatan, penggunaan APD

yang tepat dan benar. Dilaksanakan melalui zoom link pada waktu 4-5 Juni

2020; 11 -12 Juni 2020; 23 – 24 Juni 2020; 30 Juni – 1 Juli 2020.

Sasaran/peserta terdiri dari tenaga kesehatan pengelola Kesja di RS, tenaga

dokter, tenaga perawat, tenaga laboratorium. Output: Sosialisasi penerapan K3

Perkantoran dan penerapan protokol kesehatan

e. Orientasi Implementasi SITKO

Tujuan Orientasi Implementasi SITKO adalah untuk orientasi pengoperasian

aplikasi SITKO pada pemegang program kesehatan kerja dan olahraga.

Sasarannya pemegang program kesehatan kerja dan olahraga di 34 provinsi.

Pelaksanaan pada tanggal 12 -14 Februari 2020 dengan jumlah peserta

sebanyak 129 Orang yang terdiri dari68 peserta daerah 61 peserta pusat.

Manfaatnya yaitu : memberikan informasi kepada pemegang program kesjaor

terkait:

1. Konsep pencatatan dan pelaporan kesehatan kerja dan olahraga melalui

SITKO

2. Pengisian variabel indikator kegiatan kesehatan kerja dan olahraga di level

Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi melalui SITKO

3. Perencanaan kegiatan sebagai tindak lanjut di daerah terkait orientasi

SITKO

f. Penilaian K3 Perkantoran

Penilaian K3 Perkantoran bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

pengelola gedung perkantoran memanfaatkan aplikasi instrument self

assessment K3 dan protokol kesehatan di perkantoran. Dilaksanakan melalui

zoom link pada waktu: 26 Agustus dan 2 September; 27 Agustus dan 3

September; 1 September dan 10 September 2020.

Sasaran terdiri dari pengelola perkantoran pemerintah pusat, pengelola

Perkantoran Pemerintah daerah, pengelola perkantoran BUMN; Pengelola

Perkantoran Swasta. Output: Sosialisasi instrument self assessment K3

Perkantoran dan self assessment penilaian penerapan protokol kesehatan.

g. Sosialisasi Gerakan Pekerja Sehat Produktif

Sosialisasi ini dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan Kesehatan

pekerja perempuan dalam rangka Hari Buruh yang dilaksanakan dengan metoda

ceramah dan diskusi interaktif dengan total peserta 100 orang sekitar

Jabodetabek. Metode yang digunakan dalam seminar adalah menggunakan

virtual meeting dengan aplikasi zoom. Maksud kegiatan ini secara tidak langsung

dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehat pekerja dalam

menghadapi pandemic Covid-19 dengan mensosialisasikan materi yang dapat

Page 42: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

42

meningkatkan kesadaran pekerja untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat sehingga dapat meminimalkan risiko penyebaran Covid 19.

h. Sosialisasi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.01.07/Menkes/327/2020

Penetapan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Akibat Kerja Sebagai

Penyakit Akibat Kerja Yang Spesifik Pada Pekerjaan Tertentu ini dilakukan

untuk percepatan informasi kepada seluruh tenaga kerja kesehatan yang terkait

dengan adanya jaminan kesehatan kerja untuk nakes yang terinfeksi covid 19

akibat pekerjaannya, kegiatan ini bekerja sama dengan PERSI 1 kali dengan

cara daring dan 2 kali dengan PPNI.

7. Monitoring/Pembinaan Teknis Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. Monev teknis protokol kesehatan di tempat kerja

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap penerapan

protokol kesehatan (KMK 413, 327, 328, dan 382) dilakukan di 20 provinsi

melalui kerjasama dengan 3 (tiga) organisasi profesi: Perhimpunan Ahli

Kesehatan Kerja Indonesia (PAKKI), Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia

(IDKI), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi (PERDOKI).

Output:

1. Gambaran kondisi yang ada

2. Permasalahan spesifik sasaran (kantor, industri, UMKM, Faskes)

3. Rekomendasi kebijakan

4. Model yang diusulkan untuk di replikasi

b. Verifikasi pelaksanaan GP2SP dalam rangka pemberian penghargaan Mitra

Bakti Husada (MBH)

Verifikasi dilakukan untuk melihat sejauh mana implementasi pelaksanaan

GP2SP di perusahaan. Verifikasi dilakukan di 6 Provinsi yaitu Banten, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kep. Bangka Belitung, Kalimantan Tengah

melalui metode online zoom meeting. Dari hasil verifikasi tersebut, selain

PAKKI

•Evaluasi KMK 413 dan 327

•Target: 6 prov: Kalsel, Jabar, Jateng, Jatim, Sumbar, Kalbar

•27 Rumah Sakit

•17 Puskesmas

•4 Laboratorium

IDKI

•Evaluasi KMK 328

•Target: 7 prov : Yogyakarta, Sultra, Kalteng, Sumsel, Sulsel, NTB, Papbar

•Pencapaian: 10 Provinsi

•34 industri besar

•16 industri menengah

•13 industri kecil

•11 UMKM

PERDOKI

•Evaluasi KMK 382

•Target: 7 prov: DKI, Banten, Sumut, Bali, Kepri, Malut, Sulut

•Target: 70 tempat umum

•Capaian: 151 tempat umum: pasar/mall, hotel, restoran/tempat makan, tempat ibadah, stasiun/terminal/bandara

Page 43: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

43

diperoleh calon penerima penghargaan MBH juga terlihat dampak dari upaya

kesehatan kerja dan olahraga melalui GP2SP dalam mencapai penurunan AKI,

AKB, Stunting, PTM dan PM.

c. Pembinaan Kebugaran Jasmani di Kementerian Kesehatan

Data hasil Riskesdas tahun 2018, Aparat Sipil Negara (ASN) memiliki

risiko terkena penyakit tidak menular (PTM) 2,5 kali lebih tinggi daripada pekerja

sektor lain. Hal ini dikarenakan pola kerja ASN yang monoton dan lebih banyak

duduk serta rapat menjadi salah satu faktor risiko untuk munculnya PTM yang

lebih tinggi. Oleh karena itu sangat diperlukan kegiatan yang mampu untuk

‘menggerakkan’ ASN agar dapat meminimalisir risiko PTM yang mungkin

terkena pada dirinya. Mengetahui status kesehatan awal ASN dan tingkat

kebugaranya menjadi cara yang paling sederhana untuk menekan resiko PTM

pada ASN.

Peningkatan status kesehatan ASN dilakukan dengan berbagai upaya,

salah satunya adalah kesehatan olahraga yang bertujuan tidak hanya untuk

meningkatkan derajat kesehatan namun juga kebugaran jasmani masyarakat

melalui kegiatan aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga. Kebugaran jasmani

merupakan indikator fungsi organ yang optimal, terutama fungsi jantung, paru-

paru dan otot rangka yang dapat menggambarkan kualitas hidup sehari hari.

Tingkat kebugaran yang rendah menjadi salah satu faktor risiko seseorang

untuk mengalami penyakit akibat kurang gerak dan dapat berdampak pada

penurunan produktivitas maupun prestasi.

Selama masa pandemi tahun 2020, Direktorat Kesehatan Kerja dan

Olahraga membatasi melakukan pengukuran kebugaran jasmani secara klasikal

namun dilaksanakan pengukuran kebugaran jasmani secara mandiri. Selain itu

untuk meningkatkan kebugaran pegawai Kementerian Kesehatan masa

pandemic, Direktorat melalukan senam virtual melalui aplikasi zoom

ditayangkan juga melalui facebook Kemenkes dan youtube Dit. Kesehatan Kerja

dan Olahraga. Jadual latihan fisik dan pegawai yang mengikuti kegiatan senam

virtual sebagai berikut :

Jadwal Latihan Fisik yang dilaksanakan dalam senam virtual :

Table 3.5 Jadwal Latihan Fisik dalam Senam Virtual

Jenis Latihan Fisik Subtema

Kursi Penguatan jantung dan paru

(aerobik) Perut rata diatas kursi

Penguatan otot atas Latihan di kursi untuk lengan

berotot

Penguatan otot bawah Kaki kuat tanpa harus ke mal

Kelenturan Badan lentur di rumah

Page 44: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

44

Jenis Latihan Fisik Subtema

Dinding Penguatan otot Olahraga di kamar tidur

Kelenturan

Membersihkan

rumah sambil

berolahraga

Gerakan menyapu untuk

perkuat otot lengan

(penambahan beban di

tangan sebelah)

Olahraga dengan sapu

terbang

Gerakan mengepel lantai

(jongkok) untuk mengatasi

sakit pinggang

Sakit pinggang hilang dengan

mengepel

Gerakan membersihkan

kaca jendela untuk perkuat

otot

Rumah bersih menyambut

Ramadhan dengan latihan

otot lengan Latihan sambil

berjemur di teras

rumah

Aerobik (gerakan di tempat

atau sekitar rumah) Joging aman lawan COVID19

Penguatan otot keseluruhan

(plank dsb)

Serap UV B dengan plank

challenge

Olahraga

rekreasi di

rumah

Permainan dengan keluarga

(permainanan estafet botol) Rekreasi sambil berolahraga

Permainan sendiri (engklek) Mainan jadul anak jaman now

Grafik 3.10 Jumlah Peserta Pembinaan Kebugaran Jasmani di Kementerian

Kesehatan

17-Apr-20

24-Apr-20

1 Mei2020

8 Mei2020

15 Mei2020

22 Mei2020

29 Mei2020

5 Juni2020

12 Juni19 Juni2020

Zoom 100 30 51 74 93 60 50 80 4,5

Instagram Kesjaor 168 50 126 42 127 128 187 124 2,8

Youtube Kesjaor 2 2 3 105 5

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Axi

s Ti

tle

Jumlah Peserta

Page 45: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

45

Keikutsertaan senam bersama secara virtual yang diikuti oleh masyarakat

melalui media elektronik membantu dalam membudayakan aktivitas fisik terutama

masa pandemi covid-19. Dilihat dari tabel 1 menunjukkan jumlah peserta senam

virtual yang diikuti masyarakat paling banyak melalui instagram kesjaor dengan

jumlah peserta rata-rata lebih dari 100 peserta, diikuti dengan peserta melalui zoom

dengan jumlah peserta rata-rata lebih dari 50 peserta. Diharapkan semakin banyak

media sosial yang digunakan semakin banyak informasi tersebar dan masyarakat

menjadi mengikuti kegiatan senam secara bersama yang dilakukan secara virtual.

Penggunaan media sosial sangat efektif dalam mensosialisasikan kegiatan senam

seperti ini.

Kendala Informasi melalui media elektronik terkendala dengan sinyal dari

pengguna dan pemakai terutama pada daerah-daerah yang jauh atau sinyal tidak

mudah terjangkau dan perilaku dari masing-masing individu yang masih malas untuk

bergerak.

Dokumentasi Kegiatan

Page 46: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

46

a. Pemeriksanaan Kesehatan Pengemudi

Sebagai wujud untuk memperkuat implementasi program keselamatan lalu

lintas angkutan telah ditetapkan Rencana Umum Nasional Keselamatan Lalu

Lintas Angkutan Jalan (RUNK LLAJ) yang dikoordinasikan oleh Bappenas.

Kegiatan di Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk mendukung RUNK

LLAJ adalah:

a) Pemantauan pemeriksaan kesehatan pengemudi dan

b) Pengadaan kit pemeriksaan kesehatan pengemudi.

Kegiatan di Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk mendukung

RUNK LLAJ. Pelaksanaan pemantauan bidang kesehatan pada arus

mudik/balik dan libur panjang hari raya Natal 2020 dan tahun baru 2021 pada

masa pandemi COVID-19 dilaksanakan tanggal 24 Desember 2020 s.d 4

Januari 2021.

Pemantauan pemeriksaan kesehatan pengemudi dan kesiapan menghadapi

arus mudik Nataru melalui pembiayaan Dit. Kesja & OR dilakukan di 5 provinsi:

Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Sumatera Utara dengan

total 29 lokus.

Dari hasil pemeriksaan kesehatan pengemudi didapatkan bahwa masalah

kesehatan tertinggi pada pengemudi adalah hipertensi dan ditemukan bahwa

kendala terbesar penerapan protokol kesehatan di terminal adalah masih

kurangnya kepatuhan para penumpang dan awak terminal dalam menggunakan

masker dan menjaga jarak.

Page 47: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

47

Grafik 3.11 Tren Hasil Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi Pada Arus

Mudik/balik dan Libur Panjang Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa Trend jumlah pengemudi yang

diperiksa tahun 2020 mengalami penurunan karena dilakukan pada masa

pandemi sehingga hanya bisa dilakukan di 5 provinsi. Penyebab sebagian besar

tidak laik dan laik dengan catatan adalah hipertensi.

b. Monev Pilkada

1) Monev PILKADA terintegrasi dengan Ditjen Yankes dilakukan di 5

provinsi diantaranya Riau , Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Jawa

tengah, Jawa Timur. Hasil yang di peroleh adalah :

• Penerapan protokol kesehatan saat dilakukan pemilihan suara sudah

dijalankan dengan baik tetapi masih terdapat temuan pelanggaran

protokol kesehatan di beberapa tempat yaitu masih adanya

kerumunan warga saat mengantri untuk memilih dan setelah

memilih, memakai masker tidak menutup hidung dan mulut. Terlihat

ada beberapa anak-anak di TPS dan sebagian tidak menggunakan

masker, petugas dan warga yang merokok.

• Penerapan protokol kesehatan saat perhitungan suara tidak

dijalankan dengan baik terdapat temuan pelanggaran protokol

kesehatan yaitu petugas dan warga yang berkerumun, memakai

masker tidak menutup hidung dan mulut, terlihat ada beberapa anak-

anak di TPS dan sebagian tidak menggunakan masker, petugas dan

warga yang merokok.

399 51466

1479 1566

435

31473793

715

5025

5876

1197

2018 2019 2020

tidak laik laik dgn catatan laik jumlah pengemudi

Page 48: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

48

• Terdapat saksi dari pasangan calon Pilkada yang tidak mau di rapid

test, karena surat mandat dari pasangan calonnya tidak dicantumkan

wajib rapid test.

• Telah dilakukan koordinasi dan pelaksanaan pemilihan di Rumah

Sakit, tetapi untuk beberapa daerah KPUD setempat perlu

melakukan koordinasi yang baik untuk pemilihan yang dilakukan di

RS.

2) Monev yang dilakukan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dengan

menggunakan google form diperoleh didapatkan 477 Responden yang

mengisi form dengan responden terbanyak berasal dari:

• Jawa Tengah (26%)

• Jawa Timur (18%)

• Jawa Barat (16,1%)

Page 49: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

49

c. Penataan dan Pengelolaan BMN Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

Pada tahun 2020

Selama tahun 2020 telah dilakukan berbagai upaya dalam rangka melakukan

penataan dan pengelolaan BMN diantaranya :

a) Mengidentifikasi BMN yang sudah rusak untuk selanjutnya diproses

penghapusan, berupa Peralatan dan mesin, serta kendaraan bermotor.

Berdasarkan hasil identifikasi terdapat 2 buah barang dalam kategori rusak

berat dengan nilai perolehan Rp. 321.699.990,- dan terdapat 147 buah

barang dalan kategori rusak dengan nilai perolehan Rp. 1.294.263.052,-

(sebagaimana detail terlampir)

b) Proses Penghapusan AADB (Alat Anggkut Darat Bermotor) di Direktorat

Kesehatan Kerja dan Olahraga dengan nilai limit sebesar Rp. 49.064.000,-.

Terdapat AADB berupa kendaraan roda empat tahun 2007 dan secara

Page 50: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

50

ekonomis tidak tidak dapat lagi dimanfaatkan dengan efisien sehingga

dilakukan proses penghapusan.

c) Advokasi pengusulan pengadaan AADB (Alat Anggkut Darat Bermotor) untuk

dimasukkan ke DIPA anggaran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga di

tahun 2021. Berdasrkan hasil identifikasi dan proses penghapusan diatas

dilakukan upaya advokasi agar pengadaan AADB dapat teranggarkan di

tahun 2021, dan berdasarkan RKAKL 2021 tanggal 12 Maret 2021 terdapat

rencana anggaran sebesar Rp. 300.000.000,- pada MAK Belanja

4812.EAD.006.051.A.532111 yg direncanakan digunakan untuk pengadaan

AADB berupa 2 buah kendaraan operasional.

d) Progres Hibah yang diserahkan ke masyarakat ditahun 2020.

Hingga Desember 2020 terdapat nilai barang dropping sebesar Rp.

32.107.639.195 yg perlu dilakukan proses hibah, barang tersebut berupa Kit

Kebugaran, Kit Pos UKK, Kit APD (APD Pertanian, APD UMKM, APD

Nelayan). Hingga Desember 2020 telah dilakukan proses hibah sebesar 30%

dengan nilai Rp. 9.660.691.851 yang memerlukan percepatan dalam proses

hibah selanjutnya.

8. Pemberian Penghargaan Tingkat Nasional

Dalam upaya meningkatakan implementasi kesehatan kerja dan olahraga dilakukan

mekanisme pemberian penghargaan/ reward kepada tempat atau daerah

diantaranya:

a. Pengharagaan Mitra Bakti Husada (MBH)

Merupakan penghargaan sebagai langkah pembinaan dan motivasi kepada

perusahaan yang telah melaksanakan GP2SP. Kegiatan MBH terdiri dari

kegiatan verifikasi dan pemberian MBH. Perusahaan yang dapat diusulkan

menerima penghargaan MBH dengan kriteria sudah memenuhi hak-hak pekerja

perempuan sesuai ketentuan, perusahaan dengan jumlah pekerja perempuan

minimal 50 orang, telah melaksanakan GP2SP selama 2 (dua) tahun terakhir

dan menjalankan program kesehatan reproduksi, pemberian ASI di tempat

kerja, gizi pekerja dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Untuk

tahun 2020, perusahaan yang diusulkan sebanyak 17 perusahaan dari 6

provinsi dan yang menerima MBH pada tahun 2020 sebanyak 12 perusahaan.

Berikut rekap penerima MBH dari tahun 2010-2020.

Page 51: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

51

Grafik 3.11 Penerimaan Penghargaan Mitra Bakti Husada

b. Lomba Ibu Bekerja dengan ASI Ekslusif

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian

ASI Eksklusif, Kementerian Kesehatan berkomitmen memberikan pembinaan

dan dorongan kepada ibu agar berhasil dalam IMD, memberikan ASI Eksklusif

dan diteruskan sampai berumur 2 tahun.

Untuk mengakomodir hal tersebut, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

menyelenggarakan Lomba Ibu dengan ASI Eksklusif sebagai wujud pemberian

penghargaan bagi pegawai yang memberikan ASI Eksklusif dengan tetap

menggunakan ruang ASI sesuai standar di tempat kerjanya. Tahun 2020 yang

mendaftar berjumlah 436 orang peserta. Dari jumlah tersebut, peserta yang

sesuai kriteria lomba berjumlah 264 orang peserta. Peserta yang mengirimkan

berkas peryaratan, mengirimkan link video youtube dan mengerjakan ujian

online berjumlah 98 orang peserta. Peserta yang lolos seleksi pemberkasan

dan seleksi penilaian oleh tim penilai berjumlah 21 orang peserta dan mendapat

penghargaan sebanyak 6 orang.

c. Penilaian K3 Perkantoran

Berdasarkan PMK No. 48 tahun 2016 tentang K3 Perkantoran, Kementerian

Kesehatan berkomitmen memberikan pembinaan dan dorongan kepada tepat

kerja perkantoran dalam upaya pelaksaan K3 Perkantoran dan Penerapan

Protokol Kesehatan di tempat kerja. Untuk mengakomodir hal tersebut,

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga menyelenggarakan penilaian tempat

kerja yang melaksanakan K3 Perkantoran dan penerapan protokol kesehatan

bagi Instansi Pemerinta dan Swasta. Lomba ini diikuti oleh sebagian besar

perkantoran baik pemerintah, BUMN maupun swasta.

Page 52: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

52

9. Kegiatan Lain

a. Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP)

Gerakan Pekerja Perempuan Sehat dan Produktif (GP2SP) merupakan

upaya dari pemerintah, masyarakat, maupun pemberi kerja dan serikat

pekerja/serikat buruh untuk menggalang dan berperan serta guna meningkatkan

kepedulian dan mewujudkan upaya memperbaiki kesehatan pekerja/buruh

perempuan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan

kualitas generasi penerus bangsa.

GP2SP ini terdiri dari program jaminan pemenuhan hak kesehatan pekerja

perempuan meliputi pelayanan kesehatan reproduksi pekerja perempuan yang

hamil, deteksi dini penyakit tidak menular, pemenuhan kecukupan gizi pekerja

perempuan yang hamil dan menyusui, peningkatan pemberian ASI selama

waktu kerja di tempat kerja, dan pengendalian lingkungan bagi pekerja

perempuan berisiko. Program GP2SP ini terdiri dari program jaminan

pemenuhan hak kesehatan pekerja perempuan meliputi pelayanan kesehatan

reproduksi pekerja perempuan yang hamil, deteksi dini penyakit tidak menular,

pemenuhan kecukupan gizi pekerja perempuan yang hamil dan menyusui,

peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja, dan

pengendalian lingkungan bagi pekerja perempuan berisiko.

Program GP2SP ini merupakan salah satu upaya meningkatkan derajat

kesehatan pekerja perempuan yang berdampak terhadap peningkatan derajat

kesehatan secara umum serta berkontribusi dalam penurunan angka kematian

ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Sampai dengan tahun 2020 telah

dilakukan pembinaan pada 22 provinsi di 671 perusahaan yang melaksanakan

GP2SP dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.6 Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan GP2SP

NO PROVINSI TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 ACEH - - - 0 0 0

2 SUMATERA UTARA 3 3 4 4 4 4

3 SUMATERA BARAT 3 3 3 3 3 3

4 RIAU 1 1 1 1 4 3

5 JAMBI 2 2 2 2 4 4

6 SUMATERA SELATAN 2 2 2 2 2 7

7 BENGKULU - - - 0 0 0

8 LAMPUNG 2 2 3 7 8 8

9 BANGKA BELITUNG - 2 4 6 6 5

10 KEPULAUAN RIAU 10 10 11 18 18 18

11 DKI JAKARTA 25 25 25 29 42 42

12 JAWA BARAT 13 14 17 27 65 74

13 JAWA TENGAH 18 19 213 213 258 264

14 YOGYAKARTA - - - 0 5 8

Page 53: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

53

NO PROVINSI TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019 2020

15 JAWA TIMUR 6 9 9 26 44 45

16 BANTEN 11 11 12 34 35 35

17 BALI - - 1 38 39 38

18 NUSA TENGGARA BARAT - 1 1 1 1 1

19 NUSA TENGGARA TIMUR - - - 0 0 0

20 KALIMANTAN BARAT 2 2 2 2 3 3

21 KALIMANTAN TENGAH 5 10 11 14 16 19

22 KALIMANTAN SELATAN 3 3 3 3 3 24

23 KALIMANTAN TIMUR 5 5 5 4 5 46

24 KALIMANTAN UTARA 1 1 1 2 2 2

25 SULAWESI UTARA - - - 0 0 0

26 SULAWESI TENGAH - - - 0 0 6

27 SULAWESI SELATAN 12 12 12 12 12 18

28 SULAWESI TENGGARA - - - 0 0 0

29 GORONTALO - - - 0 0 0

30 SULAWESI BARAT - - - 0 0 0

31 MALUKU - - - 0 0 0

32 MALUKU UTARA - - - 0 0 0

33 PAPUA BARAT - - - 0 0 0

34 PAPUA - - - 0 0 0

Total 124 137 342 448 579 671

b. Pembinaan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan satker yang membina

jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja sesuai dengan amanat

Permenkes 60 tahun 2016, dan memiliki tugas untuk a) Menyusun juknis

pelaksanaan b) Menetapkan pedoman formasi, v) Menetapkan standar

kompetensi, d) Menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan, e) Melakukan

pengkajian dan pangusulan tunjangan jabatan, f) Mensosialisasikan Jabfung

PKK dan petunjuk pelaksanaannya, g) Menyelnggarakan diklat fungsional/teknis,

h) Mengembangkan SI, i) Memfasilitasi pelaksanaan, j) Memfasilitasi

pembentukan organisasi profesi k) Memfasilitasi penyusunan dan penetapan

etika profesi dan kode etik, dan l) Melakukan Monev.

Hingga tahun 2020, telah terdapat 314 orang jabatan fungsional pembimbing

kesehatan kerja dengan rincian :

Tabel 3.7 Jumlah Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja

No. Instansi Pertama Muda Madya Jumlah

Pusat

1 Kementerian Kesehatan 28 19 2 49

2 Kementerian Lain 1 0 1 2

Page 54: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

54

No. Instansi Pertama Muda Madya Jumlah

Daerah Pertama Muda Madya

1 Sumatera Utara 2 6 3 11

2 Sumatera Barat 11 9 0 20

3 Riau 0 1 1 2

4 Jambi 0 1 0 1

5 Sumatera Selatan 1 0 1 2

6 Bengkulu 4 3 3 10

7 Lampung 4 6 2 12

8 Kep. Bangka Belitung 14 5 1 20

9 Kep Riau 1 1 0 2

10 Jawa Barat 11 12 2 25

11 Banten 6 4 0 10

12 Jawa Tengah 0 1 0 1

13 DI Yogyakarta 1 1 0 2

14 Jawa Timur 8 5 1 14

15 Bali 2 3 0 5

16 Nusa Tenggara Timur 8 1 0 9

17 Nusa Tenggara Barat 1 3 0 4

18 Kalimantan Barat 12 11 0 23

19 Kalimantan Tengah 0 3 0 3

20 Kalimantan Selatan 3 5 0 8

21 Kalimantan Timur 2 1 0 3

22 Sulawesi Selatan 35 15 4 54

23 Sulawesi Tenggara 1 2 0 3

24 Gorontalo 15 2 1 18

25 Sulawesi Barat 1 0 0 1

Total 172 120 22 314

c. E-Learning Kesehatan Kerja

E-Learning Kesehatan Kerja bertujuan untuk orientasi implementasi K3 di

Fasyankes. Dilaksanakan melalui zoom link pada: Angkatan 1 dan 2 (25 Nov

2020); Angkatan 3 dan 4 (26 Nov 2020). Sasaran/peserta adalah Tenaga

kesehatan di Puskesmas di wilayah regional Barat, tengah, dan Timur. Ouput:

Tenaga kesehatan Puskesmas terorientasi K3 Fasyankes.

d. Forum komunikasi radiasi

Bertujuan untuk menyusun laporan kegiatan kelompok kerja kesehatan global

bidang radiations emergencies. Dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2020.

Sasaran/peserta adalah Kelompok kerja ketahanan kesehatan global bidang

radiations emergencies, Lembaga terkait radiasi (BATAN dan BAPETEN).

Output: Laporan coordinator bidang radiations emergencies tahun 2020

Page 55: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

55

e. Kajian Kesehatan Lingkungan Kerja

Bertujuan untuk Inovasi model intervensi K3. Dilaksanakan pada April –

Oktober 2020. Pelaksana adalah Tim UGM dan Tim Universitas Jenderal

Soedirman. Jenis kegiatan yang dilaksnakan adalah : Kajian K3 bidang

ergonomi dan lingkungan kerja pada pekerja pembatik, dan Kajian lingkungan

kerja dan kesehatan reproduksi pada pekerja formal di wilayah Jawa Tengah

f. Kerjasama dengan PT

1) Kerjasama dengan Universitas Airlangga

Kerjasama antara Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dengan

Universitas Airlangga tentang upaya kesehatan olahraga melalui

peningkatan aktivitas fisik dengan target sasaran Car Free Day dan Active

School.

Output dari kegiatan ini:

a) Prototipe Pedoman sebagai acuan aktivitas fisik (lari, jalan, gerak) sesuai

dengan usia dan kondisi fisiologis pada Car Free Day dan Active School.

b) Disain layout area Car Free Day sebagai acuan aktivitas fisik yang BBTT

(baik, benar, teratur, dan terukur) dan sebaran penjaja makanan dan

lainnya untuk supporting.

c) Data base informasi faktor penyebab inaktif fisik pada masyarakat

sekolah dan masyarakat luas.

d) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai

pentingnya aktivitas fisik dan konsumsi sehat (sayur dan buah serta ikan;

makanan sehat (standart LGG) yang dijajakan di sekolah atau CFD.

2) Kerjasama dengan Universitas Negeri Sebelas Maret

Kajian evidence based penyakit akibat kerja ergonomi pada usaha

manufaktur, Kerjasama dengan perguruan tinggi terkait dengan terkait

Tujuan kegiatan adalah diperolehnya rekomendasi kebijakan dan program

atas pengaruh penyakit akibat kerja karena faktor ergonomi yang berhasil

guna dan berdaya guna

Output kegiatan:

1. Hasil identifikasi permasalahan tatalaksana penyakit akibat kerja

ergonomi pada usaha manufaktur

2. Identifikasi faktor yang berpengaruh terhadap tatalaksana penyakit

akibat kerja ergonomi pada usaha manufaktur

3. Publikasi hasil penelitian

4. Policy brief kajian evidence based penyakit akibat kerja ergonomi pada

usaha manufaktur

Page 56: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

56

10. Penghargaan dan Capaian Lain Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. ISO

Pelaksanaan ISO untuk 4 pelayanan publik yang dilakukan Direktorat

Kesehatan kerja dan Olahraga. Pelaksanaan sertifikasi ISO 9001: 2015 untuk

mutu pelayanan dengan 4 ruang lingkup pelayanan publik yang dilakukan

Direktorat Kesehatan kerja dan Olahraga. Proses untuk memperoleh sertifikasi

ISO 9001:2015 telah dimulai pada Bulan September 2020 dan pada bulan

Desember 2020 dilakukan audit internal dan dinyatakan bahwa Sertifikasi ISO

9001:2015 diberikan pada 4 (empat) layanan yaitu:

- Pelayanan Pemeriksaan Kebugaran

- Pelayanan Pusat Kebugaran

- Pelayanan Senam

- Pelayanan Ruang ASI

Standarisasi mutu pelayanan dengan sertifikasi ISO 9001:2015 diharapkan

dapat memotivasi ASN di lingkup Kementerian Kesehatan untuk beraktivitas fisik

menggunakan layanan Pusat Kebugaran, Senam dan Pemeriksaan Kebugaran.

Serta mendukung program ibu bekerja dengan ASI Eksklusif di tempat kerja.

b. Pelaksanaan Virtual Run dan Virtual SPORT

Virtual Run dan Virtual Sport merupakan upaya pembudayaan aktivitas fisik

yang dilakukan dengan dengan pemanfaatan teknologi. Virtual run dilaksanakan

dalam rangka Hari Aktivitas Fisik pada bulan Maret sd April 2020. Kegiatan ini

diikuti oleh 2500 peserta dari 34 provinsi. Peserta terbanyak berasal dari provinsi

Jawa Barat (21,63%), DKI Jakarta (14,29%) dan Jawa Timur (11,3%). Dalam

kegiatan ini peserta diberikan target berlari sepanjang 30 km dalam waktu satu

Page 57: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

57

bulan (4 minggu) dan diminta mengupload kegiatan dalam website yang telah

dipersiapkan. Vitrual Sport dipaksanakan dalam rangka peringatan Hari

Kesehatan Nasional bulan Oktober sd November 2020. Dalam virtual sport

peserta diminta memilih salah satu jenis aktivitas olahraga yaitu: berjalan, berlari

atau bersepeda dengan target tertentu. Untuk berjalan ditargetkan 67.500

langkah per bulan, target berlari 30 km per bulan dan target bersepeda 50 km

perbulan. Kegiatan ini diikuti oleh 2279 peserta valid dari 2563 peserta yang

mendaftar. Dari keseluruhan peserta yang mendaftar, 200 peserta memilih

aktivitas berjalan, 1583 peserta memilih aktivitas berlari dan 496 peserta memilih

aktivitas bersepeda.

c. Pengukuran Kebugaran Jasmani mandiri di Kementerian Kesehatan

Persentasi peserta yang mengikuti kegiatan kebugaran jasmani terbanyak

yaitu dari Sekretariat Jenderal atau dengan angka persentasi sebanyak 38%,

selanjutnya Ditjen Kesmas sebanyak 36%, Ditjen Yankes sebanyak 20%,

Farmalkes sebanyak 3%, Ditjen P2P sebanyak 2%, dan yang paling kecil adalah

Itjen sebesar 1%. Sama halnya dengan analisa keikutsertaan dalam gambar 1,

hal ini hanya berdasarkan pegawai yang melakukan absen namun tingkat

persentasi ini juga berdasarkan proporsi jumlah pegawai, dalam arti jumlah

pegawai Setjen lebih banyak dari unit utama lainnya yang dapat berkontribusi

terhadap tingginya partisipasi pegawai untuk melakukan kegiatan kebugaran.

Grafik 3.12 Persentasi Keikutsertaan Pegawai Berdasarkan Bulan Tahun

2020

Jumlah partisipasi pegawai dalam mengikuti kegiatan kebugaran jasmani

pada tahun 2020 puncaknya berada pada Bulan Julir dan Agustus 2020, hal ini

22

86

72

31 32

45

J U N I J U L I A G U S T U S S E P T E M B E R O K T O B E R N O V E M B E R

Page 58: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

58

dapat dikarenakan pada bulan tersebut pegawai sudah disosialisasikan olahraga

bersama dan mulai di berlakukannya PSBB transisi.

d. Dukungan dalam Sosialisasi Germas dan Germas Aktifitas Fisik

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah melaksanakan kegiatan Germas

Aktivitas Fisik berupa :

1) Puskesmas melakukan pembinaan kesehatan olahraga pada masyarakat

Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan olahraga melalui pendataan

kelompok olahraga, pembinaan kelompok olahraga dan pelayanan

kesehatan olahraga. Target indikator di tahun 2020 adalah 15% Puskesmas

melaksanakan pembinaan kesehatan olahraga dengan capaian 62.7%.

2) Sosialisasi gemar beraktivitas fisik di kab/kota sasaran bersama Mitra

Pembangunan yaitu lembaga lesgislatif mengikutsertakan anggota DPR RI

dalam Kegiatan Sosialisasi Germas bertujuan untuk 1) meningkatkan

partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat; 2) meningkatkan

produktivitas masyarakat; 3) Mengurangi beban biaya kesehatan.

Sosialisasi tersebut terdiri dari kegiatan advokasi, talkshow, makan buah

bersama, senam peregangan, pemberian kit Germas, penandatanganan

komitmen dukungan Germas, sosialisasi protocol kesehatan di 8

kabupaten/kota daerah.

No Nama Daerah Tanggal Kegiatan PJ

1 Dapil NTT II (Kab Sumba) 10-14 Agustus Mas Iman

2 Jateng (Kab Semarang) 7-9 Agustus 2020 Mas Dewa

3 Sulsel 1 24-26 Agustus 2020 Mba Mutia

4 Jateng IX 31 Agustus 2020 Mas Ben

5 Jatim 1 (Kota Surabaya/Kab Sidoarjo) 2-4 September 2020 Pak Syahrul

6 Jabar 1 (Kab Bekasi) 3-5 September 2020 Mba Putri

7 Sulteng 1 25-27 September 2020 Mba Nurfa

8 Jabar 1 (Kab Bekasi, Cikarang) 22-24 Oktober 2020 Mba Putri

3) Pengelolaan Fitness Center di Lingkungan Kemenkes

Pelaksanaan Program Aktivitas Fisik dan Latihan Fisik Terprogram di

Pusat Kebugaran Kementerian Kesehatan RI dilakukan di dalam maupun

luar gedung. Pelaksanaan program Aktivitas Fisik dan Latihan Fisik

terprogram di dalam gedung terdiri dari latihan aerobik (senam aerobik,

senam osteoporosis, yoga, langkah dansa), latihan beban, konsultasi doker

umum, konsultasi dokter spesialis, pengukuran kebugaran jasmani individu

dengan jadwal yang tersusun dan terbagi berbeda setiap hari kerja di pagi

dan sore di luar jam kerja dan dipandu oleh instruktur. Untuk kegiatan di luar

Kementerian, dilakukan di lapangan bulu tangkis dan futsal di sekitar

Page 59: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

59

Kuningan setiap hari Jumat pagi, dan juga sebagai dukungan lomba antar

satuan kerja di Kementerian Kesehatan pada saat peringatan hari besar

Kemerdekaan ataupun menyambut Hari Kesehatan Nasional.

Pada tahun 2020 pegawai Kementerian Kesehatan telah berpatisipasi aktif

untuk mengikuti kegiatan kebugaran, dibawah ini adalah hasil jumlah

kunjungan pegawai yang melakukan kegiatan kebugaran pada tahun 2020.

Dikarenakan adanya keterbatasan dalam hal pencatatan dan pelaporan,

jumlah kunjungan kegiatan kebugaran yang dapat dilaporkan paa tahun

2020 hanya kegiatan-kegaiatan sebagai berikut yaitu: Fitness, Senam

Osteo, Senam Aerobic, Yoga dan Line Dance. Berdasarkan hasil

rekapitulasi jumlah kunjungan pada setiap unit utama eselon I, didapatkan

data kunjungan sebagai berikut:

Tabel 3.8 Jumlah Kunjungan Kegiatan Kebugaran Berdasarkan Unit Kerja

NO KEGIATAN DI PUSAT

KEBUGARAN

UNIT KERJA TOTAL

SEKJEN ITJEN P2P KESMAS FARMALKES YANKES

1 Fitness 86 2 3 115 13 69 288

2 Senam Osteo 4 0 1 4 0 0 9

3 Senam Aerobic 14 1 0 6 0 0 21

4 Yoga 7 0 2 3 0 0 12

5 Line Dance 31 0 0 5 0 5 41

TOTAL 142 3 6 133 13 74 371

Berdasarkan table diatas bahwa selama 1 tahun tingkat partisipasi pegawai yang

ikut serta dalam kegiatan kebugaran dari semua unit utama adalah sebanyak

371 orang. Dari table tersebut unit utama yang mempunyai angka partisipasi

tertinggi adalah Sekretariat Jenderal sebesar 142 pegawai dan jenis kegiatan

kebugaran yang paling diminati adalah Fitness yaitu sebesar 86 pegawai.

e. Kegiatan Dukungan Terhadap RSDC Wisma Atlet

Mengiirimkan SDM K3 dari Internal Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

serta praktisi K3RS dari RS Vertikal Kemenkes. Kegiatan yang dilakukan

meliputi:

1. Keselamatan Gedung/Tower RSDC yang meliputi kesiapsiagaan tanggap

darurat, penyediaan pengecekan sistem pencegahan dan pengendalian

kebakaran gedung/Tower RSDC (Jalur evakuasi, Titik kumpul, APAR,

Hydrant, Sprinkler, Smoke Detector), Simulasi penggunaan Alat Pemadam

Api Ringan (APAR), Code Red (Tim tanggap darurat kebakaran).

2. Manajemen Risiko K3 yang meliputi: Identifikasi potensi dan risiko bahaya

lingkungan kerja RSDC, PeIaporan dan investigasi kasus kecelakaan kerja

(tertusuk jarum, terjatuh, terjebak lift), Patroli K3, larangan merokok

Page 60: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

60

(Kawasan Tanpa Rokok), Organisasi Tim Tanggap Darurat RSDC, Duta K3,

Lomba K3.

3. Upaya Kesehatan Kerja meliputi Analisis data kecelakaan dan penyakit

akibat kerja, Aktifitas fisik dan kebugaran jasmani di RSDC, Talkshow Hidup

Sehat

4. Sosilisasi PHBS dan Protokol Kesehatan meliputi Penyediaan spanduk,

lembar informasi penerapan protokol kesehatan dan K3, Penyiapan Rambu

K3, jalur evakuasi, jaga jarak, batas pengantaran barang, Video penerapan

protokol kesehatan, K3 lift, simulasi K3.

5. Koordinasi dan Dukungan SDM kegiatan yang meliputi: Orientasi K3 bagi

Relawan dan Petugas baru RSDC serta Duta K3, Tenaga K3 dari

Kemenkes (RS, Relawan/BPPSDM, Direktorat), Koordinasi dengan divisi

terkait dan pengelola gedung RSDC.

i. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. Sejak tahun 2017 telah diadakan dan distribusikan berbagai kit yang digunakan

untuk meningkatkan capaian dan cakupan program kesehatan kerja dan

olahraga yaitu pengadaan kit kebugaran, kit Pos UKK, Kit APD bagi Pekerja

sector Informal, Media KIE Pengemudi dan berbagai media/buku terkait

kesehatan kerja dan olahraga.

b. Pengembangan Sistem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga

(SITKO)

Pengembangan sistem pelaporan berbasis IT merupakan keniscayan dalam era

4.0 saat ini, pengembangan SITKO merupakan salah satu upaya terobosoan

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melakukan pengumpulan data,

analisasi bahkan monitoring dan evaluasi yang dapat dilakukan secara online.

Gambar 3.2. Tangkapan Layar Halaman Awal SITKO

Page 61: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

61

Gambar 3.3. Tangkapan Layar Halaman Dashboard SITKO

ii. Dukungan Manajemen (TU)

Kegiatan dukungan manajemen dilaksanakan oleh Subbag Tata Usaha

dalam rangka mendukung upaya kesehatan kerja dan olahraga untuk mencapai

target indicator yang telah ditetapkan.

Kegiatan ini merupakan layanan terhadap kebutuhan tugas pokok dan fungsi

manajemen dan ketatausahaan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga meliputi

perencanaan, data dan informasi, evaluasi, kepegawaian, keuangan, pengelolaan

barang milik negara (BMN) dan arsip.

a. Perencanaan

Perencanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan dengan

menyusun rencana kegiatan serta anggaran kesehatan kerja dan olahraga.

Rencana yang matang diperlukan agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik

serta mencapai target yang ditentukan.

Penyusunan rencana kegiatan kesehatan kerja dan olahraga jangka menengah

termasuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan TA 2020

– 2024) dimana tertulis target indikator kesehatan kerja dan olahraga yang

harus dicapai. Selanjutnya, rencana jangka menengah tersebut dijabarkan tiap

tahunnya dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) yang

terangkum dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Proses perencanaan kegiatan dan anggaran melibatkan Biro Perencanaan dan

Anggaran, Aparatur Pengawas Intern Pemerintah (APIP), Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bappenas)/ Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional (KemenPPN) serta Direktorat Jenderal Anggaran

Kementerian Keuangan.

Perencanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga untuk mencapai target

indikator nasional tentunya dilaksanakan dengan merencanakan kegiatan

pusat dan daerah (Provinsi, kabupaten/kota, Puskesmas) dengan pemanfaatan

Page 62: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

62

anggaran pusat (APBN) dan daerah (dekonsentrasi (APBN), dana alokasi

khusus (DAK) non fisik, serta APBD)

b. Pengelolaan Data, informasi, dan evaluasi

Data sangatlah penting dan diperlukan untuk menunjang perencanaan,

monitoring, serta evaluasi kegiatan. Data yang akurat akan mendukung

penyusunan perencanaan kegiatan yang tepat sasaran, monitoring kegiatan

sesuai kebutuhan, serta pelaksanaan evaluasi atas kegiatan dengan melihat

trend capaian. Data yang ada selanjutnya diolah untuk menghasilkan informasi

yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan kebijakan pemerintah.

Data kesehatan kerja dan olahraga terdiri dari :

1) Data dasar

diperlukan untuk melihat gambaran sasaran kegiatan kesehatan kerja dan

olahraga di Indonesia. Data dasar terkait kesehatan kerja dan olahraga

antara lain :

a) Data kesehatan kerja : jumlah pekerja, pekerja perempuan,

perusahaan, Puskesmas dan RS terakreditasi, pos UKK, hotspot

merkuri, jabfung pembimbing kesehatan kerja, dan desa migran

produktif (desmigratif)

b) Data kesehatan olahraga : jumlah sekolah, target jemaah haji

2) Data capaian Kegiatan

Data capaian menggambarkan hasil kegiatan kesehatan kerja dan olahraga

yaitu capaian indikator, realisasi anggaran dan output kegiatan. Data

capaian dipantau tiap triwulan untuk dilakukan update capaian dan

dilaporkan melalui aplikasi e-performance, e-monev DJA, dan e-monev

Bappenas.

a) Data indikator meliputi indikator dalam Renstra dan Renja. Data

indikator Renstra yaitu persentase Puskesmas melaksanakan

kesehatan kerja dan olahraga, pos UKK di TPI/PPI, dan sarana

pemeriksa kesehatan TKI memenuhi standar. Data indikator Renja yaitu

jemaah haji yang diukur kebugaran jasmani, Puskesmas melaksanakan

kesehatan olahraga bagi anak sekolah, terbentuknya pos UKK di

wilayah kerja Puskesmas, dan jumlah perusahaan melaksanakan

GP2SP.

b) Data realisasi anggaran merupakan data realisasi anggaran Pusat dan

dekonsentrasi di 34 provinsi.

c) Data output kegiatan menggambarkan capaian output kegiatan sesuai

dengan target tertulis di RKAKL

Data capaian selanjutnya digunakan untuk evaluasi kegiatan dalam

perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan kegiatan kesehatan

kerja dan olahraga.

Page 63: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

63

c. Tata Kelola dan Pengadministrasian Keuangan dan Pengelolaan BMN

Pengelolaan keuangan dilaksanakan dalam rangka mendukung operasional

dan administrasi kegiatan kesehatan kerja dan olahraga. Pengelolaan

keuangan kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan dan dilaporkan sesuai

dengan prinsip-prinsip dan peraturan tata kelola keuangan, dimana setiap

semesternya disusun Laporan Keuangan sebagai bentuk akuntabilitas

pelaksanaan kegiatan.

Pengelolaan barang milik negara (BMN) kesehatan kerja dan olahraga

dilaksanakan dengan pencatatan dan pelaporan BMN berupa asset tetap,

asset lancer dan asset lainnya, termasuk proses hibah barang/moral yang

disampakan kepada daerah terhadap sarana dan prasarana yang berfungsi

untuk mendukung pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga,

diantaranya kit kebugaran, kit pos UKK dan APD pekerja sektor informal.

d. Manajemen Kepegawaian

Kepegawaian merupakan unsur penting dalam dukungan manajemen kegiatan

kesehatan kerja dan olahraga. Kegiatan kepegawaian dalam kaitannya dengan

pencapaian indikator kesehatan kerja dan olahraga yaitu penempatan pegawai

sesuai kebutuhan dan beban kerja dan pengembangan jabfung pembimbing

kesehatan kerja.

Analisis beban kerja dan peta jabatan bertujuan untuk mendukung kinerja

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dengan penempatan pegawai dalam

kebutuhan organisasi dan beban kerja yang sesuai sehingga dapat

melaksanakan tugas dan fungsi optimal untuk mencapai target indikator

kesehatan kerja dan olahraga.

Pengembangan jabfung pembimbing kesehatan kerja sangatlah berkaitan

dengan pencapaian target indikator kesehatan kerja dan olahraga. Jabfung

pembimbing kesehatan kerja sebagai pelaksana utama dalam pelaksanaan

kesehatan kerja dan olahraga di unit kerja pemerintah, terutama di daerah

(Provinsi, kabupaten/kota, dan Puskesmas). Jika jumlah jabfung pembimbing

kesehatan kerja terpenuhi baik di Pusat dan daerah serta dapat melaksanakan

kegiatan dengan baik, maka diharapkan target indikator kesehatan kerja dan

olahraga mudah dicapai.

e. Tata kelola Kearsipan

Pengelolaan arsip sangatlah penting dalam mendokumentasikan seluruh

proses kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga,

mulai dari perencanaan, pelaksanaaan, monitoring, serta evaluasi kegiatan.

Pengelolaan arsip di Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga sudah

dilaksanakan secara fisik dan digital.

Page 64: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

64

g. Realisasi Anggaran

Di awal tahun 2020, sesuai dengan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Satuan

Kerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Nomor: DIPA - 024.03.1.466467/20179

tanggal 12 November 2019, pagu anggaran tahun 2020 untuk Direktorat Kesehatan

Kerja dan Olahraga telah ditetapkan sebesar Rp. 27.537.877,-.

Tabel 3.9 Revisi Anggaran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

Output

DIPA

AWAL REVISI

2019 POK 1 POK 2 DIPA 1 POK 3 DIPA 2 POK 4

12 Nov-19 29 Jan 20 3 April 20 12 Mei 20 2 Juni 20 9 Juli 20 10 Juli 20

Alokasi 27,537,877 27,537,877

27,537,877

18,616,414

18,616,414

18,966,414

18,966,414

Pembinaan Kebugaran

Jasmani Bagi Jamaah Haji 246,310 246,310 246,310 161,243 161,243 161,243 161,243

Pelaksanaan Kesehatan

Kerja di tempat kerja 12,538,735 12,538,735 12,538,735 8,720,438 8,720,438 9,070,438 9,070,438

Instansi Pemerintah yang

melakukan pengukuran

kebugaran

4,685,750 4,685,750 4,685,750 4,407,550 4,407,550 4,407,550 4,407,550

Dukungan PON 2,500,000 2,500,000 2,500,000 179,009 179,009 179,009 179,009

Dukungan Manajemen 7,308,362 7,308,362 7,308,362 4,889,454 4,889,454 4,889,454 4,889,454

Layanan Perkantoran 258,720 258,720 258,720 258,720 258,720 258,720 258,720

Revisi anggaran di Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahap awal dilakukan

menyesuaikan dengan kondisi pandemi, dimana kegiatan dilakukan secara online,

termasuk penyediaan Alat Pelindung Diri untuk sasaran kesehatan kerja yaitu tenaga

migran, POS UKK dan pekerja perkantoran. Kegiatan PON yang secara resmi

ditiadakan pada revisi DIPA ke-2 dilakukan revisi. Sedangkan kegiatan selanjutnya

dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap pelaksanaan kegiatan agar tetap bisa

dilaksankan walaupun dalam situasi pandemi.

Page 65: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

65

Revisi DIPA 3 bulan September dilakukan untuk merevisi akun COVID-19 sesuai

dengan Perdirjen PB noS-369/PB/2020 tentang penyesuaian akun COVID-19. Revisi

DIPA 4 pemutakhiran data POK dengan KPPN dan penyesuaian rencana penarikan

dana. dan terakhir revisi DIPA 5 dilakukan pencantuman hibah World Health

Organisation (WHO) senilai Rp. 784.091.242,- atau setara dengan 59.515 USD.

kegiatan dimaksud untuk pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana aksi kesehatan

kerja, pelaksanaan road safety, dan aktifitas fisik untuk mendukung kesehatan pekerja.

Selain hibah dari WHO Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memperoleh dana

Insentif (tambahan) dari Bendahara Umum Negara (BUN) senilai Rp. 350,000,000 (Tiga

Ratus Juta Rupiah) untuk pelaksanaan evaluasi protokol kesehatan di tempat kerja

yang melibatkan organisasi profesi.

Grafik 3.13 Realisasi Anggaran Upaya Kesehatan Kerja dan Olarhaga tahun 2020

Realisasi anggaran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020 sebesar

18.820.225.837 (98,37%)

Page 66: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

66

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada tahun 2020 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah berupaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan berbagai upaya dan dapat terlihat

dari capaian Indkator yang telah ditetapkan.

Indikator Renstra Kemenkes

1. Kabupaten/Kota melaksanakan Kesehatan Kerja target sebesar 308 dan tercapai

sebesar 329 kabupaten/kota.

2. Kabupaten/Kota melaksanakan Kesehatan Olahraga target sebesar 308 dan

tercapai sebesar 193 kabupaten/kota.

Indikator RKP Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

1 Jumlah tempat kerja melaksanakan kesehatan kerja target sebesar 60.347 tercapai

sebesar 14.200 tempat kerja.

2 Jumlah instansi yang melaksnaakan pengukuran kebugaran jasmani dengan target

sebesar 759 tercapai sebesar 5.850.

3 Persentase calon Jemaah haji yang diperiksa kebugaran jasmani dengan target

186.613 tercapai sebesar 95.820.

Keberhasilan pencapaian target ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah

dilakukan terutama :

1. Pelaksanaan berbagai, orientasi dan webinar kesehatan kerja dan Olahraga yang

dilakukan secara online diikuti oleh peserta provinsi, kabupaten/kota dan

puskesmas.

2. Kebijakan penyesuaian terhadap penerapan protokol kesehatan di tempat kerja dna

industri, menyebabkan daerah segera melakukan adaptasi terhadap kegiatan.

3. Pengembangan metode kegiatan berbasis pemerintah pada masyarakat (sasaran

pengguna) menyebabkan situasi pandemi bukan menjadi penghalang terhadap

kegiatan.

4. Membangun kerjsama dengan organisasi profesi dengan melakukan

penandatangan MOU dan NGO untuk pengembangan kegiatan kesehatan kerja

dan olahraga.

5. Optimasliasi danan dekonsentrasi untuk kegiatan orientasi kesehatan kerja dan

olahraga, pengukuran kebugaran dan pembinaan Pos UKK.

6. Pengadaan dan distribusi sarana dan prasarana pendukung seperti kit Pos UKK, Kit

APD, Kit Kebugaran, dan Media KIE Pengemudi sejak tahun 2017-2019.

7. Advokasi penggunaan dana DAK Non Fisik untuk upaya kesehatan kerja dan

olahraga sheingga pada tahun 2020 terdapat kebijakan dana DAK Non fisik dapat

digunakan untuk mendukung pembentukan dan pembinaan Pos UKK.

8. Pemanfaatan dana hibah WHO.

Page 67: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

67

Indikator upaya kesehatan kerja dan olahraga ada yang sangat jauh pencapaiannya

dan ada yang belum menunjukkan keberhasilan hal ini perlu dilakukan evaluasi dan

penyesuaian dalam penetapan target. Oleh karena itu, pada tahun 2021 indikator dan

atau target akan lebih dipertajam.

Upaya meminimalisir kendala pelaksanaan kegiatan tahun 2021 diantisipasi melalui:

1. Sosialisasi, implementasi dan evaluasi penggunaan SITKO sebagai media

pencatatan dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi kegiatan kesehatan kerja

dan olahraga.

2. Optimalisasi penggunaan dana Hibah untuk mendukung kegiatan.

3. Optimalisasi penggunaan dana dekonsentrasi dan DAK nonfisik.

B. Saran

Keberhasilan pencapaian indikator kesehatan kerja dan olahraga tahun 2020 perlu

diapresiasi, dievaluasi dan dilakukan penajaman kegiatan agar lebih dapat dirasakan

dampaknya oleh masyarakat dan menjadi pembelajaran dalam pelaksanaan upaya

kesehatan kerja di tahun selanjutnya.

Page 68: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

68

LAMPIRAN

Page 69: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

69

Page 70: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

70

Page 71: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

71

Page 72: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

72

Page 73: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

73

Page 74: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

74

Page 75: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

75

Page 76: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

76

Page 77: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

77

Page 78: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

78

Page 79: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

79

Page 80: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

80

Page 81: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

81

Page 82: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

82

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

TAHUN 2020

NO PROVINSI

INDIKATOR RENSTRA DAN RPJMN INDIKATOR RENSTRA

Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Kesehatan Kerja

Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Kesehatan Olahraga

Target Capaian Persentase Target Capaian Persentase

1 ACEH 18 6 33% 18 0 0%

2 SUMUT 25 30 120% 25 27 108%

3 SUMBAR 15 15 100% 15 5 33%

4 RIAU 12 7 58% 12 0 0%

5 JAMBI 7 10 143% 7 5 71%

6 SUMSEL 11 10 91% 11 3 27%

7 BENGKULU 6 10 167% 6 5 83%

8 LAMPUNG 11 7 64% 11 6 55%

9 BABEL 5 6 120% 5 6 120%

10 KEPRI 5 6 120% 5 4 80%

11 DKI JAKARTA

6 6 100% 6 5 83%

12 JABAR 16 27 169% 16 21 131%

13 JATENG 21 26 124% 21 22 105%

14 DIY 5 5 100% 5 5 100%

15 JATIM 24 31 129% 24 22 92%

16 BANTEN 8 7 88% 8 7 88%

17 BALI 7 2 29% 7 0 0%

18 NTB 10 4 40% 10 2 20%

19 NTT 13 17 131% 13 5 38%

20 KALBAR 10 6 60% 10 1 10%

21 KALTENG 7 11 157% 7 7 100%

22 KALSEL 13 1 8% 13 1 8%

23 KALTIM 7 9 129% 7 1 14%

24 KALTARA 3 5 167% 3 4 133%

25 SULUT 13 3 23% 13 1 8%

26 SULTENG 13 13 100% 13 5 38%

27 SULSEL 24 19 79% 24 12 50%

28 SULTRA 10 11 110% 10 4 40%

29 GORONTALO 4 6 150% 4 6 150%

30 SULBAR 5 5 100% 5 1 20%

Page 83: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

83

NO PROVINSI

INDIKATOR RENSTRA DAN RPJMN INDIKATOR RENSTRA

Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Kesehatan Kerja

Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Kesehatan Olahraga

Target Capaian Persentase Target Capaian Persentase

31 MALUKU 6 1 17% 6 0 0%

32 MALUT 6 7 117% 6 0 0%

33 PAPBAR 10 0 0% 10 0 0%

34 PAPUA 16 0 0% 16 0 0%

372 329 88% 372 193 52%

Target dan Capaian

308 329 106,8% 308 193 62,7%

Sumber Sitko Cut Off : 10 Januari 2021

Page 84: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

84

CAPAIAN INDIKATOR RKP KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2020

NO PROVINSI

INDIKATOR RKP/OUTPUT

Pelaksanaan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Instansi Pemerintah yang

melaksanakan Pengukuran Kebugaran Jasmani

Pembinaan Pemeriksaan Kebugaran Jasmani bagi Jemaah

Haji

Target PKM Perusa haan

POS UKK

GP2SP Jumlah Persen

tase Target Capaian Persentase Target Capaian Persentase

1 ACEH 2.005 49 0 53 102 5,09% 84 28 33,33% 4.657 1.964 42,17%

2 SUMUT 3.862 314 2 141 4 461 11,94% 127 593 466,93% 8.857 4.634 52,32%

3 SUMBAR 1.262 202 2 284 3 491 38,91% 72 45 62,50% 4.906 2.425 49,43%

4 RIAU 1.254 78 - 230 3 311 24,80% 51 25 49,02% 5.368 3.476 64,75%

5 JAMBI 857 109 1 153 4 267 31,16% 45 153 340,00% 3.094 968 31,29%

6 SUMSEL 2.004 106 - 174 7 287 14,32% 66 88 133,33% 7.457 3.593 48,18%

7 BENGKULU 735 148 3 246 397 54,01% 40 92 230,00% 1.739 1.110 63,83%

8 LAMPUNG 2.220 122 49 190 8 369 16,62% 60 237 395,00% 7.498 5.729 76,41%

9 BABEL 456 44 1 88 5 138 30,26% 31 113 364,52% 1.133 989 87,29%

10 KEPRI 1.363 55 201 18 274 20,10% 32 120 375,00% 1.373 940 68,46%

11 DKI

JAKARTA 8.367 251 2 99 42 394 4,71% 45 155 344,44% 8.399 5.175 61,61%

12 JABAR 8.769 690 - 1045 74 1.809 20,63% 123 1097 891,87% 33.848 20.783 61,40%

13 JATENG 6.583 488 38 789 264 1.579 23,99% 142 526 370,42% 32.307 3.112 9,63%

14 DIY 1.436 98 31 107 8 244 16,99% 31 303 977,42% 3.347 1.729 51,66%

Page 85: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

85

NO PROVINSI

INDIKATOR RKP/OUTPUT

Pelaksanaan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Instansi Pemerintah yang

melaksanakan Pengukuran Kebugaran Jasmani

Pembinaan Pemeriksaan Kebugaran Jasmani bagi Jemaah

Haji

Target PKM Perusa haan

POS UKK

GP2SP Jumlah Persen

tase Target Capaian Persentase Target Capaian Persentase

15 JATIM 9.382 454 8 1485 45 1.992 21,23% 161 340 211,18% 30.386 21.144 69,58%

16 BANTEN 2.288 124 1 194 35 354 15,47% 42 241 573,81% 10.063 2.981 29,62%

17 BALI 1.537 17 98 38 153 9,95% 41 23 56,10% 742 174 23,45%

18 NTB 1.087 57 360 1 418 38,45% 41 40 97,56% 4.385 4.384 99,98%

19 NTT 1.925 232 3 300 535 27,79% 79 97 122,78% 710 313 44,08%

20 KALBAR 1.020 61 203 3 267 26,18% 55 55 100,00% 2.679 1.289 48,11%

21 KALTENG 916 104 94 19 217 23,69% 52 80 153,85% 1.714 1.422 82,96%

22 KALSEL 1.234 18 188 24 230 18,64% 51 5 9,80% 4.061 3.165 77,94%

23 KALTIM 2.121 103 107 57 46 313 14,76% 44 106 240,91% 3.193 1.102 34,51%

24 KALTARA 212 42 44 2 88 41,51% 23 53 230,43% 525 249 47,43%

25 SULUT 1.436 20 64 84 5,85% 58 2 3,45% 758 23 3,03%

26 SULTENG 1.233 178 136 314 25,47% 51 464 909,80% 2.120 319 15,05%

27 SULSEL 3.386 262 1 911 18 1.192 35,20% 89 410 460,67% 7.734 120 1,55%

28 SULTRA 2.113 129 16 36 181 8,57% 62 207 333,87% 2.148 791 36,82%

29 GORONTAL

O 463 71 2 46 119 25,70% 27 75 277,78% 1.010 362 35,84%

30 SULBAR 1.004 32 2 163 197 19,62% 27 30 111,11% 1.545 - 0,00%

31 MALUKU 856 6 - 107 113 13,20% 44 37 84,09% 1.155 119 10,30%

Page 86: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

86

NO PROVINSI

INDIKATOR RKP/OUTPUT

Pelaksanaan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Instansi Pemerintah yang

melaksanakan Pengukuran Kebugaran Jasmani

Pembinaan Pemeriksaan Kebugaran Jasmani bagi Jemaah

Haji

Target PKM Perusa haan

POS UKK

GP2SP Jumlah Persen

tase Target Capaian Persentase Target Capaian Persentase

32 MALUT 519 36 - 60 96 18,50% 40 7 17,50% 1.145 515 44,98%

33 PAPBAR 950 4 158 162 17,05% 49 0 0,00% 769 123 15,99%

34 PAPUA 742 3 49 52 7,01% 99 3 3,03% 1.145 598 52,23%

75.597 4.707 269 8553 671 14.200 18,78% 2.084 5850 280,71% 201.970 95820 47,44%

Target dan Capaian

75.000 14.200 23,53% 2.200 5850 265,91% 202.000 95820 47,44%

Revisi Target

60.347 4.707 269 8.553 671 14.200 23,53% 759 5850 770,75% 186.613 95820 51,35%

Sumber Sitko Cut Off : 10 Januari 2021

Page 87: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

87

Page 88: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT KESEHATAN KERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020

88