kata pengantar - sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id · kata pengantar laporan akuntabilitas kinerja...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
merupakan media pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Tahun Anggaran 2016 dan memenuhi
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang
dibiayai anggaran negara wajib menyampaikan laporan dimaksud.
Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga seperti yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja (Kontrak
Kinerja) Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Dirjen PAUD dan Dikmas tahun
2016. Capaian kinerja yang disajikan berupa capaian Indikator Kinerja Program
(IKP) yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian sasaran strategis.
Capaian pelaksanaan dua belas sasaran strategis Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga realisasinya didukung oleh indikator kinerja utama..
Selain pencapaian tersebut diatas, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
menyadari masih banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang masih perlu
diselesaikan serta memerlukan kerja keras untuk mencapai hasil secara maksimal.
Oleh karena itu, melalui laporan tahun ke-dua pelaksanaan Rencana Strategis
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Tahun 2015-2019 ini, kami berharap
dapat memberikan gambaran obyektif pencapaian kinerja selama tahun anggaran
2016 sekaligus dapat dijadikan bahan evaluasi dan koreksi untuk mengetahui
permasalahan maupun hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program dan
kegiatan, sehingga ke depan dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan pada
pelaksanaan Renstra 2015-2019.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan LAKIP Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keluarga Tahun 2016 ini, baik kontribusi data dan laporan,
kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Januari 2017
Direktur,
Dr. Sukiman, M.Pd
NIP 196006151981021001
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
EXECUTIVE SUMMARY ................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Dasar Hukum .............................................................................................. 2
C. Kedudukan dan Tugas Fungsi ..................................................................... 3
D. Isu Strategis Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga .......................... 8
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................... 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................... 17
A. Capaian Kinerja ......................................................................................... 18
B. Realisasi Anggaran.................................................................................... 48
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 58
LAMPIRAN
iii
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJPN) tahun 2015-
2019, Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program
prioritas pembangunan nasional. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
(Ditbindikkel), menterjemahkan dalam sasaran strategis kegiatan: (1) Penguatan
Keluarga, Satuan Pendidikan dan Masyarakat dalam Ekosistem Pendidikan, (2)
Peningkatan lingkungan satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang
kondusif untuk mendukung penumbuhan karakter dan budaya prestasi, dan (3)
Peningkatan sistem tata kelola, efektivitas birokrasi, dan pelibatan publik yang
transparan dan akuntabel dalam membangun ekosistem pendidikan keluarga yang
kondusif.
Berdasarkan kontrak kinerja Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga
(Ditbindikkel) dengan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) tahun 2016 ukuran pencapaian kinerja
Ditbindikkel, ditetapkan atas pencapaian satu sasaran strategis dan tujuh indikator
kinerja kegiatan, dan telah terlaksana dengan baik, dengan realisasi capaian
kegiatan rata-rata diatas 100%. Melalui berbagai kegiatan diantaranya: (1)
Penguatan Pelaku pendidikan keluarga pada satuan pendidikan, (2) Bimbingan
Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga, (3) Pemberian Bantuan Pendidikan
keluarga Pasca Bencana, (4) Pendistribusian Buku serta Poster dengan tema
“Menjadi Orang Tua Hebat”, (5) Harimonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan
pendidikan keluarga, (6) kegiatan pengembangan model pendidikan keluarga, (7)
Pengembangan program pendidikan keluarga, (5) Sosialisasi melalui Laman
“sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id”, dan serta indikator kinerja kegiatan
pendukung (6) Ketercapaian jumlah dokumen NSPK pendidikan keluarga.
Pencapaian kinerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga diperoleh
melalui proses dan mekanisme kerja yang efektif dan efisien, dimulai dari proses
perencanaan, pengukuran kinerja hingga evaluasi mendalam dan menyeluruh
terhadap seluruh hasil yang dicapai. Hasil capaian kinerja kemudian menjadi
rekomendasi untuk capaian strategis kinerja direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga tahun 2017 sebagai berikut: (1) Realisasi dari program kerja hendaknya
dapat dicapai sesuai dengan rencana kegiatan yang telah ditetapkan, (2) Koordinasi
berbagai kegiatan hendaknya lebih ditingkatkan dalam rangka mencapai sasaran
strategis direktorat, (3) Kemitraan dengan berbagai lembaga hendaknya lebih
ditingkatkan, (4) Perencanaan kegiatan untuk pencapaian kinerja setiap subdit
hendaknya lebih terfokus untuk merealisasikan tugas dan fungsi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai peran
sangat penting dalam proses pembentukan karakter anak. Pembentukan
karakter anak bahkan dimulai sejak masih dalam kandungan. Sehingga keluarga
merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama dalam membentuk
karakter anak. Pertumbuhan dan perkembangan karakter anak selanjutnya
dipengaruhi faktor lingkungan masyarakat dan sekolah, artinya proses
pembentukan karakter anak tidak hanya dipengaruhi sepenuhnya oleh keluarga,
ataupun pembentukan karakter anak sepenuhnya diserahkan pada lembaga
pendidikan atau satuan pendidikan formal.
Sebagaimana Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara telah
mengemukakan konsep tripusat pendidikan, yang menegaskan bahwa keluarga,
sekolah dan masyarakat merupakan satu kesatuan sinergis yang bertanggung
jawab bukan saja hasil belajar peserta didik tetapi juga proses pendidikan itu
sendiri. Dalam buku bertajuk ’How Communities Build Stronger Schools’,
Anne Wescott dan Jean L. Konzal (2002), menggambarkan pola hubungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat yang berkembang menjadi paradigma baru
yang bekerja sama secara sinergis. Sinergitas tripusat pendidikan yaitu
satuan/lembaga pendidikan, keluarga dan masyarakat menjadi sangat penting
dalam membangun iklim yang kondusif bagi teraktualisasinya potensi anak
secara optimal. Maka pola sinergitas yang dipilih dalam proses pembentukan
karakter anak melalui kegiatan kemitraan antar tripusat pendidikan.
Membangun pola kemitraan antara keluarga, satuan pendidikan, dan
masyarakat untuk membangun ekosistem pendidikan yang utuh sebagai upaya
menumbuhkan karakter dan budaya prestasi siswa. Pola kemitraan dengan
melibatkan orang tua di sekolah berhubungan erat dengan proses menumbuhkan
kemampuan kognitif dan non-kognitif (afektif dan psikomotorik) peserta didik.
Peran keluarga sebagai salah satu dari trisentra pendidikan adalah tempat
2
pendidikan yang pertama dan utama. Sehingga berbagai program yang
melibatkan orang tua atau keluarga dalam proses pendidikan anak sudah
dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan sebelumnya dapat menjadi
rujukan praktik baik untuk disebarkan melalui berbagai macam program.
Secara konseptual pandangan tersebut menjadikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga dibawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dn Dikmas) dengan tujuan untuk
memperkuat kemitraan antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyrakat (Tri
Pusat Pendidikan) dalam membangun ekosistem pendidikan yang
menumbuhkembangkan karakter dan budaya prestasi peserta didik. Saat ini
dasar pembentukan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga adalah
Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga oleh dipimpin seorang Direktur dan bertanggung jawab langsung
kepada Dirjen PAUD Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Program dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas satuan pendidikan dalam
meningkatkan kemitraan untuk mengembangkan ekosistem pendidikan yang
nyaman, aman dan menyenangkan sehingga mampu mendorong
teraktualisasikannya semua potensi peserta didik.
B. Dasar Hukum
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga Tahun 2016 melandaskan pada dasar hukum sebagai
berikut:
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
47 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Ditjen
PAUD dan Dikmas;
6. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat 2015-2019.
C. Kedudukan dan Tugas Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
Permen 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan bahwa Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pendidikan keluarga. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
menyelenggarakan fungsi:
a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pendampingan pembelajaran,
sumber belajar, dan pendanaan pendidikan keluarga;
b) koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendampingan
pembelajaran, sumber belajar, dan pendanaan pendidikan keluarga;
c) peningkatan kualitas pendidikan karakter anak dan remaja;
d) fasilitasi sumber belajar dan pendanaan pendidikan keluarga;
e) fasilitasi penjaminan mutu pendidikan keluarga;
f) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pendampingan pembelajaran, sumber belajar, dan pendanaan pendidikan
keluarga;
4
g) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan keluarga;
h) pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pendidikan keluarga; dan
i) pelaksanaan administrasi Direktorat.
Struktur organisasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga sesuai
dengan Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari :
a) Subdirektorat Program dan Evaluasi;
b) Subdirektorat Pendidikan Orang Tua;
c) Subdirektorat Pendidikan Anak dan Remaja;
d) Subdirektorat Kemitraan; dan
e) Subbagian Tata Usaha.
Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing subdirektorat dan subbagian
tata usaha tersebut adalah sebagai berikut :
1) Subdirektorat Program dan Evaluasi
Subdirektorat Program dan Evaluasi mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, program, kegiatan,
anggaran, dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran serta
laporan Direktorat.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Program dan Evaluasi
menyelenggarakan fungsi :
a) penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan
pendidikan keluarga;
b) pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi di bidang
pembinaan pendidikan keluarga;
c) penyusunan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat;
d) penyusunan bahan dan fasilitasi pendanaan pendidikan keluarga;
e) pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran
Direktorat serta pendanaan pendidikan keluarga; dan
f) penyusunan laporan Direktorat.
2) Subdirektorat Pendidikan Anak dan Remaja
5
Subdirektorat Pendidikan Anak dan Remaja mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan
kebijakan norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan
supervisi, peningkatan kualitas pendidikan karakter, fasilitasi sumber
belajar, dan fasilitasi penjaminan mutu pendidikan anak dan remaja.
Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Pendidikan Anak dan
Remaja menyelenggarakan fungsi :
a) penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pendidikan anak dan remaja;
b) penyusunan bahan peningkatan kualitas pendidikan karakter anak dan
remaja;
c) penyusunan bahan dan fasilitasi sumber belajar pendidikan anak dan
remaja;
d) penyusunan bahan fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu di bidang
pendampingan pembelajaran dan sumber belajar pendidikan anak dan
remaja;
e) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pendampingan pembelajaran dan sumber belajar pendidikan anak dan
remaja;
f) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendampingan
pembelajaran dan sumber belajar pendidikan anak dan remaja; dan
g) pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pendampingan
pembelajaran dan sumber belajar pendidikan anak dan remaja.
3) Subdirektorat Pendidikan Orangtua
Subdirektorat Pendidikan Orang Tua mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan
kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis dan
supervisi, fasilitasi sumber belajar dan fasilitasi penjaminan mutu di bidang
pendidikan orang tua.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
292, Subdirektorat Pendidikan Orang Tua menyelenggarakan fungsi:
6
a. penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pendampingan pembelajaran dan sumber belajar pendidikan
orang tua;
b. penyusunan bahan dan fasilitasi sumber belajar pendidikan orang tua;
c. penyusunan bahan fasilitasi pelaksanaan penjaminan mutu di bidang
pendampingan pembelajaran dan sumber belajar pendidikan orang tua;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pendampingan pembelajaran dan sumber belajar pendidikan orang tua;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendampingan
pembelajaran dan sumber belajar pendidikan orang tua; dan
f. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pendampingan pembelajaran
dan sumber belajar pendidikan orang tua.
4) Subdirektorat kemitraan
Subdirektorat Kemitraan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan bahan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan,
norma, standar, prosedur, kriteria, dan bimbingan teknis dan supervisi di
bidang kemitraan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
300, Subdirektorat Kemitraan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kemitraan pendidikan keluarga;
b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kemitraan
satuan pendidikan dan kemitraan masyarakat;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kemitraan satuan
pendidikan dan kemitraan masyarakat; dan
d. pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang kemitraan satuan pendidikan
dan kemitraan masyarakat.
5) Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
persuratan, kepegawaian, keuangan, barang milik negara, dan
kerumahtanggaan Direktorat.
7
Berikut struktur organisasi Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga sesuai Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Data ketenagaan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga terdiri
dari 4 (empat) Subdirektorat dan 1 (satu) subbagian Tata Usaha. Berikut
disajikan data pegawai Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan setiap
unit kerja.
Tabel. 1.1.1 Komposisi Sumber Daya Manusia Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga.
NO Subdit JUMLAH
Total % PNS CPNS Honorer
1 Direktur 1 0 0 1 0,99%
2 Subdit Program dan
Evaluasi 11 2 4 17 16,83%
3 Subdit Pendidikan Orang
tua 13 3 16 15,84%
4 Subdit Pendidikan Anak
dan Remaja 14 5 19 18,81%
5 Subdit Kemitraan 12 1 4 17 16,83%
6 Subbagian Tata Usaha 22 1 8 31 30,69%
Jumlah 73 4 24 101 100%
8
Dari tabel 1.1 bisa dijelaskan bahwa pegawai yang berstatus PNS
sebanyak 73 atau 72,28%, CPNS sebanyak 4 atau 3,96% dan Honorer
sebanyak 24 atau 23,76%.
Tabel. 1.1.2 Komposisi Sumber Daya Manusia Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga.
NO Jenis Kelamin PNS Honorer Jumlah %
1 Laki-laki 41 18 59 59%
2 Perempuan 35 6 41 41%
Jumlah 78 24 100 100%
Dari tabel 1.1.2 bisa jelaskan bahwa pegawai jenis kelamin laki-laki
yaitu 59% sedangkan perempuannya hanya 41%.
D. Isu Strategis Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Pendidikan karakter terhadap anak saat ini menjadi mutlak diperlukan
bukan hanya di sekolah saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial. Mutlak
perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini dimasa yang akan datang. Saat ini
tuntutan kualitas manusia Indonesia tidak hanya terpaku pada pemenuhan
kualitas manusia pada aspek kognitif saja, namun juga keseimbangan dari
ketiga aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Dengan keseimbangan peran aspek afektif (sikap spiritual dan sosial),
aspek kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (keterampilan) dalam
pembelajaran/pendidikan, maka hasil pendidikan akan melahirkan output anak
didik yang cerdas (berillmu), terampil dan berakhlak mulia/berkarakter, seperti
diagram berikut.
9
Karena berbagai persoalan (korupsi, kolusi, nepotisme, dan berbagai
perilaku negatif) sudah sangat mengkuatirkan yang dihadapi oleh bangsa untuk
kelangsungan dimasa yang akan datang. Hal tersebut muncul sebagai akibat
abai dan lemahnya pendidikan dalam menangani aspek pendidikan afektif
tersebut. Hal ini mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk
memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan.
Sebagaimana dalam agenda NAWACITA No.8 disebutkan bahawa Penguatan
revolusi bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik
sebagai bagian dari revolusi mental
Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, di mana Pemerintah
menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional. Yaitu penguatan pendidikan karekter pada anak-anak
usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai
moral, akhlak dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan
karakter terintegrasi ke dalam mata palajaran.
Karena pendidikan adalah elemen penting dalam pembangunan bangsa,
melalui proses pendidikan dasar karakter manusia Indonesia dimulai.
Pendidikan karakter merupakan salah satu hal penting untuk membangun dan
mempertahankan jati diri bangsa. Jika diperhatikan bahwa pendidikan tersebut
berdampak pada perilaku seseorang. Melalui pendidikan diharapkan mampu
10
menghadirkan generasi yang berkarakter kuat, karena manusia sesungguhnya
dapat dididik, dan harus dimulai sejak dini. Meski manusia memiliki karakter
bawaan, tidak berarti karakter itu tak dapat diubah.
Menumbuhkan dan mengembangkan karakter positif kepada anak
membutuhkan suatu perjuangan yang berat, dibutuhkan suatu pembiasaan
melalu program yang terus-menerus untuk menghidupi nilai-nilai yang baik.
Pelaksanaan program pendidikan yang mengarahkan pada pengembangan
karakter dan potensi siswa tidak hanya tanggung jawab lembaga pendidian atau
satuan pendidikan saja. Namun proses pendidikan atau implementasi program
pendidikan karakter anak tidak terlepas dari faktor lingkungan sekitar
(masyarakat) dan orang tua dalam proses pendidikan. Balitbang Kemendiknas
telah menyusun grand design pendidikan karakter (2010), dimana dijelaskan
bahwa secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri
individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif,
afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural
(dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan
sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spiritual and
emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan
Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa
(Affective and Creativity development) yang secara diagramatik dapat
digambarkan sebagai berikut:
•Peduli
•Kreatif
•Bersih
•Sehat
•Menarik
•Jujur
•Tanggung jawab
•Cerdas
OlahPikir
OlahHati
OlahRasa&Karsa
OlahRaga
11
Hadirnya Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga merupakan bagian
dari solusi penanganan pendidikan karakter peserta didik. Melalui Sasaran
strategis Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga (Ditbindikkel), dimana
merupakan kepanjangan tangan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD & Dikmas) adalah 1)
Penguatan Keluarga, Satuan Pendidikan dan Masyarakat dalam Ekosistem
Pendidikan, 2) Peningkatan lingkungan satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat yang kondusif untuk mendukung penumbuhan karakter dan budaya
prestasi, dan 3) Peningkatan sistem tata kelola, efektivitas birokrasi, dan
pelibatan publik yang transparan dan akuntabel dalam membangun ekosistem
pendidikan keluarga yang kondusif.
Arah kebijakan Kemendikbud merupakan penjabaran urusan pemerintahan
dan/atau prioritas pembangunan sesuai dengan visi dan misi Presiden yang
rumusannya mencerminkan bidang urusan pemerintahan yang menjadi
tanggung jawab Kemendikbud. Arah kebijakan tersebut dituangkan dalam
strategi yang merupakan langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi Kemendikbud. Penjelasan masing-masing
arah kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran strategis berdasarkan
agenda pembangunan nasional (Nawacita).
Arahan khusus Presiden Joko Widodo pada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk memperkuat pendidikan karakter diantaranya berkaitan
dengan:
1. Harmonisasi pengembangan potensi siswa yang belum optimal: antar olah
hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik).
2. Besarnya populasi siswa, guru dan sekolah: yang tersebar di seluruh
Indonesia.
3. Belum Optimalnya sinergitas tanggung jawab: terhadap pendidikan
karakter anak antar sekolah, orang tua dan masyarakat.
4. Tantangan globalisasi: pengaruh negatif teknologi informasi dan
komunikasi terhadap gaya hidup remaja, serta pudarnya nilai-nilai relegius
dan kearifan lokal.
12
5. Terbatasnya pendampingan orang tua: mengakibatkan krisis identitas dan
disorientasi tujuan hidup anak
6. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur: prasarana dan sarana sekolah,
saranan transportasi, jarak antar rumah siswa ke sekolah (jalur sungai,
hutan), sehingga PPK diimplementasikan bertahap.
Sejak Isu utama dalam sasaran strategis program pendidikan keluarga
yaitu (1) Perluasan akses layanan pendidikan keluarga pada satuan pendidikan
dan keluarga dengan menambah wilayah jangkauan untuk tersosialiasi program
pendidikan keluarga, serta (2) perluasan jaringan sosialisasi dengan
mengembangkan jaringan sistem online melalui laman “sahabat keluarga”
sebagai media sosialisasi dan penyampaian berbagai konten materi tentang
program pendidikan keluarga.
Perluasan akses layanan pendidikan keluarga pada satuan pedidikan dan
keluarga dapat ditempuh melalui berbagai macam program diantaranya:
1) Penguatan keluarga yaitu dengan meningkatkan kapasitas setiap keluarga
dalam melaksanakan fungsi pendidikan dalam memfasilitasi pendidikan
anak di keluarga terutama dalam penumbuhan karakter dan budaya prestasi,
2) Penguatan satuan pendidikan yaitu meningkatkan fungsi satuan pendidikan
dengan melibatkan peran serta keluarga di satuan pendidikan untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif dalam penumbuhan karakter dan
budaya prestasi peserta didik dan
3) Penguatan masyarakat yaitu mengoptimalkan kemitraan baik secara
perorangan (tokoh masyarakat, pegiat dan atau praktisi), komunitas maupun
lembaga (sosial, agama, industri/usaha) dalam mendukung terciptanya
kolaborasi positif antara keluarga dan satuan pendidikan dalam
penumbuhan karakter dan budaya prestasi peserta didik.
Tantangan dalam implementasi pendidikan keluarga adalah wilayah
Republik Indonesia yang sangat besar dan tersebar dari Sabang sampai
Merauke pada 34 provinsi dan 177 Kabupaten/kota, dengan komposisi
Sekolah dan jumlah siswa yang sangat besar, berdasarkan data Badan Pusat
Statistik tahun 2013/2014 sebagai berikut:
13
Tabel 1.3 Komposisi Sekolah dan Jumlah Siswa Tahun 2013/2014
No Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
1 SMA 12.409 4.292.288
2 SMK 11.726 4.199.657
3 SMP 35.488 9.715.203
4 SD 148.272 26.504.160
5 SLB 1.962 114.085
6 TK/PAUD 74.982 4.174.783
Bentuk solusi dari luas dan besarnya sasaran pendidikan keluarga
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga menerapakan strategi dengan
perluasan jaringan sosialisasi melalui pengembangan jaringan sistem online
yaitu melalui laman “sahabat keluarga” sebagai media bagi masyarakat,
keluarga, dan satuan pendidikan memperoleh referensi dan materi dalam
melakukakan pengawalan kegiatan siswa yang mampu membentuk karakter
yang handal dan berbudaya prestasi.
Perluasan jaringan sistem online melalui laman “sahabat Keluarga”
merupakan strategi menjadi suatu keharusan dan tantangan bagi Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keluarga, dengan mengisi laman dengan berbagai
konten yaitu:
1) Cakupan materi pendidikan keluarga dari berbagai jenjang dan jenis
satuan pendidikan,
2) Menampilkan berbagai bentuk Konten yang berisi bahan bacaan, video,
dongeng, gambar yang semenarik mungkin,
3) Menampilkan laman ini dibuat berbeda dengan laman resmi pemerintah
pada umumnya,
4) Afiliasi berita dalam kanal dengan media social lainnya,
5) Menjadikan laman sebagai forum diskusi antar pengambil kebijakan
(Ditbendikkel) dengan pelaku pendidikan keluarga dilapangan,
6) Memberikan ruang pelibatan publik dalam menyumbangkan tulisan
yang dapat di unggah pada laman.
14
Laman pendidikan keluarga merupakan jaringan online yang
mempublikasikan semua kegiatan direktorat pembinaan pendidikan
keluarga dan segala informasi terkait dengan materi pendidikan keluarga
yang mampu di download sebagai sumber belajar pada satuan pendidikan
dan keluarga.
15
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Merujuk pada perjanjian kinerja Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga
dengan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
(PAUD dan Dikmas) tahun 2016, Direktur telah menyusun perjanjian kinerja tahun
2016. Perjanjian Kinerja berisikan target-target kinerja yang akan dicapai selama
tahun 2016. Setiap target kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tersebut
dilakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui tingkat
keberhasilan/kegagalannya pada akhir periode. Perjanjian kinerja Direktorat
Pembinaan Keluarga Tahun 2016 berupa satu sasaran strategies penyediaan layanan
pendidikan keluarga yaitu “penduduk usia dewasa memperoleh layanan pendidikan
keluarga dalam rangka meningkatkan wawasan, pemahaman tentang kiat mendidik
anak sejak janin hingga dewasa”. Sedangkan Indikator kinerja Pembinaan
Pendidikan Keluarga tahun 2016 sebanyak enam indikator antara lain:
1) Jumlah komite sekolah dan madrasah serta persatuan orangtua
mahasiswa (POM) yang melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan budaya
prestasi dengan sebanyak 20.000 lembaga dengan anggaran Rp87.406.903.000,00;
didukung oleh output berupa lembaga mitra memperoleh pemberdayaan
penyelenggaraan pendidikan keluarga dan satuan pendidikan (SMK, SMA, SMP,
SD, PAUD, PKBM, SLB) memiliki eksosistem pembelajaran yang bermutu.
2) Jumlah lembaga/satuan pendidikan menyelenggarakan pendidikan
kemandirian dan kepribadian karakter bangsa anti korupsi, kekerasan dalam rumah
tangga, dan kejahatan seksual pada anak dengan sebanyak 10.000 lembaga dengan
anggaran Rp35.577.195.000,00; didukung oleh output berupa satuan pendidikan
menyelenggarakan pendidikan keluarga.
3) Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan serta orang tua/wali dan
pengasuh memiliki kapasitas menerapkan pendidikan keluarga dengan sebanyak
180.000 orang dengan anggaran Rp71.387.235.000,00; didukung oleh output
berupa pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kapasitas menerapkan
pendidikan keluarga.
16
4) Jumlah konten/materi diunggah ke kanal pendidikan keluarga: sebanyak
165 konten dengan anggaran Rp4.772.700.000,00; didukung oleh output berupa
kanal/laman pendidikan keluarga dan media sosial pendidikan keluarga berbasis
mobile gadget, dapat diakses masyarakat luas dan konten/materi pendidikan
keluarga yang diunggah ke laman pendidikan keluarga.
5) Jumlah dokumen NSPK (Norma Satuan Prosedur dan Kriteria)
pendidikan keluarga sebanyak 15 dokumen dengan anggaran Rp6.650.070.000,00;
didukung oleh output berupa dokumen NSPK kurikulum dan modul pendidikan
keluarga.
6) Jumlah dokumen perencanan dan evaluasi pelaksanaan rencana sebesar
2 dokumen dengan anggaran Rp8.934.581.000,00; didukung oleh output berupa
dokumen perencanaan, koordinasi, sosialisasi, evaluasi, dan monitoring.
Penganggaran untuk mencapai target kinerja pada satu sasaran strategis
dengan enam indikator kinerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
memperoleh pagu sebesar Rp300.323.000.000,00, kemudian pagu tersebut
mengalami perubahan yang berasal dari kebijakan pemerintah melalui APBN-
Perubahan kemudian diperoleh pagu menjadi sebesar Rp234.605.000.000,00 atau
berkurang 33,57% dari pagu semula. Selanjutnya pagu anggaran kembali
memperoleh penghematan (self-blocking) sebesar Rp35.112.000.000,00 atau
berkurang 14,97%, Sehingga pagu anggaran yang dapat dimanfaatkan menjadi
sebesar Rp199.492.000.000,00. Namun demikian secara akuntabilitas pertanggung
jawaban kinerja sesuai kebijakan pemerintah harus mengacu pada anggaran
Rp234.605.000.000,00 dan target serta sasaran tidak mengalami perubahan. Jadi
meskipun pagu anggaran mengalami efisiensi, tetapi target tidak berkurang,
realisasi secara fisik harus tuntas atau tercapai 100%.
Oleh karena itu dalam perjanjian kinerja Direktur Pembinaan Pendidikan
Keluarga dengan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (PAUD dan Dikmas) tahun 2016, didukung kegiatan utama dengan
dana sebesar Rp214.728.684.000,00 dan kegiatan penunjang dengan anggaran
Rp19.876.316.000,00.
17
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Setiap target kinerja dalam perjanjian kinerja yang ditetapkan perlu
diketahui tingkat pencapaiannya pada akhir tahun anggaran. Sesuai target kinerja
yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Direktorat tahun 2016, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keluarga berupaya untuk mencapai target kinerja yang telah
ditetapkan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada stakeholders atas
penggunaan anggaran negara.
Besaran anggaran yang dikelola oleh Ditbindikkel setelah terkena efisiensi
pada APBN-P untuk realisasi satu sasaran strategis dan enam indikator kinerja
sebesar Rp199.492.000.000,00, karena anggaran sebesar Rp35.112.654.000,00
masuk dalam self-blocking kedua. Akuntabilitas pertanggungjawaban kinerja pada
tahun 2016 telah menggunakan anggaran sebesar Rp185.747.701.484,00 karena
terdapat anggaran sebesar Rp13.744.644.516,00 masuk dalam efisiensi anggaran.
Oleh karena itu untuk implementasi perjanjian kinerja Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga bekerja dengan penuh inovatif dengan menerapkan berbagai
strategi untuk mencapai besaran tiap indikator yang telah ditetapkan. Adapun
bentuk strategi yang diterapkan antara lain: 1) efisiensi perjalanan dinas, 2)
hadirnya juklak sebagai pegangan dalam pelaksanaan pendidikan keluarga, 3)
penerapan efisiensi belanja bahan dan akomodasi penyelenggaraan pendidikan
keluarga, 4) efisiensi dalam hal tempat kegiatan bintek yang dilaksanakan di
Provinsi dan Kabupaten/kota, 5) pelaksanaan lelang yang dilaksanaan secara
terbuka dan bersifat efisien.
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian dari setiap target kinerja yang
ditetapkan serta sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan uraian dan analisis
capaian kinerja yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini
disajikan uraian tingkat ketercapaian dari seluruh sasaran strategis beserta indikator
kinerjanya serta realisasi anggaran yang digunakan dalam upaya pencapaian target
kinerja tersebut
18
A. CAPAIAN KINERJA
Sesuai perjanjian kinerja tahun 2016 yang merujuk pada kontrak kinerja
Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga (Ditbindikkel) dan Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) tahun
2016, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga berkewajiban untuk mencapai
target kinerja satu sasaran strategis dengan enam indikator kinerja pada tahun 2016.
Analisis capaian sasaran ini untuk mengetahui tingkat ketercapaian, keberhasilan
ataupun kegagalan dalam memenuhi target kinerja dan merupakan bahan evaluasi
kinerja satu sasaran utama yang tertuang dalam enam indikator kinerja Direktorat
Pembinaan Pendidikan Keluarga selama tahun 2016.
Rekapitulasi target dan realisasi capaian kinerja satu sasaran strategis dan
enam indikator kinerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tahun 2016
sebagai berikut:
Tabel 3.1.1 Rekapituasi Capaian Kinerja Ditbindikkel Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Penduduk usia dewasa
memperoleh layanan
pendidikan keluarga
dalam rangka
meningkatkan wawasan,
pemahaman tentang kiat
mendidik anak sejak
janin hingga dewasa.
Jumlah komite
sekolah dan
madrasah serta
persatuan orangtua
murid (POM) yang
melaksanakan
sosialisasi
pendidikan karakter
dan budaya prestasi
20.000
lembaga
60.836
lembaga
304,18%.
Jumlah
lembaga/satuan
pendidikan
menyelenggarakan
pendidikan
kemandirian dan
kepribadian karakter
bangsa anti korupsi,
kekerasan dalam
rumah tangga, dan
kejahatan seksual
pada anak
10.000
lembaga
10.400
lembaga
104%
19
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jumlah pendidik dan
tenaga kependidikan
serta orang tua/wali
dan pengasuh
memiliki kapasitas
menerapkan
pendidikan keluarga
180.000
orang
1.036.167
orang
576%
Jumlah
konten/materi
diunggah ke kanal
pendidikan keluarga
165
konten
824
konten
499,39%
Jumlah dokumen
NSPK pendidikan
keluarga
15
dokumen
20
dokumen
133,33%
Jumlah dokumen
perencanan dan
evaluasi pelaksanaan
rencana
2
dokumen
2
dokumen
100%
Secara rinci, capaian masing-masing indikator kinerja kegiatan (IKK) dari satu
sasaran strategis pada Direktorat Pembinaan Pendidikan keluarga adalah sebagai
berikut:
1. IKK1: Jumlah komite sekolah dan madrasah serta persatuan orangtua
murid (POM) yang melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan
budaya prestasi
Ketercapaian indikator kinerja kegiatan pertama (IKK1) yaitu Jumlah
komite sekolah dan madrasah serta persatuan orangtua murid (POM) yang
melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan budaya prestasi terlihat pada
tabel 3.2.1 sebagai berikut:
Tabel 3.2.1 Ketercapaian IKK1 Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penduduk usia dewasa
memperoleh layanan
pendidikan keluarga
dalam rangka
Jumlah komite sekolah
dan madrasah serta
persatuan orangtua
murid (POM) yang
20.000
lembaga
60.836
lembaga
304,18%.
20
meningkatkan wawasan,
pemahaman tentang kiat
mendidik anak sejak janin
hingga dewasa.
melaksanakan
sosialisasi pendidikan
karakter dan budaya
prestasi
Tabel 3.2.1 dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja ke-satu (IKK1) tahun
2016 memiliki target 20.000 lembaga/satuan pendidikan dan telah tercapai dengan
baik, tercatat besaran realisasi mencapai 60.836 lembaga/satuan pendidikan atau
mencapai 304,18% dari target yang ditetapkan.
Ketercapaian indikator kinerja ke-satu merupakan suatu prestasi tersendiri,
karena secara perhitungan anggaran pelaksanaan IKK1 hanya cukup untuk
menjangkau 3.255 lembaga/satuan pendidikan yang telah melaksanakan sosialisasi
pendidikan karakter dan budaya prestasi. Kebijakan pemerintah dalam melakukan
efisiensi dan self-bloking penganggaran tidak berdampak pada capaian kinerja.
Hal ini dapat terjadi karena proses pelaksanaan kegiatan dilakukan secara
efektif dan efisien dengan cara menyusun jadwal dan tempat kegiatan yang sesuai
dengan kondisi keuangan setelah dilakukan efisiensi dan selft-bloking. Sehingga
realisasi IKK1 ini dilakukan melalui berbagai kegiatan diantaranya yaitu pertama,
kegiatan Bimbingan Teknis (Bintek) penyelenggaraan pendidikan keluarga kepada
10.400 lembaga/satuan pendidikan di 160 kabupaten/kota terpilih.
Kegiatan Sosialisasi Penguatan Pelaku Pendidikan Keluarga Pada Satuan
Pendidian
21
Kedua, kegiatan sosialisasi penguatan pelaku pendidikan pada semua satuan
pendidikan di 62 Kabupaten/kota yang menjangkau 50.416 satuan pendidikan
sebagai bentuk tindak lanjut program pendidikan keluarga selama tahun 2016
dengan rincian pada tiap satuan pendidikan sebagai berikut:
Tabel 3.2.2 Rincian Pelaksanaan Bintek di 162 Kab/Kota tahun 2016
No Jenjang/Lembaga Pendidikan Jumlah Satuan/Lembaga
Pendidikan
1 PAUD 1.800
2 SD 2.400
3 SMP 1.620
4 SMA 640
5 SMK 480
6 PKBM 1.000
7 SLB 60
8 Organisasi mitra 2.400
9 Oase 651
10 TOT 300
11 LSM 30
Jumlah 10.400
Realisasi IKK1 selain dari dua kegiatan yaitu kegiatan bimbingan teknis dan
sosialisasi penguatan pelaku, didukung melalui kegiatan pemberian bantuan
pendidikan keluarga pasca bencana. Pemberian bantuan pasca bencana merupakan
respons Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga untuk meringankan juga
memulihkan lembaga/satuan pendidikan untuk dapat segera melakukan aktivitas
pendidikan kembali setelah terkena musibah bencana. Terjadinya beberapa bencana
didaerah, yang menjadi perhatian ditbindikkel adalah kejadian bencana yaitu:
Tabel 3.2.3 Daerah Penerima Bantuan Pendidikan Keluarga Pasca Bencana
No Daerah Jumlah Bulan
1 Purworejo (Jawa Tengah) 3 Juli 2016
2 Garut (Jawa Barat) 14 September 2016
3 Pidie Jaya (Aceh) 3 Desember 2016
Jumlah 20 lembaga/Satdik
22
Oleh karena itu Realisasi IKK1 telah diimplementasikan melalui tiga
kegiatan yaitu diantaranya: 1) bimbingan teknis penyelenggaran pendidikan
keluarga, 2) sosialisasi penguatan pelaku pendidikan keluarga, dan 3) bantuan
pendidikan keluarga pasca bencana, dengan jumlah total lembaga/satuan
pendidikan mengikuti sosialisasi pendidikan keluarga berjumlah 60.836
lembaga/satuan pendidikan telah tercapai dengan baik.
Persentase sosiasilasi Penguatan Pelaku Pendidikan Keluarga pada Satuan
Pendidikan digambarkan pada Grafik 3.2.1 sebagai berikut:
Penyerahan Bantuan Pendidikan keluarga Pasca Bencana di Garut
23
Grafik 3.2.1 Persentase sosialisasi Penguatan Pelaku Pendidikan Keluarga pada
Lembaga/Satuan Pendidikan
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
Perbandingan ketercapaian IKK1 antara tahun 2015 dengan 2016 adalah
sama, dalam arti telah sama mencapai target, meskipun besaran persentase capaian
yang berbeda. Capaian indikator kinerja kegiatan pertama berupa sosialisasi
Penguatan Pelaku Pendidikan Keluarga pada Lembaga/Satuan Pendidikan Tahun
2015 ditetapkan dengan target 10.000 terealisasi 94.271 lembaga/satuan pendidikan
(944%), sedangkan Tahun 2016 ditetapkan target 20.000 terealisasi 60.836 lembaga
(304,18%). Berikut perbandingan ketercapaian IKK1 tahun 2016 dibandingkan
tahun 2015.
Grafik 3.2. Perbandingan Persentase Capaian Sosialisasi Penguatan Pelaku Pendidikan
Keluarga pada Satuan Pendidikan tahun 2015 dan tahun 2016
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
100%
304,18%
0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
350%
IKK1
Tahun 2016
Target Realisasi
944%
304,18%
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
IKK1
2015 2016
24
Keberhasilan Ditbindikkel dalam mencapai IKK1 tidak berjalan dengan
mulus, setidaknya dalam merealisasi capaian IKK1 tercatat beberapa
kendala/hambatan diantaranya: 1) Adanya kebijakan pemerintah dalam melakukan
efisiensi dan self-bloking penganggaran, secara perhitungan anggaran pelaksanaan
indikator ke-satu hanya cukup untuk 3.255 lembaga/satuan pendidikan, 2)
pendeknya waktu dalam persiapan dan penyediaan materi bintek dan sosialisasi
penguatan pelaku pendidikan keluarga, 3) cakupan wilayah yang luas dalam
pelaksanaan kegiatan bintek di 62 kabupaten/kota, sosialisasi di 160
Kabupaten/kota terpilih dan bantuan pasca bencana.
Solusi untuk mengatasi berberapa kendala baik anggaran, materi dan
wilayah, maka Ditbindikkel menerapkan strategi pelaksanaan kegiatan dilakukan
secara efektif dan efisien dengan cara menyusun jadwal dan tempat kegiatan yang
sesuai dengan kondisi keuangan setelah dilakukan efisiensi.
Kedepan yiatu Tahun 2017 telah disiapkan sosialisasi Penguatan Pelaku
Pendidikan Keluarga melalui agenda bimbingan teknis lanjutan kepada 4.000
lembaga/satuan pendidikan sebagai tindak lanjut pencapaian target kinerja yang
telah ditetapkan di tahun 2017 termasuk di dalamnya satuan pendidikan yang
berada di wilayah 3T (Tertinggal, Terluar dan Terdepan) dan melalui dampak dari
pembentukan kelompok kerja (POKJA) pendidikan keluarga pada 34 Provinsi, dan
160 kabupaten/kota terpilih yang telah menyelenggarakan pendidikan keluarga
mulai tahun 2015.
Koordinasi program merupakan tugas utama dari kelompok kerja dalam
rangka sinkronisasi program yang ada pada instansi terkait yang menangani
pembangunan pendidikan didaerah. Koordinasi kadangkala menemui kesulitan
dalam penetapan waktu koordinasi serta substansi yang menjadi garapan bersama
sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, untuk mengatasi permasalahan ini
diperlukan perencanaan dan analisis bidang garapan yang cukup untuk
mengakomodasi semua kepentingan terkait pelaksanaan program.
Implementasi program kerja pada kelompok kerja yang dibentuk melalui
fungsi dari pengawas dan penilik dalam melakukan supervisi dan pendampingan
25
disatuan pendidikan, hal ini merupakan penugasan baru bagi pengawas dan penilik
yang selama ini belum melakukan supervisi dalam program pendidikan keluarga
disatuan pendidikan. Untuk mengatasi permasalahan ini maka diperlukan
penguatan bagi pengawas dan penilik dalam pemahaman kebijakan program
pendidikan keluarga.
2. IKK2: Jumlah lembaga/satuan pendidikan menyelenggarakan pendidikan
kemandirian dan kepribadian karakter bangsa anti korupsi, kekerasan
dalam rumah tangga, dan kejahatan seksual pada anak.
Sesuai Rencana Strategis 2015-2019, target pencapaian IKK2 untuk tahun
2016 ditetapkan sebanyak 10.000 lembaga/satuan pendidikan menyelenggarakan
pendidikan mandiri dan kepribadian karakter bangsa anti korupsi, kekerasan dalam
rumah tangga, berhasil tercapai sebanyak 10.420 lembaga/satuan pendidikan atau
sebesar 104,20% dari target yang ditetapkan.
Berdasar data capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja
ke-dua telah berhasil dicapai. Adapun tingkat pencapaiannya adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3.1 Ketercapaian IKK2 Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penduduk Usia Dewasa
Memperoleh Layanan
Pendidikan Keluarga Dalam
Rangka Meningkatkan
Wawasan, Pemahaman
Tentang Kiat Mendidik
Anak Sejak Janin Hingga
Dewasa
Jumlah
lembaga/satuan
pendidikan
menyelenggarakan
pendidikan
kemandirian dan
kepribadian karakter
bangsa anti korupsi,
kekerasan dalam
rumah tangga, dan
kejahatan seksual
pada anak
10.000
lembaga
10.400
lembaga
104%
Data kinerja kegiatan diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2016 tingkat
pencapain indikator kinerja kegiatan ke-dua (IKK2) telah mencapai target yang
26
telah ditetapkan. Pencapaian indikator kinerja kegiatan ini berkat penerapan strategi
efisiensi anggaran, sehingga jumlah target sasaran dapat terpenuhi bahwa melebihi
dari target yang ditetapkan. Hal ini terjadi sebagai hasil pemanfaatan efisiensi
anggaran untuk menambah jumlah sasaran renstra.
Perealisasian target tersebut dilakukan melalui pelaksanaan program
penyelenggaraan pendidikan keluarga di 160 kabupaten/ kota yang tersebar pada
34 Provinsi, dengan setiap Kabupaten/Kota melaksanakan bintek (bimbingan
teknis) dengan mengundang 50 lembaga/satuan pendidikan dan 15 organisasi mitra
untuk mengikuti kegiatan ini. Sehingga jumlah lembaga/satuan pendidikan
menyelenggarakan pendidikan karakter secara keseluruhan sebanyak 10.400
lembaga/satuan pendidikan atau 104% dari target yang ditetapkan.
Berikut perbandingan antara target yang ditetapkan dengan pencapaian
indikator kinerja kegiatan:
Grafik 3.3.1 Persentase Lembaga Menyelenggarakan Pendidikan Karakter
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
Secara absolut jumlah lembaga menyelenggarakan pendidikan kemandirian
dan kepribadian karakter bangsa anti korupsi, kekerasan dalam rumah tangga, dan
kejahatan seksual pada anak dapat digambarkan seperti grafik berikut:
100%
104%
96%
98%100%
102%104%
106%
IKK2
Tahun 2016
Target Realisasi
27
Grafik 3.3.2 Jumlah Lembaga Menyelengarakan Pendidikan Karakter
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
Dibandingkan realisasi terget tahun 2015 dan 2016 kedua tahun tersebut
mampu tercapai dengan baik, tahun 2015 dengan target 5.000 tercapai 5.000
lembaga (100%), tahun 2016 ditetapkan target 10.000 tercapai 10.400 lembaga
(104%). Secara grafik pencapaian target tahun 2015 dan 2016 terlihat sebagai
berikut:
Grafik 3.3.3 Komparasi capaian Jumlah Lembaga Menyelengarakan Pendidikan
Karakter tahun 2015 dan 2016.
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
Target indikator kinerja kegiatan ke-dua (IKK2) telah tercapai dengan baik,
dilapangan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga menemukan beberapa
kendala atau hambatan pelaksanaan program penyelenggaraan pendidikan keluarga
10000
10400
9800 9900 10000 10100 10200 10300 10400 10500
IKK 3
Tahun 2016
Realisasi Target
100%
104,00%
98%
99%
100%
101%
102%
103%
104%
105%
IKK2
2015 2016
28
khususnya pada saat dalam pelaksanaan bimbingan teknis (bintek) pelaksanan
pendidikan keluarga:
1) Satuan pendidikan yang telah mendapatkan sosialisasi penyelenggaran
pendidikan keluarga belum menjalankan sepenuhnya apa yang menjadi isi dari
kegiatan pendidikan keluarga disatuan pendidikan masing-masing.
2) Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten dan kota yang sudah menerima
sosialisasi kegiatan pendidikan keluarga belum memiliki manegemen yang
memiliki fungsi supervisi atas penyelenggaraan pendidikan keluarga pada
satuan pendidikan.
3) Belum adanya dukungan kebijakan program dan penganggaran dari pemerintah
daerah melalui APBD dan sumber lain yang tidak mengikat terhadap
pelaksanaan pendidikan keluarga.
4) Perlunya payung hukum pelaksanaan pendidikan keluarga disatuan pendidikan.
Berbagai kendala dan hambatan tersebut diatas mampu diatasi dengan
menerapkan strategi: 1) memberikan serta pemantapan juklak (petunjuk
pelaksanaan kegiatan) pendidikan keluarga, 2) efektifitas penyeluran dana bantuan
melalui bank penampung (adalah bentuk kerjasama Ditbindikkel dengan Bank BRI
untuk menyalurkan dana bantuan program pendidikan keluarga), 3) memastikan
kondisi rekening penerima bantuan pendidikan keluarga masih aktif dan benar atas
nama lembaga penerima.
3. IKK3: Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan serta orang tua/wali
dan pengasuh memiliki kapasitas menerapkan pendidikan keluarga
Sesuai dengan target rencana, pada tahun 2016 “Jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan serta orang tua/wali dan pengasuh memiliki kapasitas menerapkan
pendidikan keluarga” ditargetkan mencapai 180.000 orang. Dari target tersebut
berhasil capaian dengan baik, bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Adapun
tingkat pencapaiannya adalah sebagai berikut :
29
Tabel 3.4.1 Ketercapaian IKK3 Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penduduk Usia Dewasa
Memperoleh Layanan
Pendidikan Keluarga
Dalam Rangka
Meningkatkan Wawasan,
Pemahaman Tentang Kiat
Mendidik Anak Sejak
Janin Hingga Dewasa
Jumlah pendidik dan
tenaga kependidikan
serta orang tua/wali
dan pengasuh memiliki
kapasitas menerapkan
pendidikan keluarga
180.000
orang
1.036.167
orang
576%
Data di atas menunjukkan capaian indikator kinerja kegiatan ke-tiga (IKK3)
melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 180.000 orang, dan telah
terealisasi sebanyak 1.036.167 orang atau 576% dari target. Indikator ini
merupakan ukuran keberhasilan dari partisipasi orangtua dan pemangku
kepentingan yang terlibat dalam pendidikan yang diperoleh dari partisipasi aktif
orang dewasa atau keterlibatan orangtua siswa dan satuan pendidikan, baik Satuan
Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas/Kejuruan maupun Pendidikan Non Formal.
Ketercapaian indikator kinerja kegiatan ke-tiga ini didukung oleh berbagai
kegiatan diantaranya :
1) Penguatan pelaku pendidikan keluarga di satuan pendidikan pada 62
kabupaten/kota, dengan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak
50.416 orang.
2) Bimbingan teknis penyelenggaran pendidikan keluarga tahun 2016 di 160
kabupaten/kota, dengan jumlah kepala satuan pendidikan/lembaga pendidikan,
dan mitra (antara lain: penilik, pengawas satuan pendidikan, serta organisasi
masyarakat pegiat pendidikan keluarga). Implementasi program pendidikan
keluarga disatuan pendidikan (Hari Pertama Masuk Sekolah, Kelas Orang tua,
Kelas Inspirasi dan Pentas Kelas Akhir Tahun) yang melibatkan orang tua
dalam rangka pembentukan karakter dan budaya prestasi sebanyak 10.400
orang.
Tabel 3.4.2 Rincian Pelaksanaan Bintek di 162 Kab/Kota tahun 2016
30
No Jenjang/Lembaga
Pendidikan
Satuan/Lembaga
Pendidikan
Jumlah
Orangtua Total
1 PAUD 1.800 30 54.000
2 SD 2.400 70 168.000
3 SMP 1.620 200 324.000
4 SMA 640 250 160.000
5 SMK 480 200 96.000
6 PKBM 1.000 25 25.000
7 SLB 60 5 300
8 Organisasi mitra 2.400 65 156.000
9 Oase 651 1 651
10 TOT 300 1 300
11 LSM 30 50 1.500
Jumlah 23.981 897 985.751
3) Untuk mendukung IKK3 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga telah
mendistribusian Buku, serta poster dengan tema “Menjadi Orang Tua Hebat”
sebanyak 2.391.000 eksemplar sebagai media sosialisasi kepada masyarakat,
orangtua, pendidik dan tenaga kependidikan sehingga memiliki kapasitas
menerapkan pendidikan keluarga yang menjadi rintisan program pendidikan
keluarga pada tahun 2015-2016. Dengan pendistribusian buku dan poster
tersebut diharapkan pemahaman untuk menjadi orang tua hebat terwujud.
Bentuk partisipasi aktif dalam hal ini adalah ikut serta mensosialisasikan
penyelenggaraan pendidikan keluarga dan melibatkan orangtua siswa dalam satuan
pendidikan, baik satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah
Buku Materi Pendidikan Keluarga “Menjadi Orang Tua Hebat”
31
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas/Kejuruan, maupun Pendidikan
Nonformal.
Dibandingkan tahun 2015 capaian IKK3 tahun 2016 meningkat cukup
tajam. Tahun 2015 dari target 72.000 orang tercapai 104.346 atau meningkat
144,93%, sedangkan tahun 2016 target 180.000 orang tercapai 1.036.167 orang atau
576%. Berikut perbandingan capaian tahun 2015 dan 2016:
Grafik 3.4.1 Komparasi Capaian Jumlah Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Serta Orang
Tua/Wali Dan Pengasuh Memiliki Kapasitas Menerapkan Pendidikan
Keluarga Tahun 2015 dengan 2016.
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
Kendala yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja ke-tiga
diantaranya yaitu: 1) sesuai dengan juknis (petunjuk teknis) bahwa pelaksanaan
bintek (bimbingan teknis) pendidikan keluarga dilaksanakan selama sehari, 2)
memastikan bahwa materi pendidikan keluarga mampu diserap, dipahami dan
dilaksanakan dengan baik oleh orang tua, pendidik, tenaga kependidikan pada
satuan pendidikan, 3) keterbatasan dalam jumlah narasumber baik ditingkat pusat
maupun daerah dalam kegiatan bintek pendidikan keluarga.
Solusi yang diterapkan oleh ditbindikkel adalah 1) dengan keterbatasan
waktu, maka pelaksanaan bintek diberikan best practise implementasi pendidikan
keluarga yang mampu diserap dan dipahami oleh peserta, 2) menyarankan kepada
0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000
Target
Realisasi
Target Realisasi
2015 72.000 104.346
2016 180.000 1.036.167
IKK3
32
peserta bintek untuk sesering mungkin membaca buku petunjuk teknsi pelaksanaan
pendidikan keluarga dan juga mengakses laman “sahabat keluarga” sebagai saluran
resmi ditbindikkel dalam mensosialisasikan segala hal berkaitan dengan program
pendidikan keluarga.
Tantangan ke depan adalah meyakinkan pemangku kepentingan (Dinas
Pendidikan Provinsi, Kabupaten/kota) untuk memperkuat pelibatan orang tua dan
masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan keluarga di satuan pendidikan.
Hal ini tercermin pada program yang telah disiapkan seperti pelibatan orang tua di
hari pertama anak masuk sekolah, terbentuknya paguyuban orang tua, melibatkan
orang tua pada kegiatan pentas kelas akhir tahun sekolah dan masih banyak lagi
kegiatan inovatif lainnya. Selain itu capaian target IKK3 diusulkan perubahan
jumlah orang yang siap melaksanakan pendidikan keluarga dalam Renstra
perubahan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tahun 2015-2019.
4. IKK4: Jumlah Konten/Materi Diunggah ke Kanal Pendidikan Keluarga
Ketercapaian indikator kinerja kegiatan ke-empat yaitu Jumlah konten/materi
yang diunggah ke kanal pendidikan keluarga sebagai berikut :
Tabel 3.5.1 Ketercapaian IKK4 Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penduduk Usia Dewasa
Memperoleh Layanan
Pendidikan Keluarga Dalam
Rangka Meningkatkan
Wawasan, Pemahaman
Tentang Kiat Mendidik Anak
Sejak Janin Hingga Dewasa
Jumlah
konten/materi
diunggah ke kanal
pendidikan keluarga
165
konten
864
konten
523,64
Data di atas dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja IKK4 telah berhasil
tercapai bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Tingkat capaian indikator
kinerja ini sejumlah 864 konten atau sebesar 524,64% dari target yang ditetapkan
sebanyak 165 konten dengan persentase capaian kinerja sebesar. Capaian sebesar
864 konten yang berhasil diunduh pada laman sahabat keluarga yang berasal dari:
33
175 konten dari pelibatan masyarakat pegiat pendidikan keluarga dan 689 koten
dari Ditbindikkel.
Materi konten dan jumlah yang berhasil dihasilkan dalam tahun anggaran
2016 terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5.2 Materi dan jumlah konten laman Sahabat Keluarga
No Kategori Publish draft Unpublish Total
1 Berita 100 2 100 202
2 Direktori 0 0 0 0
3 Doa Belajar 0 6 0 6
4 Dongeng 30 0 30 60
5 Keluarga Hebat 59 0 59 118
6 Kuote 27 0 27 54
7 Lagu Wajib & Daerah
0 4 8
8 Opini 74 0 74 148
9 Pengasuhan Menurut Agama 0 7 0 7
10 Pustaka 11 0 11 22
11 Sekolah Keren 32 0 32 64
12 Slider
3 68 139
13 Suara Anak 0 0 0 0
14 Tentang Kami 2 1 2 5
15 Umum 191 2 191 384
16 Usia PAUD 57 0 57 114
17 Usia SD 45 0 45 90
18 Usia SMA/SMK 36 0 36 72
19 Usia SMP 25 0 25 50
Jumlah 689 21 761 1471
Pencapaian realisasi konten pada laman sahabat keluarga pada tahun 2016
melebihi target yang telah ditetapkan, hal ini disebabkan: 1) sosialisasi laman
sahabat keluarga berhasil dibuktikan dengan jumlah pengunjung sebanyak 479.761
viewers, 2) laman sahabat keluarga didesain populer dan atraktif, disertai dengan
konten yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam pola
pengasuhan dikeluarga, 3) laman sahabat keluarga dapat diakses dengan mudah
melalui media sosial berafiliasi android.
34
Dengan capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja Jumlah
konten/materi diunggah ke kanal pendidikan keluarga pada tahun 2016 telah
berhasil dicapai bahkan capaiannya melebihi target yang telah ditetapkan.
Adapun perbandingan target dengan capaian kinerja tersebut dapat tergambarkan
dalam grafik di bawah ini :
Grafik 3.5.1 Persentase konten diunggah ke kanal pendidikan keluarga
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
Secara absolut jumlah konten/materi diunggah ke kanal pendidikan
keluarga dapat digambarkan seperti grafik berikut :
Grafik 3.5.2 Jumlah Konten Diunggah Ke Kanal Pendidikan Keluarga
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
100%
499%
0%
100%
200%
300%
400%
500%
600%
IKK4
Tahun 2016
Target Realisasi
165
824
0
200
400
600
800
1000
IKK 4
Tahun 2016
Target Realisasi
35
Keberhasilan pencapaian target melebihi target yang telah ditetapkan ini
didukung oleh serangkaian kegiatan dalam peluncuran laman/website pendidikan
keluarga yang diberi nama “sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id”. Beberapa
penyebab pencapain target ini adalah:
1) Cakupan pendidikan keluarga dalam satuan pendidikan yang luas,
2) Tampilan laman ini dibuat berbeda dengan laman resmi pemerintah pada
umumnya,
3) Afiliasi berita dalam kanal dengan media social lainnya,
4) Konten yang berisi bahan bacaan, video, dongeng, gambar, dan
5) Tersedia forum diskusi dalam laman ini,
6) Pelibatan publik dalam menyumbangkan tulisan yang dapat di unggah pada
laman.
Kendala yang dihadapi pengelola laman terkait dengan substansi konten
yang masih bersifat umum dalam menjawab tantangan sesuai dengan permasalahan
sosial yang dihadapi oleh masyarakat (orang tua dan satuan pendidikan). Untuk
mengatasi kendala dalam pengembangan konten perlu kerjasama dengan berbagai
pegiat pendidikan. Kecuali hal tersebut perlu pengembagan SDM yang ada di
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga baik kualitas dan kuantitas.
Laman pendidikan keluarga merupakan jaringan online yang
mempublikasikan semua kegiatan direktorat pembinaan pendidikan keluarga dan
segala informasi terkait dengan materi pendidikan keluarga yang mampu di
download sebagai sumber belajar pada satuan pendidikan dan keluarga.
Sosialisasi melalui laman sahabat keluarga. Sampai tertanggal 28 Desember
2016 telah dikunjungi oleh 479.761 viewers. Sosialisasi melalui laman sahabat
keluarga, penyelenggaraan pendidikan keluarga di satuan pendidikan, bimbingan
teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga, bimbingan teknis untuk pemangku
kepentingan, yang kesemuanya mendukung pencapaian kinerja.
Berikut gambar laman sabahat keluarga yang menjadi icon dan jembatan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga kepada pelaku dan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap program pendidikan keluarga.
Gambar 3.5.1 Laman Sahabat Keluarga
36
Sumber data: Laman Sahabat keluarga tanggal 29 Desember 2016
Sedangkan Ilustrasi perkembangan penggunan laman sahabat keluarga
terlihat pada gambar:
Gambar 3.5.2 Jumlah Pengunjung Laman Sahabat keluarga tertanggal 28 Desember 2016
Sumber data: Laman Sahabat keluarga tanggal 29 Desember 2016
37
Berdasarkan gambar diatas diketahui jumlah pengunjung laman sahabat
keluarga dari tanggal 1 Januari 2016 sampai tanggal 29 Desember 2016 sebanyak
479.761 viewers.
Lounching laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id diresmikan oleh Bapak
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Bapak Anies Baswedan Ph.D, pada
tanggal 22 Desember 2015 yang bertepatan dengan hari Ibu. Laman ini pun diminta
oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk juga diresmikan secara
nasional oleh Bapak Presiden pada tahun 2016.
5. IKK5: Jumlah dokumen NSPK pendidikan keluarga
Ketercapaian indikator kinerja ke-lima yaitu “Jumlah dokumen NSPK (Norma
Satuan Prosedur dan Kriteria) pendidikan keluarga” dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.6.1 Ketercapaian IKK5 Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penduduk Usia Dewasa
Memperoleh Layanan
Pendidikan Keluarga
Dalam Rangka
Meningkatkan Wawasan,
Pemahaman Tentang Kiat
Mendidik Anak Sejak
Janin Hingga Dewasa
Jumlah dokumen
NSPK pendidikan
keluarga
15
dokumen
20
dokumen
133,33%
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja kegiatan
enam tahun 2016 mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra. Pada tahun 2016
capaian indikator ini sejumlah 20 dokumen dari target yang ditetapkan sejumlah 15
dokumen dengan persentase capaian kinerja sebesar 133,33% dari target yang
ditetapkan.
Sesuai dengan target kinerja pada tahun 2016 jumlah dokumen NSPK
(Norma Standar Prosedur dan Kriteria) pendidikan keluarga ditargetkan sebanyak
15 dokumen. Dari target tersebut berhasil tercapai sejumlah 20 dokumen. Dari
target tersebut tercapai 133,33%. Dengan capaian data tersebut dapat disimpulkan
38
bahwa indikator kinerja jumlah dokumen NSPK pendidikan keluarga pada tahun
2016 telah tercapai.
Tabel 3.6.2 Jenis Norma Satuan Prosedur dan Kriteria (NSPK) Tercapai Tahun 2016
No Keterangan
1 Renstra Ditbinddikel Tahun 2015-2019
2 Roadmap Ditbindikkel Tahun 2015-2019
3 Petunjuk Teknis Kemitraan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dengan keluarga
dan Masyarakat
4 Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Dasar dengan keluarga dan Masyarakat
5 Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Menengah Pertama dengan keluarga dan
Masyarakat
6 Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan dengan keluarga
dan Masyarakat
7 Petunjuk Teknis Kemitraan Sekolah Luar Biasa dengan keluarga dan Masyarakat
8 Petunjuk Teknis Kemitraan Penyelenggaraan Program Kesetaraan dengan
keluarga dan Masyarakat
9 Petunjuk Teknis Bantuan Tanggap Darurat dan Pasca Bencana
10 Petunjuk Teknis Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga
11 Petunjuk Teknis Penguatan Kemitraan Keluarga
12 Petunjuk Teknis Peningkatan Ekosistem Pendidikan Pada Satuan Pendidikan
13 Petunjuk Teknis Bantuan Penguatan Pendidikan Keluarga Bagi Satuan
Pendidikan Keluarga Tahun 2016
14 Petunjuk Teknis Bantuan Penguatan Program Pendidikan Keluarga Bagi
Lembaga Masyarakat
15 Petunjuk Teknis penguatan pelaku pendidikan keluarga
16 Draft Naskah Hukum dan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan
Pendidikan Keluarga
17 Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
18 RKAKL Revisi Tahun 2016
19 Program Kerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
20 Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi
Berdasar perjanjian kinerja tahun 2016 pada kontrak kinerja Direktur
Pembinaan Pendidikan Keluarga dan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) tahun 2016, jumlah dokumen
NSPK pendidikan keluarga ditargetkan sebanyak 15 dokumen, artinya jika merujuk
hal tersebut persentase realisasi capaian kinerja direktorat pembinaan pendidikan
keluarga sebesar 133,33%.
Adapun perbandingan target dengan capaian kinerja tersebut dapat tergambarkan
dalam grafik di bawah ini :
39
Grafik 3.7.1 Persentase Dokumen NSPK
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2015
Ketercapaian target IKK5 dengan sangat baik tersebut, disebabkan adanya
sinergitas yang sangat kuat antar Subdit di Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga dalam pembahasan dan pengajuan dokumen NSPK pendidikan keluarga,
sehingga target NSPK dapat tercapai dengan sangat baik. Selain hal tersebut
dilakukan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga menerapkan sifat kerja
efektif, artinya dalam menyelesaikan Perumusan dan Penyusunan dokumen NSPK
ditetapkan skala prioritas dokumen NSPK yang perlu diselesaikan dengan
menghadirkan dan mengundang para profesional dan akademisi untuk terlibat
dalam perumusan dan penyusunan dokumen NSPK tersebut. Hal ini menjadi faktor
pendorong dokumen NSPK pendidikan keluarga tahun 2016 dapat tercapai dengan
baik.
6. IKK6: Jumlah Dokumen Perencanan Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana.
Ketercapaian indikator kinerja kegiatan ke-enam yaitu Jumlah dokumen
perencanan dan evaluasi pelaksanaan rencana dapat dilihat sebagai berikut :
100%
133,33%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
IKK 5
Tahun 2016
Target Realisasi
40
Tabel 3.7.1 Ketercapaian IKK6 Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penduduk Usia Dewasa
Memperoleh Layanan Pendidikan
Keluarga Dalam Rangka
Meningkatkan Wawasan,
Pemahaman Tentang Kiat
Mendidik Anak Sejak Janin
Hingga Dewasa
Jumlah dokumen
perencanan dan
evaluasi pelaksanaan
rencana
2
dokumen
2
dokumen
100
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan indikator kinerja “Jumlah
dokumen perencanan dan evaluasi pelaksanaan rencana” yang ditargetkan 2
dokumen, hingga akhir Desember 2016, terealisasi 2 dokumen, dengan persentase
kinerja 100%. Dengan capaian kinerja tersebut dapat disimpulkan indikator kinerja
“Jumlah dokumen perencanan dan evaluasi pelaksanaan rencana” tercapai. Berikut
grafik persentase capaian kinerja Jumlah dokumen perencanan dan evaluasi
pelaksanaan rencana tahun 2016
Grafik 3.7.1 Persentase Jumlah Dokumen Perencanan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana.
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
IKK 6
Tahun 2016
Capaian Kinerja
41
Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan adanya dukungan oleh
kegiatan dalam hal perencanaan diantaranya:
1) Workshop penyusunan renstra dan roadmap direktorat pembinaan pendidikan
keluarga
2) Revisi DIPA/RKA-KL tahun 2016 dan penyusunan RKA-KL atau DIPA tahun
2017
3) Harmonisasi dan sinkronisasi pelenggaraan pendidikan keluarga.
4) Pengembangan Program Pendidikan Keluarga
5) Penyusunan program kerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tahun
2016
6) Workshop review program/model pendidikan keluarga dengan UPT/UPTD
7) Penyusunan program dan anggaran tahun 2017
8) Workshop pengembangan program pendidikan keluarga dengan praktisi,
akademisi, UPT dan UPTD
9) Workshop pengembangan karakter
Selain dari kegiatan perencanaan, ketercapaian indikator kinerja “Jumlah dokumen
perencanan dan evaluasi pelaksanaan rencana” dikarenakan adanya dukungan oleh
kegiatan evaluasi pelaksanaan dari rencana sebagai berikut:
1) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendidikan keluarga
2) Penyusunan LAKIP tahunan dan tengah Tahunan Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga
3) Penyusunan Instrumen supervisi dan monitoring
4) Workshop evaluasi penyelenggaraan pendidikan keluarga.
Selain dari ke-enam indikator capaian kinerja direktorat pembinaan pendidikan
keluarga juga terdapat 4 indikator pendukung yang sudah ditetapkan antara lain: (1)
Jumlah dokumen keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, dan BMN (Barang Milik
Negara , (2) Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran, (3) Kendaraan operasional
perkantoran, dan (4) Layanan Perkantoran. Secara lebih lengkap dijelaskan pada
bagian dibawah ini.
42
a. Jumlah dokumen keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, dan BMN
(Barang Milik Negara)
Ketercapaian indikator kinerja “Jumlah dokumen keuangan, kepegawaian,
ketatausahaan, dan BMN” dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.8.1 Ketercapaian IKK Pendukung Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penduduk Usia Dewasa
Memperoleh Layanan Pendidikan
Keluarga Dalam Rangka
Meningkatkan Wawasan,
Pemahaman Tentang Kiat Mendidik
Anak Sejak Janin Hingga Dewasa
Jumlah dokumen
keuangan,
kepegawaian,
ketatausahaan, dan
BMN
4
dokumen
4
dokumen
100
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja “Jumlah
dokumen keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, dan BMN” pada tahun 2016
ditargetkan 4 unit, hingga akhir bulan Desember 2016, terealisasi 4 dokumen
dengan persentase kinerja sebesar 100%. Berikut grafik persentase Jumlah
dokumen keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, dan BMN pada tahun 2016.
Grafik 3.8.1 Persentase kinerja Jumlah dokumen keuangan, kepegawaian, ketatausahaan,
dan BMN
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
IKK Pendukung (1)
Tahun 2016
Target Realisasi
43
Keberhasilan indikator kinerja ini diperoleh dengan mendorong percepatan
proses pengadaan barang dan jasa kepada vendor peralatan dan fasilitas perkantoran
sesuai dengan ketentuan, sehingga pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan
dengan cepat. Hal ini dilaksanakan guna mendukung kegiatan perkantoran dan
proses pelaksanaan daya dukung pendidikan keluarga di satuan pendidikan yang
menerima bantuan perangkat computer dapat berjalan lancar.
Ketercapian indikator kinerja tersebut dikarenakan adanya dukungan oleh
kegiatan antara lain:
1) Peningkatan kapasitas pegawai dan sosialisasi peraturan kepegawaian.
Peningkatan kapasitas pegawai merupakan usaha terencanan dalam organisasi
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga untuk meningkatkan kompetensi
pegawai baik dari segi kuantitas maupaun kualitas, selain itu peningkatan
kapasitas pegawai ditujukan untuk memperkuat teamwork, sehingga suatu
pekerjaan tidak bergantung pada satu atau dua orang saja.
2) Penyelenggaraan ketatausahaan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga.
Penyelenggaraan ketatausahaan terselenggara dengan baik karena adanya
sosialisasi serta pola komunikasi terbuka terhadap pengelolaan dokumen
ketatausahaan kepada seluruh staf, dan sosialiasi program direktorat dengan
instansi terkait untuk dapat mendokumentasikan semua kegiatan pembinaan
pendidikan keluarga. Seperti halnya dokumentasi BMN (Barang Milik Negara)
dan barang-barang persediaan yang dibuat laporan secara berkala, hal ini
dilakukan untuk mengetahui jumlah modal yang dimiliki oleh Direktorat
Pendidikan Keluarga.
3) Penyelenggaraan pengelolaan keuangan Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga.
Pengelolaan keuangan dilakukan dengan menerapkan prinsip transparansi,
karena hasil pengelolaan keuangan dalam bentuk Laporan keuangan wajib
dibuat sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan APBN
oleh pejabat-pejabat perbendaharaan yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang.
44
b. Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran
Untuk melihat tingkat ketercapaian indikator kinerja “Jumlah peralatan dan
fasilitas perkantoran” dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.9.1 Ketercapaian Indikator Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran Tahun
2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penduduk Usia Dewasa
Memperoleh Layanan Pendidikan
Keluarga Dalam Rangka
Meningkatkan Wawasan,
Pemahaman Tentang Kiat Mendidik
Anak Sejak Janin Hingga Dewasa
Jumlah peralatan
dan fasilitas
perkantoran
1
peralatan
1
peralatan
100
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja “Jumlah
peralatan dan fasilitas perkantoran” pada tahun 2016 ditargetkan 1 unit, hingga
akhir bulan Desember 2016, terealisasi hingga akhir Desember 2016 sebanyak 3
unit dengan persentase kinerja sebesar 100%. Berikut grafik persentase jumlah
peralatan dan fasilitas perkantoran pada tahun 2016.
Grafik 3.91. Persentase kinerja peralatan dan fasilitas perkantoran
Sumber data : Dit Bindikkel tahun 2016
100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
IKK Pendukung (2)
Tahun 2016
Target Realisasi
45
Indikator Kinerja “jumlah peralatan dan fasilitasi perkantoran” ini
ditetapkan dalam rangka mendukung ke-enam IKK yang sudah ditetapkan diatas.
Realisasi dari IKK ini adalah 100% atau 1 unit peralatan dan fasilitas perkantoran
sudah tercapai. Untuk melihat tingkat ketercapaian IKK ini dilihat melalui: (1)
Perangkat pengolah data dan komunikasi, (2) Peralatan dan fasilitas perkantoran,
(3) Gedung atau bangunan
Berikut ketercapaian output yang digunakan untuk mengukur IKK “jumlah
peralatan dan fasilitas perkantoran”.
Tabel 3.10.1 Kinerja Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran
Indikator Kinerja
Kegiatan Output Tahun 2016
Target Realisasi %
Jumlah peralatan dan
fasilitas perkantoran
a) Perangkat pengolah data dan
komunikasi
b) Peralatan dan fasilitas
perkantoran
c) Gedung atau bangunan
60 unit
100 unit
1000 m2
60 unit
100 unit
1000 m2
100
100
100
Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa:
a) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
Output “Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi” jika dibandingkan dengan
target kinerja yang ditetapkan, output ini telah memenuhi 100 persen dari target
yang ditetapkan yaitu 60 unit dengan tingkat realisasi 100 persen atau 60 unit.
Kegiatan ini merupakan program rutin untuk membiayai: pemeliharaan website
(sewa hosting), pemeliharaan perangkat jaringan komputer yaitu, pemeliharaan
koneksi internet, pembelian Personal Computer (PC), proyektor, kamera,
printer, scanner, tablet bagi pejabat eselon 2, 3, dan 4 dalam mendukung e-
office dan peralatan sejenisnya.
b) Output “Peralatan dan Fasilitas Perkantoran” jika dibandingkan dengan target
kinerja yang ditetapkan, output ini telah memenuhi 100 persen dari target yang
ditetapkan yaitu 100 unit dengan tingkat realisasi 100 persen atau 100 unit
peralatan dan fasilitasi perkantoran. Kegiatan ini merupakan program rutin
46
untuk membiayai: a). Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran (kursi, meja
kerja, file cabinnet dan Mobile Drawer Workstation).
c) Output “Gedung atau bangunan” jika dibandingkan dengan target kinerja yang
ditetapkan, output ini telah memenuhi 100 persen dari target yang ditetapkan
yaitu 1000m2 unit dengan tingkat realisasi 100 persen atau 1000m2.
Keberhasilan indikator kinerja ini diperoleh dengan mendorong percepatan
proses pengadaan barang dan jasa kepada vendor peralatan dan fasilitas perkantoran
sesuai dengan ketentuan, sehingga pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan
dengan cepat.
c. Kendaraan operasional perkantoran
Untuk melihat tingkat ketercapaian indikator kinerja “Kendaraan operasional
perkantoran” dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.11.1 Indikator kinerja Kendaraan Operasional Perkantoran
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Penduduk Usia Dewasa
Memperoleh Layanan Pendidikan
Keluarga Dalam Rangka
Meningkatkan Wawasan,
Pemahaman Tentang Kiat Mendidik
Anak Sejak Janin Hingga Dewasa
Kendaraan
operasional
perkantoran
- 7
kendaraan
-
Berdasarkan data di atas dapat dijelasakan indikator kinerja “Kendaraan
operasional perkantoran” pada tahun 2016 yang ditargetkan sebanyak 7 unit telah
berhasil dicapai pada tahun 2016.
Pelaksanaan proses pengadaan Kendaraan operasional perkantoran diluar
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sehingga kendaraan operasional
perkantoran dapat tersedia pada tahun 2016. Pengadaan kendaraan operasional
perkantoran difungsikan untuk memperlancar kinerja Direktorat Pembinaan
47
Pendidikan Keluarga dan dan meningkatkan mobilitas serta produktivitas kinerja
pegawai direktorat pembinaan pendidikan keluarga.
Pengadaan kendaraan operasional perkantoran dalam bentuk 4 mobil dan 3
kendaraan bermotor. Dengan spesifikasi 4 mobil HRV berwarna putih dan hitam
kapasitas 1500 cc dan 3 kendaraan bermotor dengan spesifikasi Yamaha (1 Mio
Soul GT dan 2 Aerox 125 cc berwarna putih dan biru).
d. Layanan Perkantoran
Output dari indikator kinerja pada layanan perkantoran direktorat pembinaan
pendidikan keluarga yang terdiri dari dua point yaitu 1) gaji dan tunjangan dan
2) Operasional dan pemeliharaan kantor telah tercapai dengan baik. Pencapaian
indikator layananan perkantoran yang memiliki besaran pagu tahun 2016
sebesar Rp10.722.037.000,00 dan terealisasi sebesar Rp8.537.959.900,00 atau
79,63% untuk membiayai gaji dan tunjangan kepada pegawai di Ditbindikkel
sebanyak 77 orang selama 12 bulan layanan kerja pegawai telah terealisasi
100%.
Pengadaan Mobil Operasional Ditbindikkel
48
Tabel 3.12.1 Jumlah Pegawai Ditbindikkel Tahun 2016
NO Subdit JUMLAH
Total % PNS CPNS
1 Direktur 1 0 1 1,30%
2 Subdit Program dan
Evaluasi 11 2 13 16,88%
3 Subdit Pendidikan Orang
tua 13 - 13 16,88%
4 Subdit Pendidikan Anak
dan Remaja 14 - 14 18,18%
5 Subdit Kemitraan 12 1 13 16,88%
6 Subbagian Tata Usaha 22 1 23 29,87%
Jumlah 73 4 77 100%
Sedangkan pembiayaan pada operasional dan pemeliharaan kantor juga
terealisasi sebesar 100% dengan rincian kegiatan : operasional pimpinan,
pemeliharan dan perawatan inventaris kantor, biaya langganan daya dan jasa
(telpon, TV Kabel, internet, dan jasa sewa webhosting/server), penyelenggaran
rapat-rapat koordinasi penyelenggaraan (program, pemeliharaan dan
operasional kendaraan dinas, biaya jasa post dan giro serta pemeliharaan sarana
dan prasarana kerja, pramubhakti, pramusaji, dan pengemudi, fasilitasi/jamuan
organisasi mitra/instansi terkait, jasa petugas satpam, pengemudi, petugas
kebersihan dan tenaga teknis.
B. Realisasi Anggaran
Pagu awal belanja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam DIPA 2016 yang digunakan untuk
mendukung pencapaian sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam
perjanjian kinerja direktorat tahun 2016 sebesar Rp300.323.000.000,00,
kemudian perubahan kebijakan pemerintah melalui APBN-Perubahan menjadi
49
Rp234.605.000.000,00 atau berkurang 33,57%. Selanjutnya terjadi
penghematan (self-blocking) sebesar Rp35.112.654.000,00 (14,97%).
Penghematan (self-blocking) pagu belanja Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga terdistribusi kepada sebagian besar output.
Sehingga pagu anggaran yang dapat dimanfaatkan menjadi sebesar
Rp199.492.346.000,00 Namun secara akuntabilitas pertanggung jawaban
kinerja sesuai kebijakan pemerintah harus mengacu pada anggaran
Rp234.605.000.000,00. Walaupun terjadi efisiensi pada pagu anggaran 14,97%
sasaran dan target masih bisa dicapai melalui kegiatan bintek dan sosialisasi
penyelenggaraan pendidikan keluarga didaerah sasaran.
Berikut grafik pengalokasian anggaran tahun 2016 pada empat program
yang ada di subdit dan satu sub bagian tata usaha yang ada di Direktorat:
Grafik 3.15. Persentase Pagu Anggaran Revisi Dipa II
Sebaran penggunaan anggaran terlihat pada tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.12. Pagu Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
No Jenis Belanja Pagu
1 Pegawai 5.119.238.000
2 Barang 223.409.253.000
5.119.238.000
223.409.253.000
5.676.509.000
400.000.000
Pagu
BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL BELANJA BANSOS
50
3 Modal 5.676.509.000
4 Bansos 400.000.000
T O T A L 234.605.000.000
Anggaran Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tahun 2016
sebesar Rp 234.605.000.000,00 yang tersebar ke empat subdirektorat dan satu
subbag tata usaha di atas digunakan untuk membiayai enam IKK utama dan
empat IKK pendukung serta 14 Output Pendidikan Keluarga.
Pagu anggaran Rp234.605.000.000,00 setelah adanya kebijakan
(efisiensi sebesar Rp13.704.616.491,00 (5,84%) dan self-blocking sebesar
Rp35.112.654.000,00 (14,97%)) sehingga anggaran untuk mencapai sasaran
dan target yang telah ditetapkan menjadi Rp185.787.729.509,00 melalui
berbagai strategi pelaksanaan kegiatan dan penyesuaian angka satuan biaya
maka sasaran dan target masih bisa dicapai sesuai dengan perencanaan strategis
tahun 2016.
Berikut realisasi kinerja keuangan pada enam IKK utama dan empat
IKK pendukung serta 14 Output di Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
yang digunakan dalam pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Tabel 3.12. Pagu Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
No Jenis Belanja Pagu (000) Realisasi (000) %
1 Pegawai 5.119.238 4,754,958 92,88%
2 Barang 223.409.253 175.923.977 78,75%
3 Modal 5.676.509 4,708,793 82,95%
4 Bansos 400.000 400.000 100,00%
T O T A L 234.605.000 185.787.729 79,19%
51
Tabel 3.13. Pagu Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja yang diblokir
No Jenis Belanja Pagu (000) Blokir (000) %
1 Pegawai 5.119.238 - 0
2 Barang 223.409.253 34.357.184 15,38%
3 Modal 5.676.509 755.470 13,31%
4 Bansos 400.000 -
T O T A L 234.605.000 35.112.654 14,97%
Tabel 3.14. Realiasasi dan Blokir Pagu Anggaran
No Nama Kegiatan /
Output
Pagu Realisasi Blokir %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 [5631] Penyediaan
Layanan Pendidikan
Keluarga
234.605.000,00 185.787.729,51 35.112.654,00 94,16
1.1 [5631.001] Satuan
Pendidikan
Menyelenggarakan
Pendidikan Keluarga
35.577.195,00 35.098.242,01
98,65
1.2 [5631.002] Lembaga Mitra
Memperoleh
Pemberdayaan
Penyelenggaraan
Pendidikan Keluarga
29.047.812,00 23.399.316,03 3.728.650,00 93,39%
1.3 [5631.003] Satuan
Pendidikan memiliki
ekosistem pembelajaran
yang Bermutu
58.359.091,00 53.456.937,16 3.297.096,00 97,25%
1.4 [5631.004] Kanal/Laman
Pendidikan Keluarga dan
Media Sosial Pendidikan
Keluarga Berbasis Mobile
Gadget dapat diakses
Masyarakat Luas
3.292.825,00 2.614.072,00 79,39%
1.5 [5631.006] Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
memiliki Kapasitas
Menerapkan Pendidikan
Keluarga
71.387.235,00 44.331.331,90 23.070.145,00 94,42%
1.6 [5631.009] Konten/Materi
Pendidikan Keluarga yang
di Unggah ke Laman
Pendidikan Keluarga
1.479.875,00 410.901,00 548.700,00 64,84%
52
No Nama Kegiatan /
Output
Pagu Realisasi Blokir %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.7 [5631.010] Dokumen
NSPK, Kurikulum dan
Modul Pendidikan
Keluarga
6.650.070,00 3.850.477,20 2.126.210,00 89,87%
1.8 [5631.011] Dokumen
Perencanaan,Koordinasi,
Sosialisasi, Evaluasi, dan
Monitoring
8.934.581,00 6.775.185,15 1.442.428,00 91,98%
1.9 [5631.012] Dokumen
Kepegawaian, Keuangan,
dan Ketatausahaan
3.477.770,00 2.391.135.35 143.955,00 72,89%
1.10 [5631.994] Layanan
Perkantoran
10.722.037,00 8.537.959.900 79,63%
1.11 [5631.995] Kendaraan
bermotor
1.282.800,00 1.273.100,00 99,24%
1.12 [5631.996] Perangkat
Pengolah Data dan
Komunikasi
916.630,00 915.258,00 99,85%
1.13 [5631.997] Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran
2.521.609,00 2.520.435,50 99,95%
1.14 [5631.998]
Gedung/Bangunan
955.470,00 0 755.470,00 79,07%
T O T A L 234.605.000,00 185.787.729,50 35.112.654,00 94,16%
1. Jumlah komite sekolah dan madrasah serta persatuan orangtua murid
(POM) yang melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan budaya
prestasi, dari pagu anggaran sebesar Rp87.406.903.000,00 telah terealisasi
sebesar Rp76.856.253.182,00 dan blokir sebesar Rp7.025.746.000,00
dengan persentase kinerja realisasi anggaran sebesar 95,97 %; IKK ini di
dukung oleh 2 output yaitu:
a. Lembaga Mitra Memperoleh Pemberdayaan Penyelenggaraan
Pendidikan Keluarga dari pagu anggaran sebesar Rp29.047.812.000,00
terealiasasi sebesar Rp23.399.316.027,00 atau sebesar 80,55%. Hal ini
disebabkan adanya self blocking untuk Output ini sebesar
Rp3.728.650.000,00 atau sebesar 12,84%. Selain self blocking,
53
Bantuan Penguatan Kemitraan Keluarga dengan Satuan Pendidikan
Komitmen 2015 terserap 96,15%, hal ini disebabkan ada efesiensi
penyaluran bantuan pelaksanaan kegiatan penguatan kemitraan
keluarga dengan satuan pendidikan. Selain itu pada rangkaian
penyelenggaraan semarak pendidikan keluarga yang semula diadakan
di Taman Mini Indonesia Indah dipindahkan menjadi di kantor.
Pemenang harapan lomba jurnalistik dihilangkan oleh tim dewan juri
dengan berbagai pertimbangan. Kebijakan yang mengurangi intensitas
publikasi pendidikan keluarga pada hari besar nasional melalui
advetorial yang dimuat media massa. Berkenaan dengan hal-haal yang
disampaikan yang menyebabkaan penyerapan anggaran tidak
maksimal.
b. Satuan Pendidikan memiliki ekosistem pembelajaran yang Bermutu
dari pagu anggaran sebesar Rp58.359.091.000,00 terealiasasi sebesar
Rp53.456.937.155,00 atau sebesar 91,60%. Hal ini dikarenakan adanya
self blocking untuk Output ini sebesar Rp3.297.096.000,00 atau sebesar
5,65%. Output ini terdiri dari Bantuan Penyelenggaran Pendidikan
Keluarga dan Peningkatan Ekosistem Pendidikan Komitmen Tahun
2015, Bantuan Penyelenggaran Pendidikan Keluarga dan Peningkatan
Ekosistem pada Satuan Pendidikan, Bantuan Penguatan Pendidikan
Keluarga pada Satuan Pendidikan, manajemen dan seminar pendidikan
keluarga. Ketiga bantuan tidak dapat terserap 100%, karena adanya
efesiensi penyaluran bantuan pelaksanaan kegiatan ekosistem
pendidikan. Manajemen penyelenggaraan bantuan tidak dapat terserap
100% karena adanya efesiensi penggunaan belanja bahan (tempat
kegiatan/akomodasi), yaitu kegiatan dilaksanakan dari 1 (satu) tempat
menjadi 3 (tiga) regional, sehingga anggaran tidak dapat terserap
maksimal.
2. Jumlah lembaga/satuan pendidikan menyelenggarakan pendidikan
kemandirian dan kepribadian karakter bangsa anti korupsi, kekerasan
dalam rumah tangga, dan kejahatan seksual pada anak, dari pagu anggaran
54
sebesar Rp35.177.195.000,00 telah terealisasi sebesar
Rp35.098.242.010,00 dengan persentase sebesar 98,65%; IKK ini
didukung oleh 1 output yaitu Satuan Pendidikan Menyelenggarakan
Pendidikan Keluarga. Pencapain realisasi yang belum mencapai 100%
dikarenakan adanya efesiensi manajemen penggunaan belanja bahan
(tempat kegiatan/akomodasi) penyelenggaran pelatihan calon pelatih
sebagai fasilitator penyelenggaran pendidikan keluarga di daerah, yaitu
kegiatan dilaksanakan dari 1 (satu) tempat menjadi 3 (tiga) regional
sehingga anggaran tidak dapat terserap maksimal.
3. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan serta orang tua/wali dan
pengasuh memiliki kapasitas menerapkan pendidikan keluarga. dari pagu
anggaran sebesar Rp71.387.235.000,00 telah terealisasi sebesar
Rp44.331.331.901,00 dengan persentase sebesar 62,10%. IKK ini
didukung oleh 1 output yaitu Pendidik dan Tenaga Kependidikan memiliki
Kapasitas Menerapkan Pendidikan Keluarga, karena Target. Belum
terpenuhinya target 100% pada IKK ini disebabkan oleh adanya self
blocking sebesar Rp23.070.145.000,00 atau 32,32%, selain itu adanya
tidak terserapnya anggaran disebabkan adanya efesiensi hasil pelaksanaan
lelang untuk Pengadaan dan Pengiriman Bahan Pendidikan Keluarga.
Selain itu adanya kebijakan pemerintah tentang bebas visa untuk
kunjungan ke luar negeri untuk beberapa negara dalam pelaksanaan
kegiatan Teknikal visit Pendidikan Keluarga ke Malaysia. Sehingga
anggaran tidak dapat terserap maksimal.
4. Jumlah konten/materi diunggah ke kanal pendidikan keluarga, dari pagu
anggaran sebesar Rp4.772.700.000,00 telah terealisasi sebesar
Rp2.845.035.050,00 dengan persentase sebesar 59.61%. IKK ini didukung
oleh 2 output yaitu:
a. Kanal/Laman Pendidikan Keluarga dan Media Sosial Pendidikan
Keluarga Berbasis Mobile Gadget dapat diakses Masyarakat Luas dari
dari pagu anggaran sebesar Rp3.292.825.000,00 terealisasi sebesar
Rp2.434.134.000,00 atau sebesar 73,92%. Hal ini disebabkan terkait
55
dengan belum semua perizinan dan hak royalti penggunaan lagu wajib
nasional dan daerah dari ahli waris pencipta lagu yang belum didapat,
selain itu adanya perampingan tim pengelola kanal laman sahabat
keluarga, sehingga realisasi anggaran tidak dapat terserap maksimal.
b. Konten/Materi Pendidikan Keluarga yang di Unggah ke Laman
Pendidikan Keluarga, dari pagu anggaran sebesar Rp1.479.875.000,00,
terealisasi sebesar Rp410.901.000,00 atau 27,77%. Hal ini disebabkan
karena adanya self-blocking sebesar Rp548.700.000,00 atau 37,08%,
sehingga serapan anggaran tidak maksimal. Tidak terealisasi dengan
baik disebabkan jumlah konten yang berasal dari kontributor
belum/tidak memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan oleh kurator
konten. Demikian juga kurator konten akan mendapatkan honor
berdasarkan jumlah konten yang berhasil dipublikasi pada laman.
Sehingga daya serap anggaran untuk output ini tidak maksimal.
5. Jumlah dokumen NSPK pendidikan keluarga, dari pagu anggaran sebesar
Rp6.650.070.000,00 telah terealisasi sebesar Rp3.850.477.195,00 dengan
persentase sebesar 57,90%. IKK ini didukung oleh 1 (satu) output yaitu
Dokumen NSPK, Kurikulum dan Modul Pendidikan Keluarga. Tidak
terserapnya anggaran disebabkan oleh adanya self blocking sebesar
Rp2.126.210.000,00 atau sebesar 31,97%, selain itu terjadinya efesiensi
belanja anggaran dalam penyusunan NSPK pendidikan keluarga yang
banyak dilaksanakan dikantor pada saat jam kerja, untuk pelaksanaan rapat
dalam kantor diatur oleh ketentuan dan peraturan untuk batas minimal
dalam pemberian uang saku rapat dalam kantor bagi ASN, sehingga
serapan anggaran tidak maksimal.
6. Jumlah dokumen perencanan dan evaluasi pelaksanaan rencana, dari pagu
anggaran sebesar Rp8.934.581.000,00 telah terealisasi sebesar
Rp6.775.185.146,00 dengan persentase sebesar 75,83%. IKK ini didukung
oleh 1 (satu) output yaitu Dokumen Perencanaan, Koordinasi, Sosialisasi,
Evaluasi, dan Monitoring. Tidak terserapnya anggaran disebabkan oleh
adanya self blocking anggaran belanja Direktorat sebesar Rp1.442.428.000
56
dengan persentase sebesar 16,14%. Selain itu banyak konten yang diterima
oleh tim pengelola laman sahabat keluarga tidak dapat dipublikasikan, hal
ini disebabkan banyak konten yang diterima tidak memenuhi standar
minimal kualifikasi kurasi bahasa dan konten oleh tim kurator. Sehingga
menyebabkan kurang optimalnya serapan anggaran pada ouput ini.
7. Jumlah dokumen keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, dan BMN, dari
pagu anggaran ssebesar Rp3.477.770.000,00, telah terealisasi sebesar
Rp2.391.135.350,00 atau sebesar 68,75%. IKK ini didukung oleh 1 (satu)
output, yaitu Dokumen Kepegawaian, Keuangan, dan Ketatausahaan.
Tidak terserapnya anggaran disebabkan adanya self blocking belanja
anggaran sebesar Rp143.955.000,00 atau sebesar 4,14%. Selain itu, adanya
efesiensi pada biaya perjalanan Pameran Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga dan biaya Forum Group Discussion (FGD) yang belum dimanfaat
maksimal oleh seluruh subdit.
8. Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran, dari pagu anggaran sebesar
Rp4.393.709.000,00 telah terealisasi sebesar Rp4.191.163.500,00 dengan
persentase sebesar 95,39%. IKK ini didukung oleh 3 (tiga) output yaitu:
a. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi, dari pagu anggaran sebesar
Rp916.630.000,00 terealisasi sebesar Rp915.258.000,00 dengan
persentasi sebesar 99.85% , tidak terserapnya anggaran disebabkan
karena adanya efisiensi hasil pelaksanaan lelang Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi.
b. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran, dari pagu anggaran sebesar
Rp2.521.609.000,00 telah terealisasi sebesar Rp2.520.435.500,00
dengan persentasi sebesar 99.95%. Tidak terserapnya anggaran
disebabkan karena adanya efisiensi hasil pelaksanaan lelang Peralatan
dan Fasilitas Perkantoran.
c. Gedung/Bangunan, dari pagu anggaran sebesar Rp955.470.000 telah
terealisasi sebesar Rp. 0 dengan persentasi sebesar 0%. Tidak
terserapnya anggaran disebabkan karena adanya karena keterbatasan
waktu untuk proses administrasi dan penyelesaian pengerjaan renovasi
57
dan rehab gedung, serta proses pengerjaan tersebut membutuhkan
koordinasi dengan pengelola gedung. Selain itu ruang yang digunakan
saat ini dianggap masih layak digunakan.
9. Kendaraan operasional perkantoran, dari pagu anggaran sebesar
Rp1.282.800.000,00 telah terealisasi sebesar Rp1.273.100.000,00 dengan
persentasi sebesar 99,24%. IKK ini didukung oleh 1 (satu) output yaitu
Kendaraan bermotor. Tidak terserapnya anggaran disebabkan karena
adanya efisiensi hasil pelaksanaan lelang Kendaraan operasional
perkantoran.
10. Layanan Perkantoran, dari pagu anggaran sebesar Rp10.722.037.000,00
telah terealisasi sebesar Rp8.398.912.216,00 dengan persentasi sebesar
78.33%. IKK ini didukung oleh 1 (satu) output yaitu Layanan Perkantoran.
Output ini terdiri dari operasional Pimpinan dan perkantoran, pemeliharaan
dan perawatan inventaris kantor, biaya langganan daya dan jasa (telepon,
TV kabel, internet, dan jasa sewa webhosting/server), penyelenggaraan
rapat-rapat koordinasi penyelenggaraan program, pemeliharaan dan
operasional kendaraan bermotor/dinas dan honor untuk tenaga
pramubhakti, pramusaji, dan pengemudi, jasa petugas satpam, pengemudi,
dan petugas kebersihan. Tidak tercapainya target 100% pada IKK ini
disebabkan oleh proses peralihan tenaga honorer yang ada pada subbag TU
kepada seluruh subdit untuk pencapaian tugas dan fungsi masing-masing
subdit. Sehingga subbag TU hanya menanggung tenaga honorer untuk
pramubhakti, pramusaji, dan pengemudi, jasa petugas satpam, pengemudi,
dan petugas kebersihan, namun untuk tenaga teknis dialihkan kepada
seluruh Subdit. Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan dan Mesin tidak
dapat terserap 100% karena peralatan dan mesin yang digunakan tergolong
masih baru dan masih minim kerusakan, sehingga biaya perawatan
Peralatan dan Mesin tidak dapat terserap maksimal.
58
BAB IV
PENUTUP
Laporan kinerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tahun 2016
merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Perjanjian Kinerja
Direktur Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga dengan Dirjen Direktorat
jenderal Pendidikan Anak Usia Dinai dan Pendidikan Masyarakat tahun 2016.
Pelaporan pertanggungjawaban bagi terwujudnya tata kelola pemerintah yang baik,
transparan dan akuntabel ini, berdasarkan kegiatan strategis setiap komponen
kinerja di Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga melalui realisasi
pelaksanakan kegiatan direktorat.
Selama tahun 2016, peran strategis Direktrorat Pembinaan Pendidikan
Keluarga telah mencapai sasaran kinerja sesuai dengan perencanaan dalam
indikator kinerja melalui berbagai pendekatan dan strategi kegiatan. Walaupun
dengan berbagai kendala dan keterbatasan sumber daya manusia yang ada di
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga.
Selain itu proses pencapaian target dari beberapa indikator kinerja tersebut
mengoptimalkan kerjasama secara kemitraan dengan berbagai pihak/lembaga lain
yang juga menjadi bagian dari pelaksanaan indikator kinerja terkait. Bahkan
beberapa penyelesaian target dilakukan secara simultan beriringan dengan proses
yang dilakukan oleh pihak/lembaga lain tersebut.
Pencapaian yang diperoleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
diperoleh melalui proses dan mekanisme kerja yang efektif dan efisien, dimulai dari
proses perencanaan, pengukuran kinerja hingga evaluasi mendalam dan
menyeluruh terhadap seluruh hasil yang dicapai.
Berdasarkan hasil capaian kinerja dirumuskan rekomendasi untuk capaian
strategis kinerja direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tahun 2017 sebagai
berikut:
1. Realisasi dari program kerja hendaknya dapat dicapai sesuai dengan rencana
kegiatan yang telah ditetapkan;
59
2. Koordinasi berbagai kegiatan hendaknya lebih ditingkatkan dalam rangka
mencapai sasaran strategis direktorat;
3. Kemitraan dengan berbagai lembaga hendaknya lebih ditingkatkan;
4. Perencanaan kegiatan untuk pencapaian kinerja setiap subdit hendaknya lebih
terfokus untuk merealisasikan tugas dan fungsi.