laporan akuntabilitas kinerja - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/documents/ppid/berkala/c -...
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Tahun 2018
Judul Program
PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI
(5864)
(LAKIP) TA 2017
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Penjelasan Umum Organisasi 1
1.2 Aspek Strategis Organisasi 7
1.3 Permasalahan Utama (Strategic Issued) 8
BAB II PERENCANAAN KERJA 10
2.1 Rencana Strategis 10
2.2 Keterkaitan Program B2TKE dengan RPJMN 2015-2019 12
2.3 Rencana Kinerja Tahun 2017 13
2.4 Penetapan Kinerja Tahun 2017 14
2.5 Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Tahun 2017 16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 17
3.1 Uraian Kegiatan 17
3.2 Tabel Ringkasan 40
3.3 Capaian Kinerja Organisasi 44
3.4 Realisasi Anggaran 55
BAB IV PENUTUP 56
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI
1.1.1 Gambaran Umum
Balai Besar Teknologi Konversi E n e r g i (B2TKE) merupakan salah satu pusat unggulan
pengembangan teknologi energi dibawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) yang diharapkan mampu berperan untuk mendorong pertumbuhan industri energi
serta penerapan teknologi energi yang efisien, handal dan ramah lingkungan bagi pemecahan
permasalahan nasional.
Pendirian B2TKE diawali dengan terbentuknya Unit Pelaksana Teknis Laboratorium
Sumber daya dan Energi (UPT-LSDE) pada tanggal 24 Februari 1987 berdasarkan surat
keputusan Menristek / Ketua BPPT Nomor: SK/046/KA/BPPT/II/1998 sebagai pusat sumber
daya teknologi konversi dan pemanfaatan energi untuk melayani kebutuhan nasional yang
merupakan hasil kajian BPPT dan Battelle Columbus Laboratories berupa Master Plan for
The Indonesian Energy Institute, Serving The Nation Through Energy Technology.
Pada tanggal 21 April 2004, UPT-LSDE secara resmi berubah nama menjadi Balai Besar
Teknologi Energi (B2TE), berdasarkan surat keputusan Menristek/Kepala BPPT Nomor:
047/Kp/KA/IV/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Energi.
Pada tanggal 19 Oktober 2015, Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) dan Pusat Teknologi
Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) secara resmi bergabung dengan nama Satuan
Kerja Balai Besar Teknologi Konversi E n e r g i (B2TKE), berdasarkan surat keputusan
Kepala BPPT Nomor: 012/Kp/KA/X/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Teknologi Konversi Energi.
1.1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 012/Kp/KA/X/2015, Tentang Organisasi dan Tata
2
Kerja B2TKE, tanggal 19 Oktober 2015, pada Bab I, pasal 1, 2 dan 3:
a. Kedudukan
Balai Besar Teknologi Konversi Energi, yang selanjutnya disebut B2TKE, adalah
suatu satuan kerja di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang
berada di bawah koordinasi Deputi Bidang Teknologi Informatika, Energi, dan
Material dan B2TKE dipimpin oleh Kepala.
b. Tugas B2TKE
B2TKE mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau teknis
penunjang serta pelaksanaan teknologi energi serta melaksanakan pengkajian,
pengujian, pengembangan, penerapan dan penyebarluasan teknologi energi yang
efisien, handal dan berwawasan lingkungan.
c. Fungsi B2TKE
Dalam melaksanakan tugasnya, B2TKE menyelenggarakan fungsi:
1. Pelayanan teknologi di bidang kelistrikan dan konservasi energi;
2. pelaksanaan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan dan penyebarluasan
teknologi kelistrikan dan konservasi energi;
3. pelaksanaan urusan tata usaha, sumber daya manusia, keuangan dan rumah tangga,
serta pengelolaaan Baron Techno Park; dan
4. pelaksanaan dan penerapan sistem mutu.
1.1.3 Susunan Organisasi
Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 012/Kp/KA/X/2015, Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Teknologi Konversi Energi, Tanggal 19 Oktober 2015, pada Bab II, pasal
4, B2TKE terdiri atas :
1. Bagian Umum;
2. Bidang Layanan Jasa Teknologi;
3. Bidang Teknologi Kelistrikan; dan
4. Bidang Konservasi Energi.
B2TKE, terdiri dari 3 bidang teknis dan 1 bidang / bagian non teknis dengan perincian:
3
1. Bagian Umum terdiri dari ;
a. Subbagian Tata Usaha, Sumber Daya Manusia dan Rumah Tangga;
Mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, pengadaan, perjalanan
dinas, pengembangan pegawai, mutasi, tata-usaha kepegawaian, kesejahteraan
pegawai serta dokumentasi dan urusan protokol, melakukan urusan administrasi
perlengkapan, pengelolaan kendaraan, pemeliharaan sarana dan prasarana, keamanan
dan keselamatan kerja.
b. Subbagian Program dan Keuangan;
Mempunyai tugas koordinasi perencanaan, penyusunan program, pengolahan dan
penyajian data, monitoring, evaluasi dan pelaporan program penganggaran,
perbendaharaan, verifikasi dan pelaporan keuangan.
2. Bidang Layanan Jasa Teknologi,
Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknologi di bidang kelistrikan dan
konservasi energi,
serta menyelenggarakan fungsi :
Pelaksanaan urusan pelayanan jasa teknologi; dan
Pelaksanaan pengelolaan Baron Techno Park.
Bidang Layanan Jasa Teknologi, terdiri dari ;
a. Subbidang Layanan Jasa;
Mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan jasa teknologi dan kerjasama di bidang
teknologi energi, pemasaran, pengembangan usaha, urusan legal dan kehumasan,
dokumentasi ilmiah, serta pengembangan sistem informasi.
b. Subbidang Pengelolaan Techno Park Energi
Mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana kawasan Baron Techno Park.
3. Bidang Teknologi Kelistrikan;
Mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan dan
difusi, koordinasi kegiatan bidang energi kelistrikan, dan menyelenggarakan fungsi:
Pelaksanaan sistem pembangkitan; dan
Pelaksanaan sistem transmisi dan distribusi kelistrikan.
4
4. Bidang Konservasi Energi;
Mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, pengembangan, penerapan, pengujian,
difusi, dan koordinasi kegiatan di bidang konservasi energi dan menyelenggarakan
fungsi:
Pelaksanaan analisa dan optimasi energi; dan
Pelaksanaan sistem teknologi hemat energi.
Manajemen B2TKE terdiri atas Pejabat Struktural mulai dari Eselon II sampai Eselon IV.
Selain itu dibentuk Manajemen Kendali Mutu (MKM) yang berfungsi melakukan
peningkatan dan pengendalian mutu kegiatan di B2TKE dan bertanggungjawab langsung
kepada Kepala B2TKE. Sejak tanggal 22 April 2008, dibentuk jabatan fungsional
Manajemen Energi yang bertugas antara lain menyusun dan merencanakan program -
program konservasi energi di B2TKE dan melaksanakan penerapannya.
Adapun Struktur Organisasi B2TKE sesuai dengan SK Kepala BPPT Nomor
012/Kp/KA/X/2015, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Konversi
Energi, Tanggal 19 Oktober 2015, dapat dilihat pada Gambar 1 di halaman berikut.
5
Struktur Organisasi B2TKE
(Peraturan Kepala BPPT No. 012/Kp/KA/X/2015, Tanggal 19 Oktober 2015)
Gambar 1.1 Struktur Organisasi B2TKE
6
1.1.4 Profil Sumber Daya Manusia (SDM)
B2TKE memiliki SDM dengan tingkat pendidikan dari berbagai disiplin ilmu dan bidang
keahlian. Dari total SDM sebanyak 154 orang, tingkat pendidikan S3 sebesar 18 orang; S2
sebesar 37 orang, S1 sebesar 67 orang dan S0 sebesar 32 orang.
Strata 021%
Strata 143%
Strata 224%
Strata 312%
PENDIDIKAN
Gambar 1.2 Sumber Daya Manusia
7
1.2. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
1.2.1 UUD 1945
UUD 1945 mengamanatkan:
a. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia (Pasal 31 ayat (5));
b. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari iptek, seni dan budaya,
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan umat manusia (Pasal 28 c
ayat (1)).
Nilai-nilai dalam butir UUD-1945 digunakan sebagai landasan konstitusional dan dasar
hukum dalam menyusun konsepsi pembangunan Iptek nasional.
1.2.2 UU Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan
dan Penerapan (Sisnas P3) Iptek
Undang-undang No.18/2002 menjelaskan mengenai Sisnas P3 Iptek; memberikan
landasan hukum; mengamanatkan penyusunan Jakstranas; mendorong tumbuhnya
Sisnas P3 Iptek; dan mengikat semua pihak, pemerintah pusat, pemda, dan masyarakat
untuk berperan aktif. Nilai-nilai dalam UU. No.18/2002 ini menjadi landasan konsepsional
pembangunan Iptek Nasional.
1.2.3 UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025
Dalam RPJPN disebutkan bahwa pembangunan iptek diarahkan untuk menciptakan dan
menguasai ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan, dan
mengembangkan ilmu sosial dan humaniora, serta untuk menghasilkan teknologi dan
memanfaatkan teknologi hasil penelitian. Pengembangan, dan perekayasaan bagi
kesejahteraan masyarakat, kemandirian, dan daya saing bangsa melalui peningkatan
kemampuan dan kapasitas iptek senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya,
nilai etika, kearifan lokal, serta memerhatikan sumber daya dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Pembangunan iptek diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi; penciptaan
dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; penyediaan teknologi transportasi,
kebutuhan teknologi pertahanan, dan teknologi kesehatan; pengembangan teknologi
8
material maju; serta peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor
produksi.
1.2.4 Perpres Nomor 2 Tahun 2015 RPJMN 2015-2019
Dalam RPJMN 2015-2019 tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dinyatakan
bahwa kebijakan Iptek diarahkan kepada :
a) Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi, pada:
Penyelenggaraan Litbang (Riset), Layanan Perekayasaan dan Teknologi, Layanan
Infrastruktur Mutu, Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir, Penguatan Kerjasama
Swasta-Pemerintah-Perguruan Tinggi.
b) Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan
sumber daya alam maka pembangunan diarahkan pada:
Sumber daya hayati (Bioresources), Sumberdaya Nirhayati, Penginderaan Jauh,
Mitigasi Perubahan Iklim.
c) Dalam rangka penyiapan masyarakat Indonesia menuju kehidupan global yang maju
dan modern, maka pembangunan Iptek diarahkan pada:
Penyelenggaraan riset sosial dan kemanusiaan untuk seluruh wilayah dan masyarakat
Indonesia dengan membentuk 6 simpul (hub) penelitian sosial kemasyarakat di seluruh
Indonesia dengan LIPI sebagai pusatnya.
d) Dalam rangka peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar,
pembangunan iptek diarahkan untuk: Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Iptek,
Pembangunan sarana dan prasarana iptek antara lain revitalisasi Puspiptek,
Pembangunan repositori dan disseminasi informasi iptek, serta Peningkatan jaringan
iptek melalui konsorsium riset.
e) Dalam rangka peningkatan layanan teknologi kepada masyarakat pedesaan,
masyarakat pesisir, dan usaha kecil dan menengah akan dibangun Techno Park dan
Science Centre.
1.3. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED)
Dalam menghadapi kondisi lingkungan strategis dan berbagai tantangan global,
Indonesia saat ini masih mengadapi berbagai kendala. Berikut ini adalah tantangan dan
masalah utama di bidang energi:
9
a. Pembangunan nasional untuk mencapai kesejahteraan memerlukan energi yang
sangat besar. Sehingga ketahanan energi merupakan prasyarat dalam pelaksanaan
pembangunan nasional. Oleh karena itu berbagai permasalahan dalam penyediaan
dan pemanfaatan energi serta pemecahannya merupakan salah satu langkah utama
dalam pembangunan nasional. Sejumlah tantangan di sektor energi yang perlu
ditangani, antara lain adalah: terbatasnya dan tingginya pemakaian sumber daya
energi fosil, terbatasnya infrastruktur penyediaan energi, masih lemahnya industri
nasional di sektor energi, belum optimalnya pemanfaatan energi baru dan
terbarukan serta masih rendahnya tingkat efisiensi pemanfaatan energi nasional.
Kesemuanya itu merupakan persoalan utama yang harus dipecahkan untuk
menjamin ketersediaan energi secara mencukupi untuk pembangunan nasional
jangka panjang.
b. Dengan naiknya harga energi, permintaan jasa pelayanan teknis bidang konversi
energi sudah mulai terasa akhir-akhir ini.
c. Perlu persiapan yang holistik untuk menyambut permintaan tersebut. Pertumbuhan
teknologi EBT di Indonesia cukup pesat dewasa ini;
d. Sesuai dengan sasaran Keppres 05/2006, kontribusi EBT mencapai 17%;
e. Sasaran ketahanan energi 2015-2019 untuk rasio elektrifikasi tahun 2015 sebesar
81,5% dari target 100% pada tahun 2019.
Dalam rangka untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, B2TKE melakukan Inovasi dan
Layanan Teknologi di bidang energi yang meliputi:
a. Inovasi Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Skala Kecil;
b. Kawasan Techno Park Energi (Baron Techno Park);
c. Inovasi Teknologi Smart Grid;
d. Layanan Jasa Teknologi Energi (PNBP)
e. Layanan Perkantoran.
10
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
Renstra B2TKE tahun 2015-2019 disusun dengan memperhatikan perkembangan
lingkungan strategis terakhir serta mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional 2015-2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) 2005-2025, khususnya Rencana Pembangunan Bidang Iptek. Dalam RPJP 2005-
2025 diamanatkan bahwa Penguasaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Iptek difokuskan
pada 7 (tujuh) bidang prioritas yaitu : (i) Pembangunan ketahanan pangan, (ii) Penciptaan
dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan (iii) Pembangunan teknologi
transportasi, (iv) Penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, (v)
Pengembangan teknologi pertahanan, (vi) Pengembangan teknologi kesehatan dan obat-
obatan, dan (vii) Pengembangan teknologi material maju.
2.1.1 Visi dan Misi BPPT
Dalam menjalankan rencana strategis, BPPT mempunyai visi misi sebagai berikut:
Visi :
Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi Dan Layanan Teknologi untuk
Meningkatkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa.
Misi :
1. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan
layanan teknologi di bidang kebijakan teknologi;
2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan
layanan teknologi di bidang teknologi pengembangan sumber daya alam;
3. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan
layanan teknologi di bidang teknologi agroindustri dan bioteknologi;
4. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan
layanan teknologi di bidang teknologi informasi, energi, industri kimia, dan
material;
11
5. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan
layanan teknologi di bidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa;
6. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi
dalam rangka mewujudkan inovasi dan layanan teknologi.
2.1.2 Visi Misi B2TKE
2.1.3 Tujuan
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi B2TKE ke dalam program-program yang akan
dilaksanakan maka tujuan strategis B2TKE adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan dukungan resource sharing dalam biaya operasional penyelenggaraan
Pelayanan Teknologi Energi;
b. Memastikan pengembangan organisasi menuju visi sebagai pusat unggulan teknologi
energy;
c. Memastikan manfaat produk layanan teknologi menuju visi pemanfaatan hasil
rekayasa teknologi secara maksimum;
d. Meningkatkan jumlah hasil rekayasa teknologi yang siap dipasarkan;
e. Mempercepat peningkatan kepakaran SDM B2TKE dalam perekayasaan teknologi
energi yang efisien dan unggul;
f. Meningkatkan penyebarluasan produk dan alih teknologi energi yang efisien;
g. Meningkatkan peran B2TKE untuk intermediasi teknologi energi kepada semua
pemangku kepentingan;
h. Meningkatkan kuantitas dan kualitas advokasi dan konsultansi di bidang teknologi
efisiensi energi untuk meningkatkan daya saing industri;
i. Meningkatkan rekomendasi B2TKE yang digunakan dalam penyusunan kebijakan
pemerintah pusat dan daerah.
2.1.4 Sasaran
Sesuai dengan tujuan strategis yang telah ditetapkan tersebut, B2TKE telah menentukan
sasaran strategis sebagai berikut :
a. Tersedianya SDM B2TKE yang kompeten dalam perekayasaan teknologi energi
yang efisien dan unggul;
b. Tersebarluasnya produk teknologi energi yang efisien, handal dan ramah lingkungan;
12
c. Terwujudnya peningkatan peran B2TKE dalam intermediasi teknologi energi kepada
semua pemangku kepentingan;
d. Terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas advokasi dan konsultansi di bidang
teknologi efisiensi energi untuk meningkatkan daya saing industri;
e. Terwujudnya peningkatan rekomendasi B2TKE yang digunakan dalam penyusunan
kebijakan pemerintah pusat dan daerah.
2.2 KETERKAITAN PROGRAM B2TKE DENGAN RPJMN 2015-2019.
Dalam buku I Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
yang merupakan agenda pembangunan nasional disebutkan bahwa salah satu prakarsa
utama riset di Bidang Energi pada tahun 2015 s/d 2019 adalah pilot plant Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil (100 kW – 5 MW). Sedangkan pada buku
II RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa BPPT melalui kegiatan pengkajian dan penerapan
teknologi energy akan dibangun instalasi PLTP berskala kecil (100 kW – 5 MW) dan
rekomendasi peningkatan kehandalan dan efisiensi dengan teknologi smartgrid.
Dengan mengacu kepada kedua buku RPJMN 2015-2019 diatas, pada tahun 2016 B2TKE
melaksanakan dua program yaitu program pengkajian dan penerapan teknologi konversi
energi dan program dukungan manajemen.
2.2.1 Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Konversi Energi.
Pada Tahun Anggaran 2017 ini B2TKE melaksanakan 4 (empat) kegiatan
inovasi/perekayasaan yaitu Inovasi Teknologi Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP)
Skala Kecil, Kawasan Techno Park Energi (Baron Techno Park), Inovasi Teknologi Konservasi
dan Audit Energi, dan Inovasi teknologi Smart Grid.
Selain 4 (empat) kegiatan inovasi tersebut, B2TKE juga melaksanakan kegiatan pelayanan
jasa teknologi energi yang secara garis besar terdiri atas 2 (dua) buah bidang pelayanan
yaitu :
a. Pelayanan Jasa Teknologi Kelistrikan.
b. Pelayanan Jasa Konversi Emergi.
13
2.2.2 Program Dukungan Manajemen.
Ada dua aktivitas yang termasuk dalam kategori program dukungan manajemen antara
lain penyelenggaraan dan pemeliharaan perkantoran B2TKE dan juga pembayaran gaji
dan tunjangan pegawai selama 12 bulan. Kegiatan penyelenggaraan dan pemeliharaan
perkantoran meliputi :
a. Administrasi perlengkapan yang meliputi pengadaan barang dan jasa;
b. Biaya poliklinik/obat-obatan;
c. Pemeliharaan gedung dan bangunan;
d. Pemeliharaan peralatan laboratorium;
e. Kalibrasi alat ukur;
f. Pemeliharaan alat dan mesin fungsional;
g. Pemeliharaan kendaraan bermotor;
h. Pengelolaan inventaris meliputi pembuatan laporan sesuai Sistem SAI, pendataan
ulang Barang Milik Negara untuk pembuatan DIR, dll.
2.3 RENCANA KINERJA TAHUN 2017 Berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
dan Pelaksanaan Evaluasi AKIP Tahun 2010, disebutkan bahwa komponen
Perencanaan Kinerja mempunyai Sub Komponen Rencana Strategis, Rencana Kinerja
Tahunan dan Penetapan Kinerja. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) disusun berdasarkan
Renstra B2TKE Tahun 2015-2019 seperti tercantum pada sub bab 2.2. Penyusunan RKT
dilakukan dengan mengacu pada PermenPAN dan RB Nomor 29 tahun 2010 yang
mempunyai kolom sasaran strategis, indikator kinerja, dan target. RKT B2TKE secara
ringkas terlihat pada Tabel 2.1.
14
Tabel 2.1 Rencana Kinerja Tahun 2017
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Terwujudnya Inovasi
Teknologi Pembangkit
Listrik tenaga Panas Bumi
(PLTP) Skala Kecil
Jumlah Pilot Plant PLTP Skala Kecil yang
beroperasi
1
Terwujudnya Rintisan
Technopark Baron
Jumlah Paket Pembangunan Sarana dan Prasarana
Pendukung Rintisan Technopark Baron
1
Jumlah Paket Pelatihan IPTEK EBT di Rintisan
Technopark Baron 1
Jumlah Layanan Kunjungan Edukasi Rintisan
Technopark Baron 400
Terwujudnya Inovasi
teknologi Smart Grid
Jumlah Prototipe PLTS Smart Grid di Kawasan
PUSPIPTEK 1
Terlaksananya Layanan Jasa
Teknologi Konversi Energi
(PNBP)
Jumlah Layanan Jasa Teknologi Konversi Energi
(PNBP) 1
Terlaksananya Layanan
Perkantoran
Jumlah layanan belanja Pegawai 12
Jumlah operasional dan pemeliharaan perkantoran 12
2.4. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2017
Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan
kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi (pasal 3, PermenPAN
dan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instans Pemerintah). PK-B2TKE tahun 2017 secara
jelas terlihat pada Tabel 2.2.
15
Tabel 2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2017
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Terwujudnya Inovasi
Teknologi Pembangkit
Listrik tenaga Panas Bumi
(PLTP) Skala Kecil
Jumlah Pilot Plant PLTP Skala Kecil yang
beroperasi
1
Terwujudnya Rintisan
Technopark Baron
Jumlah Paket Pembangunan Sarana dan Prasarana
Pendukung Rintisan Technopark Baron
1
Jumlah Paket Pelatihan IPTEK EBT di Rintisan
Technopark Baron 1
Jumlah Layanan Kunjungan Edukasi Rintisan
Technopark Baron 400
Terwujudnya Inovasi
teknologi Smart Grid
Jumlah Prototipe PLTS Smart Grid di Kawasan
PUSPIPTEK
1
Terlaksananya Layanan Jasa
Teknologi Konversi Energi
(PNBP)
Jumlah Layanan Jasa Teknologi Konversi Energi
(PNBP) 1
Terlaksananya Layanan
Perkantoran
Jumlah layanan belanja Pegawai 12
Jumlah operasional dan pemeliharaan perkantoran 12
Jumlah Total Anggaran : Rp. 57.586.619.000,-
Kegiatan : Pengkajian dan Penerapan Teknologi Konversi Energi.
2.5 RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Dalam rangka mencapai perjanjian kinerja 2017, B2TKE telah menyusun Rencana aksi
perjanjian kinerja 2017 seperti tabel 2.3.
16
Tabel 2.3 Rencana Aksi Perjanjia Kinerja Tahun 2017
TAHUNAN
TW I TW 2 TW 3 TW 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Terwujudnya Inovasi
Teknologi PLTP Skala
Kecil
Jumlah PLTP Skala Kecil yang
beroperasi1
Beroperasinya
PLTP CT 3 MW
terkoneksi dengan
jaringan PLN
a.Pengoperasian
b. uji koneksi;
c. Intekoneksi
PLTP dg PLN 20
kV
30 50 80 100
Jumlah paket pembangunan
sarana dan prasarana pendukung
Rintisan Technopark Baron
1
Pembangunan
amphiteater,
tempat parkir,
toilet umum, road
track dan
penataan area
pantai pasir putih
a. DED;
b. Tender;
c. Pembangunan
sarana &
prasarana
15 50 80 100
Jumlah paket pelatihan IPTEK
EBT di Rintisan Technopark Baron1
Satu paket
Pelatihan O&M
PLTS
a. Pemasaran;
b. Pelatihan25 75 100
Jumlah layanan kunjungan edukasi
Rintisan Technopark Baron400 400 kunjungan
edukasi BTP
a. Pemasaran;
b. Baron Festival
c. Workshop
25 50 100
Terwujudnya inovasi
teknologi smart grid
Jumlah desain SCADA Smart Grid
di Kawasan PUSPIPTEK1
Desain SCADA
PLTS Smartgrid
10 kV di
PUSPIPTEK
a. Kajian
Smartgrid;
b. Basic Desain
c. DED
d. Instalasi
15 40 75 100
Terlaksananya Layanan
Jasa Teknologi Konversi
Energi (PNBP)
Jumlah layanan jasa teknologi
konversi energi (PNBP)1
Satu paket
layanan PNBP
yang terdiri dari 80
kontrak
a. Pemasaran;
b. Temu Mitra;
c. Pelaksanaan
pekerjaan
25 50 80 100
Jumlah layanan belanja pegawai 12
Pembayaran gaji
pegawai setiap
awal bulan
a. Input data;
b. Pembayaran25 50 75 100
Jumlah operasional dan
pemeliharaan kantor12
Pemeliharaan
perkantoran
selama satu tahun
a. Kajian
bangunan & Lab
b. Perbaikan &
pemeliharaan
25 50 75 100
Terlaksananya layanan
perkantoran
RENCANA KINERJA
SEMESTER I
(%)
SEMESTER II
(%)SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
Terwujudnya Rintisan
Technopark Baron
URAIAN
TARGETTARGET
17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 URAIAN KEGIATAN
Kegiatan B2TKE ditahun 2017 ini secara garis besarterbagi menjadi 4 jenis kegiatan yaitu
kegiatan DIPA Mengikat, DIPA tidak mengikat, layanan jasa teknologi konversi energi dan
layanan perkantoran.
3.1.1 Kegiatan DIPA Mengikat (Rutin)
Kegiatan DIPA mengikat (rutin) meliputi kegiatan operasional dan pemeliharaan perkantoran
antara lain :
a. Pembayaran gaji pegawai.
b. Pemeliharaan peralatan laboratorium.
c. Pemeliharaan gedung dan bangunan.
d. Pemeliharaan alat dan mesin fungsional.
e. Kalibrasi alat ukur.
f. Pengadaan barang dan jasa.
g. Pengelolaan inventaris meliputi pembuatan laporan sesuai Sistem SAI, pendataan ulang
Barang Milik Negara untuk pembuatan DIR, dll.
h. Pemeliharaan kendaraan bermotor.
i. Biaya poliklinik/obat-obatan.
Target utama kegiatan DIPA mengikat ini adalah pembayaran gaji dan tunjangan karyawan tepat
waktu selama serta penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran B2TKE selama
12 bulan (1 tahun anggaran). Selama tahun 2017, Gaji dan uang makan pegawai selalu
terbayarkan dengan tepat waktu sehingga untuk kegiatan jasa perkantoran ini telah tercapai.
3.1.2 Kegiatan DIPA Tidak Mengikat
3.1.2.1 Inovasi Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Skala Kecil
Benua maritim Nusantara adalah “Ring of Fire” karena kaya akan potensi sumber energi
panas bumi, diakui termasuk yang terbesar didunia, dan kini menjadi prioritas pemerintah
18
untuk dikembangkan sebagai pengganti pemanfaatan sumber-sumber energi fosil yang
semakin berkurang dan tidak ramah lingkungan.
Faktanya saat ini dari 95% potensi yang telah diketahui sekitar 28 GW lebih, baru sekitar 5%
yang dapat dimanfaatkan untuk listrik, sehingga menjadi sasaran utama percepatan dengan
target yang cukup tinggi untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP)
baru. Namun disisi teknologi, hingga kini seluruh PLTP yang ada merupakan teknologi
impor, dimana tingkat kandungan lokal yang rendah (dibawah 20%), dan belum ada industri
manufaktur nasional yang memproduksi teknologi PLTP untuk memenuhi kebutuhan
nasional yang semakin meningkat.
Upaya melahirkan kapasitas nasional dibidang teknologi pemanfaatan sumber energi panas
bumi seperti PLTP, tentunya akan memberikan manfaat dan keuntungan optimal dan
signifikan bagi perekonomian negara dalam masa-masa mendatang ini.
Pengembangan PLTP Skala Kecil di BPPT merupakan program prioritas nasional dengan 2
kegiatan utama, yaitu:
1. Pengembangan PLTP teknologi binary cycle dengan kapasitas 500 kW.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT. Pertamina Geothermal
Energi (PGE) mengembangkan PLTP Binary Cycle kapasitas 500 kW di Lahendong,
Sulawesi Utara. Pengembangan PLTP ini sesuai dengan Rencana Induk Riset Nasional
(RIRN) 2015-2045 dimana riset diarahkan untuk mendukung pembangunan nasional
bertujuan untuk menaikkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebuah
pembangkit. Karakteristik wilayah yang memiliki sumber panas bumi tergolong wilayah
terpencil yang rerata belum teraliri listrik. Potensi ini harus dimanfaatkan untuk
pemerataan dan percepatan pembangunan.
19
Gambar 3.1 Pilot Plant PLTP 500 kW
Sistem PLTP 500 kW Lahendong merupakan sistem binary cycle pertama yang
diterapkan di Indonesia. PLTP ini memanfaatkan uap panas bumi basah yang tidak bisa
digunakan PLTP konvensional. Selain itu, PLTP ini bisa juga digunakan untuk
memanfaatkan airpanas sisa PLTP konvensional sehingga menambah efisiensi total dan
menambah kapasitas pembangkitan. PLTP ini dapat digunakan sebagai model
pemanfaatan sumur panas bumi dengan uap basah yang menjadi karakteristik kebanyakan
sumber panas bumi di indonesia terutama Sumatera dan Sulawesi.
Gambar 3.2 Pemeriksaan saluran pipa
20
Pada tahun 2017, BPPT bersama PT. Pertamina Geothermal Energi berhasil
melaksanakan komisioning PLTP 500 kW dan berhasil melakukan uji operasi kontinyu
selama 2 bulan dengan batasan kapasitas 70% dari disain. Pada tahun 2018 diharapkan
Sertifikat Layak Operasi (SLO) bisa tercapai.
Gambar 3.3 Display Kondisi Operasi PLTP binary cycle 500 kW untuk uji operasi
kontinyu selama 2 bulan.
2. Pengembangan PLTP teknologi condensing turbine dengan kapasitas 3 MW.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT. Pertamina Geothermal
Energi mengembangkan PLTP skala kecil kapasitas 3 MW di Kamojang, Jawa Barat.
Pengembangan PLTP ini sesuai dengan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2015-
2045 dimana riset diarahkan untuk mendukung pembangunan nasional bertujuan untuk
menaikkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebuah pembangkit. Selain itu,
teknologi yang dikembangkan juga selaras dengan kebijakan Energi Baru Terbarukan
(EBT) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan pengembangan
pembangkit berkapasitas kecil di Indonesia.
21
Gambar 3.4 Uji-sinkron PLTP 3 MW Kamojang ke Grid PLN yang dihadiri oleh
Menristekdikti.
Gambar 3.5 Contoh Kurva V-P-f Uji Sinkron Stabil pada Voltage Grid di PLTP 3 MW
Kamojang.
Fitur PLTP ini memiliki TKDN lebih dari 70% yang berasal dari plant engineering, detail
equipment design dan control system yang dilakukan oleh BPPT, peralatan utama yang
pengerjaannya dilakukan oleh beberapa pabrikan lokal seperti PT Nusantara Turbin
Propulsi yang memasok steam turbine, PT Boma Bisma Indra (Persero) yang
memfabrikasi condenser, PT Pindad memfabrikasi generator, PT Hamon Indonesia
memasok cooling tower serta instrument dan control yang didesain oleh BPPT.
22
0.5
1
1.5
2
2.5
3
TURBINFRONTBEARING2016
TURBINREARBEARING2016
GEAR-BOXFRONTBEARING2016
TURBINFRONTBEARING2017
TURBINREARBEARING2017
GEAR-BOXFRONTBEARING2017
VIBRASIm
m/s
Vibrasi Rata-rata
(V)
(H)
(A)
Linear((V))
Linear((H))
Linear((A))
Gambar 3.6 Trend Penurunan Rata-rata Vibrasi sebagai hasil penyempurnaan sistem.
Dari sisi bisnis, PLTP skala kecil ini telah berhasil melampaui tahap pengujian lapangan
dan siap untuk uji durabilitas dan kehandalan. Potensi yang diharapkan adalah
mensubtitusi 300 PLTD di Indonesia Timur. Apabila peralatan pembangkit ini dipatok
pada Rp 70 Milyar, maka ada potensi pasar sebesar Rp. 21 trilyun rupiah berupa order
peralatan mekanik dan peralatan balance of plant lainnya. Hal ini menghidupkan industri
ketenagalistrikan lokal dan menciptakan lapangan kerja. Biaya kapital sebesar Rp. 70
Milyar itu, juga setara dengan biaya pembangkitan listrik sebesar Rp 380/kWh di luar
biaya uap geothermal. Hal ini membuat PLTP skala kecil ini mampu bersaing dengan
pembangkit berbasis fossil.
Perbandingan capaian kinerja kegiatan PLTP skala kecil tahun ini dengan tahun-tahun
sebelumnya dapat dilihat pada table 3.1 dan tabel 3.2.
23
Tabel 3.1 Perbandingan capaian PLTP binary cycle 500 kW 2012-2017
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dokumen
engineering
design PLTP
binary cycle
1MW
(bekerjasama dg
GFZ Jerman).
Manufaktur pilot
plant PLTP binary
cycle 500 kW
(bekerjasama dg
GFZ Jerman).
Land clearing &
Instalasi pilot plant
PLTP binary cycle
500 kW
Land clearing &
Instalasi pilot plant
PLTP binary cycle
500 kW
- Pengujian
individu
komponen PLTP
binary cycle 500
kW
- Uji Trial I:
kurang berhasil
dan diputuskan
penggantian shaft
Turbin dengan
desain baru.
- Uji operasi kontinyu
selama 2 bulan pada
kapasitas 70% dari
kapasitas disain (Okt-
Nop 2017)
- Commissioning
berhasil dilaksanakan
pada akhir September
2017.
- Fabrikasi & Instalasi
shaft turbin baru
- Jumlah produksi
listrik ke jaringan
listrik hingga
11/11/17 sebesar
lebih dari 120 MWh
24
Tabel 3.2 Perbandingan capaian PLTP 3 MW Kamojang 2012-2017
2012 2013 2014 2015 2016 2017
- Konstruksi
selesai
- Penyelesaian
Perijinan
(Menteri KLH
& Kehutanan,
Serfikat
K3L/ATT ),
- Disain:
penyelesaian
Sistem I/C,
SOP
- Perubahan Adm
Pelanggan PLN
untuk pasokan
listrik Gedung
& peralatan.
Uji Rolling; Fase
Trial I, beberapa
komponen belum
berfungsi baik:
- Kondensor
Defleksi, dan
locking blade
Turbin lepas ;
- Perbaikan
Kondenser dan
Turbin (10 bln)
Uji Rolling; Fase
Trial II, uji operasi
pada kondisi normal
berhasil dilaksanakan
- Analisa Vibrasi Tim
Lab Getaran ITB,
memberikan profil
operasi turbin yang
lebih jelas,
- Perbaikan SOP,
komponen, dll (5
bln):
- Uji Nominal Speed
dan uji Over-Speed
berhasil
dilaksanakan setelah
dilakukan
penyempurnaan
peralatan terkait
sistem trip.
Uji Beban (dummy-
load) & Sertifikasi
Laik Sinkron,
berhasil
dilaksanakan:
- Kap. max 1 MW,
- perbaikan sistem
oli untuk
Lubs/Vibrasi
- scaling Turbin,
Repair (6 bln)
Uji Sinkron, Sukses
(batas PLN: maks 1
MW):
- Modifikasi SOP,
- Modifikasi Wtr-
Cooler Oil-Cooler
- Modifikasi Supply
Flow Control
- Governor masih
kurang stabil
25
Realisasi Kinerja pada tahun 2017 sebagai tahap lanjutan dari apa yang telah dihasilkan pada
tahun lalu adalah terlaksananya komisioning PLTP 500 kW dan juga Sinkronisasi PLTP 3 MW
ke jaringan PLN. Sehingga capaian tahun ini telah sesuai dengan target yang diinginkan dalam
target jangka menengah Renstra. Namun adanya penghematan anggaran pada bulan September
2017 yang terutama mengenai seluruh sisa perjalanan dinas mengakibatkan tim pelaksana tidak
bisa mengoperasikan pilot plant PLTP 3 MW di Kamojang Jawa Barat. Kondisi ini
mengakibatkan operasi kontinyu pilot plant PLTP 3 MW dalam rangka memenuhi seluruh
persyaratan Sertifikat Laik Operasi (SLO) belum bisa terlaksana.
Keberhasilancapaian inovasi teknologi PLTP skala kecilpada tahun 2017 ini didukung
beberapa factor antara lain sebagai berikut:
I. BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi pengembangan PLTP
skala kecil.
II. BPPT memiliki teknologi dan fasilitas yang mendukung pengembangan teknologi
pengujian PLTP skala kecil.
III. Dukungan dari pihak manufaktur komponen yang diterapkan pada Pilot Plant.
IV. Dukungan Pusat Layanan Teknologi (Pusyantek) – BPPT berupa biaya perjalanan dinas
untuk pengoperasian PLTP pasca optimasi anggaran BPPT T.A 2017. Selain itu, adanya
kerjasama B2TKE – BPPT dengan GFZ – Jerman juga mendukung tercapainya target
kegiatan ini.
V. Pembelajaran (Lesson Learned) yang diperoleh dari pelaksanaan pengujian yang
berulang sehingga dapat semakin memahami profil dan karakteristik
peralatan/komponen dari sistem PLTP yang sebelumnya belum diketahui secara pasti.
26
Tabel 3.3 Ringkasan kegiatan Inovasi Teknologi Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP)
Skala Kecil.
Sasaran Strategis:
Terwujudnya Inovasi Teknologi Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP) Skala Kecil.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
Jumlah Pilot Plant PLTP Skala Kecil yang beroperasi.
Penjelasan IKK :
Satu pilot plant PLTP Skala Kecil.
Target :
Sebuah Pilot plant PLTP telah beroperasi dengan kapasitas 500 kW dan dibuktikan dengan
jumlah produksi kWh.
Program / Kegiatan Capaian Kinerja
Outcome/Output Bukti Pendukung
Terwujudnya Inovasi Teknologi
Pembangkit Listrik tenaga Panas
Bumi (PLTP) Skala Kecil
1. PLTP 500 KW LAHENDONG
Commissioning telah berhasil
dilaksanakan pada bulan
Oktober 2017.
Uji operasi kontinyu selama 2
bulan pada kapasitas 70% dari
kapasitas disain sedang
dilakukan oleh BPPT, PGE dan
GFZ-Jerman.
2. PLTP 3M KAMOJANG
Sinkronisasi PLTP 3 MWke
jaringan 20 kV PLN (±10
MWh dg Kapasitas maks 1
MW)
1. Laporan
pengoperasian
PLTP 500 kW.
2. Laporan
sinkronisasi PLTP
3 MW.
3.1.2.2 Kawasan Techno Park Energi (Baron Techno Park)
Baron Tekno Park (BTP) yang didirikan BPPT sejak tahun 2010 merupakan pusat penelitian dan
pengembangan teknologi energi terbarukan yang juga objek eduwisata Energi Baru Terbarukan
(EBT) pertama kali di Indonesia. Kawasan Baron dipilih karena mempunyai potensi Sumber
Daya EBT dan landscape nya yang menarik. Disamping itu, Baron merupakan bagian dari
27
Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan dan salah tujuan tujuan wisata favorit di
Indonesia.
Gambar 3.7 Jam Matahari
Gambar 3.8 Amphiteater
Untuk mengantisipasi jumlah pengunjung yang terus berdatangan, pada tahun 2017 telah
dibangun lapangan parkir dengan kapasitas 10 bus pariwisata setara dengan 500 pengunjung,
fasilitas umum dan amphiteater. Untuk lebih memanjakan pengunjung edu-wisata, juga dibuat
beberapa gardu pandang di berbagai posisi strrategis. Dengan fasilitas demo plant EBT yang
terdapat di BTP dan pembangunan infrastruktur, jumlah pengunjung BTP telah melebihi 3.500
orang selama tahun 2017.
28
Gambar 3.9 PLTB dan PLTS di Baron Techno Park
Selain itu, BTP juga telah memfasilitasi beberapa penelitian internasional diantaranya mahasiswa
dari Murdoch University Australia tentang sistem Reverse Osmosis. Sebagai sebuah teknopark,
saat ini juga dilakukan pembinaan inkubasi sebuah usaha bidang edu-wisata berupa stasiun TV
lokal.
Dari sisi pelayanan jasa, BTP telah menyelenggarakan dua kali pelatihan pengoperasian dan
perawatan PLTS untuk industri di tahun 2017.Disamping itu, telah dilakukan workshop
bertemakan status, regulasi dan pemilihan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di
Indonesia yang dihadiri oleh perwakilan pemda dari seluruh Indonesia.
Perbandingan capaian kinerja Baron Techno Park tahun 2017 dengan tahun-tahun sebelumnya
dapat dilihat pada table 3.4.
Tabel 3.4 Perbandingan capaian Pengembangan Baron Techno Park 2016-2017
2016 2017
- 2000 Eduwisata Techno Park EBT.
- Pelatihan pelatihan IPTEK EBT di Baron telah
dilakukan 4 (empat) kali.
- Pembangunan Sarana dan Prasarana
Pendukung BTP meliputi tempat registrasi,
mess karyawan, techno camp, mushala, pagar
jam matahari dan landscaping.
- 3500 eduwisata EBT
- Pelatihan PLTS telah dilakukan 3 kali yaitu pada
bulan April, Sept dan Des 2017.
- Workshop regulasi PLTS yang diikuti seluruh pemda
Indonesia berhasil diadakan di bulan April 2017
- Pembangunan infrastruktur: Ampiteater,
pembangunan tempat parkir, jalan menuju
ampiteater.
29
Realisasi Kinerja pada tahun 2017 sebagai tahap lanjutan dari apa yang telah dihasilkan pada
tahun lalu adalah hadirnya 3500 eduwisata dan terlaksananya pelatihan PLTS sebanyak 3 kali
dan workshop PLTS yang diikuti oleh perwakilan dari seluruh Pemda di Indonesia. Sehingga
capaian tahun ini telah sesuai dengan target yang diinginkan dalam target jangka menengah
Renstra.
Keberhasilancapaian pengembangan Baron Techno Parkpada tahun 2017 ini didukung
beberapa factor antara lain sebagai berikut:
a) BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi EBT.
b) BPPT memiliki teknologi dan fasilitas yang mendukung pengembangan teknologi EBT.
Dukungan dari pemda DIY dan pemkab Gunung Kidul dalam pengembangan BTP.
Tabel 3.5 Rintisan Technopark Baron
Sasaran Strategis:
Terwujudnya Rintisan Technopark Baron.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
a. Jumlah Paket Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Rintisan Technopark
Baron.
b. Jumlah Pelatihan IPTEK EBT di Rintisan Technopark Baron.
c. Jumlah Layanan Kunjungan Edukasi Rintisan Technopark Baron.
Penjelasan IKK :
a. Pembangunan sarana dan prasarana pendukung Rintisan Technopark Baron selesai 100%
dan dibuktikan dengan laporan pembangunan sarana prasarana.
b. Terselenggaranya pelatihan IPTEK EBT di Rintisan Technopark Baron dan dibuktikan
dengan laporan pelatihan.
c. Hadirnya pengunjung edukasi baik dari kalangan pendidikan maupun kalangan peneliti
di BTP dan dibuktikan dengan laporan kunjungan.
30
Target :
a. Satu paket pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Rintisan Technopark Baron
meliputi Amphitheatre, tempat parker, sanitasi, jalan cor menuju Amphitheatre dan pagar
Musholla telah selesai 100% dan dibuktikan dengan laporan.
b. Telah dilaksanakan satu kali pelatihan IPTEK EBT di Rintisan Technopark Baron dan
dibuktikan dengan laporan.
c. Hadirnya 400 pengunjung Eduwisata Rintisan Technopark Baron dan dibuktikan dengan
adanya daftar pengunjung.
Program / Kegiatan Capaian Kinerja
Outcome/Output Bukti Pendukung
Terwujudnya Rintisan
Technopark Baron.
a. Pembangunan Sarana dan
Prasarana Pendukung BTP
meliputi Amphitheatre, tempat
parker, sanitasi, jalan cor
menuju Amphitheatre dan pagar
Mushollatelah selesai 100%.
b. Telah dilaksanakan 3 (empat)
kali pelatihan IPTEK EBT di
Baron.
c. Hadirnya 3500 pengunjung
Eduwisata Techno Park EBT di
Baron.
a. Laporan
pembangunan
sarana dan
prasarana BTP.
b. Laporan pelatihan
EBT.
c. Laporan kunjungan
Eduwisata BTP.
3.1.2.3 Inovasi Teknologi Smart Grid
a. 1. Uraian Pelaksanaan Kegiatan tahun 2017 dan hasil yang dicapai
BPPT dalam RPJMN 2015-2019, mendapatkan amanat untuk memberikan rekomendasi
penerapan teknologi smart grid untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi system
kelistrikan nasional. Rintisan pembangunan Pilot Plant Smart Micro-grid Sumba
merupakan langkah awal BPPT mengadopsi dan menguasai teknologi ini. Sasaran yang
hendak dicapai adalah didapatkannya sarana yang memadai bagi penerapan teknologi
31
smart microgrid, dan dicapainya sistem kelistrikan yang optimal dari sumber-sumber
energi terbarukan serta meningkatkan kualitas daya pada grid tersebut. Untuk tahun
anggaran 2017 terdapat dua locus kegiatan yakni melanjutkan optimalisasi Smart Micro-
grid Sumba dan penerapan Smart Grid untuk Smart City di Puspiptek Serpong.
a. Demo Plant Smart Grid for Smart City di kawasan Puspiptek – Serpong.
Inovasi Smart Grid for Smart City dilaksanakan dengan melakukan perekayasaan
beberapa fitur penerapan Smart Grid yang dimodelkan pada gedung energi dan
beberapa gedung lainnya di Kawasan PUSPIPTEK Serpong. Fitur Smart Grid for
Smart City yang akan dikaji dan diterapkan di gedung energi dan beberapa gedung
lainnya di Kawasan PUPIPTEK Serpong adalah antara lain:
Variasi harga (dynamic pricing)
Penurunan losses
Manajemen distribusi atau keandalan sistem
Respon permintaan (demand response)
Pembangkit terdistribusi atau distributed generation (storage system)
Pembangkit terdistribusi atau distributed generation (PV Micro Grid)
Grid Interactive PV System
Smart street lighting
PQ tools (DVR, smart meter)
PQ tools (harmonic, keseimbangan beban, faktor daya)
Mobil listrik (electric vehicle)
SCADA system
Konsep penerapan beberapa fitur Smart Grid dapat dilihat pada gambar 3.10, dan
penerapannya dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama (pada tahun anggaran
2017) dilakukan instalasi sistem PLTS Grid-Interactive 10 kWp, Basic SCADA
System, Sistem Monitoring Cuaca, dan Integrasi Smart Meter (AMI) seperti dapat
dilihat pada gambar 3.11.
32
PV GRID CONNECTED
20 KV
BATERAI
PV MICROGRID 100 kW
BATERAI
PENERANGAN LUAR GEDUNG
PENERANGAN JALAN POMPA
BEBAN KRITIS
PLN 20 kV
380 V BPPT
KE GEDUNG
SM / PM SM / PM SM / PM SM / PM
SM / PM
SM / PM
SM / PM SM / PM
LT 1 LT 2 LT 3
Fitur Smart Grid:
1. Variasi harga
2. Pencurian listrik
3. Manajemen distirbusi / Kenadalan
4. Respon permintaan
5. Distributed generation Storage
6. Distributed generationMicrogrid
7. PV grid connected
8. Smart street lighting
9. PQ tool (DVR, sag killer)
10. PQ tool (harmonic, keseimbangan beban, dll)
11. Scada sistem
SM / PM
DVR
PQ TOOLS
(Filter Harmonik,
Keseimbangan beban, dll)
Gambar 3.10 Skema Smart Grid for Smart City yang akan
diaplikasikan di Gedung Energi, Puspiptek, Serpong
Gambar 3.11 Sistem PLTS Grid-Interactive 10,0 kW peak
33
b. Penerapan teknologi EMS di Smart Micro Grid Sumba.
Suatu desain metode baru untuk kestabilan operasi smart micro grid yang melibatkan
PV skala besar dengan teknologi Energy Management System (EMS) seperti pada
demo plant smart grid Sumba sedang diimplementasi secara bekerjasama dengan
perusahaan Jepang Kyudenko.
Pada teknologi yang digunakan sebelumnya, daya output PV selalu mengalami
fluktuasi tergantung dari intensitas penyinaran matahari, kalua sinar matahari tiba-tiba
terhalang oleh awan maka daya output akan hilang dan jaringan akan seperti
mengal;ami peningkatan beban secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan
ketidakstabilan system penyaluran tenaga listrik.
Dengan teknologi EMS ini, daya output yang ditransfer dari PV ke jaringan akan
tetap stabil dalam beberapa waktu tertentu (gambar 3.12). Teknologi ini didukung
oleh kesiapan baterai yang cukup handal untuk menampung energi dan
menyalurkannya ke jaringan. Desain awal dari rencana penerapan tekenologi EMS
pada smart micro grid Sumba dapat dilihat pada gambar 3.13, dan pada gambar 3.14
dapat dilihat desain diagram distribusi listrik penerapan teknologi EMS. Pada gambar
3.15 dapat dilihat pengujian komponen pendukung teknologi EMS pada smart micro
grid Sumba.
Gambar 3.12 Output daya PV yang disalurkan ke jaringan
34
Gambar 3.13 Desain awal penerapan teknologi EMS
Gambar 3.14 Desain diagram distribusi listrik penerapan teknologi EMS
35
Gambar 3.15 Pengujian sistem baterai, converter, dan kontrol
teknologi EMS Kyudenko
Kegiatan Smartgrid dimulai tahun 2012 di Sumba dan 2016 di PUSPIPTEK. Perbandingan
capaian kinerja kegiatan smart grid tahun 2017 dengan tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat
pada tabel 3.6 dan 3.7.
Tabel 3.6 Capaian kinerja kegiatan Smart Microgrid di kawasan PUSPIPTEK 2016 -2017.
2016 2017
Desain Smart Micro Grid Teknologi EBT
10 kW PV rooftop di Gedung Energi
PLTS tahap I sebesar 10kW dengan Feature:
pelayanan beban kritis dan prioritizing
demand respond
Tabel 3.7 Capaian kinerja kegiatan Smart Micro Grid Sumba 2012-2017
2012 2013 2014 2015 2016 2017
- Sistem
beropera
si tanpa
VRB
PLTS
dioperasikan
oleh staf PLN
Sistem siap
dioperasikan
PV-diesel
Instalasi PV-
diesel point
to point
access
Pengujian
PV-diesel
point to
point
access.
Disain
system
EMS
UJi coba
teknologi EMS
36
Realisasi Kinerja pada tahun 2017 sebagai tahap lanjutan dari apa yang telah dihasilkan pada
tahun lalu adalah terlaksananya demo plant baik demo plant smart grid 10 kWp PV di Serpong
maupun demo plant teknologi EMS di Sumba dapat dicapai dengan baik.. Kedua demoplant
tersebut telah sesuai dengan standar yang berlaku secara Nasional dengan tersambungnya
sistem ke jaringan PLN.
Keberhasilan inovasi teknologi Smart Grid didukung dari beberapa factor antara lain sebagai
berikut:
I. BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam bidang pengembangan teknologi smart grid.
II. BPPT memiliki teknologi dan fasilitas yang mendukung pengembangan teknologi smart
grid.
III. Dukungan dari pihak manufaktur komponen yang diterapkan pada Pilot Plant.
IV. Pembelajaran (Lesson Learned) yang diperoleh dari pelaksanaan pengujian yang
berulang, sehingga dapat semakin memahami profil dan karakteristik
peralatan/komponen dari teknologi smart grid yang sebelumnya belum diketahui secara
pasti.
37
Tabel 3.8 Inovasi teknologi Smartgrid
Sasaran Strategis:
Terwujudnya inovasi teknologi Smartgrid.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
Prototipe PLTSSmart Grid di Kawasan PUSPIPTEK.
Penjelasan IKK :
Prototipe PLTS Smart Grid di Kawasan PUSPIPTEKtelah 100% selesai dan dibuktikan dengan
laporan.
Target :
Prototipe PLTSSmart Grid di Kawasan PUSPIPTEK.
Program / Kegiatan Capaian Kinerja
Outcome/Output Bukti Pendukung
Terwujudnya Inovasi Teknologi
Smart Grid
Prototipe PLTSSmart Grid 10 kW
di Kawasan PUSPIPTEK telah
100% selesai.
Laporan komisioning
PLTSSmart Grid 10
kW di Kawasan
PUSPIPTEK.
3.1.3 Layanan Jasa Teknologi Energi (PNBP)
Dalam menjalankan tugas dan fungsi berdasarkan SK Ka BPPT No SK No.
012/Kp/KA/X/2015 tanggal 19 Oktober 2015, layanan teknologi yang diberikan oleh
B2TKE terbagi ke dalam dua bidang kompetensi dengan ruang lingkup masing-masing
sebagai berikut :
a. Bidang Teknologi Kelistrikan.
1. Pengujian komponen sistem listrik tenaga fotovoltaik.
2. Perencanaan potensi energi dalam wilayah tertentu.
3. Pelatihan dan konsultasi masalah energi baru dan terbarukan.
4. Pengujian pemakaian energi pada peralatan rumah tangga.
38
b. Bidang Konversi Energi
1. Audit energi di berbagai industri yang sarat pemakaian energi (baja, gula, pupuk,
kertas dll).
2. Pelatihan dan konsultasi masalah konservasi energi di industri dan bangunan
komersial.
3. Rancang bangun dan pengujian pengering hasil pertanian dan perikanan.
4. Pengujian emisi cerobong industri dan pembangkit.
Pada tahun 2017, B2TKE berhasil melampaui target dengan mengerjakan 117 kontrak kerja
dengan nilai Rp. 4.844.315.000,- (target 80 kontrak senilai Rp. 4.518.465.000,-) untuk
layanan jasa sebagai berikut :
a. Pengujian komponen PLTS di LPKSF
b. Pengujian lampu (input AC) dan energy saver di Lab PERMATA
c. Pelatihan Sistem PLTS
d. FS for Acceleration of Regional Electrification Through CFB Boiler Co-Combustion
With Biomass in North – Sumitomo Heavy Industries
e. Kajian kelayakan untuk pembangunan sistem PLTS Terpusat di Pekanbaru dan
Sorong – PT Gerbang Multindo Nusantara
f. Pemetaan Potensi Energi Angin di Area Sekitar Pembangkit – PT Pembangkitan Jawa
Bali
g. Pengembangan Pemanfaatan Teknologi Energi Surya dalam Upaya Pemenuhan
Kebutuhan Air di Kabupaten Gunungkidul – PPTI Gelombang II Kemenristekdikti
h. Electrostatic Precipitator Test PLTU Bukit Asam Unit #3 dan Unit #4 – PT Truba
Engineering
i. Pekerjaan Jasa Audit Energi - PT Batang Alum Industrie
j. Jasa Audit Energi Unit Boiler, Beban dan Batubara - PT Mikro Laboratorium Asia
k. Kajian Kinerja PLTU Batubara Sebalang 2x100 Mw, Lampung - PT PLN (Persero)
l. Uji Emisi Gas Unit 7 - PT Paiton Energy (IPMOMI)
39
m. Pendampingan Pengukuran Partikulat di PT. Riau Andalan Pulp and Paper - PT
Eksperta Adi Manusa
n. Kegiatan Capacity Building Auditor Energi di Lingkungan ESDM - PT Konservasi
Energi Solusi Indonesia
Realisasi capaian PNBP tahun 2017 dibandingkan dengan tahun-tahun seblumnya bisa dilihat
pada Gambar 09.
Gambar 3.16 Perbandingan capaian PNBP 2015-2017
Tabel 3.9 Layanan perkantoran
Sasaran Strategis:
Terlaksana layanan perkantoran.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
a. Jumlah Layanan Jasa Teknologi Konversi Energi.
b. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
40
Penjelasan IKK :
a. 1 layanan yang terdiri dari 80 kontrak jasa teknologi konversi energy senilai Rp.
4.518.465.000.
b. Indeks Kepuasan Masyarakat B.
Target :
a. 1 paket layanan jasa teknologi konversi energi.
b. Indeks Kepuasan Masyarakat dengan predikat B (Baik).
Program / Kegiatan Capaian Kinerja
Outcome/Output Bukti Pendukung
Layanan Jasa Teknologi
Konversi Energi (PNBP).
a. Layanan Jasa Teknologi
Konversi Energi (PNBP)
sebanyak 117 kontrak senilai
Rp. 4.844.315.000,-
b. Indeks Kepuasan pelanggan
mencapai predikat B dengan
nilai 80.20.
Daftar layanan jasa
teknologi Konversi
Energi (PNBP).
3.2 TABEL RINGKASAN
Kegiatan B2TKE pada tahun 2017 secara ringkas terlihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Ringkasan kegiatan B2TKE 2017.
Sasaran Kegiatan:
Terwujudnya inovasi teknologi energi untuk mendukung peningkatan daya saing dan
kemandirian bangsa.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
1. Jumlah Pilot Plant PLTP Skala Kecil yang beroperasi.
2. Rintisan Technopark Energi Baron.
a. Jumlah Paket Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Rintisan Technopark
Baron.
41
b. Jumlah Pelatihan IPTEK EBT di Rintisan Technopark Baron.
c. Jumlah Layanan Kunjungan Edukasi Rintisan Technopark Baron.
3. Prototipe PLTSSmart Grid di Kawasan PUSPIPTEK.
4. Layanan Jasa Teknologi Konversi Energi.
a. Jumlah layanan jasa teknologi.
b. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
5. Layanan Perkantoran.
a. Jumlah layanan belanja pegawai.
b. Jumlah operasional dan pemeliharaan perkantoran.
Target :
1. Sebuah pilot plant PLTP Skala Kecil.
2. Rintisan Technopark Baron.
a. Satu paket pembangunan sarana dan prasarana pendukung Rintisan Technopark Baron.
b. Satu Pelatihan Pelatihan IPTEK EBT di Rintisan Technopark Baron.
c. 400 (empat ratus) kunjungan edukasi baik dari kalangan pendidikan maupun kalangan
peneliti di BTP.
3. Prototipe PLTSSmart Grid di Kawasan PUSPIPTEK.
4. Layanan jasa teknologi konversi energy.
a. Satu paket layanan jasa teknologi konversi energy.
b. Indeks Kepuasan Masyarakat B.
5. Layanan Perkantoran
a. 12 bulan layanan belanja pegawai.
b. 12 bulan operasional dan pemeliharaan perkantoran.
Penjelasan Target IKK :
1. Sebuah Pilot plant PLTP telah beroperasi dengan kapasitas 500kW dan dibuktikan dengan
jumlah produksi kWh.
2. RintisanTechnopark Baron.
a. Satu paket pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Rintisan Technopark Baron
42
meliputi Amphitheatre, tempat parker, sanitasi, jalan cor menuju Amphitheatre dan pagar
Musholla telah selesai 100% dan dibuktikan dengan laporan.
b. Telah dilaksanakan satu kali pelatihan IPTEK EBT di Rintisan Technopark Baron dan
dibuktikan dengan laporan.
c. Hadirnya 400 pengunjung Eduwisata Rintisan Technopark Barondan dibuktikan dengan
adanya daftar pengunjung.
3. Prototipe PLTSSmart Grid di Kawasan PUSPIPTEKtelah dilakukan komisioning dan
dibuktikan dengan laporan.
4. Layanan jasa teknologi konversi energy
a. Satu paket layanan jasa teknologi konversi energy yang terdiri dari 80 kontrak senilai Rp.
4.518.465.000.
b. Indeks Kepuasan Mayarakat (IKM) yang merupakan Indikator Kepuasan Pelanggan
mencapai predikat B (61 s/d 81).
5. Layanan perkantoran.
a. Pembayaran gaji dan uang makan pegawai selama 12 bulan.
b. Operasional dan pemeliharaan perkantoran selama 12 bulan.
Program / Kegiatan Capaian Kinerja Output Bukti Pendukung
1. Terwujudnya Inovasi
Teknologi Pembangkit Listrik
tenaga Panas Bumi (PLTP)
Skala Kecil
1. PLTP 500 KW
LAHENDONG
Commissioning telah
berhasil dilaksanakan
pada bulan Oktober
2017.
Uji operasi kontinyu
selama 2 bulan pada
kapasitas 70% dari
kapasitas disain
sedang dilakukan oleh
BPPT, PGE dan GFZ-
Jerman.
2. PLTP 3M
KAMOJANG
Sinkronisasi PLTP 3
1. Laporan pengoperasian
PLTP 500 kW
2. Laporan sinkronisasi
PLTP 3 MW
43
MWke jaringan 20 kV
PLN (±10 MWh dg
Kapasitas maks 1
MW)
2. Terwujudnya Rintisan
Technopark Baron.
a. Pembangunan Sarana
dan Prasarana
Pendukung BTP
meliputi Amphitheatre,
tempat parker, sanitasi,
jalan cor menuju
Amphitheatre dan pagar
Mushollatelah selesai
100%.
b. Telah dilaksanakan 3
(empat) kali pelatihan
IPTEK EBT di Baron.
c. Hadirnya 3500
pengunjung Eduwisata
Techno Park EBT di
Baron.
a. Laporan pembangunan
sarana dan prasarana
BTP.
b. Laporan pelatihan EBT.
c. Laporan kunjungan
Eduwisata BTP.
3. Terwujudnya Inovasi
Teknologi Smart Grid
Prototipe PLTSSmart Grid
di Kawasan PUSPIPTEK
telah 100% selesai.
Laporan komisioning
PLTSSmart Grid10 kW di
Kawasan PUSPIPTEK.
4. Layanan Jasa Teknologi
Konversi Energi (PNBP).
a. Layanan Jasa
Teknologi Konversi
Energi (PNBP)
sebanyak 117 kontrak
senilai Rp.
4.844.315.000,-
b. Indeks Kepuasan
a. Daftar layanan jasa
teknologiKonversi Energi
(PNBP).
b. IKM
44
Masyarakat mencapai
predikat B dengan nilai
80.20.
5. Layanan Perkantoran a. Pembayaran gaji dan
uang makan tepat
waktu selama 12 bulan.
b. Operasional dan
pemeliharaan
perkantoran selama 12
bulan.
a. Daftar gaji pegawai.
b. Laporan pemeliharaan
perkantoran.
3.3 CAPAIAN KINERJA BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI (B2TKE)
3.3.1 Perbandingan Antara Target dengan Realisasi Kinerja Tahun ini.
Prosentase capaian kinerja dihitung dengan membadingkan antara realisasi kinerja yang dicapai
dan target kinerja yang diterapkan pada dokumen Perjanjian Kinerja (PENKIN) B2TKE TA
2017. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Inovasi Teknologi Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi (PLTP Skala Kecil).
Indikator Kinerja Targe
t
Reali-
sasi %
Program/Kegiata
n Mitra
Jumlah Pilot Plant PLTP
Skala Kecil yang
beroperasi.
1 1 100 PPT Konversi
Energi/ Inovasi
teknologi
PLTP Skala
Kecil
PT.
Pertamina
Geothermal
Energy
PT. PLN
45
b. Kawasan Techno Park Energi (Baron Techno Park).
Indikator Kinerja Targe
t
Reali-
sasi
% Program/Kegiata
n
Mitra
a. Jumlah Paket
Pembangunan Sarana
dan Prasarana
Pendukung Baron
Techno Park.
b. Jumlah Pelatihan
IPTEK EBT di Baron.
c. Jumlah Layanan
Kunjungan Edukasi
Techno Park EBT
Baron.
1
1
400
1
3
3500
100
300
114
PPT Konversi
Energi/ Kawasan
Techno Park
(Baron Techno
Park)
Pemkab.
Gunung
Kidul
Pemprov
DIY
c. Inovasi Teknologi Smart Grid.
Indikator Kinerja Targe
t
Reali-
sasi
% Program/Kegiata
n
Mitra
Jumlah Prototipe
PLTSSmart Grid di
Kawasan PUSPIPTEK
1 1 100 PPT Konversi
Energi/Inovasi
Teknologi Smart
Grid
PT.
PLN
PUSPI
PTEK
KYU
DENKO
46
d. Layanan Jasa Teknologi KonversiEnergi (PNBP).
Indikator Kinerja Targe
t
Real-
isasi %
Program/Kegiata
n Mitra
Jumlah layanan jasa
teknologi konversi energi
Indeks Kepuasan
Masyarakat
1
B
1
B
100
100
PPT Konversi
Energi/ Layanan
Jasa Teknologi
Energi
PT.
PJB
PT.
AP II
SHI
PT.
Dover
PT.
LEN
PT.
Paiton
Energy
PT.
PLN
(Persero)
e. Layanan Perkantoran
Indikator Kinerja Targe
t
Real-
isasi %
Program/Kegiata
n Mitra
a. Jumlah layanan
belanja pegawai
b. Jumlah operasional
dan pemeliharaan
kantor
12
12
12
12
100
100
PPT Konversi
Energi/ Layanan
perkantoran
47
3.3.2 Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Serta capaian Kinerja Tahun ini dengan
tahun Lalu dan Beberapa Tahun Terakhir.
a. Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2017
Inovasi dan layanan teknologi yang diperoleh tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Sebuah Pilot plant PLTP telah beroperasi dengan kapasitas 500 kW.
2. Kawasan Techno Park Energi (Baron Techno Park).
a. Satu paket pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung BTP meliputi
amphitheater, jalan menuju ampiteater, tempat parker, sarana sanitasi dan pagar
pengaman mushala.
b. 3 kali pelatihan IPTEK EBT di Baron.
c. 3500 pengunjung Eduwisata Techno Park EBT di Baron.
3. Sebuah prototype PLTS smart grid 10 kW di kawasan PUSPIPTEK.
4. Layanan jasa teknologi konversi energy.
a. Satu paket layanan teknologi konversi energy yang terdiri dari 117 kontrak kerja
senilai Rp. 4.844.315.000,-.
b. Indeks Kepuasan Masyarakat B (80.20).
5. Layanan perkantoran.
a. 12 bulan layanan belanja pegawai.
b. 12 bulan layanan operasional dan pemeliharaan perkantoran.
b. Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016
Lima layanan teknologi yang diperoleh tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Sebuah Pilot plant PLTP telah beroperasi dengan kapasitas 3 MW.
48
2. Kawasan Techno Park Energi (Baron Techno Park).
a. Satu paket pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung BTP meliputi tempat
registrasi, mess karyawan, techno camp, mushala, pagar jam matahari dan
landscaping telah selesai 100%.
b. Empat kali pelatihan IPTEK EBT di Baron.
c. 2000 pengunjung Eduwisata Techno Park EBT di Baron.
3. Inovasi dan Layanan Teknologi Konversi dan Audit Energi.
a. Sebuah desain Kogenerasi yang siap diterapkan di PT. Pertamina EP CPP
Gundih.
b. Sebuah prototipe Smart Energy Management Systems (SEMS) terpasang di
Gedung Manajemen BPPT.
c. Rekomendasi audit energi di Gedung Dibaleka II Pemerintah Kota Depok,
Provinsi Jawa Barat.
4. Sebuah desain SCADA smart grid di kawasan PUSPIPTEK.
c. Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015
Lima layanan teknologi yang diperoleh tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1) Sebuah pengujian baterai litium dilakukan di LPKSF B2TE.
2) Dua buah rekomendasi penghemetan energi ditujukan kepada Kantor Gubernur
Prov. Aceh dan Gd. Rektorat UNM.
3) Sebuah rekomendasi desain sistem kogenerasi yang ditujukan kepada PT. Pertamina
EP area Cepu.
4) Buku PLTU Batubara Superkritikal telah dilaunching pada tanggal 01 Desember
2015.
49
3.3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja Sampai dengan Tahun ini dengan Target Jangka
Menengah yang Terdapat dalam Dokumen Perencanaan Strategis.
a. Uraian mengenai realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2017.
Target B2TKE tahun 2017 terlihat pada dokumen penetapan kinerja tahun 2017 BPPT
yaitu 9 (sembilan ) Inovasi dan layanan teknologikonversi energi. Target tersebut telah
tercapai dengan 2 buah inovasi teknologi (pilot plant PLTP danprototipe Smart Grid);
dan 9 layanan teknologi (3 pelatihan EBT, satu paket sarana dan prasarana pendukung
EBT, satu paket kunjungan eduwisata terdiri dari 3500 pengunjung, satu paket layanan
jasa teknologi konversi energy, IKM B, layanan perkantoran 12 bulan, pemeliharaan
perkantoran 12 bulan ).
b. Uraian mengenai realisasi kinerja sampai dengan tahun 2017.
Arah penyusunan program tahun 2015-2019 di B2TKE adalah mendukung sasaran BPPT
yang mengacu renstra BPPT yaitu Pengembangan Inovasi dan Layanan
Teknologi,peningkatan kemampuan SDM, serta peningkatan fasilitas pendukungnya di
bidang energi kelistrikan yang berbasis pada pemanfaatan konversi energi terbarukan,
dan konservasi energi yang meliputi:
Penguasaan Teknologi PLTP Skala Kecil untuk Subtitusi PLTD dan Peningkatan
TKDN;
Inovasi Teknologi Konservasi dan Audit Energi;
Pengembangan Teknologi Smart Grid;
Pengembangan kawasan Baron Techno Park;
Layanan Jasa Teknologi berupa pengujian peralatan EBT, kelistrikan, konsultasi
dan Studi kelayakan;
Layanan perkantoran.
Pada tahun 2017 ini target B2TKE telah terelasisasi sebagaimana telah disebutkan dalam
point capaian kerja organisasi.
50
Gambar 3.17 Peningkatan Capaian Kinerja Outcome /Output Menuju Target Akhir Sesuai Dokumen Renstra
Terwujudnya
inovasi
teknologi
Pembangkit
Listrik Tenaga
Panas Bumi
(PLTP) skala
kecil
Terwujudnya
Rintisan
Technopark
Baron
Terwujudnya
inovasi
teknologi smart
grid
Terlaksananya
layanan jasa
teknologi
konversi energi
(PNBP)
Terlaksananyal
ayanan
perkantoran
1 PLTP skala kecil yang beroperasi
2 paket pelatihan atau sosialisasi IPTEK EBT di
Rintisan Technopark Baron dan 3000 layanan
kunjungan edukasi Rintisan Technopark Baron
1 Prototipe PLTS Smart Grid 90 kW di Kawasan
PUSPIPTEK
1 pengadaan paket pengujian kualitas solar PV
IEC 61215
1 prototipe charging system untuk mobil listrik
layanan jasa teknologi konversi energi (PNBP) dan
Indeks kepuasan masyarakat B
1 PLTP skala kecil yang beroperasi
2 paket pelatihan atau sosialisasi IPTEK EBT di
Rintisan Technopark Baron dan 3000 layanan
kunjungan edukasi Rintisan Technopark Baron
1 Prototipe PLTS Smart Grid 90 kW di Kawasan
PUSPIPTEK
1 pengadaan paket pengujian kualitas solar PV
IEC 61215
1 prototipe charging system untuk mobil listrik
layanan jasa teknologi konversi energi (PNBP) dan
Indeks kepuasan masyarakat B
51
3.3.4 Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan.
a. Ada beberapa faktor pendukung keberhasilan/peningkatan kinerja kegiatan ini
antara lain sebagai berikut:
a) B2TKE memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi kelistrikan,
teknologi konversi dan konservasi energi.
b) BPPT memiliki teknologi dan peralatan yang mendukung pengembangan
teknologi bidang teknologi kelistrikan, teknologi konversi dan konservasi
energi.
c) Dukungan mitra kerja yang sangat terbuka dalam memberikan data dan
melakukan kerjasama penelitian.
b. Ada beberapa faktor penyebab kegagalan/penurunan kinerja kegiatan ini
antara lain sebagai berikut:
a) Penghematan anggaran pada masing-masing kegiatan dalam rangka
mengoptimalkan anggaran BPPT TA 2017.
b) Jarak antara tempat penelitian dengan kantor yang relative jauh yaitu di Baron
Techno Park di Yogyakarta, Smart Grid di Sumba, PLTP 500 kW di Manado
dan PLTP 3 MW di Garut sehingga membutuhkan belanja perjalanan dinas
relative besar.
c. Alternatif solusi yang dilakukan, meliputi:
a) Mengusahakan pembiayaan melalui layanan jasa teknologi konversi energy
(PNBP) untuk membiayai kelanjutan kegiatan BTP.
b) Bekerjasama dengan pihak industry, misalnya PLTP 500 kW Lahendong dengan
GFZ Jepang sehingga biaya-biaya perawatan bisa dibebankan ke industry.
c) Melaksanakan kerjasama dengan PUSYANTEK – BPPT untuk pembiayaan
perjalanan dinas ke Garut dalam rangka pengoperasian PLTP 3 MW Kamojang.
3.3.5 Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya.
a. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya manusia:
Pemanfaatan SDM B2TKE tergolong cukup efisien yaitu dengan sejumlah
154personil yang ahli dibidangnya masing-masing. Jumlah ini sesuai dengan output
pekerjaannya yang meliputi pengoperasianpilot plant PLTP 500 kW Lahendong,
Prototipe Smartgrid PV 10 kWp di PUSPIPTEK, pembangunan sarana prasarana
52
BTP, pelaksanaan 3pelatihan EBT, mendatangkan 3500 eduwisata EBT dan layanan
teknologi konversi energi (PNBP).
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya keuangan.
Analisa penggunaan sumber daya keuangan dapat dilihat dari tingkat penyerapan
anggaran. Untuk kegiatan B2TKE Tahun Anggaran 2017mempunyai pagu sebesar
Rp.57.586.619.000,-sedangkan realisasi penggunaan anggarannya Rp.
53.733.198.934,-sehingga tingkat penyerapan anggarannya adalah sebagai berikut:
= 93.31 %
Tingkat penyerapan 93.31% tergolong dalam kategoritinggi.Sisa anggaran 6.69%
berupa sisa kontrak dan sisa gaji karyawan yang dikembalikan ke negara.
c. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya laboratorium dan peralatan.
Dalam melakukan kegiatannya, tim memanfaatkan penuh peralatan yang ada di Lab.
B2TKE baik ketika kegiatan di B2TKE maupun di luar B2TKE misalnya ketika
melaksanakan audit energi dan survey lapangan. Oleh sebab itu dapat disimpulkan
bahwa efisiensi penggunaan sumber daya lab dan peralatan tergolong baik.
53
3.3.6 Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan Pencapaian
Pernyataan Kinerja.
Gambar 3.18 Penunjang keberhasilan Penkin B2TKE 2017.
Inovasi teknologi PLTP Skala kecilpada tahun ini konsentrasi pada PLTP 500 kW Lahendong
yang telah dioperasikan secara kontinu selama dua bulan dan sekarang sedang dipersiapkan
untuk Sertifikat Laik Operasi (SLO).Baron Techno Park melaksanakan pembangunan
infrastruktur pendukung; 3 kali pelatihan EBT dan juga mampu menghadirkan lebih dari
3500 eduwisata dari berbagai elemen masyarakat. Untuk Kegiatan Smartgrid membangun
prototype Smartgrid PLTS 10 kW di Kawasan PUSPIPTEK. Layanan jasa teknologi energi
pada tahun 2017 menjadikan target kontrak sejumlah 80 tercapai.
Penetapan Kinerja:
3 Inovasi & layanan teknologi; 80 kontrak kerja
Inovasi
Teknologi
Pembangkit
Listrik tenaga
Panas Bumi
(PLTP Skala
Kecil)
Kawasan
Techno Park
Energi
(Baron
Techno
Park)
Inovasi
Teknologi
Smart Grid
Layanan
Jasa
Teknologi
Energi
(PNBP)
54
Gambar 3.19 Rencana/Target per Triwulan dan Indikator Keberhasilan Menuju Target Akhir
Sesuai Dokumen Perjanjian Kinerja.
Terwujudnya
inovasi
teknologi
Pembangkit
Listrik Tenaga
Panas Bumi
(PLTP) skala
kecil
Terwujudnya
Rintisan
Technopark
Baron
Terwujudnya
inovasi
teknologi
smart grid
Terlaksananya
layanan jasa
teknologi
konversi
energi (PNBP)
Terlaksananya
layanan
perkantoran
Pemasangan sistem
PV 10 kWp rooftop
di PUSPIPTEK
Komisioning awal
PLTP 500 kW telah
dilakukan dengan
kapasitas 300 kW
selama 1.5 jam Pengujian
Interkoneksi PLTP 3
MW ke jaringan
20kV PLN hingga
kapasitas 1 MW
Pembangunan
sarana & prasarana
meliputi tempat
parkir dan toilet
Hadirnya 300 Kunjungan
edukasi rintisan Techno
Park Baron
Layanan Jasa
Teknologi Konversi
Energi
Comisioning sistem
PLTS Smart Micro
Grid 10 kWp
Komisioning awal
PLTP 500 kW telah
dilakukan dengan
kapasitas 300 kW
selama 1.5
jamPersiapan
Commissioning
PLTP 500 kW
Pengujian
Interkoneksi PLTP 3
MW ke jaringan
20kV PLN hingga
kapasitas 1 MW
Pembangunan
sarana & prasarana
meliputi
ampiteater, Jalan
cor, tempat parkir
dan toilet
Hadirnya 300
Kunjungan edukasi
rintisan Techno
Park Baron
Layanan Jasa
Teknologi Konversi
Energi
DDED sistem PLTS 10
kWp di Gd. Energi
PUSPIPTEK
PKS B2TKE –
Kyudenko u/
penerapan Tek. EMS
Tender Peralatan Lab
Konservasi Energi
Persiapan
Commissioning PLTP
500 kW
Uji Interkoneksi PLTP
3 MW ke jaringan
20kV PLN
DED pembangunan
sarana & prasarana
Pelatihan
Technoprenuership
100 Kunjungan
edukasi rintisan
Techno Park Baron
Layanan Jasa
Teknologi Konversi
Energi
Proses Lelang
Pengadaan sistem
PV 10 kWp rooftop
selesai
Pengukuran kinerja
PV pada SMG
Sumba untuk
mendukung
penerapan
teknologi EMS
Pengiriman spare
part shaft generator
PLTP 500 kW
Pengujian
Interkoneksi PLTP 3
MW ke jaringan
20kV PLN
Proses lelang
pembangunan
sarana & prasarana
BTP
Pelaksanaan workshop
status, regulasi dan
pemilihan teknologi PLTS
Kunjungan edukasi
rintisan Techno Park
Baron
Layanan Jasa
Teknologi Konversi
Energi
55
3.4 REALISASI ANGGARAN
Tabel 3.11 Realisasi Aggaran B2TKE 2017
Pagu Anggaran
Awal (Rp)
Pagu Anggaran
Optimasi (Rp)
Pagu Anggaran
Akhir (Rp)
Realisasi
Penggunaan
Anggaran (Rp)
Prosentase
Penggunaan
Anggaran
62.156.297.000,- 4.569.678.000,- 57.586.619.000,- 53.733.198.934,- 93.31%
Keterangan Optimasi Anggaran:
Optimasi Anggaran terjadi beberapa kali baik optimasi untuk nasional maupun optimasi yang
dilakukan BPPT untuk kenaikan tunjangan kinerja TA 2017.
Prosentase Penggunaan Anggaran:
56
BAB IV. PENUTUP
Dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) B2TKE tahun 2017 ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Capaian Kinerja B2TKE ditahun 2017 secara singkat dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Capaian kinerja B2TKE tahun 2017.
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Capaian
Terwujudnya Inovasi
Teknologi Pembangkit
Listrik tenaga Panas Bumi
(PLTP) Skala Kecil
Jumlah Pilot Plant PLTP Skala Kecil yang
beroperasi 1 1
Terwujudnya Rintisan
Technopark Baron
Jumlah Paket Pembangunan Sarana dan
Prasarana Pendukung Rintisan Technopark
Baron
1 1
Jumlah Paket Pelatihan IPTEK EBT di Rintisan
Technopark Baron 1 3
Jumlah Layanan Kunjungan Edukasi Rintisan
Technopark Baron 400 3500
Terwujudnya Inovasi
teknologi Smart Grid
Jumlah Prototipe PLTS Smart Grid di Kawasan
PUSPIPTEK 1 1
Terlaksananya Layanan Jasa
Teknologi Konversi Energi
(PNBP)
Jumlah Layanan Jasa Teknologi Konversi
Energi (PNBP) 1 1
Layanan Perkantoran Jumlah layanan belanja Pegawai 12 12
Jumlah operasional dan pemeliharaan
perkantoran 12 12
57
2. Realisasi anggaran B2TKE pada tahun 2017 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Realisasi anggaran B2TKE 2017.
Pagu Anggaran
Awal (Rp)
Pagu Anggaran
Optimasi (Rp)
Pagu Anggaran
Akhir (Rp)
Realisasi
Penggunaan
Anggaran (Rp)
Prosentase
Penggunaan
Anggaran
62.156.297.000,- 4.569.678.000,- 57.586.619.000,- 53.733.198.934,- 93.31%