laporan akhir program p2m dipa undiksha universitas

31
1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA SOSIALISASI DAN PELATIHAN PERANCANGAN MODUL DAN ALAT PRAKTIKUM FISIKA DENGAN PDL SYSTEM GURU-GURU FISIKA SMP & SMA KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG Oleh: Putu Artawan, S.Pd., M.Si (Ketua) NIDN: 0020127902 Dr. A.A Istri Agung Rai Sudiatmika,M.Pd NIDN: 0022066006 Drs. Iwan Suswandi, M.Si NIDN: 0008046005 Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No: 115/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 13 Februari 2014 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2014

Upload: lenga

Post on 31-Dec-2016

285 views

Category:

Documents


38 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

1

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

SOSIALISASI DAN PELATIHAN

PERANCANGAN MODUL DAN ALAT PRAKTIKUM FISIKA

DENGAN PDL SYSTEM GURU-GURU FISIKA SMP & SMA

KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG

Oleh: Putu Artawan, S.Pd., M.Si (Ketua)

NIDN: 0020127902 Dr. A.A Istri Agung Rai Sudiatmika,M.Pd

NIDN: 0022066006 Drs. Iwan Suswandi, M.Si

NIDN: 0008046005

Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha SPK No: 115/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 13 Februari 2014

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

2

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

1. Judul Program : Sosialisasi Dan Pelatihan Perancangan Modul

dan Alat Praktikum Fisika Dengan PDL System Guru-Guru Fisika SMP & SMA Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng.

2. Jenis Program : Pengabdian Pada Masyarakat (Pelatihan) 3. Bidang Kegiatan : Pendidikan 4. Identitas Pelaksana :

a. Ketua Nama : Putu Artawan, S.Pd.,M.Si NIP : 197912202006041001 Pangkat/Golongan : Penata / IIIc Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Alamat Rumah : Jalan Udayana II No 51 Seririt Bali

b.Anggota 1 Nama : Dr. A.A Istri Agung Rai Sudiatmika,M.Pd NIP : 196006221986032001 Pangkat/Golongan : Pembina / IVa Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Alamat Rumah : Jl. Srirama 22 Singaraja-Bali

c. Anggota 2 Nama : Drs. Iwan Suswandi, M.Si NIP : 196004081987031002 Pangkat/Golongan : Penata / IIIc Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Alamat Rumah : Jalan RSAD No. 25 Denpasar Bali

5. Jumlah Anggota : 2 orang 6. Waktu Pelaksanaan : Bulan April s/d Nopember 2014 7. Rencana Biaya : Rp. 8.000.000,-

(delapan juta rupiah)

Mengetahui, Singaraja, 10 September 2014 Dekan Fakultas MIPA Ketua, Universitas Pendidikan Ganesha, Prof. Dr. IB Putu Arnyana, M.Si Putu Artawan,S.Pd.,M.Si NIP. 195812311986011005 NIP. 197912202006041001

Mengetahui: Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIP 195901011984031003

Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

0

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

karunia-Nya Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dapat diselesaikan pada

waktunya dengan baik dan lancar. Berkat karunia-Nya juga pelaksanaan program

pengabdian ini dapat terlaksana tanpa ada halangan yang berarti sehingga semua

dapat berjalan dengan baik. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) Universitas Pendidikan

Ganesha atas kesempatan dan pendanaan yang diberikan untuk program pengabdian

ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para anggota yang terlibat, UPP

Kecamatan Gerokgak, SMA N 1 Gerokgak atas fasilitas dan pelayannya, SMP N 1

Gerokgak, Mahasiswa yang terlibat dalam penyiapan program ini serta guru-guru

peserta pengabdian yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas kerjasamanya

dalam pelaksanaan program pengabdian ini. Penulis menyadari semua ini tidaklah

sempurna, untuk itu penulis mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan selama

kegiatan pengabdian ini, saran serta masukan sangat penulis harapkan. Semoga

laporan ini bermanfaat dan bisa lebih dikembangkan lagi pada program-program

pengabdian yang akan datang.

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

1

DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

BAB I Pendahuluan .......................................................................................................... 1

BAB II Metode Pelaksanaan ............................................................................................ 9

BAB III Hasil dan Pembahasan ....................................................................................... 13

BAB IV Penutup ............................................................................................................... 17

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

2

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Statistik Jumlah Sekolah Di Kabupaten Buleleng .................................. .5

Tabel 2. Jadwal Kegiatan P2M ......................................................................................... 13

Tabel 3. Nilai Rancangan Alat Praktikum Dengan Sistem PDL

Serta Pesan Dan Kesan ....................................................................................... 15

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah .................................................................... 9

Gambar 2. Diagram Alir Metode Pelaksanaan Program .............................................. 11

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum di bidang pendidikan senantiasa mengalami perubahan seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bagaimana upaya menciptakan manusia

Indonesia seutuhnya, yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Tuntutan kurikulum dengan

berbagai penyesuaiannya semata-mata bertujuan untuk membenahi sistem pendidikan di

Indonesia yang berujung pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebagai insan

pendidikan sudah semestinya kita ikut berbangga dengan ketercapaian prestasi pendidikan

Indonesia di kancah Dunia, seperti misalnya Olimpiade khususnya dalam bidang sainstek.

Namun disisi apliaksi teknologi kita masih tertinggal diabnding dengan negara lainnya sebut

saja Jepang misalnya. Negeri yang dijuluki negeri matahari itu selalu menjadi nomor satu

dalam perkembangan teknologi. Jepang bisa demikian karena dimulai dari awal dari sistem

pendidikan dengan menerapkan pola pembelajaran kreatif dan inovatif. Perkembangan dalam

media pembelajaran dengan mengedepankan kreatifitas siswa selalu menjadi domain utama

di Negeri tersebut. Indonesia sebagai negar berkembang sudah mulai melirik kemajuan yang

dialami Jepang, salah satunya dengan berbenah dalam hal pendidikan.

Secara umum di Dunia, perkembangan dunia pendidikan khususnya dalam

perkembangan media pembelajaran semakin mengalami peningkatan seiring dengan

perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran yang

dulunya hanya berkutat dengan sistem konvensional lambat laun kian ditinggalkan dengan

sistem yang lebih mengarah pada pemanfaatan IT. Di Indonesia, sistem pendidikan khusunya

dalam hal pengajaran mulai dari tingkat dasar hingga menengah dan perguruan tinggi

semakin hari semakin diperbaiki guna memberikan sesuatu dalam hal ini materi dengan

efektif inovatif dengan tidak mengesampingkan kontent dari materi yang diajarkan.

Bagaimana siswa menjadi lebih termotivasi dan mengenal perkembangan dunia pendidikan

dalam bidang kemajuan iptek menjadi sentuhan tersendiri terhadap siswa dan pebelajar untuk

mengenal lebih jauh aplikasi dari ilmu pengetahuan yang dipelajari ataupun dari

perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang trend dewasa ini. Stakeholder dalam hal ini

lingkungan pebelajar juga ingin merasakan sentuhan teknologi inovasi dalam proses

pembelajaran dan perkembangan anak-anaknya.

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

2

Pembelajaran di Indonesia selalu berbenah. Pembelajaran yang bersifat kontekstual

yang trend disebut CTL (Contextual Teaching Learning) telah sedang dikembangkan dengan

tujuan agar siswa dan pebelajar terasah kreativitasnya untuk memanfaatkan segala yang ada

disekitarnya untuk menunjang proses pembelajaran dalam dirinya dan pembelajaran secara

keseluruhan. Perkembangan tingkat kreativitas untuk menunjang proses pembelajaran yang

berlangsung semakin ditingkatkan dengan menggunakan sarana yang ada dan belajar dari

alam serta lingkungan tempat mereka belajar. Hal ini menuntut adanya daya imajinasi dan

kreatifitas yang cukup tinggi dari siswa untuk menunjang proses belajarnya.

Jepang sebagai negara yang maju telah mengembangkan model pembelajarannya

semenjak di tingkat Sekolah Dasar, begirtu seterusnya dikembangkan secara bertahap hingga

menghasilkan produk akhir sebagai hasil dari pemikiran siswanya selama menempuh

pendidikan. Di Jepang sistem pembelajaran utamanya pembelajaran yang lebih bersifat

praktikum atau pemahaman yang memerlukan model atau demostrasi kian dikembangkan

salah satunya adalah degan sistem PDL (Personal Desk Laboratory). Sistem PDL terbukti

sangat efektif dan inovatif dalam rangka menunjang proses pembelajaran guna menjadikan

proses pembelajaran sebagai wahana belajar untuk pengembangan diri dan ilmu yang

dipelajari. PDL memberikan ruang yang cukup besar guna perkembangan kreatifitas dan

inovasi siswa dengan memanfaatkan sarana yang ada atau benda-benda yang ada

disekelilingnya untuk dijadikan model yang relefan digunakan sebagai model/praktikum

sesuai materi yang diajarkan pada saat itu. PDL dipandang efektif selain mampu memotivasi

siswa untuk mengembangkan daya pikir dan kreativitasnya, PDL sangat efektif dan efisien

dilakukan terutama dalam hal biaya praktikum yang terkesan cukup mahal. Dengan PDL

biaya yang dikeluarkan sangat minim dengan tetap tidak mengurangi proses pembelajaran

yang dimaksud. PDL System dipandang sebagai inovasi pembelajaran yang efektif dalam

pengembangan pola pikir siswa menuju ke pemahaman konsep, sehingga siswa selain kreatif

dan aktif dalam proses pembelajaran juga lebih cepat merasakan pemaknaan konsep dari

materi/topik yang dipelajari yang bisa mengantarkan mereka mencapai hasil belajar yang

optimal.

1) Analisis Situasi

Perubahan kurikulum dengan berbagai model pembelajaran yang diterapkan dikemas

sedemikian rupa sehingga menghasilkan kualitas proses dan hasil belajar yang optimal.

Namun dalam hal inovasi bagaimana mengkemas model pembelajaran supaya menarik dan

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

3

memotivasi siswa untuk mau belajar dan mudah untuk memahami konsep yang disajikan

tentunya merupakan tantangan tersendiri oleh guru/pendidik. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan bergeser ke kurikulum berbasis Contextual Teaching Learning (CTL)

secara umum sudah diterapkan di sekolah-sekolah tingkat menengah dan atas. Pemberlakuan

kurikulum tersebut merupakan tantangan tersendiri yang dihadapi para praktisi pendidikan

utamanya guru. Guru berupaya mengkemas pembelajaran dengan efektif dan efisien sehingga

tercipta nuansa proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Guru menyiapkan

segala sesuatunya termasuk perangkat kurikulum serta mencoba untuk menerapkan berbagai

model dan strategi pembelajaran sehingga mampu memenuhi tuntutan kurikulum yang

diberlakukan dengan standar kompetensi dan tujuan yang jelas serta relefan. Dalam mata

pelajaran tertentu misalnya Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) pembelajaran

yang dikemas lebih kompleks karena tuntutan materi yang mesti dikuasai juga semakin

kompleks. Ada beberapa kompetensi yang mesti dipenuhi yaitu diantaranya adalah

kompetensi pedagogi yang didalamnya mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Setiap mata pelajaran tentu memiliki standar tertentu, dalam hal ini afek psikomotor menjadi

analisis evaluasi tertentu untuk mencerminkan kompetensi yang dimiliki siswa selain aspek

kognitif dan afektif. Dalam mata pelajaran MIPA khususnya Fisika yang melibatkan proses

praktikum tentu diupayakan bagaimana mengkemas pembelajaran sehingga siswa mampu

lebih cepat memahami materi yang diberikan dan merasakan motivasi yang tinggi untuk

belajar sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Dalam proses pembelajaran klasik

siswa hanya dituntut bagaimana bisa menggunakan alat praktikum yang sudah disediakan

sesuai dengan materi yang dibahas saat itu dengan hanya mengikuti prosedur /petunjuk

praktiku yang sudah disiapkan. Siswa hanya mengikuti petunjuk tersebut dan melakukannya,

nampak adanya kurang kreatifitas dari siswa. Dalam sistem CTL siswa dituntut bagaimana

merancang alat yang sesuai dengan materi yang dibahas dengan memanfaatkan alat/sarana

yang ada disekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Disini dituntut adanya kreatifitas dan ide

yang cemerlang untuk bisa mewujudkan model atau alat berupa miniatur yang bisa digunakan

untuk praktikum sesuai dengan materi yang dibelajarkan. Gambaran umum yang terjadi di

lapangan bahwa belum semua praktisi pendidikan dalam hal ini guru sebagai pelaku

langsung, menerapkan model pembalajaran yang praktis yang mampu membangkitkan

motivasi siswa untuk belajar yang bernuansa teknologi, khususnya dalam mata pelajaran

sains seperti Fisika misalnya. Di Kabupaten Buleleng, berdasarkan hasil observasi tepatnya di

beberapa sekolah menengah, untuk praktikum Fisika masih dilakukan secara konvensional

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

4

berdasarkan petunjuk praktikum yang sudah disiapkan. Saat pembelajaran teori guru selalu

mengarahkan siswa untuk kreatif dan memanfaatkan lingkungan sekitar atau kehidupan

sehari-hari untuk belajar memahami konsep yang diajarkan terutama materi yang

memerlukan media untuk dipraktekkan. Tetapi saat pembelajaran praktikum siswa hanya

melakukan praktikum sesuai peralatan yang tersedia dengan petunjuk praktikum yang sudah

disiapkan. Dengan sistem tersebut proses pembelajaran sesuai dengan harapan kekinian yaitu

Contextual Teaching Learning (CTL) belumlah dapat diterapkan secara maksimal. Kegiatan

Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) sebelumnya juga mencoba mensosialisasikan model

pembelajaran bernuansa CTL dan mengajak guru-guru untuk merancang model tersebut,

tentunya menjadi daya tarik tersendiri para guru dan mengikutinya dengan antusias. Sasaran

P2M tersebut masih sebatas guru Fisika SMP di Kecamatan Banjar. Kegiatan tersebut

ternyata menjadi oleh-oleh menarik bagi guru-guru lain disekitarnya. Guru-guru di sekolah

lain dan malahan di kecamatan lain mendengar hal tersebut dan meminta lembaga perguruan

tinggi memberikan sosialisasi dan pelatihan sejenis untuk menerapkan model yang

dikembangkan. Menyikapi fenomena tersebut dan analisis situasi di lapangan maka

dicetuskan suatu ide sebagai tindak lanjut sumbangan pemikiran dalam proses pembelajaran

untuk melakukan pengabdian pada masyarakat (P2M) di Kecamatan pemohon dengan

melibatkan guru-guru Fisika di tingkat SMP dan SMA. Sosialisasi dan pelatihan yang

diimbaskan adalah model serupa ketika disosisalisasikan di Kecamatan Banjar namun sebatas

hanya guru Fisika SMP yaitu model Personal Desk Laboraory disingkat PDL yaitu suatu

proses pembelajaran praktikum dimana siswa berupaya memanfaatkan benda atau bahan

yang ada disekitarnya untuk dijadikan bahan atau alat praktikum yang sesuai dengan pokok

bahasan yang dibahas saat pembelajaran berlangsung. Siswa berinteraksi dengan siswa lain

dalam suatu kelompok kemudian guru membantu atau mengarahkan sehingga instrumen yang

dirancang sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan. Sasaran P2M kali ini tidak

sebatas guru SMP saja namun lebih luas lagi yaitu untuk guru SMP dan SMA di Kecamatan

Gerokgak. Pengambilan lokasi pengabdian di Kecamatan Gerokgak atas dasar permohonan

stakeholders dan juga secara geografis Kecamatan Gerokgak yang terletak di bagian barat

Kabupaten Buleleng ini jarang tersentuh pelatihan sejenis. Padahal dari sisi sumber daya

manusia dan sekolah yang tersebra di Kecamatan Gerokgak ini cukup merata dan potensial

dalam pengembangan model pembelajaran secara khusus dan pengembangan pendidikan

secara umum. Hasil pengabdian ini nantinya diharapkan akan berimbas ke sekolah-sekolah

lain yang tersebar di Kabupaten Buleleng sebagai motivator program dalam pengembangan

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

5

pendidikan di Kabupaten Buleleng. Program ini diharapkan menjadi virus positif yang

merambah secara holistik di kancah pendidikan. Berikut sebaran jumlah sekolah secara

statistik di Kabupaten Buleleng.

Tabel 1. DATA STATISTIK JUMLAH SEKOLAH DI KABUPATEN BULELENG

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Buleleng Tahun 2013

2) Identifikasi dan Perumusan Masalah

2.1. Rumusan Masalah Program

Dari analisis potensi dan kondisi empiris yang sudah dipaparkan, permasalahan yang

menjadi perhatian khusus dalam program P2M ini adalah: “Bagaimana solusi untuk

menjadikan proses pembelajaran lebih efisien dan efektif serta sejauhmana efektifitas sistem

PDL (Personal Desk Laboratory) diterapkan dalam pembelajaran Fisika ”

2.2. Ruang Lingkup Program

Program P2M ini difokuskan pada upaya peningkatan keterampilan Guru dalam

merancang modul dan instrumen praktikum Fisika dengan sistem PDL (Personal Desk

Laboratory) melalui sosialisasi dan pelatihan.

3) Tinjauan Pustaka

3.1. Strategi Belajar Efektif

Strategi belajar efektif sebagai salah satu upaya untuk mengkondisikan proses

pembelajaran supaya berjalan lebih praktis menuju ke pemahaman konsep yang lebih mudah

dan sederhana. Merencanakan strategi belajar yang efektif merupakan keterampilan khusus

NO KECAMATAN JUMLAH SEKOLAH

SD SMP SMA

1 TEJAKULA 48 7 4

2 KUBUTAMBAHAN 46 9 2

3 SAWAN 48 9 3

4 BULELENG 91 19 21

5 SUKASADA 62 9 5

6 BANJAR 60 8 2

7 SERIRIT 54 10 5

8 BUSUNGBIU 46 8 2

9 GEROKGAK 56 11 7

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

6

yang perlu dikembangkan guru dengan didukung oleh kemampuan siswa dalam berkreasi.

Keterampilan guru dan siswa dalam pengembangan proses pembelajaran sangatlah menjadi

faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Kebiasaan belajar tatap

muka tidak mudah diganti begitu saja. Oleh karena itu, perlu belajar mengenai keterampilan

khusus yang dapat membantu untuk belajar mengenai bagaimana caranya belajar. Salah

satunya dengan strategi belajar efektif.

Teori Vygotsky dan psikologi kognitif memberi dukungan teoritik terhadap model

strategi-strategi belajar yang dikembangkan. Teori Vygotsky menekankan pada 3 (tiga) ide

utama, yaitu: (1) intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan

mengkaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui, (2) interaksi dengan

orang lain memperkaya perkembangan intelektual, (3) peran utama guru adalah sebagai

penolong dan mediator belajar siswa. Sumbangan psikologi kognitif adalah bagaimana otak

bekerja, bagaimana individu memperoleh informasi, dan bagaimana individu mengolah

informasi. Mengajarkan siswa bagaimana mereka belajar merupakan salah satu tujuan

pendidikan yang cukup penting. Pengajaran strategi berlandaskan pada kemampuan belajar

mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri, (ketrampilan, kognitif dan metakognitif).

Dengan strategi ini bagaimana kita mengupayakan sehingga proses pembelajaran berjalan

baik, ada timbal balik dan perhatian dari siswa yang terealisasi dalam suatu perhatian

terhadap materi yang disampaikan yang terimplementasi dalam bentuk pertanyaan ataupun

tanggapan. Bagaimana menciptakan suasana yang hidup dalam proses pembelajaran yang

nantinya dipakai suatu cermin untuk proses pembelajaran berikutnya. Guru memegang

peranan penting dalam mengkemas pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik. Bagaimana guru mengkondisikan proses pembelajaran menjadi

menarik tentu menjadi bagian motivasi terhadap perkembangan siswa. Siswa akan menjadi

senang dan mau mengeksplor dirinya dalam proses belajar. Ada nuansa yang menggairahkan

dalam proses belajar sehingga siswa menjadi tertarik untuk berinovasi dan berkreasi, suasana

kelas menjadi lebih aktif yang diwarnai dengan kreativitas siswa dalam memahami konsep

yang mereka pelajari. Secara umum nuansa proses belajar mengajar menjadi lebih kondusif.

3.2. PDL (Personal Desk Laboratory)

PDL (Personal Desk Laboratory) pertama kali diperkenalkan di Negara Jepang dalam

proses pembelajaran, utamanya pelajaran Sains. PDL (Personal Desk Laboratory) merupakan

serangkaian alat elektronik yang digunakan untuk menyederhanakan metode praktikum

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

7

dengan menggunakan peralatan yang lebih kecil, sederhana dan murah. Ide merancang PDL

ini karena pada umumnya guru Fisika sering kali kesulitan untuk menarik minat siswa dalam

melakukan praktikum. Diharapkan, dengan adanya sistem PDL mahasiswa maupun siswa

lebih berminat untuk menggeluti dunia Fisika. Selain itu, PDL ini juga dapat diterapkan pada

semua disiplin ilmu. Di Jepang, PDL telah banyak dimanfaatkan di berbagai Universitas, tak

hanya di jurusan Fisika akan tetapi juga digunakan untuk ilmu sosial. Prof Yoh Kohori dari

Chiba University Jepang pernah mendemonstrasikan cara penggunaan Personal Desk

Laboratory (PDL) kepada mahasiswa Fisika-FMIPA ITS guna menyiasati agar seorang

mahasiswa tertarik untuk menekuni dunia praktikum. Ratusan peserta nampak antusias

mengikuti cara menggunakan simulasi alat yang telah dipergunakan di negeri Sakura ini.

Menurut Dosen di salah satu Universitas di Jepang yang telah dua kali bertandang ke

Indonesia ini menyarankan bahwa PDL ini cocok untuk negara-negara berkembang di Asia.

Target promosi alat ini adalah negara-negara berkembang di Asia, dan dari tiga negara yang

telah dikunjunginya, Thailand, Kamboja serta Indonesia, nampaknya semuanya antusias

dalam mengikuti sosialisasi sistem PDL ini. Sistem PDL ini telah dipromosikan dan

didemonstrasi saat Prof. Yoh Kohori berkesempatan memberikan kuliah tamu di ITS

Surabaya dengan judul Physics Education in Undergraduate Course Experiments using

Personal Desk Lab (PDL). Harapannya Indonesia juga bisa mengembangkan sistem ini

dalam proses pembelajaran.

4) Tujuan Kegiatan

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk:

1. Memberikan sosialisasi dan pelatihan perancangan modul dan alat praktikum Fisika

dengan PDL System terhadap guru Fisika SMP & SMA di Kecamatan Gerokgak

sebagai solusi alternatif terhadap model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

2. Meyakinkan bahwa dengan PDL (Personal Desk Lab) system pembelajaran

praktikum Fisika menjadi lebih efektif dan inovatif.

5) Manfaat Pengabdian

Manfaat dilaksanakannya kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini diharapkan

nantinya dapat dirasakan oleh:

1. Praktisi Pendidikan (Guru dan Dosen serta Laboran)

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

8

Memiliki wawasan dalam pengembangan model pembelajaran serta keterampilan

khusus dalam pengembangan model pembelajaran khususnya yang melibatkan proses

praktikum, sehinga menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Siswa/Mahasiswa

Pembelajaran dengan sistem PDL (Personal Desk Lab) akan dapat memotivasi

siswa/mahasiswa untuk lebih kreatif dan mampu mengeksplor dirinya dengan

skill/ketrampilan yang dimiliki khususnya dalam merancang kit praktikum khususnya

dalam pembelajaran praktikum Fisika, sehingga pemahaman konsep akan menjadi

lebih mudah.

3. Lembaga (Perguruan Tinggi/Sekolah Menengah)

Memberikan inspirasi positif dalam pengembangan model pembelajaran dalam proses

belajar mengajar. Pengembangan dalam bidang Fisika ataupun bidang yang lain yang

relevan dengan pengembangan model sejenis.

6) Khalayak Sasaran Strategis

Sasaran antara dalam kegiatan pengabdian ini adalah guru Fisika SMP & SMA di

Kecamatan Gerokgak. Sasaran antara ini cukup produktif dalam upaya pengembangan

inovasi dan strategi pembelajaran khususnya pembelajaran Fisika dan diharapkan berimbas

terhadap pembelajaran lain yang relefan.

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

9

BAB II

METODA PELAKSANAAN

Program Pengabdian ini merupakan program strategis dalam rangka peningkatan

kualitas pendidikan secara umum. Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) sebagai

lembaga pendidikan pencetak tenaga pendidik berupaya menjalin kerjasama yang mutualis

dan demokratis dalam rangka menciptakan iklim akademik yang kondusif dan

berkesinambungan. Salah satu program sebagai langkah strategis dalam rangka

mengaplikasikan dharma ketiga dari tri dharma perguruan tinggi yaitu dengan melakukan

pengabdian kepada masyarakat melalui sosialisasi dan pelatihan dalam bidang pendidikan.

Program ini dirancang dengan memperhatikan nuansa kebersamaan yang sinergis antara

praktisi pendidikan di perguruan tinggi dengan kalangan birokrasi administrasi dinas

pendidikan Kabupaten Buleleng dan stakeholders sekolah utamnya guru sebagai sasaran

pengabdian. Pelaksanaan program pengabdian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap

pertama sosialisasi dan pelatihan, kemudian tahap kedua evaluasi program yang dilakukan

dengan cara monitoring terhadap pelaksanaan program yang dilakukan guru ketika

melaksanakan proses belajar mengajar. Secara rinci pelaksanaan program tersebut dipaparkan

pada jadwal.

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan rasional analisis situasi dan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan

program pengabdian ini, kerangka pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah

Analisis Situasi

Tujuan Pendidikan Nasional

Kurikulum Kondisi Riil

Proses Belajar Mengajar

Sarana

SDM

Stakeholders

Alternatif Solusi

Kualitas Proses dan Hasil

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

10

Tujuan Pendidikan Nasional yang sudah dikejawantahkan melalui Peraturan Menteri

No 41 Tahun 2012 yaitu bagaimana menciptakan kualitas pendidikan di Indonesia yang

berkompeten dan profesional telah diintegrasi dalam suatu satuan kurikulum yang relevan

dan sesuai dengan tingkat dan pola pendidian yang berkembang di Indonesia. Namun kondisi

riil di lapangan, berdasarkan analisis situasi yang dilakukan secara umum guru-guru dalam

proses pembelajaran utamanya pembelajaran Fisika yang melibatkan praktikum cenderung

masih bersifat tradisional. Kurikulum yang sudah dipaparkan berdasarkan tujuan pendidikan

nasional yang dicanangkan hanya sebatas sebagai wacana dalam pencapaian kualitas proses

dan hasil belajar yang optimal. Kenyataannya proses belajar mengajar yang terjadi belum

menyentuh ke pembelajaran inovatif yang berbasiskan CTL (Contextual Teaching Learning).

Sarana yang ada di berbagai sekolah sebagai penunjang proses pembelajaran sudah mulai

memadai dan tersedia namun diperlukan biaya yang cukup tinggi untuk pemenuhan dan

pengelolaannya. Sumber Daya Manusia dalam artian guru sebagai pelaksana pendidikan juga

sudah dibina secara lebih optimal dan profesional yang dibuktikan dengan diterbitkannya

sertifikat pendidik dalam program sertifikasi guru. Namun, kenyataan yang begitu urgen

untuk dilaksanakan adalah sangat diperlukannya sentuhan Sumber Daya Manusia yang cerdas

dan kreatif serta stakeholder sekolah yang peduli terhadap perkembangan proses

pembelajaran yang terjadi. Peran pendidik haruslah peka dan aktif dalam menggali dan

berinovasi dalam proses pelaksanaan pendidikan khususnya dalam implementasi proses

belajar mengajar. Adanya solusi alternatif sebagai solusi cerdas yang bisa mengakomodir

semua kepentingan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangatlah penting dalam

perkembangan pendidikan dewasa ini. Salah satu solusi alternatif sebagai solusi pemecahan

masalah yang dianggap urgen dewasa ini adalah dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan

yang membangkitkan gairah pendidik untuk berinovasi dan berimbas terhadap kreatifitas

siswa yang bermuara terhadap kualirts proses dan hasil belajar mereka. Solusi yang

dimaksud adalah dengan mengadopsi salah satu sistem pembelajaran luar negeri khususnya

Negara Jepang yaitu dengan sistem Personal Desk Laboratory (PDL). Secara umum program

ini senantiasa selalu memperhatikan esensi tujuan pendidikan nasional yang bermuara pada

kurikulum yang diberlakukan dengan tujuan peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan

di Indonesia. Sehingga alternatif pemecahan masalah ini dianggap sebagai salah satu solusi

cerdas dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Penerapan awal adalah khusus untuk

mata pelajaran Fisika, yang nantinya diharapkan dapat berimbas terhadap mata pelajaran

lainnya.

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

11

2.2 Metoda Pelaksanaan Kegiatan

Program pengabdian ini dirancang sebagai bentuk antisipasi dari berbagai

permasalahan di bidang pendidikan yang menyangkut keterampilan guru dalam inovasi dan

strategi pembelajaran serta kesiapannya dalam menghadapi perubahan kurikulum serta

perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam rangka pencapaian mutu pendidikan

nasional. Dari rasional tersebut, program ini dilaksanakan dengan pelayanan yang benar-

benar dapat dirasakan terhadap guru yang berimbas kepada siswa dan pihak sekolah, serta

diberi perhatian dan tanggungjawab yang tinggi.

Berikut disajikan bagan Metoda Pelaksanaan Program Pengabdian Pada Masyarakat (P2M)

bagi guru-guru Fisika SMP & SMA di Kecamatan Gerokgak:

METODA PELAKSANAAN PROGRAM

Gambar 3. METODA PELAKSANAAN PROGRAM

Secara garis besar kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi dua tahap:

Tahap Pertama:

Dengan memberikan sosialisasi tentang program P2M yang akan dilaksanakan kemudian

sosialisasi tentang PDL (Personal Desk Lab).

Tahap Kedua:

Dengan pelatihan bagaimana merancang instrumen praktikum dengan model PDL (Personal

Desk Lab). Pada tahap ini dipersiapkan beberapa perangkat/instrument praktikum untuk

dijadikan sebagai referensi dalam perancangan instrument praktikum dengan sistem PDL.

Untuk tahap awal dibatasi pada alat/instrumen pokok bahasan Mekanika. Selanjutnya untuk

SOSIALISASI PROGRAM P2M

TEORI DAN DEMONSTRASI PDL

RANCANGAN PROGRAM

AKTUALISASI RANCANGAN

MONITORING & EVALUASI

Page 18: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

12

dikembangkan ke pokok bahasan yang lain seperti: Optik, Elektronika, Geofisika, Kalor dan

pokok bahasan lain yang relefan.

Setelah kegiatan pengabdian berlangsung kemudian diimplemantasikan ke dalam proses

belajar mengajar dan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program di lapangan.

Wawancara juga dilakukan kepada perwakilan guru disamping penyebaran angket untuk diisi

bagaimana kesan atau manfaat yang diperoleh melalui program pengabdian ini.

Pada tahap akhir saat implementasi program pada proses belajar mengajar (praktikum)

dilakukan observasi dan evaluasi untuk dianalisis sejauhmana efektivitas instrument yang

dihasilkan dengan sistem PDL dalam menunjang proses belajar mengajar Fisika.

2.3 Rancangan Evaluasi

Rancangan Evaluasi pada program pengabdian ini sebagai berikut:

1. Rancangan yang disusun guru dan aktualisasi rancangan dinilai untuk mengetahui

tingkat pemahaman dan kreatifitas inovatif guru dalam merancang instrumen

praktikum. Kriteria penilaiannya dapat ditentukan dengan skala 100 seperti format

berikut:

0 – 50 : Kategori Kurang

Rancangan dan Aktualisasi program masih jauh dari sempurna

51 – 69 : Kategori Cukup

Rancangan dan aktualisasi program mendekati sempurna

70 – 85 : Kategori Baik

Rancangan dan aktualisasi program sempurna

86 – 100 : Kategori Sangat Baik

Rancangan dan aktualisasi program sangat sempurna

2. Wawancara dan angket kuisioner. Untuk mengetahui respon guru serta pesan dan

kesan dalam mengikuti pelatihan.

3. Monitoring dan Evaluasi. Dilakukan saat implementasi program di kelas, saat proses

belajar mengajar.

Page 19: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

13

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program pengabdian ini secara menyeluruh dilaksanakan selama 8 bulan (April s/d

Nopember 2014) mulai dari tahap analisis situasi hingga pelaporan kegiatan P2M. Secara

rinci jadwal kegiatannya disajikan pada tabel berikut:

TABEL 2. JADWAL KEGIATAN P2M

No Jenis Aktivitas Program Bulan / Tahun 2014

April – Mei Juni – Juli Agst – Sept Okt - Nop

1 Identifikasi dan Analisis

Situasi

2 Alur Adiministrasi Birokrasi

3 Penyusunan Rancangan

Program

4 Persiapan dan Sosialisasi

Program P2M

5 Pelaksanaan Kegiatan

6 Monitoring dan Evaluasi

7 Penyusunan Laporan

Sasaran antara dalam kegiatan pengabdian ini adalah guru Fisika SMP dan SMA di

Kecamatan Gerokgak. Sasaran antara ini cukup produktif dalam upaya pengembangan

inovasi dan strategi pembelajaran khususnya pembelajaran praktikum Fisika dan diharapkan

berimbas terhadap pembelajaran lain yang relefan.

Pada saat pelaksanaan kegiatan, kegiatan pengabdian secara garis besar dibagi menjadi tiga

tahap yaitu: Tahap Sosialisasi, Tahap Pelatihan dan Tahap Implementasi serta Monitoring.

Secara lebih rinci dipaparkan sebagai berikut:

Page 20: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

14

Tahap Pertama

Kegiatan sosialisasi tentang program P2M yang akan dilaksanakan kemudian sosialisasi

tentang PDL (Personal Desk Lab). Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang,

karena ada beberapa guru yang sedianya hadir namun berhalangan untuk hadir karena dalam

waktu yang bersamaan ada kegaiatan sosialisasi tentang Kurikulum 2013. Total peserta yang

hadir 30 orang termasuk pemateri, undangan dan juga mahasiswa.

Tahap Kedua

Pelatihan merancang instrumen praktikum dengan model PDL(Personal Desk Lab).

Pada tahap ini dipersiapkan beberapa perangkat / instrument praktikum untuk dijadikan

sebagai referensi dalam perancangan instrument praktikum dengan system PDL. Untuk tahap

awal dibatasi pada alat/instrumen pokok bahasan Mekanika.

Peserta diberikan form isian untuk merancang secara teori tetang ide mereka terkait tema atau

topik pokok bahasan Fisika yang diajarkan. Rancangan ini dibahas untuk mengklarifikasi

rancangan yang dimaksud apakah nantinya bisa dirancang dalam bentuk alat sederhana yang

bahan dan alatnya ada disekitar kita dengan biaya yang relatif murah. Rancangan tersebut

nantinya diimplementasikan saat pembelajaran berlangsung.

Tahap Ketiga

Implementasi program pada proses belajar mengajar (praktikum). Dilakukan observasi dan

evaluasi untuk dianalisis sejauhmana efektivitas instrument yang dihasilkan dengan sistem

PDL dalam menunjang proses belajar mengajar Fisika.

Hasil instrumen yang dirancang Guru selanjutnya dievaluasi untuk dikatagorikan apakah

rancangan yang dibuat sesuai dengan konsep PDL atau belum.

Hasilnya, sesuai dengan kriteria penilaian yang dipaparkan pada bagian metode Rancangan

yang disusun guru dan aktualisasi rancangan dalam proses pembelajaran memiliki kategori

Baik (berada pada rentang nilai 70 – 85) dengan nilai rata-rata 82 artinya Rancangan dan

aktualisasi program sempurna. Diambil 5 rancangan untuk dijadikan sampel penilaian dalam

kegiatan pengabdian ini. Berikut disajikan Tabel Nilai Rancangan Alat Praktikum dan Kesan

dan Pesan dari Peserta P2M.

Page 21: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

15

Tabel 3. Nilai Rancangan Alat Praktikum dengan Sistem PDL serta Pesan dan Kesan

No Topik Nilai Pesan dan Kesan

1 Getaran 82 Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam

membantu merancang media/alat dalam

pembelajaran materi Fisika. Kegiatan ini

sebaiknya dilaksanakan secara

berkelanjutan

2 Kalor (Pemuaian) 83 Program ini sangat bagus untuk

mengimbaskan pembelajaran yang inovatif

ke guru-guru sehingga kami mendapat

pengetahuan baru. Mohon diteruskan.

3 Gerak Lurus Beraturan 82 Bagus untuk pembelajaran IPA yang

kontekstual yaitu pemahaman konsep

dengan alat yang ada di alam.

4 Pesawat Sederhana 84 Dengan PDL System

pembelajaran/praktikum fisika menjadi

lebih menyenangkan dan konsep yang

disampaikan mudah dipahami.

5 Hukum Newton 84 Model PDL sangat perlu untuk diterapkan

dan dikembangkan

Kategori ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kreatifitas inovatif guru

dalam merancang instrumen praktikum. Dari rancangan yang sudah diimplementasikan

nampaknya rancangan yang disusun guru masih terbatas pada tema yang diberikan saat

sosialisasi belum adanya pengembangan rancangan ke tema yang lain. Hal ini sangatlah perlu

medapat perhatian yang sekaligus sebagai motivasi inspirasi untuk para guru dan juga siswa

sehingga terbuka wawasan dan pikiran mereka untuk merancang alat praktikum dengan

sistem PDL ini dengan tema atau topik pokok bahasan yang lainnya.

Tahap Keempat (Terkakhir)

Dilakukan wawancara kepada perwakilan guru disamping penyebaran angket untuk diisi

bagaimana kesan atau manfaat yang diperoleh melalui program pengabdian ini. Secara umum

Page 22: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

16

dari hasil wawancara terhadap guru peserta pengabdian menyampaikan bahwa kegiatan

sejenis seperti ini dalam hal pengimbasan program pendidikan (sosialiasasi model, media

instrumen pembelajaran dan sebagainya) ataupun sosialisasi terkait program pendidikan

memang sangatlah diperlukan dalam rangka membuka wawasan berpikir guru dalam praktek

di lapanagan utamanya dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Guru menjadi lebih

bersemangat dan percaya diri dalam melaksanakan tugasnya karena kaya akan informasi dan

wawasan yang tentunya akan sangat berefek positif terhadap kemajuan siswa dalam

memahami konsep dan juga situasi proses belajar mengajar yang berada dalam kategori

nuansa yang kondusif. Sehingga harapan besar dari peserta pengabdian ini, untuk

menjadikan program pengabdian seperti ini terus dilaksanakan dan ditingkatkan.

Ditambahkan pula dari peserta untuk nantinya program ini bisa dilaksanakan secara kontinu

dan ditambah dengan instrumen/rubrik penilaiannya yang mengacu pada implementasi

kurikulum 2013.

Page 23: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

17

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diuraikan pada laporan ini antara lain:

1. Program P2M dengan judul “Sosialisasi dan Pelatihan Perancangan Alat Praktikum

Fisika dengan PDL System Guru-Guru Fisika SMP dan SMA Kecamatan Gerokgak”

dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

2. PDL (Personal Desk Lab) merupakan serangkaian alat elektronik yang digunakan

untuk menyederhanakan metode praktikum dengan menggunakan peralatan yang lebih

kecil dan murah dari biasanya. Program P2M dengan sistem PDL ini terbukti efektif

diterapkan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam

memahami konsep yang dipelajari.

4.2 Saran

1. Diharapkan, dengan adanya system PDL guru bisa lebih inovatif dalam mengkemas

rancangan pembelajarannya, begitu juga siswa menjadi lebih berminat untuk

menggeluti dunia Fisika.

2. Pemerhati dan praktisi pendidikan hendaknya dengan komitmen yang tinggi dalam

mensukseskan pendidikan untuk senantiasa menyebarluaskan model PDL ini sehingga

benar-benar dapat merasakan kebermanfaataannya dalam menunjang proses belajar

mengajar pada khususnya dan sistem pendidikan dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa pada umumnya.

3. LPM melalui DIPA UNDIKSHA hendaknya selalu menjembatani program sejenis

untuk terus dapat dilaksanakan dan dikembangkan dengan anggaran yang lebih

memadai sehingga mampu menambah khasanah pengabdian sebagai salah satu dari Tri

Dharma Perguruan Tinggi.

Page 24: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

18

DAFTAR PUSTAKA

Afdhee. 2006. Strategi Belajar. Artikel. Tersedia pada http://www.google.com/strategi.

Diakses pada tanggal 11 Maret 2008. Artawan, Putu. 2007. Efektivitas Program Macromedia Flash Dalam Peningkatan Kualitas

Proses Dan Hasil Belajar Mata Kuliah Fisika Matematika I. Penelitian DIPA. Undiksha

Colin Rose and Nicholl, Malcolm J. (1997). Accelerated Learning for the 21 st Century.

The Six Step Plan to Unlock Your MASTER-Mind. New York: A Dell Papaerback. Dahar, Ratna Willis. 1998. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti, Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Dikti Depdikbud. Gibbons, Michael. (1999). Elementary Education Relevance in the 21 st Century. Paris:

UNISCO and World Bank. International Studies. (1999). The Japanese Education System: A Case Study Summary and

Analysis. January 1999. Japan: Japanes teachers Associates Internet, May 21, 2008: Pembelajaran Guru.mht.com. Johnson, David W. and Frank P. Johnson. 1991. Joining Tegether: Groups Theory and

Groups Skills. 4 th. ed. Englewood Clift, NY: Prentice hall. Lasmawan, Wayan. (2001). Sinergi Pemberdayaan Masyarakat Daerah Terpencil pada

Sektor Pendidikan Melalui Pendekatan Sosial Konteks. Program Sibermas Dirjen Dikti. Jakarta: Dirjen Pendidika Tinggi.

Marshall, S.P. & Dee D. (2000). New Learning Models. Seatle-USA: Prentice Hall. Nia. 2007. Media Belajar. Artikel. Pendidikan Network. Tersedia pada

http://www.google.com/kinikubisa. Diakses pada tanggal 11 Maret 2008. Suharta, I Gusti Putu. 2006. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Disajikan dalam penataran

Dosen Muda Pola 90 Jam. IKIP Negeri Singaraja. Suryadi, Ace dan H.A.R. Tilaar. (1993). Analisis Kebijakan Pendidikan: Suatu Pengantar.

Bandung: PT. Rosmpakarya. Wikipedia. (2010), The free encyclopedia WIFI (AM). IEEE 802.11. Winataputra. U.S;Rosita,T---. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Proyek PGSM.

Page 25: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

19

LAMPIRAN 1

Absensi Peserta Kegiatan

Page 26: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

20

LAMPIRAN 2

Page 27: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

21

Page 28: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

22

LAMPIRAN 3

PETA LOKASI P2M

Lokasi P2M secara geografis terletak di sebelah barat jantung kota Singaraja dimana

UNDIKSHA sebagai lembaga mitra berada, kurang lebih 35 Km ke arah barat dari Kota

Singaraja. Lokasi yang begitu potensial sebagai tempat pelaksanaan P2M dengan posisi yang

strategis dan sebaran sekolah yang heterogen. Letaknya begitu strategis dalam pengembangan

pendidikan dengan arus transportasi yang lancar dan sumber daya manusia yang potensial.

U

S

LOKASI P2M UNDIKSHA

+ 35Km

Kec. Gerokgak

SINGARAJA

Page 29: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

23

LAMPIRAN 4

RINCIAN BIAYA (RAB) / JUSTIFIKASI ANGGARAN No Jenis Anggaran Jumlah Biaya (Rp)

1 Honorarium 1.100.000,-

2 Bahan Habis Pakai (ATK) 1.362.500,-

3 Transportasi + Konsumsi 2.450.000,-

4 Penyusunan Proposal 687.500,-

5 Penyusunan Laporan dan Pajak 2.400.000,-

Total 8.000.000,-

(delapan juta rupiah)

Dengan Raincian

1. Honorarium

No Rincian Kegiatan Program Volume/Jumlah Jumlah Biaya (Rp)

1 Honor Ketua 1 Orang 500.000,-

2 Honor Anggota 2 Orang 600.000,-

Sub Total Biaya 1.100.000,- 2. Bahan Habis Pakai / ATK

No Rincian Kegiatan/Bahan Volume/Jumlah Jumlah Biaya (Rp) 1 Beli Kertas A4 HVS 70 Gr 3 rim 105.000,-

2 Buku tulis 1 lusin 50.000,-

3 Pulpen 1 12.000,-

4 Beli Chatridge hitam printer 2 buah 450.000,-

5 Beli Chatridge warna printer 1 buah 245.000,-

6 Binder Clip 1 kotak 31.800,-

7 Steples 2 buah 40.000,-

8 CD 20 buah 100.000,-

9 Odner TK 1 buah 13.000,-

10 Baterai 6 buah 60.000,-

11 Kaset Handycam 1 buah 255.000,-

Sub Total Biaya 1.362.500,-

Page 30: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

24

3. Transportasi + Konsumsi

No Jenis Aktivitas/Perjalanan Jml Orang Volume Jumlah Biaya (Rp) 1 Identifikasi masalah dan data

awal ke lapangan 3 2 600.000,-

2 Pengambilan data ke UPP Kecamatan Gerokgak 3 2 600.000,-

3 Evaluasi ke sekolah 1 2 200.000,- 4 Konsumsi nasi 30 1 750.000,- 5 Konsumsi snack 30 1 300.000,-

Sub Total Biaya 2.450.000,-

4. Penyusunan Proposal dan Pelaporan Hasil

No Jenis Kegiatan/Aktivitas Program Jumlah Biaya (Rp) 1 Penggandaan + Penjilidan 687.500,-

Sub Total Biaya 687.500,-

5. Penyusunan Laporan dan Pajak

No Jenis Kegiatan/Aktivitas Program Jumlah Biaya (Rp) 1 Penyusunan Laporan dan Pajak 2.400.000,-

Sub Total Biaya 2.400.000,-

Jumlah Total Anggaran Kegiatan P2M yang digunakan adalah: Rp. 8.000.000,-

(delapan juta rupiah)

Page 31: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Universitas

25

LAMPIRAN PENDUKUNG