laporan akhir program p2m dipa undiksha universitas
TRANSCRIPT
1
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
SOSIALISASI DAN PELATIHAN
PERANCANGAN MODUL DAN ALAT PRAKTIKUM FISIKA
DENGAN PDL SYSTEM GURU-GURU FISIKA SMP & SMA
KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG
Oleh: Putu Artawan, S.Pd., M.Si (Ketua)
NIDN: 0020127902 Dr. A.A Istri Agung Rai Sudiatmika,M.Pd
NIDN: 0022066006 Drs. Iwan Suswandi, M.Si
NIDN: 0008046005
Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha SPK No: 115/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 13 Februari 2014
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2014
2
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
1. Judul Program : Sosialisasi Dan Pelatihan Perancangan Modul
dan Alat Praktikum Fisika Dengan PDL System Guru-Guru Fisika SMP & SMA Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng.
2. Jenis Program : Pengabdian Pada Masyarakat (Pelatihan) 3. Bidang Kegiatan : Pendidikan 4. Identitas Pelaksana :
a. Ketua Nama : Putu Artawan, S.Pd.,M.Si NIP : 197912202006041001 Pangkat/Golongan : Penata / IIIc Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Alamat Rumah : Jalan Udayana II No 51 Seririt Bali
b.Anggota 1 Nama : Dr. A.A Istri Agung Rai Sudiatmika,M.Pd NIP : 196006221986032001 Pangkat/Golongan : Pembina / IVa Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Alamat Rumah : Jl. Srirama 22 Singaraja-Bali
c. Anggota 2 Nama : Drs. Iwan Suswandi, M.Si NIP : 196004081987031002 Pangkat/Golongan : Penata / IIIc Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Alamat Rumah : Jalan RSAD No. 25 Denpasar Bali
5. Jumlah Anggota : 2 orang 6. Waktu Pelaksanaan : Bulan April s/d Nopember 2014 7. Rencana Biaya : Rp. 8.000.000,-
(delapan juta rupiah)
Mengetahui, Singaraja, 10 September 2014 Dekan Fakultas MIPA Ketua, Universitas Pendidikan Ganesha, Prof. Dr. IB Putu Arnyana, M.Si Putu Artawan,S.Pd.,M.Si NIP. 195812311986011005 NIP. 197912202006041001
Mengetahui: Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIP 195901011984031003
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia-Nya Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dapat diselesaikan pada
waktunya dengan baik dan lancar. Berkat karunia-Nya juga pelaksanaan program
pengabdian ini dapat terlaksana tanpa ada halangan yang berarti sehingga semua
dapat berjalan dengan baik. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) Universitas Pendidikan
Ganesha atas kesempatan dan pendanaan yang diberikan untuk program pengabdian
ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para anggota yang terlibat, UPP
Kecamatan Gerokgak, SMA N 1 Gerokgak atas fasilitas dan pelayannya, SMP N 1
Gerokgak, Mahasiswa yang terlibat dalam penyiapan program ini serta guru-guru
peserta pengabdian yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas kerjasamanya
dalam pelaksanaan program pengabdian ini. Penulis menyadari semua ini tidaklah
sempurna, untuk itu penulis mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan selama
kegiatan pengabdian ini, saran serta masukan sangat penulis harapkan. Semoga
laporan ini bermanfaat dan bisa lebih dikembangkan lagi pada program-program
pengabdian yang akan datang.
1
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I Pendahuluan .......................................................................................................... 1
BAB II Metode Pelaksanaan ............................................................................................ 9
BAB III Hasil dan Pembahasan ....................................................................................... 13
BAB IV Penutup ............................................................................................................... 17
Daftar Pustaka
Lampiran
2
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Statistik Jumlah Sekolah Di Kabupaten Buleleng .................................. .5
Tabel 2. Jadwal Kegiatan P2M ......................................................................................... 13
Tabel 3. Nilai Rancangan Alat Praktikum Dengan Sistem PDL
Serta Pesan Dan Kesan ....................................................................................... 15
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah .................................................................... 9
Gambar 2. Diagram Alir Metode Pelaksanaan Program .............................................. 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum di bidang pendidikan senantiasa mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bagaimana upaya menciptakan manusia
Indonesia seutuhnya, yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Tuntutan kurikulum dengan
berbagai penyesuaiannya semata-mata bertujuan untuk membenahi sistem pendidikan di
Indonesia yang berujung pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebagai insan
pendidikan sudah semestinya kita ikut berbangga dengan ketercapaian prestasi pendidikan
Indonesia di kancah Dunia, seperti misalnya Olimpiade khususnya dalam bidang sainstek.
Namun disisi apliaksi teknologi kita masih tertinggal diabnding dengan negara lainnya sebut
saja Jepang misalnya. Negeri yang dijuluki negeri matahari itu selalu menjadi nomor satu
dalam perkembangan teknologi. Jepang bisa demikian karena dimulai dari awal dari sistem
pendidikan dengan menerapkan pola pembelajaran kreatif dan inovatif. Perkembangan dalam
media pembelajaran dengan mengedepankan kreatifitas siswa selalu menjadi domain utama
di Negeri tersebut. Indonesia sebagai negar berkembang sudah mulai melirik kemajuan yang
dialami Jepang, salah satunya dengan berbenah dalam hal pendidikan.
Secara umum di Dunia, perkembangan dunia pendidikan khususnya dalam
perkembangan media pembelajaran semakin mengalami peningkatan seiring dengan
perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran yang
dulunya hanya berkutat dengan sistem konvensional lambat laun kian ditinggalkan dengan
sistem yang lebih mengarah pada pemanfaatan IT. Di Indonesia, sistem pendidikan khusunya
dalam hal pengajaran mulai dari tingkat dasar hingga menengah dan perguruan tinggi
semakin hari semakin diperbaiki guna memberikan sesuatu dalam hal ini materi dengan
efektif inovatif dengan tidak mengesampingkan kontent dari materi yang diajarkan.
Bagaimana siswa menjadi lebih termotivasi dan mengenal perkembangan dunia pendidikan
dalam bidang kemajuan iptek menjadi sentuhan tersendiri terhadap siswa dan pebelajar untuk
mengenal lebih jauh aplikasi dari ilmu pengetahuan yang dipelajari ataupun dari
perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang trend dewasa ini. Stakeholder dalam hal ini
lingkungan pebelajar juga ingin merasakan sentuhan teknologi inovasi dalam proses
pembelajaran dan perkembangan anak-anaknya.
2
Pembelajaran di Indonesia selalu berbenah. Pembelajaran yang bersifat kontekstual
yang trend disebut CTL (Contextual Teaching Learning) telah sedang dikembangkan dengan
tujuan agar siswa dan pebelajar terasah kreativitasnya untuk memanfaatkan segala yang ada
disekitarnya untuk menunjang proses pembelajaran dalam dirinya dan pembelajaran secara
keseluruhan. Perkembangan tingkat kreativitas untuk menunjang proses pembelajaran yang
berlangsung semakin ditingkatkan dengan menggunakan sarana yang ada dan belajar dari
alam serta lingkungan tempat mereka belajar. Hal ini menuntut adanya daya imajinasi dan
kreatifitas yang cukup tinggi dari siswa untuk menunjang proses belajarnya.
Jepang sebagai negara yang maju telah mengembangkan model pembelajarannya
semenjak di tingkat Sekolah Dasar, begirtu seterusnya dikembangkan secara bertahap hingga
menghasilkan produk akhir sebagai hasil dari pemikiran siswanya selama menempuh
pendidikan. Di Jepang sistem pembelajaran utamanya pembelajaran yang lebih bersifat
praktikum atau pemahaman yang memerlukan model atau demostrasi kian dikembangkan
salah satunya adalah degan sistem PDL (Personal Desk Laboratory). Sistem PDL terbukti
sangat efektif dan inovatif dalam rangka menunjang proses pembelajaran guna menjadikan
proses pembelajaran sebagai wahana belajar untuk pengembangan diri dan ilmu yang
dipelajari. PDL memberikan ruang yang cukup besar guna perkembangan kreatifitas dan
inovasi siswa dengan memanfaatkan sarana yang ada atau benda-benda yang ada
disekelilingnya untuk dijadikan model yang relefan digunakan sebagai model/praktikum
sesuai materi yang diajarkan pada saat itu. PDL dipandang efektif selain mampu memotivasi
siswa untuk mengembangkan daya pikir dan kreativitasnya, PDL sangat efektif dan efisien
dilakukan terutama dalam hal biaya praktikum yang terkesan cukup mahal. Dengan PDL
biaya yang dikeluarkan sangat minim dengan tetap tidak mengurangi proses pembelajaran
yang dimaksud. PDL System dipandang sebagai inovasi pembelajaran yang efektif dalam
pengembangan pola pikir siswa menuju ke pemahaman konsep, sehingga siswa selain kreatif
dan aktif dalam proses pembelajaran juga lebih cepat merasakan pemaknaan konsep dari
materi/topik yang dipelajari yang bisa mengantarkan mereka mencapai hasil belajar yang
optimal.
1) Analisis Situasi
Perubahan kurikulum dengan berbagai model pembelajaran yang diterapkan dikemas
sedemikian rupa sehingga menghasilkan kualitas proses dan hasil belajar yang optimal.
Namun dalam hal inovasi bagaimana mengkemas model pembelajaran supaya menarik dan
3
memotivasi siswa untuk mau belajar dan mudah untuk memahami konsep yang disajikan
tentunya merupakan tantangan tersendiri oleh guru/pendidik. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan bergeser ke kurikulum berbasis Contextual Teaching Learning (CTL)
secara umum sudah diterapkan di sekolah-sekolah tingkat menengah dan atas. Pemberlakuan
kurikulum tersebut merupakan tantangan tersendiri yang dihadapi para praktisi pendidikan
utamanya guru. Guru berupaya mengkemas pembelajaran dengan efektif dan efisien sehingga
tercipta nuansa proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Guru menyiapkan
segala sesuatunya termasuk perangkat kurikulum serta mencoba untuk menerapkan berbagai
model dan strategi pembelajaran sehingga mampu memenuhi tuntutan kurikulum yang
diberlakukan dengan standar kompetensi dan tujuan yang jelas serta relefan. Dalam mata
pelajaran tertentu misalnya Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) pembelajaran
yang dikemas lebih kompleks karena tuntutan materi yang mesti dikuasai juga semakin
kompleks. Ada beberapa kompetensi yang mesti dipenuhi yaitu diantaranya adalah
kompetensi pedagogi yang didalamnya mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Setiap mata pelajaran tentu memiliki standar tertentu, dalam hal ini afek psikomotor menjadi
analisis evaluasi tertentu untuk mencerminkan kompetensi yang dimiliki siswa selain aspek
kognitif dan afektif. Dalam mata pelajaran MIPA khususnya Fisika yang melibatkan proses
praktikum tentu diupayakan bagaimana mengkemas pembelajaran sehingga siswa mampu
lebih cepat memahami materi yang diberikan dan merasakan motivasi yang tinggi untuk
belajar sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Dalam proses pembelajaran klasik
siswa hanya dituntut bagaimana bisa menggunakan alat praktikum yang sudah disediakan
sesuai dengan materi yang dibahas saat itu dengan hanya mengikuti prosedur /petunjuk
praktiku yang sudah disiapkan. Siswa hanya mengikuti petunjuk tersebut dan melakukannya,
nampak adanya kurang kreatifitas dari siswa. Dalam sistem CTL siswa dituntut bagaimana
merancang alat yang sesuai dengan materi yang dibahas dengan memanfaatkan alat/sarana
yang ada disekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Disini dituntut adanya kreatifitas dan ide
yang cemerlang untuk bisa mewujudkan model atau alat berupa miniatur yang bisa digunakan
untuk praktikum sesuai dengan materi yang dibelajarkan. Gambaran umum yang terjadi di
lapangan bahwa belum semua praktisi pendidikan dalam hal ini guru sebagai pelaku
langsung, menerapkan model pembalajaran yang praktis yang mampu membangkitkan
motivasi siswa untuk belajar yang bernuansa teknologi, khususnya dalam mata pelajaran
sains seperti Fisika misalnya. Di Kabupaten Buleleng, berdasarkan hasil observasi tepatnya di
beberapa sekolah menengah, untuk praktikum Fisika masih dilakukan secara konvensional
4
berdasarkan petunjuk praktikum yang sudah disiapkan. Saat pembelajaran teori guru selalu
mengarahkan siswa untuk kreatif dan memanfaatkan lingkungan sekitar atau kehidupan
sehari-hari untuk belajar memahami konsep yang diajarkan terutama materi yang
memerlukan media untuk dipraktekkan. Tetapi saat pembelajaran praktikum siswa hanya
melakukan praktikum sesuai peralatan yang tersedia dengan petunjuk praktikum yang sudah
disiapkan. Dengan sistem tersebut proses pembelajaran sesuai dengan harapan kekinian yaitu
Contextual Teaching Learning (CTL) belumlah dapat diterapkan secara maksimal. Kegiatan
Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) sebelumnya juga mencoba mensosialisasikan model
pembelajaran bernuansa CTL dan mengajak guru-guru untuk merancang model tersebut,
tentunya menjadi daya tarik tersendiri para guru dan mengikutinya dengan antusias. Sasaran
P2M tersebut masih sebatas guru Fisika SMP di Kecamatan Banjar. Kegiatan tersebut
ternyata menjadi oleh-oleh menarik bagi guru-guru lain disekitarnya. Guru-guru di sekolah
lain dan malahan di kecamatan lain mendengar hal tersebut dan meminta lembaga perguruan
tinggi memberikan sosialisasi dan pelatihan sejenis untuk menerapkan model yang
dikembangkan. Menyikapi fenomena tersebut dan analisis situasi di lapangan maka
dicetuskan suatu ide sebagai tindak lanjut sumbangan pemikiran dalam proses pembelajaran
untuk melakukan pengabdian pada masyarakat (P2M) di Kecamatan pemohon dengan
melibatkan guru-guru Fisika di tingkat SMP dan SMA. Sosialisasi dan pelatihan yang
diimbaskan adalah model serupa ketika disosisalisasikan di Kecamatan Banjar namun sebatas
hanya guru Fisika SMP yaitu model Personal Desk Laboraory disingkat PDL yaitu suatu
proses pembelajaran praktikum dimana siswa berupaya memanfaatkan benda atau bahan
yang ada disekitarnya untuk dijadikan bahan atau alat praktikum yang sesuai dengan pokok
bahasan yang dibahas saat pembelajaran berlangsung. Siswa berinteraksi dengan siswa lain
dalam suatu kelompok kemudian guru membantu atau mengarahkan sehingga instrumen yang
dirancang sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan. Sasaran P2M kali ini tidak
sebatas guru SMP saja namun lebih luas lagi yaitu untuk guru SMP dan SMA di Kecamatan
Gerokgak. Pengambilan lokasi pengabdian di Kecamatan Gerokgak atas dasar permohonan
stakeholders dan juga secara geografis Kecamatan Gerokgak yang terletak di bagian barat
Kabupaten Buleleng ini jarang tersentuh pelatihan sejenis. Padahal dari sisi sumber daya
manusia dan sekolah yang tersebra di Kecamatan Gerokgak ini cukup merata dan potensial
dalam pengembangan model pembelajaran secara khusus dan pengembangan pendidikan
secara umum. Hasil pengabdian ini nantinya diharapkan akan berimbas ke sekolah-sekolah
lain yang tersebar di Kabupaten Buleleng sebagai motivator program dalam pengembangan
5
pendidikan di Kabupaten Buleleng. Program ini diharapkan menjadi virus positif yang
merambah secara holistik di kancah pendidikan. Berikut sebaran jumlah sekolah secara
statistik di Kabupaten Buleleng.
Tabel 1. DATA STATISTIK JUMLAH SEKOLAH DI KABUPATEN BULELENG
Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Buleleng Tahun 2013
2) Identifikasi dan Perumusan Masalah
2.1. Rumusan Masalah Program
Dari analisis potensi dan kondisi empiris yang sudah dipaparkan, permasalahan yang
menjadi perhatian khusus dalam program P2M ini adalah: “Bagaimana solusi untuk
menjadikan proses pembelajaran lebih efisien dan efektif serta sejauhmana efektifitas sistem
PDL (Personal Desk Laboratory) diterapkan dalam pembelajaran Fisika ”
2.2. Ruang Lingkup Program
Program P2M ini difokuskan pada upaya peningkatan keterampilan Guru dalam
merancang modul dan instrumen praktikum Fisika dengan sistem PDL (Personal Desk
Laboratory) melalui sosialisasi dan pelatihan.
3) Tinjauan Pustaka
3.1. Strategi Belajar Efektif
Strategi belajar efektif sebagai salah satu upaya untuk mengkondisikan proses
pembelajaran supaya berjalan lebih praktis menuju ke pemahaman konsep yang lebih mudah
dan sederhana. Merencanakan strategi belajar yang efektif merupakan keterampilan khusus
NO KECAMATAN JUMLAH SEKOLAH
SD SMP SMA
1 TEJAKULA 48 7 4
2 KUBUTAMBAHAN 46 9 2
3 SAWAN 48 9 3
4 BULELENG 91 19 21
5 SUKASADA 62 9 5
6 BANJAR 60 8 2
7 SERIRIT 54 10 5
8 BUSUNGBIU 46 8 2
9 GEROKGAK 56 11 7
6
yang perlu dikembangkan guru dengan didukung oleh kemampuan siswa dalam berkreasi.
Keterampilan guru dan siswa dalam pengembangan proses pembelajaran sangatlah menjadi
faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Kebiasaan belajar tatap
muka tidak mudah diganti begitu saja. Oleh karena itu, perlu belajar mengenai keterampilan
khusus yang dapat membantu untuk belajar mengenai bagaimana caranya belajar. Salah
satunya dengan strategi belajar efektif.
Teori Vygotsky dan psikologi kognitif memberi dukungan teoritik terhadap model
strategi-strategi belajar yang dikembangkan. Teori Vygotsky menekankan pada 3 (tiga) ide
utama, yaitu: (1) intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan
mengkaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui, (2) interaksi dengan
orang lain memperkaya perkembangan intelektual, (3) peran utama guru adalah sebagai
penolong dan mediator belajar siswa. Sumbangan psikologi kognitif adalah bagaimana otak
bekerja, bagaimana individu memperoleh informasi, dan bagaimana individu mengolah
informasi. Mengajarkan siswa bagaimana mereka belajar merupakan salah satu tujuan
pendidikan yang cukup penting. Pengajaran strategi berlandaskan pada kemampuan belajar
mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri, (ketrampilan, kognitif dan metakognitif).
Dengan strategi ini bagaimana kita mengupayakan sehingga proses pembelajaran berjalan
baik, ada timbal balik dan perhatian dari siswa yang terealisasi dalam suatu perhatian
terhadap materi yang disampaikan yang terimplementasi dalam bentuk pertanyaan ataupun
tanggapan. Bagaimana menciptakan suasana yang hidup dalam proses pembelajaran yang
nantinya dipakai suatu cermin untuk proses pembelajaran berikutnya. Guru memegang
peranan penting dalam mengkemas pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Bagaimana guru mengkondisikan proses pembelajaran menjadi
menarik tentu menjadi bagian motivasi terhadap perkembangan siswa. Siswa akan menjadi
senang dan mau mengeksplor dirinya dalam proses belajar. Ada nuansa yang menggairahkan
dalam proses belajar sehingga siswa menjadi tertarik untuk berinovasi dan berkreasi, suasana
kelas menjadi lebih aktif yang diwarnai dengan kreativitas siswa dalam memahami konsep
yang mereka pelajari. Secara umum nuansa proses belajar mengajar menjadi lebih kondusif.
3.2. PDL (Personal Desk Laboratory)
PDL (Personal Desk Laboratory) pertama kali diperkenalkan di Negara Jepang dalam
proses pembelajaran, utamanya pelajaran Sains. PDL (Personal Desk Laboratory) merupakan
serangkaian alat elektronik yang digunakan untuk menyederhanakan metode praktikum
7
dengan menggunakan peralatan yang lebih kecil, sederhana dan murah. Ide merancang PDL
ini karena pada umumnya guru Fisika sering kali kesulitan untuk menarik minat siswa dalam
melakukan praktikum. Diharapkan, dengan adanya sistem PDL mahasiswa maupun siswa
lebih berminat untuk menggeluti dunia Fisika. Selain itu, PDL ini juga dapat diterapkan pada
semua disiplin ilmu. Di Jepang, PDL telah banyak dimanfaatkan di berbagai Universitas, tak
hanya di jurusan Fisika akan tetapi juga digunakan untuk ilmu sosial. Prof Yoh Kohori dari
Chiba University Jepang pernah mendemonstrasikan cara penggunaan Personal Desk
Laboratory (PDL) kepada mahasiswa Fisika-FMIPA ITS guna menyiasati agar seorang
mahasiswa tertarik untuk menekuni dunia praktikum. Ratusan peserta nampak antusias
mengikuti cara menggunakan simulasi alat yang telah dipergunakan di negeri Sakura ini.
Menurut Dosen di salah satu Universitas di Jepang yang telah dua kali bertandang ke
Indonesia ini menyarankan bahwa PDL ini cocok untuk negara-negara berkembang di Asia.
Target promosi alat ini adalah negara-negara berkembang di Asia, dan dari tiga negara yang
telah dikunjunginya, Thailand, Kamboja serta Indonesia, nampaknya semuanya antusias
dalam mengikuti sosialisasi sistem PDL ini. Sistem PDL ini telah dipromosikan dan
didemonstrasi saat Prof. Yoh Kohori berkesempatan memberikan kuliah tamu di ITS
Surabaya dengan judul Physics Education in Undergraduate Course Experiments using
Personal Desk Lab (PDL). Harapannya Indonesia juga bisa mengembangkan sistem ini
dalam proses pembelajaran.
4) Tujuan Kegiatan
Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk:
1. Memberikan sosialisasi dan pelatihan perancangan modul dan alat praktikum Fisika
dengan PDL System terhadap guru Fisika SMP & SMA di Kecamatan Gerokgak
sebagai solusi alternatif terhadap model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
2. Meyakinkan bahwa dengan PDL (Personal Desk Lab) system pembelajaran
praktikum Fisika menjadi lebih efektif dan inovatif.
5) Manfaat Pengabdian
Manfaat dilaksanakannya kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini diharapkan
nantinya dapat dirasakan oleh:
1. Praktisi Pendidikan (Guru dan Dosen serta Laboran)
8
Memiliki wawasan dalam pengembangan model pembelajaran serta keterampilan
khusus dalam pengembangan model pembelajaran khususnya yang melibatkan proses
praktikum, sehinga menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Siswa/Mahasiswa
Pembelajaran dengan sistem PDL (Personal Desk Lab) akan dapat memotivasi
siswa/mahasiswa untuk lebih kreatif dan mampu mengeksplor dirinya dengan
skill/ketrampilan yang dimiliki khususnya dalam merancang kit praktikum khususnya
dalam pembelajaran praktikum Fisika, sehingga pemahaman konsep akan menjadi
lebih mudah.
3. Lembaga (Perguruan Tinggi/Sekolah Menengah)
Memberikan inspirasi positif dalam pengembangan model pembelajaran dalam proses
belajar mengajar. Pengembangan dalam bidang Fisika ataupun bidang yang lain yang
relevan dengan pengembangan model sejenis.
6) Khalayak Sasaran Strategis
Sasaran antara dalam kegiatan pengabdian ini adalah guru Fisika SMP & SMA di
Kecamatan Gerokgak. Sasaran antara ini cukup produktif dalam upaya pengembangan
inovasi dan strategi pembelajaran khususnya pembelajaran Fisika dan diharapkan berimbas
terhadap pembelajaran lain yang relefan.
9
BAB II
METODA PELAKSANAAN
Program Pengabdian ini merupakan program strategis dalam rangka peningkatan
kualitas pendidikan secara umum. Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) sebagai
lembaga pendidikan pencetak tenaga pendidik berupaya menjalin kerjasama yang mutualis
dan demokratis dalam rangka menciptakan iklim akademik yang kondusif dan
berkesinambungan. Salah satu program sebagai langkah strategis dalam rangka
mengaplikasikan dharma ketiga dari tri dharma perguruan tinggi yaitu dengan melakukan
pengabdian kepada masyarakat melalui sosialisasi dan pelatihan dalam bidang pendidikan.
Program ini dirancang dengan memperhatikan nuansa kebersamaan yang sinergis antara
praktisi pendidikan di perguruan tinggi dengan kalangan birokrasi administrasi dinas
pendidikan Kabupaten Buleleng dan stakeholders sekolah utamnya guru sebagai sasaran
pengabdian. Pelaksanaan program pengabdian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap
pertama sosialisasi dan pelatihan, kemudian tahap kedua evaluasi program yang dilakukan
dengan cara monitoring terhadap pelaksanaan program yang dilakukan guru ketika
melaksanakan proses belajar mengajar. Secara rinci pelaksanaan program tersebut dipaparkan
pada jadwal.
2.1 Kerangka Pemecahan Masalah
Berdasarkan rasional analisis situasi dan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
program pengabdian ini, kerangka pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah
Analisis Situasi
Tujuan Pendidikan Nasional
Kurikulum Kondisi Riil
Proses Belajar Mengajar
Sarana
SDM
Stakeholders
Alternatif Solusi
Kualitas Proses dan Hasil
10
Tujuan Pendidikan Nasional yang sudah dikejawantahkan melalui Peraturan Menteri
No 41 Tahun 2012 yaitu bagaimana menciptakan kualitas pendidikan di Indonesia yang
berkompeten dan profesional telah diintegrasi dalam suatu satuan kurikulum yang relevan
dan sesuai dengan tingkat dan pola pendidian yang berkembang di Indonesia. Namun kondisi
riil di lapangan, berdasarkan analisis situasi yang dilakukan secara umum guru-guru dalam
proses pembelajaran utamanya pembelajaran Fisika yang melibatkan praktikum cenderung
masih bersifat tradisional. Kurikulum yang sudah dipaparkan berdasarkan tujuan pendidikan
nasional yang dicanangkan hanya sebatas sebagai wacana dalam pencapaian kualitas proses
dan hasil belajar yang optimal. Kenyataannya proses belajar mengajar yang terjadi belum
menyentuh ke pembelajaran inovatif yang berbasiskan CTL (Contextual Teaching Learning).
Sarana yang ada di berbagai sekolah sebagai penunjang proses pembelajaran sudah mulai
memadai dan tersedia namun diperlukan biaya yang cukup tinggi untuk pemenuhan dan
pengelolaannya. Sumber Daya Manusia dalam artian guru sebagai pelaksana pendidikan juga
sudah dibina secara lebih optimal dan profesional yang dibuktikan dengan diterbitkannya
sertifikat pendidik dalam program sertifikasi guru. Namun, kenyataan yang begitu urgen
untuk dilaksanakan adalah sangat diperlukannya sentuhan Sumber Daya Manusia yang cerdas
dan kreatif serta stakeholder sekolah yang peduli terhadap perkembangan proses
pembelajaran yang terjadi. Peran pendidik haruslah peka dan aktif dalam menggali dan
berinovasi dalam proses pelaksanaan pendidikan khususnya dalam implementasi proses
belajar mengajar. Adanya solusi alternatif sebagai solusi cerdas yang bisa mengakomodir
semua kepentingan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangatlah penting dalam
perkembangan pendidikan dewasa ini. Salah satu solusi alternatif sebagai solusi pemecahan
masalah yang dianggap urgen dewasa ini adalah dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan
yang membangkitkan gairah pendidik untuk berinovasi dan berimbas terhadap kreatifitas
siswa yang bermuara terhadap kualirts proses dan hasil belajar mereka. Solusi yang
dimaksud adalah dengan mengadopsi salah satu sistem pembelajaran luar negeri khususnya
Negara Jepang yaitu dengan sistem Personal Desk Laboratory (PDL). Secara umum program
ini senantiasa selalu memperhatikan esensi tujuan pendidikan nasional yang bermuara pada
kurikulum yang diberlakukan dengan tujuan peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan
di Indonesia. Sehingga alternatif pemecahan masalah ini dianggap sebagai salah satu solusi
cerdas dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Penerapan awal adalah khusus untuk
mata pelajaran Fisika, yang nantinya diharapkan dapat berimbas terhadap mata pelajaran
lainnya.
11
2.2 Metoda Pelaksanaan Kegiatan
Program pengabdian ini dirancang sebagai bentuk antisipasi dari berbagai
permasalahan di bidang pendidikan yang menyangkut keterampilan guru dalam inovasi dan
strategi pembelajaran serta kesiapannya dalam menghadapi perubahan kurikulum serta
perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam rangka pencapaian mutu pendidikan
nasional. Dari rasional tersebut, program ini dilaksanakan dengan pelayanan yang benar-
benar dapat dirasakan terhadap guru yang berimbas kepada siswa dan pihak sekolah, serta
diberi perhatian dan tanggungjawab yang tinggi.
Berikut disajikan bagan Metoda Pelaksanaan Program Pengabdian Pada Masyarakat (P2M)
bagi guru-guru Fisika SMP & SMA di Kecamatan Gerokgak:
METODA PELAKSANAAN PROGRAM
Gambar 3. METODA PELAKSANAAN PROGRAM
Secara garis besar kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi dua tahap:
Tahap Pertama:
Dengan memberikan sosialisasi tentang program P2M yang akan dilaksanakan kemudian
sosialisasi tentang PDL (Personal Desk Lab).
Tahap Kedua:
Dengan pelatihan bagaimana merancang instrumen praktikum dengan model PDL (Personal
Desk Lab). Pada tahap ini dipersiapkan beberapa perangkat/instrument praktikum untuk
dijadikan sebagai referensi dalam perancangan instrument praktikum dengan sistem PDL.
Untuk tahap awal dibatasi pada alat/instrumen pokok bahasan Mekanika. Selanjutnya untuk
SOSIALISASI PROGRAM P2M
TEORI DAN DEMONSTRASI PDL
RANCANGAN PROGRAM
AKTUALISASI RANCANGAN
MONITORING & EVALUASI
12
dikembangkan ke pokok bahasan yang lain seperti: Optik, Elektronika, Geofisika, Kalor dan
pokok bahasan lain yang relefan.
Setelah kegiatan pengabdian berlangsung kemudian diimplemantasikan ke dalam proses
belajar mengajar dan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program di lapangan.
Wawancara juga dilakukan kepada perwakilan guru disamping penyebaran angket untuk diisi
bagaimana kesan atau manfaat yang diperoleh melalui program pengabdian ini.
Pada tahap akhir saat implementasi program pada proses belajar mengajar (praktikum)
dilakukan observasi dan evaluasi untuk dianalisis sejauhmana efektivitas instrument yang
dihasilkan dengan sistem PDL dalam menunjang proses belajar mengajar Fisika.
2.3 Rancangan Evaluasi
Rancangan Evaluasi pada program pengabdian ini sebagai berikut:
1. Rancangan yang disusun guru dan aktualisasi rancangan dinilai untuk mengetahui
tingkat pemahaman dan kreatifitas inovatif guru dalam merancang instrumen
praktikum. Kriteria penilaiannya dapat ditentukan dengan skala 100 seperti format
berikut:
0 – 50 : Kategori Kurang
Rancangan dan Aktualisasi program masih jauh dari sempurna
51 – 69 : Kategori Cukup
Rancangan dan aktualisasi program mendekati sempurna
70 – 85 : Kategori Baik
Rancangan dan aktualisasi program sempurna
86 – 100 : Kategori Sangat Baik
Rancangan dan aktualisasi program sangat sempurna
2. Wawancara dan angket kuisioner. Untuk mengetahui respon guru serta pesan dan
kesan dalam mengikuti pelatihan.
3. Monitoring dan Evaluasi. Dilakukan saat implementasi program di kelas, saat proses
belajar mengajar.
13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program pengabdian ini secara menyeluruh dilaksanakan selama 8 bulan (April s/d
Nopember 2014) mulai dari tahap analisis situasi hingga pelaporan kegiatan P2M. Secara
rinci jadwal kegiatannya disajikan pada tabel berikut:
TABEL 2. JADWAL KEGIATAN P2M
No Jenis Aktivitas Program Bulan / Tahun 2014
April – Mei Juni – Juli Agst – Sept Okt - Nop
1 Identifikasi dan Analisis
Situasi
2 Alur Adiministrasi Birokrasi
3 Penyusunan Rancangan
Program
4 Persiapan dan Sosialisasi
Program P2M
5 Pelaksanaan Kegiatan
6 Monitoring dan Evaluasi
7 Penyusunan Laporan
Sasaran antara dalam kegiatan pengabdian ini adalah guru Fisika SMP dan SMA di
Kecamatan Gerokgak. Sasaran antara ini cukup produktif dalam upaya pengembangan
inovasi dan strategi pembelajaran khususnya pembelajaran praktikum Fisika dan diharapkan
berimbas terhadap pembelajaran lain yang relefan.
Pada saat pelaksanaan kegiatan, kegiatan pengabdian secara garis besar dibagi menjadi tiga
tahap yaitu: Tahap Sosialisasi, Tahap Pelatihan dan Tahap Implementasi serta Monitoring.
Secara lebih rinci dipaparkan sebagai berikut:
14
Tahap Pertama
Kegiatan sosialisasi tentang program P2M yang akan dilaksanakan kemudian sosialisasi
tentang PDL (Personal Desk Lab). Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang,
karena ada beberapa guru yang sedianya hadir namun berhalangan untuk hadir karena dalam
waktu yang bersamaan ada kegaiatan sosialisasi tentang Kurikulum 2013. Total peserta yang
hadir 30 orang termasuk pemateri, undangan dan juga mahasiswa.
Tahap Kedua
Pelatihan merancang instrumen praktikum dengan model PDL(Personal Desk Lab).
Pada tahap ini dipersiapkan beberapa perangkat / instrument praktikum untuk dijadikan
sebagai referensi dalam perancangan instrument praktikum dengan system PDL. Untuk tahap
awal dibatasi pada alat/instrumen pokok bahasan Mekanika.
Peserta diberikan form isian untuk merancang secara teori tetang ide mereka terkait tema atau
topik pokok bahasan Fisika yang diajarkan. Rancangan ini dibahas untuk mengklarifikasi
rancangan yang dimaksud apakah nantinya bisa dirancang dalam bentuk alat sederhana yang
bahan dan alatnya ada disekitar kita dengan biaya yang relatif murah. Rancangan tersebut
nantinya diimplementasikan saat pembelajaran berlangsung.
Tahap Ketiga
Implementasi program pada proses belajar mengajar (praktikum). Dilakukan observasi dan
evaluasi untuk dianalisis sejauhmana efektivitas instrument yang dihasilkan dengan sistem
PDL dalam menunjang proses belajar mengajar Fisika.
Hasil instrumen yang dirancang Guru selanjutnya dievaluasi untuk dikatagorikan apakah
rancangan yang dibuat sesuai dengan konsep PDL atau belum.
Hasilnya, sesuai dengan kriteria penilaian yang dipaparkan pada bagian metode Rancangan
yang disusun guru dan aktualisasi rancangan dalam proses pembelajaran memiliki kategori
Baik (berada pada rentang nilai 70 – 85) dengan nilai rata-rata 82 artinya Rancangan dan
aktualisasi program sempurna. Diambil 5 rancangan untuk dijadikan sampel penilaian dalam
kegiatan pengabdian ini. Berikut disajikan Tabel Nilai Rancangan Alat Praktikum dan Kesan
dan Pesan dari Peserta P2M.
15
Tabel 3. Nilai Rancangan Alat Praktikum dengan Sistem PDL serta Pesan dan Kesan
No Topik Nilai Pesan dan Kesan
1 Getaran 82 Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam
membantu merancang media/alat dalam
pembelajaran materi Fisika. Kegiatan ini
sebaiknya dilaksanakan secara
berkelanjutan
2 Kalor (Pemuaian) 83 Program ini sangat bagus untuk
mengimbaskan pembelajaran yang inovatif
ke guru-guru sehingga kami mendapat
pengetahuan baru. Mohon diteruskan.
3 Gerak Lurus Beraturan 82 Bagus untuk pembelajaran IPA yang
kontekstual yaitu pemahaman konsep
dengan alat yang ada di alam.
4 Pesawat Sederhana 84 Dengan PDL System
pembelajaran/praktikum fisika menjadi
lebih menyenangkan dan konsep yang
disampaikan mudah dipahami.
5 Hukum Newton 84 Model PDL sangat perlu untuk diterapkan
dan dikembangkan
Kategori ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kreatifitas inovatif guru
dalam merancang instrumen praktikum. Dari rancangan yang sudah diimplementasikan
nampaknya rancangan yang disusun guru masih terbatas pada tema yang diberikan saat
sosialisasi belum adanya pengembangan rancangan ke tema yang lain. Hal ini sangatlah perlu
medapat perhatian yang sekaligus sebagai motivasi inspirasi untuk para guru dan juga siswa
sehingga terbuka wawasan dan pikiran mereka untuk merancang alat praktikum dengan
sistem PDL ini dengan tema atau topik pokok bahasan yang lainnya.
Tahap Keempat (Terkakhir)
Dilakukan wawancara kepada perwakilan guru disamping penyebaran angket untuk diisi
bagaimana kesan atau manfaat yang diperoleh melalui program pengabdian ini. Secara umum
16
dari hasil wawancara terhadap guru peserta pengabdian menyampaikan bahwa kegiatan
sejenis seperti ini dalam hal pengimbasan program pendidikan (sosialiasasi model, media
instrumen pembelajaran dan sebagainya) ataupun sosialisasi terkait program pendidikan
memang sangatlah diperlukan dalam rangka membuka wawasan berpikir guru dalam praktek
di lapanagan utamanya dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Guru menjadi lebih
bersemangat dan percaya diri dalam melaksanakan tugasnya karena kaya akan informasi dan
wawasan yang tentunya akan sangat berefek positif terhadap kemajuan siswa dalam
memahami konsep dan juga situasi proses belajar mengajar yang berada dalam kategori
nuansa yang kondusif. Sehingga harapan besar dari peserta pengabdian ini, untuk
menjadikan program pengabdian seperti ini terus dilaksanakan dan ditingkatkan.
Ditambahkan pula dari peserta untuk nantinya program ini bisa dilaksanakan secara kontinu
dan ditambah dengan instrumen/rubrik penilaiannya yang mengacu pada implementasi
kurikulum 2013.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diuraikan pada laporan ini antara lain:
1. Program P2M dengan judul “Sosialisasi dan Pelatihan Perancangan Alat Praktikum
Fisika dengan PDL System Guru-Guru Fisika SMP dan SMA Kecamatan Gerokgak”
dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
2. PDL (Personal Desk Lab) merupakan serangkaian alat elektronik yang digunakan
untuk menyederhanakan metode praktikum dengan menggunakan peralatan yang lebih
kecil dan murah dari biasanya. Program P2M dengan sistem PDL ini terbukti efektif
diterapkan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam
memahami konsep yang dipelajari.
4.2 Saran
1. Diharapkan, dengan adanya system PDL guru bisa lebih inovatif dalam mengkemas
rancangan pembelajarannya, begitu juga siswa menjadi lebih berminat untuk
menggeluti dunia Fisika.
2. Pemerhati dan praktisi pendidikan hendaknya dengan komitmen yang tinggi dalam
mensukseskan pendidikan untuk senantiasa menyebarluaskan model PDL ini sehingga
benar-benar dapat merasakan kebermanfaataannya dalam menunjang proses belajar
mengajar pada khususnya dan sistem pendidikan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa pada umumnya.
3. LPM melalui DIPA UNDIKSHA hendaknya selalu menjembatani program sejenis
untuk terus dapat dilaksanakan dan dikembangkan dengan anggaran yang lebih
memadai sehingga mampu menambah khasanah pengabdian sebagai salah satu dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Afdhee. 2006. Strategi Belajar. Artikel. Tersedia pada http://www.google.com/strategi.
Diakses pada tanggal 11 Maret 2008. Artawan, Putu. 2007. Efektivitas Program Macromedia Flash Dalam Peningkatan Kualitas
Proses Dan Hasil Belajar Mata Kuliah Fisika Matematika I. Penelitian DIPA. Undiksha
Colin Rose and Nicholl, Malcolm J. (1997). Accelerated Learning for the 21 st Century.
The Six Step Plan to Unlock Your MASTER-Mind. New York: A Dell Papaerback. Dahar, Ratna Willis. 1998. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti, Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Dikti Depdikbud. Gibbons, Michael. (1999). Elementary Education Relevance in the 21 st Century. Paris:
UNISCO and World Bank. International Studies. (1999). The Japanese Education System: A Case Study Summary and
Analysis. January 1999. Japan: Japanes teachers Associates Internet, May 21, 2008: Pembelajaran Guru.mht.com. Johnson, David W. and Frank P. Johnson. 1991. Joining Tegether: Groups Theory and
Groups Skills. 4 th. ed. Englewood Clift, NY: Prentice hall. Lasmawan, Wayan. (2001). Sinergi Pemberdayaan Masyarakat Daerah Terpencil pada
Sektor Pendidikan Melalui Pendekatan Sosial Konteks. Program Sibermas Dirjen Dikti. Jakarta: Dirjen Pendidika Tinggi.
Marshall, S.P. & Dee D. (2000). New Learning Models. Seatle-USA: Prentice Hall. Nia. 2007. Media Belajar. Artikel. Pendidikan Network. Tersedia pada
http://www.google.com/kinikubisa. Diakses pada tanggal 11 Maret 2008. Suharta, I Gusti Putu. 2006. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Disajikan dalam penataran
Dosen Muda Pola 90 Jam. IKIP Negeri Singaraja. Suryadi, Ace dan H.A.R. Tilaar. (1993). Analisis Kebijakan Pendidikan: Suatu Pengantar.
Bandung: PT. Rosmpakarya. Wikipedia. (2010), The free encyclopedia WIFI (AM). IEEE 802.11. Winataputra. U.S;Rosita,T---. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Proyek PGSM.
19
LAMPIRAN 1
Absensi Peserta Kegiatan
20
LAMPIRAN 2
21
22
LAMPIRAN 3
PETA LOKASI P2M
Lokasi P2M secara geografis terletak di sebelah barat jantung kota Singaraja dimana
UNDIKSHA sebagai lembaga mitra berada, kurang lebih 35 Km ke arah barat dari Kota
Singaraja. Lokasi yang begitu potensial sebagai tempat pelaksanaan P2M dengan posisi yang
strategis dan sebaran sekolah yang heterogen. Letaknya begitu strategis dalam pengembangan
pendidikan dengan arus transportasi yang lancar dan sumber daya manusia yang potensial.
U
S
LOKASI P2M UNDIKSHA
+ 35Km
Kec. Gerokgak
SINGARAJA
23
LAMPIRAN 4
RINCIAN BIAYA (RAB) / JUSTIFIKASI ANGGARAN No Jenis Anggaran Jumlah Biaya (Rp)
1 Honorarium 1.100.000,-
2 Bahan Habis Pakai (ATK) 1.362.500,-
3 Transportasi + Konsumsi 2.450.000,-
4 Penyusunan Proposal 687.500,-
5 Penyusunan Laporan dan Pajak 2.400.000,-
Total 8.000.000,-
(delapan juta rupiah)
Dengan Raincian
1. Honorarium
No Rincian Kegiatan Program Volume/Jumlah Jumlah Biaya (Rp)
1 Honor Ketua 1 Orang 500.000,-
2 Honor Anggota 2 Orang 600.000,-
Sub Total Biaya 1.100.000,- 2. Bahan Habis Pakai / ATK
No Rincian Kegiatan/Bahan Volume/Jumlah Jumlah Biaya (Rp) 1 Beli Kertas A4 HVS 70 Gr 3 rim 105.000,-
2 Buku tulis 1 lusin 50.000,-
3 Pulpen 1 12.000,-
4 Beli Chatridge hitam printer 2 buah 450.000,-
5 Beli Chatridge warna printer 1 buah 245.000,-
6 Binder Clip 1 kotak 31.800,-
7 Steples 2 buah 40.000,-
8 CD 20 buah 100.000,-
9 Odner TK 1 buah 13.000,-
10 Baterai 6 buah 60.000,-
11 Kaset Handycam 1 buah 255.000,-
Sub Total Biaya 1.362.500,-
24
3. Transportasi + Konsumsi
No Jenis Aktivitas/Perjalanan Jml Orang Volume Jumlah Biaya (Rp) 1 Identifikasi masalah dan data
awal ke lapangan 3 2 600.000,-
2 Pengambilan data ke UPP Kecamatan Gerokgak 3 2 600.000,-
3 Evaluasi ke sekolah 1 2 200.000,- 4 Konsumsi nasi 30 1 750.000,- 5 Konsumsi snack 30 1 300.000,-
Sub Total Biaya 2.450.000,-
4. Penyusunan Proposal dan Pelaporan Hasil
No Jenis Kegiatan/Aktivitas Program Jumlah Biaya (Rp) 1 Penggandaan + Penjilidan 687.500,-
Sub Total Biaya 687.500,-
5. Penyusunan Laporan dan Pajak
No Jenis Kegiatan/Aktivitas Program Jumlah Biaya (Rp) 1 Penyusunan Laporan dan Pajak 2.400.000,-
Sub Total Biaya 2.400.000,-
Jumlah Total Anggaran Kegiatan P2M yang digunakan adalah: Rp. 8.000.000,-
(delapan juta rupiah)
25
LAMPIRAN PENDUKUNG