laporan akhir penelitian riset implementasi model … · laporan akhir penelitian riset...

189
LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL JURU PEMBASMI JENTIK (JURBASTIK) DALAM PENANGGULANGAN DBD DI KALIMANTAN TIMUR (MULTICENTER 2019) M. Rasyid Ridha, SKM, M.Sc, dkk BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN TANAH BUMBU PUSLITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 JL. LOKA LITBANG KAW. PERKANTORAN PEMDA KAB. TANAH BUMBU, BATULICIN, KALIMANTAN SELATAN

Upload: others

Post on 19-Jun-2020

20 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

RISET IMPLEMENTASI MODEL JURU PEMBASMI JENTIK (JURBASTIK) DALAM PENANGGULANGAN DBD DI KALIMANTAN TIMUR (MULTICENTER 2019)

M. Rasyid Ridha, SKM, M.Sc, dkk

BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN TANAH BUMBU PUSLITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2019

JL. LOKA LITBANG KAW. PERKANTORAN PEMDA KAB. TANAH BUMBU, BATULICIN, KALIMANTAN SELATAN

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

i

LAPORAN PENELITIAN

RISET IMPLEMENTASI MODEL JURU PEMBASMI JENTIK

(JURBASTIK) DALAM PENANGGULANGAN DBD DI KALIMANTAN TIMUR (MULTICENTER 2019)

(20150720703)

M. Rasyid Ridha SKM, M.Sc dan TIM

BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN TANAH BUMBU PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2019

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

ii

SK PENELITIAN

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

iii

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

iv

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

v

SUSUNAN TIM

No N a m a Kedudukan dalam Tim

Keahlian/ Kesarjanaan

Uraian tugas Waktu

1.

dr. Hijaz Nuhung, M. Sc

Pembina S2 PJJ dan SIG

Bertanggung Jawab dalam meberikan Arahan Penelitian

Jan-Des

2. M. Rasyid Ridha, SKM, M.Sc

Koordinator Peneliti

Entomologi Bertanggungjawab terhadap keseluruhan pelaksanaan penelitian

Jan-

Des

3. Dr. Dra. Woro

Riyadina,

M.Kes

Pembina

Doktor/S3

Kesehatan

Masyarakat

Konsultan Metodologi Jan-

Des

4. Anorital, SKM, M.Kes

Pembina S2 Kesehatan

Masyarakat Konsultan Kecacingan

Jan-

Des

5. Dra Rr Rachmalina S, M.Sc.PH

Pembina

S2 Promosi

Kesehatan dan

Ilmu Perilaku

Konsultan Kualitatif Jan-

Des

6. Drh. Dicky Andiarsa, M.Ked

Peneliti S2 Kedokteran Laboratorium

Mengkoordinir kegiatan penelitian pada bagian PSP

Jan-

Des

7. Budi Hairani, S.Si

Koordinator

Entomologi

Biologi Mengkoordinir Kegiatan Entomologi

Jan-

Des

8. Juhairiah, SKM Peneliti S1 Kesmas Mengkoordinir kegiatan

penelitian pada bagian

kulaitatif dan indepth

interview

Jan-

Des

9. Lietiana Indriati, SKM, M. Lingk

Koordinator PSP

Epidemiologi Membantu

pelaksanaan

pengumpulan data

Indepth Interview

Jan-

Des

10. Lenie Marlinae, SKM, M. kes

Anggota tim Promkes Membantu

pelaksanaan

pengumpulan data

Indepth Interview

Jan-

Des

11. dr Paisal M. Biomed

Peneliti S2 Biomedis Membantu

pelaksanaan

Jan-

Des

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

vi

pengumpulan data

Indepth Interview

12. Annida SKM, M.Sc

Peneliti S2 Parasitologi Membantu

pelaksanaan

pengumpulan data

Indepth Interview

Jan-

Des

13 Deni Fakhrizal, SKM

Anggota tim Kesmas Membantu pelaksanaan pengumpulan data PSP

Jan-

Des

14. Syarif Hidayat Anggota tim Biologi Membantu pelaksanaan pengumpulan data PSP

Jan-

Des

15. Abdullah Fadilly Anggota tim Teknisi Litkayasa entomologi

Membantu pelaksanaan pengumpulan data Entomologi

Jan-

Des

16. Akhmad Rosanji, SKM

Anggota tim Teknisi Litkayasa entomologi

Membantu pelaksanaan pengumpulan data Entomologi

Jan-

Des

17. Muttaqien Ramdani, SAB

Administrasi S1 Administrasi Bisnis

Bertanggungjawab pada administrasi kegiatan penelitian

Jan-

Des

18. Irwan Ramadhan, SE

Administrasi S1 Akuntansi Bertanggungjawab pada administrasi kegiatan penelitian

Jan-

Des

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

vii

PERSETUJUAN ETIK

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

viii

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia Nya sehingga laporan penelitian “Riset implementasi Model Juru

Pembasmi Jentik (Jurbastik) dalam Penanggulangan DBD di Kalimantan

Timur (multicenter 2019)” dapat diselesaikan. Penelitian ini merupakan

penelitian multicenter bekerjasama dengan Balai dan Loka Ampuan

Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat yang dilakukan di 11 Provinsi di

Indonesia berdasarkan wilayah-wilayah dengan endemisitas DBD yang tingi.

Laporan penelitian ini memuat informasi hasil pemberdayaan

masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 1

rumah 1 Jumantik (1R1J) dengan peningkatan peran sebagai Jurbastik pada

tingkat rumah tangga.

Dalam kesempatan ini kami sampaikan ucapan terimakasih kepada

Kepala Badan Litbangkes, Kepala Pusat Upaya Kesehatan Masyarakat,

Kepala Balai Litbangkes Tanah Bumbu yang telah mendukung kegiatan

penelitian ini. Terimakasih juga disampaikan kepada Ketua Panitia Pembina

Ilmiah (PPI) Pusat Upaya Kesehatan Masyarakat, Pembina Balai Litbang

Kesehatan Tanah Bumbu yaitu Dra. Rr. Rachmalina S, M.Sc PH, Dr. Aria

Kusuma, SKM, MKM dan Dasuki, SF, Apt, M.Sc yang telah membimbing

dalam penelitian ini. Kemudian kami sampaikan terimakasih kepada Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Kesehatan Kota

Samarinda, Puskesmas Segiri, Kecamatan Samarinda Ulu, Kelurahan

Sidodadi dan Kelurahan Dadi Mulya yang dipilih sebagai lokasi penelitian

atas bantuannya dalam memfasilitasi perijinan dan pelaksanaan penelitian

sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.

Laporan ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan, untuk itu

kritik dan saran guna menyempurnakan laporan ini sangat kami harapkan.

Tanah Bumbu, Desember 2019

Tim Penelitian

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

x

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kebijakan Pembangunan Kesehatan tahun 2018 mengarah kepada

meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta Upaya

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Penyakit Demam Berdarah Dengue masih menjadi salah satu masalah

kesehatan di Indonesia, berbagai cara penanggulangannya telah dilakukan namun

kejadian kasus masih tinggi. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan

penguatan sistem surveilans di masyarakat sebagai sistem deteksi dini untuk

mencegah timbulnya penyakit.

Sejak tahun 2015 telah diluncurkan Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

(Juru Pemantau Jentik). Program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (1R1J)

dikampanyekan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk pengendalian infeksi virus

dengue dalam semangat Gerakan Masyarakat secara luas dengan pendekatan

keluarga Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik menitikberatkan pada pembinaan keluarga

oleh puskesmas, lintas sektoral tingkat kecamatan serta kader kesehatan, dengan

tujuan agar keluarga dapat berperan aktif dalam pemantauan dan pemberantasan

jentik nyamuk vektor serta kasus DBD.

Hingga saat ini, sebanyak 111 Kabupaten/kota yang telah menerapkan

Gerakan 1R1J, namun masih terbatas pada beberapa kelurahan ataupun

kecamatan dalam kabupaten tersebut. Untuk mengoptimalkan peran jumantik maka

diperlukan peningkatan peran sebagai juru pembasmi jentik dengan istilah Juru

Pembasmi Jentik (JURBASTIK).

Tujuan penelitian ini untuk memberikan alternatif solusi dalam pelaksanaan

Program Prioritas Nasional terkait Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

dengan penguatan upaya promotif dan preventif melalui pemberdayaan masyarakat

dengan pendekatan GERMAS agar derajat kesehatan masyarakat meningkat dalam

program gerakan 1R1J.

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xi

Hasil yang diharapkan adalah untuk percepatan pencapaian kinerja cakupan

program 1R1J dengan partisipasi masyarakat yang tinggi yang pada akhirnya terjadi

transfer of ownership dari program menjadi milik masyarakat.

Disain penelitian pada kegiatan ini adalah metode quasi experimental with

control. Pada tahap ini melakukan uji coba pada daerah perlakuan dan kontrol pada

dua kelompok masyarakat yang relatif sama. Metode kuasi eksperimental

digunakan untuk mengetahui apakah model yang didapatkan mempunyai pengaruh

terhadap partisipasi anggota rumah tangga dalam program 1R1J.

Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan data sekunder yaitu data kasus

DBD dari fasilitas kesehatan (Puskesmas, RS dan Dinas Kesehatan), dilanjutkan

dengan pengumpulan data secara kualitatif/ indepth interview di level stake holder

terhadap gerakan 1R1J di provinsi sampai masyarakat. Pengumpulan data secara

kuantitatif menggunakan kuesioner terstruktur dilakukan di masyarakat yang

meliputi : partisipasi anggota rumah tangga dalam pelaksanaan program 1R1J,

dilanjutkan dengan pengukuran indeks entomologi (House Index, Container Index,

Breuteu Index dan Angka Bebas Jentik). Hasil analisis data tersebut akan

digunakan untuk merumuskan dan mengembangkan intervensi 1R1J secara local

spesifik dan uji coba wilayah.

Gambaran intervensi yang dilakukan dengan metode PAR (Participatory

Active Research) terhadap intervensi Jurbastik, yang diawali dengan

pertemuan/indept terhadap stakeholder, tokoh masyarakat, pelatihan 1R1J

(Jurbastik) pada setiap tingkatan sampai dengan anggota keluarga sebagai gerakan

1R1J, upaya promosi kesehatan dan pembuatan aplikasi sistem pelaporan hasil

1R1J.

Manfaat penelitian diperolehnya informasi untuk kebijakan berupa

pengembangan model dalam pengendalian DBD dengan upaya Jurbastik dalam

rangka mendukung upaya pengendalian vektor DBD. Sehingga dapat diterapkan

oleh pelaksana program dalam pencegahan DBD yang aman, rasional, efisien,

efektif, dapat diterima oleh program dan masyarakat serta berkelanjutan (transfer of

ownership)

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xii

Penelitian ini merupakan penelitian Multicenter yang dilakukan oleh Balai dan

Loka Litbang dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

Kementerian Kesehatan, dengan pembagian wilayah pada wilayah kerja masing-

masing Balai/Loka. Balai Litbangkes Tanah Bumbu yaitu Provinsi Kalimantan Timur.

Pelaksanaan G1R1J di Kota Samarinda sudah dimulai pada tahun 2016,

namun hanya berlangsung efektif selama 3-6 bulan. Kurangnya dukungan

kerjasama dari lintas program maupun lintas sektor menjadi salah satu penyebab

pelaksanaan G1R1J tidak terlaksana secara kontinyu dan berkesinambungan.

Pendampingan yang dilakukan selama penelitian kepada pemerintah daerah dan

masyarakat khususnya lintas sektor dan koordinator jumantik meningkatkan

kesadaran akan pentingnya G1R1J sehingga himbauan G1R1J mulai dimasukkan

sebagai wacana pada agenda beberapa kegiatan di tingkat kelurahan dan

kecamatan

Pelaksanaan G1R1J di Kota Samarinda sudah dimulai pada tahun 2016,

namun hanya berlangsung efektif selama 3-6 bulan. Kurangnya dukungan

kerjasama dari lintas program maupun lintas sektor menjadi salah satu penyebab

pelaksanaan G1R1J tidak terlaksana secara kontinyu dan berkesinambungan.

Pendampingan yang dilakukan selama penelitian kepada pemerintah daerah dan

masyarakat khususnya lintas sektor dan koordinator jumantik meningkatkan

kesadaran akan pentingnya G1R1J sehingga himbauan G1R1J mulai dimasukkan

sebagai wacana pada agenda beberapa kegiatan di tingkat kelurahan dan

kecamatan. Pelaksanaan G1R1J oleh rumah tangga di wilayah kerja Kelurahan

Sidodadi pada tahun 2016 tidak berjalan karena kurangnya pemahaman koordinator

jumantik sehingga jumantik di tingkat rumah tangga tidak terbentuk dan masyarakat

merasa G1R1J bukan merupakan tanggungjawab bersama. Kurangnya sosialisasi

kepada masyarakat dan kurangnya motivasi kepada para koordinator merupakan

penyebab G1R1J tidak terlaksana dengan baik di Kelurahan Sidodadi.

Tingkat partisipasi masyarakat sebelum dilakukan periode intervensi baik

daerah perlakuan maupun kontrol sangat rendah. Setelah dilakukan intervensi

tingkat partisipasi masyarakat wilayah perlakuan meningkat secara signifikan

dibandingkan wilayah kontrol yang tidak banyak mengalami perubahan. Tingkat

partisipasi masyarakat terhadap program Jurbastik setelah diberikan pendampingan

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xiii

mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada daerah intervensi. Masyarakat

pada daerah kontrol tidak terjadi perubahan tingkat partisipasinya terhadap program

Jurbastik. Hasil indeks entomologi di Kelurahan Sidodadi pada sebelum intervensi

yaitu Container indeks (CI) (18,29), House Index (49,33), Bretau Index (80) dan

Angka Bebas Jentik (ABJ)(50,76), sedangkan sesudah intervensi yaitu Container

indeks (CI) (16), House Index (33,57), Bretau Index (48,57) dan Angka Bebas Jentik

(ABJ)(66,43).

Telah terbentuk GEMATRI (Gerakan Emak-Emak Pembasmi Jentik Trisari),

adanya keterlibatan kelurahan berupa sosialisasi dan mural, Kecamatan berupa

surat edaran, Dinas Kesehatan dengan menerbitkan SK mengenai pelimpahan

wewenang berupa anggaran dari Dinas Kesehatan ke Kecamatan dan Kelurahan,

salah satunya mengenai anggaran Demam berdarah, dan Puskesmas dengan aktif

melakukan pendampingan dan penyuluhan.

Pelaporan Aplikasi daring di Kelurahan Sidodadi menggunakan aplikasi gratis

dari Google yaitu google form dengan link https://forms.gle/RK6rESo2rRHdRYDe8

dan untuk melihat perkembangan pengisian spreed sheet dapat melihat

http://tiny.cc/hrkafz.

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xiv

ABSTRAK

Penyakit Demam Berdarah Dengue masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu program pemberdayaan masyarakat untuk menurunkan angka DBD dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jurbastik (G1R1J). Tujuan penelitian ini untuk memberikan alternatif solusi dalam pelaksanaan Program Prioritas Nasional terkait Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit dengan penguatan upaya promotif dan preventif melalui pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan GERMAS agar derajat kesehatan masyarakat meningkat dalam program gerakan 1R1J.

Disain penelitian pada kegiatan ini adalah metode quasi experimental with control. Pada tahap ini melakukan uji coba pada daerah perlakuan dan kontrol pada

dua kelompok masyarakat yang relatif sama. Kegiatan yang dilakukan yaitu survei entomologi, pengetahuan sikap dan perilaku, FGD, Pendampingan serta dilakukan indepth interview.

Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku setelah intervensi dibandingkan dengan sebelum intervensi. Angka bebas jentik (ABJ) meningkat sebesar 16% setelah post intervensi. Pendampingan pada koordinator jumantik diperoleh nama lokal yaitu GEMATRI (Gerakan emak-emak pembasmi jentik Trisari), adanya pesan grup, dukungan Puskesmas dan Kelurahan serta adanya surat edaran pelaksanan G1R1J oleh Kecamatan. Upaya Sosialisasi ke Rukun Tetangga (RT) lainnya, serta penguatan lintas sektor perlu dilakukan untuk program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dalam penanggulangan DBD. Gerakan 1 rumah 1 jumantik dapat berjalan secara berkelanjutan jika ada kerjasama dan dukungan lintas sektor serta masyarakat secara bersama-sama.

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xv

DAFTAR ISI Hal

Judul ............................................................................................................ i

Susunan Tim Peneliti…..…………………………………………….….……… ii

Surat Keputusan Penelitian ……………………………………………………. iv

Etik v

Kata Pengantar…………………………………………….…………….……… vi

Ringkasan Eksekutif… ……………………………………………….………… vii

Abstrak …………………………………………………………………………… xii

Daftar Isi …………………………………………………………………………. xiii

Daftar Tabel ……………………………………………………………………... xvi

Daftar Gambar ………………………………………………………………….. xix

Daftar Lampiran ………………………………………………………………… xxi

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Tujuan Penelitian ………………….…… 9

1.3. Manfaat penelitian…..………..………………………..……………..…… 9

1.4. Hipotesis …………………………………………………..………..……… 9

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN ………………………… …………..…… 10

2.1. Kerangka Teori …………………………………………..…..… 10

2.2. Kerangka Konsep ……………………………………………………… 11

2.3. Tempat dan waktu …………………………………………………….… 12

2.4. Disain Penelitian………………. …......………………………………… 12

2.5. Populasi dan Sampel …. ………………………………………….…… 12

2.6. Besar Sampel…………………………………………………………….. 13

2.7. Cara pemilihan/Penarikan Sampel ……………………………………. 14

2.8 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ………………………………………….. 14

2.9. Variabel dan Definisi Operasional………. 15

2.10. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data……………………….…… 15

2.11. Bahan dan Prosedur Kerja ……………………….……. 19

2.12. Manajemen dan Analisis Data ………………..……………….…… 22

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xvi

BAB III. HASIL PENELITIAN…………..……………………………………… 24

3.1 Gambaran Umum …….………………………………………. 24

3.1.1 Kondisi geografis 24

3.1.2 Besar masalah DBD selama 3 tahun terakhir 30

3.1.3 Pengendalian DBD yang dilakukan oleh program 34

3.2 Program Gerakan 1R1J Tingkat Pemerintah Daerah 35

3.2.1 Definisi gerakan 1R1J 35

3.2.2 Keberadaan Gerakan 1R1J di wilayah penelitian 37

3.3 Program Gerakan 1R1J Tingkat Masyarakat (Hasil kuantitatif) 40

3.3.1 Pengetahuan Sikap dan Perilaku di Daerah Intervensi 40

3.3.2 Pengetahuan Sikap dan Perilaku di Daerah Kontrol 52

3.3.3 Hasil Survei Jentik 63

3.4 Program Gerakan 1R1J di Tingkat Program (Hasil kualitatif) 71

3.4.1 Implementasi Kebijakan 71

3.4.2 Sumber Daya Manusia 74

3.4.3 Anggaran/Pembiayaan 76

3.4.4 Sarana dan Prasarana 78

3.4.5 Pemberdayaan Masyarakat 78

3.4.6 Dukungan dan hambatan 81

3.5 Penggalangan Kerjasama 84

3.5.1 Sosialisasi dan Workshop 84

3.5.2 Kegiatan Pendampingan tahap I 88

3.5.3 Kegiatan Pendampingan tahap II 93

3.5.4 Kegiatan Pendampingan tahap III 97

3.5.5 Kegiatan Pendampingan tahap IV 103

3.6 Penggalangan Komitmen dan Tindak Lanjut pelaksanaan Gerakan

1R1J

107

3.7 Pengembangan Aplikasi Daring 114

BAB IV. PEMBAHASAN 116

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 122

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xvii

5.1. Kesimpulan 122

5.2. Saran 123

DAFTAR PUSTAKA 124

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xviii

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1 Jumlah Kasus dan Incidence Rate Demam Berdarah

Dengue per Provinsi di Indonesia Tahun 2008 – 2017

2

Tabel 2 Pembagian Kelurahan menurut Kecamatan di Kota Samarinda 23

Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Samarinda, 2018

25

Tabel 4 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Samarinda, 2018

25

Tabel 5 Kasus DBD berdasarkan Puskesmas di Kota Samarinda 28

Tabel 6 Kasus Kematian DBD berdasarkan Puskesmas 29

Tabel 7 Karakteristik Responden di Kelurahan Sidodadi

37

Tabel 8

Pengetahuan Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Sidodadi

38

Tabel 9 Sikap Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Sidodadi

43

Tabel 10 Tindakan Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Sidodadi

44

Tabel 11 Karakteristik Responden di Kelurahan Dadi Mulya

49

Tabel 12 Pengetahuan Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Dadi Mulya

50

Tabel 13 Sikap Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Dadi Mulya

54

Tabel 14 Tindakan Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Dadi Mulya

55

Tabel 15 Hasil uji normalitas data 56

Tabel 16 Hasil uji beda wilayah intervensi pada saat sebelum dan sesudah dilakukan intervensi

56

Tabel 17 Uji beda antara Kelurahan Sidodadi dan Dadi Mulya 56

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xix

setelah dilakukan Intervensi

Tabel 18 Jenis Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

61

Tabel 19 Letak Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

61

Tabel 20 Kondisi Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

62

Tabel 21 Angka Entomologi pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

63

Tabel 22 Jenis Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

64

Tabel 23 Letak Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pre test Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

63

Tabel 24 Kondisi Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

63

Tabel 25 Angka Entomologi pada Pengumpulan Data Post test Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Sidodadi Tahun 2019

64

Tabel 26 Jenis Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Posttest Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

65

Tabel 27 Letak Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Post test Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

66

Tabel 28 Kondisi Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Post test Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

66

Tabel 29 Angka Entomologi pada Pengumpulan Data Post Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

67

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xx

Tabel 30 Jenis Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data

Post test Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

67

Tabel 31 Letak Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Post Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

71

Tabel 32 Kondisi Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Post test Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

71

Tabel 33 Angka Entomologi pada Pengumpulan Data Pretest

Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

72

Tabel 34 Identifikasi Masalah, Penyebab, Upaya yang dilakukan dan Kesepakatan Cara Pemecahannya pada Pendampingan ke 1 di Kelurahan Sidodadi, Kota Samarinda

93

Tabel 35 Identifikasi Masalah, Penyebab, Upaya yang dilakukan dan Kesepakatan Cara Pemecahannya pada Pendampingan ke 2 di Kelurahan Sidodadi, Kota Samarinda

97

Tabel 36 Identifikasi Masalah, Penyebab, Upaya yang dilakukan dan Kesepakatan Cara Pemecahannya pada Pendampingan ke 3 di Kelurahan Sidodadi, Kota Samarinda

103

Tabel 37 Identifikasi Masalah, Penyebab, Upaya yang dilakukan dan Kesepakatan Cara Pemecahannya pada Pendampingan ke 4 di Kelurahan Sidodadi, Kota Samarinda

107

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xxi

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1 Kerangka Teori

7

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian 8

Gambar 3 Peta Wilayah Administrasi Kota Samarinda

21

Gambar 4 Data Kasus DBD Tahun 2016 – April 2019 di Kota Samarinda.

27

Gambar 5 Jumlah Kasus Kematian DBD Tahun 2016 – April 2019 di Kota Samarinda

28

Gambar 6 Kegiatan Sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Puseksmas Segiri

82

Gambar 7 Kegiatan Workshop Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Sidodadi

84

Gambar 8 FGD dan Wokshop Pendampingan Ke Kesatu

88

Gambar 9 FGD dan Wokshop Pendampingan Ke Kedua

91

Gambar 10 FGD dan Wokshop Pendampingan Ke Ketiga

97

Gambar 11 FGD dan Wokshop Pendampingan Ke Keempat

103

Gambar 12 Penggalangan Komitment Bersama Pemberantasan DBD 105

Gambar 13 Kegiatan Sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Sidodadi.

106

Gambar 14 Penyebaran Informasi Pegendalian DBD melalui media massa dan mural

107

Gambar 15 Kegiatan Penyampaian hasil pengumpulan data pada saat pretest

108

Gambar 16 Kegiatan Wawancara Mendalam dan penyampaian Informasi penelitian

109

Gambar 17 Kegiatan Penyampaian Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dengan Camat Samarinda Ulu

110

Gambar 15 Kegiatan Penyampaian Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dengan Lurah Sidodadi

111

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xxii

Gambar 16 Pelaporan Secara Online dengan Menggunakan Google

Form 112

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Linmas Provinsi

Kalimantan Timur.

Lampiran 2 Kuisioner Kuntitatif Lampiran 3 Kuisoioner kualitatif

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan

oleh virus dengue, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau

Ae. albopictus. 1 Jumlah kasus DBD tidak pernah menurun di beberapa daerah

tropik dan subtropik, bahkan terdapat kecenderungan terus meningkat 2 dan banyak

menimbulkan kematian pada anak.3

Sejak pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968 sebanyak 58

orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) :

41,3 %), DBD terus menyebar luas ke seluruh Indonesia. Pada tahun 2015, DBD

sudah menjangkiti seluruh provinsi di Indonesia (34 provinsi) dengan jumlah

kabupaten/kota terjangkit adalah 436 dari 514 kabupate/kota yang ada di Indonesia

(84,82%). Selain itu terjadi juga peningkatan jumlah kasus DBD, pada tahun 1968

hanya 58 kasus menjadi 158.912 kasus pada tahun 2009. Peningkatan dan

penyebaran kasus DBD tersebut kemungkinan disebabkan oleh mobilitas penduduk

yang tinggi, perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim, perubahan

kepadatan dan distribusi penduduk serta faktor epidemiologi lainnya yang masih

memerlukan penelitian lebih lanjut.4 Pada saat ini, menurut data Badan Kesehatan

Dunia (WHO), Asia Pasifik menanggung 75 persen dari beban dengue di dunia

antara tahun 2004 dan 2010, sementara Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2

dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara wilayah endemis.5

Kasus DBD di Indonesia mengalami siklus epidemik yang terjadi setiap

sembilan-sepuluh tahunan karena adanya perubahan iklim yang berpengaruh

terhadap kehidupan vektor dan faktor yang mempengaruhinya. Perubahan iklim

menyebabkan perubahan curah hujan, suhu, kelembaban, arah udara sehingga

berefek terhadap ekosistem daratan dan lautan serta berpengaruh terhadap

kesehatan terutama terhadap perkembangbiakan vektor penyakit seperti nyamuk

Aedes, malaria dan lainnya.6 Selain itu, faktor perilaku dan partisipasi masyarakat

yang masih kurang dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta

faktor pertambahan jumlah penduduk dan faktor peningkatan mobilitas penduduk

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

2

yang sejalan dengan semakin membaiknya sarana transportasi menyebabkan

penyebaran virus DBD semakin mudah dan semakin luas.

Pada periode 10 tahun terakhir, jumlah kasus DBD di Indonesia secara

keseluruhan tercatat sebanyak 1.213.324 penderita dengan rata-rata incidence rate

(IR) adalah 49,55 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus pertahun setiap tahunnya

mengalami naik turun dan ada di seluruh provinsi di Indonesia kecuali tahun 2011 di

Papua dan Papua Barat tidak dilaporkan ada kasus DBD. Jumlah kasus tahun 2008

adalah 137.469 penderita (IR = 59,02 per 100.000 penduduk), naik menjadi 158.912

penderita (IR=68,22 per 100.000 penduduk), selanjutnya turun sedikit tahun 2010

menjadi 156.086 penderita (IR=65,70 per 100.000 penduduk) dan turun tajam pada

tahun 2011 menjadi 65.725 penderita (IR=27,67 per 100.000 penduduk). Jumlah

kasus DBD naik lagi tahun 2012 menjadi 90.245 penderita (IR=37,11 per 100.000

penduduk) dan tahun 2013 menjadi 112.511 penderita (IR=68,22 per 100.000

penduduk). Tahun 2014 turun lagi menjadi 99.508 penderita (IR=39,80 per 100.000

penduduk), tapi naik lagi tahun 2015 menjadi 129.650 penderita (IR=50,75 per

100.000 penduduk) dan tahun 2016 menjadi 2014.171 penderita (IR=78,85 per

100.000 penduduk). Terakhir tahun 2017 turun ke tingkat yang paling rendah dalam

periode 10 tahun terakhir menjadi 59.047 penderita (IR=22,55 per 100.000

penduduk).7

Tabel 1. Jumlah Kasus dan Incidence Rate Demam Berdarah Dengue per Provinsi di Indonesia Tahun

2008 - 2017

No Provinsi

Tahun 2008-2012

Tahun 2013-2017

Jumlah Tahun 2008-2017

Kasus Rata-rata IR

Kasus Rata-rata IR

Kasus Rata-rata IR

1 Jawa Barat 120.470 55,98 102.640 43,97 223.110 49,97

2 Jawa Timur 75.539 40,20 76.040 39,23 151.579 39,72

3 DKI Jakarta 88.988 199,14 47.330 93,41 136.318 146,27

4 Jawa Tengah 68.549 41,32 64.393 37,48 132.942 39,40

5 Bali 29.407 167,60 52.313 250,46 81.720 209,03

6 Sumatera Utara 28.774 44,08 27.820 40,21 56.594 42,14

7 Kalimantan Timur 21.299 133,64 26.433 149,66 47.732 141,65

8 Banten 19.846 41,58 17.426 29,70 37.272 35,64

9 Sulawesi Selatan 14.885 37,61 20.548 48,23 35.433 42,92

10 Lampung 15.086 41,93 16.459 42,05 31.545 41,99

11 DI Yogyakarta 11.272 65,43 16.583 90,98 27.855 78,21

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

3

12 Sumatera Barat 11.875 50,33 14.795 57,54 26.670 53,94

13 Kalimantan Barat 13.733 64,21 10.122 43,45 23.855 53,83

14 Sumatera Selatan 10.633 29,03 11.632 28,91 22.265 28,97

15 Aceh 11.680 52,43 9.489 38,01 21.169 45,22

16 Riau 7.451 27,49 13.099 40,82 20.550 34,15

17 Sulawesi Tengah 8.743 67,39 7.799 54,92 16.542 61,16

18 Kalimantan Selatan 4.770 26,01 10.223 51,76 14.993 38,89

19 Kepulauan Riau 7.171 90,50 7.205 71,75 14.376 81,13

20 NTB 4.900 23,12 7.695 33,01 12.595 28,07

21 Sulawesi Utara 6.778 58,29 5.708 47,81 12.486 53,05

22 Kalimantan Tengah 5.341 49,28 5.955 47,88 11.296 48,58

23 Sulawesi Tenggara 3.271 30,02 7.667 59,58 10.938 44,80

24 Jambi 3.550 22,62 5.231 30,68 8.781 26,65

25 Bengkulu 2.856 32,82 4.245 45,04 7.101 38,93

26 NTT 3.992 16,72 2.347 9,20 6.339 12,96

27 Kapulauan Babel 1.983 32,72 2.438 36,09 4.421 34,41

28 Papua 1.144 13,21 2.629 16,97 3.773 15,09

29 Sulawesi Barat 1.122 20,36 2.281 36,18 3.403 28,27

30 Kalimantan Utara - - 2.750 106,77 2.750 106,77

31 Gorontalo 965 19,40 1.754 31,09 2.719 25,24

32 Maluku Utara 1.210 23,95 843 14,63 2.053 19,29

33 Papua Barat 1.030 34,93 459 10,88 1.489 22,91

34 Maluku 124 1,63 536 63,14 660 32,39

35 Indonesia 608.437 51,54 604.887 47,56 1.213.324 49,55

Sumber Data : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2017

Lima belas provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus DBD terbanyak

selama periode tahun 2008-2017 berturut-turut adalah Jawa Barat (223.110 kasus),

Jawa Timur (151.579 kasus), DKI Jakarta (136.318 kasus), Jawa Tengah (132.942

kaus), Bali (81.720 kasus), Sumatera Utara (56.594 kasus), Kalimantan Timur

(47.732 kasus), Banten (37.272 kasus), Sulawesi Selatan (35.433 kasus), Lampung

(31.545 kasus), DI Yogyakarta (27.855 kasus), Sumatera Barat (26.670 kasus),

Kalimantan Barat (23.855 kasus), Sumatera Selatan (22.265 kasus) dan Aceh

(21.169 kasus). Sedangkan berdasarkan incidence rate, lima belas provinsi tertinggi

berturutpturut adalah Bali (IR = 209,03 per 100.000 penduduk), DKI Jakarat (IR =

146,27 per 100.000 penduduk), Kalimantan Timur (IR = 141,45 per 100.000

penduduk), Kalimantan Utara dalam periode 4 tahun terakhir (IR = 106,77 per

100.000 penduduk), Kepulauan Riau (IR = 81,13 per 100.000 penduduk), DI

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

4

Yogyakarta (IR = 78,21 per 100.000 penduduk), Sulawesi Tengah (IR = 61,16 per

100.000 penduduk), Sumatera Barat (IR = 53,94 per 100.000 penduduk),

Kalimantan Barat (IR = 53,83 per 100.000 penduduk), Sulawesi Utara (IR = 53,05

per 100.000 penduduk), Jawa Barat (IR = 49,97 per 100.000 penduduk), Kalimantan

Tengah (IR = 48,58 per 100.000 penduduk), Aceh (IR = 45,22 per 100.000

penduduk), Sulawesi Tenggara (IR = 44,80 per 100.000 penduduk), dan Sulawesi

Selatan (IR = 42,92 per 100.000 penduduk).

Berdasarkan IR DBD, suatu daerah dapat dikategorikan dalam risiko tinggi

risiko tinggi apabila IR > 55 per 100.000 penduduk, dalam risiko sedang dan rendah

yaitu, risiko sedang apabila IR 20-55 per 100.000 penduduk, dan risiko rendah

apabila IR <20 per 100.000 penduduk. Dengan demikian, secara nasional wilayah

Indonesia termasuk dalah kategori sedang, tetapi terdapat beberapa provinsi dalan

kategori risiko tinggi.8

Meluasnya DBD, selain mengancam jiwa manusia, juga bisa menimbulkan

kerugian secara ekonomi cukup besar. Soewarta Kosen, Peneliti yang juga

Koordinator Unit Analisis Kebijakan dan Ekonomi Kesehatan Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kemenkes, mengatakan, sumber kerugian itu bukan dari

biaya perawatan saja melainkan juga akibat hilangnya produktivitas si penderita

DBD di bidang ekonomi, kerugian non medisnya justru lebih besar. Tahun 2010 total

kerugian ekonomi akibat DBD mencapai Rp 3,1 triliun dari total jumlah penderita

DBD yang mencapai 157.370 kasus. Kerugian tersebut, hanya di bawah 10% yang

menjadi tanggungan pemerintah, sisanya tanggungan masyarakat.9

Penyakit DBD adalah penyakit berbasis lingkungan yang sangat

dipengaruhi oleh perilaku manusia, iklim dan kondisi lingkungan yang

mengakibatkan tersedia dan terjangkauannya tempat perkembangbiakan oleh

nyamuk Aedes spp sebagai vektornya.1 Penelitian di Jepara dan Ujungpandang

menunjukkan bahwa keberadaan nyamuk Aedes spp. berhubungan dengan tinggi

rendahnya penularan virus dengue di masyarakat. Sedangkan keberadaan nyamuk

Aedes spp, selain dipengaruhi oleh iklim dan kondisi lingkungan, juga dipengaruhi

oleh periaku masyarakat setempat.10 Dengan demikian, dalam penanggulangan

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

5

DBD, aspek lingkungan dan perilaku manusia adalah dua hal yang pokok yang

harus menjadi perhatian.

Selain penduduk, variabel iklim yang meliputi suhu dan kelembaban udara

seta curah hujan juga berpengaruh terhadap kejadian DBD. Pada tingkat lokal dan

regional, curah hujan dan ekologis manusia, sangat berpengaruh terhadap

kehadiran nyamuk Aedes aegypti pada skala rumah tangga. Curah hujan adalah

komponen penting karena dapat membengaruhi faktor lain seperti kesuburan

vegetasi dan keberadaan air pada kontainer, serta memiliki potensi untuk

mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk sehingga angka kejadian demam

berdarah meningkat pada bulan-bulan tertentu sesuai dengan tinggi rendahnya

curah hujan.11

Kepadatan nyamuk Aedes spp sangat berhubungan dengan kejadian DBD.

Hasil penelitian di Banyuwangi menunjukan bahwa Infeksi primer maupun infeksi

sekunder DBD sebagian besar terjadi di daerah dengan angka bebas jentik (ABJ) <

95%.12 Berdasarkan Permenkes Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu

Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang

Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya, ABJ adalah persentase rumah atau

bangunan yang bebas jentik, dihitung dengan cara jumlah rumah yang tidak

ditemukan jentik dibagi dengan jumlah seluruh rumah yang diperiksa dikali 100%.

Yang dimaksud dengan bangunan antara lain perkantoran, pabrik, rumah susun,

dan tempat fasilitas umum yang dihitung berdasarkan satuan ruang bangunan/unit

pengelolanya. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk ABJ adalah 95%,

dengan demikian untuk tidak terjadi penularan DBD maka ABJ di suau wilayah

minimal 95%. Sampai dengan tahun 2016, ABJ secara nasional belum mencapai

target minimal meskipun ABJ tahun 2016, yaitu sebesar 67,6% meningkat

dibandingkan tahun 2015 sebesar 54,2%. Hal ini dapat disebabkan Puskesmas

sudah mulai menggalakkan kembali kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB)

secara rutin sehingga kegiatan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) sudah mulai

digalakkan kembali. Selain itu, pelaporan data ABJ sudah mulai mencakup sebagian

wilayah kabupaten/kota di Indonesia sehingga cakupan ABJ juga semakin

meningkat. Dalam periode tahun 2010-2016, ABJ nasional tidak dapat mencapai

angka minimal nasional, paling tinggi hanya 80,2% (tahun 2010) dan paling rendah

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

6

24,1% (tahun 2014). Pada periode tersebut, berturut ABJ nasional setiap tahunnya

adalah 80,2% (tahun 2010), 76,2% (tahun 2011), 79,3% (tahun 2012), 80,1% (tahun

2013), 24,1% (tahun 2014), 54,2% (tahun 2015) dan 67,6% (tahun 2016). 7

Penelitan di Bandung tahun 2014 menunjukan bahwa pengetahuan

masyarakat berkaitan dengan DBD sudah baik (90%), pernah melakukan PSN

(84,7%), rutin melakukan PSN setiap minggu (60,2%), pernah menugaskan untuk

PSN (49,5%), dan rutin menugaskan PSN (42,5%). Sedangkan hasil survai jentik di

rumah responden pada penelitian yang menunjukan ABJ 34,1%. Selanjutnya

dilaporkan, penyebab tidak rutin melakukan PSN paling tinggi adalah karena bukan

kewajiban (46,51%), karena sibu (36,43%), karena sudah ada petugasnya (7,75%),

karena malas (6,20%), karena lupa (1,55%), dan karena lain-lain alasan sebesar

1,56%.13

Pengendalian DBD telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam

Berdarah dan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 92 tahun 1994 tentang

perubahan atas lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

581/MENKES/SK/1992, dengan menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan

gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan penderita

DBD dengan memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya,

memperkuat surveilans epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini terhadap

Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.14 Berbagai upaya telah dilakukan untuk

menanggulangi terjadinya peningkatan kasus, salah satu diantaranya dan yang

paling utama adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam kegiatan

Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (Menguras-Menutup-

Mengubur). Kegiatan ini telah diintensifkan sejak tahun 1992 dan pada tahun 2000

dikembangkan menjadi 3M Plus yaitu dengan cara menggunakan larvasida,

memelihara ikan dan mencegah gigitan nyamuk. Tapi sampai saat ini upaya tersebut

belum menampakkan hasil yang diinginkan karena setiap tahun masih terjadi

peningkatan angka kematian.15

Pelaksanaan PSN, sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat sebagai

pelaku utamanya. Sedangkan yang disebut perilaku merupakan suatu respons

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

7

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar) yang terjadi melalui suatu

proses : Stimulus Organism Response (S-O-R) dan sangat tergantung dari orang

yang bersangkutan. Dengan demikian maka perilaku antara individu yang satu

dengan lainnya atau antara komunitas yang satu dengan lainnya akan berbeda

karena manusia mempunyai aktivitas masing-masing.16 Perilaku adalah suatu

keadaan yang seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan, yang

dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut di

dalam diri seseorang.17

Pada tahun 2015 pada ASEAN Dengue Day (ADD), diluncurkan Gerakan 1

Rumah 1 Jumantik dengan tujuan untuk menurunkan angka penderita dan angka

kematian akibat DBD dengan meningkatkan peran serta dan pemberdayaan

masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan. Gerakan ini

merupakan program PSN untuk mencapai ABJ >95% dengan mengajak seluruh

masyarakat berperan aktif dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk. Ujung

tombak Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik adalah Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang

merupakan anggota masyarakat yang dilatih oleh Puskesmas setempat untuk

memantau keberadaan dan perkembangan jentik nyamuk guna mengendalikan

penyakit DBD di suatu daerah melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

dengan cara 3M Plus, yaitu; menguras bak mandi, menutup tempat penampungan

air, memanfaatkan barang bekas, plus cegah gigitan nyamuk.14

Juru pemantau jentik atau Jumantik didefinisikan sebagai orang yang

melakukan pemeriksaan, pemantauan dan pemberantasan jentik nyamuk khususnya

Aedes spp. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik didefinisikan sebagai peran serta dan

pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga dalam pemeriksaan,

pemantauan dan pemberantasan jentik nyamuk untuk pengendalian penyakit tular

vektor khususnya DBD melalui pembudayaan PSN 3M PLUS. Jumantik Rumah

adalah kepala keluarga / anggota keluarga /penghuni dalam satu rumah yang

disepakati untuk melaksanakan kegiatan pemantauan jentik di rumahnya. Jumantik

Lingkungan adalah petugas yang ditunjuk oleh pengelola TTU atau TTI untuk

melaksanakan pemantauan jentik. Contoh TTI adalah perkantoran, sekolah, rumah

sakit, sedangkan contoh TTU adalah pasar, terminal, pelabuhan, bandara, stasiun,

tempat ibadah, tempat pemakaman, tempat wisata. Koordinator Jumantik adalah

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

8

satu atau lebih jumantik/kader yang ditunjuk oleh Ketua RT untuk melakukan

pemantauan dan pembinaan pelaksanaan jumantik rumah dan jumantik lingkungan

(crosscheck). Supervisor Jumantik adalah satu atau lebih anggota dari Pokja DBD

atau orang yang ditunjuk oleh Ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan

pengolahan data dan pemantauan pelaksanaan jumantik di lingkungan RT. Sebagai

pemantau dan pelaksana PSN, maka dibentuk juru pemantau dan pembasmi jentik

yang disingkat Jumbastik yang merupakan penerapan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

yang didefinisikan sebagai peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan

melibatkan setiap keluarga, tempat-tempat umum (TTU) dan di tempat-tempat

institusi (TTI) dalam pemeriksaan, pemantauan dan pemberantasan jentik nyamuk.

Jumbastik terdiri dari Jumantik Rumah yaitu di rumah tangga yang bertugas

memantau dan memberantas nyamuk di rumah masing-masing dan Jumantik

Lingkungan yaitu di TTU dan di TTI yang bertugas memantau dan memberantas

nyamuk di TTU atau TTI masing-masing.18

Penyadaran masyarakat dapat lebih efektif jika dilakukan oleh Koordinator

Jumantik yang umumnya adalah kader kesehatan karena mereka lebih dekat

dengan masyarakat dan terlibat langsung dalam kegiatan kemasyarakatan. Kader

kesehatan seharusnya mendapat pembekalan pengetahuan dan keterampilan agar

mereka mampu secara mandiri melakukan tugasnya dengan baik. Beberapa studi

menyebutkan bahwa partisipasi kader di masyarakat dipengaruhi oleh motivasi,

pengetahuan dan keterampilan teknis, keterampilan sosial, kemampuan

perencanaan dan problem solving (kemampuan manajerial). Prinsip pemberdayaan

kesehatan pada dasarnya mendorong masyarakat untuk meningkatkan motivasi dan

kemandirian dalam bertindak dan menentukan keputusan yang berpengaruh

terhadap kesehatannya. Peningkatan motivasi dapat memberikan pengaruh

terhadap peningkatan upaya pengendalian Aedes spp. oleh warga.19 Tugas

Jumantik selain untuk surveilans dan pemberantasan vektor di pemukiman maupun

tempat-tempat umum, juga berperan dalam memperkuat perilaku masyarakat dalam

PSN 3M plus yang keberhasilannya dapat ditinjau dari nilai ABJ dan nilai CI.20

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

9

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

Tujuan penelitian ini untuk Mengimplementasikan program juru pembasmi

jentik (Jurbastik) dalam penanggulangan DBD melalui program gerakan 1R1J

(1Rumah 1 Jumantik)

Tujuan khusus :

1. Identifikasi pelaksanaan program gerakan 1R1J di tingkat pemerintah daerah.

2. Identifikasi pelaksanaan program gerakan 1R1J di tingkat masyarakat (Rumah

tangga).

3. Menggalang partisipasi aktif kerjasama antara masyarakat, petugas kesehatan

dan tokoh masyarakat setempat dalam menanggulangi DBD di wilayahnya.

4. Memperkuat sumber daya setempat, tokoh masyarakat setempat, saluran

komunikasi setempat dalam rangka penanggulangan DBD melalui kegiatan

1R1J dengan peran sebagai jurbastik.

5. Pengembangan aplikasi daring dalam sistem pelaporan program jurbastik.

1.3. Manfaat penelitian

Sebagai bahan pengambil kebijakan untuk menentukan model penerapan

program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dengan peningkatan peran sebagai jurbastik

dalam upaya pemberantasan DBD

1.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “partisipasi masyarakat dalam kegiatan

1R1J pada kelompok yang diberi perlakuan lebih tinggi dari pada kelompok kontrol”

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

10

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber : Guzman & Haris, 2015, McBridea&Ohman, 2000; Syahribulan et al., 2012;

Sumantri, 2015; Kumar et.al, 2016; Ditjen P2MPL, 1999; Khormi, 2013; Morin et al

2013.

Lingkungan

- Intensitas cahaya

- Keberadaan, rimbunan dan tinggi tanaman

- Tempat Penampungan Air (TPA)

- Kepadatan penduduk

Iklim

- Curah hujan - Suhu - Kelembaban

Nyamuk Aedes sp

- Kepadatan nyamuk

- Kepadatan jentik - Tempat

perkembangbiakan

- Kesenangan menggigit(feeding habits)

- Keberadaan resting places

- Jarak terbang (flight

range)

Virus Dengue

Serotipe virus dengue

Penduduk

- Umur

- Jenis kelamin - Status gizi - Imunitas - Pendidikan

- Perilaku PSN (menguras, menutup, memanfaatkan barang bekas, menabur larvasida, menggunakan anti nyamuk, memelihara predator larva, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur ventilasi rumah, menghindari

menggantung pakaian)

Transmisi

DBD

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

11

2.2. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, bahwa output yang

diharapkan adalah ABJ lebih dari 95% dan tidak ditemukan kasus indigenous, ini

adalah angka capaian yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan merupakan

indikator capaian 1R1J. Untuk mendapatkan angka tersebut diperlukan beberapa

indikator yang harus diukur , diantaranya penggalian informasi melalui wawancara

mendalam untuk identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gerakan

1R1J di tingkat pemerintah daerah, stake holder dan rumah tangga. Di tingkat

rumah tangga mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam program gerakan

1R1J, mengukur indeks entomologi dengan melakukan survei jentik untuk

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

12

mendapatkan nilai HI, BI, CI, ABJ. Dalam proses diimplementasikan gerakan 1 R1J

(1 Rumah 1 Jurbastik) dengan mengadakan pelatihan, pendampingan, umpan balik

status virologi pada jentik/nyamuk dan aplikasi sistem pelaporan.

2.3. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan selama 11 bulan mulai bulan Januari-November 2019

di 13 Provinsi yang merupakan wilayah dengan kasus DBD tertinggi dan telah

dilakukan sosialisasi oleh program mengenai 1R1J.

Penelitian ini merupakan penelitian Multicenter yaitu antara Pusat Penelitian

Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 7 Balai/Loka ampuan, adapun pembagian

wilayah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Balai Litbangkes Baturaja : Jambi dan Sumatera Selatan 2. Loka Litbang Pangandaran : Lampung, Banten, Jawa Barat 3. Balai Litbangkes Banjarnegara : Kalimantan Barat 4. Balai Litbangkes Tanah Bumbu : Kalimantan Timur 5. Balai Litbangkes Donggala : Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan 6. Loka Litbang Waikabubak : Bali 7. Pusat Upaya Kesehatan Masyarakat : Jawa Timur, Riau dan NTB

Penelitian tahap 1 tahun 2019 dilakukan selama 11 bulan mulai bulan

Januari-November 2019 sebanyak 13 provinsi dari 24 provinsi yang sudah

melaksanakan gerakan 1R1J.

Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu melakukan kegiatan penelitian di

Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur yaitu di Wilayah Kerja Puskesmas

Segiri dengan Kelurahan Sidodado sebagai daerah Intervensi dan Kelurahan Dadi

Mulya sebagai Kontrol.

2.4. Desain Penelitian

Desain penelitian quasi experimental with control digunakan untuk

mengetahui apakah model implementasi 1R1J (jurbastik) mempunyai pengaruh

terhadap partisipasi anggota rumah tangga. Dalam penelitian ini dilakukan uji coba

dengan perlakuan dan kontrol pada dua kelompok masyarakat yang relatif sama.

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

13

2.5. Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota masyarakat yang menempati

rumah/bangunan di lingkungan Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Dadi Mulya.

Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah penghuni rumah/bangunan yang

ditunjuk/bertangungjawab melakukan kegiatan 1R1J di tiap rumah/bangunan,

sampel berasal dari semua rumah/bangunan di lingkungan RW lokasi penelitian.

2.6. Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan berdasarkan uji hipotesis beda dua populasi

(Lemeshow, 1997) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n : Besar sampel minimal

Z 1-α/2 : Nilai distribusi normal standar pada α = 0,05 (95%) =1,96

Z 1-ᵦ : Nilai distribusi normal standar pada kekuatan uji 1-ᵦ = 90 % = 1,28

α : Derajat kemaknaan (Kesalahan menolak Ho yang benar) = 0,05

ᵦ : Kesalahan tidak menolak Ho padahal Ho salah= 0,05

P1 : Proporsi keberadaan larva Aedes di daerah kasus DBD di Lombok sebagai

daerah 1R1J = 0,47 (Roy Nusa, dkk, 2015)

P2 : Proporsi keberadaan larva Aedes di daerah kontrol diperoleh dari 0,47 –

0,2 =

0,27

P̅ : Proporsi rata-rata kedua kelompok, karena belum ditemukan referensi untuk

perhitungan proporsi kelompok kedua, maka peneliti mengganggap

perbedaan proporsi antar kedua kelompok sebesar 20% (0,2)

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

14

Berdasarkan hasil perhitungan maka jumlah sampel adalah 104 responden

ditambahkan 10% didapatkan 114 responden dan dibulatkan menjadi 120 untuk

kelompok intervensi dan 120 responden untuk kelompok kontrol, sehingga jumlah

total sampel adalah 240 responden.

2.7. Cara pemlihan/Penarikan Sampel.

Pengambilan sampel dilakukan secara bertingkat (multistage sampling),

dengan tahapan sebagai berikut :

Di masing-masing provinsi ditentukan 2 kabupaten/kota dengan jumlah kasus

DBD tertinggi tahun 2017. Pada masing-masing kabupaten/kota ditentukan 1

kecamatan dengan kasus DBD tertinggi tahun 2017 dan telah dilakukan sosialisasi

gerakan 1R1J sebagai lokasi penelitian. Kecamatan terpilih selanjutnya dibagi

menjadi dua kategori yaitu kecamatan sebagai lokasi intervensi dan 1 kecamatan

sebagai kontrol, dan di masing-masing kecamatan terpilih, ditentukan 1 unit lokasi

penelitian yaitu adalah RW atau kampung yang mencukupi sampel minimal.

Penentuan rumah yang disurvei dilakukan secara random sampling

2.8. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi

a. Rumah tinggal dihuni oleh satu atau lebih rumah tangga atau keluarga yang terdiri

dari kepala keluarga dan anggota keluarga.

b. Bersedia ikut serta dalam penelitian.

c. Sehari-harinya ada anggota keluarga dewasa yang ada di rumah.

Kriteria eksklusi

a. Tempat tinggal merupakan rumah petak dengan sewa bulanan (tempat kos).

b. Rumah sedang direnovasi atau dalam waktu dekat akan direnovasi.

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

15

2.9. Variable dan Definisi Operasional

Variabel

Variabel terikat :

Nilai ABJ > 95% dan Kasus DBD

Variabel bebas :

Partisipasi anggota keluarga dalam pelaksanaan 1R1J

Keberadaan jentik nyamuk Aedes spp

Definisi Operasional

Rukun warga/RW adalah : satuan organisasi masyarakat non formal di bawah

lingkungan desa/kelurahan

1R1J adalah : Suatu program gerakan satu rumah satu jumantik dimasyarakat,

dimana anggota keluarga berperan sebagai juru pemantau jentik

Rumah/bangunan: ruangan dengan bentuk fisik yang dibatasi dinding dan

memiliki atap untuk tempat tinggal/beraktifitas manusia

2.10. Instrument dan Cara Pengambilan Data

Data pre (sebelum intervensi)

Dilakukan pengumpulan data pre yaitu sebelum kegiatan intervensi sebagai

baseline data pada selauruh wilayah yang terpilih sebagai daerah penelitian baik

daerah intervensi maupun kontrol. Pada daerah kontrol dilakukan sosialisasi sesuai

dengan yang diterapkan oleh Program (Subdit Arbovirosis) namun tidak dilakukan

pendampingan seperti yang dilakukan pada daerah intervensi.

Data yang dikumpulkan meliputi :

a. Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat

Dilakukan wawancara terhadap orang dewasa yang ada di rumah sampel

terpilih berpedoman pada kuesioner terstruktur.

Wawancara berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan prilaku atau

kebiasaan yang dilakukan sehari-hari berkaitan dengan surveilans vektor dan

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

16

kasus DBD serta pelaksanaan pemberantasan vektor. Hasil wawancara

ditulis pada lembar jawaban yang dibuat terpisah dari kuesioner.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

b. Pengamatan (surveilans) jentik nyamuk Aedes spp oleh masyarakat

Kepada responden yang sama dengan wawancara PSP, ditanyakakan

apakah ada ART yang biasa mengamati keberadaan jentik nyamuk Aedes

pada kontainer yang ada di dalam dan luar rumah.

Kalau ada, apakah biasa dicatat. Kalau biasa dicatat, maka dilihat

catatannya.

Bagaimana tindakan selanjutnya?

Hasil pengamatan dilacatat pada format pengumpulan data.

c. Keberadaan jentik nyamuk Aedes spp

Dilakukan pengamatan keberadaan jentik nyamuk Aedes spp pada kontainer

di dalam dan luar rumah dengan single method. Pengamatan dilakukan pada

pre dan post.

Di setiap rumah sampel, dilakukan pencatatan jumlah kontainer yang berisi

air di dalam dan di luar rumah. Hasil pengamatan dilacatat pada format

pengumpulan data.

Instrumen yang digunakan adalah perlengkapan survai jentik, formulir/format

isian dan kuesioner.

Intervensi

Metode intervensi yang dilakukan adalah dengan metode Participatory Active

Research (PAR ), cara yang dipakai dalam mengumpulkan informasi berdasarkan

pada keinginan dan kehidupan masyarakat setempat. PAR lebih focus pada ‘proses’

mengetahui pengetahuan masyarakat dan menekankan pada keterlibatan

masyarakat setempat di semua bagian penelitian (Koning, Martin, 1996), yaitu

menerapkan model intervensi berdasarkan lokal spesifik ke daerahan, serta

keinginan masyarakat dengan pendekatan dari masyarakat itu sendiri (Community-

based intervention by using bottom-up planning). Pada penelitian ini intervensi yang

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

17

dilakukan adalah penerapan program JURBASTIK pada Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik melalui pembinaan kepada Jumantik Rumah dan Jumantik Lingkungan

oleh kader/Koordinator Jumantik, dengan tahapan sebagai berikut :

a. Rekrutmen Koordinator 1R1J (Jurbastik) serta Supervisor.

Dilakukan rekrutmen Koordinator Jumantik yang berasal dari anggota

masyarakat setempat serta kader kesehatan yang sudah ada, Jumlah kader

yang direkrut berdasarkan jumlah keluarga di masing-masing RT lokasi

intervensi penelitian dengan perbandingan seorang Koordinator Jumantik untuk

membina maksimal sebanyak 10 keluarga/TTU/TTI. Koordinator Jumantik yang

direkrut berasal dari RT yang sama dengan keluarga binaannya. Selanjutnya di

masing-masing RW direkrut seorang Supervisor Jumantik yang merupakan

anggota Pokja DBD atau orang yang ditunjuk oleh Ketua RW/Kepala

Desa/Lurah untuk melakukan pengolahan data dan pemantauan pelaksanaan

jumantik di lingkungan RT.

b. Pelatihan Koordinator Jurbastik serta Supervisor

Koordinator Jumantik dan Supervisor Jumantik yang sudah direkrut selanjutnya

dilatih berkaitan dengan penanggulangan DBD, surveilans vektor dan kasus

DBD serta pembinaan keluarga Tim pelatihan terdiri dari lintas sektoral tingkat

kabupaten/kota, lintas sektoral tingkat kecamatan serta tim peneliti.

c. Pembuatan sistem aplikasi daring dalam pelaporan 1R1J.

Pembuatan sitem pelaporan secara elektronik bertujuan untuk memudahkan

dan mempercepat laporan hasil pelaksanaan 1R1J kepada koordinator,

supervisor, Puskesmas, sampai ke ppemegang program di tingkat Dinas

Kesehatan Kabupaten/kota

d. Sosialisasi RW

Sosialisasi diawali dengan pemaparan dan pemicuan tentang permasalahan

DBD di wilayah RW lokasi intervensi penelitian serta penyebabnya berdasarkan

hasil penelitian sebelumnya. Selanjutnya kader dan warga masyarakat di

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

18

daerah perlakuan melakukan diskusi membahas permasalahan DBD untuk

mencari solusi bersama.

Dalam diskusi juga dicari kesepakatan dari warga berkaitan dengan surveilans

vektor dan kasus DBD serta pemberantasan vektor secara bersama-sama.

Selain itu juga dilakukan pembentukan Jumantik di setiap rumah yang bertugas

mengamati keberadaan jentik /pupa di rumah masing-masing serta

bertanggungjawab pada pemberantasannya.

e. Pendampingan untuk pembinaan keluarga binaan oleh kader/lintas sektor/ tim

peneliti Setiap minggu selama 5 bulan intervensi, dilakukan pembinaan oleh

kader terhadap keluarga binaannya berkaitan dengan pemberantasan vektor

DBD, active case finding dan deteksi dini kasus DBD. Sedangkan pembinaan

oleh lintas sektor kota maupun kecamatan serta tim peneliti dilakukan setiap

bulan. Selama periode pembinaan, juga dilakukan pengamatan terhadap kinerja

kader keadaan lingkungan oleh peneliti dan lintas sektoral kabupaten dan

kecamatan.

f. Pembuatan buku saku.

Sebagai bahan pembinaan dan pedoman pelaksanaan surveilans vektor dan

kasus DBD serta pemberantasan vektor, maka dibuat buku saku yang berisi :

Pengertian Demam Berdarah Dengue, Pengendalian Vektor Terpadu, Cara-cara

melakukan pengendalian jentik, dengan PSN

Buku saku tersebut dibagikan kepada lintas sektoral tingkat kota dan

kecamatan, kader kesehatan serta warga masyarakat binaan.

2.11. Bahan dan Prusedur Kerja

Bahan

Pengumpulan data sekunder, kualitatif dan kuantitatif : Alat tulis, pedoman panduan

wawancara mendalam, kuesioner terstruktur, pedoman pengisian kuesioner,

recorder, alat tulis, map plastik, flash disk

Pengumpulan data vektor : Senter, pipet plastik, botol jentik, plastik, sarung tangan,

selang, formulir, alat tulis

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

19

Prusedur Kerja

Penentuan lokasi penelitian

Penentuan lokasi penelitian yaitu provinsi dan kabupaten/kota yang telah

melakukan 1R1J, data tersebut didapatkan dari Subdit Arbovirosis Ditjen

P2P. Untuk selanjutnya tim peneliti bekerjasama dengan Dinas Kesehatan

Provinsi/kabupaten/kota dan puskesmas setempat untuk menentukan 2

RW/kampung dalam kecamatan yang berbeda untuk dipilih sebagai daerah

perlakuan dan kontrol. Setelah lokasi penelitian diperoleh, ditentukan

pemilihan secara acak untuk menentukan lokasi perlakuan dan kontrol.

Selain itu juga dilakukan pengurusan perizinan penelitian dari pemerintah

kabupaten/kota setempat

Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data sekunder meliputi, kejadian kasus DBD dalam 3 tahun

terakhir yaitu 2016, 2017 dan 2018, yang diperoleh dari Dinas Kesehatan,

Rumah Sakit dan Puskesmas. Data sekunder yang di perlukan antara lain,

mengenai kapan mulai melakukan 1R1J, cakupan kegiatan 1R1J, laporan

kegiatan 1R1J, kegiatan surveilans vektor oleh program/Puskesmas, nilai

ABJ, sumber dana 1R1J.

Selain itu dilakukan juga rekrutmen supervisor jumantik, Koordinator dan

petuga survei :

a. Supervisor Jumantik direkrut 1 orang di setiap RW, berasal dari anggota

POKJANAL DBD RW setempat, atau orang yang ditunjuk oleh Kepala

Desa/Lurah/Ketua RW.

b. Rekrutmen Koordinator Jumantik dilakukan di masing-masing RW lokasi

intervensi yaitu di 2 RW setiap kabupaten/kota, atau di 4 RW di setiap

provinsi. Di masing-masing RW direkrut 30 orang Koordinator Jumantik

yang merupakan kader kesehatan atau orang yg dipilih berasal dari

masing-masing RT. Maka di setiap kabupaten/kota direkrut 60 orang, atau

120 orang kader per provinsi.

c. Petugas survai atau enumerator adalah mahasiswa semester akhir atau

alumni sekolah tinggi kesehatan atau Poltekes yang beralamat di

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

20

kabupaten/kota lokasi penelitian. Di setiap kabupaten/kota direkrut

petugas survai masing-masing 5 orang atau 10 orang per provinsi.

Pelatihan Supervisor Jumantik, Koorinator Jumantik dan Petugas Survei

Setelah dilakukan rekrutmen, selanjutnya dilakukan pelatihan bagi petugas

survai, Koordinator Jumantik serta Supervisor Jumantik.

Pelatihan dilaksanakan di masing-masing kabupaten/kota dengan peserta

latih 60 orang Koordinator Jumantik, 2 orang Supervisor Jumantik serta 5

orang petugas survai per kabupaten/kota. Tim pelatih adalah tim peneliti dan

lintas sektoral tingkat kabupaten/kota dan kecamatan setempat.

Pendataan Rumah Tangga, TTU dan TTI

Untuk mengetahui jumlah sasaran pembinaan, dilakukan pendataan seluruh

rumah tangga (ruta), tempat-tempat umum (TTU) dan tempat-tempat institusi

(TTI) di lokasi penelitian. Pendataan di daerah intervensi dilakukan oleh kader

yang baru selesai dilatih, sedangkan di daerah pembanding dilakukan oleh

petugas Puskesmas setempat.

Pengumpulan data secara kualitatif (Sebelum intervensi)

Pengumpulan data secara kualitatif dilakukan dengan melakukan indepth

interview di level stake holder terhadap gerakan 1R1J di provinsi, Kabupaten,

Puskesmas, Tokoh Masyarakat dan Kader. Beberapa pertanyaan diantaranya

adalah :

- Apakah pernah disosialisasi gerakan 1R1J, di tingkat provinsi, kabupaten,

kecamatan, puskesmas maupun masyarakat

- Apakah ada pelatihan terhadap gerakan 1R1J di tingkat provinsi,

kabupaten, kecamatan, puskesmas maupun masyarakat,

- Apakah terdapat sumber anggaran untuk kegiatan 1R1J,

- Bagaimana sistem pelaporan kegiatan 1R1J

- Apakah kegitan 1R1J dilakukan secara terus menerus oleh masyarakat

- Berapa nilai ABJ di wilayahnya

- Dsb

Pengumpulan data secara kuantitatif (Sebelum intervensi)

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

21

Pengumpulan data secara kuantitatif menggunakan kuesioner dilakukan di

masyarakat yang meliputi : Partisipasi anggota rumah tangga dalam

pelaksanaan program 1R1J

Wawancara dilakukan kepada penghuni yang ditunjuk/bertanggungjawab

melaksanakan kegiatan 1R1J di setiap rumah/bangunan. Sebelum

pelaksanaan wawancara, pewawancara memberikan penjelasan tentang

maksud dan tujuan wawancara. Responden diminta untuk membaca dan

menandatangani formulir PSP (Terlampir formulir PSP pada Lampiran).

Beberapa pertanyaan diantaranya:

- Karakteristik responden : Umur, pendidikan, jenis kelamin

- Apakah pernah disosialisasi gerakan 1R1J, di RW setempat/Puskesmas

- Apakah ada pelatihan gerakan 1R1J di RW setempat/Puskesmas

- Siapakah dalam rumah tangga yang ditunjuk sebagai Jurbasttik?

- Berapa kali dalam seminggu dilakukan pemeriksaan jentik di rumah oleh

jumantik keluarga?

- Bagaimana perlakuan jika ditemukan jentik pada tempat penampungan air

- Bagaimana sistem pelaporan kegiatan 1R1J

- Apakah kegiatan 1R1J dilakukan secara terus menerus oleh keluarga

- Dsb

Pengumpulan data vektor (Sebelum intervensi)

Pelaksanaan koleksi jentik vektor DBD dilakukan surveyor, kader/jumantik .

Sebelum pelaksanaan koleksi jentik dilakukan sosialisasi cara pengumpulan

jentik pada lokasi penelitian. Sosialisasi dilakukan dengan membagikan

lembaran/SOP yang berisi program 1R1J dan cara penangkapan jentik.

Survei jentik dilakukan pada 120 rumah dari 1 RW untuk wilayah intervensi

maupun kontrol. Survei jentik dilakukan pada semua kontainer/TPA maupun

tempat yang berpontensi sebagai perkembangbiakan jentik Ae. aegypti . Di

setiap rumah sampel dihitung kontainer indeks yaitu jumlah kontainer berisi air

yang positif jentik nyamuk Aedes spp dibagi jumlah kontainer yang ditemukan.

Pengamatan dan Pembinaan

Page 46: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

22

Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi tingkat RW, dilakukan pengamatan dan

pembinaan tentang pelaksanaan kesepakatan yang dibuat dalam sosialisasi

tingkat RW. Pembinaan dan pengamatan dilakukan oleh Koordinator

Jumantik, Supervisor Jumantik, lintas sektoral tingkat kecamatan dan tingkat

kabupaten/kota, serta tim peneliti.

Pengamatan dan pembinaan oleh Koordinatror Jumantik dilakukan terhadap

ruta dan TTU/TTI yang menjadi binaannya masing-masing dengan cara

melakukan kunjungan rumah setiap 2 minggu. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan kondisi lingkungan dalam dan luar rumah serta mengecek

keberadaan larva/pupa nyamuk vektor DBD serta ada tidaknya anggota ruta

yang sakit DBD [ada masa pengamatan. Selain itu juga perlu dilakukan

penyuluhan individu sesuai dengan keadaan hasil pengawasan. Pembinaan

dilakukan selama 5 bulan bulan berturut-turut.

Post (sesudah intervensi).

Setelah selesai 5 bulan pembinaan di 4 daerah perlakuan, pada bulan ke

tujuh dilakukan pengumpulan data setelah intervensi pada sampel yang

sama dengan pengumpulan data sebelum intervensi.

Data yang dikumpulkan dan metode pengumpulannya adalah sama seperti

kegiatan sebelum intervensi

2.12. Manajemen dan Analisis Data

Manajemen Data

Data hasil wawancara dientri pada lembar kerja elektronik

Data rumah/bangunan anggota masyarakat yang mengumpulkan nyamuk/jentik

dientri pada lembar kerja elektronik, dicatat waktu penyerahannya kepada petugas.

Analisis Data

Data terkumpul pada kegiatan pre dan post, dianalisis sesuai dengan kebutuhan

masing-masing jenis survai yang dilakukan.

Page 47: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

23

Pada data sebelum dan data setelah intervensi, dilakukan dua jenis pengolahan

data, yaitu data di setiap rumah sampel serta data secara keseluruhan setiap daerah

penelitian.

Data Pengerahuan, Sikap dan Perilaku (PSP) dilakukan input data dengan SPSS

kemudian di analisis secara diskriptif. Data tersebut dilakukan analisis lanjut dengan

uji beda yaitu membandingkanPSP sebelum dan sesudah di daerah intrevesi dan

kontrol, kemudian perbedaan antara daerah intrevensi dan kontrol. Data PSP

dilakukan pemotongan terhadap responden yang tidak dapat ditemui sewaktu

pengumpulan data PSP setelah intervensi, kemudian dilakukan Uji Normalitas

sebelum dilakukan Uji beda.

Data angka entomologi di setiap rumah sampel dihitung kontainer indeks yaitu

jumlah kontainer berisi air yang positif jentik nyamuk Aedes spp dibagi jumlah

kontainer yang ditemukan.

Rumusnya adalah :1

CI = Jumlah kontainer positif jentik

X 100 Jumlah kontainer diperiksa

Secara keseluruhan di setiap daerah penelitian, selain dihitung kontainer indeks,

juga dihitung house indeks (HI), bretau index (BI) dan angka bebas jentik (ABJ).

Rumusnya adalah :

HI = Jumlah rumah positif jentik

X 100 Jumlah rumah diperiksa

BI = Jumlah kontainer positif jentik

X 100 Jumlah rumah diperiksa

ABJ = Jumlah rumah yang tidak diperoleh jentik X 100 Jumlah rumah diperiksa

Page 48: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

24

III. HASIL PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum 3.1.1. Kondisi Geografis

Kota Samarinda merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Timur.

Kota Samarinda berbatasan langsung dengan kabupaten Kutai Kartanegara

yang merupakan salah satu kabupaten yang kaya dengan sumber daya alam

dan merupakan salah satu daerah yang sangat banyak menyumbang devisa

bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Luas wilayah Kota

Samarinda adalah 718,00 km2 dan terletak antara 117003'00" Bujur Timur dan

117018"14" Bujur Timur serta diantara 00019'02" Lintang Selatan dan

00042'34" Lintang Selatan.

Sejak akhir tahun 2010 kota Samarinda dibagi menjadi 10 kecamatan

yaitu kecamatan Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda kota, Sambutan,

Samarinda Sebarang, Loa Janan Ilir, Sungai Kunjang, Samarinda Ulu,

Samarinda Utara dan Sungai Pinang. Sedangkan jumlah desa di kota

Samarinda sebanyak 53 kelurahan dengan luas wilayah 718,00 Km2

Gambar 3. Peta Wilayah Administrasi Kota Samarinda

Page 49: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

25

Batas wilayah Utara : Kabupaten Kutai Kartanegara Timur : Kabupaten Kutai Kartanegara Selatan : Kabupaten Kutai Kartanegara Barat : Kabupaten Kutai Kartanegara

Kota Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Kota

Samarinda dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 27 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan

Timur. Secara geografis, Kota Samarinda terletak pada posisi 0o 21’ 18’’ - 1o 09’

16’’ LS dan 116o 15’ 16’’ - 117 24’ 16’’ BT . Kota ini terbelah oleh Sungai

Mahakam, dan memiliki wilayah dengan luas total 718,00 km2. Dengan luas

wilayah tersebut kota Samarinda merupakan daerah kota terbesar diantara tiga

daerah kota yang ada di Kalimantan Timur. Secara administratif, seluruh wilayah

Kota Samarinda berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara baik

bagian Utara, Timur, Selatan, maupun Barat.

Kota Samarinda beriklim tropis basah, hujan sepanjang tahun. Temperatur

udara antara 20o C - 34 o C dengan curah hujan rata-rata 1980 mm/tahun dengan

kelembaban udara rata-rata 85 %. Kontur geografis terdiri dari daerah berbukit

dengan ketinggian bervariasi dari 10m - 200m dari permukaan laut.

Kota Samarinda dibentuk dan didirikan pada tanggal 21 Januari 1960,

berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953, Lembaran Negara No. 97 Tahun 1953

tentang Pembentukan daerah-daerah Tingkat II Kabupaten/kotamadya di

Kalimantan Timur. Semula Kodya Dati II Samarinda terbagi dalam 3 kecamatan,

yaitu Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Ilir dan Samarinda Seberang.

Kemudian dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Kalimantan Timur

No. 18/SK/TH-Pem/1969 dan SK No. 55/TH-Pem/SK/1969, terhitung sejak tanggal

1 Maret 1969, wilayah administratif Kodya Dati II Samarinda ditambah dengan 4

kecamatan, yaitu Kecamatan Palaran, Sanga-Sanga, Muara Jawa dan Samboja

(luas sekitar 2.727 km²). Saat ini pembagian kecamatan di Samarinda tidak

termasuk Sanga-Sanga, Muara Jawa dan Samboja, ketiganya masuk dalam

Kabupaten Kutai Kartanegara. Setelah PP No. 38 Tahun 1996 terbit, wilayah

administrasi Kodya Dati II Samarinda mengalami pemekaran, semula terdiri dari 6

Page 50: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

26

kecamatan menjadi 10 kecamatan dengan 59 Kelurahan. Berikut pembagian

Kelurahan menurut Kecamatan di wilayah Kota Samarinda :

Tabel 2. Pembagian Kelurahan menurut Kecamatan di Kota Samarinda

No. Kecamatan Kelurahan

1.

Palaran

Rawa Makmur

Handil Bakti

Simpang Pasir

Bantuas

Bukuan

2.

Samarinda Seberang

Mesjid

Tenun

Mangkupalas

Baqa

Sei. Keledang

Gunung Panjang

3.

Loa Janan Ilir

Sengkotek

Harapan Baru

Rapak Dalam

Simpang Tiga

Tani Aman

4.

Sei. Kunjang

Loa Bakung

Loa Buah

Karang Asam Ulu

Karang Asam Ilir

Lok Bahu

Teluk Lerong Ulu

Karang Anyar

5.

Samarinda Ulu

Air Putih

Bukit Pinang

Air Hitam

Gunung Kelua

Sidodadi

Dadimulya

Jawa

Teluk Lerong Ilir

6.

Samarinda Kota

Bugis

Karang Mumus

Pelabuhan

Pasar Pagi

Sungai Pinang Luar

7.

Samarinda Ilir

Sidomulyo

Sungai Dama

Sidodamai

Pelita

Page 51: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

27

Selili

8.

Sambutan

Sungai Kapih

Makroman

Pulau Atas

Sindang Sari

Sambutan

9.

Samarinda Utara

Sempaja Utara

Sempaja Timur

Sempaja Selatan

Sempaja Barat

Sei. Siring

Budaya Pampang

Tanah Merah

Lempake

10.

Sungai Pinang

Gunung Lingai

Bandara

Temindung Permai

Sungai Pinang Dalam

Mugirejo

Keadaan Penduduk

Pertumbuhan penduduk di kota Samarinda terjadi baik karena pertumbuhan

alami maupun karena urbanisasi dan imigrasi. Apabila dibandingkan dengan daerah

Tingkat II lainnya di Kalimantan Timur, maka kota Samarinda merupakan salah satu

kota yang tertinggi pertumbuhan penduduknya. Hal ini terjadi karena kota

Samarinda memiliki potensi ekonomi yang cukup besar.

Jumlah penduduk kota Samarinda cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Akan tetapi jumlah penduduk Kota Samarinda tercatat menurun pada tahun 2016,

hal ini disebabkan perpindahan penduduk dan pemutakhiran data penduduk di Kota

Samarinda. Jumlah penduduk di Kota Samarinda tahun 2016 sebanyak 968.478

jiwa, dengan rasio antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebesar 108,97.

Jumlah penduduk laki-laki mencapai 52,14 % atau sebesar 505.024 jiwa sedangkan

jumlah penduduk perempuan 47,85 % atau sebesar 463.454 jiwa dari total

penduduk seluruhnya. Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin berdasarkan

kelompok umur dapat dilihat sebagai berikut.

Page 52: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

28

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Samarinda, 2018

Kelompok Umur Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan Jumlah

0‒4 40 302 38 372 78 674

5‒9 36 997 35 311 72 308

10‒14 35 065 32 958 68 023

15‒19 37 881 37 478 75 359

20‒24 40 688 39 339 80 027

25‒29 39 924 36 685 76 609

30‒34 39 769 36 574 76 343

35‒39 37 939 36 076 74 015

40‒44 35 785 32 809 68 594

45‒49 31 115 28 351 59 466

50‒54 24 078 21 342 45 420

55‒59 17 925 15 588 33 513

60‒64 12 437 9 968 22 405

65-69 6 946 6 065 13 011

70-74 3 688 3 792 7 480

75+ 2 840 3 993 6 833

Jumlah 443 379 414 701 858 080

Sumber : BPS, Sensus Penduduk (SP) 2010 dan Proyeksi Penduduk Indonesia 2015–2045

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk kota

Samarinda pada tahun 2018 adalah penduduk dalam usia produktif, dewasa atau

usia kerja. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup.

Kondisi ini menuntut kebijakan peningkatan dibidang kesehatan.

Tabel 4. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Samarinda, 2018

No Nama Kelurahan Persentase (%) Jumlah Penduduk

1 Palaran 7,26 281,44

2 Samarinda Ilir 8,80 4 396,68

3 Samarinda Kota 4,05 3 123,56

4 Sambutan 6,93 588,84

5 Samarinda Seberang

8,51 5 845,16

6 Loa Janan Ilir 8,38 2 751,78

7 Sungai Kunjang 13,97 2 785,04

Page 53: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

29

8 Samarinda Ulu 14,89 5 776,94

9 Samarinda Utara 14,54 543,54

10 Sungai Pinang 12,68 3 184,19

Samarinda 100 1 195,10

Pada tabel 4 dapat disimpulkan bahwa penyebaran penduduk di 10

Kecamatan di kota Samarinda tidak merata. Penduduk terbanyak ada di kecamatan

Samarinda Ulu, dengan tingkat kepadatan 7464 jiwa per km2. Sedangkan

kecamatan Samarinda Utara yang memiliki wilayah terluas dihuni sekitar 113.807

jiwa penduduk dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 496 jiwa per km2.

Ketimpangan antara luas wilayah dan jumlah penduduk yang ada juga terlihat pada

kecamatan Palaran dan kecamatan Sambutan, kedua kecamatan tersebut memiliki

wilayah yang luas, dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah. Diharapkan

pemerintah dapat meratakan penyebaran penduduk dari kecamatan-kecamatan

yang padat penduduknya, ke wilayah kecamatan yang kurang penduduknya. Hal ini

merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Kota

Samarinda, sehingga seluruh masyarakat Kota Samarinda dapat terpenuhi haknya

dibidang kesehatan secara merata.

Keadaan Ekonomi

Potensi perekonomian Kota Samarinda dari tahun ke tahun cukup

berkembang dengan pesat dari berbagai sektor bisnis, dengan banyaknya di

bangun perumahan dan hotel – hotel. Selain industri menengah, juga memiliki

potensi industri rumah tangga atau produk kerajinan rakyat seperti : batu-batuan

(kristal, kecubung, dan lain-lain), rotan (topi seraung, lampit, dan lain-lain), peralatan

dan hiasan tradisional (mandau, patung, manik-manik, dan lain-lain), serta pakaian

tradisional (sarung Samarinda, batik Kaltim, dan lain-lain). Kota Samarinda juga

menyimpan potensi perekonomian melalui sektor pariwisata, diantaranya : Wisata

alam, yaitu Air terjun Tanah Merah, Air Terjun Berambai, Air Terjun Pinang Seribu,

Gunung Steiling Selili, Kebun Raya Unmul Samarinda, Rumah Ulin Arya; Wisata

Budaya, yaitu Desa Budaya Pampang; Wisata Pendidikan dan Permainan, yaitu

Salma Shofa, Mahakam Lampion Garden; Wisata Religi, yaitu Mesjid Tua

Page 54: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

30

Samarinda Seberang, Masjid Islamic Center, serta potensi Wisata di sepanjang

Sungai Mahakam.

3.1.2. Besar Masalah DBD Selama 3 tahun Terakhir.

Kasus DBD di Kota Samarinda meningkat signifikan pada tahun 2016 dan

menurun pada tahun 207 dan 2018, kemundian kembali naik pada tahun 2019.

Pada tahun 2016 kasus meningkat di Bulai Mei sebanyak 335 kasus, sedangkan

2017 kasus meningkat di bulan April sebanyak 48 Kasus dan pada tahun 2018

meningkat pada tahun 2018. Pada tahun 2019, terjadi peningkatan kasus pada

bulan Februari sebanyak 445 kasus (Gambar 4).

Gambar 4. Data Kasus DBD Tahun 2016 – April 2019 di Kota Samarinda.

Pada tahun 2016 jumlah penderita DBD yang dilaporkan melalui Sistem

Informasi Daerah (SIKDA) Samarinda sebanyak 2.814 kasus, dengan jumlah

kematian sebanyak 18 orang. Angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) = 290,6 per

100.000 penduduk dan Angka Kematian (Case Fatality Rate/CFR) = 0,6 %. Angka

Kesakitan DBD di Samarinda tergolong tinggi. Di Indonesia provinsi Kalimantan Timur

merupakan provinsi dengan Angka Kesakitan DBD tertinggi kedua setelah provinsi

Bali. Kematian akibat DBD di Samarinda tergolong rendah, karena CFR < 1%

(Gambar 5).

Page 55: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

31

Gambar 5. Jumlah Kasus Kematian DBD Tahun 2016 – April 2019 di Kota Samarinda

Berdasarkan Puskesmas, Kasus DBD terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas

Sidomolyo pada tahun 2016 (349 Kasus), Loa Bakung pada Tahun 2017 (50 kasus)

dan Iar Putih pada tahun 2018 (106 kasus) (Tabel 5).

Tabel 5. Kasus DBD berdasarkan Puskesmas di Kota Samarinda

NO PUSKESMAS Tahun

2016 2017 2018 2019*

1 Palaran 241 17 55 65

2 Bantuas 13 11 2 5

3 Bukuan 53 0 14 33

4 Mangkupalas 99 42 30 36

5 Baqa 83 16 43 40

6 Harapan Baru 128 14 34 69

7 Trauma Center 63 22 12 54

8 Loa Bakung 107 50 45 39

9 Karang Asam 133 11 47 45

10 Wonorejo 143 40 34 57

11 Juanda 109 20 93 60

12 Air Putih 149 41 106 61

7 Segiri 133 18 57 47

14 Pasundan 134 19 60 57

15 Sidomulyo 349 40 79 63

16 Sungai Kapih 53 7 5 13

Page 56: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

32

17 Sambutan 109 8 46 18

18 Makroman 44 4 8 19

19 Bengkuring 95 37 71 68

20 Sempaja 144 11 75 57

21 Sungai siring 39 4 32 26

22 Lempake 74 15 72 42

23 Remaja 123 15 62 42

24 Temindung 226 36 99 86

25 Lok bahu 0 16 24 33

26 Samkot 0 5 17 16

Sumber : Sikda Dinkes Kota Samarinda, *Sampai Bulan April 2019

Jumalh kasus kematian di tahun 2016 sebanyak 16 orang, dengan Wilayah Puskesmas terbanyak yaitu Temindiung, pada tahun 2017 (5 orang), 2018 (7 orang) dan tahun 2019 (5 Orang). Data lengkap Kasusu Kematian berdasarkan Puskesmas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kasus Kematian DBD berdasarkan Puskesmas

NO PUSKESMAS Tahun

2016 2017 2018 2019

1 Palaran 2 0 3 1

2 Bantuas 0 0 0 0

3 Bukuan 2 0 1 1

4 Mangkupalas 1 0 0 0

5 Baqa 0 0 0 0

6 Harapan Baru 0 0 0 0

7 Trauma Center 0 0 0 0

8 Loa Bakung 0 0 0 0

9 Karang Asam 1 0 0 0

10 Wonorejo 1 0 0 0

11 Juanda 0 0 0 0

12 Air Putih 1 3 0 0

7 Segiri 0 0 1 0

14 Pasundan 1 0 0 0

15 Sidomulyo 1 0 0 0

16 Sungai Kapih 0 0 0 0

17 Sambutan 0 0 0 0

18 Makroman 0 0 0 0

19 Bengkuring 1 0 1 0

20 Sempaja 1 0 0 0

Page 57: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

33

21 Sungai siring 1 0 0 0

22 Lempake 2 0 0 0

23 Remaja 0 0 0 2

24 Temindung 3 2 1 1

25 Lok bahu 0 0 0 0

26 Samkot 0 0 0 0

Jumlah 16 5 7 5

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari informan tingkat Provinsi

Kalimantan Timur dan Kota Samarinda, mengatakan bahwa kasus DBD selama 3

tahun terakhir berfluktuatif, tertinggi pada tahun 2016 seperti yang dikatakan

informan berikut

“...Kalau 3 tahun terakhir mulai 2016 incidence rate-nya itu seingat saya itu sampai 300 lebih. Jadi 2016 puncaknya memang. Di 2017 tinggal 60. Di 2019 ini agak naik lagi nampaknya. 2018, 90 kasus.” (Informan 1, Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Timur).

Dikatakan bahwa pada tahun 2016 kasus DBD di Kota Samarinda hampir

menjadi KLB

”.. Kita tuh yang tinggi 2016 hampir KLB waktu itu. 2017 mulai naik tapi tidak setinggi 2016. Tahun 2018 meningkat dibanding 2017.” (Informan 1, Dinas Kesahatan Kota Samarinda).

Kasus DBD pada 3 tahun terakhir di Kelurahan Sidodadi juga berfluktuatif dan

tertinggi pada tahun 2016

”…Selama 3 tahun ini cenderung DBD kadang peningkatan kadang juga stagnan, jumlah kasusnya DBD nya tahun 2016 itu 134 kasus, 2017 terdapat 22 kasus, 2018 ada 46 kasus, untuk sekarang ini sampai dengan saat ini kasusnya itu 39 kasus Sampai dengan saat ini 39 kasus sampai dengan bulan Maret, berarti tahun 2016 yang sangat tinggi.” (Informan 4, Puskesmas Segiri).

Beberapa kasus merupakan kasus import tidak terjadi penularan di Kelurahan

Sidodadi namun tercatatat di Kelurahan Sidodadi, karena alamat sementara dari

penderita selama masa pengobatan di rumah sakit umum pemerintah yang terletak

di Kelurahan Sidodadi

Page 58: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

34

”…Sidodadi ini kebnyakan juga sebagian juga, bukan kasusnya dia, tapi memang pada umumnya banyak juga kasusnya di sidodadi, karena dua rumah sakit ini yang padat ini di sidodadi. Nempel, kasusnya dari tanah bumbu umpanya,,,sakitnya disini karena dia diopname di rumah sakit numpang dirumahnya..ada beberapa kasus yang begitu.” (Informan 4, Puskesmas Segiri).

3.1.3. Pengendalian DBD yang dilakukan oleh program

Selama ini tidak ada program pengendalian DBD yang dilakukan pada tingkat

provinsi, menurut keterangan informan tidak adanya program dikarenakan

terkendala pada tidak adanya anggran, tingkat provinsi hanya menerima dan

mendistribusikan logistik.

” …Kita selama ini tidak ada anggaran untuk program DBD, dari APBD maupun dekon. Kita Cuma dapat logistiknya aja, kayak abate, malation, yang dapat dari pusat, selebihnya kami tidak ada anggaran.” (Informan 2, Dinas Kesahatan Provinsi Kalimantan

Timur).

Program pengendalian DBD yang dilakukan tingkat Kota Samarinda

yaitu mengeluarkan surat peringatan dini pada tahun 2018, koordinasi lintas

sektor (kecamatan, kelurahan, puskesmas, babinsa, koramil polsek) untuk

pencegahan DBD dengan PSN, promosi kesehatan menggunakan sepanduk

dan mobil promkes untuk menggerakkan kader jumantik, foging fokus dan

PSN

”...DKK Samarinda mengeluarkan surat pernyataan dini kewaspadaan dini ke masing-masing puskesmas september atau oktober tahun 2018 saat sudah masuk musim penghujan, harapannya puskesmas menyampaikan dan mempromosikan ke masyarakat, kita juga selama peningkatan kasus melakukan koordinasi langsung turun ke kecamatan, saat rapat itu ada juga aparat dari polsek kecamatan, perwakilan koramil, babinsa, jadi lintas sektor jadi tujuan goalsnya supaya program pencegahan, pengendalian untuk DBD lebih baik, kemudian dari Promkes juga sudah mengeluarkan himbauan khusus jadi apa pembuatan spanduk di setiap puskesmas tentang waspada DBD kemudian PSN dan 3MPLUS itu sudah dilakukan oleh Promkes. Promkes juga menyediakan mobil promosi kesehatan keliling untuk di pinjamkan ke puskesmas yang tujuannya untuk pemberitahuan, kita berkeliling di korwil kerja puskesmas, melakukan fogging fokus atau melakukan PSN.” (Informan 2, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

Page 59: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

35

Program pengendalian DBD yang dilaksanakan tingkat puskesmas

yaitu penyuluhan, PE dan Fogging fokus

”…Program pencegahan dengan melakukan penyuluhan, koordinasi kegiatan dengan RT. Jika ada kasus dilakukan PE dan kemudian dilanjutkan dengan fogging.” (Informan 1, Puskesmas Segiri)

3.2. Program Gerakan 1R1J Tingkat Pemerintah Daerah 3.2.1. Definisi Gerakan 1R1J

Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (1R1J) adalah peran serta dan

pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga dalam

pemeriksaan, pemantauan dan pemberantasan jentik nyamuk untuk

pengendalian penyakit tular vektor khususnya DBD melalui pembudayaan

PSN 3M PLUS. Program tersebut dikampanyekan oleh Kementerian

Kesehatan RI untuk pengendalian infeksi virus dengue dalam semangat

Gerakan Masyarakat secara luas dengan pendekatan keluarga. Gerakkan ini

dicanangkan mulai tahun 2015 yang dituangkan dalam SE Menkes RI No.

PM.01.11/MENKES/591/2016 dengan melibatkan partisipasi aktif tiga

petugas utama, yaitu Supervisor Jumantik, Koordinator Jumantik, dan

Jumantik Rumah. Indikator keberhasilan dalam gerakkan ini yaitu partisipasi

aktif Jumantik Rumah.

Pada tingkat provinsi, semua informan mengetahui tentang gerakkan 1

rumah 1 jumantik serta dapat menjelaskan tentang gerakkan tersebut seperti

yang dikatakan oleh salah satu informan berikut

”…gerakkan pencegahan untuk surveilans memantau jentik untuk mengetahui jentik dilapangan dengan melaksanakan masyarakat lebih aktif jadi dari 1 KK itu punya 1 jumantik utk memantau jentik.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur).

Begitu pula informan pada tingkat kota, rata-rata mengetahui definisi

dari gerakkan 1 rumah 1 jumantik

”…Gerakan 1 rumah ditunjuk salah satu anggota keluarga sebagai juru pemantau jentik yg nantinya pemantau jentik dan mencatat di

Page 60: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

36

kartu yg disediakan.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

Pada tingkat puskesmas, semua informan juga mengetahui dan dapat

menjelaskan dengan baik definisi dari gerakkan 1 rumah 1 jumantik, seperti

yang dikatakan salah satu informan berikut.

”…gerakan satu rumah satu jumantik itu satu keluarga ada yang di tunjuk sebagai juru pemantau jentik dalam satu rumah itu kemudian setiap minggu melakukan pemantauan, mengamati maksudnya melihat tempat-tempat penampungan air yang sekiranya menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk dan mencatat dalam kartu jumantik itu setiap minggu, setahu saya seperti itu dan selain itu mungkin ada yang koordinatornya mungkin melakukan pemeriksaan.” (Informan 2, Puskesmas Segiri).

Berbeda pada tingkat masyarakat di daerah intervensi, tidak semua

tokoh masyarakat mengetahui dengan baik tentang gerakkan 1 rumah 1

jumantik, mereka masih beranggapan bahwa gerakkan tersebut dari

puskesmas dan mengharapkan diberikan larvasida

...”Gerakan dari puskesmas untuk penanggulangan demam berdarah sehingga ada kader-kader yang dibentuk kemudian untuk meneliti dari masalah masalah nanti door to door sejauh mana keberadaan air yang ada di dlam rumah mengandung semacam bibit jentik jentik tidak kemudian kita dibawai semacam obat jentik.”

(Informan 8, Tokoh Masyarakat).

Begitu pula pada daerah non intervensi beranggapan bahwa akan

mendapatkan larvasida dan mendapat informasi tersebut melalui media

bukan dari sosialisasi

”..Waktu itu dari televisi sudah ada, dari baca-baca koran sudah ada, yang ikut sosialisasinya tidak ada. Tapi saya ingat waktu itu saya pernah KKN di desa saya pernah membuat proposal di dinas Kesehatan provinsi sekitar tahun 2000-an jadi waktu itu saya dapat bantuan abate.” (Informan 4, Tokoh Masyarakat).

Page 61: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

37

3.2.2. Keberadaan Gerakan 1R1J di wilayah penelitian

Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik telah dicanangkan di Kota

Samarinda khususnya Kecamatan Samarinda Ulu pada tahun 2016. Dalam

rangka penyiapan dan kesiapan sumber daya manusia dalam

pelaksanaannya, pencanangan program G1R1J di Kota Samarinda

khususnya Kecamatan Samarinda Ulu ditindaklanjuti dengan pelaksanaaan

sosialisasi dan penyuluhan kepada jajaran puskesmas dan lintas sektor di

Samarinda. Sosialisasi tentang gerakkan tersebut dilaksanakan oleh

kemenkes subdit arbo dan dihadiri oleh seluruh puskesmas, namun tidak

semua informan terpapar seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan

berikut

”…Nah saya masuk ke sini sudah berjalan. Khususnya Samarinda. Sementara saya sendiri belum terpapar. Karena kalau nggak salah 2016 itu. Saya belum di p2m.” (Informan 2, Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Timur).

Setelah pencangan tersebut, diketahui G1R1J di Kota Samarinda

hanya bertahan beberapa bulan, seperti yang diungkapkan oleh informan

berikut

...”Cuman 3 bulan berjalan sejak pencanangan, puskesmas yang melaksanakan setau saya kelurahan sidodadi kecamatan samarinda ulu. RT gak tau karena laporanya gak ada. Jalannya sudah tahun berapa..gak ada pelaporan ke saya.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur).

Kegiatan yang dilakukan tingkat provinsi terkait G1R1J pun tidak

pernah ada, namun pernah dibentuk Pokja, seperti yang diungkap informan

berikut.

”…Selama 2017-2018 ini kayaknya nggak ada, cuma penyediaan itu aja. Cuma pada 2016 kemaren rasanya mereka sudah ada pembentukan satu rumah satu jumantik itu. Plus pembentukan Pokja DBD yang di Samarinda. Itu yang saya tahu.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur).

Page 62: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

38

Pada tingkat kab/kota, semua informan mengatakan sudah pernah

terpapar tentang G1R1J, namun pada pelaksanaannya gerakkan tersebut

tidak berjalan dengan baik seperti yang diungkap informan berikut

...”nah itu makanya, pelaksaannya tidak jalan. rasanya kader yang melakukan kembali ke pola lama, bukan jumantik rumah. Puskesmas yg sudah melakukan puskesmas di Samarinda ulu itu 4 puskesmas di 1 Kecamatan Samarinda ulu, kelurahannya yang saya ingat Kelurahan Dadimulya, Sidodadi, jawa, bugis, air hitam, kel eee sungai..pokoknya itu lah ada 6. kalo lingkup RW ga terlaksana, sampai kelurahan aja yang saya tau. kalo di tingkat RT RW belum sampai situ karena taunya sampai kelurahan aja.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

Kegiatan yang dilakukan ditingkat kab/kota terkait G1R1J yaitu

penyegaran kader dan pertemuan lintas sektor, namun G1R1J tetap tidak

berjalan seperti yang diungkap oleh informan berikut

...”kemarin itu kita ada penyegaran kader, terus ada pertemuan lintas sektor, lurah, camat, RT di 59 kelurahan.” (Informan 1, Dinas Kesehatan Kota Samarinda) ...”sebenarnya itu tidak aktif. Kalo pemantauan jentik tetap dilaksanakan ya itu tadi kembali kepada kader yg melaksanakan.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

Dinas Kesahatan Kota Samarinda belum pernah melaksanakan

sosialisasi G1R1J sampai tingkat masyarakat seperti diungkap informan

berikut

...”kalo kemasyarakat belum pernah.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

Menurut informasi petugas Puskesmas Segiri, pencanangan program

G1R1J di Kota Samarinda tersebut dilaksanakan secara massal dan

mencapai rekor MURI dengan peserta terbanyak se-Indonesia

...”Pernah, tahun 2015, sosialisasi pertama waktu pelatihan di hotel dengan beberapa Puskesmas di Samarinda. Dasar untuk memilih Samarinda sebagai wilayah untuk percontohan jumantik karena dilihat dari data bahwa Samarinda saat itu termasuk nomor 2 kasusnya dari Jakarta. Diambil sampel Samarinda untuk dilakukan penelitian kader jumantik bahkan pada waktu itu Samarinda mencapai nilai rekor Muri untuk membentuk jumantik

Page 63: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

39

yaitu membentuk kader jumantik. Puskesmas dianggap yang mempelopori padahal gerakan jumantik itu sudah sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat yang melaksanakan.” (Informan 4, Puskesmas segiri).

Namun pada kenyataannya gerakkan tersebut tidak berjalan seperti

diungkap oleh informan berikut,

...”Tahun 2016 pernah dilaksanakan tetapi tidak lama lalu berhenti hingga saat ini tidak berjalan, sebagian sticker masih tertempel sebagian hilang.” (Informan 3, Puskesmas Segiri).

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas yaitu pelatihan dan

pembagian kartu kontrol, namun kartu tersebut tidak terisi

...”Tahun 2017 setelah pelatihan dan sosialisasi beberapa bulan masih kita bisa lihat adanya ABJ (Angka Bebas Jentik) jadi kita sudah mengeluarkan dana banyak untuk membantu kegiatan jumantik waktu, kita fotokopi segala macam seperti kartu jumantik komitmen dari kita dan infus mengeluarkan anggaran untuk dilakukan perbanyakan formulir itu ternyata hasilnya juga gak ada, karena sudah dibagikan tapi tidak terisi, sebagian terisi tetapi banyak sekali tidak yang tidak terisi. kita sudah membagikan ke 7 koordinator jumantik dan dilakukan pelatihan-pelatihan beberapa bulan setelah pelatihan itu memang jalan disiplin.” (informan 4,

Puskesmas Segiri).

Pelaksanaan sosialisasi G1R1J juga pernah dilaksanakan Kelurahan

Sidodadi kepada Ketua RT dan kader/koordinator jumantik seperti dikatakan

informan berikut

...”Pernah, kebetulan kita Kelurahan pernah mengadakan kerjasama dengan puskesmas pada tahun 2017 sekaligus kita membentuk kampung HBS. Kampung HBS adalah Kampung Hijau Bersih Sehat, di Kelurahan Sidodadi ada 6 RT yang kita buat HBS yaitu RT 20 - RT 25, kelurahan dan puskesmas kerja sama penyuluhan ke warga, beberapa RT dikumpulkan salah satunya penyuluhan tentang jumantik untuk pencegahan DBD.” (Informan 3, Tokoh Masyarakat)

Sampai tingkat masyarakat mengatakan bahwa sosialisasi tersebut

memang pernah dilaksanakan, seperti dikatakan oleh informan berikut

Page 64: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

40

...”Pernah, Kalau gerakan satu rumah satu jumantik itu baru 2 tahun yang lalu saat acara PHBS.” (Informan 6, Tokoh

Masyarakat).

Pada wilayah kontrol, yaitu Kelurahan Dadimulya, mengatakan belum

pernah terpapar sosialisasi tentang G1R1J

...”Saya belum tahu sama sekali.” (Informan 4, Tokoh Masyarakat).

3.3. Program Gerakan 1R1J Tingkat Masyarakat

3.3.1. Pengetahuan Sikap dan Perilaku di Daerah Intervensi

Karakteristik responden

Tabel 7. Karakteristik Responden di Kelurahan Sidodadi

No Variabel Pra Intervensi Pasca Intervensi

Jumlah(%) N Jumlah(%) N

1 Rerata kepadatan penghuni rumah

4,29 (1-11) 3,99 (1-11)

2 Jenis kelamin KK

- Laki-laki 127 (84,7%) 150 116 (82,9%) 140

- Perempuan 23 (15,3%) 150 24 (17,1%) 140

3 Umur KK

- 15-25 2 (1,3%) 150 0 (0,0%) 140

- 22-55 78 (52,0%) 150 81 (57,9%) 140

- >56 70 (46,7%) 150 69 (49,3%) 140

4 Pendidikan KK

- Belum pernah sekolah 8 (5,3%) 150 11 (7,9%) 140

- Tidak tamat SD/MI 15 (10,0%) 150 17 (12,1%) 140

- Tamat SD/MI 39 (26,0%) 150 35 (25,0%) 140

- Tamat SLTP/MTs 24 (16,0%) 150 23 (16,4%) 140

- Tamat SLTA/MA 42 (28,0%) 150 37 (26,4%) 140

- Tamat PT 21 (14,0%) 150 17 (12,1%) 140

5 Pekerjaan KK

- Tidak bekerja 15 (10,0%) 150 19 (13,6%) 140

- Sekolah 1 (0,7%) 150 12 (8,6%) 140

- PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD

13 (8,7%) 150 23 (16,4%) 140

- Pegawai swasta 23 (15,3%) 150 59 (42,1%) 140

- Wiraswasta/pedagang 67 (44,7%) 150 7 (5,0%) 140

- Petani/buruh tani 8 (5,3%) 150 18 (12,9%) 140

- Buruh/sopir/ART 19 (12,7%) 150 2 (1,4%) 140

Page 65: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

41

- Lainnya 9 (6,0%) 150 (0,0%) 140

6 Penggunaan anti nyamuk

- Repelen 9 (6,0%) 150 12 (8,6%) 140

- OBB 19 (12,7%) 150 11 (7,9%) 140

- Semprot (aerosol) 49 (32,7%) 150 41 (29,3%) 140

- Elektrik 13 (8,7%) 150 15 (10,7%) 140

- Tidak menggunakan 16 (10,7%) 150 61 (43,6%) 140

7 Peran KK dalam mengelola jentik di rumah

- Mengamati 8 (5,3%) 150 13 (9,3%) 140

- Membersihkan 14 (9,3%) 150 32 (22,9%) 140

- Mengamati &membersihkan

52 (34,7%) 150 93 (66,4%) 140

- Tidak melakukan 76 (50,7%) 150 31 (22,1%) 140

Pada awal kegiatan survey pra intervensi responden yang didapatkan

sebesar 300 Ruta baik dari kelompok intervensi maupun kelompok kontrol,

sesuai dengan kebutuhan sampel yang direncanakan. Informasi karakteristik

rumah tangga kelompok intervensi lengkap dapat dilihat pada tabel 1. Rerata

kepadatan penghuni rumah pada kelompok intervensi adalah 4-5 orang

dengan rentang kepadatan penghuni 1 sampai dengan 11 orang setiap

rumah tangga. Jenis kelamin Kepala keluarga masih didominasi oleh laki-

laki sebesar 84,67%. Rentang usia kepala keluarga sebagian besar usia

produktif (26-55 tahun) sebesar 52% disusul kelompok usia di atas 56 tahun

(46,66%).Pendidikan terakhir kepala keluarga terbanyak tamat SLTA(28%)

disusul tamat SD(26%), SLTP(16%), Perguruan Tinggi (14%). Pekerjaan KK

sebagian besar adalah pedagang atau berwiraswasta (44,66%). Terkait

perilaku rumah tangga dalam penggunaan anti nyamuk, sebagian besar

responden mengaku menggunakan anti nyamuk semprot (32,66%) di

rumahnya. Namun setelah intervensi sebagian besar rumah tangga menjadi

tidak menggunakan anti nyamuk apapun di rumahnya (43,6%). Rumah

tangga sebagian besar tidak aktif dalam pencegahan dan pemberantasan

sarang nyamuk di rumah (50,66%). Hasil berbeda didapatkan pada saat

setelah intervensi, peran KK di desa Sidodadi sebagian besar ikut berperan

aktif dalam mengamati dan membersihkan jentik di rumahnya (66,4%)

Page 66: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

42

Pengetahuan

Tabel 8. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan

Sidodadi

Pengetahuan (PERLAKUAN)

Pra Intervensi Pasca Intervensi

Setuju (%)

Tidak setuju

(%)

N Setuju (%)

Tidak setuju (%)

N

1 Mendengar istilah Jumantik

(23,3%) (76,7%) 150 (73,6%) (26,4%) 140

2 Mendengar istilah 1 rumah 1 jumantik

(8,0%) (92,0%) 150 (68,6%) (31,4%) 140

3 Dari mana mendengar 1R1J

- RT/RW (25,0%) 12 (28,1%) 96

- Kelurahan/Kecamatan

(41,7%) 12 (9,4%) 96

- Kader (25,0%) 12 (62,5%) 96

- Keluarga (91,7%) 12 (1,0%) 96

- Petugas Puskesmas

(58,3%) 12 (60,4%) 96

- Petugas Dinas Kesehatan

(25,0%) 12 (2,1%) 96

- Media cetak/Elektronik/media social

(25,0%) 12 (4,2%) 96

- lainnya (8,3%) 12 (1,0%) 96

4 Apakah sosialisasi diperlukan

(91,7%) (8,3%) 12 (97,9%) (3,1%) 96

5 Siapa yang melakukan sosialisasi

- RT/RW (66,7%) 12 (39,6%) 96

- Petugas keluraan/kecamatan

(25,0%) 12 (26,0%) 96

- Petugas kader (50,0%) 12 (58,3%) 96

- Petugas puskesmas (66,7%) 12 (68,8%) 96

- Petugas Dinkes (33,3%) 12 (11,5%) 96

- Tidak tahu (91,7%) 12 (2,1%) 96

6 Apa materi sosialisasi

- Penularan vektor DBD

(66,7%) 12 (83,3%) 96

- Cara mengamati jetik

(25,0%) 12 (68,8%) 96

- Cara membasmi jentik

(50,0%) 12 (49,0%) 96

Page 67: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

43

- Cara mencatat di kartu jentik

(33,3%) 12 (55,2%) 96

- PSN 3M plus (33,3%) 12 (47,9%) 96

- Tidak tahu (8,3%) 12 (9,4%) 96

7 Siapa yang harus mendapatkan sosialisasi

- Kepala keluarga (66,7%) 12 (81,3%) 96

- Istri (75,0%) 12 (84,4%) 96

- Anak (41,7%) 12 (43,8%) 96

- ART lainnya (50,0%) 12 (22,9%) 96

- Asisten/pembantu rumah tangga

(16,7%) 12 (7,3%) 96

- Tidak tahu (8,3%) 12 (2,1%) 96

8 Siapa yang bisa menjadi Jumantik rumah

- Kepala keluarga (33,3%) 12 (77,1%) 96

- Istri (83,3%) 12 (80,2%) 96

- Anak (25,0%) 12 (39,6%) 96

- ART lainnya (16,7%) 12 (10,4%) 96

- Asisten/pembantu rumah tangga

(8,3%) 12 (2,1%) 96

- Tidak tahu (8,3%) 12 (1,0%) 96

9 Apakah syarat menjadi Jumantik rumah

- Berusia>= 15 tahun (33,3%) 96

- Dapat menggerakkan

(57,3%) 96

- Dapat memeriksa (44,8%) 96

- Bertanggungjawab terhadap kebersihan

(47,9%) 96

- Pernah dapat sosialisasi

(26,0%) 96

- Tidak tahu (22,9%) 96

10 Apa tugas Jumantik rumah

- Mensosialisasikan PSN 3M plus kepada keluarga

(77,1%) 96

- Memeriksa tempat perkembangbiakan nyamuk minimal seminggu sekali

(84,4%) 96

- Menggerakkan anggota rumah tangga melakukan PSN 3M plus seminggu 1x

(67,7%) 96

- Mengisi kartu jentik (71,9%) 96

Page 68: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

44

11 Apakah mengetahui kartu jentik

(99,0%) (2,1%) 96

12 Apakah kegunaan kartu jentik

- Mencatat hasil pemeriksaan

(95,8%) 95

- Tidak tahu (4,2%) 95

13 Siapa yang dapat mengisi kartu jentik

- Kepala keluarga (28,4%) 95

- Anggota keluarga (34,7%) 95

- Kader (81,1%) 95

- RT/RW (1,1%) 95

14 Siapa yang berkunjung ke rumah dlm rangka 1R1J

- Kader (95,8%) 95

- Petugas Puskesmas

(12,6%) 95

- RT/RW (4,2%) 95

- Koordinator Jumantik

(1,1%) 95

- Supervisor Jumantik

(0,0%) 95

- Lainnya (0,0%) 95

15 Berapa kali kunjungan koordinator ke rumah

- 1 mingg 1x (16,7%) 12 (87,4%) 95

- 2 minggu 1x (91,7%) 12 (5,3%) 95

- >2 minggu 1x (33,3%) 12 (5,3%) 95

- Tidak tahu (33,3%) 12 (4,2%) 95

16 Apa itu kegiatan 3M plus

- Menguras (68,0%) 150 (77,9%) 140

- Mengubur/mendaur ulang

(42,7%) 150 (65,0%) 140

- Menggunakan anti nyamuk

(10,7%) 150 (22,9%) 140

- Tidur menggunakan kelambu

(2,0%) 150 (5,0%) 140

- Menggunakan temephos/ikan

(2,0%) 150 (0,7%) 140

- Menggunakan perangkap nyamuk

(0,0%) 150 (0,7%) 140

- Menutup tampungan air

(36,0%) 150 (44,3%) 140

- Mengganti air vas, tempat minum binatang

(0,0%) 150 (2,1%) 140

Page 69: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

45

- Menanam tanaman pengusir nyamuk

(0,7%) 150 (0,7%) 140

- Memakai raket nyamuk

(0,0%) 150 (0,0%) 140

17 Tempat apa saja yang sering ditemukan jentik

- Bak mandi/wc (70,7%) 150 (75,0%) 140

- Ember (19,3%) 150 (30,7%) 140

- Drum (50,7%) 150 (59,3%) 140

- Dispenser (8,7%) 150 (15,7%) 140

- Tempat penampungan air kulkas

(0,7%) 150 (6,4%) 140

- Toren/Tandon/tangki air

(4,7%) 150 (5,0%) 140

- Pagar bamboo (0,7%) 150 (0,7%) 140

- Tempurung kelapa (0,0%) 150 (0,0%) 140

- Pot tanaman (4,0%) 150 (9,3%) 140

- Tempat minum binatang

(0,0%) 150 (0,7%) 140

- Aquarium (2,7%) 150 (2,1%) 140

- Kolam (0,7%) 150 (3,6%) 140

- Barang bekas (35,3%) 150 (28,6%) 140

- Selokan/got (53,3%) 150 (28,6%) 140

- Tempat air suci (2,0%) 150 (0,0%) 140

- Lainnya (2,7%) 150 (4,3%) 140

18 Apa yang dilakukan jika ditemukan jentik

- Membuang air (74,7%) 150 (78,6%) 140

- Menguras dan menyikat

(55,3%) 150 (71,4%) 140

- Menaburkan obat pembasmi jentik

(7,3%) 150 (5,7%) 140

- Memelihara ikan (2,0%) 150 (4,3%) 140

- Membuang jentiknya

(6,7%) 150 (9,3%) 140

- Lainnya (6,7%) 150 (5,7%) 140

Pengetahuan responden di Desa Sidodadi mengalami peningkatan

secara signifikan setelah dilakukan intervensi. Responden yang pernah

mendengar istilah jumantik dari 23,3% sebelum intervensi menjadi 73,6%

setelah dilakukan intervensi. Begitupula responden yang mendengar istilah

1R1J dari hanya sekitar 8% sebelum intervensi menjadi 68,6% setelah

intervensi. Sumber informasi tetang 1R1J yang diterimapun berubah dari

Page 70: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

46

keluarga (91,7%) sebelum intervensi menjadi Kader (62,5%) dan petugas

puskesmas (60,4%) menjadi sumber utama informasi tentang 1R1J yang

diterima responden setelah mendapatkan intervensi.

Kesadaran tentang pentingnya sosialisasi tentang 1R1J juga

meningkat dari 11 orang yang merasa perlu saat sebelum intervensi menjadi

94 orang responden menjawab perlu adanya sosialisasi setelah dilakukan

intervensi. Terkait siapa yang harus melaksanakan sosialisasipun responden

meningkat dari tidak tahu menjadi tahu siapa saja yang harus melakukan

sosialisasi. Peningkatan kesadaran responden juga dapat dilihat dari

jawaban pertanyaan tentang siapa yang menjadi Jumantik rumah yang pada

awalnya sebagian responden menjawab istri (83,3%) saja yang pantas

menjadi jumantik rumah menjadi kepala keluarga (77,1%) dan istri (80,2%)

keduanya bisa menjadi Jumantik rumah setelah dilakukan intervensi. Terkait

pengetahuan tentang apa itu 3M plus, tempat apa saja yang sering

ditemukan jenti dan apa yang harus dilakukan jika ditemukan jentik tidak

terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antara sebelum dan

sesudah intervensi.

Sikap

Tabel 9. Sikap Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Sidodadi

Sikap (PERLAKUAN)

Pra Intervensi Pasca Intervensi

Setuju (%)

Tidak setuju (%)

N Setuju (%)

Tidak setuju (%)

N

1 Gerakan 1R1J tidak perlu disosialisasikan

(10,0%) (90,0%) 150 (15,7%) (84,3%) 140

2 Gerakan 1R1J perlu dilaksanakan disetiap rumah

(94,7%) (5,3%) 150 (95,0%) (5,0%) 140

3 Semua anggota rumah tangga bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan disekitar ruma

(98,0%) (2,0%) 150 (97,1%) (2,9%) 140

4 Kartu pemeriksaan jentik harus diisi ketika melakukan

(97,3%) (2,7%) 150 (97,1%) (2,9%) 140

Page 71: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

47

pemeriksaan jentik

5 Kegiatan 3M plus tidak perlu dilakukan disetiap rumah

(16,7%) (83,3%) 150 (12,1%) (87,9%) 140

6 Hanya lingkungan dalam rumah saja yang perlu diperhatikan kebersihannya

(10,7%) (89,3%) 150 (14,3%) (85,7%) 140

7 Perlu menguras bak mandi atau penampungan air minimal 1 minggu 1 kali

(96,7%) (3,3%) 150 (96,4%) (3,6%) 140

8 Kunjungan petugas/kader Jumantik diperlukan untuk memantau lingkungan sekitar rumah warga

(96,7%) (3,3%) 150 (92,1%) (7,9%) 140

9 Saya merasa terganggu bila dikunjungi petugas atau kader Jumantik 2 minggu sekali

(15,3%) (84,7%) 150 (14,3%) (85,7%) 140

10 Rumah yang ditemukan jentik diberikan sangsi

(59,3%) (40,7%) 150 (57,1%) (42,9%) 140

Aspek sikap responden desa Sidodadi sebagian besar menunjukkan

tanda yang baik karena sebagian besar jawaban mereka mendukung

terhadap adanya gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini. Sikap yang baik ini justru

ditunjukkan sejak sebelum intervensi diberikan pada daerah ini.

Tindakan

Tabel 10. Tindakan Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan

Sidodadi

Tindakan (PERLAKUAN)

Pra Intervensi Pasca Intervensi

Ya(%) Tidak (%)

N Ya(%) Tidak (%)

N

1 Pernah mendapatkan sosialisasi 1R1J

(16,0%) (84,0%) 150 (67,1%) (32,9%) 140

Page 72: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

48

2 Berapa kali sosialisasi yang pernah didapatkan

2015

- Tidak pernah (5%) 24 (42,6%) 94

- Sekali (8,3%) 24

- Dua kali (4,2%) 24

- Lupa (37,5%) 24 (57,4%) 94

2016

- Tidak pernah (45,8%) 24 (41,5%) 94

- Sekali (12,5%) 24 (3,2%) 94

- Dua kali (4,2%) 24 (1,1%) 94

- Lupa (37,5%) 24 (54,3%) 94

2017

- Tidak pernah (45,8%) 24 (43,6%) 94

- Sekali (12,5%) 24 (2,1%) 94

- Dua kali (4,2%) 24

- Tiga kali (8,3%) 24

- 12 kali (4,2%) 24

- Lupa (25,0%) 24 (54,3%) 94

2018

- Tidak pernah (41,7%) 24 (12,8%) 94

- Sekali (8,3%) 24 (39,4%) 94

- Dua kali (4,2%) 24 (26,6%) 94

- Tiga kali (4,2%) 24 (2,1%) 94

- Lebih dari 3 kali (7,4%) 94

- 12 kali (8,3%) 24

- Lupa (33,3%) 24 (11,7%) 94

3 Siapa yang melakukan sosialisasi

- RT/RW (20,8%) 24 (36,5%) 96

- Petugas keluraan/kecamatan

(37,5%) 24 (22,9%) 96

- Petugas kader (16,7%) 24 (47,9%) 96

- Petugas puskesmas (62,5%) 24 (67,7%) 96

- Petugas Dinkes (8,3%) 24 (5,2%) 96

- Lainnya (100%) 24 (96,9%) 96

4 Apa materi sosialisasi

- Penularan vektor DBD

(95,8%) 24 (82,3%) 96

- Cara mengamati jentik

(54,2%) 24 (77,1%) 96

- Cara membasmi jentik

(62,5%) 24 (37,5%) 96

- Cara mencatat di kartu jentik

(45,8%) 24 (47,9%) 96

- PSN 3M plus (70,8%) 24 (39,6%) 96

5 Apakah program 1R1J (16,0%) (84,0%) 150 (75,0%) (25,0%) 140

Page 73: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

49

pernah dilaksanakan ditempat saudara

6 Siapa yang melaksanakan gerakan 1R1J

- Kepala keluarga (54,2%) 24 (65,7%) 105

- Istri (75,0%) 24 (63,8%) 105

- Anak (20,8%) 24 (29,5%) 105

- ART lainnya (4,2%) 24 (7,6%) 105

- Asisten/pembantu rumah tangga

(0%) 24 (2,9%) 105

- Tidak tahu (0%) 24 (1,9%) 105

7 Sejak tahun berapa prohram 1R1J dilaksanakan

- 2015 (20,8%) 24 (5,7%) 105

- 2916 (29,2%) 24 (5,7%) 105

- 2017 (45,8%) 24 (3,8%) 105

- 2018 (33,3%) 24 (2%) 105

- 2019 (4,2%) 24 (82,9%) 105

- Tidak pernah melaksanakan

(4,2%) 24 4,8%) 105

8 Apakah program 1R1J masih tetap dilaksanakan di rumah tangga sampai saat ini

(54,2%) (41,7%) 24 (97,1%) (4,8%) 105

9 Siapa yang sering melaksanakan jumantik rumah

- Bapak (28,4%) 102

- Ibu (84,6%) 13 (59,8%) 102

- Anak (8,8%) 102

- Anggota RT Lainnya (2,0%) 102

10 Apakah memiliki kartu jentik

- Ya, dapat menunjukkan

(7,7%) 13 (97,1%) 102

- Ya, tidak dapat menunjukkan

(38,5%) 13 (3,9%) 102

- Tidak ada (53,8%) 13

11 Apakah kartu diisi (7,7%) (92,3%) 13 (84,3%) (12,7%) 102

12 Apakah petugas/kader/koordinator jumantik memeriksa kartu jentik

(7,7%) (92,3%) 13 (89,2%) (11,8%) 102

13 Berapa kali kunjungan coordinator Jumantik ke rumah

- 1 minggu 1x (10 1 (89,2%) 102

Page 74: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

50

- 2 minggu 1x (6,9%) 102

- >2minggu 1x (4,9%) 102

- Tidak tahu (2,0%) 102

14 Mengapa tidak dilaksanakan 1R1J

- Malas (5,3%) 150 (4,7%) 86

- Tidak ada waktu (12,7%) 150 (7,0%) 86

- Lingkungan sudah bersih

(5,3%) 150 (2,3%) 86

- Tidak ada yang mengerjakan

(14,0%) 150 (7,0%) 86

- Merasa tidak perlu (6,7%) 150 (3,5%) 86

- Tidak tahu (61,3%) 150 (44,2%) 86

15 Apakah melakukan PSN 3M plus sbb:

- Menguras tampungan air

(98,7%) 150 (99,3%) 140

- Menutup rapat tampungan air

(72,7%) 150 (71,4%) 140

- Mendaur ulang barang bekas

(11,3%) 150 (21,4%) 140

- Mengganti air vas bunga, minum burung dll.

(14,7%) 150 (9,3%) 140

- Tidur menggunakan kelambu

(6,7%) 150 (6,4%) 140

- Menggunakan anti nyamuk

(55,3%) 150 (42,9%) 140

- Melakukan larvasidasi

(7,3%) 150 (5,0%) 140

- Memelihara ikan pemakan jentik

(4,7%) 150 (2,1%) 140

- Menggunakan perangkap nyamuk

(2,0%) 150 (4,3%) 140

- Menanam tanaman pengusir nyamuk

(4,0%) 150 (0,7%) 140

- Memasang kawat kasa nyamuk

(37,3%) 150 (1,4%) 140

- Lainnya (0,7%) 150 (31,4%) 140

16 Dimana menemukan jentik nyamuk

- Bak mandi/wc (66,0%) 150 (72,9%) 140

- Ember (19,3%) 150 (32,1%) 140

- Drum (48,7%) 150 (55,7%) 140

- Dispenser (7,3%) 150 (22,1%) 140

- TPA Kulkas (0,7%) 150 (5,0%) 140

- Toren air/Tandon/Tangki

150 (0,7%) 140

Page 75: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

51

air

- Pagar bamboo 150 140

- Tempurung kelapa (0,7%) 150 (0,7%) 140

- Pot tanaman (2,7%) 150 (10,7%) 140

- Tempat minum binatang

(0,7%) 150 (2,1%) 140

- Aquarium (1,3%) 150 (3,6%) 140

- Kolam 150 (5,0%) 140

- Barang bekas (21,3%) 150 (12,1%) 140

- Selokan/got (46,7%) 150 (18,6%) 140

- Tempat air suci (1,3%) 150 140

- Lainnya (0,7%) 150 (1,4%) 140

17 Apa yang dilakukan jika ditemukan jentik

- Membuang air (79,3%) 150 (80,7%) 140

- Menguras dan menyikat

(67,3%) 150 (70,7%) 140

- Menaburkan obat pembasmi jentik

(5,3%) 150 (3,6%) 140

- Memelihara ikan (2,7%) 150 (7,9%) 140

- Membuang jentiknya

(3,3%) 150 (1%) 140

Aspek tindakan, Desa Sidodadi menunjukkan peningkatan nilai

tindakan dari sebelum dan sesudah diintervensi. Hal ini ditunjukkan dari

mereka pernah menerima sosialisasi 1R1J dari hanya sekitar 16% sebelum

intervensi menjadi 67,1% setelah diintervensi. Sebagian responden juga

mengaku setelah dilakukan intervensi, gerakan 1R1J pernah dilaksanakan

dirumah mereka (75%) dari yang hanya 16% sebelum intervensi. Apakah

program 1R1J tetap dilaksanakan hingga sekarang juga terjadi peningkatan

yang signifikan dari 13 orang (54,2%) sebelum intervensi menjadi 102 orang

(97,1%) setelah intervensi. Terkait kepemilikan kartu jentik, sebagian besar

responden dapat menunjukkan kartu jentik mereka dan telah diisi setelah

diintervensi. Begitupula kunjungan (89,2%) dan pemeriksaan (100%) oleh

koordinator Jumantik telah dilakukan di sebagian besar rumah responden

setelah dilakukan intervensi. Tindakan terkait pelaksanaan 3M plus,

penemuan jentik dan perlakuan setelah menemukan jentik sebagian besar

sudah baik bahkan sebelum dilakukan intervensi.

Page 76: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

52

3.3.2. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan di Daerah Kontrol

Karakteristik Responden

Tabel 11. Karakteristik Responden di Kelurahan Dadi Mulya

No Variabel Pra Intervensi Pasca Intervensi

Jumlah(%) N Jumlah(%) N

1 Rerata kepadatan penghuni rumah 4,15 (1-11) 1-11(4,17)

2 Jenis kelamin KK

- Laki-laki (90,7%) 150 (89,6%) 144

- Perempuan (9,3%) 150 (10,4%) 144

3 Umur KK

- 15-25 (0,0%) 150 (2,1%) 144

- 22-55 (50,0%) 150 (51,4%) 144

- >56 (50,0%) 150 (46,5%) 144

4 Pendidikan KK

- Belum pernah sekolah (1,3%) 150 (1,4%) 144

- Tidak tamat SD/MI (3,3%) 150 (6,3%) 144

- Tamat SD/MI (29,3%) 150 (27,8%) 144

- Tamat SLTP/MTs (16,7%) 150 (15,3%) 144

- Tamat SLTA/MA (41,3%) 150 (40,3%) 144

- Tamat PT (6,7%) 150 (9,0%) 144

5 Pekerjaan KK

- Tidak bekerja (16,0%) 150 (17,4%) 144

- Sekolah (9,3%) 150 (0,7%) 144

- PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD (20,7%) 150 (8,3%) 144

- Pegawai swasta (35,3%) 150 (25,0%) 144

- Wiraswasta/pedagang (1,3%) 150 (34,7%) 144

- Petani/buruh tani (1,3%) 150 (0,7%) 144

- Buruh/sopir/ART (13,3%) 150 (10,4%) 144

- Lainnya (2,7%) 150 (2,8%) 144

6 Penggunaan anti nyamuk

- Repelen (7,3%) 150 (7,6%) 144

- OBB (19,3%) 150 (17,4%) 144

- Semprot (aerosol) (26,7%) 150 (22,2%) 144

- Elektrik (1,3%) 150 (9,7%) 144

- Tidak menggunakan (8,7%) 150 (43,1%) 144

- ( 36,7%)

150 (0%) 144

7 Peran KK dalam mengelola jentik di rumah

- Mengamati (0,7%) 150 (12,5%) 144

- Membersihkan (8,7%) 150 (31,9%) 144

- Mengamati &membersihkan

(38,0%) 150 (2,8%) 144

- Tidak melakukan (52,7%) 150 (52,8%) 144

Page 77: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

53

Pada awal kegiatan survey pra intervensi responden yang didapatkan

sebesar 300 Ruta baik dari kelompok intervensi maupun kelompok kontrol,

sesuai dengan kebutuhan sampel yang direncanakan. Namun setelah

intervensi terjadi penurunan respon rate menjadi 140 untuk desa Sidodadi

sebagai wilayah intervensi dan 144 untuk desa Dadi mulya sebagai Kontrol.

Informasi karakteristik rumah tangga kelompok kontrol lengkap dapat dilihat

pada tabel 1. Rerata kepadatan penghuni rumah pada kelompok intervensi

adalah 4 orang dengan rentang kepadatan penghuni 1 sampai dengan 11

orang setiap rumah tangga. Jenis kelamin Kepala keluarga masih didominasi

oleh laki-laki sebesar 90,7%. Rentang usia kepala keluarga sebagian besar

usia produktif (26-55 tahun) sebesar 51,4% disusul kelompok usia di atas 56

tahun (46,5%).Pendidikan terakhir kepala keluarga terbanyak tamat

SLTA(40,3%) disusul tamat SD(27,8%), SLTP(15,3%), Perguruan Tinggi

(9%). Pekerjaan KK sebagian besar adalah pedagang atau berwiraswasta

(34,7%). Terkait perilaku rumah tangga dalam penggunaan anti nyamuk,

sebagian besar responden mengaku tidak menggunakan anti nyamuk

(36,7%) di rumahnya. Namun setelah intervensi sebagian besar rumah

tangga menjadi menggunakan anti nyamuk elektrikdi rumahnya (43,1%).

Rumah tangga sebagian besar tidak aktif dalam pencegahan dan

pemberantasan sarang nyamuk di rumah (52,7%). Hasil yang sama

didapatkan pada saat setelah intervensi, peran KK di desa Dadi Mulya

sebagian besar tidak melakukan aktifitas pembasmian jentik di rumahnya

(52,8%)

Pengetahuan

Tabel 12. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Dadi Mulya

Pengetahuan (KONTROL)

Pra Intervensi Pasca Intervensi

Ya(%) Ya(%) N Ya(%) Tidak (%)

N

1 Mendengar istilah Jumantik (23,3%) (76,7%) 150 (45,8%) (54,2%) 144

2 Mendengar istilah 1 rumah 1 jumantik

(8,0%) (92,0%) 150 (17,4%) (82,6%) 144

3 Dari mana mendengar 1R1J

Page 78: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

54

- RT/RW (8,3%) 12 (8,0%) 25

- Kelurahan/Kecamatan (16,7%) 12 (0%) 25

- Kader (41,7%) 12 (8,0%) 25

- Keluarga (16,7%) 12 (0%) 25

- Petugas Puskesmas (58,3%) 12 (76,0%) 25

- Petugas Dinas Kesehatan

(0%) 12 (8,0%) 25

- Media cetak/Elektronik/media social

(25,0%) 12 (16,0%) 25

- Lainnya (4,0%) 25

4 Apakah sosialisasi diperlukan (8,3%) (91,7%) 12

5 Siapa yang melakukan sosialisasi

- RT/RW (33,3%) 12 (28,0%) 25

- Petugas keluraan/kecamatan

(16,7%) 12 (24,0%) 25

- Petugas kader (25,0%) 12 (16,0%) 25

- Petugas puskesmas (91,7%) 12 (76,0%) 25

- Petugas Dinkes (25,0%) 12 (16,0%) 25

- Tidak tahu (8,3%) 12 (4,0%) 25

6 Apa materi sosialisasi

- Penularan vektor DBD (8,3%) 12 (48,0%) 25

- Cara mengamati jetik (33,3%) 12 (48,0%) 25

- Cara membasmi jentik (25,0%) 12 (24,0%) 25

- Cara mencatat di kartu jentik

(16,7%) 12 (24,0%) 25

- PSN 3M plus (66,7%) 12 (36,0%) 25

- Tidak tahu (0%) 12 (8,0%) 25

7 Siapa yang harus mendapatkan sosialisasi

- Kepala keluarga (58,3%) 12 (48,0%) 25

- Istri (75,0%) 12 (72,0%) 25

- Anak (16,7%) 12 (4%) 25

- ART lainnya (8,3%) 12 (12,0%) 25

- Asisten/pembantu rumah tangga

(8,3%) 12 (8,0%) 25

- Tidak tahu (8,3%) 12 (8,0%) 25

8 Siapa yang bisa menjadi Jumantik rumah

- Kepala keluarga (41,7%) 12 (48,0%) 25

- Istri (83,3%) 12 (68,0%) 25

- Anak (33,3%) 12 (32,0%) 25

- ART lainnya (0%) 12 (0%) 25

- Asisten/pembantu rumah tangga

(0%) 12 (0%) 25

- Tidak tahu (0%) 12 (4,0%) 25

Page 79: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

55

9 Apakah syarat menjadi Jumantik rumah

- Berusia>= 15 tahun (8,3%) 12 (2%) 25

- Dapat menggerakkan (41,7%) 12 (32,0%) 25

- Dapat memeriksa (33,3%) 12 (40%) 25

- Bertanggungjawab terhadap kebersihan

(16,7%) 12 (44,0%) 25

- Pernah dapat sosialisasi (25,0%) 12 (12,0%) 25

- Tidak tahu (41,7%) 12 (24,0%) 25

10 Apa tugas Jumantik rumah

- Mensosialisasikan PSN 3M plus kepada keluarga

(58,3%) 12 (60%) 25

- Memeriksa tempat perkembangbiakan nyamuk minimal seminggu sekali

(66,7%) 12 (48,0%) 25

- Menggerakkan anggota rumah tangga melakukan PSN 3M plus seminggu 1x

(25,0%) 12 (48,0%) 25

- Mengisi kartu jentik (25,0%) 12 (12,0%) 25

11 Apakah mengetahui kartu jentik (58,3%) (41,7%) 12 (12,0%) (88,0%) 25

12 Apakah kegunaan kartu jentik

- Mencatat hasil pemeriksaan

(71,4%) 7 (100%) 3

- Tidak tahu (28,6%) 7 (0%) 3

13 Siapa yang dapat mengisi kartu jentik

7

- Kepala keluarga (42,9%) 7 (0%) 3

- Anggota keluarga (42,9%) 7 (66,7%) 3

- Kader (14,3%) 7 (0%) 3

- RT/RW 7 (0%) 3

14 Siapa yang berkunjung ke rumah dlm rangka 1R1J

- Kader (66,7%) 12 (4,0%) 25

- Petugas Puskesmas (25,0%) 12 (32,0%) 25

- RT/RW (8,3%) 12 (4,0%) 25

- Koordinator Jumantik (0%) 12 (0%) 25

- Supervisor Jumantik (0%) 12 (0%) 25

- Lainnya (0%) 12 (0%) 25

15 Berapa kali kunjungan koordinator ke rumah

- 1 mingg 1x (16,7%) 12 (4,0%) 25

- 2 minggu 1x (0%) 12 (8,0%) 25

- >2 minggu 1x (8,3%) 12 (4,0%) 25

- Tidak tahu (66,7%) 12 (56,0%) 25

Page 80: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

56

16 Apa itu kegiatan 3M plus

- Menguras (58,0%) 150 (67,4%) 144

- Mengubur/mendaur ulang

(38,7%) 150 (42,4%) 144

- Menggunakan anti nyamuk

(4,7%) 150 (4,9%) 144

- Tidur menggunakan kelambu

(2,0%) 150 (3,5%) 144

- Menggunakan temephos/ikan

(0,7%) 150 (1,4%) 144

- Menggunakan perangkap nyamuk

(0%) 150 (4,9%) 144

- Menutup tampungan air (32,7%) 150 (41,0%) 144

- Mengganti air vas, tempat minum binatang

(2,0%) 150 (0%) 144

- Menanam tanaman pengusir nyamuk

(1,3%) 150 (0%) 144

- Memakai raket nyamuk (1,3%) 150 (0,7%) 144

17 Tempat apa saja yang sering ditemukan jentik

- Bak mandi/wc (62,7%) 150 (60,4%) 144

- Ember (26,0%) 150 (27,1%) 144

- Drum (48,7%) 150 (54,9%) 144

- Dispenser (3,3%) 150 (11,1%) 144

- Tempat penampungan air kulkas

(0,7%) 150 (3,5%) 144

- Toren/Tandon/tangki air (0,7%) 150 (1,4%) 144

- Pagar bamboo (0,7%) 150 (0%) 144

- Tempurung kelapa (2,0%) 150 (0,7%) 144

- Pot tanaman (1,3%) 150 (6,3%) 144

- Tempat minum binatang (0%) 150 (2,8%) 144

- Aquarium (1,3%) 150 (1,4%) 144

- Kolam (0,7%) 150 (2,1%) 144

- Barang bekas (42,7%) 150 (35,4%) 144

- Selokan/got (40,7%) 150 (28,5%) 144

- Tempat air suci 150 (0,7%) 144

- Lainnya (5,3%) 150 144

18 Apa yang dilakukan jika ditemukan jentik

- Membuang air (59,3%) 150 (76,4%) 144

- Menguras dan menyikat

(58,7%) 150 (68,8%) 144

- Menaburkan obat pembasmi jentik

(10,7%) 150 (4,9%) 144

- Memelihara ikan (2,0%) 150 (1,4%) 144

- Membuang jentiknya (2,0%) 150 (5,6%) 144

- Lainnya (6,0%) 150 (2,8%) 144

Page 81: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

57

Pengetahuan responden di Desa Dadi Mulya sebagai wilayah kontrol

mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan setelah dilakukan

intervensi. Responden yang pernah mendengar istilah jumantik dari 23,3%

sebelum intervensi menjadi 45,8% setelah dilakukan intervensi. Begitupula

responden yang mendengar istilah 1R1J dari hanya sekitar 8% sebelum

intervensi menjadi 17,4% setelah intervensi. Sumber informasi tetang 1R1J

yang diterimapun tidak berubah dari petugas puskesmas (58,3%) sebelum

intervensi 60,4% yang menjadi sumber utama informasi tentang 1R1J yang

diterima responden kontrol setelah intervensi.

Kesadaran tentang pentingnya sosialisasi tentang 1R1J juga

meningkat dari 1 orang yang merasa perlu saat sebelum intervensi menjadi

25 orang responden menjawab perlu adanya sosialisasi setelah dilakukan

intervensi. Terkait siapa yang harus melaksanakan sosialisasipun responden

mengaku petugas puskesmas yang harus melakukan sosialisasi ini.

Peningkatan kesadaran responden juga dapat dilihat dari jawaban

pertanyaan tentang siapa yang menjadi Jumantik rumah yang pada awalnya

sebagian responden menjawab istri (83,3%) saja yang pantas menjadi

jumantik rumah menjadi kepala keluarga (48%) dan istri (68%) keduanya

bisa menjadi Jumantik rumah setelah intervensi. Terkait pengetahuan

tentang apa itu 3M plus, tempat apa saja yang sering ditemukan jenti dan

apa yang harus dilakukan jika ditemukan jentik tidak terdapat perbedaan

pengetahuan yang signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi.

Sikap

Tabel 13. Sikap Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Dadi Mulya

Sikap (KONTROL)

Pra Intervensi Pasca Intervensi

Setuju(%)

Tidak setuju

(%)

N Tidak setuju

(%)

Setuju(%)

N

1 Gerakan 1R1J tidak perlu disosialisasikan

(16,0%) (84,0%) 150 (4,2%) (95,8%) 144

2 Gerakan 1R1J perlu dilaksanakan disetiap rumah

(94,7%) (5,3%) 150 (97,2%) (2,8%) 144

3 Semua anggota rumah tangga bertanggungjawab terhadap

(98,7%) (1,3%) 150 (96,5%) (3,5%) 144

Page 82: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

58

kebersihan lingkungan disekitar ruma

4 Kartu pemeriksaan jentik harus diisi ketika melakukan pemeriksaan jentik

(92,0%) (8,0%) 150 (90,3%) (9,7%) 144

5 Kegiatan 3M plus tidak perlu dilakukan disetiap rumah

(30,0%) (70,0%) 150 (6,9%) (93,1%) 144

6 Hanya lingkungan dalam rumah saja yang perlu diperhatikan kebersihannya

(15,3%) (84,7%) 150 (26,4%) (73,6%) 144

7 Perlu menguras bak mandi atau penampungan air minimal 1 minggu 1 kali

(96,0%) (4,0%) 150 (95,8%) (4,2%) 144

8 Kunjungan petugas/kader Jumantik diperlukan untuk memantau lingkungan sekitar rumah warga

(96,0%) (4,0%) 150 (95,8%) (4,2%) 144

9 Saya merasa terganggu bila dikunjungi petugas atau kader Jumantik 2 minggu sekali

(17,3%) (82,7%) 150 (11,8%) (88,2%) 144

10 Rumah yang ditemukan jentik diberikan sangsi

(59,3%) (40,7%) 150 (61,1%) (38,9%) 144

Aspek sikap responden desa Dadi Mulya sebagai kontrol sebagian

besar menunjukkan tanda yang baik karena sebagian besar jawaban mereka

mendukung terhadap adanya gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini. Sikap yang

baik ini justru ditunjukkan sejak sebelum intervensi diberikan pada daerah

ini. Hal yang berbeda ditunjukkan dari sikap mereka yang tidak setuju

diberikan sanksi jika rumahnya ditemukan jentik.

Tindakan

Tabel 14. Tindakan Masyarakat Terhadap Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Dadi Mulya

Tindakan (KONTROL)

Pra Intervensi Pasca Intervensi

Ya(%) Tidak (%) N Ya(%) Tidak (%) N

1 Pernah mendapatkan sosialisasi 1R1J

(8,7%) (91,3%) 150 (9,0%) (91,0%) 144

2 Berapa kali sosialisasi yang pernah didapatkan

2015

- Tidak pernah (69,2%) 13 (53,8%) 13

Page 83: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

59

- Sekali (7,7%) 13 (7,7%) 13

- Dua kali (7,7%) 13

- Lupa (23,1%) 13 (7,7%) 13

2016

- Tidak pernah (30,8%) 13 (61,5%) 13

- Sekali (30,8%) 13 13

- Dua kali (7,7%) 13 13

- Lupa (30,8%) 13 (15,4%) 13

2017

- Tidak pernah (53,8%) 13 (46,2%) 13

- Sekali (15,4%) 13 (23,1%) 13

- Dua kali 13

- Tiga kali 13

- 12 kali 13

- Lupa (30,8%) 13 (15,4%) 13

2018

- Tidak pernah (69,2%) 13 (46,2%) 13

- Sekali (7,7%) 13 (38,5%) 13

- Dua kali (15,4%) 13

- Tiga kali 13

- Lebih dari 3 kali 13

- 12 kali 13

- Lupa (23,1%) 13 (15,4%) 13

3 Siapa yang melakukan sosialisasi

- RT/RW (0%) 13 (15,4%) 13

- Petugas keluraan/kecamatan

(30,8%) 13 (0%) 13

- Petugas kader (23,1%) 13 (23,1%) 13

- Petugas puskesmas (46,2%) 13 (92,3%) 13

- Petugas Dinkes (7,7%) 13 (0%) 13

- Lainnya (7,7%) 13 (7,7%) 13

4 Apa materi sosialisasi

- Penularan vektor DBD

(69,2%) 13 (69,2%) 13

- Cara mengamati jentik

(38,5%) 13 (23,1%) 13

- Cara membasmi jentik

(46,2%) 13 (61,5%) 13

- Cara mencatat di kartu jentik

(46,2%) 13 (38,5%) 13

- PSN 3M plus (84,6%) 13 (53,8%) 13

5 Apakah program 1R1J pernah dilaksanakan ditempat saudara

(3,3%) (96,7%) 150 (4,9%) (95,1%) 144

6 Siapa yang melaksanakan gerakan 1R1J

Page 84: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

60

- Kepala keluarga (60%) 5 (46,2%) 13

- Istri (60%) 5 (30,8%) 13

- Anak (0%) 5 (7,7%) 13

- ART lainnya (20%) 5 (7,7%) 13

- Asisten/pembantu rumah tangga

(0%) 5 (61,5%) 13

- Tidak tahu (0%) 5 (53,8%) 13

7 Sejak tahun berapa prohram 1R1J dilaksanakan

- 2015 (20%) 5 (15,4%) 13

- 2916 (20%) 5 (0%) 13

- 2017 (40%) 5 (7,7%) 13

- 2018 (20%) 5 (0%) 13

- 2019 (0%) 5 (15,4%) 13

- Tidak pernah melaksanakan

(20%) 5 (7,7%) 13

8 Apakah program 1R1J masih tetap dilaksanakan di rumah tangga sampai saat ini

(40%) (40%) 5 (42,9%) (57,1%) 7

9 Siapa yang sering melaksanakan jumantik rumah

- Bapak (33,3%) 3

- Ibu (100%) 2 (66,7%) 3

- Anak

- Anggota RT Lainnya

10 Apakah memiliki kartu jentik

- Ya, dapat menunjukkan

(0%) 2 (0%) 3

- Ya, tidak dapat menunjukkan

(0%) 2 (33,3%) 3

- Tidak ada (100%) 2 (66,7%) 3

11 Apakah kartu diisi (50%) (50%) 2

12 Apakah petugas/kader/koordinator jumantik memeriksa kartu jentik

(50%) (50%) 2 (33,3%) (66,7%) 3

13 Berapa kali kunjungan coordinator Jumantik ke rumah

- 1 minggu 1x (100%) 1 (33,3%) 3

- 2 minggu 1x (0%) 1 (33,3%) 3

- >2minggu 1x (0%) 1 (0%) 3

- Tidak tahu (0%) 1 (33,3%) 3

Page 85: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

61

14 Mengapa tidak dilaksanakan 1R1J

- Malas (4,7%) 150 (16,0%) 131

- Tidak ada waktu (4,7%) 150 (8,4%) 131

- Lingkungan sudah bersih

(4,7%) 150 (31,3%) 131

- Tidak ada yang mengerjakan

(5,3%) 150 (46,6%) 131

- Merasa tidak perlu (0,7%) 150 (16,0%) 131

- Tidak tahu (76,7%) 150 (71,8%) 131

15 Apakah melakukan PSN 3M plus sbb:

- Menguras tampungan air

(93,3%) 150 (97,2%) 144

- Menutup rapat tampungan air

(51,3%) 150 (72,2%) 144

- Mendaur ulang barang bekas

(6,0%) 150 (16,7%) 144

- Mengganti air vas bunga, minum burung dll.

(8,7%) 150 (7,6%) 144

- Tidur menggunakan kelambu

(8,7%) 150 (8,3%) 144

- Menggunakan anti nyamuk

(46,7%) 150 (32,6%) 144

- Melakukan larvasidasi

(5,3%) 150 (1,4%) 144

- Memelihara ikan pemakan jentik

(3,3%) 150 (0,7%) 144

- Menggunakan perangkap nyamuk

(1,3%) 150 (0%) 144

- Menanam tanaman pengusir nyamuk

(4,7%) 150 (1,4%) 144

- Memasang kawat kasa nyamuk

(25,3%) 150 (22,2%) 144

- Lainnya (0,7%) 150 (0%) 144

16 Dimana menemukan jentik nyamuk

- Bak mandi/wc (53,3%) 150 (60,4%) 144

- Ember (21,3%) 150 (27,1%) 144

- Drum (40%) 150 (53,5%) 144

- Dispenser (6,7%) 150 (11,1%) 144

- TPA Kulkas (3,3%) 150 (4,2%) 144

- Toren air/Tandon/Tangki air

(1,3%) 150 (1,4%) 144

- Pagar bamboo (0%) 150 (0%) 144

- Tempurung kelapa (0,7%) 150 (0%) 144

Page 86: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

62

- Pot tanaman (2,0%) 150 (5,6%) 144

- Tempat minum binatang

(0,7%) 150 (2,8%) 144

- Aquarium (0,7%) 150 (1,4%) 144

- Kolam (1,3%) 150 (3,5%) 144

- Barang bekas (30%) 150 (16,7%) 144

- Selokan/got (36,0%) 150 (21,5%) 144

- Tempat air suci (0%) 150 (0,7%) 144

- Lainnya (1,3%) 150 (0%) 144

17 Apa yang dilakukan jika ditemukan jentik

- Membuang air (64,7%) 150 (74,3%) 144

- Menguras dan menyikat

(59,3%) 150 (63,9%) 144

- Menaburkan obat pembasmi jentik

(9,3%) 150 (4,9%) 144

- Memelihara ikan (0,7%) 150 (2,8%) 144

- Membuang jentiknya

(4,0%) 150 (4,9%) 144

Aspek tindakan, Desa Dadi Mulya sebagai control tidak menunjukkan

peningkatan nilai tindakan dari sebelum dan sesudah diintervensi. Hal ini

ditunjukkan dari mereka pernah menerima sosialisasi 1R1J dari hanya

sekitar 8,7% sebelum intervensi menjadi 9% setelah diintervensi. Sebagian

responden juga mengaku setelah intervensi, gerakan 1R1J pernah

dilaksanakan dirumah mereka (4,9%) dari yang hanya 3,3% sebelum

intervensi. Apakah program 1R1J tetap dilaksanakan hingga sekarang juga

tidak terjadi peningkatan yang signifikan dari 2 orang (40%) sebelum

intervensi menjadi 3 orang (42,9%) setelah intervensi. Terkait kepemilikan

kartu jentik, sebagian besar responden tidak dapat menunjukkan kartu jentik

mereka dan tidak memiliki sama sekali setelah diintervensi. Begitupula

kunjungan dan pemeriksaan oleh koordinator Jumantik tidak dilakukan di

sebagian besar rumah responden sebelum dan sesudah intervensi.

Tindakan di daerah kontrol ini juga terkait pelaksanaan 3M plus penemuan

jentik dan perlakuan setelah menemukan jentik sebagian besar sudah baik

bahkan sebelum dilakukan intervensi.

Page 87: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

63

3.3.3. Uji beda Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Uji Normalitas

Pada saat sebelum melakukan analisis uji beda antara data sebelum dan

sesudah intervensi serta membandingkan hasil dari wilayah intervensi dan kontrol,

data dipersyaratkan harus berdistribusi normal. Maka dilakukan uji normalitas

dengan hasil pada tabel 15 di mana nilai P value menunjukkan nilai lebih kecil dari

0,005 yang menandakan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 15. Hasil uji normalitas data

Uji Normalitas F P-value

Regression 5,742 0.000

Uji Beda

Uji beda pada wilayah desa Sidodadi pada saat sebelum dan sesudah

intervensi sebagaimana ditunjukkan pada tabel 16, menunjukkan perbedaan

signifikan pada rerata nilai tataran pengetahuan dan perilaku/tindakan. Sedangkan

pada tataran sikap, tidak menunjukkan perbedaan nilai pada saat sebelum dan

sesudah intervensi. Nilai mean (rerata nilai) pada pengetahuan dan perilaku

menunjukkan tanda negatif yang berarti rerata nilai sebelum intervensi lebih rendah

dibandingkan dengan rerata nilai setelah intervensi. Rerata nilai sikap menunjukkan

nilai positif dan di bawah satu menunjukkan bahwa rerata nilai sikap pada saat

sebelum dan sesudah intervensi tidak memiliki perbedaan rerata nilai yang

bermakna.

Tabel 16. Hasil uji beda wilayah intervensi pada saat sebelum dan sesudah

dilakukan intervensi

Mean Standar Deviasi f

Pengetahuan -49,836 43,350 0,000

Sikap 0,950 18,784 0,551

Perilaku -32,457 30,303 0,000

Penilaian dilakukan kembali pada Kelurahan Sidodadi (intervensi) dan

Kelurahan Dadimulya (kontrol) setelah dilaksanakan intervensi dapat dilihat pada

tabel 17. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

kedua kelurahan pada tataran pengetahuan dan perilaku/tindakan dimana Kelurahan

Sidodadi memiliki rerata nilai lebih tinggi dibandingkan dengan Kelurahan

Page 88: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

64

Dadimulya. Namun demikian, rerata nilai sikap Kelurahan Dadimulya memiliki rerata

nilai sedikit lebih tinggi dibandingkan Kelurahan Sidodadi meskipun tidak berbeda

secara signifikan.

Tabel 17. Uji beda antara Kelurahan Sidodadi dan Dadi Mulya setelah dilakukan

Intervensi

Kelompok N Mean Standar Deviation Uji Beda

Pengetahuan Intervensi 140 63,42 38,411 0.000

kontrol 144 19,63 20,384

sikap Intervensi 140 86,94 12,468 0.291

kontrol 144 88,52 12,683

Perilaku Intervensi 140 50,86 24,975 0.000

kontrol 144 14,66 10,051

3.3.4. Hasil survei jentik

Hasil survei jentik (Pre test) di Kelurahan Sidodadi

Jenis kontainer yang berhasil teridentifikasi di wilayah intervensi dalam proses

pengumpulan data sebanyak 20 jenis kontainer, sedangkan jumlah kontainer yang

diperiksa sebanyak 656 kontainer dan 120 diantaranya ditemukan positif jentik dan

35 kontainer positif pupa (Tabel 18). Jumlah kontainer terbanyak dan ditemukan

positif jentik terbanyak adalah ember dan bak mandi. Kontainer sebagian besar

ditemukan didalam rumah (84,6%) dibandingkan di luar rumah, begitupula dengan

kontainer yang positif banyak ditemukan didalam rumah yaitu sebanyak 82

kontainer, sedangkan di luar hanya 38 kontainer yang positif (Tabel 20).

Tabel 18. Jenis Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

No Jenis Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

1 Bak Mandi 140 21,3 32 13

2 Bak WC 2 0,3 1 0

3 Drum 81 12,3 33 9

4 Tempayan/gentong 90 13,7 15 4

5 Ember 145 22,1 8 0

6 Baskom 50 7,6 3 0

7 Jerigen 26 4,0 3 1

8 Tempat wudhu 1 0,2 0 0

Page 89: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

65

9 Galon 4 0,6 1 1

10 Aquarium bekas 1 0,2 1 0

11 Gelas/botol bekas kemasan 1 0,2 0 0

12 Tempat minum/mandi hewan peliharaan

25 3,8 4 1

13 Penampung kulkas 16 2,4 0 0

14 Penampung dispenser 33 5,0 13 5

15 Ban bekas 6 0,9 0 0

16 Vas/pot bunga 1 0,2 0 0

17 Kaleng/panci/ember bekas 13 2,0 2 1

18 Kolam/akuarium 10 1,5 1 0

19 Panci 10 1,5 2 0

20 Jerigen bekas 1 0,2 3 0

T O T A L 656 100,0 120 35

Tabel 19. Letak Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

Letak Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

Luar 201 15,4 38 9

Dalam 455 84,6 82 26

T O T A L 656 100 120 35

Berdasarkan kondisi kontainer di wilayah intervensi tersaji dalam Tabel 20

Kondisi kontainer sebagian besar dalam keadaan terbuka dan kontainer tersebut

lebih banyak ditemukan adanya jentik dan pupa (92 dan 29 kontainer) dibandingkan

dengan kontainer yang tertutup. Kontainer tertutup masih ditemukan adanya positif

jentik dan pupa di wilayah intervensi.

Tabel 20. Kondisi Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest

Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

Kondisi Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

Tertutup 147 22,4 28 6

Terbuka 509 77,6 92 29

T O T A L 656 100,0 120 35

Page 90: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

66

Hasil indikator indeks entomologis tersaji dalam Tabel 21. Jumlah rumah

positif jentik sebanyak 74 rumah sehingga Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah

intervensi saat pre test sebesar 50,67%. Jumlah kontainer positif jentik dan pupa

yang teridentifikasi saat pre test sebanyak 120 kontainer sehingga CI di wilayah ini

sebesar 18,29%.

Tabel 21. Angka Entomologi pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

Kontainer diperiksa 656

Kontainer positif jentik 120

Rumah diperiksa 150

Rumah positif jentik 74

Container Index (CI) 18,29

House Index (HI) 49,33

Breteau Index (BI) 80,00

Angka Bebas Jentik (ABJ) 50,67

Survei Jentik Pre test di Kelurahan Dadimulya (Wilayah Kontrol)

Jenis kontainer yang berhasil teridentifikasi di wilayah kontrol dalam proses

pengumpulan data sebanyak 22 jenis kontainer, sedangkan jumlah kontainer yang

diperiksa sebanyak 686 kontainer dan 101 diantaranya ditemukan positif jentik dan

50 kontainer positif pupa (Tabel 22). Jumlah positif jentik pada kontainer di wilayah

kontrol lebih sedikit dibandingkan jumlah kontainer positif di wilayah intervensi,

sedangkan jumlah kontainer yang ditemukan lebih banyak yaitu 686 kontainer

dibandingkan dengan jumlah kontainer di wilayah intervensi. Jumlah kontainer

terbanyak dan ditemukan positif jentik terbanyak adalah ember, drum dan bak

mandi. Kontainer sebagian besar ditemukan didalam rumah (84,1%) dibandingkan

di luar rumah, begitupula dengan kontainer yang positif banyak ditemukan didalam

rumah yaitu sebanyak 81 kontainer, sedangkan di luar hanya 20 kontainer yang

positif jentik (Tabel 23).

Tabel 22. Jenis Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

Page 91: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

67

No Jenis Kontainer N % Positif Jentik

Positif Pupa

1 Bak Mandi 98 14,3 23 13

2 Bak WC 10 1,5 0 0

3 Drum 106 15,5 29 18

4 Tempayan/gentong 84 12,2 9 2

5 Ember 170 24,8 8 3

6 Baskom 61 8,9 3 1

7 Jerigen 43 6,3 2 0

8 Galon 3 0,4 0 0

9 Penyiram tanaman 1 0,1 0 0

10 Mangkok 1 0,1 0 0

11 Baskom bekas 1 7,1 1 0

12 Kaleng/ember bekas 1 0,1 0 0

13 Tempat minum/mandi hewan peliharaan 3 0,4 1 0

14 Penampung kulkas 24 3,5 1 0

15 Penampung dispenser 34 5,0 14 8

16 Vas/pot bunga 2 0,3 2 0

17 Kaleng/panci/ember bekas 10 1,5 1 1

18 Kolam/akuarium 24 3,5 2 2

19 Kaleng 6 0,9 1 0

20 Tutup ember 1 0,1 1 0

21 Tutup gentong 1 0,1 1 0

22 Toples bekas 2 0,3 2 2

T O T A L 686 100,0 101 50

Tabel 23. Letak Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah

Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

Letak Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

Luar 109 15,9 20 8

Dalam 577 84,1 81 42

T O T A L 686 100,0 101 50

Berdasarkan kondisi kontainer di wilayah intervensi tersaji dalam Tabel 24.

Kondisi kontainer sebagian besar dalam keadaan terbuka (75,4%) dan kontainer

tersebut lebih banyak ditemukan adanya jentik dan pupa (78 dan 44 kontainer)

dibandingkan dengan kontainer yang tertutup. Kontainer tertutup masih ditemukan

adanya positif jentik dan pupa di wilayah kontrol.

Page 92: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

68

Tabel 24. Kondisi Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota

Samarinda Tahun 2019

Kondisi Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

Tertutup 169 24,6 23 6

Terbuka 517 75,4 78 44

T O T A L 686 100,0 101 50

Hasil indikator indeks entomologis tersaji dalam Tabel 25, jumlah rumah positif

jentik sebanyak 67 rumah sehingga Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah intervensi

saat pre test sebesar 55,33%. Jumlah kontainer positif jentik dan pupa yang

teridentifikasi saat pre test sebanyak 102 kontainer sehingga CI di wilayah ini

sebesar 14,87%.

Tabel 25. Angka Entomologi pada Pengumpulan Data Pretest wilayah Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

kontainer diperiksa 686

kontainer positif jentik 102

rumah diperiksa 150

rumah positif jentik 67

Container Index 14,87

House Index (HI) 44,67

Breteau Index (BI) 68

Angka Bebas Jentik (ABJ) 55,33%

Hasil survei jentik (Post test)

Survei Jentik di Kelurahan Sidodadi (wilayah intervensi)

Jenis kontainer yang berhasil teridentifikasi di wilayah intervensi dalam

proses pengumpulan data sebanyak 16 jenis kontainer, sedangkan jumlah kontainer

yang diperiksa sebanyak 425 kontainer dan 68 diantaranya ditemukan positif jentik

dan 25 kontainer positif pupa (Tabel 26). Jumlah kontainer terbanyak dan ditemukan

positif jentik terbanyak adalah ember dan bak mandi. Kontainer sebagian besar

ditemukan didalam rumah (84%) dibandingkan di luar rumah, begitupula dengan

kontainer yang positif banyak ditemukan didalam rumah yaitu sebanyak 53

kontainer, sedangkan di luar hanya 15 kontainer yang positif (Tabel 27).

Page 93: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

69

Tabel 26. Jenis Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Posttest Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

No Jenis Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

1 Bak Mandi 130 30,59 30 7

2 Bak WC 7 1,65 0 0

3 Drum 72 16,94 25 12

4 Tempayan/gentong 50 11,76 3 0

5 Ember 83 19,53 2 2

6 Baskom 39 9,18 0 0

7 Panci 4 1,88 2 2

8 Jerigen 2 0,47 0 0

9 Galon 2 0,47 0 0

10 Tempat minum/mandi hewan peliharaan

2 0,47 0 0

11 Penampung kulkas 7 1,65 0 0

12 Penampung dispenser 14 3,29 5 1

13 Vas/pot bunga 1 0,24 1 1

14 Kolam/akuarium 9 2,12 0 0

15 Jerigen bekas 2 0,71 0 0

16 Panci bekas 1 0,24 0 0

T O T A L 425 100,00 68 25

Tabel 27. Letak Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Post test Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

Letak Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

Luar 68 16,00 15 7

Dalam 357 84,00 53 18

T O T A L 425 100,00 68 25

Berdasarkan kondisi kontainer di wilayah intervensi tersaji dalam Tabel 28.

Kondisi kontainer sebagian besar dalam keadaan terbuka dan kontainer tersebut

lebih banyak ditemukan adanya jentik dan pupa (52 dan 17 kontainer) dibandingkan

dengan kontainer yang tertutup. Kontainer tertutup masih ditemukan adanya positif

jentik dan pupa di wilayah intervensi.

Page 94: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

70

Tabel 28. Kondisi Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Post test Wilayah Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

Kondisi Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

Tertutup 112 26,4 16 8

Terbuka 313 73,6 52 17

T O T A L 425 100,0 68 25

Hasil indikator indeks entomologis tersaji dalam Tabel 29. Jumlah rumah

positif jentik sebanyak 47 rumah sehingga Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah

intervensi saat pre test sebesar 66,43%. Jumlah kontainer positif jentik dan pupa

yang teridentifikasi saat pre test sebanyak 68 kontainer sehingga CI di wilayah ini

sebesar 16%.

Tabel 29. Angka Entomologi pada Pengumpulan Data Post Wilayah

Intervensi di Kelurahan Sidodadi Kota Samarinda Tahun 2019

Kontainer diperiksa 425

Kontainer positif jentik 68

Rumah diperiksa 140

Rumah positif jentik 47

Container Index (CI) 16

House Index (HI) 33,57

Breteau Index (BI) 48,57

Angka Bebas Jentik (ABJ) 66,43

Survei Jentik (Post test) di Kelurahan Dadimulya (Wilayah Kontrol)

Jenis kontainer yang berhasil teridentifikasi di wilayah kontrol dalam proses

pengumpulan data sebanyak 15 jenis kontainer, sedangkan jumlah kontainer yang

diperiksa sebanyak 497 kontainer dan 69 diantaranya ditemukan positif jentik dan 48

kontainer positif pupa (Tabel 30). Jumlah positif jentik pada kontainer di wilayah

kontrol lebih banyak dibandingkan jumlah kontainer positif di wilayah intervensi,

sedangkan jumlah kontainer yang ditemukan lebih banyak yaitu 497 kontainer

dibandingkan dengan jumlah kontainer di wilayah intervensi. Jumlah kontainer

terbanyak dan ditemukan positif jentik terbanyak adalah ember, bak mandi dan

drum. Kontainer sebagian besar ditemukan didalam rumah (86,72%) dibandingkan

Page 95: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

71

di luar rumah, begitupula dengan kontainer yang positif banyak ditemukan didalam

rumah yaitu sebanyak 54 kontainer, sedangkan di luar hanya 15 kontainer yang

positif jentik (Tabel 31).

Tabel 30. Jenis Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Post test Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

No Jenis Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

1 Bak Mandi 95 19,11 22 18

2 Bak WC 12 2,41 1 1

3 Drum 85 17,10 24 13

4 Tempayan/gentong 74 14,89 9 6

5 Ember 138 27,77 2 1

6 Baskom 59 11,87 1 1

7 Tutup ember 1 0,20 1 0

8 Jerigen 7 1,41 1 1

9 Panci magicjar 1 0,20 0 0

10 Tempat wudhu 1 0,20 0 0

11 Panci 1 2,21 2 1

12 Penampung dispenser 15 3,02 5 4

13 Vas/pot bunga 1 0,20 1 1

14 Kolam/akuarium 3 0,60 1 1

15 Jerigen bekas 4 0,80 1 1

T O T A L 497 100,00 69 48

Tabel 31. Letak Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Post Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

Letak Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

Luar 66 13,28 15 12

Dalam 431 86,72 54 36

T O T A L 497 100,00 69 48

Berdasarkan kondisi kontainer di wilayah intervensi tersaji dalam Tabel 32.

Kondisi kontainer sebagian besar dalam keadaan terbuka (69,6%) dan kontainer

tersebut lebih banyak ditemukan adanya jentik dan pupa (51 dan 41 kontainer)

Page 96: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

72

dibandingkan dengan kontainer yang tertutup. Kontainer tertutup masih ditemukan

adanya positif jentik dan pupa di wilayah kontrol.

Tabel 32. Kondisi Kontainer yang ditemukan pada Pengumpulan Data Post

test Wilayah Kontrol di Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda

Tahun 2019

Kondisi Kontainer N % Positif Jentik Positif Pupa

Tertutup 151 30,4 18 7

Terbuka 346 69,6 51 41

T O T A L 497 100,0 69 48

Hasil indikator indeks entomologis tersaji dalam Tabel 33. Jumlah rumah

positif jentik sebanyak 46 rumah sehingga Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah

intervensi saat pre test sebesar 68,28%. Jumlah kontainer positif jentik dan pupa

yang teridentifikasi saat pre test sebanyak 69 kontainer sehingga CI di wilayah ini

sebesar 13,88%.

Tabel 33. Angka Entomologi pada Pengumpulan Data Pretest Wilayah Kontrol di

Kelurahan Dadimulya Kota Samarinda Tahun 2019

kontainer diperiksa 497

kontainer positif jentik 69

rumah diperiksa 145

rumah positif jentik 46

Container Index 13,88

House Index (HI) 31,72

Breteau Index (BI) 47,59

Angka bebas jentik (ABJ) 68,28%

3.4. Program Gerakan 1R1J di Tingkat Program

3.4.1. Implementasi Kebijakan

Pada tingkat provinsi semua informan mengatakan belum ada dasar dalam

pelaksanaan program gerakkan 1 rumah 1 jumantik hanya berdasarkan dari

permenkes. Pencanangan G1R1 di Kota Samarinda seperti yang telah disebutkan di

Page 97: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

73

atas di canangkan pada tahun 2016, sesuai dengan diterbitkannya Surat Keputusan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Nomor 443.1/6507/102/VIII/2016 tentang

“Penunjukan Supervisor Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik Kota Samarinda

Tahun 2016”. Berdasarkan SK tersebut termasuk didalamnya 8 orang kader

jumantik sebagai supervisor dari Kelurahan Sidodadi dan 5 orang dari Kelurahan

Dadimulya yang merupakan daerah intervensi dan kontrol penelitian. Penunjukan

supervisor tersebut bertujuan untuk pemantauan gerakan satu rumah satu jumantik

di wilayah kerjanya masing-masing. SK tersebut juga diketahui oleh pihak

puskesmas seperti yang dikatakan oleh informan berikut

...”Dikeluarkan SK dari DKK (Dinas Kesehatan Kota) tingkat 2 ,

mengeluarkan SK untuk kader jumantik ya nama-nama kader

jumantik nya itu, pengajuannya itu dari hasil yang sebelumnya

kita pertemuan kader itu, yang menindaklanjuti hasil kita rapat di

hotel itu di situ sudah terbentuk kader lalu di SK kan oleh Dinas

Kesehatan Kota.” (Informan 4, Puskesmas Segiri).

Selain diterbitkannya SK, Dinas Kesehatan Kota Samarinda juga

menerbitkan SK Kepala Dinas tanggal 16 Januari 2019 Nomor 443/889/100.02

tentang “Peralihan Kewenangan Program Bidang Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Dinas Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2019”. SK pelimpahan wewenang

tersebut menyebutkan bahwa koordinasi penanggulangan dan pencegahan DBD

dialihkan kepada kecamatan.

Salah satu indikator G1R1 yaitu adanya pencatatan dan pelaporan dari

pemantauan jentik, namun pada kenyataannya laporan PJB tersebut hanya

terlaksana beberapa bulan pada tingkat puskesmas

...”Pelaporan jumantik itu ada beberapa form, dari form

koordinator kemudian melalui ada 2 kotak ada buku, sempat

berjalan itu laporan pencatatan beberapa bulan saya mengambil

di kelurahan.” (Informan 4, Puskesmas Segiri).

Laporan tersebut tidak pernah diterima pada tingkat kab/kota dan provinsi

seperti yang di infokan informan Dinas Kesehatan.

...”gak ada, mereka gak jalan. Semenjak saya pegang 2017.”

(Informan 3, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur),

Page 98: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

74

sehingga pihak provinsi tidak pernah melaporkan ke Ditjen P2P,

hanya melaporkan angka kasus ...”Kalau analisis untuk laporan

kasus ada tapi untuk PJB tidak ada. Dari kasus saja.” (Informan

2, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur).

Pembinaan dan evaluasi pelaksanaan 3M Plus di kabupaten/kota oleh

Dinkes Provinsi hanya sebatas himbauan dan melalui surat

...” 3M plus selama ini kita sosialisasi menghimbau. Hanya

nyuratin saja kalau ada dari hasil pemantauan trennya

meningkat atau berdasarkan laporan tahun lalu pada bulan-

bulan tertentu pada kasus DBD. Biasanya kita menyurati ke

mereka ke dinas kabupaten kota. Dalam bentuk surat saja

pembinaannya.” (Informan 1, Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Timur).

Begitu pula pada tingkat kota, Dinas Kesehatan Kota Samarinda hanya

melakukan pembinaan melalui surat pemberitahuan

...”secara tidak resmi, dipanggil aja/ dikontak. Belum ada

pemanggilan secara resmi atau dikumpulkan bersama (lewat

surat pemberitahuan).” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota

Samarinda).

Begitupula dengan monitoring dan evaluasi, tidak pernah dilaksanakan dari

tingkat provinsi maupun sampai ke tingkat Kota ...”Nggak ada karena kan nggak ada

kegiatan.” (Informan 2, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur). Pada tingkat

Puskesmas, pernah dilaksanakan namun terhenti.

...”Untuk monevnya sendiri sebenarnya untuk gerakan satu

rumah satu jumantik tuh sudah berjalan, tapi karena dari

masyarakatnya tidak jalan lalu akhirnya mereka berhenti juga.”

(Infroman 4, Puskesmas Segiri).

Setelah pencanangan G1R1 di Kota Samarinda, di tingkat provinsi pernah

dibentuk POKJA, seperti yang diungkapkan di atas, namun POKJA tersebut tidak

berfungsi sebagaimana mestinya, seperti yang dikatakan informan berikut

...”Kalau umpan balik ABJ nya belum ada ya itu tadi karena

pokjanal pertemuan revitalisasi pokjanal tahun 2016 setelah itu

Page 99: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

75

tidak ada kegiatan. SK nya diperbaharui sampai ketua Pokja

nya dipanggil ke pusat karena ada meeting di pusat. karena itu

tadi saya merasa pokjanal ini kalau nggak difasilitasi anggaran

untuk pertemuan rutin saya kira nggak akan jalan ditambah lagi

laporan dari kabupaten nggak rutin nggak lengkap jadi nggak

jalan.” (Informan 1, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Timur).

Media Komunikasi yang digunakan informan rata-rata menggunakan telepon,

SMS dan WhatsApp, namun untuk grup WhatsApp hanya Dinas Kesehatan Kota

Samarinda yang menggunakan yang beranggotakan tenaga surveilans puskesmas

...” Ada WA grup surveilans. Anggotanya surveilans

Puskesmas.” (Informan 1, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

3.4.2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam pelaksanaan G1R1J di Kota Samarinda antara

lain Bidang P2M khususnya pengelola program DBD di Dinas kesehatan Propinsi

kaltim, Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Puskesmas, Lurah, Koordinator/Kader

jumantik dan Supervisor berdasarkan pernyataan berikut

…“Puskesmas tentunya kemudian kader, kemudian lurah, program juga masuk program DBD, jumlah supervisor, koordinator ada di SK, mungkin sekitar 50 org digabung, pembina ada 4 (sesuai jumlah puskesmas). Untuk jumlah gak ya tapi kalo Koordinator itu per RT” (Informan 3, Dinkes Kota Samarinda).

Sumber daya manusia dalam pelaksanaan G1R1J di Kecamatan Samarinda

Ulu wilayah kerja Puskesmas Segiri dititikberatkan pada koordinator jumantik. Pada

tahun 2016 telah dibentuk atau ditunjuk beberapa orang koordinator jumantik

dengan kapasitas 1 orang koordinator jumantik membawahi sekitar 10 RT, dengan

keterangan sebagai berikut

…“6 orang di Kelurahan Sidodadi kalau di Dadimulya pak kalau gak salah 4 atau 5 ya berarti membawahi beberapa RT kan ya disitu udah di itu ada 60 RT Berarti sekitar 1 orang membawahi 10 sampai 13 ya, Dadimulya ada 40 RT antara 10 sampai 13

Page 100: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

76

yang itu tercatat nama-nama itu koordinator jumantik di Puskesmas” (Informan 4, Puskesmas Segiri)

Sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan G1R1J di wilayah kerja

Puskesmas Segiri khususnya manajemen dan evaluasi program kurang melibatkan

lintas sektor, sementara ujung tombak pelaksanaan berada pada masyarakat yang

idealnya secara hirarki kekuasaan dan wewenang untuk menggerakan masyarakat

berada pada wilayah kekuasaan lintas sektor seperti Ketua RT dan Lurah sebagai

pemimpin warga masyarakat. Hal ini diinformasikan berdasarkan pernyataan

sebagai berikut

…“Sumberdaya yang terlibat masih di tingkat Puskesmas, belum melibatkan lintas sektor” (Informan 1, Puskesmas Segiri) ...“Puskesmas dianggap yang mempelopori padahal gerakan jumantik itu sudah sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat yang melaksanakan.” (Informan 4, Puskesmas Segiri).

Rekap untuk nama koordinator jumantik tidak dilakukan baik pada tingkat

provinsi, kota maupun puskesmas

...”gak ada rekap. Yg ada Cuma arsip sk nya aja.” (Informan 2,

Dinkes Kota Samarinda).

Salah satu peningkatan kapabilitas sumber daya manusia adalah dengan

mengikuti pelatihan, pada tingkat provinsi tidak pernah menerima pelatihan tentang

G1R1J

...”Paling pertemuan-pertemuan. Gini ya kalau untuk DBD ini saya kira jarang sekali pusat itu tidak pernah. Arbovirosis seingat saya jarang sekali membahas DBD ini. Jadi pembinaannya sangat kurang sekali untuk DBD.” (Informan 1, Dinkes Provinsi Kalimantan Timur).

Dinas Kesehatan Provinsi juga tidak pernah memberikan pelatihan terkait

G1R1J.

...” Selama saya sini 2017-2018 nggak ada. Nggak ada anggaran. 2019 baru ada. tapi belum berjalan bentuknya hanya dalam bentuk monitoring evaluasi saja.” (informan 2, Dinkes Provinsi Kalimantan Timur).

Menurut informan Dinas Kesehatan Kota Samarinda juga belum pernah

menerima dan memberikan pelatihan

Page 101: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

77

...” Tidak ada, langsung jalan dengan membaca juknis.” (informan 1, Dinas Kesehatan Kota Samarinsa).

Berbeda dengan tingkat puskesmas mengaku pernah mendapat pelatihan

dan memberikan pelatihan kepada para koordinator jumantik

...” satu kali baru ditindaklanjuti pelatihan di Puskesmas untuk koordinator ya itu di kelurahan.” (Informan 4, Puskesmas Segiri).

Dalam perekrutannya koordinator jumantik dilakukan bimbingan teknis yang

dilaksanakan oleh puskesmas

...” Puskesmas itu yang merekrut mereka, kita terima jadi aja. Kalau bimbingannya dari dinas kota sebagai narasumber, tapi acara di puskesmas, jadi dinas sebagai narasumber saja.”

(Informan 1, Dinkes Kota Samarinda) ...” Ada bersama-sama kita dengan puskesmas.” (Informan 4, Puskesmas Segiri).

3.4.2.1. Anggaran

Berdasarkan hasil indept interview didapatkan informasi bahwa

penganggaran untuk penanggulangan DBD tidak tersedia di Dinas Kesehatan

Propinsi Kaltim sesuai pernyataan berikut

...“Kita selama ini tidak ada anggaran untuk program DBD, dari APBD maupun dekon. Kita cuma dapat logistiknya aja, kayak abate, malation, yang dapat dari pusat, selebihnya kami tidak ada anggaran” (Informan 2, Dinkes Provinsi Kalimantan Timur).

Penganggaran untuk DBD yang tersedia di Dinas Kesehatan Kota Samarinda

berasal dari APBD

...“Ada sih dari APBD. Besarnya gak ingat. Kegiatannya cuma 1 tahun ini cuma 1, dana cukup” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda)

Pendanaan khusus untuk pelaksanaan program G1R1J khususnya untuk

sosialisasi dan transport kader/koordinator jumantik pernah dianggarkan di

Puskesmas Segiri akan tetapi kegiatan tetap tidak berjalan sesuai harapan sehingga

Page 102: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

78

anggaran tersebut dihapuskan pada tahun berikutnya. Berikut pernyataan dari pihak

Puskesmas Segiri

…“Pendanaan selama kegiatan tersebut dapat dari pusat, kemudian kami anggarkan tetapi juga tetap tidak jalan kegiatannya, sehingga tahun ini tdak kami anggarkan” (Informan

1, Puskesmas Segiri).

Pembiayaan yang digunakan oleh pihak puskesmas berasal dari BOK

...“Pembiayaan itu pakai BOK tapi karena kemarin itu mungkin tidak terserap, dinas setiap tahun ada pengurangan, tapi kalau tahun ini mungkin di ajukan kembali” (Informan 2, Puskesmas Segiri).

Besaran honor yang diberikan untuk transport kader/koordinator jumantik

sebesar Rp.20.000,- namun laporan ABJ tidak diserahkan

...“Sempat diberikan honor,kalau tidak salah besarannya itu Rp20.000/laporan, bahkan honornya itu sudah dikasih tetapi laporannya menyusul dikirim, setelah kita tunggu-tunggu beberapa bulan laporannya ternyata tidak ada hasilnya, sempat jalan pakai anggaran Puskesmas APBD ada beberapa RT saja yang jalan tapi setelah itu tidak jalan, sempat 6 bulan berjalan menggunakan anggaran puskesmas, rasanya 1 periode itu sempat kita bikinkan pertanggungjawaban itu uangnya dikasihkan setelah itu gak ada lagi. (Informan 4, Puskesmas Segiri).

Pada tingkat kelurahan, berdasarkan keterangan yang diberikan informan

pernah ada anggran honor dari kelurahan

...”Sumber dana dari kelurahan pada tahun 2017 berupa honor kader sekitar 300 ribu setahun. Honor kader yang dulu ada juga sekarang tidak ada lagi.” (Informan 3, Tokoh Masyarakat).

3.4.2.2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana untuk kegiatan G1R1J di Kota Samarinda diperoleh

dari pusat (Kementerian Kesehatan RI) yang kemudian didistribusikan oleh Dinas

Kesehatan Propinsi Kaltim kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota berdasarkan

informasi sebagai berikut

Page 103: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

79

…“Jumantik kit. Itu aja yg dibagikan..Kab kota ada bbrp yg mengadakan sendiri. Di Provinsi ada yg dapat dari pusat langsung di distibusikan ke Kab /Kota. Kalau form memperbanyak/mencetak sendiri” (Informan 3, Dinkes Provinsi Kalimantan Timur).

Sarana dan prasarana yang disediakan Dinas Kesehatan Kota Samarinda

yaitu berupa form

...” yang jelas ada form yang menyediakan dari dinas. Kalo senter,

topi atau rompi belum ada. Klo dlu katanya ada tp sekarang gak

ada.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

Sarana dan prasarana yang disediakan Puskesmas Segiri untuk G1R1J yaitu

tas kit dan stiker yang dicetak menggunakan dana puskesmas

...“Stiker dicetak menggunakan biaya puskesmas. koordinator

nya sudah kita bagi tas 40 di Dadimulia dan 60 di Kelurahan

Sidodadi, total 100 RT. Tetapi ironisnya tas itu di berikan lagi

kepada anak-anak, beberapa RT oleh Bapak koordinator tas kit

tersebut dikasihkan sama anak-anak SD kebetulan waktu itu

memang lagi diwacanakan untuk penilaian anak SD, anak SD

tauladan. Tas kit didalamnya ada kartu jumantik, ada pipet untuk

ngambil jentik itu, ada laporan koordinator pelaksana, pulpen,

handuk, topi dan rompi” (Infroman 4, Puskesmas Segiri).

3.4.2.3. Pemberdayaan Masyarakat

Kerjasama lintas program tidak berjalan di Dinas Kesehatan Provinsi

...” Tidak ada. Karena dulu kesling itu ada di kita. Kita nggak banyak libatkan. Harusnya pengendalian vektor itu tugasnya kesling. Itu kan masalah lingkungan” (Informan 1, Dinkes Provinsi Kalimantan Timur).

Pada Dinas Kesehatan Kota Samarinda kerjasama lintas program dengan

promkes, namun kegiatan yang dilaksanakan tidak berjalan dengan baik

...” klo yang dulu : ada kerjasama dengan promkes mensosialisakan gerakan ini. Kegiatannya memecahkan rekor

Page 104: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

80

muri utk jumantik termasuk jumantik sekolah (itu sudah lama tahun 2016 ya seingat saya atau 2015).

Hasilnya ga ada Cuma seremoni aja. Kalo manfaat dari sisi program gak ada (manfaatnya)” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

Informasi yang diperoleh di Puskesmas segiri, belum pernah ada kerjasam

lintas program dalam pelaksanaan G1R1J, kerjasama dilaksanakan hanya pada

saat ditemukan kasus.

...”Lintas program kita laksanakan surveilans, promkes sama kesling biasanya kalau sudah ada kasus. Namun untuk G1 R1 tidak ada.” (Informan 2, Puskesmas Segiri).

Pencanangan dan pelaksanaan G1R1J telah mengupayakan melibatkan

pemberdayaan masyarakat akan tetapi masih tidak berjalan sesuai harapan, hal ini

diinformasikan berdasarkan pernyataan

...“Kalau di pokjanal yang terlibat lintas sektor. Ketuanya malah PMD itu, pemberdayaan masyarakat desa. Nggak pernah (pertemuan), ya itu tadi kalau tidak kita fasilitasi dengan anggaran di sini tidak bisa jalan padahal ketuanya PMD, tapi tetep gak jalan tetap harus kita” (Informan 1, Dinkes Propinsi Kaltim).

Begitu pula dengan upaya yang dilakukan oleh Dinas Kota Samarinda,

pernah melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan, namun tidak terlaksana lagi

...” kerjasama dgn kelurahan, sektor dibawah kemendagri. Sejak disosilisasikan sudah kerjasama/ dikoordinasikan dengan lurah. Hasilnya ada dukungan kader, ABJ, koordinasi dgn RT RW, ada RT yg menemani namun hanya berjalan sesaat.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

Berbeda dengan Puskesmas Segiri, kerjasama lintas sektor berjalan dengan

baik dengan berkoordinasi setiap melakukan rakor

...”Kordinasinya di setiap rakor kita lakukan koordinasi, selalu kita himbau untuk menjalankan lagi jumantiknya baik di tingkat kelurahan, kecamatan dan posyandu.” (Informan 4, Puskesmas Segiri).

Berdasarkan indepth interview yang dilakukan kepada koordinator jumantik,

rata-rata mereka memahami tugas sebagai koordinator

Page 105: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

81

...” saya tinggal nanya “ada gak jentiknya?” trus “sudah tak kuras, ndak ada mbak” itu yang anu kemarin, saya Cuma disuruh nyatet.” (Informan 2, koordinator jumantik).

Tidak semua koordinator jumantik pernah mendapat pelatihan, mereka hanya

membaca dari buku

...” Tuh dibaca di buku itu (buku saku jurbastik).” (Informan 2, koordinator jumantik).

Pelaksanaan sosialisasi G1R1J yang dilaksanakan koordinator jumantik

selain mendatangi ke rumah-rumah warga, mereka juga melakukan pada saat

pertemuan bulanan seperti pertemuan PKK

...”Kebetulan pas waktu pertemuan setiap bulan. Pertemuan PKK.” (Informan 1, Koordinator Jumantik),

Hal tersebut di dukung oleh pernyataan warga

...”pernah pada saat yasinan. Yaa disuruh itu, apa nyamuk,,harus bersih semua, cara membersihkan. Yang memberitahu ibu sri, Ketua Yasinan.” (Informan 12, Jumantik Rumah).

Pelaksanaan 3M plus di masyarakat sebagian hanya membersihkan di dalam

rumah seperti bak mandi, namun penampungan diluar rumah tidak

...” Di dalam rumah dilakukan namun diluar umah belum.” (informan 8, Jumantik rumah) ...”

menguras bak, membersihkan rumah, tidak menggantung pakaian, membersihkan penampungan air di dispenser dan belakang kulkas, membuang sampah.” (Informan 5, jumantik rumah).

Dalam pelaksanaan 3M plus jumantik rumah kebanyakan mensosialisasikan

dan dibantu oleh anggota rumah tangga yang lainnya

...” disosialisasikan dan dibantu oleh suami dalam melakukannya.” (Informan 5, Jumantik rumah).

Pencatatan kartu kontrol harusnya dilakukan oleh jumantik rumah, namun

pada kenyataannya masih banyak dilakukan oleh para koordinator jumantik

Page 106: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

82

...” dicatatat namun yang melakukan koordinator jumantik, tidak tahu ada isian apa didalam kartu jentik.” (informan 4, Jumantik

rumah)

walaupun ada beberapa yang memang melakukan pencatatan sendiri

...” dicatat seminggu sekali, sudah tidak ada yang positif tadinya ada 2 yang positif di drum.” (Informan 12, Jumantik rumah).

3.4.2.4. Dukungan dan hambatan

Pelaksanaan G1R1J di Kota Samarinda dapat terlaksana apabila ada

regulasi yang menjadi dasar dalam pelaksanaan

...” Memang kalau mau ya harus ada regulasi dalam bentuk peraturan walikota untuk pelaksanaan satu rumah satu jumantik. ada dasar hukum dan ada kewajiban juga dari pemerintah daerah untuk melaksanakan.” (Informan 1, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur).

Menurut Dinas Kesehatan Kota Samarinda, faktor dukungan dalam

pelaksanaan G1R1J yaitu adanya dukungan dari pejabat struktural pemerintah

daerah

...” Sekda nya pintar. Sekda nya kami inikan STPDN jadi dia betul-betul tahu dan sangat mendukung dan beliau sebagai ketua Pokja kota.” (Informan 1, Dinkes Kota Samarinda).

Berdasarkan indepth interview pada tingkat puskesmas, mengatakan faktor

pendukung untuk G1R1 yaitu dana dan dukungan dan motivasi dari lintas sektor

...”Faktor pendukung yang pertama memang seharusnya lintas program itu harusnya ada karena akan kuat kalau ada lintas program, kemudian lintas sektor itu faktor pendukungnya kemudia mungkin faktor pendukungnya mungkin faktor pendanaan harus lebih kuat lagi.” (Informan 2, Puskesmas

Segiri).

Dukungan dalam pelaksanaan G1R1J tingkat kelurahan adalah adanya

kerjasama antara kelurahan dan puskesmas dalam menyadarkan

masyarakat

Page 107: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

83

...” Kesadaran masyarakat yang sedang diupayakan. Kelurahan dan Puskesmas bermitra untuk masalah kesehatan.” (Informan 2,

Tokoh Masyarakat),

sedangkan pada tingkat masyarakat faktor pendukung dengan adanya

koordinator jumantik

...” Faktor pendukungnya ya cukup itu aja bu kader itu aja yang menyampaikan. Sukarela. ya alhamdulillah lancar-lancar aja, kalau ada yang ndak mau dimasuki kan biasanya itu sampaikan ke kita, kita datangi, kita sadar kan kalau memang kadernya itu sudah bisa nyadarkan ya kan kadang-kadang ada juga yang ndak mau dimasuki, ya kalau dulu dulu ya ada, tapi sekarang-sekarang nggak ada" (Informan 5, Tokoh Masyarakat).

Berdasarkan keterangan dari koordinator jumantik, faktro pendukung adalah

kesamaan suku

...” Ya, tetangga semua. Semua jawa, kan dia bilang..anu mbak, ndak usah anu, sudah kukuras, beres ndak ada jentik” (Informan

2, Koordinator Jumantik).

Hambatan dalam pelaksanaan G1R1J di Kota Samarinda dari segi

pelaksanaan program diungkapkan oleh beberapa informan yaitu kurangnya

kesadaran masyarakat, kurangnya dukungan dan motivasi dari para pemangku

kebijakkan serta kerjasama lintas sektor, seperti yang diungkapkan informan berikut

...” Saya kira peran serta masyarakat yang kurang. proses pastinya saya nggak tahu kan ketika uji coba Puskesmas yang nanti akan mensosialisasikan ke masyarakat dan menunjuk anggota keluarga dan ini mungkin yang tidak jalan dengan baik sehingga pemahaman masyarakat sendiri tentang pentingnya itu belum kan masyarakat disuruh memantau di lingkungannya masing-masing.” (Informan 1, Dinkes Provinsi Kalimantan Timur)

...”Perilaku masyarakat ini termasuk yang menghambat atau tidak, karena itu sesuatu yang harus dirubah. Perilaku PSN karena Samarinda ini banyak kontrakan maka kepeduliannya itu kurang.” (Informan 1, Dinkes Kota Samarinda).

Page 108: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

84

Pernyataan kurangnya dukunkungan lintas sektor seperti yang dikatakan

informan berikut

...”Nah itu kemarin kita jalan itu kurang dukungan dari lintas sektornya, jadi kalau sekarang saya lihat lurahnya ini bagus, lurahnya sangat ndukung ini bu.” (informan 5, Puskesmas Segiri).

Kurangnya dukungan dan motivasi dari pemangku kebijakan seperti yang

diungkapkan oleh informan berikut

...”Karena tidak ada motivasi dari atasan karena kemaren tidak ada komitmen kemaren waktu pelaksanaan pertama tidak ada komitmen, mereka dijanjikan trnasportasi lah minimal ya, nah kemudian tidak ada timbul itu, diatas tu tidak bisa memperjuangkan, tidak bisa memperjuangkan kan artinya mereka tidak diperhatikan dengan keberadaan jumantik itu.”

(Informan 4, Puskesmas Segiri).

Berdasarkan informasi yang diperoleh di masyarakat, hambatan dalam

pelaksanaan G1R1 yaitu penerimaan masyarakat, tingkat pengetahuan dan

pendidikan masyarakat yang berbeda beda

...”Faktor penghambatnya banyak banget antara lain ketika didatengin merasa ogah-ogahan merasa tidak terlalu penting yang kedua yaitu klo diperintahkan mencari apa ya biasanya mencari uangnya, sikap apatis ya, walau ada yang lain tidak seperti itu.” (Informan 6, Tokoh Masyarakat).

Begitu pula yang terjadi pada Kelurahan Dadimulya sebagai daerah kontrol,

kurangnya kesadaran masyarakat masih menjadi faktor penghambat

...”Kendalanya sih selama berjalan 6 bulan ini adalah kurangnya partisipasi masyarakat terhadap lingkungan. Saya pikir sih wajar di samping kesibukan masing-masing, yang mungkin dianggap kerja bakti itu hanya kerja apa ya, kerja sambilan bukan kerja utama gitu.” (Informan 4, Tokoh Masyarakat).

Sedangkan hambatan yang dirasakan dalam pelaksanaan G1R1 oleh warga

yaitu selain kesadaran masyarakat semangat koordinator jumantik juga harus

ditingkatkan

Page 109: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

85

...”Yang menghambat nya banyak. Kesadaran masyarakat kurang. Kadernya kembang kempis juga. Kadernya itu-itu saja yang lain tidak ada yang mau.” (Informan 1, Koordinator jumantik).

Selain itu, kesibukkan warga juga menjadi hambatan dalam pelaksanaan

kegiatan 3M plus

...” Mungkin hambatannya waktu aja mas, kadang nggak sempet.” (Informan 11, Jumantik Rumah).

3.5. Penggalangan Kerjasama

3.5.1. Sosialisasi dan Workshop

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 30 April - 01 Mei 2019 di aula

Puskesmas Segiri dihadiri oleh Sekretaris Camat Samarinda Ulu beserta jajaran

Kabid Kesra Kecamatan Samarinda Ulu, Lurah Sidodadi beserta jajaran Kasi Kesra

Kelurahan Sidodadi, Kabid P2P dan Kasi P2M Dinas Kesehatan Kota Samarinda,

Pengelola program DBD Dinkes Propinsi Kalimantan Timur, Kepala Puskesmas

Segiri beserta jajaran pengelola pogram DBD, promosi kesehatan, kesehatan

lingkungan, surveilans dan staf Puskesmas Segiri serta tim peneliti Balai Litbangkes

Tanah Bumbu. Para undangan peserta yaitu para Ketua RT dan tokoh masyarakat

di Kelurahan Sidodadi dan Dadimulya beserta kader posyandu sebanyak 40 orang.

Pemateri pada kegiatan sosialisasi yaitu Kabid P2P Dinas Kesehatan Kota

Samarinda yang menyampaikan materi tentang gambaran kasus DBD di Kota

Samarinda berupa angka dan fluktuasi kasus DBD sejak 5 tahun terakhir di Kota

Samarinda serta kebijakan daerah dalam pemberantasan DBD dan G1R1J dengan

penyampaian kebijakan dan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh pihak Dinas

Kesehatan Kota Samarinda dalam pengendalian kasus DBD di Kota Samarinda.

Materi selanjutnya oleh Kepala Puskesmas Segiri menyampaikan materi

tetang pengendalian vektor DBD melalui gerakan 3 M plus disertai dengan

penyampaian program, kegiatan dan upaya yang telah dilaksanakan oleh

Puskesmas Segiri dalam upaya pengendalian DBD di wilayah kerjanya. Pihak

Kecamatan Samarida Ulu yang diwakili oleh Ibu Sekretaris Kecamatan Samarinda

Page 110: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

86

Ulu menyampaikan materi tentang peran Lintas Sektor dalam Program G1R1J

disertai dengan penyampaian kebijakan dan kegiatan yang telah dilaksanakan di

wilayah kerja Kecamatan Samarinda Ulu dalam upaya pengendalian kasus DBD di

Kecamatan Sarinda Ulu. Ibu Sekretaris Camat Kecamatan Samarinda Ulu juga

meyampaikan apresiasi yang luar biasa terhadap tugas para kader jumantik dan

menyampaikan motivasinya kepada para kader jumantik agar kader jumantik terus

menjalankan tugasnya dengan penuh keikhlasan, tanggung jawab dan semangat

yang tinggi.

Proses penyampaian materi berlangsung dengan lancar hingga proses

diskusi. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan seputar cara dan proses

pemberian abate dan upaya pengendalian vektor dengan tanaman anti nyamuk.

Pengelola program DBD Puskesmas Segiri mengungkapkan bahwa di Kelurahan

Sidodadi terjadi banyak kasus DBD karena di Kelurahan Sidodadi merupakan lokasi

Rumah Sakit AWS. Sebagai pengelola program DBD menanyakan tindak lanjut

selanjutnya atas adanya kasus DBD saat menerima sms atau wa dari lapangan

mengenai laporan kasus ternyata saat kroscek dilapangan bukan berasal dari

wilayah Sidodadi akan tetapi hanya menumpang. Pada kasus tersebut diperlukan

kepastian kasus dengan pemeriksan NS1 oleh RS untuk melakukan penyemprotan,

akan tetapi tetap saja yang harus lebih diutamakan adalah 3M plus.

Gambar 6 Kegiatan Sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Puseksmas Segiri

Workshop dilaksanakan di aula Puskesmas Segiri pada tanggal 02 – 03 Mei

2019 dihadiri oleh Kabid Kesra Kecamatan Samarinda Ulu beserta stafnya, Kasi

Page 111: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

87

Kesra Kelurahan Sidodadi beserta stafnya, Kabid P2P dan Kasi P2M Dinas

Kesehatan Kota Samarinda, Pengelola program DBD Dinkes Propinsi Kalimantan

Timur, Kepala Puskesmas Segiri beserta jajaran pengelola pogram DBD, promosi

kesehatan, kesehatan lingkungan, surveilans dan staf Puskesmas Segiri serta tim

peneliti Balai Litbangkes Tanah Bumbu. Para undangan peserta yaitu dengan

peserta Ketua RT dan kader posyandu Kelurahan Sidodadi sebagai lokasi intervensi

sebanyak 40 orang.

Materi yang disampaikan pada kegiatan workshop antara lain “Sosialisasi

Penelitian Multicenter Jurbastik yang disampaikan oleh Ketua Tim Penelitian

Jurbastik dari Balai Litbangkes Tanah Bumbu yang menyampaikan tentang rencana

kegiatan penelitian di wilayah Kelurahan Sidodadi dan Dadimulya. Materi inti

dibawakan oleh “Peran Lintas Sektor dalam Program G1R1J” yang disampaikan

oleh Kabid Kesra Kecamatan Samarinda Ulu kemudian materi tentang “Gerakan

Satu Rumah Satu Jumantik” disampaikan oleh Kabid Kesra Kelurahan Sidodadi

memuat definisi, struktur pengorganisasian G1R1J serta implementasinya di

masyarakat. Materi tentang “Pengenalan Habitat Vektor DBD dan 3 M Plus”

disampaikan oleh perwakilan koordinator jumantik yang diwakili oleh Ketua RT 21

Trisari Kelurahan Sidodadi yang memuat definisi pemberantasan sarang nyamuk,

mengenali morfologi nyamuk Aedes,habitat hidup Aedes serta bagaimana cara

memberantas sarang nyamuk. Materi selanjutnya disampaikan oleh pengelola

program DBD Puskesmas Segiri yaitu tentang “Metode Survey Jentik dan

Pelaporan” dan petugas surveilans Puskesmas Segiri yang menyampaikan materi “

Pengenalan dan Praktek aplikasi digital/online dalam pelaporan G1R1J”.

Penyampaian materi saat workshop G1R1J ini menyampaikan langkah-

langkah dalam pelaksanaan G1R1J yaitu Ketua RT melakukan pemetaan dan

pengumpulan data penduduk, data rumah/ bangunan pemukiman dan tempat-

tempat umum lainnya seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana

olahraga, perkantoran, masjid/mushola, gereja, pasar, terminal dan lain-lain.

Kemudian Ketua RT mengadakan pertemuan tingkat RT dihadiri oleh warga

setempat, tokoh masyarakat (Toma), tokoh agama (Toga), dan kelompok potensial

lainnya. Pada pertemuan tersebut disampaikan tentang perlunya setiap rumah

melakukan pemantauan jentik dan PSN 3M Plus secara rutin seminggu sekali dan

mensosialisasikan tentang pentingnya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dengan

Page 112: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

88

membentuk Jumantik rumah/lingkungan. Langkah selanjutnya Ketua RT membentuk

koordinator jumantik dan jumantik lingkungan berdasarkan musyawarah warga.

Satu koordinator jumantik idealnya bertanggung jawab terhadap 10-20 rumah dan 1

supervisor 1 RT Tugas koordinator jumantik yaitu menyiapkan alat dan bahan

seperti senter, melakukan kunjungan rumah dan pemeriksaan jentik.. Jika ditemukan

kasus maka dilakukan pengurasan atau pembersihan pada tpt air. Menurut

pengelola program DBD Puskesmas Segiri, penyakit DBD adalah penyakit yang

bertoleransi maka semua harus peduli, hal ini karena radius terbang nyamuk

vektornya 100-200 m. Pemahaman harus selalu diulang. Untuk kegiatan 1 rumah 1

jumantik, aplikasi dimasyarakat prinsipnya adalah didalam rumah ada yang

bertanggung jawab agar memudahkan dalam pemantauan.

Ditengah berlangsungnya acara workshop G1R1J, petugas surveilans

Puskesmas Segiri melakukan dan memandu kegiatan penyegaran (ice breaker)

kepada para peserta dengan memberikan pertanyaan singkat mengenai DBD

dengan permainan serta melakukan yel yel. Di akhir kegiatan penyegaran di

sepakati oleh peserta bahwa tekad untuk Kelurahan Sidodadi bebas DBD dengan

kegiatan dari keluarga untuk melakukan 3M plus dan dilakukan pencatatan oleh

keluarga dan koordinator, sedangkan untuk tempat umum dibuatkan SK oleh ketua

RT.

Gambar 7. Kegiatan Workshop Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan Sidodadi

Page 113: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

89

Di akhir sesi workshop ditutup dengan penandatangan fakta

integritas/komitmen bersama oleh seluruh peserta yang hadir untuk melaksanakan

dan mensukseskan program G1R1J di Kelurahan Sidodadi. Rangkaian workshop

diikuti dengan pelaksanaan praktek lapangan pada tanggal 03 Mei 2019 yang

dilaksanakan di RT. 22 Trisari Kelurahan Sidodadi. Kegiatan yang dilakukan yaitu

praktek kunjungan oleh koordinator jumantik dari rumah ke rumah warga untuk

melakukan sosialisasi, penjelasan dan dorongan kepada pemilik rumah untuk

melaksanakan pemeriksaan jentik larva nyamuk Aedes aegypti, pengisian kartu

kontrol jentik serta penempelan kartu kontrol jentik di depan rumah warga.

3.5.2. Kegiatan Pendampingan Tahap I

Pendampingan kepada koordinator jumantik dilaksanakan selama 4 kali,

pada pendampingan I dilaksanakan Focus Group Discusion (FGD) kepada

koordinator jumantik untuk mengetahui dan menggali informasi mengenai

permasalahan yang ditemui oleh koordinator jumantik dalam melaksanakan kegiatan

dan tugasnya sebagai koordinator jumantik. Pada pendampingan 2,3,4 dilakukan

diskusi kelompok, sama seperti pada pendampingan 1, tujuannya untuk mengetahui

dan menggali informasi mengenai permasalahan yang ditemui oleh koordinator

jumantik.

Pendampingan tahap I dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2019 bertempat di

Mesjid Al Muttaqin RT. 22 Trisari Kelurahan Sidodadi yang dihadiri oleh 10 orang

koordinator jumantik dari RT 20, 21, 22 dan 23 Kelurahan Sidodadi, 3 Ketua RT

yaitu RT, 20, dan 2 orang staf Kelurahan Sidodadi serta Kepala Puskesmas Segiri

dan pengelola program DBD, kesehatan lingkungan, tenaga surveilans Puskesmas

Segiri. Kegiatan pada pendampingan tahap 1 yaitu pelaksanaan FGD kepada 10

orang koordinator jumantik dengan hasil sebagai berikut :

Rata-rata peserta FGD mengetahui tentang DBD, cara menular dan

merupakan penyakit berbahaya, seperti yang dikatakan oleh beberapa peserta

berikut ini :

...”Penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus ditularkan nyamuk Aedes aegypty, sedangkan gejalanya panas

Page 114: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

90

naik turun, nanti panas lagi nanti turun lagi selama 3 hari, harus kita mencurigai, kalau itu harus diperiksakan ke puskesmas apa hasilnya nanti.” (Peserta 10). ...”Jentik nyamuknya ada dipenampungan air seperti penampungan dispenser, kulkas dan pot-pot bunga serta ban ban bekas, cara mencegahnya dengan 3M plus, PHBS.” (Peserta 3). ...”Penyakit berbahaya dan menular, mencegah dengan menggunakan tanaman pengusir nyamuk seperti lavender.”

(Peserta 4).

Rata-rata peserta FGD mengetahui dan beberapa dapat menyebutkan

definisi FGD walaupun belum secara rinci, namun semua peserta tidak

menyebutkan tentang struktur G1R1J seperti dikatakan berikut :

...”Satu keluarga itu bertanggungjawab dengan kebersihan lingkungan rumahnya.” (Peserta 2) ...” Di dalam 1 rumah itu ada ketuanya yang pemantau jentik.”

(Peserta 3).

Sebanyak 2 peserta FGD mengatakan belum pernah mendpaatkan

sosialisasi dan pelatihan terkait G1R1J, namun mereka berusaha memahami melalui

buku yang dibagikan, seperti yang dikatakan berikut

...” tidak namun dapat bukunya.” (Peserta 8 dan 9).

Hampir semua peserta FGD tidak dapat menyebutkan tugasnya sebagai

koordinator jumantik

...”Belum melakukan apa-apa, karena baru mulai.”

Semua peserta telah melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga

...” Sempat melakukan kunjungan rumah sekali awal puasa.”

Pada saat mendatangi rumah warga para koordinator melakukan sosialisasi

seperti berikut

...” Kami di selama diberitahu bahwasanya kedepannya ini bu kita mau lingkungan bersih, insya Allah dari kader eh dari kelompok PKK yang ada di RT 20, salah satunya juga harus bersih di paret paret apanya itu harus selalu bersih.” (Peserta 1).

Page 115: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

91

Permasalahan yang ditemui oleh koordinator jumantik dalam menjalankan

tugasnya, antara lain Pemilik rumah malu jika isi rumahnya terlihat oleh koordinator

jumantik khususnya bagian belakang rumah, berdasarkan pernyataan koordinator

jumantik

“…malu ngasih tau kader yang ruangan belakang belakangnya…”, “Yang sini aja bu yang dilihati”, “Mulanya gitu bu,,gak mau..tolong bu..sekali ini aja bu,,nanti untuk berikutnya bapaknya atau ibunya dikontrol sendiri…”.

Permasalahan lainnya yaitu Jumantik rumah tangga tidak mengisi form

kontrol jentik yang telah diberikan, berdasarkan informasi koordinator jumantik

“Tapi, kebanyakan ndak diisi”, “ndak diisi”.

Selain itu permasalahan yang ditemui yaitu masih ada warga yang

mengaharapkan adanya pembagian larvasida sehingga sulit diajak bekerjasama

...” Pengalaman saya, kalau didatengi orang itu pasti menanyakan obat ABATE, diliati tapi gak ada obatnya, percuma aja bilangnya gitu. Saya bilang sekarang ini, obat itu gak bisa diberikan secara kayak dulu bebas, saya sarankan dibersihkan dilingkungannya kalau ada pun saya suruh disikat, tapi kalau dilihati dirumahnya tu kadang kadang susah..susahnya ya itu tadi, ditanyakan obat..kalau anu ya bu..nanti tolong..sampaikan sama orang puskesmas..minta abate bilang gitu.”

Faktor pendukung yang dirasakan koordinator dalam pelaksanaan G1R1J

yaitu adanya pertemuan warga yang dilakukan sebulan sekali mempermudah

melakukan sosialisasi

...” adanya pertemuan sebulan sekali yang dilakukan PKK, dasawisma tu kumpul, kemaren tanggal berapa pas halal bi halal terus kita sampaikan insyaALLAh yang kemaren kita datangi tu dari kemenkes itu kita nanti akan datang kembali lagi membawa kartu insyaALLAH dari rumah ke rumah bisa juga kelompok.”

(Peserta 1).

Faktor pendukung lainnya yaitu adanya dukungan dari para ketua RT

Page 116: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

92

...” pak RT siap membantu apabila ada warganya yang tidak mau membukakan pintu.”

Faktor pendukung lainnya pada pendampingan pertama yang dihasilkan

antara lain yaitu pembentukan WA grup koordinator jumantik Trisari yang

beranggotakan tim peneliti Balai Litbangkes Tanah Bumbu, Ketua RT dan

koordinator jumantik RT 20,21,22 dan 23 Trisari Kelurahan Sidodadi, Lurah dan Kasi

Kesra Kelurahan Sidodadi, dan Tim Puskesmas Segiri.

Gambar 8. FGD dan Wokshop Pendampingan Ke Kesatu

Rencana tindak lanjut dari pendampingan tahap 1 berdasarkan hasil FGD

antara lain yaitu adanya rencana pengadaan bunga lavender di setiap rumah,

berdasarkan pernyataan dari salah seorang koordinator jumantik

“…kita mau mengadakan bunga lavender untuk ditaroh di rumahnya masing masing, insya Allah dari kader eh dari kelompok PKK yang ada di RT 20…”.

Komitmen dan kesanggupan untuk mengajarkan dan menghimbau warga

masyarakat di lingkungannya untuk mengisi form kontrol jentik, berdasarkan

pernyataan

“sekarang kalau gitu, kita sama sama ngajarin rumah rumah di wilayahnya untuk ngisi ini”, “setuju”, “sanggup”.

Diperlukan pembuatan surat tugas untuk menyertai koordinator jumantik

dalam menjalankan tugasnya mengunjungi rumah-rumah warga, berdasarkan

pernyataan

Page 117: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

93

“Perlu bu biar lebih kuatkan ada surat tuganya kami ngeceknya”, “Kadang gini bu, ada orang yang sudah tarafnya, sekolahnya tinggi dia menanyakan, ini sudah izin dari mana”.

Tabel 34. Identifikasi Masalah, Penyebab, Upaya yang dilakukan dan Kesepakatan

Cara Pemecahannya pada Pendampingan ke I di Kelurahan Sidodadi,

Kota Samarinda

No Masalah Penyebab Upaya yang sudah

dilakukan

Kesepakatan cara pemecahannya

(termasuk dukungan lintas sektor)

1. Ada warga

yang tidak

mau dimasuki

rumahnya

Pemilik rumah

malu jika isi

rumahnya

terlihat oleh

koordinator

jumantik

khususnya

bagian

belakang

rumah

Koordinator

melakukan

pendekatan

Melanjutkan untuk sosialisasi dan

menghimbau warga untuk

memeriksa jentik dan mengisi

form control jentik di rumahnya

masing-masing melalui media

pertemuan-pertemuan warga

2. Jumantik

rumah tangga

tidak mengisi

form kontrol

jentik yang

telah

diberikan

Lupa, malas,

sibuk

Membantu mengisikan

form kontrol

Komitmen dan kesanggupan

untuk mengajarkan dan

menghimbau warga masyarakat di

lingkungannya untuk mengisi form

kontrol jentik

3.5.3. Kegiatan Pendampingan Tahap II

Pendampingan tahap II dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 19 Juli 2019.

Kegiatan pendampingan berupa diskusi kelompok bertempat di Mesjid Al Muttaqin

Rt.22 Trisari Kelurahan Sidodadi yang dihadiri oleh 16 koordinator jumantik yang

terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang sudah pernah ikut pendampingan 1

sebanyak 7 koordinator dan kelompok yang belum pernah ikut pendampingan 1

sebanyak 9 koordinator. Selain para koordinator, pada pendampingan tahap 2 juga

dihadiri oleh 1 orang ketua RT yaitu RT 22, pengelola program DBD dan Promkes

Page 118: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

94

Puskesmas Segiri, 2 orang staf Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Kepala Balai

Litbangkes Tanah Bumbu dan tim perwakilan dari Badan Litbangkes.

Permasalahan yang ditemui oleh koordinator jumantik dalam menjalankan

tugasnya, antara lain yaitu masih ditemukan jentik dan Masih ada warga yang lupa

membersihkan bak mandi

"Ada yang bersedia ada yang.. tapi yang kemarin mungkin karena baru dia bersedia pas didatangin belum juga.. jadi saya kontrol lagi.. nanti Minggu depan InsyaAllah"

"Udah ditanya nanya lagi kayak apa caranya lho bu kan udah dikasih tahu bahwa ini kayak gini caranya heeh iya lupa katanya gitu".

Masih ada rumah yang tidak bisa didatangi karena tidak ada ditempat dan

mengira sales serta ada rumah yang tidak mau didatangi

"Rumah di tempat saya sebagian belum masalahnya ada orang pulang ke kampung ee belum balik lagi jadi mulai minggu ketiga nih kayaknya"...

"Ada yang menolak saya mentah-mentah dua kali.. Kita datangin lagi bersih nggak? Nanti insya Allah minggu depan saya datang lagi usahakan" " “Mereka takut Sales ujung-ujungnya minta uang gitu katanya.”

Selain itu permasalahan yang ditemui yaitu ada warga yang keberatan jadwal

pemantauan jentik dilakukan 1 kali seminggu

"Ada.. orang-orang komplain kok seminggu sekali kenapa nggak sebulan sekali aja diperiksa.. "Sebulan sekali lah.. kecepatan katanya kecepatan Bu.. Kalau seminggu sekali karena ibunya datang keluarganya kecepatan" "Trus kan air suka mati.. kendalanya air mati kalau tiap minggu kalau dikuras nanti enggak ngalir enggak ada air terus kotor lagi airnya" "Kendalanya air itu suka mati Bu kalau dikuras setiap seminggu sekali takutnya pas dikuras airnya mati ya" "ditemukan jentik di drum dan bak mandi".

Page 119: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

95

Saat pendampingan ke II juga masih ada warga yang meminta larvasida,

kurang kesadaran untuk 3M plus

“...minta obatnya terus.. percuma diperiksa kalau nggak dikasih obatnya kata orang-orang.."

Faktor pendukung dari pendampingan kedua yang dihasilkan antara lain

yaitu adanya inisiatif dari lurah untuk menggambar mural pada dinding pembatas di

sekitar jalan Trisari, selain itu Para ketua RT siap membantu apabila ada warganya

yang tidak mau membukakan pintu dan memberikan pengarahan.

Gambar 9. FGD dan Wokshop Pendampingan Ke Kedua

Evaluasi rencana tindak lanjut dari pendampingan pertama, antara lain yaitu

kegiatan kerjabakti dilaksanakan di RT 21 setiap bulan pada minggu pertama awal

bulan. Pada pendampingan I diungkapkan akan melakukan pengadaan bunga

lavender namun saat pendampingan ke II pengadaan bungan masih menunggu

pengembangan/pengadaan bibit. Sampai dengan pendampingan ke II para

koordinator jumantik selalu melakukan pemantauan dan himbauan ke warga setiap

minggu setiap hari sabtu/minggu, namun masih ada warga yang tidak mau mengisi

Page 120: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

96

kartu kontrol. Pembuatan surat tugas sampai pendampingan ke II belum dilakukan

masih menunggu kebijakan dari kelurahan.

Rencana tindak lanjut dari pendampingan tahap II berdasarkan hasil diskusi

antara lain yaitu terus melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk sosialisasi dan

menghimbau warga memeriksa jentik dan mengisi form kontrol jentik di rumahnya

setiap hari sabtu atau minggu

"Setiap hari Sabtu kalau hari Sabtu belum kelar nanti lanjutnya minggu depan eh lanjutnya minggu terus nanti lanjutnya seperti itu..Hari Jumatnya sudah dibersihkan, kami hari Sabtu nanti ngontrol" "Teman-teman kita kan datang Assalamualaikum Permisi Bu Pak saya minta izin saya dari kader jumantik karna diberi tugas untuk membasmi jentik terus saya minta waktunya sebentar Pak mengisi formulir..formulirnya dikasih tahu kan ini kalau gini caranya gini Pak saya masuk Permisi Pak langsung saya ngecek ke belakang dikasih tahu Bu kalau ada jentiknya nanti dikuras 1 minggu sekali tapi kalau masih bersih ya di pantau aja Pak Bu nanti seminggu sekali saya ke sini Ibu yang bersihkan nanti saya yang mantau lagi..".

Pada pendampingan ke II para koordinator masih mengungkapkan rencana

pengadaan bunga-bunga pengusir nyamuk

“3M dan menanam bunga-bunga pengusir nyamuk dan bak mandi kasih ikan cupang”.

Tabel 35. Identifikasi Masalah, Penyebab, Upaya yang dilakukan dan Kesepakatan

Cara Pemecahannya pada Pendampingan ke 2 di Kelurahan Sidodadi,

Kota Samarinda

No Masalah Penyebab Upaya yang sudah

dilakukan

Kesepakatan cara pemecahannya

(termasuk dukungan lintas sektor)

1. Masih

ditemukan

jentik

Kesadaran

warga yang

masih kurang

untuk

melakukan 3M

plus

Mensosialisasikan

warga pentingnya 3M

plus

1. Terus melakukan

kunjungan ke rumah-

rumah untuk sosialisasi

dan menghimbau warga

memeriksa jentik dan

mengisi form kontrol

Page 121: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

97

jentik di rumahnya setiap

hari sabtu atau minggu

2. Adanya inisiatif dari lurah

untuk menggambar

mural pada dinding

pembatas disekitar jalan

Trisari

3. Adanya inisiatif untuk

mengembangkan bibit

bunga lavender oleh

warga RT 21

2. Masih ada

rumah yang

tidak bisa

didatangi dan

tidak mau

diperiksa

karena tidak

ada ditempat

dan mengira

sales

Melakukan

pendekatan

Ketua RT siap membantu apabila

ada warganya yang tidak mau

membukakan pintu dan

memberikan pengarahan

3. Ada warga

yang

keberatan

jadwal

pemantauan

jentik

dilakukan 1

kali seminggu

PDAM yang

tidak mengalir

Melakukan

pendekatan

Ketua RT siap membantu apabila

ada warganya yang tidak mau

membukakan pintu dan

memberikan pengarahan

4. Masih ada

warga yang

meminta

larvasida

kurang

kesadaran

untuk 3M plus

Mensosialisasikan

warga pentingnya 3M

plus

Koordinator dibantu ketua RT

memberikan pemahaman kepada

warga

3.5.4. Pendampingan Tahap III

Pendampingan tahap III dilaksanakan pada tanggal 5 s.d 9 Agustus 2019.

Kegiatan bertempat di Mesjid Al Muttaqin RT. 22 Trisari Kelurahan Sidodadi yang

dihadiri oleh 20 koordinator jumantik.

Permasalahan yang ditemui oleh koordinator jumantik dalam menjalankan

tugasnya pada pendampingan ke III, antara lain yaitu tidak semua warga mau

Page 122: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

98

mengisi kartu kontrol dengan alasan sibuk, malas dan lupa, sehingga yang mengisi

kartu kontrol sebagian masih koordinator jumantik

...” Ada yang kader ngisi, kita yang periksa kita yang kadernya yang ngisi. Bukan gak mau tapi kadang lupa.”

Selain tidak terisi kartu kontrol yang diberikan kurang dan ada yang hilang

.. "ada yang belum karena kartu Kita kan nggak cukup jadi ada yang belum Nah kemudian ada lagi juga ini ada yang sudah kita datangi awal pertama kali Kemudian kami datang yang kedua Eh sekalinya kartunya nggak ada tapi tetap kami periksa gitu".

Pada pendampingan ke III hambatan lainnya yang diungkapkan para

koordinator yaitu tidak ada paket data untuk mengirim laporan.

..” ndak ada paketan ngirim laporan”.

Masih ada rumah yang belum bisa dikunjungi koordinator jumantik.

..” Kalau tempat saya di rt 23 itu satu aja yang susah ditemui, susah ditemui karena orangnya sibuk, rumahnya pagarnya itu biar diketok ketok nggak ada dibuka. Kerja semua. Keluar rumah naik mobil masuk naik mobil jadi tidak ketemuan. Jadi mulai dari awal sampai sekarang belum pernah, saya berusaha sama ibu ibu kan rame rame maksudnya biar dibukain Kita tanya temen wa nya kan biar bisa diingatkan, belum pernah. Ndak pernah sosialisasi, ndak pernah kerja bakti, ndak mau,,pokoknya ya pasif lah di lingkungannya.”

Masih ada warga yang mengeluhkan jadwal menguras bak mandi yang

terlalu cepat apabila dilakukan seminggu sekali karena terkendala PDAM yang

sering tidak mengalir

"mati Katanya,.. nggak mau orang air .. air ledeng tuh kayak gitu maksudnya itu jangan cepat betul seminggu sekali gitu kan terlalu cepat kalau seminggu sekali kan ngurasnya itu loh Takutnya nanti pas air mati".

Masih ditemukan jentik di drum pada saat dilakukan kunjungan oleh

koordinator jumantik

Page 123: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

99

..” air PDAM yang keruh, jadi masyarakat rajin menguras bak mandinya. Namun ada air hujan di luar rumah yang tidak ditutupi jadi tempat penampungan air yang ada jentiknya.”

Masih ditemukan jentik karena kurangnya kesadaran warga untuk 3M plus

...” orangnya ndak ada (masalah) cuman kadang ada tanya bu abate..sama fogging itu nah mbak"

Adanya RT yang bersebelahan tidak melaksanakan gerakan 1 rumah 1

jumantik

...” Kalo tempat saya masih belum tampak, masalahnya rt 24 sama rt 25 ndak ada..antara rt 24 sama 25 itu sebelahan aja. Kemarin saya anu tanya gimana solusinya..masalahnya di rt 24 itu pas diatas kita, rt 25 disebelah kita, kalo mau ngontrol bukan wilayah kita..itu satu masalahnya, ada belum tuntas lah.”

Faktor pendukung dari pendampingan ketiga yang dihasilkan antara lain yaitu

telah dilaksanakannya pertemuan kader posyandu yang disisipkan kegiatan

sosialisasi dan penyegaran bagi koordinator jumantik yang diselenggarakan oleh

Kelurahan Sidodadi pada tanggal 26 Juli 2019, sebagai pemateri yaitu ketua RT 21

(Bapak Juwarso). Adanya inisiatif dari koordinator jumantik dari RT 23 membuat WA

grup warga dan para koordinator jumantik untuk mengingatkan 3 M Plus.

..”Kalo tempat saya sistem nya begini mas tiap sebulan sekali kita keliling, baru tiap minggunya kita umumkan di pertemuan, di arisan. Jadi tolong bu, diingatkan, diisi itu kartunya sama sekalian dibersihkan,,intinya di rt kita gitu.”

Adanya kegiatan kerjabakti yang dihimbau RT.

..”ada kegiatan gotong royong Bersih bersih terutama parit yang dilakukan angin anginan atas himbauan RT.”

Masyarakat sudah mulai membuka diri untuk para koordinator jumantik.

..”Masyarakatnya welcome, karena kita kan sudah bilang setiap sabtu kita ke sini gitu.”

Sudah dibentuk koordinator lingkungan untuk fasilitas umum yang ada

seperti sekolah dan masjid. Sudah ada nama-nama jumantik rumah yang dimiliki

Page 124: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

100

oleh koordinator jumantik. Adanya kesepakatan pembagian tugas untuk rumah

kosong yang akan dibantu oleh RT untuk meminta kunci rumah tersebut. nama

gerakan yang dibuat oleh para koordinator jumantik yaitu GEMATRI (Gerakan Emak

Emak Pembasmi Jentik Trisari).

Evaluasi rencana tindak lanjut dari pendampingan kedua, antara lain yaitu

sampai dengan pendampingan ke III para koordinator jumantik masih selalu

melakukan kunjungan ke rumah warga setiap minggu.

..” Ya kita memantau itu bu seminggu sekali..memantau gitu bu.. memantau..seminggu sekali.”

Rencana Penanaman tanaman pengusir nyamuk yang dari pendampingan 1

telah diungkapkan sampai dengan pendampingan ke 3 belum dilakukan serentak,

masih dilakukan perindividu.

"sarannya ya itu tadi biar apa nyamuk berkurang kita nanam bunga itu tadi lavender Kalau saya di rumah sudah nanam..beli 1 polybag kan 15 ribu itu bisa dipisah pisah jadi 4 pot.. bunganya saya taman di luar soalnya belum saya bawa masuk ke rumah ke dalam”.

Gambar 10. FGD dan Wokshop Pendampingan Ke Ketiga

Page 125: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

101

Rencana tindak lanjut dari pendampingan tahap III berdasarkan hasil FGD

antara lain yaitu terus melakukan sosialisasi kunjungan ke rumah warga seminggu

sekali.

..” mendatangi dari rumah ke rumah; memberikan pemahaman kepada masyarakat.”

Para koordinator terus mencoba mendatangi rumah warga yang tidak

bersedia membukakan pintu bersama dengan ketua RT.

..” 'InsyaAllah Bapak RT nya yang akan mendatangi.”

Adanya rencana yang baik dari RT 23 yaitu mensosialisasikan gerakan 1

rumah 1 jumantik pada kegiatan-kegiatan sosial yang bergabung dengan RT lainnya

yang tidak terpapar dengan gerakan 1 rumah 1 jumantik.

..”sosialisasi, Iya, di posyandu biasanya, yang buat ibu ibu itu apa....dasa wisma, kita setiap sebulan sekali banyak pertemuan jadi kesempatan tu mesti ada.”

Tabel 36. Identifikasi Masalah, Penyebab, Upaya yang dilakukan dan Kesepakatan

Cara Pemecahannya pada Pendampingan ke III di Kelurahan Sidodadi,

Kota Samarinda

No Masalah Penyebab Upaya yang sudah

dilakukan

Kesepakatan cara

pemecahannya (termasuk

dukungan lintas sektor)

1. Jumantik rumah

tangga tidak

mengisi form

kontrol jentik

yang telah

diberikan

Lupa, malas,

sibuk

Membantu

mengisikan form

kontrol

Komitmen dan kesanggupan

untuk mengajarkan dan

menghimbau warga masyarakat

di lingkungannya untuk mengisi

form kontrol jentik

2. Kartu kontrol

yang diberikan

kurang dan ada

yang hilang

Kartu yang

diberikan tidak

sesuai dengan

jumlah warga

dan ada warga

yang

menghilangkan

Tetap memberikan

arahan dan

himbauan kepada

warga walaupun

tidak ada kartu

kontrol

Koordinator jumantik yang

memiliki kartu berlebih akan

memberikan kepada yang

kurang

Page 126: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

102

3. Tidak ada paket

data untuk

mengirim

laporan

Mengirim laporan

menggunakan

internet

Meminta teman

untuk mengirimkan

Usaha dari lurah untuk

memberikan uang transport

4. Masih ada

rumah yang

belum bisa

dikunjungi

koordinator

jumantik

Sibuk Koordinator

melakukan

pendekatan

Mengajak ketua RT untuk

memberikan pengarahan

5. Masih ada

warga yang

mengeluhkan

jadwal

menguras bak

mandi yang

terlalu cepat

apabila

dilakukan

seminggu sekali

karena

terkendala

PDAM yang

sering tidak

mengalir

Melakukan

pendekatan

Ketua RT siap membantu

apabila ada warganya yang

tidak mau membukakan pintu

dan memberikan pengarahan

6. Masih

ditemukan jentik

di drum pada

saat dilakukan

kunjungan oleh

koordinator

jumantik

Karena PDAM

tidak mengalir

sehingga

dilakukan

penampungan air

hujan namun

tidak tertutup

Mensosialisasikan

warga pentingnya 3M

plus

1. Terus melakukan

kunjungan ke rumah-

rumah untuk

sosialisasi dan

menghimbau warga

memeriksa jentik dan

mengisi form kontrol

jentik di rumahnya

setiap hari sabtu atau

minggu

2. Adanya inisiatif

koordinator jumantik

untuk membuat grup

WA warga untuk

mengingatkan

melakukan 3M plus

3. Adanya kegiatan

kerjabakti yang

dihimabu oleh ketua

Page 127: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

103

RT

4. Adanya kegiatan

yasinan rutin yang

dilaksanakan untuk

mensosialisasikan

kepda warga tentang

G1R1

7. Kurangnya

kesadaran

warga untuk 3M

plus

Masih ada warga

yang minta abate

dan foging

Mensosialisasikan

warga pentingnya 3M

plus

1. Terus melakukan

kunjungan ke rumah-

rumah untuk

sosialisasi dan

menghimbau warga

memeriksa jentik dan

mengisi form kontrol

jentik di rumahnya

setiap hari sabtu atau

minggu

2. Kelurahan sudah

melakukan kegiatan

sosialisasi untuk

memberikan

pemahaman kepada

warga tentang

pentingnya 3M plus

dan bahaya DBD

8. Adanya RT

yang

bersebelahan

tidak

melaksanakan

gerakan 1

rumah 1

jumantik

Tidak ikut

terpapar

- Mensosialisasikan gerakan 1

rumah 1 jumantik pada

kegiatan-kegiatan sosial yang

bergabung dengan RT lainnya

yang tidak terpapar dengan

gerakan 1 rumah 1 jumantik

3.5.5. Kegiatan Pendampingan Tahap IV

Pendampingan tahap IV dilaksanakan pada tanggal 16 s.d 20 September

2019. Kegiatan pendampingan tahap IV yaitu diskusi kepada koordinator jumantik

Page 128: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

104

pada tanggal 16 September 2019. Diskusi bertempat di Mesjid Al Muttaqin Rt.22

Trisari Kelurahan Sidodadi yang dihadiri oleh 20 koordinator jumantik, staf kelurahan

dan pengelola DBD Puskesmas Segiri. Pada pendampingan ke IV dilakukan sharing

informasi atau penyegaran kembali oleh ketua koordinator RT 20 yaitu Ibu

Musarofah.

Permasalahan yang masih ditemui oleh koordinator jumantik dalam

menjalankan tugasnya pada pendampingan ke IV, antara lain yaitu adanya rumah

bedakan atau kos-kosan yang menyebabkan banyak pendatang baru, belum

terpapar tentang sosialisasi gerakan 1 rumah 1 jumantik sehingga menolak untuk

dilakukan kunjungan oleh koordinator jumantik

“Yang kost-kost. Trus ada yang sudah kami mau itu, kita datangi, eh ndak tau orangnya sudah pindah”...” Orang pendatang baru pak itu. Ya itu tadi kan? Sing pindah iku? Lain yang sebelahnya itu. Itu kita masuk itu “Assalamu’alaikum, ndak, ndak, ndak bu” “saya ndak minta-minta” kubilang gitu.. “saya mau anu, lihat anu, jentiknya di dalam” “ndak bu, pokoknya endak, endak” Gak mau tu gimana pak?”

Masih ditemukan warga yang menolak untuk kerjasama

“Ada yang menolak. Alasannya belum sholat, belum mandi lah, atau apa segala macem. Ada orangnya. Tapi dia ndak mau dikuras itu ndak mau pak. Karena air itu hari-hari dipake. Airnya itu hari-hari dipake, tapi dia ndak mau nguras. Banyak jentiknya itu pak. Disarankan untuk kasih ikan dia ndak mau. Karena air itu untuk hari-hari gitu nah, untuk cuci ayam. Ndak mau, orang tak suruh buang aja ndak mau. Mulai awal saya datang itu pak”.

Masih ditemukan jentik, diantaranya di drum rumah kosong dan masih ada

warga yang meminta larvasida serta masih ditemukan warga yang tidak melakukan

pencatatan pada kartu kontrol

“pencatatannya Ada yang lupa ya kita catat sendiri.. Masih ada yang lupa.. tapi kita juga masuk ke rumah, maaf ya kita periksa dulu ya... tapi ada yang gak mau juga pak diperiksa”...” Cuman kalau disuruh, ndak mau nulis aja. Ndak mau ngisi itu. Sudah kita kasih tau, tapi ndak mau ngisi, gitu aja. Kemrin kan ndak mau dimasuki, sebagian sudah, sebagian belum, 2 orang itu aja, ndak mau nulis aja.”

Page 129: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

105

Faktor pendukung dari pendampingan ke IV yang dihasilkan antara lain yaitu

dilaksanakannya kegiatan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk yang

dilaksanakan oleh kelurahan Sidodadi bekerjasama dengan Puskesmas Segiri

sebagai narasumber dan dihadiri oleh Perwakilan Koordinator Jumantik, Para Ketua

RT dan Babinkamtibnas. Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Sidodadi pada tanggal

22 Agustus 2019.

Adanya inisiatif Camat Samarinda Ulu memuat informasi ke salah satu media

cetak di Kota Samarinda pada tanggal 18 September 2019 dengan tema “Trisari

sebagai percontohan pemberantasan DBD” sebagai wujud kepedulian untuk

pemberantasan DBD di wilayah kerjanya.

Sudah terbentuk jumantik tempat-tempat umum..

” jumantik lingkungan untuk sekolahan "sudah koordinasi sama bu gurunya pak jumran", dicek sudah tidak ada lagi jentiknya”.

Sebagian warga sudah bersedia untuk mengisi kartu kontrol...

” Ngisi sendiri dia. Kita cuma nelpon aja, WA, jadi sebulan sekali kita ngontrol. Punya. Kita kan minta nomornya kan masuk ke WA masing-masing. Tinggal nelp kita tanyain gimana sudah positif kah negatif, masih ada kah positifnya gak ada. Sekali sekali didatangi. Makanya saya bilang, kan sebulan sekali, nanti setiap pertemuan malam jumat itu pasti kita ingatkan.”

Adanya arahan Lurah melalui grup WA kepada para ketua RT untuk

mendampingi para koordinator mendatangi warga yang tidak bersedia untuk diajak

kerjasama.

Evaluasi rencana tindak lanjut dari pendampingan kedua, antara lain yaitu

sampai dengan pendampingan ke IV para koordinator jumantik masih terus

melakukan kinjungan ke rumah warga seminggu sekali.

..” Pertama menargetkan rumah yang mau kita kunjungi. Yang kedua mempersiapkan alat-alat. Ke 4 kita memeriksa dan memberikan pengarahan cara-cara mengisi formnya, dan sos, pem, apa? Pemahaman tentang M, 3 M plus dan apa PSN”.

Page 130: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

106

Namun sampai dengan pendampingan ke IV belum melakukan laporan

kepada ketua RT terhadap warga yang tidak mau melakukan kerjasama serta

rencana penanaman tanaman pengusir nyamuk masih belum dilakukan terkendala

pada pengadaan bibit.

Gambar 11. FGD dan Wokshop Pendampingan Ke Keempat

Rencana tindak lanjut dari pendampingan tahap IV berdasarkan hasil FGD

antara lain yaitu meminta bantuan kepada ketua RT untuk mengajak warganya yang

kurang bekerjasama agar ikut berpartisipasi untuk gerakan 1 rumah 1 jumantik yang

akan dibantu oleh lurah.

Tabel 37. Identifikasi Masalah, Penyebab, Upaya yang dilakukan dan Kesepakatan

Cara Pemecahannya pada Pendampingan ke IV di Kelurahan Sidodadi,

Kota Samarinda

No Masalah Penyebab Upaya yang sudah

dilakukan

Kesepakatan cara

pemecahannya (termasuk

dukungan lintas sektor)

1. Adanya warga

pendatang baru

yang belum

terpapar

tentang

sosialisasi

gerakan 1

rumah 1

Adanya rumah

bedakan atau

kos-kosan yang

menyebabkan

banyak warga

yang tidak tetap

Melakukan

pendekatan

Mengajak ketua RT untuk

memberikan pengarahan

Page 131: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

107

jumantik

sehingga

menolak untuk

dilakukan

kunjungan oleh

koordinator

jumantik

2. Masih

ditemukan

warga yang

menolak untuk

kerjasama

Belum sholat,

belum mandi,

lingkungan

rumah sudah

brsih, dan lain-

lain

Melakukan

pendekatan

Mengajak ketua RT untuk

memberikan pengarahan

3. Masih

ditemukan

jentik,

diantaranya di

drum rumah

kosong

Rumah kosong,

tidak bersedia

dikuras karena

airnya dipakai

untuk keperluan

sehari-hari dan

lain-lain

Melakukan

pendekatan

Mengajak ketua RT untuk

memberikan pengarahan

4. Masih

ditemukan

warga yang

tidak melakukan

pencatatan

pada kartu

kontrol

Lupa, tidak mau

ngisi

Melakukan

pendekatan

Mengajak ketua RT untuk

memberikan pengarahan

5. Kesadaran

warga masih

kurang untuk

3M plus

Masih ada warga

yang meminta

larvasida

Melakukan

pendekatan

Mengajak ketua RT untuk

memberikan pengarahan

Page 132: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

108

3.6. Penggalangan Komitmen dan Tindak Lanjut Pelaksanaan G1R1J

Penggalangan komitmen pelaksanaan G1R1J lahir dari RTL kegiatan

sosialisasi dan workshop G1R1J yang berisikan beberapa point antara lain

komitmen bersama bahwa DBD adalah bukan hanya permasalahan kesehatan,

tetapi merupakan masalah bersama. Gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) perlu

dilakukan mengingat di wilayah Kelurahan Sidodadi dan Dadimulya kasus DBD

cukup tinggi. Kecamatan Samarinda Ulu siap memimpin gerakan 1 rumah 1 jumantik

(G1R1J) di tingkat Kecamatan sementara Kelurahan Sidodadi dan Dadimulya siap

mempimpin gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) di tingkat Kelurahan. Pihak

Puskesmas Segiri siap membantu dalam hal sosialisasi dan promosi kesehatan

kepada masyarakat. Saat ini diperlukan payung hukum berupa SK di tingkat

kelurahan untuk Koordinator Jumantik dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat.

Gambar 12. Penggalangan Komitment Bersama Pemberantasan DBD

Page 133: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

109

Penyusunan dan pembaharuan SK Pokja jurbastik oleh Kelurahan Sidodadi

diharapkan dapat terbit maksimal 16 Mei 2019 sehingga Ketua RT di Kelurahan

Sidodadi dapat melaporkan nama-nama Koordinator Jumantik di setiap RT sebelum

16 Mei 2019. Wacana penganggaran transportasi kader jumantik akan diwujudkan

pada penganggaran tahun berikutnya. Jika diperlukan, SK di tingkat kelurahan juga

diperkuat dengan SK di tingkat kecamatan. Penganggaran untuk Koordinator

gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) di tahun 2019 akan diusahakan pada DIPA

perubahan, namun harus dikomunikasikan dengan Bapedda dengan bantuan

Kecamatan dan Dinas Kesehatan. Kecamatan Samarinda Ulu dan Kelurahan

Sidodadi siap melakukan monitoring evaluasi dibantu oleh pihak Puskesmas Segiri

untuk keberlanjutan kegiatan gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J).

Gambar 13. Kegiatan Sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Kelurahan

Sidodadi.

Beberapa progress pasca penyelenggaraan sosialisasi dan workshop G1R1J

Kota Samarinda, yaitu diterbitkannya surat pemberitahuan dan himbauan nomor

440/0001/400.07 tentang “Pelaksanaan Gerakkan 1 rumah 1 Jumantik (G1R1J)

sebagai Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Samarinda

Ulu” yang dikeluarkan oleh Camat Samarinda Ulu kepada seluruh Lurah di

Kecamatan Samarinda Ulu agar melaksanakan kegiatan PSN. Penyusunan SK

Page 134: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

110

Pokja G1R1J oleh Kelurahan Sidodadi belum dapat diterbitkan disebabkan oleh

belum semua RT di Kelurahan Sidodadi mengumpulkan nama yang akan ditugaskan

sebagai koordinator jumantik di wilayahnya.

Penggalangan komitmen juga ditandai dengan adanya tindak lanjut dari

kelurahan berupa telah dilaksanakannya sosialisasi terkait G1R1J seperti yang telah

disebutkan di atas. Sosisliasasi dilaksanakan kepada para koordinator jumantik di

wilayah kerja Kelurahan Sidodi yang dilakukan bekerjasama dengan Puskesmas

Segiri. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 26 Juli

2019 dan 22 Agustus 2019.

Gambar 14. Penyebaran Informasi Pegendalian DBD melalui media massa dan

mural

Page 135: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

111

Adanya kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan camat dan lurah seperti

yang disebutkan di atas yaitu inisiatif Camat Samarinda Ulu memuat informasi ke

salah satu media cetak di Kota Samarinda pada tanggal 18 September 2019 pesan

mural pada dinding pembatas di sekitar jalan Trisari yang diselenggarakan oleh

Lurah Sidodadi.

Selain itu, sarana komunikasi yang dilakukan yaitu melalui WA grup yang

beranggotakan Ketua RT dan koordinator jumantik RT 20,21,22 dan 23 Trisari

kelurahan Sidodadi, Lurah dan Kasi Kesra Kelurahan Sidodadi, Camat Samarinda

Ulu dan Tim Puskesmas Segiri.

Rencana Tindak lanjut dalam pelaksanaan G1R1J di Provinsi Kalimantan

Timur dan Kota Samarinda yaitu pada tingkat provinsi akan dilakukan G1R1J yaitu

Kota Samarinda dan Bontang walaupun roadmap belum disusun, namun dalam

anggaran sudah ada target tahun ini. Dalam penyusunan anggaran tersebut Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur masih terkendala pada definisi operasional

untuk pelaksanaan G1R1J, yang dimiliki saat ini hanya SK kabupaten kota yang

melaksanakan G1R1J.

Pada tingkat Kota Samarinda, Dinas Kesehatan Kota Samarinda akan

melakukan G1R1J pada semua puskesmas di wilayah kerjanya, namun masih

belum melakukan roadmap

...”Roadmap masih menunggu hasil penelitian, kalau hasilnya bagus maka akan dilanjutkan untuk tindak lanjut penanggulangan DBD.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda) ...”Roadmap selama ini fokus pada PSN dan mengarahkan puskesmas bahwa kegiatan penanggulangan jentik menggunakan PSN, larvasida hanya digunakan misalkan ada kasus, mengusahakan ketersediaan larvasida dan insektisida menggunakan dana APBD.” (Informan 3, Dinas Kesehatan Kota Samarinda).

Gambar 15. Kegiatan Penyampaian hasil pengumpulan data pada saat pretest

Page 136: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

112

Tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Puskesmas Segiri yaitu akan

melakukan G1R1J seperti yang dilakukan tim penelitian yaitu melakukan

pendampingan-pendampingan kepada koordinator dan akan menjadikan anak-anak

sekolah sebagai alternatif kader jumantik rumah.

...”nanti akan kita adakan itu, sosialisasi untuk mencontoh 3 RT yang sudah di intervensi ini ke yang lainnya. pokoknya kita siap meninadaklanjuti. kayaknya tahun ini ada, kita sudah merencanakan di VOA kita untuk ini, kemaren saya sudah bahas...di..ini penyluhan ini kader dipanggil untuk..satu rumah satu jentik. disamping itu kita, saya baru ingat ya..ke anak anak sekolah kita..sehingga dia di rumahnya masing masing. Tahun ini, kita rencana anak sekolah mau kita kunjungi, penyluhan untuk ini.”

(Informan 1, Puskesmas Segiri).

Gambar 16. Kegiatan Wawancara Mendalam dan penyampaian Informasi penelitian

Selain itu, Puskesmas Segiri akan melaksanakan penyegaran kader yang

dimulai pada tahun 2019

...”dalam anggran puskesmas kita ada pelatihan penyegaran kader DBD, penyegaran kader jumantik, mungkin setelah penelitian ini berakhir kita akan melakukan penyegaran kader itu, karena bukan istilanya pelatihan tapi penyegaran.” (Informan 4, Puskesmas Segiri).

Pada Tingkat Kecamatan Samarinda Ulu rencana tindak lanjut pelaksanaan

G1R1J yaitu akan dibuat edaran bahwa program 1 rumah 1 jumantik harus

dilaksanakan di setiap rumah tangga, sehingga paham dan mengerti bahwa gerakan

Page 137: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

113

itu dilaksanakan oleh anggota keluarga. Selain itu edaran brosur juga dapat

membantu. Akan dilakukan lomba mewarnai dinding belakang rumah sakit antar

tingkat sekolah sekolah atau pemuda pemuda atau ormas-ormas, namun terkendala

dinding yang tinggi yang akan mengakibatkan adanya kecelakaan yang tidak ada

asuransinya.

Gambar 17. Kegiatan Penyampaian Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dengan

Camat Samarinda Ulu

Akan dibuatkan SK untuk para kader yang terlibat dalam jumantik, namun

tidak disertakan dengan anggaran honor, karena kalau satu kelurahan di buatkan

SK, kelurahan yang lain juga akan meminta, walaupun kelurahan lain tidak separah

dengan yang di Kelurahan Sidodadi. SK harus merata kepada 8 kelurahan. Akan

dikumpulkan kembali para kepala sekolah untuk dilakukan pertemuan terkait

jumantik, dulu pernah dilakukan juga pertemuan namun tentang UKS. Akan ada

pengembangan gerakan 1 rumah 1 jumantik ke kelurahan yang lainnya (8 kelurahan

di Kecamatan Samarinda Ulu).

Rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada tingkat Kelurahan

Sidodadi yaitu Usaha kelurahan untuk menyadarkan masyarakat membuat pesan

moral yang di cat pada dinding pembatas jalan. Akan dilakukan lomba terkait pesan

moral tersebut namun belum maksimal karena terkendala dana. Bunga lavender

akan direalisasikan dengan minta sumbangan dari masyarakat (misal ada yang

mengurus surat nikah) dan dari Bapak RT Juwarso yang sudah mengembangkan

bibit untuk dibagikan. Akan dilakukan pelatihan kader untuk keterampilan kader

dalam berkomunikasi ke warga (usaha pendekatan untuk masuk ke rumah warga).

Adanya dana kelurahan yang dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat

Page 138: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

114

menjadi pendukung dalam pengendalian DBD di Kelurahan Sidodadi. Dana tersebut

dialokasikan pada tahun 2019 dan tahun-tahun kedepan.

Gambar 18. Kegiatan Penyampaian Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dengan Lurah Sidodadi

3.7. Pengembangan Aplikasi Daring

Penggunaan aplikasi daring di Kota Samarinda dengan memanfaatkan fitur

dari google yaitu google form. Penggunaan awal google form masih menggunakan

akun dari peneliti, namun kedepannya akan dikelola oleh Puskesmas. Laman google

form yang digunakan yaitu https://forms.gle/RK6rESo2rRHdRYDe8 dan untuk

melihat perkembangan pengisian spreed sheet dapat melihat http://tiny.cc/hrkafz.

Pengisian aplikasi daring dilakukan oleh kader jurbastik dengan mengisi

secara realtime. mekanisme pengisian aplikasi daring pada awalnya masih

menimbulkan masalah, hal ini karena tidak semua kader jurbastik memiliki

handphone android dan terbiasa dengan aplikasi, namun sampai dengan

pendampingan ke 4 sudah tidak lagi ditemukan masalah.

Pertanyaan yang terdapat di google form adalah pertanyaan yang ada di

kartu kontrol 1 rumah 1 jumantik, namun hasil diskusi dengan kader dimodifikasi

agar mudah dalam pemantauan dan juga mudah dilakukan pengisian.

Page 139: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

115

Gambar 19. Pelaporan Secara Online dengan Menggunakan Google Form

Page 140: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

116

3.8. Model Implementasi Program 1 Rumah 1 Jumantik

Model implementasi merupakan kesamaan dari temuan yang dilakukan di

setiap kabupaten/kota penelitian dan dirumuskan menjadi sebuah model. Model

merupakan suatu skema atau acuan dalam upaya penerapan di masyarakat oleh

stake holder dengan keterlibatan lintas sektor.

Gambar 20. Model Intervensi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di Indonesia

Model intervensi pada penelitian jurbastik ini adalah dengan melakukan

kerjasama lintas sektor serta pemberdayaan masyarakat. Skema program yang

dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan, baik di tingkat provinsi dan kabupaten serta

Puskesmas yang menguasai substansi pelaksanaan dan mekanisme Gerakan 1

Rumah 1 Jumantik. Pembuatan SK tim Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik baik berupa

kelompok kerja (POKJA) di lingkungan Dinas Kesehatan dan Puskesmas dengan

melibatkan kecamatan harus dilakukan untuk memperkuat tim kegiatan, selanjutnya

dilakukan sosialisasi di tingkat Dinas Kesehatan kemudian berjenjang di tingkat

Puskesmas dan koordinator jurbastik. Kegiatan yang dilakukan dalam sosialiasi

Page 141: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

117

adalah Epidemiologi Demam Berdarah, Cara PSN dan Kontainer yang berisiko,

Impelemntasi dan Struktur Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan keterlibatan lintas

sektor, dan Mekanisme pelaporan baik secara online maupun manual.

Dalam implementasinya, koordinator jurbastik perlu melakukan praktek

lapangan yaitu dengan melakukan pengisian kartu jurbastik dan survei entomologi.

Seorang koordinator harus mampu menyampaikan pesan Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik ke masyarakat dan cara pengisian kartunya melalui berbagai media

kegiatan di tingkat RT dan RW baik berupa arisan, yasinan, pertemuan PKK dan lain

sebagainya. Komitmen dan dukungan ketua RW, RT, tokoh agama dan tokoh

masyarakat diperlukan dalam upaya keberlangsungan program.

Pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik perlu dilakukan pendampingan

secara berkala dan kontinyu sesuai kemampuan dengan waktu minimal 3 bulan

sekali. Kegiatan pendampingan dapat dilakukan oleh Puskesmas, kelurahan atau

secara bersama-sama. Kegiatan pendampingan untuk menyusun kegiatan berupa :

1. Rencana kerja pada kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di tingkat

koordinator jurbastik (kapan melakukan kunjungan rumah, penyuluhan, ker

bakti, dll).

2. Mengidentifikasi nama-nama jurbastik rumah, sekolah dan instansi kerja.

3. Mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan pada setiap koordinator.

4. Melakukan pemecahan masalah yang ada bersama-sama.

5. Mekanisme dan Kendala pelaporan

6. Peningkatan kapasitas pengetahuan koordinator baik berupa penyuluhan dan

saling berbagi informasi.

Pendampingan dimaksudkan untuk transfer of ownership sehingga

koordinator juga merasa memiliki kegiatan tersebut. Setelah kegiatan dilakukan, juga

dapat dilakukan monitoring dan evaluasi secara bersama-sama ke masyarakat

dengan melakukan wawancara dan survei entomologi jentik demam berdarah.

Page 142: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

118

IV. PEMBAHASAN

Upaya menuntaskan kejadian demam berdarah saat ini menitikberakan pada

pengendalian nyamuk dewasa atau jentiknya karena obat dan vaksinnya untuk membasmi

virusnya belum ada. Upaya intervensi ketika terjadi kasus Demam berdarah yaitu dengan

melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) yang merupakan kegiatan pencarian penderita DBD

atau tersangka infeksi dengue lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat

tinggal penderita serta rumah/ bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum dalam radius

sekurang-kurangnya 100 meter. Hasil PE positif adalah bila ditemukan 1 atau lebih penderita

DBD lainnya dan/atau ≥ 3 orang tersangka infeksi dengue dan ditemukan jentik (ABJ < 95%

atau HI ≥5%). Hasil PE negatif adalah bila kriteria positif tidak terpenuhi. Upaya pengendalian

nyamuk dengan fogging dapat dilakukan jika hasil PE positif, selain itu juga dilakukan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pemberian larvasida selektif dan penyuluhan.22

Pelaksanaan program pengendalian DBD yang dilakukan oleh Kota Samarinda berupa

penyuluhan, PSN, Foging fokus dan PE. Foging fokus yang dilakukan di Kota Samarinda belum

memenuhi standar operasional (SOP), karena foging dilakukan oleh tingkat kelurahan yang

mempunyai alat sendiri serta membeli insektisida secara bebas atas keinginan dari masyarakat.

Seperti yang disebutkan dalam penelitian Hubullah, penggunaan insektisida yang intensif dan

tidak terkendali karena penggunaannya tanpa berdasarkan aturan pakai, pengetahuan

masyarakat yang masih rendah mengenai dampak insektisida, dan pada akhirnya dapat

mempercepat proses resistensi Ae. aegypti terhadap insektisida. Akibatnya adalah

pengendalian Ae. aegypti sebagai vektor dominan penyakit DBD belum berhasil mencapai

target yang diharapkan.23 hal tersebut ditunjang dengan temuan hasil wawancara dalam

penggunaan anti nyamuk, wilayah intervensi sebelum dilakukan intervensi sebagian besar

merekan menggunakan antinyamuk di rumahnya, setelah dilakukan intervensi perilaku mereka

berubah menjadi sebagian besar tidak lagi menggunakan anti nyamuk di rumahnya. Sebaliknya

pada wilayah kontrol yang pada awalnya sebagian besar tidak menggunakan anti nyamuk

menjadi menggunakan anti nyamuk di rumahnya. Hal ini kemungkinan wilayah intervensi

setelah diintervensi menjadi lebih aktif melakukan PSN sehingga populasi nyamuk di wilayah

tersebut berkurang sehingga mereka tidak lagi menggunakan anti nyamuk. Sebaliknya wilayah

kontrol yang tidak didorong untuk melakukan PSN daerahnya terjadi peningkatan populasi

nyamuk dan akhirnya membuat masyarakatnya menggunakan anti nyamuk.24, 25

Page 143: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

119

Selain penatalaksanaan penderita DBD, kegiatan dengan memperkuat surveilans

epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD serta

penguatan kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya dengan menitikberatkan pada

upaya pencegahan melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).22 Program saat ini

yang di canangkan adalah dengan implementasi PSN 3 M Plus melalui Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik (G1R1J). Gerakkan tersebut di Kota Samarinda sudah dicanangkan sejak tahun 2016

dan pernah diimplemantasikan, hal tersebut terbukti dengan adanya SK koordinator jumantik

yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda, namun pada pelaksanaanya hanya

bertahan beberapa bulan (3-6 bulan), hal tersebut diantaranya karena kurangnya koordinasi

lintas sektor; tidak adanya regulasi; tidak berfungsinya pemberdayaan masyarakat (POKJA);

tidak adanya pembinaan, monitoring dan evaluasi, serta kurangnya upaya peningkatan dan

kapasitas SDM.

Kurangnya koordinasi lintas sektor merupakan salah faktor penyebab program G1R1J di

Kota Samarinda menjadi terhenti. Pemberantasan vektor DBD membutuhkan peran lintas

sektoral. Pemerintah, swasta, dan masyarakat perlu bersinergi untuk memberantas vektor DBD.

Salah satu penyebab ketidakberhasilan program pemberantasan demam berdarah adalah

kurangnya dukungan dari sektor terkait dalam penanggulagan DBD. Selain itu, belum adanya

kebijakan yang mengatur mekanisme kerjasama dan kekakuan birokrasi yang tidak kondusif

merupakan penyebab tidak terlaksananya koordinasi lintas sektor.26 Begitu pula yang terjadi di

Kota Samarinda, belum adanya regulasi dari para pemangku kebijakan menjadikan program

pengendalian DBD khususnya program G1R1J di Kota Samarinda tidak menjadi perhatian para

lintas sektor. Tidak adanya regulasi yang mengatur program G1R1J selain menyebabkan tidak

adanya perhatian para pemangku kebijakan, pelaksanaan pencatatan, pelaporan, pembinaan

dan monitoring serta evaluasi program juga tidak terlaksana dengan baik di Kota Samarinda.

Menurut WHO, Demam Berdarah merupakan masalah yang sangat kompleks, sehingga

penanganannya harus melibatkan kerjasa lintas sektor, antara pemerintah, swasta, dunia

usaha, LSM dan masyarakat.26, Hal tersebut dibuktikan dengan suksesnya Negara Singapura

dalam penanganan DBD melaui peran lintas sektor dan lintas program serta

berkesinambungan, selain itu regulasi yang jelas dan terarah merupakan factor pendukung

dalam pelaksanaan kegiatan.27

Pelaksanaan program pemberantasan DBD khususnya G1R1J harus diiringi dengan

adanya kegiatan supervisi dan bimbingan teknis. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan dengan

istilah monitoring dan evaluasi (monev). Kegiatan ini bertujuan untuk mengarahkan,

Page 144: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

120

membimbing serta memecahkan masalah yang dihadapi pelaksana agar dapat menghasilkan

kinerja sesuai yang direncanakan dan menilai pelaksanaan program pemberantasan DBD.

Monitoring adalah pemantauan atau pengumpulan data tanpa membantu atau membimbing

pelaksana meningkatkan kemampuan. Evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur

ketercapaian program, yaitu mengukur seberapa jauh sebuah kebijakan dapat

terimplementasikan. Dengan demikian, adanya evaluasi Program G1R1J ini akan memberikan

informasi mengenai kekurangan dan kelemahan yang ada pada pelaksanaan pemberantasan

DBD sehingga dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pada

pelaksanaan program selanjutnya. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dari

tingkat kelurahan/desa sampai ke pusat yang menyangkut pelaksanaan pengendalian DBD,

dimulai dari input, proses, output dan outcome yang dicapai pada setiap tahun.28

Pernah dibentuk POKJA DBD di Provinsi Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda

menjadikan salah satu bukti kepedulian pemerintah daerah terhadap program pemberantasan

DBD. Kelompok kerja dapat didefinisikan sebagai kelompok yang sudah disusun oleh

organisasi dengan tujuan menjalankan berbagai kegiatan pekerjaannya yang terkait dengan

pencapaian tujuan organisasinya.29 Fungsi pokja yang dibentuk di Kota Samarinda tidak dapat

dirasakan oleh para pemegang program dan pemangku kebijakan, karena pokja yang dibentuk

tidak pernah melakukan koordinasi kepada program dan tidak terbentuk pemberdayaan

masyarakat yang diharapkan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Kotamadya Jakarta

Pusat, tidak adanya koordinasi lintas sektor dalam Pokjanal dan Pokja DBD, menyebabkan

peran serta masyarakat pun juga tidak ada dalam melakukan PSN sebagai bentuk kegiatan

praktis dari Pokjanal dan Pokja DBD, sehingga ABJ pun tidak mencapai target.30

Sementara dari segi peningkatan kapasitas SDM, pemerintah Kota Samarinda tidak

pernah menerima dan melakukan pelatihan terkait G1R1J. Namun pada proses penelitian

diinformasikan adanya perubahan program yang dilakukan oleh Puskesmas Segiri yang semula

hanya menganggarkan untuk transport kader berubah menjadi penyegaran koordinator

jurbastik. Selain perubahan program yang dilakukan oleh puskesmas, di Kelurahan Sidodadi

juga akan melakukan peningkatan kapasitas SDM koordinator jurbastik yaitu dengan

melakukan sosialisasi dan pelatihan yang akan bekerjasama dengan pihak puskesmas. Usaha

yang dilakukan oleh Puskesmas dan Kelurahan menjadi awal untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan koordinator dengan harapan akan meningkatkan perubahan perilaku di

masyarakat. Pelatihan yang diberikan sangat berguna dalam meningkatkan wawasan dan

pengetahuan tenaga pelaksana dalam melaksanakan program G1R1J. Hasil penelitian

Page 145: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

121

mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor pengetahuan dengan kinerja

petugas.31,32

Promosi Kesehatan terkait pengendalian DBD yang dilakukan oleh kecamatan dan

kelurahan merupakan salah satu faktor pendukung program G1R1J di Kelurahan Sidodadi. Hal

tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara dimasyarakat yang menunjukkan peningkatan

pengetahun masyarakat jika dibandingkan dengan sebelum dilakukan intervensi, selain itu

terjadi pengkatan angka besas jentik (ABJ). Upaya promosi kesehatan melalui arisan PKK

tingkat RT dan juga penyampaian informasi secara lansgung ketika melakukan kunjungan

rumah memberikan efek terhadap pengetahuan masyarakat. Respon masyarakat untuk

berpartisipasi aktif dalam pencegahan penyakit DBD sesuai himbauan dan ajakan pemerintah

bukan hal yang mudah. Menurut penelitian yang dilakukan Francisca, realita yang terjadi di

masyarakat sampai saat ini menunjukkan bahwa adanya keterbatasan pengetahuan dan

informasi tentang cara pencegahan penyakit DBD pada masyarakat, sulitnya membuat semua

orang peduli dan mau berusaha menjaga kebersihan lingkungan untuk pencegahan penyakit

DBD, rendahnya kesadaran dan tanggung jawab kolektif untuk berperilaku hidup bersih dan

sehat, dan orang merasa lebih percaya pada metode pemberantasan nyamuk dengan bahan

kimia dibandingkan melakukan PSN secara mandiri. Minimnya partisipasi masyarakat membuat

program promosi kesehatan tidak dapat bertahan jangka panjang. Partisipasi masyarakat

merupakan kunci utama dalam mobilisasi masyarakat pada program promosi kesehatan

berbasis komunitas untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular DBD. Partisipasi

masyarakat dijadikan strategi global untuk penanganan DBD yang tersusun dalam “Dengue

Communication for Behavioral Impact” (Dengue‐COMBI).33

Faktor pendukung lainnya yaitu tersedianya alokasi dana untuk pelaksanaan program

pemberantasan DBD di Kota Samarinda, baik dana dari program di Dinas Kesehatan Kota,

Puskesmas (BOK) dan Kelurahan. Dana merupakan hal yang sangat esensial dalam

melaksanakan suatu program. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan yang matang dan

mampu menganalisa situasi yang akan datang untuk kelancaran pelaksanaan program.

Merencanakan suatu program/kegiatan harus dapat menganalisa situasi yang akan terjadi di

masa mendatang, dalam hal ini adalah jumlah kasus DBD, kegiatan yang akan dilakukan,

volume kegiatan dan dana yang dibutuhkan.31

Salah satu keluaran dalam G1R1J yaitu terbentuknya gerakkan pemberdayaan

masyarakat. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komnitas

Page 146: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

122

diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya. Menurut The Cornell

Empowerment Group pemberdayaan adalah sebuah intensi yang berasal dari komunitas lokal,

yang melibatkan rasa saling menghargai satu sama lain, refleksi kritis, kepedulian, dan

partisipasi kelompok, pada saat orang‐ orang tersebut mengalami ketidakseimbangan

pembagian sumber‐sumber yang tersedia di lingkungannya kemudian berusaha untuk

menambah akses dan kontrol yang lebih besar terhadap sumber-sumber tersebut.33

Pelaksanaan G1R1J yang telah dilaksanakan selama penelitian, sudah mulai terbentuk

pemberdayaan masyarakat berupa sudah adanya gerakkan dari masyarakat untuk melakukan

pembasmian jentik dengan melakukan 3 M Plus seminggu sekali, walaupun belum semua

masyarakat melakukannya dan masih ada sebagian masyarakat yang mengharapkan

pembagian larvasida, hal tersebut perlu dilakukan perlahan karena untuk merubah perilaku dan

pemaham masyarakat tidak mudah. Menurut HL Blum, derajat kesehatan seseorang

dipengaruhi oleh 4 (empat) macam faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan

dan hereditas/ genetik.34 Dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-

35%) terhadap derajat kesehatan, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku

yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS). Salah satu indikator dari PHBS ialah mengupayakan pemberantasan sarang

nyamuk melalui perilaku 3M Plus. 3M Plus merupakan salah satu program yang dibuat oleh

pemerintah dalam upaya pemberantasan DBD di Indonesia.35 Menurut penelitian yang

dilakukan di Kota Denpasar, menyebutkan bahwa ada pengaruh antara faktor risiko tingkat

pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian DBD.36 Salah satu upaya dalam mengubah

perilaku masyarakat salah satunya dengan cara penyebarluasan informasi yang dilakukan oleh

pihak puskesmas bekerjasama dengan lintas sektor untuk mengubah perilaku masyarakat

terhadap 3M plus.37

Pemberdayaan masyarakat lainnya yaitu gerakkan yang dilakukan oleh para koordinator

jurbatik diantaranya yaitu dibuatnya nama gerakkan yang mereka lakukan yaitu “GEMATRI”

(gerakkan emak-emak pembasmi jentik trisari), berdasarkan nama gerakkan yang mereka buat,

mereka sudah memahami bahwa tugas yang mereka lakukan bukanlah hanya sekedar

melakukan pemantauan jentik namun melakukan pembasmian. Adanya pertemuan bulanan

masyarakat seperti yasinan dan arisan PKK menjadi pendukung dalam mempermudah

melakukan sosialisasi dan pelaporan G1R1J oleh koordinator jurbastik. Adanya media

komunikasi berupa grup WhatsApp dibuat oleh koordinator jurbastik RT 23 beranggotakan para

koordinator dan jurbastik rumah merupakan salah satu contoh pemberdayaan yang harus

Page 147: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

123

dicontoh di Kota Samarinda agar mempermudah mengingatkan warga melakukan pembasmian

jentik seminggu sekali dan pelaporannya. Walaupun mungkin pada pelaksanaannya akan

terkendala pada dana berupa pulsa dan jaringan dari koordinator dan jurbastik rumah, namun

kembali lagi semua yang dilakukan perlu proses untuk menyadarkan warga bahwa gerakkan

yang dilakukan untuk kebaikan bersama dalam pemberantasan DBD di lingkungannya.

Penelitian yang dilakukan Nomitasari, menunjukkan adanya perbedaan praktik PSN 3M Plus di

kelurahan percontohan dan non percontohan program pemantauan jentik di Kota Semarang,

hasil penelitian menunjukkan pemantauan jentik yang dilakukan di kelurahan percontohan lebih

baik dari pada kelurahan non percontohan. Adanya suatu kontrol dari stakeholder/ petugas

kesehatan dapat menjadi faktor yang mendorong masyarakat untuk melakukan 3M plus serta

menjadi peran penting dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat.35

Disamping itu adanya dukungan dari para ketua RT menjadikan motivasi bagi para

koordinator jurbastik dalam mensosialisasikan dan melaksanakan G1R1J. Adanya rencana dari

para koordinator bersama dengan ketua RT untuk membudidayakan tanaman pengusir nyamuk

seperti serai dan lavender akan menjadikan motivasi bagi warga untuk mengusir nyamuk

dewasa dan memperindah lingkungan sekitar.

Dengan berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah dan lintas sektor serta

masyarakat diharapkan G1R1J di Kota Samarinda akan terus terlaksana, namun harus tetap

selalu didukung oleh berbagai pihak. Dukungan yang diperlukan yaitu berupa pembentukkan

regulasi, penguatan koordinasi dan kerjasama lintas sektor, penguatan fungsi pokja dan

pembentukkan pokjanal DBD, pelaksanaan program sesuai SOP, peningkatan kapasitas SDM,

dan perencanaan penggunaan dana yang sesuai dengan kegiatan yang diperlukan. Semua

dukungan tersebut akan terlaksana dengan adanya komitmen bersama antara pemerintah,

lintas sektor, swasta dan masyarakat. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yenti di

Kota Dumai, pelaksanaan program pemberantasan DBD akan optimal dengan penambahan

tenaga, penambahan anggaran dana untuk kegiatan program penanggulangan DBD, lebih

mengoptimalkan pelaksanaan program sesuai SOP, meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam PSN-DBD dan mengoptimalkan pelaksanaan pokjanal.38

Page 148: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

124

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pelaksanaan G1R1J di Kota Samarinda sudah dimulai pada tahun 2016, namun

hanya berlangsung efektif selama 3-6 bulan. Kurangnya dukungan kerjasama dari

lintas program maupun lintas sektor menjadi salah satu penyebab pelaksanaan

G1R1J tidak terlaksana secara kontinyu dan berkesinambungan. Pendampingan

yang dilakukan selama penelitian kepada pemerintah daerah dan masyarakat

khususnya lintas sektor dan koordinator jumantik meningkatkan kesadaran akan

pentingnya G1R1J sehingga himbauan G1R1J mulai dimasukkan sebagai wacana

pada agenda beberapa kegiatan di tingkat kelurahan dan kecamatan

2. Pelaksanaan G1R1J oleh rumah tangga di wilayah kerja Kelurahan Sidodadi pada

tahun 2016 tidak berjalan karena kurangnya pemahaman koordinator jumantik

sehingga jumantik di tingkat rumah tangga tidak terbentuk dan masyarakat merasa

G1R1J bukan merupakan tanggungjawab bersama. Kurangnya sosialisasi kepada

masyarakat dan kurangnya motivasi kepada para koordinator merupakan penyebab

G1R1J tidak terlaksana dengan baik di Kelurahan Sidodadi.

3. Tingkat partisipasi masyarakat sebelum dilakukan periode intervensi baik daerah

perlakuan maupun kontrol sangat rendah. Setelah dilakukan intervensi tingkat

partisipasi masyarakat wilayah perlakuan meningkat secara signifikan dibandingkan

wilayah kontrol yang tidak banyak mengalami perubahan. Tingkat partisipasi

masyarakat terhadap program Jurbastik setelah diberikan pendampingan

mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada daerah intervensi. Masyarakat

pada daerah kontrol tidak terjadi perubahan tingkat partisipasinya terhadap program

Jurbastik. Hasil indeks entomologi di Kelurahan Sidodadi pada sebelum intervensi

yaitu Container indeks (CI) (18,29), House Index (49,33), Bretau Index (80) dan

Angka Bebas Jentik (ABJ)(50,76), sedangkan sesudah intervensi yaitu Container

indeks (CI) (16), House Index (33,57), Bretau Index (48,57) dan Angka Bebas Jentik

(ABJ)(66,43).

4. Telah terbentuk GEMATRI (Gerakan Emak-Emak Pembasmi Jentik Trisari), adanya

keterlibatan kelurahan berupa sosialisasi dan mural, Kecamatan berupa surat

edaran, Dinas Kesehatan dengan menerbitkan SK mengenai pelimpahan

wewenang berupa anggaran dari Dinas Kesehatan ke Kecamatan dan Kelurahan,

Page 149: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

125

salah satunya mengenai anggaran Demam berdarah, dan Puskesmas dengan aktif

melakukan pendampingan dan penyuluhan.

5. Pelaporan Aplikasi daring di Kelurahan Sidodadi menggunakan aplikasi gratis dari

Google yaitu google form dengan link https://forms.gle/RK6rESo2rRHdRYDe8 dan

untuk melihat perkembangan pengisian spreed sheet dapat melihat

http://tiny.cc/hrkafz.

5.2. Saran

1. Perlunya penguatan peran serta masyarakat yang dilakukan dengan perpanjangan

informasi mengenai gerakan 1 rumah 1 jumantik di tingkat masyarakat melalui

media kegiatan masyarakat seperti arisan PKK, kegiatan keagamaan di masyarakat

seperti yasinan, dll.

2. Perlunya pendampingan dan monev secara berkala dan kontinyu baik dari sektor

kesehatan (Puskesmas/Dinas Kesehatan) maupun lintas sektor

(kelurahan/kecamatan) terhadap pelaksanaan G1R1J.

3. Meningkatkan koordinasi baik kegiatan maupun monev diantara lintas sektor dan

lintas program.

4. Perlunya penguatan regulasi kebijakan dan aturan baik ditingkat kabupaten,

kecamatan dan kelurahan.

Page 150: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

126

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Dengue: Guidlines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition. Geneva: World Health Organization.; 2009.

2. Weissenböck, H., Hubálek, Z., Bakonyi, T., & Nowotny N. Zoonotic mosquito-borne flaviviruses: worldwide presence of agents with proven pathogenicity and potential candidates of future emerging diseases. Vet Microbiol. 2010;140(3–4):280.

3. Novriani H. Respon Imun dan Derajat Kesakitan Demam Berdarah Dengue dan Dengue Shock Syndrome. Cermin Dunia Kedokt. 134(46–48).

4. Pusat Data dan Surveilans. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010.

5. Khoiri A. Indonesia Peringkat Dua Negara Endemis Demam Berdarah. CNN Indonesia. CNN Indonesia. 2016;

6. Mcmichael AJ. Population health as the ‘bottom line’ of sustainability: a contemporary challenge for public health researchers. Eur J Public Health. 2006;16(6):579–81.

7. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010 s.d. Tahun 2017. Jakarta; 2018.

8. Pusat Data dan Surveilans. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010.

9. Astria R. Kerugian akibat DBD Rp 3,1 triliun. Kontan [Internet]. 2016; Available from: https://nasional.kontan.co.id/news/kerugian-akibat-dbd-rp-31-triliun-1

10. Lubis I. Peranan Nyamuk Aedes dan babi dalam Penyebaran DHF dan JE di Indonesia. Cermin Dunia Kedokt. 1990;60.

11. Bee, Tan Kah, Koh Hock Lye and TSY. Modeling dengue fever subject to temperature change.". 2009 Sixth Int Conf Fuzzy Syst Knowl Discov. 2009;

12. Murdani AP, Martini S, Purnomo W. Pemetaan Kejadian DBD Berdasarkan Angka Bebas Jentik dan Jenis Infeksi Virus Dengue. J Keperawatan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto. 2016;8(1):30–43.

13. Ruliansyah A, Hakim L, Dinata A, WN R, Wahono T, Kusnandar AJ, et al. Laporan Akhir Penelitian Kesehatan Perumusan Model Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue Berbasis Masyarakat. Loka Litbang P2B2 Ciamis, Badan Litbang Kemenkes RI; 2014.

14. Subdit Arbovirus. Petunjuk Teknis Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.

15. P2PL D. Modul Pelatihan bagi pelatih pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) dengan pendekatan komunikasi perubahan perilaku (comunication for behavioral impact). Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.

16. Soekidjo N. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.; 2007.

17. Suliha, Uha, Sumiati Herawani and YR. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Jakarta: EGC kedokteran; 2002.

Page 151: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

127

18. Hakim L. Modul Pelatihan dan Kader Kesehatan pada Pelaksanaan penelitian Penguatan Sistem Surveilans Berbasis Keluarga Dalam Pengendalian DBD Di Kota Cimahi Dan Kota Tasikmalaya. Loka Litbangkes Pangandaran; 2018.

19. Riandi MU, Hadi UK, Soviana S. Karakteristik Habitat dan Keberadaan Larva Aedes spp. pada Wilayah Kasus Demam Berdarah Dengue Tertinggi dan Terendah di Kota Tasikmalaya. ASPIRATOR - J Vector-borne Dis Stud. 2017;9(1):43–50.

20. Rizqi Mubarokah SI. Upaya Peningkatan Angka Bebas Jentik (Abj) Dbd Melalui Penggerakan Jumantik. Unnes J Public Heal. 2013;2(3):1–9.

21. Sari P, Martini, Ginanjar P. Hubungan Kepadatan Jentik Aedes sp dan Praktik PSN dengan Kejadian DBD di Sekolah Tingkat Dasar di Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2012;1(2):413–22.

22. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik. Petunjuk Teknis Implementasi PSN 3M Plus dengan Gerakkan 1 Rumah 1 Jumantik. 2016;

23. Kusumo RA, Setiani O, Budiyono. Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang Tahun 2011 (Studi di Dinas Kesehatan Kota Semarang). J Kesehat Lingkung Indones. 2014;13(1):26–9.

24. Andiarsa D, Sari W, Giri R, Bone K, Palopo K. Behavior of insecticide use in household on three districts / cities of South Sulawesi Perilaku penggunaan insektisida pada rumah tangga di tiga Kabupaten / Kota Provinsi Sulawesi Selatan. 2015;5(3):149–54.

25. Dhaduk KM, Gandha KM, Vadera BN, Mehta JP, Parmar D V. A Community Level Kap Study on Mosquito Control in Jamnagar District. Natl J Community Med. 2013;4(2):321–8.

26. Johanes B. Kerjasama lintas sektor dalam pemberantasan demam berdarah dengue di Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur. Universitas Gajah Mada; 2009.

27. Levy S. Singapore Success: New Model Helps Forecast Dengue Outbreaks. Environ Health Perspect. 2014;122(6):168.

28. Anita, Khoiri A, Indriaswati DK. Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue Tahun 2015 (Perbandingan Anatar Puskesmas Patrang dan Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember). J IKESMA. 2016;12(2):120–31.

29. Hermawan, Hary, Brahmanto E, Hamzah F. Pengantar Manajemen Hospitality. Yogyakarta: PT. Nasya Expanding Management; 2018.

30. Harimuda S P. Kajian tentang pelaksanaan koordinasi Pokjanal dan Pokja DBD dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue ( PSN DBD ) di Kotamadya Jakarta Pusat tahun 1999. Universitas Indonesia; 1999.

31. Sari YM. Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit DBD (P2DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. J MKMI. 2013;Juni:125–32.

32. Zubaedah. Hubungan Faktor-Faktor Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Petugas Pokja DBD Tingkat Kelurahan di Kota Tasikmalaya. Universitas Diponegoro; 2007.

Page 152: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

128

33. Josef FM, Afiatin T. Partisipasi dalam Promosi Kesehatan pada Kasus Penyakit Demam Berdarah ( DB ) Ditinjau dari Pemberdayaan Psikologis dan Rasa Bermasyarakat. J Psikol. 2010;37(1):65–81.

34. Soekidjo N. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.

35. Husna RN, Wahyuningsih NE, Dharminto. Hubungan Perilaku 3M Plus dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang (Studi di Kota Semarang Wilayah Atas). J Kesehat Masy. 2016;4(5):170–7.

36. Purnama SG, Satoto TB, Prabandari Y. Pengetahuan, sikap dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk terhadap infeksi dengue di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. ArcComHealth. 2013;2(1):20–7.

37. Rodiah, Lusiana, Agustine. Pemberdayaan Kader PKK dalam Usaha Penyebarluasan Informasi Kesehatan Jatinagor. J Apl Ipteks Untuk Masy. 2016;5(1):5–8.

38. Yenti F. Analisis Pelaksanaan Program Penanggulangan Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Purnama Kota Dumai Tahun 2016. Universitas Andalas; 2016.

Page 153: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

129

LAMPIRAN 1.

Page 154: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

130

LAMPIRAN 2

RISET IMPLEMENTASI MODEL JURU PEMBASMI JENTIK (JURBASTIK)

DALAM PENANGGULANGAN DBD 2019

I. PENGENALAN TEMPAT

1 Provinsi

2 Kabupaten/Kota*)

3 Kecamatan

4 Desa/Kelurahan*)

5 Klasifikasi Desa/Kelurahan 1. Perkotaan 2. Perdesaan

6 Nomor Kode Sampel

7 Stratifikasi Wilayah DBD 1. Endemis 2. Sporadis 3. Potensial

8 Alamat rumah Rt dan Rw (Tulis dengan huruf kapital)

II. KETERANGAN RESPONDEN (Jika Responden Tidak Dapat Diwawancarai, Maka Dapat Diwakilkan)

1 Nama:

2 Nama responden yang mewakili:

3 Usia responden: ….

RM-

VEKT.DBD.2015

RAHASIA

Page 155: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

131

4 Jenis Kelamin responden: 1. Laki-laki 2. Perempuan

5 Pendidikan Tertinggi responden:

1= Tidak/belum pernah sekolah

2= Tidak tamat SD/MI

3= Tamat SD/MI

4= Tamat SLTP/MTS

5= Tamat SLTA/MA

6= Tamat D1/D2/D3

7= Tamat PT

6 Jenis Pekerjaan Utama responden:

1= PNS/ TNI/Polri/BUMN/BUMD

2= Pegawai swasta

3= Wiraswasta

4= Petani

5= Nelayan

6= Buruh

7= Tidak Bekerja (misal : IRT)

8= Lainnya

III. KETERANGAN PENGUMPUL DATA

1 Nama Pengumpul Data: 4 Nama Ketua

Tim:

2 Tanggal. Pengumpulan

data: (tgl-bln-thn)

--

5

Tanggal.

Pengecekan:

(tgl-bln-thn)

--

3 Tanda tangan

Pengumpul Data 6

Tanda

tangan

Ketua Tim:

IV. RIWAYAT SOSIALISASI 1R1J

1 Apakah [RUMAH TANGGA} pernah disosialisasikan 1R1J ? ISIKAN KODE JAWABAN

DENGAN 1 = YA ATAU 2 = TIDAK

1. Ya

2. Tidak ---- ke P

2 Tahun Berapa 1R1J di sosialisasikan di tempat saudara ? ISIKAN KODE JAWABAN DENGAN 1 = YA ATAU 2 = TIDAK

a. 2015

b. 2016

c. 2017

d. 2018

3 Apakah salah satu anggota rumah tangga pernah mengikuti pelatihan 1R1J ?

1. Ya 2. Tidak

Page 156: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

132

4 Adakah diantara anggota rumah tangga yang di tunjuk sebagai 1R1J ?

3. Ya, sebutkan………… 4. Tidak

5 Berapa kali dalam 1 bulan, dilakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat penampungan air di rumah tangga?

a. 1 minggu 1x b. 1 minggu 2x c. 2 minggu 1x d. 3 minggu 1x

6 Apakah [RUMAH TANGGA] menggunakan bubuk pembunuh larva nyamuk

(Temefos) ?

1. Ya 2. Tidak P.10 3. Lainnya ...... P.10

7

Berapa kali [RUMAH TANGGA] menaburkan bubuk larvasida ke dalam Tempat

Penampungan Air (TPA) ?

1. 1 kali / mnggu

2. 1 kali / bulan

3. 1 kali / 3 bulan

4. lainnya ..................

8 Dari manakah [RUMAH TANGGA] mendapatkan serbuk pembunuh jentik nyamuk (larvasida)? ISIKAN KODE JAWABAN DENGAN 1 = YA ATAU 2 = TIDAK

a. Membeli langsung dari toko

b.

Kader/Nakes

c. Pejual

keliling Lainnya ........

9 Berapa kali [RUMAH TANGGA] menguras bak mandi dan Tempat Penampungan Air (TPA) dalam seminggu ?

1. Sekali 2. Lebih dari 1 kali 3. Tidak Pernah

10 Apa yang biasa [RUMAH TANGGA] lakukan selama ini untuk mencegah penularan penyakit akibat gigitan nyamuk? (JAWABAN

TIDAK DIBACAKAN, LAKUKAN PROBING)

a. Tidur menggunakan kelambu b. Memakai obat nyamuk

bakar/elektrik c. Ventilasi menggunakan kasa

nyamuk

d. Menggunakan repelen / bahan-bahan pencegah gigitan nyamuk

e. Menyemprot ruangan

dalam rumah dengan obat nyamuk

f. Lainnya ..................

CATATAN

Page 157: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

133

V. PEMUKIMAN & LINGKUNGAN

1.

a. Luas Lantai bangunan rumah …………………..m2

b. Jumlah orang yang tinggal dalam satu bangunan rumah ........................ orang

2. Keadaan ruangan dalam rumah (OBSERVASI)

Jenis Ruangan

Penggunaan 1=Terpisah 2=Tidak Terpisah

Kebersihan 1=Bersih, 2=Tidak bersih

Ketersediaan jendela

1=Ada, dibuka tiap hari; 2=Ada, jarang dibuka; 3=Tidak ada

Ventilasi 1=Ada, luasnya>=10% luas lantai; 2=Ada, luasnya <10% luas lantai; 3=Tidak ada

Pencahayaan alami

1=Cukup 2=Tidak cukup

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Tidur

b. Masak/Dapur

c. Keluarga

3. Jenis lantai rumah terluas: 1. Keramik/ubin/marmer/ semen 3. Papan/ anyaman bambu/ rotan 2. Semen plesteran retak 4. Tanah

4 Jenis dinding terluas: 1. Tembok 3. Bambu

2. Kayu/papan/triplek 4. Seng

5 Jenis plafon/langit-langit rumah terluas: 1. Beton 4. Kayu/tripleks 2. Gypsum 5. Anyaman Bambu

3. Asbes/GRC board 6. Tidak ada

6 Koordinat .............................................LS

Page 158: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

134

.............................................BT

7 Apakah [Rumah Tangga] pernah dilakukan

fogging/pengasapan ? 1. Ya 2. Tidak

Apakah [Rumah Tangga] menggunakan

inseektisida rumah tangga, dalam

pengendalian nyamuk?

1. Ya 2. Tidak

8 Apakah rumah tinggal berada di daerah kumuh/tidak tertata? (OBSERVASI) 1. Ya 2. Tidak

Page 159: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

135

LAMPIRAN 3

Jenis Data Kualitatif pada Riset Implementasi Jurbastik Dalam Penanggulangan DBD (Multicenter 2019)

Data kualitatif pada riset ini terdiri dari :

1. Data Pre Intervensi (data sebelum intervensi)

Merupakan data yang dikumpulkan sebelum dilakukan intervensi. Data ini bertujuan untuk

mengetahui tentang implementasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik serta kebijakan-kebijakan

termasuk sumber daya dan lain-lain yang telah dilakukan sebelum intervensi. Data ini

dikumpulkan pada wilayah intervensi dan wilayah non intervensi. Data ini diperoleh melalui

wawancara mendalam kepada:

a. Dinas Kesehatan Provinsi

Pada Dinas Kesehatan Provinsi, wawancara mendalam dilakukan kepada 3 orang

informan, yang terdiri dari :

Kepala Bidang P2P

Kepala seksi penyakit menular

Penanggung jawab program DBD

Pemegang program promkes

b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Pada Dinas Kesehatan Kab/Kota wawancara mendalam dilakukan kepada 3 orang

informan, yang terdiri dari :

Kepala Bidang P2P

Kepala seksi penyakit menular

Penanggung jawab program DBD

Pemegang program promkes

c. Puskesmas

Wawancara mendalam untuk tingkat puskesmas dilakukan kepada puskesmas

intervensi dan juga kepada puskesmas non intervensi. Kepada masing-masing

puskesmas tersebut dilakukan wawancara mendalam kepada 4 orang informan, yaitu :

Kepala Puskesmas

Page 160: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

136

Penanggung jawab program P2P

Penanggung jawab program kesehatan lingkungan

Pemegang program/penanggung jawab program DBD

Pemegang program promkes

d. Wawancara mendalam dengan Tokoh Masyarakat

Camat

Lurah/Kades

Ketua RT

e. Wawancara mendalam dengan koordinator jumantik

Wawancara mendalam dilakukan kepada 2 orang koordinator jumantik.

f. Wawancara mendalam dengan jumantik rumah (jumlah rumah tergantung dengan

‘kedalaman’ data yang diperoleh di lapangan), minimal 2 orang jumantik rumah.

2. Workshop atau Pelatihan Koordinator Jumantik

Pada saat workshop atau pelatihan koordinator Jumantik, dilakukan identifikasi masalah,

penyebab masalah dan cara pemecahan masalah terkait pemantauan dan pembasmian

jentik nyamuk DBD oleh setiap masing-masing koordinator yang dituliskan dalam form

analisis masalah, penyebab masalah dan cara pemecahan masalah.

Selain itu juga dilakukan pembuatan rencana kegiatan oleh masing-masing koordinator

jumantik untuk satu bulan ke depan setelah workshop/pelatihan. Rencana kegiatan tersebut

dituliskan dalam form rencana kegiatan.

Page 161: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

137

Riset Implementasi Jurbastik Dalam Penanggulangan DBD (Multicenter 2019) Panduan Pertanyaan Wawancara Mendalam

Tingkat Dinas Kesehatan Provinsi

Identitas Informan Nama : Umur : Alamat : Jabatan : Lama Menjabat : No HP : Puskesmas : Kabupaten/Kota : Propinsi : Identitas Pewawancara Nama : Tanggal Wawancara : No HP :

A. Implementasi Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

1. Mohon dijelaskan jumlah kasus DBD di wilayah kerja Bapak/Ibu dalam 3 tahun terakhir!

2. Bagaimanakah pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : program apa saja yang sudah dilakukan)

3. Apakah sudah menerima sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diwilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : kapan dilaksanakan sosialisasi, berapa kali, materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosislisasi)

4. Apakah yang dimaksud dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang Bapak/Ibu ketahui?

5. Bagaimanakah pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik saat ini di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing: sejak tahun berapa, berapa puskesmas yang melaksanakan, kecamatan, kelurahan/desa, lingkungan/RW, RT yang sudah melaksanakan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Jika belum ada tanyakan mengapa)

6. Jelaskan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan terkait dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : jika kegiatan hanya melakukan pemantauan jentik, tanyakan kapan pemantauan jentik dilakukan baik oleh jumantik, koordinator, maupun oleh puskesmas)

Page 162: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

138

7. Apakah sudah memberikan sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diwilayah kerja

Bapak/Ibu? (Probing: kapan dilaksanakan sosialisasi, berapa kali, materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosialisasi, kepada siapa sosialisasi diberikan)

B. Kebijaan, Juknis, dan Standar Capaian :

1. Bagaimana dasar pelaksanaan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah Bapak/Ibu? (Probing : dasar hukum seperti Permenkes atau Perda wilayah bebas jentik, dan lain-lain)

2. Adakah terdapat SK terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Jika ada, minta copy SK nya, jika tidak ada tanyakan mengapa)

3. Apakah terdapat petunjuk teknis (Juknis) atau pedoman (NSPK) atau SOP (Standar, Operasional, Prosedur) terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu?

4. Adakah standar capaian dari Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (misalkan capaian ABJ atau Container Indeks harus berapa, harus berapa tercapai kecamatan/ kabupaten bebas jentik, jumlah kasus)

C. Sumber Daya

1. Dapatkah dijelaskan sumber daya manusia yang terlibat dalam program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : struktur organisasi, dari program apa, jumlah supervisor, jumlah koordinator, jumlah pembina jumantik, setiap supervisor/koordinator dan pembina jumnatik membawahi berapa jumantik rumah, jumlah jumantik lingkungan)

2. Apakah Dinas Kesehatan Provinsi melakukan rekapitulasi jumlah Koordinator dan Supervisor Jumantik serta melaporkan kepada Ditjen P2P, Kemenkes RI? Jelaskan.

3. Apakah ada pelatihan terkait Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang diterima Bapak/Ibu? (Probing : kapan pelatihan dilakukan, siapa yang melatih, siapa penyelenggaranya, dimana, dan apa materi pelatihannya)

4. Apakah ada pelatihan terkait Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang diberikan Dinas Kesehatan Provinsi? (Probing : kapan pelatihan dilakukan, kepada siapa diberikan, siapa yang melatih, siapa penyelenggaranya, dimana, dan apa materi pelatihannya)

5. Dapatkah dijelaskan pendanaan dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : berapa besar dananya, sumber dana, alokasi dana (insentif/transport, perbanyak form, kit PSN) Apakah dana tersebut cukup atau tidak)? Jika belum cukup, tindakan apa yang sudah dilakukan atau apa yang akan dilakukan.

6. Apa saja sarana yang digunakan dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja

Bapak/Ibu? (Probing : senter, form atau kit siapa yang menyediakan)

Page 163: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

139

7. Bagaimana peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam mendukung sarana tersebut ! (Misalnya penyediaan Kit Jumantik)

D. Pencatatan, Pelaporan dan Monitoring Evaluasi

1. Bagaimana bentuk pencatatan dan pelaporan dari pemantauan jentik yang dilakukan oleh para jumantik, pembina, koordinator, supervisor, puskesmas, dan dinas kesehatan kabupaten/kota? (Probing : mekanisme pemantauan jentik dan pelaporannya seperti apa, jadwal kunjungan rumah dan pelaporan)

2. Apakah Dinas Kesehatan Kab/Kota mengirimkan laporan hasil pemantauan jentik berkala (PJB) setiap 3 bulan (Maret, Juni, September, Desember) kepada Dinas Kesehatan Provinsi? Jelaskan.

3. Apakah Dinas Kesehatan provinsi mengirimkan umpan balik terhadap laporan hasil pemantauan jentik dari dinas kesehatan kabupaten/kota? (Probing : bentuk umpan balik seperti apa, siapa yang melakukan, dan kapan dilakukan)

4. Apakah Dinas Kesehatan Provinsi menganalisis dan membuat laporan rekapitulasi hasil kegiatan pemantauan jentik dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P)? (Probing : bentuk analisa dan laporannya seperti apa, siapa yang melakukan, dan kapan dilakukan)

5. Apakah Dinas Kesehatan Provinsi membina dan mengevaluasi pelaksanaan 3M Plus di kabupaten/kota? (Probing: bentuk evaluasinya seperti apa, siapa yang melakukan, kapan dilakukan, jika tidak melakukan evaluasi tanyakan mengapa)

6. Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing: bentuk monev seperti apa, siapa yang melakukan, kapan, dan hal apa saja yang di monev)

7. Apakah ada tindak lanjut dari hasil monitoring dan evaluasi tersebut ? Jelaskan tindak lanjutnya seperti apa.

E. Komunikasi antar Pelaksana dan Kerjasama

1. Media komunikasi apa yang digunakan antar pelaksana dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing: media apa, apakah ada pertemuan rutin, biasanya materi/pesan yang disampaikan apa)

2. Apakah terdapat kerjasama lintas program dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? Jelaskan bentuk kerjasama lintas program tersebut. (Probing : dengan program apa saja, sudah berapa lama, bentuk kerjasama, hasil yang didapat dari kerjasama tersebut)

3. Apakah terdapat kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? Jelaskan bentuk kerjasama lintas sektor tersebut. (Probing : dengan lintas sektor apa saja, sudah berapa lama, bentuk kerjasama, hasil yang didapat dari kerjasama tersebut)

F. Dukungan, Hambatan, Saran

Page 164: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

140

1. Faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu?

2. Faktor apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu?

3. Apa saran Bapak/Ibu terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan penanggulangan DBD di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Saran untuk Kemkes, Pemda setempat, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kab/Kota, puskesmas, dan lain-lain yang terkait)

Page 165: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

141

Riset Implementasi Jurbastik Dalam Penanggulangan DBD (Multicenter 2019) Panduan Pertanyaan Wawancara Mendalam Tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Identitas Informan Nama : Umur : Alamat : Jabatan : Lama Menjabat : No HP : Puskesmas : Kabupaten/Kota : Propinsi : Identitas Pewawancara Nama : Tanggal Wawancara : No HP :

A. Implementasi Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

1. Mohon dijelaskan jumlah kasus DBD di wilayah kerja Bapak/Ibu dalam 3 tahun terakhir!

2. Bagaimanakah pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : program apa saja yang sudah dilakukan)

3. Apakah sudah menerima sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diwilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : kapan dilaksanakan sosialisasi, berapa kali, materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosislisasi)

4. Apakah yang dimaksud dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang Bapak/Ibu ketahui?

5. Bagaimanakah pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik saat ini di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing: sejak tahun berapa, berapa puskesmas yang melaksanakan, kecamatan, kelurahan/desa, lingkungan/RW, RT yang sudah melaksanakan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Jika belum ada tanyakan mengapa)

6. Jelaskan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan terkait dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : jika kegiatan hanya melakukan pemantauan jentik, tanyakan kapan pemantauan jentik dilakukan baik oleh jumantik, koordinator, maupun oleh puskesmas)

Page 166: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

142

7. Apakah sudah memberikan sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diwilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : kapan dilaksanakan sosialisasi, berapa kali, materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosialisasi, kepada siapa sosialisasi diberikan)

B. Standar, Tujuan dan Kebijakan :

1. Bagaimana dasar pelaksanaan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah Bapak/Ibu? (Probing : dasar hukum seperti Permenkes atau Perda wilayah bebas jentik, dan lain-lain)

2. Adakah terdapat SK terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Jika ada minta copy SK nya, jika tidak ada tanyakan mengapa)

3. Apakah terdapat petunjuk teknis (Juknis) atau pedoman (NSPK) atau SOP (Standar, Operasional, Prosedur) terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu?

4. Adakah standarcapaian dari Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (misalkan capaian ABJ dan Container Indeks harus berapa, harus berapa tercapai kecamatan/ kabupaten bebas jentik, jumlah kasus)

C. Sumber Daya

1. Dapatkah dijelaskan sumber daya manusia yang terlibat dalam program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : struktur organisasi, dari program apa, jumlah supervisor, jumlah koodinator, jumlah pembina jumantik, setiap supervisor/koordinator dan pembina jumnatik membawahi berapa jumantik rumah, jumlah jumantik lingkungan)

2. Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi jumlah Koordinator dan Supervisor Jumantik serta melaporkan kepada Dinas Kesehatan provinsi? Jelaskan.

3. Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memberikan bimbingan teknis dalam perekrutan Jumantik? (Probing: bentuk bimbingan teknisnya seperti apa, siapa yang memberikan, kapan diberikan, jika tidak memberikan teknis tanyakan mengapa)

4. Apakah ada pelatihan terkait Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang diterima Bapak/Ibu? (Probing: kapan pelatihan dilakukan, siapa yang melatih, siapa penyelenggaranya dimana, dan apa materi pelatihannya)

5. Apakah ada pelatihan terkait Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota? (Probing: kapan pelatihan dilakukan, kepada siapa diberikan, siapa yang melatih, siapa penyelenggaranya, dimana, dan apa materi pelatihannya)

6. Apakah Dinas Kesehatan Kab/Kota memberikan bimbingan dalam pelatihan Jumantik? (Probing: bentuk bimbingan pelatihannya seperti apa, materinya apa, siapa yang memberikan, kapan diberikan, jika tidak memberikan bimbingan pelatihan/pelatihan tanyakan mengapa)

Page 167: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

143

7. Dapatkah dijelaskan pendanaan dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja

Bapak/Ibu? (Probing : berapa besar dananya, sumber dana, alokasi dana (insentif/transport, perbanyak form, kit PSN) Apakah dana tersebut cukup atau tidak)? Jika belum cukup, tindakan apa yang sudah dilakukan atau apa yang akan dilakukan.

8. Apa saja sarana yang digunakan dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : senter, form atau kit siapa yang menyediakan)

9. Bagaimana peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mendukung sarana tersebut! (Misalnya penyediaan Kit Jumantik)

10. Dukungan apa saja yang diberikan Dinas Kesehatan dalam operasionalJumantik?

D. Pencatatan, Pelaporan dan Monitoring Evaluasi

1. Bagaimana bentuk pencatatan dan pelaporan dari pemantauan jentik yang dilakukan oleh para Jumantik, pembina, koordinator, supervisor, dan puskesmas?

2. Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menganalisa laporan hasil pemantauan jentik berkala (PJB) dari puskesmas? (Probing : bentuk analisanya seperti apa, siapa yang melakukan, dan kapan dilakukan)

3. Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirimkan umpan balik terhadap laporan hasil pemantauan jentik berkala (PJB) dari puskesmas? (Probing : bentuk umpan balik seperti apa, siapa yang melakukan, dan kapan dilakukan)

4. Apakah Dinas Kesehatan melaporkan rekapitulasi hasil pemantauan jentik berkala (PJB) setiap tiga bulan (Maret, Juni, September, Desember) kepada Dinas Kesehatan Provinsi? (Probing : bentuk rekapitulasi, siapa yang membuat, dan bagaimana laporan dikirim)

5. Apakah ada umpan balik dari Dinas Kesehatan Provinsi terhadap laporan hasil pemantauan jentik berkala (PJB) dari Dinas Kesehatan Kab/Kota? (Probing : bentuk umpan balik seperti apa, siapa yang melakukan, dan kapan dilakukan)

6. Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : monev oleh puskesmas, dan monev oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota)

7. Bagaimana monitoring dan evaluasi tersebut dilaksanakan? (Probing : siapa yang melakukan, kapan dilakukan, siapa saja yang terlibat)

8. Apakah ada tindak lanjut dari hasil monitoring dan evaluasi tersebut? Jelaskan tindak lanjutnya seperti apa.

E. Komunikasi antar Pelaksana dan Kerjasama

Page 168: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

144

1. Media komunikasi apa yang digunakan antar pelaksana dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing: media apa, apakah ada pertemuan rutin, biasanya materi/pesan yang disampaikan apa)

2. Apakah terdapat kerjasama lintas program dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? Jelaskan bentuk kerjasama lintas program tersebut. (Probing : dengan program apa saja, sudah berapa lama, bentuk kerjasama, hasil yang didapat dari kerjasama tersebut)

3. Apakah terdapat kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? Jelaskan bentuk kerjasama lintas sektor tersebut. (Probing : dengan lintas sektor apa saja, sudah berapa lama, bentuk kerjasama, hasil yang didapat dari kerjasama tersebut)

F. Dukungan, Hambatan, Saran

1. Faktor apa saja yang menjadi pendukungdalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu?

2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu?

3. Apa saran Bapak/Ibu terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan penanggulangan DBD di wilayah kerja Bapak/Ibu?

Page 169: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

145

Riset Implementasi Jurbastik Dalam Penanggulangan DBD (Multicenter 2019) Panduan Pertanyaan Wawancara Mendalam

Tingkat Puskesmas

Identitas Informan Nama : Umur : Alamat : Jabatan : Lama Menjabat : No HP : Puskesmas : Kabupaten/Kota : Propinsi : Identitas Pewawancara Nama : Tanggal Wawancara : No HP :

A. Implementasi Program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

1. Mohon dijelaskan jumlah kasus DBD di wilayah kerja Bapak/Ibu dalam 3 tahun terakhir !

2. Bagaimanakah pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : program apa saja yang sudah dilakukan)

3. Apakah sudah menerima sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diwilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : kapan dilaksanakan sosialisasi, berapa kali, materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosislisasi)

4. Apakah yang dimaksud dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang Bapak/Ibu ketahui?

5. Bagaimanakah pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik saat ini di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : sejak tahun berapa, berapa puskesmas yang melaksanakan, kecamatan, kelurahan/desa, lingkungan/RW, RT yang sudah melaksanakan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Jika belum ada tanyakan mengapa)

6. Jelaskan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan terkait dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : jika kegiatan hanya melakukan pemantauan jentik, tanyakan kapan pemantauan jentik dilakukan baik oleh jumantik, koordinator, maupun oleh puskesmas)

Page 170: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

146

7. Apakah sudah memberikan sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diwilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : kapan dilaksanakan sosialisasi, berapa kali, materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosialisasi, kepada siapa sosialisasi diberikan)

B. Standar, Tujuan dan Kebijakan :

1. Bagaimana dasar pelaksanaan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah Bapak/Ibu? (Probing : dasar hukum seperti Permenkes atau Perda wilayah bebas jentik, dan lain-lain)

2. Adakah terdapat SK terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Jika ada minta copy SK nya, jika tidak ada tanyakan mengapa)

3. Apakah puskesmas membuat SK Koordinator Jumantik atas usulan RW/Desa/Kelurahan dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota? (Jika tidak, tanyakan mengapa)

4. Apakah terdapat petunjuk teknis (Juknis) atau pedoman (NSPK) atau SOP (Standar, Operasional, Prosedur) terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu?

5. Adakah standar capaian dari Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (misalkan capaian ABJ dan Container Indeks harus berapa, harus berapa tercapai kecamatan/ kabupaten bebas jentik, jumlah kasus)

C. Sumber Daya

1. Dapatkah dijelaskan sumber daya manusia yang terlibat dalam program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : struktur organisasi, dari program apa, jumlah supervisor, jumlah koodinator, jumlah pembina jumantik, setiap supervisor/koordinator dan pembina jumnatik membawahi berapa jumantik rumah, jumlah jumantik lingkungan)

2. Apakah puskesmas memiliki nama-nama juru pemantau jentik pada setiap rumah di wilayah kerja Bapak/Ibu?

3. Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memberikan bimbingan teknis dalam perekrutan Jumantik? (Probing : bentuk bimbingan teknisnya seperti apa, siapa yang memberikan, kapan diberikan, jika tidak memberikan teknis tanyakan mengapa)

4. Apakah puskesmas mengusulkan nama supervisor Jumantik ke Dinas Kesehatan Kab/Kota? (Jelaskan siapa yang menjadi supervisor. Jika tidak, tanyakan mengapa)

5. Apakah ada pelatihan terkait Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang diterima Bapak/Ibu? (Probing : kapan pelatihan dilakukan, siapa yang melatih, siapa penyelenggaranya, dimana, dan apa materi pelatihannya)

Page 171: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

147

6. Apakah puskesmas memberikan pelatihan teknis kepada koordinator dan Supervisor Jumantik? (Probing : bentuk pelatihannya seperti apa, materinya apa, siapa yang memberikan, kapan diberikan, jika tidak pelatihan tanyakan mengapa)

7. Apakah Dinas Kesehatan Kab/Kota memberikan bimbingan dalam pelatihan Jumantik? (Probing : bentuk bimbingan pelatihannya seperti apa, materinya apa, siapa yang memberikan, kapan diberikan, jika tidak memberikan bimbingan pelatihan/pelatihan tanyakan mengapa)

8. Dapatkah dijelaskan pendanaan dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : berapa besar dananya, sumber dana, alokasi dana (insentif/transport, perbanyak form, kit PSN) Apakah dana tersebut cukup atau tidak)? Jika belum cukup, tindakan apa yang sudah dilakukan atau apa yang akan dilakukan.

9. Apa saja sarana yang digunakan dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja

Bapak/Ibu? (Probing : senter, form atau kit siapa yang menyediakan)

10. Bagaimana peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mendukung sarana tersebut! (Misalnya penyediaan Kit Jumantik)

11. Dukungan apa saja yang diberikan Dinas Kesehatan dalam operasional Jumantik?

D. Pencatatan, Pelaporan dan Monitoring Evaluasi

1. Bagaimana bentuk pencatatan dan pelaporan dari pemantauan jentik yang dilakukan oleh para Jumantik, pembina, koordinator, supervisor, dan puskesmas?

2. Apakah puskesmas membina dan mengawasi kinerja Koordinator dan Supervisor Jumantik? (Probing : bentuk pembinaan dan pengawasan tersebut, siapa yang melakukan)

3. Apakah puskesmas menganalisis laporan ABJ dari Supervisor Jumantik? (Probing : bentuk analisisnya seperti apa, siapa yang melakukan)

4. Apakah puskesmas melaporkan rekapitulasi hasil pemantauan jentik oleh Jumantik di wilayah kerjanya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap sebulan sekali?

5. Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan umpan balik terhadap rekapitulasi hasil pemantauan jentik oleh Jumantik dari puskesmas? (Probing : bentuk umpan baliknya nya seperti apa, siapa yang melakukan, dan kapan dilakukan)

6. Apakah puskesmas melakukan pemantauan jentik berkala (PJB) minimal 3 bulan sekali? (Probing : bentuk kegiatan tersebut, siapa yang melakukan)

7. Apakah puskesmas melaporkan hasil PJB setiap tiga bulan (Maret, Juni, September, Desember) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota? (Probing : bentuk laporannya, siapa yang melakukan)

Page 172: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

148

8. Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirimkan umpan balik terhadap laporan hasil pemantauan jentik berkala (PJB) dari puskesmas? (Probing : bentuk umpan balik seperti apa, siapa yang melakukan, dan kapan dilakukan)

9. Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : monev oleh puskesmas, dan monev oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota)

10. Bagaimana monitoring dan evaluasi tersebut dilaksanakan? (Probing : siapa yang melakukan, kapan dilakukan, siapa saja yang terlibat)

11. Apakah ada tindak lanjut dari hasil monitoring dan evaluasi tersebut? Jelaskan tindak lanjutnya seperti apa.

E. Komunikasi antar Pelaksana dan Kerjasama

1. Media komunikasi apa yang digunakan antar pelaksana dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : media apa, apakah ada pertemuan rutin, biasanya materi/pesan yang disampaikan apa)

2. Apakah terdapat kerjasama lintas program dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? Jelaskan bentuk kerjasama lintas program tersebut. (Probing : dengan program apa saja, sudah berapa lama, bentuk kerjasama, hasil yang didapat dari kerjasama tersebut)

3. Apakah puskesmas berkoordinasi dengan kecamatan dan atau kelurahan/desa untuk pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus? (Probing : bentuk koordinasi tersebut, jika tidak ada tanyakan mengapa)

4. Apakah terdapat kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu? Jelaskan bentuk kerjasama lintas program tersebut. (Probing : dengan lintas sektor apa saja, sudah berapa lama, bentuk kerjasama, hasil yang didapat dari kerjasama tersebut)

F. Dukungan, Hambatan, Saran

1. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu?

2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah kerja Bapak/Ibu?

3. Apa saran Bapak/Ibu terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan penanggulangan DBD di wilayah kerja Bapak/Ibu?

G. Tambahan pertanyaan untuk setelah intervensi

1. Menurut Bapak/Ibu, adakah manfaat yang dirasakan dengan kegiatan pendampingan

ini? Jelaskan.

Page 173: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

149

2. Bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan puskesmas setelah selesai pendampingan ini? Jelaskan.

Riset Implementasi Jurbastik Dalam Penanggulangan DBD (Multicenter 2019) Panduan Pertanyaan

Wawancara Mendalam kepada Koordinator Jumantik

Identitas Informan

Nama : Umur : Alamat : Jabatan : Lama Menjabat : No HP : Puskesmas : Kabupaten/Kota : Propinsi : Identitas Pewawancara Nama : Tanggal Wawancara : No HP :

A. Pengetahuan DBD dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

1. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang DBD? (Jelaskan penyebab, gejala, apakah berbahaya dan menular, cara penularan, cara mencegah)

2. Apakah sudah pernah mendengar tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik? (Probing :

Jika pernah, tanyakan dari mana mendengar Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, kapan, dalam acara apa)

3. Jika pernah mendengar, apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik? 4. Bisakah Bapak/Ibu menjelaskan struktur organisasi Jumantik di wilayah Puskesmas ini?

(Probing : susunan mulai dari Jumantik keluarga sampai tingkat puskesmas, dan setiap koordinator membawahi berapa jumantik keluarga)

B. Sosialisasi dan Pelatihan

1. Apakah Bapak/Ibu sudah pernah menerima sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diwilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : kapan dilaksanakan sosialisasi, dimana, apa materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosislisasi)

Page 174: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

150

2. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan pelatihan terkait Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik? (Probing : kapan pelatihan yang diterima dan diberikan, siapa yang melatih, materi pelatihannya apa, metodenya bagaimana)

C. Pelaksanaan Kegiatan Sebagai Koordinator Jumantik

1. Jelaskan tugas Bapak/Ibu sebagai koordinator Jumantik? 2. Apa saja yang sudah Bapak/Ibu lakukan sebagai koordinator Jumantik?

3. Apakah sudah memberikan sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik kepada Jumantik keluarga? (Probing : kapan dilaksanakan sosialisasi, materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosialisasi)

4. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan sosialisasi PSN 3M Plus secara kelompok kepada masyarakat. (Satu Koordinator Jumantik bertanggungjawab membina maksimal 10 orang Jumantik rumah/lingkungan)? (Probing bentuk sosialisasi, kapan dilakukan, materinya apa saja, dilakukan dimana, rutin atau tidak)

5. Kegiatan apa saja yang sudah dilakukan di wilayah Bapak/Ibu terkait dengan pembasmian jentik dan pencegahan DBD? (Probing : bentuk kegiatan, kapan dilaksanakan, siapa saja yang melaksanakan, metode/cara kegiatan dilakukan)

6. Apakah Bapak/Ibu menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan PSN 3M Plus di lingkungan tempat tinggal? (Probing bentuknya seperti, kapan dilakukan, dilakukan dimana, rutin atau tidak)

7. Apakah Bapak/Ibu membuat rencana/jadwal kunjungan ke seluruh bangunan baik rumah maupun TTU/TTI di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : bentuk rencana kerjanya seperti apa)

8. Apakah Bapak/Ibu melakukan kunjungan dan pembinaan ke rumah/ tempat tinggal, TTU/TTI setiap 2 minggu? (Probing : bentuk kunjungan kegiatan tersebut,apa yang dilakukan)

9. Apakah Bapak/Ibu melakukan pemantauan jentik di rumah dan bangunan yang tidak berpenghuni seminggu sekali?

10. Bagaimana peran puskesmas, kecamatan, kelurahan/desa, RW, dan RT dalam kegiatan pembasmian jentik di wilayah Bapak/Ibu? (Probing : peran masing-masing dalam kegiatan pemberantasan jentik)

D. Laporan, Monitoring dan Evaluasi

1. Apakah Bapak/Ibu membuat catatan/rekapitulasi hasil pemantauan jentik rumah, TTU dan TTI sebulan sekali? (Probing : bentuk catatan/rekapitulasi hasil pemantauan jentik yang dibuat seperti apa)

2. Bagaimana pencatatan dan pelaporan kegiatan Jurbastik? (Probing : bentuk laporan, kapan laporan dikumpulkan, kepada siapa laporan dikumpulkan)

Page 175: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

151

3. Apakah Bapak/Ibu melaporkan hasil pemantauan jentik kepada Supervisor Jumantik sebulan sekali?

4. Apakah ada umpan balik dari supervisor?

5. Apakah Bapak/Ibu melaporkan hasil pemantauan jentik ke puskesmas?

6. Apakah ada pertemuan monitoring dan evaluasi dengan Dinas Kesehatan atau puskesmas secara rutin dalam rangka kegiatan pembasmian jentik?

7. Apakah wahana komunikasi dalam melancarkan kegiatan sebagai koordinator Jumantik?

E. Sarana dan Insentif

1. Jelaskan ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan sebagai koordinator jumantik! (Probing : ketersediaan kit jumantik, senter, form laporan, kartu laporan jumantik keluarga, cukup atau tidak sarana dan prasarana tersebut, dan bagaimana mengatasinya jika kurang)

2. Jelaskan ketersediaan dana dalam menunjang kegiatan koordinator jumantik! (Probing :

sumber dana, cukup atau tidak, dan bagaimana mengatasinya jika kurang)

3. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan insentif sebagai koordinator Jumantik? (Probing : besarnya insentif, dari mana, kapan didapat)

F. Faktor Pendukung, Penghambat dan Saran

1. Faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam upaya pembasmian jentik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : sumber daya manusia, sosial budaya yang ada di masyarakat, peran serta masyarakat, dan lain-lain)

2. Faktor apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam upaya pemberantasan jentik di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : sumber daya manusia, sosial budaya yang ada di masyarakat, peran serta masyarakat, dan lain-lain)

3. Jika masyarakat kurang berperan serta, sebutkan dalam hal apa saja (tidak melakukan 3M, menolak abatisasi, menolak fogging, dan lain-lain)

4. Apa saran Bapak/Ibu terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan penanggulangan DBD di wilayah Bapak/Ibu?

Page 176: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

152

Riset Implementasi Jurbastik Dalam Penanggulangan DBD (Multicenter 2019) Panduan Pertanyaan

Fokus Group Diskusi (FGD) Koordinator Jumantik Puskesmas : Kabupaten/Kota : Propinsi : Nama Pemandu : Nama Notulen : Tanggal FGD : Identitas Peserta FGD :

No

Nama Umur Pendidikan Alamat Lama menjadi koordinator

Jumantik/Jurbastik

A. Pengetahuan DBD dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

1. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang DBD? (Jelaskan penyebab, gejala, apakah berbahaya dan menular, cara penularan, cara mencegah)

2. Apakah sudah pernah mendengar tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik? (Probing :

Jika pernah, tanyakan dari mana mendengar Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, kapan, dalam acara apa)

3. Jika pernah mendengar, apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik?

4. Bisakah Bapak/Ibu menjelaskan struktur organisasi Jumantik di wilayah Puskesmas ini ? (Probing : susunan mulai dari Jumantik keluarga sampai tingkat puskesmas, dan setiap koordinator membawahi berapa jumantik keluarga)

B. Sosialisasi dan Pelatihan

Page 177: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

153

1. Apakah Bapak/Ibu sudah menerima sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diwilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : kapan dilaksanakan sosialisasi, dimana, apa materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosislisasi)

2. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan pelatihan terkait Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik? (Probing : kapan pelatihan yang diterima dan diberikan, siapa yang melatih, materi pelatihannya apa, metodenya bagaimana)

C. Pelaksanaan Kegiatan Sebagai Koordinator Jumantik

1. Jelaskan tugas Bapak/Ibu sebagai koordinator Jumantik? 2. Apa saja yang sudah Bapak/Ibu lakukan sebagai koordinator Jumantik ?

3. Apakah sudah memberikan sosialisasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik kepada Jumantik keluarga? (Probing : kapan dilaksanakan sosialisasi, materi sosialisasi, siapa yang melakukan sosialisasi)

4. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan sosialisasi PSN 3M Plus secara kelompok kepada masyarakat. (Satu Koordinator Jumantik bertanggungjawab membina maksimal 10 orang Jumantik rumah/lingkungan)? (Probing bentuk sosialisasi, kapan dilakukan, materinya apa saja, dilakukan dimana, rutin atau tidak)

5. Kegiatan apa saja yang sudah dilakukan di wilayah Bapak/Ibu terkait dengan pembasmian jentik dan pencegahan DBD? (Probing : bentuk kegiatan, kapan dilaksanakan, siapa saja yang melaksanakan, metode/cara kegiatan dilakukan)

6. Apakah Bapak/Ibu menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan PSN 3M Plus di lingkungan tempat tinggal ? (Probing bentuknya seperti, kapan dilakukan, dilakukan dimana, rutin atau tidak)

7. Apakah Bapak/Ibu membuat rencana/jadwal kunjungan ke seluruh bangunan baik rumah maupun TTU/TTI di wilayah kerja Bapak/Ibu ? (Probing : bentuk rencana kerjanya seperti apa)

8. Apakah Bapak/Ibu melakukan kunjungan dan pembinaan ke rumah/ tempat tinggal, TTU dan TTI setiap 2 minggu? (Probing : bentuk kunjungan kegiatan tersebut,apa yang dilakukan)

9. Apakah Bapak/Ibu melakukan pemantauan jentik di rumah dan bangunan yang tidak berpenghuni seminggu sekali?

10. Bagaimana peran puskesmas, kecamatan, kelurahan/desa, RW, dan RT dalam kegiatan pemberantasan jentik di wilayah Bapak/Ibu? (Probing : peran masing-masing dalam kegiatan pembasmian jentik)

D. Laporan, Monitoring dan Evaluasi

Page 178: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

154

1. Apakah Bapak/Ibu membuat catatan/rekapitulasi hasil pemantauan jentik rumah, TTU dan TTI sebulan sekali? (Probing : bentuk catatan/rekapitulasi hasil pemantauan jentik yang dibuat seperti apa)

2. Bagaimana pencatatan dan pelaporan kegiatan Jurbastik? (Probing : bentuk laporan, kapan laporan dikumpulkan, kepada siapa laporan dikumpulkan)

3. Apakah Bapak/Ibu melaporkan hasil pemantauan jentik kepada Supervisor Jumantik sebulan sekali?

4. Apakah ada umpan balik dari supervisor?

5. Apakah Bapak/Ibu melaporkan hasil pemantauan jentik ke puskesmas?

6. Apakah ada pertemuan monitoring dan evaluasi dengan Dinas Kesehatan atau puskesmas secara rutin dalam rangka kegiatan pembasmian jentik?

7. Apakah wahana komunikasi dalam melancarkan kegiatan sebagai koordinator Jumantik?

E. Sarana dan Insentif

1. Jelaskan ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan sebagai koordinator jumantik! (Probing : ketersediaan kit jumantik, senter, form laporan, kartu laporan jumantik keluarga, cukup atau tidak sarana dan prasarana tersebut, dan bagaimana mengatasinya jika kurang)

2. Jelaskan ketersediaan dana dalam menunjang kegiatan koordinator jumantik ! (Probing :

sumber dana, cukup atau tidak, dan bagaimana mengatasinya jika kurang)

3. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan insentif sebagai koordinator Jumantik? (Probing : besarnya insentif, dari mana, kapan didapat)

F. Faktor Pendukung, Penghambat dan Saran

1. Faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam upaya pembasmian jentik di wilayah kerja Bapak/Ibu (Probing : sumber daya manusia, sosial budaya yang ada di masyarakat, peran serta masyarakat, dan lain-lain)

2. Faktor apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam upaya pembasmian jentik di

wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : sumber daya manusia, sosial budaya yang ada di masyarakat, peran serta masyarakat, dan lain-lain)

3. Jika masyarakat kurang berperan serta, sebutkan dalam hal apa saja (tidak melakukan

3M, menolak abatisasi, menolak penyemprotan/fogging missal, dan lain-lain) 4. Apa saran Bapak/Ibu terkait pelaksanaan pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

dan penanggulangan DBD di wilayah Bapak/Ibu?

Page 179: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

155

Riset Implementasi Jurbastik Dalam Penanggulangan DBD (Multicenter 2019) Panduan Pertanyaan Wawancara Mendalam

Untuk Camat, Kepala Desa/Kelurahan, RW/RT

Identitas Informan

Nama : Umur : Alamat : Jabatan : Lama Menjabat : No HP : Puskesmas : Kabupaten/Kota : Propinsi : Identitas Pewawancara Nama : Tanggal Wawancara : No HP :

A. Pengetahuan tentang DBD

1. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang DBD? (Jelaskan penyebab, gejala, apakah berbahaya dan menular, cara penularan, cara mencegah)

2. Apakah sudah pernah mendengar tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ? (Probing:

Jika pernah, tanyakan dari mana mendengar Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, kapan, dalam acara apa)

3. Jika pernah mendengar, apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik?

4. Bisakah Bapak/Ibu menjelaskan struktur organisasi Jumantik di wilayah Puskesmas ini ? (Probing : susunan mulai dari Jumantik keluarga sampai tingkat puskesmas, dan setiap koordinator membawahi berapa jumantik keluarga)

5. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan informasi atau sosialisasi tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ? (Probing : kapan diberikan, siapa yang memberikan, dan materi yang disampaikan)

Page 180: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

156

B. Sikap Terhadap DBD

1. Menurut Bapak/Ibu apakah setuju jika di rumah Bapak/Ibu dilakukan pemantauan dan pembasmian jentik nyamuk? Jelaskan mengapa.

2. Menurut Bapak/Ibu apakah setuju jika di lingkungan Bapak/Ibu dilakukan pemantauan

dan pembasmian jentik nyamuk? Jelaskan mengapa.

3. Menurut Bapak/Ibu apakah setuju jika penderita DBD di lingkungan Bapak/Ibu segera diberikan pengobatan dan dilaporkan ke puskesmas ? Jelaskan mengapa.

4. Apakah Bapak/Ibu setuju jika di rumah Bapak/Ibu terdapat 1 Jumantik? Jelaskan, mengapa.

C. Pelaksanaan PSN dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

1. Bagaimanakah pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Bapak/Ibu? (Probing : program apa saja yang sudah dilakukan termasuk program PSN oleh jumantik, kapan dilakukan, wilayah mana saja)

2. Apakah pengurus RT melakukan pemetaan dan pengumpulan data penduduk, data

rumah/ bangunan pemukiman dan tempat-tempat umum lainnya seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana olahraga, masjid/mushola dll? Jelaskan proses tersebut dan kapan dilakukan.

3. Apakah pengurus RT mengadakan pertemuan tingkat RT dihadiri oleh warga setempat, tokoh masyarakat (Toma), tokoh agama (Toga), dan kelompok potensial lainnya? Jelaskan pertemuan tersebut dan kapan dilakukan.

4. Apakah pada pertemuan tersebut disampaikan tentang perlunya setiap rumah melakukan pemantauan jentik dan PSN 3M Plus secara rutin seminggu sekali dan mensosialisasikan tentang pentingnya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dengan membentuk Jumantik rumah/lingkungan? Jelaskan.

5. Apakah pengurus RT membentuk koordinator jumantik dan jumantik lingkungan berdasarkan musyawarah warga? Jelaskan.

6. Apakah RW (Supervisor Jumantik) memeriksa dan mengarahkan rencana kerja koordinator Jumantik? Jelaskan.

7. Apakah RW (Supervisor Jumantik) memberikan bimbingan teknis kepada Koordinator Jumantik? Jelaskan.

8. Apakah RW (Supervisor Jumantik) melakukan pembinaan dan peningkatan keterampilan kegiatan pemantauan jentik dan PSN 3M Plus kepada koordinator Jumantik? Jelaskan.

Page 181: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

157

9. Apakah RW (Supervisor Jumantik) melakukan pengolahan data pemantauan jentik menjadi data Angka Bebas Jentik (ABJ)? Jelaskan.

10. Apakah RW (Supervisor Jumantik) melaporkan ABJ ke puskesmas setiap bulan sekali?

Jelaskan. 11. Adakah sumber dana dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jentik ? (Probing : ada

tidak, sumber dana dari mana, dan untuk apa)

12. Apakah pernah dilakukan monitoring evaluasi terhadap program-program tersebut? (Probing : kapan dilakukan, siapa yang melakukan, bentuk kegiatannya, rencana tindak lanjut terhadap hasil monitoring evaluasi)

13. Bagaimanakah peran kecamatan dalam kegiatan penanggulangan DBD khususnya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik? Jelaskan.

14. Menurut bapak/ibu/saudara, faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah Bapak/Ibu?

15. Menurut bapak/ibu/saudara, faktor apa saja yang menghambat Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik di wilayah Bapak/Ibu?

16. Apa saran Bapak/Ibu terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan penanggulangan DBD di wilayah kerja Bapak/Ibu?

Page 182: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

158

Riset Implementasi Jurbastik Dalam Penanggulangan DBD (Multicenter 2019) Panduan Pertanyaan

Wawancara Mendalam Untuk Jumantik Rumah

Identitas Informan Nama : Umur : Alamat : Pendidikan : No HP : Puskesmas : Kabupaten/Kota : Propinsi : Identitas Pewawancara Nama : Tanggal Wawancara : No HP :

A. Pengetahuan tentang DBD dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

1. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui tentang DBD? (Jelaskan penyebab, gejala, apakah berbahaya dan menular, cara penularan, cara mencegah)

2. Apakah pernah mendengar tentang 1 Rumah 1 Jumantik ? (Probing : dari mana

mendengar hal tersebut dan siapa yang menyampaikan) 3. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ?

4. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan informasi atau sosialisasi tentang Gerakan 1

Rumah 1 Jumantik ? (Probing : kapan diberikan, siapa yang memberikan, dan materi yang disampaikan)

5. Sepengetahuan Bapak/Ibu bagaimana cara mencegah agar jentik nyamuk tidak berada di rumah dan lingkungan rumah Bapak/Ibu ? Jelaskan.

B. Sikap Terhadap Pencegahan DBD

1. Menurut Bapak/Ibu apakah setuju jika di rumah Bapak/Ibu dilakukan pemantauan dan pembasmian jentik nyamuk? Jelaskan mengapa.

2. Menurut Bapak/Ibu apakah setuju jika di lingkungan Bapak/Ibu dilakukan pemantauan

dan pembasmian jentik nyamuk? Jelaskan mengapa.

Page 183: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

159

3. Menurut Bapak/Ibu apakah setuju jika penderita DBD di lingkungan Bapak/Ibu segera diberikan pengobatan dan dilaporkan ke puskesmas? Jelaskan mengapa.

4. Apakah Bapak/Ibu setuju jika di rumah Bapak/Ibu terdapat 1 Jumantik? Jelaskan, mengapa.

C. Pelaksanaan Kegiatan Pembasmian Jentik

1. Apa yang keluarga Bapak/Ibu lakukan dalam upaya pemberantasan jentik nyamuk DBD? Jelaskan (contoh menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan sebagainya)

2. Apa yang keluarga Bapak/Ibu lakukan dalam upaya pencegahan dari gigitan nyamuk?

Jelaskan (contoh menggunakan repellen, insektisida, dsb)

3. Apakah ada anggota keluarga di rumah Bapak/Ibu yang mensosialisasikan PSN 3M Plus kepada seluruh anggota keluarga/penghuni rumah? (Probing : apa yang disampaikan, siapa yang memberikan, kapan)

4. Apakah keluarga di rumah Bapak/Ibu memeriksa/memantau tempat perindukan nyamuk

(memeriksa jentik) di dalam dan di luar rumah seminggu sekali? (Probing : siapa yang melakukan, apa saja yang dilakukan, kapan dilakukan, jika tidak tanyakan mengapa)

5. Apakah ada anggota keluarga di rumah Bapak/Ibu menggerakkan anggota keluarga/penghuni rumah untuk melakukan PSN 3M Plus seminggu sekali? Jelaskan.

6. Apakah hasil pemantauan jentik dan pelaksanaan PSN 3 M Plus dicatat pada kartu jentik? Jelaskan apa yang dicatat dan bentuk kartunya seperti apa.

7. Apakah ada petugas yang datang untuk mencatat keberadaan jentik di rumah Bapak/Ibu?

8. Dalam 3 bulan terakhir, apakah ada kegiatan penyuluhan DBD di lingkungan tempat tinggal Bapak/Ibu? (Probing : kapan dilakukan, siapa yang memberikan penyuluhan, materinya apa, metodenya bagaimana)

9. Dalam 3 bulan terakhir, apakah ada kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan tempat tinggal Bapak/Ibu seperti kerja bakti, dsb? (Probing : kapan dilakukan, siapa saja yang terlibat, kegiatannya seperti apa)

10. Adakah manfaat yang Bapak/Ibu rasakan dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik? Jelaskan manfaat tersebut

Page 184: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

160

11. Apakah hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pembasmian jentik di rumah dan lingkungan sekitar rumah Bapak/Ibu?

12. Apa saran Bapak/Ibu terkait pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan penanggulangan DBD di wilayah Bapak/Ibu?

Page 185: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

161

Form Analisis Masalah, Penyebab Masalah dan Cara Pemecahan Masalah Terkait Pemberantasan Penyakit DBD

Nama Puskesmas :

Alamat Puskesmas :

Kabupaten/Kota :

Kecamatan :

Desa/Kelurahan :

RT/RW :

Nama Koordinator Jurbastik :

Tanggal pertemuan :

No Masalah Penyebab Upaya yang sudah dilakukan Kesepakatan cara

pemecahannya (termasuk

dukungan lintas sektor)

Page 186: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

162

MATRIKS RENCANA KEGIATAN JURBASTIK TERKAIT RISET IMPLEMENTASI JURBASTIK DALAM PENANGGULANGAN DBD

TAHUN 2019

Nama Puskesmas :

Alamat Puskesmas :

Kecamatan :

Kabupaten/Kota :

Tanggal pertemuan :

Waktu pelaksanaan kegiatan :

No Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Target Rincian

Indikator Keberhasilan

Sumber Pembiayaan

Dana Alat Tenaga

1.

2.

3.

4.

Page 187: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

163

Daftar Hadir Peserta Tempat : Tanggal : Pemimpin rapat : Notulen :

No Nama Instansi Jabatan

*) Lampirkan undangan pertemuan Kesimpulan Rapat : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------

Page 188: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

164

KEMENTERIAN KESEHATAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

NASKAH PENJELASAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Litbang

Kesehatan mulai bulan Maret 2019 sampai dengan November 2019 akan melakukan

penelitian mengenai “RISET IMPLEMENTASI MODEL JURU PEMBASMI JENTIK

(JURBASTIK) DALAM PENANGGULANGAN DBD” Penelitian ini bertujuan mengetahui

keberhasilan program satu rumah satu Jurbastik di masyarakat.

Adapun kegiatan kami di rumah Bapak/Ibu adalah wawancara terkait program Satu

Rumah Satu Jurbastik pemberantasan sarang nyamk (PSN). Untuk mencapai tujuan

kegiatan tersebut, kami akan mengganggu waktu Bapak/Ibu sekitar 60 menit.

Untuk itu, kami bermaksud meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat berpartisipasi

dalam penelitian ini.Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela dan berhak untuk

mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa ada sanksi apapun.

Semua informasi dan hasil pemeriksaan akan dirahasiakan dan disimpan di Pusat

Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan,

Jakarta dan hanya digunakan untuk pengembangan kebijakan program kesehatan dan

pengembangan ilmu pengetahuan.

Bila Bapak/Ibu memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, dapat

menghubungi Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat,

Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan Jl. Percetakan Negara No. 29

Jakarta; telepon (021) 4261088, atau M. Rasyid Ridha, SKM, M.Sc (08125012745) selaku

Ketua Peneliti di Kalimantan Timur.

Page 189: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET IMPLEMENTASI MODEL … · laporan akhir penelitian riset implementasi model juru pembasmi jentik (jurbastik) dalam penanggulangan dbd di kalimantan

165

Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini sebagai yang memberikan persetujuan

menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti

mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan

Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan

dengan judul “RISET IMPLEMENTASI MODEL JURU PEMBASMI JENTIK

(JURBASTIK) DALAM PENANGGULANGAN DBD” Saya memutuskan untuk ikut

berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Selama penelitian ini saya berhak mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi

apapun.

..................,

................................2019

Saksi Yang Memberikan Persetujuan

(.......................................................) (........................................................)

Mengetahui,

Tim Pelaksana Penelitian

(.......................................................)