laporan akhir penelitian internal dosen...

58
LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCES DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PAI SMP PADA KURIKULUM 2013 TIM PENGUSUL Ketua: Dr.Oneng Nurul Bariyah, M.Ag Anggota: Siti Rohmah, M.Pd UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2014

Upload: hakhue

Post on 05-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN INTERNAL DOSEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCES

DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PAI SMP

PADA KURIKULUM 2013

TIM PENGUSUL

Ketua:

Dr.Oneng Nurul Bariyah, M.Ag

Anggota:

Siti Rohmah, M.Pd

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian
Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Halaman Pengesahan

Daftar Isi …………………………………………………………….. iii

Abstrak……………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..

A. Latar Belakang Masalah………………………………

B. Permasalahan……………………………………………

1.Identifikasi Masalah…………………………………

2.Pembatasan Masalah…………………………………

3.Perumusan masalah…………………………………

C. Tujuan penelitian………………………………………

D. Manfaat penelitian ……………………………………

E. Luaran Penelitian……………………………………..

1

1

3

4

4

4

4

4

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA……………………………………

A. Konsep Multiple Intelligences …………………………

B.Pembelajaran Pendidikan Agama Islam………………

6

6

22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................

A. Jenis Penelitian………………………………………….

B. Metode Penelitian ……………………………………...

C. Sumber Data…………………………………… ……….

D. Teknik Pengumpulan Data…………………… ……….

E. Teknik Analisis Data……………………………………

F. Jadwal pelaksanaan……………………………………..

36

36

36

36

36

36

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………

A. Aplikasi Konsep Multiple Intelligences Dalam PAI di

SMP……………………………………………………..

B. Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences

(Kecerdasan Majemuk)…………………………………...

38

38

47

BAB V PENUTUP…………………………………………………………

A. Kesimpulan……………………………………………………

B. Saran-saran……………………………………………………..

52

52

53

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 54

LAMPIRAN

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

Abstrak

Oneng Nurul Bariyah dan Siti Rohmah. Konsep Multiple Intelligences Dan

Aplikasinya Dalam Pembelajaran PAI SMP Pada Kurikulum 2013. Latar

masalah penelitian adalah bahwa proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

saat ini lebih cenderung mementingkan aspek-aspek akademik cenderung

memberikan tekanan pada perkembangan intelegensi hanya terbatas pada aspek

kognitif, sehingga manusia telah dipersempit menjadi sekedar memiliki

kecerdasan kognitif atau yang sering disebut IQ. Padahal, menurut Howard

Gardner “People are born with certain amount of intelligences” bahwa seorang

anak yang lahir memiliki berbagai macam kecerdasan multiple intelligences

(kecerdasan majemuk).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aplikasi konsep multiple

intelligences dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data

penelitian bersumber dari data pustaka karena penelitian ini merupakan Penelitian

Kepustakaan (Library Research). Sumber data yang digunakan ada dua macam

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah kurikulum 2013 mata

pelajaran PAI tingkat SMP & buku tentang konsep Multiple Intelligences. Adapun

Data sekunder adalah berupa buku yang berbicara mengenai kecerdasan yang

pernah di tulis oleh para ahli, bisa berupa majalah, jurnal, makalah, internet dan

sebagainya yang mempunyai relevansi dengan judul penelitian. Analisis data

menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Berbasis

Kecerdasan Majemuk adalah sebgai berikut: Fase 1:Guru merencanakan suatu

pendekatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku. Fase 2: Guru

merencanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar

yang ingin dicapai. Fase 3: Guru menentukan metode/teknik pembelajaran yang

paling sesuai/cocok dengan kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian Guru

mengidentifikasi jenis kecerdasan yang paling dominan/efektif digunakan sesuai

dengan teknik/metode yang digunakan. Fase 4: Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dan meminta siswa untuk ikut berperan aktif dan

bekerjasama mengenali dan mengoptimalkan jenis-jenis kecerdasan yang ada

pada diri mereka. Fase 5: Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan

pembelajaran yang telah dibuat . Fase 6: Guru mengevaluasi hasil belajar siswa

tentang materi yang telah dipelajari, berupa tes, baik tes lisan, tes tertulis ataupun

presentasi. Fase 7: Guru mencari cara atau metode untuk menghargai prestasi

siswa baik upaya maupun hasil belajar siswa (Memberikan Reward/Penghargaan).

Fase 8: Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan selanjutnya dan

menugaskan siswa untuk menuliskan ide-ide baru/pertanyaan-pertanyaan baru

dalam jurnal harian siswa.

Kata kunci: kecerdasan majemuk, strategi pembelajaran, peran aktif, optimal.

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada

manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan

dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat mempertahankan

dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses

berfikir dan belajar secara terus-menerus. Hal tersebut sesuai dengan perintah

Allah yang pertama kepada Nabi Muhammad yaitu membaca (QS.al-„Alaq:1).

Membaca merupakan proses meningkatkan kecerdasan seseorang dalam

menunjang keberhasilan pendidikannya.

Menurut Suparlan, kurikulum pendidikan di Indonesia menilai kecerdasan

manusia terlalu sempit, manusia dianggap hanya memiliki satu kecerdasan yang

dapat diukur yang disebut kecerdasan logika-matematika, sedangkan alat yang

digunakan untuk mengukur kecerdasan tersebut adalah tes IQ. Praktek-praktek

pembelajaran di Indonesia yang masih mengandalkan pada cara-cara yang lama

yang menganggap anak hanya perlu melaksanakan kewajiban yang telah

digariskan oleh guru dan orang tua harus diubah. Pembelajaran satu arah, yang

berorientasi pada keinginan guru dan kurikulum, dan cenderung sangat

mengutamakan prestasi akademik saja perlu dikaji ulang, karena sudah tidak

sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat.1 Tampaknya pendapat tersebut

dapat diterima, karena kehidupan dan budaya masyarakat terus berkembang yang

ditandai dengan banyaknya penemuan baru berkaitan dengan teknologi yang

menopang kehidupan manusia.

Kecenderungan pembelajaran yang selalu menekankan pada prestasi

akademik tersebut akan menghasilkan generasi muda yang kurang berinisiatif

seperti menunggu instruksi, takut salah, malu mendahului yang lain, hanya ikut-

ikutan, salah tetapi masih berani bicara (tidak bertanggung jawab), mudah

1 Suparlan. Mencerdaskan Kehlmidupan Bangsa, Dari Konsepsi Sampai Dengan

Implementasi. (Yogyakarta: HLMikayat. 2004). hlm.7.

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

2

bingung karena kurang memiliki percaya diri, serta tidak peka terhadap

lingkungannya. Di samping itu generasi demikian akan memiliki sifat-sifat yang

tidak sabar, ingin cepat berhasil walaupun melalui jalan pintas, kurang

menghargai proses, mudah marah sehingga banyak menimbulkan kerusuhan dan

tawuran. Pendekatan di dalam pembelajaran yang sangat mementingkan aspek-

aspek akademik cenderung memberikan tekanan pada perkembangan intelegensi

hanya terbatas pada aspek kognitif, sehingga manusia telah dipersempit menjadi

sekedar memiliki kecerdasan kognitif atau yang sering disebut IQ.

Howard Gardner memperkenalkan penelitiannya yang berkaitan dengan

multiple intelligences (kecerdasan majemuk). Gardner menyatakan bahwa People

are born with certain amount of intelligences bahwa seorang anak yang lahir

memiliki berbagai macam kecerdasan.2 Gardner menghilangkan anggapan yang

ada selama ini tentang kecerdasan manusia. Gardner menolak asumsi, bahwa

kognisi manusia merupakan satu kesatuan dan individu hanya mempunyai

kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan

seluruh spektrum kecerdasan, tetapi setiap individu memiliki tingkat penguasaan

yang berbeda. Individu memiliki beberapa kecerdasan, dan kecerdasan itu

bergabung manjadi satu kesatuan dan membentuk kemampuan pribadi yang cukup

tinggi.3 Perbedaan kecerdasan yang dimiliki setiap individu melahirkan aktivitas

yang berbeda-beda dalam kehidupan manusia. Dalam proses pendidikan, ada

standar utama yang dapat dijadikan tolak ukur dalam penilaian keberhasilan

seorang siswa. Namun, seorang guru pun harus memahami keberagaman tingkat

kecerdasan yang dimiliki oleh siswa.

Dalam pendidikan, guru menginginkan siswanya berhasil. Seorang guru

ketika memilih karir menjadi pendidik dan sebagai pendidik akan merasa puas

jika dapat membuat perubahan dalam kehidupan generasi muda. Oleh karena itu,

sudah seharusnya para guru tidak hanya menggunakan satu metode dalam

pengajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam variasi metode dan model

pembelajaran yang berlainan disesuaikan dengan intelegensi peserta didik, sebab

2 Howard Gardner, Changing Minds (Massachusetts, USA, Harvard Business School

Press, 2006), hlm 29 3Thomas R. HLMoer. Buku Kerja Multiple Intelligences. (Bandung: Kaifa. 2007). hlm 5.

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

3

para peserta didik mempunyai intelegensi yang berbeda dan siswa akan lebih

mudah belajar bila materi disajikan dengan cara yang sesuai dengan intelegensi

mereka yang menonjol.

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang wajib

dipelajari siswa di sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat

Perguruan Tinggi. Berdasarkan pengamatan penulis di beberapa sekolah SMP di

Kecamatan Ciputat metode pengajaran PAI pada umumnya menggunakan metode

ceramah dan praktik (untuk materi ibadah salat dan membaca al-Quran).4 Materi

PAI secara garis besar meliputi bidang akidah, syari‟ah, akhlak, dan sejarah.

Keterbatasan metode pengajaran PAI yang dilaksanakan guru melahirkan

siswa tidak memiliki kecerdasan majemuk. Artinya, siswa lebih memahami materi

PAI secara teoritis dan sedikit yang bersifat praktis. Penilaian kemampuan siswa

lebih menekankan pada aspek kognitif tidak pada aspek psikomotor. Akibatnya,

tujuan pengajaran Agama Islam secara umum tidak tercapai dimana belum dapat

merubah karakter siswa. Selain itu, pengukuran penilaian kemampuan siswa

hanya menitikberatkan pada beberapa indicator dan kecerdasan.

Padahal, menurut teori Gardner bahwa siswa memiliki kecerdasan

majemuk (multiple intellegences) sehingga seorang guru dapat menggunakan

berbagai metode dalam menyampaikan pelajaran kepada anak-didik. Berdasarkan

pemikiran tersebut, PAI sebagai salah satu bidang studi yang wajib dipelajari

siswa semestinya juga dapat melahirkan berbagai kecerdasan anak didik.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa penting untuk mengkaji

tentang Konsep Multiple Intellegence dan Aplikasinya dalam Pembelajaran PAI

SMP. Pada penelitian ini materi PAI berdasarkan Pada Kurikulum 2013.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian

ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

4 Pengamatan dilakukan pada beberapa sekolah pada tahun 2012

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

4

1) Pembelajaran materi Akidah di SMP belum menerapkan pembelajaran

berdasarkan kecerdasan majemuk?

2) Pembelajaran materi Fikih di SMP belum menerapkan pembelajaran

berdasarkan kecerdasan majemuk?

3) Pembelajaran materi Akhlak di SMP belum menerapkan pembelajaran

berdasarkan kecerdasan majemuk?

4) Pembelajaran materi Qur‟an Hadis di SMP belum menerapkan

pembelajaran berdasarkan kecerdasan majemuk?

5) Pembelajaran materi Sejarah di SMP belum menerapkan pembelajaran

berdasarkan kecerdasan majemuk?

2.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, Penelitian ini dibatasi pada :

Konsep Multiple Intellegence dan Aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP berdasarkan Kurikulum 2013 . Dalam penelitian ini akan

dibatasi pada Konsep multiple intelligence berdasarkan konsep Howard Gardner.

2.Perumusan M asalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka

rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana aplikasi konsep

Multiple Intelligences dalam pembelajaran PAI di SMP pada kurikulum 2013?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aplikasi konsep multiple

intelligences dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

memperkaya khazanah pemikiran dalam pendidikan agama Islam.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

perumusan sistem pendidikan Islam yang inovatif dan aplikatif

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

5

berbasis tuntutan zaman sesuai dengan perkembangan psikologi dan

kecerdasan peserta didik.

3. Sebagai rujukan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam menggali

potensi kecerdasan peserta didik untuk mendesain pembelajaran sesuai

dengan gaya belajar mereka.

E. Luaran Penelitian

Penelitian yang dilakukan melahirkan konsep tentang aplikasi multiple

intelligences pada pengajarn Pendidikan Agama Islam di SMP pada

kurikulum 2013. Tindak lanjut dari penelitian ini yaitu penyusunan buku

tentang Pengajaran Agama Islam Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple

Intelligences)

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Multiple Intelligence

1. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan (inteligensi) merupakan salah satu dari beberapa gejala

kejiwaan yang sulit dipahami. Padahal sudah tidak diragukan lagi, bagaimana

peranannya dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya dalam bidang

pendidikan dan pengajaran.5 Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, masalah

kecerdasan merupakan salah satu masalah pokok, karena itu tidak mengherankan

kalau masalah itu banyak dikupas orang, baik secara khusus maupun sambil lalu

dalam pertautan dengan pengupasan yang lain.

Dalam pertautan dengan pengupasan yang lain,6 Kecerdasan didefinisikan

bermacam-macam. Para ahli, termasuk para psikolog, tidak semua sepakat dalam

mendefinisikan arti kecerdasan. Karena, memang tidak mudah mendefinisikan

kecerdasan. Bukan saja karena definisi kecerdasan itu berkembang sejalan

dengan perkembangan ilmiah menyangkut studi kecerdasan dan sains-sains yang

berkaitan dengan otak manusia, seperti, neurology atau neurobiology atau

neurosains, dan penekanannya. Namun, hal demikian terjadi juga karena

penekanan definisi kecerdasan tersebut sudah barang tentu akan sangat

bergantung, pertama, pada pandangan dunia, filsafat manusia, dan filsafat ilmu

yang mendasarinya; kedua, bergantung pada teori kecerdasan itu sendiri. Sebagai

contoh, teori kecerdasan IQ sudah barang tentu akan berbeda dengan teori EQ dan

SQ dalam mendefinisikan kecerdasan.7

Menurut Spearman (yang terkenal dengan teori Spearman), ada dua faktor

pada kecerdasan, yaitu faktor umum dan faktor khusus. Faktor umum mendasari

5 Add. Rachlmman Abror. Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta: Tiara Wacana. 1993). hlm

43 6 Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT.RajaGrafindo. 1998), hlm 121

7 Agus Effendi. Revolusi Kecerdasan Abad 21. (Bandung: Alfabeta. 2005) hlm 79-80

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

7

hampir semua perbuatan individu, sedang faktor khusus berfungsi dalam kegiatan-

kegiatan tertentu yang khas.8

Alfred Binet, seorang tokoh utama perintis pengukuran inteligensi yang

hidup antara tahun 1857 – 1911, bersama Theodore Simon mendefinisikan

inteligensi terdiri dari tiga komponen yaitu:

a. Kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan.

b. Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah

dilaksanakan.

c. Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.9

Pada tahun 1916 Lewis Madison Terman mendefinisikan kecerdasan

sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak. Sedangkan H.H.

Goddard pada tahun 1946 mendefinisikan kecerdasan sebagai tingkat kemampuan

pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung

dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang datang.10 Donald

Sterner memberikan definisi tentang kecerdasan yaitu kemampuan untuk

menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan masalah-masalah

baru; tingkat kecerdasan diukur dengan kecepatan memecahkan masalah.11

Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai "kemampuan untuk

memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai dalam satu

latar belakang budaya atau lebih ". Dengan kata lain, kecerdasan dapat bervariasi

menurut konteksnya.12

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan itu merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang untuk

8 Nana Syaodihlm Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya. 2005). hlm 93 9 Syaifuddin Azwar. Pengantar Psikologi Inteligensi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2002). hlm.5 10 Ibid 11

HLMarry Alder. Boost Your Intelligense. (Jakarta: Erlangga. 2001). hlm.15 12 Colin Rose dan Malcolm J. Nichlmoll, Accelerated Learning For Thlme 21ST Century,

(Bandung: Nuansa, 2006), hlm.58

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

8

memecahkan suatu masalah. Masalah yang dihadapi setiap orang berbeda

berdasarkan kondisi sosial, ekonomi, serta pendidikan.

2. Teori Multiple Intellegence

1) Kecerdasan Intelektual (IQ)

Selama ini yang diketahui untuk mengetahui kecerdasan dikenal dengan

IQ sebagai standar pertama dan utama kecerdasan kita. Semakin tinggi tes IQ

seseorang, maka dia dikatakan memiliki kualitas kecerdasan intelektual yang

tinggi, dan kemudian orang tersebut dipuji-puji sebagai orang "pintar" dan bahkan

"brilian". Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tes IQ seseorang, semakin

rendah pula derajat kecerdasan intelektualnya, dan kemudian dia dicap sebagai

orang bodoh.

Cerdas-tidaknya otak seseorang , sepertinya hanya ditentukan melalui tes

kecerdasan yang populer dengan sebutan School Aptitude Test (SAT). Ini

mengantar manusia menuju dekade-dekade yang oleh Gardner disebut "cara

berpikir IQ": "bahwa orang itu entah cerdas atau tidak terlahir secara demikian;

bahwa tak ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengubahnya; dan

bahwa tes-tes itu dapat menunjukkan apakah Anda termasuk orang cerdas atau

bukan".13

Pendapat tersebut tentu berbeda dengan dasar pemikiran dalam Islam

bahwa setiap manusia diberi akal untuk berfikir. Namun, manusia memiliki

keterbatasan dan hanya sedikit ilmu yang diketahui oleh manusia, disamping

manusia itu sendiri memiliki kemampuan berbeda-beda.

Di berbagai sekolah dan perguruan tinggi, mahasiswa yang ber-IQ tinggi

biasanya menduduki rangking tinggi dan sekaligus memperoleh prestasi

akademis. Demikian pula dalam dunia kerja; mereka akan segera memperoleh

pekerjaan yang menjanjikan selepas dari perguruan tinggi. Apalagi, banyak

perusahaan besar telah lama melakukan semacam "nota kesepakatan" dengan

perguruan tinggi bergengsi dalam rangka perekrutan lulusan-lulusan terbaik untuk

bergabung ke dalam perusahaan.

13 Ibid

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

9

Mata rantai itulah yang kemudian memperkuat persepsi dan citra di

kalangan masyarakat luas bahwa orang yang ber-IQ tinggi akan mempunyai masa

depan yang lebih cemerlang dan menjanjikan. Sampai-sampai hal itu merasuk

kuat ke dalam ingatan kolektif masyarakat: Ber-IQ tinggi menjamin kesuksesan

hidup; sebaliknya, ber-IQ sedang-sedang saja, apalagi rendah, begitu suram masa

depanya.

2) Kecerdasan Emosional (EQ)

Istilah kecerdasan emosional baru dikenal secara luas pertengahan 90-an

dengan diterbitkannya buku Daniel Goleman, Emotional Intelligence. Sebenarnya

Goleman telah melakukan riset kecerdasan emosional ini lebih dari 10 tahun. Ia

menunggu waktu sekian lama untuk mengumpulkan bukti ilmiah yang kuat.

Sehingga saat Goleman mempublikasikan penelitiannya, Emotional Intelligence

mendapat sambutan positif baik dari akademisi maupun praktisi.14

Keterampilan kecerdasan emosional bekerja secara sinergi dengan

keterampilan kognitif, orang-orang yang berprestasi tinggi memiliki keduanya.

Makin kompleks pekerjaan, makin penting kecerdasan emosional. Emosi yang

lepas kendali dapat membuat orang yang pandai menjadi bodoh.

Tanpa kecerdasan emosional, orang tidak akan mampu menggunakan

kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimum. Yang

diperlukan untuk sukses dimulai dengan keterampilan intelektual, tetapi orang

juga memerlukan kecerdasan emosional untuk memanfaatkan potensi bakat

mereka secara penuh. Penyebab tercapainya potensi maksimum adalah karena

ketidaksetabilan emosi.15

Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual

yang biasa dikenal dengan IQ, tetapi keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada

kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang

sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan dalam

14 Agus Nggermanto, Quantum Quotient, (Bandung: Nuansa, 2005), hlm98 15

HLMamzahlm B.Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi

Aksara,2006), hlm69

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

10

berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Goleman (1995) mengungkapkan 5

(lima) wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu

untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

a. Mengenali emosi diri

Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi

merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya

pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan

pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang

sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak

peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan

keputusan.

b. Mengelola emosi

Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat

terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung

pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur

diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau

ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya

orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus

bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang

merugikan dirinya sendiri.

c. Memotivasi diri

Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal

sebagai berikut : 1) cara mengendalikan dorongan hati; 2) derajat kecemasan yang

berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; 3) kekuatan berfikir positif; 4)

optimisme; dan 5) keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian

seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya

hanya terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang

dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif

dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

11

d. Mengenali emosi orang lain

Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada

kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan

bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang

tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak

akan mampu menghormati perasaan orang lain.

e. Membina hubungan dengan orang lain

Dalam bahasa agama , EQ adalah kepiawaian menjalin "hablun min al-

naas". Pusat dari EQ adalah "qalbu". Hati mengaktifkan nilai-nilai yang paling

dalam, mengubah sesuatu yang dipikirkan menjadi sesuatu yang dijalani. Hati

dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh otak. Hati adalah

sumber keberanian dan semangat, integritas dan komitmen. Hati merupakan

sumber energi dan perasaan terdalam yang memberi dorongan untuk belajar,

menciptakan kerjasama, memimpin dan melayani.

Keharusan memelihara hati agar tidak kotor dan rusak, sangat dianjurkan

oleh lslam. Hati yang bersih dan tidak tercemar-lah yang dapat memancarkan EQ

dengan baik. Di antara hal yang merusak hati dan memperlemah daya kerjanya

adalah dosa. EQ berkaitan erat dengan kehidupan keagamaan. Apabila petunjuk

agama dijadikan panduan kehidupan, maka akan berdampak positif terhadap

kecerdasan emosional. Begitu pula sebaliknya. Jika petunjuk agama tidak

dijadikan panduan kehidupan, maka akan berdampak negatif terhadap kecerdasan

emosional.

4) Kecerdasan Spritual (SQ)

Menurut Ary Ginanjar Agustian di dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan,

melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang

seutuhnya, dan memiliki pola pemikiran tauhidi, serta berprinsip "hanya karena

Allah".16

16 Ary Ginanjar Agustian, Rahlmasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual ESQ,, (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001), hlm.57

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

12

SQ berbeda dengan IQ dan EQ. IQ adalah jenis kecerdasan yang

digunakan untuk memecahkan masalah logika dan strategis. Sementara EQ adalah

jenis kecerdasan yang memberi kita rasa empati, cinta, motivasi dan kemampuan

untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat.

Perlu ditegaskan bahwa secara harfiah SQ menumbuhkan otak manusiawi

kita. SQ adalah kecerdasan yang mampu "menyalakan" kita. Dengan SQ, kita

akan menjadi manusia seperti adanya sekarang dan memberikan kita potensi

untuk "menyala" lagi – untuk tumbuh dan berubah serta menjalani lebih lanjut

evolusi potensi manusiawi. Dengan SQ pula, kita bisa menjadi kreatif, luwes,

berwawasan luas, atau spontan secara kreatif, untuk berhadapan dengan masalah

eksistensial – yaitu saat secara pribadi kita merasa terpuruk, terjebak oleh

kebiasaan, kekhawatiran, dan masalah masa lalu akibat penyakit dan kesedihan.

SQ-lah yang menjadikan kita sadar bahwa kita mempunyai masalah eksistensial.

SQ akan membuat kita mampu mengatasinya; memberi kita suatu rasa yang

"mendalam" menyangkut perjuangan hidup; pedoman kita di saat kita berada di

"ujung". SQ adalah hati nurani kita, yang mampu membuat kita menjadi lebih

cerdas secara spiritual dalam beragama. SQ membantu kita menjalani hidup pada

tingkatan makna yang lebih dalam; menghadapi masalah baik dan jahat, hidup dan

mati, serta asal-usul sejati dari penderitaan dan keputusasaan manusia.17

Dari sudut psikologi memberi tahu kita bahwa ruang spiritual pun

memiliki arti kecerdasan. Logika sederhananya: di antara manusia ada yang tidak

cerdas secara spiritual, dengan ekspresi keberagamaannya yang monolitik,

eksklusif, dan intoleran, yang sering kali berakibat pada kobaran konflik atas

nama agama. Begitu juga sebaliknya, di antara manusia bisa juga ada orang yang

cerdas secara spiritual sejauh orang itu mengalir dengan penuh kesadaran, dengan

sikap jujur dan terbuka, inklusif, dan bahkan pluralis dalam beragama di tengah

pluralitas agama.

17 Ibid

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

13

5. Kecerdasan majemuk/ganda (Multiple Intelligences)

Menurut Howard Gardner bahwa kecerdasan itu meliputi beberapa macam,

yaitu:18

(1) kecerdasan linguistic-verbal / linguistic intelligence (2) kecerdasan

logika-matematik / logical mathematical intelligence (3) kecerdasan visual-spasial

/ spatial intelligence , (4) kecerdasan ritmik-musik / musical intelligence, (5)

kecerdasan kinestetis / Bodily-Kinesthetic intelligence, (6) kecerdasan sosial /

interpersonal intelligence , (7) kecerdasan Diri Pribadi / intrapersonal intelligence

(8) kecerdasan naturalis.

a. Kecerdasan Linguistic-Verbal19

Kecerdasan ini berupa kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas

juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara,

menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam

berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran,

menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara

dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis,

penyiar radio/televisi, editor, guru.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.

1. Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.

2. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu

komunikasi verbal.

3. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu

membaca karya orang lain.

4. Mampu menulis dan berbicara secara efektif.

5. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita

atau melakukan perbaikan pada karya tulis.

6. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan

melalui diskusi, ataupun debat.

18 Howard Gardner, Multiple Intelleigence, Intelleigence Reframed for the 21

st (New York,

USA: Basic Books, 1999), h.43-48; Paul Suparno, Teori Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di

Sekolahlm, (Jakarta : Kanisius, 2004), hlm 15. 19 Ibid , hlm 43-48

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

14

7. Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang

diucapkan.

8. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan

kata.

Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan

hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di

radio / TV, dan sebagainya.

b. Kecerdasan Logika-Matematik

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi

dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi

dalam pemikiran. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali

tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat

operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara

logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik.

Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu mengembangkan

keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi mudah berpikir logis

karena dilatih disiplin mental yang keras dan belajar menemukan alur piker yang

benar atau tidak benar. Di samping itu juga kecerdasan ini dapat membantu

menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan keterampilan

pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan

pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya

ingat.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai

berikut.

1. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.

2. Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.

3. Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.

4. Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman

komputer, metode riset.

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

15

5. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat

hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.

6. Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan

hukum.

7. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek

yang konkret.

Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer

komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.

c. Kecerdasan Spasial-Visual

Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk

melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di sekitarnya.

Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila

mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan

yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak

mampu melihatnya.

Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat

membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut

seperti arah datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan

mereka dapat memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu

ditingkatkan kualitasnya.

Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti

fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut

untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti

terhadap gambaran tersebut.

1. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan

sebagai berikut.

2. Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat

patung.

3. Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu

visual lainnya.

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

16

4. Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.

5. Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.

6. Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan

dengan manipulasi.

7. Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek,

bentuk, dan warna.

8. Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses

mengingat.

Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis,

desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan

sebagainya.

d. Kecerdasan Ritmik-Musik

Kecerdasan ritmik-musikal adalah kemampuan seseorang untuk

menyimpan nada di dalam benaknya, untuk mengingat irama, dan

secara emosional terpengaruh oleh musik. Kecerdasan musikal

merupakan suatu alat yang potensial karena harmoni dapat merasuk ke

dalam jiwa seseorang melalui tempat-tempat yang tersembunyi di

dalam jiwa (Plato). Musik dapat membantu seseorang mengingat suatu

gerakan tertentu, perhatikan seseorang atau sekelompok orang yang

sedang menari atau berolahraga senam ritmik mesti selalu disertai

dengan alunan musik.

Banyak pakar berpendapat bahwa kecerdasan musik merupakan

kecerdasan pertama yang harus dikembangkan dilihat dari sudut

pandang biologi (saraf) kekuatan musik, suara dan irama dapat

menggeser pikiran, member ilham, meningkatkan ketakwaan,

meningkatkan kebanggaan nasional dan mengungkapkan kasih sayang

untuk orang lain.

Kecerdasan musikal dapat memberi nilai positip bagi siswa

karena: (a) meningkatkan daya kemampuan mengingat; (c)

meningkatkan prestasi/kecerdasan; (c) meningkatkan kreativitas dan

imajinasi.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

17

Suatu studi yang dikutip oleh May Lim (2008) menunjukkan

bahwa sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik

selama delapan bulan mengalami peningkanan dalam IQ spatial sebesar

46% sementara kelompok kontrol yang tidak diperdengarkan musik

hanya meningkat 6%.Mungkin sering kita melihat ada siswa atau orang

yang lebih suka belajar bila ada musik yang diperdengarkan (Gaya

belajar auditory). Pada orang ini informasi akan lebih mudah tersimpan

di dalam memorinya , karena mereka mampu mengoasiasikan irama

musik dengan informasi pengetahuan yang mereka baca meskipun

kadang-kadang mereka tidak menyadarinya.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan

sebagai berikut.

1. Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk

memainkan alat musik.

2. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.

3. Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah

lagu.

4. Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.

5. Mampu menciptakan komposisi musik.

6. Senang improvisasi dan bermain dengan suara.

7. Menyukai dan mampu bernyanyi.

8. Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai

penyanyi atau pemusik.

9. Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.

Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli

terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra,

penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.

e. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk

membangun hubungan yang penting antara pikiran dengan tubuh, yang

memungkin tubuh untuk memanipulasi objek atau menciptakan

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

18

gerakan. Secara biologi ketika lahir semua bayi dalam keadaan tidak

berdaya, kemudian berangsur-angsur berkembang dengan menunjukkan

berbagai pola gerakan, tengkurap, “berangkang”, berdiri, berjalan, dan

kemudian berlari, bahkan pada usia remaja berkembang kemampuan

berenang dan akrobatik.

Kecerdasan ini amat penting karena bermanfaat untuk (a)

meningkatkan kemampuan psikomotorik, (b) meningkatkan

kemampuan sosial dan sportivitas, (c) membangun rasa percaya diri dan

harga diri dan sudah barang tentu (d) meningkatkan kesehatan.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan

sebagai berikut.

1. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan

dalam menggunakan tubuh kita secara trampil untuk

mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja

dengan baik dalam menangani objek.

2. Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan,

dan keanggunan dalam bergerak.

3. Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role

play, permainan yang menggunakan fisik.

4. Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.

5. Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang

sedang dipelajari.

6. Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat

terhadap apa yang dialami atau dilihat.

Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli

mekanik/montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari,

atlet profesional, dan sebagainya.

f. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan ini berkait dengan kemampuan seseorang untuk

berinteraksi dengan orang lain. Pada saat berinteraksi dengan orang

lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan, temperamen,

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

19

suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian

memberikan respon yang layak. Orang dengan kecerdasan Interpersonal

memiliki kemampuan sedemikian sehingga terlihat amat mudah

bergaul, banyak teman dan disenangi oleh orang lain. Di dalam

pergaulan mereka menunjukkan kehangatan, rasa persahabatan yang

tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan orang lain,

orang dengan kecerdasan ini juga berusaha baik dalam menyelesaikan

persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselihanan dengan

orang lain.

Kecerdasan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak

dapat hidup sendiri (No man is an Island). Orang yang memiliki

jaringan sahabat yang luas tentu akan lebih mudah menjalani hidup ini.

Seorang yang memiliki kecerdasan “bermasyarakat” akan (a) mudah

menyesuaikan diri, (b) menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial,

(b) berhasil dalam pekerjaan.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan

sebagai berikut :

1. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai

menjalin hubungan sosial.

2. Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan

orang lain.

3. Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan

berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non-

verbal.

4. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok

yang berbeda, mampu menerima umpan balik yang

disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan

orang lain.

5. Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.

6. Mau melihat sudut pandang orang lain.

7. Menciptakan dan mempertahankan sinergi.

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

20

Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian

personalia / humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli

psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.

g. Kecerdasan Intrapersonal.

Oliver Wendell Holmes berpendapat: Apa yang didepan dan apa

yang ada di belakang kita adalah hal yang kecil dibandingkan dengan

apa yang ada di dalam diri kita. Inilah kira-kira pandangan yang dianut

oleh orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal ini. Kecerdasan

intrapersonal adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan

seseorang untuk memahami diri sendiri dan bertanggungjawab atas

kehidupannya sendiri.

Orang-orang dengan kecerdasan ini selalu berpikir dan membuat

penilaian tentang diri mereka sendiri, tentang gagasan, dan impiannya.

Mereka juga mampu mengendalikan emosis mereka untuk

membimbing dan memperkaya dan memperluas wawasan kehidupan

mereka sendiri.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan

sebagai berikut.

1. Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu

menyalurkan pikiran dan perasaan.

2. Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.

3. Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar

yang berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.

4. Mengembangkan konsep diri dengan baik.

5. Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur

spiritual.

Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan

keadaaan saat ini.

6. Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.

Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi,

perencana program, pengusaha, dan sebagainya.

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

21

h. Kecerdasan Naturalis.

Kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan serta

menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di

lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan

naturalis ini adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.

Kecerdasan naturalis ini berkaitan dengan wilayah otak bagian

kiri, yakni bagian yang peka terhadap pengenalan bentuk atau pola

kemampuan membedakan dan mengklasifikasikan sesuatu. Jika anak

dengan mudah dapat menandai pola benda-benda alam, dan mengingat

benda-benda alam yang ada di sekitarnya, maka anak dapat dikatakan

memiliki kecerdasan naturalis tinggi.

Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan

sebagai berikut.

1. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan

objek alam, tanaman atau hewan.

2. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.

3. Mampu mengenali pola di antara spesies.

4. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.

5. Senang memelihara tanaman, hewan.

6. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop

untuk mempelajari suatu organisme.

7. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.

8. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung,

scuba diving (menyelam).

Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung,

pengurus organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga

museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan sebagainya.

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

22

B. Pembelajaran PAI

1. Pengertian Pembelajaran PAI

Pembelajaran adalah proses interaksi antar Peserta Didik, antara Peserta

Didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pendidikan agama Islam adalah organisasi masyarakat yang memberi pengaruh

aktivitasnya bagi keluarga dan lembaga sekolah, dalam upaya mengembangkan

potensi anak didik, baik dari aspek jasmani, akal, maupun akhlak. Dengan

demikian, memungkinkan anak didik dapat hidup sesuai dengan perkembangan

lingkungan di mana dia berada.20

Omar Muhammad Al-Toumy al-Syaebany mengartikan pendidikan agama

Islam sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan

pribadinya atau kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya

melalui proses kependidikan. Usaha melakukan perubahan ini harus dilandasi

oleh nilai-nilai islami, yakni Qur'an dan Sunnah Nabi.21

Di dalam GBPP pendidikan agama Islam di sekolah umum, dijelaskan

bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan

tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.22

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pendidikan agama Islam di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar,

sistematis dan pragmatis berupa bimbingan, latihan dan asuhan yang diarahkan

kepada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan ajaran Islam

untuk mencapai kebahagian di dunia dan akhirat.

Jadi dapat diambil suatu pengertian bahwa pembelajaran pendidikan agama

Islam adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu di mana terdapat unsur

manusiawi, material, fasilitas, prosedur dan perlengkapan yang saling

20 Ibid., 93 21 Sama'un Bakry, Menggagas Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Bani Qurasy,

2005), hlm 10 22 Ibid., hlm76

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

23

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam juga bertujuan untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dangan lingkungannya agar

tercipta suasana dan kondisi belajar yang kondusif bagi siswa sehingga siswa

bergairah dan aktif belajar dalam rangka memperoleh hasil yang maksimal yang

diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan

ajaran Islam.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan

sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

intelektual dan psikomotorik;

2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman

belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di

sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber

belajar;

3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya

dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan;

5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih

lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;

6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)

kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam

kompetensi inti;

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

24

7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran

dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai

berikut:

1) pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus

memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki

kompetensi yang sama;

2) pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-

lingkungan alam, sumber/media lainnya);

3) pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa

saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4) pola pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin

diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

5) pola belajar kelompok (berbasis tim);

6) pola pembelajaran berbasis alat multimedia;

7) pola pembelajaran berbasis kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat

pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

8) pola pembelajaran pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);

dan

9) pola pembelajaran kritis.

Prinsip pembelajaran yang digunakan sebagai berikut:

1. dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;

2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar;

3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah;

4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

25

6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran

dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

keterampilan mental (softskills);

9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing

ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani);

11. pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa

saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik.

2.Kompetensi Inti (KI) & Kompensi Dasar (KD) PAI tingkat SMP

KELAS: VII

K.1

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya ;

Kompetensi Dasar.1

1.1 Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman.

1.2 Beriman kepada Allah SWT

1.3 Beriman kepada malaikat Allah SWT

1.4 Menerapkan ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan

syariat Islam

1.5 Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman

rukun Islam

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

26

1.6 Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-

Jumu„ah (62): 9

1.7 Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai

implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah

KI.2

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya;

KD.2

2.1 Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-

Baqarah (2): 42 dan hadis terkait

2.2 Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai

implementasi dari Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan hadis terkait

2.3 Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari Q.S.

al-Nisa (4): 8 dan hadis terkait

2.4 Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. al-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali

Imran (3): 134, dan hadis terkait

2.5 Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27

dan hadis terkait

2.6 Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-

Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait

2.7 Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari

pemahaman sifat Allah (Al-‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir) dan

Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. al-Rahman (55):33 serta hadis terkait

2.8 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah

2.9 Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

27

KI.3

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata ;

KD.3

3.1 Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-‟Alim, al-Khabir, al-Sami‟, dan al-

Bashir

3.2 Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli

3.3 Memahami kandungan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan Q.S. al-Rahman (55):

33 serta hadits terkait tentang menuntut ilmu.

3.4 Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa

(4): 8 dan hadis terkait

3.5 Memahami kandungan Q.S. al-Nisa (4) : 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan

Q.S. Ali Imran (3): 134 serta hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf

3.6 Memahami makna amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis

terkait

3.7 Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis

terkait

3.8 Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari‟at

Islam

3.9 Memahami ketentuan shalat berjamaah

3.10 Memahami ketentuan shalat Jumat

3.11 Memahami ketentuan shalat Jamak Qasar

3.12 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah

3.13 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Madinah

3.14 Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin

KI.4

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

28

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori ;

KD.4

4.1 Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani al-

Asmaul-Husna: Al-‟Alim, al-Khabir, al-Sami‟, dan al-Bashir.

4.2 Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat.

4.3.1 Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. al-Rahman (55): 33, Q.S. al-

Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan

tartil

4.3.2 Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S. al-Rahman (55): 33,

Q.S. al-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134

dengan lancar.

4.4 Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan QS An-

Nisa (4): 8 dan hadis terkait

4.5.1 Membaca Q.S.al-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali

Imran (3): 134 dengan tartil

4.5.2 Menunjukkan hafalan Q.S. al-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan

Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar

4.6 Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan

hadis terkait

4.7 Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13

dan hadis terkait

4.8 Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas besar

4.9 Mempraktikkan shalat berjamaah

4.10 Mempraktikkan shalat Jumat

4.11 Mempraktikkan shalat jamak dan qasar

4.12 Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw.

periode Mekah

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

29

4.13 Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw.

periode Madinah

4.14 Mencontohkan perilaku terpuji dari khulafaurrasyidin

KELAS: VIII

KI.1

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya ;

KD.1

1.1 Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman.

1.2 Meyakini Kitab suci Al-Quran sebagai pedoman hidup sehari-hari

1.3 Meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman

1.4 Menunaikan shalat sunnah

1.5 Menerapkan ketentuan sujud syukur, sujud tilawah dan sujud syahwi

berdasarkan syariat Islam

1.6 Menunaikan puasa Ramadhan dan puasa sunnah sebagai implementasi dari

pemahaman rukun Islam

1.7 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam mengonsumsi makanan yang halal

dan bergizi

KI.2

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya ;

KD.2

2.1 Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-

Maidah (5): 8 dan hadits terkait

2.2 Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. al-Nisa (4): 36 dan hadits terkait

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

30

2.3 Menghargai perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama

sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-„Ashr (103): 2-3, Q.S. Al-

Hujurat (49): 12 dan hadits terkait

2.4 Menghargai perilaku rendah hati, hemat, dan hidup sederhana sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Al Furqan (25): 63, Q.S. Al Isra‟(17): 27

dan hadits terkait

2.5 Menghargai perilaku mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan

bergizi dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman

Q.S. al-Nahl (16): 114 dan hadits terkait

2.6 Menghargai perilaku menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran

sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan 32

serta hadits terkait.

2.7 Menghargai perilaku semangat menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan

sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-‟Alim, al-Khabir, as-

Sami‟, dan al-Bashir) dan Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan al-Rahman (55): 33

serta hadits terkait

2.8 Meneladani semangat ilmuwan muslim dalam menumbuhkembangkan ilmu

pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari

KI.3

Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata ;

KD.3

3.1 Memahami makna Q.S. Al-Furqan (25): 63 dan Q.S. Al Isra‟(17) : 27 serta

hadits terkait

3.2 Memahami makna Q.S. al-Nahl (16):114 serta hadits terkait

3.3 Memahami makna Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan 32 serta hadits terkait

3.4 Memahami makna beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt

3.5 Memahami makna beriman kepada Rasul Allah Swt

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

31

3.6 Memahami hikmah shalat sunnah berjamaah dan munfarid

3.7 Memahami hikmah sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah

3.8 Memahami hikmah puasa wajib dan sunnah

3.9 Memahami hikmah penetapan makanan dan minuman yang halal dan haram

berdasarkan Al-Quran dan Hadits

3.10 Memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah

dan masa Abbasiyah

KI.4

Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

KD.4

4.1.1 Membaca Q.S. Al Furqan (25): 63 dan Al-Isra‟(17): 27 dengan tartil

4.1.2 Menunjukkan hafalan Q.S. Al-Furqan (25) ayat 63 dan Al-Isra‟(17): 27 serta

Hadits terkait

4.2.1 Membaca Q.S. An Nahl (16): 114 dengan tartil

4.2.2 Menunjukkan hafalan Q.S. An Nahl (16): 114 serta Hadits terkait

4.3.1 Membaca Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan32 dengan tartil

4.3.2 Menunjukkan hafalan Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan32 serta Hadits terkait

4.4 Menyajikan dalil naqli tentang beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt

4.5 Menyajikan dalil naqli tentang iman kepada Rasul Allah Swt

4.6.1 Memahami hikmah shalat sunnah berjamaah dan munfarid

4.6.2 Mempraktikkan shalat sunnah berjamaah dan munfarid

4.7 Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah

4.8 Melaksanakan puasa wajib dan puasa sunnah sebagai implementasi dari

pemahaman hikmah puasa wajib dan puasa sunnah

4.9 Mengonsumsi makanan yang halal dan bergizi sesuai ketentuan syariat Islam

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

32

4.10 Merekonstruksi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa

Umayah dan masa Abbasiyah untuk kehidupan sehari-hari

KELAS IX

KI.1

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KD.1

1.1 Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman

1.2 Beriman kepada Hari Akhir

1.3 Beriman kepada Qadha dan Qadar

1.4 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam pelaksanaan penyembelihan hewan

1.5 Menunaikan ibadah qurban dan aqiqah sebagai implementasi dari surah al-

Kautsar

KI.2

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

KD.2

2.1 Menghargai sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. al-Zumar (39): 53; Q.S. al-Najm (53): 39-42; Q.S. Ali

Imran (3): 159 dan hadits terkait.

2.2 Menghargai perilaku toleran dan menghargai perbedaan dalam pergaulan di

sekolah dan masyarakat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-

Hujurat (49): 13 dan hadits terkait.

2.3 Menghargai perilaku jujur dalam kehidupan sehai-hari sebagai implementasi

dari pemahaman Q.S. Ali Imran (3): 77; Q.S. Al-Ahzab (33): 70 dan hadits

terkait.

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

33

2.4 Menghargai perilaku hormat dan taat kepada orang tua da guru sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Isra (17): 23 dan Q.S. Luqman (31):

14 dan hadits terkait.

2.5 Menghargai perilaku yang mencerminkan tata krama, sopan-santun, dan rasa

malu sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan

hadits terkait.

2.6 Menghargai sikap empati, peduli, dan gemar menolong kaum dhuafa sebagai

implementasi dari pemahaman makna ibadah qurban dan aqiqah

2.7 Menghargai sikap mawas diri sebagai implementasi dari pemahaman iman

kepada Hari Akhir

2.8 Menghargai sikap tawakal kepada Allah sebagai implementasi dari

pemahaman iman kepada Qadha dan Qadar

KI.3

Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KD.3

3.1 Memahami Q.S. al-Zumar (39): 53; Q.S. al-Najm (53):39-42; dan Q.S. Ali

Imran (3): 159 serta hadits terkait tentang optimis, ikhtiar, dan tawakal serta

hadits terkait.

3.2 Memahami Q.S. Al-Hujurat (49): 13 tentang toleransi dan menghargai

perbedaan dan haditst terkait.

3.3 Memahami Q.S. Ali Imran (3): 77 dan Q.S. Al-Ahzab (33): 70 serta hadits

terkait tentang perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.

3.4 Memahami Q.S. Al- Isra (17): 23 dan Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait

tentang perilaku hormat dan taat kepada orang tua dan guru.

3.5 Memahami Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait tentang tata krama,

sopan-santun, dan rasa malu.

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

34

3.6 Memahami makna iman kepada hari Akhir berdasarkan pengamatan terhadap

dirinya, alam sekitar, dan makhluk ciptaan Nya.

3.7 Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar berdasarkan pengamatan

terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk ciptaan-Nya

3.8 Memahami ketentuan penyembelihan hewan dalam Islam

3.9 Memahami hikmah qurban dan aqiqah

3.10 Memahami ketentuan haji dan umrah

3.11 Memahami sejarah perkembangan Islam di Nusantara

KI.4

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

KD.4

4.1.1 Membaca Q.S. al-Zumar (39): 53; Q.S. al-Najm (53): 39-42, dan Q.S. Ali

Imran (3): 159 sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrajul huruf

4.1.2 Menunjukkan hafalan Q.S. al-Zumar (39): 53; Q.S. al-Najm (53): 39-42, dan

Q.S. Ali Imran (3): 159

4.2.1 Membaca QS. Al Hujurat (49) : 13 sesuai dengan kaedah tajwid dan

makhrajul huruf

4.2.2 Menunjukkan hafalan QS. Al Hujurat (49) : 13

4.3 Menyajikan contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehai-hari sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Ali Imran (3): 77; Q.S. Al-Ahzab (33):

70 dan hadits terkait

4.4 Menyajikan contoh perilaku hormat dan taat kepada orang tua da guru sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Isra (17): 23 dan Q.S. Luqman (31):

14 dan hadits terkait

4.5 Menyajikan contoh perilaku tata krama, sopan-santun, dan rasa malu sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait.

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

35

4.6 Menyajikan dalil naqli yang menjelaskan gambaran kejadian hari akhir

4.7 Menyajikan dalil naqli tentang adanya qadha dan qadar

4.8 Memperagakan tata cara penyembelihan hewan

4.9 Mempraktikkan pelaksanaan ibadah qurban dan akikah di lingkungan sekitar

rumah

4.10 Mempraktikkan manasik haji

4.11.1 Melakukan rekonstruksi sejarah perkembangan Islam di Nusantara

4.11.2 Menceritakan sejarah tradisi Islam Nusantara

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu

maupun kelompok.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Kepustakaan (Library Research),

dengan menggunakan metode deskriptif analitis.

C. Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan literatur yang

berkaitan dengan teori, ada dua bentuk sumber data:

1. Data primer

Data primer adalah kurikulum 2013 mata pelajaran PAI tingkat SMP & buku

tentang konsep Multiple Intelligences.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah berupa buku yang berbicara mengenai kecerdasan yang

pernah di tulis oleh para ahli, bisa berupa majalah, jurnal, makalah, internet

dan sebagainya yang mempunyai relevansi dengan judul penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

dokumenter, yaitu mencari atau mengumpulkan data mengenai hal-hal atau

variabel penelitian yang berupa buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.

E. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisa data-data yang ada, yaitu :

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

37

1. Metode deduktif, yaitu cara berpikir dengan menggunakan analisis yang

berpijak pada pengetian atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian

diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus.

2. Metode induktif, yaitu cara berpikir yang berpijak dari fakta-fakta yang

bersifat khusus kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan

persoalan bersifat umum.

F. Jadwal Pelaksanaan

N

o

Kegiatan Bulan

I II III IV V VI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusu

nan

proposal

√ √

2 Diskusi

Proposal

3 Penyera

han

proposal

4 Pengum

pulan

data

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Pengola

han

Data

√ √ √ √

6 Analisis

Data

√ √

7 Penyusu

nan

Laporan

√ √ √ √

8 Seminar

Hasil

Pnlt

10 Perbaika

n Hasil

11 Penggan

daa

Penjilid

an

12 Pengiri

man

Hasil

Pnlt

13 Publikas

i

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Aplikasi Konsep Multiple Intelegence Dalam PAI di SMP

1. Mengenal multiple intelligences siswa

Pada dasarnya, hal terpenting dalam proses pembelajaran, salah satunya

adalah bagaimana seorang guru mampu menyampaikan informasi dengan baik

selanjutnya disebut sebagai gaya mengajar. Begitu juga, bagi siswa harus dapat

menerima informasi yang disampaikan oleh gurunya secara baik pula –yang

selanjutnya saya sebut sebagai gaya belajar. Gaya mengajar adalah strategi

transfer informasi yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Sedangkan gaya

belajar adalah bagaimana sebuah informasi dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Seorang pengajar (guru), perlu mengetahui gaya belajar siswa. Guru harus

mampu membantu mereka untuk memaksimalkan dan menggunakan gaya belajar

mereka, dan mengembangkan kemampuan yang kurang dominan. Dengan

demikian, guru perlu menyampaikan informasi dengan menggunakan gaya

mengajar yang berbeda.

Dengan adanya variasi dalam menyampaikan informasi kepada siswa

secara keseluruhan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan lebih cepat,

terutama jika metode mengajar yang dipilih digunakan lebih cocok gaya belajar

yang disukai mereka. Selain itu, siswa bisa belajar dengan cara lain, tidak hanya

dalam gaya yang disukai mereka.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Howard Gardner, ternyata

gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh

siswa tersebut. Oleh karena itu, seharusnya setiap guru memiliki data tentang gaya

belajar siswanya masing-masing. Kemudian, setiap guru harus menyesuaikan

gayanya dalam mengajar dengan gaya belajar siswanya yang diketahui dari

Multiple Intelligences Research (MIR).

a. Anak Visual (spatial).

Anak visual banyak belajar dan menyerap informasi dari apa-apa yang

dilihatnya. Mereka sangat menyukai gambar, warna, diagram, dan segala yang

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

39

terlihat, baik dalam bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi. Anak visual biasanya juga

spasial, pandai membayangkan ruang 3 dimensi. Jika bepergian suatu tempat,

mereka tidak mengingat berdasarkan nama jalan, tetapi bangunan atau simbol

yang mereka lihat sebagai penanda visual.

Media dan cara belajar:

menggunakan gambar, diagram, grafik, warna-warni, besar-kecil,

belajar berkhayal secara visual, membayangkan sebuah konsep/informasi

dengan: tempat, bentuk, warna,

menggunakan layout, spasial, peta, maket, realitas

mainan: kamera, pensil/spidol warna, balok aneka warna,

ganti kata dengan gambar; bantu pemahaman kata dengan warna

b. Anak Aural (auditory-musical).

Anak aural menyerap informasi dengan pendengaran; baik suara

maupun musik. Mereka sensitif dengan intonasi, irama, dinamika, tempo,

keras-pelan, suara jauh-dekat. Anak aural belajar sambil mendengarkan

musik, tidak menyukai “kesunyian”. Mereka senang bersenandung, membuat

nada/rima sendiri. Bagi anak aural, bunyi/nada/lagu membawa pada sebuah

emosi atau peristiwa tertentu. Walaupun sedang membaca buku, mereka

membutuhkan suara/musik untuk menemaninya.

Media dan cara belajar:

menggunakan metode ceramah/kuliah

menggunakan melodi untuk teks; bergumam

membaca dengan suara keras (read aloud)

membangun suasana musikal utk menciptakan suasana

menggunakan media audio visual CD/VCD

mendengarkan kuliah/pidato/radio di rumah dan jalan

c. Anak Verbal (linguistic).

Anak verbal menyukai kata dan bahasa. Mereka pandai membuat

distingsi makna kata, baik secara lisan maupun tulisan. Anak-anak verbal

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

40

memilih kata, berkata-kata atau menulis secara terstruktur dengan pilihan

kata/kalimat yang baik. Mereka sensitif terhadap pilihan kata dan mengingat

sebuah tempat/peristiwa/konsep dengan nama dan kata-kata kunci. Anak-

anak verbal biasanya senang membaca dan menulis; membuat sajak, puisi,

diari, rima, berpidato, dan sebagainya.

Media dan cara belajar:

menggunakan cara yang umum seperti di kelas;

buku dan ceramah

melakukan diskusi

membaca dan menulis

bermain peran (role-playing)

Anak Fisik (kinesthetic).

d. Anak fisik

menggunakan anggota badan mereka untuk belajar. Mereka senang

mencoba dan melakukan segala sesuatu sendiri (learning by doing). Mereka

belajar dengan cara: menyentuh, membangun, memperbaiki, membuat.

Mereka seringkali tidak sabar membaca buku petunjuk atau diagram, dan

langsung ingin mencoba melakukan sendiri.

Anak-anak fisik sensitif terhadap tekstur, cara kerja, dan realitas fisik

yang terlihat nyata di hadapannya. Mereka tidak suka berkhayal atau

membayangkan.

Media dan cara belajar:

menggunakan pekerjaan tangan, hands-on projects

menulis, menggambar, membuat maket

merakit benda, memperbaiki barang rusak, membuat rancangan

berolahraga dan permainan

aktivitas di luar rumah (outdoor activities)

drama dan permainan peran

balok, robot, mesin, alat-alat olahraga

e. Anak Logis (mathematical).

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

41

Anak logis menggunakan logika, argumen, dan mencari pola

keteraturan. Anak logis senang mencari struktur dan pola dari segala sesuatu

yang ada di sekitarnya. Mereka pandai mencari hubungan, membuat

perbandingan, memilah dan membuat klasifikasi. Anak logis senang

melakukan pekerjaan mental/berfikir.

Anak logis adalah tipikal anak yang berhasil di model belajar seperti

sekolah. Masyarakat saat ini sangat menghargai anak logis.

Media dan cara belajar:

menggunakan buku & teori mengenai berbagai hal

bermain puzzle dan teka-teki

membuat aturan dan prosedur yang jelas

membuat rencana dan jadwal

Anak Sosial (interpersonal).

f. Anak sosial

memiliki kecenderungan untuk bergaul dan berkelompok secara sosial.

Mereka supel dan pandai bergaul dengan siapapun, baik dengan teman sebaya

maupun orang yang lebih tua/lebih muda. Orang mendengarkan dan

menyukai mereka. Mereka menikmati pertemanan, berbagi cerita atau ilmu

dengan orang lain.

Anak sosial mendapatkan ilmu dari mendengarkan orang lain atau

mencari umpan balik dari respon orang lain terhadap apa-apa yang

disampaikannya.

Media dan cara belajar:

mengikuti kelompok, klub, organisasi

melakukan proyek yang dikerjakan bersama

berdiskusi dan bermain peran (role-playing)

melakukan kegiatan lapangan yang melibatkan banyak orang

mengikuti seminar atau training dengan sistem kelas

g. Anak Penyendiri (intrapersonal).

Anak penyendiri memiliki kecenderungan pendiam dan reflektif.

Mereka lebih efektif untuk belajar jika seorang diri, bukan dalam kelompok.

Page 46: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

42

Anak penyendiri biasanya memiliki kecenderungan untuk mandiri, mengenali

kekuatan dan kekurangan pribadi.

Anak penyendiri sensitif terhadap pribadi dan kedalaman saat

mempelajari atau mengerjakan sesuatu.

Media & cara belajar:

menekuni hobi atau sesuatu yang ditekuni

mengeksplorasi buku atau materi-materi yang bisa dilakukan sendiri

mengerjakan proyek mandiri

membuat jurnal, diari, blog

Apabila seseorang diriset dengan MIR, maka akan terbaca

kecenderungan kecerdasan dan gaya belajarnya, mulai dari skala tertinggi

sampai terendah. Hasil MIR ini merupakan data yang sangat penting untuk

diketahui oleh guru dan siswanya. Setiap guru akan masuk ke dunia siswa

sehingga siswa merasa nyaman dan tidak berhadapan dengan risiko kegagalan

dalam proses belajar. Hal ini menurut Bobbi DePorter dinamakan sebagai

asas utama quantum learning, yaitu masuk ke dunia siswa.

Berpijak pada konsep keragaman gaya belajar dan perbedaan tingkat

kecenderungan multiple intelligence siswa mengenai adanya perbedaan

individual, kiranya penting untuk diperhatikan bagi para guru untuk

memahami keragamaan gaya belajar siswa ini. Dengan demikian, diharapkan

setiap individu siswa dapat belajar secara menyenangkan, karena model

pembelajarannya didesain berlandaskan pada gaya belajar dan kecerdasan

yang ada pada masing-masing siswa.

Terkait dengan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa, menurut ajaran

Islam bahwa setiap anak memiliki bakat dan kemampuan. Untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki anak, peran orang tua sangat penting. Yang demikian itu

sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad saw. yang berbunyi

sebagai berikut:

Page 47: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

43

على عن أب ىري رة رضي الله عنو قال قال النهب صلهى الله عليو وسلهم كل مولود يولد سانو كمثل البهيمة رانو أو يج تج البهيمة ىل ت رى فيها الفطرة فأب واه ي هودانو أو ي نص ت ن

23جدعاء Artinya: Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah (beragama), maka kedua

orang tuanyalah yang membawa anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau

Majusi (penyembah matahari), sebagaimana hewan melahirkan hewan

pula. Apakah engkau melihat sesuatu yang cacat padanya? (HR al-

Bukhari)

Berdasarkan hadis di atas bahwa manusia memiliki potensi yang sama yaitu fitrah

suci yakni potensi utama yang dimiliki setiap manusia. Potensi yang dibawa oleh

setiap manusia berupa kecerdasan spiritual, emosional, dan potensi yang melekat

dalam diri.

Potensi yang dimiliki setiap anak yang lahir itu, dapat dipengaruhi oleh

dua factor yaitu faktor dari dalam maupun factor dari luar. Faktor dari dalam yang

ada pada diri manusia yaitu potensi spiritual yang telah melekat dalam diri sejak

melakukan perjanjian dengan Tuhan. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran

surat al-A‟raf /07 ayat 172 yang berbunyi:

على أنفسهم ألست بربكم وإذ أخذ ربك من بنءادم من ظهورىم ذري هت هم وأشهدىم قالوا ب لى شهدن أن ت قولوا ي وم القيامة إنه كنها عن ىاذا غافلي

172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam

dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya

berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau

Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari

kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-

orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Kecerdasan yang melekat dalam diri manusia itu dapat dipengaruhi oleh

pendidikan yang diterima dari lingkungan terutama keluarga yaitu ayah dan ibu.

Apabila ayah dan ibu tidak menjalankan perannya dalam menegmbangkan potensi

yang dimiliki anak, maka lingkungan lain akan mempengaruhi anak itu berupa

23

Al-Bukhari, Muhamamd bin Ismaā‟īl bin Ibrāhīm, al-Jāmi’ al-Shahīh al-Mukhtashar

min Umūri Rasūlillāh saw wasunanuh waayyāmuh, Juz II (Ttp: Dār Thawq al-Najāt, 1422H), Cet

I, hlm 100

Page 48: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

44

sumber informasi baik cetak seperti buku, majalah, surat kabar dan lain-lainnya

maupun sumber informasi elektronik seperti televisi, internet, dan multimedia.

Semua itu dapat menjadi sumber informasi yang akan mempengaruhi kecerdasan

yang ada pada diri manusia.

2. Strategi mengaplikasikan konsep Multiple Intelegence dalam

pembelajaran PAI di SMP

Strategi pembelajaran kecerdasan majemuk adalah Upaya

mengoptimalkan semua kecerdasan (Multiple Intelligences) yang dimiliki

mencapai kompetensi tertentu yang terdapat dalam kurikulum.

Strategi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk

Fase 1

Guru merencanakan suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan

kurikulum yang berlaku.

Ada dua cara mengajarkan kecerdasan melalui kurikulum, yaitu :

1) Dapat diajarkan langsung sebagaimana adanya, dengan cara

Memulai dari satu jenis kecerdasan untuk kemudian

memikirkan tugas-tugas yang menggabungkan berbagai

ranah kurikulum. Namun cara ini kurang disukai oleh guru

karena cukup banyak menyita waktu dan perhatian mereka

ketika ditambahkan ranah lainnya pada kurikulum mereka

yang terkadang sudah sangat padat.

2) Dengan disisipkan kedalam kurikulum reguler, dengan cara

dimulai dengan mengambil suatu ranah kurikulum untuk

kemudian merencanakan suatu pendekatan yang melibatkan

masing-masing kecerdasan.

Fase 2

Guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi inti dan

kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Page 49: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

45

Fase 3

Guru menentukan metode/teknik pembelajaran yang paling sesuai/cocok

dengan kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian Guru mengidentifikasi

jenis kecerdasan yang paling dominan/efektif digunakan sesuai dengan

teknik/metode yang digunakan.

Metode pendidikan terdiri dari semua teknik dan strategi yang

digunakan oleh pendidik. Tidak seorangpun dapat menjamin bahwa teknik

dan strategi didalam penggunaan metode pendidikan tersebut apakah akan

berhasil menunjang bakat siswa atau malah memperkuat kelemahan mereka.

Oleh karena itu untuk menggunaan metode pendidikan didalam

pembelajaran hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran yang sebaik

dan sebanyak mungkin, dengan syarat disesuaikan dengan tujuan serta jenis

kompetensi yang ingin dicapai. Sebagai contoh pembelajaran Kooperatif,

Pembelajaran kooperatif digunakan sebagai cara aktif melibatkan kecerdasan

interpersonal, mengajak siswa untuk dapat bekerjasama dengan baik dengan

orang lain.

Fase 4

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

meminta siswa untuk ikut berperan aktif dan bekerjasama mengenali dan

mengoptimalkan jenis-jenis kecerdasan yang ada pada diri mereka.

Fase 5

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang

telah dibuat

Selama pelaksanaan pembelajaran, guru mengobservasi keterlaksanaan

kecerdasan majemuk dan mengidentifikasi jenis-jenis kecerdasan yang

muncul pada diri siswa.

a. Belajar Efektif & Menyenangkan

Belajar akan Efektif dalam Keadaan “Fun” (menyenangkan).

Otak manusia terdiri tiga bagian, yaitu otak reptil, otak tengah

(sistim limbik), dan otak berpikir (neokorteks). Jika perasaan

pembelajaran (siswa) dalam keadaan positif (gembira, senang),

Page 50: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

46

maka pikiran siswa akan “naik tingkat” dari otak tengah ke

neokorteks (otak berpikir). Inilah yang dimaksud dengan belajar

akan efektif. Sebaliknya, manakala perasaan siswa dalam keadaan

negative (tegang, takut) maka pikiran siswa akan “turun tingkat”

dari otak tengah menuju otak reptile. Pada situasi ini belajar tidak

akan berjalan atau berhenti sama sekali.

b. Desain Ruang Belajar Efektif

Selain mempertimbangkan motivasi belajar anak, guru harus

mendesain ruang belajar atau kelas semenarik mungkin. Dengan

begitu anak merasa nyaman dan senang belajar di ruang tersebut.

Desain ruang belajar tidak harus selalu dengan menempatkan

bangku dan meja berjajar menghadap ke depan kelas, namun kita

juga dapat mendesain ulang ruang belajar dengan menempatkan

kursi dan meja berbentuk letter U. Di tengah ruangan yang kosong

diletakkan karpet. Sehingga siswa merasa nyaman untuk belajar

dan menyerap ilmu.

Dalam pembelajaran berbasis Kecerdasan Majemuk

(Multiple Intelligences) langkah pertama yang dilakukan adalah

dengan mengenalkan konsep kecerdasan majemuk pada siswa

dengan cara membuat suatu iklan berupa poster warna ukuran besar

sehari atau beberapa hari sebelum proses pembelajaran dimulai,

yang berisi delapan kecerdasan yang dimiliki setiap individu untuk

merangsang dan memicu siswa didalam menyadari, mengenali

serta menggali kecerdasan-kecerdasan dalam dirinya.

Pada pertemuan pertama Sebelum pembelajaran dilakukan

guru bertanya pada siswa mengenai poster delapan kecerdasan

yang sudah dibuat berdasarkan pemahaman siswa, membuat suatu

forum diskusi mengenai delapan kecerdasan tersebut, menjelaskan

serta mengajak siswa untuk membantu melaksanakan proses

pembelajaran dengan cara melibatkan jenis-jenis kecerdasan yang

menonjol pada dirinya.

Page 51: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

47

Pada pertemuan selanjutnya guru melaksanakan proses

pembelajaran berdasarkan skenario dan penggunaan media

pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya, Setelah

pembelajaran dilakukan, guru melakukan evaluasi dengan tujuan

untuk mengukur aspek kognitif siswa setelah dilakukannya

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

kecerdasan majemuk.

B. Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Kecerdasan

Majemuk )

Contoh penerapan model pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada

materi PAI SMP dalah sebagai berikut :

Kecerdasan Linguistik dapat dilakukan dengan cara memberikan

kesempatan siswa bercerita, menulis kembali yang dipelajari, dengan

braim storming, dengan membuat jurnal tentang bahan, dan dengan

menerbitkan majalah dinding. Dengan kata lain setelah mempelajari

topik tertentu siswa perlu diberikan kesempatan mengungkapkan

pemikirannya tentang bahan itu dengan menuliskan kembali dengan kata-

kata sendiri. Kecerdasan linguistik dapat diterpakan pada materi PAI

SMP misalnya: pada kompetensi Menghayati Al-Quran sebagai

implementasi dari pemahaman rukun iman. Dalam hal ini ada beberapa

ayat yang dikaji misalnya untuk KD1 dan KD 2 yaitu:

a) Q.S. al-Jumu„ah (62): 9 tentang salat jum‟at

b) Q.S. al-Baqarah (2): 42 tentang perilaku jujur

c) Q.S. Al-Baqarah (2): 83 tentang perilaku hormat dan patuh kepada

orang tua dan guru

d) Q.S. al-Nisa (4): 8 tentang perilaku empati terhadap sesama

sebagai implementasi dari Q.S. al-Nisa (4): 8

e) Q.S. al-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran

(3): 134, tentang perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf

f) Q.S. Al-Anfal (8): 27 tentang perilaku amanah

g) QS Al-Ahqaf (46): 13 tentang perilaku istiqamah

h) Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. al-Rahman (55): 33 tentang

semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman

sifat Allah (Al-‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir)

Page 52: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

48

Kecerdasan linguistik pada materi PAI yang memuat ayat-ayat al-Quran meliputi

beberapa hal, yaitu:

a) siswa mampu membaca al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah Ilmu

Tajwid24. Siswa harus melafalkan huruf-huruf al-Quran yang berbahasa

Arab secara fasih sesuai dengan makhraj25nya.

b) Siswa dapat berlatih menulis ayat-ayat al-Quran , dan khusus menulis

indah (kaligrafi) dapat diletakkan didinding sehingga mereka akan

mudah mengingat dan menghafalnya. Melalui terjemah ayat, siswa

diharapkan mampu memahami dan mengerti apa yang dibaca.

c) Memiliki perbendaharaan kata (mufradat)

Kecerdasan Matematik-logis dapat diwujudkan dalam bentuk

menghitung, membuat kategorisasi atau penggolongan, membuat

pemikiran ilmiah dengan proses ilmiah, membuat analogi dan lain-lain

Misalnya setelah belajar tentang zakat siswa diberikan soal-soal yang

berbeda yang merupakan kombinasi dari penghitungan zakat. Siswa

diminta menghitung berapa jumlah zakat fitrah yang harus dikeluarkan

oleh setiap keluarga sesuai dengan jumlah anggota keluarganya. Dalam

tugas tersebut siswa dituntut untuk menghitung dan memecahkan

masalah dengan cara mudah. Disini perlu diperhatikan jalan pikiran dan

logika siswa dalam pemecahan setiap persoalan.

Kecerdasan Visual-Spatial dapat diungkapkan dengan visualisasi bahan

Kecerdasan visual dapat diaplikasikan pada kajian ayat-ayat al-Quran

yaitu dengan membuat kaligrafi (cara menulis indah huruf Arab dalam

al-Quran).

Kecerdasan Kinestetik-Jasmani dapat diungkapkan dengan ekpresi gerak

dan badan. Dalam kecerdasan kinestetik jasmani dapat diterapkan pada

24 Ilmu Tajwid yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah membaca al-

Quran yang benar baik dari aspek panjang, pendek bacaannya, maupun cara melafalkan huruf-

huruf. 25

Makhraj artinya tempat keluar bunyi huruf-huruf dalam bahasa Arab yang ada dalam

al-Quran . Makhraj huruf semuanya ada 17.

Page 53: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

49

pengajaran ibadah seperti praktek sholat, wudhu,dan tayamum. Pada

materi PAI untuk SMP pada kurikulum 2013, materi ibadah meliputi:

shalat wajib, shalat jum‟at, shalat safar (jamak dan qashar) dan ibadah

haji. Pada materi ibadah siswa diharuskan untuk mempraktikan tata cara

ibadah secara bergiliran di depan kelas. Pada materi salat jumat, siswa

laki-laki belajar berkhutbah.

Kecerdasan Musikal dapat diungkapkan dengan memberikan kesempatan

dan tugas siswa membaca al-Quran dengan berbagai lagu dalam qiraat al-

Quran, membuat nasyid atau mengungkapkan bahan ajar dalam bentuk

suara. Guru sendiri dalam menyiapkan bahan ajar dapat merencanakan

penjelasan tentang teknik membaca al-Quran (ilmu qiro‟at). Selain itu,

materi seperti aqidah dalam menghafal nama-nama Allah (asmaul Husna)

bisa dilafalkan dengan lagu.

Kecerdasan Interpersonal dapat diekspresikan dalam bentuk kegiatan

sharing, diskusi kelompok, kerjasama membuat proyek atau praktikum

bersama, permainan bersama maupun simulasi bersama. Yang perlu

diperhatikan disini adalah bahwa setiap siswa dalam kelompok harus

aktif bekerjasama, sehingga kerjasama tidak dikuasai oleh satu siswa saja

dan yang lain pasif. Dalam pembelajaran al-Quran, siswa yang mampu

membaca dengan benar dapat membantu temannya yang belum lancar.

Kecerdasan Intrapersonal dapat dikembangkan dengan memberikan

waktu sendiri pada siswa untuk refleksi dan berfikir sejenak. Beberapa

soal yang perlu diberikan merupakan persoalan terbuka dimana siswa

secara mandiri dapat mengungkapkan gagasannya. Guru sendiri perlu

belajar untuk menyajikan bahan pelajaran dengan memasukkan

perasaannya dengan humor dan keseriusannya, dengan kata lain sikap

pribadi guru perlu juga ditunjukkan untuk membantu siswa yang

intrapersonal.

Kecerdasan Natural dapat dibantu dengan merangsang siswa agar merasa

nyaman dengan suasana alamiah seperti mengajak jalan-jalan di alam

terbuka atau bisa juga dengan memutar video atau film tentang sejarah

Page 54: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

50

para Nabi dengan media yang bervariatif dan interaktif yang dapat

divisualisasikan pada alam. Dalam hal ini, guru agama dapat menjelaskan

tentang ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah) melalui

ciptaan-Nya yang ada di alam (tadabbur alam). Jadi pengajaran Aqidah

yang terkait dengan keyakikan kepada Allah dapat dilakukan dengan

mengajak siswa memahami ciptaan Allah mulai dari dirinya sendiri,

orang lain serta alam sekitar. Dengan memahami ciptaan Allah, siswa

memiliki kecerdasan naturalis sehingga dapat memahami aqidah Islam

dengan baik karena adanya rasa nyaman dan tenang, apalagi melalui

pengamatan terhadap makhluk-makhluk ciptaan Allah baik secara

langsung maupun melalui film atau video tentang alam semesta.

Fase 6

Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah

dipelajari, berupa tes, baik tes lisan, tes tertulis ataupun presentasi.

Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam, bentuk tes yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Tes tertulis untuk materi aqidah, ibadah, akhlak.

b. Tes lisan dan praktik untuk materi baca al-Quran, bacaan salat.

Secara umum evaluasi berfungsi untuk mengetahui tingkat

ketercapaian dan kegagalan suatu program kegiatan dalam mewujudkan

tujuan yang seharusnya dicapai. Dalam kaitannya dengan program

pendidikan, tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapatkan data

pembuktian yang menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan

keberhasilan peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajarannya.

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran

(pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan

untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh

siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi

Page 55: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

51

belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indicator adanya derajat

perubahan tingkah laku siswa.

Hasil belajar sebagai hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga

ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor yang masing-

masing ranahnya mempunyai tingkatan kemampuan atau sering disebut

dengan tipe hasil belajar.

Fase 7

Guru mencari cara atau metode untuk menghargai prestasi siswa baik

upaya maupun hasil belajar siswa (Memberikan Reward/Penghargaan)

Seorang pendidik diupayakan untuk memberikan reward atau

penghargaan kepada anak atas berbagai prestasi yang dilakukan.

Sebaliknya sedapat mungkin menghindari bentuk punishment atau

hukuman. Sebab,hukuman yang melebihi batas kewajaran atau

berlebihan akan membuat harga diri anak down atau turun.

Kekuatan otak baru akan muncul secara dahsyat apabila kondisi

seseorang itu berada dalam balutan emosi positif. Emosi positif adalah

keadaan di mana seseorang itu berada dalam kenyamanan (bebas stres)

dan senang.

Fase 8

Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan selanjutnya dan

menugaskan siswa untuk menuliskan ide-ide baru/pertanyaan-pertanyaan

baru dalam jurnal harian siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka untuk menerapkan konsep kecerdasan

majemuk diperlukan suatu reformasi pendidikan. Untuk dapat mengadakan

reformasi pendidikan, hal-hal berikut perlu mendapatkan pertimbangan:

a) peserta didik dijadikan subjek pendidikan dan pusat proses

pembelajaran;

Page 56: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

52

b) teori aktivitas diri dan aktif-positif merupakan dasar dari proses

pembelajaran.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab terdahulu dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

pembelajaran berbasis Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) langkah

pertama yang dilakukan adalah dengan mengenalkan konsep kecerdasan majemuk

pada siswa dengan cara membuat suatu iklan berupa poster warna ukuran besar

sehari atau beberapa hari sebelum proses pembelajaran dimulai, yang berisi

delapan kecerdasan yang dimiliki setiap individu untuk merangsang dan memicu

siswa didalam menyadari, mengenali serta menggali kecerdasan-kecerdasan

dalam dirinya.

Strategi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk adalah sebgai

berikut:

Fase 1: Guru merencanakan suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan

kurikulum yang berlaku.

Fase 2: Guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi inti dan

kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Fase 3: Guru menentukan metode/teknik pembelajaran yang paling sesuai/cocok

dengan kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian Guru mengidentifikasi

jenis kecerdasan yang paling dominan/efektif digunakan sesuai dengan

teknik/metode yang digunakan.

Fase 4: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

meminta siswa untuk ikut berperan aktif dan bekerjasama mengenali dan

mengoptimalkan jenis-jenis kecerdasan yang ada pada diri mereka.

Fase 5: Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran

yang telah dibuat

Page 57: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

53

Fase 6: Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah

dipelajari, berupa tes, baik tes lisan, tes tertulis ataupun presentasi.

Fase 7: Guru mencari cara atau metode untuk menghargai prestasi siswa baik

upaya maupun hasil belajar siswa (Memberikan Reward/Penghargaan)

Fase 8: Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan selanjutnya

dan menugaskan siswa untuk menuliskan ide-ide baru/pertanyaan-

pertanyaan baru dalam jurnal harian siswa.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat merumuskan saran-saran

sebagai berikut:

1) Hasil penelitian ini agar dapat disosialisasikan kepada para guru PAI

SMP

2) Hasil penelitian ditindaklanjuti dengan penelitian tindakan

3) Hasil penelitian ditindaklanjuti dengan penyusunan buku atau modul

pembelajaran PAI berbasis multiple intelligences bagi para guru

Page 58: LAPORAN AKHIR PENELITIAN INTERNAL DOSEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34670/1/ONENG... · dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013. Data . penelitian

54

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran al-Karim

Al-Bukhari, Muhamamd bin Ismaā‟īl bin Ibrāhīm, 1422H. al-Jāmi’ al-Shahīh al-

Mukhtashar min Umūri Rasūlillāh saw wasunanuh waayyāmuh, Juz II.

Ttp: Dār Thawq al-Najāt, 1422H. Cet I

Efendi, Agus. 2005, Revolusi Kecerdasan Abad 2, Bandung : Alfabeta.

Evelyn Williams English, 2005, Mengajar Dengan Empati, Bandung : Nuansa.

Gardner, Howard. 1999. Multiple Intelleigence, Intelleigence Reframed for the

21st .New York, USA: Basic Books

Howard Gardner, 2006. Changing Minds (Massachusetts, USA, Harvard Business

School Press

Kementerian Pendidikan Nasional, Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI SMP

Muhaimin, 2004, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Paul Suparno, 2004, Teori Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah,

Jakarta : Kanisius.

Suparlan. 2004. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Dari Konsepsi Sampai

Dengan Implementasi. Yogyakarta: Hikayat.

Sama'un Bakry, 2005, Menggagas Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Bani

Qurasy.

Suparlan , 2004, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Yogyakarta : Hikayat.

Thomas R. Hoerr , 2004, Buku Kerja Multiple Intelligences, Bandung : Kaifa

Mizan.

LAMPIRAN