laporan akhir penelitian hibah fakultaspustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... ·...

45

Upload: others

Post on 24-Jul-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan
Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan
Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

1

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN HIBAH FAKULTAS

KAJIAN PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTIK DAN KESULITAN PERAWAT

DALAM MELAKSANAKAN PERAWATAN PALIATIF DI RUMAH SAKIT

PEMERINTAH DI PROPINSI JAWA BARAT

Dibiayai dari dana DIPA BLU Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Nomor 023- 4.02.189726/2014 Tanggal 5 Desember 2013

Oleh :

Ketua : Hana Rizmadewi Agustina, S,Kp, MN/ /000608755

Anggota : Anastasia Anna, S.Kp, M.Kes./ 0027116210

Anggota : Atlastieka Praptiwi, S.Kep, Ners.,M.Nurs./ 0004078103

Anggota : Tetti Solehati, S.Kep, Ners, M.Kep./ 0027057306

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

DESEMBER 2014

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

iv

ABSTRAK

Di Indonesia, penyelenggaraan perawatan paliatif masih terbentur oleh berbagai masalah,

seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan professional kesehatan, sehingga belum

dapat dilaksanakan oleh semua rumah sakit, termasuk rumah sakit pemerintah di propinsi

Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengetahuan, sikap, praktik dan

kesulitan perawat dalam melaksanakan perawatan paliataif.

Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional ini dilakukan di RSUP dr

Hasan Sadikin Bandung dengan melibatkan teknik accidental sampling (target sampel

minimal adalah 300 responden). Data dikumpulkan selama dua bulan dengan menggunakan

paket kuesioner berisi survey sosiodemografik, PCQN untuk mengkaji pengetahuan perawat,

sikap dengan FATCOD Form B©

, praktik perawatan pasien paliatif dengan PCPS dan PCDS

untuk mengkaji kesulitan perawat dalam merawat pasien paliatif. Sebanyak 114 perawat

berpartisipasi dalam mengisi dan mengembalikan paket kuesioner (response rate <40%).

Hasil penelitian didapatkan rerata skor pengetahuan perawat adalah mean=8.26(SD=1.84),

rentang skor 88-139 untuk sikap (mean=110.75). Untuk praktik perawatan paliatif, perawat

cenderung melakukan aktivitas pada domain pengelolaan nyeri (mean=12.87). Dalam

melaksanakan perawatan paliatif, perawat melaporkan kesulitan terbanyak pada domain

komunikasi interdisiplin (mean=8.99).

Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan sikap perawat terkait dengan

perawatan EOL dengan cara meningkatkan level pendidikan formal perawat ke jenjang yang

lebih tinggi. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengidentifikasi gaya bekerja

perawat terkait dengan perawatan paliatif.

Kata kunci: praktik perawatan paliatif

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

v

ABSTRACT

In Indonesia, provision of palliative care is still challenged by various problems, such as

knowledge and skills deficits of the healthcare professionals. In this case, palliative care is

not adequately provided in the hospital setting, including public hospitals operating in West

Java Province. This study aimed to identify nurses’ knowledge, attitudes, practices and

difficulties in providing palliative care.

This analytical descriptive study using cross-sectional approach conducted in Dr. Hasan

Sadikin General Hospital Bandung. An accidental sampling technique was employed to

recruit a minimum number of 300 participants. Data were collected using a questionnaire

package consisting of a sociodemographic survey, PCQN to assess knowledge, FATCOD

Form B©

to measure attitudes, PCPS to measure practice, and PCDS to explore difficulties.

As many as 114 nurses participated in this study (response rate was <40%).

Results indicate that nurses’ mean scores for knowledge was 8.26(SD=1.84) while for

attitudes, nurses’ scores ranged from 88-139. For self-reported practices, nurses tended to

do more activities within pain management domain (mean=12.87). In providing palliative

care, nurses reported that the difficulties were experienced to the greatest extent in the

interdisciplinary communication (mean=8.99).

This study recommends nurses to improve nurses’ attitudes towards care of the dying by

upgrainge their formal nursing educational level to a higher degree. Further research needs

to identify nurses’ working style in relation to palliative care practices.

Keywords: palliative care practices

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas segala berkat dan rahmat yang

dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

―Kajian Pengetahuan, Sikap, Praktik dan Kesulitan Perawat dalam Melaksanakan Perawatan

Paliatif di Rumah Sakit Pemerintah di Propinsi Jawa Barat‖ dengan baik.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan data dasar yang diharapkan dapat berguna

untuk mengembangkan program keperawatan paliatif di rumah sakit pemerintah di propinsi

Jawa Barat dan juga institusi pelayanan kesehatan lainnya.

Penelitian ini dapat terlaksana berkat bantuan dana hibah dari DIPA BLU Fakultas

Keperawatan Universitas Padjadjaran. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada

Dekan Fakultas Keperawatan dan Koordinator UPPM Fakultas Keperawatan Unpad. Kami

juga mengucapkan terimakasih kepada Direktur RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah

mengijinkan kami untuk melaksanakan penelitian ini.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Desember 2014

Penyusun

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................. Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ................................................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Masalah Penelitian ........................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 5

2.1 Gambaran Implementasi Perawatan Paliatif di Indonesia................................................ 5

2.2 Gambaran Kematian dan Perawatan Paliatif dalam Situasi Pelayanan Perawatan Akut . 5

2.3 Faktor-faktor yang terkait dengan praktik perawatan paliatif yang dilakukan oleh

perawat ................................................................................................................................... 7

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 13

3.1 Tujuan Penelitian............................................................................................................ 13

3.1.1 Tujuan Umum ............................................................................................................. 13

3.1.2 Tujuan Khusus............................................................................................................. 13

3.2 Manfaat dan Kegunaan Penelitian.................................................................................. 13

3.2.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................................... 13

3.2.2 Manfaat Praktis .......................................................................................................... 13

BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................................................... 14

4.1 Rancangan Penelitian ..................................................................................................... 14

4.2 Definisi Operasional ....................................................................................................... 14

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................................... 15

4.4 Teknik Pengambilan Sampel ......................................................................................... 15

4.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................. 15

4.6 Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 17

4.7 Pertimbangan Etik .......................................................................................................... 17

4.8 Pelaksanaan Penelitian ................................................................................................... 18

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

viii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................................... 19

5.1 Karakteristik Responden ................................................................................................ 19

5.2 Hasil Penelitian .............................................................................................................. 20

5.3 Pembahasan .................................................................................................................... 22

5.4 Keterbatasan Penelitian .................................................................................................. 24

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 25

6.1. Simpulan........................................................................................................................ 25

6.2 Saran ............................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26

Lampiran-lampiran .................................................................................................................. 36

Lampiran 1: Instrumen Penelitian

Lampiran 2: Personalia Penelitian

Lampiran 3: Rencana Publikasi

Lampiran 4: Analisis Data

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perawatan Paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban pasien

terutama yang tidak dapat disembuhkan. Tindakan aktif yang dimaksud ialah antara lain

menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta perbaikan dalam bidang psikologis, sosial dan

spiritual. Perawatan ini tidak saja diberikan kepada pasien yang tidak dapat disembuhkan

tetapi juga pasien yang mempunyai harapan untuk sembuh bersama-sama dengan tindakan

kuratif (Departemen Kesehatan [Depkes] RI, 1997).

World Health Organization [WHO] (2003) menekankan pentingnya untuk

menerapkan perawatan paliatif di negara berkembang dengan menggunakan pendekatan

advokasi untuk menghasilkan kebijakan layanan yang berbasis ilmiah dan terintegrasi dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup individu dan keluarga yang mempunyai penyakit kronis

dan terminal. Indonesia sendiri telah mengembangkan perawatan paliatif sejak tahun 1992.

Namun dalam konteks kebijakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia baru menerbitkan Surat Keputusan [SK] Menteri Kesehatan RI tertanggal 19 Juli

2007 Nomor 812/Menkes/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif di Indonesia.

SK tersebut merupakan suatu instruksi resmi yang diberikan kepada seluruh institusi

pelayanan kesehatan di Indonesia untuk mengembangkan layanan perawatan paliatif di

tempat masihg-masing.

Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

pada penyakit kanker dan HIV/AIDS karena adanya peningkatan yang signifikan dari kasus

tersebut dalam setiap tahunnya. Prevalensi kanker di Indonesia yaitu 4.3 kasus per 1000

penduduk, yang menduduki rangking ke-4 setelah stroke, tuberkulosis, kecelakaaan/cedera,

kematian bayi dan diabetes mellitus. Kanker menempati urutan ketujuh pada pasien yang

dirawat di Rumah Sakit di Indonesia. Disamping itu, angka kejadian HIV/AIDS yang terus

meningkat bersamaan dengan penyakit kronis dan degeneratif yang sulit untuk ditangani

(Riset Kesehatan Dasar, 2013). Permasalahan kesehatan ini memerlukan penanganan yang

komprehensif melalui penyelenggaraan perawatan paliatif.

Secara nyata implementasi peraturan ini masih menghadapi berbagai permasalahan

karena hanya beberapa institusi pelayanan kesehatan yang berada di 6 kota besar yang telah

melaksanakan perawatan paliatif dimana Bandung termasuk salah satu didalamnya

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

2

(Masyarakat Paliatif Indonesia, 2011). Implementasi dari kebijakan yang belum dengan

berjalan optimal ini terkait dengan pengetahuan serta keterampilan para tenaga kesehatan

yang berperan dalam pelayanan perawatan paliatif belum ditata dengan baik.

RSUP dr. Hasan Sadikin (RSHS) ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan nasional yang

berada di ibu kota Propinsi Jawa Barat dimana pada saat ini tengah menyiapkan unit

perawatan paliatif dalam rangka menindak lanjuti persiapan akreditasi Joint Commission

International (JCI). RSHS sudah memiliki tim pengembangan palliative care yang

bekerjasama dengan Fakultas Keperawatan Unpad untuk mengembangkan perawatan paliatif

dalam konteks pelayanan, pendidikan serta penelitian (Kepala Bidang Keperawatan RSHS,

komunikasi personal, 13 Juni 2014).

Terkait dengan pelaksanaan perawatan paliatif di rumah sakit, meskipun belum

pernah ditemukan adanya studi empiris tentang hal ini, perawatan paliatif di Indonesia lebih

menitikberatkan pada perawatan untuk menangani gejala (symptom management) pada

periode end-of-life dimana target populasi dari program ini adalah pasien kanker dengan

stadium lanjut (Tejawinata & Razak, 2012). Padahal jika ditinjau secara konsep, perawatan

paliatif ini merupakan perawatan yang komprehensif yang diperuntukkan bagi pasien dan

keluarga yang menderita penyakit yang tidak menunjukkan respon positif terhadap

pengobatan secara medis, dimana tujuan akhir dari tindakan aktif ini adalah peningkatan

kualias hidup (WHO, 2007).

Secara umum, terdapat beberapa masalah terkait implementasi perawatan paliatif di

Indonesia yang memerlukan perhatian dari tenaga kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh

Effendy et al. (2014) di beberapa rumah sakit di Indonesia mengidentifikasi bahwa pasien

kanker mengalami banyak masalah terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar. Disamping

itu pula dari pihak keluarga, mereka banyak terlibat dalam berbagai aspek selama perawatan

di rumah sakit. Masalah finansial, otonomi serta psikosial seringkali ditemukan pada keluaga

dengan penyakit kanker. Hal ini perlu mendapatkan perhatian secara khusus dari tenaga

kesehatan khususnya dari tenaga perawat yang berada 24 jam disamping pasien ketika

mereka masih berada di rumah sakit. Banyak pasien paliatif mengalami berbagai gejala fisik

yang parah terutama ketika berada pada fase end-of-life (Rocque & Cleary, 2013).

Prinsip dasar dari perawatan paliatif yaitu: 1) meningkatkan kualitas hidup; 2)

menganggap kematian adalah proses yang wajar; 3) tidak mempercepat atau menunda

kematian; 4) menghilangkan nyeri serta keluhan lain yang mengganggu; 5) menjaga

keseimbangan aspek psiko sosio dan spiritual; 6) mengusahakan agar pasien tetap aktif

sampai akhir hayatnya; 7) memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa dukacita; 8)

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

3

menggunakan pendekatan interdisiplin untuk menyelesaikan masalah; dan 9) dapat

diaplikasikan sejak dini serta dapat diselenggarakan bersama dengan bentuk pelayanan

kuratif yang bertujuan untuk meningkatkan harapan hidup (Kemenkes RI, 2009; WHO,

2008).

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan perawatan paliatif yang berkualitas sesuai

dengan prinsip dasar seperti yang telah ditetapkan oleh WHO terutama pada pasien dengan

penyakit kronis atau menjelang ajal (end-of life), maka perawat harus memiliki pengetahuan

yang baik, sikap yang mendukung serta praktek pelaksanaan perawatan paliatif (palliative

care) yang adekuat (Sepulveda, 2002). Walaupun perawatan paliatif sudah

diimplementasikan oleh beberapa rumah sakit rujukan namun data empiris tentang

implementasi praktek ini belum ditemukan di Indonesia.

Sebagai data dasar, satu penelitian yang melihat gambaran sikap perawat terhadap

perawatan end-of-life yang pernah dilakukan di Ruangan Kemuning RSUP dr. Hasan Sadikin

Bandung (N=60) menunjukkan bahwa sebagian besar perawat yang menjadi responden

(45%) mempunyai sikap yang tidak mendukung. Perawat yang mempunyai pengalaman kerja

dibawah 5 tahun lebih banyak yang menunjukkan sikap yang tidak mendukung dalam

merawat pasien dengan kondisi sekarat (dying). Ditinjau dari aspek pendidikan perawat, tidak

ditemukan perbedaan sikap antara lulusan DIII dan S1 Keperawatan, hal ini menunjukkan

bahwa pendidikan yang tinggi belum tentu berkontribusi pada pelaksanaan praktek yang

adekuat. Tingkat pendidikan serta pengalaman kerja menunjukkan hasil yang berbeda dimana

perawat lulusan S1 cenderung menunjukkan sikap yang kurang mendukung (unfavorable)

daripada perawat lulusan D3. Disamping itu, perawat dengan pengalaman kerja di atas 5

tahun cenderung menunjukan sikap yang lebih mendukung untuk merawat pasien yang

sedang sekarat (dying) daripada perawat yang mempunyai masa kerja kurang dari 5 tahun.

Namun dalam penelitian tersebut tidak dilakukan kajian tentang tingkat pengetahuan perawat

tentang perawatan paliatif dan end-of life (EOL) (Fauziah, Agustina, Amrullah, 2012).

Sedangkan di rumah sakit daerah, berdasarkan hasil wawancara dengan ketua

Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA), wacana implementasi

palliative care sudah pernah didiskusikan dalam program kerja organisasi, namun sampai

saat ini belum ada kebijakan yang mendukung untuk implementasi program tersebut

(Suherman, komunikasi personal, 20 Juli 2014). Mengingat masih sedikitnya penelitian dan

publikasi terkait dengan implementasi perawatan paliatif oleh perawat maka replikasi

penelitian perlu dilakukan di Indonesia dengan tujuan utama untuk mengeksplorasi

pengetahuan dan sikap perawat serta praktik perawatan paliatif di rumah sakit pemerintah

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

4

serta untuk menginformasikan dimana kesenjangan dalam pengetahuan atau pemahaman

mungkin terjadi di kalangan perawat di rumah sakit. Dengan demikian diharapkan dapat

ditentukan langkah awal untuk mengembangkan sumber daya keperawatan serta

pengembangan sistem perawatan paliatif yang terintegrasi dalam pelayanan rumah sakit.

1.2 Masalah Penelitian

Bagaimana sikap, pengetahuan, dan praktek untuk melaksanakan perawatan paliatif oleh

perawat serta kesulitan perawat dalam melaksanakan perawatan paliatif di rumah sakit

pemerintah di Propinsi Jawa Barat.

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Implementasi Perawatan Paliatif di Indonesia

Seperti telah dijelaskan ada Bab I, meskipun perawatan paliatif dikembangkan

pertama kali di rumah sakit lebih sejak hampir dua dekade lalu, implementasi perawatan

paliatif di rumah sakit masih menghadapi berbagai permasalahan (Masyarakat Paliatif

Indonesia, 2011; Kemenkes, 2007). Hal ini, khususnya terkait dengan fokus yang masih

terbatas pada penyakit kanker dan HIV/AIDS dan pemerintah yang lebih fokus menangani

kematian ibu dan bayi yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2013), sehingga perkembangan

perawatan paliatif di Indonesia relatif lambat dibandingkan dengan Negara tetangga di Asia

lainnya, seperti Singapura dan Malaysia.

2.2 Gambaran Kematian dan Perawatan Paliatif dalam Situasi Pelayanan Perawatan

Akut

Rumah sakit modern telah menjadi fitur utama dalam pelayanan kesehatan di abad ke-

20 (Seymour, 2001). Kematian pasien dengan penyakit yang membatasi kehidupan (life-

limiting illness) di rumah sakit biasanya tidak diharapkan, sehingga memberikan tantangan

tersendiri bagi pasien maupun petugas kesehatan yang merawat. Banyak petugas kesehatan di

rumah sakit yang mengalami perasaan gagal apabila pasien tidak dapat lagi disembuhkan,

sehingga memilih untuk menjauhkan diri dari pasien dan membuat pasien yang sedang

menjelang ajal merasa sendiri dan kesepian (Costello, 2006; Saltmarsh, 2009).

Tidak seperti petugas kesehatan lainnya, perawat cenderung melayani pasien dan

keluarga dalam basis yang konstan (Alvaro, 2009), sehingga merawat pasien yang sedang

menghadapi ajal merupakan mandat profesi, dimana perawat dapat mengembangkan

keunggulan dalam pelayanan keperawatan (Hansford, Robinson, & Scott, 2007). Selain itu,

Saltmarsh (2009) menekankan bahwa perawatan paliatif pada pasien dengan life-limiting

illness penting dilakukan dalam semua tatanan pelayanan kesehatan dan semua tingkat

perawatan. Namun pada kenyataannya, memberikan pelayanan perawatan paliatif di rumah

sakit sulit dilakukan karena keterbatasan akses perawat dalam memperoleh pendidikan dan

pelatihan perawatan paliatif serta dominasi model pelayanan ilmiah kedokteran dalam tatanan

ini (Saltmarsh, 2009).

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

6

Rokach (2005) menegaskan bahwa dalam perawatan paliatif, kematian dianggap

sebagai proses yang normal dan bukan kegagalan pengobatan. Karena proses kematian aktif

(active dying) memiliki manifestasi yang beragam, seringkali penerimaan terhadap kematian

sebagai hasil akhir sulit bagi petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit (Bloomer, Moss,

& Cross, 2011a). Dalam hal ini, pasien menjelang ajal justru cenderung menerima

pengobatan aktif yang ditujukan untuk penyembuhan. Selanjutnya, kesulitan dalam

mengenali tanda-tanda kematian aktif dapat membuat petugas kesehatan ragu untuk

memutuskan kapan harus melakukan transisi dari upaya kuratif ke perawatan menjelang

kematian (end-of-life (EOL) care) (Bloomer et al., 2011b).

Menurut Costello (2006), perawat memiliki sedikit bukti empiris yang dapat

digunakan sebagai basis untuk mengelola EOL care di rumah sakit dan memiliki

kecenderungan tidak siap secara edukasional maupun klinis dalam mengenali dan mengelola

fase ajal/sakaratul maut (dying phase) (Bloomer et al., 2012). Sedangkan menurut penelitian

kualitatif yang dilakukan oleh Su et al ( 2014 ) di Korea Selatan tentang cara mengetahui

pasien-pasien End-of-Life meninggal dalam damai dengan metode in-depth interview.

Didapatkan 5 (lima) tema besar dengan 16 sub tema yaitu recognizing dengan sub tema

mengenali perubahan tonus otot, perubahan kemampuan fisik, perubahan ekskresi dan

perubahan sirkulasi darah. Tema kedua adalah comfort dengan subtema bebas dari gejala,

tindakan yang diinginkan dan diorientasikan, dukungan emosional dan kedamaian spiritual.

Bertemu dengan seseorang, menghabiskan waktu dengan keluarga merupakan subtema dari

fulfillment, sedangkan mempertahankan harga diri, tidak mengeluarkan kata-kata yang

menyakitkan dan menemani sampai meninggal adalah subtema dari presence. Tema nesting

mempunyai subtema ruangan yang familiar, ruangan yang siap untuk meninggal dan privasi.

Untuk itu, Bakitas, Bishop, dan Caron (2010) merekomendasikan reformasi dan redesain

sistem secara mendasar untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan life-

limiting, karena secara tradisional, rumah sakit tidak menyelenggarakan perawatan untuk

keadaan-keadaan tersebut. Selanjutnya, perawatan paliatif berbasis rumah sakit (hospital-

based palliative care) dapat diselenggarakan dalam beberapa tingkat atau model, yaitu

primer, sekunder, dan tersier (Bakitas et al., 2010).

Pertama, perawatan paliatif primer harus tersedia di semua rumah sakit. Pada tingkat

ini, minimal klinisi harus memiliki pendidikan tentang dasar-dasar pengelolaan nyeri dan

simptom lainnya. Model primer berfokus pada peningkatan pelayanan yang sudah ada dan

pendidikan bagi klinisi. Karena itu, model ini cocok bagi institusi yang memiliki keterbatasan

sumber daya. Kedua, perawatan paliatif sekunder memerlukan semua tenaga kesehatan yang

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

7

terlibat dalam perawatan pasien untuk memiliki level kompetensi minimum dan memerlukan

para spesialis yang menyediakan perawatan paliatif melalui tim konsultansi interdisipliner,

unit khusus, maupun keduanya. Ketiga, program tingkat tersier dapat melibatkan organisasi

tersier, seperti rumah sakit pendidikan (teaching hospital) dan pusat-pusat pendidikan dengan

tim ahli dalam perawatan paliatif. Pada level ini, program yang dibuat dapat dijadikan

sebagai konsultan bagi level praktik primer dan sekunder ataupun sebagai program

percontohan bagi pusat-pusat pengembangan lainnya. Praktisi dan institusi yang terlibat

dalam level perawatan paliatif tersier juga harus berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas

pendidikan dan penelitian (Bakitas et al., 2010).

2.3 Faktor-faktor yang terkait dengan praktik perawatan paliatif yang dilakukan oleh

perawat

Perawat memiliki kecenderungan menjadi ‘first responders’ dalam mengidentifikasi

berbagai masalah pada pasien dengan penyakit yang mengancam kehidupan (life-threatening

illness) (Dahlin, 2010). Merawat pasien dan keluarga menjelang kematian secara formal

sudah dilakukan perawat sejak ‗era Nightingale‘ (Mallory, 2001). Meskipun demikian,

banyak di antara petugas kesehatan memasuki area perawatan paliatif secara tidak sengaja

dengan risiko besar mengalami kejenuhan (burnout) (Rokach, 2005).

Morita et al. (2012) menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan keterampilan

para profesional kesehatan merupakan barier utama dalam mencapai pelayanan paliatif yang

bermutu. Sementara itu, di Negara-negara Barat, program-program edukasi terkait dengan

perawatan paliatif sudah terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Meskipun demikian, untuk mengimplementasikan program edukasi yang efektif,

pengetahuan, keterampilan, praktik dan kesulitan dalam implementasi perawatan paliatif

harus diidentifikasi dan dipahami terlebih dahulu (Sato et al., 2014). Selain itu, prevalensi

penyakit kronis yang tidak menular sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas di

negara berkembang juga mengindikasikan adanya kebutuhan bagi para profesional di sektor

kesehatan untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan keterampilan dalam

perawatan paliatif. Pengetahuan dan sikap praktisi kesehatan (dokter, apoteker, perawat, dan

petugas kesehatan lainnya) terhadap perawatan paliatif dan akhir kehidupan (EOL) telah

dieksplorasi dalam beberapa studi di Pakistan, Lebanon, India, dan Turki (Hiwot et al.,

2014).

Penelitian yang telah dilakukan di beberapa negara tersebut pada umumnya berfokus

pada sikap terhadap perawatan pada pasien dengan kondisi terminal. Namun, bagaimana

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

8

praktik perawatan paliatif itu dilakukan oleh perawat masih jarang diteliti. Dalam sebuah

studi di Jepang, Sato et al. (2014) menginvestigasi pengetahuan, kesulitan, dan praktik terkait

dengan perawatan paliatif pada perawat yang bekerja di tatanan rumah sakit dan home care

untuk melayani pasien-pasien kanker (N=2378). Studi yang mengambil sampel di 4 wilayah

di seluruh Jepang pada tahun 2008 tersebut menemukan bahwa pada aspek pengetahuan yang

diukur dengan Palliative Care Knowledge Test pada 5 domain/subskala, perawat memiliki

skor pengetahuan tertinggi pada aspek filosofi perawatan paliatif (88±26%) dan terendah

pada aspek permasalahan psikiatrik (37±29%). Untuk aspek praktik yang diukur dengan

Palliative Care Self-Reported Practices Scale (PCPS) pada 7 domain /subskala, perawat

melaporkan bahwa pengelolaan nyeri adalah yang paling sering dilakukan dan sebaliknya,

pengelolaan delirium adalah yang paling sedikit dilakukan. Untuk aspek kesulitan yang

diukur dengan Palliative Care Difficulty Scale (PCDS) pada 5 domain/subskala, perawat

teridentifikasi mengalami kesulitan paling banyak dalam menangani gejala-gejala (alleviating

symptoms), sedangkan dukungan ahli merupakan domain yang dianggap paling sedikit

kesulitannya (Sato et al., 2014).

Penelitian oleh Sato et al. (2014) juga menemukan bahwa skor pengetahuan perawat

yang rendah pada aspek pengelolaan symptom, khususnya terkait dengan aspek psikologis

lebih banyak ditunjukkan oleh perawat yang bekerja di rumah sakit daerah dimana para

perawat memiliki pengalaman yang sedikit dalam merawat pasien-pasien terminal dan hanya

sedikit perawat yang memiliki latar belakang pendidikan S-2 perawatan paliatif. Selain itu,

dukungan spesialis perawatan paliatif pada rumah sakit-rumah sakit tersebut masih sedikit.

Pada kajian aspek praktik perawatan paliatif, perawat relatif banyak melakukan

pengelolaan nyeri, perawatan berpusat pada pasien dan keluarga, serta perawatan rongga

mulut (oral care) dibandingkan dengan pengelolaan pasien yang mengalami delirium. Dapat

disimpulkan bahwa tantangan utama bagi perawat dalam melaksanakan perawatan paliatif

adalah mengelola symptom psikologis, dimana pengetahuan perawat dalam hal ini masih

kurang, perawat melaporkan banyak kesulitan, dan praktik yang dilakukan pun relatif sedikit.

Selain itu, masih banyak juga perawat yang mengalami kesulitan dalam mengelola nyeri,

meskipun sebagian besar perawat sudah melakukan pengkajian dan memberikan pengobatan

sesuai dengan dosis anjuran. Hal ini dapat merefleksikan gaya bekerja yang pasif dari para

perawat di Jepang, dimana mereka hanya mengikuti instruksi dokter saja. Hasil penelitian

Sato et al. (2014) tersebut merekomendasikan pentingnya pendidikan berkelanjutan,

dukungan ahli dan pengalaman klinis yang adekuat bagi perawat untuk meningkatkan mutu

perawatan paliatif. Senada dengan Sato et al. (2014), Hiwot et al. (2010), Morita et al.

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

9

(2012) dan Nakazawa et al. (2010) menyatakan bahwa kehadiran ahli untuk menyediakan

layanan konsultasi tentang perawatan paliatif, seperti tim perawatan paliatif atau perawat

spesialis klinis, dapat membantu meningkatkan pelayanan perawatan, khususnya untuk

pasien kanker.

Selain aspek pengetahuan dan kesulitan dalam melaksanakan perawatan paliatif, sikap

perawat dalam merawat pasien-pasien terminal atau menjelang ajal diasumsikan memiliki

kaitan dengan praktik perawatan paliatif. Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa

penelitian di berbagai Negara lebih banyak mengeksplor tentang sikap terkait dengan

perawatan pasien pada fase EOL (Hiwot et al., 2014).

Corr, Nabe, dan Corr (2009, hal. 46) mendefinisikan sikap sebagai ―suatu cara

menampilkan diri kepada atau di dunia sekitar yang meliputi keyakinan, perasaan, nilai-nilai,

postur, dan kecenderungan dalam tindakan‖. Secara spesifik, (Alvaro, 2009, hal. 12)

mengajukan definisi sikap terhadap perawatan menjelang kematian sebagai ―pandangan

terhadap berbagai aspek dari proses kematian dan perawatan paliatif yang menyebabkan

seseorang bereaksi dalam cara tertentu saat merawat pasien menjelang kematian; dapat terdiri

dari elemen kognitif, afektif, maupun psikomotor‖. Selain itu, Mallory (2001) menegaskan

bahwa sikap terhadap perawatan pasien menjelang ajal tidak terbentuk secara instan,

melainkan berkembang dari pengalaman hidup dan dibentuk oleh budaya sosial.

Berbagai penelitian sudah melakukan investigasi hubungan antara sikap terhadap

perawatan pasien menjelang ajal dan berbagai variabel personal maupun profesional. Berikut

ini dijelaskan beragam temuan penelitian terkait dengan sikap perawat terhadap perawatan

menjelang ajal.

Sebuah studi kuasi-eksperimental oleh Frommelt (2003) dilakukan untuk

mengevaluasi efek sebuah program edukasional terhadap sikap dalam merawat pasien dengan

penyakit terminal dan keluarga. Studi ini melibatkan 115 mahasiswa Strata-1 dari berbagai

disiplin ilmu (keperawatan, psikologi, fisioterapi, dan lain-lain) di sebuah universitas swasta

di bagian Barat Tengah, Amerika Serikat (N=49 untuk kelompok eksperimen; N=66 untuk

kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti program

edukasional selama satu semester (15 minggu, 45 jam) terkait dengan kematian dan ajal

memperlihatkan perubahan positif yang signifikan dalam skor sikap yang diukur dengan

FATCOD, Form B©.

Frommelt (2003) juga menemukan bahwa beberapa variabel seperti

jenis kelamin, usia, jurusan studi, agama, keyakinan spiritual, dan pengalaman kehilangan

tidak memiliki efek signifikan terhadap sikap.

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

10

Sebuah studi di sebuah rumah sakit swasta di Tokyo, Jepang oleh Miyashita et al.

(2007) mengeksplor beberapa faktor terkait dengan sikap perawat terhadap perawatan pasien

menjelang ajal (N=178) dengan menggunakan kuesioner demografik dan tiga pengukuran

(FATCOD, Form B©

— versi Bahasa Jepang, the Pankratz Nursing Questionnaire [PNQ

(Pankratz & Pankratz, 1974)] untuk mengukur persepsi perawat tentang otonomi profesional,

dan the Death Attitude Inventory [DAI (Hirai et al., 2000] untuk mengukur sikap terhadap

kematian). Survey cross-sectional ini menemukan bahwa sikap positif terhadap perawatan

pasien menjelang kematian memiliki korelasi signifikan dengan lamanya pengalaman klinik,

posisi manajerial, jumlah pengalaman dalam merawat pasien menjelang ajal, kesempatan

untuk mengikuti seminar/kursus tentang terminal/cancer care di luar rumah sakit, dan

dukungan mentor terkait dengan isu-isu EOL. Selain itu, studi ini juga menunjukkan bahwa

autonomi keperawatan memiliki peranan penting terhadap sikap perawat dalam perawatan

pasien menjelang ajal (Miyashita et al., 2007).

Penelitian lainnya oleh Lange, Thom, dan Kline (2008) menilai sikap perawat

onkologi terhadap kematian dan perawatan pasien menjelang ajal (N=355) di pusat kanker

komprehensif di New York yang berkapasitas 432 tempat tidur. Studi deskriptif kuantitatif ini

menggunakan paket survey yang terdiri dari FATCOD, Form B©

, the Death Attitude Profile

— Revised [DAP-R (Wong, Reker, & Gesser, 1994)], dan sebuah kuesioner demografik

singkat. Lange dkk. (2008) mencatat hubungan yang signifikan secara statistik antara usia,

pengalaman bekerja sebagai perawat, pengalaman sebelumnya dalam merawat pasien

terminal, dengan skor dari FATCOD maupun DAP-R. Secara spesifik, studi ini menjelaskan

bahwa perawat yang lebih tua menunjukkan sikap yang lebih positif. Selain itu, perawat

dengan pengalaman kerja 11 tahun atau lebih memiliki skor FATCOD yang lebih tinggi

secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang memiliki pengalaman kerja kurang dari

5 tahun. Perawat dengan pengalaman merawat pasien menjelang ajal sebelumnya juga

memiliki skor FATCOD yang lebih tinggi, sehingga paparan yang lebih banyak dalam

merawat pasien menjelang ajal memiliki korelasi dengan sikap yang lebih positif dalam

merawat pasien tersebut. Lange dkk. (2008) juga merekomendasikan program edukasional

selama orientasi staf sebelum mereka memberikan pelayanan bagi pasien menjelang

kematian, khususnya bagi perawat baru agar memiliki latar belakang yang kuat dalam

perawatan paliatif maupun keterampilan koping.

Berbagai studi di Amerika Serikat juga dilakukan dengan melibatkan paket kurikulum

ELNEC [End-of-Life Nursing Education Consortium] (American Association of Colleges of

Nursing, 2013) untuk pelatihan perawatan paliatif pada level pendidikan berkelanjutan

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

11

(Alvaro, 2009) ataupun pada level pendidikan Strata-1 keperawatan (Barrere, Durkin, &

LaCoursiere, 2008; Mallory, 2001). Studi-studi tersebut menggunakan komponen kurikulum

ELNEC baik secara keseluruhan ataupun parsial.

Barrere et al. (2008) mengevaluasi efek dari program pendidikan ELNEC yang

diintegrasikan ke dalam kurikulum Strata-1 keperawatan terhadap sikap mahasiswa

keperawatan dalam perawatan menjelang ajal (N=73). Data dikumpulkan dengan kuesioner

FATCOD©

dan kuesioner demografik pada awal dan akhir komponen profesi dari tiap

program Strata-1 tersebut (kelas reguler dan kelas akselerasi). Penelitian kuasi-eksperimental

ini menemukan bahwa integrasi modul ELNEC sepanjang kurikulum Strata-1 keperawatan

(BSN) mempengaruhi sikap secara positif. Selain itu, Barrere et al. (2008) juga

mengidentifikasi dua prediktor signifikan dalam perubahan sikap, yaitu usia dan pengalaman

sebelumnya dalam merawat pasien menjelang ajal. Sedangkan jenis kelamin, pendidikan

umum, pendidikan sebelumnya terkait kematian dan ajal, serta tipe program Strata-1 (BSN)

merupakan prediktor-prediktor non-signifikan.

Sebuah penelitian lain oleh Mallory (2001) menemukan bahwa mahasiswa Strata-1

yang mengikuti format edukasi perawatan paliatif selama 6 minggu memiliki peningkatan

signifikan yang positif dalam sikap terhadap perawatan pasien menjelang kematian.

Meskipun demikian, tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang

mendapatkan edukasi tentang perawatan paliatif dan yang tidak mendapatkan edukasi

tersebut. Penggunaan paket edukasi ELNEC ditambah dengan pengalaman praktik di area

hospis, rumah duka, laboratorium anatomi, dan bermain peran dapat memfasilitasi

transformative learning pada mahasiswa keperawatan (Mallory, 2001). Penelitian oleh

Barrere et al. (2008) dan Mallory (2001) mendukung pendapat bahwa sikap perawat dalam

mengelola isu terkait dengan kematian dan ajal terbentuk dalam masa belajar sebagai

mahasiswa, sehingga proses pendidikan dan pperkembangan emosional harus ditumbuhkan

dan dipupuk pada fase ini (Boyle & Carter, 1998).

Dalam area pendidikan berkelanjutan, Alvaro (2009) mengevaluasi sikap perawat

kritis dalam merawat pasien menjelang kematian di dua ICU di sebuah rumah sakit di

Amerika Serikat. Studi longitudinal kuasi-eksperimental ini menggunakan intervensi

edukasional selama 4-6 minggu yang terdiri dari materi-materi ELNEC yang disampaikan

bersamaan dengan pertemuan rutin staf dan paket self-study. Kuesioner FATCOD dan

kuesioner demografik digunakan untuk mengumpulkan data 2 minggu sebelum implementasi

intervensi edukasional dan tiga minggu setelah implementasi dilakukan. Studi ini

menemukan bahwa baik kelompok kontrol (N=21) maupun eksperimen(N=35) memiliki

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

12

rerata skor FATCOD yang hampir sama pada pre-test, tetapi rerata skor sikap pada post-test

berbeda secara signifikan. Alvaro (2009) selanjutnya menemukan bahwa tidak ada perbedaan

sikap dalam merawat pasien menjelang kematian antara berbagai variabel demografik, seperti

pengalaman bekerja sebagai perawat, pendidikan keperawatan inisial, jenis kelamin,

pendidikan sebelumnya tentang kematian dan ajal, serta kontak personal dengan kejadian

kematian. Selain itu, hampir semua perawat menyatakan bahwa mereka tidak disiapkan

dengan baik melalui pendidikan awal mereka untuk merawat pasien menjelang kematian.

Praptiwi (2014) menginvestigasi hubungan antara kesejahteraan spiritual perawat

dengan sikap mereka terhadap perawatan pasien menjelang kematian. Penelitian deskriptif ini

bersifat korelasional dan cross-sectional dengan melibatkan perawat yang bekerja di

lingkungan perawatan akut di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung (N=228). Penelitian ini

menggunakan FATCOD, Form B©

dan inventori SHALOM©

[Spiritual Health And Life

Orientation Measure] (Fisher, 1999). Hasil analisis menggunakan Pearson correlation test

menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat korelasi yang lemah antara kesejahteraan

spiritual perawat dengan sikap tersebut (r=0.243, 95% CI 0.117, 0.361; p<0.001). Namun,

berkaitan dengan aspek ideal untuk kesejahteraan spiritual, terdapat korelasi moderat dengan

sikap (r=0.404, 95% CI 0.289, 0.507; p<0.001). Analisis sekunder menunjukkan bahwa latar

belakang pendidikan keperawatan, pendidikan khusus terkait kematian dan ajal sebelumnya,

unit kerja, dan kontak dengan pasien terminal atau pasien menjelang ajal merupakan

prediktor signifikan sikap perawat terhadap perawatan pasien menjelang ajal (Praptiwi,

2014).

Berbagai hasil penelitian terkait dengan berbagai faktor yang berhubungan dengan

praktik perawatan paliatif oleh perawat, khususnya yang bekerja di rumah sakit telah

diuraikan di atas. Meskipun desain yang digunakan beragam dan responden penelitian juga

berasal dari populasi yang berbeda-beda, hasil-hasil penelitian tersebut perspektif terhadap

berbagai aspek personal maupun profesional perawat yang dapat mendukung peningkatan

mutu pelayanan perawatan paliatif, khususnya oleh perawat.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

13

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

3.1.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi faktor-faktor dan kesulitan perawat dalam melaksanakan perawatan paliatif

di rumah sakit pemerintah di Propinsi Jawa Barat.

3.1.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik demografik perawat di rumah sakit pemerintah di Propinsi

Jawa Barat.

2. Mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif (palliative care) di

rumah sakit pemerintah di Propinsi Jawa Barat.

3. Mengidentifikasi sikap perawat terhadap perawatan paliatif di rumah sakit pemerintah di

Propinsi Jawa Barat.

4. Mengidentifikasi praktik perawatan paliatif di rumah sakit pemerintah di Propinsi Jawa

Barat.

5. Mengidentifikasi kesulitan perawat dalam melaksanakan perawatan paliatif di rumah

sakit pemerintah di Propinsi Jawa Barat.

3.2 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

3.2.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini berkontribusi untuk menyumbangkan teori berdasarkan hasil temuan

terbaru yang dapat digunakan untuk menyusun modul pelatihan pengembangan perawatan

paliatif di rumah sakit pemerintah di Propinsi Jawa Barat Indonesia.

3.2.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh rumah sakit pemerintah di Propinsi Jawa

Barat untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas layanan perawatan paliatif terutama

untuk mengembangkan sistem di institusi masing-masing.

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

14

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan rancangan penelitian kuantitatif deskriptif analitik

dengan pendekatan cross-sectional.

4.2 Definisi Operasional

1. Variabel sosiodemografik

Variabel sosiodemografik dalam penelitian ini diidentifikasi melalui kuesioner

demografik meliputi: jenis kelamin (laki-laki atau perempuan); usia (21-39 tahun, 40-60

tahun, >60 tahun); pendidikan terakhir (pada tingkat:D3 keperawatan/setara, S1

keperawatan/setara, S2, ata lainnya); pengalaman bekerja sebagai perawat (0-5 tahun, 6-

10 tahun, >10 tahun); unit kerja (instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, Intensive Care

Unit (ICU), Instalasi Gawat Darurat (IGD), intermediate care, atau lainnya); jabatan

(kepala ruangan, Clinical Instructor, perawat pelaksana, atau lainnya); dan pelatihan

tentang dying care (pernah atau tidak pernah mendapatkan pelatihan).

2. Pengetahuan

Pengetahuan dalam penelitian ini diukur dengan PCQN (Palliative Care Quiz for

Nursing) yang berisi 20 pernyataan untuk direspons dengan pilihan benar, salah, dan

tidak tahu (Ross, McDonald, & McGuinness, 1996) yang sudah diterjemahkan ke dalam

Bahasa Indonesia untuk mengidentifikasi aspek-aspek perawatan paliatif yang sering

dipersepsikan tidak benar oleh perawat (miskonsepsi). Pengetahuan yang diukur terkait

dengan filosofi perawatan paliatif dan pengelolaan symptom, khususnya nyeri.

3. Sikap

Sikap perawat terhadap perawatan menjelang ajal (end-of life) diukur dengan

kuesioner Frommelt Attitude toward Care of the Dying scale (FATCOD) Form B©

(Frommelt, 1991) yang berisi 30 item dengan pilihan jawaban berskala Likert (5 tingkat).

Variabel ini mengukur sikap perawat pada saat menghadapi pasien menjelang kematian.

4. Praktik Perawatan Paliatif

Praktik perawatan paliatif adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam

merawat pasien yang termasuk kategori paliatif dan end-of-life (EOL). Untuk mengukur

praktek ini menggunakan instrumen Palliative Care Self-Reported Practices (PCPS)

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

15

(Nakazawa et al., 2010) dengan skala Likert dimana nilai 1 (tidak sama sekali) sampai 5

(selalu) untuk melihat 6 domain praktik. Domain praktik yang diukur yaitu perawatan

pada fase sekarat, perawatan yang berpusat pada pasien dan keluarga, pengelolaan nyeri,

penanganan pasien dengan delirium, penanganan kesulitan bernafas dan komunikasi

dengan pasien dan keluarga.

5. Kesulitan dalam melaksanakan perawatan paliatif

Pengetahuan tentang kesulitan dalam melaksanakan perawatan paliatif akan diukur

dengan menggunakan Palliative Care Practices and Difficulties [PCDS] (Nakazawa et

al., 2010). Dalam penelitian ini kesulitan tentang perawatan paliatif adalah hal-hal atau

situasi ketika perawat menghadapi kesulitan untuk memberikan perawatan paliatif. Hal

tersebut dievaluasi dengan menggunakan instrumen jenis skala Likert dengan nilai 1

(tidak pernah) sampai 5 (sangat sering). Nilai pada PCDS sebagai total skor tanggapan

pada 5 domain, yaitu komunikasi dengan tim multidisiplin, komunikasi dengan keluarga,

dukungan tenaga ahli, tindakan untuk mengurangi gejala, dan koordinasi dengan

komunitas/masyarakat.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang berkerja pada Rumah Sakit rujukan

Provinsi Jawa Barat yaitu RSHS Bandung (N=1141 [Kemenkes RI, 2014]). Para perawat

yang hanya bertugas di unit rawat jalan dan unit rawat inap baik anak, kebidanan dan dewasa,

ICU dan UGD yang akan dipilih menjadi responden dalam penelitian ini tanpa melihat

pengalaman kerjanya.

4.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik accidental sampling digunakan dalam penelitian ini untuk pengumpulan data

selama 2 bulan. Target minimal sampel yang diharapkan adalah 300 perawat dengan Slovin

response rate yang diharapkan 80%. Pada penelitian ini kuesioner yang dikembalikan dan

diikutsertakan dalam analisis adalah 114 kuesioner, dengan demikian response rate yang

diperoleh kurang dari 40%.

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang terdiri dari 4

bagian, yaitu:

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

16

Bagian I (Sosiodemografik)

Variabel sosiodemografik meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pengalaman

bekerja sebagai perawat, unit kerja, jabatan, dan pelatihan dying care.

Bagian II (Sikap)

Sikap diukur melalui kuesioner FATCOD Form B©

yang terdiri dari 30 item. Alat ini

memiliki skala Likert 5 poin. Hal ini digunakan untuk mewakili sikap rakyat untuk topik

mencetak gol pada skala 5 titik, yaitu: 1 (sangat tidak setuju ), 2 (Tidak Setuju ), 3 (Ragu-

Ragu), 4 (Setuju ) sampai 5 (Sangat Setuju). Instrumen ini memiliki komposisi lima belas

item yang bernada positif (item 1, 2, 4, 10, 12, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, dan 30), dan

lima belas item lainnya bernada negatif. Sebuah skor yang lebih tinggi menunjukkan sikap

yang lebih positif terhadap perawatan pasien menjelang ajal. Penghitungan skor untuk

pernyataan negatif dibalik. Rentang kemungkinan skor adalah 30-150.

Bagian III (Pengetahuan perawat tentang palliative care)

Meliputi pertanyaan pengetahuan yang berasal dari Palliative Care Questionairres for

Nursing (PCQN) yang menggunakan pertanyaan dengan jawaban ―Ya‖, ―Tidak‖, atau ―Tidak

Tahu‖. Skor yang tinggi menunjukkan kecenderungan responden mempunyai pengetahuan

yang lebih baik. Hasilnya diukur dalam bentuk skor yang dihitung dengan nilai 1 untuk setiap

jawaban benar dan 0 untuk setiap jawaban salah/tidak tahu/tidak menjawab. Rentang

kemungkinan skor adalah 0-20.

Bagian IV dan V (Praktik dan kesulitan perawat dalam melaksanakan perawatan

paliatif)

Untuk mengetahui praktek perawatan paliatif dan kesulitan dalam melakukan praktek

perawatan paliatif, akan digunakan Palliative Care Practice Scale (PCPS) dan Palliative

Care Difficulty Scale (PCDS) berupa kuesioner self-reported yang masing-masing memiliki

18 pernyataan dan 15 pernyataan yang diadopsi dari studi yang dilakukan oleh Nakazawa et

al.(2010) di Jepang. Skor untuk masing-masing domain pada PCPS dan PCDS berkisar antara

3 sampai 15. Kemungkinan rentang skor untuk PCPS adalah 18-90, sedangkan untuk PCDS

adalah 15-75.

Untuk variabel pengetahuan, sikap, praktik dan kesulitan dalam melaksanakan

perawatan paliatif, instrumen yang digunakan telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia

dengan metode back translation. Instrumen Palliative Care Quiz for Nursing (PCQN) juga

telah dimodifikasi sesuai dengan konteks yang berlaku di Indonesia. Nakazawa et al. (2010)

melaporkan nilai Cronbach alpha dari instrumen ini berada pada rentang 0,67-0,86 setelah

instrumen ini diujikan kepada 947 responden di berbagai rumah sakit di Jepang. Sedangkan

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

17

untuk konteks Indonesia, kuesioner ini telah digunakan oleh Christantie (2012) pada

mahasiswa keperawatan di Yogyakarta dengan nilai Cronbach alpha yang hampir sama.

Dengan demikian instrumen ini valid dan reliabel untuk digunakan pada penelitian ini.

Untuk FATCOD, Form B©

yang juga sudah diuji dalam beberapa penelitian. Di

Indonesia, Praptiwi (2014) menggunakan FATCOD, Form B©

(Frommelt, 1991) yang juga

sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh penerjemah resmi terakreditasi NAATI

(National Accreditation Authority for Translators and Interpreters), Australia. Konsistensi

internal akhir dari instrumen tersebut dihitung dengan Cronbach’s alpha (N=228), yaitu

α=0.828).

Untuk mengukur praktik perawatan paliatif menggunakan instrumen Palliative Care

Practice Scale (PCPS) dan Palliative Care Practices Difficulties (PCPS) yang dikembangkan

oleh Nakazawa et al. (2010). Instrumen ini telah mendapatkan persetujuan langsung dari

Yoko Nakazawa dari University of Tokyo, Jepang sebagai pembuat instumen asli untuk

digunakan dalam penelitian ini. Nilai validitas dan realibilitas dari instrumen ini setelah

diujicobakan kepada 30 responden menggunakan koefisien Cronbach Alpha dengan skor

untuk PCPS yaitu: berada pada rentang 0.80 to 0.91 untuk setiap domain. Kemudian skor

untuk PCDS, koefisien Cronbach alpha berada pada rentang 0.85 to 0.93 untuk setiap

domain.

4.6 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul ditabulasikan dengan menggunakan Microsoft Excel versi 2010

untuk dilakukan pengolahan data dengan menggunakan IBM Statistical Package for Social

Sciences (SPSS) versi 20 setelah dilakukan data cleaning (dengan mengganti nilai-nilai atau

data yang hilang) dan coding. Analisis primer untuk variabel sosiodemografik dan variabel

pengetahuan, sikap, praktik dan kesulitan dalam melaksanakan perawatan paliatif dilakukan

menggunakan statistik deskriptif. Analisis sekunder secara univariat dilakukan untuk

mengidentifikasi gambaran pengetahuan, sikap, praktik dan kesulitan tersebut berdasarkan

karakteristik responden).

4.7 Pertimbangan Etik

Ethical clearance diajukan kepada Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadajaran melalui Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

Persetujuan responden bersifat tersirat (implied consent) karena kuesioner bersifat anonim,

artinya dengan mengembalikan kuesioner yang telah diisi secara sukarela tanpa menuliskan

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

18

identitas personal, maka responden dianggap menyetujui untuk berpartisipasi. Responden

mempunyai hak yang sama untuk berpartisipasi atau memutuskan untuk tidak berpartisipasi

dalam penelitian ini. Hasil penelitian dilaporkan sebagai data kelompok, sehingga tidak ada

satupun responden yang dapat teridentifikasi secara individual dalam penelitian ini. Semua

informasi ini diuraikan dalam Pernyataan Penjelasan yang disertakan dalam setiap paket

kuesioner (lihat lampiran).

4.8 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari mulai Juli s.d Desember 2014

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

19

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan di rumah sakit

pemerintah propinsi Jawa Barat pada bulan September dan Oktober 2014 dan didapatkan

responden sebanyak 114 perawat yang bekerja di ruang rawat jalan maupun ruang rawat

inap.

5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dikumpulkan adalah jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,

pengalaman bekerja sebagai perawat, unit tempat bekerja, jabatan dan kesempatan mengikuti

pelatihan tentang dying care. Data lengkap dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden di Rumah Sakit Pemerintah Propinsi Jawa Barat,

pada tahun 2014 (n= 114)

Variabel n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 32 28.1

Perempuan 82 71.9

Usia

Tidak Menjawab 1 0.9

21-39 tahun 92 80.7

40-60 tahun 21 18.4

>60 tahun 0 0.0

Pendidikan terakhir

Tidak Menjawab 3 2.6

D3 Keperawatan (setara) 93 81.6

S1 Keperawatan (setara) 18 15.8

S2 0 0.0

Pengalaman Bekerja sebagai Perawat

Tidak Menjawab 2 1.8

0-5 tahun 10 8.8

6-10 tahun 39 34.2

>10 tahun 63 55.3

Unit Kerja

Tidak Menjawab 7 6.1

Instalasi Rawat Jalan 0 0.0

Instalasi Rawat Inap 87 76.3

ICU 2 1.8

IGD 0 0.0

Intermediate Care 18 15.8

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

20

Lanjutan Tabel 5.1 Karakteristik Responden di Rumah Sakit Pemerintah Propinsi

Jawa Barat, pada tahun 2014 (n= 114)

Variabel n %

Jabatan

Tidak Menjawab 6 5.3

Kepala Ruangan 4 3.5

Clinical Instructor 3 2.6

Perawat Pelaksana 96 84.2

Lain-lain 5 4.4

Pelatihan Perawatan Pasien Sakaratul Maut (Dying Care)

Tidak Menjawab 5 4.4

Tidak Pernah 92 80.7

Pernah 17 14.9

Dari data yang disajikan pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden yang berpartisipasi

dalam penelitian ini adalah perawat yang sebagian besar perempuan berumur antara 21-39

tahun dengan latar belakang pendidikan terbanyak adalah DIII Keperawatan dan mempunyai

pengalaman bekerja sebagai perawat lebih dari 10 tahun sebagai perawat pelaksana di

instalasi rawat inap, hampir seluruhnya belum pernah mendapat pelatihan untuk merawat

pasien sakaratul maut.

5.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini mengukur pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif dengan

menggunakan PCQN, sedangkan sikap perawat terhadap perawatan EOL menggunakan

FATCOD. PCPS digunakan untuk mengukur praktik perawatan paliatif dan PCDS untuk

mengukur kesulitan dalam melaksanakan perawatan paliatif. Hasil analisa dapat dilihat di

tabel 5.2.

Tabel 5.2 di bawah menunjukkan bahwa skor rerata perawat untuk pengetahuan tentang

perawatan paliatif kurang dari 50% dari skor total maksimal (20) dengan mean=8.26

(SD=1.84). Skor tertinggi yang dicapai oleh perawat adalah 13, dengan hanya 2 orang

perawat (<2.0%) yang memperoleh skor tersebut. Sementara itu, hanya 1 orang (<1.0%) yang

memperoleh skor terendah, yaitu 2.

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

21

Tabel 5.2 Gambaran Pengetahuan, Sikap, Praktik dan Kesulitan Perawat dalam

Merawat pasien paliatif di Rumah Sakit Pemerintah Propinsi Jawa Barat pada tahun

2014 ( n-114)

Variabel dan Domain Min. Max. Mean SD

Pengetahuan Perawat tentang

Perawatan Paliatif (PCQN)

2.00 13.00 8.26 1.84

Sikap Perawat terhadap Perawatan

EOL (FATCOD)

88.00 139.00 110.75 10.76

Praktik Perawatan Paliatif (PCPS): 28.00 90.00 71.23 9.37

Domain Perawatan pada Pasien

Sakaratul Maut (Domain1)

4.00 15.00 11.80 1.81

Domain Perawatan Berpusat pada

Pasien dan Keluarga (Domain 2)

3.00 15.00 11.74 2.26

Domain Pengelolaan Nyeri

(Domain 3)

3.00 15.00 12.87 1.86

Domain Penanganan Delirium

(Domain 4)

6.00 15.00 10.78 2.01

Domain Penanganan Dispnea

(Domain 5)

6.00 15.00 11.82 1.80

Domain Komunikasi dengan Pasien

dan Keluarga (Domain 6)

6.00 15.00 12.23 1.86

Kesulitan dalam Melaksanakan

Perawatan Paliatif (PCDS):

19.00 69.00 41.41 9.13

Domain Komunikasi Interdisiplin

(Domain 1)

3.00 14.00 8.99 2.46

Domain Komunikasi dengan

Keluarga (Domain 2)

3.00 12.00 7.86 2.23

Domain Dukungan dari Tenaga

Ahli (Domain 3)

3.00 15.00 7.13 2.91

Domain Tindakan untuk Mengelola

Gejala (Domain 4)

3.00 15.00 8.69 2.73

Domain Koordinasi dengan

Komunitas (Domain 5)

3.00 15.00 8.74 2.60

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

22

Untuk sikap terhadap perawatan pasien menjelang kematian, perawat memperoleh skor

rerata sebagai berikut mean=110.75 (SD=10.76). Dengan rentang skor 88-139 dari skor

maksimal yang dapat dicapai yaitu 150, berarti sikap perawat masih dapat ditingkatkan.

Tabel 5.2 juga memperlihatkan bahwa praktik perawatan paliatif yang dipersepsikan oleh

perawat pada umumnya biasa dilakukan untuk seluruh domain (skor yang didapat bernilai

antara 3-4 untuk setiap item pernyataan). Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada

praktik perawatan paliatif, perawat cenderung lebih banyak melakukan aktivitas pada domain

pengelolaan nyeri (mean= 12.87(SD=1.86)) dan yang paling sedikit ada pada domain

penanganan delirium (mean= 10.78(SD=2.01)).

Selain itu, dapat terlihat juga di tabel tersebut bahwa secara umum perawat tidak selalu

merasakan kesulitan dalam melaksanakan perawatan paliatif pada semua domain (skor yang

didapat bernilai antara 2-3 untuk setiap item pernyataan). Kesulitan yang paling banyak

dipersepsikan perawat ada pada domain komunikasi interdisiplin (mean= 8.99(SD=2.46)),

sementara domain dukungan dari tenaga ahli dianggap memiliki tingkat kesulitan yang paling

rendah (mean= 7.13(SD=2.91)).

5.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian tampak bahwa usia dewasa awal (21-39 tahun) dan latar belakang

pendidikan perawat yang mayoritas D3 keperawatan ada hubungan dengan sikap dalam

merawat pasien paliatif. Tidak hanya itu, para perawat yang bekerja di rawat inap juga

berbeda sikapnya dengan perawat yang bekerja di ruang perawatan intensif atau intermediate.

Yang menarik dalam penelitian ini hampir seluruh responden (80.7%) belum pernah

mendapat pelatihan tentang perawatan pasien pada fase sakaratul maut, tetapi hal tersebut

tidak menjadi prediktor sikap, praktik dan kesulitan mereka dalam merawat pasien paliatif.

Padahal, pada penelitian sebelumnya oleh Praptiwi (2014) di rumah sakit yang sama justru

menemukan bahwa pelatihan tentang perawatan pada fase EOL merupakan salah satu

prediktor kuat sikap perawat terhadap perawatan pasien dalam fase dying. Hal ini mungkin

disebabkan oleh perbedaan jumlah dan kelompok sampel yang digunakan, dimana Praptiwi

(2014) mengambil target sampel dari seluruh perawat yang bekerja dalam perawatan akut,

sementara sampel dalam penelitian ini melibatkan juga perawat yang bekerja di instalasi

rawat inap lainnya. Studi lain oleh Alvaro (2009) menemukan bahwa tidak ada perbedaan

sikap dalam merawat pasien menjelang kematian berdasarkan berbagai variabel demografik,

seperti pengalaman bekerja sebagai perawat, pendidikan dasar keperawatan, jenis kelamin,

pendidikan sebelumnya tentang kematian dan ajal, serta kontak personal dengan kejadian

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

23

kematian. Selain itu, hampir semua perawat menyatakan bahwa mereka tidak disiapkan

dengan baik melalui pendidikan awal mereka untuk merawat pasien menjelang kematian.

Berkaitan dengan temuan-temuan dalam penelitian ini, dapat dipertimbangkan rekomendasi

Sato et al. (2014) tentang pentingnya pendidikan berkelanjutan, dukungan ahli dan

pengalaman klinis yang adekuat bagi perawat untuk meningkatkan mutu perawatan paliatif.

Dari data respons perawat terhadap kuesioner PCQN didapatkan hanya pengetahuan

tentang pengobatan sesak dan nyeri yang masih belum tepat. Hal ini terkait dengan tanggung

jawab dan wewenang perawat yang hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar bukan

pengobatan. Sejalan dengan hasil penelitian Sato et al. (2014), temuan tersebut mungkin

berkaitan dengan pengalaman perawat dalam mengelola pasien-pasien terminal yang massih

kurang, yang sayang sekali tidak teridentifikasi dalam penelitian ini. Selain itu, ketersediaan

tenaga perawat dengan spesialisasi atau latar pendidikan S-2 yang berfokus pada peminatan

perawatan paliatif masih sangat sedikit.

Dalam menyediakan pelayanan paliatif yang bermutu, perawat ditantang untuk dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan perawatan paliatif (Morita et al.,

2006). Di Negara-negara Barat, program-program edukasi terkait dengan perawatan paliatif

sudah terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Demikian halnya dengan

negara berkembang, dengan meningkatnya prevalensi penyakit kronis yang tidak menular,

kebutuhan bagi para profesional kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam perawatan paliatif harus menjadi perhatian (Sato et al., 2014).

Dalam melaksanakan praktik perawatan paliatif, penelitian ini mengindikasikan

bahwa kesulitan yang sering ditemui saat merawat pasien paliatif antara lain kesulitan

berkomunikasi dengan tim multidisiplin dan melakukan tindakan untuk mengurangi gejala

pada pasien paliatif. Sama halnya dengan temuan Sato et al. (2014), kesulitan perawat juga

teridentifikasi pada tindakan untuk mengurangi gejala (alleviating symptoms). Sato et al.

(2014) mengaitkan kesulitan perawat terkait dengan pengelolaan symptom dengan kurangnya

pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola pasien-pasien paliatif. Selain itu, kurangnya

dukungan spesialis perawatan paliatif mungkin berkontribusi terhadap munculnya kesulitan-

kesulitan tersebut.

Pada kajian aspek praktik perawatan paliatif, perawat relatif tidak mengalami banyak

banyak permasalahan, artinya semua domain hampir selalu dikerjakan. Lain halnya dengan

penelitian di Jepang, perawat masih jarang mengelola pasien delirium dan mengelola

symptom-symptom psikologis (Sato et al., 2014). Terkait dengan pengetahuan, sikap, praktik

dan kesulitan perawat RSHS dalam melaksanakan perawatan paliatif, gaya bekerja perawat

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

24

dapat dieksplor lebih jauh untuk penelitian selanjutnya, karena penelitian Sato et al. (2014)

menginformasikan bahwa gaya bekerja para perawat di Jepang yang pasif atau hanya

mengikuti instruksi dokter saja mungkin memiliki kaitan dengan kesulitan-kesulitan yang

dihadapi perawat tersebut. Selain itu, penting juga bagi perawat untuk meningkatkan

pengalaman klinis dan mendapatkan dukungan ahli bagi tercapainya layanan paliatif yang

bermutu(Hiwot et al.,2010; Morita et al., 2012; Nakazawa et al., 2010; dan Sato et al.,2014).

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam merujuk hasil-hasil penelitian yang sudah diuraikan sebelumnya, penting untuk

dipertimbangkan beberapa keterbatasan, khususnya dalam aspek generalizability. Penelitian

ini memiliki desain cross-sectional, dimana data diambil hanya pada satu waktu saja dan

response rate yang diperoleh pun sangat rendah (dibawah 50%), sehingga belum

mencerminkan keadaan populasi secara keseluruhan.

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

25

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Dalam menyediakan pelayanan perawatan paliatif yang bermutu, perawat ditantang

untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang adekuat dalam merawat pasien-

pasien paliatif. Penelitian ini mengidentifikasi pengetahuan, sikap, praktik dan kesulitan

dalam melaksanakan perawatan paliatif di sebuah rumah sakit rujukan di Propinsi Jawa

Barat.

Hasil penelitian menunjukkan meskipun jumlah perawat yang mendapatkan pelatihan

tentang dying care masih sangat sedikit, tetapi pengetahuan, sikap, maupun praktik yang

dilaporkan sudah cukup baik. Selain itu, perawat secara umum banyak mengalami kesulitan

dalam berkomunikasi secara interdisiplin. Analisis sekunder menunjukkan bahwa kesulitan

tersebut merupakan dampak dari latar belakang pendidikan formal yang mayoritas dimiliki

oleh perawat adalah D III Keperawatan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini perlu ada peningkatan pengetahuan melalui pendidikan

formal perawat dari DIII keperawatan menjadi sarjana keperawatan agar sikap perawat dalam

merawat pasien paliatif dapat ditingkatkan. Selain dapat meningkatkan sikap, peningkatan

pendidikan juga dapat mengatasi kesulitan komunikasi antara perawat dengan tim

multidisiplin dan tindakan perawat untuk mengurangi gejala pada pasien-pasien paliatif.

Untuk penelitian selanjutnya dapat diidentifikasi mengenai gaya bekerja perawat dalam

kaitannya praktik perawatan paliatif.

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

26

DAFTAR PUSTAKA

Alvaro, A. W. (2009). Critical care nurses' attitudes towards the care of the dying: an

educational intervention. (Master's thesis). Western Carolina University, USA. Retrieved

from http://libres.uncg.edu/ir/wcu/f/Alvaro2009.pdf

American Association of Colleges of Nursing [AACN]. (2013). End-of-Life Nursing

Education Consortium (ELNEC) factsheet: updated 10/16/13. Retrieved from

http://www.aacn.nche.edu/elnec

Bakitas, M., Bishop, M. F., & Caron, P. A. (2010). Hospital-based palliative care. In B. R.

Ferrell & N. Coyle (Eds.), Oxford textbook of palliative nursing (3rd ed., pp. 53-86).

New York: Oxford University Press, Inc.

Barrere, C. C., Durkin, A., & LaCoursiere, S. (2008). The influence of end-of-life education

on attitudes of nursing students. International Journal of Nursing Education

Scholarship, 5(1), 1-18. doi: 10.2202/1548-923X.1494

Bloomer, M. J., Moss, C., & Cross, W. (2011a). End-of-life care in acute hospitals: an

integrative literature review. Journal of Nursing and Healthcare of Chronic Illness, 3(3),

165-173. doi: 10.1111/j.1752-9824.2011.01094.x

Bloomer, M. J., Moss, C., & Cross, W. (2011b). Recognising dying in acute care. Australian

Nursing Journal, 18(7), 43.

Bloomer, M. J., Cross, W., Endacott, R., O'Connor, M., & Moss, C. (2012). Qualitative

observation in a clinical setting: challenges at the end of life. Nursing and Health

Sciences, 14, 25-31. doi: 10.1111/j.1442-2018.2011.00653.x

Boyle, M., & Carter, D. E. (1998). Death anxiety amongst nurses. International Journal of

Palliative Nursing, 4(1), 37-43.

Broglio, K., Bookbinder, M. (2014). Pilot of an online introduction of palliative care for

nurses. Journal of Hospice and Palliative Nursing,6(7), 420-428.

Corr, C. A., Nabe, C. M., & Corr, D. M. (2009). Death and dying, life and living (6th ed.).

California: Wadsworth Cengage Learning.

Costello, J. (2006). Dying well: nurses' experiences of 'good and bad' deaths in hospital.

Journal of Advanced Nursing, 54(5), 594-601. doi:10.1111/j.1365-2648.2006.03867.x

Dahlin, C. M. (2010). Communication in palliative care: an essential competency for nurses.

In B. R. Ferrell & N. Coyle (Eds.), Oxford textbook of palliative nursing (3rd ed.,

pp.107-133). New York: Oxford University Press, Inc.

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

27

Effendy, C, Vissers, K, Osse, B, Tejawinata, S, Vernooij-Dassen, M, Engels, Y. (2014).

Comparison of Problems and Unmet Needs of Patients with Advanced Cancer in a

European Country and an Asian Country. Pain Practice, (1-8).

Effendy, C, Vissers,K, Osse, B, Tejawinata, S, Vernooij-Dassen, M, Engels, Y. (2014)

Dealing with Symptoms and issues of hospitalized patients with Cancer in Indonesia: the

role of families, nurses and physicians. Pain Practice

Europaid. (2011). Comprehensive HIV/AIDS programme in Banceuy narcotics prison,

Indonesia. Retrieved from http://ec.europa.eu

Frommelt, K. H. M. (2003). Attitudes toward care of the terminally ill: an educational

intervention. American Journal of Hospice and Palliative Medicine, 20(1), 13-22. doi:

10.1177/104990910302000108

Hiwot, K., Rajalakshmi, M., Fissiha, Z., Mignot, H., Desalegn,W. (2014). Assessment of

knowledge, attitude and practice and associated factors towards palliative care among

nurses working in selected hospitals, Addis Ababa, Ethiopia. BMC Palliative Care,

13(6). Retrieved from http://www.biomedcentral.com/1472-684X/13/6.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2007). Kebijakan Perawatan

Paliatif. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar tahun 2013. Dipetik dari http://depkes.go.id.

Kemenkes RI. (2014). Data online Rumah Sakit. Dipetik dari

http://sirs.buk.depkes.go.id/rsonline/data_view.php?editid1=637

Lange, M., Thom, B., & Kline, N. E. (2008). Assessing nurses' attitudes toward death and

caring for dying patients in a comprehensive cancer center. Oncology Nursing Forum,

35(6), 955-959. doi: 10.1188/08.ONF.955-959

Mallory, J. L. (2001). The impact of a palliative care educational component on attitudes

toward care of the dying in undergraduate nursing students. (Doctoral thesis). North

Carolina State University, Raleigh, USA. Retrieved from

http://repository.lib.ncsu.edu/ir/bitstream/1840.16/4771/1/etd.pdf

Masyarakat Paliatif Indonesia. (2011). Palliative Care di Indonesia. Dipetik dari

www.mpi.org

Miyashita, M., Nakai, Y., Sasahara, T., Koyama, Y., Shimizu, Y., Tsukamoto, N., & Kawa,

M. (2007). Nursing autonomy plays an important role in nurses' attitudes toward caring

for dying patients. American Journal of Hospice and Palliative Medicine, 24(3), 202-

210. doi: 10.1177/1049909106298396

Morita, T., Fujimoto, K., Imura, C., Nanba, M., Fukumoto, N., Itoh, T. (2006). Self-reported

practice, confidence, and knowledge about palliative care of nurses in a Japanese

Regional Cancer Center: longitudinal study after 1-year activity of palliative care team.

Am J Hosp Palliat Care, 23(5), 385-91.

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

28

Morita, T., Miyashita, M., Yamagishi, A., Akizuki, N., Kizawa, Y., Shirahige, Y., Akiyama,

M., Hirai, K., Matoba, M., Yamada, M., Matsumoto, T., Yamaguchi, T., Eguchi, K.

(2012). A region-based palliative care intervention trial using the mixed-method

approach: Japan OPTM study. BMC Palliative Care, 11 (2), 1-9.

Nakazawa, Y., Miyashita, M., Morita, T., Umeda, M., Oyagi, Y., Ogaswara, T. (2010).The

Palliative Care Self-Reported Practices Scale and the Palliative Care Difficulties Scale:

Reliability and Validity of Two Scales Evaluating Self-Reported Practices and

Difficulties Experienced in Palliative Care by Health Professionals. Journal of Palliative

Medicine, 13(4), 427-437

Praptiwi, A. (2014). Nurses’ spiritual well-being and attitudes towards care of dying

patients. (Unpublished Master‘s Thesis). Monash University, Australia.

Rocque. G.B, Cleary, J.F. (2013). Palliative care reduces morbidity and mortality in cancer.

Clinical Oncology.; 10: 80-89

Rokach, A. (2005). Caring for those who care for the dying: coping with the demands on

palliative care workers. Palliative and Supportive Care, 3, 325-332. doi:

10.1017/S1478951505050492

Ross, M. M., McDonald, B., McGuinness, J. (1996). The palliative care quiz for nursing

(PCQN): the development of an instrument to measure nurses‘ knowledge of palliative

care. Journal of Advanced Nursing. 23, 126-137.

Sato, K., Inoue, Y., Umeda, M., Ishigamori, I. Igarashi, A., Togashi, S., Harada, K.,

Miyashita, M., Sakuma, Y., Oki, J., Yoshihara, R., Eguchi, K. (2014). A Japanese

region-wide survey of the knowledge, difficulties and self-reported palliative care

practices among nurses. Jpn J Clin Oncol, 44(8), 718-728. doi: 10.1093/jjco/hyu075.

Saltmarsh, P. (2009). Palliative nursing care in the acute hospital. In E. Stevens, S. Jackson &

S. Milligan (Eds.), Palliative nursing: across the spectrum of care (pp. 53-71). Retrieved

from http://books.google.com.au/

Sepulveda, C., Marlin, A., Yoshida, T., Ullrich, A. (2002). Palliative Care: the World Health

Organization‘s Global Perspective. Journal of Pain and Symptom Management.

Seymour, J. E. (2001). Facing death: critical moments-death and dying in intensive care.

UK: Open University Press.

Su, J.K., Mi, S.K., Hyun, J.K., Jung, E.C., Sung, O.C. (2014). Nursing home nurses‘ ways of

knowing about peaceful death in end-of –life care of residents. Journal of Hospice and

Palliative Nursing, 16(7), 438-444.

Tejawinata, S, Razak, A. (2012). Surabaya kota paliatif: citra dan pesonanya. Surabaya,

RSUD dr. Soetomo.

World Health Organization. (2007). WHO guide for effective program_Palliative Care.

Geneva: WHO Press. Retrieved from http://www.who.int

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

Lampiran 2 :

PERSONALIA KETUA PENELITI

A. Identitas Diri Nama : Hana Rizmadewi Agustina, S.Kp, MN

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 06 Agustus 1977

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Golongan / Pangkat : III c/ Penata

Jabatan Fungsional : Lektor

Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

Alamat : Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21

Telp./Faks. : (022) 7795596

Alamat Rumah : Buah Batu Regency F2-5, Bandung 40287

Telp./Faks. : 081931436463

Alamat e-mail : [email protected]

B. Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi UNPAD Monash

University,

Australia

Bidang Ilmu Keperawatan Nursing - others

Tahun Masuk-Lulus 1995-2000 2004-2005

Judul Project Hubungan antara Anemia

dengan Produktivitas

Kerja pada Pekerja

Perusahaan Tekstil di

Kecamatan Majalaya

Developing

Palliative Care

Consultancy in

Indonesian

Hospital: a

future plan

Nama Pembimbing/Promotor Drs. Mohammad Hasan

Drs. Nandang Mulyana

Susan Lee

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

1. 2009 Kajian kebutuhan perawatan dirumah

bagi klien Stroke di RSUD Cianjur

3.500.000

2. 2010 Kualitas hidup penderita Diabetes

Mellitus di RSUD Cianjur

6.200.000

3. 2011 Kajian kebutuhan perawatan dirumah

bagi klien Stroke di RSUD Garut

5.000.000

4. 2011 Hubungan antara Sikap dan

Pengetahuan Keluarga dengan Kejadian

Rawat Ulang Stroke di RSUD Garut

6.300.000

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2013 Pelatihan tentang Breast Care pada

wanita usia produktif di Majalengka

DIPA Unpad 10.000.000

2 2013 Perawatan paliatif di RS. Ibu dan

Anak Hermina Pasteur

Mandiri -

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/Tahun

1

Spiritual Experiences of Women with

Advanced Stage of Breast Cancer in Dr.

Hasan Sadikin Hospital Bandung

Majalah Keperawatan

Unpad

Volume 9 No.XVII

Oktober 2007 –

Februari 2008

2.

Nurses experiences in caring for

HIV/AIDS patients in Dr. Hasan

Sadikin Hospital Bandung

Majalah

Keperawatan Unpad

Volume 9 No.XVII

Oktober 2007 –

Februari 2008

3

Considering working with foreign nurses:

an analysis of Indonesian nurses

Author: Yukari Takeno, Wan Nisfha

Dewi, Hana Rizmadewi Agustina

Journal of Japanese of

Art and Sciences

April/2011

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation ) dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 2nd International Nursing

Conference 2010

Needs Assessment of Home Health

Care for Stroke Survivors in RSUD

Cianjur

2010, Horison Hotel,

Bandung

2

9th Japanese Nursing

Conference of Art and

Sciences 2010

Consideration Working with

foreign nurses: analysis of

comprehensive nursing education

in Indonesia

2010, Nagoya, Jepang

3

1st International Health

Students Conference 2011

Needs Assessment of Home Health

Care for Stroke Survivors in RSUD

Garut

2011, Universitas

Hasanudin, Makassar

4

3rs International Nursing

Conference 2012

Nurses‘ Attitude toward End-of life

care in Rumah Sakit dr. Hasan

Sadikin Bandung

2012, Universitas

Padjadjaran Teaching

Hospital, Bandung

5

1st International Conference

on Palliative Cafe 2012

The establishment of Palliative

Care Consultancy in Indonesia

acute care settings: a literature

review

2012, Sheraton Hotel,

Yogyakarta

6

2nd NUS-NUH International

Nursing Conference 2013

Relationships of Attitude and

Behavior of Nurses in

Impelementing Pressure Ulcers

Prevention in ICU

2013, Furama River

Front, Singapore

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam pengajuan Hibah Penelitian Mandiri Fakultas Keperawatan Unpad.

Bandung, 20 Desember 2014

,

Hana Rizmadewi Agustina, S.Kp, MN

NIDN. 000608755

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

PERSONALIA ANGGOTA PENELITI (1)

Nama lengkap Anastasia Anna, S.Kp., M.Kes.

NIP

NIDN

19621127 200003 2 001

0027116210

Pangkat/Golongan Penata Muda / IIIc

Jabatan Fungsional Lektor

Jabatan Struktural Kepala Departemen Keperawatan Gawat Darurat dan

Kritis.

Unit kerja Fakultas Keperawatan UNPAD

Alamat & Tlp.rumah, HP Kopo Permai II, A2 no 1 Bandung 40239

022-5405239 / 081-322584011

Alamat kantor Jl. Bandung Sumedang KM. 21 Jatinangor Sumedang

Tempat/Bidang Studi Tahun Gelar

Pasca sarjana Ilmu kedokteran Dasar

Universitas Padjadjaran / Farmakologi Klinik

2007 M.Kes

Program Studi Ilmu Keperawatan , Fakultas

kedokteran Universitas Indonesia

1995 S.Kp.

Akademi Keperawatan Dep.Kes, Bandung 1984 B.Sc.

Riwayat pekerjaan:

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, 2000 sampai sekarang

Akademi Keperawatan Santo Borromeus Bandung, 1995 – 1999

ICU Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung, 1985 - 1992

Pengalaman Menulis Karya Ilmiah:

No Judul Tulisan Nama Seminar/

Jurnal/Buku/

lainnya

S/J/B

/L

Lainnya

14 Severity Pain Scale Assessment Tool on

Palliatif Patients

2012

13 The Difference Effect between Massage

using Cajuput Oil and Coconut Oil on

Pressure Ulcer Occurrence on Immobolized

Cancer Patients at Hasan Sadikin Hospital

Bandung.

International Conference

S 2012

12 Effect of Chlorhexidine Gluconate 0.12% in

Reducing Tracheal Secretion in Critically

patients on Mechanical Ventilation

JKP J 2011

11 Differences respiratory rate, heart rate and

blood pressure in patients with asthma attack

in pulmonary clinic dr. Hasan Sadikin

Hospital Bandung

International

Conference

S 2011

10 Hubungan antara Sikap dan

Pengetahuan Keluarga dengan Kejadian

Rawat Ulang Stroke di RSUD Garut

9 Quality of Life of Breast Cancer Patients who

undergoing Chemotherapy at Chemotherapy

International

Conference

S

2010

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

Division of Surgical Oncology Polyclinic dr.

Hasan Sadikin Hospital Bandung

8 Comparative study of HIV(+) client‘s Quality

of Life which using and not using

Antiretroviral Therapy in Bandung

International

Conference

S 2010

7 Experiences of Chronic Renal Failure Patients

who Undergoing Haemodyalisis in

Controlling Thirsty in Interdyalisis Phase at

Haemodyalisis Clinic in Bandung

International

Conference

S 2010

6 Pengetahuan Perawat tentang Penatalaksanaan

Klien dengan Tekanan Tinggi Intrakranial di

RSUD Cianjur

MKU

J 2009

5 Perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum dan

Sesudah Terapi Relaksasi pada pasien DM

tipe 2 di RSUD CIanjur

MKU

J 2009

4 Pengetahuan Perawat dan Bidan Dalam

Pelaksanaan Penanganan Kegawatdaruratan

Pada Klien Dengan Perdarahan Postpartum

Di RSUD Cianjur

MKU

J 2009

3 Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang

Universal Precaution di Ruang Rawat Inap

Prima 1 Rumah Sakit Immanuel Bandung

Immanuel Jurnal

Ilmu Kesehatan

Vol.2 No 1, April

2008

J 2008

2 Makna Caring menurut Perawat di RS Al

Islam Bandung MKU

J 2008

1 Perbedaan Pengaruh antara Masase

Menggunakan Minyak Kelapa dan Minyak

Kayu Putih terhadap Kejadian Dekubitus

(suatu Studi pada Pasien dengan Gangguan

Mobilisasi di RSHS Bandung)

International

Conference

S 2007

Bandung, 20 Desember, 2014

Anastasia Anna, S.Kp. M.Kes.

NIDN. 0027116210

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

PERSONALIA ANGGOTA PENELITI (2)

Nama lengkap Atlastieka Praptiwi, S.Kep., Ners, MNurs.

NIP

NIDN

19810407 200604 2 001

0004078103

Pangkat/Golongan Penata Muda / IIIa

Jabatan Fungsional Asisten Ahli

Unit kerja Fakultas Keperawatan UNPAD

Alamat & Tlp.rumah, HP Jl. Kadipaten IX No. 44 Antapani, Bandung 40291

Alamat kantor Jl. Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang

Riwayat Pendidikan

Tempat/Bidang Studi Tahun Lulus Gelar

School of Nursing and Midwifery Monash

University, Australia/ Palliative Care

2014 MNurs

Program Studi Ilmu Keperawatan ,

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

2005 Ners

Program Studi Ilmu Keperawatan ,

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

2004 S.Kep

Riwayat Pekerjaan

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, tahun 2006 sampai sekarang

Pengalaman Menulis Karya Ilmiah:

No Judul Tulisan Nama Seminar/

Jurnal/Buku/

lainnya

S/J/B

/L

Lainnya

1. Pengetahuan Perawat tentang Penatalaksanaan

Klien dengan Tekanan Tinggi Intrakranial di

RSUD Cianjur

MKU 2009

2. Kajian kebutuhan perawatan dirumah

bagi klien pasca stroke di RSUD Garut

J 2010

2. Nurses‘ Spiritual Well-Being and Attitudes

towards Caring of Dying Patients

Minor Thesis Master

(Unpublished)

L 2014

Bandung, 20 Desember 2014

Atlastieka Praptiwi, S.Kep., Ners., MNurs

NIDN. 0004078103

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

PERSONALIA ANGGOTA PENELITI (3)

1. Nama lengkap dan gelar Tetti Solehati, S.Kp.,M.Kep.

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Jabatan Fungsional Lektor

4. NIP 197305272008122001

5. NIDN 0027057306

6. Tempat dan tanggal lahir Bandung, 27 Mei 1973

7. E-Mail [email protected]

8. Nomor Telepon/HP 08882087800

9. Alamat Kantor Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor

10. Nomor Telepon/Faks 022-7795596/022-7795596

Riwayat Pendidikan NO S1 S2

1. Nama PerguruanTinggi

dan Lokasi

Unpad Bandung UI Depok

2. Bidang ilmu Keperawatan Keperawatan

3. Tahun masuk-lulus 1998-2000 2006-2008

Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiahdalam Jurnal 5 tahun terakhir

No Judul artikel Ilmiah Volume/No/Thn NamaJurnal

1 Pengaruh Metode SMS Center Pregnancy Terhadap

Peningkatan Pengetahuan KIA dalam buku KIA Pada

Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas

Puter Kota Bandung

ISBN : 978-602-

97848

MKU

2 The Effect of Benson Relaxation on Reduction of Pain

Level Among Post Caesarean Section Mother at

Cibabat Hospital, Indonesia

ISSN 2345-718X GSTF

International

Journal of

Nursing and

Health Care

(JNHC)

Pengalaman penulisan buku dalam 5 tahun terakhir No Judul buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1 Modul Kesehatan Reproduksi 1, 2,3 2011 300

2 Modul PHBS di Sekolah 2013 70

Bandung, 20 Desember 2014

TettiSolehati, SKp.,M.Kep.

NIDN. 0027057306

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan

Lampiran 3

Rencana Publikasi

1. Indian Journal of Palliative Care

2. European Association of Palliative Care Conferece, Dublin, Irlandia, 6-9 Juli, 2015

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH FAKULTASpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/11/06... · Perawatan paliatif yang diselenggarakan di Indonesia pada saat ini lebih menekankan