laporan akhir magang riset …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/laporan magang riset...laporan akhir...

50
LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWISATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA BATU SEHAT (Studi di Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian, Pengembangan Daerah) Oleh : Sulung Satriyo Irkham (201410050311125) M. Dedi Herman Syah (201410050311111) Ahmad Nurqurbani (201410050311157) Fuad Hanif. F (201410050311127) PRODI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017

Upload: hoangdat

Post on 28-Mar-2019

269 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

LAPORAN AKHIR MAGANG RISET

PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWISATA SEHATDALAM PROGRAM KOTA BATU SEHAT

(Studi di Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian, Pengembangan Daerah)

Oleh :

Sulung Satriyo Irkham (201410050311125)M. Dedi Herman Syah (201410050311111)Ahmad Nurqurbani (201410050311157)Fuad Hanif. F (201410050311127)

PRODI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

Page 2: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1

LEMBAR PENGESAHAN

BAPPELITBANGDA Kota Batu

Laporan Ini Telah Disetujui Dan Disahkan

Disusun Oleh :

BAPPELITBANGDA Kota Batu

Koordinator Kelompok : Sulung Satriyo Irkham (201410050311125)

Sekretaris Kelompok : Ahmad Nurqurbani (201410050311157)

Anggota Kelompok : 1. Fuad Hanif F (201410050311127)

2. M. Dedi Herman Syah (201410050311111)

Malang, Desember 2017

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan Koordinator Kelompok

( Heru Mulyono, S.IP., MT. ) ( Sulung Satriyo Irkham )

Mengesahkan, Mengetahui,

Kepala BAPPELITBANGDA Kota Batu Dosen Pengampu Mata Kuliah

( M. Choiri, S.Sos., M.Si. ) ( Salahuddin, S.IP., M.Si., M.P.A. )

Page 3: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

2

A. Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan daerah haruslah mempertimbangkan beberapa aspek, salah

satunya yaitu aspek lingkungan dan kesehatan. Hal ini sejalan dengan upaya

pemerintah melalui Kementrian Kesehatan yang menginisiasikan program

Kabupaten dan Kota Sehat yang berpedoman pada Peraturan Bersama antara

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan No 34 tahun 2005 dan No

1138/menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota

Sehat.Berdasarkan peraturan bersama menteri tersebut, program Kabupaten/Kota

Sehat ini bertujuan untuk muwujudkan tercapainya kondisi Kabupaten/Kota untuk

hidup dengan bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni dan sebagai tempat

bekerja bagi warganya dengan cara terlaksananya berbagai program-program

kesehatan dan sektor lain, sehingga dapat meningkatkan sarana dan produktivitas

dan perekonomian masyarakat.1 Program Kota Sehat ini nantinya tidak hanya

dilaksanakan oleh pihak pemerintah kabupaten atau Kota tapi juga perlu melibatkan

pihak lain seperti masyarakat dan swasta.

Gambar 1.1 Jumlah Wisatawan yang Mengunjungi

Sumber: Data Statistik Kota Batu 2016

1 Peraturan Bersama antara Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan No 34 tahun 2005 danNo 1138/menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat. Lampiran IBagian II Tujuan

Page 4: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3

Tabel di atas menjelaskan mengenai jumlah wisatawan yang berkunjung ke

beberapa objek wisata di Kota Batu dalam kurun waktu tahun 2013,2014, dan 2015.

Kota Batu memiliki beragam objek wisata terkemuka seperti Jatim Park 1 dan 2,

Selecta, Kusuma Agro, Cangar, dan BNS, Eco Green, Cangar, Songoriti, Museum

Angkut, Eco Green, Batu Night Spectacular (BNS), dan Kampung Kids.

Banyaknya objek wisata ini menjadi suatu potensi tersendiri dalam rangka

pembangunanan daerah Kota Batu. Meskipun apabila mengacu pada gambar tabel

sebelah kiri yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah wisatawan dalam

kurun waktu 2013,2014, dan 2015 tidak merubah status Kota Batu sebagai Kota

wisata yang sangat strategis untuk dikembang lebih lagi.

Potensi kepariwisataan Kota Batu perlu ditunjang dengan ketersediaan

fasilitas penunjang pariwisata, salah satunya yakni fasilitas kesehatan. Upaya untuk

memenuhu ketersediaan fasilitas ini sangat sejalan dengan salah satu satu tatanan

dalam program Kota Batu Sehat yaitu tatanan Pariwisata Sehat. Karena pariwisata

memang bukanlah hanya kegiatan yang sifatnya hiburan semata,tanpa aspek

kenyamanan, keamanan, kebersihan, dan kesehatan lingkungan pariwisata maka

akan mengurangi kualitas kepariwisataan di Kota Batu, dan bukan hal yang tidak

mungkin akan berpengaruh pada jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Kota

Batu. Apabila hal ini terjadi tentunya merupakan ancaman besar pagi

kepariwisataan di Kota Batu.

Dalam setiap program pembangunan daerah diperlukan perencanaan yang

matang dan terukur. Perenacanaan dilakukan agar setiap program yang dilakukan

berjalan dan mampu memenuhi tujuan, target, dan sasaran. Begitu pula dalam

kontek pembangunan di bidang kepariwisataan. Pengembangan kepariwisataan

yang tidak terencana akan menimbulkan masalah-masalah sosial dan budaya,

terutama di tempat di mana terdapar perbedaan-perbedaan tingkat perekonomian

dan sosial budaya antara penduduk setempat dengan wisatawan pendatang.2 Salah

satu perpektif yang dapat digunakan dalam melakukan perencanaan pembangunan

yakni dengan menggunakan perpektif perencanaan strategis. Perencanaan strategis

2 Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: UIPress. Hal 58

Page 5: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4

merupakan proses sistematik yang disepakati organisasi dan membangun

keterlibatan di antara stakeholder utama tentang prioritas yang hakiki bagi misinya

dan tanggap terhadap lingkungan operasi.3 Perencanaan strategis harus dilakukan

secara sistematis dan merlukan keterlibatan stakeholder guna menentukan strategi

prioritas dari perencanaan yang akan dilakukan.

Program Kota Batu Sehat dan secara khusus pada “Tatanan Pariwisata

Sehat” dalam pelaksanaannya nantinya melibatkan banyak pihak atau stakeholder.

Beberapa stakeholder seperti masyarakat, swasta, dan pemerintah diharapkan

bersinergi dalam pelaksananaan program ini. Bahkan program ini dilakukan dengan

porsi keterlibatan stakeholder non pemerintah yang lebih banyak dari pihak

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batu yang direpresentasikan oleh beberapa

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) nya seperti Badan Perencanaan,

Pembangunan, Penelitian, dan Pengengbangan Daerah (Bappelitbangda) yang

berperan sebagai kordinator program, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) sebagai OPD pelaksana program ini.

Pada 15 Desember 2015 Walikota Kota Batu menerbitkan SK Walikota

Batu No.188.45/314/422.012/2015 tentang Pengurus Forum Kota Batu Sehat

(FKBS) tahun 2016-2018. FKBS ini merupakan kumpulan dari pihak masyarakat

dan swasta yang terhimpun dalam suatu organisasi yang menjadi pelaksana

program Kota Batu Sehat. Keterlibatan multi stakeholder ini semakin menunjukkan

bahwa perencanaan strategis merupakan cara atau metode perencanaan yang tepat

dalam program Kota Batu Sehat khususnya “Tatatan Pariwisata Sehat”. Oleh

karena itu, penelitian ini mengambil judul “Perencanaan Strategis Tatanan

Pariwisata Sehat dalam Program Kota Batu Sehat (Studi di Badan Perencanaan,

Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kota Batu).

3 Allison, M., dan J Kaye. 2015. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba,Yayasan OborIndonesia, Jakarta. Hal 1

Page 6: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

5

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah

dalam riset ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan strategis tatanan pariwisata sehat dalam program

Kota Batu sehat?

C. Tujuan Riset

Berdasarkan penjelasan diatas maka tujuan riset ini adalah:

1. Mengetahui perencanaan strategis tatanan pariwisata sehat dalam program

Kota Batu sehat.

D. Manfaat Riset

Adapun manfaat yang diharapkan dalam riset ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan peningkatan ilmu pengetahuan mengenai perencanaan

strategis tatanan pariwisata sehat dalam program Kota Batu sehat.

b. Sebagai bahan informasi dalam rangka menambah wawasan bahwa

masyarakat Kota Batu mempunyai pariwisata sehat sesuai dengan

program Kota sehat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan informasi mengenai

perencanaan strategis tatanan pariwisata sehat dalam program Kota Batu

sehat, sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan serta

pemahaman dalam perencanaan strategis tersebut.

b. Bagi Instansi Terkait (BAPPELITBANGDA) Sebagai bahan masukan

mengenai perencanaan strategis tatanan pariwisata sehat dalam program

Kota Batu sehat.

Page 7: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

6

E. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

1. Definisi Konsep

a. Perencanaan Pembangunan

Perencanaan merupakan suatu tahapan awal dalam proses pembangunan.

Perencanaan merupakan intervensi pada rangkaian kejadian-kejadian dan aktivitas

yang ada dengan maksud meningkatkan efesiensi dan rasionalitas, meningkatkan

peran kelembagaan dan profesionalitas, dan merubah atau memperluas pilihan-

pilihan untuk menuju tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi bagi seluruh warga

masyarakat.4 Dengan kata lain, dapat diketahui bahwasannya perencanaan

merupakan suatu tahapan awal dalam proses pembangunan, dengan perencanaan

efisiensi dan rasionalitas akan meningkat, profesionalitas dan peran kelembagaan

juga akan meningkat, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat akan lebih tinggi.

b. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis merupakan bagian dari proses perencanaan. Oleh

karena itu, ditekankan lebih kepada pemilihan strategis yang akan digunakan dalam

suatu organisasi baik publik maupun bisnis untuk menentukan keberhasilan dari

organisasi dan tujuan yang dicapai. “strategic planning is a systematic process

through which an organization agrees on-and builds commitment among key

stakeholder to-priorities that are essential to its mission and are responsive to the

environment. Strategic planning guides the acquisition and allocation of resources

to achieve these priorities.”5 Pendapat ini dapat dinyatakan bahwasannya

perencanaan strategis dimaknai sebagai proses sistematik yang disepakati

organisasi dan membangun keterlibatan diantara stakeholder utama tentang

prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggap terhadap lingkungan operasi. Maka

apa yang disebut perencanaan strategis adalah sebuah alat manajemen, yang

digunakan suatu organisasi untuk melakukan tugasnya dengan lebih baik.

4 Sirojuzilam dan Mahali, K. 2010. Regional. Pembangunan, Perencanaan dam Ekonomi. USUPress: Medan5 Allison, M., dan Kaye, J. 2005. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba, Yayasan OborIndonesia: Jakarta

Page 8: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

7

Perencanaan strategis dapat membantu organisasi untuk melakukan suatu

perencanaan yang matang sesuai visi dan misiya.

c. Kota Sehat

Kota Sehat adalah program yang dijalankan oleh pemerintah yang

melibatkan berbagai bidang dan sektor yang terintegrasi yang disepakati

masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewujudakan kabupaten, kecamatan,

desa, dan komunitas yang bersih, sehat, aman, dan nyaman untuk dihuni penduduk,

yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan.6 Program ini

berdasarkan peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan No.

34 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat. Penyelenggaraan

Kabupaten/Kota Sehat di Kota Batu diwujudkan melalui keterlibatan aktor non

pemerintah yakni masyarakat dan swata yang terorganisir dalam forum yang

difasiliasi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, forum tersebut dinamakan Forum

Kota Batu Sehat (FKBS).

d. Tatanan Pariwisata Sehat

Tatanan Pariwisata Sehat adalah suatu tatanan yang ada dalam program

Kabupaten/Kota Sehat, tatanan ini diharapakan agar pariwisata yang ada di

Kabupaten/Kota menjadi lebih baik, bersih, sehat, aman dan nyaman untuk semua

wisatawan.

2. Definisi Operasional

Tahapan-tahapan dalam perencanaan strategis tatanan pariwisata sehat

program Kota Batu Sehat (KBS):

a. Pengembangan kesepakatan awal dalam perencanaan strategis tatanan

pariwisata sehat program KBS

b. Identifikasi dan memperjelas penugasan/mandate dalam perencanaan

strategis tatanan pariwisata sehat program KBS

6 Diambil dari Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun2005 Tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat

Page 9: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

7 Bogdan dan Taylor. 1975 dalam Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remadja Rosda Karya

8

c. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi dalam perencanaan strategis

tatanan pariwisata sehat program KBS

d. Menilai lingkungan eksternal dalam perencanaan strategis tatanan

pariwisata sehat program KBS

e. Menilai lingkungan internal dalam perencanaan strategis tatanan

pariwisata sehat program KBS

f. Identifikasi isu strategis dalam perencanaan strategis tatanan pariwisata

sehat program KBS

g. Mengembangkan strategi dalam perencanaan strategis tatanan pariwisata

sehat program KBS

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan

atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan

fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang diteliti kebenaranya. Berikut

adalah cara-cara yang di capai dalam metode penelitian yaitu:

1. Jenis Penelitian

Dalam dunia pendidikan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan

kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif

kualitatif. Metodelogi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan maupun lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati7. Sedangkan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

Page 10: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

8 Kirk dan Miller dalam Moleong, Lexy J. 1986. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remadja Rosda Karya

9

pengamatan pada manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan pengistilahan8.

Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendiskripsikan, analisis,

menyajikan gambaran dan menginpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi, atau

dengan kata lain untuk memperoleh informasi mengenai keadaan yang ada. Pada

hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran

atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

fenomena yang diselidiki.

Dengan demikian, penelitian deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian untuk mendiskripsikan dan mencari gambaran secara sistematis dalam

pengumpulan data yang diperoleh kegiatan penelitian berlangsung. Sehingga objek

penelitian dan fakta dalam penelitian dapat di peroleh sesuai dengan fakta di

lapangan atau dihasilkan peneliti langsung dari lokasi penelitian. Penelitian ini akan

dilakukan sesuai dengan fakta dan informasi yang akurat dari tempat penelitian.

Sehingga semua data yang telah dikumpulkan peneliti akurat. Terpercaya dan benar

adanya sesuai keadaan yang ada.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang akan menjadi tujuan peneliti

dalam sebuah penelitian. Lokasi peneliti ini adalah pada Badan Perencanaan

Page 11: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1010

Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPELITBANGDA) Kota

Batu.

3. Sumber Data

Sumber data merupakan sumber infomasi yang digunakan sebagai pokok

kajian dalam melakukan penelitian. Data tersebut harus harus digali dari sumber-

sumber yang berkaitan dengan masalah yang di teliti untuk memperoleh hasil yang

baik. Tujuan peneliti menggunakan sumber data yakni ingin memperoleh data-data

yang akurat sesuai dengan fakta- fakta yang ada di lapangan dan mencari tahu

bagaimana perencanaan strategis tatanan pariwisata sehat dalam program Kota Batu

sehat. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah :

a. Data Primer

Data Primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama9.

Dengan demikian untuk memperoloh data peneliti berhadapan langsung dengan

nara sumber yang dapat dipercaya dilokasi penelitian. nara sumber yang

mempunyai andil besar dan dianggap mampu dalam memberikan informasi secara

lengkap dan terpercaya karena penelitian terhadap langsung dengan sumber yang

tepat.

Menggunakan sumber data primer dapat mempermudah penelitian dalam

mencari informasi dan bahan yang diperlukan dalam penelitian. Karena peneliti

berhadapan langsung kepada objek penelitian yang telah ditentukan. sumber data

ini dapat dijadikan sebagai bukti bahwa data dari penelitian ini langsung diperoleh

9 Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.Bandung: Agung Media

Page 12: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1111

dari instansi atau lembaga yang menjadi objek penelitian. Peneliti mencari Data

primer secara langsung melalui narasumber ataupun Pegawai Badan Perencanaan

Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPELITBANGDA) Kota

Batu.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan

dari sumber yang telah ada10. Data sekunder dapat diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi atau sudah diolah instansi, kantor atau lembaga lain yang sesuai dengan

bidangnya. Dimana data tersebut bisa berupa buku ilmiah, dokumen-dokumen,

koran-koran lokal,maupun dari internet dan perundang-undangan yang

berhubungan dengan dan berkaitan dengan peneliti ini.

4. Subjek Penelitian

Subyek Penelitian adalah seseorang atau hal yang akan diperoleh keterangan

tentang mereka11. Subyek peneliti ini berkaitan dengan sumber-sumber informasi

yang didapatkan oleh peneliti saat dilakukanya penelitian yang berupa orang-orang

dan bisa memberikan data informasi secara lengkap mengenai permasalahan yang

terjadi pada pusat penelitian.

Dalam hal ini subyek penelitian ditunjukan pada narasumber yang

menguasai dan yang mengerti dengan sasaran penelitian. Dengan demikian subyek

penelitian dapat memberikan informasi ataupun data yang dicari oleh peneliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah

1. 2 Staf Bappelitbangda Kota Batu

2. 1 Anggota FKBS

10 Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat11 Amirin, Tatang M. 1986. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali

Page 13: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1212

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah :

a) Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan

responden. Dalam pengambilan data disini biasanya juga diikuti dengan

menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Wawancara

bertujuan untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan wawancara terstrukur, yaitu wawancara yang disusun secara

terprinci atau jelasnya menggunakan draf pertanyaan dengan pihak yang dapat

memberikan penjelasan yang berkaitan dengan peneliti yang akan diteliti. Maksud

dari wawancara dilakukan peneliti akan tetapi dalam lingkup peneliti, dan tidak

meluas pada masalah-masalah lain.12

Selama proses wawancara berlangsung peneliti dapat mengajukan berbagai

pertanyaan yang telah disusun atau dipersiapkan guna membantu peneliti

berkomunikasi langsung dengan narasumber terkait. Wawancara atau percakapan

yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi Bagaimana perencanaanstrategis tatanan pariwisata sehat dalam program Kota Batu sehat.a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat

informasi sebagaimana yang mereka saksikan. Observasi yaitu dimana peneliti

mengumpulkan data dengan mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan secara langsung dengan melihat, mendengar, yang kemudian dicatat.

12 Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo

Page 14: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1313

Penelitian ini menggunakan observasi terstruktur yaitu observasi yang dirancang

secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya. Data

yang diperoleh dari observasi adalah data untuk mengetahui Bagaimanaperencanaan strategis tatanan pariwisata sehat dalam program Kota Batusehat.Menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dapat

mengetahui kondisi ril yang terjadi di tempat penelitian yakni Bappelitbangda Kota

Batu mengenai Bagaimana perencanaan strategis tatanan pariwisata sehatdalam program Kota Batu sehat.b. Dokumentasi

Teknik ini dilaksanakan dengan melakukan pencatatan terhadap berbagai

dokumen-dokumen resmi, laporan-laporan, peraturan maupun arsip-arsip yang

tersedia di Bappelitbangda Kota Batu dengan tujuan untuk menjadikan bagian yang

menunjang secara teoritis terhadap penelitian.

Peneliti dapat menggunakan teknik pengumpulan dengan dokumentasi yang

bertujuan untuk menjadikan catatan atau bukti penelitian yang dilakukan baik

dokumen resmi, arsip ataupun laporan yang didapatkan langsung dari

Bappelitbangda Kota Batu. Peneliti juga dapat menggunakan dokumentasi berupa

foto, atau video selama kegiatan berlangsung.

c. Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data dengan sebuah dialog

yang dilakukan oleh peneliti langsung kepada informan atau pihak yang

Page 15: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1414

berkompeten dalam suatu permasalahan.13 “Wawancara (interview) dilakukan

melalui tanya jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara dilakukan

apabila keterangan atau pendapat dengan jalan lain sudah tidak dapat diperoleh atau

jalan dianggap terlalu sulit diperoleh.” Dalam penelitian ini peneliti akan

melakukan wawancara secara face to face dengan pihak-pihak yang dianggap dapat

memberikan data maupun penjelasan dengan tujuan agar data yang diperoleh valid

dan objektif.

6. Teknik Analisis Data

Analis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif.14 Yang dapat

dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman

Sumber: Miles dan Huberman, 1992

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses penelitian, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

13 Ibid. hlm: 13014 Miles, Matthew B dan Huberman, A Michel. 1992. Analisis data Kualitatif Buku Sumber TentangMetode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Page 16: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1515

catatan lapangan.15 Langkah-langkah yang digunakan adalah menajamkan analisis,

menggolongkan atau mengkatagorisasikan kedalam tiap permasalahan melalui

uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan

sehingga dapat ditarik dan di verifikasi. Data yang di reduksi antara lain seluruh

data mengenai permasalahan penelitian.

Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan

mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari

data tambahan jika di perlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan maka

jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Oleh karena itu,

reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit

analisis selanjutnya.

b. Display Data/ Penyajian Data

Setelah data di reduksi, langkah analisi selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan.16

Penyajian data di arahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan tersusun

dalam pola hubungan sehingga makin mudah di pahami, penyajian data dapat

dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar katagori serta

diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam

memahami apa yang terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data

15 Ibid hal 1616 Ibid Hal 17

Page 17: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1616

yang releven sehingga informasi yang di dapat di simpulkan dan memiliki makna

tertentu untuk menjawab masalah penelitian.

Penyajian data yang baik merupakan satu langkah paling menuju

tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan penyajian

data tidak semata-mata mendiskripsikan secara naratif, akan tetapi disertai proses

analisis yang terus menerus sampai proses penarikan kesimpulan berdasarkan

temuan dan melakukan verifikasi data.

c. Menarik Kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang

telah di peroleh sebagai hasil dari peneliti. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

adalah usaha untuk mencari atau memahami makna atau arti keteraturan, pola-pola,

penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Sebelum melakukan penarikan

kesimpulan lebih dahuiu dilakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan

kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Sesuai dengan

pendapat Milles dan Huberman, proses analistik tidak sekali jadi, melainkan

interaktif, secara boalk-balik di antara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi

maka dapat di tarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam

bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis

data, juga merupakan tahap akhir dari pengolahan data.

Page 18: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1717

BAB II

LAPORAN KEGIATAN MAGANG RISET

A. Profil Kota Batu

1. Geografis

Luasan wilayah Kota Batu adalah 19.908,72 hektar dan secara administrasi

terdiri dari 3 (tiga) kecamatan yaitu : 1) Kecamatan Batu, mempunyai luas wilayah

4.545,81 hektar, dan memiliki jumlah desa/kelurahan sebanyak 4 kelurahan dan 4

desa serta 96 RW dan 453 RT. 2) Kecamatan Junrejo, mempunyai luas wilayah

2.565,02 hektar, dan memiliki jumlah desa/kelurahan yakni 1 kelurahan dan 6 desa

serta 59 RW dan 240 RT. 3) Kecamatan Bumiaji, mempunyai luas wilayah

12.797,89 hektar, dan memiliki jumlah desa/kelurahan yakni 9 desa serta 82 RW

dan 429 RT.

Adapun batas administrasi wilayah Kota Batu sebagai berikut: 1) Sebelah

Utara: Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. 2) Sebelah Selatan:

Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. 3) Sebelah Barat: Kecamatan Pujon,

Kabupaten Malang. 4) Sebelah Timur: Kecamatan Karangploso dan Kecamatan

Dau, Kabupaten Malang.

Kota Batu merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang-Kediri

dan Malang-Jombang. Kota Batu mempunyai peran yang sangat penting untuk

menggerakan roda perekonomian, khususnya dalam skala wilayah Malang Raya

dan umumnya dalam skala wilayah Jawa Timur, yaitu sebagai sentra pariwisata

Jawa Timur. Ditinjau dari letak astronomi, Kota Batu terletak diantara 122° 17' -

122°. 57' Bujur Timur dan 7° 44' - 8° 26' Lintang Selatan. Wilayah Kota Batu

merupakan kawasan pegunungan dan perbukitan dengan iklim yang sejuk. Potensi

utama Kota Batu adalah pada sektor pariwisata dan sektor pertanian khususnya

pertanian hortikultura. Fungsi kawasan kota Batu meliputi areal permukiman,

perdagangan dan jasa, pergudangan, perindustrian, fasilitas umum, kawasan

militer, kawasan wisata, areal pertanian, ruang terbuka hijau serta hutan.

Page 19: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1818

Untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai kondisi geografis Kota Batu

maka bisa dilihat peta Kota Batu di bawah ini:

Gambar 2.1 Peta Kota Batu

Sumber: Kota Batu Dalam Angka, 2017

Dari gambar peta Kota Batu di atas kita bisa mengetahui secara langsung

kondisi geografis, luas wilayah serta batas-batas wilayah Kota Batu dengan jelas.

Page 20: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

1919

2. Pariwisata

Wilayah Kota Batu merupakan wilayah yang memiliki panorama yang

indah dan sejuk serta mempunyai spesifikasi khusus yaitu dikelilingi Gunung

Panderman, Gunung Banyak, Gunung Welirang, Gunung Bokong sehingga

wilayah ini berpotensi sebagai daerah wisata.

1. Jenis Wisata

Jenis wisata di Kota Batu meliputi wisata agro dan wisata bunga, wisata

alam, wisata budaya, wisata rekreasi, wisata minat khusus, wisata sejarah, wisata

religi, wisata ziarah, wisata husada dan wisata kuliner.

a. Wisata Agro dan Wisata Bunga

Kota Batu memiliki ciri khas dengan agro wisatanya berupa tanaman bunga,

apel, stroberi dan sayur mayur. Berikut obyek wisata agro dan bunga di Kota Batu

: Kusuma Agrowisata, Wisata Agro Punten, Wisata Bunga Sidomulyo.

b. Wisata Alam

Kondisi geografis Kota Batu yang dikelilingi dengan pegunungan dengan

udara yang sejuk sangat cocok untuk berwisata alam. Bagi wisatawan yang ingin

melepaskan kepenatan ataupun berefreshing dapat melakukan aktivitas wisata

sambil menikmati keindahan alam Kota Batu. Berikut obyek wisata alam di Kota

Batu: Pemandian Air Panas Cangar, Pemandian Air Panas Songgoriti, Camping

Ground, TAHURA (Taman Hutan Raya) Junggo, Camping Ground, Air Terjun

Coban Talun, Air Terjun Coban Rais

c. Wisata Budaya

Kebudayaan merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia. Di Kota

Batu, kebudayaan tradisional tumbuh dan berkembang dengan baik sebagai suatu

tradisi budaya yang dipegang teguh masyarakatnya. Adapun keindahan tradisi

budaya Batu dapat dilihat pada atraksi wisata berikut: Sedekah Bumi, Grebeg Desa,

Tari Sembrama, Maulud Nabi Muhammad SAW, Dokar Wisata.

d. Wisata Rekreasi

Wilayah Kota Batu telah dibangun tempat-tempat rekreasi wisata

pendidikan dan keluarga untuk menambah daya tarik wisata di Kota Batu. Berikut

obyek wisata rekreasi di Kota Batu: Jatim Park I, Jatim Park II, BNS, Kawasan

Page 21: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

2020

Wisata Songgoriti, Wisata Selecta, Tirta Nirwana, Eco Green, Alun-Alun Kota

Batu, Dan lain sebagainya

e. Wisata Minat Khusus

Wisata minat khusus merupakan wisata yang diselenggarakan dengan tema

khusus seperti olahraga paralayang, arung jeram dan mountain bike. Bagi para

wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu dan ingin menguji adrenalin dapat

berkunjung ke obyek wisata berikut: Wisata Paralayang (Aero Tourism), Wisata

Arung Jeram, Wisata Sepeda Gunung, Downhill, Wisata Bumi Perkemahan

f. Wisata Sejarah

Wisata sejarah yang ada di Kota Batu berupa situs peninggalan bangunan

candi, rumah peristirahatan dan goa jaman Jepang. Berikut obyek wisata sejarah

yang ada di Kota Batu: Candi Supo Songgoriti, Patung Ganesha, Makam Tuan

Denger, Wisma Bima Sakti Selekta, Kartika Wijaya (Heritage Hotel), Goa Jepang

Cangar, Goa Jepang Tlekung

g. Wisata Religi

Wisata religi merupakan salah satu obyek daya tarik wisata mengenai seni

arsitektur bangunan tempat peribadatan agama di Kota Batu. Keberadaan bangunan

dan tempat beribadah di Kota Batu begitu terawat dan terjaga sehingga menarik

sebagai tempat wisata. Berikut tempat yang dapat dijadikan sebagai wisata religi di

Kota Batu: Masjid An-Nur, Gereja Tua Jago, Vihara Budha Kertarajasa, Klenteng

Dewi Kwam Im Thong

h. Wisata Ziarah

Wisata ziarah merupakan obyek wisata bagi wisatawan yang akan

melakukan aktivitas wisata ziarah. Berikut tempat yang ada di Kota Batu dan

dijadikan sebagai tempat wisata ziarah: > Makam Pesarehan Mbah Wastu terletak

di Bumiaji merupakan cikal bakal nama Kota Batu. > Makam Pesarehan Mbah

Pathok terdapat di wilayah Songgoriti yang konon Mbah Pathok membuka wilayah/

babat alas daerah Songgoriti.

i. Wisata Husada

Wisata husada merupakan wisata yang sangat diminati bagi para wisatawan

khususnya bagi mereka yang sangat mengagumi tanaman obat herbal seperti kunir,

Page 22: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

2121

jahe, temu lawak dll (tanaman toga). Wisata tersebut dapat dijumpai di Balai

Materia Medika.

j. Wisata Kuliner

Wisata kuliner merupakan wisata dengan daya tarik beraneka ragam

makanan yang dijual bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu. Di Kota

Batu terdapat restoran dan rumah makan yang menjual aneka makanan.

3. Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu

indikator meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah adalah

meningkatnya indikator pelayanan kunjungan dan status gizi, dan dukungan sarana

kesehatan yang ada dalam suatu wilayah.

1. Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi

masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Angka kematian bayi

merupakan indikator yang menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat

setempat karena bayi adalah kelompok yang paling rentan terkena dampak dari

suatu perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Kematian bayi

didefinisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai

sebelum bayi berusia satu tahun. Jumlah kematian bayi berusia di bawah 1 tahun

di Kota Batu terhitung mulai dari tahun 2008-2012 sebanyak 128 bayi

2. Angka Kematian Ibu

Angka kematian maternal atau Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah

satu indikator penting dari pembangunan kesehatan. Menurut ICD-10 WHO,

kematian maternal atau kematian ibu adalah kematian ibu hamil, melahirkan

atau selama masa nifas yang disebabkan hal apapun yang berkaitan dengan

kehamilan atau penanganannya tapi bukan karena kecelakaan atau insidental.

Adapun tingkat kematian maternal atau Angka Kematian Ibu adalah jumlah

kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di Kota

Batu terhitung mulai dari tahun 2008-2012 sebanyak 16 orang

3. Persentase Balita Gizi Buruk

Page 23: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

2222

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi

menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan

membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang

badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan

menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di

bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan

gizi buruk. Prevalensi gizi kurang ke dalam 4 kelompok dari seluruh jumlah

balita, yaitu rendah (<10%), sedang (10-19%), tinggi (20-29%), dan sangat

tinggi (>=30%). Adapun jumlah balita gizi buruk di Kota Batu terhitung mulai

dari tahun 2008-2012 sebanyak 121 balita.

B. Profil Bappelitbangda (Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian,

dan Pembangunan Daerah) Kota Batu

1. Dasar Hukum dibentuknya Bappelitbangda Kota Batu

Dasar hukum pembentukan Badan Perencanaan, Penelitian dan

pembangunan (Bapelitbang) Pemerintah Kota Batu adalah Peraturan Daerah Kota

Batu Nomor 4 Tahun 2013 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kota Batu.

Dalam pasal 5 ditetapkan bahwa Bapelitbangda merupakan unsur perencana

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Bapelitbang yang ditetapkan dalam peraturan daerah

tersebut adalah bahwa Bapelitbangda Kota Batu tersusun atas :

1. Kepala Badan.

2. Sekretariat, membawahi :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

b. Sub Bagian Keuangan.

c. Sub Bagian Program dan Pelaporan.

3. Bidang Perencanaan Sarana, Prasarana dan Lingkungan Hidup,

membawahi :

a. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah.

b. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup.

Page 24: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

2323

4. Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya, membawahi :

a. Sub Bidang Pemerintahan dan Aparatur.

b. Sub Bidang Sosial Budaya.

5. Bidang Perencanaan Ekonomi, membawahi :

a. Sub Bidang Pariwisata dan Pertanian.

b. Sub Bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan.

6. Bidang Data, Penelitian dan Pengembangan, membawahi :

a. Sub Bidang Data dan Pelaporan.

b. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan.

Page 25: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

2424

Gambar Struktur Organisasi Bappelitbangda Kota Batu

kepala badan

kelompok jabatanfungsional

sekretariat

subbagprogram &pelaporan

subbagkeuangan

subbab umum&

kepegawaian

Bidang Perencanaan,sarana,prasarana &

lingkungan hidup

Bidang prencanaanpemerintah dan sosial

budayaBidang perencanaan

ekonomiBidang data, penelitian,

dan pengembangan

sub bidangsarana &prasarana

wilayah

sub bidangpemerintah dan

aparatur

sub bidangpariwisata dan

pertanian

sub bidang datadan pelaporan

sub bidang tataruang danlingkungan

hidup

sub bidangsosial dan

budaya

sub bidangkoperasi,

perindustriandan

perdagangan

sub bidangpenelitian dan

pengembangan

Sumber: Renstra Bappelitbangda Kota Batu 2012-2017

Page 26: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

2525

2. Visi, Misi, Tujuan, Strategi Dan Kebijakan

Bapelitbang Kota Batu sebagai think tank yang memiliki tugas dan fungsi

menyusun kebijakan perencanaan pembangunan daerah harus peka terhadap

berbagai isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah. Sehingga, kebijakan

perencanaan yang disusun benar-benar mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Selain itu, Bapelitbang

dituntut untuk dapat mensinergikan perencanaan pembangunan daerah dengan

perencanaan pembangunan nasional maupun daerah lainnya. Hal ini mengingat

bahwa Kota Batu adalah merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Juga adanya konsistensi antara perencanaan dengan penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan.

Sinergitas, konsistensi, dan kontinyuitas perencanaan, serta kepekaan

terhadap isu strategis dan permasalahan pembangunan menjadi dasar bagi

Bapelitbang Kota Batu dalam mendukung pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran

pembangunan nasional maupun pembangunan daerah. Dalam mewujudkannya,

Bapelitbang Batu merumuskan visi dan misi yang mendasari gerak kerja periode

2012-2017

Visi Bapelitbang Kota Batu yang merupakan rumusan umum mengenai

keadaan yang diinginkan dapat terwujud pada akhir periode perencanaan yaitu

“Terwujudnya Perencanaan yang Terpadu, Terukur, Partisipatif,

Berkelanjutan, dan Berkualitas dalam Mendukung Pencapaian Kota Batu

sebagai Sentra Pertanian Organik Berbasis Kepariwisataan Internasional.”

Misi Bapelitbang Kota Batu yang merupakan rumusan umum mengenai

upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi adalah :

1. Meningkatkan pengendalian pembangunan melalui sinkronisasi

perencanaan pembangunan.

2. Meningkatkan koordinasi, monitoring, dan evaluasi perencanaan

pembangunan daerah.

3. Meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi seluruh

stakeholder Kota Batu dalam perencanaan pembangunan daerah.

Page 27: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

2626

4. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah yang efektif,

efisien, tepat waktu, dan berkelanjutan berbasis keunggulan lokal.

5. Meningkatkan kapasitas organisasi perencana pembangunan melalui

peningkatan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, dan bersih.

Page 28: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

2727

BAB III

ANALISA HASIL KEGIATAN

A. Perencanaan Strategis pada Tatanan Pariwisata Sehat dalam Program

Kota Batu Sehat

1. Pengembangan Kesepakatan Awal dalam Perencanaan Strategis Tatanan

Pariwisata Sehat Program KBS.

Tahapan awal dalam perencenanaan strategis yaitu tahap pengembangan

kesepakatan awal. Dalam pengembangan kesepakatan awal ini memunculkan

keterlibatan stakeholder dalam proses perencanaan. Program KBS sendiri

merupakan program yang memang melibatkan multi aktor. Beberapa stakeholder

yang terlibat dalam tahapan ini yakni beberapa Organisisasi Perangkat Daerah

(OPS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Batu seperti Badan Perencanaan,

Pembangunan, Pengembangan, dan Penelitian Daerah (Bappelitbangda), Dinas

Kesehatan (Dinkes), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan (Disparbud).17 Sementara itu program KBS ini juga melibatkan

komunitas atau masyarakat Kota Batu yang tergabung dalam Forum Kota Batu

Sehat (FKBS) yang mana forum ini terdiri dari beberapa elemen masyarakat baik

itu dari LSM, Wirausahawan, Akademisi, kelompok pemuda, dll. Pada tahap ini

akan dijelaskan dalam dua aspek yakni latar belakang dilakukannya perencanaan

strategis tatanan pariwisata sehat ini dan proses kesepakatan atau koordianasi awal

dari perencanaan strategisnya.

a. Latar Belakang

Penentuan tatanan pariwisata sehat dalam program KBS untuk tahun 2018

dan tahun-tahun kedepannya hingga ketujuh tatanan program KBS

terimplementasikan semuanya. Pemilihan tatanan pariwisata sehat ini

dilatarbelakangi beberapa alasan, pertama Kota Batu terlebih dahulu sukses dalam

penilaian dua tatanan awal yakni tatanan kehidupan masyaraka sehat dan tatanan

17 Untuk Tatanan Pariwisata Sehat hanya 5 OPD saja yang terlibat. Akan tetapi sejatinya programKBS ini melibatkan beberapa OPD lain, tergantung dari tiap tatanan dalam program KBS.

Page 29: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

18 Hasil wawancara dengan Bapak Drs Amran M.M selaku Kabid Sosial dan BudayaBappelitbangda Kota Batu pada 9 November 2017

2828

pemukiman, sarana dan pra sarana sehat. Kedua, dikarenakan potensi alam Kota

Batu yang merupakan kota wisata dengan beragam tempat wisatanya. Hal ini

senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Drs Amran M.M selaku Kabid

Bappelitbangda Kota Batu sebagai berikut ini:

“pemilihan tatanan pariwisata sehat tidak serta merta kami tentukan begitusaja. Terlebih dulu Kota Batu harus lolos dulu dalam uji verivikasi dari timKementrian Kesehatan. Dan ahamdulillahnya Kota Batu Lolos dalamverikasi tersebut. karena syarat untuk melanjutkan ke tatanan yang lainnyaperlu lolos verifikasi awal ini terlebih dahulu.”18

Selain itu, ditambahkan pula oleh Bapak Sariono S.S, M.M selaku Kasubid

Pemerintahan Bappelitbangda Kota Batu sebagai berikut ini:

“tatanan pariwisata sehat ini dipilih karena kita juga melihat potensi yangdimiliki oleh Kota Batu yaitu potensi pariwisatanya. Mengingat memangdalam program Kota Sehat itu diharapkan pelaksanaan tatanannya jugamemperhatikan potensi dari daerah tersebut. jadi hal ini sangat tepatmenurut saya.”

Berdasarkan dari hasil dua wawancara di atas, memperjelas bahwasanya ada

dua aspek yang melatar belakangi para stakeholder dalam program KBS memilih

tatanan pariwisata sehat untuk kedepannya. Dua aspek tersebut yakni, pertama

bahwa Kota Batu telah lolos verifikasi dalam penilaian tingkat nasional yang

dilakukan oleh tim dari Kementrian Kesehatan yang dilakukan pada awal bulan

Oktober 2017. Penilaian dan verifikasi yang dilakukan yakni pada pelaksanaan dua

tatanan yang telah terlaksana terlebih dahulu yaitu tatanan kawasan kehidupan

masyarakat sehat mandiri dan tatanan permukiman, sarana dan prasarana sehat.

Selain itu, pemilihan tatanan pariwisata sehat juga dilatrbelakangi oleh

kondisi atau potensi Kota Batu yang memiliki citra sebagai Kota Wisata dengan

beragam dan banyak objek wisata, baik itu wisata alam mapun wisata buatan.

Karena dalam pemilihan tatanan program Kota Sehat sangatlah perlu mengacu dan

memperhatikan potensi daerah masing-masing, agar dalam pelaksanaannya

program Kota Sehat dapat berjalan maksimal dan menuai kebermanfaatan bagi

masyrakat khususnya masyarakat Kota Batu.

Page 30: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

19 Hasil wawancara dengan Bapak Sariono selaku Kasubid Pemerintahan Bappelitbangda KotaBatu pada 9 November 2017.

29

b. Kordinasi Awal

Dalam perencanaan strategis diperlukan suatu kordinasi awal untuk

mencapai kesepakatan awal antar stakeholder dalam pembuatan suatu rencana

program. Dalam tahap ini, tiap stakeholder yang terlibat berkumpul bersama dalam

suatu forum atau rapat kordinasi awal, sehingga tiap stakeholder dapat saling

menyampaikan gagasan awalnya mengenai apa yang kedepannya akan

direncanakan. Pada perencanaan strategis tatanan pariwisata sehat program KBS

ini stakeholder telah melalui proses awal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak

Sariono selaku Kasubid Pemerintahan Bappelitbangda berikut ini:

“proses kordinasi awal dilakukan segera setelah kami dilakukan penilaiandan verifikasi dari Kementrian Kesehatan. Tepatnya pada tanggal 11Oktober 2017, pihak Bappelitbangda mengundang beberapa OPD danForum Kota Batu Sehat untuk hadir dalam rapat awal pembahasanmengenai rencana awal dua tatanan kedepannya yaitu tatanan pariwisatasehat dan tatanan ketahanan pangan sehat.”19

Kordinasi awal melalui rapat pertama perencanan program FKBS dilakukan

pada 11 Oktober 2017 setelah dilakukan penilaian dan verikasi dari Kementrian

Keseharan pada 4-5 Oktober 2017. Bappelitbangda selaku kordinator program ini

mengundang beberapa OPD terkait dan FKBS untuk hadir dalam acara ini. Pihak

OPD yang hadir (khusus OPD yang pendukung tatanan sehat) antara lain, Dinkes,

Disparbud, dan DLH. Sementara dari FKBS hadir ketua, wakil ketua, sekretaris,

dan perwakilan pokja FKBS di tiap Kecamatan. Dalam forum ini dicapai

kesepakatan mengenai pemilihan tatanan pariwisata sehat, dan perlunya

sinkronisasi program dan kegiatan OPD terkait dengan rencana dari tatanan

pariwisata sehat ini untuk dikordinasikan kembali pada pertemuan berikutnya.

Page 31: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

20 Hasil Wawancara dengan Bapak Drs Amran M.M Selaku Kabid Sosbud Bappelitbangda Kotabatu

30

Nama Stakeholder Peran atau FungsiBappelitbangda Kordinator Program (Keseluruhan)

Dinkes Pendamping dan Pengawas Program(Masalah Kesehatan)

Disparbud Pendamping dan Pengawas Program(Masalah Kepariwisataan)

DLH Pendamping dan Pengawas Program(Masalah Lingkungan Hidup)

FKBS Pelaksana Teknis dan PendampingPokja Kecamatan

Gambar 3.1 Kordianasi Awal Perencanan Tatanan Pariwisata SehatProgram FKBS

Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2017

2. Identifikasi dan Memperjelas Penugasan/Mandat dalam Perencanaan

Strategis Tatanan Pariwisata Sehat program KBS.

Perencanaan yang baik dan matang perlu melibatkan beberapa aktor untuk

memunculkan pandangan yang beragam dan sesuai dengan kompetensi tiap aktor

atau stakeholder yang terlibat. Oleh karena dalam aspek perencanaan strategis, akan

sangat perlu memperjelas fungsi dan peran masing-masing stakeholder untuk

menghindari ketumpang tindihan peran dan fungsi serta untuk mencapai efektivitas

dan efisiensi perencanaan. Peran dan Fungsi tiap stakeholder dalam program KBS

khususnya pada tatanan pariwisata sehat dapat dilihat berdasarkan tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Peran atau Fungsi Stakeholderdalam Tatanan Pariwasata Sehat Program KBS

Sumber: Diolah oleh Peneliti, 201720

Page 32: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3131

Tabel diatas berisi tentang peran atau fungsi tiap lembaga dalam program

KBS khususnya dalam melaksanakan tatanan pariwisata sehat. Terdapat 5

stakehoder yang nantinya saling berintegrasi dalam tatanan ini, seperti

Bappelitbangda, Dinkes, Disparbud, DLH, dan FKBS. Bappelitbangda ditunjuk

sebagai kordinator program secara keseluruhan, karena Bappelitbangda merupakan

OPD yang tidak memiliki peran teknis langsung. Dinkes berperan sebagai

pendamping dan pengawas program yang berkaitan dengan permasalahan

kesehatan. Disparbud sebagai pendamping dan pengawas program yang berkaitan

dengan permasalahan pariwisata. DLH berperan sebagai pendamping dan

pengawas program yang berkaitan dengan permasalahan. FKBS yang merupakan

sekumpulan komunitas dan aktor utama dalam program FKBS berperan sebagai

pelaksana teknis dari program FKBS dan mendampingi tim pokja di Kecamatan-

Kecamat di Kota Batu yakni Kecamatan Junrejo, Kecamatan Batu, dan Kecamatan

Bumiaji.

3. Menilai Lingkungan Eksternal dalam Perencanaan Strategis Tatanan

Pariwisata Sehat Program KBS.

Penilaian lingkungan eksternal dalam perencana strategis dapat apat berupa

peluang dan ancaman. Menurut Bryson peluang dan ancaman dapat diketahui

dengan memantau berbgai kekuatan dan kecenderungan politik, ekonomi, sosial,

dan teknologi.21 Planner atau perencana harus mengeksplorasi lingkungan di luar

organisasi untuk mengidentifikasikan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

organisasi. Peluang dan ancaman mengacu pada aspek ekonomi, sosial, budaya,

demografi, lingkungan, pemerintahan, hukum, dan kompetisi serta kejadian yang

secara signifikan dapat membahayakan organisasi di masa depan. Dalam menilai

lingkungan eksternal perencanaan program KBS khususnya tatanan pariwisata

sehat beberapa kekuatan dan ancaman dapat digali untuk menentukan dan

mengetahui peluang dan ancaman yang akan dihasilkan dalam proses tersebut. Hal

21 Bryson, John M. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: PustakaPelajar Hal 64

Page 33: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3232

ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Salma Safitri S.H. selaku Ketua

FKBS berikut ini:

“peluang dengan diterapkannya tatanan pariwisata sehat dalam programKBS tentu akan menunjang dang memperbaiki kualitas pariwisata di KotaBatu. Pariwisata di Kota Batu menjadi tempat berwisata yang sehat, aman,dan nyaman bagi wisatawan. Daya tarik Kota Batu akan semakin meningkatdan wisatawan akan semakin banyak. Dengan begitu akan ikutmenyumbang pada pembangunan dan perekonomian Kota Batu. Peluanglainnya yaitu mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalampengembangan pariwisata khususnya, pariwisata yang sehat. Sedangkanancamannya mungkin bisa dari pembangunan pariwisata yang sangat pesatkhususnya pariwisata buatan akan mempengaruhi kualitas lingkungan.Sealain itu, apabila wisatawan terlalu banyak khususnya pada hari libur yaakan membuat kemacetan di Kota Batu.”22

Berdasarkan penjelasan dari ketua FKBS di atas, dapat diketahui bahwa

bahwa peluang diterapkannnya tatanan pariwisata sehat ini peningkatan kualitas

pariwisata di Kota Batu yang berimplikasi terhadap meningkatnya jumlah

wisatawan di Kota Batu. Hal ini akan memberikan semacam trickle down effect

bagi pembangunan dan perekonomian di Kota Batu, khususnya para pelaku wisata

di Kota Batu yang juga banyak dikelola secara mandiri oleh masyarakat Kota Batu.

Selain itu, peluang dari penerapan tatanan pariwisata sehat ini juga menimbulkan

partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Kota Batu yang mana

pariwisata di Kota Batu banyak yang dilakukan dalam model community based

tourism atau pariwisata berbasi masyarakat.

Meskipun dengan peluang yang cukup meyakinkan, tatanan penerapan ini

juga akan mendapatkan ancaman karena banyak sekali di Kota Batu dibangun dan

dikembangkan pariwisata buatan dan hotel-hotel megah. Hal ini apabila tidak

dilakukan komunikasi dan integrasi program KBS dengan pihak pemilik wisata

buatan dan Hotel akan menjadi kendala besar dalam pelaksanaan KBS. Karena

seperti yang telah diketahu, nahwa pembangunan-pembangunan tersebut memiliki

dampak akan degradasi lingkungan di Kota Batu. Ketika kualitas lingkungan di

Kota Batu menurun akan berimbas pada kualitas kesehat Kota Batu. Hal ini

merupakan ancaman yang patut diatasi dan ditemukan solusinya dengan baik.

22 Hasil Wawancara dengan Ibu Salma Safitri SH selaku Ketua FKBS pada 29 November 2017

Page 34: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3333

4. Menilai Lngkungan Internal dalam Perencanaan Strategis Tatanan

Pariwisata Sehat Program KBS.

Perencanaan strategis dipandang sebagai penekanan pada pengambilan

keputusan, informasi, dan masa depan. Penilaian lingkungan internal dalam proses

perencanaan strategis dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan dari program yang akan diterapkan. Dalam pengidentifikasian kekuatan

dan kelemahan ini dapat mengacu pada aspek sumber daya, ketrsediaan fasilitas

sarana dan prasarana. Hal ini sejalan dengan pendapat Bryson yang menyatakan

bahwa faktor internal merupakan terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang berasal

dari dalam organisasi. Sebagaiamana hal tersebut dinyatakan dalam wawancara

yang diberikan oleh Ibu Salma Safitri yang merupakan Ketua FKBS berikut ini:

“kekuatan dari tatanan pariwisata sehat ini dapat merujuk pada banyaknyapotensi pariwisata di Kota Batu. Kota Batu dikenal dengan Kota Wisatadengan begitu banyak objek wisata ada di Kota ini. Kota Batu pun jugamemiliki kondisi alam yang sejuk dan dingin dibandingkan dengan KotaLain. Kelemahannya yakni kurang tersediannya fasilitas sarana danprasaran penunjang pariwisata sehat. Selain itu faktor anggaran jugaberpengaruh.”23

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa aspek kekuatan dalam

faktor internal perencanaan strategis tatanan pariwisata sehat berupa potensi

pariwisata yang sangat tinggi di Kota Batu dengan mengacu pada banyaknya objek

wisata yang terdapat di Kota Batu, baik itu wisata alam mapun wisata buatan. Selain

itu Kota Batu yang memiliki kondisi alam dengan hawa yang sejuk dan dingin

dibandingkan dengan kota lain. Bentang alam yang indah di Kota Batu dapat

menjadi acuan dalam pengambilan keputusan perencanaan strategis tatanan

pariwisata sehat program KBS ini.

Selain itu faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan juga dapat

diketahui berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Kekuatan yang

dimiliki oleh Kota Batu dalam penerpan tatanan pariwisata sehat ini bisa dilihat dari

banyaknya anggota FKBS yang merupakan pegiat dan pemilik usaha di bidang

23 Hasil wawancara dengan Ibu Salam Safitri SH selaku Ketua FKBS pada 29 November 2017

Page 35: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3434

pariwisata, sehingga akan membantu merumuskan kegiatan yang tepat. Akan tetapi,

kekemahan yang dapat muncul yakni mensinergikan program-program dari tiap

stake holder yang berkepentingan dalam program KBS ini, seperti Bappelitbangda,

Dinkes, DLH, dan Disparbud yang tentunya memiliki ego sentrisme kelembagaan

sendiri karena memiliki beberapa program yang telah direncanakan dan perlu

sinkronisasi dengan program KBS khususnya dalam tatanan pariwisata sehat.

5. Identifikasi Isu Strategis dalam Perencanaan Strategis Tatanan Pariwisata

Sehat Program KBS.

Isu strategis dapat dikatakan sebagai suatu pilihan kebijkan. Isu strategis

mengidentifikasikan permasalahan berdasarkan tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi)

dari organisasi. Isu strategis ini merujuk pada kondisi atau perihal yang perlu

dipertimbangkan dan dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena

dampaknya yang sangat signifikan bagi suatu kondisi di masa yang akan datang.

Karakteristik isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar,

mendesak, memiliki jangka panjang dan menentukan tujuan di suatu organisasi di

masa akan datang.24 Isu strategis ini menjadi bagian yang penting dan sangat

menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah guna

melengkapi tahapan-tahapan yang dilakukan sebelumnya. Penjelasan tersebut

selanjutnya didukung oleh wawancara dengan bapak Sariono S.S, M.M selaku

Kasubid Pemerintahan Bappelitbangda Kota Batu sebagai berikut ini:

“ada beberapa isu strategis yang perlu dimasukkan dalam perencanaantatanan pariwisata sehat, seperti penyediaan sarana atau fasilitas pelayanankesehatan yang memadai di tiap objek wisata, Pelestarian dan perlindunganlingkuangan di Kota Batu, dan pengembangan pariwisata berbasis alam…penentuan isu strategis itu karena saat ini kondisi di lapangan masih begitukurang”25

Di lain sisi, identifikasi isu strategis perencanaan strategis pariwisata sehat

juga dapat didentifikasi berdasarkan pengamatan atau observasi peneliti. Peneliti

menemkan bahwa isu-isu strategis yang muncul yakni perlunya keterlebitan

24 Ibid Hal 7425 Hasil wawancara dengan Bapak Sariono S.S, M.M selaku Kasubid Pemerintahan BappelitbangdaKoata Batu Pada 9 November 2017

Page 36: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3535

komunitas pariwisata masyarakat setempat, pengembangan kolaborasi dengan

sektor swasta, dan pengembangan ekonomi masyarakat pariwisata.

Dengan demikian dapat dipadukan antara pandangan dari Bappelitbangda

dan pengamatan dari peneliti bahwa isu strategis dalam perencanaan tatanan

pariwisata sehat program KBS yaitu:

a) Penyediaan sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan di lokasi wisata

b) Pelestarian dan perlindungan terhadap lingkungan

c) Pengembangan pariwisata berbasis alam

d) Peningkatan keterlibatan komunitas pariwisata setempat

e) Pengembangan kolaborasi dengan sektor swasra

f) Pengembangan ekonomi masyarakat setempat.

6. Mengembangkan Strategi dalam Perencanaan Strategis Tatanan Pariwisata

Sehat Program KBS

Bryson menyatakan bahwa strategi dikembangkan untuk menangani isu-isu

yang diidentifikasikan pada langkah sebelumnya.26 Planner atau perencana harus

mampu menentukan alternative-laternatif strategi. Strategi ini merupakan

penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah organisasi dan arah tindakan

dalam mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan

sasaran. Strategi ini dibutuhkan agar sumber daya dapat dioptimalkan semaksimal

mungkin. Penentuan strategi ini dapat dilakukan dengan metode analisis Strenghts

(Kekuatan), Weaknesess (Kelemahan), Opportunity (peluang), Threats (ancaman)

atau dikenal dengan analisis SWOT.

Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan.27 Analisis ini berdasar pada hubungan atau

interaksi faktor-faktor internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-

unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Dalam penilaian tersebut

memungkinkan planner atau perencana dapat menentukan strategi suatu

26 Ibid hal 7427 Rangkuti, Freddy. 2004.Manajemen Persediaan Aplikasidi Bidang Bisnis. Jakarta: RajaGrafindo. Hal:17

Page 37: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3636

pembangunan atau program dan dalam hal penelitian ini akan membantu planner

dalam menentukan strategi pada tatanan pariwisata sehat dalam program KBS.

Berikut ini tabel matriks analisis SWOT yang diolah oleh peneliti:

Tabel 4.2 Analisi Matrik SWOT Strategi Tatanan Pariwisata Sehat

INTERNAL

EKSTERNAL

STRENGHT (S)1. Banyaknya potensi

pariwisata di KotaBatu.

2. Kondisi alam atauudara Kota Batu yangsejuk.

3. Banyak SDM di FKBSyang merupakanpehiat atau pelakubisinis pariwisata.

WEAKNESS1. Ketersediaan sarana

dan pra saranakesehatan di tempatwisata

2. Terbatasnya Anggaran3. Sinergitas antar OPD

terkait masih lemah

OPPORTUNITY1. Daya Tarik bagi

Wisatawan sangattinggi

2. Partisipasimasyarakat yangtinggi dalampengembanganpariwisata

3. Integrasi programdengan stakeholderlain seperti pihakswasta.

STRATEGI (SO)1. Pengembangan

community basedtourism ataupariwisata berbasismasyarakat

2. Mengembangkankolaborasi denganstakeholder lain.

STRATEGI (WO)1. Pengembangan sarana

dan prasaranakesehatan di lokasiwisata.

2. Penguatankelembagaan dalamprogram Kota Sehat

3. Membuka keterlibataninvestor

THREATS1. Kemacetan akibat

membludaknyawisatawan dari luarKota Batu

2. Degradasi lingkunganakibat banyaknyapembangunan wisatabuatan.

3. Berkurangnyaagrowisata, karenalahan dibangun hoteldan wisata buatan.

STRATEGI (ST)1. Pengoptimalan fungsi

pariwisata denganmeningkatkankesadaran dalammenjaga lingkungan

2. Pengembangan danpengoptimalan wisataagro.

STRATEGI (WT)1. Pengembangan

kerjasama denganswasta dalammengurangi resikolingkungan.

Sumber: Olahan Peneliti

Berdasarkan hasil analisis SWOT diatas, maka dapat ditentukan strategi-

strategi yang diperlukan dalam perencanaan strategis tatanan pariwisata sehat

program Kota Batu Sehat. Strategi yang diperoleh merupakan hasil elaborasi dari

Page 38: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3737

strategi (SO), Strategi (WO), Strategi (ST), Strategi (WT) yang diuraikan sebagai

berikut ini:

1) Strategi (SO) merupakan strategi suatu organisasi yang bersifat agresif dan

mengarah pada pengembangan organisasi. Strategi ini terdiri dari dua aspek

yaitu pengembangan community based tourism atau pariwisata berbasis

masyarakat dan pengembangkan kolaborasi dengan stakeholder lain.

Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dipilih karena Kota Batu

memiliki banyak objek wisata yang mana banyak pula wisata tersebut

dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Dengan begitu akan terwujud pula

kondisi yang disebut local self governance atau masyarakat yang mandiri.

Selain it, perlu dikembangkan kolaborasi dengan stakeholder lainnya, tidak

hanya FKBS dan OPD terkait, namun juga pihak swasta seperti pemilik

usaha dibidang wisata, hotel, dan kuliner.

2) Strategi (WO) merupakan strategi yang bersifat rasional dari suatu

organisasi yang mengarah kepada pemanfaatan peluang pasar dengan

sebaik-baiknya demi kepentingan organisasi. Strategi ini terdiri dari 3 hal

yakni pengembangan sarana dan prasarana kesehatan di lokasi wisata,

penguatan kelembagaan dalam program Kota Sehat, dan membuka

keterlibatan investor. Pengembangan sarana dan prasaranan fasilitas

kesehatan penting karena untuk mewujudkan pariwisata yang sehat

memang diperlukan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai.

Sehingga mencipatakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Strategi

penguatan kelembagaan dapat dilakukan untuk menguatkan sinegitas antar

stakeholder yang terlibat. Selain itu diperlukan strategi membuka

keterlibatan bagi investor untuk menginvestasikan sumber daya, khususnya

sumber daya keuangan bagi program ini. Karena menggantungkan pada

angaran dari pemerintah semata tidaklah mencukupi dan maksimal.

3) Strategi (ST) merupakan strategi dari organisasi untuk memposisikan diri

dalam kompleksitas persaingan. Strategi ini terdiri dari dua aspek yakni

pengoptimalan fungsi pariwisata dengan meningkatkan kesadaran dalam

menjaga lingkungan dan pengembangan dan pengoptimalan wisata agro.

Page 39: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3838

Kedua strategi tesebut dipilih lantaran ada sebuah ancaman yakni mengenai

degrasasi lingkungan, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran

pelestarian lingkungan dan juga dengan memilih mengembangkan

agrowisata yang berbasis pertanian dan alam yang mana juga untuk

mencapai pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

4) Strategi (WT) merupakan strategi organisasi yang bersifat difensif dan

sebagai upaya untuk bertahan dari gempuran dan persaingan yang

kompleks. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan strategi pengembangan

kerjasama dengan swasta dalam mengurangi resiko lingkungan. Dengan

begitu dalam mewujudkan pariwisata yang sehat, khususnya dalam aspek

lingkungan, perlu merangkul pihak swasta agar mau berkontribusi dalam

rangka kepedulian terhadap perlindungan dan meperlestarikan lingkungan

B. Target atau Fokus yang Dicapai

Target yang ingin dicapai peserta magang dalam program magang riset ini

adalah untuk mengetahui Perencanaan Strategis pada Tatanan Pariwisata Sehat

dalam Program Kota Batu Sehat. Berikut poin penting yang dicapai, yaitu:

1. Peserta magang bisa mengetahui secara langsung perencanaan dan

pelaksanaan mengenai program Kota Batu Sehat dengan cara mengikuti

segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Panitia Kota Batu Sehat, seperti

Mengikuti Rapat Mingguan terkait pembahasan kedepan mengenai

Program Kota Batu Sehat.

2. Peserta magang bisa mendapatkan data terkait riset yang akan dilakukan

dengan cara melakukan wawancara dengan beberapa panitia dan

pemerintah daerah (BAPPELITBANGDA Kota Batu) yang bertugas untuk

menangani program Kota Batu Sehat. Selain itu peserta magang juga bisa

mendapatkan data dengan cara meminta data softfile yang berkaitan dengan

program Kota Batu Sehat.

3. Peserta magang mendapatkan tugas untuk membuat Struktur Kepanitiaan

Kota Batu Sehat yang telah disusun sebelumnya dan Power Point mengenai

pengenalan program Kota Batu Sehat kepada masyarakat. Hal ini

merupakan kesempatan dan keistimewaan bagi peserta magang karena dari

Page 40: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

3939

sini peserta magang bisa belajar hal mendasar untuk menjadi pegawai dan

membangun program pemerintah daerah.

Itulah beberapa fokus dan target yang berhasil dicapai oleh peserta magang

yang gunanya selain untuk sarana pendukung bagi riset atau penelitian yang

dilakukan, juga sebagai sarana pembelajaran pribadi bagi tiap-tiap anggota peserta

magang riset. Selain itu, ketiga poin diatas merupakan capaian yang hanya fokus

pada program Kota Batu Sehat yang menjadi riset peserta magang. Disamping

pencapaian pada program Kota Batu Sehat ada beberapa capain yang berhasil

didapatkan oleh peserta magang, seperti peserta magang bisa belajar mengenai

pengarsipan dokumen-dokumen lawas, pembuatan surat, dan yang paling penting

adalah dapat membangun kerja sama dengan pegawai daerah

(BAPPELITBANGDA Kota Batu).

Page 41: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4040

BAB IV

PENUTUTP

A. Kesimpulan

Tahapan awal dalam perencenanaan strategis yaitu tahap pengembangan

kesepakatan awal. Dalam pengembangan kesepakatan awal ini memunculkan

keterlibatan stakeholder dalam proses perencanaan. Program KBS sendiri

merupakan program yang memang melibatkan multi aktor. Beberapa stakeholder

yang terlibat dalam tahapan ini yakni beberapa Organisisasi Perangkat Daerah

(OPS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Batu seperti Badan Perencanaan,

Pembangunan, Pengembangan, dan Penelitian Daerah (Bappelitbangda), Dinas

Kesehatan (Dinkes), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan (Disparbud). Sementara itu program KBS ini juga melibatkan

komunitas atau masyarakat Kota Batu yang tergabung dalam Forum Kota Batu

Sehat (FKBS) yang mana forum ini terdiri dari beberapa elemen masyarakat baik

itu dari LSM, Wirausahawan, Akademisi, kelompok pemuda, dll. .

Pemilihan tatanan pariwisata sehat ini dilatarbelakangi beberapa alasan,

pertama Kota Batu terlebih dahulu sukses dalam penilaian dua tatanan awal yakni

tatanan kehidupan masyaraka sehat dan tatanan pemukiman, sarana dan pra sarana

sehat. Kedua, dikarenakan potensi alam Kota Batu yang merupakan kota wisata

dengan beragam tempat wisatanya. Perencanaan yang baik dan matang perlu

melibatkan beberapa aktor untuk memunculkan pandangan yang beragam dan

sesuai dengan kompetensi tiap aktor atau stakeholder yang terlibat. Oleh karena

dalam aspek perencanaan strategis, akan sangat perlu memperjelas fungsi dan peran

masing-masing stakeholder untuk menghindari ketumpang tindihan peran dan

fungsi serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi perencanaan.

Penilaian lingkungan eksternal dalam perencana strategis dapat apat berupa

peluang dan ancaman. Menurut Bryson peluang dan ancaman dapat diketahui

dengan memantau berbgai kekuatan dan kecenderungan politik, ekonomi, sosial,

dan teknologi. Planner atau perencana harus mengeksplorasi lingkungan di luar

organisasi untuk mengidentifikasikan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

Page 42: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4141

organisasi. Peluang dan ancaman mengacu pada aspek ekonomi, sosial, budaya,

demografi, lingkungan, pemerintahan, hukum, dan kompetisi serta kejadian yang

secara signifikan dapat membahayakan organisasi di masa depan. Dalam menilai

lingkungan eksternal perencanaan program KBS khususnya tatanan pariwisata

sehat beberapa kekuatan dan ancaman dapat digali untuk menentukan dan

mengetahui peluang dan ancaman yang akan dihasilkan dalam proses tersebut.

Perencanaan strategis dipandang sebagai penekanan pada pengambilan

keputusan, informasi, dan masa depan. Penilaian lingkungan internal dalam proses

perencanaan strategis dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan dari program yang akan diterapkan. Dalam pengidentifikasian kekuatan

dan kelemahan ini dapat mengacu pada aspek sumber daya, ketrsediaan fasilitas

sarana dan prasarana.

Isu strategis mengidentifikasikan permasalahan berdasarkan tugas, pokok,

dan fungsi (tupoksi) dari organisasi. Isu strategis ini merujuk pada kondisi atau

perihal yang perlu dipertimbangkan dan dikedepankan dalam perencanaan

pembangunan karena dampaknya yang sangat signifikan bagi suatu kondisi di masa

yang akan datang. Karakteristik isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat

penting, mendasar, mendesak, memiliki jangka panjang dan menentukan tujuan di

suatu organisasi di masa akan datang. Isu strategis ini menjadi bagian yang penting

dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah

guna melengkapi tahapan-tahapan yang dilakukan sebelumnya.

Planner atau perencana harus mampu menentukan alternative-laternatif

strategi. Strategi ini merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang

sebuah organisasi dan arah tindakan dalam mengalokasikan sumber daya yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi ini dibutuhkan agar sumber

daya dapat dioptimalkan semaksimal mungkin. Penentuan strategi ini dapat

dilakukan dengan metode analisis Strenghts (Kekuatan), Weaknesess (Kelemahan),

Opportunity (peluang), Threats (ancaman) atau dikenal dengan analisis SWOT.

Strategi yang diperoleh merupakan hasil elaborasi dari strategi (SO),

Strategi (WO), Strategi (ST), Strategi (WT) yang diuraikan sebagai berikut ini:

Page 43: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4242

1. Strategi (SO) merupakan strategi suatu organisasi yang bersifat agresif danmengarah pada pengembangan organisasi.

2. Strategi (WO) merupakan strategi yang bersifat rasional dari suatuorganisasi yang mengarah kepada pemanfaatan peluang pasar dengansebaik-baiknya demi kepentingan organisasi.

3. Strategi (ST) merupakan strategi dari organisasi untuk memposisikan diridalam kompleksitas persaingan

4. Strategi (WT) merupakan strategi organisasi yang bersifat difensif dansebagai upaya untuk bertahan dari gempuran dan persaingan yangkompleks.

B. Saran

Program kota batu sehat merupakan program yang sifatnya kompleks hal

ini karena program ini tidak bisa di laksanakan oleh satu pihak atau OPD saja,

melainkan perlu keterlibatan beberapa OPD dan aktor lain seperti FKPS. Begitu

pula dengan pelaksanaan tatanan pariwisata sehat yang mana pada tatanan tersebut

perlu keterlibatan 4 OPD di lingkup pemkot batu yakni Disparbud, Dinkes, DLH,

dan Bapelitbangda. Dengan banyaknya OPD yang terlibat otomatis mengharuskan

OPD-OPD tersebut saling bersinergi dalam perencanaan program-programnya.

Sinergitas itu penting agar setiap program yang di rencanakan berintegrasi dengan

tatana pariwisata sehat, karena dalam prakteknya program-program yang di

rencanakan seakan-akan tidak berkorelasi dengan program batu sehat ini.

Permasalahan ini kedepanya di harapkan dapat di selesaikan dengan Bapelitbangda

sebagai kordinator tersebut.

Selain itu yang perlu di tingkatkan dalam perencanaan strategis dalam

tatanan pariwisata sehat ini adalah perlunya perencanaan dari bawah terutama

kontribusi gagasan dari pokja di desa. Hal ini karena pada dasarnya program Kota

Batu sehat ini dalam tataran teknisnya atau pelaksanaan di lapangan mengharuskan

peran yang dominan dari masyrakat baik itu melalui FKBS, pokja di kecamatan,

danan pokja di desa dengan begitu akan terlaksana pemberdayaan masyarakat

melalui program ini.

Page 44: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4343

DAFTAR PUSTAKA

Allison, M., dan J Kaye. 2015. Perencanaan Strategis Bagi OrganisasiNirlaba,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Amirin, Tatang M. 1986. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali

Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah. 2012.Rencana Strategis Badan Perencanaan Daerah Kota Batu 2012-2015.Kota Batu

Badan Pusat Statistik Kota Batu. 2017. Kota Batu dalam Angka 2017. Diaksesdari https://bps.go.id

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.Jakarta: UI Press.

Miles, Matthew B dan Huberman, A Michel. 1992. Analisis data Kualitatif BukuSumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas IndonesiaPress.

Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemadjaRosda Karya

Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teoridan Aplikasi. Bandung: Agung Media

Peraturan Bersama antara Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan No 34tahun 2005 dan No 1138/menkes/PB/VIII/2005 tentang PenyelenggaraanKabupaten/Kota Sehat

Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat

Sirojuzilam dan Mahali, K. 2010. Regional. Pembangunan, Perencanaan damEkonomi. USU Press: Medan

Page 45: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4444

LAMPIRAN

Gambar Penyambutan Tim Verifikasi Kota Batu Sehat 2017

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017

Page 46: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4545

Gambar Kegiatan Verifikasi Kota Batu Sehat 2017

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017

Page 47: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4646

Gambar Rapat Evaluasi Kota Batu Sehat 2017

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017

Page 48: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4747

Gambar Rapat Persiapan Kota Batu Sehat 2018

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017

Page 49: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4848

Gambar Rapat Tentang Ketahanan Pangan Bersama BPTP

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017

Gambar Rapat Pemaparan Data Tiap OPD

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017

Page 50: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET PERENCANAAN STRATEGIS TATANAN PARIWI SATA SEHAT DALAM PROGRAM KOTA

4949

Gambar Rapat SDGs

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017