laporan akhir magang riset analisis persiapan …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/lap magang...

22
LAPORAN AKHIR MAGANG RISET ANALISIS PERSIAPAN KOMISI PEMELIHAN UMUM (KPU) KOTA MALANG DALAM MENGHADAPI PEMILIHAN WALIKOTA TAHUN 2018 OLEH : KELOMPOK KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA MALANG 1. Trio Ade Nugraha ( 201410050311119 ) 2. Aswan ( 201410050311049 ) 3. Wahyuni ( 201410050311109 ) 4. Mudi Priyono ( 201410050311132 ) 5. Iin Miftahul Jannah ( 201410050311146 ) PRODI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017

Upload: ngodang

Post on 03-Mar-2019

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR MAGANG RISET

ANALISIS PERSIAPAN KOMISI PEMELIHAN UMUM (KPU) KOTA MALANG

DALAM MENGHADAPI PEMILIHAN WALIKOTA TAHUN 2018

OLEH :

KELOMPOK KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA MALANG

1. Trio Ade Nugraha ( 201410050311119 )

2. Aswan ( 201410050311049 )

3. Wahyuni ( 201410050311109 )

4. Mudi Priyono ( 201410050311132 )

5. Iin Miftahul Jannah ( 201410050311146 )

PRODI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan umum selalu menjadi indikator utama adanya demokrasi di suatu

negara.Demokrasi secara harfiah diartikan sebagai model pemerintahan oleh rakyat dari rakyat dan

untuk rakyat.Paham demokrasi menghendaki adanya partisipasi dan keikutsertaan rakyat atau

warga negara dalam aktivitas penyelenggaraan kehidupan bernegara. Demokrasi di Indonesia

diperlihatkan dengan adanya kegiatan pemilihan umum yang diadakan setiap lima tahun sekali

untuk memilih anggota legislatif dan presiden serta wakilnya yang diadakan serentak di seluruh

Indonesia dan perwakilannya yang ada di luar negri. Demokratisasi ini juga terlihat dengan adanya

pemilihan kepala daerah secara langsung.

Kegiatan pemilihan umum (Pemilu) yang merupakan salah satu kegiatan politik yang

paling banyak menarik perhatian dan keterlibatan masyarakat sehingga pemilu menjadi momen

pendidikan pemilih yang sangat penting dalam rangka menekan angka golput. Pemilu

mengajarkan kepada masyarakat bagaimana terlibat dalam proses pengambilan keputusan politik

dengan cara memberikan suara kepada partai politik tertentu yang menjadi pilihannya. Pemilu

merupakan event yang sangat penting dalam proses demokrasi untuk membentuk pemerintahan

yang demokratis. Fungsi pemilu adalah pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah,

pembentukan perwakilan politik rakyat sirkulasi elit penguasa, dan pendidikan politik.

Dari adanya pemilu di indonesia yang di pilih secara langsung oleh rakyat, maka. pemilu

harus ada lembaga yang menangani dan mengatur segala sesuatu yang berkaitan tentang pemilihan

umum. Di indonesia lembaga yang mengatur dan yang menangani pemilu ini adalah Komisi

pemilihan umum ( KPU ). Komisi pemilihan umum ini tersebar di seluruh indonsia. KPU yang

tersebar di seluruh indonesia ini akan menangani pemilu-pemilu yang akan berlangsung di tingkat

daerah-daerah di seluruh indonesia.

Salah satu komisi pemilihan umum yang ada di indonesia adalah komisi pemilihan umum

yang ada di kota malang, dimana komisi pemilihan umum yang ada di kota malang akan segera

menangani pemilihan wali kota 2018-2023. Di mana segala persiapan teknis maupun mental sudah

di siapkan.Salah satu persiapan yang sudah di laksanakan yaitu mengadakan sosialisasi secara

media cetak maupun media online.selain itu berbagai persiapan yang bersifat ferifikasi dan

administrasi juga di lakukan untuk para parpol yang akan maju untuk dalam pemilihan walikota

malang 2018.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persiapan komisi pemelihan umum (kpu) kota malang dalam menghadapi

pemilihan walikota tahun 2018

2. Permasalahan apa yang di hadapi dalam persiapan komisi pemelihan umum (kpu)

kota malang dalam menghadapi pemilihan walikota tahun 2018.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Bagaimana persiapan komisi pemelihan umum (kpu) kota malang

dalam menghadapi pemilihan walikota tahun 2018

2. Untuk mengetahui Permasalahan apa yang di hadapi dalam persiapan komisi

pemelihan umum (kpu) kota malang dalam menghadapi pemilihan walikota tahun

2018.

BAB IILAPORAN KEGIATAN MAGANG RISET

A. Profil Instansi KPU Kota Malang

- Sejarah KPU Kota Malang

Pemilu 1995 Ini merupakan Pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa

Indonesia.Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun.Kalau dikatakan Pemilu

merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi, apakah berarti selama 10 tahun itu

Indonesia benar-benar tidak demokratis?Tidak mudah juga menjawab pertanyaan

tersebut.Yang jelas, sebetulnya sekitar tiga bulan setelah kemerdekaan dipro-klamasikan

oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, pemerintah waktu itu sudah menyatakan

keinginannya untuk bisa menyelenggarakan Pemilu pada awal tahun 1946.Hal itu

dicantumkan dalam Maklumat X, atau Maklumat Wakil Presiden Mohammad Hatta

tanggal 3 Nopember 1945, yang berisi anjuran tentang pembentukan partai-partai politik.

Maklumat tersebut menyebutkan,

Pemilu untuk memilih anggota DPR dan MPR akan diselenggarakan bulan Januari

1946. Kalau kemudian ternyata Pemilu pertama tersebut baru terselenggara hampir sepuluh

tahun setelah kemudian tentu bukan tanpa sebab.Tetapi, berbeda dengan tujuan yang

dimaksudkan oleh Maklumat X, Pemilu 1955 dilakukan dua kali. Yang pertama, pada 29

September 1955 untuk memlih anggota-anggota DPR. Yang kedua, 15 Desember 1955

untuk memilih anggota-anggota Dewan Konstituante. Dalam Maklumat X hanya

disebutkan bahwa Pemilu yang akan diadakan Januari 1946 adalah untuk memilih angota

DPR dan MPR, tidak ada Konstituante.Keterlambatan dan “penyimpangan” tersebut bukan

tanpa sebab pula.Ada kendala yang bersumber dari dalam negeri dan ada pula yang berasal

dari faktor luar negeri.

Sumber penyebab dari dalam antara lain ketidaksiapan pemerintah

menyelenggarakan Pemilu, baik karena belum tersedianya perangkat perundang-undangan

untuk mengatur penyelenggaraan Pemilu maupun akibat rendahnya stabilitas keamanan

negara, dan yang tidak kalah pentingnya, penyebab dari dalam itu adalah sikap pemerintah

yang enggan menyelenggarakan perkisaran (sirkulasi) kekuasaan secara teratur dan

kompetitif. Penyebab dari luar antara lain serbuan kekuatan asing yang mengharuskan

negara ini terlibat peperangan.Tidak terlaksananya Pemilu pertama pada bulan Januari

1946 seperti yang diamanatkan oleh Maklumat 3 Nopember 1945, paling tidak disebabkan

2 (dua) hal :

1. Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu.

2. Belum stabilnya kondisi keamanan negara akibat konflik internal antar kekuatan politik

yang ada pada waktu itu, apalagi pada saat yang sama gangguan dari luar juga masih

mengancam. Dengan kata lain, para pemimpin lebih disibukkan oleh urusan konsolidasi.

Namun, tidaklah berarti bahwa selama masa konsolidasi kekuatan bangsa dan

perjuangan mengusir penjajah itu, pemerintah kemudian tidak berniat untuk

menyelenggarakan Pemilu.Ada indikasi kuat bahwa pemerintah punya keinginan politik

untuk menyelenggarakan Pemilu.Misalnya adalah dibentuknya UU No. UU No 27 tahun

1948 tentang Pemilu, yang kemudian diubah dengan UU No. 12 tahun 1949 tentang

Pemilu. Di dalam UU No 12/1949 diamanatkan bahwa pemilihan umum yang akan

dilakukan adalah bertingkat (tidak langsung). Sifat pemilihan tidak langsung ini didasarkan

pada alasan bahwa mayoritas warga negara Indonesia pada waktu itu masih buta huruf.

Sehingga kalau pemilihannya langsung dikhawatirkan akan banyak terjadi distorsi.

Kemudian pada paruh kedua tahun 1950, ketika Mohammad Natsir dari Masyumi

menjadi Perdana Menteri, pemerintah memutuskan untuk menjadikan Pemilu sebagai

program kabinetnya.Sejak itu pembahasan UU Pemilu mulai dilakukan lagi, yang

dilakukan oleh Panitia Sahardjo dari Kantor Panitia Pemilihan Pusat sebelum kemudian

dilanjutkan ke parlemen. Pada waktu itu Indonesia kembali menjadi negara kesatuan,

setelah sejak 1949 menjadi negara serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).

Setelah Kabinet Natsir jatuh 6 bulan kemudian, pembahasan RUU Pemilu

dilanjutkan oleh pemerintahan Sukiman Wirjosandjojo, juga dari Masyumi.Pemerintah

ketika itu berupaya menyelenggarakan Pemilu karena pasal 57 UUDS 1950 menyatakan

bahwa anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum.Tetapi pemerintah

Sukiman juga tidak berhasil menuntaskan pembahasan undang-undang Pemilu

tersebut.Selanjutnya UU ini baru selesai dibahas oleh parlemen pada masa pemerintahan

Wilopo dari PNI pada tahun 1953.Maka lahirlah UU No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilu.UU

inilah yang menjadi payung hukum Pemilu 1955 yang diselenggarakan secara langsung,

umum, bebas dan rahasia. Dengan demikian UU No. 27 Tahun 1948 tentang Pemilu yang

diubah dengan UU No. 12 tahun 1949 yang mengadopsi pemilihan bertingkat (tidak

langsung) bagi anggota DPR tidak berlaku lagi.

Patut dicatat dan dibanggakan bahwa Pemilu yang pertama kali tersebut berhasil

diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis.Pemilu 1955

bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu

ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon

perorangan, yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi

secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri

dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan

otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan

partainya. Karena itu, sosok pejabat negara tidak dianggap sebagai pesaing yang

menakutkan dan akan memenangkan Pemilu dengan segala cara. Karena Pemilu kali ini

dilakukan untuk dua keperluan, yaitu memilih anggota DPR dan memilih anggota Dewan

Konstituante, maka hasilnya pun perlu dipaparkan semuanya.

-Visi

Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum

yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya

demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

-Misi

1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi,

kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum;

2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan

Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab;

3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien dan

efektif;

4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara,

serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan

Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

- Tugas dan Kewenangan

Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum

dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi

Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi

Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan Umum, KPU

mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut :

1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;

2. Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta

Pemilihan Umum;

3. Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan

mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di

Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;

4. Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah

pemilihan;

5. Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk

DPR, DPRD I dan DPRD II;

6. Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum;

7. Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf:

1. Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3

Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.

Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga

ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam Pasal 10,

selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU

mengevaluasi sistem Pemilihan Umum.

- Struktur Organisasi KPU Kota Malang

BAB III

ANALISIS HASIL KEGIATAN

A. Pembahasan terhadap Rumusan Masalah

1. Persiapan Komisi Pemelihan Umum (KPU) Kota Malang Dalam Menghadapi

Pemilihan Walikota tahun 2018

Komisi Pemilihan Umum Kota Malang melakukan suatu persiapan dalam menjelang

pemilihan Walikota Malang tahun 2018 banyak hal persiapan yang dilakukan salah satunya

menyelanggarakan tahapan pemilihan Walikota Malang diantaranya; KPU Kota Malang

melakukan launching Tahapan Pemilu di salah satu hotel di Kota Malang, setelah ada launching

tahapan ini, menandakan bahawasannya tahapan-tahapan akan di mulai. Karena dengan adanya

launching tahapan ini menandakan KPU kota malang ini sudah siap dengan segala pelaksanaan

pelwil maupun PILGUB Jawa Timur. Acara ini juga banyak di hadiri oleh tokoh-tokoh

masyarakat, pimpinan lembaga, lembaga sewdaya masyarakat, KAPOLRES kota malang, wali

kota malang, pimpinan DPRD kota malang, akademisi dan yang terakhir oleh organisasi-orgnisasi

mahasiswa. Dari sini di harap dengan di undangnya seluruh pimpinan-pimpinan lembaga,

Akademisi, maupun pimpinan ORMAS, di harap bisa bersama-sama bergandengan tangan dalam

mengawal dan menyukseskan pemilihan walikota Malang dan PILGUB jatim. Selain di dalam

launcing ini juga di adakan penyerahan hadiah pemennag jinggle dan maskot KPU kota malang,

dari adanya jinggle dan maskot ini agar dapat menarik partisipasi masyarakat dalam kesadaran

memilih dalam pemilu.

Setelah launcing selesai, KPU Bersiap dalam menghadapi ferivikasi partai politik yang

berhak mengikuti Pemilihan walikota Malang dan pemilihan Gubernur JATIM. Hal ini membutuh

tenaga ekstra dan semangat juang agar terlaksanya pemilihan umum secara baik.Dari ferivikasi ini

menghasilkan 13 partai yang lolos pada tahapan pertama, yakni partai PAN, PDI-P, DEMOKRAT,

GARUDA, HANURA, PKB, PPP, PSI, PERINDO, BERKARYA,

REKPITULASI PARTAI TAHAP 1

Dari 23 partai ini yang mendaftar ini yang mendaftar, selanjutnya akan mengahadapi secara

verifikasi administrasi. Dan hal ini lah yang akan menentukan merak layak atau tidaknya

mengikuti pemilihan wali kota dan PILGUB JATIM.

Selanjutnya KPU kota Malang tahun 2018, Melakukan pembentukan PPK dan PPS, PPK

Adala panitian pemilihan kecamatan, dimana TUPOKSI PPK dan PPS sudah di atur dalam

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum telah

menggariskan Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia

pasal 17 Pemungutan Suara (PPS). Pendaftaran PPK dan PPS ini di mulai pada tanggal 12 oktober

sampai 21 oktober. Seterusnya penentuan dari PPK dan PPS ini di ttenttukan pada tanggal 31

oktober.

Dari hasil pendaftaran PPK dan PPS KPU kota Malang menerimaanggota PPK sebanyak

25 orang yang terdiri 5 orang di setiap kecamatan sedangkan PPS menerimah 171 orang yang

terdiri 3 orang di setiap kelurahannya, yang nantinya mereka bekerja selama 9 bulan.

Mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab PPK dan PPS berdasarkan undang-

undang Nomor 7 tahun 2017 dan undang-undang nomor 10 tahun 2016 yakni:

Pada UU Nomor 10 Tahun 2016 , disebutkan mengenai tugas-tugas PPK dan PPS, antara lain:

Tugas, Wewenngdan Kewajiban PPK

a. Membantu KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam melakukan pemutakhiran data

pemilih, Daftar Pemilih Sementara, dan Daftar Pemilih Tetap;

b. Membantu KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan Pemilihan;

c. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat Kecamatan yang telah

ditetapkan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;

d. Menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Kabupaten/Kota;

e. Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh PPS di wilayah kerjanya;

f. Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimanadimaksud pada huruf e

dalam rapat yang dihadiri oleh saksi peserta Pemilihan dan Panwas kecamatan;

g. Mengumumkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada huruf f;

h. Menyerahkan hasil rekapitulasi suara sebagaimana dimaksud pada huruf f kepada seluruh

peserta Pemilihan;

i. Membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan

wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan, Panwas Kecamatan, dan KPU

Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;

j. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwas

Kecamatan;

k. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan di

wilayah kerjanya;

l. Melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan;

m. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang berkaitan dengan

tugas dan wewenang PPK kepada masyarakat;

n. Melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU

Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

o. Melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Tugas, Wewenang dan Kewajiban PPS

a. membantu KPU Kabupaten/Kota dan PPK dalam melakukanpemutakhiran data Pemilih,

Daftar Pemilih Sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan Daftar Pemilih Tetap;

b. membentuk KPPS;

c. melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan;

d. mengangkat petugas pemutakhiran data pemilih;

e. mengumumkan daftar pemilih;

f. menerima masukan dari masyarakat tentang Daftar Pemilih Sementara;

g. melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan Daftar Pemilih Sementara;

h. menetapkan hasil perbaikan Daftar Pemilih Sementara sebagaimanadimaksud pada huruf

g untuk menjadi Daftar Pemilih Tetap;

i. mengumumkan Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud pada huruf h dan melaporkan

kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK; www.peraturan.go.id 2015, No.23 20

j. menyampaikan daftar Pemilih kepada PPK;

k. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat Desa atau sebutan

lain/Kelurahan yang telah ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota dan PPK;

l. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya;

m. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada huruf l

dalam rapat yang harus dihadiri oleh saksi peserta Pemilihan dan PPL;

n. mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah

kerjanya;

o. menyerahkan rekapitulasi hasil penghitungan suara sebgaimana dimaksud pada huruf m

kepada seluruh peserta Pemilihan;

p. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan

wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan, PPL, dan PPK;

q. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan setelah

kotak suara disegel;

r. meneruskan kotak suara dari setiap TPS kepada PPK pada hari yang sama setelah

terkumpulnya kotak suara dari setiap TPS dan tidak memiliki kewenangan membuka kotak

suara yang sudah disegel oleh KPPS;

s. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh PPL;

t. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan di

wilayah kerjanya;

u. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang berkaitan dengan

tugas dan wewenang PPS kepada masyarakat;

v. membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilihan, kecuali dalam hal penghitungan

suara;

w. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU

Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

x. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan

perundang-undangan.

Dari sini PPS dan PPK diharapkan bisa membantu dalam pelaksanaan dan penyuksesan

pemilihan walikota Malang dan pemilihan Gubernur JATIM pada tahun 2018.

pemuktahiran penetapan daftar pemilih, penyerahan syarat dukungan calon perseorangan,

pendaftaran pasangan calon, masa kampanye, pengundian dan pengumuman nomor urut calon,

penetapan pasangan calon, penelitian syarat pencalonan, masa tenang, pemungutan suara,

rekapitulasi suara.

2. Permasalaha Yang Di Hadapi Dalam Persiapan Komisi Pemelihan Umum (KPU)

Kota Malang Dalam Mengadapi Pemilihan Walikota tahun 2018.

Mengenai permasalahan atau kendala dalam semua kegiatan yang paling menonjol yaitu

ketika verifkasi parpol, seperti ketidaksesuaian antara data yang di berikan parpol baik KTA dan

KTP banyak yang tidak sesuai misalnya KTP atau KTA tidak terbaca, dan penggandaan KTP atau

KTA, selain itu terdapat kesulitan dalam penghitungan ulang jumlah anggota yang terdata sebagai

anggota parpol dikarenakan penghitungannya menggunakan dengan cara manual dan

menyebabkan ketidak fokusan panitia yang meneliti KTP dan KTA.

Dalam proses penilitian tim peneliti berkas terjadi miss komunikasi antara komisioner KPU

yang menyebabkan tim peneliti berkas kebingungan, dan kendala lain yaitu terdapat perubahan

sipol dari pusat.

Adapun permasalah di bagian PPK dan PPS yaitu banyaknya calon peserta PPK dan PPS

yang belum paham atas syarat dan ketentuan sebagai anggota PPK dan PPS, dan banyak peserta

yang banyak kekuarangan adminstrasinya seperti ijazah yang belum di legalisir, dan surat

kesehatan, selain itu juga banyak calon peserta menyerahkan berkasa anggota pada tanggal akhir

pendaftaran hal ini menyebabkan panitia kebigungan.

B. Target dan Fokus yang dicapai

Target kami dalam melakukan magang riset di KPU Kota Malang yakni dapat mengetahui

proses persiapan KPU Kota Malang dalam menghadapi Pilkada serentak tahun 2018, selain itu

fokus kami menambah pengalaman bekerja dalam situasi kantor dan dinamika kehidupan di

kantor, dan yang penting kami memberikan pengabdian yang penuh kepada KPU Kota Malang.

Kehidupan di kantor mengajarkan kita bahwasannya segala sesuatu tidak sesuai dengan teori yang

di pelajari di kampus, hal ini lah yang harus kita ketahui dan kita cermati. Dari sini kami banyak

mendapat ilmu yangtidak kita dapat di kampus, salah satunya yaitu mekanisme verifikasi partai

dan proses-prosesnya.

Selain itu juga fokus kami terletak pada suatu arahan mengenai tugas yang diberikan

kepada anggota KPU Kota Malang, misalnya mengenai verifkasi parpol kita benar-benar fokus

pada suatu arahan yang diberikan oleh pihak anggota KPU Kota Malang dan menjelankan tugas

yang diberikan kepada kami dengan baik dan benar.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh isi pembahasan di atas kami menyimpulkan bawasannya Komisi Pemilihan

Umum Kota Malang melakukan suatu persiapan dalam menjelang pemilihan Walikota Malang

tahun 2018, dari sinilah pintu gerbang awal persiapan-persiapan yang akan di lakukan oleh KPU

Kota malang. Di harap dari launching tahapan ini bisa menjadi awal yang bagus, dan salah satu

strategi sosiali bahwasannya pesta rakyat yang namanya pemilihan umum akan di mulai, dimana

masyarakat kota malang akan menentukan pemimpin kota malang dan pemimpin provinsi jawa

timur untuk lima tahun ke depan. Kaarena dari sini peran masyakat sangatlah di butuhkan agar

kesuksesan pemilihan walikota malang dan PILGUB JATIM bisa tercapai. Proses-proses tahapan-

tahapan ini di mulai dari ferivikasi partai sebagai proses awal dari partai yang akan maju di

pemilihan Walikota Malang dan PILGUB JATIM. Selain itu masih banyak tahapan-tahapan yang

masih akan di lalui.

Dari beberapa proses tahapan yang di lakukan oleh KPU kota malang, masih bnayak

Pekerjaan rumah yang harus di evaluasi, salah satunya dalam pelaksanaan proses tahapan ini, salah

satunya bagaaimana efesiensi waktu dan dalam semua kegiatan yang paling menonjol

permasalahannya yaitu ketika verifkasi parpol, seperti ketidaksesuaian antara data yang di berikan

parpol baik KTA dan KTP banyak yang tidak sesuai misalnya KTP atau KTA tidak terbaca, dan

penggandaan KTP atau KTA, selain itu terdapat kesulitan dalam penghitungan ulang jumlah

anggota yang terdata sebagai anggota parpol dikarenakan penghitungannya menggunakan dengan

cara manual dan menyebabkan ketidak fokusan panitia yang meneliti KTP dan KTA. Selanjutnya

di dalam pelekasanaan pendaftaran PPK dan PPS Banyak pendaftar yang kurang paham dalam

proses perekrutan dan syarat-syarat yang di perlukan. Hal ini yang harus lebih di perluas dalam

sosialisasi

B. Saran

Kami melihat upaya-upaya yang di lakukan oleh KPU kota malang sudah sangatlah bagus,

karena sudah adanya upaya yang kongkrit dalam aspek persiapan. Tapi kami berharap agar KPU

kota malang agar lebih kompak dalam berbagai pelaksanaan, karena kami merasakan tidak adanya

kesamaan frame dalam banyak agenda.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum telah

menggariskan Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia

Pemungutan Suara (PPS).

http://kpud-malangkota.go.id/(diakses pada tanggal 20 Desember 2017)

http://www.kpu.go.id/index.php/pages/index/MzQz(diakses pada tanggal 20 Desember 2017)

http://www.khairulfahmi.my.id/2013/08/verifikasi-partai-politik-calon-peserta.html (diakses

tanggal 20 Desember 2017)

http://ppkhantakan.blogspot.co.id/p/tugas-dan-wewenang.html(diakses pada tanggal 20

Desember 2017)

DOKUMENTASI MAGANG RISET KPU KOTA MALANG

Launching Tahapan Pilkada tahun 2018

Verifkasi Parpol

Panitia PPK dan PPS

RAPAT KERJA KPU KOTA MALANG

SOSIALISASI TAHAPAN PILKADA DI CFD