laporan akhir kegiatan identifikasi calon …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-bab i ii...

65
1 LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON LOKASI, KOORDINASI, BIMBINGAN DAN DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS PJK, ATP, DAN KOMODITAS UTAMA KEMENTAN DI PROVINSI ACEH Basri A. Bakar BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Upload: lythuy

Post on 10-May-2018

231 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

1

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

IDENTIFIKASI CALON LOKASI, KOORDINASI, BIMBINGAN DAN

DUKUNGAN TEKNOLOGI UPSUS PJK, ATP, DAN KOMODITAS UTAMA

KEMENTAN DI PROVINSI ACEH

Basri A. Bakar

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Page 2: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

2

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2015

Page 3: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

3

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP Kegiatan 2015

:

Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK, ATP, dan Komoditas Utama Kementan

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Aceh

3. Alamat Unit Kerja : Jalan P. Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda Aceh- 23125

4. Sumber Dana : Dipa BPTP Aceh 2015

5. Status Penelitian : Baru 6. Penanggung Jawab : A. Nama : Ir. Basri AB, M.Si

B. Pangkat / Golongan : Pembina / IV a

C. Jabatan Kepala BPTP Aceh

7. Lokasi : Provinsi Aceh

8. Agroekosistem : Multi agroekosistem

9. Tahun Mulai : 2015

10. Tahun Selesai : 2015

11. Output Tahunan : Teridentifikasi Lokasi Kegiatan UPSUS, terkoordinasi dengan Instansi terkait di daerah, Terdiseminasi Teknologi Komoditas utama Kementan

12. Output Akhir : Terjadi peningkatan produktivitas PJK dan Komoditas utama kementan

13. Biaya : Rp. 900.000.000,- (Sembilan ratus juta rupiah).

Mengetahui : Kepala Balai Besar

Menyetujui Kepala Balai

Dr. Ir. Abdul Basit MS NIP. 19610929 198603 1 003

Ir. Basri A. Bakar, M.Si.

NIP. 19600811 198503 1 001

Koordinator Program, Dr. Rachman Jaya, S.Pi., M.Si NIP. 19740305 200003 1 001

Penanggungjawab Kegiatan RPTP, Ir. Basri AB, M.Si NIP. 19600811 198503 1 001

Page 4: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

4

KATA PENGANTAR

Laporan akhir ini merupakan hasil pelaksanaan kegiatan Identifikasi

Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK, ATP,

dan Komoditas Utama Kementan yang dilakukan mulai Bulan Januari sampai

Desember 2015.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

peneliti, penyuluh, teknisi dan tenaga administrasi serta semua pihak yang telah

membantu mulai dari perencanaan hingga tersusunnya laporan akhir ini.

Demikianlah laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban

terhadap hasil pelaksanaan dan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat

pengguna dan pemerintah daerah selaku pengambil kebijakan.

Banda Aceh, Desember 2015

Penanggungjawab Kegiatan,

Ir. Basri AB, M.Si

NIP. 19600811 198503 1 001

Page 5: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

5

RINGKASAN

1 Judul : Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS PJK, ATP, dan Komoditas Utama Kementan

2 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

3 Lokasi : Provinsi Aceh

4 Agroekosistem : Multi Agroekosistem

5 Status (L/B) : Baru

6 Tujuan : - Mendukung Program Kementerian

Pertanian dalam swasembada pangan

melalui pendampingan teknologi adaptif

spesifik lokasi.

- Untuk meningkatkan produktivitas Padi,

Jagung, Kedele dan komoditas unggulan

lainnya (kakao, sapi dan bawang merah)

7 Keluaran : - Adanya dukungan Program Kementerian

Pertanian dalam swasembada pangan

melalui pendampingan teknologi adaptif

spesifik lokasi.

- Peningkatan produktivitas Padi, Jagung,

Kedele dan komoditas unggulan lainnya

(kakao, sapi dan bawang merah).

8 Hasil : - Sinkronisasi kegiatan UPSUS Peningkatan

Pajele dan Program Kementerian

Pertanian di tingkat Provinsi maupun

Kabupaten/Kota pada Dinas/Instansi

terkait.

- Terjadinya percepatan proses diseminasi

inovasi teknologi PTT Padi, kakao, sapi

dan bawang merah.

- Peningkatan produksi dan produktivitas

padi di lokasi pendampingan.

Page 6: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

6

9 Prosedur : Koordinasi Program UPSUS di tingkat

Propinsi dan Kabupaten

Identifikasi Calon Lokasi

Pelaksanaan Diseminasi dalam bentuk

Demplot/ Demfarm/ Publikasi dan Bimbingan

serta Dukungan Teknologi UPSUS Padi,

Komoditas Unggulan Kementan

Monitoring dan evaluasi

10 Jangka Waktu : Satu tahun

11 Biaya :

Rp 900.00.000,- (Sembilan Ratus Juta Rupiah)

Page 7: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

7

SUMMARY

1. Title : The Identification of candidate sites, coordination, Guidance, Support UPSUS PJK, ATP Technology dan The Main Commodities Ministry of Agriculture.

2. Implementation Unit : Assessment Institute for Agriculture Technology (AIAT Aceh)

3. Location : Aceh Province

4. Agroecosystem : Multi Agroecosystem

5. Status : New 6. Objectives

: - The program supports the Agriculture of

Department in food self-sufficiency through site-specific adaptive technology specific location.

- To improve the productivity of paddy, corn, soybeans and other leading commodities (cocoa , beef and onion).

7. Output

: - The support program is the Ministry of Agriculture in food self-sufficiency through site-specific adaptive technology specific location.

- Increased productivity of paddy, corn, soybeans and other leading commodities (cocoa , beef and onion).

8. Outcome

: - Synchronization of activities UPSUS Pajele Improvement Program and the Ministry of Agriculture at the Province and District/State at the Department relevant.

- The occurrence of the acceleration of the process of dissemination of technological innovation PTT Rice, cocoa , beef and onion.

- Increased production and rice productivity on site assistance.

9. Procedure

: - Coordination Program UPSUS at province and district level

- Identification of Candidate - Implementation Dissemination in the form

of demonstration plots / Demfarm / Publications and Guidance and Support Technology UPSUS Rice, Good Commodities Agriculture Department

- Monitoring and evaluation. 10. Duration : 1 Year

11. Budget : IDR 900.000.000 (

Page 8: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

8

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

RINGKASAN ............................................................................................. iii

SUMMARY ............................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Dasar Pertimbangan ...................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................ 2

1.4 Keluaran ...................................................................................... 2

II. PROSEDUR PELAKSANAAN ................................................................... 3

2.1. Pendekatan ............................................................................... 3

2.2. Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................. 3

2.3 Bahan dan Alat .......................................................................... 6

2.4. Analisa Data ............................................................................... 6

2.4. Laporan ...................................................................................... 6

III. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 7

3.1. Demfarm Padi Sawah 5 Ha di Desa Pasir Putih Kecamatan

Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ........................................... 7

3.2. Demfarm Padi Sawah 5 Ha di Desa Blang Cut Kecamatan Suka

Makmur Kabupaten Aceh Besar ................................................... 14

3.3. Demfarm Padi Sawah 5 Ha di Desa Cucum Kecamatan Kota Baro

Kabupaten Aceh Besar ................................................................ 19

3.4. Demplot Padi Sawah di Desa Meunasah Pulo Kecamatan

Peudada Kabupaten Bireuen ……………………………………………………. 23

3.5. Pelatihan Petani dan Penyuluh .…………………………………………………. 27

Page 9: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

9

3.6. Pendampingan Kawasan Hortikultura Mendukung UPSUS

Gerakan Peningkatan Produksi Bawang Merah Kab. Aceh Besar

dan Kab. Aceh Tengah …………..………………………………………………. 28

3.5. Rekapitulasi data-data UPSUS Peningkatan Pajale

di Kabupaten ……………………………………………………………………....... 46

IV. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………………… 48

4.1. Kesimpulan......................……………… ......................................... 48 4.2. Saran ....................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….. 49

Page 10: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

10

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Keragaan tinggi tanaman IPB 3S dan Sidenuk kegiatan UPSUS di Desa Pasir Putih Kec. Peurelak Kota Langsa .............................. 10

Tabel 2. Keragaan jumlah anakan IPB 3S dan Sidenuk berdasarkan varietas kegiatan UPSUS di Desa Pasir Putih Kec. Peurelak Kota Langsa ...................................................................................... 10

Tabel 3. Keragaan produktivitas IPB 3S dan Sidenuk berdasarkan varietas kegiatan UPSUS di Desa Pasir Putih Kec. Peurelak Kota Langsa ...................................................................................... 11

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nagan Raya ................... 42

Tabel 5. Luas baku sawah, luas tanam padi, realisasi tanam padi per Kabupaten ................................................................................ 46

Tabel 6. Sasaran tanam, jumlah realisasi tanam dan selisih tanam jagung per Kecamatan ............................................................... 47

Tabel 7. Sasaran tanam, jumlah realisasi dan selisih tanam kedelai per kecamatan ................................................................................ 47

Page 11: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

11

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Ka BPTP Aceh bersama petani dan babinsa melakukan tanam perdana padi IPB 3S dan Sidenuk dengan sistim Jarwo 2:1 .............................................................................. 9

Gambar 2. Ka. Dinas Pertanian Aceh Timur membuka acara Pelatihan Petani dan Penyuluh Kegiatan UPSUS ...................................... 9

Gambar 3. tanaman padi pada saat menjelang panen ............................... 12

Gambar 4. Pertumbuhan tanaman padi pada umur 40 HST ....................... 19

Gambar 5. Pertumbuhan tanaman padi pada umur 40 HST ....................... 23

Gambar 6. Pemindahan bibit padi saat berumur 14 hari setelah semai ....... 25

Gambar 7. Pada hari ke 22 setelah tanam jumlah anakan rata-rata 28 batang per rumpun dengan tinggi tanaman 50 cm .................... 25

Gambar 8. Pengamatan anakan dan tinggi tanaman pada hari ke 42 ......... 26

Gambar 9. Panen padi demplot UPSUS Desa Meunasah Pulo ..................... 26

Gambar 10. Pelatihan Perbenihan Bawang Merah di Kec. Peukan Bada ...... 29

Gambar 11. Penyampaian materi oleh Ir. T. Iskandar. M. Si ...................... 30

Gambar 12. Penyampaian materi oleh Ir. Nurbaiti. M. Si ........................... 30

Gambar 13. Penyampaian materi oleh Baihaqi,SP dari BPSB TPH Prop. Aceh ................................................................................... 31

Gambar 14. Diskusi Team BPTP dengan petani bawang merah .................. 32

Gambar 15. Pelaksanaan temu lapang bawang merah .............................. 32

Gambar 16. Pembukaan Pelatihan Perbenihan Bawang Merah oleh Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Bintang .............................................................. 35

Gambar 17. Penyampaian materi oleh Ir. T. Iskandar. M. Si ...................... 35

Gambar 18. Penyampaian materi oleh Ir. Nurbaiti. M. Si ........................... 36

Gambar 19. Penyampaian materi oleh Rusli ,SP MM .................................. 37

Gambar 20. Peserta Pelatihan Perbenihan Bawang Merah ......................... 37

Gambar 21. Temu Lapang kegiatan Pendampingan UPSUS Bawang merah ................................................................................. 38

Gambar 22. Peta Kabupaten Nagan Raya ................................................. 40

Gambar 23. Kondisi tanaman kakao masyarakat Desa Lung Tgk Ben.......... 43

Gambar 24. Foto bersama peserta pelatihan di lahan kebun kakao petani Desa Lung Tgk Ben Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya ........................................................................ 44

Page 12: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

12

Gambar 25. Peserta pelatihan sedang mempraktekkan sambung samping .............................................................................. 45

Gambar 26. Penanggung Jawab lapangan UPSUS Perkebunan Kakao Firdaus, SP., M.Si, memberikam materi pelatihan .................... 45

Page 13: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

13

Page 14: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

14

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menghadapi tahun 2015–2019 sektor pertanian masih dihadapkan pada

berbagai kendala, antara lain berupa : jumlah penduduk yang terus meningkat,

kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, terbatasnya infrastruktur (jaringan

irigasi, jalan usahatani, jalan produksi, pelabuhan yang dilengkapi dengan

pergudangan), belum cukup tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk,

pakan, pestisida/obat-obatan, alat dan mesin pertanian hingga ke tingkat

usahatani, konversi lahan pertanian produktif ke penggunaan non-pertanian yang

tidak terkendali, ketergantungan konsumsi beras, kompetisi pemanfaatan air dan

status kepemilikan lahan. Disamping sejumlah kendala tersebut, pertanian kita ke

depan juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi, antara

lain: (1) Masyarakat Ekonomi ASEAN; (2) Otonomi Daerah; (3) Perubahan Pola

Konsumsi; dan (4) Dinamika Pasar Pangan.

Untuk menghadapi kendala dan tantangan yang ada, Kabinet Kerja telah

menetapkan Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta

Swasembada Kedelai yang harus dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun. Adapun

target produksi yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah produksi padi

sebesar 73,40 juta ton dengan pertumbuhan 2,21%; jagung sebesar 20,33 juta

ton dengan pertumbuhan 5,57%; dan kedelai sebesar 1,27 juta ton dengan

pertumbuhan 26,47%. Untuk mencapai swasembada berkelanjutan padi dan

jagung serta swasembada kedelai, Kementerian Pertanian melakukan upaya

khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale).

Provinsi Aceh pada tahun 2015 dalam mendukung dan mensukseskan

UPSUS Peningkatan Pajale melaksanakan sasaran luas tanam padi, jagung,

kedele masing-masing 567.000 ha, 82.658 ha, 87.828 ha dan target produksi

masing-masing sebesar 2.700.000 ton, 364.346 ton, 127.208 ton.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh sebagai unit pelaksana

Badan Litbang Pertanian yang berada di tingkat provinsi untuk mendukung

suksesnya program UPSUS Pajale dan Komoditas Utama Kementan

(Perkebunan, Peternakan, dan Hortikultura) melakukan koordinasi,

pendampingan teknologi dan diseminasi dalam bentuk demplot maupun

Page 15: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

15

demfaram serta publikasi. Peragaan teknologi dan hasil penelitian melalui

kegiatan pendampingan diharapkan lebih meyakinkan pengguna agar teknologi

tersebut dapat diterima petani pada saat yang tepat dan menjadi pembelajaran

bagi petugas, petani dan masyarakat pada umumnya.

1.2. Dasar Pertimbangan

Pengembangan sektor tanaman pangan, perkebunan, hortikultura dan

peternakan merupakan strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi

pada masa yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber penghasil devisa

yang besar, juga merupakan sebagai sumber kehidupan bagi sebahagian

penduduk Indonesia.

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, semakin

meningkatnya tingkat pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat terjadi pula

peningkatan konsumsi per-kapita untuk berbagai jenis pangan, akibatnya

Indonesia membutuhkan tambahan ketersediaan pangan dari berbagai komoditi.

Upaya dalam memacu peningkatan produksi dan produktivitas

diberbagai sektor pertanian agar memenuhi kebutuhan pangan dari berbagai

komoditi, maka Kementerian Pertanian melakukan strategi dengan melakukan

program upaya khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai

(Pajale) dan komoditas ungulan kementan (cabe, bawang merah, kakao, dan

sapi potong).

1.3. Tujuan

Mendukung Program Kementerian Pertanian dalam swasembada

pangan melalui pendampingan teknologi adaptif spesifik lokasi.

Untuk meningkatkan produktivitas Padi, Jagung, Kedele dan

komoditas unggulan lainnya (kakao, sapi dan bawang merah)

1.4. Keluaran

Adanya dukungan Program Kementerian Pertanian dalam

swasembada pangan melalui pendampingan teknologi adaptif spesifik

lokasi.

Peningkatan produktivitas Padi, Jagung, Kedele dan komoditas

unggulan lainnya (kakao, sapi dan bawang merah).

Page 16: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

16

II. PROSEDUR PELAKSANAAN

2.1. Pendekatan

Dalam pelaksanaan pendampingan program peningkatan produksi padi,

jagung, kedelai dan komoditas unggulan nasional lainnya, pendekatan yang

diterapkan antara lain dengan melaksanakan sosialisasi, pelatihan, dan

demonstrasi di lapangan secara langsung. Seluruh rangkaian kegiatan-kegiatan

tersebut sebelumnya dikoordinasikan dengan Dinas-dinas Pertanian dan Badan

Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat untuk

diselaraskan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi-instansi

tersebut beserta jajaran di bawahnya.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendampingan diupayakan semaksimal

mungkin melibatkan partisipasi sumberdaya manusia setempat, seperti kelompok

tani, PPL, dan staf instansi terkait agar tingkat partisipasi dan keberlanjutan

program dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Koordinasi Program UPSUS di tingkat Propinsi dan Kabupaten

Tim UPSUS melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Dinas terkait,

dan pejabat pemerintah setempat sebelum pelaksanaan kegiatan pengawalan

dan pendampingan Program UPSUS Pajake dan Komoditas Unggulan Kementan.

Identifikasi Calon Lokasi

Tim upsus melaksanakan identifikasi calon lokasi untuk menentukan

lokasi yang akan dilaksanakan kegiatan diseminasi dan bimbingan serta

dukungan teknologi upsus padi, komoditas unggulan kementan. .

Pelaksanaan Diseminasi dalam bentuk Demplot/ Demfarm/

Publikasi dan Bimbingan serta Dukungan Teknologi UPSUS Padi,

Komoditas Unggulan Kementan

Kegiatan demfarm PTT UPSUS dilaksanakan mulai bulan September s/d

Desember 2015. kegiatan demfarm PTT ditempatkan di dua kabupaten

diantaranya di Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak Kota Kabupaten Aceh

Timur, sedangkan di Kabupaten Aceh Besar terdapat dua lokasi yaitu di Desa

Cuncum Kecamatan Kota Baro dan Desa Blang Cut Kecamatan Suka Makmur.

Page 17: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

17

Kegiatan Demfarm PTT UPSUS melibatkan petani kooperator dan penyuluh yang

berada di BP3K Kecamatan lokasi demfarm.

Demfarm PTT ini dilakukan pada lahan sawah irigasi, dekat dengan jalan

nasional sehingga kegiatan ini menjadi model untuk di adopsi dan dikembangkan

oleh petani di lokasi kegiatan. Luas lahan masing-masing lokasi kegiatan adalah

5 Ha.

Demplot PTT dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2015,

di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen dengan pertimbangan Peudada

adalah salah satu kecamatan dengan luas baku sawah terbesar di kabupaten

Bireuen (2.250 ha), akan tetapi produktivitas rata-rata 5 ton/ha dengan tingkat

adopsi teknologi yang masih sangat rendah.

Pendampingan kawasan agribisnis hortikultura mendukung upaya khusus

gerakan peningkatan produksi bawang merah desa Lambaro Nejid kec. Peukan

Bada kab. Aceh Besar dan desa Nosar kec Bintang kab. Aceh Tengah

Diseminasi Teknologi Budidaya Kakao Sehat dilaksanakan pada bulan Juni

sampai dengan Desember 2015, di Kecamatan Kuala Pesisir di Kab. Nagan Raya.

Diseminasi pengembangan kawasan peternakan berbasis sapi potong

dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2015,desa Uber-Uber

kec. Meusidah di Bener Meriah.

Komponen teknologi yang dilakukan pada demplot dan demfarm PTT

a. Varietas unggul baru Kebutuhan benih untuk menunjang kegiatan demfarm PTT yang telah

dilaksanakan di tiga lokasi diperoleh dari BPTP Aceh via UPBS. Benih benih yang

ditanam di dilokasi demfarm PTT Kabupaten Aceh Timur yaitu Benih VUB label

ungu yang terdiri dari VUB IPB 3S, dan Inpari Sidenuk. Sedangkan di Aceh Besar

adalah Inpari 30.

b. Bibit muda (15 - 21 Hari setelah semai)

c. Jumlah bibit (1-2 bt) perlubang dan jajar legowo 2;1

c. Pemupukan pertama dilakukan 10 HST berupa 50 kg urea bersamaan

dengan 100 kg SP 36 dan 50 kg KCl/ha dengan cara disebar merata.

Pemupukan N susulan berdasar BWD dan pemberiannya hanya 2 kali.

d. Pemupukan P dan K dilakukan berdasarkan status hara tanah, PUTS

Page 18: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

18

e. Bahan organik (pupuk kandang 2-2,5 t/ha) diberikan 2 minggu sebelum

tanam

f. Pengendalian gulma secara terpadu dilakukan 2 kali yaitu umur 15 HST

dan 30 Hst.

h. Pengendalian hama/penyakit didasarkan Pada konsep PHT

h. Panen beregu dan pasca panen pakai perontok

Komponen teknologi yang dilakukan pada komoditi bawang merah

NNo

Komponen Teknologi

Sesudah Kegiatan

1. Varietas

Perlakuan Bibit bawang

- Kramat 1, Pancasona dan Mentes - Bibit bawang dipotong 1/3 bagian

ujungnya 2. Cara

Pengolahan Tanah

- Pengolahan tanah dengan cangkul dan dilakukan pembentukan bedeng

- Ukuran bedengan 1 -1.2 m, tinggi 30 cm

- Pemberian pupuk organik pada bedengan dan juga pada saat tanam

3. Cara dan sistem tanam - Jarak tanam - pola tanam

- waktu tanam

- 20 x 15 cm

- Dilakukan pergiliran tanaman, setelah

penanaman bawang kemudian ditanam padi

- Musim Hujan 4. Pemupukan

- jenis

-dosis

- Cara

- Waktu

- NPK mutiara, KCl, Za, Pupuk Kandang

- NPK 350 kg/ha - KCl 150 kg/ha - ZA 150 kg/ha - Pupuk Kandang 3000 kg/ha - Ditabur dibedengan dan dicor

- Sebelum tanam dan pupuk susulan

pada umur 15 dan 30 HST 5. Pemeliharaan

- Pengendalian OPT

- Dilakukan dengan sistem terpadu

untuk menurunkan populasi OPT sehingga tidak merugikan secara ekonomis dan aman bagi lingkungan

Page 19: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

19

Teknik Pelaksanaan

1. Mengadakan kunjungan awal ke Dinas Pertanian kabupaten dan Bakorluh

dalam rangka menghimpun data tenaga penyuluh, sistim kerja penyuluh,

dan data wilayah kerja penyuluh serta lain-lainnya yang diperlukan untuk

menunjang kegiatan pemberdayaan penyuluhan.

2. Mengadakan pertemuan baik dalam bentuk sarasehan atau temu lapang

dengan pemda, penyuluh dan petani serta tokoh tani.

3. Meningkatkan kapasitas petani kooperator dan PPL dengan pelatihan

pelatihan baik teori di ruangan maupun praktek di lapangan.

Monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi adalah merupakan sebuah kegiatan yang sangat

perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan ataupun kegagalan dari

kegiatan yang dilakukan.

2.3. Bahan dan Alat

ATK, bahan saprodi (benih, pupuk, pestisida), alsintan, juknis, poster,

spanduk, dokumentasi, konsumsi, transportasi dan lain-lain.

2.4. Analisa Data

Data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan data primer

yang dikumpulkan dari hasil kegiatan di lapangan diolah secara tabulasi untuk

dilakukan analisis secara deskriptif.

2.5. Laporan

Laporan merupakan salah satu kegiatan yang harus dipenuhi oleh setiap

kegiatan. Setiap kegiatan dilapangan didokumentasi untuk pertanggung jawaban

bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan. Laporan juga merupakan umpan

balik dan kesimpulan kegiatan. Laporan kegiatan dibuat 2 kali yaitu laporan

tengah tahunan dan laporan akhir kegiatan. Lapuran akhir yang dibuat

dilengkapi dengan gambar/foto kegiatan lapangan yang dimuat di lampiran-

lampiran.

Page 20: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

20

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Demfarm Padi Sawah 5 Ha di Desa Pasir Putih Kecamatan Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur

3.1.1. Gambaran Umum Lokasi Kegiatan Demfarm Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi

Sawah Mendukung Program UPSUS di laksanakan di Desa Pasir Putih di

Kecamatan Peureulak.

Desa memiliki luas wilayah 327 ha dengan batasan desa meliputi :

- Sebelah Timur berbatasan dengan desa Cot Geulumpang dan Matang Peulawi

- Sebelah Barat berbatasan dengan desa Blang Bitra dan Cotkeh

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Keude Peureulak

- Sebelah Utara berbatasan dengan desa Seumatang Muda Itam

Desa ini memiliki tanah pertanian sejumlah 217 ha, diantaranya adalah

sawah yang beririgasi setengah teknis sebanyak 21 ha. Sedangkan penduduk

desa Pasir Putih berjumlah 3.740 jiwa dan mayoritas mata pencaharian

masyarakat adalah petani. Sementara di desa ini memiliki delapan kelompok tani

yaitu : (1) Kelompok Tani Analan ; (2) Kelompok Tani Mawar ; (3) Kelompok Tani

Cot Payanga ; (4) Kelompok Tani Bijeeh Mata ; (5) Kelompok Tani Hidup Subur ;

(6) Kelompok Tani Pemuda Aceh Mandiri ; (7) Kelompok Tani Parang Sikureung ;

(8) Kelompok Tani Mudah Rezeki.

3.1.2. Tanam Perdana Demfarm Padi Sawah dan Pelatihan Petani

Pada acara penanaman perdana turun kesawah dalam rangka program

kegiatan UPSUS di Aceh Timur, BPTP Aceh memperkenalkan dua varietas Unggul

Baru IPB 3S dan Inpari Sigenuk. Menurut penemu padi IPB 3 S Dr Hajrial

Aswidinnur pemulia padi dari IPB mengatakan padi IPB 3S mampu berproduksi

13,4 ton /ha atau lebih tinggi rata-rata 3 ton/ha padi ciherang. Selanjutnya padi

IPB 3S yang dirilis tahun 2012 tahan terhadap penyakit tunggro dan HDB Petotip

III. Menurut pengamatan petani kelebihan padi IPB 3S adalah bulirnya

tersembunyi di dalam daun, sehingga hama burung tidak bisa memakan bulirnya.

Page 21: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

21

Sementara VUB yang kedua adalah inpari sidenuk. VUB ini berpotensi

hasil 9.1 ton/ha. Padi sigenuk tidak direkomendasi ditanam pada areal serangan

penyakit blas dan tunggro. Hasil penelitian Inpari sidenuk rentan terhadap

hawar daun bakteri petotip VIII. Petani menyukai padi ini karena rasa nasi yang

pulen.

Pada acara Penanaman perdana, selain petani dan penyuluh turut juga

dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Timur, BP4K Aceh Timur,

Unsur Muspika, dan tokoh tokoh Masyarakat. Disamping memperkenalkan VUB

padi sawah, BPTP Aceh pada kegiatan UPSUS ini juga menyerahkan alat tanam

jajar legowo “Caplak” kepada petani melalui kepala BP3K Kec Peurelak kota Ibu

Hj. Nuraini.

Sistem tanam pada lahan demfarm seluas 5 Ha adalah Jajar Legowo 2:1

seperti Gambar dibawah ini. Hasil penelitian sistem tanam jarwo mampu

meningkatkan hasil mencapai 15% dibandingkan sistim tanam tegel. Hal ini

dapat dibuktikan dilapangan dengan penambahan jumlah populasi tanaman

mencapai 33 ribu tanaman.

Ka BPTP Aceh Ir Basri AB, M.Si pada saat penanaman padi menjelaskan

teknologi menggunakan bibit umur muda < 15 hari dan 1- 2 tanaman per lobang

tanam, dapat menghemat biaya mencapai 15 Milyar rupiah.

Page 22: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

22

Gambar 1. Ka BPTP Aceh bersama petani dan babinsa melakukan tanam perdana padi IPB 3S dan Sidenuk dengan sistim Jarwo 2:1

Selanjutnya setelah acara penanaman perdana, kegiatan dilanjutkan

dengan pelatihan petani dan penyuluh tentang teknik budidaya PTT padi sawah.

Kegiatan pelatihan selain dihadiri oleh petani dan penyuluh, juga di hadiri oleh

Kepala Dinas Pertanian dan BP4K. Acara tersebut dibuka oleh Kepala Distan Kab

Aceh Timur bapak Ir Sanusi. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan

materi teknik Budidaya Tanaman Padi Sawah dengan teknologi PTT.

Gambar 2. Ka. Dinas Pertanian Aceh Timur membuka acara Pelatihan Petani dan Penyuluh Kegiatan UPSUS

Page 23: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

23

3.1.3. Keragaan Tanaman Padi

3.1.3.1. Keragaan tanaman padi fase vegetatif

Pengamatan fase vegetatif dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2015 yaitu

saat pertanaman padi berumur 21 HST. Pada fase vegatatif tersebut komponen

agronomis yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah anakan serta keadaan

serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Hasil pengamatan fase

vegetatif dapat dibaca pada Tabel 1.

Tabel 1. Keragaan tinggi tanaman IPB 3S dan Sidenuk kegiatan UPSUS di Desa Pasir Putih Kec. Peurelak Kota Langsa.

Varietas Tinggi Tanaman (cm)

21 HST 45 HST Panen

IPB 3S 49,5 76,1 91,13

Sidenuk 48,7 70.5 90,73

Dari Tabel 1 terlihat bahwa tinggi tanaman relatif sama antara IPB 3S dan

Sidenuk pada umur tanam 21 dan 45 HST dan pada saat menjelang panen.

3.1.3.2. Jumlah anakan

Keragaan jumlah anakan IPB 3S dan Sidenuk pada umur 21 HST dan 45

HST serta jumlah anakan produktif pada saat menjelang panen disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2. Keragaan jumlah anakan IPB 3S dan Sidenuk berdasarkan varietas kegiatan UPSUS di Desa Pasir Putih Kec. Peurelak Kota Langsa.

Varietas Jumlah Anakan (batang/rumpun)

21 HST 45 HST Panen

IPB 3S 8,9 15,3 10,5

Sidenuk 7,3 15.1 10,3

Dari Tabel 2 terlihat bahwa jumlah anakan relatif sama antara varietas

IPB 3 S dan Sidenuk pada umur tanam 21 dan 45 HST dan pada saat menjelang

panen.

Page 24: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

24

3.1.4. Produktivitas

Keragaan produktivitas hasil ubinan berdasarkan varietas jajar

legowo 2:1 dan varietas legowo 4:1 dibandingkan dengan varietas tegel diluar

kegiatan Demplot dapat dibaca pada Tabel 3.

Tabel 3. Keragaan produktivitas IPB 3S dan Sidenuk berdasarkan varietas kegiatan UPSUS di Desa Pasir Putih Kec. Peurelak Kota Langsa.

Varietas Produktivitas (t/ha)

GKP GKG

IPB 3S 7,28 6,01

Sidenuk 6,00 5,68

Varietas lokal (Pembanding) 5,70 4,53

Dari Tabel 3 terlihat bahwa produktivitas varietas IPB 3S dari lahan

demfarm menggunakan sistem tanam jajar legowo 2:1 lebih tinggi jika

dibandingkan dengan produktivitas varietas Sidenuk dan lokal. Pada varietas IPB

3S terjadi peningkatan produktivitas gabah kering giling (GKG) 1,28 t/ha atau

naik 21,33% dan pada varietas lokal meningkat 1,58 t/ha atau 27,71%.

Produktivitas yang dicapai kegiatan UPSUS tersebut belum optimal karena pada

musim tanam tersebut pertanaman padi di berbagai lokasi dan berbagai wilayah

banyak mendapat serangan OPT antara lain hama burung, penggerek batang,

ulat penggulung daun dan serangan penyakit blas. Lahan sawah di sekitar lokasi

kegiatan banyak yang gagal panen karena mendapat serangan hama burung.

Page 25: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

25

Gambar 3. Kondisi tanaman padi pada saat menjelang panen

3.1.5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pertanaman padi pada kegiatan UPSUS di Desa Pasir Putih terjadi

serangan Organisme Pengganggu Tanaman. Pertumbuhan tanaman padi pada

fase vegetatif agak terganggu karena serangan Blast sekitar 25% dan daun

terlihat agak kekuningan dan dikendalikan dengan Fungisida dari Petrosida.

Selain itu, terjadi serangan penggerek batang mencapai 5 %. Pada fase

generatif (primordia), terjadi serangan wereng batang hijau dengan populasi 2

ekor/rumpun. Pada pertanaman umur 75 hari yaitu pada saat tanaman padi

keluar malai sekitar 30% terjadi serangan hama walang sangit. Organisme

Pengganggu Tanaman yang paling dominan merugikan pertanaman padi adalah

hama walang sangit.

Prosentase tingkat serangan adalah sebagai berikut (i) populasi wereng

batang hijau sekitar 2 ekor/rumpun, (ii) ulat penggulung daun bendera sekitar

3 %, (iii) Hawar daun Bakteri 5% dan (iv) hama walang sangit sekitar 16% (v)

hama burung pipit 25 %. Upaya pengendalian OPT dilakukan dengan

mengaplikasikan pestisida Topdor, fungisida dan diberikan pupuk daun.

Pertanaman IPB 3S di lapangan terlihat lebih tahan terhadap serangan penyakit

blas dibandingkan berbagai varietas padi sidenuk.

3.1.6. Temu Lapang

Dalam rangka mensosialisasikan dan mendapatkan umpan balik tentang

padi IPB 3S dan Inpari Sidenuk dari pengguna yaitu petani, petugas/penyuluh

pertanian maka pada kegiatan Demfarm UPSUS di Desa Pasir Putih Kecamatan

Peureulak Kabupaten Aceh Timur dilaksanakan Temu Lapang. Adapun tujuan

dilaksanakannya Temu Lapang adalah :

Page 26: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

26

a. Mendiseminasikan/mengkomunikasikan/menyebarluaskan hasil kegiatan

Demfarm UPSUS “Budidaya Padi Varietas Unggul Baru IPB 3S dan Inpari

Sidenuk” kepada para pengguna yaitu petani, penyuluh/petugas pertanian.

b. Memberikan pengalaman kepada petani pelaksana untuk mempercepat

teknologi yang direkomendasikan.

Peserta Temu Lapang Penggunaan “Budidaya Padi Varietas Unggul Baru

IPB 3S” berjumlah + 170 orang peserta, terdiri dari unsur :

- Petani pelaksana dan non pelaksana : 50 orang

- Penyuluh pertanian, THL, POPT/PHP, / Ka. BPP, Babinsa : 50 orang

- Aparat Kecamatan dan Desa, dll : 15 orang

- Kepala BP4K Kabupaten Aceh Timur dan staf. : 15 orang

- Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan staf : 13 orang

- Ka. BPTP Aceh dan pengkaji : 13 orang

- Tim BB Biogen Pusat : 5 orang

- Bupati Aceh Timur dan jajarannya : 10 orang

Temu Lapang diawali dengan kunjungan lapang dan panen

simbolis/ubinan oleh Bupati Aceh Timur dan para undangan di pertanaman

kegiatan Demfarm UPSUS budidaya padi Varietas IPB 3S dipandu oleh Ketua

Kelompok Tani dan Penyuluh Pertanian Pendamping. Setelah dilaksanakan

panen secara simbolis oleh Bupati Aceh Timur maka acara dilanjutkan di halaman

BPP Peureulak. Adapun rangkaian acara temu lapang adalah :

1. Sambutan Kepala BB Biogen, Dr.Karden Mulya

2. Sambutan dari Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Aceh

Timur, Ir. Sanusi, MM

3. Sambutan/penjelasan dari Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Aceh Ir. Basri AB,M.S, tentang peningkatan Produksi dan

produktivitas padi melalui penggunaan padi Varietas Unggul Baru

4. Sambutan dari Kepala BP4K Kabupaten Aceh Timur, Lukman, SP, M.Si

5. Ditutup dengan doa bersama

Page 27: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

27

3.2. Demfarm Padi Sawah 5 Ha di Desa Blang Cut Kecamatan Suka

Makmur Kabupaten Aceh Besar

Kegiatan Demfarm Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi

Sawah Mendukung Program UPSUS di laksanakan di Desa Blang Cut Kecamatan

Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar seluas 5 ha.

3.2.1. Gambaran Umum Desa Blang Cut

Keadaan Potensi dan Geografis

Desa Blang Cut adalah salah satu desa di Kecamatan Sukamakmur yang

mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah utara berbatasan dengan Krueng Aceh

- sebelah selatan berbatasan dengan Desa Meunasah Tuha

- sebelah barat berbatasan dengan Niron

- sebelah timur berbatasan dengan Desa Aneuk Galong Baro

Keadaan topografinya terdiri dari pedataran, bergelombang, perbukitan dan

pegunungan. Ketinggian tempat 0 – 50 meter dpl, dan 100% berada pada

ketinggian 10 – 20 meter dpl.

Desa ini memiliki sumberdaya alam dan manusia yang cukup baik untuk

mendukung berbagai usahatani terutama padi sawah yang meliputi :

1. Sumberdaya Alam

a. Penggunaan Lahan

- Lahan Sawah : 30 Ha

Irigasi Teknis : 30 Ha Irigasi ½ Teknis : - Ha Irigasi Pedesaan : - Ha Pompanisasi : - Ha Tadah Hujan : - Ha

- Lahan Kering : 27 Ha

Pekarangan : 27 Ha Tegalan/Kebun : - Ha Ladang/Huma : - Ha Perkebunan : - Ha Hutan Rakyat : - Ha Hutan Negara : - Ha

Kolam : - Ha Tambak : - Ha Lahan Terlantar : - Ha

Page 28: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

28

Padang Pengembalaan : - Ha Sungai : - Ha Lain-lain : 10 Ha

b. Tingkat Keasaman dan Jenis Tanah Tingkat keasaman (pH) lahan pertanian berkisar antara 5,6 s/d 6,5. Jenis

tanah pada lahan pertanian terdiri dari Alluvial, Regosol, Andosol, Latosol dan

sedikit Organosol.

c. Keadaan Suhu dan Kelembaban

Suhu terendah 28 0C dan suhu tertinggi 35oC dengan rata-rata 31,50C.

Kelembaban tertinggi 45%, terendah 80% dengan rata-rata 62,5%.

d. Keadaan Curah Hujan

Dalam 10 tahun terakhir (2003 – 2012) keadaan curah hujan rata-rata

14,873 mm/tahun (123,394 mm/bulan) dengan jumlah hari hujan 156

hari/tahun (13 hari/bulan). Bulan kering (< 50 mm/bulan) terjadi pada bulan

Juli, bulan lembab ( 50 – 100 mm/bulan) terjadi pada bulan Maret, April dan

Mei ,sedangkan bulan basah(>100mm/bulan)terjadi bulan Januari, Februari,

Juni, Agustus, September, Oktober, November dan Desember, dengan

demikian maka iklim Desa Blang Cut tergolong kedalam Tipe Iklim B.

e. Komoditi Pertanian yang Diusahakan.

Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim seperti yang diuraikan di atas,

maka di Desa Blang Cut sangat cocok untuk pengembangan jenis tanaman

pangan, hortikultura dan perkebunan/kehutanan dan cocok pula untuk

budidaya peternakan dan perikanan. Jenis komoditi yang diusahakan oleh

petani adalah:

- Tanaman Pangan : Padi

- Tanaman Hortikultura : Cabe merah, rambutan, langsat, mangga

- Tanaman Perkebunan : Kelapa, kakoa, pinang

- Peternakan : Sapi, kambing, ayam dan itik

- Perikanan : Ikan Nila, Lele

Page 29: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

29

Sumberdaya Manusia

a. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga

Jumlah penduduk Desa Blang Cut adalah 300 Jiwa, Jumlah kepala

keluarga (KK) 80 KK, yang terdiri dari 50 KK tani dan 30 KK non tani.

b. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Desa Blang Cut adalah sebagai berikut :

- petani : 45 Orang 38,89 %

- nelayan : 2 Orang 2,67 %

- pedagang : 3 Orang 3 %

- tukang : 8 Orang 10,67 %

- P N S/POLRI/TNI : 7 Orang 9,33 %

- lain-lain : 20 Orang 25 %

Jumlah : 85 Orang 100 %

Di desa Blang Cut untuk mendukung kegiatan agribisnis maka

kelembangaan yang ada hanya Koperasi sebanyak dua buah. Sedangkan mesin

pertanian yang dimiliki desa antaa lain ; dua buah power thresser, empat buah

hand sprayer dan dua buah emposan tikus.

3.2.2. Keadaan Produktivitas Padi Sawah dan Pendapatan Petani

Produktivitas padi sawah rata-rata yang dicapai oleh petani 55 ku/ha GKP

dengan tingkat pendapatan rata-rata Rp. 20.500.000,-/ha/musim tanam.

Produktivitas potensial yang dihasilkan melalui demonstrasi plot mencapai 60

ku/ha GKP dengan tingkat pendapatan Rp. 24.100.000,-/ha/musim tanam.

Dengan demikian masih terdapat kesenjangan produktivitas sebesar 5 ku / ha

GKP (5 %) serta kesenjangan pendapatan sebesar Rp. 3.600.000 ,-/ha/musim

tanam.

Terjadinya kesenjangan produktivitas dan pendapatan rata-rata yang

dicapai oleh petani dengan produktivitas dan pendapatan potensial yang cukup

besar tersebut disebabkan karena :

i. Faktor Teknis :

b. Penerapan teknologi penanaman Padi sistem PTT baru mencapai 55 %

dari jumlah petani yang ada di Desa Blang Cut yang mau mengikuti

Page 30: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

30

penerapan teknologi ini dan petani yang mau melaksanakan penanaman

padi sawah sesuai dengan petunjuk Teknis Pertanian.

c. Penerapan teknologi pengairan berselang baru mencapai

30 %

ii. Faktor Sosial :

a. Penerapan teknologi penanaman Padi PTT baru mencapai 58 % dari

jumlah petani yang ada di Desa Blang Cut yang mau melaksanakan

penanaman padi sawah sesuai dengan petunjuk teknis pertanian.

b. Masih adanya saluran tersier dan saluran pembuang yang belum di

rehab, sehingga sulit mengatur air di petak sawah, Masalah ini sudah

bertahun-tahun tidak terselesaikan oleh pemerintah daerah, karena setiap

pertemuan tentang kegiatan pertanian( Musyawarah Turun Ke sawah)

selalu terkesan bahwa masalah ini di anggap kurang penting sehingga

kurang perhatian pemerintah dari daerah.

iii. Faktor Ekonomi :

a. Tidak adanya Analisa Usaha Tani yang tepat, sehingga petani

beranggapan sistim tanam legowo tidak menguntungkan.

b. Kelompok Tani ataupun desa belum mampu memperbaiki saluran

irigasi.

3.2.3. Permasalahan Usahatani Padi Sawah

Dari hasil identifikasi masalah yang dilakukan secara berjenjang dari tingkat

WKPP, kecamatan dan kabupaten pada semua sub sektor instansi terkait, maka

ditemukan masalah-masalah yang mencakup aspek tehnis, sosial dan ekonomi

yang dapat berpengaruh terhadap tingkat kinerja para Penyuluh Pertanian,

tingkat pencapaian produktivitas usahatani, pendapatan dan kesejahteraan

pelaku utama (petani) serta dinamika kelompoktani, yaitu :

Aspek Teknis

a. Jumlah bibit perlobang dan sistem tanam baru mencapai rata-rata 35% .

Masalah tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

Faktor perilaku :

- Sebagian petani masih belum memahami manfaat jumlah bibit yang di

gunakan dan sistim tanam yang menguntungkan pada tanaman padi

Page 31: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

31

- Sebagian petani masih belum mengetahui cara penanaman sisitem PTT

( legowo ).

Faktor nonperilaku :

- Pelaksanaan demplot di kelompok tani belum memberi dampak yang

berarti

b. Pengairan berselang baru mencapai rata-rata 15 %. Masalah tersebut di

atas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

Faktor perilaku :

- Sebagian petani belum mengetahui manfaat pengairan berselang pada

tanaman padi.

Faktor nonperilaku :

- Sulitnya mengatur air di petak sawah karena banyak saluran tersier dan

skunder yang belum di rehap.

- Usulan perbaikan saluran tersier dari kelompok tadi pada setiap

musyawarah turun ke sawah di tingkat kecamatan sering terabaikan oleh

pemerintah.

Masalah Sosial

Jumlah bibit per lobang tanam baru mencapai rata-rata 35%. Masalah

tersebut disebabkan oleh beberapa factor yaitu :

Faktor perilaku :

- Petani belum terbiasa menanam padi dengan memperhatikan jumlah bibit

dan sistem tanam

Faktor non perilaku :

- Pelaksanaan demplot di kelompok tani belum memberi dampak yang

berarti

Masalah Ekonomi

Jumlah bibit per lobang tanam baru mencapai rata-rata 35%. Masalah

tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

Faktor perilaku :

- Masih adanya petani menanam jumlah bibit lebih dari yang dianjurkan

karena para petani khawatir akan terjadinya serangan hama keong mas

Faktor non perilaku :

- pelaksanaan demplot jajar legowo di kelompok tani sudah sedikit

memberi perubahan yang nyata

Page 32: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

32

3.2.3. Perkembangan Tanaman

Tanaman padi mulai dari persemaian sampai umur 40 HST menunjukkan

pertumbuhan yang sangat baik. tanaman dipindahkan pada saat berumur 14

hari setelah semai.

Gambar 4. Pertumbuhan tanaman padi pada umur 40 HST

3.3. Demfarm Padi Sawah 5 Ha di Desa Cucum Kecamatan Kota Baro

Kabupaten Aceh Besar

Kegiatan Demfarm Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi

Sawah Mendukung Program UPSUS r di laksanakan di Desa Cucum Kecamatan

Kota Baro Kabupaten Aceh Besar seluas 5 ha.

3.3.1. Gambaran Umum Desa Cucum

Keadaan Potensi

Desa Cucum adalah salah satu desa di Kecamatan Kota Baro yang

mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lampuja

- sebelah selatan berbatasan dengan Desa Deyah

- sebelah barat berbatasan dengan Desa Rumpet

- sebelah timur berbatasan dengan Desa Cot Yang

Keadaan topografinya terdiri dari pedataran, bergelombang, perbukitan dan

pegunungan. Ketinggian tempat 0 – 50 meter dpl, dan 100% berada pada

ketinggian 10 – 20 meter dpl.

Desa ini memiliki sumberdaya alam dan manusia yang cukup baik untuk

mendukung berbagai usahatani terutama padi sawah yang meliputi :

Sumberdaya Alam

b. Penggunaan Lahan

Page 33: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

33

- Lahan Sawah : 60 Ha

Irigasi Teknis : - Irigasi ½ Teknis : 30 Ha Irigasi Pedesaan : - Ha Pompanisasi : 25 Ha Tadah Hujan : 5 Ha

- Lahan Kering : 20 Ha

Pekarangan : 15 Ha Tegalan/Kebun : 5 Ha Ladang/Huma : - Ha Perkebunan : - Ha Hutan Rakyat : - Ha

Hutan Negara : - Ha Kolam : 0,02 Ha Tambak : - Ha Lahan Terlantar : - Ha

Padang Pengembalaan : - Ha Sungai : - Ha Lain-lain : - Ha

b. Tingkat Keasaman dan Jenis Tanah Tingkat keasaman (pH) lahan pertanian berkisar antara 5,6 s/d 7,0. Jenis

tanah pada lahan pertanian terdiri dari Alluvial, Regosol, Andosol, Latosol dan

sedikit Organosol.

c. Keadaan Suhu dan Kelembaban

Suhu terendah 25,7 0C dan suhu tertinggi 32oC dengan rata-rata

28,80C. Kelembaban tertinggi 69%, terendah 82% dengan rata-75,5%.

e. Keadaan Curah Hujan

Dalam 10 tahun terakhir (2003 – 2015) keadaan curah hujan rata-rata

1877 mm/tahun (1444 mm/bulan) dengan jumlah hari hujan 156 hari/tahun

(13 hari/bulan). Bulan kering (< 50 mm/bulan) terjadi pada bulan Juli, bulan

lembab ( 50 – 100 mm/bulan) terjadi pada bulan Februari, April, Mai, Juni,

Agustus, dan September,sedangkan bulan basah(>100mm/bulan)terjadi bulan

Januari, Maret, oktober, November dan Desember, dengan demikian maka

iklim Desa Cucum tergolong kedalam Tipe Iklim B.

Page 34: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

34

f. Komoditi Pertanian yang Diusahakan.

Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim seperti yang diuraikan di atas,

maka di Desa Cucum sangat cocok untuk pengembangan jenis tanaman

pangan, hortikultura dan perkebunan/kehutanan dan cocok pula untuk

budidaya peternakan dan perikanan. Jenis komoditi yang diusahakan oleh

petani adalah:

- Tanaman Pangan : Padi

- Tanaman Hortikultura : Cabe merah, bawang merah, tomat,

pisang, pepaya, kangkung, kacang panjang dan mangga

- Tanaman Perkebunan : Kelapa,dan pinang

- Peternakan : Sapi, kambing, ayam dan itik

- Perikanan : Ikan Nila, gabus

2. Sumberdaya Manusia

a. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga

Jumlah penduduk Desa Cucum adalah 800 Jiwa, Jumlah kepala

keluarga (KK) 210 KK.

b. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Desa Cucum adalah sebagai berikut :

- petani : 90 %

- nelayan : - %

- pedagang : 1,18 %

- tukang : 2,18 %

- P N S/POLRI/TNI : 1,10 %

- lain-lain : 0,81 %

Jumlah 100 %

Di desa Blang Cut untuk mendukung kegiatan agribisnis maka

kelembangaan yang ada hanya Kios Saprotan dua buah. Sedangkan mesin

pertanian yang dimiliki desa antaa lain ; lima buah hand traktror, empat buah

power thresser, dua puluh buah hand sprayer dan empat buah pompa air.

Page 35: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

35

3.3.2. Keadaan Produktivitas Padi Sawah dan Pendapatan Petani

Produktivitas padi sawah rata-rata yang dicapai oleh petani 55,18 ku/ha

GKP dengan tingkat pendapatan rata-rata Rp. 22.072.000,-/ha/musim tanam.

Produktivitas potensial yang dihasilkan melalui demonstrasi plot mencapai 65

ku/ha GKP dengan tingkat pendapatan Rp. 26.000.000,-/ha/musim tanam.

Dengan demikian masih terdapat kesenjangan produktivitas sebesar 9,82

ku / ha GKP (45,93 %) serta kesenjangan pendapatan sebesar Rp. 3.928.000 ,-

/ha/musim tanam.

Terjadinya kesenjangan produktivitas dan pendapatan rata-rata yang

dicapai oleh petani dengan produktivitas dan pendapatan potensial yang cukup

besar tersebut disebabkan karena :

i. Faktor Teknis :

b. Penerapan teknologi penanaman Padi sistem PTT baru mencapai

64,23 % dari jumlah petani yang ada di Desa Cucum yang mau

mengikuti penerapan teknologi ini dan petani yang mau

melaksanakan penanaman padi sawah sesuai dengan petunjuk

Teknis Pertanian.

Komponen teknologi PTT yang masih lemah penerapannya oleh

petani adalah :

- Pemupukan P dan K berdasarkan status hara : 30 %.

- Penggunaan bibit muda : 45 %.

- Pengendalian gulma secara terpadu : 50 %.

- Pengairan berselang : 56,67 %.

- Jumlah bibit per lobang dan sistem tanam : 57,14 %

- Pemberian bahan organik : 59,80 %.

ii. Faktor Sosial :

Kerjasama kelompok dalam kegiatan usahatani padi sawah baru

mencapai rata-rata 15 % terutama dalam :

a. Bidang kegiatan secara berkelompok : 9,25 %

b. Jumlah anggota yang ikut serta dalam kegiatan kelompok : 25,75 %.

iii. Faktor Ekonomi :

Tidak adanya Analisa Usaha Tani yang tepat, sehingga petani

beranggapan sistim tanam legowo tidak menguntungkan.

Page 36: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

36

3.3.3. Perkembangan Tanaman

Tanaman padi mulai dari persemaian sampai umur 40 HST menunjukkan

pertumbuhan yang sangat baik. tanaman dipindahkan pada saat berumur 14

hari setelah semai.

Gambar 5. Pertumbuhan tanaman padi pada umur 40 HST

3.4. Demplot Padi Sawah di Desa Meunasah Pulo Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen

3.4.1. Gambaran Umum Lokasi Kecamatan Peudada adalah salah satu kecamatan sentra produksi padi

untuk Kabupaten Bireuen dengan luas potensi sawah mencapai 2.250 ha.

Kegiatan Demplot Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah

Mendukung Program UPSUS di laksanakan di Desa Meunasah Pulo di Kecamatan

ini. Desa Meunasah Pulo memiliki luas wilayah 1.008 ha dengan jumlah dusun

10 buah, berpenduduk 2.054 jiwa yang terbagi atas 272 Kepala Keluarga.

Mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah petani.

Desa ini memiliki tanah pertanian sejumlah 177,5 ha, diantaranya adalah

sawah yang beririgasi setengah teknis sebanyak 80 ha. Memiliki tiga kelompok

tani dewasa dengan jumlah anggota 150 orang, yaitu; Kuta Makmur, Mufakat

dan Selat Malaka yang bergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

Makmu Beusare.

Desa Meunasah Pulo mempunyai kelembagaan ekonomi perdesaan yang

mendukung pelaksanaan usahatani yang baik, diantaranya; Koperasi diluar KUD

1 unit, Bank Unit Desa 1 unit, pasar 2 unit dan kios saprodi 2 unit.

Dalam berusahatani padi sawah, desa Meunasah Pulo didukung oleh alat

mesin pertanian (Alsintan) berupa; Hand Sprayer sebanyak 23 unit, 21 unit

Page 37: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

37

diantaranya adalah milik petani dan 2 unit milik Dinas Pertanian setempat,

disamping juga memiliki 1 unit traktor milik petani.

3.4.2. Teknologi Eksisting

Budidaya tanaman padi sudah dilakukan oleh masyarakat sejak turun

menurun. Umumnya petani di Desa Meunasah Pulo sudah melakukan beberapa

komponen dasar dan pilihan dari teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

padi sawah, seperti; pengolahan tanah sempurna, penggunaan bibit muda dan

penggunaan varietas unggul baru. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Bireuen melaporkan bahwa produktivitas rata-rata di

Kecamatan Peudada baru 5,9 ton/ha. Produktivitas ini masih memungkinkan

untuk ditingkatkan.

Varietas umum yang digunakan petani adalah Ciherang, dengan system

tanam tegel, penanaman system legowo belum memasyarakat sama sekali

terutama legowo 2: 1. Petani setempat masih beranggapan bahwa penanaman

legowo 2:1 hanya membuang tanah sehingga produksi menurun.

3.4.3. Penerapan Teknologi Demplot

Teknologi yang diterapkan pada demplot adalah teknologi dasar dan

teknologi pilihan yang ada pada komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

padi sawah, yang dipadukan dengan rekomendasi teknologi dalam Kalender

Tanam (KATAM) terpadu. Teknologi yang diaplikasikan meliputi; Penggunaan

varietas unggul baru (VUB) berlabel, Pemberian bahan organic, Pengaturan

populasi tanaman secara optimum melalui system tanam legowo 2 : 1

Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman atau status hara tanah, dalam hal

ini sesuai dengan rekomendasi pemupukan pada Kalender Tanam (KATAM)

terpadu dan Pengendalian hama penyakit terpadu.

Disamping teknologi dasar, beberapa teknologi pilihan juga dilaksanakan

dengan baik pada kegiatan demplot, yaitu; Pengolahan tanah sesuai musim dan

pola tanam, Penggunaan bibit muda (< 21 hari), Tanam bibit 1 – 3 batang per

rumpun , Pengairan secara efektif dan efisien, Penyiangan dan Panen tepat

waktu dan gabah segera di rontok.

Berdasarkan Kalender Tanam (KATAM) terpadu, jadwal tanam di

Kecamatan Peudada di prediksikan berkisar antara Mei III – Juni I. Penanaman

Page 38: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

38

pada demplot dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2015, yang berarti terlambat

lima hari dari jadwal KATAM. Hal ini disebabkan terlambatnya pengolahan tanah

karena minimnya ketersediaan traktor di lokasi bersangkutan. Varietas yang

digunakan adalah Inpari 30 dengan pola tanam legowo 2:1.

Penggunaan pupuk berdasarkan rekomendasi teknologi KATAM, yaitu;

pupuk majemuk NPK Phonska sebanyak 125kg/ha yang dikombinasikan dengan

pupuk urea 200 kg/ha serta penambahan pupuk organik 2 ton/ha.

3.4.4. Perkembangan Tanaman

Intensifnya perawatan, tanaman padi mulai dari persemaian sampai

panen menunjukkan performance yang sangat baik tanpa ada masalah yang

berarti. tanaman dipindahkan pada saat berumur 14 hari setelah semai.

Gambar 6. Pemindahan bibit padi saat berumur 14 hari setelah semai

Gambar 7. Pada hari ke 22 setelah tanam jumlah anakan rata-rata 28 batang per rumpun dengan tinggi tanaman 50 cm

Page 39: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

39

Pengamatan terhadap jumlah anakan dan tinggi tanaman juga dilakukan

pada hari ke 42 setelah tanam. Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata anakan

berjumlah 30 per rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 81,75 cm.

Gambar 8. Pengamatan anakan dan tinggi tanaman pada hari ke 42

3.4.5. Produktivitas

Penerapan teknologi melalui pendekatan PTT padi sawah yang

dikombinasikan dengan rekomendasi teknologi Kalender Tanam (KATAM) terpadu

telah memberikan dampak yang signifikan terjadap produktivitas tanaman padi di

Desa Meunasah Pulo Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen. Produktivitas yang

didapatkan mencapai 7,8 ton/ha, sedangkan produktivitas eksisting sebelumnya

dan petani setempat yang tidak menerapkan tekologi yang didemontrasikan

hanya 5,8 ton/ha.

Gambar 9. Panen padi demplot UPSUS Desa Meunasah Pulo

Demplot teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah

mendukung Program Upsus Di Provinsi Aceh, telah memberikan beberapa

informasi kepada petani, antara lain; pengenalan varietas unggul baru (inpari

Page 40: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

40

30), penggunaan pupuk berdasarkan kebutuhan sesuai dengan rekomendasi,

tanam jurong 2 : 1 dan tanam bibit muda. Kegiatan ini diharapkan berdampat

pada peningkatan adopsi teknologi, paling tidak pada beberapa komponen yang

dianggap sesuai oleh masyarakat.

3.5. Pelatihan Petani dan Penyuluh

Dalam rangka mensosialisasikan Teknologi PTT Pajale pada kegiatan

UPSUS maka dilaksanakan kegiatan pelatihan petani dan penyuluh. Tujuan

pelatihan adalah ; (1). untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani

dan penyuluh dalam PTT Pajale sehingga tercapainya peningkatan produktivitas

pertanian terutama padi, jagung dan kedele ; (2). Agar para penyuluh lebih

berperan aktif dalam menyampaikan suatu teknologi dan inovasi baru kepada

petani sehingga program swasembada pangan berkelanjutan dapat terwujud.

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di lokasi demfarm kegiatan UPSUS Aceh

Besar yaitu di Aula BPP Kecamatan Kuta Baro dan Aula BPP Suka Makmur. Pada

kegiatan ini turut hadir Kepala BPTP Aceh, Penyuluh BPTP Aceh, Kepala BPP dan

para penyuluh BPP serta anggota kelompok tani dan petani. .

Pada pelatihan dilaksanakan forum diskusi tentang Inovasi Teknologi

dan kendala yang di hadapi para penyuluh dan petani di lapangan, dimana yang

bertindak sebagai nara sumber adalah Kepala BPTP Aceh, Para Penyuluh dari

BPTP Aceh sebagai berikut :

1. Ir. Basri AB, M.Si dengan Materi Budidaya Padi Sawah Sistem Jajar Legowo

2. Lamhot Edi Pakpahan, SP dengan Materi Teknologi Penangkar Benih Padi

3. Ir. Chairunnas, M.Si dengan Materi Teknologi PTT Kedelai

4. Ir. Ferizal, M.Si dengan Materi Pengukuran Hasil Panen Padi, Jagung, Kedelai

5. Firdaus, SP, M.Si dengan Materi Hama Pengendalian Penyakit

Respon dari petani dan penyuluh setelah pemaparan beberapa materi

dari para nara sumber, yaitu :

1. Kedepannya diharapkan BPTP dapat membantu kelompok tani dalam

memperoleh benih padi, dan petani sangat mengharapkan dari pihak BPTP

melakukan pembinaan berkelanjutan.

2. Peserta sangat mengharapkan pertemuan atau temu lapang, bisa antara

petani, penyuluh, peneliti dari BPTP untuk bisa mentransfer ilmu dan

teknologi yang tepat guna bagi kami.

Page 41: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

41

3.6. Pendampingan Kawasan Hortikultura Mendukung UPSUS Gerakan Peningkatan Produksi Bawang Merah Kab. Aceh Besar dan Kab. Aceh Tengah

A. Kawasan Pendampingan Bawang Merah di Kab. Aceh Besar

3.6.1. Keadaan Umum Daerah

Kabupaten Aceh Besar mempunyai luas 2.974,12 km2, sebagian besar

wilayahnya berada di daratan dan sebagian kecil berada di kepulauan. Sekitar

10% desa di kabupaten Aceh Besar merupakan desa pesisir. Suhu Udara rata-

rata berkisar antara 26-280C.

Batas Wilayah Kabupaten Aceh Besar meliputi :

Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka / kota Banda Aceh

Sebelah Timur dengan Kabupaten Pidie

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Jaya

Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia

Umumnya jenis tanah yang terdapat di kabupaten Aceh Besar berupa

tanah Podzolod Merah Kuning sekitar 31,55%, Podzolod Coklat 13.85%, dan

lainnya terdiri dari Latosol,Alluvial dan Hidromoft Kelabu. Kabupaten Aceh Besar

memiliki kelas kemiringan 40% lebih sebanyak 44,77% dan kelas kemiringan 0-

2% hanya 14,26%. Sedangkan lahan kritis memiliki luas 7.819 Ha.

Kabupaten Aceh Besar mempunyai lahan kering sekitar 108.980 Ha yang

sangat potensial untuk pengembangan sayuan dan tanama obat. Lahan kering

tesebut yang baru diusahakan baru mencapai 53.832 Ha sehingga masih

terdapat 55.148 Ha yang belum diusahakan. Diharapkan dengan adanya kegiatan

pengembangan kawasan Hortikultura di Kabupaten Aceh Besar maka lahan yang

belum diusahakan tersebut bisa menjadi lahan produktif.

3.6.2. Pelatihan Perbenihan bawang merah

Di Propinsi Aceh terutama pada sentra-sentra pengembangan bawang

merah seperti di Kabupaten Pidie, Bener Meriah dan Aceh Tengah, produktivitas

rata-rata masih rendah berkisar 7,87 ton/ha – 10,5 ton/ha (BPS, 2014). Salah

satu penyebab rendahnya produktivitas antara lain karena tidak menggunakan

bibit unggul, atau bibit yang digunakan bukan berasal dari bibit produksi yang

diperbanyak secara khusus. Pada umumnya para petani menggunakan umbi bibit

Page 42: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

42

bawang merah yang berasal dari umbi konsumsi yang telah mengalami pecah

dormansi, sehingga kemurnian serta daya tahan terhadap penyakit maupun

kemampuan produksinya masih diragukan, khususnya penyakit yang sebelumnya

menyerang pertanaman bawang, sehingga dikhawatirkan akan terbawa pada

generasi berikutnya.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh melakukan pendampingan

program akselerasi alih teknologi hortikultura yang dilaksanakan untuk

mendukung program Pendampingan Upaya Khusus (UPSUS) gerakan

peningkatan produksi bawang merah mengadakan kegiatan Pelatihan

Pebenihan Bawang Merah untuk lebih meningkatkan penggunaan benih

bawang yang bermutu dan bersertifikat di tingkat petani

Pelatihan Perbenihan bawang merah dilaksanakan di desa Lam Manyang

Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar yang dihadiri oleh petani bawang

merah, penyuluh pertanian, Petugas lapangan Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Benih Tanaman pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Besar dan Team BPTP

Aceh.

Gambar 10. Pelatihan Perbenihan Bawang Merah di Kec. Peukan Bada

Selanjutnya Ir. T. Iskandar M.Si, selaku Penanggung jawab Kegiatan

menyampaikan materi tentang Pengembangan Perbenihan Bawang merah di

Propinsi Aceh dan mengharapkan kepada petani dan petugas yang mengikuti

pelatihan perbenihan bawang merah pada masa mendatang dapat melakukan

budidaya bawang merah sesuai dengan GAP/SOP dan menggunakan benih

unggul bawang merah sehingga produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan.

Page 43: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

43

Gambar 11. Penyampaian materi oleh Ir. T. Iskandar. M. Si

Pada kesempatan ini juga disampaikan materi tentang perbenihan bawang

merah oleh Ir. Nurbaiti, M. Si. Diharapkan dengan diadakan pelatihan

perbenihan bawang merah ini petani dan petugas memahami tentang alur

penyedian benih bawang merah, melakukan kegiatan perbanyakan bawang

merah, dan yang paling penting mampu menyediakan benih bawang merah

untuk penanaman sendiri atau untuk kebutuhan petani lainnya. Dan juga

diharapkan menjadi daerah mandiri benih sehingga dapat mencukupi kebutuhan

benih untuk penanaman bawang .

Gambar 12. Penyampaian materi oleh Ir. Nurbaiti. M. Si

Selanjutnya Baihaqi SP. dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Kabupaten Aceh Besar

menyampaikan materi tentang persyaratan sertifikasi benih bawang merah. Agak

sedikit berbeda kegiatan penangkaran benih dan kegiatan budidaya bawang

merah, pada kegiatan penangkaran dalam melaksanakan kegiatannya harus

berkoodinasi dengan petugas BPSBTPH untuk setiap tahapan pertumbuhan

tanaman bawang. Kegiatan pertama harus membuat surat permohonan

Page 44: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

44

identifikasi lahan calon lokasi penanaman, surat pemohonan pemeriksaan

pendahuluan, Surat permohonan pemeriksaan fase vegetative, kegiatan rouging,

surat permohonan pemeriksaan fase generative, surat pemeriksaan umbi di

gudang dan proses pelabelan.

Gambar 13. Penyampaian materi oleh Baihaqi,SP dari BPSB TPH Prop. Aceh

3.6.3. Kegiatan Temu lapang Bawang merah di Kab. Aceh Besar

Pada kegiatan Pendampingan UPSUS juga diselenggarakan Kegiatan

Temu Lapang yang dilaksanakan di lokasi demplot display varietas yang turut

dihadiri oleh petugas, koordinator BPSB Kabupaten Aceh Besar, kepala Balai dan

Tim BPTP Aceh serta beberapa kelompok tani bawang merah diantaranya

kelompok tani Rasa Sayang, Pande Meh dan kelompok tani Badeuk Meh.

Gambar 14. Diskusi Team BPTP dengan petani bawang merah

Temu Lapang merupakan pertemuan antara petani dengan peneliti

untuk bertukar pikiran dan pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan

sesuatu pengetahuan dan ketrampilan untuk diterapkan. Bentuk kegiatannya

ungkapan pengalaman seseorang yang telah berhasil menerapkan suatu

Page 45: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

45

teknologi baru dibidang usahataninya.

Gambar 15. Pelaksanaan temu lapang bawang merah

Pada pada acara temu lapang juga disampaikan pentingnya penggunaan

benih unggul Bawang merah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas

bawang merah. Kegiatan panen yang dilakukan terhadap tiga varietas bawang

merah yaitu Mentes, Pikatan dan Kramat 1 yang berasal dari Balai Penelitaan

Sayuran.

A. Kawasan Pendampingan Bawang Merah di Kab. Aceh Tengah

1. Keadaan Umum Daerah

Luas wilayah 4.318.390 km2 dengan ketinggian tempat bervariasi antara

200-2.600 m dari permukaan laut, dari jumlah tersebut sebesar 49,23 % dataran

Aceh Tengah berada pada elevasi 750-1.500 m dari permukaan laut. Suhu

berkisar antara 20 – 28 derajat celcius dan curah hujan rata-rata 2.184 mm per

tahun dengan distribusi hampir merata sepanjang tahun, panjang penyinaran

42,86 % dengan kabut 57,14 %, jenis tanah podsolit coklat, podsolit merah

kuning, litosol, komplekpodsolit merah, alluvial, komplek tonzina (batu endapan),

andosol (batuan beku), topsoil dan latosol.

Batas Wilayah Kabupaten Aceh Tengah meliputi :

Sebelah Utara berbatasan dengan Bener Meriah

Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Timur

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Gayo Lues

Sebelah Barat dengan Nagan Raya

Page 46: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

46

Di tengah perbukitan tedapat sebuah danau yang disebut Danau Laut

Tawar. Luas danau sekitar 5.472 ha dengan air yang sejuk dan bersih yang

bersumber dari sejumlah mata air dan 21 buah sungai kecil. Danau ini telah

memperindah alam Tanah Gayo, merupakan objek wisata yang sangat menarik.

Tabel 3. Penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

No NNo. Penggunaan Lahan Luas (ha) %

1. Tanah Sawah 7.754 1,75

2. Tegal/kebun 10.871 2.51

3. Ladang/huma 5.601 1.29

4. Perkebunan 52.995 12.24

5. Hutan rakyat 14.726 3.40

6. Padang rumput 42.006 9.70

7. Sementara tidak diusahakan 7.037 1.63

8. Lainnya (hutan negara) 228.956 52.90

9. Lahan bukan pertanian 63.073 14.58

Jumlah 432.839 100.00

Sumber : Aceh Tengah Dalam Angka 2013

Kabupaten Aceh Tengah memiliki potensi yang cukup besar disektor

tanaman pangan dan hortikultura dan telah berkembang sejak lama yang

didukung oleh potensi alam, kesuburan tanah dan luas lahan yang tersedia

seperti yang terlihat pada Tabel 3.

2. Pelatihan Perbenihan bawang merah

Salah satu penyebab rendahnya produktivitas antara lain karena tidak

menggunakan bibit unggul, atau bibit yang digunakan bukan berasal dari bibit

produksi yang diperbanyak secara khusus. Pada umumnya para petani

menggunakan umbi bibit bawang merah yang berasal dari umbi konsumsi yang

telah mengalami pecah dormansi, sehingga kemurnian serta daya tahan

terhadap penyakit maupun kemampuan produksinya masih diragukan, khususnya

penyakit yang sebelumnya menyerang pertanaman bawang, sehingga

dikhawatirkan akan terbawa pada generasi berikutnya.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh melakukan pendampingan

program akselerasi alih teknologi hortikultura yang dilaksanakan untuk

Page 47: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

47

mendukung program Pendampingan Upaya Khusus (UPSUS) gerakan

peningkatan produksi bawang merah mengadakan kegiatan Pelatihan Pebenihan

Bawang Merah untuk lebih meningkatkan penggunaan benih bawang yang

bermutu dan bersertifikat di tingkat petani

Pelatihan Perbenihan bawang merah dilaksanakan di desa Nosar

Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah yang dihadiri oleh petani bawang

merah, penyuluh pertanian, Koordinator Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Tanaman pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Tengah dan Team BPTP

Aceh.

Gambar 16. Pembukaan Pelatihan Perbenihan Bawang Merah oleh Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Bintang

Selanjutnya Ir. T. Iskandar M.Si, selaku Penanggung jawab Kegiatan

menyampaikan materi tentang Pengembangan Perbenihan Bawang merah di

Propinsi Aceh dan mengharapkan kepada petani dan petugas yang mengikuti

pelatihan perbenihan bawang merah pada masa mendatang dapat melakukan

budidaya bawang merah sesuai dengan GAP/SOP dan menggunakan benih

unggul bawang merah sehingga produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan.

Page 48: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

48

Gambar 17. Penyampaian materi oleh Ir. T. Iskandar. M. Si

Pada kesempatan ini juga disampaikan materi tentang perbenihan

bawang merah oleh Ir. Nurbaiti, M. Si. Diharapkan dengan diadakan pelatihan

perbenihan bawang merah ini petani dan petugas memahami tentang alur

penyedian benih bawang merah, melakukan kegiatan perbanyakan bawang

merah, dan yang paling penting mampu menyediakan benih bawang merah

untuk penanaman sendiri atau untuk kebutuhan petani lainnya. Dan juga

diharapkan menjadi daerah mandiri benih sehingga dapat mencukupi kebutuhan

benih untuk penanaman bawang .

Gambar 18. Penyampaian materi oleh Ir. Nurbaiti. M. Si

Page 49: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

49

Selanjutnya Rusli, SP. MM dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Kabupaten Aceh Tengah

menyampaikan materi tentang persyaratan sertifikasi benih bawang merah. Agak

sedikit berbeda kegiatan penangkaran benih dan kegiatan budidaya bawang

merah, pada kegiatan penangkaran dalam melaksanakan kegiatannya harus

berkoodinasi dengan petugas BPSBTPH untuk setiap tahapan pertumbuhan

tanaman bawang. Kegiatan pertama harus membuat surat permohonan

identifikasi lahan calon lokasi penanaman, surat pemohonan pemeriksaan

pendahuluan, Surat permohonan pemeriksaan fase vegetative, kegiatan rouging,

surat permohonan pemeriksaan fase generative, surat pemeriksaan umbi di

gudang dan proses pelabelan.

Gambar 19. Penyampaian materi oleh Rusli ,SP MM.

Page 50: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

50

Disamping itu pada acara pelatihan perbenihan juga dikemukakan

kegiatan untuk mendaftarkan varietas local yang sudah beredar di masyarakat

setempat yang dikenal dengan bawang local takengon. Varietas bawang merah

yang sesuai untuk daerah dataran tinggi sangat terbatas ketersediaannya jjika

dibandingkan dengan varietas untuk dataran rendah, untuk itu kegiatan

pendaftaran varietas bawang merah local menjadi salah satu solusi untuk

mengatasi keterbatasan persedian benih yang ditanam oleh petani

Gambar 20. Peserta Pelatihan Perbenihan Bawang Merah

Setelah penyampaian materi di dalam ruangan kegiatan dilanjutkan

dengan kunjungan ke lahan petani untuk melihat langsung kondisi lahan

penanaman bawang yang lokasinya di desa Nosar Kecamatan Bintang.

Temu lapang

Kegiatan Temu Lapang UPSUS bawang merah di Kabupaten Aceh Tengah

dihadiri petani bawang merah yang berasal dari kecamatan Bintang, Koordinator

BP3K kecamatan Bintang, Juanda SP, Koordinator Balai Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB) Kabupaten Aceh Tengah Rusli, SP MM,

koodinator Pengamat OPT kabupaten Aceh Tengah Sulaiman SP, Penyuluh

Pertanian dan Team BPTP Aceh.

Pada Temu Lapang ini Kepala BPP memberikan kata sambutan dimana

beliau sangat senang dan antusias sekali , harapan beliau kepada peserta pada

kesempatan yang baik ini dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan serius mengikutinya

kegiatan ini dan berharap kiranya ilmu yang didapat dari Temu Lapang UPSUS

Bawang merah tersebut bermanfaat bagi anggota kelompok tani dilapangan.

Pada kesempatan ini koordinator BP3K kecamatan bintang mengemukan

permasalahan tentang permasalahan tentang ketersediaan benih bawang merah.

Page 51: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

51

Petani bawang merah di Kabupaten Aceh Tengah khususnya di Kecamatan

Bintang menggunakan benih bawang merah local yang di tanam lansung oleh

petani. Kedepannya diharapkan benih lokal bawang merah ini dapat didaftarkan

ke Kementrian Pertanian sehingga dapat diakui keunggulannya dan bersertifikat.

Gambar 21. Temu Lapang kegiatan Pendampingan UPSUS Bawang merah

Ir. Masna Manurung MP yang merupakan penyuluh pertanian menyatakan

bahwa dengan tidak bersertifikatnya benih local membawa kerugian kepada

petani. Dicontohkan pada kegiatan kan pengembangan bawang merah yang

dananya bersumber dari APBN-P yang memasukkan semua saprodi kebutuhan

budidaya bawang merah termasuk benih dalam Rincian anggaran Biaya (RAB).

Dengan tdk adanya setifikat bawang merah local sehingga kebutuhan benih

merah tidak dapat diakomodir dan untuk mencari benih bawang merah

bersertifikat yang sesuai untuk dataran tinggi sangat sulit dan terbatas, akhirnya

dana dialihkan untuk pengadaan saprodi lainnya. Seperti diketahui komponen

benih bawang merah merupakan komponen terbesar dalam melakukan budidaya

bawang merah.

Selanjutnya Koordinator BPSBTPH Kabupaten Aceh Tengah, Rusli, SP.MM

menyampaikan bahwa untuk melakukan pendaftaran Varietas Tanaman

Hortikultura harus mengikuti beberapa persyaratan khusus diantaranya adalah

melakukan pemurnian varietas bawang merah, menyusun deskripsi sementara

bawang merah, melakukan uji adaptasi untuk melihat keunggulan dari varietas

bawang merah yang akan didaftarkan ke Pusat Pendaftaran Varietas Tanaman

Kementerian Pertanian.

Page 52: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

52

Bptp Aceh sebagai salah satu lembaga Litbang mencoba memfasilitasi

untuk melakukan proses pendaftaran varietas bawang merah ini dan diharapkan

pada tahun 2016 UPTD Balai Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Aceh dapat melakukan uji adaptasi terhadap varietas bawang merah

dengan melakukan penanaman bawang merah local dan bawang merah yang

sesuai pertumbuhannya di dataran tinggi sudah dilepas oleh Kementrian

Pertanian. Dengan adanya Uji Observasi yang merupakan salah satu tahapan

yang harus dilaksanakan untuk mendaftarkan varietas hortikultura.

Dalam pertemuan kegiatan temu lapang ini juga mengemuka nama yang

akan digunakan untuk varietas local bawang ini dan peserta kegiatan sepakat

untuk menamakanva dengan nama Lassun Gayo sehingga nama dataran tinngi

Gayo kembali digunakan untuk varietas local bawang merah

3.7. Percepatan Diseminasi Budidaya Kakao Sehat

Gambaran Umum Lokasi Kegiatan

A. Geografis

Kabupaten Nagan Raya merupakan Kabupaten Pemekaran dari

Kabupaten Aceh Barat dengan Ibu Kota Suka Makmue yang dibentuk dengan

undang-undang Nomor 4 Tahun 2002.

Kabupaten Nagan Raya terletak pada 03°40’ - 04°38’ Lintang Utara dan

96°11’ - 96°48 Bujur Timur dengan luas wilayah 3.363,72 Km² (336.372 hektar)

dengan batas-batas sebagai berikut (Gambar 5) :

a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah

b. Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia

c. Sebelah Timur dengan Kabupaten Gayo Luwes dan Aceh Barat Daya

d. Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Barat

Page 53: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

53

Gambar 22. Peta Kabupaten Nagan Raya

Wilayah Kabupaten Nagan Raya adalah wilayah yang sangat cocok untuk

budidaya berbagai komoditi pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus.

Salah satu cuaca yang sangat signifikan untuk budidaya pertanian adalah tingkat

curah hujan, dimana untuk setiap tahunnya jumlah curah hujan yang terjadi

sebesar 3.301,9 mm atau rata-rata 275,2 mm setiap bulannya. Selain

ketersediaan hamparan sawah yang cukup luas dan potensial, dengan

berdasarkan keadaan geografisnya, Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah

yang subur bagi tanaman bahan makanan, berpotensi besar bagi peningkatan

produksi tanaman perkebunan dan kehutanan serta mempunyai peluang besar

bagi peningkatan potensi kelautan. Karena hampir sepanjang garis pantai yang

ada, merupakan daerah potensi perikanan laut yang masih belum dikelola secara

optimal.

B. Topografis

Secara Topografis, Kabupaten Nagan Raya dibagi menjadi 8 Kecamatan,

27 Kemukiman dan 222 Desa. Wilayah daratan tinggi berupa pegunungan yang

merupakan daerah penghasil produk perkebunan dan daratan rendah dengan

Page 54: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

54

berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis pantai

membujur dari arah barat ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai

biota laut. Luas daerah pengairan dari sungai-sungai di Kabupaten Nagan Raya

sebagian besar digunakan untuk mendukung kegiatan bidang pertanian dan

perkebunan yang merupakan salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Nagan

Raya.

C. Kondisi Iklim

Kondisi iklim di Kabupaten Nagan Raya memiliki 2 (dua) musim yaitu

musim kamarau dan musim penghujan. Namun demikian secara umum

perbedaan waktu antara musim kemarau dan musim penghujan tidak membawa

dampak berarti bagi pengembangan pertanian di Kabupaten Nagan Raya.

Adapun rata-rata curah hujan selama setahun angkanya berkisar antara 5 mm –

15 mm, terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juni. Sedang bulan Juli sampai

dengan Desember angkanya berkisar antara 1 mm – 18 mm. sedang bulan-bulan

lain angka rata-rata suhu udara yang terjadi pada kisaran 27 derajat celcius.

Kisaran angka-angka dalam ukuran tersebut merupakan tingkat kedinginan satu

wilayah yang cukup ideal bagi pengembangan bidang pertanian, perkebunan dan

kehutanan. Namun dalam dua tiga tahunini kondisi iklim di Kabupaten Nagan

Raya tidak menentu, ini disebabkan karena terjadinya Pemanasan Global

deseluruh dunia. Kondisi seperti ini tidak sepenuhnya mempengaruhi aktifitas

masyarakat pada bidang pertanian, perkebunan, kehutanan maupun pada bidang

kelautan oleh para masyarakat pesisir pantai.

D. Gambaran Umum Demografis

Kabupaten Nagan Raya merupakan Kabupaten baru yang dimekarkan dari

Kabupaten induk yaitu Kabupaten Aceh Barat. Awalnya Kabupaten Nagan Raya

terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan pada tahun 2004 dimekarkan menjadi 8

(delapan) Kecamatan, namun didalam melakukan pendataan penduduk sampai

dengan tahun 2006 masih didata pada Kecamatan induk yaitu pada 5 (lima)

Kecamatan awal. Dengan memperhatikan laju pertumbuhan penduduk

diharapkan dapat memprediksi perkembangan penduduk pada setiap tahunnya

dan dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan kebijakan pemerintah daerah

dalam berbagai bidang. Selengkapnya dapat dilihat laju pertumbuhan penduduk

Kabupaten Nagan Raya pada Tabel 4.

Page 55: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

55

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nagan Raya

NO KECAMATAN

PERTUMBUHAN PENDUDUK TAHUN

(individu)

2006 2007 2008 2009

1 Beutong 12.973 13.131 13.815 14.431

2 Seunagan Timur 11.375 11.989 12.130 12.315

3 Seunagan 25.578 14.567 15.093 15.374

4 Suka Makmue 10.889 10.916 9.290

5 Kuala 34.965 17.935 18.071 18.116

6 Kuala Pesisir 13.416 13.554 13.620

7 Tadu Raya 11.316 11.567 11.688

8 Darul Makmur 46.732 50.256 52.291 52.717

Jumlah 131.623 143.519 144.959 146.651

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nagan Raya 2014

1.3. Kondisi terkini kebun kakao di lokasi kegiatan

Beberapa permasalahan yang dihadapi petani kakao di Desa Lung Tgk

Ben Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya antara lain: (a) penggunaan benih

asalan, belum banyak menggunakan benih klonal, (b) masih tingginya serangan

hama PBK (penggerek buah kakao), hingga saat ini belum ditemukan klon kakao

yang tahan terhadap hama PBK, (c) budidaya masih dengan cara tradisional dan

(d) umur tanaman kakao sebagian besar sudah tua, di atas 20 tahun jauh di atas

usia paling produktif 13-19 tahun.

Bibit kakao yang ditanam petani di lokasi pengkajian berasal dari Medan

Sumatera Utara. Menurut Badan Ketahanan Pangan Aceh Timur, bibit kakao

yang di salurkan kepada petani tidak jelas asal usulnya (bukan klon unggul),

sehingga produktivitas rendah dan banyak terserang busuk buah dan penggerak

buah kakao (Gambar 23).

Gambar 23. Kondisi tanaman kakao masyarakat Desa Lung Tgk Ben

Page 56: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

56

Kenyataan di lapangan banyak kebun kakao rakyat sudah ditinggalkan

oleh petani atau tidak terawat lagi. Para petani kecewa dan putus asa, karena

kebanyakan buah pentil berubah menjadi hitam kekeringan dan satu persatu

berguguran. Malah ada petani telah mengganti tanaman kakao dengan sawit.

Sebelum dilakukan kegiatan UPSUS Perkebunan, petani kakao masih

tertinggal di bidang teknis budidaya seperti penggunaan bibit unggul, cara

perbanyakan bahan tanam dengan setek, sambung pucuk dan okulasi. Di

samping itu informasi sambung samping untuk merahabilitasi tanaman yang

sudah tidak produktif belum pernah dilakukan. Sementara itu pemangkasan

pohon pelindung dan tanaman kakao tidak dilakukan. Petani beranggapan setiap

cabang dan ranting tanaman kakao akan menghasilkan buah, akibatnya jika

dilakukan pemangkasan.

Salah satu budidaya kakao yang paling penting adalah pemupukan.

Kenyataan di lapangan bertolak belakang, sejak tanaman kakao ditanam tidak

pernah dipupuk, tanaman tumbuh kerdil dan terserang hama penyakit. Petani

beranggapan tanaman cokelat tidak perlu dipupuk karena daun-daunnya akan

menjadi pupuk.

Berdasarkan permasalahan dan kebiasaan petani kakao di lokasi kegiatan,

maka BPTP Aceh melakukan kegiatan sub UPSUS berbasis kakao untuk

mempercepat adopsi teknologi di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Di

samping tanaman kakao yang produktivitas rendah, permasalahan lain adalah

tidak ada sumber tanaman klon unggul yang diketahui oleh petani, sehingga

petani menanam bibit kakao yang tidak jelas asal usulnya.

1.4. Peningkatan Kapasitas

Guna mengatasi permasalahan di lapangan, BPTP melalui kegiatan UPSUS

Pendampingan perkebunan berbasis komoditi kakao melakukan peningkatan

kapasitas sumberdaya manusia. Sebanyak 65 petani kakao dan penyuluh

pertanian Kecamatan Kuala mengikuti pelatihan perbanyakan bahan tanam

unggul kakao secara vegetatif seperti okulasi, sambung pucuk, sambung

samping dan setek (Gambar 24 ).

Page 57: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

57

Gambar 24. Foto bersama peserta pelatihan di lahan kebun kakao petani Desa Lung Tgk Ben Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya

Pelatihan yang dilaksanakan di Desa Lung Tgk Ben kerjasama BPTP Aceh

dengan Pemkab Nagan Raya bertujuan untuk memberdayakan petani kakao di

Nagan Raya dalam mengembangkan tanaman kakao untuk meningkatkan

produksi karena kondisi kakao selama ini di wilayah tersebut tidak lagi produktif

dengan produktivitas rata-rata di bawah 300 kg/ha/thn.

Petani yang dilatih berasal dari desa yang potensial kakao yakni Lung Tgk

Ben, Simpang Peut, Porwodadi, dan Kuala Tuha, didampingi 5 penyuluh

pertanian. Materi pelatihan yang diperoleh selama pelatihan diharapkan dapat

ditranfer kepada para petani lain di desa mereka masing-masing, sehingga

proses transfer teknologi budidaya kakao cepat sampai di kebun petani (Gambar

25).

Gambar 25. Peserta pelatihan sedang mempraktekkan sambung samping

Page 58: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

58

Pelatihan tersebut terdiri dari teori dan praktek dengan menghadirkan

narasumber dari BPTP Aceh, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Nagan Raya,

Bapelluh Kabupaten Nagan Raya.

Pelatihan tersebut meskipun sangat singkat, namun dirasakan manfaat

oleh peserta. Para peserta mengaku pelatihan tersebut sangat berguna bagi

mereka berupa teori budidaya kakao dan praktek seperti pengenalan klon

unggul, perbanyakan secara generatif dan vegetatif, pemangkasan dan

pengendalian OPT. Selama ini para petani sudah putus asa karena buah kakao

diserang hama dan penyakit yang tidak mampu dikendalikan, umumnya kebun

kakao berubah menjadi hutan dan tidak dapat dipanen, ada pula yang

menggantikan kakao dengan tanaman lain.

Gambar 26. Penanggung Jawab lapangan UPSUS Perkebunan Kakao Firdaus, SP., M.Si, memberikam materi pelatihan

Sementara itu penyuluh senior dari Bapelluh Kabupaten Aceh Timur Ir.

Tajuddin mengatakan umumnya penyebab rendahnya produktivitas kakao di

Pante Bidari karena pengetahuan petani tentang teknis budidaya kakao seperti

pengenalan klon-klon unggul, perbanyakan bahan tanam, pemangkasan,

pengelolaan hama dan penyakit masih terbatas, sehingga produksi sangat

rendah. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas petani

bertambah 25%.

3.8. Diseminasi Pengembangan Kawasan Peternakan berbasis Sapi

Potong

Page 59: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

59

a. Penanaman Rumput Gajah

Jenis rumput unggul yang diintroduksi adalah rumput potong jenis

rumput gajah seluas 2 ha. Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu

dilakukan pengolahan tanah yang dilakukan dengan menggunakan traktor.

Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum tanam dengan cara ditabur merata

dengan takaran 2 ton per hektar, kemudian dicangkul dan digaru agar

bercampur merata dengan tanah.

Penanaman rumput gajah dilakukan dengan menggunakan stek yang

panjangnya 3 ruas. Stek yang digunakan mempunyai lingkar batang yang ideal

dengan panjang ruas berkisar antara 21 - 26 cm. Sebelum dilakukan penanaman

semua stek terlebih dahulu diletakkan di tempat yang teduh selama dua malam

dan dilakukan penyiraman pagi dan sore. Stek yang telah terlihat bakal tunas

dan akarnya ditanam dengan cara membenamkan sedalam 1 ruas. Setiap lubang

ditanam dengan 1 atau stek dengan posisi agak miring dengan jarak tanam 50

cm x 50 cm.

Penyiraman dilakukan jika dianggap perlu terutama pada musim kering.

Penyiangan dilakukan juga jika dianggap perlu terhadap gulma yang dilakukan

secara manual dengan cara mencabut setiap gulma yang terdapat pada petakan

rumput.

b. Penanaman Gamal

Tanaman leguminosa pohon telah dikenal memiliki potensi sebagai

sumber pakan berkualitas tinggi, terutama selama musim kering saat mana

ketersediaan hijauan rumput menurun tajam. Gamal adalah salah satu jenis

tanaman leguminosa pohon penting bagi ternak ruminansia.

Penanaman gamal dapat dilakukan tanpa olah tanah. Tanaman gamal

ditanam di hamparan dan juga sebagai tiang pagar. Penanaman dilakukan

dengan menggunakan stek batang atau biji. Stek batang yang baik berasal dari

batang bawah, dan tengah yang telah berumur lebih dari 12 bulan. Diameter

stek yang ideal berkisar antara 3-5 cm dan panjang stek 50 cm. Stek terlebih

dahulu disemaikan dalam kantong plastik. Setelah bertunas 15-20 cm tingginya

(berumur 2-3 bulan) dapat ditanam langsung di lapangan. Jarak tanam dengan

jarak antara barisan 1-2 m. Waktu tanam dianjurkan pada awal musim hujan.

Page 60: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

60

Panen pertama pertama pohon gamal dianjurkan setelah tanaman berumur

1 tahun. Selang waktu atau interval pemotongan selanjutnya setiap 3 bulan

sekali. Rata-rata produksi hijauan segar berkisar 2-5 kg per potong per pohon.

Pemberian pupuk kandang atau pupuk buatan seperti pupuk P sebanyak 35-40

kg per hektar per tahun. Pemberian pada ternak sebaiknya dalam bentuk layu.

Banyaknya pemberian daun gamal untuk ternak dewasa tidak lebih dari 5 kg per

ekor per hari.

c. Indigofera

Salah satu jenis tanaman leguminosa pohon yang belum banyak

dieksplorasi adalah Indigofera sp. Sekitar tahun 1900 tanaman Indigofera sp

dibawa oleh kolonial Eropa ke Indonesia. Tanaman Indigofera sp tergolong

leguminosa merupakan tanaman dari kelompok kacangan dengan genus

Indigofera berbentuk pohon dengan ukuran sedang. Tumbuh tegak, jumlah

cabang banyak, akar dapat menembus tanah cukup dalam. Ciri khas tanaman ini

adalah warna daun hijau terang pada bagian permukaan dan umur 12 bulan

sudah berbunga dengan bunga berwarna unggu.

Pada umur 12 bulan tinggi tanaman dapat mencapai 2 meter dengan

diameter batang 18-20 cm. Dapat tumbuh dengan baik pada daerah sampai

ketinggian 1200 m dari permukaan laut, pada tanah yang kurang subur dan

tahan terhadap musim kemarau yang panjang.

Tanaman Indigofera sp dapat dikembangkan dengan menggunakan biji,

tidak dapat diperbanyak dengan menggunakan steak (batang). Biji disemaikan

lebih dahulu di dalam polybag selama 60 hari kemudian setelah tumbuh lalu

ditanam. Tingkat pertumbuhan penanaman dengan biji sekitar 80%. Produksi

Indigofera sp pada saat tanaman berumur satu tahun dengan jarak tanam 1 x

0,5 meter dapat menghasilkan produksi bahan kering 33,25 ton/ha/thn dengan

interval pemotongan 3 bulan sekali dengan tinggi pemotongan 1,5 m di atas

permukaan tanah. Setelah pemangkasan 1,5 meter setiap pohon rata-rata

tumbuh 28 tunas dengan rasio/perbandingan daun dengan batang 0.72.

Tanaman Indigofera sp merupakan jenis leguminosa yang kaya akan

protein, kalsium dan fosfor. Kandungan nutrisi tanaman Indigofera sp berumur 1

tahun dengan interval pemotongan 3 bulan terkandung protein kasar rata-rata

23,20%, bahan organik 90,68%, NDF 36,72%, fosfor 0,83% dan kandungan

kalsium 1,23%. Dengan kandungan nutrisi tersebut, tanaman Indigofera sp

Page 61: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

61

sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia sepanjang

tahun.

Pemanfaatan tanaman Indigofera sp pada pakan ternak ruminansia dapat

diberikan dengan beberapa teknologi di antaranya pemberiaan tanaman

Indigofera sp segar dicampur dengan rumput lapang atau jenis rumput yang

diintroduksi.

d. Kaliandra

Kaliandra merupakan salah satu leuguminosa pohon atau semak yang

memiliki beberapa spesies. Kaliandra yang ditanam pada kegiatan ini adalah jenis

kaliandra bunga merah (Calliandra calothyrsus) sebanyak 500 batang. Pada

kegiatan ini pengembangan kaliandra dengan menggunakan biji dengan tahapan

kerja sebagai berikut:

Ujung biji kaliandra potong dengan gunting, di bagian yang lancip.

Selanjutnya di rendam dalam air panas (80o C) selama 1 menit

Tanam pada persemaian (pasir + tanah subur dengan perbandingan 1 :1)

dengan posisi bagian yang sudah dipotong pada bagian bawah

Pindahkan pada polybag setelah keluar 3 daun

Dipindah lapang setelah umur tanaman mencapai 3 minggu pada waktu mulai

musim hujan, dan tanah telah dipersiapkan (1 kali cangkul dan 1 kali garu).

Jarak untuk menanam tanaman kaliandra:

Sebagai kebun tunggal , jarak tanam 2 x 0.5 m atau 1 x 1 m

Sebagai pagar hidup, jarak tanam tanaman kaliandra 0,5 m

Sebagai padang gembala jarak tanam 2 x 8 m

Untuk panen awal, tanaman kaliandra dapat dipotong pada ketinggian sudah

mencapai 3-5 meter.

Setalah mencapai satu tahun biasanya sudah bisa untuk panen tahap

pertama.

Jarak panen tanaman kaliandra yaitu sekitar 12 minggu sekali.

Cara memenen tanaman kaliandra dengan memangkas atau memotong

bagian tanaman serata mungkin dan pada ketinggian tertentu.

Pada tahap awal pemanenan kaliandra dipotong setinggi 75 cm dan

seterusnya pada tinggi potong 100cm

Jangan ada pemotongan batang utama secara berulang.

Page 62: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

62

Tanaman kaliandra bisa dimanfaatkan 50% sebagi pengganti hijauan atau

rumput untuk sapi.

3.9. Rekapitulasi data-data UPSUS Peningkatan Pajale di Kabupaten

Tabel 5. Luas baku sawah, luas tanam padi dan realisasi tanam padi per Kabupaten

No KABUPATEN

LUAS BAKU

SAWAH 2014

(HA)

LUAS SAWAH

DITANAMI

PADI 2014

SASARAN TANAM PADI

TAHUN 2015

REALISASI

TANAM PADI

TAHUN 2015

IP 2015

CAPAIAN

TANAM 2015

PERSENTASE

REALISASI TANAM

1 SIMEULUE 10.927 4.26 8.571 5.735 0.52 -2.836 66.91%

2 ACEH SINGKIL 2.308 1.078 3.519 1.598 0.69 -1.921 45.41%

3 ACEH SELATAN 15.187 1.3913 28.288 14.730 0.97 -13.558 52.07%

4 ACEH TENGGARA 14.106 1.2494 21.848 21.630 1.53 -218 99.00%

5 ACEH TIMUR 35.065 35.065 61.502 54.438 1.55 -7.064 88.51%

6 ACEH TENGAH 8.252 7.94 9.606 8.687 1.05 -919 90.43%

7 ACEH BARAT 18.589 14.631 27.100 25.660 1.38 -1.440 94.69%

8 ACEH BESAR 31.845 2.9057 48.372 44.816 1.41 -3.556 92.65%

9 PIDIE 29.759 29.659 48.702 42.475 1.43 -6.227 87.21%

10 BIREUN 22.601 22.541 45.005 44.454 1.97 -551 98.78%

11 ACEH UTARA 45.485 44.719 87.100 74.927 1.65 -12.173 86.02%

12 ACEH BARAT DAYA 11.837 11.673 21.042 21.713 1.83 671 103.19%

13 GAYO LUES 7.746 7.534 11.053 10.470 1.35 -583 94.73%

14 ACEH TAMIANG 16.488 16.305 31.955 31.386 1.90 -569 98.22%

15 NAGAN RAYA 17.899 15.684 30.855 25.054 1.40 -5.801 81.20%

16 ACEH JAYA 13.824 12.254 20.755 16.860 1.22 -3.895 81.23%

17 BENER MERIAH 2.105 1.925 3.070 2.166 1.03 -904 70.55%

18 PIDIE JAYA 13.824 8.739 18.477 16.282 1.86 -2.195 88.12%

19 BANDA ACEH 2.105 73 182 111 1.08 -71 60.99%

20 SABANG 0 0 0 1 - 1 -

21 LANGSA 1.925 1.925 2.834 2.944 1.53 110 103.88%

22 LHOKSEUMAWE 2.070 1.654 2.699 2.506 1.21 -193 92.86%

23 SUBULUSSALAM 4.094 1.459 2.048 2.049 0.50 1 100.05%

JUMLAH 320.979 294.129 534.583 470.692 1.47 -63.891 160.03%

Tabel 6. Sasaran tanam, jumlah realisasi tanam dan selisih tanam jagung per Kabupaten

No KABUPATEN SASARAN TANAM

TAHUN 2015 (HA)

JUMLAH REALISASI TANAM

SELISIH TANAM

1 SIMEULUE 80 0 -80 2 ACEH SINGKIL 550 197 -353 3 ACEH SELATAN 13,000 10,639 -2,361 4 ACEH TENGGARA 25,617 27,954 2,337 5 ACEH TIMUR 15,000 1,696 -13,304 6 ACEH TENGAH 1,140 106 -1,034 7 ACEH BARAT 100 163 63 8 ACEH BESAR 2,000 1,594 -406 9 PIDIE 1,578 263 -1,315 10 BIREUEN 1,900 1,870 -30 11 ACEH UTARA 2,013 2,920 907 12 ACEH BARAT DAYA 1,000 187 -813 13 GAYO LUES 6,000 1,511 -4,489 14 ACEH TAMIANG 5,757 1,274 -4,483 15 NAGAN RAYA 1,318 195 -1,123 16 ACEH JAYA 1,500 1,182 -318 17 BENER MERIAH 1,034 496 -538 18 PIDIE JAYA 1,350 482 -868 19 BANDA ACEH - 0 0 21 LANGSA 13 5 -8 22 LHOKSEUMAWE 58 29 -29 23 SUBULUSSALAM 1,630 1,152 -478

JUMLAH 82,658 53,945 -28,713

Page 63: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

63

Tabel 7. Sasaran tanam, jumlah realisasi dan selisih tanam kedelai per kabupaten

No KABUPATEN SASARAN TANAM TAHUN 2015 (HA)

JUMLAH REALISASI TANAM

SELISIH TANAM

1 SIMEULUE - 0 0

2 ACEH SINGKIL 300 0 -300

3 ACEH SELATAN 700 1,126 426

4 ACEH TENGGARA - 0 0

5 ACEH TIMUR 15,000 11,536 -3,464

6 ACEH TENGAH 734 642 -92

7 ACEH BARAT 500 45 -455

8 ACEH BESAR 1,000 766 -234

9 PIDIE 3,000 2,897 -103

10 BIREUEN 32,050 9,077 -22,973

11 ACEH UTARA 11,322 8,180 -3,142

12 ACEH BARAT DAYA 2,000 0 -2,000

13 GAYO LUES 514 9 -505

14 ACEH TAMIANG 8,306 3,303 -5,003

15 NAGAN RAYA 3,534 72 -3,462

16 ACEH JAYA 2,000 921 -1,079

17 BENER MERIAH 500 14 -486

18 PIDIE JAYA 6,000 1,692 -4,308

19 BANDA ACEH - 0 0

20 SABANG 13 14 1

21 LANGSA - 0 0

22 LHOKSEUMAWE 105 0 -105

23 SUBULUSSALAM 250 53 -197

JUMLAH 87,828 40,347 -47,481

Page 64: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

64

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Peningkatan produktivitas tanaman padi dapat dilakukan melalui pendekatan

Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah yang

dikombinasikan dengan penerapan teknologi Kalender Tanam (KATAM)

Terpadu

2. Demontrasi teknologi mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan

dan mendekatkan teknologi/sosialisasi kepada pengguna.

3. Kegiatan UPSUS berbasis budidaya Kakao telah diadopsi oleh petani kakao

di Desa Lung Tgk Ben Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Petani

kakao sudah bisa memperbanyak bahan tanam kakao unggul dengan cara

sambung pucuk, setek, okulasi, dan meremajakan kebun kakao sendiri

dengan teknik sambung samping klon unggul, sehingga diharapkan nantinya

terjadi peningkatan produktivitas kakao.

4.2. Saran

Dalam upaya meningkatkan produktivitas dan tingkat adopsi serta

mendukung Program Khusus (UPSUS) padi sawah di Provinsi Aceh, demontrasi

teknologi merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk

mendekatkan inovasi teknologi kepada pengguna.

Page 65: LAPORAN AKHIR KEGIATAN IDENTIFIKASI CALON …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/11-01-BAB I II III IV.pdf · Banda Aceh- 23125 4. ... Peurelak Kota Kabupaten Aceh Timur ... terbatasnya

65

DAFTAR PUSTAKA

Annonimous. 2015. Pedoman Teknis GPPTT Padi 2015. Badan Litbang Pertanian, 2011. Panduan Umum Model Pengembangan

Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI), Badan Litbang Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Badan Litbang Pertanian. 2012. Pedoman Umum Dukungan Inovasi Teknologi

dalam Program Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura. 35 hal. BPS. 2014. Aceh Besar Dalam Angka. Biro Pusat Statistik. Jakarta. BPS. 2014. Aceh Dalam Angka. Biro Pusat Statistik. Jakarta. BPS. 2014. Aceh Tengah Dalam Angka. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi. 2009. Standar Prosedur Operasional

(SPO) Produksi Benih Bawang Merah Bawang Merah. Ditjen Produksi Hortikultura . Jakarta.

Putrasamedja, S. 2013. Varietas Unggul Bawang Merah. Balai Penelitian Sayuran

Lembang. Bandung.