lap.kasusayu
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya
tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk
Gejalanya :
1. Primer yang meliputi perubahan proses pikir, gangguan emosi, kemauan, dan
otisme. Sedangkan gejala sekunder meliputi waham, halusinasi, gejala
katatonik.
2. Sekunder merupakan manifestasi untuk menyesuaikan diri terhadap gangguan
primer. Skizofrenia dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu simplex, hebefrenik,
katatonik, paranoid, tak terinci, residual. Dari beberapa jenis skizofrenia
diatas, terdapat skizofrenia paranoid. Jenis ini ditandai oleh keasyikan
(preokupasi) pada satu atau lebih waham atau halusinasi, dan tidak ada
perilaku pada tipe terdisorganisasi atau katatonik. Secara klasik skizofrenia
tipe paranoid ditandai terutama oleh adanya waham kebesaran atau waham
kejar, jalannya penyakit agak konstan. Pikiran melayang (Flight of ideas)
lebih sering terdapat pada mania, pada skizofrenia lebih sering inkoherensi.
Kriteria waktunya berdasarkan pada teori Townsend (1998), yang
mengatakan kondisi klien jiwa sulit diramalkan, karena setiap saat dapat
berubah.
Waham menurut Maramis (1998), Keliat (1998) dan Ramdi (2000) menyatakan
bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya,
keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah. Mayer-
Gross dalam Maramis (1998) membagi waham dalam 2 kelompok, yaitu primer dan
sekunder. Waham primer timbul secara tidak logis, tanpa penyebab dari luar.
Sedangkan waham sekunder biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan
merupakan cara untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain, waham
dinamakan menurut isinya, salah satunya adalah waham kebesaran
1
Waham kebesaran adalah waham peningkatan kemampuan, kekuatan,
pengetahuan, identitas, atau hubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal
(Kaplan dan Sadock, 1997). Pendapat ini juga didukung oleh Kusuma (1997) yang
menyatakan bahwa derajat waham kebesaran dapat terentang pembesar- besaran
yang ringan sampai karakteristik sesungguhnya dari waham kebesaran psikotik. Isi
waham umpamanya pasien telah melakukan penemuan yang penting atau memiliki
bakat yang tidak diketahui atau kesehatan yang sangat baik.
Jenis skizofrenia paranoid mempunyai gejala yang khas yaitu waham primer, disertai
dengan waham-waham sekunder dan halusinasi (Maramis, 1998). Menurut Kaplan
dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:
a. Status mental
1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali
bila ada sistem waham abnormal yang jelas.
2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.
4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas
diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas
depresi ringan.
6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali
pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan
ditemukan halusinasi dengar.
b. Sensori dan kognisi
1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang
memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.
2) Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).
3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.
4) Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya.
Keputusan terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan
menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Hk
Jenis Kelamin : laki-laki
Usia : 24 tahun
Alamat : RT 12 Jln Syailendra no 14 Rawasari,Kota Baru Jambi
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : tidak bekerja
Suku : Melayu
Agama : Islam
Datang ke RSJ : 10 Oktober 2012
NRM : 36-71-4
Pernah rawat inap di bangsal Arjuna RSJ Jambi dengan keluhan yang sama tahun
2010.
KETERANGAN DIRI ALLO / INFORMAN
Nama : Tn. Mj
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 59 tahun
Pekerjaan : pensiunan PNS
Pendidikan : SMA
Alamat & Telepon RT 12 Jln Syailendra no 14 Rawasari,Kota
Baru Jambi
Hubungan dengan pasien : Ayah kandung os
Keakraban dengan pasien : Akrab
Sudah berapa lama mengenal pasien : ± 24 tahun
Kesan pemeriksa / dokter terhadap-
keterangan yang diberikan : Dapat dipercaya
3
II. ANAMNESIS
Diperoleh dari: autoanamnesis dan alloanamnesis
A. Sebab Utama: Putus obat
B. Keluhan Utama: OS mengamuk sambil membawa parang
C. Riwayat Gangguan Sekarang
± 2,5 tahun yang lalu os hilang di hutan (± 2 hari), setelah ditemukan os
mulai menarik diri. Os suka menyendiri di kamar, banyak diam, os sering mengoceh
sendiri. Os selalu mengatakan melihat bayangan dan suara yang meronta-ronta.
Semenjak saat itu os tidak mau lagi berbaur dengan lingkungan sekitar. Namun
keluarga tidak membawa os berobat.
± 2 tahun yang lalu os pernah dirawat di RSJ Provinsi Jambi dengan gejala
ketakutan pada setiap orang, mengoceh sendiri, tertawa sendiri dan sering mengamuk
dengan membawa senjata, os membawa senjata karena dia menyangka ada orang
yang ingin menyakitinya. Kemudian ±2 bulan dirawat di RSJ Provinsi Jambi os
dibolehkan pulang. Awalnya os rajin minum obat, namun setelah mengalami
perbaikan os tidak rutin lagi minum obat.
± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, os sering melamun, suka menyendiri
dan mengoceh sendiri. Sebelum nya os pernah ditolak oleh seorang wanita bernama
ulfa. Tingkah laku os menjadi lebih agresif, Os sering keluyuran keluar rumah, sering
mengamuk membawa senjata tajam (sabit, paku, garpu). Os sering mengejar orang di
sekitarnya tanpa sebab. Os menjadi gampang curiga dengan orang terutama dengan
yang bernama ”Admiral”(teman os), os merasa Admiral akan membunuhnya. Os
juga mengatakan sering mendengar suara” Hengki dijemput” os merasa bila tidak
mengikuti perintahnya maka os akan dibunuh, dan os juga melihat bayangan putih
disekitarnya. Karena khawatir penyakit anaknya tambah parah maka ayah OS
membawa OS berobat ke RSJ provinsi Jambi.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Tahun 2010, OS pernah dibawa berobat ke RSJ Jambi karena keluhan yang sama
(sering mengamuk, dan mengoceh sendiri). Saat itu OS dirawat di bangsal Arjuna
4
RSj Provinsi Jambi, setelah ± 2 bulan dirawat DiRSJ Provinsi Jambi Os dibolehkan
pulang. keluhan OS berkurang OS tidak rutin minum obat. Bahkan sampai putus
obat. Menurut keluarga os, os sudah mengalami perbaikan, sehingga pihak keluarga
tidak begitu memperhatikan lagi pemberian obat pada os.
Sejak tahun 2010 sampai saat ini OS sudah 2 kali kambuh, jarak antar episode
tidak diketahui secara pasti. Keluhan sekarang tampak lebih berat dari yang
sebelumnya sehingga baru dibawa berobat ke psikiater lagi.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut bapak OS, OS belum pernah mengalami trauma kepala, kecelakaan, serta
kejang, ataupun riwayat sering sakit kepala maupun sering demam tinggi.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang,namun os sering minum
minuman alkohol dan os adalah perokok.
E. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Tidak diketahui
2. Riwayat Masa Kanak Awal
OS diasuh oleh orang tua pasien sejak kecil, Pertumbuhan dan perkembangan OS
biasa-biasa saja.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan
OS tinggal bersama orang tua OS. Orang tua OS cukup baik dan bersifat manja.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
OS merupakan orang yang pendiam, pemalas, manja dan pemarah
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien hanya bersekolah hingga tamat SMA. Alasan tidak melanjutkan
pendidikan karena biaya yang kurang. OS cukup pintar.
b. Riwayat Pekerjaan
Os tidak bekerja sejak os tamat SMA
5
c. Riwayat Pernikahan
Os belum menikah
d. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Pasien menyatakan rajin dalam beribadah dan sering
mengikuti kegiatan pengajian di lingkungan tempat tinggal.
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.
g. Riwayat Psikoseksual
os tidak pernah berpacaran, namun os memiliki teman dekat perempuan.
h. Aktivitas Sosial
Pasien sering mengikuti aktivitas yang bersifat sosial di lingkungan sekitar
rumahnya.
i. Situasi Kehidupan Sekarang (diperoleh dari ayah kandung OS)
OS tinggal berenam dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuan os
serta suami kakak perempuan os dan 2 anak dari hasil pernikahan kakak os dan
suaminya. Os tinggal di disebuah rumah kontrakkan di Kota Baru Jambi.
Kehidupan rumah OS sering dibumbui perselisihan pendapat. Menurut ayah OS,
OS sangat manja dan pemarah sehingga os sering marah apabila os diminta
tolong oleh ayahnya.
6. Riwayat Keluarga (diperoleh dari ayah OS)
Genogram
Keterangan :
: anggota keluarga laki-laki
6
: anggota keluarga perempuan
: anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa
: pasien
: tinggal satu rumah
OS adalah anak bungsu dari lima bersaudara, saudara ke1-ke2 perempuan,
kepribadiannya biasa-biasa saja dan saudara ke3-ke4 laki-laki (mudah bergaul).
Hubungan saudara OS dengan OS biasa-biasa saja. Os tinggal di kota baru Jambi
dengan Ayah dan ibu OS serta dengan kakak perempuan os dan suami kakak
perempuan dan ke2 anak dari hasil pernikahan kakak perempuan os dan suaminya
Ayah OS, Tn.Mj memiliki kepribadian banyak teman dan suka bergaul,
hubungannya dengan OS akrab. Ibu OS, Ny.N memiliki kepribadian pendiam,
hubungannya dengan OS cukup akrab. Anak-anak OS tumbuh dengan normal, dan
tidak ada yang menampilkan gejala yang serupa dengan OS. Os memiliki Riwayat
keluarga dengan gangguan jiwa yaitu nenek os.
7. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Menurut OS dirinya tidak sakit. Os hanya merasa dirinya ada orang yang
ingin menyakitinya. OS tidak rutin lagi minum obat lagi sejak os keluarga os
merasa dirinya mengalami perbaikan. Sehingga keluarga os tidak begitu peduli
lagi dengan pengobatan os. Bahkan sampai os putus obay.
8. Persepsi Keluarga tentang Diri Pasien
Keluarga OS mengetahui bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
9. Impian, Fantasi, dan Cita-cita Pasien
OS ingin bekerja dan menjadi guru
10. Stressos Psikososial : ditolak wanita yang disukai nya
11. Riwayat usaha dan keinginan bunuh diri (-)
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
(Dilakukan pada tanggal 9 November 2012)
7
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki, kurus, berpenampilan rapi, berpakaian pakaian milik
RSJ Provinsi Jambi.. Secara umum, penampilan OS menunjukkan OS
dapat merawat diri dengan baik
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
OS tampak hipoaktif dan kontak mata baik
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Sikap OS terhadap pemeriksa kooperatif.
B. Mood dan Afek
1. Mood : Anhedonia
2. Afek : datar
3. Emosi lain : kecemasan
C. Pembicaraan
OS berbicara dengan lancar, spontan, cepat dan terdapat tekanan bicara.
Jumlah kata-kata yang dikeluarkan OS banyak (logorrhea (+)), isi bicara:
kurang memberikan informasi.
D. Gangguan Persepsi: Perilaku halusinasi visual(+), audiotorik (+)
E. Pikiran
1. Proses Pikir/Bentuk Pikir
Umum : Psikosis
Spesifik : inkoherensi
2. Isi Pikir
Terdapat waham curiga, dimana pasien merasa curiga terhadap orang
lain, os merasa dirinya ingin disakiti.
F. Kesadaran dan Kognisi
1. Taraf Kesadaran
Kompos Mentis
8
2. Orientasi
Waktu : Baik (OS dapat menyebutkan hari, tanggal,
bulan)
Tempat : Baik (OS mengetahui tempat OS berada saat
wawancara dan letak rumah OS)
Orang : Baik (OS dapat menyebutkan nama orang-orang di
sekitar OS)
3. Daya Ingat
Jangka panjang : Baik (OS tanggal lahirnya)
Jangka sedang : Baik (OS masih ingat hal-hal yang membawa
OS datang ke rumah sakit dan orang-orang
yang mengantar OS ke rumah sakit)
Jangka pendek : Baik (OS ingat akan menu makan paginya)
4. Segera : Baik (OS mampu mengulangi pertanyaan yang
ditanya)
5. Konsentrasi dan Perhatian
Terganggu
6. Kemampuan Membaca dan Menulis
Baik.
7. Kemampuan Visuospasial :
Tidak dapat dinilai
8. Pikiran Abstrak
Baik (OS mengerti arti kiasan tong kosong nyaring bunyinya)
9. Inteligensi dan Kemampuan Informasi
Cukup. Pasien dapat menyebutkan kabar terbaru yang sedang hangat
dibicarakan di media massa
G. Pengendalian Impuls
Terganggu
H. Judgment dan Tilikan
1. Judgment Personal: kurang (pasien dapat makan, minum, namun mandi
harus disuruh, bukan keinginan diri sendiri).
Judgment Sosial : Terganggu
9
2. Tilikan: Derajat 1. Os menyangkal bahwa dirinya sedang sakit
I. Reliabilitas : RTA terganggu
J. Taraf Dapat Dipercaya: Secara umum tidak dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 82x / menit
Frekuensi napas : Sulit dinilai
Suhu : Afebris
Kepala : Deformitas (-), rambut hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil
baik
THT : Tidak ada keluhan
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Mulut : Oral higiene cukup baik
Jantung : BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Datar lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : Simetris, akral hangat, edema -/-, perfusi perifer
cukup, scar (-)
B. Status Neurologikus
a. Gejala rangsang selaput otak (-)
b. Pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, RC +/+
c. Refleks fisiologis normal
d. Nervus kranialis: kesan paresis (-), nistagmus (-)
e. Refleks patologis (-)
e. Pemeriksaan Motorik : 5555 5555
5555 5555
10
f. Gejala ekstrapiramidal :
- gaya berjalan dan postur tubuh normal
- stabilitas postur tubuh normal
- rigiditas ekstremitas tidak ada
- gangguan keseimbangan dan tremor (-)
g. Pemeriksaan Sensorik
Sensibilitas : parestesia di kaki-tangan kiri dan kanan (-)
h. Pemeriksaan Saraf Otonom
Inkontinensia alvi dan uri(-)
C. Pemeriksaan laboratorium dan diagnosis khusus lainnya: tidak dilakukan
V. RESUME
Telah diperiksa seorang laki bernama Tn Hk, berumur 24 tahun, dengan
alamat diRT 12 Jln Syailendra no 14 Rawasari, Kota Baru Jambi. Os Belum
Menikah . Pendidikan terakhir os SMA. Os tidak bekerja. Dengan Suku Kerinci.
Beragama islam.
OS datang berobat ke poli Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi tanggal 10
Oktober 2012 dengan keluhan OS mengamuk sambil membawa parang, ± 2,5
tahun yang lalu os hilang di hutan (± 2 hari), setelah ditemukan os mulai menarik
diri. Os suka menyendiri di kamar, banyak diam, os sering mengoceh sendiri. Os
selalu mengatakan melihat bayangan dan suara yang meronta-ronta. Semenjak saat
itu os tidak mau lagi berbaur dengan lingkungan sekitar. Namun keluarga tidak
membawa os berobat.
± 2 tahun yang lalu os pernah dirawat di RSJ Provinsi Jambi dengan gejala
ketakutan pada setiap orang, mengoceh sendiri, tertawa sendiri dan sering
mengamuk dengan membawa senjata, os membawa senjata karena dia menyangka
ada orang yang ingin menyakitinya. Kemudian ±2 bulan dirawat di RSJ Provinsi
Jambi os dibolehkan pulang. Awalnya os rajin minum obat, namun setelah
mengalami perbaikan os tidak rutin lagi minum obat.
± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, os sering melamun, suka menyendiri
dan mengoceh sendiri. Sebelum nya os pernah ditolak oleh seorang wanita
11
bernama ulfa. Tingkah laku os menjadi lebih agresif, Os sering keluyuran keluar
rumah, sering mengamuk membawa senjata tajam (sabit, paku, garpu). Os sering
mengejar orang di sekitarnya tanpa sebab. Os menjadi gampang curiga dengan
orang terutama dengan yang bernama ”Admiral”(teman os), os merasa Admiral
akan membunuhnya. Os juga mengatakan sering mendengar suara” Hengki
dijemput” os merasa bila tidak mengikuti perintahnya maka os akan dibunuh, dan
os juga melihat bayangan putih disekitarnya. Karena khawatir penyakit anaknya
tambah parah maka ayah OS membawa OS berobat ke RSJ provinsi Jambi.
Dari pemeriksaan status mental (10 Oktober 2012), Secara umum penampilan
OS menunjukkan OS dapat merawat diri dengan baik, Perilaku dan Aktivitas
Psikomotor tampak hipoaktif, kontak mata kurang; Sikap Terhadap Pemeriksa
kooperatif; Mood Anhedonia; Afek datar, emosi lain kecamasan, Pembicaraan
logorrhea (+); Halusinasi visual(+) dan audiotorik (+); Bentuk Pikir secara
umum: Psikosis, spesifik: inkoherensi, waham curiga(+); Taraf Kesadaran
kompos mentis; Orientasi waktu, tempat dan orang baik; Daya Ingat (jangka
panjang, jangka sedang, jangka pendek, dan segera) baik; Konsentrasi dan
Perhatian: Terganggu; Kemampuan Kognitif dan kecerdasan baik; Pengendalian
Impuls Terganggu; Judgment personal baik, social terganggu; Tilikan derajat 1.
Os menyangkal bahwa os sedang sakit; RTA terganggu. Sedangkan pemeriksaan
status neurologi dan interna tidak ditemukan kelainan organic yang menyertai.
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Skizofrenia paranoid
2. Skizofrenia Residual
VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Axis I : F20.0 skizofrenia paranoid
Axis II : Tidak ada diagnosis axis II
Axis III : Tidak ada diagnosis axis III
Axis IV : Masalah keluarga dan percintaan
12
Axis V : GAF Scale : 80-71
GAF Scale : 60-51
VIII. SARAN ATAU USUL
Pengobatan rawat inap dan kontrol teratur dan jangan sampai putus obat.
IX. PROGNOSIS
Prognosis buruk
X. RENCANA TERAPI
a) Psikofarmaka: Untuk Psikofarmaka diberikan Halopiridol 5 mg 3x1/2b) PsikoTerapi:
Ventil: Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan isi hatinya sehingga pasien merasa legah.
Konseling: Memberi penjelasan Kepada pasien atas apa yang dia alami selama ini dan memberi pengertian akan penyakitnya.
c) Sosioterapi: Memberi penjelasan ke keluarga dan tetangga-tetangga mengenai keadaan pasien sehingga bias menciptakan lingkungan yang membantu pemulihan pasien.
13
BAB III
TEORI DAN PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
Pada pasien ini, setelah dilakukan pemeriksaan psikiatri didapatkan hasil:
Secara umum penampilan OS menunjukkan OS dapat merawat diri dengan baik.
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor tampak hipoaktif, kontak mata kurang; Sikap
Terhadap Pemeriksa kooperatif; Mood Anhedonia; Afek datar, emosi lain
kecamasan; Pembicaraan logorrhea (+); Halusinasi visual(+) dan audiotorik (+);
Bentuk Pikir secara umum: Psikosis, spesifik: inkoherensi, waham cutiga(+); Taraf
Kesadaran kompos mentis; Orientasi waktu, tempat dan orang baik; Daya Ingat
(jangka panjang, jangka sedang, jangka pendek, dan segera) baik; Konsentrasi dan
Perhatian: Terganggu; Kemampuan Kognitif dan kecerdasan baik; Pengendalian
Impuls Terganggu; Judgment personal baik, social terganggu; Tilikan derajat 1. Os
menyangkal bahwa os sedang sakit; RTA terganggu. Sedangkan pemeriksaan status
neurologi dan interna tidak ditemukan kelainan organic yang menyertai dan OS juga
tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif, riwayat trauma kepala dan
beberapa penyakit organic lain yang memungkinkan timbulnya keluhan sekarang.
Kriteria Diagnostik Skizofrenia :5
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya duagejala
atau lebih bila gejala tersebut kurang tajam atau kurang jelas):
a. - Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama
namun kualitasnya berbeda; atau
- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (withdrawal); dan
- Thought broadcasting : isi pikiran tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya.
b. - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar; atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
14
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar;
- Delusion of perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
c. Halusinasi auditoris : suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau suara halusinasi yang mendiskusikan perihal
pasien diantara mereka sendiri; atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari
salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keagamaan atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia
lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang ataupun yang bsetengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai dengan ide-ide berlebihan yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus.
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan, yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, respon
emosional yang tumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri,
dari pergaulan social dan menurunkan kinerja social; tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
Adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih.5
15
Untuk menentukan diagnosis pasien dengan gangguan jiwa, maka digunakan
PPDGJ III. Berdasarkan gejala yang didapat maka dapat dibuat suatu diagnosis
banding, diantaranya :5
1. Skizofrenia Paranoid (F 20.0)
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang
mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk
Gejalanya primer yang meliputi perubahan proses pikir, gangguan emosi, kemauan,
dan otisme. Sedangkan gejala sekunder meliputi waham, halusinasi, gejala katatonik.
Sekunder merupakan manifestasi untuk menyesuaikan diri terhadap gangguan
primer.7
Skizofrenia paranoid ditandai oleh keasyikan (preokupasi) pada satu atau lebih
waham atau halusinasi, dan tidak ada perilaku pada tipe terdisorganisasi atau
katatonik. Secara klasik skizofrenia tipe paranoid ditandai terutama oleh adanya
waham kebesaran atau waham kejar, jalannya penyakit agak konstan. Pikiran
melayang (Flight of ideas) lebih sering terdapat pada mania, pada skizofrenia lebih
sering inkoherensi.7
Kriteria Diagnosis Skizofrenia Paranoid:5
No Kriteria diagnosis Pada pasien
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia
Terpenuhi
2. Tambahan:
Halusinasi atau waham harus menonjol
a. Suara-suara halusinasi yang
mengancam, member perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal
berupa bunyi pluit, mendengung, tawa
b. Halusinasi pembauandan
pengecapan, atau bersifat seksual atau
visual
c. Waham dapat berupa hamper setiap
jenis. Khas: waham dikendalikan,
Terpenuhi
16
waham dipengaruhi, waham pasif,
waham kejar.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relative, tidak nyata dan tidak menonjol.
Terpenuhi
Pada pasien ini dianggap memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia paranoid,
karena pada pasien ini ditemukan gejala skizofrenia paranoid berupa halusinas
auditorik, waham curiga.
2. Skizofrenia Residual (F 20.5)
- Kriteria diagnosis Skizofrenia Residual harus terpenuhi semua gejala
dibawah ini :
No Kriteria diagnosis Pada pasien
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia
Terpenuhi
2. Tambahan:
Gejala “negative” dari skizofrenia yang
menonjol misalnya perlambatan
psikomotorik, aktivitas menurun, afek
yang menumpul, sikaf pasif dan ketidak
inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau
isi pembicaraan, komunikasi nonverbal
yang buruk seperti dalam ekpresi muka,
kontak mata, modulasi suara, dan posisi
tubuh, perawatan diri dan kinerja yang
buruk.
Sedikitnya ada satu riwayat episode
psikotik yang jelas dimasa lampau yang
memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia
Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu
Terpenuhi
Terpenuhi
Tidak Terpenuhi
17
satu tahun dimana intensitas dan frekuensi
gejala yang nyata seperti waham dan
halusinasi telah sangat berkurang(minimal)
dan telah timbul sindrom “negative” dari
skizofrenia
Tidak terdapat demensia atau
penyakit/gangguan otak organic lain,
depresi kronis atau institusionalisasi yang
dapat menjelaskan disabilitas negative
tersebut
Terpenuhi
Pada pasien ini dianggap memenuhi kriteria diagnosis Skizofrenia paranoid, karna
pada pasien ini gejala yang lebih menonjol adalah, gejala halusinasi gangguan
gangguan wahamnya, dari kedua diagnosis banding, kriteria yang semuanya
terpenuhi adalah skizofrenia paranoid (F 20.0). Hal ini sesuai dengan perjalanan
penyakit pasien, dimana pasien sering mengalami gangguan halusinasi dan waham
yang menonjol, sedangkan pada skizofrenia residual gangguan waham dan halusinasi
nya telah sangat berkurang dan timbul sindromm “ negative”, sehingga tidak
memenuhi kriteria skizofrenia residual.
USUL DAN SARAN :
Indikasi seseorang dengan skizofrenia untuk dirawat inap adalah sebagai berikut :6
1. Tujuan diagnostic
2. Menstabilkan medikasi
3. Keamanan pasien karna gagasan bunuh diri atau membunuh
4. Perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai
5. Termasuk ketidakmampuan memenuhi kemampuan dasar seperti berpakaian,
makan, dan tempat berlindung.
Sehingga , untuk pasien ini dianjurkan dengan pengobatan rawat inap karna
memenuhi beberapa kriteria diatas.
18
TERAPI 10
a. Psikofarmaka
Obat-obat yang digunakan untuk mengobati skizofrenia disebut antipsikotik,
yang bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola piker yang
terjadi pada skizofrenia, obat-obat antipsikosis dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu antipsikosis tipikal dan atipikal, mekanisme obat antipsikosis tipikal
adalah memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaps neuron diotak,
khususnya sistem limbic dan ekstrapiramidal(dopamine D2 reseptor
antagonist), sehingga efektif untuk gejala positif, sedangkan obat antipsikosis
atipikal disamping beranifitas terhadap dopamine D2 reseptor, juga terdapat
serotonin 5 HT2 reseptor ( serotonin-dopamin antagonist) sehingga efektif
untuk gejala negative.
b. Psikoterapi suportif
- Psikoventilasi : Pasien dibimbing untuk menceritakan segala
permasalahannya, apa yang menajdi kekhawatiran pasien kepada therapis,
sehingga therapis, sehingga dapat memberikan problem solving yang baik
dan memengetahui antisipasi pasien dari faktor pencetus.
- Persuasi : Membujuk pasien agar memast
Ikan diri untuk selalu control dan minum obat dengan rutin.
- Sugesti : Membangkitkan kepercayaan diri bahwa dia dia dapat sembuh
(penyakit terkontrol).
- Desensitisasi : pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada didalam lingkungan
kerja untuk meningkatkan kepercayaan diri.
c. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya
sehingga tercipta dukungan social dengan lingkungan yang kondusif untuk
membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.
19
PROGNOSIS6
Gambaran yang menunjukan prognosis baik dan buruk dalam skizofrenia :
Prognosa baik :;
- Onset lambat
- Faktor pencetus yang jelas
- Onset akut
- Riwayat social, sex, dan pekerjaan pramoid yang baik
- Gejala gangguan mood (terutama depresif)
- Menikah
- Riwayat keluarga gangguan mood
- Sistem pendukung yang baik
- Gejala positif
Prognosa buruk :
- Onset muda
- Tidak ada faktor pencetus
- Riwayat social, sex dan pekerjaan promoid yang buruk
- Perilaku menarik diri, autistic
- Tidak menikah, bercerai, janda/duda
- Riwayat keluarga skizofrenia
- Sistem pendukung yang buruk
- Gejala negative
- Tanda dan gejala neurologis
- Riwayat trauma perinatal
- Tidak ada remisi dalam 3 tahun
- Banyak relaps
- Dan riwayat penyerangan
20
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan PPDGJ III, Skizofrenia didefinisikan sebagai suatu sindroma dengan variasi perjalanan penyakit, serta sejumlah akibat bergantung pada pertimbangan pengaruh genetic, fisik,social dan budaya. Skizofrenia umumnya ditandai dengan adanya penyimpangan fundamental dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul .
Biasanya kesadaran tetap terpelihara dan kemampuan intelektual juga terpelihara walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
1. Dalam diagnosis suatu skisofrenia harus ditemukan minimal 1 dari Kriteria berikut:
2. Though of echo, Though of insection, Though of withdrawl atau Though of broadcasting
3. Delution of control, Delution of influence, Delution of passivity atau Delution of perception
4. Halusinasi auditorikWaham Menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar. Gejala khas harus berlangsung > dari 1 bulan dan harus ada perubahan bermakna dari mutu aspek perilaku pribadi.
Pada Skizofrenia paranoid yang menonjol adalah waham dan atau halusinasi seperti Suara halusinasi yang mengancam atau memberi perintah secara langsung. Sedangkan untuk waham yang khas adalah waham kejaran atau curiga.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik tidak menonjol.
Pada pasien ini kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia, yakni berupa adanya halusinasi auditorik, visual dan waham. Dengan adanya waham curiga pada pasien ini maka dapat didiagnosis dengan skizofrenia paranoid. Pasien dirawat inapkan dan diberi Halopiridol 5 mg 3x1/2 tablet per hari. Selain terapi psikofarmaka pasien dan keluarganya juga diberikan edukasi tentang penyakit, penyebab dan prognosis pasien serta penjelasan agar pengobatan tidak terputus
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Andra. Memahami Kepribadian Dua Kutub. http://www.majalahfarmacia .com
[diakses 6 November 2012]
2. Anonim. Gangguan Kejiwaan dan Macamnya. http://www.ikhwah.informe.com
[diakses 6 November 2012]
3. Depkes RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta. Departemen Kesehatan. 1993.
145-156.
4. Widiodiningrat R. Membangun Kesadaran-Mengurangi Resiko gangguan Mental
dan Bunuh Diri. http://pdpersi.co. [diakses 6 November 2012]
5. Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa , rujukan ringkas PPDGJ-III.
Jakarta: PT. Nuh Jaya. 2001. Halm.46-8,56,60-2.
6. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Edisi Ketujuh Jilid Dua. Jakarta. Binarupa Aksara. 1997.809-816
7. Elvira Sylvia D, Hadisukanto G. Gangguan Affektif: dalam Buku ajar psikiatri.
Jakarta: Badan penerbit FKUI. 2010. Hal:.197-208.
8. Maslim R. Paduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga.
Jakarta : PT Nuh Jaya. 2007. Hal: 31-5.
9. Soref S. Bipolar Affective Disorder. http://www.emedicine.com [diakses 6
November 2012]
10. Irwan M,dkk. Penatalaksanaan skizofrenia. http://yayanakhyar.wordpress.com
(diakses 6 November 2012)
22