lap.kasusayu

33
BAB I PENDAHULUAN Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk Gejalanya : 1. Primer yang meliputi perubahan proses pikir, gangguan emosi, kemauan, dan otisme. Sedangkan gejala sekunder meliputi waham, halusinasi, gejala katatonik. 2. Sekunder merupakan manifestasi untuk menyesuaikan diri terhadap gangguan primer. Skizofrenia dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu simplex, hebefrenik, katatonik, paranoid, tak terinci, residual. Dari beberapa jenis skizofrenia diatas, terdapat skizofrenia paranoid. Jenis ini ditandai oleh keasyikan (preokupasi) pada satu atau lebih waham atau halusinasi, dan tidak ada perilaku pada tipe terdisorganisasi atau katatonik. Secara klasik skizofrenia tipe paranoid ditandai terutama oleh adanya waham kebesaran atau waham kejar, jalannya penyakit agak konstan. Pikiran melayang (Flight of ideas) lebih sering terdapat pada mania, pada skizofrenia lebih sering inkoherensi. Kriteria waktunya berdasarkan pada teori Townsend (1998), 1

Upload: herman-wijayantoro

Post on 03-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap.kasusayu

BAB I

PENDAHULUAN

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya

tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk

Gejalanya :

1. Primer yang meliputi perubahan proses pikir, gangguan emosi, kemauan, dan

otisme. Sedangkan gejala sekunder meliputi waham, halusinasi, gejala

katatonik.

2. Sekunder merupakan manifestasi untuk menyesuaikan diri terhadap gangguan

primer. Skizofrenia dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu simplex, hebefrenik,

katatonik, paranoid, tak terinci, residual. Dari beberapa jenis skizofrenia

diatas, terdapat skizofrenia paranoid. Jenis ini ditandai oleh keasyikan

(preokupasi) pada satu atau lebih waham atau halusinasi, dan tidak ada

perilaku pada tipe terdisorganisasi atau katatonik. Secara klasik skizofrenia

tipe paranoid ditandai terutama oleh adanya waham kebesaran atau waham

kejar, jalannya penyakit agak konstan. Pikiran melayang (Flight of ideas)

lebih sering terdapat pada mania, pada skizofrenia lebih sering inkoherensi.

Kriteria waktunya berdasarkan pada teori Townsend (1998), yang

mengatakan kondisi klien jiwa sulit diramalkan, karena setiap saat dapat

berubah.

     Waham menurut Maramis (1998), Keliat (1998) dan Ramdi (2000) menyatakan

bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan

kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya,

keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah. Mayer-

Gross dalam Maramis (1998) membagi waham dalam 2 kelompok, yaitu primer dan

sekunder. Waham primer timbul secara tidak logis, tanpa penyebab dari luar.

Sedangkan waham sekunder biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan

merupakan cara untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain, waham

dinamakan menurut isinya, salah satunya adalah waham kebesaran

1

Page 2: Lap.kasusayu

     Waham kebesaran adalah waham peningkatan kemampuan, kekuatan,

pengetahuan, identitas, atau hubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal

(Kaplan dan Sadock, 1997). Pendapat ini juga didukung oleh Kusuma (1997) yang

menyatakan bahwa derajat waham kebesaran dapat terentang pembesar- besaran

yang ringan sampai karakteristik sesungguhnya dari waham kebesaran psikotik. Isi

waham umpamanya pasien telah melakukan penemuan yang penting atau memiliki

bakat yang tidak diketahui atau kesehatan yang sangat baik.

Jenis skizofrenia paranoid mempunyai gejala yang khas yaitu waham primer, disertai

dengan waham-waham sekunder dan halusinasi (Maramis, 1998). Menurut Kaplan

dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:

a. Status mental

1)      Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali

bila ada sistem waham abnormal yang jelas.

2)      Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.

3)      Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.

4)  Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas

diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.

5)      Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas

depresi ringan.

6)    Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali

pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan

ditemukan halusinasi dengar.

b. Sensori dan kognisi

1)                  Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang

memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.

2)                  Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).

3)                  Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.

4)                  Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya.

Keputusan terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan

menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.

2

Page 3: Lap.kasusayu

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Hk

Jenis Kelamin : laki-laki

Usia : 24 tahun

Alamat : RT 12 Jln Syailendra no 14 Rawasari,Kota Baru Jambi

Status : Belum Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : tidak bekerja

Suku : Melayu

Agama : Islam

Datang ke RSJ : 10 Oktober 2012

NRM : 36-71-4

Pernah rawat inap di bangsal Arjuna RSJ Jambi dengan keluhan yang sama tahun

2010.

KETERANGAN DIRI ALLO / INFORMAN

Nama : Tn. Mj

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 59 tahun

Pekerjaan : pensiunan PNS

Pendidikan : SMA

Alamat & Telepon RT 12 Jln Syailendra no 14 Rawasari,Kota

Baru Jambi

Hubungan dengan pasien : Ayah kandung os

Keakraban dengan pasien : Akrab

Sudah berapa lama mengenal pasien : ± 24 tahun

Kesan pemeriksa / dokter terhadap-

keterangan yang diberikan : Dapat dipercaya

3

Page 4: Lap.kasusayu

II. ANAMNESIS

Diperoleh dari: autoanamnesis dan alloanamnesis

A. Sebab Utama: Putus obat

B. Keluhan Utama: OS mengamuk sambil membawa parang

C. Riwayat Gangguan Sekarang

± 2,5 tahun yang lalu os hilang di hutan (± 2 hari), setelah ditemukan os

mulai menarik diri. Os suka menyendiri di kamar, banyak diam, os sering mengoceh

sendiri. Os selalu mengatakan melihat bayangan dan suara yang meronta-ronta.

Semenjak saat itu os tidak mau lagi berbaur dengan lingkungan sekitar. Namun

keluarga tidak membawa os berobat.

± 2 tahun yang lalu os pernah dirawat di RSJ Provinsi Jambi dengan gejala

ketakutan pada setiap orang, mengoceh sendiri, tertawa sendiri dan sering mengamuk

dengan membawa senjata, os membawa senjata karena dia menyangka ada orang

yang ingin menyakitinya. Kemudian ±2 bulan dirawat di RSJ Provinsi Jambi os

dibolehkan pulang. Awalnya os rajin minum obat, namun setelah mengalami

perbaikan os tidak rutin lagi minum obat.

± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, os sering melamun, suka menyendiri

dan mengoceh sendiri. Sebelum nya os pernah ditolak oleh seorang wanita bernama

ulfa. Tingkah laku os menjadi lebih agresif, Os sering keluyuran keluar rumah, sering

mengamuk membawa senjata tajam (sabit, paku, garpu). Os sering mengejar orang di

sekitarnya tanpa sebab. Os menjadi gampang curiga dengan orang terutama dengan

yang bernama ”Admiral”(teman os), os merasa Admiral akan membunuhnya. Os

juga mengatakan sering mendengar suara” Hengki dijemput” os merasa bila tidak

mengikuti perintahnya maka os akan dibunuh, dan os juga melihat bayangan putih

disekitarnya. Karena khawatir penyakit anaknya tambah parah maka ayah OS

membawa OS berobat ke RSJ provinsi Jambi.

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Tahun 2010, OS pernah dibawa berobat ke RSJ Jambi karena keluhan yang sama

(sering mengamuk, dan mengoceh sendiri). Saat itu OS dirawat di bangsal Arjuna

4

Page 5: Lap.kasusayu

RSj Provinsi Jambi, setelah ± 2 bulan dirawat DiRSJ Provinsi Jambi Os dibolehkan

pulang. keluhan OS berkurang OS tidak rutin minum obat. Bahkan sampai putus

obat. Menurut keluarga os, os sudah mengalami perbaikan, sehingga pihak keluarga

tidak begitu memperhatikan lagi pemberian obat pada os.

Sejak tahun 2010 sampai saat ini OS sudah 2 kali kambuh, jarak antar episode

tidak diketahui secara pasti. Keluhan sekarang tampak lebih berat dari yang

sebelumnya sehingga baru dibawa berobat ke psikiater lagi.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Menurut bapak OS, OS belum pernah mengalami trauma kepala, kecelakaan, serta

kejang, ataupun riwayat sering sakit kepala maupun sering demam tinggi.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang,namun os sering minum

minuman alkohol dan os adalah perokok.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Tidak diketahui

2. Riwayat Masa Kanak Awal

OS diasuh oleh orang tua pasien sejak kecil, Pertumbuhan dan perkembangan OS

biasa-biasa saja.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan

OS tinggal bersama orang tua OS. Orang tua OS cukup baik dan bersifat manja.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja

OS merupakan orang yang pendiam, pemalas, manja dan pemarah

5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Pasien hanya bersekolah hingga tamat SMA. Alasan tidak melanjutkan

pendidikan karena biaya yang kurang. OS cukup pintar.

b. Riwayat Pekerjaan

Os tidak bekerja sejak os tamat SMA

5

Page 6: Lap.kasusayu

c. Riwayat Pernikahan

Os belum menikah

d. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien beragama Islam. Pasien menyatakan rajin dalam beribadah dan sering

mengikuti kegiatan pengajian di lingkungan tempat tinggal.

e. Riwayat Militer

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.

f. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.

g. Riwayat Psikoseksual

os tidak pernah berpacaran, namun os memiliki teman dekat perempuan.

h. Aktivitas Sosial

Pasien sering mengikuti aktivitas yang bersifat sosial di lingkungan sekitar

rumahnya.

i. Situasi Kehidupan Sekarang (diperoleh dari ayah kandung OS)

OS tinggal berenam dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuan os

serta suami kakak perempuan os dan 2 anak dari hasil pernikahan kakak os dan

suaminya. Os tinggal di disebuah rumah kontrakkan di Kota Baru Jambi.

Kehidupan rumah OS sering dibumbui perselisihan pendapat. Menurut ayah OS,

OS sangat manja dan pemarah sehingga os sering marah apabila os diminta

tolong oleh ayahnya.

6. Riwayat Keluarga (diperoleh dari ayah OS)

Genogram

Keterangan :

: anggota keluarga laki-laki

6

Page 7: Lap.kasusayu

: anggota keluarga perempuan

: anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa

: pasien

: tinggal satu rumah

OS adalah anak bungsu dari lima bersaudara, saudara ke1-ke2 perempuan,

kepribadiannya biasa-biasa saja dan saudara ke3-ke4 laki-laki (mudah bergaul).

Hubungan saudara OS dengan OS biasa-biasa saja. Os tinggal di kota baru Jambi

dengan Ayah dan ibu OS serta dengan kakak perempuan os dan suami kakak

perempuan dan ke2 anak dari hasil pernikahan kakak perempuan os dan suaminya

Ayah OS, Tn.Mj memiliki kepribadian banyak teman dan suka bergaul,

hubungannya dengan OS akrab. Ibu OS, Ny.N memiliki kepribadian pendiam,

hubungannya dengan OS cukup akrab. Anak-anak OS tumbuh dengan normal, dan

tidak ada yang menampilkan gejala yang serupa dengan OS. Os memiliki Riwayat

keluarga dengan gangguan jiwa yaitu nenek os.

7. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya

Menurut OS dirinya tidak sakit. Os hanya merasa dirinya ada orang yang

ingin menyakitinya. OS tidak rutin lagi minum obat lagi sejak os keluarga os

merasa dirinya mengalami perbaikan. Sehingga keluarga os tidak begitu peduli

lagi dengan pengobatan os. Bahkan sampai os putus obay.

8. Persepsi Keluarga tentang Diri Pasien

Keluarga OS mengetahui bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.

9. Impian, Fantasi, dan Cita-cita Pasien

OS ingin bekerja dan menjadi guru

10. Stressos Psikososial : ditolak wanita yang disukai nya

11. Riwayat usaha dan keinginan bunuh diri (-)

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

(Dilakukan pada tanggal 9 November 2012)

7

Page 8: Lap.kasusayu

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Seorang laki-laki, kurus, berpenampilan rapi, berpakaian pakaian milik

RSJ Provinsi Jambi.. Secara umum, penampilan OS menunjukkan OS

dapat merawat diri dengan baik

2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

OS tampak hipoaktif dan kontak mata baik

3. Sikap Terhadap Pemeriksa

Sikap OS terhadap pemeriksa kooperatif.

B. Mood dan Afek

1. Mood : Anhedonia

2. Afek : datar

3. Emosi lain : kecemasan

C. Pembicaraan

OS berbicara dengan lancar, spontan, cepat dan terdapat tekanan bicara.

Jumlah kata-kata yang dikeluarkan OS banyak (logorrhea (+)), isi bicara:

kurang memberikan informasi.

D. Gangguan Persepsi: Perilaku halusinasi visual(+), audiotorik (+)

E. Pikiran

1. Proses Pikir/Bentuk Pikir

Umum : Psikosis

Spesifik : inkoherensi

2. Isi Pikir

Terdapat waham curiga, dimana pasien merasa curiga terhadap orang

lain, os merasa dirinya ingin disakiti.

F. Kesadaran dan Kognisi

1. Taraf Kesadaran

Kompos Mentis

8

Page 9: Lap.kasusayu

2. Orientasi

Waktu : Baik (OS dapat menyebutkan hari, tanggal,

bulan)

Tempat : Baik (OS mengetahui tempat OS berada saat

wawancara dan letak rumah OS)

Orang : Baik (OS dapat menyebutkan nama orang-orang di

sekitar OS)

3. Daya Ingat

Jangka panjang : Baik (OS tanggal lahirnya)

Jangka sedang : Baik (OS masih ingat hal-hal yang membawa

OS datang ke rumah sakit dan orang-orang

yang mengantar OS ke rumah sakit)

Jangka pendek : Baik (OS ingat akan menu makan paginya)

4. Segera : Baik (OS mampu mengulangi pertanyaan yang

ditanya)

5. Konsentrasi dan Perhatian

Terganggu

6. Kemampuan Membaca dan Menulis

Baik.

7. Kemampuan Visuospasial :

Tidak dapat dinilai

8. Pikiran Abstrak

Baik (OS mengerti arti kiasan tong kosong nyaring bunyinya)

9. Inteligensi dan Kemampuan Informasi

Cukup. Pasien dapat menyebutkan kabar terbaru yang sedang hangat

dibicarakan di media massa

G. Pengendalian Impuls

Terganggu

H. Judgment dan Tilikan

1. Judgment Personal: kurang (pasien dapat makan, minum, namun mandi

harus disuruh, bukan keinginan diri sendiri).

Judgment Sosial : Terganggu

9

Page 10: Lap.kasusayu

2. Tilikan: Derajat 1. Os menyangkal bahwa dirinya sedang sakit

I. Reliabilitas : RTA terganggu

J. Taraf Dapat Dipercaya: Secara umum tidak dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : kompos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi nadi : 82x / menit

Frekuensi napas : Sulit dinilai

Suhu : Afebris

Kepala : Deformitas (-), rambut hitam, tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil

baik

THT : Tidak ada keluhan

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Mulut : Oral higiene cukup baik

Jantung : BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Datar lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

Ekstremitas : Simetris, akral hangat, edema -/-, perfusi perifer

cukup, scar (-)

B. Status Neurologikus

a. Gejala rangsang selaput otak (-)

b. Pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, RC +/+

c. Refleks fisiologis normal

d. Nervus kranialis: kesan paresis (-), nistagmus (-)

e. Refleks patologis (-)

e. Pemeriksaan Motorik : 5555 5555

5555 5555

10

Page 11: Lap.kasusayu

f. Gejala ekstrapiramidal :

- gaya berjalan dan postur tubuh normal

- stabilitas postur tubuh normal

- rigiditas ekstremitas tidak ada

- gangguan keseimbangan dan tremor (-)

g. Pemeriksaan Sensorik

Sensibilitas : parestesia di kaki-tangan kiri dan kanan (-)

h. Pemeriksaan Saraf Otonom

Inkontinensia alvi dan uri(-)

C. Pemeriksaan laboratorium dan diagnosis khusus lainnya: tidak dilakukan

V. RESUME

Telah diperiksa seorang laki bernama Tn Hk, berumur 24 tahun, dengan

alamat diRT 12 Jln Syailendra no 14 Rawasari, Kota Baru Jambi. Os Belum

Menikah . Pendidikan terakhir os SMA. Os tidak bekerja. Dengan Suku Kerinci.

Beragama islam.

OS datang berobat ke poli Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi tanggal 10

Oktober 2012 dengan keluhan OS mengamuk sambil membawa parang, ± 2,5

tahun yang lalu os hilang di hutan (± 2 hari), setelah ditemukan os mulai menarik

diri. Os suka menyendiri di kamar, banyak diam, os sering mengoceh sendiri. Os

selalu mengatakan melihat bayangan dan suara yang meronta-ronta. Semenjak saat

itu os tidak mau lagi berbaur dengan lingkungan sekitar. Namun keluarga tidak

membawa os berobat.

± 2 tahun yang lalu os pernah dirawat di RSJ Provinsi Jambi dengan gejala

ketakutan pada setiap orang, mengoceh sendiri, tertawa sendiri dan sering

mengamuk dengan membawa senjata, os membawa senjata karena dia menyangka

ada orang yang ingin menyakitinya. Kemudian ±2 bulan dirawat di RSJ Provinsi

Jambi os dibolehkan pulang. Awalnya os rajin minum obat, namun setelah

mengalami perbaikan os tidak rutin lagi minum obat.

± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, os sering melamun, suka menyendiri

dan mengoceh sendiri. Sebelum nya os pernah ditolak oleh seorang wanita

11

Page 12: Lap.kasusayu

bernama ulfa. Tingkah laku os menjadi lebih agresif, Os sering keluyuran keluar

rumah, sering mengamuk membawa senjata tajam (sabit, paku, garpu). Os sering

mengejar orang di sekitarnya tanpa sebab. Os menjadi gampang curiga dengan

orang terutama dengan yang bernama ”Admiral”(teman os), os merasa Admiral

akan membunuhnya. Os juga mengatakan sering mendengar suara” Hengki

dijemput” os merasa bila tidak mengikuti perintahnya maka os akan dibunuh, dan

os juga melihat bayangan putih disekitarnya. Karena khawatir penyakit anaknya

tambah parah maka ayah OS membawa OS berobat ke RSJ provinsi Jambi.

Dari pemeriksaan status mental (10 Oktober 2012), Secara umum penampilan

OS menunjukkan OS dapat merawat diri dengan baik, Perilaku dan Aktivitas

Psikomotor tampak hipoaktif, kontak mata kurang; Sikap Terhadap Pemeriksa

kooperatif; Mood Anhedonia; Afek datar, emosi lain kecamasan, Pembicaraan

logorrhea (+); Halusinasi visual(+) dan audiotorik (+); Bentuk Pikir secara

umum: Psikosis, spesifik: inkoherensi, waham curiga(+); Taraf Kesadaran

kompos mentis; Orientasi waktu, tempat dan orang baik; Daya Ingat (jangka

panjang, jangka sedang, jangka pendek, dan segera) baik; Konsentrasi dan

Perhatian: Terganggu; Kemampuan Kognitif dan kecerdasan baik; Pengendalian

Impuls Terganggu; Judgment personal baik, social terganggu; Tilikan derajat 1.

Os menyangkal bahwa os sedang sakit; RTA terganggu. Sedangkan pemeriksaan

status neurologi dan interna tidak ditemukan kelainan organic yang menyertai.

VI. DIAGNOSIS BANDING

1. Skizofrenia paranoid

2. Skizofrenia Residual

VII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL

Axis I : F20.0 skizofrenia paranoid

Axis II : Tidak ada diagnosis axis II

Axis III : Tidak ada diagnosis axis III

Axis IV : Masalah keluarga dan percintaan

12

Page 13: Lap.kasusayu

Axis V : GAF Scale : 80-71

GAF Scale : 60-51

VIII. SARAN ATAU USUL

Pengobatan rawat inap dan kontrol teratur dan jangan sampai putus obat.

IX. PROGNOSIS

Prognosis buruk

X. RENCANA TERAPI

a) Psikofarmaka: Untuk Psikofarmaka diberikan Halopiridol 5 mg 3x1/2b) PsikoTerapi:

Ventil: Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan isi hatinya sehingga pasien merasa legah.

Konseling: Memberi penjelasan Kepada pasien atas apa yang dia alami selama ini dan memberi pengertian akan penyakitnya.

c) Sosioterapi: Memberi penjelasan ke keluarga dan tetangga-tetangga mengenai keadaan pasien sehingga bias menciptakan lingkungan yang membantu pemulihan pasien.

13

Page 14: Lap.kasusayu

BAB III

TEORI DAN PEMBAHASAN

DIAGNOSIS

Pada pasien ini, setelah dilakukan pemeriksaan psikiatri didapatkan hasil:

Secara umum penampilan OS menunjukkan OS dapat merawat diri dengan baik.

Perilaku dan Aktivitas Psikomotor tampak hipoaktif, kontak mata kurang; Sikap

Terhadap Pemeriksa kooperatif; Mood Anhedonia; Afek datar, emosi lain

kecamasan; Pembicaraan logorrhea (+); Halusinasi visual(+) dan audiotorik (+);

Bentuk Pikir secara umum: Psikosis, spesifik: inkoherensi, waham cutiga(+); Taraf

Kesadaran kompos mentis; Orientasi waktu, tempat dan orang baik; Daya Ingat

(jangka panjang, jangka sedang, jangka pendek, dan segera) baik; Konsentrasi dan

Perhatian: Terganggu; Kemampuan Kognitif dan kecerdasan baik; Pengendalian

Impuls Terganggu; Judgment personal baik, social terganggu; Tilikan derajat 1. Os

menyangkal bahwa os sedang sakit; RTA terganggu. Sedangkan pemeriksaan status

neurologi dan interna tidak ditemukan kelainan organic yang menyertai dan OS juga

tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif, riwayat trauma kepala dan

beberapa penyakit organic lain yang memungkinkan timbulnya keluhan sekarang.

Kriteria Diagnostik Skizofrenia :5

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya duagejala

atau lebih bila gejala tersebut kurang tajam atau kurang jelas):

a. - Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam

kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama

namun kualitasnya berbeda; atau

- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk

kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu

dari luar dirinya (withdrawal); dan

- Thought broadcasting : isi pikiran tersiar keluar sehingga orang lain atau

umum mengetahuinya.

b. - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan

tertentu dari luar; atau

- Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

14

Page 15: Lap.kasusayu

- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap suatu kekuatan dari luar;

- Delusion of perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

c. Halusinasi auditoris : suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus

terhadap perilaku pasien, atau suara halusinasi yang mendiskusikan perihal

pasien diantara mereka sendiri; atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari

salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap

tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keagamaan atau politik

tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu

mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia

lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh

waham yang mengambang ataupun yang bsetengah berbentuk tanpa kandungan

afektif yang jelas, ataupun disertai dengan ide-ide berlebihan yang menetap, atau

apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus

menerus.

f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan, yang berakibat

inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.

g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, atau

fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

h. Gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, respon

emosional yang tumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri,

dari pergaulan social dan menurunkan kinerja social; tetapi harus jelas bahwa

semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

Adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan

atau lebih.5

15

Page 16: Lap.kasusayu

Untuk menentukan diagnosis pasien dengan gangguan jiwa, maka digunakan

PPDGJ III. Berdasarkan gejala yang didapat maka dapat dibuat suatu diagnosis

banding, diantaranya :5

1. Skizofrenia Paranoid (F 20.0)

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang

mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk

Gejalanya primer yang meliputi perubahan proses pikir, gangguan emosi, kemauan,

dan otisme. Sedangkan gejala sekunder meliputi waham, halusinasi, gejala katatonik.

Sekunder merupakan manifestasi untuk menyesuaikan diri terhadap gangguan

primer.7

Skizofrenia paranoid ditandai oleh keasyikan (preokupasi) pada satu atau lebih

waham atau halusinasi, dan tidak ada perilaku pada tipe terdisorganisasi atau

katatonik. Secara klasik skizofrenia tipe paranoid ditandai terutama oleh adanya

waham kebesaran atau waham kejar, jalannya penyakit agak konstan. Pikiran

melayang (Flight of ideas) lebih sering terdapat pada mania, pada skizofrenia lebih

sering inkoherensi.7

Kriteria Diagnosis Skizofrenia Paranoid:5

No Kriteria diagnosis Pada pasien

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis

skizofrenia

Terpenuhi

2. Tambahan:

Halusinasi atau waham harus menonjol

a. Suara-suara halusinasi yang

mengancam, member perintah, atau

halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal

berupa bunyi pluit, mendengung, tawa

b. Halusinasi pembauandan

pengecapan, atau bersifat seksual atau

visual

c. Waham dapat berupa hamper setiap

jenis. Khas: waham dikendalikan,

Terpenuhi

16

Page 17: Lap.kasusayu

waham dipengaruhi, waham pasif,

waham kejar.

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan

pembicaraan, serta gejala katatonik secara

relative, tidak nyata dan tidak menonjol.

Terpenuhi

Pada pasien ini dianggap memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia paranoid,

karena pada pasien ini ditemukan gejala skizofrenia paranoid berupa halusinas

auditorik, waham curiga.

2. Skizofrenia Residual (F 20.5)

- Kriteria diagnosis Skizofrenia Residual harus terpenuhi semua gejala

dibawah ini :

No Kriteria diagnosis Pada pasien

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis

skizofrenia

Terpenuhi

2. Tambahan:

Gejala “negative” dari skizofrenia yang

menonjol misalnya perlambatan

psikomotorik, aktivitas menurun, afek

yang menumpul, sikaf pasif dan ketidak

inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau

isi pembicaraan, komunikasi nonverbal

yang buruk seperti dalam ekpresi muka,

kontak mata, modulasi suara, dan posisi

tubuh, perawatan diri dan kinerja yang

buruk.

Sedikitnya ada satu riwayat episode

psikotik yang jelas dimasa lampau yang

memenuhi kriteria untuk diagnosis

skizofrenia

Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu

Terpenuhi

Terpenuhi

Tidak Terpenuhi

17

Page 18: Lap.kasusayu

satu tahun dimana intensitas dan frekuensi

gejala yang nyata seperti waham dan

halusinasi telah sangat berkurang(minimal)

dan telah timbul sindrom “negative” dari

skizofrenia

Tidak terdapat demensia atau

penyakit/gangguan otak organic lain,

depresi kronis atau institusionalisasi yang

dapat menjelaskan disabilitas negative

tersebut

Terpenuhi

Pada pasien ini dianggap memenuhi kriteria diagnosis Skizofrenia paranoid, karna

pada pasien ini gejala yang lebih menonjol adalah, gejala halusinasi gangguan

gangguan wahamnya, dari kedua diagnosis banding, kriteria yang semuanya

terpenuhi adalah skizofrenia paranoid (F 20.0). Hal ini sesuai dengan perjalanan

penyakit pasien, dimana pasien sering mengalami gangguan halusinasi dan waham

yang menonjol, sedangkan pada skizofrenia residual gangguan waham dan halusinasi

nya telah sangat berkurang dan timbul sindromm “ negative”, sehingga tidak

memenuhi kriteria skizofrenia residual.

USUL DAN SARAN :

Indikasi seseorang dengan skizofrenia untuk dirawat inap adalah sebagai berikut :6

1. Tujuan diagnostic

2. Menstabilkan medikasi

3. Keamanan pasien karna gagasan bunuh diri atau membunuh

4. Perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai

5. Termasuk ketidakmampuan memenuhi kemampuan dasar seperti berpakaian,

makan, dan tempat berlindung.

Sehingga , untuk pasien ini dianjurkan dengan pengobatan rawat inap karna

memenuhi beberapa kriteria diatas.

18

Page 19: Lap.kasusayu

TERAPI 10

a. Psikofarmaka

Obat-obat yang digunakan untuk mengobati skizofrenia disebut antipsikotik,

yang bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola piker yang

terjadi pada skizofrenia, obat-obat antipsikosis dibagi menjadi 2 kelompok,

yaitu antipsikosis tipikal dan atipikal, mekanisme obat antipsikosis tipikal

adalah memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaps neuron diotak,

khususnya sistem limbic dan ekstrapiramidal(dopamine D2 reseptor

antagonist), sehingga efektif untuk gejala positif, sedangkan obat antipsikosis

atipikal disamping beranifitas terhadap dopamine D2 reseptor, juga terdapat

serotonin 5 HT2 reseptor ( serotonin-dopamin antagonist) sehingga efektif

untuk gejala negative.

b. Psikoterapi suportif

- Psikoventilasi : Pasien dibimbing untuk menceritakan segala

permasalahannya, apa yang menajdi kekhawatiran pasien kepada therapis,

sehingga therapis, sehingga dapat memberikan problem solving yang baik

dan memengetahui antisipasi pasien dari faktor pencetus.

- Persuasi : Membujuk pasien agar memast

Ikan diri untuk selalu control dan minum obat dengan rutin.

- Sugesti : Membangkitkan kepercayaan diri bahwa dia dia dapat sembuh

(penyakit terkontrol).

- Desensitisasi : pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada didalam lingkungan

kerja untuk meningkatkan kepercayaan diri.

c. Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya

sehingga tercipta dukungan social dengan lingkungan yang kondusif untuk

membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

19

Page 20: Lap.kasusayu

PROGNOSIS6

Gambaran yang menunjukan prognosis baik dan buruk dalam skizofrenia :

Prognosa baik :;

- Onset lambat

- Faktor pencetus yang jelas

- Onset akut

- Riwayat social, sex, dan pekerjaan pramoid yang baik

- Gejala gangguan mood (terutama depresif)

- Menikah

- Riwayat keluarga gangguan mood

- Sistem pendukung yang baik

- Gejala positif

Prognosa buruk :

- Onset muda

- Tidak ada faktor pencetus

- Riwayat social, sex dan pekerjaan promoid yang buruk

- Perilaku menarik diri, autistic

- Tidak menikah, bercerai, janda/duda

- Riwayat keluarga skizofrenia

- Sistem pendukung yang buruk

- Gejala negative

- Tanda dan gejala neurologis

- Riwayat trauma perinatal

- Tidak ada remisi dalam 3 tahun

- Banyak relaps

- Dan riwayat penyerangan

20

Page 21: Lap.kasusayu

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan PPDGJ III, Skizofrenia didefinisikan sebagai suatu sindroma dengan variasi perjalanan penyakit, serta sejumlah akibat bergantung pada pertimbangan pengaruh genetic, fisik,social dan budaya. Skizofrenia umumnya ditandai dengan adanya penyimpangan fundamental dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul .

Biasanya kesadaran tetap terpelihara dan kemampuan intelektual juga terpelihara walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

1. Dalam diagnosis suatu skisofrenia harus ditemukan minimal 1 dari Kriteria berikut:

2. Though of echo, Though of insection, Though of withdrawl atau Though of broadcasting

3. Delution of control, Delution of influence, Delution of passivity atau Delution of perception

4. Halusinasi auditorikWaham Menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak

wajar. Gejala khas harus berlangsung > dari 1 bulan dan harus ada perubahan bermakna dari mutu aspek perilaku pribadi.

Pada Skizofrenia paranoid yang menonjol adalah waham dan atau halusinasi seperti Suara halusinasi yang mengancam atau memberi perintah secara langsung. Sedangkan untuk waham yang khas adalah waham kejaran atau curiga.

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik tidak menonjol.

Pada pasien ini kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia, yakni berupa adanya halusinasi auditorik, visual dan waham. Dengan adanya waham curiga pada pasien ini maka dapat didiagnosis dengan skizofrenia paranoid. Pasien dirawat inapkan dan diberi Halopiridol 5 mg 3x1/2 tablet per hari. Selain terapi psikofarmaka pasien dan keluarganya juga diberikan edukasi tentang penyakit, penyebab dan prognosis pasien serta penjelasan agar pengobatan tidak terputus

21

Page 22: Lap.kasusayu

DAFTAR PUSTAKA

1. Andra. Memahami Kepribadian Dua Kutub. http://www.majalahfarmacia .com

[diakses 6 November 2012]

2. Anonim. Gangguan Kejiwaan dan Macamnya. http://www.ikhwah.informe.com

[diakses 6 November 2012]

3. Depkes RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan

Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta. Departemen Kesehatan. 1993.

145-156.

4. Widiodiningrat R. Membangun Kesadaran-Mengurangi Resiko gangguan Mental

dan Bunuh Diri. http://pdpersi.co. [diakses 6 November 2012]

5. Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa , rujukan ringkas PPDGJ-III.

Jakarta: PT. Nuh Jaya. 2001. Halm.46-8,56,60-2.

6. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri Klinis Edisi Ketujuh Jilid Dua. Jakarta. Binarupa Aksara. 1997.809-816

7. Elvira Sylvia D, Hadisukanto G. Gangguan Affektif: dalam Buku ajar psikiatri.

Jakarta: Badan penerbit FKUI. 2010. Hal:.197-208.

8. Maslim R. Paduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga.

Jakarta : PT Nuh Jaya. 2007. Hal: 31-5.

9. Soref S. Bipolar Affective Disorder. http://www.emedicine.com [diakses 6

November 2012]

10. Irwan M,dkk. Penatalaksanaan skizofrenia. http://yayanakhyar.wordpress.com

(diakses 6 November 2012)

22