lap utility ok

21
Unit Utility 12 BAB II BAGIAN UTILITY KALTIM-1 Pabrik Utility Kaltim-1 berfungsi sebagai unit pendukung pabrik Ammonia Kaltim-1 dalam memproduksi ammonia dan pabrik Urea Kaltim-1 dalam memproduksi urea. Pada operasionalnya pabrik utility menyediakan kebutuhan air laut, sodium hipokloride, air pendingin, air tawar, air demin, kebutuhan steam, tenaga listrik serta kebutuhan udara pabrik dan instrumentasi untuk menunjang kelancaran produksi pabrik amoniak dan urea. Untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan tersebut, pabrik Utility Kaltim-1 dibagi menjadi 8 unit (sistem) yaitu : 1. Unit Sistem Air Laut 2. Unit Khlorinasi 3. Unit Desalinasi 4. Unit Sweet Cooling Water System 5. Unit Demineralisasi 6. Unit Pembangkit Steam (Boiler Denaeyer) 7. Unit Pembangkit Listrik (Power House) 8. Unit Instrumen Air dan Plant Air (IA/PA) II.1. Unit System Air Laut Air laut sebagian besar digunakan sebagai sistem pendingin dalam pabrik dengan sistem ONCE TROUGH (satu kali lewat). Penggunaan air laut antara lain : 1. Sebagai pendingin sekali lewat (One Through) pada Condenser turbin dan Marine Plate Exchanger (MPE). 2. Sebagai sumber bahan baku air tawar pada unit Desalinasi. 3. Sebagai bahan baku pembuatan larutan Sodium Hypochlorite pada unit Chlorinasi. Air laut diperoleh dengan menggunakan pompa air laut. Air laut sebelum siap digunakan sebagai bahan baku air pabrik harus dalam keadaan bersih dari kotoran seperti kayu, sampah, binatang laut seperti udang, kerang dan ubur-ubur,

Upload: yulia-nurul-marifah

Post on 27-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

utilitas kaltim 1 PKT

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 12 

BAB II

BAGIAN UTILITY KALTIM-1

Pabrik Utility Kaltim-1 berfungsi sebagai unit pendukung pabrik

Ammonia Kaltim-1 dalam memproduksi ammonia dan pabrik Urea Kaltim-1

dalam memproduksi urea. Pada operasionalnya pabrik utility menyediakan

kebutuhan air laut, sodium hipokloride, air pendingin, air tawar, air demin,

kebutuhan steam, tenaga listrik serta kebutuhan udara pabrik dan instrumentasi

untuk menunjang kelancaran produksi pabrik amoniak dan urea.

Untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan tersebut, pabrik Utility Kaltim-1

dibagi menjadi 8 unit (sistem) yaitu :

1. Unit Sistem Air Laut

2. Unit Khlorinasi

3. Unit Desalinasi

4. Unit Sweet Cooling Water System

5. Unit Demineralisasi

6. Unit Pembangkit Steam (Boiler Denaeyer)

7. Unit Pembangkit Listrik (Power House)

8. Unit Instrumen Air dan Plant Air (IA/PA)

II.1. Unit System Air Laut

Air laut sebagian besar digunakan sebagai sistem pendingin dalam pabrik

dengan sistem ONCE TROUGH (satu kali lewat).

Penggunaan air laut antara lain :

1. Sebagai pendingin sekali lewat (One Through) pada Condenser turbin

dan Marine Plate Exchanger (MPE).

2. Sebagai sumber bahan baku air tawar pada unit Desalinasi.

3. Sebagai bahan baku pembuatan larutan Sodium Hypochlorite pada unit

Chlorinasi.

Air laut diperoleh dengan menggunakan pompa air laut. Air laut sebelum

siap digunakan sebagai bahan baku air pabrik harus dalam keadaan bersih dari

kotoran seperti kayu, sampah, binatang laut seperti udang, kerang dan ubur-ubur,

Page 2: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 13 

tumbuhan laut dll. agar tidak menyumbat perpipaan dan peralatan serta bersih dari

zat-zat yang dapat menimbulkan korosi seperti Amonia dan Urea.

Sebelum dipompakan, air laut dibersihkan terlebih dulu dari kotoran-

kotoran melalui tiga tahap penyaringan, yaitu:

1. Coarse Bar Screen (saringan kasar), berfungsi menahan kotoran-

kotoran yang besar seperti kayu, ubur-ubur dan sebagainya.

2. Rake Screen (PA-4101 A/B/C). Kotoran yang lolos dari bar screen

akan menempel di bawah rake screen, kemudian kotoran yang tersaring

dibersihkan dan dibawa ke atas dengan penggaruk yang digerakkan

dengan sistem hidrolik.

3. Rotary Screen (F-1411 A/B, S-2045). Berfungsi membersihkan

kotoran yang sangat kecil. Kapasitas masing-masing saringan 39.000

m3/jam. Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada saringan

dilakukan penyemprotan dengan sea water menggunakan spray nozzle.

Kecepatan putaran motor rotary screen dapat diatur dengan dua macam

kecepatan yaitu : high speed (16 rpm) dan low speed (8 rpm).

Setelah melalui ketiga saringan tersebut, diharapkan air laut bebas dari

kotoran/sampah padat. Seterusnya air laut masuk ke sea water basin yaitu tempat

penampungan air laut yang sudah bersih, sekaligus sebagai suction dari lima

pompa laut. Kemudian air laut yang sudah bersih itu dipompa ke pemakai.

Untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan karang laut, rumput laut,

ganggang dan mikroorganisme, dilakukan injeksi dengan larutan sodium

hipoklorit (NaOCl) dengan konsentrasi 1 ppm pada sea water intake secara terus

menerus (continous dozing). Injeksi sodium hipoklorit juga dilakukan pada setiap

periode tertentu (setiap 4 jam) dengan konsentrasi 10 ppm (shock dozing) di

header air laut. Maksud shock dozing adalah untuk memberikan efek kejutan

terhadap mikroorganisme sehingga mikroorganisme tersebut menjadi tidak kebal.

Pompa air laut ada 5 buah, yaitu: GA-4101 A/B/C/D/F dengan kapasitas

masing-masing 13.900 m3/jam (design 15.000 m3/jam) dengan tekanan 4,1

kg/cm2g (Act 2,8 kg/cm2 g.). Dalam kondisi normal, 4 pompa beroperasi dan 1

pompa standby. Pompa GA-4101 A/B/C/D/F digerakkan dengan motor listrik

dengan tegangan 6,6 kV, masing-masing sebesar 2,7 MW. Tenaga listrik untuk

Page 3: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 14 

GA-4101 A/B/D disuplai dari integrasi PKT 1A dan generator BBC, sedangkan

untuk GA-4101 C/F disuplai dari integrasi PKT 1B.

Disamping 5 buah pompa, juga terdapat dua buah fire pump (GA 4180

A/B) yang berfungsi untuk:

1. Emergency fire hydrant

2. Pengisian pipa-pipa air laut sebelum dilakuakn start up pompa air laut

3. Pengisian temporary pipe unit 3000 (ammonia storage)

Pompa GA-4180 B digerakkan oleh motor 380 V sebesar 250 kW, sedangkan

pompa GA-4180 A oleh diesel. Kapasitas masing-masing pompa tersebut adalah

500 m3/jam.

II.2. Unit Klorinasi

Unit khlorinasi berfungsi untuk memproduksi larutan sodium

hyphochloride (NaOCl) dengan konsentrasi antara 500-2000 ppm. Unit ini dapat

dioperasikan dengan rate produksi yang berbeda-beda yaitu : 25 %, 50 %, 75 %,

100 % sesuai dengan jumlah arus DC yang dialirkan dari Rectifier serta

banyaknya jumlah sel elektrolisis yang digunakan. Larutan sodium hyphochloride

digunakan sebagai desinfektan untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat di

air laut. Pembentukan NaOCl ini dilakukan dengan proses elektrolisa dalam suatu

sel elektrokimia.

Sebelum air laut dengan flow 47 m3/jam masuk ke sel elektrolisis maka air

laut tersebut dilewatkan Strainer untuk menyaring kotoran/suspended solid.

Jumlah flow yang masuk dikontrol oleh FISL-3801. Air laut keluar Strainer

kemudian masuk ke Electrolyzer EL-3801 A. Tiap unit electrolysis cell bank

terdiri dari beberapa sel yang disusun seri sehingga membentuk cell bank dimana

setiap sel memiliki elektroda (katoda/anoda). Sumber arus DC dalam proses

elektrolisa ini disuplai dari trafo yang dapat menyuplai arus maksimum 4400

Ampere dan tegangan sebesar 90 Volt. Reaksi elektrolisa yang terjadi di

electrolysis cell bank adalah sebagai berikut :

Di air laut : 2 NaCl → 2 Na+ + 2 Cl-

Di anoda : 2 Cl- → Cl2 + 2 e-

Page 4: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 15 

Di Katoda : 2 H2O + 2 e- → H2 + 2 OH-

Di larutan : 2 Na+ + 2 OH- + Cl2 → NaOCl + NaCl + H2O

Keseluruhan : NaCl + H2O + Listrik → NaOCl + H2

Konsentrasi NaOCl yang dihasilkan tergantung dari jumlah arus yang

dialirkan ke dalam sel elektrolisis, semakin banyak arus listrik yang di alirkan

maka konsentrasinya pun semakin tinggi. Untuk lebih mengoptimalkan proses

elektrolisa di Electrolizer selanjutnya, larutan NaOCl dan gas hidrogen yang

dihasilkan dipisahkan terlebih dahulu di separator D-3801, baru kemudian produk

Electrolizer digabung lagi dengan gas yang terpisah di separator D-3801

kemudian di masukkan ke tangki penampungan larutan NaOCl yang dilengkapi

dengan blower GB-4101 A/B. Blower ini akan menghembuskan udara sebanyak 4

Nm3/min ke dalam tangki penampungan NaOCl untuk mengurangi konsentrasi

gas hidrogen di dalam tangki. Gas hidrogen memiliki batas Low Explosive Limit

(batas minimum gas atau vapour agar dapat terbakar di udara) 4 %, untuk

mencegah hal itu terjadi maka konsentrasi gas hidrogen dijaga dibawah 1 %. Jika

blower tidak bisa bekerja dengan baik maka untuk menghindari terjadinya ledakan

maka secara otomatis unit khlorinasi ini akan trip. Trip juga bisa terjadi jika suhu

pada sel elektolisis mengalami kenaikan hingga mencapai suhu 450C.

Alat electrolyzer yang terdapat di Kaltim-1 untuk saat ini efisiensinya

cenderung menurun dan hanya beroperasi satu reactifier saja, terlebih sejak

peristiwa meledaknya salah satu separator di unit khlorinasi ini pada tanggal 17

Februari 2008 yang hingga saat ini belum diketahui penyebab pastinya.

Larutan NaOCl ini digunakan untuk countinous dozzing dengan laju alir

35 M3/jam dengan pompa GA-4104 AS, dan shock dozzing dengan pompa GA-

4105 AB dengan laju alir 175 M3/jam. Apabila ada kekurangan larutan NaOCl di

Kaltim-1 maka digunakan tie-in dari Kaltim-2.

Performa atau kinerja unit klorinasi sangat dipengaruhi oleh kebersihan

masing-masing cell. Apabila cell tersebut bersih dari endapan garam atau kerak

biasanya senyawa Mg(OH)2 dan CaCO3, maka konsentrasi produk NaOCl juga

akan bagus. Indikator lainnya yang menunjukkan kinerja sel adalah jumlah daya

yang dibutuhkan, adanya kenaikan temperatur hingga mencapai 450C serta hasil

Page 5: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 16 

analisa NaOCl itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan Acid Washing untuk

mengembalikan kinerja sel elektolisis. Acid Washing ini dilakukan dengan

mensirkulasikan larutan HCl 2-5 % sebanyak 15 m3/jam ke dalam sel elektrolisis

selama 30 menit. Reaksinya sebagai berikut :

Mg (OH ) 2 + 2 HCL → Mg CL2 + 2 H2O .

Ca CO3 + 2 HCL → CaCL2 + H2O + CO2

Meskipun prosesnya disebut Acid Washing namun tidak semua asam kuat

bisa digunakan,salah satunya H2SO4 sebab jika menggunakan H2SO4 justru akan

membentuk endapan MgSO4 dan CaSO4 yang susah dibersihkan. Hal ini tentu

berbeda jika menggunakan HCl dimana endapan yang dihasilkan yang berupa

MgCl2 dan CaCl2 lebih mudah larut. Konsentrasi HCl yang digunakan pun

maksimal 5 % sebab jika lebih dari itu dikhawatirkan nantinya HCl tersebut justru

akan merusak sel elektrolisis yang terbuat dari Titanium. Hal ini tentu sangat

merugikan karena harga titanium itu sangat mahal.

II.3. Unit Desalinasi

Unit ini berfungsi untuk memproduksi air tawar dari air laut dengan cara

menghilangkan garam-garam yang terdapat dalam air laut melalui proses

evaporasi dan kondensasi.

Utility Kaltim-1 mempunyai 4 unit desal lama (Desal I,II,III dan IV)

dimana tiap unit didesain untuk menghasilkan 50 m3/jam dengan kebutuhan steam

8,4 ton/jam, air laut 650 m3/jam, power 290 kW, dan terdiri dari 24 stage yang

terbagi atas 4 vessel. Dan mempunyai 1 unit desal baru yang didesain untuk

memproduksi distilate 70 m3/jam, kebutuhan steam 14 ton/jam, air laut yang

dipakai 650 m3/jam, dan terdiri dari 20 stage. Kondisi sekarang desal I dan II tidak

di aktifkan lagi karena sudah tidak efisien dikarenakan banyak material yang

rusak, sedang desal IV dalam proses penggantian tube (retubing).

Desain dari unit desalinasi lama dan baru menggunakan proses :

• Single effect : Panas penguapan dari air laut yang teruapkan

tidak digunakan sebagai steam pemanas pada

evaporator lain, melainkan dikembalikan pada

Page 6: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 17 

unit tersebut.

• Once through : air laut yang telah mengalami penguapan

langsung dibuang dari system, dan sebagai

balannya ditambahkan make up fresh sea water.

• Long tube : Terdiri dari tube condenser yang panjang

disusun secara paralel dengan aliran brine pada

setiap evaporator vessel.

• Multi stage : evaporator dibagi menjadi beberapa tingkat agar

didapatkan perbedaan temperatur yang kecil.

• Flash evaporation

:

air laut dari brine heater yang masuk ke

evaporator akan teruapkan secara spontan

(flash) karena kelebihan panas pada brine yang

masuk ke stage down stream.

Prinsip Flash Destilation

Air akan teruapkan ketika dipanaskan sampai titik didihnya, 100 oC pada

tekanan atmosfer. Penguapan cairan dalam evaporator dapat berlangsung pada

tekanan diatas atau diatas tekanan atmosfer sangat tergantung pada temperatur

cairan yang masuk ke evaporator.

Ketika cairan pada temperatur tertentu masuk dalam ruang yang mana

tekanannya dijaga dibawah tekanan jenuhnya, cairan tersebut akan mulai

teruapkan secara spontan. Penguapan spontan ini disebut ”flash evaporation”. Dan

jika ruangan tersebut dihubungkan keruangan berikutnya dimana tekanannya

dijaga lebih rendah dengan alat penyekat yang sesuai, maka flash evaporation

akan terjadi lagi pada ruangan berikutnya.

Uap dari cairan yang dihasilkan melalui proses evaporasi secara teoritis

murni tanpa ada zat-zat yang muncul atau terlarut dalam cairan. Air murni ini

akan terbentuk ketika dikondensasikan. Unit desalinasi jenis multi-stage banyak

pada menggunakan prinsip ini untuk merubah air laut menjadi air tawar.

Page 7: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 18 

Uraian Proses

Desalinasi Lama

Air laut dipompa dengan pompa booster (GA-1201) masuk ke stage 24,

terus mengalir sampai stage 1 melalui bundle tube condenser bagian atas. Keluar

dari stage 1 air laut kemudian masuk ke Brine heater (E-1215) melalui tube side.

Steam pemanas pada Brine hearter mengalir melalui sheel side. Air laut

yang dipanaskan dengan steam bertekanan 4 bar dan temperatur 150º C ,

temperaturnya akan menjadi 92 º C. Air laut keluar brine heater dengan

temperatur 92 º C seterusnya mengalir masuk ke evaporator stage 1 sampai stage

24 (E-1211, E-1212, E-1213 , E-1214) melalui sheel side dan disebut Brine

water.

Di dalam evaporator , pada stage 1 sampai stage 24 air laut akan menguap

sesuai dengan kondisi tekanan dan temperatur masing–masing stage. Selanjutnya

uap dari brine akan terkondensasi pada over head tube condenser yang dialiri air

laut, sedangkan uap tersebut memanaskan air laut yang melalui tube, hasil

kondensasi dari uap brine disebut Distilate sebagai produk unit Desalinasi .

Di setiap stage evaporator tekanan dijaga vakum dengan ejector sistem

menggunakan steam bertekanan 4 bar. Pada stage 24 tekanan vakum dijaga

konstan dengan maksud supaya boiling point (titik didih) larutan tetap . ada dua

tingkat ejector yang digunakan yaitu: ejector tingkat pertama dan ejector tingkat

dua .

Ejector tingkat pertama (G–1241 AR) menghisap gas non Condensable

dari evaporator stage 24, dimana gas-gas non condensable tersebut

dikondensasikan di precondenser (F-1211) dengan air laut. gas yang terkondensasi

di pre condenser seterusnya di buang ke Barometric collecting pit (F –1202)

Ejektor tingkat dua (G-1251 AR) menghisap gas non condensable dari

evaporator stage 1,2,6 dimana gas non condensable tersebut dikondensasikan di

inter condenser (F–1214) dengan air laut. gas yang terkondensasi di inter

condenser seterusnya dibuang ke baromatric colecting pit (F – 1202) akhirnya

sisa gas non condesable dibuang ke atmosfir setelah dikondensasikan di after

condenser (F–1215) dengan air laut. gas yang terkondensasi di after Condenser

dibuang ke barometric collecting pit .

Page 8: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 19 

Untuk mengontrol brine yang telah pekat, maka brine tersebut dibuang

(blow down) secara terus menerus . sebagai balance-nya ditambahkan fresh sea

water yang juga terus menerus (Flow sea water = flow blow down + flow

Distilate product) .

Uap dari brine masih membawa butiran brine yang dapat mempengaruhi

kualitas distillate. Maka untuk itu dipasang Demister dibagian atas evaporator

pada setiap stage yang berfungsi menghambat butiran-butiran brine. Seterusnya

produk distillate dipompa dengan pompa distilate (GA–1215 A) dan dikontrol

kualitasnya dari kandungan padatan terlarut total (TDS) pada harga tertentu.

Pengontrolan dilakukan dengan condutivity meter RASH – 12101, dimana

conductivity adalah fungsi dari TDS terutama adanya garam-garam NaCl.

Conductivity produk distillate dibatasi pada harga : 25 μs . apabila conductivity :

< 25 μs , maka produk distilate akan masuk ke Raw condensate tank (F –1302)

melalui control Valve V-12101 A . Apabila conductivity : > 25 μs , maka produk

akan di buang ke sewer (parit) melalui control valve CV-12101 B kedua control

valve CV-12101 AB bekerja secara otomatis .

Untuk mencegah terjadinya scale pada tube condenser dan tube brine

heater, di inlet pompa booster (GA–1201) diinjeksikan bahan kimia anti scale

Dukem 908 secara terus menerus dengan konsentrasi : 1,5 –3,0 ppm dan untuk

mencegah terjadinya foaming, juga di inlet pompa booster (GA-1201)

diinjeksikan bahan kimia anti foam Antispumin secara terus menerus dengan

konsentrasi : 0,2 – 0, 5 ppm.

Desalinasi Baru

Air laut dipompa dengan pompa booster (P–001) masuk ke stage 20, terus

mengalir sampai ke stage 1 melalui tube side condenser. Keluar dari stage 1 air

laut kemudian masuk ke brine heater (E-001) melalui tube side. Di brine heater

air laut dipanaskan dengan steam tekanan 4 bar temperatur 150 ºC melalui shell

side. Air laut keluar dari brine heater temperaturnya akan naik menjadi 103 º, air

laut temperatur 103 ºC terus mengalir masuk ke evaporator stage 1 sampai stage

20 melalui shell side dan disebut brine. Didalam evaporator, brine dari stage 1

sampai stage 20 akan menguap sesuai dengan kondisi tekanan dan temperatur

Page 9: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 20 

masing–masing stage. Selanjutnya uap dari brine akan mengkondensasi pada tube

yang dialiri air laut, sedangkan uap tersebut memanaskan air laut yang melalui

tube. Hasil dari kondensasi dari uap brine disebut Distilate sebagai Product unit

desalinasi.

Di setiap stage evaporator tekanan dijaga vakum dengan ejector system

menggunakan steam 40 bar melalui control valve FV–060 di let down ke tekanan

17 bar. Pada stage 20 tekanan vakum dijaga konstan dengan maksud supaya

boiling point (titik didih) larutan tetap. Ada dua tingkat ejector yang digunakan

yaitu: ejector tingkat pertama dan ejector tingkat kedua.

Ejetor tingkat pertama (J–001 AB) menghisap gas non condensable dari

evaporator stage 20, dimana gas non condensable tersebut dikondensasikan di

ejector condenser (E–002) seterusnya dibuang ke sea water out fall menggunakan

pompa blow down (P – 003).

Ejetor tingkat kedua (J–002 AB) menghisap gas non condensable dari

evaporator stage 1, 2 dan 8, dimana gas non condensable tersebut

dikondensasikan di ejector condenser (E–002) dengan air laut. Gas yang

terkondensasi di ejector condenser (E–002) seterusnya dibuang ke sea water out

fall menggunakan pompa blow down (P–003).

Untuk mengontrol brine yang telah pekat, maka brine tersebut dibuang

(blow down) secara terus menerus. Sebagai balance–nya ditambahkan fresh sea

water juga seara terus menerus (flow sea water = flow blow down + flow distillate

product).

Uap dari brine masih membawa butiran brine yang dapat mempengaruhi

kwalitas distillate. Maka untuk itu dipasang Demister dibagian atas evaporator

pada setiap stage yang menghambat butiran–butiran brine. Seterusnya produk

distillate dipompa dengan pompa distillate (P–002) dan dikontrol kwalitasnya

dari kandungan padatan terlarut total (TDS) pada harga tertentu.

Pengontrolan dilakukan dengan conductivity meter ARA–030, dimana

conductivity adalah fungsi dari TDS terutama adanya garam-garam NaCl.

Conductivity produk distillate dibatasi pada harga 25 µs. Apabila conductivity <

25 µs, maka produk distillate akan masuk ke Raw condensate tank, RCT (F –

1302) melalui control valve LV – 030. Apabila conductivity > 25 µs , maka

Page 10: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 21 

produk distillate akan dibuang ke sea water out fall melalui ontrol valve LV –

031. Kedua control valve LV – 030 & LV – 031 bekerja secara otomatis.

Untuk mencegah terjadinya scale pada tube Condenser dan tube Brine

heater , maka pada discharge pompa booster (P–001) di injeksikan bahan kimia

anti scale Belgard EVN secara terus menerus dengan konsentrasi 1,5-3,0 ppm

dan untuk menjaga terjadinya Foaming (busa), maka pada discharge pompa

booster (P-001) diinjeksikan baham kimia anti foam Antispumin juga secara terus

menerus dengan konsentrasi 0,2 ~ 0,5 ppm.

II.4. Cooling Water System

Unit ini berfungsi mendinginkan kembali sweet cooling water di amonia

plant dan utility plant. Sistem yang digunakan adalah sistem sirkulasi tertutup dan

mempunyai persyaratan tertentu. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi korosi,

scaling dan slime pada peralatan yang dilalui oleh air pendingin. Walau sistem

tertutup, kebocoran-kebocoran kadang masih ada, sehingga make up air demin

dibutuhkan untuk menjaga level tangki dalam kondisi normal (80%). Untuk

mencegah fouling dan korosi dalam SCW diinjeksi dengan Nalco 121 S dengan

base NaNO2 untuk membuat lapisan film dan Polycrine sebagai pengontrol

bakteri (biocide) agar jumlah bakteri dalam SCW max 30 col/cc.

Sweet cooling water setelah dipompa sebagai media pendingin di cooler-

cooler unit pemakai kemudian didinginkan kembali di unit cooling water dengan

Marine Plate Heat Exchanger (MPHE). Setelah temperaturnya kembali normal

baru dipompa kembali ke user. Media pendingin yang digunakan di plate

exchanger adalah air laut yang dipompa dari unit pompa laut dengan sistem sekali

tempuh. MPHE dilakukan cleaning ketika temperature outlet tinggi. Cleaning

menggunakan chemical sulfamic acid 10% dengan cara di sirkulasi. Bila secara

chemical cleaning tidak mampu membersihkan baru menggunakan mechanical

cleaning. Selain itu Strainer di MPHE juga harus dibersihkan, indikasinya

pressure drop > 1 kg/cm2 (tapi biasanya pressure drop 0,5 kg/cm2 sudah

dibersihkan). Pembersihannya dengan cara di backwash menggunakan air. Ada

dua sub unit di cooling water ini, yaitu small user dan big user.

Small User

Page 11: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 22 

Dipakai di amonia plant dan utility plant, antara lain untuk oil cooler,

pendingin bearing-bearing pompa, pendingin AC central control room, dan

juga untuk mendinginkan generator BBC, dan mendinginkan bearing

pompa P-2013 ABR ketika emergency. Untuk mensirkulasikan SCW

small user sebanyak 545 m3/jam dan tekanan 3,8-4 bar maka dalam normal

operasi diperlukan dua pompa dan satu standby yang digerakkan dengan

motor listrik, yaitu G-1404 ABR. Untuk pompa yang standby, maka akan

running jika menerima sinyal dari PAL-14004. Untuk menstabilkan

tekanan suction dipasang vessel F-1411 dengan volume 16,6 m3. Untuk

mendinginkan dalam keadaan normal diperlukan satu unit marine plate

dan satu stand by. Flow sea water untuk satu unit plate exchanger sekitar

1500 m3/jam.

Big User

Digunakan khusus pada amonia plant. Untuk mensirkulasikan SCW big

user sebanyak 5600 m3/jam dan tekanan 3,8-4 bar maka menggunakan

pompa yang digerakkan oleh steam turbin (GT-1401 A) yang bertekanan

40 bar, speed turbin 690 rpm dan kebutuhan laju alir steam sebesar 14

ton/jam. Pompa lainnya yang bisa digunakan untuk mengalirkan SCW big

user ini adalah pompa G-1401 R yang digerakkan oleh motor untuk stand

by dan akan running jika mendapat sinyal dari PAL-14003. Untuk

mendinginkan kembali SCW ada 10 unit plate. Pada normal operasi hanya

diperlukan 8 plate exchanger, masing-masing memerlukan sea water 1500

m3/jam.

Untuk menjaga jumlah padatan (suspended solid) yang terikut pada SCW

big user maka dipasang alat Sand Filter (F-1414) yang diisi pasir kwarsa.

Untuk menangkap pasir kwarsa yang terkadang lolos terikut SCW maka

setelah Sand Filter dipasang alat Sand Trap (F-1415). Flow SCW ke Sand

filter F-1414 hanya sejumlah : 18 M3/jam, dimonitor pada indikasi FI-

1408. Apabila terdapat perbedaan tekanan inlet dan outlet sand filter F-

1414 menunjukkan harga : 0,6 bar, maka menandakan sand filter sudah

kotor. Untuk pembersihan sand filter yang kotor dengan cara back wash

dengan demin water dan dibubbling dengan udara pabrik (PA).

Page 12: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 23 

II.5. Unit Demineralisasi

Unit demineralisasi berfungsi untuk memproses raw condensate menjadi

air demin bebas mineral sebagai umpan boiler. Raw condensate berasal dari :

1. Raw condensate proses desalinasi

2. Steam turbine condensate

3. Ammonia process condensate

a. Raw Condensate proses desalinasi

Kondensate ini merupakan produk distilate dari unit desalinasi yang

ditampung dalam raw condensate tank (F-1302).

b. Steam Turbine Condensate

Kondensate ini berasal dari turbin pabrik amoniak dan utilitas. Kondensat

turbin sebanyak 290 m3/jam dialirkan ke bagian bawah catridge filter yang berisi

154 buah katun untuk menyaring partikel-partikel padatan yang terbawa dengan

ukuran > 50 μ S. Kondensate keluar melalui bagian atas catridge filter dan

kemudian di tampung dalam raw condensate tank (F-1302).

c. Ammonia process condensate

Kondensate ini berasal dari CO2 removal pabrik amonia dengan

temperatur 120 O – 140 O C, tekanan 29 bar, laju 60 ton/jam, kandungan NH3 500

ppm dan kandungan CO2 500 ppm.

Pemrosesan Ammonia Process Condensate.

Sebelum ditampung dalam raw condensate tank, condensate ini mengalami

tahapan treatment dalam alat–alat berikut :

1. Stripper Tower (D-1301).

Proses kondensat masih mengandung 500 ppm NH3 dan 500 ppm CO2. Di

stripper tower kandungan NH3 dan CO2 diturunkan menjadi NH3 sekitar 50 ppm

dan CO2 sekitar 100 ppm dengan cara di stripping dengan steam tekanan 4 kg/cm2

G dan steam tekanan 0,5 kg/cm2 G.

Proses kondensat dari F-1051 dan F-1058 CO2 removal tekanannya 29

kg/cm2 G dan temperaturnya 120-140 oC. Sebelum masuk ke stripper tower,

tekanannya diturunkan ke tekanan atmosfer sehingga kandungan NH3 dan CO2

akan terflush ke atmosfer dengan steam stripping tekanan 4 kg/cm2 G dan steam

Page 13: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 24 

stripping tekanan 0,5 kg/cm2 G yang dialirkan dari bagian bawah column stripper

tower.

2. Cooler (E-1301).

Proses kondensat keluar dari bagian bawah column stripper tower dengan

temperatur 102 oC. Temperatur ini masih terlalu tinggi untuk resin cation filter

yang didesign operasinya maximal temperatur : 85 oC. Oleh karena itu proses

kondensat dari stripper tower sebelum masuk ke cation filter didinginkan terlebih

dahulu di cooler dengan air laut sehingga temperatur turun menjadi 60 oC.

Kemudian proses kondensat masuk ke cation filter lewat bagian atas melewati

resin cation didalam cation filter yang beroperasi secara seri.

3. Operasi Cation Filter (F-1311 AB).

Di dalam teori, garam-garam yang terlarut didalam air akan terurai

menjadi ion positif dan ion negatif dalam jumlah yang sama besar. Proses

kondensat dari CO2 removal mengandung ammonia (NH3) dan carbon dioksida

(CO2). Ammonianya akan terurai menjadi ion NH4 dan ion OH, sedangkan

carbon dioksidanya berada sebagai CO2 free, HCO3 atau CO3 (tergantung PH).

Ion NH4 dan ion OH ini didalam cation filter akan bereaksi dengan resin cation

menjadi air (H2O), sedangkan CO2 free akan dibuang ke atmosfer di degasifier.

Resin cation adalah suatu material sintesis yang dapat menukar ion-ion

positif, dengan reaksi sebagai berikut :

NH4 + OH + HR NH4R + H2O.

Untuk mengaktifkan kembali resin cation, maka dilakukan regenerasi dengan

larutan HCl konsentrasi 5 ~ 7 %.

Reaksi regenerasi sebagai berikut :

NH4R + HCl HR + NH4CL

4. CO2 Degasifier (D-1302).

Air keluar dari bagian bawah cation filter masih mengandung 100 ppm

CO2, mengalir masuk kebagian atas CO2 degasifier tersebar merata melalui pall

ring yang ada didalam degasifier tersebut. CO2 ini berasal dari CO2 free dan

HCO3. Karena PH di cation filter turun, ion HCO3 terkonversi menjadi CO3 free.

Dari bagian bawah degasifier dialirkan udara dari blower secara counter current

Page 14: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 25 

(berlawanan arah) dengan aliran proses kondensat. CO2 didalam air akan

berpindah ke udara, seterusnya dibuang ke atmosfer. Air yang sudah bebas dari

NH3 dan CO2 seterusnya mengalir masuk tanki.

Uraian Proses Demineralisasi

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan garam mineral dari

dalam air dengan cara pertukaran ion. Air didalam RC Tank (kapasitas 2500 m3)

masih mengandung ion positif dan ion negatif, dimana ion-ion tersebut akan

membentuk garam-garam di dalam air. Ion positif (cation) diantaranya: kalsium

(Ca), magnesium (Mg), sodium (Na), potassium (K). Ion negatif (anion)

diantaranya: sulfate (SO4), chloride (Cl), nitrate (NO3), karbon dioksida (CO2),

silika (SiO2).

Proses demineralisasi bertujuan untuk mengeluarkan garam-garam yang

terbentuk tadi, menggunakan resin-resin penukar ion (resin cation dan resin anion)

yang ada didalam mixed bed filter. Resin kation adalah suatu material sintesis

yang dapat menukar ion positif, sedangkan resin anion adalah suatu material

sintesis yang dapat menukar ion negatif.

Raw Condensate dari tangki F-1302 dialirkan ke Mixed Bed Filter F-1303

ABC dan didalam mixed bed filter tersebut terjadi proses demineralisasi dalam

dua step yaitu:

Air melalui penukar ion positif (cation) dengan reaksi sbb :

NaCl + R-H R-Na + HCl

Air melalui penukar ion negatif (anion) dengan reaksi sbb :

HCl + R-OH R-Cl + H2O

Melalui kedua step tersebut, didapat hasil akhir air demin (H2O) yang

sudah bebas mineral (demineralised water). Seterusnya aliran air demin melalui

resin trap, dimana resin trap tersebut berfungsi untuk menangkap resin-resin yang

lolos dan terikut aliran air demin. Lolosnya resin dapat diketahui apabila PDISH-

13215 yang dipasang pada resin trap tersebut menunjukan harga 0,6 bar. Aliran

Page 15: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 26 

air demin seterusnya masuk ke tanki demin. Air demin dari tanki demin dipompa

dengan pompa demin ke user

Ada tiga buah mixed bed filter di unit demineralisasi untuk memproduksi

air demin yang bebas mineral, masing-masing kapasitas mixed bed filter tersebut

adalah 275 m3/jam. Pada kondisi normal, dua buah mixed bed filter beroperasi,

sedang sebuah lagi dalam keadaan stand by atau regenerasi.

Air demin yang diproduksi oleh mixed bed filter selanjutnya ditampung di

tangki demin yang berkapasitas 1250 m3 dan dipompa oleh pompa demin (untuk

air umpan boiler, sebagian lagi untuk make up sistem sweet cooling water. .

Regenerasi Mix Bed Filter

Semakin lama kemampuan resin cation dan anion menjadi berkurang dan

akhirnya menjadi jenuh. Kalau resin cation dan resin anion sudah jenuh, ion-ion

dari air umpan (RC) ke mixed bed filter akan lolos. Lolosnya ion-ion ini ditandai

dengan naiknya conductivity meter. Adapun lolosnya silika (SiO2) dimonitor

pada silika analyzer.

Untuk mengaktifkan lagi resin-resin tersebut, maka dilakukan regenerasi

dengan larutan NaOH konsentrasi 4 ~ 6 % untuk resin anion, untuk resin cation

diregenerasi dengan larutan HCl konsentrasi 5 ~ 7 %.

Regenerasi Resin Kation dengan larutan HCL

NaR + HCl RH + NaCl

Regenerasi Resin Anion dengan larutan NaOH

RCl + NaOH ROH + NaCl

II.6. Unit Pembangkit Steam (Boiler Denaeyer)

Boiler denaeyer dirancang untuk menghasilkan steam superheater

bertekanan 40 kg/cm2G dan temperatur 410oC. Boiler ini terdiri dari dua unit,

yaitu E-2010 A/B dengan kapasitas masing-masing 90 ton/jam (total 180

ton/jam). Boiler Feed Water (BFW) yang dipakai berasal dari kondensat pabrik

Page 16: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 27 

urea (V-2901) sebanyak 150 ton/jam dan kekurangannya di make-up dari

demineralized water tank (F-1306). Sebelum dipakai, BFW ditreatment dulu

dalam deaerator V-2015 untuk menghilangkan gas-gas terlarut.

Untuk menghilangkan gas terlarut ada dua cara yaitu :

• Mekanis

Cara ini menggunakan steam tekanan 0.3 bar untuk men-strip (melucuti)

gas-gas terlarut dari liquid. Cara ini selain dapat melepaskan gas O2 dan

CO2 sekaligus sebagai pemanasan awal dan menjaga temperature air

umpan boiler pada temperature 105 ºC sebelum masuk ke boiler.

• Kimiawi

Cara ini menggunakan bahan kimia (oxygen scavenger) untuk mengikat

gas-gas yang terlarut. Zat kimia yang digunakan salah satunya hydrazine

(N2H4) dari tanki F – 2016 yang dialirkan melalui pompa hydrazine P–

2016, diinjeksikan pada inlet dan outlet Deaerator V – 2015. Hydrazine ini

akan bereaksi dengan O2, dengan reaksi sebagai berikut :

O2 + N2H4 → N2 + 2 H2O

BFW juga diinjeksikan trisodium phosphat (TSP) dan disodium

phospat(DSP) yang berfungsi mengikat garam-garam Ca, Mg, dan menaikkan pH

antara 9-10 dan ditambahkan amine untuk mendapatkan kondensat dengan pH

tetap tinggi. Di dalam deaerator, BFW diinjeksi dengan steam 0,3 kg/cm2G (let

down dari steam 4 kg/cm2G dan temperatur 147oC) sehingga temperatur naik

menjadi 105oC. BFW dari deaerator dipompakan ke economizer (E-2011 A/B)

dengan pompa P-2013 ABR dengan tujuan menaikkan temperatur sebelum masuk

ke steam drum. Sebelum masuk economizer, diinjeksikan lagi dengan hydrazin

(N2H4) dengan tujuan mengikat sisa gas O2.

BFW yang keluar dari economizer pada 155oC, lalu masuk ke upper drum.

Dari upper drum, air bersirkulasi secara alamiah karena beda berat jenis menuju

lower drum. Steam jenuh yang dihasilkan pada temperatur 255oC dipanaskan lagi

pada superheater untuk mendapatkan steam superheated pada temperatur 390oC

dan tekanan 40 kg/cm2G. Panas yang digunakan berasal dari panas pembakaran

Page 17: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 28 

gas bumi dengan udara. Gas bumi diambil dari SKG yang telah mengalami

penurunan tekanan. Sebelumnya dilakukan pemanasan awal di E-2014. Udara

disuplai dari blower K-2012 A/B dengan excess O2 sebesar 2-5 %. Gas buang

hasil pembakaran pada temperatur 1290oC memberikan panas pada superheater

sehingga temperatur turun menjadi 600oC, lalu naik ke convection bank untuk

memanasi boiler di riser steam drum sehingga temperatur turun lagi menjadi

370oC. Gas ini selanjutnya dimanfaatkan lagi di economizer untuk memanaskan

air umpan yang berasal dari deaerator dan kemudian dibuang ke atmosfer melalui

stack X-2011 A/B dengan temperatur 195oC. Dari upper drum maupun lower

drum, dilakukan blow down secara kontinyu untuk menghindari terjadinya

akumulasi padatan dalam drum. Blow down di lower drum dilakukan secara

intermitten, besarnya sekitar 1% dari produk steam.

II.7. Unit Power House

Power yang digunakan di Kaltim-1 berasal dari 3 sumber yaitu dari

intergrasi PKT 1A, PKT 1B dan BBC (unit prower house Kaltim-1). Integrasri

PKT 1A dan BBC digabung (normally close) menyuplai kebutuhan listrik ke

sebagian utility Kaltim-1 yaitu pompa laut GA-4101 A/B/D dan ammonia Kaltim-

1. Sedangkan integrasi PKT 1B menyuplai kebutuhan listrik ke sabagian utility

Kaltim-1 yaitu pompa laut GA-4101 C/F dan urea kaltim-1.

Unit power house adalah unit pembangkit tenaga listrik untuk memenuhi

kebutuhan listrik pabrik utility, ammonia dan urea kaltim-1. Ada dua buah

generator utama yang digerakkan oleh steam turbine dan dua buah generator

emergency yang digerakkan oleh diesel engine.

Generator utama :

• BBC generator G-1511, kapasitas 20 MVA (16 MW), tegangan 6,6 KV,

frequency 50 Hz.

• Borsig generator G-1510 (Sudah Tidak Aktif), kapasitas 14 MVA (11,2

MW), tegangan 6,6 KV, frequency 50 Hz.

Page 18: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 29 

Generator emergency:

Generator caterpillar (dua buah), kapasitas masing-masing 1,825 MVA

(1,46 MW), tegangan 500 V, frequency 50 Hz. Listrik dari generator caterpillar

ini men-supply busbar 500 V MCC urea lewat breaker S2 MCC urea dan men-

supply busbar 500 V MCC ammonia lewat panel P-1502-5. Apabila diperlukan

generator caterpillar ini dapat men-supply tegangan 6,6 KV melalui trafo step-up

500 V/6,6 KV dengan kapasitas 2MVA (1,6 MW). Listrik men-supply busbar 6,6

KV HVSG (high voltage switch gear) lewat panel P-1501-5.

Generator Utama BBC (G-1511)

Peralatan utamanya adalah : turbin, gear box (reducer gear), generator, air

cooler, lubricating oil dan control oil.

Turbin (GT-1511).

Turbin adalah suatu peralatan yang dapat merubah energi potensial yang

dikandung uap (steam) menjadi energi kinetik (di nozel turbin) lalu menjadi

mekanik (memutar sudu-sudu turbin) dan melalui shaft yang dipasang antara

turbin, gear box dan generator sekaligus memutar rotor generator, dimana energi

mekanik ini dirubah oleh generator menjadi energi listrik.

Turbin BBC dengan speed 9035 rpm digerakkan oleh steam tekanan 80

kg/cm2 G, temperatur 480 oC, flow 50 ton/jam berasal dari steam produk auxiliary

boiler dan steam tekanan 40 kg/cm2 G, temperatur 400 oC, flow 80 ton/jam

berasal dari steam produk boiler denaeyer + ekstraksi syn gas compressor dan atau

let down valve 80 kg/cm2 G ke 40 kg/cm2 G. Steam tekanan 80 kg/cm2 G mengalir

melalui main stop valve HP (MSV HP) kemudian melalui 3 buah control valve

HP cam shaft masuk ke sisi turbin HP. Steam tekanan 40 kg/cm2 G mengalir

melalui mein stop valve MP (MSV MP), kemudian melalui 3 buah control valve

MP cam shaft masuk ke sisi turbin MP.Sebagian steam diambil sebagai steam

ekstraksi melalui control valve ekstraksi tekanan 12,5 kg/cm2 G, temperatur 240 oC dan flow 80 ton/jam.Sebagian lagi sejumlah 50 ton/jam dikondensasikan di

condenser melalui 3 buah control valve LP cam shaft. Exhaust turbin sejumlah 50

ton/jam melalui shell side didinginkan oleh air laut melalui tube side dengan flow

4000 m3/jam. Banyaknya air laut diatur oleh FV-15104. Condenser dijaga pada

Page 19: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 30 

tekanan vacuum – 0,9 kg/cm2 G menggunakan tekanan 4 kg/cm2 G steam ejector

(start-up ejector dan main ejector).

Setelah steam terkondensasi di condenser, ditampung di hot well dan

dipompa oleh pompa kondensat ke ejector condenser, dimana ejector condenser

ini berfungsi mengkondensasikan gas non condensable yang dihisap ejector dari

condenser. Aliran kondensat seterusnya menuju catridge filter dan masuk tangki

atau aliran condensate dapat dikirim ke tangki (urea Kaltim-1).

Turbin BBC dapat dioperasikan dengan steam tekanan 80 kg/cm2 G saja

atau dengan steam tekanan 40 kg/cm2 G saja atau steam tekanan 80 kg/cm2 dan 40

kg/cm2 yang dilakukan secara paralel. Sebelum 3 buah control valve HP cam

Shaft dan 3 buah control valve MP cam shaft terdapat line by pass dari line MP

(40 kg/cm2 G) ke line HP (80 kg/cm2 G) melalui sebuah control valve

Gear box (Reducer Gear Box).

Gear box berfungsi menurunkan putaran turbin 9036 rpm menjadi 1500

putaran poros generator. Putaran gear box dibatasi dengan over speed trip gear

box (OST) sebesar 1800 rpm.

Generator (G-1511).

Generator berfungsi merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Energi

listrik yang dihasilkan adalah 20 MVA (16 MW), tegangan 6,6 KV, 3 phase,

frequency 50 Hz dan cos phi 0,8. Energi listrik ini dialirkan ke reactor, berfungsi

sebagai stabilizer tegangan dan seterusnya ke busbar 6,6 KV HVSG lewat panel

P-1501-2.

Air Cooler E-06-1511 ABC.

Karena generator telah menghasilkan listrik, maka winding stator menjadi

panas. Untuk mendinginkan temperatur winding stator digunakan sirkulasi udara

didalam generator itu sendiri dan udaranya didinginkan dengan sweet cooling

water (air cooler).

Lubricating Oil.

Lubricating oil berfungsi sebagai pendingin bearing turbin, bearing gear

box, bearing generator. Oli dari tangki F-04-1511 dipompa oleh pompa G-01-

1511 A, digerakkan oleh putaran gear box, mengalir ke oil cooler E-04-1511 AR

didinginkan dengan sweet cooling water, terus disaring kotorannya di oil filter F-

Page 20: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 31 

05-1511 AR. Sebagian aliran oli digunakan sebagai pendingin control oil E-13-

1511 dan sebagian lagi digunakan sebagai pendingin bearing-bearing turbin, gear

box dan generator. Seterusnya setelah mendinginkan bearing-bearing tadi, oli

menjadi panas dan dikembalikan ke tangki F-04-1511 untuk didinginkan dan

disirkulasikan lagi.

Control Oil.

Fungsi control oil adalah sebagai penggerak sistem hydraulic MSV HP,

MSV MP, CV HP cam shaft, CV MP cam shaft, CV LP cam shaft turning gear.

Dari tangki control oil F-08-1511, oli dipompa dengan pompa G-03-1511 AR

sampai tekanan 130 bar, lalu menuju control oil filter F-07-1511 AB untuk

disaring kotorannya. Seterusnya aliran oli menuju accumulator F-09-1511 AB

dengan maksud untuk menjaga supaya supaya tekanan oli konstan 130 bar dan

digunakan sebagai penggerak sistem hydraulic MSV HP, MSV MP, CV HP cam

shaft, CV MP cam shaft, CV LP cam shaft dan shaft turning gear. Sebelum

kembali ke tangki control oil, control oil tersebut didinginkan terlebih dahulu

dengan lubricating oil di E-13-1511 dan seterusnya disirkulasikan lagi.

II.8. Unit Instrument Air / Plant Air (IA/PA)

Udara pabrik (Plant Air/PA) adalah udara yang digunakan untuk

pelayanan umum di area pabrik. Udara instrumen (Instrument Air/IA) adalah

udara kering yang dipakai sebagai penggerak sistem instrumentasi pneumatik di

seluruh pabrik. PA dan IA diambil dari kompresor udara G-1003 di pabrik

Ammonia. Udara ditampung di dalam receiver tank (FA-1902) yang sekaligus

berfungsi untuk pelepasan air, pada tekanan 7-8 kg/cm2G. Udara yang keluar dari

receiver dibagai menjadi dua, yaitu untuk IA dan PA.

Untuk memenuhi PA, udara dari receiver dapat digunakan langsung tanpa

diolah lagi. Sedangkan untuk keperluan IA, udara dibersihkan dari kotoran, yaitu

disaring di pre-filter (FD-1901) dan dikeringkan agar terbebas dari uap air dengan

menggunakan activated alumina (desicant) yang berbentuk granular putih dengan

ukuran 2 - 4 mm, kapasitas penyerapan 250 gr H2O/kg desicant di Dryer (KA-

1902). Dryer ini beroperasi bergantian secara otomatis, satu operasi dan satu lagi

proses regenerasi (auto change over). Regenerasi diperlukan untuk

Page 21: Lap Utility Ok

                                                                                                           Unit Utility 

 32 

mengembalikan activated alumina dari kondisi jenuh ke kondisi awal. Regenerasi

dilakukan dengan menurunkan tekanan secara mendadak ke tekanan atmosferis,

sehingga air yang berada di dalam activated alumina akan teruapkan dan terlepas

ke lingkungan.

Udara yang keluar Dryer kemudian disaring lagi di After Filter (FD-1902).

Udara kering dengan kandungan maksimum H2O 300 ppm pada dew point (DP)

kurang dari –30oC yang bebas dari debu dan minyak ini baru bisa digunakan

sebagai IA. Tekanan di receiver tank (FA-1902) perlu dijaga agar kebutuhan PA

dan IA dapat terpenuhi dengan baik. Bila tekanan di FA-1902 turun hingga 5,5

kg/cm2G, maka perlu dinaikkan lagi tekanannya dengan menggunakan kompresor

cadangan GB-1902 dan K-2030 A/B. Bila tekanan masih turun minimum IA 4,5

kg/cm2G, maka suplai udara PA akan tertutup dan N2 akan masuk pada line IA

(bila tekanan normal kembali, control valve pada line PA akan terbuka pelan-

pelan untuk menjaga tekanan udara tetap stabil). Syarat-syarat udara instrumen

adalah :

• Udara kering (H2O max. 300 ppm, T = 37oC)

• Bebas debu

• Bebas minyak.