lap titrasi netralisasi
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Lap Titrasi Netralisasi
1/3
Judul Pratikum : Titrasi Netralisasi
Tujuan :
1. Menstandarisasi natrium hidroksida dengan asam oksalat2. Menentukan konsentrasi molar dan persen masa asam asetat dalam larutan cuka3. Belajar menggunakan hokum stoikiometri pada titrasi asam basa4. Melatih keterampilan memipet, menitrasi dan menggunakan indikator fenolftalin
Diskusi
Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan
larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi merupakan suatu metoda untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalamproses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka
disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk
titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain
sebagainya.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan
asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya
secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai titik
ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat
volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data
volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan sempurna yang
biasanya ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna indikator. Indikator
yang digunakan pada titrasi asam basa adalah asam lemah atau basa lemah. Asam lemah dan
basa lemah ini umumnya senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang
mengkontribusi perubahan warna pada indikator tersebut. Jumlah indikator yang
ditambahkan kedalam larutan yang akan dititrasi harus sesedikit mungkin, sehingga indikator
tidak mempengaruhi pH larutan dengan demikian jumlah titran yang diperlukan untuk terjadi
perubahan warna juga seminimal mungkin. Umumnya dua atau tiga tetes larutan indikator
0.1%(b/v) diperlukan untuk keperluan titrasi. Dua tetes (0.1 mL) indikator (0.1% dengan
-
7/22/2019 Lap Titrasi Netralisasi
2/3
berat formula 100) adalah sama dengan 0.01 mL larutan titran dengan konsentrasi 0.1 M.
Berikut tabel indikator asam basa dengan rentang pH dan perubahan warna yang
terjadi.
Indikator asam basa akan memiliki warna yang berbeda dalam keadaan tak terionisasi
dengan keadaan terionisasi. Sebagai contoh untuk indikator phenolphthalein (pp) seperti
diatas dalam keadaan tidak terionisasi (dalam larutan asam) tidak akan berwarna (colorless)
dan akan berwarna merah keunguan dalam keadaan terionisasi ( dalam larutan basa).
Peralatan dan bahan
Peralatan1. Gelas ukur2. Labu Florence 1000 mL3. Erlemenyer 125 mL4. Corong5. Standar dan penjepit buret6. Buret 50 mL7. Pipet 10 mL8. Bpla penghisap pipet9. Gelas piala 50 mL10.Botol semprot dengan air sulingBahan Kimia
1. Larutan NaOh 6 M2. Kristal asam oksalat (COOH)22H2O (HOks)3. Indikator fenolftalin4. Sampel cuka
http://1.bp.blogspot.com/_KZzbCQU7DQU/SYhXeFx62TI/AAAAAAAAAE8/-jF-jTKebDo/s1600-h/tabelindikatorasambasa.jpg -
7/22/2019 Lap Titrasi Netralisasi
3/3
Prosedur
A Pembuatan larutan standar natrium hidroksida1. Ukur 25 mL larutan NaOH 6 M dengan gelas ukur, masukkan kedalam labu Florence
1000 mL yang berisi 475 air suling. Kocok sampai homogen.
2. Bilas buret dengan larutan NaOH dari labu Florence. Pasang buret pada padastandar, tutup kran dan isi dengan larutan NaOH melalui corong kecil.
3. Timbang 0,4-0,6 g HOks kedalam Erlenmeyer 125 mL, tambahkan 25 mL air danpanaskan sampai larut. Tambahkan 2 tetes indikator fenolftalin.
4. Catat skala permukaan larutan buret. Titrasi dengan larutan NaOH sampai warnamerah muda. Catat kembali skala pada buret.
5. Ulangi percobaan 3-4 sampai 3 kali6. Hitung kemolaran larutan standar NaOH untuk masing-masing ulangan dan hitung
rata-ratanya.
B Konsentrasi asam asetat dalam cuka1. Pipet 10 mL sampel cuka kedalam Erlenmeyer 125 mL. Tambahkan 25 mL air dan 2
tetes indikator fenolitalein.
2. Isi buret kembali, catat skala awal. Titrasi sampel cuka sampai warna merah muda,Catat kembali skala buret
3. Ulangi percobaan 1-2 sampai 3 kali4. Hitung kemolaran asam asetat dalam cuka5. Rubah konsentrasi molar ke konsentrasi persen dengan menganggap density sampel
cuka 1,01 g/mL
Hasil Pratikum
1. Pembuatan larutan standar natrium hidroksidaPada percobaan ini NaOH dimasukkan kedalam buret, untuk mensterilkan buret
tersebut.
Erlenmeyer I = 1,5 Erlenmeyer II = 1,7 Erlenmeyer II = I,5
Total : a+b+c = 4,7 : 3 = 1,56
Setelah larutan asam oksalat di tetesi dengan fenol fentolin sebanyak 2 tetes, pada
percobaan yang kemudian di tetesi dengan NaOH hingga menjadi warna pink. Pada percobaan kami
pada percobaan.Erlenmeyer 1 = berwarna merah pekat, karena kebanyakan merah pekat.
Erlenmeyer 2 = berwarna merah muda. ( pink )
Erlenmeyer 3 = berwarna merah pekat.
i