lap pjk 2015
DESCRIPTION
Laporan hasil deteksi dini penyakit jantung koroner tahun 2015TRANSCRIPT
LAPORAN DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK
BIDANG UPAYA KESEHATAN LINTAS WILAYAHKANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA2015BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangDi era modernisasi sekarang ini, semua bidang telah menunjukkan perkembangan yang signifikan, ilmu baru dan teknologi yang semakin canggih membuat semua hal menjadi mudah. Hal ini dapat berdampak pada gaya hidup seseorang yang ingin selalu cepat dan instan, terlebih masyarakat yang tinggal di perkotaan selain karena beban kerja yang tinggi, tuntutan pekerjaan yang cepat membuat perubahan gaya hidup seperti menurunnya aktifitas fisik, stress psikologis, perubahan pola makan, konsumsi makanan cepat saji, merokok, alkoholisme, polusi udara, dan lain sebagainya. Pola hidup yang tidak sehat inilah menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit yang menurunkan produktifitas seseorang, meningkatkan angka kesakitan dan kematian.Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia dimana kegiatan internasional ekspor impor sebanyak 80% terjadi di pelabuhan ini, dengan aktifitas atau mobilitas yang tinggi masyarakat pelabuhan dapat berpotensi mengalami perubahan pola hidup. Perubahan pola hidup yang tidak sehat secara perlahan dapat berdampak pada penyakit yang berpotensi kematian, seperti halnya Penyakit Tidak Menular (PTM) jantung koroner, hipertensi, diabetes mllitus dan stroke. Di dunia, PTM menyebabkan kematian 38 juta orang per tahun di dunia. Kardiovaskuler penyebab kematian terbesar (17,5 juta/tahun) diikuti penyakit kanker (8.2 juta/tahun), penyakit saluran pernafasan (4 juta), dan Diabetes Melitus (1.5 juta) (World Healthy Organitation, 2014). sedangkan di Indonesia, dari 1.551.000 kematian setiap tahunnya 71 % (1.101.288) disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular dan 37% (573.870) kematian disebabkan oleh Penyakit Jantung (WHO, 2014). Data di atas jelas menunjukan PTM khususnya Penyakit Jantung Koroner menyumbang angka kematian terbesar baik di dunia maupun di Indonesia itu sendiri. Sehingga dalam rangka penanggulangan Penyakit Tidak Menular tersebut KKP Kelas I Tanjung Priok sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RI berkewajiban melaksanakan kegiatan kegiatan yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat PTM.Untuk itu, KKP Kelas I Tanjung Priok mengadakan kegiatan promosi dan preventif PTM khususnya Penyakit Jantung Koroner (PJK) berupa deteksi dini faktor risiko Penyakit Jantung Koroner di Lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok 2015.
B. Dasar HukumDasar hukum untuk melaksanakan kegiatan ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2348 Tahun 2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dan UU No 36 tahun 2009 pasal 158 tentang Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
C. Tujuan1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat pelabuhan tentang pentingnya pengendalian (pencegahan dan penanggulangan) PTM2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam promosi, pencegahan dan deteksi dini faktor risiko PTM3. Meningkatkan kemitraan atau jejaring kerja dengan stake holder yang ada di pelabuhan dalam melakukan upaya pengendalian PTM
D. Penerima ManfaatPenerima manfaat dari kegiatan sosialisasi pengendalian penyakit tidak menular, adalah masyarakat pelabuhan dan sekitarnya.
BAB IIPELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu PelaksanaanPelaksanaan kegiatan deteksi dini penyakit jantug koroner dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2015.
B. Tempat PelaksanaanTempat Pelaksanaan kegiatandeteksi dini penyakit jantug koroner di ruang pertemuan Bandar Jaya B, Kantor Pusat Pelabuhan Indonesia II (Persero) Tanjung Priok, Jakarta Utara.
C. PenyelenggaraKegiatan deteksi dini penyakit jantug koroner diselenggarakan oleh Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok.
D. PesertaPeserta kegiatan deteksi dini penyakit jantug koroner sebanyak 50 (lima puluh) orang dari stake holder yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok.
E. Sumber BiayaSumber biaya kegiatan deteksi dini Penyakit Jantung Koroner dibebankan pada DIPA Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Tahun Anggaran 2015 NO. DIPA : SP-DIPA 024.05.2.46108/2015 14 November 2014.
F. Metode Pelaksanaana. Wawancara, meliputi : Aktivitas fisik Konsumsi buah/sayur Merokok atau tidak Konsumsi alkohol atau tidak
b. Pemeriksaan Fisik, Meliputi : Tinggi badan Berat badan Tekanan darah Lingkar pinggang Lingkar panggulc. Pemeriksaan Laboratorium lipid panel yang terdiri dari pemeriksaan: Kolesterol Trigliserida High Density Lipoprotein (HDL) Low Density Lipoprotein (LDL)
BAB IIIHASIL KEGIATAN
Hasil dan Pembahasan 1. Karakteristik RespondenJenis KelaminJumlah responden sebanyak 45 orang terdiri dari : Laki-laki: 40 orang (89%) Perempuan : 5 orang (11%)
2. Perilaku MerokokHasil deteksi dini menunjukkan dari seluruh responden sebanyak 25 orang, yang perokok sebanyak 21 orang atau sebanyak 47%, dan semuanya adalah laki-laki, jadi 52,5% dari seluruh responden laki-laki.
Risiko penyakit jantung koroner pada perokok meningkat 2 4 kali lebih besar dari pada yang bukan perokok. Rokok dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen ke jantung, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, penurunan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), peningkatan penggumpalan darah, dan kerusakan endotel pembuluh darah koroner.
3. Perilaku Minum Minuman BeralkoholDari data kuisioner respenden diperoleh data bahwa prevalaensi responden perilaku minum minuman beralkohol adalah sebanyak 11% (5 orang). Karena minum alkohol ini seringkali periodik maka ditanyakan perilaku minum alkohol dalam periode 12 bulan terakhir.
Minum minuman beralkohol dapat menyebabkan penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak, dan jaringan di dalam tubuh serta penyakit jantung dan pembuluh darah.
4. Kurang Sayur dan BuahDalam wawancara dengan responden ditanyakan pula kebiasaan responden mengonsumsi buah dan sayur. Responden dikategorikan kurang buah dan sayur apabila makan sayur kurang dari 2 kali (2 porsi) dan makan buah kurang dari 3 kali (3 porsi) per hari selama 7 hari dalam seminggu.
Dari hasil deteksi dini menunjukkan responden yang kurang makan buah dan sayur sebanyak 21 orang atau 47%.
Dewasa ini perubahan pola makan menjurus ke makanan siap saji yang relatif tidak sehat dan gizinya tidak seimbang, karena mengandung kalori, lemak, protein dan garam tinggi , tetapi rendah serat pangan (dietary fiber). Jenis makanan ini membawa konsekuensi terhadap perubahan status gizi, yaitu gizi lebih dan obesitas yang memicu berkembangnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, khususnya penyakit jantung koroner.
Makan makanan beraneka ragam sangat bearmanfaat bagi kesehatan, karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk dapat tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif.
5. Kurang Aktivitas FisikPrevalensi responden yang kurang aktivitas fisik sebanyak 73% (33 orang). Aktivitas fisik dikatakan cukup, jika seseorang melakukan olahraga minimal 30 menit minimal 3 x seminggu.
Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk mengatur berat badan dan menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah. Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan aktivitas fisik dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Bila melakukan latihan fisik(olahraga) minimal 30 menit setiap hari selama 3-4 hari dalam seminggu, diharapkan tercapai hasil yang optimal setelah latihan 4-6 minggu dan kemampuan fisk meningkat sebesar 30-33%.
6. Obesitas UmumStatus gizi responden ke atas dinilai dengan Indeks Massa Tubuh IMT). Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan dengan rumus: BB(Kg)/TB(m)2. Berikut ini adalah batasan IMT untuk menilai status gizi responden: Normal / Ideal : 18,5 22,9 (Kg/m2) Berlebih/dengan risiko : 23,0 24,9 (Kg/m2) Obesitas I : 25,0 29,9 (Kg/m2) Obesitas II : 30 (Kg/m2) Prevalensi IMT responden yang termasuk normal/ideal adalah 22% (20 orang). IMT dengan kategori berlebih/dengan risiko sebanyak 20% (9 orang), IMT dengan kategori obesitas I sebanyak 44% ( 20 orang), dan yang IMT kategori obesitas II sebanyak 13% (6 orang).
Fakta menunjukkan bahwa distribusi lemak tubuh berperan penting dalam peningkatan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
7. Obesitas SentralUntuk mengetahui adanya obesitas sentral dilakukan pengukuran lingkar perut responden. Batasan seseorang dinyatakan obesitas sentral adalah: Laki-laki : lingkar perut > 90 cm Perempuan : lingkar perut > 80 cmDari hasil deteksi dini diketahui bahwa prevalensi responden dengan obesitas sentral adalah sebesar 64%, Obesitas sentral akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
8. Rasio Lingkar Perut Panggul (RLPP)Pengukuran rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) lebih sensitif dalam menilai distribusi lemak dalam tubuh terutama yang berada di dinding abdomen. Rasio lingkar pinggang dan pinggul dihitung dengan membagi ukuran lingkar pinggang dengan lingkar pinggul. Ukuran lingkar pinggang, menggambarkan tingginya deposit lemak berbahaya dalam tubuh, sementara lingkar pinggul merupakan faktor protektif terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler.
Faktor risiko kardiovaskuler akan muncul apabila rasio lingkar pinggang dan pinggul dengan nilai lebih atau sama dengan 0,85 pada perempuan dan 0,90 pada laki-laki. Dibandingkan dengan IMT pengukuran ini tiga kali lebih besar merefleksikan keberadaan lemak berbahaya dalam dinding abdomen.
Hasil RLPP pada responden menunjukkan prevalensi RLPP tinggi sebanyak 78% RLPP normal 22%.
PJK sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang mematikan diharapkan dapat terdeteksi lebih dini dan dicegah kejadiannya melalui pengukuran rasio lingkar pinggang dan pinggul.
9. HipertensiData hipertensi diperoleh dengan melakukan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik. Kriteria hipertensi yang digunakan merujuk kepada kriteria JNC VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik 120 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg.
Berdasarkan hasil deteksi, prevalensi responden yang hipertensi sebanyak 47%. Risiko penyakit jantung koroner meningkat sejalan dengan peningkatan tekanan darah. Hasil penelitian Framingham menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 85 89 mmHg meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 2 kali dibandingkan dengan tekanan darah < 120/80 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab tersering penyakit jantung koroner dan stroke, serta faktor utama dalam gagal jantung kongestif.
10. DislipidemiaData lemak (kolesterol total, kolesterol-LDL, kolestrol-HDL, dan trigliserida) pada responden di dapat dengan metode pemeriksaan lipid darah menggunakan Cardiocheck dan menggunakan standar nilai normal sebagai berikut: Kolesterol total: < 190 mg/dl Kolesterol LDL: < 115 mg/dl Kolesterol HDL: 40 mg/dl (laki-laki) dan 45 mg/dl (perempuan) Trigliserida: < 150 mg/dlIstilah dislipidemia digunakan apabila salah satu atau lebih nilai standar di atas, tidak normal. Berdasarkan pemeriksaan lemak yang dilakukan terhadap responden, ditemukan prevalensi dislipidemia sebesar 78% (35 orang), kolesterol total tinggi 36% (16 orang), kolesterol-LDL tinggi 45% (19 orang), kolesterol-HDL rendah 78% (35 orang) dan trigliserida tinggi 36% (16 orang).
Menghitung Risiko CHD (Coronary Heart Disease)Dari faktor-faktor risiko di atas dapat dihitung risiko terjadinya CHD dalam jangka waktu 10 tahun ke depan dengan menggunakan Framingham calculator, berdasarkan tabel Global Risk Assessment Scoring (Terlampir).
Dari hasil perhitungan di dapatkan hasil : Below average risk: 27 orang (60%)Average risk: 6 orang (13%)Moderately above average risk: 8 orang (18%)High risk: 4 orang (9%)
TABEL 1.1Hasil Pemeriksaan Deteksi Dini Faktor Risiko PJKVariabel PemeriksaanKlasifikasiJumlah (orang)Persentase (%)
Jenis KelaminLaki-laki4089
Perempuan511
Perilaku MerokokPerokok2147
Tidak Merokok2453
Kebiasaan Minum Minuman BeralkoholPeminum Alkohol511
Tidak Peminum4089
Kurang Sayur dan BuahKurang2453
Cukup2147
Aktivitas FisikKurang3373
Cukup1227
Indeks Massa Tubuh (Kg/m2)Normal : 18,0 22,91022
Risiko : 23,0 24,9920
Obesitas I : 25,0 29,92044
Obesitas II : > 30613
Obesitas Sentral
Obesitas2964
Tidak Obesitas1636
Rasio Lingkar Perut PanggulTinggi3578
Normal1022
Tekanan DarahHipertensi2147
Normal2453
DislipidemiaTidak Normal3578
Normal1022
Cholesterol TotalTidak Normal1636
Normal2964
Cholesterol - LDLTidak Normal2642
Normal1958
Cholesterol - HDLTidak Normal3564
Normal1036
Risiko CHD (Coronary Heart Diseases)Below Average Risk2760
Average Risk613
Maderately above average risk818
High Risk49
Jumlah Total Responden = 45
Kesimpulan Prevalensi merokok setiap hari pada responden sebesar 47% Prevalensi minum minuman alkohol sebesar 11% Prevalensi kurang makan buah dan sayur sebesar 53% Prevalensi kurang aktivitas fisik sebesar 27% Prevalensi obesitas umum (Obesitas I dan Obesitas II) sebesar 57% Prevalensi obesitas sentral sebesar 64% Prevalensi RLPP tinggi sebesar 78% Prevalensi hipertensi sebesar 47% Prevalensi kolesterol total tinggi sebesar 36% Prevalensi kolesterol-LDL tinggi sebesar 42% Prevalensi kolesterol-HDL rendah sebesar 78% Prevalensi trigliserida tinggi sebesar 36% Prevalensi dislipidemia sebesar 78%
BAB IVPENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan deteksi dini faktor risiko Penyakit Jantung Koroner di Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat pelabuhan tentang pentingnya pengendalian Penyakit Jantung Koroner dan meningkatkan kemitraan atau jejaring kerja dengan stake holder yang ada di pelabuhan dalam melakukan upaya pengendalian Penyakit Jantung Koroner melalui Pos Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Tanjung Priok, 3 Juni 2015Pembuat Laporan
Aah Nurliah, Apt, M.K.K.KNIP 197408062005012001
PustakaKementerian Kesehatan RI. 2010. Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Edisi I. Cetakan-2. JakartaKementerian Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakartahttp://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3148/3122 Jurnal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan In http://www.slideshare.net/humasditjenppdanpl/jurnal-2011fix-edit1
Lampiran :
NONAMAUMURJENIS KELTDHDLCHOLTGLDLLINGK. PERUTLINGK PINGGLDM
LPSISTDIAS
1AGUS PERMANA5212070241461768894101N
2SUHARYANTO5013090211227487100104N
3YESSE DANNY HUWAE511108060138139889095Y
4RBA WIDJONARKO5811080221571041148795N
5BUHARI SIRAIT4413080281591095699101N
6DEDI WANTORO2710070451591129294107N
7MUSTRIYADI451801003524216217595105N
8HARYANTO4812080391751041168790Y
9TATANG HERYANA481401002220421313999100Y
10ZAHLUL SIREGAR541501002910021097105107N
11M UWAIT3811080221192861399498Y
12SUPARYONO4611070261191137098104Y
13SUMARDI491409025158821169297N
14SYAFRIN511301002920922713496107Y
15ARMASNSYAH55130903115172151107111N
16ROMDANI4813090231478010799105N
17FADLI FAUZAR231208033144106899397N
18SAHAT HP451308024157137106102101N
19FERY ANTHONY4311070272031131539196N
20BUDI UTAMA52130903314072928595N
21AGUS MUSLIM3513080232082491359999N
22YADI SURYADI60130703022412217097108Y
23SANSAN CAHYANI351208035210103154101118Y
24KARTIKA SEREIDA4410070641931071717084N
25SITI FATIMAH391208039126916992100N
26TUTI3111070281741741127798N
27INDIRA441007048202136128130139N
28DIKDIK TARMEDI30135678343623724592105N
29M ILZAN241216681362981677076N
30MUHAMMAD JAFAR43114757425916113296106N
31LEE KANG BU341006031137138798592N
32MIHRAB KHANTUR531387824155164989098N
33SUPRIANTO251237055183921107988N
34ANDRI JULI HARTO201107049173971047282N
35IMAM SUHADI28116682318220711896103N
36HAMKA SABANG451318329152165909195N
37SOKHIDIN CATIM M4112080264702301058695N
38JOHNNY SANDYATA561417535157122978487N
39WACHYU YULIANTO381076734242801929295N
40SUMARGONO351007039148125837686N
41RAHMAN3913573261077865102107N
42LUQMANUL HAKIM231289642110154386990N
43MUZAMMIL TOFA2812680331591161026885N
44BAMBANG H3213470231652179893100N
45YUSRIZAL38123743822315015095107N