lap. fl ku

25
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus gizi buruk merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian di Indonesia karena dapat menimbulkan the lost generation, yakni kehilangan generasi penerus bangsa. Padahal generasi penerus merupakan agent of change untuk revolusi Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Oleh karena itu keadaan atau status gizi generasi penerus, terutama balita akan sangat berpengaruh pada kualitas bangsa di masa depan. Padal saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 20,87 juta anak balita yang lahir tahun 2000-an. Dari jumlah itu 27,5 persen di antaranya mengalami kasus gizi kurang dan gizi buruk. Hal tersebut didukung dengan adanya data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1989-2005, angka prevalensi gizi buruk selalu menunjukkan kecenderungan peningkatan. Tiga kali pelaksanaan Susenas tahun 2002, 2003, dan 2005, angka prevalensi tersebut berturut-turut adalah 8,0 persen, 8,3 persen, dan 8,8 persen (Kompas, 19/6/06). 1

Upload: yunixx

Post on 21-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan field lab

TRANSCRIPT

Page 1: LAP. FL KU

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus gizi buruk merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian di

Indonesia karena dapat menimbulkan the lost generation, yakni kehilangan

generasi penerus bangsa. Padahal generasi penerus merupakan agent of change

untuk revolusi Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Oleh karena itu

keadaan atau status gizi generasi penerus, terutama balita akan sangat

berpengaruh pada kualitas bangsa di masa depan.

Padal saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 20,87 juta anak balita yang

lahir tahun 2000-an. Dari jumlah itu 27,5 persen di antaranya mengalami kasus

gizi kurang dan gizi buruk. Hal tersebut didukung dengan adanya data Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1989-2005, angka prevalensi gizi buruk

selalu menunjukkan kecenderungan peningkatan. Tiga kali pelaksanaan

Susenas tahun 2002, 2003, dan 2005, angka prevalensi tersebut berturut-turut

adalah 8,0 persen, 8,3 persen, dan 8,8 persen (Kompas, 19/6/06).

Selain itu, kasus anemia juga banyak ditemukan pada laki-laki maupun

perempuan (mulai dari bayi sampai lansia). Namun, anemia lebih banyak

diderita pada perempuan. Adapun kurangnya zat besi, pengkonsumsian

makanan nabati yang lebih banyak daripada protein hewani serta diet ketat

merupakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia.

Sedangkan pada ibu hamil juga sering terjadi anemia. Pakar gizi sekaligus

Direktur Micronutrient Initiative Indonesia Dr Elvina Karyadi PhD

mengatakan, prevalensi anemia pada ibu hamil itu sekitar 40-50% atau 5 dari

10 ibu hamil mengalami gangguan kesehatan anemia. Padahal, anemia pada

ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir prematur, bayi berat lahir rendah, dan

risiko kematian pada bayi yang dilahirkan. Anemia pada ibu hamil juga dapat

1

Page 2: LAP. FL KU

meningkatkan risiko kematian ibu dalam proses persalinan, terutama pada

kasus anemia berat. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan anemia

pada ibu hamil yakni dengan memperhatikan pola makan yang sehat, dan

selalu memperhatika jumlah, jadwal, maupun jenisnya.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan field lab ini, diharapkan mahasiswa mampu

melakukan pemantauan status gizi balita dan anemia gizi besi ibu hamil di

Puskesmas. Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah diharap

mahasiswa:

1. Mampu melakukan pemantauan status gizi balita (screening status gizi

balita), diantaranya:

a. Mampu melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB)

atau panjang Badan (PB) dan umur (U) balita disesuaikan dengan jenis

kelamin.

b. Mengisi dan membaca grafik pertumbuhan balita di buku KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak).

c. Mampu mengkategorikan dan menginterpretasikan hasil pengukuran

BB, TB, atau PB dan umur dalam status gizi balita menurut standar WHO-

2005.

d. Mampu memberikan saran kepada ibu balita dari hasil interpretasi

pengukuran.

2. Mampu melakukan pemantauan status gizi ibu hamil:

2

Page 3: LAP. FL KU

a. Mampu melakukan pengukuran antropometri ibu hamil baik dengan

indikator atau Body Mass Index (BMI) atau menggunakan

lingkar lengan atas (LILA).

b. Mampu mengisi pada buku KIA dan menginterpretasikan hasil

pengukuran.

c. Mampu mengisi dan membaca Kartu Menuju Sehat ibu hamil (KMS-

ibu hamil)

d. Mampu memberikan saran dari interpretasi hasil pengukuran.

3

Page 4: LAP. FL KU

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan field lab dilaksanakan 3 kali yakni pada tanggal 13, 20, dan 27

November 2012. Namun sebelumnya saat survey yang pertama kali, tanggal 6

November 2012, kami telah diberi kesempatan untuk melihat proses pemeriksaan

gizi balita di Posyandu Dusun Tanon.

Berikut adalah penjelasan kegiatan field lab yang telah dilakukan :

A. Kegiatan pada field lab hari pertama (Selasa, 13 November 2012).

Kami sampai di puskesmas Tanon I pada pukul 07.55. Kemudian kami

bertemu Kepala Puskesmas dr.Agus Trimanto dan intruktur lapangan kami

untuk field lab kami kali ini Eddy Kadaryanto untuk melakukan briefing

singkat sebelum pergi ke posyandu untuk melaksanakan pengukuran

antropometri pada ibu hamil. Setelah briefing dilaksanakan, kami segera

berangkat ke balai desa di mana kegiatan akan dilaksanakan. Kami berangkat

dari puskesmas Tanon I menuju balai desa pada pukul 09.45.

Di balai desa kami bertemu dengan Ibu bidan Murni Suci di mana kami

sekali lagi melakukan briefing bersama ibu bidan untuk menentukan

pembagian kelompok kecil, dengan tujuan bergiliran melakukan pengukuran

antropometri pada ibu hamil yang telah datang. Sebelumnya, kami

mengumpulkan data pasien ibu hamil mencakup nama, umur, alamat,

pekerjaan, kehamilan ke berapa, dan usia kehamilan. Kemudian kami memulai

pengukuran antropometri yang meliputi BB, TB, dan LILA. Pengukuran

dilakukan sesuia prosedur pengukuran antopometri yang ada di buku panduan

field lab. Selain itu kami juga mengukur tekanan darah masing-masing ibu

hamil.

Pemeriksaan lanjutan untuk mengecek kondisi janin kemudian dilakukan

oleh ibu bidan dan praktikan laki-laki keluar dari ruang pemeriksaan untuk

memberikan privasi. Setelah semua pasien ibu hamil telah diambil data

antropometrinya, kami akhirnya berpamitan dengan bu bidan dan pegawai di

4

Page 5: LAP. FL KU

balai desa. Kami kembali lagi ke puskesmas Tanon I untuk mendiskusikan

laporan sementara. Berikut adalah hasil pengukuran pada ibu hamil.

NAMAUSIA (th)

HAMIL KE

USIA KEHAMILAN

TEKANAN DARAH (mmHg)

BERAT BADAN

(kg)

TINGGI BADAN

(cm)BMI

LILA (cm)

Ely Cistiani 21 1 6 bulan 110/60 43 152,8 18,4 21Qarizatul 24 1 7 bulan 110/60 38 137,1 20,2 22Apriani 20 1 6 bulan 110/70 68 146,5 31,9 35Sholikah 22 1 7 bulan 110/70 63 155,2 26,15 27,4Nurul Idawati 22 1 6 bulan 100/70 42 145 19,9 24Heni 24 1 6 bulan 100/60 43,5 146,4 20,3 29Sri Wahyuni 23 3 6 bulan 110/70 50 149,5 22,3 23

B. Kegiatan pada field lab hari kedua (Selasa, 20 November 2012).

Pada tanggal 20 November 2012, kami berangkat jam 07.15 dari kampus

menuju ke Puskesmas Tanon. Sesampainya disana pukul 08.15. Kemudian

kami bertemu dengan instruktur lapangan kami, Pak Edi Kadaryanto dan

dipersilakan untuk bertemu dengan Kepala Puskesmas Tanon 1, dr. Agus

Trimanto. Disana kami diberikan pengarahan bahwa laporan dikumpulkan

maksimal hari Sabtu, 24 November 2012 dan pada hari Selasa, 27 November

2012 kami akan kembali kesana lagi untuk memperbarui laporan yang sudah

dikoreksi oleh kapuskes.

Setelah diberikan pengarahan, diantar Pak Edi Kadaryanto ke Posyandu

Siaga 1 di Desa Gabugan Kecamatan Tanon. Kami sampai disana pukul 09.00.

Lalu kami bertemu ibu bidan dan tenaga kesehatan lain yang membantu disana.

Kemudian kami meminta ijin untuk melakukan penimbangan berat badan (BB)

serta pengukuran panjang badan (PB) dan tinggi badan (TB) pada balita.

Setelah memperoleh ijin, kami segera melakukan tugas masing-masing. Ada

yang di pendaftaran untuk mendapatkan data balita (seperti nama, umur dan

tanggal lahir), pengukuran BB dengan dacin maupun timbangan serta

pengukuran PB dan TB. Adapun disana terdapat 26 balita yang kami ukur.

Setelah itu kami berpamitan dan kembali ke puskesmas pukul 10.30.

5

Page 6: LAP. FL KU

Sesampainya di puskesmas, kami berdiskusi tentang status gizi balita dari hasil

pengukuran dan penimbangan tersebut. Hingga pada pukul 11.45 kami

berpamitan pulang setelah sebelumnya mendapat ijin dari Pak Edi Kadaryanto.

Di posyandu ini kami melakukan kegiatan pengukuran BB, TB/PB pada

balita. Pengukuran dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada pada buku

petunjuk field lab, yaitu:

Pengukuran berat badan dengan Dacin.

1. Mengantung dacin di tempat yang kokoh.

2. Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang.

3. Atur bandul geser agar berada pada posisi angka nol dan posisi

paku tegak lurus.

4. Gantung kotak timbang yang kosong pada dacin.

5. Beri kantung plastik berisi pemberat (misalnya batu) untuk

menyeimbangkan dacin sampai kedua jarum tegak lurus.

6. Tanyakan berat badan balita satu atau dua bulan sebelumnya

karena untuk menentukan status pertumbuhan perlu 3 titik

pengukuran.

7. Taruh balita ke dalam kotak timbangan dengan pakaian seminimal

mungkin dan geser bandul sampai paku tegak lurus.

8. Baca angka yang ditunjuk pada ujung bandul geser.

9. Catat hasil penimbangan pada kertas/ buku catatan dalam kg dan

ons.

10. Langsung kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita

dari kotak timbang.

Pengukuran panjang badan dengan microtoise.

1. Letakkan microtoise dilantai yang rata dan menempel pada dinding

yang tegak lurus.

2. Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela

baca menunjukkan angka nol. Paku ujung pita atas pada dinding.

3. Tarik kepala microtoise ke atas sampai paku.

6

Page 7: LAP. FL KU

4. Posisikan balita berdiri tegak lurus dibawah microtoise

membelakangi dinding, pandangan lurus ke depan, bagian belakang

kepala, tulang belikat, pantat dan tumit menempel di dinding,

kedua lutut dan tumit rapat.

5. Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala balita

6. Baca angka pada jendela baca dari angka kecil ke angka besar dan

catat hasilnya.

Setelah dilakukan pengukuran didapatkan hasil sebagai berikut :

No. Nama Berat Badan

Tinggi /

Panjang

Badan (cm)

Tanggal LahirUsia (per 20 November

2012)

BB/TB (kg/m)

IMT

1Jonathan 15, 1 0,97 4 tahun 15,57

16,05

2 Rizal 11,1 0,91 4 tahun 12,2013,40

3 Bagus 8,6 0,67 27-Jun-12 5 bulan 12,8419,16

4 Tegar 6,7 0,65 16-Jun-12 6 bulan 10,3115,86

5 Raya 10,6 0,85 Sep-10 2 tahun 12,4714,67

6 Fitri 11,2 0,86 3 tahun 2 bulan 13,02

15,14

7 Syaidah 16 1,03 14-Sep-084 tahun 2 bulan 15,53

15,08

8 Roziq 12,3 0,92 3 tahun 6 bulan 13,37

14,53

9 Yudan 16 0,9 14-Mei-102 tahun 6 bulan 17,78

19,75

10 Ndaru 9 0,71 20 november 2011 12 bulan 12,6817,85

11 Icha 13,3 0,94 4 tahun 14,1515,05

12 Fabian 12,1 0,89 2 tahun 5 bulan 13,60

15,28

13 Fitri 10,5 0,89 01-Agust-093 tahun 3 bulan 11,80

13,26

14 Aisyah 9,7 0,82 24-Apr-11 1 tahun 7 11,83 14,4

7

Page 8: LAP. FL KU

bulan 3

15 Salva 7,5 0,72 02-Sep-111 tahun 2 bulan 10,42

14,47

16 Arlina 5,5 0,62 23-Sep-12 2 bulan 8,8714,31

17 Adrian 10,4 0,74 19 november 2011 1 tahun 14,0518,99

18 arumi 3,4 0,5 26-Sep-12 2 bulan 6,8013,60

19 Keinan 10 0,78 10-Agust-111 tahun 3 bulan 12,82

16,44

20 Kesha 15,1 1,05 01-Feb-084 tahun 9 bulan 14,38

13,70

21 Tama 11,2 0,82 14-Okt-092 tahun 1 bulan 13,66

16,66

22 Ilham 9,9 0,77 13-Mar-111 tahun 8 bulan 12,86

16,70

23 Clarissa 11,5 0,77 24-Jun-111 tahun 5 bulan 14,94

19,40

24 Raka 17.1 1.075 14-Jan-093 tahun 10 bulan 15,9 14.8

25 afifatul 10.9 0.905 10-Mei-102 tahun 6 bulan 12,04 13.3

26

eka melinda 10.75 0.985 28-Mei-08

4 tahun 5 bulan 10,91 11.7

Tabel : Hasil Pengukuran Antopometri pada Balita

Tabel : Hasil Pengukuran berat badan pada Balita

Setelah melakukan pengukuran, mahasiswa juga melihat kader melakukan

pengisian Kartu Menuju Sehat Balita (KMS-Balita). Proses pengisian

dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada di buku panduan field lab, yaitu:

Bila Anak datang untung penimbangan pertama.

1. Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran.

2. Mengisi kolom identitas yg tersedia pada halaman dalam KMS

balita.

a. Kolom posyandu diisi nama posyandu tempat anak didaftar.

b. Kolom tanggal pendaftaran diisi tanggal, bulan dan tahun

anak didaftar pertama kali.

8

Page 9: LAP. FL KU

c. Kolom nama anak diisi nama jelas anak,sama seperti

halaman depan KMS.

d. Kolom laki-laki diisi tanda V apabila anak tsb laki-laki dan

demikian pula bila perempuan.

e. Kolom “anak yg ke” diisi nomor urut kelahiran anak dalam

keluarga (termasuk anak yg meninggal).

f. Kolom tanggal lahir diisi bulan dan tahun lahir anak.

g. Kolom berat badan lahir diisi angka penimbangan berat

badan anak saat dilahirkan dalam satuan gram “ berat badan

lahir” ini kemudian dicantumkan pada grafik KMS pada

bulan “0”.

h. Kolom “nama ayah” dan “nama ibu” beserta pekerjaannya

diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.

i. Kolom “alamat” diisi alamat anak menetap.

3. Mengisi kolom bulan lahir.

4. Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS balita.

5. Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.

6. Mengisi kolom pemberian imunisasi.

7. Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.

8. Mengisi kolom periode pemberian ASI Ekslusif.

Bila Anak datang pada penimbangan kedua dan seterusnya.

1. Lakukan langkah 4. Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan

titik berat badan bulan ini dengan  bulan lalu dalam bentuk garis

lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan

sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini

tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.

2. Lakukan langkah 5, catat juga semua kejadian yang dialami anak

pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan.

3. Lakukan langkah 6, apabila anak mendapat imunisasi

9

Page 10: LAP. FL KU

4. Lakukan langkah 7, apabila anak ditimbang pada bulan kapsul

vitamin A  (Februari atau Agustus).

5. Lakukan langkah 8, apabila umur bayi  masih dibawah 5 bulan

Di akhir kegiatan posyandu, mahasiswa melakukan penyuluhan kepada

ibu balita mengenai pentingnya melakukan pemantauan status gizi balita

dengan secara rutin mengikuti kegiatan posyandu baik melalui pengukuran BB

mapun TB..

C. Kegiatan pada field lab hari ketiga (Selasa, 27 November 2012).

Pada hari ketiga ini, kami melakukan revisi terhadap laporan individu dan

kelompok yang sudah dikoreksi dr. Agus Trimanto. Adapun laporan tersebut

telah kami kumpulkan pada hari sabtu, 24 November 2012. Oleh karena itu

tugas field lab kami telah selesai pada hari ketiga.

10

Page 11: LAP. FL KU

BAB III

PEMBAHASAN

Untuk mengetahui apakah balita atau pun ibu hamil termasuk ke dalam

gizi baik ataupun gizi buruk, maka perlu dilakukan penginterpretasian data yang

telah diperoleh. Penginterpretasian data didasarkan pada baku rujukan yang telah

ditetapkan.

Untuk pengukuran antopometri balita dapat digunakan baku rujukan grafik

z-scores dari WHO, grafik yang ada pada KMS-Balita maupun BMI (Body Index

Mass). Z-scores dapat membandingkan beberapa komponen, diantaranya, BB/U,

PB/U, BB/PB, dan BMI/U. KMS-Balita memberikan gambaran mengenai status

gizi balita dengan pemantauan berat badan pada bulan penimbangan dan bulan-

bulan sebelumnya. Sedangkan BMI memberikan gambaran umum tentang status

gizi balita lewat TB atau PB dan BB.

Untuk hasil pengukuran ibu hamil, pengintepretasian data didasarkan pada

hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA). LILA normal menurut WHO yaitu

>23,5 cm. Apabila ibu hamil memiliki LILA <23,5 maka dapat dikatakan ibu

hamil tersebut memiliki status gizi yang kurang baik. Selain LILA, pemantauan

status anemia gizi ibu hamil ditentukan dengan pengukuran kadar hemoglobin.

Apabila kadar hemoglobin kurang dari normal maka ibu hamil tersebut dapat

dikatakan mengalami anemia.

A. Interpretasi hasil Pengukuran pada Balita

Seorang balita dapat dikatakan terkena gizi buruk jika:

1. BB/U, BB/PB <-2 SD (gizi kurang)

2. BB/U, BB/PB <-3 SD (gizi buruk)

3. BB/U, BB/PB <-2 SD + tanda klinis (gizi buruk)

Berikut adalah penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U,

BB/TB (z-score).

No Indeks yang dipakai Batas Pengelompokan Sebutan status gizi

11

Page 12: LAP. FL KU

1.

2.

3.

BB/U

TB/U

BB/TB

<-3SD

-3 s/d < -2 SD

-2 s/d +2 SD

> +2 SD

<-3SD

-3 s/d < -2 SD

-2 s/d +2 SD

> +2 SD

<-3SD

-3 s/d < -2 SD

-2 s/d +2 SD

> +2 SD

Gizi buruk

Gizi kurang

Gizi baik

Gizi lebih

Sangat Pendek

Pendek

Normal

Tinggi

Sangat Kurus

Kurus

Normal

Gemuk

Dari keseluruhan hasil pengukuran, diperoleh bahwa rata-rata anak balita

di Kecamatan Tanon berada pada status gizi yang normal.Namun ada juga yang

gizi buruk/ berada dibawah batas z-score, misal pada Arumi. Hal tersebut dapat

diketahui dari hasil grafik BB nya pada KIA yang berada dibawah warna kuning.

Adapun penyebabnya mungkin karena asupan gizi yang kurang, apalagi Arumi

lahir dalam kondisi prematur sehingga sejak awal berat badannya kurang. Untuk

mengatasi hal ini, gizi balita lebih diperhatikan.

B. Interpretasi hasil Pengukuran pada Ibu Hamil

Dari hasil pengukuran LILA yang kami peroleh pada ibu hamil , kami

mendapatkan data bahwa ada beberapa ibu yang berisiko menderita KEK

( Kekurangan Energi Kronis ) yaitu Ny. Ely, Ny Qarizatul, dan Ny. Sri

Wahyuni yang masing-masing memiliki LILA hanya 21 cm, 22 cm, dan 23 cm.

Berdasarkan baku rujukan yang telah ditetapkan, apabila terdapat ibu hamil

dengan LILA <23,5 cm maka ibu hamil tersebut memiliki risiko gizi kurang

bahkan KEK sehingga ibu hamil tersebut diperkirakan akan melahirkan bayi

dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Supariasa, 2002). Untuk

menangani kasus ini dapat dilakukan dengan cara menganjurkan para ibu hamil

12

Page 13: LAP. FL KU

tersebut untuk mengonsumsi makanan yang cukup dengan pedoman gizi yang

seimbang, membiasakan pola hidup sehat, diberikan penyuluhan, dan dirujuk

untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut ke bidan desa, Puskesmas, atau

Rumah Sakit Daerah.

Sedangkan untuk hasil perhitungan BMI ( Body Mass Index ) yang kami

dapatkan pada ibu hamil, kami memperoleh data bahwa hanya satu ibu hamil

yang menderita kekurangan berat badan yaitu Ny. Ely yang perhitungan BMI-

nya hanya 18,4 karena berdasarkan bahan rujukan yang telah ditetapkan, BMI

dapat dikategorikan sebagai berikut :

- Kurang dari 19,8 = berat kurang atau rendah

- 19,8 – 26,0 = normal

- 26,0 – 29 = berat lebih

- Lebih dari 29 = obesitas

Oleh karena BMI Ny. Ely hanya 18,4 ( kurang dari 19,8 ), maka BMI

Ny. Ely tergolong berat badan kurang atau rendah. Untuk menangani kasus ini

dapat dilakukan dengan cara menganjurkan Ny Ely untuk mengonsumsi

makanan yang cukup dengan pedoman gizi yang seimbang, membiasakan pola

hidup sehat, diberikan penyuluhan, dan dirujuk untuk pemeriksaan dan

penanganan lebih lanjut ke bidan desa, Puskesmas, atau Rumah Sakit Daerah.

Kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran antropometri

maupun pengukuran tekanan darah pada ibu hamil yaitu :

1. Pada saat melakukan pengukuran tekanan darah, pakaian pasien

tidak digulung.

2. Pada saat penimbangan berat badan, posisi melihat hasil timbangan

tidak tegak tegak lurus, tapi dari samping.

3. Pengukuran berat badan maupun tinggi badan tidak dilakukan tiga

kali.

4. Pada saat pengukuran tinggi badan posisi kepala pasien tidak tegak

lurus, pandangan tidak menghadap depan.

5. Penimbangan dan pengukuran selanjutnya tidak dikalibrasi terlebih

dahulu.

13

Page 14: LAP. FL KU

6. Pasien cenderung tertutup.

7. Pada saat pengukuran LILA, lengan tidak membentuk 900 .

8. Pada saat melakukan pengukuran LILA, pemeriksa tidak

menanyakan mana tangan yang tidak aktif.

14

Page 15: LAP. FL KU

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan pemantauan status gizi dan anemia gizi ibu hamil di Dusun

Gabugan, yang masih merupakan daerah binaan Puskesmas Tanon 1, berjalan

dengan lancar. Walaupun terdapat kendala seperti keterbatasan alat, namun

secara total proses pengukuran terhadap balita dan ibu hamil sudah berjalan

dengan baik. Semua kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa sudah bisa

dikuasai dengan baik. Sedangkan untuk status gizi balita dan ibu hamil sendiri

rata-rata sudah baik, walaupun ditemukan beberapa gizi buruk.

Dengan pemberian konseling dan edukasi mengenai pentingnya asupan

gizi bagi perkembangan dan pertumbuhan pada balita dan bayi dalam

kandungan ibu hamil, diharapkan dapat sedikit mengurangi masalah rendahnya

status gizi balita dan ibu hamil. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang

merupakan program yang sudah banyak diterapkan di posyandu juga dapat

dijadikan penanganan lain yang diharapkan dapat membantu. Sedangkan untuk

penanganan kasus anemia gizi dapat dilakukan dengan pemberian tablet

tambah darah pada ibu hamil sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

B. Saran

1. Perlu juga diadakan banyak penyuluhan pada masyarakat tentang

pentingnya kegiatan posyandu, sehingga jumlah ibu yang memeriksakan

balitanya rutin setiap bulan jumlahnya akan bertambah.

2. Masih ditemukannya kasus gizi kurang dan kemunkinan KEK pada balita

dan ibu hamil menunjukkan masih kurangnya kepedulian masyarakat

mengenai pentingnya status gizi. Oleh karena itu perlu dilakukan banyak

15

Page 16: LAP. FL KU

penyuluhan mengenai pentingnya status gizi bagi perkembangan dan

pertumbuhan balita dan bayi yang dikandung ibu hamil.

3. Pembinaan kader sebaiknya dilakukan lebih baik lagi. Karena beberapa

kader sering melakukan kesalahan dalam pengisian KMS yang

menyebabkan proses pemantauan status gizi tidak maksimal.

4. Alat-alat yang digunakan di posyandu sebaiknya dilengkapi lagi, karena di

lapangan alat-alat yang digunakan masih sangat terbatas.

16

Page 17: LAP. FL KU

DAFTAR PUSTAKA

Cakrawala. 2012. 50% Ibu Hamil di Indonesia Mengalami Anemia.

http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=916 -

Diakses tanggal 23 November 2012.

Kesehatan123. 2011. Penyebab Anemia Yang Umum Terjadi Pada Wanita.

http://www.kesehatan123.com/2450/penyebab-anemia/ - Diakses tanggal 23

November 2012.

Realitas Sosial. 2012. Gizi Buruk di Negeri yang Kaya.

http://paradigmakaumpedalaman.blogspot.com/2012/01/gizi-buruk-di-negeri-

yang-kaya.html - Diakses tanggal 23 November 2012.

Suara Merdeka-Wacana. 2006. Mencegah “Lost Generation”.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0607/15/opi04.htm - Diakses tanggal 23

November 2012.

17