lap. fl ku
DESCRIPTION
laporan field labTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasus gizi buruk merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian di
Indonesia karena dapat menimbulkan the lost generation, yakni kehilangan
generasi penerus bangsa. Padahal generasi penerus merupakan agent of change
untuk revolusi Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Oleh karena itu
keadaan atau status gizi generasi penerus, terutama balita akan sangat
berpengaruh pada kualitas bangsa di masa depan.
Padal saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 20,87 juta anak balita yang
lahir tahun 2000-an. Dari jumlah itu 27,5 persen di antaranya mengalami kasus
gizi kurang dan gizi buruk. Hal tersebut didukung dengan adanya data Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1989-2005, angka prevalensi gizi buruk
selalu menunjukkan kecenderungan peningkatan. Tiga kali pelaksanaan
Susenas tahun 2002, 2003, dan 2005, angka prevalensi tersebut berturut-turut
adalah 8,0 persen, 8,3 persen, dan 8,8 persen (Kompas, 19/6/06).
Selain itu, kasus anemia juga banyak ditemukan pada laki-laki maupun
perempuan (mulai dari bayi sampai lansia). Namun, anemia lebih banyak
diderita pada perempuan. Adapun kurangnya zat besi, pengkonsumsian
makanan nabati yang lebih banyak daripada protein hewani serta diet ketat
merupakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia.
Sedangkan pada ibu hamil juga sering terjadi anemia. Pakar gizi sekaligus
Direktur Micronutrient Initiative Indonesia Dr Elvina Karyadi PhD
mengatakan, prevalensi anemia pada ibu hamil itu sekitar 40-50% atau 5 dari
10 ibu hamil mengalami gangguan kesehatan anemia. Padahal, anemia pada
ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir prematur, bayi berat lahir rendah, dan
risiko kematian pada bayi yang dilahirkan. Anemia pada ibu hamil juga dapat
1
meningkatkan risiko kematian ibu dalam proses persalinan, terutama pada
kasus anemia berat. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan anemia
pada ibu hamil yakni dengan memperhatikan pola makan yang sehat, dan
selalu memperhatika jumlah, jadwal, maupun jenisnya.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan field lab ini, diharapkan mahasiswa mampu
melakukan pemantauan status gizi balita dan anemia gizi besi ibu hamil di
Puskesmas. Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah diharap
mahasiswa:
1. Mampu melakukan pemantauan status gizi balita (screening status gizi
balita), diantaranya:
a. Mampu melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB)
atau panjang Badan (PB) dan umur (U) balita disesuaikan dengan jenis
kelamin.
b. Mengisi dan membaca grafik pertumbuhan balita di buku KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak).
c. Mampu mengkategorikan dan menginterpretasikan hasil pengukuran
BB, TB, atau PB dan umur dalam status gizi balita menurut standar WHO-
2005.
d. Mampu memberikan saran kepada ibu balita dari hasil interpretasi
pengukuran.
2. Mampu melakukan pemantauan status gizi ibu hamil:
2
a. Mampu melakukan pengukuran antropometri ibu hamil baik dengan
indikator atau Body Mass Index (BMI) atau menggunakan
lingkar lengan atas (LILA).
b. Mampu mengisi pada buku KIA dan menginterpretasikan hasil
pengukuran.
c. Mampu mengisi dan membaca Kartu Menuju Sehat ibu hamil (KMS-
ibu hamil)
d. Mampu memberikan saran dari interpretasi hasil pengukuran.
3
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Kegiatan field lab dilaksanakan 3 kali yakni pada tanggal 13, 20, dan 27
November 2012. Namun sebelumnya saat survey yang pertama kali, tanggal 6
November 2012, kami telah diberi kesempatan untuk melihat proses pemeriksaan
gizi balita di Posyandu Dusun Tanon.
Berikut adalah penjelasan kegiatan field lab yang telah dilakukan :
A. Kegiatan pada field lab hari pertama (Selasa, 13 November 2012).
Kami sampai di puskesmas Tanon I pada pukul 07.55. Kemudian kami
bertemu Kepala Puskesmas dr.Agus Trimanto dan intruktur lapangan kami
untuk field lab kami kali ini Eddy Kadaryanto untuk melakukan briefing
singkat sebelum pergi ke posyandu untuk melaksanakan pengukuran
antropometri pada ibu hamil. Setelah briefing dilaksanakan, kami segera
berangkat ke balai desa di mana kegiatan akan dilaksanakan. Kami berangkat
dari puskesmas Tanon I menuju balai desa pada pukul 09.45.
Di balai desa kami bertemu dengan Ibu bidan Murni Suci di mana kami
sekali lagi melakukan briefing bersama ibu bidan untuk menentukan
pembagian kelompok kecil, dengan tujuan bergiliran melakukan pengukuran
antropometri pada ibu hamil yang telah datang. Sebelumnya, kami
mengumpulkan data pasien ibu hamil mencakup nama, umur, alamat,
pekerjaan, kehamilan ke berapa, dan usia kehamilan. Kemudian kami memulai
pengukuran antropometri yang meliputi BB, TB, dan LILA. Pengukuran
dilakukan sesuia prosedur pengukuran antopometri yang ada di buku panduan
field lab. Selain itu kami juga mengukur tekanan darah masing-masing ibu
hamil.
Pemeriksaan lanjutan untuk mengecek kondisi janin kemudian dilakukan
oleh ibu bidan dan praktikan laki-laki keluar dari ruang pemeriksaan untuk
memberikan privasi. Setelah semua pasien ibu hamil telah diambil data
antropometrinya, kami akhirnya berpamitan dengan bu bidan dan pegawai di
4
balai desa. Kami kembali lagi ke puskesmas Tanon I untuk mendiskusikan
laporan sementara. Berikut adalah hasil pengukuran pada ibu hamil.
NAMAUSIA (th)
HAMIL KE
USIA KEHAMILAN
TEKANAN DARAH (mmHg)
BERAT BADAN
(kg)
TINGGI BADAN
(cm)BMI
LILA (cm)
Ely Cistiani 21 1 6 bulan 110/60 43 152,8 18,4 21Qarizatul 24 1 7 bulan 110/60 38 137,1 20,2 22Apriani 20 1 6 bulan 110/70 68 146,5 31,9 35Sholikah 22 1 7 bulan 110/70 63 155,2 26,15 27,4Nurul Idawati 22 1 6 bulan 100/70 42 145 19,9 24Heni 24 1 6 bulan 100/60 43,5 146,4 20,3 29Sri Wahyuni 23 3 6 bulan 110/70 50 149,5 22,3 23
B. Kegiatan pada field lab hari kedua (Selasa, 20 November 2012).
Pada tanggal 20 November 2012, kami berangkat jam 07.15 dari kampus
menuju ke Puskesmas Tanon. Sesampainya disana pukul 08.15. Kemudian
kami bertemu dengan instruktur lapangan kami, Pak Edi Kadaryanto dan
dipersilakan untuk bertemu dengan Kepala Puskesmas Tanon 1, dr. Agus
Trimanto. Disana kami diberikan pengarahan bahwa laporan dikumpulkan
maksimal hari Sabtu, 24 November 2012 dan pada hari Selasa, 27 November
2012 kami akan kembali kesana lagi untuk memperbarui laporan yang sudah
dikoreksi oleh kapuskes.
Setelah diberikan pengarahan, diantar Pak Edi Kadaryanto ke Posyandu
Siaga 1 di Desa Gabugan Kecamatan Tanon. Kami sampai disana pukul 09.00.
Lalu kami bertemu ibu bidan dan tenaga kesehatan lain yang membantu disana.
Kemudian kami meminta ijin untuk melakukan penimbangan berat badan (BB)
serta pengukuran panjang badan (PB) dan tinggi badan (TB) pada balita.
Setelah memperoleh ijin, kami segera melakukan tugas masing-masing. Ada
yang di pendaftaran untuk mendapatkan data balita (seperti nama, umur dan
tanggal lahir), pengukuran BB dengan dacin maupun timbangan serta
pengukuran PB dan TB. Adapun disana terdapat 26 balita yang kami ukur.
Setelah itu kami berpamitan dan kembali ke puskesmas pukul 10.30.
5
Sesampainya di puskesmas, kami berdiskusi tentang status gizi balita dari hasil
pengukuran dan penimbangan tersebut. Hingga pada pukul 11.45 kami
berpamitan pulang setelah sebelumnya mendapat ijin dari Pak Edi Kadaryanto.
Di posyandu ini kami melakukan kegiatan pengukuran BB, TB/PB pada
balita. Pengukuran dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada pada buku
petunjuk field lab, yaitu:
Pengukuran berat badan dengan Dacin.
1. Mengantung dacin di tempat yang kokoh.
2. Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
3. Atur bandul geser agar berada pada posisi angka nol dan posisi
paku tegak lurus.
4. Gantung kotak timbang yang kosong pada dacin.
5. Beri kantung plastik berisi pemberat (misalnya batu) untuk
menyeimbangkan dacin sampai kedua jarum tegak lurus.
6. Tanyakan berat badan balita satu atau dua bulan sebelumnya
karena untuk menentukan status pertumbuhan perlu 3 titik
pengukuran.
7. Taruh balita ke dalam kotak timbangan dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai paku tegak lurus.
8. Baca angka yang ditunjuk pada ujung bandul geser.
9. Catat hasil penimbangan pada kertas/ buku catatan dalam kg dan
ons.
10. Langsung kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita
dari kotak timbang.
Pengukuran panjang badan dengan microtoise.
1. Letakkan microtoise dilantai yang rata dan menempel pada dinding
yang tegak lurus.
2. Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela
baca menunjukkan angka nol. Paku ujung pita atas pada dinding.
3. Tarik kepala microtoise ke atas sampai paku.
6
4. Posisikan balita berdiri tegak lurus dibawah microtoise
membelakangi dinding, pandangan lurus ke depan, bagian belakang
kepala, tulang belikat, pantat dan tumit menempel di dinding,
kedua lutut dan tumit rapat.
5. Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala balita
6. Baca angka pada jendela baca dari angka kecil ke angka besar dan
catat hasilnya.
Setelah dilakukan pengukuran didapatkan hasil sebagai berikut :
No. Nama Berat Badan
Tinggi /
Panjang
Badan (cm)
Tanggal LahirUsia (per 20 November
2012)
BB/TB (kg/m)
IMT
1Jonathan 15, 1 0,97 4 tahun 15,57
16,05
2 Rizal 11,1 0,91 4 tahun 12,2013,40
3 Bagus 8,6 0,67 27-Jun-12 5 bulan 12,8419,16
4 Tegar 6,7 0,65 16-Jun-12 6 bulan 10,3115,86
5 Raya 10,6 0,85 Sep-10 2 tahun 12,4714,67
6 Fitri 11,2 0,86 3 tahun 2 bulan 13,02
15,14
7 Syaidah 16 1,03 14-Sep-084 tahun 2 bulan 15,53
15,08
8 Roziq 12,3 0,92 3 tahun 6 bulan 13,37
14,53
9 Yudan 16 0,9 14-Mei-102 tahun 6 bulan 17,78
19,75
10 Ndaru 9 0,71 20 november 2011 12 bulan 12,6817,85
11 Icha 13,3 0,94 4 tahun 14,1515,05
12 Fabian 12,1 0,89 2 tahun 5 bulan 13,60
15,28
13 Fitri 10,5 0,89 01-Agust-093 tahun 3 bulan 11,80
13,26
14 Aisyah 9,7 0,82 24-Apr-11 1 tahun 7 11,83 14,4
7
bulan 3
15 Salva 7,5 0,72 02-Sep-111 tahun 2 bulan 10,42
14,47
16 Arlina 5,5 0,62 23-Sep-12 2 bulan 8,8714,31
17 Adrian 10,4 0,74 19 november 2011 1 tahun 14,0518,99
18 arumi 3,4 0,5 26-Sep-12 2 bulan 6,8013,60
19 Keinan 10 0,78 10-Agust-111 tahun 3 bulan 12,82
16,44
20 Kesha 15,1 1,05 01-Feb-084 tahun 9 bulan 14,38
13,70
21 Tama 11,2 0,82 14-Okt-092 tahun 1 bulan 13,66
16,66
22 Ilham 9,9 0,77 13-Mar-111 tahun 8 bulan 12,86
16,70
23 Clarissa 11,5 0,77 24-Jun-111 tahun 5 bulan 14,94
19,40
24 Raka 17.1 1.075 14-Jan-093 tahun 10 bulan 15,9 14.8
25 afifatul 10.9 0.905 10-Mei-102 tahun 6 bulan 12,04 13.3
26
eka melinda 10.75 0.985 28-Mei-08
4 tahun 5 bulan 10,91 11.7
Tabel : Hasil Pengukuran Antopometri pada Balita
Tabel : Hasil Pengukuran berat badan pada Balita
Setelah melakukan pengukuran, mahasiswa juga melihat kader melakukan
pengisian Kartu Menuju Sehat Balita (KMS-Balita). Proses pengisian
dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada di buku panduan field lab, yaitu:
Bila Anak datang untung penimbangan pertama.
1. Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran.
2. Mengisi kolom identitas yg tersedia pada halaman dalam KMS
balita.
a. Kolom posyandu diisi nama posyandu tempat anak didaftar.
b. Kolom tanggal pendaftaran diisi tanggal, bulan dan tahun
anak didaftar pertama kali.
8
c. Kolom nama anak diisi nama jelas anak,sama seperti
halaman depan KMS.
d. Kolom laki-laki diisi tanda V apabila anak tsb laki-laki dan
demikian pula bila perempuan.
e. Kolom “anak yg ke” diisi nomor urut kelahiran anak dalam
keluarga (termasuk anak yg meninggal).
f. Kolom tanggal lahir diisi bulan dan tahun lahir anak.
g. Kolom berat badan lahir diisi angka penimbangan berat
badan anak saat dilahirkan dalam satuan gram “ berat badan
lahir” ini kemudian dicantumkan pada grafik KMS pada
bulan “0”.
h. Kolom “nama ayah” dan “nama ibu” beserta pekerjaannya
diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.
i. Kolom “alamat” diisi alamat anak menetap.
3. Mengisi kolom bulan lahir.
4. Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS balita.
5. Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.
6. Mengisi kolom pemberian imunisasi.
7. Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.
8. Mengisi kolom periode pemberian ASI Ekslusif.
Bila Anak datang pada penimbangan kedua dan seterusnya.
1. Lakukan langkah 4. Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan
titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis
lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan
sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini
tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.
2. Lakukan langkah 5, catat juga semua kejadian yang dialami anak
pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan.
3. Lakukan langkah 6, apabila anak mendapat imunisasi
9
4. Lakukan langkah 7, apabila anak ditimbang pada bulan kapsul
vitamin A (Februari atau Agustus).
5. Lakukan langkah 8, apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan
Di akhir kegiatan posyandu, mahasiswa melakukan penyuluhan kepada
ibu balita mengenai pentingnya melakukan pemantauan status gizi balita
dengan secara rutin mengikuti kegiatan posyandu baik melalui pengukuran BB
mapun TB..
C. Kegiatan pada field lab hari ketiga (Selasa, 27 November 2012).
Pada hari ketiga ini, kami melakukan revisi terhadap laporan individu dan
kelompok yang sudah dikoreksi dr. Agus Trimanto. Adapun laporan tersebut
telah kami kumpulkan pada hari sabtu, 24 November 2012. Oleh karena itu
tugas field lab kami telah selesai pada hari ketiga.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui apakah balita atau pun ibu hamil termasuk ke dalam
gizi baik ataupun gizi buruk, maka perlu dilakukan penginterpretasian data yang
telah diperoleh. Penginterpretasian data didasarkan pada baku rujukan yang telah
ditetapkan.
Untuk pengukuran antopometri balita dapat digunakan baku rujukan grafik
z-scores dari WHO, grafik yang ada pada KMS-Balita maupun BMI (Body Index
Mass). Z-scores dapat membandingkan beberapa komponen, diantaranya, BB/U,
PB/U, BB/PB, dan BMI/U. KMS-Balita memberikan gambaran mengenai status
gizi balita dengan pemantauan berat badan pada bulan penimbangan dan bulan-
bulan sebelumnya. Sedangkan BMI memberikan gambaran umum tentang status
gizi balita lewat TB atau PB dan BB.
Untuk hasil pengukuran ibu hamil, pengintepretasian data didasarkan pada
hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA). LILA normal menurut WHO yaitu
>23,5 cm. Apabila ibu hamil memiliki LILA <23,5 maka dapat dikatakan ibu
hamil tersebut memiliki status gizi yang kurang baik. Selain LILA, pemantauan
status anemia gizi ibu hamil ditentukan dengan pengukuran kadar hemoglobin.
Apabila kadar hemoglobin kurang dari normal maka ibu hamil tersebut dapat
dikatakan mengalami anemia.
A. Interpretasi hasil Pengukuran pada Balita
Seorang balita dapat dikatakan terkena gizi buruk jika:
1. BB/U, BB/PB <-2 SD (gizi kurang)
2. BB/U, BB/PB <-3 SD (gizi buruk)
3. BB/U, BB/PB <-2 SD + tanda klinis (gizi buruk)
Berikut adalah penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U,
BB/TB (z-score).
No Indeks yang dipakai Batas Pengelompokan Sebutan status gizi
11
1.
2.
3.
BB/U
TB/U
BB/TB
<-3SD
-3 s/d < -2 SD
-2 s/d +2 SD
> +2 SD
<-3SD
-3 s/d < -2 SD
-2 s/d +2 SD
> +2 SD
<-3SD
-3 s/d < -2 SD
-2 s/d +2 SD
> +2 SD
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
Sangat Pendek
Pendek
Normal
Tinggi
Sangat Kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Dari keseluruhan hasil pengukuran, diperoleh bahwa rata-rata anak balita
di Kecamatan Tanon berada pada status gizi yang normal.Namun ada juga yang
gizi buruk/ berada dibawah batas z-score, misal pada Arumi. Hal tersebut dapat
diketahui dari hasil grafik BB nya pada KIA yang berada dibawah warna kuning.
Adapun penyebabnya mungkin karena asupan gizi yang kurang, apalagi Arumi
lahir dalam kondisi prematur sehingga sejak awal berat badannya kurang. Untuk
mengatasi hal ini, gizi balita lebih diperhatikan.
B. Interpretasi hasil Pengukuran pada Ibu Hamil
Dari hasil pengukuran LILA yang kami peroleh pada ibu hamil , kami
mendapatkan data bahwa ada beberapa ibu yang berisiko menderita KEK
( Kekurangan Energi Kronis ) yaitu Ny. Ely, Ny Qarizatul, dan Ny. Sri
Wahyuni yang masing-masing memiliki LILA hanya 21 cm, 22 cm, dan 23 cm.
Berdasarkan baku rujukan yang telah ditetapkan, apabila terdapat ibu hamil
dengan LILA <23,5 cm maka ibu hamil tersebut memiliki risiko gizi kurang
bahkan KEK sehingga ibu hamil tersebut diperkirakan akan melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Supariasa, 2002). Untuk
menangani kasus ini dapat dilakukan dengan cara menganjurkan para ibu hamil
12
tersebut untuk mengonsumsi makanan yang cukup dengan pedoman gizi yang
seimbang, membiasakan pola hidup sehat, diberikan penyuluhan, dan dirujuk
untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut ke bidan desa, Puskesmas, atau
Rumah Sakit Daerah.
Sedangkan untuk hasil perhitungan BMI ( Body Mass Index ) yang kami
dapatkan pada ibu hamil, kami memperoleh data bahwa hanya satu ibu hamil
yang menderita kekurangan berat badan yaitu Ny. Ely yang perhitungan BMI-
nya hanya 18,4 karena berdasarkan bahan rujukan yang telah ditetapkan, BMI
dapat dikategorikan sebagai berikut :
- Kurang dari 19,8 = berat kurang atau rendah
- 19,8 – 26,0 = normal
- 26,0 – 29 = berat lebih
- Lebih dari 29 = obesitas
Oleh karena BMI Ny. Ely hanya 18,4 ( kurang dari 19,8 ), maka BMI
Ny. Ely tergolong berat badan kurang atau rendah. Untuk menangani kasus ini
dapat dilakukan dengan cara menganjurkan Ny Ely untuk mengonsumsi
makanan yang cukup dengan pedoman gizi yang seimbang, membiasakan pola
hidup sehat, diberikan penyuluhan, dan dirujuk untuk pemeriksaan dan
penanganan lebih lanjut ke bidan desa, Puskesmas, atau Rumah Sakit Daerah.
Kesalahan – kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran antropometri
maupun pengukuran tekanan darah pada ibu hamil yaitu :
1. Pada saat melakukan pengukuran tekanan darah, pakaian pasien
tidak digulung.
2. Pada saat penimbangan berat badan, posisi melihat hasil timbangan
tidak tegak tegak lurus, tapi dari samping.
3. Pengukuran berat badan maupun tinggi badan tidak dilakukan tiga
kali.
4. Pada saat pengukuran tinggi badan posisi kepala pasien tidak tegak
lurus, pandangan tidak menghadap depan.
5. Penimbangan dan pengukuran selanjutnya tidak dikalibrasi terlebih
dahulu.
13
6. Pasien cenderung tertutup.
7. Pada saat pengukuran LILA, lengan tidak membentuk 900 .
8. Pada saat melakukan pengukuran LILA, pemeriksa tidak
menanyakan mana tangan yang tidak aktif.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pemantauan status gizi dan anemia gizi ibu hamil di Dusun
Gabugan, yang masih merupakan daerah binaan Puskesmas Tanon 1, berjalan
dengan lancar. Walaupun terdapat kendala seperti keterbatasan alat, namun
secara total proses pengukuran terhadap balita dan ibu hamil sudah berjalan
dengan baik. Semua kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa sudah bisa
dikuasai dengan baik. Sedangkan untuk status gizi balita dan ibu hamil sendiri
rata-rata sudah baik, walaupun ditemukan beberapa gizi buruk.
Dengan pemberian konseling dan edukasi mengenai pentingnya asupan
gizi bagi perkembangan dan pertumbuhan pada balita dan bayi dalam
kandungan ibu hamil, diharapkan dapat sedikit mengurangi masalah rendahnya
status gizi balita dan ibu hamil. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang
merupakan program yang sudah banyak diterapkan di posyandu juga dapat
dijadikan penanganan lain yang diharapkan dapat membantu. Sedangkan untuk
penanganan kasus anemia gizi dapat dilakukan dengan pemberian tablet
tambah darah pada ibu hamil sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
B. Saran
1. Perlu juga diadakan banyak penyuluhan pada masyarakat tentang
pentingnya kegiatan posyandu, sehingga jumlah ibu yang memeriksakan
balitanya rutin setiap bulan jumlahnya akan bertambah.
2. Masih ditemukannya kasus gizi kurang dan kemunkinan KEK pada balita
dan ibu hamil menunjukkan masih kurangnya kepedulian masyarakat
mengenai pentingnya status gizi. Oleh karena itu perlu dilakukan banyak
15
penyuluhan mengenai pentingnya status gizi bagi perkembangan dan
pertumbuhan balita dan bayi yang dikandung ibu hamil.
3. Pembinaan kader sebaiknya dilakukan lebih baik lagi. Karena beberapa
kader sering melakukan kesalahan dalam pengisian KMS yang
menyebabkan proses pemantauan status gizi tidak maksimal.
4. Alat-alat yang digunakan di posyandu sebaiknya dilengkapi lagi, karena di
lapangan alat-alat yang digunakan masih sangat terbatas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Cakrawala. 2012. 50% Ibu Hamil di Indonesia Mengalami Anemia.
http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=916 -
Diakses tanggal 23 November 2012.
Kesehatan123. 2011. Penyebab Anemia Yang Umum Terjadi Pada Wanita.
http://www.kesehatan123.com/2450/penyebab-anemia/ - Diakses tanggal 23
November 2012.
Realitas Sosial. 2012. Gizi Buruk di Negeri yang Kaya.
http://paradigmakaumpedalaman.blogspot.com/2012/01/gizi-buruk-di-negeri-
yang-kaya.html - Diakses tanggal 23 November 2012.
Suara Merdeka-Wacana. 2006. Mencegah “Lost Generation”.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0607/15/opi04.htm - Diakses tanggal 23
November 2012.
17