lap bio ekologi

27
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI “EKOLOGI” Oleh : Bobby Damsir E1C006009 PROGRAM STUDI PETERNAKAN JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU November 2010

Upload: febriyana-ira

Post on 26-Jun-2015

1.024 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Bio Ekologi

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“EKOLOGI”

Oleh :

Bobby Damsir

E1C006009

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

November 2010

Page 2: Lap Bio Ekologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang membicarakan tentang hubungan timbal balik antara organisme

dan lingkungannya serta antara organisme itu sendiri. Dalam proses hubungan timbal balik atau

interaksi ini, organisme saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan dengan lingkungan

sekitar, begitu pula lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup organisme. Semua individu yang

hidup dalam suatu daerah membentuk suatu populasi. Dan beberapa populasi spesies yang

cenderung untuk hidup bersama di suatu daerah geografis tertentu membentuk suatu komunitas

ekologi dimana suatu komunitas tersebut beserta lingkungan fisik dan kimia disekelilingnya

secara bersama-sama membentuk suatu ekositem yang dipelajari dalam ekologi.

Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya.

Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan

timbal balik tersebut.

Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-

kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat

populasi, komunitas, dan ekosistem.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen

penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan,

cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,

hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan

organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi

dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

1.2 Tujuan praktikum :

1. Mahasiswa dapat mengamati secara langsung berbagai macam komunitas dan menentukan struktur komunitas pada habitat yang diteliti

2. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hubungan antara komunitas dengan faktor aabiotiknya.

Page 3: Lap Bio Ekologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya

rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan

lingkungannya

Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan

lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel

(zoologiwan Jerman, 1834-1914).

Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai

ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya.

Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol

biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.

Faktor Biotik

Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik

tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan

berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik

juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas,

ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem

akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan

kesatuan.

A. Individu

Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang

pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti

jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus

mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara

Page 4: Lap Bio Ekologi

anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti :

duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti

membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan

tingkah laku demikian disebut adaptasi.

B. Populasi

Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di

suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle

Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi

memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara

masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.

Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut

dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah

dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980

populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada

500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi

pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan

maka kita membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan lamanya waktu perubahan

terjadi :

700 - 500 = 200batang

1990-1980 10 tahun

= 20 batang/tahun

Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya

pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-

rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam,

kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun,

pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak

dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan

Page 5: Lap Bio Ekologi

(densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur,

dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan

populasi.

Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk

organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu

atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih

organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan

meningkatkan populasi.

Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme,

sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan

jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi

hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan

atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya

adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.

Faktor yang menentukan populasi

Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah

jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah

gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi

pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang

rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim

dan penyakit.

Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu

disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi yang normal

biasanya lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca

yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-

faktor lainnya.

Page 6: Lap Bio Ekologi

Faktor-faktor yang merubah populasi

Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala

perubahan ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa

menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan. Atau

munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu spesies

tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan berat dan mobil menghasilkan gas asam yang

dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan awan Dan turun ke bumi sebagai hujan asam.

Di beberapa wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun

secara tajam.

C. Komunitas

Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara

bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon

birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli ekologi

mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka

juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas

seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara

yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.

Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat

luas disebut biome. Batas-batas biome yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim.

Biome yang utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe biome

air.

Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran

ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk

diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk

energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan,

dan kondisi dimana dapat direproduksi.

Page 7: Lap Bio Ekologi

Ahli ekologi memiliki catatan yang panjang tentang beberapa spesies yang menempati

peran ekologi tinggi tertentu dalam komunitas tertentu.Berbagai penjelasan banyak yang

diusulkan untuk hal ini. Beberapa ahli ekologi merasa bahwa hal ini disebabkan karena

kompetisi jika dua spesies mencoba untuk mengisi peran ekologi "niche" yang sama, selanjutnya

kompetisi untuk membatasi berbagai sumber daya akan menekan salah satu spesies keluar. Ahli

lainnya berpendapat bahwa sebuah spesies yang menempati peran ekology yang tinggi,

melakukannya karena tuntutan fisik yang keras tentang peran tertentu tersebut di dalam

komunitas. Dengan kata lain hanya satu spesies yang menempati peran ekologi "niche" bukan

karena memenangkan kompetisi dengan spesies lainnya, tetapi karena hanya satu-satunya

anggota komunitas yang memiliki kemampuan fisik memainkan peran tersebut.

Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi berupa

urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal

jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar

matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme

yang hidup di suatu wilayah.

Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas.

Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dan kimia dari

wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang relatip

stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun.

Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi yakni primer dan sekunder. Di dalam

suksesi primer organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan seperti

sebuah pulau baru yang terbentuk karena letusan gunung berapi. Sebagai contoh anak krakatau

yang terbentuk sejak 1928 kini telah dihuni oleh puluhan spesies.

Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar

sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran hutan.

Komunitas padang rumput dan bunga liar akan tumbuh pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh

tumbuhan semak-semak. Terakhir pohon-pohonan baru muncul kembali dan wilayah tersebut

akan kembali menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali. Dengan demikian kekuatan-

Page 8: Lap Bio Ekologi

kekuatan alam yang terakhir menyebabkan terjadinya komunitas klimaks (stabil). Sebagai

tambahan para ahli ekologi memandang kebakaran dan gangguan alam besar lainnya sebagai hal

yang dapat diterima dan tetap diharapkan.

D. Ekosistem

Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem

terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara,

nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama

beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian mereka

seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang ada di dalam sebuah

ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk membantu memahami

data-data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan

yang akan terjadi.

Aliran Energi

Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang memberi

efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan para aliran energi dan nutrien

yang mengalir pada sistem:

1. Matahari

2. Bahan-bahan abiotik

3. Produsen

4. Konsumen Pertama

5. Konsumen Kedua

6. Pengurai

Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut. Matahari

menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat makanan.

Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon yang membuat makanan

melalui proses fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan

pospor untuk tumbuh. Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan

Page 9: Lap Bio Ekologi

binatang pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang biasa

disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur dan bakteri,

menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi nutrien-nutrien sederhana.

Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.

Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk

makanan ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput

adalah produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya

dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan sisa-

sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama halnya seperti

menghancurkan kotoran binatang.

Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan pengurai yang

membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih yang dinamakan jaringan

makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama sekali terdapat di ekosistem wilayah tropis dan

ekosistem lautan.

Beberapa spesies makan banyak jenis makanan tetapi ada juga yang membutuhkan

makanan yang khusus. Konsumen pertama seperti koala dan panda terutama makan satu jenis

tanaman. Makanan utama koala adalah eucalyptus dan makanan utama panda adalah bambu. Jika

tanaman-tanaman ini mati maka kedua binatang tersebut juga ikut mati.

Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan

transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang disimpan di

dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman. Selanjutnya konsumen pertama

memakan tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan di

dalam sel-sel tubuh. Energi ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan konsumen

pertama.

Sebagian besar organisme memiliki efisiensi ekologi yang rendah. Ini berarti mereka

hanya dapat merubah sedikit bagian dari energi yang tersedia bagi mereka untuk disimpan

menjadi energi kimia. Contohnya tanaman-tanaman hijau hanya dapat merubah sekitar 0,1

hingga 1 % tenaga matahari yang mencapainya ke dalam protoplasma. Sebagian besar energi

Page 10: Lap Bio Ekologi

yang tertangkap di bakar untuk pertumbuhan tanaman dan lepas ke dalam lingkungan sebagai

panas. Begitu juga herbivora atau binatang pemakan tumbuhan dan karnivora binatang pemakan

daging merubah energi ke dalam sel-sel tubuh hanya sekitar 10 hingga 20 % dari energi yang

dihasilkan oleh makanan yang mereka makan.

Karena begitu banyaknya energi yang lepas sebagai panas pada setiap langkah dari rantai

makanan, semua ekosistem mengembangkan sebuah piramida energi. Tanaman sebagai produsen

menempati bagian dasar piramid, herbivora (konsumen pertama) membentuk bagian berikutnya,

dan karnivora (komsumen kedua) membentuk puncak piramida. Piramid tersebut mencerminkan

kenyataan bahwa banyak energi yang melewati tanaman dibandingkan dengan herbivora, dan

lebih banyak yang melalui herbivora dibandingkan dengan karnivora.

Di dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida energi tersebut menghasilkan sebuah

piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat total dari tanaman-tanaman adalah lebih besar

dibandingkan dengan berat total herbivora yang melampaui berat total karnivora. Tetapi di dalam

lautan biomasa (berat) tanaman-tanaman dan binatang-binatang adalah sama.

Ahli-ahli ekologi mengumpulkan informasi pada sebuah piramida biomasa pada Isle

Royale. Mereka meneliti hubungan piramida diantara tanaman, rusa dan serigala. Dalam sebuah

penelitian mereka menemukan bahwa diperlukan tanaman seberat 346 kg untuk makanan rusa

seberat 27 kg. Rusa seberat inilah yang diperlukan untuk makanan serigala seberat 0,45 kg.

Perputaran material-material

Semua benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-senyawa kimia.

Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fospor dan sulfur. Semua material-

material ini berputar melalui ekosistem secara terus menerus. Perputaran fospor misalnya, semua

organisme membutuhkan fospor. Tanaman mengambil senyawa fospor dari dalam tanah dan

binatang memperoleh fospor dari tanaman dan binatang lainya yang dimakan. Pengurai

mengembalikan fospor ke dalam tanah setelah tanaman dan binatang mati.

Di alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah tetap, tetapi

ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia, fospor seringkali bocor

Page 11: Lap Bio Ekologi

keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan tanaman.

Salah satu contoh adalah ketika manusia merubah hutan menjadi lahan pertanian. Dengan tidak

adanya hutan yang melindungi maka fospor hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai

atau danau. Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan algae. Pada akhirnya fospor terjebak di

dalam endapan lumpur di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan fospor maka petani harus

membeli pupuk yang mahal untuk mengembalikan unsur fospor tersebut kedalam tanah

Perubahan ekosistem muncul setiap hari, secara musiman dan ketika terjadi suksesi

(peralihan) ekologi sepanjang masa. Kadangkala perubahan terjadi secara berulang-ulang dan

secara mendadak, seperti ketika terjadi kebakaran hutan atau ombak tsunami yang menyapu

pantai. Perubahan yang paling terjadi dari hari ke hari terutama pada lingkaran nutrien, yang

tidak kelihatan sekali, ekosistem-ekosistem kelihatannya cenderung stabil. Kestabilan yang nyata

diantara tanaman dan binatang dan lingkungannya disebut keseimbangan alam.

Faktor Abiotik

Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik

utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.

a. Suhu

Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan

organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu

tertentu.

b. Sinar matahari

Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan

suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai

produsen untuk berfotosintesis.

Page 12: Lap Bio Ekologi

c. Air

Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup

organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran

biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya

transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah

dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.

d. Tanah

Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan

organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting

bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.

e. Ketinggian

Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena

ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.

f. Angin

Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran

biji tumbuhan tertentu.

g. Garis lintang

Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis

lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi.

Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.

Page 13: Lap Bio Ekologi

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Bahan dan Alat :

Tali raffia Alkohol 70% Formalin 4% Ether atau klorofom Thermometer Hygrometer Kertas buram pH meter/kertas Ph

3.2 Cara Kerja:

1. Komunitas Tumbuhan

Pada lokasi (habitat) yang telah ditentukan dibuat kuadrat (plot) berukuran 1x1 m untuk

smpling rumput dan herba, 4x4 m untuk sampling perdu dan 10x10 m untuk sampling

pohon dengan menggunakan tali raffia. Lakukan pengamatan dan catat jenis vegetasi

pohon yang terdapat pada plot percobaan, kemudian estimasi persentase kerapatan

vegetasi yang ada. Untuk vegetasi yang tidak bias diketahui langsung di lapangan,

ambilag spesimennya untuk diidentifikasi di laboratorium.

2. Komunitas Hewan

a. Hewan Permukaan Tanah

Untuk mengkoleksi hewan-hewan yang hidup di permukaan tanah dapat dilakukan

dengan cara mengambil sampel serasah dengan metode kuadrat seluas 25 x 25 cm,

kemudian serasah tersebut dimasukkan dalam kantong plastic dan dibawa ke

laboratorium.

Selanjutnya, ke dalam kantong plasik yang berisi serasah tersebut dimasukkan dengan

ether atau klorofom. Setelah itu serasah dibuang di atas kertas putih atau kain putih.

Kumpulkan dan identifikasi serta hitung jumlah hewan-hewan yang didapat dan

selanjutnya dimasukkan ke dalam botol koleksi yang berisi alcohol 70%.

b. Serangga yang Beterbangan

Serangga yang beterbangan dikoleksi dengan cara penangkapan dengan

menggunakan net serangga atau jaringan serangga. Hewan yang tertangkap

Page 14: Lap Bio Ekologi

dimasukkan ke dalam ‘killing’ botol/botol pembunuh yang telah diberi ether. Khusus

untuk kupu-kupu, hasil penangkapan dapat dimasukkan ke dalam kertas segitiga,

yang sebelumnya telah ditekan bagian thoraxnya. Selanjutnya di laboratorium hewan-

hewan tersebut diidentifikasi sampai tingkat tertentu (sesuai kemampuan) dan hitung

jumlahnya.

Faktor Abiotik

Faktor abiotik yang diukur meliputi faktor abiotik udara (suhu dan kelembaban udara)

dan faktor abiotik tanah (suhu, kadar air dan pH). Suhu udara dapat diukur dengan thermometer,

sedangkan kelembababn udara diukur dengan hygrometer. Untuk mengukur faktor abiotik tanah

cara kerjanya adalah sebagai berikut:

a. Suhu Tanah

Alat khusus untuk mengukur suhu tanah disebut “soil thermometer”. Akan tepai bila alat

tersebut tidak ada, dapat juga digunakan thermometer biasa. Thermometer dimasukkan ke

dalam tanah sampai kedalaman 10 cm dengan bantuan sebatang besi atau kayu. Biarkan

thermometer tersebut beberapa menit, setelah itu suhu tanah dapat dilihat pada skala

thermometer.

b. Kelembaban udara

Pengukuran dengan menggunakan alat hygrometer, dengan cara: tetesi bagian-bagian

berlubang pada ujung hygrometer dengan air, kemudian putar-putarlah hygrometer

setinggi badn selamaa kurang lebih 5 menit. Catat angka kering dan angka basah pada

hygrometer, cocokan dengan table.

c. pH Tanah

Pengukuran pH tanah dapat dilakukan secara langsung di lapangan dengan menggunakan

‘soil tester”. Selain itu, jika alat tidak ada dapat juga dilakukan di laboratorium. Tanah

sampel ditimbang 100 g dan dimasukkan ke dalam bejana gelas dan diberi aquades 250

cc. selanjutnya diaduk-aduk dengan batang gelas dan setelah itu didiamkan selama 24

jam. Setelah itu diukur pHnya dengan menggunakan pH meter atau kertas pH.

Page 15: Lap Bio Ekologi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data vegetasi dan hewan yang didapat

No Faktor Jumlah 1. Rumput teki 75%2. Pohon sawit 13. Belalang 34. Capung 1

Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data bahwa ada dua jenis vegetasi yang

ditemui yaitu rumput teki dan pohon sawit. Pada plot 1 x 1 m, tumbuhan yang mendominasi

adalah rumput teki sebesar 75%. Vegatasi pohon pada plot 10 x 10 adalah sawit sebanyak satu

pohon. Sedangkan hewan yang temui pada praktikum ini adalah belalang dan capung. Rumput

teki dan pohon sawit disebut produsen yang membuat makanan melalui proses fotosintesis

dengan bantuan sinar matahari matahari. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik

seperti air dan pospor untuk tumbuh. Belalang dan capung termasuk konsumen pertama.

Pengurai seperti jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati

menjadi nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan

digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.

Tabel 2. Data pengukuran faktor abiotik

Faktor- faktor lingkungan yang mendukung ekosistem diantaranya adalah pH tanah, suhu

tanah dan kelembaban. Dari hasil praktikum diketahui bahwa pada pH tahah 6, suhu tanah 27˚C,

kelembaban 83% dapat ditumbuhi oleh vegetasi tanaman seperti rumput teki dan kelapa sawit

serta dapat dijumpai hewan pemakan yakni belalang capung. Selain faktor tersebut terdapat pula

No Faktor

1 pH tanah 6

2 Suhu tanah 270C

3 Kelembaban 83%

Page 16: Lap Bio Ekologi

faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman. Adapun faktor

eksternal tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi

tanah, kelembaban tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies tertentu di

suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan.

Perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat

merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah. Perubahan-perubahan ini dapat juga

merubah populasi yang membentuk komunitas. Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies

berubah, maka karakteristik fisik dan kimia dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut.

Page 17: Lap Bio Ekologi

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari rangkaian praktikumyang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekologi merupakan

ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk

hidup dan lingkungannya. Vegetasi tumbuhan yang dijumpai adalah rumput teki dan pohon

sawit. Sedangkan hewan yang dijumpai adalah belalang dan capung. Vegetasi tumbuhan

didominasi oleh rumput teki sebesar 75%.

Page 18: Lap Bio Ekologi

DAFTAR PUSTAKA

Adlien. 2010. Laporan Ekologi. http://www.adlienerz.blogspot.com/2010/05/laporan-ekologi-laut.html (27 November 2010)

Anonimousa. 2000. Biologi-Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan. http://www.kambing.ui.ac.id/bebas/v12/.../0026%20Bio%201-6a.htm (27 November 2010)

Anonimousb. 2000. Biologi-Prinsip Ekologi. http://www.kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/.../0027%20Bio%201-6b.htm (27 November 2010)

Wikipedia. 2010. Ekologi. http://www.ms.wikipedia.org/wiki/Ekologi (27 November 2010)