lap beku

43
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK PERCOBAAN II BATUAN BEKU OLEH : NAMA : SAMSUL ANWAR NIM : J1D112010 KELOMPOK : 1 (SATU) ASISTEN : DIEVY PRASTIKA PUTRI KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Upload: anandasamsulanwarlaksmana

Post on 03-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

batuan beku adalah sebuah mineral yang mengalami pembekuan secara alami.

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIKPERCOBAAN IIBATUAN BEKU

Oleh :Nama: Samsul AnwarNim: J1D112010Kelompok: 1 (satu)Asisten: Dievy Prastika Putri

KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI FISIKA BANJARBARU2014Lembar Pengesahan PraktikumGeologi Fisik

Nama: Samsul AnwarNIM: J1D112010Kelompok: 1 (satu) Judul Percobaan: Batuan BekuTanggal Percobaan: 8 Desember 2014Fakultas: Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamProgram Studi: FisikaAsisten: Dievy Prastika Putri

Nilai Banjarbaru , 2014

Asisten

(Dievy Prastika Putri)

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBatuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. ( simon, 1988 )Batuan beku merupakan kumpulan (aggregate) dari bahan yang lebur yang berasal dari selubung bumi (mantel). Sumber panas yang diperlukan untuk meleburkan bahan ini berasal dari dalam bumi, dimana temperatur bertambah dengan 300 C setiap kilometer kedalaman (geothermal gradient) . Bahan yang lebur ini, atau magma, adalah larutan yang kompleks, terdiri dari silikat dan air, dan berbagai jenis gas. Magma dapat mencapai permuakaan, dikeluarkan (ekstrusi) sebagai lava, dan didalam bumi disebut batuan beku intrusif dan yang membeku dipermukaan disebut sebagai batuan beku ekstrusif. Komposisi dari magma tergantung pada komposisi batuan yang dileburkan pada saat pembentukan magma. Jenis batuan beku yang terbentuk tergantung dari berbagai faktor diantaranya, komposisi asal dari peleburan magma, kecepatan pendinginan dan reaksi yang terjadi didalam magma ditempat proses pendinginan berlangsung.( simon, 1988 )Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah permukaan (intrusif) maupun diatas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu.Batuan beku diperikan dan dikenal berdasarkan komposisi mineral dan sifat tekstur nya. Komposisi mineral batuan mencerminkan informasi tentang magma asal batuan tersebut dan posisi tektonik (berhubungan struktur kerak bumi dan mantel) tempat kejadian magma tersebut. Tekstur akan memberikan gambaran tentang sejarah atau proses pendinginan dari magma.( simon, 1988 )1.2 Tujuan Percobaan1 Mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam Batuan Beku serta proses terjadinya.2 Mengetahui bagaimana proses terbentuknya batuan Beku.

BAB IITINJAUN PUSTAKABatuan beku adalah produk akhir dari konsolidasi magma, magma cair dengan komposisi dasar silikat, kaya unsur volatile dan terbentuk di bawah permukaan Bumi/dalam Bumi oleh massa yang solid. Pencairan sebagian lapisan Bumi berlangsung di bawah kerak (mantel), tempat kita hidup yang menghasilkan magma primer, biasanya dengan komposisi berupa basaltik yang datang ke permukaan Bumi dengan cara letusan (batuan vulkanik/ekstrusif) atau dengan injeksi ke lapisan atau celah di kerak pada kedalaman tertentu. Magma lainnya, berasal dari lelehan basaltik melalui proses diferensiasi. Sebaliknya , massa batuan asal saat berada di permukaan perlahan-lahan tenggelam ke kedalaman tertentu karena posisinya yang berada di luar equillibrium isostatic dan dapat mencapai suhu dan tekanan dimana beberapa mineral dengan titik leleh rendah yang menyatu atau meleleh, dan inilah yang dinamakan massa magmatik yang kemudian menghasilkan batuan beku baru. ( simon,1988 )Batuan beku merupakan kumpulan (aggregate) dari bahan yang lebur yangberasal dari selubung bumi (mantel). Sumber panas yang diperlukan untuk meleburkan bahan ini berasal dari dalam bumi, dimana temperatur bertambah dengan 300 C setiap kilometer kedalaman (geothermal gradient) . Bahan yang lebur ini, atau magma, adalah larutan yang kompleks, terdiri dari silikat dan air, dan berbagai jenis gas. Magma dapat mencapai permuakaan, dikeluarkan (ekstrusi) sebagai lava, dan didalam bumi disebut batuan beku intrusif dan yang membeku dipermukaan disebut sebagai batuan beku ekstrusif. Komposisi dari magma tergantung pada komposisi batuan yang dileburkan pada saat pembentukan magma. Jenis batuan beku yang terbentuk tergantung dari berbagai faktor diantaranya, komposisi asal dari peleburan magma, kecepatan pendinginan dan reaksi yang terjadi didalam magma ditempat proses pendinginan berlangsung. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi kristalisasi dari berbagai mineral utama yang mengikuti suatu urutan atau orde, umumnya dikenal sebagai Seri Reaksi Bowen. ( ITB,2012 )

Gambar 1. Seri Reaksi BowenPada gambar ditunjukkan bahwa mineral pertama yang terbentuk cenderung mengandung silika rendah. Seri reaksi menerus (continuous) pada plagioklas dimaksudkan bahwa, kristal pertama, plagioklas-Ca (anorthite), menerus bereaksi dengan sisa larutan selama pendinginan berlangsung. Disini terjadi substitusi sodium (Na) terhadap kalsium (Ca). Seri tak-menerus (discontinuous) terdiri dari mineral-mineral feromagnesian (Fe-Mg). Mineral pertama yang terbentuk adalah olivine. Hasil reaksi selanjutnya antara olivine dan sisa larutannya membentuk piroksen (pyroxene). Proses ini berlanjut hingga terbentuk biotite. Apabila magma asal mempunyai kandungan silika rendah dan kandungan besi (Fe) dan magnesium (Mg) tinggi, magma dapat membentuk sebelum seluruh seri reaksi ini terjadi. Batuan yang terbentuk akan kaya Mg dan Fe, yang dikatakan sebagai batuan mafic , dengan mineral utama olivin, piroksen dan plagioklas-Ca. Sebaliknya, larutan yang mengandung Mg dan Fe yang rendah, akan mencapai tahap akhir reaksi, dengan mineral utama felspar, kwarsa dan muskovit, yang dikatakan sebagai batuan felsic atau sialic. Seri reaksi ini adalah ideal, bahwa perubahan komposisi cairan magma dapat terjadi di alam oleh proses kristalisasi fraksional (fractional crystallization), yaitu pemisahan kristal dari cairan karena pemampatan (settling) atau penyaringan (filtering), juga oleh proses asimilasi (assimilation) dari sebagaian batuan yang terlibat akibat naiknya cairan magma, atau oleh percampuran (mixing) dua magma dari komposisi yang berbeda. ( ITB,2012 ) Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari mineral-mineral , biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi suatu batuan terlebih dahulu kita melakukan pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan, warna batuan, tekstur batuan, struktur, serta komposisi-komposisi mineral yang menyusun batuan. Secara Umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf.Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui hasil pembekuan magma atau kristalisasi magma yang dipengaruhi oleh suhu.Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya. ( simon,1988 )

Pada umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku intrusif ataupun aliran lava yang tersusun atas kristal-kristal mineral. Batuan ini terbentuk di dalam permukaan bumi baik itu di daerah plutonik maupun hipabisal dan diatas permukaan bumi yaitu vulkanik. Pada pendiskripsian batuan beku non fragmental harus dicantumkan beberapa hal antara lain :

Warna BatuanWarna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya. Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik misalnya kuarsa, potas feldspar, muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitamnya umumnya adalah batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik. .(Nakamura, 2002)

Struktur BatuanStruktur adalah penampakan hubungan antar bagian-bagian batuan yang berbeda. Pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan di lapangan. Pada bekuan beku, struktur yang sering ditemukan adalah : Masif:Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas. Jointing:Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Penampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan. Vesikuler:Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu :a)Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.b)Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.c)Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang-lubang gas. Amigdaloidal:Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder. .(Nakamura, 2002)Tekstur BatuanPengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada penampakan butir-butir mineral di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas dan hubungan antar butir (fabric). Tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, selama dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi:a. Tingkat KristalisasiTingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan dari fase cair ke fase padat sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristl tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas.Tingkat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi :1. Holokristalin, jika mineral dalam batuan semua berbentuk kristal.2. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal sedangkan yang lain berbentuk mineral gelas.3. Holohyalin, hampir seluruh mineral terdiri dari gelas. Pengertian gelas disini adalah mineral yang tidak mengkristal atau amorf. .(Nakamura, 2002)b. Ukuran KristalUkuran kristal merupakan sifat tekstural yang mudah dikenali. Ukuran kristal dapat menunjukkan tingkat kristalisasi pada batuan.Tabel 1.3.isaran harga ukuran kristal dari berbagai sumberCox, Price, HarteW.T.GHeinric

Halus 30 mm

GranularitasDalam Batuan beku, granularitas menyangkut derajat kesamaan ukuran butir dari kristal penyusun batuan.Pada batuan beku non-fragmental, granularitasdapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :1.EquigranularDisebut equigranular apabila memiliki ukuran butir yang seragam. Tekstur equigranular dibagi lagi menjadi: Fanerik granular. Bila mineral kristal mineral dapat dibedakan dengan mata telanjang dan berukuran seragam. Contoh : granit, gabbro. Afanitik. Apabila kristal mineral sangat halus sehingga tidak dapat dibedakkan dengan mata telanjang. Contoh : basalt.2.InequigranularDisebut inequigranular bila ukuran krisral pembentuknya tidak seragam. Tekstur ini dibagi menjadi: Faneroporfiritik. Bila kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat dikenali dengan mata telanjang. Contoh : diorit porfir. Porfiroafanitik. Bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang afanitik. Contoh : andesit porfir.3. Gelasan (glassy)Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas.Antara fenokris dan massa dasar terdapat perbedaan ukuran butir yang menyolok. Fenokris : Mineral yang ukuran butirnya jauh lebih besar dari mineral lainnya.Biasanya merupakan mineral sulung, dengan bentuk subhedral hingga euhedral. Massa dasar : Mineral-mineral kecil yang berada di sekitar fenokris.4. Bentuk KristalUntuk kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberi gambaran mengenai proses kristalisasi mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi: Euhedral : Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oeh bidang yang jelas. Subhedral : Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi bidan kristal. Anhedral : Apabila bidang batas tidak jelas.

Batuan intrusif dan batuan ekstrusif dapat berupa bentuk geometri yang bermacam-macam. Gambar 1 menunjukkan bentuk-bentuk batuan beku yang umumnya dijumpai dialam, dan hubungan antara jenis batuan dan keberadaannya ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Hubungan Antara Jenis Batuan Dan Keberadaannya

Gambar 2. Proses Terbentuknya MagmaMasa batuan beku (pluton) intrusif adalah batolit (batholith), umumnya berkristal kasar (phaneritic), dan berkomposisi granitik. Stok (stock), mempunyai komposisi yang sama, berukuran lebih kecil (< 100 km). Korok (dike) berbentuk meniang (tabular), memotong arah struktur tubuh batuan. Bentuk-bentuk ini, didasarkan pada hubungan kontaknya dengan struktur batuan yang diterobos disebut sebagai bentuk batuan beku yang diskordan (discordant igneous plutons). Sill, berbentuk tabular, dan Lakolit (lacolith), tabular dan membumbung dibagian tengahnya, memotong sejajar arah umum batuan, yang disebut sebagai bentuk batuan beku yang konkordan (concordant igneous plutons). (Danang, 2005)Batuan beku berasal dari cairan magma yang membeku akibat mengalami pendinginan. Menurut ilmu petrologi semua bahan beku terbentuk dari magma karena membekunya lelehan silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan pijar itu berada di dalam bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik ke atas mencari tempat-tempat yang lemah dalam kerak bumi seperti daerah patahan/rekahan. Magma akan keluar mencapai permukaan bumi melalui pipa gunungapi dan disebut lava, akan tetapi ada pula magama yang membeku jauh di dalam bumi dan dikenal dengan nama batuan beku dalam.Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. .(Nakamura, 2002)Batuan beku diperikan dan dikenal berdasarkan komposisi mineral dan sifat tekstur nya. Komposisi mineral batuan mencerminkan informasi tentang magma asal batuan tersebut dan posisi tektonik (berhubungan struktur kerak bumi dan mantel) tempat kejadian magma tersebut. Tekstur akan memberikan gambaran tentang sejarah atau proses pendinginan dari magma. Komposisi Mineral. (ITB,2012) Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur-unsur utama yaitu ; Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium dan Magnesium. Unsur-unsur ini membentuk mineral silikat utama (>> lihat kembali butir 2.2, hal. 16-17) yaitu ; Felspar, Olivin, Piroksen, Amfibol, kwarsa dan Mika. Mineral-Mineral ini menempati lebih dari 95% volume batuan beku, dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang magma asal. Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna batuan. Batuan yang banyak mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan cenderung berwarna terang, sedangkan yang banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium umumnya mempunyai warna yang gelap. Bagan yang ditunjukkan pada gambar 2.4 merupakan cara pengenalan secara umum yang didasarkan terutama pada komposisi mineral.

Gambar 3.Bagan Pengenalan dan Klasifikasi Batuan BekuSebagai penjelasan, muskovit dan biotit adalah mineral tambahan dan bukanmineral utama untuk dasar pengelompokan. Amfibol dan piroksen menjadimineral tambahan pada kelompok batuan granitik.TeksturTekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk batu. Batuan dianggap berbutir kasar jika kita dapat membedakan kristal dengan mata telanjang. Batuan beku berbutir halus setidaknya memiliki bagian dari matriks batuan yang memiliki kristal yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tekstur porfiritik diproduksi oleh dua tahap pendinginan yang berbeda, baik kristal besar dan kecil di batu yang sama. Pendinginan yang lambat (umumnya di bawah tanah) menghasilkan kristal besar. Pendinginan cepat (pada atau dekat permukaan Bumi) menghasilkan kristal yang lebih kecil. Dalam sebuah porfiritik, kristal adalah ukuran jelas berbeda. Kristal yang lebih kecil disebut matriks atau massa dasar. Istilah pegmatit disediakan untuk batuan beku yang memiliki kristal yang luar biasa besar. Ini adalah istilah yang digunakan untuk batuan beku namun biasanya terkait dengan granit. Pegmatites adalah unik karena mereka tidak membentuk langsung dari batuan beku lelehan namun terbentuk dari cairan yang berasal dari atau dekat tubuh batuan beku.Cairan (umumnya berair dan di bawah temperatur dan tekanan yang tinggi) memungkinkan untuk banyak kebebasan untuk migrasi ion (dibebankan atom atau molekul) ke situs kristalisasi. Hasilnya adalah pembentukan kristal besar.(Nakamura, 2002)

Tekstur adalah kenampakkan dari ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan butiran atau kristal dalam batuan. Didalam pemerian masroskopik, dikenal tekstur-tekstur yang utama yaitu :

Fanerik (phaneric)Terdiri dari mineral yang dapat diamati secara makroskopik, berbutir (kristal) kasar, umumnya lebih besar dari 1 mm sampai lebih besar dari 5 mm. Pada pengamatan lebih seksama dibawah mikroskop, dapat dibedakan bentuk-bentuk kristal yang sempurna (euhedral), sebagaian sisi kristal tidak baik (subhedral) bentuk kristal tak baik (anhedral).Afanitik (aphanitic)Terdiri dari mineral berbutir (kristal) halus, berukuran mikroskopik, lebih kecil dari 1 mm, dan tidak dapat diamati dibawah pengamatan biasa.

Porfiritik (Porphyritic)Tekstur ini karakteristik pada batuan beku, yang memperlihatkan adanya butiran (kristal) yang tidak seragam (inequigranular), dimana butiran yang besar, disebut sebagai fenokris (phenocryst), berbeda didalam masadasar (groundmass) atau matriks (matrix) yang lebih halus.

Vesikuler (Vesicular)Tekstur yang ditujukkan adanya rongga (vesicle) pada batuan, berbentuk lonjong,oval atau bulat. Rongga-rongga ini adalah bekas gelembung gas yang terperangkap pada saat pendinginan. Bila lubang-lubang ini telah diisi mineral disebut amygdaloidal.

Gelas (glassy)Tekstur yang menyerupai gelas, tidak mempunyai bentuk kristal (amorph). Beberapa tekstur karakteristik yang masih dapat diamati secara makroskopik diantaranya adalah; tekstur ofitik (ophytic) atau tekstur diabasik (diabasic). Tekstur pada batuan beku merupakan pencerminan mineralogi dan proses pembekuan magma atau lava pada tempat pembentukannya. Tekstur fanerik adalah hasil pembekuan yang lambat, sehingga dapat terbentuk kristal yang kasar. Umumnya terdapat pada batuan plitonik. Tekstur afanitik atau berbutir halus, umumnya terdapat pada batuan ekstrusif, yang merupakan hasil pembekuan yang bertahap, dari proses pendinginan yang lambat, dan sebelum keseluruhan magma membeku, kemudian berubah menjadi cepat. Tekstur vesikuler merupakan ciri aliran lava, dimana terjadi lolosnya gas pada saat lava masih mencair, menghasilkan rongga-rongga. Tekstur gelas terjadi karena pendinginan yang sangat cepat tanpa disertai gas, sehingga larutan mineral tidak sempat membentuk kristal (amorf). tekstur ini umumnya terdapat pada lava. (Danang, 2005)Batuan beku berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dapat dibagi tiga, yaitu : Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi (15 50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan astenosfer, maka pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya besar besar dan mempunyai kristal yang sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat sempurna mengingat waktu penghablurannya sangat lama. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah) dan lain-laijn. Batuan Ekstrusi adalah Magma yang bergerak dari dalam ke permukaan bumi, sebagian besar membeku di dalam sebagai batuan plutonis, hanya kurang dari 1/10 nya yang membeku di permukaan bumi dan dikenal sebagai Batuan Vulkanis atau vulkanik. Suatu aktivitas vulkanisme akan mengeluarkan materi materi berupa gas, cair dan padat. Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan ke permukaaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu atau suatu larutan kental dan panas, cairan ini disebut lava. Ada dua tipe magma intrusi, yang pertama memiliki kandungan silika yang rendah dan vikositasnya rendah. Tipe kedua dari lava ini adalah bersifat asam, yang memiliki kandungan silika yang tinggi dan vikositas relatif tinggi.Contoh batuan beku vulkanik adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite. Batuan Gang antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala antara batuan yang terbentuk dalam celah celah serta rekahan rekahan dalam kerak bumi. Batuan yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok disebut juga batuan hypo-abisik. Gang disini adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab besar. Magma yang membeku dalam gang adalah magma yang sedang menuju ke permukaan bumi atau membeku dalam celah celah di kerak bumi. Misalnya magma yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk disebut porfiri granit yang berarti batuan granit bertekstur porfiri. ( Sapiie,2006 )

Dasar untuk mengelompokan batuan beku yang terutama adalah kriteria tentang komposisi mineral dan tekstur. Kriteria ini tidak saja berguna untuk pemerian batuan, akan tetapi juga untuk menjelaskan asal kejadian batuan. Banyak sekali klasifikasi yang dapat dipakai, yang penting untuk diketahui untuk kriteria mineralogi adalah ;

- Kehadiran Mineral KwarsaKwarsa adalah mineral utama pada batuan felsik, dan merupakan mineral tambahan pada batuan menengah atau mafik.

- Komposisi dari FelsparK-Felspar dan Na-Felspar adalah mineral-mineral utama pada batuan felsik, tetapi jarang atau tidak terdapat pada batuan menengah atau mafik. Ca-Plagioklas adalah mineral karakteristik batuan mafik.

-Proporsi Mineral Feromagnesia (Fe-Mg)Sebagai batasan umum, batuan mafik kaya akan mineral Fe-Mg, dan batuan felsik kaya akan kwarsa. Olivin umumnya hanya terdapat pada batuan mafik. Piroksen dan amfibol hadir pada batuan mafik sampai menengah. Biotit umumnya terdapat pada batuan menengah sampai felsik. Gambar 4 adalah bagan klasifikasi yang umum, yang dapat dipakai untuk pemberian jenis batuan beku secara makroskopik. ( Sapiie. 2006 )

Contoh Batuan Beku. Dimulai dari batuan beku,batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari dalam bumi yang membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan beku tersebut terdiri atas :1. Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam2. Batuan korok, membeku di daerah korok3. Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumiBatuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa silikon dan oksida, mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :1. GranitProses terbentuk : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.Massa jenis : sekitar 2,2 2,3 gram/cm3Warna : putih, abu-abu, atau campuran keduanya.Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai. Batu Granit dapat digunakan sebgai :1. Batu bahan bangunan2. Monumen3. Jembatan4. Jebagai dekorasi5. Bahan tegel2. GabroProses Terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk batuandalamMassa Jenis :2,9 3,21 gram/cm3Warna : Gelap kehijauan , coklat bercampur putihKarakteristik lain : Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.3. AndesitProses terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.Massa Jenis : 2,8 3 gram/cm3Warna : agak gelap (abu-abu tua).Batu andesit sering digunakan sebagai :1. Nisan kuburan2. Cobek3. Lumping jamu4. Cungkup (kap lampu taman)5. Arca untuk hiasan6. Batu pembuat candi7. Sarkofagus8. Punden berundak9. Meja batuPusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit Polos.4.DioritProses terbentuk : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalamMassa jenis : 2,8 2,9 gram/cm3Warna : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putihKegunaan : batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.

5. Basalt

Proses Terbentuk : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.Massa jenis : 2,7 3gram/cm3Warna : GelapKarakteristik lain: Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.Manfaat: Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.

6. Obsidian

Proses Terbentuk:Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.Massa Jenis : 2,36 2,5 gram/cm3WarnaWarnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.Karakteristik lain : Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.Manfaat :1. Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin2. Dijadikan kerajinan3. Di Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh jahat yang harus dimiliki di tiap rumah.

7. Pumice (batu apung)Proses Terbentuk:Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.Massa Jenis: dibawah 1 gram/cm3Warna : Putih, dan coklat mudaKarakteristik lain: dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas.

8. Diorit

Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.

9. Liparit

Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.9. Dasit

Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi glass.10. Skoria

Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan hitam.11. Tufa Gelas

Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan. ( Sapiie, 2006 )

BAB IIIMETODE PERCOBAAN3.1 Waktu Dan TempatPraktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 Desember 2014 pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat pada Laboratorium Fisika Dasar I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.3.2 Alat dan BahanAdapun alat dan bahan yang dipergunakan pada percobaan kali ini yakni:1. 2 Buah Batu sample sebagai Sampel batuan yang akan diteliti2. Palu Geologi sebaga alat untuk membelah Batu sample3. Mikroskop elektronik Sebagai alat untuk memperbesar penampang Batuan.

3.3 Prosedur PercobaanAdapun prosedur percobaan kali ini adalah:1. Siapkan sample batuan masing-masing 2. Pecah batuan dari masing masing sample tersebut menjadi serpihan terkecil menggunakn palu Geologi. 3. Mengambil bulir sample dan mengukur besar bulir tersebut menggunakan Jangka sorong sehingga ditemukan jenis bulir dari batuan tersebut.4. Lakukan identifikasi hal yang sama untuk keadan kemas dan pemilahan dari masing-masing batuan tersebut.5. Letakan sample yang sudah dipecah pada Mikroskop Elektronik dan Amati bentuk permukaan pada masing-masing batuan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil PengamatanGambarNama Sample Batuan

Sample Batu 1

Sample Batu 2

1.2 Data Hasil Karakterisasi Mikroskop Digital Perbesaran 40x GambarNama BatuKeterangan

Sample 1kemas tertutup

Sample 2Kemas Tertutup

1.3 Karakterisasi Batuan noNama BatuTeksturKomposisi MineralWarnaProses terjadi-nya

1Sample 1Fenerisbiotit, hornblende, dan augitAbu-abu sampai HitamJika Air dan Gas keluar dari Lava yang mampat.

2Sample 2Fenerisvulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitamHitam Gelap magma berkomposisi basa di permukaan

1.4 Pembahasan. Pada praktikum petrologi acara batuan Beku kali ini, pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan secara mikroskopis dengan tujuan untuk menganalisis kemudian melakukan pemberian nama batuan. Peraga batuan yang diamati ada dua macam, antara lain:

1. Sample 1

Menurut hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, batuan untuk sample 1 ini adalah Batu Diorit. Diorit adalah salah satu jenis batuan beku dalam (Batuan Plutonis), bertekstur feneris, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap. Batuan diorit mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. Diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende.[2] Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan. Batuan ini banyak terdapat di daerah Banjarnegara dan Pemalang, Jawa Tengah. Diorit dapat digunakan untuk batu ornamen dinding, maupun lantai bangunan gedung, pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.

2. Sample 2

Menurut hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, batuan untuk sample 1 ini adalah Batu Basalt. Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Proses Terbentuknya Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat. Massa jenis2,7 3gram/cm3 WarnaGelap Karakteristik lain yaitu, Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik. Manfaat Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.

DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar..Surakarta:LembagaPengembangan Pendidikan (LPP)

Institut Teknologi Bandung. 2006. Pedoman Praktikum Geologi Fisik. Bandung :Labroratorium Geologi Dinamik.Nakamura, N., dkk. 2002, REE abundances and RbSr age of a new Antarctic nakhlite Yamato 000593 (abstract), Antarctic Meteorites: Tokyo Sapiie, benyamin dkk. 2006. geologi fisik.bandung : penerbit ITBSimon, 1988. Rocks and Minerals, Simon & Schuster Inc.,New York.

BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulan 1. Sample 1 merupakan batu diorit . Diorit yang mengandung kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot .2. Sample 2 merupakan batu basalt yang mengandung mineral vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam dan proses terjadinya adalah Proses terbentuknya berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi.

2.1 Saran Sebaiknya saat praktikum berlangsung lebih siap dan strategis bagus .Bagi praktikan seharusnya lebih bekerja sama baik dalam praktikum ,lebih meningkatkan pemahaman terhadap apa yang diamati.