lantas modern

Upload: ardnac07

Post on 08-Apr-2018

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    1/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang MasalahPolisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas menyelenggarakan

    tugas kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli,

    pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi

    atau kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum

    dalam bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu

    lintas. Pelayanan kepada masyarakat di bidang lalu lintas dilaksanakan juga untuk

    meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena dalam masyarakat yang modern lalu

    lintas merupakan faktor utama pendukung produktivitasnya. Dan dalam lalu lintas

    banyak masalah atau gangguan yang dapat menghambat dan mematikan proses

    produktivitas masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan maupun tindak

    pidana yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk itu polisi lalu lintas juga

    mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan bahasan Polri di masa depan (yang

    telah dibahas di atas).

    Para petugas kepolisian pada tingkat pelaksana menindaklanjuti kebijakan-

    kebijakan pimpinan terutama yang berkaitan dengan pelayanan di bidang SIM,

    STNK, BPKB dan penyidikan kecelakaan lalu lintas. Undang-undang No. 22 Tahun

    2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang digagas oleh Departemen

    Perhubungan, dibuat agar penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    2/29

    harapan masyarakat, sejalan dengan kondisi dan kebutuhan penyelenggaraan lalu

    lintas dan angkutan jalan saat ini, serta harmoni dengan Undang-undang lainnya.

    Yang lebih penting dari hal tersebut adalah bagaimana kita dapat menjawab dan

    menjalankan amanah yang tertuang didalamnya. Sesuai dengan Pasal 7 ayat 2e

    dinyatakan :bahwa tugas pokok dan fungsi Polri dalam hal penyelenggaraan lalu

    lintas sebagai suatu : urusan pemerintah di bidang registrasi dan identifikasi

    kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakkan hukum, operasional manajemen dan

    rekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas.

    Selanjutnya, tugas dan fungsi Polri tersebut, diperinci pada pasal 12, meliputi

    9 hal yakni :

    1. Pengujian dan penerbitan SIM kendaraan bermotor2. Pelaksanaan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor3. Pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian data lalu lintas dan

    angkutan jalan

    4. Pengelolaan pusat pengendalian sistem informasi dan komunikasi lalu lintas danangkutan jalan.

    5. Pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas6. Penegakan hukum meliputi penindakan pelanggaran dan penanganan

    kecelakaan lalu lintas.

    7. Pendidikan berlalu lintas8. Pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas9. Pelaksanaan manajemen operasional lalu lintas.

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    3/29

    Dengan adanya UU No. 22 Tahun 2009 ini, bukan berarti bahwa Polri akan

    berorientasi pada kewenangan (authority). Akan tetapi, harus disadari bahwa tugas

    dan fungsi Polri di bidang lalu lintas, berikut kewenangan-kewenangan yang melekat,

    berkolerasi erat dengan fungsi kepolisian lainnya baik menyangkut aspek penegakan

    hukum maupun pemeliharaan Kamtibmas dan pencegahan kejahatan secara terpadu.

    Polri sebagai administrasi negara atau administrasi publik yang berorientasi

    pada pelayanan untuk menuju pelayanan Polri yang prima yang sesuai dengan

    harapan masyarakat dan dapat mengangkat citra serta meningkatkan kepercayaan

    masyarakat kepada aparat negara khususnya Polri, memerlukan berbagi pembenahan.

    Pembenahan tersebut antara lain mencakup bidang administrasi.

    Pelayanan kepada publik yang diselenggarakan Pemerintah Kota Medan

    khususnya Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumatera Utara diantaranya

    adalah memberikan pelayanan pembuatan SIM ( Surat Ijin Mengemudi ) penerbitan

    STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), BPKB ( Buku Pemilik Kendaraan Bermotor

    ) dan TNKB ( Tanda Nomor Kendaraan Bermotor ) kepada masyarakat.

    SIM adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada

    seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani,

    memahami peraturan lalu lintas dan trampil mengemudikan kendarakan bermotor.

    BPKB adalah buku yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh Satuan Lalu Lintas Polri

    sebagai bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Fungsi SIM :

    Sebagai sarana identifikasi atau jati diri seorang pengendara Sebagai alat bukti telah menempuh ujian ketrampilan mengemudi dan teori

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    4/29

    Sebagai sarana dan upaya paksa dalam hal bila terjadi pelanggaran lalu lintas Sebagai sarana pelayanan masyarakat

    BPKB berfungsi sebagai Surat Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor.

    Penerbitan BPKB dilaksanakan oleh Satuan Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik

    Indonesia. Spesifikasi Teknis dan pengadaan BPKB ditetapkan oleh Kepolisian

    Negara Republik Indonesia. Bersamaan dengan pendaftaran BPKB diberikan Surat

    Tanda Nomor Kendaraan Bermotor dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor. BPKB

    dapat disamakan sebagai certificate of ownership yang disempurnakan dan

    merupakan dokumen penting. BPKB juga dapat dijadikan sebagai jaminan atau

    tanggungan dalam pinjam meminjam berdasarkan kepercayaan masyarakat.

    STNK atau Surat Tanda Kendaraan Bermotor adalah tanda bukti pendaftaran

    dan pengesahan suatu kendaraan bermotor berdasarkan identifikasi dan kepemilikan

    yang telah didaftar. STNK diterbitkan oleh Samsat ( Sistem Administrasi Manunggal

    Satu Atap ) yakni tempat pelayanan penerbitan/pengesahan STNK oleh 3 (tiga)

    instansi yaitu Polri, Dinas Pendapatan Provinsi dan PT. Jasa Raharja. STNK

    berfungsi :

    Sebagai sarana perlindungan masyarakat Sebagai sarana pelayanan masyarakat Sebagai deteksi guna membentuk langkah selanjutnya jika terjadi pelanggaran Untuk meningkatkan penerimaan negara melalui sektor pajak.

    TNKB atau Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, atau biasa disebut plat

    nomor dibuat untuk mengidentifikasi kendaraan bermotor yang berlalu-lintas di jalan

    umum. Biasanya setelah membeli kendaraan, disertai dengan STNK, BPKB, dan

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    5/29

    TNKB ( Plat Nomor ), terbuat dari bahan plat aluminium ketebalan 1 mm dengan dua

    baris tulisan, baris pertama menunjukkan huruf kode wilayah, angka nomor polisi,

    dan huruf akhir seri wilayah. Sedangkan baris kedua menunjukkan bulan dan tahun

    masa berlaku. Ukuran plat nomor untuk kendaraan roda 2 dan roda 3 adalah 250 x

    105 mm, untuk kendaraan roda 4 atau lebih adalah 395 x 135 mm. Garis pembatas

    antara baris pertama dan baris kedua lebarnya 5 mm. Pada sudut kanan atas dan kiri

    bawah terdapat tanda cetakan lambang Polisi Lalu Lintas dan pada bagian sisi kanan

    dan kiri bertuliskan DITLANTAS POLRI (Direktorat Lalu Lintas Kepolisian RI)

    yang merupakan hak paten pembuatan plat nomor.

    Warna plat nomor ditentukan sesuai penggunaannya, ditetapkan sebagai berikut :

    Kendaraan pribadi : Warna dasar hitam dengan tulisan putih. Kendaraan umum : Warna dasar kuning dengan tulisan hitam. Kendaraan milik pemerintah : Warna dasar merah dengan tulisan putih. Kendaraan untuk transportasi dealer : Warna dasar putih dengan tulisan

    merah.

    Kendaraan Corps Diplomatik : Warna dasar putih dengan tulisan hitam. Kendaraan Staff Operasional Corps Diplomatik : Warna dasar hitam dengan

    tulisan putih berformat khusus.

    Registrasi kendaraan bermotor berkaitan erat dengan scientific crime

    investigation, maupun kesatuan data base finger print untuk kepentingan identifikasi

    pemiliki SIM, juga memiliki kaitan dengan investigasi kriminal. Demikian juga

    dalam hal manajemen operasional lalu lintas, Polri menjadi bagian yang penting dan

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    6/29

    menentukan guna terwujudnya sistem transportasi publik yang aman, nyaman dan

    lancar.

    Karakteristik tugas dan fungsi lalu lintas bersentuhan langsung dengan

    masyarakat, menimbulkan konsekuensi dijadikannya fungsi ini sebagai sasaran

    berbagai kontrol eksternal. Hal tersebut hendaknya dilihat sebagai bentuk kepedulian

    masyarakat pada kualitas pelayanan publik yang dilakukan oleh Polri, serta dijadikan

    sebagai alat untuk meningkatkan kinerja, guna terwujudnya transparansi,

    akuntabilitas, maupun pelayanan publik yang mudah dan cepat, dalam rangka good

    government(pemerintahan yang bersih).

    Sistem administrasi yang dipakai adalah Sistem Administrasi Manunggal Satu

    Atap (disingkat Samsat), atau dalam bahasa Inggris one roof system, adalah suatu

    sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan

    kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung.

    Contoh

    dari Samsat adalah dalam pengurusan dokumen kendaraan bermotor.Samsat

    merupakan suatu sistem kerjasama secara terpadu antara Polri, Dinas Pendapatan

    Provinsi, dan PT Jasa Raharja (Persero) dalam pelayanan untuk menerbitkan STNK

    dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke

    kas negara baik melalui Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama

    Kendaraan Bermotor, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

    (SWDKLJJ), dan dilaksanakan pada satu kantor yang dinamakan Kantor Bersama

    Samsat.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bermotorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jasa_Raharjahttp://id.wikipedia.org/wiki/STNKhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_Nomor_Kendaraan_Bermotorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_Nomor_Kendaraan_Bermotorhttp://id.wikipedia.org/wiki/STNKhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jasa_Raharjahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bermotor
  • 8/6/2019 Lantas Modern

    7/29

    Dalam hal ini, Polri memiliki fungsi penerbitan STNK; Dinas Pendapatan

    Provinsi menetapkan besarnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik

    Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB); sedangkan PT Jasa Raharja mengelola

    Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Lokasi Kantor

    Bersama Samsat umumnya berada di lingkungan Kantor Polri setempat, atau di

    lingkungan Satlantas atau Ditlantas Polda setempat. Samsat ada di masing-masing

    provinsi, serta memiliki unit pelayanan di setiap kabupaten atau kota.

    Seiring dengan peningkatan profesionalisme kepolisian, tuntutan ke arah

    perbaikan kinerja dan citra kepolisian sebagai pelayan masyarakat telah menjadi

    agenda reformasi kepolisian. Daya kritis masyarakat sipil terhadap kinerja dan citra

    kepolisian adalah cerminan kuatnya aspirasi dan tuntutan atas hak-hak masyarakat.

    Dengan demikian seluruh pembahasan di atas, penulis akan memberikan gambaran

    tentang Peranan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumatera Utara Dalam

    Memberikan Pelayanan Admnistrasi Kepemilikan Kendaraan Bermotor (Studi Kasus

    Kendaraan Bermotor).

    1.2.Perumusan MasalahUntuk memberikan arah bagi jalannya suatu penelitian, maka terlebih dahulu

    perlu dirumuskan hal-hal yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian.

    Disamping itu masalah dapat muncul karena keragu-raguan tentang keadaan sesuatu,

    sehingga ingin diketahui keadaannya secara mendalam dan efektif.

    Beranjak dari uraian diatas, maka penulis mencoba membuat perumusan

    masalah yakni : Bagaimanakah peranan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    8/29

    Sumatera Utara dalam memberikan pelayanan admnistrasi kepemilikan kendaraan

    bermotor (studi kasus kendaraan bermotor)?

    1.3.Tujuan PenelitianSejauh mana penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak

    dicapai atau menjadi tujuan penelitian. Dengan kata lain tujuan penelitian adalah

    untuk memperjelas dan menghindari terjadinya kesimpangsiuran. Adapun yang

    menjadi tujuan penelitian ini adalah : Bagaimana peranan Direktorat Lalu Lintas

    Kepolisian Daerah Sumatera Utara dalam memberikan pelayanan admnistrasi

    kepemilikan kendaraan bermotor (studi kasus kendaraan bermotor)?

    1.4.Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Bagi Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumatera Utara merupakansumbangan pemikiran dan kerangka acuan untuk dimanfaatkan dalam

    memberikan pelayanan administrasi kendaraan bermotor kepada masyarakat.

    2. Dapat memajukan pelayanan Polisi lalu lintas sehingga kerumitan dan persoalandapat terjawab baik dari pihak kepolisian ataupun masyarakat.

    3. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat danperusahaan atau instansi yang bersangkutan.

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    9/29

    4. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan dari FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas

    Sumatera Utara.

    1.5.Kerangka Teori1.5.1. Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah

    Untuk mengatur dan menjaga keteraturan sosial dalam masyarakat diperlukan

    adanya aturan, norma yang adil dan beradab. Dan untuk menegakkan aturan tersebut,

    mengajak masyarakat untuk mematuhi serta menyelesaikan berbagai masalah sosial

    dalam masyarakat diperlukan suatu institusi yang dapat bertindak sebagai wasit yang

    adil salah satunya adalah polisi (Suparlan;1999). Menurut Rahardjo, 2000 :Sosok

    Polisi yang ideal di seluruh dunia adalah polisi yang cocok dengan masyarakat.

    Dengan prinsip tersebut di atas masyarakat mengharapkan adanya polisi yang

    cocok dengan masyarakatnya, yang berubah dari polisi yang antagonis (polisi yang

    tidak peka terhadap dinamika tersebut dan menjalankan gaya pemolisian yang

    bertentangan dengan masyarakatnya) menjadi polisi yang protagonis (terbuka

    terhadap dinamika perubahan masyarakat dan bersedia untuk mengakomodasikannya

    ke dalam tugas-tugasnya).

    Fungsi polisi dalam struktur kehidupan masyarakat sebagai pengayom

    masyarakat, penegakkan hukum,mempunyai tanggung jawab khusus untuk

    memelihara ketertiban masyarakat dan menangani kejahatan baik dalam bentuk

    tindakan terhadap kejahatan maupun bentuk pencegahan kejahatan agar para anggota

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    10/29

    masyarakat dapat hidup dan bekerja dalam keadaan aman dan tenteram (Bahtiar:

    1994 :1). Dengan kata lain kegiatan-kegiatan polisi adalah berkenaan dengan sesuatu

    gejala yang ada dalam kehidupan sosial dari sesuatu masyarakat yang dirasakan

    sebagai beban atau gangguan yang merugikan para anggota masyarakat tersebut

    (Suparlan: 1999).

    Polisi lalu lintas sebagai polisi sipil yang demokratis dan diakhiri dengan

    kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan acuan atau strategi membangun citra

    Polisi RI pada umumnya dan polisi lalu lintas khususnya. Polisi sipil yang modern

    dan demokratis adalah polisi yang mengedepankan kemampuan pengetahuannya

    dalam menciptakan, memelihara dan memperbaiki keteraturan sosial (Kamtibmas).

    Pola pemolisiannya lebih mengedepankan pencegahan, dan upaya-upaya

    membereikan pencerahan kepada masyarakat untuk berperan serta. Dan penilaian

    keberhasilan polisi bukan semata-mata pada pengungkapan kasus atau crime fighter,

    tetapi adalah pada maintenance orderatau restorative order.

    Sehingga dalam pemolisiannya dapat berjalan secara efektif dan dapat

    diterima atau cocok dengan masyarakatnya (sesuai dengan corak masyarakat dan

    kebudayaannya), diperlukan gaya pemolisian yang berorientasi pada masyarakat dan

    untuk memecahkan masalah sosial yang terjadi (problem solving policing).

    Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas menyelenggarakan

    tugas kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli,

    pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi

    atau kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    11/29

    dalam bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu

    lintas. Pelayanan kepada masyarakat di bidang lalu lintas dilaksanakan juga untuk

    meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena dalam masyarakat yang modern lalu

    lintas merupakan faktor utama pendukung produktivitasnya. Dan dalam lalu lintas

    banyak masalah atau gangguan yang dapat menghambat dan mematikan proses

    produktivitas masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan maupun tindak

    pidana yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk itu polisi lalu lintas juga

    mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan bahasan Polisi RI di masa depan (yang

    telah dibahas di atas).

    Para petugas kepolisian pada tingkat pelaksana menindaklanjuti kebijakan-

    kebijakan pimpinan terutama yang berkaitan dengan pelayanan di bidang SIM,

    STNK, BPKB dan penyidikan kecelakaan lalu lintas. BPKB adalah buku yang

    dikeluarkan atau diterbitkan oleh Satuan Lalu Lintas Polri sebagai bukti kepemilikan

    kendaraan bermotor. BPKB dapat disamakan dengan Certificate of Ownership yang

    disempurnakan dan merupakan dokumen penting yang harus disimpan baik-baik oleh

    yang bersangkutan. BPKB akan mempertinggi daya guna dari tata cara administrasi

    pendaftaran kendaraan bermotor, sehingga di samping meningkatkan public service

    juga dimanfaatkan untuk menyempurnakan cara pengawasan terhadap pemasukan

    keuangan negara non pajak, kepemilikan kendaraan bermotor dan sebagainya.

    BPKB berfungsi sebagai Surat Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor.

    Penerbitan BPKB dilaksanakan oleh Satuan Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik

    Indonesia. Spesifikasi Teknis dan pengadaan BPKB ditetapkan oleh Kepolisian

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    12/29

    Negara Republik Indonesia. Bersamaan dengan pendaftaran BPKB diberikan Surat

    Tanda Nomor Kendaraan Bermotor dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor.

    Penyelenggaraan registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor dalam

    bentuk BPKB adalah untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas Kepolisian Negara

    Republik Indonesia dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat,

    terutama yang berkaitan dengan penyelidikan atau penyidikan pada kasus

    pelanggaran dan kejahatan yang berkaitan dengan kendaraan bermotor.

    Perkembangan kejahatan semakin canggih dan kompleks, sehingga

    mengharuskan Polri mengerahkan segenap kekuatan untuk menanggulangi, antara

    lain melalui registrasi dan identifikasi lalu lintas atau pendaftaran Kendaraan

    Bermotor. Disamping itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagaimana

    tercantum pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Pasal 175 PP No.44 Tahun

    1993 disebutkan bahwa sebagai bukti bahwa kendaraan bermotor telah didaftarkan

    diberikan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Nomor Kendaraan

    Bermotor serta Tanda Nomor Kendaraan Bermotor. Untuk itu perlu diambil

    langkah-langkah guna menyamakan persepsi dan tindakan dalam proses penerbitan

    BPKB terutama mekanisme dan prosedur penerbitan BPKB.

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    13/29

    Gambar 1

    Mekanisme Pendaftaran BPKB

    LOKETPENDAFTARANPENELITIANPERSYARATAN REGISTRASI

    BPKBPENULISAN

    BPKB

    PENDAFTARAN

    VERIFIKASI

    PENANDATANGANAN

    PEMISAHANBERKAS/BPKB

    PENYERAHANBPKB

    PEMOHONDENGANPERSYARATAN

    LENGKAP

    ARSDOK

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    14/29

    Urutan pembuatan mekanisme pendaftaran BPKB baru adalah Pemohon

    (dengan persyaratan lengkap), lalu menuju loket pendaftaran atau penelitian

    persyaratan setelah itu diregistrasi BPKB dan registrasi STNK. Pada penulisan BPKB

    ada yang dinamakan verifikasi atau dilihat kelengkapan syarat-syaratnya lalu

    penandatanganan berkas dan berkas tersebut dipisahkan atau BPKB dan Arsdok.

    Selesai pembuatan BPKB diserahkan kepada pemilik yang bersangkutan.

    1.5.2. Manajemen Pelayanan

    Menurut Manullang (1985 : 17) mendefenisikan manajemen sebagai : Seni

    dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusun, pengarahan dan pengawasan

    daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih

    dahulu. Sementara gibson, Donelly dan Ivancevich (1996 : 4) defenisi manajemen

    sebagai : Suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk

    mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang tidak bisa

    dicapai apabila satu individu bergerak sendiri.

    Dua defenisi tersebut di atas kelihatannya berbeda, tetapi apabila dicermati

    pada prinsipnya adalah sama. Yang dimaksudkan dengan proses oleh Gibson,

    Donelly dan Ivancevich sebenarnya adalah penerapan ilmu dan seni sebagaimana

    dimaksudkan oleh Manullang. Sedangkan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan

    dan pengawasan oleh Gibson dan kawan-kawan tersebut sebagai mengkoordinasikan

    berbagai aktivitas lain. Sama halnya dengan defenisi manajemen, defenisi pelayanan

    sangat banyak. Defenisi yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos (1990: 27) bahwa :

    Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    15/29

    mata (tidak dapat di raba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara

    konsumen dengan karyawan atau lain-lain yang disediakan oleh perusahaan yang

    dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan. Menurut

    Nurcholish (2005: 178) memberikan pengertian publiksebagai sejumlah orang yang

    mempunyai kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikapdan tindakan yang benar

    dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki.

    Seiring dengan besarnya tuntutan akan penerapan Good Govermance, tuntutan

    akan pelayanan publik yang berkualitas juga menjadi semakin besar. Pemerintah juga

    telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka peningkatan pelayanan, seperti

    misalnya pelayanan prima, dan standar pelayanan minimal. Akan tetapi perbaikan

    kualitas masih belum berjalan sebagaimana yang diharapkan pelayanan untuk

    mengkaji hal tersebut dan mengembangkan suatu model manajemen pelayanan yang

    responsif dan akuntabel.

    Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN)

    Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu

    segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

    sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003 menyatakan bahwa Hakikat

    pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang

    merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

    Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    16/29

    penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi azas pelayanan sebagai berikut

    (Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003) :

    a. TransparansiBersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

    membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

    b. AkuntabilitasDapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    c. KondisionalSesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

    dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

    d. PartisipatifMendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik

    dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

    e. Kesamaan HakTidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,

    gender dan status ekonomi.

    f. Keseimbangan Hak dan KewajibanPemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban

    masing-masing pihak.

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    17/29

    Gambar 2

    Model Manajemen Pelayanan

    Sumber : Ratminto 2007

    1.5.3. Pelayanan Publik

    Menurut UU No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan publik

    adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

    pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan bagi setiap warga negara dan

    penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

    KulturOrganisasi

    PenggunaanJasa

    SDMPelayanan

    SistemPelayanan

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    18/29

    penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai

    segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

    sebagai upaya memenuhi kebutuhan publik dalam pelaksanaan peraturan dan

    perundang-undangan. Profesionalisme dalam pelayanan publik ini sangat dibutuhkan.

    Artinya ada akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi pelayanan sehingga etos

    kerja dan budaya pelayanan merupakan cara dan kiat menciptakan pelayanan yang

    memuaskan masyarakat.

    Pelayanan publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur

    negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara. Menurut Nurmandi

    (1999: 14) Pelayanan publik mempunyai beberapa ciri yaitu :

    a. Tidak dapat memilih konsumen, artinya setiap masyarakat yang datang danmembutuhkan pelayanan harus diperlakukan secara baik

    b. Peranannya dibatasi oleh undang-undang, artinya dalam menjalankan tugasmelayani kepentingan masyarakat, tetap ada norma, aturan dan ketentuan

    yang menjadi batas dan dasar.

    c. Politik menginstitusionalkan konflik, artinya berbagai konflik danpermasalahan yang terjadi sering merupakan dampak dari politik

    d. Pertanggungjawaban yang kompleks, karena mengatasnamakan negara makadalam pelayanan publik ada berbagai prosedur yang tetap harus dijalankan

    e. Sangat sering ditelitif. Semua tindakan harus mendapat justifikasig. Tujuan atau output sulit diukur atau ditentukan.

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    19/29

    1.5.3.1. Pelayanan Umum Yang Prima

    Pelayanan umum atau pelayanan publik yang prima berarti pelayanan yang

    bermutu. Untuk meningkatkan mutu, berarti meningkatkan keprimaan. Oleh karena

    itu, hakekat dari pelayanan umum yang prima menurut B. Boediono ( 1999:63)

    adalah :

    a. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansipemerintah di bidang pelayanan umum

    b. Mendorong upaya mengefektifkan system dan tatalaksana pelayanan sehinggapelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdayaguna (efisien dan

    efektif).

    c. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta masyarakatdalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

    Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada

    masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi

    masyarakat yang mempunyai prinsip :

    a. KesederhanaanYaitu prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

    mudah dilaksanakan.

    b. Kejelasan Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    20/29

    Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalammemberikan pelayanan atau persoalan atau sengketa dalam pelaksanaan

    publik

    Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaranc. Kepastian Waktu

    Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam waktu kurun waktu

    yang telah ditentukan.

    d. AkurasiProduk pelayanan publik di terima dengan benar, tepat dan sah.

    e. KeamananProses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

    hukum

    f. Tanggung JawabPimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau jabatan yang ditunjuk

    bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan

    atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

    g. Kelengkapan sarana dan prasaranaTersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja pendukung lainnya yang

    memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika

    h. Kemudahan AksesTempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh

    masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika.

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    21/29

    i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahanPemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta

    memberikan pelayanan dengan ikhlas.

    j. KenyamanLingkungan pelayanan herus tertib, teratur, desediakan ruang tunggu yang

    nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan

    fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

    Sumber : Pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik oleh Kementerian

    Pendayagunaan Aparatur Negara RI 2003.

    Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik yang prima

    adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap

    memenuhi prinsip-prinsip pelayanan publik yang dapat dipertanggung jawabkan yaitu

    :

    1. Meningkatkan mutu produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansipemerintah di bidang pelayanan umum.

    2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehinggapelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil.

    3. Mendorong tumbuhnya kreatifitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalampembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    22/29

    1.5.3.2. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik

    Dalam kaitannya dengan pola pelayanan, Keputusan Menteri pendayagunaan

    Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004 menyatakan adanya empat pola pelayanan

    yaitu :

    a. FungsionalPola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai dengan

    tugas, fungsi dan kewenangannya.

    b. TerpusatPola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan

    berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggaraan pelayanan terkait

    yang bersangkutan.

    c. TerpaduPola penyelenggaraan pelayanan publik terpadu dapat dibedakan menjadi dua

    yaitu :

    1. Terpadu Satu AtapPola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu tempat yang

    meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses

    dan dilayani melalui beberapa pintu. Terhadap jenis pelayanan yang sudah

    dekat dengan masyarakat tidak perlu diatapkan.

    2. Terpadu Satu Pintu

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    23/29

    Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang

    meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan

    dilayani melalui satu pintu.

    d. Gugus TugasPetugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas

    ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanan

    tertentu.

    Selain pola pelayanan sebagaimanan yang telah disebutkan di atas, instansi

    yang melakukan pelayanan publik dapat mengembangkan pola penyelenggaraan

    pelayanan sendiri dalam rangka upaya menemukan dan menciptakan inovasi

    peningkatan pelayanan publik. Pengembangan pola penyelenggaraan pelayanan

    publik dimaksudkan mengikuti prinsip-prinsip sebagaimana ditetapkan dalam

    pedoman ini.

    Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik bahwa

    penyelenggaraan pelayanan publik harus berasaskan yakni :

    1. Kepentingan umumAdalah kepentingan orang banyak yang untuk mengaksesnya, tidak

    mensyaratkan beban tertentu. kepentingan yang harus didahulukan dari

    kepentingan-kepentingan yang lain dengan tetap memperhatikan proporsi

    pentingnya dan tetap menghormati kepentingan-kepentingan lain.

    2. Kepastian hukum

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    24/29

    Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah

    ditentukan. keadaan dimana perilaku manusia, baik individu, kelompok,

    maupun organisasi, terikat dan berada dalam koridor yang sudah digariskan oleh

    aturan hukum.

    3. Kesamaan hakTidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,

    gender dan status ekonomi.

    4. Keseimbangan hak dan kewajibanPemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban

    masing-masing pihak.

    5. KeprofesionalanSuatu keahlian dan kemampuan dalam mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu

    bidang

    6. PartisipatifMendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik

    dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

    7. Persamaan perlakuan atau tidak diskriminatifPerlakuan yang didapat dari para pelayan publik sama rata dan tidak melihat

    dari strata sosial masyarakat tersebut.

    8. Keterbukaan

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    25/29

    Semua proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah

    diketahui dan dipahami masyarakat baik yang diminta ataupun tidak.

    9. AkuntabilitasPelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

    perundang-undangan.

    10.Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompokFasilitas yang didapat setiap orang sama, tidak ada perlakuan khusus bagi

    kelompok tertentu.

    11.RentanPelayanan publiknya mudah terpengaruh oleh hal-hal yang mengakibatkan

    keridakpercayaan masyarakat.

    12.Ketepatan waktuTarget waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan

    oleh unit penyelenggara pelayanan.

    13.Kecepatan, kemudahan dan kejangkauanTempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh

    masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan

    informatika.

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    26/29

    1.5.3.3. Standar Pelayanan Publik

    Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan

    dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar

    pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan

    publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan Menurut

    Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004, standar pelayanan, sekurang-kurangnya

    meliputi:

    a. Prosedur PelayananProsedur pelayanan yang diberlakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan

    termasuk pengaduan;

    b. Waktu penyelesaianWaktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai

    dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

    c. Biaya pelayananBiaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses

    pemberian pelayanan.

    d. Produk pelayananHasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

    ditetapkan.

    e. Sarana dan Prasarana

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    27/29

    Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara

    pelayanan publik.

    f. Kompetensi petugas pemberi pelayananKompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat

    berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang

    dibutuhkan.

    Selama ini berbagai hal yang menjadi penyebab tidak maksimalnya pelayanan

    kepada publik antara ain:

    1. Ketersediaan fasilitas pendukung pemberian pelayanan yang baik2. Prosedur kerja yang cenderung panjang dan berbelit-belit yang dikeranakan

    adanya suatu ketentuan yang sudah tersurat.

    3. Kemampuan kerja aparat yang masih belum maksimal4. Mental kerja karyawan yang berorientasi pada materi semata5. Pendapatan karyawan yang tidak memadai yang menjadi factor pendorong

    melakukan tindakan suap.

    1.6. Kerangka Konsep dan Operasional Variabel

    1.6.1. Kerangka Konsep

    Konsep merupakan abstarkasi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan

    atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau

    individu tertentu (Singarimbun, 1989 : 34). Dalam penelitian ini, penulis memberikan

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    28/29

    batasan masing-masing konsep yang akan digunakan. Tujuan dari defenisi konsep

    adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda

    atau tumpang tindih atas variabel yang menjadi objek penelitian. Adapun defenisi

    konsep dalam penelitian ini adalah :

    1. Peranan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah adalah upaya-upaya yangdilakukan oleh organisasi pelaksana pemerintah dalam rangka melaksanakan

    pelayanan administrasi kendaraan bermotor kepada masyarakat. Dalam hal ini

    adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh aparatur Negara khususnya

    Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumatera Utara.

    2. Pelayanan administrasi, adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yangterjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau

    mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam hal ini

    adalah pemenuhan kebutuhan dan kepentingan pemakai jasa dari Direktorat

    Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumatera Utara.

    1.6.2. Operasional Variabel

    Operasionalisasi variabel penelitian, merupakan penjabaran lebih jauh tentang

    konsep-konsep penelitian yang ada, Penelitian ini menggunakan variabel tunggal,

    adapun variabel dalam penelitian ini adalah tentang Peranan Direktorat Lalu Lintas

    Kepolisian Daerah Sumatera Utara Dalam Memberikan Pelayanan Admnistrasi

    Kepemilikan Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Kendaraan Bermotor). Maka

    indikator-indikator antara lain :

  • 8/6/2019 Lantas Modern

    29/29

    Tabel 1

    Indikator-indikator yang berkaitan dalam pelayanan administrasi

    Variabel Tunggal

    1. Kepentingan Umum2. Kepastian Hukum3. Kesamaan Hak4. Keseimbangan Hak dan

    Kewajiban

    5.

    Keprofesionalan6. Partisipatif7. Persamaan Perlakuan atau

    diskriminasi

    8. Keterbukaan9. Akuntabilitas10.Fasilitas dan perlakuan

    khusus bagi kelompok

    11.Rentan12.

    Ketepatan waktu

    13.Kecepatan, kemudahandan kejangkauan