sop laka lantas

31
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DIREKTORAT RESKRIMSUS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL PENYELIDIKAN/PENYIDIKAN (SP2HP) I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat dalam menghadapi tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas Pelayanan Polri secara cepat, tepat dan akuntabel maka Polri melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan tersebut dengan mereformasi bidang instrumental, struktural dan kultural maka dalam rangka pencapaian sasaran tersebut Polri melaksanakan program percepatan melalui program Quick Wins sebagai salah satu program Akselarasi Transformasi menuju Polri yang mandiri, profesional, modern dan dipercaya masyarakat.

Upload: surya-pratama

Post on 05-Feb-2016

288 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DIREKTORAT RESKRIMSUS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL

PENYELIDIKAN/PENYIDIKAN (SP2HP)

I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, penegak hukum, pelindung, pengayom dan

pelayan masyarakat dalam menghadapi tuntutan masyarakat terhadap

peningkatan kualitas Pelayanan Polri secara cepat, tepat dan

akuntabel maka Polri melakukan berbagai upaya untuk mengatasi

persoalan tersebut dengan mereformasi bidang instrumental, struktural

dan kultural maka dalam rangka pencapaian sasaran tersebut Polri

melaksanakan program percepatan melalui program Quick Wins

sebagai salah satu program Akselarasi Transformasi menuju Polri

yang mandiri, profesional, modern dan dipercaya masyarakat.

2

b. Bahwa program Quick Wins sejalan dengan Grand Strategi Polri yang

telah ditetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam tahap I (2005 - 2010)

adalah membangun kepercayaan (trust building), tahap II (2011 –

2015) yaitu membangun kemitraan (partnership building), tahap III

(2016 – 2025) adalah pelayanan prima (strive for excellence), maka

pencapaian tahap I dalam rangka membangun kepercayaan

masyarakat, Reformasi Birokrasi di lingkungan Polri yang mempunyai

daya ungkit kuat (key leverage) serta hasilnya bisa langsung dirasakan

oleh masyarakat dalam waktu segera meliputi Quick Respons Patroli

Samapta (cepat sampai di tempat kejadian perkara), Transparansi

Penyidikan melalui Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan

(SP2HP), Transparansi Pelayanan Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat

Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan

Bermotor (BPKB), Tranparansi Penerimaan (rekrutmen) Anggota Polri

dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan kecintaan

masyarakat kepada Polri dalam waktu cepat dengan sasaran merubah

budaya kerja, etos kerja serta manajemen Polri.

c. Salah satu program Quick Wins adalah Transparansi penyidikan

melalui pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan melalui

SP2HP, Desk Telpon, Website, SMS, dan gelar perkara yang

bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

berkepentingan dalam proses penanganan kasus tindak pidana mulai

dari tahap penerimaan laporan/pengaduan, tahap penyelidikan, tahap

penyidikan, tahap penindakan dan pemeriksaan serta tahap

penyelesaian dan penyerahan berkas perkara dan penyerahan

tersangka serta barang bukti kepada Jaksa Penuntut Umum

dilaksanakan secara profesional, proporsional, transparan cepat dan

tepat. Baik dilakukan secara manual (berbentuk surat) maupun dengan

memanfaatkan teknologi informasi dengan membuka website dan

SMS.

3

2. Dasar

a. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia;

b. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(lembaran negara Republik Indonesia Tahu 1999 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3886)

c. Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi 2010-2005

d. Permen PAN Nomor PER/15/M.PAN/7/2008 Tanggal 10 Juli 2008

tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi .

e. Permen PAN dan Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map

Reformasi Birokrasi 2010-2014

f. SKEP Kapolri Nomor : SKEP/360/VI/2005 Tanggal 10 Juni 2005

tentang Grand Strategi Polri 2005-2025.

g. KEP Kapolri Nomor : KEP/53/I/2010 Tanggal 29 Januari 2010 tentang

Rencana Strategis Polri 2010-2014

h. Arah Kebijakan Kapolri tentang Revitalisasi Polri menuju pelayanan

Prima Guna Terwujudnya Kepercayaan Masyarakat.

i. Sprin Kapolri Nomor : Sprin/865/V/2011 tanggal 20 Mei 2011 tentang

Penunjukan Keanggotaan Tim Kerja Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Polri Gelombang Tahun 2010-2014.

j. KEP Kapolri Nomor : KEP/346/VI/2011 Tanggal 21 Juni 2011 tentang

Pengesahan Road Map RBP Gelombang II Tahun 2011-2014

k. Peraturan Kapolri No. Pol. : 15 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi

Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

l. Peraturan Kapolri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pengawasan dan

Pengendalian Penangana Perkara Pidana di Lingkungan Kepolisian

Negara Republik Indonesia.

m. Surat Kapolda Kep. Babel Nomor : B/1264/IV/2011 Tanggal 07 April

2011 Tentang Arahan Teknis Implementasi RBP Dalam Rangka

Penyusunan/Pembuatan Rancangan Secara Sistem dengan Membuat

4

Standart Pelayanan Publik, HTCK dan SOP secara Komprehensif ,

Tegas dan Jelas

3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Sebagai pedoman bagi penyidik reserse kriminal khusus dalam

melaksanakan Pembuatan SP2HP di bidang transparansi

Penyidikan sebagai salah satu Implementasi Program Quick Wins Polri.

b. Tujuan

Pelaksanaan Penyelidikan dan atau Penyidikan dapat terlaksana

dengan professional, proporsional, transparan, cepat dan tepat serta

berkeadilan guna membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri

(public trust building) dalam waktu cepat dalam upaya meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat yang berkepentingan dalam proses

penanganan kasus tindak pidana

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan SOP Surat Pemberitahuan Perkembangan

Penyidikan Polda Kep. Babel meliputi waktu pelaksanaan, metode, prosedur

dan pelaporan.

5. Pengertian

Adapun pengertian-pengertian yang dimaksud dalam peraturan ini

adalah :

a. SOP adalah satu set perintah kerja atau langkah-langkah yang harus

diikuti untuk menjalankan suatu pekerjaan dengan berpedoman pada

tujuan yang harus dicapai.

b. Administrasi penyidikan adalah penatausahaan dan segala

kelengkapan yang disyaratkan undang-undang dalam proses

penyidikan, meliputi pencatatan, pelaporan, pendataan dan

5

pengarsipan atau dokumentasi untuk menjamin ketertiban, kelancaran

dan keseragaman administrasi baik untuk kepentingan peradilan,

operasional maupun pengawasan.

c. Pelapor adalah seseorang karena hak atau kewajibannya berdasarkan

undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau

sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana

d. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang

karena hak atau kewajibannya berdasarkan undang-undang kepada

pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan

terjadinya peristiwa pidana.

e. Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas Polri

tentang adanya pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang

karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang bahwa akan,

sedang, atau telah terjadi peristiwa pidana.

f. Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang

berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak

menurut hukum terhadap seseorang yang telah melakukan tindak

pidana aduan yang merugikannya.

g. Penyelidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang

diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan.

h. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari

dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana

guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut

cara yang diatur oleh undang-undang.

i. Penyidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang

diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.

j. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan

menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta

mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang

tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

6

k. Atasan penyidik adalah penyidik yang berwenang menerbitkan surat

perintah tugas, surat perintah penyelidikan dan surat perintah

penyidikan di wilayah hukum atasan penyidik sesuai peraturan

perundang-undangan.

l. Pengawasan adalah rangkaian kegiatan dan tindakan pengawas

berupa pemantauan terhadap proses penyidikan, berikut tindakan

koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan dalam rangka

tercapainya proses penyidikan sesuai dengan undang-undang dan

peraturan yang berlaku serta menjamin proses pelaksanaan kegiatan

penyidikan perkara dilakukan secara profesional, proporsional dan

transparan yang berlaku.

m. Pengawas penyidikan (wasdik) adalah pejabat Kepolisian Negara

Republik Indonesia yang diberi tugas berdasarkan Surat

Keputusan/Surat Perintah untuk melakukan pengawasan proses

penyidikan perkara dari tingkat Markas Besar Kepolisian Negara

Republik Indonesia sampai dengan tingkat Kepolisian Sektor.

n. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau

keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku

tindak pidana.

o. Kesatuan Kewilayahan Operasional yang selanjutnya disingkat KKO

adalah Sentra Pelayanan Kepolisian pada tingkat Kepolisian Wilayah

Kota Besar/Kepolisian Kota Besar/Kepolisian Resor Metro/Kepolisian

Resor/ Kepolisian Resor Kota.

p. Laporan Hasil Penyelidikan yang selanjutnya disingkat LHP adalah

laporan secara lisan atau tertulis kepada atasan yang memberi perintah

mengenai hasil penyelidikan.

q. Surat Perintah Dimulainya Penyidikan yang selanjutnya disingkat SPDP

adalah surat yang menyatakan berdasarkan bukti permulaan yang

cukup sudah dapat dilakukan penyidikan.

7

r. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Pemyidikan yang

selanjutnya disingkat SP2HP adalah surat pemberitahuan terhadap si

pelapor tentang hasil perkembangan penyidikan.

6. Sistematika

I. PENDAHULUAN

II. TUGAS POKOK

III. PELAKSANAAN

IV. ADMINISTRASI DAN ANGGARAN

V. PENUTUP

VI. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

II. TUGAS POKOK

7. Tugas Pokok Direktorat Reserse Khusus (Dit Reskrimsus)

Ditreskrimsus bertugas menyelenggarakan penyelidikan dan penyidikan

tindak pidana khusus, koordinasi, pengawasan operasional, dan administrasi

penyidikan PPNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas Dit Reskrimsus menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana khusus, antara lain tindak

pidana ekonomi, korupsi, dan tindak pidana tertentu di daerah hukum

Polda;

b. Penganalisisan kasus beserta penanganannya, serta mempelajari dan

mengkaji efektivitas pelaksanaan tugas Ditreskrimsus.

c. Pembinaan teknis, koordinasi, dan pengawasan operasional, serta

administrasi penyidikan oleh PPNS;

d. Pelaksanaan pengawasan penyidikan tindak pidana khusus di

lingkungan Polda; dan

e. Pengumpulan dan pengolahan data serta menyajikan informasi dan

dokumentasi program kegiatan Ditreskrimsus.

8

3III. PELAKSANAAN

8. Ketentuan Umum

a. Pelaksanaan pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan

/penyidikan di lingkungan Reserse Kriminal Khusus Polda Kep. Babel

sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Quick Wins dibidang

Transparasi Penyidikan dilaksanakan oleh fungsi pelaksana reserse

kriminal khusus mulai dari Direktorat Reserse Khusus Polda Kepulauan

Bangka Belitung sampai dengan Unit Reserse Kriminal Polsek/ta.

b. Pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan / penyidikan

dilaksanakan melalui :

1) Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan / Penyidikan

(SP2HP).

2) Desk telpon (petugas penerima pengaduan perkembangan hasil

penyelidikan / penyidikan melalui telpon).

3) Website, pengadu menanyakan perkembangan hasil penyelidikan /

penyidikan melalui Website.

4) SMS, pengadu menanyakan perkembangan hasil penyelidikan /

penyidikan melalui Hand Phone dengan SMS.

5) Gelar Perkara, pengadu menyampaikan keluhannya dalam forum

gelar perkara.

c. Dalam hal kasus yang ditangani merupakan temuan sendiri oleh petugas

atau anggota reskrimsus/reserse polres/ta atau Unit Reserse Polsek

maka pembuatan SP2HP ditujukan kepada atasan penyidik dalam

bentuk Nota Dinas dan atau Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas

(Lapgas).

d. Pelaksanaan supervisi dan asistensi terhadap pelaksanaan pembuatan

SP2HP dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali oleh atasan penyidik

dan Bag Wassidik serta melaporkan hasil pelaksanaannya kepada

Kasatwil.

9

9. Waktu Pelaksanaan

Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan /Penyidikan dibuat dan

disampaikan penyelidik/penyidik kepada pelapor dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan /

Penyidikan (SP2HP)

1) SP2HP pada tingkat penyelidikan untuk kasus ringan / sedang

selama 14 hari sedangkan kasus sulit / sangat sulit selama 30

hari.

2) SP2HP pada tingkat penyidikan untuk kasus :

a) Kasus ringan, SP2HP diberikan pada hari ke- 10, hari ke-20

dan hari ke-30

b) Kasus sedang, SP2HP diberikan pada hari ke-15, hari ke-

30, hari ke-45 dan hari ke-60.

c) Kasus sulit, SP2HP diberikan pada hari ke-15, hari ke-30,

hari ke-45, hari ke-60, hari ke-75 dan hari ke-90.

d) Kasus sangat sulit, SP2HP diberikan pada hari ke-20, hari

ke- 40, hari ke-60, hari ke-80, hari ke-100 dan hari ke-120.

e) Tahap penyelesaian dan penyerahan berkas perkara,

SP2HP diberikan pada saat pelimpahan berkas perkara

tahap pertama. Pada saat berkas perkara dikembalikan

(P.19, P.18) maka SP2HP diberikan setelah dilakukan

pelimpahan kembali ke Jaksa Penuntut Umum, demikian

juga pada saat penyerahan berkas perkara pada tahap

kedua SP2HP disampaikan kepada pelapor.

b. Desk Phone

Desk Phone adalah suatu sarana penerimaan pengaduan dan

pelaporan dari masyarakat melalui telpon dengan dilaksanakan setiap

10

saat pada jam kerja, masyarakat pengadu dapat mengetahui hasil

perkembangan penyelidikan / penyidikan melalui nomor telepon yang

disiapkan hanya oleh masing-masing Subdit Dit Reskrimsus, Sat

Reskrim Polres/ta dan Unit Reskrim Polsek/ta.

c. Website

Merupakan aplikasi berbasis web yang disediakan oleh Bareskrim

Polri yaitu www.bareskrim.go.id dalam rangka mempermudah

masyarakat yang berkepentingan dalam proses penanganan kasus

tindak pidana mengakses perkembangan laporan yang di-input setiap

saat oleh penyelidik/penyidik yang menangani perkara pada pengisian

SPPE (Sistem Pengawasan Penyidikan Elektronik) di web

www.bareskrim.go.id sehingga masyarakat/pengadu dapat sewaktu-

waktu mengetahui hasil perkembangan penyelidikan / penyidikan

melalui Website tersebut.

d. Short Massage Service (SMS)

Merupakan salah satu bentuk pemberitahuan perkembangan hasil

penyelidikan/penyidikan yang disampaikan oleh penyelidik/penyidik

setiap saat ketika pelapor menanyakan perkembangan kasus yang

telah dilaporkan melaui SMS melalui nomor handphone petugas yang

menangani perkaranya.

e. Gelar Perkara

Gelar perkara terdiri dari 2 (dua) model yaitu :

a) Gelar Perkara Biasa (Tahap awal, Pertengahan dan Akhir

penyelesaian penangangan perkara) yang dilaksanakan secara

rutin terjadwal yaitu minimal 1 kali se-minggu, dilaksanakan oleh

Subdit Dit Reskrimsus atau Sat Reskrim Polres/ta atau Unit

Reskrim Polsek yang menangani perkara.

b) Gelar Perkara Luar Biasa dilakukan dalam hal menindaklanjuti

komplain dari pelapor yang disampaikan melalui fungsi

11

pengawasan Internal dari Mabes Polri dan Polda seperti

Itwasum/Itwasda , Propam Mabes/Polda, Wassidik

Bareskrim/Ditreskrimsus atau dari Pengawasan eksternal Polri

seperti Komisi Ombudsman, Kompolnas, dll. Dilaksanakan secara

temporal (sewaktu-waktu) dan menjadi perhatian khusus

pimpinan serta masyarakat.

10. Metode dan Prosedur

a. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan /

Penyidikan (SP2HP)

1) Pembuatan SP2HP dibuat oleh petugas penyelidik/penyidik yang

telah ditunjuk Atasan Penyidik melalui Surat Perintah

Penyelidikan/Penyidikan dengan format Surat tulisan dinas Polri

dan menggunakan kertas ukuran A4.

2) SP2HP terdiri dari 4 model yaitu :

a) Model A1 yaitu SP2HP yang berisikan Pemberitahuan Hasil

Penelitian Laporan.

b) Model A2 yaitu SP2HP yang berisikan Perkembangan Hasil

Penyelidikan dimana perkara yang dilaporkan oleh pelapor

masih belum dapat ditingkatkan ke proses penyidikan.

c) Model A3 yaitu SP2HP yang berisikan Perkembangan Hasil

Penyelidikan dimana perkara yang dilaporkan oleh pelapor

telah dapat ditingkatkan ke proses penyidikan.

d) Model A4 yaitu SP2HP yang berisikan Perkembangan Hasil

Penyidikan yang telah dilakukan Penyidik sesuai dengan

waktu yang ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan perkara

yang ditangani.

e) Model A5 yaitu SP2HP yang berisikan Perkembangan Hasil

Penyidikan dimana perkara yang dilaporkan oleh pelapor

setelah dilakukan upaya maksimal oleh penyidik tidak dapat

12

dilanjutkan ke Penuntut Umum dikarenakan Penghentian

Penyidikan.

Adapun contoh model SP2HP terlampir dibelakang SOP ini.

3) Seluruh model SP2HP yang dibuat oleh penyelidik/penyidik wajib

mencantumkan nama petugas dan nomor handphone petugas

yang menangani perkaranya atau nomor telepon kantor

pelayanan reskrimsus atau e-mail penyidik/website Polda Kep.

Babel untuk memudahkan pelapor sewaktu-waktu berkomunikasi

dengan petugas penyelidik/penyidik untuk mengajukan

pertanyaan atas perkembangan perkara yang dilaporkan.

4) Pengambilan nomor surat SP2HP diambil dari Buku Register

SP2HP (Buku B.18) pada :

a) Bag Binops Ditreskrimsus di tingkat Polda

b) Bag Binops Sat Reskrim di tingkat Polres

c) Unit Reskrim di tingkat Polres

5) Pejabat yang menandatangani SP2HP serendah-rendahnya :

a) Kasubdit Reskrimsus di tingkat Direktorat Reskrimsus Polda

kecuali bila sangat mendesak dapat ditandatangani oleh

Kanit atas sepersetujuan Kasubdit atau Direktur Reskrimsus

b) Kasat Reskrim di tingkat Polres/ta kecuali bila sangat

mendesak dapat ditandatangani oleh Kaur Bin Ops Sat

Reskrim atas sepersetujuan Kasat Reskrim atau Kapolres.

c) Kapolsek dan Wakapolsek di tingkat Polsek/ta kecuali bila

sangat mendesak dapat ditandatangani oleh Kanit Reskrim

atas sepersetujuan Kapolsek/Wakapolsek

6) Tembusan SP2HP ditembuskan kepada :

a) Kapolda, Wakapolda, Irwasda dan Kabid Propam serta

Kabag Wassidik Dit Reskrimsus di Tingkat Polda atau bila

SP2HP penanganan perkara dilakukan oleh Polres/ta

13

b) Kapolres, Wakapolres, Sie Was dan Kanit Propam di Tingkat

Polres/ta atau bila SP2HP penanganan perkara dilakukan

oleh Reserse Polsek/ta.

c) Pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dalam perkara

tersebut bila diperlukan.

7) SP2HP yang telah dibuatkan oleh petugas yang menangani

perkara wajib disampaikan dan diterima oleh Pelapor dengan

dibuktikan adanya paraf penerima atau pelapor sendiri pada

Buku Ekspedisi Pengiriman SP2HP.

8) Petugas yang membuat SP2HP agar mencantumkan secara

jelas dan ringkas hasil pelaksanaan penyelidikan/penyidikan

yang telah dilakukan serta menggunakan Bahasa Indonesia

yang benar dan mudah dimengerti.

9) Petugas yang membuat SP2HP dapat mencantumkan

hambatan-hambatan yang ditemui selama proses

penyelidikan/penyidikan dan dapat meminta bantuan pelapor bila

ada hal-hal lainnya yang dapat memperlancar proses

penyelidikan/penyidikan.

10) Petugas yang membuat SP2HP wajib mencantumkan Rencana

Tindak Lanjut penanganan perkara kepada pelapor sesuai

rencana penyelidikan/penyidikan, arahan atasan penyidik/wasdik

dan atau hasil pelaksanaan gelar perkara.

11) Dalam hal kasus yang ditangani merupakan temuan sendiri oleh

petugas Polri atau anggota reskrimsus/reserse polres/ta atau

Unit Reserse Polsek maka pembuatan SP2HP ditujukan kepada

atasan penyidik dalam bentuk Nota Dinas dan atau Laporan

Hasil Pelaksanaan Tugas (Lapgas).

14

12) SP2HP yang dibuat oleh petugas penyelidik/penyidik merupakan

dokumen yang dapat digunakan oleh Atasan Penyidik untuk

menilai kinerja penyidik/penyidik pembantu dalam menangani

perkara sehingga sebaiknya arsip SP2HP yang telah dibuat dan

terkirim dibuatkan dalam satu Bundel Arsip tersendiri dan

bersama-sama Arsip Berkas Perkara yang telah dibuat petugas.

13) Dalam hal pelapor membuat komplain atas ketidakpuasan dari

penjelasan SP2HP yang dibuat oleh petugas yang menangani

laporan, maka paling lambat 3 hari setelah menerima komplin.

Atas perintah atasan penyidik segera melaksanakan Gelar

Perkara dengan mengundang pelapor tersebut dan melibatkan

fungsi pengawasan internal yang ada di masing-masing satuan

kewilayahan.

b. Desk Phone

1) Setiap saat pada jam kerja, masyarakat/pengadu dapat

mengetahui hasil perkembangan penyelidikan / penyidikan

melalui nomor telpon pelayanan yang disiapkan oleh Dit

Reskrimsus di tingkat Polda, Sat Reskrim Polres/ta dan Polsek/ta.

2) Petugas operator telpon adalah petugas piket fungsi

reskrimsus/piket reskrim polres /piket reskrim polsek yang

disiapkan setiap hari pada jam kerja (07.00 – 15.00) sebanyak 2

(dua) orang yang terdiri dari 1 orang menerima telpon dan 1

orang mencatat isi komplain yang ditanyakan oleh pelapor

mengenai perkembangan perkara yang dilaporkannya didalam

Buku Mutasi Piket Fungsi.

3) Cara menerima telpon :

a) Angkat telpon dan ucapkan salam (selamat

pagi/siang/malam) dengan cara ramah, sopan dan santun.

15

b) Sebutkan nama satker, nama/pangkat penerima telpon,

dengan siapa saya berbicara (untuk memastikan penelpon

adalah pengadu / pelapor / kuasanya yang tercantum dalam

LP) , apa yang perlu saya bantu. Jika bukan orang yang

melapor / mengadu / kuasanya maka keterangan / jawaban

tidak diberikan.

c) Catat materi kasus yang ditanyakan pada Buku Mutasi Piket

d) Dijawab saat itu juga perkembangan kasus yang ditanyakan

sesuai dengan data yang ada

e) Apabila data yang dikehendaki tidak diketemukan, maka

dijawab mohon maaf dan meminta waktu untuk dicarikan

datanya atau mencari petugas yang menanganinya dan

mohon meninggalkan no. telpon yang bisa dihubungi oleh

petugas yang menangni perkaranya sehingga petugas piket

dapat mencatatnya di Buku Mutasi Piket.

g) Ucapkan salam dan terimakasih telah mempercayai kami

untuk menangani perkara saudara.

4) Apabila pelapor/kuasa hukumnya belum puas terhadap

penjelasan yang disampaikan oleh petugas yang menerima

telepon maka petugas piket dapat menyampaikan No. HP

penyidik/penyidik yang menangani perkaranya dan paling lambat

2 (dua) hari setelah menerima telpon dari pelapor/kuasa

hukumnya, petugas yang menangani perkara segera membuat

SP2HP kepada pelapor.

5) Dianjurkan untuk peralatan pada desk telpon adalah telpon kabel

yang bisa memunculkan nomor penelpon, terdapat speaker

phone dan bisa merekam suara penelpon

16

c. Website

Merupakan aplikasi berbasis web yang disediakan oleh Bareskrim

yaitu www.bareskrim.go.id dalam rangka mempermudah masyarakat

yang berkepentingan dalam proses penanganan kasus tindak pidana

mengakses perkembangan laporan yang dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

1) Cara membuka Website dan membuka perkembangan perkara

di Website :

a) Ketik www.bareskrim.go.id pada isian aplikasi Mozilla Firefox

atau ketik “bareskrim” pada aplikasi Google lalu klik tulisan

website www.bareskrim.go.id

b Setelah masuk ke website www.bareskrim.go.id kemudian

klik “info LP” kemudian setelah masuk pada tampilan “info

LP” lalu ketik No. LP dan ketik kode akses yang ada atau

password (password diberikan pada saat menerima surat

tanda terima laporan, saat Laporan Polisi diterima)

c Deskripsi /tampilan yang diberikan kepada pengakses

website, yaitu :

1)) No.LP:

2)) Nama Pelapor :

3)) Jenis Laporan :

4)) Deskripsi Laporan : (berisi perkembangan hasil

penyelidikan dan penyidikan)

2) Penyelidik/penyidik/penyidik pembantu agar terus mengudate

minimal 2 kali se-bulan terhadap perkembangan perkara yang

sedang ditanganinya dan wajib menginput perkembangan

perkara yang ditanganinya pada website www.bareskrim.go.id

yaitu dengan meng-klik SPPe sehingga isi hasil penanganan

perkara tidak menampilkan isi yang sama.

17

d. Short Massage Service

Merupakan layanan pemberitahuan perkembangan

penyelidikan/penyidikan yang dilakukan dengan menggunakan SMS

dimana pelapor telah mengetahui nomor handphone

penyelidik/penyidik/penyidik pembantu yang sedang menangani

perkaranya. Metode pelaksanaan kegiatan pelayanan ini adalah :

1) Pada setiap pembuatan SP2HP wajib mencantumkan nomor

Handphone yang dimiliki oleh penyelidik/penyidik/penyidik

pembantu yang menangani laporan.

2) Penyelidik/penyidik/penyidik pembantu yang menerima SMS dari

pelapor/seseorang yang menanyakan perkembangan perkara

terlebih dahulu menanyakan Nomor STPL (Surat Tanda

Penerimaan Laporan) dan Nomor LP si pengirim SMS untuk

memastikan apakah pengirim SMS merupakan pelapor atau

bukan. Bila bukan pelapor maka petugas tidak memberikan

informasi perkembangan perkara kepada pengirim SMS

tersebut.

3) Bila si pengirim SMS dipastikan membalas SMS dengan

mengirimkan nomor STPL dan Nomor Laporan Polisi-nya maka

Penyelidik/penyidik/penyidik pembantu yang menerima SMS

segera membalas dengan kata-kata yang sopan dan ramah.

Adapun isi SMS balasan adalah :

“ Terima Kasih atas SMS yang sdr/sdri sampaikan kepada kami,

perkembangan perkara yang sdr/sdri laporkan adalah berikut :

………..…..(dst). (diisi dengan singkat perkembangan

penanganan perkara)

Terima kasih mempercayakan kami untuk menangani laporan

sdr/sdri. Apabila sdr/sdri belum puas atas jawaban kami silahkan

18

mendatangi kantor kami untuk bertemu Kompol……. /

Briptu…….”.

4) Bila si pelapor yang mengirimkan SMS menyampaikan bahwa ia

tidak memiliki waktu untuk bertemu di kantor dan pelapor masih

belum puas terhadap jawaban SMS yang dikirimkan

penyelidik/penyidik/penyidik pembantu, maka petugas tersebut

segera menghubungi nomor handphone si pengirim SMS

(pelapor) untuk menjelaskan lebih lanjut dengan bahasa yang

sopan dan ramah.

5) Berita SMS yang disampaikan oleh pelapor dan jawaban

penyelidik/penyidik/penyidik pembantu kepada pelapor agar

dituliskan ke dalam BUKU PENERIMAAN SMS SP2HP yang ada

pada :

a) Masing-masing Subdit Dit Reskrimsus di tingkat Polda

b) Masing-masing Unit Sat Reskrim Polres di tingkat Polres/ta

c) Pada Unit Reskrim Polsek/ta

Adapun bentuk format BUKU PENERIMAAN SMS SP2HP

terlampir dibelakang SOP ini.

6) BUKU PENERIMAAN SMS SP2HP setiap akhir bulan ditutup

dan ditanda tangani oleh :

a) Kasubdit Dit Reskrimsus di tingkat Polda

b) Kasat Reskr im di Tingkat Polres/ta

c) Kapolsek di tingkat Polres.

e. Gelar Perkara

1) Gelar Perkara Biasa dilaksanakan secara rutin terjadwal

minimal 1 (satu) kali se-minggu dilaksanakan dalam hal

menentukan rencana kegiatan proses lidik/sidik perkara yang

19

sedang ditangani Dit Reskrimsus dan Fungsi Reskrim

Polres/Polsek. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Gelar Perkara Biasa secara rutin bertujuan untuk :

- Menentukan kriteria kasus (ringan, sedang, sulit dan

sangat sulit) serta menentukan kegiatan lidik sidik

beserta anggaran lidik/sidik.

- Menentukan pidana atau bukan pidana terhadap perkara

yang sedang ditangani termasuk pasal persangkaan

yang akan dikenakan kepada tersangka

- Menentukan tersangka / penangkapan / penahanan /

penggeledahan dan penyitaan.

- Menentukan kegiatan penyelesaian tahap akhir atas

penanganan perkara yang ditangani dalam hal

menyerahkan berkas perkara kepada JPU tahap pertama

atau sesaat setelah menerima pengembalian berkas

dengan petunjuk Jaksa, P.19 dan P.18.

b) Susunan Manajemen Gelar Perkara Biasa, merupakan

personel internal Direktorat Reskrimsus, Sat Reskrim,

Polsek/ta :

● Tingkat Polda

- Pimpinan : Wadir Krimsus/Kasubdit Dit Reskrimsus

yang sedang menangani perkara

- Sekertaris : Kanit yang menangani perkara atau

Pama/Ba Bag Wassidik Dit Reskrimsus.

- Pemapar : Penyidik/Penyidik Pembantu yang

menangani perkara

- Peserta : - Pamen/Pama/Bintara Dit Reskrimsus

untuk menambah saran dan masukan

(bila diperlukan)

20

- Instansi lainnya dalam hal diperlukan

pendapat ahli yang terkait dengan

tindak pidana yang ditangani (bila

diperlukan)

- Pelapor dan atau Kuasa Hukum (bila

diperlukan)

● Tingkat Polres/ta

- Pimpinan : Kasat Reskrim/KBO Reskrim

- Sekertaris : Kanit yang menangani perkara atau Staf

Binops Sat Reskrim

- Pemapar : Penyidik/Penyidik pembantu yang

menangani perkara

- Peserta : - Pama/bintara Sat Reskrim Polres

untuk menambah masukan dan saran

- Perwira/Ba Wasdik Polres

- Perwakilan Unit Reskrim Polsek (bila

diperlukan)

- Pamen/pama senior Polres/ta yang

pernah bertugas di fungsi reserse

(bila diperlukan)

- Instansi lainnya dalam hal diperlukan

pendapat ahli yang terkait dengan

tindak pidana yang ditangani (bila

diperlukan)

- Korban dan atau Kuasa Hukum (bila

diperlukan)

● Tingkat Polsek/ta

- Pimpinan : Kapolsek/Wakapolsek

- Sekertaris : Kanit Reskrim Polsek

21

- Pemapar : Penyidik/Penyidik pembantu yang

menangani perkara

- Peserta : - Pama/bintara Unit Reskrim untuk

menambah saran dan masukan.

- Pama/Bintara Wasdik

- Pama/Bintara senior Polsek yang

pernah bertugas di Fungsi Reskrim

(bila diperlukan)

- Instansi lainnya dalam hal diperlukan

pendapat ahli yang terkait dengan

tindak pidana yang ditangani

- Korban dan atau Kuasa Hukum (bila

diperlukan)

2) Gelar Perkara Luar Biasa yang dilaksanakan Gelar

diselenggarakan dalam keadaan tertentu, mendesak, untuk

menghadapi keadaan darurat, atau untuk mengatasi masalah

yang membutuhkan koordinasi intensif antara penyidik dan para

pejabat terkait. Dilaksanakan secara temporal (sewaktu-waktu)

pada Tingkat Polda dan Polres/ta adapun pelaksanaannya

adalah sebagai berikut :

a) Tujuan pelaksanaan Gelar Perkara Luar Biasa yaitu :

- Menanggapi/mengkaji adanya keluhan dari pelapor,

tersangka, keluarga tersangka, penasihat hukumnya,

maupun pihak-pihak lain yang terkait dengan perkara

yang disidik yang disampaikan melalui lembaga

pengawas internal atau eksternal Polri ;

- Melakukan tindakan kepolisian terhadap seseorang yang

mendapat perlakuan khusus menurut peraturan

perundang-undangan;

22

- Menentukan langkah-langkah penyidikan terhadap

perkara pidana yang luar biasa;

- Memutuskan penghentian penyelidikan dan penyidikan ;

- Melakukan tindakan koreksi terhadap dugaan terjadinya

penyimpangan; dan/atau

- Menentukan pemusnahan dan pelelangan barang sitaan.

b) Perkara pidana luar biasa sebagaimana dimaksud diatas

meliputi perkara: atensi Presiden atau pejabat pemerintah;

atensi atensi pimpinan Polri; perhatian publik secara luas;

melibatkan tokoh formal/informal dan berdampak massal;

berada pada hukum perdata dan hukum pidana;

mencakup beberapa peraturan perundang-undangan yang

tumpang tindih; penanganannya mengakibatkan dampak

nasional di bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial,

budaya/agama atau keamanan; penanganannya

berkemungkinan menimbulkan reaksi massal.

c) Susunan Manajemen Gelar Perkara Luar Biasa :

● Tingkat Polda

- Pimpinan : Dir Reskrimsus/Wadir

- Sekertaris : Kabag Wassidik Dit Reskrimsus atau

Staf Wassidik Dit Reskrimsus

- Pemapar : Kasubdit dan atau Kanit yang

menangani perkara

- Peserta : - Perwakilan dari Perwira Itwasda, Bid.

Binkum, Bid Propam

- Penyelidik/Penyidik Pembantu yang

menangani perkara dan Personel Dit

Reskrimsus.

23

- Fungsi Pengawas dari Mabes Polri

dan atau Wassidik Bareskrim (bila

hadir)

- Instansi lainnya dalam hal diperlukan

pendapat ahli yang terkait dengan

tindak pidana yang ditangani

- Pelapor dan atau kuasa hukum (bila

diperlukan)

- Terlapor dan atau kuasa hukum (bila

diperlukan

● Tingkat Polres/ta

- Pimpinan : Kapolres/Wakapolres

- Sekertaris : Kasat Reskrim/ KBO Reskrim/staf

- Pemapar : Kanit / penyidik/penyidik pembantu yang

menangani perkara

- Peserta : - Fungsi Pengawas dari Perwira

Itwasda, Bid. Binkum, Bid Propam

Polda (bila diperlukan)

- Perwakilan dari Sie Was dan Kanit

Propam Polres/ta.

- Pama/Bintara Wasdik

- Personel Sat Reskrim Polres/ta dan

Reskrim Polsek/ta.

- Instansi lainnya dalam hal diperlukan

pendapat ahli yang terkait dengan

tindak pidana yang ditangani

- Pelapor dan atau Kuasa Hukum (bila

diperlukan)

- Terlapor dan atau kuasa hukum (bila

diperlukan)

24

3) Tata cara gelar perkara :

a) Penyelenggaraan gelar perkara meliputi 3 (tiga) tahapan,

yaitu: persiapan; pelaksanaan; dan kelanjutan hasil gelar

perkara.

b) Tahap persiapan gelar perkara sebagaimana dimaksud

diatas meliputi :

- Penyiapan bahan paparan gelar perkara oleh Tim

Penyidik minimal meliputi : kronologi perkara; anatomy

of crime perkara; hasil kegiatan yang sudah

dilaksanakan; pasal yang dipersangkakan

(memperhatikan fakta yang didapat dari hasil riksa

saksi, ahli, tersangka dan surat atau alat bukti lainnya

yang diatur UU yang berkenaan dengan kriminal

khusus (lex specialis)); hambatan-hambatan; rencana

tindak lanjut dan kesimpulan

- Penyiapan sarana dan prasarana gelar perkara

meliputi Laptop, OHP/slide Proyektor; alat tulis,

konsumsi, daftar hadir dan buku-buku literatur berupa

peraturan perundang-undangan, PP, permen

(peraturan menteri), yurisprudensi, buku karangan

pakar hukum lainnya

- Penyiapan dan pengiriman undangan Gelar Perkara

berupa : Nota Dinas Undangan Gelar Perkara bagi

personel Internal Satwil (Polda/Polres/Polsek) dan

Pengiriman Surat Undangan Gelar Perkara yang

ditujukan kepada pelapor, instansi terkait atau satuan

atas

c) Tahap pelaksanaan gelar sebagaimana dimaksud diatas

meliputi:

25

- Pembukaan gelar perkara oleh pimpinan gelar perkara;

- Paparan Tim Penyidik tentang pokok perkara, pelaksanaan

penyidikan, dan hasil penyidikan yang telah dilaksanakan;

- Tanggapan para peserta gelar perkara;

- Diskusi permasalahan yang terkait dalam penyidikan perkara;

dan

- Kesimpulan gelar perkara yang dibacakan oleh Sekertaris

Gelar Perkara .

d) Tahap kelanjutan hasil gelar perkara sebagaimana dimaksud

diatas meliputi:

- Pembuatan laporan hasil gelar perkara;

- Penyampaian laporan kepada pejabat yang berwenang;

- Arahan dan disposisi pejabat yang berwenang;

- Pelaksanaan hasil gelar oleh Tim penyidik; dan

- Pengecekan pelaksanaan hasil gelar oleh Perwira

Pengawas Penyidik

4) Keputusan Gelar Perkara bersifat mengikat dan wajib

dilaksanakan oleh Tim Penyidik yang menangani perkara,

adapun dalam hal tidak dapat dilaksanakan tanpa ada alasan

yang patut atau bertanggungjawab dan tidak dilaporkan kepada

atasan penyidik akan diberi sanksi sesuai aturan yang berlaku di

Kepolisian Negara RI (Kode Etik dan Profesi, Sanksi Ankum dan

atau sanksi yang diatur dalam Pasal 55 huruf a,b,c dan d Perkap

12 Tahun 2008).

5) Dalam hal apabila pimpinan gelar perkara (atasan penyidik)

menilai diperlukan pembuatan SP2HP untuk menindak lanjuti

hasil gelar perkara, Penyelidik/Penyidik/Penyidik Pembantu

26

paling lambat 2 (hari) setelah gelar perkara membuat SP2HP

kepada pelapor yang berisi ringkasan kesimpulan Gelar Perkara.

6) Administrasi Gelar Perkara berupa Undangan, Daftar Hadir dan

Notulen Gelar Perkara dibuat minimal 3 (tiga) rangkap oleh

Penyidik/penyidik pembantu untuk : sebagai tembusan bagi

atasan penyidik atau pimpinan, itwasda/propam, Bag Wassidik

dan Arsip penyidik/penyidik pembantu.

IV. ADMINISTRASI DAN ANGGARAN

11. Administrasi

Administrasi yang digunakan disesuaikan dengan jukminu yang berlaku

dilingkungan Polri dan adminsitrasi penyidikan (mindik) yang berlaku di

lingkungan reserse dengan mengedepankan asas profesionalitas,

proporsional, transparansi dan patuh hokum

12. Anggaran

Anggaran yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan yang diatur dalam

SOP ini adalah anggaran dinas sesuai dengan alokasi yang ada dalam RKA-

KL/ DIPA pada Direktorat Kriminal Khusus Polda Kep. Babel dan Satuan

kewilayahan (Polres/ta).

V. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

a. Fungsi pengawasan dan pengendalian dimaksudkan agar suatu tujuan yang

telah ditentukan dapat berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan guna

memperoleh hasil yang optimal;

b. Pengawasan dan pengendalian di lingkungan Direktorat Reserse Kriminal

Khusus dilaksanakan oleh Direktur Reskrimsus dibantu oleh Wadir

Reskrimsus, Kabag Wassidik dan masing-masing Kasubdit Reskrimsus;

27

c. Pengawasan dan pengendalian di lingkungan Satfung Reskrim Polres/ta dan

Unit Polsek/ta dilaksanakan oleh Kapolres/ta dibantu oleh Wakapolres, Kasat

Reskrim dan Kapolsek, berkoordinasi dengan Direktur Reskrimsus Polda

Kep. Babel

d. Dalam melaksanakan tugasnya setiap pejabat pelaksana tugas memiliki

kewajiban untuk :

1) Mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi

penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2) Mengelola sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien serta

meningkatkan kemampuan dan daya gunanya;

3) Menjamin ketertiban pelaksanaannya dan menggunakannya seoptimal

dan seefisien mungkin bagi keberhasilan pelaksanaan tugas;

4) Menindaklanjuti setiap kebijakan pimpinan sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

e. Setiap penyidik/penyidik pembantu wajib mematuhi perintah / petunjuk dari

atasan penyidik sesuai wewenang dan tanggungjawabnya.

VI. PENUTUP

Demikian penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Surat

Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan/Penyidikan Di Lingkungan

Direktorat Reskrimsus Polda Kep. Babel dan jajaran, agar dapat dilaksanakan oleh

personel Dit Reskrimsus dan jajaran yang terlibat secara terarah, tertib dan

mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Pangkalpinang, Desember 2011

DIREKTUR RESKRIMSUS POLDA KEP. BABEL

Drs. MARTUANI SORMIN, M.Si KOMBES POL NRP. 63050897

Paraf:

1. Konseptor : ……………..

2. Wadir : …..…………

28

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DIREKTORAT RESKRIMSUS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL

PENYELIDIKAN/PENYIDIKAN (SP2HP)

KEPUTUSAN DIREKTUR RESKRIMSUS POLDA KEP. BABEL NOMOR : KEP/……./XI/2011 TANGGAL ….DESEMBER 2011

29

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DIREKTORAT RESKRIMSUS

KEPUTUSAN DIR RESKRIMSUS POLDA KEP. BANGKA BELITUNG

Nomor : KEP / / XI / 2011

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL

PENYELIDIKAN/PENYIDIKAN (SP2HP)

DIREKTUR RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA KEP. BANGKA BELITUNG

Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan implementasi quick wins di bidang reskrimsus diperlukan Standar Operasional Prosedur (SOP) maka dipandang perlu menetapkan Keputusan Direktur Reskrimsus Polda Kep. Bangka Belitung ini.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (lembaran negara Republik Indonesia Tahu 1999 Nomor

165, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3886)

3. SKEP Kapolri Nomor : SKEP/360/VI/2005 Tanggal 10 Juni 2005

tentang Grand Strategi Polri 2005-2025.

4. KEP Kapolri Nomor : KEP/53/I/2010 Tanggal 29 Januari 2010

tentang Rencana Strategis Polri 2010-2014

5. Arah Kebijakan Kapolri tentang Revitalisasi Polri menuju

pelayanan Prima Guna Terwujudnya Kepercayaan Masyarakat.

-1-

30

6. KEP Kapolri Nomor : KEP/346/VI/2011 Tanggal 21 Juni 2011

tentang Pengesahan Road Map RBP Gelombang II Tahun 2011-

2014

7. Peraturan Kapolri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pengawasan

dan Pengendalian Penangana Perkara Pidana di Lingkungan

Kepolisian Negara Republik Indonesia.

8. Surat Kapolda Kep. Babel Nomor : B/1264/IV/2011 Tanggal 07

April 2011 Tentang Arahan Teknis Implementasi RBP Dalam

Rangka Penyusunan/Pembuatan Rancangan Secara Sistem

dengan Membuat Standart Pelayanan Publik, HTCK dan SOP

secara Komprehensif , Tegas dan Jelas

Memperhatikan : Pertimbangan dan saran Staf Dit Reskrimsus Polda Kep. Babel.

M E M U T U S K A N

Menetapkan : 1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Surat Pemberitahuan Perkembangan Penyelidikan/Penyidikan di Lingkungan Direktorat Reskrimsus Polda Kep. Babel dan jajaran sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan Dir Reskrimsus untuk dijadikan dasar pelaksanaan kegiatan di lingkungan fungsi reserse kriminal khusus.

2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Pangkal Pinang Pada Tanggal : Desember 2011 DIREKTUR RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA KEP. BABEL

Drs. MARTUANI SORMIN, M.Si KOMBES POL NRP. 63050897

Paraf:

1. Konseptor : ………………..

2. Wadir : …………………

-2-

31

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1

1. Latar belakang ……………………………………………………… 1

2. Dasar …………………………………………………………….. 3

3. Maksud dan Tujuan ……………………………………………… 4

4. Ruang Lingkup ……………………………………………………… 4

5. Pengertian ……………………………………………………… 4

6. Sistematika ……………………………………………………… 7

II. TUGAS POKOK ……………………………………………………… 7

7. Tugas Pokok Dit Reskrimsus ……………………………………… 7

3III. PELAKSANAAN ……………………………………………………… 8

8. Ketentuan Umum …………………………………………………… 8

9. Waktu Pelaksanaan ………………………………………………. 9

10. Metode dan Prosedur ..………………………………………………. 11

IV. ADMINISTRASI DAN ANGGARAN ……………………………………… 26

11. Administrasi ……………………………………………………… 26

12. Anggaran ……………………………………………………… 26

V. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ……………………………… 26

VI. PENUTUP ……………………………………………………………… 27

Lampiran-lampiran