lansia

17
KONSEP KELUARGA LANSIA A. Pengertian Lansia Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadi tidak bisa dihindari oleh siapapun, namn manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dann fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakkan yang diderita. B. Batasan-Batasan Usia Lanjut 1. Menurut WHO a. Usia pertengahan (middle age) : 45-59tahun b. Usia lanjut (elderly) : 60 – 74 tahun c. Usia lanjut tua (old age) : 75 – 90 tahun d. Usia sangat tua (very old) : > 90 tahun 2. Menurut Prof. Dr. Koesmarto Suryonegoro a. Dewasa muda (elderly adulthood) : 18 / 20 – 25 tahun b. Dewsa penuh (middle years) atau maturitas : 25 – 60 / 65 tahun c. Lanjut usia : 75 - 80 tahun d. Very old : > 80 tahun 3. Menurut UU No. 4 tahun 1965 lajut usia adalah seseorang yang usia 60 tahun (BAB I pasal 1 ayat 2) 4. Usia Psikologi : Yang menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapi. Usia Sosial : Yang menunjukkan kepada peran-[eran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya

Upload: dini-sarassati

Post on 24-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gh

TRANSCRIPT

KONSEP KELUARGA LANSIA

A. Pengertian Lansia

Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia

panjang, terjadi tidak bisa dihindari oleh siapapun, namn manusia dapat berupaya untuk

menghambat kejadiannya. Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan-lahan kemampuan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

mempertahankan struktur dann fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas

(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakkan yang diderita.

B. Batasan-Batasan Usia Lanjut

1. Menurut WHO

a. Usia pertengahan (middle age) : 45-59tahun

b. Usia lanjut (elderly) : 60 – 74 tahun

c. Usia lanjut tua (old age) : 75 – 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) : > 90 tahun

2. Menurut Prof. Dr. Koesmarto Suryonegoro

a. Dewasa muda (elderly adulthood) : 18 / 20 – 25 tahun

b. Dewsa penuh (middle years) atau maturitas : 25 – 60 / 65 tahun

c. Lanjut usia : 75 - 80 tahun

d. Very old : > 80 tahun

3. Menurut UU No. 4 tahun 1965 lajut usia adalah seseorang yang usia 60 tahun (BAB I

pasal 1 ayat 2)

4. Usia Psikologi :

Yang menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk

mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang

dihadapi.

Usia Sosial : Yang menunjukkan kepada peran-[eran yang diharapkan atau

diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya

Usia Biologis : Yang menunjukkan kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada di

dalam keadaan hidup tidak mati.

5. Menurut Dra. Nya Jos Maedani

a. Fase inventus : 25 – 40 tahun

b. Fase verilitas : 40 – 50 tahun

c. Fase prasenium : 55 – 65 tahun

C. Teori-Teori Proses Menua

1. Proses individual

a. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda

b. Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda

c. Tidak ada satu faktor pun ditentukan untuk mencegah proses menua

2. Teori-teori

a. Secara keturunan dan atau mutasi (somatic mutatic theory) setiap sel pada saatnya akan

mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari pada sel-sel kelamin.

b. Pemakaian dan rusak, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sl-sel tubuh lelah (terpakai).

c. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari produk

sisa, sebagai contoh adanya pigmen upo fructine di sel otot ja di sel otot jantung dan sel susunan

saraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan mengganggu fungsi sel itu sendiri.

d. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

e. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekuurangan gizi.

f. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)

3. Teori Genetik Clock

Menurt teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesies-spesies tertentu tiap 3

spesies yang telah berputar menurut replikasi sel bila jam kita akan meninggal dunia. Meskipun

tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir kotastrofal.

4. Teori social

a. Teori interaksi social (Sosial Exchange Theory)

Menjelaskan mengapa lansiabertindak pada suatu situais tertentu yaitu atas dasar hal-hal yang

dihargai masyarakat.

b. Teori penarikan diri (Disagagement Theory)

Dengan bertambahnya usia, seseorang berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan

social, keadaan ini meningkatkan prose interaksi social lanjut usia menurun.

c. Teori aktifitas (Activity Theory)

Teori aktfitas dikembangkan oleh Palerma (1965) dan et all (1972) yang mengatakan bahwa

penuaan tergantung dari bagaimana seseorang lansia merasakan kepuasan dalam melakkan

aktifitas.

Pokok-pokok teori aktifitas yaitu :

1) Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan terlibat sepenuhnya dan lansia

dimasyarakat.

2) Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seseorang lansia.

d. Teori kesinambungan

Pokok-pokok teori kesinambungan :

1) Lansia tidak disarankan untuk dilepaskan peran ata harus aktif dalam proses penuaan akan

tetapi ada pengalamannya dimasa lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau yang

dihilangkan.

2) Peran lansia yang tidak perlu diganti.

3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai macam adaptasi.

e. Teori perkembangan (Development Theory)

Pokok-pokok teori perkembangan :

1) Masalah merupakan saat lanjut usia merumuskan seluruh masa kehidupan.

2) Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan social yang baru yaitu pension

dan menduda.

3) Lanjut usia harus menyesuaikan diri akibat perannya yang berakhir di dalam keluarga,

kehilangan identitas dan hubungan sosalnya.

f. Teori stratifikasi usia (Age Stratification Theory)

Pokok-pokok teiori stratifikasi :

1) Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat

2) Terdapatnya transisis yang dialam ooleh kelompok

3) Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran di antara penduduk

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan

1. Herediter/keturunan

2. Nutrisi/makanan

3. Status kesehatan

4. Pengalaman hidup

5. Lingkungan

6. Stress

E. Perubahan-Perubahan Pada Usia Lanjut

1. Perubahan-perubahan fisik :

• Sel

• Lebih sedikit jumlahnya

• Lebih besar ukurannya

• Berkurangnya jumlah cairan tubuh

2 System persyarafan

Cepatnya penurunan hubungan persyarafan

§ Lamnbat dalam respon dan waktu untuk bereaksi

§ Mengecilnya syaraf panca indra

c. System pendengaran

§ Presbiakus (gangguan pada pendengaran)

§ Membrane tympani menjadi atropi memyebabkan aterosklerosis

§ Pterjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras atau meningkatnya keratin

d. System pengelihatan

§ Kornea lebih berbentuk sfelis (bola)

§ Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)

§ Daya adaptasai terhadap kegelapan lebih lambat susah melihat dalam cahaya gelap

§ Hilangnya daya akomodasi

§ Menurunnya lapang pandang (berkurang luas pandang)

§ Menurunnya daya membedakan warna

e. System kardiovaskuler

§ Katub jantung menebal dan menjadi kaku

§ Kemampuan jantung memompa darah, menurun 1% setiap tahun sesudah usia 20 tahun

§ Kehilanggan elastisitas pembuluh darah

§ Tekanan darah meningkat

f. System respirasi

§ Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku

§ Menurunnya sktifitas dari silia

§ Paru-paru kehilangan elastisitas

§ Alveoali ukuranya melebar dri biasa dan jumlahnya berkurang

§ Oksigen pada arter menurun menjdi 75 mmHg

§ Oksigen pada arteri tidak diganti

g. System gastrointestinal

§ Kehilangan gigi penyebabnya adallah periodontal deases

§ Otot veika urinaria menjadi lemah dan kapasitas menurun

§ Pembesaran prosta ± 75% dialami oleh pria diatas 65 tahun

§ Atrofi vulva

§ Vagina, selaput lender menjadi kering, elastisitas jaringan menurun

§ Daya seksal masih ada tidak ada batasan umur tertentu dimana fungsi seksual berhenti

h. System endokrin

§ Produksi dari semua hormone menurun

§ Fungsi dari paratiroid dan funginya tidak berubah

§ Pituitary, pertumbuhan hhormon ada tetapi lebih rendah

§ Menurunnya produksi tiroid

§ Menurunya produksi aldosteron

§ Menurunnya sekresi hormone kelamin

i. System integumen

§ Kulit mengkerut atau keriput

§ Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu

§ Rambut dalam hidung dan telingan menebal

2. Perubahan-perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhhi perubahan mental :

a. Perubahan fisik

b. Kesehatan umum

c. Tingkat pendidikan

d. Keturunan

e. lingkungan

3. Perubahan-perubahan psikososial

a. Pensiunan

b. Merasakan atau sadar akan kematian

c. Perubahan dalam cara hidup

d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan

e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan

f. Kesepian akibat dari pengasingan dari lingkungan sosial

g. Gangguan syaraf panca indra, timbul kebutaan atau ketulian

h. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan

i. Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik

F. Tugas-Tugas Perkembangan Lansia

1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

Mempertahankan terhadap hidup seseorang merupakan suatu prediktor kesejahteraan

yang baik ntuk lansia. Kebanyakan lansia tinggal dirumahnya sendiri yang pada

umumnya dapat menyesuaikan diri lebih baik dari pada yang tinggal dirumah anak atau

keluarga mereka. Perumahan setelah masa pensiun sering kali menjadi masalah meskipun

kebanyakan lansia memiliki rumah sendiri tetapi sebagian besar rumah telah tua dan

rusak.

2. Menyesuaikan pendapatan yang menurun

Saat pensiun terjadi penurunan pendapatan secara tajam seiring berjalannya waktu

pendapatan menurun kebutuhan meningkat seiring unculnya masalah kesehatan

megakibatkan penggunaan pelayanan kesehatan meningkat.

3. Mempertahankan hubungan perkawinan

Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung

bagi pasangan lansia. Riset menunjukkan meskipun terjadi penurunan kapasitas seksual

secara perlahan-perlahan namun keinginan dalam kegiatan seksual terus, bahkan

meningkat walaupun menurun karena adanya masalah sosio emosional.

4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan peran

Secara umum merupakan tugas perkembangan yang paling traumatis. Menurut penelitian

lansia, bahwa lansia wanita lebih mendeita karena kematian pasangannya disbanding

pria. Lansia menyadari kesadaran akan sebagai proes kehidupan yang normal, akan tetapi

kesadaran akan menyesuaikan dengan mmudah terhadap kematian.

5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

Keluarga merupakan fokus interaksi social dan sumber utama dukungan social. Lansia

biasanya menarik diri dari aktifitas-aktifitasnya. Hubungan dengan pasangan anak dan

cucu-cucunya menjadi lebih penting. Anggota keluarga merupakan sumber utama

bantuan interaksi social.

6. Melakukan Life review

Berbicara tentang kehidupan masa lalu lansia menjadi aktifitas yang vital dan umum

karena aktifitas ini menggambarkan suatu penelaahan terhadap arti sentral dari kehidupan

lansia.

G. Masalah dan Penyakit yang Sering Dihadapi oleh Usia Lanjut

1. Mudah jatuh

Ada 2 faktor penyebab mudah jatuh, yaitu :

a. Faktor intrinsik

Gangguan jantung atau sistem sirkulasi darah

Gangguan sistem susunan syaraf

Gangguan sistem anggota gerak

Pengaruh obat-obatan yang dipakai

Gangguan sistem pengelihatan

Gangguan psikologis

b. Faktor ekstrinsik atau pengaruh lingkungan sekitar

Cahaya ruang yang kurang terang

Lingkungan yang tidak biasa bagi lanjut usia sehingga dirasa asing pada sekitarnya

Lantai yang licin

2. Mudah lelah, hal ini disebabkan :

a. Factor psikologis, yaitu perasaan bosan, keletihan,atau perasaan depresi

b. Ganggan organis, yaitu anemia, kekurangn vitamin, perubahan pada tulang

(osteomalasia), gangguan pncernaan, kelaianan metabolisme (diabetes melitius,

hipertiroid)

c. Pengaruh obat-obatan misalnya penggunaan obat penenang, obat jantung, obat yang

melelahkan daya kerja otot.

3. Nyeri dada

a. Penyakit jantung koroner yang menyebabkan iskemia jantung

b. Aneurisma aorta

c. perikarditis

4. Kekacauan mental akut, disebabkan :

a. Keracunan

b. Penyakit infeksi demam tinggi

c. Alcohol

d. Penyakit metabolisme

e. Dehidrasi atau kekurangan cairan

f. Gangguan fungsi otak

g. Gagguan fungsi hati

h. Radang selaput otak (meningitis)

5. Sesak nafas pada waktu melakukan kearaja fisik, dapat disebabkan oleh :

a. Kelemahan jantung

b. Gangguan sistem saluran nafas

c. Karena BB berlebihan (overweight)

d. anemia

6. Berdebar-debar (palpitasi), dapat disebabkan oleh :

a. Gangguan irama jantung

b. Keadaan umum adan yang lemah karena penyakit kronis

c. Factor-aktor psikologis dan lain-lain

Bila ketiga gejala nyeri dada, sesak nafas, dan berdebar-debar terjadi bersamaan dalam

waktu yang sama kemungkinan besar adalah disebabkan karena gangguan pada jantung.

7. Pembenkakan kaki bagian bawah, dapat disebabkan :

a. Kaki yang lama digantung (edema gravitasi

b. Gagal jantung

c. Bendungan pada vena pada bagian bawah

d. Kekurangan vitamin B1

8. Nyeri pinggang atau punggung, dapat disebabkan :

a. Gangguan sendi-sendi atau susunan sendi pada susunan tulang belakang (osteomalasia,

osteoporosis, osteoartritis)

b. Gangguan pankeas

c. Kelainan ginjal (batu ginjal)

d. Gangguan pada rahim

e. Gangguan pada kelenjar prostat

f. Gangguan pada otot-otot badan

9. Nyeri pada sendi pinggul, misalnya :

a. Radang sendi (artritis)

b. Sendi tlang yang keropos (osteoporosis)

c. Kelainan tulang sendi (fraktur, dislokasi)

d. Akibat kelainan pada syaraf, dari punggung bagian bwah yang terjepit

10. BB menurun, dapat disebabkan :

a. Karena kurang nafsu makan, karna kurangnya gairah hidup atau kelesuan

b. Adanya penyakit kronis

c. Gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan terganggu

d. Factor social ekonomi (pensin)

11. Sukar menahan BAK(sering ngompol), dapat disebabkan :

a. Obat yang mengakibatkan sering berkemih atau obat penenang yang terlalu banyak

b. Radang kandung kemih

c. Radang saluran kemih

d. Kelanan persyarafan pada kandung kemih

e. Faktor psikologis

12. Sukar menahan BAB, dapat disebabkan :

a. Obat-obat pencahar perut

b. Keadaan diare

c. Kelainan pada usus besar

d. Kelainan pada ujung saluran pencernaan (pada rectum-usus)

13. Gangguan sulit tidur, dapat disebabkan :

a. Faktor ekstrinsik (luar), misalnya lingkungan yang kurang tenang

b. Faktor intrinsik, bisa organik dan bisa psikogenik :

1) Organik : nyeri, gatal-gatal, dan penyakit tertent yang membuat gelisah dan

lain-lain.

2) Pskogenik : depresi, kecemasan, iritabilitas.

14. Keluhan perasaan dingin, kesemutan pada anggota badan, dapat disebabkan :

a. Gangguan sirkulasi darah local

b. Gangguan persyarafan umum (gangguan pada kontrol)

c. Gangguan pada persyarafan local pada bagian anggota badan

15. Mudah gatal-gatal,hal ini disebabkan karena :

a. Kelainan kulit : kering, degenerative (exzeme kulit)

b. Penyakit sistemik : diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit hati (hepatitis

kronis), keadaan alergi, dan lain-lain

pada orang-orang sakit dengan lanjut usia sering kali harus dipertimbangkan

kemungkinan adanya penyakit keganasan tumorpada organ tertentu yang mudah

menyebar pada orga tubuh yang lain.

16. Keluhan pusing-pusing dan sakit kepala, dapat disebabkan oleh :

a. Gangguan lokal, misalnya : vascular, migraine (sakit kepala sebelah), mata glauonma

tekanan bola mata yang tinggi.

b. Penyakit sistematis yang menimbulkan hipoglikemi (kadar gula dalam darah yang

tinggi)

c. Psikologik, seperti perasaan cemas, depresi, kurang tidur, kekacauan pikiran

H. Karakteristik Positif dan Negatif Pada Keluarga Lansia

1. Karakteristik positif

a. Mendapatkan banyak pengalaman dalam hidupnya

b. Perkembangan psikososial : sisa hidup sebagai arti hidup keseluruhan, bertanya-tanya.

c. Perkembangan emosional : arif, bijaksana, percaya

d. Perkembangan moral atau agama : lebih berorientasi pada agama, perbahan sistem

nilai dari orientasi materi ke orientasi nilai

e. Spiritualitas yang semakin matang

f. Menerima kematian

g. Adaptasi keperibahan kemampan fisik terpenting

h. Kebebasan untuk kehidupan :pengembangan hob baru, pengunduran diri, situasi

keluarga dan kesehatan

i. Menerima keunikan terhadap pribadi

2. Karakteristik negatif

a. Mengalami perubahan fisiologis, misalnya pada wanita mengalami menopause

b. Mengalami perubahan mental

c. Mengalami perubahan psikososial :

§ Pensiun

§ Sadar akan kematian

§ Kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga

d. Kadang-kadang bersifat menang sendiri

e. Rasa kehilangan dan memandang rendah orang lain

f. Timbulnya penyakit kronis

I. Tingkatan Perawatan Kesehatan Lansia

1. Perawatan sendiri

Setiap orang harus menjaga kesehatannya sendiri. Orang-orang lanjut usia terutama harus

didorong untuk melakukannya Karen hal ini merupakan cara terbik untuk tetap aktif.

Semakin mandiri orang lanjut usia tersebut, maka hal itu akan semakin baik pula bagi

mereka dan keluarga.

2. Perawatan keluarga

Banyak orang usia lanjut tidak dapat melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri.

Keluarga orang-orang lanjut usia harus membantu mereka dalam hal-hal yang tidak dapat

mereka lakukan.

3. Perawatan masyarakat

Terkadang seluruh anggota keluarga harus pergi bekerja sehingga bagi lansia yang tidak

dapat mengurus dirinya sendiri seyogyanya ada warga lain yang dapat membantu lansia

tersebut.dengan mempersiapkan makanan atau hal lain untuk lansia tersebut. Kader

kesehatan masyarakat bertanggung jawab untuk menghapuskan problem kesehatan lansia

dan membantu keluargannya untuk merawat lansia lebih baik.

J. Tujuan Perawatan Kesehatan Lansia

1. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut

dengan jalan perawatan dan pencegahan

2. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien

lanjut usia

3. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit mengalami

gangguan tertentu (kronis maupun akut)

4. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan

menegakan diagnose yang tepat dan dini bila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu.

5. Mencai upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu

gangguan penyakit, masih dapat memperthankan kebebasan yang semaksimal tanpa perlu

suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)

K. Peran Perawat dalam Mengupayakan Kesehatan Lansia

1. Upaya promotif

Adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan dan semangat hidup lansia agar tetap

berguna dan dihargai bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Upaya-upaya ini dapat berupa :

a. Kesegaran jasmani dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan lansia

b. Penyuluhan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

c. Penyuluhan tentang penggunaan alat bantu misalnya kaca mata, alat bantu dengar

d. Membina keterampilan agar dapat mengembangkan hobi

e. Melibatkan lansia dalam kegiatan sosialsesuai denngan kemampuan

f. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan pada Tuhan YME

2. Paya preventif

Adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun

komplikasinya yang disebabkan oleh proses ketuaan.

a. Pemeriksaan kesehatan berkala

b. Kesegaan jasmani

c. Penyuluhan kesehatan

d. Pembinaan mental lansia dalam meningkatkan ketaqwaan pada Tuhan

3. Upaya kuratif

Adalah upaya pengobatan bagi lansia yang sakit, upaya dapat berupa :

a. Pelayanan kesehatan dasar

b. Upaya kesehatan spesialistik melalui sistem rujukan

4. Upaya rehabilitative

Adalah upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun, upaya ini dapat berupa :

a. Perawatan fisioterapi

b. Nasehat cara hidup sesuai dengan penyakit yang diderita

c. Pembinaan lansia dalam pembenahan kebutuhan pribadi

d. Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental

e. Memberikan informasi, pengetahuan tentang penggunaan berbagai alat bantu

f. Pengembangan Upaya Kesehatan Lansia

Adalah suuatu upaya dalam penggunaan data yang diperoleh dari survey studi untuk

mengembangkan peran serta masyarakat dan pelayanan di bidang kesehatan lansia dalam

rangka pencapaian derajat kesehatan lansia secara optimal.

Paya-upaya yang bisa dilakukan :

1. Posyandu lansia

2. Mengikutsrtakan dalam kegiatan masyarakat

3. Menciptakan suasana hangat dalam keluarga

4. Memberikan lingkungan yang aman

5. Latihan kebugaran

6. Tersedianya fasilitas perumahan lansia oleh pemerintah

PENGERTIAN

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh ) tahun ke

atas.Pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia adalah proses penyuluhan sosial,

bimbingan ,konseling,bantuan,santunan dan perawatan yang dilakukan secara terarah,

terencana dan berkelanjutan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial

lanjut usia atas dasar pendekatan pekerjaan sosial.Sistim panti adalah bentuk pelayanan

yang menempatkan penerima pelayanan kedalam suatu lembaga tertentu(panti )

sedangkan luar panti ( non panti ) merupakan bentuk pelayanan yang menempatkan

penerima pelayanan di luar lembaga tertentu (panti) misalnya keluarga, masyarakat dan

lain-lain.Kelembagaan Sosial Lanjut Usia adalah proses kegiatan pelayanan

kesejahteraan sosial lanjut usia yang berkoordinasi mulai dari tahap perencanaan, yang

dilaksanakan melalui/oleh organisasi/lembaga baik pormal maupun

informal.Perlindungan sosial adalah upaya Pemerintah dan masyarakat untuk

memberikan kemudahan pelayanan bagi lanjut usia tidak potensial agar dapat

mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar.Aksesbilitas adalah kemampuan

untuk menjangkau dan menggunakan pelayanan dan sumber-sumber yang seharusnya

diperoleh seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan sosialnya.

PROGRAM

Dalam mewujudkan pelayanan kesejahteraan sosial,maka program pokok yang

dilaksakan antara lain:Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dalam PantiPelayanan Sosial Lanjut

Usia Luar PantiKelembagaan Sosial Lanjut Usia Perlindungan Sosial dan Aksesibilitas

Lanjut Usia.

SASARAN

Sasaran program pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia:

1. Lanjut Usia

2. Keluarga

3. ORSOS /LSM

4. Masyarakat.

TUJUAN

a. Para lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dengan aman .tenteram dan sejahtera.

b. Terpenuhinya kebutuhan lanjut usia baik jasmani maupun rohani.

c. Terciptanya jaringan kerja pelayanan lanjut usia.

d. Tewrwujutnya kwalitas pelayanan.

SIFAT PELAYANAN

Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baik yang dilaksanakan oleh

pemerintah maupun maupun masyarakat mengandung sifat frepentif , kuratif dan

rehabilitatif. Prefentif atau pencegahan, Pelayanan sosial yang di arahkan untuk

pencegahan timbulnya m,asalah baru dan meluasnya permasalahan lanjut usia, maka

dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga , kesatuan kelompok –kelompok

didalam masyarakat dan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap peningkatan

kesejahteraan lanjut usia ,seperti keluarga terdekat /adapt, kelompok pengajian ,

kelompok arisan karang werdha, PUSAKA, DNIKS, DNIKS ,LLI, BK 3 S, K3 S.Kuratif

atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan untuk penyembuhan atas

gangguan-gangguan yang di alami lanjut usia, baik secara fisik , psikis maupun

sosial.Rehabilitatif atau pemulian kembali , Proses pemulihan kembali fungsi-fungsi

sosial setelah individu mengalami berbagai gangguan dalam melaksanakan fungsi-fungsi

sosialnya.

PRISIP PELAYANAN

Prinsip kesejahteraan sosial sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO. 46/1991

tentang principles for Older Person ( Prinsip-prinsip bagi lanjut usia) yang pada dasarnya

berisi himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang meliputi kemandirian,

partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri dan martabat , Yaitu :Memberikan pelayanan

yang menjujung tinggi harkat dan martabat lanjut usia.Melaksanakan ,mewujutkan hak

azasi lanjut usia.Memperoleh hak menentukan pilihan bagi dirinya sendiri.Pelayanan

didasarkan pada kebutuhan yang sesungguhnya.Mengupayakan kehidupan lanjut usia

lebih bermakna bagi diri, keluarga dan masyarakat.Menjamin terlaksananya pelayanan

bagi lanjut usia yang disesuaikan dengan perkembangan pelayanan lanjut usia secara

terus menerus serta meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak.Memasyarakatkan

informasi tentang aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat memperoleh kemudahan dalam

penggunaan sarana dan prasarana serta perlindungan sosial dan hokum.Mengupayakan

lanjut usia memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana dalam

kehidupan keluarga,serta perlindungan sosial dan hokum.Memberikan kesempatan

kepada lanjut usia untuk menggunakan sarana pendidikan ,budaya spriritual dan rekreasi

yang tersedia di masyarakat.Memberikan kesempatan bekerja kepada lanjut usia sesuai

dengan minat dan kemampuan.Memberdayakan lembaga kesejahteraan sosial dalam

masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam penanganan lanjut usia

dilingkungannya.Kusus untuk panti, menciptakan suasana kehidupan yang bersifat

kekeluargaan.

PROSES PELAYANAN

Dalam panti dan luar panti PersiapanSosialisasi program dan kegiatan Panti/Orsos bagi

lanjut usia penerima pelayanan , keluarga dan masyarakat. Kontak (Pertemuan pertama

antara pihak panti/orsos dengan lanjut usia dan keluarganya/yang mewakili).

Kontak( kesepakatan pelayanan atau bantuan secara tertulis antara klien dengan pihak

panti/pekerja sosial/orsos.Pengungkapan masalah lanjut usia.Rencana

tindak/intervensi.Pelaksanaan Pelayanan.Pelayanan sosialPelayanan fisikPelayanan

psikososialPelayanan ketrampilanPelayanan keagamaan/ spiritual Pelayanan

pendampingan Pelayanan bantuan hokum. Monitoring dan evaluasi

.Terminasi.Pembinaan lanjut.

INFORMASI SARANA PELAYANAN

Untuk mendapat informasi pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia menghubungi :

1.Kantor Dinas Sosial setempat.

2. Panti Sosial Tresna Werda baik pemerintah maupun Swasta di seluruh Indonesia.

3. Lembaga lanjut usia ( LLI ) yang membawahi sebanyak 63 organisasi lanjut usia

antara lain :

a. Perhimpunanan Gerontologi Indonesia (PERGERI) Wisma Daria Jl. Iskandarsyah

Raya No. 7 Jakarta Selatan Telp.(021) 7222120b.

b. Yayasan emong lansia Jl.Probolinggo No.5 Jakarta Pusat. Telp. O21 592065- 3921772.

c. Pusat santunan keluarga ( PUSAKA ) Tingkat Kelurahan di Jakarta.Jumlah 72

Pusaka. KSN KUTIPANUNDANG-UNDANGNOMOR 13 TAHUN 1998