landasan teoritis - tarzz | share for all · web viewpenatalaksanaan dhf tanpa renjatan rasa haus...

30
LANDASAN TEORITIS A. KONSEP DASAR DEMAM BERDARAH ( DENGUE HAEMORAGIC FEVER ) Dengue Haemoragic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus ( Artropod Born Virus ) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus. A. ETIOLOGI Virus Dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. B. PATOFIOLOGI Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh manusia, infeksi yang pertama kali dapat meberikan gejala sebagai demam dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh infeksi virus Dengue yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda, terutama konsistensi Retikoloindotel dan kulit secara Hemogen, tubuh akan membentuk kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sitem komplemen yang berakibat

Upload: votu

Post on 30-May-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LANDASAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR DEMAM BERDARAH ( DENGUE HAEMORAGIC

FEVER )

Dengue Haemoragic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan orang

dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut,

perdarahan, nyeri otot dan sendi.

Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus ( Artropod Born Virus ) yang akut

ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus.

B. ETIOLOGI

Virus Dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh manusia

melalui gigitan nyamuk tersebut.

C. PATOFIOLOGI

Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh

manusia, infeksi yang pertama kali dapat meberikan gejala sebagai demam

dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh infeksi virus Dengue yang

berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda, terutama konsistensi

Retikoloindotel dan kulit secara Hemogen, tubuh akan membentuk kompleks

virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sitem

komplemen yang berakibat dilepaskannya Anapilaktoksin sehingga permeabilitas

dinding pembuluh darah meningkat. Dimana juga terjadi agregasi trombosit.

Trombosit melepaskan vaso aktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas

kapiler dan melepaskan trombosit faktor hagemen ( faktor XII ). Akan

menyebabkan pembekuan intraveskuler dan meningkatkan permebilitas dinding

pembuluh darah.

D. GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis yang khas adalah demam yang timbul mendadak yang

berlangsung selama 5 hari, sehingga penyakit ini disebut juga demam 5 hari.

Suhu tubuh menurun setelah hari pertama, hari ke 3 kemudian naik lagi selama

kira-kira 2 hari, sehingga menggambarkan kurve Palana.

Timbul demam disertai Eksantema pada kulit, terutama di daerah muka dan

dada. Eksantema ini mudah menghilang. Eksantema kedua muncul lagi pada

demam kedua, berbentuk mukola populer timbul mulai di dada menjalar ke

ekstremitas. Penderita mengeluh lesu, sakit kepala, nyeri didaerah bola mata,

punggung dan sendi. Adanya nyeri tekan pada sepertiga atas pada garis

umbilikalis prosesus xipoideus adalah patogenik (Olivier). Gambaran demam

mungkin tidak khas.

E. GEJALA KLINIK

Masa inkubasi Dengue antara 3 – 15 hari, rata-rata 5 – 8 hari dengan gejala

klinis:

1. Demam akut yang tetap tinggi ( 2 – 7 hari ) disertai gejala tidak spesifik

seperti anoreksia, amlaise.

2. Manifestasi perdarahan : Uji Turniquet positif atau Ruple Leed positif,

perdarahan gusi, Ptechiase, epistaksis, hematemesis atau malena.

3. Pembesaran hati, nyeri tekan tanpa ikterus.

4. Terjadi renjatan / tidak.

5. Kenaikan nilai hemokonsentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan nila

trombosit ( trombitopenia 100.00/mm atau kurang ).

6. Pada foto rontgen : pulmonary vaskuler congestion dan plural effusion pada

paru kanan.

Derajat beratnya demam berdarah

1. Derajat I : Demam mendadak 2 – 7 hari. Gejala tidak khas,

manifestasi perdarahan dengan uji Turniquet positif.

2. Derajat II (sedang) : Derajat I disertai manifestasi perdarahan lain.

3. Derajat III : Ditemukan tanda dini renjatan, adanya kegagalan

sirkulasi, nafas cepat dan lemah, tekanan darah

menurun (20 mmHg) atau hipotensi, disertai kulit

dingin, lembabbdan gelisah.

4. Derajat IV : Renjatan berat, nadi tidak teraba, terdapat DSS

dengan nadi dan tekanan darah tak terukur.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah

a. Pada demam Dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari

ketiga.

b. Pada demam berdarah terdapat Trombositpenia dan Hemokonsentrasi.

c. Pada pemeriksaan kimia darah: Hipoproteinemia, hipokloremia, SGPT,

SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat.

2. Urine

Mungkin ditemukan albuminuria ringan.

G. PENATALAKSANAAN

1. DHF tanpa Renjatan

Rasa haus dan dehidrasi timbul karena demam tinggi, anoreksia dan muntah,

klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, dapat berupa air teh,

sirup atau oralit.

Panas dapat diberi kompres es atau alkohol 70 %.

Pemberian infus dilaksanakan pada klien apabila :

a. Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya

dehidrasi dan asidosis.

b. Nilai hematokrit tinggi.

2. DHF dengan Renjatan

Prinsif: Mengatasi renjatan dengan penggantian volume cairan yaitu cairan

RL.

3. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL

1. Kegagalan sirkulasi darah berhubungan dengan kebocoran plasma dari

pembuluh darah ke dalam jaringan ekstravaskuler sekunder terhadap

peningkatan permebilitas pembuluh darah dimanifestasikan dengan :

- Trombositopenia

- Peningkatan nilai hematokrit

- Manifestasi perdarahan

Rencana tindakan:

a. Anjurkan klien untuk Bed rest

b. Observasi vital sign tiap 3 jam

c. Periksa HB, hematokrit dan trombosit secara periodik

d. Berikan minum 1,5 – 2 liter selama 24 jam

e. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena dan terapi medis

2. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan nilai trombosit

dimanifestasikan dengan :

- Trombositopenia

- Kenaikan nilai hematokrit

- Manifestasi perdarahan uji Turniquet positif

Rencana tindakan:

a. Observasi vital sign, awasi terhadap penurunan tekanan darah

b. Observasi terhadap penurunan nilai trombosit dan kenaikan nilai

hematokrit

c. Awasi tanda-tanda perdarahan yang terjadi dan tanda-tanda anemia

d. Kolaborasi dalam pemberian terapi anti perdarahan

3. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus Dengue dimanifestasikan

dengan :

- Suhu tubuh > 37,5 0C

- Nadi > 80 x/menit

- Respirasi > 24 x/menit

Rencana tindakan:

a. Beri kompres dingin

b. Anjurkan untuk minum yang banyak

c. Observasi perubahan tanda-tanda vital

d. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat

e. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik

PENGKAJIAN

I. DATA DEMOGRAFI

Tanggal Wawancara : 10 – 04– 2004

Tanggal MRS : 10– 04 – 2004

No. RMK : 09 11 79

Nama : Egi faisal

Umur : 7 Tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Status Perkawinan : -

Alamat : Landasan Ulin

II. POLA FUNGSIONAL

1. Persepsi Kesehatan dan Penanganan Kesehatan

Keluhan Utama / Kesehatan Umum

Panas badan meninggi.

Riwayat Penyakit Sekarang ( ssi pola PGRST )

Satu hari sebelum masuk rumah sakit, klien teraba panas. Panas tidka

terlalu tinggi, panas sepanjang hari, kondisi lemah, nafsu makan

berkurang.

Penggunaan Obat Sekarang

Injeksi ampicillin IV 500 mg/8 jam

Paracetamol 3 x 1 cth ½

Infus RL 11 tetes/menit

Riwayat Penyakit Dahulu

Satu bulan yang lalu cacar air ( Varicella ).

Upaya pencegahan : Tidak ada

Imunisasi : Lengkap

Alergi : Tidap pernah

Kebiasaan merokok dan alkohol : Tidap pernah

Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit DM, TBC dan

hypertensi.

Riwayat Sosial

Hubungan klien dan orang tua disayangi.

2. Pola Nutrisi – Metabolik

Masukan Nutrisi Sebelum Sakit

Pagi : Nasi, lauk, ½ piring

Siang : Nasi, lauk, sayur

Sore : -

Saat Sakit

Nasi bubur, 1 – 2 sendok.

Nafsu makan menurun

Klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan.

Keadaan gigi atas dan bawah partial dan tidak menggunakan protesa.

Fluktuasi BB 6 bulan terakhir: Tetap

Pemeriksaan Fisik

Tanda vital: TB: -, BB: 16, 5 kg

Kulit:

- Warna : Normal

- Suhu : 38 0C

- Turgor : Baik

- Edema : Tidak

- Lesi : Tidak

- Memar : Tidak

Mulut:

- Hygiene : Bersih

- Gusi : Normal

- Gigi : Normal

- Lidah : Bersih

- Mucosa : Normal

- Tonsil : Normal

- Wicara : Normal

Rambut dan kulit kepala: rambut tebal, warna hitam.

Temuan laboratorium :

Darah : - HB : 11,8 gr %

- Leukosit : 11.600/mm2

- LED : 55/mm jam I

- Hitung jenis:

BAS : 0,

EOS : 2

Stab : 3

Seg : 60

Limp : 30

Mono : 5

Urine : - Trombosit: 135.000/mm3

- Hematokrit: 35 %

3. Pola Eliminasi

Kebiasaan defekasi 1 kali/hari.

Abdomen: Simetris, tidak ada distensi

Frekuensi BU : Normal ( 8-12 x/menit )

Kebiasaan miksi 4 kali/hari.

Ginjal tidak teraba dan blast tidak distensi.

Keadaan uretra: Normal

4. Pola Aktivitas – Latihan

Mandi : Dibantu oleh orang lain

Berpakaian/Berhias : Dibantu oleh orang lain

Toileting : Dibantu oleh orang lain

Mobilitas di TT : Dibantu oleh orang lain

Berpindah : Dibantu orang lain dan alat

Ambulansi : Dibantu orang lain dan alat

Pemeliharaan Kesehatan : -

Klien tidak menggunakan alat bantu.

Pemeriksaan Fisik

a. Pernafasan/sirkulasi

Tanda vital:

- Tekanan darah : -

- Nadi : 128 x/menit

- Respirasi : 40 x/menit

- Kualitas : Normal

- Batuk : Tidak

- Bunyi nafas : Normal

b. Muskuloskletal

- Rentang gerak : Penuh

- Keseimbangan dan cara berjalan : Tegap

- Genggaman tangan : Sama kuat kanan dan kiri

- Otot kaki : Sama kuat

5. Pola Tidur – Istirahat

Kebiasaan 8 jam/hari.

Tidur malam 2 jam.

Merasa segar : Tidak

Masalah : Insomnia

Pemeriksaan fisik :

- Penampilan umum : Lemah

- Mata: Normal

- Lingkaran hitam disekitar mata: Tidak

6. Pola Kognitif – Konseptual

Pendengaran : Normal

Penglihatan : Normal

Vertigo : Ya

Pemeriksaan Fisik:

Mata:

- Pupil : Isokor

- Refleks terhadap cahaya : Ya, kiri kanan

Status mental: CM, GCS 4, 5, 6

Bicara: Normal

7. Pola Persepsi Diri / Konsep Diri

Masalah utama mengenai perawatan di RS/penyakit (finansial,

perawatan) : Askes

Keadaan emosional : Normal

Kemampuan adaptasi : Baik

Konsep diri : Tidak ada gangguan

8. Pola Peran / Hubungan

Kepedualian keluarga mengenai perawatan : Baik. Terlihat orang tua

selalu setia merawat / menjaga klien saat di RS, secara bergantian.

9. Pola Seksualitas

Klien berjenis kelamin perempuan. Tidak ada kelainan pada genetalia.

Tidak ada penyakit mengenai seks.

Pemeriksaan fisik :

Genetalia : Struktur simetris

10. Pola Koping – Toleransi Stress

Kemampuan adaptasi: Klien mampu beradaptasi dengan baik.

Keputusan diambil oleh ayah dan ibu.

Koping toleransi terhadap stress: Tidak terkaji

11. Pola Nilai – Kepercayaan

Pembatasan religius: Tidak

Meminta kunjungan pemuka agama: Tidak

ANALISA DATA

No Data Subyektif dan Obyektif Etiologi Masalah

1. DS : Klien mengatakan badan terasa

panas dan kepala pusing.

DO: - Suhu tubuh : 38 0C.

- Nadi : 128 x/menit.

- Respirasi : 40 x/menit.

- Tampak gelisah dan lemah.

Proses infeksi virus

Dengue

Hypertermi

2. DS : Klien mengatakan tidak mau

makan.

DO: - BB : 16,5 kg.

- Makanan yang disediakan

hanya dimakan 1-2 sendok

makan.

- Klien terlihat lemah.

Penurunan nafsu

makan ( anoreksia )

Resiko nutrisi

kurang dari

kebutuhan

3. DS : Klien mengatakan tidak bisa

duduk, mandi, jalan, ketoilet.

DO: - Klien terbaring di TT.

- Saat aktivitas selalu dibantu

ibunya.

- Terpasang infus RL 11 tts/m.

- Klien terlihat masih lemah.

- Tanda-tanda vital :

Suhu : 38 0C

Nadi : 128 x/menit

Resp : 40 x/menit

Peningkatan

kebutuhan

metabolisme

sekunder terhadap

infeksi virus

Intoleransi

aktivitas

DAFTAR MASALAH

No Diagnosa Keperawatan Tgl Muncul Tgl Teratasi

1. Hypertermi berhubungan dengan virus

Dengue ditandai dengan :

Klien mengatakan badan terasa panas

dan kepala pusing.

Suhu tubuh : 38 0C.

Nadi : 128 x/menit.

Respirasi : 40 x/menit.

Tampak gelisah dan lemah.

10 – 04– 2004 10 – 04– 2004

2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan penurunan nafsu

makan ( anoreksia ) ditandai dengan :

Klien mengatakan tidak mau makan.

BB : 16,5 kg.

Makanan yang disediakan hanya

dimakan 1-2 sendok makan.

Klien terlihat lemah.

10 – 04– 2004 -

3. Kelelahan berhubungan dengan proses

penyembuhan ditandai dengan :

Klien mengatakan tidak bisa duduk,

mandi, jalan, ketoilet.

Klien terbaring di TT.

Saat aktivitas selalu dibantu ibunya.

Terpasang infus RL 11 tts/m.

Klien terlihat masih lemah.

10 – 04– 2004 -

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tgl Dx.kep Impelentasi Evaluasi

1. 10–04-04 I 1. Memberikan kompres dingi

didaerah axilla / bagian kepala.

2. Memberikan pakaian yang tipis dan

menyerap keringat.

3. Memberikan minuman air dingin

( aquades ) sesering mungkin.

4. Melaksanakan kolaborasi

/membantu memasang cairan infus

RL 11 tts/m.

5. Memberikan antipiretik

( paracetamol ).

- Suhu tubuh

menurun menjadi

37,5 0C.

- Klien masih

lemah.

- Terbaring di TT.

2. 10– 04–04 II 1. Menganjurkan kepada ibu klien

untuk memberikan makanan dalam

porsi kecil tapi sering.

2. Membantu dalam menyajikan

makanan yang masih dalam keadaan

hangat dan sesuai dengan diet yang

telah ditentukan ( ahli gizi ).

3. Menganjurkan untuk menghidari

makanan yang berbau dan

berbumbu yang berlebihan.

4. Menganjurkan membawa makanan

dari rumah yang sesuai dengan diet

RS.

- Klien masih

menolak untuk

makan.

- Makanan yang

disedikan hanya

dimakan 1-2

sendok.

- BB tetap : 16,5

kg.

3. 10– 04–04 III 1. Memantau respon klien terhadap - Klien masih

aktivitas dapat dilihat dari tanda-

tanda vital.

2. Membantu klien bangun dari TT,

kekamar mandi, toilet, duduk,

makan atau minum.

3. Menganjurkan kepada ibunya dalam

hal perawatan diri anaknya :

- Membantu membersihkan /

melap tubuh klien.

- Mengganti pakaian yang kotor.

- Membantu gosok gigi /

membersihkan mulut.

belum mampu

beraktivitas.

- masih terbaring

lemah di tempat

tidur.

CATATAN PERKEMBANGAN

No Tgl Dx. kep Perkembangan

1. 10–04–04 I S : Klien mengatakan panas badannya mulai

berkurang dan tidak pusing lagi.

O: Suhu : 37,5 0C, nadi : 124 x/m, respirasi : 36 x/m.

A: Hypertermi.

P : Intervensi teruskan.

I : - Memberikan kompres dingin.

- Memberikan / menganjurkan pakaian yang tipis

dan menyerap keringat.

- Mengawasi tetesan infus 11 tts/m.

- Memberikan obat ahsil kolaborasi

( paracetamol ).

2. 10– 04–04 II S : Klien mengatakan tidak mau makan.

O: Makanan yang disedikan hanya dimakan 1-2

sendok. Klien masih lemah.

A: Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan.

P : Intervensi teruskan.

I : - Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi

sering.

- Membantu dalam menyajikan makanan yang

masih dalam keadaan hangat.

- Manganjurkan untuk menghindari makanan

yang berbau dan berbumbu yang berlebihan.

- Menganjurkan membawa makanan dari rumah

sesuai selera klien.

3. 10– 04–04 III S : Klien masih minta bantuan ibunya untuk

memenuhi kebutuhannya,

O: Klien masih lemah terbaring di TT.

A: Intoleransi aktivitas.

P : Intervensi teruskan.

I : - Memantau respon klien terhadap aktivitas dari

tanda-tanda vital.

- Membantu klien bangun dari TT, kekamar

mandi, toilet, duduk makan, minum.

- Menganjurkan ibunya dalam perawatan diri

anaknya ( membantu membersihkan / melap

tubuh klien, ganti pakaian kotor, gosok gigi /

membersihkan mulut ).

4. 10–04–04 I S : Klien mengatakan badannya sudah terasa nyaman.

O: Suhu : 36,4 0C, nadi : 98 x/m, respirasi : 28 x/m.

A: Masalah teratasi.

P : -

I : -

5. 10–04–04 II S : Klien masih belim mau makan.

O: Makanan yang disediakan baru dimakan 5 sendok

makan.

A: Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan.

P : Intervensi teruskan.

I : - Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi

sering.

- Membantu dalam menyajikan makanan yang

masih dalam keadaan hangat.

- Manganjurkan untuk menghindari makanan

yang berbau dan berbumbu yang berlebihan.

- Menganjurkan membawa makanan dari rumah

sesuai selera klien.

6. 10– 04–04 III S : Klien mengatakan sudah mulai mampu duduk

mandiri.

O: Klien tampak duduk bersandar pada sisi tempat

tidur. Klien dapat merespon pertanyaan perawat.

A: Masalah teratasi sebagian.

P : -

I : -

7. 10- 04–04 II S : Klien mengatakan nafsu makannya mulai ada.

O: Makanan yang disedikan 1/3 porsinya sudah

mampu dihabiskan.

A: Masalah teratasi.

P : -

I : -

8. 12-4-04 - Klien minta pulang, administrasi beres.

DAFTAR PUSTAKA

Corpenito, Lynda juall. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6

Cetakan I. 1998

Doenges, E. Marylinn, dkk. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman

Untuk Perencanaan Pendokemntasian Perawatan Pasien

Edisi 3 Cetakan I. 2000

Ngostiah. Perawatan Anak Sakit 341- 350. Jakarta. 1995

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DEMAM BERDARAH

PADA RUANG ANAK RSU BANJARBARU

No Tgl Dx. kep Tujuan Intervensi Rasional

1. 10–04–04 I Suhu tubuh menjadi

normal mencapai

36 – 37 0C dalam

waktu 1 ( satu ) jam.

1. Beri kompres dingin disekitar axilla atau

bagian kepala.

2. Beri pakaian yang tipis dan menyerap

keringat.

3. Beri air minum yang dingin yang banyak /

sesering mungkin.

4. Berikan cairan parenteral.

5. Kolaborasi pemberian obat antipiretik.

1. Memindahkan panas tubuh kekompres yang

lebih dingin.

2. Keringat tidak lengket pada kulit tetapi dapat

diserap oleh kain.

3. Panas tubuh kelura melalui keringat dan BAK.

4. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.

5. Menurunkan panas tubuh yang tinggi.

2. 10–04–04 II Kebutuhan akan

resiko kekurangan

nutrisi dapat

terpenuhi satu kali

sehari.

1. Anjurkan makan seringd alam porsi kecil.

2. Sajikan makanan yang lagi hangat sesuai

1. Memberi makanan dalam porsi besar dapat

memacu timbulnya muntah, dengan diberikan

makanan dalam porsi kecil agar kebutuhan

nutrisi dapat terpenuhi secara perlahan-lahan

sehingga memperbaiki keadaan umum klien.

2. Untuk mencegah terjadinya perasaan mual dan

diet.

3. Hindari makanan berbau dan berbumbu yang

berlebihan.

muntah dan dapat merubah selera makan.

3. Makanan yang berbau dan berbumbu dapat

memacu timbulnya mual dan muntah.

3. 10–04–04 III Klien dapat

menigkatkan

aktivitas fisik yang

dapat diukur.

1. Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas

( misalnya : frekuensi jantung, respirasi,

TD ).

2. Dorong klien untuk melakukan kapanpun

mungkin perawatan diri, bangun dari TT,

berjalan peningkatan aktivitas sesuai

indikasi.

3. Bantu dalam kebutuhan perawatan diri sesuai

kebutuhan.

1. Toleransi sangat bervariasi, tergantung pada

tahap proses penyakit, status nutrisi dan

keseimbangan cairan.

2. Meningkatkan kekuatan / stamina dan

memungkinkan klien menjadi lebih aktif tanpa

kelelahan.

3. Kelemahan membuat aktivitas tidak mungkin

untuk diselesaikan klien.