landasan teori struktur sosial - ipb...

23
7 LANDASAN TEORI Struktur Sosial Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi sedangkan makrososiologi mempelajari struktur. George C. Homans yang mempelajari mikrososiologi mengaitkan struktur dengan perilaku sosial elementer dalam hubungan sosial sehari-hari, sedangkan Gerhard Lenski lebih menekankan pada struktur masyarakat yang diarahkan oleh kecenderungan jangka panjang yang menandai sejarah. Talcott Parsons yang bekerja pada ranah makrososiologi menilai struktur sebagai kesalingterkaitan antar manusia dalam suatu sistem sosial. Coleman melihat struktur sebagai pola hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia atau masyarakat. Kornblum (1988) menyatakan struktur merupakan pola perilaku berulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat. Mengacu pada pengertian struktur sosial menurut Kornblum yang menekankan pada pola perilaku yang berulang, maka konsep dasar dalam pembahasan struktur adalah adanya perilaku individu atau kelompok. Perilaku sendiri merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya yang didalamnya terdapat proses komunikasi ide dan negosiasi. Pembahasan mengenai struktur sosial oleh Linton (1967), dikenal adanya dua konsep yaitu status dan peran. Status merupakan suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah aspek dinamis dari sebuah status. Seseorang menjalankan peran ketika ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan

Upload: dohanh

Post on 04-Mar-2018

218 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

7

LANDASAN TEORI

Struktur Sosial

Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi sedangkan

makrososiologi mempelajari struktur. George C. Homans yang mempelajari

mikrososiologi mengaitkan struktur dengan perilaku sosial elementer dalam

hubungan sosial sehari-hari, sedangkan Gerhard Lenski lebih menekankan pada

struktur masyarakat yang diarahkan oleh kecenderungan jangka panjang yang

menandai sejarah. Talcott Parsons yang bekerja pada ranah makrososiologi

menilai struktur sebagai kesalingterkaitan antar manusia dalam suatu sistem

sosial. Coleman melihat struktur sebagai pola hubungan antar manusia dan antar

kelompok manusia atau masyarakat.

Kornblum (1988) menyatakan struktur merupakan pola perilaku berulang

yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam

masyarakat. Mengacu pada pengertian struktur sosial menurut Kornblum yang

menekankan pada pola perilaku yang berulang, maka konsep dasar dalam

pembahasan struktur adalah adanya perilaku individu atau kelompok. Perilaku

sendiri merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya yang

didalamnya terdapat proses komunikasi ide dan negosiasi.

Pembahasan mengenai struktur sosial oleh Linton (1967), dikenal adanya

dua konsep yaitu status dan peran. Status merupakan suatu kumpulan hak dan

kewajiban, sedangkan peran adalah aspek dinamis dari sebuah status. Seseorang

menjalankan peran ketika ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan

Page 2: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

8

statusnya. Tipologi lain yang dikenalkan oleh Linton adalah pembagian status

menjadi status yang diperoleh (ascribed status) dan status yang diraih (achieved

status). Status yang diperoleh adalah status yang diberikan kepada individu tanpa

memandang kemampuan atau perbedaan antar individu yang dibawa sejak lahir.

Sedangkan status yang diraih didefinisikan sebagai status yang memerlukan

kualitas tertentu. Status seperti ini tidak diberikan pada individu sejak ia lahir,

melainkan harus diraih melalui persaingan atau usaha pribadi.

Marx mengikuti teori ekonomik klasik yang cukup ortodok, membedakan

tiga kelas utama, masing-masingnya dicirikan dalam perannya di dalam sistem

produktif oleh faktor produksi yang dikendalikannya. Wujud kelas utama ini

kaum kapitalis (borjuis) oleh pemilikan atas modal, dan kaum proletar (kelas

pekerja) oleh kepemilikan atas kekuatan kerja. Faktor kapital memang merupakan

kunci dalam terbentuknya kelas-kelas sosial kalau digunakan perspektif Marxis

ini. Penguasaan kapital semakin besar, maka semakin besar kesempatan mobilitas

ke kelas atas. Kelas sosialnya semakin ke atas, maka semakin besar pula

kesempatan untuk mempengaruhi proses politik, kebijakan publik dan seterusnya

(Worsley, 1992).

Marx menekankan betapa pentingnya faktor ekonomi dalam menentukan

kehidupan sosial, terutama sekali Marx menekankan bahwa sistem ekonomi yang

cenderung kapitalislah yang telah menjadi sebab ketidakadilan dan kesenjangan

struktur kelas-kelas dalam masyarakat (Sugihen, 1997) Marx mengungkapkan

bahwa kelas secara tetap berkaitan dengan posisi kelompok yang berbeda-beda

dalam hubungan produksi, yaitu cara kelompok-kelompok khusus terlibat dalam

Page 3: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

9

proses masyarakat memproduksi dirinya. Posisi dalam hubungan produksi ini bisa

sebagai pemilik atau sebagai pengawas alat-alat produksi, sebagai produsen

langsung, dan sebagai buruh upahan. Analisa Weberian menempatkan kelas dalam

posisi ekonomi berhadapan dengan status yang merupakan distribusi kehormatan

dan prestise dan kekuasaan politik (Tanter dan Kenneth, 1989).

Social inequality merupakan konsep dasar yang menyusun pembagian

suatu struktur sosial menjadi beberapa bagian atau lapisan yang saling berkait.

Konsep ini memberikan gambaran bahwa dalam suatu struktur sosial ada

ketidaksamaan posisi sosial antar individu di dalamnya. Terdapat tiga dimensi

dimana suatu masyarakat terbagi dalam suatu susunan atau stratifikasi, yaitu

kelas, status dan kekuasaan. Konsep kelas, status dan kekuasaan merupakan

pandangan yang disampaikan oleh Max Weber (Beteille, 1970).

Kelas dalam pandangan Weber merupakan sekelompok orang yang

menempati kedudukan yang sama dalam proses produksi, distribusi maupun

perdagangan. Pandangan Weber melengkapi pandangan Marx yang menyatakan

kelas hanya didasarkan pada penguasaan modal, namun juga meliputi kesempatan

dalam meraih keuntungan dalam pasar komoditas dan tenaga kerja. Keduanya

menyatakan kelas sebagai kedudukan seseorang dalam hierarkhi ekonomi.

Sedangkan status oleh Weber lebih ditekankan pada gaya hidup atau pola

konsumsi. Namun demikian status juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti

ras, usia dan agama (Beteille, 1970).

Weber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomi dengan dasar

kedudukan sosial akan tetapi tetap menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan.

Page 4: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

10

Kelas ekonomi ini dibaginya lagi dalam sub kelas yang bergerak dalam bidang

ekonomi dengan menggunakan kecakapannya. Selain itu, Weber masih

menyebutkan

Menurut Keesing (1992), untuk mengkaji struktur sosial maka perlu dilihat

pada hubungan-hubungan sosial yang terjadi. Struktur itu sendiri dapat diartikan

sebagai pengaturan atau penatalaksanaan yang ditujukan agar tercipta suatu

suasana tertib. Struktur sosial memiliki arti sebagai penataan relasi-relasi sosial

yang sedemikian kompleks sehingga tercipta sebuah pola keteraturan yang

dilanggengkan dalam suatu sistem sosial. Relasi sosial dalam suatu masyarakat

dapat dilihat dari sistem kekerabatan yang berlaku. Sistem kekerabatan

merupakan bentuk relasi sosial antar individu yang didasarkan atas pertalian

darah.

Relasi sosial ini bisa terbentuk diantara individu dalam satu kelompok

masyarakat, antara kelompok masyarakat satu dengan kelompok masyarakat

lainnya, termasuk pula antara rakyat dan pemerintah dalam suatu negara. Dalam

memahami relasi sosial ini maka terkandung pula di dalamnya berbagai perpektif

seperti relasi gender, kelas, hubungan antar etnik, budaya dan kelompok umur.

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial

karena dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dan relasi sosial

dari suatu masyarakat. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari

beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.

Page 5: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

11

Karakteristik Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir secara sosio-kultural merupakan suatu kelompok

masyarakat yang akar budayanya pada mulanya dibangun atas paduan antara

budaya maritim laut, pantai dan berorientasi pasar (Nafis, 1998). Tradisi ini

berkembang menjadi budaya dan sikap hidup yang kosmopolitan, inklusivistik,

egaliter, outward looking, dinamis, enterpreneurship dan pluralistik. Potensi

konflik dalam masyarakat pesisir terkait dengan pola kepemilikan dan penguasaan

terhadap sumberdaya alam. Sifat dari pola kepemilikan dan penguasaan

sumberdaya alam wilayah pesisir itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi 4

(empat), yaitu: (1) tanpa pemilik (open access property); (2) milik masyarakat

atau komunal (common property); (3) milik pemerintah (public state property);

(4) milik pribadi (private property).

Perbedaan mendasar masyarakat pesisir dan masyarakat agraris adalah

pada akses terhadap sumberdaya. Laut merupakan sumberdaya alam yang bersifat

open acces sehingga siapapun dapat mengaksesnya. Sangat berbeda dengan

sumberdaya lahan pada masyarakat agraris. Sumberdaya yang bersifat terbuka ini

menyebabkan persaingan antar nelayan menjadi semakin keras. Tidak

mengherankan nelayan atau penduduk pesisir pada umumnya memiliki karakter

yang keras. Terlebih resiko pekerjaan yang tinggi baik dalam keselamatan jiwa

maupun ekonomi (Satria, 2002).

Kondisi sosial ekonomi wilayah pesisir umumnya sangat memprihatinkan

yang ditandai dengan rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas dan

pendapatan. Ciri umum kondisi sosial ekonomi rumah tangga pesisir adalah: (1)

Page 6: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

12

rumah tangga sebagai unit produksi, konsumsi, unit reproduksi dan unit interaksi

sosial ekonomi politik; (2) rumah tangga pesisir bertujuan untuk mencukupi

kebutuhan anggota keluarganya sehingga tujuan ini merupakan syarat mutlak

untuk menentukan keputusan-keputusan ekonomi terutama dalam usaha produksi;

(3) dalam keadaan kurang sarana produksi seperti alat tangkap, maka semua

anggota keluarga yang sehat harus ikut dalam usaha ekonomi rumah tangga; (4)

karena berada dalam garis kemisikinan, maka rumah tangga pesisir bersifat safety

first. Mereka umumnya akan bersifat menunggu dan melihat terhadap introduksi

teknologi baru dan pengaruhnya terhadap ekonomi keluarga. Dengan demikian

akan selalu meminimalkan kemungkinan kegagalan usaha daripada mencari

peluang untuk mendapatkan hasil maksimal, karena kegagalan usaha berarti

mengancam eksistensi keluarga.

Secara garis besar nelayan dapat dibedakan menjadi dua golongan besar,

yaitu nelayan kecil dan nelayan besar. Nelayan kecil dicirikan dengan masih

rendahnya teknologi pada alat tangkap dan armada yang digunakan. Secara

kultural, masyarakat nelayan kecil masih berorientasi subsisten. Kondisi ini sangat

berbeda jauh dengan nelayan besar yang telah menggunakan teknologi modern

pada alat tangkap maupun armadanya. Nelayan besar sudah tidak lagi berada pada

kondisi subsisten namun telah berada pada tingkat komersialis lanjut.

Karakteristik lain yang bisa dilihat pada penggunaan tenaga kerja. Nelayan kecil

lebih banyak menggunakan tenaga kerja dari dalam keluarga, sedangkan nelayan

besar telah mempekerjakan tenaga buruh upahan dengan jumlah yang besar

(Mubyarto, 1984; Satria, 2002).

Page 7: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

13

Karakteristik masyarakat pesisir juga dipengaruhi oleh faktor etnis. Etnis

Jawa lebih dikenal sebagai masyarakat agraris dibanding masyarakat pesisir.

Karakter sosial budaya masyarakat pesisir Jawa lebih bersifat Javanese peasant

society . Perilaku kolektif masyarakatnya cenderung “kurang” gigih melaut ke

lepas pantai. Namun demikian laut masih dianggap sebagai sumber pendapatan

utama (Anonymous, 1999).

Karakteristik masyarakat Madura yang dibentuk oleh kondisi geografis

dan topografis Pulau Madura pada dasarnya lekat dengan budaya masyarakat

hidraulis (air). Akibat kondisi lahan yang tandus, orang Madura lebih banyak

menggantungkan hidup pada laut sehingga mereka pun berpola kehidupan bahari

yang penuh tantangan. Inilah yang kemudian melahirkan perilaku sosial yang

bercirikan keberanian tinggi, menjunjung tinggi martabat dan harga diri, berjiwa

keras, dan ulet dalam hidup. Tak mengherankan jika dalam sikap dan perilaku

sosial mereka itu tumbuh harga diri yang kadang-kadang berlebihan dan

mengundang munculnya konflik (Anonymous, 2006).

Perbedaan nilai budaya masyarakat Jawa dan Madura dapat pula dilihat

dari sastra yang berkembang berupa ungkapan, pepatah dan syair lagu. Alon-alon

waton kelalon, mangan ora mangan sing penting kumpul menjadi sebuah pepatah

dan semboyan bagi masyarakat Jawa. Walaupun masyarakat Jawa juga memiliki

jer basuki mawa beya, namun seolah tertutup oleh dua pepatah di depan.

Masyarakat Madura juga dikenal sebagai sosok pelaut yang berani lewat syair

lagu abental ombak sapo’ angen salajenga. Harga diri merupakan suatu yang

penting bagi masyarakat Madura, paling tidak pepatah lebbi bagus pote tollang,

Page 8: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

14

atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih

mata).

Kemiskinan

Setiadi (2006), menjelaskan bahwa kemiskinan adalah masalah struktural

dan multi dimensional yang mencakup politik, sosial dan ekonomi. Konsep

kemiskinan mengandung tiga arti, yaitu kemiskinan sosial (social poverty),

pauperisma (pauperism) dan kemiskinan moral (moral poverty). Kemiskinan

sosial mengandung arti tidak hanya ketidaksamaan yang bersifat ekonomi,

misalnya dalam hal pemilikan kekayaan materil atau pendapatan, akan tetapi juga

yang bersifat sosial seperti adanya perasaan rendah diri (inferiority),

ketergantungan dan sebagainya. Sedangkan pauperisma mengandung arti tidak

mempunyai kemampuan untuk memelihara dirinya sendiri tanpa bantuan dari luar

atau orang lain sampai pada tingkat pemenuhan kebutuhan minimal. Mengenai

kemiskinan moral bertalian dengan nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakat

yang bersangkutan.

Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin diberi arti “tidak

berharta-benda” (Poerwadarminta, 1976). Kemiskinan dapat juga diartikan

sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga maupun

kelompok, sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial

yang lain. Berbagai sudut pandangan tentang pengertian kemiskinan, pada

dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk, yakni kemiskinan

struktural, kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut. Hermanto (1995)

Page 9: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

15

menyatakan bahwa kemiskinan dapat diartikan sebagai sebuah keadaan dimana

seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu kebutuhan pangan.

Sedangkan Mangkuprawira (1993) mendefinisikan kemiskinan sebagai bentuk

ketidakberdayaan dalam pemenuhan kebutuhan pokok baik materi maupun non

materi.

Ellis (2000), membedakan kemiskinan dalam tiga dimensi yaitu ekonomi,

sosial dan politik. Kemiskinan ekonomi adalah keadaan dimana terjadi

kekurangan sumberdaya yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

sekelompok orang. Kemiskinan ekonomi dibedakan menjadi dua bagian yaitu

kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah keadaan

seseorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum, sedangkan

kemiskinan relatif adalah keadaan seseorang yang tidak mampu memenuhi

kebutuhan sesuai perkembangan masyarakat sekitar.

Kemiskinan sosial merupakan kemiskinan sebagai akibat rendahnya

kemampuan dalam membangun jaringan sosial serta struktur yang tidak mampu

mendukung usaha peningkatan produktivitas. Kemiskinan sosial disebabkan oleh

adanya faktor sikap mental dan nilai budaya yang ada dalam masyarakat sehingg

sering disebut juga sebagai kemiskinan kultural. Sedangkan kemiskinan politik

adalah kurangnya akses kekuasaan yang dapat menentukan alokasi sumberdaya

untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kemiskinan pada masyarakat petani dapat dicirikan oleh pendapatan yang

berfluktuasi sepanjang tahun, pengeluaran yang cenderung pada kegiatan

konsumtif, tingkat pendidikan keluarga yang rendah, kelembagaan yang belum

Page 10: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

16

mendukung terjadinya pemerataan pendapatan, potensi tenaga kerja keluarga

belum dapat dimanfaatkan dengan baik dan akses terhadap permodalan yang

rendah (Hermanto, 1995). Sedangkan Kusnadi (2002), berpendapat bahwa ciri

umum yang dapat dilihat dari kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi yang

ada dalam kehidupan masyarakat nelayan adalah fakta-fakta yang bersifat fisik

berupa kualitas pemukiman.

Marger dalam Tambunan (2001) mengajukan teori lingkaran kemiskinan

yang mencoba menjelaskan mengapa manusia bisa menjadi miskin. Kemiskinan

merupakan ketiadaan akses individu terhadap sumberdaya. Secara stratifikasi

sosial, penduduk miskin akan menempati strata paling rendah pada segala bidang

mulai dari pendapatan, kesempatan mendapatkan kerja dan pendidikan.

Kesemuanya akan membentuk suatu siklus dan sangat sulit untuk keluar dari

siklus tersebut.

Penduduk miskin secara mudah dapat diidentifikasi dari tingkat

pendapatan yang rendah. Pendapatan rendah ini mengakibatkan akses terhadap

pendidikan rendah yang berujung pada peluang mendapatkan pekerjaan dengan

gaji tinggi sangat sulit. Upah rendah ini kembali menyebabkan penduduk tersebut

jatuh miskin, demikian terus berulang hingga anak-anak mereka.

Berbagai pendapat tentang kemiskinan masih menjadi perdebatan sengit.

Terdapat dua kutub yang saling bertentangan, di satu pihak menyatakan sikap

mental atau budaya masyarakat yang kurang mendukung pembangunan sehingga

masyarakat sulit keluar dari kemiskinan. Sedangkan terdapat pihak lain yang

menyatakan bahwa kemiskinan sebagai akibat keterbatasan akses terhadap faktor

Page 11: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

17

produksi sebagai akibat kapitalisme dan eksploitasi sumber daya alam. Perdebatan

sengit ini telah lama berlangsung pada aras makro. Lahirnya perspektif

modernisasi yang memandang masyarakat tradisional apabila ingin maju harus

bersentuhan langsung dengan masyarakat modern. Kunci penyelesaian masalah

pada masyarakat tradisional tersebut adalah dengan perombakan struktur sosial

dan fungsi sosial yang ada. Apabila terjadi kegagalan dalam proses modernisasi

tersebut maka kesalahan terjadi pada masyarakat tradisional termasuk di dalamnya

sikap mental atau budaya, hal ini dapat diartikan bahwa kemiskinan yang terjadi

pada petani disebabkan oleh adanya “budaya miskin”. Kelompok etnik yang

memiliki nilai budaya berbeda dianggap turut memberikan andil dalam

memahami masalah kemiskinan.

Berbagai penelitian yang ada belum menggambarkan peranan nilai budaya

dalam kemiskinan. Budaya Jawa yang dikenal “nrimo ing pandum” (menerima

takdir) seakan turut melanggengkan kemiskinan di perdesaan. Tidak sebatas pada

konsepsi “nrimo ing pandum” semata, konsepsi “mangan ora mangan, sing

penting kumpul” (makan atau tidak, yang penting bisa berkumpul dengan

keluarga) turut melanggengkan kemiskinan di masyarakat Jawa. Jawa dikenal

tidak memiliki budaya berdagang dan merantau seperti halnya yang dimiliki oleh

etnik Minang dan Madura. Untuk itu, penelitian ini mencoba membandingkan dua

kelompok etnik, Jawa dan Madura dalam menyikapi kemiskinan.

Page 12: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

18

Ukuran Kemiskinan

Sayogyo menggunakan tingkat konsumsi ekuivalen beras per kapita

sebagai indikator kemiskinan. Dia membedakan tingkat ekuivalen konsumsi beras

di daerah perdesaan dan perkotaan. Untuk daerah perdesaan, apabila seseorang

mengkonsumsi ekuivalen beras kurang dari 240 kg per orang per tahun, maka

yang bersangkutan digolongkan sangat miskin, sedangkan untuk daerah perkotaan

ditentukan sebesar ekuivalen 360 kg beras per orang per tahun (Cahyat, 2004).

Hampir sejalan dengan model konsumsi beras dari Sayogyo, Badan Pusat

Statistik (BPS) menghitung angka kemiskinan lewat tingkat konsumsi penduduk

atas kebutuhan dasar. Perbedaannya adalah bahwa BPS tidak menyetarakan

kebutuhan-kebutuhan dasar dengan jumlah beras. Dari sisi makanan, BPS

menggunakan indikator yang direkomendasikan oleh Widyakarya Pangan dan

Gizi tahun 1998 yaitu 2.100 kalori per orang per hari, sedangkan dari sisi

kebutuhan non-makanan tidak hanya terbatas pada sandang dan papan melainkan

termasuk pendidikan dan kesehatan. BPS pertama kali melaporkan penghitungan

jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 1984. Pada saat itu,

penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin mencakup periode 1976-

1981 dengan menggunakan modul konsumsi Susenas (Survai Sosial Ekonomi

Nasional).

Garis Kemiskinan digunakan dan ditetapkan oleh BPS untuk menghitung

jumlah penduduk dan rumah tangga miskin. Artinya penduduk yang nilai

pengeluaran di bawah garis kemiskinan maka dikategorikan sebagai penduduk

miskin. Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan

Page 13: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

19

minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari.

Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi. Garis

kemiskinan ukan makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,

sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non

makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di

perdesaan (BPS, 2007).

Berbeda dengan BPS, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) lebih melihat dari sisi kesejahteraan dibandingkan dari sisi kemiskinan.

Unit survai juga berbeda di mana pada BPS digunakan rumah tangga sedangkan

BKKBN menggunakan keluarga, hal ini sejalan dengan visi dari program

Keluarga Berencana (KB) yaitu "Keluarga yang Berkualitas". Pendataan keluarga

dilakukan oleh BKKBN setiap tahun sejak tahun 1994. Pendataan keluarga

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dasar kependudukan dan

keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

BKKBN mengelompokkan keluarga menjadi empat kelompok, yaitu keluarga pra

sejahtera, sejahtera I, sejahtera II, sejahtera III dan sejahtera III plus.

Pendekatan pembangunan manusia dipromosikan oleh lembaga

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk program pembangunan yaitu United

Nation Development Program (UNDP). Laporan tentang Pembangunan Manusia

atau yang sering disebut Human Development Report (HDR) dibuat pertama kali

pada tahun 1990 dan kemudian dikembangkan oleh lebih dari 120 negara.

HDR berisikan penjelasan tentang empat indeks yaitu Indeks

Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI), Indeks

Page 14: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

20

Pembangunan Gender atau Gender Development Index (GDI), Langkah

Pemberdayaan Gender atau Gender Empowerment Measure (GEM) dan Indeks

Kemiskinan Manusia atau Human Poverty Index (HPI).

Pengertian dan indikator HDR adalah satu konsep yang melihat

pembangunan secara lebih komprehensif, di mana pembangunan harus

menjadikan kesejahteraan manusia sebagai tujuan akhir, bukan menjadikan

manusia sebagai alat pembangunan. Di dalam konsep ini, juga dijelaskan bahwa

pembangunan manusia pada dasarnya adalah memperluas pilihan-pilihan bagi

masyarakat. Hal yang paling penting di antara pilihan-pilihan yang luas tersebut

adalah hidup yang panjang dan sehat, untuk mendapatkan pendidikan dan

memiliki akses kepada sumber daya untuk mendapatkan standar hidup yang layak.

Pilihan penting lainnya adalah kebebasan berpolitik, jaminan hak asasi manusia

dan penghormatan secara pribadi.

Menurut Cahyat (2004), pendekatan pembangunan manusia jelas berbeda

dengan pendekatan-pendekatan konvensional seperti pertumbuhan ekonomi,

pembangunan sumber daya manusia dan pembangunan kesejahteraan masyarakat.

Pendekatan pertumbuhan ekonomi hanya mengejar peningkatan Produk Nasional

Bruto (PNB) daripada memperbaiki kualitas hidup manusia. Pendekatan

pembangunan sumber daya manusia menjadikan manusia sebagai faktor input

dalam proses produksi, sehingga manusia lebih dilihat sebagai alat daripada

sebagai tujuan. Pembangunan kesejahteraan masyarakat seringkali melihat

masyarakat sebagai penerima manfaat daripada sebagai agen perubahan dalam

Page 15: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

21

proses pembangunan. Dalam konsep pembangunan manusia, pertumbuhan tidak

dilihat sebagai tujuan melainkan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Strategi Nafkah Rumah Tangga Miskin

Konsep mata pencaharian (livelihood) sangat penting dalam memahami

coping strategies karena merupakan bagian dari atau bahkan kadang-kadang

dianggap sama dengan strategi mata pencaharian (livelihood strategies). Suatu

mata pencaharian meliputi pendapatan (baik yang bersifat tunai maupun barang),

lembaga-lembaga sosial, relasi gender, hak-hak kepemilikan yang diperlukan

guna mendukung dan menjamin kehidupan (Ellis, 2000).

Strategi nafkah meliputi aspek pilihan atas beberapa sumber nafkah yang

ada di sekitar masyarakat. Semakin beragam pilihan sangat memungkinkan

terjadinya strategi nafkah. Secara jelas dalam bidang pertanian digambarkan

dengan adanya pola intensifikasi dan diversifikasi. Strategi nafkah juga dapat

ditinjau dari sisi ekonomi produksi melalui usaha cost minimization dan profit

maximization. Selain adanya pilihan, strategi nafkah mengharuskan adanya

sumber daya manusia dan modal. Pola hubungan sosial juga turut memberikan

warna dalam strategi nafkah. Pola relasi patron-klien dianggap sebagai sebuah

lembaga yang mampu memberikan jaminan keamanan subsistensi rumah tangga

petani (Crow, 1989).

Carner (1984) menyatakan bahwa terdapat beberapa strategi yang dapat

dilakukan oleh rumah tangga miskin perdesaan antara lain :

1. Melakukan beraneka ragam pekerjaan meskipun dengan upah yang rendah.

Page 16: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

22

2. Memanfaatkan ikatan kekerabatan serta pertukaran timbal balik dalam

pemberian rasa aman dan perlindungan.

3. Melakukan migrasi ke daerah lain biasanya migrasi desa-kota sebagai

alternatif terakhir apabila sudah tidak terdapat lagi pilihan sumber nafkah di

desanya.

Alasan utama melakukan strategi nafkah ganda pada rumah tangga

berbeda-beda pada masing-masing lapisan. Pada rumah tangga lapisan atas, pola

nafkah ganda merupakan strategi akumulasi modal dan lebih bersifat ekspansi

usaha. Sedangkan pada lapisan menengah, pola nafkah ganda merupakan upaya

konsolidasi untuk mengembangkan ekonomi rumah tangga. Sebaliknya pada

lapisan bawah, pola nafkah ganda merupakan strategi bertahan hidup pada tingkat

subsistensi dan sebagai upaya untuk keluar dari kemiskinan (White, 1991;

Sajogyo, 1991).

Hardono (2006) menyatakan bahwa secara umum pendapatan rumah

tangga penduduk di Indonesia sudah berdiversifikasi. Derajat kepentingan

berdiversifikasi cenderung lebih tinggi pada rumah tangga di wilayah desa, yang

berpendapatan rendah, dan kepala keluarganya memiliki pekerjaan utama sebagai

petani. Memperhatikan tingkat pendapatan pada kelompok rumah tangga tersebut

yang rendah, motif diversifikasi diduga lebih terkait faktor ketidakberdayaan

(kemiskinan). Disamping itu, dengan jumlah pendapatan yang mencapai kisaran

4-6 sumber, diversifikasi cenderung telah menjadi kebutuhan atau mungkin

menjadi bagian dari strategi nafkah rumah tangga, khususnya mereka yang

bekerja di sektor pertanian. Dinamika penguasaan sumber pendapatan

Page 17: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

23

menunjukkan akses terhadap alternatif sumber pendapatan pada kelompok rumah

tangga di desa yang berpendapatan rendah dan bermata pencaharian utama bertani

lebih terbatas dibandingkan kelompok rumah tangga lain. Dari sisi internal, hal itu

terkait dengan penguasaan sumberdaya dalam rumah tangga yang juga terbatas.

Terdapat indikasi rumah tangga pertanian yang berpendapatan rendah harus

bekerja lebih variatif untuk memperoleh pendapatan yang layak karena indeks

keragaman pendapatan semakin menurun dengan meningkatnya pendapatan.

Sajogyo (1982), menyatakan bahwa transformasi agraria yang terjadi di

Jawa telah mengguncang kelestarian sistem sosial desa. Transformasi agraria

tersebut memberikan beberapa persoalan besar di perdesaan, yaitu ketimpangan

penguasaan sumber nafkah agraria yang semakin tajam dan hilangnya berbagai

sumber nafkah tradisional yang digantikan oleh struktur nafkah baru yang berada

di sektor non pertanian. Struktur nafkah baru ini ternyata tidak juga memberikan

kesempatan pada peningkatan kesejahteraan. Dampak lebih jauh dari proses

transformasi ini adalah terjadinya ketidakpastian nafkah dan kelumpuhan struktur

kelembagaan jaminan asli yang telah mapan di perdesaan.

Hasil penelitian Saliem (2006), memperlihatkan bahwa strategi nafkah

yang dilakukan oleh petani lahan sawah dengan cara diversifikasi usahatani.

Diversifikasi usahatani ini sudah berkembang secara terbatas, kamoditas utama

terutama di wilayah irigasi masih padi. Terdapat faktor yang mempengaruhi

petani melakukan diversifikasi atau tidak, antara lain pengairan, komoditas yang

sesuai, pola tanam dan tingkat pendapatan. Usahatani diversifikasi diperkirakan

akan berkembang jika pemerintah memberikan pelayanan modal, jasa informasi

Page 18: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

24

harga dan jaminan pasar yang dapat memberikan insentif berproduksi pada

petani secara berlanjut.

Hasil penelitian di daerah pesisir Minahasa menunjukkan kecenderungan

masyarakat pesisir lebih miskin dibandingkan masyarakat non pesisir di daerah

tersebut. Akan tetapi pernyataan tersebut tidak ada kaitannya dengan kepadatan

dan persentase nelayan, atau kelimpahan petani dan persentase petanipun sangat

kecil. Anggapan ini muncul sebagai faktor penting. Dari hasil laporan di Sumatra

Selatan, faktor persentase nelayan dalam suatu kelompok berkorelasi positif

dengan tingkat pendapatan rata-rata rumah tangga yang lebih tinggi, sementara

tingkat pendapatan petani yang lebih tinggi berkorelasi negatif terhadap

persentase petani di daerah tersebut. Dari analisis ini disimpulkan bahwa

pernyataan umum mengenai masyarakat pesisir merupakan kelompok termiskin

tidak dapat didukung karena keberagaman diantara tingkat kemajuan dan

pendapatan nelayan di daerah-daerah yang berbeda (Kussoy, 1999). Sedangkan

Courtney (1999), menyatakan bahwa menurunnya hasil tangkapan perikanan,

terumbu karang terkoyak koyak, hutan mangrove terancam kelestariannya,

meningkatnya pencemaran, sedangkan masyarakat pesisir mengalami kemiskinan

yang terus bertambah. Penelitian tentang masyarakat pesisir di Madura (Arisandi,

2003; Muhsoni, 2006) menunjukkan fakta bahwa jumlah penduduk miskin di

daerah pesisir Madura semakin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Faktor utama yang menyebabkan pertambahan jumlah penduduk miskin tersebut

adalah semakin menurunnya hasil tangkapan sebagai akibat dari over fishing.

Page 19: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

25

Persaingan dalam penangkapan ikan terjadi karena perikanan laut

mempunyai ciri khas sebagai perikanan open access dan milik bersama.

Karakteristik yang khas ini menyebabkan adanya kecenderungan memboroskan

sumberdaya, pemborosan ekonomi karena nelayan tidak hanya mengalami

penurunan keuntungan bahkan penurunan produksi, eksploitasi memungkinkan

timbulnya konflik perebutan daerah penangkapan dan pendapatan rata-rata

nelayan kecil semakin rendah karena kesenjangan teknologi yang menyebabkan

penguasaan modal dan teknologi (Christy, 1982).

Widodo (2006) mengungkapkan gejala migrasi tenaga kerja sektor

pertanian ke sektor non pertanian melalui proses migrasi desa-kota dan migrasi

internasional. Proses migrasi ini terjadi sebagai akibat adanya pull factors dan

push factors. Walaupun penelitian ini belum membahas secara jelas tentang

strategi nafkah, namun telah memberi gambaran tentang usaha mempertahankan

hidup melalui pencarian nafkah di sektor non pertanian.

Sebagian besar nelayan yang tergolong miskin merupakan nelayan

artisanal yang memiliki keterbatasan kapasitas penangkapan baik penguasaan

teknologi, metode penangkapan, maupun permodalan. Masalah kemiskinan juga

disebabkan adanya ketimpangan pemanfaatan sumber daya ikan. Terdapat daerah

yang termasuk dalam kategori lebih tangkap (over fishing) dengan jumlah nelayan

besar terutama di pantai utara Jawa dan Selat Madura. Sedangkan di sisi lain

terdapat daerah yang masih potensial namun jumlah nelayannya sedikit seperti di

Papua, Maluku, NTT dan Ternate. Masalah struktural yang dihadapi nelayan

Page 20: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

26

makin ditambah dengan persoalan kultural seperti gaya hidup yang tidak produktif

dan tidak efisien.

Secara alami ada interaksi yang sangat kuat antara ketersediaan sumber

daya ikan, jumlah, perilaku, dan kapasitas nelayan serta ekonomi dari hasil usaha

penangkapan. Oleh karena itu, kemiskinan nelayan harus dipandang sebagai suatu

sistem yang memiliki komponen saling berinteraksi. Dengan demikian

pendekatan yang paling tepat dalam penanggulangan kemiskinan adalah dengan

pendekatan kesisteman (Direktorat Jenderal Perikanan tangkap, 2006).

Strategi nafkah dianggap sebagai suatu usaha membentuk sumber nafkah

baru untuk tetap mempertahankan kehidupan rumah tangga miskin. Berbagai

penelitian yang dilakukan di daerah Jawa menunjukkan adanya gejala

ketimpangan akses terhadap sumber-sumber agraria. Geertz telah lama

menyampaikan tentang shared proverty (kemiskinan berbagi) dan konsep involusi

pertanian. Sajogyo juga memberikan gambaran kemiskinan di Indonesia sebagai

bentuk ketimpangan akses sumberdaya. Solusi yang ditawarkan oleh Sajogyo

adalah dengan keadilan akses pada sumber produksi, perluasan kesempatan kerja

melalui industrialisasi perdesaan.

Kerangka Pemikiran

Menurut Ellis (2000), rumah tangga miskin akan memainkan kombinasi

semua modal yang dimilikinya. Modal tersebut dapat berupa modal finansial,

modal sumber daya alam, modal sumber daya manusia, modal sumber daya fisik

dan modal sosial. Kemampuan untuk mengakses modal dipengaruhi oleh relasi

Page 21: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

27

sosial, kelembagaan dan organisasi yang ada di sekitar rumah tangga tersebut

tinggal. Kemampuan rumah tangga dalam mengakses modal tersebut kemudian

diwujudkan dalam bentuk strategi nafkah. Strategi nafkah rumah tangga di

perdesaan dapat dikelompokkan dalam tiga basis nafkah, yaitu on-farm, off-farm

dan non-farm.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

Penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran Ellis (2000) dengan berbagai

penyesuaian di dalamnya. Rumah tangga miskin sebagai sebuah entitas sosial

sangat dipengaruhi oleh struktur sosial yang ada di sekitarnya. Struktur sosial

yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini menunjuk pada stratifikasi sosial,

relasi sosial, relasi gender, tata nilai dan norma serta kelembagaan. Struktur sosial

inilah yang memperngaruhi akses rumah tangga terhadap modal nafkah yang

terdiri dari modal finansial, modal fisik, modal manusia, modal sosial dan modal

alam. Selain struktur sosial, akses rumah tangga terhadap modal nafkah sangat

diperngaruhi oleh beberapa faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah, konflik

sumber daya alam dan perubahan iklim.

Secara khusus, strategi nafkah rumah tangga miskin dapat dikelompokkan

pada dua macam strategi, yaitu strategi ekonomi dan strategi sosial (Sitorus, 1999;

Dharmawan, 2001). Strategi ekonomi merupakan strategi yang didasarkan pada

penggunaan struktur alokasi tenaga kerja dalam rumah tangga, sedangkan strategi

sosial merupakan strategi yang didasarkan pada penggunaan lembaga tradisional

dan jejaring sosial yang ada di sekitar rumah tangga miskin.

Page 22: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

28

Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran

Rumah Tangga

Akses

Konflik Sumberdaya

Perikanan

Modal Alam

Modal Sosial Modal Finansial

Modal Fisik

Modal Manusia

Strategi Nafkah

Strategi Ekonomi

1. Optimalisasi penggunaan

tenaga kerja dalam rumah

tangga

2. Pola nafkah ganda

3. Migrasi

4. Kegiatan ilegal

Strategi Sosial

1. Lembaga kesejahteraan lokal

2. Memanfaatkan jaringan

sosial

Kebijakan pemerintah

Page 23: LANDASAN TEORI Struktur Sosial - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5628/Landasan teori... · Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi

29

Definisi Operasional

Untuk lebih memfokuskan penelitian, terlebih dahulu perlu disajikan

beberapa definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Rumah tangga dibatasi pada pengertian sekelompok unit sosial yang

menempati tempat tinggal secara bersama-sama (a common housing) dan pola

makan harian berasal dari satu unit dapur yang sama (a common cooking unit).

Mengacu pada batasan ini memungkinkan terjadinya beberapa keluarga inti

dalam satu rumah tangga.

2. Kemiskinan merupakan keadaan dimana sebuah rumah tangga tidak mampu

mencukupi kebutuhan dasar sandang, pangan, papan, kesehatan dan

pendidikan.

3. Struktur sosial merupakan pola kesalingterkaitan antar manusia dalam suatu

sistem sosial. Penelitian ini membatasi pengertian struktur sosial melalui

beberapa variabel yaitu stratifikasi sosial, relasi sosial serta kelembagaan.

4. Strategi nafkah rumah tangga miskin merupakan berbagai upaya yang

dilakukan oleh rumah tangga miskin baik pada tingkat individu maupun

komunitas dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya dan modal yang

dimilikinya untuk mempertahankan kelangsungan hidup rumah tangganya

meskipun hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan subsisten.