landasan teori proposal.pdf
DESCRIPTION
Pendekatan SaintifikTRANSCRIPT
-
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA
BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SMA N 9 KENDARI PADA MATERI ELEKTROKIMIA
Oleh :
PUTRI DWI HUMAERAH
A1C4 12 009
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Belajar
Pengetahuan dan pengalaman diperoleh dari alat indra peserta didik berupa
rangsangan (menurut teori behaviorisme) atau informasi (menurut teori kognitif).
Berdasarkan teori kognitif piaget (tahap-tahap perkembangan kognitif), maka
beberapa implikasi yang dapat diambil dalam praktek pendidikan/pembelajaran
antara lain: (1) setiap individu (peserta didik) diberi rangsang yang berbeda sesuai
dengan tingkat berpikirnya; (2) pendidik perlu melakukan tes kemampuan awal
peserta didik agar dapat menyusun dan menyajikan materi pembelajaran secara
tepat guna; (3) materi pembelajaran jangan terlalu sulit dan jangan terlalu mudah,
sehingga pembelajaran yang dijalankan dapat mengubah perilaku (kognitif, afektif
dan psikomotorik) peserta didik; (4) guru menyajikan materi pembelajaran sesuai
dengan tingkat dan kemampuan berpikir peserta didik (Asyhar, 2012).
2.1.2 Pendekatan Saintifik
Listiono (2014) mengungkapkan, proses pembelajaran dengan
berbantukan pendekatan ilmiah harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan
ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran,
-
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan
demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai,
prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Pendekatan ilmiah atau saintifik (Saintifik
approach) dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba,
membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran (Kemdikbud, 2013).
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan Saintifik yaitu
(Fauziah, 2013):
2.1.2.1 Mengamati, dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta
bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi
pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2.1.2.2 Menanya, peserta didik tidak mudah menanya apabila tidak dihadapkan
dengan media yang menarik. Guru harus mampu menginspirasi peserta
didik untuk mau dan mampu menanya.
2.1.2.3 Menalar, yaitu kemampuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa kemudian masuk menjadi
penggalan dan pengalaman yang tersimpan di memori otak berinteraksi
dengan pengalaman sebelumnya (asosiasi).
2.1.2.4 Mencoba, aktivitasnya berupa mempelajari cara-cara penggunaan alat
dan bahan yang tersedia dan harus disediakan, mempelajari dasar
teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya,
melakukan dan mengamati percobaan, mencatat fenomena yang terjadi,
menganalisis, dan menyajikan data, menarik simpulan atas hasil
percobaan, membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
-
2.1.2.5 Menyimpulkan, Menyajikan, dan Mengkomunikasikan. Pada kegiatan
akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil
pekerjaan yang telah disusun secara bersama-sama dalam kelompok dan
atau secara individu.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut, antara lain: (1) meningkatkan kemampuan
intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk
kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3)
terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk
melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel
ilmiah, dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa (Machin, 2014).
2.1.3 Media Pembelajaran
Secara etimologis, media berasal dari Bahasa Latin medium yang berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Asyhar (2012) mengungkapkan,
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta
didik. Di sini media pembelajaran berperan untuk menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran. Jadi, media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu
yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Adapun fungsi media pembelajaran menurut Asyhar (2012), yaitu:
-
2.1.3.1 Media sebagai sumber belajar
Artinya, melalui media peserta didik memperoleh pesan dan informasi
sehingga membentuk pengetahuan baru pada diri siswa.
2.1.3.2 Fungsi semantik
Kesalahpahaman bisa terjadi pada peserta didik ketika memahami suatu
peristiwa, proses, sifat, konsep dan lain-lain. Oleh karena itu, media
pembelajaran berfungsi mengkonkretkan ide dan memberikan kejelasan
agar pengetahuan dan pengalaman belajar dapat lebih jelas dan lebih
mudah dimengerti.
2.1.3.3 Fungsi manipulatif
Manipulasi ini sering dimanfaatkan untuk menggambarkan benda yang
terlalu besar, terlalu kecil, terlalu berbahaya, sulit diakses atau karena
letak dan posisinya yang jauh serta prosesnya terlalu lama untuk
diobservasi dalam waktu yang terbatas.
2.1.3.4 Fungsi fiksatif
Dalam hal ini yaitu kemampuan merekam (record) media pada suatu
peristiwa atau objek dan menyimpannya dalam waktu yang tak terbatas
sehingga sewaktu-waktu dapat diputar kembali ketika diperlukan;
menampilkan objek dan peristiwa yang terjadi pada lokasi yang sulit
dijangkau, seperti penipisan lapisan ozon di atmosfir.
2.1.3.5 Fungsi distributif
Fungsi distrbutif berarti bahwa dalam sekali penggunaan satu materi,
objek atau kejadian, dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah besar
-
(tak terbatas) dan dalam jangkauan yang sangat luas sehingga dapat
meningkatkan efisiensi baik waktu maupun biaya.
2.1.3.6 Fungsi psikologis
Pada segi psikologis, fungsi dari media pembelajaran diantaranya media
pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik terhadap materi
yang dibahas serta media dapat membangkitkan dan mengembangkan
daya imajinatif peserta didik sehingga dapat menghasilkan kreasi-kreasi
yang bermanfaat.
2.1.4 Hasil Belajar Siswa
Menurut Benjamin S.Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut A.J. Romizowski hasil belajar
merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input).
Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Dapat kita simpulkan
bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan prilaku yang cenderung
menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang
dilakukan dalam waktu tertentu (Jihad dkk., dalam Silfiatun, 2013).
-
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Referensi.
Fauziah, R. et al. (2013). Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi
Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Invotec, 9(2): 165-178.
Listiono, A., E. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Menggunakan Pendekatan Saintifik Berbantukan Web pada Mata
Pelajaran Kimia di Kelas X IPA I SMA Negeri 4 Kota Bengkulu. Skripsi
Sarjana pada Prodi Pend. Kimia FKIP Universitas Bengkulu.
Machin, A. (2014). Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan
Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia, 3(1), 28-35.
Silfiatun, (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Video untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Kompetisi Dasar Menyediakan Layanan
Makanan dan Minuman. E-Journal Boga, 2(3), 1-10.