landasan teori - polban

35
LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sistem yang dirancang untuk membangun suatu plan dengan pengontrolan otomatis saat ini sudah banyak ditemui, terutama yang menggunakan PLC (Programable Logic Controller) sebagai alat kontrol dan HMI (Human Machine Interface) sebagai media visual antara operator dan plan. Saat ini sudah menjadi trend untuk memperbaharui suatu sistem konvensional ke sesuatu yang lebih modern yang menawarkan kemudahan lewat otomatisasi. bahkan pembaharuan ini menjadi hal yang sangat menarik bagi para peneliti khususnya dilingkungan mahasiswa yang sedang mencari topik untuk penelitian tugas akhir. Sebenarnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem otomatis yang berbasis PLC dan HMI pada dasarnya tetaplah sama, yang membedakan dari beragam penelitian itu adalah merk alat, software yang digunakan dan sistem yang diperbaharui. Contoh penelitian yang sudah dilakukan adalah Pengembangan Modul Kontorl Crank Pump Unit berbasis PLC Omron CP1E dan Human Machine Interface yang dibuat oleh (Wisnu,2016). Pada penelitian ini mengembangkan modul under dan over voltage untuk Crank Pump Unit, dengan menggunakan PLC sebagai alat kontrol dan HMI sebagai sistem monitoring kinerja mesin, tampilan pertama HMI pada sistem ini mewajibkan operator untuk log in sebagai sistem keamanan dari pengoperasian sistem, PLC yang dipakai adalah PLC Omron CP1E yang diprogram menggunakan CX-Programer dan HMI yang digunakan adalah HMI Weinview MT6070ih yang diprogram menggunakan Software Easy Builder. Pada penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya adalah HMI yang tidak dilengkapi dengan fungsi operation log dan event story. Juga dalam hal input PLC penelitian ini tidak menggunakan input analog untuk memonitoring besaran yang bersifat statis seperti arus, suhu, dan tekanan, namun disisi lain penelitian ini sudah dapat menjalankan fungsi PLC dan HMI sebagai alat untuk kontrol dan monitoring kinerja suatu sistem. Penelitian lain tentang pengembangan sistem menggunakan PLC dan HMI yaitu Pengembangan Modul Praktikum Instalasi Listrik Tenaga Menggunakan HMI dan PLC Untuk Monitoring dan Operasi yang dibuat oleh (Wildan,2016)[7]. Penelitian ini mengembangkan modul praktikum Instalasi Listrik Tenaga, dengan menambahkan PLC dan HMI untuk memonitor beberapa jenis pengasutan motor induksi, HMI yang digunakan yaitu Omron NB10W-TW01B dengan menggunakan NB- Designer untuk membuat program HMI-nya. Pada penelitian ini sudah jauh lebih baik daripada penelitian-penelitian sebelumnya yang sama

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANDASAN TEORI - POLBAN

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Sistem yang dirancang untuk membangun suatu plan dengan pengontrolan otomatis saat

ini sudah banyak ditemui, terutama yang menggunakan PLC (Programable Logic Controller)

sebagai alat kontrol dan HMI (Human Machine Interface) sebagai media visual antara operator

dan plan. Saat ini sudah menjadi trend untuk memperbaharui suatu sistem konvensional ke

sesuatu yang lebih modern yang menawarkan kemudahan lewat otomatisasi. bahkan

pembaharuan ini menjadi hal yang sangat menarik bagi para peneliti khususnya dilingkungan

mahasiswa yang sedang mencari topik untuk penelitian tugas akhir. Sebenarnya prinsip yang

digunakan untuk mengembangkan suatu sistem otomatis yang berbasis PLC dan HMI pada

dasarnya tetaplah sama, yang membedakan dari beragam penelitian itu adalah merk alat,

software yang digunakan dan sistem yang diperbaharui.

Contoh penelitian yang sudah dilakukan adalah Pengembangan Modul Kontorl Crank

Pump Unit berbasis PLC Omron CP1E dan Human Machine Interface yang dibuat oleh

(Wisnu,2016). Pada penelitian ini mengembangkan modul under dan over voltage untuk Crank

Pump Unit, dengan menggunakan PLC sebagai alat kontrol dan HMI sebagai sistem

monitoring kinerja mesin, tampilan pertama HMI pada sistem ini mewajibkan operator untuk

log in sebagai sistem keamanan dari pengoperasian sistem, PLC yang dipakai adalah PLC

Omron CP1E yang diprogram menggunakan CX-Programer dan HMI yang digunakan adalah

HMI Weinview MT6070ih yang diprogram menggunakan Software Easy Builder. Pada

penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya adalah HMI yang tidak

dilengkapi dengan fungsi operation log dan event story. Juga dalam hal input PLC penelitian

ini tidak menggunakan input analog untuk memonitoring besaran yang bersifat statis seperti

arus, suhu, dan tekanan, namun disisi lain penelitian ini sudah dapat menjalankan fungsi PLC

dan HMI sebagai alat untuk kontrol dan monitoring kinerja suatu sistem.

Penelitian lain tentang pengembangan sistem menggunakan PLC dan HMI yaitu

Pengembangan Modul Praktikum Instalasi Listrik Tenaga Menggunakan HMI dan PLC Untuk

Monitoring dan Operasi yang dibuat oleh (Wildan,2016)[7]. Penelitian ini mengembangkan

modul praktikum Instalasi Listrik Tenaga, dengan menambahkan PLC dan HMI untuk

memonitor beberapa jenis pengasutan motor induksi, HMI yang digunakan yaitu Omron

NB10W-TW01B dengan menggunakan NB- Designer untuk membuat program HMI-nya.

Pada penelitian ini sudah jauh lebih baik daripada penelitian-penelitian sebelumnya yang sama

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: LANDASAN TEORI - POLBAN

menggunakan HMI, diantaranya adalah HMI yang dibuat sudah bisa menampilkan fungsi

operation log, alarm, dan event story, pada penelitian ini juga menambahkan penyimpanan

data ke kesternal memory berupa USB, Namun pada penelitian ini input PLC masih berupa

input digital yang berasal dari pushbutton atau program dari HMI, jadi belum ada input analog

yang nantinya dapat di monitoring melalui HMI atau bahkan di kontrol untuk mendapatkan

output yang diinginkan.

Berdasarkan hal tersebut , pada penelitian ini akan dibuat modul kontrol dan monitoring

menggunakan PLC dan HMI untuk megoperasikan motor induksi 3 fasa yang menjasi

penggerak kompresor 190 psi. Penulis menggunakan PLC Siemens S7-1200 dan HMI Siemens

KTP 400 Basic Mono PN. Penggunaan PLC Siemens S7-1200 disini karena PLC ini

mempunyai 2 buah Input Analog yang berfungsi untuk menerima sinyal analog berupa

tegangan antara 0-10 V yang nantinya memberi sinyal pada input analog adalah sensor tekanan

Pressure Transmitter 200 psi yang akan membaca tekanan pada tabung kompresor dan sensor

suhu pada motor hasil pembacaannya akan diproses oleh PLC lalu ditampilkan oleh HMI,

selain digunakan untuk monitoring tekanan pada tabung kompresor, hasil input dari sessor

tekanan akan digunakan sebagai pembanding antara setting tekanan yang diinginkan dengan

tekanan yang dibaca oleh sensor, nantinya berfungsi sebagai alat kontrol untuk mematikan

motor penggerak kompressor.

2.2 Kompresor

Kompresor“adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara

biasanya mengisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau gas

bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompresor bekerja sebagai penguat

(booster). Sebaliknya ada pula kompresor yang mengisap gas yang bertekanan lebih rendah

daripada tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompressor disebut pompa vakum”[1].

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: LANDASAN TEORI - POLBAN

Gambar II-1 Kompresor [19]

2.2.1 Azas Kerja

1. Azas Pemampatan Zat

Kompresor pada dasarnya bekerja memampatkan gas. ”Adapun gas yang bisa

dimapatkan bukan hanya gas saja melainkan juga zat padat. Benda padat yang dapat

dimapatkan dan dapat menyimpan energi, mudah dilihat dengan jelas pada pemampatan sebuah

pegas. Energi renggangan akan dapat diperoleh kembali jika pegas diberi kesempatan memuai

kekeadaan semula. Namun energi renggangan benda padat tidak mudah di salurkan ke tempat

lain yang memerlukan”[1].

Gambar II-2 Kompresi Fluida

2. Azas Kompresor

“Jika suatu zat di dalam sebuah ruangan tertutup diperkecil volumenya, maka gas akan

mengalami kompresi. Kompresor yang menggunakan azas ini disebut kompresor jenis

perpindahan (displacement). Secara prinsip, kompresor jenis ini dilukiskan seperti dalam

Gambar 2.1. Adapun pelaksanaannya dalam praktek memerlukan kontriksi seperti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: LANDASAN TEORI - POLBAN

diperlihatkan dalam Gambar 2.2. Disini digunakan torak yang bekerja bolak- balik didalam

sebuah silinder untuk menghisap, menekan, dan mengeluarkan gas secara berulang- ulang.

Dalam hal ini gas yang ditekan tidak boleh bocor melalui celah antara dinding yang saling

bergesek. Untuk itu digunakan cincin tolak sebagai perapat”[1].

(a) (b) Gambar II-3 (a). Pompa Ban Sepeda (b). Prinsip Kompresor Sama dengan Pompa ban Sepeda

2.2.2 Jenis Penggerak Kompresor

“Penggerak kompressor berfungsi untuk memutar torak atau piston sehingga piston

dapat memampatkan udara dan mengisi tabung kompresor yang sudah ada. Penggerak

kompressor yang sering digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar atau motor

bensin. Kompressor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua fasa atau motor bensin.

Sedangkan kompressor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 fasa atau mesin diesel.

Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan bila lokasi disekitar kompresor tidak

terdapat aliran listrik atau cenderung non stasioner. Kompresor yang digunakan di industry

kebanyakan digerakkan oleh motor listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan

cenderung stasioner / tidak berpindah-pindah. Jenis penggera kompresor yang digunakan oleh

kompresor pada plan ini menggunakan penggerak motor induksi 3 fasa”.

2.3 Motor Induksi

“Motor induksi tiga fasa merupakan motor listrik arus bolak-balik (AC) yang paling

banyak digunakan dalam dunia industri. Motor Induksi mempunyai keunggulan disbanding

motor arus searah adalah konstruksi yang kompak, ukuran berat/daya lebih kecil, tidak

mengeluarkan percikan bunga api, tidak menggunakan sikat arang, konstruksi sederhana,

perawatan mudah, dan efisiensi. Selain mempunyai kelebihan, motor induksi juga mempunyai

kekurangan dalam hal torsi dan pengaturan kecepatannya. Kekurangan tersebut dapat teratasi

dengan menggunakan inverter dimana kecepatan motor induksi dapat diatur dalam jangkauan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: LANDASAN TEORI - POLBAN

yang sangat lebar. Kecepatan medan putar tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi

sumber dayanya. Kecepatan ini disebut kecepatan sinkron, yang ditentukan dengan rumus”:

𝑁𝑠 =120.f

𝑝.............................................................................................(2.1)

Dimana Ns adalah kecepatan sinkron (rpm), f adalah frekuensi sumber daya (Hz), dan

P adalah jumlah kutub stator. [2]

“Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di

industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3

fasa dan motor induksi 1 fasa. Motor induksi 3 fasa dioperasikan pada sistem tenaga 3 fasa dan

banyak digunakan di dalam berbagai bidang industry dengan kapasitas yang besar. Motor

induksi 1 fasa dioperasikan pada sistem tenaga 1 fasa dan banyak digunakan terutama untuk

peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya

karena motor induksi 1 fasa mempunyai daya keluaran yang rendah”[12].

2.3.1 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa

“Mesin-mesin listrik digunakan untuk mengubah suatu bentuk energi ke energi yang

lain, misalnya mesin yang mengubah energi mekanis ke energi listrik disebut generator, dan

sebaliknya energi listrik menjadi energi mekanis disebut motor. Masing-masing mesin

mempunyai bagian yang diam dan bagian yang bergerak. Secara umum motor induksi terdiri

dari rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian yang

diam. Diantara stator dan otor terdapat celah udara yang jaraknya sangat kecil yaitu antara 0,4

mm sampai 4 mm”[13].

Gambar II-4 Bagian-bagian Motor Induksi [13]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: LANDASAN TEORI - POLBAN

1. Stator

“Bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar. Dibuat dari besi

bundar berlaminasi dan mempunyai alur-alur sebagai tempat meletakkan kumparan. Masing-

masing kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub, jumlah kutub ini menentukan

kecepatan motor tersebut. Semakin banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi

semakin rendah” [13].

Gambar II-5 Konstruksi Stator Motor Induksi[13]

Stator merupakan bagian yang diam dan berfungsi sebagai:

a. Dudukan kumparan jangkar untuk motor-motor AC dan dudukan motormotor DC

b. Dudukan kedua kutub tutup (end plate) motor

c. Dudukan terminal yang menghubungkan jaringan kumparan stator kedua sumber tegangan

d. Dudukan sirip-sirip pendingin motor yang berfungsi pelepas energi panas yang timbul pada

motor.

2. Rotor

“Rotor adalah bagian dari mesin yang berputar dan letaknya pada bagian dalam. Pada

motor induksi terdapat dua tipe rotor yang berbeda yaitu rotor sangkar tupai dan rotor belitan.

Kedua tipe rotor ini menggunakan laminasi melingkar yang terikat erat pada poros. Penampang

rotor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Batang rotor dan cincin ujung sangkar

tupai yang kecil merupakan coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng”

“Pada inti rotor. Pada motor yang lebih besar, batang rotor dibenamkan dalam alur rotor

dan kemudian di las dengan kuat ke cincin ujung. Apabila dilihat tanpa inti rotor, maka batang

rotor ini kelihatan seperti kandang tupai.oleh karena itu motor induksi dengan rotor sangkar

tupai dinamakan motor induksi sangkar tupai”.[13]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: LANDASAN TEORI - POLBAN

“Pada ujung cincin penutup delekatkan kipas yang berfungsi sebagai pendingin. Rotor

jenis ini tidak terisolasi, karena batangan dialiri arus yang besar pada tegangan rendah. Motor

induksi dengan rotor sangkar tupai ditunjukkan pada Gambar II.6”[13].

Gambar II-6 (a) Tipikal Rotor Sangkar, (b) Motor Induksi Rotor Sangkar[13]

“Pada tipe rotor belitan, slot rotor menampung belitan terisolasi yang mirip dengan

belitan pada stator. Belitan rotor terdistribusi merata, biasanya terhubung bintang dan masing

– masing ujung fasa terbuka yang terhubung pada cincin slip yang terpasang pada rotor. Pada

motor rotor belitan, sikat karbon menekan cincin slip, oleh karena itu tahanan eksternal dapat

dihubungkan seri dengan belitan rotor untuk mengontrol torsi start dan kecepatan selama

pengasutan. Penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi

yang lebih besar dengan arus pengasutan yang lebih kecil dibanding rotor sangkar [13].

Konstruksi motor induksi tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada” Gambar II.7.

Gambar II-7 (a) Tipikal Rotor Belitan, (b) Motor Induksi Rotor Belitan[13]

2.4 Programmable Logic Controller

“Definisi PLC menurut NEMA (National Electrical Manufacturer's Association) ICS3-

1978 Part ICS3-304, adalah: Peralatan elektronik yang bekerja secara digital yang

menggunakan memory yang bisa diprogram untuk menyimpan instruksi internal guna

menerapkan fungsi-fungsi khusus, seperti logic, sequencing, timing, counting, dan aritmatik,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: LANDASAN TEORI - POLBAN

untuk mengontrol modul-modul input/ output secara analog atau digital, berbagai jenis mesin

atau proses”.

“Definisi lain menyebutkan bahwa PLC adalah suatu alat yang dapat diprogram secara

logic dan berfungsi untuk mengontrol bermacam-macam mesin melalui unit input dan

output”[3].

PLC menawarkan kemudahan dari berbagai fasilitas yang dimiliki, karena sistem

pengontrolannya menggunakan program dapat dengan mudah diubah sesuai kebutuhan suatu

sistem, jadi dari suatu plan dapat diadaptasikan ke plan yang lain karenasifatnya yang fleksibel

2.4.1 Bagian bagian PLC

“Umumnya sebuah sistem PLC memiliki lima komponen dasar. Komponen-komponen

ini adalah unit prosesor, memori, unit catu daya, bagian antar muka input/output dan perangkat

pemrograman”[3].

1) Central Processor Unit (CPU)

*Adalah unit yang berisi mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input

dan melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan, sesuai dengan program yang tersimpan di

dalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai

sinyal-sinyal kontrol ke antar muka output*.

2) Memory

‘Adalah tempat dimana program yang digunakan untuk melaksanakan tindakan-

tindakan pengontrolan oleh mikroprosesor disimpan’.

3) Catu Daya (Power Supply)

‘Diperlukan untuk mengkorversikan tegangan AC sumber menjadi tegangan DC rendah

yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian di dalam modul-modul antarmuka

input dan output’.

4) Perangkat Pemrograman

‘Dipergunakan untuk memasukan program yang dibutuhkan kedalam memori. Program

tersebut dibuat dengan menggunakan perangkat ini, kemudian ke dalam unit memori PLC’.

5) Bagian input dan output

‘Adalah antarmuka dimana prosesor menerima informasi dari dan megkomunikasikan

informasi kontrol ke perangkat-perangkat eksternal”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: LANDASAN TEORI - POLBAN

2.4.2 Prinsip Kerja PLC

‘Pada prinsipnya sebuah PLC melalui modul input bekerja menerima data-data berupa

sinyal ari peralatan input luar (external input device) dari sistem yang dikontrol. Peralatan

tersebut antara lain berupa sakelar, tombol, sensor. Data-data masukan yang masih berupa

sinyal analog akan diubah oleh modul input analog to digital input module (A/D) menjadi

sinyal digital. Selanjutnya oleh prosesor sentral (CPU) yang ada di dalam PLC sinyal diggital

itu diolah sesuai dengan program yang telah dibuat dan disimpan dai dalam memori.

Seterusnya CPU akan mengambil keputusan dan memberikan perintah melalui modul output

dalam bentuk sinytal digital. Kemudian oleh modul output digital to analog module (D/A) dari

sistem yang dikontrol seperti antara lain berupa kontaktor, relai, selenoid, heater, alarm dimana

nantinya dapat untuk mengoperasikan secara otomatis sistem proses kerja yang dikontrol

tersebut’[3].

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: LANDASAN TEORI - POLBAN

Gambar II-8 Function Block Diagram Prinsip Kerja PLC

2.4.3 Bahasa Pemrograman PLC

Mengacu pada standar IEC 61131-3 bahasa pemrograman PLC ada 5 yaitu Ladder

Diagram, Function Block Diagram (FDB), Structured Text, Sequentian Function Chart, dan,

Instruction List. Bahasa pemrograman PLC yang paling sering digunakan yaitu Ladder

Daigram karena bahasa ini lebih mudah jika dibandingkan dengan bahasa pemrograman

lainnya.

1. Ladder Diagram

Bahasa pemrograman ini berbentuk seperti tangga berupa kontak dan koil yang disusun

sedemikian rupa sehingga kebutuhan suatu plan atau output-nya dapat tercapai dengan

penyusunan logika dari elemen-elemen tersebut

Gambar II-9 Contoh Diagram Ladder

2. Function Block Diagram (FBD)

Dalam bahasa pemrograman ini terdapat blok blok yang dapat mendeskripsikan fungsi

standar yang sudah ada maupun fungsi yang dibuat sendiri oleh pengguna dalam

mendefinisikan algoritma yang diinginkan untuk mencapai output tertentu.

Input

Device

Input

PLC

Output

PLC

CPU

PLC

Output

Device

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: LANDASAN TEORI - POLBAN

Gambar II-10 Contoh Program FBD[14]

3. Stuctured Text

Bahasa pemrograman ini menggunakan bahasa tingkat tinggi (High Level Programing)

seperti PASCAL[5]. Biasanya digunakan untuk fungsi kontrol yang membutuhkan

algoritma khusus dan prosedur yang kompleks.

Gambar II-11 Contoh Structured Text [15]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: LANDASAN TEORI - POLBAN

4. Sequentian Function Chart

SFC ‘menggambarkan secara grafis garis sekuensial dari sebuah kontrol proses yang

kompleks SFC terdiri dari step yang terhubung dengan blok aksi dan transisi. Masing

masing step mempresentasikan keadaan (state) tertentu dari sebuah sistem

yang’dikendalikan[5].

Gambar II-12 Contoh bahasa Sequentian Function Chart [16]

2.4.4 PLC Siemens S7-1200 CPU 1212C DC/DC/DC

PLC Siemens S7-1200 CPU 1211C merupakan salah satu produk PLC unggulan dari

Siemens. S7-1200 ini merupakan pembaharuan dari seri sebelumnya yaitu S7-200 dan S7-300

yang berbeda dari S7-1200 ini dengan seri-seri sebelumnya yaitu adanya input analog dan

koneksi Ethernet untuk antarmuka antara PLC dengan perangkat lain seperti PC dan HMI, S7-

1200 juga memiliki beberapa CPU yaitu CPU 1211C, CPU 1212C, dan CPU 1214C yang

menjadi dasar perbedaan CPU tersebut adalah jumlah I/O yang melekat pada Board, masing

masing memiliki 6/4, 8/6, 14/10 . Sedangkan DC/DC/DC berarti PLC ini memiliki Power

Supply berupa tegangan DC 24VDC , untuk Input Digital berupa tegangan DC dan untuk

Output berupa transistor yang dapat dibebani dengan 24 VDC.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: LANDASAN TEORI - POLBAN

Berikut adalah bagian-bagian dari PLC Siemens S7-1200 CPU 1212C yang ditunjukan

oleh Gambar II.13

Gambar II-13 Bagian-bagian PLC Siemens S7-1200 [6]

Keterangan :

1. Blok power connector

2. Slot memory card dibawah pintu penutup atas

3. Blok terminal wiring yang dapat dilepas (berada di bawah pintu penutup)

4. LED status I/O pada board

5. Ethernet Konektor (dibawah pintu penutup)

2.5 Human Machine Interface

“Human Machine Interface (HMI) adalah sistem yang menghubungkan antara manusia

dan teknologi mesin. HMI dapat berupa pengendali dan visualisasi status baik dengan manual

maupun melalui visualisasi komputer yang bersifat real time “[4]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: LANDASAN TEORI - POLBAN

2.5.1 Fungsi HMI

Fungsi HMI antara lain [4] :

1. Memberikan informasi plant yang up-to-date kepada operator melalui graphical user

interface

2. Menerjemahkan instruksi operator ke mesin

3. Memonitor keadaan yang ada di plant

4. Mengatur nilai pada parameter yang ada di plant

5. Mengambil tindakan yang sesuai dengan keadaan yang terjadi

6. Memunculkan tanda peringatan dengan menggunakan alarm jika terjadi sesuatu yang

tidak normal

7. Menampilkan pola data kejadian yang ada di plant baik secara real time maupun

historical (Trending history atau real time).

‘Sistem HMI biasanya bekerja secara online dan real time dengan membaca data yang

dikirimkan melalui I/O port yang digunakan oleh sistem controller-nya. Port yang biasanya

digunakan untuk controller dan akan dibaca oleh HMI antara lain adalah port com, port USB,

port RS232 dan ada pula yang menggunakan port serial’ [4].

2.5.2 HMI KTP400 Basic Mono PN

HMIKTP400 Basic Mono PN merupakan basic HMI terbaru yang dikeluarkan oleh

Siemens pada seri Basic Panel 2nd Generartion adalah seri entry level ideal untuk aplikasi

HMI sederhana. Keluarga perangkat ini menawarkan panel dengan layar lebar 4 ", 7", 9 "dan

12" display, serta operasi gabungan tombol dan sentuh. Layar lebar resolusi tinggi inovatif

dengan 64.000 warna juga cocok untuk pemasangan tegak, dan bisa juga diredupkan menjadi

100%. Antarmuka operator yang inovatif dengan peningkatan kegunaan terbuka sampai

beragam pilihan berkat kontrol baru dan grafik. Banyak fungsi perangkat lunak sebagai standar:

untukcontoh, sistem alarm, manajemen resep, fungsionalitas tren dan pengalihan bahasa. Oleh

karena itu, pengguna mendapat keuntungan dari keuntungan visualisasi, seperti peningkatan

proses kualitas, bahkan dengan aplikasi sederhana[8].

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: LANDASAN TEORI - POLBAN

Gambar II-14 HMI KTP400 Basic Mono PN

Keterangan:

1. Relung untuk pemasangan klem 6. Koneksi untuk tanah fungsional

2. Layar / layar sentuh 7. antarmuka PROFINET

3. Pemasangan segel 8. Konektor catu daya

4. Panduan untuk pelabelan strip 9. Plat penilaian

5. Tombol fungsi 10. Nama antarmuka

2.6 Software Pemrograman PLC dan HMI Menggunakan TIA Portal v11

TIA Portal v11 adalah software untuk membuat program PLC dan HMI dari Siemens ,

TIA Portal v11 ini adalah bagian dari STEP 7. TIA portal ini berfungsi untuk membuat,

mencoba, menguji, dan memonitor program dari bahasa pemrograman Ladder dan FDB yang

dimiliki oleh PLC Siemens . Software ini juga dapat membuat tampilan untuk HMI Siemens,

jadi dalam satu aplikasi kita dapat membuat program PLC dan membuat tampilan dan program

untuk HMI, berbeda dengan perangkat PLC dan HMI lain yang menggunakan software

terpisah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: LANDASAN TEORI - POLBAN

TIA Portal v11 menyajikan tampilan yang user-friendly untuk mengembangkan,

mengedit, dan memonitor logika yang dibutuhkan untuk

mengontrol plan kita, dapat juga untuk mengelola dan mengkonfigurasi semua perangkat

dalam plan, seperti HMI dan lainnya. STEP 7 menyediakan bahasa pemrograman standar untuk

kenyamanan dan efisiensi dalam mengembangkan program kontrol untuk plan yang telah kita

buat[6].

● LAD (ladder logic) adalah bahasa pemrograman grafis. Representasi didasarkan pada

diagram sirkuit.[6]

● FBD (Function Block Diagram) adalah bahasa pemrograman yang didasarkan pada

grafik dan simbol logika yang digunakan dalam aljabar Boolean[6]

Kerika kita membuat diagram block kita dapat memilih bahasa pemrograman mana

yang akan kita gunakan, semua program dari diagram block tersebut dapat diterapkan pada

semua bahasa pemrograman yang ada[6].

Untuk dapat menjalankan STEP 7 dengan optimal, berikut ini adalah Tabel II.1

menunjukan spesifikasi komputer untuk menjalankan program STEP 7:

Tabel II-1 System Requirement STEP 7 v11 [6]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: LANDASAN TEORI - POLBAN

Bagian-bagian utama dari program STEP 7 yang ditunjukan oleh Gambar II.15:

Gambar II-15 Bagian-bagian Utama Pada STEP 7

Keterangan:

1. Toolbar dan Menu

2. Project Navigator

3. Area Kerja

4. Task Card

5. Jendela Inspector

6. Untuk pindah ke Portal View

7. .Editor Bar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: LANDASAN TEORI - POLBAN

Langkah pertama untuk membuat program pada STEP 7 adalah dengan mngklik icon

STEP 7 pada desktop atau pada Star Menu. Setelah diklik akan muncul tampilan seperti pada

Gambar II.16

Gambar II-16 Tampilan Awal TIA Portal v11

Setelah itu adalah pad tab Create new project kita harus mengisi nama project, alamat

project disimpan, nama pembuat, dan keteranga. Setelah semua diisi lalu klik Create. Lalu

akan ada pop up keterangan project sedang dibuat dan kita harsu menunggu beberapa saat.

Gambar II-17 Tampilan Pembuatan Project Baru dan Pop UP Config Project

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: LANDASAN TEORI - POLBAN

Setelah kita berada pada tampilan baru selanjutnya kita harus mmilih Device & Network

pada tab disamping kiri lalu pilih Add new device=> pilih gambar PLC= > pilih type CPU PLC

yang kita gunakan, disini penulis menggunakan CPU 1211C AC/DC/Rly dengan Order No.

6ES7 211-1BD30-0XB0, lalu klik tombol Add yang berada dibawah atau double klik pada

pilihan order number .

Gambar

II-18

Tampilan

Ketika

Memilih

CPU PLC

Setelah menentukan jenis CPU dari PLC yang kita pakai selanjutnya kita akan

diantarkan pada halaman Project TIA Portal v11. untuk mulai membuat program ladder baru

seperti pada Gambar II.19

Gambar II-19 Tampilan Project View TIA Portal V11

Priject View digunakan untuk membuat beragam perlengapan project seperti

pembuatan program PLC, pengaturan tag input dan output, membuat program dan tampilan

untuk HMI, melakukan simulasi program sebelum program dimasukan ke PLC. Untuk mulai

1 2

4

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: LANDASAN TEORI - POLBAN

membuat program ladder kita harus klik Program Block => Main OB 1 pada kolom Project

Navigator maka kita akan pindah ke halaman pembuatan program ladder seperti pada Gambar

II.20.

Gambar II-20 Halaman Pembuatan Program Ladder

2.7 Peralatan Kontrol Pengasutan Motor

Karena kompresor 190 PSI ini digerakan oleh motor induksi 3 fasa maka berikut ini

adalah beberapa peralatan atau komponen yang digunakan dalam pengasutan motor induksi .

2.7.1 Penghantar

“Penghantar yang digunakan untuk pengasutan star-delta motor induksi 3 fasa 10 HP

sebagai penggerak motor ini adalah penghantar yang dilindungi dengan isolasi atau disebut

dengan kabel, penghantar ini banyak bermunculan jenisnya. Untuk mempermudah identifikasi

dari jenis kabel yang ada, maka diadakan penandaan dari huruf maupun angka. Kode pengenal

kabel yang sering digunakan dijelaskan pada Tabel II.2”.

“Berdasarkan standarisasi PUIL 2011 SNI 0255:2011/Amd 1:2013 yang tertera dalam

lampiran L MOD pada halaman 149-152 yang berjudul Nomenklatur Kabel bahwa notasi huruf

adalah sebagai berikut”:

Tabel II-2 Nomenklatur Kabel

Kode Pengenal Penjelasan

N Kabel standard dengan penghantar inti Tembaga

NA Kabel standart konduktor alumunium

Y Isolasi PVC

G Isolasi Karet

HALAMAN

PEMBUATAN

PROGRAM LADDER

INTUKSI DASAR, INTRUKSI KHUSUS

DAN KEAHLIAN PADA TEKNOLOGI LAIN

DALAM PLC YANG BISA DITERAPKAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: LANDASAN TEORI - POLBAN

A Kawat Berisolasi

Y Selubung PVC (polyvinyl chloride) untuk kabel luar

M Selubung PVC untuk kabel luar

F Penghantar halus dipintal bulat

R Kawar baja bulat (perisai)

Gb Kawat pipa baja (perisai)

B Pipa Baja

F Perisai kawat baja pipih

A. Jenis Penghantar

1. Penghantar NYA

Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar atau kabel

udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam sesuai dengan peraturan

PUIL. Lapisan isolasi yang hanya satu lapis menyebabkan isoalsi mudah cacat, juga tidak tahan

dengan air, karena kabel ini adalah tipe kabel udara sehingga jika akan menggunakannya di

indtalasi rumah penggunaan kabel ini dipasang dalam pipa PVC agar tidak mudah jika digigit

oleh tikus, dan apabila ada isolasi yang terbuka atau terkelupas tidak tersentuh langsung oleh

orang. Kabel NYA memiliki karakteristik sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: LANDASAN TEORI - POLBAN

Tegangan minimal : 400/690 (600) V

Jumlah Inti : 1

Luas Penampang : 0.5 – 400 mm2

Penggunaan : didalam pipa, diatas plesteran

2. Penghantar NYAF

Kabel NYAF merupakan jenis kabel flexibel dengan penghantar tembaga serabur

berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi Panel yang memerlukan flesksibilitas yang tinggi.

Digunakan pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau

terkena pengaruh cuaca secara langsung. Karakteristik dari kabel NYAF adalah:

Tegangan nominal : 400/690 (600) V

Inti : Serabut

Luas Penampang : 0.5 – 400 mm2

Penggunaan : di dalam panel, dalam pipa

3. Penghanta NYY

Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap di dalam tanah dimana kabel harus tetap

diberikan perlindungan khususu. Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa

ditempatkan di dalam dan di luar ruangan, dalam kondisi lembab ataupun kering, memiliki

lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3, 4 atau 5. Memiliki lapisan

isolasi yang llebih kuat dari kabel NYM. Karakteristik penghantar NYY adalah sebagai berikut

:

Tegangan nominal : 230/400 (300) V

Jumlah Inti : 1-5

Luas Penampang : 1.5 – 35 mm2 , bila berinti tunggal hanya sampai 16

mm2

Penggunaan : Kabel bawah tanah yang dilindungi oleh pipa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: LANDASAN TEORI - POLBAN

B. Kemampuan Hantar Arus

“Kemampuan hantar arus (KHA) suatu kabel dapat dinyatakan sebagai kemampuan

maksimum kabel untuk dilalui arus secara terus-menerus tanpa menyebabkan kerusakan pada

kabel tersebut”.

“Menurut PUIL 2011 pasal 510.5.3.1 menjelaskan bahwa konduktor sirkit akhir yang

menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban

penuh. Disamping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan konduktor yang cukup ukurannya

sehingga tidak terjadi drop voltase yang berlebihan. Konduktor sirkit akhir untuk motor dengan

berbagai daur kerja dapat menyimpang dari persyaratan diatas asalkan jenis dan penampang

serta pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut. Sehingga untuk menentukan

besarnya KHA dapat menggunakan Persada”:

KHA = 125 % x IN .............................................................................(2.2)

“Jika KHA telah diketahui, maka untuk menentukan luas penampang dipilih kabel yang

memiliki nilai yang di atasnya (pada tabel). Untuk Kabel daya diperhatikan juga rating MCB

yang dipilih. Jika nilai KHA masih dibawah rating MCB, maka ditetapkan rating MCB sebagai

nilai KHA minimal yang digunakan. Dengan tujuan apabila terjadi gangguan, kabel masih

dapat menghantarkan arus sebelum MCB memutuskan rangkaian”.

2.7.2 Pushbutton

“Komponen yang berfungsi untuk menyalurkan listrik, dapat pula disebut dengan saklar

tanpa pengunci. Disebut demikian karena jika tekanan dilepaskan maka kontak akan kembali

ke posisi semula atau bekerja menyambung dan memutuskan arus listrik hanya sesaat. Jenis

saklar ini ada NO dan NC. Simbol saklar tekan (push button) sebagai berikut”: [7]

Gambar II-21 (a) Tombol Tekan (Push Botton) (b) Simbol NO dan NC [7]

Dalam pemasangan push button terdapat identifikasi warna yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: LANDASAN TEORI - POLBAN

membedakan fungsi masing-masing. Identifikasi warna pada push button menurut IEC

60204-1 dapat dibedakan sesuai penjelasan pada tabel II.6

Tabel II-3 Standarisasi Warna Push Button Menurut IEC 60204-1

Warna Makna Warna Aplikasi

Merah Kondisi Bahaya Tombol bahaya (Dibolekan untuk tombol stop)

Kuning Kondisi Tidak Normal Tombol untuk kondisi tidak normal yang dioperasikan operator

Biru Membutuhkan

Penanganan Tombol reset

Hijau Kondisi Normal

1. Menunjukkan kondisi normal

(Dibolehkan untuk tombol start) 2. Tombol start

Putih 1.

2.

Tombol start (diutamakan)

Tombol stop

Abu-abu 1. Tombol start

2. Tombol stop

Hitam 1. Tombol stop (diutamakan)

2. Tombol start

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: LANDASAN TEORI - POLBAN

2.7.3 Limit Switch

Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang

berfungsi menggantikan tombol. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis

yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik

pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu

benda (objek) yang bergerak[7].

Gambar II-22 (a) Limit Switch (b) Konstruksi Limit Switch [7]

“Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan tombolnya pada batas/daerah

yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan rangkaian

dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak

NC (Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. Konstruksi

dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar di atas”[7].

Limit switch biasa digunakan pada aplikasi seperti:

1. Pintu gerbang otomatis, dimana limit switch berguna untuk mematikan motor listrik

sebelum pintu gerbang itu menabrak pagar pembatas saat membuka atau menutup.

2. Pada pintu panel listrik sebagai saklar otomatis apabila pintu panel dibuka maka lampu

akan nyala untuk penerangan (seperti pada kulkas).

3. Pada tutup/cover mesin sebagai safety apabila cover dibuka maka mesin akan mati.

4. Pada sistem transfer seperti pada trolly dan conveyor sebagai pembatas maju dan

mundurnya (forward/reverse).

2.7.4 Lampu Indikator (Pilot Lamp)

Lampu indikator adalah suatu komponen sistem kendali yang digunakan untuk

memberikan penandaan visual terhadap kondisi operasi sistem. Lampu indikator tersebut

( a ) (b)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: LANDASAN TEORI - POLBAN

memiliki warna cahaya atau cover lampu yang bermacam-macam dan setiap warna mempunyai

fungsi dan arti yang berbeda[7].

Gambar II-23 Lampu Indikator (Piolt Lamp)[7]

Berikut ini merupakan standarisasi warna lampu indikator yang digunakan menurut IEC

6024-1.

Tabel II-4 Standarisasi Warna Lampu Indikator Menurut IEC 6024-1

Warna Makna Warna Aplikasi

Merah Kondisi Bahaya Menandakan kondisi bahaya dan membutuhkan penanganan secepatnya oleh operator

Kuning Kondisi Tidak

Normal

Monitoring dan atau membutuhkan penanganan dari operator

Biru Mesin Siap

Untuk Bekerja Mesin dalam kondisi siap dioperasikan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: LANDASAN TEORI - POLBAN

Tabel II-5 Standarisasi Warna Lampu Indikator Menurut IEC 6024-1 (Lajutan)

Warna Makna Warna Aplikasi

Hijau Kondisi Normal

Saklar utama dalam kondisi ON, pemilihan

kecepatan dan arah putar mesin, peralatan utama

ataupun tambahan yang dalam kondisi

ON, mesin bekerja

Putih Fungsi lain yang dapat dijelaskan melalui warna diatas

2.7.5 Kontaktor

“Kontaktor merupakan saklar yang bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Suatu

kontaktor dapat bekerja dengan normal dan dapat mengunci jika tegangan yang masuk ke

kontaktor mencapai 85-110% dari tegangan normalnya. Jika tegangannya kurang dari 85-110%

dari tegangan normalnya maka kontaktor akan bergetar dan tidak akan mengunci. Ukuran dari

kontraktor ditentukan oleh batas kemampuan tegangan dan hantaran arusnya. Berikut adalah

simbol dan penomoran kontraktor”[7]:

(a) (b)

Gambar II-24 (a) Gambar Kontaktor (b) Simbol Kontraktor

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: LANDASAN TEORI - POLBAN

Keterangan:

A1 – A2 = Terminal koil kontraktor

1, 3, 5 = Terminal kontak utama (input)

2, 4, 6 = Terminal kontak utama (output)

13 – 14 = Terminal kontak bantu NO

21 – 22 = Terminal kontak bantu NC

“Kontak utama adalah kontak yang menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari

sumber ke beban. Kontak bantu merupakan kontak-kontak yang berfungsi untuk rangkaian

kontrol yang terdiri dari NO (Normally Open) biasanya ditandai dengan nomor yang akhiran 3

dan 4 sedangkan NC (Normally Close) biasanya ditandai dengan nomor yang akhiran 1 dan 2.

Untuk pemilihan jenis kontaktor harus memperhatikan tegangan kerja, besarnya daya, KHA,

jumlah kontak bantu yang dimiliki, dan kategori penggunaannya”.[7]

Pemilihan kontaktor yang didasarkan pada standar kategori pemakaian yang ditetapkan

oleh standar IEC 6094-7 didefinisikan sebgagai harga arus kontaktor saat penutupan atau

pembukaan kontak yang tergantung pada:

a. Kategori pemakaian ACI : Pemakaian untuk non-induktif atau sedikit

induktif

b. Kategori pemakaian AC2 : Pemakaian untuk starting motor slipring

(starting, switching off)

c. Kategori pemakaian AC3 : Untuk pemakaian pada starting motor rotor sangkar (starting,

switching off)

d. Kategori pemakaian AC4 : Pemakaian utnuk jenis motor rotor sangkar

(starting, plugging atau berbalik arah putaran, inching)

2.7.6 Time Delay Relay (TDR)

“Time Delay Relay (TDR) adalah suatu piranti yang menggunakan elektromagnet untuk

mengoperasikan seperangkat kontak saklar. TDR ini sering juga disebut juga relay timer atau

relay penunda batas waktu. TDR ini biasa dikombinasikan dengan kontaktor dan TOLR dalam

suatu sistem kontrol dan banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang

membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis”.[7]

“Fungsi dari TDR adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikan.

Pemakaian timer untuk mengatur waktu berkerja dan tidaknya magnetik kontrol kontaktor.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: LANDASAN TEORI - POLBAN

Misalnya untuk mengatur waktu motor listrik putar kiri kanan, mengubah hubungan bintang

segitiga dan mengatur waktu berkerjanya motor listrik secara bergantian dalam waktu tertentu

dan lainnya. TDR ini terbagi menjadi dua jenis yaitu” [7]:

1. On Delay adalah suatu timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor yang akan

berfungsi jika kontaktor bekerja (ON) maka timer juga bekerja (ON).

2. Off Delay adalah suatu timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor yang akan

berfungsi jika kontaktor bekerja (ON) maka timer tidak bekerja (OFF).

(a) (b)

Gambar II-25 (a) On Delay (b) Symbol On Delay [7] [7]

2.7.7 Relay

“Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan

elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar

tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut

selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis yaitu logam yang mudah terinduksi medan

elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut

menjadi "magnet buatan" yang sifatnya sementara. Cara ini kerap digunakan untuk membuat

magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada

kumparan yang melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang

jika suplai arus listrik ke lilitan diputuskan”. [18]

Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: [18]

1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam

keadaan normal).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: LANDASAN TEORI - POLBAN

2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk

menciptakan medan magnet.

3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close (kondisi awal sebelum diaktifkan akan

selalu berada di posisi tertutup)dan Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan akan

selalu berada di posisi terbuka).

Selain itu, seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang

dimilikinya. Pole adalah banyaknya kontak yang dimiliki oleh relay. Sedangkan throw adalah

banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki kontak.

Penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw yaitu : [18]

1. SPST (Single Pole Single Throw)

Relay ini memiliki empat terminal yaitu, dua terminal kumparan atau koil dan dua

terminal saklar yang dapat terhubung dan terputus.

2. SPDT (Single Pole Double Pole)

“Relay ini memiliki lima terminal, yaitu dua terminal kumparan atau koil dan tiga

terminal saklar yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal pusat. Jika suatu saat

terminal (misal A) terputus dengan terminal pusat (C) maka terminal lain (B) terhubung dengan

terminal pusat tersebut (C), demikian juga sebaliknya”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: LANDASAN TEORI - POLBAN

3. DPST (Double Pole Single Throw)

Relay ini mempunyai enam terminal, yaitu dua terminal kumparan atau koil dan empat

terminal, merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus.

4. DPDT (Double pole Double Throw)

Relay ini mempunyai delapan terminal, yaitu dua terminal kumparan atau koil, enam

terminal merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung.

Gambar II-26 Relay 24 VDC [18]

2.8 Peralatan Proteksi [7]

Berikut ini adalah beberapa jenis proteksi yang sering digunakan untuk sistem instalasi

listrik tenaga:

2.8.1 Mini Circuit Breaker (MCB)

“Menurut PUIL 2011 pasal 14 MOD Istilah dan Definisi, dijelaskan bahwa pemutus

sirkit adalah gawai sakelar mekanis yang mampu menghubungkan, menghantarkan, dan

memutuskan arus pada kondisi sirkit normal dan juga mampu menghubungkan, menghantarkan

untuk waktu yang ditentukan dan memutuskan arus pada kondisi sirkit abnormal yang

ditemukan, seperti pada kondisi hubung pendek”.

“Adapun yang dimaksud MBC adalah sebuah komponen listrik yang berfungsi sebagai

proteksi rangkaian listrik dengan cara membatasi arus yang mengalir. MCB dilegkapi dengan

komponen thermis (bimetal) yang berfungsi untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi

relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. Keuntungan menggunakan MCB

adalah sebagai berikut”:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 32: LANDASAN TEORI - POLBAN

1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu

fasanya.

2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat huung singkat atau beban

lebih.

3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban.

(a) (b)

Gambar II-27 (a) Mini Circuit Breaker (MCB) (b) Simbol MCB[7]

2.8.2 Thermal Overload Relay (TOLR)

“Thermal Overload Relay (TOLR) merupakan sebuah komponen listrik yang berfungsi

untuk mengamankan beban lebih pada instalasi motor listrik. Menurut PUIL 2011 pasal

510.5.4.1 menyebutkan bahwa proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk

melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan yang berlebihan

sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus

lebih pada waktu motor beroperasi, bila bertahan cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan

atau pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut. Pasal 510.5.4.3 menjelaskan bahwa Arus

pengenal GPAL motor sekurang-kurangnya 110% - 115% arus pengenal motor. Sehingga

untuk menentukan spesifikasi TOLR yang diperlukan yaitu sebagai berikut”:

Iset TOLR= 115% x In ....................................................................... (2.5) Berikut ini

adalah gambar dari sebuah Thermal Overload Relay (TOLR):

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 33: LANDASAN TEORI - POLBAN

(a) (b)

Gambar II-28 (a) Thermal Overload Relay (TOLR) (b) Simbol TOLR [7]

2.9 Sensor

“Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan

lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik

disebut Transduser. Pada saat ini, sensor telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde

nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat

energi”.

A. Sensor Tekanan (Pressure Transducer)

“Pressure transmitter ini berfungsi untuk mengubah sinyal mekanis berupa besar

tekanan menjadi sinyal listrik berupa Ampere atau Volt. Lalu hasil pengukuran tekanan

tersebut dikonversikan menjadi nilai Analog dalam bentuk tegangan”.

Perubahan tekanan yang diukur Pressure Transducer, akan diubah sebagai perubahan

nilai tegangan dengan nilai tegangan range 0 V- 10 V.

Hasil dari perubahan tegangan (VDC) ini kemudian dikirimkan ke alat penerima sinyal

yang biasa disebut Temperature controller.

“Temperature Controller akan mengkonversikan nilai arus 0 V- 10 V yang diterimanya

dari sensor Cerabar untuk kemudian diubah menjadi tampilan nilai aktual tekanan terukur

dalam berbagai satuan, seperti mmH20, Bar, Psi, kg/cm2, dan lainnya”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 34: LANDASAN TEORI - POLBAN

Gambar II-29 Pressure Transducer / Transmitter [9]

Gambar II-30 Pressure Transmitter 200 psi [10]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 35: LANDASAN TEORI - POLBAN

B. Sensor Suhu LM35

“Sensor suhu IC LM 35 merupkan chip IC produksi National Semiconductor yang

berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau ruangan dalam bentuk besaran

elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai komponen elektronika yang berfungsi untuk

mengubah perubahan temperature yang diterima dalam perubahan besaran elektrik. Sensor

suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan temperature menjadi perubahan tegangan pada

bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dan

konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu LM 35

merupakan chip IC dengan kemasan yang berfariasi, pada umumnya kemasan sensor suhu

LM35 adalah kemasan TO-92 seperti terlihat pada Gambar II.29. Namun dalam tugas akhir

kali ini LM35 dibungkus dalam selongsong stainless steel seperti pada Gambar II. 31 ini

dimaksudkan untuk sensor LM35 dapat mengukur cairan seperti air atau oli”.

Gambar II-31 Sensor Suhu LM35 [11]