tesis - polban

96
PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN EKSTERNAL, DESENTRALISASI TERHADAP KARAKTERISTIK INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN YANG BERMANFAAT BAGI MANAJER PEMASARAN ( Penelitian pada Industri Tekstil di Kota Bandung) Influence Of External Environmental Uncertainty, Decentralization Of Management Accounting Information Characteristics That Are Useful For Marketing Managers Oleh : ARRY IRAWAN 120120080006 TESIS Untuk memenuhi salah satu syarat ujian Guna memperoleh gelar Magister Program Studi Magister (S2) Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Akuntansi PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS - POLBAN

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN EKSTERNAL, DESENTRALISASI TERHADAP KARAKTERISTIK INFORMASI AKUNTANSI

MANAJEMEN YANG BERMANFAAT BAGI MANAJER PEMASARAN ( Penelitian pada Industri Tekstil di Kota Bandung)

Influence Of External Environmental Uncertainty, Decentralization Of Management Accounting

Information Characteristics That Are Useful For Marketing Managers

Oleh :

ARRY IRAWAN

120120080006

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian Guna memperoleh gelar Magister

Program Studi Magister (S2) Ilmu Ekonomi

Bidang Kajian Utama Akuntansi

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: TESIS - POLBAN

ABSTRACT

This research is to identify and analyze the influence of external environmental uncertainty and decentralization on the characteristics of management accounting information useful for marketing managers. The research is descriptive research which is a survey of 34 textile companies are active and located in Bandung city. The data was collected directly by visiting the respondents, namely staff and marketing manager to fill in a questionnaire study. The analysis tool used is multiple regression analysis using SPSS 17.0 for Windows.

From the analysis, the result of this study indicate that external environmental uncertainty and decentralization has positive and significant effect on the characteristics of management accounting information useful for marketing managers. Partially external environmental uncertainty significant and positive influence on the characteristics of management accounting information useful for marketing managers, as well as decentralization defined in the delegation of decision making has positive and significant effect on the characteristics of management accounting information useful for marketing managers. Keywords: external environmental uncertainty, decentralization, characteristics of management accounting information useful for marketing managers.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: TESIS - POLBAN

ABSTRAK

Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Eksternal, Desentralisasi terhadap Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen

yang Bermanfaat bagi Manajer Pemasaran (Penelitian pada Industri Tekstil di Kota Bandung)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ketidakpastian

lingkungan eksternal dan desentralisasi terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang merupakan survei terhadap 34 perusahaan tekstil yang aktif dan berdomisili di Kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi langsung para responden, yaitu staf dan manajer pemasaran untuk mengisi kuesioner penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows.

Dari hasil analisis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran. Secara parsial ketidakpastian lingkungan eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran, demikian pula dengan desentralisasi yang diwujudkan dalam bentuk pendelegasian pengambilan keputusan berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

Kata kunci: Ketidakpastian lingkungan eksternal, desentralisasi, karakteristik informasi

akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: TESIS - POLBAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu industri penghasil devisa yang

cukup besar di luar minyak dan gas bumi yang mengalami penurunan kontribusi. Kontribusi TPT

terhadap ekspor non migas dan gas bumi pada tahun 2007 sebesar 10,74 %, tahun 2008 turun

menjadi 9,67%. Pangsa pasar sektor TPT dalam negeri mencapai Rp.70 triliun.

Saat ini ekspor TPT kita terus mengalami penurunan setiap tahunnya akibat maraknya

produk China yang diduga 80 persennya masuk secara illegal. Bila dibiarkan, produk China akan

menjamur dan mengganggu industri TPT dalam negeri.

Tabel 1.1

Kontribusi Nilai Ekspor TPT

(dlm juta $) Keterangan 2007 2008 Jan-Ags

2008 Jan-Ags

2009 Selisih

Jan-Ags 08-09

Total Ekspor Nasional

118,01 139,25 96,9 72,8 -24,1

Ekspor Non migas

93,14 107,57 72,9 60,9 -12

Ekspor TPT

10,00 10,40 7,2 6,3 -0,9

Kontribusi TPT terhadap Ekspor nasional

8,48% 7,47% 7,40% 8,69% 1,29

Kontribusi TPT terhadap Ekspor non migas

10,74% 9,67% 9,84% 10,38% - 0,54

Sumber : data BI diolah

Industri Tekstil dan produk tekstil (TPT) terancam gulung tikar bila pemerintah tidak

menegosiasi ulang dan memundurkan pemberlakuan bea masuk 0 % pada perdagangan bebas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: TESIS - POLBAN

ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang mulai berlaku tahun 2010 ini. Saat ini Industri

Tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia tertekan akibat krisis global yang memicu

peningkatan biaya produksi dan melemahnya daya beli masyarakat. Padahal dengan jumlah

penduduk Indonesia yang mencapai 235 juta orang, Indonesia menjadi pasar yang sangat luas

sebagai konsumen bagi produk tekstil.

Bila ingin mempertahankan Industri TPT dalam negeri, pemerintah harus bisa

memberikan proteksi seperti yang dilakukan oleh negara lain, termasuk negara pemrakarsa

perdagangan bebas yaitu AS. Selain itu juga harus diciptakan perbaikan rantai nilai di sektor

industri TPT ini guna menambah daya saing produk dengan produk negara lain. Kalau memang

belum sanggup bersaing, pemerintah tidak perlu memaksakan diri ikut ambil bagian dalam

perdagangan bebas sebelum membenahi industri dalam negeri terlebih dahulu dan menerapkan

bea masuk 0% dalam kerangka ACFTA tersebut. (Republika, 4 Februari 2010)

Dalam industri Tekstil terdapat tekstil desainer, tekstil permesinan, tekstil kimia, tekstil

agen dan tekstil manufaktur / industri. Sedangkan Produk Tekstil adalah serat, benang, tekstil

lembaran, pakaian jadi dan barang jadi lainnya yang terbuat dari tekstil. Sentra produksi Tekstil

dan Produk Tekstil sebagai penyumbang devisa tersebar di beberapa daerah, diantaranya adalah

Jawa Barat, khususnya Kota Bandung. (Katalog API Kota Bandung).

Industri tekstil diharapkan mampu bertahan untuk terus dapat menambah devisa negara

dan mendukung laju perekonomian. Agar mampu bertahan, suatu perusahaan harus sanggup

mengatasi setiap masalah yang dihadapi dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Perubahan

lingkungan bisnis, kondisi ekonomi secara global, keadaan politik, pengaruh sosial budaya,

ancaman pesaing perusahaan sejenis, kenaikan harga bahan baku, kenaikan upah tenaga kerja,

berubahnya selera atau preferensi konsumen, berkembangnya teknologi merupakan beberapa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: TESIS - POLBAN

masalah yang harus dihadapi perusahaan. Dengan kata lain perusahaan dipengaruhi oleh

lingkungan yang mengelilinginya dan secara potensial akan mempengaruhi kinerja perusahaan.

(Mursyidi,2004).

Pada era perdagangan bebas dunia saat ini yang diwarnai dengan persaingan yang

semakin ketat, menuntut perusahaan untuk menetapkan strategi dalam berbagai lini agar visi dan

misi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Lingkungan perusahaan / bisnis telah berubah total

dengan ketidakpastian (uncertainty) yang semakin tinggi. Revolusi di bidang teknologi

informasi, transportasi, komunikasi dan teknologi produksi (mekanisasi) menyebabkan

perubahan yang luar biasa dalam dunia bisnis. Lingkungan bisnis berubah demikian cepatnya,

membuat segala sesuatu menjadi relatif sulit diprediksi, seperti terjadinya krisis global saat ini.

Perencanaan yang dilakukan oleh manajer pemasaran akan menjadi suatu langkah awal

dalam implemetasi rencana strategis perusahaan secara keseluruhan. Rencana strategik yang

mencakup seluruh perusahaan ini kemudian diterjemahkan tidak hanya untuk bagian pemasaran,

tapi juga bagian lain untuk divisi, produk dan merek yang ada di perusahaan. (Kotler, 2005).

Bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan eksternal, yang

meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, dan teknologi yang dibutuhkan. Dalam kondisi

ketidakpastian lingkungan eksternal yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat

bermanfaat sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan pengawasan dalam suatu organisasi

dimana semua ini merupakan tugas dari manajer yang terkait dengan decision making (

pembuatan keputusan).(Wheelen dan Hunger,2000)

Ketidakpastian lingkungan yang dihadapi perusahaan mengharuskan perusahaan

bertindak efektif dan efisien agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Potensi yang dimiliki harus

dioptimalkan untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan eksternal yang dihadapi. Struktur

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: TESIS - POLBAN

organisasi pun harus didesain sedemikian rupa agar menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

(Hastuti,2005).

Pada kondisi tersebut informasi akan menjadi komoditi yang sangat bermanfaat bagi

perusahaan dalam kegiatan perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Informasi

memiliki nilai yang potensial, karena dapat memberikan kontribusi langsung dalam menentukan

pilihan, dapat meningkatkan pemahaman manajer terhadap dunia nyata serta dapat

mengidentifikasi aktivitas yang relevan (Mock dalam Ietje Nazaruddin 1998). Dikatakan pula

bahwa informasi akan mengurangi ketidakpastian yang dihadapi.

Perubahan-perubahan dalam kehidupan bermasyarakat terutama di bidang ekonomi juga

terjadi sangat cepat, bahkan relatif sulit diprediksi. Hal ini berpengaruh pada struktur organisasi

perusahaan-perusahaan yang go public akan lebih mengarah pada struktur desentralisasi daripada

sentralisasi, karena mereka berkeyakinan bahwa desentralisasi akan dapat meningkatkan kinerja

manajer di tingkat bawah. (Mursyidi,2004).

Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa dalam situasi tidak menentu proses

perencanaan menjadi problema, sebab kejadian di masa yang akan datang menjadi lebih sulit

diprediksi. Aktivitas pengendalian juga ditegaskan memungkinkan untuk dipengaruhi

ketidakpastian. Untuk tetap bertahan dalam lingkungan persaingan sekarang ini, pelaku bisnis

harus mampu menciptakan kondisi bisnis yang fleksibel dan inovatif.

Hal ini, setidaknya disebabkan oleh pentingnya untuk mempertimbangkan faktor

eksternal organisasi yang semakin sulit untuk diprediksi. Ini terlihat bukan hanya adanya

perubahan istilah untuk bagian yang ada di perusahaan dari departemen ke divisi, juga adanya

sistem penganggaran atau perencanaan arus bawah (bottom up system), bahkan pendelegasian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: TESIS - POLBAN

kewenangan pengambilan keputusan operasional pemasaran, produksi, pengembangan, bahkan

sebagian kebijakan keuangan.

Hal ini menuntut manajemen untuk selalu belajar sehingga memiliki kemampuan untuk

melihat dan memanfaatkan peluang, mengidentifikasi masalah dan menyeleksi serta

mengimplementasikan proses adaptasi dengan cepat. Juga dapat mempertahankan kelangsungan

hidup dan mengendalikan organisasi sehingga visi perusahaan tercapai.

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat dewasa ini menyebabkan

lingkungan bisnis semakin kompleks dan penuh ketidakpastian. Arus informasi yang semakin

cepat dan kompleks, tidak mungkin ditangani seluruhnya oleh manajemen puncak. Kondisi ini

mendorong para eksekutif perusahaan untuk menaruh perhatian pada bidang-bidang pekerjaan

fungsional dan melaksanakan pendelegasian wewenang secara meluas kepada para manajer

departemen atau bagian. Hal tersebut akan membantu eksekutif perusahaan agar lebih fokus

pada hal yang strategik yang menentukan keunggulan kompetitif perusahaan. (Kaplan dan

Atkinson,1989).

Manajemen sekarang ini memerlukan informasi yang cepat dan akurat, cakupan yang

lebih luas namun tetap teragregasi, baik yang berasal dari eksternal maupun internal perusahaan,

sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan harapan dan dapat membuahkan hasil yang

optimal, yang salah satu informasi tersebut berasal sistem informasi akuntansi manajemen.

Untuk menyusun sistem informasi akuntansi manajemen perlu memperhatikan variabel

ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi sehingga kinerja organisasi tercapai sesuai

harapan.(Hastuti,2005).

Sistem informasi akuntansi manajemen merupakan sub sistem dari sistem informasi

akuntansi. Outputnya berupa informasi-informasi untuk tujuan internal perusahaan yang dapat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: TESIS - POLBAN

dijadikan alat pengendalian praktek-praktek manajerial, sedangkan desentralisasi merupakan

pelimpahan wewenang pengambilan keputusan dari manajer puncak ke manajer yang lebih

rendah.

Pendelegasian wewenang dari manajer puncak ke manajer departemen / bagian pada

perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia masih terbatas. Penelitian Itje Nazarudin (1998)

dan Mardiyah(2000) menunjukkan bukti empiris bahwa derajat desentralisasi pada perusahaan-

perusahaan manufaktur di Indonesia berada di tengah rentang sentralisasi dan desentralisasi. Hal

ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dilakukan bersama antara manajer puncak dan

manajer bagian.

Kondisi derajat pendelegasian wewenang dalam suatu organisasi memberikan pengaruh

pada para manajer dalam hal keperluan akan informasi-informasi akuntansi manajemen.

Seberapa banyak informasi akuntansi manajemen diperlukan oleh para manajer dipengaruhi oleh

tingkat desentralisasi yang diterapkan oleh suatu perusahaan. Hasil penelitian Itje Nazarudin

(1998) , Mardiyah (2000) dan Hastuti (2005) menunjukkan bukti empirik, bahwa semakin tinggi

derajat desentralisasi, maka para manajer semakin memerlukan informasi akuntansi manjemen.

Otley (1980) menyatakan bahwa masing-masing karakteristik informasi akuntansi

manajemen tidak selalu sama untuk segala situasi, karena banyak faktor yang mempengaruhi

kebutuhan akan informasi akuntansi manajemen. Karakteristik informasi akuntansi manajemen

di perusahaan berkaitan dengan ketersediaan informasi akuntansi manajemen sebagai dasar

pengambilan keputusan. Sebagai sebuah produk sistem informasi, informasi akuntansi

manajemen mempunyai beberapa karakteristik diantaranya akurat, sumber informasi terfokus,

dapat dikuantifikasi, frekuensi penggunaan tinggi, berorientasi kepada masa yang akan datang

dan yang telah lalu, relevan, lengkap, tingkat agregasi dan ketepatan waktu yang tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: TESIS - POLBAN

Atkinson (1995) menyatakan bahwa salah satu fungsi dari sistem informasi akuntansi

manajemen adalah menyediakan informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan

aktivitasnya, serta mengurangi ketidakpastian lingkungan dalam usaha mencapai tujuan

organisasi dengan sukses.

Penelitian Chenhall dan Morris (1986) dengan responden penelitian sebanyak 68

manajer tingkat menengah dan atas, pada 36 perusahaan manufaktur di Sidney, Australia,

menyimpulkan bahwa menurut manajer, karakteristik informasi akuntansi manajemen yang

paling bermanfaat adalah informasi akuntansi manajemen dengan karakteristik broad scope,

timeliness, aggregation dan informasi yang memiliki sifat integration.

Hasil penelitian yang dikutip oleh Gordon dan Narayan (1984) menemukan bahwa

informasi dan struktur organisasi (desentralisasi) dapat mempengaruhi lingkungan. Struktur

organisasi (desentralisasi) akan mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mengolah dan

mengumpulkan informasi serta aliran informasi. Pada organisasi yang bersifat sentralisasi aliran

informasi akan terpusat pada manajemen tingkat atas, sedangkan pada organisasi yang bersifat

desentralisasi informasi tersebut akan mengalir ke manajemen yang lebih rendah. Dalam

lingkungan organisasi yang bersifat desentralisasi, para manajer membutuhkan informasi yang

cukup.

Peneliti di Indonesia, Ietje Nazaruddin (1998), membuktikan secara empiris adanya

pengaruh desentralisasi terhadap masing-masing karakteristik informasi akuntansi manajemen

yang terdiri dari broad scope, timeliness, aggregation dan integration secara signifikan.

Kemudian disimpulkan juga, masing-masing karakteristik informasi tersebut mempengaruhi

terjadinya peningkatan kinerja manajerial yang positif. Sementara hasil penelitian Aida Ainul

Mardiyah dan Gudono (2001) menyimpulkan bahwa pada tingkat ketidakpastian lingkungan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: TESIS - POLBAN

eksternal yang tinggi dibutuhkan tingkat desentralisasi yang semakin handal agar dapat

meningkatkan manfaat informasi akuntansi manajemen.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa menghadapi ketidakpastian

lingkungan diperlukan tingkat desentralisasi yang tinggi yang akan menghasilkan informasi yang

lebih tepat waktu, informasi yang lingkupnya luas (seperti informasi non finansial,informasi

berorientasi masa depan) untuk memenuhi kebutuhan berbeda-beda dari para manajer, sehingga

mereka dapat menunjukkan kompetensinya. Informasi agregat juga dibutuhkan agar para

manajer dapat menghemat waktu dalam menganalisis informasi yang tersedia untuk menentukan

kebijakan dan menjadikan mereka lebih bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh

ketidakpastian lingkungan eksternal, desentralisasi terhadap karakteristik informasi

akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran, dengan mengambil target

populasi industri tekstil di Kota Bandung.

Alasan mengapa staf dan manajer pemasaran tersebut dijadikan responden adalah karena

manajer pemasaran dan stafnya berhadapan dengan kondisi ketidakpastian lingkungan eksternal

yang tinggi. Pada saat kondisi lingkungan bisnis telah berubah menjadi lebih kompleks / rumit

(Mc Leod, 1999) manajer pemasaran pun harus mampu untuk melihat celah pasar, preferensi

konsumen, perkembangan teknologi, regulasi pemerintah, teknik dan strategi pemasaran serta

aktivitas para pesaing dalam skala lokal maupun global.

Manajer pemasaran juga memberikan sumbangan paling besar pada perencanaan strategis,

dengan peranan kepemimpinan untuk mendefinisikan misi bisnis, analisis situasi lingkungan,

persaingan dan bisnis, menentukan sasaran, tujuan dan strategi, dan menentukan rencana produk,

pasar, penyaluran dan mutu guna melaksanakan strategi bisnisnya (Kotler, 2005).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: TESIS - POLBAN

Dengan fenomena meningkatnya kondisi ketidakpastian lingkungan eksternal yang dihadapi

perusahaan tekstil, serta kenyataan bahwa organisasi memerlukan informasi akuntansi

manajemen yang berasal dari organisasi yang bersifat desentralisasi, dapat memberikan

kesimpulan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Seberapa besar pengaruh ketidakpastian lingkungan eksternal, desentralisasi secara

simultan terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi

manajer pemasaran pada industri tekstil di Kota Bandung.

2) Seberapa besar pengaruh ketidakpastian lingkungan eksternal terhadap karakteristik

informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran pada industri

tekstil di Kota Bandung.

3) Seberapa besar pengaruh desentralisasi terhadap karakteristik informasi akuntansi

manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran pada industri tekstil di Kota

Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai

pengaruh ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi terhadap karakteristik informasi

akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer industri tekstil di Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: TESIS - POLBAN

1) Untuk mengukur dan menganalisis besarnya pengaruh ketidakpastian lingkungan eksternal,

desentralisasi secara simultan terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pada industri tekstil di Kota Bandung.

2) Untuk mengukur dan menganalisis besarnya pengaruh ketidakpastian lingkungan eksternal

terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer

pemasaran pada industri tekstil di Kota Bandung.

3) Untuk mengukur dan menganalisis besarnya pengaruh desentalisasi terhadap karakteristik

informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran pada industri

tekstil di Kota Bandung.

1. 4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1) Ilmu Pengetahuan, khususnya bagi pengembangan ilmu akuntansi manajemen dan

manajemen strategik. Penelitian ini dapat memperkaya bukti empiris sesuai dengan

maksud dan tujuan penelitian di atas dan untuk memperkuat penelitian sebelumnya

berkenaan dengan adanya hubungan antara ketidakpastian lingkungan eksternal dan

desentralisasi terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pemasaran.

2) Operasional, untuk membantu manajemen dalam memperoleh masukan mengenai

perlunya melakukan pendekatan yang terintegrasi dalam perencanaan sistem pengawasan

organisasi. Dalam penyusunan sistem, akuntansi manajemen sebagai sub pengawasan

organisasi harus memperhatikan faktor desentralisasi sehingga informasinya dapat

dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat dan akurat, yang pada akhirnya akan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: TESIS - POLBAN

berpengaruh terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat

bagi manajer pemasaran.

3) Bagi para peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya

terutama untuk penelitian yang mengambil populasi perusahaan TPT.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: TESIS - POLBAN

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Dalam bab ini akan disajikan uraian konsep-konsep yang berhubungan dengan

ketidakpastian lingkungan eksternal, desentralisasi dan karakteristik informasi akuntansi

manajemen yang bermanfaat bagi manajer. Juga akan dipaparkan kerangka pemikiran, yaitu

kajian teori yang berkaitan dengan hubungan dan pengaruh ketidakpastian lingkungan eksternal,

desentralisasi terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi

manajer pemasaran.

2.1 Ketidakpastian Lingkungan Eksternal

Ketidakpastian lingkungan Eksternal (Perceived Environmental Uncertainty) merupakan

keterbatasan individu dalam menilai probabilitas gagal atau berhasil dari sebuah keputusan yang

telah dibuat yang berasal dari luar organisasi. Ketidakpastian lingkungan adalah situasi seseorang

yang terkendala untuk memprediksi situasi di sekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan

sesuatu dalam rangka menghadapi ketidakpastian tersebut (Luthan, 1998, dalam Edfan 2002).

Pada kondisi ketidakpastian tinggi, individu sulit memprediksi kegagalan dan keberhasilan dari

keputusan yang dibuatnya (Fisher, 1996).

Lingkungan bisinis eksternal merupakan lingkungan yang berada di luar organisasi,

namun dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis. Lingkungan bisnis dapat

dibedakan atas lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan eksternal terdiri atas lingkungan

makro dan lingkungan industri, sedangkan lingkungan internal terdiri atas struktur (structure),

budaya (culture) dan sumber daya (resources). (Wheelen dan Hunger:2000).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: TESIS - POLBAN

Pengamatan Lingkungan

Analisis Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang

berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari

manajemen puncak.Lingkungan eksternal mempunyai dua bagian : lingkungan kerja dan

lingkungan sosial.

Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung

berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama perusahaan.Elemen tersebut adalah :

pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal,pesaing,pelanggan, kreditur, serikat

pekerja, kelompok kepentingan khusus dan asosiasi perdagangan.

Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang tidak berhubungan langsung dengan

aktivitas-aktivitas jangka pendek perusahaan, tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-

keputusan jangka panjang seperti kekutan ekonomi, sosiokultural, teknologi, politik dan hukum

dalam hubungannya dengan lingkungan perusahaan secara keseluruhan.

Analisis Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada

dalam perusahaan tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen

puncak. Variabel-variabel itu meliputi struktur,budaya dan sumber daya perusahaan. Struktur

adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan

komunikasi,wewenang dan arus kerja. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan dan nilai-

nilai yang dibagikan oleh anggota perusahaan. Sumber daya adalah asset yang merupakan bahan

baku bagi produksi barang dan jasa organisasi yang meliputi keahlian orang, kemampuan, bakat

manajerial. (Wheelen dan Hunger:2000).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: TESIS - POLBAN

Menilai ketidakpastian lingkungan merupakan sebuah langkah penting yang harus dilakukan oleh para manajer. Lingkungan yang dihadapi oleh para manajer tidak akan sama dalam berbagai kondisi, hal itulah yang menyebabkan terjadinya ketidakpastian lingkungan (Robbins dan Coulter, 1999). Pada gilirannya ketidakpastian lingkungan terdiri dari dua dimensi yaitu derajat perubahan dan derajat kompleksitas.

Apabila komponen-komponen dalam lingkungan sebuah organisasi seringkali berubah

dikatakan lingkungan tersebut dinamis. Jika perubahannya amat sedikit maka lingkungan

dikatakan stabil.

Pada lingkungan stabil mungkin terjadi kondisi tidak adanya pesaing baru, tidak ada

terobosan teknologi baru oleh pesaing-pesaing yang ada, serta sedikitnya kegiatan atau aktivitas

oleh kelompok masyarakat tertentu yang mempengaruhi organisasi tersebut.

Robbins dan Coulter menyusun matriks ketidakpastian lingkungan yang mengambarkan

derajat perubahan dan derajat kompleksitas sebuah lingkungan pada kondisi ketidakpastian

lingkungan rendah sampai dengan tinggi.

Tabel 2.1 Matriks Ketidakpastian Lingkungan

Derajat Perubahan

Stabil Dinamis

Der

ajat

Kom

plek

sita

s

Sede

rhan

a

Sel 1

Yang mantap dan dapat diramalkan Sedikit komponen di dalam

lingkungan itu Komponen-komponennya agak

serupa dan pada dasarnya tetap sama

Sedikit sekali kebutuhan akan pengetahuan yang canggih tentang komponen itu

Sel 3

Lingkungan yang dinamis dan tidak dapat diramalkan

Sedikit komponen dalam lingkungan itu Komponennya agak serupa tetapi terus

menerus dalam proses berubah Amat sedikit kebutuhan akan

pengetahuan canggih tentang komponen-komponen itu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: TESIS - POLBAN

Kom

plek

s

Sel 2

Yang mantap dan dapat diramalkan Banyak komponen dalam

lingkungan itu Komponennya tidak sama satu

dengan yang lain dan pada dasarnya tetap

Kebutuhan yang tinggi akan pengetahuan canggih tentang komponen-komponen itu

Sel 4

Lingkungan yang dinamis dan tidak dapat diramalkan

Banyak komponen dalam lingkungan itu Komponennya tidak serupa satu sama

lain dan terus menerus berada dalam proses perubahan

Kebutuhan yang tinggi akan pengetahuan canggih tentang komponen-komponen itu

Sumber: Robbins dan Coulter (1999:170)

Ketidakpastian lingkungan telah diidentifikasikan sebagai variabel konstektual yang

penting dalam sistem informasi akuntansi dan desain sistem informasi manajemen. Duncan

(1972) mendefinisikan lingkungan sebagai “the totally of physical and social factors that are

taken directly into consideration in the decision- making behaviour of individuals in the

organization.” Duncan mengidentifikasikan lingkungan sebagai totalitas faktor sosial dan fisik

yang diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam sikap untuk mengambil keputusan dari setiap

individu-individu dalam organisasi.

Kemudian Duncan (1972) melanjutkan bahwa ketidakpastian lingkungan dapat didefinisikan sebagai :

Kurangnya informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan dalam

pengambilan keputusan

Ketidakmampuan untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari keputusan-keputusan yang

diambil sehingga besarnya kerugian yang diderita akibat kesalahan dalam pengambilan

keputusan tidak dapat diidentifikasikan secara jelas

Ketidakmampuan menentukan kemungkinan-kemungkinan akan berlakunya

ketidakpastian lingkungan itu dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan terhadap

keputusan-keputusan yang diambil dalam menjalankan fungsi masing-masing unit

Variabel ketidakpastian lingkungan merupakan variabel kontekstual yang penting karena kondisi tersebut akan membuat kegiatan perencanaan dan pengendalian menjadi lebih sulit (Chenhall dan Morris, 1986). Perencanaan akan menjadi problematik dalam situasi operasi yang tidak pasti yang disebabkan oleh kejadian-kejadian di masa yang akan datang yang tidak dapat diprediksikan. Demikian juga kegiatan pengendalian akan terpengaruh oleh kondisi ketidakpastian tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: TESIS - POLBAN

Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang

sangat berguna dalam proses kegiatan perencanaan dan pengendalian dalam suatu organisasi.

Sistem akuntansi manajemen yang andal (ditunjukkan dengan tingkat ketersediaan informasi

sistem akuntansi manajemen) akan memudahkan penyediaan informasi yang tepat waktu dan

relevan, dimana para manajer memiliki kebutuhan informasi yang berbeda (YP Supardiyono,

1999).

Pada penelitian-penelitian terdahulu dalam Kirmizi Ritonga dan Yuserrie Zainuddin (2002)

telah ditemukan bukti empiris untuk memperkuat teori tentang hubungan antara ketidakpastian

lingkungan dengan rekayasa sistem akuntansi manajemen (Gordon & Narayanan, 1984;

Chenhall dan Morris, 1986; Gul, 1991; Mia, 1993; Gul & Chia, 1995; Fisher, 1996). Dalam

temuan-temuan tersebut ternyata ketidakpastian lingkungan mempunyai pengaruh terhadap

sistem informasi akuntansi manajemen. Dalam keadaan tingkat ketidakpastian lingkungan tinggi

diperlukan informasi dengan cakupan luas (broad scope) dan penyampaian informasi yang tepat

waktu (timeliness). Namun demikian jika keadaan sebaliknya terjadi dengan tingkat

ketidakpastian lingkungan rendah, penyediaan informasi dengan cakupan luas akan

memungkinkan terjadinya kelebihan informasi (overload) dan cenderung tidak digunakan.

2.2 Desentralisasi

2.2.1 Pengertian Desentralisasi

Kondisi suatu organisasi yang semakin luas dan kompleks serta perubahan lingkungan

yang semakin tidak mudah diprediksi membuat ketidakmungkinan para manajer puncak untuk

mengambil keputusan sendiri secara terpusat. Pada kondisi ini diperlukan pelimpahan

kewenangan ang lebih luas kepada bagian yang lebih rendah baik secara struktur maupun secara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: TESIS - POLBAN

geografis / wilayah sesuai dengan cakupannya. Pelimpahan kewenangan ini selanjutnya disebut

dengan istilah desentralisasi.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1999) desentralisasi merupakan penyerahan

sebagian kewenangan pimpinan kepada bawahan (pusat kepada cabang). Sedangkan dalam

Kohler’s Dictionary for Accountants (1983) menyatakan bahwa desentralisasi adalah : ”to

delegate authority to subordinate levels within an administrative hirechy or over different

geographical region and to fix areas of responsibility for the propriety of actions taken there

under”

Jones (1995) menjelaskan bahwa desentralisasi merupakan pendelegasian kewenangan

untuk pengambilan keputusan penting tentang sumber daya organisasional dan inisiatif mencari

dan menemukan proyek-proyek baru kepada manajer-manajer pada semua jenjang hirarkhi.

Robbins (1998) mempertegas bahwa desentralisasi mengacu pada perluasan

pertanggungjawaban dalam pembuatan keputusan kepada orang pada seluruh tingkatan

organisasi, dan Gordon (1999) menyatakan bahwa desentralisasi merupakan kebijakan dalam hal

pengambilan keputusan yang ditekankan kepada karyawan pada tingkat yang lebih rendah.

Dalam organisasi yang terdesentralisasi kebijakan dan aksi untuk menyelesaikan permasalahan

dapat segera diputuskan dan dilaksanakan tanpa harus menunggu keputusan manajer yang lebih

tinggi.

2.2.2 Keuntungan dan Kelemahan Desentralisasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: TESIS - POLBAN

Rayburn (1995) menjelaskan tujuh keuntungan dari desentralisasi yaitu :

1. Membebaskan manajemen puncak dari permasalahan-permasalahan operasional harian,

sehingga dapat memfokuskan diri dalam perencanaan stratejik.

2. Menciptakan pengambilan keputusan sesuai dengan kemampuan untuk menjalankan

keputusan tersebut dalam lingkup wilayahnya.

3. Menbuahkan hasil yang lebih akurat dan lebih cepat, karena manajer segmen lebih

familiar dengan kondisi lokal daripada manajer puncak.

4. Melatih manajer segmen dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat diperoleh

manajer-manajer yang terampil untuk dapat dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi

dalam organisasi tersebut.

5. Menghantarkan pencapaian kinerja yang efisien, karena desentralisasi memberikan

kewenangan kepada manajer-manajer untuk menyelaraskan pertanggung-jawabannya

dengan apa yang diputuskannya.

6. Mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak menguntungkan. Misalnya mencari bahan

baku / perlengkapan yang lebih berkualitas dengan harga yang relatif murah daripada

diperoleh dari segmen perusahaan yang bersangkutan.

7. Memberikan keleluasaan setiap manajer segmen untuk melihat pangsa pasar dalam

melakukan inovasi produknya.

Sedangkan Hansen & Mowen (2006) menjelaskan bahwa setidaknya ada empat

alasan suatu perusahaan melakukan desentralisasi :

1. Kemudahan terhadap pengumpulan dan pemanfaatan informasi lokal, karena pada

perusahaan yang mempunya wilayah dan pasar yang berbeda membuat manajer puncak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: TESIS - POLBAN

(pusat) tidak memahami kondisi lokal. Manajemen yang lebih rendah berhubungan dekat

dengan kondisi pengoperasian dan lebih mempunyai akses untuk memperoleh informasi

lokal, dan pada umumnya manajer segmen sering lebih unggul dalam membuat

keputusan yang lebih baik.

2. Fokus Manajer Pusat, dengan desentralisasi manajemen pusat bisa lebih fokus pada

perencanaan dan pengambilan keputusan strartegis. Kelangsungan operasi jangka

panjang perusahaan harus lebih penting bagi manjer pusat dari pada operasi keseharian.

3. Melatih dan memotivasi para manajer segmen. Promosi yang sering diupayakan oleh

perusahaan bagi manajer-manjer segmen ke tingkat yang lebih tinggi membutuhkan suatu

kondisi yang kondusif bagi mereka dalam mempersiapkan diri dengan keterampilan

manajerialnya. Pelimpahan kewenangan dalam pengambilan keputusan merupakan upaya

yang strategis untuk melatih keterampilan manajerial bagi para manjer segmen.

4. Meningkatkan daya saing. Desentralisasi memberikan keleluasaan majer segmen untuk

bersaing secara internal maupun dengan kompetitor eksternal. Persaingan tersebut tentu

saja persaingan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan daya saing organisasi secara

keseluruhan.

Di samping keuntungan-keuntungan di atas, desentralisasi juga mempunyai kelemahan-

kelemahan, antara lain Rayburn (1995) menjelaskannya sebagai berikut :

1. Terkadang terjadi keharmonisan di antara tingkatan manajemen suatu organisasi, bahkan

dapat menimbulkan ketidaksesuaian tujuan segmen dengan tujuan organisasi secara

keseluruhan.

2. Manajer segmen biasanya akan lebih fokus pada kondisi operasi lokal daripada kondisi

keseluruhan organisasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: TESIS - POLBAN

3. Desentralisasi membutuhkan elaborasi dan efektifitas sistem informasi, dan hal ini

membutuhkan biaya yang mahal.

2.2.3 Unit-unit Desentralisasi

Istilah unit-unit desentralisasi diambil dari Hansen & Mowen (2006). Perwujudan

desentralisasi biasanya melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Ada beberapa cara

untuk menamakan suatu divisi yang dapat membedakan satu divisi dengan divisi lainnya, antara

lain :

1) Divisi dibedakan berdasarkan jenis barang atau jasa yang dihasilkan.

2) Divisi dibedakan berdasarkan garis geografis.

3) Divisi dibedakan berdasarkan jenis pertanggungjawaban : pusat biaya, pusat pendapatan,

pusat laba dan pusat investasi.

Hirch (1994) menyatakan bahwa divisi dapat dibedakan berdasarkan :

1) Tipe pelanggan, seperti pemerintah, swasta, industri rumah tangga, pedagang besar dan

kecil.

2) Teknologi

Hill dan Jones (1992) juga menyatakan bahwa divisi dapat pula dibedakan berdasarkan

departemen-departemen fungsional, misalnya : pemasaran, produksi, riset dan pengembangan,

akuntansi dan keuangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: TESIS - POLBAN

2.2.4 Keputusan yang Wewenangannya Didesentralisasikan

Desentralisasi memberikan motivasi kepada para manajer untuk meningkatkan

kemampuannya dalam memecahkan berbagai persoalan bisnis yang seringkali dihadapi oleh

pihak manajemen puncak (Kaplan and Atkinson,1989).

Chia (1995), Itje Nazaruddin (1998), Mardiyah dan Gudono (2001) melakukan

pengukuran derajat desentralisasi perusahaan meliputi keputusan-keputusan :

1. Pengembangan produk baru

2. Pengangkatan dan pemutusan hubungan kerja pegawai

3. Pemilihan investasi baru

4. Pengalokasian Anggaran

5. Penentuan harga pokok dan harga jual produk.

1. Pengembangan produk baru

Product life cycle yang semakin singkat sebagai akibat dari persaingan bisinis yang

semakin ketat berakibat pada pengambilan keputusan tentang pengembangan produk baru.

Perusahaan harus segera mengambil keputusan. Jika keputusan terpusat, ada kecenderungan

pengembilan keputusan menjadi lamban. Hal ini disebabkan banyak waktu diperlukan untuk

mendapatkan dan menganalisis informasi-informasi dan koordinasi dengan bagian-bagian yang

terkait. Oleh karena itu akan lebih baik pengambilan keputusan didelegasikan kepada para

manajer secara luas, sehingga pengembangan produk baru akan lebih cepat untuk ditangani.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: TESIS - POLBAN

Pengambilan keputusan pengembangan produk baru membutuhkan informasi dari sistem

akuntansi manajemen, misalnya informasi tentang biaya diferensiasi,pesaing keadaan pasar,

kapasitas produksi. Informasi-informasi ini memiliki sifat cakupan luas, tepat waktu, agregasi

dan integrasi dengan bagian lain, sehingga meminimalisasi kerugian yang terjadi akibat dari

informasi tersebut.

2. Pengangkatan / Pemutusan Hubungan Kerja

Sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk masing-masing departemen akan berbeda

dengan departemen lainnya. Para manajer akan lebih mengenal dan lebih memahami kualifikasi

yang dibutuhkan untuk operasional departemen atau bagiannya dibandingkan pihak atasannya.

Untuk ini akan lebih baik apabila pengambilan keputusan pengangkatan dan pemutusan

hubungan kerja didelegasikan kepada masing-masing departemen. Jika para manajer diberi

kewenangan untuk melakukan hal di atas, mereka akan memerlukan informasi baik yang

berhubungan dengan informasi non keuangan (formasi dan kepegawaian) maupun informasi

keuangan, misalnya pengajian. Informasi yang dibutuhkan tersebut akan berkaitan dengan

cakupannya, ketepatan waktunya, agregasi dan kaitannya dengan bagian lain (integrasi).

3. Pemilihan Investasi Baru

Para manajer akan lebih mengetahui kebutuhan akan berbagai macam investasi

operasional masing-masing departemen atau bagiannya dibandingkan dengan manajemen

puncak. Untuk ini perlu pendelegasian kewenangan kepada manajer departemen/bagian agar

dapat diperoleh investasi yang paling tepat dan menguntungkan. Jika para manajer menerima

pendelegasian kewenangan ini, maka mereka akan memerlukan informasi sesuai dengan

cakupannya, ketepatan waktunya, kelengkapan dan kaitannya dengan bagian lain, baik yang

berhubungan dengan non-keuangan, maupun informasi yang berhubungan dengan keuangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: TESIS - POLBAN

Misalnya informasi tentang lokasi, kualitas mesin/peralatan,pemasok, kapasitas dan analisis nilai

sekarang. Informasi tersebut dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen.

4. Pengalokasian Anggaran

Penyusunan anggaran akan lebih realistis apabila dilakukan berdasarkan arus bawah

dibandingkan dengan pengalokasian anggaran terpusat. Hal ini disebabkan para manajer akan

lebih memahami kebutuhan keuangan untuk operasional mereka. Untuk itu akan lebih baik jika

kewenangan pengalokasian anggaran didelegasikan kepada departemen atau bagian, sehingga

para manajer akan mempunyai tanggung jawab penuh atas capaian tujuan penganggaran tersebut.

Jika pendelegasian ini terwujud, maka para manajer sangat memerlukan informasi akuntansi

manajemen yang memiliki karakteristik cakupan luas, tepat waktu, agregasi dan integrasi. Salah

satu contoh informasi yang dibutuhkan dengan tujuan pengangaran adalah informasi analisis

varian anggaran.

5. Penentuan harga pokok dan harga jual

Penentuan harga pokok dan harga jual dilakukan atas informasi dari para manajer baik

keuangan, produksi, pemasaran maupun manajer riset dan pengembangan agar harga pokok dan

harga jual dapat memenangkan persaiangan dan menguntungkan perusahaan. Pengetahuan para

manajer akan lebih baik dari pada atasannya. Jika kewenangan penentuan harga pokok dan harga

jual didelegasikan kepada para manajer, maka mereka akan memerlukan informasi akuntansi

manajemen yang memiliki cakupan luas, tepat waktu, agregasi dan integrasi, misalnya tentang

pemisahan biaya variabel dan biaya tetap.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: TESIS - POLBAN

Tabel 2.2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Jumlah Sentralisasi dan Desentralisasi

Lebih banyak Sentralisasi Lebih banyak Desentralisasi

Lingkungannya stabil Para manajer tingkat rendah tidak

semahir atau berpengalaman dalam mengambil keputusan-keputusan seperti halnya para manajer tingkat atas

Para manajer tingkat rendah tidak ingin ikut serta dalam keputusan-keputusan

Keputusan-keputusan yang penting Organisasi itu menghadapi suatu krisis

atau risiko gagalnya perusahaan Perusahahaannya terlampau besar Pelaksanaan strategi-strategi

perusahaan yang efektif tergantung pada para manajer yang mempunyai hak menentukan apa yang terjadi

Lingkungannya kompleks, tidak stabil Para manajer tingkat bawahnya mampu dan

berpengalaman dalam mengambil keputusan

Para manajer tingkat rendah menghendaki suara dalam keputusan-keputusan

Keputusan-keputusannya relatif kurang penting

Budaya perusahaannya terbuka memungkinkan para manajer mempunyai pengaruh atas apa yang terjadi

Perusahaannya secara geografis terpencar Pelaksanaan strategi-strategi perusahaan

yang efektif tergantung kepada keterlibatan para manajer dan fleksibilitasnya untuk mengambil keputusan-keputusan

Sumber: Robins and Coulter (1999:290)

2.3 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan sistem informasi bagi organisasi secara

keseluruhan. Sistem informasi ini secara keorganisasian atau fungsi organisasi dapat dipecah

menjadi bebrapa sub sistem informasi ditambah dengan sistem informasi eksekutif yang khusus

dirancang untuk para eksekutif. (Azhar Susanto,2007).

Sistem Informasi Eksekutif (SIE)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: TESIS - POLBAN

Sistem informasi ini dibangun karena aktivitas para eksekutif tidak terstruktur dengan baik. Para

eksekutif tidak banyak berurusan dengan intern perusahaan, tetapi lebih banyak keluar, sehingga

perlu ada sistem informasi yang bisa menampung data-data tidak terstruktur yang diterimanya

dan mengolahnya menjadi informasi yang harus selalu siap setiap saat bila diperlukan.

Sistem Pendukung Eksekutif (SPE)

Istilah ini digunakan oleh para ilmuwan yang mengalami kesulitan dalam membedakan

sistem informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan, sehingga perbedaan antara SIE

dan SPE juga kurang jelas. Bebrapa penulis mengatakan bahwa SIE hanya memenuhi kebituhan

informasi bagi eksekutif, sedangkan SPE memberikan kebutuhan informasi, komunikasi dan

analisis dengan dukungan artificial intelijen.

Sistem Informasi Pemasaran

Sistem informasi pemasaran merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang

memberikan informasi yang diperlukan dalam memecahkan masalah pemasaran perusahaan.

Sub sistem Input Pemasaran

Subsistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi memberikan banyak sekali data yang diperlukan oleh sistem

informasi pasar. Data yang berasal dari sistem informasi akuntansi memberikan data rinci

mengenai aktivitas penjulan yang menjadi dasar dalam membuat laporan periodik, khusus

dan model matematik.

Subsistem Penelitian Pasar

Subsistem ini mengumpulkan data yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran yang

dilakuakn oleh perusahaan, terutama yang berkaitan dengan pelanggan dan calon pelanggan.

Data-data tersebut biasanya diperoleh melalui survey.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: TESIS - POLBAN

Subsistem Intelegensia Pemasaran

Sub sistem ini mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan pesaing

perusahaan. Biasanya sistem ini beroperasi secara informal.

Sub sistem Output Pemasaran

Produk dan jasa yang ditawarkan oleh bagian pemasaran mengacu pada konsep bauran

pemasaran dari Kotler yang meliputi : Product, Price, Promotion. Model sistem informasi

pemasaran diatas digunakan sebagai cara mengelompokkan sub sistem output.

INFORMASI BAGI MANAJER PEMASARAN

I. Informasi Lingkungan Eksternal :

1. Demografi :

Berisi kecenderungan utama yang menimbulkan ancaman dan

peluang untuk perusahaan.

2. Ekonomi :

Berisi perkembangan dalam pendapatan,harga tabungan dan tingkat suku

tabungan yang akan berdampak pada perusahaan.

3. Alam :

Berisi ketersediaan sumber daya alam dan energi.

4. Teknologi :

Berisi perkembangan teknologi yang sedang berlangsung dan posisi

perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: TESIS - POLBAN

5. Politik :

Berisi peraturan yang sedang berlaku dan sedang dibahas yang akan mempengaruhi

strategi perusahaan.

6. Budaya :

Berisi data perubahan budaya yang mempengaruhi gaya hidup

konsumen yang berdampak pada perusahaan.

7. Pasar :

Berisi keadaan yang sedang terjadi pada pasar, segmen pasar

utama,pertumbuhan pasar.

8. Pelanggan :

Berisi Persepsi pelanggan atas mutu, produk atau layanan Perusahaan.

9. Pesaing :

Berisi data pesaing, kelemahan dan kekuatannya dan besarnya pangsa pasarnya.

10. Saluran Distribusi :

Berisi data saluran distribusi yang digunakan untuk menyampaikan produk ke konsumen

dan efektifitasnya.

11. Pemasok :

Berisi data ketersediaan sumber daya kunci untuk produksi.

12. Masyarakat : Berisi data tipe masyarakat yang membawa masalah atau

Peluang.

II. Informasi Straregi Pemasaran :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: TESIS - POLBAN

1. Misi Bisnis :

Berisi uraian misi dengan jelas dan berorientasi pasar.

2. Obyektif Pemasaran :

Berisi uraian obyektif perusahaan yang jelas sebagai pedoman perencanaan pemasaran dan

mengukur prestasi serta kecocokan antara peluang dan sumber dayanya.

3. Strategi Pemasaran :

Berisi strategi pemasaran perusahaan yang mantap mencapai obyektifnya.

4. Anggaran :

Berisi anggaran sumber daya yang cukup untuk segmen, produk,wilayah dan unsur bauran

pemasaran.

III. Informasi Organisasi Pemasaran :

1. Struktur Formal :

Berisi kewenangan manajer pemasaran untuk aktivitas yang memuaskan pelanggan dan

optimalisasi organisasi pemasaran yang disusun sesuai lini, produk, pasar dan teritori.

2. Efisiensi Fungsi :

Berisi analisa kemampuan aktivitas staf pemasaran dalam berkomunikasi termasuk

pelatihan,, supervisi, motivasi juga evaluasinya.

3. Efisiensi antar bagian :

Berisi aktivitas staf pemasaran saat bekerja sama dengan bagian produksi, litbang,

pembelian, SDM dan bidang non pemasaran lainnya.

IV. Informasi Sistem Pemasaran

1. Sistem Informasi Pemasaran :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 32: TESIS - POLBAN

Berisi sistem intelijen pemasaran yang menyediakan informasi akurat dan tepat waktu

mengenai perkembangan pasar dan efektifitas riset pasar.

2. Sistem Perencanaan Pemasaran :

Berisi rencana tahunan, jangka panjang dan strategik serta penggunaannya.

3. Sistem Pengendalian Pemasaran :

Berisi data capaian obyektif tahunan pemasaran analisa periodik penjualan dan laba yang

dihasilkan oleh produk, pasar, teritori dan saluran distribusi.

4. Pengembangan Produk Baru :

Berisi uraian organisasi untuk menghasilkan produk baru pengujian pasarnya serta

tingkat keberhasilannya

V. Informasi Biaya dan Produktivitas Pemasaran :

1. Analisa Kemampuan menghasilkan Laba :

Berisi besarnya laba yang dihasilkan dari produk, pasar, teritori dan saluran distribusi yang

berbeda.

2. Analisis Efektivitas Biaya :

Berisi aktivitas pemasaran yang menyerap biaya berlebih dan cara menguranginya.

3. Anggaran Promosi dan Iklan :

Berisi penetapan anggaran secara efektif.

VI. Informasi Fungsi Pemasaran

1. Produk :

Berisi data produk mantap perusahaan dan pembaharuan manfaat dan jenis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 33: TESIS - POLBAN

produk.

2. Harga :

Berisi prosedur dan strategi penetapan harga oleh perusahaan dan penggunaanya sebagai

media promosi.

3. Distribusi :

Berisi efektivitas saluran distribusi dan evaluasinya.

4. Iklan, Promosi, Publikasi :

Berisi program promosi pemasaran perusahaan yang diterima dan direspon dengan baik

oleh masyarakat.

5. Staf Pemasaran :

Berisi data jumlah staf pemasaran, pengorganisasiannya, kompetensinya dibanding staf

pemasaran pesaing.

(Kotler :2005)

2.3.1 Pengertian Informasi

Informasi merupakan keluaran dari suatu sistem yang memproses data baik bersifat

keuangan maupun non keuangan. Data dapat terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif

tidak berarti bagi pemakai, sedangkan informasi adalah data yang telah diproses dan

mengandung arti (Mc.Leod 1993). Cushing and Rommey (1997) menyatakan bahwa data dapat

terdiri dari sekumpulan karakter yang diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi dan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 34: TESIS - POLBAN

disimpan serta diolah. Juga Informasi dapat diartikan sebagai keluaran dari pengolahan data yang

diorganisir dan berguna bagi pihak yang menerimanya.

Anthony, Dearden dan Bedford (1991) menyatakan bahwa fakta, data, persepsi atau

sesuatu dapat dikatakan suatu informasi apabila menambah pengetahuan bagi pemakainya dalam

upaya mengurangi ketidakpastian. Sedangkan menurut Wilkinson (1996) informasi merupakan

data yang sudah disaring, dianalisis, ditata, disampaikan dalam bentuk yang dapat dipergunakan

untuk dasar pengambilan keputusan.

2.3.2 Sumber Informasi

Supriyono (1993) mengklasifikasikan informasi atas dasar sifat dan sistematikanya dalam

bentuk informasi sistemik, yang diperoleh melalui saluran informasi formal (termasuk di

dalamnya sistem informasi manajemen) dan informasi tidak sistemik, yang dipeoleh dari luar

sistem inforrmasi formal (misalnya dari media). Berdasarkan sumbernya, informasi digolongkan

dalam informasi eksternal, yang diperoleh dari lingkungan luar perusahaan / organisasi dan

informasi internal. Informasi juga digolongkan atas dasar sifat kuantitatifnya, yaitu informasi

kuantitatif yang berbentuk angka-angka, sedangkan informasi kualitatif adalah informasi yang

tidak berbentuk angka-angka.

2.3.3 Kualitas Informasi

Sudirman dan Widjajani (1996) menjelaskan bahwa informasi yang berkualitas adalah

informasi yang memenuhi kriteria akurasi, yaitu memiliki derajat bebas yang tinggi dari

kesalahan (mendekati 100%), dapat dibuktikan, memenuhi standar kelengkapan, relevan dengan

kondisi nyata dan tepat waktu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 35: TESIS - POLBAN

2.4. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Sistem informasi akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi yang menghasilkan keluaran dengan menggunakan masukan untuk mencapai tujuan khusus manajemen, terutama menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa atau produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen; menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian dan pengevaluasian; dan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (Hansen dan Mowen, 1999:2).

Sistem informasi akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediki konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif aktivitas yang dapat dilakukan (Ietje Nazaruddin, 1998). Menurut Atkinson, sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna yaitu para pekerja, manajer dan eksekutif (Atkinson et al, 2001:4).

Sementara Chia (1995) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi yang memberikan fasilitas melalui pelaporan dan penciptaan yang tampak dalam tindakan dan kinerja, serta merupakan alat yang efektif dalam penyediaan informasi yang berguna dalam memprediksi akibat yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif yang dapat dilakukan.

Waterhouse dan Tiessen (1978) dalam YP Supardiyono (1999) mengemukakan bahwa sistem akuntansi manajemen merupakan bagian integral dari struktur pengendalian organisasi secara formal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem penghasil informasi yang digunakan dalam mekanisme pengendalian suatu organisasi.

Keberadaan sistem informasi akuntansi manajemen ditujukan untuk mentranformasi input ke dalam ouput agar mampu mencapai tujuan manajemen. Proses menjelaskan berbagai aktivitas manajemen seperti pengumpulan (collecting), pengukuran (measuring), penyimpanan (storing), analisis (analysis), pelaporan (reporting) dan pengelolaan (managing) informasi. Sedangkan output sistem informasi akuntansi manajemen dapat berbentuk laporan khusus, biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja dan komunikasi antar personal.

Sedangkan Horngren (2000:5) menyatakan bahwa “management accounting measures and reports financial and non financial information that help managers make decisions to fulfil the goals of an organization”. Informasi akuntansi manajemen bagi para manajer digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Informasi akuntansi manajemen merupakan proses yang meliputi identifikasi, pengumpulan, analisis, penyediaan, interpretasi dan komunikasi informasi bagi para manajer dalam mencapai tujuan.

Menurut Atkinson (2001:11) bentuk informasi akuntansi manajemen adalah informasi keuangan dan operasional dari berbagai aktivitas organisasi, proses, unit-unit operasi, produk-produk, jasa-jasa dan pelanggan. Dalam perkembangannya kategori informasi akuntansi manajemen menjadi lebih luas. Bukan saja tentang operasi yang dikuantifikasi dalam terminologi keuangan saja akan tetapi juga berupa informasi non keuangan, seperti kualitas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 36: TESIS - POLBAN

waktu proses, pengukuran yang bersifat lebih subjektif, kepuasan para pelanggan, kapabilitas karyawan dan kinerja atas produk baru.

Atkinson lebih lanjut menambahkan bahwa akuntansi manajemen menghasilkan ukuran-ukuran kinerja ekonomis dari unit-unit operasi yang terdesentralisasi, seperti unit-unit bisnis, divisi-divisi dan departemen-departemen. Ukuran-ukuran itu selanjutnya akan membantu senior manajemen dalam menilai kinerja unit-unit dalam organisasi. Informasi akuntansi manajemen merupakan sumber informasi pokok pengambilan keputusan, perbaikan dan pengendalian manajemen. Dikatakan juga, informasi akuntansi manajemen adalah sumber daya utama informasi bagi perusahaan. Oleh karena itu, ketersediaan informasi akuntansi manajemen yang tepat waktu dan akurat sangat dibutuhkan oleh para manajer.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi manajemen adalah data yang telah diolah menjadi informasi yang mempunyai nilai – nilai, baik finansial maupun non finansial. yang dapat digunakan oleh manajemen dalam membuat suatu keputusan.

2.4.1 Fungsi Informasi Akuntansi Manajemen Informasi akuntansi manajemen sebagai produk dari sistem akuntansi manajemen

mempunyai manfaat bagi manajer dan organisasi. Salah satu peran utama sistem informasi akuntansi manajemen adalah memasok informasi yang memfasilitasi pengambilan keputusan bagi para manajer (Henry Simamora, 1999:7). Sementara Anthony et al (1999:477) berpendapat tujuan dan kegunaan informasi akuntansi manajemen yaitu pengukuran, pengendalian, dan alternatif-alternatif pilihan sebagai bahan pengambilan keputusan. Berikut disajikan dalam tabel:

Tabel 2.3 Tujuan dan Kegunaan Informasi Akuntansi Manajemen

Purposes Historical Data Future Estimates

Measurement Basis for external reporting

Analyzing economic performance

Cost type contract payments

Normal pricing decision

Control Analyzing managerial performance

Motivating and rewarding managers

Strategic planning

Budgeting

Alternatives Choices

None Short run decisions

Capital budgeting

Sumber: Anthony et al, (1999:477)

Terdapat empat fungsi informasi akuntansi manajemen dalam membantu para manajer menjalankan fungsi-fungsi operasionalnya, yaitu:

Tabel 2.4 Fungsi Informasi Akuntansi Manajemen

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 37: TESIS - POLBAN

No Fungsi Uraian

1 Operational Control Memberikan umpan balik mengenai efisiensi dan kualitas tugas-tugas

2 Product and Costumer Costing

Mengukur biaya sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dan harga pasar serta biaya penyerahan barang atau jasa kepada konsumen

3 Management Control Memberikan informasi tentang kinerja para manajer dan unit-unit perusahaan

4 Strategic Unit Menyediakan informasi tentang keungan perusahaan dan kinerja kompetitif jangka panjang, kondisi pasar, preferensi konsumen, dan perkembangan teknologi

Sumber: Atkinson et al (2001:11)

Keberadaan informasi akuntansi manajemen di perusahaan memiliki tiga tujuan (Hansen dan Mowen, 2006:2) yang meliputi:

1) To provide information for costing out services, products and other objects of interest to management;

2) To provide information for planning, control and evaluation; 3) To provide information for decision making.

Tingkatan manajemen dalam setiap organisasi memiliki karakteristik tugas yang berbeda yang menyebabkan kebutuhan para manajer tersebut akan berbeda pula terhadap informasi akuntansi manajemen. Menurut Bodnar dan Hopwood (1995:2-3) manajer tingkat atas umumnya berkepentingan terhadap perencanaan dan pengendalian strategis jangka panjang. Laporan-laporan akuntansi kepada manajemen tingkat atas berisi ikhtisar dan garis besar masalah, seperti total penjualan kuartalan berdasarkan lini produk atau divisi. Manajer tingkat menengah membutuhkan yang lebih rinci, seperti penjualan harian atau mingguan berdasarkan lini produk karena lingkup pengendalian mereka lebih sempit. Manajer tingkat bawah umumnya menerima informasi yang relevan pada sub unit tertentu seperti total penjualan suatu departemen.

Sedangkan informasi akuntansi manajemen bagi para manajer disediakan untuk (Horngren, 2006:2):

1) Routine internal reporting for decision of managers. Such information provided for decision that occur with some regularity;

2) Non routine internal reporting for the decisions of managers. This information affects decission that occur irregularly or without precedent.

Para manajer menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian operasi yang rutin dijalankan, misalnya untuk kalkulasi biaya yang bermanfaat untuk pengendalian biaya dan para manajer juga menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk membuat keputusan yang tidak rutin, misalnya dalam pengambilan keputusan tentang investasi peralatan, memformulasikan kebijakan dan perencanaan.

2.4.2 Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 38: TESIS - POLBAN

Informasi merupakan keluaran dari suatu sistem yang memproses data baik bersifat keuangan maupun non keuangan. Data dapat terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai, sedangkan informasi adalah data yang telah diproses dan mengandung arti (Mc Leod, 1994:20).

Anthony et al (1999:150) menyatakan bahwa fakta, data, persepsi atau sesuatu dapat dikatakan suatu informasi apabila menambah pengetahuan bagi pemakainya dalam upaya mengurangi ketidakpastian. Sementara informasi merupakan data yang sudah disaring, dianalisis, ditata, disampaikan dalam bentuk yang dapat dipergunakan untuk dasar pengambilan keputusan (Wilkinson, 1999:67).

Informasi dikatakan berkualitas (Bodnar dan Hopwood, 1995:409) jika memenuhi kriteria akurasi, yaitu memiliki derajat bebas kesalahan yang tinggi (mendekati 100%), dapat dibuktikan, memenuhi standar kelengkapan, relevan dengan kondisi nyata, tepat waktu (mutakhir), cepat (tersedia dengan cepat), lengkap (berisikan segala sesuatu yang dibutuhkan).

Informasi akuntansi manajemen mempunyai ciri-ciri informasi haruslah akurat, ada sumber dan terfokus, dapat dikuantifikasi, frekuensi penggunaan tinggi, berorientasi kepada masa yang akan datang dan yang telah lalu, relevan, lengkap, tingkat agregasi dan ketepatan waktu yang tinggi (Anthony; 1985, Dermer; 1973, Senn;1982 dalam Kirmizi Ritonga dan Yuserrie Zainuddin, 2002).

Dari karakteristik informasi akuntansi manajemen tersebut, informasi yang paling bermanfaat menurut manajer adalah informasi yang memiliki karakteristik berdasarkan penelitian Chenhall dan Morris (1986) yaitu broad scope, timeliness, agregation, dan integration.

Pada penelitian ini karakteristik informasi akuntansi manajemen yang digunakan adalah karakteristik informasi berdasarkan penelitian Chenhall dan Morris. Digunakannya karakteristik tersebut karena keempat karakteristik tersebut diperoleh dari pembuktian empiris. Selain itu telah teruji pula dalam penelitian- penelitian lanjutan oleh Gul 1991, Gul dan Chia 1994, Mia dan Chenhall 1994, Chia 1995, Ietje Nazaruddin 1998, YP Supardiyono 1999, Aida Ainul Mardiyah dan Gudono 2001, Rustiana 2002, Priyono Puji Prasetyo 2002.

Berikut uraian masing-masing karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer:

1) Informasi Broad scope / Cakupan luas

Karakteristik informasi broad scope adalah informasi dari sistem akuntansi manajemen yang mewakili dimensi fokus, kuantifikasi dan time horizon (Gordon dan Narayanan, 1984). Broad scope mencakup informasi mengenai permasalahan baik non ekonomi maupun ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, dan aspek-aspek lingkungan. Atau dengan kata lain, informasi yang bersifat broad scope memberikan informasi tentang faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan.

Para manajer membutuhkan informasi broad scope sebagai salah satu implikasi dari meningkatnya otoritas, tanggung jawab manajer serta fungsi mereka sebagai pengendali dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Informasi broad scope berguna dalam mendukung kemampuan daya saing para manajer tersebut.

Informasi broad scope juga dapat memenuhi kebutuhan manajer terhadap informasi tertentu, karena para manajer membutuhkan informasi yang memiliki spesifikasi berbeda

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 39: TESIS - POLBAN

antar satu dengan yang lainnya sesuai dengan fungsi masing-masing dan para manajer juga memiliki self-interest yang berbeda pula. Dengan terpenuhinya kebutuhan para manajer akan informasi yang sifatnya broad scope tersebut, maka para manajer akan mampu membantu menghasilkan kebijakan yang lebih efektif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial menjadi lebih baik (Davis, 1985). Contoh dari informasi dengan karaktersitik broad scope, informasi eksternal misal kondisi ekonomi, informasi non keuangan misal selera atau preferensi konsumen, orientasi masa depan misal probabilitas.

Perbedaan aktivitas manajer akan mengakibatkan pula terjadinya perbedaan kebutuhan informasi yang broad scope agar dapat membuat keputusan yang lebih efektif. Kesesuaian antara karakteristik informasi yang broad scope dan aktivitas para manajer akan mempertinggi kinerja manajerial (Mia dan Chenhall, 1994).

2) Informasi Timeliness

Ketepatan waktu (timeliness) menunjukkan kecepatan atau rentang waktu antara permintaan dan frekuensi pelaporan informasi yang diinginkan. Ketepatan waktu penyampaian informasi akan mempengaruhi kemampuan manajer untuk membuat keputusan yang tepat. Informasi yang tepat waktu akan lebih bernilai jika disampaikan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan yang akan dibuat oleh manajer.

Informasi yang tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai dan akan mempengaruhi kualitas keputusan seorang manajer. Informasi tepat waktu akan menjadikan manajer mampu menghadapi ketidakpastian lingkungan yang dihadapinya secara efektif (Gordon dan Narayanan, 1984). Dengan kata lain, ketepatan waktu penyampaian informasi oleh sistem akuntansi manajemen akan berhubungan positif dengan kinerja manajerial karena mampu merespon lebih cepat terhadap suatu kejadian yang dihadapinya.

3) Informasi Aggregation

Informasi aggregation merupakan informasi yang memperhatikan penerapan bentuk kebijakan formal (seperti discounted cash flow) atau model analitis informasi hasil akhir yang didasarkan pada area fungsional (seperti pemasaran, produksi) atau didasarkan pada satu waktu (seperti bulanan, kuartalan). Informasi agregasi diperlukan dalam organisasi karena dapat mencegah kemungkinan terjadinya overload informasi(Chia, 1995; Iselin 1988 dalam Y.P Supardiyono, 1999).

Informasi yang teragregasi, jika disajikan dengan tepat akan memberikan masukan penting dalam proses pengambilan keputusan, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi informasi lebih sedikit dibandingkan dengan informasi yang tak terorganisir atau informasi dalam bentuk mentah (belum tersusun).

Kebutuhan informasi yang dapat mencerminkan area pertanggungjawaban dapat diperoleh dari informasi teragregasi. Dengan adanya informasi yang jelas mengenai area tanggung jawab fungsional para manajer tersebut, maka akan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik (Chenhall dan Morris, 1986). Adanya informasi teragregasi akan menyebabkan para manajer akan lebih cepat merespon permasalahan yang ada dalam daerah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 40: TESIS - POLBAN

pertanggungjawabannya, serta mendukung para manajer dalam mengatasi adanya informasi yang overload.

4) Informasi Integration

Informasi integration mencakup aspek tentang ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi. Informasi terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen mencerminkan bahwa terdapat adanya koordinasi antar segmen sub unit yang satu dengan sub unit yang lainnya. Kompleksitas dan saling keterkaitan ataupun ketergantungan antar sub unit satu dengan sub unit lainnya akan tercerminkan dalam informasi integrasi (Chenhall dan Morris, 1986).

Semakin banyaknya segmen dalam sub unit atau jumlah sub unit dalam organisasi, maka informasi yang bersifat terintegrasi akan semakin dibutuhkan. Begitu pula pendelegasian kebijakan serta permasalahan pengendalian yang akan muncul pada organisasi desentralisasi, mungkin akan berkurang dengan adanya informasi terintegrasi. Informasi terintegrasi akan berperan dalam mengkoordinasikan kebijakan dalam organisasi agar terjadinya keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan.

Informasi yang terintegrasi akan bermanfaat bagi manajer ketika mereka dihadapkan pada

kegiatan pembuatan keputusan yang berdampak pada sub-unit lainnya. Dengan demikian

informasi yang terintegrasi akan memberikan kontribusi pada kinerja manajerial (Chenhall dan

Morris, 1986; Chia, 1995)

Masih menurut Chenhall dan Morris informasi terintegrasi juga menunjukkan adanya keterbukaan informasi, karena dampak kebijakan satu unit dapat diketahui oleh unit lainnya dalam organisasi. Adanya informasi terintegrasi juga akan mengakibatkan para manajer mempertimbangkan unsur integritas di dalam melakukan evaluasi kinerja manajerial.

2.5 Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengandung dua variabel independen, yaitu :

1) ketidakpastian lingkungan eksternal, 2) desentralisasi dan satu variabel dependen yaitu

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran yang

terdiri atas broad scope, timeliness, aggregation dan integration.

Berdasarkan uraian terdahulu memperlihatkan desentralisasi dibutuhkan sebagai respons

terhadap lingkungan yang tidak dapat diramalkan dan merupakan bentuk yang tepat untuk

menghadapi peningkatan ketidakpastian sehingga menunjang pencapaian kinerja manajerial yang

lebih baik. Struktur organisasi dengan desentralisasi akan membutuhkan informasi akuntansi

manajemen yang mempunyai karakteristik broad scope, timeliness, aggregation dan integration.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 41: TESIS - POLBAN

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini mengacu pada kebutuhan akan informasi

akuntansi manajemen untuk setiap fungsi dalam organisasi, termasuk fungsi keuangan dan

akuntansi itu sendiri. Azhar Susanto (2006) menggambarkan hal tersebut sebagaimana tampak

pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Sistem Informasi secara organisasi

Sistem Informasi Pemasaran akan menyediakan informasi dalam rangka riset dan

pengembangan produk atau proses baru, perencanaan, perekayasaan produk, jasa atau proses;

pengkoordinasian sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa; pemasaran atau promosi

produk atau jasa; pendistribusian produk atau jasa ke konsumen; dan pelayanan purna jual

kepada konsumen.

Sistem Informasi

S.I Pemasaran

SI Manufaktur

SI Keuangan

SI SDM

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 42: TESIS - POLBAN

2.5.1 Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Eksternal terhadap

Desentralisasi

Pemasaran saat ini berada dalam lingkungan global yang penuh ketidakpastian.

Lingkungan global yang dinamik mempengaruhi hampir semua perusahaan. Manajer pemasaran

dan manajer lainnya yang ada di perusahan harus mengantisipasi keadaan ini.

Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan tinggi, informasi merupakan komoditi yang

sangat berguna dalam proses kegiatan perencanaan dan pengendalian dalam suatu organisasi.

Pemasaran memainkan suatu peran kunci dalam perencanaan strategik perusahaan yaitu dalam

hal falsafah pemasaran (konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep

pemasaran berwawasan sosial) dan menyediakan input bagi pembuat rencana strategik dengan

membantu mengenali peluang pasar dan menilai potensi perusahaan dalam mengambil peluang.

Sistem akuntansi manajemen yang andal (ditunjukkan dengan tingkat ketersediaan

informasi sistem akuntansi manajemen) akan memudahkan penyediaan informasi yang tepat

waktu dan relevan, di mana para manajer memiliki kebutuhan informasi yang berbeda.

Demikian pula halnya dengan manajer pemasaran, informasi yang diterimanya akan digunakan

untuk melaksanakan fungsi pemasaran secara lebih optimal. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa tingkat ketidakpastian lingkungan akan mempengaruhi tingkat ketersediaan informasi

sistem akuntansi manajemen.

Menurut Duncan (1972) terdapat beberapa kondisi yang perlu diidentifikasi oleh

manajemen untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan. Kondisi tersebut adalah

perkembangan teknologi, aktivitas dan strategi para pesaing, permintaan pasar, kemudahan

memperoleh bahan baku, harga bahan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 43: TESIS - POLBAN

Desentralisasi dalam bentuk pendistribusian otoritas pada manajemen yang

lebih rendah diperlukan karena semakin kompleksnya kondisi administratif, tugas, dan tanggung

jawab. Dengan pendelegasian kewenangan maka akan membantu meringankan beban

manajemen yang lebih tinggi. Thompson (1986) menegaskan bahwa desentralisasi dibutuhkan

sebagai respons terhadap lingkungan yang tidak dapat diramalkan. Govindarajan (1986)

menunjukkan bahwa tingkat desentralisasi yang tinggi merupakan bentuk yang tepat untuk

menghadapi peningkatan ketidakpastian sehingga menunjang pencapaian kinerja manajerial yang

lebih baik.

Secara eksterm, pemasaran adalah fungsi utama perusahaan. Desentralisasi yang diterima

oleh manajer pemasaran dari manajer puncak diantaranya adalah dalam hal perluasan pasar,

penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan diversifikasi. Sebagai bagian

dari perusahaan, maka wewenang yang diperoleh manajer pemasaran akan dihadapkan pada

kepentingan atau pandangan dari bagian lain di perusahaan. Idealnya semua fungsi yang berbeda

harus bekerja secara harmonis dalam menciptakan nilai bagi pelanggan.

2.5.2 Pengaruh Desentralisasi terhadap Karakteristik Informasi Akuntansi

Manajemen yang bermanfaat bagi Manajer Pemasaran

Sebagaimana dijelaskan terdahulu bahwa karakteristik informasi akuntansi manajemen

yang bermanfaat bagi manajer mengacu pada pendapat Chenhall dan Moris (1986) yaitu broad

scope, timeliness, aggregasi dan informasi yang terintegrasi. Organisasi yang memiliki tingkat

desentralisasi yang tinggi perlu didukung oleh informasi broad scope,(Gull dan Chia,1994);

informasi tepat waktu (Chia,1994) informasi yang berkaitan dengan area atau unit yang menjadi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 44: TESIS - POLBAN

tanggung jawab manajer, dan informasi yang bersifat integrasi (Willianson,1979 dalam Itje

Nazaruddin,1998).

Adanya desentralisasi akan menyebabkan para manajer yang menerima limpahan

wewenang dan tanggung jawab membutuhkan informasi yang berkualitas serta relevan guna

mendukung kualitas keputusannya. Konsekuensinya mereka memerlukan karakteristik informasi

akuntansi yang handal agar dapat meyediakan kebutuhan informasi yang tepat waktu dan

relevan (Kaplan dan Atkinson,1989).

Adanya perbedaan tingkat desentralisasi akan menimbulkan perbedaan kebutuhan akan

informasi (Aida,2000). Informasi merupakan komplemen dari desentralisasi. Desentralisasi juga

akan mempengaruhi proses informasi itu sendiri dikumpulkan, diolah dan dikomunikasikan

dalam organisasi (Gerloff,1985).

Seorang Manajer pemasaran akan menerima input dan informasi yang berkaitan dengan

masalah lingkungan internal dan eksternal perusahaan, strategi pemasaran, organisasi

pemasaran,Sistem Pemasaran, Biaya Pemasaran, Produktivitas dan Fungsi Pemasaran.

Otley (1980) menyatakan bahwa perlu adanya kesesuaian antara ketidakpastian

lingkungan dan desentralisasi agar dapat meningkatkan tingkat kehandalan sistem akuntansi

manajemen. Kesesuaian tersebut adalah apabila tingkat desentralisasi tinggi, maka akan

membutuhkan karakteristik informasi akuntansi manajemen yang semakin handal. Sebagai

contoh, manajer pemasaran yang akan merencanakan penetrasi pasar dengan suatu produk baru

yang akan dapat memenangkan persaingan dengan perusahaan lain, maka dia membutuhkan

informasi dari bagian lain, misalnya departemen riset dan pengembangan dalam model produk

yang sesuai dengan standar atau keinginan konsumen. Juga memerlukan informasi yang tepat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 45: TESIS - POLBAN

waktu tentang harga pesaing dan hasil analisis efisiensi dan desain produk yang diminati oleh

pelanggan.

2.5.3 Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Eksternal, Desentralisasi

terhadap karakteristik informasi Akuntansi yang bermanfaat bagi

Manajer Pemasaran

Perubahan lingkungan yang terjadi perlu diantisipasi oleh semua jenis perusahaan.

Lingkungan perusahaan secara umum terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Kemampuan perusahaan mengatasi masalah lingkungan menyebabkan perusahaan dapat

memprediksi semua peluang dan ancaman yang mengitari perusahaan. Dengan kata lain

perusahaan akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika kekuatan perusahaan

melebihi kelemahan yang dimilikinya (Suwarsono, 2002:4).

Menganalisis lingkungan (environmental scanning) merupakan langkah pertama yang

harus dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam proses manajemen strategis. Selanjutnya

dilakukan tahap strategy formulation, strategy implementation dan evaluation and control

(Wheelen dan Hunger, 2002). Bila perusahaan tidak mampu memprediksi lingkungan yang

dihadapinya dikatakan perusahaan berada dalam kondisi ketidakpastian lingkungan.

Dalam implementasi di bidang pemasaran, mula-mula perusahaan mengembangkan

rencana strategik keseluruhan. Rencana strategik yang mencakup seluruh perusahaan ini

kemudian diterjemahkan menjadi rencana pemasaran dan rencana yang lain untuk setiap

divisi,produk dan merek.

Melalui implementasi, perusahaan mengubah rencana strategik dan pemasaran menjadi

tindakan yang akan mencapai sasaran strategik perusahaan. Rencana pemasaran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 46: TESIS - POLBAN

diimplementasikan staf yang ada di organisasi pemasaran, yang bekerja dengan orang lain di

dalam maupun di luar perusahaan. Pengendalian terdiri dari mengukur dan mengevaluasi hasil

rencana dan aktivitas pemasaran serta mengambil tindakan perbaikan untuk memastikan bahwa

sasaran akan tercapai. Analisis pemasaran menyediakan informasi dan evaluasi yang diperlukan

untuk kegiatan pemasaran yang lain.

Ketidakpastian lingkungan (Perceived Environmental Uncertainty) merupakan

keterbatasan individu dalam menilai probabilitas gagal atau berhasil dari sebuah keputusan yang

telah dibuat. Ketidakpastian lingkungan adalah situasi seseorang yang terkendala untuk

memprediksi situasi di sekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan sesuatu dalam rangka

menghadapi ketidakpastian tersebut (Luthan, 1998, dalam Edfan 2002). Pada kondisi

ketidakpastian tinggi, individu sulit memprediksi kegagalan dan keberhasilan dari keputusan

yang dibuatnya (Fisher, 1996).

Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan tinggi, informasi merupakan komoditi yang

sangat berguna dalam proses kegiatan perencanaan dan pengendalian dalam suatu organisasi.

Sistem akuntansi manajemen yang andal (ditunjukkan dengan tingkat ketersediaan informasi

sistem akuntansi manajemen) akan memudahkan penyediaan informasi yang tepat waktu dan

relevan, di mana para manajer memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa tingkat ketidakpastian lingkungan akan mempengaruhi tingkat

ketersediaan informasi sistem akuntansi manajemen.

Menurut Duncan (1972) terdapat beberapa kondisi yang perlu diidentifikasi oleh

manajemen untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan. Kondisi tersebut adalah

perkembangan teknologi, aktivitas dan strategi para pesaing, permintaan pasar, kemudahan

memperoleh bahan baku, harga bahan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 47: TESIS - POLBAN

Desentralisasi dalam bentuk pendistribusian otoritas pada manajemen yang

lebih rendah diperlukan karena semakin kompleksnya kondisi administratif, tugas, dan tanggung

jawab. Dengan pendelegasian kewenangan maka akan membantu meringankan beban

manajemen yang lebih tinggi. Thompson (1986) menegaskan bahwa desentralisasi dibutuhkan

sebagai respons terhadap lingkungan yang tidak dapat diramalkan. Govindarajan (1986)

menunjukkan bahwa tingkat desentralisasi yang tinggi merupakan bentuk yang tepat untuk

menghadapi peningkatan ketidakpastian sehingga menunjang pencapaian kinerja manajerial yang

lebih baik.

Desentralisasi akan membutuhkan informasi akuntansi yang berkarakteristik broad scope, timeliness, teraggregasi dan bersifat terintegrasi dengan bagian-bagian yang terkait satu sama lain. Sifat-sifat tersebut merupakan karakteristik informasi yang bersifat umum dan di sini dilihat dalam sistem akuntansi manajemen berdasarkan informasi yang diberikan oleh para manajer dalam kuesioner.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Gordon dan Miller (1976), Watehouse dan Tiessen (1978), Gul dan Chia (1994), Chia (1995) bahwa tingkat desentralisasi yang tinggi perlu didukung informasi dari sistem akuntansi manajemen yang handal agar semakin posistif pengaruhnya terhadap kinerja manajer. Aida (2002) juga memperoleh bukti empiris bahwa dalam suatu perusahaan yang terdapat ketidakpastian lingkungan yang tinggi, maka derajat kesesuaian yang tinggi dari desentralisasi akan memiliki efek positif bagi sistem informasi akuntansi manajemen.

Manajer pemasaran yang mendapat wewenang dari manajemen puncak untuk melakukan inovasi pemasaran produk yang dihasilkan memerlukan informasi tentang area pemasaran yang potensial, informasi tentang pesaing, informasi tentang konsumen potensial, informasi tentang biaya-biaya yang terkait dengan distribusi produk dan lain sebagainya. Informasi ini sangat diperlukan pada saat yang tepat (informasi timeliness). Informasi tersebut dapat diperoleh dari sistem akuntansi manajemen. Dari contoh ini menunjukkan bahwa pelimpahan wewenang dalam pengambilan keputusan (desentralisasi) akan memerlukan informasi akuntansi yang memiliki karakteristik broad scope, timeliness, teraggregasi dan terintegrasi, sehingga ekspektasi yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Karakteristik broad scope bagi manajer pemasaran diwakili oleh informasi tentang Lingkungan Eksternal perusahaan, Karakteristik timeliness diwakili oleh informasi tentang Fungsi Pemasaran dan karakteristik aggregasi dan integrasi diwakili oleh informasi tentang produltivitas pemasaran dan biaya pemasaran.

Semakin tinggi tingkat ketidakpastian lingkungan, semakin membutuhkan desentralisasi, semakin tinggi tingkat desentralisasi, semakin tinggi pula kebutuhan informasi akuntansi manajemen yang bersifat broad scope, timeliness, teragregasi dan terintegrasi sehingga akan berdampak pada perbaikan kinerja manajerial.

Contoh lain, jika desentralisasi diterapkan sebagai respon atas ketidakpastian lingkungan yang tinggi dalam suatu perusahaan, maka manajer pemasaran, akan memerlukan informasi tentang produksi, informasi hasil riset dan pengembangan, informasi dari bagian keuangan untuk dapat membuat suatu perencanaan dan menganalisis hasil inplementasinya terutama dalam bidang pemasaran, sehingga kinerja untuk menghasilkan informasi berkualitas dapat terpenuhi.

Berdasakan penelitian terdahulu diperoleh bukti empiris bahwa pada kondisi ketidakpastian lingkungan tinggi dibutuhkan informasi yang mempunyai cakupan luas (broad scope) dan tepat waktu (timeliness). Pada perusahaan yang mempunyai struktur organisasi terdesentralisasi, para manajer akan membutuhkan informasi akuntansi manajemen yang teragregasi (agregation) dan terintegrasi (integration). (Chenhall dan Morris 1986,Chia 1995,Ietje Nazaruddin 1998).

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2

Paradigma Penelitian

Ketidakpastian Lingkungan

Eksternal

(X1)

Karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi

manajer pemasaran (Y)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 48: TESIS - POLBAN

Keterangan:

2.3

Hipotesis

Sejalan dengan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut :

Hipotesis 1 : Ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi berpengaruh tehadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran : broad scope, timeliness, aggregation dan integration.

Hipotesis 2 : Ketidakpastian lingkungan eksternal berpengaruh terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran : broad scope, timeliness, aggregation dan integration.

Hipotesis 3 : Desentralisasi berpengaruh terhadap karakteristik informasi

akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran : broad scope, timeliness, aggregation dan integration.

Desentralisasi

(X2)

Pengaruh secara parsial

Pengaruh secara simultan

Pengaruh variabel lain yang tidak diteliti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 49: TESIS - POLBAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian dan Metode Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah ketidakpastian lingkungan eksternal, desentralisasi dan karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer.

Definisi dari masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut:

Ketidakpastian lingkungan eksternal adalah ketidakmampuan manajer dalam

memprediksi lingkungan perusahaan yang tidak pasti yang berasal dari luar perusahaan.

Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada manajemen

yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara independen

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer adalah hal

yang dirasakan oleh responden tentang tersedianya informasi akuntansi manajemen

dengan karakteristik broad scope, timeliness, aggregation dan integration (Chenhall dan

Morris, 1986)

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang akuntansi manajemen, yang

menggunakan meode survei terhadap populasi penelitian. Sifat penelitian ini adalah verifikatif

dengan tujuan untuk menguji hipotesis secara empirik. Responden penelitian ini adalah para staf

dan manajer pemasaran perusahaan tekstil yang terdaftar dan aktif di Kota Bandung.

3.1.1 Desain Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 50: TESIS - POLBAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-verifikatif yaitu penelitian untuk menguji

jawaban masalah yang bersifat sementara (hipotesis) berdasarkan teori tertentu. Berdasarkan

kerangka pemikiran dan hipotesis maka penelitian ini menggunakan desain analisis kausalitas

(causal relationship). Mudrajad Kuncoro (2003:10) mengemukakan bahwa penelitian kausalitas

merupakan penelitian yang mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan

menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.1.2 Operasionalisasi Variabel

Sekaran (2000:91), menyatakan bahwa; “A variable is anything that can take on

differing or varying values. The values can differ at various times for the same objects or

persons, or the values can differ at the same time for different objects or persons. Senada dengan

Sekaran, Mudrajad Kuncoro (2003:41) menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang dapat

membedakan nilai atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk

objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau

orang yang sama.

Berikut operasionalisasi variabel pada penelitian ini:

a) Variabel Independen: Ketidakpastian Lingkungan Eksternal (X1)

Variabel ketidakpastian lingkungan eksternal (X1) diukur dengan dimensi stabilitas

lingkungan eksternal. Pertanyaan diadopsi dari Duncan (1972) yang mengukur ketidakpastian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 51: TESIS - POLBAN

lingkungan dengan indikator competitor’s actions, market demands, product attributes design,

raw material available, raw material prices, government regulation.

Instrumen pengukuran untuk variabel ini sebelumnya telah digunakan dalam penelitian

Gordon dan Narayanan (1984) , Y.P. Supardiyono (1999) dan Aida Ainul Mardiyah, Gudono

(2001) dan Hastuti (2005)

b) Variabel Independen: Desentralisasi (X2)

Variabel desentralisasi (X2) ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Gordon dan Narayan (1984). Delapan pertanyaan digunakan untuk

mengukur tingkat desentralisasi. Kedelapan pertanyaan tersebut adalah untuk mengetahui

seberapa jauh pengambilan keputusan didelegasikan kepada manajer menengah, yaitu kebijakan

dalam pengembangan produk atau jasa baru, kebijakan dalam PHK, Penentuan investasi, alokasi

anggaran dan penentuan harga jual. Masing-masing pertanyaan diukur dengan lima skala Likert.

Skala terendah menunjukkan bahwa ressponden menggunakan sentralisasi dan skala tertinggi

menunjukkan desentralisasi.

c) Variabel Dependen: Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen yang bermanfaat

bagi manajer pemasaran (Y)

Variabel karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer

pemasaran(Y) terdiri dari empat dimensi yaitu broad scope, timeliness, agregation dan

integration. Instrumen terdiri dari 5 butir pertanyaan mengenai informasi yang bersifat broad

scope, 4 butir pertanyaan mengenai informasi yang bersifat timeliness, 7 butir pertanyaan

mengenai informasi yang teragregasi dan 3 butir pertanyaan mengenai informasi yang bersifat

terintegrasi. Pada penelitian terdahulu, Chenhall dan Moriss (1986) menggunakan instrumen

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 52: TESIS - POLBAN

tersebut untuk mengukur informasi akuntansi manjemen yang bermanfaat bagi para manajer.

Dengan demikian ukuran yang dipakai adalah hal yang dirasakan responden untuk mengakui

ketersediaan informasi dari sistem informasi akuntansi manajemen.

Instrumen ini telah dipergunakan secara luas oleh Chenhall dan Morris (1986), Gul dan

Chia (1994), Ietje Nazaruddin (1998), Y.P. Supardiyono (1999) ,Aida ainul Mardiyah dan

Gudono (2001), Hastuti (2005)Berikut ringkasan operasionalisasi variabel:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA ITEM

(1) (2) (3) (4) (5)

Ketidakpastian Lingkungan

Eksternal (X1)

Duncan, 1972

Tingkat stabilitas lingkungan internal dan eksternal perusahaan

Volume permintaan pasar Desain produk Tindakan Pesaing market demands Ketersediaan bhn.baku Harga bahan baku Aturan Pemerintah Tindakan Serikat pekerja Teknologi Produksi

Ordinal

Kel B-no.1 Kel B-no.2 Kel B-no.3 Kel B-no.4 Kel B-no.5 Kel B-no.6-7 Kel B-no.8 Kel B-no.9

Desentralisasi (X2)

Gordon dan

Narayanan, 1984

Tingkat pendelegasian wewenang

Pengembangan produk

baru Pengangkatan dan

pemutusan hubungan kerja

Penilaian dan pemilihan investasi berskala besar

Ordinal

Kel A-no.1 Kel A-no.2 Kel A-no.3 Kel A-no.4

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 53: TESIS - POLBAN

Pengalokasian anggaran Penentuan harga jual

Kel A-no.5

Karakteristik Informasi Akuntansi

Manajemen Yang

bermanfaat bagi manajer

pemasaran (Y)

Chenhall dan Morris, 1986

Broad scope

Orientasi masa depan Probabilitas Informasi non ekonomi Informasi eksternal Informasi non finansial

Ordinal

Kel C-no.1 Kel C-no.2 Kel C-no-3 Kel C-no-4 Kel C-no-5a Kel C-no-5b

Timeliness

Kecepatan laporan Otomatisasi informasi Frekuensi pelaporan Ketepatan pelaporan

Ordinal

Kel C-no.6 Kel C-no-7 Kel C-no-8 Kel C-no-9

Aggregation

Informasi yang tersedia

dari departemen yang berbeda

Informasi dari dampak suatu kejadian pada suatu periode

Informasi tentang pengaruh kejadian pada fungsi yang berbeda

Informasi tentang dampak kegiatan bagian lain pada bagian sendiri atau keseluruhan perusahaan

Informasi yang digunakan dengan menggunakan model analisis tertentu

Ordinal

Kel C-no-10 Kel C-no-11 Kel C-no-12 Kel C-no-13 Kel C-no-14, 15, 16

Integration

Interaksi antar bagian Pencapaian target Pengaruh keputusan

terhadap kinerja

Ordinal

Kel C-no-17 Kel C-no-18 Kel C-no-19

Pengukuran indikator diatas menggunakan skala ordinal dengan teknik Skala Likert.

Skala Likert (Likert Scale) merupakan metode untuk mengukur sikap responden dengan

menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap perilaku, objek, orang atau kejadian tertentu

(Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999:104; Mudrajad Kuncoro, 2003:157). Skala ini

pada umumnya menggunakan lima angka penilaian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 54: TESIS - POLBAN

Pada variabel ketidakpastian lingkungan eksternal (X1) responden diminta menyatakan

kondisi ketidakpastian lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaannya. Skala 1 (satu)

menunjukkan ketidakpastian lingkungan perusahaan rendah (lingkungan perusahaan stabil)

sedangkan angka empat (5) menunjukkan ketidakpastian lingkungan yang dihadapi tinggi

(lingkungan perusahaan tidak pernah dapat diprediksi). Berikut adalah keterangan skor atau nilai

untuk variabel X1 .

Tabel 3.2 Deskripsi Skor Variabel Ketidakpastian Lingkungan Eksternal (X1)

Angka / Skor Keterangan

1 Selalu dapat diperkirakan (lingkungan stabil) 2 Sering dapat diperkirakan (ketidakpastian lingkungan rendah) 3 terkadang tidak bisa diprediksikan 4 Jarang dapat diperkirakan (lingkungan dinamis) 5 Tidak pernah dapat diperkirakan (ketidakpastian lingkungan tinggi)

Variabel desentralisasi diukur dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan

oleh Gordon dan Narayanan (1984). Pertanyaan diajukan untuk mengetahui seberapa jauh

pengambilan keputusan didelegasikan dari manajer puncak kepada manajer menengah dalam hal

pengembangan produk baru, wewenang dalam hal pengangkatan dan pemutusan hubungan kerja

karyawan, penilaian dan pemilihan investasi dalam skala besar, pengalokasian anggaran dan

penentuan harga jual.

Instrumen untuk variabel ini sebelumnya pernah digunakan dan dikembangkan oleh

Gordon dan Narayanan (1984), Ietje Nazaruddin (1998) dan Y.P. Supardiyono (1999).

Tabel 3.3 Deskripsi Skor Variabel Desentralisasi (X2)

Angka / Skor Keterangan

1 Tidak ada pendelegasian (semua diputuskan oleh manajemen puncak/sentralisasi penuh)

2 Jarang ada pendelegasian (mendekati sentralisasi) 3 Keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 55: TESIS - POLBAN

4 Banyak pendelegasian (mendekati desentralisasi) 5 Didelegasikan sepenuhnya (desentralisasi penuh)

Pada variabel karakteristik informasi akuntansi manajemenyang bermanfaat bagi manajer

(Y) responden diminta menyatakan pendapatnya tentang ketersediaan informasi akuntansi

manajemen. Skala 1 (satu) menyatakan informasi yang ditanyakan tidak tersedia dan skala 5

(lima) menyatakan bahwa informasi selalu tersedia. Berikut deskripsi skor atau nilai untuk

variabel Y.

Tabel 3.4 Deskripsi Skor Variabel

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran (Y)

Angka / Skor Keterangan

1 Informasi tidak tersedia 2 Informasi jarang tesedia 3 Informasi kadang tersedia, kadang tidak 4 Informasi sering tersedia 5 Informasi selalu tersedia

3.1.3 Unit Analisis dan Populasi Penelitian

1. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan pada industri tekstil di Kota

Bandung, yang berjumlah 34 perusahaan. Hal ini sejalan dengan pengertian unit analisis yang

menyatakan bahwa unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subyek

penelitian(Suharsimi Arikunto 2002).

Responden dalam penelitian ini adalah staf dan manajer pemasaran perusahaan tersebut.

Alasan mengapa staf dan manajer pemasaran tersebut dijadikan responden adalah bahwa manajer

tersebut berhadapan dengan kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Pada saat kondisi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 56: TESIS - POLBAN

lingkungan bisnis telah berubah menjadi lebih kompleks / rumit (Mc Leod, 1999:4) manajer

pemasaran itu harus mampu untuk melihat celah pasar, preferensi konsumen, perkembangan

teknologi, regulasi pemerintah, teknik dan strategi pemasaran serta aktivitas para pesaing dalam

skala lokal maupun global.

Manajer pemasaran memberikan sumbangan paling besar pada perencanaan strategis,

dengan peranan kepemimpinan untuk mendefinisikan misi bisnis, analisis situasi lingkungan,

persaingan dan bisnis, menentukan sasaran, tujuan dan strategi, dan menentukan rencana produk,

pasar, penyaluran dan mutu guna melaksanakan strategi bisnisnya (Kotler, 1994:72). Pada

struktur organisasional perusahaan, mereka mempunyai atasan (manajemen puncak) dan

mempunyai bawahan (staf). Sehingga cukup mewakili kondisi struktur organisasional

perusahaan apakah tergolong desentralilasasi atau sentralisasi.

2. Populasi Penelitian

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan pada industri tekstil di

Kota Bandung. Dipilihnya perusahaan tekstil industri dengan alasan bahwa industri tekstil adalah

salah satu industri yang terkena imbas paling besar dengan adanya pemberlakuan AC-FTA,

sehingga menghadapi ketidakpastian yang tinggi.Hal tersebut relevan dengan variabel yang akan

diteliti.

Perusahaan harus menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi yang akan

berhubungan dengan stabilitas lingkungan eksternal, seperti pemetaan wilayah pasar,

menghadapi selera atau preferensi konsumen, menghadapi aktivitas para pesaing, menetapkan

strategi pemasaran. Selain itu juga akan dipengaruhi oleh kondisi politik, hukum dan ekonomi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 57: TESIS - POLBAN

3.1.4 Prosedur Pengumpulan Data

Sumber data yang akan digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah jenis data

primer (primary data). Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli tanpa melalui perantara. Data primer dalam penelitian ini berupa

pendapat para manajer pemasaran tentang stabilitas lingkungan eksternal perusahaan tempatnya

bekerja, desentralisasi yang dicerminkan pada tingkat pendelegasian wewenangserta

ketersediaan informasi akuntansi manajemen dengan karakteristik informasi bersifat broad

scope, timeliness, agregation dan integration.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

cara, yaitu :

1) Observasi Langsung

Pengumpulan data dengan observasi langsung ini dilakukan dengan mengadakan

pengamatan langsung di perusahaan – perusahaan tekstil yang berdomisili di Kota

Bandung dengan cara mengumpulkan dan mempelajari dokumen- dokumen yang berkaitan

dengan penelitian ini.

2) Wawancara

Data dikumpulkan dengan cara wawancara langsung dengan pelaku operasional

pemasaran di perusahaan – perusahaan tekstil yang berdomisili di Kota Bandung untuk

melengkapi jawaban-jawaban yang diperoleh melalui pengisian kuesioner.

3) Kuesioner

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 58: TESIS - POLBAN

Peneliti membuat angket sebagai alat utama dalam mengumpulkan data yang berupa

daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden yang berhubungan dengan variabel-variabel

yang diteliti dalam penelitian ini.

Data sekunder diperoleh dari jurnal-jurnal,kepustakaan,artikel-artikel di

koran,majalah,televisi dan internet.

3.2 Rancangan Analisis

Hasil skor jawaban responden dianalisis lebih lanjut dengan cara mengkategorikan

variabel penelitian dalam bentuk kategori kualitas dan optimal secara proporsional. Skor

tanggapan terdiri dari :

1) Skor Ideal

Skor ideal adalah skor kriterium untuk seluruh item pernyataan.

2) Skor Penelitian

Skor penelitian adalah skor yang diperoleh dari penelitian

Kategori kualitas disusun berdasarkan urutan logis dan besarnya karakteristik yang

dimiliki sebagai berikut :

1) Penentuan kategori item pernyataan didasarkan dari masing-masing item kemudian

membandingkan dengan nilai tertinggi yaitu : jumlah skor nilai pertanyaan dibagi item.

Rumus skor item X item 1

1

nX

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 59: TESIS - POLBAN

2) Penentuan skor kategori dimensi dengan menjumlahkan skor seluruh item dan membagi

dengan jumlah item yaitu : jumlah skor item dibagi jumlah item atau niali rata-rat skor

item. Rumus X dimensi = item

item

nX

3) Penentuan skor kategori variabel dengan menjumlahkan seluruh skor dimensi dan

membagi dengan jumlah dimensi yaitu : jumlah skor dimensi dibagi jumlah dimensi atau

nilai rata-rata dimensi.

Rumus X Variabel = ensi

ensi

nX

dim

dim

4) Untuk menginterpretasikan skor nilai variabel digunakan pedoman sebagaimana Tabel

3.5 di bawah ini :

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Persentase Skor

Posisi Interval Skor Nilai Bobot Kategori

≤ 0,250 ≤ 25 Sangat Rendah

0,250 < 𝑡 ≤ 0,500 25 < 𝑡 ≤ 50 Rendah

0,500< 𝑡 ≤ 0,750 50 < 𝑡 ≤ 75 Sedang

0,750 < 𝑡 ≤ 0,900 75 < 𝑡 ≤ 90 Tinggi

0,900 < 𝑡 ≤ 1,000 90 < 𝑡 ≤ 100 Sangat Tinggi

3.3 Metode Analisis

Berikut adalah metode-metode yang digunakan dalam menganalisis data.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 60: TESIS - POLBAN

3.3.1 Metode Pengujian Data

Dalam suatu penelitian, kesahihan (validity) dan keandalan (reliability) suatu hasil penelitian

tergantung pada alat pengukur (instrumen) yang digunakan dan data yang diperoleh. Jika alat

ukur yang digunakan tersebut tidak shahih dan tidak andal, maka hasilnya tidak menggambarkan

keadaan yang sesungguhnya. Untuk itudalam penelitian inipun diperlukan dua macam pengujian

yaitu uji kesahihan (test of validity) dan uji keandalan (test of reliability)

1) Uji Kesahihan (Test of Validity)

Uji validitas dilakukan terhadap item-item yang telah disusun berdasarkan konsep

operasionalisasi variabel beserta indikator-indikatornya. Suatu item dianggap sahih jika item

tersebut mampu mengungkapkan apa yang diungkapkan atau apa yang ingin diukur.

Dengan melakukan uji validitas, maka dapat diukur kesesuaian antara skor tes / skor

pengukuran dengan kualitas yang diyakini akan diukur. Tanpa adanya validitas, maka tidak ada

alasan yang pasti untuk mengukur konsep yang telah diset out, bukan mengukur konsep yang

lain (Sekaran,2006)

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis faktor yang ada pada Software

SPSS versi 17.0 for Windows. Dari analisis tersebut akan diperoleh factor loading untuk masing-

masing item pertanyaan. Sebuah item dikatakan valid jika memiliki nilai factor loading lebih

besar dari 0,4 (Bambang Riyanto, 1997 dalam Aida Ainul Mardiyah dan Gudono, 2001).

2) Uji Keandalan (Test of Reliability)

Uji Reabilitas pada penelitian ini akan menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu

memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama

(Kerlinger,1986). Apabila suatu alat ukur dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur fenomena

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 61: TESIS - POLBAN

yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut dapat

dikatakan handal (Sekaran,2006).

Metode yang digunakan adalah metode alpha croanbach yang ada pada Software SPSS

versi 17.0 for Windows. Suatu item dinyatakan reliable jika memiliki nilai alpha lebih besar dari

0,6 (Nunnally 1978 dalam Aida Ainul Mardiyah dan Gudono, 2001).

3.3.2 Metode Transformasi Data

Data pada pemelitian ini diperoleh dari jawaban kuesioner para responden yang

menggunakan skala ordinal. Agar dapat dianalisis secara statistik maka data tersebut harus

dinaikkan menjadi skala interval dengan menggunakan Methods of Successive Interval (MSI)

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan frekuensi (f) responden yang menjawab skor 1,2,3,4,5 untuk setiap item pertanyaan

2) Selanjutnya menentukan proporsi (p) dengan cara setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden

3) Menghitung proporsi kumulatif (PK) 4) Menentukan nilai z untuk setiap PK yang diperoleh dengan menggunakan tabel distribusi

normal

5) Menentukan nilai skala (scale value = SV) untuk setiap skor jawaban dengan formula sebagai berikut:

Keterangan:

Density at lower limit adalah Kepadatan batas bawah Density at upper limit adalah Kepadatan batas atas Area under upper limit adalah Daerah di bawah batas atas Area under lower limit adalah Daerah di bawah batas atas

Nilai Interval (Scale Value) = Density at lower limit – Density at upper limit Area under upper limit – Area under lower limit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 62: TESIS - POLBAN

Sesuai dengan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang nilainya

terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi dengan 1 (satu):

Transformed Scale Value = Y = SV + SV min + 1

Setelah ditrasnformasikan dari skala ordinal menjadi skala interval maka dapat dianalisis

lebih lanjut.

3.3.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda (multipleregression analysis) karena alat analisis tersebut dapat digunakan sebagai

model prediksi terhadap satu variabel dependen dari beberapa variabel independen (Gul dkk,

1995). Model regresi berganda yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

keterangan Y adalah karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

0 adalah koefisien intercept (konstanta), yaitu nilai Y jika nilai seluruh variabel lain adalah nol

1 adalah koefisien regresi variabel pertama 2 adalah koefisien regresi variabel kedua

X1 adalah ketidakpastian lingkungan X2 adalah desentralisasi

adalah error

Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan model regresi, terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi klasik yang mendasari penggunaan analisis regresi. Gujarati (2003: 339)

Y =0 + 1X1 + 2X2 +

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 63: TESIS - POLBAN

menyarankan dilakukan uji asumsi klasik agar hasil analisis tersebut kuat dan tidak bias. Asumsi-

asumsi tersebut adalah:

1) Disturbance error atau variabel gangguan () berdistribusi secara normal dan acak untuk

setiap nilai variabel independen (X) mengikuti distribusi normal sekitar rata-rata.

2) Tidak terdapat multikolinieritas, yaitu hubungan linier yang pasti antar variabel bebas.

3) Varians dari error () adalah sama atau bersifat konstan, atau bersifat homoskedastisitas

(tidak terdapat heterokedastisitas).

1) Asumsi Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov Test dan

untuk menguji kenormalan disturbance error (variabel gangguan) digunakan pendekatan Grafik

Program SPSS, yaitu normal probability plot yang mendeteksi normalitas dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya yaitu

(Singgih Santoso, 2005:214).

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

2) Asumsi Heteroskedastisitas

Metode yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rank-Spearman Test

dengan langkah langkah seperti yang dikemukakan oleh Gujarati (2003) sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 64: TESIS - POLBAN

1) Dari hasil regresi dapatkan nilai residu

2) Tanpa melihat tanda dari nilai residu (positif atau negatif) atau dengan mengambil nilai

mutlaknya, susunlah nilai residu ini dengan setiap variabel independen yang ada dari nilai

terbesar ke nilai terkecil atau sebaliknya. Kemudian hitunglah koefisien Rank-Spearman

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :rs adalah korelasi Rank-Spearman di adalah selisih antara rangking residual dengan rangking variabel independen n adalah jumlah observasi 3) Nilai rs yang tinggi menunjukkan adanya situasi heterokedastisitas dalam variance error

term model regresi yang ditaksir.

3) Asumsi Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas dalam penelitian ini untuk melihat situasi adanya korelasi variabel-

variabel bebas antara yang satu dengan yang lainnya. Ada tidaknya terjadi multikolinearitas

dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factors (VIF). Apabila nilai VIF untuk variabel bebas

lebih besar dari 10, maka salah satu diantara variabel yang berkorelasi tinggi tersebut harus

direduksi dari model regresi. Kasus multikolinieritas menyebabkan kejadian sebagai berikut:

1) Kesalahan standar yang diperoleh cenderung semakin besar

2) Selang keyakinan untuk parameter populasi juga cenderung meningkat

3) Probalilitas untuk menerima hipotesa yang salah semakin besar

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dengan menggunakan formula VIF (Gujarati; 2003:351) :

1 1 – R ij 2

VIF =

rS = 1- 6 di2

n(n2-1)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 65: TESIS - POLBAN

Dimana R ij2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu

variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang atau sama dengan

10 maka dalam data tidak terdapat multikolineritas.

3.3.4 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan paparan yang diajukan, maka dapat dirumuskan hipotesis statistiknya

sabagai berikut:

Hipotesis pertama

Ho1: 1,2 = 0

Ha1: 1,2 ‡ 0

Ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pemasaran

Ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi

secara bersama-sama berpengaruh terhadap karakteristik

informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi

manajer pemasaran

Hipotesis kedua

Ho2: 1 = 0 Ketidakpastian lingkungan eksternal secara parsial tidak

berpengaruh terhadap karakteristik informasi akuntansi

manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

Ha3: 1 ‡ 0 Ketidakpastian lingkungan eksternalsecara parsial

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 66: TESIS - POLBAN

berpengaruh terhadap karakteristik informasi akuntansi

manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

Hipotesis ketiga

Ho3: 1 = 0 Desentralisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pemasaran

Ha3: 1 ‡ 0

Desentralisasi secara parsial berpengaruh terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pemasaran

Pengujian dan perhitungan yang dilakukan terdiri atas:

1. Uji F ( Uji Simultan)

Uji F dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara

bersama-sama (simultan) variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk

menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

dependen, maka digunakan uji F yang diperoleh dari rumus dibawah ini : (Gujarati, 2003)

Keterangan: R2adalah koefisien determinan n adalah ukuran sampel k adalah banyaknya variabel independen Hasil perhitungan (F hitung) kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel dengan tingkat keyakinan

95% ( = 0,05) dengan kriteria keputusan sebagai berikut:

Jika F hitung F tabel : Ho1 diterima atau Ha1 ditolak

F = R2 / k-1 (1-R2) / (n-k)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 67: TESIS - POLBAN

Jika F hitung > F tabel : Ho1 ditolak atau Ha1 diterima

2. Uji T ( Uji Parsial )

Uji T dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing – masing

(secara parsial) variabel independen terhadap variabel dependen. Rumusnya adalah (Gujarati,

2003)

𝑡 =𝛽𝑖

𝑆𝑒(𝛽𝑖)

Hasil perhitungan (T hitung) kemudian dibandingkan dengan nilai T tabel dengan tingkat keyakinan

95% ( = 0,05) dengan kriteria keputusan sebagai berikut:

Jika T hitung T tabel : Ho1 diterima atau Ha1 ditolak

Jika T hitung > T tabel : Ho1 ditolak atau Ha1 diterima

3.Menghitung Koefisien Determinasi Multipel (R2)

Menghitung Koefisien Determinasi Multipel (R2)dalam penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui berapa besar proporsi variasi dari variabel independen secara bersama-sama atau

simultan dalam mempengaruhi variabel dependen.

Keterangan: t adalah = nilai hitung

βi adalah = estimator Se adalah = standar error of estimator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 68: TESIS - POLBAN

Rumusnya adalah:

Keterangan:

JKR adalah jumlah kuadrat regresi (explained sum of square)

Jky adalah jumlah total kuadrat (total sum of square)

Nilai R2 berada antara 0 dan 1. Semakin mendekati nilai 1 atau 100%, maka semakin

besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

R2 = JKR JKy

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 69: TESIS - POLBAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi terhadap karakteristik informasi akuntansi

manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran pada perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Pembahasan akan dimulai dengan mendeskripsikan data hasil penelitian, yaitu berupa tanggapan

responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner yang menggambarkan

indikator variabel penelitian. Pada bagian kedua akan disajikan hasil analisis terhadap data sesuai

dengan tujuan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis deskriptif

Berikut adalah deskripsi statistik jawaban responden berdasarkan variabel.

4.1.1 Variabel Ketidakpastian lingkungan eksternal

Variabel ketidakpastian lingkungan eksternal diukur dengan instrumen yang digunakan

oleh Duncan (1972). Jawaban yang diperoleh dari responden berdasarkan unit analisis cukup

bervariasi, skor jawaban responden adalah 2624 sedangkan skor idealnya adalah 3060.

Persentase skor penelitian sebesar 85,75. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat

ketidakpastian lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan responden tergolong tinggi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 70: TESIS - POLBAN

mendekati lingkungan yang tidak stabil. Berikut disajikan tabel statistik deskriptif mengenai

variabel ketidakpastian lingkungan.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Tanggapan dan Kategori Kualitas mengenai

Variabel Ketidakpastian Lingkungan Eksternal No Uraian Skor

penelitian

Skor

ideal

% skor

penelitian

Kategori Kualitas

Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

1 Ketidakpastian Lingkungan

Eksternal

2624 3060 85,75%

Rincian tanggapan responden berdasarkan variabel diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Rekapitulasi Skor Tanggapan dan Kategori Kualitas mengenai

Variabel Ketidakpastian Lingkungan Eksternal No Uraian Skor

penelitian

Skor

ideal

% skor

penelitian

Kategori Kualitas

Sangat

Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat

Tinggi

1 Volume permintaan atas produk tekstil

310 340 91,17%

2 Perubahan desain produk tekstil

302 340 89,70%

3 Aktivitas dan strategi pesaing

305 340 82,6%

4 Kemudahan diperolehnya bahan baku

302 340 88,82%

5 Harga bahan baku 317 340 93,23%

6 Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan industri tekstil,

273

340

80,29%

7 Kondisi ekonomi dan politik yang akan berdampak pada bidang Bapak/Ibu 265

340

77,94%

8 Aktivitas yang diadakan serikat pekerja

272

340

80%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 71: TESIS - POLBAN

9 Perkembangan teknologi yang menunjang aktivitas di bidang Bapak/Ibu, seperti teknologi komunikasi, teknologi informasi, produksi dan komputer.

278

340

81,76%

Rincian hasil penelitian dan pembahasan analisis deskriptif variabel ketidakpastian

lingkungan eksternal sebagai berikut :

1. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang volume permintaan atas produk tekstil sebesar

91,17%. Skor tersebut menunjukkan kategori kualitas sangat tinggi.

2. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Perubahan desain produk tekstil sebesar

89,70%. Skor tersebut menunjukkan kategori kualitas tinggi.

3. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Aktivitas dan strategi pesaing sebesar 82,60%.

Skor tersebut menunjukkan kategori kualitas tinggi.

4. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Kemudahan diperolehnya bahan baku sebesar

88,82%. Skor tersebut menunjukkan kategori kualitas tinggi.

5. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Harga bahan baku sebesar 93,23%. Skor

tersebut menunjukkan kategori kualitas sangat tinggi.

6. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Peraturan pemerintah yang berhubungan

dengan industri tekstil, sebesar 80,29%. Skor tersebut menunjukkan kategori tinggi.

7. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Kondisi ekonomi dan politik yang akan

berdampak pada bidang Bapak/Ibu, sebesar 77,94 %. Skor tersebut menunjukkan

kategori kualitas tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 72: TESIS - POLBAN

8. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Aktivitas yang diadakan serikat pekerja,

sebesar 80 %. Skor tersebut menunjukkan kategori kualitas tinggi.

9. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Perkembangan teknologi yang menunjang

aktivitas di bidang Bapak/Ibu, sebesar 81,76 %. Skor tersebut menunjukkan kategori

kualitas tinggi.

4.1.2 Desentralisasi

Variabel desentralisasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Gordon dan

Narayanan (1984). Jawaban yang diperoleh dari responden berdasarkan unit analisis cukup

bervariasi, skor jawaban responden adalah 1454, sedangkan skor idealnya adalah 1700.

Persentase skor penelitian sebesar 85,2% Jawaban responden menunjukkan bahwa struktur

organisasi pada perusahaan tekstil di Kota Bandung cenderung desentralisasinya tinggi. Berikut

disajikan tabel statistik deskriptif mengenai variabel desentralisasi.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Tanggapan dan Kategori Kualitas mengenai

Variabel Desentralisasi

No Uraian Skor

penelitian

Skor

ideal

% skor

penelitian

Kategori Kualitas

Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

2 Desentralisasi 1454 1700 85,2%

Rincian tanggapan responden berdasarkan variabel desentralisasi dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 73: TESIS - POLBAN

Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Tanggapan dan Kategori Kualitas mengenai

Variabel Desentralisasi

No Uraian Skor

penelitian

Skor

ideal

% skor

penelitian

Kategori Kualitas

Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

1 Pengembangan jenis produk

286 340 84,11%

2 Pengangkatan kerja tingkat manajerial

289 340 85%

3 Pemilihan investasi skala besar

283 340 83,23%

4 Alokasi anggaran penjualan

299 340 87,94%

5 Penentuan harga jual

297 340 87,35%

Rincian hasil penelitian dan pembahasan analisis deskriptif variabel desentralisasi

sebagai berikut :

1. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang volume Pengembangan jenis produk tekstil

sebesar 84,11%. Skor tersebut menunjukkan kategori kualitas tinggi.

2. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Pengangkatan kerja tingkat manajerial sebesar

85%. Skor tersebut menunjukkan kategori kualitas tinggi.

3. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Pemilihan investasi skala besar sebesar 83,23%.

Skor tersebut menunjukkan kategori kualitas tinggi.

4. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Alokasi anggaran penjualan sebesar 87,94%.

Skor tersebut menunjukkan kategori kualitas tinggi.

5. Skor Penelitian untuk pernyataan tentang Penentuan harga jual sebesar 87,35%. Skor

tersebut menunjukkan kategori kualitas tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 74: TESIS - POLBAN

4.1.3 Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen yang bermanfaat bagi

Manajer pemasaran

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dibuat oleh Chenhall dan

Morris (1986). Indikator variabel ini dikembangkan dari empat dimensi karakteristik yaitu

broadscope, timeliness, agregation dan integration.

Jawaban yang diperoleh dari responden berdasarkan unit analisis cukup bervariasi, skor jawaban

responden adalah 5590, sedangkan skor idealnya adalah 6460. Persentase skor penelitian sebesar

86,53% .Dari rata-rata jawaban responden per unit analisis maka karakteristik informasi

akuntansi manajemen pada perusahaan tekstil di Kota Bandung dapat dikategorikan tinggi.

Berikut tabel yang menyajikan statistik deskriptif untuk variabel tersebut.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Skor Tanggapan dan Kategori Kualitas mengenai Variabel Karakteristik informasi akuntansi manajemen

yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

No Uraian Skor Skor % skor Kategori Kualitas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 75: TESIS - POLBAN

penelitian ideal penelitian Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

3 Karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer

5590

6460

86,53%

Tabel 4.6 Rekapitulasi Skor Tanggapan dan Kategori Kualitas mengenai

Variabel Karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

No Uraian Skor

penelitian

Skor

ideal

% skor

penelitian

Kategori Kualitas

Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat

Tinggi

1 Informasi di masa yang akan datang

292 340 85,88%

2 Informasi estimasi 273 340 80,29%

3 Informasi non ekonomis

281 340 82,64%

4 Informasi eksternal 303 340 89,11%

5 Informasi non finansial

305 340 89,70%

6 Informasi yg cepat tersedia

319 340 93,82%

7 Informasi otomatis dari sistem

307 340 90,29%

8 Laporan sistematis 319 340 93,82%

9 Penundaan informasi

289 340 85%

10 Informasi bagian lain

294 340 86,47%

11 Informasi dampak kejadian

300 340 88,23%

12 Informasi dampak kejadian pada bagian lain

298 340 85%

13 Informasi dampak kejadian pada bagian lain pada laporan

302

340

86,76%

14 Informasi data sensitifitas

303 340 89,11%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 76: TESIS - POLBAN

15 Informasi kebutuhan data utk keputusan

326

340

95,88%

16 Pemisahan biaya 318 340 93,52%

17 Informasi dampak keputusan pada semua bagian

275 340 80,88%

18 Informasi tentang target realistis

269 340 79,11%

19 Informasi dampak keputusan pada bagian yg sama

217 340 63,82%

4.2 Hasil Pengujian Data

4.2.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian pendahuluan terhadap kuesioner yang akan

digunakan untuk memperoleh data dari para responden. Meskipun kuesioner yang akan

digunakan telah teruji dalam penelitian-penelitian terdahulu tetapi tetap dilakukan tes

pendahuluan (pilot test). Berikut adalah hasil dari pengujian alat ukur penelitian berdasarkan tes

pendahuluan.

1. Variabel Ketidakpastian Lingkungan Eksternal (X1)

Uji validitas yang telah dilakukan untuk variable ini menunjukkan factor loading antara

0,402 – 0,749. Uji reliabilitas menghasilkan nilai cronbach alpha sebesar 0,669. Dengan

demikian instrument untuk variable ini dapat dinyatakan valid dan reliable.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 77: TESIS - POLBAN

2. Desentralisasi (X2)

Uji validitas yang telah dilakukan untuk variable ini menunjukkan factor loading antara

0,549 – 0,926. Uji reliabilitas menghasilkan nilai cronbach alpha sebesar 0,884. Dengan

demikian instrument untuk variable ini dapat dinyatakan valid dan reliable.

3. Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen yang bermanfaat bagi

manajer Pemasaran (Y)

Uji validitas yang telah dilakukan untuk variable ini menunjukkan factor loading antara

0,771 – 0,960. Uji reliabilitas menghasilkan nilai cronbach alpha sebesar 0,657. Dengan

demikian instrumen untuk variable ini dapat dinyatakan valid dan reliable.

Hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut menunjukkan semua item dalam masing-

masing variable valid dan reliable. Sehingga semua item kuesioner dapat digunakan dalam

pengumpulan data penelitian.

Tabel 4.7

Hasil Pengukuran Validitas dan Reliabilitas

Variabel Factor Loading Cronbach alpha

Ketidakpastian Lingkungan

Desentralisasi

Karakteristik informasi akuntasi manajemen yg

bermanfaat bagi manajer pemasaran

0,402 – 0,749

0,549 – 0,926

0,771 – 0,960

0,669

0,884

0,657

Sumber: Hasil Penelitian, Juni 2010

4.2.2 Model Persamaan Regresi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 78: TESIS - POLBAN

Untuk menguji pengaruh ketidakpastian lingkungan eksternal(X1) dan desentralisasi (X2)

terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer

pemasaran (Y) pada perusahaan tekstil di Kota Bandung digunakan analisis regresi linier

berganda (multiple regression analysis) dengan model persamaan sebagai berikut :

Y = 0 + 1X1 + 2X2 + Keterangan: Y adalah karakteristik informasi akuntansi manajemen yg bermanfaat bagi manajer pemasaran 0 adalah konstanta), yaitu nilai Y jika nilai seluruh variabel lain adalah nol 1 adalah koefisien regresi dari X1

2 adalah koefisien regresi dari X2 X1 adalah ketidakpastian lingkungan eksternal X2 adalah desentralisasi adalah error

Analisis regresi berganda pada penelitian ini menggunakan alat bantu Software SPSS

versi 17.0 for Windows. Dari hasil analisis antara variabel independen dan variabel dependen

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8

Koefisien Regresi

Sumber: Output SPPS 17.0 for Windows berdasarkan data hasil Penelitian

Coefficientsa

8.772 5.535 1.585 .1231.123 .163 .621 6.879 .0001.304 .213 .553 6.133 .000

(Constant)Ktdk_LingkunganDesentralisasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoeff icients

Beta

StandardizedCoeff icients

t Sig.

Dependent Variable: Karak_IMa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 79: TESIS - POLBAN

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel 4.8 di atas, maka dapat

dibentuk satu model persamaan regresi sebagai berikut:

Ŷ = 8,772 + 1,123X1 + 1,304X2 +

Dari persamaan regresi diatas dapat diintepretasikan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar 8,772 memberi arti jika seluruh varibel bebas bernilai sama dengan

nol, maka variabel terikat sebesar 8,772.

2. Perubahan 𝑋1 sebesar 1 satuan akan menyebabkan perubahan Y sebesar 1,123 satuan.

3. Perubahan 𝑋2 sebesar 1 satuan akan menyebabkan perubahan Y sebesar 1,304 satuan

Model ini menjelaskan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan eksternal (X1) dan

variabel desentralisasi (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap karakteristik informasi

akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran. Tingkat signifikansi dilihat

pada kolom sig pada tabel 4.8 di atas. Variabel ketidakpastian lingkungan eksternal (X1) dan

desentralisasi (X2) mempunyai nilai sig 0,000 (sig < 0,05) yang berarti berpengaruh signifikan

terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran.

4.2.3 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan sebagai syarat dalam menggunakan analisis regresi.

Uji asumsi yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji

multikolinieritas.

1. Uji Normalitas

Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji

normalitas data. Dengan menggunakan Software SPSS versi 17.0 for Windows diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.9

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 80: TESIS - POLBAN

Hasil Uji Normalitas Tests of Normality

Sumber: Output SPPS 17.0 for Windows berdasarkan data hasil penelitian

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig sebesar 0,224 yang berarti lebih dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Sehingga uji statistik parametrik

dalam penelitian ini dapat digunakan.

Data yang berdistribusi normal dapat dilihat juga pada grafik normalitas yang

menunjukkan penyebaran data di sekitar garis diagonal. Berikut adalah grafik normalitas:

Gambar 4.1.

Grafik Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

34.0000000

1.95736443.179.179

-.1041.046.224

NMeanStd. Dev iat ion

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegativ e

Most ExtremeDif f erences

Kolmogorov-Smirnov ZAsy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 81: TESIS - POLBAN

Sumber: Output SPPS 17.0 for Windows berdasarkan data hasil penelitian

2. Uji Multikolinieritas

Pada penelitian ini digunakan nilai Variance Inflation Factors (VIF) sebagai indikator

ada tidaknya multikolinieritas diantara variabel independen. Tabel 4.10 berikut menyajikan hasil

uji multikolinieritas untuk masing-masing variabel bebas.

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber: Output SPPS 17.0 for Windows berdasarkan data hasil penelitian

.993 1.007

.993 1.007Ktdk_LingkunganDesentralisasi

Model1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 82: TESIS - POLBAN

Nilai VIF dari tabel di atas adalah sebesar 1,007 berarti kurang dari 10 yang

menunjukkan tidak adanya korelasi yang cukup kuat antara variabel bebas. Selain itu nilai

tolerance mendekati 1 yaitu sebesar 0,993 juga menunjukkan tidak adanya multikolinieritas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antar variabel bebas.

3. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas merupakan indikasi bahwa varian antar residual tidak homogen yang

mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah varian dari

residual homogen, maka digunakan uji korelasi Rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan

masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error). Adanya koefisien

korelasi dari masing-masing variabel independen yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5%,

mengindikasikan adanya heterokedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada koefisien korelasi dari

masing-masing variabel indenpenden yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5%, berarti tidak

ada heterokedastisitas.

Tabel 4.11

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Output SPPS 17.0 for Windows berdasarkan data hasil penelitian

Correlations

1.000 .063 -.309. .725 .075

34 34 34.063 1.000 -.229.725 . .193

34 34 34-.309 -.229 1.000.075 .193 .

34 34 34

Correlation Coef f icientSig. (2-tailed)NCorrelation Coef f icientSig. (2-tailed)NCorrelation Coef f icientSig. (2-tailed)N

Ktdk_Lingkungan

Desentralisasi

Abseror

Spearman's rho

Ktdk_Lingkungan

Desentralisasi Abseror

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 83: TESIS - POLBAN

Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai signifikansi dari koefisien korelasi kedua

variabel independen terhadap nilai absolut dari residual (abseror) untuk variabel ketidakpastian

lingkungan eksternal (X1) sebesar 0,075 dan variabel desentralisasi (X2) sebesar 0,193. Kedua

variabel tersebut memiliki tingkat signifikansi diatas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

residual (error) yang muncul dalam persamaan regresi mempunyai varians yang sama atau tidak

terjadi heterokedastitsitas.

Dengan demikian semua asumsi regresi klasik telah terpenuhi, maka selanjutnya

dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian.

4.3 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Pada penelitian ini, peneliti mengajukan tiga hipotesis penelitian. Berikut ini hasil

pengujian hipotesis penelitian beserta analisisnya.

1. Pengaruh Ketidakpastian lingkungan eksternal dan Desentralisasi terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

pada Perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Pengujian hipotesis (1) ini bertujuan untuk melihat pengaruh ketidakpastian lingkungan

eksternal dan desentralisasi secara bersama-sama terhadap karakteristik informasi akuntansi

manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran pada Perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : βi = 0 i = 1,2

Ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran pada Perusahaan tekstil di Kota Bandung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 84: TESIS - POLBAN

Ha : βi ‡ 0 i = 1,2

Ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran pada Perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Hipotesis statistik tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan statistik uji F yang

diperoleh melalui tabel Analysis of Varian (Anova) seperti yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama

Sumber: Output SPPS 17.0 for Windows berdasarkan data hasil penelitian

Pada tabel tersebut tersebut terlihat bahwa nilai Fhitung adalah 46,340. Berdasarkan nilai

ini dilakukan uji statistik dengan membandingkan nilai F hitung dan nilai Ftabel pada tingkat

kepercayaan 95%. Dari tabel F untuk α = 0,05 dan derajat bebas (db1=2, db2=31), diperoleh

nilai Ftabel = 3,305. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel (46,340>3,305) maka dengan tingkat

kekeliruan 5% (α = 0,05) H0 ditolak.

Untuk melihat pengaruh kedua variabel independen tersebut signifikan atau tidak, maka

dilihat hasil uji signifikansi pada tabel di atas. Pada kolom sig nampak 0,000 yang berarti

pengaruhnya sangat signifikan karena berada dibawah tingkat kekeliruan 5% (α = 0,05).

ANOVAb

377.992 2 188.996 46.340 .000a

126.432 31 4.078504.424 33

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Desentralisasi, Ktdk_Lingkungana.

Dependent Variable: Karak_IMb.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 85: TESIS - POLBAN

Ini berarti bahwa dengan tingkat kekeliruan 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan dari ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi

secara bersama-sama terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pemasaran pada Perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Secara grafik daerah penerimaan dan penolakan H0 pada Uji F tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.2.

Grafik daerah penerimaan dan penolakan H0 pada Uji

Ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi telah diidentifikasikan sebagai

variabel kontekstual yang penting dalam sistem informasi akuntansi dan desain sistem informasi

manajemen. Pendapat ini pun ternyata terbukti secara empiris dalam penelitian ini, saat populasi

yang diambil adalah perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Desentralisasi yang mencerminkan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan

dari manajer tingkat puncak kepada manajer di bawahnya mempengaruhi pula penyediaan

informasi di perusahaan. Sebuah perusahaan yang menerapkan sistem desentralisasi akan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 86: TESIS - POLBAN

berbeda kebutuhan akan informasinya dibanding dengan perusahaan yang menerapkan sistem

sentralisasi.

Pada perusahaan yang menerapkan struktur sentralisasi maka informasi hanya

dibutuhkan oleh manajer tingkat puncak, sehingga tidak akan ada aliran informasi kepada

manajer di level bawahnya. Sementara pada struktur desentralisasi informasi dibutuhkan oleh

semua level manajer, sehingga aliran informasi pun akan terdapat pada semua level manajer.

Kombinasi antara ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi ternyata perlu

diperhatikan dalam mendisain sistem informasi manajemen pemasaran pada perusahaan tekstil di

Kota Bandung. Besarnya koefisien determinan senilai 73,33% menjadikan kedua variabel

tersebut tidak dapat diabaikan.

Kedua variabel tersebut saling melengkapi dalam desain sistem informasi manajemen

pemasaran, terlihat pula dengan adanya pengaruh positif dan signifikan pada uji parsial variabel

desentralisasi terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi

manajer pemasaran. Demikian juga variabel ketidakpastian lingkungan eksternal memberikan

pengaruh positif dan signifikan.

Besarnya pengaruh variabel lain yang tidak diteliti (sebesar 26,67%) diduga juga akan

mempengaruhi ketersediaan informasi akuntansi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah

budaya organisasi (organization culture). Budaya organisasi suatu perusahaan akan

mempengaruhi pola kerja dan etos kerja anggota organisasi. Perusahaan tekstil dalam penelitian

ini terdapat beberapa perusahaan keluarga yang masih menerapkan budaya kekeluargaan dalam

manajemennya. Hal tersebut tampak dalam penempatan karyawan yang tidak semuanya

berdasarkan profesionalisme, tetapi lebih berdasarkan kekerabatan. Selain itu pada pengambilan

keputusan yang lebih didasarkan pada diskusi-diskusi informal. Sehingga informasi yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 87: TESIS - POLBAN

tersedia pun tidak diformalkan dalam bentuk laporan (report) yang baku. Tetapi lebih pada

kebutuhan pengambil keputusan dan tidak terdokumentasikan dengan baik.

Gaya kepemimpinan juga mungkin dapat mempengaruhi ketersediaan informasi. Pada

kepemimpinan yang partisipatif dimana pemimpin mengakomodasi pendapat bawahan, maka

informasi juga relatif dibutuhkan pada manajemen level rendah. Berbeda dengan kepemimpinan

yang otoriter dimana semua keputusan ditetapkan sendiri, maka informasi terpusat hanya pada

pengambil keputusan.

Penggunaan teknologi informasi peneliti duga juga akan mempengaruhi ketersediaan

informasi akuntansi manajemen perusahaan. Dengan didukung oleh fasilitas yang memadai dan

tersedianya informasi on-line yang dapat diakses oleh manajer-manajer perusahaan akan

membantu terciptanya pengambilan keputusan yang berkualitas.

Faktor lain yang juga peneliti duga akan mempengaruhi ketersediaan informasi

akuntansi manajemen perusahaan adalah sumber daya yang meliputi kompetensi sumber daya

manusia, asset perusahaan, kemampuan manajerial dan keuangan. Jika semua faktor di atas dapat

dikelola secara baik, maka akan menjadikan perusahaan mampu mencapai keunggulan

kompetitif secara terus menerus yang akan lebih menjamin eksistensi perusahaan di masa yang

akan datang.

2. Pengaruh Ketidakpastian lingkungan eksternal terhadap Karakteristik informasi

akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

Pengujian hipotesis (2) bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpastian lingkungan

eksternal terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer

pemasaran. Hipotesis yang diajukan adalah:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 88: TESIS - POLBAN

Ho : βi = 0

Ketidakpastian lingkungan eksternal secara parsial tidak

berpengaruh terhadap karakteristik informasi akuntansi

manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Ha : βi ‡ 0

Ketidakpastian lingkungan eksternal secara parsial

berpengaruh terhadap karakteristik informasi akuntansi

manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

perusahaan tekstil di Kota Bandung..

Pengaruh variabel ketidakpastian lingkungan eksternal terhadap karakteristik informasi

akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran diketahui dari nilai β1 yang

positif sebesar 1,123 dengan tingkat signifikansi 0,000 (tabel 4.8). Hal ini berarti bahwa

ketidakpastian lingkungan eksternal mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak, terlebih dahulu dicari

nilai t-hitung untuk koefisien regresi variabel ketidakpastian lingkungan eksternal yang ada pada

tabel 4.8. Pada tabel tersebut nampak bahwa nilai t-hitung 6,879 sedangkan dari tabel t-student

untuk α = 0,05 derajat bebas 31 pada pengujian dua sisi diperoleh nilai t = 2,04.

Kriteria pengujian dua sisi adalah ”tolak Ho jika t-hitung > t-tabel atau t-hitung < negatif

t-tabel”. Karena nilai t-hitung untuk koefisien variabel ketidakpastian lingkungan eksternal lebih

besar daripada nilai t-tabel, maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak. Sehingga dapat

disimpulkan dengan tingkat kekeliruan 5 % maka ketidakpastian lingkungan eksternal secara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 89: TESIS - POLBAN

parsial berpengaruh terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pemasaran perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Gambar 4.3

Diagram Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Uji Parsial – 1

Manajer pemasaran yang menghadapi ketidakpastian lingkungan eksternal yang tinggi

harus melakukan inovasi pemasaran produk yang dihasilkan. Dengan demikian dia memerlukan

informasi akuntansi tentang area pemasaran yang potensial, informasi tentang pesaing, informasi

tentang konsumen potensial, informasi tentang biaya-biaya yang terkait dengan distribusi produk

dan lain sebagainya. Informasi akuntansi manajemen tersebut harus berkarakteristik broad

scope,timeliness,aggregation dan integration. Informasi tersebut dapat diperoleh dari sistem

akuntansi manajemen.

Gambaran di atas menunjukkan jika seorang manajer pemasaran menghadapi

ketidakpastian lingkungan eksternal, maka dia membutuhkan informasi akuntansi manajemen

yang memiliki karakteristik broad scope,timeliness,aggregation dan integration, sehingga tujuan

yang telah ditetapkan dapat tercapai.

3. Pengaruh Desentralisasi terhadap karakteristik informasi akuntansi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 90: TESIS - POLBAN

manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran perusahaan tekstil

di Kota Bandung.

Pengujian hipotesis (3) bertujuan untuk mengetahui pengaruh desentralisasi terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

perusahaan tekstil di Kota Bandung.. Hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : βi = 0

Desentralisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pemasaran perusahaan tekstil di

Kota Bandung.

Ha : βi ‡ 0

Desentralisasi secara parsial berpengaruh terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pemasaran perusahaan tekstil di

Kota Bandung.

Pengaruh variabel desentralisasi terhadap karakteristik informasi manajemen pemasaran

diketahui dari nilai β2 yaitu 1,304 dengan tingkat signifikansi 0,000 (tabel 4.8). Hal ini berarti

bahwa desentralisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakteristik informasi

akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran perusahaan tekstil di Kota

Bandung.

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak, terlebih dahulu dicari

nilai t-hitung untuk koefisien regresi variabel ketidakpastian lingkungan eksternal yang ada pada

tabel 4.8. Pada tabel tersebut nampak bahwa nilai t-hitung 6,133 sedangkan dari tabel t-student

untuk α = 0,05 derajat bebas 31 pada pengujian dua sisi diperoleh nilai t = 2.040.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 91: TESIS - POLBAN

Kriteria pengujian dua sisi adalah ”tolak Ho jika t-hitung > t-tabel atau t-hitung < negatif

t-tabel”. Karena nilai t-hitung untuk koefisien variabel desentralisasi lebih besar daripada nilai t-

tabel, maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

dengan tingkat kekeliruan 5% desentralisasi secara parsial berpengaruh dan signifikan

terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer

pemasaran perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Gambar 4.4

Diagram Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Uji Parsial-2

Perusahaan yang menjalankan desentralisasi akan membutuhkan informasi akuntansi

manajemen dalam lingkup yang lebih detail dan lebih luas cakupannya mengenai informasi masa

lalu, masa yang akan datang, masa kini baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, yang

berhubungan dengan ekonomi dan non ekonomi dan yang berhubungan dengan non keuangan

maupun keuangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 92: TESIS - POLBAN

Informasi akuntansi manajemen yang dibutuhkan dalam perusahaan yang

terdesentralisasi selalu memiliki keterkaitan antara satu bagian dengan bagian yang lain dan

dengan organisasi perusahaan secara keseluruhan sebagai suatu entitas. Kondisi ini akan

mengakibatkan keputusan yang diambil oleh satu bagian akan berdampak pada bagian lainnya

dan perusahaan secara keseluruhan.

Dengan kata lain, informasi akuntansi manajemen yang memiliki karakteristik broad

scope,timeliness,aggregation dan integration sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang

menjalankan desentralisasi dan menghadapi ketidakpastian lingkungan eksternal dalam rangka

pengambilan keputusan mengenai pengembangan produk atau jasa, pengangkatan dan

pemutusan hubungan kerja, pemilihan investasi baru, pengalokasian anggaran, penentuan harga

pokok dan harga jual yang dilakukan oleh para manajer termasuk manajer pemasaran di

dalamnya.

Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Dari hasil pengolahan data dengan Software SPSS versi 17.0 for Windows

diperoleh nilai R2 seperti yang disajikan berikut:

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Variabel X1 dan X2 terhadap Y

Sumber: Output SPPS 13.0 for Windows berdasarkan data hasil penelitian

Model Summaryb

.866a .749 .733 2.01952Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Desentralisasi, Ktdk_Lingkungan

a.

Dependent Variable: Karak_IMb.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 93: TESIS - POLBAN

Hubungan antara variabel ketidakpastian lingkungan eksternal dan variabel

desentralisasi dengan variabel karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat

bagi manajer pemasaran yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,866. Hal ini

menunjukkan ada hubungan diantara variabel ketidakpastian lingkungan eksternal dan variabel

desentralisasi dengan variabel karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat

bagi manajer pemasaran. Arah pengaruh yang positif menunjukkan semakin tinggi tingkat

ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap

karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran.

Nilai R square atau R2 adjusted pada kolom keempat pada tabel di atas menunjukkan

bahwa besarnya pengaruh variabel independen yaitu ketidakpastian lingkungan eksternal dan

desentralisasi terhadap variabel dependen yaitu karakteristik informasi akuntansi manajemen

yang bermanfaat bagi manajer pemasaran adalah sebesar 0,749 atau 74,90%. Ini berarti bahwa

74,90%. karakteristik informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat bagi manajer pemasaran

perusahaan tekstil di Kota Bandung ditentukan oleh ketidakpastian lingkungan eksternal yang

dihadapi dan desentralisasi perusahaan. Sedangkan 25,10% sisanya dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain selain kedua variabel tersebut yang tidak diamati oleh peneliti.

Jadi dapat dikatakan bahwa ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi

perusahaan secara bersama-sama turut menentukan karakteristik penyediaan informasi akuntansi

manajemen di bidang pemasaran perusahaan tekstil di Kota Bandung. Artinya, ketersediaan

karakteristik informasi akuntansi manajemen di bidang pemasaran yang diwakili oleh dimensi

broad scope, timeliness, aggregation dan integration (Chenhall dan Morris 1986) harus

memperhatikan faktor ketidakpastian lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan dan

desentralisasi yang diterapkan perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 94: TESIS - POLBAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil simpulan sebagai

berikut:

1) Ketidakpastian lingkungan eksternal dan desentralisasi secara bersama-sama memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap karakteristik informasi manajemen pemasaran

perusahaan tekstil di Kota Bandung. Karakteristik Informasi akuntansi manajemen yang

bermanfaat bagi manajer pemasaran dengan komponen informasi di masa yang akan

datang, informasi estimasi,informasi non ekonomis,informasi eksternal,informasi non

finansial,penundaan informasi, informasi bagian lain,informasi dampak bagian lain,

informasi dampak pada bagian lain, informasi data sensitifitas, informasi dampak

keputusan pada semua bagian, informasi target realistis, informasi dampak keputusan pada

bagian yang sama menunjukkan kontribusi tinggi, sedangkan komponen informasi cepat

tersedia, informasi otomatis dari sistem, laporan sistematis, informasi kebutuhan data untuk

keputusan dan pemisahan biaya menunjukkan kontribusi sangat tinggi.

2) Ketidakpastian lingkungan eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

karakteristik informasi manajemen pemasaran perusahaan tekstil di Kota Bandung.

Ketidakpastian lingkungan eksternal dengan komponen desain produk, tindakan pesaing,

ketersediaan bahan baku, aturan pemerintah, kondisi ekonomi dan politik, aktivitas serikat

buruh, perkembangan teknologi informasi menunjukkan kontribusi yang tinggi, sedangkan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 95: TESIS - POLBAN

volume permintaan produk tekstil dan harga bahan baku menunjukkan kontribusi yang

sangat tinggi.

3) Desentralisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakteristik informasi

manajemen pemasaran perusahaan tekstil di Kota Bandung. Desentralisasi dengan

komponen pengembangan produk, pengangkatan kerja manajerial, pemilihan investasi

skala besar,alokasi anggaran penjualan dan penentuan harga jual menunjukkan kontribusi

tinggi.

5.2 Saran

Beberapa saran yang diajukan adalah:

1) Pada saat perusahaan berada dalam kondisi ketidakpastian lingkungan eksternal yang

tinggi, maka perusahaan sebaiknya melakukan penyesuaian diri dengan mengelola faktor

yang tidak dapat dikendalikan. Perusahaan hendaknya menganalisa lingkungan

eksternalnya seperti pemasok, pesaing, masyarakat, ekonomi, politik, demografis,

kekuatan teknologi, sosial dan budaya, sehingga dapat menghindari ancaman dan

mengambil manfaat dari peluang yang ada.

2) Kekuatan lingkungan internal seperti budaya organisasi, struktur organisasi dan sumber

daya perusahaan sebaiknya tetap diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan tekstil di Kota

Bandung untuk mengembangkan dan memposisikan produk yang akan ditawarkan ke

pasar.

3) Kepada peneliti selanjutnya peneliti memberikan saran sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 96: TESIS - POLBAN

a. Memperluas populasi penelitian, misal perusahaan manufaktur, perusahaan

dagang dan perusahaan jasa di Jawa Barat, agar hasil penelitian dapat lebih

digeneralisasi.

b. Menambahkan variabel kontijensi lain yang diduga mempunyai pengaruh

terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen, seperti budaya

organisasi, gaya kepemimpinan dan faktor lingkungan internal perusahaan

lainnya.