lancang kuning - bpk ri perwakilan provinsi riau...menghilangkan kkn. rb dan remun memang sulit...

4
TULISAN LEPAS : REFORMASI BIROKRASI BPK BELUM BERAKHIR Jika Anda merasa familiar dengan judul di atas, berarti Anda sudah cukup peduli dengan keadaan di sekitar kantor. Tulisan tersebut dapat kita lihat di salah satu x-banner yang terpasang di lobi lantai satu. Kalimat tersebut memang benar adanya, karena Reformasi Birokrasi, atau yang biasa disingkat RB, harus terus dilaksanakan. Berbicara tentang RB, pasti salah satu yang langsung terpikir oleh kita adalah remun, atau lengkapnya remunerasi. Remun, yang memiliki nama resmi TKPK (Tunjangan Kegiatan dan Pembinaan Khusus), diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendorong peningkatan kinerja pegawai, sekaligus mewujudkan pelayanan prima dan mengurangi, bahkan menghilangkan KKN. RB dan remun memang sulit dipisahkan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), setiap tahunnya selalu memberikan penilaian atas pelaksanaan RB di instansi-instansi pemerintahan, termasuk BPK. Penilaian ini berpengaruh terhadap remun yang akan diperoleh pegawai instansi tersebut. Dengan demikian, jika suatu instansi ingin meningkatkan remun, maka nilai RB-nya harus ditingkatkan dulu. Di dalam RB, terdapat beberapa kriteria penilaian, yaitu: 1) Kriteria Kemimpinan; 2) Kriteria Renstra; 3) Kriteria SDM Aparatur; 4) Kriteria Kemitraan dan Sumber Daya; dan 5) Kriteria Proses. Penilaian dalam setiap kriteria, dibagi dalam ke dalam beberapa sub kriteria (S.K), yang masing-masing dijabarkan lagi ke dalam sintesa-sintesa. Sintesa inilah yang merupakan penjab- aran mendetail mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan RB. Sebagai bukti bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud telah dilaksanakan, diperlukan bukti- bukti pendukung. Oleh karena itu, dalam mewujudkan RB, diperlukan pengarsipan dokumen (pendokumentasian) yang baik. Pendokumentasian yang baik perlu dilaksanakan di setiap tahapan kegiatan, yang meliputi tahap perencanan ( plan), pelaksanaan ( do), evaluasi ( check), dan aksi ( act). Sebenarnya, ba- nyak sekali dokumen/arsip yang dapat dijadikan bukti pendukung. Beberapa contohnya adalah Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term of Reference (TOR) kegiatan, notulen rapat/kegiatan, surat-menyurat, foto/video/rekaman audio, laporan pelaksanaan kegiatan/laporan pertanggung- jawaban/risalah evaluasi. Wakil Ketua BPK, Hasan Bisri, dalam pembukaan Workshop Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di Bali, pada 5 Maret 2013 pernah mengingatkan pentingnya pe- rubahan cara berpikir untuk Reformasi Birokrasi. Maka, jika Anda menginginkan remun yang meningkat, mari kita bersama-sama mulai untuk meningkatkan kinerja masing-masing. (gie) Jangan pernah berhenti untuk BPK yang lebih baik! BULETIN BPK RI PERWAKILAN PROVINSI RIAU LANCANG KUNiNG DARI REDAKSI Kabut asap melingkupi hari – hari Siapkan diri, jaga raga dan hati Lancang kuning menyapa kembali Semoga senantiasa berkenan di hati Lancang Kuning edisi perdana di tahun 2013 kembali datang me- nyapa rekan – rekan semuanya. Disini redaksi menghadirkan bebera- pa rubrik baru yang kian memikat, seperti landscape dan Haha.. Hihi… Kedua rubrik ini tentu saja akan menyegarkan suasana hati pem- baca. Sebagai tema utama kami mengangkat tema LKPD, terutama terkait dengan penyempurnaan buku panduan LKPD. Tema utama dapat dibaca di Laporan Utama dan rubrik share yang ditulis khusus oleh salah satu trainer yang dimiliki oleh Per- wakilan Provinsi Riau, Indria Syzinia. Daftar buku terbaru serta pengumu- man pemenang kuis dapat diintip pada edisi ini. Sumbangan pemikiran mengenai pengolahan KKP dan cara – cara berdamai de- ngan gegar budaya yang kerap menghantui mutasi hadir mem- perkaya isi buletin ini.. Akhir kata, selamat menikmati. -redaksi- Laporan Utama : Pemeriksaan Laporan Keuangan dan Pencegahan Fraud Sesuai dengan amanat konstitusi yang meyatakan bahwa keberadaan Badan Pemeriksa Keuangan adalah untuk me- meriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara, BPK mendapat kewenangan untuk melakukan pemerik- saan di bidang keuangan, kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Penegasan kewenangan ini semakin diarasakan fungsinya mengingat akhir – akhir ini tingkat kecurangan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara se- makin marak terjadi. Secara umum fraud didefinisikan sebagai kecurangan atau penipuan dengan tujuan untuk memeroleh keuntungan secara material dan non-material. Definisi fraud juga dapat ditemukan dalam SPKN PSP 04 – Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja pada par- agraf 20 yaitu suatu jenis tindakan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk memeroleh sesuatu dengan cara menipu. Tindak kecurangan/ fraud, modus op- erandinya tidak hanya berlangsung pada pelaksanaan dan pelaporan, namun bahkan sudah dimulai sejak dari perencanaan. Laporan Tahunan KPK tahun 2012 me- nyebutkan bahwa nilai kerugian dari tindak pidana korupsi yang berhasil diselamatkan KPK sebesar Rp119 Milyar lebih. Nilai terse- but bukan berasal dari penindakan, melain- kan dari tindakan pencegahan dan koordinasi yang bersinergi dengan instansi pemerintah terkait, salah satunya BPK. Untuk mencegah terjadinya tindak kecurangan di dalam lingkungan pemerinta- han, diperlukan kerjasama antara berbagai instansi yang terkait. BPK, yang melakukan pemeriksaan keuangan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004, turut andil dalam upaya pencegahan terjadinya tindak kecurangan. Awal tahun yang merupakan masa pemerik- saan laporan keuangan mendapat tantangan khusus baik internal maupun eksternal. Hara- pan masyarakat terhadap opini yang dikeluar- kan BPK misalnya, masyarakat berharap BPK mampu mengungkap fraud melalui opini yang diberikan, artinya jika laporan keuangan suatu entitas memperoleh opini WTP maka tidak akan ada korupsi di entitas tersebut. Selain itu munculnya tuntutan atas LHP BPK oleh entitas, serta implementasi e-Audit yang ditargetkan selesai pada tahun 2015 nanti juga turut menyertai langkah pemeriksaan yang akan dilakukan. Tantangan tersebut, seyogyanya disambut dengan persiapan yang matang. Mengutip pidato ketua BPK berikut ini yang disam- paikan pada HUT BPK ke-66, mungkin akan mengingatkan kembali atas tantangan yang harus kita hadapi “Marilah pada kesempatan pemeriksaan tahun anggaran 2012 dan se- terusnya, kita bekerja dengan lebih cermat dan hati-hati, serta benar-benar berdasarkan Risk Based Audit (RBA) sehingga kita bisa mengupayakan jika entitas telah memperoleh opini WTP, maka dalam hal yang material tidak akan ada korupsi di entitas terse- but(gie,len) daftar isi Share : Pemeriksaan LKPD H.2 Library Corner H.3 Sumbangan Pemikiran : KKP H.6 Landscape : Masjid An-Nur H.7 EDISI 2013 01 Buletin Lancang Kuning Edisi 01 2013 8 1 TIM REDAKSI Widiyatmantoro Triyantoro Niken Ari Astuti M. Samsir Elaine Acanthus Anggie Naditha Pipit Siti Jenar Afita Wulandari Anindyarsa

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANCANG KUNiNG - BPK RI Perwakilan Provinsi Riau...menghilangkan KKN. RB dan remun memang sulit dipisahkan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB),

TULISAN LEPAS :

REFORMASI BIROKRASI BPK BELUM BERAKHIR

Jika Anda merasa familiar dengan judul di atas, berarti Anda sudah cukup peduli dengan

keadaan di sekitar kantor. Tulisan tersebut dapat kita lihat di salah satu x-banner yang

terpasang di lobi lantai satu. Kalimat tersebut memang benar adanya, karena Reformasi

Birokrasi, atau yang biasa disingkat RB, harus terus dilaksanakan.

Berbicara tentang RB, pasti salah satu yang langsung terpikir oleh kita adalah remun, atau

lengkapnya remunerasi. Remun, yang memiliki nama resmi TKPK (Tunjangan Kegiatan dan

Pembinaan Khusus), diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendorong peningkatan

kinerja pegawai, sekaligus mewujudkan pelayanan prima dan mengurangi, bahkan

menghilangkan KKN.

RB dan remun memang sulit dipisahkan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), setiap tahunnya selalu memberikan penilaian atas

pelaksanaan RB di instansi-instansi pemerintahan, termasuk BPK. Penilaian ini berpengaruh

terhadap remun yang akan diperoleh pegawai instansi tersebut. Dengan demikian, jika suatu

instansi ingin meningkatkan remun, maka nilai RB-nya harus ditingkatkan dulu.

Di dalam RB, terdapat beberapa kriteria penilaian, yaitu: 1) Kriteria Kemimpinan; 2) Kriteria

Renstra; 3) Kriteria SDM Aparatur; 4) Kriteria Kemitraan dan Sumber Daya; dan 5) Kriteria

Proses. Penilaian dalam setiap kriteria, dibagi dalam ke dalam beberapa sub kriteria (S.K), yang

masing-masing dijabarkan lagi ke dalam sintesa-sintesa. Sintesa inilah yang merupakan penjab-

aran mendetail mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan RB.

Sebagai bukti bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud telah dilaksanakan, diperlukan bukti -

bukti pendukung. Oleh karena itu, dalam mewujudkan RB, diperlukan pengarsipan dokumen

(pendokumentasian) yang baik.

Pendokumentasian yang baik perlu dilaksanakan di setiap tahapan kegiatan, yang meliputi

tahap perencanan (plan), pelaksanaan (do), evaluasi (check), dan aksi (act). Sebenarnya, ba-

nyak sekali dokumen/arsip yang dapat dijadikan bukti pendukung. Beberapa contohnya adalah

Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term of Reference (TOR) kegiatan, notulen rapat/kegiatan,

surat-menyurat, foto/video/rekaman audio, laporan pelaksanaan kegiatan/laporan pertanggung-

jawaban/risalah evaluasi.

Wakil Ketua BPK, Hasan Bisri, dalam pembukaan Workshop Penilaian Mandiri Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi (PMPRB) di Bali, pada 5 Maret 2013 pernah mengingatkan pentingnya pe-

rubahan cara berpikir untuk Reformasi Birokrasi. Maka, jika Anda menginginkan remun yang

meningkat, mari kita bersama-sama mulai untuk meningkatkan kinerja masing-masing. (gie)

Jangan pernah berhenti untuk BPK yang lebih baik!

BULETIN

BPK RI

PERWAKILAN

PROVINSI RIAU LANCANG KUNiNG

DARI REDAKSI

Kabut asap melingkupi hari – hari

Siapkan diri, jaga raga dan hati

Lancang kuning menyapa kembali

Semoga senantiasa berkenan di hati

Lancang Kuning edisi perdana di

tahun 2013 kembali datang me-

nyapa rekan – rekan semuanya.

Disini redaksi menghadirkan bebera-

pa rubrik baru yang kian memikat,

seperti landscape dan Haha.. Hihi…

Kedua rubrik ini tentu saja akan

menyegarkan suasana hati pem-

baca. Sebagai tema utama kami

mengangkat tema LKPD, terutama

terkait dengan penyempurnaan buku

panduan LKPD. Tema utama dapat

dibaca di Laporan Utama dan rubrik

share yang ditulis khusus oleh salah

satu trainer yang dimiliki oleh Per-

wakilan Provinsi Riau, Indria Syzinia.

Daftar buku terbaru serta pengumu-

man pemenang kuis dapat diintip

pada edisi ini. Sumbangan

pemikiran mengenai pengolahan

KKP dan cara – cara berdamai de-

ngan gegar budaya yang kerap

menghantui mutasi hadir mem-

perkaya isi buletin ini..

Akhir kata, selamat menikmati.

-redaksi-

Laporan Utama :

Pemeriksaan Laporan Keuangan dan Pencegahan Fraud

Sesuai dengan amanat konstitusi yang

meyatakan bahwa keberadaan Badan

Pemeriksa Keuangan adalah untuk me-

meriksa pengelolaan dan tanggungjawab

keuangan negara, BPK mendapat

kewenangan untuk melakukan pemerik-

saan di bidang keuangan, kinerja dan

pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Penegasan kewenangan ini semakin

diarasakan fungsinya mengingat akhir –

akhir ini tingkat kecurangan pengelolaan

dan tanggungjawab keuangan negara se-

makin marak terjadi.

Secara umum fraud didefinisikan sebagai

kecurangan atau penipuan dengan tujuan

untuk memeroleh keuntungan secara material

dan non-material. Definisi fraud juga dapat

ditemukan dalam SPKN PSP 04 – Standar

Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja pada par-

agraf 20 yaitu suatu jenis tindakan melawan

hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk

memeroleh sesuatu dengan cara menipu.

Tindak kecurangan/ fraud, modus op-

erandinya tidak hanya berlangsung pada

pelaksanaan dan pelaporan, namun bahkan

sudah dimulai sejak dari perencanaan.

Laporan Tahunan KPK tahun 2012 me-

nyebutkan bahwa nilai kerugian dari tindak

pidana korupsi yang berhasil diselamatkan

KPK sebesar Rp119 Milyar lebih. Nilai terse-

but bukan berasal dari penindakan, melain-

kan dari tindakan pencegahan dan koordinasi

yang bersinergi dengan instansi pemerintah

terkait, salah satunya BPK.

Untuk mencegah terjadinya tindak

kecurangan di dalam lingkungan pemerinta-

han, diperlukan kerjasama antara berbagai

instansi yang terkait. BPK, yang melakukan

pemeriksaan keuangan sesuai dengan

amanat Undang-Undang Nomor 15 tahun

2004, turut andil dalam upaya pencegahan

terjadinya tindak kecurangan.

Awal tahun yang merupakan masa pemerik-

saan laporan keuangan mendapat tantangan

khusus baik internal maupun eksternal. Hara-

pan masyarakat terhadap opini yang dikeluar-

kan BPK misalnya, masyarakat berharap

BPK mampu mengungkap fraud melalui opini

yang diberikan, artinya jika laporan keuangan

suatu entitas memperoleh opini WTP maka

tidak akan ada korupsi di entitas tersebut.

Selain itu munculnya tuntutan atas LHP BPK

oleh entitas, serta implementasi e-Audit yang

ditargetkan selesai pada tahun 2015 nanti

juga turut menyertai langkah pemeriksaan

yang akan dilakukan.

Tantangan tersebut, seyogyanya disambut

dengan persiapan yang matang. Mengutip

pidato ketua BPK berikut ini yang disam-

paikan pada HUT BPK ke-66, mungkin akan

mengingatkan kembali atas tantangan yang

harus kita hadapi “Marilah pada kesempatan

pemeriksaan tahun anggaran 2012 dan se-

terusnya, kita bekerja dengan lebih cermat

dan hati-hati, serta benar-benar berdasarkan

Risk Based Audit (RBA) sehingga kita bisa

mengupayakan jika entitas telah memperoleh

opini WTP, maka dalam hal yang material

tidak akan ada korupsi di entitas terse-

but” (gie,len)

daftar isi

Share : Pemeriksaan LKPD H.2

Library Corner H.3

Sumbangan Pemikiran : KKP H.6

Landscape : Masjid An-Nur H.7

EDI S I

2 0 13

01

Buletin Lancang Kuning Edisi 01 2013 8

1

TIM REDAKSI

Widiyatmantoro

Triyantoro

Niken Ari Astuti

M. Samsir

Elaine Acanthus

Anggie Naditha

Pipit Siti Jenar

Afita Wulandari

Anindyarsa

Page 2: LANCANG KUNiNG - BPK RI Perwakilan Provinsi Riau...menghilangkan KKN. RB dan remun memang sulit dipisahkan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB),

SHARE : Pemeriksaan LKPD TA 2012

Agar pemeriksaan memenuhi quality control dan quality as-surance, maka pemeriksaan yang dilakukan harus mengacu pada aturan yang ditetapkan BPK. Aturan tersebut adalah Standar Pemeriksaan Keua-ngan Negara (SPKN), Pan-duan Manajemen Pemeriksaan (PMP), Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), Petunjuk Teknis (Juknis) serta Panduan Pemeriksaan LKPD. Sehingga nantinya pemeriksaan lebih terstruktur dan terdokumentasi serta terdapat keseragaman metodologi, perencanaan dan penanganan suatu masalah. Buku Panduan Pemeriksaan LKPD pertama kali disepa-kati bersama antara Tortama KN V dan KN VI pada tanggal 3 Mei 2011. Namun dalam penera-pannya terjadi berbagai ken-dala dan menimbulkan mul-tipersepsi. Pada akhirnya Tor-tama KN V dan KN VI sepakat untuk melakukan pe-nyempurnaan atas bagian bu-ku panduan yang telah me-nimbulkan multipersepsi, yaitu pada Bab 3 (pemahaman dan penilaian resiko), Bab 4 (Materilitas dan Tolerable Er-ror), Bab 5 Uji Petik (sampling) dan Bab 9 (perumusan opini). Pada tanggal 8 Maret 2013, secara resmi disepakati hasil penyempurnaan buku panduan pemeriksaan LKPD edisi Ta-hun 2013. Pada edisi 2013 ada beberapa hal yang patut dicermati. Pertama adalah AAR atau Acceptable Audit Risk. Pada pemeriksaan LKPD TA 2012, BPK RI menetapkan nilai resi-ko pemeriksaan yang dapat diterima (AAR) adalah sebesar 5%. Hal ini berarti pemeriksa BPK RI mempunyai tingkat keyakinan atas pemeriksaan yang akan dilaksanakan dan opini yang akan diberikan berkisar 95%. Nilai AAR digunakan untuk

Oleh : Indria Syzinia

Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) meru-

pakan tugas rutin BPK RI Perwakilan Provinsi Riau sebagai manda-

tory UU No. 17 Tahun 2003 dan UU No. 15 Tahun 2004

Landscape : Masjid Agung An-Nur Riau

HAHA...HIHI…

Perbincangan di salah satu sudut ruangan satlantas kota “S”, setelah menerima kartu SIM dari petugas. S: “terima kasih pak, tapi...?” P: “lho kenapa sedih mbak...?” S: “kok nilai saya C pak...?” P: “ nilai apaan mbak...?” S: “ ini tertulis huruf C pak” P: (baca data) ”mbak, SIM C untuk kendaraan roda 2 yaaaaa...”

Di dalam sebuah bus, si Q merasa terganggu dengan penumpang disebelahnya. Q: “Maaf, bapak dari tadi merokok terus” (sampai terbatuk-batuk) B: “lho emang kenapa...?” (sambil tetap cuek) Q: “asapnya pak, lagian bahaya, gak takut mati apa...?” B: “tenang aja, ntar klo mati saya nyalain lagi, kan saya bawa korek” Seorang pembeli marah-marah di sebuah warung makan. X : “bang, pokoknya saya ga mau bayar” Y : “lho Anda makan di sini, ya mesti bayar!” X : “bayar gimana, abang ini sudah tipu saya!” Y : “tipu bagaimana...?” X : “tadi abang bilang jual soto ayam, tapi kok ga ada ayamnya” Y : “emangnya kalau Anda beli jambu monyet, ada monyetnya?!”

penghitungan materialitas awal tingkat laporan keuangan (Planning Materiality) dengan menggunakan 6 indikator, yai-tu opini tahun sebelumnya, hasil pemeriksaan sebe-lumnya, efektivitas tindak lanjut, integritas personil kunci, efektivitas SPI dan potensi adanya kecurangan (fraud). Dengan menggunakan 6 indi-kator tersebut, maka nilai PM akan berkisar dari 0,5% sd 5%. Dasar penetapan materialitas awal tingkat LK adalah total realisasi belanja (sebelum di-audit). Setelah didapatkan nilai

materialitas awal tingkat LK, maka pemeriksa dapat menetapkan ma-terialitas awal tingkat akun (TE). Alokasi materiali-tas pada setiap akun (TE) dil-akukan dengan

tujuan untuk menentukan aku-n/kelompok akun dalam LK yang memerlukan tambahan prosedur pemeriksaan dan untuk memastikan adanya kemungkinan salah saji yang material yang berasal dari penggabungan salah saji yang jumlahnya kecil dari materiali-tas awal. Kedua adalah peeriksaan ber-basis resiko. Dalam pemerik-saan ini, pemeriksa harus me-mahami dan dapat menilai resiko yang terjadi pada core bisnis pemerintah daerah, se-hingga dapat diketahui siklus atau akun mana yang mempu-nyai tingkat resiko tinggi dalam penyajian pada LK. Setelah itu pemeriksa dapat menetapkan Detection Risk (DR) atau resi-ko yang menyatakan ketid-akmampuan pemeriksa mendeteksi salah saji material. Resiko ini muncul karena adanya ketidakpastian pada saat pemeriksa tidak memerik-sa 100% saldo akun atau transaksi yang ada. Berdasar-kan tingkat DR inilah pemerik-sa menetapkan jumlah sam-pling (uji petik) atas akun yang

beresiko tadi. DR dan jumlah sampling mempunyai hubungan terbalik, jika DR tinggi (high), maka bukti pemeriksaan yang di-rencanakan rendah (low) atau pengujian hanya sedikit, dan sebaliknya. Namun penerapan tersebut masih bersifat kuanti-tatif, sedangkan dalam ilmu auditing seorang pemeriksa juga perlu mempertimbangkan professional judgment. Profes-sional judgment seorang pemeriksa sangat ditentukan oleh pengetahuan dan pen-galaman si pemeriksa terse-but. Ketiga adalah skeptisisme profesional. Pada saat me-mahami core bisnis pemda, pemeriksa harus menerapkan skeptisisme profesional yang diantaranya:

Tidak menerima begitu saja

atas informasi yang didapat;

Menguji lagi atas kesahihan

bukti yang diperoleh;

Mewaspadai bukti yang kon-

tradiktif;

Mempertanyakan kehanda-

lan dokumen, informasi dan jawaban atas suatu pertan-yaan yang disam–paikan kepada pihak terperiksa.

Keempat adalah perumusan opini. Untuk perumusan opini (bab 9), pemeriksaan LKPD TA 2012 kali ini lebih diharap-kan pertimbangan kualitatif, daripada kuantitatif (50% dari tingkat materialitas LK). Selain itu, materialitas awal tingkat LK yang ditentukan pada tahap perencanaan dapat direvisi pada saat perumusan opini, setelah memperhatikan be-berapa indikator dari 6 indi-kator awal, sehingga akan diperoleh materialitas tingkat LK. Opini selain berdasarkan pertimbangan kuantitatif (50% dari tingkat materialitas LK), juga diperhatikan pertim-bangan kualitatif dengan pen-dekatan perpasivness ter-hadap LK secara menyeluruh. Penjelasan detail ada di Buku Panduan Pemeriksaan LKPD edisi 2013

“Professional Judgment

seorang pemeriksa sa-

ngat ditentukan oleh pe-

ngetahuan si pemeriksa

Mesjid Agung An Nur berdiri tanggal 27 Rajab 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 1968, Masjid Agung An-Nur diresmikan oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau waktu itu dan tahun 2000 pada masa gubernur Saleh Djasit mesjid ini direnovasi secara besar-besaran sehinnga tampak sep-erti saat ini. Dari pem-bangunan tahun 2000 tersebut luas lahan masjid ini ber-tambah tiga kali lipat dari sebe-lumnya yang hanya seluas 4 hektar menjadi 12.6 hektar. Masjid Agung An-Nur Riau di Pekanbaru ini disebut sebagai

Taj Mahalnya propinsi Riau. Bila kita amati arsitektural masjid Agung An-Nur memang memiliki beberapa kesamaan dengan Taj Mahal. Arsitektur Masjid ini dirancang oleh Ir. Roseno dengan ukuran 50 X 50 m yang terletak dalam satu pekarangan yang luasnya 400 X 200 m. Kapasitas masjid dapat men-ampung sekitar 4.500 orang jamaah. Bangunan masjid terdiri dari tiga tingkat. Tingkat atas digunakan untuk sholat, dan tingkat bawah untuk kan-tor dan ruang pertemuan.

Masjid ini mempunyai tiga buah tangga. Di bagian atas terdiri dari 13 buah pintu dan bagian bawah terdiri dari 4 buah pintu dan mempunyai kamar-kamar yang besar dan sebuah aula. Selain itu, masjid Agung An Nur juga dilengkapi oleh bermacam fasilitas seperti pendidikan mulai dari playgrup, TK, SD, SMP & SMA, per-pustakaan yang lengkap dan fasiltas lain seperti aula dan ruang pertemuan, ruang kelas dan ruang ruang kantor. sumber: wikipedia

Catatan Diklat : Keprotokolan

Dalam UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan yang baru ini, pengertian keprotokolan adalah “serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat”. Secara jelas, disebutkan pada pasal 3 UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan, bahwa Pengaturan Keprotokolan bertujuan untuk: a. memberikan penghormatan kepada Pejabat

Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan masyarakat;

b. memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara

Resume Kliping

Haluan Riau, Rabu 9Jan-13 DPRD Desak Pemko Tin-daklanjuti Temuan BPK Pemerintah Kota Dumai diminta

menindaklanjuti Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) RI

Perwakilan Riau terkait kelebihan

bayar pada sejumlah proyek sejak

tahun anggaran 2007 silam.

Riau Pos, Rabu 27-Feb-13 Pemkab Targetkan Predikat WTP Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu menargetkan pada tahun ini, Rohul harus meraih predikat opini Wajar Tanpa Pen-gecualian (WTP). Untuk mencapai target tersebut, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diminta membenahi sistem penge-loaan keuangan daerah. Haluan Riau, Rabu 27-Mar-13 (Pertama di Riau) Kuansing Se-rahkan Laporan Keuangan 2012 Pemkab Kuansing merupakan kabupaten/kota se-Riau pertama yang menyerahkan Laporan Keu-angan Pemerintah Daerah ang-garan 2012 ke BPK RI Perwakilan Riau. Karena itu BPK member apresiasi kepada Bupati dan jaja-ran Pemkab Kuansing atas keber-hasilan melaporkan keuangan tepat waktu sesuai agenda yang telah ada. Riau Pos, Jum’at 29-Mar-13 BPK Periksa Laporan SKPD Terhitung Rabu (3/4) pekan de-pan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Riau mulai melakukan pemeriksaan terkait laporan seluruh dokumen Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Hal ini berdasarkan entry briefing terkait pemeriksaan penggunaan keu-angan daerah 2012.

nasional maupun internasional; dan c. menciptakan hubungan baik dalam tata

pergaulan antarbangsa.

Landasan Hukum sebagai sumber-sumber Protokol, meliputi Konvensi Internasional

(Konvensi Wina 1961 dan 1963); UUD’45; UU No. 8 tahun 1987 tentang Protokol ; UU No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri ; UU No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional; Keppres No. 32 tahun 1971 tentang Kepala Protokol Negara; Kepmenlu SK 053/05/II/2002 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Luar Negeri; Tradisi, adat-istiadat dan kebiasaan setempat; Azas timbal-balik; serta Logika Umum Tugas Perwakilan dalam persiapan kunjungan adalah membentuk kepanitian, mengadakan rapat, menyusun rencana kegiatan, berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait, dan penjajagan susunan acara kunjungan baik acara resmi maupun acara tambahannya serta meninjau tempat – tempat acara. Dalam keprotokolan juga mengatur tentang sopan santun dan etika dalam pergaulan internasional. (tata)

2 7

Redaksi menerima artikel, tulisan, cerita lucu, foto serta saran dan kritik dari rekan-rekan. Artikel, tulisan, cerita lucu, foto serta saran dan kritik dapat disampaikan ke Sub-bagian Hukum dan Humas. Lt. 1 ext 107 dan 108

Page 3: LANCANG KUNiNG - BPK RI Perwakilan Provinsi Riau...menghilangkan KKN. RB dan remun memang sulit dipisahkan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB),

Sumbangan Pemikiran : KKP = Kumpulan Kertas Photocopy-an???

Kesadaran akan pentingnya KKP ini perlu ditumbuhkan dan dibiasakan dalam setiap rangkaian proses pemeriksaan sehingga tidak lagi dijumpai adanya KKP yang belum dibu-at, tidak lengkap ataupun hilang. Ketrampilan menyusun KKP merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dan wajib dimiliki oleh setiap pemeriksa. Melalui KKP akan diketahui apakah pemeriksaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar pemeriksaan atau tidak?. Hal ini bukan be-rarti bahwa KKP merupakan satu-satunya dasar yang menentukan kualitas pemerik-saan, tetapi KKP merupakan salah satu faktor penentu yang penting. KKP adalah catatan yang diselenggarakan oleh pemerik-sa tentang prosedur pemerik-saan yang dilaksanakan, pen-gujian yang dilakukan, informa-si yang diperoleh serta kes-impulan yang dibuat sehub-ungan dengan penugasan pemeriksaan. KKP berfungsi untuk me-nyediakan penunjang utama bagi LHP, membantu pemerik-sa dalam pelaksa-naan dan supervisi pemeriksaan, men-jadi bahan penilaian atas kualitas pemeriksa dan pemeriksaan serta menyediakan data dan infor-masi bagi kelanjutan pemerik-saan dan perencanaan pemeriksaan berikutnya. Agar dapat berfungsi dengan baik, pembuatan KKP harus memenuhi persyaratan yaitu cukup, kompeten, relevan, akurat atau tepat, lengkap,

Pada setiap kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh

BPK, Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) merupakan ba-

gian yang tidak terpisahkan. Namun seringkali proses

penyusunan KKP dianggap membosankan, merepot-

kan dan menambah beban pekerjaan pemeriksa.

TAHUKAH ANDA ?

PEJABAT PENGELOLA INFOR-MASI DAN DOKUMENTASI (PPID)

Pada tahun 2012, BPK RI telah

berhasil menjadi peringkat ke 4

sebagai Badan Publik Terbaik

dalam Keterbukaan Informasi

Publik untuk Tingkat Kementeri-

an dan Lembaga. Penghargaan

ini merupakan prestasi tersendiri

bagi BPK RI, karena Pejabat

Pengelola Informasi dan Doku-

mentasi (PPID) di BPK RI baru

berjalan satu tahun.

Perwakilan Provinsi Riau telah

memiliki PPID sejak tahun 2012,

yang dibentuk melalui Keputusan

Kepala Perwakilan. Pemben-

tukan PPID merupakan

kewajiban bagi setiap Badan

Publik, sebagaimana diamanat-

kan dalam Pasal 21 Peraturan

Pemerintah Nomor 61 Tahun

2010 tentang Pelaksanaan Un-

dang-Undang Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Infor-

masi Publik.

Sebenarnya yang dimaksud

dengan PPID hanya merujuk

kepada satu jabatan saja, namun

dibantu oleh Pejabat Pembantu

PPID, sesuai dengan bidang

kerjanya masing-masing. PPID

dan Pejabat Pembantu PPID

harus selalu meminta pertim-

bangan dari Pejabat Pertim-

bangan Pelayanan Informasi

Publik, dan bertanggung jawab

kepada Atasan PPID.

PPID beserta seluruh anggota

tim sebagaimana tercantum di

atas, memiliki tugas utama untuk

menjamin ketersediaan informasi

publik, yang meliputi: 1) Informa-

si yang wajib disediakan dan

diumumkan secara berkala; 2)

Informasi yang wajib tersedia

setiap saat; dan 3) Informasi

terbuka lainnya yang diminta

Pemohon Informasi Publik, ter-

masuk melakukan penghitaman

atau pengaburan informasi yang

dikecualikan beserta alasannya.

Ruang PIK berada di lt.1

Buka Senin – Jumat

Jelajah Riau : Menyusuri Pantai Bengkalis

LIBRARY CORNER

Buku Baru

Bagi Benny, tidak ada tempat

dan orang yang aman dari

kesialan. Namun di tangan

Benny, kesialan itu malah men-

jadi bahan kartun yang orisinal

dan mengejutkan. “100

Peristiwa yang Bisa Menimpa

Anda” mengajak kita untuk

menertawakan kesialan yang

barangkali pernah kita alami.

Dan memang setelah membaca

halaman demi halaman, banyak

peristiwa yang digambarkan

sangat bisa dan pernah terjadi

kepada kita.

Buku “30 Menu untuk 1 Bulan”

karya Sisca Soewitomo ini

memuat 210 resep hidangan

yang tersusun untuk sarapan

pagi, makan siang, makan

malam, dan hidangan selingan

dalam bentuk menu harian

lengkap selama 30 hari. Jadi,

jika Anda termasuk orang yang

mengalami kesulitan dalam

menyusun menu harian, buku

ini adalah buku yang tepat bagi

Anda.

Jika Anda adalah seorang

pemula yang baru mulai terjun

ke dapur, Anda bisa

menggunakan buku ini sebagai

panduan. Agar hasilnya lebih

memuaskan, sebaiknya terlebih

dulu ikuti resep sebagaimana

tertulis dalam buku. Jika Anda

sudah lebih mahir, Anda dapat

memadupadankan resep-resep

yang ada sehingga

menghasilkan resep yang

sesuai dengan selera keluarga.

peminjaman dapat menghubungi :

PERPUSTAKAAN

Lt. 1 ext 108

(Buka Senin – Jumat, jam kerja)

Wilayah Kabupaten Bengkalis

mencakup daratan bagian timur

Pulau Sumatera dan wilayah kepu-

lauan dengan dua pulau

terbesarnya yaitu Pulau Bengkalis

dan Pulau Rupat. Pusat

pemerintahannya berada di Pulau

Bengkalis yang terpisah dengan

Pulau Sumatera. Pulau ini terletak

di muara Sungai Siak. Dari Pek-

anbaru, Pulau Bengkalis dapat

dicapai melalui jalur darat menuju

Sungai Pakning, kemudian me-

nyeberang menggunakan Kapal

RORO di Pelabuhan Sungai Pak-

ning atau melalui Sungai Siak dari

Pelabuhan Sungai Duku di Pek-

anbaru dengan waktu tempuh

sekitar 4 jam.

Tempat wisata yang terkenal di

Pulau Bengkalis antara lain Pantai

Bengkalis dan Pantai Selat Baru.

Pantai Bengkalis terletak di sebe-

lah barat Pulau Bengkalis dan

terletak di pusat kota Bengkalis

bersebelahan dengan Pelabuhan

Bandar Sri Laksamana Pantai ini

berhadapan dengan Pulau Su-

matera dan merupakan tempat

nongkrong bagi warga sekitar. Di

pantai ini terdapat turap penahan

gelombang dari batu dan lampu

yang berjejeran sepanjang pantai.

Pulau Rupat juga memiliki pantai

indah yang terletak di Kecamatan

Rupat Utara. Kecamatan ini dapat

ditempuh dari Dumai dalam waktu

sekitar 2 jam. Hanya ada dua kali

penyeberangan ke Rupat Utara

tiap harinya, yaitu pada pukul 10

pagi dan 2 siang. Pantai ini mem-

iliki pasir putih yang membentang

sepanjang kurang lebih 13 km.

Pantai tersebut masuk ke wilayah

Teluk Rhu dan Tanjung Punak.

Kawasan ini wacananya akan

dijadikan resort wisata lengkap

dengan fasilitasnya seperti cot-

tage, sarana wisata pantai, sarana

wisata bahari, dan lain-lain, tetapi

sampai sekarang belum ada

perkembangan akan hal tersebut.

Oleh : Normas Andi Ahmad

KUIS : TEBAK NAMA

Tebak nama lengkap karyawan BPK yang

gambarnya di bawah ini.

Jawaban dikirim ke Subag Hukum dan Humas pal-

ing lambat 30 Juni 2013. Lima jawaban yang benar

akan mendapatkan hadiah menarik dari redaksi.

1

2

3

ringkas, jelas dan informatif, sistematis, rapi, bersih, aman dan mudah diakses. Idealnya KKP disusun oleh tim pemeriksa ketika berada di lapangan dan bukan di kantor. Penyusunan KKP di lapangan sangat bermanfaat, karena dapat segera melengkapi data pendukung yang dianggap kurang. Namun karena ban-yaknya beban pekerjaan sela-ma pemeriksaan, sebagian KKP terkadang disusun di kan-tor. Dalam kegiatan pemeriksaan di BPK, KKP diklasifikasikan dalam 3 kelompok indeks yai-tu : Indeks A : catatan dan/atau hasil pekerjaan pada tahap perencanaan pemeriksaan, misalnya Surat Tugas, P2 dan Program Kerja Perorangan (PKP). Indeks B : catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa serta bukti-bukti pendukung yang diperoleh dalam tahap pelaksanaan pemeriksaan yang menghasilkan simpulan dan/atau temuan pemeriksaan,

misalnya untuk pemeriksaan laporan keu-angan, misal-nya lead schedule, sup-porting sched-ule dll. Indeks C : cata-tan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa da-

lam tahap pelaporan pemerik-saan, misalnya surat pengan-tar penyampaian LHP, surat representasi manajemen, LHP, tanggapan entitas dll. Setelah KKP disusun, KKP akan direviu oleh ketua tim, pengendali teknis dan pe-nanggung jawab. Selanjutnya

KKP diserahkan kepada pem-beri tugas/ pejabat pengelola KKP. KKP tidak seharusnya disimpan oleh tim pemeriksa sampai jangka waktu tak terbatas sehingga hanya tim tersebut yang mengetahui keberadaan KKP tersebut. Sementara itu, untuk pemin-jaman KKP juga harus melalui mekanisme yang berlaku. Peminjaman KKP dilakukan secara tertulis melalui nota peminjaman kepada pejabat pengelola KKP. Hal ini untuk mencegah adanya KKP yang tiba-tiba hilang dan rusak. Sebagai upaya untuk memacu pemeriksa agar menyusun KKP dengan baik, benar dan sesuai aturan yang berlaku, dapat diadakan semacam kompetisi penyusunan KKP. Penilaiannya didasarkan atas kelengkapan, kebenaran, kera-pian serta ketepatan penyusu-nan KKP. Tim pemeriksa yang memenangkan kompetisi ter-sebut akan mendapatkan had-iah atau penghargaan. Apabila hanya dilihat dan diba-yangkan, rangkaian kegiatan penyusunan KKP seakan tera-sa berat dan menambah beban pemeriksa. Namun apa-bila dilaksanakan sesuai prosedur, hal tersebut akan menguntungkan dan memper-mudah pekerjaan pemeriksa. Sehingga pada akhirnya KKP dapat mempunyai peran yang penting dalam pelaksanaan pemeriksaan dan menentukan kualitas hasil pemeriksaan, sehingga KKP bukan hanya sekedar “Kumpulan Kertas Photocopy-an”.

mari kita membiasakan yang benar

dan bukan membenarkan kebiasaan

Oleh : Niken Ari Astuti

Sebagai upaya untuk

memacu pemeriksa agar

menyusun KKP dengan

baik, benar dan sesuai

aturan yang berlaku,

dapat diadakan

semacam kompetisi

penyusunan KKP

Keterangan

gambar :

1. Pantai di

kawasan

Teluk Rhu

2. Pantai

Selat Baru

3. Senja di

Bengkalis

1 2

3 4

JAWABAN KUIS Edisi IV/2012 :

Menurun: Mendatar: 2. Hasan 1. Rusli 3. Dani 3. Delvi 4. Saleh 6. Fahri 5. Erfin 8. Afita 7. Hanafianto 9. Dadan

PEMENANG KUIS : ZULAEDAH—RUDI.SUANTO—HABIBI—

MIRA.MIRAZA—DANI.INDRA

Hadiah diambil di Subag Hukum& Humas

6 3

Page 4: LANCANG KUNiNG - BPK RI Perwakilan Provinsi Riau...menghilangkan KKN. RB dan remun memang sulit dipisahkan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB),

SEGMEN : MUTASI DAN ANCAMAN GEGAR BUDAYA

Menurut kamus Bahasa Indo-

nesia, mutasi berarti peru-

bahan posisi/ jabatan/ tempat/

pekerjaan yang dilakukan baik

secara vertikal maupun hori-

zontal di dalam suatu organ-

isasi. Secara positif, mutasi

kerap dilakukan oleh organ-

isasi dengan tujuan untuk

meningkatkan produktivitas

kerja, menciptakan keseim-

bangan, memperluas wawasan

atau menghilangkan rasa bo-

san. Namun, dari sisi negatif

apabila tidak dilakukan per-

siapan yang matang atau

aturan yang jelas, mutasi

dapat mengantar seseorang

untuk mengalami gegar bu-

daya.

Gegar Budaya atau dalam

bahasa lain disebut sebagai

Cultural Shock kerap dialami

oleh seseorang yang mengala-

mi mutasi atau perpindahan

dari suatu tempat dan budaya

yang baru. Gegar budaya

memiliki efek, jangka waktu

dan tingkat kesulitan yang ber-

beda pada tiap orang.

Ada beberapa tahap dalam

gegar budaya , yaitu :

“Honeymoon”: tahap saat

seseorang merasa gembira

atas hal – hal

baru yang diala-

mi.

“Frustration”:

tahap saat

seseorang me-

rasa homesick

dan merasa

rindu ingin pulang, pada saat

yang sama budaya – budaya

baru pada tingkat tertentu tera-

sa menjengkelkan Pada tahap

ini, beberapa orang merasa

Culture shock is the personal disorientation a person may feel when experiencing an unfamiliar way of life due to immigration or a visit to a new country, or to a move between social environments. (John Macionis and Linda Gerber)

UCAPAN SELAMAT

Selamat menempuh hidup baru

Semoga menjadi keluarga Sakinah Mawaddah

Warrohmah

M. Bima Aditya &

Delvi Olimpia (25 Jan 13)

Selamat atas kelahiran

putrinya semoga menjadi anak yang

shaleha

Muhafiza Azzahra Sulaiman (19 Jan 13)

Putri dari Fahriyani &

Sulaiman

Selamat atas kelahiran putranya

semoga menjadi anak yang shaleh

Razza Sakhi Putra ( 1 Feb 13)

Putra dari Novid Mahyudin &

Nike Astrid Setya Putri

KILAS PERWAKILAN : Januari - Maret 2013

Sejumlah pegawai BPK RI Perwakilan Provinsi Riau mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) INTOSAINT di Ruang Auditorium Kantor Perwakilan selama dua hari, yaitu tanggal 19 s.d. 20 maret 2013. Acara dibuka oleh Kepala Perwakilan, dan menghadirkan pembicara Kepala Sub Auditorat I.B.1 pada Auditorat I.B, Najmatuzzahrah didampingi oleh tim dari Itama yaitu Karinu Aji Wira Kusuma dan Imammudin Achmad.

Selasa , 26 Maret 2013 : Gubernur Riau, H. M. Rusli Zainal menye-rahkan Laporan

Keuangan Pemprov Riau kepada Kepala Perwakilan BPK RI Provinsi Riau, Drs. Widiyatmantoro. Selasa, 23 Maret 2013 : Bupati Kuantan Singingi menye-rahkan Laporan Keuangan Tahun Anggaran

2012 kepada Kepala Perwaki-lan BPK RI Provinsi Riau. Ka-bupaten Kuantan Singingi merupakan kabupaten per-tama di Riau yang menye-rahkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). 25 s.d. 27 Maret 2013 : Diklat Risk Based Audit (RBA) di Auditorium perwakilan dengan Dwi Amalia Sari, S.E., MBA., Ak sebagai pembicara. Jum’at, 1 Februari 2013 : Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Belanja Modal TA 2011 dan 2012 (Triwulan III) Kabupaten Bengkalis. 9 & 15 Januari 2013 : Gebyar HUT BPK RI dan Fam-ily Gathering BPK RI

sangat kesepian karena tak

kunjung mampu beradaptasi

dengan lingkungan atau orang

– orang baru yang ditemui.

“Understanding atau Adjust-

ment”: tahap saat seseorang

mulai merasa lebih mampu

berasimilasi terhadap budaya

baru.

Ada tiga tipe individu yang

akan dihasilkan pada tahap

ini :

“Rejectors” adalah orang

merasa tidak sanggup

menerima dan melebur

dengan budaya baru. Mere-

ka mengisolasi diri dari

penduduk lokal dan cender-

ung tidak menyukai serta

melihat bahwa “pulang kam-

pung” adalah satu – satunya

jalan keluar. Tipe ini nant-

inya akan mengalami kesu-

litan untuk beradaptasi

saat kembali ke daerah

asal.

“Adopters” adalah orang

yang benar – benar mampu

melebur dengan penduduk

lokal, bahkan merasa dirinya

adalah bagian dari mereka

sehingga –terkadang- ke-

hilangan identitas asli.

“Cosmopolitan” : adalah

orang yang memandang

positif dan mengadopsi

sebagian aspek-aspek

dari budaya yang baru

sekaligus tetap mem-

pertahankan budaya

asalnya sehingga

menghasilkan

perpaduan budaya

yang unik.

“Acclimation”: Tahap saat

seseorang mulai membangun

rutinitas dan menyeimbangkan

diri dengan budaya baru lalu

akhirnya memiliki perasaan

bahwa semua baik – baik saja.

Pada organisasi tertentu, mu-

tasi kerap tak dapat dihindari

dan menjadi sebuah sistem

terpadu yang mengharuskan

anggota organisasi untuk men-

galaminya.

Melihat beberapa efek negatif

yang mungkin timbul bagi indi-

vidu yang tidak mampu

mengatasi gegar budaya yang

dialaminya, berikut ini ada be-

berapa hal yang dapat dil-

akukan agar seseorang dapat

berdamai dengan gegar bu-

daya.

Berdamai dengan Gegar Bu-

daya :

Kenali tahap – tahap dalam

gegar budaya

Pelajari budaya baru yang

akan dihadapi sebelum pin-

dah dan saat berada di tem-

pat yang baru

Usahakan untuk tidak me-

nyinggung atau tersinggung

atas aspek – aspek atau

orang dari budaya yang baru

Ambil waktu untuk istirahat

dan memulihkan diri, bisa

dengan mencari aktivitas

yang kita sukai atau mencari

orang – orang dari daerah

asal yang sama.

Sadari bahwa setelah be-

berapa waktu kita akan terbi-

asa, dan bahkan -mungkin-

justru akan mengalami gegar

budaya saat kembali ke dae-

rah asal.

Bagaimanapun perlu dipahami

bahwa ketika seseorang mam-

pu melewati tahap gegar buda-

yanya dengan baik, mereka

akan kembali ke daerah asal

dengan banyak pengalaman,

pandangan dan pemahaman

Kamis, 10 Januari 2013 : Anggota IV BPK RI, Dr. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum., melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Riau. Dalam Kunjungan Kerja ini, Anggota IV BPK RI melakukan serangkaian kegiatan, yaitu Kuliah Umum di Universitas Riau (UR) dan Penanaman Pohon di area Stadion Utama Riau. Jumat, 4 Januari 2013 : Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan Terinci atas Kinerja Pendidikan Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2011 dan 2012 pada Dinas Pendidikan Kabupaten Siak di Siak Sri Indrapura. Rabu, 9 Januari 2013 : Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Pemanfaatan Aset Tetap Pemerintah Kota Pekanbaru. Senin, 14 Januari 2013 : Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kinerja Penyelenggaraan Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2011 – Semester I 2012.

4 5

GEBYAR HUT BPK RI KE -66