TULISAN LEPAS :
REFORMASI BIROKRASI BPK BELUM BERAKHIR
Jika Anda merasa familiar dengan judul di atas, berarti Anda sudah cukup peduli dengan
keadaan di sekitar kantor. Tulisan tersebut dapat kita lihat di salah satu x-banner yang
terpasang di lobi lantai satu. Kalimat tersebut memang benar adanya, karena Reformasi
Birokrasi, atau yang biasa disingkat RB, harus terus dilaksanakan.
Berbicara tentang RB, pasti salah satu yang langsung terpikir oleh kita adalah remun, atau
lengkapnya remunerasi. Remun, yang memiliki nama resmi TKPK (Tunjangan Kegiatan dan
Pembinaan Khusus), diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendorong peningkatan
kinerja pegawai, sekaligus mewujudkan pelayanan prima dan mengurangi, bahkan
menghilangkan KKN.
RB dan remun memang sulit dipisahkan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), setiap tahunnya selalu memberikan penilaian atas
pelaksanaan RB di instansi-instansi pemerintahan, termasuk BPK. Penilaian ini berpengaruh
terhadap remun yang akan diperoleh pegawai instansi tersebut. Dengan demikian, jika suatu
instansi ingin meningkatkan remun, maka nilai RB-nya harus ditingkatkan dulu.
Di dalam RB, terdapat beberapa kriteria penilaian, yaitu: 1) Kriteria Kemimpinan; 2) Kriteria
Renstra; 3) Kriteria SDM Aparatur; 4) Kriteria Kemitraan dan Sumber Daya; dan 5) Kriteria
Proses. Penilaian dalam setiap kriteria, dibagi dalam ke dalam beberapa sub kriteria (S.K), yang
masing-masing dijabarkan lagi ke dalam sintesa-sintesa. Sintesa inilah yang merupakan penjab-
aran mendetail mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan RB.
Sebagai bukti bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud telah dilaksanakan, diperlukan bukti -
bukti pendukung. Oleh karena itu, dalam mewujudkan RB, diperlukan pengarsipan dokumen
(pendokumentasian) yang baik.
Pendokumentasian yang baik perlu dilaksanakan di setiap tahapan kegiatan, yang meliputi
tahap perencanan (plan), pelaksanaan (do), evaluasi (check), dan aksi (act). Sebenarnya, ba-
nyak sekali dokumen/arsip yang dapat dijadikan bukti pendukung. Beberapa contohnya adalah
Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term of Reference (TOR) kegiatan, notulen rapat/kegiatan,
surat-menyurat, foto/video/rekaman audio, laporan pelaksanaan kegiatan/laporan pertanggung-
jawaban/risalah evaluasi.
Wakil Ketua BPK, Hasan Bisri, dalam pembukaan Workshop Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (PMPRB) di Bali, pada 5 Maret 2013 pernah mengingatkan pentingnya pe-
rubahan cara berpikir untuk Reformasi Birokrasi. Maka, jika Anda menginginkan remun yang
meningkat, mari kita bersama-sama mulai untuk meningkatkan kinerja masing-masing. (gie)
Jangan pernah berhenti untuk BPK yang lebih baik!
BULETIN
BPK RI
PERWAKILAN
PROVINSI RIAU LANCANG KUNiNG
DARI REDAKSI
Kabut asap melingkupi hari – hari
Siapkan diri, jaga raga dan hati
Lancang kuning menyapa kembali
Semoga senantiasa berkenan di hati
Lancang Kuning edisi perdana di
tahun 2013 kembali datang me-
nyapa rekan – rekan semuanya.
Disini redaksi menghadirkan bebera-
pa rubrik baru yang kian memikat,
seperti landscape dan Haha.. Hihi…
Kedua rubrik ini tentu saja akan
menyegarkan suasana hati pem-
baca. Sebagai tema utama kami
mengangkat tema LKPD, terutama
terkait dengan penyempurnaan buku
panduan LKPD. Tema utama dapat
dibaca di Laporan Utama dan rubrik
share yang ditulis khusus oleh salah
satu trainer yang dimiliki oleh Per-
wakilan Provinsi Riau, Indria Syzinia.
Daftar buku terbaru serta pengumu-
man pemenang kuis dapat diintip
pada edisi ini. Sumbangan
pemikiran mengenai pengolahan
KKP dan cara – cara berdamai de-
ngan gegar budaya yang kerap
menghantui mutasi hadir mem-
perkaya isi buletin ini..
Akhir kata, selamat menikmati.
-redaksi-
Laporan Utama :
Pemeriksaan Laporan Keuangan dan Pencegahan Fraud
Sesuai dengan amanat konstitusi yang
meyatakan bahwa keberadaan Badan
Pemeriksa Keuangan adalah untuk me-
meriksa pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan negara, BPK mendapat
kewenangan untuk melakukan pemerik-
saan di bidang keuangan, kinerja dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Penegasan kewenangan ini semakin
diarasakan fungsinya mengingat akhir –
akhir ini tingkat kecurangan pengelolaan
dan tanggungjawab keuangan negara se-
makin marak terjadi.
Secara umum fraud didefinisikan sebagai
kecurangan atau penipuan dengan tujuan
untuk memeroleh keuntungan secara material
dan non-material. Definisi fraud juga dapat
ditemukan dalam SPKN PSP 04 – Standar
Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja pada par-
agraf 20 yaitu suatu jenis tindakan melawan
hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk
memeroleh sesuatu dengan cara menipu.
Tindak kecurangan/ fraud, modus op-
erandinya tidak hanya berlangsung pada
pelaksanaan dan pelaporan, namun bahkan
sudah dimulai sejak dari perencanaan.
Laporan Tahunan KPK tahun 2012 me-
nyebutkan bahwa nilai kerugian dari tindak
pidana korupsi yang berhasil diselamatkan
KPK sebesar Rp119 Milyar lebih. Nilai terse-
but bukan berasal dari penindakan, melain-
kan dari tindakan pencegahan dan koordinasi
yang bersinergi dengan instansi pemerintah
terkait, salah satunya BPK.
Untuk mencegah terjadinya tindak
kecurangan di dalam lingkungan pemerinta-
han, diperlukan kerjasama antara berbagai
instansi yang terkait. BPK, yang melakukan
pemeriksaan keuangan sesuai dengan
amanat Undang-Undang Nomor 15 tahun
2004, turut andil dalam upaya pencegahan
terjadinya tindak kecurangan.
Awal tahun yang merupakan masa pemerik-
saan laporan keuangan mendapat tantangan
khusus baik internal maupun eksternal. Hara-
pan masyarakat terhadap opini yang dikeluar-
kan BPK misalnya, masyarakat berharap
BPK mampu mengungkap fraud melalui opini
yang diberikan, artinya jika laporan keuangan
suatu entitas memperoleh opini WTP maka
tidak akan ada korupsi di entitas tersebut.
Selain itu munculnya tuntutan atas LHP BPK
oleh entitas, serta implementasi e-Audit yang
ditargetkan selesai pada tahun 2015 nanti
juga turut menyertai langkah pemeriksaan
yang akan dilakukan.
Tantangan tersebut, seyogyanya disambut
dengan persiapan yang matang. Mengutip
pidato ketua BPK berikut ini yang disam-
paikan pada HUT BPK ke-66, mungkin akan
mengingatkan kembali atas tantangan yang
harus kita hadapi “Marilah pada kesempatan
pemeriksaan tahun anggaran 2012 dan se-
terusnya, kita bekerja dengan lebih cermat
dan hati-hati, serta benar-benar berdasarkan
Risk Based Audit (RBA) sehingga kita bisa
mengupayakan jika entitas telah memperoleh
opini WTP, maka dalam hal yang material
tidak akan ada korupsi di entitas terse-
but” (gie,len)
daftar isi
Share : Pemeriksaan LKPD H.2
Library Corner H.3
Sumbangan Pemikiran : KKP H.6
Landscape : Masjid An-Nur H.7
EDI S I
2 0 13
01
Buletin Lancang Kuning Edisi 01 2013 8
1
TIM REDAKSI
Widiyatmantoro
Triyantoro
Niken Ari Astuti
M. Samsir
Elaine Acanthus
Anggie Naditha
Pipit Siti Jenar
Afita Wulandari
Anindyarsa
SHARE : Pemeriksaan LKPD TA 2012
Agar pemeriksaan memenuhi quality control dan quality as-surance, maka pemeriksaan yang dilakukan harus mengacu pada aturan yang ditetapkan BPK. Aturan tersebut adalah Standar Pemeriksaan Keua-ngan Negara (SPKN), Pan-duan Manajemen Pemeriksaan (PMP), Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), Petunjuk Teknis (Juknis) serta Panduan Pemeriksaan LKPD. Sehingga nantinya pemeriksaan lebih terstruktur dan terdokumentasi serta terdapat keseragaman metodologi, perencanaan dan penanganan suatu masalah. Buku Panduan Pemeriksaan LKPD pertama kali disepa-kati bersama antara Tortama KN V dan KN VI pada tanggal 3 Mei 2011. Namun dalam penera-pannya terjadi berbagai ken-dala dan menimbulkan mul-tipersepsi. Pada akhirnya Tor-tama KN V dan KN VI sepakat untuk melakukan pe-nyempurnaan atas bagian bu-ku panduan yang telah me-nimbulkan multipersepsi, yaitu pada Bab 3 (pemahaman dan penilaian resiko), Bab 4 (Materilitas dan Tolerable Er-ror), Bab 5 Uji Petik (sampling) dan Bab 9 (perumusan opini). Pada tanggal 8 Maret 2013, secara resmi disepakati hasil penyempurnaan buku panduan pemeriksaan LKPD edisi Ta-hun 2013. Pada edisi 2013 ada beberapa hal yang patut dicermati. Pertama adalah AAR atau Acceptable Audit Risk. Pada pemeriksaan LKPD TA 2012, BPK RI menetapkan nilai resi-ko pemeriksaan yang dapat diterima (AAR) adalah sebesar 5%. Hal ini berarti pemeriksa BPK RI mempunyai tingkat keyakinan atas pemeriksaan yang akan dilaksanakan dan opini yang akan diberikan berkisar 95%. Nilai AAR digunakan untuk
Oleh : Indria Syzinia
Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) meru-
pakan tugas rutin BPK RI Perwakilan Provinsi Riau sebagai manda-
tory UU No. 17 Tahun 2003 dan UU No. 15 Tahun 2004
Landscape : Masjid Agung An-Nur Riau
HAHA...HIHI…
Perbincangan di salah satu sudut ruangan satlantas kota “S”, setelah menerima kartu SIM dari petugas. S: “terima kasih pak, tapi...?” P: “lho kenapa sedih mbak...?” S: “kok nilai saya C pak...?” P: “ nilai apaan mbak...?” S: “ ini tertulis huruf C pak” P: (baca data) ”mbak, SIM C untuk kendaraan roda 2 yaaaaa...”
Di dalam sebuah bus, si Q merasa terganggu dengan penumpang disebelahnya. Q: “Maaf, bapak dari tadi merokok terus” (sampai terbatuk-batuk) B: “lho emang kenapa...?” (sambil tetap cuek) Q: “asapnya pak, lagian bahaya, gak takut mati apa...?” B: “tenang aja, ntar klo mati saya nyalain lagi, kan saya bawa korek” Seorang pembeli marah-marah di sebuah warung makan. X : “bang, pokoknya saya ga mau bayar” Y : “lho Anda makan di sini, ya mesti bayar!” X : “bayar gimana, abang ini sudah tipu saya!” Y : “tipu bagaimana...?” X : “tadi abang bilang jual soto ayam, tapi kok ga ada ayamnya” Y : “emangnya kalau Anda beli jambu monyet, ada monyetnya?!”
penghitungan materialitas awal tingkat laporan keuangan (Planning Materiality) dengan menggunakan 6 indikator, yai-tu opini tahun sebelumnya, hasil pemeriksaan sebe-lumnya, efektivitas tindak lanjut, integritas personil kunci, efektivitas SPI dan potensi adanya kecurangan (fraud). Dengan menggunakan 6 indi-kator tersebut, maka nilai PM akan berkisar dari 0,5% sd 5%. Dasar penetapan materialitas awal tingkat LK adalah total realisasi belanja (sebelum di-audit). Setelah didapatkan nilai
materialitas awal tingkat LK, maka pemeriksa dapat menetapkan ma-terialitas awal tingkat akun (TE). Alokasi materiali-tas pada setiap akun (TE) dil-akukan dengan
tujuan untuk menentukan aku-n/kelompok akun dalam LK yang memerlukan tambahan prosedur pemeriksaan dan untuk memastikan adanya kemungkinan salah saji yang material yang berasal dari penggabungan salah saji yang jumlahnya kecil dari materiali-tas awal. Kedua adalah peeriksaan ber-basis resiko. Dalam pemerik-saan ini, pemeriksa harus me-mahami dan dapat menilai resiko yang terjadi pada core bisnis pemerintah daerah, se-hingga dapat diketahui siklus atau akun mana yang mempu-nyai tingkat resiko tinggi dalam penyajian pada LK. Setelah itu pemeriksa dapat menetapkan Detection Risk (DR) atau resi-ko yang menyatakan ketid-akmampuan pemeriksa mendeteksi salah saji material. Resiko ini muncul karena adanya ketidakpastian pada saat pemeriksa tidak memerik-sa 100% saldo akun atau transaksi yang ada. Berdasar-kan tingkat DR inilah pemerik-sa menetapkan jumlah sam-pling (uji petik) atas akun yang
beresiko tadi. DR dan jumlah sampling mempunyai hubungan terbalik, jika DR tinggi (high), maka bukti pemeriksaan yang di-rencanakan rendah (low) atau pengujian hanya sedikit, dan sebaliknya. Namun penerapan tersebut masih bersifat kuanti-tatif, sedangkan dalam ilmu auditing seorang pemeriksa juga perlu mempertimbangkan professional judgment. Profes-sional judgment seorang pemeriksa sangat ditentukan oleh pengetahuan dan pen-galaman si pemeriksa terse-but. Ketiga adalah skeptisisme profesional. Pada saat me-mahami core bisnis pemda, pemeriksa harus menerapkan skeptisisme profesional yang diantaranya:
Tidak menerima begitu saja
atas informasi yang didapat;
Menguji lagi atas kesahihan
bukti yang diperoleh;
Mewaspadai bukti yang kon-
tradiktif;
Mempertanyakan kehanda-
lan dokumen, informasi dan jawaban atas suatu pertan-yaan yang disam–paikan kepada pihak terperiksa.
Keempat adalah perumusan opini. Untuk perumusan opini (bab 9), pemeriksaan LKPD TA 2012 kali ini lebih diharap-kan pertimbangan kualitatif, daripada kuantitatif (50% dari tingkat materialitas LK). Selain itu, materialitas awal tingkat LK yang ditentukan pada tahap perencanaan dapat direvisi pada saat perumusan opini, setelah memperhatikan be-berapa indikator dari 6 indi-kator awal, sehingga akan diperoleh materialitas tingkat LK. Opini selain berdasarkan pertimbangan kuantitatif (50% dari tingkat materialitas LK), juga diperhatikan pertim-bangan kualitatif dengan pen-dekatan perpasivness ter-hadap LK secara menyeluruh. Penjelasan detail ada di Buku Panduan Pemeriksaan LKPD edisi 2013
“Professional Judgment
seorang pemeriksa sa-
ngat ditentukan oleh pe-
ngetahuan si pemeriksa
Mesjid Agung An Nur berdiri tanggal 27 Rajab 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 1968, Masjid Agung An-Nur diresmikan oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau waktu itu dan tahun 2000 pada masa gubernur Saleh Djasit mesjid ini direnovasi secara besar-besaran sehinnga tampak sep-erti saat ini. Dari pem-bangunan tahun 2000 tersebut luas lahan masjid ini ber-tambah tiga kali lipat dari sebe-lumnya yang hanya seluas 4 hektar menjadi 12.6 hektar. Masjid Agung An-Nur Riau di Pekanbaru ini disebut sebagai
Taj Mahalnya propinsi Riau. Bila kita amati arsitektural masjid Agung An-Nur memang memiliki beberapa kesamaan dengan Taj Mahal. Arsitektur Masjid ini dirancang oleh Ir. Roseno dengan ukuran 50 X 50 m yang terletak dalam satu pekarangan yang luasnya 400 X 200 m. Kapasitas masjid dapat men-ampung sekitar 4.500 orang jamaah. Bangunan masjid terdiri dari tiga tingkat. Tingkat atas digunakan untuk sholat, dan tingkat bawah untuk kan-tor dan ruang pertemuan.
Masjid ini mempunyai tiga buah tangga. Di bagian atas terdiri dari 13 buah pintu dan bagian bawah terdiri dari 4 buah pintu dan mempunyai kamar-kamar yang besar dan sebuah aula. Selain itu, masjid Agung An Nur juga dilengkapi oleh bermacam fasilitas seperti pendidikan mulai dari playgrup, TK, SD, SMP & SMA, per-pustakaan yang lengkap dan fasiltas lain seperti aula dan ruang pertemuan, ruang kelas dan ruang ruang kantor. sumber: wikipedia
Catatan Diklat : Keprotokolan
Dalam UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan yang baru ini, pengertian keprotokolan adalah “serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat”. Secara jelas, disebutkan pada pasal 3 UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan, bahwa Pengaturan Keprotokolan bertujuan untuk: a. memberikan penghormatan kepada Pejabat
Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan masyarakat;
b. memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara
Resume Kliping
Haluan Riau, Rabu 9Jan-13 DPRD Desak Pemko Tin-daklanjuti Temuan BPK Pemerintah Kota Dumai diminta
menindaklanjuti Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) RI
Perwakilan Riau terkait kelebihan
bayar pada sejumlah proyek sejak
tahun anggaran 2007 silam.
Riau Pos, Rabu 27-Feb-13 Pemkab Targetkan Predikat WTP Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu menargetkan pada tahun ini, Rohul harus meraih predikat opini Wajar Tanpa Pen-gecualian (WTP). Untuk mencapai target tersebut, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diminta membenahi sistem penge-loaan keuangan daerah. Haluan Riau, Rabu 27-Mar-13 (Pertama di Riau) Kuansing Se-rahkan Laporan Keuangan 2012 Pemkab Kuansing merupakan kabupaten/kota se-Riau pertama yang menyerahkan Laporan Keu-angan Pemerintah Daerah ang-garan 2012 ke BPK RI Perwakilan Riau. Karena itu BPK member apresiasi kepada Bupati dan jaja-ran Pemkab Kuansing atas keber-hasilan melaporkan keuangan tepat waktu sesuai agenda yang telah ada. Riau Pos, Jum’at 29-Mar-13 BPK Periksa Laporan SKPD Terhitung Rabu (3/4) pekan de-pan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Riau mulai melakukan pemeriksaan terkait laporan seluruh dokumen Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Hal ini berdasarkan entry briefing terkait pemeriksaan penggunaan keu-angan daerah 2012.
nasional maupun internasional; dan c. menciptakan hubungan baik dalam tata
pergaulan antarbangsa.
Landasan Hukum sebagai sumber-sumber Protokol, meliputi Konvensi Internasional
(Konvensi Wina 1961 dan 1963); UUD’45; UU No. 8 tahun 1987 tentang Protokol ; UU No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri ; UU No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional; Keppres No. 32 tahun 1971 tentang Kepala Protokol Negara; Kepmenlu SK 053/05/II/2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Luar Negeri; Tradisi, adat-istiadat dan kebiasaan setempat; Azas timbal-balik; serta Logika Umum Tugas Perwakilan dalam persiapan kunjungan adalah membentuk kepanitian, mengadakan rapat, menyusun rencana kegiatan, berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait, dan penjajagan susunan acara kunjungan baik acara resmi maupun acara tambahannya serta meninjau tempat – tempat acara. Dalam keprotokolan juga mengatur tentang sopan santun dan etika dalam pergaulan internasional. (tata)
2 7
Redaksi menerima artikel, tulisan, cerita lucu, foto serta saran dan kritik dari rekan-rekan. Artikel, tulisan, cerita lucu, foto serta saran dan kritik dapat disampaikan ke Sub-bagian Hukum dan Humas. Lt. 1 ext 107 dan 108
Sumbangan Pemikiran : KKP = Kumpulan Kertas Photocopy-an???
Kesadaran akan pentingnya KKP ini perlu ditumbuhkan dan dibiasakan dalam setiap rangkaian proses pemeriksaan sehingga tidak lagi dijumpai adanya KKP yang belum dibu-at, tidak lengkap ataupun hilang. Ketrampilan menyusun KKP merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dan wajib dimiliki oleh setiap pemeriksa. Melalui KKP akan diketahui apakah pemeriksaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar pemeriksaan atau tidak?. Hal ini bukan be-rarti bahwa KKP merupakan satu-satunya dasar yang menentukan kualitas pemerik-saan, tetapi KKP merupakan salah satu faktor penentu yang penting. KKP adalah catatan yang diselenggarakan oleh pemerik-sa tentang prosedur pemerik-saan yang dilaksanakan, pen-gujian yang dilakukan, informa-si yang diperoleh serta kes-impulan yang dibuat sehub-ungan dengan penugasan pemeriksaan. KKP berfungsi untuk me-nyediakan penunjang utama bagi LHP, membantu pemerik-sa dalam pelaksa-naan dan supervisi pemeriksaan, men-jadi bahan penilaian atas kualitas pemeriksa dan pemeriksaan serta menyediakan data dan infor-masi bagi kelanjutan pemerik-saan dan perencanaan pemeriksaan berikutnya. Agar dapat berfungsi dengan baik, pembuatan KKP harus memenuhi persyaratan yaitu cukup, kompeten, relevan, akurat atau tepat, lengkap,
Pada setiap kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh
BPK, Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) merupakan ba-
gian yang tidak terpisahkan. Namun seringkali proses
penyusunan KKP dianggap membosankan, merepot-
kan dan menambah beban pekerjaan pemeriksa.
TAHUKAH ANDA ?
PEJABAT PENGELOLA INFOR-MASI DAN DOKUMENTASI (PPID)
Pada tahun 2012, BPK RI telah
berhasil menjadi peringkat ke 4
sebagai Badan Publik Terbaik
dalam Keterbukaan Informasi
Publik untuk Tingkat Kementeri-
an dan Lembaga. Penghargaan
ini merupakan prestasi tersendiri
bagi BPK RI, karena Pejabat
Pengelola Informasi dan Doku-
mentasi (PPID) di BPK RI baru
berjalan satu tahun.
Perwakilan Provinsi Riau telah
memiliki PPID sejak tahun 2012,
yang dibentuk melalui Keputusan
Kepala Perwakilan. Pemben-
tukan PPID merupakan
kewajiban bagi setiap Badan
Publik, sebagaimana diamanat-
kan dalam Pasal 21 Peraturan
Pemerintah Nomor 61 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Un-
dang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Infor-
masi Publik.
Sebenarnya yang dimaksud
dengan PPID hanya merujuk
kepada satu jabatan saja, namun
dibantu oleh Pejabat Pembantu
PPID, sesuai dengan bidang
kerjanya masing-masing. PPID
dan Pejabat Pembantu PPID
harus selalu meminta pertim-
bangan dari Pejabat Pertim-
bangan Pelayanan Informasi
Publik, dan bertanggung jawab
kepada Atasan PPID.
PPID beserta seluruh anggota
tim sebagaimana tercantum di
atas, memiliki tugas utama untuk
menjamin ketersediaan informasi
publik, yang meliputi: 1) Informa-
si yang wajib disediakan dan
diumumkan secara berkala; 2)
Informasi yang wajib tersedia
setiap saat; dan 3) Informasi
terbuka lainnya yang diminta
Pemohon Informasi Publik, ter-
masuk melakukan penghitaman
atau pengaburan informasi yang
dikecualikan beserta alasannya.
Ruang PIK berada di lt.1
Buka Senin – Jumat
Jelajah Riau : Menyusuri Pantai Bengkalis
LIBRARY CORNER
Buku Baru
Bagi Benny, tidak ada tempat
dan orang yang aman dari
kesialan. Namun di tangan
Benny, kesialan itu malah men-
jadi bahan kartun yang orisinal
dan mengejutkan. “100
Peristiwa yang Bisa Menimpa
Anda” mengajak kita untuk
menertawakan kesialan yang
barangkali pernah kita alami.
Dan memang setelah membaca
halaman demi halaman, banyak
peristiwa yang digambarkan
sangat bisa dan pernah terjadi
kepada kita.
Buku “30 Menu untuk 1 Bulan”
karya Sisca Soewitomo ini
memuat 210 resep hidangan
yang tersusun untuk sarapan
pagi, makan siang, makan
malam, dan hidangan selingan
dalam bentuk menu harian
lengkap selama 30 hari. Jadi,
jika Anda termasuk orang yang
mengalami kesulitan dalam
menyusun menu harian, buku
ini adalah buku yang tepat bagi
Anda.
Jika Anda adalah seorang
pemula yang baru mulai terjun
ke dapur, Anda bisa
menggunakan buku ini sebagai
panduan. Agar hasilnya lebih
memuaskan, sebaiknya terlebih
dulu ikuti resep sebagaimana
tertulis dalam buku. Jika Anda
sudah lebih mahir, Anda dapat
memadupadankan resep-resep
yang ada sehingga
menghasilkan resep yang
sesuai dengan selera keluarga.
peminjaman dapat menghubungi :
PERPUSTAKAAN
Lt. 1 ext 108
(Buka Senin – Jumat, jam kerja)
Wilayah Kabupaten Bengkalis
mencakup daratan bagian timur
Pulau Sumatera dan wilayah kepu-
lauan dengan dua pulau
terbesarnya yaitu Pulau Bengkalis
dan Pulau Rupat. Pusat
pemerintahannya berada di Pulau
Bengkalis yang terpisah dengan
Pulau Sumatera. Pulau ini terletak
di muara Sungai Siak. Dari Pek-
anbaru, Pulau Bengkalis dapat
dicapai melalui jalur darat menuju
Sungai Pakning, kemudian me-
nyeberang menggunakan Kapal
RORO di Pelabuhan Sungai Pak-
ning atau melalui Sungai Siak dari
Pelabuhan Sungai Duku di Pek-
anbaru dengan waktu tempuh
sekitar 4 jam.
Tempat wisata yang terkenal di
Pulau Bengkalis antara lain Pantai
Bengkalis dan Pantai Selat Baru.
Pantai Bengkalis terletak di sebe-
lah barat Pulau Bengkalis dan
terletak di pusat kota Bengkalis
bersebelahan dengan Pelabuhan
Bandar Sri Laksamana Pantai ini
berhadapan dengan Pulau Su-
matera dan merupakan tempat
nongkrong bagi warga sekitar. Di
pantai ini terdapat turap penahan
gelombang dari batu dan lampu
yang berjejeran sepanjang pantai.
Pulau Rupat juga memiliki pantai
indah yang terletak di Kecamatan
Rupat Utara. Kecamatan ini dapat
ditempuh dari Dumai dalam waktu
sekitar 2 jam. Hanya ada dua kali
penyeberangan ke Rupat Utara
tiap harinya, yaitu pada pukul 10
pagi dan 2 siang. Pantai ini mem-
iliki pasir putih yang membentang
sepanjang kurang lebih 13 km.
Pantai tersebut masuk ke wilayah
Teluk Rhu dan Tanjung Punak.
Kawasan ini wacananya akan
dijadikan resort wisata lengkap
dengan fasilitasnya seperti cot-
tage, sarana wisata pantai, sarana
wisata bahari, dan lain-lain, tetapi
sampai sekarang belum ada
perkembangan akan hal tersebut.
Oleh : Normas Andi Ahmad
KUIS : TEBAK NAMA
Tebak nama lengkap karyawan BPK yang
gambarnya di bawah ini.
Jawaban dikirim ke Subag Hukum dan Humas pal-
ing lambat 30 Juni 2013. Lima jawaban yang benar
akan mendapatkan hadiah menarik dari redaksi.
1
2
3
ringkas, jelas dan informatif, sistematis, rapi, bersih, aman dan mudah diakses. Idealnya KKP disusun oleh tim pemeriksa ketika berada di lapangan dan bukan di kantor. Penyusunan KKP di lapangan sangat bermanfaat, karena dapat segera melengkapi data pendukung yang dianggap kurang. Namun karena ban-yaknya beban pekerjaan sela-ma pemeriksaan, sebagian KKP terkadang disusun di kan-tor. Dalam kegiatan pemeriksaan di BPK, KKP diklasifikasikan dalam 3 kelompok indeks yai-tu : Indeks A : catatan dan/atau hasil pekerjaan pada tahap perencanaan pemeriksaan, misalnya Surat Tugas, P2 dan Program Kerja Perorangan (PKP). Indeks B : catatan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa serta bukti-bukti pendukung yang diperoleh dalam tahap pelaksanaan pemeriksaan yang menghasilkan simpulan dan/atau temuan pemeriksaan,
misalnya untuk pemeriksaan laporan keu-angan, misal-nya lead schedule, sup-porting sched-ule dll. Indeks C : cata-tan dan/atau hasil pekerjaan pemeriksa da-
lam tahap pelaporan pemerik-saan, misalnya surat pengan-tar penyampaian LHP, surat representasi manajemen, LHP, tanggapan entitas dll. Setelah KKP disusun, KKP akan direviu oleh ketua tim, pengendali teknis dan pe-nanggung jawab. Selanjutnya
KKP diserahkan kepada pem-beri tugas/ pejabat pengelola KKP. KKP tidak seharusnya disimpan oleh tim pemeriksa sampai jangka waktu tak terbatas sehingga hanya tim tersebut yang mengetahui keberadaan KKP tersebut. Sementara itu, untuk pemin-jaman KKP juga harus melalui mekanisme yang berlaku. Peminjaman KKP dilakukan secara tertulis melalui nota peminjaman kepada pejabat pengelola KKP. Hal ini untuk mencegah adanya KKP yang tiba-tiba hilang dan rusak. Sebagai upaya untuk memacu pemeriksa agar menyusun KKP dengan baik, benar dan sesuai aturan yang berlaku, dapat diadakan semacam kompetisi penyusunan KKP. Penilaiannya didasarkan atas kelengkapan, kebenaran, kera-pian serta ketepatan penyusu-nan KKP. Tim pemeriksa yang memenangkan kompetisi ter-sebut akan mendapatkan had-iah atau penghargaan. Apabila hanya dilihat dan diba-yangkan, rangkaian kegiatan penyusunan KKP seakan tera-sa berat dan menambah beban pemeriksa. Namun apa-bila dilaksanakan sesuai prosedur, hal tersebut akan menguntungkan dan memper-mudah pekerjaan pemeriksa. Sehingga pada akhirnya KKP dapat mempunyai peran yang penting dalam pelaksanaan pemeriksaan dan menentukan kualitas hasil pemeriksaan, sehingga KKP bukan hanya sekedar “Kumpulan Kertas Photocopy-an”.
mari kita membiasakan yang benar
dan bukan membenarkan kebiasaan
Oleh : Niken Ari Astuti
Sebagai upaya untuk
memacu pemeriksa agar
menyusun KKP dengan
baik, benar dan sesuai
aturan yang berlaku,
dapat diadakan
semacam kompetisi
penyusunan KKP
Keterangan
gambar :
1. Pantai di
kawasan
Teluk Rhu
2. Pantai
Selat Baru
3. Senja di
Bengkalis
1 2
3 4
JAWABAN KUIS Edisi IV/2012 :
Menurun: Mendatar: 2. Hasan 1. Rusli 3. Dani 3. Delvi 4. Saleh 6. Fahri 5. Erfin 8. Afita 7. Hanafianto 9. Dadan
PEMENANG KUIS : ZULAEDAH—RUDI.SUANTO—HABIBI—
MIRA.MIRAZA—DANI.INDRA
Hadiah diambil di Subag Hukum& Humas
6 3
SEGMEN : MUTASI DAN ANCAMAN GEGAR BUDAYA
Menurut kamus Bahasa Indo-
nesia, mutasi berarti peru-
bahan posisi/ jabatan/ tempat/
pekerjaan yang dilakukan baik
secara vertikal maupun hori-
zontal di dalam suatu organ-
isasi. Secara positif, mutasi
kerap dilakukan oleh organ-
isasi dengan tujuan untuk
meningkatkan produktivitas
kerja, menciptakan keseim-
bangan, memperluas wawasan
atau menghilangkan rasa bo-
san. Namun, dari sisi negatif
apabila tidak dilakukan per-
siapan yang matang atau
aturan yang jelas, mutasi
dapat mengantar seseorang
untuk mengalami gegar bu-
daya.
Gegar Budaya atau dalam
bahasa lain disebut sebagai
Cultural Shock kerap dialami
oleh seseorang yang mengala-
mi mutasi atau perpindahan
dari suatu tempat dan budaya
yang baru. Gegar budaya
memiliki efek, jangka waktu
dan tingkat kesulitan yang ber-
beda pada tiap orang.
Ada beberapa tahap dalam
gegar budaya , yaitu :
“Honeymoon”: tahap saat
seseorang merasa gembira
atas hal – hal
baru yang diala-
mi.
“Frustration”:
tahap saat
seseorang me-
rasa homesick
dan merasa
rindu ingin pulang, pada saat
yang sama budaya – budaya
baru pada tingkat tertentu tera-
sa menjengkelkan Pada tahap
ini, beberapa orang merasa
Culture shock is the personal disorientation a person may feel when experiencing an unfamiliar way of life due to immigration or a visit to a new country, or to a move between social environments. (John Macionis and Linda Gerber)
UCAPAN SELAMAT
Selamat menempuh hidup baru
Semoga menjadi keluarga Sakinah Mawaddah
Warrohmah
M. Bima Aditya &
Delvi Olimpia (25 Jan 13)
Selamat atas kelahiran
putrinya semoga menjadi anak yang
shaleha
Muhafiza Azzahra Sulaiman (19 Jan 13)
Putri dari Fahriyani &
Sulaiman
Selamat atas kelahiran putranya
semoga menjadi anak yang shaleh
Razza Sakhi Putra ( 1 Feb 13)
Putra dari Novid Mahyudin &
Nike Astrid Setya Putri
KILAS PERWAKILAN : Januari - Maret 2013
Sejumlah pegawai BPK RI Perwakilan Provinsi Riau mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) INTOSAINT di Ruang Auditorium Kantor Perwakilan selama dua hari, yaitu tanggal 19 s.d. 20 maret 2013. Acara dibuka oleh Kepala Perwakilan, dan menghadirkan pembicara Kepala Sub Auditorat I.B.1 pada Auditorat I.B, Najmatuzzahrah didampingi oleh tim dari Itama yaitu Karinu Aji Wira Kusuma dan Imammudin Achmad.
Selasa , 26 Maret 2013 : Gubernur Riau, H. M. Rusli Zainal menye-rahkan Laporan
Keuangan Pemprov Riau kepada Kepala Perwakilan BPK RI Provinsi Riau, Drs. Widiyatmantoro. Selasa, 23 Maret 2013 : Bupati Kuantan Singingi menye-rahkan Laporan Keuangan Tahun Anggaran
2012 kepada Kepala Perwaki-lan BPK RI Provinsi Riau. Ka-bupaten Kuantan Singingi merupakan kabupaten per-tama di Riau yang menye-rahkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). 25 s.d. 27 Maret 2013 : Diklat Risk Based Audit (RBA) di Auditorium perwakilan dengan Dwi Amalia Sari, S.E., MBA., Ak sebagai pembicara. Jum’at, 1 Februari 2013 : Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Belanja Modal TA 2011 dan 2012 (Triwulan III) Kabupaten Bengkalis. 9 & 15 Januari 2013 : Gebyar HUT BPK RI dan Fam-ily Gathering BPK RI
sangat kesepian karena tak
kunjung mampu beradaptasi
dengan lingkungan atau orang
– orang baru yang ditemui.
“Understanding atau Adjust-
ment”: tahap saat seseorang
mulai merasa lebih mampu
berasimilasi terhadap budaya
baru.
Ada tiga tipe individu yang
akan dihasilkan pada tahap
ini :
“Rejectors” adalah orang
merasa tidak sanggup
menerima dan melebur
dengan budaya baru. Mere-
ka mengisolasi diri dari
penduduk lokal dan cender-
ung tidak menyukai serta
melihat bahwa “pulang kam-
pung” adalah satu – satunya
jalan keluar. Tipe ini nant-
inya akan mengalami kesu-
litan untuk beradaptasi
saat kembali ke daerah
asal.
“Adopters” adalah orang
yang benar – benar mampu
melebur dengan penduduk
lokal, bahkan merasa dirinya
adalah bagian dari mereka
sehingga –terkadang- ke-
hilangan identitas asli.
“Cosmopolitan” : adalah
orang yang memandang
positif dan mengadopsi
sebagian aspek-aspek
dari budaya yang baru
sekaligus tetap mem-
pertahankan budaya
asalnya sehingga
menghasilkan
perpaduan budaya
yang unik.
“Acclimation”: Tahap saat
seseorang mulai membangun
rutinitas dan menyeimbangkan
diri dengan budaya baru lalu
akhirnya memiliki perasaan
bahwa semua baik – baik saja.
Pada organisasi tertentu, mu-
tasi kerap tak dapat dihindari
dan menjadi sebuah sistem
terpadu yang mengharuskan
anggota organisasi untuk men-
galaminya.
Melihat beberapa efek negatif
yang mungkin timbul bagi indi-
vidu yang tidak mampu
mengatasi gegar budaya yang
dialaminya, berikut ini ada be-
berapa hal yang dapat dil-
akukan agar seseorang dapat
berdamai dengan gegar bu-
daya.
Berdamai dengan Gegar Bu-
daya :
Kenali tahap – tahap dalam
gegar budaya
Pelajari budaya baru yang
akan dihadapi sebelum pin-
dah dan saat berada di tem-
pat yang baru
Usahakan untuk tidak me-
nyinggung atau tersinggung
atas aspek – aspek atau
orang dari budaya yang baru
Ambil waktu untuk istirahat
dan memulihkan diri, bisa
dengan mencari aktivitas
yang kita sukai atau mencari
orang – orang dari daerah
asal yang sama.
Sadari bahwa setelah be-
berapa waktu kita akan terbi-
asa, dan bahkan -mungkin-
justru akan mengalami gegar
budaya saat kembali ke dae-
rah asal.
Bagaimanapun perlu dipahami
bahwa ketika seseorang mam-
pu melewati tahap gegar buda-
yanya dengan baik, mereka
akan kembali ke daerah asal
dengan banyak pengalaman,
pandangan dan pemahaman
Kamis, 10 Januari 2013 : Anggota IV BPK RI, Dr. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum., melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Riau. Dalam Kunjungan Kerja ini, Anggota IV BPK RI melakukan serangkaian kegiatan, yaitu Kuliah Umum di Universitas Riau (UR) dan Penanaman Pohon di area Stadion Utama Riau. Jumat, 4 Januari 2013 : Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan Terinci atas Kinerja Pendidikan Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2011 dan 2012 pada Dinas Pendidikan Kabupaten Siak di Siak Sri Indrapura. Rabu, 9 Januari 2013 : Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Pemanfaatan Aset Tetap Pemerintah Kota Pekanbaru. Senin, 14 Januari 2013 : Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kinerja Penyelenggaraan Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2011 – Semester I 2012.
4 5
GEBYAR HUT BPK RI KE -66