lampiran tabel. kemampuan ideal yang diperlukan masyarakat ...€¦ · penggantian bahan atap atau...
TRANSCRIPT
105
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.
Tabel. Kemampuan ideal yang diperlukan masyarakat maupun
individu untuk menghadapi dan mengatasi berbagai bentuk
dampak perubahan iklim.
Aspek Perkiraan kemampuan ideal yang diperlukan
(benchmark)
Manusia a. Masyarakat yang siaga dan dapat melakukan
upaya perlindungan dan penyelamatan diri, dan
harta milik dan sumber penghidupan (ternak,
sawah dan lainnya) pada saat dan segera sesudah
cuaca buruk berlangsung
b. Sejumlah anggota masyarakat memiliki
kemampuan untuk memimpin masyarakat
keseluruhan melakukan kegiatan antisipasi dan
penyelamatan diri, harta milik dan sumber
penghidupan
Sosial
Budaya
a. Masyarakat memiliki pengetahuan pola musim
dan mengamati tanda-tanda alam datangnya
gangguan cuaca buruk untuk kegiatan sumber
penghidupannya (melaut, budidaya, dan lainnya).
b. Memiliki kemampuan untuk menentukan dan
menyesuaikan waktu melaut dan atau kegiatan
mata pencarian lain (budidaya atau lainnya)
dengan tepat di tengah situasi iklim yang berubah
dan ekstrim
c. Memiliki budaya, aturan dan praktek
mempertahankan dan melindungi lingkungan dan
sumberdaya alam pesisir dan laut (bakau, terumbu
karang, lamun, rawa, bantaran sungai)
Petani Menyiasati Musim Adaptasi Petani Padi Menghadapi Genangan Air Pada Puncak Hujan
106
d Masyarakat yang memberikan kesempatan bagi
perempuan untuk terlibat dalam kegiatan
penghidupan keluarga dan kegiatan sosial
masyarakat
e. Memiliki budaya gotong royong yang melibatkan
segenap anggota masyarakat dalam
menyelesaikan masalah di desa
f. Memiliki budaya mandiri dan pengalaman untuk
menyelesaikan dampak gangguan iklim
g. Masyarakat yang terbiasa berperan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
h Masyarakat terbiasa membangun hubungan
dengan pihak luar (LSM, atau swasta, perguruan
tinggi, masyarakat desa tetangga) untuk
mendapatkan informasi dan penyelesaian atas
masalah iklim yang dihadapi masyarakat
i. Tersedia kelembagaan, alat komunikasi, sarana
dan sumberdaya manusia untuk melakukan
pemantauan keselamatan kerja (melaut dan
budidaya) dan upaya penyelamatan, minimal pada
periode cuaca buruk, yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan atau/ Pemerintah.
Ekonomi a. Masyarakat memiliki sumber penghidupan yang
beragam (lebih dari satu mata pencarian)
sepanjang tahun di luar kegiatan melaut
b. Anggota keluarga (istri, anak) terlibat aktif dalam
mendukung penghidupan (mata pencarian lain)
c. Kegiatan penghidupan mampu memenuhi
kebutuhan pokok keluarga, pendidikan dan biaya
kesehatan serta memiliki tabungan untuk
Lampiran
107
memenuhi kebutuhan selama masa paceklik atau
gangguan musim berlangsung
d. Sumber penghidupan dilakukan dengan cara yang
ramah lingkungan dan tidak menimbulkan
masalah sosial baru
Teknis dan Keuangan
a. Kapasitas kapal dan keragaman alat tangkap
memungkinkan nelayan melaut sepanjang musim
dengan aman dan hasil mencukupi
b. Metode, sarana dan alat memungkinkan
masyarakat melakukan kegiatan budidaya
(perikanan atau pertanian) dan usaha lain
sepanjang musim dengan hasil memadai.
c. Tempat tinggal maupun fasilitas umum
masyarakat dan desa dibangun dengan desain dan
bahan yang dapat bertahan dengan perubahan
iklim yang bertahap (kenaikan muka laut, erosi
pantai, rob atau penurunan permukaan tanah)
atau bahaya iklim yang berlangsung cepat (banjir
bandang, angin kencang dan gelombang) serta
dapat dengan mudah dan murah dilakukan
penyesuaian (terhadap tinggi lantai, atau
penggantian bahan atap atau dinding).
d. Terdapat lembaga keuangan atau sumber lain
yang memberikan pinjaman (kredit) dengan
bunga wajar dan persyaratan mudah dan cepat
untuk keperluan melaksanakan kegiatan
mendukung penghidupan dan mengembangkan
usaha
Lingkung-
an
a. Ekosistem pesisir dan laut yang beragam dan sehat
memberikan sumber penghidupan (mata
Petani Menyiasati Musim Adaptasi Petani Padi Menghadapi Genangan Air Pada Puncak Hujan
108
pencarian) yang beragam pada masyarakat
b. Lingkungan bermukim yang bersih, bebas
pencemaran atau sumber penyakit (malaria, DBD,
diare dan lainnya) serta memberikan air yang
bersih dan memadai.
c. Lingkungan melaut yang memberikan
keselamatan bagi nelayan (jauh dari karang dan
terdapat daratan atau pulau kecil untuk bersandar
saat cuaca buruk)
d. Masyarakat melakukan perlindungan dan
pemulihan kualitas ekosistem pesisir dan laut
yang sensitive dan terganggu
e. Bentang alam untuk lokasi evakuasi dan
bermukim sementara yang aman dan mudah
dijangkau disekitar pemukiman pada saat bencana
iklim berlangsung
Infrastruk-
tur
a Infrastruktur penting, diantaranya jalan, fasilitas
air dan listrik, tidak terkena dampak gangguan
iklim dan tetap berfungsi pada saat gangguan
iklim ekstrim berlangsung
b. Tersedia infrastruktur dasar untuk mengurangi
gangguan iklim dan cuaca esktrim di pesisir
(sistem peringatan dini, pintu dam dan saluran
pengatur air dalam desa, tempat sandaran perahu
yang terlindung ombak dan banjir besar, atau
lainnya)
c. Tersedia sarana dasar untuk evakuasi dan rumah
singgah sementara tersedia (obat-obatan dan alat
kesehatan, sarana air minum darurat)
Dukungan
Pihak Luar
Kebijakan dan Rencana
a. Terdapat rencana adaptasi perubahan iklim dan
Lampiran
109
bencana terkait iklim yang dibahas Pemerintah
bersama masyarakat
b. Terdapat kebijakan dan bantuan langsung
Pemerintah kepada masyarakat pesisir paling
rentan saat cuaca esktrim sedang berlangsung
c. Terdapat asuransi kecelakaaan di laut yang dapat
diperoleh (klaim) nelayan dengan mudah, jelas
dan jumlahnya memadai
d. Ada rencana darurat untuk bencana iklim paling
buruk yang mungkin terjadi di desa ini.
Program dan Bantuan
a. Penyuluh lapangan melakukan kunjungan
berkala, memberikan masukan teknis membantu
masyarakat pesisir dalam mengelola sumber
penghidupan (melaut, budidaya atau lainnya).
b Penguatan kapasitas kelembagaan, ekonomi dan
keterampilan masyarakat dilakukan oleh
Pemerintah daerah maupun organisasi masyarakat
sipil atau swasta
c. Program pengurangan resiko bencana dan
pemulihan lingkungan berlangsung (oleh
masyarakat, Pemerintah Desa maupun dengan
dukungan organisasi masyarakat sipil atau swasta )
d. Tersedia program pemantauan dan pencegahan
masalah kesehatan yang berhubungan dengan
iklim (malaria, DBD,diare) terutama pada
menjelang dan saat cuaca ekstrim berlangsung
e. Perbaikan infrastruktur penting bagi masyarakat
yang terkena dampak gangguan iklim berlangsung
berkala
Petani Menyiasati Musim Adaptasi Petani Padi Menghadapi Genangan Air Pada Puncak Hujan
110
g. Teknologi dan praktek yang lebih baik dan ramah
lingkungan untuk penghidupan masyarakat
diperkenalkan secara berkelanjutan oleh
Pemerintah maupun pihak lain, diantaranya
berupa peningkatan nilai tambah produk,
pemasaran, pengendalian penyakit tanaman)
Pengetahuan Dampak Terkait Iklim Diberikan
a. Pengetahuan tentang perubahan iklim dan
bencana terkait iklim,dan strategi adaptasi
diterima dan dipahami oleh masyarakat
b. Masyarakat mengetahui sejumlah pilihan upaya
adaptasi atas dampak perubahan iklim atau cuaca
ekstrim berikut kelebihan dan kekurangan dari
tiap pilihan tersebut.
b. Analisa kerentanan masyarakat pesisir atas
dampak perubahan iklim dan bencana terkait
iklim dilaksanakan Pemerintah bersama
masyarakat di desa.
c. Masyarakat telah memiliki pengetahuan,
pelatihan, uji coba (simulasi) dan persiapan untuk
menyelamatkan diri, harta milik dan sumber
penghidupan pada saat bencana iklim berlangsung
Informasi dan Peringatan Dini
a. Informasi prakiraan cuaca harian, cuaca ekstrim
dan prakiraan musim yang diperlukan untuk
kegiatan penghidupan (melaut, budidaya atau
lainnya) dan kegiatan sosial diterima dengan
mudah dan dipahami masyarakat1
1 Informasi dapat diterima secara rutin melalui selebaran, radio, pesan singkat (SMS), atau melihat langsung dari halaman portal BMKG/KKP di internet (dapat berada di desa atau dikelola oleh Dinas atau pihak lain)
Lampiran
111
b. Sistem dan alat peringatan dini menghadapi
bahaya iklim (seperti banjir bandang, rob, dan
angin kencang). Peringatan dini dapat diterima
dengan mudah, cepat dan jelas oleh setiap anggota
masyarakat di desa segera saat bahaya iklim akan
tiba
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut
a. Berlaku penataan ruang wilayah pesisir dan laut
guna menjaga ekosistem pesisir dan laut, dan
menciptakan lingkungan bermukim yang nyaman
dan sehat dari gangguan bahaya iklim seperti
banjir atau rob
b. Berlangsung program pemantauan, perlindungan
dan pemulihan ekosistem pesisir dan laut
berlangsung
c. Berlaku aturan desa atau adat menyangkut
batasan dan sangsi bagi pemanfaatan sumberdaya
alam di pesisir dan laut dengan tujuan
pemanfaatan yang adil dan lestari
Tanggap Darurat
a. Berlaku skenario dan prosedur tanggap darurat
atas bahaya iklim yang menimbulkan bencana
beserta pembagian tugas dan peran diantara
masyarakat, Pemerintah Desa dan/atau instansi
Pemerintah Kabupaten pada masa segera setelah
kejadian berlangsung.
b. Terdapat alat dan sarana evakuasi, jalur evakuasi
yang mudah dilalui, dan lokasi rumah singgah
sementara, serta logistik pangan dan pelayanan
kesehatanyang memadai bagi masyarakat korban,
khususunya orang tua jompo, anak-anak dan
Petani Menyiasati Musim Adaptasi Petani Padi Menghadapi Genangan Air Pada Puncak Hujan
112
perempuan dengan kebutuhan yang berbeda.
c Kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi
dengan memadai saat masa berlangsungnya
gangguan iklim atau bencana.
Pemulihan Bencana
a. Masyarakat dapat segera melanjutkan upaya
penghidupan (melaut, budidaya atau lainnya)
segera setalah gangguan iklim atau bencana
mereda.
b Infrastruktur dan fasilitas masyarakat dapat
berfungsi segera setelah gangguan iklim atau
bencana mereda, diantaranya sumber air
minum,transportasi,fasilitas pendidikan dan
kesehatan, dan lainnya.
Keterangan tabel:
Indikator kemampuan pada baris dengan latar belakang tanpa
warna diperlukan untuk menghadapi dampak perubahan iklim
dengan sifat yang merusak harta milik, infrastruktur, sumber
penghidupan dan mengancam keselamatan jiwa.
Indikator kemampuan pada baris dengan latar belakang warna
abu-abu untuk menghadapi perubahan dalam jangka panjang
yang memengaruhi pola musim, masa dan jumlah curah hujan
dan kenaikan suhu dan keasaman di laut yang memiliki potensi
dampak diantaranya pada perubahan pola migrasi ikan,
komposisi ikan, pertumbuhan ikan dan benih ikan,
pertumbuhan biota laut yang terganggu (rumput laut, terumbu
karang dan lainnya).
Lampiran
113
Lampiran 2.
TAHAPAN PERSIAPAN BENIH
Tahap
Persiapan
Benih
Tahap 2
Persiapan
Lahan
Persemaian
Tahap 3
Pemupukan
Benih
Tahap 4
Persiapan
Tanam
Benih yang
dipakai petani
baturejo
menggunakan
benih hasil
panen sendiri*)
atau memakai
benih
berlabel/ beli
dari toko
pertanian**)
Tahapan
selanjutnya
benih di
rendam dalam
ember,
kebutuhan
benih petani
bautejo per ha
mencapai 40
kg, kebutuhan
sebanyak ini
di akibatkan
petani
baturejo
Lahan yang
akan di
pergunakan
untuk
pesemaian
dilakukan
pembajakan
dan di garu
sampai
berlumpur 2-3
hari sebelum
benih di sebar.
Lahan untuk
pesemaian
benih di
sesuaikan
dengan
banyaknya
benih yang
akan di sebar
sebagi contoh
benih 5 kg di
butuhkan
lahan semai 2 x
10 m atau 4 x
Pemupukan
benih dilakukan
setelah umur
benih di
pesemaian
mencapai satu
minggu, namun
pemupukannya****)
sebaiknya di
sesuaikan dengan
jadwal tanam,
langkah ini di
lakukan karena
jika benih di
tanam pada umur
15-20 hari
sebaikanya dosis
pupuk di kurangi
hal ini di lakukan
agar pada saat
benih di tanam
kandungan
pupuk yang ada
dalam benih
tersebut sudah
kurang sehingga
tanaman tak
Sebelum
tanam lahan
di bajak 15
hari sebelum
tanam jika
MT 1 model
pembajakan
di lakukan
dengan bajak
luku, tapi jika
MT 2
pembajakan
di lakukan
dengan
'blebeg' yang
digerakan
menggunakan
mesin traktor,
alat yang di
pakai memang
ada perbedaan
karena jika
MT 1 kondisi
tanah relatif
keras dan
kalau MT 2
kondisi tanah
Petani Menyiasati Musim Adaptasi Petani Padi Menghadapi Genangan Air Pada Puncak Hujan
114
memakai pola
tanam atas
dasar
keputusan
yang di
ambilnya
sendiri tanpa
tergantung
dengan
pemerintah
(25 kg/ha),
walaupun
pemerintah
juga telah
melakukan
sosialisasi
penghematan
kebutuhan
benih di
lahan***)
Setelah di
rendam
selama 24 jam
kemudian di
angkut dan di
tempatkan di
karug plastik
(zak) untuk di
bawa keluar
rumah dan di
kenakan sinar
matahari
secara
10 m
Pada saat sebar
benih lahan
harus tidak
tegenang air,
karena hal ini
akan
mengakibatkan
benih tak dapat
tumbuh
sempurna,
tetapi jika
lahan kering
akar benih
juaga tak
mampu
tumbuh
sempurna dan
akibatnya
benih akan
mati.
mudah layu,
tetapi jika benih
di tanam pada
umur 25-30 hari
maka dosis pupuk
bisa sedikit di
tambah hal ini
bertujuan agar
memudahkan
pada saat
mencabut benih
itu sendiri,di
lahan yang rawa
biasanya umur
benih sampai 36
hari atau 'selapan'
sudah
berlumpur .
Setelah di
bajak baru
ketika waktu
tanam sudah
dekat lahan
baru di garu,
biasanya
tenggang
waktu 2-3
hari sebelum
tanam.
Jika lahan
sudah di garu
dan jadwal
tanam yang di
tentukan
sudah tiba
tanam bisa di
lakuakan,
seiring
dengan
banyaknya
tenaga dari
luar wilyah
baturejo
model tanam
di lakukan
dengan sistim
borong
kedokan,
maksudnya
Lampiran
115
langsung, hal
ini bertujuan
agar ada
proses
pemansan
dalam suhu
gabah itu
sendiri,
sehinnga
proses
kecambah
dari gabah
tersebut bisa
lebih
sempurna
selama 2 hari.
Setelah
menjadi
kecambah
benih sudah
siap untuk di
semai di
pesemaian
petani tinggal
bayar sesuai
luas lahan
yang di miliki
kemudian
sudah ada
tenaga yanga
siap
mengerjakan
Biaya tanam
model
borongan per
ha Rp 750.000
Jarak tanam
pemborong
menurutu
permintaan
pemilik lahan
Catatan:
Kebanyakan umur semai petani desa Baturejo bervariasi antara 15-30
hari baik pada MT I maupun MT II, bahkan sampai lebih dari 30 hari
tergantung kondisi lahan pertaniannya.
* Hasil panen sendiri yang dimaksud adalah petani baturejo
menyisihkan sebagian hasil panen untuk di pergunakan sebagi
benih musim tanam berikutnya,tapi biasanya petani membuat
Petani Menyiasati Musim Adaptasi Petani Padi Menghadapi Genangan Air Pada Puncak Hujan
116
benih pada saat panen musim tanam ke 2, caranya dengan hasi
panen yang di anggap bagus kemudian di buang butir hampanya
(butir puso), lewat cara bermacam macam,ada di-blower ada pula
secara manual berupa di tampi, langkah ini dilakukan agar benih
yang akan di pakai memiliki kwaliatas baik (menthes).
** Benih berlabel yang di maksud adalah benih yang mempunyai
label yang di produksi oleh perusahan benih sebagai contoh benih
Ciherang, Ciboga, IR 64 dengan harga Rp. 5.500/ kg sebagai
contoh perusahan benih yang di kenal petani baturejo , Sang
Hyang Sri (SHS), Elia Tani, atau PP Kerja.
*** Petani merasa puas jika tanaman padi berwarna hijau sehingga
dalam menanam benih padi diperbanyak sehingga jika tumbuh
akan keliahatn hijau sawahnya.
**** Pemupukan dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan, pupuk
yang digunakan urea dan phonska tetapi jika petani menggunakan
model organik pemupukan diberikan dengan pupuk kandang (5
kwintal) sebelum benih disemai.