lampiran surat no.: s-04281/bei.pp3/07-2020...rincian uang muka lain-lain sebesar rp26,6 miliar...
TRANSCRIPT
-
Lampiran Surat No.: S-04281/BEI.PP3/07-2020
A. Bagian 2 (Untuk Diumumkan kepada Publik)
Terkait Laporan Realisasi Penggunaan Dana
1. Sehubungan dengan kewajiban penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana (LRPD), agar dijelaskan penyebab Perseroan melakukan 3 kali penyampaian LRPD untuk periode 31
Desember 2019, yakni pada tanggal 6 Maret 2020, 9 Maret 2020, dan 4 Juni 2020.
Perseroan melakukan 3 kali penyampaian karena ada koreksi kesalahan dan Perseroan telah
dibantu oleh pihak OJK dengan diberikan arahan dalam mengkoreksi LRPD.
2. Pada tanggal 11 Maret 2020, Perseroan memperoleh persetujuan RUPSLB untuk melakukan perubahan penggunaan dana hasil IPO, dimana nilai dana untuk pelunasan utang leasing dan
dana untuk pengembangan usaha yang disebutkan dalam berita acara RUPSLB adalah
menggunakan LRPD yang disampaikan tanggal 9 Maret 2020. Berdasarkan evaluasi Bursa atas
LRPD periode 31 Desember 2019 yang disampaikan pada tanggal 9 Maret 2020, persentase
masing-masing tujuan penggunaan dana yang disajikan dalam laporan tersebut berbeda dengan
yang disajikan dalam prospektus Perseroan. Berdasarkan berita acara RUPSLB, total dana
untuk pengembangan usaha yang telah disetujui dalam RUPSLB tanggal 11 Maret 2020 adalah
sebesar Rp229.803.093.674,00. Dengan demikian, masih terdapat sisa dana untuk pelunasan
utang leasing sebesar Rp18.190.047.696,00, sebagaimana tabel di bawah:
Sehubungan dengan hal tersebut, agar dijelaskan:
a. Rencana Perseroan atas sisa dana untuk pelunasan utang leasing sebesar Rp. 18.190.047.696,00.
Sesuai dengan hasil RUPSLB tanggal. 11 Maret 2020 sisa dana utang leasing tidak ada
pelunasan dan dialihkan ke modal kerja Perseroan.
b. Tujuan penggunaan tambahan dana untuk pengembangan usaha sebesar Rp24.080.774.887 (diperoleh dari selisih antara jumlah dana untuk pengembangan usaha yang disetujui
RUPSLB 11 Maret 2020 sebesar Rp229,8 miliar dengan dana untuk pengembangan usaha
sesuai prospektus sebesar Rp205,7 miliar).
Tujuan penggunaan tambahan dana tersebut pada pengembangan usaha dipergunakan
untuk operasional rig yang akan dibeli.
3. Berikut realisasi penggunaan dana penawaran umum berdasarkan LRPD periode 31 Desember 2019 yang disampaikan pada tanggal 4 Juni 2020:
% Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp)
Pengembangan Usaha 63,56% 205.722.318.787 71,00% 229.803.093.674
Pembelian Aset Tetap 16,74% 54.181.743.494 16,74% 54.181.743.494
Pelunasan Sebagian Utang Leasing 13,06% 42.270.822.583 5,62% 18.190.047.696
Modal Kerja 6,64% 21.491.444.253 6,64% 21.491.444.253
Total 100,00% 323.666.329.118 100,00% 323.666.329.118
Rencana Penggunaan DanaSebelum (Sesuai Prospektus) Setelah RUPSLB 11 Maret 2020
-
Berdasarkan tabel di atas, sisa dana hasil IPO yang belum direalisasikan Perseroan adalah
sebesar Rp47,99 miliar. Berdasarkan LK Auditan Perseroan per 31 Desember 2019, saldo kas
dan bank Perseroan per 31 Desember 2019 yang hanya sebesar Rp3,3 miliar.
Sehubungan dengan hal tersebut, agar dijelaskan penyebab adanya inkonsistensi antara saldo
kas dan bank Perseroan per 31 Desember 2019 yang hanya sebesar Rp3,3 miliar dengan sisa
dana hasil IPO yang belum direalisasikan Perseroan berdasarkan LRPD untuk periode per 31
Desember 2019 yakni sebesar Rp47,99 miliar.
Adanya inkonsistensi saldo Bank dan Saldo LRPD disebabkan karena dana tersebut digunakan
untuk operasi Rig dilapangan dan pembelian unit-unit supporting unit.
4. Dalam LRPD periode 31 Desember 2019 yang disampaikan pada tanggal 4 Juni 2020, Perseroan menginformasikan bahwa penempatan sisa dana sebesar Rp47,99 miliar dilakukan
dalam bentuk cek in transit kepada pihak afiliasi. Sementara itu, berdasarkan lampiran 3 dalam
surat Perseroan No. 047-C/REV/GJE/V/2020(KOREKSI) tanggal 13 Mei 2020 (yang
dilampirkan Perseroan dalam LRPD yang disampaikan tanggal 4 Juni 2020), terdapat informasi
bahwa penempatan sisa dana sebesar Rp47,99 miliar dilakukan dalam bentuk giro (post dated
check) pada PT Bank BNI dengan no. rekening 5212794019.
Sehubungan dengan hal tersebut, agar dijelaskan:
a. Penyebab adanya perbedaan informasi terkait penempatan sisa dana sebesar Rp47,99 miliar tersebut.
Dalam hal ini adanya penggunaan operasional melalui Direktur Support kerena kebutuhan
dana dilapangan lebih cepat.
b. Perbedaan antara cek in transit dan bentuk giro (post dated check), jika ada.
Cek in transit adalah cek yang diberikan oleh penerbit kepada penerima yang belum di
lakukan pencairan/ dipindah bukukan.
c. Pertimbangan Perseroan dalam melakukan penempatan sisa dana dalam bentuk tersebut.
Pertimbangan Perseroan karena dana tersebut di kas operasional di lapangan pada
Direktor Support belum dilaporkan pertanggung jawabannya.
d. Klarifikasi informasi apakah rekening giro pada PT Bank BNI dengan no. rekening 5212794019 tersebut adalah atas nama Perseroan.
Rekening Giro No. 5212794019 PT Bank BNI atas nama PT Ginting Jaya Energi Tbk
e. Dalam hal penempatan sisa dana sebesar Rp47,99 miliar dilakukan dalam bentuk bentuk cek in transit kepada pihak afiliasi, agar dijelaskan mengenai pihak afiliasi tersebut.
Pihak Afiliasi adalah Direktur PT Ginting Jaya Energi Tbk.
% Jumlah (Rp)
Pengembangan Usaha 61.79% 200,000,000,000
Pembelian Aset Tetap 16.74% 54,181,743,494
Pelunasan Sebagian Utang Leasing 0.00% -
Modal Kerja 6.64% 21,491,444,254
Total 85.17% 275,673,187,748
Sisa Dana yang Belum Direalisasikan 14.83% 47,993,141,370
KeteranganRealisasi per 31 Des 2019
-
f. Konfirmasi atas pemenuhan Perseroan terhadap ketentuan ayat (1) pasal 14 dalam POJK No. 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran
Umum, yang mewajibkan “Penempatan dana hasil Penawaran Umum yang belum
direalisasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a wajib dilakukan atas nama
Emiten.”
Perseroan sudah menempatkan dana IPO sesuai dengan nama Emiten yaitu PT Ginting
Jaya Energi Tbk.
Terkait Laporan Keuangan per 31 Desember 2019
5. Sehubungan dengan opini WDP dari Auditor Independen atas akun “Aset Tetap”, agar dijelaskan mengenai:
a. Dampak dari belum dilakukannya pengukuran aset tetap Perseroan berdasarkan nilai wajar dan/atau belum dilakukannya penilaian terhadap indikasi penurunan nilai dan estimasi
jumlah terpulihkan seluruh aset tetap Perseroan sebagaimana diwajibkan dalam PSAK No.
48 (Revisi 2017) mengenai “Penurunan Nilai Aset” terhadap besarnya Total Aktiva,
Kewajiban, Ekuitas, Laba Bruto, Laba Usaha, Laba Bersih, Laba Per Saham Perseroan per
31 Desember 2020.
Berdampak pada revaluasi terhadap aktiva tetap, kewajiban, ekuitas dan laba Bruto, laba
usaha, laba bersih, laba per saham perseroan per 31 Desember 2019.
Perseroan belum melakukan penilaian aktiva tetap karena kondisi Pademi Covid-19 dan
adanya penerapan PSBB oleh Pemerintah Daerah Sumatera Selatan termasuk diwilayah
kerja rig yang mana semua ruang gerak dibatasi untuk survey maka dari itu Perseroan
menggunakan buku penilaian aset dari KJPP Felix Sutandar dan Rekan per tanggal, 14
Mei 2019, dan untuk tahun 2020 Perseroan akan melakukan Penilaian kembali aktiva tetap
dengan tidak mengabaikan Protokol kesehatan yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah
dan Pemberi kontrak kerja.
b. Rencana dan upaya yang akan dilakukan Perseroan dalam rangka memenuhi penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2017) mengenai “Penurunan Nilai Aset” dalam penyajian “Aset
Tetap” Perseroan.
Perseroan akan memenuhi penerapan PSAK No.48 (Revisi 2017).pada tahun mendatang.
6. Sehubungan dengan opini WDP dari Auditor Independen atas akun “Beban Dibayar Di Muka dan Uang Muka”, agar dijelaskan mengenai rincian dari “Beban Dibayar Di Muka dan Uang
Muka” sebesar Rp75,4 miliar sebagaimana dimaksud Laporan Auditor Independen No.
00062/1-0122/AU.1/02/0839-1/1-VI/2020 tertanggal 22 Juni 2020.
Rincian Beban dibayar dimuka dan uang muka antaralain :
- Pembelian Tanah /Pembelian Yard Rp. 54.181.743.494,- - Uang muka lain-lain Rp. 21.238.436.039,-
7. Sehubungan dengan adanya pencatatan uang muka sebesar Rp280 miliar dalam laporan posisi keuangan Perseroan per 31 Desember 2019, agar dijelaskan:
a. Penyajian arus kas keluar untuk pembayaran uang muka tersebut dalam Laporan Arus Kas Perseroan untuk tahun 2019.
Penyajian arus kas pencatatannya berada diarus kas dari Aktivitas Operasi.
-
b. Penyebab tidak terlihatnya arus kas keluar untuk pembayaran uang muka tersebut dalam laporan arus kas untuk aktivitas investasi untuk periode tahun 2019.
Tidak tercatat sebagai arus kas investasi karena masih berupa uang muka sehingga
pencatatan dilakukan di aktivitas operasi.
8. Sehubungan dengan adanya saldo uang muka lain-lain sebesar Rp26,6 miliar, agar dijelaskan:
a. Rincian uang muka lain-lain sebesar Rp26,6 miliar tersebut.
Terdiri :
A. Uang muka Spare part supporting unit unit Rp.21,1 miliar
b. Uang muka PPN Rp. 5,3 miliar
b. Latar belakang dan nature atas transaksi pembayaran uang muka lain-lain tersebut.
Karena ada rencana pembelian rig baru maka seperti biasanya persero mempersiapkan
untuk membeli sparepart supporting unit.
c. Nama dan hubungan Perseroan dengan pihak yang menerima pembayaran uang muka tersebut (pihak berelasi atau pihak ketiga).
1. CV. Mutiara Abadi (Pihak Ketiga) 2. PT. Oilfield Pratama Sakti (Pihak ketiga)
d. Sumber pendanaan yang digunakan untuk pembayaran uang muka lain-lain tersebut.
Sumber pendanaan berasal cash flow internal Perseroan.
9. Sehubungan dengan adanya saldo uang muka pembelian rig sebesar Rp200 miliar, agar dijelaskan:
a. Jumlah rig, jenis dan/atau spesifikasi masing-masing rig, dan harga pembelian rig.
Pembelian 7 unit Rig terdiri dari 3 unit Rig baru dengan spefikasi 2 unit type 350 HP &
1 unit type 450 HP dan 4 unit Rig bekas dengan spefikasi 2 unit type 350 HP & 2 unit type
450 HP
b. Nama dan hubungan Perseroan dengan pihak yang menerima pembayaran uang muka tersebut (pihak berelasi atau pihak ketiga).
1. PT Divestekno Anugrah – Pihak ketiga
2. PT Prabu Motor Teknik – Pihak Ketiga
c. Tanggal pembayaran uang muka tersebut dan informasi terkait perjanjian yang mendasari pembayaran uang muka tersebut.
1. PT Divestekno Anugrah, Perjanjian tanggal, 05 November 2019.
2. PT Prabu Motor Teknik, Perjanjian tanggal, 05 November 2019.
a. Sisa pembayaran yang harus dipenuhi untuk pembelian rig tersebut (jika ada) dan batas waktu pembayarannya.
Sisa Pembayaran dilakukan setiap terjadi transaksi dalam waktu hari kerja
dengan syarat dan spesifikasi serta kondisi Rig.
b. Sumber pendanaan yang akan digunakan untuk pelunasan pembelian rig tersebut.
Sumber pendanaan berasal dari Dana IPO.
-
c. Timeline realisasi pembelian rig tersebut, termasuk target waktu beroperasinya rig tersebut.
Timeline realisasi pembelian rig 1 (satu) tahun sejak perjanjian di tanda
tangani.
d. Dampak dari belum terealisasikannya pembelian rig tersebut terhadap kegiatan operasional Perseroan.
Dampak nya terhadap kegiatan operasional adalah Proyeksi pendapatan
usaha Perseroan tidak tercapai.
10. Sehubungan dengan uang muka tanah dan penjelasan Perseroan mengenai belum selesainya pengurusan PPh Final dan BPHTB dalam Pembelian Yard dan Workshop di Tanjung Api-Api dan
di Prabumulih sebesar Rp54.181.743.494,00 dimana verifikasi untuk obyek ini dari Dispenda
(Dinas Pendapatan Daerah) belum selesai yang masih dalam proses, agar dijelaskan:
a. Perkembangan terkini atas status penyelesaian pengurusan PPh Final dan BPHTB tersebut.
Perkembangan terkini masih dalam tahap Verifikasi.
b. Dalam hal belum selesai, agar dijelaskan penyebabnya dan perkiraan penyelesaian proses tersebut.
Penyebabnya karena adanya wabah Pademi Covid-19 di Sumatera Selatan, Perkiraan
selesai pada akhir tahun 2020.
c. Upaya Perseroan untuk mempercepat penyelesaian pengurusan PPh Final dan BPHTB tersebut.
Perseroan terus melakukan follow up pengurusan PPh Final dan BPHTB tersebut .
d. Nama dan hubungan Perseroan dengan pihak yang menerima pembayaran uang muka tersebut (pihak berelasi atau pihak ketiga).
Penerima Pembayaran uang muka pembelian aset adalah Ibu. Nelly Chandra dan Tommy
Hidayat (pihak berelasi), dan telah mendapatkan Fairnes Opinion yang dibuat KJPP Felix
Sutandar & Rekan dan telah disetujui oleh IDX dan OJK sebelum Perseroan Listing di
Bursa Efek Indonesia.
e. Tanggal pembayaran uang muka tersebut dan informasi terkait Akta Jual Beli dan/atau perjanjian lainnya yang mendasari Perseroan dalam melakukan pembayaran uang muka
senilai Rp54.18 miliar tersebut.
Pembayaran dilakukan pada tanggal. 13 November 2019, dengan didasari surat
perjanjian bermeterai.
f. Sisa pembayaran yang harus dipenuhi untuk pembelian tanah tersebut (jika ada) dan batas waktu pembayarannya.
Pembayaran sudah lunas dan dalam proses verifikasi.
g. Sumber pendanaan yang akan digunakan untuk pelunasan pembelian tanah tersebut.
Sumber dana pembayaran pembelian berasal dari Dana IPO.
-
h. Dampak dari belum terealisasikannya pembelian Yard dan Workshop tersebut terhadap kegiatan operasional Perseroan.
Tidak berdampak pada kegiatan opersional.
11. Pada tanggal 31 Desember 2019, Perseroan memiliki fasilitas kredit investasi untuk refinancing rig yang diperoleh Perseroan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan
saldo sebesar Rp64,2 miliar. Berdasarkan CALK 14, Perseroan tercatat tidak memenuhi Debt
service coverage yang dipersyaratkan dalam fasilitas kredit ini (≥ 100%), dimana rasio cakupan
utang Perseroan per 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar 92,86% dan 98,52%.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, persetujuan tertulis pengenyampingan
beberapa kesepakatan finansial atas fasilitas kredit dari BBNI masih dalam proses. Sehubungan
dengan hal tersebut, agar dijelaskan:
a. Latar belakang dan faktor yang menyebabkan tidak terpenuhinya Debt service coverage yang dipersyaratkan dalam fasilitas kredit tersebut oleh Perseroan pada tanggal 31
Desember 2019 dan 2018.
Menurun operating income berdampak kepada Debt Service Coverage.
b. Perkembangan terkini atas status perolehan persetujuan tertulis pengenyampingan beberapa kesepakatan finansial atas fasilitas kredit dari BBNI.
Mengedepankan sinergi BUMN yaitu antara Pembiayaan dari bank BUMN (BBNI) dan
pemberi kontraknya dari BUMN (Pertamina).
c. Dampak dari tidak terpenuhinya Debt service coverage yang dipersyaratkan dalam fasilitas kredit tersebut terhadap kewajiban Perseroan kepada BBNI.
Tidak Berdampak
d. Strategi dan upaya yang akan dilakukan Perseroan untuk memenuhi Debt service coverage yang dipersyaratkan dalam fasilitas kredit tersebut.
Meningkatkan Revenue untuk Operating Income dan mengevaluasi biaya-biaya yang
tidak diperlukan.
12. Sehubungan dengan piutang lain-lain pihak berelasi sebesar Rp44,09 miliar, agar dijelaskan
a. Latar belakang dan faktor yang menyebabkan Perseroan membukukan piutang lain-lain pihak berelasi sebesar Rp44,09 miliar.
Faktor kebutuhan dana Operasional dilapangan akan biaya-biaya operasional Rig dapat
di tanggulangi lebih cepat, maka dipakailah kas operasional dilapangan atas nama Welly
Sugiharto sebagai Direktur Support di dalam Perusahaan.
b. Urgensi pemberian piutang lain-lain pihak berelasi tersebut dibandingkan untuk mendanai pengembangan usaha, modal kerja, atau melakukan pelunasan utang Perseroan.
Urgensinya adalah pemberian piutang lain-lain pihak berelasi untuk operasional semua rig
Perseroan di lapangan agar tetap bekerja dengan lancar.
c. Sumber dana yang digunakan untuk pembayaran piutang lain-lain pihak berelasi tersebut.
Sumber dana yang digunakan untuk pembayaran piutang lain-lain pihak berelasi berasal
dari dana IPO.
d. Tanggal pembayaran piutang lain-lain pihak berelasi tersebut dan informasi terkait perjanjian yang mendasari pemberian piutang lain-lain pihak berelasi tersebut.
-
Pada pelaksanaan transaksi tersebut meupakan kas operasional untuk urgensi
dilapangan..
e. Tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, dan jaminan atas piutang lain-lain pihak berelasi tersebut (jika ada). Jika tidak ada, agar diberikan alasannya.
Tidak ada tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan jaminan, maka Pertanggungan
jawabannya secara periodik akan dilaporkan kepada perusahaan.
f. Konfirmasi apakah transaksi piutang lain-lain pihak berelasi sebesar Rp44,09 miliar tersebut telah dilaksanakan oleh Perseroan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan OJK Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu.
Dalam hal berdasarkan pertanyaan dan tanggapan Perseroan atas poin f di atas, terdapat
ketentuan yang belum dipenuhi oleh Perseroan, maka Bursa meminta Perseroan untuk:
1) berkonsultasi dengan OJK terkait dampak dan rencana tindak lanjut dalam upaya pemenuhan Peraturan OJK Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu tersebut.diha
Perseroan akan berkonsultasi dengan pihak OJK.
2) menyampaikan keterbukaan informasi kepada publik mengenai dampak, rencana tindak lanjut dalam upaya pemenuhan Peraturan OJK Nomor IX.E.1 tentang Transaksi
Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu tersebut.
Perseroan akan berkonsultasi dengan pihak OJK berkenaan dengan penyampaian
keterbukaan informasi kepada publik
Terkait Perkembangan Terkini atas Kondisi Perseroan
13. Harap dijelaskan secara ringkas mengenai pembagian tugas dan kewenangan dari masing-masing Direktur Perseroan saat ini.
Direktur Utama bertugas; menyusun strategi bisnis, Mengorganisasi Visi dan Misi
Perusahaan, Memimpin meeting dengan para Leader Senior Perusahaan, Menunjuk orang
untuk memimpin divisi tertentu dan pengawasi pekerjaannya, Menyampaikan laporan kepada
pemegang saham atas kinerja perusahaan, mengawasi Persaingan Bisnis dan Eksternal,
merangkap tugas dengan kinerja keuangan, bertanggung jawab dengan laporan keuangan
Perusahaan dan mengawasi laporan keuangan, Mengevaluasi perusahaan.
Direktur Support ; bertugas menyusun dan mengorganisasi perawatan dan pemeliharaan
semua Rig & unit -unit supporting, Mengatur jadwal kegiatan Operasional yang berhubungan
langsung dengan perawatan sumur-sumur Migas (Work Over & Well Service) dan perawatan
dari segala unit mesin dengan Manager Maintenance, mengawasi dan mengontrol pekerjaan
perawatan dan perbaikan dari seluruh sarana Rig dan unit supportingnya, mengorganisasi
dengan Manager HRD untuk karyawan dilapangan yang dibutuhkan dalam Perseroan.
Direktur Marketing; Bertugas mencari peluang bisnis dengan Client dan calon Client yang
prospektif, mengembangkan dan merealisasikan rencana target kontrak yang harus dicapai.
Melakukan negosiasi dengan Client terkait dengan kontrak-kontrak baru, mencari informasi
pesaing yang bergerak dibidang yang sama.
14. Jumlah karyawan Perseroan yang terkini baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak.
Jumlah karyawan Perseoran Karyawan tetap dan kontrak 567 orang.
-
15. Harap dijelaskan mengenai Perjanjian Pengoperasian Rig yang dimiliki Perseroan saat ini. Harap informasi tersebut disajikan dengan format sebagaimana tabel berikut:
No. Pihak No. Surat Aset Jenis Jasa Lokasi Mulai Berahir
1 Pertamina 3900469441 350 HP WOWS Ramba 30-09-19 17-12-21
2 Pertamina 4650009385 550 HP WOWS Prabumulih 05-01-18 02-09-20
3 Pertamina 4600003285 350 HP WOWS Adera 01-02-19 01-05-21
4 Pertamina 4650012078 350 HP WOWS Ramba 01-08-19 18-10-21
5 Pertamina 4600002930 250 HP WOWS Pendopo 15-07-20 29-07-23
6 Pertamina 4650012898 450 HP WOWS Adera 01-01-20 03-07-21
7 Pertamina 4600003208 350 HP WOWS Prabumulih 01-07-20 28-09-20
8 Pertamina 4600003197 450 HP WOWS Pendopo 29-02-20 29-05-20
9 Pertamina 4600003193 250 HP WOWS Adera 15-05-18 28-07-20
16. Berdasarkan catatan Bursa, Perseroan tercatat pada tanggal 8 November 2019 dan sudah terlambat melakukan pembayaran Annual Listing Fee pada awal tahun 2020. Selain itu
Perseroan juga terlambat menyampaikan kewajiban kepada publik. Harap dijelaskan lagi
mengenai pernyataan manajemen Perseroan sebagaimana disampaikan pada saat permohonan
pencatatan mengenai kesediaan manajemen Perseroan untuk mematuhi peraturan-peraturan
yang terkait yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia dan Peraturan Perundang-
undangan lainnya di bidang Pasar Modal beserta segala aturan pelaksanaannya.
Perseroan pada tahun mendatang akan memperbaiki semua keterlambatan diatas.
17. Berdasarkan pemantauan Bursa, hingga tanggal surat pemintaan penjelasan ini disampaikan, Perseroan belum memenuhi beberapa kewajiban pelaporan sebagaimana tabel di bawah.
Sehubungan dengan hal tersebut, harap dijelaskan penyebab dan target waktu pemenuhan
kewajiban pelaporan tersebut dengan melengkapi tabel di bawah.
No. Kewajiban Pelaporan Penyebab Keterlambatan Target Waktu Penyampaian
1 Laporan Keuangan In terim Per 31 Maret 2020 Terganggu Covid-19 Akhir bulan Agustus 2020
2 Laporan Tahunan 2020 Terganggu Covid-19 Akhir bulan Agustus 2020
3 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil IPO
per 30 Juni 2020.
Terganggu Covid-19 Pertengahan bulan September
2020.
4 Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30
November 2019 s/d per 30 Juni 2020.
Tidak diketahui oleh Perseroan Akhir Bulan Agustus 2020
18. Upaya dan komitmen Perseroan untuk dapat memenuhi kewajiban pelaporan sesuai dengan batas waktu yang berlaku.
Belum ada.
19. Rencana tindakan korporasi dalam periode 12 (dua belas) bulan ke depan (jika ada).
Tidak ada.
-
20. Informasi/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan yang belum diungkapkan
kepada Publik (jika ada).
Tidak ada.
Bursa meminta Perseroan dapat menyampaikan jawaban dari permintaan penjelasan, secara
sistematis sesuai dengan urutan pertanyaan.
-o0o-