customer service bank gelapkan rp18,7 m - ftp.unpad.ac.id filekap tiga pelaku penggelapan uang...

1
FIDEL ALI PERMANA S EORANG petugas customer service (CS) bank badan usaha milik ne- gara (BUMN) ditangkap polisi ka- rena menggelapkan uang nasabah sebanyak Rp18,7 miliar. Kepada polisi, dirinya mengaku dihip- nosis tersangka lain agar mentransfer uang hasil penggelapannya ke rekening lain. “Pada 21 Februari lalu petugas menang- kap tiga pelaku penggelapan uang nasabah sebuah bank BUMN. Salah satu tersangka gelapkan uang hingga Rp18,7 miliar lebih,” kata Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya (PMJ) Kombes Yan Fitri Halimansyah, kemarin. Pelaku yang dimaksud Yan Fitri yakni RIK, 36, JMT, 46, dan BUD, 36. RIK berpro- fesi sebagai petugas CS bank bersangkutan. JMT paranormal dari RS dan BUD menjadi anak buah JMT. Modus yang digunakan RIK dalam aksinya yakni mencairkan deposito dari nasabah besar. “Setelah dicairkan, (dana) dimasukkan ke rekening penampungan milik BUD untuk aplikasi transfer palsu dan menggunakan tanda tangan palsu di bank lain,” jelas Kasat Fiskal, Moneter, dan Devisa (Fismondev) Ditreskrimsus PMJ AKB Aris Munandar. Uang Rp18,7 miliar itu diperoleh dari empat nasabah selama kurun waktu tiga bulan. Uang nasabah berinisial MS sebesar Rp11,47 miliar diambil, begitu juga dengan 1 lembar bilyet deposito milik HR senilai Rp3,31 miliar, tabungan milik DE Rp2,8 mi- liar, dan tabungan milik OK Rp700 juta. Dalam pemeriksaan, RIK mengaku diperintah JMT karena dalam pengaruh hipnosis. “Dia (RIK) kan jadi pasien JMT. Dia bilang dipengaruhi hipnosis ketika menjalankan aksinya. Karena itu, dia nurut aja disuruh-suruh,” lanjut Aris. Atas laporan bank Aksi RIK akhirnya terendus oleh pihak bank. Mereka melaporkannya ke Polda Metro Jaya dengan nomor LP/394/ II/2011/PMJ/Dit Reskrimsus pada tanggal 1 Februari lalu. Polisi akhirnya menangkap para tersangka di Depok dan Joglo Selatan pada Senin (21/2). Barang bukti yang disita polisi dari tiga tersangka yakni 6 lembar bilyet deposito senilai Rp14 miliar atas nama MS, 6 lembar aplikasi umum berisi perintah pencairan deposito, 17 lembar aplikasi transfer senilai Rp13,34 miliar dari tabungan MS, dan 5 lem- bar formulir penarikan atas nama pemilik rekening BUD senilai Rp1,5 miliar. Corporate Secretary of Bank Mandiri Sukoriyanto Saputro mengatakan kasus pembobolan dana nasabah itu terbongkar karena berjalannya pelaksanaan good cor- porate governance di bank itu. Internal control Bank Mandiri berhasil mendeteksi upaya pembobolan yang di- lakukan sindikat untuk memperoleh dana nasabah Bank Mandiri secara tidak sah,” kata Sukoriyanto, kemarin. Bank Mandiri menindaklanjuti de- ngan melaporkan kepada kepolisian. Melalui kerja sama antara Bank Mandiri dan kepolisian, identitas pelaku berhasil diungkap. Bank Mandiri saat ini telah memblokir rekening yang terindikasi digunakan untuk menampung dana nasabah yang diperoleh secara tidak sah. Bank Mandiri, lanjut Sukoriyanto, konsisten dan serius dalam mengungkap dan mencegah upaya pembobolan dana nasabah yang dapat merusak industri perbankan nasional. “Demi melindungi kepentingan dan kenyamanan nasabah, Bank Mandiri memastikan dana milik nasabah tetap akan terjaga dan tidak hilang,” tandasnya. (Toh/J-2) [email protected] Customer Service Bank Gelapkan Rp18,7 M Pihak bank menjamin dana nasabah tidak hilang dan tetap aman tersimpan di bank saat ini. PENYELUNDUPAN impor minuman keras masih ma- rak. Polda Metro Jaya kemarin menyerahkan barang bukti 2.746 botol minuman keras im- por terkenal kepada Direktorat Jenderal Bea Cukai Jakarta. “Selain barang bukti, kami juga menyerahkan empat ter- sangka. Tersangka telah mela- kukan pelanggaran kepabeanan yang menyebabkan kerugian negara. Karena itu, penindakan selanjutnya menjadi kewenan- gan Bea Cukai,” ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Yan Fitri Halimansyah. Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kanwil Bea dan Cukai Jakarta GH Sutejo menyambut baik barang bukti yang diserahkan Polda Metro Jaya. “Penyerahan barang bukti ini menunjukkan kerja sama yang sangat baik dengan Polda Metro Jaya,” cetusnya. Menurutnya, penyelun- dupan minuman keras sangat merugikan negara. Di samping itu, peredaran minuman keras tidak bisa sembarangan. “Kami bekerja sama dengan kepoli- sian akan terus mengejar otak berbagai penyelundupan ini,” tandasnya. Kepala Kantor Ditjen Bea Cukai Jakarta Teguh Indrayana menjelaskan pihaknya akan melanjutkan penyidikan dan menyerahkan barang bukti ke kejaksaan. Barang bukti yang dise- rahkan kepolisian berupa 334 botol golongan B dan 2.412 botol golongan C berikut satu mobil Grand Max dan satu unit mobil Kijang Innova. Barang bukti disita saat tersangka YT, MR, YN, dan RS bertransaksi. Berdasarkan hasil penang- kapan kepolisian dan Bea Cu- kai, Yan Fitri memastikan pe- nyelundupan minuman keras impor masih marak. Total keru- gian negara sudah mencapai triliunan rupiah. “Baru-baru ini kami memus- nahkan sebanyak 50 ribu botol yang merupakan hasil penang- kapan enam bulan terakhir. Taksiran kerugian Rp7 miliar,” ujarnya. Pihaknya mendapat infor- masi, ada dua kontainer berisi soju (minuman keras asal Korea berakohol 40%) ilegal masuk Semarang, Jawa Tengah. “Mi- numan keras itu akan didis- tribusikan ke berbagai rumah makan Korea. Sekarang sedang dalam penyidikan Bea Cukai Semarang,” katanya. Satu botol soju seharga Rp200 ribu. Jika dikalikan dengan ribuan botol dalam dua kon- tainer, negara mengalami keru- gian cukup besar. Banyaknya pintu masuk di berbagai pulau di Indonesia menyulitkan pihak berwenang menangkap penyelundup. Ke- banyakan barang masuk lewat Kepulauan Riau dan pulau lainnya. (*/J-1) P ULUHAN bocah cilik berusia 3 hingga 4 tahun terlihat duduk rapi membentuk setengah lingkaran. Masing-masing memegang alat perekat dan lembaran kertas berwarna merah muda dan hitam yang menyerupai bentuk jantung, serta sebuah sedotan. Beberapa saat kemudian seorang anak terdengar berteriak riang, “Kembang aku sudah jadi,” pekik Putri Sarinande, 4, sambil menunjukkan karyanya. Murid prasekolah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Yayasan Rama-Rama itu tampak puas setelah melihat hasil akhir kembang kertas buatannya. Apalagi setelah mendapat pujian dari pengajar, wajahnya langsung merona bahagia. Putri adalah satu di antara puluhan peserta didik PKBM Yayasan Rama-Rama yang terletak di Jalan Masjid Jami Nurul Falah RT 001 RW 003, Kampung Dadap, Serpong, Tangerang Selatan. “Senang, di sini bisa nyanyi-nyanyi, menulis, bermain, membaca, dan berenang,” cerita Putri ketika ditanya tentang kesan- kesannya selama bergabung di PKBM yang baru dibuka pada Agustus 2010 lalu itu. Tak hanya Putri, sang bunda, Fitri Novita, 25, juga mengaku antusias ketika mengetahui akan didirikan PKBM di wilayahnya. Menurutnya, tempat belajar dan bermain semacam itu sesuai dengan usia dan perkembangan anaknya yang sedang membutuhkan asupan ilmu pengetahuan. Selain faktor jarak yang sangat dekat dari rumah, Fitri menilai kurikulum yang diterapkan sangat baik dalam membangun motorik anak dan pengenalan pendidikan usia dini. “Biayanya pun tidak memberatkan, hanya Rp15 ribu per bulan,” kata Fitri. Menurut salah satu pengajar, Syanne, 47, kurikulum yang diterapkan di PKBM sesuai dengan metode pendidikan anak usia dini (PAUD). Pertumbuhan dan perkembangan anak difokuskan pada proses belajar-mengajar, bukan hanya hasil akhir. “Saya harap setidaknya mereka (anak-anak) bisa mengikuti di sekolah lain. Kurikulum di sini menyesuaikan dengan kurikulum lain di jenjang berikutnya,” jelas Syanne. Penggagas berdirinya PKBM Yayasan Rama-Rama, Andy F Noya dan istrinya, Retno Palupi, awalnya pesimistis membangun taman bacaan karena minat baca masyarakat di wilayah itu masih sangat minim. Namun, kurangnya minat baca itu justru dianggap sebagai sebuah tantangan dalam melakukan kegiatan sosial. Hingga tahun ini tercatat sebanyak 74 murid usia 3 hingga 6 tahun yang terdaftar di PKBM Yayasan Rama- Rama, yang memiliki 13 staf dan pengajar ini. “Dari tempat ini diharapkan bakal tumbuh calon-calon pemimpin di berbagai bidang yang bisa membangun daerahnya sendiri. Itulah mimpi kami berdua. Seperti embrio ulat, kepompong, hingga menjadi seekor Kupu- kupu, terus berkembang,” jelas Retno yang diamini suaminya. (Apriarto Muktiadi/J-3) Penyelundupan Minuman Keras Impor Marak Proses Ulat Jadi Kupu-Kupu di Yayasan Rama-Rama 4 KAMIS, 24 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA M EGA POLITAN Internal control Bank Mandiri berhasil mendeteksi upaya pembobolan yang dilakukan sindikat untuk memperoleh dana nasabah Bank Mandiri secara tidak sah.” Sukoriyanto Saputro Corporate Secretary Bank Mandiri BERMAIN: Seorang pengajar bermain bersama murid prasekolah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Yayasan Rama-Rama di Kampung Dadap, Serpong, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu. MINUMAN IMPOR ILEGAL: Petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membongkar ribuan botol minuman keras seusai acara serah terima tiga berkas perkara dari Polda Metro Jaya kepada Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Jakarta di Jakarta Pusat, kemarin. MI/APRIARTO MI/RAMDANI

Upload: vonhan

Post on 12-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FIDEL ALI PERMANA

SEORANG petugas customer service (CS) bank badan usaha milik ne-gara (BUMN) ditangkap polisi ka-rena menggelapkan uang nasabah

sebanyak Rp18,7 miliar. Kepada polisi, dirinya mengaku dihip-

nosis tersangka lain agar mentransfer uang hasil penggelapannya ke rekening lain.

“Pada 21 Februari lalu petugas menang-kap tiga pelaku penggelapan uang nasabah sebuah bank BUMN. Salah satu tersangka gelapkan uang hingga Rp18,7 miliar lebih,” kata Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya (PMJ) Kombes Yan Fitri Halimansyah, kemarin.

Pelaku yang dimaksud Yan Fitri yakni RIK, 36, JMT, 46, dan BUD, 36. RIK berpro-fesi sebagai petugas CS bank bersangkutan. JMT paranormal dari RS dan BUD menjadi anak buah JMT.

Modus yang digunakan RIK dalam aksinya yakni mencairkan deposito dari nasabah besar. “Setelah dicairkan, (dana) dimasukkan ke rekening penampungan milik BUD untuk aplikasi transfer palsu dan menggunakan tanda tangan palsu di bank lain,” jelas Kasat Fiskal, Moneter, dan Devisa (Fismondev) Ditreskrimsus PMJ AKB Aris Munandar.

Uang Rp18,7 miliar itu diperoleh dari empat nasabah selama kurun waktu tiga bulan. Uang nasabah berinisial MS sebesar

Rp11,47 miliar diambil, begitu juga dengan 1 lembar bilyet deposito milik HR senilai Rp3,31 miliar, tabungan milik DE Rp2,8 mi-liar, dan tabungan milik OK Rp700 juta.

Dalam pemeriksaan, RIK mengaku diperintah JMT karena dalam pengaruh hipnosis. “Dia (RIK) kan jadi pasien JMT. Dia bilang dipengaruhi hipnosis ketika menjalankan aksinya. Karena itu, dia nurut aja disuruh-suruh,” lanjut Aris.

Atas laporan bankAksi RIK akhirnya terendus oleh pihak

bank. Mereka melaporkannya ke Polda Metro Jaya dengan nomor LP/394/II/2011/PMJ/Dit Reskrimsus pada tanggal 1 Februari lalu. Polisi akhirnya menangkap para tersangka di Depok dan Joglo Selatan pada Senin (21/2).

Barang bukti yang disita polisi dari tiga tersangka yakni 6 lembar bilyet deposito senilai Rp14 miliar atas nama MS, 6 lembar aplikasi umum berisi perintah pencairan

deposito, 17 lembar aplikasi transfer senilai Rp13,34 miliar dari tabungan MS, dan 5 lem-bar formulir penarikan atas nama pemilik rekening BUD senilai Rp1,5 miliar.

Corporate Secretary of Bank Mandiri Sukoriyanto Saputro mengatakan kasus pembobolan dana nasabah itu terbongkar karena berjalannya pelaksanaan good cor-porate governance di bank itu.

“Internal control Bank Mandiri berhasil mendeteksi upaya pembobolan yang di-lakukan sindikat untuk memperoleh dana nasabah Bank Mandiri secara tidak sah,” kata Sukoriyanto, kemarin.

Bank Mandiri menindaklanjuti de-ngan melaporkan kepada kepolisian. Melalui kerja sama antara Bank Mandiri dan kepolisian, identitas pelaku berhasil diungkap.

Bank Mandiri saat ini telah memblokir rekening yang terindikasi digunakan untuk menampung dana nasabah yang diperoleh secara tidak sah.

Bank Mandiri, lanjut Sukoriyanto, konsisten dan serius dalam mengungkap dan mencegah upaya pembobolan dana nasabah yang dapat merusak industri perbankan nasional.

“Demi melindungi kepentingan dan kenyamanan nasabah, Bank Mandiri memastikan dana milik nasabah tetap akan terjaga dan tidak hilang,” tandasnya. (Toh/J-2)

[email protected]

Customer Service Bank Gelapkan Rp18,7 M

Pihak bank menjamin dana nasabah tidak hilang dan tetap aman tersimpan di bank saat ini.

PENYELUNDUPAN impor minuman keras masih ma-rak. Polda Metro Jaya kemarin menyerahkan barang bukti 2.746 botol minuman keras im-por terkenal kepada Direktorat Jenderal Bea Cukai Jakarta.

“Selain barang bukti, kami juga menyerahkan empat ter-sangka. Tersangka telah mela-kukan pelanggaran kepabeanan yang menyebabkan kerugian negara. Karena itu, penindakan selanjutnya menjadi kewenan-gan Bea Cukai,” ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Yan Fitri

Halimansyah.Kepala Bidang Penindakan

dan Penyidikan Kanwil Bea dan Cukai Jakarta GH Sutejo menyambut baik barang bukti yang diserahkan Polda Metro Jaya. “Penyerahan barang bukti ini menunjukkan kerja sama yang sangat baik dengan Polda Metro Jaya,” cetusnya.

Menurutnya, penyelun-dupan minuman keras sangat merugikan negara. Di samping itu, peredaran minuman keras tidak bisa sembarangan. “Kami bekerja sama dengan kepoli-sian akan terus mengejar otak

berbagai penyelundupan ini,” tandasnya.

Kepala Kantor Ditjen Bea Cukai Jakarta Teguh Indrayana menjelaskan pihaknya akan melanjutkan penyidikan dan menyerahkan barang bukti ke kejaksaan.

Barang bukti yang dise-rahkan kepolisian berupa 334 botol golongan B dan 2.412 botol golongan C berikut satu mobil Grand Max dan satu unit mobil Kijang Innova. Barang bukti disita saat tersangka YT, MR, YN, dan RS bertransaksi.

Berdasarkan hasil penang-

kapan kepolisian dan Bea Cu-kai, Yan Fitri memastikan pe-nyelundupan minuman keras impor masih marak. Total keru-gian negara sudah mencapai triliunan rupiah.

“Baru-baru ini kami memus-nahkan sebanyak 50 ribu botol yang merupakan hasil penang-kapan enam bulan terakhir. Taksiran kerugian Rp7 miliar,” ujarnya.

Pihaknya mendapat infor-masi, ada dua kontainer berisi soju (minuman keras asal Korea berakohol 40%) ilegal masuk Semarang, Jawa Tengah. “Mi-

numan keras itu akan didis-tribusikan ke berbagai rumah makan Korea. Sekarang sedang dalam penyidikan Bea Cukai Semarang,” katanya.

Satu botol soju seharga Rp200 ribu. Jika dikalikan dengan ribuan botol dalam dua kon-tainer, negara mengalami keru-gian cukup besar.

Banyaknya pintu masuk di berbagai pulau di Indonesia menyulitkan pihak berwenang menangkap penyelundup. Ke-banyakan barang masuk lewat Kepulauan Riau dan pulau lainnya. (*/J-1)

PULUHAN bocah cilik berusia 3 hingga 4 tahun terlihat duduk

rapi membentuk setengah lingkaran. Masing-masing memegang alat perekat dan lembaran kertas berwarna merah muda dan hitam yang menyerupai bentuk jantung, serta sebuah sedotan.

Beberapa saat kemudian seorang anak terdengar berteriak riang, “Kembang aku sudah jadi,” pekik Putri Sarinande, 4, sambil menunjukkan karyanya. Murid prasekolah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Yayasan Rama-Rama itu tampak puas setelah melihat hasil akhir kembang kertas buatannya. Apalagi setelah mendapat pujian dari pengajar, wajahnya langsung merona bahagia.

Putri adalah satu di antara puluhan peserta didik PKBM Yayasan Rama-Rama yang terletak di Jalan Masjid Jami Nurul Falah RT 001 RW 003, Kampung Dadap, Serpong, Tangerang Selatan. “Senang, di sini bisa nyanyi-nyanyi, menulis, bermain, membaca, dan berenang,” cerita Putri ketika ditanya tentang kesan-

kesannya selama bergabung di PKBM yang baru dibuka pada Agustus 2010 lalu itu.

Tak hanya Putri, sang bunda, Fitri Novita, 25, juga mengaku antusias ketika mengetahui akan didirikan PKBM di wilayahnya. Menurutnya, tempat belajar dan bermain semacam itu sesuai dengan usia dan

perkembangan anaknya yang sedang membutuhkan asupan ilmu pengetahuan.

Selain faktor jarak yang sangat dekat dari rumah, Fitri menilai kurikulum yang diterapkan sangat baik dalam membangun motorik anak dan pengenalan pendidikan usia dini. “Biayanya pun tidak memberatkan, hanya Rp15

ribu per bulan,” kata Fitri.Menurut salah satu

pengajar, Syanne, 47, kurikulum yang diterapkan di PKBM sesuai dengan metode pendidikan anak usia dini (PAUD). Pertumbuhan dan perkembangan anak difokuskan pada proses belajar-mengajar, bukan hanya hasil akhir. “Saya

harap setidaknya mereka (anak-anak) bisa mengikuti di sekolah lain. Kurikulum di sini menyesuaikan dengan kurikulum lain di jenjang berikutnya,” jelas Syanne.

Penggagas berdirinya PKBM Yayasan Rama-Rama, Andy F Noya dan istrinya, Retno Palupi, awalnya pesimistis membangun taman bacaan karena minat baca masyarakat di wilayah itu masih sangat minim. Namun, kurangnya minat baca itu justru dianggap sebagai sebuah tantangan dalam melakukan kegiatan sosial. Hingga tahun ini tercatat sebanyak 74 murid usia 3 hingga 6 tahun yang terdaftar di PKBM Yayasan Rama-Rama, yang memiliki 13 staf dan pengajar ini.

“Dari tempat ini diharapkan bakal tumbuh calon-calon pemimpin di berbagai bidang yang bisa membangun daerahnya sendiri. Itulah mimpi kami berdua. Seperti embrio ulat, kepompong, hingga menjadi seekor Kupu-kupu, terus berkembang,” jelas Retno yang diamini suaminya. (Apriarto Muktiadi/J-3)

Penyelundupan Minuman Keras Impor Marak

Proses Ulat Jadi Kupu-Kupu di Yayasan Rama-Rama

4 KAMIS, 24 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAMEGAPOLITAN

Internal control Bank Mandiri berhasil mendeteksi upaya

pembobolan yang dilakukan sindikat untuk memperoleh dana nasabah Bank Mandiri secara tidak sah.”

Sukoriyanto SaputroCorporate Secretary Bank Mandiri

BERMAIN: Seorang pengajar bermain bersama murid prasekolah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Yayasan Rama-Rama di Kampung Dadap, Serpong, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.

MINUMAN IMPOR ILEGAL: Petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membongkar ribuan botol minuman keras seusai acara serah terima tiga berkas perkara dari Polda Metro Jaya kepada Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Jakarta di Jakarta Pusat, kemarin.

MI/APRIARTO

MI/RAMDANI