lampiran iii peraturan gubernur provinsi...

43
LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 1 TAHUN 2018 TANGGAL : 29 JANUARI 2018 Kriteria Kerusakan DAS Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012, Daya Dukung DAS adalah kemampuan DAS untuk mewujudkan kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia dan makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan. DAS yang dipulihkan daya dukungnya adalah DAS yang kondisi lahan serta kuantitas, kualitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sedangkan yang perlu dipertahankan adalah yang masih berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan dipulihkan dan dipertahankannya daya dukung DAS maka tujuan mewujudkan kondisi lahan yang produktif sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan DAS secara berkelanjutan, mewujudkan kuantitas, kualitas dan keberlanjutan ketersediaan air yang optimal menurut ruang dan waktu dan mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Maksud ditetapkannya kriteria untuk klasifikasi DAS adalah diperolehnya arahan/acuan untuk menilai dan menyusun klasifikasi Daerah Aliran Sungai dalam rangka penetapan Daerah Aliran Sungai yang dipertahankan dan dipulihkan daya dukungnya. Adapun tujuannya adalah diperolehnya klasifikasi DAS sebagai basis penentuan kebijakan dan penyelenggaraan Pengelolaan DAS. Dasar Pertimbangan Pemilihan Kriteria evaluasi kondisi DAS berdasarkan pertimbangan-pertimbangan: 1. Tingkat obyektivitas kondisi teknis pengelolaan DAS; 2. Perkembangan sosial politik serta peraturan perundang-undangan yang terkait;

Upload: buidieu

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR : 1 TAHUN 2018

TANGGAL : 29 JANUARI 2018

Kriteria Kerusakan DAS

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012, Daya

Dukung DAS adalah kemampuan DAS untuk mewujudkan kelestarian dan

keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumber daya alam

bagi manusia dan makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan. DAS yang

dipulihkan daya dukungnya adalah DAS yang kondisi lahan serta

kuantitas, kualitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan

air dan pemanfaatan ruang wilayah tidak berfungsi sebagaimana mestinya,

sedangkan yang perlu dipertahankan adalah yang masih berfungsi

sebagaimana mestinya.

Dengan dipulihkan dan dipertahankannya daya dukung DAS maka

tujuan mewujudkan kondisi lahan yang produktif sesuai dengan daya

dukung dan daya tampung lingkungan DAS secara berkelanjutan,

mewujudkan kuantitas, kualitas dan keberlanjutan ketersediaan air yang

optimal menurut ruang dan waktu dan mewujudkan peningkatan

kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.

Maksud ditetapkannya kriteria untuk klasifikasi DAS adalah

diperolehnya arahan/acuan untuk menilai dan menyusun klasifikasi

Daerah Aliran Sungai dalam rangka penetapan Daerah Aliran Sungai yang

dipertahankan dan dipulihkan daya dukungnya. Adapun tujuannya adalah

diperolehnya klasifikasi DAS sebagai basis penentuan kebijakan dan

penyelenggaraan Pengelolaan DAS.

Dasar Pertimbangan Pemilihan Kriteria evaluasi kondisi DAS

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan:

1. Tingkat obyektivitas kondisi teknis pengelolaan DAS;

2. Perkembangan sosial politik serta peraturan perundang-undangan yang

terkait;

Page 2: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

3. Tingkat ketersediaan atau kemutakhiran data pendukung; 4. Tingkat

akseptabilitas para pihak;

4. Tingkat daya guna dan hasil guna.

Metoda dan Prosedur Penerapan

Didalam Penyusunan Klasifikasi DAS dilakukan dengan melakukan

Scoring pada Kriteria dan sub kriteria terpilih sebagaimana tersaji pada

Tabel 1. Di dalam penerapannya memerlukan parameter-parameter yang

harus dihitung dimana hasilnya dikualifikasikan dalam beberapa kelas,

dan di masing-masing kelas diberi skor yang mencerminkan kualifikasi

indikator, yaitu dari sangat rendah hingga sangat tinggi.

Tabel.1. Kriteria/Sub Kriteria dan pembobotan dalam klasifikasi DAS

No Kriteria/Sub Kriteria Bobot Sumberdata

1. Kondisi Lahan

a. Penetapan Lakan Kritis

b. Persentase Penutupan Vegetasi

c. Indeks erosi (IE) atau nilai CP

40 20

10 10

BPDAS, BPKH

RTRWP/K, BAPLAN BPDAS

2. Kualitas, Kuantitas dan

Kontiunitas Air (tata Air)

a. Muatan Sedimen

b. Banjir c. Indeks Penggunaan Air

20

8 4

8

PU,BBWS PU,BBWS,PEMDA,BPDAS

PU,BBWS,PERTANIAN,PEMDA

3. Sosial Ekonomi dan

Kelembagaan a. Tekanan Penduduk

terhadap Lahan

b. Tingkat Kesejahteraan Penduduk

c. Keberadaan dan Penegakan Peraturan

20

10 7 3

BPDAS,BPS,BPN BPDAS,BPDAS,BAPPEDA BPDAS,LSM,PEMDA,Tokoh

Masyarakat

4. Investasi Bangunan

a. Klasifikasi Kota b. Klasifikasi Nilai Bangunan

Air

10

5 5

RTRW,BPDAS,PEMDA PU,BBWS,PEMDA

5. Pemanfaatan Ruang Wilayah

a. Kawasan Lindung b. Kawasan Budidaya

20

5 5

RTRWP/K,BPKH,BAPLAN,BPN RTRWP/K,BPKH,BAPLAN,BPN

Page 3: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Sungai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai berikut :

1. Kondisi Lahan

Kriteria Kondisi lahan meliputi 3 (tiga) sub kriteria berikut ini:

a. Persentase Lahan Kritis

Keterangan rumus:

PLLK = Persentase luas lahan kritis LK = Luas lahan kritis dan sangat kritis (ha)

A = Luas DAS (ha)

Keterangan tambahan:

LK diperoleh dari hasil inventarisasi lahan kritis oleh BPDAS dengan

kriteria sesuai SK Dirjen RRL No. 041/Kpts/V/1998. Kelas kekritisan

lahan yang dimasukkan dalam perhitungan ini adalah kategori kritis

dan sangat kritis.

Tabel 2. Kriteria Penilaian Kondisi Lahan berdasarkan Persentase Lahan Kritis dalam DAS

b) Persentase Penutupan Vegetasi Kriteria penilaian Persentase Penutupan Vegetasi disajikan pada Tabel 3 berikut ini.

Keterangan tambahan:

LV diperoleh dari hasil interpretasi citra satelit, foto udara dan

data Badan Pertanahan Nasional, BAPLAN Kementerian

Kehutanan, BAPPEDA.

Page 4: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Tabel 3. Kriteria Penilaian Kondisi Lahan berdasarkan Persentase Penutupan Vegetasi

c) Indeks Erosi (IE)/Nilai Faktor CP

Berdasarkan ketersediaan data yang ada. Nilai yang digunakan untuk sub criteria diatas, nilai faktor CP menggunkan criteria

sebagaimana terdapat pada tabel.4. Nilai pengelolaan lahan dan tanaman (CP). Cara perhitungannya

adalah sebagai berikut:

Dimana,

CP = nilai tertimbang pengelolaan lahan dan tanaman pada DAS tertentu

CPi = nilai pengelolaan lahan dan tanaman pada unit lahan ke i Ai = luas unit lahan ke i (ha) pada DAS tertentu

A = luas DAS (ha)

Variasi nilai C dan P dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini.

Page 5: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Tabel 4. Variasi Nilai C dan P

Sumber: Hammer W.I. 1980 dan Wood, S.R. and F.J.Dent 1983.

Page 6: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Kriteria penilaian CP tersaji di dalam Tabel. 5 berikut.

Tabel 5. Kriteria nilai tertimbang pengelolaan lahan dan tanaman pada DAS tertentu (CP)

2. Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas Air (Tata Air)

Kriteria kualitas, kuantitas dan kontinuitas air (tata air) terpilih

untuk menggambarkan kondisi hidrologis DAS, didekati dengan lima

sub criteria yaitu koefisien rejim aliran, koefisien aliran tahunan,

muatan sedimen, banjir dan indeks penggunaan air. Mengingat tidak

tersedianya data yang cukup tentang tata air yang ada di provinsi

Kepulauan Bangka Belitung maka didalam kriteria tata air, sub

kriteria Koefisien rejim Aliran dan Koefisien Aliran Tahunan tidak

dimasukan sebagai dasar penetapan klasifikasi DAS. Skor kedua sub

kriteria tersebut disebar secara proporsional pada ketiga sub kriteria

yang dijadikan sebagai dasar penetapan Klasifikasi DAS. Cara

perhitungan parameter untuk setiap sub kriteria dan pembobotan

adalah sebagai berikut :

a) Muatan sedimen

Muatan Sedimen diukur pada tempat yang sama dengan lokasi

pengukuran debit (SPAS) dan diupayakan mencerminkan kondisi

DAS baik di bagian hulu, tengah maupun hilir. Kriteria penilaian

muatan sedimen tersaji di dalam Tabel 6.

Tabel 6. Kriteria Penilaian Muatan Sedimen (MS)

Page 7: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

b) Banjir

Banjir dalam hal ini diartikan sebagai meluapnya air sungai atau

danau atau laut yang menggenangi areal tertentu (biasanya kering)

yang secara signifikan menimbulkan kerugian baik materi maupun

non materi terhadap manusia dan lingkungannya.

Cara perolehan data:

Data yang diperlukan berupa data frekuensi banjir yang diperoleh

dari laporan kejadian bencana banjir atau pengamatan langsung.

Kriteria penilaian kejadian banjir dapat dilihat di dalam Tabel 7

berikut ini.

Tabel 7. Kriteria Penilaian Kejadian Banjir

c) Indeks Penggunaan Air

Cara/rumus perhitungan:

Keterangan rumus: IPA = Indeks penggunaan air Total kebutuhan air = kebutuhan air untuk irigasi + DMI

+penggelontoran kota DMI = domestic, municiple & industry

Qa = debit andalan Kriteria penilaian Indeks Penggunaan Air tersaji di dalam Tabel 8.

berikut. Tabel 8. Kriteria Penilaian Indeks Penggunaan Air (IPA)

Page 8: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

3. Sosial Ekonomi dan Kelembagaan

Kriteria sosial ekonomi dan kelembagaan DAS didekati dengan 3 (tiga)

sub kriteria, yaitu tekanan penduduk terhadap lahan, tingkat

kesejahteraan masyarakat dan kelembagaan DAS. Tekanan terhadap

lahan diprediksi melalui parameter rata-rata luas lahan pertanian

perkeluarga petani.

Kesejahteraan penduduk diprediksi melalui parameter Persentase

keluarga miskin dalam DAS atau rata-rata tingkat pendapatan

perkapita pertahun. Sedangkan kelambagaan DAS dilihat dari kondisi

keberadaan dan penegakan norma konservasi hutan dan lahan oleh

masyarakat DAS.

a) Tekanan Penduduk terhadap Lahan Cara/rumus perhitungan:

IKL = A/P (ha/kk)

Keterangan rumus: IKL = Indeks ketersediaan lahan

A = Luas baku lahan pertanian di dalam DAS P = Jumlah KK petani di dalam DAS

Kriteria penilaian Indeks Ketersediaan Lahan tersaji di dalam

Tabel 9.

Tabel 9. Kriteria Penilaian Indeks Ketersediaan Lahan (IKL)

b) Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Cara/rumus perhitungan: TKP = KK miskin x 100 %

Tot. KK Keterangan rumus:

TKP = tingkat kesejahteraan penduduk di dalam DAS KK miskin = jumlah kepala keluarga miskin di dalam DAS Tot.KK = jumlah total kepala keluarga di dalam DAS

Page 9: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Keterangan tambahan:

Garis kemiskinan ditetapkan menggunakan data yang tersedia di BPS,

yaitu 320 – 400 kg setara beras/kapita/tahun.

Standar penilaian yang digunakan dapat dilihat di dalam Tabel 10. berikut ini.

Tabel 10. Standar Penilaian Tingkat Kesejahteraan Penduduk (TKP)

Berdasarkan Jumlah Keluarga Miskin

Sedangkan apabila parameter yang digunakan adalah rata-rata

pendapatan perkapita per tahun, maka standar penilaian yang

digunakan seperti yang terlihat di dalam Tabel 11. berikut ini.

Tabel 11. Standar Penilaian Tingkat Kesejahteraan Penduduk (TKP) berdasarkan Pendapatan Rata-Rata Perkapita per Tahun

c) Keberadaan dan Penegakan Peraturan Cara perolehan data:

Data diperoleh dari para tokoh masyarakat dan laporan dari

instansi terkait. Data yang diperlukan untuk analisa sub kriteria

ini berupa keberadaan norma yang berkaitan dengan konservasi

dan air serta implementasinya di lapangan di dalam DAS.

Standar penilaian keberadaan dan Penegakan Norma dapat dilihat di dalam Tabel 12.

Tabel 12. Standar Penilaian Keberadaan dan Penegakan Norma

Page 10: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

4. Investasi Bangunan Air

Asset dan nilai investasi bangunan air dalam suatu DAS

mencerminkan besar kecilnya sumberdaya buatan manusia yang

perlu dilindungi dari bahaya kerusakan lingkungan DAS seperti

banjir, tanah longsor, sedimentasi dan kekeringan. Semakin besar

nilai investasi dalam suatu DAS maka semakin penting penanganan

konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan di DAS tersebut, dengan

kata lain sekala pemulihan DAS menjadi sangat tinggi apabila

investasinya sangat tinggi dan kondisi biofisiknya telah mengalami

degradasi. Untuk hal ini didekati dengan sub kriteria keberadaan

kota dan nilai investasi bangunan air seperti

waduk/bendungan/saluran irigasi.

a) Klasifikasi Kota

Cara perolehan data:

Data yang diperlukan adalah keberadaan kota di dalam wilayah

DAS serta kategori dari kota tersebut. Informasi keberadaan kota

tersebut diperoleh dari peta RTRWP/K dan atau hasil

pengamatan.

Keterangan tambahan:

Kalau dalam satu DAS terdapat lebih dari satu kelas kota, maka

dipakai

kelas kota yang tertinggi (skor tertinggi)

Kriteria Penilaian Keberadaan Kota terlihat di dalam Tabel 13.

berikut ini.

Tabel 13. Kriteria Penilaian Keberadaan Kota

b) Klasifikasi NilaiBangunan Air (IBA)

Cara perolehan data:

Data yang perlu diinventarisir adalah besarnya nilai investasi

bangunan air (waduk, bendungan, saluran irigasi) dalam nilai

rupiah.

Page 11: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Keterangan tambahan:

Data nilai investasi diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum,

Dinas Pengairan, atau Balai Besar Wilayah Sungai.

Kriteria penilaian investasi tersebut, dengan klasifikasi yang

tersaji di dalam Tabel 14.

Tabel 14. Kriteria Penilaian Investasi Bangunan Air (IBA)

5. Pemanfaatan Ruang Wilayah

Kriteria pemanfaatan ruang wilayah terdiri dari sub kriteria kawasan

lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah wilayah

yang ditetapkandengan fungsi utama melindungi

kelestarianlingkungan hidup yang mencakup sumber dayaalam dan

sumber daya buatan. Sedangkan Kawasan budi daya adalah wilayah

yang ditetapkandengan fungsi utama untuk dibudidayakan atasdasar

kondisi dan potensi sumber daya alam,sumber daya manusia, dan

sumber daya buatan. Semakin sesuaikondisi lingkungan dengan

fungsi kawasan maka kualifikasi pemulihan DAS adalah rendah dan

sebaliknya apabila tidak sesuai fungsinya maka kualifikasi

pemulihannya tinggi.

a) Kawasan Lindung

Dilakukan dengan mengukur luas liputan vegetasi di dalam

Kawasan Lindung. Dengan demikian sub kriteria ini sebenarnya

juga untuk melihat kesesuaian peruntukan lahan mengingat

Kawasan Lindung sebagian besar terdiri atas Kawasan Hutan.

Cara/rumus perhitungan:

Keterangan rumus:

PTH = persentase luas liputan vegetasiterhadap luas Kawasan Lindung di dalam DAS

Page 12: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Keterangan tambahan:

Yang termasuk kawasan lindung adalah Hutan Lindung dan Hutan

Konservasi (Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Buru,

Tahura,Taman Wisata Alam dan Taman Nasional)dan kawasan

lindung lainnya. Data diperoleh dari BKSDA, BTN, BPN dan BPKH.

Kriteria penilaian kawasan lindung tersebut, dengan klasifikasi yang

tersaji di dalam Tabel 15 berikut.

Tabel 15. Kriteria Penilaian Kawasan Lindung (PTH) berdasarkan Persentase Luas liputan vegetasi terhadap Kaw Lindung di

dalam DAS (%)

b) Kawasan Budidaya

Sub Kriteria ini memfokuskan pada lahan dengan kelerengan 0-

25% pada Kawasan Budidaya. Kelas kelerengan 0-25% ini adalah

paling sesuai untuk budidaya tanaman sehingga akan cocok

berada pada Kawasan Budidaya. Penghitungan dilakukan dengan

mengukur luas total lahan dengan kelerengan 0-25% yang berada

pada Kawasan Budidaya. Semakin tinggi persentase luas unit

lahan dengan kerengan dimaksud pada Kawasan Budidaya maka

kualifikasi pemulihan DAS semakin rendah. Sebaliknya semakin

rendah persentase luas unit lahan dengan kelerengan dimaksud

pada Kawasan Budidaya, atau dengan kata lain semakin tinggi

persentase luas unit lahan dengan kelerengan >25% pada

Kawasan Budidaya maka kualifikasi pemulihan DAS semakin

tinggi.

Page 13: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Cara/rumus perhitungan:

Keterangan rumus: LKB = persentase luas lahan dengan kemiringan lereng 0-

25%terhadap luas Kawasan Budidaya di dalam DAS

Kriteria penilaian kawasan budi daya tersebut menggunakan

klasifikasi seperti yang tersaji di dalam Tabel 16.

Tabel 16. Kriteria Penilaian Kawasan Budidaya berdasarkan

keberadaan lereng 0-25%

PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN METODA

STORET I. Uraian Metoda STORET

Metoda STORET merupakan salah satu metoda untuk

menentukan status mutu air yang umum digunakan.

Dengan metoda STORET ini dapat diketahui parameter-

parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air.

Secara prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara

data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan

peruntukannya guna menentukan status mutu air.

Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan

sistem nilai dari “US-EPA (Environmental Protection Agency)”

dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu :

(1) Kelas A : baik sekali, skor = 0 Æ memenuhi baku mutu

(2) Kelas B : baik, skor = -1 s/d -10 Æ cemar ringan

Page 14: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

(3) Kelas C : sedang, skor = -11 s/d -30 Æ cemar sedang

(4) Kelas D : buruk, skor ≥ -31 Æ cemar berat

II. Prosedur Penggunaan

Penentuan status mutu air dengan menggunakan metoda STORET

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Lakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air

secara periodik sehingga membentuk data dari waktu ke waktu

(time series data).

2. Bandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing

parameter air dengan nilai baku mutu yang sesuai dengan

kelas air.

3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil

pengukuran <

baku mutu) maka diberi skor 0.

4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku

mutu air (hasil pengukuran > baku mutu), maka diberi skor :

Tabel 1.1. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air

Jumlah contoh1)

Nilai Parameter

Fisika Kimia Biologi

< 10

Maksimu

m

Minimum

Rata-rata

-1

-1 -3

-2

-2 -6

-3

-3 -9

≥ 10

Maksimu

m

Minimum

Rata-rata

-2

-2 -6

-4

-4 -

12

-6

-6 -

18 Sumber : Canter (1977)

Catatan : 1) jumlah parameter yang digunakan untuk

penentuan status mutu air.

Page 15: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan

status mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan

menggunakan sistem nilai.

III. Contoh Perhitungan

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Tabel 1.2. merupakan contoh penerapan penentuan kualitas

air menurut metoda STORET yang dilakukan oleh Unpad,

Bandung. Data diambil dari sungai Ciliwung pada stasiun 1.

Pada tabel ini tidak diberikan data lengkap hasil analisa di

sungai Ciliwung, tetapi hanya diberikan nilai maksimum,

minimum, dan rata-rata dari data-data hasil.

Cara pemberian skor untuk tiap parameter adalah sebagai

berikut (contoh, untuk Hg):

a. Hg merupakan parameter kimia, maka gunakan skor

untuk parameter kimia.

b. Kadar Hg yang diharapkan untuk air golongan C adalah 0.002 mg/l.

c. Kadar Hg maksimum hasil pengukuran adalah 0.0296

mg/l, ini berarti kadar Hg melebihi baku mutunya. Maka

skor untuk nilai maksimum adalah -2.

d. Kadar Hg minimum hasil pengukuran adalah 0.0006

mg/l, ini berarti kadar Hg sesuai dengan baku mutunya.

Maka skornya adalah 0.

e. Kadar Hg rata-rata hasil pengukuran adalah 0.0082

mg/l, ini berarti melebihi baku mutunya. Maka skornya

adalah –6.

f. Jumlahkan skor untuk nilai maksimum, minimum, dan rata-rata.

Untuk Hg pada contoh ini skor Hg adalah –8.

Page 16: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

No. Parameter Satuan Baku

Mutu Hasil Pengukuran Skor

Maksimu

m

Minimum Rata-rata

FISIKA 1 TDS mg/l 289 179,4 224,2 2 Suhu air C normal +

3

24,15 20,5 22,06 0

3 DHL mhos/c

m 82,6 72 76,3

4 Kecerahan M 0,46 0,35 0,41

KIMIA a. Anorganik

1 Hg mg/l 0,002 0,0296 0,0006 0,0082 -8

2 As mg/l 0,5 0,0014 Tt 0,0004 0

3 Ba mg/l 1,5 17,401 11,239 15,3665 4 F mg/l 0,01 0,51 0,28 0,4138 0

g. Lakukan hal yang sama untuk tiap parameter, apabila

tidak ada baku mutunya untuk parameter tertentu, maka

tidak perlu dilakukan perhitungan.

h. Jumlahkan semua skor, ini menunjukan status mutu air. Pada contoh

ini skor total adalah –58, ini berarti sungai Ciliwung

pada stasiun 1 mempunyai mutu yang buruk untuk

peruntukan golongan C.

Tabel 1.2. Status Mutu Kualitas Air Menurut Sistem Nilai STORET

di Stasiun 1 sungai Ciliwung bagi peruntukan Golongan C (PP 20/1990)

Page 17: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

5 Cd mg/l nihil Tt Tt Tt 0

6 Cr (VI) mg/l 0,0036 Tt 0,0009 -8

7 Mn mg/l 0,033 Tt 0,083

8 Na mg/l 15,421 5,1672 11,0246

9 NO3-N mg/l 12,28 0,04 3,4675

10 NO2-N mg/l 0,06 1 0,0075 0,3996 -8

11 NH3-N mg/l 0,02 1,53 Tt 0,576 -8

12 pH 6-8.5 7,83 6,72 7,41 0

13 Se mg/l 0,05 Tt Tt Tt 0

14 Zn mg/l 0,02 0,0457 Tt 0,0114 -2

15 CN mg/l 0,01 Tt Tt Tt 0

16 SO4 mg/l 40

2,2

14,175

17 H2S mg/l 0,002 1,27 0,0014 0,3354 -8

18 Cu mg/l 0,02 0,008 Tt 0,0043 0

19 Pb mg/l 0,03 0,2456 Tt 0,1451 -8

20 RSC mg/l 3,42 2,42 2,985

21 BOD5 mg/l 42,51 22,97 32,92

22 COD mg/l 62,2 34,32 48,08

23 Minyak

dan

lemak

mg/l 0,5

Tt Tt Tt 0

24 PO4 mg/l 2,28 0,02 0,7167

25 Phenol mg/l 0,001 Tt Tt Tt 0

26 Cl2 mg/l 0,003 1,3315 0,0003 0,3383 -8

27 B mg/l 2,103 0,81 1,4575

28 COD mg/l 0,1242 0,0145 0,0653

29 Ni mg/l Tt Tt Tt

30 HCO3 mg/l - - -

31 CO2-bebas mg/l 11,88 7,92 9,24

32 Salinitas 0/00 0,02 0 0,015

33 DO mg/l > 3 9,1

8 8,433 0 b. Organik

1 Aldrin mg/l Tt Tt Tt

2 Dieldrin mg/l Tt Tt Tt

3 Chlordane mg/l Tt Tt Tt

4 DDT mg/l 0,002 Tt Tt Tt 0

5 Detergent mg/l 0,2

Tt Tt Tt 0

6 Lindane mg/l Tt Tt Tt

7 PCB mg/l Tt Tt Tt

8 Endrine mg/l 0,004 Tt Tt Tt 0

9 BHC 0,21 Tt Tt Tt 0

MIKROBIOL

O GI

1 Coliform tinja

Jml/1

00

ml

15x10^6

2.5x10^6

7.125x10^6

7

Page 18: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

2 Total

coliform Jml/1

00

ml

15x10^6

2.5x10^6

8.375x10^6

Jumlah Skor -58

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

DENGAN METODA INDEKS

PENCEMARAN

I. Uraian Metode Indeks

Pencemaran

Sumitomo dan Nemerow (1970), Universitas Texas, A.S.,

mengusulkan suatu indeks yang berkaitan dengan senyawa

pencemar yang bermakna untuk suatu peruntukan. Indeks

ini dinyatakan sebagai Indeks Pencemaran (Pollution Index)

yang digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran

relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan

(Nemerow, 1974). Indeks ini memiliki konsep yang berlainan

dengan Indeks Kualitas Air (Water Quality Index). Indeks

Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan,

kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi

seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai.

Pengelolaan kualitas air atas dasar Indeks Pencemaran (IP) ini

dapat memberi masukan pada pengambil keputusan agar

dapat menilai kualitas badan air untuk suatu peruntukan

serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kualitas jika

terjadi penurunan kualitas akibat kehadiran senyawa

pencemar. IP mencakup berbagai kelompok parameter kualitas

yang independent dan bermakna.

II. Definisi

Jika Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air

yang dicantumkan dalam Baku Peruntukan Air (j), dan Ci

menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i) yang

Page 19: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

diperoleh dari hasil analisis cuplikan air pada suatu lokasi

pengambilan cuplikan dari suatu alur sungai, maka PIj adalah

Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi

dari Ci/LijPIj = (C1/L1j,

C2/L2j,…,Ci/Lij)…………………………………….……...(2-1) Tiap

nilai Ci/Lij menunjukkan pencemaran relatif yang

diakibatkan oleh parameter kualitas air. Nisbah ini tidak

mempunyai satuan. Nilai Ci/Lij = 1,0 adalah nilai yang kritik,

karena nilai ini diharapkan untuk dipenuhi bagi suatu Baku

Mutu Peruntukan Air. Jika Ci/Lij >1,0 untuk suatu

parameter, maka konsentrasi parameter ini harus dikurangi

atau disisihkan, kalau badan air digunakan untuk peruntukan

(j). Jika parameter ini adalah parameter yang bermakna bagi

peruntukan, maka pengolahan mutlak harus dilakukan bagi air

itu.

Pada model IP digunakan berbagai parameter kualitas air, maka

pada penggunaannya dibutuhkan nilai rata-rata dari

keseluruhan nilai Ci/Lij sebagai tolok-ukur pencemaran,

tetapi nilai ini tidak akan bermakna jika salah satu nilai

Ci/Lij bernilai lebih besar dari 1. Jadi indeks ini harus

mencakup nilai Ci/Lij yang maksimum

PIj = {(Ci/Lij)R,(Ci/Lij)M}

…………………………………..…….…..(2-2) Dengan (Ci/Lij)R

: nilai ,Ci/Lij rata-rata

(Ci/Lij)M : nilai ,Ci/Lij maksimum

Jika (Ci/Lij)R merupakan ordinat dan (Ci/Lij)M merupakan

absis maka PIj

merupakan titik potong dari (Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M

dalam bidang yang dibatasi oleh kedua sumbu tersebut.

(Ci/Lij)R

Page 20: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

PIj

(Ci/Lij)M

Gambar 2.1. Pernyataan Indeks untuk suatu Peruntukan (j)

Page 21: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

) )

) )

2 2

2

2

Perairan akan semakin tercemar untuk suatu peruntukan (j) jika

nilai (Ci/Lij)R dan atau (Ci/Lij)M adalah lebih besar dari 1,0.

Jika nilai maksimum Ci/Lij dan atau nilai rata-rata Ci/Lij

makin besar, maka tingkat pencemaran suatu badan air akan

makin besar pula. Jadi panjang garis dari titik asal hingga titik

Pij diusulkan sebagai faktor yang memiliki makna untuk

menyatakan tingkat

penceman.

PIj =

m

(Ci /L ij M

+ (Ci /L

ij R

…………………………………………...(2-3)

Dimana m = faktor penyeimbang

Keadaan kritik digunakan untuk menghitung nilai m

PIj = 1,0 jika nilai maksimum Ci/Lij = 1,0 dan nilai rata-rata Ci/Lij = 1,0 maka

1,0 = m

(1) 2 + (1) 2

m = 1/ 2 , maka persamaan 3-3 menjadi

PIj =

(Ci /L ij M

+ (Ci /L

ij R

2

……………………………………………..(2-4)

Page 22: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Metoda ini dapat langsung menghubungkan tingkat

ketercemaran dengan dapat atau tidaknya sungai dipakai

untuk penggunaan tertentu dan dengan nilai parameter-

parameter tertentu.

Evaluasi terhadap nilai PI

adalah :

0 ≤ PIj ≤ 1,0 Æ memenuhi baku mutu

(kondisi baik)

1,0 < PIj ≤ 5,0 Æ

cemar ringan

5,0 < PIj ≤ 10 Æ

cemar sedang

PIj > 10 Æ

cemar berat

III. Prosedur Penggunaan

Jika Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air

yang dicantumkan dalam Baku Mutu suatu Peruntukan Air (j),

dan Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i) yang

diperoleh dari hasil analisis cuplikan air pada suatu lokasi

pengambilan cuplikan dari suatu alur sungai, maka PIj

adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang

merupakan fungsi dari Ci/Lij. Harga Pij ini dapat ditentukan

dengan cara :

1. Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter

rendah maka kualitas air akan membaik.

2. Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang.

3. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter pada setiap lokasi

pengambilan cuplikan.

4.a. Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat

Page 23: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik

atau nilai maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim

merupakan nilai DO jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij

hasil pengukuran digantikan oleh nilai Ci/Lij hasil

perhitungan, yaitu :

C im - C i (hasil pengukuran)(Ci/Lij)baru =

Cim - L ij

4.b. Jika nilai baku Lij memiliki rentang

- untuk Ci < Lij rata-rata

[ Ci - (Lij ) rata -rata ](Ci/Lij)bar

u =

{ (Lij ) minimum - (Lij ) rata -rata }

- untuk Ci > Lij rata-rata

[ Ci - (L ij ) rata -rata ](Ci/Lij)bar

u =

{ (L ij ) maksimum - (Lij ) rata -rata }

4.c. Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij) berdekatan dengan

nilai acuan

1,0, misal C1/L1j = 0,9 dan C2/L2j = 1,1 atau

perbedaan yang sangat besar, misal C3/L3j = 5,0 dan

C4/L4j = 10,0. Dalam contoh ini tingkat kerusakan

badan air sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi kesulitan

ini adalah :

(1) Penggunaan nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran kalau nilai ini lebih kecil dari 1,0.

Page 24: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

(2) Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika nilai (Ci/Lij)hasil

pengukuran lebih besar dari 1,0.

(Ci/Lij)baru = 1,0 + P.log(Ci/Lij)hasil pengukuran

P adalah konstanta dan nilainya ditentukan dengan

bebas dan disesuaikan dengan hasil pengamatan

lingkungan dan atau persyaratan yang dikehendaki

untuk suatu peruntukan (biasanya digunakan nilai

5).

4. Tentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan Ci/Lij

((Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M).

5. Tentukan harga PIj

(C /L ) 2 + (C /L ) 2

PIj =

i ij M i ij R

2

IV. Contoh Perhitungan

Pada contoh berikut ini diberikan data untuk suatu sampel

sungai yang akan ditentukan indeks pencemarannya (IP). Hasil

pengukuran sampel diberikan pada kolom 2 (Ci) dan baku

mutu perairan tersebut diberikan pada kolom 3 (LiX). Pada

contoh perhitungan hanya digunakan 6 parameter saja.

Contoh yang diberikan berikut ini hanya bertujuan agar pemakai

metoda Indeks Pencemaran dapat memahami cara menghitung

harga PIj.

Page 25: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Tabel 2.2. Contoh penentuan IP untuk baku mutu x

Parameter Ci LiX

Ci/LiX Ci/LiX baru TSS 10

0 50

2 2,5 DO 2 6 0,28 0,28

pH 8 6-9

0,5 0,5 Fecal coliform 2000 1000 2 2,5 BOD 8 2 4,0 4,0 Se 0,0

7 0,01

7,0 5,2

Page 26: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

• Contoh perhitungan

TSS : C1/L1X = 100 /

50 = 2

C1/L1X

> 1

Maka gunakan persamaan

(Ci/Lij)baru

(C1/L1X)baru = 1,0 + 5

log 2 = 2,5

Catatan : Ci/Lij baru dihitung karena nilai Ci/Lij yang berjauhan

untuk Ci/Lij < 1 digunakan Ci/Lij hasil pengukuran, tetapi

bila Ci/Lij > 1 perlu dicari Ci/Lij baru.

• Contoh perhitungan DO :

DO merupakan parameter yang jika harga parameter

rendah maka kualitas akan menrun. Maka sebelum

menghitung C2/L2X harus dicari terlebih dahulu harga C2

baru.

DOmaks = 7 pada

temperatur 250C

C2 baru = 7 –

2 = 5 7 – 6

3

C2/L2X = (5/3) / 6

= 0,28

• Contoh perhitungan pH :

Karena harga baku mutu pH memiliki rentang, maka penetuan C3/L3X

dilakukan dengan cara :

L3X rata-rata = 6 + 9 = 7,5 C3

> L3X rata-rata

2

Page 27: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

C3/L3X = ( 8 – 7,5 )

= 0,5 ( 9 – 8 )

• Tentukan nilai (Ci/LiX)R = 2,58 (nilai rata-rata

dari kolom 5)

• Tentukan nilai (Ci/LiX)M = 5,2 (nilai maksimum

dari kolom 5)

• Dengan menggunakan persamaan pada langkah no 5 (lihat prosedur

3.2), maka dapat ditentukan nilai PIX = 4,10.

Apabila kemudian data air sungai yang sama ingin

dibandingkan terhadap baku mutu yang berbeda, misalnya Y

(kolom II, Tabel 3.3), maka perhitungannya menjadi sebagai

berikut:

Page 28: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Tabel 2.3. Contoh penentuan IP untuk baku mutu Y Parameter Ci Li

Y

Ci/LiY Ci/LiY baru TSS 10

0 400

0,25 0,25

DO 2 1 2 0,83

pH 8 6-9

0,5 0,5

BOD 8 10

0,8 0,8

Se 0,07 0,08 0,88 0,88

Dari Tabel 2.3., maka dapat ditentukan nilai-nilai berikut:

• (Ci/LiY)R = 0,625

• (Ci/LiY)M = 0,88

• PIY = 0,76

Jika dibandingkan antara contoh pada Tabel 2.2 dengan contoh

pada Tabel

2.3, maka dapat diambil kesimpulan bahwa air sungai yang

diukur memenuhi baku mutu Y dan tidak memenuhi baku mutu X.

Jadi bila nilai PI lebih kecil dari 1,0, maka sampel air tersebut

memenuhi baku mutu termaksud, sedangkan bila lebih besar

dari 1,0, sampel dinyatakan tidak

memenuhi baku mutu.

Page 29: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Lampiran .

Tabel. DAS yang dipulihkan daya dukungnya

No Kodefikasi Nama DAS Luas (Ha)

1 DAS120611 DAS Baturusa 67.993,76

2 DAS110671 DAS Muntok 3.437,71

3 DAS110725 DAS Linggang 81.620,46

4 DAS110723 DAS Manggar 27.951,22

5 DAS120760 DAS Cerucuk 55.177,19

6 DAS110578 DAS Kebyang 4.268,55

7 DAS110580 DAS Jebus 6.847,26

8 DAS110581 DAS Batunggal 572,16

9 DAS110582 DAS Pelawan 2.610,74

10 DAS110583 DAS Kanau 490,81

11 DAS110584 DAS Irat 664,82

12 DAS110585 DAS Teluk Kelabat 1.118,25

13 DAS110586 DAS Melitau 954,41

14 DAS110589 DAS Antan 27.305,79

15 DAS110595 DAS Riding 3.803,83

16 DAS110597 DAS Damar 8.133,30

17 DAS110598 DAS Padanglalang 2.075,77

18 DAS110599 DAS Parak 1.939,61

19 DAS110600 DAS Bubus 8.998,04

20 DAS110601 DAS Sekah 5.466,79

21 DAS110604 DAS Mapur 13.882,35

22 DAS110605 DAS Padukang 3.012,05

23 DAS110606 DAS Diniang 7.253,77

24 DAS110607 DAS Matras 530,68

25 DAS110609 DAS Betung 14.281,67

26 DAS110613 DAS Gemuruh 3.152,65

27 DAS110618 DAS Risi 3.879,90

28 DAS110623 DAS Rangau 4.292,46

29 DAS110624 DAS Lengko 4.727,63

30 DAS110625 DAS Sepet 3.810,66

31 DAS110626 DAS Bakong 5.996,69

32 DAS110641 DAS Sangkarikan 13.890,36

33 DAS110642 DAS Namak 2.601,26

34 DAS110643 DAS Tagak 2.273,23

35 DAS110644 DAS Toboali 2.485,87

36 DAS110645 DAS Linei 577,37

37 DAS110647 DAS Gadung 1 1.367,82

38 DAS110659 DAS Petal 3.063,74

39 DAS110662 DAS Gadung 2 2.307,00

40 DAS110666 DAS Kadur 4.143,47

41 DAS110667 DAS Ranggam 315,03

42 DAS110668 DAS Pait 381,50

43 DAS110669 DAS Daeng 368,18

44 DAS110670 DAS Jawa 223,34

45 DAS110672 DAS Riang 1.966,11

46 DAS110673 DAS Air Putih 1.083,76

47 DAS110674 DAS Mentiai 704,23

48 DAS110675 DAS Biat 858,79

Page 30: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

No Kodefikasi Nama DAS Luas (Ha)

49 DAS110678 DAS Kelumpang Bangka 3.327,26

50 DAS110680 DAS Rambat 14.171,47

51 DAS110681 DAS Batang 1.084,43

52 DAS110688 DAS Kampak 812,80

53 DAS110698 DAS Pulau Liat 1.694,35

54 DAS110699 DAS Putat 942,10

55 DAS110712 DAS Lengir 9.933,70

56 DAS110713 DAS Kumbe 1.142,76

57 DAS110716 DAS Kripit 935,70

58 DAS110722 DAS Burung Mandi 1.743,35

59 DAS110724 DAS Ngarawan 4.916,74

60 DAS110726 DAS Limbungan 15.433,62

61 DAS110734 DAS Kebal 6.978,12

62 DAS110743 DAS Bulin 1.946,63

63 DAS110745 DAS Nyuruk 1.181,00

64 DAS110749 DAS Empalak 536,54

65 DAS110750 DAS Mensuci 2.524,78

66 DAS110753 DAS Ulim Besar 902,58

67 DAS110757 DAS Samak 3.120,61

68 DAS110758 DAS Penjilin 1.330,44

69 DAS110759 DAS Tiris 992,47

70 DAS120612 DAS Mesu 4.007,11

71 DAS120615 DAS Terentang 4.318,53

72 DAS120617 DAS Airbara 11.787,90

73 DAS120619 DAS Pulur 7.909,03

74 DAS120628 DAS Kepoh 57.353,49

75 DAS120714 DAS Sekayu 8.946,10

76 DAS112668 Pulau Perut 2,11

77 DAS112687 Pulau Simbang 1,65

78 DAS112696 Pulau Bebuar 18,15

79 DAS112705 Pulau Batu Nek Sauya 0,60

80 DAS112711 Pulau Kembung 3,09

81 DAS112720 Pulau Kanis 4,61

82 DAS112724 Pulau Nangka 1,49

83 DAS112726 Pulau Pesemut 4,48

84 DAS112729 Pulau Tempuling 44,71

85 DAS112730 Pulau Karangraye 272,96

86 DAS112731 Pulau Gersik 5,44

87 DAS112746 Pulau Siadong 20,40

88 DAS112751 Pulau Bukulimau 10,80

89 DAS112781 Pulau Sekunyit 3,37

90 DAS112800 Pulau Berumput 2,51

91 DAS112805 Pulau Ketapang 13,65

92 DAS112807 Pulau Keremian 14,57

93 DAS112808 Pulau Keremian 1,51

94 DAS112809 Pulau Rumput 4,39

95 DAS112814 Pulau Pelema 5,39

96 DAS112815 Pulau Blatok 3,25

Page 31: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

No Kodefikasi Nama DAS Luas (Ha)

97 DAS112816 Pulau Blatok 0,47

98 DAS112834 Pulau Semedang Kecil 3,31

99 DAS112835 Pulau Bangkai 0,72

100 DAS112836 Pulau Panjang Belitung 3,70

101 DAS112838 Pulau Cina 37,60

102 DAS112839 Pulau Aji 24,77

103 DAS112867 Pulau Ulat Bulu 2,51

104 DAS112869 Pulau Kerak 0,69

105 DAS112871 Pulau Kembong 3,80

106 DAS112877 Pulau Bakau 51,50

107 DAS112883 Pulau Selemar 2,18

108 DAS112886 Pulau Celagen 12,59

Page 32: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Tabel. DAS yang dipertahankan daya dukungnya

No Kodefikasi Nama DAS Luas (Ha)

1 DAS110576 DAS Mempari 4.833,99

2 DAS110577 DAS Pesukan 701,44

3 DAS110579 DAS Mapat 2.229,09

4 DAS110587 DAS Semulut 761,31

5 DAS110588 DAS Mamirah 3.644,49

6 DAS110591 DAS Layang 43.204,06

7 DAS110592 DAS Mantik 316,70

8 DAS110593 DAS Nijuk 1 411,77

9 DAS110594 DAS Nijuk 2 1.344,09

10 DAS110596 DAS Kajut 320,53

11 DAS110602 DAS Duku 12.426,05

12 DAS110603 DAS Tuwing 8.123,78

13 DAS110608 DAS Layanglaut 516,65

14 DAS110610 DAS Reba 1.829,92

15 DAS110616 DAS Guntung 4.188,05

16 DAS110620 DAS Perlang 2.019,04

17 DAS110622 DAS Nadi 2.373,26

18 DAS110629 DAS Tirem 614,58

19 DAS110630 DAS Tukak 410,29

20 DAS110631 DAS Sambu 2.674,10

21 DAS110632 DAS Bantan 423,97

22 DAS110633 DAS Pompong 1.798,11

23 DAS110634 DAS Saba 234,06

24 DAS110635 DAS Tokoi 1.957,23

25 DAS110636 DAS Tapang 443,86

26 DAS110637 DAS Kemusa 406,81

27 DAS110638 DAS Kemirai 417,56

28 DAS110639 DAS Buntu 1.541,26

29 DAS110640 DAS Pelanceng 1.310,50

30 DAS110646 DAS Ruku 556,33

31 DAS110648 DAS Bidal 1.163,88

32 DAS110649 DAS Bikang 19.904,68

33 DAS110650 DAS Nyireh 35.103,83

34 DAS110651 DAS Ulin 32.266,94

35 DAS110652 DAS Balar 57.701,69

36 DAS110653 DAS Kabal 10.369,68

37 DAS110654 DAS Aras 961,96

38 DAS110655 DAS Permisan 426,40

39 DAS110656 DAS Bakung 570,55

40 DAS110661 DAS Kotawaringin 54.882,85

41 DAS110664 DAS Tiling 2.335,15

42 DAS110665 DAS Ubar 18.264,46

43 DAS110676 DAS Bunut 1 724,51

44 DAS110677 DAS Selindung 1.159,33

45 DAS110679 DAS Ketiau 5.231,14

46 DAS110682 DAS Asem 16.767,83

47 DAS110683 DAS Teritip 491,36

48 DAS110684 DAS Kampa 44.464,75

Page 33: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

No Kodefikasi Nama DAS Luas (Ha)

49 DAS110685 DAS Kendi 514,02

50 DAS110686 DAS Pulau Lepar 7.043,07

51 DAS110687 DAS Kemiri 531,67

52 DAS110689 DAS Elang 1.409,97

53 DAS110690 DAS Bunut 2 6.168,18

54 DAS110691 DAS Nipah 1.242,01

55 DAS110692 DAS Buluh 952,82

56 DAS110693 DAS Krating 1.187,92

57 DAS110694 DAS Kliung 743,09

58 DAS110695 DAS Par 1.148,23

59 DAS110696 DAS Metanau 1.022,16

60 DAS110697 DAS Pongokanak 1.139,68

61 DAS110700 DAS Batubadinding 797,80

62 DAS110701 DAS Biduk 888,61

63 DAS110702 DAS Pemukul 1.901,53

64 DAS110703 Pulau Pandan Giring 1.597,94

65 DAS110704 Pulau Perupuk 2.307,48

66 DAS110705 248 1.170,73

67 DAS110706 DAS Mendanau 4.989,12

68 DAS110707 DAS Naduk 1.202,82

69 DAS110708 Pulau Nado 996,73

70 DAS110709 DAS Tanjungbinga 2.128,79

71 DAS110710 DAS Rada 2.896,54

72 DAS110711 DAS Sijuk 9.891,25

73 DAS110715 DAS Keladi 1.672,81

74 DAS110718 DAS Sagu 10.751,23

75 DAS110719 DAS Tanjung Asem 2.483,60

76 DAS110720 DAS Mang 694,49

77 DAS110721 DAS Nayo 825,83

78 DAS110727 DAS Oma Tengka 1.914,83

79 DAS110728 DAS Tanjung Batu Air 12.346,95

80 DAS110729 DAS Tanjung Batu Itam 738,70

81 DAS110730 DAS Getah 862,14

82 DAS110731 DAS Pakem 531,17

83 DAS110732 DAS Langir 888,11

84 DAS110733 DAS Kelumpang Belitung 1.023,95

85 DAS110735 DAS Pesak 7.425,78

86 DAS110736 DAS Dendang 1.963,18

87 DAS110738 DAS Banten 21.359,73

88 DAS110739 DAS Rusa 642,84

89 DAS110740 DAS Sabong 961,59

90 DAS110741 DAS Pendas 1.356,97

91 DAS110742 DAS Mentigi 1.840,85

92 DAS110744 DAS Munun 1.832,83

93 DAS110746 DAS Sit 528,14

94 DAS110747 DAS Belian 479,12

95 DAS110748 DAS Naga 528,23

96 DAS110751 DAS Membalong 13.747,72

Page 34: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

No Kodefikasi Nama DAS Luas (Ha)

97 DAS110752 DAS Kubing 8.494,40

98 DAS110754 DAS Ulim Kecil 2.601,45

99 DAS110756 DAS Suge 3.307,34

100 DAS110761 DAS Kubu 3.360,60

101 DAS110762 DAS Terung 1.868,62

102 DAS112666 Pulau Tenung 2,18

103 DAS112667 Pulau Pemuja 11,27

104 DAS112669 Pulau Penyusuk 8,46

105 DAS112670 Pulau Bakung 2,83

106 DAS112672 Belinyu 11,98

107 DAS112673 Pulau Mengkubung 10,58

108 DAS112674 Pulau Kambing 2,64

109 DAS112675 Pulau Medang Jebus 2,06

110 DAS112676 Pulau Nenas 4,60

111 DAS112677 Pulau Putri 11,53

112 DAS112678 181 2,52

113 DAS112679 Pulau Beriber 2,55

114 DAS112680 Pulau Padi 3,90

115 DAS112681 Pulau Danta 34,28

116 DAS112682 12 1,50

117 DAS112683 Pulau Layang 17,68

118 DAS112684 Pulau Layang 146,43

119 DAS112686 Pulau Punggur 1,50

120 DAS112689

Pulau Panjang

Pangkalanbaru 100,58

121 DAS112690 Pulau Semujur 17,74

122 DAS112691 Pulau Ketawai 34,77

123 DAS112697 Pulau Kalasa 263,88

124 DAS112698 Pulau Lengkuas 4,02

125 DAS112699 Pulau Babi Sijuk 14,82

126 DAS112700 Pulau Lutong 0,77

127 DAS112701 Pulau Kerak Sijuk 1,43

128 DAS112702 Pulau Semaju 5,62

129 DAS112703 Pulau Baki 17,84

130 DAS112704 Pulau Terbirak 4,23

131 DAS112706 Pulau Tukong Kelayang 0,78

132 DAS112707 Pulau Kelayang 2,45

133 DAS112708 Pulau Siantu 1,32

134 DAS112709

Pulau Babi Sungai

Padang 10,38

135 DAS112710 Pulau Limau Jering 1,89

136 DAS112712 Pulau Buluh 142,53

137 DAS112713 Pulau Kuale 5,17

138 DAS112714 Pulau Pemulutan Gede 7,81

139 DAS112715 Pulau Mulut Besar 4,35

140 DAS112716 Pulau Mang Kecil 0,89

141 DAS112717 Pulau Keban 5,31

142 DAS112718 Pulau Tanggak Batu

Emoat 0,43

143 DAS112719 Pulau Tang 2,04

Page 35: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

No Kodefikasi Nama DAS Luas (Ha)

144 DAS112722 Pulau Sembilang 4,59

145 DAS112723 Pulau Nangka 244,26

146 DAS112728 Pulau Belian 17,95

147 DAS112738 Pulau Nyamuk 18,28

148 DAS112739 Pulau Tengah 8,75

149 DAS112740 Pulau Telaga Paha 115,53

150 DAS112741 Pulau Meranai 58,16

151 DAS112742 Pulau Bakau Manggar 85,97

152 DAS112743 Pulau Memperak 0,58

153 DAS112744 Pulau Memperak 4,96

154 DAS112762 Pulau Gantung 15,10

155 DAS112763 Pulau Sukun 6,00

156 DAS112764 Pulau Melidang 35,42

157 DAS112765 Pulau Selanduk 766,83

158 DAS112767 Pulau Sekepar 8,73

159 DAS112768 Pulau Tapok 48,35

160 DAS112769 112 0,30

161 DAS112770 Pulau Kenek 4,97

162 DAS112771 Pulau Lindung Laut 81,71

163 DAS112772 Pulau Lindung Darat 110,12

164 DAS112773 Pulau Pakuk 26,27

165 DAS112774 Pulau Sekacam 15,38

166 DAS112775 Pulau Seruak 23,29

167 DAS112776 118 40,91

168 DAS112777 Pulau Panjang Gantung 139,73

169 DAS112778 Pulau Nepi 120,76

170 DAS112779 159 2,29

171 DAS112780 Pulau Rotan 222,96

172 DAS112782 Pulau Meriam 2,67

173 DAS112783 Pulau Ayer 6,85

174 DAS112784 Pulau Sentuang 3,07

175 DAS112785 244 4,52

176 DAS112786 Pulau Airmasin 295,83

177 DAS112787 Pulau Pangau Gede 2,93

178 DAS112788 Pulau Marai 171,51

179 DAS112789 Pulau Belukut 76,00

180 DAS112790 Pulau Menterus 99,08

181 DAS112791 Pulau Long 6,93

182 DAS112792 Pulau Pengapit Besar 22,24

183 DAS112793 Pulau Pengapit Kecil 11,69

184 DAS112794 169 1,50

185 DAS112795 173 3,95

186 DAS112796 175 0,76

187 DAS112797 Pulau Bayan Beltim 41,21

188 DAS112798 Pulau Kampak 387,39

189 DAS112799 Pulau Kluang 26,53

190 DAS112801 Pulau Berukik Laut 1,12

191 DAS112802 Pulau Berukik Tengah 0,72

192 DAS112803 Pulau Berukik Darat 1,06

Page 36: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

No Kodefikasi Nama DAS Luas (Ha)

193 DAS112804 Pulau Babi Simpang

Pesak 1,84

194 DAS112806 170 3,44

195 DAS112810 Pulau Tupai 3,80

196 DAS112811 Pulau Besar Gunung 13,61

197 DAS112812 174 1,08

198 DAS112813 Pulau Basar Tenga 10,35

199 DAS112817 Pulau Genting 2,68

200 DAS112818 Pulau Perut 1,25

201 DAS112824 Pulau Seribu 49,61

202 DAS112825 DAS Seliu 1.658,04

203 DAS112833 Pulau Semedang 18,97

204 DAS112837 Pulau Buntar 3,49

205 DAS112840 Pulau Mendulu 364,91

206 DAS112841 Pulau Pluntang Kecil 8,67

207 DAS112842 Pulau Pluntang Besar 76,48

208 DAS112843 Pulau Bago 92,17

209 DAS112844 Pulau Keringan 159,07

210 DAS112845 235 1,04

211 DAS112846 91 1,94

212 DAS112847 Pulau RU 169,49

213 DAS112848 Pulau Batang 512,25

214 DAS112849 Pulau Gudus 121,40

215 DAS112850 Pulau Mengkukong 2,06

216 DAS112851 Pulau Kelembung 35,28

217 DAS112852 Pulau Anak 2,34

218 DAS112853 Pulau Rengit 228,98

219 DAS112854 Pulau Sepindang 149,10

220 DAS112855 74 1,13

221 DAS112856 Pulau Bayan Selatnasik 4,22

222 DAS112857 Pulau Sebongkok 335,68

223 DAS112858 68 1,61

224 DAS112859 Pulau Sekutai 335,31

225 DAS112860 Pulau Bayan Belitung 7,10

226 DAS112861 54 11,91

227 DAS112862 52 3,31

228 DAS112863 51 2,95

229 DAS112864 Pulau Gusung Bugis 1,23

230 DAS112865 Pulau Gusung Bugis 1,91

231 DAS112866 Pulau Kelemuak 1,66

232 DAS112868 Pulau Kalimambang 31,75

233 DAS112870 Pulau Langir 17,38

234 DAS112872 Pulau Kelemar 49,17

235 DAS112873 Pulau Aur 138,65

236 DAS112874 Pulau Gresik 15,34

237 DAS112875 143 1,04

238 DAS112876 Pulau Kalang Baoe 66,40

239 DAS112880 Pulau Kuil 8,59

240 DAS112884 Pulau Pongok Anak 21,60

Page 37: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

No Kodefikasi Nama DAS Luas (Ha)

241 DAS112885 61 5,76

242 DAS112888 Pulau Kelapan 380,71

243 DAS112889 Pulau Seniur 148,26

244 DAS112890 Pulau Ibul 194,04

245 DAS112891 Pulau Bayang Basel 23,88

246 DAS112892 Pulau Burung 733,83

247 DAS112893 Pulau Pemulut 2,29

248 DAS112894 Pulau Anak Air 115,84

249 DAS112895 Pulau Panjang Basel 41,98

250 DAS112896 Pulau Lutung 5,21

251 DAS112897 Pulau Mentangur 6,55

252 DAS112898 Pulau Tinggi 320,51

253 DAS112902 239 44,66

254 DAS112905 Pulau Nangka Besar 341,67

255 DAS112906 Pulau Gadung 19,10

256 DAS112907 Pulau Pelepasan 11,54

257 DAS112908 Pulau Medang 4,95

258 DAS112909 Pulau Semumbung 6,05

259 DAS112910 Pulau Pelangga 1,11

260 DAS112911 Pulau Pelangga 0,65

261 DAS120590 DAS Babar 32.148,05

262 DAS120614 DAS Kurau 71.354,23

263 DAS120621 DAS Pading 7.783,05

264 DAS120627 DAS Gumba 38.308,05

265 DAS120657 DAS Bangkakota 54.812,93

266 DAS120658 DAS Selan 63.271,56

267 DAS120660 DAS Menduk 43.127,88

268 DAS120663 DAS Mancang 85.592,74

269 DAS120717 DAS Buding 57.292,01

270 DAS120737 DAS Ungu 32.703,97

271 DAS120755 DAS Sapei 22.340,14

Peta Klasifikasi DAS sebagaimana Gambar 2 lampiran peta.

Page 38: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Tabel Indikasi Program dan Kegiatan Pengelolaan DAS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tahap II Tahap III

2017 2018 2019 2020 2021 2022 2022-2027 2027-2032

A. Pengendalian kualitas air PROGRAM PENINGKATAN

PENGENDALIAN DAN PENAATAN

LINGKUNGAN HIDUP

Persentase BOD, COD dan TSS 1 Identifikasi Kualitas Air Sungai

di Provinsi Kepulauan Bangka

Beitung

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

2 Pengendalian Beban

Pencemaran Air

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

3 Penyusunan Dokumen Rencana

Aksi Daerah dalam Peningkatan

kualitas sungai di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

4 Peningkatan Kapasitas

Masyarakat dalam perlindungan

dan pengelolaan lingkungan

hidup

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

5 Penyusunan dan Penetapan

Kebijakan bidang lingkungan

hidup

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

Pengendalian kualitas udara PROGRAM PENINGKATAN

PENGENDALIAN DAN PENATAAN

LINGKUNGAN HIDUP

Persentase penurunan Konsentrasi

SO2 yang melebihi Nilai Ambang Batas

1 Identifikasi kualitas Udara di

Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

Persentase Ketaatan Usaha/Kegiatan

terhadap Peraturan Perundang-

Undangan Bidang Lingkungan Hidup

2 Fasilitasi peningkatan

pembangunan Ruang Terbuka

Hijau dan Hutan Kota di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

3 Pengawasan Pelaksanaan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Bagi Pelaku Usaha/Kegiatan

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

4 Pemantauan dan Pengawasan

Penggunaan Bahan Perusak

Ozon (BPO)

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

5 Penaatan Sanksi Administrasi

terhadap izin lingkungan

dan/atau izin PPLH oleh

usaha/kegiatan

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

6 Verifikasi permohonan izin

pengumpulan limbah B3 skala

provinsi

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

7 Penerimaan, penelaahan, dan

verifikasi pengaduan

masyarakat

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

No Tahun Pelaksanaan

Sumber Dana

PelaksanaArah Kebijakan Indikator Program No

Tahap I

Indikasi Program Kegiatan Penanggungjawab

Page 39: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

PROGRAM PENINGKATAN

PENGOLAHAN SAMPAH

PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN

KAPASITAS LINGKUNGAN HIDUP

1 Pemberdayaan masyarakat

hukum adat kearifan lokal

dalam perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

2 Penyusunan Rencana Induk

Pengelolaan konservasi

keanekaragaman hayati

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

3 Peningkatan Kapasitas

Masyarakat dalam perlindungan

dan pengelolaan lingkungan

Hidup

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

4 'Implementasi upaya adaptasi

dan mitigasi perubahan iklim

melalui program kampung iklim

(Proklim)

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

5 'Pemberian Penghargaan Bidang

Lingkungan Hidup

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

6 Peningkatan peran serta

masyarakat dalam pengelolaan

persampahan melalui kemitraan

bersama PKK Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

Peningkatan tutupan lahan PROGRAM PENINGKATAN TATA KELOLA

LINGKUNGAN HIDUP

Persentase jumlah kebijakaan

berkaitan dengan tutupan lahan yang

diimplementasikan

Penyusunan Rencana

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup (RPPLH)

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

Penyusunan Dokumen Reviu

Rencana perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup

(RPPLH)

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

Penyusunan Kajian Daya Dukung

dan Daya Tampung Lingkungan

Hidup

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

Penyusunan Dokumen Reviu

Daya Dukung dan Daya Tampung

Lingkungan Hidup

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

'Analisis data dan informasi

Lingkungan Hidup

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

Peningkatan tutupan lahan PROGRAM PENINGKATAN

PENGENDALIAN DAN PENATAAN

LINGKUNGAN HIDUP

Fasilitasi peningkatan

pembangunan Ruang Terbuka

Hijau dan Hutan Kota di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

Dinas Lingkungan Hidup

APBD/APBN

Dinas Lingkungan

Hidup

B. Penyusunan kebijakan dan implementasi

perlindungan lahan pertanian

berkelanjutan

PROGRAM PENGEMBANGAN

PRASARANA, SARANA PERTANIAN DAN

PENYULUHAN PERTANIAN

Pertambahan Kebijakan  Perlindungan

Lahan Pertanian Berkelanjutan yang di

implementasikan

Dinas Pertanian

APBD/APBN

Dinas Pertanian

Page 40: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

C. Pengembangan Kawasan Strategis

Industri

PROGRAM PENATAAN RUANG DAN

PERTANAHAN

Persentase Jumlah Regulasi Penataan

Ruang yang diimplementasikan

Dinas PU PR

APBD/APBN

Dinas PU PR

Pengembangan Kawasan Strategis PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA AIR

Persentase penyediaan volume air

baku di kawasan Strategis Industri

Dinas PU PR

APBD/APBN

Dinas PU PR

Persentase panjang talud yang

terbangun di kawasaan Strategis

Dinas PU PR

APBD/APBN

Dinas PU PR

Peningkatan, pemeliharaan dan

pembangunan infrastruktur air baku

PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA AIR

Pertumbuhan volume air baku Dinas PU PR

APBD/APBN

Dinas PU PR

Pengembangan Pengelolaan kawasan

rawan bencana alam

PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA AIR

Panjang sungai yang dinormalisasi

pada daerah rawan bencana

Dinas PU PR

APBD/APBN

Dinas PU PR

panjang penahan tanah akibat erosi Dinas PU PR

APBD/APBN

Dinas PU PR

Persentase Panjang Penahan Abrasi

Pantai

Dinas PU PR

APBD/APBN

Dinas PU PR

D. Peningkatan tata kelola dan nilai tambah

produk sumber daya mineral;

PROGRAM PENGEMBANGAN

PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN

LOGAM DAN BATUAN

Persentase Perusahaan pertambangan

non logam yang menerapkan good

mining practices

1 Pembinaan dan Pengawasan

Kegiatan Usaha Pertambangan

Mineral Bukan Logam dan

Batuan

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

Peningkatan tata kelola dan nilai tambah

produk sumber daya mineral;

PROGRAM PENGEMBANGAN

PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM

Persentase Perusahaan pertambangan

logam yang menerapkan good mining

practices

Pembinaan dan Pengawasan

Kegiatan Usaha Pertambangan

Mineral Logam

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

Peningkatan penyelenggaraan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan

PROGRAM PENGEMBANGAN

PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM

Persentase lahan kritis di arel IUP yang

di reklamasi,

Inventarisasi dan pemetaan

kawasan lahan terganggu oleh

aktifitas pertambangan di dalam

dan di luar Izin Usaha

Pertambangan (IUP)

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

Nilai jaminan reklamasi Verifikasi dan evaluasi terhadap

dokumen Rencana Reklamasi

(RR)

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

Peningkatan penyelenggaraan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan

PROGRAM PENGEMBANGAN

PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM

Persentase luas lahan yang tidak

terganggu di areal ULP

Inventarisasi dan pemetaan

kawasan lahan terganggu oleh

aktifitas pertambangan di dalam

dan di luar Izin Usaha

Pertambangan (IUP)

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

Peningkatan tata kelola dan nilai tambah

produk sumber daya mineral;

PROGRAM PENINGKATAN

PENGELOLAAN GEOLOGI DAN AIR

TANAH

Persentase cadangan Mineral bukan

logam dan batuan yang potensial

Penyelidikan kebumian di

Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

Page 41: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Kajian inventarisasi potensi

mineral ikutan timah

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

Peningkatan penyelenggaraan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan

PROGRAM PENINGKATAN

PENGELOLAAN GEOLOGI DAN AIR

TANAH

Persentase cadangan air tanah yang

potensial yang dapat dimanfaatkan

1 Survey Geolistrik untuk

pendugaan lapisan akuifer

bawah permukaan

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

Peningkatan penyelenggaraan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan

PROGRAM PENINGKATAN

PENGELOLAAN GEOLOGI DAN AIR

TANAH

Persentase pemenuhan Air Tanah

dilokasi yang rawan air

2 DED dan pembangunan fasilitas

pemakaian Air Tanah

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

Dinas ESDM

APBD/APBN

Dinas ESDM

E. Pengembangan Pelabuhan dan Kawasan

Strategis

PROGRAM PENINGKATAN TATA KELOLA

HUTAN DAN PEMANFAATAN HUTAN

Presentase luas areal kawasan hutan

yang dikelola di Kawasan strategis

Penyelesaian usulan perubahan

status kawasan hutan / TORA

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Pengembangan Perhutanan Sosial PROGRAM PENINGKATAN TATA KELOLA

HUTAN DAN PEMANFAATAN HUTAN

Persentase hasil hutan bukan kayu

yang dikembangkan

Pengembangan Hasil Hutan

Bukan Kayu

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Pemanfaatan Kawasan Hutan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Expo Pengembangan dan

Promosi Hasil Hutan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Pengembangan Pengelolaan kawasan

rawan bencana alam

PROGRAM PENINGKATAN

PENGELOLAAN DAS DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Persentase DAS kritis yang di kelola Pembinaan dan Pegelolaan

Daerah Aliran Sungai

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Pemenuhan Kewajiban

Rehabilitasi DAS bagi Pemegang

Izin Pinjam Pakai Kawasan

Hutan (IPPKH)APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Pengendalian kualitas air PROGRAM PENINGKATAN

PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI SDA

DAN EKOSISTEM

Persentase Kawasan ekosistem

essensial (%)

Identifikasi, Inventarisasi dan

Pemanfaatan Kawasan

ekosistem essensial

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

pengendalian kualitas udara PROGRAM PENINGKATAN

PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI SDA

DAN EKOSISTEM

Persentase penurunan Kawasan Hutan

yang terbakar

Pengendalian Kebakaran Hutan

dan Lahan

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Peningkatan tutupan lahan PROGRAM PENINGKATAN

PENGELOLAAN DAS DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Persentase luas kawasan hutan yang

bervegetasi (%)

Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Pembangunan sumber benih

dan konservasi ex situ Gaharu

dan Pelawan

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Penyelenggaraan Rehabilitasi

Hutan dan Lahan

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Page 42: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran

Pembangunan Ruang Terbuka

Hijau Kompleks Perkantoran

Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Pengembangan Perhutanan Sosial PROGRAM PENINGKATAN

PENGELOLAAN DAS DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Persentase luas kawasan Perhutanan

Sosial (%)

Pengembangan Perhutanan

Sosial

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Penyelenggaraan Penyuluhan

Kehutanan

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Penumbuhan dan

pengembangan kelompok

pecinta alam/pramuka

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Peningkatan penyelenggaraan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan

PROGRAM PENINGKATAN

PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI SDA

DAN EKOSISTEM

persentase penanganan tindak pidana

kehutanan

Penertiban Pelanggaran Tindak

Pidana Kehutanan

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Pengembangan Pengelolaan kawasan

rawan bencana alam

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN

TEKNIS TATA KELOLA DISHUT

Persentase kegiatan pengelolaan

hutan oleh UPTD KPH (%)

Penyusunan Rencana

Pengelolaan Kawasan Hutan

Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Peningkatan penyelenggaraan

perlindungan dan pengelolaan

lingkungan yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN

TEKNIS TATA KELOLA DISHUT

Jumlah Kawasan Hutan yang dikelola Pelayanan Teknis UPTD KPHP Dinas Kehutanan

APBD/APBN

Dinas Kehutanan

Peningkatan kesadaran masyarakat

terhadap kesehatan

PROGRAM KECIPTAKARYAAN DAN

PERMUKIMAN

Persentase cakupan pelayanan akses

air minum di kawasan strategis

provinsi

Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan

Permukiman

APBD/APBN

Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan

Permukiman

Persentase sarana air limbah yang

layak di kawasan strategis Provinsi

Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan

Permukiman

APBD/APBN

Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan

Permukiman

Persentase pengurangan titik

genangan air di Kawasan Strategis

Provinsi

Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan

Permukiman APBD/APBN

Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan

Permukiman

Persentase sarana pelayanan

persampahan di Kawasan Strategis

Provinsi

Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan

Permukiman APBD/APBN

Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan

Permukiman

Persentase sarana pelayanan

persampahan di Kawasan permukiman

kumuh Provinsi

Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan

Permukiman

APBD/APBN

Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan

Permukiman

GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

dto.

ERZALDI ROSMAN

Page 43: LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR PROVINSI …jdih.babelprov.go.id/sites/default/files/produk-hukum/PERGUB NO. 1... · Metode yang digunakan dalam penyusunan Klasifikasi Daerah Aliran