lampiran 7. - ptk the frontiers of new technology web viewcontoh kemampuan berpikir kritis ......

154
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA………….. YANG DIUPAYAKAN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS…… SEMESTER … TAHUN AJARAN ………… LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS DISUSUN OLEH NAMA : NIP : 0

Upload: leanh

Post on 30-Jan-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA………….. YANG DIUPAYAKAN

DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING DI KELAS…… SEMESTER …

TAHUN AJARAN …………

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH

NAMA :NIP :

0

Page 2: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA………….. YANG DIUPAYAKAN

DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING DI KELAS…… SEMESTER …

TAHUN AJARAN …………

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH

NAMA :NIP :

i

Page 3: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

KOP SEKOLAH

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri ............ menerangkan

bahwa:

Nama : .......................................

NIP : ........................................

Jabatan : Guru Madya

Memang benar yang tersebut di atas telah melakukan penelitian dengan

judul: .........................................................................................................................

.....

Mengetahui ......................, ......................Kepala Dinas Pendidikan Kab. .......... Kepala SMA Negeri..............

................................................... ......................................... NIP. NIP.

ii

Page 4: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

KOP SEKOLAH

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Pengelola Perpustakaan SMA Negeri ............

menyatakan bahwa:

Nama : ................................

NIP : ................................

Jabatan : .................................

Memang benar yang tersebut di atas telah mempublikasikan Penelitian Tindakan

Kelas dengan judul.............................................. di sekolah kami dan menaruh 1

(satu) buah karyanya di perpustakaan SMA Negeri ......................... Singaraja.

Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan dimana mestinya.

Mengetahui ......................, ......................Kepala SMA Negeri .......... Pengelola Perpustakaan

SMA Negeri..................

................................................... ......................................... NIP. NIP.

iii

Page 5: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dan tidak berisi material-

material yang telah dipublikasikan di tempat lain, terkecuali yang dikutip sebagai

sumber referensi dan digunakan dalam teks tulisan ini, yang sumbernya sudah

dinyatakan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh

derajat kesarjanaan atau diploma pada institusi tertentu, begitu juga tidak ada

kolaborasi yang telah dibuat dengan orang lain.

Penulis

......................................

iv

Page 6: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat

sehingga karya tulis yang berjudul “.......................................................................”,

dapat terselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah direncanakan.

Karya ini penulis kerjakan dengan sekuat tenaga, dengan pengorbanan

material dan pemikiran untuk dapat memperoleh angka kredit pengembangan

profesi sebagai syarat bagi seorang guru untuk bisa naik ke jenjang kepangkatan

setingkat lebih tinggi dengan kewajiban mengumpulkan angka kredit minimal 12

poin.

Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu

yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu

terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis lanjut sampaikan kepada:

1. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri ................................

2. Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi

sehingga data-data hasil penelitian ini benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan.

Demikian secara singkat pengantar yang dapat penulis sampaikan, semoga

karya ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di

SMA Negeri ...........................

......................, ......................

Penulis

v

Page 7: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH...................................................... ii

PERNYATAAN PERPUSTAKAAN.......................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv

KATA PENGANTAR................................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL........................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi

ABSTRAK................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian.............................................................. 5

vi

Page 8: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nama-nama Siswa Kelas ....................................................... 12

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Wawancara..............................................

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Observasi Proses Pembelajaran..............

Tabel 4. Instrumen Wawancara.............................................................

Tabel 5. Instrumen Observasi Proses Pembelajaran.............................

vii

Page 9: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Rancangan Penelitian.............................................................. 5

Gambar 2.

viii

Page 10: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran 1. Tes Prestasi Belajar ............... (tes yang digunakan untuk

mencari data awal penelitian) .............................................

Lampiran 2. Lembar Observasi Penilaian Kesesuaian Belajar Problem Based Learning sebagai Upaya Validasi Data.....................

Lampiran 3. RPP Siklus I ........................................................................

Lampiran 4. Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus I......................................

Lampiran 5. Nilai/Prestasi Belajar Siklus I .............................................

Lampiran 6. Penilaian Kebenaran Siswa Melakukan Pembelajaran Problem Based Learning Siklus I oleh Salah Seorang Siswa Pandai di Kelas ini sebagai Upaya Validasi Data ....

Lampiran 7. Bukti Pemanggilan Siswa yang Lemah sebagai Upaya Validasi Data Siklus I .........................................................

Lampiran 8. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesuesuaian/ Ketepatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Problem Based Learning Siklus I sebagai Upaya Trianggulasi terhadap Pelaksanaan Penelitian .........................................

Lampiran 9. RPP Siklus II .......................................................................

Lampiran 10. Penilaian Kesesuaian Belajar Problem Based Learning Siklus II oleh Salah Seorang Siswa Pandai di Kelas ini......

Lampiran 11. Hasil-hasil Ulangan Siswa pada Siklus II............................

Lampiran 12. Prestasi Belajar Siswa Siklus II ..........................................

Lampiran 13. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Problem Based Learning Siklus II.......................................

ix

Page 11: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

ABSTRAK

BPMRC (acuan Abstrak). Backgroud/latar, Purpose/Tujuan, Metodology, Result/Hasil, Conslusion/Simpulan.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri ......................... di Kelas ........ yang kemampuan siswanya untuk materi .................. cukup rendah.

Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada Siklus I meningkat ........% untuk keaktifan belajar siswa dan .....% untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik .......% untuk aktivitas belajar dan ....... untuk prestasi belajar.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar.

x

Page 12: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran di kelas akan sangat efektif apabila guru melaksanakannya

dengan memahami peran, fungsi dan kegunaan mata pelajaran yang diajarnya.

Di samping pemahaman akan hal-hal tersebut keefektipan itu juga ditentukan

oleh kemampuan guru untuk merubah model pengajaran menjadi model

pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh Permen No. 41 tahun 2007 tentang

Standar Proses.

Peran mata pelajaran .................. adalah untuk pengembangan intelektual,

sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju

keberhasilan dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Fungsi mata

pelajaran .................. adalah sebagai suatu bidang kajian untuk

mempersiapkan siswa mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan

pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta

memahami beragam nuansa makna, sedang kegunaannya adalah untuk

membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain,

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat,

membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi, sosial,

menemukan serta menggunakan kemampuan analitic dan imajinatif yang ada

dalam dirinya. Di samping mengetahui peran, fungsi dan kegunaan ........,

sebagai seorang guru juga diperlukan untuk mampu menerapkan beberapa

metode ajar sehingga paradigma pengajaran dapat dirubah menjadi paradigma

pembelajaran sebagai tuntutan peraturan yang disampaikan pemerintah

(Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, Permen No. 16 tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Guru).

Kejadian yang sering terjadi di lapangan yang terjadi selama proses

pembelajaran yang dilakukan selama ini yang menyebabkan rendahnya

prestasi belajar siswa tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor luar seperti

kesibukan guru, keadaan rumah tangga, lingkungan dan lain-lain. Kelemahan-

kelemahan yang ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam

1

Page 13: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

guru itu sendiri seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, kemauan

guru itu sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di

bangku kuliah. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat

mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa

dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru

dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2)

keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4)

keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran,

6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas.

Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk

menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan

pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap

cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan

profesionalisme guru (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307:

1-30).

Model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat penting

dalam penerapannya di lapangan, seperti model Problem Based Learning yang

dijadikan objek penelitian sebagai upaya untuk memajukan suatu bidang

tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori. Model merupakan suatu analog

konseptual yang digunakan untuk menyarankan bagaimana meneruskan

penelitian empiris sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model merupakan

suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu

bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan

berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu

berkembang (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5).

Cuplikan di atas menunjukkan betapa pentingnya model untuk diterapkan

dalam mencapai suatu keberhasilan, begitu pula terhadap kegunaan model-

model pembelajaran. Sebelum ada model, dikembangkan terlebih dahulu teori

yang mendasari model tersebut, sehingga boleh dikatakan bahwa teori lebih

luas daripada model. Model-model, baik model fisika, model-model

komputer, model-model matematika, semua mempunyai sifat “jika – maka”,

2

Page 14: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

dan model-model ini terkait sekali pada teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna

Wilis Dahar, 1989: 5).

Semua uraian di atas menunjukkan hal-hal yang perlu dalam upaya

meningkatkan keseuaian pembelajaran Problem Based Learning yang akan

dilakukan dan prestasi belajar siswa seperti penguasaan metode-metode ajar;

penguasaan model-model pembelajaran; penguasaan teori-teori belajar;

penguasaan teknik-teknik tertentu; penguasaan peran, fungsi serta kegunaan

mata pelajaran. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti tentang hal-

hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta didik pada mata

pelajaran ........................ tidak akan rendah. Namun kenyataannya prestasi

belajar siswa kelas....................... di semester ........... tahun ajaran ...................

baru mencapai nilai rata-rata......

Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan

dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, dalam upaya memperbaiki

mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran.........................., sangat perlu

kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya adalah

perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning. Oleh karenanya penelitian ini sangat penting untuk

dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Melihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang

ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang

masalah, maka rumusan penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut:

1) Apakah model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas ..... SMA Negeri .................

2) Apakah model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas ..... SMA Negeri ..................

2. Cara Pemecahan Masalah

3

Page 15: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah

satu dari banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam upaya meningkatkan

mutu pembelajaran. Model ini mempunyai langkah-langkah yang

mendorong keaktifan siswa dalam belajar dengan cara memberikan

kesempatan bagi siswa untuk lebih banyak mengamati objek atau materi

pelajaran, menemukan sendiri hal-hal yang perlu, baik menyangkut materi,

meneliti, mengintrogasi, memeriksa materi, sehingga siswa-siswa akan

dapat mengalami sendiri. Hal itu memerlukan persiapan pemikiran yang

matang. Untuk persiapan yang matang ini, guru semestinya memberikan

kesempatan yang sebanyak-banyaknya bagi siswa untuk melakukannya,

menyiapkan sebaik-baiknya apa yang akan ditampilkan dihadapan siswa-

siswa. Model Pembelajaran Problem Based Learning ini mampu

merangsang siswa untuk dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya,

menuntut persiapan yang sangat matang, menuntut kemampuan yang

matang dalam kegiatan intelektual, menutut semangat yang tinggi untuk

mengikuti pelajaran agar dapat memproduksi apa yang diharapkan,

menuntut mereka lebih berpikir kritis. Contoh kemampuan berpikir kritis

adalah, apabila siswa giat mengikuti pelajaran, akibatnya adalah mampu

memecahkan masalah yang diharapkan. Siswa akan menjadi aktif akibat

diberikan kesempatan untuk menyiapkan materi lewat penemuannya

sendiri, yang sudah pasti akan membuktikan tuntutan-tuntutan kemampuan

yang tinggi baik dalam penampilan maupun keilmuan. Tanpa keilmuan

yang mencukupi tidak akan mungkin tampilannya akan memuaskan,

dalam hal ini siswa tidak bisa sembarangan saja, mereka harus betul-betul

mampu menyimpulkan terlebih dahulu apa yang akan mereka sampaikan.

Tuntunan langkah-langkah analisis, pikiran intelektual, pemahaman

konsep, bakat akademik yang dilakukan dengan motivasi, interpretasi yang

inovatif dipihak guru akan menentukan keberhasilan pelaksanaan model

ini.

Berdasar uraian singkat ini jelas bahwa model pembelajaran

Problem Based Learning menuntut kemampuan siswa untuk giat

mempelajari apa yang disampaikan guru, mampu menampilkan dirinya

4

Page 16: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

sebagai pemikir di depan siswa-siswa yang lain. Dipihak lain, untuk dapat

menyelesaikan tuntutan tersebut, inovasi yang dilakukan guru akan sangat

menentukan. Inovasi tersebut berupa tuntunan-tuntunan, motivasi-

motivasi, interpretasi serta kemampuan belajar tanpa hafalan. Oleh

karenanya langkah-langkah ini diharapkan akan dapat digunakan sebagai

cara pemecahan masalah.

C. Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah

yang dapat disampaikan adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa

setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam

pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai

acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru.

Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah,

khususnya SMA Negeri ........ dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar ................... Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan bermanfaat

sebagai informasi yang berharga bagi teman-teman guru, kepala sekolah di

sekolahnya masing-masing.

5

Page 17: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman

belajar untuk mencapai tingkat belajar tertentu (Udin S. W., 1997). Joyce,

dkk. (2003) mengemukakan bahwa suatu model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan

pembelajaran di kelas. Oemar Hamalik (2003: 24) menjelaskan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan untuk

membentuk kurikulum, merancang bahan pengajaran dan membimbing

pengajaran di kelas. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dalam wujud suatu

perencanaan pembelajaran yang melukiskan prosedur yang sistematis yang

digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran di kelas.

Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yakni: 1)

rasional teoretik yang logis yang disusun oleh para pencipta, 2) landasan

pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar, 3) tingkah laku mengajar

yang diperlukan agar model tersebut dapat berhasil, 4) lingkungan belajar

yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Wina Sanjaya,

2006: 128).

Sintaks suatu model pembelajaran menggambarkan keseluruhan

urutan alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan

pembelajaran (Nana S., 1989: 43). Sintaks pembelajaran menunjukkan dengan

jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa dan

tugas-tugas khusus yang dilakukan oleh siswa. Sintaks dari bermacam model

pembelajaran mempunyai komponen yang sama seperti diawali dengan

menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses

6

Page 18: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

pembelajaran. Demikian pula setiap model pembelajaran selalu mempunyai

tahap menutup pelajaran. Namun demikian ada perbedaan seperti perbedaan

pengelolaan lingkungan belajar, perbedaan peran siswa, perbedaan peran guru,

perbedaan ruang fisik dan perbedaan sistem sosial kelas. Perbedaan-perbedaan

tersebut harus dipahami oleh para guru dalam menerapkan model

pembelajaran agar dapat dilaksanakan dengan baik.

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran problem based learning (pembelajaran berbasis

masalah), awalnya dirancang untuk program graduate bidang kesehatan oleh

Barrows, Howard (1986) yang kemudian diadaptasi dalam bidang pendidikan

oleh Gallagher (1995). Problem based learning disetting dalam bentuk

pembelajaran yang diawali dengan sebuah masalah dengan menggunakan

instruktur sebagai pelatihan metakognitif dan diakhiri dengan penyajian dan

analisis kerja siswa.

Model pembelajaran problem based learning berlandaskan pada

psikologi kognitif, sehingga fokus pengajaran tidak begitu banyak pada apa

yang sedang dilakukan siswa, melainkan kepada apa yang sedang mereka

pikirkan pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Pada problem based

learning peran guru lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator

sehingga siswa belajar berpikir dan memecahkan masalah mereka sendiri.

Belajar berbasis masalah menemukan akar intelektualnya pada penelitian John

Dewey (Ibrahim, 2000). Pedagogi Jhon Dewey menganjurkan guru untuk

mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas yang berorientasi masalah

dan membentu mereka menyelidiki masalah-masalah tersebut. Pembelajaran

yang berdayaguna atau berpusat pada masalah digerakkan oleh keinginan

bawaan siswa untuk menyelidiki secara pribadi situasii yang bermakna

merupakan hubungan problem based learning dengan psikologi Dewey.

Selain Dewey, ahli psikologi Eropa Jean Piaget tokoh pengembang konsep

konstruktivisme telah memberikan dukungannya. Pandangan konstruktivisme-

kognitif yang didasari atas teori Piaget menyatakan bahwa siswa dalam segala

7

Page 19: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

usianya secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan

membangun pengetahuannya sendiri (Ibrahim, 2000).

Adaptasi struktur problem based learning dalam kelas-kelas sains

dilakukan dengan menjamin penerapan beberapa komponen penting dari sains.

Empat penerapan esensial dari problem based learning adalah seperti

diurutkan dalam Gallagher et.al (1995) adalah:

1) Orientasi siswa pada masalah

Pada saat mulai pembelajaran, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran secara jelas, menumbuhkan sikap positif terhadap pelajaran.

Guru menyampaikan bahwa perlu adanya elaborasi tentang hal-hal sebagai

berikut:

- Tujuan utama dari pembelajaran adalah tidak untuk mempelajari

sejumlah informasi baru, namun lebih kepada bagaimana menyelidiki

masalah-masalah penting dan bagaimana menjadikan pebelajar yang

mandiri.

- Permasalahan yang diselidiki tidak memiliki jawaban mutlak ”benar”.

Sebuah penyelesaian yang kompleks memiliki banyak penyelesaian

yang terkadang bertentangan.

- Selama tahap penyelidikan dalam pembelajaran, siswa didorong untuk

mengajukan pertanyaan dan mencari informasi dengan bimbingan

guru.

- Pada tahap analisis dan penyelesaian masalah siswa didorong untuk

menyampaikan idenya secara terbuka.

Guru perlu menyajikan masalah dengan hati-hati dengan prosedur

yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi. Hal penting di sini

adalah orientasi kepada situasi masalah menentukan tahap untuk

penyelidikan selanjutnya. Oleh karena itu pada tahap ini presentasi harus

menarik minat siswa dan menimbulkan rasa ingin tahu.

2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Problem based learning membutuhkan keterampilan kolaborasi

diantara siswa menurut mereka untuk menyelidiki masalah secara

8

Page 20: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

bersama. Oleh karena itu mereka juga membutuhkan bantuan untuk

merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas belajarnya.

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

kooperatif juga berlaku untuk mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok problem based learning. Intinya di sini adalah guru membantu

siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan.

3) Membantu penyelidikan siswa

Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data-

data atau melaksanakan eksperimen sampai mereka betul-betul memahami

dimensi dari masalah tersebut. Tujuannya agar siswa mengumpulkan

cukup informasi untuk membangun ide mereka sendiri. Siswa akan

membutuhkan untuk diajarkan bagaimana menjadi penyelidik yang aktif

dan bagaimana menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang

sedang dipelajari.

Setelah siswa mengumpulkan cukup data mereka akan mulai

menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan dan

pemecahan. Selama tahap ini guru mendorong semua ide dan menerima

sepenuhnya ide tersebut.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Pada tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan hasil karya yang akan disajikan. Masing-masing kelompok

menyajikan hasil pemecahan masalah yang diperoleh dalam suatu diskusi.

Penyajian hasil karya ini dapat berupa laporan, poster maupun media-

media yang lain.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Tahap akhir ini meliputi aktivitas yang dimaksudkan untuk

membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka

sendiri dan disamping itu juga mengevaluasi keterampilan penyelidikan

dan keterampilan intelektual yang telah mereka gunakan.

Selanjutnya beberapa ciri penting problem based learning sebagai berikut

(Brook & Martin, 1993).

9

Page 21: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirancang untuk dapat merangsang dan

melibatkan pebelajar dalam pola pemecahan masalah. Kondisi ini akan

dapat mengembangkan keahlian belajar dalam bidangnya secara langsung

dalam mengidentifikasi permasalahan. Dalam konteks belajar kognitif

sejumlah tujuan yang terkait adalah belajar langsung dan mandiri,

pengetahuan dan pemecahan masalah. Sehingga untuk mencapai

keberhasilan, para pebelajar harus mengembangkan keahlian belajar dan

mampu mengembangkan strategi dalam mengidentifikasi dan menemukan

permasalahan belajar, evaluasi dan juga belajar dari berbagai sumber yang

relevan.

2. Keberlanjutan masalah

Dalam hal ini ada dua hal yang harus terpenuhi. Pertama, harus

dapat memunculkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang relevan

dengan content domain yang dibahas. Kedua, permasalahan hendaknya riil

sehingga memungkinkan terjadinya kesamaan pandang antarsiswa. Ada

tiga alasan kenapa permasalahan harus nyata (realistik). (1) Siswa

terkadang terbuka untuk meneliti semua dimensi dari permasalahan

sehingga dapat mengalami kesulitan dalam menciptakan suatu

permasalahan yang luas dengan informasi yang sesuai. (2) Permasalahan

nyata cenderung untuk lebih melibatkan siswa terhadap suatu konteks

tentang kesamaan dengan permasalahan. (3) Siswa segera ingin tahu hasil

akhir dari penyelesaian masalahnya.

3. Adanya presentasi permasalahan

Pebelajar dilibatkan dalam mempresentasikan permasalahan

sehingga mereka merasa memiliki permasalahan tersebut. Ada dua hal

pokok dalam mempresentasikan permasalahan. Pertama, jika siswa

dilibatkan dalam pemecahan masalah yang autentik, maka mereka harus

memiliki permasalahan tersebut. Kedua, adalah bahwa data yang

ditampilkan dalam presentasi permasalahan tidak menyoroti faktor-faktor

utama dalam masalah tersebut, namun dapat ditampilkan sebagai dasar

pertanyaan sehingga tidak menampilkan informasi kunci.

10

Page 22: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

4. Peran guru sebagai tutor dan fasilitator

Dalam hal ini peran guru sebagai fasilitator adalah

mengembangkan kreativitas berpikir siswa dalam bentuk keahlian dalam

pemecahan masalah dan membantu siswa untuk menjadi mandiri.

Kemampuan dari tutor sebagai fasilitator keterampilan mengajar

kelompok kecil dam proses pembelajaran merupakan penentu utama dari

kualitas dan keberhasilan. Setiap metode pendidikan bertujuan: (1)

Mengembangkan kreativitas pada siswa dan keahlian berpendapat. (2)

Membantu mereka untuk menjadi mandiri. Sedangkan tutorial adalah

suatu penggunaan keahlian yang menitikberatkan masalah dasar belajar

langsung mandiri (Barrows dalam Savery & Duffy, 1994).

Barrows (1996) dalam tulisannya yang berjudul Problem Based Learning

in Medicine and Beyond juga mengemukakan beberapa karakteristik Problem

Based Learning sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran bersifat Student Centered. Melalui bimbingan tutor

(guru), siswa harus bertanggung jawab atas pembelajaran dirinya,

mengidentifikasi apa yang mereka perlu ketahui untuk memperoleh

pemahahaman yang lebih baik, mengelola permasalahan dan menentukan

dimana mereka akan memperoleh informasi (buku teks, jurnal, internet,

dsb).

2) Proses pembelajaran pembelajaran berlangsung pada kelompok kecil.

Setiap kelompok biasanya terdiri dari 5-8 orang. Anggota kelompok

sebaiknya ditukar untuk setiap unit kurikulum. Kondisi demikian akan

memberikan kondisi praktis kepada siswa untuk bekerja dan belajar secara

lebih intensif dan efektif dalam variasi kelompok.

3) Guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing. Dalam hal ini guru

tidak berperan sebagai penceramah atau pemberi faktual, namun berperan

sebagai fasilitator. Guru tidak memberitahu siswa tentang apa yang

mereka harus pelajari atau baca. Siswa itu sendirilah (secara berkelompok)

yang mengidentifikasi dan menentukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip

apa yang harus mereka pelajari dan mereka pahami agar mampu

11

Page 23: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

memecahkan masalah yang telah disajikan guru pada awal setting

pembelajaran.

4) Permasalahan-permasalahan yang disajikan dalam setting pembelajaran

diorganisasi dalam bentuk dan fokus tertentu dan merupakan stimulus

pembelajaran. Misalnya, masalah pasien atau kesehatan masyarakat

disajikan dalam berbagai bentuk seperti kasus tertulis, simulasi pasien,

simulasi komputer atau video. Kondisi demikian akan menantang dan

menghadapkan siswa dalam kondisi praktis serta akan memotivasi siswa

untuk belajar. Untuk memecahkan masalah tersebut, siswa akan

merealisasikan apa yang perlu mereka pelajari dari ilmu-ilmu dasar serta

akan mengarahkan mereka untuk mengintegrasikan informasi-informasi

dari berbagai disiplin ilmu.

5) Informasi baru diperoleh melalui belajar secara mandiri (self directed

learning). Siswa diharapkan belajar dari dunia pengetahuan dan

mengakumulasikan keahliannya melalui belajar mandiri, serta dapat

berbuat seperti praktisi yang sesungguhnya. Selama proses belajar secara

mandiri, siswa bekerja bersama dalam kelompok, berdiskusi, melakukan

komparasi, mereview serta berdebat tentang apa yang sudah mereka

pelajari.

6) Masalah merupakan wahana untuk mengembangkan keterampilan

pemecahan masalah klinik. Format permasalahan hendaknya

mempresentasikan permasalahan pasien sesuai dengan dunia realita.

Format permasalahan juga harus memberi kepada siswa untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada pasien, melakukan tes fisik, tes

laboratorium dan tuntutan lainnya.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang program

pengajaran yang berorientasi pada problem based learning sehingga proses

pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa (student centered) adalah

sebagai berikut (Gallagher & Stepien, 1995):

1) Fokuskan permasalahan (problem) sekitar pembelajaran konsep-konsep

esensial yang strategis. Gunakan permasalahan dan konsep untuk

membantu siswa melakukan investigasi substansi isi (content).

12

Page 24: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

2) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya

melalui eksperimen atau studi lapangan. Siswa akan menggali data-data

yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

3) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola data yang mereka

miliki yang merupakan proses metakognisi.

4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusi-solusi

yang mereka kemukakan. Penyajian dapat dilakukan dalam bentuk

seminar atau publikasi atau dalam bentuk penyajian poster.

Prosedur dan tahapan pelaksanaan proses pembelajaran problem based

learning adalah sebagai berikut (dimodifikasi dari Barrows and Myers, 1993).

13

PENDAHULUAN

1. Penyampaian tujuan pembelajaran2. Apersepsi

SETTING PERMASALAHAN

1. Penyampaian masalah2. Internalisasi masalah oleh siswa3. Menggambarkan hasil/performan yang diperlukan4. Pemberian tugas-tugas meliputi (pengajuan hipotesis, pengumpulan fakta,

mensintesa informasi yang tersedia melalui kegiatan inkuiri, membuat catatan yang diperlukan, merancang kegiatan/penyelidikan yang berkaitan upaya pemecahan masalah)

5. Pemberian alasan terhadap permasalahan6. Identifikasi sumber-sumber pembelajaran7. Penjadwalan tindak lanjut

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

1. Menggunakan berbagai sumber dan kemampuan berpikir kritis, melaksanakan penyelidikan eksperimen

2. Pemecahan masalah (jawaban hipotesis, menerapkan pengetahuan baru, menemukan hal-hal baru jika perlu diteliti kembali dengan merancang kegiatan baru)

PRESENTASI

1. Penyajian pemecahan masalah2. Diskusi

AKHIR KEGIATAN

1. Memiliki pengetahuan2. Penilaian diri melalui hasil diskusi

Page 25: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Gambar 1. Alur Pembelajaran Problem Based Learning

Sebagai model pembelajaran problem based learning disamping memiliki

keunggulan juga memiliki kelemahan. Wina Sanjaya (2006: 218) menyatakan

keunggulan problem based learning adalah:

1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran.

2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan

pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang

mereka lakukan. Disamping juga dapat mendorong untuk melakukan

siendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6. Melalui pemecahan masalah bisa diperlihatkan bahwa setiap mata

pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang

dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari

buku saja.

7. Pemecahan masalah dipandang lebih mengasikkan dan disukai siswa.

8. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk

berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

menyesuaikan pengetahuan baru.

9. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka miliki dalam dunia

nyata.

14

Page 26: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

10. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara

terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah

berakhir.

Sedangkan kelemahannya adalah:

1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan

sehingga masalah yang dipelajari sulit dipecahkan maka siswa akan

merasa enggan untuk mencoba.

2. Keberhasilan pembelajaran ini membutuhkan cukup banyak waktu.

3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha memecahkan masalah yang

sedang dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang mereka ingin

pelajari.

Belajar berbasis masalah berakar dari pandangan John Dewey, yang

menyatakan bahwa sekolah mestinya mencerminkan masyarakat yang lebih

besar dan kelas merupakan laboratorium untuk memecahkan masalah

kehidupan nyata. Pandangan ini mengharuskan guru untuk mendorong siswa

terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah dan membantu mereka

menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial. Pembelajaran di sekolah

seharusnya lebih memiliki manfaat nyata daripada abstrak. Pembelajaran yang

memiliki manfaat terbaik dapat dilakukan oleh siswa dalam kelompok-

kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek yang menarik yang merupakan

pilihan mereka sendiri. Visi pembelajaran yang berdayaguna atau terpusat

pada masalah digerakkan oleh keinginan siswa untuk menyelidiki secara

pribadi masalah tersebut. Hal ini secara jelas menghubungkan BBM dengan

filosofi pendidikan dan pedagogi Dewey.

BBM juga dikembangkan dari konsep konstruktivisme atas dasar

pandangan Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Piaget menegaskan bahwa anak

memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha ingin

memahami dunia di sekitarnya. Rasa ingin tahu ini, menurut Piaget dapat

memotivasi mereka untuk secara aktif membangun tampilan dalam otak

mereka mengenai lingkungan yang mereka hayati. Pada saat mereka tumbuh

semakin dewasa dan memperoleh lebih banyak kemampuan bahasa dan

15

Page 27: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

memori, tampilan mental mereka tentang dunia menjadi lebih luas dan lebih

abstrak. Sementara itu, pada semua tahap perkembangan, anak perlu

memahami lingkungan mereka dan memotivasinya untuk menyelidiki dan

membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu.

Pandangan ini lebih lanjut mengemukakan bahwa siswa dalam segala usia

secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun

pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tidak statis namun secara terus

menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman baru

yang memaksa mereka membangun dan memodifikasi pengetahuan awal

mereka. Menurut Piaget, pedagogi yang baik harus melibatkan anak dengan

situasi-situasi dimana anak itu secara mandiri melakukan eksperimen, dalam

arti mencoba segala sesuatu untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi

tanda-tanda, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan dan menemukan

sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang mereka temukan pada suatu saat

dengan apa yang ia temukan pada saat yang lain dan membandingkan

temuannya dengan temuan anak lain (dalam Ibrahim dan Nur, 2000).

Di pihak lain, Lev Vygostsky percaya bahwa perkembangan intelektual

terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru yang

menantang dan ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang

dimunculkan oleh pengalaman. Dalam upaya mendapatkan pemahaman,

individu mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang telah

dimilikinya untuk membangun pengertian baru. Vygotsky memberi tempat

yang lebih penting pada aspek sosial pembelajaran. Vygotsky percaya bahwa

mereka interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan

memperkaya perkembangan intelektual siswa.

Pada dasarnya, baik Piaget maupun Vigotsky, sama-sama

mengembangkan konstruktivisme psikologis. Namun demikian, Piaget lebih

menekankan pada konstruktivisme psikologis yang bersifat personal,

sedangkan Vigotskty lebih menekankan pada kontruktivisme psikologis yang

bersifat sosial (Suparno, 1997: 43). Kedua konsep konstruktivisme tersebut

menjadi landasan pokok model Belajar Berdasarkan Masalah.

16

Page 28: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

BBM juga berlandaskan pada social leraning theory Albert Bandura, yang

fokus pada pembelajaran dalam konteks sosial (social context). Teori ini

menyatakan bahwa seorang belajar dari orang lain, termasuk konsep dari

belajar observasional, imination dan modeling. Prinsip umum dari social

learning theory selengkapnya dinyatakan oleh Armrod (1999) sebagai berikut:

General principles of social learning theory follows:1. People can learn by observing the behavior is of others and the

autcomes of those behaviors.2. Learning can occur without a change in behavior. Behaciorists say

that learning has to be represented by a permanent change in behavior, in contrast social learning theorists say that because people can learn thourg observation alone, their learning may not necessarily be shown in their performance. Learning may or may not result in a behavior change.

3. Cognition plays a role in learning. Over the last 30 years social learning theory has become increasingly cognitive in its interpretation of human learning. Awareness and expectation of future reinforcements or punishments can have a major effect on the behaviors that people exhibit.

4. Social learning theory can be considered a bridge or a transition between behaviorist learning theories and cognitive learning theories.

Belajar Berbasis Masalah didukung pula oleh teorinya Jerome Bruner

yang dikenal dengan pembelajaran penemuan. Belajar penemuan ini

merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pentingnya

membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu,

perlunya siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembelajaran

yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Tujuan pendidikan tidak

hanya meningkatkan banyaknya pengetahuan siswa tetapi juga menciptakan

kemungkinan-kemungkinan untuk penemuan siswa. Pembelajaran penemuan

diterapkan dengan menekankan penalaran induktif dan proses-proses inkuiri

yang merupakan ciri dari metode ilmiah. Belajar berdasarkan masalah pada

intinya adalah melakukan proses inkuiri tersebut.

Kaitan intelektual antara pembelajaran penemuan dan belajar berbasis

masalah sangat jelas. Pada kedua model ini, guru menekankan keterlibatan

siswa secara aktif, orientasi induktif lebih ditekankan dari pada deduktif, dan

siswa menentukan atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pada belajar

berbasis masalah atau penemuan, guru mengajukan pertanyaan atau masalah

17

Page 29: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

kepada siswa dan memperbolehkan siswa untuk menemukan ide dan teori

mereka sendiri.

Belajar Berbasis Masalah (BBM) memiliki nama lain yang pada dasarnya

bermakna sama, seperti Problem-Based Learning (PBL), Problem-Based

Instruction (PBI), Project-Based Teaching (Pembelajaran Proyek),

Experienced Based Education (Pendidikan Berdasarkan Pengalaman),

Authentic Learning (Belajar Autentik) dan Echored Instruction (Pembelajaran

Berakar pada Kehidupan Nyata).

Belajar Berbasis Masalah (BBM) adalah pembelajaran yang dirancang

berdasarkan masalah kehidupan yang bersifat tidak tentu (ill-structured),

terbuka dan mendua. Masalah yang tidak tentu adalah masalah yang kabur,

tidak jelas, atau belum terdefinisikan (Fogarty, dalam Arnyana, 2004).

Sedangkan Boud (1985: 1) menyatakan bahwa Belajar adalah masalah

merupakan pembelajaran yang dimulai dengan penyajian masalah, yang

berupa pertanyaan atau teka-teki yang dapat merangsang siswa untuk

menyelesaikannya. Definisi yang hampir sama dinyatakan oleh Ibrahim dan

Nur (2000: 3), bahwa BBM terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi

masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kesempatan

kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Secara lebih

spesifik, Barrows (1996: 5) menyatakan bahwa BBM merupakan

pembelajaran yang memiliki karakteristik, yakni (1) belajar berpusat pada

siswa, (2) belajar terjadi dalam kelompok kecil, (3) guru berperan sebagai

fasilitator atau penuntun, (4) bentuk masalah difokuskan pada pengaturan dan

merangsang untuk belajar, (5) masalah merupakan sarana untuk membangun

keterampilan pemecahan masalah, (6) informasi baru diperoleh melalui self-

directing learning.

Belajar Berbasis Masalah diterapkan untuk merangsang berpikir tingkat

tinggi siswa dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar

bagaimana belajar (Ibrahim dan Nur, 2000). Peran guru dalam pembelajaran

ini adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi

penyelidikan dan dialog. Lebih penting lagi, guru melakukan scaffolding,

yaitu suatu kerangka dukungan yang memperkaya keterampilan dan

18

Page 30: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

pertumbuhan intelektual siswa. BBM tidak terjadi tanpa guru mengembangkan

lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara

terbuka.

Belajar Berbasis Masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1)

Mengajukan pertanyaan atau masalah. BBM mengorganisasikan pertanyaan

dan masalah yang sangat penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa.

Masalah yang diajukan berupa situasi kehidupan nyata/autentik, menghindari

jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk

situasi tersebut. (2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. (3) Penyelidikan

autentik. BBM mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk

mencari penyelesaian masalah secara nyata. Mereka harus menganalisis dan

mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan

menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat

inferensi dan merumuskan simpulan sebagai solusi terhadap masalah yang

diajukan. (4) Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya. BBM

menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata

atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk

penyelesaian masalah yang mereka temukan. (5) Kerja sama. BBM juga

dicirikan oleh siswa bekerjasama antara yang satu dengan lainnya dalam

bentuk berpasangan atau berkelompok (antara 4-8 siswa) dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya. Dalam pembelajarannya, siswa bekerjasama antara

satu dengan yang lain, untuk mengembangkan keterampilan berpikir (Ibrahim

dan Nur, 2000: 5-6).

Belajar berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah dan

keterampilan intelektual. Di samping itu, BBM memberikan kesempatan

belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam

pengalaman nyata atau simulasi serta menjadi pebelajar yang otonom dan

mandiri (Ibrahim dan Nur, 2000). BBM dapat mengembangkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi. Hal ini didukung oleh Hastings yang mengemukakan

bahwa belajar berdasarkan masalah dapat mengembangkan keterampilan

19

Page 31: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

berpikir kritis dan analitis serta menghadapkan siswa pada latihan untuk

memecahkan masalah (dalam Arnyana, 2004).

Ibrahim dan Nur (2000) memberikan rasional tentang bagaimana BBM

membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan belajar

pentingnya peran orang dewasa. Mereka lebih lanjut mengungkapkan

bagaimana pembelajaran di sekolah seperti yang dipahami secara tradisional,

berbeda dalam empat hal penting dari aktivitas mental dan belajar yang terjadi

di luar sekolah. Keempat hal tersebut dipaparkan seperti berikut: (1)

Pembelajaran di sekolah berpusat pada kinerja siswa secara individual,

sementara di luar sekolah kerja mental melibatkan kerjasama dengan orang

lain. (2) Pembelajaran di sekolah terpusat pada proses berpikir tanpa bantuan,

sementara aktivitas mental di luar sekolah selalu melibatkan alat-alat kognitif

seperti komputer, kalkulator dan instrumen ilmiah lainnya. (3) Pembelajaran

di sekolah mengembangkan berpikir simbolik berkaitan dengan situasi

hipotesis, sementara aktivitas mental di luar sekolah mengharapkan masing-

masing individu berhadapan secara langsung dengan benda dan situasi yang

kongkret. (4) Pembelajaran di sekolah memusatkan pada keterampilan umum,

sementara di luar sekolah memerlukan kemampuan khusus.

Belajar berbasis masalah biasanya terdiri dari 5 tahap yang dimulai dengan

(1) orientasi siswa kepada masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk

belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan (5) menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah (Nur, 2000: 13); Arends, 2004:

406). Jika jangkauan masalahnya sedang-sedang saja, kelima tahapan tersebut

mungkin dapat diselesaikan dalam 2 sampai 3 kali pertemuan. Namun untuk

masalah yang kompleks mungkin akan dibutuhkan setahun penuh untuk

menyelesaikannya. Model belajar berbasis masalah, pada umumnya

diterapkan pada bidang-bidang sains, untuk penerapannya pada bidang

matematika, perlu adanya modfikasi. Secara garis besar kelima langkah

tersebut tetap, yang perlu sedikit penyesuaian adalah pada kegiatan guru dan

kegiatan siswa. Kelima tahapan tersebut secara lengkap disajikan pada tabel.

Tabel 01. Sintaks Model Belajar Berbasis Masalah

20

Page 32: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan SiswaTahap IOrientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan kebutuhan yang diperlukan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya

Siswa menginventarisasi dan mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Siswa berada dalam kelompok yang telah ditetapkan

Tahap 2Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Siswa membatasi permasalahannya yang akan dikaji

Tahap 3Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Siswa melakukan inkuiri, investigasi, dan bertanya untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang dihadapi

Tahap 4Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan laporan serta membantu siswa untuk berbagai tugas dalam kelompoknya

Siswa menyusun laporan dalam kelompok dan menyajikannya dihadapan kelas dan berdiskusi dalam kelas

Tahap 5Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Siswa mengikuti tes dan menyerahkan tugas-tugas sebagai bahan evaluasi proses belajar

C. Prestasi Belajar

Prestai belajar dimulai dengan kegiatan atau aktivitas, setelah itu belajar

dan terakhir baru prestai belajar.

1. Aktivitas

Kata “Aktivitas” berasal dari Bahasa Inggris ‘activity’ yang artinya

‘state of action, lireliness or ingorous mation’ (Webster’ New American

Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti

kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau

giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif

21

Page 33: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi

(Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32).

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik

dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas

merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa

dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim

Instruktur PKG, 1992: 2):

1. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

2. Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa

3. Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok

4. Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

5. Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi.

Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari

(Nana Sudjana, 2000: http://www.scribd.com/doc/90372008):

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

2. Terlibat dalam pemecahan masalah

3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah

5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

2. Belajar

Belajar dalam Bahasa Inggris adalah “Study” yang artinya ‘The act

of using the mind to require knowledge’ (Webster’ New American

Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar

adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/

memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh

22

Page 34: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus

Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan

yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat

pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang

dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 tahun

2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa

belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap

mengetahui sesuatu yang baru.

Prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar

siswa aktif adalah: stimulus, perhatian dan motivasi, respon, penguatan

dan umpan balik (Sriyono, 1992: http://www.scribd.com/doc/90372081).

D. Prestasi Belajar

1. Aktivitas

Kata “Aktivitas” berasal dari Bahasa Inggris ‘activity’ yang artinya

‘state of action, lireliness or ingorous mation’ (Webster’ New American

Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti

kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau

giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif

berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi

(Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32).

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik

dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas

merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa

dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim

Instruktur PKG, 1992: 2):

1. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

2. Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa

3. Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok

4. Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

5. Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi.

23

Page 35: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari

(Nana Sudjana, 2000: http://www.scribd.com/doc/90372008):

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

2. Terlibat dalam pemecahan masalah

3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah

5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

2. Belajar

Belajar dalam Bahasa Inggris adalah “Study” yang artinya ‘The act

of using the mind to require knowledge’ (Webster’ New American

Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar

adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/

memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh

ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus

Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan

yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat

pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang

dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 Tahun

2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa

belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap

mengetahui sesuatu yang baru.

Prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar

siswa aktif adalah: stimulus, perhatian dan motivasi, respon, penguatan

dan umpan balik (Sriyono, 1992: http://www.scribd.com/doc/90372081).

Juga dikatakan bahwa ativitas belajar berupa keaktifan jasmani dan rohani

24

Page 36: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

yang meliputi keaktifan panca indra, keaktifan akal, keaktifan ingatan dan

keaktifan emosi. Pendapat lain menyatakan bahwa aktivitas belajar

dilakukan dalam bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan antara

siswa siswa dengan siswa lain (Abdul, 2002 dalam

http://www.scribd.com/doc/90372081).

Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa belajar

sebenarnya merupakan cara yang membuat siswa aktif, baik dengan

penggunaan cara simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang

dapat membangkitkan keaktifan jasmani dan rohani siswa sehingga

muncul interaksi antar siswa dengan guru begitu juga interaksi antara

siswa yang satu dengan siswa lainnya.

Dengan menggabungkan semua pendapat yang telah disampaikan

serta pengertian-pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah penggunaan ingatan atau pikiran untuk memperoleh

pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan penggunaan

cara-cara tertentu seperti simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan

balik yang dapat membangkitkan keaktifan siswa baik jasmani maupun

rohani yang dapat membangkitkan interaksi antara siswa dengan guru

serta siswa dengan siswa lainnya.

3. Aktivitas Belajar

Dari semua pengertian dan pendapat-pendapat tentang aktivitas dan

pengertian-pengertian serta pendapat-pendapat tentang belajar dapat

disimpulkan bahwa aktivitas belajar mempunyai batasan-batasan seperti:

1) kebenaran perlakuan, 2) ada partisipasi, 3) kegiatan aktual atau

keikutsertaan baik jasmani maupun rohani, 4) antusiasme, 5) interaksi

siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, 6) penerapan secara

aktual apa yang telah diporoleh.

Prestasi belajar ................ sama dengan prestasi belajar bidang studi yang

lain merupakan hasil dari proses belajar siswa dan sebagaimana biasa

dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua siswa setiap akhir semester

atau akhir tahun ajaran.

25

Page 37: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi

anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau

angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan

berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang

bersangkutan maupun sekolah. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa

yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai

siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang

diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan tingkah

laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan

tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk

mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah.

Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang

dimiliki oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar atau setelah menerima

pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dengan mengkaji hal tersebut di atas, maka faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar menurut Purwanto (2000: 102) antara lain: (1)

faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang dapat disebut faktor

individual, seperti kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi,

dan faktor pribadi, (2) faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor

sosial., seperti faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara

mengajamya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan

dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Dalam penelitian ini factor

ke 2 yaitu factor yang dari luar seperti guru dan cara mengajarnya yang akan

menentukan prestasi belajar siswa. Guru dalam hal ini adalah kemampuan atau

kompetensi guru, pendidikan dan lain-lain. Cara mengajarnya itu merupakan

factor kebiasaan guru itu atau pembawaan guru itu dalam memberikan

pelajaran. Juga dikatakan oleh Slamet (2003: 54-70) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua

golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstem. Faktor intern diklasifikasi

26

Page 38: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor

kelelahan. Faktor jasmaniah antara lain: kesehatan, cacat tubuh. Faktor

psikologis antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan. Faktor kelelahan antara lain: kelelahan jasmani dan rohani.

Sedangkan faktor ekstern digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor

keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga antara lain: cara

orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan

ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain: metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran

dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah. Faktor masyarakat antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Peningkatan

prestasi belajar yang penulis teliti dalam hal ini dipengaruhi oleh factor

ekstern yaitu metode mengajar guru.

Sardiman (1988: 25) menyatakan prestasi belajar sangat vital dalam dunia

pendidikan, mengingat prestasi belajar itu dapat berperan sebagai hasil

penilaian dan sebagai alat motivasi. Adapun peran sebagai hasil penilaian dan

sebagai alat motivasi diuraikan seperti berikut.

Dalam pembahasan sebelumnya telah dibicarakan bahwa prestasi belajar

adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa setelah

melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa

diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi

prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa

setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai

alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara

individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan dibicarakan

mengenai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan

berikutnya akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai alat motivasi.

Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun demikian

untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah

sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi belajar itu sendiri.

27

Page 39: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Abdullah (dalam Mamik Suratmi, 1994: 22), mengatakan bahwa fungsi

prestasi belajar adalah: (a) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang

telah dimiliki oleh pelajar, (b) sebagai lambang pemenuhan keingintahuan, (c)

informasi tentang prestasi belajar dapat menjadi perangsang untuk

peningkatan ilmu pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya serap dan

kecerdasan murid.

Mohammad Surya (1979), mengatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,

antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut

situasi belajar.

Bila kita coba lihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka prestasi belajar

dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor

dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ, motivasi,

etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada prestasi

belajar siswa.

Penjelasan Surya selanjutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa),

prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan

jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan

kemampuan berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses

belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat

menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran

dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat,

mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk

menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi

pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan situasi

belajar siswa, meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

sekitar.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang berbentuk angka

sebagai simbol dari ketuntasan belajar bidang studi sejarah. Prestasi belajar ini

sangat dipengaruhi oleh factor luar yaitu guru dan metode. Hal inilah yang

menjadi titik perhatian peneliti di lapangan.

28

Page 40: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Terkait dengan penelitian ini, untuk mengukur prestasi belajar ...................

digunakan tes hasil belajar, dengan mengacu pada materi pelajaran ..................

pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di sekolah

ini.

E. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran Problem Based Learning diseting memiliki bentuk

yang diawali dengan sebuah masalah dimana instruktur sebagai pelatih,

diakhiri penyajian dan kerja siswa, guru lebih sebagai pembimbing dan

fasilitator, siswa diupayakan berpikir untuk memecahkan masalahnya sendiri.

Pemusatan masalah disekitar materi pelajaran, kemampuan siswa mewujudkan

hipotesis, kemampuan menyajikan hasil karya, menuntuk kemampuan

menganalisis, mempresentasikan hasil, pengembangan kreativitas berpikir,

menuntut kemampuan menyampaikan konsep-konsep terkait materi. Model ini

menuntut kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator, kemampuan

mengajar kelompok kecil, guru merupakan kunci keberhasilan pembelajaran,

kelompok bisa lebih banyak 5-8 orang. Unit-unit pelajaran ditukar untuk

setiap anggota kelompok. Guru harus menghindari ceramah, masalah

disampaikan sebagai stimulus sehingga pembelajaran menantang, kemampuan

metakognisi (mengolah data), siswa diupayakan memiliki kemampuan lebih

dari menggali semua masalah yang ada dan kemampuan membandingkan

temuan-temuannya dengan temua orang lain, sehingga siswa menjadi sangat

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Model ini menuntut kegiatan

intelektual metode belajar sendiri, memproses apa yang mereka telah dapatkan

dalam pikirannya untuk menjadi sesuatu yang bermakna. Mereka diupayakan

untuk lebih produktif, mampu membuat analisa membiasakan mereka brpikir

kritis, dapat mempresentasikan apa yang telah dipelajari. Model ini juga bisa

diupayakan untuk pengembangan kemampuan akademik, menghindarkan

siswa belajar dengan hapalan, dapat memberikan tambahan kemampuan untuk

dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi, serta menuntut

kemampuan pemecahan dengan latihan khusus untuk mempertinggi daya ingat

dengan berlatih untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang ada.

29

Page 41: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

F. Hipotesis Tindakan

Dengan semua paparan di atas, dapat disampaikan hipotesis atau dugaan

sementara yang bunyinya:

Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas...... pada

Semester .......... Tahun ajaran ............... SMA .....................

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya,

rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan.

Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka

atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.

Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai

tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 67).

Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat

penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan

ngawur dalam pelaksanaannya.

Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang

disampaikan oleh ........................ seperti terlihat pada gambar berikut.

30

Page 42: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

IDE AWAL

Temuan dan Analisa

Rencana UmumLangkah Tind. 1

Langkah Tind. 2

Langkah Tind. 3

ImplementasiLangkah Tindk. 1

Minitor Implementasi dan Efeknya

Penjelasan kegagalan untuk implementasi Revisi rencana umum

Rencana diperbaiki

Langkah Tind. 1

Langkah Tind. 2

Langkah Tind. 3

Implementasi langkah berikut

Monitor implementasi dan efek

Jelaskan setiap implementasi dan efekRevisi ide umum

Rencana diperbaiki

Langkah Tind. 1

Langkah Tind. 2

Langkah Tind. 3

Implementasi langkah berikut

Monitor implementasi dan efek

DAUR

1

DAUR

2

DAUR

3

Model No. 1 (Model Ebbut) (Desain 1)

Model Ebbut merupakan salah satu model PTK yang dikembangkan oleh

Dave Ebbut.

Gambar 2

Penelitian Tindakan Model Ebbut (1985)

31

Page 43: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

REFLECT

TA

Plan

Plan

Plan

Plan

REFLECT

TA

1

2

5

6

4

3

8

7

Model No. 2 (Kemmis dan Mc. Taggart) (Desain 2)

Gambar 3

Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988)

32

Page 44: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Ide Umum

Reconnaissance

Rencana Menyeluruh

Memperbaiki/ Mengubah

Tindakan 2 dst Tindakan 1 Tindakan 3 dst

Tindakan 2 dst

atauMonitor dan

reconnaissance

Pengintaian/ Peninjauan

Rencana Menyeluruh

Rencana Menyeluruh

atau

atau

Sebagai alur PTK, Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai

berikut:

1. Siswa mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses

inkuiri. Bagaimana saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah

dengan mengubah teknik bertanya? Teknik bertanya yang sama?

Menukar strategi bertanya agar siswa dapat menggali jawaban atas

pertanyaan sendiri.

Model No. 3 (Elliot) (Desain 3)

Gambar 4

Penelitian Tindakan Model Elliot (1991)

33

Page 45: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

TINDAKAN DAUR ITindakan perlu perbaikan DAUR 2

Penerapan Definisi masalah

Evaluasi tindakan Need assessement

Implementasi tindakan Hipotesis ide

Develop action plan T 1

Penerapan Redefine problem

Evaluate action Need assessement

Impl. Revise plan New hypothesis

Revise action plan T 2

dst

Ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami langkah-

langkah yang ada di dalam model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot,

dan Kemmis. Bila guru akan menerapkan atau mengadopsi untuk penelitian

tindakan kelas.

Model No. 4 (Mc. Kernan) (Design 4)

Gambar 5

Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan ((1991)

Diadopsi dari (Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 46 – 54)

Perlu diketahui bahwa sebenarnya model-model ini lebih memberikan

gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan langkah-langkah

34

Page 46: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal

‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara langkah-langkah ini. Tidak mengherankan

kalau model-model ini dapat membingungkan para praktisi. Bahkan Ebbut

sendiri mengakui bahwa gambar Elliot cenderung sulit untuk dimengerti.

Model No. 5

Gambar 6. Rancangan Penelitian

35

Permasalahan

Siklus I

Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Refleksi

I

Pengamatan/ Pengumpulan Data

I

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Refleksi

II

Pengamatan/ Pengumpulan Data

II

Permasalahan baru

hasil refleksi

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Apabila

permasalahan belum

terselesaikan

Siklus II

Page 47: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Diadopsi dari Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006: 67)

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas......... SMA

Negeri .......................... Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 02. Nama-nama siswa Kelas ..... SMA Negeri ..........................

No Nama Siswa1 Abdurrahman2 Saleh3456789101112131415161718192021

36

Page 48: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

222324252627282930

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan

prestasi belajar siswa kelas ....... SMA Negeri ......................... setelah

diterapkan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan .................... sampai

bulan ...................... Sebagai gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

37

Page 49: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Tabel 03. Jadwal Penelitian

No KegiatanDes 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan proposal dan

perencanaan tindakan I

2. Pelaksanaan tindakan I

3. Pengamatan/pengumpulan data I

4. Refleksi I

5. Perencanaan tindakan II

6. Pelaksanaan tindakan II

7. Pengamatan/ pengumpulan data II

8. Refleksi II

9. Penulisan laporan/ penjilidan

38

Page 50: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan observasi dan tes

prestasi belajar.

E. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini

adalah metode deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data

kuantitatif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan memberi pertimbangan-

pertimbangan, memberi komentar-komentar, mengklasifikasikan data,

mencocokan dengan validitas internal dan validitas eksternal, mencari

hubungan-hubungan, mencari perbandingan-perbandingan, mengkategorikan

data dan selanjutnya membuat kesimpulan refleksi dengan mencari makna dari

kesimpulan hubungan antarkategori.

Sebelum melakukan analisis kualitatif sebaiknya kita mencoba melihat

pendapat para ahli analisis. Menurut Matthew B. Miles dan A. Michael

Hubberman (1992: 390), dalam penelitian kualitatif cendrung diabaikan. Ini

terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang lebih

dari sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita akan pentingnya kualitas

tersebut. Selanjutnya dikatakan, akan tetapi sebagaimana yang kita perhatikan

sebelumnya, terjadi banyak perhitungan pada saat penentuan kualitas dibuat.

Jadi dalam penelitian kualitatif perlu diketahui, yang pertama-tama adalah

bahwa kita juga menghitung.

Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus,

standar deviasi, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam

bentuk tabel dan grafik.

39

Page 51: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

F. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

Sebelum sampai pada instrumen penelitian, yang mesti dibuat terlebih

dahulu adalah kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi ini sangat penting dibuat

untuk memberi arah terhadap hal-hal yang dipertanyakan dalam instrumen

penelitian. Tujuan penyusunan kisi-kisi instrumen adalah merencanakan

setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes dan bagian-bagiannya,

sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi

penyusunan tes, terlebih-lebih bagi penulis soal (Suryabrata, 2000: 60-61).

1. a. Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar

Tabel 04. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar

No Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Tes

40

Page 52: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

b Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar

Tabel 05. Kisi-kisi Observasi Kegiatan Belajar Problem Based Learning

No Nama Siswa Memeriksa

Materi Menemukan

Menunjukkan

Kemampuan Analisis

Kritis

Pelajaran

Berpusat pada Siswa

Konsep Diri

Interpretasi Siswa

Kecepatan Menanggap

i

Peneloran Kesimpulan

41

Page 53: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

2. Instrumen Penelitian

a. Instrumen Penilaian Prestasi Belajar Siswa

Instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa

kelas......... adalah tes. Tes ini terdiri dari...... soal dengan bentuk tes

adalah......., seperti terlihat di bawah ini.

Tes Prestasi Belajar : .....................

Hari/Tanggal :

Petunjuk : Jawablah ................................

42

Page 54: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

b. Instrumen Observasi Belajar Problem Based Learning

Instrumen ini disajikan dalam upaya mendapat bandingan terhadap

kebenaran data yang didapat. Instrumen ini sangat berguna untuk

mencek apakah kenaikan prestasi belajar itu disebabkan oleh pengaruh

model pembelajaran Problem Based Learning. Variabel ini termasuk

variabel penyela (intervening variable) yang kemungkinan berpengaruh

terhadap hubungan antara variabel bebas (model Problem Based

Learning) dengan variabel terikat (prestasi belajar).

43

Page 55: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Tabel 06. Instrumen Observasi Kesesuaian Belajar Problem Based Learning

Keterangan Penilaian:

1. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

2. Tidak sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

3. Sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

4. Sangat sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

No Nama SiswaSiswa Giat Memeriksa

Materi

Siswa Menemukan

Hal-hal Penting dari

Materi

Siswa Menunjukkan Kemampuan

Analisis

Siswa Kritis

Pembelajaran Betul

Berpusat Pada Diri

Siswa

Kemampuan Memecahkan

Masalah Lewat

Masalah

Siswa Menunjukkan Kemampuan

Lebih Memproses

Sesuatu yang Bermakna

Siswa Cepat Menanggapi

Tuntutan

Siswa Mampu

Menelorkan Kesimpulan-kesimpulan

Skor 1-4

Jumlah Skor

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

44

Page 56: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

G. Indikator Keberhasilan Penelitian

Dalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan per siklus yaitu pada

prestasi belajar siswa diharapkan pada siklus I mencapai rata-rata 6,5 dan pada

siklus II mencapai nilai rata-rata 8,5.

45

Page 57: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada Bab IV ini penulis sampaikan data yang diperoleh dari penelitian

tindakan ini secara rinci berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA

Negeri .......................... Sebelum menyampaikan hasil-hasil penelitian ada

baiknya dilihat dahulu pendapat para ahli pendidikan berikut: dalam

menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian

masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek

keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang

mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan,

guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan

grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi

disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto,

Suhardjono, Supardi, 2006: 83). Dari cuplikan di atas jelaslah apa yang harus

dipaparkan dalam Bab ini yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat

sesuai perencanaan, hasilnya apa, bagaimana pelaksanaanya, apa yang telah

dicapai, sampai pada refleksi. Oleh karenanya pembicaraan pada bagian ini

dimulai dengan apa yang dilakukan pada bagian perencanaan, apa yang

dilakukan pada pelaksanaan, apa yang dilakukan pada pengamatan dan apa

yang dilakukan pada refleksi, seperti terlihat berikut ini.

1. Rencana Tindakan I

Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi:

a. Menyusun perencanaan penelitian lengkap dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dengan

metode Problem Based Learning sepeti terlihat pada lampiran 3.

Berdasar hasil awal kemampuan siswa kelas..... yang tertera pada latar

belakang, peneliti merencanakan kegiatan yang lebih intensif seperti

berkonsultasi dengan teman-teman guru dan kepala sekolah tentang

46

Page 58: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

persiapan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Problem

Based Learning.

b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal,

sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke..... bulan....

c. Meminta teman-teman guru bidang studi sejenis dan kepala sekolah

sebagai mitra kesejawatan dalam pelaksanaan pembelajaran Problem

Based Learning yang sudah direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan

teman-teman guru untuk ikut melaksanakan supervisi kunjungan kelas

dalam mengamati kekurangan yang ada.

d. Menyusun format pengecekan yang berhubungan dengan pembelajaran

Problem Based Learning.

e. Teman guru yang diminta mengamati pembelajaran diupayakan

pembekalan tentang model pembelajaran ini dengan:

a) Supervisor harus sudah mantap dan mengetahui metode

pembelajaran yang menggunakan Problem Based Learning dan

kehadirannya di kelas bukan mencari kesalahan, tetapi untuk

kepentingan bersama yaitu memperbaiki pembelajaran.

b) Supervisor telah diberitahu untuk lebih memahami tentang prinsip-

prinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung instruktif dan lebih

bersahabat dengan prinsip kesejawatan.

c) Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor diharapkan menunjukkan

rasa kesejawatan yang akrab dan mau menilai kebenaran yang ada.

f. Peneliti memberikan penjelasan pada siswa bahwa kehadiran

supervisor ke kelas bukan untuk mencari kesalahan atau kelemahan

guru dalam pembelajaran, tapi untuk meningkatkan kemampuan siswa

menguasai ilmu.

g. Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan. Menentukan

bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan silabus yang

berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik.

h. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber belajar.

Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi

pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang mudah

47

Page 59: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa, menentukan

alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan sumber belajar sudah

disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran dan tingkat

perkembangan peserta didik.

i. Merancang skenario pembelajaran.

Skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan, materi dan tingkat

perkembangan siswa, diupayakan variasi dalam penyampaian. Susunan

dan langkah-langkah pembelajaran sudah disesuaikan dengan tujuan,

materi, tingkat perkembangan siswa, waktu yang tersedia,

sistematiknya adalah menaruh siswa dalam posisi sentral, mengikuti

perubahan strategi pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran sesuai

Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 dan menyesuaikan dengan model

pembelajaran Problem Based Learning.

2. Pelaksanaan Tindakan I

a. Pengelolaan Kelas

Mengelola kelas dengan persiapan yang matang, mengajar materi

dengan benar sesuai model pembelajaran Problem Based Learning.

b. Alat Penilaian

Pembahasan dan jenis penilaian, terlampir di RPP berikut format

penilaian.

c. Penampilan

Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan

bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan

penggunaan metode Problem Based Learning, diawali dengan

penyampaian tujuan, berlanjut dengan penyampaian masalah,

mengajari siswa-siswa dalam belajar berhubungan dengan masalah

tersebut, pemberian cara-cara pemecahan masalah, mengupayakan

kemampuan membuat laporan. Setelah pembelajaran selesai dilakukan,

dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan guru yang

mengawasi proses pembelajaran untuk mendiskusikan hasil

pengamatan yang dilakukan.

48

Page 60: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

d. Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa:

1. Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena peneliti

baru pertamakali mencoba metode ini.

2. Siswa-siswa memang belum aktif menerima pelajaran dan

memberi tanggapan, ini sesuai dengan tujuan metode Problem

Based Learning.

3. Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati mau kembali dan

bersedia mengamati kembali pada kesempatan di siklus II.

4. Untuk sementara, peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan

supervisi kunjungan kelas akan membantu meningkatkan

kemampuan siswa, tetapi menurut pemikiran pengamat, cara yang

dilakukan peneliti cukup mampu mendorong meningkatkan

prestasi belajar.

5. Penyampaian pengamat pada peneliti dapat disampaikan sebagai

berikut:

Perlu pengelolaan ruangan, waktu, dan fasilitas belajar yang lebih

baik.

Dalam mengelola ruang kelas, waktu serta fasilitas belajar, dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1) Peneliti menyediakan alat bantu/media pembelajaran.

2) Peneliti kurang memperhatikan kebersihan papan tulis,

kebersihan seragam siswa, dalam hal lain yang berguna untuk

menumbuhkan motivasi belajar dan disiplin siswa.

3) Peneliti belum begitu baik dalam waktu. Memulai pelajaran

tidak tepat waktu akibat hal-hal tertentu.

3. Observasi/Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan sangat bervariasi. Penulis menggunakan

guru teman sejawat untuk ikut masuk kelas mengamati kebenaran

pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model Problem Based

Learning. Data yang diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan

guru akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan peneliti dalam

49

Page 61: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning mengingat

semua kelemahan peneliti akan teramati dengan baik. Apabila peulis

hubungkan dengan yang disebut variabel penyela atau variabel intervening

dimana ada hal-hal tertentu yang bisa mempengaruhi hubungan antara

variabel bebas yaitu model pembelajaran Problem Based Learning dengan

variabel terikat yaitu pretasi belajar. Hal tertentu yang dibicarakan adalah

kebenaran pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning.

Apabila pelaksanaannya tidak benar sudah tentu akan berpengaruh

terhadap hasil belajar.

Pengamatan oleh teman sejawat seperti yang dipaparkan di atas sangat

perlu dilakukan demi keberhasilan peningkatan mutu dan kebenaran

pembelajaran model Problem Based Learning. Hal tersebut penulis

lakukan demi adanya upaya inovasi agar tulisan ilmiah ini lebih berdaya

guna dan berhasil guna.

Selain pengmatan yang dilakukan oleh teman sejawat, upaya lain yang

penulis lakukan adalah menyusun blanko observasi terhadap kebenaran

siswa belajar dengan Problem Based Learning, yang diamati adalah

tuntutan-tuntutan terhadap kreativitas; penemuan sendiri oleh siswa;

penekanan pada kegiatan intelektual; memproses pengalaman belajar

menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata; membiasakan

siswa lebih produktif, analitis, kritis; penggunaan metode, teknik, dan

strategi yang memungkinkan siswa mencari dan menemukan jawaban

sendiri secara optimal. Selain itu, model ini menuntut kemampuan

pemecahan masalah untuk peningkatan kepuasan intelektual,

mempertajam proses ingatan untuk penguasan lebih lama, pembelajaran

lebih terpusat pada siswa, menghindarkan diri dari belajar dengan hafalan,

menumbuhkan kemampuan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Langkah-langkah pembelajarannya adalah: a) merumuskan masalah, bisa

berupa pertanyaan untuk dapat melakukan penelitian, b) mencek apakah

hasil pengamatan siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan, c)

pengumpulan data/informasi, d) mengnalisis informasi, e) membuat

simpulan-simpulan berdasar hasil analisis informasi dan mengevaluasi

50

Page 62: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

semua yang telah dilakukan. Dari semua pengertian di atas, penulis sudah

menyiapkan instrumen untuk ketepatan pelaksanaan yang dibawa oleh

guru dan siswa yang mengamati proses pembelajaran.

4. Refleksi Siklus I

Sebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat pakar

pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi. Pendapat ini akan

merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang perlu dalam menulis

refleksi. Refleksi merupakan kajian secara menyeluruh tindakan yang telah

dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan

evaluasi guna menyempurnakan tindakan. Refleksi menyangkut analisis,

sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang

dilakukan (Hopkin, 1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi,

2006: 80).

1) Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I

Sesuai data pada lampiran 4.

1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah....................................

2. Median (titik tengahnya) adalah ...............................................

3. Modus (angka yang paling banyak/paling sering muncul) .........

4. Standar deviasi dihitung dengan rumus:

SD = √∑ (X i−x)2

N−1

SD = √ …..(…… .. x …….)2

N−1

SD = ..............

51

Page 63: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

No SubjekPenelitian

Nilai(X)

(X-x) (X-x)2

123456789101112131415161718192021222324252627282930

X X – X (X−X )2

5. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal

berikut dihitung terlebih dahulu.

1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) = ........

2. Rentang kelas (r) = skor maksimum – skor minimum

3. Panjang kelas interval (i) = rK

=………

52

Page 64: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

4. Tabel data kelas intervalNo

Urut Interval NilaiTengah

FrekuensiAbsolut

FrekuensiRelatif

123456

Total ...........

Frekuensi Relatif = nilai F absolut

jumlahnilai f absolut x 100

5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram

Contoh Histrogram

Grafik 01. .......................................................

Untuk rekapitulasi hasil penelitian ini akan disampaikan

sekaligus pada akhir analisis refleksi siklus II. Untuk hasil

analisis pengamatan guru dan pengamatan siswa terhadap

kebenaran pelaksanaan pembelajaran Problem Based Learning

dapat dilihat pada lampiran 6 dan lampiran 8. Untuk kedua hail 53

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0 4 5 6 7 8

Page 65: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

pengataman tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: 1)

pengamatan oleh guru berupa catatan kesalahan peneliti pada

saat melaksanakan proses pembelajaran Problem Based

Learning, hal ini menjadi masukan yang sangat berharga untuk

perbaikan pada siklus selanjutnya, untuk hal ini lebih

lengkapnya dapat dilihat pada pembahasan. 2) untuk

pengamatan yang dilakukan guru sudah jelas menunjukkan

keaktifan, keuletan, kreativitas, kegiatan siswa menemukan

sendiri, mencari hal-hal penting yang ditugaskan, menunjukkan

kemampuan aktivitas, kritis, betul siswa yang giat belajar dan

bukan guru yang giat mengajar, kemampuan memecahkan

masalah lewat, kecepatan menanggapi tuntutan, kemampuan

menelorkan kesimpulan-kesimpulan. Jumlah semua skor siswa

adalah ......., setelah dirata-ratakan maka skor yang diperoleh

adalah ....... dari analisis yang dibuat, dapat diambil simpulan

bahwa hasil yang didapat belum menunjukkan keberhasilan

pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan guru.

2. Siklus II

1. Perencanaan

Melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, baik refleksi data

kualitatif maupun refleksi data kuantitatif, maka untuk perencanaan

pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal yang perlu

dilakukan yaitu:

a. Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan

pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab

III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus

I merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus II ini.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik serta

membuat instrumen pengumpulan data yaitu tes prestasi belajar.

c. Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama teman sejawat

sebagai upaya inovasi. Untuk ini peneliti berkonsultasi minta

54

Page 66: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

kesediaannya untuk ikut dalam proses pembelajaran yang

dilakukan. Inovasi ini dilakukan agar peneliti dapat berupaya lebih

maksimal untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dan

lebih berkualitas. Hasil konsultasi dengan teman sejawat adalah

adanya kesiapan untuk ikut melakukan supervisi kunjungan kelas.

Guru yang akan mengobservasi diberitahu bahwa penulis sudah

sempat berkonsultasi dengan kepala sekolah dan beliau akan ikut

berpartisipasi, masuk ke ruangan untuk bersama-sama melakukan

supervisi. Hal ini diberitahukan pada guru dengan harapan agar

guru yang akan mengobservasi bisa lebih siap lagi untuk

melakukan supervisi yang lebih berkualitas, ini juga penulis

lakukan sebagai tambahan inovasi.

d. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan

melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan

mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan

pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan

yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan

pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu

dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan

metode Problem Based Learning yang benar sesuai kebenaran teori

yang disampaikan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan sebagai

berikut:

a. Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai

tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan

yang sudah dibuat, meminta guru dan keplaa sekolah untuk ikut

mengamati pembelajaran, membagikan instrumen pengamatan. Hal

ini dilakukan dengan harapan peneliti akan lebih bersemangat

untuk dapat melaksanakan pembelajaran lebih serius. Dengan

kepala sekolah ikut mengamati berarti ada orang lain yang mesti

55

Page 67: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

dilihat oleh siswa yang akan menimbulkan keseriusan mereka yang

lebih dari biasanya. Peneliti membawa instrumen pengamatan

observasi keaktifan belajar dan instrumen tes prestasi belajar.

Setelah masuk kelas bersama guru yang akan mengamati proses

pembelajaran, peneliti memulai aktivitas pembelajaran sambil

mempersilahkan kepala sekolah dan guru yang mengamati duduk

di bangku paling belakang yang sudah disediakan. Setelah

pelaksanaan pembelajaran berjalan, tiba-tiba kepala sekolah dicari

oleh pegawainya karena ada urusan kantor, sehingga pengamatan

melaksanakan pembelajaran hanya dilanjutkan oleh guru yang

penulis minta untuk mengobservasi proses selanjutnya. Terlihat

sepintas guru yang mengamati proses pembelajaran sangat aktif

menulis hal-hal yang terjadi di kelas untuk memberi penilaian

terhadap kemampuan dan profesionalisme guru sedangkan di

depan kelas peneliti sibuk dengan pelaksanaan pembelajaran yang

dilaksanakan di kelas. Pada pembelajaran inti peneliti

melaksanakan explorasi, elaborasi dan konfirmasi dan terakhir

peneliti melaksanakan penutupan pembelajaran. Untuk

pelaksanaan explorasi, elaborasi dan konfirmasi bagian-bagiannya

cukup banyak dan penulis tidak paparkan panjang lebar karena

kegiatan yang mesti dilakukan seperti diskusi, presentasi dan lain-

lain sudah bisa dibaca pada instrumen rencana pelaksanaan

pembelajaran yang dilampirkan di lampiran 9.

3. Observasi/Penilaian

Penilaian terhadap kebenaran pelaksanaan pembelajaran Problem

Based Learning didahului dengan menctat hal-hal penting seperti

aktivitas belajar yang dilakukan pada saat peneliti melakukan tindakan.

Dari catatan-catatan yang cepat tersebut penulis mengetahui bagian

mana yang mesti diperbaiki, dibagian mana diperlukan penekanan-

penekanan, dibagian mananya perlu diberi saran-saran serta

penguatan-penguatan. Di samping itu adanya guru yang mengamati

56

Page 68: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

proses pembelajaran akan sangat membantu untuk mengetahui lebih

jelas kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama pross pembelajaran.

Guru yang mengamati mencatat juga kreativitas siswa, kemauan siswa

untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, kontribusi diantara para

siswa. Semua ini sudah terlaksana dengan baik. Pelaksanaan tes

prestasi belajar akhirnya dilanjutkan minggu depannya karena setelah

guru melakukan proses pembelajaran, waktu untuk memberikan tes

tidak mencukupi sehingga dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

Hasil tes prestasi belajar siswa siklus II akan dibahas pada refleksi II.

4. Refleksi Siklus II

Analisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar

Siklus II

Sesuai data pada lampiran 12.

1. Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah ............

2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................

3. Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah.......

4. Standar deviasi √∑ (X i−x)2

N −1 = ............................

5. Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka

dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:

1) Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES:

K = 1 + 3,3 x log N

= .......................

= .......................

= .......................

2) Rentangan dihitung dengan:

r = skor maksimum – skor minimum

= ................ - ................

= .............

3) Panjang kelas interval dihitung dengan:

i =rK

=¿

57

Page 69: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

1009080706050403020100

100200300400500600700

i = ...................

4) Tabel data kelas interval disajikan sebagai berikut:

NoUrut

Interval NilaiTengah

FrekuensiAbsolut

FrekuensiRelatif

123456

Total ........... 100

6. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram

Contoh Histrogram

Grafik 02. .......................................................

58

Page 70: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Tabel 07. Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Awal sampai Siklus II

Variabel Awal Tes Siklus I Tes Siklus IIPrestasi Belajar

Perolehan Skor

Rata-rata

Perolehan Skor

Rata-rata

Prosentase Kenaikan

Perolehan Skor

Rata-rata

Prosentase Kenaikan

B. Pembahasan

1. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus I

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan data kualitatif

terhadap hasil pengamatan guru sejawat tentang pembelajaran Problem

Based Learning adalah: kelemahan-kelemahan yang ada, kelebihan-

kelebihan, perubahan-perubahan, kemajuan-kemajuan, efketivitas waktu,

keaktifan yang dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta,

pengecekan validitas internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah,

faktor-faktor yang berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan masalah,

pertimbangan-pertimbangan, perbandingan-perbandingan, komentar-

komentar, tanggapan-tanggapan, tambahan pengalaman, summary,

pendapat-pendapat, gambaran-gambaran, interpretasi/penafsiran-

penafsiran, makna di belakang perbuatan, trianggulasi, hubungan

antaraspek, klasifikasi, standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan

penggunan teknik tertentu, alasan penggunaan langkah-langkah tertentu,

59

Page 71: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

penggolongan-penggolongan, penggabungan-penggabungan, tabulasi,

pemakaian, kriteria-kriteria, katagorisasi, pengertian-pengertian, hubungan

antar kategori.

Dari hail pengamatan teman sejawat disampaikan bahwa ada

kelebihan-kelebihan yang disampaikan oleh pengamat yaitu bahwa peneliti

sudah berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun siswa

dengan baik. Hal ini menimbulkan nterpretasi bahwa perjalanan penelitian

sudah cukup baik. Kelemahan yang disampaikan perlu diberikan analisis

yaitu penggunaan waktu yang belum efektif, konstruksi, kontribusi siswa

belum maksimal, fakta ini akan dijadikan acuan kebenaran data, validasi,

internal yang diambil dari informan di pertanggungjawabkan, validitas

eksternal berupa acuan hukum digunakan teori-teori yang mendukung dan

reliabilitas data penelitian ini dapat penulis yakini karena hal itu

merupakan ketepatan peneliti memilih informan, yaitu teman sejawat.

Faktor-faktor yang berpengaruh belum maksimalnya pembelajaran

Problem Based Learning pada siklus I ini adalah karena peneliti baru satu

kali mencoba model ini. Cara pemecahan masalahnya adalah penyiapan

RPP yang lebih baik, lebih berkualitas. Hal-hal yang lain seperti komentar,

tambahan pengalaman, gambaran-gambaran keberhasilan penelitian akan

terlihat pada hasil siklus selanjutnya. Demiian sediit hasil kualitatif atau

kualitas dari pembelajaran dengan model Problem Based Learning.

Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus I

Hasil tes prestasi belajar yang merupakan tes ....................... memforsir

siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah dipelajari. Nilai

rata-rata siswa di siklus I sebesar...... menunjukkan bahwa siswa setelah

menguasai materi yang diajarkan walaupun belum begitu sempurna. Hasil

ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa menguasai mata

pelajaran ..................... Apabila dibandingkan dengan nilai awal siswa

sesuai data yang sudah disampaikan dalam analisis sebelumnya.

Hasil tes prestasi belajar di siklus I telah menemukan efek utama

bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi

60

Page 72: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

belajar siswa yang dalam hal ini adalah metode Problem Based Learning.

Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode pembelajaran yang

dilakukan oleh Soedomo, 1990 (dalam Puger, 2004) yang menyatakan

bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru

berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Seperti telah diketahui bersama bahwasannya mata pelajaran.......

menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif, .............., dan .......

sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk penyelesaian

kesulitan yang ada maka penggunaan metode ini dapat membantu siswa

untuk berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat,

bertanya, berdiskusi, berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan

masalah yang ada bersama dengan anggota kelompok diskusinya. Hal

inilah yang membuat siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis

sehingga mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan

efek selanjutnya adalah para siswa akan dapat memahami dan meresapi

mata pelajaran ........... lebih jauh.

Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi

belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai

dengan tuntutan KKM mata pelajaran............ di sekolah ini yaitu...... Oleh

karenanya upaya perbaikan lebih lanjut masih perlu diupayakan sehingga

perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk siklus selanjutnya.

2. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus II

Hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar di siklus II menunjukkan

bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah cukup baik. Ini

terbukti dari rata-rata nilai siswa mencapai.......... Hasil ini menunjukkan

bahwa metode Problem Based Learning telah berhasil meningkatkan

kemampuan siswa menempa ilmu sesuai harapan. Problem Based

Learning merupakan model yang cocok bagi siswa apabila guru

menginginkan mereka memiliki kemampuan berkreasi, berargumentasi,

mengeluarkan pendapat secara lugas, bertukar pikiran, berargumentasi,

mengingat penggunaan metode ini adalah untuk memupuk kemampuan

61

Page 73: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

intelektual siswa, mendorong siswa untuk mampu menemukan sendiri,

menempatkan siswa pada posisi sentral dan mengupayakan agar siswa

tidak belajar dengan menghafal.

Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa

model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan

bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses

pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh

dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain

seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada

dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Mata pelajaran............ menitikberatkan kajiannya pada aspek

kognitif, ............. sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik pikiran,

prilaku maupun keterampilan yang dimiliki. Untuk semua bantuan

terhadap hal ini, metode Problem Based Learning menempati tempat yang

penting karena dapat mengaktifkan siswa secara maksimal. Dari nilai yang

diperoleh siswa, lebih setengah siswa mendapat nilai ........, ........ siswa

memperoleh nilai menengah dan ...... siswa memperoleh nilai rendah. Dari

perbandingan nilai ini sudah dapat diyakini bahwa prestasi belajar siswa

dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode Problem Based Learning.

Melihat perbandingan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II,

terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal adalah .....

naik di siklus I menjadi........ dan di siklus II naik menjadi ....... Kenaikan

ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai ini adalah dari

upaya-upaya yang maksimal yang dilaksanakan peneliti demi peningkatan

mutu pendidikan dan kemajuan pendidikan khususnya di

SMA................................

62

Page 74: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dengan mengetahui bahwa pemicu rendahnya aktivitas belajar dan

prestasi belajar ada pada faktor-faktor seperti metode yang digunakan guru,

sehingga penggunaan atau penggantian metode konvensional menjadi metode-

metode yang sifatnya konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya peneliti

mencoba metode Problem Based Learning dalam upaya untuk dapat

memecahkan permasalahan yang ada di sekolah.

Berdasar pada rendahnya prestasi belajar siswa yang disampaikan pada

latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran Problem Based

Learning diupayakan untuk dapat menyelesaikan dua tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Seberapa besar

peningkatan yang dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir analisis.

Dari hasil penelitian yang boleh disampaikan di Bab IV dan semua data yang

telah disampaikan tersebut, tujuan penelitian yang disampaikan sudah dapat

dicapai.

Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu pencapaian kenaikan prestai belajar

siswa dapat dilihat bukti-bukti yang sudah disampaikan.

a. Dari data awal ada ..... siswa mendapat nilai di bawah ........ pada siklus I

menurun menjadi ...... siswa dan siklus II hanya ............ siswa mendapat

nilai .............

b. Dari rata-rata awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan pada siklus II

naik menjadi ..........

c. Dari data awal siswa yang tuntas hanya ..... orang sedangkan pada siklus I

menjadi lebih banyak yaitu ....... siswa dan pada siklus II menjadi cukup

banyak yaitu ...... siswa.

Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan

pembelajaran dapat disampaikan bahwa model Problem Based Learning

dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. 63

Page 75: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Semua ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti

dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama

teman-teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian,

penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian

yang maksimal.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian, dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran dalam bidang studi..............................., dapat

disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Apabila mau melaksanakan proses pembelajaran pada mata

pelajaran..............., penggunaan metode Problem Based Learning

semestinya menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat

metode ini telah terbukti dapat meningkatkan kerjasama, berkreasi,

bertindak aktif, bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya,

berargumentasi dan lain-lain.

2. Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model

Problem Based Learning dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi

belajar, sudah pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum

sempurna dilakukan, oleh karenanya kepada peneliti lain yang berminat

meneliti topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang tidak sempat

diteliti.

3. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti

lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil

penelitian ini.

64

Page 76: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

65

Page 77: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/

Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, M.S. 2002. Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Beberapa faktor Psikologis. Disertasi. IKIP Jakarta.

Alien, Deborah E. et al- 1996. The Power of Problem Based Learning in Teaching Introductory Science Courses. Jossey-Boss Publisher.

Amien, Moh. 1996. Perkembangan Intelektual Siswa SMP. Jurnal IlmuPendidikan. Jilid 3 No. 4. Jakarta : LPTK dan ISPI.

Anastasi, Anne. 1976. Psychological Testing. Fifth Edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.

Anom. 2000. Profesionalisme Guru Fisika dalam Menghadapi Tantangan Era Global. Makalah. Disampaikan pada seminar dalam rangka HUT ke-36 Jurusan Fisika STKIP Singaraja pada 1 hari Minggu 5 Nopember 2000.

Arends, Richard I. 2004. Learning to Teach. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill

Arief Furchan. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Pustaka Belajar: Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arnyana, Ida Bagus Putu. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipandu Strategi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Basil Belajar Siswa Sekolak Menengah Atas pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi. UNM.

Azwar, Saifuddin. 1996. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. 2001. Tes Prestasi. Y ogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

66

Page 78: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Azwar, Saifuddin. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.

Bakry, N.M. 1986. Logikci Praktis. Yogyakarta: Liberty.

Barbara J. Duch. 1995. Problem-based Learning in Physic:The Power of student Teaching Students. Journal College Taching Vol XXV.No.5 MAR/APR.

Barrows Howard. 1996. New Direction for Teaching and Learning "Problem-Based Learning in Medichine and Beyond; Abrief Overview". Jossey Bass Publishers.

Barrows, Howard. 1994. Practice Based Learning: Problem Based Learning Applied to Medical Education. Springfield II: Soulthern Illionis University School of Medicine.

Barrows. 1996. Problem Based Learning Medicine Beyond. New Direction for Teaching and Learning . Jossey -Bass Publis!

Barrows. U.S. & Myers.A.C. 1993. Problem Based Learning in Seconda Schoosl. Unpublished Monograph. Springtield. II : Problem Based Learning Institute. Lanphier High School and Southern Illionis University Medical School.

Bodner, George M. 1986. Contructism A Theory of Knowledge. Purdue University. Journal of Chemical Education. Vol. 63. no. 10

Boud, David and Grahame I Feletti (eds). 1997. The Challenge of Problem-Based Learning. 2nd Edition. Bolton : Northen Phototypcsetting.

Brooks J.G. & Martin G.B.I 993. In Search of Understanding: The Case for Contructivist Classroom. Alexandria Virginia.

Campbell.D.T. & Stanley J.C. 1966. Experiment and quasi-experimental design for research. Boston: Hiughton Mifflin Company.

Candiasa, I Made. 2004. Analisis Butir Disertai Aplikasi dengan Iteman, Bigsteps dan SPSS. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Candiasa, I Made. 2004. Statistik Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan SPSS. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Candiasa, M. 2004. Statistik Multivariat dilengkapi aplikasi dengan SPSS. Unit Penerbitan IKIP Singaraja.

67

Page 79: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Citrawathi, D.M. dan I N. Kariasa. 2004. Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Perkuliahan Gizi dan Kesehatan untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Mahasiswa. Laporan Hasil Penelitian Tidak Diterbitkan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Cony R. Semiawan. 1997. Keterkaitan antara Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Sekolah. Makalah disajikan dalam seminar di STKIP Singaraja.

Copi, Irving. 1986. Informal Logic. New York: Mc. Milan Publishing.

Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dantes, dkk.1994. Pengaruh Bakat Deferensial Matematika, kemampuan Awal dan Intelegensi Terhadap Kesanggupan Berpikir Formal dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar Matematika. Luporan Penelitian STKIP Singaraja .

Dantes, Nyoman. 2001. "Komparasi Kesanggupan Berpikir Formal antara Siswa SMA di Kota dan Siswa di Desa pada Para Siswa Kelas I SMA di Kabupaten Buleleng". Kumpulan Makalah. IKIP Negeri Singaraja.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta.

Dayton, C. Mitchell. 1979. The Design of Educational Experiments. USA: McGraw-Hill.

Depdiknas, 2002a. Pedoman Umum Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis Kemampuan Dasar. Dirjen Dikdasmen.

Depdiknas, 2002b. Pedoman Khusus Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis Kemampuan Dasar. Dirjen Dikdasmen.

Depdiknas, 2002c. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Puskur Balitbang.

Depdiknas, 2003a. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika. Jakarta.

Depdiknas, 2003b. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Dirjen Dikdasmen.

Depdiknas, 2003c. Sistem Penilaian Kelas SD, SMP, SMA dan SMK. Dirjen Dikdasmen Tendik.

Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.

68

Page 80: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Dryden. Gordon. 2002. Revolusi Cara Belajar. Cet. K.e-3. Bandung: Kaifa.

Ducch, Barbara J. 1996. Problem-Based Learning Physics . The Power of Students Teaching Students. Journal of College Science Teacher (JCST). 25(5): 326-329.

Entang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan dan Pengajaran Remi. Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. P2LPTK: Jakarta.

Erwin, Tuti Nuriah. 1999. Sikap Siswa SLTP Terhadap Pelajaran Sejarah (Suatu Eksperimen Tentang Pengaruh Metode Pembelajaran dan Penalaran Formal Terhadap Sikap Siswa SLTP Mengenai Pelajaran Sejarah. Disertasi. Jakarta: UNJ.

Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta. National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development.

Fogarty, Robin. 1997. Problem-Based Learning and Other Curriculum Models for the Multiple Intelligences Classroom. Australia: SkyLight.

Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.

Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York: Holt, Reinhart and Winston.

Gall, Gall, dan Borg. 2003. Educational Research an Introduction : Seventh Edition.

Gallagher, Shelagh A & Stepien. William J. 1995. Implementing Problem Based Learning in Science Classroom. School Science and Mathemathic.

Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and Application. Seventh Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing Company.

Good, Thomas L. & Jere E. Brophy. 1990. Educational Psychology, A Realistic Approach. New York: Longman.

Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Boston: Allyn and Bacon.

Gronlund, Norman E. 1982. Constructing Achievement Tests. Third Edition. London: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.

69

Page 81: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Grouws, Douglas A. - Cebulla, Kristin J. 2000. Improving Student Achievement in Mathematics, Part I: Research Findings. ERIC Digest. http://www.ericdigests.org/2003-l/math2.htm

Guilford, J. P. 1954 Psychometric Method. New York. MacGrew-Hill Compen. Inc.

Guilford. 1959. Fundamental Statistics in Psychology and Education : Third Edition. Tokyo : Kogakusha Company, Ltd.

Gunawan, Adi W. 2005. Born to be a Genius but Conditioned to be an Idiot. www.pembelajar.com/wmview.php

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback Cooperative Learning. New York: McGraw-Hill, Inc.

Howe, Ann. 1996. Development of Science Compt Within Vygotskian Framework. Science Eduation. John Willey and So.

http://teachnet.edb.utexas.edu/~lynda/abbott/Social.html

Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : P2LPTK Depdikbud.

Huitt, W. 2001. Motivation to Learn : An Overview. Educational Psychology Interactive. http://chiron.valdosta.edu/whuitL/coVmotivation/motivate.html

Huitt, W. 2004. Self-Concept and Self-Esteem. Educational Psychologi Interactive, http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/regsys/self.html.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jilid 2. Edisi ke-6. Terjemahan Meitasari Tjandrasa. Child Development. Sixth Editon. 1978. Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, M. dan Mohamad Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Pusat Sains dan Matematika Sekolah. Program Pascasarjana UNESA: University Press.

Ibrahim, Muslimin dan Mohammad Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa University Press.

Illionis Mathematics and Science Academic. 1998. How Does PBL. Compare with Othe Instructional Approaches. http://www.imsa.edu/team/cpbl/cpbl.html.

70

Page 82: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKn dan Sejarah pada Siswa Kelas II di SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.

Irianto, Agus. 1989. Bahan Ajaran Statistika Pendidikan (Buku Kedua). Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1984. Circles of Learning. Fairfax, Va.: Association for Supervision and Curriculum Development.

Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1984. Cooperation in the Classroom. Edina,Minnesota: A publication Interaction Book Company.

Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1987. Learning Together and Alone: Cooperation, Competition, and Individualistic Learning. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.

Joyce, B. And Weil. 2000. Model of Teaching. Needham Heights: Allyn & Bacon

Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. 2000. Pengajaran Langsung. Program Pascasarjana UNESA: University Press.

Kerlinger, Fred N. 2002. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM.

Koster, Wayan. 2001. Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektifdengan Sekolah Tidak Efektif. http://www.depdiknas.ao.id/Jumal/3l/analisis_komparatif_ antara_sekol.htm

Koyan, I Wayan. 2004. Konsep Dasar dan Teknik Evaluasi Hasil Belajar. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Lampiran 1. Tes Prestasi Belajar............ (tes yang digunakan untuk mencari data awal penelitian)

Lickona, Thomas. 1992. Educating For Character. How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.

Lonning. R. A. 1993. Effect Cooperative Learning Strategi on Student Verbal Interaction an Ahievement During Conceptual Change Instruction in 10th Grade General Science. Journal of Research in Science Teaching. Vol. 30 No. 9 PP 1087-1101.

Maksum, Ahmad, 2006. Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Sejarah dan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sukamulia, Lombok Timur, NTB. Tesis. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Program Pascasarjana.

71

Page 83: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Marthen Hamalik. 2003. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Modern Educators and Lexicographers. 1939. Webster’s New American Detionary. New York: 140 Broadway, Books, Inc.

Montgomery, Douglas C. 1991. Design and Analysis of Experiments. Third Edition. Canada: John Willy & Sons, Inc.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Murwani, S. 1999. Statistik Terapan (Terkait Analisis Data). Jakarta: Erlangga.

Murwansyah dan Mukaram. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia.

Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.com/doc/9037208/

Nasoetion, Andi Hakim. 1978. Landasan Matematika. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Nasution, S. 1972. Didaktik Sekolah Pendidikan Guru: Asas-Asas Didaktik Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Depdikbud: Jakarta.

Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar. Surabaya: University Press.

Nurman, Muhammad, 2006. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Based Learning dan Expositori terhadap SIkap Politik Berdemokrasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PPKn di SMA (Tesis). Singaraja. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja, Program Pascasarjana.

Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

Ormrodd. J.E. 1999. Social Learning Theory.

Partosuwido, Sri Rahayu. 1992. Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam Kaitannya dengan Konsep Diri, Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi. Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Piaget, J. 1969. The Chil’d Conception of Physical Causality. New Jersey: Little Field, Adam & Co.

72

Page 84: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Popham, W. James dan Eva L. Baker. 1984. Bagaimana Mengajar Secara Sistematis. Diterjemahkan Oleh R.H. Dj. Sinurat et al. Yogyakarta: Kanisius.

Psychology. 2005. Carl Rogers: Psikologi Aliran Humanisme. http://blog.kenz.or.id/2005/05/02/carl-rogers-psikolog-aliran-hurnanisme.html.

Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Belajar Kooperatif. Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas.

Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas III SMP Negeri Seririt (Eksperimen pada Pokok Bahasan Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.

Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Putrayasa, Ida Bagus. 2005. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Problem Based Learning dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas, dan Logikalitas. (Tesis). Singaraja. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Cet. Ke-10. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rini, Jacinta F. 2002. Konsep Diri. http://www.e-psikologi.com/dewasa/l 60502

Romiszowski, A. J. 1990. Designing Instructional System. (London: Kogan Page, Ltd P. 296).

Sadia, dkk. 2003. Pengembangan Perangkat Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Rumpun Pelajaran Sains. Usulan Penelitian. IKIP Singaraja.

Sadia, dkk. 2006. Pengembangan Kemampuan Bepikir Para Siswa SMA di Kabupaten Buleleng Melalui Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle dan Problem Based Learning dalam Pembelajaran Matematika. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Pendidikan Ganesha.

Sadia. 1996. Pengembangan Model Belajar Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA di SMP. (Suatu Studi Eksperimental dalam Pembelajaran Konsep Energi Usaha dan Suhu di SMPN 1 Singaraja). Disertasi (tidak diterbitkan). IKIP Bandung.

73

Page 85: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Sadia. 1998. Model Konstruktivis dalam Pembelajaran Sains (Suatu Alternatif Pembelajaran Sains Berdasarkan Paradigma Konstruktivisme). Orasi Ilmiah. Pada Dies Natalis V dan Wisuda IX STKIP Singaraja. Disampaikan tanggal 24 Maret 1998.

Sadia. 2000. Refosisi Fungsi dan Peran Guru pada Era Globalisasi. Makalah. Disajikan dalam Temu Alumni Program Pendidikan Fisika STKIP Singaraja pada tanggal 5 Nopember 2000.

Sadia. 2003a. Strategi Pembelajaran Berorientasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah Disajikan pada Seminar Peningkatan Profesionalisme Guru-Guru SMA Negeri 3 Singaraja dalam Menyongsong KBK 2003 Tanggal 26 Januari 2003.

Sadia. 2003b. Konstruktivisme Dalam Belajar dan Mengajar. Materi Perkuliahan Program S2 Manajemen Pendidikan dan S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.

Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Multivariat. Jakarta : PT Gramedia.

Santyasa, I Wayan. 2004. Pengaruh Model dan Seting Pembelajaran terhadap Remidiasi Miskonsepsi, Pemahaman Konsep, dan Hasil Belajar Fisika pada Siswa SMU. Disertasi. Malang: Universitas Malang Negeri.

Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sarya, Gede. 2002. Penerapan Model Belajar Heuristik Vee dan Model Pengajaran Langsung pada Pembelajaran Fisika di SLTP (2002). Tesis. IKIP Singaraja.

Savoie, J. M & Andrew S.H. 1994. Problem Based Learning As Clasroom Solution. Journal. Educational Leadership.

Sax, Gilbert. 1979. Foundations of Educational Research. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.

Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpanbalik. Jakarta: PT Grasindo.

Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon.

74

Page 86: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Konstalasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan National.

Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.

Soemanto, Wasty. 2001. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Soetopo. 2000. Hubungan Kesanggupan Berfikir Formal dan Prestasi Belajar Pengetahuan Dasar MIPA. Jurnal Ilmu Pendidikan. Th. 27. No. 2. Malang: UNM.

Sriyono. 1992. http://www.scribd.com/doc/9037208/

Stein, Steven J. dan Howard E. Book. 2002. Ledakan EQ : 15 dan Prinsip Dasar Kecerdasan Emoti0nal Meraih Sukses. Terjemahan Trinanda Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto. The EQ Edge : Emotional Intelligence and Your Success. 2000. Cet. Ke-3. Bandung: Kaifa.

Stoltz, Paul G. 2000. Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Terjemahan T. Hermaya. Adversity Quotient: Turning Obstacles into Opportunities. 1997. Jakarta: Grasindo.

Sudiarta, I Gusti Putu. 2004. Penerapan Pembelajaran Berorientasi Masalah "Open Ended" Berbanluan LKM untuk Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Matematika Mahasiswa pada Matakuliah Pengantar Dasar Matematika, Semester Ganjil tahun 2004/2005. Laporan Hasil Penelitian Tidak Diterbitkan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 1986. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana. 1996. Metode Statislika. Bandung: Tarsito.

Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Suharsimi, A. 2003. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharta, I Gusti Putu. 2002. Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 38, Tahun ke-8.

75

Page 87: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Suharta, I Gusti Putu. 2004. Pembelajaran Pecahan di Sekolah Dasar dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi. UNS.

Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Common Textbook. Edisi Revisi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sujanem, Rai. 2002. Optimalisasi Pendekatan STM dengan Strategi Belajar Berbasis Masalah dalam Pembelajarun Listrik Statis dan Dinamis sebagai Upaya Mengubah Miskonsepsi. Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa Kelas II3 SMUN I Singaraja. Laporan Hasil Penelitian Tidak Diterbitkan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas. Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4.

Sumadi Suryabrata. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumadi Suryabrata. 1998. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Dirjen Dikti Depdiknas.

Sunardi. 2002. Hubungan antara Tingkat Penaralan Formal dan Tingkat Perkembangan Konsep Geometri Siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 9 Nomor 1.

Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriyono. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. IMSTEP.

Suriasumantri, J. S. 1984. Ilmu dan Perspektif. Gramedia: Jakarta.

Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Survey John R & Duffy Thomas M. 1994. Problem Based Learning: An Instructional Mode and Its Constructivist Framework Constructivist Studies in Instructional Design. Wilson G. Brent (ed). Educational Technology Publication Englewood Cliffs. New Jersey.

Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

76

Page 88: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Tabachnick, Barbara G. dan Fidell, Linda S. 1989. Using Multivariate Statistics. Second edition. California State University: Harper Collins Publishers.

Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Press.

Tim Redaksi Focus Media. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Bandung: Focus Media.

Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Perundang-Undangan dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Bandung: Focus Media.

Travers, R. M. 1982. Escential of Learning. The New Cotnitive for Students of Education. New York: Maemillan Publishing Co. Inc.

Tuckman, Bruce W. 1972. Conducting Educational Research. New York: Harcourt Brace Javonovich, Inc.

Tulus Winarsunu. 2004. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Malang.

Udin, S.W. 1997. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Depdikbud: Jakarta.

Uno, B. Hamzah, et. al. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press.

Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Weiner, Bernard. 1974. Cognitive Views of Human Motivation. New York: Academic Press.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media: Jakarta.

Winkel, W.S. 2005. Psikologi Pengajaran. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: Media Abadi.

Wojowasito. 1982. Kamus Umum Lengkap Inggris Indonesia – Indonesia Inggris. Malang: Delta Citra Grafindo.

77

Page 89: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Woolfolk, Anita E. 1993. Educational Psychology. Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Yasa, I Putu. 2001. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Dengan Pendekatan Kooperatif Sistem Modul Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Perkuliahan Fisika, Matematika Pada Semester Pendek Jurusan Pendidikan IKIP Negeri Singaraja. Laporan Penelitian. Singaraja: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas MIPA IKIP N Singaraja.

Yasa, I Putu. 2002. Belajar Berdasarkan Masalah dengan Pendekatan Kelompok Koperatif Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Kelas IIIB SMPN 2 Singaraja. Laporan Penelitian. STKIP Singaraja.

Yasa, Putu. 2002. Belajar Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) dengan Pendekatan Kelompok Kooperatif sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Siswa Kelas HI SLTP Negeri 2 Singaraja. Laporan Hasil Penelitian Tidak Diterbitkan. Singaraja IKIP Negeri Singaraja.

Yohanes Surya. 2004. Fisika untuk Semua. PT. Bina Sumber Daya MIPA: Jakarta.

78

Page 90: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 1. Tes Prestasi Belajar ................. (tes yang digunakan untuk mencari data awal penelitian)

79

Page 91: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 2. Lembar Observasi Penilaian Kesesuaian Belajar Problem Based Learning sebagai Upaya Validasi Data

Keterangan Penilaian:

1. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

2. Tidak sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

3. Sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

4. Sangat sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

No Jumlah Siswa yang Melakukan

Siswa Giat Memeriksa Materi

Siswa Menemukan

Hal-hal Penting dari

Materi

Siswa Menunjukkan Kemampuan

Analisis

Siswa Kritis

Pembelajaran Betul

Berpusat Pada Diri

Siswa

Kemampuan Menyelesaikan Masalah Tanpa

Masalah

Siswa Menunjukka

n Kemampuan

Lebih Memproses

Sesuatu yang Bermakna

Siswa Cepat Menanggapi

Tuntutan

Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulan

1

80

Page 92: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 3. RPP Siklus I

81

Page 93: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 4. Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus I

82

Page 94: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 5. Nilai/Prestasi Belajar Siklus I

NO SUBJEK PENELITIAN NILAI1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

83

Page 95: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 6. Penilaian Kebenaran Siswa Melakukan Pembelajaran Problem Based Learning Siklus I oleh Salah Seorang Siswa Pandai di Kelas ini sebagai Upaya Validasi Data

Keterangan Penilaian:

1. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

2. Tidak sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

3. Sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

4. Sangat sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

No Jumlah Siswa yang Melakukan

Siswa Giat Memeriksa Materi

Siswa Menemukan

Hal-hal Penting dari

Materi

Siswa Menunjukkan Kemampuan

Analisis

Siswa Kritis

Pembelajaran Betul

Berpusat Pada Diri

Siswa

Kemampuan Menyelesaikan Masalah Tanpa

Masalah

Siswa Menunjukka

n Kemampuan

Lebih Memproses

Sesuatu yang Bermakna

Siswa Cepat Menanggapi

Tuntutan

Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulan

1

84

Page 96: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 7. Bukti Pemanggilan Siswa yang Lemah sebagai Upaya Inovasi

No Nama SiswaHasil Panggilan, Diskusi, Tanya

Jawab terhadap Siswa yang Lemah

Tanda Tangan Siswa

Page 97: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 8. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanan Proses Pembelajaran Problem Based Learning Siklus I sebagai Upaya Trianggulasi terhadap Pelaksanaan Penelitian

Catatan-catatan masukan-masukan selama pelaksanaan proses pembelajaran

Problem Based Learning Siklus I di Kelas........... SMA...............................

1. Peneliti sudah berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun,

menuntun siswa dengan baik.

2. Pembelajaran belum maksimal karena baru dilakukan 1 kali.

3. Siswa terlihat belum begitu aktif.

4. Alat bantu belajar belum maksimal.

5. Kebersihan papan tulis belum diperhatikan.

6. Penekanan pada kegiatan intelektual siswa terlihat belum maksimal karena

terlihat guru masih mendominasi waktu pembelajaran

7. Guru sulit memunculkan siswa untuk produktif, kritis, analitis.

Guru yang Mengamati

( )

NIP.

86

Page 98: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 9. RPP Siklus II

87

Page 99: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 10. Penilaian Kesesuaian Pembelajaran Problem Based Learning Siklus II oleh Salah Seorang Siswa yang Pandai di Kelas ini.

Keterangan Penilaian:

1. Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

2. Tidak sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

3. Sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

4. Sangat sesuai dengan pembelajaran Problem Based Learning

No Jumlah Siswa yang Melakukan

Siswa Giat Memeriksa Materi

Siswa Menemukan

Hal-hal Penting dari

Materi

Siswa Menunjukkan Kemampuan

Analisis

Siswa Kritis

Pembelajaran Betul

Berpusat Pada Diri

Siswa

Kemampuan Menyelesaikan Masalah Tanpa

Masalah

Siswa Menunjukka

n Kemampuan

Lebih Memproses

Sesuatu yang Bermakna

Siswa Cepat Menanggapi

Tuntutan

Siswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulan

1

Page 100: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 11. Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus II

Page 101: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 12. Prestasi Belajar Siswa Siklus II

NO SUBJEK PENELITIAN NILAI1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

90

Page 102: Lampiran 7. - PTK THE FRONTIERS OF NEW TECHNOLOGY Web viewContoh kemampuan berpikir kritis ... tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara

Lampiran 13. Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanan Proses Pembelajaran Problem Based Learning Siklus II

Catatan-catatan masukan-masukan selama pelaksanaan proses pembelajaran

Problem Based Learning Siklus II di Kelas........... SMA...............................

1. Waktu pembelajaran sudah dilakukan sesuai harapan.

2. Pembelajaran sudah dilakukan sesuai tuntutan pembelajaran Problem

Based Learning yaitu: menempatkan siswa dalam posisi sentral,

mengutamakan intelektual siswa salama pembelajaran, menyuruh siswa

menemukan sesuai pembelajaran Problem Based Learning.

3. Kreativitas siswa terlihat cukup baik, partisipasi siswa juga sudah baik,

kontribusi diantara siswa cukup mengesankan.

4. Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran hampir tidak terlihat

lagi karena guru telah menyiapkan pembelajaran ini dengan baik dan

sudah mendapat cukup pengalaman pada pelaksanaan siklus I.

5. Kelemahan yang lain, dapat dilihat yaitu: waktu pemberian tes terpaksa

tidak diberikan pada saat melaksanakan proses pembelajaran, namun akan

dilaksanakan seminggu setelahnya.

Guru yang Mengamati

( )

NIP.

91