lampiran 1 pedoman observasi pedoman wawancararepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 irene...

224
106 Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI Observasi penelitian ini mengungkap : a. Bahasa tubuh subyek b. Cara subyek berbicara c. Perilaku subyek sehari–hari PEDOMAN WAWANCARA A. Latar belakang subyek 1. Identitas subyek 2. Pendidikan akademik 3. Latar belakang keluarga 4. Hubungan sosial subyek B. Menjalani hidup kebhikkhuan 1. Pengalaman hidup sebelum menjadi bhikkhu 2. Kehidupan selama menjadi bhikkhu 3. Pandangan subyek tentang makna hidup 4. Visi dan misi hidup subyek C. Aktualisasi diri bhikkhu 1. Potensi yang dimiliki sebelum menjadi bhikkhu 2. Bagaimana cara mengembangkan potensi yang dimiliki setelah menjalani hidup kebhikkhuan 3. Perealisasian potensi yang dimiliki dalam menjalani hidup kebhikkhuan 4. Hasil pengembangan aktualisasi diri bhikkhu

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

106 

 

Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI

Observasi penelitian ini mengungkap :

a. Bahasa tubuh subyek b. Cara subyek berbicara c. Perilaku subyek sehari–hari

PEDOMAN WAWANCARA

A. Latar belakang subyek 1. Identitas subyek 2. Pendidikan akademik 3. Latar belakang keluarga 4. Hubungan sosial subyek

B. Menjalani hidup kebhikkhuan

1. Pengalaman hidup sebelum menjadi bhikkhu 2. Kehidupan selama menjadi bhikkhu 3. Pandangan subyek tentang makna hidup 4. Visi dan misi hidup subyek

C. Aktualisasi diri bhikkhu

1. Potensi yang dimiliki sebelum menjadi bhikkhu 2. Bagaimana cara mengembangkan potensi yang dimiliki setelah menjalani

hidup kebhikkhuan 3. Perealisasian potensi yang dimiliki dalam menjalani hidup kebhikkhuan 4. Hasil pengembangan aktualisasi diri bhikkhu

Page 2: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

107 

 

Lampiran 2

DAFTAR PERTANYAAN

A. Latar belakang subyek 1. Identitas subyek

- Nama - Tempat tanggal lahir - Usia

2. Pendidikan akademik

- Riwayat pendidikan SD - SMP - SMA - Pendidikan terakhir

3. Latar belakang keluarga sebelum menjadi bhikkhu

- Anak keberapa dari berapa saudara kandung? - Apa pekerjaan ayah dan ibu? - Bagaimana keseharian subyek dalam keluarga? - Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga? - Sejak kapan subyek mengenal agama Buddha?

4. Hubungan sosial subyek

- Bagaimana hubungan sosial subyek dengan sesama?

B. Pengalaman menjalani hidup kebhikkhuan 1. Sebelum menjadi bhikkhu

- Bagaimana keseharian subyek sebelum menjadi bhikkhu? - Apa yang mendorong subyek untuk menjadi bhikkhu? - Bagaimana tanggapan keluarga saat subyek mengutarakan

keinginannya untuk menjadi bhikkhu? - Bila ditentang, upaya apa yang dilakukan subyek demi mencapai

keinginannya itu?

2. Kehidupan selama menjadi bhikkhu - Berapa lama menjalani kehidupan sebagai samanera? - Apa yang mendorong untuk menyelesaikan pendidikan sebagai

samanera dan menjadi bhikkhu? - Bagaimanan rutinitas menjalani kehidupan sebagai seorang bhikkhu?

Page 3: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

108  

Tema Praktis Acuan Pertanyaan Mengamati realita secara efisien

Melihat realita tanpa dicampuri keinginan/harapan, kecemasan, prasangka atau optimisme dan pesimisme yang keliru

- Apa itu realita? - Apa itu harapan? - Harapan bhante terhadap realita yang

ada? - Apakah realita yang ada sudah sesuai

dengan harapan bhante? - Bagaimana perasaan bhante? - Apakah timbul kecemasan pada situasi

ini? - Bagaimana cara bhante memandang

kenyataan hidup yang ada? - Apakah bhante memiliki kecemasan? - Mengapa timbul kecemasan? - Apakah bhante memiliki prasangka? - Mengapa bisa muncul prasangka? - Apakah bhante memiliki optimisme

dalam hidup? Mengapa? - Apakah bhante memiliki pesemisme

dalam hidup? Mengapa? - Bisakah seorang bhante memiliki

pandangan keliru? Penerimaan atas diri sendiri, orang lain dan kodrat

Penghargaan diri sendiri dan orang lain serta menyadari kekurang dan kelebihan yang dimiliki

- Apa arti penghargaan bagi diri sendiri? - Apa arti menghargai orang lain? - Bagaimana cara bhante menyadari

kelebihan dan kekurangan yang dimiliki?

- Bagaimana cara bhante memandang diri sendiri?

- Bagaimana cara bhante memandang orang lain?

- Bagaimana cara bhante melakukan penilaian pada diri sendiri dan orang lain?

- Bagaimana bhante menghadapi penilaian orang lain tentang pilihan hidup sebagai seorang bhikkhu?

Spontan, sederhana dan wajar

Mengaktualkan potensi yang dimiliki saat itu juga, hidup sederhana dan wajar

- Potensi apa yang bhante miliki? - Apakah potensi tersebut muncul dalam

kehidupan sehari-hari? - Apa arti hidup sederhana? - Bagaimana menjalankan kesederhanaa

Page 4: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

109  

hidup yang bhante tempuh? - Apa arti hidup wajar? - Bagaimana menjalankan kewajaran

hidup dalam jalan yang bhante tempuh? - Apa tantangan bhante dalam menjalani

hidup kebhkkhuan? Terpusat pada masalah

Terlibat secara mendalam pada misi mereka dengan mendedikasikan dirinya

- Apa misi bhante? - Apa arti terlibat secara mendalam pada

misi yang bhante miliki? - Bagaimana cara bhante terlibat terlibat

secara mendalam pada misi bhante? - Apa tugas seorang bhante? - Bagaimana cara bhante

mendedikasikan diri untuk melaksanakan tugas dan misi tersebut?

Pemisahan diri dan kebutuhan privasi

Percaya akan kemampuan dan otonomi yang dimiliki dengan konsentrasi

- Kemampuan yang bhante miliki apa? - Apa otonomi yangbhante miliki? - Apa arti konsentrasi bhante? - Bagaimana cara bhante

mendedikasikan kemampuan dan otonomi yangbhante miliki melalui konsentrasi?

Kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan

Hidup mandiri, tidak bergantung pada oranglain, tahan terhadap goncangan sehingga memiliki ketenangan jiwa

- Apa arti hidup mandiri dalam menjalani hidup kebhikkhuan?

- Apa arti tahan terhadap goncangan dalam hidup?

- Bagaimana cara mengatasi goncangan tersebut?

- Apa maksud dari ketenangan jiwa? - Bagaimana perkembangan diri bhante

sebagai bhikkhu? Kesegaran dan apresiasi

Menghargai hal-hal yangbiasa meskipun bagi orang lain adalah membosankan

- Bagaimana cara bhante menghargai kehidupan yang saat ini dijalani?

- Bagaimana totalitas kebhikkhuan yang bhante jalani?

- Bagaimana perasaan bhante dalam menjalaninya?

- Bagaimana cara bhante menghargai kehidupan yang sekarang ini?

- Bagaimana bhante melihat sesuatu yang dianggap membosankan menurut orang lain?

Page 5: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

110  

Pengalaman puncak

Peristiwa dari perasaan yang mendalam yang bisa didapat dari apa saja

- Pernahkah bhante merasakan suatu peristiwa dari perasaan yang mendalam ?

- Apa yangbhante rasakan ketika mengalaminya?

Minat sosial - Ketertarikan akan lingkungan sekitar

- Keinginan tulus membantu orang lain

- Apakah minat bhante? - Apa makna membantu orang lain?

Hubungan antar pribadi

Mencipatakan hubungan pribadi yang mendalam

- Perlukah menciptakan hubungan antar pribadi? Mengapa?

- Bagaimana pemahaman bhante dalam mengamati banyak karakter orang?

Berkarakter demokratis

- Bersedia belajar hal-hal baru dari orang lain tanpa pandang bulu

- Mampu menyampaikan suara hati dan mendengarkan aspirasi oranglain

- Menghormati semua orang dan menerima perbedaan dengan ikhlas

- Apakah bhante masih terus belajar? - Apakah seorang bhante juga memiliki

suara hati? - Apa makna menghormati orang lain? - Apa arti menerima perbedaan? - Bagaimana cara bhante menghormati

orang lain dan menerima perbedaan yang ada dengan ikhlas?

Perbedaan cara dan tujuan

Memiliki banyak cara untuk mensukseskan tujuan yang dimiliki

- Apa tujuan menjadi bhante? - Bagaiaman merealisasikan tujuan

tersebut? - Lebih penting mana antara tujuan

dengan cara? Mengapa? Rasa humor yang filosofis

- Memiliki sifat lapang dada sehingga mampu menerima segala bentuk kesedihan

- Mampu mengkritisi apa yang terjadi dalam bentuk humor yang menyentil

- Apa makna berlapang dada? - Bagaimana perealisasian sikap

berlapang dada dalam kehidupan sehari-hari?

- Efek memiliki sikap berlapang dada? - Apakah seorang bhante dituntut untuk

mengkritisi lingkungan sekitarnya? - Bagaimana cara penyampaian kritikan

itu? Kreativitas Menciptakan sesuatu yang

baru dengan cara yang khas, unik dan spontan

- Apakah seorang bhante dituntut untuk memiliki kreativitas?

- Apa saja kreativitas yang sudah bhante hasilkan?

Page 6: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

111  

Penolakan enkulturasi

Kebebasan bertindak yang tidak terpaku pada norma untuk menyebarkan Dhamma

- Dalam pembabaran Dhamma, apakah seorang bhante diperkenankan diberikan kebebasan bertindak untuk tidak terpaku pada norma yang ada? Mengapa?

 

 

Page 7: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

112 

 

Lampiran 3

HASIL REDUKSI DATA SUBYEK I

Pertanyaan Jawaban Kode Tema Nama lengkap bhante?

Oh... A...

Ini nanti yang tau hanya dosen saja

Oh iya.. Nama lengkap bhikkhu....

Identitas diri

Tempat tanggal lahirnya bhante?

Tegal, tanggal 24 Agustus 1955

Identitas diri

Kemudian e.. sebelum menjadi bhante, tadinya sekolah dimana bhante? Ambil fakultas apa bhante? Boleh mulai dari SD SMP SMA.. Oo.. kenapa kok filsafat bhante?

Saya sekolah di UGM. Saya di UGM itu... mulai dari SD SMP SMA po? Atau dari SMA saja? SD itu saya di Tegal, SD Tegal namanya. SMP, SMP Karangturi Semarang. SMA, SMA Karangturi Semarang. Terus, lha dari sono masuk UGM ya. S1 saya dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Kimia. Terus, S2 nya di e.. setelah itu saya jadi bhikkhu, setelah jadi bhikkhu saya melanjutkan S2 di Fakultas Filsafat UGM. Lalu S3 nya dari Fakultas Filsafat UGM juga. Ya memang bidangnya saya lebih cocok ke filsafat, kan jadi bhikkhu kan lebih cocok filsafat. Kalo di

Latar belakang pendidikan

Page 8: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

113 

 

teknik kimia kan sudah ndak bisa diangkat lagi ndak bisa diperankan lagi karena hanya S1, sesudah S1, tapi saya kan setelah S1 selesai, tugas-tugas menjadi bhikkhu dan juga terutama kan saya mengajar, sebagai bhikkhu kan saya itu lebih banyak terjun ke dunia pendidikan, lha itu kan juga membutuhkan pengetahuan tambahan, lalu saya melanjutkan ke S2, S2 nya di fakultas Filsafat, S3 nya di fakultas Filsafat UGM semuanya.

Itu bhante berarti mengajarnya juga di UGM?

Sekarang saya mengajar di UGM, di pascasarjana, di sekolah pascasarjana UGM. Disana ada jurusan Ilmu Perbandingan Agama. Lalu saya mengajar agama Buddha disana. Itu yang di UGM. Kemudian yang lain, yaitu di STAB, Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra yang ada di Kopeng. Kemudian ada lagi disini, di sini ini Lembaga Pendidikan Sangha Theravada Indonesia. Ini tempat untuk mendidik samanera dan bhikkhu baru itu disini, jadi disini tempat pendidikannya para bhikkhu gitu. Kalo di UGM, itu kan saya

Keseharian subyek

Page 9: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

114 

 

Dosen-dosen yang mengajar itu juga agama Buddha?

hanya memang dosen khusus mengajar Buddhisme yaitu di UGM nya sendiri. Tapi yang di STAB itu saya mengajar vinaya, vinaya bhikkhu, vinaya pittaka, itu di STAB. Kalo disini saya mengajar ada banyak-banyak fakultas kalo di Lembaga Pendidikan Sangha, karena saya juga kepalanya, kepala Lembaga Pendidikan Sangha. Dulunya di STAB baru berdiri, ya saya ketuanya disana, tapi kemudian saya pikir ada regenerasi jadi saya kasihken ke dosen-dosen lain. Ada agama Buddha kalo di STAB sana, tapi kan ya macem-macem.

Terus irine mau tanya tentang latar belakang keluarga bhante? Bhante anak ke berapa?

Keluarga saya, ayah saya buddhis, ibu saya buddhis. Anak pertama dari tiga anak, tiga bersaudara.

Latar belakang keluarga

Terus kok bisa tertarik menjadi bhante? Dari kecil bhante?

Yo memang tertarik jawabannya. Sejak SMA itu sebenarnya saya sudah aktif di Vihara Tanah Putih, ceritanya itu. Malah sejak SMP– SMA itu saya aktif di Tanah Putih. Waktu SMA saya sudah khotbah di Vihara

Keinginan menjadi bhikkhu Awal subyek terjun di agama Buddha

Page 10: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

115 

 

Tapi orangtua benar-benar mendorong bhante?

Tanah Putih, khotbah hari Minggu, ya waktu itu masih ada bhante-bhante yang lama, bhante Khemasarano, bhante Suddhammo, yang mendorong saya pertama malah bhante-bhante itu. Saya dekat dengan bhikkhu-bhikkhu, saya mengerti betul bagaimana kehidupan bhikkhu, saya mendalami agama Buddha, saya pernah jadi pengurus Vihara Tanah Putih segala, pernah jaman itu, kemudian, itu SMA. Jadi saya e.. banyak e.. selain belajar, belajar agama Buddha itu ya saya juga terjun dalam kehidupan vihara itu. Jadi setelah itu kemudian mengetahui kehidupan para bhikkhu juga dan kemudian saya SMA sebenarnya saya mau jadi bhikkhu tapi orangtua bilang sekolahnya diselesaikan, jadi saya sekolah S1 dulu. S1 saya selesai, kemudian saya itu menjadi bhikkhu. Ndak pa pa... ndak masalah. Sebenarnya menjadi bhikkhu sama menjadi umat biasa, ndak ada bedanya. Kenapa menjadi diperbedakan? Saya jadi

Dukungan dari orang-orang vihara untuk menjadi bhikkhu Orangtua mengijinkan untuk menjadi bhikkhu

Page 11: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

116 

 

gumun. Hanya bedanya kan kita praktek, kita menjalani. Itu ke persepsi orang, nah itu penting tuh persepsi yang sebenarnya sudah membuang satu apriori tersendiri kepada yang namanya bhikkhu itu begitu. Itu menjadikan kekeliruan. Ya kita nggak bisa berapriori negatif dulu. Ya, sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia, sama-sama sebenarnya juga ingin hidup kebajikan dan kebaikan, apa bedanya? Memilih urusan menikah tidak menikah dalam Buddhisme, it’s OK. Lha kalo sampai kemudian dijadikan permasalahan lah itu pandangan yang non-Buddhis. Kalo pandangan Buddhisme sendiri, menikah tidak menikah tak ada masalah. It’s OK. Jadi ndak ada problem. Dan kemudian orang mau menikah atau tidak mau menikah terserah dia. Jadi sebenarnya kehidupan bhikkhu itu apanya yang jadi permasalahan? Jadi tidak menikahnya, memang kalo bhikkhu tidak menikah, tapi umat Buddha yang awam yang tidak menjadi bhikkhu yang

Page 12: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

117 

 

tidak menikah juga banyak, juga ada dan tidak ada masalah, dalam ajaran Buddha bukan merupakan sesuatu yang keliru. Lain dengan Islam, dimana lain juga mungkin dengan Katolik dan Kristen. Itu kamu nanti ngadepin dosen-dosen Katolik jadi problem. Karena kamu sekolahnya Katolik, kalo di Islam itu Tuhan menentukan orang berjodoh-jodohan termasuk di Katolik. Lha ini jadi problem baru. Tapi kalo di dalam Buddhisme, Sang Buddha ndak pernah mengatakan seperti itu. Jadi sebenarnya orang boleh memilih. Sebagai umat perumah tangga boleh tidak menikah. Kemudian ada yang memilih menjadi bhikkhu. Menjadi bhikkhu itu sebagai salah satu kesukaan, kalo saya lebih condong pada kecocokan, merupakan satu pilihan ya, cocok gitu. Jadi seperti halnya saya pikir setiap profesi orang itu kalo yang cocok dengan profesinya ya dia akan ke sana. Ada orang menjadi dokter, ambil contoh ya, dia menjadi dokter atau guru, biasanya itu profesi

Page 13: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

118 

 

yang dekat dengan kemanusiaan kan dokter, bhikkhu, ulama, tiga profesi ini. Ya kalo teknik itu urusannya mesin-mesin, barang-barang atau alat-alat, tapi kalo urusannya dengan kemanusiaan sebenarnya ada dari guru, psikolog saya kira ya mereka juga, dan ini ulama, ini urusannya dengan kemanusiaan. Kalo dokter itu kan menghadapi urusan kesehatan, kemanusiaan, dia begitu tertarik kepada urusan kalo orang sakit, bagaimana dia bisa menyembuhkan. Guru, dia sangat berminat bagaimana membuat anak itu mempunyai kepribadian mempunyai intelektual yang pandai, mendidik orang menjadi cerdas. Jadi itu kan semacam…. lha kalo bhikkhu itu bagaimana? Sangat berminat untuk membuat orang itu menjadi menjalani agama Buddha kalo dia agama Buddha, begitu. Jadi kalo saya melihat orang Buddha mestinya dia tuh harus mengerti agama Buddha betul-betul melakukan ini. Karena agama Buddha akan membuat umat atau orang Buddha itu menjadi bahagia hidupya. Nanti kalo

Page 14: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

119 

 

dokter itu kan membuat orang bisa sehat badannya, kalo guru membuat yang namanya murid jadi pandai, kalo bhikkhu membuat kebahagiaan total buat umat Buddha itu sendiri, kan mental jadi sinkron. Kalo dokter hanya bisa physicly, kalo ini mentally. Physicly health sama mentally health lain. Iyoh, piye karepmu nulis saiki piye karepe?

Kadang gini bhante, buat orang yang non-Buddhis akan sangat menarik kenapa to kok ada yang mau menjadi bhante?

Sebenarnya kamu tinggal ngomong, kalo di dalam Buddhisme, kehidupan sebagai bhikkhu itu merupakan kehidupan yang wajar-wajar saja, karena Buddha itu sendiri juga seorang bhikkhu, gitu. Pendiri agama Buddha juga seorang bhikkhu. Jadi wajar-wajar saja dan mau menjadi bhikkhu itu karena dia merasa cocok. Cocok artinya sreg gitu. Kalo orang mau menjadi bhikkhu itu ndak sreg itu juga susah. Dia nanti malah menambah stress, beban buat hidupnya, tapi kalo sreg itu enak, bisa menikmati kehidupan ini dan membahagiakan hidup ini. Kalo bisa khotbah, bisa memberi penjelasan, bisa memberikan bimbingan-bimbingan

Page 15: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

120 

 

dhamma itu satu kebahagiaan buat seorang bhikkhu. Kalo saya mengajar di sekolahan, ya bisa memberi penjelasan-penjelasan kepada mahasiswa-mahasiswa, kalo di UGM kebanyakan orang Islam mahasiswa saya, dia bisa mengerti Buddhis, ya saya sudah senang sekali. Ndak usah ikut agama Buddha ndak pa pa asal punya pengertian yang benar tentang agama Buddha, itu saja. Daripada sebelumnya itu blank-kosong sama sekali tentang agama Buddha atau salah mengerti tentang agama Buddha, lha itu kan membawa kesalahan terus menerus. Lha ini kan kalo dibri penjelasan dia akan tahu. Syukur kalo mau diambil ya ndak pa pa. Kalo disini, samanera disini memang lain, murid saya disini, samanera-samanera ini kan dia mau menjadi bhikkhu, jadi kita harus menggembleng bagaimana supaya dia itu mempunyai mental yang sesuai sebagai bhikkhu, gitu. Lah disini kadang ada yang tidak mampu, kalo tidak mampu ya berhenti, sudah pulang saja.

Page 16: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

121 

 

Ow, pendidikan samanera itu juga? Sebenarnya pendidikan samanera itu berapa tahun to bhante sebelum menjadi bhikkhu?

Ya disini ini kalo memang tidak mampu ya mengundurkan diri otomatis. Ya karena memang mungkin awalnya kelihatannya dia kan hanya lihat luarnya saja, ow saya cocok, ya dicoba, tapi setelah sudah betul-betul jadi samanera, waktunya lama, baru merasa tidak sreg, tidak cocok, lah kalo tidak cocok ya boleh pulang. Sebelum menjadi bhikkhu, kita disini memberikan pendidikan dua tahun. Jadi satu tahun itu pelajaran di kelas, satu tahun dilapangan. Yang satu tahun di kelas itu disini ada dua semester. Lah cuman pelajarannya itu bukan cuma agama Buddha saja, ya pelajaran-pelajaran yang lain juga diberikan yang mendukung itu. Jadi semisal bhante ada bahasa inggris, ya diberikan, manajemen juga, keorganisasian, jadi dia mengerti yang namanya organisasi Sangha, organisasi umat Buddha, bagaimana mengurus vihara, ngurus umat begitu. Ada sosiologinya jadi bagaimana dia nanti berhadapan dengan umat-umat Buddha. Lha sekarang kan memang

Page 17: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

122 

 

Begitu setelah dua tahun itu, kaya lulus gitu bhante? Menunda dalam artian masih jadi samanera? Tidak ada batasan waktu?

seperti itu, dunianya sudah maju, kan ga bisa hanya melulu ajaran Buddha saja, kan kurang kalo ajaran Buddha saja untuk berhadapan dengan masyarakat, kan masyarakat sudah lebih berkembang. Lah bisa, terus bisa, maksud saya dia boleh jadi bhikkhu atau dia menunda jadi bhikkhu, terserah. Masih jadi samanera, masih ada yang mau belajar lagi istilahnya, silakan. Tidak ada. Malah kita memberikan kalo yang pandai itu kita bisa mengarahkan ke luar negeri studinya. Mau ke Srilanka atau ke Thailand. Kalo di Srilanka di perguruan tinggi, dia bisa ambil S1, S2, S3. Kalo ke Thailand, dia belajar bahasa Pali atau belajar pelajaran-pelajaran yang lain. Kalo di Thailand itu lebih ke arah kursus modelnya, jadi kursus-kursus. Perguruan tingginya dengan Srilanka kualitasnya bagus Srilanka. Jadi kalo sekolah di perguruan tinggi, kita larinya ke Srilanka. Sudah ada kok yang ke

Page 18: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

123 

 

Srilanka, ada dua samanera, malah sudah ambil S3 gitu.

Tapi itu semacam spesialisasi kaya… Hanya untuk calon-calon bhante atau bisa bercampur dengan lainnya, bhante? Tetep campur kaya kuliah biasa? Aku mikir kan semacam pendidikan khusus Khusus pendalaman tentang Buddhis? Lah perlakuannya bhante?

Perguruan tinggi atau universitas. Ndak. Di sana campur. Iya kaya kuliah, kuliah di perguruan tinggi campur. Kan itu universitas umum. Kelaniya University. Tapi disitu mahasiswanya ada yang umat, ada yang bhikkhu, campur. Dan banyak dari orang-orang asing yang studi di sana. Pali and Buddhis Study Faculty, jadi fakultas studi bahasa Pali dan Buddhisme. Itu satu fakultas. Ya tinggal di vihara, dia kuliah ya kuliah. Sama seperti mahasiswa-mahasiswa yang lain. Nggak ada beda. Malah sebenarnya fakultas yang dimasuki bhikkhu-bhikkhu banyak kok disana. Bukan cuma itu saja, ada juga sosiologi, bisa juga psikologi. Banyak bhikkhu yang di Srilanka ada yang ambil psikologi, ada yang

Page 19: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

124 

 

Awam brarti bhante? Berangkatnya gitu bhante? Kalo kuliah gitu sebelahe cewek gimana bhante? Ternyata ga ada bedane sama umat awam biasa?

sosiologi. Bukan sampai di Srilanka saja, ini bhikkhunya anggota Sangha Theravada Indonesia yang di Jakarta ada yang ke psikologi, di Untar baru masuk fakultas psikologi, kuliahnya sama dengan mahasiswa-mahasiswa lain, ya umat juga, kuliahnya sama. Ya ndak pa pa, ndak ada masalah. Belajar ya belajar, selesai ya selesai, pulang. Ujian ya ujian. Kan ada yang antar. Ya gak da masalah. Saya kuliah S2 S3 ya jejer-jejer, dempet-dempetan. Ndak jadi masalah. Yang penting kan tidak sentuh-sentuh, tidak pegang-pegang. Ndak problem. Kalo omong-omongan ya ndak pa pa, asal ga sentuh, ga pegang tangan kan ya ndak masalah. Dia juga ga pegang tangan saya, ga sentuh-sentuh juga. Begitu-begitu ga usah dibesarin dong. Tergantung orangnya sendiri ya. Kitanya sebagai bhikkhu kan tahu diri to. Sebagai bhikkhu harus

Page 20: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

125 

 

bagaimana bersikap begitu. Jadi kalo berbicara juga ya ada batasnya, tidak bergurau, tidak bagaimana gitu. Yang cocok saja sebagai bhikkhu itu. Tidak pergi berduaan misalnya. Apa ya namanya omong-omong seperti orang pacaran misalnya. Ya otomatis tahu sendirilah sebagai bhikkhu. Sekarang gambarane bhikkhu bukan kaya manusia jaman dulu kala, sekarang modern bhikkhu-bhikkhu itu. Ya saya tekankan harus. Disini juga, saya menyuruh sana pergi ke fakultas sosiologi, fakultas psikologi, belajar sana, ke filsafat, jangan hanya mempelajari Buddhisme, pelajari ilmu-ilmu yang lain. karena mereka maju dari ilmu-ilmu Barat, maju sekali. Itu justru nanti akan mendukung ajaran Buddhanya itu sendiri. Jadi kita sebenarnya mencontoh pastur-pastur kok. Mereka pastur-pastur juga belajarnya ga terbatas hanya teologi, mereka juga belajar fakultas macam-macam. Pastur itu ada yang ahli di psikologi, sosiologi, macam-macam, tiada beda. Bhikkhu-bhikkhu

Page 21: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

126 

 

Soale kalo di psikologi itu di Unika, yang bhikkhu belajar disana itu cuman… Ada, dari Mahayana tapi Hanya ada dua tok, dan itu bukan

itu juga nggak ada beda. Justru hanya memang bhikkhu itu masih pakai jubah begini yak arena vinaya, tapi jubah ini justru sebagai pengendali si bhikkhu. Jadi kalo kuliah nggak sembarangan, orang juga nggak sembarangan sama bhikkhu, sama-sama. Kalo pakai pakaian seperti itu (menunjuk pada pakaian biasa yang peneliti kenakan), mungkin orang akan menganggapnya teman sendiri, atau bhikkhunya sendiri bisa lepas kendali, karena sudah terlalu bebas. Tapi kalo bhikkhu tetap seperti ini, kan bisa jaga diri. Orang mau sembarangan sama bhikkhu juga rikuh, nggak enak, ya sama-sama. Kita juga ga mau sembarangan gitu. Jadi ndak ada masalah. Biasa saja. Asal kita tau diri sebagai bhikkhu bagaimana sikapnya. Ada to? Dari Mahayana sama dari Seroja. Mosok?

Page 22: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

127 

 

Theravada, kadang kan orang juga tanya kok beda tatacaranya kan dah beda to bhante? Ya maksudnya kalo kan bhantenya kayanya megang mobil sendiri. Kalo di Theravada kan tidak. Hal-hal seperti itu kan…

Sebenarnya memang ya kalo sampe pegang mobil sendiri itu nanti kan misalnya saja kalo tabrakan atau nabrak orang sampai meninggal dunia, dia menjadi masalah. Karena itu nanti bisa terkena kasus kalo dalam kebhikkhuan itu kan nggak boleh membunuh, lah nanti kalo sampe yang ditabrak itu orangnya meninggal dunia itu kan jadi pembunuhan, kalo nggak meninggal dunia, penyiksaan lho. Jadi kan bhikkhu ini juga ga baek kalo sampe seperti itu. Hanya itu urusan moral kembali ke bhikkhunya. Jadi bhikkhu itu ya tetap menjaga kebhikkhuannya. Tapi itu urusan moral. Kalo kamu ditanya ya, itu urusan moral bhikkhunya pak, bedakan! Tapi sebenarnya profesi bhikkhu itu sendiri tentang belajar dan lain sebagainya itu kegiatan bhikkhu nggak ada beda, hanya moral bhikkhu memang harus dibedakan. Dalam bhikkhu punya nilai-

Page 23: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

128 

 

Mungkin itu cukup menjawab bhante.

nilai moral tersendiri yang artinya ya dia memang harus patuhi, kalo dia ga patuhin, nanti nggak ada beda antara bhikkhu dengan umat. Lha itu justru perbedaannya itu pada moral si bhikkhu dengan moral umat, itu beda. Iya.

Menurut bhante, realita itu apa bhante? Realitas yang ada dalam kehidupan sekarang Bhikkhu, bhante.

Realita.. maksudnya realita yang…? Dalam kehidupan bhikkhu atau kehidupan apa? Dalam kehidupan bhikkhu itu sendiri yang kita hadapin sehari-hari. Jadi kita itu menghadapi yang sehari-hari itulah yang sebagai realita. Jadi ke-kini-an. Yang akan datang kan kita ndak bisa pastikan, sedangkan yang lampau sudah berlalu. Lah jadi yang sekarang ini yang jadi satu kenyataan, realita. Kalau sekarang saya menghadapi saudari, ya saya anggap ini sebagai suatu realita yang harus saya jalani, saya lakukan.

1a

Kenyataan saat ini yang dijalani

Kalau harapan, bhante?

Kalau harapan itu mungkin dari yang sekarang ini saya mengharapkan ada sesuatu manfaat dari apa

2a

Subyek berharap

Page 24: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

129 

 

yang saya sampaikan semoga bermanfaat buat Anda.

wawancara ini bermanfaat

Kalo bhante sendiri? Jadi terjawab semua to bhante.

Ndak muluk-muluk kok harapan saya. Jadi berdasarkan realita sekarang, orang punya harapan. Jadi itu pemikiran Buddhis. Sebenarnya yang kamu tanyakan itu pemikiran Buddhisme karena orang Buddhis yang begitu jauh ke depan ngimpi dia nanti, realitanya tidak ketemu dengan apa yang sebenarnya. Kalo saya ditanya apa harapan saya, ya harapan saya kamu itu mengerti apa yang saya omongkan, sudah selesai harapan saya. Jadi kalo belum mengerti, tanya lagi, saya jelaskan, jadilah itu harapannya, kalo kamu sudah mengerti dan kamu tulis, sudah cukup, ya sudah. Nanti saya selesai ini ada pekerjaan lain ya itu saya ada realita baru dan ada harapan dari pekerjaan yang sedang saya lakukan. Ya sudah, itu kan Buddhis sebenarnya. Jadi saya selesai ini, kemudian saya harus mengajar misalnya, ya saya realitanya mengajar, harapan saya

2a 2b

Subyek berharap wawancara ini bermanfaat Harapan ketika sedang menghadapi kenyataan yang

Page 25: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

130 

 

muridnya pandai. Kalo saya begitu. Kalo belum jelas ya tanya lagi, saya jelaskan supaya jelas, itu harapan saya, jadi saya ngomong seperti ini supaya si murid itu jadi pandai.

ada

Kira-kira kalo bhante selama ini menjalani sebagai bhikkhu, ada nggak harapan yang belum sesuai sama realita yang ada?

Ambil contoh ya pada mahasiswa. Sudah dijelaskan dengan jelas, tanya ada yang masih belum jelas, jelas bhante jawabnya, nggak ada pertanyaan, ndak ada bhante, eh ulangan nilai jeblok semuanya. Lha itu saya haiyah wong sudah dikasih ulangan, testing kok jeblok, padahal itu sudah jelas katanya, itu yang tidak sesuai, pertanyaan kamu kan begitu? Ada yang ndak sesuai harapan to? Lah ya itu tadi, sudah saya kasih ulangan atau testing kadang ujian tengah semester, ujian akhir, wah saya kalo meriksa ujian itu sudah amblong nilainya saya sedih. Apa to kekurangannya? Lah wong sudah saya jelaskan, kemudian sudah saya tanya apa yang belum jelas, malah kadang-kadang sudah tak kasih pertanyaan dan pertanyaan itu jadi pertanyaannya ujian lho. Maka saya bilang lho pertanyaannya kan sudah saya omongkan waktu saya ngajar, kok

1b

Subyek menyadari bahwa masih ada saja kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan

Page 26: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

131 

 

rak iso njawab? Itu yang sebenarnya seringkali terjadi, jadi tidak sesuai dengan harapan. Lalu saya menjadi ah ya sudah, ini barangkali ada faktor-faktor lain, saya tidak bisa sempurna, menganggap semuanya sempurna. Ya mungkin ada faktor-faktor lain yang menyebabkan dia tidak bisa menjawab atau lupa lah, atau yang lainnya.

Ada perasaan jengkel, atau apa bhante? Tetep punya to bhante? Kesel?

Ya ada, kesel. Kesel, bukan jengkel. Ya, sudah diberi penjelasan, bahkan kadang-kadang saya sudah beri pertanyaan lalu silakan dijawab atau didiskusikan, ada satu pertanyaan yuk kita diskusi ya, pertanyaan ini akan saya keluarkan di ujian, wong sama lho pertanyaannya,ee..masih juga salah. Saya bilang kok ndak jawab to, lah itu ya paling ya keliru yang ini. Ya kalo ngadepin mahasiswa seperti itu. Nah kasusnya ngadepin umat, sama. Udah dijelasin disuruh begini, yang berbuat baik begina-begini ya masih juga umatnya masih begina-begini. Ya tidak

3a 1b 1b

Subyek bisa merasa kesal Subyek menyadari bahwa masih ada saja kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan Subyek menyadari bahwa masih ada saja kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan

Page 27: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

132 

 

sesuai dengan apa yang diajarkan, begitu. Lah paling ya hanya begitu keluhannya saya itu. Lalu bagaimana? Ya saya akan usaha lagi. Ya memang semuanya justru saya pikir lagi kadang-kadang kalo semuanya dah pada pinter ya ndak pada mau jadi mahasiswa, udah jawab saya hanya begitukan. Lah kalo sama umat, kalo sudah pada mencapai kesucian ya ndak ada yang bisa jadi tugas saya lagi, beres kan? Ya memang tugas saya untuk selalu membuat mahasiswa jadi pandai, jadi tugas saya ya itu, ya sudah. Jadi sebenarnya kalo dilihat secara mendasar sekali, ya memang selalu ada kekurangan, cuman ya kita berusaha untuk mengatasi, tapi nanti juga masih ada kekurangan lagi, mengatasi lagi. Jadi yang namanya kekurangan itu selalu ada, tinggal saya itu selalu jangan sampai bosen, jangan sampai benci menghadapi segala macem kekurangan itu. Itu yang sebenarnya menjadikan yang paling sulit disitu, karena kadang-kadang melihat kekurangan itu kita menjadi apatis, pesimis, wegah, bosen,

1c 1d

Menerima kenyataan yang terjadi Berusaha mengatasi permasalahan yang terjadi sehingga mampu menerima kenyataan yang ada

Page 28: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

133 

 

emoh, brenti dia, ndak mau ngajar lagi lalu misalnya ndak mau khotbah lagi, lalu ndak mau ngadepin umat. Itu malah memang yang harus dia buktiken, dia lakukan.

Apakah jadi seorang bhante itu tidak akan pernah mengalami pesimisme?

Ya itu, kalo kita berpikir itu memang tugas saya, pekerjaan saya, ya udah, memang itu kerjaan saya. Kalo saya pikir mahasiswa itu ada kekurangan ada yang bodo-bodo itu ya memang tugas saya. Kalo sudah pada pinter, saya sudah ndak punya murid. Jadi ya paling kalo dikatakan pesimis, ya pesimisnya itu kalo pas yang diberi tahu itu bodo, ya saya bilang, yah semoga nanti di lapangan bisa lancar kalo sudah lulus. Ya paling saya hanya begitu. Disitu ada sedikit rasa apa bisa ya kalo… Yang jelas kan saya ngajar di STAB, mahasiswanya kan calon guru Agama Buddha, lah kan saya ngajar pelajaran, ya paling kalo dia sampe nilainya trus jelek, sudah saya suruh ujian perbaikan, jelek lagi, ya akhirnya saya bilang semoga kamu besok jadi guru agama yang baik, dalam hati wah apa yo koyo ngono itu iso dadi guru agama

1b

Subyek menyadari bahwa masih ada saja kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan

Page 29: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

134 

 

yang baik? Hanya itu saja. Tapi ya toh akhirnya saya mikir, semua orang juga punya.., sapa tau dia bisa dapetken kemudahan-kemudahan. Wong kenyataannya kadang-kadang ya ada mahasiswa itu jelek, bodo, tapi eh begitu ngajar bisa. Pada waktu di kelas, kuliah, kelihatan sekali dia itu kurang, tapi begitu di muka kelas, dia sudah terjun dan bekerja, ternyata mampu juga. Jadi mungkin ada faktor-faktor pendorong pada saat dia mengajar di kelas, pada saat dia mengajar itu lah itu ada faktor-faktor lain yang mendorong dia, yang membuat dia lebih rajin, lebih semangat, padahal waktu kuliah ndak seperti itu. Lah ini yang seringkali saya mikir semoga kalo kuliah ni jelek besok jadi guru yang baik, paling begitu. Jadi semacem, ya sedikit rasa pesimis, tapi yo apa yang terjadi ya saya ndak bisa memastikan, pesimis saya itu belum tentu benar. Karena saya menganggap apa kamu itu bisa jadi guru yang baik seperti ini, tapi kenyataannya dia bisa, dan beberapa memang bisa seperti itu dan

Page 30: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

135 

 

akhirnya ya sudahlah, saya juga makin lama makin ndak begitu terlalu pesimis banget, ndak terlalu memikirken.

Kalo tentang optimisme bhante?

Rasanya juga saya ndak terlalu, saya hanya memikirken, ya saya hanya melihat yang sekarang saja, kalo sekarang nilainya baik, ya pasti okelah dengan kebaikan nilai itu semoga kamu juga bisa besoknya. Saya masih lebih ke optimis, kalo saya sejauh ini memandang kalo nilai baik itu its okay, sepertinya hidup itu akan terlihat lebih baik, tapi belum tentu juga, belum tentu juga soalnya. Sedangkan nilai buruk, itu sebenarnya susah hidup kamu, kalo nilai baik itu sebenarnya hidupmu lebih baik, saya bilang begitu, tapi saya masih punya pegangan seperti itu, jadi saya mendorong mahasiswa untuk mendapatkan nilai yang baik. Jadi kalo kamu nilainya baik, saya pikir nanti kamu lebih mudah, wong saya kasih ancer-ancer nilai baik itu kan bukan cuma pengetahuannya saja, tapi kan juga kemampuan dia berbicara, kemampuan

Page 31: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

136 

 

Kalo bhante sendiri itu pernah nda merasa cemas?

dia misalnya saja menganalisis suatu masalah, itu kan juga bagus, jadi disitu kan mahasiswa lebih bisalah menghadapi masyarakat. Tapi kenyataannya juga bisa kebolak kebalik. Yang nilainya buruk tapi lebih bisa lho di masyarakat, yang nilainya baik ini ternyata ya malah sering berbenturan dengan masyarakat, seperti tidak mau, karena terlalu baik malah jadi terlalu sombong, terlalu ngatur segala-galanya, yang diatur ndak mau, lah konflik. Malah bodo, malah bagus. Bodo itu malah menyesuaikan diri, maju, berkembang, tapi yang pinter-pinter ini sok ngeyel, ngeyel sama kondisi yang dihadepin, padahal yang dihadepin di masyarakat ndak sama yang di bangku kuliah. Nah itu, timbul konflik disana. Cemas yang sangat ya saya rasa tidak. Paling opo, cemas mau kotbah. Saya kira mau kotbah itu ndak cemas. Kalo mau kotbah itu bingung leh nyari makalah, nyari materi. Kan orang mau kotbah itu harus lihat audiensnya, ini yang mau saya kotbahi siapa, anak muda, orang tua,

1b 4

Subyek menyadari bahwa masih ada saja kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan Harus mempersiapkan materi ketika mau kotbah, disesuaikan dengan audiensnya

Page 32: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

137 

 

sudah mengerti agama Buddha atau belum? Ya ini yang begitu-begitu itu seringkali harus menganalisis tajam-tajam bagaimana saya harus bicara. Jadi setelah saya persiapkan, ternyata yang datang kok orang-orang tua, waduh, seketika itu harus dirubah itu nanti bicaranya, materinya, karena disesuaikan dengan kemampuan penangkapan orang tua-tua, karena ndak bisa kalo bahasanya sulit-sulit. Ndak ada cemas-cemas. Karena enaknya jadi bhikkhu itu ya sepertinya tidak ada beban. Jadi, menjadi bhikkhu itu tidak ada tuntutan, tidak ada orang yang menuntut sama saya, menjadi bhikkhu itu begitu. Jadi saya tidak merasa dituntut. Kalo orang dituntut kan menjadi beban, misalnya kuliah harus bikin skripsi, harus gini-gini, beban dia, harus selesai bulan ini, beban dia. Kalo saya sebenarnya sih, saya hadepin, ndak ada tuntutan. Ya tapi mungkin buat yang lain beda. Tapi buat saya ya jalani aja. Karena ya kemungkinan tergantung dari pribadi bhikkhunya, kalo saya ya karena senang belajar

1c

Menerima kenyataan yang terjadi

Page 33: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

138 

 

Kembali ke kecemasan ya bhante, pernahkah kecemasan itu tampak di fisik, seperti keringatan?

itu tadi, kalo ndak belajar itu nanti ndak punya pengetahuan, ndak punya kepercayaan diri, dia harus banyak baca-baca, supaya rasanya itu mantap, jangan hanya baca agama Buddha saja, baca buku-buku yang lain karena bisa menambah pengetahuan kita. Keringeten itu karena kepanasan, ora ono ACne. Ndak ada lah. Ya itu cuma bingung kok orang tua, padahal persiapannya beda. Nah ngerubah itu kan ndak bisa lama-lama, kan sudah harus berhadapan, harus ngomong. Jadi kadang-kadang kalau ndak menemukan jalan keluar ya sudah apa adanya keluar, ya itu yang seringkali umatnya ndak bisa terima karena sayanya juga ndak tau persis yang dihadepin seperti apa. Misal kalo saya sudah sering ke Tanah Putih, saya kan tahu kira-kira audiensnya seperti apa. Tapi kalo di tempat-tempat yang lain, susah. Sebenarnya itu yang jadi problem. Apalagi ya itu kan saya

4

Harus mempersiapkan materi ketika mau kotbah, disesuaikan dengan audiensnya

Page 34: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

139 

 

Padahal kan, apa perollingan itu diatur sama Sangha?

sebenernya tidak tahu apakah umatnya mengerti agama Buddha atau tidak, taunya mereka sedalem apa itu yang saya ndak paham. Makanya sebenarnya kalo mungkin ya pembinaan yang baik itu harus ada orang yang spesial disana, jadi bisa ngasih tau, karena saya ndak tahu kondisi masing-masing di vihara seperti apa.

Nda, jadi sebenarnya umatnya yang manggil-manggil itu, manggil sana sini, kadang saya pikir padahal disana ada bhikkhu yang lebih tahu persis tentang bahan apa yang pas untuk umatnya, nah tapi seringkali umatnya manggil-manggil bhikkhu yang lain. Kadang bisa jadi kesulitan bagi bhikkhu-bhikkhu yang lain.

Kalo bhante punya prasangka ndak?

Kalo orang meditasi, itu biasanya memang tajam, tajam secara mungkin instingnya. Dia nangkap, ini dia mau apa, mau gimana. Karena dia begitu peka. Karena dibiasakan berlatih meditasi kan dia mempunyai objek yang

5a

Meditasi dengan teratur akan mengasah ketajaman feeling seseorang

Page 35: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

140 

 

Sejauh mana feeling itu bisa nyata ke orang lain bhante?

sangat halus, objek yang sangat halus itu menjadikan kesadaran kita peka, nah kesadaran yang peka itu seringkali membuat kita memang menjadi mirip-mirip seperti ahli nujum, mirip-mirip. Nah itu mau disebut prasangka atau ndak, saya ndak tau. Karena sebetulnya itu dia seperti ada feeling, saya katakan feeling ya, dia akan tajem feelingnya, karena dia memang latihan meditasi, objeknya untuk menangkap hal-hal yang halus itu, dia tahu. Tapi dia sadar, feeling dalam kesadaran, bukan feeling yang emosional. Dia memang punya kesadaran yang memang penuh, dia sadar penuh oh orang lain mau gimana. Ada semacam ketajaman, ketajaman untuk menganalisa sesuatu, dia tajam, biasanya begitu. Kalau meditasinya bagus lho ya. Tapi kalau meditasinya kurang bagus ya ndak muncul. Jadi misalnya ada orang melakukan kegiatan tertentu, atau ada undangan tertentu dari pihak yang tidak dikenal, ini kelompok apa ini, kurang lebihnya

6a

Harus pintar-pintar membaca situasi dan maksud darioranglain agar tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif

Page 36: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

141 

 

bisa membaca maksud keinginan kelompok tersebut. Ketajaman berasumsi, ketajaman untuk mengetahui sebenarnya apa yang agendanya dia, itu bisa, agendanya itu seringkali jadi praduga, tapi praduga itu seringkali mirip dan benar, karena kadang orang lain kan tidak menduga sama sekali, sama sekali tidak tahu, bahkan kadang-kadang sama sekali tidak memikirken kesana. Tapi orang-orang yang meditasinya bagus kan biasanya tajam, ketajaman itu akan tampak sekali, itu otomatis, sudah pasti, dan memang bagus itu, dia kan mengamati napas, napas itu kan barang yang halus, jadi dia bisa tahu apalagi yang nda halus, gitu saja. Ambil contoh ya, saya mendapat undangan dari pihak yang tidak saya kenal, ya memang tidak semuanya, tapi kan ada pihak-pihak tertentu yang memanggil dengan tujuan yang tidak tulus, nah itu saya bisa tahu maksud dari undangan tesebut, misal ngundang bhikkhu hanya untuk cari nama, cari popularitas, atau cari materi karena begitu bhikkhu dipanggil

Page 37: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

142 

 

Apa iya to bhante?

umatnya dateng banyak. Ada lho yang seperti itu. Jadi buat saya, ya kita harus hati-hati. Kadang ya kedatangan saya itu bisa jadi diputer, dipelintir, wah bhante ini sudah mendukung kegiatan ini, bhante sudah merestui, nah ni umat-umat juga mendukung dong. Iya, ada yang seperti itu. Namanya masyarakat itu bermacem-macem, ada juga yang nda waras, banyak lho. Kalo kita ndak hati-hati kan ya rusak. Biasanya kan kita sudah tahu yang ini untuk memanfaatkan, apalagi untuk penggalangan dana, itu juga menggunakan bhikkhu, bukan berarti bhikkhunya juga dapet dana, wong bhikkhunya juga dimanfaatin kok, dijemput dan diantar pulang, dah selesai. Duitnya siapa yang ngatur, untuk apa, serba ndak jelas lagi disana. Itu juga membuat kita kan harus berhati-hati. Maksud saya terhadap hal-hal yang jelek itu kan kita tidak pro lah, ndak baik tapi kenapa hal begitu dilakukan. Ya namanya hidup ya macem-macem lah, nda semuanya beres. Itu kalo bhikkhu-bhikkhu,

Page 38: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

143 

 

ya kalo yang tadi itu dikatakan prasangka bagaimana? Ya saya harus hati-hati, tetap tenang. Memang kasusnya begitu, karena yang dihadepin juga nda semua umatnya baik-baik, ada umat yang memiliki maksud-maksud tertentu, ada yang politik, cari uang dan memanfaatkan bhikkhu untuk ngumpulin dana, jadi sebagai bhikkhu juga harus berhati-hati.

6b

Tetap tenang ketika prasangka itu muncul

Kalo menurut bhante, kenapa bisa memiliki prasangka, pesimis, optimis, kecemasan, ketakutan?

Karena kita ingin agama Buddha jangan sampai dibegituken. Saya ini walah kok begitu, dia ngaku beragama Buddha, kegiatannya agama Buddha, kok malah ujung-ujungnya cari dana, ya ndak beres. Karena kita mencintai agama Buddha. Apalagi mencintai bhikhhu-bhikkhu yang hanya dijadiken alat untuk ngumpulin dana, ndak beres. Ndak cocok dengan apa yang Sang Buddha ajarkan. Permainannya orang-orang kan macem-macem. Jadi menganggap bhikkhu itu kan gampang untuk mencari dana, punya umat banyak, kan itu bisa dimanfaatken untuk tujuan-tujuan yang negatif. Lah

6c Tidak ingin agama Buddha dirusak oleh orang-orang yang punya maksud tertentu

Page 39: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

144 

 

Tujuannya menjaga agama Buddha ya bhante?

pertanyaane tadi begitu, lah ya karena saya sayang dengan agama Buddha. Ya, menjaga agama Buddha. Kalo ndak, nanti banyak orang yang mengambil manfaat negatif di dalem agama Buddha itu, kan bisa begitu. Sama apalagi kalo urusan uang.

Bisakah seorang bhante mempunyai pandangan yang keliru?

Pada umumnya kita sih hanya mempertahankan agama Buddha, jadi jangan sampai agama Buddha itu terkotori atau terkontaminasi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan-kepentingan yang keliru, itu saja. Kita inginnya jangan sampai seperti itu. Jangan sampai misalnya kegiatan ini diselewengkan, niatnya kan baik, jangan diseleweng-selewengkan.

Bagaimana cara bhante memandang kenyataan hidup yang ada? Termasuk

Ya memang manusia itu serba ada kekurangan-kekurangan, ya tetap berusaha sebaiknya itu bagaimana, meskipun kurang tapi cari jalan keluar bagaimana untuk mendapatkan hal yang baik, yang positif. Tapi ya tetep saja ada banyak kekurangannya, ya ndak papa, tetep berusaha aja mendapetkan hal yang positif. Bukan menyadari ya.

1e

Berusaha mengatasi permasalahan yang terjadi dengan terus berusaha menemukan hal yang positif

Page 40: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

145 

 

menyadari kekurangan, bhante?

Istilah bahasa Indonesianya memang menyadari, tapi justru lebih ke mengalami berbagai macem yang belum sempurna, belum maksimal, masih banyak kekurangan-kekurangan.

Apa arti penghargaan bagi diri sendiri? Kalo untuk diri sendiri? Apakah pengetahuan itu dijadikan tolok ukur buat bhante dalam menghargai

Yok opo yo, saya sih menghargai lebih ke pengetahuan. Saya lebih cocok kalo orang itu punya pengetahuan itu, rasanya bagus, baik, rasanya seperti penuh, kalo orang itu punya pengetahuan yang cukup luas, banyak. Jadi penghargaan saya itu lebih kepada pengetahuan orang. Saya akan lebih menghargai mahasiswa-mahasiswa, begitu. Kalo untuk diri sendiri, saya juga akan lebih menghargai saya sendiri kalo pengetahuan saya banyak. Kalo pengetahuan saya kurang, saya rasanya kok begini ya. Saya harus banyak membaca, banyak tahu terhadap hal yang lain, hal-hal baru yang disampaikan, ada usaha lah untuk mengetahui. Ya. Saya menghargai itu. Saya paling nda menghargai orang yang pengetahuannya mung semono-mono aja.

7a 7a

Banyak sedikitnya wawasan yang dimiliki adalah took ukur penghargaan diri Banyak sedikitnya wawasan yang dimiliki adalah took ukur penghargaan diri

Page 41: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

146 

 

orang lain? Bagaimana saya bisa menghargai orang seperti itu? Dan tingkah laku sebenarnya. Tapi buat saya pengetahuan itu lebih penting. Karena saya ndak tahu persis tingkah laku orang. Bagaimana saya bisa menilai? Yang saya tau tingkah laku itu kan yang saya lihat, di belakang saya kan saya ndak tahu.

7b

Penilaian tidak bisa muncul hanya karena melihat tingkah laku

Bagaimana cara bhante menyadari kelebihan dan kelemahan diri sendiri?

Kalau saya ngajar atau kotbah, baru tau ow saya ini lemahnya disini, itu nanti baru tau kalo berhadapan dengan orang lain. Pada saat kita berhadapan dengan orang lain, kita akan tahu kelebihan dan kekurangan kita. Pada saat misalnya saya kotbah gitu kan saya tau ow keliru, jan-jane kotbahnya topiknya bukan begini, bahasanya ndak pas, kelebihan dan kekurangannya ketahuan. Tapi kalo pas saya tidak mengajar, apa bisa saya tahu. Saya tahunya ya saya selalu merasa lebih, sudah cukup itu, padahal di hadapan orang lain kita masih masih banyak kekurangan.

7c Orang lain adalah cermin bagi subyek untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan diri

Seorang bhante boleh menilai tidak? Saya pikir ndak boleh ya bhante.

Ya boleh ya, kan macem-macem. Lah nanti kalo ndak boleh nilai mahasiswa,

Page 42: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

147 

 

Bagaimana menghadapi penilaian orang lain tentang pilihan hidup sebagai bhante?

ya piye ya? Lulus opo ndak-nya ya ndak bisa to ya. Penilaian orang lain itu ada yang,, ee,,, ini kembali lagi ke agama Buddha lagi karena biasanya kan ni berhubungan dengan yang nda agama Buddha. Kalo ngerti agama Buddha ya ndak masalah. Misalnya ada orang non-Buddhis yang penilaiannya bagaimana gitu, ya maklumi karena memang non-Buddhis, ya saya akan menjelaskan apa yang dia tanya. Tapi kalo orang Buddhis ya saya bertanggung jawab membuat dia menjadi paham, mengerti. Tergantung orangnya. Kalau saya ketemu sama dosen-dosen yang non-Buddhis gitu ya saya maklumlah kalo dia mungkin keliru. Tapi kalo yang Buddhis, saya ya waduh ni harus dijelasken.

7d

Menjelaskan pemahaman yang keliru tentang agama Buddha, sehingga ke depannya agama Buddha lebih dikenal masyarakat

Bisa ndak bhante menyadari potensi yang dimiliki? Potensi apa yang bhante miliki?

Bisa, bisa saja, setelah mengalami. Ya setelah ngalamin sendiri. Misalnya kita melakukan kotbah, meditasi atau mengajar, kan nanti ketauan saya oh saya punya potensi disini disini.

8a

Mengetahui potensi yang dimiliki setelah mengalami dan melakukannya

Page 43: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

148 

 

Kalo potensi bhante sendiri munculnya dimana?

Intinya di melakukan. Pada saat kita melakukan kegiatan-kegiatan itu, nanti kita akan tahu potensi kita. Awalnya kenapa saya terjun ke dunia pendidikan, karena saya melihat awalnya banyak bhikkhu-bhikkhu yang tidak terdidik, kasihan agama Buddha itu masa depannya bisa kacau kalau seperti begini ini diterus-teruskan. Kemudian saya punya pandangan bahwa kalo seperti di agama Kristen Katolik itu kan ada pendidikan yang jelas disana. Lalu disini kok ndak ada? Nah ini yang membuat saya menjadi ini harus ada pendidikan lah dan disatu sisi orang-orang banyak yang tidak mengerti agama Buddha di Indonesia, karena kan mayoritas Islam, jadi mengenai agama Buddha banyak yang tidak tahu, jadi itu perlu diberitahu supaya agama Buddha itu tidak disalah-artikan, itu saja. Lalu kemudian, potensinya ya terbentuk dari setelah saya misalnya, bisa dilakukan, bisa merasa cocok, saya mengalami. Tapi memang sebelum jadi bhikkhu itu dulu kan saya sudah

8b 8c 8d

Potensi subyek di dunia pendidikan (mengajar) Awal mengajar karena banyak yangbelum tahu tentang ajaran agama Buddha Sebelum menjadi bhikkhu, subyek sudah mengajar Dhamma di vihara

Page 44: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

149 

 

Berarti memaksimalkannya juga dengan terus melatih itu?

mengajar, sudah jadi guru, waktu itu kan ceritane sekolah minggu di Tanah Putih kan ya saya ngajar, ya critane pas ngajar itu saya di bagian kotbah Dhammanya, bukan lagi yang di bagian sembahyang, karena dulu di Tanah Putih itu kan ada tiga pengajar, ada yang mimpin puja bakti, ada yang nyanyi, sama ada yang Dhamma, saya selalu dikasih tugas Dhamma-Dhamma, jadi sudah mengajar, sudah memberitahu kepada orang lain, dari situ kan sudah mulai berkembang. Iya, terus berlatih. Yang telaten, yang tekun.

8e

Terus berlatih dengan tekun

Apa arti hidup sederhana bhante? Bagaimana cara menjalankan kesederhanaan hidup dalam kebhikkhuan?

Hidup yang apa adanya, simple aja, adanya begini ya terima, adanya begitu ya terima aja, beres. Ya begitu aja, simple aja. Urusan semacam barang-barang, saya pikir tidak terlalu urgent. Yang penting yang saya pikir itu adalah bagaimana kita menjalani hidup itu dengan senang, suka. Jadi fasilitas-fasilitas tidak begitu lah, seadanya saja. Tapi

9a 9a 8f

Hidup simple dan apa adanya Hidup simple dan apa adanya Tugas

Page 45: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

150 

 

misalnya saya mengajar, jadi bhikkhu, mimpin upacara, kotbah, itu full capacity gitu loh, penuh dengan kesungguhan, keriangan, totalitas istilahnya sekarang ini, karena disitu lebih penting. Kalo urusan makanan dan lain sebagainya, seadanya lah. Kalo nanti dipentingin kesitu, malah kita ndak bisa total dalam karya kita.

kebhikkhuan dijalankan dengan penuh totalitas

Arti hidup wajar bhante?

Ya itu realita. Saya itu orang realistis, saya berpemikiran yang realita-realita aja, misalnya tidak semua orang itu baik, tidak semua orang itu sempurna, banyak yang memiliki kekurangan-kekurangan, akhirnya kesimpulannya gampang, kadang saya ngadepin mahasiswa, ya akhirnya ya sudahlah menerima saja, menerima kekurangan-kekurangan, keterbatasan, kelemahan-kelemahan orang. Tapi ya itu, penerimaannya itu muncul setelah saya berusaha bagaimana dia itu tidak sampai lemah atau kurang. Tapi ya kemudian kan semua ndak di tangan saya, jadi masih ada saja.

1c Menerima kenyataan yang terjadi

Tantangan terberat menjalani kebhikkhuan?

Wah jan enak banget jadi bhikkhu itu, happy, gemuk lho saya ini, 83

3c

Pilihan hidup sebagai bhikkhu adalah yang paling

Page 46: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

151 

 

Berarti bukan tantangan ni bhante, tapi godaannya apa?

kilogram, sudah overweight malahan, wong sudah dibilangin dokter 175 cm ndak boleh gemuk segitu. Wong saya itu seneng banget jadi bhikkhu. Ya ndak ada juga lah. Tergantung orangnya lah. Kalo saya tidak aneh-aneh ya ndak ada yang goda kok, tenang-tenang saja, ndak ada masalah. Malah kepenak, karena saya itu tidak ada semacam, saya kan bukan kepala vihara yang jelas, jadi saya ini disini hanya tinggal dan saya ngurusi pendidikan, tugas saya itu ndidik samanera. Kalo mau ditanya tantangan, justru tantangan Sangha, itu saya mikir. Tapi kalo ditanya pribadi saya sih, ndak mikir, mau mikir apalagi? Tapi kalo Sangha tantangannya justru ini, di tengah perkembangannya yang sedang mengglobal ini ya kita harus bangkit, kalo tidak ya bagaimana, kita tidak bisa eksis, tidak bisa bertahan di kehidupan sekarang yang makin maju. Justru ini tantangan organisasi. Kan saya mikir kalo tidak mau bangkit, tidak mau memacu diri untuk siap, punya kualitas

9b

cocok menurut subyek Tantangan dalam Sangha adalah memajukan agama Buddha di tengah perkembangan dunia

Page 47: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

152 

 

Padahal kan bhante ndak ngajar di satu tempat ini saja to? Kondisi tetep fit bhante?

yang lebih bagus, ya nanti susah, karena kan agama Buddha ini kan ya perkembangannya juga harus lebih baik. Saya itu terus terang merasa sudah rampung, semua udah kulakukan, saya sekolah ya sudah selesai, temen-temen bilang ambil profesor, ya ndak bisa ambil profesor wong semua udah diambil sampe S3, ndak ada S4, sudah mentok. Profesor itu kan gelar yang diberikan, kalo ndak ya begini-begini aja. Jadi sebenarnya buat saya itu sudah ndak ada apa ya. Saya itu ditinggal disini ya nyaman. Setiap harinya bekerja, bekerjanya ya ngajar Senin sampe Jumat. Saya disini ngajar tadi pagi. Ya gentian, di Jogja itu Rabu, nanti siang disini. Di Kopeng itu ada lagi kalo ndak Kamis ya bisa saya atur lagi. Saya disini ini Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, ada yang pagi, ada yang siang. Saya itu senang-senang aja. Kadang malah saya itu capek sendiri kalo pas ada rapat Sangha, terpaksa kan mbolos, lalu saya harus mbayar utang yang banyak karena rapat. Itu yang

8b 3b

Potensi subyek di dunia pendidikan (mengajar) Subyek merasa bahagia menjalani hidup kebhikkhuan

Page 48: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

153 

 

Untuk penunjukkan anak asuh itu sendiri itu langsung dari bhante atau ?

sering terjadi. Tapi dalam menjalani hidup ini, saya merasa paling bahagia. Saya ndak punya tanggungan. Lho bhante ndak punya anak? Ndak, saya ndak punya anak, tapi kan anak asuh banyak, tak biayai sekolahan, karena umat-umat banyak yang berdana membiayai, ya saya kasih tahu salurken pada mereka-mereka yang membutuhkan, itu kan anak-anak mahasiswa yang ndak bisa sekolah di sekolahan umum, biayanya mahalnya bukan main. Masuk UGM aja sekarang mahalnya weleh-weleh, mana bisa to orang biasa masuk kesana? Padahal mereka bukannya bodoh, pinter juga lho sebenarnya mereka kalo sekolah, mung ndak punya duit, ndak punya uang, itu keadaan yang sangat kasihan. Kalau membantu seperti berdana ini kan sebetulnya berguna juga. Mereka yang pada daftar, pada umumnya satu tahun masuk di sekolah situ dulu, habis satu tahun baru ketahuan IP nya, kalo pinter ya pinter, kalo bodo ya bodo, bisa

9c

Mengurus anak asuh dan penyaluran dana bantuan dari umat

Page 49: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

154 

 

ketahuan dari nilainya. Mereka kalo dapet kesempatan studi ya bisa studi sungguhan kok, banyak yang melanjutkan ke S2 di UGM, itu banyak, ada yang di Sosiologi S2 UGM, pandai-pandai mereka. Ya masalahnya hanya masalah biaya saja.

Misi bhante apa? Caranya? Arti terlibat secara mendalam pada misi yang bhante miliki?

Saya punya misi itu mencerdaskan umat Buddha. Lah ya itu tadi, ngajar, kotbah, kan ya mencerdaskan umat Buddha to. Arti terlibat secara mendalam dalam misi itu artinya ya kita secara langsung menangani, kalo bisa itu jangan hanya kotbah, jangan hanya memberitahu, ya memang kalo di dalem kotbah itu sebenarnya hanya memberitahu, saya sendiri sebenarnya kurang setuju. Saya itu ada satu kekurangan yang saya nilai dari kotbah itu, lah kenapa? Karena saya tidak bisa terlibat langsung dengan umat, jadi saya bicara ngasih tahu aja, yang dikasih tahu itu belum tentu njalani lho. Lah kalo kita mau terlibat lebih dalem, ya seharusnya bukan hanya kotbah begitu aja, tapi

10a 8b 10b

Mencerdaskan umat Buddha Potensi subyek di dunia pendidikan (mengajar) Terjun langsung dalam bertugas, tidak hanya memberitahu tapi juga langsung menangani dan memantau

Page 50: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

155 

 

ya kita juga mendampingi mereka. Kasusnya seperti disini samanera-samanera tinggal disini, kita saben hari bisa memantau mereka meskipun sedikit. Setiap tahun itu paling banyak sembilan, kadang bisa bergeser. Kalo saben hari disini, kita bisa tahu bagaimana sikapnya, keluhannya, kegiatannya saben hari yang dia lakuken, kan dia ndak bisa nutup-nutupin wong tinggal di satu wilayah. Itu keterlibatan langsung. Jadi saya tidak setelah kotbah, langsung pulang, nda bisa evaluasi, sulit saya mengevaluasinya. Nah kalo ngajar, saya bisa mengevaluasi, itu yang saya senangi. Berulang kali saya katakan, saya lebih seneng mengajar daripada jadi guru kotbah, karena saya bisa mengevaluasi, artinya saya bisa memberikan ulangan, tes, ini kalo samanera disini bisa sama-sama satu vihara disini bisa tahu keluhannya dia, protesnya dia kadang-kadang, kan saya jadi tahu kalo begitu, saya juga jadi tahu dia cocok jadi samanera atau tidak kan makin lama kan makin tahu. Makanya

Page 51: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

156 

 

kan saya mendampingi, itu lebih bagus, daripada kotbah.

Tugas menjadi seorang bhikkhu apa? Berarti dengan totalitas itu bhante mendedikasikan diri sepenuhnya dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan?

Buat pribadi saya, mengisi kehidupan. Kan masih hidup, jadi saya harus mengisinya. Lah saya masih hidup, hidup saya ini mau saya isi apa? Saya hidup menjadi bhikkhu itu adalah pilihan yang memang saya cocok, dimana saya itu bisa secara total melakukan kegiatan ini dan ya itu merasa hidup ini terisi, saben harinya itu ada kegiatan, buat agenda, hari ini mau begini, siang ini mau ketemu irine misalnya, sudah diagenda saya itu, mpe besok-besoknya juga sudah tertulis juga. Ya, daripada hidup kosong, nda ada isi, sia-sia? Daripada kosong kan mending saya isi, dan ini bisa bermanfaat bagi orang lain, bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain merasa senang.

3c 8f 3c

Pilihan hidup sebagai bhikkhu adalah yang paling cocok menurut subyek Tugas kebhikkhuan dijalankan dengan penuh totalitas Pilihan hidup sebagai bhikkhu adalah yang paling cocok menurut subyek

Kemampuan yang bhante miliki apa?

Ngajar yang terutamanya.

8b Potensi subyek di dunia pendidikan (mengajar)

Otonominya bhante apa? Iya.

Maksudnya otonomi itu kan kemandirian saya tow? Kemandirian saya sebenarnya ya saya ndak bisa bebas

9d

Keterikatan hidup sebagai bhikkhu membuat subyek

Page 52: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

157 

 

Ataukah otonomi ini bisa dikaitkan dengan posisi bhante yang sebagai seorang pengajar?

sebetulnya. Otonominya kan jadi tidak bisa sebebas semau saya, saya kan harus mengikuti aturan, vinaya. Jadi ya Dhammavinaya itu menjadi pedoman sehingga tidak bisa semau saya sendiri untuk melakukan apa yang mau saya lakukan, meskipun saya sebagai pengajar, saya tetep menghormati Dhamma dan vinaya itu, jadi saya juga tidak bisa melanggar vinaya gara-gara menyangkut pengajaran saya melanggar vinaya, ndak bisa. Tetep saja juga saya ndak mau. Bisa, ya itu tadi hanya sebagai pengajar, mengendalikan mahasiswanya.

menyadari kemampuan dirinya dalam bertindak karena vinaya

Arti konsentrasi bhante?

Fokus atau pemusatan pikiran.

11 Pemusatan pikiran

Bagaimana cara bhante merealisasikan kemampuan dan otonomi yang bhante miliki melalui konsentrasi?

Lho saya itu misalnya mengajar, lalu kemudian saya lakukan dengan sungguh-sungguh, melihat realita, yang disiplin. Kalo misalnya ada kegiatan lain, ya saya bayar utang. Saya sih nggak pernah blong, misalnya satu semester ada 15 kali pertemuan, ya penuh. Meskipun muridnya boleh 75%,

3d Subyek termasuk sebagai bhikkhu yang disiplin dalam perkuliahan

Page 53: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

158 

 

tapi saya ndak ngijinken. Kalo saya sudah bilang 75% itu 14 kali pertemuan trus boleh ndak masuk 4 kali, ya saya bilang “oh, ya ndak mudah sama saya”, kalo ndak masuk satu kali saja saya masih mau kasih A, tapi kalo dua kali ya maksimal B, apalagi 4 kali, saya kasih D.

Arti hidup mandiri dalam menjalani kebhikkhuan?

Hidup mandiri menjalani kebhikkhuan itu sebenarnya termasuk dalam kesederhanaan hidup. Jadi bagaimana kita itu sangat simple, apapun bisa kita lakuin kok sebagai bhikkhu. Saya kok merasa andaikan ada orang yang membantu ya syukur, ndak ada yang mbantu ya sudah. Sebenarnya bhikkhu itu ndak boleh masak, tapi misalnya kalo nda ada yang kirim makanan misalnya kan itu ada dana dari umat yang bisa digunakan untuk beli makanan, kalo ndak ada orang yang bisa dimintai tolong untuk mbeliken ya beli sendiri bisa. Jadi bhikkhu itu harus bisa sendiri, dari mulai cuci jubah, bersih-bersih kamar, ya sendiri, wong ya ndak sulit kok, nda harus disetrika juga, begitu dijemur kering langsung bisa dipake, begitu

9a Hidup simple dan apa adanya

Page 54: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

159 

 

sangat simple. Itulah yang menurut saya menarik jadi bhikkhu itu, kesimpelan itu yang sangat saya suka, saya itu tidak merasa terlalu ribet gitu loh. Itu pola pikir Buddhisme.

Kalau arti dari tahan terhadap goncangan atau frustrasi dalam hidup, apa bhante? Bhante sendiri pernah mengalami frustrasi?

Kalo orang simple itu hidup ya simple frustrasi. Orang simple itu sebenarnya menyederhanakan semuanya, nanti kan jadi berkurang jauh segala-galanya. Apa ya? Mau ujian ndak ujian-ujian gitu? Ya ndak juga, wong sebenarnya saya pikir itu ontime, sudah ada schedulenya, jadi ya tidak masalah. Kalo saya bisa ngikuti schedule, ya ndak problem. Paling apa ya, misal frustrasi dengan kemacetan, mungkin iya, tapi ya saya juga diem-diem aja, nggak ngapa-ngapain, tinggal ngobrol juga bisa, ya gimana lagi wong namanya kena macet, nikmati saja, simple kan?

9a 1c

Hidup simple dan apa adanya Menerima kenyataan yang terjadi

Kalo makna ketenangan jiwa bhante? Bisa mengendalikan pikiran maksudnya

Ketenangan itu sebenarnya pikiran kita kan tidak sampai bercabang-cabang kemana-mana. Sebenarnya nggak perlu dikendalikan. Namanya hidup simple itu bisa

11 9e

Pemusatan pikiran Membiasakan diri untuk hidup simple

Page 55: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

160 

 

bhante?

dengan sendirinya. Justru saya sebenarnya nggak sreg dengan istilah mengendalikan, seolah-olah kita itu seperti yang maha kuasa, konsepnya kan seperti itu. Mengendalikan ego pun juga nggak mudah, mungkin ya sekali waktu bisa, tapi apa ya mau ngendaliin terus, kan ya sulit to, nggak mudah itu. Justru seharusnya orang hidup itu lebih ke membiasakan diri, behaviorism, ilmu mu itu. Terlalu mengendalikan itu nantinya kita jadi tidak enak, seperti mengatur, memaksakan diri. Kalo orang nda bisa, ni arahnya kalau saya mendidik umat ya, mbok lebih baik dibiasakan saja misalnya meditasi, dilatih aja, dipraktekkin aja, nanti kan terbiasa. Kalo diatur-atur begitu malah nanti repot, kita nggak bisa ngikutin, jadi orang itu sulit malahan kalo diatur-atur gitu. Seandainya orang itu mau diatur-atur, kesannya seperti dijajah gitu, nanti malah kesannya berpura-pura, malah jadi tambah nggak karuan lagi. Dalam psikologi itu malah nanti jadi banyak

Page 56: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

161 

 

Hidup itu simple ya sebenarnya bhante?

topengnya, malah sakit. Ya karena terlalu banyak pengendalian dan pemaksaan orang, itu salah menurut saya. Saya lebih cenderung membiasakan diri saja, nanti akan jadi lebih mudah. Memang simple, kadang kitanya aja yang bikin jadi tambah rumit.

Apakah bhante menjalani hidup kebhikkhuan dengan totalitas?

Ya, pokoknya saya itu kuncinya suka, senang, ya cocok, pas gitu istilahnya, dan yang penting itu istilahnya dalam hidup kebhikkhuan itu adalah laku, kelakuan yang dijalani. Kita itu memang bisa mengikuti laku yang dijalankan, bisa njalanin. Kalo bisa njalanin, sebenarnya enak.

3b Subyek merasa bahagia menjalani hidup kebhikkhuan

Perasaan bhante bisa menjalani hidup kebhikkhuan itu bagaimana?

Senang, sangat senang, ndak ada masalah. Saya ndak mikirin besok karena belum terlewati.

3b Subyek merasa bahagia menjalani hidup kebhikkhuan

Bagaimana cara bhante menghargai hidup yang dijalani sekarang ini?

Saya justru hidup ini digunakan untuk bagaimana saya bisa melakukan apa yang bermanfaat untuk orang lain, mumpung saya belum mati.

9f Melakukan yang bermanfaat bagi orang lain dalam mengisi kehidupan

Bagaimana cara bhante melihat sesuatu yang dianggap membosankan oleh orang lain?

Ya karena kurang pengalaman, kalau misal orang lain bosan dengan pekerjaan itu, brarti kurang pengalaman orang tersebut, jadi dia bekerja tidak mengalami

12

Kebosanan muncul karena tidak mendapat pengalaman positif dalam suatu kejadian

Page 57: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

162 

 

Bhante pernah merasa bosan tidak?

sesuatu disitu. Kalo dia mengalami mendapatkan sesuatu disitu yang memang cocok yang positif, itu dia bisa memahami, ndak akan bosan. Tapi sayang dia tidak mengalami yang positif disitu, jadinya dia bosan. Dan terutama sekali pengalaman positif disitu itu lebih kepada kepuasan, bukan materi. Materi itu relatif, tapi kepuasannya itu dia ndak ngalamin, kalo ngalamin nggak bakal bosan. Sayang kalo orang itu ndak punya kepuasan. Kepuasan itu rasa lega, nyaman, bahagia. Kepuasan itu yang membuat seseorang bertahan. Bosan apa ya? Masa bosan hidup? Ya nggak lah, ndak ada. Happy happy saja. Kan saya sendiri ngajar juga berpindah-pindah tempat. Kadang buat saya ngajar itu juga ada hal yang menarik, karena biasanya itu mahasiswa itu menanti dosen, kebetulan saya mengajar di pascasarjana UGM semuanya S2 pada umumnya tidak mengerti agama Buddha, jadi begitu ada dosen agama Buddha,

3b 8b

Subyek merasa bahagia menjalani hidup kebhikkhuan Potensi subyek di dunia pendidikan (mengajar)

Page 58: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

163 

 

mereka tertarik, kepengen mendengarkan agama Buddha, jadi waktu saya belum datang itu saja, saya sudah dinanti-nanti, wah kepengen denger ajaran agama Buddha dari sumber aslinya, kalo baca buku belum jelas, tapi kalo langsung dari saya, mereka bisa lebih jelas. Jadi mereka bisa bertanya banyak sekali. Dari pertanyaan-pertanyaan itu mereka antusias sekali dengan agama Buddha. Nah, hal-hal seperti ini kan bisa membuat hati saya senang sekali. Rasanya mengajar itu tidak membosankan. Disini saya mengajar samanera juga bagus, kalo diajar juga antusias, karena menganggap apa yang dipelajari ini juga berguna untuk ke depannya menjadi bhikkhu.

Pernahkah bhante merasakan suatu peristiwa dari perasaan yang mendalam?

Ya kalau meditasi menurut saya. Kalau meditasi itu ketika kita mendapatkan ketenangan yang konsentrasinya kuat, itu disitu ada semacam mendapatkan kepuasan batin, bukan emosi, disitu batinnya menjadi puas, tenang, jernih. Banyak hal di dalam meditasi, kalau orangnya suka meditasi

5b

Dalam bermeditasi akan muncul konsentrasi kuat yang menimbulkan ketenangan batin

Page 59: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

164 

 

Bagaimana pengalaman itu muncul bhante? Diajarkan meditasi sejak dari? Untuk objeknya juga ditentukan bhante? Dari meditasi, apakah tiap orang merasakan efek yang sama bhante? Ketenangan yang dimaksud itu seperti apa bhante?

bisa merasakan berbagai macam hal. Ada banyak peristiwa-peristiwa spiritual dalam meditasi. Itu kembali lagi kepada seringnya kita latihan meditasi. Ada sila-samadhi-panna, jadi silanya itu aturan-aturan kebhikkhan, samadhi itu kan meditasi, lalu panna itu kan pengembangan kebijaksanaan bisa dari belajar dan pengalaman, tapi samadhi ini kan olah batin, lebih kepada spiritualitas, bagaimana melatih batinnya itu menjadi lebih bersih, lebih tenang dalam meditasi itu. Sejak dari calon bhikkhu dia harus belajar meditasi. Napas, lebih kepada napas. Kurang lebihnya sama, ketenangan, konsentrasi, pemusatan pikiran yang tajam pada satu objek, nanti ditemukan ketenangan, kemudian juga ada kejernihan pandangan, itu efek meditasi. Kalau napas keluar masuk melalui rongga hidung, pada saat kita pejamkan mata, kita

8e 5c

Terus berlatih dengan tekun Efek bermeditasi

Page 60: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

165 

 

akan merasakan dengan kulit rongga hidung kita udara yang melintas masuk dan keluar, inilah yang dijadikan objek konsentrasi, objek meditasi. Jadi kita memusatkan pikiran kita pada napas yang masuk keluar terus menerus. Nanti akan didapatkan pemusatan pikiran disitu, pikiran tidak berkeliaran, disitu terus. Objeknya bergerak tapi kita bisa paham betuk proses perubahan masuk dankeluarnya napas, proses perubahan inilah yang mengawali pencerahan dalam Buddhisme, disebutnya ketidakkekalan, kita tahu persis tidak kekal itu seperti apa. Yang dimaksud tidak kekal disini bukan secara intelektual, tapi secara meditasi, spiritual. Jadi kalo secara intelektual itu kan kita merangkai pakai pikiran oh ya itu tidak kekal, semuanya berubah, bisa berpisah, itu kan secara intelektual, belum mengalami batin kita ini. Nah dalam meditasi ini kita tercerah batinnya, kita bisa mengalami, memahami dan merasakan apa yang disebut dengan prinsip ketidakkekalan. Jadi dalam kehidupan sehari-

5a

Meditasi dengan teratur akan mengasah ketajaman intuisi seseorang

Page 61: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

166 

 

hari, orang yang sering berlatih meditasi itu akan menganggap segala sesuatunya adalah wajar, perubahan itu wajar, ada ketemu berpisah dan perubahan-perubahan yang lain adalah wajar, jadi tidak merasa jengkel, marah, memang kenyataannya begitu, bisa menerima. Jadi kalo spiritualnya sudah biasa dilatih makan akan melihat perubahan yang terjadi itu adalah sesuatu yang wajar. Memang hidup itu harus berubah. Misalnya kita tidak mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, atau kita mendapatkan sesuatu tapi tidak cocok, nah kita akhirnya menjadi tenang saja, karena semuanya itu sementara saja, muncul-berkembang-lenyap, wajar dan menerima apa adanya. Tetap nanti diawali yang baru, hilang, ada lagi yang baru, hilang, ya kan nggak bisa tetap, seperti gelombang naik-turun.

5d

Dengan bermeditasi akan mengalami segala sesuatunya sebagai hal yang wajar

Bhante punya minat tertentu?

Ya mengajar itu.

Makna membantu orang lain bhante?

Karena ada orang lain itu makanya saya bisa mengajar, kalau nggak ada orang lain, saya mau ngajar siapa nanti. Justru orang lain ini ada sebagai satu objek melakukan kegiatan

Page 62: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

167 

 

Sebatas apa bantuan yang bisa bhante berikan selain mengajar?

saya. Bikin orang lain bahagia, kalau semua orang sudah bisa maju berkembang, bahagia karena pemberian kita, saya juga senang.

13a

Membantu adalah membuat orang lain bahagia

Perlukah menciptakan hubungan antar pribadi bhante?

Perlu dan harus itu. Seperti mengajar, tercipta hubungan antar pribadi, cuma ya tetap sebatas umat dengan bhikkhu, dosen dengan mahasiswa, jadi tidak melanggar vinaya.

13b Perlunya menciptakan hubungan antar pribadi dalamperealisasian tugas bhikkhu

Bagaimana pemahaman bhante sndiri dalam mengamati banyak karakter orang di sekeliling bhante?

Ya memang itu realitas, kenyataan, memang demikian adanya. Dan karakter orang itu sebenarnya kan kita sendiri itu bagian dari mereka yang lain. Jadi yang namanya karakter itu berkembang dari lingkungan, orang di sekitar kita, ini yang bikin karakter berbeda-beda. Jadi karakter itu kan cerminan lingkungan. Misal ada anak nakal banget, mungkin dia dididik dengan cara yang membuat anak itu mencontoh lingkungan tersebut, makanya jadi nakal.

1c Menerima kenyataan yang terjadi

Kadang dalam lingkup umat-bhante itu, bisa saja terjadi konsultasi yang dia lakukan oleh umat terhadap bhante, kalo seperti itu, apa reaksi

Yang jelas menghibur nomer satu. Nomer dua, ngasih jalan keluar. Yang menghibur itu perlu, nggak usah ngasih solusi, kadang kita cuma diem aja ndengerin, nanti umat

13c Mendengarkan keluh kesah umat, juga termasuk membantu orang lain

Page 63: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

168 

 

bhante? pulang senyum-senyum aja. Jadi sebenarnya terkadang umat itu hanya curhat, mencurahkan uneg-uneg, kalo udah ada yang ndengerin ya sudah selesai. Kadang kalo curhat sama keluarganya, mungkin diacuhkan, diremehkan, jadinya kan nggak mau ngomong sama keluarga. Kasian sebenarnya kadang seperti itu tuh, mungkin saking baktinya dia kepada agama Buddha sama bhikkhu-bhikkhunya, ya dia datang curhat. Kalo sudah begitu ya saya dengarkan dia penuh empati, semoga baik bu misalnya, kadang ya sudah dia curhatnya begitu saja, pulang dia.

Bhante sendiri punya curahan hati?

Uneg-unegnya kalo mahasiswanya bodo-bodo, itu aja. Misal ulangan amblok terus nilainya, yawis pas ngoreksi nek gitu ya tutup ae, kesel juga kalo pas gitu saya. Kadang saya nyoreti sambil kesel sendiri, tapi habis itu ya sudahlah, suruh betulin lagi besoknya, bikin perbaikan.

Tujuan bhante menjadi seorang bhante apa?

Mengisi hidup ini, mencerdaskan umat Buddha, kalo saya itu saja. Ya semoga agama Buddha bertahan, dikenal banyak orang,

10a 6c

Mencerdaskan uamt Buddha Menjaga agama Buddha

Page 64: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

169 

 

Caranya?

lalu ya tidak sampai disalah-salahkan. Ya dengan mengajar, memberitahu, supaya jangan sampai salah-salah. Supaya agama Buddha itu tetap eksis, itu saja.

8b

Potensi subyek di dunia pendidikan (mengajar)

Lebih penting tujuan atau cara? Mengapa?

Cara. Karena cara itu yang nanti menentukan tujuan kita. Misalnya kalo saya mengajar, caranya itu njelasin sampe mahasiswa mudeng, trus nanti saya ditanyain berbagai macem pertanyaan, bahkan ada yang diluar konteks, nggak pa pa, yang penting mahasiswanya mudeng. Nah dengan cara seperti ini, dengan sendirinya tujuan itu akan terbentuk. Itu yang saya perhatikan, pengalaman saya.

14

Bagi subyek, cara yang dipakai mampu mengantarkan ke tujuan

Perealisasian sifat lapang dada dalam kehidupan sehari-hari?

Asal sederhana, simple, itu gampang banget lapang dadanya. Asalkan simple life, lapang dadanya cepet banget. Tapi kalo nggak mau simple, ribet banget lapang dadanya. Dari kondisi yang ribet ini, yang menjadikan kita selalu tidak pernah puas dan tidak pernah beres, apapun itu. Kalo sudah menjadi karakter

9a

Hidup simple dan apa adanya

Page 65: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

170 

 

Efek untuk bhante ketika mampu berlapang dada? Mungkin nggak bhante mengkritisi keadaan seperti itu? Bagaimana penyampaiannya bhante?

yang ribet ini, wah ya susah. Lah ya wong tiap orang menanggung karmanya masing-masing kok. Kalau saya, saya itu berpikir bahwa saya itu bukan Tuhan yang bisa mengatur segala-galanya, jadi saya tidak bisa mengatur orang lain. Jadi ya saya lakukan yang saya bisa, selebihnya itu, ya sudah saya terima. Yo seringlah saya mengkritisi. Misalnya kalau ada yang nggak benar, ya saya bilang to, tapi ya kembali lagi ke orangnya, bisa terima ndak. Ya plong aja, biasa aja, ga usah marah-marah juga, nanti malah orang ndak nggatekke.

1c

Menerima kenyataan yang terjadi

Kreativitas apa yang muncul selama ini bhante? Kreativitas itu kan menemukan

Saya itu selalu berpatokan bahwa sesuatu itu muncul pasti ada sebabnya. Kreatifnya disitu, bagaimana menemukan sebab atau akar dari permasalahan yang saya hadapi. Kalau memang sebatas yang saya alami, saya tahu, meski kadang sebabnya itu halus sekali untuk diamati. Kalau itu ya yang dari kita hadapi,

15a 15b

Harus kreatif dalam mencari akar permasalahan yang dihadapi Kreatif dalam menggunakan

Page 66: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

171 

 

sesuatu yang unik atau yang baru gitu bhante. Padahal kan satu kelas, anaknya berbagai macam bhante.

pengalaman. Ngadepin murid-murid misalnya, nanti saya bisa berkreatif, punya ide-ide yang baru dalam ngadepin murid yang bermacem-macem. Caranya juga ga bisa selalu sama. Kadang-kadang mahasiswa angkatan tahun ini ya itu beda dengan yang angkatan tahun kemarin, beda sekali. Jadi saya tidak bisa memiliki tipe pengajaran yangsama. Seringkali saya lihat anaknya dulu, ada yang sistemnya diskusi, tanya jawab, dipancing-pancing pertanyaan. Ada yang dikasih tugas-tugas, paper, PR, biar bisa eksplor sendiri, kasih tau bukunya. Ya, tapi ya sulit juga kalo dipisah-pisah, random aja, dikira-kira aja. Jadi kadang itu saya ya hanya usaha untuk mencari kreativitas yang baru untuk ngadepin orang yang berbagai macem ini.

metode pengajaran yang berbeda-beda

Dalam pembabaran agama Buddha, apakah para bhikkhu ini dituntut untuk membabarkan Dhamma seperti Buddha Gotama yang terdahulu? Tidak ada yang

Kalo bisa seperti itu, ya syukur, tapi kalo nggak bisa ya harus cari cara lain. Ndak ada, tidak ada.

Page 67: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

172 

 

salah dengan itu semua? Ini kan termasuk kebebasan bertindak ya bhante?

Relatif, relatif sekali. Ndak bisa dipastikan. Susah itu. Wong kalo sama mahasiswa itu sudah ndak niat kuliah tinggal saya kasih tugas-tugas saja, dipaksain juga percuma, mau ndak mau kan mahasiswanya jadi belajar sendiri, buka-buka buku. Kan sama saja seperti ndengerin saya ngasih materi perkuliahan, tapi nggak dikasih PR. Tapi ya memang beda-beda kok, nggak bisa disamain.

15b

Kreatif dalam menggunakan metode pengajaran yang berbeda-beda

Arti aktualisasi bhikkhu menurut bhante?

Aktualisasi diri bhikkhu itu sebenarnya kan di dalam pelaksanaan Dhamma vinaya itu tetap penting buat bhikkhu. Jadi bhikkhu itu kan melaksanakan vinaya dan melaksanakan ajaran Buddha. Tetapi untuk pelaksanaan Dhamma vinaya inikan butuh sarana, butuh wadah, lah wadah ini bisa dipilih oleh para bhikkhu, misalnya mau jadi guru meditasi, guru kotbah, guru kelas atau misalnya pembimbing orang-orang yang mengalami kesulitan hidup jadi konseling gitu, lah ini tetap Dhamma vinaya, tapi

16 Perealisasian potensi masing-masing bhikkhu dalam mengemban tugasnya sebagai pemuka agama Buddha

Page 68: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

173 

 

sarananya bisa milih, ada macem-macem. Masing-masing bisa melihat kemampuan dirinya sendiri, bisa memilih sesuai potensi yang dimiliki, dan dikembangkan dalam pelaksanaan Dhamma vinaya. Jadi begini, Dhamma vinaya itu tetap yang menjadi utama dalam kebhikkhuan, nah bagaimana aplikasinya dalam Dhamma vinaya ini menghasilkan karya yang bagaimana, jadi misalnya sebagai pelatih meditasi, hanya sebagai aplikasi penerapan daripada Dhamma vinaya ini, yang paling pas ceritane dengan kepribadian diri masing-masing. Perealisasiannya ini yang memilih sendiri, sesuai dengan kemampuan masing-masing yang dimiliki. Ada bhikkhu-bhikkhu sebagai pengajar atau pendidik, guru meditasi, bhikkhu riset yang melakukan penelitian isu-isu kontemporer. Sebenernya kan bagus bisa berbagai macam. Saya pun mendidik juga sebagai perealisasian Dhamma vinaya, suapaya agama Buddha juga tetap dikenal dan bertahan oleh umatnya sendiri dan orang lain.

Page 69: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

174 

 

 

Page 70: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

Subyek I

Ciri-ciri orang yang teraktualisasi diri

Praktis Keterangan Pemaknaan

Mengamati realitas secara efisien

Melihat realita tanpa dicampuri keinginan, harapan, kecemasan, prasangka atau optimisme dan pesimisme yang keliru

- Kenyataan adalah saat ini yang sedang dijalani (1a)

- Subyek menyadari bahwa masih ada saja kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan (1b)

- Menerima kenyataan yang terjadi (1c) - Berusaha mengatasi permasalahan yang terjadi

sehingga mampu menerima kenyataan yang ada (1d)

- Berusaha mengatasi permasalahan yang terjadi dengan terus berusaha menemukan hal yang positif dan membangun (1e)

- Subyek mampu menerima kenyataan dan berusaha mengatasi tiap-tiap permasalahan yang ada, sehingga bisa melatih untuk hidup menjadi lebih baik lagi

Penerimaan atas diri sendiri, orang lain dan kodrat

Penghargaan atas diri sendiri dan orang lain serta menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimiliki

- Subyek merasa bahagia dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan (3b)

- Pilihan hidup sebagai bhikkhu adalah yang paling cocok menurut subyek (3c)

- Subyek termasuk sebagai dosen yang disiplin dalam perkuliahan (3d)

- Banyak sedikitnya wawasan yang dimiliki adalah tolok ukur penghargaan diri (7a)

- Penilaian tidak bisa muncul hanya karena melihat tingkah laku (7b)

- Orang lain adalah cermin bagi subyek untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan diri (7c)

- Subyek mampu untuk menghargai diri sendiri dan orang lain

- Orang lain adalah alat untuk menilai diri sendiri agar subyek mengetahui kelemahan-kelemahannya

Spontan, sederhana dan wajar

- Mengaktualkan potensi yang dimiliki saat itu juga

- Hidup sederhana dan wajar

- Mengetahui potensi yang dimiliki setelah mengalami dan melakukannya (8a)

- Potensi subyek di dunia pendidikan (mengajar) (8b)

- Subyek memilih dunia pendidikan sebagai alat untuk memaksimalkan kemampuan yang subyek miliki

Terpusat pada masalah Terlibat secara mendalam pada misi mereka dengan mendedikasikan dirinya terhadap tugas dan misi mereka

- Harus pintar-pintar membaca situasi dan maksud dari orang lain agar tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif (6a)

- Tetap tenang ketika prasangka itu muncul (6b)

- Subyek mampu menjalankan tugasnya dengan penuh totalitas sebagai bhikkhu

177

Page 71: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

- Tugas kebhikkhuan dijalankan dengan penuh totalitas (8f)

Pemisahan diri dan kebutuhan privasi

Percaya akan kemampuan dan otonomi yang dimiliki dengan konsentrasi

- Harus mempersiapkan materi ketika mau kotbah, disesuaikan dengan audiensnya (4)

- Keterikatan hidup sebagai bhikkhu membuat subyek menyadari kemampuan dirinya dalam bertindak karena vinaya (9d)

- Subyek menyadari kemampuannya sebagai bhikkhu dibatasi oleh vinaya, sehingga subyek menjalankan kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran

Kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan

Hidup mandiri, tidak bergantung pada orang lain, tahan terhadap goncangan/frustrasi sehingga memiliki ketenangan jiwa

- Hidup simpel dan apa adanya (9a) - Tantangan dalam Sangha adalah memajukan

agama Buddha di tengah perkembangan dunia yang mengglobal (9b)

- Membiasakan diri untuk hidup simple (9e)

- Subyek mampu hidup simple dan apa adanya

Kesegaran dan apresiasi

Menghargai hal-hal yang biasa meskipun bagi orang lain adalah membosankan

- Menjaga agama Buddha (6c) - Menjelaskan pemahaman yang keliru tentang

agama Buddha, sehingga ke depannya agama Buddha lebih dikenal masyarakat (7d)

- Awal mengajar karena banyak yang belum tau tentang ajaran agama Buddha (8c)

- Sebelum menjadi bhikkhu, subyek sudah mengajar Dhamma di vihara (8d)

- Subyek mencoba untuk mempertahankan agama Buddha dalam budaya dimana subyek berada

Pengalaman puncak Suatu peristiwa dari perasaan yang mendalam yang bisa didapatkan dari apa saja

- Meditasi dengan teratur akan mengasah ketajaman intuisi seseorang (5a)

- Dalam bermeditasi akan muncul konsentrasi kuat yang menimbulkan ketenangan batin (5b)

- Efek bermeditasi (5c) - Dengan bermeditasi akan mengalami segala

sesuatunya sebagai hal yang wajar (5d) - Perealisasian potensi masing-masing bhikkhu

dalam mengemban tugasnya sebagai pemuka agama Buddha (16)

- Dalam bermeditasi, subyek menemukan ketenangan batin yang mampu membuat dirinya menerima segala sesuatu yang terjadi sebagai hal yang wajar

Minat sosial - Ketertarikan akan lingkungan sekitar

- Keinginan yang tulus membantu orang lain

- Mengurus anak asuh dan penyaluran dana bantuan dari umat (9c)

- Melakukan yang bermanfaat bagi orang lain dalam mengisi kehidupan (9f)

- Terjun langsung dalam bertugas, tidak hanya memberitahu tapi juga langsung menangani dan

- Subyek bergerak dalam dunia pendidikan, dan membantu para anak asuh yang membutuhkan sumbangan dana untuk melanjutkan pendidikan.

177

Page 72: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

memantau (10b) - Membantu adalah membuat orang lain bahagia

(13a) - Mendengarkan keluh kesah umat juga termasuk

membantu orang lain (13c) Hubungan antarpribadi Menciptakan hubungan pribadi

yang mendalam - Perlunya menciptakan hubungan antar pribadi

dalam perealiasasian tugas bhikkhu (13b) - Subyek merasa penting dalam menjaga

hubungan natar pribadi karena merupakan jalan perealisasian tugasnya sebagai bhikkhu

Berkarakter demokratis - Bersedia belajar hal-hal baru dari orang lain tanpa pandang bulu

- Mampu menyampaikan suara hati dan mau mendengarkan aspirasi orang lain

- Menghormati semua orang dan menerima perbedaan yang ada dengan ikhlas

- Mendengarkan keluh kesah umat juga termasuk membantu orang lain (13c)

- Subyek mampu mendengarkan dengan empati, sehingga mampu menghargai lebih akan adanya perbedaan

Perbedaan antara cara dan tujuan

Memiliki banyak cara untuk mensukseskan tujuan yang dimiliki

- Mencerdaskan umat Buddha (10a) - Bagi subyek, cara yang dipakai mampu

mengantarkan ke tujuan (14)

- Bagi subyek, cara yang dipilih akan menentukan tujuan yang ingin dicapai

Rasa humor yang filosofis

- Memiliki sifat lapang dada sehingga mampu menerima segala bentuk kesedihan dengan penghiburan

- Mampu mengkritisi apa yang terjadi dalam bentuk humor yang menyentil

Kreativitas Menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang khas, unik dan spontan

- Kebosanan muncul karena tidak mendapat pengalaman positif dalam suatu kejadian yang berulang (12)

- Harus kreatif dalam mencari akar permasalahan yang dihadapi (15a)

- Kreatif dalam menggunakan metode pengajaran yang berbeda-beda (15b)

- Subyek mampu berkreasi dengan berbagai macam metode pengajaran, menyesuaikan para mahasiswanya

177

Page 73: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

177

Penolakan enkulturasi Kebebasan bertindak yang tidak tergantung pada norma-norma untuk menyebarkan kebenaran

Pemeliharaan diri Meningkatkan kualitas batin sehingga mampu terus melatih diri untuk menuju kesempurnaan (Nibbana)

- Terus berlatih dengan tekun (8e) - Membiasakan diri untuk hidup simple (9e) - Pemusatan pikiran (11) - Perealisasian potensi masing-masing bhikkhu

dalam mengemban tugasnya sebagai pemuka agama Buddha (16)

- Subyek mampu melatih diri terus menerus dalam usaha pemenuhan kebutuhan pencapaian kesempurnaan

Page 74: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

178 

 

Lampiran 4

HASIL REDUKSI SUBYEK II

Pertanyaan Jawaban Kode Tema Bolehkah saya langsung memulai wawancara bhante? Iya Irine mau minta nama lengkapnya bhante? Tempat tanggal lahirnya bhante? Dimana bhante? Saya ingin tau riwayat pendidikan sejak SD sampai yang terakhir bhante? Ya nama sekolah, dulu bhante SD nya dimana?

Ya. Direkam ya? Bhikkhu ….. 30 November 1960 Makasar Maksudnya nama sekolah atau…? SD, St. Yosef di Makasar. SMP juga di St. Yosef. Lalu SMA, SMA Katolik Rajawali Makasar juga. Kuliahnya tahun 80-85 di ITB jurusan Kimia.

Identitas diri Latar belakang pendidikan

Anak ke berapa bhante? Anak kelima dari? Kebetulan laki-perempuannya bhante? Adik-kakak?

Anak kelima. Lima bersaudara. Paling kecil, paling bungsu ya. Yang pertama perempuan, yang kedua perempuan juga, ketiga laki-laki, keempat perempuan. Jadi tiga perempuan, dua laki-laki.

Latar belakang keluarga

Page 75: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

179 

 

Pekerjaan ayah dan ibu bhante? Kalo keseharian bhante sebelum menjadi bhikkhu ini, bagaimana bhante? Ya mungkin kalo sudah bekerja atau bagaimana bhante.

Semula karyawan, tapi ya karyawan dari perusahaan keluarga juga. Ya bantu-bantu perusahaan orangtua. Lalu setelah kakek meninggal, mulai wiraswasta. Maksudnya pekerjaannya? Setelah lulus ITB, saya bekerja di sebuah pabrik rokok, itu selama 7.5 tahun. Lalu di sebuah perusahaan pengolahan minyak cengkeh, itu sekitar dua tahun. Habis itu berhenti bekerja selama dua tahun, sambil melihat tiupan angin kemana. Akhirnya menjadi samanera, lalu bhikkhu.

Latar belakang keluarga

Kok bisa pertama kali tertarik menjadi samanera?

Gini, dari SD-SMA saya sekolah di sekolah Katolik. Waktu kuliah mulai bersentuhan dengan agama Buddha. Nah, waktu baru mulai bersentuhan dengan agama Buddha waktu baru melihat seorang bhikkhu, langsung muncul keinginan untuk menjadi seorang bhikkhu. Tapi waktu itu dari ortu mengatakan ya sekolah dulu, kuliah dulu. Ya setelah kuliah selesai, ya bekerja dulu. Jadi diundur-undur begitu. Yah kira-kira begitu.

Proses pengenalan agama Buddha

Page 76: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

180 

 

Sebelumnya bhante memang agamanya sudah Buddhis ya bhante? Ow.. berarti memang pertama kali ketemu sama bhikkhu itu karena memang disana diajarkan agama Buddha?

Buddhis rasanya. Di KTP itu Buddhis. Tapi sebetulnya saya tidak mengenal ajaran Buddha. Waktu kuliah saja baru mulai mengenal ajaran Buddha. Karena kuliah di ITB, ITB itu kan negri, jadi ada pelajaran agama Buddha juga. Iya. Jadi saya mulai ke vihara juga.

Tadi orangtua tidak mengijinkan, diundur-undur, setelah bhante mantep gitu trus orangtua akhirnya mengijinkan?

Ehm, sampai ibu meninggal. Ibu meninggal lalu tinggal ayah. Waktu ibu baru meninggal ya itu saya melihat tiupan angin dulu. Jadi saya takut ayah saya juga shock kalau saya langsung mengatakan saya mau menjadi bhikkhu, gitu. Jadi lihat-lihat dulu situasi, berhenti bekerja dulu, lihat bagaimana reaksinya, baru maju lebih selangkah lagi.

Maaf sebelumnya bhante, apa kakak-kakak dari bhante itu sudah menikah semua?

Yah, semuanya sudah menikah. Jadi tinggal saya saja.

Bhante menjadi samanera itu belajar dimana bhante?

Tahun 97, saya menjadi samanera. Waktu itu saya ke Medan. Di Medan ditahbiskan, di Medan hanya beberapa minggu saja, setelah itu saya ke Jakarta. Di Jakarta satu

Page 77: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

181 

 

tahun. Lalu setelah itu kembali ke Sumatera Utara. Jadi bukan hanya di Medan saja, saya keliling Sibolga, Padang Sidempuan, Rantau Prapat dan lain-lain sebagainya, pokoknya daerah Sumatera Utara.

Apa yang membuat bhante tertarik menjadi seorang bhikkhu, selain tadi ketemu sama bhikkhu ya bhante? Berarti pertama kali ketemu sama bhikkhu itu sudah ada rasa cocok, tertarik bagaimana kalo aku menjalani sebagai seorang bhikkhu ya bhante? Diperjelas lagi ya bhante? Ternyata bhantenya tau apa yang saya maksudkan.

Nggak tau juga, pokoknya suka aja. Rasanya sifat saya kok cocok begitu, cocok menjalani kehidupan begitu. Karena saya sendiri juga ya dari kecil tidak begitu suka bergaul, lebih suka menyendiri. Ya. Bukan karena patah hati. (Subyek tertawa)

Kalau menjadi samanera, berapa lama bhante?

Dua tahun, umumnya di Indonesia dua tahun.

Menurut bhante, realita itu apa bhante? Ya.

Realita? Apa yang kita alami, apa yang kita lihat. Mungkin lebih tepatnya apa yang kita

1a

Realita adalah mengalami

Page 78: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

182 

 

alami. Kalau harapan, bhante? Ya.

Apa itu harapan, begitu? Sesuatu yang belum terjadi.

2a

Harapan adalah sesuatu yang belum terjadi

Apa harapan bhante terhadap realita yang ada sekarang ini bhante? Mungkin kalau irine bisa artikan seperti harapan itu ada cuma tidak terlalu berpikir ke harapan, lebih ke bagaimana menjalani tiap

Ehm.. tapi justru ini sebetulnya agak kontradiksi dengan kehidupan seorang bhikkhu. Jadi seorang bhikkhu ini dia hanya menjalani saja kehidupan ini. Jadi sebetulnya dia tidak.. apa ya.. walaupun mungkin kenyataannya tidak selalu sama sekali tidak punya harapan, tapi itu yang kira-kira dijadikan tujuan bahwa itu dia seorang bhikkhu, seyogyanya itu hanya jalani saja kehidupan ini, begitu. Tapi ya memang secara ini harapannya mencapai nibbana. Tapi ya begini, ada satu ini juga bahwa walaupun bisa mempunyai harapan, mempunyai keinginan untuk mencapai nibbana, tapi ada satu pegangan juga bahwa kita ini mencangkul saja, tidak usah tanya itu panennya kapan. Ya betul. Bagaimana ya? Sebetulnya memang ada harapan, ada satu sasaran sebetulnya, cuma itu tidak selalu menjadi satu beban. Boleh kita berusaha untuk kita tahu bahwa untuk

2b 2b

Ada harapan tapi seyogyanya lebih kepada hanya menjalani kehidupan Ada harapan tapi seyogyanya lebih kepada hanya menjalani kehidupan

Page 79: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

183 

 

harinya bhante. mencapai harapan itu ada jalannya, jalan untuk menuju kesana itu ada, tapi ya kita tidak usah terlalu ke harapannya tapi kita lebih ke menapakinya, menapaki jalan itu, lebih ke prosesnya.

2b

Ada harapan tapi seyogyanya lebih kepada hanya menjalani kehidupan

Kalau menurut bhante sendiri apakah realita yang ada sekarang ini itu sudah sesuai dengan yang bhante alami? Dengan harapan yang bhante alami.

Tidak, tidak. Kadang itu apa yang kita “perceive”, “perceive” itu apa yang kita tangkap sebetulnya itu bukan realita yang sebenarnya. Jadi sama seperti ada muncul suatu konkrit, muncul suatu masalah, bisa jadi kita hanya menangkap permukaannya saja tapi sepertinya akar dari konkrit itu kadang kita tidak tahu. Ya begitu juga realita yang kita alami, kadang apa yang kita lihat secara superfisial itu sebetulnya bukan realita yang sepenuhnya.

1b Terkadang suatu kejadian yang terjadi bukanlah kenyataan yang sesungguhnya, namun lebih harus melihat akar dari kejadian tersebut

Kalau memang tidak sesuai ya bhante, boleh dikatakan ini tidak sesuai, apa yang muncul bhante, perasaan apa yang muncul dari bhante sendiri?

Mungkin ini ada kaitannya dengan harapan ya, ya karena harapan itu filosofinya kita tidak terlalu dibeginikan, kita hanya mencangkul, sebetulnya jadi karena memang kenyataannya demikian, realitanya demikian, ya kita berusaha untuk terima. Ini yang ideal ya walaupun kenyataannya kadang-kadang juga tidak demikian, kadang juga bisa merasa kecewa.

1c 3a

Berusaha menerima kenyataan yang terjadi Bisa merasa kecewa

Ternyata bhante juga bisa merasa

Oh ya jelas, masih, belum suci kok.

Page 80: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

184 

 

kecewa. Ada rasa cemas ndak bhante? Bhante punya perasaan cemas ndak? Pernah menghadapi situasi yang membuat bhante merasa cemas? Jarang tapi pernah?

Ehm… Sepertinya jarang. Sepertinya pernah, pernah cuma semisalnya yang sangat nyata misalnya saya sedang menyalakan lilin di altar, kemudian altarnya itu terbuat dari kayu, lalu saya khawatir lilinnya bisa tumbang, padahal tempat itu bukan milik saya, lah itu tanggung jawab saya, kadang itu bikin saya cemas, padahal saya lupa saya sudah berangkat ke tempat lain. Kira-kira seperti itu.

3b

Bisa merasa cemas

Kalau takut bhante, bhante pernah merasakan takut? Kira-kira salah satu penyebabnya apa bhante?

Ya, bisa terjadi, kadang bisa mengalami ketakutan. Salah satu penyebabnya itu takut mati, ya walaupun sebenarnya idealnya itu memang seorang bhikkhu itu sebetulnya ya kalau mati sudah mati, tapi kadang kembali lagi saya ini bukan seorang yang sangat ideal, belum sepenuhnya suci, jadi kadang masih muncul perasaan takut mati.

3c 3c

Bisa merasa takut Bisa merasa takut

Page 81: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

185 

 

Misalnya naik pesawat, karena saya seringkali naik pesawat, hampir setiap minggu naik pesawat, jadi kadang pesawatnya ini goyang-goyang. Ya jadi kadang munculnya ini ya bentar, kadang ya agak lama, tergantung situasi, tergantung pengendalian diri yang muncul pada saat itu.

Kalau prasangka bhante? Prasangka yang dimaksudkan disini lebih banyak prasangka yang ke positif atau negatif? Kira-kira bhante punya prasangka dalam hal apa bhante?

Kalau prasangka, saya pikir lebih banyak prasangka dalam kehidupan saya. Ya tentu saja yang namanya prasangka mendekati negatif. Misalnya orang. Niatnya itu sepertinya tidak baik. Itu prasangka.

3d

Bisa berprasangka terhadap orang lain

Kemudian, bagaimana cara mengatasi ketika bhante merasa cemas, takut, atau prasangka yang berlebihan itu? Lebih ke penyadaran dan penerimaan gitu bhante?

Jadi biasanya, karena saya ini seorang Buddhis, gitu ya, jadi tentu saja kembali ke ajaran Buddha bahwa kalau itu memang sudah merupakan akibat dari karma lampau saya, ya sesuatu yang harus saya alami, bagaimanapun saya berusaha untuk menghindarinya, tidak bisa dihindari. Ya, menerima.

1c 1c

Berusaha menerima kenyataan yang terjadi Berusaha menerima kenyataan yang terjadi

Page 82: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

186 

 

Kalau optimisme dalam kehidupan bhikkhu, bhante bagaimana? Mengapa bhante? Tidak semua orang kan memiliki rasa optimisme yang tinggi lho bhante.

Kalau dibandingkan dalam diri saya itu, lebih banyak optimisme atau pesimisme, saya pikir optimisme. Ada beberapa kemungkinan. Satu, mungkin apa yang terjadi itu seringkali cukup menyenangkan, tidak begitu banyak lah hal-hal yang mengecewakan. Hal yang kedua mungkin juga, sebetulnya mungkin itu bukan optimisme tapi realistis aja. Maksud saya itu tidak terlalu banyak pesimisme, lebih ke realistis saja.

1d

Menerima suatu kejadian sebagai hal yang wajar terjadi

Bagaimana cara bhante memandang kenyataan hidup yang ada bhante?

Hidup itu suatu perjuangan. Namun sepertinya ini agak kontradiksi juga, suatu perjuangan tapi ya dijalani apa adanya. Saya nggak tahu apakah ini ada sedikit kontradiksi. Ya mungkin sama seperti filosofi mencangkul, mempunyai sasaran tapi cukup mencangkul saja.

1c

Berusaha menerima kenyataan yang terjadi

Kalau menurut bhante, apakah seorang bhante itu mungkin memiliki pandangan yang keliru? Kok bisa bhante?

Oh jelas, masih, masih, ada juga yang memiliki pandangan yang keliru. Tunggu dulu, jadi ini banyak sekali pandangan yang keliru, banyak sekali aspek-aspek kehidupan, bisa saja dalam satu aspek itu dia

4a

Pandangan keliru masih bisa terjadi meski sudah menjadi bhikkhu

Page 83: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

187 

 

Padahal kan seorang bhante itu kan hidupnya lebih tertata, lebih suci daripada umat, mosok to bhante masih punya pandangan yang keliru?

memiliki pandangan yang keliru. Ini persepsi umat terhadap bhante itu yang salah sebetulnya. Jadi bhante itu sebetulnya belum suci. Jadi bhante itu hanya mereka yang lebih banyak mencurahkan waktunya untuk ke arah religius. Tapi belum tentu berhasil.

4b

Persepsi umat yang keliru terhadap bhikkhu

Menurut bhante apa arti penghargaan bagi diri sendiri? Itu suka menerjemahkan artikel itu di surat kabar atau.. ? Dengan tidak membuka identitas diri, kenapa bhante?

Biasa-biasa saja. Kalau saya sih biasa-biasa saja. Saya tidak begitu mengharapkan ada suatu penghargaan pada diri sendiri. Mungkin salah satu contohnya itu, saya ini sering menerjemahkan entah artikel atau buku gitu, saya sering tidak memakai nama saya. Di majalah atau kadang ya saya hanya edarkan di kalangan tertentu. Jadi ada muncul rasa senang kalau saya bisa membagi pengetahuan ini ke orang lain. Kadang juga saya mempunyai mungkin kebiasaan aneh juga tidak mau sampai dikenali orang, bukannya ada sesuatu yang mau saya sembunyikan, tidak juga, tidak begitu ingin jadi orang popular. Tidak ingin menjadi pusat perhatian orang. Saya ini kalau dulu waktu masih

5a

5b

Tidak ingin menonjolkan diri Tidak ingin menjadi sorotan orang

Page 84: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

188 

 

Apakah itu ada hubungannya dengan watak bhante?

muda, misalnya suruh saya jalan ke tempat keramaian itu, jalan sendiri itu, saya malu. Saya nggak mau orang memperhatikan saya. Mungkin. Saya tidak tahu apakah ada rasa rendah diri, rasanya tidak juga. Pokoknya kadang-kadang kan bisa dicurigai ke arah sana to, mungkin rendah diri. Tapi saya rasa tidak juga. Cukup PD kok.

Kalau arti penghargaan buat orang lain bhante?

Saya merasa perlu. Itu sebagai suatu etika, kadang juga ada pamrihnya. Jadi misalnya memberikan penghargaan kepada dia nanti diharapkan dia bisa lebih baik, misal memberikan sumbangsih yang lebih baik.

6a Pentingnya menghargai orang lain

Bagaimana cara bhante menyadari kelebihan dan kekurangan yang bhante miliki sendiri?

Ya mungkin kekurangan dulu, kekurangan diri sendiri bisa juga berusaha untuk membuat itu bukan sesuatu yang sangat minus. Tapi kalau misalnya saya sudah berusaha dan tidak berhasil, ya saya terima apa adanya, itu memang adalah diri saya. Kelebihan, sesuatu yang mungkin bisa saya kembangkan supaya hidup saya lebih bermakna.

6b Kekurangan diri untuk diubah menjadi lebih baik, kelebihan untuk dikembangkan

Kalau bhante memandang diri sendiri, bhante itu gimana bhante?

Biasa-biasa aja.

Kalau memandang orang lain, bhante?

Juga biasa-biasa saja.

Page 85: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

189 

 

Memandang ndak langsung tiba-tiba muncul prasangka ya bhante? Tapi seringkali masalah seperti itu pernah ndak kaya ngomong sesama bhante?

Rasanya tidak. Jadi biasanya muncul prasangka itu biasanya sudah ada sesuatu tanda-tanda untuk mengetahui. Tapi kadang-kadang begini, bagi saya itu adalah salah satu tanda yang mencurigakan, tapi saya lihat orang lain melihat itu adalah bukan sesuatu yang patut dicurigai. Entah itu paranoid atau apa. Tidak juga. Jadi biasanya saya juga tidak sembarang omong. Jadi biasanya saya lebih menunggu lebih lama lagi untuk mengamati. Biasanya begitu.

7

Mengamati kejadian yang ada

Bagaimana cara bhante melakukan penilaian diri sendiri dan orang lain? Atau tolok ukurnya apa bhante? Kalau dalam memandang orang lain, penilaian yang bisa bhante berikan itu, apa?

Saya ini orangnya nggak suka konflik. Mungkin salah satu tolok ukurnya adalah tidak suka mencari masalah. Maksudnya orang ini baik atau bagaimana, karena bisa saja kita menilai orang itu ini orangnya baik, ini orangnya cerdas, kan banyak sekali. Biasanya saya menggunakan banyak aspek, karena masing-masing orang itu karakternya berbeda, banyak tolok ukurnya. Jadi kadang orang ini di satu aspek ada kekurangan tapi ada kelebihan di aspek yang lain. Kalau saya melihatnya

6c

Menghargai orang lain dengan bisa menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing pribadi

Page 86: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

190 

 

begitu. Bagaimana bhante menghadapi penilaian orang lain tentang pilihan hidup sebagai seorang bhante?

Ada aspek tertentu saya memperhatikannya. Misalnya di bhikkhu ada vinaya, peraturan untuk para bhikkhu, jadi kalau dilihat dari aspek ini kalau misalnya ada komentar dari umat mengatakan bhante ini kok begitu ya? Lah kalau misalnya saya tahu kalau itu saya melanggar, saya akan mengubah diri saya. Tapi kalau aspek lain lagi kalau saya menyadari bahwa itu bukan suatu pelanggaran norma tetapi itu hanya karena keadaan saya yang memang begitu, misal kemampuan saya, ya saya cuek aja.

6d Menanggapi penilaian orang lain dengan terbuka

Potensi yang bhante miliki apa bhante? Bisa baca tulis to bhante? Kalau di perbhikkhuan sendiri bhante,

Bisa membaca artikel-artikel dengan bahasa Indonesia, Inggris, kemudian Mandarin Bisa, kemudian kalau baca bisa nangkap 70% itu bahasa Jepang, tapi kalau dengar itu agak sulit. Kelemahan saya mungkin ini, pendengaran, jadi saya sulit kalau orang bicara cepat itu saya sulit menangkap. Kemudian bahasa Pali. Ya bukan sombong, saya datang kesini khusus untuk mengajar vinaya. Tapi saya

8a 8b 8a

Subyek menyadari potensi yang dimiliki dan mengembangkannya Subyek menyadari kelemahan yang dimiliki Subyek menyadari potensi yang

Page 87: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

191 

 

bhante menguasai bidang apa?

juga sering diundang untuk membimbing meditasi, kotbah ya tidak terlalu jelek jugalah.

dimiliki dan mengembangkannya

Jadi potensi yang bhante miliki itu bisa dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari bhante? Bahasa pun juga terlaksana?

Ya bagi saya, itu bisa. Ya, saya kan sering menerjemahkan bahan-bahan. Jadi pengetahuan saya tentang bahasa itu sangat membantu. Jadi saya bukan hanya menggunakan satu referensi saja, kadang saya menggunakan banyak referensi.

8c

Penggunaan potensi yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari

Bagaimana cara bhante mengembangkan potensi yang bhante miliki? Kemudian bagaimana cara bhante menunjukkan potensi yang bhante miliki?

Belajar lagi, belajar lebih banyak. Cuma kadang-kadang bagi saya itu waktunya nggak cukup rasanya sehari 24 jam itu, nggak cukup. Bukan ditunjukkan ya, tapi bagaimana bisa memberikan sumbangsih atau bisa memberikan manfaat untuk diri sendiri atau orang lain sebanyak-banyaknya. Mungkin ya saat ini bisa dengan mengajar, saya datang kesini untuk mengajar, tapi karena banyak permintaan mengajar, saya juga harus selektif, hanya mengajar untuk yang pengaruhnya besar untuk jangka panjang.

9a 8c

Senang belajar Penggunaan potensi yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari

Page 88: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

192 

 

Yang diterjemahkan itu apa bhante? Berarti kalau menerjemahkan mungkin lebih

Kalau disini kan saya mengajar untuk samanera, calon bhikkhu, lah itu kan nanti mereka bisa menjadi guru lagi. Atau menerjemahkan bahan-bahan yang cukup penting, karena yang namanya tulisan itu penyebarannya bisa lebih luas, buku itu bisa dicetak sebanyak-banyaknya, apalagi sekarang internet, asalkan kita masukkan ke website tertentu ya jutaan orang bisa lihat. Sedangkan kalau kotbah itu, meski sekarang ada CD, tapi masih kalah sama tulisan, kalau menurut pendapat saya. Tapi saya jarang menulis, saya lebih banyak menerjemahkan. Ya biasanya teks-teks kitab suci yang biasanya menjadi sumber primer, minimal itu sekunderlah. Jadi saya itu lebih banyak menerjemahkan yang demikian karena saya rasa di Indonesia itu karya-karya yang demikian itu belum banyak. Jadi saya jarang sekali menulis suatu artikel itu berdasarkan pemikiran saya. Saya merasa ada yang lebih baik, mengapa saya harus mengarang sendiri. Iya, kebetulan di Indonesia yang mengerti bahasa Pali juga terus terang tidak

8c

Penggunaan potensi yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari

Page 89: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

193 

 

banyak dari bahasa lain? Saya jadi bertanya bhante itu mengenyam pendidikan menjadi bhikkhu itu tidak hanya di Indonesia bhante? Selama di luar negeri berarti sempat mendapatkan gelar sarjana bhante? Belajar meditasi di Birma, bhante?

banyak. Iya, setelah samanera dua tahun, saya ke Thailand selama hampir satu tahun, sembilan bulan. Jadi waktu ke Thailand sebelumnya saya juga belajar sedikit bahasa Thailand. Sebenarnya saya sempat memiliki keinginan tinggal di Thailand bertahun-tahun, tapi setelah beberapa bulan saya dapat sejenis beasiswa untuk belajar ke Birma. Jadi saya belajar di satu universitas di Birma, khusus untuk orang asing, bahasa pengantarnya bahasa Inggris, tapi saya hanya belajar satu tahun, karena saya pikir cukup satu tahun. Sebetulnya bisa sampai mendapatkan gelar Bachelor. Tapi setelah itu satu tahun belajar secara teori, lantas saya belajar meditasi hampir tiga tahun. Jadi total di luar negeri itu lima tahun. Tidak, hanya belajar satu tahun itu, mungkin disini hanya D1 ya, namanya Diploma. Ya, Birma.

9a

Senang belajar

Page 90: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

194 

 

Kok lebih tertarik ke meditasi kenapa bhante?

Saya ini orangnya curiosity-nya, rasa ingin tahunya itu besar. Jadi pada waktu muda itu suka cari hal-hal yang berbau gaib-gaib. Mungkin itu salah satu sebabnya. Kemudian sebab yang lain lagi saya memang orangnya lebih suka menyendiri. Dari menyendiri itu lebih suka meditasi.

9b Rasa keingintahuan yang besar membuat subyek senang belajar banyak hal

Arti hidup sederhana, bhante, dalam konteks menjalani hidup kebhikkhuan?

Ya menerima apa adanya. 1e Menerima apa adanya hidup yang sekarang ini

Bagaimana menjalankan kesederhanaan hidup seperti yang bhante tempuh saat ini?

Ya hidup seadanya.

Kalau hidup wajar, bhante? Kalau menurut bhante sendiri?

Kadang-kadang wajar itu ukuran bagi setiap orang itu berbeda-beda. Misalnya ada orang mengatakan o wajar kalau saya mendapatkan kursi yang demikian, tapi ada orang yang mengatakan o wajar kalau saya duduk di lantai yang keras saja. Ya, apa adanya. Jadi kalau misal disediakan saya duduk di sini, ya saya terima. Tapi kadang juga begini, misalnya saya diberikan pilihan untuk aspek tertentu saja misal ranjang, saya lebih suka tidur di tempat

1e Menerima apa adanya hidup yang sekarang ini

Page 91: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

195 

 

yang keras. Tapi ya kalau kursi, saya lebih pilih yang agak empuk supaya bisa duduk agak lama, kalau agak keras, sebentar saya sudah capek.

Menurut bhante, tantangan dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan apa bhante? Nggak ada yang lain lagi bhante? Contohnya bhante? Sekolah untuk umat awam? Kenapa bhante kok bisa terlibat terlalu jauh?

Melanggar peraturan sampai membuat dirinya itu tidak layak lagi disebut sebagai bhikkhu, itu mungkin tantangannya. Karena bhikkhu itu mempunyai sejumlah vinaya, kalau dia melanggar peraturan tertentu, otomatis dia kehilangan kebhikkhuannya. Itu tantangan terbesar bagi saya. Tidak merasa puas dengan apa yang ada. Terus terang saya bergerak di bidang pendidikan. Saya memiliki sekolah disana. Karena pendidikan umat Buddha di sana itu rendah. Jadi kita bikin sekolah. Untuk umat awam, kita mulai dari TK. Kadang tantangannya itu kadang saya terlibat terlalu jauh ke dalam. Kadang-kadang itu kan juga mengganggu kegiatan sebagai seorang bhikkhu. Seorang bhikkhu itu kan idealnya bertapa. Tapi ini

10a 3e 11 10b

Tantangan terberat subyek adalah menjaga diri agar tidak melanggar peraturan kebhikkhuan

Masih bisa muncul ketidakpuasan dalam diri

Mendirikan sekolah di tempat subyek berada sebagai bentuk kepedulian pada masyarakat

Pembagian waktu untuk diri sendiri dan masyarakat

Page 92: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

196 

 

Tantangannya di situ bhante?

kadang juga harus terjun ke masyarakat. Kadang juga harus berurusan dengan berbagai hal, misalnya mengurus surat, berhubungan dengan orang-orang pemerintah. Ya, saya pikir kalau saya tidak berhati-hati saya bisa terlalu terlibat, saya terlibat terlalu jauh dalam urusan duniawi.

10a

dalam menjalankan kebhikkhuan

Tantangan terberat subyek adalah menjaga diri agar tidak melanggar peraturan kebhikkhuan

Misi bhante apa? Apa arti terlibat secara mendalam pada misi yang bhante miliki ini? Seharusnya sebagai seorang bhikkhu itu bagaimana?

Hidup ini tidak sia-sia. Membuat dirinya terhanyut dan tidak bisa melepaskan diri. Jadi misalnya gini, terlalu terlibat itu kadang bisa membuat sampai stress, sampai merasa kecewa, saya pikir itu terlibatnya sudah terlalu dalam. Seharusnya ya jika sudah berusaha tapi tetap belum berhasil ya terima apa adanya.

10c 1c

Tidak ingin terlibat terlalu jauh dengan urusan duniawi sehingga tidak melupakan tugas sebagai seorang bhikkhu Berusaha menerima kenyataan yang terjadi

Tugas menjadi seorang bhikkhu itu sendiri apa?

Sebetulnya mencapai nibbana. Kalau dia mau, juga membuat orang lain mencapai nibbana. Jadi baik diri sendiri maupun orang lain mencapai nibbana. Tapi sebetulnya yang utama itu diri sendiri, sedangkan yang orang lain itu faktor-faktor pilihan.

12 Mencapai kebahagiaan tertinggi bagi diri sendiri dan orang lain

Page 93: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

197 

 

Caranya gimana bhante?

Membagi-bagi pengetahuan, kemudian menuntun mereka.

Bagaimana cara bhante mendedikasikan diri untuk melaksanakan tugas dan misi yang bhante punya? Maksudnya bagaimana bhante? Cara lain yang harus dilakukan?

Ya egonya tidak terlalu besar. Jadi bukan mencari nama, atau keuntungan untuk diri sendiri. Meningkatkan kualitas diri. Semakin tinggi kualitas yang dimiliki, apa yang bisa diberikan itu juga seharusnya makin banyak. Bandingkan dengan seorang SD sama seorang dokter. Apa yang bisa diberikan oleh seorang dokter itu lebih besar daripada dia yang hanya lulusan SD.

13a 13a 13b

Mengendalikan ego yang dimiliki Mengendalikan ego yang dimiliki Melatih diri untuk peningkatan kualitas diri

Bhante percaya nggak dengan kemampuan yang bhante miliki?

Saya tidak sampai meyakini bahwa saya serba bisa. Di bidang tertentu, saya mempunyai keterbatasan. Menyadari keterbatasan saya juga.

8b Subyek menyadari kelemahan yang dimiliki

Sebagai seorang bhante, apakah bhante memiliki otonomi?

Mungkin saya bisa mengatakan 70% sampai 80% memiliki otonomi. Karena bagaimanapun juga mengapa tidak 100%, ya karena pertama saya terikat vinaya, kedua saya terikat oleh aturan organisasi, saya tidak bisa bertindak semau gue, karena oleh organisasi saya ditugaskan melakukan

8d

Keterikatan hidup sebagai bhikkhu membuat subyek menyadari kemampuan dirinya dalam bertindak

Page 94: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

198 

 

Otonomi yang bhante punya apa? Tadi kan bhante juga bilang bahwa bhante mengajar, apakah disini bhante juga punya otonomi full?

hal itu. Wewenang saya hanya sampai segitu. Jadi itu yang membatasi otonomi saya. Diluar hal-hal yang menyangkut vinaya, diluar hal-hal yang menyangkut peraturan organisasi. Saya pikir juga, hidup di masyarakat itu juga harus mematuhi norma-norma tertentu, dan itu tentu saja ada keterbatasan juga, jadi maksudnya tidak bisa bertindak semau gue. Nah dari sana, Anda bisa melihat pemahaman saya bahwa otonomi itu apa, jelas otonomi itu bukan juga semau gue gitu. Oh tidak. Saya harus mengikuti kurikulum yang ada.

8g

Dalam mengajar, otonomi subyek juga tidak 100% karena ada kurikulum yang harus diikuti

Arti konsentrasi bhante?

Perhatian dicurahkan, karena ini menyangkut Buddhis ya, jadi konsentrasi dimaknai sebagai perhatian yang terpusat.

14a Perhatian yang terpusat

Bagaimana cara bhante merealisasikan kemampuan dan otonomi lewat konsentrasi? Segala aktivitas?

Membuat aktivitas saya jadi lebih fokus. Saya pikir demikian.

Page 95: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

199 

 

Arti hidup mandiri dalam menjalani hidup kebhikkhuan bhante? Selama yang tidak berkaitan dengan vinaya ya bhante? Kalau arti dari tahan terhadap goncangan/frustrasi dalam hidup bhante? Bagaimana caranya bhante? Maksud dari ketenangan jiwa? Padahal susah lho bhante.

Tidak terlalu merepotkan orang lain, kemudian juga tidak terlalu bergantung pada orang lain. Bagi saya tidak begitu ada kaitan ke vinaya. Sebab yang namanya mandiri itu jadi dia tetap bisa mematuhi vinaya tapi dia bisa hidup mandiri. Contohnya gini, para bhikkhu hidup di Negara Buddhis, mereka mematuhi vinaya tapi hidup mandiri, misalnya makan mereka itu dengan melakukan pindapatta, kemudian mereka bisa tinggal dimana saja, di bawah pohon ok, di dalam goa pun ok, persepsi saya terhadap mandiri itu ya gitu. Bisa menjaga keseimbangan batin. Terutama berlatih meditasi, kemudian kalo bahasa Jawanya itu ya selalu eling lan waspodo. Tidak fluktuatif. Iya, tapi bisa saja terjadi.

15 15 14b 14c

Hidup tidak bergantung pada orang lain dan tetap menjalankan vinaya Hidup tidak bergantung pada orang lain dan tetap menjalankan vinaya Menjaga keseimbangan batin Menjaga keseimbangan batin dengan berlatih meditasi

Page 96: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

200 

 

Bagaimana cara bhante hidup mandiri untuk mengatasi goncangan/frustrasi dalam hidup ini sehingga memperoleh ketenangan jiwa?

Dengan tidak menggantungkan diri pada faktor-faktor eksternal. Atau tidak melekat pada faktor-faktor eksternal.

14d Percaya pada diri sendiri sehingga mampu mengatasi permasalahan yang ada

Sejauh ini, bagaimana perkembangan diri bhante sebagai seseorang yang memilih jalan kebhikkhuan? Tapi itu tuntutan to bhante?

Lumayan baik menurut saya. Tapi harus ditanya dari aspek mana dulu. Kalau dari aspek meditasi ya sepertinya adalah sedikit kemajuan. Kemudian dari pengetahuan keagamaan ya mungkin juga ada yang bertambah. Kemudian kalo misalnya yang sedikit ke luar, misalnya dulu saya takut menghadapi orang, tidak begitu suka menghadapi orang, sekarang tidak. Kemudian kalau dulu saya disuruh berbicara di depan orang, saya juga tidak suka juga takut, nggak tahu mana yang menjadi sebab yang pertama, takut duluan lalu tidak suka atau tidak suka duluan lalu menjadi takut saya nggak tahu. Misal saudara saya, mereka kaget juga lihat perubahan saya bahwa yang dulunya sangat sangat tidak suka berbicara, sekarang rewel sekali. Mungkin tuntutan lingkungan, saya harus sering banyak berhubungan

8e

Menyadari perkembangan diri ke arah yang lebih baik

Page 97: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

201 

 

Atas dasar apa bhante menjalani kehidupan sekarang ini? Apakah dalam menjalani hidup kebhikkhuan ini didasari dengan penuh ketulusan, totalitas? Lah yang sisanya kemana bhante? Bhante sudah berapa lama jadi bhikkhu?

dengan orang. Atas dasar anggapan bahwa ini membawa manfaat bagi diri saya maupun orang lain. Ya kalau kasih nilai ya mungkin 60-70 lah untuk ketulusan dan totalitas. Ya ada campur keegoan dalam diri, namanya juga belum sempurna. Kalau bhikkhu ya 11 masuk 12 tahun. Ditambah dengan dua tahun samanera. Jadi ya 13 masuk 14 tahun.

16a 16b 8f

Subyek beranggapan bahwa hidup ini bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain Totalitas dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan Menyadari terkadang masih muncul ego dalam diri

Perasaan bhante menjalani kehidupan kebhikkhuan bagaimana? Senyaman apa bhante? Tidak masalah dengan peraturan? Misalkan tentang peraturan makan gitu bhante?

Nyaman. Ya paling tidak, tidak tersiksa. Happy happy saja. Nggak tuh. Secara umum bagi saya tidak terlalu kaget, khusus untuk makan dari awal mengenal Buddha saya sudah belajar untuk itu,

16c 16d 16e

Merasa nyaman dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan ini Merasa bahagia dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan ini Sebelum menjadi bhikkhu, subyek sudah menjalankan

Page 98: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

202 

 

Berarti karena ketertarikan, minat banget jadi seorang bhikkhu, semuanya bisa dijalani? Buktinya bahwa bhante happy happy saja? Kalau mengajar juga nggak spaneng to bhante?

walaupun sebagai umat awam ketika itu, saya sudah menjalani sejumlah peraturan yang dilakukan oleh seorang bhikkhu. Misal dalam hal makan, saya sudah sering berpuasa. Ya, ya, happy happy saja. Contohnya, saya bisa tidur nyenyak, kemudian tidak stres, senang bercanda ini belakangan aja, kalau dulu masih jadi umat awam itu orangnya serius banget. Nggak serius amat. Saya bukan pengajar killer kok.

16d 16f

beberapa peraturan kebhikkhuan Merasa bahagia dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan ini Bentuk nyata subyek merasa bahagia dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan

Perasaan bhante dalam menghadapi kehidupan yang sekarang ini? Bagaimana cara bhante menghargai kehidupan yang dijalani sekarang ini?

Yah, baik baik saja. Menjalaninya dengan tulus, dengan serius, dengan sepenuh hati.

16b

Totalitas dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan

Bagaimana cara bhante melihat sesuatu yang dianggap membosankan oleh orang lain?

Ya masing-masing orang memiliki kecondongan tertentu. Masing-masing orang memiliki kegemaran dan kesukaan tertentu. Jadi bagi dia bosan, mungkin saja bagi saya tidak bosan.

17 Tiap orang memiliki selera yang berbeda-beda

Page 99: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

203 

 

Mungkin bagi si A membosankan, bagi si B belum tentu membosankan.

Bagaimana cara memaknai itu bhante?

Terima apa adanya. Menerima bahwa itu adalah hal yang lumrah.

1d Menerima suatu kejadian sebagai hal yang wajar terjadi

Pernahkah bhante merasakan suatu peristiwa dari perasaan yang mendalam? Bukan terharu ya bhante, tapi semacam kepuasan batin. Apa yang dirasakan bhante? Bagaimana ceritanya bhante?

Apakah itu berarti bahwa itu membuat saya menjadi terharu? Ada. Yah, merasa puas saja, merasa gimana ya, merasa,,, ya karena kalau dikatakan puas bukannya saya mempunyai ada sejenis luapan kegembiraan yang luar biasa, tidak juga, jadi itu ya yang saya tangkap itu ya hanya merasa puas, merasa plong begitu, pokoknya tidak sampai rasa mendalam itu tidak sampai ada gejolak. Maksudnya gembira kan batinnya bergejolak, ya bukan hanya saat orang sedih itu bergejolak, saat gembira pun bisa bergejolak, meluap-luap. Kalau saya lebih ke merasa gimana ya,,, ehm,,, ya mungkin hanya satu kata, puas saja, sulit untuk mengungkapkan.

16g

Merasa puas dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan ini

Page 100: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

204 

 

Peristiwa itu apa bhante? Pekerjaan yang sulit itu yang gimana bhante? Paling sulit bhante menerjemahkan apa? Saat mentok, bagaimana bhante? Ada yang diajak rembugan mungkin? Paling susah berapa lama menerjemahkan bhante?

Misalnya sudah menyelesaikan suatu pekerjaan yang terasa sulit untuk sampai selesai. Misalnya, menerjemahkan buku, kemudian ada yang merasakan manfaatnya, jadi misalnya bukunya dibaca orang. Ya itu kitab suci dari bahasa Pali karena bahasa Pali itu kosakatanya kaya, sedangkan bahasa Indonesia itu terus terang kosakatanya tidak begitu kaya. Lebih banyak bahasa Jawa. Jadi kadang saya mengalami kesulitan. Dalam kitab suci itu menggambarkan sesuatu dengan kata-kata yang variasinya banyak. Dalam situasi itu bagaimana mencari padanannya dalam bahasa Indonesia itu kadang bisa mentok nanti berhari-hari. Jarang. Saya lebih mencari. Karena pengalaman saya kalau, ya maaf, kalau saya tanya orang lain, orang lain malah diam. Karena di Indonesia yang ahli bahasa Pali itu bisa dihitung dengan jari, satu tangan saja. Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi. Jadi karena saya kalau yang namanya melakukan

16h 16i 16j 16k

Merasa puas setelah berhasil mengerjakan sesuatu yang sulit Salah satu bentuk kesulitan yangdihadapi subyek ketika menerjemahkan kitab suci bahasa Pali Mencari sendiri ketika menghadapi kesulitan menerjemahkan kitab suci bahasa Pali Mampu menerjemahkan

Page 101: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

205 

 

Sesulit apa bhante bisa ceritakan pada saya tentang usaha bhante tersebut sehingga akhirnya merasa puas karena menurut saya itu ketertarikan tersendiri? Padahal disitu ada penundaan sementara lho bhante? Pengalaman yang menimbulkan rasa puas ini berawalnya darimana bhante? Mungkin nggak perasaan dan pengalaman ini akan berakhir?

pekerjaan menerjemahkan itu kadang saya bisa mencurahkan waktu saya, waktu saya pulang dari Birma itu saya belum begitu banyak kesibukan, saya bisa meluangkan waktu satu tahun untuk menerjemahkan buku, itu baru jilid satu. Jilid dua itu sudah taruh di kamar saya tiga tahun, sampai sekarang belum disentuh juga karena terlalu banyak kesibukan juga jadi nggak bisa fokus untuk menerjemahkan. Justru kalau cara penyelesaian kesulitan itu untuk sementara saya diamkan dulu. Saya diamkan, saya kerjakan dulu yang lain. kadang-kadang jawabannya muncul. Iya, tapi saya menyadari kalau saya ngotot begitu terus, juga tidak ada hasilnya. Dari harapan yang tercapai. Oh iya, iya. Yang namanya perasaan itu cepat berlalu.

16l 8b

kitab suci saat subyek tidak terlalu sibuk dengan tugas pelayanannya Berhenti mencari ketika kesulitan menerjemahkan sehingga terkadang muncul sendiri apa yang dicari Menyadari kelemahan yang dimiliki

Page 102: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

206 

 

Apa minat yang bhante punya?

Bahasa, pengetahuan secara umum.

8a Menyadari potensi yang dimiliki dan mengembangkannya

Minat ini bisa terus berkembang? Apa yang bisa bhante lakukan untuk mengembangkan minat ini?

Iya. Belajar. Belajar terus.

9a

Senang belajar

Apa makna membantu orang lain? Siapa saja yang bisa bhante bantu? Bantuan apa bhante? Apakah ada hubungannya dengan Buddhis saja bhante atau bisa lebih dari itu? Untuk anak-anak,,,? Kesibukan bhante itu apa to bhante? Editor majalah?

Membawa manfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Mereka yang memerlukan bantuan saya. Apa saja. Bisa juga yang tidak berhubungan dengan Buddhis. Terus terang saya juga sedang mengelola sebuah yayasan yang memberikan beasiswa. Untuk anak-anak yang tidak mampu. Banyak. Mengajar, menerjemahkan, kalau sekarang menjadi editor. Bukan, orang lain sudah menerjemahkan suatu buku, saya memperbaiki tulisannya. Kemudian

18a 18b 18b 8c

Membantu adalah member manfaat untuk diri sendiri dan orang lain Siapa saja yang membutuhkan bantuan Siapa saja yang membutuhkan bantuan Penggunaan potensi yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari

Page 103: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

207 

 

mengelola sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, dalam bidang sosial termasuk memberikan beasiswa, kemudian juga mengelola sejumlah vihara, lingkup saya itu di Kalimantan Barat, jadi hidup saya pindah dari satu kota ke kota lain. Kemudian memberikan ceramah. Kadang juga mengajar.

Untuk seorang bhante, perlukah menciptakan hubungan antar pribadi?

Kalau untuk tujuan pencapaian nibbana, tidak perlu. Tapi kadang-kadang, seringkali, untuk realitas di Indonesia ini, karena seorang bhikkhu itu dia bukan hanya melulu mencurahkan dirinya untuk mencapai nibbana, dia juga harus melakukan kegiatan sosial, membina umat misalnya, nah itu perlu menciptakan hubungan antar pribadi.

19

Perlunya hubungan antar pribadi sebagai salah satu cara perealisasian tugas bhikkhu

Bagaimana pemahaman bhante dalam mengamati banyak karakter orang di sekeliling bhante?

Berusaha untuk menerima apa adanya, dan memahami.

1c Berusaha menerima kenyataan yang terjadi

Sebagai bhante, apakah bhante terus belajar? Darimana bhante belajar?

Iya. Banyak,, baca buku, sekarang saya pikir kalau searching di internet itu bahannya juga cukup banyak, kadang lewat ngobrol juga, ada sejumlah

9a

Senang belajar

Page 104: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

208 

 

pengetahuan itu lewat buku dari internet tidak bisa didapatkan, itu biasanya dari obrolan.

Apakah bhante memiliki suara hati/ curahan hati akan sesuatu?

Aslinya suara hati? Gini, pemahaman saya tentang suara hati, suara hati itu mencerminkan keinginan kita sendiri. Saya punya. Tapi gini, ehm kalau itu ditafsirkan sebagai keinginan, misalnya dalam hal penerjemahan berbagi pengetahuan, keinginan untuk diri sendiri, istilah lainnya itu ya meningkatkan kualitas dirilah, kemudian keinginan lainnya untuk memberikan manfaat buat orang lain.

20a Suara hati ditafsirkan sebagai keinginan diri

Seandainya ada umat yang curhat sama bhante, bhante memberikan empati sejauh mana?

Saya lihat, tergantung orangnya juga. Tapi kadang saya juga bisa salah. Kadang saya lihat kalau misalnya curhatnya terlalu banyak lantas saya lihat sebetulnya masalah yang dia hadapi sebenarnya tidak terlalu membahayakan, biasanya setelah sampai pada batas tertentu saya tidak menanggapi dia lagi. Tapi kalau nih orang ini rapuh sekali, saya akan mendengarkan terus walaupun hal-hal yang dibicarakan panjang sekali. Tapi bisa saja saya salah. Karena saya pernah mengalami ada seorang curhat pada saya ternyata keesokan harinya dia bunuh

20b

Subyek pernah kurang peka terhadap curhatan umat

Page 105: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

209 

 

Ketika hal itu terjadi, bhante tau, bagaimana perasaan bhante? Apa tanggapan bhante ketika mendengarkan curhatan umat?

diri. Jadi waktu itu saya tidak begitu,,, kepekaan saya kurang. Saya mendengarkan cuma saya tidak menangkap tanda-tanda bahwa dia bisa sampai ke bunuh diri. Ya ada sedikit perasaan coba saja waktu itu saya bisa merasakan sesuatu, tapi itu tidak terlalu lama, ya karena pesoalan ini juga sudah lewat, jadi mau apalagi. Biasanya lebih banyak mendengarkan. Kadang saya tidak merasa setiap saat saya bisa memberikan nasehat atau masukan. Jadi misalnya kondisinya memungkinkan saya baru bisa memberikan nasehat. Tapi kalau misalnya tidak memungkinkan, ya saya lebih banyak diam, mendengarkan saja.

1c 20c

Berusaha menerima kenyataan yang terjadi Mendengarkan dan memberikan nasehat bila dibutuhkan

Arti menerima perbedaan bhante?

Terima apa adanya. 1e Menerima apa adanya hidup yang sekarang ini

Tujuan bhante menjadi seorang bhikkhu apa bhante?

Merasa senang. Terus terang saya tidak mempunyai suatu target tertentu. Ya paling tidak, minimal ya membuat hidup ini bermanfaat. Saya pernah mengalami suatu mimpi, saya sudah menjelang mati, pada saat itu muncul suatu kesadaran, lah saya ini belum bikin

21a

Membuat hidup jadi bermanfaat adalah tujuan subyek

Page 106: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

210 

 

sesuatu, pada saat itu ada perasaan tidak rela mati karena saya belum melakukan sesuatu, jadi saya belum bisa pasrah. Intinya ya supaya hidup saya tidak sia-sia.

Kalau menurut bhante sendiri lebih penting mana antara tujuan atau cara? Kalau memilih salah satu bhante? Mengapa bhante?

Dua-duanya penting. Mungkin tujuan. Karena dengan jelasnya tujuan, kadang cara yang kita gunakan itu bisa menuntun ke penggunaan cara yang benar juga.

21b 21c

Bagi subyek, tujuan lebih penting dari cara Dengan jelasnya tujuan, bisa menuntun penggunaan cara yang benar

Kalau arti berlapang dada bhante? Bagaimana seorang bhante merealisasikan sifat lapang dada dalam kehidupan bhante? Apakah dengan berlapang dada bhante mampu menerima segala kesedihan dengan penghiburan atau perasaan yang wajar? Efek lain bagi bhante ketika

Menerima apa adanya. Tidak melekat pada sesuatu juga tidak menolak, tidak membenci sesuatu. Kalau menurut saya, hanya dengan berlapang dada itu tidak cukup, tapi memang lapang dada itu adalah salah satu faktor. Efek bagi saya kalau saya berlapang dada, wow

1e 15 22a 22b

Menerima apa adanya hidup yang sekarang ini Hidup tidak bergantung pada orang lain dan tetap menjalankan vinaya Berlapang dada adalah salah satu faktor agar bisa menerima kenyataan hidup ini Suatu keuntungan jika

Page 107: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

211 

 

memiliki sifat berlapang dada, apa bhante? Contohnya bhante?

keuntungan bagi saya. Tidak stres, tidak marah-marah. Sebab biasanya kalau kita marah-marah itu korban pertamanya itu dirinya sendiri.

22b

mampu berlapang dada dalam hidup ini Suatu keuntungan jika mampu berlapang dada dalam hidup ini

Apakah seorang bhante itu dituntut untuk mengkritisi lingkungan sekitar? Mengapa? Sebagai bhikkhu harusnya menerima apa adanya, jadi tidak memungkinkan bilamana harus mengkritik lingkungan? Maksudnya lebih ke penerimaan diri?

Tidak. Karena dia dituntut untuk terima apa adanya, sebenarnya. Diusahakan seminimal mungkin. Karena menurut ajaran Buddha itu faktor yang utama itu sebenarnya dari diri sendiri. Ya.

1e 1e

Menerima apa adanya hidup yang sekarang ini Menerima apa adanya hidup yang sekarang ini

Seorang bhante dituntut untuk memiliki kreativitas atau tidak?

Kalau dibilang dituntut, ehm, karena di dalam agama Buddha kan kalo praktiknya itu bisa dikatakan sila-samadhi-pañña, nah seorang yang memiliki pañña biasanya memiliki juga kreativitas. Kalo dalam pengertian bahwa dia memiliki wisdom itu atau insight, itu dia juga sekaligus memiliki kreativitas maka boleh

23a

Sebagai seorang bhikkhu, ketika memiliki kebijaksanaan biasanya juga memiliki kreativitas

Page 108: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

212 

 

Kreativitas apa yang muncul di bhante ketika menghadapi suatu masalah, mungkin bisa dijelaskan masalahnya apa terus timbul kreativitas apa. Kreativitas apa saja yang sudah bhante hasilkan selama ini? Kalau yang tidak terpaku pada wawancara ini bhante. Buka konseling to bhante?

dikatakan dia memang dituntut untuk memiliki kreativitas. Ya misalnya, salah satunya ada pertanyaan dari irine kemudian saya bisa mendapatkan jawaban yang tepat. Saya pikir terutama dalam memberikan jawaban-jawaban yang mungkin tidak terlalu melenceng dari tujuan pertanyaan. Di luar itu, sering orang-orang bertanya, entah itu lewat SMS, kadang telpon, hampir setiap hari saya dapat telpon dari umat. Iya konseling.

23b 23c

Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan Subyek menerima konseling dari umat

Arti kebebasan bertindak menurut bhante?

Tidak bergantung pada faktor dari luar maupun dari diri sendiri.

15 Hidup tidak bergantung pada orang lain dan tetap menjalankan vinaya

Kalo arti norma bhante? Perlukah norma itu ditaati bhante? Mengapa?

Suatu kesepakatan, antara sesama, suatu kelompok. Iya. Karena kesepakatan.

24a Norma adalah kesepakatan bersama dalam suatu kelompok

Ini dikaitkan dengan Tidak. Dia tetap perlu 24b Dalam

Page 109: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

213 

 

agama Buddha ya bhante, dalam membabarkan agama Buddha, bisakah seorang bhante diberikan kebebasan bertindak yang tidak terpaku pada norma yang ada? Tetap mematuhi norma-norma yang ada? Semisal saya beri contoh ya bhante, ketika Buddha Gotama memberikan kotbah harus bersikap tenang, berbicaranya juga hati-hati, nah ketika bhante lain yang ada sekarang ini memberikan kotbah, melihat perkembangan jaman yang ada bisa berubah ndak? Nah itu termasuk kebebasan bertindak ndak bhante? Mungkin supaya lebih masuk ke umat harus diselani guyonan dikit. Bagaimana cara bhante memperlihatkan kebebasan bertindak

mematuhi norma-norma yang ada. Iya. Ee, iya, itu sebetulnya juga bergantung pada macam permasalahannya, maksudnya dalam taraf-taraf tertentu itu dia memiliki kebebasan bertindak tapi dalam taraf tertentu lain itu dia harus tetap mematuhi norma yang ada. Gaya bicara mungkin.

24b

pembabaran agama Buddha, subyek merasa wajib mematuhi norma yang ada Dalam pembabaran agama Buddha, subyek merasa wajib mematuhi norma yang ada

Page 110: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

214 

 

yang tidak terpaku pada norma yang ada. Gaya bicara yang gimana bhante?

Seperti yang anda katakan tadi, ada humornya, kemudian isi dari pembicaraan itu, tidak sepenuhnya, kalau mungkin untuk Sang Buddha sendiri apa yang dibicarakan itu sepenuhnya berhubungan dengan ajaran Buddha. Jadi kadang apa yang kita kotbahkan kadang juga tidak melulu 100% itu adalah dhamma. Jadi kadang kita juga ambil hal-hal yang diluar, tapi tentu saja yang tidak bertentangan, mungkin itu.

24c

Dalam pembabaran agama Buddha, tidak sepenuhnya tentang Dhamma yang dikotbahkan, yang penting bisa diterima dan dipahami umat

Menurut bhante aktualisasi diri itu apa?

Ya bersikap apa adanya. 1e Menerima apa adanya hidup yang sekarang ini

Menurut pandangan Buddhis, karma itu sebenarnya apa to bhante? Hubungannya sama yang sekarang kita jalani ? Nah apa itu karma? Apa itu nasib? Apa itu takdir? Sama ndak?

Perbuatan, perbuatan yang telah dilakukan. Apakah pertanyaan anda akan mengarah ke “free will” atau keinginan bebas? Atau nasib, menerima nasib? Oh, gini, karma itu sendiri berarti perbuatan. Jadi menurut ajaran Buddha, apa yang kita lakukan itu akan memberikan suatu efek tertentu, atau itu akan

Page 111: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

215 

 

menimbulkan suatu bekas tertentu. Jadi setiap perbuatan itu akan meninggalkan suatu bekas tertentu. Nah bekas tertentu itu nantinya akan mempengaruhi apa yang akan dialami seseorang. Bedanya dengan nasib atau takdir, ya memang itu harus dilihat dulu nasib itu definisinya apa, secara umum bisa dikatakan, ehm gini mungkin saya kasih contoh konkrit biar lebih paham, menurut pandangan Buddhis kalau saya misalnya dulu orangnya kikir, suka mencuri misalnya, nah saya ini suatu saat entah dalam kelahiran yang sama atau kelahiran berikutnya, itu bisa menjadi seorang yang miskin. Kalo saja misalnya saya menerima keadaan seperti itu, tidak berusaha, itu namanya saya menerima nasib, menerima takdir saja. Tapi kalo misalnya saya menyadari bahwa ini memang karena karma lampau saya dan saya tidak menerima begitu saja, bahkan sebaliknya berusaha berdana kemudian juga berjuang untuk mencari atau memperbaiki diri, nah itu yang namanya sikap yang tidak menerima nasib begitu saja, dan dianggap sebagai yang benar, sikap yang

Page 112: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

216 

 

benar. Kalo di dalam kebhikkhuan sendiri bhante, kan ada yang memilih mengajar, meditasi, menerima konsultasi. Saya kok melihat bhante lebih tertarik antara mengajar dan bermeditasi. Mengapa? Untuk mengajar dan bermeditasi bhante? Apa karena berhubungan dengan orang lain sehingga menjadi lebih jauh manfaatnya bhante? Kalo meditasi bhante?

Iya, bisa jadi, karena efeknya lebih jauh. Iya. Jadi dengan mengajar, saya telah mendidik sejumlah orang yang nanti mudah-mudahan bisa juga membantu menyelesaikan sejumlah pendidikannya. Itu meningkatkan kemampuan orang tersebut sehingga dia nantinya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang lebih baik dalam hal pemecahan sejumlah masalah.

Kalo untuk bhante sendiri, kok tertarik untuk mendalami meditasi lebih kenapa bhante? Senang mendalami secara lebih tentang meditasi?

Karena lebih banyak bersifat senang. Senang terhadap meditasi itu sendiri.

Page 113: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

217 

 

Kok bisa senang bhante? Meditasi itu apa yang menyenangkan? Padahal to bhante, meditasi bagi pemula itu sangat sulit. Makanya bhante bilang kok menyenangkan? Untuk duduk jangankan berjam-jam ya bhante, sepuluh menit saja rasanya sudah sakit semua bhante. Itu kalo bukan karena ketertarikan kan ndak mungkin ndalemin to bhante? Menyenangkan yang dimaksud disini itu secara fisik atau bagaimana to

Pengetahuan bertambah. Kita bisa mengalami apa yang sebelumnya belum pernah dialami, kemudian juga apa yang sebelumnya sulit untuk dipahami, melalui meditasi itu menjadi lebih mudah dipahami. Tapi aktivitas meditasi itu sendiri juga menyenangkan bagi saya. Jadi misalnya gini saya suka makan, makanan tertentu, itu bisa juga makanan itu sendiri bagi saya itu enak, bisa juga ada faktor pemikiran bahwa makanan itu bermanfaat bagi saya. Ya, awalnya sulit. Mungkin itu pada tahap tertentu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Secara fisik, secara psikis juga.

Page 114: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

218 

 

 

bhante? Secara fisik, menyenangkannya gimana bhante? Tapi apa memang ada penelitian bahwa meditasi itu bukan sesuatu yang bisa menyiksa diri?

Ya maaf sebelumnya, karena okelah ini untuk tujuan ilmiah, ehm seperti yang saya katakan bahwa sampai pada tahap tertentu itu secara fisik akan mengalami rasa menyenangkan. Ada yang mengatakan bahwa sesudah meditasi, badannya itu menghasilkan sejenis hormon. Untuk tahap tertentu, awalnya memang tidak menyenangkan. Seperti yang anda katakan tadi awalnya itu memang menyiksa.

Page 115: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

Subyek II 

Ciri-ciri orang yang teraktualisasi diri

Praktis Keterangan Pemaknaan

Mengamati realitas secara efisien

Melihat realita tanpa dicampuri keinginan, harapan, kecemasan, prasangka atau optimisme dan pesimisme yang keliru

- Realita adalah mengalami (1a) - Terkadang suatu kejadian yang terjadi

bukanlah kenyataan yang sesungguhnya, namun lebih harus melihat akar dari kejadian tersebut (1b)

- Berusaha menerima kenyataan yang terjadi (1c) - Menerima suatu kejadian sebagai hal yang

wajar terjadi (1d) - Menerima apa adanya hidup yang sekarang ini

(1e) - Harapan adalah sesuatu yang belum terjadi (2a) - Ada harapan, tapi untuk bhikkhu seyogyanya

lebih kepada menjalani kehidupan (2b) - Mengamati kejadian yang ada (7)

- Subyek sangat baik dalam melihat kenyataan sehingga mampu menjalani kehidupan ini

Penerimaan atas diri sendiri, orang lain dan kodrat

Penghargaan atas diri sendiri dan orang lain serta menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimiliki

- Pentingnya menghargai orang lain (6a) - Kekurangan diri untuk dirubah menjadi lebih

baik, kelebihan untuk dikembangkan (6b) - Menghargai orang lain dengan bisa menerima

kekurangan dan kelebihan masing-masing pribadi (6c)

- Subyek menanggapi penilaian orang lain dengan terbuka (6d)

- Subyek mampu menghargai diri sendiri dan orang lain, serta terbuka terhadap penilaian-penilaian yang diberikan kepadanya

Spontan, sederhana dan wajar

- Mengaktualkan potensi yang dimiliki saat itu juga

- Hidup sederhana dan wajar

- Subyek menyadari potensi yang dimiliki dan mengembangkannya (8a)

- Subyek menyadari keterbatasan yang dimiliki (8b)

- Penggunaan potensi yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari (8c)

- Subyek menyadari perkembangan diri ke arah yang lebih baik (8e)

- Subyek mampu menyadari potensi dan keterbatasan yang dimiliki, serta mampu mengembangkan kemampuannya sehingga menjadi lebih baik

Terpusat pada masalah Terlibat secara mendalam pada misi mereka dengan

- Pembagian waktu untuk diri sendiri dan masyarakat dalam menjalankan kebhikkhuan

- Subyek mampu membagi waktu dalam mengemban tugas antara diri sendiri

222  

Page 116: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

mendedikasikan dirinya terhadap tugas dan misi mereka - Tidak ingin terlibat terlalu jauh dengan urusan

duniawi sehingga tidak melupakan tugas sebagai seorang bhikkhu (10c)

- Mendirikan sekolah di tempat subyek berada sebagai bentuk terhadap kepedulian masyarakat (11)

Pemisahan diri dan kebutuhan privasi

Percaya akan kemampuan dan otonomi yang dimiliki dengan konsentrasi

- Keterikatan hidup sebagai bhikkhu membuat subyek menyadari kemampuan dirinya dalam bertindak (8d)

- Dalam mengajar, otonomi subyek juga tidak 100% karena ada kurikulum yang harus diikuti (8g)

- Subyek mampu menyadari kemampuan subyek sebagai seorang bhikkhu dalam meberikan pelayanan kepada masyarakat

Kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan

Hidup mandiri, tidak bergantung pada orang lain, tahan terhadap goncangan/frustrasi sehingga memiliki ketenangan jiwa

- Menyadari perkembangan diri ke arah yang lebih baik (8e)

- Hidup tidak bergantung pada orang lain dan tetap menjalankan vinaya (15)

- Perhatian yang terpusat (14a) - Menjaga keseimbangan batin (14b) - Menjaga keseimbangan batin dengan berltih

meditasi (14c) - Percaya pada diri sendiri sehingga mampu

mengatasi permasalahan yang bermunculan (14d)

- Subyek mampu hidup mandiri dan mampu mengatasi permasalahan yang ada

Kesegaran dan apresiasi

Menghargai hal-hal yang biasa meskipun bagi orang lain adalah membosankan

- Senang belajar (9a) - Rasa keingintahuan yang besar membuat

subyek senang belajar banyak hal (9b)

- Subyek senang belajar banyak hal, karena didorong oleh rasa keingintahuan yang besar

Pengalaman puncak Suatu peristiwa dari perasaan yang mendalam yang bisa didapatkan dari apa saja

- Tantangan terberat subyek adalah menjaga diri agar tidak melanggar peraturan kebhikkhuan (10a)

- Mencapai kebahagiaan tertinggi bagi diri sendiri dan orang lain (12)

- Totalitas dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan (16b)

- Merasa nyaman dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan ini (16c)

- Subyek merasa nyaman, bahagia dan puas dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan ini, subyek merasa total dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan

222  

Page 117: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

- Merasa bahagia dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan ini (16d)

- Sebelum menjadi bhikkhu, subyek sudah menjalani beberapa peraturan kebhikkhuan (16e)

- Bentuk nyata subyek merasa bahagia dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan (16f)

- Merasa puas dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan ini (16g)

- Merasa puas setelah berhasil mengerjakan sesuatu yang sulit (16h)

Minat sosial - Ketertarikan akan lingkungan sekitar

- Keinginan yang tulus membantu orang lain

- Subyek beranggapan bahwa hidup ini bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain (16a)

- Membantu adalah memberi manfaat untuk diri sendiri dan orang lain (18a)

- Siapa saja yang membutuhkan bantuan subyek (18b)

- Subyek mampu membantu siapa saja yang membutuhkan bantuannya, karena bagi subyek hidup ini bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain

Hubungan antarpribadi Menciptakan hubungan pribadi yang mendalam

- Perlunya hubungan antar pribadi sebagai salah satu cara perealisasian tugas bhikkhu (19)

- Subyek merasa perlu hubungan antar pribadi, karena merupakan salah satu cara merealisasikan tugasnya sebagai seorang bhikkhu

Berkarakter demokratis - Bersedia belajar hal-hal baru dari orang lain tanpa pandang bulu

- Mampu menyampaikan suara hati dan mau mendengarkan aspirasi orang lain

- Menghormati semua orang dan menerima perbedaan yang ada dengan ikhlas

- Senang belajar (9a) - Suara hati ditafsirkan sebagai keinginan diri

(20a) - Subyek pernah kurang peka terhadap curhatan

umat (20b) - Mendengarkan dan memberikan nasehat bila

dibutuhkan (20c)

- Subyek gemar belajar dan menerima masukan atau bahkan curhatan dari orang lain, serta dengan sabar menanggapinya

Perbedaan antara cara dan tujuan

Memiliki banyak cara untuk mensukseskan tujuan yang dimiliki

- Membuat hidup jadi bermanfaat adalah tujuan subyek (21a)

- Tujuan lebih penting dari sekedar cara bagi subyek (21b)

- Dengan jelasnya tujuan, bisa menuntun

- Subyek lebih mengutamakan tujuan, karena dengan jelasnya tujuan maka bisa menuntun kepada pemilihan cara yang benar

222  

Page 118: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

222  

Rasa humor yang filosofis

- Memiliki sifat lapang dada sehingga mampu menerima segala bentuk kesedihan dengan penghiburan

- Mampu mengkritisi apa yang terjadi dalam bentuk humor yang menyentil

- Berlapang dada adalah salah satu faktor bisa menerima kenyataan hidup ini (22a)

- Suatu keuntungan jika mampu berlapang dada dalam hidup ini (22b)

 

- Subyek berpendapat bahwa sikap berlapang dada harus dimiliki karena akan lebih legawa dalam menjalani kenyataan hidup yang ada

Kreativitas Menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang khas, unik dan spontan

- Sebagai seorang bhikkhu, ketika memiliki kebijaksanaan biasanya juga memiliki kreativitas (23a)

- Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan (23b)

- Subyek menerima konseling dari umat (23c)

- Menurut subyek, kreativitas akan timbul sejalan dengan kebijaksanaan yang dimiliki

Penolakan enkulturasi Kebebasan bertindak yang tidak tergantung pada norma-norma untuk menyebarkan kebenaran

- Norma adalah kesepakatan bersama dalam suatu kelompok (24a)

- Dalam pembabaran agama Buddha, subyek merasa wajib mematuhi norma yang ada (24b)

- Dalam pembabaran agama Buddha, tidak sepenuhnya tentang Dhamma yang dikotbahkan, yang penting bisa diterima dan diapahami umat (24c)

- Dalam menyampaikan kotbah, subyek tidak selalu menganjurkan untuk menyampaikan teori-teori Dhamma, melainkan lebih memperhatikan isi dari Dhamma tersebut, sehingga lebih bisa diterima, dipahami dan dilaksanakan oleh umat

Pemeliharaan diri Meningkatkan kualitas batin sehingga mampu terus melatih diri untuk menuju kesempurnaan (Nibbana)

- Menyadari terkadang masih muncul ego dalam diri (8f)

- Mengendalikan ego yang dimiliki (13a) - Melatih diri untuk peningkatan kualitas diri

(13b) - Perhatian yang terpusat (14a) - Menjaga keseimbangan batin (14b) - Menjaga keseimbangan batin dengan berltih

meditasi (14c)

- Subyek mampu melatih diri terus menerus dalam usaha pemenuhan kebutuhan pencapaian kesempurnaan

 

Page 119: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

223

 

Lampiran 5

HASIL REDUKSI DATA SUBYEK III

Pertanyaan Jawaban Kode Tema Nama lengkap bhante? Tempat tanggal lahir bhante? Riwayat pendidikan bhante dari SD sampai kuliah? Ambil fakultas apa bhante? Melanjutkan S2-S3 bhante? Jadi langsung gitu bhante? Ow, wah keren,,, Maksudnya kan berbeda bhante.

Bhikkhu ..... Yogyakarta, 13 November 1960 SD sampai SMA di Sekolah Kristen Budya Wacana Yogyakarta. Perguruan tingginya di Sanata Dharma Yogyakarta. Bahasa Inggris. Nggak, cukup S1 saja. Kan dulu ditahbiskan jadi bhikkhu, saya samanera kan masih, waktu selesai ujian. Jadi waktu wisudanya pakai jubah. Keren apanya? Ya cuma beda tapi nggak keren.

Identitas diri Latar belakang pendidikan

Saya ingin menanyakan latar belakang bhante sebelum menjadi bhikkhu. Sebelum jadi bhikkhu bhante anak ke berapa dari berapa saudara? Laki perempuannya bhante? Sekarang tinggal laki-laki semua?

Saya sih sekarang ini anak ketiga dari tiga bersaudara. Kalau yang hidup semua. Tapi kalau ndak ya sebetulnya bisa lima bersaudara. Lah yang sekarang yang dua itu sudah meninggal. Ya perempuan semua yang meninggal. Iya, tapi karena yang meninggal pertama itu masih bayi, kadang-kadang orang hanya menyebut empat

Latar belakang keluarga

Page 120: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

224

 

bersaudara, saya nomor empat. Tapi kalau dihitung sama bayi yang meninggal lima bersaudara saya nomor lima. Dihitung yang masih hidup, tiga bersaudara, saya nomor tiga.

Pekerjaan ayah dan ibu bhante? Keseharian bhante sebelum menjadi bhikkhu? Membantu orangtua?

Mengajar itu sebelum kuliah atau...? Mengajar SM..? Khusus bahasa Inggris bhante?

Dulu pedagang. Iya membantu, tetapi akhirnya kan kemudian orangtua sudah pensiun. Ketika saya kuliah orangtua sudah pensiun, jadi ikut kakak saya yang lain. Jadi saya ya kos dan mengajar. Kuliah, semester dua saya sudah mengajar. SMA. Bahasa Inggris juga,kemudian ketrampilan lain juga seperti ke-palangmerah-an, dan sebagainya.

Pertama kali bhante mengenal agama Buddha, ceritanya gimana bhante? Tadinya keluarga agama?

Kenalnya darimana ya? Sebetulnya itu dari teman SMA. Cuman saya belum tertarik. Jadi begitu saya mendengar agama Buddha itu dari teman SMA saya. Kemudian waktu itu saya masih anti-Buddhis. Agama bukan Buddha. Kemudian anti Buddhis. Tapi saya mengerti ajaran umat Buddha itu dari teman saya SMA. Tapi kemudian saya masih belum tertarik agama Buddha. Cuman saya coba keliling ke berbagai agama, termasuk berganti-ganti untuk menemukan jawaban pertanyaan tentang kenapa

Proses pengenalan agama Buddha Proses pengenalan agama Buddha

Page 121: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

225

 

Itu nyari berapa lama bhante?

manusia kalau dilahirkan atau diciptakan kok beda-beda. Kemudian dari banyak agama itu saya merasa jawabannya belum sesuai. Dari kecil. Karena saya kecil kan disuruh sekolah biar pinter, ya SD kan saya sudah disuruh sekolah biar pinter, lalu saya bertanya kenapa manusia harus pinter, karena dengan pinter di kelas berbeda dengan yang nggak pinter, dengan sekolah kemudian berbeda dengan yang ndak sekolah, kenapa harus berbeda. Nah, orangtua saya juga bingung, dari kecil itu sudah begitu pertanyaannya. Kemudian ketika saya mengenal agama dan agama itu mengarahkan bahwa manusia itu diciptakan makanya saya juga bertanya mengapa manusia itu diciptakan berbeda-beda, ada yang pinter-ndak pinter, ada yang sehat dan sakit-sakiten. Kemudian akhirnya berkembang sampai saya mencari di berbagai agama, tapi jawabannya belum memuaskan. Akhirnya apa, kemudian saya mencoba di agama Buddha karena saya ingat teman saya waktu SMA itu, saya tanya viharanya dimana,o viharanya disana, kalau di Jogja kan ada klenteng. Kemudian setelah saya ke perguruan tinggi, saya masuk, kira-kira semester satu, kemudian saya ingat teman saya yang Buddhis itu,

Proses pengenalan agama Buddha

Page 122: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

226

 

Berarti di luar ya bhante? Semacam dari awal diskusi itu atau?

dimana dia, di vihara itu, oke saya kesana. Cuman karena saya masih anti-Buddhis, makanya saya duduknya juga di depan. Kalau di klenteng itu biasanya ada pilar naga, nah saya duduknya di pilar naga itu, jadi bagian paling depan, tangga itu. Iya, yang langsung parkiran. Jadi disitu pertanyaan pertama saya kepada pandita itu adalah kenapa manusia itu beda-beda. Nah kemudian pandita itu menjelaskan bahwa bedda-beda itu kan karena karma lampau, saya juga tanya karma lampau itu buktinya apa, karena kalau tidak bisa dibuktikan sama dengan yang lain nanti. Kemudian dia menjawab bukti itu adalah bisa secara ilmiah, ya jaman dulu dijelaskan dengan hipnosis, regresi, past regression. Nah kemudian saya merasa jawaban ini benar, bagi saya masuk akal. Saya bisa menerima dan saya mulai belajar disitu. Setiap jam 6 sore saya disitu sampai jam 12 malam. Iya, dari diskusi itu saya setiap hari ke klenteng. Tapi tetap di depan, pilar naga itu. Karena panditanya itu kalau sore sering duduk disitu sambil nungguin umat-umat yang datang, anak-anak muda, kan itu memang panggilan. Kemudian saya tiap sore kesitu, jam 6 sampai jam 12 malam. Tiga bulan. Setelah

Proses pengenalan agama Buddha Proses pengenalan agama Buddha

Page 123: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

227

 

Orangtua ketika itu diutarakan?

tiga bulan, kok semua pertanyaan bisa dijawab, apa saja yang saya mau tanya bisa terjawab. Dan akhirnya saya kepengen tau buku agama Buddha itu kaya apa. Lah mulai saat itu setelah tiga bulan di luar saya mulai masuk ke perpustakaan ini. Jadi ada perpustakaan sebanyak semua buku-bukunya, kemudian saya ikut kebaktiannya saya merasa wah ini tempatnya, bagi saya village home, bagi saya cocok bacaan paritta. Nah sejak saat itu saya belajar agama Buddha dengan lebih serius, kemudian saya mulai ceramah di vihara. Kemudian jadi pengurus vihara dan akhirnya ya terus bertekad menjadi bhikkhu. Jadi tahun ’80 saya mengenal agama Buddha, kemudian tahun ’82 saya bertekad menjadi bhikkhu, cuma dua tahun, jadi tiga bulan di depan, terus baca buku terus jadi penceramah dan sebagainya, ’82 saya bertekad jadi bhikkhu, ’85 saya masuk jadi samanera. Ya pingsan. Makanya butuh waktu tiga tahun untuk mempersiapkan orangtua saya sekaligus juga mempersiapkan mental saya sendiri, apa bener ini yang menjadi jalan hidup saya, karena sekali saya memilih saya harus punya komitmen untuk menyelesaikan pilihan saya. Makanya tiga tahun itu juga untuk menyelesaikan kuliah, sehingga tahun ’85 ujian akhir

Proses persiapan diri memasuki dunia kebhikkhuan dengan menyiapkan mental dan niat

Page 124: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

228

 

Selama di Bangkok itu tidak ada keinginan untuk belajar lagi bhante? Ow di Bangkok itu jadi bhikkhu hutan bhante?

kemudian orangtua saya juga sudah pensiun, sudah ke Jakarta, sudah nggak dagang lagi, dan kemudian juga tugas-tugasnya juga sudah selesai, kemudian ya sudah langsung jadi samanera, ujian selesai langsung masuk jadi samanera. Kemudian waktu wisuda ya sudah pakai jubah itu. Habis itu satu tahun di Indonesia, ’86 pergi ke Bangkok, karena penahbisan. ’87-‘88 balik ke Indonesia. Saya ndak ingin belajar, karena belajar itu bisa dari buku, buku sendiri saya bisa beli yang saya suka pilih sendiri, jaman itu belum ada internet, hari ini saya bisa download macam-macam apa saja, belajar itu kan hanya mendapat formalitas, ow sudah S1 S2 S3, tapi saya ndak mau. Saya belajar sendiri dan saya disana lebih banyak prakteknya. Karena ketemu guru praktek jauh lebih sulit daripada ketemu guru. Makanya saya masuk hutan 1,5 tahun untuk di meditasi. Ya jadi saya di Bangkok hanya untuk penahbisan saja. Kemudian saya tinggal di perbatasan Thailand dengan Laos. Dengan guru saya ini (menunjukkan arca guru), kemudian yang atasnya itu kakek guru (menunjukkan arca kakek guru). Jadi tidak tinggal di Bangkok. Tinggal di Bangkok hanya tiga bulan untuk belajar bahasa.

Belajar dengan guru meditasi langsung

Page 125: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

229

 

Setelah itu pendalamannya lebih di hutan? Di Indonesia itu kan beda ya bhante kalau jadi bhikkhu hutan itu, adaptasinya bhante pertama kali bagaimana? Pernah tapi belum... Dan untuk awalnya pun ketika setelah penahbisan jadi bhikkhu hutannya sendiri itu juga susah atau... ?

Iya, jadi untuk praktek langsung dengan orang yang njalani. Karena prinsip saya, saya sudah bosen sekolah 25 tahun. Pertama kali setelah pulang ya saya sulit memang untuk kumpul dengan bhikkhu yang lain. Maka saya menggunakan daerah areal hutan, saya pakai vihara hutan. Mungkin pernah denger yang namanya Tanah Pulau? Ya itu dari Mendut jalan kaki ke daerah kuburan-kuburan itu terus turun di pinggir sungai sana. Lah karena menyesuaikan itu, untuk transisinya. Jadi saya tinggal disana itu cukup lama juga, beberapa bulan baru bisa nyampur dengan yang lain. Ya harus menyesuaikan diri juga karena belum pernah tinggal di hutan, tahu-tahu tinggal di hutan yang 33 hektar isinya cuma 20 orang, sehingga satu orang hampir satu hektar luasnya dengan segitu banyak pohon besarnya, ya kita bingung juga, tapi akhirnya senang, pulang ke Indonesia malah bingung lagi, karena sedemikian ributnya, dan akhirnya pergi ke Tanah Pulau itu bisa tenang.

Belajar dengan guru meditasi langsung

Menurut bhante, realita itu apa bhante?

Realita itu sebenarnya apa yang kita hadapi kok. Bukan apa yang kita pikirkan. Makanya apa yang kita pikirkan belum tentu jadi nyata, yang nyata belum tentu jadi yang kita pikirkan.

Page 126: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

230

 

Karena kita hanya bisa mengubah cara berpikir kita untuk menyesuaikan dengan kenyataan, itulah realita. Kalau semakin kita mampu mengubah pola pikir sesuai dengan kenyataan, hidup semakin bahagia. Itu namanya bisa menerima realita kehidupan. Tapi semakin kita menolak kenyataan, ngotot dengan keinginannya, akhirnya kita stres, karena tidak bisa menerima realita kehidupan. Tapi menerima itu hanya tahap awal. Karena hal yang paling penting adalah apa yang kita terima. Kalau yang kita terima itu hal yang positif, cari sebabnya untuk kita tingkatkan di masa depan. Lah kalau yang kita terima itu adalah hal yang negatif, cari sebabnya untuk dihindari di masa depan. Jadi realita misalnya lulus ujian. Ini adalah realita. Ingin kita lulus ujian itu nilainya A, tapi kok dapetnya B. Kita harus nyesuaikan dulu, ya sudah memang kemampuan kita segini, tapi lulus ujiannya adalah nilai positif, sehingga kita harus cari kenapa bisa lulus, ow karena saya mau berjuang, kalau begitu di masa depan di kesempatan ujian yang lain saya harus belajar dengan giat supaya saya bisa lulus lagi. Kenapa B? Ini kan unsur negatif, karena tadi kan maunya A, kok dapetnya B. Ow ini karena saya kurang teliti, saya sebetulnya persiapannya sudah bagus, tapi kadang-kadang waktu

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 127: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

231

 

Kalau yang dimaksud dengan penerimaan ini sama dengan penyadaran nggak bhante?

menulis jawabannya saya kurang teliti sehingga jawabannya sesuai dengan apa yang saya pikirkan, padahal kita harus menuangkan subyek-obyek-predikatnya dengan jelas, keterangannya dengan jelas, kalau matematika ibaratnya 2+2=4 kita sudah tau, tapi cara kita menulisnya tidak teliti 2+2=22 sehingga hasilnya kita ini dapatnya B. Nah kalau begitu gimana? Terima dulu ini sebagai realita. Nggak usah ngamuk-ngamuk protes ke dosennya tapi cari sebabnya untuk diperbaiki di masa depan. Jadi menerima realita kehidupan bukan puncak dari satu pencapaian. Itu hanya awal untuk kita mempelajari dan meningkatkan nilai positif mengurangi nilai negatif. Ya menyadari itu nggak bisa dirubah. Kalau nanti kita lihat di ruang makan itu ada jam yang terbalik. Jam terbalik itu berputar ke kiri, kita harapannya kalau lihat jam itu selalu berputarnya ke kanan, nah ketika berputar ke kiri akhirnya kita bingung, kok nggak bisa baca ya saya? Tapi kemudian kita lalu mencoba mempelajari itu, mekanismenya gimana, ow angka 12 nya disini, angka 1 nya disini, angka 11 disini, terbalik, oke mekanismenya sudah dimengerti, akhirnya sekali melihat jadi bisa, jam nya tetep, tetapi cara berpikir kita yang berubah. Nah itulah tadi, mekanisme bisa

2

Jam terbalik

Page 128: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

232

 

menerima kenyataan. Kalau harapan itu apa bhante?

Harapan kan sebetulnya keinginan kita. Keinginan bisa yang bersifat rendah sampai bersifat luhur. Kadang-kadang orang menyebut harapan itu sebagai keinginan yang lebih luhur, daripada hanya ingin makan, ingin jalan-jalan, harapan itu dianggap yang luhur, jadi wah harapan saya bisa menjadi pembela bangsa dan negara, itu dianggap bukan keinginan saja, harapan tapi ada keinginan, tapi keinginan belum tentu mengandung harapan.

Kalau harapan bhante terhadap realita yang ada sekarang ini apa bhante?

Realitanya sebetulnya kalau kita sudah bisa menerima kehidupan sebagaimana adanya, harapannya kan selalu kita berusaha memperbaiki kualitas diri, dari apa yang kita jalani, apa yang kita terima, kekurangannya kita perbaiki, kelebihannya kita tingkatkan. Itulah harapannya. Bukan hanya sekedar keinginan.

1b Selalu memperbaiki diri dalam menjalani kenyataan

Apakah realita yang ada sekarang ini sudah sesuai dengan harapan bhante?

Nah semua itu kan berusaha menyesuaikan, justru sekarang keinginan ini kan yang ngikuti apa yang realitanya itu. Keinginan ini menjadi harapan. Kalau saat ini belum tercapai ya kembangkan di masa depan. Lho apakah saat ini sudah banyak harapan yang tercapai? Tentu semuanya itu ada kurang lebihnya, ada di sisi satu harapan tercapai saya menjadi bhikkhu ’82 sampai ’85 saya omongkan, tapi harapannya yang lain misalnya apakah bisa menjadi bhikkhu yang

1b

Selalu memperbaiki diri dalam menjalani kenyataan

Page 129: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

233

 

prakteknya lebih sungguh-sungguh, lah ini harus diperjuangkan, karena kita harus menerima kenyataan kondisi di Indonesia bhikkhu tidak banyak sehingga kalau kita fokus pada praktek diri sendiri, umat terlantar, fokus pada pada pembinaan umat akhirnya praktek pada pembinaan diri sendiri terlantar. Lah sehingga harapan seorang bhikkhu itu tentu berusaha mencapai kualitas batin yang tertinggi tetapi kalau belum bisa terima ini sebagai kenyataan perbaiki lagi situasi hidupnya kemudian juga kekurangan-kekurangannya diperbaiki lagi. Salah satu cara perbaikannya apa? Ya saya membagi waktu pertemuan dengan waktu untuk sendiri. Jadi saya tidak membina umat terus-terusan, sepanjang hari juga tidak. Ada hari-hari pagi atau sore, siang atau malam untuk pembinaan diri. Dalam satu tahun, sembilan bulan saya berjalan keliling ke berbagai tempat, tiga bulan saya di tempat ini, sehingga di tempat ini saya bisa membina diri dengan lebih baik termasuk juga mengisi beberapa pengetahuan, mungkin dengan bacaan atau segala macam. Secara tahunan saya berusaha untuk membagi pembinanaan dengan urusan pribadi, secara harian saya juga membantu antara urusan pembinaan dengan diri, supaya harapan saya menjadi bhikkhu yang berkualitas

3 1b 1c

Sedikitnya bhikkhu di Indonesia

Selalu memperbaiki diri dalam menjalani kenyataan Cara subyek membagi waktu untuk umat dan diri sendiri dalam usahanya untuk selalu memperbaiki diri

Page 130: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

234

 

secara lahir dan batin itu tercapai, karena sekarang tercapainya baru jadi bhikkhu, pakai jubah, tapi kualitasnya kan masih jauh yang harus dicapai.

Ketika tercapai keinginan/harapan itu bhante, perasaannya gimana?

Ya namanya keinginan tercapai ya bisa bahagia, tapi ketika kita bisa menyesuaikan harapan dengan realita, akhirnya kebahagiaan bisa terjadi setiap saat, karena kita bisa menerima kenyataan, ya sudah kalau hari ini panas terimalah ini sebagai kenyataan jangan mengaharap jangan terlalu panas supaya bisa duduk nyaman, terimalah sebagai kenyataan, bahwa dengan panas ini bisa kita manfaatkan untuk menjemur pakaian, tapi ketika mendung, kondisi pikiran kita juga kita perbaiki pola pikirnya, sehingga mendung pun juga bermanfaat, bisa menyejukkan cuaca atau udara sehingga dengan orang memahami bahwa semua itu karena pikiran kita, keinginan kita maka dunia luar itu hanya netral. Panas itu netral, hujan itu netral, pikiran kita yang positif terhadap panas jadilah kebahagiaan harapannya akan tercapai, pikiran kita negatif terhadap panas akhirnya penderitaan karena harapan kita tidak tercapai, jadi semua hanya karena pikiran. Kemampuan mengubah pikiran menyesuaikan kenyataan ya bahagia tiap saat. Itulah tercapainya harapan.

1a Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 131: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

235

 

Apakah bhante pernah merasa cemas?

Cemas itu bisa terjadi cuma sekarang kecepatan mengatasi kecemasan itu yang berbeda. Semua orang bisa cemas. Kenapa? Karena keinginan belum mencapai kenyataan itu ada kecemasan, bisa nggak ya? Cuma sebagai orang yang sering berlatih itu ya sudah kondisi keinginannnya akan diperbaiki sehingga harapan saat ini adalah seperti ini, ya sudah jalani. Makanya kalau disini untuk mengatasi kecemasan itu ada satu motto yang ditulis di tasnya anak-anak itu, “Yang datang, hadapi. Yang belum datang, jangan dinanti. Yang hilang, jangan dicari.” Kecemasan itu timbul karena menanti yang belum datang, atau mencari yang hilang. Tapi ketika yang datang hadapi, apa sih yang disebut cemas? Akhirnya berubah pola pikir selalu menyesuaikan dengan kenyataan. Semua tas anak-anak meditasi kan isinya itu supaya dia juga jangan cemas, misalnya disini kan meditasi 15 jam minimal, dia bisa cemas, kenapa? Karena yang belum datang sudah ditunggu, duh bisa nggak ya saya 15 jam? Tapi sekarang hadapi saja per setengah jam, setengah jam, lama-lama bisa sendiri 15 jam. Yang datang, hadapi.

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Bhante pernah mengalami prasangka?

Prasangka bisa saja. Karena namanya manusia itu pasti ada prasangkanya. Cuman sekarang sekali lagi, itu kan yang belum datang dinanti,

Page 132: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

236

 

jadi artinya apa “kayanya orang ini begini, kayanya kalau mendung ini mau hujan, kayanya orang itu mau jahat, kayanya orang ini baik”, itu kan yang belum datang dinanti. Tapi setelah kita menyadari bahwa saat ini “ah, orang itu keliatannya jahat tapi saat ini kan belum”, hadapi saja, walaupun mungkin kita siap-siap ya kalau mau dijahati orang tapi kita dalam menanggapinya tetap baik, hari ini kayanya mau hujan, tapi sekarang kan belum ya hadapi dulu lakukan yang terbaik sebelum hujan, kalaupun sudah hujan lakukan yang terbaik saat hujan itu apa. Demikian pula “wah, kayanya orang ini baik, ya selama baik kita lakukan yang terbaik”, tapi begitu dia kayanya mau nggak bener ya, selama dia masih belum terbukti ketidakbenarannya, yang belum datang jangan dinanti, ya sudah pokoknya sekarang saya berusaha melakukan yang terbaik saat ini.

1d

Melakukan yang terbaik saat ini

Kalau optimisme bhante?

Optimisme perlu, hanya jangan berlebihan. Karena itu sebetulnya juga menanti yang belum datang. “Wah nanti pasti bisa begini, seperti ibaratnya saya mau menjadi bhikkhu, wah mesti nanti bisa mencapai tingkat spiritual yang tertinggi dan lain sebagainya”, nanti kalau ndak tercapai, kecewa. Tapi idealisme itu ada. Optimisme adalah keinginan atau semangat kita untuk mencapai

1a Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 133: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

237

 

harapan itu, tetapi harus diingat, yang ada hadapi kenyataan. Jadi ketika harapan tidak menjadi kenyataan, kita ubah dulu harapan kita itu, kemudian optimisme tetep, misalnya ingin mencapai tingkat spiritual yang tertinggi, tetep, cuman nanti kita menyadari kita harus merubah sistem, supaya bisa mencapai itu. Jadi kalau nggak pernah berubah, akhirnya gagal lagi gagal lagi, stres. Kenapa gagal? Terima itu sebagai kenyataan, cari sebabnya untuk diperbaiki. Sehingga optimisme menjadi satu langkah awal maju lagi untuk mencapai harapan.

Kalau pesimisme, bhante?

Pesimisme... jarang ya muncul. Pesimisme kan karena merasa sudah tidak ada yang bisa dilakukan lagi, padahal kalau sebetulnya kita bisa melihat kenyataan negatif atau positif, negatif ini sendiri adalah pelajaran, sehingga kenapa harus pesimis karena prinsipnya kita dengan mencoba-50% berhasil, tidak mencoba-100% gagal, orang pesimis adalah tidak mencoba, 100% gagal. Tapi dengan optimis kita coba, 50% berhasil. Terlalu optimis mengharap 100% berhasil, stres. Jadi pesimis itu adalah unsur negatif yang membuat kita ini,, harus kita apa ya,, jangan sampai kita memiliki. Saya rasa kalau pesimis ya saya tidak begitu, tapi kalau khawatir tadi bisa terjadi. Khawatir itu kalau “kira-kira vihara dibangun, bisa selesai

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 134: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

238

 

nggak ya?”, tapi tidak merasa “wah pasti ndak selesai”, itu menjadi pesimis. “Tapi kalau bisa nggak ya?”, ini kan logika. Logikanya sih bisa ini. Jadi coba dulu, kalau bisa 50% berhasil, ndak bisa terima kenyataan perbaiki.

Menurut bhante mengapa bisa timbul kecemasan, prasangka, optimisme dan pesimisme?

Karena perbedaan antara keinginan dan realita tadi. Kuncinya kan cuma itu. Tidak semua keinginan bisa tercapai, tidak semua kenyataan sesuai dengan keinginan. Jadi keinginan/harapan ini perbedaannya dengan pencapaian inilah yang membuat stres, optimis, pesimis dan sebagainya. Orang yang optimis merasa antara kenginan/harapan deket dengan kenyataan. Sedangkan orang yang pesimis melihat jarak antara keinginan dengan kenyataan itu berbeda. Seperti misalnya saya kepengen menjadi presiden, presiden Indonesia, ini keinginan dengan kenyataan ini juga beda jauh, itu bisa timbul pesimis, mengapa saya tidak mengusahakan hal yang lain, misalnya saya ingin menjadi presiden bagi diri saya sendiri, yaitu bisa mengendalikan diri saya sendiri, bisa mengatur karena prinsipnya presiden kan mengatur, mengapa saya harus mengatur ratusan juta orang karena saya mengatur pikiran saya sendiri. Nah dengan begitu maka hasilnya keinginan dengan kenyataan itu deket sehingga timbul optimis, khawatir karena terlalu jauh juga, khawatir

1a Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 135: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

239

 

antara keinginan dengan kenyataan, mampu nggak ya? Tapi kalo sudah deket antara harapan dengan kenyataan kekhawatiran itu hilang. Nah makanya kemampuan menyesuaikan harapan dengan kenyataan hilang kekhawatiran, hilang pesimis dan hidup ini selalu bahagia.

Mungkin tidak bhante seorang bhikkhu itu memiliki pandangan yang keliru tentang prasangka, harapan itu?

Mungkin saja, karena disebut pandangan keliru bukan karena jubah. Pandangan bisa salah itu kan karena wawasan seseorang, cara berpikir seseorang. Dan cara berpikir seseorang itu lintas dimensi. Seorang yang berjubah bisa bener bisa salah. Seorang yang tidak berjubah bisa bener bisa salah. Sama dengan orang baik dan orang buruk. Itu lintas dimensi, berjubah bisa jadi baik bisa jadi jahat, tidak berjubah bisa baik bisa jahat. Karena itu pandangan salah bisa milik siapapun juga, bukan hanya milik orang yang berjubah atau tidak berjubah. Sama dengan pandangan benar, juga begitu. Makanya mungkin kalo pertanyaannya disampaikan ke bhikkhu yang lain, jawabnya bisa berbeda, lah tapi mungkin dengan perbedaan itu kita tidak menghakimi pemikiran mereka, tapi kecocokkan. Sehingga bhikkhu A mempunyai definisi tentang harapan, realita dan sebagainya, ini mungkin berbeda dengan bhikkhu B. Kenapa bisa terjadi perbedaan? Mungkin berangkat dari pengalaman

4 Pengalaman masa lalu mempengaruhi cara berpikir seseorang sehingga dalam memberikan pendapat tidak dapat disamakan antar pribadi

Page 136: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

240

 

yang berbeda. Kalau sudah begitu tidak ada yang bener dan salah, yang ada hanya kecocokkan, karena bhikkhu A tersebut punya pemikiran itu pasti bener menurut dia, bhikkhu B, bhikkhu C, bhikkhu D juga bener menurut masing-masing. Tapi kok berbeda kesimpulannya, karena ini kecocokkan.

Menurut bhante apa arti penghargaan bagi diri sendiri? Menghargai diri sendiri kan bisa dalam bentuk verbal, memberi hadiah kepada diri sendiri ketika berhasil meraih sesuatu, kan macem-macem to bhante?

Penghargaan ini apa yang dimaksud penghargaan, dikasih pujian, penghargaan ini dikasih barang? Karena kalau menghargai diri sendiri bagi saya ya, penghargaan bagi diri sendiri adalah ketika kita selalu mampu menyesuaikan keinginan dan kenyataan. Jadi saya merasa kalau ketika jarak antara keinginan dan kenyataan itu jauh, dan saya bisa tepat menyesuaikan diri sehingga saya merasa tidak stres ketika jaraknya keinginan dan kenyataan itu jauh, saya bisa memberikan penghargaan bagi diri saya sendiri, saya mengatakan “eh, lumayan nih kualitas batin saya sudah nggak gampang stres”. Jadi saya mengukurnya dari situ, kecepatan saya menyesuaikan diri antara harapan dengan kenyataan. Pada saat itu saya langsung menghargai “ow, batin saya brarti sudah maju”. Tapi ketika kenyataan ini lama sekali saya terima, maka saya menganggap batin saya masih mundur. Ibaratnya beginilah yang paling gampang. Semua

5a

Pengalaman masa lalu mempengaruhi cara berpikir seseorang sehingga dalam memberikan pendapat tidak dapat disamakan antar pribadi

Page 137: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

241

 

orang kepengen deket dengan yang dicintai. Itu harapan. Tapi kenyataan yang dicintai itu bisa pergi dari kita. Katakanlah orang yang kita sayangi, orangtua, kakek nenek dan sebagainya, kita kepengen ngumpul sama-sama dan lebih lama waktunya, tapi mereka bisa mati, kakek nenek orangtua kita bisa mati. Nah, di masyarakat, kecepatan menerima kenyataan bahwa orang yang kita cintai meninggal atau sudah tidak ada lagi itu diberi kesempatan tiga tahun. Makanya ada peringatan perkabungan, tiga hari masih stres, pingsan-pingsan. Tujuh hari masih stres masih pingsan-pingsan. Tapi nanti 40 hari sudah nggak terlalu tapi masih nangis tapi sudah nggak pingsan. Satu tahun, nangis sedikit kalo inget, tapi dalam waktu setahun itu sudah jarang nangis. Dua tahun lebih jarang menangis. Tiga tahun jarang lagi. Nah itu harapan dan kenyataan sesuainya baru tiga tahun, itu rata-rata. Tapi kalo kita sering berlatih, harapan dengan kenyataan itu bisa lebih cepet. Mungkin dalam waktu sembilan hari sudah menerima itu sebagai kenyataan. Nah kemudian kita bisa menghargai diri kita sendiri “eiy, aku sudah lebih cepet lho daripada orang lain”. Kemudian kalo bisa lebih latihan lagi, tujuh hari sudah bisa terima kenyataan, meski mungkin hari ketiga nangis nangis-nangis kenceng,

6

Tradisi perkabungan

Page 138: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

242

 

sampai nanti akhirnya ketika orang itu meninggal kita bisa terima saat itu juga bahwa dia meninggal, seperti ketika Sang Buddha meninggal dan para bhikhhu yang mencapai tingkat kualitas tinggi itu sudah tau bahwa meninggal dan hidup itu adalah proses, itu harapan langsung sesuai dengan kenyataan, penghargaan tersendiri buat dirinya. Tapi bagi beberapa bhikkhu yang belum mencapai kualitas batin yang tinggi, masih nangis-nangis wadow Sang Buddha kok meninggal dan sebagainya, lah ini berarti kualitas dirinya masih belum begitu bagus, dia belum bisa menghargai dirinya sendiri. Lah ini gambaran yang kasarnya, saya itu juga demikian, ketika saya misalnya menyesuaikan harapan dengan kenyataan itu lambat, saya kadang-kadang mengevaluasi, kenapa saya ada kemunduran, masalah begini saja kok nggak bisa diselesaikan, tapi ketika saya sudah bisa cepet, ada masalah apakah di pembinaan kan banyak masalah apalagi ketemu dengan banyak orang dengan berbagai macam kesulitan, kadang-kadang harapan kita “ah sudahlah hari ini sudah selesai, ya tamunya sudah jangan datang lagi ”tapi kan kenyataan datang terus, nah lalu kita coba sesuaikan“ ini kan kesempatan juga untuk berbuat baik”, begitu saya mengubah harapan saya sehingga sesuai dengan

5a

Mampu menyesuaikan keinginan dengan cepat sesuai dengan kenyataan adalah bentuk menghargai diri sendiri

Page 139: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

243

 

Dan itu butuh proses yang lama?

kenyataan, akhirnya tamu datang sebanyak apapun saya tetep bahagia. Lah saya merasa saya bisa menghargai diri saya, kualitas batin saya bagus, karena saya bisa langsung menyesuaikan, kalo nggak saya geregeten terus “hadoh ni tamu kok nggak selesai-selesai, saya sudah capek, saya sudah sakit, saya sudah lemes”, ini makin jauh makin jauh akhirnya bisa timbul prasangaka buruk “maunya apa to orang ini?” tapi ketika berpikir ini kesempatan berbuat baik, hasilnya saya bisa “lumayan lho hasil latihan ini, bisa cepet berubah begini”, lah itu mulai dengan jam yang terbalik itu juga, begitu kita mulai melihat sesuatu yang berbeda dari harapan kita, ubah cara berpikir. Proses yang lama, latihan terus menerus, dan kadang-kadang masih kejeglog-jeglog gitu, ya masih kadang kekhawatiran bisa timbul, cuma pesimis yang saya tidak begitu melihat itu, tapi kalo kekhawatiran masih bisa muncul.

7

Berlatih terus menerus 

Kalau arti menghargai orang lain bhante?

Menghargai orang lain sekarang sebetulnya kalau kita bisa melihat dari seberapa jauh dalam konteks ini orang itu juga bisa mengubah keinginannya sesuai kenyataan, darimana itu? Ketika dia sudah tidak banyak mengeluh. Orang yang mengeluh itu kan karena tidak

5b Orang lain mampu menyesuaikan keinginan dengan kenyataan, dilihat dari jarang mengeluh adalah bentuk penghargaan terhadap orang lain

Page 140: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

244

 

bisa menerima kenyataan, makanya dengan sistem yang kita lihat di facebook dan sebagainya sebetulnya kan menciptakan sesuatu yang mengeluh “haduh macet ni”, kita macetnya di lokasi ini tapi di seluruh teman-teman facebook nya disuruh mengerti, harus rau kalau kita sedang macet. “Duh macet niy”, tidak menyelesaikan masalah, tapi kita hanya membagi keluhan, bagi saya itu sulit dihargai. Tapi ketika dia bisa menyelesaikan, sekarang ini macet, tapi saya bisa mengisi kemacetan ini dengan mendengarkan ceramah, kebetulan di mobil ada cd ceramah. Jadi walaupun macet saya bisa melakukan yang bermanfaat. Nah ini dia memberikan solusi. Ketika status di facebooknya seperti itu, saya bisa menghargai dia, dia tidak mengeluh, tapi dia tahu bahwa macet itu bukan sesuatu yang menyenangkan, tetapi dia bisa menerima kemacetan itu sebagaimana adanya dan dia mau menggunakan kemacetan itu dengan positif, bagi saya, saya bisa menghargai itu. Jadi konteksnya sejauh mana orang bisa menerima kenyataan, itu yang kita hargai. Darimana tandanya? Dari melihat dia sudah tidak banyak mengeluh. Semakin sering mengeluh, semakin sukit dihargai. Cobalah kalau ketemu temen yang suka mengeluh, tiap dateng ngeluh, tiap dateng ngeluh, nanti kan kita sendiri

Page 141: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

245

 

nggak terlalu respek ma dia, karena kita alan menilai masalah begitu saja dibesar-besarkan, kita sendiri nggak bisa menghargai dia to? Tapi begitu ada kesulitan apa, bisa menyelesaikan, kita menghargai dia otomatis juga, ”hebat ya masalah begitu dia bisa selesaikan, wah kalau saya pasti marah-marah tuh”. Nah dengan membandingkan dengan ini, kita menghargai diri kita. Kalau begitu gimana, apakah ini berlaku universal? Mungkin, kita menghargai seseorang ketika orang itu bisa menerima semuanya sebagaimana adanya, lah dalam konteks harapan dan kenyataan ketika dia bisa menggunakan kenyataan itu untuk maju yang positif, yang negatif itu untuk diperbaiki, kita akan menghargai dia.

Bagaimana cara bhante menyadari kelebihan dan kekurangan yang bhante miliki?

Kan dengan perenungan, itu satu hal untuk diri sendiri. Jadi saya ini apa ya kelebihannya, kekurangannya apa. Tapi yang kedua menggunakan orang lain, karena hal tertentu kita nggak bisa. Lah kadang orang lain itu napa, mungkin memuji “wah bhante begini begitu”, kalau dia memberikan pujian itu berati nilai lebih kita, nah kita bisa kembangkan disitu. Tapi kalau orang mengkritik, beberapa orang yang deket juga berani ngritik, ya kita perbaiki, itu kekurangan kita. Tapi kalau benci, mungkin saya juga merenungkan saya ini punya musuh sapa ya, pasti ada orang yang nggak suka dengan saya, nah kalo saya

8a Menyadari diri sendiri dengan merenung dan bertanya pada orang lain

Page 142: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

246

 

melihat si A itu kok nggak begitu suka saya, mungkin saya suruh tanya orang lain, kenapa si A itu nggak suka ma saya. Dengan orang lain yang bertanya, dia akan memberikan penjelasan “bhantenya sukanya begini begitu, menjengkelkan”, nah saya dapet nilai kekurangan untuk saya perbaiki sehingga di masa depan saya nggak mengulang, apalagi saya sebagai orang yang berjubah yang memberikan pelayanan masyarakat jangan sampe menyakiti atau melukai perasaan masyarakat, makanya omongan negatif yang jelek yang saya dengar dari pihak ketiga, karena konsep Indonesia itu kan kalo ngomong negatifnya seseorang nggak langsung, kalau mungkin di negara-negara Barat, kejelekan kangsung diomongkan, kalau disini tidak terlalu deket ya nggak diomongkan, tapi kalau memuji disini sering, langsung, bukan lewat orang ketiga. Dengan pujian kita bisa melihat nilai positif, dengan orang lain yang menyampaikan kritik ada orang yang nggak suka lho sama bhante gini-gini ya itu nilai negatif. Jadi orang lain itu sangat perlu, meskipun kita bisa merenung, kadang-kadang kita merenung sendiri itu hanya ketemu baiknya, sehingga hasilnya kita ,alah sombong, “kok saya baik semua ya? Pernah nggak ketemu jeleknya, kayanya

Page 143: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

247

 

nggak pernah”, walah sombong, tapi dengan ketemu orang lain, kejelekan saya banyak sekali, ini yang harus diperbaiki.

Bagaimana cara bhante memandang diri bhante sendiri? Ada yang terlewat nih bhante, bagaimana cara memandang kenyataan hidup yang ada? Kalau aku lihat tuh memang hampir semua bhante memandang kenyataan itu positif, ya menerima apa adanya, yang bisa berubah ya akunya.

Masa pake cermin? Kenyataan tuh kan yang datang, apa saja yang datang kan kenyataannya karena yang kita terima dengan indria, itulah kenyataan. Yang kita lihat adalah kenyataan. Yang kita dengar, kenyataan. Yang kita baui, kenyataan. Semua yang kita terima dengan indria itulah kenyataan. Lah tapi yang kita terima dengan indria itu kadang berbeda dengan harapan/keinginan. Kita ingin melihat yang indah-indah, ketemunya yang jelek. Kita ingin membau yang wangi-wangi, ketemunya yang busuk. Nah sekarang kecepatan kita mengubah menyesuaikan harapan dengan kenyataan, itulah yang layak menghargai diri sendiri maupun orang lain. Jadi kenyataan adalah apa saja yang kita terima dengan indria. Betul, makanya butuh berlatih. Lah kalau tidak semua orang seperti itu kan hidupnya akan menderita. Ingin wangi tapi dapetnya yang busuk, kan akhirnya menderita kalau nggak bisa nyesuaikan, padahal busuknya tetep disitu. Nah kemudian apa? Ya sudah busuk ini tuh

1e 1f

Kenyataan hidup adalah apa saja yang diterima dengan indria, sehingga harus mampu menyesuaikan keinginan dengan kenyataan

Kenyataan bersifat netral karena tidak bisa dirubah

Page 144: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

248

 

Semua dari pikiran ya bhante? Kok bisa bhante?

menjadi tanda bahwa hidung saya tidak buntu. Nah kalau sudah begitu kan hidup akhirnya bahagia. Ya to? Sehingga saya tidak melihat kenyataan itu positif atau negatif, kenyataan itu netral kok. Semua yang kita terima dengan indria kita itu adalah netral. Yang membuat tidak netral adalah pikiran kita. Betul! Orang memaki kita pun netral kok. Iya, bagi kita netral, dia yang memaki, urusannya dia, dia yang berpikir negatif tentang kita. Makanya dia memaki kita. Tapi makian itu netral bagi kita. Jadi saya sebagai obyek yang dimaki, itu sebetulnya netral. Subyek yang memaki itu, dia yang berpikir negatif sendiri, karena mau memaki saya, itu dia yang berpikir negatif. Saya obyek yang dimaki, melihat makian itu, sebetulnya netral. Karena saya punya kesempatan memilih, memilih untuk menyikapi makian itu. Apa? Saya balas memaki, berarti saya sama negatifnya dengan dia. Saya diam, berarti saya netral. Saya menasihati dia, “untuk apa memaki? kalo kamu nggak cocok ya nggak usah kumpul to, nggak usah maki-maki?”, saya positif, dia yang negatif. Dia tetap negatif, tapi saya bisa netral, bisa positif, bisa negatif. Jadi kejadian itu semua bagi kita adalah netral, walaupun

1f 9

Kenyataan bersifat netral karena tidak bisa dirubah

Tiap orang punya kesempatan untuk memilih dalam bersikap

Page 145: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

249

 

Sebenarnya tuh kedudukan antara pujian dan makian itu, boleh dibilang sama ndak bhante? Tapi mengapa ketika kita dipuji kita merasa senang, ketika kita dimaki kita merasa sebel? Kembali ke masalah prasangka bhante, supaya ndak sampe kejadian, prasangka itu kan baru sampe pikiran bhante, belum sampe ngomong, belum sampe berbuat, bagaimana menyikapi supaya prasangka ini ndak sampe keluar,

dimaki gitu, makian itu kan seperti warna merah, katakanlah saya senangnya warna hijau misalnya tapi kok saya melihatnya warna merah, warna itu bagi saya netral, makian itu netral. Sebetulnya sama. Orang memuji kan karena harapan dia tercapai. Orang memaki kan harapan dia ndak tercapai. Karena ego. Manusia kan egonya begitu, mau untung nggak mau rugi. Ya nggak mau kehilangan yang dicintai dan nggak mau ketemu yang dibenci. Dimaki berarti ketemu yang dibenci, tapi dimaki dengan bahasa asing yang kita nggak ngerti, dia pikirannya negatif trus tapi kita santai-santai aja, itu makanya netral, ketika kita tidur, dimaki juga nggak tau, makanya dimaki itu yang rugi si pemaki, karena dia sudah berpikir negatif duluan, tapi kita punya hak untuk memilih, memaki balik sama jeleknya, diam netral atau menasihati positif. Kuncinya kata-kata tadi, yang datang hadapi, yang belum datang jangan dinanti, yang hilang jangan dicari. Kan itu hanya berprasangka dia jahat, misalnya dia jelek, tapi kan sekarangkan belum muncul, lah kalo yang belum datang kan jangan dinanti. Sekarang dia masih baik, ya balas dengan kebaikan juga.

10 9 1d

Ego manusia yang menginginkan untung dan tak mau merugi

Tiap orang punya kesempatan untuk memilih dalam bersikap

Melakukan hal yang terbaik saat ini

Page 146: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

250

 

cuma sebatas di pikiran aja. Kalau untuk menghilangkan perasaan yang kesel-kesel duluan bhante? Tanpa perlu ada pembuangan tentang masa lalu?

Lah yang hilang jangan dicari. Itu kan milik masa lalu. Milik masa lalu kenapa kita harus cari-cari juga. Ibaratnya kita sudah buang sampah, tapi kita cari-cari juga, seperti pemulung kita. Karena hidup kan saat ini. Masa lampau kita pernah hidup tapi sudah nggak hidup. Yang akan datang kan kita akan hidup tapi sekarang belum hidup. Kenapa kita jadi pemulung masa lampau. Masa lampau itu kita terima sebagai kenyataan bahwa itu milik kita, tapi sekarang jadikan pelajaran, yang positif kita kembangkan saat ini, yang negatif perbaiki saat ini. Nggak mungkin bisa. Otak kita itu tidak bisa melupakan sesuatu karena otak kita tidak bisa menghilangkan data. Semua yang masuk ke otak kita, teregister dengan baik, bahkan bukan hanya di kehidupan ini, di kehidupan lampau teregister dengan baik walaupun otaknya baru, hardwarenya baru, karena kita dilahirkan, tapi softewarenya itu yang lama. Kalo kita berbicara bahasa komputer itu di-image, ada imagenya, jadi hardware kita misalnya mau kita perbaiki, harddisknya dicopy kemudian di-paste-kan di harddisk yang baru. Jadi hardwarenya baru tapi softwarenya lama. Lah kemudian bisa ditambah software yang tambahan baru,

1a 11

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Past Life Regression

Page 147: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

251

 

memori kita yang hidup sekarang ini ada, tapi memori kita yang lama juga ada, makanya kita bisa inget kehidupan yang lampau, itu yang menarik yang menjadikan saya umat Buddha itu kan salah satunya, ternyata kehidupan lampau, past life regression itu. Nah sekarang kita belum ngamati, seribu tahun yang lalu otak kita bukan pake yang ini, hardware kita bukan ini, hardware kita baru lahir di abad sekarang ini, tapi kok bisa inget? Lah itu, karena data yang lama itu dicopy, dipaste disini, lah jadinya usaha untuk melupakan masa lampau itu ndak bisa. Tidak akan pernah bisa. Yang bisa adalah menerima kenyataan bahwa itu adalah milik masa lampau. Kita pernah sedih, bahagia di masa lampau, jadikan itu pengalaman, sehingga kesedihan itu dicari sebabnya untuk diperbaiki di masa lampau, kebahagiaan di masa lampau di cari sebabnya untuk ditingkatkan sekarang ini. Kita pernah jatuh, sampe lecet, ada bekasnya, terimalah itu sebagai kenyataan, nggak bisa dihapus lagi, cuma sekarang kita cari sebabnya kenapa kita bisa jatuh, karena dulu saya naik sepeda motor nggak hati-hati, oke kalo begitu sekarang harus kebih hati-hati. Dan diberi penghargaan nanti saya menerima kenyataan bahwa ada nilai positifnya, kalau begitu di masa sekarang harus saya tingkatkan nilai positif

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 148: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

252

 

itu sehingga mungkin di masa depan mendapat penghargaan lagi. Saya katakan mungkin karena kalau kita mengharap penghargaan itu, terlalu optimis dengan penghargaan itu, akhirnya malah stres, tapi dengan mencoba 50% berhasil, tidak mencoba 100% gagal.

Bhante kalau memandang orang lain itu yang muncul pertama apa to bhante?

Ya ndak ada, ya netral-netral aja, wong dia belum bikin kesalahan atau kebaikan sama saya, ya hadapi aja. Lah kalau sekarang kesalahan gimana? Ya kita mengevaluasi apakah saya memang layak mendapatkan perilaku itu, kalau dia melakukan kesalahan pada saya, misalnya memaki,apa saya layak dimaki, kalau saya layak ya trima itu karena saya diajar untuk lebih baik, tapi kalau saya tidak layak mendapat makian itu, ya sekarang sikap kita apa, milih mau diam atau mau menasihati “maaf ya saya ndak sejelek itu”. Sebaliknya ketika orang itu memberikan hal yang positif pada kita lalu saya juga merenungkan pada diri saya sendiri, layak nggak saya mendapat pujian itu, kalau ndak layak brarti ini pujian kosong untuk apa saya harus menerima, ya kita ngomong “sorry ya saya nggak sebaik yang kamu kira”. Nah jadi andai kita bisa berpikir netral kalau mau ngomong, kan enak. Kalau ndak nanti begitu kita dimaki, kita ngomel, waktu dipuji kita bahagia, akhirnya lupa diri kita.

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 149: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

253

 

Susah ya bhante? Memang demikian lebih ke menerima, kalau kenapa demikian ada unsur kok bisa?

Susah, makanya butuh latihan. Latihannya sedikit demi sedikit, latihannya adalah salah satunya dengan berkata “untung”. Kata untung ini adalah mantra yang mujarab sekali. Jadi ketika kita mengalami kerugian maka kita ngomong “untung cuma rugi segini”, itu sebetulnya kita menyesuaikan harapan dengan kenyataan. Harapan kita punya keuntungan satu juta, kenyataan kok malah saya rugi dua juta. Akhirnya kita berpikir terbalik, untung cuma rugi dua juta, wah kalau kita nggak serius kerja mungkin ruginya lebih banyak. Jadi harapan kita ini sudah beda, jadi saudah nggak begitu optimis kesana tapi sekarang melihat kenyataan itu. Yang kedua, mantra yang lain “memang demikian”. Kata “memang demikian” itu sangat beda dengan “kenapa demikian”. Dengan “memang demikian”, kita yang menyesuaikan dengan kenyataan, “kenapa demikian”, kenyataan mau diubah sesuai keinginan. Nggak mungkin bisa. Kenapa kamu jahat? Kenapa kamu mau mencuri? Nggak bisa. Karena dia sudah mau to? Mau diubah apanya? Itu kan sudah selesai peristiwanya, saya mau merubah kenyataan, nggak bisa. Memang dia yang menghilangkan handphone ku, memang dia yang merusakkan

7 1g 1f

Berlatih terus menerus

Berpikir terbalik untuk menjalani kenyataan dengan lebih baik

Kenyataan bersifat netral karena tidak bisa dirubah

Page 150: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

254

 

Tapi bukan berarti kita dikendalikan oleh lingkungan ya bhante?

barangku. Lah kalau jadi bhikkhu kan kita yang merubah, kemudian setelah kita berubah menerima kenyataan sesuai dengan harapan, lalu timbul tahap yang kedua, kalau menerima positif negatif tadi, itu tahap satu. Memang dia yang menghilangkan handphoneku, itu kan yang negatif, kalau begitu lain kali kalau ada dia, aku ndak minjemi handphone, sehingga kenyataan kita yang sudah terima ini jadi pelajaran. Kenapa kamu pecahkan gelas? Kan salah. Memang dia yang mecahkan gelas, lain kali kalau dia ngomong-ngomong, gelasnya saya pinggirkan, karena dia kalau ngomong tangannya ke seluruh ruangan, jadi nyenggol, pecah. Kita akan enak menyesuaikan diri terus dengan kenyataan, dan kita menggunakan kenyataan itu untuk terus maju. Tidak, karena kita juga bisa mengubah lingkungan itu membuat kita menjadi lebih baik. Kalau saya dalam Buddhis, seperti bunga teratai, bijinya jatuh ke lumpur, memang saya jatuh ke lumpur. Kalau kenapa saya jatuh ke lumpur? Akhirnya saya stres dan melompat dari lumpur itu, malah mati. Memang saya jatuh ke lumpur. Gunakan lumpur ini untuk hidup, karena ada nilai positifnya, lumpur itu empuk, jadi akar-akarnya teratai bisa merayap kemana-mana, kalau di tanah

1a 1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 151: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

255

 

yang keras dia nggak bisa. Potensi yang bhante miliki apa bhante? Melihat dari segi positif ya bhante?

Kalau saya sih merasa salah satunya karena bisa ngomong. Potensi saya salah satunya bisa ngomong. Karena waktu kecil, di SD saya sudah ditulis “dalam kelas banyak cakap-cakap”, sehingga saya merasa “o, kalau begitu di kelas banyak cakap-cakap, sekarang banyak cakap-cakap”, saya ya ceramah dan sebagainya. Iya, kalo saya stres “di dalam kelas banyak cakap-cakap”, kemudian saya menanggapi dengan negatif, akhirnya saya jadi pendiam, akhirnya saya tidak bisa menggali potensi yang lebih dalam lagi.

12a Mengetahui, menanggapi positif potensi yang dimiliki serta mengembangkannya

Arti hidup sederhana menurut bhante? Peraturannya itu gimana to bhante?

Sederhana itu kan merasa cukup, jadi kapan kita bisa merasa cukup itulah yang disebut hidup sederhana. Nah maksudnya apa? Sebenarnya hidup dalam kesederhanaan itu butuh kecerdasan, kecerdasan terhadap cukup itu. Jadi misalnya begini, saya sebagai bhikkhu cukup dengan satu set jubah. Itu juga butuh kecerdasan. Karena sekarang bhikkhu memang resmi butuh satu set jubah, tapi kadang-kadang suatu ketika punya puluhan jubah. Berarti dia belum bisa hidup sederhana walau sudah jadi bhikkhu. Peraturannya kan satu set jubah itu yang milik pribadi, kalau jubah tambahan itu milik bersama. Nah sekarang dia satu set aja nggak habis-habis dipakai dua setengah

13a 3b

Kecerdasan merasa cukup dalam menjalani kenyataan hidup

Peraturan kebhikkhuan

Kecerdasan merasa

Page 152: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

256

 

Jadi tambah luas wawasannya

tahun, tapi jubah bersamanya ini banyak sekali, itu sebagai bhikkhu sebenarnya tidak jadi hidup sederhana. Karena dia belum tau rasa cukup itu. Sebaliknya ketika orang punya satu rumah bagus, dan dia merasa cukup sebenarnya dia sudah hidup sederhana. Tapi ketika dia beli rumah lagi, beli rumah lagi dan dia merasa belum cukup, dia belum sederhana. Jadi kalau saya melihat mungkin melihat dari sudut yang berbeda, sesuai dengan konteks kita adalah harapan dan kenyataan, kesederhanaan itu timbul ketika seseorang merasa cukup, artinya harapan itu sesuai dengan kenyataan, maka dia akan selalu bisa hidup sederhana, dan sederhana itu tidak hanya materi, akhirnya ketika saya bisa menerima teman saya sebagaimana adanya, saya juga mempunyai cara berpikir hidup sederhana, tidak mau aneh-aneh, ini mestinya temen saya kurang begini, harusnya dia lebih misal bajunya lebih bermerk, saya sudah tidak begitu lagi, saya tidak mempunyai hidup sederhana. Jadi dalam berteman pun saya bisa hidup sederhana, ketika saya menerima teman saya sebagaimana adanya. Nah, jadi berbeda to, jadi hidup sederhana bukan karena saya nggak punya uang atau saya uangnya cukup, sedikit saja, bukan itu. Tapi ketika kita mampu menerima

13a 13a

cukup dalam menjalani kenyataan hidup

Kecerdasan merasa cukup dalam menjalani kenyataan hidup

Page 153: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

257

 

kenyataan. Jadi dalam berteman, dalam menghadapi suasana tertentu, selama kita bisa menyesuaikan antara keinginan dan harapan kita, harapan dengan kenyataan bisa dicocokkan, itulah kesederhanaan. Nah karena itu kesederhanaan tidak bisa dinilai dengan mata uang. Maka ada tadi satu rumah itu, dia bisa menerima itu sebagaimana adanya, dia disebut sederhana, walaupun rumahnya miliar, tapi dia bisa jadi sederhana, karena cara berpikir bukan jumlahnya tadi. Ketika rumahnya dia nggak miliaran, cuma ratusan juta, tapi dia pengin beli lagi, beli lagi, sebetulnya ini tidak sederhana, bukan mewah, tidak hidup sederhana, karena satu itukan sebetulnya dah cukup, mengapa harus dua sampai tiga rumah? Kecerdasan merasa cukup itulah yang menjadi kesederhanaan. Dan setiap orang punya rasa cukup yang berbeda. Makanya kesederhanaan bagi seseorang bisa kemewahan bagi yang lain. Kalau secara materi/fisik, kesederhanaan paling rendah yang ada di dalam norma adalah cara hidup para bhikkhu. Pakaian bisa punya satu setel dan merasa cukup, itu sederhana, tapi ketika punya 5-10 stel belum merasa cukup, 100-500 belum merasa cukup, itu ketamakan, dia tidakpunya kecerdasan merasa cukup. Seorang bhikkhu makan sekali saja sebenarnya

3c

Kesederhanaan dalam kebhikkhuan

Page 154: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

258

 

merasa cukup, tapi kalau mau dua ya boleh, tapi kalau 3-6 kali berarti dia tidak punya kecerdasan cukup, hidupnya bukan sederhana lagi. Tempat tinggal bhikkhu sebetulnya hanya di bawah pohon, di goa-goa, jadi ketika dia sudah punya satu rumah yang baik, layak huni, dia masih kepengen kesana-kesini, punya rumah dimana-mana, berarti dia nggak punya kecerdasan rasa cukup, dia belum sederhana. Obat-obatan seorang bhikkhu hanyalah terapi urine, tapi ketika dia bisa membeli obat kemudian dia sakit kepala terus berobat ke Singapore, sakit gigi berobat ke Tiongkok, dia tidak punya rasa cukup, kecerdasan cukup itu ndak ada, makanya kehidupannya menjadi tidak sederhana. Jadi kalau secara materi, kebutuhan terendah para bhikkhu ini dianggap ukuran paling bawah diabad itu. Kalau belum merasa cukup, berarti hidupnya masih mewah. Tapi kemudian diperluas lagi rasa cukup itu adalah dalam bentuk ya itu tadi menerima semuanya sebagai mana adanya, pakaian satu terima ini sebagai kenyataan apa adanya, hidup menjadi bahagia, karena harapan dengan kenyataan cocok. Makan sekali dua kali kalau bisa terima sebagai kenyataan, harapan dengan kenyataan cocok, itu menjadi punya kecerdasan menerima kenyataan hidup sederhana. Berteman ketika kita bisa

13a

Kecerdasan merasa cukup dalam menjalani kenyataan hidup

Page 155: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

259

 

Kalau peraturan empat yang mendasar itu to bhante, itu kan ada dari jaman Sang Buddha, apakah itu masih bisa disosialisasikan di jaman yang berbeda-beda?

mengatakan memang mereka demikian, harapan dengan kenyataan cocok, bisa berteman dengan cara hidup sederhana. Bisa! Sekarang kan itu level terendah dan bhikkhu sampai hari ini kan masih tetap seperti itu. Nah ke atasnya itu kan nggak ada batas, jadi sekarang pakaian satu cukup, tapi dia mau tujuh, boleh, senin-minggu, bisa. Tapi sekarang dia mau 70, 80, dan seterusnya, ini atasnya nggak ada batasnya, karena yang ada batasnya ini adalah dirinya sendiri, mau tidak membatasi diri dengan yang saya sebut kecerdasan merasa cukup, karena ini butuh kecerdasan merasa cukup. Kebanyakan kalau nggak bisa ngerem, ini itu bagus, bajunya sudah banyak masih beli terus, dia tidakmenjadi sederhana hidupnya. Tapi ketika pada baju yang ke-80, dia merasa cukup, sisanya dia menjadi sederhana. Tapi apakah setelah merasa cukup cukup itu tadi kemudian dia jadi berhenti kerja? Tidak. Dengan mempunyai pakaian 20, lalu dia berhenti bekerja, tidak, cuman sekarang orientasi kerjanya berbeda. Dia kan sudah hidup sederhana, nah orientasi kerjanya saya bekerja untuk membelikan pakaian mereka yang belum mampu. Saya makan sehari 2-3 kali cukup, saya tidak berhenti bekerja, sehingga saya bisa mendapatkan 5-6

3b 13b

Peraturan kebhikkhuan

Diri sendiri yang mampu mengendalikan keinginan sehingga kesederhanaan bisa terwujud dalam kenyataan hidup

Page 156: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

260

 

Padahal untuk ngerem keinginan itu sangat sulit lho bhante.

piring, saya akan berikan pada mereka yang belum mendapatkan kesempatan untuk makan. Demikian pula rumah, satu rumah saya sudah cukup, tapi saya tetap bekerja, sehingga saya bisa beli rumah yang banyak untuk saudara-saudara yang belum mempunyai rumah. Nah inimenjadi hidup sederhana to? Karena dia merasa cukup, rumah ini untuk kakak saya, ini untuk orangtua saya, ini untuk bikin panti asuhan, ini untuk organisasi apa, dan lain lain, kerja terus, kaya raya, tapi dia tau cukup, makanya hidupnya sederhana. Saya berobat dengan terapi urine, obat generik dan dokter yang layak, tapi saya tetap kerja terus supaya saya tetep punya uang terus untuk mengobatkan orang lain, atau saya bisa bangun rumah sakit, sehingga memberi kesempatan orang lain sehat. Kecerdasan merasa cukup itu menjadi dasar hidup sederhana. Tergantung kita lagi, makanya apa, itu bebas. Maka tadi dikatakan apakah ribuan tahun yang lalu itu masih berlaku, masih, karena bhikkhu yang jaman sekarang tetap hidup seperti ribuan tahun yang lalu. Saya berbicara dalam konteks Theravada ya. Jadi bhikkhu ini bisa bertahan, mengapa? Karena bhikkhu itukan memang latihan, tapi ini kankita bicara bukan dalam konteks kehidupan bhikkhu saja, harus berlaku universal.

13b

Diri sendiri yang mampu mengendalikan keinginan sehingga kesederhanaan bisa terwujud dalam kenyataan hidup

Page 157: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

261

 

Lah kalo sudah berlaku universal, konteks hidup sederhana itu adalah kecerdasan merasa cukup, sehinnga walau bukan bhikkhu pun dia bisa njalani dan tetep sederhana.

Arti hidup wajar bhante?

Hidup wajar kan hidup yang merasa cukup. Hidup yang ndak wajar kan sepertinya kita ndak cukup memenuhi kebutuhan kita sendiri. Jadi wajar itu artinya ketika kita mampu cukup itu tadi juga. Sebetulnya kan pertanyaan yang banyak ini, mbuletnya kesitu aja, karena dasarnya ini kan adalah antara keinginan dengan kenyataan,yang disebut wajar adalah ketika cocok harapan dengan kenyataan. Begitu harapan jauh dengan kenyataan, stres, menjadi ndak wajar, menjadi orang gila. Sebaliknya, ketika keinginan mendahului harapan, bisa, keinginan mendahului kenyataan juga bisa, itu juga ndak wajar. Misalnya sebagai sarjana lalu ditanya, kira-kira kalau mau kerja, minta digaji berapa? Kemudian kita keinginannya mendahului kenyataan, saya minta 100 juta, loh ini baru lulus kok,nah ini keinginan mendahului kenyataan. Atau rendah sekali, keinginan beda jauh dengan kenyataan, sarjana kamu maunya berapa, ya mungkin 100 ribu lah sebulan, lho ini sudah nggak wajar lagi. Tapi tahu persis sebelum masuk kerja kira-kira kalau di kantor itu sarjana gaji berapa ya? Katakanlah misal

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 158: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

262

 

Perbedaan itu ada hubungannya dengan penghargaan untuk diri sendiri nggak bhante?

sejuta. “Berapa mau gajinya? Ya sejuta lah”. Nah ini keinginan dengan kenyataan itu sudah mirip. Tapi tinggal sekarang perusahaan mau berapa? “Anu ya, 750. Lalu kita renungkan, mau berapa lama? Tiga bulan pertama. Oke”. Nah sekarang keinginan kita yang tadi maunya satu juta, kenyataannya kok 750, tapi kita tanya berapa bulan, kalaundak tanya ini namanya kebodohan, 30 tahun tetap 750, nggak masuk akal. Berapa bulan? Tiga bulan pertama percobaan, tapi kalau kamu bagus di bulan pertama, kamu naik. Oke. Keinginan kita turunkan. Wajar. Tapi kalo dia minta “mana ada gaji pertama satu juta, 100 ribu aja” lah perusahaan ngomong gitu, ini jelas beda, ndak wajar kalau sampai begitu. Ada, ada, jelas ada. Karena dengan kemampuan kita bisa menerima kenyataan itu, mestinya saya mendapat penghasilan lebih besar. Karena kalau saya stres, saya tidak bisa terima kenyataan, bagaimana saya bisa fokus kerja? Begitu dapat, oadoh, gelisah, ngomel aja, belum selesai kerja sudah tambah lagi tambah lagi. Saya tidak bisa menerima kenyataan. Tapi begitu saya menerima kenyataan, oke ndak pa pa, sambil kita ngomong “ini pak tugasnya saya sudah terima tapi bukan selesai hari ini ya, karena saya mesti selesaikan yang ini”, “lho kalo yang ini

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 159: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

263

 

harus selesai juga, kira-kira yang penting yang mana ya pak, tugas yang tadi pagi atau tugas yang siang ini?”, “yang pagi dulu”, “oke pak kalau begitu yang tadi pagi saya beresin dulu”, kalau saya lebih bisa menerima kenyataan, saya lebih bisa menyikapi apa yang bos ingini, sehingga bisa memunculkan pertanyaan mana yang diprioritaskan, “semua penting”, “kalau semua penting mungkin butuh dari satu orang pak untuk menyelesaikan, karena kita perlu satu orang lagi untuk membantu menyelesaikan ini, kira-kira yang tidak mengganggu kalo rahasia ini keluar”, “oh ya kamu serahkan si A saja”, akhirnya dua kerjaan selesai karena yang mengerjakan dua orang, kalau batin kita tenang, bisa menerima kenyataan dulu, kecerdasan menerima kenyataan ini, kalau sudah stres, bingung, ngamok-ngamok sendiri.

Tantangan dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan apa bhante?

Sebetulnya kan karena keinginan yang tidak tercapai itu tantangannya. Lah ya to? Tantangannya itu sebetulnya sejauh mana to kita bisa menyesuaikan diri dengan kenyataan, itu kan tantangan terbesar. Makanya tadi saya sebut dan katakan, ketika kita terlambat menyesuaikan keinginan dengan kenyataan, itu kita jadi stres, kita jadi berpikir “wadoh kualitas diriku kok baru sampe segini?”. Tapi begitu kita punya kecepatan

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 160: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

264

 

Tapi itu kan susah ya bhante?

menyesuaikan dengan kenyataan, tantangannya menjadi ndak ada, ya sudah. Ya nanti bisa menjadi hidup sederhana yang itu tadi. Hidup bisa sederhana, bisa menerima kenyataan, bisa bersyukur, apalagi coba? Mbuletnya kan cuma di situ. Ya susah, makanya latihan.

7

Berlatih terus menerus

Misi bhante apa?

Misinya, tentu kalau kita sebagai bhikkhu kan menggunakan bisa dibelah separo, kelihatan dagingnya/pundaknya, yang satu berjubah/tertutup. Ini misinya sebetulnya dua. Satu, sebagai daging ini, saya pribadi, tentu ingin meningkatkan kualitas diri. Tapi sebagai bhikkhu yang berjubah ini, saya kan juga harus membina masyarakat. Sehingga misi saya sebetulnya apa dalam kehidupan ini, tentu saya setiap hari setiap saat, saya berusaha untuk meningkatkan kualitas diri sehingga saya layak untuk memberikan penghargaan juga kepada diri saya, kalau makin terbaik, berarti saya bisa menghargai diri saya “eh ternyata misi saya untuk praktek Dhamma berhasil sampai tahap ini”. Kemudian misi saya sebagai pembina Dhamma adalah bisa diterima dalam masyarakat, paling tidak sampai hari ini beberapa puluh tahun ceramah, belum pernah disuruh turun. Ini kan misi pembinaan. Jadi ketika saya ceramah belumpernah

1b 14a 1b 14a

Selalu memperbaiki diri dalam menjalani kenyataan

Memberikan bimbingan moral kepada masyarakat

Selalu memperbaiki diri dalam menjalani kenyataan

Memberikan bimbingan moral kepada masyarakat

Page 161: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

265

 

Sudah berapa lama bhante jadi bhikkhu? Tapi kan bhante ini suka kotbah sebelum jadi bhikkhu pun sudah to bhante? Sudah terbiasa to bhante?

ada yang mengatakan “dah bhante, tolong brenti dulu ceramahnya, kita kurang sesuai dengan isinya”, yah itu sementara ini saya belum pernah. Ya sekitar 23-24 lah. Betul. Lah makanya kan saya kalo tadi apa ya potensinya? Sebetulnya salah satunya itu ya bisa ngomong.

Arti terlibat secara mendalam pada misi yang bhante punyai, apa?

Ya terlibat secara langsung. Jadi ketika saya menjadi bhikkhu makanya saya kan membagi hari itu dengan membagi hari untuk pembinaan dan diri sendiri. Lah ini kan saya terlibat langsung di sini. Karena kalo nggak, saya membina total brarti jubahnya ini hanya terus membela jubah yang saya sandang sebelah kiri ini, maka pembinaan diri saya ndak ada. Sebaliknya kalo saya membina diri terus, hanya ngurusi pundak yang kelihatan ini, akhirnya umat pun tidak akan menghargai saya atau tidak bisa merasakan pembelajaran saya, mereka biasa menyediakan makan untuk saya tapi mereka tidak menerima manfaat dari saya. Lah jadi dengan saya terjun ke masyarakat, membagi waktu satu tahun : sembilan bulan

15 Pembagian waktu untuk umat dan diri sendiri dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan

Page 162: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

266

 

keliling, tiga bulan berada di tempat ini, sembilan bulan saya sulit dicari, karena saya berada dari Medan sampai kota-kota yang lain, tapi tiga bulan disini sangat mudah saya dicari. Lah ini kan sebetulnya adalah pembagian waktu juga untuk pembinaan sebagai mewakili pundak kiri saya yang terbuka dan juga meningkatkan kualitas diri saya mewakili pundak saya yang kelihatan sebelah kanan ini. Lah itu aktualisasi saya dalam kehidupan sehati-hari, bisa membagi waktu satu hari dalam menerima tamu, ada jam tertentu sehingga jam yang lain saya nggak terima tamu, makanya orang sini kalau mau cari saya, biasanya ada orang nyari, kan lewat anak vihara, mereka biasanya intercom saya, kalau intercom belum saya terima, berarti belum waktunya saya terima tamu, karena tidak ada jam, karena saya bukan dokter. Jadi ada jam tertentu saya bisa terima tamu, beda dengan kemarin, beda dengan hari ini. Tergantung pada persiapan mental saya pada hari itu. Makanya kalau mau kesini kan saya kasih waktu, jam 8-10an, kalau sore tiga pun juga bisa, kadang-kadang, tapi tidak selalu.

Tugas seorang bhante, apa bhante?

Ya dua itu tadi, membina diri sendiri kelihatan yang berdaging ini, pembinaan masyarakat yang kelihatan jubahnya ini.

3d Dualisme kewajiban bhikkhu

Keseharian bhante selain memberikan

Sebetulnya memberikan ceramah dan meditasi kan

Page 163: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

267

 

ceramah, mengajar meditasi, apa lagi bhante? Kalau disini pelatihan meditasi memang setiap kali vasa bhante?

unsur yang berjubah sebelah kiri, lah kemudian kan unsur batin ini unsur yang sebelah kanan yang terbuka ini kan juga perlu dilatih, meditasi sendiri juga, kemudian membaca juga, saya bisa ceramah dengan baik butuh wawasan juga dari membaca, membaca, diskusi, ketemu dengan orang, kadang-kadang orang yang datang pun jadi sumber bagi saya untuk pemahaman batin saya juga, misalnya yang datang kesini perumah tangga, kan saya bisa tanya hal-hal tentang perumah tangga, karena saya kan pelaku bukan praktisi. Sehingga itu juga jadi kehidupan sehari-hari ketika ada tamu bertemu dengan saya, mungkin tamunya itu membutuhkan saran saya, tapi sebaliknya saya juga membutuhkan pengalaman dan pengetahuan dari mereka. Saran saya itu seperti mewakili pundak saya yang berjubah, bahwa saya sebagai bhikkhu saya memberikan saran kepada mereka, tetapi ketika saya bertanya sesuatu tentang mereka yangmungkin bisa meningkatkan kualitas diri saya / pemahaman saya, itu mewakili pundak kanan saya yang kelihatan. Jadi pada saat yang sama, sebetulnya ya kelihatan pundaknya, ya kelihatan jubahnya. Hanya masa vasa, karena kebetulan saya masih keliling di berbagai tempat. Tapi yang namanya umur kan bisa

3d

Dualisme kewajiban bhikkhu

Page 164: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

268

 

Kalau latihan meditasi di sini itu kelompok, tapi nggak harus kaya yang di Mendut yang samanera ya bhante?

bertambah, kalau nanti umur saya makin bertambah, kelilingnya makin sedikit, ya tentu lebih banyak di tempat, lebih banyak kesempatan bermeditasi, untuk yang lain maupun diri saya. Pundak kiri pundak kanan akhirnya bisa dilatih bersama. Disini bebas, bisa perseorangan bisa kelompok karena saya sistemnya pembagian waktu. Jadi waktunya tiga bulan ini masa vasa, Juli sampai Oktober. Yang mau dateng sendiri silakan, selama tempatnya ada. Yang mau dateng berkelompok silakan, mau kelompoknya dua orang, tiga orang, 20 orang, silakan, tapi semua harus dibicarakan dulu melalui email. Sehingga oh saya mau dateng sendiri, oke. Saya akan cek apakah kamarnya ada, kalau ada satu orang bisa. Nah dia mau datang berlima, saya cek kamarnya ada nggak, kalau nggak ada saya juga ngomong seperti kemaren kan saya juga ngomong nggak bisa, mau dateng berenam, kamar cuma ada satu orang, tapi kebetulan karena ada beberapa rombongan yang batal, maka tadi malam saya bilang bisa kalau mau bermalam disini, gitu. Ketika yang mendaftar rombongan itupun juga harus ada jumlahnya, mau jumlah berapa, maksimal disini 20 kalau rombongan itu, nggak bisa lebih banyak karena tempatnya terbatas.

16a

Prosedur mengikuti pelatihan meditasi

Page 165: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

269

 

Apakah pelatihannya juga kalau terlalu banyak jadi terganggu gitu bhante?

Saya merasa begitu. Makanya tempat ini luas, dalam satu jam ke depan ini kalau mau jalan melihat-lihat bisa, foto sana foto sini, kita ketemu lagi jam 11. Tempat ini dua hektar tapi hanya bisa muat orang sekitar 30, itupun sudah rame sekali. Besok akan enam hektar karena di bawah masih ada empat hektar, sedang kita bangun juga, tapi saya kira nanti tambahnya orang nggak terlalu banyak, karena makin banyak orang saya merasa makin gampang terganggu, meditasi makin sedikit orang, makin enak.

Kemampuan yang bhante miliki apa bhante? Yang jelas yang saya tau itu ceramahnya hebat bhante. Meditasinya juga hebat kok bhante. Kok jadi aku yang menilai?

Yah apa ya? Maunya apa? Sudah ceramah, trus apa lagi? Lumayan. Kemampuan diri itu bagi saya sebetulnya kemampuan bhikkhu itu adalah mengendalikan diri. Jadi kemampuan bhikkhu yang menurut saya paling dominan yang bisa dimiliki oleh seorang bhikkhu adalah bisa mengendalikan badan, ucapan dan pikiran. Bisa ceramah itu hanya efek samping. Nah, bisa meditasi itu pengendalian pikiran.

12b

Kemampuan pengendalian badan, ucapan dan pikiran

Kalau otonomi yang bhante miliki apa? Kalau bhante... itu kan

Apa itu otonomi maksudnya? Supaya jadi otoritas apa

Page 166: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

270

 

lebih ke pengajaran, bhante kan punya semacam kekuasaan untuk memberikan nilai pada mahasiswanya, kalau bhante sendiri?

begitu? Otoritas paling hebat kan untuk diri sendiri, bisa mengendalikan diri sendiri, memberi nilai diri sendiri kan tadi berhubungan dengan penghargaan bagi diri sendiri, ketika saya bisa menyesuaikan antara keinginan dengan kenyataan, itu nilai yang tertinggi. Ketika semakin lama saya menyesuaikan keinginan dan kenyataan, itu nilainya semakin rendah. Tapi kalau mengajar begini ini, saya ndak melihat ini sebagai otoritas karena meditasi itu mereka hanya teman saya, teman bermeditasi, saya bukan guru dalam bermeditasi, karena dalam meditasi yang menjadi guru itu adalah diri sendiri, saya hanya memberikan pengarahan, karena saya tidak bisa memeditasikan untuk mereka, saya hanya bisa memberikan ini loh saran saya orang meditasi itu seperti ini, trus mereka praktek sendiri, gitu. Jadi otoritasnya kok masa sama tukang? Kaya bangun vihara begini, mintanya begini, ayo bongkar, masa otoritas gitu? Itu kan karena bayaran. Sehingga saya melihat otoritas yang paling tertinggi adalah mampu mengendalikan diri pada perbuatan, ucapan dan kalau bisa pikiran. Mengapa saya bilang kalau bisa? Karena pikiran kan kadang masih sulit dikendalikan.

12b Kemampuan pengendalian badan, ucapan dan pikiran

Arti konsentrasi menurut bhante?

Fokus, fokus pada apa saja yang sedang kita lakukan, ucapkan maupun pikirkan.

Page 167: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

271

 

Bagaimana cara bhante merealisasikan kemampuan yang bhante miliki itu lewat konsentrasi?

Ya sekarang kan kemampuannya fokus, nah sekarang tadi apa yang kita miliki, kemampuannya? Kan menyesuaikan keinginan dengan kenyataan, ini kan dasarnya juga fokus, apa itu? Yang datang hadapi, yang hilang jangan dicari, yang belum datang jangan dinanti. Kalau kita bisa fokus pada tiga kalimat itu, baru bisa hidup ini bahagia. Tapi ketika kita nggak bisa fokus itu, nggak bisa direalisir. Kita otonominya dalam diri kita kan pengendalian diri ini.

1a Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Arti hidup mandiri bhante?

Mandiri itu memang disebut istilahnya itu tidak bergantung pada siapapun, tetapi bagi saya kemandirian itu juga ketika kita bisa melihat bahwa unsur luar itu hanya sebagai pembantu. Tapi kalo kita sekarang, badan kita yang bisa kendalikan hanya diri kita, ucapan kita juga begitu, pikiran kita juga begitu maka kemandirian itu muncul ketika kita berpikir saya akan begini, misalnya kalau disini istilahnya “bukan tidak boleh menggunakan handphone dalam bermeditasi disini tapi saya tidak mau menggunakan handphone”. Nah itu kemandirian. Jadi saya sebagai bhikkhu tidak mau menyakiti makhluk lain, saya sebagai bhikkhu tidak mau mengucapkan kata-kata yang kurang nyaman untuk pihak lain, saya sebagai bhikkhu tidak mau berpikir yang jelek. Tidak mau itu adalah kemandirian. Kata-kata yang

12c

Kemampuan pengendalian badan, ucapan dan pikiran memunculkan kesadaran dalam bertindak

Page 168: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

272

 

menandakan kemandirian. Tapi kalo saya sebagai bhikkhu tidak boleh berbuat jahat, saya sebagai bhikkhu tidak boleh mengucapkan kata-kata yang jelek, saya sebagai bhikkhu tidak boleh berpikir yang jelek, itu saya ketergantungan. Karena kata “tidak boleh” itu ada otoritas lain yang saya takuti, saya tidak mandiri. Tapi saya tidak mau melakukan. Makanya disini handphone apa? Tidak mau pake. Karena kalo tidak boleh, saya akan ngawasi terus, ndak boleh, ndak boleh, ndak boleh, saya akan menjadi otoritas. Tapi saya ndak mau pake handphone selama meditasi. Dia menjadi otoritas bagi dirinya sendiri, dan itulah kemandirian. Meditasi disini begitu, semua 15 jam, tetapi saya tidak mengatur mereka harus jam segini meditasi, harus jam segini, tidak. Mereka terserah. Saya sekarang mau meditasi duduk, habis meditasi duduk, saya mau duduk lagi, atau sekarang saya mau meditasi jalan, saya mau duduk, temennya mau duduk, jalan itu urusan mereka, temennya mau tidur itu urusan mereka, tapi saya sekarang mau duduk, mau jalan, meditasi sampe 15 jam, ini kemandirian. Tidak mau melakukan sesuatu, bukan tidak boleh melakukan sesuatu. Mau atau tidak mau itu kan pilihan, itulah kemandirian. Boleh tidak boleh itu perintah.

12c

Kemampuan pengendalian badan, ucapan dan pikiran memunculkan kesadaran dalam bertindak

Page 169: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

273

 

Arti dari tahan terhadap goncangan/frustrasi, menurut bhante?

Itu kan sebetulnya ketahanan antara keinginan dengan kenyataan itu tadi. Lamanya. Keuletan. Kalo disini kuncinya disiplin, semangat, ulet, ada tiga. Itu kalau kita tidak tahan goncangan artinya ketika kita melihat perbedaan antara keinginan dan kenyataan, itu kita tidak bisa mengubah keinginan supaya sesuai dengan kenyataan itu yang disebut frustrasi. Lah nanti hubungannya dengan pertanyaan sebelumnya, jadi pesimis. Padahal kalo sekarang, kita melihat saja “o, keinginan yang harusnya saya sesuaikan dengan kenyataan” kalau begitu apa yang harus dipikirkan lagi? Makanya jangan jadi pesimis. Karena ketahanan itu muncul karena lamanya dia bisa menyesuaikan diri, ketika Anda merasa lama, misal suatu hari karena memikirkan dia, stres mikirin masalah ini, da hari, tiga hari? Lah ini ketahanan diri. Saya pada saat itu dalam kondisi katakanlah seperti sedang stres. Tapi ketika ya sudahlah, memang dia begitu, set, menyesuaikan kenyataan, langsung tenang. Nah kecepatan ini sebetulnya yang menjadi ketahanan, makin cepat kita merubah pola pikir, memang dia begitu, kita makin tahan ngadepin situasi apapun itu juga, seperti yang saya katakan orang memaki itu adalah netral, sikap kita terhadap dia itu yang boleh memilih, sama memaki, netral atau menasehati. Itulah

1a 9

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Tiap orang punya kesempatan untuk memilih dalam bersikap

Page 170: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

274

 

ketahanan. Kalo ndak tahan, maki. Kalo tahan netral, diem, atau bahkan menasehati, itu lebih tahan lagi.

Menurut bhante bagaimana cara mengatasi ketidaktahanan itu bhante?

Latihan, jadi jam terbang itu pengaruh besar. Jadi makin sering kita berlatih. Latihan itu sebenarnya sama kaya meditasi. Meditasi itu adalah meminimize problem di luar, dikondisikan ke fisik kita. Satu contoh, dengan duduk diam disini, peraturannya kan duduk diem 30 menit, tidak bergerak, garuk-garuk nggak boleh, ganti posisi nggak boleh, apa maksudnya? Itu meningkatkan ketahanan itu. Harapan kita, saya duduk tidak kesemutan. Kenyataan, saya kesemutan. Kalau saya mengubah posisi, maka saya mau mengubah kenyataan. Sekarang saya tanya kan akan kesemutan, mau 30 menit, atau satu jam, dua jam, atau tiga jam. Jadi sekarang saya satu jam itu duduk, ditahan sekalipun, tidak akan lumpuh, cuman yang penting adalah pola pikir. Saya sekarang kesemutan, terima itu sebagai kenyataan “memang saya sedang kesemutan”, begitu menerima keinginan kita ini cocok dengan kenyataan. Tapi ketika saya ndak mau kesemutan, saya pengen meditasi yang enak, kenapa kesemutan datang lebih cepat. Itu sama dengan hukum Archimedes, sebesar apa tekanan kita berikan, sebesar itu pula pantukan baliknya.

7 16b

Berlatih terus menerus Ketahanan dalam meditasi

Page 171: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

275

 

Makin kita menolak, saya nggak mau kesemutan, rasa kesemutan itu makin kuat. Maka hari-hari pertama orang belajar duduk diem 15 jam itu. Supaya bisa menerima kenyataan, ya sudah ini disini. Dengan sering latihan itu, di luar akan lebih gampang. Itu yang tadi saya sebut jam terbang. Di luar begitu ada masalah, kita terima dulu, memang dia begitu. Tekanan masalah di kampus, di pekerjaan, di rumah tangga, dimana saja, memang dia begitu. Nah kemudian muncul dua tadi, cari positifnya untuk dikembangkan, negatifnya untuk diperbaiki. Saya kok kesemutan begini, tertima dulu kenyataan, kemudian kenapa “ow, bantal duduknya nggak tepat” nah setelah jamnya bunyi, bantal duduknya diposisikan yang enak, mulai meditasi lagi. Atau “ini kok duduknya enak sekali”, memang duduknya enak, terima dulu kenyataan, kemudian kenapa bisa enak “ow, ini saya milih cuacanya yang bagus di samping jendela, duduknya enak, tempatnya sunyi”, lakukan itu diulang-ulang. Sehingga yang enak terus berkembang, yang nggak enak terus diperbaiki.

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Arti dari ketenangan jiwa menurut bhante?

Penerimaan. Akhirnya kan kesitu semua. Ketika kita bisa menerima keinginan kita itu disesuaikan dengan kenyataan, tenang. Lah mengapa kita gelisah? Karena keinginan dan kenyataan berbeda. Keinginan ini batin,

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 172: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

276

 

Meditasi sampe terbawa tidur itu ndak ada masalah bhante? Tapi kan tidak semua orang bisa?

kenyataan ini badan. Selalu berbeda, itu sama dengan orang mau tidur, badannya di tempat tidur, pikirannya kemana-mana, ndak bisa tidur, ndak bisa tenang. Tapi ketika badan dan batin itu menjadi satu, saat ini saya sedangberbaring, saat ini saya sedang tidur, itu yang disebut fokus tadi ya/konsentrasi, sekarang sedang berbaring, sekarang sedang bernafas, nafas masuk nafas keluar, badan dan batin menjadi satu, tenang, pasti tidur. Ndak masalah. Bahkan nanti pada akhirnya mimpi pun sadar. Mimpi itu kan bisa dikondisikan, dalam psikologi kan ada dream catcher itu? Bisa. Itu kan hanya permainan pikiran. Dikasih flash card yang macem-macem itu kan nanti mimpinya juga dikondisikan. Kemudian kalo mimpi jenisnya bisa dikondisikan, sebetulnya kalau mimpi kita penuh kesadaran, itu tau sedang mimpi. Makanya kenapa disini dibuat 15 jam soalnya kegiatan kita sehari-hari dari bangun tidur, mandi, gosok gigi sampe malam mau tidur itu kira-kira 15 jam. Sehingga meditasi 15 jam itu latihan konsentrasi, latihan fokus pada badan kita melakukan apa, ucapan kita, pikiran kita, sehingga nanti diluar pun kita selalu terbiasa fokus berjam-jam. Sehingga nanti waktu

17

Dream Catcher 

Page 173: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

277

 

mau berbaring, dia fokus saya mau berbaring, saya mau istirahat, set set, tidur pun mimpi dengan penuh kesadaran. Waktu membaca kita pun fokus, sehingga bacaan itu lebih mudah masuk. Waktu bekerja kita fokus, apa saja kita fokus. Itulah konsentrasi, selalu terpusat, selalu menyadari saat itu saya sedang apa. Nah kalo konsentrasi tadi kan saya jawab fokus, itu kuncinya, kata-katanya adalah “saat ini saya sedang apa”, kuncinya di situ, sehingga itu tandanya fokus. Misalnya saat ini sedang apa? Sedang menulis, sedang membaca, sedang mendengarkan, sedang berbicara, itu fokus pada sesuatu. Tapi saat ini kaki saya melangkah kanan, ngomongnya kiri, nggak fokus. Kaki kiri melangkah, ngomong kanan, nggak fokus.

Bhante pernah mengalami frustrasi nggak bhante?

Ya kalau belum latihan meditasi, ya bisa. Ya tapi kalau sekarang sudah latihan, kecepatannya untuk kembali keinginan sesuai dengan kenyataan itu sudah melewati, atau malah sudah lebih cepat daripada reaksi untuk frustrasi. Frustrasi itu kan sudah berhari-hari ndak cocok, sama dengan perkabungan itu tadi, tiga hari, tujuh hari, dan seterusnya, kalau dia lama nggak bisa nyocokkan keinginan dengan kenyataan, itu frustrasi. Tapi kalau sekarang cepet, hanya satu malam dua malam, apa yang bikin frustrasi lagi? Lah

1a 7

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran Berlatih terus

Page 174: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

278

 

itu makanya jam terbang yang paling penting. Latihan.

menerus

Bagaimana perkembangan diri bhante sebagai seseorang yang memilih jalan kebhikkhuan ini?

Semua orang tentu saja berkembang, pengennya ke depan, terus maju, minimal umurnya bertambah, tidak ada yang umurnya berkurang. Tapi jangka hidupnya makin pendek, umur kita secara duniawi bertambah, jatah hidup pendek. Semua orang begitu, bukan hanya sebagai bhikkhu. Cuman saya hanya merenung apakah saya sudah seimbang antara kebutuhan pribadi saya dengan jubah kanan yang terbuka ini dengan kebutuhan saya sebagai pembina yang sebelah kiri tertutup oleh jubah ini? Pundak kiri tertutup jubah, pundak kanan terbuka, itu sebenarnya untuk perenungan. Saya umurnya bertambah, apa secara spiritual saya juga bertambah, apakah secara pembinaan saya sudah memberikan lebih banyak arti daripada yang seharusnya yang bisa saya sampaikan. Makanya kalau disini kan saya kasih peti mati, bahwa penanggalan itu kalau diputer terus, orang pasti akan masuk ke peti mati itu. Nah sebelum masuk ke peti mati itu, harus ada sesuatu yang bisa ditulis, sesuatu yang bisa dicatat dalam kehidupannya, yang dicatat apa? Tentu hal-hal yang positif, bisa juga yang dicatat hal yang buruk. Nah sekarang perkembangan saya jadi bhikkhu apa? Itulah perenungan. Sudah sekian tahun saya menjadi bhikkhu,

3e

Perenungan tentang keseimbangan dualisme kewajiban kebhikkhuan

Page 175: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

279

 

Tapi selama menjalani bhikkhu itu pernah maju mundur ndak bhante? Progres batinnya.

sekian lama saya menerima makanan dari umat, sudahkah saya memberikan manfaat untuk masyarakat dan untuk diri sendiri? Sehingga nanti layak nama saya ditulis di dalam beberapa sejarah di masa depan. Bukan hanya saksi sejarah tapi harus jadi pelaku sejarah. Itulah kemajuan. Lah sampai dimana kemajuannya? Itu masyarakat yang menilai, karena saya akan bertindak terus menerus seperti ini, masyarakat menilai salah satunya dengan MURI itu, dua MURI. Itu hanya saksi sejarah, MURI sebagai saksi. Kan saya mau jadi bhikkhu kan tiga tahun merenung, sekali masuk nggak ada cerita maju mundur. Karena dengan komitmen orang yang saya latih meditasi disini, sekali duduk jamnya belum bunyi, jangan pernah goyang. Karena itu belajar untuk disiplin, punya komitmen dengan apa yang kita putuskan. Kalau maju mundur maju mundur, berarti kita ndak komit dengan apa yang kita sampaikan.

18a

Komitmen dengan keputusan yang telah diambil

Atas dasar apa bhante menjalani kehidupan yang sekarang ini bhante? Iya.

Menjadi bhikkhu ini? Karena merasa cocok. Waktu saya mengenal ajaran Buddha itu, saya merasa inilah tempatnya, yang saya ceritakan jadi Buddhis itu. Jadi saya merasa inilah

18b

Kecocokkan dengan agama Buddha sehingga mengambil keputusan menjadi

Page 176: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

280

 

Selama menjadi bhikkhu itu, perasaan yang muncul apa bhante? Bhante menjalani ini semua dengan penuh totalitas bhante?

tempatnya. Dan kalau mau praktek Dhamma yang paling maksimal, ya menjadi bhikkhu. Cocok. Bukan yang terbaik. Ya kalau saya sih happy happy aja ya.karena apa ya? Karena disini kesempatan saya bisa mandiri, tidak ada kata “tidak boleh begini” tapi “saya ingin melakukan ini”, “atau tidak mau melakukan itu”, saya merasa mandiri. Apalagi di tempat saya sendiri ini, saya merasa mandiri sekali, mau ngapa lagi. Saya pingin bangun dimana, semua ngikut, saya mau apa, semua ngikut. Ya saya merasa mandiri aja, merasa happy, happy sebagai penguasa untuk dirinya sendiri, bisa belajar mengendalikan badan, ucapan dan pikiran. Ya kalo ndak ya nggak sampe puluhan tahun to. Buktinya ya puluhan tahun ini, sudah 23 jalan 24 tahun.

18c

bhikkhu

Totalitas hidup sebagai bhikkhu sehingga menjalani hidup dengan bahagia

Apakah bhante pernah merasa bosan?

Bosan bisa, bosan itu pasti, karena manusia itu ada rutinitas, tetapi yang paling penting balik pada tujuan awal. Kebosanan itu timbul kalau orang itu melupakan tujuan awal. Begitu saya “tujuan saya dulu jadi bhikkhu itu apa to?” “Ow, saya melatih diri saya yang diwakili oleh pundak kanan yang terbuka, masyarakat Buddhis atau yang non-Buddhis, simpatisan dengan diwakili pundak kiri saya yang tertutup jubah. Ketika saya jenuh, ketika saya bosan, itu

18d Selalu menyadari tujuan awal sehingga mampu menghadapi berbagai masalah dalam menjalani kehidupan

Page 177: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

281

 

yang saya renungkan. Sudahkah saya berkarya untuk spiritual saya? Sudahkah saya bisa memberikan manfaat untuk pembinaan saya? Nah kalau sudah begitu bosannya kan akhirnya bisa dikendalikan, karena tahu ini kan belum selesai, batin saya belum mencapai kesucian brarti saya harus terus berjuang, masyarakat masih perlu dibina, karena banyak orang yang belum memahami Dhamma, seperti tadi orang Semarang 16 pertanyaan, kan luar biasa sekali mereka banyak pertanyaan sampai saya pikir apa mau dites kali kaya ujian? Nah itu kan brarti bagi saya suatu perenungan, ada hal yang harus saya selesaikan dalam masyarakat. Kemudian ada tamu yang ini, tamu yang itu, saya merasa ndak jenuh, karena saya merasa ini juga lahan bagi saya untuk mengembangkan pengabdian itu sendiri. Tapi saya kan tanya bisa berapa menit? Kalo cepet, silakan masuk, karena kalau mau lama, ya nanti malam, karena mereka di lingkungan yang dekat, ini kan prioritas. Lah kalo ini kan masih mau ke tempat lain, saya harus bereskan dulu. Jadi tidak ada bosen lagi, kan kesempatan berbuat baik kok bosen?

Pernahkah bhante merasakan suatu peristiwa dari perasaan yang mendalam? Mungkin gini bhante,

Perasaan yang mendalam itu apa? Mendalamnya apa ya?

Page 178: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

282

 

misal meditasi, bisa merasa tenang, nyaman banget, bener-bener suatu puncak. Pasti bhante pernah mengalami suatu kejadian dimana itu menjadi titik balik, bhante merasa aku seneng menjalani ini, aku nyaman dengan ini, aku cocok dengan ini. Ada keteguhan di situ ya bhante?

Yang mana ya? Ya paling kalau seperti itu kan pengambilan keputusan, sewaktu saya mau jadi samanera atau bhikkhu tahun 82 itu. Saya merasa inilah tempatnya, di agama Buddha, inilah praktek yang harus saya kerjakan untuk secara total, saya mengenal Dhamma, lalu saya bertekad menjadi bhikkhu, kemudian benturan dengan keluarga dan sebagainya tapi orang tua saya ketika itu kan nangis dan saya sampaikan pingsan, pingsannya karena nabrak kaca. Kacanya kan dibawah, lemari sepatu kan ada kacane. Jadi nabrak kaca, mukanya sampe kena kaca itu, kemudian waktu itu sih saya membalut dan mengucapkan tekad dalam batin “ Hari ini mamah saya yang pingsan, tapi kalau saya tunda, nanti 3-4 tahun lagi, mamahnya anak-anak yang pingsan”. Jadi akhirnya apa, ya sudah tetep itu yang menguatkan tekad bahwa pengorbanan mamah saya ini harus jangan disia-siakan, jadi bhikkhu sampai sekarang. Ya harus. Karena sudah ada pengorbanan, pengorbanan bukan hanya dari saya, tapi pengorbanan dari orangtua saya.

18a 18e

Komitmen dengan keputusan yang telah diambil

Pengorbanan ketika menjalani komitmen yang telah diambil

Page 179: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

283

 

Tapi buat sebagian orang mungkin kalo misalkan mamine kaya gitu jadi merasa aduh jangan-jangan pilihanku salah apa aku ndak jadi aja ya? Itu gimana? Yang membuat teman-teman bhante ndak percaya kalo bhante itu bisa menjadi bhikhu itu apa? Tapi bukankah itu justru menjadikan keunikan tersendiri?

Makanya saya kan renungkan tiga tahun, 82-85. Jadi keputusan menjadi bhikkhu itu bukan keputusan semalam. Itu sudah diputuskan, sudah direnungkan tiga tahun lamanya, 36 bulan, karena saya mau mendengar teman saya, 36 bulan sejak hari ini saya pasti pakai jubah. Temen saya ndakpercaya, hampir semua ndak percaya kalau saya itu bisa pake jubah, tapi terbukti to, 23 tahun, 24 tahun. Karena sampai dulu, di vihara itu kan mereka mengatakan kalau kamu sampai pake jubah, pesta perpisahanmu saya biayai. Mereka ndak percaya, ndak mungkin saya bisa begitu. Ya mungkin keseharian saya, kecuekan saya, segala macem lah, banyak hal. Kemudian ngomongnya juga suka-sukanya sendiri, makanya kalau sekarang melihat berbagai ceramah bhikkhu kan mungkin ceramah saya yang paling aneh, tidak standart bhikkhu yang lain. Ya bagi saya, mandiri, saya mau begitu, bukan saya tidak boleh. Saya kalo tidak boleh ngomong yang begituan, saya malah ndak bisa, memang saya begini, saya bisanya begini. Nah itu yang temen-temen dan banyak hal yang lain yang membuat saya ndak percaya saya jadi bhikkhu. Tapi saya ngomong 36 bulan sejak hari ini, pasti saya bisa, siapkan duitmu untuk malam

18f 18g 18g

Perenungan pengambilan keputusan untuk menjadi bhikkhu

Keunikan subyek

Keunikan subyek

Page 180: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

284

 

perpisahan dan sungguhan malam perpisahan biayanya semua ditanggung sama temen itu. Jadi saya sudah pikirkan, apa saja yang sudah kita putuskan, kita harus komit dengan keputusan kita, itu prinsipnya. Maka ini yang saya tanamkan juga dengan anak-anak yang meditasi disini, kuncinya disiplin, semangat, ulet. Disiplin itu berbicara tentang rutinitasnya, jadi kalo kita mengatakan 15 jam, wah 15 jam disini terus 15 jam, pagi harus terus sana, misalnya seperti kebaktian pagi, ndak pernah ada terlambat selama disini belasan tahun puluhan tahun karena yang saya pegang adalah disiplin ini. Jam enam kurang lima pasti saya sudah masuk di ruangan itu, itu disiplin. Waktunya kapan mulai, kapan selesai, itu ada. Semangat itu adalah pengisian waktu ini. Kita harus mengisi sesuatu yang berkualitas. Hidup juga begitu, pagi bangun tidur, malem mau tidur, itu kalau rutin, isilah dengan semangat. Jadi semangat itu yang maksimal yang positif, apa saja. Bisa semangat yang negatif, cuma kita ndak bahas itu. Sehingga ketika bisa duduk diem 30 menit, nggak goyang itu disiplin, kalau mereka menyelesaikannya, atau satu jam ndak goyang itu disiplin. Tapi kalau satu jam pikirannya kemana-mana, itu ndak semangat. Jadi satu jam itu sudah pikirannya harus

18a

Komitmen dengan keputusan yang telah diambil

Page 181: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

285

 

bisa difokuskan, saat ini saya sedang apa, sedang bernapas, napas masuk napas keluar, itu semangat, pindah lagi ke tempat lain, tarik, pindah lagi ke tempat lain, tarik, itu semangat. Ulet itu membutuhkan lamanya, durasinya. Jadi kalo tadi 30 menit sampai tet bunyi bisa disiplin, terus masuk keluar cuma tiga kali, habis itu ngalamun kemana-mana, itu nggak ulet. Masuk keluar pindah lagi tarik lagi, pindah lagi tarik lagi, terus berjuang, itu ulet. Keberanian bangkit ketika kita jatuh, itulah keuletan. Dan ini kuncinya sukses : disiplin, semangat, ulet. Itu makanya logo disini, di tas anak-anak itu kan, disiplin-semangat-ulet. Itu kita bikin payung disiplin-semangat-ulet, kita mau pasang di depan sana, tapi nanti takut dikira disini markasnya kopasus. Apalagi ada tombaknya, ada bedilnya, disiplin-semangat-ulet. Jadi kalau kita sudah punya komitmen apa, jalani. Kadang juga mereka berjemur, buat mereka yang berjemur, puanasnya kaya apa karena kita sudah ambil keputusan, jalani. Tapi kalau itu merugikan, jam nya bunyi, harus pindah. Belajar dari kesalahan, jangan mengulang kesalahan yang sama. Einstein kan mengatakan suatu kegilaan kalau kita mengulang cara yang sama untuk mendapatkan hasil yang berbeda.

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 182: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

286

 

Seandainya dibilangi tapi salah terus itu gimana bhante?

Mungkin cara mbilanginya yang nggak tepat. Karena anjing itu yang nggak ngerti bahasa manusia bisa diajari kok. Beruang bisa diajari, bahkan kemarin saya lihat kambing bisa. Kambing di sirkus Tiongkok itu bisa meniti kawat lho. Saya seumur-umur nggak paham kambing itu, ternyata kambing itu juga pinter. Jadi kawat di atas gitu, kambing itu meniti pakai empat kaki, kambingnya dinaiki monyet, bisa itu. Bisa begini bisa berdiri, bisa macem-macem. Seumur-umur saya baru tahu ada kambing bisa dilatih. Itu bahasa manusia ndak bisa, kok bisa nurut? Karena kita menjadi dia. Kalau mau jadi pelatih, harus bisa menjadi dia, punya empati. Apa to yang dibutuhkan? Tingkat spiritual itu ada tiga. Yang pertama, saya. Selama berpikir selalu saya, egonya yang besar, pokoknya saya yang terpenuhi, saya yang bahagia, kamu mau apa itu urusanmu, pokoknya saya yang terpuaskan. Itu tingkat spiritual paling rendah, itu level bayi. Mau nangis, oek, ngompol, oek, haus, oek, nggak ambil pusing, papa mamanya lagi sibuk, pokoknya dia teriak dulu, saya harus diurus dulu. Nah level spritual yang kedua, kita. Ini level spiritual yang aneh, karena kita muncul setelah ada saya. Mestinya kan orang kedua dulu. tapi ini kita. Lah ini mulai sudah remaja, saya

19

Berempati terhadap orang lain sehingga bisa memahami orang lain dan menerima kenyataan

Page 183: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

287

 

nya ilang, ayo papah mamah kita kemana, ke mall. Organisasi juga gitu, ini kita yang harus pikir bersama, supaya organisasi kita ini maju, kita harus kerja bersama, itu kita. Nah level yang tertinggi, dia. Jadi empati. Bagaimana seandainya kalau saya menjadi dia. Biasanya kalau dari level bahasa : saya, dia, kita. Tapi ini level spiritual : saya, kita, dia. Justru yang tertinggi malah dia, karena tadi pawangnya kambing itu berpikir tentang dia, dia bisa mendidik kambingnya berjalan diatas kawat, tapi jkalau berpikir tentang saya kambingnya sampai mati dicekik ndak bisa. Berpikir kita, kambingnya nggak ngerti, lah kalo sama saya, kenapa saya yang harus jalan disini? Kalau berpikir dia, akhirnya kambingnya mau tahu. Lah orang yang susah dikasih tau itu, mungkin orang itu berpikirnya saya. Kamu itu lho kenapa begini, kenapa begitu. Keinginan kita ingin mengubah dia, kan nomer satu harusnya “memang dia begitu”, itu membuat kita mengerti tentang dia. Lah kalau sudah begitu, positifnya apa? Kita harus katakan dulu, kamu dengan watak seperti itu sebetulnya kebaikanmu itu disini, kalau kami bisa kejelekannya diperbaiki lagi, kamu akan lebih baik. Kadang kita hanya kenapa kamu melakukan itu? Kelakuan itu diulang-ulang lagi, kenapa?

19

Berempati terhadap orang lain sehingga bisa memahami orang lain dan menerima kenyataan

Page 184: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

288

 

Itu kalo sebagai orang yang membilangi ya bhante, kalau sebagai orang yang dibilangi, bhante?

Kita akan menyalahkan dia, kita lebih pinter dari dia. Tapi begitu “memang dia begitu”, kita nyamain dia dulu. Kemudian ya sudah kalo dia begitu, maunya apa. Kita memahami lho, dia juga punya kelebihan, dengan keputusannya dia itu. Misalnya suka marah-marah, dikasih tau masih marah-marah terus, “memang dia pemarah”, itu nomer satu, kita nggak ngubah. Lalu kita ngomong kamu itu sebetulnya itu punya nilai baik, kamu suka menolong orang, kita katakan sisi positifnya, sayangnya kamu itu suka marah, coba kalau kemarahanmu itu kamu kurangi, mungkin nilai positifmu bisa ditingkatkan. Nah orang dengan kesadaran seperti itu jadi “oh iya ya”, dia mungkin bisa baik. Baik hari itu, suatu kemajuan. Tapi besok bisa lupa lagi, karena itu sudah watak. Kita inject lagi kata-kata itu, terus terus direcharge begitu, nanti lama-lama dia berubah, jadi butuh kesabaran seperti kambing yang diajar jalan diatas kawat itu. Timbulkan kesadaran bahwa apa manfaatnya dia kalau mau berubah itu. Manfaat untuk dirinya dia, bukan untuk yang lain. Setiap pagi saya disini kan mengajarkan bagaimana manfaatnya kamu bermeditasi. Tadi pagi kan sudah ngikut kesana to. Isinya kan itu, apa gunanya kalau kamu bisa

8b

Menyadari tentang manfaat untuk berubah menjadi lebih baik bagi diri sendiri

Page 185: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

289

 

Kembali lagi bhante kalau latihan itu rasanya susah sekali.

meditasi. Karena saya tidak bisa memeditasikan mereka, tapi dengan mereka memahami manfaat meditasi, mereka mau berjuang. Jadi itu tugas kita sebagai motivator membangkitkan manfaat kalau dia mau berubah. Kalau kita sendiri yang mau berubah, kita inget manfaatnya apa ya, disadari, atau kita bertanya pada orang yang biasanya menasehati kita, saya ini kok suka marah-marah kenapa ya? Nah, dikasih tau, kamu marah-marah itu jantungnya bertambah cepat, tekanan darah naik, akhirnya tekanan darah naik, kamu butuh obat, obat harganya mahal dan bisa bertahan untuk seumur hidup, nah sekarang kamu suka marah-marah, urusan kecil dimarah-marahin, sepadan ndak kemarahanmu itu dengan biaya obat yang tinggi ini? Kalau nggak efisien, untuk apa kamu marah-marah? Dengan kamu tidak marah, obat terhindar, jantungmu normal. Lah ini sikap orang yang salah ini gimana? Apakah marah itu penyelesaiannya, apa nggak ada cara yang lain untuk mengatakan “memang dia begitu”? kemudian kita mencari jalan keluar yang lain, kekurangannya apa kelebihannya apa untuk kita pertimbangkan. Cuma begitu aja. Melawan diri sendiri soalnya. Makanya kalo disini kan dibiarkan. Jadi kumpul hanya

8b

Menyadari tentang manfaat untuk berubah menjadi lebih baik bagi diri sendiri

Page 186: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

290

 

Serius bhante?

jam enam pagi sampai jam delapan itu. Sisanya dibiarkan, pokoknya 15 jam. Nah disitu dia mandiri untuk mengatur dirinya sendiri. Kebaikannya dia akan bisa ditumbuhkan dengan maksimal. Tapi kejelekannya dia ketahui dengan baik malah. Dan dia akan melawan dengan disiplin, semangat, ulet. Lah kalo yang nggak disiplin gimana? Ya saya suruh pulang. Ya, jadi dia janjinya disini tujuh hari, baru dua hari sudah saya suruh pulang. Karena untuk apa ndak disiplin disini, malah ganggu yang lain.

12d

Menyadari kelebihan diri sendiri untuk ditingkatkan dan kelemahan untuk diperbaiki

Minat apa yang bhante miliki? Tapi ndak tertarik untuk ngelanjutin sekolah bhante? Keseharian bhante di sela-sela kesibukan gitu, bhante masih suka baca-baca buku baru?

Bermacem-macem, senang belajar sebetulnya. Apa saja tertarik untuk saya pelajari. Ndak, karena itu hanya formalitas. Orang yang selesai S1, S2, S3 belum tentu punya kemampuan. Dia punya kepandaian tapi belum tentu punya kecerdasan. Orang yang cerdas belum tentu sekolah. Karena sumber pengetahuan itu banyak dan kebetulan saya suka baca, suka bertanya juga. Makanya yang seperti tadi saya sampaikan, orang datang kepada saya kadang bertanya. Tapi sebetulnya ketika mereka datang saya juga bertanya pada mereka hal-hal yang saya pengin pelajari juga, sehingga ada give and take juga. Buku baru iya, dikasih buku macem-macem ya saya suka baca, buku-buku kan banyak sekali, dikasih orang terus ya saya baca semampu yang saya

20a 20b

Senang belajar banyak hal Belajar dengan cara yang beraneka ragam

Page 187: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

291

 

bisa. Kemudian buka di internet kan banyak juga pengetahuan yang belum terbukukan.

Makna membantu orang lain apa bhante? Siapa saja yang bisa bhante bantu? Kira-kira bantuan itu sejauh mana ya bhante?

Membuat dia bahagia. Ya apa saja bentuknya. Makanya, istilahnya beginilah, bagaimana kita membantu orang lain membahagiakan dia, kalau saya ndak bisa bantu orang lain, apa yang harus saya lakukan? Tidak menyusahkan orang lain. Bisa membahagiakan, bagus, karena itu aktivitas. Tapi kalo nggak bisa, secara pasif, jangan menyusahkan pihak yang lain. Jadi secara aktif saya berusaha membahagiakan orang, tapi secara pasif, minimal tidak membuat orang stres. Ya siapa saja yang membutuhkan saya. Saya sih karena sebagai bhikkhu bantuannya banyak ke bimbingan moral. Makanya kalau ceramah-ceramah saya kebanyakan bersifat umum, universal, karena saya sasarannya pada non-Buddhis juga. Bahasa-bahasa saya yang saya gunakan juga tidak banyak yang berhubungan dengan agama Buddha, pengertiannya dhamma tapi kemasannya itu universal sehingga bagi yang non-Buddhis itu bisa. Yang meditasi disini kan juga banyak yang non-Buddhis. Karena bagi saya, saya tidak mengajarkan agama, ritual, tapi bagaimana mengajarkan

21 14a

Memberikan kebahagiaan kepada orang lain Memberikan bimbingan moral kepada masyarakat

Page 188: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

292

 

mereka fokus, bagaimana bisa disiplin, semangat, ulet, punya komitmen yang tinggi pada apa yang dia putuskan. Lah itu lintas agama, lintas budaya. Sehingga siapa yang membutuhkan saya, saya tidak membatasi hanya pada umat Buddha saja. Siapa saja yang bisa dibantu. Karena semua itu juga seperti gelas, ada yang terbuka ada yang tertutup. Kalo tertutup ya sulit dibantu, sudah biarkan dulu, di lain kesempatan baru dikunjungi lagi, tapi yang sudah terbuka meskipun non-Buddhis ya kita isi, isi dengan bagaimana cara menerima kenyataan dengan menyesuaikan keinginan. Karena ini yang saya bagikan. Kuncinya kan cuma itu. Saya praktekkan saya merasa happy. Sekarang saya bagikan kepada semua orang.

Manusia itu kan makhluk sosial ya bhante, perlu tidak untuk seorang bhante itu menciptakan hubungan antarpribadi?

Ya perlu dong, antarpribadi kepada para bhikkhu, maka kita ada yang disebut komunitas Sangha ini. Itu sebetulnya kan hubungan antar pribadi para bhikkhu, ada pertemuannya, karena ketika ketemu sesama jenis, kita ada happynya juga lho, bhikkhu ini banyak juga, ada senengnya juga, kan sesama jenis, cuman jenis yang berbeda kita ya punya juga, sampai nanti kelakuan kita bisa jadi umat juga, karena kan terlalu banyak kumpul sama umat. Tapi ketika kumpul sama bhikkhu akhirnya kelakuan kita jadi lebih bhikkhu, seperti layaknya bhikkhulah. Jadi

22a

Komunikasi

Page 189: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

293

 

Menurut bhante, mengapa harus menciptakan hubungan antarpribadi tersebut? Lah kok dibalik tok bhante?

komunitas itu penting, makanya ada Sangha. Tapi komunitas dengan umat juga penting makanya ada kebaktian. Karena kita nggak bisa sendirian, kita kan makhluk sosial. Lho lah iya karena kita kan makhluk sosial ya maka kita sendiri juga begini, kadang-kadang belajar mau bangun rumah, kalo kita mbangun sendiri, kadang-kadang pondasinya itu roti. Karena kita kan mau coba-coba, yang ngirit, yang murah, serba bisa nggak roti, atau apa. Lah kemudian ketemu komunitas, ketemu orang lain yang mbangun rumah kok bagus, kok kuat, pondasinya kok kuat? Makanya punya saya rusak, lah wong roti. Jadi dari komunitas itu kita dapat pengetahuan. Buku-buku ini juga termasuk komunitas karena ditulis oleh orang lain. Saya ndak kenal penulisnya, tapi saya kenal cara berpikirnya. Jadi komunikasi. Karena manusia ini bisa berkomunikasi, dan komunikasi ini bukan hanya manusia saja, kita bisa berkomunikasi dengan hewan, juga bagus bisa berkomunikasi dengan hewan, kenapa? Karena banyak pelajaran, semut-kerajinannya semut, bisa mengangkat beban lebih besar dari tubuhnya, itu kan juga pendidikan. Itu ada

22a 22a

Komunikasi Komunikasi

Page 190: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

294

 

Kalau makhluk gaib bhante? Ow, belum pernah. Pelimpahan jasa sih pernah. Trus kita kan mengenal banyak pribadi ya bhante, bagaimana pemahaman bhante dalam mengamari orang di sekitar bhante?

suatu komunikasi, belajar dari alam. Bunga teratai yang tadi saya contohkan, itu kan juga sebagai bentuk komunikasi. Sehingga pembentukan komunitas bukan hanya sesama bhikkhu, bukan hanya dengan umat tapi kepada semua makhluk juga, karena komunikasi itu penting, karena kita bisa mendapat informasi dari banyak cara kalau kita membuka batin kita. Ya makhluk gaib memang bersifat mistis, tapi memang bisa saja. Kalau kita membina komunikasi dengan makhluk gaib kan kita bisa membantu mereka kalau mereka membutuhkan. Pelimpahan jasa misalnya. Ya upacara di vihara pelimpahan jasa itu sebetulnya setelah pulang nanti kadang mimpi, mimpi tentang keluarganya yang meninggal yang dilimpahi jasa itu dateng. Itu kan bentuk komunikasi juga. Belum pernah? Ikutlah pelimpahan jasa. Belum pernah pelimpahan jasa, bagaimana bisa mau ngimpi? Yang belum pernah ngimpinya. Kan sekarang begini, kuncinya, yang datang hadapi. Kuncinya hanya itu. Yang belum datang jangan dinanti. Yang sudah hilang jangan dicari. Jadi kita ngikut aja orang itu mau apa. Saya kan kalo ceramah nggak pernah persiapan.

23 22b

Pelimpahan jasa Komunikasi dengan melihat situasi yang ada (kotbah)

Page 191: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

295

 

Lah trus bahannya bhante? Nggak nyambung.

Ya nanti lihat orang lain mau ngomong apa dulu. jadi biasanya saya ngomong dulu awal, saya lihat reaksi mereka. Mereka ndak tertarik omongan yang ini, saya ganti topik sebetulnya, pelan-pelan. Satu dua menit pertama itu saya sudah bisa ganti topik. Trus orang ini berminat disini, lalu masuk ke situ. Makanya ceramah saya biasanya akan menggunakan contoh-contoh yang ada disitu, pas kejadian apa, kejadian apa, ya orangnya disitu baru saya jadikan contoh. Kenapa? Blank aja, diemin dulu, lihat apa yang terjadi. Kalo orangnya minat, saya selalu datang pada waktu pembicara pertama ada. Dan saya selalu pembicara terakhir. Saya selalu minta begitu. Dua pembicara, saya pembicara kedua. Lima pembicara, saya pembicara kelima. Tapi saya selalu hadir dari pembicara pertama. Dengerin dulu apa nih maunya mereka semua, ikuti saja. Jadi banyak orang atau banyak karakter, saya lebih suka, karena itu kita berusaha mencoba menyelip diantara mereka semua itu. Kalau saya bawa karakter saya sendiri, benturan dengan mereka. Saya mau ceramah pokoknya tentang kehidupan rumah tangga, saya ceramah sudah siap semua, yang datang remaja,.. Nggak nyambung, makanya saya lihat yang dateng siapa nih? Remaja, ya saya cerita

Page 192: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

296

 

Pernah. Brarti caranya dibalik ya bhante? Melihat dulu.

tentang remaja. Orangtua, saya cerita tentang rumah tangga. Nyampur, contohnya saya kasih tiga macem. Pernah denger ceramah saya? Kaset-kaset atau CD. Nah nanti kalo yang dateng variabelnya besar, saya kasih ini begini, kalo anak sekolah begini, kalo anak kecil begini. Itu saya lihat dulu penduduknya ini bagaimana, yang datang itu siapa lalu ditentukan temanya ceramah, mungkin tema sudah ditetapkan tapi isinya kan saya bisa. Ya, melihat dulu. ya sekarang kalo misalnya saya kepengin yang dateng itu umat tua-tua, ya susah, saya kepengen yang dateng anak muda, ndak bisa. Wes makanya yang dateng sapa aja. Dia mau tanya apa saja ya saya ikuti betul-betul, simak baik-baik pertanyaannya, saya sesuaikan. Misalnya dia watak karakter pemarah, ya ndak usah dituruti. Lah kalo orang pemarah itu kan keras, keras ya dilawan lunak. Lah dia ngeyel terus tanyanya ngeyel, ya saya lebih baik ya sudah itu pemikiranmu bagus, saya mungkin ada pemikiran yang lain. Daripada di muka umum gegeran untuk apa? Wong ndak ada untungnya, malah banyak ruginya, dapet musuh. Jadi dia ngeyel, berarti dia ndak mau terima, ya saya bilang sudah cukup ndak usah diomong lagi, dia mau terima

22b

Komunikasi dengan melihat situasi yang ada (kotbah)

Page 193: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

297

 

ya kita bisa kasih yang lebih banyak. Kan hanya gitu aja.

Bhante kan terus belajar dari orang-orang, temen-temen, dari buku, dari internet. Menurut bhante apakah bertanya itu harus kepada orang yang pinter bhante? Atau orang yang bijaksana bhante?

Orang yang tahu. Sekarang kita begini ya mau bikin ketupat itu. Tanya sama orang pinter belum tentu ngerti lho. Tanya sama orang bijaksana ya belum tentu ngerti. Tanya sama orang yang tahu cara mbuatnya itu. Iya tow? Karena itu kita kalo bikin pertanyaan harus bisa situasional juga, kita lihat orangnya, saya mau tanya kesitu, wah ini kayanya orang pinter nih, kita tanya bikin ketupat gimana, jawabnya pohon kelapa harus yang umurnya sekian kemudian nanti, wah malah puyeng kemana-mana. Tanya sama orang bijaksana, ketupat bermakna kalo dibuka putih luarnya hijau, itu adalah seperti batin kita, dan lain-lain wah malah kacau. Sudahlah kita kan mau tahu caranya bikin kupat, tanya aja sama bakul sate. Ndak pinter, ndak bijaksana, tapi bisa, ya sudah. Lah itu tadi yang disebut pada pertanyaannya yang sebelumnya tahu kemana kita bergaul. Orang bijaksana itu belum tentu tahu segalanya. Orang pinter ya belum tentu tahu segalanya. Bijaksana di bagian tertentunya, pinter di bagian tertentunya. Lah ketika kita mau tanya bikin kupat, ya kita perginya ke tukang sate. Tapi ketika kita mau tanya bikin kursi, ya jangan ke tukang sate, tukang mebel. Ndak perlu orang pinter ndak perlu orang bijaksana. Atau

20b

Belajar dengan cara yang beraneka ragam

Page 194: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

298

 

Kok bisa bhante?

saya malah suka tanya ma orang bodo. Kalo orang bodo itu menerangkan sabar. Dia anggap semua orang sebodo dia. Jadi saya bebas bertanya. Aneh ya? Saya biasanya bertanya sama orang bodo. Orang bodo itu ditanyain gimana nih cara bikin kursi, wuih dia senang sekali, dia kan berpikir ternyata ada yang lebih bodo dari saya, lah kemudian ngajari, kita ngomong kok belum jelas, ulangi, dia pasti mau, kita minta sampe 10 kali dia pasti mau ngulangi, kenapa? Karena dia makin yakin bahwa ada yang lebih bodo dari dia. Tapi coba tanya sama orang pinter, stres, gimana cara bikin kursi, ow gampang, sret sret sret. Coba diulangi, tanya sendiri sama orang lain aja. Orang pinter akan begitu karena menganggap semua orang pinter. Jadi tanya sama orang pinter itu malah stres. Kalo saya lho ya, yang lain saya ndak tahu, saya mending tanya sama orang bodo tapi tahu.

20b

Belajar dengan cara yang beraneka ragam

Kalau arti suara hati apa bhante?

Suara hati itu sebetulnya pikiran. Karena hati dalam agama Buddha itu liver, suara hati masa “the sound of liver”? Iya tow? Jadi itu adalah bentuk dari pikiran. Sekarang pikiran itu kalau kita amati dengan kesadaran saat ini sedang apa, fokus yang tadi itu, saat ini saya sedang bepikir, berpikir tentang apa, berpikir tentang masalah. Lah

18h Perenungan untuk mengambil suatu keputusan

Page 195: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

299

 

Kalau ada orang curhat sama bhante itu termasuk bhante mendengarkan suara hati orang lain ndak bhante?

kemudian gimana penyelesaiannya? Kalo orang ngomong wah suara hatinya mengatakan penyelesaiannya dengan cara damai, dengan cara apa, kalau kita memandang ada kebijaksanaan. Jadi ketika melihat dia yang bener atau yang penting meninggalkan yang ndak bener atau yang ndak penting, itu adalah orang bijaksana. Diluar sana disebut suara hati, tapi di kita orang bijaksana. Ketika bisa memilih yang penting sebagai yang penting, yang ndak penting tentu saja ya ndak penting. Jadi suara hati bukan “the sound of liver atau of hepart”, tapi pikiran sendiri yang bisa dilihat dengan tenang dan kemudian bisa dijadikan pemikiran untuk mengambil keputusan secara bijaksana. Bukan. Mendengarkan keluhannya dia, mendengarkan pemikirannya dia. Karena suara hati itu biasanya berhubunga dengan pemutusan sesuatu, keputusan. Kalo di dalam pengertian diluar ya, tapi kalo di agama Buddha ndak ada suara hati, biasanya orang curhat kan cerita, sharing tentang dirinya, nah itu saya dengarkan keluhannya, maunya apa dia curhatnya? Mau dibantu diambil keputusan, biasanya saya kasih alternatif, kalau kamu ambil keputusan ini nilai positifnya apa negatifnya apa, kalau keputusan ini

Page 196: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

300

 

positifnya apa negatifnya apa, dia yang menentukan. Nah dia yang menentukan itu mungkin dengan suara hati tadi. Yaitu apa? Pemikiran yang diajadikan dasar untuk mengambil sikap bijaksana. Suara hati kan itu tadi. Sehingga ini positifnya itu keputusannya ini, negatifnya ini. Kalau keputusan yang ini negatifnya ini positifnya ini. Negatif yang mana yang paling bisa saya tanggung itu yang saya ambil. Satu contoh misalnya, kerja di Surabaya, nilai positifnya bisa mandiri, nilai negatifnya jauh dari keluarga. Nah sekarang kalo nggak kerja di Surabaya, pengin kerja di Semarang, nilai positifnya kumpul keluarga, nilai negatifnya mungkin pengalaman berkurang atau ndak ada pengalaman kota lain. Nah kemudian sampe disitu curhatnya selesai, saya ndak mengarahkan kemana-mana, hanya positif negatif saja. Dia pulang. Dia pikir di rumah. Kata-kata saya itu menjadi pemikiran untuk mengambil keputusan yang bijaksana, itu suara hati. Sekarang orientasinya mau ngapain? Tujuan hidupnya ini mau apa? Tadi tentang kebosanan kan yang penting tujuan hidup. Nah tujuan hidupnya apa? Mau ngurus keluarga, terus-terusan kumpul papah mamah, atau mau cari duit? Wah kalau bisa dua-dua. Dua-dua bagus, tapi kalo sekarang disuruh memilih lagi, kamu tuh besok

Page 197: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

301

 

mau kumpul sama papah mamah atau mau cari duit dan membiayai papah mamah? Kalau bisa saya mau kerja dulu. Nah, resiko terjeleknya adalah pisah dengan keluarga, sanggup ndak? Bisa, ya karena jaraknya deket Surabaya-Semarang, sanggup, saya naik kereta api sore, malem dah nyampe sana, sanggup. Nah ambil, kerja di Surabaya. Tapi kalo wah ndak bisa ini, karena di rumah selain ada papah mamah, ada ikan yang saya sayangi. Lah saya ndak bisa misah itu. Lah gimana? Resikonya saya ndak punya uang sebanyak kalo saya kerja diluar kota, cuman resiko itu saya sanggup daripada saya harus pisah dengan ikan saya dipelihara orang lain. Akhirnya ya sudah, putuskan kerja di Semarang. Nah itu suara hatinya. Pemikiran untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang bijaksana. Jadi saya hanya memberikan sampai disitu, suara hatinya miliknya orang itu sendiri, bukan harus diputuskan di depan saya. Kemarin ada orangtua cekcok disini, anak sama orangtua cekcok. Saya ngomong kamu selesaikan di luar dulu, nanti diluar selesaikan, yang satu mamahnya mau ngelaporkan anaknya, anaknya ngomel-ngomel dilaporkan, kamu selesaikan diluar, kalau kamu bisa sepakat mau cerita, ceritalah. Tapi kalo kamu nggak sepakat, jangan geger disini, bukan tempatnya. Saya

Page 198: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

302

 

keluar dulu, saya nemuin tamu-tamu yang lain. Di saat tamunya habis, baru dia masuk lagi, mamahnya saja, ya ndak papa, berarti saya fokus bagaimana membina anaknya, kelebihannya dimana kekurangannya dimana, putuskan sendiri secara bijaksana menjadi suara hatinya dia, dia hanya curhat saja, punya anak begini, menjengkelkan, dikasih tau angel, ya dia curhatnya gitu. Saya hanya kasih solusi yang berupa pilihan, jadi saya tidak mengatakan pecat anakmu, usir dari rumah, itu nanti saya maksa orang, jadi kalo anakmu kamu biarkan pergi karena bermusuhan dengan kamu, kerugiannya dia nggak balik lho, karena dia pergi dengan sakit hati, tapi keuntungannya kamu lega, ndak ndelok rupane. Kalo di rumah anaknya, kamu bakal stres terus, tapi itu bagi orangtua, bisa ngelahirkan harus bisa didik. Silakan putuskan diluar. Ya gitu itu, saya hanya gitu saja.

Kalau arti menerima perbedaan bhante?

Menerima perbedaan kan yang datang hadapi, kuncinya kan disitu. Jadi apa? Kadang kita memaksa orang lain harus berubah. Memang dia begitu. Jadi setiap kali kita berkata “memang dia begitu”, apapun perbedaannya kita bisa terima. Nah satu cara juga menerma perbedaan adalah menyadari tiap orang itu punya pemikiran yang berbeda dengan kita. Perbedaan dia belum tentu

1a Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 199: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

303

 

satu kesalahan, mungkin dia melihat dari sudut pandang yang lain, telapak tangan dilihat dari sisi luar, gelap, dilihat dari sisi dalam, terang, mungkin kita hanya salah satu sisi, tidak melihat sisi yang lain, kalo sudah begitu banyak perbedaan gimana? Kita mengatakan “ya sudah kamu silakan punya pikiran itu, ndakpapa, saya punya pikiran seperti ini, ndak masalah.” Karena apa yang kita miliki hari ini hanyalah suatu proses, belum final. Apa yang dia pikirkan hari ini juga suatu proses, bellum final. Lah ngapa kita gegeran kalo belum final? Yang kita anggep baik hari ini, mungkin lima enam tahun lagi belum tentu masih baik. Seperti pilihan presiden itu to, sudah kadung nyoblos ini, hoah ternyata beberapa tahun kemudian salah nyoblos mustinya orang lain. Jadi yang baik hari ini belum tentu baik di masa depan. Ketika kita bisa menerima itu sebagaimana adanya sebagai perbedaan, ya sudahlah memang dia begitu. Hidup ini enak kok.

Tujuan bhante untuk menjadi seorang bhikkhu apa bhante?

Njalani, karena ini adalah praktek bagi saya paling maksimal.

Menurut bhante, lebih penting mana antara tujuan atau cara yang digunakan dalam mencapai kehidupan yang sekarang?

Tujuan kan satu, cara kan banyak. Bagi saya tujuan lebih penting. Cara itu kan kalo kita milih cara yang ini salah, kita evaluasi bisa cara yang lain, salah cara, yang lain lagi. Tapi kalo tujuan ganti-ganti, lah kita nggak nyampe-nyampe tempat ya?

18i

Tujuan adalah hal yang paling utama dalam menjalani kehidupan

Page 200: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

304

 

Lah kenapa kok milih tujuan bhante? Karena itu alasannya?

Ya, karena tujuan itu pertama kan kita putuskan. Kalo tadi yang disebut suara hati tadi ya, pertama saya ada pemikiran dulu tentang agama Buddha. Kemudian dari agama Buddha ini setelah saya mengerti intinya pada praktek, kemudian saya ambil keputusan saya “praktek yang paling maksimal adalah jadi bhikkhu”. Jadi bhikkhu dengan pundak kanan terbuka saya harus meningkatkan kualitas diri, pundak kiri tertutup jubah berarti saya harus melakukan pembinaan, ini tujuan menjadi bhikkhu, diri sendiri harus terpenuhi tapi juga pembinaan bisa. Nah sekarang caranya, itu macem-macem. Salah satu yang saya gunakan disini adalah pembagian waktu itu. Satu tahun, tiga bulan disini untuk memenuhi tujuan spiritual saya karena dengan tidak bepergian saya bisa menggunakan energi saya untuk mengembangkan kualitas batin; sembilan bulan saya melakukan pembinaan keliling kemana-mana. Selama tiga bulan disini bukan berarti saya di dalem terus, ndak bisa ditemui, tapi juga dibagi, ada jam-jam ketemu, ada jam-jam saya pribadi dimana saya ndak bisa diganggu. Nah ini adalah cara yang saya gunakan, tapi cara ini mungkin beberapa tahun ke depan bisa berubah, mungkin tiga bulan saya malah keliling, sembilan bulan

Page 201: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

305

 

Ndak stabil.

saya disini. Ya belum tahu, tapi tujuannya tetep, karena tujuan saya adalah spiritual diri sendiri bisa, praktek ke masyarakat, pembagian ke masyarakat sebagai pundak kiri yang berjubah itu dilambangkan seperti itu, saya bisa lakukan. Jadi yang penting tujuan. Kalo saya tujuannya jadi bhikkhu trus ganti cerita jadi penasihat hukum, ganti cerita jadi notaris, ganti cerita terus, lah saya hidupnya jadi apa nanti? Ndak stabil, tapi kalo cara kan bisa ribuan cara untuk mencapai suatu tujuan. Itu ada istilah “1000 jalan menuju Roma”, tujuannya cuma Roma, tapi kan caranya banyak. Lah dalam istilah kita sih “1000 jalan menuju ke Balerejo”, Roma terlalu jauh.

18i

Tujuan adalah hal yang paling utama dalam menjalani kehidupan

Makna berlapang dada, apa bhante?

Berlapang dada, menerima semua sebagai apa adanya. Jadi kita hanya berkata “memang dia begitu”, itu adalah bagian dari lapang dada. Kalo melihat orang, melihat apa saja itu, punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Biarlah orang buta itu untuk membedakan suara. Biarlah orang tuli itu untuk membedakan warna. Karena orang tuli disuruh membedakan suara, menjadi kacau, karena kita maksa dia diluar kapasitasnya, tapi ketika orang tuli ya sudah saya suruh bedain warna “warna merah kumpulkan kesini, warna biru kesana”, dia bisa. Seorang buta gimana?

1a

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Page 202: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

306

 

Waduh, kena diri sendiri bhante.

Suruh mendengarkan suara, “nanti kalo ada ting kamu pegang ini, kalo ada tong pegang ini”, bisa. Makanya dengan kita bisa menerima perbedaan ketika berkata “memang dia begitu”, maka apapun juga kondisi orang itu, kita bisa manfaatkan, kita bisa mendapatkan kebahagiaan, dan kita juga bisa memberi kebahagiaan. Maka saya tadi ditanya belajarnya darimana, dari orang bodo, karena orang bodo itu belajarnya lama, dia bisa dan dia kalo ngajar orang, dia akan nganggep seperti dirinya sendiri, pernah belajar sama orang bodo? Sudah pernah tanya sama orang yang bodo? Nanti kan dia akan mengulang-ngulang pertanyaannya, dia akan ngulang-ngulang lagi dan dia bahagia. Coba tanya sama orang pinter, nanti kan sret sret sret, tanya komputer ini gimana ya caranya ngeprint, ini lho caranya gini gini gini, dah. Wah cilaka kita kalu sudah begitu. Ow, kena diri sendiri? Ya baik. Memang begitu. Makanya ketika kita terima semua sebagaimana adanya, yang bodo itu bisa jadi sumber pelajaran, yang pinter pun bisa juga jadi sumber pelajaran, apalagi yang bijaksana,bisa. Jadi kalo kita punya palu biasanya untuk mukul paku, tapi tidak semua masalah diselesaikan dengan palu. Mindah patung pake palu, ya pecah. Jadi kita tidak bisa

20b

Belajar dengan cara yang beraneka ragam

Page 203: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

307

 

hanya satu rumus untuk semua masalah. Pokoknya kalo saya tanya sama orang pinter, orang pinter dicari terus, padahal orang pinter belum tentu bisa nerangkan.

Apakah dengan berlapang dada, bhante mampu menerima segala kesedihan dengan perasaan yang wajar? Ya harusnya saya pertanyakan dulu ya bhante, apakah bhante bisa merasa sedih? Cuma sebatas itu ya bhante sedihnya? Misalnya bhante, kerabat yang meninggal, kalo biasa gini, masih jadiumat awam kan kemelekatannya tinggi, masih nangis-nangis terus-terusan seperti yang bhante bilang tadi, lah kalo sudah jadi bhante apakah hanya sebatas menyadari saja? Sudah lupa ya bhante?

Kesedihan ini... ? Ya itu dia yang saya bingung. Sedih ini kan karena tidak tercapai keinginannya. Iya dong, keinginan kita tidak tercapai, antara keinginan dan kenyataan tidak tercapai, kalo ada perbedaan ini bisa timbul kesedihan. Semakin jaraknya jauh antara keinginan dengan kenyataan, kesedihannya makin kuat. Ya biasanya kan gitu, makanya yang disebut kesedihan inikan saya jadi bingung, kapan ya terakhir kali saya merasa sedih? Saya bingung. Sudah lupa. Kesedihan kapan ya yang terakhir ini? Kalo pikiran sedang stres karena keinginan belum sesuai dengan harapan, masih dalam

Page 204: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

308

 

Ndak ada ya bhante? Lah iya, bhante ne lupa kapan terakhir sedih.

tahap penyesuaian, ini masih bisa. Tapi kesedihan ini kan seperti suatu kehilangan. Bukan ndak ada, tapi saya lupa. Sehingga saya sih lebih merasa ketika saya bisa menerima kenyataan apa saja, sedih dan gembira itu hal yang biasa. Gembira itu kan karena keinginan yang tercapai, bahkan mungkin keinginan kita mendahului kenyataan, lebih tinggi, sehingga gembira. Sedangkan kalo stres itu kan keinginan di bawah kenyataan. Jadi kemampuan kita hanya naik-turunkan keinginan ini saja. Kenyataannya tetap kok disitu. Jadi tentang kesedihan saya belum bisa jawab nih. Lupa. Kalo disebut kesedihan itu, kadang-kadang kepikir gini “kenapa ya orang ini ndak bisa ngerti Dhamma?”. Jadi kadang-kadang kalo kita ditanya suka-duka, tapi bukan sedih yang nanti mungkin diharap, saya merasa ketika saya terangkan kok ndak ngerti ya, sudah tanya saya jelaskan lagi kok ndak bisa ya, napa ya, ini yang membuat orang ini ndak mengerti ini kenapa ya, itu yang bagi saya menjadi satu duka tersendiri. Tapi menjadi suka bagi saya adalah ketika orang ini selalu mendengar penjelasan saya, Buddhis atau non-Buddhis, saya merasa wah bagus ini. Orang mengatakan itu duka ya, bukan kesedihan. Sedih itu kan menangis-nangis, nonton

1a 24

Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran

Dukha

Page 205: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

309

 

Sayangnya bhante ndak boleh nonton sinetron. Orang lain nanti malah mikir lho bhante.

sinetron mungkin kayanya banyak yang menangis tuh. Sayangnya itu. Atau lihat bencana alam, kadang kalo itu disebut sedih pas lihat bencana alam kaya gempa di Padang dan sebagainya, kita terpikir kenapa ya saya pas ndak bisa bantu? Tapi ya ndak sampai menangis-nangis gitu. Itu jadi cengeng nanti. Iya, ini keculek atau apa.

Menurut bhante efek seseorang memiliki sifat berlapang dada itu apa bhante?

Dia menjadi orang yang bijaksana. Sebenarnya salah satu syarat orang bijaksana itu bisa berlapang dada, bisa menerima perbedaan, bisa menerima kenyataan bahwa orang lain itu tidak sama dengan diri kita, itu bisa jadi orang bijaksana, efek lain maksudnya. Karena dia ndak gampang marah, ndak gampang tersinggung, bisa tau orang ini ngomong begini karena latar belakangnya itu, dia sebagai dia, empatinya itu lho sebagai dia, bukan saya. Kalo saya saya saya terus, mesti marah, kalo kita kita kita terus, malu-maluin masa kita ngomongnya begitu. Nah tapi dia, kita bisa menerima dia sebagaimana adanya, muncullah kebijaksanaan.

19 Berempati terhadap orang lain sehingga bisa memahami orang lain dan menerima kenyataan

Seorang bhante itu dituntut untuk bisa mengkritisi lingkungan sekitar ndak bhante?

Seharusnya begitu. Secara moral, kita kan bimbingannya secara moral. Jadi misalnya kasus penggunaan listrik yang efisien. Ini sebenarnya saya juga suka mendorong orang lain kalo ruangannya nggak

14b Bimbingan moral dipakai untuk mengkritisi lingkungn sekitar

Page 206: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

310

 

dipake, dimatikan, karena dengan kita bisa mematikan satu titik lampu, kemudian semua tetangga kita juga bisa begini di saat kita tidak membutuhkan, kita bisa membantu pemerintah lho untuk menurunkan beban listriknya. Kemudian juga yang paling penting yang saya katakan, kalau kita tidak bisa menjaga keamanan, kemarin kan juga ada satu marinir pensiunan yang latihan meditasi juga, salah satu orang Kapal Perang Indonesia, saya ngomong “Bapak punya kesempatan menjaga keamanan Indonesia, saya tidak punya kesempatan”, tapi saya menekankan kepada orang–orang semua dan saya juga “kalo saya tidak bisa menjaga keamanan negara Indonesia, maka minimal jangan ngisruh keamanan Indonesia”. Menjaga keamanan secara aktif, membawa senapan dan lain-lain, saya ndak bisa, tapi kalo menjaga secara moral supaya saya jangan jadi penjahat sehingga menjadi membebani pemikiran negara, itu sudah bagus, itu tindakan secara pasif yang sudah tidak mengganggu pihak lain. Lah ini secara moral saya memberikan bimbingan begitu supaya kita juga peka pada lingkungan, termasuk tidak menggunakan tas plastik, disini kan tasnya bukan tas kresek, tas ijo itu kan sedikit ada sintetisnya, tapi lebih baik daripada kresek atau segala

Page 207: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

311

 

macam lainnya. Waktu melarang, saya ndak bisa kalo ndak memberikan alternatif. Saya hanya ngomong “masuk ke Dhammasala haram hukumnya kalo bawa kresek”, ndak bisa, ya saya sediakan pake tas ijo itu, ya karena saya mau pake kertas, sebenarnya bagus pake kertas itu, cuman disini hujannya banyak, kalo pake kertas nanti tasnya jebol, akhirnya pake bahan itu.

Penyampaian kritik itu sebagai seorang bhante itu gimana?

Bertanya. Dengan bertanya, bukan membuat pernyataan. Misalnya kepada umat, saya tidak mengatakan “Wah kemarin kamu ndak meditasi 15 jam ya.”, “Kemarin apa kamu 15 jam?”, membuat pertanyaan “Kemarin apa kamu meditasi 15 jam?”, “Iya, 15 jam.”, “Saya lihat kok kamu tidur ya disitu?”, “Kok kamu santai-santai kemarin?”, “Boleh saya lihat buku catatannya?”. Daripada saya mengatakan “Kamu kemarin ndak meditasi to. Kamu tidur to. Ndak ada catatannya.”, itu kan nuduh, nuduh berarti kita nganggap diri kita lebih pintar daripada dia, padahal mungkin yang kita lihat itu tidak sesuai dengan kenyataan. Ketika dua orang berjalan berlawanan jenis begini, berduaan, mesti dikira pacaran, lah iya to? Misalnya kemarin pacarnya marah “Kemarin kamu jalan sama siapa hayo? Mesti pacarmu.” Ya repot, kan lebih baik “Apa benar kemarin kamu jalan sama cewek?, “Iya, itu adikku.” Kan selesai, iya to? Kalo dia ngomel-

25a

Bertanya adalah cara yang efektif dalam menyampaikan kritikan

Page 208: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

312

 

Bertanya itu nadanya biasa aja, atau bisa diselingin sama humor, guyon-guyon? Kok bisa bhante? Karena membuat orang itu tidak merasa dikritik?

ngomel, sudah menganggap dirinya benar, kan susah, makanya kritikan itu kalo saya sih sistimnya bertanya, walaupun sama anak-anak belakang juga gitu, “Meja ini sudah dilapi belum ya?”, “Sudah.”, “Lah kok kotor ini apa ya?”, “Maap maap, bhante.” Daripada “Ini belum dilapi to.”, “Sudah, ngawur aja ndak lihat orang malah nuduh.”, lah malah jadi musuh. Bertanya aja sistimnya. Makin pandai kita bertanya, sebetulnya makin bisa dapet macem-macem, masukan macem-macem, tanpa menyakiti orang. Wah itu lebih baik kalo bisa humor. Karena itu bisa membuat orang itu tidak merasa dikritik sama sekali, “Wah ini kok kotor sekali kaya kumismu?”, “Wah bhante ini ada-ada saja.” Betul. Dengan humor itu membuat alam bawah sadar kita terbuka. Dan begitu alam bawah sadar kita dibuka, kita masuki kritikan itu secara humor juga, dia nangkep dengan baik dan tidak merasa dikritik. Kalo muka kita sudah tegang, kaku “Siapa ini yang bikin kotor?”, dia sudah bawah sadarnya nutup, akhirnya kita ngomong walaupun bikin pertanyaan, tentu bikin orang tegang,

25a 25b

Bertanya adalah cara yang efektif dalam menyampaikan kritikan

Bertanya dengan humor akan lebih mengena dalam menyampaikan kritikan

Page 209: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

313

 

Ternyata ada triknya ya bhante?

akhirnya dia merasa dihakimi “Siapa yang bikin kotor?”, “Ndak ada.”, nadanya juga begitu, ya ndak sampai masukannya. “Siapa ini yang kaya kumisnya rontok disini?”, saya cuman humor-humor begitu. Makanya saya dalam ceramah itu sering menggunakan humor. Karena dengan humor itu membuat dia siap menerima, karena begitu dia tertawa dengan humor kita, dia berarti nyambung, dia mau ndenger kita, ya karena kan sebetulnya salah satu tanda bahwa dia sedang memperhatikan, sudah dimasuki, diselingi humor lagi, kalo belum ketawa tambahi humor lagi, sudah ketawa ngakak-ngakak lalu masukkan lagi. Makanya ndak bisa persiapan karena itu situasional sekali. Ada dong. Tentang humor ini saya juga dibikinkan skripsi sendiri sama anak Petra. Dia ngumpulkan ceramah saya ratusan, sampe mamahnya bingung “Apa-apaan ini pagi siang sore malem dengerin ceramahnya bhantenya?”. Dia susun dalam ceramah ini berapa puluh humor, dalam ceramah sekian menit ini ada berapa puluh humor, terus begitu, dia kan jurusan Bahasa, nah kemudian humor ini gaya bahasanya apa saja, nah saya baru tahu “ow gini to?”, saya kan njalaninya alamiah, saya ndak tau apa yang terjadi, dia nyelidiki itu, taktik juga, ada juga yang

Page 210: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

314

 

punya, nah saya dari situ baru tahu saya kan sebetulnya ngawur-ngawur aja, saya kepengin ngomong lah kalo lainnya ngantuk ya dibikin humor. Trus “Kok nggak tertarik tema ini ya?”, ya saya humornya ya di tempat lain aja, mereka tertarik itu lalu saya alihkan kesana. Tapi ternyata sama anak Petra itu, ternyata humor itu ada ilmunya. Lah saya belajar dari dia, nanti kalau dia ke tempat saya lagi, saya tingkatkan lagi.

Seorang bhante itu dituntut untuk memiliki kreativitas tidak? Iya. Lah itu buat apa bhante?

Saya kira sih perlu ya, walaupun sebetulnya sebagai bhikkhu yang sesungguhnya itu ndak harus. Bhikkhu itu kan orang yang menjalani to? Njalani itu kreatifnya sejauh mana to? Jadi sebetulnya njalani itu yang penting perilakunya baik, ucapannya baik, pikirannya baik. Cuman sekarang kreativitas bagi saya itu perlu untuk apa? Untuk pembinaan, pundak kiri yang menyandang jubah ini, ini perlu kreativitas. Masa sekarang tiap hari mamahnya masak nasi tempe terus? Tempe penyet terus? Ndak kreatif blas begitu. Akhirnya kan bosen, karena ini berbicara pembinaan. Tapi kalo bicara spiritual, meditasi, ya ndak perlu kreativitas, meditasi kan jalannya fokus fokus fokus seperti itu. Tapi pembinaan butuh, makanya saya punya internet, website, rekaman-rekaman, CD-CD,

14c 14c

Dalam pembinaan moral, dibutuhkan kreativitas

Dalam pembinaan moral, dibutuhkan kreativitas

Page 211: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

315

 

Di websitenya itu ya? Itu bhante yang bikin sendiri?

buku-buku, ini adalah variasi dalam pembinaan, supaya orang yang seneng baca, dapet, yang secara visual seneng nonton gambar, dapet, yang seneng ndenger, dapet. Itu kan bagian dari pembinaan. Ini saya kasih petanya Wlingi Balerejo, karena itu bagi orang yang kesini sebentar, dia dapet gambar itu, dia tau lingkungan ini gambar secara ringkasnya. Kalo mau panjang ada videonya tentang Wlingi ini, mungkin pernah saya kasih, mungkin pernah nonton? Ndak. Ada maknanya vihara ini kalo masuk itu apa saja. Kalo mau lebih dalem lagi ada buku tentang Balerejo ini, makna lambangnya satu persatu itu ada, sampe jam terbalik segala. Iya. Itu kreativitas. Lagu “sabbhe satta” juga kreativitas, karena ini bagian dari pembinaan, diperlukan. Karena kita menghadapi orang bermacam-macam, itu tadi yang dikatakan itu semua orang punya keunikannya sendiri-sendiri, lah kita berusaha keunikannya ini kalo bisa terpenuhi hampir sebagian besar, kan Dhammanya bisa diterima oleh semua orang. Itulah kreativitas. Tapi sebagai bhikkhu yang sesungguh-sungguhnya yang hanya menjalani spiritual ndak diperlukan, kreatif apanya? Burung aja ndak pake krestif

14c

Dalam pembinaan moral, dibutuhkan kreativitas

Page 212: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

316

 

Berarti bhante selama ini nyiptain itu sendiri sampe bener-bener harus jadi begini begini?

dari dulu sarangnya juga tetep, ndak ada yang sarangnya dua lantai tiga lantai disemen, pake keramik. Ya ndak ada, kan tetep hidup aja. Ya berproses, pemikiran itu bukan wuz begitu. Tapi dengan berproses, jadi yang pertama dulu itu adalah ceramah, karena saya merasa kalo ceramah dimana-mana saya jadi capek sendiri. Jadi gimana caranya biar ceramah sampe kemana-mana? Kaset. Semua ceramah saya direkam di kaset, sambil ngomong disini direkaminnya semua. Rekamannya dipindah ke kaset, kasetnya yang dibagikan kemana-mana. Lah lumayan. Tapi kaset kan ngulet-ngulet, jadi MP3. MP3 sekarang sudah jamannya berubah, jadi DVD, kemudian HD-DVD sekarang juga sudah punya, tapi itu tidak dikeluarkan untuk umum, suatu ketika itu akan diperbanyak kalo waktunya sudah tiba, sekarang belum. Nah kemudian saya juga melihat kalo hanya kaset-CD saja hanya sampai Indonesia, bagaimana sampe ke seluruh dunia? Website, buat. Website itu dibuat tahun ’98, baru saja jadi bhikkhu itu, jadi bhikkhu ’88, ya 10 tahunan lah. Kemudian sudah ada website, lalu videonya gimana nih? Jaman dulu kan loadingnya kan susah, lambat sekali kalo download, sekarang sudah ada, dimasukkan ke youtube itu.

14d

Proses berkreasi dalam usaha pembinaan moral

Page 213: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

317

 

Trus yang lainnya bhante? Nulis buku ndak bhante? Ndak. Dikumpulkan?

Iya makanya kan ada di website Samaggiphala itu, ceramah saya yang pendek-pendek yang disitu, kemudian mp3 tetep ada supaya di seluruh dunia bisa download, itu saya masukkan ke situ juga. Jadi saya ndak perlu ke seluruh dunia tapi orang bisa denger ceramah saya, sederhana itu, tapi itu berproses. Apa lagi? Iya ada buku beberapa, pertama tentang meditasi kemudian konsep ketuhanan ada juga, semua ada di bursa itu ada buku-buku, kemudian tanya jawab. Sudah pernah dapet undangan Kathina di Blitar? Papah mamahnya dapet undangan? Ndak pernah dapet? Nih saya kasih, itu hanya buku saja. Jadi kita biasanya nerbitkan buku, tahun ini 100 tanya jawab, jadi ini... Ya dikumpulkan yang dari Sammagiphala, ini kan undangan Kathina. Jadi undangan, tapi saya nggak hanya sekedar mengundang, tapi memberikan pengetahuan kepada mereka dengan kasih buku. Dan setiap tahun, begini terus. Mungkin tahun depan masih atau tahun depan ndak ada, saya abelum tahu. Pokoknya gini ini sudah ada 10 tahun lebih. Jadi selalu ada bawaannya. Makanya ini seri

14d

Proses berkreasi dalam usaha pembinaan moral

Page 214: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

318

 

ke lima, brarti sudah lima tahun, sebelumnya kan ada CD, DVD dan lain sebagainya itu. Yang ke India, ke Myanmar, kan ada video-video itu, supaya mereka tau juga, jadi bukan hanya sekedar bagi undangan. Ya inilah pembinaan. Kalo menjadi bhikkhunya sendiri, yang begini-begini ini ndak perlu.

Arti kebebasan bertindak menurut bhante apa? Oh iya to bhante? Itu kan penegasan bhante.

Itu tadi, saya mau atau saya tidak mau, bukan saya boleh atau tidak boleh. Kalo boleh tidak boleh hanya taati peraturan, ini boleh itu ndak boleh. Tapi sekarang saya mau untuk njalani kemoralan, saya ndak mau melanggar sila, itulah kebebasan, menjadi orang yang mandiri. Tadi kan bertanyanya mandiri. Mandiri dan bebas kan sebetulnya kalo saya lihat sih sama ya, tapi ditanya dua kali? Lah ndak tau. Mungkin bisa.

12c Kemampuan pengendalian badan, ucapan, dan pikiran memunculkan kesadaran dalam bertindak

Kalo arti norma bhante?

Norma kan aturan. Norma-norma kan aturan. Jadi memang bhikkhu ada jalannya berdasarkan beberapa aturan kebhikkhuan, aturan dasar itu ya, 227, itu memang boleh ndak boleh. Tapi sebetulnya ya baliknya ya ke kita juga. Misalnya sekarang bhikkhu ndak boleh misalnya yang paling sederhana apa ya, merokok misalnya. Ndak boleh merokok, itu ndak boleh. Tapi sebenernya waktu pelaksanaan kan kita sendiri.

13c

Norma sifatnya mengatur, tapi peran penting untuk mengendalikan adalah diri sendiri

Page 215: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

319

 

Berarti bertanggung jawab atas dirinya sendiri ya bhante? Perlu ditaati ndak bhante norma itu?

Merokok di pojok rumah, kalo sudah merokok di pojok bangunan, sapa yang tahu? Tapi sekarang kita mau atau ndak mau. Jadi boleh ndak boleh itu sebetulnya ya memang peraturan, tapi sekarang kita mau menuhi atau tidak itu adalah niat baik kita. “Saya ndak mau ah merokok”, akhirnya itu ditulis ataupun tidak, saya ndak mau ngrokok. Tapi “Kenapa kamu kok ndak ngerokok?”, “Ndak boleh”, ow berarti kalo boleh kamu ngrokok nih. Tapi kalo saya, “Kamu kok ndak ngrokok?”, “Ah ndak mau ah”, “Kan ada tulisannya.”, “Ya biarin aja, wong saya ndak mau.” Beda! Norma itu hanya karena boleh dan ndak boleh, tapi kebebasan-kemandirian itu kita bisa menentukan mau tidak mau. Karena bhikkhu itu sebetulnya normanya berhubungan dengan diri sendiri. Karena waktu kita melanggar kalo kita ndak ngaku, ndak ada yang tahu. Misalnya pake jubah tadi, 1 pake miliknya sendiri, sekarang 20 miliknya sendiri semua, siapa yang mau ngurusin? Cuman kan kita sendiri mau atau ndak mau ngelakukan. Bener sekali. Norma kan hanya sekedar pengatur, lampu merah berhenti, lampu hijau jalan, lampu kuning siap-siap, itu kan norma. Nah ketika kita sudah ada pemahaman, akhirnya “Saya

Page 216: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

320

 

tidak mau kalau lampu merah itu jalan”, “Kenapa pemahaman?”, “Kalo lampu merah jalan, saya ketubruk lho”. Lah kalo ijo juga ndak langsung gas, kenapa? Saya juga bisa ketubruk, karena yang lampu merah ada yang nyelonong juga. Nah itu mau atau ndak mau, bukan “Ya karena ini lampu merah ya saya harus berhenti, apalagi tolah-toleh ada polisi, saya harus berhenti, coba ndak ada polisi, merah juga nyelonong”, makanya dikasih patung polisi, itu kan karena orang-orang suka nyelonong. Nah maka kalo sudah tau mau dan ndak mau, dia ndak ada yang dilanggar normanya. Tapi kalo berbicara tentang boleh dan ndak boleh, pasti ada yang lupa, makanya ada yang dikatakan di Indonesia ini “Apa gunanya peraturan? Untuk dilanggar”, itu sudah menjadi kesepakatan umum sebetulnya. Tapi ketika kita bicara mau dan ndak mau, “Apa gunanya peraturan? Untuk ditaati, karena saya merasakan manfaatnya kalo saya menjalani peraturan itu”. Tapi karena isinya boleh dan ndak boleh ya akhirnya untuk dilanggar itu.

12c

Kemampuan pengendalian badan, ucapan, dan pikiran memunculkan kesadaran dalam bertindak

Mungkin ndak seorang bhante itu diberikan kebebasan bertindak yang tidak terpaku pada norma jaman Buddha Gotama dulu, bhante?

Mungkin saja.

Page 217: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

321

 

Contohnya? Contohnya? Ya misalnya boleh ke mall itu kan ndak ada, jalan ke mall itu kan ndak ada jaman Buddha Gotama dulu, nonton televisi ya sebetulnya ya nggak ada, main internet ya nggak ada. Cuma beberapa orang nanti kalo dia tidak mengerti mau dan ndak mau itu, dia bisa keblabasen. Jadi akhirnya vihara disediakan televisi, sehingga ketika ada sepak bola, “Jangan ganggu dulu ya, saya mau nonton dulu. ini menang mana nih Spanyol sama mana gitu?” Lah kan kacau, pembinaannya ini kemana? Gitu. Jadi, mungkin saja, cuman beresiko. Karena walaupun bhikkhu, ketamakan-kebencian-kegelapan batin, masih ada. Bhikkhu bisa jalan-jalan ke mall, sebetulnya nggak masalah, cuman nanti kalo ketamakan-kebencian-kegelapan batinnya tertarik, akhirnya beli jaket, beli jam tangan, wah repot ini nanti, trus minta ditato, minta ditindik, kan kacau ni nanti.

12b

Kemampuan pengendalian badan, ucapan dan pikiran

Sejauh ini, untuk bhante sendiri, bagaimana cara bhante memperlihatkan cara kebebasan bertindak itu bhante?

Ya saya salah satunya saya ceramah dengan santainya. Karena kalo beberapa orang mengatakan, yang berceramah dengan gaya begitu, sementara ini baru saya sendiri. Itu bagi saya kebebasan bertindak, saya mau ceramah gaya saya suka-suka, saya ndak harus mengikuti satu aturan, harus “Saudara-saudara, selamat malam”, lah itu malah bukan jadi diri saya, sehingga malah ngantuk semua to? Sementara begitu, jadi saya bebas mau

12a Mengetahui, menanggapi positif potensi yang dimiliki serta mengembangkannya

Page 218: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

322

 

ceramah mau guyonan, mau apa selama saya di depan umum, bagi saya mereka bukan umat, mereka temen saya ngobrol-ngobrol.

Arti aktualisasi diri menurut bhante? Lah apa bhante? Menurut bhante apa? Kalo dalam psikologi itu kan aktualisasi diri itu mengembangkan potensi yang dimiliki atau menjalankan sesuatu yang diinginkan dengan tulus ndak ada pamrih, gitu bhante.

Lah sekarang arti aktualisasi itu apa ya? Bukan, apa yang dimaksud dengan aktualisasi? Itu harusnya dicocokkan dulu supaya saya bisa menjawab. Membuat pertanyaan aktualisasi itu karepe apa? Lah sekarang saya jadi bhikkhu, apa aktualisasi diri saya? Itu kan sama dengan yang tadi, misi saya untuk menjadi bhikkhu itu, yaitu dengan saya menjadi bhikkhu saya merasa saya bisa njalani peningkatan spiritual saya dengan lebih maksimal, saya juga bisa njalani pembinaan masyarakat dengan baik, kenapa? Karena hobi saya kan memang juga ngomong, dari SD sudah ditulis “Dalam kelas banyak cakap-cakap.”, nah dengan saya menggunakan jubah kebhikkhuan ini, ketika saya ngomong saya lebih punya kesempatan banyak ngomong di depan masyarakat. Tapi sebaliknya dari kecil saya suka meditasi sejak SMP, maka ketika saya menjadi bhikkhu, saya juga bisa lebih banyak kesempatan bermeditasi karena saya bisa menentukan secara mandiri, kapan saya harus bertemu umat, kapan saya harus sendiri tidak mau diganggu. Lah ini

18c

Totalitas hidup sebagai bhikkhu sehingga menjalani hidup dengan bahagia

Page 219: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

323

 

menjadi aktualisasi saya, menjadi bhikkhu itu sendiri, praktek untuk pribadi maupun ke masyarakat, sekaligus.

 

Page 220: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

Subyek III

Ciri-ciri orang yang teraktualisasi diri

Praktis Keterangan Pemaknaan

Mengamati realitas secara efisien

Melihat realita tanpa dicampuri keinginan, harapan, kecemasan, prasangka atau optimisme dan pesimisme yang keliru

- Menerima kenyataan, merubah keinginan sesuai dengan kenyataan, hidup jadi lebih bahagia dan apa yang diterima adalah proses pembelajaran (1a)

- Selalu memperbaiki diri dalam menjalani kenyataan (1b)

- Melakukan yang terbaik saat ini (1d) - Kenyataan hidup adalah apa saja yang diterima

dengan indria, sehingga harus mampu menyesuaikan keinginan dengan kenyataan (1e)

- Kenyataan bersifat netral karena tidak bisa dirubah (1f)

- Berpikir bahwa kejadian paling buruk sekalipun saat itu sedang terjadi, merupakan suatu hal yang mendukung perubahan hidup agar mampu menjalani kenyataan hidup dengan lebih baik lagi (1g)

- Subyek sangat baik dalam menghadapi kenyataan, sehingga keinginan selalu disesuaikan dengan kenyataan dan hidup selalu bahagia.

Penerimaan atas diri sendiri, orang lain dan kodrat

Penghargaan atas diri sendiri dan orang lain serta menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimiliki

- Mampu menyesuaikan keinginan dengan cepat sesuai dengan kenyataan adalah bentuk menghargai diri sendiri (5a)

- Orang lain mampu menyesuaiakan keinginan dengan kenyataan, dilihat dari jarang mengeluh adalah penghargaan terhadap prang lain (5b)

- Menyadari tentang manfaat untuk berubah menjadi lebih baik bagi diri sendiri (8b)

- Subyek memiliki tolok ukur dalam menghargai diri sendiri maupun orang lain, yakni dengan melihat kemampuan pengendalian diri dengan kenyataan yang ada.

Spontan, sederhana dan wajar

- Mengaktualkan potensi yang dimiliki saat itu juga

- Hidup sederhana dan wajar

- Kesederhanaan dalam kebhikkhuan (3c) - Mengetahui, menanggapi positif potensi yang

dimiliki serta mengembangkannya (12a) - Menyadari kelebihan diri sendiri untuk

ditingkatkan dan kelemahan untuk diperbaiki (12d)

- Kecerdasan merasa cukup dalam menjalani kenyataan hidup (13a)

- Subyek hidup dalam kesederhanaan, apa adanya, terlepas dari keinginan yang berlebihan.

327

Page 221: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

- Diri sendiri yang mampu mengendalikan keinginan sehingga kesederhanaan bisa terwujud dalam kenyataan hidup (13b)

Terpusat pada masalah Terlibat secara mendalam pada misi mereka dengan mendedikasikan dirinya terhadap tugas dan misi mereka

- Memberikan bimbingan moral kepada masyarakat (14a)

- Pembagian waktu untuk umat dan diri sendiri dalam menjalani kehidupan kebhikkhuan (15)

- Subyek focus dalam pembinaan moral kepada masyarakat

Pemisahan diri dan kebutuhan privasi

Percaya akan kemampuan dan otonomi yang dimiliki dengan konsentrasi

- Pengalaman masa lalu mempengaruhi cara berpikir seseorang sehingga dalam memberikan pendapat tidak dapat disamakan antarpribadi (4)

- Tiap orang punya kesempatan memilih dalam bersikap (9)

- Kemampuan pengendalian badan, ucapan dan pikiran (12b)

- Kemampuan pengendalian badan, ucapan dan pikiran memunculkan kesadaran dalam bertindak (12c)

- Norma sifatnya mengatur, tapi peran untuk mengendalikan adalah diri sendiri (13c)

- Subyek mampu mengendalikan keinginan diri agar selaras dengan kenyataan yang dihadapi, dan dari banyak pengalaman hidupnya itu, subyek mampu menghargainya.

Kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan

Hidup mandiri, tidak bergantung pada orang lain, tahan terhadap goncangan/frustrasi sehingga memiliki ketenangan jiwa

- Kecerdasan merasa cukup dalam menjalani kenyataan hidup (13a)

- Diri sendiri yang mampu mengendalikan keinginan sehingga kesederhanaan bisa terwujud dalam kenyataan hidup (13b)

- Subyek memiliki kecerdasan merasa cukup dan mampu mengendalikan diri untuk hidup mandiri.

- Subyek memiliki ketahanan diri dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam hidup ini, sehingga mampu mengatasi setiap permasalahan dan menjalani hidup dengan bahagia

Kesegaran dan apresiasi

Menghargai hal-hal yang biasa meskipun bagi orang lain adalah membosankan

- Senang belajar banyak hal (20a) - Belajar dengan cara yang beraneka ragam (20b)

- Kegiatan subyek monoton, namun subyek mampu memaknainya sehingga kegiatan tersebut menjadi berguna bagi diri sendiri dan orang lain

Pengalaman puncak Suatu peristiwa dari perasaan yang mendalam yang bisa didapatkan dari apa saja

- Komitmen dengan keputusan yang telah diambil (18a)

- Kecocokkan dengan agama Buddha sehingga

- Subyek senang belajar hal-hal baru dan timbul pilihan hidup sebagai bhikkhu adalah hal yang paling maksimal dan

327

Page 222: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

memutuskan untuk menjadi bhikkhu (18b) - Totalitas hidup sebagai bhikkhu sehingga

menjalani hidup dengan bahagia (18c) - Perenungan pengambilan keputusan untuk

menjadi bhikkhu (18f) Minat sosial - Ketertarikan akan

lingkungan sekitar - Keinginan yang tulus

membantu orang lain

- Berempati terhadap orang lain sehingga bisa memahami orang lain dan menerima kenyataan (19)

- Memberikan kebahagiaan kepada orang lain (21)

- Subyek selalu memberikan kata-kata motivasi ketika sedang bertemu dengan umat

Hubungan antarpribadi Menciptakan hubungan pribadi yang mendalam

- Sedikitnya bhikkhu di Indonesia (3a) - Subyek merasa penting dalam menjaga hubungan antar pribadi sesama bhikkhu sendiri dan juga terhadap umat

Berkarakter demokratis - Bersedia belajar hal-hal baru dari orang lain tanpa pandang bulu

- Mampu menyampaikan suara hati dan mau mendengarkan aspirasi orang lain

- Menghormati semua orang dan menerima perbedaan yang ada dengan ikhlas

- Senang belajar banyak hal (20a) - Belajar dengan cara yang beraneka ragam (20b)

- Subyek adalah tipe orang yang gemar belajar dan menghargai perbedaan tiap orang

Perbedaan antara cara dan tujuan

Memiliki banyak cara untuk mensukseskan tujuan yang dimiliki

- Selalu menyadari tujuan awal sehingga mampu menghadapi berbagai masalah dalam menjalani kehidupan (18d)

- Tujuan adalah hal yang utama dalam menjalani kehidupan (18i)

- Subyek berprinsip ada banyak cara untuk mencapai suatu tujuan, jika cara yang digunakan gagal, maka cari cara lain untuk mampu merealisasikan tujuan hidupnya

Rasa humor yang filosofis

- Memiliki sifat lapang dada sehingga mampu menerima segala bentuk kesedihan dengan penghiburan

- Mampu mengkritisi apa yang terjadi dalam bentuk humor yang menyentil

- Bimbingan moral dipakai untuk mengkritisi lingkungan sekitar (14b)

- Bertanya adalah cara yang efektif dalam menyampaikan kritikan (25a)

- Bertanya dengan humor akan lebih mengena dalam penyampaian kritikan (25b)

- Subyek berkotbah dengan diselingi humor sehingga mampu menyadarkan orang lain tentang kenyataan hidup ini

Kreativitas Menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang khas, unik dan

- Dalam pembinaan moral, dibutuhkan kreativitas (14c)

- Subyek dikenal sebagai sosok unik yang selalu memiliki cara tersendiri

327

Page 223: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

327

spontan - Proses berkreasi dalam usaha pembinaan moral (14d)

Penolakan enkulturasi Kebebasan bertindak yang tidak tergantung pada norma-norma untuk menyebarkan kebenaran

- Komunikasi saat berkotbah dengan cara humor (22b)

- Subyek dikenal sebagai pembabar Dhamma yang memiliki ciri berkotbah dengan humor sehingga banyak umat yang selalu tertarik mendengarkan kotbahnya

Pemeliharaan diri Meningkatkan kualitas batin sehingga mampu terus melatih diri untuk menuju kesempurnaan (Nibbana)

- Cara subyek membagi waktu untuk umat dan diri sendiri dalam usahanya untuk selalu memperbaiki diri (1c)

- Berlatih terus menerus (7) - Menyadari diri sendiri dengan merenung dan

bertanya kepada orang lain (8a)

- Subyek mampu melatih diri terus menerus dalam usaha pemenuhan kebutuhan pencapaian kesempurnaan

Page 224: Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARArepository.unika.ac.id/4847/9/05.40.0029 Irene Kurniawati LAMPIRAN… · sebenarnya apa to bedanya, kan ndak ada beda, sama-sama manusia,

328  

Lampiran 6

Interaksi antar tema

1 2 3 4 5 6

1 x

2 +++ x

3 +++ ++ x

4 +++ + ++ x

5 +++ + ++ ++ x

6 +++ ++ ++ ++ x x

Keterangan : 1. Pelatihan diri untuk meningkatkan kualitas batin bhikkhu 2. Mengajarkan umat untuk berbuat baik 3. Mengasihi umat dengan cinta kasih 4. Mengajarkan Dhammā yang belum diketahui umat 5. Meluruskan dan memperjelas pengertian umat mengenai Dhammā 6. Menunjukkan jalan yang benar bagi umat untuk memperoleh kebahagiaan

Tanda : : Mempengaruhi : Saling berhubungan

+ : Pengaruh kurang ++ : Pengaruh sedang +++ : Pengaruh kuat