lakip - forda-mof.org · a. evaluasi kinerja kegiatan yang meliputi masukan (input), luaran...

85
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Tahun 2013 LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Litbang Kehutanan

Upload: lyhanh

Post on 11-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kementerian KehutananBadan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Tahun 2013

LAKIPLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Badan Litbang Kehutanan

Kementerian KehutananBadan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Tahun 2013

LAKIPLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Badan Litbang Kehutanan

i

ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan .................................................................................... 1

C. Aspek Stratejik Organisasi ........................................................................... 2

D. Data Umum Organisasi ................................................................................ 4

1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi .............................................................. 4

2. Struktur Organisasi .............................................................................. 4

3. Pelaksanaan Tugas .............................................................................. 6

4. Sumber Daya Manusia .......................................................................... 9

5. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 10

E. Sistematika ................................................................................................ 11

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................................... 12

A. Rencana Strategis ....................................................................................... 12

B. Perjanjian Kinerja ....................................................................................... 19

III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................................... 23

A. Pengukuran Kinerja ..................................................................................... 23

B. Evaluasi Kinerja …………………........................................................................ 29

C. Analisis Akuntabilitas Kinerja …..................................................................... 55

1. Analisis Kinerja …………………………………...................………………………….. 55

2. Akuntabilitas Keuangan …………………………………………………………………….. 56

IV. PENUTUP ............................................................................................................ 59

LAMPIRAN

iii

Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI ................................ 3

Tabel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan ………….. 5

Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang Dibina ................... 8

Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural

dan jabatan fungsional ……………….......................................................

9

Tabel 5. Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 ..... 19

Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI

tahun 2013 …….................................................................................

26

Tabel 7. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI

berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan

dan penerapan hasil litbang ………………….............................................

27

Tabel 8. Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian ….............. 31

Tabel 9. Hasil litbang di bidang konservasi dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2013

................................................................................................

32

Tabel 10. Hasil litbang di bidang produktivitas hutan sampai dengan tahun 2013 …. 37

Tabel 11. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan

sampai dengan tahun 2013 ...................................................................

41

Tabel 12. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan sampai dengan

tahun 2013 …......................................................................................

43

Tabel 13. Pencapaian kinerja sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan tahun

2013 ..................................................................................................

55

Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja tahun 2010 – 2013 …………....................... 55

Tabel 15. Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun 2013 ............................ 56

Tabel 16. Realisasi anggaran per sumber dana pada tahun 2013 …........................ 57

Tabel 17. Pagu dan realisasi anggaran per satker lingkup Badan Litbang Kehutanan

tahun 2013 …………………......................................................................

57

Tabel 18. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 ....... 58

iv

Lampiran 1. Rencana Kinerja Tahunan ……….............................................. 60

Lampiran 2. Penetapan Kinerja Tahun 2013 lingkup Badan Litbang

Kehutanan ………………………………………………………...................

63

Lampiran 3. Pengukuran Kinerja Kegiatan ................................................. 67

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, Badan Litbang Kehutanan berkewajiban untuk

menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP).

LAKIP merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi Badan Litbang Kehutanan selama Tahun 2013. Laporan

Akuntabilitas Kinerja pada dasarnya adalah laporan pencapaian dari Rencana Kerja

tahun 2013 yang merupakan bagian dari Rencana Strategis Badan Litbang

Kehutanan 2010-2014.

Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 merupakan

penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014. Sejalan dengan visi

dan misi yang telah ditetapkan, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan

Litbang Kehutanan pada akhir periode (tahun 2014) sesuai Renstra ialah:

(1) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan

sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan

akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya

100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus

mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau

terapan.

(2) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran

strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan

pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan

dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di

lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan

masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam

jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang.

(3) Memantapkan unsur pendukung kelitbangan dengan sasaran strategis

terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta

optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana

litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan kemudian dijabarkan menjadi

rencana tahunan dan penetapan kinerja.

Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja setelah

pagu anggaran ditetapkan, yang isinya mencakup:

1. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi

dan rehabilitasi sebanyak 7 judul.

2. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas

hutan sebanyak 6 judul.

3. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan

kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul.

4. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan

iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul.

5. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis

lainnya sebanyak 20 satker.

Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang

Kehutanan, setiap judul atau kegiatan penelitian dituntut untuk mampu

menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian

tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik,

teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan

penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan

penelitian. Setiap output Iptek yang dihasilkan harus dapat dimanfaatkan oleh

pengguna terkait. Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah,

kementerian kehutanan, pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna

terkait lainnya. Setiap judul atau kegiatan penelitian yang dilaksanakan harus

mampu menghasilkan iptek dan minimal 60% iptek yang dihasilkan dimanfaatkan

oleh pengguna.

Pada tahun 2013, dari 25 penelitian integratif yang dilaksanakan oleh Badan

Litbang Kehutanan dijabarkan dalam 405 hasil litbang, dengan rincian 143 hasil

litbang konservasi dan rehabilitasi, 176 hasil litbang peningkatan produktivitas

hutan, 51 hasil litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan, 35 hasil

litbang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Realisasi capaian output kegiatan

penelitian pada tahun 2013, tercapai 100%.

Berkaitan dengan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2010-2014, fokus

kegiatan litbang kehutanan selain pada kualitas litbang namun juga mendorong

tingkat kebermanfaatan IPTEK dari hasil-hasil litbang yang dilakukan oleh Badan

Litbang Kehutanan. Pada prinsipnya perhitungan outcome dipergunakan juga untuk

memantau perkembangan pemenuhan target renstra yaitu capaian indikator kinerja

kebermanfaatan IPTEK pada akhir renstra tahun 2014 minimal 60%.

Perhitungan outcome (kebermanfaatan) hasil IPTEK dimulai dari capaian

pelaksanaan satuan terkecil yaitu pelaksanaan setiap judul-judul penelitian.

Selanjutnya diakumulasikan menjadi kegiatan riset untuk menghasilkan paket

IPTEK. Dalam hal ini, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil IPTEK

untuk setiap kegiatan litbang kehutanan. Secara umum nilai rata-rata capaian

outcome dari keempat indikator kinerja dari 25 penelitian integratif adalah 47,13%,

sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 78,55%.

Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan

dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome

sebesar 78,55% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun

2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Capaian outcome

sebagian masih berupa jurnal/publikasi ilmiah yang nilai outcomenya 60-80%.

Beberapa capaian outcome berupa draft publikasi dengan nilai outcome 20%, dan

sebagian sudah diadopsi pengguna dengan nilai outcome 100%.

Untuk melaksanakan seluruh kegiatan, Badan Litbang Kehutanan pada tahun

2013 memperoleh dukungan dana dengan total anggaran sebesar Rp.

274.414.473.000,-. Realisasi keuangan Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013

adalah sebesar Rp 262.298.732.296 (95,58%).

Rata-rata capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 terhadap tiga

sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar

92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK.

Berdasarkan capaian kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih ada

beberapa kegiatan yang belum mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian

upaya peningkatan kinerja harus mendasarkan pada nilai outcome yang masih

rendah. Untuk itu upaya selanjutnya adalah memfungsikan hasil penelitian yang

berarti meningkatkan nilai outcome.

Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana

kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian

juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus

dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan

secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya

bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan

penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output

utama, tetapi merupakan output antara kegiatan penelitian. Output utama penelitian

adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian

pada tahun pertama sampai tahun terakhir.

Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang

sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu

meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan

capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja

mencerminkan bahan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai masukan bagi

upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang.

Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan

masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan

demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan

kemanfaatan hasil-hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian

Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan

penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil

penilaian kinerja tiap kegiatan.

Apabila laporan kinerja ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan

kebijakan, maka kebijakan litbang di tahun mendatang disarankan agar memberikan

ruang, fasilitasi dan menekankan upaya diseminasi hasil litbang. Dengan demikian

diharapkan hasil litbang dapat lebih dimanfaatkan oleh sasaran pengguna. Sebagai

pemandu bagi penggunanya, maka topik penelitian mendatang harus mengarah

pada kebutuhan masa depan yang menurut pertimbangan ilmiah akan menjadi hal

yang strategis. Pengejawantahan Badan Litbang menjadi pemandu (trendsetter) dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian bioenergi, pendayagunaan mikroba

untuk obat dan energi serta teknologi nano. Ketiga topik tersebut merupakan

bagian dari upaya Badan Litbang menjadi pemandu bagi kebutuhan strategis di

masa datang.

1

A. Latar Belakang

Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan ukuran daya

saing yang harus dimiliki oleh suatu pemerintahan. Oleh karena itu, penerapan good

governance sangat diperlukan sebagai bagian proses reformasi administrasi publik.

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan

aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Salah

satu elemen yang penting dalam tata pemerintahan yang baik adalah adanya

akuntabilitas publik, disamping transparansi, tegaknya hukum dan peraturan.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan suatu

sistem yang komprehensif untuk memperbaiki proses-proses pengambilan keputusan

mulai dari perumusan kebijakan stategis, perencanaan kinerja, pelaksanaan,

pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja, sehingga setiap instansi pemerintah

didorong untuk dapat akuntabel dan dapat meningkatkan kinerjanya secara

berkelanjutan. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, mewajibkan kepada setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur

penyelenggara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan

peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan

kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagai bagian dari

instansi Pemerintah, Badan Litbang Kehutanan juga berkewajiban untuk memenuhi

amanah tersebut dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan

Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2013.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013

dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi Badan Litbang Kehutanan pada Tahun 2013 dengan tujuan untuk

memberikan informasi mengenai akuntabilitas kinerja instansi yang meliputi :

2

a. Evaluasi Kinerja Kegiatan yang meliputi masukan (input), luaran (output) dan

hasil (outcome) litbang kehutanan selama tahun 2013.

b. Evaluasi Kinerja Program Litbang Kehutanan serta aspek pendukungnya baik

organisasi, administratif, SDM dan kepegawaian pengelolaan, pembiayaan dan

pengelolaan sarana dan prasarana serta administrasi dan kerjasama.

c. Umpan balik bagi pengambil keputusan dalam rangka pemantapan perencanaan,

pelaksanaan dan pemantauan guna peningkatan kinerja Badan Litbang

Kehutanan di masa mendatang.

C. Aspek Stratejik Organisasi

Badan Litbang Kehutanan sebagai unsur penunjang mempunyai peran yang

penting dan strategis yaitu: 1) pemandu (leading the way, setting the course,

guiding the moves) Kementerian Kehutanan; 2) pengawal (menyediakan informasi

dan IPTEK sebagai basis solusi permasalahan aktual yang dihadapi Kementerian

Kehutanan); dan 3) pendorong (menghasilkan informasi dan inovasi teknologi untuk

memberikan akselerasi pencapaian tujuan Kementerian Kehutanan). Dengan

demikian Badan Litbang Kehutanan harus dapat mengambil peran dalam semua

bidang tugas Kementerian Kehutanan. Bidang tugas Badan Litbang Kehutanan

adalah menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan

informasi dan IPTEK yang diperlukan dalam pembangunan kehutanan. Secara

substansial program penelitian dan pengembangan harus mengacu pada 6 kebijakan

prioritas Kementerian Kehutanan (P.10/Menhut-IV/2011) yaitu 1) Pemantapan

kawasan hutan; 2) Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran

Sungai (DAS); 3) Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan; 4)

Konservasi Keanekaragaman Hayati; 5) Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri

Kehutanan; 6) Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan. Namun demikian tidak

semua kebijakan prioritas tersebut perlu dukungan penelitian dan pengembangan

yang seimbang.

Agenda riset Badan Litbang Kehutanan jangka panjang dirancang lebih

terarah, terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan pengguna dengan menggunakan

payung Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025. Roadmap mengakomodasi 5 tema

besar litbang yaitu: (1) Lanskap Hutan, (2) Pengelolaan Hutan (dengan 5 sub tema

3

yaitu Hutan Alam, Hutan Tanaman, Biodiversitas, Pengelolaan DAS dan HHBK), (3)

Perubahan Iklim, (4) Pengolahan Hasil Hutan dan (5) Kebijakan Kehutanan. Tema

dan sub tema tersebut selanjutnya menjadi 9 program litbang dan dijabarkan

menjadi 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI), secara garis besar disajikan dalam

Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI

Program Litbang Rencana Penelitian Integratif (RPI) 1. Lanskap Hutan Manajemen Lanskap Berbasis DAS (RPI 1)

Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 2. Hutan Alam Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3)

Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5)

3. Hutan Tanaman Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) Agroforestry (RPI 8) Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan

(RPI 10)

4. Biodiversitas Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem

(RPI 13)

5. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi (RPI 14) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung

Pengelolaan DAS (RPI 15)

6. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Pengelolaan HHBK-FEMO (RPI 11)

7. Perubahan Iklim Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan

(Inventory) (RPI 17) Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap

Perubahan Iklim (RPI 18)

8. Pengolahan Hasil Hutan

Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) Keteknikan Hutan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)

9. Kebijakan Kehutanan

Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil

Hutan (RPI 25)

4

D. Data Umum Organisasi

1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan kedudukan Badan

Litbang Kehutanan adalah sebagai unsur pendukung yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan dipimpin

oleh Kepala Badan. Badan Litbang Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan

penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan termasuk penyebarluasan hasil-

hasil penelitian dan pengembangan kepada pengguna baik internal maupun

eksternal Kementerian Kehutanan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan Litbang Kehutanan

menyelenggarakan beberapa fungsi, yaitu :

a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penelitian dan

pengembangan kehutanan;

b. pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;

c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan

pengembangan kehutanan;dan

d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

2. Struktur Organisasi

Badan Litbang Kehutanan terdiri atas:

a. Sekretariat Badan;

b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi;

c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktifitas Hutan;

d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil

Hutan;dan

e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan.

Di tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakukan beberapa penyempurnaan

organisasi yang didasarkan pada prinsip :

a. Upaya untuk meningkatkan kinerja Badan Litbang Kehutanan.

b. Core Research UPT Badan Litbang Kehutanan.

5

c. Reformasi Program Anggaran (RPA) yang menuntut deliniasi dan fokus kegiatan

yang jelas.

d. Pertimbangan bahwa lembaga litbang harus mampu menjawab permasalahan

dan memberikan solusi yang tidak dapat dibatasi oleh program/kegiatan tertentu.

Nomenklatur dan tupoksi Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Litbang

Kehutanan masing-masing mengacu kepada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

P. 27/Menhut-II/2011 s/d P. 40/Menhut-II/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Kehutanan. UPT tersebut berjumlah 15 unit

kerja yang terdiri atas 2 Balai Besar setingkat Eselon II B dan 13 Balai Penelitian

setingkat Eselon III sebagaimana Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan

No. Nama Organisasi Kedudukan

1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH)

Yogyakarta

2. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (BBPD) Samarinda

3. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA) Ciamis

4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor

5. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPTHHBK) Mataram

6. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS (BPTKPDAS) Solo

7. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam (BPTKSDA) Samboja

8. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BPTSTH) Kuok

9. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari Manokwari

10. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru Banjarbaru

11. Balai Penelitian Kehutanan Palembang Palembang

12. Balai Penelitian Kehutanan Makassar Makassar

13. Balai Penelitian Kehutanan Kupang Kupang

14. Balai Penelitian Kehutanan Manado Manado

15. Balai Penelitian Kehutanan Aen Nauli Aek Nauli

Konsep reorganisasi UPT tersebut menghasilkan:

a. Tipe UPT yang terdiri dari Balai Besar (setingkat eselon II) dan Balai Penelitian

(setingkat eselon III dengan 3 seksi, tanpa pembedaan tipe A dan B)

6

b. Jenis UPT yang terdiri dari Balai Penelitian Kehutanan Umum dan Balai Penelitian

Khusus. Balai Kehutanan Umum dapat melaksanakan berbagai topik penelitian

pada wilayah tertentu. Balai Penelitian Kehutanan Khusus melaksanakan

penelitian dengan topik khusus dengan wilayah kerja seluruh Indonesia.

3. Pelaksanaan Tugas

Untuk mengimplementasikan tugas pokok dan fungsinya, Badan Litbang

Kehutanan harus memperhatikan Renstra Kementerian Kehutanan dan Rencana

Strategis Badan Libang Kehutanan 2010-2014 yang telah ditetapkan. Berdasarkan

Renstra tersebut kegiatan penelitian dan pengembangan oleh Badan Litbang

Kehutanan dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) program litbang dan 3 (tiga)

program pendukung/komplemen yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh

beberapa unit kerja yaitu: 4 (empat) Pusat Libang, 2 (dua) Balai Besar dan 13 (tiga

belas) Balai Penelitian yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas secara bersama-

sama dilakukan baik oleh Unit Kerja Eselon II (Sekretariat Badan Litbang Kehutanan,

Pusat Penelitian dan Pengembangan) maupun oleh UPT (unit kerja eselon II b dan

III a). Secara garis besar kegiatan pelaksanaan tugas unit kerja eselon II

(Sekretariat dan Puslitbang) dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Sekretariat Badan Litbang Kehutanan

• Koordinasi dan penyusunan rencana program, anggaran, dan kerjasama

• Koordinasi dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan, rencana program dan

anggaran

• Koordinasi dan pengelolaan data, informasi, publikasi dan diseminasi hasil

penelitian serta pengelolaan urusan perpustakaan; dan

• Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Badan.

b. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan

pengembangan di bidang konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi dan

rehabilitasi sumberdaya alam;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian

dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;

7

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian konservasi dan

rehabilitasi sumberdaya alam oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

c. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (Pusprohut)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan

pengembangan di bidang produktivitas hutan;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang

produktivitas hutan;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian

dan pengembangan di bidang produktivitas hutan;

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian produktivitas

hutan oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

d. Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

(Pustekolah)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan

pengembangan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang

keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian

dan pengembangan keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian keteknikan

kehutanan dan pengolahan hasil hutan oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

e. Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan (Puspijak)

• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan

pengembangan di bidang perubahan iklim dan kebijakan;

• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang

perubahan iklim dan kebijakan;

• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian

dan pengembangan perubahan iklim dan kebijakan;

8

• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian perubahan iklim

dan kebijakan oleh unit pelaksana teknis; dan

• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.

Untuk mensinergikan kegiatan kelitbangan oleh Unit Pelaksana Teknis Badan

Penelitian dan Pengembangan Kehutanan maka ditetapkan Kepala Puslitbang

sebagai Pembina Unit Pelaksana Teknis untuk melakukan pembinaan teknis dan atau

administrasi melalui Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Kehutanan Nomor SK. 29/VIII-SET/2011. Pembinaan teknis mencakup perancangan,

pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan kelitbangan. Pembinaan

administrasi mencakup penyusunan program dan rencana kerja, keuangan, umum

dan kepegawaian, evaluasi, dokumentasi, pelaporan, dan monitoring kinerja.

Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina tersaji pada Tabel 3

sebagai berikut :

Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina

No. Unit Kerja Pembina Unit Pelaksana Teknis Yang Dibina

1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi

1. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS

2. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam

3. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli

4. Balai Penelitian Kehutanan Makassar

2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

2. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

3. Balai Penelitian Kehutanan Manado

4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan

3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

1. Balai Penelitian Kehutanan Palembang

2. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru

3. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari

4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

1. Balai Besar Penelitian Dipterocarpa

2. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

3. Balai Penelitian Kehutanan Kupang

4. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan

9

4. Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2013, jumlah PNS dan CPNS lingkup Badan Litbang Kehutanan

adalah 1.624 pegawai, ditambah tenaga honorer/kontrak kerja sebanyak 263 orang.

Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan

fungsional secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional

No. Jabatan Jumlah L P Jumlah

1. Tenaga Struktural/ Non Struktural

a. Struktural 97 38 135 b. Fungsional Umum

497 231 728

2. Tenaga Fungsional a. Peneliti 241 187 428 b. Calon Peneliti 20 22 42 c. Teknisi Litkayasa 241 30 271 d. Calon Teknisi Litkayasa 9 0 9 e. Pustakawan 1 6 7 f. Pranata Komputer 1 0 1 g. Analis Kepegawaian 0 0 0 h. Arsiparis 1 2 3 i. Pranata Humas 0 0 0 JUMLH PNS dan CPNS 1.108 516 1.624

Honorer/Kontrak Kerja 263 JUMLAH 1.887

Sebagai acuan moral bagi Pegawai lingkup Badan Litbang Kehutanan untuk

menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas Badan Litbang Kehutanan

serta menghindarkan segala benturan antar sesama Pegawai dalam rangka

mencapai dan mewujudkan Visi dan Misi Badan Litbang Kehutanan, ditetapkan

Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor P.1/VIII-

SET/2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil lingkup Badan Litbang Kehutanan

yang mencakup nilai-nilai dasar pribadi (basic individual values) sebagai berikut:

a. Integritas, bersikap, berperilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri dan

lingkungan, objektif terhadap permasalahan, memiliki komitmen terhadap visi

dan misi, konsisten dalam bertindak dan bersikap, berani dan tegas dalam

mengambil keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggungjawab dalam

menjalankan tugas dan amanah;

10

b. Profesionalisme, berpengetahuan luas, berketerampilan yang tinggi sehingga

mampu bekerja sesuai dengan kompetensi, mandiri tanpa intervensi pihak lain,

konsisten dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas;

c. Inovasi, kaya akan ide-ide baru dan selalu meningkatkan kemampuan;

d. Transparansi, setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat dipertanggung-

jawabkan serta senantiasa dievaluasi secara berkala dan terbuka untuk semua

stakeholder Badan Litbang Kehutanan;

e. Produktivitas, mampu bekerja keras dengan orientasi hasil kerja yang sistematis,

terarah dan berkualitas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan

dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisiensi

serta dapat dipertanggungjawabkan;

f. Religiusitas, berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan berada di

bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, tekun melaksanakan ajaran agama,

mengawali setiap tindakan selalu didasari niat ibadah sehingga apa yang

dilakukan hari ini harus selalu lebih baik dari kemarin;

g. Saling membantu, menghormati, koorperatif dan saling mengingatkan dan

menegur agar tidak terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme serta menjunjung tinggi

jiwa korsa rimbawan;

h. Kepemimpinan, berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan, dapat

dipercaya untuk mencapai kinerja yang prima.

5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana penelitian pada prinsipnya digunakan untuk

mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang memungkinkan lahirnya

hasil-hasil litbang yang inovatif dan aplikatif. Berbagai sarana yang mendukung

kegiatan penelitian dan pengembangan antara lain:

a. Peralatan dan mesin-mesin.

b. Hutan Penelitian/KHDTK

c. Perpustakaan Pusat dan Daerah

d. Website dan Internet

e. Kendaraan operasional lapangan

f. Laboratorium :

• Laboratorium Mikrobiologi

• Laboratorium Genetika Molekuler dan Kultur Jaringan

• Laboratorium Pengujian Terpadu

• Laboratorium Anatomi Kayu

• Laboratorium Pengawetan Kayu

11

• Laboratorium Pengeringan Kayu

• Laboratorium Botani

• Laboratorium Silvikultur

• Laboratorium Penangkaran Satwa

• Laboratorium Hama dan Penyakit

• Laboratorium Tanah

• Laboratorium Entomologi

• Laboratorium Mikologi

• Laboratorium Teknologi Serat

• Laboratorium Produk Majemuk

E. Sistematika

Sistematika penyajian LAKIP Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 mengacu

pada format yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),

sebagai berikut:

BAB I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan

tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP, serta gambaran umum

organisasi Badan Litbang Kehutanan.

BAB II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan beberapa hal penting

dalam perencanaan dan perjanjian kerja (dokumen penetapan kinerja).

BAB III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian sasaran-sasaran

organisasi, analisis pencapaian kinerja Badan Litbang Kehutanan

dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian

sasaran strategis untuk tahun 2013.

BAB IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas

Kinerja Badan Litbang kehutanan tahun 2013 dan menguraikan

rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

12

A. Rencana Strategis

Perencanaan Strategis disusun sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan

fungsi dalam kurun waktu tertentu secara sistematis, terarah dan terpadu.

Perencanaan ini memperhitungkan analisis situasi baik faktor internal maupun faktor

eksternal serta isu-isu strategis lainnya. Dalam rencana strategis disusun visi, misi,

tujuan, sasaran, kebijakan, program dan strategi pencapaiannya yang disesuaikan

dengan tupoksi serta kemampuan seluruh unit kerja lingkup Badan Litbang

Kehutanan. Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 merupakan

penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014.

1. Visi dan Misi

Visi Badan Litbang Kehutanan mencerminkan posisi dan fungsi Badan Litbang

Kehutanan dalam konteks visi Kementerian Kehutanan yaitu “Terwujudnya

kelestarian hutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat”. Berdasarkan

Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan Tahun 2010-2014 telah ditetapkan visi

Badan Litbang Kehutanan, yaitu:

Adapun makna yang terkandung di dalam visi tersebut adalah:

• Lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka merupakan prestasi

yang ingin dicapai Badan Litbang Kehutanan yaitu mendapatkan kepercayaan

publik sebagai lembaga penghasil Iptek Kehutanan yang kredibel dan mampu

menjawab kebutuhan pengguna dan tantangan pembangunan sektor kehutanan.

• Pengelolaan hutan lestari adalah tujuan utama sektor kehutanan untuk

mewujudkan kegiatan pengelolaan hutan yang di dalamnya mencakup

kelestarian ekonomi, kelestarian sosial, dan kelestarian ekologi (lingkungan)

secara seimbang dan harmonis. Iptek yang dihasilkan Badan Litbang Kehutanan

“Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam

mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari untuk kesejahteraan

masyarakat yang berkeadilan”

13

harus mampu mendukung praktik-praktik kehutanan yang sesuai dengan prinsip-

prinsip pengelolaan hutan lestari.

• Kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan adalah muara dari

pengelolaan hutan lestari yaitu terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat pada

umumnya maupun masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar hutan.

Manfaat dari kegiatan pengelolaan hutan harus dirasakan secara adil tidak hanya

oleh usaha besar tapi juga oleh masyarakat yang kehidupan dan

penghidupannya terkait dengan hutan.

Untuk mengaktualisasikan peran IPTEK Kehutanan dalam pembangunan

Kehutanan yang berkelanjutan yang mendukung peningkatkan kesejahteraan

masyarakat, maka ditetapkan misi Badan Litbang Kehutanan, sebagai berikut:

Makna yang terkandung di dalam misi tersebut adalah:

• Penguasaan dan kemanfaatan Iptek harus menjadi satu kesatuan karena pada

dasarnya temuan Iptek harus dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk mendukung

perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan.

• Unsur pendukung kelitbangan mempunyai peran penting untuk menjamin

keberlangsungan kegiatan litbang serta menjaga dan meningkatkan kualitas

hasilnya.

2. Tujuan dan Sasaran

Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan pada Renstra 2010-2014,

tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Litbang Kehutanan pada akhir

periode (tahun 2014) ialah:

(4) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan

sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan

akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya

100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus

a. Meningkatkan penguasaan dan kemanfaatan IPTEK Kehutanan. b. Memantapkan unsur pendukung kelitbangan.

14

mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau

terapan.

(5) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran

strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan

pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan

dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di

lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan

masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam

jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang.

(6) Memantapkan unsur pendukung kelitbangan dengan sasaran strategis

terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta

optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana

litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

3. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas, Badan Litbang Kehutanan

menempuh arah kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1. Arah Kebijakan

Selaras dengan arah kebijakan dan 18 sasaran strategis Kementerian Kehutanan,

khususnya dalam peningkatan peran IPTEK dalam mendukung pembangunan

Kehutanan, serta mengakomodasi perkembangan lingkungan strategis terkait

sektor kehutanan, maka kebijakan Badan Litbang Kehutanan 2010-2014

diarahkan pada tiga hal utama, yaitu :

1) Peningkatan kemampuan penguasaan IPTEK Kehutanan;

2) Peningkatan kemanfaatan dan penerapan IPTEK Kehutanan;

3) Pemantapan dukungan kelitbangan, meliputi perencanaan, evaluasi dan

pelaporan, kerjasama, komunikasi hasil litbang, pengelolaan keuangan, SDM.

serta sarana prasarana, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

2. Untuk mengefektifkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Litbang

Kehutanan sesuai dengan arah kebijakan yang diterapkan, dilakukan beberapa

langkah strategis, yaitu :

15

1) Konsistensi terhadap Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025

Roadmap ditetapkan dengan keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.

163/MENHUT-II/2009 tanggal 3 April 2009, merupakan pedoman/acuan

kegiatan litbang dan indikatif outputnya untuk periode 15 tahun ke depan.

Arah kegiatan litbang diakomodasikan dalam 9 program litbang yaitu :

(1) Lansekap Hutan

(2) Hutan Alam

(3) Hutan Tanaman

(4) Biodiversitas

(5) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

(6) Daerah Aliran Sungai (DAS)

(7) Perubahan Iklim

(8) Pengolahan Hasil Hutan

(9) Kebijakan Kehutanan

Disamping 9 program litbang di atas, Badan Litbang Kehutanan menetapkan

3 program pendukung/komplemen yaitu :

(1) Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM

(2) Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang

(3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Litbang

2) Penyusunan Rencana Penelitian Integratif (RPI)

Berdasarkan 9 program litbang tersebut diatas, selanjutnya dijabarkan ke

dalam 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI) agar penelitian lebih terfokus,

efisien dan efektif serta berorientasi pada hasil litbang. Komponen kegiatan

penelitian dan luaran RPI menjadi acuan unit kerja lingkup Badan Litbang

dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tahun 2010-

2014.

Penelitian integratif bersifat lintas unit kerja dan melibatkan berbagai disiplin

ilmu terkait untuk menjawab kompleksitas tantangan dan permasalahan

sektor kehutanan secara lebih komprehensif dari sisi hulu sampai hilir.

RPI juga diarahkan untuk mendukung pencapaian 18 Sasaran Strategis

Kementerian Kehutanan dengan keterkaitan yang tidak terpisahkan antara

16

aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan ekologi dalam mendukung

terwujudnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan.

3) Penyusunan Penelitian Integratif Unggulan (PIU)

Penelitian Integratif Unggulan (PIU) adalah bagian dari satu atau lebih RPI

yang dirancang untuk menghasilkan IPTEK yang menjadi unggulan masing-

masing unit kerja teknis di lingkup Badan Litbang Kehutanan, untuk itu PIU

harus sesuai dengan “core research “ masing-masing unit kerja pelaksana

serta diupayakan dapat mencerminkan kekhasan tantangan kehutanan.

4) Restrukturisasi Program dan Kegiatan

Sesuai dengan reformulasi program dan kegiatan nasional, setiap unit eselon

IIA (Puslitbang) hanya melaksanakan satu kegiatan yang mendukung

Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. Kegiatan

untuk masing-masing Puslitbang di lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah

sebagai berikut:

(1) Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi

(2) Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan

(3) Kegiatan Litbang Keteknikan dan Pengolahan Hasil Hutan

(4) Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan

(5) Sebagai unsur pendukung, Sekretariat Badan Litbang Kehutanan

melaksanakan kegiatan generik unit kerja pendukung, yaitu Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

4. Kegiatan Badan Litbang Kehutanan

Dalam rangka implementasi Program Penelitian dan Pengembangan

Kehutanan telah ditetapkan 5 (lima) kegiatan dengan Eselon II A sebagai

penanggung jawab masing-masing kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

1. Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi

RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan

yaitu:

1) Pengelolaan Hutan Lahan Kering

2) Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai

17

3) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut

4) Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme

5) Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem

6) Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi

7) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS

2. Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan

yaitu:

1) Pengelolaan Hutan Alam Produksi

2) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu

3) Agroforestry

4) Pengelolaan Dipterokarpa

5) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan

6) Pengelolaan HHBK - FEMO

3. Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil

Hutan

RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan

yaitu:

1) Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu

2) Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan

3) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu

4) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

5) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu

4. Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan

RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan

yaitu:

1) Manajemen Lanskap Berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS)

2) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan

3) Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi

18

4) Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan

(Inventory)

5) Penelitian Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat

Terhadap Perubahan Iklim

6) Penguatan Tata Kelola Kehutanan

7) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan

5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Litbang

Kehutanan

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah:

1) Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang

Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja

yang optimal di 20 satker.

2) Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan

Litbang Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini keuangan Kemenhut

“wajar tanpa pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak

20 satker.

3) Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK).

Untuk mencapai IKK, maka dilakukan kegiatan-kegiatan pencapaian output

kegiatan yaitu:

1) Rencana program dan anggaran sebanyak 20 satker per-tahun

2) Evaluasi dan pelaporan sebanyak 20 satker per-tahun

3) Sarana dan prasarana pada 20 unit kerja per-tahun

4) Peningkatan kualitas dan pembinaan SDM sebanyak 1.624 orang per-

tahun

5) Pengelolaan KHDTK sebanyak 30 unit (di 34 lokasi)

6) Tatalaksana keuangan dan BMN, kerjasama, data dan informasi pada 20

satker.

19

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Badan Litbang

Kehutanan dan merupakan bagian dari rencana tahunan. Rencana Kinerja

merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan serta

Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, Kemenhut. Disamping itu, Rencana Kinerja

juga merupakan penyambung antara Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-

KL) Kementerian Kehutanan dan dokumen Kegiatan Penelitian Integratif (RPI)

dengan Rencana Kerja Anggaran Badan Litbang Kehutanan (RKA-KL) Badan Litbang

kehutanan setiap tahunnya.

Perancangan kegiatan secara integratif dilakukan mengingat kompleksitas

permasalahan dan tantangan sektor kehutanan yang tidak memungkinkan dijawab

melalui penelitian yang bersifat parsial. Penelitian integratif dilakukan dengan

melibatkan berbagai disiplin ilmu, untuk menjawab persoalan secara lebih

komprehensif dari hulu sampai hilir dengan keterkaitan antara aspek ekonomi, sosial

budaya dan ekologi (lingkungan).

Untuk tahun 2013, Rencana Kinerja Tahunan (Form RKT) selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan gambaran umum Rencana Kinerja Badan

Litbang Kehutanan Tahun 2013 dapat dilihat pada matrik sebagaimana Tabel 5

berikut.

Tabel 5. Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

Minimal 60% hasil penelitian dan pengembangan kehutanan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan, pengelolaan teknis kehutanan dan pengayaan ilmu pengetahuan, termasuk pengembangan kebijakan dan teknis yang berkaitan dengan isu-isu perubahan iklim

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul

60 143

% Hasil litbang

1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 15 Hasil litbang

2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4)

14 Hasil litbang

3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 8 Hasil litbang 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme

(RPI 12) 50 Hasil litbang

5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13)

17 Hasil litbang

6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14)

15 Hasil litbang

7. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)

24 Hasil litbang

20

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul

60 176

% Hasil litbang

1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6)

15 Hasil litbang

2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7)

43 Hasil litbang

3. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11)

40 Hasil litbang

4. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10)

39 Hasil litbang

5. Agroforestry (RPI 8) 22 Hasil litbang 6. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 17 Hasil litbang

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul

60 51

% Hasil litbang

1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 12 Hasil litbang 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan

(RPI 20) 6 Hasil litbang

3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21)

15 Hasil litbang

4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) 14 Hasil litbang 5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan

Pembantu (RPI 23) 4 Hasil litbang

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul

60 35

% Hasil litbang

1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1)

3 Hasil litbang

2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2)

5 Hasil litbang

3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16)

3 Hasil litbang

4. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17)

11 Hasil litbang

5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)

8 Hasil litbang

6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 3 Hasil litbang 7. Pengelolaan Tata Kelola Industri dan

Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)

2 Hasil litbang

Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan

Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker

1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM 20 Satker Diklat SDM Litbang 239 Orang Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan 1 Peraturan Administrasi kepegawaian 32 Laporan Administrasi jabatan fungsional 6 Laporan Layanan perkantoran

12 Bulan layanan

21

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

2. Perencanaan, pengelolaan anggaran dan kerjasama

20 Satker

Pengembangan hasil penelit ian 15 Laporan

Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)

48 Laporan

Perencanaan dan pengelolaan anggaran 80 Dokumen

Hasil kerjasama teknis 27 Laporan

Kajian issue actual

13 Laporan

3. Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan 20 Satker

Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi 73 Laporan

Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 10 Laporan Informasi hasil penelit ian/layanan data dan

informasi 52 Informasi

Website instansi 14 Domain

Jaringan LAN/internet 26 Titik jaringan Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar

hasil penelit ian 16 Seminar

Terbitan publikasi hasil penelit ian/buku iptek 34 Terbitan Buku statistik instansi 154 Buku

Buku perpustakaan 328 Buku Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil

penelit ian 24 Pameran

Pengelolaan perpustakaan

16 Laporan

4. Pengelolaan keuangan dan umum 20 Satker

Sistem Akuntansi Instansi 49 Laporan

Pengelolaan laboratorium penelit ian 17 Laporan

Pengelolaan herbarium 2 Laporan Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/

persemaian permanen 13 Laporan

Pengelolaan Sertifikat ISO 6 Sertifikat

Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan 15 Laporan

Jembatan 36 m2 Jaringan air 80 Meter

Peralatan multimedia 22 Unit Peralatan laboratorium 230 Unit

Kendaraan bermotor 22 Unit

Perangkat pengolah data dan komunikasi 285 Unit Peralatan dan fasilitas perkantoran 941 Unit

Gedung/bangunan

19.337 m2

Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja

setelah pagu anggaran ditetapkan. Dalam dokumen tersebut, Kinerja Badan Litbang

Kehutanan mencakup:

6. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi

dan rehabilitasi sebanyak 7 judul.

22

7. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas

hutan sebanyak 6 judul.

8. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan

kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul.

9. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan

iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul.

10. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis

lainnya sebanyak 20 satker.

Dokumen Penetapan Kinerja Badan Litbang Kehutanan yang ditandatangani

oleh Kepala Badan Litbang Kehutanan dan Menteri Kehutanan dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut, Badan Litbang Kehutanan

pada tahun 2013 memperoleh dukungan dana yang bersumber dari Rupiah Murni

(RM) dan Penerimaan Non Pajak (PNP) dengan total anggaran sebesar Rp.

274.414.473.000,- .

23

Secara umum Badan Litbang Kehutanan telah melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya yang diwujudkan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan untuk

tahun 2013. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan

beberapa indikator kinerja yang ditetapkan untuk masing-masing sasaran tersebut.

A. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan untuk

menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi

dan strateji instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian

setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan

kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis

akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan

dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan

misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis.

Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa formulir

Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). Indikator kinerja yang digunakan meliputi Input,

Output dan Outcome dan tiap-tiap indikator kinerja ditetapkan satuannya.

Sedangkan hasil pengukuran kinerja yang berisi indikator kinerja yang dipakai

rencana dan realisasi masing-masing kegiatan secara rinci dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengukuran kinerja kegiatan pada masing-

masing indikator kinerja adalah pengukuran pencapaian sasaran yang telah

ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan Tahun 2010-2014.

Untuk membuat kesimpulan hasil pengukuran, digunakan skala pengukuran kinerja

dengan hasil penilaian dalam bentuk persentase kinerja dengan kategori sebagai

berikut:

- Kinerja mencapai 85% - 100% : sangat baik

- Kinerja mencapai 70% - <85% : baik

- Kinerja mencapai 55% - <70% : sedang

- Kinerja lebih kecil dari 55% : kurang baik

24

Misi Pertama: Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK Kehutanan

Sasaran:

Maksud dari tercapainya 100% luaran paket IPTEK kehutanan, yaitu setiap

kegiatan litbang harus mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan

IPTEK dasar atau terapan.

Tujuan dari sasaran tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan

adalah menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan

sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar

permasalahan sektor kehutanan. Untuk mencapai sasaran dari tujuan tersebut pada

tahun 2013 telah dilaksanakan 4 Kegiatan Litbang, 9 Program Litbang dan 25 RPI

yaitu:

1. Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (3 Program; 7 RPI)

a. Program Pengelolaan Hutan Alam (3 RPI)

• RPI 3: Pengelolaan Hutan Lahan Kering.

• RPI 4: Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai

• RPI 5: Pengelolaan Hutan Rawa Gambut

b. Program Pengelolaan Biodiversitas (2 RPI)

• RPI 12: Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme

• RPI 13: Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem

c. Program Pengelolaan DAS (2 RPI)

• RPI 14: Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten

dan Lintas Propinsi

• RPI 15: Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan

DAS

2. Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (2 Program; 6 RPI)

a. Program Pengelolaan Hutan Tanaman (5 RPI)

• RPI 6: Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari

• RPI 7: Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu

Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan 1

25

• RPI 8: Agroforestry

• RPI 9: Pengelolaan Dipterokarpa

• RPI 10: Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

b. Program Pengelolaan HHBK (1 RPI)

• RPI 11: Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO

3. Kegiatan Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

(1 Program; 5 RPI)

a. Program Pengolahan Hasil Hutan (5 RPI)

• RPI 19: Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu

• RPI 20: Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan

• RPI 21: Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu

• RPI 22: Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu

• RPI 23: Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu

4. Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan (3 Program; 7 RPI)

a. Program Lanskap Hutan (2 RPI)

• RPI 1: Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS

• RPI 2: Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan

b. Program Perubahan Iklim (3 RPI)

• RPI 16: Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan

Degradasi

• RPI 17: Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory)

• RPI 18: Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat

Terhadap Perubahan Iklim

c. Program Kebijakan Kehutanan (2 RPI)

• RPI 24: Penguatan Tata Kelola Kehutanan

• RPI 25: Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan

Secara umum setiap kegiatan pada setiap RPI mencapai target 100%, dengan

rincian hasil sebagaimana pada Tabel 6 di bawah ini.

26

Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI

tahun 2013

No Program/ Kegiatan Persentase Pencapaian (%)

I. PROGRAM LANSKAP HUTA N 100 1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS 100 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan

100

II. PROGRAM PENGELOLAA N HUTAN ALAM 100 3. Pengelolaan Hutan Lahan Kering 100 4. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai 100 5. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut

100

III. PROGRAM PENGELOLAA N HUTAN TANAMAN 100 6. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari 100 7. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu 100 8. Agroforestry 100 9. Pengelolaan Dipterokarpa 100

10. Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

100

IV. PROGRAM PENGELOLAA N HASIL HUTA N BUKA N KAYU 100 11. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO

100

V. PROGRAM PENGELOLAA N BIODIVERSITAS 100 12. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme 100 13. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem

100

VI. PROGRAM PENGELOLAA N DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) 100 14. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten

dan Lintas Propinsi 100

15.

Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS

100

VII. PROGRAM PERUBAHA N IKLIM 100 16. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan

Degradasi 100

17.

Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory)

100

18. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim

100

VIII. PROGRAM PENGOLA HA N HASIL HUTAN 100 19. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu 100 20. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan 100 21. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu 100 22. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu 100 23.

Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu 100

IX. PROGRAM KEBIJAKA N KEHUTA NA N 100 24. Penguatan Tata Kelola Kehutanan 100 25. Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan

100

27

Sasaran:

Tujuan dari sasaran tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan

diadopsi atau dimanfaatkan pengguna adalah meningkatkan kemanfaatan dan

penerapan hasil Litbang. Untuk mencapai tujuan dari sasaran tersebut dilakukan

dengan kegiatan diseminasi, menggunakan indikator outcome dan pencapaian

target. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang

No. Sasaran Outcome Realisasi Outcome

(%)

% Pencapaian Outcome

Ket.

I. Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi

48,69 81,16 Persen pencapaian outcome terhadap target 60%

1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 47,31 78,86 2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem

Pantai (RPI 4) 54,71 91,19

3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 46,88 78,13 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme

(RPI 12) 45,90 76,50

5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13)

40,57 67,62

6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten dan Lintas Provinsi (RPI 14)

54,27 90,46

7. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)

51,20 85,34

II. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan

48,53 80,88 Persen pencapaian outcome terhadap target 60%

1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6)

45,00 75,00

2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7)

41,87 69,78

3. Agroforestry (RPI 8) 53,55 89,26 4. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 50,50 84,17 5. Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

(RPI 10) 60,09 100,15

6.

Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11)

40,16 66,93

Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna

2

28

No. Sasaran Outcome Realisasi Outcome

(%)

% Pencapaian Outcome

Ket.

III. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan

43,20 72,00 Persen pencapaian outcome terhadap target 60% 1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 46,00 76,67

2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20)

50,00 83,33

3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21)

35,00 58,33

4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) (RPI 22)

35,00 58,33

5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)

50,00 83,33

IV. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan

48,10 80,17 Persen pencapaian outcome terhadap target 60%

1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1)

52,50 87,50

2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2)

44,44 74,07

3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16)

38,67 64,44

4. Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) (RPI 17)

57,50 95,83

5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)

47,60 79,33

6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 38,00 63,33 7.

Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)

58,00 96,69

Rata-rata Outcome

47,13 78,55

Misi Kedua : Memantapkan unsur pendukung kelitbangan

Sasaran:

Tujuan dari sasaran ini adalah memantapkan unsur pendukung kelitbangan.

Keluaran/output pelaksanaan kegiatan ini adalah terselenggaranya tugas dan fungsi

Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat

Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil Litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan Sumber Benih

3

29

maupun di daerah, dan menjadi bagian dalam mendukung perwujudan reformasi

birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan.

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah:

1. Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan

sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20

satker.

2. Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan Litbang

Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini laporan keuangan Kemenhut “wajar

tanpa pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak 20 satker.

3. Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK).

Pencapaian sasaran strategis dan pencapaian IKK tersebut dilaksanakan melalui 3

(tiga) program yaitu:

a. Program Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM, dilaksanakan melalui

kegiatan: peningkatan SDM, pengelolaan administrasi persuratan, perencanaan

program, pengelolaan anggaran serta evaluasi dan pelaporan.

b. Program Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang,

dilaksanakan melalui kegiatan: pengelolaan kerjasama, pengelolaan data dan

informasi, pengelolaan perpustakaan, diseminasi dan publikasi.

c. Program Peningkatan sarana dan prasarana, dilaksanakan melalui kegiatan

pengelolaan perlengkapan/BMN, pengelolaan KHDTK.

B. Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja bertujuan untuk mengetahui pencapaian realisasi, kemajuan

dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan

dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa mendatang. Dalam

pelaksanaan evaluasi kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013, selain

pengukuran kinerja tahunan, juga meliputi evaluasi kinerja sasaran yang merupakan

jabaran dari sasaran Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 yang

kegiatannya telah ditetapkan dalam rencana penelitian integratif. Pengukuran kinerja

tahunan dilakukan berdasarkan input dan output serta outcome yang telah dilakukan

pada tahun 2013, sedangkan pencapaian sasaran untuk rencana tingkat

30

capaian/target berdasarkan pada rencana kegiatan penelitian integratif yang telah

dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan.

Rincian capaian kinerja masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan sebagai

berikut :

Misi Pertama: Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK Kehutanan

Sasaran:

Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang

Kehutanan, setiap judul atau kegiatan penelitian dituntut untuk mampu

menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian

tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik,

teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan

penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan

penelitian.

Pada tahun 2013, jumlah kegiatan penelitian yang dilaksanakan lingkup

Badan Litbang Kehutanan adalah sebanyak 376 kegiatan, dengan rincian 143

kegiatan litbang konservasi dan rehabilitasi, 147 kegiatan litbang peningkatan

produktivitas hutan, 51 kegiatan litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil

hutan, 35 kegiatan perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Realisasi capaian

output kegiatan penelitian pada tahun 2013, tercapai 100%

Sasaran:

Penelitian dan pengembangan (litbang) kehutanan memegang peranan yang sangat

penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

dapat digunakan dalam penetapan berbagai kebijakan umum, kebijakan teknis dan

kebijakan operasional. Dengan demikian diharapkan hasil-hasil litbang kehutanan

dapat menjadi trend setter dalam pembangunan kehutanan pada khususnya, dan

Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan 1

Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna

2

31

pembangunan di segala bidang pada umumnya. Untuk itu, hasil-hasil litbang berupa

IPTEK dasar dan terapan harus terus menerus didorong dan dikembangkan agar

dapat diterapkan dan dimanfatkan oleh berbagai pihak yang memerlukan.

Salah satu tujuan dan sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan adalah setiap

output Iptek yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait.

Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan,

pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya. Setiap judul

atau kegiatan penelitian yang dilaksanakan harus mampu menghasilkan iptek dan

minimal 60% iptek yang dihasilkan dimanfaatkan oleh pengguna.

Berkaitan dengan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2010-2014, fokus kegiatan

litbang kehutanan selain pada kualitas litbang namun juga mendorong tingkat

kebermanfaatan IPTEK dari hasil-hasil litbang yang dilakukan oleh Badan Litbang

Kehutanan. Pada prinsipnya perhitungan outcome dipergunakan juga untuk

memantau perkembangan pemenuhan target renstra yaitu capaian indikator kinerja

kebermanfaatan IPTEK pada akhir renstra tahun 2014 minimal 60%.

Perhitungan outcome (kebermanfaatan) hasil IPTEK dimulai dari capaian

pelaksanaan satuan terkecil yaitu pelaksanaan setiap judul-judul penelitian.

Selanjutnya diakumulasikan menjadi kegiatan riset untuk menghasilkan paket

IPTEK. Dalam hal ini, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil IPTEK

untuk setiap kegiatan litbang kehutanan.

Untuk mengukur capaian outcome, Badan Litbang Kehutanan sudah membuat

kriteria sebagaimana Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian

No. Jenis Penelitian Kriteria Nilai

Outcome (%) 1. Riset Terapan/Teknis Telah diterapkan, RSNI 100

Demplot, jurnal terakreditasi, buku 80 Alih teknologi, prosiding, publikasi populer (koran, warta)

60

Gelar teknologi, pameran 40 Draft publikasi, poster, banner, leaflet

20

2. Riset Terapan/Kebijakan Menjadi kebijakan, SK Menhut, RSNI 100 Bahan kebijakan, draft SK Menhut, jurnal terakreditasi, buku, petunjuk teknis, pedoman

80

Policy brief, prosiding, publikasi ilmiah (koran, warta)

60

Seminar 40 Draft publikasi, draft petunjuk teknis, draft pedoman

20

32

No. Jenis Penelitian Kriteria Nilai Outcome (%)

3. Riset Dasar Paten, hak cipta, perlindungan varietas tanaman, RSNI, penemuan teori/inovasi baru, jurnal internasional

100

Jurnal terakreditasi, buku, draft paten 80 Prosiding, publikasi populer (koran, warta) 60 Seminar 40 Draft publikasi 20

Berikut capaian dari masing-masing indikator kinerja:

1. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 paket, minimal 60%.

Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 7 paket iptek adalah 48,69%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60%

adalah 81,16%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya

merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 81,16% pada tahun 2013 ini, berarti

sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang bidang konservasi dan rehabilitasi

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil litbang di bidang konservasi dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2013

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

1.

Pengelolaan Hutan Lahan Kering

Informasi Teknis: • Tipologi potensi biomassa dan karbon HL Rinjani Barat • Klasifikasi fragmentasi vegetasi hutan berdasarkan kriteria

perkembangan vegetasi jenis kanopi utama • Informasi potensi dan nilai manfaat HL-Rinjani Barat sebagai

penyedia jasa lingkungan (karbon, air, wisata) • Informasi status pengelolaan, potensi pemanfaatan dan nilai

manfaat air HL P. Tarakan • Informasi nilai manfaat ekowisata HL Gunung Mutis • Informasi kelembagaan lokal terkait pengelolaan KPHL Rinjani

Barat (nilai sosbud masyarakat, peran dan kekuatan hukun adat)

• Informasi ilmiah pengelolaan kolaboratif hutan lindung Gunung Lumut

Teknik: • Teknik rehabilitasi areal hutan terdegradasi di IUPHHK

Restorasi Ekosistem (pada berbagai level gradasi kerusakan hutan)

Model: • Model rehabilitasi HL berbasis HHBK (kondisis sosek, lokasi,

jenis, teknik)

Pedoman: • Pedoman “Penggunaan Model Alometrik untuk Pendugaan

Biomassa dan Stok Karbon Hutan di Indonesia”

33

Demplot: • Demplot seluas 50,5 ha ujicoba teknik rehabilitasi areal hutan

terdegradasi di IUPHHK-RE PT REKI • Demplot 5,5 ha model rehabilitasi berbasis HHBK di HL Rinjani

Barat • Demplot seluas 7,5 ha ujicoba rehabilitasi berbasis bahan bakar

nabati di HL Rinjani Barat dan Bali Timur

Demplot:

2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai

Metode: • Metode penanaman untuk kondisi tapak ekstrim (Aceh, bekas

tsunami, habitat lumpur bercampur pasir) • Metode penanaman pada pulau-pulau kecil (aplikasi 3 jenis :

nyamplung, cemara laut, ketapang) pada substrat pasir (lokasi: P. Selayar)

Informasi Teknis: • Informasi teknis peran mangrove dalam menyerap polutan

perairan • Informasi teknis nilai dan manfaat mangrove dan ekosistem

pantai (bahan pangan, madu) • Pengembangan jenis-jenis mangrove untuk budidaya arang

kayu • Pengembangan HTI mangrove

Teknik: • Teknik rehabilitasi dan silvofishery (Manggarai Barat dan Golo

Sepang) • Teknik budidaya mangrove • Teknik pembibitan Sonneratia alba Model: • Model kemitraan pemanfaatan dan pengelolaan hutan

mangrove • Model allometrik mangrove Demplot: • Demplot ujicoba penanaman nyamplung, ketapang dan cemara

laut seluas ± 0,7 ha. • Demplot penanaman Rhizophora sp. dan Avicennia sp. • Demplot penanaman nyamplung seluas ± 1,5 ha. • Demplot penanaman mangrove pada tambak di Blanakan ± 5

ha.

34

3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut

Informasi Teknis: • Informasi fenologi 28 jenis tumbuhan HRG • Informasi teknis faktor serapan dan emisi karbon HRG • Informasi kesesuaian jenis untuk rehabilitasi HRG bekas

terbakar • Rancangan C&I penentuan kawasan konservasi pada HRG eks

PLG Kalteng

Teknik/Model: • Teknik rehabilitasi lahan gambut bekas terbakar dengan

PURANGPOS • Model kelembagaan pengelolaan konservasi HRG

4.

Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme

Paten: • Paten produksi gaharu buatan Informasi Teknis: • Informasi keragaman genetik eboni, ulin dan cempaka • Informasi morfologi dan keragaman genetik banteng (Jawa) dan

trenggiling (Jawa, Sumatera, Kalimantan) • Informasi habitat dan populasi trenggiling, anoa, labi-labi, tarsius • Informasi pohon bahan baku obat • Koleksi 1897 isolat (bakteri 891; yeast 421; fungi 585) • 54 isolat teridentifikasi untuk inokulan gaharu (16 isolat telah

diujicoba) • Koleksi 1.000 isolat potensial penghasil bioetanol (3 isolat telah

dipublikasikan dalam jurnal internasional) • Peta sebaran macan tutul di Jawa Tengah dan Jawa Barat • Penggunaan fasilitas penelitian penangkaran rusa untuk program

S1, S2 dan S3 • Pengakuan pemerintah daerah terhadap Iptek inokulasi gaharu

Teknik: • Teknik eradikasi Acacia nilotica dan restorasi savana Baluran • Teknik inokulasi gaharu (masuk dalam Riset Inovatif 101 dan 102) • Teknik pengendalian hama gaharu budidaya secara biologis Model: • Model penangkaran rusa timor (pola kandang dan formula makan)

Buku/draft akademis/grand strategi/masterplan: • Buku NDF pemanfaatan ramin • Buku Eboni • Buku Anoa • Buku Burung Nuri Talaud • Buku pemanfaatan 6 jenis tumbuhan hutan penghasil buah

sebagai sumber bahan pangan di tanah Papua • Buku: re-diversifikasi pangan di tanah Papua • Buku : mengenal rumah adat suku hatam Lymama Kabupaten

Manokwari berdasarkan jenis kayu yang dimanfaatkan • Buku: buah-buahan yang dapat dimakan di kawasan TWA Gunung

Meja Papua Barat

35

• Draf akademis review kebijakan silvikultur ramin • Grand strategi Laboratorium Mikrobiologi Hutan Tropis • Masterplan penelitian gaharu

Demplot: • Plot tanaman gaharu (40 Ha : 20.000 tanaman) di KHDTK

Carita • Kebun konservasi genetik ramin di OKI dan Tumbangnusa

5. Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem

Informasi Teknis: • Informasi nilai manfaat kawasan konservasi berupa sumber air,

satwa liar, lingkungan (TN Batang Gadis, TN Merbabu, TN Berbak, TN Alas Purwo, TN Bantimurung Bulusaraung)

• Informasi strategi manajemen kawasan konservasi • Kriteria dan indikator penentuan fungsi kawasan konservasi

Draft akademis: • Draf akademis usulan hutan Makongga sebagai kawasan

konservasi Model: • Model pengelolaan daerah penyangga kawasan konservasi

36

6. Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Provinsi Lintas Kabupaten

Informasi Teknis: • Sistem perencanaan pengelolaan DAS • Luas hutan optimal dalam perspektif tata air • Monev teknik konservasi tanah dan air • Sistem implementasi PHBM DAS mikro

Teknik: • Teknik remote sensing & SIG untuk karakterisasi DAS

7. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS

Informasi Teknis: • Info/peta kesesuaian jenis pohon untuk rehabilitasi tingkat DAS

dan beberapa sub DAS • Aplikasi teknik KOFFCO, alat deteksi tanah longsor dan mikrohidro • Pengelolaan lahan pantai berpasir

Teknik: • Teknik rehabilitasi dan restorasi lahan bekas tambang (emas,

timah dan batubara) • Teknik cover crops Model: • Modelling tataguna lahan untuk optimalisasi air

37

2. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 paket, minimal 60%.

Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 6 paket iptek adalah

48,53%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60%

adalah 80,88%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya

merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014,

sehingga dengan capaian outcome sebesar 80,88% pada tahun 2013 ini, berarti

sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60%

diperkirakan akan tercapai. Secara rinci hasil litbang bidang produktivitas hutan

dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil litbang di bidang produktivitas hutan sampai dengan tahun 2013

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari

Rekayasa Alat: • Rekayasa alat pengukuran pita volume pohon Teknik: • Teknik pengayaan bekas jalan sarad dengan tanaman meranti Umur 28 bln: - pertumbuhan tinggi 89,32 cm/thn,

- pertumbuhan diameter 0,91 cm/thn

Formula: • Formula pendugaan volume pohon (Tabel Volume) untuk 12

jenis dipterokarpa: Dipterocarpus glabrigemmatus, D. stellatus, D. acutangulus D. confertus Dipterocarpus sp., Dryobalanops lanceolata, Parashorea sp., Shorea laevis, S. macrophylla, S. smithiana, dan Vatica sp.

2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu

Benih Unggul: • Benih unggul jati, mahoni, jabon, gmelina dan sengon dari

sumber benih yang dilepas sesuai SK Menhut No. SK 707/Menhut-II/2013.

• Benih unggul mahoni yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 792/Menhut-II/2013.

38

Teknik: • Teknik uji cepat viabilitas, iradiasi benih, priming, peningkatan

produksi, perbanyakan generatif dan vegetatif, serta standardisasi mutu benih dan bibit untuk 8 jenis (kayu bawang, sengon, nyawai, tembesu, jelutung, krasikarpa, jabon putih, dan bambang lanang)

• Teknik budidaya 8 jenis cepat tumbuh. • Teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman (sengon,

jabon, gmelina) Sengon : - Hama Eurema (kupu kuning), ulat kantong, boktor

- Penyakit karat tumor Jabon : - Hama Cosmoleptrus sumatranus, Arthoschista

hilaralis, Zeuzera sp, Coptotermes sp, Daphnis hypothous.

- Penyakit bercak daun, embun jelaga, lodoh, busuk batang dan akar

Gmelina: - Hama Tingis beesoni - Penyakit bercak daun • Teknologi pengembangan pestisida nabati dan hayati (jamur

entomopatogen Beauveria bassiana, ekstrak suren, ekstrak mimba)

Buku: Buku Budidaya Jelutung Rawa

Pohon Tembesu umur 6 tahun (lokasi: Kemampo, Palembang)

Tegakan Jelutung Rawa

3.

Agroforestry

• Model-model agroforestry/wanatani - dengan tanaman semusim: jagung, kacang - dengan tanaman tahunan: salak, kopi, kapol laga

39

4. Pengelolaan Dipterokarpa

Teknik: • Teknik manipulasi lingkungan untuk meningkatkan

pertumbuhan jenis dipterokarpa

Model: • Model simulasi dan kriteria Multisistem Silvikultur (MSS) Buku: • Buku Budidaya S. balangeran

Teknik manipulasi lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan jenis Dipterokarpa

5. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Benih Unggul: • Benih unggul (kayu pertukangan, kayu pulp, kayu energi,

HHBK) • Benih unggul Mangium F2 yang dilepas dengan SK Menhut

No. SK 790/Menhut-II/2013 • Benih unggul Pelita F2 yang dilepas dengan SK Menhut No.

SK 791/Menhut-II/2013

Informasi Teknis: • Karakteristik sifat unggul pada 4 jenis prioritas HHBK (Santalum

album, Tengkawang, C. inophyllum) • Keragaman potensi genetik : minyak nabati (Tengkawang);

rendemen & sifat fisiko-kimia biofuel dan kandungan coumarin (C. inophyllum), rendemen azadirachtin (A. indica)

Demplot: • Sumber Benih (Sudah dibangun 115 demplot, 66 jenis, luas

5.044,44 Ha) Buku: • Buku tentang prospek pengembangan jabon merah • Buku tentang prospek pengembangan cempaka

40

6. Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu-FEMO

Benih Unggul: • Sutera alam

- Benih Unggul Murbei Hibrid Suli 01 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 793/Menhut-II/2013

- Benih Unggul Ulat Sutera PS 01 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 794/Menhut-II/2013

- Kerjasama dengan Pemkot Tomohon dan Ditjen BPDASPS dalam pengembangan sutera alam di Kota Tomohon, Sulawesi Utara

- Kerjasama dengan PT Sarongge - Kerjasama dengan Perum Perhutani KPH Pati dan

Temanggung • Ulat sutera unggulan Litbang

- 4 hibrid harapan lebih baik dari BS 09 yang sudah dilaunching sebelumnya

• Murbei unggulan Litbang: - Morus. australis x M. indica (tahan kekeringan) - M.cathayana x Amakusugawa klon 12 (tahan kekeringan) - M. cathayana x shalun CS.1 (tahan kekeringan) - KI 14, KI34, KI 41 yang merupakan persilangan M. khunpai

dan M. Indica-S-54 (unggul dibanding jenis lokal sulawesi) M. shalun dan M. lembang

Informasi Teknis: • Budidaya bambu dan rotan jernang

- Kerjasama dengan PemKab Malang, Perhutani dan Pengusaha Bambu di Kab Malang untuk pengembangan bambu di Malang

- Kerjasama dengan Pemkot Palu dan Pemprov Gorontalo untuk pengembangan Rotan di Palu dan Gorontalo.

• Budidaya nyamplung membangun desa mandiri energi berbasis nyamplung di Purworejo

• Budidaya kilemo • Potensi dan sebaran kayu energi (akor, pilang, weru dan

kaliandra) • Potensi dan sebaran ganitri, masoi, bidara laut, kratum,

penghasil minyak kruing, cendana dan bambu Teknik: • Teknologi penurunan kadar air madu dan diversifikasi produk

(bee pollen, propolis) • Teknik pembibitan dan perbenihan akor, pilang, weru,

kaliandra, kilemo, ganitri, rotan jernang dan kemenyan. Demplot: • Demplot kayu energi • Demplot pengembangan HHBK

- Demplot tanaman obat di Solo (kerjasama dengan Perhutani) - Peran aktif dalam scientifikasi jamu dalam wadah Tanaman Obat Indonesia

- Demplot pengembangan minyak atsiri dengan Pemkab Pasaman Barat, Sumbar

- Desa Mandiri Energi berbasis nyamplung di Purworejo - Demplot uji provenan tanaman nyamplung di Yogyakarta.

Sutera alam

41

Budidaya Kilemo

3. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna bidang

keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 paket,

minimal 60%

Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 5 paket iptek adalah

43,20%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60%

adalah 72,00%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya

merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014,

sehingga dengan capaian outcome sebesar 72,00% pada tahun 2013 ini, berarti

sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60%

diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan

pengolahan hasil hutan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sampai dengan tahun 2013

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu

Data dan Informasi: • Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan kayu Jawa,

Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan NT (46 jenis) • Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan rotan (13 jenis) • Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan bambu (6 jenis)

2. Keteknikan Hutan

dan Pemanenan Hasil Hutan

Data dan Informasi: • Data dan informasi ukuran petak optimal dan hasil ujicoba di

Jambi, Riau, Kalbar • Data dan informasi stabilisasi jalan menggunakan material

setempat, dan alat bantu logging (pola rantai ) • Data dan informasi hasil uji teknik tree length logging dan

faktor eksploitasi, serta penyiapan lahan SILIN (penebangan dan penyaradan)

• Data dan informasi formula stimulan organik resin pinus

42

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

Teknik: • Teknik pemanenan tree length logging draft pedoman

pemanenan; teknik pemanenan lahan dalam implementasi SILIN

• Teknik pemanenan resin keruing

3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu

Data dan Informasi: • Data dan informasi pembuatan produk lamina, papan serat,

hybrid bermatrik polipropilen dan potray serat kayu • Data dan informasi stabilisasi dimensi secara fisik; Stabilisasi

warna kayu pinus, pulai, jamuju dan kisampang • Data dan informasi teknik laminasi bambu komposit untuk

mebel dan konstruksi ringan serta bambu struktural dan komponen dinding

• Data dan informasi pembuatan pulp dan kertas, pemanfaatan limbah

• Data dan informasi kajian pasar dan analisis ekonomis produk kertas dan papan serat

• Telah dihasilkan 2 Konsep SNI dari target 4 SNI yaitu : Konsep SNI kayu lapis bermuka poliuretan dan bahan berwarna

Teknik: • Teknik produksi resorsinol untuk bahan perekat kayu komposit

dan hasil ujicoba pada berbagai produk • Teknik reduksi emisi formaldehide produk panel kayu dan hasil

ujicoba

4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu

Data dan Informasi: • Data dan informasi pengolahan dan pemanfaatan jernang (anti

koagulasi), tengkawang (substitusi komponen lipstik), dryobalanops (komponen parfum)

• Data dan informasi pembuatan karbon kemurnian tinggi bahan baku nano karbon, energi dan carbon store, produksi ragi untuk bio-etanol, standar mutu gaharu, penyulingan dan pemanfaatan limbah gaharu

Teknik: • Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis karbohidrat

(bioethanol) mangrove, nira • Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis lemak (biodiesel) bintaro, kemiri sunan

• Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis selulosa & hemiselulosa (bio-oil) serbuk gergaji

• Teknik pengolahan biokerosene basis tanaman kehutanan (Mataram)

5. Perekayasaan Alat

dan Substitusi Bahan Pembantu

• Prototipe sudah final : Portable chipper, alat bantu pemanenan dengan sistem kabel, alat pembuat woodpellet, alat pembuat biooil, identifikasi kayu

• Formula bahan pengawet. Yang masih akan disempurnakan adalah formula pereaksi pendeteksi gaharu

43

4. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang

perubahan iklim dan kebijakan sebanyak 7 paket, minimal 60%

Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 7 paket iptek adalah

48,10%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60%

adalah 80,17%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya

merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014,

sehingga dengan capaian outcome sebesar 80,17% pada tahun 2013 ini, berarti

sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60%

diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan sampai dengan tahun 2013

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

1.

Manajemen Lanskap Berbasis DAS

• Publikasi Ilmiah:

- Karakteristik ekologi dan sosial ekonomi DAS kritis dan tidak kritis (Studi kasus DAS Baturusa dan DAS Cidanau) (draft)

- Permasalahan penataan tata ruang kawasan hutan dalam rangka revisi rencana tata ruang wilayah provisi (RTRWP)

- Kajian paduserasi Tata Ruang Daerah (TRD) dengan Tataguna Hutan (TGH)

- Pengaruh dinamika spasial sosial ekonomi masyarakat pada suatu lanskap DAS terhadap keberadaan lanskap hutan

- Persepsi para pihak terhadap lanskap berhutan di aliran sungai Lematang kota Pagaralam, hulu DAS Musi Sumatera Selatan

- Perhitungan infiltrasi tanah pada berbagai penggunaan lahan di DAS Citanduy Hulu (draft)

- Peran faktor dalam menjaga eksistensi lansekap hutan di DAS Asahan (draft)

- Pengembangan hutan rakyat: Upaya mewujudkan tata ruang berwawasan lingkungan

- Optimalisasi manfaat hutan melalui pengelolaan lanskap berbagai DAS

- Landscape management approach: An Institutional Challenge to Sustain Forests in Indonesia

- Stakeholders perception of watershed management an analysis of Tulang Bawang Watershed

• Alih Teknologi:

- Penghitungan Karbon Hutan

• Policy Brief: - Melestarikan lanskap hutan Sumbawa melalui penguatan kelompok tani madu hutan

- Sumur resapan salah satu teknologi yang paling memungkinkan dalam menanggulangi banjir DAS Ciliwung

44

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

2.

Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan

• Publikasi Ilmiah: - Kajian kebijakan hutan kota: studi kasus di Prov DKI Jakarta - Kajian jenis pohon potensial pada hutan kota di Bandung - Analisis cadangan karbon pohon pada lanskap hutan kota di DKI Jakarta

- Potensi dan kontribusi pohon di perkotaan dalam menyerap GRK studi kasus taman kota monas Jakarta

- Kebijakan hutan kota di Kaltim - Analisa kebutuhan luasan area hijau berdasarkan daya serap CO2 di Kab. Karanganyar Jateng (draf)

- Evaluasi jenis pohon bagi konservasi keragaman tanaman hutan kota di DKI Jakarta (draf)

- Kajian jenis edafis dan koleksi jenis pohon pada arboretum Gunung Batu Kota Bogor (draft)

- Capaian pengembangan RTH di kota Bandung (draft) - Peran faktor demografi dalam pengembangan hutan kota (draft)

- Potential Indonesian forest plants for ornamental in urban areas

- Kajian kesesuaian jenis pohon berdasarkan tipe dan bentuk hutan kota pada hutan kota Medan, Sumut.

- Hutan kota dan keanekaragaman jenis dan pohon di Jabodetabek

- Panduan pemilihan jenis pohon hutan kota

• Alih teknologi: - Hutan kota dan manfaatnya bagi lingkungan - Hutan sebagai penghasil jasa lingkungan

• Policy Brief: - Strategi penguatan kelembagaan hutan kota - Pengembangan zonasi fungsi hutan kota daerah pantai dan daratan tertutup

- Kajian jenis pohon potensial untuk pengembangan hutan kota

- Pembangunan hutan kota, hanya slogan belaka : studi kasus di Jabodetabek

• Bahan Kebijakan: - Draft revisi PP 63/2002 - Draft revisi Permenhut No. 71 tahun 2007 tentang Hutan Kota

Kontribusi terhadap Hutan Kota (HK) • Inisiasi Pembangunan HK di Palangkaraya • Perubahan Perda HK di Samarinda • Pemindahan pohon karena perluasan areal Tol Jagorawi • Pembuatan demplot HK di Cijago Tol Jagorawi Km 16 (Depok)

inisiasi Kapuspijak 1200 pohon 37 jenis • Pembuatan forum pakar HK • Pembuatan design engineering HK Holcim Cilacap • Konsultan pada Pembangunan HK di Tasikmalaya • Pembangunan tropical highway garden di Jalan Tol Jagorawi

(CSR Garuda Indonesia) • Tanam 60 jenis pohon potensial (CSR Bahana Sekuritas) • Pembanguan HK Toyota Astra di Kawasan Industri terpadu

Kerawang (design engineering) • Terlibat pembangunan Ecopark di Pulau Sarangan Bali

45

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi Dari Deforestasi dan Degradasi

• Publikasi Ilmiah: - Pendanaan dan distribusi pembayaran untuk REDD - REDD+ dan forest governance - Pedoman pengukuran karbon mendukung penerapan REDD+ - Tingkat kesiapan implementasi Redd di Indonesia berdasarkan persepsi para pihak, studi kasus Riau

- Cadangan karbon hutan lindung Long Ketrok Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

- Analisis resiko kegagalan implementasi REDD+ di Prop. Riau - Persepsi para pihak tentang mekanisme distribusi insentif REDD melalui dana perimbangan pusat dan daerah

- Analisis variabilitas iklim di Bali - Upaya pembangunan Hutan Tanaman Industri terhadap penurunan emisi karbon

- Faktor penentu keberhasilan implementasi pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan

- Analisis peran para pihak dalam rancangan mekanisme distribusi insentif REDD+

- Identifikasi tenurial sebagai prakondisi untuk implementasi REDD

- Kajian perubahan iklim pada zona ekosistem di pulau Lombok - Naskah publikasi pada Journal of Forestry Reserach, Badan Litbang Kehutanan dengan judul “The Challenge On Arfak Mountains Natural reserves Use”

- Peluang pasar karbon skala rakyat dan pengaruhya terhadap kelayakan usaha hutan jati di Purwakarta (draft)

- Analisis resiko kegagalan implementasi REDD+ di Prop Riau (draft)

- Analisis biaya implementasi REDD+ di Taman Nasional Meru Betiri (draft)

- Peluang pasar karbon skala rakyat dan pengaruhnya terhadap kelayakan usaha hutan jati (draft)

- Analisis cadangan karbon pohon pada lanskap hutan (draft) - Penguatan tata kelola kepemerintahan untuk implementasi REDD+ di Indonesia (draft)

- Pembelajaran mengenai pasar pendanaan REDD+ dari mekanisme pembayaran jasa air dan jasa karbon (draft)

- Analisis kelembagaan REDD+ TN Meru Betiri (draft) - Kajian beberapa standar karbon sukarela untuk kegiatan REDD+ (draft)

- Potensi stok karbon dan tingkat emisi pada kawasan DA di Kalimantan

- Analisis kesiapan tiga kabupaten di Kalimantan dalam upaya mendukung implementasi REDD+

- Prosiding dialog prospek perdagangan karbon dari mekanisme REDD+

- Peran hutan rakyat dalam mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan

- Potensi simpanan karbon di kawasan hutan - Dukungan kelembagaan lokal dalam implementasi REDD + di Pulau Lombok

- Inter governmental fiscal transfer for conservation management : The case of REDD in Indonesia

- Rekomendasi workshop pendanaan dan distribusi insentif Redd+

- Local stakeholder’s perception on Redd - Hutan dan perubahan iklim

46

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

- Perubahan iklim, Redd+ dan komitmen nasional Indonesia - Global warming, ancaman serius planet bumi

• Policy Brief: - Bagaimana pendangan para actor yang terkait dengan implementasi REDD+ di daerah?

- Strategi keberhasilan REDD+ : pendekatan social ekonomi dan budaya

- Opsi mekanisme distribusi insentif untuk Redd +? - Rancangan pembayaran jasa lingkungan untuk melaksanakan REDD+ di Indonesia

- Pengukuran kelayakan implementasi Redd+ di Indonesia - Strategi keberhasilan Redd+: pendekatan sosial ekonomi dan budaya

- Transfer fiskal antara pemerintah Pusat-Daerah untuk melaksanakan distribusi manfaat Redd+

- Nested approach sebuah pilihan pendekatan penerapan Redd+ di Indonesia

- Bagaimana mekanisme distribusi peran dan manfaat REDD+ yang efisien dan berkeadilan?

- Biodiversity as an important part of Redd+ mechanism benefit

• Alih Teknologi: - Mekanisme insentif dalam mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan

- Technical training/demonstration on estimating the opportunity cost of Redd+ In Indonesia

- Hutan dan karbon - Pembayaran dan perdagangan karbon

• Bahan Kebijakan: - Draft usulan revisi PP Nomor 59 tahun 1998 tentang Pajak Karbon Hutan

4. Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory)

• Publikasi Ilmiah: - Cadangan karbon pada berbagai tipe hutan dan jenis tanaman di Indonesia

- Pedoman Pengukuran Karbon Mendukung Penerapan REDD+ - Cadangan karbon hutan lindung Long Ketrok Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

- Persamaan allometrik biomassa dan karbon untuk pendugaan simpanan karbon pada savana Corypha utan

- Potensi dan kontribusi pohon di perkotaan dalam menyerap GRK studi kasus: Taman kota Monas Jakarta

- Persamaan allometrik untuk menduga karbon jenis meranti (Shorea teysmanniana) di hutan alam rawa gambut

- Daur optimal hutan rakyat monokultur dalam konteks perdagangan karbon: Suatu Tinjauan Teoritis

- Cadangan karbon hutan bekas tebangan pembalakan berdampak rendah dan konvensiaonal di Kaltim

- Aplikasi IPCC guideline 2006 untuk perhitungan emisi GRK kehutanan di Sumsel

- Potensi karbon jenis endemik Papua - Upaya pembangunan Hutan Tanaman Industri terhadap penurunan emisi karbon

- Persamaan-persamaan alometrik untuk pendugaan total biomasa atas tanah pada genera Pometia di kawasan hutan tropis Papua

47

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

- Estimasi kelayakan finansial pengurangan emisi pada konfersi lahan hutan menjadi lahan perkebunan di Propinsi Kalimantan Timur

- Potensi simpanan karbon hutan tanaman jati (Tectona grandis) studi kasus di Kabupaten Kupan dan Belu Propinsi Nusa Tenggara Timur

- Karbon sukarela untuk kegiatan REDD+ (draft) - Potensi cadangan karbon tegakan hutan sub Montana di TN Gunung Halimun Salak (draft)

- Kesiapan implementasi REDD+ : mitigasi banjir untuk kegiatan penurunan degradasi hutan Prov Jatim (draft)

- Kesiapan implementasi REDD+ pengendalian kebakaran hutan untuk kegiatan penurunan degradasi hutan di Priov Jatim (draft)

- Perhitungan karbon berdasarkan kelas tutupan lahan di kawasan hutan lindung Sungai Wain (draft)

- Penaksiran bilangan bentuk pohon Huek (Eucalyptus alba) di Pulau Timor untuk meningkatkan akurasi pengukuran simpanan karbon (draft)

- Penyusunan persamaan allometrik biomass pohon huek (Eucalyptus alba) di Pulau Timor untuk meningkatkan akurasi pengukuran simpanan karbon (draft)

- Potensi dan nilai ekonomi karbon pada tegakan Agathis, Mahoni dan Pinus di hutan lindung Sukamayo (draft)

- Metode perhitungan simpanan karbon pada hutan tanaman gambut jenis A. Crassicarpa (draft)

- Memberdayakan pengelolaan agroforestry sebagai salah satu upaya dalam mitigasi perubahan iklim : Studi kasus Kabupaten Bengkulu Tengah Prov Bengkulu (draft)

- Cadangan carbon hutan rakyat tanah mineral (Studi kasus di Tasikmalaya dan Ciamis) (draft)

- Implementasi pembangunan rendah karbon – CIFOR - Ekspose hasil-hasil penelitian Pusat Penelitian Sosek dan Kebijakan Kehutanan

- Pengukuran dan pendugaan stok karbon untuk jenis Dipterokarpa pada hutan alam di Areal IUPHHK-HA PT. Aya Yayang Indonesia, Kalimantan Selatan dan di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

- Pembuatan SOP untuk digunakan di perusahaan dalam menduga biomassa di atas tanah

- Konservasi hutan tropic untuk REDD+ dan peningkatan stok karbon di TNMB - seminar “Peran Hutan dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim”

- Allometric equations for estimating aboveground biomass in Papua tropical forests

- Application of IPCC guidelines in Meru Betiri National Park for estimating REL

- Training on technique of inventory for farmer’s resource to support tropical forest conservation through the activity of REDD+ in Meru Betiri NP

- Linking community monitoring with National MRV for REDD+ - Developed standard operation procedures for field measurement review methodology, prepare PDD and conduct validation to assess the applied methodologies by a selected standard system

48

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

• Policy Brief:

- Penentuan tingkat emisi REL GRK di sektor kehutanan - Pelaksanaan inventarisasi GRK sektor kehutanan - Strategi penurunan emisi GRK sektor kehutanan (strategy in reducing green house gass emission for forestry sector)

- Cukupkah rehabilitasi hutan dan lahan nasional sebagai jawaban untuk komitmen penurunan emisi GRK kehutanan

- Melihat demonstration activities untuk pengukuran, pelaporan dan verifikasi (MRV) REDD+ di TN Meru Betiri

- Penerapan business as usual emisi GRK sektor kehutanan, seberapa pentingkah?

- Pelaksanaan inventarisasi GRK sektor kehutanan (draft) • Alih Teknologi:

- Technical training/demonstration on monitoring, reporting & verification of REDD+ In Indonesia

- Menghitung emisi dan serapan GRK dari sektor kehutanan - Hutan dan karbon - Pengenalan project design dokumen (PDD) - Pengukuran biomassa dan karbon - Praktek lapangan pengukuran karbon - Perhitungan emisi dan serapan GRK kehutanan menggunakan IPCC/GL

5. Adaptasi

Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Terhadap Perubahan Iklim

• Publikasi Ilmiah: - Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim pada ekosistem pegunungan (kasus di gunung Talangkab. Solok Sumatera Barat)

- Gender dalam adaptasi perubahan iklim pada ekosistem pegunungan di Kabupaten Solok, Sumatera Selatan

- Penguatan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia untuk mitigasi perubahan iklim melalui kerangka Redd+

- Agroforestry untuk adaptasi dan mitigasi PI - Seleksi species adaptif pada daerah kering untuk antisipasi perubahan iklim

- Pengaruh elevasi terhadap struktur dan komposisi dan keanekaragaman vegetasi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (draft)

- Pengelolaan DTA Ranu Pane untuk mendukung restorasi ekosistem Ranu Pane (draft)

- Kondisi biofisik permanen sebagai kerentanan tetap di TN Bromo Tengger Semeru (draft)

- Analisis perubahan iklim dengan penginderaan jauh di TN Bali Barat (draft)

- Analisis perubahan ekoseistem akibat perubahan iklim di TN Bali Barat (draft)

- Analisis kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim di DAS Bajulmati, Baluran (draft)

- Kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim di lahan kering (draft)

- Biaya adaptasi terhadap perubahan iklim pada ekosistem pegunungan: kasus di Kab.Solok, Sumbar (draft)

- Analisis kerentanan ekosistem hutan akibat perubahan iklim dengan penginderaan jauh di Gunung Baluran (Prosiding Seminar HITI)

49

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

- Analisis tingkat sensitivitas di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akibat perubahan iklim (Prosiding Seminar Nasional Geospasial Day oleh Bakosurtanal, IGI dan Geo.UNS, Surakarta)

- Aplikasi PJ untuk mendukung konservasi kerentanan tumbuhan hutan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Arina Miardini) (Prosiding Seminar Nasional Geospasial Day oleh Bakosurtanal, IGI dan Geo. UNS, Surakarta)

- Komposisi dan keanekaragaman tumbuhan bawah berpotensi pada berbagai tipe ekosistem hutan di Taman Nasional Bali Barat (Prosiding Ekpose BPTKPDAS)

- Pengaruh perubahan iklim terhadap hasil air : Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Bajulmati (Prosiding Ekpose BPTKPDAS)

- Climate change adaptation vulnerability at community level in Indonesia (Asia Pacific Symposium on vulnerability assessment to natural and anthropogenic hazzard)

- International gathering and conference on climate change disaster management and social justice

- Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan dengan menggunakan teknologi PJ dan SIG : Studi kasus di Taman Nasional Bali Barat (Seminar BPTKPDAS)

- Women in climate change: gender representation in reducing poverty and protecting livelihood in Mountainous ecosystem at Solok District, West Sumatera (INAFOR)

- Analisis kerentanan ekosistem hutan akibat perubahan iklim” - Species adaptif pada daerah kering untuk antisipasi perubahan iklim

- Transforming knowledge into action for sustainable adaptation to CC (studi kasus di hutan mangrove Kab. Subang dan Kab. Pemalang)

- Adaptasi masyarkat sekitar hutan terhadap perubahan musim (seminar “ Peran hutan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim)

- Paper untuk Inafor: Vulnerability of mountain people of Papua to the climate change

• Policy Brief:

- Adaptasi masyarakat pesisir mengelola ketidakpastian dampak perubahan iklim

• Alih Teknologi:

- Social safe guard

6. Penguatan Tatakelola Kehutanan

• Publikasi Ilmiah: - Jalan terjal reforma agrarian - REDD+ dan forest governance - Kajian kelayakan pelaksanaan pengelolaan hutan di kawasan KPH

- Organisasi pembelajar dan implementasi kebijakan HKm - Komponen criteria dan indikator dalam tata kelola perusahaan kehutanan

- Peran hukum adat dalam pengelolaan dan perlindungan hutan di desa Sesaot dan Setulang

- Analisis model tenurial dalam satu unit manajemen kesatuan pengelolaan hutan

- Hubungan modal sosial dengan pemanfaatan dan kelestarian hutan lindung

50

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

- Evaluasi implementasi kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi

- Kajian implementasi kebijakan KPH di daerah - Perjalanan Kementerian Kehutanan menjadi organisasi unggul melalui sembilan syarat sukses dalam konteks reformasi birokrasi

- Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di bidang kehutanan: Studi kasus di Propinsi Riau dan Sumatra

- Kajian pemerintah kabupaten dalam desentralisasi pengelolaan hutan lindung Studi kasus di tiga kabupaten dalam DAS Batanghari

- Proses pembuatan kebijakan pembagian kewenangan - Pola tata hubungan kerja dalam pembangunan hutan kemansyarakatan (draft)

- Kajian kebijakan penguasaan lahan (land tenure) Kesatuan Pengelolaan Hutan. Studi kasus Kabupaten Lampung Selatan (draft)

- Model resolusi konflik lahan di KPHP Model Banjar (draft) - Analisis tujuan pembangunan KPH di Papua (draft) - Tata kelola kehutanan Indonesia, permasalahan dan langkah-langkah pembenahannya (draft)

- Discourse analysis in policy making process of decentralized management of protected forest (presentasi INAFOR)

- Seminar Hasil Penelitian di Lampung : Hak Atas Lahan (Land Tenure) dalam pembangunan KPH : Beberapa fakta kondisi deforestasi dan degradasi kawasan hutan

- Kebijakan reforma agraria di sektor kehutanan (Seminar konflik sumber daya alam dan reposisi reforma agraria di tengah dinamika ekonomi-politik pasca reformasi)

• Policy Brief:

- Apakah organisasi belajar mampu meningkatkan kinerja program Kehutanan

- Dampak Keputusan MK No 35/PUU-X/2012 terhadap pengurusan dan pengelolaan hutan

- Sejauh mana tupoksi Kemenhut mendukung pembangunan KPH

- Sudahkah tugas pokok dan fungsi Kementerian Kehutanan selaras dengan kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi

- Refleksi kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi di Indonesia

- Kebijakan pemanfaatan hutan lindung di masa desentralisasi - Good corporate governance di bidang kehutanan, Siapkah Kita?

7. Penguatan

Tatakelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan

• Publikasi Ilmiah: - Analisis kebijakan penyediaan lahan hutan tanaman industry - Strategi pembangunan hutan tanaman di Prov Kaltim - Kajian kebijakan penatausahaan kayu yang berasal dari hutan hak

- Analisis stakeholder dalam proses perijinan IUPHHK melalui mekanisme penawaran dalam pelelangan

- Dampak kebijakan makroekonomi dan perubahan faktor eksternal terhadap deforestasi dan degradasi hutan alam

51

No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang

- Upaya pembangunan HTI terhadap penurunan emisi - Distribusi nilai tambah pada rantai nilai mebel mahoni Jepara - Efisiensi dan produktifitas industri kayu olahan Indonesia periode 2004-2007: dengan pendekatan non-parametik

- Analisis finansial dan kelembagaan rantai nilai mebel mahoni jepara

- Kajian ekonomi usaha budidaya Pulai di Sumatera Selatan (draft)

- Penentuan skala investasi pembangunan hutan rakyat kayu pulp di Kabupaten Kuantan Senggigi (naskah Jurnal)

- Verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan perbandingan dengan sertifikasi sukarela pada level industry (draft)

- Draft Tesis S3 Research School di IPB - Naskah akademis penyusun Permenhut No. 30/menhut-II/2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan

- Penatausahaan pemasaran kayu rakyat (Prosiding ekspose hasil litbang dalam mendukung pembangunan sektor kehutanan di Jawa Tengah)

- Pengembangan kelembagaan hutan rakyat (Prosiding ekspose hasil litbang dalam mendukung pembangunan sector kehutanan di Jawa Tengah)

- Pentingnya insentif usaha budidaya rotan komersial • Policy Brief:

- Sistem verifikasi legalitas kayu vs Lacey Act: peluang dan tantangan

- HR di masa datang: ketidakseimbangan supply dan demand - Evaluasi tarif PSDH kayu hutan alam

- Ketidakseimbangan distribusi nilai tambah rantai nilai (value chain) meubel

- Hutan rakyat di masa datang : ketidakseimbangan supply dan demand

- Kebijakan ekspor kayu bulat hutan alam : meningkatkan kinerja pengelolaan hutan secara berkelanjutam

- Menuju komersialisasi kayu hutan rakyat : Hambatan, peluang dan saran kebijakan

- Tinjau ulang kewajiban penggunaan SKAU kayu rakyat

52

Secara umum nilai rata-rata capaian outcome dari keempat indikator kinerja adalah

47,13%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah

78,55%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target

yang akan dicapai pada akhir periode Renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian

outcome sebesar 78,55% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra

tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai.

Perhitungan outcome berdasarkan satuan terkecil yaitu judul kegiatan penelitian.

Outcome tiap judul penelitian pada tahun 2013 tidak bisa dipisahkan dari rangkaian

kegiatan terdahulu. Nilai realisasi outcome 47,13% merupakan rata-rata nilai

outcome semua judul penelitian dan beragam yang terangkum dalam 25 paket

penelitian integratif.

Tujuan dan sasaran strategis kedua renstra Badan Litbang Kehutanan adalah setiap

output Iptek yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait.

Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan,

pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya.

Capaian outcome sebagian besar berupa jurnal/publikasi ilmiah dengan nilai

outcome 60-80%. Beberapa capaian outcome masih berupa draft publikasi dengan

nilai outcome 20%, dan sebagian sudah diadopsi pengguna dengan nilai outcome

100%.

Dari target outcome minimal 60% yang akan dicapai pada akhir Renstra

tahun 2014, masih tersisa 12,87% yang harus dipenuhi selama tahun 2014.

Peningkatan capaian outcome pada dasarnya merupakan upaya agar hasil litbang

dapat berfungsi. Oleh karena itu upaya selanjutnya adalah memfasilitasi dan

mendorong hasil litbang agar dapat diterapkan. Beberapa upaya memfungsikan

hasil litbang, antara lain:

- Hasil-hasil penelitian yang masih berupa draft publikasi ilmiah segera difasilitasi

menjadi jurnal atau publikasi ilmiah lainnya

- Melaksanakan diseminasi (seminar, pameran, gelar teknologi, dll) terhadap hasil-

hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan pembangunan kehutanan yang

sedang dihadapi.

- Mendorong penulisan buku berdasarkan hasil litbang

- Mendaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM hasil-hasil penelitian yang layak

mendapat paten/hak cipta.

53

Berdasarkan capaian kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih ada

beberapa kegiatan yang belum mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian upaya peningkatan kinerja harus mendasarkan pada nilai outcome yang masih

rendah. Untuk itu upaya selanjutnya adalah memfungsikan hasil penelitian yang berarti meningkatkan nilai outcome.

Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output utama, tetapi merupakan output antara kegiatan penelitian. Output utama penelitian

adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir.

Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang.

Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan

kemanfaatan hasil-hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap kegiatan.

Apabila laporan kinerja ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan kebijakan, maka kebijakan litbang di tahun mendatang disarankan agar memberikan ruang, fasilitasi dan menekankan upaya diseminasi hasil litbang. Dengan demikian diharapkan hasil litbang dapat lebih dimanfaatkan oleh sasaran pengguna. Sebagai pemandu bagi penggunanya, maka topik penelitian mendatang harus mengarah pada kebutuhan masa depan yang menurut pertimbangan ilmiah akan menjadi hal

yang strategis. Pengejawantahan Badan Litbang menjadi pemandu (trendsetter) dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian bioenergi, pendayagunaan mikroba untuk obat dan energi serta teknologi nano. Ketiga topik tersebut merupakan bagian dari upaya Badan Litbang menjadi pemandu bagi kebutuhan strategis di masa datang.

54

Misi Kedua : Memantapkan unsur pendukung kelitbangan

Sasaran:

Kegiatan ini merupakan kegiatan dukungan manajemen dalam mendukung

pelaksanaan kegiatan litbang.

Output yang dihasilkan dari sasaran ketiga ini antara lain terselenggaranya:

1. Diklat SDM lingkup Badan Litbang Kehutanan

2. Layanan perkantoran

3. Administrasi kepegawaian dan jabatan fungsional

4. Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan

5. Pengembangan hasil penelitian

6. Pengelolaan KHDTK/kebun benih/persemaian permanen

7. Perencanaan dan pengelolaan anggaran

8. Kerjasama teknis

9. Kajian issue actual

10. Evaluasi kinerja instansi

11. Informasi hasil penelitian/layanan data dan informasi

12. Pengelolaan website/jaringan LAN/internet/perpustakaan

13. Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelitian

14. Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek/buku perpustakaan

15. Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil penelitian

16. Pengelolaan laboratorium penelitian

17. Pengelolaan herbarium

18. Pengadaan barang/jasa

19. Renovasi gedung/bangunan

Pencapaian rata-rata outcome sasaran ini adalah sebesar 100%. Secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran 3.

Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil Litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan Sumber Benih

3

55

C. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

1. Analisis Kinerja

Sebagaimana telah diuraikan terdahulu bahwa selama tahun 2013 Badan

Litbang Kehutanan telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang cukup signifikan

atas sasaran-sasaran strategisnya. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan kegiatan

yang sebagian besar dapat tercapai sesuai dengan rencana baik target fisik maupun

target penggunaan anggaran. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 9 program

utama dan 3 program komplemen yang dilaksanakan, rata-rata pencapaian sasaran

Strategis Badan Litbang Kehutanan mencapai 92,85% dengan rincian sebagaimana

pada Tabel 13.

Tabel 13. Pencapaian kinerja sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan tahun 2013

No. Sasaran Renstra Capaian Kinerja Sasaran (%)

1. Tercapainya 100% luaran IPTEK Kehutanan. 100 2. Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan yang diadopsi

atau dimanfaatkan pengguna 78,55

3. Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

100

RATA-RATA 92,85

Perbandingan capaian kinerja selama 3 tahun terakhir (tahun 2010 - tahun 2013),

dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja tahun 2010 - 2013

No. Sasaran Capaian Kinerja/Tahun

2010 2011 2012 2013

1. Tercapainya 100% luaran IPTEK Kehutanan.

100 100 100 100

2. Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan yang diadopsi atau dimanfaatkan pengguna.

100 80,39 70,45 78,55

3. Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

98,93 100 100 100

Rata-rata 99,64 93,46 90,15 92,85

56

Dari Tabel di atas, capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan terhadap tiga sasaran

yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar 92,85%,

termasuk kategori SANGAT BAIK.

Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja

harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga

untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus

dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan

secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya

bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan

penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output

utama, tetapi merupakan output antara bagi kegiatan penelitian. Output utama

penelitian adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil

penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir. Kondisi seperti ini tidak

menutup kemungkinan terjadi hambatan-hambatan yang mengakibatkan

terlambatnya penyelesaian kegiatan penelitian, disebabkan antara lain :

1) Kesinambungan penganggaran untuk kegiatan penelitian suatu judul tertentu.

2) Perubahan kebijakan baik eksternal maupun internal.

2. Akuntabilitas Keuangan

Pada Tahun Anggaran 2013, pagu anggaran Badan Litbang Kehutanan adalah

sebesar Rp 274.414.473.000,-. Realisasi sampai dengan akhir Desember 2013

adalah sebesar Rp 262.298.732.296 (95,58%).

Realisasi anggaran pada tahun 2013 per jenis belanja dan per sumber dana dapat

dilihat pada Tabel 15 dan 16.

Tabel 15. Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun 2013

Sumber: e-monev, Depkeu

Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

Belanja Pegawai 106.695.812.000 102.608.766.288 96,17 Belanja Barang 141.219.664.000 133.734.512.593 94,70 Belanja Modal 26.498.997.000 25.955.453.415 97,95

Jumlah: 274.414.473.000 262.298.732.296 95,58

57

Tabel 16. Realisasi anggaran per sumber dana pada tahun 2013

Sumber: e-monev, Depkeu

Pagu dan realisasi anggaran untuk setiap Satker lingkup Badan Litbang

Kehutanan Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.

Tabel 17. Pagu dan realisasi anggaran per Satker lingkup Badan Litbang Kehutanan tahun 2013

Sumber: e-monev, Depkeu

Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Rupiah Murni 219.825.373.000 210.497.019.458 95,76

PNBP 37.035.366.000 34.456.950.641 93,04 Hibah Luar Negeri 7.900.186.000 7.704.277.422 97,52 Hibah Langsung Luar Negeri 9.653.548.000 9.640.484.775 99,86

Jumlah: 274.414.473.000 262.298.732.296 95,58

No. Satker Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % 1. Sekretariat 23.088.885.000 21.880.195.979 94,77 2. Puskonser 28.469.764.000 26.786.546.355 94,09 3. Pusprohut 15.637.010.000 15.642.187.873 100,03 4. Pustekolah 23.647.020.000 22.165.691.969 93,74 5. Puspijak 25.618.687.000 24.612.128.069 96,07 6. BBPD Samarinda 14.737.736.000 14.038.854.159 95,26 7. BBPBPTH Yogyakarta 17.888.998.000 16.989.139.405 94,97 8. BPTKPDAS Solo 9.891.929.000 9.571.346.134 96,76 9. BPK Palembang 12.070.891.000 11.478.885.401 95,10 10. BPK Makassar 10.497.586.000 10.077.906.080 96,00 11. BPK Aek Nauli 9.845.037.000 9.516.633.068 96,66 12. BPK Banjarbaru 11.429.541.000 11.100.419.191 97,12 13. BPK Manado 8.408.339.000 8.069.121.498 95,97 14. BPTHHBK Mataram 8.379.207.000 8.014.768.383 95,65 15. BPK Kupang 9.077.924.000 8.430.724.422 92,87 16. BPK Manokwari 10.809.836.000 10.313.047.778 95,40 17. BPTA Ciamis 8.722.067.000 8.399.478.197 96,30 18. BPTPTH Bogor 9.176.008.000 8.915.748.500 97,16 19. BPTKSDA Samboja 8.950.779.000 8.538.236.441 95,39

20. BPTSTH Kuok 8.067.238.000 7.757.673.394 96,16

Badan Litbang Kehutanan 274.414.473.000 262.298.732.296 95,58

58

Perbandingan pagu dan realisasi anggaran mulai tahun 2010 sampai dengan

tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

Tahun Pagu Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

TA 2010 212.264.885.000 195.991.584.433 92,33 TA 2011 232.256.167.000 212.807.630.561 91,63 TA 2012 257.564.401.000 243.666.162.145 94,60

TA 2013 274.414.473.000 262.298.732.296 95,58 Sumber: TA 2013 dari e-monev, Depkeu

59

Realisasi keuangan Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp

262.298.732.296 (95,58%) dari total pagu anggaran sebesar Rp 274.414.473.000.

Rata-rata capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 terhadap tiga

sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar

92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK.

Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat

berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan

kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja

dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan

pembelajaran sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang.

Transformasi paradigma akuntabilitas dari orientasi pada masukan (Inputs Oriented

Accountability) dan proses ke arah akuntabilitas pada hasil (Results Oriented

Accountability), telah diadaptasi oleh seluruh pimpinan Badan Litbang Kehutanan.

Badan Litbang Kehutanan akan melakukan langkah lebih lanjut dan upaya perbaikan

untuk menyempurnakan implementasi prinsip transparansi dan akuntabilitas pada

dokumen LAKIP-nya, sehingga peningkatan kinerja seperti yang diinginkan oleh

publik dapat diwujudkan bersama.

Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk

penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk

tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan kemanfaatan hasil-

hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan,

maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu

ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap

kegiatan.

60

Lampiran 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN

Unit : BADAN LITBA NG KEHUTA NA N Tahun Anggaran : 2013

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Sasaran Strategis: Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan Sasaran Strategis: Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau

dimanfaatkan pengguna

Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi

IPTEK dasar dan terapan bidang Hutan Alam, Biodiversitas dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

3 7

143

Paket Judul Hasil litbang

Bidang Hut an A lam: 37 Hasil lit bang 1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 15 Hasil litbang

2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4)

14 Hasil litbang

3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 8 Hasil litbang

Bidang Biod iversit as:

67

Hasil lit bang

4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) 50 Hasil litbang

5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13)

17 Hasil litbang

Bidang Pengelo laan DAS:

39

Hasil lit bang

6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14)

15 Hasil litbang

7. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)

24 Hasil litbang

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi

60 %

Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan

IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan di bidang peningkatan produktivitas hutan

2 6

176

Paket Judul Hasil litbang

Bidang Hut an Tanaman:

136

Hasil lit bang

1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) 15 Hasil litbang 2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) 43 Hasil litbang 3. Agroforestry (RPI 8) 22 Hasil litbang 4. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 17 Hasil litbang 5. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan

(RPI 10) 39 Hasil litbang

Bidang HHBK:

40

Hasil lit bang

6. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11) 40 Hasil litbang

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan

60 %

Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan

IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan

1 5

51

Paket Judul Hasil litbang

Bidang Pengo lahan Hasil Hut an: 51 Hasil lit bang

61

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

dan pengolahan hasil hutan

1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 12 Hasil litbang 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) 6 Hasil litbang

3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) 15 Hasil litbang

4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) 14 Hasil litbang

5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)

4 Hasil litbang

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan

60 %

Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan

IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan

3 7

35

Paket Judul Hasil litbang

Bidang Lanskap Hut an: 8 Hasil lit bang

1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1) 3 Hasil litbang 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 5 Hasil litbang Bidang Perubahan Iklim:

22

Hasil lit bang

3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16)

3 Hasil litbang

4. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17)

11 Hasil litbang

5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)

8 Hasil litbang

Bidang Kebijakan Kehut anan:

5

Hasil lit bang

6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 3 Hasil litbang

7. Pengelolaan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)

2 Hasil litbang

IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan

60 %

Sasaran Strategis: Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan,

komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih

Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan

Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker

1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM

Diklat SDM Litbang 239 Orang Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan 1 Peraturan Administrasi kepegawaian 32 Laporan Administrasi jabatan fungsional 6 Laporan Layanan perkantoran

12 Bulan layanan

2. Perencanaan, pengelolaan anggaran dan kerjasama

Pengembangan hasil penelit ian 15 Laporan

Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)

48 Laporan

Perencanaan dan pengelolaan anggaran 80 Dokumen

62

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Hasil kerjasama teknis 27 Laporan

Kajian issue actual

13 Laporan

3. Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan

Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi 73 Laporan

Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 10 Laporan Informasi hasil penelit ian/layanan data dan informasi 52 Informasi

Website instansi 14 Domain Jaringan LAN/internet 26 Titik jaringan

Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelit ian

16 Seminar

Terbitan publikasi hasil penelit ian/buku iptek 34 Terbitan Buku statistik instansi 154 Buku

Buku perpustakaan 328 Buku Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil

penelit ian 24 Pameran

Pengelolaan perpustakaan

16 Laporan

4. Pengelolaan keuangan dan umum

Sistem Akuntansi Instansi 49 Laporan

Pengelolaan laboratorium penelit ian 17 Laporan

Pengelolaan herbarium 2 Laporan Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/

persemaian permanen 13 Laporan

Pengelolaan

Sertifikat ISO 6 Sertifikat Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan 15 Laporan

Jembatan 36 m2 Jaringan air 80 Meter

Peralatan multimedia 22 Unit

Peralatan laboratorium 230 Unit Kendaraan bermotor 22 Unit

Perangkat pengolah data dan komunikasi 285 Unit Peralatan dan fasilitas perkantoran 941 Unit

Gedung/bangunan

19.337 m2

63

64

65

66

67 Lam

pir

an 3

P

ENG

UK

UR

AN

KIN

ERJA

KEG

IAT

AN

Un

it

: B

AD

AN

LITB

AN

G

KEH

UTA

NA

N Ta

hun

Ang

gara

n :

201

3 KE

GIA

TAN

PE

NELI

TIA

N:

SA

SA

RA

N S

TRA

TEG

IS

IND

IKA

TOR

KIN

ERJA

TAR

GET

R

EALI

SA

SI

OU

TPU

T O

UTC

OM

E (%

) O

UTP

UT

(%)

OU

TCO

ME

(%)

%

PEN

CA

PA

IAN

O

UTC

OM

E

Sas

aran

Str

ateg

is:

Terc

apai

nya

10

0%

luar

an p

aket

IP

TEK

Keh

uta

nan

Sas

aran

Str

ateg

is:

Terc

apai

nya

60

% p

aket

IP

TEK

Keh

uta

nan

dia

do

psi

ata

u

dim

anfa

atka

n p

eng

gu

na

Ket

erse

dia

an d

an

term

anfa

atka

nn

ya

IPTE

K d

asar

dan

te

rap

an b

idan

g

kon

serv

asi d

an

reh

abili

tasi

IPTE

K d

asar

dan

ter

apan

bid

ang

Hu

tan

Ala

m,

Bio

div

ersi

tas

dan

Pen

gel

ola

an D

aera

h A

liran

Su

ng

ai

(DA

S)

3

7

14

3

Pak

et

Jud

ul

Has

il Li

tban

g

Bid

ang

Hu

tan

Ala

m:

37

H

asil

Litb

ang

1.

Pe

ngel

olaa

n H

utan

Lah

an K

erin

g (R

PI 3

)

15

Has

il Li

tban

g 60

10

0 47

,31

78,8

6

2.

Peng

elol

aan

Hut

an M

angr

ove

dan

Ekos

istem

Pan

tai

(RPI

4)

14

Has

il Li

tban

g 60

10

0 54

,71

91,1

9

3.

Peng

elol

aan

Hut

an R

awa

Gam

but

(RPI

5)

8

Has

il Li

tban

g 60

10

0 46

,88

78,1

3

Bid

ang

Bio

div

ersi

tas:

67

H

asil

Litb

ang

4.

Kons

erva

si Fl

ora,

Fau

na d

an M

ikro

orga

nism

e (R

PI 1

2)

50

Has

il Li

tban

g 60

10

0 45

,90

76,5

0

5.

Peng

elol

aan

Kaw

asan

Kon

serv

asi B

erba

sis E

kosis

tem

(R

PI 1

3)

17

Has

il Li

tban

g 60

10

0 40

,57

67,6

2

Bid

ang

Pen

gel

ola

an D

AS

:

39

H

asil

Litb

ang

6.

Sist

em P

enge

lola

an D

AS

dala

m K

abup

aten

(H

ulu)

Lin

tas

Kabu

pate

n da

n Li

ntas

Pro

pins

i (RP

I 14

) 15

H

asil

Litb

ang

60

100

54,2

7 90

,46

7.

Peng

elol

aan

Sum

ber D

aya

Laha

n da

n A

ir Pe

nduk

ung

Peng

elol

aan

DA

S (R

PI 1

5)

24

Has

il Li

tban

g 60

10

0 51

,20

85,3

4

68 SA

SA

RA

N S

TRA

TEG

IS

IND

IKA

TOR

KIN

ERJA

TAR

GET

R

EALI

SA

SI

OU

TPU

T O

UTC

OM

E (%

) O

UTP

UT

(%)

OU

TCO

ME

(%)

%

PEN

CA

PA

IAN

O

UTC

OM

E

IPTE

K d

asar

dan

ter

apan

yan

g d

iman

faat

kan

ole

h

pen

gg

un

a d

i bid

ang

ko

nse

rvas

i dan

reh

abili

tasi

6

0

%

48

,69

8

1,1

6

Ket

erse

dia

an d

an

term

anfa

atka

nn

ya

IPTE

K d

asar

dan

te

rap

an b

idan

g

pen

ing

kata

n

pro

du

ktiv

itas

hu

tan

IPTE

K d

asar

dan

ter

apan

yan

g d

ihas

ilkan

di b

idan

g

pen

ing

kata

n p

rod

ukt

ivit

as h

uta

n

2

6

17

6

Pak

et

Jud

ul

Has

il Li

tban

g

Bid

ang

Hu

tan

Tan

aman

:

13

6

Has

il Li

tban

g

1.

Peng

elol

aan

Hut

an A

lam

Pro

duks

i Les

tari

(RPI

6)

15

Has

il Li

tban

g 60

10

0 45

,00

75,0

0 2.

Pe

ngel

olaa

n H

utan

Tan

aman

Pen

ghas

il Kay

u (R

PI 7

) 43

H

asil

Litb

ang

60

100

41,8

7 69

,78

3.

Agr

ofor

estr

y (R

PI 8

) 22

H

asil

Litb

ang

60

100

53,5

5 89

,26

4.

Peng

elol

aan

Dip

tero

karp

a (R

PI 9

) 17

H

asil

Litb

ang

60

100

50,5

0 84

,17

5.

Biot

ekno

logi

Hut

an d

an P

emul

iaan

Tan

aman

Hut

an

(RPI

10)

39

H

asil

Litb

ang

60

100

60,0

9 10

0,15

Bid

ang

HH

BK

:

40

H

asil

Litb

ang

6.

Peng

elol

aan

Hut

an P

engh

asil H

HBK

-FEM

O (

RPI

11)

40

Has

il Li

tban

g 60

10

0 40

,16

66,9

3

IPTE

K d

asar

dan

ter

apan

yan

g d

iman

faat

kan

ole

h

pen

gg

un

a d

i bid

ang

pen

ing

kata

n p

rod

ukti

vita

s h

uta

n

60

%

4

8,5

3

80

,88

Ket

erse

dia

an d

an

term

anfa

atka

nn

ya

IPTE

K d

asar

dan

te

rap

an b

idan

g

kete

kni k

an k

ehu

tan

an

dan

pen

go

lah

an h

asil

hu

tan

IPTE

K d

asar

dan

ter

apan

bid

ang

ket

ekn

ikan

ke

hu

tan

an d

an p

eng

ola

han

has

il h

uta

n

1

5

5

1

Pak

et

Jud

ul

Has

il Li

tban

g

Bid

ang

Pen

go

lah

an H

asil

Hu

tan

: 5

1

Has

il Li

tban

g

1.

Sifa

t D

asar

Kay

u da

n Bu

kan

Kayu

(RP

I 19

) 12

H

asil

Litb

ang

60

100

46,0

0 76

,67

2.

Kete

knik

an d

an P

eman

enan

Has

il H

utan

(RP

I 20)

6

H

asil

Litb

ang

60

100

50,0

0 83

,33

3.

Peng

olah

an H

asil

Hut

an K

ayu

dan

Bam

bu (

RPI 2

1)

15

Has

il Li

tban

g 60

10

0 35

,00

58,3

3

4.

Peng

olah

an H

asil

Hut

an B

ukan

Kay

u (R

PI 2

2)

14

Has

il Li

tban

g 60

10

0 35

,00

58,3

3

69 SA

SA

RA

N S

TRA

TEG

IS

IND

IKA

TOR

KIN

ERJA

TAR

GET

R

EALI

SA

SI

OU

TPU

T O

UTC

OM

E (%

) O

UTP

UT

(%)

OU

TCO

ME

(%)

%

PEN

CA

PA

IAN

O

UTC

OM

E 5.

Pe

reka

yasa

an A

lat

dan

Subs

titus

i Bah

an P

emba

ntu

(R

PI 2

3)

4

Has

il Li

tban

g 60

10

0 50

,00

83,3

3

IPTE

K d

asar

dan

ter

apan

yan

g d

iman

faat

kan

ole

h

pen

gg

un

a d

i bid

ang

ket

ekn

ikan

keh

uta

nan

dan

p

eng

ola

han

has

il h

uta

n

60

%

4

3,2

0

72

,00

Ket

erse

dia

an d

an

term

anfa

atka

nn

ya

IPTE

K d

asar

dan

te

rap

an b

idan

g

lan

skap

hu

tan

, p

eru

bah

an ik

lim d

an

keb

ijaka

n k

ehu

tan

an

IPTE

K d

asar

dan

ter

apan

bid

ang

lan

skap

hu

tan

, p

eru

bah

an ik

lim d

an k

ebija

kan

keh

uta

nan

3

7

3

5

Pak

et

Jud

ul

Has

il Li

tban

g

Bid

ang

Lan

skap

Hu

tan

:

8

Has

il Li

tban

g

1.

Man

ajem

en L

ansk

ap H

utan

Ber

basis

DA

S (R

PI 1

) 3

Has

il Li

tban

g 60

10

0 52

,50

87,5

0

2.

Peng

emba

ngan

Hut

an K

ota/

Lans

kap

Perk

otaa

n (R

PI 2

) 5

Has

il Li

tban

g 60

10

0 44

,44

74,0

7 B

idan

g P

eru

bah

an I

klim

:

22

H

asil

Litb

ang

3.

Ekon

omi d

an K

ebija

kan

Peng

uran

gan

Emisi

dar

i D

efor

esta

si da

n D

egra

dasi

(RPI

16)

3

Has

il Li

tban

g 60

10

0 38

,67

64,4

4

4.

Peng

emba

ngan

Per

hitu

ngan

Em

isi G

as R

umah

Kac

a (G

RK)

Kehu

tana

n (I

nven

tory

) (R

PI 1

7)

11

Has

il Li

tban

g 60

10

0 57

,50

95,8

3

5.

Ada

ptas

i Bio

ekol

ogi d

an S

osia

l Eko

nom

i Bud

aya

Mas

yara

kat

terh

adap

Per

ubah

an Ik

lim (

RPI

18)

8 H

asil

Litb

ang

60

100

47,6

0 79

,33

Bid

ang

Keb

ijaka

n K

ehu

tan

an:

5

H

asil

Litb

ang

6.

Peng

uata

n T

ata

Kelo

la K

ehut

anan

(RP

I 24)

3

Has

il Li

tban

g 60

10

0 38

,00

63,3

3

7.

Peng

elol

aan

Tat

a Ke

lola

Indu

stri

dan

Perd

agan

gan

Has

il H

utan

(RP

I 25)

2 H

asil

Litb

ang

60

100

58,0

0 96

,67

IPTE

K d

asar

dan

ter

apan

yan

g d

iman

faat

kan

ole

h

pen

gg

un

a d

i bid

ang

lan

skap

hu

tan

, per

ub

ahan

iklim

d

an k

ebija

kan

keh

uta

nan

60

%

4

8,1

0

80

,17

R

ATA

-RA

TA

47

,13

7

8,5

5

70 KEG

IATA

N

PEND

UK

UN

G:

SA

SA

RA

N S

TRA

TEG

IS

IND

IKA

TOR

KIN

ERJA

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I %

Sas

aran

Str

ateg

is:

Terf

asili

tasi

nya

per

enca

naa

n,

eval

uas

i, p

elap

ora

n, k

om

un

ikas

i h

asil

litb

ang

, ser

ta o

pti

mal

nya

du

kun

gan

kel

emb

agaa

n, p

end

anaa

n, S

DM

dan

sa

ran

a p

rasa

ran

a lit

ban

g, p

eng

elo

laan

KH

DTK

dan

su

mb

er b

enih

Ters

elen

gg

aran

ya

tug

as d

an f

un

gsi

B

adan

Lit

ban

g

Keh

uta

nan

sec

ara

efek

tif

dan

efi

sien

b

aik

pad

a u

nit

ker

ja d

i p

usa

t m

aup

un

di

dae

rah

, dan

men

jad

i b

agia

n p

end

uku

ng

p

erw

uju

dan

ref

orm

asi

bir

okr

asi

dan

tat

a ke

lola

di l

ing

kup

K

emen

teri

an

Keh

uta

nan

Tata

kel

ola

pem

erin

tah

an y

ang

bai

k d

i lin

gku

ng

an B

adan

Lit

ban

g

Keh

uta

nan

ses

uai

ker

ang

ka r

efo

rmas

i bir

okr

asi

un

tuk

men

jam

in

kin

erja

yan

g o

pti

mal

di 2

0 s

atke

r

1.

Pen

gu

atan

In

stit

usi

dan

Pen

ing

kata

n S

DM

D

ikla

t SD

M L

itban

g 23

9 O

rang

23

9 O

rang

10

0

Pera

tura

n lin

gkup

Bad

an L

itban

g Ke

huta

nan

1 Pe

ratu

ran

1 Pe

ratu

ran

100

A

dmin

istra

si ke

pega

wai

an

32

Lapo

ran

32

Lapo

ran

100

A

dmin

istra

si ja

bata

n fu

ngsio

nal

6

Lapo

ran

6

Lapo

ran

100

La

yana

n pe

rkan

tora

n 12

Bu

lan

laya

nan

12

Bula

n la

yana

n 10

0

2.

Per

enca

naa

n,

pen

gel

ola

an a

ng

gar

an d

an k

erja

sam

a

Pe

ngem

bang

an h

asil p

enel

itian

15

La

pora

n 15

La

pora

n 10

0

Peng

elol

aan

Kaw

asan

Hut

an d

enga

n T

ujua

n Kh

usus

(KH

DT

K)

48

Lapo

ran

48

Lapo

ran

100

Pere

ncan

aan

dan

peng

elol

aan

angg

aran

80

D

okum

en

80

Dok

umen

10

0

Has

il ke

rjasa

ma

tekn

is 27

La

pora

n 27

La

pora

n 10

0

Kajia

n iss

ue a

ctua

l 13

La

pora

n 13

La

pora

n 10

0

3.

Eval

uas

i, d

isem

inas

i d

an p

erp

ust

akaa

n

Has

il ke

giat

an d

an e

valu

asi k

iner

ja in

stan

si 73

La

pora

n 73

La

pora

n 10

0

Sist

em P

enga

was

an In

tern

al P

emer

inta

h (S

PIP)

10

La

pora

n 10

La

pora

n 10

0

In

form

asi h

asil

pene

litia

n/la

yana

n da

ta d

an in

form

asi

52

Info

rmas

i 52

In

form

asi

100

Web

site

inst

ansi

14

Dom

ain

14

Dom

ain

100

Jarin

gan

LAN

/inte

rnet

26

T

itik

jarin

gan

26

Titi

k ja

ringa

n 10

0

Peny

elen

ggar

aan

pert

emua

n ilm

iah/

sem

inar

has

il pe

nelit

ian

16

Sem

inar

16

Se

min

ar

100

Ter

bita

n pu

blik

asi h

asil

pene

litia

n/bu

ku ip

tek

34

Ter

bita

n 34

T

erbi

tan

100

Buku

sta

tistik

inst

ansi

154

Buku

15

4 Bu

ku

100

Buku

per

pust

akaa

n 32

8

Buku

32

8

Buku

10

0

71 SA

SA

RA

N S

TRA

TEG

IS

IND

IKA

TOR

KIN

ERJA

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I %

Peny

elen

ggar

aan

pam

eran

/gel

ar t

ekno

logi

has

il pe

nelit

ian

24

Pam

eran

24

Pa

mer

an

100

Peng

elol

aan

perp

usta

kaan

16

La

pora

n 16

La

pora

n 10

0

4.

Pen

gel

ola

an k

euan

gan

dan

um

um

Sist

em A

kunt

ansi

Inst

ansi

49

Lapo

ran

49

Lapo

ran

100

Peng

elol

aan

labo

rato

rium

pen

eliti

an

17

Lapo

ran

17

Lapo

ran

100

Peng

elol

aan

herb

ariu

m

2 La

pora

n 2

Lapo

ran

100

Peng

elol

aan

kebu

n be

nih

tana

man

keh

utan

an/

pers

emai

an p

erm

anen

13

La

pora

n 13

La

pora

n 10

0

Pe

ngel

olaa

n

Sert

ifika

t IS

O

6 Se

rtifi

kat

6 Se

rtifi

kat

100

Peng

elol

aan

kear

sipan

dan

tat

a pe

rsur

atan

15

La

pora

n 15

La

pora

n 10

0

Je

mba

tan

36

m2

36

m2

100

Jarin

gan

air

80

Met

er

80

Met

er

100

Pera

lata

n m

ultim

edia

22

U

nit

22

Uni

t 10

0

Pera

lata

n la

bora

toriu

m

230

Uni

t 23

0 U

nit

100

Kend

araa

n be

rmot

or

22

Uni

t 22

U

nit

100

Pera

ngka

t pe

ngol

ah d

ata

dan

kom

unik

asi

285

Uni

t 28

5 U

nit

100

Pera

lata

n da

n fa

silita

s pe

rkan

tora

n 94

1 U

nit

941

Uni

t 10

0

G

edun

g/ba

ngun

an

19

.337

m

2 19

.337

m

2 10

0

Badan Penelitian dan Pengembangan KehutananKementerian Kehutanan

Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lt. 11Jalan Jenderal Gatot Subroto, Senayan - Jakarta 10270

Telepon : 021-5737945, Fax: 021-5720189Website: www.forda-mof.orge-mail: [email protected]

LA

KIP

B

adan L

itbang K

ehuta

nan-T

ahun 2

013

Badan P

enelitia

n d

an P

engem

bangan K

ehuta

nan