Kementerian KehutananBadan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Tahun 2013
LAKIPLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Badan Litbang Kehutanan
Kementerian KehutananBadan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Tahun 2013
LAKIPLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Badan Litbang Kehutanan
ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan .................................................................................... 1
C. Aspek Stratejik Organisasi ........................................................................... 2
D. Data Umum Organisasi ................................................................................ 4
1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi .............................................................. 4
2. Struktur Organisasi .............................................................................. 4
3. Pelaksanaan Tugas .............................................................................. 6
4. Sumber Daya Manusia .......................................................................... 9
5. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 10
E. Sistematika ................................................................................................ 11
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................................... 12
A. Rencana Strategis ....................................................................................... 12
B. Perjanjian Kinerja ....................................................................................... 19
III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................................... 23
A. Pengukuran Kinerja ..................................................................................... 23
B. Evaluasi Kinerja …………………........................................................................ 29
C. Analisis Akuntabilitas Kinerja …..................................................................... 55
1. Analisis Kinerja …………………………………...................………………………….. 55
2. Akuntabilitas Keuangan …………………………………………………………………….. 56
IV. PENUTUP ............................................................................................................ 59
LAMPIRAN
iii
Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI ................................ 3
Tabel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan ………….. 5
Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang Dibina ................... 8
Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural
dan jabatan fungsional ……………….......................................................
9
Tabel 5. Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 ..... 19
Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI
tahun 2013 …….................................................................................
26
Tabel 7. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI
berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan
dan penerapan hasil litbang ………………….............................................
27
Tabel 8. Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian ….............. 31
Tabel 9. Hasil litbang di bidang konservasi dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2013
................................................................................................
32
Tabel 10. Hasil litbang di bidang produktivitas hutan sampai dengan tahun 2013 …. 37
Tabel 11. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
sampai dengan tahun 2013 ...................................................................
41
Tabel 12. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan sampai dengan
tahun 2013 …......................................................................................
43
Tabel 13. Pencapaian kinerja sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan tahun
2013 ..................................................................................................
55
Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja tahun 2010 – 2013 …………....................... 55
Tabel 15. Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun 2013 ............................ 56
Tabel 16. Realisasi anggaran per sumber dana pada tahun 2013 …........................ 57
Tabel 17. Pagu dan realisasi anggaran per satker lingkup Badan Litbang Kehutanan
tahun 2013 …………………......................................................................
57
Tabel 18. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 ....... 58
iv
Lampiran 1. Rencana Kinerja Tahunan ……….............................................. 60
Lampiran 2. Penetapan Kinerja Tahun 2013 lingkup Badan Litbang
Kehutanan ………………………………………………………...................
63
Lampiran 3. Pengukuran Kinerja Kegiatan ................................................. 67
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, Badan Litbang Kehutanan berkewajiban untuk
menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP).
LAKIP merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Badan Litbang Kehutanan selama Tahun 2013. Laporan
Akuntabilitas Kinerja pada dasarnya adalah laporan pencapaian dari Rencana Kerja
tahun 2013 yang merupakan bagian dari Rencana Strategis Badan Litbang
Kehutanan 2010-2014.
Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 merupakan
penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014. Sejalan dengan visi
dan misi yang telah ditetapkan, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan
Litbang Kehutanan pada akhir periode (tahun 2014) sesuai Renstra ialah:
(1) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan
sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan
akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya
100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus
mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau
terapan.
(2) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran
strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan
pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di
lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan
masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam
jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang.
(3) Memantapkan unsur pendukung kelitbangan dengan sasaran strategis
terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta
optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana
litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.
Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan kemudian dijabarkan menjadi
rencana tahunan dan penetapan kinerja.
Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja setelah
pagu anggaran ditetapkan, yang isinya mencakup:
1. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi
dan rehabilitasi sebanyak 7 judul.
2. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas
hutan sebanyak 6 judul.
3. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan
kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul.
4. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan
iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul.
5. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnya sebanyak 20 satker.
Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang
Kehutanan, setiap judul atau kegiatan penelitian dituntut untuk mampu
menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian
tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik,
teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan
penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan
penelitian. Setiap output Iptek yang dihasilkan harus dapat dimanfaatkan oleh
pengguna terkait. Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah,
kementerian kehutanan, pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna
terkait lainnya. Setiap judul atau kegiatan penelitian yang dilaksanakan harus
mampu menghasilkan iptek dan minimal 60% iptek yang dihasilkan dimanfaatkan
oleh pengguna.
Pada tahun 2013, dari 25 penelitian integratif yang dilaksanakan oleh Badan
Litbang Kehutanan dijabarkan dalam 405 hasil litbang, dengan rincian 143 hasil
litbang konservasi dan rehabilitasi, 176 hasil litbang peningkatan produktivitas
hutan, 51 hasil litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan, 35 hasil
litbang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Realisasi capaian output kegiatan
penelitian pada tahun 2013, tercapai 100%.
Berkaitan dengan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2010-2014, fokus
kegiatan litbang kehutanan selain pada kualitas litbang namun juga mendorong
tingkat kebermanfaatan IPTEK dari hasil-hasil litbang yang dilakukan oleh Badan
Litbang Kehutanan. Pada prinsipnya perhitungan outcome dipergunakan juga untuk
memantau perkembangan pemenuhan target renstra yaitu capaian indikator kinerja
kebermanfaatan IPTEK pada akhir renstra tahun 2014 minimal 60%.
Perhitungan outcome (kebermanfaatan) hasil IPTEK dimulai dari capaian
pelaksanaan satuan terkecil yaitu pelaksanaan setiap judul-judul penelitian.
Selanjutnya diakumulasikan menjadi kegiatan riset untuk menghasilkan paket
IPTEK. Dalam hal ini, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil IPTEK
untuk setiap kegiatan litbang kehutanan. Secara umum nilai rata-rata capaian
outcome dari keempat indikator kinerja dari 25 penelitian integratif adalah 47,13%,
sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 78,55%.
Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan
dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome
sebesar 78,55% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun
2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Capaian outcome
sebagian masih berupa jurnal/publikasi ilmiah yang nilai outcomenya 60-80%.
Beberapa capaian outcome berupa draft publikasi dengan nilai outcome 20%, dan
sebagian sudah diadopsi pengguna dengan nilai outcome 100%.
Untuk melaksanakan seluruh kegiatan, Badan Litbang Kehutanan pada tahun
2013 memperoleh dukungan dana dengan total anggaran sebesar Rp.
274.414.473.000,-. Realisasi keuangan Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013
adalah sebesar Rp 262.298.732.296 (95,58%).
Rata-rata capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 terhadap tiga
sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar
92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK.
Berdasarkan capaian kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih ada
beberapa kegiatan yang belum mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian
upaya peningkatan kinerja harus mendasarkan pada nilai outcome yang masih
rendah. Untuk itu upaya selanjutnya adalah memfungsikan hasil penelitian yang
berarti meningkatkan nilai outcome.
Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana
kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian
juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus
dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan
secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya
bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan
penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output
utama, tetapi merupakan output antara kegiatan penelitian. Output utama penelitian
adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian
pada tahun pertama sampai tahun terakhir.
Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang
sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu
meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan
capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja
mencerminkan bahan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai masukan bagi
upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang.
Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan
masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan
demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan
kemanfaatan hasil-hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian
Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan
penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil
penilaian kinerja tiap kegiatan.
Apabila laporan kinerja ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan
kebijakan, maka kebijakan litbang di tahun mendatang disarankan agar memberikan
ruang, fasilitasi dan menekankan upaya diseminasi hasil litbang. Dengan demikian
diharapkan hasil litbang dapat lebih dimanfaatkan oleh sasaran pengguna. Sebagai
pemandu bagi penggunanya, maka topik penelitian mendatang harus mengarah
pada kebutuhan masa depan yang menurut pertimbangan ilmiah akan menjadi hal
yang strategis. Pengejawantahan Badan Litbang menjadi pemandu (trendsetter) dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian bioenergi, pendayagunaan mikroba
untuk obat dan energi serta teknologi nano. Ketiga topik tersebut merupakan
bagian dari upaya Badan Litbang menjadi pemandu bagi kebutuhan strategis di
masa datang.
1
A. Latar Belakang
Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan ukuran daya
saing yang harus dimiliki oleh suatu pemerintahan. Oleh karena itu, penerapan good
governance sangat diperlukan sebagai bagian proses reformasi administrasi publik.
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Salah
satu elemen yang penting dalam tata pemerintahan yang baik adalah adanya
akuntabilitas publik, disamping transparansi, tegaknya hukum dan peraturan.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan suatu
sistem yang komprehensif untuk memperbaiki proses-proses pengambilan keputusan
mulai dari perumusan kebijakan stategis, perencanaan kinerja, pelaksanaan,
pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja, sehingga setiap instansi pemerintah
didorong untuk dapat akuntabel dan dapat meningkatkan kinerjanya secara
berkelanjutan. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, mewajibkan kepada setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur
penyelenggara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan
peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan
kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagai bagian dari
instansi Pemerintah, Badan Litbang Kehutanan juga berkewajiban untuk memenuhi
amanah tersebut dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2013.
B. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013
dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Badan Litbang Kehutanan pada Tahun 2013 dengan tujuan untuk
memberikan informasi mengenai akuntabilitas kinerja instansi yang meliputi :
2
a. Evaluasi Kinerja Kegiatan yang meliputi masukan (input), luaran (output) dan
hasil (outcome) litbang kehutanan selama tahun 2013.
b. Evaluasi Kinerja Program Litbang Kehutanan serta aspek pendukungnya baik
organisasi, administratif, SDM dan kepegawaian pengelolaan, pembiayaan dan
pengelolaan sarana dan prasarana serta administrasi dan kerjasama.
c. Umpan balik bagi pengambil keputusan dalam rangka pemantapan perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan guna peningkatan kinerja Badan Litbang
Kehutanan di masa mendatang.
C. Aspek Stratejik Organisasi
Badan Litbang Kehutanan sebagai unsur penunjang mempunyai peran yang
penting dan strategis yaitu: 1) pemandu (leading the way, setting the course,
guiding the moves) Kementerian Kehutanan; 2) pengawal (menyediakan informasi
dan IPTEK sebagai basis solusi permasalahan aktual yang dihadapi Kementerian
Kehutanan); dan 3) pendorong (menghasilkan informasi dan inovasi teknologi untuk
memberikan akselerasi pencapaian tujuan Kementerian Kehutanan). Dengan
demikian Badan Litbang Kehutanan harus dapat mengambil peran dalam semua
bidang tugas Kementerian Kehutanan. Bidang tugas Badan Litbang Kehutanan
adalah menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan
informasi dan IPTEK yang diperlukan dalam pembangunan kehutanan. Secara
substansial program penelitian dan pengembangan harus mengacu pada 6 kebijakan
prioritas Kementerian Kehutanan (P.10/Menhut-IV/2011) yaitu 1) Pemantapan
kawasan hutan; 2) Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran
Sungai (DAS); 3) Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan; 4)
Konservasi Keanekaragaman Hayati; 5) Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri
Kehutanan; 6) Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan. Namun demikian tidak
semua kebijakan prioritas tersebut perlu dukungan penelitian dan pengembangan
yang seimbang.
Agenda riset Badan Litbang Kehutanan jangka panjang dirancang lebih
terarah, terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan pengguna dengan menggunakan
payung Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025. Roadmap mengakomodasi 5 tema
besar litbang yaitu: (1) Lanskap Hutan, (2) Pengelolaan Hutan (dengan 5 sub tema
3
yaitu Hutan Alam, Hutan Tanaman, Biodiversitas, Pengelolaan DAS dan HHBK), (3)
Perubahan Iklim, (4) Pengolahan Hasil Hutan dan (5) Kebijakan Kehutanan. Tema
dan sub tema tersebut selanjutnya menjadi 9 program litbang dan dijabarkan
menjadi 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI), secara garis besar disajikan dalam
Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI
Program Litbang Rencana Penelitian Integratif (RPI) 1. Lanskap Hutan Manajemen Lanskap Berbasis DAS (RPI 1)
Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 2. Hutan Alam Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3)
Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5)
3. Hutan Tanaman Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) Agroforestry (RPI 8) Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan
(RPI 10)
4. Biodiversitas Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem
(RPI 13)
5. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi (RPI 14) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung
Pengelolaan DAS (RPI 15)
6. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Pengelolaan HHBK-FEMO (RPI 11)
7. Perubahan Iklim Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan
(Inventory) (RPI 17) Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap
Perubahan Iklim (RPI 18)
8. Pengolahan Hasil Hutan
Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) Keteknikan Hutan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)
9. Kebijakan Kehutanan
Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil
Hutan (RPI 25)
4
D. Data Umum Organisasi
1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan kedudukan Badan
Litbang Kehutanan adalah sebagai unsur pendukung yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan dipimpin
oleh Kepala Badan. Badan Litbang Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan
penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan termasuk penyebarluasan hasil-
hasil penelitian dan pengembangan kepada pengguna baik internal maupun
eksternal Kementerian Kehutanan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan Litbang Kehutanan
menyelenggarakan beberapa fungsi, yaitu :
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penelitian dan
pengembangan kehutanan;
b. pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan
pengembangan kehutanan;dan
d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
2. Struktur Organisasi
Badan Litbang Kehutanan terdiri atas:
a. Sekretariat Badan;
b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi;
c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktifitas Hutan;
d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil
Hutan;dan
e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan.
Di tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakukan beberapa penyempurnaan
organisasi yang didasarkan pada prinsip :
a. Upaya untuk meningkatkan kinerja Badan Litbang Kehutanan.
b. Core Research UPT Badan Litbang Kehutanan.
5
c. Reformasi Program Anggaran (RPA) yang menuntut deliniasi dan fokus kegiatan
yang jelas.
d. Pertimbangan bahwa lembaga litbang harus mampu menjawab permasalahan
dan memberikan solusi yang tidak dapat dibatasi oleh program/kegiatan tertentu.
Nomenklatur dan tupoksi Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Litbang
Kehutanan masing-masing mengacu kepada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P. 27/Menhut-II/2011 s/d P. 40/Menhut-II/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Kehutanan. UPT tersebut berjumlah 15 unit
kerja yang terdiri atas 2 Balai Besar setingkat Eselon II B dan 13 Balai Penelitian
setingkat Eselon III sebagaimana Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan
No. Nama Organisasi Kedudukan
1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH)
Yogyakarta
2. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (BBPD) Samarinda
3. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA) Ciamis
4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor
5. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPTHHBK) Mataram
6. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS (BPTKPDAS) Solo
7. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam (BPTKSDA) Samboja
8. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BPTSTH) Kuok
9. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari Manokwari
10. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru Banjarbaru
11. Balai Penelitian Kehutanan Palembang Palembang
12. Balai Penelitian Kehutanan Makassar Makassar
13. Balai Penelitian Kehutanan Kupang Kupang
14. Balai Penelitian Kehutanan Manado Manado
15. Balai Penelitian Kehutanan Aen Nauli Aek Nauli
Konsep reorganisasi UPT tersebut menghasilkan:
a. Tipe UPT yang terdiri dari Balai Besar (setingkat eselon II) dan Balai Penelitian
(setingkat eselon III dengan 3 seksi, tanpa pembedaan tipe A dan B)
6
b. Jenis UPT yang terdiri dari Balai Penelitian Kehutanan Umum dan Balai Penelitian
Khusus. Balai Kehutanan Umum dapat melaksanakan berbagai topik penelitian
pada wilayah tertentu. Balai Penelitian Kehutanan Khusus melaksanakan
penelitian dengan topik khusus dengan wilayah kerja seluruh Indonesia.
3. Pelaksanaan Tugas
Untuk mengimplementasikan tugas pokok dan fungsinya, Badan Litbang
Kehutanan harus memperhatikan Renstra Kementerian Kehutanan dan Rencana
Strategis Badan Libang Kehutanan 2010-2014 yang telah ditetapkan. Berdasarkan
Renstra tersebut kegiatan penelitian dan pengembangan oleh Badan Litbang
Kehutanan dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) program litbang dan 3 (tiga)
program pendukung/komplemen yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh
beberapa unit kerja yaitu: 4 (empat) Pusat Libang, 2 (dua) Balai Besar dan 13 (tiga
belas) Balai Penelitian yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas secara bersama-
sama dilakukan baik oleh Unit Kerja Eselon II (Sekretariat Badan Litbang Kehutanan,
Pusat Penelitian dan Pengembangan) maupun oleh UPT (unit kerja eselon II b dan
III a). Secara garis besar kegiatan pelaksanaan tugas unit kerja eselon II
(Sekretariat dan Puslitbang) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Sekretariat Badan Litbang Kehutanan
• Koordinasi dan penyusunan rencana program, anggaran, dan kerjasama
• Koordinasi dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan, rencana program dan
anggaran
• Koordinasi dan pengelolaan data, informasi, publikasi dan diseminasi hasil
penelitian serta pengelolaan urusan perpustakaan; dan
• Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Badan.
b. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser)
• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan
pengembangan di bidang konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;
• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi dan
rehabilitasi sumberdaya alam;
• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian
dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam;
7
• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian konservasi dan
rehabilitasi sumberdaya alam oleh unit pelaksana teknis; dan
• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.
c. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (Pusprohut)
• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan
pengembangan di bidang produktivitas hutan;
• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang
produktivitas hutan;
• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian
dan pengembangan di bidang produktivitas hutan;
• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian produktivitas
hutan oleh unit pelaksana teknis; dan
• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.
d. Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
(Pustekolah)
• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan
pengembangan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;
• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang
keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;
• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian
dan pengembangan keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan;
• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian keteknikan
kehutanan dan pengolahan hasil hutan oleh unit pelaksana teknis; dan
• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.
e. Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan (Puspijak)
• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan
pengembangan di bidang perubahan iklim dan kebijakan;
• Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang
perubahan iklim dan kebijakan;
• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian
dan pengembangan perubahan iklim dan kebijakan;
8
• Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian perubahan iklim
dan kebijakan oleh unit pelaksana teknis; dan
• Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat.
Untuk mensinergikan kegiatan kelitbangan oleh Unit Pelaksana Teknis Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan maka ditetapkan Kepala Puslitbang
sebagai Pembina Unit Pelaksana Teknis untuk melakukan pembinaan teknis dan atau
administrasi melalui Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan Nomor SK. 29/VIII-SET/2011. Pembinaan teknis mencakup perancangan,
pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan kelitbangan. Pembinaan
administrasi mencakup penyusunan program dan rencana kerja, keuangan, umum
dan kepegawaian, evaluasi, dokumentasi, pelaporan, dan monitoring kinerja.
Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina tersaji pada Tabel 3
sebagai berikut :
Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina
No. Unit Kerja Pembina Unit Pelaksana Teknis Yang Dibina
1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi
1. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS
2. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam
3. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli
4. Balai Penelitian Kehutanan Makassar
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan
1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
2. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry
3. Balai Penelitian Kehutanan Manado
4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan
1. Balai Penelitian Kehutanan Palembang
2. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru
3. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari
4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
1. Balai Besar Penelitian Dipterocarpa
2. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu
3. Balai Penelitian Kehutanan Kupang
4. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan
9
4. Sumber Daya Manusia
Pada tahun 2013, jumlah PNS dan CPNS lingkup Badan Litbang Kehutanan
adalah 1.624 pegawai, ditambah tenaga honorer/kontrak kerja sebanyak 263 orang.
Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan
fungsional secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional
No. Jabatan Jumlah L P Jumlah
1. Tenaga Struktural/ Non Struktural
a. Struktural 97 38 135 b. Fungsional Umum
497 231 728
2. Tenaga Fungsional a. Peneliti 241 187 428 b. Calon Peneliti 20 22 42 c. Teknisi Litkayasa 241 30 271 d. Calon Teknisi Litkayasa 9 0 9 e. Pustakawan 1 6 7 f. Pranata Komputer 1 0 1 g. Analis Kepegawaian 0 0 0 h. Arsiparis 1 2 3 i. Pranata Humas 0 0 0 JUMLH PNS dan CPNS 1.108 516 1.624
Honorer/Kontrak Kerja 263 JUMLAH 1.887
Sebagai acuan moral bagi Pegawai lingkup Badan Litbang Kehutanan untuk
menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas Badan Litbang Kehutanan
serta menghindarkan segala benturan antar sesama Pegawai dalam rangka
mencapai dan mewujudkan Visi dan Misi Badan Litbang Kehutanan, ditetapkan
Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor P.1/VIII-
SET/2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil lingkup Badan Litbang Kehutanan
yang mencakup nilai-nilai dasar pribadi (basic individual values) sebagai berikut:
a. Integritas, bersikap, berperilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri dan
lingkungan, objektif terhadap permasalahan, memiliki komitmen terhadap visi
dan misi, konsisten dalam bertindak dan bersikap, berani dan tegas dalam
mengambil keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggungjawab dalam
menjalankan tugas dan amanah;
10
b. Profesionalisme, berpengetahuan luas, berketerampilan yang tinggi sehingga
mampu bekerja sesuai dengan kompetensi, mandiri tanpa intervensi pihak lain,
konsisten dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas;
c. Inovasi, kaya akan ide-ide baru dan selalu meningkatkan kemampuan;
d. Transparansi, setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat dipertanggung-
jawabkan serta senantiasa dievaluasi secara berkala dan terbuka untuk semua
stakeholder Badan Litbang Kehutanan;
e. Produktivitas, mampu bekerja keras dengan orientasi hasil kerja yang sistematis,
terarah dan berkualitas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan
dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisiensi
serta dapat dipertanggungjawabkan;
f. Religiusitas, berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan berada di
bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, tekun melaksanakan ajaran agama,
mengawali setiap tindakan selalu didasari niat ibadah sehingga apa yang
dilakukan hari ini harus selalu lebih baik dari kemarin;
g. Saling membantu, menghormati, koorperatif dan saling mengingatkan dan
menegur agar tidak terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme serta menjunjung tinggi
jiwa korsa rimbawan;
h. Kepemimpinan, berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan, dapat
dipercaya untuk mencapai kinerja yang prima.
5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana penelitian pada prinsipnya digunakan untuk
mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang memungkinkan lahirnya
hasil-hasil litbang yang inovatif dan aplikatif. Berbagai sarana yang mendukung
kegiatan penelitian dan pengembangan antara lain:
a. Peralatan dan mesin-mesin.
b. Hutan Penelitian/KHDTK
c. Perpustakaan Pusat dan Daerah
d. Website dan Internet
e. Kendaraan operasional lapangan
f. Laboratorium :
• Laboratorium Mikrobiologi
• Laboratorium Genetika Molekuler dan Kultur Jaringan
• Laboratorium Pengujian Terpadu
• Laboratorium Anatomi Kayu
• Laboratorium Pengawetan Kayu
11
• Laboratorium Pengeringan Kayu
• Laboratorium Botani
• Laboratorium Silvikultur
• Laboratorium Penangkaran Satwa
• Laboratorium Hama dan Penyakit
• Laboratorium Tanah
• Laboratorium Entomologi
• Laboratorium Mikologi
• Laboratorium Teknologi Serat
• Laboratorium Produk Majemuk
E. Sistematika
Sistematika penyajian LAKIP Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 mengacu
pada format yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),
sebagai berikut:
BAB I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan
tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP, serta gambaran umum
organisasi Badan Litbang Kehutanan.
BAB II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan beberapa hal penting
dalam perencanaan dan perjanjian kerja (dokumen penetapan kinerja).
BAB III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian sasaran-sasaran
organisasi, analisis pencapaian kinerja Badan Litbang Kehutanan
dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian
sasaran strategis untuk tahun 2013.
BAB IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Badan Litbang kehutanan tahun 2013 dan menguraikan
rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
12
A. Rencana Strategis
Perencanaan Strategis disusun sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan
fungsi dalam kurun waktu tertentu secara sistematis, terarah dan terpadu.
Perencanaan ini memperhitungkan analisis situasi baik faktor internal maupun faktor
eksternal serta isu-isu strategis lainnya. Dalam rencana strategis disusun visi, misi,
tujuan, sasaran, kebijakan, program dan strategi pencapaiannya yang disesuaikan
dengan tupoksi serta kemampuan seluruh unit kerja lingkup Badan Litbang
Kehutanan. Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 merupakan
penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2014.
1. Visi dan Misi
Visi Badan Litbang Kehutanan mencerminkan posisi dan fungsi Badan Litbang
Kehutanan dalam konteks visi Kementerian Kehutanan yaitu “Terwujudnya
kelestarian hutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat”. Berdasarkan
Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan Tahun 2010-2014 telah ditetapkan visi
Badan Litbang Kehutanan, yaitu:
Adapun makna yang terkandung di dalam visi tersebut adalah:
• Lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka merupakan prestasi
yang ingin dicapai Badan Litbang Kehutanan yaitu mendapatkan kepercayaan
publik sebagai lembaga penghasil Iptek Kehutanan yang kredibel dan mampu
menjawab kebutuhan pengguna dan tantangan pembangunan sektor kehutanan.
• Pengelolaan hutan lestari adalah tujuan utama sektor kehutanan untuk
mewujudkan kegiatan pengelolaan hutan yang di dalamnya mencakup
kelestarian ekonomi, kelestarian sosial, dan kelestarian ekologi (lingkungan)
secara seimbang dan harmonis. Iptek yang dihasilkan Badan Litbang Kehutanan
“Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam
mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari untuk kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan”
13
harus mampu mendukung praktik-praktik kehutanan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip pengelolaan hutan lestari.
• Kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan adalah muara dari
pengelolaan hutan lestari yaitu terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat pada
umumnya maupun masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar hutan.
Manfaat dari kegiatan pengelolaan hutan harus dirasakan secara adil tidak hanya
oleh usaha besar tapi juga oleh masyarakat yang kehidupan dan
penghidupannya terkait dengan hutan.
Untuk mengaktualisasikan peran IPTEK Kehutanan dalam pembangunan
Kehutanan yang berkelanjutan yang mendukung peningkatkan kesejahteraan
masyarakat, maka ditetapkan misi Badan Litbang Kehutanan, sebagai berikut:
Makna yang terkandung di dalam misi tersebut adalah:
• Penguasaan dan kemanfaatan Iptek harus menjadi satu kesatuan karena pada
dasarnya temuan Iptek harus dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk mendukung
perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan.
• Unsur pendukung kelitbangan mempunyai peran penting untuk menjamin
keberlangsungan kegiatan litbang serta menjaga dan meningkatkan kualitas
hasilnya.
2. Tujuan dan Sasaran
Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan pada Renstra 2010-2014,
tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Litbang Kehutanan pada akhir
periode (tahun 2014) ialah:
(4) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan
sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan
akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya
100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus
a. Meningkatkan penguasaan dan kemanfaatan IPTEK Kehutanan. b. Memantapkan unsur pendukung kelitbangan.
14
mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau
terapan.
(5) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran
strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan
pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di
lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan
masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam
jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang.
(6) Memantapkan unsur pendukung kelitbangan dengan sasaran strategis
terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta
optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana
litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.
3. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas, Badan Litbang Kehutanan
menempuh arah kebijakan dan strategi sebagai berikut :
1. Arah Kebijakan
Selaras dengan arah kebijakan dan 18 sasaran strategis Kementerian Kehutanan,
khususnya dalam peningkatan peran IPTEK dalam mendukung pembangunan
Kehutanan, serta mengakomodasi perkembangan lingkungan strategis terkait
sektor kehutanan, maka kebijakan Badan Litbang Kehutanan 2010-2014
diarahkan pada tiga hal utama, yaitu :
1) Peningkatan kemampuan penguasaan IPTEK Kehutanan;
2) Peningkatan kemanfaatan dan penerapan IPTEK Kehutanan;
3) Pemantapan dukungan kelitbangan, meliputi perencanaan, evaluasi dan
pelaporan, kerjasama, komunikasi hasil litbang, pengelolaan keuangan, SDM.
serta sarana prasarana, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.
2. Untuk mengefektifkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Litbang
Kehutanan sesuai dengan arah kebijakan yang diterapkan, dilakukan beberapa
langkah strategis, yaitu :
15
1) Konsistensi terhadap Roadmap Litbang Kehutanan 2010-2025
Roadmap ditetapkan dengan keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.
163/MENHUT-II/2009 tanggal 3 April 2009, merupakan pedoman/acuan
kegiatan litbang dan indikatif outputnya untuk periode 15 tahun ke depan.
Arah kegiatan litbang diakomodasikan dalam 9 program litbang yaitu :
(1) Lansekap Hutan
(2) Hutan Alam
(3) Hutan Tanaman
(4) Biodiversitas
(5) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
(6) Daerah Aliran Sungai (DAS)
(7) Perubahan Iklim
(8) Pengolahan Hasil Hutan
(9) Kebijakan Kehutanan
Disamping 9 program litbang di atas, Badan Litbang Kehutanan menetapkan
3 program pendukung/komplemen yaitu :
(1) Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM
(2) Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang
(3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Litbang
2) Penyusunan Rencana Penelitian Integratif (RPI)
Berdasarkan 9 program litbang tersebut diatas, selanjutnya dijabarkan ke
dalam 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI) agar penelitian lebih terfokus,
efisien dan efektif serta berorientasi pada hasil litbang. Komponen kegiatan
penelitian dan luaran RPI menjadi acuan unit kerja lingkup Badan Litbang
dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tahun 2010-
2014.
Penelitian integratif bersifat lintas unit kerja dan melibatkan berbagai disiplin
ilmu terkait untuk menjawab kompleksitas tantangan dan permasalahan
sektor kehutanan secara lebih komprehensif dari sisi hulu sampai hilir.
RPI juga diarahkan untuk mendukung pencapaian 18 Sasaran Strategis
Kementerian Kehutanan dengan keterkaitan yang tidak terpisahkan antara
16
aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan ekologi dalam mendukung
terwujudnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan.
3) Penyusunan Penelitian Integratif Unggulan (PIU)
Penelitian Integratif Unggulan (PIU) adalah bagian dari satu atau lebih RPI
yang dirancang untuk menghasilkan IPTEK yang menjadi unggulan masing-
masing unit kerja teknis di lingkup Badan Litbang Kehutanan, untuk itu PIU
harus sesuai dengan “core research “ masing-masing unit kerja pelaksana
serta diupayakan dapat mencerminkan kekhasan tantangan kehutanan.
4) Restrukturisasi Program dan Kegiatan
Sesuai dengan reformulasi program dan kegiatan nasional, setiap unit eselon
IIA (Puslitbang) hanya melaksanakan satu kegiatan yang mendukung
Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. Kegiatan
untuk masing-masing Puslitbang di lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah
sebagai berikut:
(1) Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi
(2) Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan
(3) Kegiatan Litbang Keteknikan dan Pengolahan Hasil Hutan
(4) Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan
(5) Sebagai unsur pendukung, Sekretariat Badan Litbang Kehutanan
melaksanakan kegiatan generik unit kerja pendukung, yaitu Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
4. Kegiatan Badan Litbang Kehutanan
Dalam rangka implementasi Program Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan telah ditetapkan 5 (lima) kegiatan dengan Eselon II A sebagai
penanggung jawab masing-masing kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
1. Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi
RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan
yaitu:
1) Pengelolaan Hutan Lahan Kering
2) Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai
17
3) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut
4) Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme
5) Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem
6) Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi
7) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS
2. Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan
RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan
yaitu:
1) Pengelolaan Hutan Alam Produksi
2) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu
3) Agroforestry
4) Pengelolaan Dipterokarpa
5) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan
6) Pengelolaan HHBK - FEMO
3. Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil
Hutan
RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan
yaitu:
1) Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu
2) Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan
3) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu
4) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
5) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu
4. Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan
RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan
yaitu:
1) Manajemen Lanskap Berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS)
2) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan
3) Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi
18
4) Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan
(Inventory)
5) Penelitian Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat
Terhadap Perubahan Iklim
6) Penguatan Tata Kelola Kehutanan
7) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan
5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Litbang
Kehutanan
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah:
1) Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang
Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja
yang optimal di 20 satker.
2) Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan
Litbang Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini keuangan Kemenhut
“wajar tanpa pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak
20 satker.
3) Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK).
Untuk mencapai IKK, maka dilakukan kegiatan-kegiatan pencapaian output
kegiatan yaitu:
1) Rencana program dan anggaran sebanyak 20 satker per-tahun
2) Evaluasi dan pelaporan sebanyak 20 satker per-tahun
3) Sarana dan prasarana pada 20 unit kerja per-tahun
4) Peningkatan kualitas dan pembinaan SDM sebanyak 1.624 orang per-
tahun
5) Pengelolaan KHDTK sebanyak 30 unit (di 34 lokasi)
6) Tatalaksana keuangan dan BMN, kerjasama, data dan informasi pada 20
satker.
19
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Badan Litbang
Kehutanan dan merupakan bagian dari rencana tahunan. Rencana Kinerja
merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan serta
Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, Kemenhut. Disamping itu, Rencana Kinerja
juga merupakan penyambung antara Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-
KL) Kementerian Kehutanan dan dokumen Kegiatan Penelitian Integratif (RPI)
dengan Rencana Kerja Anggaran Badan Litbang Kehutanan (RKA-KL) Badan Litbang
kehutanan setiap tahunnya.
Perancangan kegiatan secara integratif dilakukan mengingat kompleksitas
permasalahan dan tantangan sektor kehutanan yang tidak memungkinkan dijawab
melalui penelitian yang bersifat parsial. Penelitian integratif dilakukan dengan
melibatkan berbagai disiplin ilmu, untuk menjawab persoalan secara lebih
komprehensif dari hulu sampai hilir dengan keterkaitan antara aspek ekonomi, sosial
budaya dan ekologi (lingkungan).
Untuk tahun 2013, Rencana Kinerja Tahunan (Form RKT) selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan gambaran umum Rencana Kinerja Badan
Litbang Kehutanan Tahun 2013 dapat dilihat pada matrik sebagaimana Tabel 5
berikut.
Tabel 5. Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
Minimal 60% hasil penelitian dan pengembangan kehutanan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan, pengelolaan teknis kehutanan dan pengayaan ilmu pengetahuan, termasuk pengembangan kebijakan dan teknis yang berkaitan dengan isu-isu perubahan iklim
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul
60 143
% Hasil litbang
1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 15 Hasil litbang
2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4)
14 Hasil litbang
3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 8 Hasil litbang 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme
(RPI 12) 50 Hasil litbang
5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13)
17 Hasil litbang
6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14)
15 Hasil litbang
7. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)
24 Hasil litbang
20
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul
60 176
% Hasil litbang
1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6)
15 Hasil litbang
2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7)
43 Hasil litbang
3. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11)
40 Hasil litbang
4. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10)
39 Hasil litbang
5. Agroforestry (RPI 8) 22 Hasil litbang 6. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 17 Hasil litbang
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul
60 51
% Hasil litbang
1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 12 Hasil litbang 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan
(RPI 20) 6 Hasil litbang
3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21)
15 Hasil litbang
4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) 14 Hasil litbang 5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan
Pembantu (RPI 23) 4 Hasil litbang
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul
60 35
% Hasil litbang
1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1)
3 Hasil litbang
2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2)
5 Hasil litbang
3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16)
3 Hasil litbang
4. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17)
11 Hasil litbang
5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)
8 Hasil litbang
6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 3 Hasil litbang 7. Pengelolaan Tata Kelola Industri dan
Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)
2 Hasil litbang
Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan
Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker
1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM 20 Satker Diklat SDM Litbang 239 Orang Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan 1 Peraturan Administrasi kepegawaian 32 Laporan Administrasi jabatan fungsional 6 Laporan Layanan perkantoran
12 Bulan layanan
21
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
2. Perencanaan, pengelolaan anggaran dan kerjasama
20 Satker
Pengembangan hasil penelit ian 15 Laporan
Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
48 Laporan
Perencanaan dan pengelolaan anggaran 80 Dokumen
Hasil kerjasama teknis 27 Laporan
Kajian issue actual
13 Laporan
3. Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan 20 Satker
Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi 73 Laporan
Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 10 Laporan Informasi hasil penelit ian/layanan data dan
informasi 52 Informasi
Website instansi 14 Domain
Jaringan LAN/internet 26 Titik jaringan Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar
hasil penelit ian 16 Seminar
Terbitan publikasi hasil penelit ian/buku iptek 34 Terbitan Buku statistik instansi 154 Buku
Buku perpustakaan 328 Buku Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil
penelit ian 24 Pameran
Pengelolaan perpustakaan
16 Laporan
4. Pengelolaan keuangan dan umum 20 Satker
Sistem Akuntansi Instansi 49 Laporan
Pengelolaan laboratorium penelit ian 17 Laporan
Pengelolaan herbarium 2 Laporan Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/
persemaian permanen 13 Laporan
Pengelolaan Sertifikat ISO 6 Sertifikat
Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan 15 Laporan
Jembatan 36 m2 Jaringan air 80 Meter
Peralatan multimedia 22 Unit Peralatan laboratorium 230 Unit
Kendaraan bermotor 22 Unit
Perangkat pengolah data dan komunikasi 285 Unit Peralatan dan fasilitas perkantoran 941 Unit
Gedung/bangunan
19.337 m2
Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja
setelah pagu anggaran ditetapkan. Dalam dokumen tersebut, Kinerja Badan Litbang
Kehutanan mencakup:
6. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi
dan rehabilitasi sebanyak 7 judul.
22
7. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas
hutan sebanyak 6 judul.
8. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan
kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul.
9. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan
iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul.
10. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnya sebanyak 20 satker.
Dokumen Penetapan Kinerja Badan Litbang Kehutanan yang ditandatangani
oleh Kepala Badan Litbang Kehutanan dan Menteri Kehutanan dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut, Badan Litbang Kehutanan
pada tahun 2013 memperoleh dukungan dana yang bersumber dari Rupiah Murni
(RM) dan Penerimaan Non Pajak (PNP) dengan total anggaran sebesar Rp.
274.414.473.000,- .
23
Secara umum Badan Litbang Kehutanan telah melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya yang diwujudkan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan untuk
tahun 2013. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan
beberapa indikator kinerja yang ditetapkan untuk masing-masing sasaran tersebut.
A. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan untuk
menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,
kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi
dan strateji instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian
setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan
kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis
akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan
dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis.
Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa formulir
Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). Indikator kinerja yang digunakan meliputi Input,
Output dan Outcome dan tiap-tiap indikator kinerja ditetapkan satuannya.
Sedangkan hasil pengukuran kinerja yang berisi indikator kinerja yang dipakai
rencana dan realisasi masing-masing kegiatan secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengukuran kinerja kegiatan pada masing-
masing indikator kinerja adalah pengukuran pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan Tahun 2010-2014.
Untuk membuat kesimpulan hasil pengukuran, digunakan skala pengukuran kinerja
dengan hasil penilaian dalam bentuk persentase kinerja dengan kategori sebagai
berikut:
- Kinerja mencapai 85% - 100% : sangat baik
- Kinerja mencapai 70% - <85% : baik
- Kinerja mencapai 55% - <70% : sedang
- Kinerja lebih kecil dari 55% : kurang baik
24
Misi Pertama: Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK Kehutanan
Sasaran:
Maksud dari tercapainya 100% luaran paket IPTEK kehutanan, yaitu setiap
kegiatan litbang harus mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan
IPTEK dasar atau terapan.
Tujuan dari sasaran tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan
adalah menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan
sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar
permasalahan sektor kehutanan. Untuk mencapai sasaran dari tujuan tersebut pada
tahun 2013 telah dilaksanakan 4 Kegiatan Litbang, 9 Program Litbang dan 25 RPI
yaitu:
1. Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (3 Program; 7 RPI)
a. Program Pengelolaan Hutan Alam (3 RPI)
• RPI 3: Pengelolaan Hutan Lahan Kering.
• RPI 4: Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai
• RPI 5: Pengelolaan Hutan Rawa Gambut
b. Program Pengelolaan Biodiversitas (2 RPI)
• RPI 12: Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme
• RPI 13: Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem
c. Program Pengelolaan DAS (2 RPI)
• RPI 14: Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten
dan Lintas Propinsi
• RPI 15: Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan
DAS
2. Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (2 Program; 6 RPI)
a. Program Pengelolaan Hutan Tanaman (5 RPI)
• RPI 6: Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari
• RPI 7: Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu
Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan 1
25
• RPI 8: Agroforestry
• RPI 9: Pengelolaan Dipterokarpa
• RPI 10: Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
b. Program Pengelolaan HHBK (1 RPI)
• RPI 11: Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO
3. Kegiatan Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
(1 Program; 5 RPI)
a. Program Pengolahan Hasil Hutan (5 RPI)
• RPI 19: Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu
• RPI 20: Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan
• RPI 21: Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu
• RPI 22: Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu
• RPI 23: Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu
4. Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan (3 Program; 7 RPI)
a. Program Lanskap Hutan (2 RPI)
• RPI 1: Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS
• RPI 2: Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan
b. Program Perubahan Iklim (3 RPI)
• RPI 16: Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan
Degradasi
• RPI 17: Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory)
• RPI 18: Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat
Terhadap Perubahan Iklim
c. Program Kebijakan Kehutanan (2 RPI)
• RPI 24: Penguatan Tata Kelola Kehutanan
• RPI 25: Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan
Secara umum setiap kegiatan pada setiap RPI mencapai target 100%, dengan
rincian hasil sebagaimana pada Tabel 6 di bawah ini.
26
Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI
tahun 2013
No Program/ Kegiatan Persentase Pencapaian (%)
I. PROGRAM LANSKAP HUTA N 100 1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS 100 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan
100
II. PROGRAM PENGELOLAA N HUTAN ALAM 100 3. Pengelolaan Hutan Lahan Kering 100 4. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai 100 5. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut
100
III. PROGRAM PENGELOLAA N HUTAN TANAMAN 100 6. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari 100 7. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu 100 8. Agroforestry 100 9. Pengelolaan Dipterokarpa 100
10. Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
100
IV. PROGRAM PENGELOLAA N HASIL HUTA N BUKA N KAYU 100 11. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO
100
V. PROGRAM PENGELOLAA N BIODIVERSITAS 100 12. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme 100 13. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem
100
VI. PROGRAM PENGELOLAA N DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) 100 14. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten
dan Lintas Propinsi 100
15.
Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS
100
VII. PROGRAM PERUBAHA N IKLIM 100 16. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan
Degradasi 100
17.
Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory)
100
18. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
100
VIII. PROGRAM PENGOLA HA N HASIL HUTAN 100 19. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu 100 20. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan 100 21. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu 100 22. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu 100 23.
Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu 100
IX. PROGRAM KEBIJAKA N KEHUTA NA N 100 24. Penguatan Tata Kelola Kehutanan 100 25. Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan
100
27
Sasaran:
Tujuan dari sasaran tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan
diadopsi atau dimanfaatkan pengguna adalah meningkatkan kemanfaatan dan
penerapan hasil Litbang. Untuk mencapai tujuan dari sasaran tersebut dilakukan
dengan kegiatan diseminasi, menggunakan indikator outcome dan pencapaian
target. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang
No. Sasaran Outcome Realisasi Outcome
(%)
% Pencapaian Outcome
Ket.
I. Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi
48,69 81,16 Persen pencapaian outcome terhadap target 60%
1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 47,31 78,86 2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem
Pantai (RPI 4) 54,71 91,19
3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 46,88 78,13 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme
(RPI 12) 45,90 76,50
5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13)
40,57 67,62
6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu), Lintas Kabupaten dan Lintas Provinsi (RPI 14)
54,27 90,46
7. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)
51,20 85,34
II. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan
48,53 80,88 Persen pencapaian outcome terhadap target 60%
1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6)
45,00 75,00
2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7)
41,87 69,78
3. Agroforestry (RPI 8) 53,55 89,26 4. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 50,50 84,17 5. Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
(RPI 10) 60,09 100,15
6.
Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11)
40,16 66,93
Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna
2
28
No. Sasaran Outcome Realisasi Outcome
(%)
% Pencapaian Outcome
Ket.
III. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
43,20 72,00 Persen pencapaian outcome terhadap target 60% 1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 46,00 76,67
2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20)
50,00 83,33
3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21)
35,00 58,33
4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) (RPI 22)
35,00 58,33
5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)
50,00 83,33
IV. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
48,10 80,17 Persen pencapaian outcome terhadap target 60%
1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1)
52,50 87,50
2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2)
44,44 74,07
3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16)
38,67 64,44
4. Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) (RPI 17)
57,50 95,83
5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)
47,60 79,33
6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 38,00 63,33 7.
Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)
58,00 96,69
Rata-rata Outcome
47,13 78,55
Misi Kedua : Memantapkan unsur pendukung kelitbangan
Sasaran:
Tujuan dari sasaran ini adalah memantapkan unsur pendukung kelitbangan.
Keluaran/output pelaksanaan kegiatan ini adalah terselenggaranya tugas dan fungsi
Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat
Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil Litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan Sumber Benih
3
29
maupun di daerah, dan menjadi bagian dalam mendukung perwujudan reformasi
birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah:
1. Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan
sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20
satker.
2. Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan Litbang
Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini laporan keuangan Kemenhut “wajar
tanpa pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak 20 satker.
3. Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK).
Pencapaian sasaran strategis dan pencapaian IKK tersebut dilaksanakan melalui 3
(tiga) program yaitu:
a. Program Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM, dilaksanakan melalui
kegiatan: peningkatan SDM, pengelolaan administrasi persuratan, perencanaan
program, pengelolaan anggaran serta evaluasi dan pelaporan.
b. Program Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang,
dilaksanakan melalui kegiatan: pengelolaan kerjasama, pengelolaan data dan
informasi, pengelolaan perpustakaan, diseminasi dan publikasi.
c. Program Peningkatan sarana dan prasarana, dilaksanakan melalui kegiatan
pengelolaan perlengkapan/BMN, pengelolaan KHDTK.
B. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja bertujuan untuk mengetahui pencapaian realisasi, kemajuan
dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan
dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa mendatang. Dalam
pelaksanaan evaluasi kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013, selain
pengukuran kinerja tahunan, juga meliputi evaluasi kinerja sasaran yang merupakan
jabaran dari sasaran Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan 2010-2014 yang
kegiatannya telah ditetapkan dalam rencana penelitian integratif. Pengukuran kinerja
tahunan dilakukan berdasarkan input dan output serta outcome yang telah dilakukan
pada tahun 2013, sedangkan pencapaian sasaran untuk rencana tingkat
30
capaian/target berdasarkan pada rencana kegiatan penelitian integratif yang telah
dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan.
Rincian capaian kinerja masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan sebagai
berikut :
Misi Pertama: Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK Kehutanan
Sasaran:
Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang
Kehutanan, setiap judul atau kegiatan penelitian dituntut untuk mampu
menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian
tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik,
teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan
penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan
penelitian.
Pada tahun 2013, jumlah kegiatan penelitian yang dilaksanakan lingkup
Badan Litbang Kehutanan adalah sebanyak 376 kegiatan, dengan rincian 143
kegiatan litbang konservasi dan rehabilitasi, 147 kegiatan litbang peningkatan
produktivitas hutan, 51 kegiatan litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil
hutan, 35 kegiatan perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Realisasi capaian
output kegiatan penelitian pada tahun 2013, tercapai 100%
Sasaran:
Penelitian dan pengembangan (litbang) kehutanan memegang peranan yang sangat
penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
dapat digunakan dalam penetapan berbagai kebijakan umum, kebijakan teknis dan
kebijakan operasional. Dengan demikian diharapkan hasil-hasil litbang kehutanan
dapat menjadi trend setter dalam pembangunan kehutanan pada khususnya, dan
Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan 1
Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna
2
31
pembangunan di segala bidang pada umumnya. Untuk itu, hasil-hasil litbang berupa
IPTEK dasar dan terapan harus terus menerus didorong dan dikembangkan agar
dapat diterapkan dan dimanfatkan oleh berbagai pihak yang memerlukan.
Salah satu tujuan dan sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan adalah setiap
output Iptek yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait.
Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan,
pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya. Setiap judul
atau kegiatan penelitian yang dilaksanakan harus mampu menghasilkan iptek dan
minimal 60% iptek yang dihasilkan dimanfaatkan oleh pengguna.
Berkaitan dengan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2010-2014, fokus kegiatan
litbang kehutanan selain pada kualitas litbang namun juga mendorong tingkat
kebermanfaatan IPTEK dari hasil-hasil litbang yang dilakukan oleh Badan Litbang
Kehutanan. Pada prinsipnya perhitungan outcome dipergunakan juga untuk
memantau perkembangan pemenuhan target renstra yaitu capaian indikator kinerja
kebermanfaatan IPTEK pada akhir renstra tahun 2014 minimal 60%.
Perhitungan outcome (kebermanfaatan) hasil IPTEK dimulai dari capaian
pelaksanaan satuan terkecil yaitu pelaksanaan setiap judul-judul penelitian.
Selanjutnya diakumulasikan menjadi kegiatan riset untuk menghasilkan paket
IPTEK. Dalam hal ini, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil IPTEK
untuk setiap kegiatan litbang kehutanan.
Untuk mengukur capaian outcome, Badan Litbang Kehutanan sudah membuat
kriteria sebagaimana Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian
No. Jenis Penelitian Kriteria Nilai
Outcome (%) 1. Riset Terapan/Teknis Telah diterapkan, RSNI 100
Demplot, jurnal terakreditasi, buku 80 Alih teknologi, prosiding, publikasi populer (koran, warta)
60
Gelar teknologi, pameran 40 Draft publikasi, poster, banner, leaflet
20
2. Riset Terapan/Kebijakan Menjadi kebijakan, SK Menhut, RSNI 100 Bahan kebijakan, draft SK Menhut, jurnal terakreditasi, buku, petunjuk teknis, pedoman
80
Policy brief, prosiding, publikasi ilmiah (koran, warta)
60
Seminar 40 Draft publikasi, draft petunjuk teknis, draft pedoman
20
32
No. Jenis Penelitian Kriteria Nilai Outcome (%)
3. Riset Dasar Paten, hak cipta, perlindungan varietas tanaman, RSNI, penemuan teori/inovasi baru, jurnal internasional
100
Jurnal terakreditasi, buku, draft paten 80 Prosiding, publikasi populer (koran, warta) 60 Seminar 40 Draft publikasi 20
Berikut capaian dari masing-masing indikator kinerja:
1. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 paket, minimal 60%.
Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 7 paket iptek adalah 48,69%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60%
adalah 81,16%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya
merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 81,16% pada tahun 2013 ini, berarti
sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang bidang konservasi dan rehabilitasi
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil litbang di bidang konservasi dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2013
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
1.
Pengelolaan Hutan Lahan Kering
Informasi Teknis: • Tipologi potensi biomassa dan karbon HL Rinjani Barat • Klasifikasi fragmentasi vegetasi hutan berdasarkan kriteria
perkembangan vegetasi jenis kanopi utama • Informasi potensi dan nilai manfaat HL-Rinjani Barat sebagai
penyedia jasa lingkungan (karbon, air, wisata) • Informasi status pengelolaan, potensi pemanfaatan dan nilai
manfaat air HL P. Tarakan • Informasi nilai manfaat ekowisata HL Gunung Mutis • Informasi kelembagaan lokal terkait pengelolaan KPHL Rinjani
Barat (nilai sosbud masyarakat, peran dan kekuatan hukun adat)
• Informasi ilmiah pengelolaan kolaboratif hutan lindung Gunung Lumut
Teknik: • Teknik rehabilitasi areal hutan terdegradasi di IUPHHK
Restorasi Ekosistem (pada berbagai level gradasi kerusakan hutan)
Model: • Model rehabilitasi HL berbasis HHBK (kondisis sosek, lokasi,
jenis, teknik)
Pedoman: • Pedoman “Penggunaan Model Alometrik untuk Pendugaan
Biomassa dan Stok Karbon Hutan di Indonesia”
33
Demplot: • Demplot seluas 50,5 ha ujicoba teknik rehabilitasi areal hutan
terdegradasi di IUPHHK-RE PT REKI • Demplot 5,5 ha model rehabilitasi berbasis HHBK di HL Rinjani
Barat • Demplot seluas 7,5 ha ujicoba rehabilitasi berbasis bahan bakar
nabati di HL Rinjani Barat dan Bali Timur
Demplot:
2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai
Metode: • Metode penanaman untuk kondisi tapak ekstrim (Aceh, bekas
tsunami, habitat lumpur bercampur pasir) • Metode penanaman pada pulau-pulau kecil (aplikasi 3 jenis :
nyamplung, cemara laut, ketapang) pada substrat pasir (lokasi: P. Selayar)
Informasi Teknis: • Informasi teknis peran mangrove dalam menyerap polutan
perairan • Informasi teknis nilai dan manfaat mangrove dan ekosistem
pantai (bahan pangan, madu) • Pengembangan jenis-jenis mangrove untuk budidaya arang
kayu • Pengembangan HTI mangrove
Teknik: • Teknik rehabilitasi dan silvofishery (Manggarai Barat dan Golo
Sepang) • Teknik budidaya mangrove • Teknik pembibitan Sonneratia alba Model: • Model kemitraan pemanfaatan dan pengelolaan hutan
mangrove • Model allometrik mangrove Demplot: • Demplot ujicoba penanaman nyamplung, ketapang dan cemara
laut seluas ± 0,7 ha. • Demplot penanaman Rhizophora sp. dan Avicennia sp. • Demplot penanaman nyamplung seluas ± 1,5 ha. • Demplot penanaman mangrove pada tambak di Blanakan ± 5
ha.
34
3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut
Informasi Teknis: • Informasi fenologi 28 jenis tumbuhan HRG • Informasi teknis faktor serapan dan emisi karbon HRG • Informasi kesesuaian jenis untuk rehabilitasi HRG bekas
terbakar • Rancangan C&I penentuan kawasan konservasi pada HRG eks
PLG Kalteng
Teknik/Model: • Teknik rehabilitasi lahan gambut bekas terbakar dengan
PURANGPOS • Model kelembagaan pengelolaan konservasi HRG
4.
Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme
Paten: • Paten produksi gaharu buatan Informasi Teknis: • Informasi keragaman genetik eboni, ulin dan cempaka • Informasi morfologi dan keragaman genetik banteng (Jawa) dan
trenggiling (Jawa, Sumatera, Kalimantan) • Informasi habitat dan populasi trenggiling, anoa, labi-labi, tarsius • Informasi pohon bahan baku obat • Koleksi 1897 isolat (bakteri 891; yeast 421; fungi 585) • 54 isolat teridentifikasi untuk inokulan gaharu (16 isolat telah
diujicoba) • Koleksi 1.000 isolat potensial penghasil bioetanol (3 isolat telah
dipublikasikan dalam jurnal internasional) • Peta sebaran macan tutul di Jawa Tengah dan Jawa Barat • Penggunaan fasilitas penelitian penangkaran rusa untuk program
S1, S2 dan S3 • Pengakuan pemerintah daerah terhadap Iptek inokulasi gaharu
Teknik: • Teknik eradikasi Acacia nilotica dan restorasi savana Baluran • Teknik inokulasi gaharu (masuk dalam Riset Inovatif 101 dan 102) • Teknik pengendalian hama gaharu budidaya secara biologis Model: • Model penangkaran rusa timor (pola kandang dan formula makan)
Buku/draft akademis/grand strategi/masterplan: • Buku NDF pemanfaatan ramin • Buku Eboni • Buku Anoa • Buku Burung Nuri Talaud • Buku pemanfaatan 6 jenis tumbuhan hutan penghasil buah
sebagai sumber bahan pangan di tanah Papua • Buku: re-diversifikasi pangan di tanah Papua • Buku : mengenal rumah adat suku hatam Lymama Kabupaten
Manokwari berdasarkan jenis kayu yang dimanfaatkan • Buku: buah-buahan yang dapat dimakan di kawasan TWA Gunung
Meja Papua Barat
35
• Draf akademis review kebijakan silvikultur ramin • Grand strategi Laboratorium Mikrobiologi Hutan Tropis • Masterplan penelitian gaharu
Demplot: • Plot tanaman gaharu (40 Ha : 20.000 tanaman) di KHDTK
Carita • Kebun konservasi genetik ramin di OKI dan Tumbangnusa
5. Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem
Informasi Teknis: • Informasi nilai manfaat kawasan konservasi berupa sumber air,
satwa liar, lingkungan (TN Batang Gadis, TN Merbabu, TN Berbak, TN Alas Purwo, TN Bantimurung Bulusaraung)
• Informasi strategi manajemen kawasan konservasi • Kriteria dan indikator penentuan fungsi kawasan konservasi
Draft akademis: • Draf akademis usulan hutan Makongga sebagai kawasan
konservasi Model: • Model pengelolaan daerah penyangga kawasan konservasi
36
6. Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Provinsi Lintas Kabupaten
Informasi Teknis: • Sistem perencanaan pengelolaan DAS • Luas hutan optimal dalam perspektif tata air • Monev teknik konservasi tanah dan air • Sistem implementasi PHBM DAS mikro
Teknik: • Teknik remote sensing & SIG untuk karakterisasi DAS
7. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS
Informasi Teknis: • Info/peta kesesuaian jenis pohon untuk rehabilitasi tingkat DAS
dan beberapa sub DAS • Aplikasi teknik KOFFCO, alat deteksi tanah longsor dan mikrohidro • Pengelolaan lahan pantai berpasir
Teknik: • Teknik rehabilitasi dan restorasi lahan bekas tambang (emas,
timah dan batubara) • Teknik cover crops Model: • Modelling tataguna lahan untuk optimalisasi air
37
2. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 paket, minimal 60%.
Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 6 paket iptek adalah
48,53%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60%
adalah 80,88%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya
merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014,
sehingga dengan capaian outcome sebesar 80,88% pada tahun 2013 ini, berarti
sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60%
diperkirakan akan tercapai. Secara rinci hasil litbang bidang produktivitas hutan
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil litbang di bidang produktivitas hutan sampai dengan tahun 2013
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari
Rekayasa Alat: • Rekayasa alat pengukuran pita volume pohon Teknik: • Teknik pengayaan bekas jalan sarad dengan tanaman meranti Umur 28 bln: - pertumbuhan tinggi 89,32 cm/thn,
- pertumbuhan diameter 0,91 cm/thn
Formula: • Formula pendugaan volume pohon (Tabel Volume) untuk 12
jenis dipterokarpa: Dipterocarpus glabrigemmatus, D. stellatus, D. acutangulus D. confertus Dipterocarpus sp., Dryobalanops lanceolata, Parashorea sp., Shorea laevis, S. macrophylla, S. smithiana, dan Vatica sp.
2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu
Benih Unggul: • Benih unggul jati, mahoni, jabon, gmelina dan sengon dari
sumber benih yang dilepas sesuai SK Menhut No. SK 707/Menhut-II/2013.
• Benih unggul mahoni yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 792/Menhut-II/2013.
38
Teknik: • Teknik uji cepat viabilitas, iradiasi benih, priming, peningkatan
produksi, perbanyakan generatif dan vegetatif, serta standardisasi mutu benih dan bibit untuk 8 jenis (kayu bawang, sengon, nyawai, tembesu, jelutung, krasikarpa, jabon putih, dan bambang lanang)
• Teknik budidaya 8 jenis cepat tumbuh. • Teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman (sengon,
jabon, gmelina) Sengon : - Hama Eurema (kupu kuning), ulat kantong, boktor
- Penyakit karat tumor Jabon : - Hama Cosmoleptrus sumatranus, Arthoschista
hilaralis, Zeuzera sp, Coptotermes sp, Daphnis hypothous.
- Penyakit bercak daun, embun jelaga, lodoh, busuk batang dan akar
Gmelina: - Hama Tingis beesoni - Penyakit bercak daun • Teknologi pengembangan pestisida nabati dan hayati (jamur
entomopatogen Beauveria bassiana, ekstrak suren, ekstrak mimba)
Buku: Buku Budidaya Jelutung Rawa
Pohon Tembesu umur 6 tahun (lokasi: Kemampo, Palembang)
Tegakan Jelutung Rawa
3.
Agroforestry
• Model-model agroforestry/wanatani - dengan tanaman semusim: jagung, kacang - dengan tanaman tahunan: salak, kopi, kapol laga
39
4. Pengelolaan Dipterokarpa
Teknik: • Teknik manipulasi lingkungan untuk meningkatkan
pertumbuhan jenis dipterokarpa
Model: • Model simulasi dan kriteria Multisistem Silvikultur (MSS) Buku: • Buku Budidaya S. balangeran
Teknik manipulasi lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan jenis Dipterokarpa
5. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Benih Unggul: • Benih unggul (kayu pertukangan, kayu pulp, kayu energi,
HHBK) • Benih unggul Mangium F2 yang dilepas dengan SK Menhut
No. SK 790/Menhut-II/2013 • Benih unggul Pelita F2 yang dilepas dengan SK Menhut No.
SK 791/Menhut-II/2013
Informasi Teknis: • Karakteristik sifat unggul pada 4 jenis prioritas HHBK (Santalum
album, Tengkawang, C. inophyllum) • Keragaman potensi genetik : minyak nabati (Tengkawang);
rendemen & sifat fisiko-kimia biofuel dan kandungan coumarin (C. inophyllum), rendemen azadirachtin (A. indica)
Demplot: • Sumber Benih (Sudah dibangun 115 demplot, 66 jenis, luas
5.044,44 Ha) Buku: • Buku tentang prospek pengembangan jabon merah • Buku tentang prospek pengembangan cempaka
40
6. Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu-FEMO
Benih Unggul: • Sutera alam
- Benih Unggul Murbei Hibrid Suli 01 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 793/Menhut-II/2013
- Benih Unggul Ulat Sutera PS 01 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 794/Menhut-II/2013
- Kerjasama dengan Pemkot Tomohon dan Ditjen BPDASPS dalam pengembangan sutera alam di Kota Tomohon, Sulawesi Utara
- Kerjasama dengan PT Sarongge - Kerjasama dengan Perum Perhutani KPH Pati dan
Temanggung • Ulat sutera unggulan Litbang
- 4 hibrid harapan lebih baik dari BS 09 yang sudah dilaunching sebelumnya
• Murbei unggulan Litbang: - Morus. australis x M. indica (tahan kekeringan) - M.cathayana x Amakusugawa klon 12 (tahan kekeringan) - M. cathayana x shalun CS.1 (tahan kekeringan) - KI 14, KI34, KI 41 yang merupakan persilangan M. khunpai
dan M. Indica-S-54 (unggul dibanding jenis lokal sulawesi) M. shalun dan M. lembang
Informasi Teknis: • Budidaya bambu dan rotan jernang
- Kerjasama dengan PemKab Malang, Perhutani dan Pengusaha Bambu di Kab Malang untuk pengembangan bambu di Malang
- Kerjasama dengan Pemkot Palu dan Pemprov Gorontalo untuk pengembangan Rotan di Palu dan Gorontalo.
• Budidaya nyamplung membangun desa mandiri energi berbasis nyamplung di Purworejo
• Budidaya kilemo • Potensi dan sebaran kayu energi (akor, pilang, weru dan
kaliandra) • Potensi dan sebaran ganitri, masoi, bidara laut, kratum,
penghasil minyak kruing, cendana dan bambu Teknik: • Teknologi penurunan kadar air madu dan diversifikasi produk
(bee pollen, propolis) • Teknik pembibitan dan perbenihan akor, pilang, weru,
kaliandra, kilemo, ganitri, rotan jernang dan kemenyan. Demplot: • Demplot kayu energi • Demplot pengembangan HHBK
- Demplot tanaman obat di Solo (kerjasama dengan Perhutani) - Peran aktif dalam scientifikasi jamu dalam wadah Tanaman Obat Indonesia
- Demplot pengembangan minyak atsiri dengan Pemkab Pasaman Barat, Sumbar
- Desa Mandiri Energi berbasis nyamplung di Purworejo - Demplot uji provenan tanaman nyamplung di Yogyakarta.
Sutera alam
41
Budidaya Kilemo
3. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna bidang
keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 paket,
minimal 60%
Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 5 paket iptek adalah
43,20%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60%
adalah 72,00%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya
merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014,
sehingga dengan capaian outcome sebesar 72,00% pada tahun 2013 ini, berarti
sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60%
diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan
pengolahan hasil hutan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sampai dengan tahun 2013
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu
Data dan Informasi: • Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan kayu Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan NT (46 jenis) • Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan rotan (13 jenis) • Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan bambu (6 jenis)
2. Keteknikan Hutan
dan Pemanenan Hasil Hutan
Data dan Informasi: • Data dan informasi ukuran petak optimal dan hasil ujicoba di
Jambi, Riau, Kalbar • Data dan informasi stabilisasi jalan menggunakan material
setempat, dan alat bantu logging (pola rantai ) • Data dan informasi hasil uji teknik tree length logging dan
faktor eksploitasi, serta penyiapan lahan SILIN (penebangan dan penyaradan)
• Data dan informasi formula stimulan organik resin pinus
42
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
Teknik: • Teknik pemanenan tree length logging draft pedoman
pemanenan; teknik pemanenan lahan dalam implementasi SILIN
• Teknik pemanenan resin keruing
3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu
Data dan Informasi: • Data dan informasi pembuatan produk lamina, papan serat,
hybrid bermatrik polipropilen dan potray serat kayu • Data dan informasi stabilisasi dimensi secara fisik; Stabilisasi
warna kayu pinus, pulai, jamuju dan kisampang • Data dan informasi teknik laminasi bambu komposit untuk
mebel dan konstruksi ringan serta bambu struktural dan komponen dinding
• Data dan informasi pembuatan pulp dan kertas, pemanfaatan limbah
• Data dan informasi kajian pasar dan analisis ekonomis produk kertas dan papan serat
• Telah dihasilkan 2 Konsep SNI dari target 4 SNI yaitu : Konsep SNI kayu lapis bermuka poliuretan dan bahan berwarna
Teknik: • Teknik produksi resorsinol untuk bahan perekat kayu komposit
dan hasil ujicoba pada berbagai produk • Teknik reduksi emisi formaldehide produk panel kayu dan hasil
ujicoba
4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu
Data dan Informasi: • Data dan informasi pengolahan dan pemanfaatan jernang (anti
koagulasi), tengkawang (substitusi komponen lipstik), dryobalanops (komponen parfum)
• Data dan informasi pembuatan karbon kemurnian tinggi bahan baku nano karbon, energi dan carbon store, produksi ragi untuk bio-etanol, standar mutu gaharu, penyulingan dan pemanfaatan limbah gaharu
Teknik: • Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis karbohidrat
(bioethanol) mangrove, nira • Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis lemak (biodiesel) bintaro, kemiri sunan
• Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis selulosa & hemiselulosa (bio-oil) serbuk gergaji
• Teknik pengolahan biokerosene basis tanaman kehutanan (Mataram)
5. Perekayasaan Alat
dan Substitusi Bahan Pembantu
• Prototipe sudah final : Portable chipper, alat bantu pemanenan dengan sistem kabel, alat pembuat woodpellet, alat pembuat biooil, identifikasi kayu
• Formula bahan pengawet. Yang masih akan disempurnakan adalah formula pereaksi pendeteksi gaharu
43
4. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang
perubahan iklim dan kebijakan sebanyak 7 paket, minimal 60%
Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 7 paket iptek adalah
48,10%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60%
adalah 80,17%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya
merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014,
sehingga dengan capaian outcome sebesar 80,17% pada tahun 2013 ini, berarti
sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60%
diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan sampai dengan tahun 2013
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
1.
Manajemen Lanskap Berbasis DAS
• Publikasi Ilmiah:
- Karakteristik ekologi dan sosial ekonomi DAS kritis dan tidak kritis (Studi kasus DAS Baturusa dan DAS Cidanau) (draft)
- Permasalahan penataan tata ruang kawasan hutan dalam rangka revisi rencana tata ruang wilayah provisi (RTRWP)
- Kajian paduserasi Tata Ruang Daerah (TRD) dengan Tataguna Hutan (TGH)
- Pengaruh dinamika spasial sosial ekonomi masyarakat pada suatu lanskap DAS terhadap keberadaan lanskap hutan
- Persepsi para pihak terhadap lanskap berhutan di aliran sungai Lematang kota Pagaralam, hulu DAS Musi Sumatera Selatan
- Perhitungan infiltrasi tanah pada berbagai penggunaan lahan di DAS Citanduy Hulu (draft)
- Peran faktor dalam menjaga eksistensi lansekap hutan di DAS Asahan (draft)
- Pengembangan hutan rakyat: Upaya mewujudkan tata ruang berwawasan lingkungan
- Optimalisasi manfaat hutan melalui pengelolaan lanskap berbagai DAS
- Landscape management approach: An Institutional Challenge to Sustain Forests in Indonesia
- Stakeholders perception of watershed management an analysis of Tulang Bawang Watershed
• Alih Teknologi:
- Penghitungan Karbon Hutan
• Policy Brief: - Melestarikan lanskap hutan Sumbawa melalui penguatan kelompok tani madu hutan
- Sumur resapan salah satu teknologi yang paling memungkinkan dalam menanggulangi banjir DAS Ciliwung
44
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
2.
Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan
• Publikasi Ilmiah: - Kajian kebijakan hutan kota: studi kasus di Prov DKI Jakarta - Kajian jenis pohon potensial pada hutan kota di Bandung - Analisis cadangan karbon pohon pada lanskap hutan kota di DKI Jakarta
- Potensi dan kontribusi pohon di perkotaan dalam menyerap GRK studi kasus taman kota monas Jakarta
- Kebijakan hutan kota di Kaltim - Analisa kebutuhan luasan area hijau berdasarkan daya serap CO2 di Kab. Karanganyar Jateng (draf)
- Evaluasi jenis pohon bagi konservasi keragaman tanaman hutan kota di DKI Jakarta (draf)
- Kajian jenis edafis dan koleksi jenis pohon pada arboretum Gunung Batu Kota Bogor (draft)
- Capaian pengembangan RTH di kota Bandung (draft) - Peran faktor demografi dalam pengembangan hutan kota (draft)
- Potential Indonesian forest plants for ornamental in urban areas
- Kajian kesesuaian jenis pohon berdasarkan tipe dan bentuk hutan kota pada hutan kota Medan, Sumut.
- Hutan kota dan keanekaragaman jenis dan pohon di Jabodetabek
- Panduan pemilihan jenis pohon hutan kota
• Alih teknologi: - Hutan kota dan manfaatnya bagi lingkungan - Hutan sebagai penghasil jasa lingkungan
• Policy Brief: - Strategi penguatan kelembagaan hutan kota - Pengembangan zonasi fungsi hutan kota daerah pantai dan daratan tertutup
- Kajian jenis pohon potensial untuk pengembangan hutan kota
- Pembangunan hutan kota, hanya slogan belaka : studi kasus di Jabodetabek
• Bahan Kebijakan: - Draft revisi PP 63/2002 - Draft revisi Permenhut No. 71 tahun 2007 tentang Hutan Kota
Kontribusi terhadap Hutan Kota (HK) • Inisiasi Pembangunan HK di Palangkaraya • Perubahan Perda HK di Samarinda • Pemindahan pohon karena perluasan areal Tol Jagorawi • Pembuatan demplot HK di Cijago Tol Jagorawi Km 16 (Depok)
inisiasi Kapuspijak 1200 pohon 37 jenis • Pembuatan forum pakar HK • Pembuatan design engineering HK Holcim Cilacap • Konsultan pada Pembangunan HK di Tasikmalaya • Pembangunan tropical highway garden di Jalan Tol Jagorawi
(CSR Garuda Indonesia) • Tanam 60 jenis pohon potensial (CSR Bahana Sekuritas) • Pembanguan HK Toyota Astra di Kawasan Industri terpadu
Kerawang (design engineering) • Terlibat pembangunan Ecopark di Pulau Sarangan Bali
45
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi Dari Deforestasi dan Degradasi
• Publikasi Ilmiah: - Pendanaan dan distribusi pembayaran untuk REDD - REDD+ dan forest governance - Pedoman pengukuran karbon mendukung penerapan REDD+ - Tingkat kesiapan implementasi Redd di Indonesia berdasarkan persepsi para pihak, studi kasus Riau
- Cadangan karbon hutan lindung Long Ketrok Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur
- Analisis resiko kegagalan implementasi REDD+ di Prop. Riau - Persepsi para pihak tentang mekanisme distribusi insentif REDD melalui dana perimbangan pusat dan daerah
- Analisis variabilitas iklim di Bali - Upaya pembangunan Hutan Tanaman Industri terhadap penurunan emisi karbon
- Faktor penentu keberhasilan implementasi pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan
- Analisis peran para pihak dalam rancangan mekanisme distribusi insentif REDD+
- Identifikasi tenurial sebagai prakondisi untuk implementasi REDD
- Kajian perubahan iklim pada zona ekosistem di pulau Lombok - Naskah publikasi pada Journal of Forestry Reserach, Badan Litbang Kehutanan dengan judul “The Challenge On Arfak Mountains Natural reserves Use”
- Peluang pasar karbon skala rakyat dan pengaruhya terhadap kelayakan usaha hutan jati di Purwakarta (draft)
- Analisis resiko kegagalan implementasi REDD+ di Prop Riau (draft)
- Analisis biaya implementasi REDD+ di Taman Nasional Meru Betiri (draft)
- Peluang pasar karbon skala rakyat dan pengaruhnya terhadap kelayakan usaha hutan jati (draft)
- Analisis cadangan karbon pohon pada lanskap hutan (draft) - Penguatan tata kelola kepemerintahan untuk implementasi REDD+ di Indonesia (draft)
- Pembelajaran mengenai pasar pendanaan REDD+ dari mekanisme pembayaran jasa air dan jasa karbon (draft)
- Analisis kelembagaan REDD+ TN Meru Betiri (draft) - Kajian beberapa standar karbon sukarela untuk kegiatan REDD+ (draft)
- Potensi stok karbon dan tingkat emisi pada kawasan DA di Kalimantan
- Analisis kesiapan tiga kabupaten di Kalimantan dalam upaya mendukung implementasi REDD+
- Prosiding dialog prospek perdagangan karbon dari mekanisme REDD+
- Peran hutan rakyat dalam mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan
- Potensi simpanan karbon di kawasan hutan - Dukungan kelembagaan lokal dalam implementasi REDD + di Pulau Lombok
- Inter governmental fiscal transfer for conservation management : The case of REDD in Indonesia
- Rekomendasi workshop pendanaan dan distribusi insentif Redd+
- Local stakeholder’s perception on Redd - Hutan dan perubahan iklim
46
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
- Perubahan iklim, Redd+ dan komitmen nasional Indonesia - Global warming, ancaman serius planet bumi
• Policy Brief: - Bagaimana pendangan para actor yang terkait dengan implementasi REDD+ di daerah?
- Strategi keberhasilan REDD+ : pendekatan social ekonomi dan budaya
- Opsi mekanisme distribusi insentif untuk Redd +? - Rancangan pembayaran jasa lingkungan untuk melaksanakan REDD+ di Indonesia
- Pengukuran kelayakan implementasi Redd+ di Indonesia - Strategi keberhasilan Redd+: pendekatan sosial ekonomi dan budaya
- Transfer fiskal antara pemerintah Pusat-Daerah untuk melaksanakan distribusi manfaat Redd+
- Nested approach sebuah pilihan pendekatan penerapan Redd+ di Indonesia
- Bagaimana mekanisme distribusi peran dan manfaat REDD+ yang efisien dan berkeadilan?
- Biodiversity as an important part of Redd+ mechanism benefit
• Alih Teknologi: - Mekanisme insentif dalam mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan
- Technical training/demonstration on estimating the opportunity cost of Redd+ In Indonesia
- Hutan dan karbon - Pembayaran dan perdagangan karbon
• Bahan Kebijakan: - Draft usulan revisi PP Nomor 59 tahun 1998 tentang Pajak Karbon Hutan
4. Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory)
• Publikasi Ilmiah: - Cadangan karbon pada berbagai tipe hutan dan jenis tanaman di Indonesia
- Pedoman Pengukuran Karbon Mendukung Penerapan REDD+ - Cadangan karbon hutan lindung Long Ketrok Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur
- Persamaan allometrik biomassa dan karbon untuk pendugaan simpanan karbon pada savana Corypha utan
- Potensi dan kontribusi pohon di perkotaan dalam menyerap GRK studi kasus: Taman kota Monas Jakarta
- Persamaan allometrik untuk menduga karbon jenis meranti (Shorea teysmanniana) di hutan alam rawa gambut
- Daur optimal hutan rakyat monokultur dalam konteks perdagangan karbon: Suatu Tinjauan Teoritis
- Cadangan karbon hutan bekas tebangan pembalakan berdampak rendah dan konvensiaonal di Kaltim
- Aplikasi IPCC guideline 2006 untuk perhitungan emisi GRK kehutanan di Sumsel
- Potensi karbon jenis endemik Papua - Upaya pembangunan Hutan Tanaman Industri terhadap penurunan emisi karbon
- Persamaan-persamaan alometrik untuk pendugaan total biomasa atas tanah pada genera Pometia di kawasan hutan tropis Papua
47
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
- Estimasi kelayakan finansial pengurangan emisi pada konfersi lahan hutan menjadi lahan perkebunan di Propinsi Kalimantan Timur
- Potensi simpanan karbon hutan tanaman jati (Tectona grandis) studi kasus di Kabupaten Kupan dan Belu Propinsi Nusa Tenggara Timur
- Karbon sukarela untuk kegiatan REDD+ (draft) - Potensi cadangan karbon tegakan hutan sub Montana di TN Gunung Halimun Salak (draft)
- Kesiapan implementasi REDD+ : mitigasi banjir untuk kegiatan penurunan degradasi hutan Prov Jatim (draft)
- Kesiapan implementasi REDD+ pengendalian kebakaran hutan untuk kegiatan penurunan degradasi hutan di Priov Jatim (draft)
- Perhitungan karbon berdasarkan kelas tutupan lahan di kawasan hutan lindung Sungai Wain (draft)
- Penaksiran bilangan bentuk pohon Huek (Eucalyptus alba) di Pulau Timor untuk meningkatkan akurasi pengukuran simpanan karbon (draft)
- Penyusunan persamaan allometrik biomass pohon huek (Eucalyptus alba) di Pulau Timor untuk meningkatkan akurasi pengukuran simpanan karbon (draft)
- Potensi dan nilai ekonomi karbon pada tegakan Agathis, Mahoni dan Pinus di hutan lindung Sukamayo (draft)
- Metode perhitungan simpanan karbon pada hutan tanaman gambut jenis A. Crassicarpa (draft)
- Memberdayakan pengelolaan agroforestry sebagai salah satu upaya dalam mitigasi perubahan iklim : Studi kasus Kabupaten Bengkulu Tengah Prov Bengkulu (draft)
- Cadangan carbon hutan rakyat tanah mineral (Studi kasus di Tasikmalaya dan Ciamis) (draft)
- Implementasi pembangunan rendah karbon – CIFOR - Ekspose hasil-hasil penelitian Pusat Penelitian Sosek dan Kebijakan Kehutanan
- Pengukuran dan pendugaan stok karbon untuk jenis Dipterokarpa pada hutan alam di Areal IUPHHK-HA PT. Aya Yayang Indonesia, Kalimantan Selatan dan di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat
- Pembuatan SOP untuk digunakan di perusahaan dalam menduga biomassa di atas tanah
- Konservasi hutan tropic untuk REDD+ dan peningkatan stok karbon di TNMB - seminar “Peran Hutan dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim”
- Allometric equations for estimating aboveground biomass in Papua tropical forests
- Application of IPCC guidelines in Meru Betiri National Park for estimating REL
- Training on technique of inventory for farmer’s resource to support tropical forest conservation through the activity of REDD+ in Meru Betiri NP
- Linking community monitoring with National MRV for REDD+ - Developed standard operation procedures for field measurement review methodology, prepare PDD and conduct validation to assess the applied methodologies by a selected standard system
48
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
• Policy Brief:
- Penentuan tingkat emisi REL GRK di sektor kehutanan - Pelaksanaan inventarisasi GRK sektor kehutanan - Strategi penurunan emisi GRK sektor kehutanan (strategy in reducing green house gass emission for forestry sector)
- Cukupkah rehabilitasi hutan dan lahan nasional sebagai jawaban untuk komitmen penurunan emisi GRK kehutanan
- Melihat demonstration activities untuk pengukuran, pelaporan dan verifikasi (MRV) REDD+ di TN Meru Betiri
- Penerapan business as usual emisi GRK sektor kehutanan, seberapa pentingkah?
- Pelaksanaan inventarisasi GRK sektor kehutanan (draft) • Alih Teknologi:
- Technical training/demonstration on monitoring, reporting & verification of REDD+ In Indonesia
- Menghitung emisi dan serapan GRK dari sektor kehutanan - Hutan dan karbon - Pengenalan project design dokumen (PDD) - Pengukuran biomassa dan karbon - Praktek lapangan pengukuran karbon - Perhitungan emisi dan serapan GRK kehutanan menggunakan IPCC/GL
5. Adaptasi
Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Terhadap Perubahan Iklim
• Publikasi Ilmiah: - Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim pada ekosistem pegunungan (kasus di gunung Talangkab. Solok Sumatera Barat)
- Gender dalam adaptasi perubahan iklim pada ekosistem pegunungan di Kabupaten Solok, Sumatera Selatan
- Penguatan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia untuk mitigasi perubahan iklim melalui kerangka Redd+
- Agroforestry untuk adaptasi dan mitigasi PI - Seleksi species adaptif pada daerah kering untuk antisipasi perubahan iklim
- Pengaruh elevasi terhadap struktur dan komposisi dan keanekaragaman vegetasi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (draft)
- Pengelolaan DTA Ranu Pane untuk mendukung restorasi ekosistem Ranu Pane (draft)
- Kondisi biofisik permanen sebagai kerentanan tetap di TN Bromo Tengger Semeru (draft)
- Analisis perubahan iklim dengan penginderaan jauh di TN Bali Barat (draft)
- Analisis perubahan ekoseistem akibat perubahan iklim di TN Bali Barat (draft)
- Analisis kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim di DAS Bajulmati, Baluran (draft)
- Kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim di lahan kering (draft)
- Biaya adaptasi terhadap perubahan iklim pada ekosistem pegunungan: kasus di Kab.Solok, Sumbar (draft)
- Analisis kerentanan ekosistem hutan akibat perubahan iklim dengan penginderaan jauh di Gunung Baluran (Prosiding Seminar HITI)
49
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
- Analisis tingkat sensitivitas di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akibat perubahan iklim (Prosiding Seminar Nasional Geospasial Day oleh Bakosurtanal, IGI dan Geo.UNS, Surakarta)
- Aplikasi PJ untuk mendukung konservasi kerentanan tumbuhan hutan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Arina Miardini) (Prosiding Seminar Nasional Geospasial Day oleh Bakosurtanal, IGI dan Geo. UNS, Surakarta)
- Komposisi dan keanekaragaman tumbuhan bawah berpotensi pada berbagai tipe ekosistem hutan di Taman Nasional Bali Barat (Prosiding Ekpose BPTKPDAS)
- Pengaruh perubahan iklim terhadap hasil air : Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Bajulmati (Prosiding Ekpose BPTKPDAS)
- Climate change adaptation vulnerability at community level in Indonesia (Asia Pacific Symposium on vulnerability assessment to natural and anthropogenic hazzard)
- International gathering and conference on climate change disaster management and social justice
- Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan dengan menggunakan teknologi PJ dan SIG : Studi kasus di Taman Nasional Bali Barat (Seminar BPTKPDAS)
- Women in climate change: gender representation in reducing poverty and protecting livelihood in Mountainous ecosystem at Solok District, West Sumatera (INAFOR)
- Analisis kerentanan ekosistem hutan akibat perubahan iklim” - Species adaptif pada daerah kering untuk antisipasi perubahan iklim
- Transforming knowledge into action for sustainable adaptation to CC (studi kasus di hutan mangrove Kab. Subang dan Kab. Pemalang)
- Adaptasi masyarkat sekitar hutan terhadap perubahan musim (seminar “ Peran hutan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim)
- Paper untuk Inafor: Vulnerability of mountain people of Papua to the climate change
• Policy Brief:
- Adaptasi masyarakat pesisir mengelola ketidakpastian dampak perubahan iklim
• Alih Teknologi:
- Social safe guard
6. Penguatan Tatakelola Kehutanan
• Publikasi Ilmiah: - Jalan terjal reforma agrarian - REDD+ dan forest governance - Kajian kelayakan pelaksanaan pengelolaan hutan di kawasan KPH
- Organisasi pembelajar dan implementasi kebijakan HKm - Komponen criteria dan indikator dalam tata kelola perusahaan kehutanan
- Peran hukum adat dalam pengelolaan dan perlindungan hutan di desa Sesaot dan Setulang
- Analisis model tenurial dalam satu unit manajemen kesatuan pengelolaan hutan
- Hubungan modal sosial dengan pemanfaatan dan kelestarian hutan lindung
50
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
- Evaluasi implementasi kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi
- Kajian implementasi kebijakan KPH di daerah - Perjalanan Kementerian Kehutanan menjadi organisasi unggul melalui sembilan syarat sukses dalam konteks reformasi birokrasi
- Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di bidang kehutanan: Studi kasus di Propinsi Riau dan Sumatra
- Kajian pemerintah kabupaten dalam desentralisasi pengelolaan hutan lindung Studi kasus di tiga kabupaten dalam DAS Batanghari
- Proses pembuatan kebijakan pembagian kewenangan - Pola tata hubungan kerja dalam pembangunan hutan kemansyarakatan (draft)
- Kajian kebijakan penguasaan lahan (land tenure) Kesatuan Pengelolaan Hutan. Studi kasus Kabupaten Lampung Selatan (draft)
- Model resolusi konflik lahan di KPHP Model Banjar (draft) - Analisis tujuan pembangunan KPH di Papua (draft) - Tata kelola kehutanan Indonesia, permasalahan dan langkah-langkah pembenahannya (draft)
- Discourse analysis in policy making process of decentralized management of protected forest (presentasi INAFOR)
- Seminar Hasil Penelitian di Lampung : Hak Atas Lahan (Land Tenure) dalam pembangunan KPH : Beberapa fakta kondisi deforestasi dan degradasi kawasan hutan
- Kebijakan reforma agraria di sektor kehutanan (Seminar konflik sumber daya alam dan reposisi reforma agraria di tengah dinamika ekonomi-politik pasca reformasi)
• Policy Brief:
- Apakah organisasi belajar mampu meningkatkan kinerja program Kehutanan
- Dampak Keputusan MK No 35/PUU-X/2012 terhadap pengurusan dan pengelolaan hutan
- Sejauh mana tupoksi Kemenhut mendukung pembangunan KPH
- Sudahkah tugas pokok dan fungsi Kementerian Kehutanan selaras dengan kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi
- Refleksi kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi di Indonesia
- Kebijakan pemanfaatan hutan lindung di masa desentralisasi - Good corporate governance di bidang kehutanan, Siapkah Kita?
7. Penguatan
Tatakelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan
• Publikasi Ilmiah: - Analisis kebijakan penyediaan lahan hutan tanaman industry - Strategi pembangunan hutan tanaman di Prov Kaltim - Kajian kebijakan penatausahaan kayu yang berasal dari hutan hak
- Analisis stakeholder dalam proses perijinan IUPHHK melalui mekanisme penawaran dalam pelelangan
- Dampak kebijakan makroekonomi dan perubahan faktor eksternal terhadap deforestasi dan degradasi hutan alam
51
No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang
- Upaya pembangunan HTI terhadap penurunan emisi - Distribusi nilai tambah pada rantai nilai mebel mahoni Jepara - Efisiensi dan produktifitas industri kayu olahan Indonesia periode 2004-2007: dengan pendekatan non-parametik
- Analisis finansial dan kelembagaan rantai nilai mebel mahoni jepara
- Kajian ekonomi usaha budidaya Pulai di Sumatera Selatan (draft)
- Penentuan skala investasi pembangunan hutan rakyat kayu pulp di Kabupaten Kuantan Senggigi (naskah Jurnal)
- Verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan perbandingan dengan sertifikasi sukarela pada level industry (draft)
- Draft Tesis S3 Research School di IPB - Naskah akademis penyusun Permenhut No. 30/menhut-II/2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan
- Penatausahaan pemasaran kayu rakyat (Prosiding ekspose hasil litbang dalam mendukung pembangunan sektor kehutanan di Jawa Tengah)
- Pengembangan kelembagaan hutan rakyat (Prosiding ekspose hasil litbang dalam mendukung pembangunan sector kehutanan di Jawa Tengah)
- Pentingnya insentif usaha budidaya rotan komersial • Policy Brief:
- Sistem verifikasi legalitas kayu vs Lacey Act: peluang dan tantangan
- HR di masa datang: ketidakseimbangan supply dan demand - Evaluasi tarif PSDH kayu hutan alam
- Ketidakseimbangan distribusi nilai tambah rantai nilai (value chain) meubel
- Hutan rakyat di masa datang : ketidakseimbangan supply dan demand
- Kebijakan ekspor kayu bulat hutan alam : meningkatkan kinerja pengelolaan hutan secara berkelanjutam
- Menuju komersialisasi kayu hutan rakyat : Hambatan, peluang dan saran kebijakan
- Tinjau ulang kewajiban penggunaan SKAU kayu rakyat
52
Secara umum nilai rata-rata capaian outcome dari keempat indikator kinerja adalah
47,13%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah
78,55%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target
yang akan dicapai pada akhir periode Renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian
outcome sebesar 78,55% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra
tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai.
Perhitungan outcome berdasarkan satuan terkecil yaitu judul kegiatan penelitian.
Outcome tiap judul penelitian pada tahun 2013 tidak bisa dipisahkan dari rangkaian
kegiatan terdahulu. Nilai realisasi outcome 47,13% merupakan rata-rata nilai
outcome semua judul penelitian dan beragam yang terangkum dalam 25 paket
penelitian integratif.
Tujuan dan sasaran strategis kedua renstra Badan Litbang Kehutanan adalah setiap
output Iptek yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait.
Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan,
pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya.
Capaian outcome sebagian besar berupa jurnal/publikasi ilmiah dengan nilai
outcome 60-80%. Beberapa capaian outcome masih berupa draft publikasi dengan
nilai outcome 20%, dan sebagian sudah diadopsi pengguna dengan nilai outcome
100%.
Dari target outcome minimal 60% yang akan dicapai pada akhir Renstra
tahun 2014, masih tersisa 12,87% yang harus dipenuhi selama tahun 2014.
Peningkatan capaian outcome pada dasarnya merupakan upaya agar hasil litbang
dapat berfungsi. Oleh karena itu upaya selanjutnya adalah memfasilitasi dan
mendorong hasil litbang agar dapat diterapkan. Beberapa upaya memfungsikan
hasil litbang, antara lain:
- Hasil-hasil penelitian yang masih berupa draft publikasi ilmiah segera difasilitasi
menjadi jurnal atau publikasi ilmiah lainnya
- Melaksanakan diseminasi (seminar, pameran, gelar teknologi, dll) terhadap hasil-
hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan pembangunan kehutanan yang
sedang dihadapi.
- Mendorong penulisan buku berdasarkan hasil litbang
- Mendaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM hasil-hasil penelitian yang layak
mendapat paten/hak cipta.
53
Berdasarkan capaian kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih ada
beberapa kegiatan yang belum mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian upaya peningkatan kinerja harus mendasarkan pada nilai outcome yang masih
rendah. Untuk itu upaya selanjutnya adalah memfungsikan hasil penelitian yang berarti meningkatkan nilai outcome.
Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output utama, tetapi merupakan output antara kegiatan penelitian. Output utama penelitian
adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir.
Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang.
Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan
kemanfaatan hasil-hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap kegiatan.
Apabila laporan kinerja ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan kebijakan, maka kebijakan litbang di tahun mendatang disarankan agar memberikan ruang, fasilitasi dan menekankan upaya diseminasi hasil litbang. Dengan demikian diharapkan hasil litbang dapat lebih dimanfaatkan oleh sasaran pengguna. Sebagai pemandu bagi penggunanya, maka topik penelitian mendatang harus mengarah pada kebutuhan masa depan yang menurut pertimbangan ilmiah akan menjadi hal
yang strategis. Pengejawantahan Badan Litbang menjadi pemandu (trendsetter) dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian bioenergi, pendayagunaan mikroba untuk obat dan energi serta teknologi nano. Ketiga topik tersebut merupakan bagian dari upaya Badan Litbang menjadi pemandu bagi kebutuhan strategis di masa datang.
54
Misi Kedua : Memantapkan unsur pendukung kelitbangan
Sasaran:
Kegiatan ini merupakan kegiatan dukungan manajemen dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan litbang.
Output yang dihasilkan dari sasaran ketiga ini antara lain terselenggaranya:
1. Diklat SDM lingkup Badan Litbang Kehutanan
2. Layanan perkantoran
3. Administrasi kepegawaian dan jabatan fungsional
4. Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan
5. Pengembangan hasil penelitian
6. Pengelolaan KHDTK/kebun benih/persemaian permanen
7. Perencanaan dan pengelolaan anggaran
8. Kerjasama teknis
9. Kajian issue actual
10. Evaluasi kinerja instansi
11. Informasi hasil penelitian/layanan data dan informasi
12. Pengelolaan website/jaringan LAN/internet/perpustakaan
13. Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelitian
14. Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek/buku perpustakaan
15. Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil penelitian
16. Pengelolaan laboratorium penelitian
17. Pengelolaan herbarium
18. Pengadaan barang/jasa
19. Renovasi gedung/bangunan
Pencapaian rata-rata outcome sasaran ini adalah sebesar 100%. Secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil Litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan Sumber Benih
3
55
C. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
1. Analisis Kinerja
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu bahwa selama tahun 2013 Badan
Litbang Kehutanan telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang cukup signifikan
atas sasaran-sasaran strategisnya. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan kegiatan
yang sebagian besar dapat tercapai sesuai dengan rencana baik target fisik maupun
target penggunaan anggaran. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 9 program
utama dan 3 program komplemen yang dilaksanakan, rata-rata pencapaian sasaran
Strategis Badan Litbang Kehutanan mencapai 92,85% dengan rincian sebagaimana
pada Tabel 13.
Tabel 13. Pencapaian kinerja sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan tahun 2013
No. Sasaran Renstra Capaian Kinerja Sasaran (%)
1. Tercapainya 100% luaran IPTEK Kehutanan. 100 2. Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan yang diadopsi
atau dimanfaatkan pengguna 78,55
3. Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.
100
RATA-RATA 92,85
Perbandingan capaian kinerja selama 3 tahun terakhir (tahun 2010 - tahun 2013),
dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.
Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja tahun 2010 - 2013
No. Sasaran Capaian Kinerja/Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Tercapainya 100% luaran IPTEK Kehutanan.
100 100 100 100
2. Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan yang diadopsi atau dimanfaatkan pengguna.
100 80,39 70,45 78,55
3. Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.
98,93 100 100 100
Rata-rata 99,64 93,46 90,15 92,85
56
Dari Tabel di atas, capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan terhadap tiga sasaran
yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar 92,85%,
termasuk kategori SANGAT BAIK.
Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja
harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga
untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus
dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan
secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya
bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan
penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output
utama, tetapi merupakan output antara bagi kegiatan penelitian. Output utama
penelitian adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil
penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir. Kondisi seperti ini tidak
menutup kemungkinan terjadi hambatan-hambatan yang mengakibatkan
terlambatnya penyelesaian kegiatan penelitian, disebabkan antara lain :
1) Kesinambungan penganggaran untuk kegiatan penelitian suatu judul tertentu.
2) Perubahan kebijakan baik eksternal maupun internal.
2. Akuntabilitas Keuangan
Pada Tahun Anggaran 2013, pagu anggaran Badan Litbang Kehutanan adalah
sebesar Rp 274.414.473.000,-. Realisasi sampai dengan akhir Desember 2013
adalah sebesar Rp 262.298.732.296 (95,58%).
Realisasi anggaran pada tahun 2013 per jenis belanja dan per sumber dana dapat
dilihat pada Tabel 15 dan 16.
Tabel 15. Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun 2013
Sumber: e-monev, Depkeu
Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %
Belanja Pegawai 106.695.812.000 102.608.766.288 96,17 Belanja Barang 141.219.664.000 133.734.512.593 94,70 Belanja Modal 26.498.997.000 25.955.453.415 97,95
Jumlah: 274.414.473.000 262.298.732.296 95,58
57
Tabel 16. Realisasi anggaran per sumber dana pada tahun 2013
Sumber: e-monev, Depkeu
Pagu dan realisasi anggaran untuk setiap Satker lingkup Badan Litbang
Kehutanan Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.
Tabel 17. Pagu dan realisasi anggaran per Satker lingkup Badan Litbang Kehutanan tahun 2013
Sumber: e-monev, Depkeu
Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Rupiah Murni 219.825.373.000 210.497.019.458 95,76
PNBP 37.035.366.000 34.456.950.641 93,04 Hibah Luar Negeri 7.900.186.000 7.704.277.422 97,52 Hibah Langsung Luar Negeri 9.653.548.000 9.640.484.775 99,86
Jumlah: 274.414.473.000 262.298.732.296 95,58
No. Satker Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % 1. Sekretariat 23.088.885.000 21.880.195.979 94,77 2. Puskonser 28.469.764.000 26.786.546.355 94,09 3. Pusprohut 15.637.010.000 15.642.187.873 100,03 4. Pustekolah 23.647.020.000 22.165.691.969 93,74 5. Puspijak 25.618.687.000 24.612.128.069 96,07 6. BBPD Samarinda 14.737.736.000 14.038.854.159 95,26 7. BBPBPTH Yogyakarta 17.888.998.000 16.989.139.405 94,97 8. BPTKPDAS Solo 9.891.929.000 9.571.346.134 96,76 9. BPK Palembang 12.070.891.000 11.478.885.401 95,10 10. BPK Makassar 10.497.586.000 10.077.906.080 96,00 11. BPK Aek Nauli 9.845.037.000 9.516.633.068 96,66 12. BPK Banjarbaru 11.429.541.000 11.100.419.191 97,12 13. BPK Manado 8.408.339.000 8.069.121.498 95,97 14. BPTHHBK Mataram 8.379.207.000 8.014.768.383 95,65 15. BPK Kupang 9.077.924.000 8.430.724.422 92,87 16. BPK Manokwari 10.809.836.000 10.313.047.778 95,40 17. BPTA Ciamis 8.722.067.000 8.399.478.197 96,30 18. BPTPTH Bogor 9.176.008.000 8.915.748.500 97,16 19. BPTKSDA Samboja 8.950.779.000 8.538.236.441 95,39
20. BPTSTH Kuok 8.067.238.000 7.757.673.394 96,16
Badan Litbang Kehutanan 274.414.473.000 262.298.732.296 95,58
58
Perbandingan pagu dan realisasi anggaran mulai tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
Tahun Pagu Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
TA 2010 212.264.885.000 195.991.584.433 92,33 TA 2011 232.256.167.000 212.807.630.561 91,63 TA 2012 257.564.401.000 243.666.162.145 94,60
TA 2013 274.414.473.000 262.298.732.296 95,58 Sumber: TA 2013 dari e-monev, Depkeu
59
Realisasi keuangan Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp
262.298.732.296 (95,58%) dari total pagu anggaran sebesar Rp 274.414.473.000.
Rata-rata capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 terhadap tiga
sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar
92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK.
Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat
berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan
kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja
dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan
pembelajaran sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang.
Transformasi paradigma akuntabilitas dari orientasi pada masukan (Inputs Oriented
Accountability) dan proses ke arah akuntabilitas pada hasil (Results Oriented
Accountability), telah diadaptasi oleh seluruh pimpinan Badan Litbang Kehutanan.
Badan Litbang Kehutanan akan melakukan langkah lebih lanjut dan upaya perbaikan
untuk menyempurnakan implementasi prinsip transparansi dan akuntabilitas pada
dokumen LAKIP-nya, sehingga peningkatan kinerja seperti yang diinginkan oleh
publik dapat diwujudkan bersama.
Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk
penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk
tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan kemanfaatan hasil-
hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan,
maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu
ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap
kegiatan.
60
Lampiran 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN
Unit : BADAN LITBA NG KEHUTA NA N Tahun Anggaran : 2013
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Sasaran Strategis: Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan Sasaran Strategis: Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau
dimanfaatkan pengguna
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi
IPTEK dasar dan terapan bidang Hutan Alam, Biodiversitas dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
3 7
143
Paket Judul Hasil litbang
Bidang Hut an A lam: 37 Hasil lit bang 1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 15 Hasil litbang
2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4)
14 Hasil litbang
3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 8 Hasil litbang
Bidang Biod iversit as:
67
Hasil lit bang
4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) 50 Hasil litbang
5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13)
17 Hasil litbang
Bidang Pengelo laan DAS:
39
Hasil lit bang
6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14)
15 Hasil litbang
7. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15)
24 Hasil litbang
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi
60 %
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan
IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan di bidang peningkatan produktivitas hutan
2 6
176
Paket Judul Hasil litbang
Bidang Hut an Tanaman:
136
Hasil lit bang
1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) 15 Hasil litbang 2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) 43 Hasil litbang 3. Agroforestry (RPI 8) 22 Hasil litbang 4. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 17 Hasil litbang 5. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan
(RPI 10) 39 Hasil litbang
Bidang HHBK:
40
Hasil lit bang
6. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11) 40 Hasil litbang
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan
60 %
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan
IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
1 5
51
Paket Judul Hasil litbang
Bidang Pengo lahan Hasil Hut an: 51 Hasil lit bang
61
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
dan pengolahan hasil hutan
1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 12 Hasil litbang 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) 6 Hasil litbang
3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) 15 Hasil litbang
4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) 14 Hasil litbang
5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23)
4 Hasil litbang
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan
60 %
Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
3 7
35
Paket Judul Hasil litbang
Bidang Lanskap Hut an: 8 Hasil lit bang
1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1) 3 Hasil litbang 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 5 Hasil litbang Bidang Perubahan Iklim:
22
Hasil lit bang
3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16)
3 Hasil litbang
4. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17)
11 Hasil litbang
5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18)
8 Hasil litbang
Bidang Kebijakan Kehut anan:
5
Hasil lit bang
6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 3 Hasil litbang
7. Pengelolaan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25)
2 Hasil litbang
IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan
60 %
Sasaran Strategis: Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan,
komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih
Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan
Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker
1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM
Diklat SDM Litbang 239 Orang Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan 1 Peraturan Administrasi kepegawaian 32 Laporan Administrasi jabatan fungsional 6 Laporan Layanan perkantoran
12 Bulan layanan
2. Perencanaan, pengelolaan anggaran dan kerjasama
Pengembangan hasil penelit ian 15 Laporan
Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
48 Laporan
Perencanaan dan pengelolaan anggaran 80 Dokumen
62
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Hasil kerjasama teknis 27 Laporan
Kajian issue actual
13 Laporan
3. Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan
Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi 73 Laporan
Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 10 Laporan Informasi hasil penelit ian/layanan data dan informasi 52 Informasi
Website instansi 14 Domain Jaringan LAN/internet 26 Titik jaringan
Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelit ian
16 Seminar
Terbitan publikasi hasil penelit ian/buku iptek 34 Terbitan Buku statistik instansi 154 Buku
Buku perpustakaan 328 Buku Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil
penelit ian 24 Pameran
Pengelolaan perpustakaan
16 Laporan
4. Pengelolaan keuangan dan umum
Sistem Akuntansi Instansi 49 Laporan
Pengelolaan laboratorium penelit ian 17 Laporan
Pengelolaan herbarium 2 Laporan Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/
persemaian permanen 13 Laporan
Pengelolaan
Sertifikat ISO 6 Sertifikat Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan 15 Laporan
Jembatan 36 m2 Jaringan air 80 Meter
Peralatan multimedia 22 Unit
Peralatan laboratorium 230 Unit Kendaraan bermotor 22 Unit
Perangkat pengolah data dan komunikasi 285 Unit Peralatan dan fasilitas perkantoran 941 Unit
Gedung/bangunan
19.337 m2
67 Lam
pir
an 3
P
ENG
UK
UR
AN
KIN
ERJA
KEG
IAT
AN
Un
it
: B
AD
AN
LITB
AN
G
KEH
UTA
NA
N Ta
hun
Ang
gara
n :
201
3 KE
GIA
TAN
PE
NELI
TIA
N:
SA
SA
RA
N S
TRA
TEG
IS
IND
IKA
TOR
KIN
ERJA
TAR
GET
R
EALI
SA
SI
OU
TPU
T O
UTC
OM
E (%
) O
UTP
UT
(%)
OU
TCO
ME
(%)
%
PEN
CA
PA
IAN
O
UTC
OM
E
Sas
aran
Str
ateg
is:
Terc
apai
nya
10
0%
luar
an p
aket
IP
TEK
Keh
uta
nan
Sas
aran
Str
ateg
is:
Terc
apai
nya
60
% p
aket
IP
TEK
Keh
uta
nan
dia
do
psi
ata
u
dim
anfa
atka
n p
eng
gu
na
Ket
erse
dia
an d
an
term
anfa
atka
nn
ya
IPTE
K d
asar
dan
te
rap
an b
idan
g
kon
serv
asi d
an
reh
abili
tasi
IPTE
K d
asar
dan
ter
apan
bid
ang
Hu
tan
Ala
m,
Bio
div
ersi
tas
dan
Pen
gel
ola
an D
aera
h A
liran
Su
ng
ai
(DA
S)
3
7
14
3
Pak
et
Jud
ul
Has
il Li
tban
g
Bid
ang
Hu
tan
Ala
m:
37
H
asil
Litb
ang
1.
Pe
ngel
olaa
n H
utan
Lah
an K
erin
g (R
PI 3
)
15
Has
il Li
tban
g 60
10
0 47
,31
78,8
6
2.
Peng
elol
aan
Hut
an M
angr
ove
dan
Ekos
istem
Pan
tai
(RPI
4)
14
Has
il Li
tban
g 60
10
0 54
,71
91,1
9
3.
Peng
elol
aan
Hut
an R
awa
Gam
but
(RPI
5)
8
Has
il Li
tban
g 60
10
0 46
,88
78,1
3
Bid
ang
Bio
div
ersi
tas:
67
H
asil
Litb
ang
4.
Kons
erva
si Fl
ora,
Fau
na d
an M
ikro
orga
nism
e (R
PI 1
2)
50
Has
il Li
tban
g 60
10
0 45
,90
76,5
0
5.
Peng
elol
aan
Kaw
asan
Kon
serv
asi B
erba
sis E
kosis
tem
(R
PI 1
3)
17
Has
il Li
tban
g 60
10
0 40
,57
67,6
2
Bid
ang
Pen
gel
ola
an D
AS
:
39
H
asil
Litb
ang
6.
Sist
em P
enge
lola
an D
AS
dala
m K
abup
aten
(H
ulu)
Lin
tas
Kabu
pate
n da
n Li
ntas
Pro
pins
i (RP
I 14
) 15
H
asil
Litb
ang
60
100
54,2
7 90
,46
7.
Peng
elol
aan
Sum
ber D
aya
Laha
n da
n A
ir Pe
nduk
ung
Peng
elol
aan
DA
S (R
PI 1
5)
24
Has
il Li
tban
g 60
10
0 51
,20
85,3
4
68 SA
SA
RA
N S
TRA
TEG
IS
IND
IKA
TOR
KIN
ERJA
TAR
GET
R
EALI
SA
SI
OU
TPU
T O
UTC
OM
E (%
) O
UTP
UT
(%)
OU
TCO
ME
(%)
%
PEN
CA
PA
IAN
O
UTC
OM
E
IPTE
K d
asar
dan
ter
apan
yan
g d
iman
faat
kan
ole
h
pen
gg
un
a d
i bid
ang
ko
nse
rvas
i dan
reh
abili
tasi
6
0
%
48
,69
8
1,1
6
Ket
erse
dia
an d
an
term
anfa
atka
nn
ya
IPTE
K d
asar
dan
te
rap
an b
idan
g
pen
ing
kata
n
pro
du
ktiv
itas
hu
tan
IPTE
K d
asar
dan
ter
apan
yan
g d
ihas
ilkan
di b
idan
g
pen
ing
kata
n p
rod
ukt
ivit
as h
uta
n
2
6
17
6
Pak
et
Jud
ul
Has
il Li
tban
g
Bid
ang
Hu
tan
Tan
aman
:
13
6
Has
il Li
tban
g
1.
Peng
elol
aan
Hut
an A
lam
Pro
duks
i Les
tari
(RPI
6)
15
Has
il Li
tban
g 60
10
0 45
,00
75,0
0 2.
Pe
ngel
olaa
n H
utan
Tan
aman
Pen
ghas
il Kay
u (R
PI 7
) 43
H
asil
Litb
ang
60
100
41,8
7 69
,78
3.
Agr
ofor
estr
y (R
PI 8
) 22
H
asil
Litb
ang
60
100
53,5
5 89
,26
4.
Peng
elol
aan
Dip
tero
karp
a (R
PI 9
) 17
H
asil
Litb
ang
60
100
50,5
0 84
,17
5.
Biot
ekno
logi
Hut
an d
an P
emul
iaan
Tan
aman
Hut
an
(RPI
10)
39
H
asil
Litb
ang
60
100
60,0
9 10
0,15
Bid
ang
HH
BK
:
40
H
asil
Litb
ang
6.
Peng
elol
aan
Hut
an P
engh
asil H
HBK
-FEM
O (
RPI
11)
40
Has
il Li
tban
g 60
10
0 40
,16
66,9
3
IPTE
K d
asar
dan
ter
apan
yan
g d
iman
faat
kan
ole
h
pen
gg
un
a d
i bid
ang
pen
ing
kata
n p
rod
ukti
vita
s h
uta
n
60
%
4
8,5
3
80
,88
Ket
erse
dia
an d
an
term
anfa
atka
nn
ya
IPTE
K d
asar
dan
te
rap
an b
idan
g
kete
kni k
an k
ehu
tan
an
dan
pen
go
lah
an h
asil
hu
tan
IPTE
K d
asar
dan
ter
apan
bid
ang
ket
ekn
ikan
ke
hu
tan
an d
an p
eng
ola
han
has
il h
uta
n
1
5
5
1
Pak
et
Jud
ul
Has
il Li
tban
g
Bid
ang
Pen
go
lah
an H
asil
Hu
tan
: 5
1
Has
il Li
tban
g
1.
Sifa
t D
asar
Kay
u da
n Bu
kan
Kayu
(RP
I 19
) 12
H
asil
Litb
ang
60
100
46,0
0 76
,67
2.
Kete
knik
an d
an P
eman
enan
Has
il H
utan
(RP
I 20)
6
H
asil
Litb
ang
60
100
50,0
0 83
,33
3.
Peng
olah
an H
asil
Hut
an K
ayu
dan
Bam
bu (
RPI 2
1)
15
Has
il Li
tban
g 60
10
0 35
,00
58,3
3
4.
Peng
olah
an H
asil
Hut
an B
ukan
Kay
u (R
PI 2
2)
14
Has
il Li
tban
g 60
10
0 35
,00
58,3
3
69 SA
SA
RA
N S
TRA
TEG
IS
IND
IKA
TOR
KIN
ERJA
TAR
GET
R
EALI
SA
SI
OU
TPU
T O
UTC
OM
E (%
) O
UTP
UT
(%)
OU
TCO
ME
(%)
%
PEN
CA
PA
IAN
O
UTC
OM
E 5.
Pe
reka
yasa
an A
lat
dan
Subs
titus
i Bah
an P
emba
ntu
(R
PI 2
3)
4
Has
il Li
tban
g 60
10
0 50
,00
83,3
3
IPTE
K d
asar
dan
ter
apan
yan
g d
iman
faat
kan
ole
h
pen
gg
un
a d
i bid
ang
ket
ekn
ikan
keh
uta
nan
dan
p
eng
ola
han
has
il h
uta
n
60
%
4
3,2
0
72
,00
Ket
erse
dia
an d
an
term
anfa
atka
nn
ya
IPTE
K d
asar
dan
te
rap
an b
idan
g
lan
skap
hu
tan
, p
eru
bah
an ik
lim d
an
keb
ijaka
n k
ehu
tan
an
IPTE
K d
asar
dan
ter
apan
bid
ang
lan
skap
hu
tan
, p
eru
bah
an ik
lim d
an k
ebija
kan
keh
uta
nan
3
7
3
5
Pak
et
Jud
ul
Has
il Li
tban
g
Bid
ang
Lan
skap
Hu
tan
:
8
Has
il Li
tban
g
1.
Man
ajem
en L
ansk
ap H
utan
Ber
basis
DA
S (R
PI 1
) 3
Has
il Li
tban
g 60
10
0 52
,50
87,5
0
2.
Peng
emba
ngan
Hut
an K
ota/
Lans
kap
Perk
otaa
n (R
PI 2
) 5
Has
il Li
tban
g 60
10
0 44
,44
74,0
7 B
idan
g P
eru
bah
an I
klim
:
22
H
asil
Litb
ang
3.
Ekon
omi d
an K
ebija
kan
Peng
uran
gan
Emisi
dar
i D
efor
esta
si da
n D
egra
dasi
(RPI
16)
3
Has
il Li
tban
g 60
10
0 38
,67
64,4
4
4.
Peng
emba
ngan
Per
hitu
ngan
Em
isi G
as R
umah
Kac
a (G
RK)
Kehu
tana
n (I
nven
tory
) (R
PI 1
7)
11
Has
il Li
tban
g 60
10
0 57
,50
95,8
3
5.
Ada
ptas
i Bio
ekol
ogi d
an S
osia
l Eko
nom
i Bud
aya
Mas
yara
kat
terh
adap
Per
ubah
an Ik
lim (
RPI
18)
8 H
asil
Litb
ang
60
100
47,6
0 79
,33
Bid
ang
Keb
ijaka
n K
ehu
tan
an:
5
H
asil
Litb
ang
6.
Peng
uata
n T
ata
Kelo
la K
ehut
anan
(RP
I 24)
3
Has
il Li
tban
g 60
10
0 38
,00
63,3
3
7.
Peng
elol
aan
Tat
a Ke
lola
Indu
stri
dan
Perd
agan
gan
Has
il H
utan
(RP
I 25)
2 H
asil
Litb
ang
60
100
58,0
0 96
,67
IPTE
K d
asar
dan
ter
apan
yan
g d
iman
faat
kan
ole
h
pen
gg
un
a d
i bid
ang
lan
skap
hu
tan
, per
ub
ahan
iklim
d
an k
ebija
kan
keh
uta
nan
60
%
4
8,1
0
80
,17
R
ATA
-RA
TA
47
,13
7
8,5
5
70 KEG
IATA
N
PEND
UK
UN
G:
SA
SA
RA
N S
TRA
TEG
IS
IND
IKA
TOR
KIN
ERJA
TA
RG
ET
REA
LIS
AS
I %
Sas
aran
Str
ateg
is:
Terf
asili
tasi
nya
per
enca
naa
n,
eval
uas
i, p
elap
ora
n, k
om
un
ikas
i h
asil
litb
ang
, ser
ta o
pti
mal
nya
du
kun
gan
kel
emb
agaa
n, p
end
anaa
n, S
DM
dan
sa
ran
a p
rasa
ran
a lit
ban
g, p
eng
elo
laan
KH
DTK
dan
su
mb
er b
enih
Ters
elen
gg
aran
ya
tug
as d
an f
un
gsi
B
adan
Lit
ban
g
Keh
uta
nan
sec
ara
efek
tif
dan
efi
sien
b
aik
pad
a u
nit
ker
ja d
i p
usa
t m
aup
un
di
dae
rah
, dan
men
jad
i b
agia
n p
end
uku
ng
p
erw
uju
dan
ref
orm
asi
bir
okr
asi
dan
tat
a ke
lola
di l
ing
kup
K
emen
teri
an
Keh
uta
nan
Tata
kel
ola
pem
erin
tah
an y
ang
bai
k d
i lin
gku
ng
an B
adan
Lit
ban
g
Keh
uta
nan
ses
uai
ker
ang
ka r
efo
rmas
i bir
okr
asi
un
tuk
men
jam
in
kin
erja
yan
g o
pti
mal
di 2
0 s
atke
r
1.
Pen
gu
atan
In
stit
usi
dan
Pen
ing
kata
n S
DM
D
ikla
t SD
M L
itban
g 23
9 O
rang
23
9 O
rang
10
0
Pera
tura
n lin
gkup
Bad
an L
itban
g Ke
huta
nan
1 Pe
ratu
ran
1 Pe
ratu
ran
100
A
dmin
istra
si ke
pega
wai
an
32
Lapo
ran
32
Lapo
ran
100
A
dmin
istra
si ja
bata
n fu
ngsio
nal
6
Lapo
ran
6
Lapo
ran
100
La
yana
n pe
rkan
tora
n 12
Bu
lan
laya
nan
12
Bula
n la
yana
n 10
0
2.
Per
enca
naa
n,
pen
gel
ola
an a
ng
gar
an d
an k
erja
sam
a
Pe
ngem
bang
an h
asil p
enel
itian
15
La
pora
n 15
La
pora
n 10
0
Peng
elol
aan
Kaw
asan
Hut
an d
enga
n T
ujua
n Kh
usus
(KH
DT
K)
48
Lapo
ran
48
Lapo
ran
100
Pere
ncan
aan
dan
peng
elol
aan
angg
aran
80
D
okum
en
80
Dok
umen
10
0
Has
il ke
rjasa
ma
tekn
is 27
La
pora
n 27
La
pora
n 10
0
Kajia
n iss
ue a
ctua
l 13
La
pora
n 13
La
pora
n 10
0
3.
Eval
uas
i, d
isem
inas
i d
an p
erp
ust
akaa
n
Has
il ke
giat
an d
an e
valu
asi k
iner
ja in
stan
si 73
La
pora
n 73
La
pora
n 10
0
Sist
em P
enga
was
an In
tern
al P
emer
inta
h (S
PIP)
10
La
pora
n 10
La
pora
n 10
0
In
form
asi h
asil
pene
litia
n/la
yana
n da
ta d
an in
form
asi
52
Info
rmas
i 52
In
form
asi
100
Web
site
inst
ansi
14
Dom
ain
14
Dom
ain
100
Jarin
gan
LAN
/inte
rnet
26
T
itik
jarin
gan
26
Titi
k ja
ringa
n 10
0
Peny
elen
ggar
aan
pert
emua
n ilm
iah/
sem
inar
has
il pe
nelit
ian
16
Sem
inar
16
Se
min
ar
100
Ter
bita
n pu
blik
asi h
asil
pene
litia
n/bu
ku ip
tek
34
Ter
bita
n 34
T
erbi
tan
100
Buku
sta
tistik
inst
ansi
154
Buku
15
4 Bu
ku
100
Buku
per
pust
akaa
n 32
8
Buku
32
8
Buku
10
0
71 SA
SA
RA
N S
TRA
TEG
IS
IND
IKA
TOR
KIN
ERJA
TA
RG
ET
REA
LIS
AS
I %
Peny
elen
ggar
aan
pam
eran
/gel
ar t
ekno
logi
has
il pe
nelit
ian
24
Pam
eran
24
Pa
mer
an
100
Peng
elol
aan
perp
usta
kaan
16
La
pora
n 16
La
pora
n 10
0
4.
Pen
gel
ola
an k
euan
gan
dan
um
um
Sist
em A
kunt
ansi
Inst
ansi
49
Lapo
ran
49
Lapo
ran
100
Peng
elol
aan
labo
rato
rium
pen
eliti
an
17
Lapo
ran
17
Lapo
ran
100
Peng
elol
aan
herb
ariu
m
2 La
pora
n 2
Lapo
ran
100
Peng
elol
aan
kebu
n be
nih
tana
man
keh
utan
an/
pers
emai
an p
erm
anen
13
La
pora
n 13
La
pora
n 10
0
Pe
ngel
olaa
n
Sert
ifika
t IS
O
6 Se
rtifi
kat
6 Se
rtifi
kat
100
Peng
elol
aan
kear
sipan
dan
tat
a pe
rsur
atan
15
La
pora
n 15
La
pora
n 10
0
Je
mba
tan
36
m2
36
m2
100
Jarin
gan
air
80
Met
er
80
Met
er
100
Pera
lata
n m
ultim
edia
22
U
nit
22
Uni
t 10
0
Pera
lata
n la
bora
toriu
m
230
Uni
t 23
0 U
nit
100
Kend
araa
n be
rmot
or
22
Uni
t 22
U
nit
100
Pera
ngka
t pe
ngol
ah d
ata
dan
kom
unik
asi
285
Uni
t 28
5 U
nit
100
Pera
lata
n da
n fa
silita
s pe
rkan
tora
n 94
1 U
nit
941
Uni
t 10
0
G
edun
g/ba
ngun
an
19
.337
m
2 19
.337
m
2 10
0
Badan Penelitian dan Pengembangan KehutananKementerian Kehutanan
Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lt. 11Jalan Jenderal Gatot Subroto, Senayan - Jakarta 10270
Telepon : 021-5737945, Fax: 021-5720189Website: www.forda-mof.orge-mail: [email protected]