laili

Upload: septian-indra

Post on 19-Jul-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

APLIKASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN BHS ARAB &SKI m. arif am

Drs. MOHAMMAD ARIF AM,MA.STAI Miftahul 'Ula Nglawak Kertosono

Teknologi merupakan sebuah hal yang tidak bisa dihindarkan dalam era yang serba canggih dan teknologi ini akan terus berkembang serta akan digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia .dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia di dunia ini . Penerapan teknologi meliputi beberapa bidang kehidupan diantaranya bidang pendidikan . Teknologi pendidikan diterapkan dalam berbagai aspek pendidikan , yakni dalam aspek pengembangan , penerapan , dan penilaian. Penerapan teknologi pembelajaran pada sistem pendidikan , teknik dan alat bantu untuk memudahkan dalam proses belajar mengajar sehingga peserta didik diharapkan mampu memahami materi pendidikan dengan bantuan teknologi pembelajaran . dan pemahaman siswa akan lebih baik dibanding dengan keterangan guru secara verbalistik saja . maka dalam makalah ini akan dibahas tentang teknologi pembelajaran serta penerapannya ( aplikasi ) nya pada mata pelajaran tertentu yakni pelajaran Bahasa Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam PENGERTIAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Teknologi pendidikan adalah suatu usaha dalam bidang pendidikan yang di ditujukan untuk memudahkan proses belajar mengajar . dan membantu guru dalam proses belajar mengajar dengan harapan siswa akan lebih mudah paham atas materi yang disampaikan . Teknologi pembelajaran ini memiliki beberapa ciri khusus yakni sebagai berikut : Memberikan perhatian khusus dan pelayanan pada kebutuhan yang unik dari masing masing sasaran didik . Menggunakan aneka ragam dan sebanyak mungkin sumber belajar Menerapkan pendekatan sistem ( Lokakarya Nasional Teknologi Pendidikan .Yogyakarta 1980 ). Dalam konsep pendidikan sendiri mempunyai arti yang luas .yakni merupakan keseluruhan proses bersama antara guru dan peserta didik dalam mengembangkan kemampuan dalam tiga ranah pendidikan yakni ranah kognitif , psikomotorik dan afektif , dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa mendapatkan beberapa perubahan dalam tiga ranah tersebut , perubahan dalam sikap dan tingkah laku keseharian merupakan hal lain yang diharapkan dalam pendidikan , tentu saja perubahan menuju kebaikan sesuai tujuan pendidikan . Perubahan dalam beberapa hal tersebut diharapkan berimbas pada kehidupannya secara positif terhadap lingkungan dimana siswa tersebut bertempat tinggal Apabila proses tersebut disengaja dikelola agar dapat terbentuk perilaku tertentu dalam kondisi tertentu ( sesuai tujuan pendidikan )maka , proses itu disebut pembelajaran . Teknologi merupakan salah satu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ber masyarakat yang serba canggih , maka pembelajaranpun membutuhkan teknologi sebagai alat pendukung dalam proses belajar mengajar . teknologi dapat digunakan dalam pembelajaran sebagai upaya mengalihkan perhatian siswa yang sebelumnya kurang memperhatikan guru ketika diajarkan suatu materi atau memfokuskan konsentrasi siswa pada pelajaran karena teknologi yang dipakai merupakan trend ,sehingga siswa akan

penasaran untuk ikut serta menggunakan teknologi tersebut dan ketika siswa mamapu menggunakan teknologi maka ia akan merasa bangga . Harapan penggunaan teknologi terhadap pembelajaran ini adalah peserta didik mampu menyerap pelajaran secara maksimal dan memahami serta mampu mengerjakan ujian diakhir pada proses belajar mengajar . APLIKASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan di lapangan yaitu kebutuhan untuk belajar , belajar lebih efektif , lebih efisien , lebih banyak , lebih luas , lebih cepat dan sebagainya . Untuk itu ada produk yang sengaja dibuat dan ada yang ditemukan dan dimanfaatkan. Aplikasi teknologi pendidikan yang paling mendasar adalah menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam memberikan kemungkina belajar . Pemecahan ini berbentuk sumber belajar , sumber ini baik yang sengaja dirancang maupun yang dipilih dan kemudian dimanfaatkan . Dimensi praktik teknologi pembelajaran sejalan dengan perkembangan teknologi Berkembangnya penerapan teknologi pendidikan boleh dikatakan berasal dari Amerika Serikat . Pada awal perkembangannya sekitar ratusan tahun yang lalu teknologi pendidikan dikenal sebagai cara mengajar dengan menggunakan alat peraga hasil buatan sendiri oleh guru di sekolah . tiga puluh tahun kemudian (sekitar tahun 1930 ) penggunaan alat peraga itu berkembang dengan diproduksinya secara massal media belajar . pengajaran untuk digunakan di sekolah secara meluas . Di Indonesia sendiri penerapan teknologi pembelajaran tidak jauh berbeda dengan perkembangan seperti halnya di Amerika Serikat , hanya terpaut waktu yang cukup lama . Perkembangan itu boleh dikatakan baru dikenal sekitar awal tahun 1950 , dengan didirikannya Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru ( BKTPG ) dan Balai Alat Peraga Pendidikan ( BAPP ) di Bandung. BKTPG sekarang menjadi Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis ( P3G Tertulis ) Ber tanggung jawab untuk menyelenggarakan penataran kualifikasi guru dengan bahan pelajaran dengan berpegangan pada konsep belajar mandiri . BAPP pada awal tahun 1970 diintegrasikan dengan pusat pengembangan penataran guru bidang study Beberapa bentuk penerapan teknologi pendidikan secara menyeluruh yaitu meliputi semua komponen dan karena itu merupakan sistem . dapat dicontohkan sebagai berikut : Proyek percontohan sistem PAMONG ( Pendidikan Anak Oleh Masyarakat Orang tua dan Guru ) di Surakarta 1974. SLTP terbuka Universitas Terbuka APLIKASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM 1.Mata Pelajaran Bahasa Arab Mata Pelajaran Bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam yang merupakan ilmu alat dalam rangka mempelajari dan mendalami beberapa ilmu pengetahuan islam , karena pada dasarnya islam datang dan berkembang di negeri Arab . Maka bahasa Arab menjadi tangga atas pembelajaran agama islam yang notabene mengacu pada dua dasar yang penting yakni Al Qur'an dan al Hadist yang semuanya berbahasa Arab . Melalui pembelajaran Bahasa Arab Peserta didik diharapakan mampu mengetahui terjemah dan mengerti apa saja yang diajarkan dalam pendidikan keagamaan yang lainnya . dan mampu meningkatkan kecakapan dalam berbahasa arab . Pelajaran ini merupakan

rangkaian dari pelajaran pelajaran lain seperti al Qur'an hadist , fiqh dan pelajaran keagamaan lainnya Aplikasi teknologi pembelajaran pada mata pelajaran ini menggunakan jenis teknologi yakni : Teknologi Cetak , seperti buku , Kamus ,baik kamus yang berbentuk buku maupun kamus digital , gambar gambar yang dibuat dan diberikan namanya dalam bahasa Arab sehingga siswa bisa menghafalkan lebih mudah dibanding hanya diterangkan saja , beberapa foto tentang kosa kata , teks bahasa Arab dan lain lain . Teknologi yang menggunakan listrik ( elektronik ) yaitu segala peralatan yang ada dan digunakan dalam laboratorium bahasa seperti headphone , tape recorder , cassete , Vcd dan lain lain . Dalam pembelajaran Bahasa Arab segala benda yang ada di lingkungan sekitar rumah , sekolah , dan benda benda yang ada dikelas merupakan alat untuk mempermudah siswa dalam menghafal benda benda tersebut dalam Bahasa Arab . 2.Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang membahas sejarah perjalanan Agama Islam mulai dari awal datangnya islam yang disertai perjuangan dan pengorbanan yang besar dari para tokohnya. Sampai masa di mana Islam mulai berjaya dan mencapai masa keemasannya . Dalam pelajaran ini peserta didik dituntut untuk mampu menghafal beberapa cerita atau sejarah Islam . dan kemudian siswa diharuskan untuk mengambil beberapa ibrah dari peristiwa peristiwa sejarah yang telah dipelajari . Aplikasi teknologi pembelajaran pada mata pelajaran ini jenis teknologi yang digunakan adalah : Teknologi Cetak menggunakan beberapa buku cetak , buku sejarah tentang perkembangan islam , foto foto tentang tempat tempat bersejarah dalam islam seperti foto tentang gua Tsur , makam Rosulullah saw , ka'bah , dan beberapa peninggalan kebudayaan islam . gambar ini akan mendukung kejelasan keterangan guru Teknologi elektronik Teknologi ini meliputi : Televisi .Ada beberapa program televisi yang mengetengahkan sejarah Islam langsung dari tempat bersejarah , program ini biasanya pada bulan Ramadhan . Siswa dapat diberikan tugas mencatat liputan televisi ,dengan nama program dan waktu serta stasiun televisi( channel ) yang sudah ditentukan oleh guru contoh : pada program Jejak Rosul di ANTEVE pada jam 5 pagi . Dengan teknologi ini dimungkinkan memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik Penggunaan internet sebagai wahana pencarian materi sejarah perkembangan Islam , siswa akan memiliki kemampuan dalam bidang teknologi dan mampu menyerap sejarah yang terkandung dalam situs tersebut . Penggunaan Teknologi Audi Visual Menyampaikan materi dengan menggunakan mesin mesin mekanis dan, seperti Video Compect disc , Film yang diputar di kelas dengan menggunakan proyektor Dengan menggunakan beberapa teknologi baik cetak maupun elektronik ini diharapkan menjadi wahana tersendiri bagi peserta didik dalam mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam , kesan yang didapat siswa inilah yang akan menjadi pijakan bagi peserta didik untuk mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam lebih lanjut . karena dengan beberapa media ini siswa akan lebih tertarik untuk memperhatikan secara detail setiap peristiwa yang terjadi . Jika dibandingkan pembelajaran dengan model ceramah yang cenderung

membosankan dan tidak menarik . Penggunaan Video Compect disc memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada aspek pengetahuan , pemahaman , dan penerapan . KESIMPULAN Teknologi pendidikan adalah bidang yang berkepentingan dengan usaha memudahkan proses belajar . segala hal yang bisa menjadikan sebuah pembelajaran mudah merupakan salah satu aspek teknologi pembelajaran , jadi apapun yang menyebabkan siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dapat disebut teknologi pendidikan . Aplikasi teknologi pembelajaran yang paling mendasar adalah menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam memberikan kemungkinan belajar , pemecahan ini berbentuk sumber belajar .Aplikasi teknologi pembelajaran pada beberapa mata pelajaran mutlak diperlukan ,adapun jenis teknologi yang digunakan untuk menunjang pembelajaran adalah teknologi cetak , teknologi elektronik , Televisi , tape recorder , headphone , Vcd ,Proyektor , Slide , dan lain lain

REFERENSI http://syafword.blogspot.com/2009/IIproposal-skripsi-01.html http://media.diknas.go.id/media/document/5681pdf http://perpustakaan.upi.edu/union/index.php/record/view/2223 - Miarso . Yusuf Hadi . 2007 . Menyemai Benih Tk Pendidikan . Jakarta.Prenada Media Grouphttp://m-arif-am.blogspot.com/2010/12/aplikasi-teknologi-pembelajaran-dalam.html

Senin, 27 April 2009Diposkan oleh TEKNOLOGI PEMBELAJARAN di 21:25 0 komentar

Senin, 20 April 2009ABSTRAK BUKU TEKNOLOGI PEMBELAJARAN, LANDASAN DAN APLIKASINYATeknologi pembelajaran (instructional technology) merupakan suatu bidang kajian khusus (spesialisasi) ilmu pendidikan dengan obyek formal belajarpada manusia secara pribadi atau yang tergabung dalam suatu organisasi. Belajar tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan (lembaga pendidikan) ataupun pelatihan, melainkan juga pada organisasi misalnya keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan. Belajar tidak hanya dilakukan oleh dan untuk individu, melainkan oleh dan untuk kelompok, bahkan oleh organisasi secara keseluruhan. Belajar itu ada di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan atau kebutuhan (Miarso, 2004:193-194). Oleh karena itu teknologi pembelajaran berupaya untuk memacu (merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar. Maksudnya menekankan pada hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Bidang kajian belajar dan pembelajaran ini pada awalnya digarap dengan mensintesiskan berbagai teori dan konsep dari berbagai disiplin ilmu lain ke dalam suatu usaha terpadu, atau disebut dengan

pendekatan isomeristik, yaitu menggabungkan berbagai pemikiran atau disiplin keilmuan yang berkaitan dalam satu kesatuan yang lebih bermakna (Miarso, 2004: 62, 199). Menurut Donald P. Ely (1983) teknologi pembelajaran meramu sejumlah disiplin dasar dan bidang terapannya menjadi suatu prinsip, prosedur, dan keterampilan. Disiplin ilmu yang memberi kontribusi terhadap teknologi pembelajaran adalah: 1) basic contributing discipline, yaitu: komunikasi, psikologi, evaluasi dan manajemen; 2) related contributing fields, yaitu: psikologi persepsi, psikologi kognisi, psikologi sosial, media, sistem, dan penilaian kebutuhan (Miarso, 2004: 200). Selain itu juga memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem (Miarso, 2004: 557). Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, diantaranya adalah teori belajar dan pembelajaran, teori dan teknologi komunikasi, teori dan teknologi informasi, dan teori ekonomi, dll. Menurut A.A.Lumsdaine (1964) teknologi pembelajaran merupakan aplikasi dari ilmu dan sains dasar, yaitu: 1) ilmu fisika, 2) rekayasa mekanik, optik, elektro, dan elektronik, 3) teknologi informasi dan telekomunikasi, 4) ilmu perilaku, 5) ilmu komunikasi dan 6) ilmu ekonomi (Miarso (2004:199). Sedangkan menurut Seels & Richey (1994) beberapa disiplin ilmu lain yang menjadi akar intelektual teknologi pembelajaran adalah psikologi, rekayasa (engineering), komunikasi, ilmu komputer, bisnis, dan pendidikan (Miarso, 2004: 200). Aplikasi atau penerapan teknologi pembelajan dalam upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran mempersyaratkan minimal tersedianya hal-hal berikut: a) dukungan teknologi atau infrastruktur, b) penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan content, c) dukungan kebijakan (policy) dari pemerintah dan top leader, d) kesiapan masyarakat pengguna atau user. Sementara itu pemecahan masalah belajar secara emperik dapat dilakukan dengan berbagai cara, strategi, dan prosedur (Purwanto, dkk., 2005:17-18). Buku ini membahas tentang pengertian dan kawasan teknologi pembelajaran, landasan teori belajar dan pembelajaran, landasan teori dan teknologi komunikasi, landasan teori dan teknologi informasi, dan landasan ekonomi dalam teknologi pembelajaran. Selain itu juga akan membahas aplikasi teknologi pembelajaran, misalnya pengembangan pusat sumber belajar, strategi pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, difusi dan institusionalisasi inovasi dalam bidang teknologi pembelajaran. Buku ini khusus ditujukan bagi para praktisi teknologi pembelajaran, mahasiswa, dosen dan pihak-pihak lain yang berminat pada teknologi pembelajaran sebagai disiplin ilmu dan berbagai aplikasinya. Secara keseluruhan buku ini terdiri dari delapan bab. Sajian materi diawali dengan pendahuluan yang mengantarkan pembaca dalam mempelajari buku ini. Bab 1, memperkenalkan perkembangan pengertian dan kawasan teknologi pembelajaran. Melalui bab ini para pembaca diharapkan memperoleh suatu wawasan tentang pengertian dan kawasan bidang garapan teknologi pembelajaran. Rumusan definisi teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa kali perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari ruang lingkup bidang garapan dan profesi teknologi pembelajaran. Sedangkan kawasan teknologi pembelajaran meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar. Difinisi dan kawasan teknologi pembelajaran ini merupakan kajian teori. Selain itu berkaitan dengan peran teknologi pembelajaran dalam memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaran ini merupakan kajian praktis dan terapan. Artinya berkaitan dengan aplikasi teknologi pembelajaran dalam memfasilitasi belajar manusia dalam berbagai situasi dan kondisi. Akhirnya teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yang pesat. Bab 2, mengajak para pembaca mengenal teknologi pembelajaran lebih dalam lagi. Beberapa landasan teknologi pembelajaran dibahas di dalamnya. Dengan demikian pembaca dapat memahami bagaimana peranan dan kontribusi teori belajar dan pembelajaran dalam teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran dibangun berdasarkan prinsip-prinsip yang ditarik dari teori belajar dan hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran. Bidang kajian teknologi pembelajaran adalah belajar dan pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sehingga banyak sekali teori yang berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Selain itu kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus berdasarkan pada teori dan prinsip belajar tertentu. Secara umum teori belajar dapat dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu teori behaviorisme (tingkahlaku) yang menekankan pada hasil dari proses belajar, teori kognitif menekankan pada prosesbelajar, teori humanisme menekankan pada isiatau apa yang dipelajari, teori sibernetik menekankan pada sistem informasiyang dipelajari, dan teori konstruktivistik menekankan pada proses pembentukan pengetahuan atau mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, sikap, atau

keterampilannya sendiri. Selain itu teori multiple intelligences yang menekankan pada delapan kemempuan jamak. Berbagai teori belajar dan pembelajaran ini penting untuk dimengerti dan diterapkan (diaplikasikan) oleh para guru, para perancang pembelajaran, dan para pengembang program-program pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan konteks yang dihadapi. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik ini merupakan kompetensi (pedagogik) inti guru (Permendiknas No. 16 th. 2007). Bab 3, adalah bab yang secara khusus membahas landasan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajan dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, salah satunya adalah teori komunikasi. Karena kompleksnya masalah komunikasi, banyak sekali teori yang berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses komunikasi itu terjadi. Akibatnya muncul berbagai model dan teori komunikasi. Misalnya model komunikasi SMCR Berlo yang memiliki implikasi terhadap pengembangan teknologi pembelajaran. Teori komunikasi Konvergensi Rogers dan D.Lawrence Kincaid (1979) adalah komunikasi sebagai sebuah proses di mana partisipan menciptakan dan saling berbagi informasi untuk mencapai kesepahaman (mutual understanding). Oleh karena itu ada empat kombinasi yang mungkin terjadi dalam komunikasi model konvergensi yaitu: 1) sepakat untuk sepakat, 2) sepakat untuk tidak sepakat, 3) tidak sepakat untuk sepakat, dan 4) tidak sepakat untuk tidak sepakat. Implikasi teori komunikasi konvergensi ini pada konsep belajar dan pembelajaran yang konstruktivistik yang sesuai dengan prinsip teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran memanfaatkan media komunikasi yang berbasis teknologi komunikasi (teknologi broadcasting) yaitu radio dan televisi. Kontribusi atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajan yaitu adanya berbagai model pembelajaran alternatif yang inovatif berbasis teknologi komunikasi untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Misalnya penggunaan buku, film, siaran radio, siaran TV, dan lain-lain dalam upaya pemanfaatan teknologi komunikasi untuk perluasan dan pemerataan akses pendidikan serta untuk menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran. Bab 4, mengulas landasan teori dan teknologi informasi dalam teknologi pembelajaran serta berbagai aplikasinya. Mengingat di masa-masa mendatang isi tas anak-anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, melainkan berupa perlengkapan yang bernuansa teknologi informasi. Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori dan teknologi informasi. Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna. Teknologi informasi yang dimaksudkan di sini adalah segala bentuk pemanfaatan komputer dan internet untuk pembelajaran. Model pembelajaran berbasis teknologi informasi yang bersifat off line (Computer Assisted Instructional/CAI atau multimedia) dan yang bersifat on line (internet) misalnya e-learning. Adapun contoh penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: 1) pemanfaatan program Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI), dan 2) pemanfaatan Edukasi.Net (http://www.e-edukasi.net). Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran ini diawali oleh B.F Skinner (1958) yang membuat sebuah mesin pembelajaran (teaching machine) dengan konsep pembelajaran terprogram (programmed instructions) yang dikembangkan berdasarkan teori belajar tingkah laku (behaviorism theory). Jadi kontribusi atau dukungan teknologi informasi terhadap teknologi pendidikan diperlukan untuk dapat menjangkau peserta didik di manapun mereka berada. Selain itu untuk melayani sejumlah besar dari peserta didik yang belum memperoleh kesempatan untuk belajar, memenuhi kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti perkembangan zaman, dan meningkatkan efisiensi, efektifitas dalam belajar. Bab 5, menjelaskan dukungan atau kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran. Pembahasan ini penting karena pada hakikatnya teknologi pembelajaran dibagun dengan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi dan penelitian dibidang ekonomi. Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsipprinsip yang ditarik dari teori ekonomi. Ilmu ekonomi menyuguhkan prinsip-prinsip efisiensi dan efektifitas. Mengingat jumlah sasaran yang harus dilayani cukup besar, kesempatanya sangat terbatas, dan sumber belajar tradisional makin terbatas pula, maka perlu dikembangkan alternatif layanan pendidikan yang paling efektif dan efisien dengan menerapkan teknologi pembelajan. Oleh karena itu teknologi pembelajan berupaya untuk merancang, mengembangkan dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar. Kontribusi atau dukungan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran yaitu menekankan pada proses untuk memperoleh nilai tambah, yaitu belajar akan lebih berkualitas, lebih produktif, lebih efisien, lebih efektif, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat, dan sebagainya. Bab 6, merupakan bagian penting dalam mengaplikasilan teknologi pembelajaran. Pada bab ini

dibahas pengembangan pusat sumber belajar. Aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk kongkrit dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar. Berbagai sumber belajar itu hanya akan berdaya guna bila dikelola dan difungsikan secara maksimal dan diorganisir dalam bentuk Pusat Sumber Belajar (PSB) atau Learning Resource Center (LRC) di setiap satuan pendidikan. Karena untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran melalui pengembangan sistem instruksional diperlukan sebuah PSB. Kegiatan dan fungsi PSB akan sangat tergantung pada tujuan pembelajaran, fasilitas, peralatan, media dan bahan belajar yang dimiliki, staf pengelola PSB yang ada. PSB menyediakan sumber-sumber belajar yang dapat dan harus dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik, meliputi bahan-bahan instruksional (cetak dan non cetak). Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar semaksimal dan sebervariasi mungkin (utilizing learning resources) bila tersedia di PSB. Bab 7, menyajikan konsep, bagaimana mengaplikasikan teknologi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Bab ini menjelaskan bagaimana peranan strategi pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah pembelajaran mempunyai bentuk kongkrit yaitu strategi pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk belajar. Strategi pembelajaran ini merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat materi, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Peningkatan efektivitas pembelajaran dapat dilakukan dengan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Memilih strategi pembelajaran hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan berdasarkan pada kreteria atau standar tertentu, misalnya tujuan belajar, materi, karakteristik peserta didik, tenaga kependidikan, waktu, biaya, dll. Bab 8, merupakan bab terakhir dari buku ini yang membahas tentang difusi dan institusionalisasi inovasi. Mengingat teknologi pembelajaran adalah suatu bidang inovasi dalam bidang pendidikan. Inovasi merupakan salah satu bentuk perubahan yang dikehendaki atau ke arah perbaikan dalam sistem pendidikan. Inovasi dapat berupa gagasan, benda, atau teknologi yang dipandang baru oleh individu atau organisasi. Adanya inovasi merupakan syarat terjadinya proses difusi. Difusi merupakan proses penyebaran atau mengkomunikasikan suatu inovasi sehingga dapat diadopsi dan digunakan oleh warga masyarakat. Langkah-langkah difusi inovasi melalui tahap pengetahuan, persuasi (bujukan), keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Sedangkan proses adopsi inovasi melalui tahap kesadaran, minat, penilaian, percobaan dan adopsi. Dalam proses adopsi inovasi menuntut adanya konsekuensi berupa perubahan pada individu atau sistem sosial sebagai akibat dari mengadopsi atau menolak suatu inovasi. Institusionalisasi inovasi (pelembagaan) terjadi bila inovasi telah menjadi bagian integral dalam suatu organisasi atau sistem sosial masyarakat. Dalam teknologi pembelajaran, teori difusi inovasi dapat diaplikasikan dalam pemanfatan teknologi khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti pembelajaran berbantuan komputer (CAI), e-dukasi.net, siaran televisi edukasi (TVE), dan sebagainya. Bahkan aplikasi teknologi pembelajaran telah menghasilkan berbagai sistem dan strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif, seperti: 1) Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), 2) strategi pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), 3) pembelajaran atraktif dan inovatif (PAINO), 4) pembelajaran kontekstual, 5) Pembelajaran yang mengarah pada pemecahan masalah (problem solving bases learning), 6) pembelajaran berbasis projek (project based learning), 7) pembelajaran multisensorik, dll. Selain itu aplikasi teknologi pembelajaran yang berbentuk sistem pembelajaran/pendidikan yang inovatif telah berhasil diciptakan dan bahkan dilembagakan (institusionalisasi) dalam sistem pendidikan nasional, seperti SD PAMONG, SMP Terbuka, Diklat SRP, D II SP, Universitas Terbuka, IDLN, SEAMOLEC, dan lain-lain. Harga Rp. 55.000,- (Lima puluh lima ribu rupih) Dapat di beli di toko buku terdekat Atau hubungi Penulis Bambang Warsita di PUSTEKKOM-DEPDIKNAS E-mail : [email protected] HP : 081316513442

Diposkan oleh TEKNOLOGI PEMBELAJARAN di 06:54 4 komentar Beranda Langgan: Entri (Atom)http://bambangwarsita.blogspot.com/

Lorraine Sherry and Daniel Jesse, October 2000, The Impact of Technology on Student Achievement, RMC Research Corporation, Denver, http://carbon.cudenver.edu/ ~lsherry/pubs/tassp_00.htm http://www.nsba.org/sbot/toolkit/tiol.html http://4teachers.org/keynotes/roberts/

Tagged with: Pengukuran Proses dan Hasil Belajar

Tulis Komentarhttp://gurupembaharu.com/home/?p=4372

Teknologi Berbasis Komputer Dan Program CaiMinggu 07 Aug 2011 04:00 AM Alim Sumarno, M.Pd Dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber sumber yang berbasis mikro prosesor, di mana informasi atau materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Selain itu teknologi ini selalu terkait dengan penggunaan layar kaca untuk menyajikan informasi/materi kepada siswa. Berbagai jenis aplikasi teknologi komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal dengan istilah "Computer Asissted Instruction (CAI)", atau d?alarn istilah yang suda diterjemahkan disebut sebagai 'Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)".

Istilah CAI umumnya menunjuk pada semua software pendidikan yang diakse melalui komputer di mana pengguna dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputc dapat menyajikan serangkaian program pembelaJaran kepada siswa, baik berup informasi konsep maupun latihan soal?soal untuk mencapai tuJan tertentu, dan sism melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi dengan sistern komputer. Sementai dalam kedudukannya dapat dikatakan bahwa CAI adalah penggunaan komputer sebag, bagian integral dari sistem instruksional, di mana biasanya pengguna terikat pac . interaksi dua arah dengan komputer. Menurut Kaput dan Thompson (1994), CA diartikan sebagai bentuk bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer dalam pera guru. Sedangkan menurut Heinich (Said, 2000), CAI adalah suatu progra pembelajaran yang dibuat dalam sistem komputer, di mana dalam menyampaikan materi sudah diprograrnkan langsung kepada pengguna. Materi pelajaran yang sudah terprogram dapat disajikan secara serempak antara komponen gambar, tulisan, wama, dan suara.

Sementara itu, penggunaan komputer dalam CAI lebih diarahkan pada penggunaan komputer sebagai "sarana atau media belajar" yang dapat membantu tugas guru dalam menanarnkan suatu konsep kepada siswa, serta melatih siswa tersebut dalam meningkatkan keterampilan yang dikehendaki. Dalam CAI, peran guru dalam menyampaikan suatu materi dapat diganti oleh program komputer. Dengan kelebihannya, komputer mempunyai kemampuan untuk mengisi kekurangan?kekurangan yang terdapat pada guru. Program CAl mempunyai 2 (dua) karakteristik, yaitu: pertama, CAl merupakan integrated multimedia yang dapat menyajikan suatu paket bahan ajar (tutorial) yang berisi komponen visual dan suara secara bersamaan. Kedua, CAl mempunyai komponen intelligence yang membuat CAl bersifat interaktif dan mampu memproses data atau jawaban darl sipengguna. Kedua karakteristik inilah yang membedakan antara program pembelajaran yang disajikan lewat CAI dengan program pembelajaran yang disajikan lewat media lainnya. Umumnya program?program pembelajaran yang disajikan lewat CAI terlihat lebih bermakna, karena mampu menyajikan suatu model pembelajaran yang bersifat interaktif.http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/teknologi-berbasis-komputer-dan-program-cai

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Kemampuan Berfikir, Teknologi Informasi. A. Latar Belakang Landasan Filosofis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) adalah kontruktivisme. Menurut kontruktivisme pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari obyek saja, tetapi bagaimana kemampuan individu sebagai obyek menangkap setiap obyek yang diamati, menurut kontrukivisme, pengetahuan memang berasal dari luar, tetapi dibangun lagi oleh dan dari dalam diri individu. Hakikat pengetahuan menurut filsafat kontruktivisme yang dikemukakan Sanjaya (2009: 227) adalah sebagai: (1) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan kontruksi kenaytaan melalui subyek; (2) Subyek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan; (3) Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka dengan obyek, pengalaman dan lingkungan yang ada disekitar mereka. Menurut aliran kontruktivisme pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja kepada orang lain, tetapi harus diartikan sendiri oleh setiap individu. Oleh sebab itu, pembelajaran berpikir menekankan kepada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan obyek, menganalisis, dan mengkontruksinya sehingga terbentuk penegtahauan baru dalam diri individu. Landasan Psikologis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah aliran psikologi kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral (Sanjaya, 2009: 227). Sebagai peristiwa mental perilaku manusia bukan hanya gerakan fisik saja, tetapi yang terpenting adalah adanya faktor pendorong yang menggerakan fisik tersebut.hal ini disebabkan karena manusia memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya, kemampuan itulah yang membuat manusia untuk berperilaku.Piaget dalam Sanjaya (2009:227) menyatakan :children have a built-in desire

to learn. hal inilah yang melatar belakangi Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir. B. Landasan Teori Istilah strategi pertama kali digunakan dalam dunai militer yang berarti cara bagaimana menggunakan kekuatan untuk menengakan perang. Sekarang ini dalam pembelajaran istilah strategi pun digunakan Kemp dalam Sanjaya (2009 :124) menjelaskan bahwa Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Sejalan dengan pandangan tersebut, Dick dan Carey dalam Sanjaya (2009 : 124) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersam-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, bisa disimpulkan bahwa strategi pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB). Sanjaya (2009 :224) mengungkapkan: Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memcahkan masalah yang diajukan. Berdasarkan pengertian di atas bisa ditangkap bahwa Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir merupakan suatu model pembelajaran yang menitikberatkan kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa berdasarkan pengalaman kehidupannya seharihari, sehingga pengalamannya itu dapat dijadikan sumber untuk memcahkan maalah yang diberikan oleh guru. Menurut Reason dalam Sanjaya (2009:228) bahwa: berpikir (thingking) dalam proses mental yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Berpikir menyebabkan seseorang mencari informasi diluar yang didengarnya, misalnya kemampuan berpikir seseorang dalam menemukakan jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya. C. Karakteristik Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir merupakan strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa yang memiliki beberapa karakteristik.Ada tiga karakteristik utama yang dimilki oleh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya (2009 :229) berikut ini : 1. Proses pembelajaran melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencacat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir.

2. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus .proses pembelajaran melalui dialogis dan tanya jawab itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri. 3. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah model pembelajaran yang menyandangkan kepada kedua sisi yang sam pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, proses sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksi penegtahuan atau penugasan pembelajaran baru. Berdasarkan karakteristik yang dikemukakan diatas, maka Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menghendaki siswa harus aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat apa yang diberikan oleh guru, selain itu siswa juga harus mampu dalam mengkontruksi dan membangun pengetahuan baru. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menekankan kepada keterlibatan dan kearifan siswa secara penuh dalm pembelajaran, Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir memiliki enam tahap. Sanjaya (2009 : 232) menjelaskan setiap tahapannya sebagai berikut : 1. Tahapan Orientasi Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajarannya. Tahap orentasi dilakukan dengann, pertama, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa. Kedua , penjelasan proses pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran. 2. Tahapan Pelacakan Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar ssiwa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan.melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkapkan pengalamna apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang bakan dikaji.dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya. 3. Tahapan Konfrontasi Tapa konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahap ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar.persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada tahap kedua. 4. Tahap inkuiri

Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir. Pada tahap inilah siswa belajar yang sesungguhnya .melalui tahapan inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan. 5. Tahap Akomodasi Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpangan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran pada tahap ini melalui dialog guru membingbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukakan dan mereka pahami sekitar topik yang dipersalahkan. 6. Tahap Transfer Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan .tahap trasfer dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan. Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dijelaskan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dapat berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru. Hal tersebut dikemukan Sanjaya (2009:234) sebagai berikut: 1) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah model pembelajaran yang bersifat demokrasi, oleh sebab itu guru harus mampu menciftakan suasana yang terbuka dan saling menghargai, sehingga setiap siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyampaikan pengalaman dan gagasan. dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir guru harus menempatkan siswa sebagai subyek belajar bukan sebagai obyek .oleh sebab itu . inisiatif pembelajaran harus muncul dari siswa sebagai subyek belajar. 2) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dibangun dalam suasan tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya kemampuan bertanya untuk melacak, kemampuan bertanya untuk memancing, bertanya induktif-deduktif, dan mengembangkan pertanyaan terbuka dan tertutup.hindari peran guru sebagai sumber belajar yang memberikan informasi tentang materi pelajaran. 3) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir juga merupakan model pembelajaran yang dikemukan dalam suasana dialogis, karena itu guru harus mampu merangsang dan membangkitkan keberanian siswa untuk menjawan pertanyaan, menjelaskan, membuktikan dengan memberikan data dan fakta serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagasan serta menyusun kesimpulan dan mencari hubungan antar aspek yang dipermasalahkan. D. Perbedaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dengan Pembelajaran Konvensional

Adapun makna dari pembelajaran konvensional disini adalah pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru yaitu dimanan siswa ditempatkan sebagai obyek dalam pembelajaran yang hanya mendengar, mencatat, setiap apa yang disampaikan oleh guru. Menurut Sanjaya (2009:231) ada beberapa perbedaan pokok Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dengan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan guru yaitu : 1. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menempatkan peserta didik sebagai obyek belajar, artinya peserta didik beperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali pengalamannya sendiri, sedangkan dalam pembelajaran konvensional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai pemberi informasi pasif. 2. Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, pembelajarannya dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian pengalanam setiap siswa, sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak. 3. Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, perilaku dibangun atas kesadaran sendiri, sesangkan dalam pembelajaran konvensional perilaku dibangun atas proses kebiasaan 4. Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan 5. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah kemampuan berpikir melalui proses menghubungkan antara pengalaman dengan kenyataan, sedangkan dalam pembelajaran konvensional tujuan akhir adalah penguasaan materi pembelajaran 6. Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat, sedangkan dalam pembelajaran konvensional tindakan atau perilaku individu dalam pembelajaran konvensional tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya,misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman. 7. Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkemabng sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta didik bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya dalam pembelajaran konvensional, hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikontruksikan oleh orang lain. 8. Tujuan yang ingin dicapai oleh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk memperoleh pengetahuan, maka kriteria keberhasilan ditentukan oleh proses dan hasil belajar, sedangkan pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran hanya diukur dari tes. E. Hasil Belajar Siswa Pendapat lain tentang hasil belajar dikemukan oleh Syamsudin (1983:43) bahwa: Hasil belajar adalah kecakapan nyata (actual ability) yang menunjukan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga, karena merupakan hasil

usaha dalam belajar yang bersangkutan dengan cara, bahan, dan dalam hal tertentu yang telah dialaminya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami belajar dalam waktu tertentu yang berupa nilai atau angka. Hasil belajar dapat pula berupa kemampuan ranah kognitif. Kemampuan kognitif merupakan salah satu bagian dari hasil belajar. Menurut sulaeman (1984:36) bahwahasil belajar siswa adalah hasil-hasil yang dicapai ssiwa dalam suatu periode tertentu setelah dinilai oleh guru yang ditunjukan dalam bentuk angka-angka (nilai-nilai). Menurut Bloon, dkk dalam Arifin (2009:21) hasil belajar dapat dikelompokan kedalam tiga domiain, yaitu kognitif,afektif dan psikomotor. Setiap domain disusun mulai dari yang sederhana sampai dengan hal yang komplek, dari yang mudah samapai yang sulit dan dari yang kongkrit sampai dengan hal yang abstrak.dalam penelitian ini hasil belajar dibatasi pada domain kognitif saja. Bloom dalam Arifin (2009:21) menjelaskan domain kognitif sebagai berikut: Domain kognitif (cognitive domain) memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu: 1. Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengethaui adanya konsef , prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. 2. Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. 3. Penerapan (Application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, teori-teori dalam situasi baru dan konkrit. 4. Analisi (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentukannya. 5. Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. 6. Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi , keadaan pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, ranah kognitif dibatasi hanya mengambil ranah kognitif aspek pemahaman (C2) dan penerapan (C3). F. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah yang mana pada hakikatnya kurikulum TIK menyiapkan siswa agar terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang mengalami penambahan perubahan dalam variasi penggunaan teknologi (http://www.puskur.net).

Bahan kajian TIK untuk jenjang SMP /MTS dalam standar isi mencakup tiga aspek yaitu konsep, pengetahuan, dan operasi dasar,Pengelolaan informasi untuk produktifitas dan pemecahan masalah, eksploitasi dan komunikasi (httt/www.puskur.net) Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik nya masing-masing .begitu juga dengan mata pelajaran TIK .adapun karakteristik mata pelajaran TIK adalah sebagai berikut ; 1. Teknologi Informasi dan komunikasi merupakan keterampilan menggunakan komputer meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Namun demikian Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak sekedar terampil, tetapi lebih memerlukan kemampuan intelektual. 2. Materi Teknologi Informasi dan komunikasi berupa tema-tema esensial, aktual serta global yang berkembang dalam kemujuan teknologi pada masa kini, sehingga mata pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perkemabangan perilaku dalam kehidupan. 3. Tema-tema esensial dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan perpaduan dari cabang-cabang Ilmu Komputer,Matematik, Teknik Elektro, Teknik Elektronika, Telekomunikasi, Sibernetika dan Informatika itu sendiri.Tema-tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolah kata, spreadsheet, presentasi, basis data, internet dan e-mail. Tema-tema esensial tersebut terkait dengan aspek kehidupan sehari-hari. 4. Materi Teknologi Informasi dan komunikasi dikembangkan dengan pendekatan interdisiplier dan multidimentasional.dikatakan interdisipliner karena melibatkan berbagai disiplin ilmu, dan dikatakan multidimensional karena mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. (http://www.lpmpjabar.go.id). G. Kesimpulan Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa secara signifikan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) siswa di sekolah. Adapun kesimpulan secara khusus ini terbagi menjadi dua macam yaitu dari aspek pengetahuan dan aspek pemahaman. Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan secara signifikan pada mata pelajaran TIK. Hal ini disebabkan karena Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat disergap dengan baik. Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dalam pembelajaran, juga meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam aspek pemahaman secara signifikan pada mata pelajaran TIK di sekolah. Daftar Pustaka Arifin, Zainal, (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung. Penerbit Remaja Rosdakarya Djamarah, S. Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Hamalik, Oemar, (2003). Proses Belajar Mengajar.Jakarta:PT.Bumi Aksara Pandia, H. (2004). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Erlangga

Rusman, (2008). Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press. Sagala, Syaeful, (2006).Konsep dan Makna Pemeblajaran .Bandung:Alfabeta. Sanjaya,W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Media Grup Sukmadinata,N.Syaodin.(2006).Kurikulum dan Pembelajaran.Bandung:Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI. Zain, Aswin, (2002). Stratgei Belajar Mengajar. Jakarta. PT.Rineka Cipta

Suka Be the first to like this post.