la. ia-spektrofotometri visibel

Upload: desi-supiyanti

Post on 02-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    1/11

    LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ANALITIK

    SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

    SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014

    MODUL : SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

    PEMBIMBING : Dra. ARI M, Msi

    Oleh :

    Kelompok 2

    Desi Supiyanti 131411005

    Fitra Firmansyah H 131411008

    Kelas : 1A

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    Tanggal Praktikum : 27 MARET 2014

    Tanggal Penyerahan : 3 APRIL 2014

  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    2/11

    2014

    A. Tujuan Percobaan

    Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa mampu :

    1. Mampu membuat larutan standar Fe2+

    dengan berbagai konsentrasi

    2. Menentukan panjang gelombang maksimum

    3. Membuat kurva kalibrasi dari larutan standar dengan panjang gelombang maksimum

    4. Menentukan absorbansi larutan cuplikan dengan menggunakan panjang gelombang

    maksimum

    5. Menentukan konsentrasi larutan sampel

    B. Dasar Teori

    Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang di dasarkan pada

    pengukuran serapan sinar monokromatik oleh suatu laju larutan berwarna pada panjang

    gelombang spesifik dengan menggunakan monokrometer prisma atau kiri difraksi dengan

    defector. Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang di dasarkan pada

    absorbsi radiasi elektromagnetik.

    Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang

    dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang

    dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm

    dan memiliki energi sebesar 299149 kJ/mol.

    Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi

    terendah disebut keadaan dasar(ground-state).Energi yang dimiliki sinar tampak mampu

    membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi

    lebih tinggi atau menuju keadaan tereksitasi.

    Cahaya yang dapat terlihat oleh manusia disebut cahaya tampak. Biasanya,

    cahaya yang terlihat merupakan campuran dari senyawa yang mempunyai berbagai

    panjang gelombang mulai dari 400 nm hingga 700 nm, seperti pelangi di langit.

    Hubungan antara warna pada sinar tampak dengan panjang gelombang dapat

    terlihat pada tabel berikut ini. Dalam tabel ini tercantum nama komplementer dan warna

    komplementernya merupakan pasangan dari setiap dua warna dari spektrum yang

    menghasilkan warna putih jika dicampurkan.

    http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/
  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    3/11

    Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :

    A = log ( Io / It ) = a b c

    T = Io / It , sehingga

    A = log 1/T

    Keterangan :

    Io = Intensitas sinar datang

    It = Intensitas sinar yang diteruskan

    a = Absorptivitas

    b = Panjang sel/kuvet

    c = konsentrasi (g/l)

    A = Absorban

    Panjang gelombang (nm) Warna Warna komplementer

    400435

    435480

    480490

    490500

    500560

    560580

    595610

    610680

    680700

    Ungu

    Biru

    Biru kehijauan

    Hijau kebiruan

    Hijau

    Hijau kekuningan

    Jingga

    Merah

    Ungu kemerahan

    Hijau kekuningan

    Kuning

    Jingga

    Merah

    Ungu kemerahan

    Ungu

    Biru kehijauan

    Hijau kebiruan

    Hijau

    http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2009/08/Hukum_Lambert_Beer.jpg
  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    4/11

    T = Cahaya yang diteruskan ( Transmittan)

    Dari persamaan tersebut di atas menunjukkan bahwa absorbansi berbanding lurus

    dengan konsentrasi larutan. Besarnya konsentrasi larutan ini sebanding dengan konsentrasi

    larutan di dalam suatu cuplikan, sehingga dengan meletakkan besarnya absorbansi sebagai

    titik ordinat dengan konsentrasi larutan standar sebagai absis akan diperoleh garis lurus

    yang merupakan Kurva kalibrasi. Dengan menginterpolarisasikan absorbansi larutan

    cuplikan pada kurva kalibrasi tersebut, maka dapat ditentukan konsentrasi larutan di dalam

    cuplikan.

    Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari filter

    fotometri sebagai berikut :

    1. Daerah jangkauan spektrum

    Filter fotometri hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak

    (400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah

    tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm).

    2. Sumber sinar

    Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer

    menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar tampak,

    UV, IR). Sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya untuk daerah tampak.

    3. Monokromator

    Filter fotometeter menggunakan filter sebagai monokrmator. Tetapi pada

    spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.

    4. Detektor

    - Filter fotometer menggunakan detektor fotosel

    - Spektrofotometer menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube

  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    5/11

    C. Alat dan Bahan

    No. Alat-alat Bahan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Spektrofotometri Laboo

    Pipet tetes

    Pipet ukur 5 ml; 10 ml

    7 buah labu takar 50 ml

    Botol semprot

    Gelas kimia 250 ml; 100 ml

    Bola hisap

    Labu takar 100 ml

    Larutan induk Fe3+100 ppm (=metoda Nessler)

    Larutan H2SO4pekat

    Larutan HNO34 N

    Larutan KCNS 10%

    Aquades

    D. Prosedur Kerja

    a. Persiapan Larutan Standar

    0 ml 5 ml 8 ml 10 ml 15 ml 18 ml 20ml

    Memasukkan Larutan standar

    (Fe3+100 ppm) kedalam labu takar

    Menambahkan 5 mL larutan

    KCNS 10% dan 5 ml larutan

    Mengencerkan hingga tanda batas,

    lalu menghomogenkan

  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    6/11

    b. Pengukuran dengan Spektrofotometer Labo

    a) Penentuan panjang gelombang

    maksimum

    b) Penentuan Kurva Kalibrasi dan

    Konsentrasi Sampel

    Menghubungkan alat dengan

    sumber listrik

    Menyalakan tombol ON/OFF

    pada bagian belakang dan

    anaskan selama 30 menit

    Memasukkan kuvet yang berisi

    larutan blanko dan larutan standar

    15 mL ke dalam alat

    Menggeser posisi kuvet dan

    mengatur panjang gelombang yang

    diinginkan

    Mencatat nilai Absorbansi dan

    mengubah panjang gelombang

    Mengembalikan posisi kuvet pada

    larutan blanko dan memastikan

    kembali nilai transmitannya 100

    Mengulangi percobaan sampai

    diperoleh panjang gelombang

    maksimum dengan range panjang

    gelombang 410-550 nm

    Mengganti larutan blanko dengan

    larutan standar yang paling rendah

    konsentrasinya

    Mengatur Transmitan nya pada

    posisi 100

    Mengatur panjang gelombang pada

    posisi maksimum berdasarkan

    percobaan sebelumnya

    Mencatat parameter yang diukur

    Mengganti dengan larutan standar

    yang berbeda-beda konsentrasinya,

    catat

    Mengganti larutan standar dengan

    larutan cu likan, catat

    Mengeluarkan semua kuvet dan

    mematikan alat

    Membuat kurva kalibrasi antara

    konsentrasi lawan absorbansi

    Menentukan konsentrasi larutan

    cuplikan

  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    7/11

    E. Pengamatan dan Pengolahan Data

    1.

    Penentuan Konsentrasi Larutan Standar

    a. Fe3+ 5 ml

    V1.N1 =V2.N25 ml. 100 ppm = 50 ml.N2

    N2=

    = 10 ppm

    b. Fe3+ 8 ml

    V1.N1 =V2.N2

    8 ml. 100 ppm = 50 ml.N2

    N2=

    = 16 ppm

    c. Fe3+ 10 ml

    V1.N1 =V2.N2

    10 ml. 100 ppm = 50 ml.N2

    N2=

    = 20 ppm

    d. Fe3+ 15 ml

    V1.N1 =V2.N2

    15 ml. 100 ppm = 50 ml.N2

    N2=

    = 30 ppm

    e. Fe3+ 18 ml

    V1.N1 =V2.N2

    18 ml. 100 ppm = 50 ml.N2

    N2=

    = 36 ppm

    f. Fe3+ 20 ml

    V1.N1 =V2.N2

    20 ml. 100 ppm = 50 ml.N2

    N2=

    = 40 ppm

  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    8/11

    2.

    Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

    No. V (nm) A

    1 410 0,145

    2 420 0,168

    3 430 0,181

    4 440 0,213

    5 450 0,224

    6 460 0,234

    7 470 0,241

    8 475 0,244

    9 480 0,246

    10 485 0,248

    11 490 0,246

    12 495 0,242

    13 500 0,237

    14 510 0,215

    15 520 0,190

    16 530 0,172

    17 540 0,149

    18 550 0,123

  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    9/11

    3. Penentuan Kurva Kalibrasi (maks= 485 nm ) dan Penentuan Konsentrasi Sampel

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    410 420 430 440 450 460 470 475 480 485 490 495 500 510 520 530 540 550

    Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

    No. Konsentrasi (ppm) A

    1 0 0,000

    2 10 0,188

    3 16 0,238

    4 20 0,267

    5 30 0,347

    6 36 0,408

    7 40 0,449

    8 Sampel 0,184

  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    10/11

    Berdasarkan perhitungan :

    Konsentrasi sampel : y = Ax + B

    0,184 = 0,098 x + 8,596 x 10-3

    0,098x = 0,184 - 8,596 x 10-3

    X =

    = 1,7898 ppm

    Berdasarkan Grafik : terlampir dalam grafik manual

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0 10 16 20 30 36 40

    Penentuan Kurva Kalibrasi

    A

  • 8/10/2019 LA. IA-Spektrofotometri Visibel

    11/11

    F. Pembahsan

    G. Kesimpulan

    Panjang gelombang maksimum yang diperoleh sebesar 485 nm

    Konsentrasi dari sampel Fe2+

    dengan absorbansi 0,184sebesar 1,7898 ppm

    Perbedaan warna berbanding lurus dengan panjang gelombang, absorbansi dan

    konsentrasi. Semakin pekat warna suatu larutan, semakin besar panjang

    gelombangnya, semakin besar absorbansinya dan semakin besar pula konsentrasi dari

    larutan tersebut. Dan begitupun sebaliknya.

    H. Daftar Pustaka

    Seran, Emel, 2011. Spektrofotometri Sinar Tampak(Visible),

    http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-

    visible/Tim penyusun. 2011.Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Instrumen. Bandung: Politeknik

    Negeri Bandung.

    http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-visible/