l a p o r a n kegiatan kaji banding (studi komperatif ... · dengan serba keterbatasan, karena...
TRANSCRIPT
L A P O R A NKEGIATAN KAJI BANDING (STUDI KOMPERATIF)
PENGGABUNGAN BIDANG URUSAN LINGKUNGAN HIDUPDENGAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
DI KABUPATEN SUMEDANGDARI TANGGAL 23 APRIL – 27 APRIL 2012
Disusun Oleh :
NOPIAN ANDUSTI, SE.MSPSAB Bidang Kemasyarakatan dan SDM
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATANMANNA, 30 APRIL 2012
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, laporan kaji banding (studi komperatif)penggabungan OPD Urusan Bidang Lingkungan Hidup dengan Bidang UrusanKebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang yang dilaksanakan daritanggal 23 April – 27 April 2012 ini dapat kami susun walaupun tentu sajadengan serba keterbatasan, karena waktu studi komperatif tersebut hanya efektif3 (tiga) hari sehingga hasil pendalaman yang kami perolehpun menjadi terbatas.
Kaji banding atau studi komperatif OPD (kelembagaan) LingkunganHidup di Kabupaten Sumedang, dimulai dari paparan/ekspose Wakil BupatiSumedang, Kaban Lingkungan Hidup Sumedang yang didampingi oleh Asisten IISetdakab Sumedang berserta pejabat Badan Lingkungan Hidup dan BagianOrtala di ruang rapat Wakil Bupati Sumedang. Setelah ekspose dilanjutkandengan ruang tanya jawab antara tim kaji banding Kabupaten Bengkulu Selatanyang dipimpin Wakil Bupati dengan Wakil Bupati, Asisten II, Bagian Ortala danjajaran Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang.
Setelah rangkaian kegiatan di Kantor Bupati Sumedang, kemudiandilanjutkan pendalaman ke Kantor Badan Lingkungan Hidup Sumedang denganmateri pendalaman lebih difokuskan pada aspek pelaksanaan teknis tugas pokokdan fungsi OPD Badan Lingkungan Hidup serta penggalian informasi terkaitdokumen regulasi urusan bidang Lingkungan Hidup, Kebersihan danPertamanan. Disamping itu pula Tim dari Kabupaten Bengkulu Selatan jugameninjau sarana prasarana penunjang OPD Badan Lingkungan HidupKabupaten Sumedang.
Demikian laporan ini kami sampaikan semoga bermanfaat.
Manna, 30 April 2012
SAB BENGKULU SELATANBIDANG KEMASYARAKATAN DAN SDM
NOPIAN ANDUSTI, SE.MSPPembina Utama Muda (IVc) Nip. 19671107 199203 1 004
iii
DAFTAR ISI
HALAM JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Hal…
iiiiii
BAB. I
BAB. II
BAB. III
BAB. IV
BAB. V
LAMPIRAN
:
:
:
:
:
:
PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Pemikiran …………………………………1.2. Pelaksanan Kaji Banding ………………………………….1.3. Substansi Kaji Banding …………………………………….
PROFIL UMUM KABUPATEN SUBANG2.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah ………………………..2.2. Topografi ……………………………………………………..2.3. Kependudukan ………………………………………………2.4. PAD 2004 – 2008 …………………………………………..
HASIL PELAKSANAAN STUDI KOMPERATIF3.1. Kebijakan Kelembagaan dan Tata Laksana Bidang
Lingkungan Hidup …………………………………………..3.2. Pelaksanaan Tugas Badan Lingkungan Hidup ………….3.3. Aktivitas Laboratorium Lingkungan Hidup ……………….3.4. Aktivitas Penerbitan Rekomendasi Kelayakan
Lingkungan ………………………………………………….3.5. Aktivitas Pengelolaan Kebersihan dan Pertamanan …….3.6. Data Dukung Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
OPD BLH ……………………………………………………3.7. Kelembagaan OPD Badan Lingkungan Hidup ………….
KESIMPULAN DAN SARAN4.1. Kesimpulan …………………………………………………..4.2. Saran-Saran ………………………………………………….
P E N U T U P
1. DOKUMENTASI PENDUKUNG KEGIATAN KAJIBANDING (STUDI KOMPERATIF) DI KABUPATENSUMEDANG.
1155
778
1011
13
131314
151618
22
242426
27
28
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 1
BAB. IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pemikiran
Penerapan kebijakan desentralisasi merupakan landasan normatif
bagi perubahan penyelenggaraan pemerintahan di daerah, termasuk
dalam hal perubahan kewenangan baik di tingkat Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Perubahan
kewenangan ini berimplikasi pada perubahan beban tugas dan struktur
organisasi yang melaksanakan kewenangan-kewenangan tersebut yang
pada gilirannya menuntut dilakukannya penataan kelembagaan
pemerintahan di daerah. Penataan kelembagaan pemerintahan daerah
merupakan konsekuensi logis dari perubahan mendasar sistem
pemerintahan daerah sebagaimana digariskan dalam kebijakan
desentralisasi.
Otonomi organisasi menjadi salah satu faktor penting untuk
menjamin pelaksanaan otonomi daerah secara keseluruhan. Dalam
melaksanakan otonomi organisasi, pemerintah daerah harus memiliki
kepekaan dan rasionalitas terhadap kebutuhan dan permasalahan dalam
wilayahnya. Karena itu, pemerintah daerah harus memiliki hak untuk
menentukan jumlah satuan perangkat (dinas, badan dan lembaga) sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan daerah, baik kemampuan keuangan
maupun sumber daya manusia yang tersedia.
Analisis terhadap kebutuhan perangkat daerah menghendaki
adanya evaluasi terhadap kondisi eksisting organisasi perangkat daerah.
Hasil evaluasi akan mengakibatkan perubahan organisasi perangkat
daerah, berupa pembentukan unit baru, penggabungan unit-unit yang
sudah ada, penghapusan unit-unit yang sudah ada, dan perubahan fungsi-
fungsi unit yang sudah ada, baik pada Sekretariat Daerah, Dinas Daerah,
dan Lembaga Teknis Daerah.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 2
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan yang
pembentukannya berpedoman pada PP 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah dan Permendagri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah,
dipandang masih perlu untuk dilakukan evaluasi dan pengkajian kembali
terkait dengan keberadaan beberapa perangkat daerah baik ditinjau dari
sisi optimalisasi fungsi maupun dari sisi efektivitas organisasi antara lain
keberadaan Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Tata Kota.
Disamping pertimbangan di atas, juga terkait dengan Surat
Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup Nomor B-747/SES/LH/01/2012,
tanggal 26 Januari 2012 Perihal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan,
yang intinya meminta peningkatan status kelembagaan lingkungan hidup di
daerah dari Kantor menjadi Badan.
Untuk peningkatan Kantor Lingkungan Hidup dari Kantor menjadi
Badan masih memerlukan pertimbangan dan pengkajian yang
komprehensif mengingat persoalan lingkungan hidup di masing-masing
daerah tidaklah sama terutama menyangkut beban kerja, jangan sampai
terjadi organisasi perangkat daerah yang terbentuk justeru organisasi yang
kaya struktur tetapi miskin fungsi tetapi yang diharapkan adalah organisasi
yang kaya fungsi tetapi miskin struktur.
Demikian pula dengan keberadaan Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Tata Kota Kabupaten Bengkulu Selatan, ternyata merupakan
organisasi yang kaya struktur tetapi miskin fungsi sehingga sangat tidak
efesien dan kondisi ini terlihat jelas dari beban kerja dari bidang-bidang
yang ada di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Tata Kota Kabupaten
Bengkulu Selatan saat ini.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 3
Urusan Bidang Kebersihan Pertamanan di luar urusan Tata Kota,
sesungguhnya merupakan bagian dari Urusan Bidang Lingkungan Hidup
secara fisik lingkungan, oleh karena itu untuk mewujudkan prinsif
organisasi perangkat daerah yang efisien yaitu miskin struktur tetapi kaya
fungsi idealnya Urusan Bidang Lingkungan Hidup dengan Urusan Bidang
Kebersihan dan Pertamanan digabungkan (diintergrasikan) dalam satu
kelembagaan (organisasi) yaitu Badan Lingkungan Hidup.
Namun demikian rencana penggabungan kedua unit kerja tersebut
di atas tidak dapat dilakukan begitu saja, tetapi harus dilakukan pengaturan
kembali melalui Peraturan Daerah dan didahului dengan analisa dan
pengkajian, antara lain meliputi :
(1) Penghitungan dengan menggunakan metode dalam PP No. 41 Tahun
2007, yang mencakup indikator-indikator sebagai berikut:
a. Luas Wilayah,
b. Jumlah penduduk,
c. Jumlah APBD,
d. Kriteria Perumpunan
(2) Analisis kebutuhan daerah, dengan mengacu pada aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Visi dan Misi,
b. Peningkatan pelayanan,
c. Reformasi birokrasi
(3) Analisis cost and benefit sebagai dasar dalam menentukan
penggabungan urusan bidang Kebersihan Pertamanan dengan bidang
urusan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu Selatan ke dalam satu
SKPD Badan Lingkungan Hidup.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 4
Proses pengkajian untuk memperoleh keluaran model
penggabungan kedua SKPD tersebut di atas, sejalan dengan pasal 56 ayat
(2) UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundangan yang berbunyi : Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan penjelasan atau
keterangan dan/atau Naskah Akademik.
Selanjutnya sesuai dengan pasal 63 UU Nomor 12 Tahun 2011
tersebut di atas yang berbunyi : Ketentuan mengenai penyusunan
Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 sampai
dengan Pasal 62 berlaku secara mutatis mutandis terhadap penyusunan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu mengingat
penggabungan unit kerja diatur melalui Peraturan Daerah, maka Raperda
nya wajib dilengkapi dengan Naskah Akademis.
Analisis yang perlu dilakukan dalam naskah akademis urusan
bidang lingkungan hidup yang didalamnya termasuk kebersihan dan
pertamanan, indikator dan justifikasinya antara lain :
a. Fleksibilitas : Urusan bidang lingkungan hidup lebih banyakmerupakan pelaksana dari berbagai kebijakan padatingkat pusat, sehingga meskipun beban kerja urusanbidang lingkungan hidup tergolong tinggi, namunkelembagaan yang menanganinya tidak memerlukantingkat fleksibilitas yang tinggi, hanya pada tingkatansedang saja.
b. Efektivitas : Beban kerja urusan bidang lingkungan hidup yangtinggi, menuntut penanganan oleh kelembagaan yangdapat bekerja secara efektif, yaitu kelembagaan yangmemiliki kewenangan yang luas.
c. Efisiensi : Beban kerja urusan bidang lingkungan hidup yangbesar perlu ditangani oleh kelembagaan yangmemiliki tingkat efisiensi yang tinggi yaitukelembagaan yang didalamnya tidak ada duplikasiposisi atau bahkan duplikasi institusi yang menanganifungsi ini. Selain itu efisiensi kelembagaan yangmenangani urusan bidang ini terletak pada ketepatanpemilihan model organisasinya, yang dapatmerupakan model campuran antara model matriksdan model lini and staf, dimana banyakmemunculkan jabatan fungsional, bukan struktural.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 5
Atas dasar pertimbangan di atas, untuk pemantapan rencana
penggabungan unit kerja bidang urusan kebersihan pertamanan dengan
lingkungan hidup yang nantinya akan disusun dalam bentuk naskah
akademik, maka dipandang perlu terlebih dahulu dilakukan kaji banding
atau study komperatif ke daerah (kabupaten) yang telah terlebih dahulu
menggabungkan bidang urusan lingkungan hidup dengan kebersihan dan
pertamanan.
1.2. Pelaksanaan Kaji Banding (Study Komperatif)
Kaji banding atau study komperatif dilaksanakan dari tanggal 23
April – 27 April 2012 di Kabupaten Sumedang. Pemilihan Kabupaten
Sumedang dilakukan dengan pertimbangan Urusan Bidang Lingkungan
Hidup dan Kebersihan serta Pertamanan telah digabungkan dalam satu
SKPD yaitu Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang sejak Tahun
2008 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun
2008, serta dari sisi aksesibilitas lebih mudah dijangkau.
1.3. Substansi Kaji Banding (Study Komperatif)
Adapun substansi kaji banding atau study komperatif yang akan
dilaksanakan di Kabupaten Sumedang meliputi, antara lain :
a. Fleksibilitas Kelembagaan Badan Lingkungan Hidup ;
b. Efektivitas Kelembagaan Badan Lingkungan Hidup ;
c. Efisiensi Kelembagaan Badan Lingkungan Hidup.
Disamping itu pula dalam kaji banding tersebut diperlukan
dokumen pendukung kelembagan yang meliputi :
a. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang ;
b. Peraturan Bupati Sumedang tentang Uraian Tugas Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Sumedang ;
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 6
c. Peraturan Daerah dan atau Peraturan Bupati/Keputusan Bupati yang
terkait dengan urusan Bidang Lingkungan Hidup termasuk Kebersihan
dan Pertamanan ;
d. Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang.
Sedangkan terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang, hal-hal yang perlu
ditemukenali antara lain :
Penanganan keluhan masyarakat terhadap dampak lingkungan ;
Tingkat kerawanan dampak lingkungan ;
Aktivitas laboratorium lingkungan hidup;
Aktivitas penerbitan rekomendasi kelayakan lingkungan ;
Aktivitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan ;
Dan lain-lain sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Secara spesifik data-data yang diperlukan meliputi, antara lain :
Jumlah rekomendasi kelayakan lingkungan yang diterbitkan selama
tahun 2011;
Jumlah keluhan masyarakat terhadap dampak lingkungan selama
tahun 2011 ;
Volume Sampah rata/rata per hari ;
Jumlah TPS dan jenisnya ;
Luas taman kota yang dipelihara ;
Luas taman kota keseluruhan ;
Jumlah taman makam yang dikelola pemerintah (BLH) ;
Sarana prasarana kebersihan yang dimiliki ;
Luas hutan kota yang dimiliki ;
PAD dari retribusi sampah TA. 2011 ;
PAD Kabupaten Sumedang TA. 2011 ;
Anggaran BLH Sumedang TA. 2012 ;
APBD Kabupaten Sumedang TA. 2012 ;
Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang tahun terakhir, dll.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 7
BAB. IISEKILAS PROFIL KABUPATEN SUMEDANG
2.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kabupaten Sumedang terletak antara 6º44’-70º83’ Lintang Selatan
dan 107º21’-108º21’ Bujur Timur, dengan Luas Wilayah 152.220 Ha yang
terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan. Kabupaten
Sumedang memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten IndramayuSebelah Selatan : Kabupaten GarutSebelah Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten SubangSebelah Timur : Kabupaten Majalengka
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Buahdua dan
yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Cisarua. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 8
2.2. Topografi
Kabupaten Sumedang merupakan daerah berbukit dan gunung
dengan ketinggian tempat antara 25 m – 1.667 m di atas permukaan laut.
Sebagian besar Wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di
sebagian kecil wilayah utara berupa dataran rendah. Gunung Tampomas
(1.667 m), berada di Utara Perkotaan Sumedang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 9
Sedangkan topografi kemiringan lahan wilayah Kabupaten Sumedang
dapat diklasifikasikan atas 5 kelas, yaitu :
1. 0 – 8%, merupakan daerah datar hingga berombak dengan luas area
sekitar 12,24%. Kemiringan wilayah dominan di bagian timur laut, barat
laut, barat daya serta kawasan perkotaan;
2. 8 – 15%, merupakan daerah berombak sampai bergelombang dengan
area sekitar 5,37%. Kemiringan wilayah dominan di bagian tengah ke
utara, barat laut dan bagian barat daya;
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 10
3. 15 – 25%, merupakan daerah bergelombang sampai berbukit dengan
komposisi area mencakup 51,68%. Kemiringan lereng tipe ini paling
dominan di Wilayah Kabupaten Sumedang. Persebarannya berada di
bagian tengah sampai ke tenggara, bagian selatan sampai barat daya
dan bagian barat;
4. 25 – 40%, merupakan daerah berbukit sampai bergunung dengan luas
area sekitar 31,58%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah
Kabupaten Sumedang bagian tengah, bagian selatan dan bagian timur;
5. Lebih dari kemiringan 40%, merupakan daerah bergunung dengan luas
area mencakup sekitar 11,36%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di
wilayah Kabupaten Sumedang bagian selatan, bagian timur dan bagian
barat daya.
2.3. Kependudukan
Jumlah Peduduk Kabupaten Sumedang berdasarkan data sampai
bulan Desember Tahun 2008 tercatat sebanyak 1.127.255 jiwa, dengan
laju pertumbuhan Penduduk sebesar 3,55. Dari data jumlah penduduk
tahun 2004 – 2008, laju pertumbuhan peduduk Kabupaten Sumedang
relatif tinggi dengan rerata laju pertumbuhan penduduk sebesar
2,36/tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 11
2.4. PAD 2004-2008
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
mengalamii peningkatan yang cukup signifikan. Pendapatan Asli Daerah
pada Tahun 2008 sebesar Rp. 88,256,488,869.38,-. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 12
Pendapatan Asli Daerah (PAD)Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 (Rupiah
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 13
BAB. IIIHASIL PELAKSANAAN STUDI KOMPERATIF
3.1. Kebijakan Kelembagaan Dan Tatalaksana Bidang Lingkungan Hidup
a. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang ;
b. Peraturan daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Perda
8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Sumedang ;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Umum ;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Usaha ;
e. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Uraian
Tugas Jabatan Struktural pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Sumedang (terlampir) ;
f. Keputusan Kepala BLH No. 050/Kep.03-RENSTRA/BLH/2009, tentang
RENSTRA BLH Tahun 2009-2013. dokumen diperoleh.
3.2. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Lingkungan Hidup
1. Penanganan keluhan masyarakat terhadap dampak lingkungan :
Mekanisme penanganan pengaduan masyarakat akibat dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup didasarkan kepada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2010
tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan akibat
dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Seiring
dengan hal tersebut dalam rangka optimalisasi pelayanan pengaduan dari
masyarakat terkait dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang telah menerbitkan
Pos Pengaduan yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang Nomor 660.1/367/ BLH/2009
tentang Pos Pengaduan Kasus Lingkungan Hidup pada Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 14
Secara garis besar mekanisme pananganan pengaduan meliputi tahapan
sebagai berikut :
a. Penerimaan pengaduan
b. Penelaahan materi pengaduan
c. Verifikasi
d. Rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil verifikasi
e. Penyampaian perkembangan dan hasil tindak lanjut verifikasi
pengaduan kepada pihak yang mengadukan.
2. Tingkat kerawanan dampak lingkungan
Tingkat kerawanan dampak lingkungan didasarkan pada isu-isu
lingkungan di wilayah Kabupaten Sumedang diantaranya :
a. Lahan dan Hutan, yaitu masih terdapat lahan kritis di Kabupaten
Sumedang seluas 10.445,51 Ha yang tersebar di 26 Kecamatan ;
b. Persampahan, rasio sampah terangkut terhadap timbulan sampah
masih sangat kecil yaitu kurang dari 5 % untuk wilayah perkotaan ;
c. Industri, terdapat sedikitnya 61 Industri besar dan menengah serta
1.630 industri/usaha skala kecil yang berpotensi mencemari
lingkungan ;
d. Pertambangan, terdapat sedikitnya 79 unit usaha pertambangan
galian C yang berpotensi meningkatkan jumlah lahan kritis di
Kabupaten Sumedang ;
e. Bencana Alam, setiap tahunnya Kabupaten Sumedang mengalami
bencana alam, pada tahun 2011 tercatat sedikitnya 21 rumah rusak
akibat banjir dan tanah longsor serta mengakibatkan kerusakan
sawah dan sarana fisik lainnya.
3.3. Aktivitas Laboratorium Lingkungan Hidup
Peran Laboratorium Lingkungan adalah sebagai berikut :
Sarana pemantauan kualitas air
Pengujian sampel lingkungan
Penyidikan kasus/penegakan hukum lingkungan
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 15
Pengawasan ( program proper)
Sarana penelitian/kajian bidang lingkungan
Menilai status lingkungan
Kajian AMDAL, dampak perubahan iklim
Kajian baku mutu lingkungan
Alur Pengujian Sampel Kualitas Air dengan skema sebagai berikut :
3.4. Aktivitas Penerbitan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
Dalam penerbitan rekomendasi kelayakan lingkungan didasarkan
kepada peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
b. Surat Edaran MENLH Nomor B-1234/MENLH/08/1999 tentang Kegiatan
Wajib UKL dan UPL
c. Keputusan MENLH Nomor 42 Tahun 2000 tentang Susunan
Keanggotaan Komisi Penilai dan Tim Teknis Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup Pusat.
d. Keputusan MENLH Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 15
Pengawasan ( program proper)
Sarana penelitian/kajian bidang lingkungan
Menilai status lingkungan
Kajian AMDAL, dampak perubahan iklim
Kajian baku mutu lingkungan
Alur Pengujian Sampel Kualitas Air dengan skema sebagai berikut :
3.4. Aktivitas Penerbitan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
Dalam penerbitan rekomendasi kelayakan lingkungan didasarkan
kepada peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
b. Surat Edaran MENLH Nomor B-1234/MENLH/08/1999 tentang Kegiatan
Wajib UKL dan UPL
c. Keputusan MENLH Nomor 42 Tahun 2000 tentang Susunan
Keanggotaan Komisi Penilai dan Tim Teknis Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup Pusat.
d. Keputusan MENLH Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 15
Pengawasan ( program proper)
Sarana penelitian/kajian bidang lingkungan
Menilai status lingkungan
Kajian AMDAL, dampak perubahan iklim
Kajian baku mutu lingkungan
Alur Pengujian Sampel Kualitas Air dengan skema sebagai berikut :
3.4. Aktivitas Penerbitan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
Dalam penerbitan rekomendasi kelayakan lingkungan didasarkan
kepada peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
b. Surat Edaran MENLH Nomor B-1234/MENLH/08/1999 tentang Kegiatan
Wajib UKL dan UPL
c. Keputusan MENLH Nomor 42 Tahun 2000 tentang Susunan
Keanggotaan Komisi Penilai dan Tim Teknis Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup Pusat.
d. Keputusan MENLH Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 16
e. Peraturan MENLH Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
f. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2007 tentang Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang
tidak memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup.
g. Peraturan MENLH Nomor 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL dan Surat
Pernyataan tentang Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup.
h. Peraturan MENLH Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan
Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Ijin Usaha
dan/atau Kegiatan Tapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
i. Peraturan MENLH Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Dan Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan
Hidup.
j. Serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
k. Sedangkan mekanisme penerbitan dokumen kelayakan lingkungan
secara garis besar dapat kami sampaikan sebagai berikut :
Pemrakarsa mengajukan permohonan untuk melakukan kajian
kelayakan lingkungan
Dilakukan verifikasi berdasarkan pengajuan tersebut
Melakukan pengkajian dan pengujian dari studi kelayakan lingkungan
Penerbitan rekomendasi lingkungan apabila memenuhi ketentuan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.5. Aktivitas Pengelolaan Kebersihan dan Pertamanan
Pengelolaan kebersihan dan pertamanan pada Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Sumedang didasarkan pada Peraturan Bupati
Sumedang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan
Struktural pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang
meliputi :
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 17
Merumuskan strategi pengembangan sarana kebersihan, pertamanan
dan pemakaman ;
Merumuskan perencanaan induk pengembangan prasarana sarana
kebersihan, pertamanan dan pemakaman ;
Merumuskan Lokasi TPSS dan TPSA;
Pembangunan sebagian atau seluruh prasarana dan sarana
kebersihan, pertamanan dan pemakaman;
Mengendalikan pengembangan prasarana dan sarana kebersihan,
pertamanan dan pemakaman;
Merumuskan rekomendasi dan atau ijin pengembangan prasarana
dan sarana kebersihan, peertamanan dan pemakaman;
Merumuskan rekomendasi dan atau ijin penyelenggaraan
pengembangan prasarana dan sarana kebersihan, peertamanan dan
pemakaman;
Merumuskan kebutuhan pengadaan tanah untuk pengembangan
sarana dan prasarana persampahan pada daerah bencana dan
daerah rawan air skala kabupaten;
Melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah
yang dilaksanakan oleh pihak lain;
Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat dan
dunia usaha agar tetap keterpaduan dan pengelolaan sampah;
Mengendalikan pelaksanaan fasilitasi, pengembangan dan
melaksanakan upaya pengurangan , penanganan dan pemanfaatan
sampah;
Merumuskan rekomendasi dan atau ijin pengelolaan pembibitan,
penghijauan, pemanfaatan dan pemelihraan taman, penerangan
jalan, dekorasi kota dan reklame;
Merumuskan kebutuhan pengadaan tanah untuk pertamanan dan
pemakaman; dan
Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang
tugasnya.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 18
3.6. Data Dukung Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi OPD BLH
1. Jumlah rekomendasi kelayakan lingkungan yang diterbitkanselama tahun 2011.
Jumlah rekomendasi kelayakan lingkungan yang diterbitkan
selama tahun 2011 sebanyak 58 buah terdiri dari : AMDAL (revisi) 1
buah, UKL-UPL 39 Buah DPLH 5 buah, DPPL 1 buah dan SPPL
sebanyak 12 Buah.
2. Jumlah keluhan masyarakat terhadap dampak lingkungan selamatahun 2011
Jumlah pengaduan masyarakat terkait dengan dugaan
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup pada tahun 2009
sejumlah 9 pengaduan, pada tahun 2010 sejumlah 9 pengaduan.
Untuk tahun 2011 sebanyak 7 buah, dengan rincian sebagai berikut :
No Jenis Pengaduan Status
1. Dugaan pencemaran udara dari industry kulit sintetisPT. Mardira Jaya Tech di Desa MekarbaktiKecamatan Pamulihan
Sudah ditindaklanjuti
2. Kekeringan akibat galian pasir di blok batu nungkuDesa Cibeureum Wetan KecamatanCimalaka Sudah ditindaklanjuti
3. Dugaan pencemaran badan air oleh kegiatan pabrikaci kawung di Desa Sukamaju KecamatanRancakalong
Sudah ditindaklanjuti
4. Dugaan Pencemaran Udara dan Kurang optimalnyapengelolaan lingkungan PT. Polyfin Canggih Sudah ditindaklanjuti
5. Penolakan rencana kegiatan penambangan pasirsungai Cimanuk Blok Cimalendra Desa TomoKecamatan Tomo
Sudah ditindaklanjuti
6. Penolakan Rencana kegiatan peternakan sapi di DesaSukajaya Kecamatan Rancakalong Sudah ditindaklanjuti
7. Dugaan Pencemaran Air Sumur milik Ibu Nenden olehSPBU Mini a.n. PT. Azka Raya di Jalan AngkrekKelurahan Situ Kecamatan Sumedang Utara
Sudah ditindaklanjuti
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 19
3. Volume Sampah rata/rata per hari
Perhitungan Volume/Timbulan Sampah di Kabupaten
Sumedang menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan perjiwa
berdasarkan revisi SNI 03-3242-1994 _ Pengelolaan Sampah di
pemukiman yaitu 0.0025 M3/jiwa/hari. Dengan demikian dapat
dihitung volume timbulan sampah untuk Kabupaten Sumedang per hari
adalah : 1.198.837 orang x 0,0025 M3 / hari '= 2.997,093 M3/hari.
Sedangkan untuk kawasan perkotaan Kabupaten Sumedang sejumlah
453 M3/Hari. Volume sampah terangkut ke TPA baru mencapai 135
M3/hari. Khusus untuk daerah perkotaan sampah terangkut sebesar 90
M3/Hari atau sebesar 19,86%.
4. Jumlah TPSS dan jenisnya
Jumlah TPSS di Kabupaten Sumedang sebanyak 5 TPSS
yang semuanya berada di kawasan perkotaan dengan rincian sebagai
berikut :
No. Nama Transper Depo Jumlah M3 /hari
1 TD. Gajah Agung 12
2 TD. Regol Wetan 12
3 TD. Pasar Inpres 42
4 TD. Kota Kulon 12
5 TD. Darangdan 12
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 20
5. Luas taman kota yang dipelihara
Jumlah Taman yang dipelihara di kawasan perkotaan sumedang
seluas 367,650.70 M2 dengan rincian sebagai berikut :
No. Uraian Luas Satuan Keterangan
A. Taman yang dikelola BLH
1. Taman Kota 2,225.60 M2
2. Taman Tegalkalong 2,039.00 M2
3. Tugu Kuda Silat 17.53 M2
4. Tugu Tahu 45.00 M2
5. Tugu Adipura 206.57 M2
Jumlah A 4,533.70 M2
B. Taman yang dikelola Instansi lain
1. Alun-alun Sumedang 14,242.00 M2Dikelola BagianUmum Setda
2.Tahura Gunung Kunci - GunungPalasari 348,875.00 M2
Dikelola UPTDTahura padaDinas Kehutanandan Perkebunan
Jumlah B 363,117.00 M2
Total (A + B) 367,650.70 M2
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 21
6. Jumlah taman makam yang dikelola pemerintah (BLH)
Jumlah TPU di Kabupaten Sumedang sebanyak 1.119 TPU,
sedangkan jumlah TPU di Sumedang Kota sebanyak 105 TPU,
namun tidak ada TPU yang dikelola oleh BLH Sumedang, sebagian
besar dikelola oleh Desa/Kelurahan, Yayasan Tampomas dan Gereja
Pantekosta.
7. Sarana prasarana kebersihan yang dimiliki
Jumlah sarana dan prasarana kebersihan yang dimiliki sebagai
berikut :
No. alat angkutkapasitas
(M3)Unit Keterangan
1 Gerobak sampah 1 103
2 Dump truck 6 4 1 rusak
3 Arm Roll Truk 6 7 1 rusak
4 Motor Sampah 1 3
5 Alat Berat : 3
a. Wheal Loader 1
b. Bull Dozer 2 rusak
8. Luas hutan kota yang dimiliki
Hutan Kota yang dimiliki seluas 348.875 M2 yaitu Taman Hutan
Raya Gunung Kunci-Gunung Palasari.
9. PAD dari retribusi sampah TA. 2011
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah yang dikelola BLH
Tahun 2011, terlihat sebagai berikut :
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 22
No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) %1 Retribusi Pelayanan
persampahan287.940.000,- 227.895.000,-
79,15%
2 Retribusi penyediaandan/atau penyedotankakus
12.500.000,- 12.500.000,- 100%
JUMLAH 300.440.000 240.395.000,- 80,01
10. PAD Kabupaten Sumedang TA. 2011
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2011 :
No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) %
1 Pajak Daerah 46.759.162.767,00 51.417.482.248,00 109,96
2 Retribusi 10.763.611.940,51 10.520.642.334,00 97,74
3 Laba BUMD 3.111.672.648,00 3.111.672.649,00 100,00
4 Lain-lain PAD yang sah 84.289.233.827,77 74.644.592.065,11 88,56
JUMLAH 144.923.681183,28 139.694.389.296,11 96,39
11. Anggaran BLH Sumedang TA. 2012 adalah Rp 8.016.398.273,11.
12. APBD Kabupaten Sumedang TA. 2012 adalah1.405.402.729.008,36. Berdasarkan data tersebut maka rasioanggaran Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedangterhadap APBD masih sangat kecil yaitu hanya 0,57%.
13. Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang tahun 2011 sebesar1.198.837 Jiwa terdiri 608.363 laki-laki dan 590.474 perempuandengan kepadatan penduduk 769,12 Jiwa/Km2 dan lajupertumbuhan penduduk sebesar 2,83%.
3.7. Kelembagaan OPD Badan Lingkungan Hidup
Dari tampilan kondisi eksisting urusan bidang lingkungan hidup,
kebersihan dan pertamanan Kabupaten Sumedang, kelembagaan (OPD)
yang menangani adalah Badan Lingkungan Hidup dengan susunan
struktur organisasi terdiri dari :
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 23
a. Kepala Badan :
b. Sekretariat, membawahkan :
Sub Bagian Program;
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Analisis dan Hukum Lingkungan Hidup, membawahkan :
Sub Bidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
Sub Bidang Penataan Hukum Lingkungan.
d. Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup,
membawahkan :
Sub Bidang Pengelolaan dan Pemantauan;
Sub Bidang Pengendalian.
e. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, membawahkan :
Sub Bidang Kebersihan;
Sub Bidang Pertamanan dan Pemakaman.
f. Unit Pelaksana Teknis Badan (Persampahan dan Laboratorium)
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 24
BAB. IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan kegiatan kaji banding (studi komperatif)
penggabungan urusan bidang lingkungan hidup dengan urusan bidang
kebersihan dan pertamanan di Kabupaten Sumedang dari tanggal 23 April –
27 April 2012, dapat disimpulkan antara lain hal-hal sebagai berikut :
1. Perbandingan Data Dukung Indikator Kelembagaan Urusan LingkunganHidup, Kebersihan dan Pertamanan antara Kabupaten Bengkulu Selatandengan Kabupaten Sumedang, terlihat pada table di bawah ini :
Kabupaten JumlahPenduduk
APBDTahun2012
(RpMilyar)
PADTahun2011
(RpMilyar)
OPD YangMenangani
Urusan
JumlahEselon
IIb
JumlahEselon
IIIa
Jumlaheselon
IIIb
JumlahEselon
IVa
BengkuluSelatan
142.964 554,9 14,9 2 OPD :Dinas KP2TKdan KantorLH
2.
1 2 3 13
Sumedang 1.198.837 1.405,4 139,7 1 OPD yaituBadan LH
1 1 3 11
2. Penduduk Kabupaten Sumedang hampir sepuluh kali lipat dariKabupaten Bengkulu Selatan ;
3. PAD Kabupaten Sumedang sepuluh kali lipat PAD Kabupaten BengkuluSelatan;
4. APBD Kabupaten Sumedang hampir tiga kali lipat APBD KabupatenBengkulu Selatan ;
5. Beban tugas Urusan Bidang Lingkungan Hidup, Kebersihan danPartamanan Kabupaten Sumedang jauh lebih besar/tinggi dibandingkanKabupaten Bengkulu Selatan ;
6. OPD yang menangani Urusan Bidang Lingkungan Hidup, Kebersihandan Pertamanan Kabupaten Sumedang hanya 1 OPD yaitu BadanLingkungan Hidup yang terdiri dari 1 Eselon IIb, 1 Eselon IIIa dan 3Eselon IIIb ; sedangkan Kabupaten Bengkulu Selatan ditangani oleh 2OPD yaitu Dinas Kebersihan Pertamanan dan Tata Kota yang terdiri dari1 eselon IIb, 1 eselon IIIa dan 3 eselon IIIb dan Kantor LingkunganHidup ;
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 25
7. Organisasi Perangkat Daerah Badan Lingkungan Hidup KabupatenSumedang menganut pola minimal dengan indikator sebagai berikut :
a. Fleksibilitas : Urusan bidang lingkungan hidup lebih banyakmerupakan pelaksana dari berbagaikebijakan pada tingkat pusat, sehinggameskipun beban kerja urusan bidanglingkungan hidup tergolong tinggi, namunkelembagaan yang menanganinya tidakmemerlukan tingkat fleksibilitas yang tinggi,hanya pada tingkatan sedang saja.
b. Efektivitas : Beban kerja urusan bidang lingkungan hidupyang tinggi, menuntut penanganan olehkelembagaan yang dapat bekerja secaraefektif, yaitu kelembagaan yang memilikikewenangan yang luas.
c. Efisiensi : Beban kerja urusan bidang lingkungan hidupyang besar perlu ditangani oleh kelembagaanyang memiliki tingkat efisiensi yang tinggiyaitu kelembagaan yang didalamnya tidakada duplikasi posisi atau bahkan duplikasiinstitusi yang menangani fungsi ini. Selain ituefisiensi kelembagaan yang menanganiurusan bidang ini terletak pada ketepatanpemilihan model organisasinya, yang dapatmerupakan model campuran antara modelmatriks dan model lini and staf, dimanabanyak memunculkan jabatan teknislapangan, bukan struktural.
8. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Urusan Bidang Lingkungan Hidup,Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bengkulu Selatan menganut polamaksimal dengan indikator berbanding terbalik dengan Kabupaten Sumedang(kaya struktur miskin fungsi).
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 26
4.2. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dengan hormat bersama inidisarankan kepada Bapak Bupati Bengkulu Selatan, kiranya :
Perlu segera dilakukan evaluasi terhadap organisasi perangkat daerahyang menangani urusan bidang kebersihan, pertamanan, tata kota danlingkungan hidup ;
Perlu dilakukan penggabungan OPD Urusan Bidang Lingkungan Hidupdengan Kebersihan dan Pertamanan dalam satu OPD BadanLingkungan Hidup dengan prinsif fleksibilitas, efektivitas dan efisiensiorganisasi kelembagaan ;
Berkenan memerintahkan Bagian Ortala Setdakab bersama denganDinas Kebersihan Pertamanan dan Tata Kota serta Kantor LingkunganHidup untuk melakukan pengkajian akademis yang hasilnya disusundalam bentuk Naskah Akademis.
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 27
BAB. VP E N U T U P
Penyusunan laporan kaji banding (studi komperatif) penggabungan
urusan bidang lingkungan hidup dengan urusan bidang kebersihan dan
pertamanan ke Kabupaten Sumedang dari tanggal 23 April 2012 – 27 April 2012
ditulis/diulas secara lengkap dan komprehensif yang merupakan suatu bentuk
kesungguhan dalam melaksanakan kaji banding tersebut, dengan harapan
dokumen laporan ini dapat menjadi refrensi dalam upaya mewujudkan
kelembagaan di Kabupaten Bengkulu Selatan khususnya urusan bidang
lingkungan hidup, kebersihan dan pertamanan menjadi lebih fleksibel, efektiv dan
efisien sehingga nantinya melahirkan struktur organisasi kelembagaan yang kaya
fungsi dan diharaplan dapat memberikan pelayanan lebih baik kepada
masyarakat.
Selanjutnya, harapan kami semoga laporan ini dapat ditindak lanjuti
melalui pengkajian yang lebih mendalam dengan produk kajian disusun dalam
bentuk naskah akademis sebagai bahan penyusunan raperda kelembagaan
Badan Lingkungan Hidup yang didalamnya termasuk urusan bidang kebersihan
dan pertamanan sebagaimana diamanatkan UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundangan. Disamping itu pula, evaluasi
kelembagaan ini diharapkan sebagai upaya menuju arah reformasi birokrasi
sebagaimana diamanatkan dalam Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik.
Demikian, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua untuk menuju
Bengkulu Selatan menjadi lebih baik di masa-masa yang akan datang. Amin.
Manna, 30 April 2012
SAB BENGKULU SELATANBIDANG KEMASYARAKATAN DAN SDM
NOPIAN ANDUSTI, SE.MSPPembina Utama Muda (IVc) Nip. 19671107 199203 1 004
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 28
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 28
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI PENDUKUNG KAJI BANDING(STUDI KOMPERATIF)
KELEMBAGAAN LNGKUNGAN HIDUP, KEBERSIHAN DAN PERTAMANANDI KABUPATEN SUMEDANG
DARI TANGGAL 23 APRIL – 27 APRIL 2012
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 29
DOKUMENTASI PENDUKUNG KAJI BANDING (STUDI KOMPERATIF)KELEMBAGAAN URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP, KEBERSIHAN DAN
PERTAMANAN KE KABUPATEN SUMEDANGDARI TANGGAL 23 APRIL – 27 APRIL 2012
FOTO BERSAMA DENGAN WABUP SUMEDANG DI KANTOR BUPATI SUMEDANG
SAB BS DAN WABUP SUMEDANG WABUB BS DAN WABUP SUMEDANG
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 30
DI RUANG RAPAT WAKIL BUPATI SUMEDANG
SAMBUTAN/EKSPOSE WABUP SUMEDANG DAN SAMBUTAN WABUP BS
PENYERAHAN CENDERAMATAANTARA WABUP BS DAN WABUB SUMEDANG
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 31
SUASANA DIALOG ANTARA TIM BS DENGAN WABUP, PEJABAT BADAN LH, ASISTEN II DANBAGIAN ORTALA KABUPATEN SUMEDANG
DI RUANG RAPAT WAKIL BUPATI SUMEDANG
SUASANA DIALOG ANTARA TIM BS DENGAN WABUP, PEJABAT BADAN LH, ASISTEN II DANBAGIAN ORTALA KABUPATEN SUMEDANG
EKSPOSE KABAN LINGKUNGAN HIDUP SUMEDANG
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 32
DI HALAMAN KANTOR BUPATI SUMEDANG
FOTO BERSAMA DI HALAMAN KANTOR BUPATI SUMEDANG
WABUP BENGKULU SELATANBERSAMA RECEPTIONIS KANTOR BUPATI SUMEDANG
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 33
DUKUMENTASI PENDALAMANDI KANTOR BADAN LINGKUNGAN HIDUP SUMEDANG
PENDALAMAN DI RUANG KERJA KABAN LINGKUNGAN HIDUP SUMEDANG
DI LINGKUNGAN KANTOR BLH SUMEDANG
PENINJAUAN SARANA KEBERSIHAN
Laporan Studi Komperatif Integrasi Kelembagaan Urusan Bidang Lingkungan HidupDengan Urusan Bidang Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Sumedang
Dari Tanggal 23 April – 27 April 2012 34
TAMPILAN KANTOR BLH KABUPATEN SUMEDANG
FOTO BERSAMA SEBELUM MENINGGALKAN KANTOR BADAN LINGKUNGAN HIDUP
FOTO BERSAMA KABAN LH SEBELUM MENINGGALKANKANTOR BLH KABUPATEN SUMEDANG