l a p o r a n -...

103

Upload: dinhnguyet

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

L a p o r a n

Kinerja 2011DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI2011

daftar isi

Pengantar Direktur Jenderal 4Visi & Misi 7Pendahuluan 9

Pemberian Pembebasan dan/atau keringananBea Masuk 23Pemberian Fasilitas Kepabeanan dibidang Pertambangan 24Pemberian Fasilitaas KITE dan TPB 25Perumusan Kebijakan 27

Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011 11Analisis Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011 12Kendala dan Resiko Fiskal dalam Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011 13Strategi dalam Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011 13

Program Kerja Tahun 2011 29Laporan Pencapaian Kinerja Tahun 2011 31

Capaian Kinerja Tahun 2011 18Kendala - kendala yang dihadapi dalam Pencapaian Sasaran 19Pengembangan Sistem Otomasi 19

Sumber Daya Manusia 63Target dan Program Kerja Tahun 2011 65Pencapaian Kinerja Tahun 2011 67Kendala dalam Pencapaian Sasaran Tahun 2011 68Permasalahan dan Tantangan Reformasi Birokrasi 73

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA INDUSTRIAL ASSISTANCE

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA REVENUE COLLECTION

CAPAIAN KINERJA DJBCDALAM KERANGKA COMMUNITY PROTECTION

HUBUNGAN KERJASAMAINTERNASIONAL

CAPAIAN KINERJADJBC DALAM KERANGKA TRADE FACILITATION

REFORMASI DAN PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI DJBC

Pencapaian Kinerja Utama 41Evaluasi dan Analisis beberapa Indikator kinerja 43Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 45Rata-rata Persentase Realisasi Janji LayananUnggulan 45Persentase Hasil Penyidikan yang Dinyatakan Lengkap oleh Kejaksaan 49Jumlah Audit yang Diselesaikan 51Persentase Pejabat yang Telah Memenuhi StandarKompetensi Jabatannya 53Jumlah Pegawai yang Diberikan Penghargaan 54Persentase Penyelesaian SOP 55Persentase Penyelesaian/modernisasi organisasi 57Persentase downtime sistem pelayanan 58Persentase Penyerapan DIPA (non belanja pegawai) 59Kegiatan Dibidang Audit 60

INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC41

23

11

29 75

17

63

Laporan Kinerja DJBC

2011

PENDINGMATTERS

TANTANGAN KEDEPAN DANRENCANA AKSI

ISU PENTING DAN INOVASIBARU

PENUTUP

83

79

87

93

4

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Para pemangku kepentingan yang terhormat,Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas perlindunganNya, segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cu-kai (DJBC) dapat melaksanakan tugas dan fungsinya di tahun 2011 dengan baik. Ditengah berbagai hambatan dan tantangan serta gejolak perekonomian global yang tidak ringan, DJBC berupaya sekuat tenaga untuk menjalankan peran yang sangat strategis un-tuk mengamankan hak negara, pengembangan perekonomian nasional dalam perdagangan dunia, mendukung kelancaran arus barang serta melakukan upaya optimalisasi pengawasan, pencega-han dan penindakan atas masuknya barang larangan dan pem-batasan.

Laporan Kinerja DJBC 2011 kami susun dengan maksud untuk memberikan informasi kepada pemangku kepentingan terkait dengan kinerja yang telah dicapai oleh DJBC dalam menjalankan tugas dan fungsinya selama tahun 2011, memberikan gambaran tentang kendala dan hambatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya serta pokok permasalahan strategis yang perlu diantisipasi di masa yang akan datang.

Pada tahun 2011, kinerja DJBC dalam mengumpulkan penerimaan negara menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Secara keseluruhan, DJBC berhasil mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp 131, 103 Trilyun (113, 99 % dari Target APBN-P sebesar Rp 115, 015 trilyun). Penerimaan negara yang berhasil dikumpulkan oleh DJBC tersebut disumbang dari penerimaan Bea Masuk Rp 25,238 trilyun, penerimaan Cukai Rp 77,009 trilyun dan penerimaan Bea Keluar Rp 28,855 trilyun. Dari aspek peneri-maan negara, DJBC telah berkontribusi yang cukup besar dalam menyumbangkan Pajak Dalam rangka Impor (PDRI) dan PPN Tembakau sebesar Rp 153, 542 trilyun atau sama dengan 20,7 persen dari penerimaan pajak dalam APBN-P tanun 2011.

Dari aspek trade facilitator, selama tahun 2011 DJBC telah melakukan berbagai upaya memberikan dukungan dan fasilitasi perdagangan. Program fasilitasi perdagangan difokuskan kepada penyusunan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI), peningkatan kualitas pemberian jalur prioritas dan berbagai rumusan kebijakan di bidang perdagangan. Aspek industrial Assistance, selama tahun 2011 kami men-coba fokus memberikan fasilitas pembebasan dan keringanan bea Masuk dan Cukai untuk meningkat-kan pertumbuhan industri, meningkatkan investasi. Sedangkan kinerja DJBC di bidang community protector, kami menitikberatkan pada kegiatan intelijen, penindakan, penyidikan dan penanganan ba-rang bukti. Kami melakukan berbagai penindakan dengan tanpa kompromi di bidang narkotika, hasil tembakau dan penegahan dalam upaya penyelundupan barang larangan dan pembatasan

Para pemangku kepentingan yang terhormat,Tidak bisa dipungkiri bahwa organisasi yang dapat bertahan dalam menghadapi tuntutan zaman ada-lah organisasi yang senantiasa mempersiapkan dirinya menghadapi dan mengatisipasi secara konsisten adanya perubahan (eksternal dan internal organisasi), dan terus meningkatkan dirinya melalui trans-formasi organisasi. Seluruh jajaran DJBC menyadari bahwa hakekat transformasi merupakan strategi dan sekaligus implementasi yang bertujuan untuk membawa organisasi ke bentuk dan sistem yang

PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL

5

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

baru yang selaras dengan visi, misi dan strategi organisasi yang terus dilaksanakan. Selama tahun 2011, program trans-formasi dikembangkan berdasarkan tiga pilar Kementerian Keuangan yaitu penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis dan peningkatan disiplin dan manajemen budaya kerja SDM. Terkait pengembangan SDM, pada tahun 2011, DJBC secara serius dan konsisiten, melakukan berbagai program yang menitikberatkan pada empat aspek yaitu integritas, kompetensi, accountability dan budaya kerja dan kepemimpinan. Di bidang kelembagaan, pada tahun 2011, telah diresmikan 11 kantor modern sehingga total yang telah menjadi kantor modern berjumlah 39 kantor.

Pada Tahun 2011, DJBC telah ditunjuk sebagai Piloting Penjaminan Kualitas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan oleh Tim Penjamin Kualitas (Quality Assurance) Reformasi Birokrasi Nasional dengan tujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan reformasi di DJBC telah sesuai dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam refor-masi birokrasi nasional. Pelaksanaan penjamin kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi mencakup 8 (delapan) area perubahan reformasi birokrasi (tingkat mikro), 24 (dua puluh empat) sasaran dengan menggunakan 42 (empat puluh dua) indikator dan 76 (tujuh puluh enam) parameter. Hasil piloting penjaminan kualitas menunjukkan capaian aktual dengan nilai 91,21 dari skor maksimal 100 atau kategori “sangat baik”.

Dalam mengakhiri tahun 2011, seluruh jajaran pimpinan DJBC berhasil melakukan introspeksi dan mulai melakukan pe-nataan yang akan digunakan sebagai blue print dalam perumusan rencana aksi untuk membawa DJBC menuju ke tahun 2020 yang dikenal dengan CUSTOMS 2020. Hakekat CUSTOMS 2020 mengandung arti suatu kondisi DJBC di tahun 2020 dengan segala kekuatan sumber daya organisasi yang dimiliki telah mencapai suatu tingkatan global dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam era keamanan dan fasilitasi perdagangan dengan tetap mengoptimalkan pengamanan hak keuangan negara. Pondasi yang dicoba dirumuskan dalam CUSTOMS 2020 pada hakekatnya merupakan pembentu-kan dan langkah antisipasi yang akan digunakan untuk pembenahan DJBC. Pembenahan akan dilakukan berangkat dari kenyataan adanya perubahan yang sangat dinamis dalam perdagangan antar dunia, perubahan paradigma kebijakan in-stitusi Pabean Dunia dan antisipasi meningkatnya pemasukan barang larangan dan pembatasan secara illegal. Bagi DJBC, momen akhir tahun 2011, merupakan momen yang berarti dan sangat penting karena kami telah berhasil menyusun action plan dengan pondasi pada : Legal Framework, Sumber Daya Manusia, Organisasi, Sistem dan Prosedur, Sarana dan Prasarana dan Anggaran. Diharapkan dengan telah disususnnya Action Plan tersebut, DJBC mampu mengantisipasi perubahan secara menyeluruh, sistematis, terarah dan konsisten.

Para pemangku kepentingan yang terhormatAkhir kata, kami berharap laporan singkat ini dapat memberikan gambaran kepada seluruh pemangku kepentingan ten-tang kinerja DJBC Tahun 2011. Kami bersyukur atas beberapa capaian yang telah kami raih. Namun, kami menyadari masih terdapat beberapa area yang perlu segera dibenahi. Tantangan ke depan tidak ringan, seluruh jajaran DJBC akan senantiasa bekerja keras, berpacu diri tiada henti dan terus semangat bekerja untuk negeri Indonesia tercinta.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

Ir. Agung Kuswandono, MA.NIP. 196703291991031001

6

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

7

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Visi Menjadi administrasi kepabeanan dan cukai dengan

standar internasional.

MisiMengamankan hak keuangan negara, memfasilitasi

perdagangan, mendukung industri dan melindungi

masyarakat.

Strategi Profesionalisme sumber daya manusia, efisiensi dalam

organisasi dan pelayanan.

8

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

9

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

1. Pengamanan dan pemungutan penerimaan negara

dari kegiatan impor, ekspor, dan pemungutan cukai

(revenue collection);

2. Melancarkan arus barang dari transaksi perdagangan

internasional (trade facilitation);

3. Membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif

bagi pertumbuhan industri dan investasi mela-

lui pemberian fasilitas kepabeanan dan cukai serta

pencegahan unfair trading (industrial assistance);

4. Menjamin perlindungan kepada masyarakat terha-

dap akses yang timbul sebagai akibat dari

masuknya barang-barang pembatasan dan larangan

serta narkotika (community protection).

Dengan semakin bertambahnya komitmen kerjasa-

ma ekonomi dengan negara lain yang ditandatangani

pemerintah, maka saat ini titik berat tugas di bidang

kepabeanan telah bergeser dari Revenue Collection ke

Trade Facilitation, Industrial Assistance dan Community

Protection yang bertujuan untuk dapat mendorong per-

tumbuhan industri dan investasi dalam negeri.

PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) adalah

salah satu institusi pemerintah yang mempunyai peran

yang sangat penting dalam menggerakkan roda

perekonomian nasional. Peran tersebut diwujudkan

dalam bentuk pengumpulan penerimaan negara untuk

membiayai pembangunan nasional, pemberian fasilitasi

perdagangan untuk menunjang efisiensi rantai pasokan

perdagangan internasional, pemberian insentif fiskal

untuk meningkatkan pertumbuhan dan melindungi in-

vestasi dalam negeri, serta melindungi masyarakat dari

masuknya barang-barang yang berbahaya bagi

keamanan dan mengganggu kesehatan masyarakat.

Peran ini pada akhirnya juga memberikan kontribusi

siginifikan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi

yang tinggi terutama dalam menggerakan pertumbuhan

di sektor riil karena peran DJBC menjadi salah satu faktor

penting daya saing nasional dalam ekonomi global dan

menjadi salah satu faktor penentu keputusan investasi

asing. Sebagai aparat fiskal dan juga sekaligus sebagai

aparat pengawasan terhadap lalu-lintas barang im-

por dan ekspor, DJBC mengemban tugas dan tanggung

jawab yang cukup besar, meliputi:

10

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

11

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

CAPAIANKINERJA DJBC DALAM KERANGKAREVENUECOLLECTION

Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011

Realisasi Penerimaan DJBC Tahun 2011 Surplus Rp 16

Triliun (13,9%) dari yang ditargetkan.

NO JENISPENERIMAAN TARGET APBN-P

REALISASI 2011 SURPLUS (DEFISIT)

NOMINAL PENCAPAIAN NOMINAL %

1 2 3 4 5 (4/3) 6 (4-3) 7 (6/3)

1. BEA MASUK 21.500,79 25.238,84 117,39% 3.738,05 17.39%

a. Riil 21.000,79 25.191,49 119,95% 4.190,70 19,95%

b. DTP 500,00 47,35 9,47% (452,65) -90,53%

2. CUKAI 68.075,34 77.009,46 113,12% 8.934,12 13,12%

a. HT 65.381,86 73.252,78 112,04% 7.870,92 12,04%

b. MMEA 2.411,76 3.581,79 148,51% 1.170,03 48,51%

c. EA 281,71 154,59 54,87% (-127,12) -45,13%

d. Lainnya* 0 20,30 100% 0 0

4. PPN HT 25.439,07 28.885,58 113,43% 3.416,50 13,43%

TOTAL 115.015,21 131.103,88 113,99% 16.088,68 13,99%

Sumber Data: Ditjend Perbendaharaan

*) (Biaya pengganti + Denda Administrasi ) - Restitusi cukai

12

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA REVENUE COLLECTION

Pajak Dalam Rangka Impor dan PPN HT

Realisasi penerimaan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) dan PPN Hasil Tembakau (PPN HT) sebagai

berikut:

NO JENISPENERIMAAN

REALISASI s.d. DES GROWTH

2010 2011 Nominal %

1. PPN Impor 82.706,29 107.016,01 24.309,72 29,39

2. PPnBM Impor 4.790,58 5.374,48 583,90 12,19

3. PPh Ps. 22 Impor 23.598,53 28.295,19 4.696,66 19,90

Sub Total PDRI 111.095,40 140.685,68 29.590,28 26,68

4. PPN HT 11.485,30 12.856,78 1.371,48 11,94

Total PDRI 122.580,70 153.542,46 30.961,76 25,26

Konstribusi DJBC terhadap penerimaan perpajakan PDRI dan PPN Cukai HT terhadap total penerimaan

perpajakan sebesar 20,7%. Untuk lebih jelasnya penerimaan perpajakan dan penerimaan perpajakan

yang dihimpun DJBC dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

PENERIMAAN PAJAK YANG DIHIMPUN DJP

Uraian PenerimaanBruto Restitusi Penerimaan Netto Total

Dalam Negeri 863.728,40 45.125,51 818.602,89 818.602,89

Luar Negeri 54.697,52 687,92 54.009,59 54.009,59

Cukai 77.013,24 3,82 77.009,41 77.009,41

Penerimaan Pajak Diluar Cukai 741.593,48

Total Penerimaan Pajak Yang Dihimpun DJP 588.056,95

Kontribusi penerimaan Pajak yang dihimpun DJP 79,30%

PENERIMAAN PAJAK YANG DIHIMPUN DJBC

Uraian PenerimaanBruto Restitusi Penerimaan Netto Total

PPh Impor 28.298,93 3,74 28.295,19 140.685,69

PPN Impor 107.037,33 21,31 107.016,01

PPnBM Impor 5.408,29 33,81 5.374,48

PPN HT 12.856,78

Total Penerimaan Pajak Yang Dihimpun DJBC 153.542,47

Kontribusi penerimaan Pajak yang dihimpun DJBC 20,70%

Analisis Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011

Realisasi penerimaan DJBC tahun 2011 meningkat 38,26% dibandingkan dengan realisasi penerimaan

DJBC tahun 2010, terdiri dari kenaikan jenis penerimaan Bea Masuk sebesar Rp 5.478,41 milyar (naik

27,72%), Cukai sebesar Rp 10.844,17 milyar (naik 16,4%), dan Bea Keluar sebesar Rp 19.957,8 milyar

13

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

(naik 224,3%).

Untuk lebih jelasnya perbandingan realisasi penerimaan Bea Masuk, Cukai, dan Bea Keluar tahun 2010 dan 2011 adalah

sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Milyar Rp

No. Jenis Penerimaan

2010 2011 GROWTH

APBN-P Realsd. Des % APBN-P Real

sd. Des % Nominal %

1 Bea Masuk * 15.106,81 19.760,43 130,80 21.500,79 25.238,84 117,39 5.478,41 27,72

2 Bea Keluar 5.454,56 8.897,78 163,13 25.439,07 28.855,58 113,43 19.957,80 224,30

3 Cukai 59.265,95 66.165,29 111,64 68.075,34 77.009,46 113,12 10.844,17 16,40

Total 79.827,30 94.823,50 118,79 115.015,20 131.103,88 113,99 36.280,38 38,26Ket. * Nilai BM Tidak Termasuk BM DTP Tahun 2010 BM DTP sebesar Rp 2TTahun 2011 BM DTP sebesar Rp 0,5 T

Kendala dan Risiko Fiskal dalam Pencapaian Target Penerimaan tahun 2011

1. Sektor Bea Masuk

- Konsekuensi Kerjasama Perdagangan Internasional melalui skema FTA (IJ-EPA, China, Korea, India, AANZ);

- Fasilitas Pembebasan dan Keringanan BM;

- Tarif umum BM (MFN) cenderung menurunkan tarif efektif rata-rata BM;

- Kebijakan non tarif yang berorientasi pada pengendalian barang impor dan penggunaan produksi dalam negeri.

2. Sektor Cukai

- Konsisten dengan Road Map Hasil Tembakau;

- Rencana pemberlakuan PP Pengendalian Tembakau;

- Antisipasi Ratifikasi FCTC (Framework Control Tobacco Convention );

- Antisipasi Pemberlakuan Pajak Rokok Daerah, yang melarang produksi, penjualan dan peredaran miras

- Larangan merokok di tempat umum.

3. Sektor Bea Keluar

- Bea Keluar bukan merupakan Instrumen penerimaan negara, karena tujuan penerapan BK adalah untuk

mengantisipasi lonjakan harga yang tinggi, ketersediaan bahan baku dalam negeri, kelestarian SDA, dan menjaga

kestabilan harga komoditas dalam negeri (Pasal 2A UU Kepabeanan).

- Harga internasional CPO cenderung fluktuatif, yang berpengaruh pada penerimaan BK.

Strategi dan Kebijakan DJBC tahun 2011

1. Optimalisasi di Bidang Kepabeanan

- Peningkatan akurasi penelitian nilai pabean dan klasifikasi barang impor dan Peningkatan efektivitas pemeriksaan

fisik barang;

- Optimalisasi fungsi unit pengawasan melalui peningkatan patroli darat dan laut dan Peningkatan pengawasan

14

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA REVENUE COLLECTION

di daerah perbatasan terutama jalur rawan penyelundupan dan pos audit.

2. Optimalisasi di Bidang Cukai

- Kenaikan tarif cukai Hasil Tembakau;

- Optimalisasi Pengawasan peredaran BKC.

- Pembinaan kepatuhan pengguna jasa terhadap ketentuan di bidang cukai.

15

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

- Penerapan manajemen risiko dalam Pelayanan dan pengawasan di bidang cukai.

3. Peningkatan Sektor Pelayanan

- Penyempurnaan implementasi Indonesia National Single Window (INSW), dalam rangka menyongsong Asean Single

Window (ASW);

- Pelayanan Kepabeanan 24 Jam sehari 7 hari seminggu di pelabuhan-pelabuhan utama;

- Pengembangan otomatisasi pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai;

- Transformasi Kelembagaan dalam bentuk penetapan Kantor Modern (2009/2010: 28 Kantor, 2011: 11 Kantor).

16

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

17

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Peran DJBC dalam kerangka trade facilitator dalam

tahun 2011 difokuskan kepada harmonisasi penyusunan

Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, peningka-

tan kualitas proses pemberian ijin Importir MITA Jalur Pri-

oritas, peningkatan proses pemutakhiran Data Base Nilai

Pabean I, pemutakhiran klasifikasi barang maupun besa-

ran tarif, dan pemutakhiran harga ekspor dalam rangka

pemungutan Bea Keluar dan peningkatan pelay-

anan penetapan klasifikasi barang sebelum impor (PKSI),

penetapan klasifikasi barang dan nilai pabean untuk ba-

rang impor sementara dan kendaraan bermotor, peneta-

pan Keputusan User Specific Duty Free Scheme (USDFS)

dalam kerangka kerjasama Indonesia Jepang, penetapan

keputusan impor sementara dan perpanjangan jangka

waktu impor sementara, dan pengumpulan data untuk

usulan peruntukan Barang Milik Negara.

CAPAIANKINERJA DJBCDALAM KERANGKATRADEFACILITATION

Khusus terkait BTKI 2012, penerbitan buku tarif ini bertu-

juan untuk menyediakan Buku Tarif Kepabeanan Indone-

sia sebagai pengganti BTBMI 2007 yang dapat dipergu-

nakan tepat waktu mulai 1 Januari 2012, guna :

1. Memperbaharui sistem klasifikasi barang sebe-

lumnya, untuk mengikuti perkembangan teknologi

dan masyarakat industri serta pola perdagangan In-

ternasional;

2. Memudahkan pengumpulan, pembuatan dan anali-

sis Statistik perdagangan;

3. Memberikan Sistem Internasional yang resmi un-

tuk pemberian Kode, penjelasan dan penggolongan

barang untuk tujuan perdagangan seperti tarif

pengangkutan, keperluan pengangkutan, dokumen-

tasi dan sebagainya.

18

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA TRADE FACILITATION

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2011

Rumusan kebijakan yang telah diselesaikan

dalam rangka memfasilitasi perdagangan ada-

lah sebanyak 13 (tiga belas) peraturan, yang

terkait dengan:

a. Penyelesaian Barang Yang Dinyatakan Tidak

Dikuasai, Barang yang Dikuasai Negara dan

Barang yang menjadi Milik Negara;

b. Penetapan Tarif dan Nilai Pabean dan Sanksi

Administrasi serta Penetapan Direktur Jen-

deral atau pejabat Bea dan Cukai;

c. Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan BMAD

Terhadap Impor Hot Rolled Coil dari RRC dan

Malaysia;

d. Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea

Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap

Impor Produk Tali Kawat baja (Steel Wire

Ropes) dengan Pos Tarif 7312.10.90.00;

e. Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea

Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap

Impor Produk Tali Kawat baja (Steel Wire

Ropes) dengan Pos Tarif ex 7312.10.10.00;

f. Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea

Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Im-

por Produk Kawat Seng;

g. Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea

Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Im-

por Produk Kawat Bindrat;

h. Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea

Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap

Impor Produk Berupa Kain Tenunan dari Ka-

pas yang Dikelantang dan Tidak Dikelantang

(Woven Fabrics of Cotton, Bleached and Un-

bleached);

i. Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Ke-

wajiban Pabean atas Kapal yang telah di-

masukkan ke dalam daerah pabean oleh

Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional dan

belum diselesaikan kewajiban pabeannya;

j. Impor Sementara;

k. Tentang Penelitian Ulang dalam rangka

Penetapan Kembali Nilai Pabean;

l. Pedoman Teknis Penelitian Surat Keterangan

Asal dalam rangka Persetujuan ASEAN Aus-

tralia New Zealand Free Trade Area (AANZ-

FTA);

m. Petunjuk Penggunaan Buku Tarif Kepa-

beanan Indonesia 2012.

Dalam konteks pelayanan kepada pengguna

jasa importasi, sampai dengan akhir tahun

2011 telah ditetapkan Importir MITA Jalur

Prioritas berjumlah 108 (seratus delapan)

perusahaan, dan rincian lebih lanjut sebagai

berikut :

a. Perusahaan yang mengajukan permohonan

MITA Prioritas : 20 perusahaan

b. Perusahaan yang ditolak permohonan MITA

Prioritas : 15 Perusahaan

c. Perusahaan yang dicabut penetapan MITA

Prioritas : 3 Perusahaan

d. Perusahaan yang mendapatkan penetapan

MITA Prioritas : 108 Perusahaan

e. Perusahaan Uji Coba MITA

Non Prioritas : 189 Perusahaan

Pemutakhiran data yang telah dilakukan se-

lama tahun 2011 adalah sebagai berikut :

a. Pemutakhiran Data Base Nilai Pabean I se-

banyak 12 (dua belas) kali pemutakhiran;

b. Pemutakhiran data mengenai klasifikasi

barang maupun besaran tarif berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan telah dilaku-

kan sebanyak 6 (enam) kali pemutakhiran,

terakhir pemutakhiran data berdasarkan

PMK Nomor : 213/PMK.011/2011 tentang

19

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012;

c. Pemutakhiran data harga ekspor dalam rangka pe-

mungutan Bea Keluar, sebanyak 12 (dua belas) kali

pemutakhiran.

Sedangkan capaian program kerja lainnya selama ta-

hun 2011 adalah sebagai berikut :

a. Penetapan klasifikasi barang dan nilai pabean untuk

barang impor sementara dan untuk kendaraan ber-

motor atas permintaan penetapan dari Direktorat

Fasilitas Kepabeanan, telah dilaksanakan sebanyak

715 (tujuh ratus lima belas) penetapan;

b. Penetapan klasifikasi barang sebelum impor (PKSI)

sebanyak 157 (seratus lima puluh tujuh) penetapan;

c. Penetapan keputusan USDFS dalam kerangka ker-

jasama Indonesia Jepang, sebanyak 117 (seratus tu-

juh belas) keputusan;

d. Penetapan keputusan pemberian ijin impor se-

mentara sebanyak 247 (dua ratus empat puluh tujuh)

keputusan;

e. Penetapan keputusan perpanjangan jangka waktu

ijin impor sementara sebanyak 108 (seratus delapan)

keputusan;

f. Penetapan keputusan perpanjangan ijin vooruitslag

yang kedua, sebanyak 14 (empat belas) keputusan;

g. Pengumpulan data BTD, BDN dan BMN dari Kanwil,

KPU dan KPPBC seluruh Indonesia untuk usulan sta-

tus Barang Milik Negara, telah dilaksanakan se-

banyak 2 (dua) kali atau sekali setiap semester sela-

ma tahun 2011.

KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI

DALAM PENCAPAIAN SASARAN

Beberapa kendala yang dihadapi dalam rangka penca-

paian sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2011

antara lain:

1. Kendala dalam proses penyusunan Buku Tarif Kepa-

beanan Indonesia 2012, antara lain kesulitan dalam

mendapatkan masukan dari pembina sektor terkait

perumusan sistem klasifikasi untuk membantu

pengembangan industri sektor yang bersangkutan,

sementara DJBC dalam tenggat waktu tertentu harus

segera menyampaikan usulan-usulan tersebut ke

sidang AHTN agar dapat ditampung dalam subpos

AHTN.

2. Kendala terkait pengenaan Bea Keluar untuk ko-

moditi kelapa sawit, CPO dan turunannya, yaitu ke-

sulitan petugas di lapangan untuk membedakan jenis

komoditi turunan CPO, karena beberapa produk tu-

runan CPO memiliki kesamaan ciri secara fisik, selain

itu juga karena petugas di lapangan belum dibekali

pengetahuan khusus mengenai CPO.

PENGEMBANGAN SISTEM OTOMASI

Target dan Program Kerja untuk Tahun 2011

Dalam tahun 2011, Direktorat IKC menargetkan untuk

membangun 3 (tiga) sistem aplikasi sesuai IKU DIKC,

yang meliputi :

a. Sistem Komputerisasi Pelayanan (SKP) BC2.3 Sentral-

isasi (user : Direktorat Fasilitas Kepabeanan)

b. Sistem Aplikasi Database Nilai Pabean II (user : Direk-

torat Teknis Kepabeanan)

c. Sistem Passenger Analysis Unit (user : Direktorat

Penindakan dan Penyidikan)

Pencapaian Kinerja untuk Tahun 2011

Ketiga sistem aplikasi dapat diselesaikan pembangu-

nannya sesuai target yang ditetapkan dan masing-mas-

ing telah diimplementasikan dan kepada unit pemakai

(user) terkait.

a. Sistem Komputerisasi Pelayanan (SKP) BC2.3 Sentral-

isasi, sesuai Berita Acara Serah Terima nomor BA-04/

BC.93/2011 tanggal 29 Desember 2011.

b. Sistem Aplikasi Database Nilai Pabean II, sesuai Berita

Acara Serah Terima nomor BA-02/BC.93/2011 tang-

gal 17 November 2011.

20

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA TRADE FACILITATION

c. Sistem Passenger Analysis Unit, sesuai

Berita Acara Serah Terima nomor BA-03/

BC.93/2011 tanggal 29 November 2011.

Kendala Dalam Pencapaian Sasaran Tahun

2011

Terdapat beberapa kendala dalam pencapaian

sasaran Tahun 2011, yaitu :

a. Pembangunan aplikasi menggunakan

teknologi baru berbasis java dan SOA (ser-

vice oriented architecture), sehingga harus

dilakukan training terlebih dahulu kepada

SDM yang ada dan perlunya waktu pe-

nyesuaian dalam pelaksanaannya.

b. Dalam tahun 2011, Direktorat Informasi

Kepabeanan dan Cukai harus mengembang-

kan / mengerjakan beberapa sistem aplikasi

yang tidak termasuk dalam IKU DIKC 2011,

seperti : Sistem Aplikasi Registrasi Kepa-

beanan, Sistem Aplikasi Cukai EA / MMEA

sentralisasi dan penyempurnaan Sistem In-

formasi Direktorat P2 (Sidia), sehingga ikut

menyita waktu dan SDM yang telah terse-

dia.

21

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

22

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

23

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

CAPAIANKINERJA DJBC DALAM KERANGKAINDUSTRIALASSISTANCE

Pemberian Pembebasan dan/atau Keringanan

Bea Masuk

Dalam rangka memberi dukungan terhadap industri,

DJBC memberikan fasilitas pembebasan dan/atau

keringanan bea masuk untuk mendorong pertumbuhan

industri, meningkatkan investasi, serta meningkatkan

daya saing ekspor. Jenis fasilitas pembebasan dan/atau

keringanan bea masuk yang diberikan oleh DJBC melalui

Direktorat Fasilitas Kepabeanan pada prinsipnya seba-

gaimana tercantum dalam Pasal 25 Ayat (1) dan Pasal

26 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 ten-

tang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1995 tentang Kepabeanan, serta Bea Masuk Ditanggung

Pemerintah (BMDTP) berdasarkan Undang-Undang Ang-

garan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

24

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA INDUSTRIAL ASSISTANCE

Data pemberian fasilitas pembebasan dan/atau keringanan bea masuk periode tahun 2011 adalah

sebagai tabel berikut:

DATA PEMBERIAN FASILITAS DAN/ATAU KERINGANAN BM PERIODE TAHUN 2011

NO PERATURAN JENIS FASILITAS JUMLAH SKEP

1 KMK-239/KMK.01/1996 Pembebasan Bea Masuk Dalam Rangka Proyek Pemerin-tah

35

2 KMK-141/KMK.05/1997 Pemberian Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang Untuk Keperluan Museum, Kebun Binatang, dan Tempat Lain Semacam Itu Yang Terbuka Untuk Umum Serta Ba-rang Untuk Konservasi Alam

24

3 KMK-143/KMK.05/1997 Pemberian Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

42

4 KMK-144/KMK.05/1997 Pemberian Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah Untuk Keperluan Ibadah Untuk Umum, Amal, Sosial, Kebudayaan, Atau Untuk Kepentin-gan Penanggulangan Bencana Alam

37

5 PMK-101/PMK.04/2007 Pemberian pembebasan bea masuk atas impor peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah pencemaran lingkungan

1

6 PMK-104/PMK.04/2007 Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Untuk Keper-luan Olah Raga

18

7 PMK-105/PMK.04/2007 Pemberian pembebasan bea masuk atas impor bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan industri pertanian, pertanian, peternakan, atau perikanan

23

8 PMK-163/PMK.04/2007 Pemberian Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Oleh Pemerintah Pusat Atau Daerah Untuk Kepentingan Umum

59

9 PMK-154/PMK011/2008 Pemberian pembebasan bea masuk atas impor barang modal dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri pembangkit tenaga listrik untuk kepentingan umum

31

10 PMK-261/PMK.011/2011 BMDTP atas impor barang dan bahan untuk memproduksi barang dan / atau jasa guna kepentingan umum dan pen-ingkatan daya saing industri sektor tertentu

77

JUMLAH TOTAL 347

Pemberian Fasilitas Kepabeanan di Bidang Pertambangan

Dalam upaya untuk menarik investasi (khususnya migas dan pertambangan mineral), maka sesuai

dengan dasar hukum yang ada (untuk migas dan panas bumi), yaitu kontrak yang telah ditandatangani,

Undang-Undang tentang Migas, Undang-Undang tentang Panas bumi, dan Undang-Undang tentang

Kepabeanan, Menteri Keuangan telah menerbitkan keputusan tentang pembebasan BM dan PDRI

tidak dipungut dan/atau PPN Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) atas impor barang untuk kegiatan hulu

migas dan panas bumi.

Selain itu DJBC dalam perannya sebagai Industrial Assistence, terus berusaha agar prosedur dalam

25

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

pemberian perijinan atau pemberian fasilitas dapat lebih sederhana dan secara bertahap diarahkan pada sistem oto-

masi, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk perijinan dan pemberian fasilitas tersebut dapat dicapai sesuai dengan

janji layanan.

Untuk selanjutnya pemberian fasilitas kepabeanan di bidang pertambangan diharapkan dapat dimanfaatkan dengan

baik dan efektif, sehingga dapat membantu peningkatan produksi migas dan energi di Indonesia serta dapat mendorong

investasi di bidang pertambangan.

Data pemberian fasilitas kepabeanan di bidang pertambangan untuk periode 2011 adalah sebagaimana tabel berikut :

DATA PEMBERIAN FASILITAS KEPABEANAN DI BIDANG PERTAMBANGANPERIODE TAHUN 2011

NO PERATURAN JENIS FASILITAS JUMLAH SKEP

1 PMK-20/PMK.010/2005 Pemberian pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor tidak dipungut atas impor barang berdasarkan kontrak bagi hasil (Pro-duction Sharing Contracts) minyak dan gas bumi

808

2 PMK-78/PMK.010/2005 Pemberian pembebasan bea masuk atas impor barang untuk kegiatan pengusahaan panas bumi berdasarkan kontrak sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi

19

3 PMK-177/PMK.011/2007 Pemberian pembebasan bea masuk atas impor barang untuk kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi serta panas bumi

105

4 PMK-22/PMK.011/2011 Pemberian pembebasan bea masuk atas impor barang untuk kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi serta panas bumi dengan fasilitas PPN ditanggung pemerintah / PPNDTP

72

JUMLAH TOTAL 1004

Pemberian Fasilitas KITE dan TPB

Fasilitas Kepabeanan juga diberikan dalam bentuk Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan Tempat Penimbunan

Berikat (TPB). Fasilitas TPB terdiri dari enam jenis yaitu Kawasan Berikat (KB), Gudang Berikat (GB), Tempat Penyeleng-

garaan Pameran Berikat (TPPB), Toko Bebas Bea (TBB), Tempat Lelang Berikat (TLB), dan Kawasan Daur Ulang Berikat

(KDUB).

Fasilitas KITE merupakan pemberian pembebasan dan/atau pengembalian Bea Masuk (BM) dan/atau cukai serta PPN

dan PPnBM tidak dipungut atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain yang

hasilnya terutama untuk tujuan ekspor. Perusahaan yang mendapat fasilitas KITE adalah perusahaan yang mengimpor

sendiri hasil produksinya atau menyerahkan hasil produksinya ke KB untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain.

Data pemberian fasilitas KITE untuk periode 2011 adalah sebagaimana table berikut:

DATA PEMBERIAN FASILITAS KITE PERIODE TAHUN 2011

• NIPER Jumlah pengguna NIPER aktif : 1015 Perusahaan

26

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

• PENYELESAIAN DOKUMEN

JENIS DOKUMENJUMLAH DOKUMEN JUMLAH DOKUMEN % Penyelesaian

2010 2011 2010 2011 2010 2011

BCF. KT-01 1.759 1.216 1.694 1.154 96.30% 94.90%

BCL.KT-01 6.945 5.852 4.579 3.559 65.93% 60.82%

BCL.KT-02 2.805 1.790 1.097 707 39.11% 39.50%

Fasilitas di KB berupa penangguhan bea masuk, serta tidak dipungut PPN, PPnBM, dan PPh Pasal 22

atas impor barang dan bahan untuk diolah oleh PDKB serta terhadap barang modal dan peralatan

yang dipergunakan secara langsung dalam proses produksi. Fasilitas tidak dipungut PPN dan PPnBM

juga diberlakukan atas pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lain, pengeluaran barang dan/

atau bahan dalam rangka sub kontrak baik ke tempat lain dalam daerah pabean (TLDDP) atau PDKB

lain, peminjaman mesin dan atau peralatan pabrik dalam rangka sub kontrak, pemasukan BKP dari

TLDDP jika diolah lebih lanjut atau mesin dan/atau peralatan pabrik yang dipergunakan secara lang-

sung dalam proses produksi. Dalam KB diberikan pula fasilitas terhadap barang modal dan peralatan

asal impor milik Pengusaha Kawasan Berikat (PKB) dan/atau PDKB, apabila telah melampaui jangka

waktu dua tahun sejak dimasukkan ke KB dapat dipindahtangankan ke DPIL dengan tanpa kewajiban

membayar bea masuk.

Fasilitas di GB meliputi penangguhan BM, tidak dipungut PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 atas impor

barang atau bahan asal impor yang ditimbun di dalalm GB. Disamping itu di GB juga diberikan pembe-

basan cukai terhadap impor Barang Kena Cukai (BKC) yang akan ditimbun didalam GB.

Data pemberian fasilitas TPB periode tahun 2011 adalah sebagaimana tabel berikut:

DATA PEMBERIAN FASILITAS TPB PERIODE TAHUN 2011

No Jenis Fasilitas Jumlah SKEP

1 Kawasan Berikat 1692 Gudang Berikat 203 Toko Bebas Bea 54 Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat 0

TOTAL 194

27

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Perumusan Kebijakan

Dalam kaitannya dengan peran industrial assistance, be-

berapa rumusan kebijakan yang telah diselesaikan dan

diterapkan selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1. Tentang Gudang Berikat;

2. Tentang Kawasan Berikat;

3. Tentang Tata Cara Pemberian Pajak Pertambahan

Nilai Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Un-

tuk Kegiatan Usaha Hulu Eksplorasi Minyak dan Gas

Bumi Serta Kegiatan Usaha Eksplorasi Panas Bumi

Untuk Tahun Anggaran 2011;

4. Tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah.

28

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

29

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Program Kerja Tahun 2011

Kegiatan Pengawasan

Program kerja dalam rangka kegiatan pengawasan di bi-

dang kepabeanan dan cukai yang ditetapkan untuk di-

laksanakan pada tahun 2011 secara garis besar sama

dengan program kerja yang telah dilaksanakan pada ta-

hun 2011, antara lain :

a. Melakukan operasi pengawasan penyeludupan fisik

dan pelanggaran administrasi barang impor;

b. Melaksanakan pengawasan dan penindakan terha-

dap penyalahgunaan fasilitas kepabeanan dan cukai ;

c. Melaksanakan pengawasan dan penindakan terha-

dap penyeludupan di daerah rawan dan perbatasan;

d. Melaksanakan operasi pengawasan kegiatan ekspor

untuk mencegah terjadinya ekspor fiktif, ekspor ba-

rang larangan dan pembatasan, dan pelarian pajak

ekspor (PE);

e. Melaksanakan pengawasan dan penindakan pe-

malsuan pita cukai, pemakaian pita cukai palsu, pen-

gunaan pita cukai yang bukan haknya, penggunaan

pita cukai yang tidak sesuai peruntukannya, dan hasil

tembakau (HT) yang tidak dilekati pita cukai (rokok

polos);

CAPAIANKINERJA DJBC DALAM KERANGKACOMMUNITYPROTECTION

f. Melaksanakan pengawasan dan penindakan peredar-

an MMEA impor ilegal dan pengeluaran MMEA lokal

yang tidak sesuai prosedur atau tidak membayar cu-

kai;

g. Melaksanakan pengawasan di bidang Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor (NPP) dan asistensi

kegiatan pengawasan NPP ke KPPBC.

Kegiatan Penindakan

Program kerja dalam rangka kegiatan penindakan dibi-

dang kepabeanan dan cukai yang ditetapkan untuk dilak-

sanakan pada tahun 2011, antara lain :

a. Melakukan kegiatan penindakan atas pelanggaran

ketentuan di bidang kepabeanan dan cukai pada

wilayah kerja Kantor Wilayah DJBC, Kantor Pelayanan

Utama DJBC dan KPPBC;

b. Melakukan asistensi kegiatan penindakan atas

pelanggaran ketentuan di bidang kepabeanan dan

cukai pada wilayah kerja Kantor Wilayah DJBC, Kan-

tor Pelayanan Utama DJBC dan KPPBC;

30

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA COMMUNITY PROTECTION

c. Melakukan pengolahan data laporan

penindakan dan perkembangan penanga-

nan perkara dari Kantor Wilayah DJBC, Kan-

tor Pelayanan Utama DJBC dan KPPBC se-

bagai data untuk mengukur tingkat capaian

IKU Kemenkeu One yaitu persentase tindak

lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan

cukai.

Kegiatan Penyidikan

Target kinerja pelaksanaan penyidikan diper-

oleh dengan membandingkan antara jumlah

Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan

(PDP) yang merupakan bukti telah dimulainya

penyidikan oleh PPNS DJBC dan penyerahan

berkas perkara ke Kejaksaan sebagai bukti

bahwa penyidikan atas perkara telah diserah-

kan kepada Jaksa Penuntut Umum.

Pada tahun 2011, penyidikan tindak pidana di

bidang kepabeanan dan cukai yang diserahkan

ke Kejaksaan ditargetkan sebesar 50%. Penca-

paian target ini dilakukan monitoring setiap bu-

lan dan setiap triwulan guna evaluasi perkem-

bangan pencapaian.

Dalam rangka pencapaian target tersebut,

diselenggarakan program kerja antara lain :

1. Penyusunan panduan materiil dan formil

penyidikan tindak pidana Kepabeanan dan

Cukai.

2. Pemberian bantuan tenaga PPNS dalam

kegiatan penyidikan pada kantor-kantor

DJBC.

Kegiatan Intelijen

Terkait dengan tugas Direktorat Penindakan

dan Penyidikan di bidang Intelijen sebagai lang-

kah pelaksanaan program pengawasan sesuai

rencana kerja yang ditetapkan untuk tahun

2011 adalah:

a. Meningkatkan kepatuhan di bidang kepa-

beanan dan cukai;

b. Meningkatkan efektivitas kegiatan intelijen

di bidang kepabeanan melalui penerbitan

NHI yang akurat;

c. Membuat kebijakan di bidang intelijen yang

selaras dengan kepentingan nasional;

d. Penerapan manajemen resiko yang efektif

dalam pelayanan dan pengawasan Kepa-

beanan dan Cukai;

e. Melaksanakan bimbingan teknis dalam

rangka peningkatan fungsi intelijen;

f. Melaksanakan evaluasi yang efektif terha-

dap kegiatan intelijen di bidang kepabeanan

dan cukai;

g. Pemanfaatan sistem Teknologi Informasi

dan Komunikasi yang terintegrasi secara op-

timal;

h. Melakukan targeting penumpang menggu-

nakan Passanger Analyzing Unit (PAU) ber-

dasarkan pengembangan kasus penindakan

NPP di laut, udara dan perbatasan darat,

yang kemudian dimasukkan kedalam attensi

management dalam PAU dan/atau bentuk

Surat Rahasia Direktur Penindakan dan Pe-

nyidikan kepada kantor-kantor wilayah dan

pelayanan Bea dan Cukai.

i. Melakukan analisa Pemberitahuan Impor

Barang (PIB) melalui SIMONA dan INSW (In-

donesia National Single Window) dan ana-

lisa manifest barang kargo.

31

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Laporan Pencapaian KinerjaTahun 2011

Kegiatan Pengawasan

Realisasi atas program kerja yang ditetapkan pada tahun

2011, yaitu :

a. Melakukan operasi pengawasan penyeludupan fisik

dan pelanggaran administrasi barang impor se-

banyak 51 kali di seluruh Indonesia dengan hasil

banyak temuan pelanggaran berupa kesalahan pem-

beritahuan jumlah dan jenis barang, barang impor

yang terkena larangan dan pembatasan yang tidak

dilengkapi dengan izin dari instansi terkait, pelang-

garan tipe merk, spesifikasi, ukuran dan berat yang

tidak sesuai pemberitahuan, nilai pabean yang tidak

wajar, dan pelanggaran-pelanggaran lainnya;

b. Melaksanakan pengawasan dan penindakan

penyalahgunaan fasilitas kepabeanan dan cukai.

Operasi pengawasan terhadap perusahaan penerima

fasilitas Kawasan Berikat (KB), Gudang Berikat (GB)

dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dilak-

sanakan khususnya di wilayah pengawasan Kantor

Wilayah DJBC Jakarta, Kantor Wilayah DJBC Banten,

Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat, Kantor Wilayah

DJBC Jawa Tengah dan DIY dan Kantor Wilayah DJBC

Jawa Timur I dengan hasil masih ditemukan adanya

pelanggaran berupa kesalahan pemberitahuan jenis

barang, HS dan tarif bea masuk, dan kesalahan pem-

beritahuan jumlah dan jenis barang dengan komoditi

umumnya berupa barang elektronik;

c. Melaksanakan pengawasan dan penindakan penye-

lundupan di daerah rawan dan perbatasan;

Operasi pengawasan untuk mencegah terjadinya

penyeludupan di daerah rawan dan perbatasan di-

laksanakan melalui operasi patroli laut di wilayah

perairan wilayah kerja Kantor Wilayah DJBC Nangroe

Aceh Darussalam, Kantor Wilayah DJBC Sumatera

Utara, Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau,

Kantor Wilayah DJBC Riau dan Sumatera Barat, Kan-

tor Wilayah DJBC Sumatera Bagian Selatan dengan

menggunakan Kapal Patroli Bea dan Cukai dan Anak

Buah Kapal dari Pangkalan Sarana Operasi Tipe A Tan-

jung Balai Karimun serta di wilayah perairan wilayah

kerja Kalimantan Bagian Barat dan Kalimantan Bagian

Timur dengan Kapal Patroli Bea dan Cukai beserta

Anak Buah Kapal dari Pangkalan Sarana Operasi Tipe

B Pantoloan dengan Komandan Patroli dari Pegawai

Direktorat Penindakan dan Penyidikan dan Kantor Pe-

layanan Utama Tipe B Batam.

Beberapa hasil kegiatan patroli laut adalah sebagai beri-

kut:

1. Salah satu patroli laut yang telah dilaksanakan ada-

lah penegahan kapal MT. Western KGT dan MT Con-

certina yang kedapatan membawa komoditi crude oil

sebanyak + 650 kilo liter dengan modus melakukan

pemuatan dan pengangkutan barang ekspor berupa

crude oil tanpa dokumen dengan cara ship to ship;

2. Penyegelan terhadap KM Artika yang mengangkut

spare parts. stationery and accesories, dll, dengan

proses peyelesaian lebih lanjut diserahkan kepada

KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung.

d. Melasanakan operasi pengawasan kegiatan ekspor

untuk mencegah terjadinya ekspor fiktif, ekspor ba-

rang larangan dan pembatasan dan pelarian pajak

ekspor (PE).

Pelaksanaan operasi pencegahan pelanggaran kepa-

beanan di bidang ekspor Belem menemukan adanya

pelanggaran ketentuan di bidang ekspor;

32

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA COMMUNITY PROTECTION

e. Melaksanakan pengawasan dan penindakan

pemalsuan pita cukai, pemakaian pita cu-

kai palsu, pengunaan pita cukai yang bukan

haknya, penggunaan pita cukai yang tidak

sesuai peruntukannya, dan hasil tembakau

(HT) yang tidak dilekati pita cukai (rokok po-

los).

Hasil operasi pengawasan masih ditemu-

kan adanya pelanggaran berupa peredaran

rokok yang dilekati pita cukai yang tidak

sesuai dengan peruntukannya dan pelangga-

ran-pelanggaran lainnya.

f. Melaksanakan pengawasan dan penindakan

peredaran MMEA impor ilegal dan pengelu-

aran MMEA lokal yang tidak sesuai prosedur

atau tidak membayar cukai.

Data Kegiatan PengawasanDirektorat Penindakan dan Penyidikan

No. Kegiatan Pengawasan

Jumlah Pengawasan (kali)

Tahun 2010

Tahun 2011

1. Operasi pengawasan kegiatan impor

27 9

2. Operasi pengawasan ter-hadap perusahaan penerima fasilitas kepabeanan dan cukai

12 12

3. Operasi patroli laut 14 9

4. Operasi pengawasan kegiatan ekspor

10 3

5. Operasi pengawasan hasil tembakau

17 15

6. Operasi pengawasan MMEA 2 9Jumlah 82 57

33

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

g. Melaksanakan pengawasan di bidang Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP) dan asistensi kegiatan penga-

wasan NPP ke KPPBC.

Pengawasan di bidang NPP selama tahun 2011 dilakukan melalui kegiatan patroli dan operasi NPP, serta asistensi

terhadap kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh KPU BC atau KPPBC. Kegiatan yang dilakukan sepanjang

tahun 2011 adalah sebagai berikut :

No. Kegiatan Pengawasan KPPBC Jumlah

1. Patroli NPP Rutin Bulanan KPU BC Tanjung PriokKPPBC Madya Pabean Soekarno HattaKPPBC Madya Pabean YogyakartaKPPBC Madya Pabean Bandung

12

2. Patroli NPP Khusus KPU BC BatamKPPBC TMP EntikongKPPBC TMP PontianakKPPBC TMP JuandaKPPBC TMP DumaiKPPBC TMP MedanKPPBC Tanjung PinangKPPBC MataramKPPBC TMP Tanjung PerakKPPBC AcehKPPBC TMP MakassarKPPBC TMP SemarangKPPBC TMP SurakartaKPPBC TMP YogyakartaKPPBC TMP Ngurah RaiKPPBC TMP Teluk NibungKPPBC TMP Teluk BayurOperasi Ketupat (SH, BDO)Operasi Lilin (SH, BDO)

32

3. Asistensi pengawasan dan pelati-han NPP (CNT workshop)

KPPBC TMP SurakartaKWBC Riau dan SumbarKPU BatamKPPBC Ngurah RaiKPPBC TMP MedanKPPBC TMP JuandaKWBC Jateng dan DIYKPU Tanjung PriokKPPBC TMP MerakKPPBC TMP Soekarno HattaKPPBC TMP TangerangKWBC SumutKWBC Jatim IKWBC Bali,NTT dan NTBKWBC Kalbagtim

25

34

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA COMMUNITY PROTECTION

Kegiatan Penindakan

Perbandingan jumlah penindakan yang telah

dilaksanakan pada tahun 2010 dan 2011 da-

pat dilihat pada tabel berikut ini :

Data Kegiatan Penindakan

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

No. Kegiatan Pengawasan

Jumlah Penindakan

(kasus)

Tahun 2010

Tahun 2011

1. Impor 6 11

2. Fasilitas kepabeanan dan cukai

6 9

3. Patroli laut 5 1

4. Ekspor 0 0

5. Cukai hasil tembakau 2 12

6. Cukai MMEA 2 12Jumlah 21 45

Data Kegiatan Pengawasan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

No. Tahun Jumlah Penindakan

1. 2010 3.680

2. 2011 3.378

Jumlah 7.058

Dalam kaitannya dengan NPP, penindakan yang

telah dilakukan diseluruh Indonesia sebanyak

143 (seratus empat puluh tiga) kasus yang terse-

bar pada 23 (dua puluh tiga) Kantor, dengan to-

tal barang bukti seberat 214.634,87 gram.

Data penindakan NPP selengkapnya adalah

sebagai berikut :

Penindakan NPP berdasarkan

Kantor Bea dan Cukai

No. Kantor Jumlah Kasus

1. KPPBC Madya Pabean Soekarno Hatta

52

2. KPPBC Teluk Nibung 19

3. KPPBC Medan 14

4. KPPBC Madya Pabean Ngurah Rai

12

5. KPU BC Tipe B Batam 9

6. KPPBC Madya Pabean Juanda 8

7. KPPBC Madya Pabean Bandung 6

8. KPPBC Madya Pabean Dumai 3

9. KPPBC Madya Pabean Surakarta 3

10. KPPBC TMP Nunukan 3

11. KPPBC Jayapura 3

12. KPPBC Madya Pabean Yogya-karta

2

13. KPPBC Tanjung Balai Karimun 1

14. KPPBC Bengkalis 1

15. KPPBC Selat Panjang 1

16. KPPBC Banda Aceh 1

17. KPPBC Palembang 1

18. KPPBC TMP Pekan Baru 1

19. KPU Tanjung Priok 1

20. KPPBC Pasar Baru 1

21. KPPBC TMP Makassar 1

22. KPPBC TMP Tarakan 1

23. KPPBC Cirebon 1

24. KPPBC Mataram 1

Jumlah 146

35

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Realisasi Asistensi dan Pengawasan

yang Menghasilkan Penindakan NPP

Oleh Subdirektorat Narkotika

No. Kantor Jumlah Kasus

1. KPPBC TMP Soekarno Hatta 8

2. KPU Tanjung Priok 1

3. KPU Batam 1

4. KPPBC TMP Bandung 5

5. KPPBC TMP Medan 2

6. KPPBC TMP Makassar 1

7. KPPBC Pasar Baru 1

8. KPPBC Cirebon 1

9. KPPBC TMP Ngurah Rai 3

Jumlah 23

Penindakan NPP berdasarkan Jenis

No. Jenis NPP Jumlah Satuan

1. Methamphetamine 158.376,70 gram

2. Cocaine 176,17 gram

3. Ekstasi 9.665,70 gram

4. Ganja 1.280,50 gram

5. Erimin Five / Happy Five

348,00 gram

6. Hashish 3,00 gram

7. Heroin 14.718,11 gram

8. Ketamine 32.355,99 gram

9. Morphine 158,00 gram

10. Amfetamin 295,00 gram

11. Bromazepam 15,00 gram

Jumlah 217.392,17 gram

Di samping melaksanakan kegiatan pengawasan dan

penindakan tersebut di atas, Direktorat Penindakan dan

Penyidikan juga melaksanakan kegiatan lainnya, seperti :

a. Ikut serta dalam kegiatan Patkor Optima Malindo ke

20 A pada tanggal 19 s.d. 21 Mei 2011 dengan

mengirimkan anggota delegasi pada upacara pem-

bukaan di Batam dengan dukungan Kapal Patroli BC

9002 dan Patkor Optima Malindo ke 20 B pada tang-

gal 20 s.d. 30 Oktober 2011 dengan upacara penutu-

pan di Port Klang, Malaysia pada tanggal 31 Oktober

2011;

b. Ikut serta dalam kegiatan Patkor Kastima pada tang-

gal 18 s.d 30 Juli 2011 dengan pembukaan di Batam.

Indonesia pada tanggal 19 Juli 2011 dan penutupan

di Pangkalan Kastam Marin Sungai Pulai, Johor, Ma-

laysia tanggal 30 Juli 2011

c. Ikut serta dalam kegiatan Patkor Optima Malindo ke

20 A pada tanggal 19 s.d. 21 Mei 2011 dengan

mengirimkan anggota delegasi pada upacara pem-

bukaan di Batam dengan dukungan Kapal Patroli BC

9002;

d. Ikut serta melakukan pemantauan dan pengawasan

atas pencacahan dan perajangan kertas banderol

berhologram rusak dan pelat cetak hologram rusak,

mengawasi pelaksanaan pemusnahan pita cukai, plat

cukai, pemantauan batas lekat pita cukai MMEA apa-

bila ada permintaan dari unit lainnya;

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan rapat koordinasi

pengawasan bidang kepabeanan dan cukai yang

diikuti oleh para pejabat unit pengawasan dari Kantor

Wilayah DJBC, KPU BC dan KPPBC;

f. Melakukan kegiatan koordinasi lintas sektoral dengan

instansi teknis terkait di dalam negeri yang diwujud-

kan melalui kegiatan seperti partisipasi dalam kegia-

tan rapat dan patroli bersama yang dilaksanakan di

bawah koordinasi Badan Koordinasi Keamanan Laut

(BAKORKAMLA);

g. mengadakan dan mengikuti pelatihan SDM melalui

seminar, workshop serta pendidikan dan pelatihan

dengan materi pelatihan yang berkaitan dengan tu-

gas dan fungsi Direktorat Penindakan dan Penyidikan.

Kegiatan Penyidikan

Kegiatan penyidikan dalam tahun 2011 mencapai 121

kasus. Secara kuantitas mengalami penurunan sebesar

36

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA COMMUNITY PROTECTION

33 % jika dibandingkan dengan tahun 2010. Hal tersebut disebabkan karena kuantitas penindakan

pelanggaran kepabeanan dan cukai menurun yang mengindikasikan bahwa tingkat kepatuhan pelaku

usaha terkait kepabeanan dan cukai semakin meningkat.

Dari 121 kasus yang dilakukan penyidikan dalam tahun 2011, 96 kasus (79 %) diantaranya telah

diserahkan ke kejaksaan dengan status P-21. Pencapaian ini melebihi target yang ditetapkan yaitu

sebesar 50 %. Ke 121 kasus tersebut terdiri dari ; penyidikan tindak pidana kepabeanan 69 kasus,

dimana 60 kasus telah P-21, dan penyidikan tindak pidana cukai 52 kasus, dimana 36 kasus telah P-21.

Kegiatan Intelijen

Terkait dengan tugas Direktorat Penindakan dan Penyidikan di bidang Intelijen sebagai langkah pelak-

sanaan program pengawasan sesuai rencana kerja yang ditetapkan untuk tahun 2011 adalah :

Meningkatkan kepatuhan di bidang kepabeanan dan cukai

Selama periode tahun 2011 telah diberikan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai oleh Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai. Selain itu juga dilakukan kegiatan pemblokiran terhadap perusahaan yang

melakukan pelanggaran sesuai dengan yang diatur dalam KEP-14/BC/2001. Rincian jumlah perijinan

dan pemblokiran yang telah dilakukan untuk periode tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Perusahaan Jumlah Seluruh PerijinanJumlah Perijinan

Th. 2011 Jumlah Pem-blokiran Persentase

Importir 2.5747 2.352 816 3,16%

PPJK 1.658 127 18 1,09%

Total 27.405 2.479 834 3,04%

Disamping pemblokiran dilakukan juga pencabutan pemblokiran bagi perusahaan dengan status di-

blokir yang telah mengajukan permohonan pencabutan pemblokiran dan telah memenuhi persyara-

tan untuk dicabut status blokirnya sesuai dengan ketentuan dalam KEP-14/BC/2001, dengan perincian

sebagai berikut :

No. Perusahaan Buka Blokir

1. Importir 911

2. PPJK 14

Total 925

Meningkatkan efektivitas kegiatan intelijen di bidang kepabeanan melalui penerbitan NHI

yang akurat

Membuat kebijakan di bidang intelijen yang selaras dengan kepentingan nasional.

Untuk menunjang pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai serta mendukung pelaksanan tugas

pengawasan yang efektif dan efisien sejalan dengan ketentuan maka informasi untuk keperluan

pengawasan harus dapat dikelola secara akurat, relevan dan tepat waktu. Oleh karena itu Subdit Inteli-

jen membuat kebijakan optimalisasi pemanfaatan SMS Centre Direktorat Penindakan dan Penyidikan.

37

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Melaksanakan bimbingan teknis dalam rangka peningkatan fungsi intelijen.

Dalam rangka meningkatkan fungsi intelijen telah dilakukan bimbingan teknis mengenai aplikasi SIDIA dan PAU pada

setiap kantor wilayah.

Melaksanakan evaluasi yang efektif terhadap kegiatan intelijen di bidang kepabeanan dan cukai

Dalam rangka efektifitas pengawasan yang berkaitan dengan pengamanan hak-hak negara dan dipenuhinya ketentuan

kepabeanan tentang ekspor Kelapa Sawit, CPO dan produk turunannya maka Subdit Intelijen telah menyusun Kajian

Evaluasi Pengawasan Ekspor Kelapa Sawit.

Pemanfaatan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi secara optimal

a) menerapkan dan mengembangkan Passenger Analyzing Unit (PAU) untuk mengawasi penumpang pesawat udara.

PAU ini telah terinstalasi di 8 KWBC dan 16 KPPBC. Beberapa kasus penangkapan penyeludupan narkotika di bandara

adalah merupakan hasil analisa dengan menggunakan PAU.

b) Dalam rangka optimalisasi kegiatan pengawasan juga telah dibuat suatu Sistem Informasi Direktorat P2 (SIDIA) yang

telah terinstal di 16 KWBC, 2 KPU dan 18 KPPBC

c) Untuk memudahkan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai saat ini juga sedang dikembangkan design aplikasi

tata laksana pengawasan.

Penerapan manajemen resiko yang efektif dalam pelayanan dan pengawasan Kepabeanan dan Cukai.

Penerapan dan pengembangan manajemen risiko kepabeanan dan cukai dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan

efisiensi kegiatan intelijen dalam rangka pengawasan. Pelaksanaannya dengan melakukan profiling terhadap importir,

komoditi, perusahaan pemilik NPPBKC, perusahaan penerima fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan kepabeanan dan

cukai.

Profil Importir

Sampai dengan bulan November 2011 komposisi importir berdasarkan kategori resiko importir adalah sebagai berikut :

No. Risk Grade

Status Importir

Total %IP IU IT

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Low Risk 4.376 88,42 278 5,62 295 5,96 4.949 19,22

2. Medium Risk 1.535 37,60 2.184 53,50 363 8,89 4.082 15,85

3. High Risk 893 29,11 1.977 64,44 198 6,45 3.068 11,92

4. Very High Risk 2.378 17,42 10.329 75,68 941 6,89 13.648 53,01

TOTAL 9182 35,66 14768 57,36 1797 6,98 25747 100

38

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

CAPAIAN KINERJA DJBC DALAM KERANGKA COMMUNITY PROTECTION

Sedangkan untuk profiling perusahaan yang

terupdate adalah :

Bulan Profil Perusahaan Yang Terupdate

Januari 202

Februari 166

Maret 270

April 208

Mei 225

Juni 263

Juli 182

Agustus 23

September 273

Oktober 204

November 336

Desember 43

Total 2395

Rata-Rata 199

Profil Pengusaha Hasil Tembakau (pemilik

NPPBKC HT)

Database Profil Pengusaha Hasil Tembakau saat

ini sudah ada pada Sistem Aplikasi Cukai (SAC).

Telah diselesaikan proses legal formal untuk

dasar hukumnya dengan diterbitkannya Surat

Rahasia Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor

SR-27/BC/2010 yang ditujukan kepada KPPBC

terkait untuk dilaksanakan dan laporan pelak-

sanaannya akan menjadi input dalam proses

pembentukan dan pengembangan Database

Profil Pengusaha Hasil Tembakau.

Menerapkan dan mengembangkan Sistem

PAU untuk mengawasi penumpang pesawat

udara;

Sistem PAU ini sangat bermanfaat untuk efek-

tifitas dan efisiensi pengawasan/targeting

penumpang pesawat udara beserta barang

bawaannya yang memiliki tingkat resiko ting-

gi sebagai kurir narkotika, psikotropika dan

prekursor (NPP). Pada awalnya (tahun 2010)

Sistem PAU ini diterapkan di 5 (lima) bandar

udara internasional di Indonesia yaitu Soekar-

no Hatta Jakarta, Ngurah Rai Denpasar, Juanda

Surabaya, Polonia Medan dan Husein Sastrane-

gara Bandung, kemudian pada pertengahan

tahun 2011 telah dilakukan kegiatan so-

sialisasi mengenai Sistem PAU ini ke beberapa

KWBC/KPU/KPPBC yang membawahi bandara-

bandara internasional seperti : KWBC Sumatera

Bagian Selatan, KWBC Banten, KWBC Bali, NTT

dan NTB, KWBC Sulawesi, KWBC Riau dan Su-

matera Barat, KWBC Kalimantan Bagian Timur,

KWBC Jawa Timur I, KPU Batam dan KPPBC

Yogyakarta. Beberapa kasus penegahan NPP

di bandara adalah merupakan hasil analisa

dengan menggunakan sistem PAU.

Pengembangan PAU dilakukan dengan penam-

bahan konten, penambahan jumlah maska-

pai penerbangan yang terhubung dengan sis-

tem PAU serta perluasan penggunaan PAU di

bandara-bandara internasional lainnya.

39

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

40

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

41

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

INDIKATORKINERJAUTAMA DJBC

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Pengukuran tingkat capaian kinerja DJBC tahun 2011

sesuai dengan konsep BSC dilakukan dengan cara mem-

bandingkan antara capaian IKU Kemenkeu-One DJBC Ta-

hun 2011 dengan targetnya.

Secara umum target IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun

2011 dapat tercapai dengan baik walaupun masih ter-

dapat beberapa IKU yang pencapaiannya berada sedikit

dibawah target yang ditetapkan. Dari 22 IKU Kemenkeu-

One DJBC Tahun 2011 terdapat 19 IKU berstatus hijau,

2 IKU berstatus kuning, dan 1 IKU berstatus abu-abu.

Dua IKU yang capaiannya kuning yaitu IKU “Rata-rata

persentase realisasi dari janji layanan unggulan” dan IKU

“Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai)”.

Sedangkan IKU yang masih abu-abu (belum ada capa-

ian) yaitu IKU “Indeks kepuasan pengguna layanan”, hal

tersebut karena Sekretariat Jenderal Kemenkeu belum

menyampaikan hasil survey kepada DJBC.

42

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC

Secara rinci data pencapaian target IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 dapat disajikan sebagaimana

tabel berikut :

NoIKU 2011 Pencapaian

target IKU s.d. akhir tahunKode Nama Target Realisasi

1 BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan CukaiRp114.515,21

Milyar(APBN-P)

Rp131.056,53 Milyar

(114,44%)TERCAPAI

2 BC-2.1

Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran

99% 99,99% TERCAPAI

3 BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 60% 79,42% TERCAPAI

4 BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan 3,8(Periode Tahunan) 3,65 TIDAK TERCAPAI

5 BC-4.1 Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan 83,30% 102,08% TERCAPAI

6 BC-4.2Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai

75% 138,70% TERCAPAI

7 BC-4.3

Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional

75% 129% TERCAPAI

8 BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan 100% 99,92% TIDAK TERCAPAI

9 BC-5.2 Persentase realisasi dari janji layanan pendukung 80% 94,92% TERCAPAI

10 BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi 70 80,86 TERCAPAI

11 BC-7.1Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21)

50% 79,34% TERCAPAI

12 BC-7.2 Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 55% 84,40% TERCAPAI

13 BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan 300 569 TERCAPAI

14 BC-8.2 Persentase hasil audit berupa tambah bayar 80% 94,38% TERCAPAI

15 BC-9.1Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya

80% 80,41% TERCAPAI

16 BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan 107 107 TERCAPAI

17 BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 100% 107% TERCAPAI

(214 SOP)

18 BC-10.2 Persentase penyelesaian/ modernisasi organisasi 100% 100% TERCAPAI

(11 kantor)

19 BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan manajemen risiko 60% 94,64% TERCAPAI

20 BC-11.1Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)

100% 100% TERCAPAI

21 BC-11.2 Persentase downtime sistem pelayanan 1% 0,02% TERCAPAI

22 BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai) 80% 80,78% TERCAPAI

43

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

EVALUASI DAN ANALISISBEBERAPA INDIKATOR KINERJA

Jumlah Penerimaan Bea Dan Cukai

Bea Masuk

Dari sisi penerimaan Bea Masuk, walaupun terdapat 2

KWBC dari 18 KWBC dan KPU yang tidak dapat menca-

pai target yaitu KWBC Jawa Barat (92,71%) dan KWBC

Kalbagbar (99,72%) namun target bea masuk secara

keseluruhan dapat terlampaui yaitu sebesar 119,87%

dari target bea masuk yang ditetapkan dalam APBN-P

2011 (tidak termasuk target BM DTP).

Tercapainya target penerimaan bea masuk per Desem-

ber 2011, antara lain disebabkan:

a. Nilai tukar Rupiah yang mengalami penguatan, men-

dorong tingkat importasi sehingga meningkatkan

dutiable import. Nilai Kurs Rata-rata s.d. Desem-

ber 2011 sebesar Rp 8.775,21 menguat sebesar Rp

324,64 (3,6%) dibanding periode yang sama tahun

2010 dan berada di bawah Kurs asumsi makro APBN-

P 2011 sebesar Rp 8.700. Devisa impor Bayar s.d. De-

sember sebesar US$ 141,04 Milyar, meningkat 27,8%

dibandingkan periode yang sama tahun 2010 sebesar

US$ 110,4 Milyar.

b. Tarif efektif rata-rata yang berada diatas tarif yang

diasumsikan;

Tarif efektif rata-rata, s.d. periode Desember 2011

sebesar 2,04%, naik 3,57% dari periode yang sama

tahun 2010 sebesar 1,97%; namun masih berada dia-

tas tariff yang diasumsikan dalam APBN-P pada tahun

2011 sebesar 1,93%.

c. Internal Effort DJBC dalam peningkatan pelayanan

dan pengawasan di bidang kepabeanan seperti in-

tensifikasi pemeriksaan dokumen dan fisik barang,

pemberantasan penyelundupan, temuan hasil audit

dll.

Cukai

Penerimaan cukai terdiri dari penerimaan Cukai HT, Cu-

kai MMEA, dan Cukai EA. Sampai dengan bulan Desem-

ber 2011, realisasi penerimaan Cukai berdasarkan lapo-

ran KPU/KPPBC pada aplikasi MPO sebesar Rp 76.627.53

milyar atau 112,56% dari target APBN-P 2011 sebesar Rp

68.075,30 milyar.

Dapat terlampauinya penerimaan Cukai s.d. Desember

2011, antara lain disebabkan:

a. Dampak kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau mulai

Januari 2011

Sebagai antisipasi kenaikan Tarif Cukai pada Januari

2011 terjadi peningkatan pesanan pita cukai di akhir

tahun 2010 yang pelunasannya dilakukan Bulan Janu-

ari dan Februari 2011. Penurunan penerimaan cukai

pada bulan Maret dikarenakan nilai pesanan pita

cukai bulan Januari dan Februari yang pembayaran-

nya jatuh tempo bulan maret relatif sedikit/menurun

karena dampak kenaikan tariff cukai di 2011. Namun

demikian untuk bulan April, penerimaan cukai kem-

bali normal.

b. Internal effort DJBC dalam pemberantasan rokok il-

legal, mengintensifkan kegiatan pemantauan kepatu-

han pengusaha (a.l: Produksi, Pelekatan, Pencatatan),

memaksimalkan penagihan cukai, dan optimalisasi

sosialisasi di bidang Cukai. Dari sisi produksi HT s.d.

Desember 2011 dihasilkan produksi Hasil Tembakau

sebesar 319,6 milyar batang atau mengalami ke-

naikan sebesar 7,98% dibandingkan dengan produksi

HT pada periode yang sama tahun 2010 sebanyak

295,9 milyar batang. Kenaikan produksi HT tersebut,

lebih disebabkan adanya effort internal DJBC dalam

pemberantasan peredaran rokok illegal.

44

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC

Bea Keluar

Sampai dengan bulan Desember 2011,

realisasi penerimaan Bea Keluar berdasarkan

laporan KPU/KPPBC pada aplikasi MPO sebesar

Rp 28.500,43 milyar atau 112.03% dari target

APBN-P sebesar Rp 25.439,10 milyar.

Tercapainya penerimaan Bea Keluar s.d. De-

sember 2011 disebabkan antara lain:

a. Tingginya Tarif BK dan Harga Patokan Ekspor

CPO

Pengenaan BK atas ekspor beberapa ko-

moditi seperti CPO, Rotan, Kayu, Kulit, dan

Kakao sangat tergantung pada kebijakan

pemerintah terkait dengan penetapan Harga

Referensi yang menentukan tarif dan HPE.

Sejak bulan September 2010 harga

Referensi CPO meningkat seiring naiknya

harga minyak mentah dunia. Memasuki awal

tahun 2011, tariff Bea Keluar CPO bulan

Januari menjadi 20%, bulan Februari dam

Maret kembali meningkat menjadi 25% ka-

rena harga referensi yang sudah berada dia-

tas US$ 1.250/ton, sedangkan untuk tariff

Bea Keluar Kakao masih 10%; Penerimaan

Bea Keluar Bulan Agustus 2011 kembali

meningkat di banding bulan sebelumnya,

karena volume ekspor CPO yang tinggi dan

tarif BK Bulan Agustus menjadi 15%.

b. Internal effort DJBC

Dengan meningkatnya harga minyak dunia,

harga CPO dan turunannya yang menjadi ko-

moditi substitusi minyak menjadi naik. Ting-

ginya harga CPO dipasaran internasional

mendorong tingginya tingkat eksportasi se-

hingga menghasilkan Bea Keluar yang cukup

tinggi. DJBC diminta untuk meningkatkan

pengawasan yang lebih efektif terhadap

lalu lintas komoditi CPO dan turunannya,

berkaitan hal tersebut telah dikeluarkan

Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan

Cukai Nomor SE-2/BC/2011 tanggal 21 Ma-

ret 2011 tentang optimalisasi pengawasan

pengangkutan ekspor dan/atau antar pulau,

kelapa sawit, CPO, dan Produk turunannya.

45

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

INDEKS KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN

Dalam rangka untuk mengukur kepuasan pengguna jasa atas layanan yang dilaksanakan oleh DJBC diadakan Survei

Kepuasan Pengguna Layanan. Survey ini merupakan salah satu media komunikasi antara DJBC dengan pengguna jasanya.

Dari hasil survey ini akan didapatkan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJBC. Informasi yang terkumpul melalui survey

ini akan menjadi masukan bagi DJBC dalam menyempurnakan pelayanannya. Untuk tahun 2011 survei dilakukan oleh

Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan dengan menggunakan jasa konsultan dari IPB.

Periode Indeks Kepuasan*) Target 2011

S.d. Desember - 3,8(skala 1-5)

RATA-RATA PERSENTASE REALISASI JANJI LAYANAN UNGGULAN

1. Capaian Janji Layanan Unggulan DJBC Tahun 2011

Janji layanan unggulan adalah standar prosedur operasi yang disusun dan diimplementasikan dalam rangka pelayanan

kepada pihak eksternal dengan limit waktu tertentu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.2010

tentang Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Kementerian Keuangan.

Pada tahun 2011 capaian IKU Janji Layanan Unggulan DJBC diukur dari 6 (enam) jenis layanan yaitu Pelayanan Permo-

honan Penyediaan Pita Cukai MMEA Asal Impor (P3C MMEA), Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur

MITA Prioritas, Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur Hijau, Pelayanan Permohonan Penyediaan

Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Awal Secara Elektronik, Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil

Tembakau (P3C) Pengajuan Tambahan Secara Elektronik, Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara

Elektronik.

Data capaian kinerja janji layanan unggulan untuk tahun 2011 seperti dalam tabel di bawah ini :

No Janji layanan unggulan PIC

S.d. Bulan Desember

Jumlah Dokumen

Memenuhi Target

Dokumen %

1 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai MMEA Asal Impor (P3C MMEA) [11 (sebelas) hari kerja]

Dit. Cukai 203 203 100,00%

2 Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas [20 (dua puluh) menit]

KPU Priok

109593 109589 99,996%

3 Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur Hijau [30 (tiga puluh) menit]

242116 242099 99,993%

4 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tem-bakau (P3C) Pengajuan Awal Secara Elektronik [1 (satu) jam]

KPPBC Kudus 1342 1341 99,925%

5 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Tambahan Secara Elektronik [1 (satu) jam] KPPBC Kudus

849 849 100,00%

6 Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik [20 (dua puluh) menit] 7217 7188 99,598%

TOTAL 68.075.339,10 361.320 361.269 99,92%

46

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC

2. Kendala Yang Dihadapi

Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian

untuk janji layanan unggulan secara keselu-

ruhan adalah sebesar 99,92% dari target yang

ditetapkan sebesar 100%. Dari data capaian

tersebut jumlah dokumen yang tidak mencapai

target waktu janji layanan adalah 51 dari total

361.320 dokumen (0,01%).

Faktor penyebab tidak tercapainya beberapa

dokumen sesuai janji layanan antara lain

disebabkan oleh :

a. Faktor yang di luar kontrol DJBC yaitu diper-

lukannya waktu untuk menunggu konfirma-

si dari pihak bank pada saat verifikasi doku-

men di mana hal tersebut di luar jangkauan

sistem Bea dan Cukai;

b. Pemeliharaan server yang dilakukan secara

rutin yang mengharuskan server untuk di-

matikan;

c. Adanya perbaikan/pergantian hardware

sistem yang rutin maupun dalam hal force

majeure.

3. Langkah Yang Sudah Dilakukan

Langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk

mengoptimalkan capaian kinerja layanan

unggulan yaitu :

a. Berkoordinasi dengan Direktorat Informasi

Kepabeanan dan Cukai dengan melakukan

penanganan yang responsif khususnya un-

tuk masalah yang terkait dengan terjadinya

kesalahan pada sistem pelayanan;

b. Melakukan pembinaan secara personal ke-

pada para pegawai untuk mencegah ter-

hambatnya pelayanan terhadap dokumen.

PERSENTASE REALISASI

DARI JANJI LAYANAN PENDUKUNG

Realisasi dari janji pelayanan yang tepat wak-

tu selain layanan unggulan yang diukur oleh

DJBC pada tahun 2011 adalah Janji Layanan

Pendukung. Janji layanan pendukung adalah

standar prosedur operasi yang disusun dan

diimplementasikan dalam rangka pelayanan

kepada pihak eksternal dengan limit waktu ter-

tentu berdasarkan Standar Operasi Prosedur

(Standard Operating Procedure) yang ditetap-

kan oleh masing-masing unit pemberi layanan.

Capaian janji layanan pendukung diukur dari 7

(tujuh) jenis layanan yaitu Pelayanan Ekspor,

Pelayanan PEC (Pre Entry Classification)/PKSI,

Pelayanan Penggunaan tarif dalam rangka US-

DFS, Pelayanan Pemberian Pembebasan BM

atas Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk

Keperluan Ibadah untuk Umum, Amal, Sosial,

Kebudayaan, atau untuk Kepentingan Penang-

gulangan Bencana Alam, Pelayanan Pembe-

basan BM atas Impor Barang untuk Kegiatan

Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi serta Panas

Bumi, Pelayanan Pemberian Perijinan Kawasan

Berikat (KB), Pelayanan Registrasi Kepabeanan.

47

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

No Janji layanan pendukung PIC

S.d. Bulan Desember

Jumlah Dokumen

Memenuhi Target

Dokumen %

1 Pelayanan Ekspor [1 (satu) jam] KPU Priok 680071 679334 99,89%

2 Pelayanan PEC / PKSIStandar waktu penetapan klasifikasi barang :a. 1-5 item barang : 7 hari kerjab. 5- 10 item barang : 10 hari kerja c. > 10 item barang : Sesuai kebutuhan

Dit. Teknis

172 149 86,63%

3 Pelayanan Penggunaan tarif dalam rangka USDFS dengan standar waktu [5 (lima) hari kerja]

102 96 94,12%

4 Pelayanan Pemberian Pembebasan BM atas Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk Keperluan Ibadah untuk Umum, Amal, Sosial, Kebudayaan, atau untuk Kepentingan Penanggulangan Bencana Alam [14 (empat belas) hari kerja]

37 35 94,59%

5 Pelayanan Pembebasan BM atas Impor Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi [14 (empat belas) hari kerja]

105 105 100,00%

6 Pelayanan Pemberian Perijinan Kawasan Berikat (KB) [30 (tiga puluh) hari kerja] 169 169 100,00%

7 Pelayanan Registrasi KepabeananBatas waktu yang berlaku saat ini : adalah 45 hari untuk registrasi PPJK/P-22/BC/2007 dan 30 hari untuk registrasi importir / P-34/BC/2007.

35897 32016 89,19%

TOTAL 94,92%

Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian untuk janji layanan pendukung secara keseluruhan adalah sebesar 94,92%

dari target yang ditetapkan sebesar 80%. Meskipun secara keseluruhan realisasi janji pelayanan pendukung telah me-

menuhi target yang telah ditetapkan, akan tetapi masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pencapaian janji

pelayanan khususnya di Direktorat Teknis Kepabeanan yaitu :

a. Jumlah barang yang diminta penetapan cukup banyak dan terkadang data yg diajukan oleh pemangku kepentingan

belum lengkap;

b. Belum adanya database analisa terhadap barang yang diajukan Penetapan Klasifikasi Barang Sebelum Impor (PKSI)

maupun USDFS

Saat ini dalam menetapkan klasifikasi barang masih ada kemungkinan pegawai tidak sesuai penetapannya / tidak kon-

sisten dengan hasil penetapan yang lalu untuk barang yang sama, karena belum lengkapnya database mengenai Peneta-

pan Klasifikasi Sebelum Impor.

48

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menin-

daklanjuti kendala yang dihadapi dalam penca-

paian target pada tahun 2011 yaitu :

a. Penegasan persyaratan utk permohonan

penetapan nilai pabean dan klasifikasi ba-

rang, agar berkas pengajuan diterima oleh

petugas dalam keadaan data telah lengkap

dan benar;

b. Pada tahun 2011 sudah disusun database

PKSI namun belum termasuk hasil/

proses analisa identifikasi dan klasifikasi dari

pemeriksa dan pada tahun 2012 direncana-

kan akan dibuat database USDFS. Diharap-

kan dengan penyusunan database tersebut

dapat menunjang kelancaran pelaksanaan

tugas dan menjamin konsistensi pegawai

dalam menetapkan klasifikasi barang.

TINGKAT EFEKTIVITAS EDUKASI

DAN KOMUNIKASI

Efektivitas edukasi dan komunikasi merupa-

kan bentuk pengukuran tingkat keberhasilan

peserta (stakeholders) dalam hal pemahaman

substansi/materi yang disampaikan melalui

pelatihan/sosialisasi yang dilaksanakan. Penila-

ian efektivitas edukasi dan komunikasi didasar-

kan pada sebaran kuesioner terhadap peserta

sosialisasi. Objek penilaian dalam kuesioner

meliputi 6 (enam) objek yaitu:

1) Materi yang disampaikan lengkap dan kom-

prehensif;

2) Materi yang diberikan sesuai dengan kebu-

tuhan;

3) Penyaji menguasai materi yang disampai-

kan;

4) Penyaji dapat menyampaikan materi

dengan baik;

5) Tempat, sarana, dan prasarana memadai;

6) Secara umum sosialisasi ini sudah efektif.

Survey yang dilakukan tersebut untuk

mengukur Indeks Efektivitas Edukasi dan Komu-

nikasi dalam skala 1-100, dengan keterangan

sebagai berikut :

• 0 ≤ x ≤ 20 = tidak efektif

• 20 < x ≤ 40 = kurang efektif

• 40 < x ≤ 60 = cukup efektif

• 60 < x ≤ 80 = efektif

• 80 < x ≤ 100 = sangat efektif.

Target rata-rata indeks efektivitas edukasi

dan komunikasi pada tahun 2011 adalah 70.

Persepsi kumulatif (rata-rata) stakeholder ter-

hadap efektifitas edukasi dan komunikasi yang

dilaksanakan oleh DJBC untuk sosialisasi pada

tahun 2011 menunjukkan bahwa secara umum

sosialisasi yang dilaksanakan SANGAT EFEKTIF,

dengan indeks persepsi rata-rata 80,86.

No Periode Pelaporan

Jumlah Kegiatan

Edukasi dan Komunikasi

Yang Dilakukan

Rata2 Indeks

Efektivitas Edukasi dan Komunikasi

1 Januari 7 76,74

2 Februari 9 76,79

3 Maret 4 77.98

4 April 3 81,82

5 Mei 1 87,41

6 Juni 12 80,78

7 Juli 2 84,25

8 Agustus 1 81,39

9 September - -

10 Oktober 9 81,57

11 November 7 80,71

12 Desember 1 79,98

Total s.d. Desember 56 80,86

49

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

PERSENTASE HASIL PENYIDIKAN YANG DINYATAKAN LENGKAP OLEH KEJAKSAAN (P21)

Pada tahun 2011 indikator pengukuran akurasi penyidikan kasus tindak pidana kepabeanan dan cukai mengalami pe-

rubahan jika dibandingkan dengan indikator pada tahun 2010 yang hanya mengukur sampai dengan tahap penyerahan

berkas ke Kejaksaan (P-19). Capaian kinerja untuk tahun 2011 diperoleh dengan membandingkan jumlah Surat

Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang merupakan bukti telah dimulainya penyidikan oleh PPNS DJBC

dengan jumlah berkas perkara yang telah P-21 (P21 adalah dokumen instansi kejaksaan sebagai penilaian kelengkapan

penyidikan yang dilakukan penyidik DJBC).

Pada tahun 2011, penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan

ditargetkan sebesar 50%. Sampai dengan bulan Desember 2011 realisasinya telah memenuhi target yang ditetapkan

yaitu sebesar 79,34%.

No KantorS.d. Desember

Target 2011∑ PDP P-21 %

1 Direktorat P2 6 5 83,33

50%

2 NAD 1 0 0

3 Sumut 17 15 88,24

4 Riau & Sumbar 2 1 0

5 Khusus Kepri 20 16 80

6 Sumbagsel 1 1 100

7 Banten 5 2 40

8 Jakarta 11 11 100

9 Jabar 2 1 50

10 Jateng & DIY 10 8 80

11 Jatim I 6 4 66,67

12 Jatim II 11 9 81,82

13 Bali, NTB & NTT 4 2 50

14 Kalbagbar 6 6 100

15 Kalbagtim 3 0 0

16 Sulawesi 5 4 80

17 MPP 1 1 100

18 KPU Batam 1 1 100

19 KPU Tg. Priok 9 9 100

TOTAL 121 96 79,34

Kegiatan penyidikan dalam tahun 2011 mencapai 121 kasus. Dari 121 kasus yang dilakukan penyidikan dalam tahun

2011, 96 kasus telah diserahkan ke kejaksaan dengan status P-21. Berikut rincian dari 121 kasus tersebut :

50

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC

Penyidikan tindak pidana kepabeanan se-

banyak 69 kasus, dengan rincian :

- 54 kasus telah dinyatakan lengkap oleh JPU

(P-21),

- 1 kasus penghentian penyidikan (SP3),

- 4 kasus dinyatakan belum lengkap (P-19),

- 2 kasus pengiriman berkas perkara (Tahap I)

dan

- 8 kasus dalam proses pemeriksaan.

penyidikan tindak pidana cukai sebanyak 52

kasus, dengan rincian :

- 42 kasus telah dinyatakan lengkap oleh JPU

(P-21),

- 1 kasus dinyatakan belum lengkap (P-19),

- 2 kasus pengiriman berkas perkara (Tahap I)

dan

- 7 kasus dalam proses pemeriksaan.

Walaupun pada tahun 2011 capaian IKU ini da-

pat melampaui target yang ditetapkan. Akan

tetapi dalam pelaksanaan penyidikan terdapat

beberapa kendala yang dihadapi yang mana

kendala-kendala tersebut akan sangat berpo-

tensi menghambat kinerja proses penyidikan

pada tahun-tahun mendatang yaitu :

Kurangnya tenaga PPNS DJBC yang terampil,

yang antara lain disebabkan karena :

a. Pihak Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)

sebagai satu-satunya institusi yang memi-

liki wewenang menyelenggarakan pendidi-

kan PPNS tidak lagi membuka kesempatan

bagi DJBC untuk mengirimkan pegawainya

mengikuti Diklat PPNS. Hal ini disebabkan

karena POLRI berpendapat bahwa dalam

proses pemberkasan perkara suatu kasus

DJBC harus bekoordinasi dengan POLRI dan

tidak boleh langsung ke Kejaksaan. Sedang-

kan selama ini proses yang berjalan adalah

DJBC langsung berkoordinasi dengan kejak-

saan dan hal ini juga didukung oleh pihak ke-

jaksaan itu sendiri yang menegaskan bahwa

perkara terkait kepabeanan dan cukai dapat

langsung ke kejaksaan.

b. Adanya perubahan persyaratan administrasi

untuk mengikuit pendidikan PPNS yang dike-

luarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM,

yang mempersyaratkan calon peserta diklat

PPNS dengan pangkat minimal III/a dan tel-

ah memiliki ijazah S1.

Jumlah penyidik yang relatif sedikit, khu-

susnya untuk kualifikasi Pelaksana. Ban-

yak Penyidik yang telah menduduki jabatan

Struktural serta telah tersebar ke seluruh In-

donesia serta penyebaran tenaga PPNS yang

tidak merata dan proporsional dengan beban

penyidikan pada masing-masing kantor DJBC.

Belum adanya kesepahaman dengan instan-

si penegak hukum lain di beberapa daerah

berkaitan dengan pelaksanaan penegakan

hukum Kepabeanan dan Cukai.

PERSENTASE TEMUAN PELANGGARAN KEPA-

BEANAN DAN CUKAI

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat ke-

berhasilan penindakan pelanggaran kepabean-

an dan cukai. Pelanggaran merupakan pelang-

garan di bidang kepabeanan dan cukai yang

dilakukan penindakan oleh petugas bea dan

cukai. Temuan pelanggaran merupakan temuan

pelanggaran di bidang kepabeanan dan cukai

yang mengakibatkan sanksi administrasi,

penetapan barang dikuasai negara atau barang

milik negara, rekomendasi audit dan penyidi-

51

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

kan, dan/atau diserahkan kepada instansi terkait.

Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai di seluruh Indonesia dari bulan Januari s.d Desember 2011 se-

banyak 3.378 kasus dan yang menghasilkan temuan sebanyak 2.851 kasus, sehingga tingkat capaian sebesar 84,40%.

No. Kantor Jumlah Penindakan

Menghasilkan Temuan

Jumlah Tindak Lanjut Temuan Hasil Penindakan %

Capaian Target SA

BDN atau BMN

Audit Penyidikan Pelimpahan

ke Intansi lain Terkait

1 Direktorat P2 44 24 4 5 0 15 0 54,55%

55%

2 NAD 11 10 1 6 0 1 2 90,91%

3 Sumut 335 248 136 51 0 32 29 74,03%

4 Riau dan Sumbar 70 39 3 26 0 2 8 55,71%

5 Kepulauan Riau 24 14 0 0 0 14 0 58,33%

6 Sumbagsel 68 60 8 45 0 5 2 88,24%

7 Banten 434 407 27 291 0 4 85 93,78%

8 Jakarta 157 156 12 140 0 3 1 99,36%

9 Jawa Barat 343 266 64 189 0 0 13 77,55%

10 Jateng dan DIY 317 289 23 236 1 15 14 91,17%

11 Jawa Timur I 296 234 91 129 0 5 9 79,05%

12 Jawa Timur II 205 190 143 25 0 22 0 92,68%

13 Bali, NTB, dan NTT 173 144 72 50 0 10 12 83,24%

14 Kalbagbar 89 72 3 22 0 2 45 80,90%

15 Kalbagtim 102 86 19 60 0 2 5 84,31%

16 Sulawesi 66 60 4 48 0 6 2 90,91%

17 MPP 8 8 4 0 0 2 2 100,00%

18 KPU Batam 101 86 17 44 0 13 12 85,15%

19 KPUTg. Priok 535 458 167 87 1 177 26 85,61%

Total 3378 2851 798 1454 2 330 267 84,40%

Program kerja yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 dalam rangka meningkatkan tingkat keberhasilan peninda-

kan pelanggaran kepabeanan dan cukai yaitu :

1. Melakukan asistensi kegiatan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai pada beberapa kantor seperti Kanwil DJBC

Khusus Kepulauan Riau, Kanwil DJBC Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Barat,

Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Timur, Kantor Wilayah DJBC Sulawesi, KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar

Lampung, KPPBC Tipe B Bojonegoro;

2. Melakukan pengolahan data laporan penindakan dan perkembangan penanganan perkara dari Kantor Wilayah DJBC,

Kantor Pelayanan Utama DJBC dan KPPBC.

JUMLAH LAPORAN HASIL AUDIT YANG DISELESAIKAN

Laporan Hasil Audit (LHA) adalah laporan atas kegiatan audit yang telah dilaksanakan sesuai dengan surat tugas.

Penetapan IKU ini dimaksudkan untuk mendorong efektivitas pelaksanan kegiatan audit kepabeanan dan cukai melalui

pengukuran jumlah LHA yang diselesaikan. Sampai dengan bulan Desember tahun 2011 jumlah audit yang telah disele-

saikan sebanyak 569 LHA dari 300 LHA yang ditargetkan untuk selesai pada tahun 2011.

52

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC

Berikut rincian jumlah penyelesaian LHA pada tahun 2011 :

No Kantor ∑ LHA atas ST DROA Target

1 NAD 5

300

2 Sumut 31

3 Riau dan Sumbar 29

4 Kepri 19

5 Sumbangsel 20

6 Banten 17

7 Jakarta 38

8 Jabar 67

9 Jateng dan DIY 50

10 Jatim I 24

11 Jatim II 31

12 Bali, NTB, dan NTT 28

13 Kalbagbar 23

14 Kalbagtim 24

15 Sulawesi 12

16 Maluku, Papua, dan Papua Barat 17

17 KPU Tg Priok 43

18 KPU Batam 15

19 Direktorat Audit 76

TOTAL 569

PERSENTASE HASIL AUDIT BERUPA TAMBAH BAYAR

Pada tahun 2011, efektivitas pelaksanaan audit kepabeanan dan cukai selain diukur dari penyelesaian

jumlah LHA juga diukur dari jumlah hasil audit yang mengakibatkan tambah bayar. Capaian kinerja

IKU ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang

dilakukan dengan jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang mengakibatkan tambah bayar,

yaitu pelaksanaan audit yang mendapatkan adanya temuan yang berakibat terjadinya tambah bayar

dari auditee berupa tambah bayar BM, BK, Cukai ataupun sanksi administrasi.

Sampai dengan Desember 2011, dari sejumlah 569 pelaksanaan audit yang dilaksanakan berdasarkan

ST DROA sejumlah 537 audit mendapatkan adanya temuan yang berakibat terjadinya tambah bayar

dengan total tagihan sebanyak Rp 1.173,99 milyar. Berikut rincian jumlah audit yang mengakibatkan

tambah bayar :

53

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

No Kantor

∑ Pelaksanaan Audit

berdasarkan DROA

∑ Pelaksanaan Audit DROA yang mengakibatkan tambah bayar

Persentase hasil audit

berupa tambah bayar

Tagihan Audit

1 NAD 5 5 100,00% Rp658.781.708

2 Sumut 31 30 96,77% Rp16.207.482.000

3 Riau dan Sumbar 29 28 96,55% Rp26.315.894.368

4 Kepri 19 18 94,74% Rp14.309.630.572

5 Sumbangsel 20 18 90,00% Rp8.620.891.065

6 Banten 17 16 94,12% Rp18.092.800.171

7 Jakarta 38 35 92,11% Rp224.088.197.411

8 Jabar 67 67 100,00% Rp229.391.455.645

9 Jateng dan DIY 50 46 92,00% Rp2.380.478.000

10 Jatim I 24 24 100,00% Rp5.356.546.000

11 Jatim II 31 30 96,77% Rp1.183.671.616

12 Bali, NTB, dan NTT 28 24 85,71% Rp35.576.026.651

13 Kalbagbar 23 19 82,61% Rp3.956.696.601

14 Kalbagtim 24 21 87,50% Rp29.904.240.111

15 Sulawesi 12 11 91,67% Rp6.391.489.080

16 Maluku, Papua, dan Papua Barat

17 16 94,12% Rp1.411.820.673

17 KPU Tg Priok 43 41 95,35% Rp109.698.832.000

18 KPU Batam 15 15 100,00% Rp3.908.435.000

19 Direktorat Audit 76 73 96,05% Rp436.544.806.920

TOTAL 569 537 94,38% Rp1.173.998.175.592

PERSENTASE PEJABAT YANG TELAH MEMENUHI STANDAR KOMPETENSI JABATANNYA

Dalam rangka untuk menilai Job Person Match, yaitu indeks kesesuaian antara kompetensi pejabat dengan Standar Kom-

petensi Jabatan, dilakukan Assessment Test kepada pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan. Standar Kompetensi

Jabatan adalah jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan.

Target yang ditetapkan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 80% dari jumlah pejabat di lingkungan DJBC yang mengikuti

Assessment Test mempunyai kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatannya (indeks kesesuaian min 72%).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor: 47/PMK.01/2008 tentang Assessment Center Departemen

Keuangan, DJBC telah melaksanakan assessment center bagi pejabat eselon IV, Pejabat Fungsional setingkat eselon IV,

eselon V serta pelaksana di lingkungan DJBC. Sedangkan pelaksanaan assessment center bagi pejabat eselon II dan III

dikelola oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan c.q. Biro Sumber Daya Manusia.

54

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

No Eselon Jumlah Pejabat *)

Jumlah Pejabat yang telah mengikuti AC

dan sudah diketahui hasilnya

Jumlah pejabat yang memenuhi

JPM minimal 72%

Persentase pejabat yang

memenuhi JPM minimal 72%

Target

1 II 30 30 27 90%80%2 III 206 199 178 89%

3 IV dan PFPD 1236 1236 973 79%

TOTAL 1472 1465 1178 80,41

Sebanyak 1465 pejabat dari total 1472 pejabat di lingkungan DJBC telah mengikuti Assesssment Center

dan yang memenuhi kualifikasi kesesuaian kompetensi jabatan minimal 72% sebanyak 1178 pejabat

atau capaiannya sebesar 80,41%. Dibandingkan dengan tahun 2010, capaian tersebut mengalami

peningkatan. Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan pada tahun 2011 yaitu :

1. Pelaksanaan feedback dan konseling bagi pejabat eselon III dan IV atas hasil assessment center.

2. Melakukan kegiatan coaching & conseling dengan melibatkan atasan yang bersangkutan untuk

memberikan bimbingan.

3. Melakukan re-assessment test terhadap pejabat yang JPM-nya di bawah target.

JUMLAH PEGAWAI YANG DIBERIKAN PENGHARGAAN

Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan adalah jumlah pegawai DJBC yang diberikan penghar-

gaan dengan kriteria luar biasa dan amat baik terkait dengan prestasi pada bidang tugasnya. Pembe-

rian penghargaan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal No P-55/BC/2010 tentang Pemberian

Penghargaan bagi pegawai di lingkungan DJBC.

Sampai dengan Bulan Desember 2011 realisasi jumlah pegawai yang diberikan penghargaan telah

mencapai jumlah target yang ditetapkan yaitu sebanyak 107 pegawai. Rincian pemberian penghargaan

pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

55

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

No Bulan Kategori Kualifikasi PenghargaanJumlah pegawai

yang mendapatkan penghargaan

Target Tahun 2011

1 Januari Prestasi Kerja Amat Baik 13

107

Luar Biasa Baik 26

Pengabdian Amat Baik 21

Luar Biasa Baik 2

2 Februari Prestasi Kerja Amat Baik 25

Luar Biasa Baik 0

Pengabdian Amat Baik 0

Luar Biasa Baik 0

3 Maret - - -

4 April - - -

5 Mei - - -

6 Juni Pengabdian Amat Baik 16

7 Juli - - -

8 Agustus - - -

9 September - - -

10 Oktober Pengabdian Amat Baik 1

11 November - - -

12 Desember Pengabdian Luar Biasa Baik 3

Jumlah s.d Desember 107

PERSENTASE PENYELESAIAN SOP

SOP (Standar Operasi Prosedur) adalah standar yang dijadikan panduan bagaimana suatu kegiatan dilaksanakan, sehing-

ga akan memberikan kepastian mengenai apa yang harus dilaksanakan, waktu penyelesaian, dan biaya (bila ada biaya).

Jumlah SOP yang harus diperbaiki/dibuat adalah jumlah SOP yang ditargetkan untuk selesai diperbaiki/dibuat dan SOP

dianggap selesai apabila telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Untuk tahun 2011 direncanakan akan diselesaikan SOP sebanyak 200 SOP dengan target persentase penyelesaian adalah

100%. Pada tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak 214 SOP (107%) dengan rincian:

• Telah ditetapkan 60 SOP berdasarkan KEP-55/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011 Perubahan ketiga KEP 90/BC/2010

tentang SOP di lingkungan DJBC;

• Telah ditetapkan 63 SOP tahap 2 Tahun 2011 berdasarkan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-81 tentang Perubahan

keempat atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Prose-

dur Operasi di Lingkungan DJBC;

• Telah ditetapkan 38 SOP tahap 3 Tahun 2011 (2 SOP merupakan SOP Revisi) berdasarkan KEP DIRJEN BC Nomor

KEP-115/BC/2011 hal Keputusan DIRJEN BC tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan DIRJEN BC Nomor KEP-90/

BC/2009 tentang Penetapan Standar Operasi Prosedur di Lingkungan DJBC;

56

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

• Pada bulan Desember 2011 telah ditetap-

kan sebanyak 53 SOP sebagaimana ditetap-

kan dalam KEP DIRJEN BC Nomor KEP-147/

BC/2011 tentang Perubahan Keenam

atas Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-90/

BC/2009 tentang Penetapan Standar Prose-

dur di lingkungan DJBC.

Faktor-faktor yang mendukung pencapaian

target penyelesaian SOP yaitu:

Perencanaan

Perencanaan yang baik akan mempengaruhi

capain kinerja yang diharapkan. Secara umum

perencanaan penyelesaian SOP untuk tahun

2011 disusun dengan tahapan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi usulan-usulan SOP dari

masing-masing unit kerja;

b. Menetapkan judul-judul SOP yang akan

ditetapkan per periode berdasarkan tingkat

urgensi dan kompleksitasnya;

c. Mengidentifikasi unit kerja yang akan dili-

batkan dalam pembahasan;

d. Finalisasi dan penetapan SOP.

Koordinasi

Pembahasan SOP dilakukan dengan melibat-

kan unit kerja baik Kantor Pusat maupun unit

vertikal DJBC sebagai pengguna SOP serta Ba-

gian Organisasi dan Ketatalaksanaan Kemente-

rian Keuangan. Pembahasan dilakukan supaya

kualitas SOP yang dihasilkan dapat meningkat.

Koordinasi yang baik dengan masing-masing

unit tersebut sangat penting dalam membantu

kelancaran penentapan SOP.

Selain faktor-faktor yang mendukung dalam

pencapaian target, dalam penyelesaian SOP

juga menghadapi beberapa kendala yaitu :

1. Perubahan Peraturan

Adanya Perubahan Peraturan yang men-

jadi dasar suatu SOP mengakibatkan SOP

yang sudah diusulkan oleh unit kerja harus

disesuaikan agar tetap sejalan dengan Pera-

turan yang berlaku.

2. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang

belum ditetapkan Peraturan Pelaksanaan-

nya

Adanya PMK yang belum ditetapkan pera-

turan Pelaksanaannya mengakibatkan SOP

yang akan ditetapkan harus menunggu

hingga Peraturan Pelaksanaannya (Per-

dirjend) ditetapkan terlebih dahulu.

Kebijakan/program kerja yang dilaksanakan

untuk mendukung pencapaian target penyele-

saian SOP pada tahun 2011

yaitu :

1. Mengidentifikasi jenis layanan yang perlu

segera ditetapkan SOP nya;

2. Menentukan Prioritas Penetapan dengan

mengutamakan SOP yang menjadi reko-

mendasi aparat Pengawasan Fungsional

(BPK, Itjend dll) dan juga mengutamakan

SOP yang bersifat pelayanan;

3. Mengadakan pembahasan bersama den-

gan unit terkait disesuaikan dengan praktek

layanan yang diselenggarakan oleh unit pe-

layanan baik di kantor pusat maupun kan-

tor vertikal DJBC, serta melibatkan Biro Or-

ganisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian

Keuangan dalam mengasistensi standar/

format SOP yang seragam di Kementerian

Keuangan;

4. Penyempurnaan Format SOP agar memu-

dahkan unit kerja dalam menggunakan SOP.

57

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

PERSENTASE PENYELESAIAN/MODERNISASI

ORGANISASI

Modernisasi unit organisasi adalah pembentukan unit

organisasi DJBC yang modern, diantaranya melalui pem-

bentukan KPU dan KPPBC Madya, yang dilakukan

dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, efektifitas,

kebutuhan penajaman fungsi, adaptasi terhadap peru-

bahan lingkugan strategis, perencanaan pegawai, proses

bisnis, dan value chain.

Menyusul pembentukan 2 (dua) KPU pada tahun 2007,

pembentukan 3 (tiga) KPPBC Tipe Madya Cukai dan 3

(tiga) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun 2008, pem-

bentukan 9 (sembilan) KPPBC Tipe Madya Pabean pada

tahun 2009 serta 11 (sebelas) KPPBC Tipe Madya Pa-

bean pada tahun 2010. Pada tahun 2011 direncanakan

dilakukan modernisasi sebanyak 11 (sebelas) KPPBC Tipe

Madya Pabean yaitu berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus

2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 Tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC.

Proses transformasi KPPBC menjadi kantor modern

pada tahun 2011 dilakukan secara bertahap, dan sam-

pai dengan tanggal 31 Desember 2011 telah dilakukan

transformasi 11 (sebelas) KPPBC menjadi kantor modern

(100%) yakni:

1. KPPBC TMP Tanjung Balai Karimun (KEP-89/BC/2011

tanggal 18 Agustus 2011)

2. KPPBC TMP Jambi (KEP-89/BC/2011 tanggal 18

Agustus 2011)

3. KPPBC TMP Entikong (KEP-106/BC/2011 tanggal 6

Oktober 2011)

4. KPPBC TMP Medan (KEP-120/BC/2011 tanggal 27

Oktober 2011)

5. KPPBC TMP Teluk Nibung (KEP-120/BC/2011 tanggal

27 Oktober 2011)

6. KPPBC TMP Pekanbaru (KEP-121/BC/2011 tanggal

27 Oktober 2011)

7. KPPBC TMP Teluk Bayur (KEP-121/BC/2011 27 Okto-

ber 2011)

8. KPPBC TMP Tarakan (KEP-131/BC/2011 tanggal 09

November 2011)

9. KPPBC TMP Nunukan (KEP-131/BC/2011 tanggal 09

November 2011)

10. KPPBC TMP Banjarmasin (KEP-132/BC/2011 tanggal

09 November 2011)

11. KPPBC TMP Samarinda (KEP-132/BC/2011 tanggal

09 November 2011)

Meskipun realisasi kinerja modernisasi organisasi dapat

mencapai target yang ditetapkan namun terdapat be-

berapa kendala yang dihadapi diantaranya :

1. Penerbitan legal formal berupa Peraturan Men-

teri Keuangan (PMK) yang menjadi payung hukum

membutuhkan waktu cukup lama;

2. Jadwal kegiatan dari Direktur Jenderal yang harus

disesuaikan dengan waktu peresmian.

Kebijakan/program kerja yang dilaksanakan untuk men-

dukung pencapaian target dalam Penyelesaian/

Modernisasi Organisasi yaitu :

1. Monitoring usulan Rancangan Peraturan Menteri

Keuangan (RPMK) yang diajukan oleh Menteri

Keuangan kepada Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

2. Pembahasan Rancangan Peraturan Menteri

Keuangan (RPMK) secara intensif bersama Biro Or-

ganisasi dan Tata Laksana Kementerian Keuangan

dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi.

3. Monitoring secara berkelanjutan sampai dengan di-

terbitkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

4. Mengajukan konsep Keputusan Direktur Jenderal

tentang Penetapan Kantor Modern sesuai dengan

target yang telah ditetapkan.

58

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

PERSENTASE DOWNTIME SISTEM PELAYANAN

IKU ini bertujuan untuk mengukur ketersediaan sistem informasi yang handal dalam rangka mening-

katkan pelayanan kepabeanan dan cukai dengan tingkat downtime yang seminimal mungkin.

Downtime adalah waktu dimana suatu sistem informasi tidak bisa berfungsi. Waktu pelayanan yang

dilakukan sistem informasi adalah 24 jam sehari selama 1 tahun. Downtime sistem informasi adalah

perbandingan antara jumlah downtime sistem informasi terhadap jumlah waktu pelayanan yang di-

lakukan sistem informasi. IKU ini memiliki polarisai “minimize” (semakin kecil semakin baik), artinya

nilai aktual/realisasi/pencapaian indikator kinerja diharapkan lebih kecil dari target.

Secara keseluruhan realisasi downtime sistem informasi pada tahun 2011 adalah 0,0197%. Dari 14

kantor pelayanan besar, selama tahun 2011 downtime sistem informasi hanya terjadi di KPPBC Tg.

Perak dan KPPBC Jakarta :

• Downtime yang terjadi di KPPBC Tg. Perak (Bulan Maret) diakibatkan padamnya listrik PLN dan

pada saat yang bersamaan UPS tidak dapat pindah secara otomatis ke genset karena modul dalam

konsisi rusak sehingga terjadi downtime. Untuk memperbaiki masalah tersebut dibutuhkan waktu

kurang lebih 24 jam sampai sistem berjalan normal kembali;

• Downtime yang terjadi di KPPBC Jakarta (Bulan Juli) diakibatkan server hang/ngedump. Untuk

memperbaiki masalah tersebut dibutukan waktu kurang lebih 1 jam sampai sistem berjalan nor-

mal kembali.

Rincian realisasi downtime sistem informasi pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

No. Kantor Jam Operasional

Akumulasi (Januari-Desember)

Target 2011(Polarisasi Minimize)

% Downtime

1 KPU Tg. Priok 24 jam sehari -

1 %

2 KPU Batam 17 jam sehari -

3 KPPBC Belawan

24 jam sehari

-

4 KPPBC SH -

5 KPPBC Tg. Perak 0,32%

6 KPPBC Tg. Emas -

7 KPPBC Juanda

12 jam sehari

-

8 KPPBC Medan -

9 KPPBC Jakarta 0,01%

10 KPPBC Bekasi -

11 KPPBC Purwakarta -

12 KPPBC Tangerang -

13 KPPBC Bogor -

14 KPPBC Merak

Rata-rata 0,0197%

59

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

PERSENTASE PENYERAPAN DIPA (NON BELANJA PEGAWAI)

Dalam rangka menunjang tercapainya tujuan organisasi dibutuhkan adanya perencanaan anggaran yang optimal dan

pengelolaan anggaran yang efisien dan efektif yaitu dengan menggunakan prinsip penganggaran berbasis kinerja (PBK).

IKU ini untuk mengukur tingkat akurasi perencanaan anggaran dan realisasi pelaksanaan anggaran sehingga dapat di-

lakukan perbaikan dalam proses perencanaan anggaran.

Capaian IKU dihitung dengan membandingkan antara jumlah realisasi penyerapan DIPA dengan pagu DIPA yang diren-

canakan. DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) adalah dokumen yang memuat kegiatan dan jumlah anggaran setiap

satuan kerja pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Penyerapan DIPA yang diperhitungkan dalam IKU ini adalah

realisasi belanja barang dan modal.

Pagu Anggaran DJBC Revisi (non belanja pegawai) tahun 2011 sebesar Rp 1.576,12 Milyar,- sedangkan realisasi penyera-

pan sebesar Rp 1.273,20 Milyar (80,78%) sehingga capaiannya sebesar 80,78% dari target yang ditetapkan pada tahun

2011 sebesar 80% dengan demikian inidikator pencapaian IKU ini hijau. Berikut rincian realisasi penyerapan DIPA DJBC

tahun 2011 :Jenis Belanja Pagu Anggaran 2011* Realisasi % Penyerapan Target s.d. Desember

Barang 1.030.694.266.000 923.844.690.772 89,63%

80 %Modal 545.423.171.000 349.355.638.779 64,05%

Jumlah 1.576.117.437.000 1.273.200.329.551 80,78%

* Setelah revisi pagu minus belanja pegawai

Realisasi penyerapan DIPA pada tahun 2011 yang tidak dapat mencapai target khususnya untuk penyerapan belanja

modal yang rendah diantaranya disebabkan:

• PAGU sebesar Rp 57,08 Milyar yang dianggarkan sebelumnya terkait dengan pengembangan sistem NSW tidak dapat

terserap. Hal ini disebabkan Pengembangan Sistem NSW pada tahun 2011 diputuskan untuk tetap menggunakan

existing-system sebelum ditetapkan Badan Pengelolanya.

• Pembangunan gedung Kantor Pusat yang dianggarkan sebesar Rp 70 Milyar pada tahun 2011 masih belum terealisasi

sepenuhnya.

Selain faktor-faktor tersebut diatas, secara umum kendala-kendala yang dihadapi dalam penyerapan anggaran yaitu :

1. Masih perlunya peningkatan kualitas SDM dalam perencanaan kebutuhan anggaran dan masih kurangnya pengala-

man SDM dalam pengadaan barang dan jasa, khususnya untuk belanja modal;

2. Adanya keterkaitan dengan pihak diluar Satuan Kerja dalam proses pengadaan barang dan jasa seperti dalam proses

penerbitan rekomendasi/perijinan dari instansi terkait;

3. Terjadinya keterlambatan pengadaan barang dan jasa dikarenakan kekurangan penyedia jasa, lamanya jangka waktu

penghapusan aset serta keterlambatan waktu pengumuman lelang;

4. Adanya batasan revisi anggaran sehingga anggaran untuk kegiatan yang tidak terealisasi tidak dapat direalokasi untuk

kegiatan dan program lainnya.

60

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam rangka mendorong realisasi penyerapan DIPA pada

tahun 2011 sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-73/PB/2011 seba-

gai berikut :

1. Membuat batasan waktu pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPM) berkaitan dengan SPM-LS

agar proses penerbitan SPM tidak menumpuk pada akhir deadline;

2. Mendorong para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) agar melakukan inventarisasi pelaksanaan

pekerjaan/kegiatan dan mempercepat proses penyelesaiannya sesuai dengan batas waktu yang

ditetapkan;

3. Melakukan revisi anggaran terhadap beberapa kegiatan yang dirasa perlu untuk dibiayai dengan

DIPA.

KEGIATAN BIDANG AUDIT

REALISASI PENERIMAAN KEPABEANAN DAN CUKAIBERDASARKAN LAPORAN HASIL AUDIT01 JANUARI 2011 S.D. 31 DESEMBER 2011

No UnitJumlah Tagihan Jumlah Tagihan

TotalBM BMAD PPN PPnBM PPh Cukai Bea Keluar Denda Bunga

1 KPU Priok 61.927.574.000 362.743.000 18.877.203.000 1.861.432.000 4.342.828.000 105.600.000 85.570.000 12.169.653.000 2.319.072.000 102.051.675.000

2 Banten 61.453.735.145 - 13.318.433.820 25.639.087 1.347.598.808 6.634.000 - 903.373.144 - 77.055.414.004

3 Direktorat Audit 22.235.620.606 - 23.143.620.201 71.122.969 3.238.342.171 - 14.190.787.000 10.973.873 661.054.158 74.514.420.757

4 Jatim I 856.136.000 - 35.777.048.506 - 219.993.999 - 386.939.000 521.438.000 939.000 37.762.494.505

5 Bali - NTB - NTT 12.153.359.692 - 14.055.744.206 136.269.081 181.710.770 3.486.350 - 8.885.267.987 87.041.565 35.502.879.651

6 Riau & Sumbar 2.455.019.014 - 2.066.470.612 - 489.119.313 - 22.467.954.000 843.762.429 - 28.322.325.368

7 Jakarta 7.193.261.330 - 1.842.592.624 180.326.847 4.950.414.543 11.476.750 - 5.633.082.099 371.799.670 20.182.953.863

8 Kepri 13.903.421.103 - 72.073.741 13.793.467 17.298.158 - - 109.423.103 - 14.116.009.572

9 SUMUT 1.354.944.000 - 305.231.000 - 48.401.000 - 4.658.501.000 2.462.519.000 1.409.000 8.831.005.000

10 Jateng & DIY 478.931.000 - 555.496.000 10.373.000 87.643.000 - - 505.712.000 8.987.000 8.106.438.000

11 Jawa Barat 2.056.264.794 - 2.649.779.775 - 502.382.364 - - 2.860.831.215 3.012.894 8.072.271.042

12 Kaltim - Kalsel 3,605.553.305 - 646.491.051 - 155.987.153 - - 353.638.586 1.738.000 4.763.408.095

13 KPU Batam 1.024.616.000 - 1.417.807.000 3.315.000 227.951.000 - - 1.150.531.000 - 3.824.220.000

14 Kalbar - Kalteng 1.749.311.822 - 541.318.396 - 132.922.163 - - 118.048.220 - 2.541.600.601

15 Sumbagsel 842.860.766 - 126.215.061 - 36.573.364 - - 67.433.854 11.829.025 1.084.912.070

16 Jatim II - - - - - - - 954.076.688 - 954.076.688

17 Maluku, Papua 263.218.000 - 108.046.673 1.078.000 25.695.000 - - 384.591.000 600.000 783.228.673

18 Sulawesi 66.561.000 - 72.037.000 - 3.143.000 3.157.800 368.470.432 119.932.600 - 633.301.832

19 NAD 472.969.203 - 56.204.620 - 14.150.885 - - 40.457.000 - 583.781.708

Total 194.093.356.780 362.743.000 115.631.813.286 2.303.349.451 16.022.154.691 130.354.900 42.158.221.432 49.057.644.577 3.467.482.312 429.686.416.429

TOTAL TAGIHAN 1.267.681.988.425

PERSENTASE REALISASI 33,90%

61

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Kendala-kendala di bidang audit dalam pencapaian tahun 2011 adalah sebagai berikut :

i. Adanya sebaran objek audit yang tidak merata antara Kantor Wilayah di daerah Jawa dibandingkan dengan daerah

luar Jawa sehingga menyebabkan pelaksanaan audit kurang optimal;

ii. Sumber Daya Manusia (SDM) pada Direktorat / Bidang Audit yang semakin berkurang menyebabkan Audit Coverage

Rasio (ACR) yang semakin menurun;

iii. Adanya sanksi dan/atau denda yang sangat tinggi menyebabkan auditee tidak mampu untuk membayar tagihan au-

dit;

iv. Belum semua unit di lingkungan DJBC melakukan otomasi sehingga menyebabkan perencanaan dan pelaksanaan

audit kurang optimal;

v. Proses penyelesaian keberatan atas penetapan pejabat Bea dan Cukai masih melibatkan unit audit sehingga pelak-

sanaan audit kurang optimal;

vi. Adanya permasalahan jaringan dan infrastruktur teknologi informasi menyebabkan otomasi audit (SIMAUDI) men-

jadi terganggu.

62

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

63

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

1. Berdasarkan Pangkat / Golongan RuangPangkat / Golongan Ruang

Jumlaha b c d e

Golongan IV 120 76 15 9 - 220

Golongan III 2.239 1.433 907 597 - 5.176

Golongan II 1.260 1.409 1.208 1.161 - 5.038

Golongan I - - - - - -

Total 10.434

2. Berdasarkan PendidikanNo. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

1 S3 9 0,09

2 S2 957 9,17

3 S1 / D4 2.578 24,71

4 D3 / Akademi 1.309 12,55

5 Setingkat D1 & D2 2.095 20,08

6 SLTA 3.010 28,85

7 SLTP 383 3,67

8 SD 93 0,89

Total 10.434 100

REFORMASIDAN PERCEPATANREFORMASIBIROKRASI DJBC

SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen uta-

ma suatu organisasi. SDM yang dimiliki oleh Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) per 30 Desember 2011

adalah sebanyak 10.434 orang, dengan rincian sebagai

berikut:

64

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

REFORMASI DAN PERCEPATANREFORMASI BIROKRASI DJBC

3. Berdasarkan Kelompok Usia dan Tingkat Pendidikan

Pendidi-kan

Kelompok UsiaTotal %

18 s.d. 30 31 s.d. 40 41 s.d. 49 50 s.d. 55 56 s.d. 60

SD 0 0 1 92 0 93 0,89

SMP 0 1 78 304 0 383 3,67

SMA 371 345 525 1.769 0 3.010 28,85

D1/D2 1.766 300 6 23 0 2.095 20,08

D3 674 484 116 35 0 1.309 12,55

D4/S1 398 1.142 477 552 9 2.578 24,71

S2 11 489 312 138 7 957 9,17

S3 0 4 2 2 1 9 0,09

Total 3.220 2.765 1.517 2.915 17 10.434 100

4. Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender)

JabatanGender

JumlahLaki-laki Perempuan

Eselon I 1 - 1

Eselon II 31 - 31

Eselon III 198 7 205

Eselon IV 1.036 105 1.141

Eselon V 985 155 1.140

PFPD (Fungsional) 155 15 170

Pranata Komputer (Fung-sional)

14 3 17

Pelaksana 6.703 1.026 7729

Total 9.123 1.311 10.434

TARGET DAN PROGRAM KERJA TAHUN 2011

Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang bekerja di

dalamnya. Di bidang SDM, permasalahan yang umum terjadi adalah masalah terkait kelebihan /

kekurangan pegawai, khususnya dilihat dari kualitas dan tingkat kompetensinya. Maka seiring dengan

ditetapkannya Reformasi Birokrasi, DJBC memberikan perhatian khusus pada peningkatan kualitas dan

kompetensi sumber daya manusianya, antara lain dengan:

- Menerapkan sistem pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampi-

lan dan sikap pegawai;

- Menyusun standar kompetensi jabatan struktural setingkat eselon III, IV, dan V serta jabatan pelak-

sana;

- Menempatkan pegawai sesuai dengan kompetensinya;

- Membentuk assessment center;

- Melakukan bimbingan dan pelatihan peningkatan kompetensi kepribadian, kepemimpinan, moti-

vasi, dan etika bekerja.

65

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Terkait dengan pengembangan SDM-nya, maka DJBC melalui Sekretariat Direktorat Jenderal telah menetapkan Indikator

Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut:No Sasaran Strategis IKU Target

1. Pembentukan SDM DJBC yang berkompetensi dan berkinerja tinggi

Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya

80%

2. Terlaksananya kebijakan pengelolaan SDM DJBC dalam meningkatkan profesionalisme

Persentase penyelesaian program pengem-bangan SDM

100%

Rasio penyerapan anggaran terhadap total anggaran pendidikan dan pelatihan di DJBC

85%

Tujuan penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut di atas adalah:

1. Agar tersedia pejabat yang memenuhi kompetensi sesuai jabatannya, dalam rangka meningkatkan dan mengaman-

kan keuangan dan kekayaan negara;

2. Untuk menghasilkan SDM yang profesional; dan

3. Untuk mengukur upaya DJBC dalam mengembangkan SDM-nya.

Selain program pengembangan pegawai, penerapan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman disiplin) kepada

pegawai juga diperlukan untuk mewujudkan pegawai yang dapat bersikap disiplin, jujur, adil, transparan, dan akuntabel

dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam hal punishment (hukuman disiplin) terhadap pegawai, DJBC telah menerapkan penjatuhan hukuman disiplin ber-

dasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah dicabut

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 yang mengatur tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Selama tahun

2011, total pegawai DJBC yang dijatuhi hukuman disiplin sebanyak 241 orang, dengan rincian sebagai berikut:

No Jenis Hukuman Jumlah(orang) Dasar Hukum

1 Pemberhentian dengan hormat 2 PP 32/1979

2 Pemberhentian sementara 1 PP 04/1966

3 Tegoran lisan * 174 PP 53/2010 (Ringan)

4 Tegoran tertulis ** 29 PP 53/2010 (Ringan)

5 Pernyataan tidak puas secara tertulis 10 PP 53/2010 (Ringan)

6 Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun

4 PP 53/2010(Sedang)

7 Penundaan kenaikan Pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun

9 PP 53/2010(Sedang)

8 Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 3 (tiga) tahun

4 PP 53/2010(Berat)

7 Penundaan kenaikan Pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun

5 PP 53/2010(Berat)

8 Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 3 (tiga) tahun

3 PMK 41/ 2011

Total 241 * ) Tegoran lisan terkait LHKPN = 166 orang **) Tegoran tertulis terkait LHKPN = 14 orang

66

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

REFORMASI DAN PERCEPATANREFORMASI BIROKRASI DJBC

Sedangkan dalam hal pemberian reward (penghargaan) kepada Pegawai Negeri Sipil, diatur dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1994 Tentang Tanda Kehormatan Tanda

Satyalancana Karya Satya. Penganugerahan Satyalancana Karya Satya merupakan penghargaan dari

Negara terhadap Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila,

Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta penuh dengan pengabdian, kejujuran, ke-

cakapan, dan disiplin, sehingga dapat dijadikan teladan bagi pegawai lainnya. Arti penting penghar-

gaan bagi setiap Pegawai Negeri Sipil adalah bahwa penghargaan tersebut merupakan kebanggaan

yang mempunyai arti sangat penting untuk lebih meningkatkan semangat dalam bekerja. Selama tahun

2011, total pegawai DJBC yang mendapat tanda penghormatan Satyalancana Karya Satya sebanyak 435

orang, dengan rincian sebagai berikut:

No Kategori Usulan Realisasi

1 Satyalancana Karya Satya 10 Tahun 206 190

2 Satyalancana Karya Satya 20 Tahun 139 131

3 Satyalancana Karya Satya 30 Tahun 114 114

Total 459 435

Untuk penghargaan di lingkungan DJBC, diberikan kepada pegawai atas dasar pengabdian kerja dan

prestasi kerjanya, yaitu:

Penghargaan berkaitan dengan pengabdian kerja, terbagi menjadi 3 kategori:

a. Pengabdian kerja luar biasa baiknya;

b. Pengabdian kerja amat baik;

c. Pengabdian kerja baik.

Penghargaan berkaitan dengan prestasi kerja, terbagi menjadi 3 kategori:

a. Prestasi kerja luar biasa baiknya;

b. Prestasi kerja amat baik;

c. Prestasi kerja baik.

67

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Selama tahun 2011, sebanyak 159 orang pegawai DJBC diberikan penghargaan, dengan rincian sebagai berikut:

No. Jenis Penghargaan Jumlah (orang)

1. Penghargaan atas pengabdian kerja:

Luar Biasa Baiknya 2

Amat Baik 41

Baik 38

Total penghargaan atas pengabdian kerja 81

2. Penghargaan atas prestasi kerja:

Luar Biasa Baiknya 26

Amat Baik 47

Baik 5

Total penghargaan atas prestasi kerja 78

Total seluruhnya 159

Penghargaan juga diberikan terhadap pegawai berprestasi untuk lingkup Kementerian Keuangan. Penghargaan terse-

but diberikan dalam rangka memperingati Hari Keuangan, agar menjadi motivasi bagi setiap pegawai di lingkungan

Kementerian Keuangan yang terdiri dari berbagai unit Eselon I untuk lebih meningkatkan semangat kerja. Pada tahun

2011, terdapat 1 (satu) orang pegawai DJBC yang mendapat penghargaan sebagai pegawai berprestasi di lingkup Ke-

menterian Keuangan.

PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2011

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) terkait pengembangan sumber daya manusia yang tercantum dalam Kontrak Kin-

erja Tahun 2011, yang telah ditandatangani oleh Sekretaris Direktorat Jenderal, adalah sebagai berikut:

No Sasaran Strategis IKU Target Realisasi %

1. Pembentukan SDM DJBC yang berkompetensi dan berkinerja tinggi

Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya

80% 86.06% 107.58%

2. Terlaksananya kebijakan pengelolaan SDM DJBC dalam meningkatkan profesionalisme

Persentase penyelesaian program pengembangan SDM

100%(41 program)

212.2%(87 program) 212.2%

Rasio penyerapan anggaran terhadap total anggaran pendidikan dan pelatihan di DJBC

85% 98.03% 115.33%

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor: 47/PMK.01/2008 tentang Assessment Center Departemen

Keuangan, DJBC telah melaksanakan assessment bagi pejabat Eselon IV, Pejabat Fungsional setingkat Eselon IV, Eselon V

serta Pelaksana di lingkungan DJBC. Sedangkan pelaksanaan assessment bagi pejabat Eselon II dan Eselon III dikelola

oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan c.q. Biro Sumber Daya Manusia.

Jumlah pejabat/pegawai di lingkungan DJBC yang telah mengikuti assessment dan re-assessment pada tahun 2011 ada-

lah sebagai berikut:

68

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

REFORMASI DAN PERCEPATANREFORMASI BIROKRASI DJBC

Eselon II : 7 orang

Eselon III : 47 orang

Eselon IV / PFPD : 383 orang

Eselon V dan Pelaksana : 507 orang

Total pejabat yang telah mengikuti assessment / re-assessment sampai dengan tahun 2011 adalah

sebagai berikut:

Eselon Jumlah Jumlah Pejabat yang Telah Mengikuti AC

Persentase Pejabat yang telah Mengikuti AC

Eselon II 30 30 100%

Eselon III 199 199 100%

Eselon IV/PFPD 1307 1258 96.25%

Total 1536 1487 96.81%

Dari pelaksanaan assessment pejabat-pejabat tersebut diatas, diperoleh nilai kesesuaian antara kom-

petensi pejabat dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ)-nya yaitu nilai Job Person Match (JPM) se-

bagai berikut:

EselonJumlah yang telah mengikuti AC dan diperoleh hasilnya

Jumlah Pejabat yang Memenuhi

JPM minimal 72%

Persentase Pejabat yang Memenuhi

JPM minimal 72%

Persentase Capaian IKU (rata2 JPM)

Eselon II 30 27 90%

86.06%Eselon III 199 178 89.45%

Eselon IV/PFPD 1236 970 78.72%

Apabila dibandingkan dengan tahun 2010, maka capaian IKU “Persentase pejabat yang telah

memenuhi standar kompetensi jabatannya” mengalami peningkatan. Beberapa langkah strategis yang

telah dilakukan di tahun 2011 adalah:

a. pelaksanaan feedback dan konseling bagi pejabat eselon III dan IV atas hasil assessment yang ber-

sangkutan;

b. mutasi/reposisi pejabat eselon IV; dan

c. re-assessment.

KENDALA DALAM PENCAPAIAN SASARAN TAHUN 2011

Dalam mencapai target kinerja tahun 2011, Bagian Kepegawaian menghadapi kendala, antara lain:

Di bidang pengembangan pegawai:

- Assessee (pejabat/pegawai yang mengikuti proses assessment) belum memiliki pengetahuan yang

cukup tentang kompetensi dan proses assessment center.

- Belum ada aturan baku mengenai tindak lanjut hasil dari assessment center, baik penyampaian

hasilnya kepada assessee maupun program pengembangan untuk assessee.

69

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Di bidang penegakan disiplin:

- Sering kurang lengkapnya berkas permasalahan pegawai yang dikirimkan sehingga mengakibatkan penyelesaian

kasus menjadi terhambat.

- Tidak adanya koordinasi dengan Pengadilan Negeri/Tinggi sehubungan dengan hukuman kurungan/pidana yang

diterima oleh pegawai, sehingga terlambatnya pelaksanaan penjatuhan hukuman disipin.

- Masih banyak pejabat/pegawai yang kurang memahami masalah proses penjatuhan hukuman disiplin, sehingga

mengakibatkan kasus /permasahan tidak mendapat penyelesaian secara cepat dan tepat.

B. Pilar Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Strategi Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan; pendekatan makro dan

pendekatan mikro. Pendekatan makro dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi Kemente-

rian Keuangan (2007 – 2009) yang dilanjutkan dengan Program Reformasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian

Keuangan (2010 – 2011). Pelaksanaan program ini mengacu kepada Pilar-Pilar Reformasi Birokrasi yang ditetapkan Ke-

menterian Keuangan.

Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan dan implementasinya di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai (pendekatan makro) adalah sebagai berikut:

Pilar I: Penataan Organisasi

Konsep Reformasi Birokrasi Implementasi di DJBC

Transformasi kelembagaan dengan prinsip-prinsip:• Pembagian Habis Tugas, Koordinasi, Berkesinam-

bungan, Fleksibilitas, Pendelegasian/Kejelasan Wewenang, Rentang Kendali, Lini dan staf, Kesatuan Perintah, Keseimbangan beban kerja, Kejelasan dalam pembaganan;

• Pengelompokan tugas dan fungsi guna menciptakan institutional coherence dan one stop service;

• Kejelasan tugas dan fungsi;• Keseimbangan beban, kualitas, dan hasil kerja;

1. Implementasi 30 Kantor Modern DJBC yang melakukan peru-bahan strategis dengan:a. pembentukan Unit Kepatuhan Internal;b. pembentukan Unit Bimbingan Kepatuhan dan Layanan

Informasi:2. Membentuk Pusat Kepatuhan Internal dan Unit Kerja Kepatu-

han Internal (UKKI) baik di Kantor Wilayah maupun KPU / KP-PBC Tipe Madya dalam rangka fungsi koordinasi Unit Kepatu-han Internal

• Kesesuaian dengan kebutuhan, peraturan perun-dangan, dan tuntutan stakeholders serta perkem-bangan lingkungan.

3. Revitalisasi Fungsi Sarana Operasi melalui pembentukan Pang-kalan Sarana Operasi (PSO) BC tipe B Batam,

4. Membentuk Subdit Narkotika untuk melakukan penajaman Fungsi Pengawasan Narkotika dan Prekursor

5. Membentuk Subdit Penyuluhan dan Publikasi dalam rangka optimalisasi fungsi komunikasi publik

70

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

REFORMASI DAN PERCEPATANREFORMASI BIROKRASI DJBC

Pilar II: Penyempurnaan Proses Bisnis (Analisis dan Evaluasi Jabatan serta Analisis Beban Kerja

dan Penyempurnaan SOP)

Konsep Reformasi Birokrasi Implementasi di DJBC

1. Melakukan analisis dan evaluasi jabatan melalui penyusunan uraian jabatan, spesifikasi jabatan, peta jabatan, dan pemeringkatan jabatan.

2. Melakukan Analisis Beban Kerja

1. DJBC telah memiliki Uraian Jabatan untuk:a) Pejabat Eselon I s.d. Eselon V sebanyak 424b) Pejabat Tenaga Pengkaji sebanyak 3c) Jabatan Pelaksana sebanyak 3.008d) Tenaga Fungsional sebanyak 16

2. DJBC telah melaksanakan Analisis Beban Kerja dengan hasil :a) Tingkat Efisiensi Unit (EU) DJBC diatas 1 b) Prestasi Kerja Unit (PU) DJBC dengan kat-

egori A (Sangat Baik)c) DJBC kekurangan pegawai sebanyak 743

orang (existing condition)

1. Penyempurnaan SOP dengan prinsip Mudah, Jelas, dan Terukur

2. Penetapan Layanan Unggulan di lingkungan Ke-menterian Keuangan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor-187/KMK.01/2010

1. Penetapan 823 SOP DJBC (SOP Administasi 273; SOP pengawasan 79; SOP layanan 471, termasuk SOP Layanan Unggulan (21 SOP))

2. Pengembangan program pendukung penyem-purnaan proses bisnis, yaitu:

A. Pengembangan Pertukaran Data Elektronik (PDE) untuk mendukung pelayanan dan penga-wasan, yaitu:a) National Single Window berkoordinasi den-

gan instansi terkaitb) Sistem Aplikasi Cukai (SAC), Sistem Ap-

likasi Manajemen Audit (SIMAUDI), Sistem Aplikasi Direktorat P2 (SIDIA), Aplikasi Tempat Penimbunan Berikat (TPB), Aplikasi Passenger Analyzing Unit (PAU)

B. Pengembangan website sebagai sarana layanan informasi dan komunikasi yaitu www.beacukai.go.id dan www.insw.go.id

C. Inovasi dalam Pelayanan dan Pengawasan, yaitu:a) Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT)b) Manajemen Risiko dalam Pengawasan

71

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Peningkatan Disiplin dan Manajemen SDM

Konsep Reformasi Birokrasi Implementasi di DJBC

1. Peningkatan Disiplin Pegawai2. Pembentukan Assessment Center (AC)3. Penyelenggaraan Diklat Berbasis Kompetensi

1. Penyempurnaan Kode Etik Pegawai2. Penandatangan Pakta Integritas oleh seluruh

pegawai3. Penerapan daftar hadir elektronik di seluruh kan-

tor4. Penegakkan hukuman disiplin pegawai (periode

2007 s.d. Agustus 2011 sebanyak 630 orang dijatuhi hukuman)

5. Pembentukan Tim Assesment Center DJBC (sam-pai saat ini 96,2% (1.418) Pejabat DJBC Es II, III, dan IV) telah mengikuti assesment

6. Penyelenggaraan Diklat Berbasis Kompetensi untuk Pejabat

1. Penyempurnaan SOP dengan prinsip Mudah, Jelas, dan Terukur

2. Penetapan Layanan Unggulan di lingkungan Kementerian Keuangan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor-187/KMK.01/2010

7. Penyelenggaraan Diklat Umum/Teknis beker-jasama dengan BPPK serta optimalisasi P2KP di masing-masing kantor

8. Dalam proses transformasi kantor modern, dilaksanakan:A. Assesment/pemetaan terhadap pegawai di

kantor yang ditransformasikan menjadi kantor modern

B. Pembekalan/Training dan Retraining dengan materi:a) Training Integritas dan Anti Korupsi (ker-

jasama dengan KPK)b) Training soft competency (kerjasama den-

gan lembaga manajemen)

4. Penataan Pola Mutasi untuk perencanaan karir dan meningkatkan motivasi kerja

5. Penataan Pegawai6. Pengembangan Manajemen Talenta7. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

(SIMPEG)

9. Penetapan pola mutasi bagi pejabat / pegawai DJBC

10. Penataan rekruitment pejabat / pegawai untuk ditempatkan di kantor modern DJBC khususnya untuk unit Kepatuhan Internal dan unit Penyulu-han dan Layanan Informasi

11. Sinkronisasi data kepegawaian di Kantor Pusat DJBC dengan SIMPEG

C. Pembentukan Kantor Pelayanan Utama dan KPPBC Madya

Pendekatan mikro strategi reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dilakukan dengan pelaksanaan transfor-

masi kantor-kantor pelayanan menjadi Kantor Modern yang mengacu pada Cetak Biru Kantor Modern yang dikembang-

kan oleh Tim Percepatan Reformasi DJBC.

Sejak tahun 2007 s.d. 2010, telah dibentuk kantor modern sebanyak 28 (dua puluh delapan) kantor dengan rincian 2

(dua) Kantor Pelayanan Utama, 3 (tiga) KPPBC Tipe Madya Cukai dan 23 (dua puluh tiga) KPPBC Tipe Madya Pabean

(lampiran I). Pada tahun 2011, telah dibentuk kantor pelayanan modern sebanyak 11 (sebelas) kantor dengan rincian 7

(tujuh) KPPBC Tipe A2 menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B dan 4 (empat) KPPBC Tipe A3 menjadi KPPBC tipe Madya

Pabean C (lampiran II).

72

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

REFORMASI DAN PERCEPATANREFORMASI BIROKRASI DJBC

Di tahun 2012 akan dilakukan pembentukan kantor pelayanan modern sebanyak 76 kantor dengan

rincian: 2 (dua) KPPBC Tipe A2 menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B, 22 (dua puluh dua) KPPBC Tipe A3

menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C, dan 52 (lima puluh dua) KPPBC Tipe B menjadi KPPBC Pratama

(lampiran III). Sehingga dari seluruh KPPBC (total berjumlah 115 kantor) akan selesai ditransformasikan

menjadi Kantor Modern pada akhir tahun 2012.

D. Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011

Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011 dijabarkan sesuai hasil Piloting

penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian Keuangan dengan uji pe-

tik di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dilakukan oleh Tim QA Reformasi Birokrasi Nasional ber-

dasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/1252/M.

PAN-RB/05/2011 tanggal 11 Mei 2011 tentang Piloting Monev dan QA Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Kementerian Keuangan Republik Indonesia denga uji petik pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Hasil Piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai mencakup 8 (delapan) area perubahan reformasi birokrasi (tingkat mikro), 24 (dua puluh

empat) sasaran, dengan menggunakan 42 (empat puluh dua) indikator dan 76 (tujuh puluh enam) pa-

rameter menunjukkan capaian aktual dengan nilai 91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori

“sangat baik”. Skor tersebut berasal dari pencapaian aktual pengujian 8 (delapan) area perubahan

sebagai berikut:

No Area Perubahan/Program Bobot Skor Nilai Akhir

1 Pola Pikir dan Budaya Kerja 10 94,86 9,49

2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 10 88,75 8,88

3 Penataan dan Penguatan Organisasi 10 90,00 9,00

4 Penataan Tata Laksana 10 90,50 9,05

5 Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur 20 96,88 19,38

6 Penguatan Pengawasan 10 87,98 8,80

7 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 10 86,25 8,63

8 Peningkatan Kualitas Layanan Publik 20 90,00 18,00

Jumlah 100 91,21

Tabel di atas menunjukkan pelaksanaan 8 (delapan) area perubahan pada Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai berada pada kategori sangat baik dan baik, namun secara keseluruhan masih terdapat area of

improvement sebesar 8,79% untuk mencapai kondisi pelaksanaan reformasi birokrasi yang ideal.

Berdasarkan analisa rasio yang dilakukan oleh Tim QA Reformasi Birokrasi Nasional dapat diketahui

bahwa setiap Rp 1,00 belanja DJBC menghasilkan penerimaan negara sebesar Rp 50,64 pada tahun

2006 (sebelum reformasi birokrasi) meningkat menjadi Rp 60,47 pada tahun 2010. Setiap Rp 1,00

belanja pegawai menghasilkan Rp 220,08 pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 229,87 pada tahun

2010 dan setiap pegawai DJBC menghasilkan Rp 4,60 miliar penerimaan DJBC pada tahun 2006

73

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

meningkat menjadi Rp 8,97 miliar pada tahun 2010. Hal ini memberikan gambaran bahwa reformasi birokrasi yang di-

lakukan DJBC dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pegawai.

PERMASALAHAN DAN TANTANGAN REFORMASI BIROKRASI

Permasalahan dan Kendala Reformasi Birokrasi

a) Belum seiramanya proses reformasi pada instansi lain yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan dan pengawasan

Bea dan Cukai

b) Kesadaran masyarakat/pengguna jasa yang masih kurang dalam rangka penegakan ketentuan yang menjadi tugas

DJBC

Tantangan Reformasi Birokrasi

a) Free Trade Agreement

b) Free Trade Zone dan Kawasan Ekonomi Khusus

c) Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (M3PEI)

d) Layanan Kepabeanan 24 jam sehari (24/7)

e) Logistic Supply Chain Management

F) Indonesia sebagai daerah pemasaran narkoba

74

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

75

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Capaian kinerja rumusan kebijakan kerja sama in-

ternasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan

standar internasional tahun anggaran 2011 adalah seba-

gai berikut:

1. Rumusan Kebijakan tentang Posisi Indonesia dan

Agenda Pertemuan serta Agreed Minutes dalam The

1st Bilateral Meeting antara DJBC dan Korea Customs

Service.

2. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Position Paper

dari Direktur Jenderal kepada PTRI Jenewa dan Ke-

menterian Perdagangan pada Sidang Negotiating

Group on Trade Facilitation (NGTF) antara lain:

a. Position Paper DJBC atas Komunikasi China Terkait

Draft Terbaru Post Clearance Audit/Customs Audit;

b. Position Paper DJBC atas Draft Consolidated Text Ne-

gotiating Group on Trade Facilitation revisi ke-7 (TN/

TF/W/165/rev.7).

HUBUNGANKERJASAMAINTERNASIONAL

3. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat Direktur

Jenderal kepada Mr. Arjun Goswami, Director of

Regional Cooperation and Operations Coordination

Division of Southeast Asia Department of ADB men-

genai Survey on Rate of Errors/Ommisions by Private

Sector in BIMP-EAGA Priority Entry Points.

4. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Di-

rektur Jenderal kepada Menteri Keuangan mengenai

Rencana Penandatanganan draft Protocol 2 tentang

Designated of Frontier Post dan Protocol 7 tentang

the ASEAN Customs Transit System (ACTS).

5. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Di-

rektur Jenderal kepada Menteri Keuangan mengenai

Usulan Posisi Nasional atas Rencana Pemberlakuan

Skema Self Certification.

76

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

HUBUNGAN KERJASAMAINTERNASIONAL

6. Rumusan kebijakan terkait kerja sama re-

gional di tingkat APEC berbentuk surat dari

Direktur Jenderal kepada Dirjen Asia Pasi-

fik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI

mengenai Masukan dan usulan DJBC untuk

posisi nasional atas APEC Self Certification

dan FTA terkait Skema APEC.

7. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat

dari Direktur Jenderal kepada Direktur Jen-

deral Kerja sama Perdagangan Internasional

mengenai Penyampaian kesiapan DJBC

dalam Implementasi Second Protocol to

Amend the Agreement on Trade in Goods of

the Framework Agreement on Comprehen-

sive Economic Cooperation ASEAN-China.

8. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Su-

rat dari Direktur Jenderal kepada Menteri

Keuangan mengenai Laporan Perkem-

bangan Rencana Penerapan Skema Self Cer-

tification dalam Kerangka ASEAN Trade In

Goods (ATIGA).

9. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat

Direktur Jenderal kepada Direktorat Ker-

jasama Perdagangan Internasional Kemen-

terian Perdagangan mengenai Pembahasan

materi ROO untuk menghadapi perundin-

gan IE-CEPA putaran ke-4.

77

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

78

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

79

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Secara umum, ada beberapa faktor yang menjadi

tantangan DJBC ke depan dimana program antisipasi

terkait sistem pelayanan dan pengawasan di bidang

Kepabeanan dan Cukai harus dipersiapkan perumusan-

nya, yaitu:

a. Rencana pembangunan, perluasan dan revitalisasi

pelabuhan laut dan bandar udara, Pelabuhan laut:

Tanjung Priok, Belawan, Pekanbaru, Jambi, Marunda

dan Sorong; Bandar udara: Soekarno-Hatta, Kuala

Namu, Makassar, Cilamaya.

b. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah ten-

tang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan penetapan

KEK di Sei Mangkei (Sumatera Utara) dan Tanjung

Lesung (Banten);

c. Rencana pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN

(Asean Economic Community) yang akan diimple-

mentasikan pada tahun 2020, namun dipercepat

menjadi tahun 2015 dimana DJBC perlu memahami,

menyiapkan dan mengimplementasikan salah satu

strategi yang perlu dikembangkan dalam kerangka

Customs Integration yaitu: Strategic Plan of Customs

Development;

TANTANGAN KE DEPAN DANRENCANA AKSI

d. Perjanjian perdagangan internasional dalam rangka

Free Trade Agreement (FTA) yang semakin berkem-

bang baik secara bilateral maupun multilateral;

e. Kerangka kerja SAFE Framework of Standards (SAFE

FoS) dari World Customs Organization dan strategi

institusi kepabeanan dunia dalam menghadapi abad

21 (C 21);

f. Adanya tren yang dramatis dalam rangka pencega-

han lalu-lintas dan peredaran narkotika dan bahan

adiktif lainnya pada tahun 2015;

g. Implementasi Pajak Rokok dan rencana ekstensifikasi

cukai;

h. Rencana pembentukan Badan Keamanan Laut yang

merupakan transformasi dari Badan Koordinasi Kea-

manan Laut;

i. Pengawasan yang lebih efektif terhadap Tempat

Penimbunan Berikat, KITE, KEK, Kapet dan Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (FTZ);

j. Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang

selaras dengan perkembangan customer oriented

services dan dengan pesatnya perkembangan dunia

perdagangan dan industry.

80

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

TANTANGAN KEDEPANDAN RENCANA AKSI

Dalam konteks inilah, DJBC telah merumuskan langkah-langkah antisipatif dalam bentuk program

kerja lanjutan yang dirumuskan secara berkelanjutan dari tahun 2012-2015.

Program dan kegiatan tersebut dirumuskan dalam pilar-pilar sebagai berikut:

1. Legal framework dengan program antara lain: penyelesaian petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis UU Kepabeanan dan UU Cukai, penyempurnaan penerapan aturan pemasukan barang la-

rangan dan/atau pembatasan, rencana implementasi pajak rokok, dan pengelolaan barang milik

negara.

2. Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Anggaran dengan program antara lain: revitalisasi struk-

tur di Kantor Pusat, optimalisasi pengawasan DJBC di laut, transformasi KPPBC menjadi Kantor

Modern, Capacity building, pembentukan role model untuk implementasi Nilai-nilai Kementerian

Keuangan, pengembangan jabatan fungsional DJBC, dan utilisasi anggaran dengan berbasis ki-

nerja.

3. Sarana dan prasarana dengan program antara lain: penyusunan website DJBC versi bahasa inggris,

peningkatan kualitas perencanaan sarana operasi (kapal patrol, alat pemindai, senjata api dan

anjing pelacak narkotika);

4. Sistem dan prosedur dengan program antara lain: profiling Perusahaan Pengurusan Jasa Kepa-

beanan, perluasan pengembangan otomasi sistem pelayanan dan pengawasan di bidang Kepa-

beanan dan Cukai, pengembangan rencana strategic AEO, pengembangan Tempat Pemeriksaan

Fisik dalam Tempat Pemeriksaan Sementara untuk meningkatkan kelancaran customs clearance,

dan penyempurnaan sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan di Kantor Pos dan terhadap

Perusahaan Jasa Titipan.

Perumusan tantangan ke depan dan rencana aksi diatas merupakan satu kesatuan dengan perumusan

visi Bea dan Cukai di tahun 2020 (Customs 2020) yang pokok pikirannya dapat digambarkan sebagai

berikut:

Kondisi1. LEGAL FRAMEWORK2. SDM3. ORGANISASI4. SISTEM & PROSEDUR5. SARANA - PRASARANA6. ANGGARAN

Speedy MoveNow

PAST TRANSITION FUTURE

81

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Pilar-pilar legal framework, SDM, organisasi, sistem dan

prosedur, sarana-prasarana dan anggaran merupakan

faktor kunci pengembangan rencana strategik dan ren-

cana aksi menuju Bea dan Cukai tahun 2020 yang sudah

dirumuskan oleh DJBC secara integral dan komprehensif.

Beberapa indikator keberhasilan bagi visi Bea dan Cukai

tahun 2020 adalah:

1. Legal framework untuk dukungan pelaksanaan tugas

dan fungsi DJBC telah secara optimal ditetapkan be-

serta SOP untuk implementasinya;

2. SDM DJBC telah mencapai standard integritas, profe-

sionalisme serta dapat bersinergi dalam memberikan

pelayanan prima dengan tetap melakukan perbaikan

secara terus-menerus;

3. DJBC telah menata struktur dan mekanisme

organisasi yang modern secara normatif dan sub-

stantif sesuai standard yang telah ditetapkan;

4. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, DJBC men-

dapatkan dukungan sarana-prasarana dan anggaran

yang optimal;

5. DJBC telah menetapkan dan mengimplementasikan

proses bisnis yang standard, efektif dan efisien;

6. DJBC memainkan peran optimal dalam rangka: kea-

manan dan fasilitasi perdagangan, pembangunan

kemitraan Customs to Customs dan Customs to Busi-

ness, dan dukungan terhadap efisiensi dan efektivi-

tas manajemen rantai pasokan, sesuai standard yang

ditetapkan dalam SAFE FoS;

7. DJBC telah mengoptimalkan perannya di dalam kon-

teks regional dalam bentuk peran aktif dalam arus

bebas barang (free flow of goods) dengan strategi

Customs Integration (AEC), kontribusi pada 8

Priority actions dalam APEC (AEO, NSW dan

Penegakan HAKI), dan pencapaian tertentu dalam

arah strategi WCO C21.

Bidang Pengawasan

a. Pembangunan Customs Narcotics Intelijen System

(CNIS);

b. Penyempurnaan Sistem Monitoring Narkotika, Psiko-

tropika dan Prekursor (SIMONA);

c. Capacity Building meliputi workshop CNT Advance,

Training x-ray/trace detector, pengembangan Anjing

Pelacak Narkotika (K-9), Asistensi terkait NPP;

d. Koordinasi dengan Subdirektorat Sarana Operasi

dalam hal penyediaan sarana penunjang penga-

wasan NPP, meliputi :

- Peralatan penditeksi narkotika,psikotropika dan

prekursor (NPP) seperti body scanner, x-ray scanner

dual view, Trace Detector ionscan, portable FTIR,

Narkotest dan Anjing Pelacak Narkotika;

e. Permintaan Training Aid asli yang bersumber dari pe-

nyisihan NPP kasus penindakan kepada Badan Narko-

tika Nasional, yang digunakan untuk pelatihan K-9

milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

82

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

83

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Bidang Kepabeanan

1. Direktorat Audit

Pending matters yang belum diselesaikan pada tahun

2011 dan akan dilanjutkan pada tahun 2012 adalah Ran-

cangan Peraturan Direktur Jenderal sebagai tindak lan-

jut dari Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor: 200/PMK.04/2011 tanggal 9 Desember 2011

tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai yang terdiri

dari :

i. Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cu-

kai (RPDJ) tentang Standar Audit Kepabeanan dan

Audit Cukai;

ii. Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cu-

kai (RPDJ) tentang Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor,

Pengendali Teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit

Bea dan Cukai;

PENDINGMATTERS

iii. Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cu-

kai (RPDJ) tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan

dan Audit Cukai;

iv. Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cu-

kai (RPDJ) tentang Evaluasi Hasil Audit Kepabeanan

dan Audit Cukai;

v. Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cu-

kai (RPDJ) tentang Monitoring Tindak Lanjut Hasil

Audit.

84

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

PENDING MATTERS

2. Direktorat Kepabeanan Internasional

Program Kerja 2011 Pencapaian Kendala

Target dan Program Kerja

2012

Pending Mat-ters Keterangan

Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partner-ship Agreement (IE-CEPA)

Telah dilaksanakan perundingan hingga putaran ketiga yang berlangsung pada tang-gal 1-4 November 2011 di Bali

Terdapat perbedaan posisi antara Indonesia dengan EFTA mengenai:- Self-Declaration dalam pener-

bitan Certificate of Origin- Skema Importation by Install-

ment- Importation Requirement

terkait persyaratan SKA

Perundingan putaran keempat

Perundingan putaran keempat

KERJA SAMA MULTILATERAL

Negotiating Group on Trade Facilita-tion (NGTF)

Hingga akhir tahun 2011, perundingan telah menghasilkan Draft Consolidated Ne-gotiation Text TN.TF.W Rev.11

Masih banyak terdapat ketidakpahaman dan ketidak-sepahaman antara Developing Countries dan Least Developing Countries mengenai pember-lakuan ketentuan WTO. Oleh karena itu perundingan belum dapat difinalisasi dan disepakati.

Mematangkan kembali isi dari Draft TN.TF.W Rev.11 dengan menghasilkan kesepakatan yang dapat menjembatani kepentingan pihak Developing Countries dan Least Developing Countries.

Sampai saat ini, terdapat beberapa pasal yang belum disepakati, antara lain pasal 10, 11, 12, 13 Section I, serta keseluruhan Section II

KERJA SAMA MULTILATERAL

ATA Carnet Telah dilakukan penerjemahan dan pengkajian Batang tubuh dan annex A dari Istanbul Convention sesuai target yang direncanakan

a. Penentuan Pemilihan Annex yang akan diterjemahkan dan dikaji untuk kemudian diratifikasi berada pada KADIN selaku calon National Issuing Guarantee Agent (NIGA)

b. Masukan dari KADIN selaku NIGA mengenai Annex yang dipilih untuk diratifikasi hingga akhir tahun 2011 belum diterima

c. Dari internal DJBC sendiri hingga akhir tahun 2011 belum dapat diperoleh data-base yang spesifik mengenai tujuan impor sementara dari seluruh kegiatan impor sementara Indonesia seba-gai bahan pertimbangan An-nex yang perlu diratifikasi.

1. Melanjutkan pengkajian dan penerje-mahan annex yang akan diratifikasi

2. Melakukan koordinasi dan memberikan bimbingan kepada KADIN agar memper-siapkan diri sebagai NIGA

Mendorong KA-DIN agar dapat menyampaikan masukan annex yang dipilih un-tuk diratifikasi

KERJA SAMA MULTILATERAL

ASEAN Agreement on Customs (AAC)Pada ASEAN Finance Minister Meeting (AFMM) ke-12 April 2008 di Danang – Viet Nam, disepakati pemberian man-dat kepada ASEAN Customs Forum untuk melakukan amendment atas ASEAN Agreement on Customs 1997.

Telah diselesaikan pem-bahasan substansi AAC yang garis besarnya antara lain berisi:

a.Customs procedures and formalities

b.Customs controlc. Tariff Nomenclatured.Customs valuatione.Risk managemen.f. Post Clearance auditg.Information Exchange

Pemerintah Thailand masih menunggu masukan akhir dari parlemennya.

Penandatangan Akan ditanda-tangani pada ASEAN Finance Ministers Meet-ing (AFMM) yang diperkirakan akan dilaksana-kan pada bulan April 2012

KERJA SAMA REGIONAL

3. Direktorat Teknis Kepabeanan

Beberapa pending matters yang belum selesai pada tahun 2011 dan akan dilanjutkan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :

85

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

2. Direktorat Kepabeanan Internasional

Program Kerja 2011 Pencapaian Kendala

Target dan Program Kerja

2012

Pending Mat-ters Keterangan

Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partner-ship Agreement (IE-CEPA)

Telah dilaksanakan perundingan hingga putaran ketiga yang berlangsung pada tang-gal 1-4 November 2011 di Bali

Terdapat perbedaan posisi antara Indonesia dengan EFTA mengenai:- Self-Declaration dalam pener-

bitan Certificate of Origin- Skema Importation by Install-

ment- Importation Requirement

terkait persyaratan SKA

Perundingan putaran keempat

Perundingan putaran keempat

KERJA SAMA MULTILATERAL

Negotiating Group on Trade Facilita-tion (NGTF)

Hingga akhir tahun 2011, perundingan telah menghasilkan Draft Consolidated Ne-gotiation Text TN.TF.W Rev.11

Masih banyak terdapat ketidakpahaman dan ketidak-sepahaman antara Developing Countries dan Least Developing Countries mengenai pember-lakuan ketentuan WTO. Oleh karena itu perundingan belum dapat difinalisasi dan disepakati.

Mematangkan kembali isi dari Draft TN.TF.W Rev.11 dengan menghasilkan kesepakatan yang dapat menjembatani kepentingan pihak Developing Countries dan Least Developing Countries.

Sampai saat ini, terdapat beberapa pasal yang belum disepakati, antara lain pasal 10, 11, 12, 13 Section I, serta keseluruhan Section II

KERJA SAMA MULTILATERAL

ATA Carnet Telah dilakukan penerjemahan dan pengkajian Batang tubuh dan annex A dari Istanbul Convention sesuai target yang direncanakan

a. Penentuan Pemilihan Annex yang akan diterjemahkan dan dikaji untuk kemudian diratifikasi berada pada KADIN selaku calon National Issuing Guarantee Agent (NIGA)

b. Masukan dari KADIN selaku NIGA mengenai Annex yang dipilih untuk diratifikasi hingga akhir tahun 2011 belum diterima

c. Dari internal DJBC sendiri hingga akhir tahun 2011 belum dapat diperoleh data-base yang spesifik mengenai tujuan impor sementara dari seluruh kegiatan impor sementara Indonesia seba-gai bahan pertimbangan An-nex yang perlu diratifikasi.

1. Melanjutkan pengkajian dan penerje-mahan annex yang akan diratifikasi

2. Melakukan koordinasi dan memberikan bimbingan kepada KADIN agar memper-siapkan diri sebagai NIGA

Mendorong KA-DIN agar dapat menyampaikan masukan annex yang dipilih un-tuk diratifikasi

KERJA SAMA MULTILATERAL

ASEAN Agreement on Customs (AAC)Pada ASEAN Finance Minister Meeting (AFMM) ke-12 April 2008 di Danang – Viet Nam, disepakati pemberian man-dat kepada ASEAN Customs Forum untuk melakukan amendment atas ASEAN Agreement on Customs 1997.

Telah diselesaikan pem-bahasan substansi AAC yang garis besarnya antara lain berisi:

a.Customs procedures and formalities

b.Customs controlc. Tariff Nomenclatured.Customs valuatione.Risk managemen.f. Post Clearance auditg.Information Exchange

Pemerintah Thailand masih menunggu masukan akhir dari parlemennya.

Penandatangan Akan ditanda-tangani pada ASEAN Finance Ministers Meet-ing (AFMM) yang diperkirakan akan dilaksana-kan pada bulan April 2012

KERJA SAMA REGIONAL

3. Direktorat Teknis Kepabeanan

Beberapa pending matters yang belum selesai pada tahun 2011 dan akan dilanjutkan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :

1. Untuk kegiatan pemberian ijin importir MITA Jalur

Prioritas dan Non Prioritas, masih ada hal-hal dalam

pembahasan yaitu :

Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cu-

kai tentang Penetapan Perusahaan Uji Coba MITA

Non Prioritas menjadi importir MITA Non Prioritas

sejumlah 159 Perusahaan dengan dasar pertim-

bangan :

a. Rekomendasi dari KPU BC Tanjung Priok.

b. Rekomendasi profil importir dan data pelangga-

ran dari Direktorat P2.

c. Rekomendasi dari Direktorat Audit.

d. Rekomendasi skor registrasi dan data kegiatan

importir dari Direktorat IKC.

2. Pembentukan gugus tugas khusus yang akan

melakukan studi dan mempersiapkan program AEO.

3. Akan dilakukan evaluasi terhadap Peraturan Men-

teri Keuangan Nomor : 214/PMK.04/2008 tanggal

16 Desember 2008 tentang Pemungutan Bea Keluar,

mengingat dalam pelaksanaan di lapangan terdapat

beberapa permasalahan yang dapat menghambat

pelayanan di bidang ekspor.

4. Pembahasan masalah-masalah yang berkaitan den-

gan FTA akan terus dilaksanakan, antara lain menge-

nai :

a. Sosialisasi dan asistensi AANZ-FTA PMK AANZ FTA

terbit pada bulan November 2011 dan sampai

saat ini belum diadakan sosialisasi.

b. Transposisi HS 2002 ke 2007 untuk AJCEP.

c. Rancangan PMK yang mencakup keseluruhan FTA

yang telah diberlakukan

Dalam hal pelayanan Penetapan Klasifikasi Sebelum

Impor, direncanakan untuk meng- update peraturan

tentang PKSI melalui rancangan perubahan Kep Dirjen

tentang Layanan dan Prosedur PKSI.

4. Sekretariat

Pending Matters (Hal-hal yang belum terselesaikan di

Tahun 2011) antara lain: Belum tersedianya gedung

arsip yang memadai.

Bidang Pengawasan

a. Pembangunan Customs Narcotics Intelijen System

(CNIS);

b. Penyempurnaan Sistem Monitoring Narkotika,

Psikotropika dan Prekursor (SIMONA);

c. Capacity Building meliputi workshop CNT Advance,

Training x-ray/trace detector, pengembangan Anjing

Pelacak Narkotika (K-9), Asistensi terkait NPP;

d. Koordinasi dengan Subdirektorat Sarana Operasi

dalam hal penyediaan sarana penunjang penga-

wasan NPP, meliputi :

Peralatan penditeksi narkotika,psikotropika dan

prekursor (NPP) seperti body scanner, x-ray scan-

ner dual view, Trace Detector ionscan, portable FTIR,

Narkotest dan Anjing Pelacak Narkotika;

e. Permintaan Training Aid asli yang bersumber dari

penyisihan NPP kasus penindakan kepada Badan

Narkotika Nasional, yang digunakan untuk pelatihan

K-9 milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

86

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

87

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Isu Penting

Isu penting yang ada terkait tupoksi Direktorat Kepa-

beanan Internasional antara lain kesiapan Indonesia

(DJBC) dalam mengantisipasi rencana ditandatangan-

inya Protocol 2 tentang Frontier Posts dan Protocol 7

tentang ASEAN Customs Transit Systems (ACTS) sebagai

amanat pelaksanaan ASEAN Framework Agreement on

Facilitation Goods in Transit (AFAFGT) 1998.

Dalam tahun 2011 Direktorat Informasi Kepabeanan dan

Cukai memulai langkah pengembangan sistem aplikasi

tersentralisasi.

ISSUE PENTINGDAN INOVASI BARU

88

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

ISSUE PENTING DAN INOVASI BARU

Inovasi Baru

Pada bulan Desember 2011 telah diselesaikan 3 (tiga) konsep kajian terkait inovasi baru, sebagai beri-

kut:

No Inovasi Baru Keterangan

1 FTA Unit DJBC 1. Latar belakang:• Keterlibatan indonesia dalam skema FTA• Kemungkinan bertambahnya skema FTA• Banyaknya pertemuan terkait FTA yang cukup menyita waktu dan sumber daya• Perlu database dan monitoring khusus FTA

2. Kondisi saat ini:• DJBC memiliki kerja sama non FTA (Customs Forum) dan FTA• Keterbatasan sumber daya• Tatalaksana FTA dibuat oleh Dit. TK, tapi kerja sama oleh Dit. KI

3. Identifikasi tugas dan fungsi:• Tahap negosiasi• Tahap Implementasi• Tahap Evaluasi

4. Usulan sebagai unit struktural:• Perlu unit yang bertanggung jawab penuh dan berkelanjutan• Unit struktural setingkat Eselon III• Dit. KI saat ini baru memiliki 3 Subdit, dengan masing-masing 3 Kasi.

2 Atase Keuangan di China

1. Dasar hukum:• Surat Menpan No. B/2572/M.PAN/12/2005 tentang Penempatan Atase Keuangan di

Beberapa Perwakilan RI di Luar Negeri • Peraturan Menlu No. 04 tahun 2009 tentang Pejabat Dinas Luar Negeri Diplomatik

dan Konsuler • Kep. Menlu No. SK.06/A/OT/VI/2004/01 tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri2. Kondisi saat ini:

• DJBC memiliki 4 orang pejabat sebagai Atase Keuangan (Singapura, Hongkong, Jepang, Brussels)

• Neraca Perdagangan Indonesia-Cina yang tinggi • Cina merupakan mitra Free Trade Area dengan ASEAN • Surat Keterangan Asal dari Cina perlu mendapat perhatian lebih lanjut

3. Usulan Penambahan Atase Keuangan di China.

3 Eselon IV pada Perwakilan DJBC di Brussels

1. Latar belakang:• WCO adalah satu-satunya organisasi intergovernmental dunia yang menyuarakan

kepentingan Pabean sedunia • WCO merupakan forum dialog dan kerjasama internasional, dengan jumlah anggota

176 Administrasi Pabean • Indonesia menjadi anggota WCO sejak tahun 1957 • Atase Keuangan di Brussels tidak hanya menangani kegiatan terkait WCO tetapi juga di

WTO dan Wilayah Eropa secara keseluruhan 2. Kondisi saat ini:

• Pertemuan/sidang dalam setahun yang diadakan oleh WCO berjumlah antara 25-30• Terdapat pertemuan-pertemuan informal yg merupakan bagian dari lobby yg dilaku-

kan negara anggota• Pertemuan/sidang tersebut hampir seluruhnya dihadiri oleh Atase Keuangan/Bea

Cukai pada KBRI Brussels • Pd beberapa pertemuan dihadiri pula oleh delegasi DJBC lainnya • Atase Keuangan/Bea dan Cukai pada KBRI Brussel juga sering ditugaskan untuk meng-

hadiri petemuan/sidang yang diadakan oleh WTO, ASEM, Uni Eropa, dan pertemuan-pertemuan lainnya

• Beban kerja Atase Keuangan/Bea dan Cukai pada KBRI Brussel yg sangat tinggi • Keterbatasan waktu dan biaya dalam pengurusan permohonan izin bagi delegasi dari

DJBC untuk mengikuti sidang/pertemuan3. Usulan penambahan Eselon IV pada perwakilan DJBC di Brussels.

89

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Pengembangan Authorized Economic Operator (AEO)

1. Studi lebih lanjut terhadap rencana pembangunan

program AEO di Indonesia, mencakup cost benefit

analysis serta perbandingan antara program AEO

dengan program fasilitas yang sedang berjalan

seperti MITA;

2. Disseminasi informasi dan pengetahuan tentang

konsep SAFE Framework of Standard (SAFE FoS)

WCO dan program AEO kepada seluruh pemangku

kepentingan (internal-eksternal DJBC);

3. Di bidang ekspor, telah diputuskan untuk melakukan

penagihan terhadap PEB yang berpotensi menim-

bulkan kekurangan pembayaran Bea Keluar akibat

pelanggaran ketentuan pasal 7 dan pasal 8 Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.04/2008 mela-

lui mekanisme penelitian ulang dan audit kepabean-

an. Keputusan untuk melakukan penagihan tersebut

sebenarnya mengandung kelemahan karena potensi

kekurangan Bea Keluar disebabkan oleh kesalahan

dalam pelaksanaan pelayanan ekspor oleh KPPBC

untuk komoditi yang terkena Bea Keluar. Keputusan

untuk melakukan penagihan tersebut selain dituju-

kan untuk pengamanan keuangan Negara juga agar

pegawai/pejabat Bea dan Cukai maupun eksportir

lebih paham tentang ketentuan di bidang ekspor. To-

tal tagihan yang telah dilaporkan adalah sebesar Rp

284.218.113.175,-. Jumlah ini adalah jumlah tagihan

dari 4 kanwil yaitu : Kanwil Kalimantan Bagian Barat,

Kanwil Kalimantan Bagian Timur, Kanwil Riau-Sum-

bar, dan Kanwil Sumatera Bagian Selatan.

4. Diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor

: 122/PMK.04/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan

Nomor : 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penet-

pan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi

serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai

atau Pejabat Bea dan Cukai. Untuk petunjuk pelak-

sanaannya telah diterbitkan Perdirjen Nomor : 45/

kembali tarif dan nilai pabean untuk penghi-

tungan bea masuk dalam jangka waktu 2 (dua)

tahun terhitung sejak tanggal pemberitahuan

pabean melalui penelitian ulang dan audit

kepabeanan;

- Pasal 10 PMK Nomor : 51/PMK.04/2008, bahwa

Direktur Jenderal dapat menetapkan kem-

bali tarif dan / atau nilai pabean dalam jangka

waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal pendaftaran

pemberitahuan pabean impor apabila hasil dari

penelitian ulang berbeda dengan penetapan

Pejabat Bea dan Cukai.

Bidang Pengawasan

Untuk tahun 2012 target dan program kerja yang akan

dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan apa yang telah

dilaksanakan pada tahun 2011. Secara garis besar pro-

gram kerja tersebut meliputi :

1. Melaksanakan operasi pengawasan kegiatan impor di

pelabuhan laut dan Bandar udara, khususnya di tem-

pat yang rawan terjadinya pelanggaran kepabeanan;

2. Melaksanakan operasi pengawasan atas kegiatan

perusahaan penerima fasilitas KB, GB dan KITE guna

mencegah terjadinya penyalahgunaan fasilitas

kepabeanan dan cukai;

3. Melaksanakan operasi patrol laut, khususnya di

wilayah perairan Selat Malaka dan perairan Pantai

Timur Sumatera, dan tidak menutup kemungkinan di

BC/2011 tanggal 31 Oktober 2011 tentang Petun-

juk Pelaksanaan Penelitian Ulang dan / atau Nilai

Pabean. Penerbitan PMK tersebut bertujuan mem-

berikan kepastian hukum dalam rangka pelaksanaan

penelitian ulang oleh Direktur Jenderal Bea dan Cu-

kai atau pejabat yang ditunjuk. Latar belakang diter-

bitkannya peraturan tersebut mengacu pada :

- Pejelasan pasal 17 UU Nomor 17 tahun 2006,

bahwa Direktur Jenderal dapat menetapkan

90

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

wilayah perairan lainnya guna mencegah terjadinya

penyeludupan melalui laut;

4. Melaksanakan operasi pengawasan kegiatan ekspor un-

tuk mencegah terjadinya ekspor fiktif dan ekspor barang

larangan dan pembatasan serta pelarian pajak ekspor

(PE);

5. Melaksanakan operasi pengawasan atas produk hasil

tembakau yang dilekati pita cukai palsu, dilekati pita cu-

kai yang bukan haknya (salah personalisasi), dilekati pita

cukai yang tidak sesuai peruntukannya, dilekati pita cu-

kai bekas, tidak dilekati pita cukai (rokok polos) dan pe-

malsuan pita cukai;

6. Melaksanakan operasi pengawasan atas peredaran

MMEA impor yang tidak dilekati pita cukai, dilekati pita

cukai palsu, pelanggaran lainnya dan pengeluaran MMEA

local yang tidak sesuai prosedur dan/atau tidak memba-

yar cukai;

7. Melakukan operasi pemantauan dan pengawasan

terhadap kegiatan pengangkutan barang antar pulau;

8. Mengkoordinasikan persiapan pelaksanaan Patroli

Terkoordinasi Kastam Indonesia Malaysia (Patkor Kasti-

ma) di wilayah perairan Selat Malaka yang rutin diadakan

setiap tahun;

9. Mengkoordinasikan pelaksanaan rapat koordinasi penga-

wasan di bidang kepabeanan dan cukai;

10. Pelaksanaan tugas-tugas yang bersifat insidentil;

11. Pelaksanaan tugas-tugas rutin lainnya

Sedangkat terkait dengan bidang penyidikan target dan pro-

gram kerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2012 :

1. Penyelenggaraan pelatihan PPNS baru dan peningkatan

kapasitas PPNS yang telah ada.

2. Melaksanakan bimbingan teknis dan evaluasi pelak-

sanaan penyidikan di kantor-kantor DJBC.

3. Melanjutkan program penyusunan petunjuk material

dan formal penyidikan DJBC.

Menyusun kesepakatan bersama dengan instansi lain terkait

pelaksanaan penegakan hukum Kepabeanan dan Cukai.

91

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

92

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

93

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Pencapain kinerja DJBC pada tahun 2011 tidak

terlepas dari arahan dan bimbingan dari para pimpinan

terutama di jajaran Kementerian Keuangan yang terus

mendorong DJBC untuk melakukan perubahan atau

reformasi secara menyeluruh baik terkait dengan pe-

nataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, mau-

pun peningkatan disiplin dan manajemen Sumber Daya

Manusia. Hal ini juga didukung oleh niat yang tulus dari

seluruh jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk

terus memperbaiki diri untuk menjadi institusi yang baik

sesuai dengan visi dan misinya, serta untuk dapat men-

jalankan tugas dan tanggung jawab yang sudah diamat-

kan oleh undang-undang serta dikawal melalui program

reformasi birokrasi yang berkelanjutan (Customs Reform

Sustainability). Program reformasi yang telah dijalankan

telah menunjukkan hasil yang positif terkait dengan ki-

nerja dan citra. Hasil survey dari beberapa pihak yang

independen juga menunjukkan bahwa terdapat pening-

katan persepsi pengguna jasa terhadap upaya perbai-

PENUTUP

kan yang telah dilakukan DJBC. Transparency Interna-

tional menyatakan bahwa reformasi kepabeanan dan

cukai turut berperan dalam mendongkrak nilai Index

Persepsi Korupsi Negara Indonesia, bahkan WCO se-

bagai wadahnya organisasi kepabeanan dunia menya-

takan bahwa program-program yang dilakukan DJBC

telah berada pada track yang benar. Penilaian Inisiatif

Anti Korupsi (PIAK) yang dilakukan KPK juga menem-

patkan DJBC pada peringkat kedua dengan nilai yang

cukup baik. Untuk itu momentum reformasi harus

terus dijaga, dikembangkan, dan dilaksanakan secara

berkesinambungan demi tercapainya tujuan yang dic-

ita-citakan.

Pada tanggal 5 November 2010 telah kita canangkan

Pelaksanaan Program Reformasi Lanjutan Kepabeanan

dan Cukai. Sesuai dengan arahan Menteri Keuangan,

pencanangan program reformasi lanjutan ini harus

dapat menjamin tercapainya target penerimaan yang

dibebankan kepada DJBC, mengurangi keluhan peng-

94

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

PENUTUP

guna jasa, serta meningkatkan kinerja dan citra

melalui inovasi dan revitalisasi tata nilai dan

budaya kerja, organisasi, system dan prosedur,

serta Sumber Daya Manusia. Program Refor-

masi Lanjutan dituangkan dalam Matrik Ren-

cana Tindak Program Reformasi Lanjutan Kepa-

beanan dan Cukai yang meliputi 30 Inisiatif, 74

Strategi, dan 168 program solusi, yang terbagi

menjadi 2 inisiatif rencana tindak terkait tata

nilai dan budaya kerja, 4 inisiatif rencana tindak

terkait organisasi, 21 inisiatif rencana tindak

terkait sistem dan prosedur, dan 3 inisiatif ren-

cana tindak terkait Sumber Daya Manusia.

Dengan rencana tindak tersebut diharapkan tu-

juan reformasi dapat tercapai yaitu:

1. Mengoptimalkan fungsi utama DJBC sebagai

revenue collector, trade facilitator, industrial

assintance, dan community protector.

2. Memberikan pelayanan yang cepat, efisien,

responsif dan transparan berdasarkan prin-

sip “good governance”.

3. Meningkatkan hubungan kemitraan dan

kepatuhan mitra kerja DJBC.

4. Meminimalkan biaya pemenuhan kewajiban

kepabeanan dan cukai (compliance cost).

95

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

96

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

DIREKTUR JENDERALBEA DAN CUKAI

Ir. Agung Kuswandono, MANIP. 196703291991031001

PIMPINAN DJBCDirektur Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal,Direktur, Kepala Pusat Kepatuhan Internaldan Tenaga Pengkaji

97

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Ir. Azhar Rasyidi, MASEKRETARIS DIREKTORAT JENDERALNIP. 196303211991031002

DR. Heri Kristiono, S.H., M.A.DIREKTUR TEKNIS KEPABEANANNIP. 195308161973071001

Drs. Nasar Salim, M.SiDIREKTUR FASILITAS KEPABEANANNIP. 195307011981081001

98

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

Ir. Rahmat SubagioDIREKTUR PENINDAKANDAN PENYIDIKANNIP. 196411091991031002

Drs. Iswan Ramdana, M.SiDIREKTUR CUKAINIP. 060044391

Drs. Hanafi UsmanDIREKTUR AUDITNIP. 195212291975101001

99

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri

Susiwijono, S.E.DIREKTUR IKCNIP. 196907071989121001

Drs. Kushari Suprianto, Ak. M.M., M.E.DIREKTUR PENERIMAAN DAN PERATURAN KEPABEANANDAN CUKAINIP. 196610021991031001

Ir. Yusmariza, MAKEPALA PUSAT KEPATUHAN INTERNALNIP. 196504231991031001

Drs. Frans RupangDIREKTUR KEPABEANAN INTERNASIONALNIP. 195305101975101001

100

Lapo

ran

KIne

rja

201

1D

irek

tora

t Jen

dera

l Bea

dan

Cuk

ai

Mohammad Aflah Farobi, S.Sos., MMTENAGA PENGKAJI BIDANGPELAYANAN DAN PENERIMAANKEPABEANAN DAN CUKAINIP. 196602011986011001

DR. Robert Leonard Marbun, S.IP., MPA.TENAGA PENGKAJI BIDANG PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM KEPABEANAN DAN CUKAINIP. 197006231996031001

Ir. B.Wijayanta B. M.,M.A.TENAGA PENGKAJI BIDANGPENGEMBANGAN KAPASITAS DAN KINERJA ORGANISASINIP. 196407031991031001

101

Tiada Henti Memacu DiriSepenuh Hati Melindungi Negeri