kwasiorkor

3
Ciri-ciri kwashiorkor: Edema, umumnya seluruh tubuh dan terutama pada kaki Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis Pembesaran hati Otot mengecil (hipotrofi) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkupas Sering disertai: infeksi, anemia, diare Edema: adanya cairan dalam jumlah besar yang abnormal di ruang jaringan interselular tubuh Hipotrofi: kehilangan vitalitas pada jaringan atau organ tertentu secara progresif yang menuju pada gangguan atau hilangnya fungsi. Diagnosa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang: Darah lengkap, urin lengkap, feses lengkap, protein serum (albumin, globulin), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak. Foto thorak, dan EKG. Hubungan kekurangan protein dengan diare & pneumoni Diare terdapat pada sebagian besar penderita. Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat

Upload: royjohannesn

Post on 11-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kwasiorkor

TRANSCRIPT

Ciri-ciri kwashiorkor: Edema, umumnya seluruh tubuh dan terutama pada kaki Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis Pembesaran hati Otot mengecil (hipotrofi) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkupas Sering disertai: infeksi, anemia, diare

Edema: adanya cairan dalam jumlah besar yang abnormal di ruang jaringan interselular tubuhHipotrofi: kehilangan vitalitas pada jaringan atau organ tertentu secara progresif yang menuju pada gangguan atau hilangnya fungsi.

DiagnosaPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang:Darah lengkap, urin lengkap, feses lengkap, protein serum (albumin, globulin), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak. Foto thorak, dan EKG.

Hubungan kekurangan protein dengan diare & pneumoniDiare terdapat pada sebagian besar penderita. Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi garam empedu, konyugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa usus halus.Pneumoni adalah infeksi saluran pernapsan yang disebabkan bakteri. Protein yang digunakan dalam tubuh untuk membangun, memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh. Kekurangan protein membuat daya tahan tubuh melemah sehingga mudah terjadi infeksi. Penatalaksanaan1. Atasi/cegah hipoglikemiaPeriksa kadar gula darah bila ada hipotermia, pemberian makanan lebih sering penting untuk mencegah kedua kondisi tersebut.2. Atasi/cegah dehidrasiLakukan pemberian cairan infus dengan hati-hati, tetesan pelan-pelan untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung.3. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolitPada semua KEP berat terjadi kelebihan natrium tubuh, defisiensi kalium dan magnesium. Ketidakseimbangan ini ikut andil pada terjadinya edema.4. Obati/cegah infeksi dengan antibiotic5. Koreksi defisiensi nutrient mikro6. Mulai pemberian makananPada awal fase stabilisasi, perlu pendekatan yang sangat berhati-hati karena keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatic berkurang.7. Fasilitas tumbuh kejarPada masa pemulihan, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai asupan makanan yang tinggi dan pertambahan berat badan >10g/kgBB/hari.8. Sediakan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mentalPada KEP terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku.

Diare melanjutDiare biasa menyertai dan berkurang dengan sendirinya pada pemberian makanan secara berhati-hati. Bila ada intolerasi laktosa(jarang), obati hanya bila diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum. Kerusakan mukosa usus dan Giardiasis merupakan penyebab lain melanjutnya diare. Pneumoni Oksigen 1-2L/menit Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit Pemberian antibiotik