kutipan favorit, iwan setyawan, ibuk

2
Hidup memang menantang. Hidup kadang melempar, kadang menampar. Tapi hidup terlalu megah untuk diakhiri oleh diri sendiri. Bukankah keindahan hidup seringkali ditemukan dalam pilu? -Iwan Setyawan, Ibuk Menulis membebaskanku. Membesarkanku. Memberanikanku. Aku menulis untuk membaca kehidupan. Aku menulis untuk berkaca. Aku menulis untuk melepaskan air mata. Aku menulis untuk menjadikanku manusia. Aku menulis untuk membunuh malam. Aku menulis untuk memaknai hidup. Aku menulis untuk bersyukur. Aku menulis karena menulis menyembuhkan. Aku menulis untuk merapikan masa lalu. Aku menulis karena kata-kata bisa menguatkan. Aku menulis untuk menggali hati nurani. Menulis adalah meditasi. Aku menulis sebelum kenangan jatuh dari ingatan. Aku menulis untuk menangkap kenangan yang mungkin tak akan mampu tersimpan dalam memoriku. Sebelum diriku usang dan menghilang. Sudah jernihkah cintaku untuk orang-orang yang telah menguatkan perjalanan hidup ini?

Upload: mita-febriyani

Post on 31-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kutipan novel Ibuk milik Iwan Setyawan

TRANSCRIPT

7/16/2019 Kutipan favorit, Iwan Setyawan, Ibuk

http://slidepdf.com/reader/full/kutipan-favorit-iwan-setyawan-ibuk 1/1

Hidup memang menantang. Hidup kadang melempar, kadang menampar. Tapi hidup terlalu megah

untuk diakhiri oleh diri sendiri. Bukankah keindahan hidup seringkali ditemukan dalam pilu?

-Iwan Setyawan, Ibuk

Menulis membebaskanku. Membesarkanku. Memberanikanku.

Aku menulis untuk membaca kehidupan. Aku menulis untuk berkaca. Aku menulis untuk melepaskan

air mata. Aku menulis untuk menjadikanku manusia. Aku menulis untuk membunuh malam. Aku

menulis untuk memaknai hidup. Aku menulis untuk bersyukur. Aku menulis karena menulis

menyembuhkan. Aku menulis untuk merapikan masa lalu. Aku menulis karena kata-kata bisa

menguatkan. Aku menulis untuk menggali hati nurani.

Menulis adalah meditasi.

Aku menulis sebelum kenangan jatuh dari ingatan. Aku menulis untuk menangkap kenangan yang

mungkin tak akan mampu tersimpan dalam memoriku. Sebelum diriku usang dan menghilang.

Sudah jernihkah cintaku untuk orang-orang yang telah menguatkan perjalanan hidup ini?